39
PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) Ususlan Penelitian ini Untuk mememnuhi Tugas Metedeologi Penelitian Program Studi Akuntansi Disususn Oleh : MOCHAMMAD RIZALTI NIM : 31401204440 UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEMARANG

Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi

Citation preview

Page 1: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

Ususlan Penelitian ini

Untuk mememnuhi Tugas

Metedeologi Penelitian

Program Studi Akuntansi

Disususn Oleh :

MOCHAMMAD RIZALTI

NIM : 31401204440

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEMARANG

2014

Page 2: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

DAFTAR ISIDaftar Isi...................................................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................4

1. 3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................................5

1. 4 Manfaat Penelitian........................................................................................................................5

1. Manfaat Teoritis...........................................................................................................................5

2. Manfaat Praktis............................................................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................7

2.1 IFRS (International Financial Reporting Standar)........................................................................7

2.2 Laporan Keuangan.......................................................................................................................11

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis.......................................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................................15

3.1 Populasi dan Sampel....................................................................................................................15

3.2 Jenis Data dan Sumber Data........................................................................................................16

3.3 Teknik Sampling..........................................................................................................................16

3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................................16

3.5 Identifikasi Variabel....................................................................................................................16

3.6 Definisi Oprasional Variabel.......................................................................................................17

3.6.1 Variabel Independen.............................................................................................................17

3.6.1.1 Penerapan IFRS.............................................................................................................17

3.6.2 Variabel Dependen...............................................................................................................18

3.6.2.1 Laporan Keuangan.........................................................................................................18

3.7 Teknik Analisis............................................................................................................................19

3.7.1 Uji Asumsi Klasik.................................................................................................................19

3.7.1.1 Uji Multikolinearitas......................................................................................................19

3.7.1.2 Uji Heteroskedastisitas..................................................................................................20

3.7.1.3 Uji Normalitas................................................................................................................20

3.7.1.4 Uji Autokorelasi.............................................................................................................20

3.7.2 Regresi Linier Sederhana (Single Regresion)......................................................................21

3.7.3 Uji Hipotesis.........................................................................................................................21

3.7.3.1 Uji t (Pengujian Koefisien Regresi Parsial)...................................................................21

3.7.3.2 Uji F (Pengujian Arti Keseluruhan Regresi)..................................................................21

3.7.3.3 Uji Determinasi (Uji R2)...............................................................................................22

Daftar Pustaka........................................................................................................................................23

i

Page 3: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim
Page 4: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuanagan, kinerja serta perubahan posisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan tujuan yang bersifat

umum dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan tentang entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi investor, calon investor, pemberi pinjaman, dan kreditor

lainnya.

Kualitas laporan keuangan yang baik menurut PSAK harus memiliki sembilan

karakteristik. Berikut karakteristik laporan keuangan dilihat dari segi kualitas berdasarkan

Panduan Standar Akuntansi (PSAK), pertama yaitu dapat dipahami. Kualitas penting

informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami

oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan

ketekunan yang wajar.

Kedua laporan keuangan tersebut relevan. Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi

di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan

keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan jika dapat

memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi

peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi

mereka dimasa lalu.

Ketiga yaitu materialitas. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas

laporan keuangan. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas lebih merupakan suatu

ambang batas atua titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus

dimiliki agar informasi dipandang berguna.

1

Page 5: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

Keempat yaitu keandalan. Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari

pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya

sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya

disajikan secara wajar diharapkan dapat di sajikan.

Kelima yaitu laporan keuangan yang penyajiannya jujur. Informasi keuangan di laporan

keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari

pada apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesenjangan

untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam

mengidentifikasikan transaksi serta pristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun

atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan

pristiwa tersebut.

Keenam yaitu substansi menungguli bentuk. Jika informasi dimaksudkan untuk

menyajikan dengan jujur transaksi serta pristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa

tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan

hanya bentuk hukum.

Ketujuh yaitu netralitas. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak

bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk

menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan

merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

Kedelapan yaitu laporan keuangan yang dipertimbangkan secara sehat. Penyusunan

laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian suatu peristiwa dan keadaan

tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta

peralatan, dengan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.

