Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PENGETAHUAN SANTRI, LOKASI DAN
FASILITAS PERBANKAN SYARIAH TERHADAP MINAT
MEMILIH PRODUK BANK SYARIAH
(Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo
Kabupaten Boyolali)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
DISUSUN OLEH:
M. AMINUDIN
NIM: 21312012
JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
v
HALAMAN MOTTO
نَساِن ِإَّلَّ َما َسَعى َوَأن لَّْيَس ُُثَّ ُُيْزَاُه اْْلَزَاء -٠٤-َوَأنَّ َسْعَيُه َسْوَف يُ َرى -٩٣-ِلْْلِ
٠٤-اْْلَْوََف
Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan
sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian
akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. (Q.S. An-
Najm: 39-40)
Di bawah pemimpin yang baik. Anak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi di
bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaik pun kocar-kacir (kang Komar
Preman Pensiun)
Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca
atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa
yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita (Cak Nun)
Manusia tak dapat dikalahkan oleh siapapun jika dia berpegang teguh dan setia
pada hatinya (Persaudaraan Setia Hati Terate)
Kau bisa sembunyi dari kesalahanmu, tapi tidak dari penyesalanmu. Kau bisa saja
bermain dengan dramamu, tapi tidak dengan karmamu (Persaudaraan Setia Hati
Terate).
Bergayalah sesuai isi dompetmu. “yang beberan punya, ngga akan banyak bicara
seperti mereka yang belaga sok punya.”(Bob Sadino)
Saya memberitahu bukan berarti saya tahu, tapi saya tahu rasanya saat tidak tahu
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini selasai atas ridho dari Sang Maha Pencipta Allah SWT, dan
saya persembahakan kepada:
1. Ibu saya Siti Maryam dan Bapak saya Kamat, terimakasih atas semua yang
telah kalian berikan. Semoga saya bisa selalu membuat kalian menjadi
orang tua yang paling bahagia.
2. Kakak saya Maryanto, Bariah dan Siti Rofiah, terima kasih atas dukungan
dan do’a sehingga skripsi ini dapat selesai pada waktunya
3. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang
selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2012 semuanya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
5. DEMA IAIN Salatiga tahun 2016, teima kasih atas dukungan dan do’anya
sehingga skripsi ini dapat selesai pada waktunya dengan baik
6. Komisariat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) IAIN Salatiaga, terima
kasih atas dukungan dan do’anya sehingga skripsi ini dapat selesai pada
waktunya dengan baik
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah Terhadap
Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren
Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten Boyolali)”. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam
ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Ari Setiawan, M.M. dosen pembimbing skripsi yang telah memberi arahan,
masukan dan menyempurnakan skripsi ini.
viii
5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan
wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
6. Ibu saya Siti Maryam dan Bapak saya Kamat yang telah memberikan do’a,
kasih sayang, semangat dan dukungan.
7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga angkatan 2012 terima kasih atas kebersamaan dan
kegembiraannya selama kuliah.
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu
dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah
SWT, amiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya
pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan
segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
mempelajarinya. Aamiin.
Salatiga, 15 September 2016
Penulis
ix
ABSTRAK
Aminudin, M. 2016. Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas
Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi
Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten
Boyolali). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-
Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, M.M.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang kuat
akan nilai-nilai pendidikan dan tradisi islam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas
perbankan syariah terhadap minat memilih produk bank syariah. Populasi dalam
penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten
Boyolali yang berjumlah 226 santri dan jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 70 santri. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah regresi linear berganda. Uji instrumen digunakan untuk menghasilkan
penelitian yang akurat yang terdiri dari uji reliabilitas dan validitas, uji statistik
yang terdiri dari uji t untuk menguji variabel secara parsial, serta uji F untuk
menguji antar variabel secara bersama-sama. Sedangkan uji asumsi klasik
ditujukan untuk mengetahui apakah ada pelanggaran/penyimpangan dalam model
regresi yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, dan uji
autokorelasi dan uji normalitas. Pada uji statistik menunjukkan bahwa hasil uji t
menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap minat memilih produk sedangkan variabel lokasi dan fasilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih produk dan hasi luji F
menunjukkan seluruh variabel independen secara bersama-sama berpegaruh
positif dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Kata kunci : Pengetahuan Santri, Lokasi, Fasilitas, Minat dan Produk Bank
Syariah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan Penelitian......................................................................
D. Manfaat Penelitian....................................................................
E. Sistematika Penulisan ..............................................................
1
6
7
8
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ...…...…………………....................………...
B. Kerangka Teori ………………………………………………
1. Bank Syariah……………………………………………...
a. Pengertian Bank Syariah ……………………………..
b. Tujuan Bank Syariah …………………………………
c. Peran Bank Syariah …………………………………..
d. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah …….
e. Sistem Operasional Bank Syariah ……………………
f. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank
11
14
14
14
17
18
18
19
xi
Syariah ……………………………………………….
g. Produk Bank Syariah ……………………………….
2. Pondok Pesantren …………………………………….......
a. Pengertian Pondok Pesantren………………………....
b. Peranan Pondok Pesantren………………………........
c. Unsur Dasar Pondok Pesantren……………….............
3. Minat ……………………………………………………..
a. Pengertian Minat ……………………………………..
b. Unsur Minat ………………………………………….
4. Pengetahuan……………………………………………....
a. Pengertian Pengetahuan ………………………….......
b. Jenis Pengetahuan ………………………………........
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan…………….
5. Lokasi ……..……………………………………………...
6. Fasilitas …………………………………………………..
C. Kerangka Penelitian …………………………..………..…….
D. Hipotesis …………….………………………………………..
20
22
29
29
29
30
32
32
33
33
33
34
35
35
36
37
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .........................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................
C. Populasi dan Sampel .................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
1. Sumber dan Jenis Data.........................................................
2. Pengumpulan Data ...............................................................
E. Skala Pengukuran ......................................................................
F. Difinisi Konsep dan Operasional ...............................................
G. Instrumen Penelitian ..................................................................
H. Uji Instrumen Penelitian ............................................................
1. Uji Riliabilitas dan Uji Validitas..........................................
2. Regresi Linear Berganda .....................................................
3. Uji Statistik ..........................................................................
42
42
42
44
44
44
45
46
49
49
49
51
52
xii
4. Uji Asumsi Klasik ...............................................................
I. Alat Analisis ............................................................................
56
59
BAB IV ANALIS DATA
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .........................................
1. Profil Pondok Pesantren Al Huda Boyolali ……………...
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al Huda Boyolali ……..
3. Struktur Organisasi …………………………………........
4. Identitas Responden ……………………………………...
B. Analisis Data .............................................................................
1. Uji Reliabilitas dan Validitas .....……………………...…..
a. Uji Reliabilitas ………………………………………..
b. Uji Validitas ………………..…………………………
2. Uji Statistik …………………………………………….....
a. Uji t ………………………………………………...…
b. Uji F ………………………………………………..…
c. Uji (Koefesien Determinasi) …………………...…
3. Uji Asumsi Klasik ……………………………………...…
a. Uji Multikolinieritas ………………………………….
b. Uji Heteroskendastisitas ……………………….……..
c. Uji Normalitas ………………………………………..
