Upload
doanliem
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, KEPERCAYAAN DIRI, KECERDASAN
EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR
TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
SRI MULYANI
110462201278
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri UMRAH, Tanjungpinang, 2017
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian diri,
kepercayaan diri, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar
terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa jurusan akuntansi
fakultas ekonomi di universitas maritim raja ali haji (UMRAH). Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang dibagikan kepada responden yaitu mahasiswa
jurusan akuntansi fakultas ekonomi angkatan 2013 semester VI di universitas
maritime raja ali haji (UMRAH) adalah sebanyak 157 orang mahasiswa yang
masih aktif dan telah menempuh 110 SKS. Total sampel yang diambil dalam
penelitian ini sebanyak 112 dan data yang dapat diolah sebanyak 84. Teknik
pengolahan data menggunakan SPSS 22.
Motode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
asumsi klasik dan selanjutnya pengujian hipotesis. Metode statistik yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan secara persial variabel pengendalian diri tidak berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi, kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi, kecerdasan emosional berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi, kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi dan perilaku belajar berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Sedangkan secara simultan menunjukkan bahwa variabel
pengendalian diri, kepercayaan diri, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual
dan perilaku belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
Kata Kunci : Pengendalian Diri, Kepercayaan Diri, Kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Spiritual, Perilaku Belajar dan Tingkat Pemahaman Akuntansi.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
pelaksanaan pembangunan dan perkembangan sumber daya manusia. Untuk
mengembangkan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan, mulai
dari tingkat dasar sampai keperguruan tinggi yang merupakan sarana untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam pembelajaran perguruan tinggi berbeda dengan pembelajaran di
sekolah karena diperguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam
belajar dan dapat menerima apa yang disampaikan oleh dosen. Mahasiswa juga
harus mampu mengarah diri sendiri agar dapat memiliki kemampuan yang
optimal dalam pembelajaran dan sebagai mahasiswa tugas utamanya adalah
belajar. Belajar dalam kelas, mengerjakan tugas, diskusi dan berbagai hal lainnya
yang terkait dengan ilmu yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran mahasiswa
juga harus memiliki etika dan prilaku yang baik agar kedepannya kita tidak rugi
sendiri.
Dalam pendidikan akuntansi khususnya diselenggarakan di perguruan tinggi
yang ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar dapat bekerja sebagai seorang
akuntan profesional yang memiliki pengetahuan dibidang akuntansi. Selain itu,
dalam lulusan pendidikan akuntansi juga terdapat empat sektor pekerjaan yang
bisa dimasuki yaitu akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah, dan
akuntan pendidik.
Dalam ke empat profesi akuntan tersebut memiliki peran dan tanggung
jawab yang berbeda satu sama lain. Akuntan publik adalah akuntan yang berperan
dalam memberikan jasa kepada masyarakat melalui kantor akuntan publik yang
memberi jasa pelayanan dalam bidang akuntansi, misalnya dalam memberikan
jasa pelayanan laporan keuangan pada suatu perusahaan dan kemudian
memberikan pendapat atau opini terhadap laporan keuangan tersebut. Akuntan
manajemen adalah akuntan yang bekerja disuatu perusahaan yang bertugas
mengidentifikasi peristiwa-peristiwa ekonomi perusahaan kemudian menyajikan
informasi kepada pihak manajemen perusahaan yang nantinya akan dijadikan
landasan pengambilan keputusan pihak manajemen perusahaan tersebut. Akuntan
pemerintan adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang
tugas pokoknya melakukan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah atau sering disebut dengan standar akuntansi pemerintah
(SAP), dan Akuntan pendidik cenderung mengajar materi tentang bidang
akuntansi sebagai pengajar dalam suatu lembaga pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Apakah pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
2) Apakah kepercayaan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
3) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
4) Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
5) Apakah perilaku belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
6) Apakah pengendalian diri, kepercayaan diri, kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual dan perilaku belajar secara simultan berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengaruh pengendalian diri terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
2) Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
3) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
4) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
5) Untuk mengetahui pengaruh perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
6) Untuk mengetahui secara simultan apakah pengendalian diri, kepercayaan
diri, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. TINJAUAN LITERATURE
2.1 Pengendalian Diri
Goleman (1999) dalam Ginanjar (2000:218), pengendalian diri adalah
kemampuan menangani emosi diri sehingga dapat berdampak positif pada
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan
sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu segera pulih dari tekanan emosi.
Seseorang yang dapat mengendalikan diri mereka dan mengekspresikan emosi
yang ditandai dengan adanya :
a. Tingkah laku yang lebih baik lagi
b. Dapat mengendalikan amarah/emosi
c. Lebih peka terhadap perasaan orang lain
d. Dapat memecahkan masalah dengan baik
e. Lebih berempati
Goleman (2001) dalam Yora (2013), pengendalian diri merupakan sikap
hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijakan
yang terkendali, dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan
menekan emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna.
Semakin tinggi tingkat mahasiswa untuk mengendalikan diri atau mengelola
emosi maka semakin baik pula tingkat pemahaman terhadap ilmu akuntansi.
Dalam pengendalian diri yang dilakukan oleh mahasiswa maka akan
memungkinkan mahasiswa dapat memperoleh hasil yang baik dalam belajar
tingkat pemahaman akuntansi.