Dan yang terakhir adalah kelengkapan. Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan

keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

Di indonesia dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya harus mengikuti

standar yang telah ditetapkan. Prinsip atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di

indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK). PSAK disusun dan

2

Page 6: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

dikeluarkan oleh ikatan akuntansi indonesia (IAI). IAI adalah organisasi profesi akunan yang

ada di indonesia.

Dari revisi tahun 1994 IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar

PSAK dengan International Financial Reporting standard (IFRS). Harmonisasi yang telah

dilakukan kemudian dirubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditunjukan dalam

bentuk konvergensi terhadap international financial reporting standard (IFRS).Program

konvergensi ini dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh terhadap IFRS dan IAS.

Indonesia merupakan negara yang masih dalam tahap transisi pada peraturan IFRS. Program

konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2007.Pemerintah

Indonesia sangat mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS. Hal ini sejalan dengan

kesepakatan antara negara-negara yang tergabung dalam G20 yang salah satunya adalah

untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara

internasional. IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat dibandingkan

dengan negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit untuk dibandingkan

dengan SAK negara lain.

International accounting standard atau yang lebih dikenal sebagai international

financial reporting standards (IFRS), merupakan standar pelaporan akuntansi yang

memberikan penekanan pada penilaian profesional dengan disclosures yang jelas dan

transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan sehingga mencapai

kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat dari tuntutan globalisasi yang mengharuskan

para pelaku bisnis disuatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan

suatu standar internasional yang berlaku sama disemua negara termasuk juga perusahaan-

perusahaan dinegara indonesia yang ingin mengembangakan bisnisnya menuju dunia

internasional wajib menggunakan standar yang berbasis internasional dengan tujuan untuk

mempermudah proses rekonsiliasi bisinis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan

standar yang berlaku di indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu

kemungkinan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan

disajikan dengan basis true and fair.inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam

menyajikan laporan keuangan antara standar PSAK dengan IFRS. Oleh karena perusahaan-

perusahaan yang cakupan bisnisnya sudah menuju dunia internasional (go public) wajib

mengunakan standar internasional, peusahaan-perusahaan tersebut haruslah menerapkan

IFRS menjadi standar yang digunakan jika bisnisnya ingin diterima oleh dunia internasional,

termasuk juga dalam menyusun dan menyajikan laporan keuanganya haruslah sesuai dengan

IFRS namun untuk merubah sitem yang telah digunakan sejak lama (PSAK) kedalam bentuk

3

Page 7: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

standar yang baru (IFRS) tidaklah mudah perubahan ini akan berdampak secara keseluruhan

terhadap kegiatan perusahaan termasuk juga jumlah laba yang dihasilkan menurut catatan

pada laporan keuangan setelah menggunakan standar IFRS.

Hasil penelitian Daske dan Gunther (2006) menyatakan bahwa pengapdopsian IFRS

meningkatkan kualitas financial statement. Butler et al. (2004) mengatakan bahwa earning

management pada laporan keuangan dapat diidentifikasi dengan menggunakan rasio kunci yakni

seperti gearing dan likuiditas, dan penerapan standar IFRS pada item laporan keuangan ini dapat

mengurangi tingkat earning management. Barth et al. (2008) meneliti kualitas akuntansi sebelum

dan sesudah dikenalkannya IFRS dengan menggunakan sampel sebanyak 327 perusahaan di 21

negara (dari 1896 perusahaan yang diobservasi) yang telah mengadopsi IAS secara sukarela

antara tahun 1994 dan 2003. Dalam penelitian ini ditemukan bukti bahwa setelah

diperkenalkannya IFRS, tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi

lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi semakin tepat waktu, dibandingkan dengan masa

sebelum transisi di mana akuntansi masih berdasarkan local GAAP.

Berdasarkan uraian di atas masalah dalam penelitian ini adalah,bagaimana pengaruh

penerapan IFRS di Indonesia terhadap laporan keuangan.Jermakowijecz dalam Situmorang

(2011) menyatakan bahwa pengadopsian terhadap IFRS berpengaruh terhadap aspek aspek

pengukuran item pelaporan keuangan seperti net income dan equity.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang di timbulkan oleh

perubahan standar akuntansi lokal menjadi standar akuntansi Internasional yaitu IFRS dan

pengaruh seperti apa yang di timbulkan,apakah baik atau buruk bagi perusahaan.

