164
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS ALQUR’AN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) OLEH : LAILIA MAFTUKHAH NIM.11109012 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013

Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan Dan Semangat Belajar Siswa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penelitian dengan metode penalaran deduktif

Citation preview

  • PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS

    TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR

    SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS ALQURAN

    KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO

    TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    SKRIPSI

    Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

    OLEH :

    LAILIA MAFTUKHAH

    NIM.11109012

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2013

  • PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Bismillahirrohmanirrohim

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

    Nama : Lailia Maftukhah

    NIM : 11109012

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan judul

    PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP

    KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI

    SMA TAKHASSUS ALQURAN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH

    KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 adalah hasil karya

    saya sendiri, bukan hasil jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

    orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Salatiga, 30 Oktober 2013

    Yang Menyatakan

    Lailia Maftukhah

    11109012

  • KEMENTERIAN AGAMA RI

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

    Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :

    [email protected]

    Jaka Siswanta

    Dosen Stain Salatiga

    Persetujuan Pembimbing

    Lamp : 4 Eksemplar

    Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

    Saudari : Lailia Maftukhah

    Kepada

    Yth. Ketua STAIN

    Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,

    kami kirimkan naskah skripsi saudari :

    Nama : Lailia Maftukhah

    NIM : 11109012

    Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

    Judul : PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS

    TERHADAP

    KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA

    KELAS XII DI

    SMA TAKHASSUS AL QURAN KALIBEBER KEC.

    MOJOTENGAH

    KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    Dengan ini kami memohon supaya skripsi saudari tersebut diatas supaya segera

    dimunaqosahkan.

    Demikian agar menjadi maklum

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Salatiga, 29 Oktober 2013

    Pembimbing

    Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 19710219 200003 1 002

    http://www.stainsalatiga.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN AGAMA

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

    Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721

    Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : [email protected]

    PENGESAHAN

    PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP

    KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI

    SMA TAKHASSUS AL QURAN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH

    KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    Disusun oleh :

    LAILIA MAFTUKHAH

    NIM : 11109012

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan

    Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 24

    Desember 2013, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

    sarjana S1 Kependidikan Islam.

    Susuanan Panitia Ujian

    Ketua penguji : H. Agus Waluyo, M. Ag. __________________

    Sekretaris penguji : Wahidin, S. Pd.I., M.Pd. __________________

    Penguji I : Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. __________________

    Penguji II : Sukron Mamun, S.HI., M.Si __________________

    Penguji III : Jaka Siswanta M.Pd __________________

    Salatiga, 24 Desember 2013

    Ketua STAIN Salatiga

    Dr. Imam Sutomo, M.Ag

    NIP: 19580827 198303 1 002

    http://www.stainsalatiga.ac.id/mailto:[email protected]

  • MOTTO

    (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan

    mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

    tenteram.

    (Ar Radu: 28)

    Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan, tiada kekuatan tanpa adanya persatuan,

    tiada persatuan bila tidak ada keutamaan, tidak ada keutamaan bila tidak ada Al-

    Quran atau Al-Hadits atau agama, tiada agama tanpa tabligh atau dakwah.

    (Hadits)

    Dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan, berazzam, berdoa dan bertawakallah

    pada Allah SWT.

  • PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    1. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai (Bapak Sutrisno Ahmad dan

    Ibu Darmiati). Terimakasih atas segala yang telah ayah dan ibu berikan

    selama ini dari tiap titik peluh dan pengorbanan yang dicurahkan. Tak ada

    sesuatu yang setara yang dapat penulis berikan selain doa dari seorang

    anak untuk kedua orang tuanya. Semoga tiap titik pengorbanan dan tetes

    peluh yang mengalir akan mendapatkan balasan berkali lipat dari Allah

    SWT. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan rahmat dan

    kebaikan bagi keduanya baik di dunia maupun di akhirat.

    2. Untuk saudara-saudaraku tersayang, terima kasih atas dukungan, dan

    pengertian. Semoga kita selalu dalam lindunganNya, mendapatkan

    RahmatNya, serta selalu istiqomah di jalanNya.

    3. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd. yang telah bersabar dalam memberikan

    pengarahan, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, memberikan

    masukan-masukan dengan jurus-jurus jitunya kepada penyusun.

    4. Tak lupa penulis persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang telah

    memberikan kepercayaan pada penulis untuk mengangkat tema ini sebagai

    bahan skripsi. Dan juga untuk teman-teman penulis yang senantiasa

    memberikan bantuan dalam proses penulisan, yang tidak dapat penulis

    sebutkan keseluruhan.

  • ABSTRAK

    Maftukhah, Lailia. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class

    terhadap Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa Kelas XII di

    SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.

    Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Jurusan Tarbiyah

    Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama

    Islam Negeri Salatiga. Pembinbing Jaka Siswanta, M. Pd.

    Kata Kunci : Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, Semangat

    Belajar.

    Permasalahan penelitian dalam skripsi ini adalah pengaruh penerapan

    sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas

    XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.

    Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Dengan rumusan masalah sebagai

    berikut: 1). Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus

    Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran

    2012/2013? 2). Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus

    Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran

    2012/2013? 3). Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA

    Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun

    pelajaran 2012/2013? 4). Adakah pengaruh penerapan sistem moving class

    terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran

    Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 5).

    Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar

    siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah

    Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?

    Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

    pendekatan korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

    metode observasi, angket, dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam

    penelitian ini sebanyak 230 siswa dan sampel yang digunakan adalah 57

    siswa dengan teknik sampling proporsional random sampling.

    Pengumpulan data menggunakan metode angket dengan rumus korelasi

    product moment.

    Hasil penelitian menunjukkah bahwa sistem moving class

    mempunyai hubungan yang positif dengan kedisiplinan dan semangat

    belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo tahun

    pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari: 1). Penerapan Sistem moving

    class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo yang berada dalam kategori

    tepat mencapai 66,67% dan kategori kurang tepat 31,58%, 2). Untuk tingkat

  • kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo yang

    berada dalam kategori tinggi mencapai 91,23% dan kategori sedang 7,02%,

    3). Dan tingkat semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al

    Quran Wonosobo yang berada dalam kategori tinggi mencapai 31,58% dan

    kategori sedang 68,42%, 4). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh

    penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di

    SMA Takhassus Al Quran Wonosobo dibuktikan dengan rhitung (0,418)

    lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikansi 1 % (0,345), sehingga

    hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. 5). Uji hipotesis

    menunjukkan adanya pengaruh penerapan sistem moving class terhadap

    semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo

    dibuktikan dengan rhitung (0,539) lebih besar dari pada rtabel pada taraf

    signifikansi 1 % (0,345), sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian

    ini dapat diterima.

  • KATA PENGANTAR

    Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan

    segala sifat kesempurnaan-Nya. Dzat yang mengatur segala apa yanga ada di

    dunia dengan kekuasaan-Nya, Dzat yang telah menetapkan antara yang hak dan

    bathil, Dzat yang telah menganugerahkan kepada manusia akal berfikir dan

    memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas

    pengawasannya terhadap apa yang dilakukan manusia dan kepada-Nyalah kita

    mempertanggung jawabkan tiap apa yang kita kerjakan.

    Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar

    Muhammad SAW, untuk keluarga serta para sahabat beliau yang senantiasa

    istiqamah dalam perjuangan Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan

    laksana mereka.

    Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan

    segala pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada

    penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada

    tara pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya penulis dapat

    melalui semua ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

    dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

    tulus dan ikhlas kepada :

    1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Bapak Dr.

    Imam Sutomo, M.Ag.