2.2 Kepercayaan Diri
Goleman (2003) dalam Rissyo dan Aziza (2006), kepercayaan diri adalah
kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan
kecakapan ini lebih berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan
keberadaannya, berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan bersedia
berkorban demi kebenaran serta tegas, dan mampu membuat keputusan yang baik
kendati dalam keadaan tidak pasti atau tertekan. Sedangkan menurut Rini (2002),
kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya
untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa
individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri.
Menurut Lauster (2003), kepercayaan pada diri sendiri yang sangat
berlebihan tidak selalu berarti sifat yang positif. Ini umumnya dapat menjuruskan
pada usaha tak kenal lelah. Orang yang selalu percaya pada diri sendiri sering
tidak hati-hati dan seenaknya. Tingkah laku mereka sering menyebabkan konflik
dengan orang lain. Seorang yang bertindak dengan kepercayaan diri sendiri yang
berlebihan, sering memberikan kesan kejam dan lebih banyak punya lawan
daripada teman. Rasa percaya diri yang kuat sebenarnya hanya merujuk pada
adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa
memiliki kompetensi. Yakni mampu dan percaya bahwa dia bisa, karena
didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik
terhadap diri sendiri. Bagi mereka yang kurang percaya diri, setiap kegagalan
mempertegas rasa tidak mampu mereka. Tidak adanya percaya diri dapat
mewujud dalam bentuk rasa putus asa, rasa tidak berdaya, dan meningkatkan
keraguan pada diri sendiri.
2.3 Kecerdasan Emosional
Goleman (1999) dalam Ginanjar (2000:199), kecerdasan emosi adalah
kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh manusia.
Emosi adalah bahan pakar yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu
melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut kreatifitas, kolaborasi, inisiatif
dan transformasi; sedangkan penalaran logis berfungsi mengatasi dorongan-
dorongan yang keliru dan menyelaraskan dengan proses dan teknologi dengan
sentuhan manusiawi. Emosi juga salah satu kekuatan penggerak untuk
menunjukkan bahwa nilai dan watak dasar seseorang dalam hidup tidak berakar
pada IQ tetapi pada kemampuan emosional.
Yeung (2009) dalam Masyitah (2014), menyebutkan kecerdasan emosional
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengolah suasana
hati dan perasaan, baik yang ada pada diri kita maupun orang lain.
Ginanjar (2000:200), hal yang dijadikan sebagai tolok ukur kecerdasan
emosi/EQ antara lain:
a. Integritas
b. Komitmen
c. Konsistensi
d. Sincerety
e. Totaritas
2.4 Kecerdasan Spiritual
Zohar dan Marshal (2001) dalam Ginanjar (2000:57), kecerdasan spiritual
(SQ) merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ
secara efektif, bahkan SQ adalah kecerdasan tertinggi.
Zohar dan Marshall (2001) dalam Ginanjar (2000:57), mendefinisikan
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau
value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.
Ginanjar (2000:57), mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai
kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan
melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitnah, menuju manusia
yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran integralistik, serta berprinsip hanya
karena Allah.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi
kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang
menjadikan seseorang dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta
cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup karena
merasa sebagai bagian dari keseluruhan, sehingga membuat manusia dapat
menempatkan diri dan hidup yang lebih positif.
2.5 Perilaku Belajar
Menurut Suwardjono dalam Marita, dkk (2008) dan Masyitah (2014),
perilaku belajar yang baik terdiri dari:
1) Kebiasaan Mengikuti Pelajaran
Kebiasaan mengikuti pelajaran adalah kebiasaan yang dilakukan mahasiswa
pada saat pelajaran sedang berlangsung. Mahasiswa yang mengikuti
pelajaran dengan tertib dan penuh perhatian serta dicatat dengan baik akan
memperoleh pengetahuan lebih banyak. Kebiasaan mengikuti pelajaran ini
ditekankan pada kebiasaan memperhatikan penjelasan dosen, membuat
catatan, dan keaktifan di kelas.
2) Kebiasaan Membaca Buku
Kebiasaan membaca buku merupakan merupakan ketrampilan membaca
yang paling penting untuk dikuasai mahasiswa. Kebiasaan membaca harus
di budidayakan agar pengetahuan mahasiswa dapat bertambah dan dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari suatu pelajaran.
3) Kunjungan ke Perpustakaan
Kunjungan ke perpustakaan merupakan kebiasaan mahasiswa mengunjungi
perpustakaan untuk mencari referensi yang dibutuhkan agar dapat
menambah wawasan dan pemahman terhadap pelajaran. Walaupun pada
dasarnya sumber bacaan bisa ditemukan dimana-mana, namun tempat yang
paling umum dan memiliki sumber yang lengkap adalah perpustakaan.
Rachmi (2010), mengungkapkan bahwa dalam proses belajar diperlukan
perilaku belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan, dimana dengan perilaku
belajar tersebut tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien,
sehingga prestasi akademik dapat di tingkatkan. Oleh karena itu Rachmi (2010),
menyimpulkan bahwa dengan perilaku belajar yang baik maka akan diperoleh
pemahaman yang maksimal terhadap pelajaran, dan begitupun sebaliknya dengan
perilaku belajar yang buruk, maka pemahaman terhadap pelajaran pun tidak akan
maksimal.