1.2 Rumusan MasalahDewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK sejak tahun 2012 menerapkan standar

akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.Indonesia saat ini telah

mewajibkan perusahaan perusahaan mengacu pada IFRS dan meninggalkan standar akuntansi

keuangan lokal.

Untuk menerapkan PSAK diperlukan sumber daya manusia yang memahami standar

baru tersebut,sehingga pendidikan dan pemutakhiran pengetahuan staf akuntansi harus

dilakukan untuk penerapan PSAK secara penuh.Staf harus disiapkan untuk menggunakan

profesional judgement,membuat pengungkapan yang lebih banyak sesuai persyaratan standart

dan memahami teknik penilaian dengan menggunakan nilai wajar.IFRS juga menharuskan

perusahaan melakukan review atas sistem oprasi prosedur akuntansi perusahaan.Bebebrapa

4

Page 8: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

standar mengharuskan perusahaan melakukan review atas penggunaan estimasi pada tanggal

pelaporan untuk menguji apakah astimasi yang dilakukan masih valid untuk digunakan.

SOP akuntansi harus memasukkan prosedur untuk melakukan review untuk

mengadopsi ketentuan dalam standar tersebut.Ada juga standar yang mengharuskan

perusahaan merubah sistem akuntansinya,sehingga diperlukan perubahan sistem

komputer yang digunakan perusahaan.PSAK terkait instrumen keuangan mengharuskan

perusahaan mengukur penurunanaset keuangan berdasarkan bukti obyektif aset tersebut.

Biaya yang terkait denganperolehan aset keuangan dalam bentuk pinjaman harus

dikapitalisasi menambahnilai aset dan mempengaruhi tingkat suku bunga efektif dari

pinjaman tersebut.Pengungkapan tentang risiko aset keuangan harus diungkapkan

dalam laporankeuangan. Untuk dapat menerapkan standar tersebut perusahaan harus

merubahsistem dalam perusahaan sehingga data-data yang diperlukan tersedia.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah penerapan IFRS berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan ?

1. 3 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Penerapan IFRS di

Indonesia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

1. 4 Manfaat PenelitianPenelitia ini diharapkan dapat memberikan manfaat,antara lain :

1. Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi dalam

penelitian di bidang Akuntansi khususnya dalam bidang keuangan,bagaimana meyusun

laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.Selain itu,dapat menjadi pembelajaran bagi

perusahaan perusahaan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi pembelejaran dalam

membuat laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.

b. Bagi penulis

5

Page 9: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi yang bermanfaat

dan dapat menjadi bahan kajian yang lebih mendalam bagi para peneliti

selanjutnya.

6

Page 10: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 IFRS (International Financial Reporting Standar)PSAK secara bertahap telah berubah mengikuti Standart Pelaporan Keuangan

International (International Financial Reporting Standart/IFRS) dan Standart Akuntansi

International (International Accounting Standart/IAS) mulai tahun 2008 s.d 2011. Penerapan

PSAK revisi ini secara dini dalam akuntansi perusahaan dan pendidikan sangat dianjurkan,

karena pada tanggal 1 januari 2012 semua PSAK baru WAJIB sudah diimplementasikan.

Perubahan PSAK ini menuntut adanya perubahan buku-buku akuntansi, baik di Perguruan

tinggi maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan akuntansi.

Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di indonesia, tentu kita akan

bertanya mengapa di indonesia harus melakukan konveregensi IFRS ?? Untuk pertanyaan

tersebut, tentu tidak lepas dari kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya

informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di indonesia disamping itu

Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah indonesia sebagai anggota G20

forum, hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November

2008 secara prinsip-prinsip G20 yang di canangkan sebagai berikut :

1.      Strengthening Transparency and Accountability

2.      Endhancing Sound Regulation

3.      Promoting integrity in financial markets

4.      Reinforcing international cooperation

5.      Reforming internationalfinancial institutions

Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

konvergensi PSAK ke IFRS secara penuh pada tahun 2012. Sejak tahun 2009, Dewan

Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan

program kerja terkait dengan proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun 2011.