4. Uji Regresi Linear Berganda ……………………………..
5. Uji Hipotesis ……………………………………..……….
BAB V KESEMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
60
60
65
66
67
68
68
68
69
70
70
72
73
74
74
76
78
79
81
85
86
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah ..................
Tabel 2.2 : Tabel Daftar Produk Perbankan Syariah ….……………......
Tabel 3.1 : Variabel dan Indikator Penelitian .........................................
Tabel 4.1 : Tabel jadwal kegiatan pondok Pesantren Al Huda ...............
Tabel 4.2 : Uji Statistik Diskriptif ……...................................................
Tabel 4.3 : Uji Riliabilitas .......................................................................
Tabel 4.4 : Uji Validitas ..........................................................................
Tabel 4.5 : Uji t .......................................................................................
Tabel 4.6 : Uji F ......................................................................................
Tabel 4.7 : Uji (Koefesien Determinasi) ………..…………………..
Tabel 4.8 : Regresi Linear Berganda…………..………………………..
Tabel 4.9 : Regresi Linear Sesderhana.....................................................
Tabel 4.10 : Regresi Linear Sesderhana ....................................................
Tabel 4.11 : Regresi Linear Sesderhana ....................................................
Tabel 4.12 : Perbandingan r2
dan R2
…………………………………….
Tabel 4.13 : Korelasi Spearman’s Rho ………………………………….
Tabel 4.14 : Uji Autokorelasi ……………………………………………
Tabel 4.15 : Uji Regresi Linear Berganda ………………………………
Tabel 4.16 : Hasil Uji Hipotesis …………………………………………
DAFTAR GAMBAR
19
28
48
64
69
71
72
73
74
75
76
77
77
77
78
79
80
83
87
Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian ............................................................
Gambar 4.1 : Uji Normalitas …………………………………………….
39
82
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SK Pembimbing
Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Hasil Data Kuesioner
Lampiran 6 : Hasil Output Analisis
Lampiran 7 : Daftar Nilai SKK
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut sejarah, awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama
sekali muncul dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada tahun 1940 an.
Di Kairo Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa Mit
Ghamr. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih berskala kecil
(Kamsir, 2008: 216). Kemudian di negara-negara Arab lainnya yaitu di Uni
Emirat Arab dengan berdirinya Dubai Islamic Bank pada tahun 1975.
Sementara di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwai Finace House yang
beroperasi tanpa bunga. Sedangkan di Mesir pada tahun 1978 berdiri bank
syariah yang diberi nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian diikuti
oleh Islamic Internastional Bank for Invesment and Development Bank.
Lahirnya Bank Syariah pertama di Indonesia yang merupakan hasil
kerja tim perbankan MUI adalah dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat
Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1
November 1991 (Kamsir, 2008: 215). Saat ini BMI sudah memiliki puluhan
cabang yen tersebar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,
Bandung, Semarang, Makassar dan kota-kota lainnya yang ada di Indonesia.
Bank Muamalat Indonesia (BMI) sempat terimbas oleh krisis moneter
pada akhir tahun 1990 sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal
awal. Di Indonesia Bank Syariah telah diatur dalam UU No. 10 tahun 1998
1
2
tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan (Yudiana, 2014:
1).
Disamping Bank Muamalat Indonesia (BMI), saat ini juga telah lahir
Bank Syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri. Kemudian
berikutnya berdiri Bank Syariah sebagai cabang dari bank konvensional yang
sudah ada seperti Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank BNI, Bank
IFI, Bank BPD Jabar, Bank Bukopin, Bank BTN dan bank-bank lain yang
ada di Inonesia (Kasmir, 2013: 167).
Bank Syariah sebagai bank yang menerapkan prinsip-prinsip syariah
dalam kegiatan opreasionalnya yang pertama di Indonesia, dalam kurun
waktu beberapa tahun terakhir ini ekonomi islam berkembang dengan pesat.
Hal ini ditandai dengan banyaknya pendirian bank-bank syariah dan juga
mulai maraknya pendirian berbagai lembaga keuangan syariah non bank
seperti Baitul Maal wa Tamwil, BPR Syariah, Asuransi Syariah, Pegadaian
Syariah, Reksadana Syariah, Pasar Modal Syariah serta Lembaga Zakat,
Infaq, Shadaqah dan Wakaf.
Salah satu alasan Bank Syariah di Indonesia didirikan adalah karena
keinginan masyarakat terutama masyarakat yang beragama Islam. Masyarakat
islam beranggapan bahwa bank yang menggunakan sistem bunga merupakan
hal yang haram dan tidak sesuai syariat islam dalm kegiatan operasionalnya.
Oleh karena itu, para ulama di Indonesia khusunya tim penyusun dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) bersepakat untuk menggagas berdirinya bank tanpa
bunga atau istilahnya bank syariah.
3
Dalam sistem operasionalnya bank Islam harus mengikuti dan atau
beredoman kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman
Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak
dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad
para ulama/cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan al-
quran dan hadis (Sumitro, 1997: 6).
Sistem Bank Syariah mempunyai prinsip yang berbeda dengan Bank
Konvensional. Perbedaan yang paling mendasar adalah pada bagaimana
memperoleh keuntungan, dimana pada bank konvensional dikenal dengan
perangkat bunga, sedangkan pada Bank Syariah melarang adanya bunga yaitu
dengan menggunakan prinsip bagi hasil (Antonio, 2001: 25).
Sebagai sebuah lembaga keuangan, Bank Syariah memiliki fungsi
yang sama dengan lembaga keuangan lainnya, yaitu menyalurkan dana dari
pihak surplus ke pihak defisit dalam berbagai bentuk produk jasa yang
ditawarkan. Namun, karena bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip-
prinsip syariah, maka sistem dan produk yang ditawarkan pun juga tidak
sama dengan perbankan konvensional.
Bank Konvensional memiliki produk utama berupa kesepakatan
kontrak untuk penyimpanan dan peminjaman uang, sedangkan di dalam bank
syariah terdapat pula akad (perjanjian) penyertaan modal
(mudharabah/musyarakah), jual beli (murabahah), dan berbagai jasa
keuangan lainnya (Wibowo, 2008: 132).
4
Sekalipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim
terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan prinsip syariah masih
relatif baru, yaitu baru awal tahun 1990-an (Kamsir, 2008: 215). Artinya
belum sepenuhnya setiap daerah kota di Indonesia sudah menggunakan bank
syariah. Padahal di Indonesia sendiri selain mayoritas muslim, juga diperkuat
dengan adanya organisasi masyarakat islam yang sangat kental sekali akan
nilai-nilai islam. Termasuk di sini adalah lembaga pendidikan non formal
pondok pesantren.
Pondok pesanten dikenal sebagai lembaga pendidikan non formal
yang berbasis Islam yang sangat kuat. Dimana kegiatan sehari-harinya adalah
mengajarkan ajaran islam kepada para santri yang sedang mondok di pondok
pesantren oleh seorang ulama atau lebih dikenal dengan bapak kyai. Oleh
karena itu, dengan bekal ilmu agama yang dimiliki oleh masyarakat santri
maka diharapkan bisa mendukung dan memperluas jangkauan keberadaan
perbankan syariah di Indonesia.