2.6 Tingkat Pemahaman Akuntansi
Suwardjono (1991) dalam Kennedy (2013) menyatakan akuntansi
merupakan seperangkat pengetahuan yang luas dan komplek. Cara termudah
untuk menjelaskan pengertian akuntansi dapat dimulai dengan mendefinisikannya.
Akan tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan. Kesalahan dalam
pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti
sebenarnya akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai proses
pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural dan bukan sebagai perangkat
pengetahuan yang melibatkan penalaran dalam menciptakan prinsip, prosedur,
teknis, dan metode tertentu.
Menurut Sofyan (1993), ada beberapa pengertian mengenai akuntansi,
antara lain:
a. Dalam buku A Statement Of Basic Accounting Theory (ASOBAT),
akuntansi diartikan sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh
para pemakainya.
b. Komite istilah American Institute Of Certified Public Accounting (AICPA)
mendefinisikan akuntansi sebagai seni mencatat, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi,
dan kejaian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
menafsiran hasil-hasilnya.
c. Accounting Principle Board (APB) statemen No.4 mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang fungsinya memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan
ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi sebagai dasar memilih diantara beberapa alternatif.
Mardahlena (2007) dalam Masyitah (2014), tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa
yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah
akuntansi. Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas, maka tingkat pemahaman
akuntansi mahasiswa dalam penelitian ini akan diukur dari nilai mata kuliah yang
menjadi cabang dari ilmu akuntansi yaitu Pengantar Akuntansi, Akuntansi
Keuangan, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Biaya, Auditing, Teori Akuntansi,
Komputer Akuntansi, dan Sistem Informasi Akuntansi.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Indentifikasi Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang variasinya dipengaruhi oleh
variabel-variabel independen (Sarwono, 2012:12). Yang menjadi variabel
dependen (terikat) adalah tingkat pemahaman akuntansi (Y) yang diukur dengan
menggunakan nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi yaitu seperti
pengantar akuntansi I, pengantar akuntansi II, akuntansi keuangan menengah I,
akuntansi keuangan menengah II, akuntansi keuangan lanjutan I, akuntansi biaya,
akuntansi manajemen, auditing I, auditing II, teori akuntansi, komputer akuntansi
dan sistem informasi akuntansi.
Variabel independen
Variabel independen adalah variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain (Sarwono, 2012:12 ). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel independen (bebas) adalah :
1. Pengendalian Diri (X1), yang terdiri dari kendali diri, sifat dapat dipercaya,
kewaspadaan, adaptibilitas dan inovasi. Instrument ini digunakan untuk
mengendalikan emosi diri yang berupa kuesioner. Kuesioner ini diadopsi
dari Yora Komala Sari (2013) dan kuesioner yang diajukan kepada
responden sebanyak delapan pertanyaan. Instrument ini menggunakan skala
likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban.
2. Kepercayaan Diri (X2), yang terdiri dari kepercayaan diri kuat dan
kepercayaan diri lemah. Instrumen ini digunakan untuk memiliki tingkat
kepercayaan diri yang kuat dan lemah. Kuesioner ini diadopsi dari Rissyo
dan Aziza (2006) dan kuesioner yang diajukan kepada responden sebanyak
enam pertanyaan. Instrument ini menggunakan skala likert yang terdiri dari
lima alternatif jawaban.
3. Kecerdasan Emosional (X3), yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian
diri, motivasi dan empati. Instrumen ini digunakan untuk mengukur
kecerdasan emosional seseorang yang berupa kuesioner. Kuesioner ini
diadopsi dari Masyitah As Sahara (2014) dan kuesioner yang diajukan
kepada responden sebanyak enam pertanyaan. Instrument ini menggunakan
skala likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban.
4. Kecerdasan Spiritual (X4), yang terdiri dari bersikap fleksibel, menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan, keengganan untuk menyebabkan kerugian,
kualitas hidup, berpandangan holistik, dan bidang mandiri. Instrumen ini
digunakan untuk mengukur perilaku belajar yang berupa kuesioner.
Kuesioner ini diadopsi dari Masyitah As Sahara (2014) dan kuesioner yang
diajukan kepada responden sebanyak enam pertanyaan. Instrument ini
menggunakan skala likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban.
5. Perilaku Belajar (X5), yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran,
kebiasaan membaca buku, dan kinjungan ke perpustakaan. Instrumen ini
digunakan untuk mengukur perilaku belajar yang berupa kuesioner.
