Upload
phungphuc
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL INSTAGRAM
DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA KELAS XI
SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Anastasia Niken Ratih
NIM : 141124022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL INSTAGRAM
DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA KELAS XI
SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
01eh
Anastasia Niken Ratih
N1M : 141124022
Telah disetujui o1eh :
Pembimbing
~~~F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd.
11
tangga117 Desember 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUB PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL INSTAGRAMDALAMPEMBELAJARANTERHADAPPRESTASIBELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA KELAS XISMKNEGERI6 YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Anastasia Niken Ratih
NIM: 141124022
Tanda Tangan
...~ .
'Cilij'
~.-: ..
-1~.. · ...... ·7....
......:::--'
~.~:~~~~3. Patrisius Mutiara Andalas,SJ
Nama
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
: Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ.
: Y. Kristianto,SFK.,M.Pd.
: 1. F. X. Dapiyanta, SFK., M.Pd
2. Cecilia Paulina S,S.Pd.,M.Si.,MM.Ed
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggaI, 08 Januari 2019
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Sekretaris
Ketua
Anggota
Yogyakarta, 08 Januari 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua orang tuaku Aloysius Sugiyono dan Ingrid Enduk Supriyanti untuk doa,
cinta, kasih sayang, dan dukungan jasmani maupun rohani yang selalu diberikan.
Kakak, adik, dan keluarga yang membantu, menyemangati dan mendoakan.
Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan doa, semangat, dan
pengorbanan selama menjalani kuliah ini
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”
(Amsal 23:18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
mem 'uat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 08 Januari 2019
Penulis,
Anastasia Niken Ratih
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
No. Mahasiswa
: Anastasia Niken Ratih
: 141124022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepadaperpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang betjudul :
PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL INSTAGRAM DALAM
PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA,
beserta perangkat yang diperlukan.
Dengan .demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Yogyakarta, 08 lanuari 2019
Yang menyatakan,
(Anastasia Niken Ratih)
VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL
INSTAGRAM DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA KELAS XI SMK
NEGERI 6 YOGYAKARTA dipilih berdasarkan keingintahuan penulis akan
sumbangan penggunaan jejaring sosial Instagram dalam kegiatan pembelajaran
dalam Pendidikan Agama Katolik.
Jejaring sosial Instagram merupakan media komunikasi berbasis online
yang memungkinkan penggunanya dapat saling berbagi informasi baik dalam
bentuk foto maupun video. Prestasi merupakan bukti usaha atau hasil belajar yang
telah dicapai dalam suatu proses pembelajaran. Dalam dunia pendidikan media
mempunyai peranan penting terhadap prestasi belajar siswa. Dengan pemanfaatan
media dalam proses pembelajaran, siswa dimudahkan dalam belajarnya sehingga
dapat menerima pelajaran dengan baik. Media juga mampu membuat siswa
menjadi semakin termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Penelitian ini memiliki hipotesis, yaitu H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan
jejaring sosial Instagram dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar PAK siswa
kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta dan H1 : Ada pengaruh penggunaan jejaring
sosial Instagram dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar PAK siswa kelas
XI SMK Negeri 6 Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain pra
eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa Katolik kelas XI SMK
Negeri 6 Yogyakarta dengan jumlah 26 siswa dari jurusan Usaha Perjalanan
Wisata, Kecantikan, Tata Busana, Administrasi Perkantoran, dan Kuliner. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yakni tes tertulis. Tes didukung dengan adanya
instrumen atau alat yang digunakan dalam proses pembelajaran yakni Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi kelas XI yakni Hierarki Gereja
Katolik. Teknik analisis data penelitian ini berupa deskripsi frekuentif dan
deskripsi statistik, serta dilakukan juga analisis uji normalitas dan uji hipotesis.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mean hasil belajar siswa
sebelum adanya penggunaan Instagram sebesar 55,81. Setelah adanya perlakuan
dengan menggunakan Instagram diperoleh mean sebesar 63,81. Dilihat dari
reratanya artinya bahwa ada peningkatan prestasi setelah adanya penggunaan
Instagram sebagai media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Dari hasil uji
normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, diperoleh signifikansi
pretest 0,200 yang berarti data normal sedangkan signifikansi posttest 0,015, yang
artinya data tidak berdistribusi normal. Maka uji hipotesis yang dilakukan adalah
Uji Mann Whitney dengan hasil Asymp.Sig.0,005. Sig.0,005 < 0,05 artinya H1
diterima dan H0 ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh dari penggunaan Instagram dalam pembelajaran terhadap prestasi
belajar Pendidikan Agama Katolik siswa kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title EFFECT OF INSTAGRAM SOCIAL NETWORK USE IN
LEARNING TOWARD LEARNING ACHIEVEMENT OF CATHOLIC
RELIGIOUS EDUCATION STUDENTS OF CLASS XI SMK NEGERI 6
YOGYAKARTA was chosen based on the author’s curiosity about the contribution
of using social networking instagram in learning activities in Catholic Education.
Instagram social network is an online-based communication media that
allows users to share information in the form of photos and videos. Achievement
is proof of effort or learning outcomes that have been achieved in a learning
process. In the world of media education has an important role in student
learning achievement. With the use of media in the learning process, students are
facilitated in their learning so they can receive lessons well. The media is also
able to make students become more motivated and enthusiastic in taking lessons.
This study has a hypothesis, namely H0: There is no effect on the use of Instagram
social networking in learning on PAK learning achievement of class XI students
of SMK Negeri 6 Yogyakarta and H1: There is an influence on the use of
Instagram social networking in learning on PAK learning achievement of class XI
students of SMK Negeri 6 Yogyakarta.
This type of research is quantitative research with a pre-experimental
design. The population of this study was the eleventh grade Catholic students of
SMK Negeri 6 Yogyakarta with a total of 26 students from the Business Travel,
Beauty, Clothing, Office Administration, and Culinary division. The data
collection technique used is a written test. The test is supported by the presence of
instruments or tools used in the learning process, namely the implementation of
learning plans with class XI material namely the Catholic Church Hierarchy. The
data analysis technique of this research is a description of the frequency and
description of the frequency, as well as an analysis of the normality test and
hypothesis testing.
From the results of this study indicate that the mean student learning
outcomes before the use of Instagram amounted to 55.81. After the treatment
using Instagram, the mean was 63.81. Viewed from the mean it means that there
is an increase in achievement after the use of Instagram as a learning media for
Catholic Religious Education. From the results of the normality test using the
Kolmogorov-Smirnov formula, the significance of pretest is 0.200 which means
normal data while the significance of posttest is 0.015, which means that the data
is not normally distributed. Then the hypothesis test performed is the Mann
Whitney Test with the results of Asymp. Sig. 005. Sig.0,005 <0.05 means that H1
is accepted and H0 is rejected. From these results it can be concluded that there
is an influence from Instagram usage in learning on the learning achievement of
Catholic Religious Education of class XI students of SMK Negeri 6 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN
JEJARING SOSIAL INSTAGRAM DALAM PEMBELAJARAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
SISWA KELAS XI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Pendidikan Agama Katolik,
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. F.X. Dapiyanta, SFK.,M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik sekaligus
pembimbing skripsi, yang telah memberikan perhatian, kesabaran dan waktu
dalam membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis selama
pengerjaan skripsi ini sampai dengan selesai.
2. Cecilia Paulina Sianipar, S.Pd.,M.Si.,MM.Ed, selaku dosen penguji ke II,
yang telah dengan sukarela membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Patrisius Mutiara Andalas,SJ, selaku dosen penguji III, yang telah bersedia
memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Dr.B.Agus Rukiyanto SJ, selaku Ketua Program Studi PAK, yang telah
memberikan izin bagi penulis untuk mengerjakan tugas akhir ini mulai dari
awal penyusunan hingga selesai.
5. Kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan doa, dukungan, cinta kasih
dan pengorbanan hingga menghantar penulis hingga jenjang pendidikan S1.
6. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi PAK dan Fakultas Ilmu Pendidikan ,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Sahabat-sahabat yang selalu ada untuk mendukung, memotivasi, memberikan
doa dan pengorbanan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan, angkatan 2014 PAK yang selalu mendukung,
menyemangati dan bekerja sama sampai pada penyelesaian skripsi ini.
9. Pihak sekolah, dan guru Agama Katolik SMK Negeri 6 Yogyakarta yang
telah memperbolehkan penulis melakukan penelitian.
10. Siswa-siswi kelas XI agama Katolik di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang telah
bersedia dengan penuh kertulusan menjadi responden penelitian.
11. Semua pihak yang telah ikut mendukung dan membantu, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan ke depannya. Akhir
kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan bagi semua pihak
yang berkepentingan.
Yogyakarta, 08 Januari 2019
Penulis,
Anastasia Niken Ratih
Xl]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACK ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii
DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penulisan ................................................................................... 9
G. Metode Penulisan .................................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 10
BAB II. KAJIAN TEORI ..................................................................................... 13
A. Kajian Teori ............................................................................................ 13
1. Pendidikan Agama Katolik ..................................................................... 13
a. Hakikat Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ................................. 13
b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah .................................. 17
c. Kurikulum Pendidikan Agama Katolik di Sekolah ............................ 21
2. Prestasi Belajar........................................................................................ 23
3. Jejaring Sosial Instagram ........................................................................ 29
a. Pengertian Jejaring Sosial .................................................................. 29
b. Pengertian Instagram ......................................................................... 33
c. Fitur-fitur Instagram .......................................................................... 34
d. Cara penggunaan Instagram .............................................................. 35
e. Kelebihan dan Kekurangan Instagram .............................................. 37
B. Hubungan Media dengan Prestasi Belajar .............................................. 38
C. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 42
D. Kerangka Pikir ........................................................................................ 44
E. Hipotesis ................................................................................................. 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 46
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 46
B. Desain Penelitian .................................................................................... 47
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 48
D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 48
E. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 49
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 50
1. Variabel Penelitian .................................................................................. 50
a. Definisi Konseptual Variabel ............................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
b. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 52
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 59
H. Instrumen Penelitian.................................................................................. 60
I. Teknik Analisis Data ................................................................................. 65
1. Deskripsi Frekuentif Statistik .............................................................. 65
2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 66
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 67
A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 67
1. Analisis Deskripsi Tes Awal (Pretest) ...................................................... 68
a. Deskripsi Frekuentif ............................................................................ 68
b. Deskripsi Statistik ............................................................................... 70
2. Deskripsi Data Tes Akhir (Posttest) ......................................................... 71
a. Deskripsi Frekuentif ............................................................................ 71
b. Deskripsi Statistik………….. ............................................................. 74
B. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................... 75
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 75
2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 76
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 78
D. Refleksi Kateketis ..................................................................................... 80
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 84
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 86
A. Kesimpulan ............................................................................................... 86
B. Saran ........................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... (1)
Lampiran 2 : Data Keseluruhan Instrumen ........................................................... (2)
Lampiran 3 : RPP Hierarki Gereja Katolik ........................................................... (3)
Lampiran 4 : Kunci Jawaban Soal Essay .............................................................. (20)
Lampiran 5 : Hasil Kerja Siswa ............................................................................ (23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah responden Penelitian .............................................................. 50
Tabel 3.2 Kisi-kisi dan KD ................................................................................ 56
Tabel 4.1 Deskripsi Frekuensi Pretest ............................................................... 68
Tabel 4.3 Statistik Pretest .................................................................................. 70
Tabel 4.4 Deskripsi Frekuentif Posttest ............................................................. 72
Tabel 4.6 Statistik Posttest ................................................................................. 74
Tabel 4.7 Uji Normalitas .................................................................................... 76
Tabel 4.8 Uji Hipotesis ..................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Batang 4.2 Histogram Frekuensi Pretest ........................................... 69
Diagram Batang 4.5 Histogram Frekuensi Posttest .......................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Ykb : Yakobus
Kej : Kejadian
B. Singkatan dalam Penelitian
H0 : Hipotesis Nol
H1 : Hipotesis Alternatif
Sig : Significant
SPSS : Statistical Product and Service Sulutions
Std : Standart
C. Singkatan Lain
KWI : Konferensi Wali Gereja
Lih. : Lihat
No : Nomor
PAK : Pendidikan Agama Katolik
SISDIKNAS : Sistem Pendidikan Nasional
SMP : Sekolah Menengah Pertama
USD : Universitas Sanata Dharma
UU : Undang-Undang
Wifi : Wireless Fidelity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan.
A. Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu proses
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, salah satunya adalah siswa.
Dalam mengikuti proses pembelajaran siswa menjadi salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan dalam suatu pelajaran. Situasi siswa yang mendukung
biasanya akan menciptakan proses pembelajaran yang baik dan lancar, sementara
situasi siswa yang kurang mendukung akan menciptakan proses dan hasil
pembelajaran yang kurang maksimal.
Dalam pengalaman penulis ketika mengajar di sekolah, penulis mengamati
bahwa pembelajaran yang berlangsung di kelas masih seringkali kurang berjalan
dengan kondusif. Siswa cenderung ribut, tidak memperhatikan pelajaran dan asyik
melakukan hal-hal yang mereka senangi seperti mengobrol dengan teman sendiri,
bermain, keluar kelas bahkan tidur. Hal-hal tersebut terjadi karena macam-macam
faktor; metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa lain serta media belajar. Penggunaan media dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
seringkali masih kurang dikelola dengan baik oleh guru, padahal media belajar
yang dikemas secara menarik mampu meningkatkan keberhasilan guru maupun
siswa dalam proses belajar mengajar. Ketika mengikuti pelajaran siswa akan cepat
merasa bosan jika proses pembelajaran yang dikemas guru kurang menarik dan
kreatif. Sebaliknya siswa akan merasa antusias jika pembelajaran yang
berlangsung selama pelajaran memberi kesan dan membuat semangat belajar bagi
mereka. Pembelajaran yang disajikan secara menarik dan disukai oleh siswa pasti
akan membuat proses pembelajaran berhasil dan siswa akan merasa semangat
untuk mengikuti pelajaran.
Saat ini telah banyak ditemukan sarana dan prasarana baru, modern dan
canggih yang mampu menunjang proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
kreatif dan menyenangkan. Pembelajaran yang menarik dengan menggunakan
media yang cocok dapat dicapai salah satunya dengan pengunaan berbagai alat-
alat elektronik atau gadget jaman sekarang seperti laptop maupun smartphone
yang kini sudah banyak digunakan oleh masyarakat mulai dari orang tua, kaum
muda hingga anak-anak. Sarana tersebut dapat digunakan untuk mencari atau
mengakses hal-hal yang menarik guna mendukung proses belajar menjadi lebih
menyenangkan dan berkualitas.
Maka dapat diketahui bahwa kaum pelajar di zaman sekarang lebih tertarik
dan berminat akan sesuatu yang menyenangkan, tidak membosankan dan dapat
membuat mereka semangat dalam belajar. Mereka membutuhkan dan mencari
hal-hal yang menarik dan baru di jaman yang semakin canggih dan berkembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ini karena mereka senang mengikuti trend yang selalu berganti. Kaum muda saat
ini juga berusaha agar mereka dapat memiliki ataupun menggunakan apa yang
menjadi hal baru saat ini. Seperti halnya pendapat Hofmann (2000), yang
mengatakan bahwa kaum muda di zaman audio-visual mencari keindahan alam,
seni, kegembiraan bersama. Kehadiran Tuhan dan kebahagiaan sejati dialami di
situ.
Iswarahadi (2003 : 24) mengatakan, kaum beriman baik awam, imam
maupun kaum religius sudah masuk dalam zaman informasi yang cepat berubah.
Jejaring sosial bisa dibilang fenomena baru yang ada dalam kehidupan kita saat
ini terutama di kalangan anak-anak, kaum muda sampai dengan orang tua. Salah
satu jejaring sosial yang masih trend dikalangan kaum muda dan anak-anak
hingga saat ini adalah Instagram. Instagram merupakan sebuah aplikasi sosial
media yang berbasis Android untuk smartphone, iOS, untuk iPhone, Blackberry,
Windows Phone dan bahkan yang terbaru saat ini bisa dijalankan di komputer atau
PC (https://www.nesabamedia.com/pengertian-instagram/ diakses pada Kamis, 8
Maret 2018, pukul 15.25 WIB). Melalui instagram, pengguna dapat melakukan
aktivitas berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto,
mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai
layanan jejaring sosial. Kecenderungan siswa yang mayoritas senang mengakses
Instagram dapat ditempatkan sebagai sarana atau media belajar bagi mereka
dengan cara yang mereka sukai. Jejaring sosial Instagram yang siswa gunakan
tersebut nantinya bukan hanya sekedar untuk mencari hiburan semata tapi juga
dapat dimanfaatkan sebagai media yang sungguh-sungguh menghasilkan manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bagi siswa terutama dalam meningkatkan prestasi mereka dalam suatu proses
pembelajaran.
Di kalangan peserta didik zaman ini, tentu Instagram sudah tidak asing
didengar bahkan sebagian besar menggunakannya. Motivasi mereka
menggunakan jejaring sosial Instagram juga beragam, mulai dari sekedar ingin
eksis atau untuk menambah followers agar dapat menambah teman. Kenyataannya
di sekolah Instagram seringkali masih memberikan dampak atau pengaruh yang
negatif bagi peserta didik, misalnya siswa menjadi malas belajar. Siswa yang
sudah memiliki ketergantungan dengan jejaring sosial juga menjadi kurang peduli
dengan orang lain, hanya sibuk bermain dengan jejaring sosial, serta minat dan
prestasi belajar menjadi terganggu bahkan menurun.
Di samping memiliki dampak negatif, Instagram memiliki dampak positif
juga, contohnya dapat digunakan sebagai media belajar dengan memanfaatkan
pengetahuan atau ilmu yang ada di dalamnya. Dalam kaitannya di dunia
pendidikan, Instagram juga memiliki manfaat diantaranya; menciptakan
komunitas, melanjutkan pembahasan pelajaran, mengatur sumber pembelajaran,
mendukung materi pembelajaran dan juga bertambahnya wawasan. Instagram
juga menyajikan macam-macam fitur yang dapat diakses oleh penggunanya
misalnya, pengguna dapat mengikuti atau following akun-akun yang menyediakan
atau menyajikan hal-hal mengenai pengetahuan atau ilmu yang berkaitan dengan
pendidikan. Selain itu pengguna Instagram juga dapat saling berbagi pengetahuan
satu sama lain melalui fitur tag dan hastag. Jadi dampak baik maupun buruknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penggunaan Instagram tergantung bagaimana masyarakat terutama kaum pelajar
mampu bertanggungjawab terhadap penggunaan jejaring sosial tersebut. Peran
orang tua dan para guru di sekolah juga diharapkan membantu peserta didik
mampu menggunakan instagram secara bertanggungjawab dan mendorong peserta
didik agar Instagram tidak hanya sekedar digunakan untuk hal-hal yang kurang
penting tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan
prestasi belajar mereka.
Pendidikan Agama Katolik tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai
baik tujuan umum yang mencakup capaian pada tataran yang luas, berlaku secara
nasional dan jangka panjang, maupun tujuan khusus yang menyangkut perubahan
tingkah laku siswa sebagai hasil perilaku belajar pada topik atau pokok bahasan
tertentu. Tujuan PAK pada tataran yang luas dapat dirumuskan untuk
membantu peserta didik agar berkembang dalam dimensi religiusnya,
membentuk pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,dan
menjadi pribadi yang matang dewasa dan bertanggungjawab,
(http://www.academia.edu/26712688/SEJARAH_PEMBELAJARAN_PENDIDI
KAN_AGAMA_KATOLIK_SEJAK_KURIKULUM_1075_HINGGA_KURIKU
LUM_2013.rtf diakses pada Rabu, 7 Mei 2018, pukul 10.24 WIB ).
Mata Pelajaran PAK merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang
harus diselenggarakan di setiap sekolah. Pendidikan Agama Katolik dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai
perwujudan dari pendidikan Agama.
Dengan berkembangnya berbagai teknologi dan budaya yang terus
mengalami kemajuan saat ini, maka tidak ada salahnya jika pelajaran PAK
dikemas dengan menggunakan sarana istagram sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang menarik. Penulis melihat peluang dari berbagai teknologi yang
ada saat ini dapat dimanfaatkan sebagai media belajar yang menarik bagi siswa
terutama yang berada di daerah perkotaan, salah satunya dengan menggunakan
jejaring sosial Instagram sebagai media belajar PAK. Instagram merupakan media
yang dirasa cocok digunakan oleh penulis dalam melaksanakan pembelajaran
PAK melihat situasi peserta didik yang senang menggunakannya. Dalam proses
pembelajaran nanti, Instagram akan diolah menjadi media belajar bagi peserta
didik yang menarik dan mampu diakses kapan saja maupun dimana saja, karena
sebagian besar pelajar saat ini sudah memiliki dan menggunakan Instagram.
Peserta didik yang tidak memiliki kuota internet yang cukup untuk mengakses
Instagram juga dapat menggunakan fasilitas internet gratis atau wifi yang sudah
disediakan oleh sekolah. Dengan Instagram inilah siswa dapat dimudahkan dalam
belajarnya dengan cara yang menyenangkan sehingga dapat saling berbagi
pengalaman dan berkomunikasi bahkan dapat saling berdiskusi.
Dengan adanya latar belakang tersebut penulis ingin mencoba meneliti
penggunaan Instagram sebagai sarana pengajaran PAK untuk siswa kelas XI dan
melihat apakah Instagram berpengaruh bagi siswa terutama dalam meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
prestasi belajar mereka terhadap pelajaran PAK sesuai dengan materi yang
diberikan. Dengan begitupula pelajaran PAK juga akan lebih mudah diakses dan
dilakukan kapan maupun dimana saja, maka peneliti tertarik meneliti "Pengaruh
penggunaan jejaring sosial Instagram dalam pembelajaran terhadap prestasi
belajar Pendidikan Agama Katolik siswa kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi faktor-
faktor sebagai berikut :
1. Siswa kurang semangat dalam mengikuti pelajaran.
2. Media kurang menarik bagi siswa.
3. Siswa kurang kondusif.
4. Guru kurang memiliki kreatifitas dalam mengolah pembelajaran yang
menarik.
5. Pendidikan Agama Katolik belum memanfaatkan secara penuh peran
media sosial dalam proses pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dipilih penulis lebih memfokuskan penelitian pada
pengaruh dari penggunaan jejaring sosial Instagram dalam pembelajaran terhadap
prestasi belajar dalam mata pelajaran pendidikan Agama Katolik untuk siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Katolik kelas XI di SMK Negeri 6 Yogyakarta untuk jurusan Usaha Perjalanan
Wisata, Kecantikan, Tata Busana, Administrasi Perkantoran, dan Kuliner.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan
menggunakan Instagram bagi siswa kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta?
2. Apakah jejaring sosial Instagram dapat berpengaruh dalam pembelajaran
terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa kelas XI SMK
Negeri 6 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah ditemukan, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana jejaring sosial Instagram dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk menunjang prestasi siswa dalam
Pelajaran Agama Katolik.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan jejaring sosial
Instagram dalam pembelajaran terhadap mata pelajaran Pendidikan
Agama katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
Guru dan peserta didik dalam menggunakan jejaring sosial Instagram untuk
sarana pembelajaran PAK, manfaatnya sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Instagram sebagai media untuk membantu siswa memiliki kemampuan
beradaptasi dan berkomunikasi secara interaktif baik dengan teman maupun
guru dalam proses pendidikan dan pengajaran.
b. Instagram sebagai sarana pembekalan dan pelatihan terhadap pemanfaatan
TIK.
c. Jejaring sosial Instagram membantu memaksimalkan daya tangkap siswa,
karena tidak hanya terpaku pada teks tetapi bisa berupa gambar, video yang
lebih menarik dan menyenangkan.
d. Instagram membantu mengoptimalkan proses belajar mengajar karena tidak
lagi terikat oleh ruang dan waktu.