Akan tetapi permasalahan yang terjadi adalah sudah melekatnya
konsep bank konvensional di kalangan masyarakat Indonesia dan juga masuk
ke kalangan pesantren, sehingga masih banyak masyarakat dan para santri
yang menggunakan jasa bank konvensional. Hal ini disebabkan oleh
keberadaan bank syariah yang belum merata di seluruh daerah di Indonesia
dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bank syariah di
kalangan masyarakat Indonesia umumnya dan kepada para santri khusunya.
Selain itu juga disebabkan karena keberadaan bank konvensional yang sudah
5
menjamur rata di pelosok-pelosok daerah beserta akses dan kemudahan
bertransaksinya.
Jika melihat status santri yang banyak mempelajari ilmu agama, fiqih
dan bermuamalah dengan sesuai aturan-aturan dalam islam, maka semakin
besar peluang bagi Bank Syariah untuk mempromosikan beberapa produknya
kepada para santri. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis ingin lebih
jauh mengetahui bagaimana respon santri tentang adanya perbankan syariah
dan apakah mereka berminat memilih produk Bank Syariah.
Di Indonesia yang mayoritas beragama Islam dengan berdirinya Bank
Syariah ini diharapkan berdampak pada masyarakat muslim untuk tertarik
menggunakan produknya. Tidak terkecuali pada santri Pondok Pesantren Al
Huda Cepogo Boyolali yang masih ada beberapa yang menggunakan layanan
bank konvensional.
Santri Pondok Pesantren Al Huda Boyolali merupakan masyarakat
berpendidikan yang aktif dalam lembaga pendidikan Islam. Selain pendidikan
non formal juga ada pendidikan formal dalam bentuk yayasan yang dikelola
sendiri oleh pihak podok pesantren. Para santri mendapat pelajaran tentang
perbankan di pendidikan formal yaitu tingkat Madrasah Aliyah (MA).
Sehingga untuk prengetahuan umum tentang Bank Syariah sudah tidak asing
lagi bagi masyarakat santri Pondok Pesantren Al Huda.
Melihat kondisi tersebut maka penulis memilih objek santri pondok
pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali karena ingin mengetahui sejauh
mana pengaruh pengetahuan santri pondok pesantren Al Huda Doglo Cepogo,
6
fasilitas Bank Syariah dan lokasi dari pondok pesantren ke Bank Syariah
terhadap minat memilih produk Bank Syariah. Dan jika dilihat kondisi saat
ini, masyarakat santri pada umumnya adalah masyarakat yang berpendidikan
tinggi di bidang keagamaan dan sosial, maka sudah pasti paham akan hukum-
hukum islam dan tentunya juga masalah keberadaan perbankan syariah.
Oleh karena itu berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul
skripsi tentang Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas
Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi
Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten
Boyolali).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh pengetahuan santri, lokasi
dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat memilih produk Bank Syariah.
Adapun permasalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini, dan
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan perbankan syariah terhadap minat
santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih
produk Bank Syariah?
2. Bagaimanakah pengaruh lokasi perbankan syariah terhadap minat santri
Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih
produk Bank Syariah?
7
3. Bagaimanakah pengaruh fasilitas perbankan syariah terhadap minat santri
Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih
produk Bank Syariah?
4. Bagaimana pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas perbankan
syariah secara bersama-sama mempengaruhi minat santri Pondok
Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali memilih produk Bank
Syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh pengetahuan perbankan syariah terhadap minat
santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih
produk Bank Syariah
2. Menganalisis lokasi perbankan syariah terhadap minat santri Pondok
Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank
Syariah
3. Menganalisis fasilitas perbankan syariah terhadap minat santri Pondok
Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank
Syariah
4. Menganalisis pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas perbankan
syairah secara bersama-sama mempengaruhi minat santri Pondok
Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali memilih produk Bank Syariah
8
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperluas
pemahaman mengenai pengaruh pegetahuan, lokasi dan fasilitas
perbankan syariah terhadap minat akan produk produk Bank Syariah.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
atau referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh
pegetahuan, lokasi dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat akan
produk produk Bank Syariah.
3. Bagi Perusahaan Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
pembuatan keputusan untuk memaksimalkan profitabilitas perbankan.
4. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam Bank.
9
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi beberapa sistematika
pembahasan. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam
penyusunan skripsi ini dan mempermudah pembaca dalam memahami skripsi
ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
Dalam bab pertama ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang
menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun
fakta yang ada dan perbedaan hasil penelitian terdahulu yang menjadi alasan
dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan
tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban
melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal yang
diharapkan dapat dicapai berdasarkan pada latar belakang masalah,
perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari
bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang
akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.
Pada bab kedua ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran
teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu
dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan
penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan
pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.
Di bab yang ketiga akan menguraikan variabel penelitian dan efisiensi
operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan dalam
10
penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara
operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan
dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode
pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data yang
digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data mengungkapkan
bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian.
Bagian bab yang keempat ini menjelaskan tentang diskripsi objek
penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam
penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk
yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah diintrepretasikan
meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan
pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan intrepretasi untuk memaknai
implikasi penelitian.
Bagian akhir dalam penelitian ini berisi kesimpulan, saran, dan
keterbatasan penelitian. Yang selanjutnya dilengkapi dengan daftar pustaka
beserta lampiran-lampiran dalam penelitian ini.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ewa Ilyasa Zulkifli (2014) yang
berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah Terhadap
Minat Memilih Produk Bank Syariah Mandiri Yogyakarta (Studi Kasus Santri
Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji F
menunjukkan bahwa model berpengaruh positif signifikan yaitu minat santri
dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-
prinsip, dan produk-produk perbankan syariah. Dan hasil uji parsial, variabel
independen yang terdiri dari pengetahuan santri terhadap definisi, lokasi,
prinsip-prinsip, produk-produk perbankan syariah berpengaruh positif
signifikan terhadap minat santri.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Kautsar Audytra
Muhammad (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang
Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Muamalat (Studi
Kasus Santri Pondok Pesantren Darunnajah)”. Hasil penelitian uji F
menunjukkan bahwa model berpengaruh positif signifikan, yaitu minat santri
dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-
prinsip, dan produk-produk perbankan syariah. Sedangakn uji t atau uji parsial
menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri pengetahuan definisi,
lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah hanya variabel
lokasi yang signifikan terhadap minat memilih produk bank syariah. Artinya
11
12
minat santri untuk memilih produk bank syariah hanya dipengaruhi oleh faktor
lokasi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Taufiqurahman (2014)
yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah
Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok
Pesantren Bidayatussalikin Sleman Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji parsial
menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel
pengetahuan, lokasi, dan produk-produk tentang perbankan syariah tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat santri terhadap perbankan
syariah. Sedangkan variabel pengetahuan tentang prinsip-prinsip perbankan
syariah berpengaruh positif signifikan terhadap minat santri terhadap
perbankan syariah dan. Dan untuk uji F menunjukkan bahwa model
berpengaruh positif signifikan yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-
sama oleh pengetahuan tentang perbankan syariah, pengetahuan lokasi,
pengetahuan prinsip-prinsip perbankan syariah dan pengetahuan produk-
produk.