Kuesioner ini diadopsi dari Filia Rachmi (2010) dan kuesioner yang
diajukan kepada responden sebanyak lima pertanyaan. Instrumen ini
menggunakan skala likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah jenis data subyek. Data dalam
penelitian ini berbentuk tanggapan responden secara tertulis melalui jawaban atas
kuesioner yang dibagikan. Sumber data dalam penelitian ini termasuk data primer.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala
likert yang digunakan adalah skala likert interval yaitu untuk mengukur respons
subjek yang berupa sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
kejadian tentang kejadian atau gejala sosial ke dalam 5 point skala dengan interval
yang sama (Erlina, 2011:51). Dalam penelitian ini instrument yang diukur dengan
skala 5 point dalam setiap pertanyaan yaitu :
1. Sangat tidak setuju : 1
2. Tidak setuju : 2
3. Netral : 3
4. Setuju : 4
5. Sangat setuju : 5
Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data dari responden dan
penilaian pengendalian diri, kepercayaan diri, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah pada mahasiswa
Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
yang berstatus sebagai mahasiswa aktif. Berdasarkan data yang diperoleh dari
pihak fakultas, jumlah populasi mahasiswa akuntansi angkatan 2013 semester VI
(enam) di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) adalah sebanyak 157
orang mahasiswa jurusan akuntansi yang masih aktif kuliah dan telah menempuh
110 sistem kredit semester (SKS).
Untuk menentukan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka
dalam menentukan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin (dalam
Noor, 2010:158) sebagai berikut :
𝑛 =N
1 + (N×e2)
Dimana : n = Jumlah elemen/anggota Sampel
N = Jumlah elemen/anggota Populasi
e = Error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya
digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1
(catatan dapat dipilih oleh peneliti)
Dengan jumlah populasi tersebut dengan taraf signifikansi 5% maka dengan
rumus di atas diperoleh sampel sebesar :
𝑛 =157
1 + (157×0,052)= 112,746
Dibulatkan menjadi 112 orang.
Berikut rincian total kuesioner yang disebarkan, kembali, dapat diolah dan
tingkat persentase pengambilan kuesioner.
Tabel 3.2
Rincian Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner
Rincihan Jumlah
Total kuesioner yang disebarkan 112
Total kuesioner yang kembali 112
Total kuesioner yang dapat diolah 84
Tingkat pengambilan kuesioner 75%
Tingkat kuesioner yang tidak dapat diolah ( 28 )
Sumber : Data Kuesioner Penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode survey. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah menggunakan kuesioner, yang memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar
pertanyaan tersebut. Kuesiener yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner hasil modifikasi dari penelitian sebelumnya yaitu : Yora Komala Sari
(2013), Rissyo dan Aziza (2006), Masyitah As Sahara (2014) dan Filia Rachmi
(2010).
Berikut ini dijabarkan pengusunan alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini :
Tabel 3.3
Penyusunan Alat Ukur/ Kuesioner
NO VARIABEL INDIKATOR NO ITEM JUMLAH
1 Pengendalian
Diri
Kendali diri, sifat dapat
dipercaya, kewaspadaan,
adaptibilitas dan inovasi
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8
8
2 Kepercayaan Diri Kepercayaan diri yang kuat
dan kepercayaan diri yang
lemah
9, 10, 11, 12,
13, 14
6
3 Kecerdasan
Emosional
Pengenalan diri,
pengendalian diri,
motivasi, dan empati
15, 16, 17,
18, 19, 20
6
4 Kecerdasan
Spiritual
Bersikap fleksibel,
kesadaran diri, menghadapi
dan memanfaatkan
penderitaan, keengganan
untuk menyebabkan
kerugian, kualitas hidup,
berpandangan holistik, dan
21, 22, 23,
24, 25, 26
6
bidang mandiri
5 Perilaku Belajar Kebiasaan mengikuti
pelajaran, kebiasaan
membaca buku dan
kunjungan ke perpustakaan
27, 28, 29,
30, 31
5
Skala dari semua variabel independen disusun dengan menggunakan skala
likert yang terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu :
1. Sangat tidak setuju (1)
2. Tidak setuju (2)
3. Netral (3)
4. Setuju (4)
5. Sangat setuju (5)
3.5 Metode Analisis Data
Uji Validitas Data
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Sunyoto, 2011:68).
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel untuk degree of freedom (df) = n -2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
Untuk menguji apakah masing-masing indikator valid atau tidak suatu data adalah
jika r hitung (koefisiekorelasi) lebih besar dari r tabel (nilai kritis) maka dapat
dikatakan valid. Selain itu jika nilai sig < 0,05 maka instrument dapat dikatakan
valid.
Uji Reabilitas
Uji reabilitas dilakukan untuk menguji akurasi pengukuran dan hasilnya.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika terdapat adanya konsistensi
dan stabilitas nilai hasil pengukuran di setiap kali pengukuran dilakukan pada hal
yang sama (Sarwono, 2012:85).
Pengujian ini dilakukan dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak normal (Sunyoto, 2011:131).
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu sebagai berikut :
1. Uji statistik
Uji statistik digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
nonparametrik Kolmogorov-Smirnov Goodness of fit. Data berdistribusi
normal jika nilai asymp.sig > 0,05 (Sarwono, 2011:96).
2. Cara grafik histogram dan normal probability plots
Menurut Sunyoto (2011:132), cara grafik histogram dalam menentukan
suatu data berdistribusi normal atau tidak, cukup membandingkan antara
data rill/nyata dengan garis kurva yang berbentuk, apakah mendekati normal
atau memang normal sama sekali. Jika data rill berbentuk garis kurva
cenderung tidak simetri terhadap mean (U), maka dapat dikatakan data
berdistribusi tidak normal dan sebaliknya. Cara grafik histogram lebih
sesuai untuk data yang relatif banyak, dan tidak cocok untuk banyak data
yang sedikit, karena interpretasinya dapat menyesatkan.