2. Bagi Guru
a. Sebagai sarana unjuk kompetensi dan profesionalisme tenaga pengajar.
b. Memberikan masukan guru untuk mengembangkan diri atau menemukan
strategi mengajar guna meningkatkan wawasannya.
c. Sebagai bentuk pemanfaatan TIK dalam pengembangan kegiatan belajar
mengajar secara interaktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d. Mempermudah dalam pemantauan kegiatan belajar siswa.
e. Pemanfaatan multimedia (gambar, foto, video untuk penganekaragaman dan
pengayaan materi ajar).
G. Metode Penulisan
Metode yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah deskripsi
analitis. Deskripsi analitis adalah metode yang menggambarkan dan menganalisis
data-data yang diperoleh berdasarkan studi pustaka dan diperkuat dengan adanya
penelitian. Pengumpulan data yang digunakan penulis andalah dengan menyebar
angket. Angket yang berisi pertanyaan tersebut ditujukan bagi para siswa-siswi
kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan penulis
dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif dengan subyek yang
menerima dan mengikuti proses pembelajaran Agama Katolik yakni siswa kelas
XI. Artinya apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya ( Hadi Sutrisno, 2004:79).
H. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bagian ini terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Bab II : Kajian Teoritis dan Hipotesis
Berisi uraian-uraian teori yang mendasari penyelesaian masalah berkaitan
dengan judul skripsi, yaitu pengaruh penggunaan jejaring sosial Instagram dalam
pembelajaran terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa kelas XI
SMK Negeri 6 Yogyakarta. Penulis akan menguraikan dan membahas hal-hal
yang berkaitan dengan judul skripsi yakni hakikat Pendidikan Agama Katolik,
tujuan PAK serta kurikulum dan prestasi belajar Pendidikan Agama Katolik,
kemudian berbicara mengenai Jejaring Sosial Instagram yang terdiri dari
pengertian jejaring sosial Instagram, cara penggunaan jejaring sosial Instagram
dan kelebihan serta kekurangan instagram dan juga bagaimana penggunaan
jejaring sosial Instagram dapat digunakan bagi proses pembelajaran PAK.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini penulis melakukan penelitian dengan membuat grup
Instagram dengan menggunakan akun Instagram milik penulis, setelah itu
mengumpulkan data-data dari angket yang telah disebar, dengan sasaran para
responden adalah siswa-siswi kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta. Bab ini berisi
uraian tentang metode penelitian yang meliputi: jenis penelitian, desain penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen
pengumpulan data, dan teknik menganalisis data hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini penulis menyajikan hasil penelitian dan analisis data
pengaruh penggunaan jejaring sosial Instagram terhadap prestasi belajar PAK
yang meliputi deskripsi hasil penelitian, pengujian prasyarat analisis, uji hipotesis,
pembahasan hasil penelitian, refleksi kateketis dan diakhiri dengan keterbatasan
penelitian.
BAB V : Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan usulan atau saran atas hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis sekaligus menjawab permasalahan dari
judul yang telah dipilih penulis untuk mengakhiri kegiatan penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Pada bab II ini penulis akan membahas dan mendalami hal-hal yang
berkaitan dengan judul skripsi, bagian pertama membahas mengenai Pendidikan
Agama Katolik yang terdiri dari hakikat Pendidikan Agama Katolik, tujuan PAK
serta kurikulum dan prestasi belajar Pendidikan Agama Katolik, bagian kedua
berbicara mengenai Jejaring Sosial Instagram yang terdiri dari pengertian jejaring
sosial Instagram, cara penggunaan jejaring sosial Instagram dan kelebihan serta
kekurangan Instagram. Pada bab ini penulis memaparkan kajian pustaka yang
didapat dari berbagai sumber yang berhubungan dengan Pendidikan Agama
Katolik, jejaring sosial Instagram serta prestasi belajar siswa.
A. Kajian Teoritis
1. Pendidikan Agama Katolik di Sekolah
a. Hakikat Pendidikan Agama Katolik di Sekolah
Hamalik (2007:2) mengutip dari UU R.I.No 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1
menyampaikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang. Strategi pelaksanaan pendidikan yang diadakan di
sekolah salah satunya dengan bentuk kegiatan pengajaran, yakni kegiatan
interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara guru dan peserta didik untuk
mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pendidikan menengah sebagai lanjutan pendidikan dasar di sekolah ditingkatkan
agar mampu membentuk pribadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur.
Untuk meningkatkan setiap pribadi peserta didik supaya semakin dewasa
dan takwa terhadap terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu adanya pendidikan
iman. Pendidikan iman pertama-tama harus dimulai dan dilaksanakan di
lingkungan keluarga, tempat dan lingkungan dimana anak mulai mengenal dan
mengembangkan iman. Pendidikan iman yang dimulai di keluarga perlu
diperkembangkan lebih lanjut dalam kebersamaan dengan jemaat yang lain.
Perkembangan iman dilakukan pula dengan bantuan pastor, katekis dan guru
agama. Salah satu bentuk dan pelaksanaan pendidikan iman adalah pendidikan
iman yang dilaksanakan secara formal dalam konteks sekolah yang disebut
pelajaran agama. Dalam konteks Agama Katolik, pelajaran agama di sekolah
dinamakan Pendidikan Agama Katolik yang merupakan salah satu realisasi tugas
dan perutusannya untuk menjadi pewarta dan saksi kabar gembira Yesus Kristus.
Dapiyanta (2011:1), menyampaikan pandangan dari Gereja Katolik bahwa
PAK merupakan salah satu bentuk dari katekese. Katekese dalam pandangan
Kongregasi suci untuk para klerus merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda
dengan fungsi khas pendidikan iman. Pelayanan sabda merupakan salah satu tugas
penggembalaan Gereja di samping tugas-tugas lain, yakni: membangun
persekutuan, membangun pelayanan kepada masyarakat, membantu kehidupan
doa. Yohanes Paulus II mengartikan katekese sebagai pendidikan anak-anak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
orang muda dan orang dewasa dalam iman dengan tujuannya, yakni dengan
bantuan Allah mengembangkan iman yang masih berada pada tahap awal menuju
kepada kematangan iman.
Mengutip dari Ajaran dan pedoman Gereja tentang Pendidikan Katolik
(1991), Dapiyanta (2011:4) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Katolik di
sekolah merupakan sarana atau pelaksanaan pewartaan Kristus demi perubahan
batin dan pembaharuan hidup secara langsung bagi kaum muda, baik di sekolah
negeri maupun swasta Katolik. Secara langsung maksudnya di dalam PAK iman
kepada Kristus dibicarakan dan diolah bersama. Di sekolah negeri PAK
merupakan satu-satunya sarana pewartaan secara langsung bagi peserta didik yang
percaya kepada Kristus. Mengutip dari Jacob (1992), Dapiyanta (2011:5) juga
mengemukakan bahwa PAK di sekolah merupakan salah satu bentuk komunikasi
iman yang meliputi unsur pengetahuan, pergumulan, dan penghayatan dalam
pelbagai bentuk. Dengan komunikasi iman itu pengetahuan siswa diperluas,
pergumulan siswa diteguhkan, dan penghayatan iman siswa diperkaya. Sementara
itu, dalam Lokakarya mengenai tempat dan peranan PAK di sekolah yang
diadakan oleh Komkat KWI di Malino (1981) mengemukakan bahwa PAK
merupakan bagian dari katekese yang berusaha membantu siswa agar dapat
menggumuli hidupnya dari segi pandang kristiani dengan demikian mudah-
mudahan menjadi manusia paripurna (beriman). Gagasan demikin dikemukakan
dengan latar belakang keanekaan murid di dalam kelas, situasi sekolah, dan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Sementara itu Heryatno (2008:15), menegaskan kembali pendapat
Mangunwijaya (1994) yang menyatakan bahwa hakikat dasar PAK sebagai
komunikasi iman bukan pengajaran agama. Ia membedakan antara beragama atau
punya agama (having religion) dengan beriman (being religious). Agama
merupakan jalan dan sarana menuju kepenuhan dan kesejahteraan hidup, jalan
manusia menuju kesatuannya dengan Tuhan. Sebagai komunikasi iman, Heryatno
(2008:16) mengungkapkan bahwa PAK perlu menekankan sifatnya yang praktis,
artinya bermula dari pengalaman penghayatan iman, melalui refleksi dan
komunikasi menuju kepada penghayatan iman, melalui refleksi dan komunikasi
menuju kepada penghayatan iman baru yang lebih baik. Bersifat praktis juga
berarti Pendidikan Agama Katolik lebih menekankan tindakan (kehidupan)
daripada konsep atau teori. Dengan sifatnya yang praktis, Pendidikan Agama
Katolik menjadi mediasi transformasi iman yang berlangsung secara terus-
menerus. Yang ditekankan di dalam PAK bukan pengajaran agama tetapi proses
perkembangan dan pendewasaan iman, peneguhan pengharapan dan perwujudan
cinta kasih.
Heryatno (2014:36) menyampaikan bahwa di dalam konteks pendidikan di
sekolah, PAK juga perlu memperhatikan bahasa, dunia dan warna khas hidup
peserta didik. Pendidikan Agama Katolik perlu sekali menyapa, mengangkat
dunia dan permasalahan peserta didik, maka dari itu PAK perlu memilih metode
dan menggunakan sarana yang betul-betul menyentuh hati peserta didik. Paus
Paulus Yohanes II dalam pesannya, memperingatkan agar katekese atau
pewartaan iman dapat disertai dengan penggunaan metode dan sarana baru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
cocok, (misal: mass media, berbagai metode komunikasi, sarana lain seperti
bacaan-bacaan katekese dan katekismus). Dan yang pokok, metode tentunya harus
mampu menghormati cita rasa nilai budaya setempat, serta dapat menjawab
permasalahan dan kebutuhan peserta didik. Oleh sebab itu penting jika Pendidikan
Agama Katolik dapat dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang cocok dengan situasi peserta sehingga peserta didik makin
bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan pada akhirnya dapat sampai pada
hasil dan tujuan dari pengajaran yang telah diselenggarakan.
Melalui berbagai pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa hakikat PAK di sekolah yang sesungguhnya tidak hanya berhenti pada
pengajaran agama semata. PAK di sekolah adalah bagian katekese/pewartaan
yang merupakan salah satu bentuk dari pelayanan sabda yang dilakukan secara
terus-menerus dan berkesinambungan. PAK di sekolah dilaksanakan melalui
komunikasi iman yang berusaha membantu peserta didik mampu berinteraksi,
memahami, menggumuli dan menghayati iman. Dengan komunikasi iman tersebut
diharapkan iman peserta didik semakin diperkuat, diperteguh serta didewasakan
sehingga dapat diwujudkan dalam tindakan cinta kasih terhadap sesamanya.
b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah
Dapiyanta (2000:149) dalam Pendidikan Agama Katolik di sekolah pada era
reformasi mengungkapkan bahwa arah PAK di sekolah dirumuskan secara luas
dan sempit. Secara luas arah PAK ialah: memperluas pengetahuan, memperteguh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pergulatan iman, dan memperkaya penghayatan iman dalam pelbagai bentuk serta
memperkembangkan dialog antar iman. Secara sempit arah PAK dirumuskan
membantu anak menggulati hidupnya dari sudut pandang Kristen. Dengan itu ia
memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman.
Sebagaimana dikemukakan John Paul II (Connel, 1996:384), secara hakiki
tujuan katekese ialah agar umat baik kelompok maupun perorangan menyerupai
Kristus (Dapiyanta, 2011: 3).