Demikian halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Yayak
Kusdariyati (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang
Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah Mandiri
Yogyakarta (Studi Kasus Santri PP Nuruh Ummah Putri Kotagede
Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji F menunjukkan bahwa model berpengaruh
positif signifikan yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh
pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan
13
syariah. Sedangkan hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel independen
yang terdiri dari pengetahuan santri terhadap definisi, lokasi, prinsip-prinsip,
dan produk-produk perbankan syariah berpengaruh positif signifikan terhadap
minat santri.
Selanjutnya dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Atik Abidah
(2014) yang berjudul “Pemahaman dan Respon Santri Pesantren Terhadap
Perbankan Syari’ah di Ponorogo”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
respon mereka terhadap bank syari’ah mayoritas adalah positif. Mereka
berpendapat bahwa menabung di bank syari’ah aman dan sesuai dengan
syari’ah akan tetapi di antara mereka masih ada yang menggunakan layanan
bank konvensional karena kurangnya informasi dan fasilitas yang disediakan
Bank Syari’ah.
Begitu juga dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Galuh
Husadatama (2015) yang berjudul “Analisis Determinasi Pemahaman
Pemilihan Perbankan Oleh Masyarakat Pondok Pesantren Lirboyo Kota
Kediri Jawa Timur (Studi Kasus Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri)”.
Hasil ini menunjukkan bahwa penelitian pada usia terhadap pemilihan jenis
bank, dapat dikatakan bahwa semakin matang usia responden dan semakin
baiknya tingkat keagamaan responden akan mempengaruhi responden untuk
memilih perbankan syariah. Sedangkan hasil penelitian pada jarak tidak
berpengaruh terhadap pemilihan jenis bank. Hal ini terjadi karena walaupun
jarak suatu bank tersebut dekat dengan lokasi tempat tinggal masyarakat,
namun jika tidak sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut, maka mereka
14
tidak akan menggunakan bank tersebut. Hasil penelitian pada pendidikan
tidak berpengaruh terhadap pemilihan jenis bank. Hal ini karena kebutuhan
perbankan tidak dipengaruhi oleh pendidikan seseorang, namun lebih
dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan tersebut. Hasil
penelitian pada rekan kerja akan memberikan pengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada rekan bisnisnya. Pengaruh langsung seperti
halnya kemudahan dalam bertransaksi, sedangkan pengaruh tidak langsung
tercermin dari tindakan rekan kerja.
Penelitian tentang minat santri memilih produk pada perbankan
syariah telah banyak dilakukan sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya antara lain. Pertama, dari segi sampel atau responden
yaitu santri putra dan putri pondok pesantren Al Huda Doglo Cepogo
Boyolali. Kedua, dari segi variabel independen yaitu pengetahuan santri lebih
fokus ke produk-produk bank syariah kemudian juga ada variabel lokasi dan
fasilitas perbankan yang sebelumnya belum pernah ada yang menelitinya.
Ketiga, dari segi objeknya yaitu Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo
Boyolali.
B. Kerangka Teori
1. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Istilah bank berasal dari kata italia ‘Banco’ yang berarti
kepingan papan tempat buku (Muslehuddin, 1994: 1). Bank secara
umum adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
15
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat (UU RI No. 21 Tahun 2008).
Sedangkan Bank Syariah adalah badan usaha yang memberikan jasa
dalam bentuk simpanan dan penyaluran kepada masyarakat yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah islam
(Sumari’in, 2012: 49).
Secara garis besar pengertian bank syariah adalah lembaga
perbankan yang pada prinsipnya berpegang pada syariat islam
(Yudiana, 2014: 1). Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998
tentang perbankan (Dendawijaya, 2009: 5), bank syariah adalah bank
yang menjalankan prakteknya sesuai dengan prinsip syariah. Dimana
yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
Menurut Kasmir (2013: 333) prinsip syariah adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan
prinsip penyertaan modal (Musyarakah), prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan
barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah),
atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewa dari pihak bank ke pihak lain (ijarah wa itiqna).
16
Kemudian diperjelas lagi dengan adanya Undang-Undang RI
no. 21 tahun 2008 tanggal 16 Juli tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Dimana yang dimaksud dengan Perbankan Syariah adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian
dari masing-masing lembaga seperti Bank Syariah, Bank Umum
Syariah, BPRS dan UUS adalah sebagai berikut :
1) Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
2) Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang
didalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
4) Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit
kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di
kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
17
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu
syariah dan atau unit syariah
b. Tujuan Bank Syariah
Setelah di dalam perjalanan sejarah bank-bank yang telah ada
dirasakan mengalami kegagalan menjalankan fungsi utamanya
menjembatani antara pemilik modal atau kelebihan dana, maka
dibentuklah bank-bank syariah dengan tujuan sebagai berikut
(Sumitro, 1997: 17) :
1) Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat
menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi
kerakyatan.
2) Memberdayakan ekonomi masyarkat dan beroperasi secara
transaparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan
pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada
mekanisme operasi yang transparan.
3) Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah
tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan
kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila
keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam
jumlah lebih besar.
4) Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank
syariah lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif
18
5) Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi
yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah
pengumpulan dana Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS). Peranan ZIS
sendiri diantaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat.
6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank
konvensional, sehingga masyarakat islam tidak bisa menjalankan
ajaran agamanya secara utuh.
c. Peran Bank Syariah
Menurut Suta (2008: 13) peran perbankan secara tradisional
adalah menyediakan cadangan (reserve) dalam sistem pembayaran
nasional yang mana infrastruktur dari sistem pembayaran tersebut di
bawah tanggung jawab bank sentral. Peran pertama sebagai institusi
penampung dana (depositories) yang menerima deposito, membayar
untuk dan atas nama deposan dan menyediakan fasilitas penukaran
mata uang asing. Peran kedua sebagai perusahaan yang berorientasi
profit dimana perbankan menyediakan produk liabilities dan
memberikan pinjaman kepada nasabah (loan).
d. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah
Perbankan di Indonesia menganut dual system banking (bank
syariah dan bank non syariah), tapi keduanya memiliki perbedaan-
perbedaan. Dimana perbedaan tersebut menjadikan kedua bank
tersebut sangat bertolak belakang secara dasar. Perbedaan tersebut
adalah :
19
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah
No Bank Syariah Bank Non Syariah
1 Berdasarkan prinsip bagi
hasil, jual beli dan sewa
Memakai perangkat bunga
dalam kegiatan
operasionalnya
2 Melakukan kegiatan
investasi pada sektor yang
halal saja
Melakukan kegiatan investasi
ke sektor yang halal dan
haram
3 Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk kemitraan
Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk kreditor-debitor
4 Profit dan falah oriented Profit oriented
5 Terdapat Dewan Pengawas
Syariah yang mengawasi
Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber : Sumitro (1997: 49)
e. Sistem Operasional Bank Syariah
Operasional Bank Syariah didasarkan pada prinsip jual beli dan
bagi hasil sesuai dengan syariat Islam (Sumitro, 1997: 31). Sebagai
lembaga keuangan Bank Syariah harus melaksanakan mekanisme
penghimpunan dan penyaluran dana secara sehat dan seimbang yaitu
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku serta
tidak bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena itu diperlukan
kejelasan mengenai sistem operasional Bank Syariah. Secara umum
konsep sistem operasional bank syariah yaitu :
1) Bank Syariah sebagai lembaga penghimpunan dana dari pihak
yang surplus dana, yaitu pihak yang mempercayakan uangnya
20
kepada bank untuk disimpan dan dikelola sesuai dengan prinsip
syariah. Dana itu sendiri yang dimaksud adalah dana dari pihak
pertama (pemodal dan pemegang sahm), dana darri pihak kedua
(pinjaman dari bank dan bukan bank serta Bank Indonesia) dan
dana dari pihak ketiga (nasabah) yang berupa tabungan, deposito
dan pembiayaan yang diterima serta dana social berupa zakat,
infaq, shadaqah, waqaf dan hibah.