Cara normal probabilitas plot lebih handal daripada cara grafik histogram,
karena cara ini membandingkan data rill dengan data distribusi normal (otomatis
oleh komputer) secara komulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika
garis data rill mengikuti garis diagonal.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kortelasi diantara variabel independen (Erlina, 2011:103).
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2007 dalam Masyitah, 2014) :
1. Nilai R2 yang dilakukan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen (terikat).
2. Menganalisis korelasi antar variabel indepeden (bebas). Jika antar variabel
bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90) maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) Variance Inflaction Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Erlina, 2011:106).
Pengujian ini dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat adanya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang
telah di studentized.
Dasar analisis sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menjepit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
Uji T
Uji t dilakukan untuk mengetahui bahwa variabel independen memiliki
pengaruh yang signifikan secara persial terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan yaitu (Ghozali, 2013:66) :
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak
Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui bahwa variabel independen memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Derajat
kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila signifikan F hasil perhitungan
lebih kecil dari derajat kepercayaan (F signifikan < 0,05, maka variabel-variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013:98).
Hipotesis yang digunakan adalah :
- Ho Diterima jika F hitung ≤ F table
- Ha Diterima jika F hitung > F tabel
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa besar peranan
variabel independen secara bersama-sama menjelaskan perubahan yang terjadi
pada variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen, terbatas. Sebaliknya, nilai R2
yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen (Ghozali,
2013:97).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Objek Penelitian
Dalam penelitian ini data yang diperoleh yang disebarkan pada mahasiswa
Akuntansi Fakultas Ekonomi semester VI (enam) angkatan 2013 di Universitas
Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) adalah sebanyak 157 orang mahasiswa jurusan
akuntansi yang masih aktif kuliah. Dari jumlah keseluruhan, peneliti menyebarkan
kuesioner sebanyak 112 lembar dan dari total keseluruhan kuesioner yang
disebarkan memiliki tingkat pengambilan 75%, sehingga jumlah kuesioner yang
dapat digunakan untuk analisis penelitian ini sebanyak 84 lembar kuesioner.
Total kuesioner yang disebarkan, kembali, dapat diolah dan tingkat
persentase pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Rincian Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner
Rincihan Jumlah
Total kuesioner yang disebarkan 112
Total kuesioner yang kembali 112
Total kuesioner yang dapat diolah 84
Tingkat pengambilan kuesioner 75%
Tingkat kuesioner yang tidak dapat diolah ( 28 ) Sumber : Data Kuesioner Penelitian
4.2 Analisis Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini ada beberapa karakteristik responden yang dianalisis
diantaranya adalah jenis kelamin, angkatan dan indeks prestasi kumulatif (IPK).
Adapun karakteristik responden dijelaskan sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Berikut ini adalah salah satu hasil analisis karakteristik responden, yaitu
jenis kelamin.
Tabel 4.2
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Perempuan 56 66,7%
Laki-laki 28 33,3%
Jumlah 84 100 % Sumber : Data Responden
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 56 orang atau 66,7 % dan sisanya berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 28 orang atau 33,3 %.
2. Angkatan
Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi
angkatan tahun 2013. Hasil jawaban terhadap angkatan mahasiswa akuntansi yang
dipilih tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Klasifikasi Responden Berdasarkan Angkatan
Angkatan Jumlah Persentase
Tahun 2013 84 100%
Jumlah 84 100% Sumber : Data Responden
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh angkatan responden adalah
tahun 2013, yaitu sebanyak 84 orang. Hal ini disebabkan karena semester VI
(enam) angkatan 2013 dianggap telah mengambil sebagian besar mata kuliah
akuntansi.
3. Indeks Prestasi Kumulatif
Indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa akuntansi yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini adalah rata-rata 3,00 sedangkan IPK terendah adalah 2,55,
IPK tertinggi adalah 3,95, dan nilai IPK paling banyak adalah 3,00. Berdasarkan
hasil jawaban terhadap IPK mahasiswa akuntansi yang dipilih adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.4
Klasifikasi Responden Berdasarkan IPK
Indeks Prestasi Kumulatif Nilai
Rata-rata 3,00
Terendah 2,55
Tertinggi 3,95
IPK paling banyak 3,00 Sumber : Data Responden
4. Nilai Mata Kuliah Di Bidang Akuntansi
Mata kuliah akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12
mata kuliah, yaitu mata kuliah pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2,
akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi
keuangan lanjutan 1, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing 1, auditing
2, teori akuntansi, computer akuntansi, dan system informasi akuntansi. Hasil nilai
mata kuliah dibidang akuntansi tersebut dapat ditunjukkan pada tabel 4.5 sebagai
berikut :
Tabel 4.5
Nilai Mata Kuliah
No Mata Kuliah Mayoritas Persentase
1 Pengantar Akuntansi 1 B 35,7%
2 Pengantar Akuntansi 2 B 33,3%
3 Akuntansi Keuangan Menengah 1 C 29,8%
4 Akuntansi Keuangan Menengah 2 B 40,5%
5 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 C 40,5%
6 Akuntansi Biaya B 35,7%
7 Akuntansi Manajemen B 34,5%
8 Auditing 1 B 39,3%
9 Auditing 2 A- 41,7%
10 Teori Akuntansi A 47,6%
11 Computer Akuntansi A 65,5%
12 System Informasi Akuntansi A- 42,9% Sumber : Hasil Olahan Data SPSS
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai mata kuliah akuntansi
didominasi oleh nilai A adalah Teori Aakuntansi (47,6%) dan Komputer
Akuntansi (65,5%). Nilai mata kuliah akuntansi didominasi oleh nilai A- adalah
Auditing 2 (41,7%) dan SIA (42,9%). Nilai mata kuliah akuntansi didominasi oleh
nilai B adalah adalah PA1 (35,7%), PA2 (33,3%), AKM2 (40,5%), Akuntansi
Biaya (35,7%), Akuntansi Manajemen (34,5%), dan Auditing 1 (39,3%). Nilai
mata kuliah akuntansi didominasi oleh nilai C adalah AKM2 (29,8%), dan AKL1
(40,5%).