  • 2. Ketua program studi Pendidikan Agama Islam, Ibu Dra. Siti Asdiqoh,

    M.Si.

    3. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi, yang

    senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

    4. Bapak Dr. M. Zulfa M., M. Ag selaku dosen pembimbing akademik.

    5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

    membantu proses penulisan skripsi ini.

    6. Perpustakaan STAIN Salatiga

    7. Kepala sekolah SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Bapak H.

    Abdurrohman Al Asy'ari, S.Hi. M.Pd.I dan waka kesiswaan Bapak

    Lukmanul Hakim, S.Ag, beserta seluruh guru dan karyawan yang telah

    memberikan ijin dan bantuan penelitian kepada penulis.

    8. Kedua orang tuaku, Bapak Sutrisno Ahmad dan Ibu Darmiati, terima kasih

    atas motivasi dan doanya.

    9. Sahabat-sahabat seperjuangan PAI A (Fata Smart), KKN dan PPL

    angkatan 2009. Terimakasih karena kalian telah mengajarkan makna

    indahnya sebuah persahabatan.

    10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 PAI, PBA, dan TBI yang telah

    memberikan support kepada penulis, terimakasih atas kebersamaan kita

    selama ini.

    11. Teman-teman terbaikku SMP dan SMA (Binti, Yuan, Endah, dan Bety).

    Walaupun kita berjauhan tapi kita memandang langit yang sama. Semoga

    kita dipertemukan bersama-sama lagi suatu hari nanti, Amin.

  • 12. Dan juga terima kasih pada semua pihak yang memberikan bantuan dan

    dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu per satu.

    Jazakumullah khoiron katsiron atas segala yang telah semua pihak berikan,

    doa, dukungan, kemudahan, dan seluruh kebaikan yang telah dicurahkan selama

    ini. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dengan segala kelebihan dan

    kekurangannya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan pihak-pihak

    yang membutuhkan.

    Salatiga, 13 November 2013

    Penulis

    Lailia Maftukhah

  • DAFTAR ISI

    JUDUL ................................................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ iv

    MOTTO ................................................................................................. v

    PERSEMBAHAN .................................................................................. vi

    ABSTRAK ............................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

    DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................. 6

    C. Tujuan Penelitian ................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

    E. Hipotesis Penelitian ............................................................... 8

    F. Definisi Operasional .............................................................. 9

    G. Metode Penelitian .................................................................. 12

    H. Sistematika Penulisan ............................................................ 23

  • BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Sistem Moving Class

    1. Pengertian Sistem Moving Class ...................................... 25

    2. Manfaat Sistem Moving Class ........................................... 26

    3. Tujuan Sistem Moving Class ............................................ 27

    4. Model Pembelajaran Moving Class .................................. 30

    5. Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Moving Class ... 33

    6. Pentingnya Sistem Moving Class ...................................... 34

    B. Kedisiplinan

    1. Pengertian Kedisiplinan .................................................... 37

    2. Macam-macam Disiplin .................................................... 39

    3. Unsur-unsur Disiplin ......................................................... 39

    4. Tujuan Disiplin .................................................................. 40

    5. Indikator Kedisiplinan ...................................................... 41

    6. Fungsi Kedisiplinan ........................................................... 43

    7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ..................... 45

    8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri ......................................... 46

    C. Semangat Belajar

    1. Pengertian Semangat Belajar ............................................ 50

    2. Pentingnya Semangat Belajar ........................................... 51

    3. Bentuk-bentuk Semangat Belajar ..................................... 52

    4. Variasi Semangat Belajar ................................................... 55

    5. Indikator Semangat Belajar .............................................. 55

  • 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar ...... 56

    7. Cara Menumbuhkan Semangat Belajar ............................ 63

    D. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class terhadap

    Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa ............................ 64

    BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum SMA Takhassus Al Quraan Wonosobo

    1. Sejarah Singkat SMA Takhassus Al Quran Wonosobo .. 66

    2. Letak Geografis ................................................................. 68

    3. Profil SMA Takhassus Al Quran ...................................... 69

    4. Visi dan Misi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ....... 69

    5. Ekstrakulikuler .................................................................. 72

    6. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Takhassus Al Quran

    Wonosobo ......................................................................... 74

    7. Struktur Organisasi ........................................................... 77

    8. Keadaan Siswa SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ... 77

    9. Sarana dan Prasarana ........................................................ 77

    B. Penyajian Data Hasil Penelitian

    1. Responden Penelitian ........................................................ 80

    2. Hasil Data Mentah ............................................................ 82

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Analisisa Data ....................................................................... 89

    B. Pengujian Hipotesis ...............................................................101

  • C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ...........................................107

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................ 110

    B. Saran-saran ............................................................................ 111

    C. Penutup .................................................................................. 112

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian ........................................................ 13

    Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 15

    Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Penerapan Sistem Moving Class

    di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran

    2012/2013.................................................................................. 19

    Tabel 1.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa kelas XII di

    SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran

    2012/2013 ................................................................................. 19

    Tabel 1.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa Kelas

    XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun

    Pelajaran 2012/2013 ................................................................. 19

    Tabel 3.1 Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler ................................................. 72

    Tabel 3.2 Daftar Guru SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun

    Pelajaran 2012/2013 ................................................................. 74

    Tabel 3.3 Daftar Karyawan SMA Takhassus Al Quraan Wonosobo

    Tahun Pelajaran 2012/2013 ...................................................... 76

    Tabel 3.4 Jumlah Siswa SMA Takhassus Al Quran Tahun Pelajaran

    2012/2013.................................................................................. 77

    Tabel 3.5 Data Responden Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Quran

    Wonosobo ................................................................................ 80

    Tabel 3.6 Hasil Angket Penerapan Sistem Moving Class pada siswa

    Kelas XII SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ................... 83

  • Tabel 3.7 Hasil Angket Kedisiplinan Siswa Kelas XII SMA Takhassus

    Al Quran Wonosobo ............................................................... 85

    Tabel 3.8 Hasil Angket Semangat Belajar Siswa Kelas XII SMA

    Takhassus Al Quran Wonosobo ............................................. 87

    Tabel 4.1 Daftar Skor Penerapan Sistem Moving Class (Variabel X) ..... 90

    Tabel 4.2 Interval dan Prosentase Penerapan Sistem Moving Class ........ 93

    Tabel 4.3 Daftar Skor Kedisiplinan Siswa (Variabel Y1) ....................... 94

    Tabel 4.4 Interval dan Prosentase Kedisiplinan Siswa ........................... 97

    Tabel 4.5 Daftar Skor Semangat Belajar Siswa (Variabel Y2) .............. 98

    Tabel 4.6 Interval dan Prosentase Semangat Belajar Siswa .................... 101

    Tabel 4.7 Tabel Pembantu Analisis Product Moment Pengaruh

    Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan

    Siswa ........................................................................................ 102

    Tabel 4.8 Tabel Pembantu Analisis Product Moment Pengaruh

    Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat Belajar

    Siswa ........................................................................................ 105

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Angket Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, dan

    Semangat Belajar

    Lampiran 2 : Pedoman Observasi

    Lampiran 3 : Pedoman Wawancara

    Lampiran 4 : Struktur Organisasi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo

    Tahun Pelajaran 2012/2013

    Lampiran 5 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment

    Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 7 : Daftar Nilai SKK

    Lampiran 8 : Nota Pembimbing

    Lampiran 9 : Surat Ijin Penelitian

    Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian dari SMA Takhassus Al Quran

    Wonosobo

    Lampiran 11 : Foto-foto Kegiatan Belajar Mengajar di SMA Takhassus Al

    Quraan Wonosobo

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Moving class adalah sistem belajar mengajar yang memberikan suasana

    baru dalam proses pembelajaran. Sistem ini mencirikan kelas bergerak dimana

    siswa akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah

    ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat

    pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang

    dipelajarinya. Hal ini sangat berpengaruh sekali untuk perkembangan

    pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

    Penerapan moving class diharapkan dapat memberikan nilai tambah

    bagi siswa dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar mereka di sekolah.