2) Bank Syariah sebagai penyalur dana bagi pihak ysang
membutuhkan berupa pembiayaan. Secara umum, pembiayaan
yang diberikan oleh Bank Syariah meliputi tiga kerangka yaitu
pembiayaan Tijarah (jual beli), pembiayaan Syirkah (kerjamsama
kongsi) dan pembiayaan Al Qardhul Hasan (kebajikan).
Penyaluran dana memiliki fungsi untuk meningkatkan daya guna,
peredaran barang dan lalu lintas uang, meningkatkan aktivitas
investasi dan pemerataan pendapatan serta sebagai asset terbesar
yang menjadi sumber pandapatan terbesar bank.
f. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank Syariah
Sama seperti halnya dengan bank onvensional, bank syariah
juga menawarkan nasabah dengan beragam produk perbankan
(Kasmir, 2013: 168). Secara garis besar, transaksi ekonomi yang
didasarkan pada syariat Islam ditentukan oleh hubungan akad. Akad-
akad yang berlaku dalam keseharian pada dasarnya terdiri atas lima
prinsip dasar. Adapun kelima prinsip yang akan ditemukan dalam
21
lembaga keuangan syariah di Indonesia (Muhammad, 2006: 16)
adalah:
1) Prinsip Simpanan Murni (Al-Wadiah)
Prinsip simpanan murni meruapakan fasilitas yang
diberikan oleh bank syariah untuk memberikan kesempatan pada
pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dana dalam bentuk
Al-Wadi’ah. Fasilitas ini diberikan untuk tujuan investasi guna
mendapatkan keuntungan seperti halnya giro dan tabungan. Istilah
Al-Wadi’ah dalam dunia perbankan konvensional lebih di kenal
dengan giro.
2) Bagi Hasil (Syirkah)
Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dan pengelola dana.
Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan
penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima
dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah
mudharabah dan musyarakah. Prinsip Mudharabah ini dapat
digunakan sebagai dasar baik produk pendanaan (tabungan dan
deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih
banyak untuk pembiayaan dan penyertaan.
3) Prinsip Jual Beli (At-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu konsep yang menerapkan tata
cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang
22
yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank
dalam melakukan pembelian barang atas nama bank. Bank menjual
barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli
ditambah keuntungan (margin). Implikasinya dapat berupa:
murabahah, salam, dan istishna.
4) Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Prinsip ini secara garis besar terdiri dari dua jenis. Pertama,
ijarah (sewa murni) seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat
produk lainnya. Secara teknik bank dapat membeli dahulu barang
yang dibutuhkan oleh nasabah, kemudian barang tersebut
disewakan dalam waktu yang telah disepakati oleh nasabah.
Kedua, bai al-takjiri atau ijarah muntahiya bitamlik, yang
merupakan penggabungan sewa dan beli dimana penyewa
mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.
5) Prinsip Jasa / Fee (Al-Ajr Walumullah)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang
diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara
lain: Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer dan lain-lain.
g. Produk Bank Syariah
Produk yang ditawarkan oleh bank syariah jelas berbeda
dengan produk bank konvensional karena sistem operasional yang
digunakan juga berbeda. Dimana bank syariah tidak menggunakan
sistem bunga melainkan bagi hasil sedangkan bank konvensional
23
memakai sistem bunga. Dan produk-produk inilah yang nantinya akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen (nasabah) dalam
memilih perbankan.
Menurut Yudiana (2014: 17) “secara garis besar produk
perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian”, yaitu :
1) Produk Penyaluran Dana (Financing)
Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis
besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori
yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :
a) Pembiayaan dengan prinsip jual beli
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan
adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of
property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan
menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual
beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan
waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut :
b) Pembiayaan murabahah
Murabahah berasal dari ribhu (keuntungan) adalah
transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual semnetara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank
dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).
24
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad
jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama
berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau
muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segra setelah
akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/ cicilan.
c) Pembiayaan salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan
secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai.
Dalam akad ini bank bertindak sebagai pembeli sementara
nasabah sebagai pembeli.
d) Pembiayaan istishna
Produk istishna menyerupai salam, namun dalam
istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam
beberapa kali pembayaran. Istishna dalam bank syariah
umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan
konstruksi (Yudiana, 2016: 27).
Ketentuan umum pembiayaan istishna adalah
spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, ukuran,
mutu dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati
dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah
25
selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari criteria
pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditanda
tangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.
e) Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat.
Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli,
namu perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Jika pada
jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah
objek transaksinya adalah jasa (Yudiana, 2016: 27). Pada kahir
masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya
kepada nasabah.
f) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip
bagi hasil adalah :
(i) Pembiayaan musyarakah
Musyarakah merupakan salah satu produk bank
syariah yang mana terdapat dua pihak atau lebih yang
bekerja sama untuk meningkatkan asset yang dimiliki
bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber daya
yang mereka miliki baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud (Yudiana, 2014: 19). Seluruh pihak yang bekerja
sama memberikan konstribusi baik itu berupa dana, barang,
skill ataupun asset-aset lainnya. Dalam musyarakah pemilik
26
modal berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang
dijalankan pelaksana proyek.
(ii) Pembiayaan mudharabah
Menurut Yudiana (2014: 19) mudharabah
merupakan bentuk kerjasama dua pihak atau lebih di mana
pemilik dana/modal memberikan kepercayaan kepada
pengelola dengan perjanjian pembagian keuntungan”.
Perbedaaan mendasar antara musyarakah dan mudharabah
adalah konstribusi atas manajemen dan keuangan pada
musyarakah diberikan dan dimiliki dua orang atau lebih,
sedangkan pada mudharabah modal hanya dimiliki satu
pihak.
(iii)Pembiayaan dengan akad pelengkap
Akad pelengkap untuk mempermudah pelaksanakan
pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap
(Yudiana, 2016: 28) seperti : Hiwalah (alih utang piutang),
Rahn (gadai), Qardh, Wakalah (perwakilan) dan Kafalah
(garansi bank)
2) Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi giro,
tabungan dan deposito (Yudiana, 2014: 20). Sedangkan prinsip yang
diterapkan dalam bank syariah adalah:
27
a) Prinsip wadiah
Penerapan prinsip wadiah memiliki implikasi hukum sama
dengan qardh yaitu nasabah bertindak sebagai pihak yang
meminjamkan uang sedangkan bank bertindak sebagai peminjam.
Sedangkan prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad
dhamanah pada rekening giro.
b) Prinsip mudharabah
Dalam aplikasinya deposan/penyimpan bertindak sebagai
shahibul maal dan bank sebagai mudharib.