4.3 Metode Analisis Data
Statistik deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TINGKAT
PEMAHAMAN
AKUNTANSI
84 1 5 2.88 .962
PENGENDALIAN DIRI 84 1 5 2.93 .916
KEPERCAYAAN DIRI 84 1 5 3.80 .861
KECERDASAN
EMOSIONAL 84 1 5 3.42 .853
KECERDASAN
SPIRITUAL 84 1 5 3.26 .823
PERILAKU BELAJAR 84 1 5 3.19 .938
Valid N (listwise) 84
Sumber : Data Olahan Spss
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi product
moment yaitu skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. Uji validitas ini
dilakukan dengan program spss 22 for windows sebagai berikut :
1. Pengendalian Diri
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Pengendalian Diri
Item Soal r hitung r table Keputusan
1 0,289 0,215 Valid
2 0,663 0,215 Valid
3 0,604 0,215 Valid
4 0,663 0,215 Valid
5 0,604 0,215 Valid Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan untuk
variabel pengendalian diri valid. Dimana setiap item pertanyaaan r hitung > r tabel
dengan tingkat signifikan 0,05 diperoleh dari r tabel 0,215. Maka pertanyaan yang
berjumlah 5 soal tersebut untuk variabel pengendalian diri dinyatakan valid.
2. Kepercayaan Diri
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Kepercayaan Diri
Item Soal r hitung r table Keputusan
1 0,359 0,215 Valid
2 0,665 0,215 Valid
3 0,420 0,215 Valid
4 0,286 0,215 Valid Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan untuk
variabel kepercayaan diri valid. Dimana setiap item pertanyaaan r hitung > r tabel
dengan tingkat signifikan 0,05 diperoleh dari r tabel 0,215. Maka pertanyaan yang
berjumlah 4 soal tersebut untuk variabel kepercayaan diri dinyatakan valid.
3. Kecerdasan Emosional
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional
Item Soal r hitung r tabel Keputusan
1 0,487 0,215 Valid
2 0,691 0,215 Valid
3 0,593 0,215 Valid
4 0,373 0,215 Valid
5 0,525 0,215 Valid
6 0,453 0,215 Valid Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan untuk
variabel kecerdasan emosional valid. Dimana setiap item pertanyaaan r hitung > r
tabel dengan tingkat signifikan 0,05 diperoleh dari r tabel 0,215. Maka pertanyaan
yang berjumlah 6 soal tersebut untuk variabel kecerdasan emosional dinyatakan
valid.
4. Kecerdasan Spiritual
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Spiritual
Item Soal r hitung r tabel Keputusan
1 0,406 0,215 Valid
2 0,443 0,215 Valid
3 0,572 0,215 Valid
4 0,459 0,215 Valid
5 0,513 0,215 Valid
6 0,578 0,215 Valid Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan untuk
variabel kecerdasan spiritual valid. Dimana setiap item pertanyaaan r hitung > r
tabel dengan tingkat signifikan 0,05 diperoleh dari r tabel 0,215. Maka pertanyaan
yang berjumlah 6 soal tersebut untuk variabel kecerdasan spiritual dinyatakan
valid.
5. Perilaku Belajar
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Perilaku Belajar
Item Soal r hitung r tabel Keputusan
1 0,339 0,215 Valid
2 0,458 0,215 Valid
3 0,634 0,215 Valid
4 0,581 0,215 Valid
5 0,485 0,215 Valid Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan untuk
variabel perilaku belajar valid. Dimana setiap item pertanyaaan r hitung > r tabel
dengan tingkat signifikan 0,05 diperoleh dari r tabel 0,215. Maka pertanyaan yang
berjumlah 5 soal tersebut untuk variabel perilaku belajar dinyatakan valid.
Uji Reabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten. Suatu pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang
jelas, mudah dipahami dan memiliki interprestasi yang sama meskipun
disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan.
Berikut ini hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan program
spss 20 for windows sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keputusan
Pengendalian Diri 0,782 Reliabel
Kepercayaan Diri 0,646 Reliabel
Kecerdasan Emosional 0,769 Reliabel
Kecerdasan Spiritual 0,751 Reliabel
Perilaku Belajar 0,737 Reliabel Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengendalian diri (X1) adalah 0,782, sesuai dengan kreteria sebelumnya,
nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,60. Maka data hasil
kuesioner untuk pertanyaan mengenai pengendalian diri dapat dinyatakan
reliabel.