Changed by the working of grace into new creature, the Christian thus
gets himself to follow Christ and learns more and more within the Church
to think like him,to act in conformity with his commandments,and to hope
as he invites us to.
Dalam konteks dunia ini tujuan katekese ialah menghantar orang sampai
pada kedewasaan iman. Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa katekese
merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda yang berupa komunikasi atau
pendidikan dalam iman, bertitik tolak dari pertobatan melalui proses interaksi
antara subjek, bahan, pendekatan, dan sarana menuju kedewasaan iman dalam
seluruh dimensinya (pengetahuan, afeksi, dan tindakan).
Daniel Stefanus (2010:49) menerjemahkan dari Groome menyampaikan
bahwa tujuan Pendidikan Agama Katolik adalah untuk memampukan orang-orang
hidup sebagai orang-orang Kristen, yakni hidup sesuai iman Kristiani. Pendidikan
Agama Katolik (PAK) pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup
beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan
situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan
keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian
lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan
kepercayaan.
Di lain sisi, Heryatno (2008:23-34) menyatakan bahwa tujuan PAK harus
bersifat holistik, menyeluruh dalam arti mencakup seluruh aspek hidup beriman
naradidik. Bersifat holistik artinya sesuai dengan kepentingan hidup naradidik,
tujuan PAK di sekolah harus mencakup segi kognitif, afeksi dan praksis.
Ketiganya merupakan unsur-unsur pokok kehidupan orang beriman dewasa maka
dari itu tidak dapat dipisah-pisahkan. Inilah pendidikan iman Kristiani yang
bersifat konatif, yang berarti, tujuan pendidikan di dalam iman sudah diolah dan
dipertimbangkan, sehingga mendorong semua pihak supaya semakin setia serta
konsisten mewujudkannya di dalam kenyataan hidup sehari-hari.
Terwujudnya kerajaan Allah merupakan visi dasar atau arah utama seluruh
kegiatan pendidikan di dalam iman atau PAK. Kehidupan Kristiani dengan
semangat pertobatan yang terus-menerus diperbaharui dan diwujudkan diharapkan
menjadi tanggapan terhadap karya penyelamatan Allah. Terwujudnya nilai-nilai
kerajaan Allah menjadi pusat referensi (sumber acuan) bagi kita untuk
merumuskan arah, visi dan tujuan pendidikan di dalam iman untuk
memberdayakan pendidik dan naradidik di dalam proses pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tujuan formal jangka panjang PAK yakni kedewasaan iman, diartikan
sebagai iman yang berkembang semakin matang secara penuh dan bersifat holistik
karena mencakup tindakan meyakini (believing), mempercayai (trusting) dan
melakukan kehendak Allah (doing God's will). Pendidikan iman di sekolah
sebagai pendewasaan iman diharapkan membantu memperkembangkan iman
peserta didik secara seimbang dan integratif ketiga aspek iman tersebut.
Selanjutnya iman yang dihayati itu juga harus bersifat membebaskan. Kebebasan
merupakan kondisi utama bagi manusia untuk menghayati dan
memperkembangkan imannya. Iman yang dewasa dapat diwujudkan hanya oleh
orang-orang yang betul-betul bebas. Iman dan kebebasan memiliki hubungan
simbiotik, saling mengandaikan, saling memberi dan menerima. Oleh karena itu
kebebasan harus menjadi bagaian utuh dari tujuan PAK di sekolah.
Dari pembahasan mengenai tujuan PAK di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan PAK yaitu untuk membantu dan membimbing peserta didik agar semakin
mampu memperteguh iman terhadap Tuhan Yesus Kristus sesuai dengan agama
Katolik dengan tetap memperhatikan dan mengusahakan penghormatan dan
memperkembangkan dialog dengan agama dan kepercayaan lain. Membangun
hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus
yang memiliki keprihatinan tunggal terwujudnya Kerajaan Allah dalam hidup
manusia. Melalui PAK peserta didik juga semakin diperluas pengetahuannya
sehingga memiliki kemampuan untuk terus membangun hidup yang semakin
beriman serta mendorong peserta didik supaya semakin setia dan konsisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mewujudkannya di dalam kenyataan hidup sehari-hari. Dengan demikianlah
melalui PAK, peserta didik akan tumbuh dalam kedewasaan iman.
c. Kurikulum PAK di Sekolah
Ilmu pengetahuan selalu berubah dan berkembang, demikian juga bidang
pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan membawa pengaruh terhadap
perubahan pandangan mengenai kurikulum. Kurikulum menjadi tidak terbatas
pada mata pelajaran saja tetapi semua aspek yang mempengaruhi pribadi siswa.
Kurikulum menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan (Nana Sudjana,
1989:2). Beberapa kurikulum telah dilaksanakan, kurikulum yang banyak
digunakan saat ini yakni kurikulum 2013.
Fadlilah (2014:1) memahami bahwa kurikulum 2013 merupakan
kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014.
Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya,
baik kurikulum Berbasis Kompetensi maupun kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Dapat dipahami bahwa Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum
yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft
skill dan hard skill yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Mengingat
pendidikan perlu diselenggarakan secara optimal untuk menghasilkan lulusan
yang berkualitas maka diupayakan untuk mewujudkan itu semua dengan
mengembangkan kurikulum yakni dengan diberlakukannya kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Fadlilah (2014 : 24), mengungkapkan bahwa tujuan dan fungsi kurikulum
secara spesifik mengacu pada Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang Sisdiknas ini disebutkan bahwa
fungsi kurikulum ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuannya untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pelajaran Agama Katolik menjadi salah satu pelajaran wajib yang
dilaksanakan di sekolah-sekolah baik di swasta maupun negeri. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (2014) menyatakan bahwa pembelajaran agama
diharapkan tak hanya menambah wawasan keagamaan, tapi juga mengasah
keterampilan beragama dan mewujudkan sikap beragama siswa. Kurikulum 2013
dirancang agar tahapan pembelajaran memungkinkan peserta didik berkembang
dari proses menyerap pengetahuan dan mengembangkan keterampilan hingga
memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur kemanusiaan. Sesuai dengan pendekatan
yang dipergunakan dalam kurikulum 2013, peserta didik didorong untuk
mempelajari agamanya melalui pengamatan terhadap sumber belajar yang tersedia
dan terbentang luas di sekitarnya. Dalam pendidikan Agama Katolik, pendekatan
pembelajaran lebih ditekankan pada pendekatan yang di dalamnya terkandung tiga
proses, yaitu proses pemahaman, pergumulan yang diteguhkan dalam terang Kitab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Suci/ajaran Gereja dan pembaharuan hidup yang terwujud dalam penghayatan
iman sehari-hari.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) dalam pengantarnya di
buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas XI di SMA/SMK
menyampaikan bahwa agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang
benar atau yang salah. Tidak ada gunanya mengetahui tetapi tidak melakukannya,
seperti dikatakan oleh Santo Yakobus : “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah
mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Ykb 2:26).
Pembelajaran agama diharapkan tak hanya menambah wawasan keagamaan, tapi
juga mengasah “keterampilan beragama” dan mewujudkan sikap beragama siswa.
Tentu saja sikap, beragama yang utuh dan berimbang, mencakup hubungan
manusia dengan pencipta-Nya dan hubungan manusia dengan sesama dan
lingkungan sekitarnya. Pendidikan Agama Katolik secara khusus bertujuan
membangun dan membimbing peserta didik agar tumbuh berkembang mencapai
kepribadian utuh yang semakin mencerminkan diri mereka sebagai gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia” (Kej 1:27).
2. Prestasi belajar PAK di Sekolah
Aunurrahman (2012:34) beranggapan bahwa belajar dapat saja terjadi
tanpa pembelajaran, namun hasil belajar akan tampak jelas dari aktivitas
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar
dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar atau prestasi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dapat dilihat secara langsung. Douglas (1990 : 36) menyampaikan pendapatnya
bahwa prestasi bermula dari mengamati dan mengenal kebutuhan, kemudian
bertindak secara terencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan
dirasakan bila terdapat kesenjangan antara stimulus yang baru muncul dengan
stimulus yang telah tercapai. Pencapaian terjadi bila aksi yang diperlukan telah
selesai dilaksanakan dengan baik. Prestasi tersebut tentu tidak lepas dari penilaian
program pendidikan atau penilaian kurikulum menyangkut penilaian terhadap
tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program, dan sarana
pendidikan.
Menurut Winkel (1996:52) prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai.
Hasil dari usaha pembelajaran perlu diukur secara langsung dengan menggunakan
tes atau evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Winkel (1996:162) juga mengatakan bahwa
prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan seorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya.
Prestasi belajar dalam Pendidikan Agama Katolik pada dasarnya
merupakan hasil belajar yang telah dicapai dalam mata pelajaran PAK di sekolah,
yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka maupun huruf. Hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Jadi dapat dipahami bahwa
prestasi belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh peserta didik
terhadap suatu pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Hasil belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dari proses secara umum idealnya meliputi tiga aspek yakni pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Nana Sudjana (1992:22) mengatakan bahwa dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotoris..
a. Ranah kognitif
Menurut revisi Taksonomi Bloom ranah kognitif oleh Lorin Anderson
Krathwohl (2001) yang menyampaikan bahwa ranah kognitif ini berkenaan
dengan hasil belajar intektual yang terdiri dari enam aspek, yakni mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, menilai dan mencipta.
1) Mengingat, yakni kemampuan menyebutkan kembali informasi atau
pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contoh : menyebutkan arti
taksonomi.
2) Memahami, yakni kemampuan memahami instruksi atau makna idea tau
konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan tertulis, maupun
grafik atau diagram.
3) Menerapkan yaitu kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan
konsep dalam situasi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4) Menganalisis yaitu kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa
komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh
pemahaman atas konsep tersebut secara utuh.
5) Menilai yaitu kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma,
kriteria atau patokan tertentu.
6) Mencipta yaitu kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu
bentuk baru yang utuh dan orisinil. Mencipta disini mengarahkan peserta
didik untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat
dibuat oleh peserta didik.
b. Ranah Afektif
Mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan,
nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap.
1) Penerimaan yaitu kemampuan suatu sadar, kemauan untuk menerima,
perhatian terpilih. Contoh : Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain,
mengingat nama seseorang.
2) Responsif yaitu kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan
selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan atas
suatu kejadian. Contoh : berpartisipasi dalam diskusi kelas.
3) Nilai yang dianut (Nilai Diri) yaitu kemampuan menunjukkan nilai yang
dianut untuk membedakan mana yang baik terhadap suatu kejadian/obyek,
dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku. Contoh : mengusulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kegiatan sosial sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen
perusahaan.
4) Organisasi yaitu kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya
organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh :
menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan
antara kebebasan dan tanggung jawab.
5) Karakterisasi yaitu kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai
yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan
sosial. Contoh : menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri,
kooperatif dalam aktivitas kelompok.
c. Ranah Psikomotoris
Meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Ada
tujuh kategori dalam ranah psikomotorik yaitu :
1) Persepsi yaitu kemampuan menggunakan saraf sensori dalam
menginterpretasikannya dalam memperkirakan sesuatu. Contoh:
menurunkan suhu AC saat merasa suhu ruangan panas.
2) Kesiapan yaitu kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik,
dan emosi, dalam menghadapi sesuatu. Contoh: melakukan pekerjaan
sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekurangan seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3) Reaksi yang diarahkanya itu kemampuan untuk memulai ketrampilan yang
kompleks dengan bantuan/bimbingan dengan meniru dan uji coba. Contoh:
Mengikuti arahan dari instruktur.
4) Reaksi natural (mekanisme) yaitu kemampuan melakukan kegiatan pada
tingkat ketrampilan tahap yang lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan
siswa akan terbiasa melakukan tugas rutinnya. Contoh: menggunakan
komputer.
5) Reaksi yang kompleks yaitu kemampuan untuk melakukan kemahirannya
dalam melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan,
ketepatan, efsiensi dan efektivitasnya. Semua tindakan dilakukan secara
spontan, lancar, cepat, tanpa ragu. Contoh: Keahlian bermain piano.