    Adanya aktivitas yang meningkat ini akan merubah cara belajar siswa dari

    belajar pasif menjadi cara belajar aktif. Pembelajaran ini sangat efektif dalam

    memberikan suasana pembelajaran yang interaktif, menarik dan

    menyenangkan, sehingga para siswa dapat lebih mudah menguasai atau

    menyerap materi-materi yang diajarkan oleh guru di sekolah. Atau dengan kata

    lain dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

    Dengan sistem moving class diharapkan siswa akan lebih bersemangat

    dalam belajar karena mereka akan berpindah ruangan kelas dengan cara

    mendatangi ruangan yang khusus untuk belajar pada mata pelajaran tertentu.

    Setiap guru mata pelajaran mempunyai ruangan tersendiri dan siswa yang akan

    mengikuti pelajarannya akan mendatangi ruangannya. Moving class bertujuan

  • untuk membiasakan siswa agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain

    itu agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang

    dipelajarinya.

    Untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan, pihak sekolah selalu

    berupaya untuk melakukan perubahan yang dapat memacu semangat siswa

    dalam proses pembelajaran. Memotivasi siswa untuk mendisiplinkan diri dan

    membangkitkan semangat belajar dalam diri mereka, hal ini menjadi tugas

    penting pihak sekolah untuk memberikan pendidikan yang mampu

    memberikan kepuasan dalam proses belajar mengajar. Dengan sistem moving

    class akan melatih kedisiplinan siswa dalam bertindak di dalam ruang

    pembelajaran dan menghindarkan siswa ke dalam suasana yang membosankan.

    Pembelajaran moving class membuat siswa tidak bosan belajar dengan

    selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. Menurut Sagala (2011:183).

    Moving Class berarti siswa mempunyai kesadaran untuk mendapatkan ilmu.

    Artinya, jika mereka mau mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke

    kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih.

    Manfaat penerapan pembelajaran moving class ini, dimaksudkan agar

    memperoleh waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan siswa, dan

    kemandirian pada diri siswa, memastikan siswa berada pada lingkungan yang

    aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan sekolah (Sagala,

    2011:184).

    Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi semangat belajar dan

    kedisiplinan diri. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada semangat belajar

  • dan kedisiplinan yang tinggi. Menurut Tuu (2004: 37) bahwa dengan disiplin

    yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa

    disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif

    bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan

    lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Kedisiplinan

    siswa berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik itu di lingkungan

    sekolah maupun di dalam kelas, membiasakan diri untuk bersikap rapi, dan

    memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai siswa. Dengan

    disiplin selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk orang lain

    karena semua akan terkontrol dengan baik tanpa harus mengganggu kegiatan

    belajar yang lain.

    Dalam kitab akhlak Alla karangan Muhammad Abu Basyir Al Romawi

    Pesantren Lirboyo Kediri (tanpa tahun: 2) dijelaskan bahwa untuk

    mendapatkan ilmu yang bermanfaat itu ada enam perkara. Dan salah satu

    diantaranya yaitu semangat belajar.

    Yang artinya: Elingo dak kasil ilmu anging nem perkara, bakal tak ceritaake

    kumpule kanti pertelo

    Rupane limpat, loba, sobar, ana sangune, lan piwulange guru

    lan suwe mangsane

    Kata loba dalam terjemahan bahasa indonesia artinya Semangat yaitu

    sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan

  • dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi ilmu agama adalah

    sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa didapatkan, oleh

    karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit sekali

    dibanding yang tidak berhasil, karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin

    di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal, padahal apa yang di hafal

    kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, akhirnya pelajaran hari

    inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin, maka tanpa

    kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang

    seharusnya kita dapatkan dalam talabulilmi. Dengan semangat belajar yang

    tinggi akan membunuh rasa malas pada diri siswa, hal ini juga harus dibarengi

    dengan kreativitas guru dalam mengajar. Dengan menggunakan metode belajar

    yang menyenangkan akan membuat siswa tidak merasa jenuh, bahkan akan

    menimbulkan minat yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran sampai

    selesai, dan menantikan pelajaran tersebut di waktu selanjutnya.

    Dengan semangat belajar siswa akan berusaha sebaik mungkin dalam

    proses pembelajaran disertai dengan disiplin semuanya akan berjalan baik,

    tidak ada yang tertunda, hal ini akan memperlancar proses pembelajaran, dan

    proses pembelajaran akan terasa mudah. Firman Allah SWT Q.S Al Insyiroh

    ayat 5 dan 6

    {6{ }5 }

    Artinya : (5). karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

    kemudahan, (6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

  • Dengan berusaha sungguh-sungguh dan tidak menunda-nunda

    semuanya akan berjalan lancar, kesulitan akan berganti menjadi kemudahan,

    dan semua ini harus disertai dengan kesabaran. Dengan diterapkannya moving

    class akan menumbuhkan semangat belajar dan disiplin, siswa akan mudah

    dalam mengikuti proses pembelajaran.

    Dari survey yang telah dilakukan di SMA Takhassus Al Quran

    Wonosobo pada tanggal 2 Juli 2013, melalui wawancara kepada wakil kepala

    sekolah bidang kesiswaan bapak Lukmanul Hakim dan melalui pengamatan

    langsung, bahwa sebelumnya proses pembelajaran menggunakan sistem

    konvensional yang menitikberatkan model pembelajaran klasik berupa

    ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Hal ini dirasakan kurang efektif

    bagi siswa, situasi pembelajaran yang monoton menimbulkan kejenuhan bagi

    siswa. Siswa menjadi tidak semangat untuk belajar, kedisiplinan pun jadi

    berkurang, ada yang tertidur saat pembelajaran berlangsung, ijin keluar kelas

    dan berlama-lama di luar kelas. Hal tersebut sangat berpengaruh sekali dalam

    proses pembelajaran.

    Berdasarkan fakta di atas maka SMA Takhassus Al Quran Wonosobo

    merubah pola pembelajaran dari konvensional menjadi moving class.

    Penyampaian materi lebih praktis, fasilitas dan alat peraga juga ada di ruang

    tersebut. Ketika pergantian pelajaran pikiran bisa fress kembali dan dengan

    waktu yang cukup, membuat siswa harus tepat waktu untuk masuk ke kelas

    berikutnya, jadi tidak ada alasan untuk berlama-lama di luar kelas. Dengan

  • sistem moving class diharapkan siswa mampu menumbuhkan semangat belajar

    dan disiplin pada diri mereka.

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PENERAPAN SISTEM

    MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT

    BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS AL QURAN

    KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN

    PELAJARAN 2012/2013.

    B. Rumusan Masalah

    Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai latar belakang

    yang menjadi pendorong penulis untuk menyusun proposal ini dan untuk

    memperjelas permasalahan pada pembahasan, maka penulis merumuskan

    masalah yang akan diberikan terkait dengan pembahasan di atas yaitu:

    1. Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran

    Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?

    2. Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran

    Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?

    3. Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran

    Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?

    4. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan

    siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah

    Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?

  • 5. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar

    siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah

    Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al

    Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran

    2012/2013.

    2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al

    Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran

    2012/2013.