3) Produk Jasa (service)
Bank syariah selain menghimpun dan menyalurkan dana, juga
dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan
berupa sewa atau keuntungan (Yudiana, 2014: 22). Bentuk produknya
antara lain bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer dan lain
sebagainya. Jasa tersebut antara lain :
a) Sharf (jual beli valuta asing)
Jual beli mata uang asing yang tidak sejenis namun harus
dilakukan pada waktu yang sama (kurs spot). Bank dalam hal ini
dapat mengambil keuntungan untuk jasa jual beli tersebut.
b) Ijarah (sewa)
Menyewakan simpanan (save deposit box) dan jasa tata
laksana administrasi dokumen. Dalam hal ini bank mendapatkan
imbalan sewa dari jasa tersebut.
28
Tabel 2.2
Tabel Daftar Produk Perbankan Syariah
Nama Produk Skema Keuangan
Giro Ib (rupiah dan USD) Titipan
Tabungan
Tabungan iB Fleksibel: Titipan/penyertaan modal
Tabungan iB Fleksibel: Titipan/penyertaan modal
Tabungan pendidikan iB Penyertaan modal
Tabungan perencanaan iB Penyertaan modal
Tabungan arisan iB Penyertaan modal
Deposit Ib
Deposito iB (rupiah dan
USD)
Penyertaan modal
Deposito special
investment deposito iB
Penyertaan modal untuk proyek
tertentu sesuai keinginan nasabah
atau investor
Jasa iB
Jasa bank garansi iB Penjaminan
Jasa syariah card iB Pnekaminan, pinjaman uang dan
perwakilan
Jasa penukaran uang Ib Penukaran dua mata uang yang
berbeda
Jasa kirim uang iB (rupiag
dan valas)
Perwakilan
Jasa bancassurance iB Perwakilan dengan fee
Jasa L/C Ekspor iB Perwakilan dengan fee, jual beli dan
penjaminan
Jasa L/C impor iB Perwakilan dengan fee, dan
penjaminan
29
Gadai emas Pinjaman uang dan sewa
Sumber : Yudiana (2011)
2. Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Menurut Dhofier (1983: 18) pesantren adalah sebuah
pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar
di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan
mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut
berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk
beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar
para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana terbuat dari bambu. Pesantren juga dapat dipahami sebagai
lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara
nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam
kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa
Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya
tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut (Prasodjo, 1982:
6).
b. Peranan Pondok Pesantren
Menurut HS Mastuki, El-sha dan M Ishom (2006: 1) pesantren
tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan
murni, tetapi juga menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus
merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya. Pesantren
30
pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan
penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini
semakin memperlebar wilayahnya.
Menurut Haedari (2007: 3) pondok pesantren adalah lembaga
pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia.
Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini,
pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap
perjalanan sejarah bangsa.
c. Unsur Dasar Pondok Pesantren
1) Pondok
Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama
pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal
bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih
dikenal dengan Kyai (Dhofir, 1982: 49). Dengan demikian akan
tercipta situasi yang komunikatif di samping adanya hubungan
timbal balik antara Kyai dan santri, dan antara santri dengan santri.
Sikap timbal balik tersebut menimbulkan rasa kekeluargaan dan
saling menyayangi satu sama lain, sehingga mudah bagi Kyai dan
ustaz untuk membimbing dan mengawasi anak didiknya atau
santri.
2) Masjid
Menurut Dhofir (1982: 49) kedudukan masjid sebagai pusat
pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi
31
universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan
kata lain kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat di
masjid sejak masjid Quba’ didirikan di dekat Madinah pada masa
Nabi Muhammad SAW tetap terpancar dalam sistem pesantren.
Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam.
3) Santri
Menurut Dhofier (1982: 51) santri yaitu murid-murid yang
tinggal di dalam pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab
kuning atau kitab-kitab Islam klasik yang pada umumnya terdiri
dari dua kelompok santri. Pertama, santri mukim yaitu santri atau
murid-murid yang berasal dari jauh yang tinggal atau menetap di
lingkungan pesantren. Kedua, santri kalong yaitu santri yang
berasal dari desa-desa sekitar pesantren yang mereka tidak menetap
di lingkungan kompleks peantren tetapi setelah mengikuti
pelajaran mereka pulang.
4) Kyai
Istilah Kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari
bahasa Jawa. Kata Kyai mempunyai makna yang agung dan
keramat. Gelar Kyai diberikan kepada seorang laki-laki yang lanjut
usia, arif, dan dihormati di Jawa. Namun pengertian paling luas di
Indonesia, sebutan Kyai dimaksudkan untuk para pendiri dan
pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah
membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan
32
dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui
pendidikan.
5) Kitab-kitab Klasik
Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan
para Kyai di pesantren. Menurut Dhofier (1982: 50) kitab-kitab
Islam klasik yang diajarkan di pesantren digolongkan ke dalam 8
kelompok, yaitu Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi), Fiqih
(hukum), Ushul Fiqh (yurispundensi), Hadits, Tafsir, Tauhid
(theologi), Tasawuf dan Etika, Cabang-cabang lain seperti Tarikh
(sejarah) dan Balaghah
3. Minat
a) Pengetian Minat
Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena
sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya.
Menurut Syah (2001: 136) minat adalah " kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
Jadi minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan
perasaan terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang
dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan member kepuasan
kepadanya.
33
b) Unsur Minat
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abror (1993: 112) dalam
bukunya Psikologi Pendidikan bahwa minat itu mengandung tiga
unsur, yaitu :
1) Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu
didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang
dituju oleh minat tersebut.
2) Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman
itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang)
3) Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur
diatas yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk
melakukan suatu kegiatan
Dengan unsur-unsur yang dikandung oleh minat tersebut maka
minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak demikian
maka minat tidak akan berarti apa-apa.
4. Pengetahuan
a) Pengertian Pengetahuan
Menurut Tafsir (2003: 16) pengetahuan adalah keadaan tahu
atau semua yang diketahui. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal pikirannya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,
34
ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma
masakan tersebut.
b) Jenis Pengetahuan
Pengetahuan berdasarkan eksplisitasnya dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
1) Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih
tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-
faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi,
perspektif, dan prinsip. Pengetahuan biasanya sulit untuk ditransfer
ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Kemampuan
berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang
rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak
secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk
mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.
2) Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media
atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa
formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas.
Informasi yang tersimpan di ensiklopedia adalah contoh yang
bagus dari pengetahuan eksplisit.
35
c) Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
5. Lokasi
Menurut Swastha (2002: 24) lokasi adalah tempat dimana suatu
usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam
pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan,
cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang
baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda.
Menurut Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani (2009: 42) lokasi
berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan
operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang
mempengaruhi lokasi, yaitu:
a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila
keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen
sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
http://www.landasanteori.com/http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-lokasi-definisi-tempat-dalam.html
36
b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu
penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa
harus tetap berkualitas.
c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti
penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu
seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana
dengan baik.
6. Fasilitas
Menurut Sulastiyono (2006) fasilitas adalah penyediaan
perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada
para tamu dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan, sehingga
kebutuhan-kebutuhan tamu dapat terpenuhi selama tinggal dihotel.