6) Adaptasi yaitu kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi
pola sesuai dengan yang dibutuhkan. Contoh: Melakukan perubahan
secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak terduga tanpa merusak pola
yang ada.
7) Kreativitas yaitu kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai
dengan kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah
dengan mengeksplorasi kreativitas diri. Contoh: membuat formula baru,
inovasi, produk baru.
Ranah kognitif untuk menilai aspek intelektual seperti pengetahuan dan
kemampuan berpikir sedangkan ranah afektif untuk menilai perilaku terkait
dengan emosi, seperti nilai, minat, motivasi dan sikap. Aspek tersebut selaras
dengan pelaksanaan kurikulum 2013 yang dirancang agar tahapan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
memungkinkan peserta didik berkembang dari proses menyerap pengetahuan dan
mengembangkan keterampilan hingga memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur
kemanusiaan.
3. Jejaring Sosial Instagram
a. Pengertian Jejaring Sosial
Saat ini pelaksanaan pendidikan di sekolah telah banyak mengalami
perkembangan dan pembaharuan, terutama dalam pemanfaatan hasil teknologi
yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal tersebut sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari
semakin maju. Perkembangan teknologi yang demikian pesat, terutama teknologi
komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, salah
satunya bidang pendidikan dan pembelajaran. Jika waktu-waktu sebelumnya
hubungan antara pendidik dan peserta didik hanya dapat berlangsung melalui
kegiatan tatap muka, dibatasi oleh sekat ruang dan waktu, atau melalui media
cetak, ternyata saat ini telah dapat dikembangkan melalui komunikasi maupun
informasi online yang menembus sekat-sekat ruang dan waktu lewat media
internet (network).
Internet menjadi kebutuhan bagi dunia pendidikan. Di dunia pendidkan
internet membantu konsep pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran. Dengan internet proses pembelajaran menjadi lebih praktis karena
siswa dapat mengakses secara online melalui smartphone yang mereka miliki,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sehingga siswa tidak lagi harus menggunakan buku atau bertatap muka dengan
guru untuk belajar, namun siswa dapat belajar sekaligus mencari sumber-sumber
informasi yang telah tersedia di internet. Akses internet secara online inilah yang
sering dipergunakan sebagai layanan jejaring sosial.
Nasrullah (2015:16), mengatakan bahwa kata jaringan (network) bisa
dipahami dalam terminologi bidang teknologi seperti ilmu komputer yang berarti
infrastruktur yang menghubungkan antara komputer maupun perangkat keras
(hardware) lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi jika
antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data. Iswarahadi
(2013:38) juga menyampaikan pendapatnya bahwa internet adalah seperangkat
jaringan teknologi komunikasi elektronik tanpa batas. Sifatnya : komunikasi yang
termediasi oleh komputer, individual, dan ketiadaan hierarki. Melalui internet
terciptalah apa yang disebut sebagai “virtual community”atau dunia maya.
Cecilia Paulina Sianipar (2015:4) berpendapat bahwa teknologi informasi
dan komunikasi memunculkan salah satu fenomena revolusioner dalam ranah
komunikasi pada beberpa dekade ini. Tidak dapat dihindari bahwa internet sudah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Media sosial sosial memiliki porsi
yang besar dalam transformasi ini dengan menjadi sarana berkomunikasi baru
yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
tersebut. Media sosial memiliki karakter jaringan sosial. Media sosial terbangun
dari struktur sosial yang terbentuk di dalam jaringan atau internet. Jaringan yang
terbentuk antarpengguna (users) merupakan jaringan yang secara teknologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dimediasi oleh perangkat teknologi, seperti komputer, telepon genggam, atau
tablet. Karakter media sosial adalah membentuk jaringan di antara penggunanya.
Nasrullah (2015:19), mengatakan bahwa di media sosial, informasi menjadi
komoditas yang dikonsumsi oleh pengguna. Komoditas tersebut pada dasarnya
merupakan komoditas yang diproduksi dan didistribusikan antarpengguna itu
sendiri. Dari kegiatan konsumsi inilah pengguna dan pengguna lain membentuk
sebuah jaringan yang pada akhirnya secara sadar atau tidak bermuara pada
institusi masyarakat berjejaring (network society).
Cecilia Paulina Sianipar (2015:4) mengungkapkan bahwa masih banyak
masyarakat beranggapan bahwa proses pembelajaran di dunia pendidikan dan
aktivitas media sosial adalah dua hal yang saling berseberangan. Karena sifatnya
yang dinamis dan afektif, media sosial memililiki daya tarik yang kuat bagi para
peserta didik. Oleh karena itu, media sosial dilihat cenderung mengalihkan
perhatian peserta didik dari fokus pengembangan kompetensi yang disasar melalui
proses pembelajaran. Beberapa refleksi dunia pendidikan dewasa ini sepakat
bahwa hubungan antara proses pembelajaran dan aktivitas media sosial
seharusnya tidak bertentangan. Sifat media sosial yang dinamis, aktual, dan
afektif dapat dikaitkan dengan dunia pendidikan, misalnya para pendidik dapat
menghubungkan proses pembelajaran dengan isu-isu riil yang terjadi di dunia,
atau memnfaatkan dunia maya sebagai referensi yang kaya bagi materi
pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sementara itu, Ega Rima Wati (2016:119) menyampaikan pendapatnya
bahwa fungsi media pembelajaran internet di antaranya sebagai alat komunikasi,
informasi, perpustakaan dalam bentuk jaringan komputer, tambahan
pembelajaran, pelengkap materi pembelajaran siswa di kelas dan pengganti model
pembelajaran tatap muka. Internet merupakan media komunikasi dan informasi
yang melibatkan setiap pengguna dapat berpartisipasi dalam segala waktu, artinya
internet dapat diakses kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Internet
juga mempermudah para pemakainya untuk mendapatkan informasi-informasi
maupun pengetahuan secara cepat. Media internet dapat mendeskripsikan materi
pembelajaran dengan semenarik mungkin. Deskripsi tersebut tentunya harus
sesuai dengan konsep materi pembelajaran. Informasi mengenai materi
pembelajaran yang dapat didengar dan dapat dilihat dapat ditampilkan melalui
internet. Dengan demikian materi pembelajaran dapat ditangkap dengan baik oleh
siswa.
Nasrullah (2015:40) memahami bahwa social networking atau jaringan
sosial merupakan medium yang paling populer dalam kategori media sosial.
Medium ini merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk melakukan
hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut.
Rulli Nasrullah menyampaikan kembali pandangan Saxena (2014) yang
mengatakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Situs jejaring sosial adalah media sosial yang paling populer. Media sosial
tersebut memungkinkan anggota untuk berinteraksi satu sama lain.
Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto dan
video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting
(publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi
informasi seperti apa yang terjadi.
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian jejaring sosial di atas dapat
disimpulkan bahwa jejaring sosial adalah akses internet yang digunakan secara
online yang dapat menghubungkan antara komputer maupun perangkat keras
(hardware) lainnya guna untuk berkomunikasi dan berbagi informasi melalui
pesan teks, foto maupun video.
b. Pengertian Instagram
Instagram merupakan sebuah aplikasi dimana seseorang bisa
untuk berbagi foto-foto yang memungkinkan untuk pengguna mengambil foto,
menerapkan filter digital, dan membagi ke berbagai layanan jejaring sosial,
termasuk milik Instagram sendiri. Nama Instagram sendiri berasal dari kata
"insta" yang berarti "instan" dan “gram” yang mempunyai arti "telegram". Dari
kedua kata tersebut, Instagram dapat diartikan menampilkan dan menyampaikan
informasi berupa foto atau gambar secara cepat melalui aplikasi yang dapat
diakses oleh orang lain (https://www.bitebrands.co/2015/01/sejarah-dan-
perkembangan-media-sosial.html, diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 15.25
WIB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Instagram banyak disukai karena kemudahan dan kecepatannya dalam
berbagi foto maupun video. Di kalangan peserta didik instagram merupakan salah
satu media sosial yang telah banyak diakses dan semakin luas perkembangannya.
Instagram juga memberikan cara baru berkomunikasi di jejaring sosial melalui
foto.
c. Fitur-fitur Instagram
Fitur-fitur yang ada di Instagram diantaranya :
1) Kamera
Instagram mempunyai sejumlah fitur-fitur unggulan yang membuatnya
digemari oleh jutaan pengguna. Yang pertama adalah fitur kamera, dimana lewat
Instagram pengguna tidak hanya bisa mengunggah foto dari galeri. Tetapi dapat
juga langsung membidik atau merekam momen dari dalam aplikasi kemudian
mengedit, memberi caption baru membagikannya.
2) Editor
Kedua, Instagram punya tool editor yang menjadi tempat bagi para
pengguna untuk memoles foto yang dijepret lewat kamera perangkatnya. Di sini
akan dijumpai 10 tool editor tingkat lanjut untuk mengatur kembali pencahayaan,
kontras dan saturasi semudah menggerakkan jemari tangan. Di update terbaru
Instagram tidak lagi mengharuskan foto berwujud kotak, tapi sudah mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pilihan portrait dan juga landscape. Memberikan keleluasaan kepada pengguna
saat ingin membagikan foto dengan sudut tangkapan lensa yang lebih lebar.
3) Tag dan Hashtag
Sebagaimana jejaring sosial pada umumnya, Instagram juga punya fitur
tag dan hashtag yang fungsinya untuk menandai teman atau mengelompokkan
foto dalam satu label.
4) Caption
Caption berfungsi layaknya deskripsi, di sinilah pengguna bisa
memberikan sepatah dua patah kata soal foto yang diunggah. Di samping tentunya
menambahkan, hashtag (https://dailysocial.id diakses pada Kamis, 8 Maret 2018,
pukul 18.54 WIB).
d. Cara penggunaan Instagram
Langkah-langkah penggunaan Instagram yakni sebagai berikut :
1) Instalasi
Proses yang dilakukan pertama kali dalam langkah penggunaan Instagram
adalah menginstal aplikasi Instagram di ponsel. Caranya dengan mengunduhnya
di layanan katalog aplikasi yakni Google Play Store. Di Google Play Store inilah
masyarakat dapat mengunduh berbagai aplikasi baik berbayar maupun gratis.
Berikut langkah-langkah instal Instagram: Jalankan aplikasi play store yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
merupakan pusat untuk belanja aplikasi; pada kotak search atau pencarian ketik
kata Instagram, kemudian tekan ikon search bertanda kaca pembesar; Tampil
aplikasi Instagram, lalu pilih; setelah itu masuk bagian deskripsi aplikasi, tekan
tombol instal; masuk ke halaman permission, tekan tombol Accep & Download;
tunggu sampai selesai mengunduh dan menginstalnya hingga muncul dua menu,
tekan tombol open; Instalasi selesai.
2) Registrasi
Diperlukan sebuah akun yang merupakan identitas resmi sebagai
pengguna Instagram. Proses pendaftaran cukup simpel : Masuk aplikasi
Instagram; pilih dan tekan tombol Sign up untuk melakukan registrasi; isi pada
formulir data-data yang diperlukan, yakni E-mail, username, dan password; pilih
menu set profile picture, dapat dengan cara memotret langsung, mengambil dari
gambar yang sudah ada; kembali ke halaman sign up, tekan tombol sign up untuk
mendaftar; proses registrasi selesai
3) Antarmuka
Setelah selesai registrasi dan memiliki akun Instagram, kita mulai bisa
bereksplorasi dengan aplikasi ini. Ada lima menu utama semuanya terletak di
bawah yaitu : Home Page , Populer, Take Photo, News feed, dan Profile.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
e. Kelebihan dan kekurangan Instagram
Media sosial Instagram mungkin sudah tidak asing lagi pada kalangan
masyarakat Indonesia. Sejak diluncurkan pada tahun 2013, salah satu media
sosial yang banyak diminati anak muda ini semakin berkembang pesat sampai
saat ini. Instagram tidak hanya dijadikan media untuk sekedar having fun namun
juga dapat dimanfaatkan oleh banyak orang untuk kebutuhan mereka masing-
masing. Seperti halnya media sosial lainnya, Instagram juga memiliki kelebihan
serta kekurangan.