    3. Untuk mengetahui semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al

    Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran

    2012/2013.

    4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap

    kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec.

    Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.

    5. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap

    semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber

    Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.

  • D. Manfaat Penelitian

    Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

    antara lain sebagai berikut :

    1. Manfaat teoritik

    a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu. Khususnya manajemen

    administrasi sekolah dan memberikan pengetahuan dalam upaya

    meningkatkan mutu sekolah.

    b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh

    penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat

    belajar siswa.

    c. Menyebar luaskan informasi mengenai arti pentingnya kedisiplinan dan

    semangat belajar siswa melalui sistem moving class.

    2. Manfaat praktis

    a. Sebagai bahan masukan bagi setiap lembaga sekolah agar mampu

    meningkatkan sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan tingkat

    kedisiplinan dan memacu semangat siswa dalam proses pembelajaran.

    b. Sebagai penulis maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat

    ditransformasikan kepada para pembaca.

    E. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

    penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:110).

    Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah yang mungkin bisa

  • benar dan mungkin bisa saja salah. Maka dari itu dibutuhkan sebuah penelitian

    yang akan menjawab permasalahan yang diteliti.

    Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis bahwa :

    1. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap

    kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec.

    Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.

    2. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap

    semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber

    Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.

    F. Definisi Operasional

    Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda

    dan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa

    istilah pokok pada kata-kata yang terkandung dalam judul proposal ini, antara

    lain:

    1. Pengaruh

    Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti

    orang, benda yang turut membentuk waktu, kepercayaan atau perbuatan

    seseorang. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang,

    benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang

    (Dani, 2002: 395).

  • 2. Moving class

    Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan

    berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal

    yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58).

    Sistem belajar moving class mempunyai kelebihan baik bagi siswa

    maupun guru. Bagi siswa, berpindah kelas akan membuat otak mereka

    menjadi fress dan mereka akan lebih fokus pada materi pelajaran, suasana

    kelas yang baru menjadi menyenangkan. Bagi guru, mempermudah

    mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas,

    guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan

    waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas.

    Penyelenggaraan pembelajaran moving class bertujuan meningkatkan

    kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu

    pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan meningkatkan motivasi

    belajar siswa.

    Adapun indikator moving class sebagai berikut:

    a. Menciptakan sistem pembelajaran baru.

    b. Terjadinya kerja sama antar siswa.

    c. Memulihkan motivasi belajar siswa.

    d. Perencanaan materi dengan baik.

    3. Kedisiplinan

    Kedisiplinan adalah suatu hal yang membuat manusia untuk

    melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehendak-kehendak

  • langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib (kamus Besar

    Bahasa Indonesia, 2007:268).

    Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah

    laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134).

    Adapun kedisiplinan siswa yang penulis maksud adalah kepatuhan

    seseorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah baik

    di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas, seperti menaati tata tertib

    sekolah, tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah,

    rajin dalam mengikuti proses pembelajaran dan menggunakan fasilitas

    dengan baik dan benar.

    Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis

    membagi indikator kedisiplinan menjadi empat macam, yaitu:

    a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah.

    b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas.

    c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.

    d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik.

    4. Semangat belajar

    Semangat adalah kekuatan (gairah) batin : keadaan atau suasana

    batin (Poerwadarminto, 2006:1070). Belajar adalah suatu aktivitas yang di

    dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak

    mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil

    yang optimal (Slameto, 1988:2). Semangat belajar berarti kekuatan atau

  • keadaan batin yang menunjukkan aktivitas untuk mengetahui suatu hal

    dengan usaha yang keras untuk mencapai hasil optimal.

    Adapun semangat belajar siswa yang penulis maksud adalah adanya

    pengaruh penerapan sistem moving class, dengan suasana belajar yang baru

    akan menumbuhkan ketertarikan siswa mengikuti pelajaran, lebih rajin

    dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas dan

    menumbuhkan minat belajar yang tinggi untuk siswa.

    Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis

    membagi indikator semangat belajar menjadi lima macam, yaitu:

    a. Tertarik pada pelajaran.

    b. Tertarik pada guru.

    c. Berminat untuk belajar.

    d. Aktif dalam belajar.

    e. Konsentrasi dalam belajar.

    f. Teliti dalam belajar.

    g. Kemauan mendalami pelajaran.

    h. Rajin dalam belajar.

    G. Metode Penelitian

    1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

    Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti

    adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif

    karena dalam penelitian ini terdapat karakteristik yang cenderung pada

    penelitian kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa angka-angka.

  • 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Takhassus Al

    Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo dilaksanakan pada

    bulan Juli sampai bulan November 2013.

    3. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

    Poulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah

    230 yang terbagi dalam 7 kelas. Berikut ini adalah sebaran sub populasi

    pada setiap kelas:

    Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian

    No. Kelas Jumlah Siswa

    1 XII IPA 1 33

    2 XII IPA 2 33

    3 XII IPA 3 33

    4 XII IPS 1 38

    5 XII IPS 2 31

    6 XII IPS 3 27

    7 XII BAHASA 35

    Jumlah 230

    Sampel adalah bagian dari populasi yang di jadikan sarana penelitian

    yang dianggap mewakili populasi (Hadi, 2000:26). Sampel yang diambil

    oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling

    yang tepat, dalam penelitian ini penyusun menggunakan teknik sampling

    proposional random sampling yaitu proses pemilihan sampel dengan cara

    acak secara proposional (sama). Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan

  • yang sama untuk menjadi sampel (Sugiono, 2010: 64). Dalam penelitian ini

    sampel per unit (per kelas) dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

    Sampel per kelas =

    Apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil

    semuanya. Sedangkan apabila subjek lebih dari seratus maka diambil

    sampel antara 10-25% atau 25-50% (Arikunto, 2006: 112). Dari pendapat

    Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah

    25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.

    Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proposional

    random sampling adalah sebagai berikut :

  • Berdasarkan perhitungan sampel 25% dari 230 siswa kelas XII di

    SMA Takhassus Al Quran Wonosobo didapatkan sejumlah 57 responden.

    Adapun data tentang persebaran sampel sebagai berikut:

    Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Penelitian

    No. Kelas Populasi Sampel tiap kelas

    1 XII IPA 1 33 8

    2 XII IPA 2 33 8

    3 XII IPA 3 33 8

    4 XII IPS 1 38 9

    5 XII IPS 2 31 8

    6 XII IPS 3 27 7

    7 XII BAHASA 35 9

    230 57

    4. Metode Pengumpulan Data

    Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode

    pengumpulan data sebagai berikut:

    a. Metode Observasi

    Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

    sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Suatu cara

    pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung

    melalui panca indera pada objek yang diteliti (Asmani, 2011: 123).

    Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara

    umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait

    penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran

    Wonosobo. Untuk melaksanakan suatu observasi, maka diperlukan

    sebuah pedoman observasi. Dengan bantuan pedoman observasi yang

  • telah penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan

    pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui gambaran

    umun sekolah dengan cara mengamati secara langsung keadaan sekolah

    tersebut.

    b. Metode Angket

    Metode Angket merupakan teknik pengumpulan data yang

    dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

    tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini siswa yang

    akan diberi angket (Asmani, 2011: 123).

    Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data tentang

    sistem moving class, kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di

    SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.

    c. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang

    gambaran secara umum lokasi penelitian. Ditujukan kepada subjek yang

    diteliti, akan tetapi melalui catatan-catatan atau dokumen yang ada

    seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,

    catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).

    Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data

    berdasarkan sumber data yang ada di sekolah. Metode dokumentasi

    digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang sistem moving class

    yang diterapkan di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, melalui data

    profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog kelulusan, dan artikel-artikel

  • yang bersangkutan dengan sistem moving class, dan data siswa kelas XII

    yang akan diteliti terkait dengan kedisiplinan dan semangat belajar siswa

    selama mengikuti proses pembelajaran dengan sistem moving class.

    d. Metode Wawancara (interview)

    Metode Wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan

    penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

    pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai (Asmani,

    2011: 122).

    Metode ini digunakan sebagai metode bantu untuk melengkapi

    data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu seputar profil sekolah

    dan yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Dalam

    penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu sistem moving class,

    kedisiplinan dan semangat belajar siswa.

    5. Instrumen Penelitian

    Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    a. Pedoman Observasi

    Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara

    umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait

    penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran

    Wonosobo.

    Pada saat teknis pelaksanaannya, peneliti datang secara langsung

    ke lokasi penelitian, dengan bantuan pedoman observasi yang telah

  • penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan

    pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui bagaimana

    keadaan sekolah.

    b. Angket

    Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

    memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada

    responden untuk dijawabnya pengumpulan angket merupakan hal yang

    pokok untuk mengumpulkan data. Hasil angket tersebut terjelma dalam

    angka-angka, tabel-tabel, analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan

    dari penelitian (Arikunto, 2006: 51).

    Angket yang penyusun persiapkan untuk penelitian ini ada tiga

    yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem

    moving class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo. Angket kedua

    untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan siswa terkait program moving

    class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo. Dan

    angket yang ketiga untuk mengetahui bagaimana semangat belajar siswa

    terkait program moving class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al

    Quran Wonosobo.

    Siswa memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap

    paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk

    menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pernyataan dari masing-

    masing angket adalah 15 soal.

  • Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Sistem Moving Class di SMA

    Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013

    No. Indikator Jumlah soal Item Soal

    1 Menciptakan sistem pembelajaran

    baru

    5 1, 2, 3, 4, 5

    2 Terjadinya kerja sama antar siswa 2 6, 7

    3 Memulihkan motivasi belajar

    peserta didik.

    4 8, 9, 10, 11

    4 Perencanaan materi dengan baik 4 12, 13, 14, 15

    Tabel 1.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa di SMA

    Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/013

    No. Indikator Jumlah Soal Item Soal

    1. Siswa menaati tata tertib

    sekolah

    6 1, 2, 3, 4, 14, 15

    2. Siswa memperhatikan pelajaran

    dengan baik di kelas

    3 5, 6, 7

    3. Siswa mengerjakan tugas-tugas

    pelajaran yang diberikan oleh

    guru

    3 8, 9, 10,

    4. Siswa menggunakan fasilitas

    belajar dengan baik

    3 11, 12, 13

    Tabel 1.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa di SMA

    Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013

    No. Indikator Jumlah Soal Item Soal

    1 Tertarik pada pelajaran 2 1, 2

    2 Tertarik pada guru 2 3, 4

    3 Berminat untuk belajar 1 5

    4 Aktif dalam belajar 1 6

    5 Konsentrasi dalam belajar 1 7

    6 Teliti dalam belajar 1 8

    7 Kemauan mendalami pelajaran 2 9, 10

    8 Rajin dalam belajar 5 11, 12, 13, 14, 15

  • c. Pedoman Dokumentasi

    Pedoman ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

    untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung dari data yang

    telah ada di sekolah. Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data

    tentang sistem moving class yang diterapkan di SMA Takhassus Al

    Quran Wonosobo, melalui data profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog

    kelulusan, dan artikel-artikel yang bersangkutan dengan sistem moving

    class. Dan data siswa kelas XII yang akan diteliti terkait dengan

    kedisiplinan dan semangat belajar siswa selama mengikuti proses

    pembelajaran dengan sistem moving class.

    d. Pedoman Wawancara

    Metode ini digunakan untuk melengkapi data pada penelitian yang

    belum lengkap tentang keadaan sekolah, proses belajar mengajar, dan

    yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Misalnya pada

    saat menanyakan bagaimana penerapan sistem moving class di SMA

    Takhassus Al Quran Wonosobo dan sebelum moving class sistem apa

    yang digunakan.

    6. Analisis Data

    Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis

    kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan sistem

    moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XI di

    SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo

    tahun pelajaran 2012/2013.

  • a. Analisis pendahuluan

    Yaitu teknik analisis data dengan rumus :

    Keterangan :

    P : Angka presentasi.

    F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya.

    N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu.

    b. Uji Hipotesis

    Analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan,

    yaitu menguji variabel yang ada. Untuk mengetahui adakah pengaruh

    penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat

    belajar digunakan rumus korelasi product moment, akan tetapi karena

    dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terbagi dalam dua

    kategori meliputi satu variabel bebas yaitu moving class (x) dan dua

    variabel terikat yaitu kedisiplinan (y1) dan semangat belajar (y2),

    penelitian dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

    1. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving

    class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al

    Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.

    rxy1 =

  • keterangan :

    rxy1 = Koefisien antara x dan y1 (moving class dan kedisiplinan)

    x = Jumlah nilai variabel x (moving class)

    y1 = Jumlah nilai variabel y1 (kedisiplinan)

    X2 = Kuadrat dari variabel x

    Y12 = Kuadrat dari variabel y1

    Xy1 = Produk dari variabel x dan y1

    N = Jumlah individu yang diteliti

    2. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving

    class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al

    Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.

    rxy2 =

    keterangan :

    rxy2 = Koefisien antara x dan y2 (moving class dan semangat

    belajar)

    x = Jumlah nilai variabel x (moving class)

    y2 = Jumlah nilai variabel y2 (semangat belajar)

    X2 = Kuadrat dari variabel x

    Y22 = Kuadrat dari variabel y2

    xy2 = Produk dari variabel x dan y2

    N = Jumlah individu yang diteliti

  • H. Sistematika Penulisan

    Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan konsisten,

    penulisan penelitian ini di rangkai dalam lima bab, yang mana masing-masing

    bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini disusun dengan

    sistematika sebagai berikut:

    BAB I Pendahuluan

    Pada bab ini dijelaskan gambaran umum mengenai sistematika penulisan

    secara menyeluruh. Di mulai dengan penjelasan mengenai latar belakang

    masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan

    penelitian.

    BAB II Kajian Pustaka

    Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian

    agar didapat gambaran yang jelas mengenai pengaruh penerapan sistem moving

    class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa. Adapun sumber teori-

    teori adalah berasal dari berbagai buku referensi, internet, dan sumber lain

    yang dianggap representative sebagai pengayaan teori penelitian.

    BAB III Laporan Hasil Penelitian

    Bab ini menjelaskan gambaran umum SMA Takhassus Al Quran Wonosobo

    berkaitan dengan sejarah, visi, misi. Menguraikan tentang penerapan sistem

    moving class. Selanjtnya penyajian data dan hasil penelitian.

  • BAB IV Analisis Data

    Bab ini menyajikan analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan

    penerapan sistem moving class pengaruhnya terhadap kedisiplinan dan

    semangat belajar siswa.

    BAB V Penutup

    Bab ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan analisis data dan

    pembahasan yang ada serta saran-saran.

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Sistem Moving Class

    1. Pengertian Sistem Moving Class

    Moving class terdiri dari dua kata, yaitu moving dan class. Moving

    berarti pindah. Class dapat diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Jadi

    moving class adalah pergerakan dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai

    dengan pelajarannya.

    Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan

    berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal

    yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58). Moving class menurut Hadi

    (2009: 5) adalah sistem pembelajaran yang bercirikan siswa mendatangi

    guru di kelas, bukan sebaliknya sehingga terdapat penamaan kelas

    berdasarkan bidang studi. Misalnya, kelas Bahasa, kelas Fisika, dan kelas

    Produktif, dan lain-lain.

    Menurut Ronny Preslysia (2007), sistem pembelajaran moving class

    (kelas berpindah) merupakan sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang

    mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya dimana setiap kali subjek

    pelajaran diganti maka siswa akan meninggalkan kelas dan mendatangi

    kelas lainnya sesuai dengan bidang studi yang dijadwalkan. Sehingga

    seluruh bidang studi memiliki kelas tersendiri dengan segala

    kelengkapannya.

  • Menurut Khaerudin, sistem moving class yaitu siswa berpindah dari

    satu kelas ke kelas yang lainnya sesuai bidang studi yang dipelajarinya.

    Tiap-tiap ruang kelas maupun laboratorium yang digunakan dilengkapi

    dengan sarana yang lengkap. Tujuannya agar siswa tidak mengalami

    kejenuhan dan memudahkan siswa dalam belajar menggunakan sarana

    penunjang mata pelajaran (http://esdikimia.wordpress.Com/ssn/panduan-

    moving-class/ diakses tanggal 9-7-2013 jam 4:49).

    Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat

    pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang

    dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class lebih sesuai pada SKS namun

    tidak menutup kemungkinan dilaksanakan pada sistem paket. Dengan sistem

    moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan

    meninggalkan kelas menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang

    dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru/pendamping, bukan

    sebaliknya. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran

    terlebih dahulu. Dalam sistem moving class, ruang kelas didesain untuk

    mata pelajaran tertentu dan akan pindah ke ruang kelas lain setiap ganti

    pelajaran. Dengan demikian, ruang kelas akan difungsikan seperti

    laboratorium. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi dari satu

    kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya.

    2. Manfaat Sistem Moving Class

    Sistem belajar moving class mempunyai banyak manfaat baik bagi

    siswa maupun Guru. Bagi siswa, mereka lebih fokus pada materi pelajaran,

    http://esdikimia.wordpress.com/ssn/panduan-moving-class/http://esdikimia.wordpress.com/ssn/panduan-moving-class/

  • suasana kelas menyenangkan, dan interaksi siswa dengan guru lebih

    intensif. Bagi Guru, mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif

    dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam

    menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan

    lebih mudah mengelola suasana kelas (Sukarno, 2010: 3)

    Menurut Sagala (2011: 184) manfaat penerapan sistem moving class,

    diantaranya waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan, dan

    kemandirian pada diri siswa, memastikan anak berada pada lingkungan

    yang aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan luar

    sekolah. Seperti pergaulan bebas, dan narkoba.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem

    moving class para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu

    segar untuk menerima pelajaran, menjadikan siswa lebih aktif dalam

    mengikuti proses pelajaran. Hal ini harus didukung dengan pengelolaan

    kelas dengan baik oleh guru, guru juga lebih kreatif dan memunculkan

    metode-metode baru yang segar agar anak tidak mengalami kejenuhan dan

    rasa malas.

    3. Tujuan Sistem Moving Class

    Penyelenggaraan proses pembelajaran sistem moving class bertujuan

    meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan

    efisiensi waktu pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan guru,

    meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media

    pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari,

  • meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan

    pendapat, dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran, serta

    meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. (http://wiyarsih.staff.

    ugm.ac.id/wp/?p=9 diakses tanggal 15-09-2013 jam 14:37) dan (http://

    udugudug.wordpress.com/2012/02/05/strategi-belajar-denganmoving-class/

    diakses tanggal 9-7-2013 jam 14:39).

    Tujuan penerapan sistem moving class adalah:

    a. Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik

    visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya.

    b. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai

    dengan karakter mata pelajaran.

    c. Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple

    intelegent).

    d. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

    e. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran.

    f. Meningkatkan disiplin siswa dan guru (pendidik).

    g. Meningkatkan ketrampilan guru dalam memvariasikan metode dan media

    pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari.

    h. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

    Tujuan lain dari sistem moving class di kemukakan oleh (http://

    mantemannehemiasaril.blogspot.com/2011/11/tujuanmovingclass.html)

    diakses tanggal 16-09-2013 jam 13.36 diantaranya yaitu :

    a. Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran;

  • 1) Proses pembelajaran melalui sistem Moving Class akan lebih

    bermakna karena setiap ruang/laboratorium mata pelajaran dilengkapi

    dengan perangkat-perangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik

    mata pelajaran. Jadi setiap siswa yang akan masuk suatu

    ruang/laboratorium mata pelajaran sudah dikondisikan pemikirannya

    pada mata pelajaran tersebut.

    2) Guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumnya

    sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh

    mata pelajaran lain.

    b. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran

    Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata

    pelajarannya, sehingga waktu guru mengajar tidak terganggu dengan hal-

    hal lain.

    c. Meningkatkan Disiplin Siswa dan Guru

    1) Guru akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang/

    laboratorium dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran.

    2) Siswa ditekankan oleh setiap guru mata pelajaran untuk masuk tepat

    waktu pada pada saat pelajarannya.

    d. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan

    media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-

    hari.

  • e. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab,

    mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata

    pelajaran.

    f. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

    g. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembelajaran yang dilakukan

    secara moving class maka perlu ditetapkan strategi pelaksanaannya.

    Pengorganisasian Pelaksana, tugas, kewajiban dan wewenang.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem moving class

    sangat menguntungkan sekali bagi guru dan siswa dalam proses

    pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk bisa berprestasi dalam

    belajarnya.

    4. Model Pembelajaran Moving Class.

    Menurut Mushlihin Al-Hafizh (http://www.referensimakalah.com/

    2012/11/model-pembelajaran-moving-class.html diakses 14-09-2013 jam

    21:36), model pembelajaran moving class adalah salah satu sistem

    pembelajaran yang setiap guru mata pelajaran sudah siap mengajar di kelas

    sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, sehingga saat pergantian

    pelajaran bukan guru yang datang ke kelas siswa namun siswa datang ke

    kelas guru.

    Dalam model pembelajaran moving class, seorang siswa dituntut

    untuk kreatif dalam belajar. Guru sudah tidak saatnya lagi memerintahkan

    siswa untuk belajar. Namun siswa harus belajar dengan kesadaran diri.

    http://www.referensimakalah.com/?m=0http://www.referensimakalah.com/%202012/11/model-pembelajaran-moving-class.htmlhttp://www.referensimakalah.com/%202012/11/model-pembelajaran-moving-class.html

  • sehingga siswa mampu menguasai konsep dengan sepenuhnya. maka siswa

    yang lebih berperan aktif dalam menerima pelajaran dari guru.

    Model pembelajaran moving class merupakan belajar mengajar

    bercirikan penamaan kelas berdasarkan bidang studi misalnya kelas

    kompetensi matematika, kelas kompetensi agama dan lain sebagainya.

    Dengan model pembelajaran moving class bisa dipadu dengan kelas terbuka

    atau open class, siswa akan lebih bergairah karena suasana belajar sesuai

    dengan bahan ajar.

    Model pembelajaran moving class adalah upaya untuk mendekatkan

    proses pembelajaran kepada proses ideal yang diinginkan, harapannya dapat

    di realisasikan, prinsip menyenangkan, dapat mengoptimalkan potensi dan

    bermanfaat dalam proses pembelajaran.