Dengan demikian fasilitas secara umum adalah segala sesuatu yang dapat
memudahkan konsumen untuk menggunakan jasa suatu perusahaan.
Selain itu fasilitas juga merupakan segala sesuatu yang
memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa, maka
segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, dan
kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan
apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.
Setiap pelanggan memang harus dipuaskan, karena kalau tidak
puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing yang
lain. Adapun tujuan pengelolaan fasilitas adalah sebagai berikut:
37
a) Mengupayakan pengadaan sarana prasarana melalui sistem
perencanaan secara hati-hati dan seksama.
b) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan
efisien
c) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan pra sarana agar siap pakai
apabila diperlukan
d) Membantu personil dalam memberi layanan secara profesional dalam
bidang sarana dan pra sarana.
C. Kerangka Penelitian
Pengetahuan tentang perbankan syariah merupakan sesuatu yang dapat
mendorongmasyarakat memiliki minat untuk memiling produk di perbankan
syariah. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang
produk bank syariah dan system operasionalnya. Dilihat dari organisasinya
maupun sistem operasionalnya bank syariah terdapat pebedaan dengan bank
konvensional lainnya.
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan konsumen
untuk menggunakan jasa perusahaan. Fasilitas disini yang dimaksud adalah
fasilitas yang ada di lembaga perbankan syariah. Dimana dengan adanya
fasilitas yang baik dan kemudahan dalam pennggunaannya maka akan
semakin memudahkan konsumen untuk memilih suatu produk tersebut.
Lokasi merupakan tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha
dilakukan. Lokasi disini yang damaksud adalah letak bank syariah di suati
daerah atau jarak antara rumah atau tempat domisisli konsumen dengan bank
38
syariah. Dimana lokasi yang strategis dan baik akan mempengaruhi minat
konsumen untuk memilih produk perbankan syariah. Adapun kerangka
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1
H2
H3
H4
Sumber : Data yang diolah (2016)
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
Menurut Saerozi (2008: 16) penelitian kuantitatif biasanya
mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian yang akan dibuktikan secara empirik. Sedangkan suatu hipotesis
diangggap baik apabila menyatakan keterkaitan antara dua variabel atau lebih,
dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat
padat dan jelas serta dapat diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka
penelitian di atas, hipotesisnya adalah :
MINAT
MEMILIH
PRODUK
(Y)
FASILITAS (X3)
LOKASI (X2)
PENGETAHUAN
SANTRI (X1)
39
1. Pengaruh pengetahuan terhadap memilih produk Bank Syariah
Penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli (2014) hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil uji F berpengaruh positif signifikan, yaitu minat
santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi,
prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah.
Sehingga pengetahuan mempengaruhi minat santri untuk memilih
produk bank syariah karena apabila santri tidak mengetahui system bank
syariah dan produk-produknya maka kemungkinan berminat menabung
menjadi berkurang. Hipotesi penelitian ini adalah :
H 1 : Pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat memilih
produk Bank Syariah
2. Pengaruh lokasi terhadap memilih produk Bank Syariah
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2014) hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, produk-
produk berpengaruh nyata terhadap minat warga untuk memilih Bank
Muamalat.
Sehingga faktor lokasi bank syariah mempengaruhi minat memilih
produk bank syariah karena pada umumnya masyarakat lebih memilih
perbankan yang letaknya strategis artinya letak bank tersebut tidak jauh
dari tempat tinggal konsumen dan juga lokasi bank tersebut mudah
dijangkau dengan berbagai jenis kendaraan. Dengan adanya lokasi yang
strategis maka kemungkinan akan meningkatkan minat santri atau
masyarakat untuk memilih bank tersebut. Hipotesis penelitian ini adalah :
40
H 2 : Lokasi berpengaruh positif terhadap minat memilih produk
Bank Syariah
3. Pengaruh fasilitas terhadap memilih produk Bank Syariah
Penelitian yang dilakukan oleh Atik Abidah (2014) Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa respon mereka terhadap bank syariah mayoritas
adalah positif. Mereka berpendapat bahwa menabung di bank syari’ah
aman dan sesuai dengan syari’ah, tetapi di antara mereka masih
menggunakan layanan bank konvensional karena kurangnya informasi dan
fasilitas yang disediakan Bank Syariah.
Sehingga faktor fasilitas mempengaruhi minat memilih produk
bank syariah karena pada umunya fasilitas yang lengkap dalam suatu bank
syariah akan mempermudah para nasabah dalam bertransaksi baik itu
fasilitas dalam kantor maupun di luar kantor. Misalnya seperti fasilitas
mesin ATM, ruangan yang bersih dan ber AC, tempat parkir yang luas dan
rapi, ruang tunggu yang nyaman dan lain sebagainya. Hipotesis penelitian
ini adalah :
H 3 : Fasilitas berpengaruh positif terhadap minat memilih produk
Bank Syariah.
4. Pengaruh pengetahuan, lokasi dan fasilitas terhadap memilih produk Bank
Syariah
Semakin baik pengetahuan santri tentang produk perbankan
syariah maka minat memilih produk akan semakin tinggi dan lokasi
perbankan syariah yang baik dan strategis maka minat santri untuk
41
memilih produk akan semakin besar serta fasilitas perbankan syariah yang
semakin baik dan nyaman maka minat santri memilih produk perbankan
syariah semakin besar pula.
Sehingga hipotesis untuk uji secara bersama-sama antara variabel
independen terhadap variabel dependen adalah :
H 4 : Pengetahuan produk, lokasi dan fasilitas perbankan syariah
secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat memilih
produk Bank Syariah
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data lapangan karena
data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di kancah (lapangan) kerja
penelitian (Supardi, 2005: 34). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif, karena penelitian ini data-datanya dinyatakan dalam bentuk angka
dan akan menjawab tentang konsep dan teori yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya dengan fakta dan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini
tentang Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah
Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitan ini adalah Pondok Pesantren Al Huda Doglo
Candigatak Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Sedangkan objek penelitiannya adalah para santri Pondok Pesantren Al Huda.
Penelitian ini dilakukan dalam waktu 5 bulan yaitu bulan Mei hingga
September 2016.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Bawono (2006: 28) populasi adalah keseluruhan wilayah
objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik
kesimpulan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri
aktif Pondok Pesantren Al Huda tahun 2016, yaitu sebanyak 226 santri.
42
43
Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih
guna mewakili keseluruhan dari populasi. Dalam menentukan sampel harus
hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan
kesimpulan dari populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode probability sampling.
Dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 70 santri dari 226
total santri aktif Pondok Pesantren Al Huda. Adapun teknik dalam
menetukan jumlah sampel dapat menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai
berikut :
( )
Di mana :
S : Sampel
P : Populasi
e : Eror atau tingkat kesalahan yang diyakini
Jumlah populasi (P) pada penelitian ini adalah 226 santri yang terdiri
dari santri putra dan putri aktif tahun 2016. Sedangkan tingkat kesalahan 0,1
(10%), sehingga sampel (S) adalah :
( )
( ( ) )
dibulatkan 70
44
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Bawono (2006: 29) adalah teknik
atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan
dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan.
1. Sumber dan Jenis Data
Menurut Tika (2006: 57) yang disebut data adalah sekumpulan
bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data ini
diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan.