Ditargetkan bahwa pada tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda material

dengan IFRS yang berlaku per 1 Januari 2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update

secara terus-menerus seiring adanya perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS

yang sudah terbit, DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam pengembangan

standar akuntansi dunia.

International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan

global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di

7

Page 11: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan

bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar

global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota

G-20.

Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut, adalah suatu keharusan bagi kita untuk

mempertanyakan secara kritis, apa sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui

partisipasi global, IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan

prinsip yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh

dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam

pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor trans-

nasional serta badan-badan internasional.

Tapi apakah konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik

masing-masing negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS memunculkan

isu kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan pengaruh IASB

yang semakin dominan.

Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)?

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar

akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih

memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles), juga FASB

(Financial Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa,

termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International

Accounting Standard Board (IASB). Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan

menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012

beralih ke IFRS.

Alasan perlunya konvergensi ke IFRS?

Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :

1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri

spesifik.

2. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan

realitas ekonomi yang ada.

8

Page 12: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang

berkualitas di pasar modal internasional.

4. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan

dalam ketentuan pelaporan keuangan.

5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya

untuk analisis keuangan bagi para analis.

6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Permasalahan yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS?

 Diantaranya adalah :

1. Translasi Standar Internasional

2. Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional

3. Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional

4. Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS

menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.

Apa manfaat konvergensi IFRS?

Diantaranya adalah :

1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan

yang dikenal secara internasional.

2. Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.

3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal

secara global.

4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk

melakukan earning management.

9

Page 13: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada

pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu

cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan

standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan

jaringan informasi ke seluruh dunia.

Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi

dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan

mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan

sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal

atau lembaga yang memiliki agency problem.

Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang

cukup panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-

masing manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut

memang pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang

tergabung dalam asosiasi.  Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan

mengaudit laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang

dibuat oleh FASB.  Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu

US-GAAP dan IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard

Committee (IASC).

IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau asosiasi-asosiasi profesi dari negara-

negara Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, dan Inggris.  Komite

ini kemudian menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS. Inilah

yang menjadi cikal bakal munculnya IFRS.  Agency Problem adalah masalah jarak antara

Principle dan agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau

pekerja yang disebut agency relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan

tentang aset, resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang

dibuat oleh agent dan diserahkan kepada principles (pemilik).  Biaya yang dikeluarkan untuk

menjaga hubungan baik antara principles dan agent disebut agency cost. Fenomena inilah

yang kemudian mendorong International Accounting Standard Boards (IASC) melakukan

percepatan harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebut IFRS.

Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial

Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang

sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa

10

Page 14: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan

Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif  untuk mulai mengikuti GAS.

Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di

101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-

7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur

keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.

Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-

prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung

jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC

mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi

standar akuntansi US GAAP dan IFRS.  Langkah itu untuk menjadikan kedua standar

tersebut menjadi compatible.

Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun

standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada

dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan

laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau

perusahaan yang tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki

partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang

tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.

Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang

merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya

berdasarkan standar yang bisa diterima secara global.  Jika sebuah negara beralih ke IFRS,

artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan

membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS

bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin

akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.

2.2 Laporan KeuanganMenurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa

laporan keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan

(progress report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang

merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact),

prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung convention and

postulate), serta pendapat pribadi (personal judgement).

11

Page 15: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan

dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan

yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam

standar akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti

sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian

integral dari laporan keuangan.

Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta

laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan

kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan

penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan

keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan

dengan data keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of

business.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan

pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat

laporan dasar, yaitu:

Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban serta

modal pada waktu tertentu.

Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan

biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu

periode tertentu.

Laporan perubahan modal/laba ditahan, yang memuat tentang saldo awal dan akhir

laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba

selama jangka waktu tertentu.

Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan

informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan

dalam periode yang dicakup.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

12

Page 16: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan.Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan

ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan

keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan

dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi

nonkeuangan.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen, atau

pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban

manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini

mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam

perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta

istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;

Relevan

Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi

keputusan pengguna;

Keandalan

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan

material;

Dapat diperbandingkan

Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan

keuangan pada periode sebelumnya.

13

Page 17: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

HA : Penerapan IFRS berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan

Keuangan.