    Pengertian lain model pembelajaran moving class sebagai kelas

    khusus yang memiliki kompetensi homogen dan dipadu dengan proses

    pembelajaran integral (menyeluruh) mencakup semua kemampuan

    (religiusitas, kematangan emosional, kecerdasan intelektual dan ketrampilan

    hidup), dengan beberapa indikator, diantaranya:

    a. Menciptakan sistem pembelajaran baru

    Upaya menciptakan sistem pembelajaran baru dalam

    pembelajaran di antaranya pengajaran dapat diselenggarakan dengan

    jumlah siswa yang banyak di bawah bimbingan seorang guru. Prinsip-

    prinsip individualitas dalam pengajaran dapat diterapkan melalui tugas-

  • tugas individualitas maupun kelompok, siswa terlibat aktif melakukan

    tugas-tugas dengan tidak terikat pada ruangan yang terbatas.

    Sistem pembelajaran yang tidak terikat dalam satu kelas (moving

    class) diharapkan siswa lebih aktif dan mandiri melakukan aktifitasnya

    sendiri sehingga mendukung siswa lebih aktif dan mandiri, siswa dapat

    menyelesaikan tugas menurut kecakapan, minat dan perhatian. Sehingga

    siswa merasakan kenyamanan dalam pembelajaran (Hamalik, 2001: 137).

    b. Terjadinya kerja sama antar siswa

    Waktu pergantian mata pelajaran siswa harus berpindah dalam

    kelas yang berbeda sehingga dibutuhkan adanya kerja sama dalam

    kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar bersama dapat membantu

    memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang

    dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk belajar

    melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan siswa

    untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan khusus. Dengan

    adanya pembelajaran tematik melalui moving class diharapkan siswa

    belajar berinteraksi dengan yang lain, sehingga terciptanya kerjasama

    yang sinergis (Hamalik, 2001: 128).

    c. Memulihkan motivasi belajar siswa

    Model pembelajaran moving class bagi siswa secara psikologis

    akan selalu memperoleh suasana baru yang lebih menarik dan

    menyenangkan sehingga dapat mengurangi kebosanan di dalam kelas

    (Dimyati, 2006: 85).

  • d. Perencanaan materi dengan baik

    Keterkaitan guru terhadap model pembelajaran menjadikan guru

    terikat terhadap tujuan yang dirumuskan dalam program pembelajaran.

    Dengan kesiapan guru dalam menyampaikan materi akan menjadikan

    proses belajar mengajar berjalan lancar (Dimyati, 2006: 102).

    5. Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan Moving Class.

    Agar siswa tidak merasa bosan di kelas tetapi tetap tidak

    mengganggu pelajaran maka diterapkan model belajar moving class. Untuk

    menerapkan pembelajaran moving class diperlukan disiplin bukan hanya

    pada ketepatan waktu kedatangan guru dan personil lainnya, tetapi

    kedisiplinan melaksanakan tugas secara profesional. Guru sama sekali tidak

    boleh terlambat karena dia adalah teladan bagi siswa. Guru cepat

    mengoreksi ulangan dan cepat mengembalikannya ke siswa, tepat dalam

    menganalisis soal dan mempunyai target yang jelas dalam remidial dan

    pengayaan (enrichment). Dengan demikian, guru akan terpola untuk

    berdisiplin karena seluruh stakeholders memantau dan menilainya (Sagala,

    2011: 192).

    Beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan moving class

    diantaranya:

    a. Kebutuhan utama siswa dan guru adalah perangkat pembelajaran, media,

    serta sarana dan prasarana yang sesuai dengan karakteristik kelas mata

    pelajaran.

  • b. Guru dan siswa harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin,

    guru harus bisa mengontrol waktu dan ruang untuk mengendalikan siswa

    dan kondisi kelas, agar pembelajaran dapat berjalan sesuai prosedur

    pembelajaran.

    c. Penyusunan jadwal yang baik dan tepat, agar perpindahan kelas tidak

    terlalu jauh sehingga waktu pembelajaran dapat berjalan efektif.

    d. Kesadaran untuk menjaga kebersihan bagi siswa, guru, karyawan dan

    pihak-pihak yang bekerja di sekolahan, agar tercipta kondisi lingkungan

    belajar yang bersih dan nyaman.

    e. Kedisiplinan dan kesiapan guru dalam proses belajar mengajar sangat

    berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dalam teori

    moving class, guru harus sudah hadir di kelas dan siap dengan perangkat

    pembelajaran sebelum siswa hadir (Suparji, 2012: 225).

    6. Pentingnya Sistem Moving Class

    Pelaksanaan pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri (SKM)

    berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

    Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang

    pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional

    pendidikan ke dalam kategori standar mandiri dan bertaraf internasional.

    Terkait hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah yang telah

    memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam

    kategori mandiri, dan sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional

    Pendidikan ke dalam kategori standar. Penjelasan tersebut memberikan

  • gambaran bahwa kategori sekolah standar dan mandiri didasarkan pada

    terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar

    proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

    kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

    pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Pemerintah telah

    menetapkan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan

    ketentuan tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya PP No.

    19 tahun 2005. Ini berarti paling lambat pada tahun 2013 semua sekolah

    jalur pendidikan formal khususnya di SMA/MA sudah/hampir memenuhi

    Standar Nasional Pendidikan berada pada kategori sekolah mandiri (Sagala,

    2011: 188).

    Menurut Sagala (2011: 189) Strategi pembelajaran dengan sistem

    moving class merupakan salah satu syarat pelaksanaan SKM dilaksanakan

    dengan pendekatan kelas mata pelajaran. Pendekatan ini mensyaratkan agar

    sekolah menyediakan kelas-kelas untuk kegiatan pembelajaran mata

    pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu. Strategi ini memiliki

    beberapa keuntungan, yaitu:

    a. Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk

    melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran.

    b. Guru dapat mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media

    pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh

    keterbatasan sirkulasi dan troubeling.

    c. Guru berperan aktif dalam mengontrol perilaku siswa dalam belajar.

  • d. Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru

    dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga

    memudahkan koordinasi.

    e. Penilaian terhadap hasil belajar siswa lebih obyektif dan optimal karena

    penilaiannya dilakukan secara TIM sehingga dapat mengurangi

    inkonsisten penilaian terhadap mata pelajaran tertentu.

    Berkaitan dengan adanya SKM (Sekolah Kategori Mandiri) ada

    beberapa alasan mengapa penerapan sistem moving class harus diterapkan,

    yaitu :

    a. Mendekatkan siswa dengan kelas mata diklat atau mata pelajaran;

    b. Karakteristik mata pelajaran yang berbeda-beda;

    c. Keleluasaan desain kelas, mengurangi kejenuhan;

    d. Hubungan yang lebih harmonis antara guru dengan siswa;

    e. Kemajuan belajar siswa lebih mudah terpantau; dan

    f. Mengurangi konflik antarsiswa. Guru relatif lebih mudah untuk mencegah

    timbulnya banyak tingkah-laku siswa yang tidak sesuai dengan

    memodifikasi suasana lingkungan kelas (Bandono, 2009:1-4).

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem

    moving class di lingkungan sekolah membawa banyak dampak positif baik

    untuk siswa, guru, maupun pihak sekolah. Siswa bisa lebih mandiri, dan

    terlatih untuk bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Guru bisa

    lebih kreatif dalam mendesain pelajaran, menciptakan suasana belajar yang

    menyenangkan, menjadikan siswa lebih semangat dan memperoleh hasil

  • yang optimal dalam belajar. Hal ini sangat menguntungkan pihak sekolah

    dalam memajukan sistem pembelajaran yang lebih baik lagi.