1) Kelebihan : Banyak digunakan; mudah dipergunakan; memudahkan yang
ditawarkan instagram menjadikannya media yang cepat menarik minat
masyarakat untuk menggunakannya; memposting foto atau video, memfollow,
mengomentari, memberi like, hingga searching sesuai hashtag pun bisa
dilakukan dengan sangat praktis; mudah untuk promosi; koneksi
menggunakan sosial media lain; bersifat privasi. Jika kita ingin orang lain
tidak bisa melihat isi instagram kita, maka kita bisa mengunci instagram
tersebut. Instagram memiliki beragam fitur untuk mengedit foto kita.
Instagram menyantumkan Follower dan Following kita. Instagram bisa follow
tanpa batas.
2) Kekurangan : Spamming. Kemudahan yang diberikan instagram dalam hal
berinteraksi, membentuk sosial media ini sangat rawan spamming. Umumnya
spamming banyak terlihat pada bagian komentar. Namun kita bisa
menyiasatinya menggunakan memberlakukan private di akun anda supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tidak sembarang orang bisa berkomentar di postingan anda. Durasi video
maksimal hanya 1 menit. Foto yang di share berukuran kecil, sehingga foto
terlihat kurang jelas. Instagram tidak menampilkan cover picture, hanya
menampilkan profile picture. Instagram juga dapat di update secara berkala
sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan Instagram dibanding media sosial
lainnya,(http://detik.in/uncategorized/kelebihan-dan-kekuranganinstagram/diakses
pada Kamis, 15 Agustus 2018, pukul 20.04 WIB )
B. Hubungan Media dengan Prestasi belajar
Nana Sudjana (1989 : 30) mengatakan bahwa tujuan dalam proses belajar-
mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses
pengajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Tujuan ini
pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus
dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman dan kegiatan
belajar dalam proses pengajaran. Isi tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah
hasil belajar yang diharapkan.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimiliknya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Clark (1981) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan, (Nana Sudjana (1989:39).
Lingkungan masih menjadi pengaruh terhadap hasil belajar yang diraih,
artinya masih ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat
menentukan atau mempengaruhi hasil yang dicapai. Hasil belajar pada hakikatnya
tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa di sekolah
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Pendapat ini sejalan
dengan teori belajar di sekolah (Theory of School learning) dari Bloom) yang
mengatakan ada tiga variabel utama dari teori belajar di sekolah, yakni
karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa. Kemampuan
siswa dan kualitas pengajaran mempunyai hubungan berbanding lurus dengan
hasil belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas
pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa. Jika dilukiskan seperti dalam
diagram di bawah ini :
tinggi
A2 Y2
Kemampuan siswa
A1 Y1
B1 B2 tinggi
rendah Kualitas pengajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Nana Sudjana (1989 : 42) mengatakan bahwa di samping faktor guru,
kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh karakteristik kelas, salah satunya yakni
fasilitas dan sumber bahwa yang tersedia. Sering ditemui bahwa guru merupakan
satu-satunya sumber belajar di kelas. Situasi ini akan kurang menunjang kualitas
pengajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa kurang optimal. Kelas perlu
menyedikan berbagai sumber belajar atau sarana belajar yang ikut berperan
sebagai sumber belajar siswa. Sementara Yudi Munadi (2010: 32) juga
menyampaikan pendapatnya bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor instrumental yang berupa; kurikulum, sarana dan fasilitas, serta guru.
Faktor-faktor tersebut besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar. Berikut
bagan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar :
Faktor
Internal
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Belajar
Faktor
Eksternal
Faktor Fisiologis
Faktor Psikologis
Faktor
Lingkungan
Faktor
Instrumental
Alam
Sosial
Kurikulum
Sarana dan
Fasilitas
Guru
P
R
E
S
T
A
S
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Salah satu sumber belajar siswa berupa media pembelajaran. Sadiman,
(2009:7) menyampaikan bahwa media mempunyai peranan penting bagi peserta
didik terutama dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Dalam
pendidikan media dianggap menjadi alat bantu mengajar Guru. Alat bantu yang
dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar,model objek dan alat-alat lain
yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi
daya serap dan retensi belajar siswa.
Ega Rima Wati (2016:3) mengatakan bahwa proses pembelajaran
merupakan suatu perpaduan yang tersusun rapi. Perpaduan tersebut meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi tercapainyanya tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga
merupakan proses, cara, dan tindakan yang mempengaruhi siswa untuk belajar.
Dengan demikian, media pembelajaran merupakan alat dan teknik yang
digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan siswa. Nana
Sudjana (1989:33) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan komunikasi dalam proses pengajaran. Faktor
tersebut adalah tujuan yang akan dicapai, sifat bahan pelajaran, sumber belajar
yang tersedia, karakteristik kelas dan kemampuan guru itu sendiri. Media
pembelajaran digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
B.F.Skinner dalam Sadiman (2009:9) menyampaikan pandangannya
bahwa teori tingkah laku (behaviorism theory) mempengaruhi penggunaan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang untuk lebih
memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut teori ini, mendidik
adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tersebut harus tertanam pada diri
siswa sehingga menjadi kebiasaan. Supaya tingkah laku tersebut menjadi adat
kebiasaan setiap ada perubahan tingkah laku positif ke arah tujuan yang
dikehendaki, harus diberi penguatan, berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku
tersebut betul.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal dari proses belajar
mengajar juga ikut mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa, salah satunya
melalui peran sarana atau media belajar. Media menjadi penting dan dirasa cukup
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan penggunaan media
pembelajaran siswa dibantu belajarnya melalui proses komunikasi dan interaksi
baik antar teman maupun guru. Selain itu media pembelajaran menyajikan hal-hal
yang menarik, sehingga mampu memacu semangat belajar dan meningkatkan
hasil atau prestasi belajar mereka.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan:
1. Melani (2011) yang berjudul “Penggunaan aplikasi Instagram dalam upaya
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Pantekosta
Magelang mengenai materi matematika tentang faktorisasi bentuk aljabar.
Rumusan masalah yang ingin diteliti adalah bentuk/penerapan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Instagram dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar dengan cara memanfaatkan Instagram untuk berbagi foto yang
diberikan sebelum pembelajaran berlangsung untuk memacu motivasi dan
yang mempengaruhi hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
dengan menggunakan aplikasi Instagram dalam pembelajaran aljabar, siswa
mengalami peningkatan motivasi belajar terlihat dari rata-rata yaitu 55% pada
siklus I menjadi 85% pada siklus II. (2) Hasil belajar ranah kognitif
mengalami peningkatan dari 20% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.
(3) Siswa mengalami peningkatan hasil belajar afektif dari 81,33% pada
siklus I menjadi 90,67% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penerapan
media Instagram dapat meningkatkan motivasi siswa pada materi aljabar dan
dapat meningkatlkan hasil belajar siswa pada materi aljabar.
2. Kusumawardani (2015) yang berjudul “Hubungan Akses Media Sosial
dengan Minat Baca, Intensitas Menonton Televisi dan Perilaku Konsumsi
Siswa Muda Di Paroki Boro”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah
ada hubungan akses media sosial dengan minat baca anak muda di Paroki
Boro, apakah ada hubungan akses media sosial dengan intensitas menonton
televisi anak muda di Paroki Boro dan apakah ada hubungan akses media
sosial dengan perilaku konsumsi anak muda di Paroki Boro. Dari hasil
penelitian diperoleh data bahwa terdapat hubungan akses media sosial dengan
minat baca OMK St. Theresia Lisieux Boro. Hasil menunjukkan bahwa : (1)
terdapat hubungan yang sigbifikan positif antara akses media sosial dan minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
baca anak muda di Paroki Boro (ρ = 0,032 < α = 0,05); (2) terdapat hubungan
yang signifikan positif akses media sosial dan intensitas menonton televise
muda di Paroki Boro (ρ = 0,003 < α = 0,05; dan (3) terdapat hubungan yang
signifikan positif akses media sosial dan perilaku konsumsi anak muda di
Paroki Boro (ρ = 0,000 < α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hubungan antara akses media sosial dengan minat baca semakin meningkat.
Penelitian tersebut memiliki ruang lingkup dan sasaran yang hampir sama
yaitu penggunaan media sosial dalam proses pembelajaran yang mampu
digunakan guna meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Kerangka Pikir
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Nana
Sudjana (1989 : 39) mengutip dari Clark mengatakan bahwa hasil belajar siswa di
sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan. Kendati demikian lingkungan tetap saja masih menjadi faktor yang
penting yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien
serta tujuan pendidikan tercapai, perlu adanya instrumen belajar. Salah satu
bentuk dari instumen belajar adalah alat atau media belajar. Media pembelajaran
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengajar. Ega Rima Wati (2016:8) mengatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran dapat membangkitkan minat peserta didik mengikuti proses
pembelajaran secara fokus.
Media pembelajaran tidak hanya sekedar menjadi fasilitas saja tetapi juga
menjadi sarana interaksi dan komunikasi guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Media pembelajaran juga dapat memberikan rangsangan dalam
kegiatan belajar peserta didik. Dengan data menarik dan terpercaya yang disajikan
melalui media pembelajaran, maka materi pembelajaran tersebut dapat membantu
peserta didik meningkatkan pemahamannya yang dapat dilihat dari hasil atau
prestasi belajar mereka. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan, informasi dan dapat memperluas dan meningkatkan
proses dan hasil belajar. Maka penting untuk memanfaatkan dan mengolah media
dalam proses pembelajaran.
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis :
H1 : Ada pengaruh penggunaan jejaring sosial Instagram dalam pembelajaran
terhadap prestasi belajar PAK siswa kelas XI SMK Negeri 6
Yogyakarta.
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan jejaring social dalam pembelajaran
Instagram terhadap prestasi belajar PAK siswa kelas XI SMK Negeri 6
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menguraikan metodologi penelitian yang digunakan
dalam memperoleh data pengaruh penggunaan jejaring sosial Instagram terhadap
prestasi belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas XI SMK
Negeri 6 Yogyakarta yang meliputi desain penelitian, jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data,
teknik pengembangan instrumen dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan kuantifikasi
angka mulai dari pengumpulan data, pengolahan data yang diperoleh, sampai pada
penyajian data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen.
Menurut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989 : 19), metode eksperimen dapat
mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh
suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dengan kata lain, eksperimen
mempunyai sifat prediktif. Melalui metode penelitian seperti inilah peneliti dapat
memperoleh data yang meyakinkan mengenai efek dari suatu variabel pada
variabel lain. Dengan demikian, dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi
perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-
eksperimen. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena
masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen, (Sugiyono, 2012 : 109). Desain pra-eksperimen yang dipilih dalam
penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Pada desain ini terdapat
pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan, (Sugiyono, 2012:110). Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Desain pra-eksperimen One-Group Pretest-Posttest Design melibatkan
suatu kelompok yang diberi treatment/perlakuan dan selanjutnya diobservasi
hasilnya. Treatment adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai
variabel dependen.
Keterangan:
O1 = Nilai Pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = Nilai Posttest ( setelah diberi perlakuan)
Pengaruh perlakuan terhadap prestasi belajar siswa = (O1- O2)
O1 X O2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang terletak di Jl.
Kenari No. 4 Yogyakarta
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 117).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa Katolik kelas XI di
SMK N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 sejumlah 26 orang siswa
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Teknik Sampling
Sugiyono (2012 : 118) menyampaikan bahwa teknik sampling merupakan
teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling jenuh. Sugiyono (2012 : 124)
mengartikan bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Maka dalam penelitian
ini sampel yang digunakan sama dengan jumlah populasi yakni berjumlah 26
orang siswa.
E. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa Katolik kelas XI SMK Negeri 6
Yogyakarta yang terdiri dari jurusan Usaha Perjalanan Wisata, Kecantikan, Tata
Busana, Administrasi Perkantoran, dan Kuliner tahun ajaran 2018/2019 dengan
jumlah 26 orang siswa. Sedangkan objek penelitian ini adalah penggunaan
aplikasi Instagram guna meningkatkan prestasi belajar siswa dalam Pelajaran
Agama Katolik. Berikut adalah tabel jumlah siswa berdasarkan tiap jurusan yang
ada :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.1 Jumlah responden penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI Usaha Perjalanan Wisata 3
2 XI Kecantikan 3
3 XI Tata Busana 4
4 XI Administrasi Perkantoran 6
5 XI Kuliner 10
TOTAL 26 Siswa
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012 : 60), variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas (independen) adalah variabel perlakuan yang akan
dinilai efeknya dan mempengaruhi variabel terikat. Pada penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah jejaring sosial Instagram, yang dinyatakan dalam
X. Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar
PAK, yang dinyatakan dalam Y.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
a. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel
yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam
mengoperasionalkannya di lapangan. Maka akan ditentukan beberapa definisi
konseptual yang berhubungan dengan yang akan diteliti yakni :
1) Jejaring sosial Instagram
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbasis online yang memungkinkan
penggunanya dapat saling berkomunikasi dan berbagi informasi satu dengan yang
lain. Cara mengakses media sosial Instagram dilakukan dengan terlebih dahulu
menginstal aplikasi tersebut kemudian pengguna bisa melakukan aktivitas seperti
posting/berbagi foto, video dan pesan pribadi.
2) Prestasi belajar PAK
Prestasi merupakan bukti usaha atau hasil belajar yang telah dicapai dalam
suatu pembelajaran. Hasil dari usaha pembelajaran tersebut biasanya diukur
secara langsung dengan menggunakan tes ataupun evaluasi, yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil dari tes
belajar biasanya diwujudnyatakan dalam bentuk angka maupun huruf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian, maka
seorang peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti.
1) Jejaring Sosial Instagram
Jejaring sosial Instagram dalam penelitian ini digunakan sebagai media
pembelajaran PAK. Pembelajaran dilakukan dengan cara menyajikan materi PAK
melalui fitur yang sudah disediakan di Instagram. Materi PAK diambil dari buku
paket sekolah kelas XI dari Kementrian Pendidikan dan kebudayaan tahun 2013,
yang kemudian di upload oleh peneliti menggunakan akun Instagram pribadi yang
sudah dimiliki. Materi disajikan dalam bentuk foto powerpoint dan juga video
singkat. Materi yang diberikan dalam penelitian ini yakni Hierarki dalam Gereja
Katolik. Dalam pembelajaran ini siswa dapat saling memberi tanggapan melalui
kolom komentar, dan tidak akan terganggu dengan akun lain yang tidak
berkepentingan karena materi hanya dibagikan untuk grup kelas yang akan diteliti,
yakni siswa Katolik kelas XI. Berikut adalah bentuk pembelajaran PAK dengan
menggunakan Instagram :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 3.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar di atas merupakan beberapa contoh materi yang telah diupload melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 3.2
Gambar di atas merupakan grup teman yang beranggotakan siswa Katolik kelas
XI yang berjumlah 26 siswa
2) Prestasi belajar PAK
Prestasi belajar dalam Pendidikan Agama Katolik merupakan hasil belajar
yang telah dicapai dalam mata pelajaran PAK di sekolah berdasarkan kompetensi
dasar yang telah dibuat. Aspek yang dinilai yakni mencakup nilai sikap spiritual
sosial, yang berisi pertanyaan berupa skala sikap mengenai penghayatan dan
perilaku sopan santun terhadap fungsi dan peranan Hierarki Gereja. Nilai
pengetahuan, berisi soal pertanyaan essay untuk memahami fungsi dan peranan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hierarki Gereja Katolik, dan nilai keterampilan berisi tugas untuk melakukan
aktivitas membuat refleksi berkaitan dengan peranan Hierarki Gereja Katolik.
Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Dalam penelitian
ini prestasi belajar PAK merupakan hasil dari tes yang diberikan oleh siswa
setelah pembelajaran PAK melalui aplikasi Instagram. Penelitian ini dilakukan
guna mengukur seberapa berpengaruhnya penggunaan Instagram terhadap prestasi
belajar dalam pelajaran PAK. Adapun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam
materi ini yakni :
Tabel 3.2 KISI-KISI
ASPEK PENILAIAN
KOMPETENSI
INTI
KOMPETENSI
DASAR
BUTIR
SOAL
1 SIKAP
SPIRITUAL
Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianutnya
Menghayati fungsi
dan peranan hierarki
dalam Gereja
1-5
2 SIKAP
SOSIAL
Mengembangkan
perilaku (jujur,
disiplin,
tanggungjawab,
peduli, santun,
ramah lingkungan,
gotong royong,
kerjasama, cinta
Berperilaku santun
pada fungsi dan
peranan hierarki
Gereja
1-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
damai, responsif dan
pro-aktif) dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan bangsa
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia.
3 PENGETAHUAN Memahami,
menerapkan, dan
menjelaskan
pengetahuan faktual,
konseptual,
prosedural, dan
metakognitif dalam
ilmu
pengetahuan,
Memahami fungsi dan
peranan hierarki
dalam Gereja Katolik
1-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
teknologi, seni,
budaya, dan
humaniora dengan
wawasan,
kemanusiaan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah.
4 KETERAMPILAN Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
Bersaksi tentang
fungsi dan peranan
Hierarki dengan
melakukan aktivitas
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah secara
mandiri, bertindak
secara efektif dan
kreatif, serta mampu
menggunakan
metode sesuai
kaidah keilmuan.
(misalnya menuliskan
refleksi/doa/puisi/
membuat rangkuman)
tentang fungsi dan
peranan Hierarki serta
kaum awam dalam
Gereja Katolik
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner/Penyebaran angket
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang
bersifat kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari peserta
berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuisioner/angket. Penyebaran angket
angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, (Sugiyono
2012: 199). Penyebaran angket dilakukan dengan cara memberikan angket yang
berisi pertanyaan setelah diadakannya pembelajaran PAK di kelas sesuai dengan
materi yang telah ditentukan. Setelah angket selesai diisi oleh responden,
kemudian angket dikembalikan lagi kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Tes Tertulis
Menurut Nana Sudjana (2016:35) tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan
(tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan). Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini perlakuan dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes
pretest, yaitu tes yang dilakukan sebelum adanya perlakuan. Sedangkan tes
posttest adalah tes yang dilaksanakan sesudah adanya perlakuan/treatment. Dalam
penelitian ini perlakuan yang dipakai adalah penggunaan jejaring sosial Instagram
sebagai media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
H. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2012 : 148) menyampaikan bahwa instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini berupa
tes pretest - posttest yang berisi butir-butir pertanyaan. Instrumen penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur prestasi belajar belajar PAK. Nana Sudjana dan
Ibrahim (1989 : 261) mengatakan bahwa dalam menilai hasil belajar, khususnya
di bidang kognitif, alat penilaian yang paling banyak digunakan adalah tes tertulis.
Dalam penilitian ini tes tertulis yang digunakan adalah soal-soal dalam bentuk
uraian (essay). Adapun skala penilaian yang dibuat adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
a. Penilaian Sikap Spiritual (Melalui Penilaian diri) :
Instrumen :
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: seberapa sering dirimu menyadari hal-hal
berikut dalam kehidupanmu sehari-hari.
4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= tidak pernah
Nomor Pernyataan
Nilai Spiritual
1 2 3 4
1. Saya bangga menjadi bagian dari Gereja Katolik
2.
Saya bersyukur karena Tuhan menganugerahkan
pemimpin dalam Gereja Katolik
3.
Saya merasa bersyukur dan gembira karena para
pemimpin Gereja mampu membuat saya semakin
kuat akan iman saya kepada Tuhan
4.
Saya bersyukur dapat semakin dekat dengan
Tuhan melalui perantara/kehadiran para
pemimpin Gereja
5. Saya bersyukur karena saya dapat menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tuhan melalui doa-doa yang diajarkan oleh para
pemimpin Gereja
b. Sikap Sosial (Melalui relasi antar pribadi) :
Instrumen:
4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= tidak pernah
Nomor Pernyataan
Nilai
1 2 3 4
1. Saya menghormati dan taat terhadap Hierarki yang
telah ditetapkan dalam Gereja Katolik
2. Saya mendukung fungsi maupun peran dari struktur
hierarki dalam Gereja Katolik
3. Saya bergaul dengan baik dengan para pemimpin
Gereja di Paroki saya tinggal
4.
Saya turut bekerjasama dengan para pemimpin
Gereja dengan ambil bagian dalam tugas-tugas
Gereja
5. Saya selalu siap melaksanakan tugas Gereja jika
ditunjuk secara mendadak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Nilai :
10 = Kurang
11-20 = Cukup
21-30 = Baik
31-40 = Sangat Baik
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
2) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
3) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
4) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Tehnik : Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Pertanyaan
Kisi-kisi :
No Indikator Score
1. Menjelaskan pemahaman tentang Hirarki dalam
Gereja Katolik.
10
2. Merumuskan makna teks Yoh 21 : 15 – 19 berkaitan
dengan Hirarki dalam Gereja
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Total score : jumlah score x 4
2
d. Keterampilan
1) Tehnik : Membuat Karya Tertulis
2) Bentuk Instrumen` : Menyusun Refleksi
3) Kisi-kisi
No Sikap/ nilai Butir
Instrumen
1.
Menyusun refleksi untuk para pemimpin Gereja,
semoga mereka setia dalam panggilannya sebagai
gembala umat.
1
3. Menyebutkan pengertian, susunan, dan fungsi/peranan hirarki
dan
pemuka agama dalam Gereja Katolik
15
4. Menjelaskan tanggungjawab umat beriman (kaum
awam) terhadap kaum hierarki dan pemuka agama
Katolik.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Format penilaian Keterampilan :
No. Unsur yang dinilai Score
1. Struktur jelas: ada fakta, kesan, 20
2. Refleksi sesuai dengan tema yang diberikan 10
3. Isi mengungkapkan refleksi untuk para pemimpin
Gereja agar mereka setia dalam panggilannya
sebagai gembala umat
50
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 20
Score total 100
I. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi (Frekuentif dan Statistik)
Deskripti penelitian ini menggunakan deskripsi frekuentif dan statistik.
Deskripsi statistik digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang
diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989 :126).
Deskripsi frekuensi merupakan statistik deskripsi yang menggambarkan data
dalam bentuk kuantitatif yang tidak menyertakan pengambilan keputusan melalui
hipotesis. Deskripsi frekuensi digunakan untuk mengetahui frekuensi setiap
variabel data dan mengetahui distribusi respon dari setiap responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji t. Uji t yang digunakan adalah
Paired-sample t-Test yakni prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-
rata dari dua kumpulan data yang ada dimana kumpulan data tersebut berasal dari
satu kelompok obyek/responden yang sama. Artinya analisis ini berguna untuk
melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment
yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum
dan sesudah treatment. Apabila suatu perlakuan tidak memberi pengaruh maka
perbedaan rata-rata adalah nol. Dalam penelitian ini akan diteliti apakah ada
pengaruh hasil dari penggunaan jejaring sosial Instagram dalam pembelajaran
PAK sebelum dan sesudah menggunakan Instagram. Dari hasil tersebut dapat
dilihat apakah penggunaan tersebut juga dapat meningkatkan prestasi belajar
dalam PAK. Dalam pengujian hipotesis, kriteria penolakan atau penerimaan H0
adalah berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai P-Value (Sig.) < α (biasanya 5%), maka H0 diterima.