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Terhitung sejak tahun 2012 Indonesia telah menerapkan IFRS sebagai pengganti

standar pelaporan keuangan lokal.Dalam penerapannya,IFRS akan mempengaruhi laporan

keuangan karena struktur atau susunan standar pelaporan keuangan lokal dengan IFRS

tentunya berbeda.

Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai Pengaruh Penerapan IFRS di

Indonesia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.Penerapan IFRS di Indonesia sebagai

pengganti sistem akuntansi lokal diduga berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan

dalam suatu perusahaan.

Gambar 1.Kerangka Pemikiran Teoritis

14

PENERAPAN IFRS

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

Page 18: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan SampelPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek yang diteliti itu.Populasi dalam penelitian ini adalah 495 perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut .

n = N

1+N (d )2

Dimana :

N : Populasi

d : Nilai presisi ( ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau α = 0.1 )

n : Jumlah sampel

Dari rumus diatas dapat diperoleh :

n = N

1+N (d )2

n = 496

1+496(0,1)2

n = 4964,97

n= 99,798 (dibulatkan menjadi 100)

15

Page 19: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

Berdasarkan hasil dari perhitungan diatas, sampel yang diambil sebanyak 100

responden.

3.2 Jenis Data dan Sumber DataJenis jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Kualitatif,yaitu data yang berisi profil perusahaan seperti latar belakang

perusahaan,struktur organisasinya,tujuanperusahaan,rencana perusahaan,kebijakan

perusahaan.Data tersebut dapat diperoleh secara lisan ataupun tulisan

2. Data kuantitatif,yaitu data yang berbentuk dokumen daftar atau angka-angka yang

dapat dihitung berupa laporan keuangan perusahaan

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Penelitian ini menggunakan data skunder.Data skunder yaitu data yang di peroleh

peneliti tidak secara langsung,melalui media perantara (diperoleh di catat oleh pihak

lain).Data skunder dalam penelitian ini adalah catatan catatan perusahaan dan lampiran

lampiran serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3 Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik systematic

sampling,yaitu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak

sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu.

3.4 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kajian pustaka.Kajian pustaka

merupakan teknik pengumpulan data melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy edition,

seperti buku, ebook, artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, buletin, jurnal, laporan atau

arsip organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan lain-lain.Data di peroleh dari website

Bursa Efek Indonesia,berupa profil perusahaan dan alporan keuangan.

3.5 Identifikasi VariabelAda dua variabel dalam penelitian ini,yaitu variabel independen (bebas) dan variabel

dependen (terikat).

a. Variabel independen merupakan variabel yang bebas tidak di pengaruhi oleh variabel

lain.Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penerapan IFRS.

16

Page 20: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

b. Variabel dependen merupakan variabel terikat,yaitu variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen.variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Laporan

Keuangan.

3.6 Definisi Oprasional VariabelDefinisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan

ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat

mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan

konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan

digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur, variabel dependen dalam

penelitian ini Kualitas Laporan Keuangan dan variabel independen pada penelitian ini

Penerapan IFRS,adapun variabel variabel penelitiannya adalah sebagai berikut :

3.6.1 Variabel Independen

3.6.1.1 Penerapan IFRSIFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International

Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International

Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar

Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional

Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Variabel ini diukur dengan instrumen yang terdiri dari biaya perolehan,biaya kini,nilai

realisasi dan penyelesaian dan nilai sekarang.

3.6.1.1.1 Biaya PerolehanDefinisi biaya perolehan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) PSAK No 16 (2002

: 16) menyatakan bahwa, “Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang

dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada

saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang

siap untuk dipergunakan”

3.6.1.1.2 Biaya KiniBiaya kini (current cost) : aktiva diinilai dalam jumlah kas/setara kas yang seharusnya

dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan

17

Page 21: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

dalam jumlah kas /setara kas yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk

menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

3.6.1.1.3 Biaya Realisasi dan penyelesaianNilai realisasi/penyelesaian (realisable/setllement value) : Aktiva dinyatakan dalam

jumlah kas /setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjuual aktiva dalam

pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas/setara

kas yang tidak didikontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban

dalam pelaksanaan usaha normal.