    B. Kedisiplinan Belajar

    1. Pengertian Kedisiplinan

    Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang diberi awal ke- dan

    akhiran an. Menurut Poerwadarminta (1982: 254) disiplin ialah latihan

    batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu menaati

    tata tertib (di sekolah atau kemiliteran). Kedisiplinan adalah suatu hal yang

    membuat manusia untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan

    kehendak-kehendak langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan

    tata tertib (kamus besar Bahasa Indonesia, 2007:268).

    Menurut Prijodarminto kedisiplinan adalah suatu kondisi yang

    tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang

    menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan

    ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan

    yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,

    bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat

    sebagaimana lazimnya (Tuu 2004:31).

    Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan

    (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain

    sebagainya. Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari

    ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan

    dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar

  • sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam

    mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa

    yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di

    sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.

    Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh siswa. Karena disiplin menjadi

    prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib.

    Menurut Sutisna (1983: 97) istilah disiplin mengandung banyak

    arti. Goods Dictionary of Education menjelaskan disiplin sebagai

    berikut:

    a. Proses atau hasil pengarahan atau penegendalian keinginan, dorongan,

    atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang

    lebih efektif.

    b. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan

    diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan.

    c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman

    dan atau hadiah.

    d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan.

    Sedang disiplin sekolah didefinisikan sebagai kadar karakteristik

    dan jenis keadaan serba teratur atau cara-cara dimana keadaan teratur itu

    diperoleh pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian efisien

    fungsi-fungsi sekolah. Kedisiplinan dalam penelitian ini adalah keadaan

    tertib dimana siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada

    peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ada dengan senang hati.

  • Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan

    adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap

    peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati

    dan kesadaran diri. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap

    siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan

    tata tertib kehidupan sekolah yang akan mengantar seorang siswa sukses

    dalam belajar. Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan

    mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah

    pembentukan watak yang baik.

    2. Macam-macam Disiplin

    Definisi di atas menyimpulkan ada dua pengertian adanya tentang

    disiplin, yaitu:

    a. Disiplin positif atau konstruktif

    Yaitu proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri,

    keadaan teratur, dan efisiensi.

    b. Disiplin negatif atau otoriter

    Disiplin penggunaan ancaman dan hukuman untuk membuat

    orang-orang merasa takut dan mematuhi perintah dan mengikuti perintah

    hukum (Sutisna, 1987: 98).

    3. Unsur-unsur Disiplin.

    Hampir di semua sekolah gurulah yang diberi tanggung jawab untuk

    menyampaikan dan mengontrol berlakunya kedisiplinan dan peraturan bagi

  • sekolah yang bersangkutan. Semua peraturan baik yang berlaku umum

    maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu:

    a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan dilarang.

    b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atas pelanggaran

    peraturan.

    c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang

    dikenai peraturan tersebut (Arikunto, 1993: 123).

    4. Tujuan Disiplin.

    Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah

    mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan siswa

    menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan

    warga negara yang baik.

    Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin

    sekolah adalah :

    a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,

    b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,

    c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

    lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh

    sekolah, dan

    d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan

    bermanfaat baginya serta lingkungannya.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting

    dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan

  • membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan

    menjadikan siswa sukses dalam belajar.

    5. Indikator Kedisiplinan

    Menurut Tuu (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah

    mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/ perubahan

    hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan

    sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan

    teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri

    saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin dalam jurnal Edukasi

    (2005:80) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:

    1) ketaatan terhadap waktu belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas

    pelajaran, 3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan 4) Ketaatan

    terhadap kegiatan pembelajaran.

    Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis

    membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:

    a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah.

    Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah

    tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan

    di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai

    dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya.

    Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib

    yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.

    Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang

  • berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin

    sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak

    menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai

    dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang

    dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang standar

    berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.

    b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas.

    Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus

    mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan

    pelajaran tidak menjadi perhatian siswa atau menarik, maka timbulah

    kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. meliputi mengerjakan

    tugas dengan senang, memperhatikan guru mengajar, respon terhadap

    guru yang sedang mengajar dan menanyakan pelajaran yang di ajarkan

    jika kurang paham.

    c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.

    Dalam hal ini siswa selalu mengumpulkan tugas tepat waktu,

    mengerjakan tugas sendiri tanpa menyontek punya temannya, serta

    bertanya kepada teman tugas yang di berikan jika tidak masuk.

    d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik.

    Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan

    belajar mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran, sangat

    dipengaruhi oleh lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Menurut

    Wahyuningrum (2004: 4) fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu

  • yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu

    usaha.

    Dalam hal ini siswa harus menggunakan fasilitas dengan baik,

    menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Tidak merusak

    ataupun menyalahgunakan fasilitas tersebut ke dalam hal-hal yang dapat

    merugikan diri sendiri maupun orang lain.

    6. Fungsi Kedisiplinan

    Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,

    sehingga siswa menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil

    belajar yang optimal. Fungsi kedisiplinan menurut Tuu (2004:38-44)

    adalah:

    a. Menata kehidupan bersama

    Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa

    dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi

    peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan

    hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.

    b. Membangun kepribadian

    Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh

    faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing

    lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian

    yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa

    mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama

  • kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun

    kepribadian yang baik.

    c. Melatih kepribadian

    Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin

    terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib,

    teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.

    d. Pemaksaan

    Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan

    dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke

    satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib

    yang ada di sekolah tersebut.

    e. Hukuman

    Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman

    bagi yang melanggar tata tertib tersebut.

    f. Menciptakan lingkungan yang kondusif

    Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan

    kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi

    terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi

    kegiatan pembelajaran.

    Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses

    kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang

    peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta

    peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara

  • konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan

    menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur.

    7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin

    Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan

    perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi

    siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak

    mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa

    sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman disiplin

    perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai

    dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara

    tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara

    kontinyu. Menurut Tuu (2004:48-49) mengatakan ada empat faktor

    dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu:

    a. Kesadaran diri

    Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan

    dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat

    kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri

    akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan

    disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.

    b. Pengikutan dan ketaatan

    Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan

    yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari

  • adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan

    diri yang kuat.

    c. Alat pendidikan

    Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk

    perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

    d. Hukuman

    Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua

    hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua

    karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan

    meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang

    sesuai dengan harapan.

    8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri.

    Tumbuhnya sikap kedisiplinan bukan merupakan peristiwa

    mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak

    dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan

    secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh

    orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan

    terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku

    kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan sederhana seperti: kebiasaan bangun

    pagi, mengatur tempat tidur, setelah itu segara menuju ke kamar mandi,

    serta yang lain-lain kebiasaan baik, akan merupakan bagian integral dari

    sikap kedisiplinan setelah menyatu dengan proses internalisasi nilai-nilai

    yang tanpa maupun dengan sengaja ditanamkan kepada siswa. Pembentukan

  • sikap kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan keluarga ini akan

    merupakan modal besar bagi pembentukan sikap disiplin di lingkungan

    sekolah (Arikunto, 1993: 119). Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2008:

    123-125) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :

    a. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa

    dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,

    menerima,hangat dan terbuka;

    b. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang

    efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan

    siswa;

    c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat

    menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa

    dalam mengatasinya, dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami

    dari perilaku yang salah;

    d. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya

    sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;

    e. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang

    dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi

    masalah;

    f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan

    meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan

    bertanggung jawab;

  • g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh

    oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;

    h. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh

    karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang

    kondusif;

    i. Tantangan bagi disiplin; gur