2. Kepercayaan diri (X2) adalah 0,646, sesuai dengan kreteria sebelumnya,
nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,60. Maka data hasil
kuesioner untuk pertanyaan mengenai kepercayaan diri dapat dinyatakan
reliabel.
3. Kecerdasan emosional (X3) adalah 0,769, sesuai dengan kreteria
sebelumnya, nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,60. Maka data
hasil kuesioner untuk pertanyaan mengenai kecerdasan emosional dapat
dinyatakan reliabel.
4. Kecerdasan spiritual (X4) adalah 0,751, sesuai dengan kreteria sebelumnya,
nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,60. Maka data hasil
kuesioner untuk pertanyaan mengenai kecerdasan spiritual dapat dinyatakan
reliabel.
5. Perilaku belajar (X5) adalah 0,737, sesuai dengan kreteria sebelumnya, nilai
koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,60. Maka data hasil kuesioner
untuk pertanyaan mengenai perilaku belajar dapat dinyatakan reliabel.
Dari hasil uji reliabilitas nilai koefisien Cronbach Alpha pada X1, X2, X3,
X4 dan X5 > 0,60, maka dapat dikatakan semua konsep pengukuran masing-
masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga layak digunakan sebagai
alat ukur penelitian.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.
Pengujian distribusi normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik
dengan melihat uji P-P Plot Normality.
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Normalitas
Sumber : Olahan Data SPSS
Gambar 4.2
Uji Normalitas
Sumber : Olahan Data SPSS
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat
disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola bahwa residual
berdistribusi secara normal dan bentuk simetris tidak menceng kekanan atau
kekiri. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar terhimpit
disekitar garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa residual
berdistribusi secara normal. Untuk memastikan data benar-benar berdistribusi
normal maka dilakukan uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan melihat nilai signifikansi.
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 84
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.90756580
Most Extreme Differences Absolute .075
Positive .045
Negative -.075
Test Statistic .075
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS
Berdasarkan uji diatas nilai kolmogorov-Smirnov adalah 0,075 dan
signifikan pada 0,200 yang berarti data residual terdistribusi secara normal atau
memenuhi asumsi klasik normalitas.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Model regresi yang
baik seharusnya variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak ortogonal.
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
pengendalian diri .710 1.409
kepercayaan diri .735 1.360
kecerdasan emosional .964 1.037
kecerdasan spiritual .741 1.350
perilaku belajar .845 1.184
a. Dependent Variable: tingkat pemahaman akuntansi
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS
Berdasarkan hasil uji diatas diketahui bahwa dalam model ini tidak terjadi
multikolinearitas. Hal ini dinilai VIF dari masing-masing variabel yang kurang
dari 10.
Pengendalian diri (X1) nilai tolerance sebesar (0,710 > 0,10) dan nilai VIF
(1,409 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.
Kepercayaan diri (X2) nilai tolerance sebesar (0,735 > 0,10) dan nilai VIF
(1,360 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.
Kecerdasan emosional (X3) nilai tolerance sebesar (0,964 > 0,10) dan nilai
VIF (1,037 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.
Kecerdasan spiritual (X4) nilai tolerance sebesar (0,741 > 0,10) dan nilai
VIF (1,350 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.
Perilaku belajar (X5) nilai tolerance sebesar (0,845 > 0,10) dan nilai VIF
(1,184 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolinearitas.
Uji Heterosketastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi tejadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke
pengamatan yang lain.
Dasar analisis yang digunakan sebagai berikut :
a. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menjepit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS
Berdasarkan gambar grafik scatterplots diatas terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y . hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Regresi Linier Berganda
Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic parametrik
dengan skala interval, sedangkan motode analisis yang digunakan adalah regresi
linier berganda. Regresi yang merupakan studi yang melihat hubungan satu
variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel (Ghozali, 2013:10). Model
regresi berganda dalam penelitian ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Tabel 4.15
Hasil UJI Regresi Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .607 .678 .896 .373
pengendalian diri .132 .118 .135 1.117 .268
kepercayaan diri .089 .122 .087 .731 .467
kecerdasan emosional .262 .113 .241 2.320 .023
kecerdasan spiritual -.038 .130 -.034 -.291 .772
perilaku belajar .331 .126 .290 2.619 .011
a. Dependent Variable: tingkat pemahaman akuntansi
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2016
Dari hasil pengamatan pengolahan data menggunakan SPSS diatas maka
diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 0,607 + 0,132X1 + 0,089X2 + 0,262X3 - 0,038X4 + 0,331X5 + e
1. a = 0,607
Nilai konstanta pada persamaan regresi sebesar 0,607 artinya apabila nilai
variabel independen yaitu, pengendalian diri, kepercayaan diri, kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar dianggap konstan, maka
variabel dependen yaitu tingkat pemahaman akuntansi sebesar 0,607.
2. b1 = 0, 132
Besar nilai koefisien regresi (b1) adalah positif sebesar 0,132, analisisnya
semakin baik pengendalian diri pada mahasiswa maka semakin baik pula tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa.