3.6.1.1.4 Nilai SekarangNilai sekarang (present value) : aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di

masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat

memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas

keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan

diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

3.6.2 Variabel Dependen

3.6.2.1 Laporan KeuanganMenurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan

sebagai berikut:

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak

yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”

Variabel ini diukur dengan instrumen yang terdiri dari pengakuan aktiva,pengakuan

kewajiban,pengakuan penghasilan dan pengakuan beban.

3.6.2.1.1 Pengakuan AktivaAktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di

masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat

diukur dengan andal. Aktiva tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan

manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode

akuntansi berjalan.

18

Page 22: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

3.6.2.1.2 Pengakuan KewajibanKewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber

daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban

{obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

3.6.2.1.3 Pengakuan PenghasilanPenghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa

depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan

dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan

pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban

3.6.2.1.4 Pengakuan BebanBeban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan

yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat

diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan

kenaikan kewajiban atau penurunan

3.7 Teknik AnalisisTeknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

3.7.1.1 Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan

asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen

dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya

yaitu 1) dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi, 2) dengan

membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara

serentak (R2), dan 3) dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index. Pada pembahasan

ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada

model regresi dan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai

determinasi secara serentak (R2). Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih

besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel

bebas lainnya. 

19

Page 23: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

3.7.1.2 Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance

dari residual satu pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

(Ghozali, 2011) dalam Arum (2012).

Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah apabila penyebaran data scatterplot

tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu ( Naik-turun, mengelompok menjadi satu ),

maka dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas.

3.7.1.3 Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel

dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak (Ghozali, 2009) dalam Arum (2012). Model regresi yang baik adalah yang

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Penelitian ini melakukan uji

normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov Test, yaitu jika nilai Kormogorov-Smirnov Z tidak

signifikan maka semua data yang ada, terdistribusi secara normal. Tetapi jika

Kolmogorov-Smirnov Z signifikan maka semua data yang ada tidak terdistribusi secara

normal.

Uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) ini dengan melihat angka probabilitasnya

dengan ketentuan:

a. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusinya tidak normal.

b. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusinya normal.

3.7.1.4 Uji AutokorelasiUji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel gangguan

sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model sampel kecil maupun dalam sampel

besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan percobaan d (Durbin-

Watson). Hasil perhitungan dilakukan pembandingan dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya

adalah apabila nilai durbin watson < F tabel, maka diantara variabel bebas dalam persamaan

regresi tidak ada autokorelasi. Demikian sebaliknya.

3.7.2 Regresi Linier Sederhana (Single Regresion)Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel

independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan

20

Page 24: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = Kualitas Laporan keuangan (nilai yang diprediksikan)

X = Penerapan IFRS

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Uji t (Pengujian Koefisien Regresi Parsial)Menurut Ghozali (2011) dalam Arum (2012), Uji t menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk menemukan pengaruh paling dominan

antara masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen dengan

tingkat significant level 0,05 (α=5%).

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan).

Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal

ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.3.2 Uji F (Pengujian Arti Keseluruhan Regresi)Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas

bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:

a. Taraf signifikasi 0,05 (5%)

21

Page 25: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

b. Bila F hitung > F tabel, maka hipotesis (Ho) ditolak, ini berarti bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara pemanfaatan sunset policy, pelayanan fiskus dan sosialisasi

perpajakan secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

c. Bila F hitung < F tabel, maka hipotesis (Ho) diterima, ini berarti bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan sunset policy, pelayanan fiskus dan

sosialisasi perpajakan secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

3.7.3.3 Uji Determinasi (Uji R2)Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi,

karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau

dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang

terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan

seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila

nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara

keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik

pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu

persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.

Menurut Santoso dalam buku (Priyatno, 2008:81), Adjusted R square adalah R

square yang telah disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini bisa

memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan

Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.

22

Page 26: Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim

Daftar PustakaMargaretta stepvanny, S. G. (Vol.3 2012). Penerapan IFRS dan Pengaruhnya Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan.

Rohaeni Dian, a. T. (2010). PENGARUH KONVERGENSI IFRS TERHADAP INCOME SMOOTHING DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

S.Munawir, D. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Saiful, M. (2011). HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN DAMPAK DAN PENERAPAN DARI ADOPSI PENUH IFRS TERHADAP PSAK.

Santy Prima, T. G. (2010). Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

23