2. Pengumpulan Data
a. Angket (Questionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek
penelitian yang akan memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna atau peneliti (Bawono, 2006: 29). Jenis angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket
tertutup merupakan suatu angket dimana pertanyaan dan alternatif
jawabannya telah ditentukan dalam angket, sehingga responden
tinggal memilih jawaban yang ditentukan.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta
berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada
seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga berwenang
dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam penelitian ini
45
peneliti menggali dan mengumpulkan data penelitian dengan
melakukan pertanyaan dan atau pernyataan secara lisan untuk
dijawab oleh responden penelitian. Peneliti mencatat apa yang
dijawab oleh responden penelitian sebagai data penelitian yang dapat
dihimpun atau diperoleh dalam kegiatan pengumpulan data.
c. Metode Pengamatan (Observation)
Pengamatan adalah metode pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung di objek penelitian. Dalam
penelitian, peneliti datang sendiri dan mengamati dari dekat di objek
penelitian untuk mendapatkan data lapangan secara langsung.
E. Skala Pengukuran Data
Setelah peneliti menetapkan rumusan masalah, variabel penelitian,
maka tugas penting peneliti adalah harus menysun alat ukur variabel yang
tepat. Dengan alat pengukuran yang tepat, maka akan diperoleh data lapangan
yang berbobot untuk menjawab rumusan masalah penelitian maupun
hipotesis yang ditetapkan (Supardi, 2005: 142). Sedangkan skala pengukuran
itu sendiri merupakan aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data
dari pengukuran suatu variabel atau pemberian angka-angka atau simbol pada
suatu variabel.
Penelitian ini menggunakan skala ordinal atau lebih dikenal dengan
skala likert dalam penyusunan kuesionernya. Skala likert adalah skala yang
berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut (Ghozali,
2013: 47) :
46
5 : Sangat setuju (SS) : Sangat tinggi skornya
4 : Setuju (S) : Tinggi skornya
3 : Ragu-ragu (R) : Netral atau sedang nilainya
2 : Tidak Setuju (TS) : Rendah skornya
1 : Sangat Tidak Setuju (STS) : Sangat rendah skornya
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju
mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju “lebih
tinggi” dari Netral atau Ragu-ragu”.
F. Definisi Konsep dan Operasional
Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas Pengetahuan (X1)
Menurut Tafsir (2003: 16) pengetahuan adalah keadaan tahu atau
semua yang diketahui. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal pikirannya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
2. Variabel Bebas Lokasi (X2)
Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha
dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak
lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh
lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis
usaha yang berbeda (Swastha, 2002: 24).
http://www.landasanteori.com/
47
3. Variabel Bebas Fasilitas (X3)
Menurut Sulistiyono (2006) fasilitas adalah penyediaan
perlengkapan-perlengkapan fisik untuk member kemudahan bagi
pelanggan. Selain itu fasilitas juga merupakan segala sesuatu yang
memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa, maka
segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, dan
kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan
apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.
4. Variabel Terikat Minat Memilih Produk (Y)
Menurut Muhibbin Syah (2001: 136) minat adalah "
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu”. Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu
karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang
akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya.
Dalam penelitian ini, variabel dan indikator tersebut antara lain sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Variabel dan Indikator
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Pengetahuan
(X1)
Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang
diketahui, segala
sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal
(mata pelajaran) (Tim
1. Pengetahuan tentang
sistem Bank Syariah
2. Pengetahuan tentang
produk
penghimpunan dana
3. Pengetahuan tentang
Likert
48
penyusun Kamus Besar
Bahasa Indonesia,
2002).
produk penyaluran
dana
4. Pengetahuan tentang
produk jasa
perbankan syariah.
Lokasi (X2) Lokasi adalah tempat
dimana suatu usaha
atau aktivitas usaha
dilakukan. (Swastha,
2002:24).
1. Jarak ke lokasi Bank
Syariah
2. Lokasi perbankan di
pusat perbelanjaan
3. Kondisi tempat parkir
dan keamanan
4. Lokasi perbankan
yang strategis
Likert
Fasilitas
(X3)
Menurut Sulistiyono
(2006) fasilitas adalah
penyediaan
perlengkapan-
perlengkapan fisik
untuk member
kemudahan bagi
pelanggan.
1. Kondisi kantor
perbankan syariah
2. Tersedianya fasilitas
ATM
3. Tersedianya fasilitas
mobile banking
4. Tersedianya fasilitas
internet bangking
Likert
Minat
Memilih
Produk (Y)
Menurut Syah
(2001:136) minat adalah
kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.
1. Saya berusaha
mencari tahu
informasi mengenai
produk-produk Bank
Syariah dari media
informasi apapun
2. Saya lebih nyaman
untuk transaksi
keuangan di lokasi
Likert
http://www.landasanteori.com/
49
yang strategis
3. Saya lebih nyaman
transaksi keuangan di
kantor/bank yang
memiliki fasilitas
lengkap
4. Saya akan membuka
rekening Bank
Syariah, jika akan
menggunakan jasa
lembaga keuangan
nanti
Sumber : Data yang diolah (2016)
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203).
Instrumen atau alat yang digunkan dalam penelitian ini adalah berupa
kuesioner yang memuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah
dan tujuan penelitian.
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen peneltitian kuantitatif harus memiliki dua syarat yaitu
valid dan reliabel. Validitas suatu instrumen menunjukkan seberapa jauh
ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas
50
menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran (Bawono,
2015: 44). Perhitungan uji reliabilitas dan validitas ini menggunakan alat
bantu komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) agar lebih mudah dan sederhana dalam pengujian.
a. Uji Reliabilitas
Pada prinsipnya uji reliabilitas adalah menguji data yang kita
peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan.
Jika kuesioner tersebut handal atau reliable, andaikata jawaban
responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu (Bawono, 2006:
63). Pada uji raliabilitas analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh
mana pengukuran data dapat memberikan data dapat memberikan
hasil relatif konsisten atau hasilnya tidak berbeda jika diukur ulang
pada subyek yang sama, sehingga dapat diketahui tingkat keterandalan
pada alat ukur (kuesioner) (bawono, 2006).
Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan
pada penelitian ini akan menggunakan teknik Alpha dari Cronbach
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 jika T hitung > T table, maka alat
pengukur yaitu kuesioner dikatakan reliabel atau handal. Nilai
Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0,60 dengan
asumsi atau anggapan bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan
dikatan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Bawono, 2006).
51
b. Uji Validitas
Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji
tingkat validitasnya. Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan
apakah pertanyaan pada kuesioner tersebut sahih atau tidak ( Bawono,
2006: 68). Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu
test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat
mencerminkan variabel yang diukur.
Teknik korelasi yang digunakan adalah Product Moment
dengan taraf signifikan (α) = 0,05 05 jika T hitung > T table, maka
kuesioner sebagai alat ukur dikatan valid atau ada korelasi yang nyata
antara kedua variabel tersebut (Bawono, 2006).
2. Regresi Linear Berganda
Menurut Priyatno (2010: 51) analisis regresi linear adalah analisis
untuk mengetahui hubungan antara varabel independen dengan variabel
dependen dengan menggunakan persamaan linear. Jika menggunakan satu
variabel independen maka disebu