3. b2 = 0,089
Besar nilai koefisien regresi (b2) adalah positif sebesar 0,089, analisisnya
semakin baik kepercayaan diri pada mahasiswa maka semakin baik pula tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa.
4. b3 = 0, 262
Besar nilai koefisien regresi (b3) adalah positif sebesar 0,262, analisisnya
semakin baik kecerdasan emosional pada mahasiswa maka semakin baik pula
tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
5. b4 = -0,038
Besar nilai koefisien regresi (b4) adalah negatif sebesar -0,038, analisisnya
semakin baik kecerdasan spiritual pada mahasiswa maka semakin baik pula
tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
6. b5 = 0, 331
Besar nilai koefisien regresi (b5) adalah positif sebesar 0, 331, analisisnya
semakin baik perilaku belajar pada mahasiswa maka semakin baik pula tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa.
Uji Hipotesis
Uji T
Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara t
hitung dengan t tabel dengan ketentukan sebagai berikut :
- Jika t hitung < t tabel, atau –t hitung > -t tabel maka Ho gagal ditolak dan
Ha gagal diterima untuk a = 5%
- Jika t hitung > t tabel, atau -t hitung < -t tabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima untuk a = 5%.
Tabel 4.16
Hasil uji T Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .607 .678 .896 .373
pengendalian diri .132 .118 .135 1.117 .268
kepercayaan diri .089 .122 .087 .731 .467
kecerdasan emosional .262 .113 .241 2.320 .023
kecerdasan spiritual -.038 .130 -.034 -.291 .772
perilaku belajar .331 .126 .290 2.619 .011
a. Dependent Variable: tingkat pemahaman akuntansi
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS
Berdasarkan nilai n : 84, a : 5% dengan derajat keterbatasan (df) n-k atau
84-6 = 78. Dengan pengujian ini untuk nilai t tabel = 1,665.
1. Secara persial variabel pengendalian diri nilai signifikansinya adalah 0,268.
dengan batas signifikansi 0,05, maka signifikansi 0,268 > 0,05 sehingga Ha
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. Secara persial variabel kepercayaan diri nilai signifikansinya adalah 0,467.
dengan batas signifikansi 0,05, maka signifikansi 0,467 > 0,05 sehingga Ha
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
3. Secara persial variabel kecerdasan emosional nilai signifikansinya adalah
0,023. dengan batas signifikansi 0,05, maka signifikansi 0,023 < 0,05
sehingga Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
4. Secara persial variabel kecerdasan spiritual nilai signifikansinya adalah
0,772. dengan batas signifikansi 0,05, maka signifikansi 0,772 > 0,05
sehingga Ha ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
5. Secara persial variabel perilaku belajar nilai signifikansinya adalah 0,011
dengan batas signifikansi 0,05, maka signifikansi 0,011 < 0,05 sehingga Ho
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Uji F
Uji F digunakan untuk uji ketepatan model, apakah nilai prediksi mampu
menggambarkan kondisi sesungguhnya. Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho : Diterima jika F hitung ≤ F tabel
Ha : Diterima jika F hitung > F tabel
Tabel 4.17
Hasil Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 13.915 5 2.783 3.677 .005b
Residual 59.037 78 .757 Total 72.952 83
a. Dependent Variable: tingkat pemahaman akuntansi
b. Predictors: (Constant), perilaku belajar, kepercayaan diri, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,
pengendalian diri
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai F hitung sebesar 3,677. Nilai F tabel
pada tingkat kesalahan a = 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k); (k-1).
Jumlah sampel (n) sebanyak 84, dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 6.
Jadi df = (84-6), (6-1), sehingga tingkat signifikansi sebesar 0,005 maka
keputusan Ha diterima. Pengendalian diri, kepercayaan diri, kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar secara bersama-sama atau
simultan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa
fakultas ekonomi UMRAH angkatan 2013.
Koefisien determinasi (R2)
Tabel 4.18
Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .437a .191 .139 .870
a. Predictors: (Constant), perilaku belajar, kepercayaan diri, kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, pengendalian diri
b. Dependent Variable: tingkat pemahaman akuntansi
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat besar Adjusted R Square adalah
0,139. Hal ini mernunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel
pemahaman akuntansi sebesar 13,9% dapat dijelaskan variabel pengendalian diri,
kepercayaan diri, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar
sedangkan sisanya 86,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
model.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengendalian diri tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas
Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
2. Kepercayaan diri tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas
Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
3. Kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas
Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
4. Kecerdasan spiritual tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi di
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
5. Perilaku belajar berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas
Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
6. Pengendalian diri, kepercayaan diri, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual, dan perilaku belajar berpengaruh secara simultan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi di
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
Saran
Adapun saran yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Peneliti selanjutnya dapat memperluas populasi, sehingga populasi
penelitian berikutnya tidak hanya berasal dari Universitas Maritim Raja Ali
Haji (UMRAH) saja.
2. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel-variabel bebas lainnya yang
memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
selain variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah sampel agar hasil penelitian
berikutnya memperoleh hasil lebih baik sehingga dapat memberikan
kontribusi yang tinggi untuk pihak-pihak terkait terutama pada mahasiswa
akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH) dalam meningkatkan pemahaman akuntansi pada mahasiswa.