Dan
Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak
Jika nilai t-hitung < t-tabel maka H0 diterima
Berdasarkan kriteria di atas akan diambil kesimpulan suatu data H0 diterima
ataupun ditolak dengan α 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan hasil
penelitian beserta pembahasannya yang meliputi deskripsi hasil penelitian,
pengujian hipotesis dan pembahasan hasil . Hasil analisis untuk instrumen yang
telah dibuat dan diisi oleh responden guna penelitian “Pengaruh Penggunaan
Jejaring sosial instagram dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar Pendidikan
Agama Katolik”, diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data dalam program
SPSS versi 16.0 for windows. Instrumen yang terisi secara lengkap sebagai data
sebanyak 26 buah dari jumlah yang dibagikan kepada responden yakni 26 siswa.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian pra eksperimen. Data penelitian terdiri
dari tes awal dan tes akhir tentang materi yang sudah ditentukan yakni “Hierarki
Gereja Katolik”. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 November 2018, dan
pemberian perlakuan dilaksanakan pada hari Rabu 9 Desember 2018. Dalam
penelitian ini, peneliti memperoleh data dari hasil pretest dan posttest yang
dilakukan pada kelas yang sama atau kelompok yang sama. Pretest merupakan tes
kemampuan yang diberikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan, sedangkan
posttest dilakukan setelah siswa mendapatkan perlakuan. Kedua test ini berfungsi
untuk mengukur hasil atau pestasi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan/
treatment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1. Analisis Deskripsi Tes Awal (Pretest)
a. Deskripsi Frekuentif Pretest
Analisis Frekuentif sangat berguna untuk memperoleh ringkasan suatu
variabel individual. Deskripsi Frekuentif untuk data nominal memaparkan
ringkasan tendensi sentral, disperse dan distribusi suatu variabel data skala.
Distribusi frekuensi skor pretest dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.1
Deskripsi Frekuensi Pre-test pembelajaran PAK tanpa
menggunakan instagram
No Rentang Skor Kategori Skor
Frekuensi
N %
1. 73-100 SANGAT BAIK 1 4 %
2. 65-72 BAIK 4 15 %
3. 57-64 CUKUP 7 27 %
4. 49-56 KURANG 7 27 %
5. 41-48 SANGAT
KURANG
7 27 %
Total 26 100 %
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretest dia atas dapat digambarkan
dalam histogram frekuensi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Diagram Batang 4.2
Histogram Frekuensi Pre-test pembelajaran PAK tanpa menggunakan
Berdasarkan tabel serta histogram yang disajikan di atas, diketahui bahwa
dari 26 siswa sebagai sampel penelitian, 1 siswa dengan presentase 4%
memperoleh nilai atau prestasi pada mata pelajaran PAK di SMK Negeri 6
Yogyakarta berada pada kategori sangat baik; 4 siswa dengan presentase 15 %
mendapatkan nilai baik; 7 siswa dengan persentase 27% mendapatkan nilai cukup;
7 siswa dengan persentase 27% mendapatkan nilai kurang , serta 7 siswa dengan
persentase 27% mendapatkan nilai sangat kurang. Mayoritas siswa dengan
persentase tertinggi (27%+27%+27%=81%) mendapatkan nilai cukup, kurang dan
sangat kurang. Dengan demikian dilihat dari reratanya dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran PAK pada tes awal (pretest) tanpa menggunakan instagram di SMK
Negeri 6 Yogyakarta berada pada kategori kurang .
0
1
2
3
4
5
6
7
8
SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SANGATKURANG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Deskripsi Statistik Pretest
Statistik deskriptif pada dasarnya memaparkan secara numerik ukuran
tendensi sentral, dispersi dan distribusi suatu data. Tendensi sentral mengukur
pemusatan data. Beberapa ukuran umum tendensi sentral yang digunakan
diantaranya rata-rata (mean), yakni nilai rata-rata terukur suatu data, nilai tengah
(median), yakni nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari kecil ke
besar; serta modus yakni nilai yang sering muncul dari suatu data. Berikut tabel
statistik nilai pretest yang didapatkan dalam analisis data tes awal :
Tabel 4.3
Deskripsi Statistik Pre-test pembelajaran PAK tanpa menggunakan
Statistics
Pretest
N Valid 26
Missing 1
Mean 55.81
Median 53.50
Mode 68
Minimum 41
Maximum 76
Percentiles 25 48.00
50 53.50
75 63.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel Statistik di atas memaparkan nilai-nilai statistik yang telah dipilih;
yakni N, merupakan jumlah data pengamatan siswa berjumlah 26 yang semuanya
bernilai valid. Rata-rata nilai pretest yakni 55.81,nilai tengah data 53.50 dan nilai
yang sering muncul yakni 68. Nilai minimum dari pretest yakni 41 dan
maksimum 76. Dalam tabel ini juga dipaparkan mengenai persentil yakni ukuran
yang digunakan dalam statistik yang menunjukkan nilai di bawah ini yang mana
persentase tertentu dari pengamatan dalam kelompok pengamatan jatuh. Tabel di
atas menunjukkan dimana persentil 25 ada pada tingkat nilai 25% siswa di bawah
48, sedangkan persentil 75 tingkat nilai 75% siswa di bawah 63.5, sementara 50%
data terletak antara persentil 25%-75%. Oleh karena itu 50% tingkat nilai atau
prestasi terlentak pada rentang 48-63,50.
2. Deskripsi Data Tes Akhir (Posttest)
a. Deskripsi Frekuentif Posttest
Analisis Frekuentif sangat berguna untuk memperoleh ringkasan suatu
variabel individual. Deskripsi Frekuentif untuk data nominal memaparkan
ringkasan tendensi sentral, disperse dan distribusi suatu variabel data skala.
Distribusi frekuensi skor posttest dapat dilihat dari table berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4.4
Deskripsi Frekuensi Posttest pembelajaran PAK tanpa menggunakan
No Rentang Skor Kategori Skor
Frekuensi
N %
1. 73-100 SANGAT BAIK 3 11 %
2. 65-72 BAIK 8 31 %
3. 57-64 CUKUP 2 8 %
4. 49-56 KURANG 8 31%
5. 41-48 SANGAT
KURANG
5 19%
Total 26 100 %
Berdasarkan table distribusi frekuensi posttest di atas dapat digambarkan
dalam histogram frekuensi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.5
Histogram Frekuensi Posttest pembelajaran PAK tanpa menggunakan
Berdasarkan tabel serta histogram yang disajikan di atas, diketahui bahwa
dari 26 siswa sebagai sampel penelitian, 3 siswa dengan presentase 11%
memperoleh nilai atau prestasi pada mata pelajaran PAK di SMK Negeri 6
Yogyakarta berada pada kategori sangat baik; 8 siswa dengan presentase 31 %
mendapatkan nilai baik; 2 siswa dengan persentase 8% mendapatkan nilai cukup;
8 siswa dengan persentase 31% mendapatkan nilai kurang baik, serta 5 siswa
dengan persentase 19% mendapatkan nilai sangat kurang. Mayoritas siswa dengan
persentase tertinggi (31%+31%= 62%) mendapatkan nilai baik dan kurang.
Dengan demikian dilihat dari reratanya dapat dinyatakan bahwa pembelajaran
PAK pada tes akhir (posttest) dengan menggunakan instagram di SMK Negeri 6
Yogyakarta berada pada kategori cukup.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
SANGAT BAIK BAIK CUKUP KURANG SANGATKURANG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
b. Deskripsi Statistik Posttest
Statistik deskriptif pada dasarnya memaparkan secara numerik ukuran
tendensi sentral, dispersi dan distribusi suatu data. Tendensi sentral mengukur
pemusatan data. Beberapa ukuran umum tendensi sentral yang digunakan
diantaranya rata-rata (mean), yakni nilai rata-rata terukur suatu data, nilai tengah
(median), yakni nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari kecil ke
besar; serta modus yakni nilai yang sering muncul dari suatu data. Berikut tabel
statistik nilai posttest yang didapatkan dalam analisis data tes awal :
Tabel 4.6
Deskripsi Statistik Posttest pembelajaran PAK dengan menggunakan
Statistics
posttest
N Valid 26
Missing 1
Mean 63.81
Median 62.50
Mode 56
Minimum 46
Maximum 80
Percentiles 25 54.75
50 62.50
75 75.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel Statistik di atas memaparkan nilai-nilai statistik yang telah dipilih;
yakni N, merupakan jumlah data pengamatan siswa berjumlah 26 yang semuanya
bernilai valid. Rata-rata nilai posttest yakni 63.81, nilai tengah data 62.50 dan
nilai yang sering muncul yakni 56. Nilai minimum dari posttest yakni 46 dan
maksimum 80. Dalam tabel ini juga dipaparkan mengenai persentil yakni ukuran
yang digunakan dalam statistik yang menunjukkan nilai di bawah ini yang mana
persentase tertentu dari pengamatan dalam kelompok pengamatan jatuh. Tabel di
atas menunjukkan dimana persentil 25 ada pada tingkat nilai 25% siswa di bawah
54.75, sedangkan persentil 75 tingkat nilai 75% siswa di bawah 75, sementara
50% data terletak antara persentil 25%-75%. Oleh karena itu 50% tingkat nilai
atau prestasi terlentak pada rentang 54.75-75.
B. Analisis Hasil Penelitian
Pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum melakukan analisis data.
Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji
hipotesis. Hasil uji prasyaratan analisis disajikan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah semua variabel
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-
Smirnov dalam perhitungan menggunakan program SPSS 16.00. Untuk
mengetahui normal tidaknya adalah jika sig > 0,05 maka normal dan jika sig <
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
0,05 dapat dikatakan tidak normal. Hasil perhitungan yang diperoleh sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest .118 26 .200* .959 26 .365
posttest .192 26 .015 .897 26 .013
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Ringkasan Uji Normalitas
No
.
kelompok sig Kesimpulan
1. Pre-test 0.200 Normal
2. Post-test 0.015 Tidak Normal
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa data pre-test dan post-test hasil
belajar memiliki nilai sig > 0,05, maka dapat disimpulkan kelompok data pretes
berdistribusi normal sementara kelompok data posttest tidak berdistribusi normal.
2. Uji Hipotesis
Dikarenakan data tidak semuanya berdistribusi normal maka uji hipotesis
tidak dapat menggunakan uji t, untuk itu uji yang digunakan yakni uji Mann
Whitney. Uji Mann Whitney atau uji dua sampel yang tidak berpasangan
merupakan salah satu bagian dari statistik non parametrik. Uji Mann Whitney
menjadi alternatif ketika data tidak normal dalam uji independent sample t test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Uji Mann Whitney dilakukan untuk mengetahui perbedaan dua sampel yang tidak
berhubungan atau berpasangan satu sama lainnya.
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Mann Whitney :
1. Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) < 0,05, maka terdapat pengaruh
penggunaan Instagram dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar PAK.
2. Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh
penggunaan Instagram dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar PAK.
Berikut hasil yang diperoleh dari uji Mann Whitney:
Tabel 4.8 Uji Mann Whitney
Test Statisticsa
Pretest
Mann-Whitney U 199.500
Wilcoxon W 550.500
Z -2.537
Asymp. Sig. (2-tailed) .011
a. Grouping Variable: posttest
Dari hasil output diketahui nilai Asymp.Sig.sebesar 0,011 ( 0,011 : 2 =
0,005) karena nilai Asymp.Sig.0,005 < 0,05, maka sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan dalam Uji Mann Whitney dapat disimpulkan bahwa H1
diterima. Penerimaan terhadap H1 mengandung pengertian bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan prestasi belajar PAK antara pretest dan posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Artinya terdapat pengaruh penggunaan Instagram dalam pembelajaran terhadap
prestasi belajar PAK siswa kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembelajaran PAK siswa kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta data awal
(pretest) dan data akhir (posttest).
Penelitian ini merupakan penelitain pra eksperimen dimana terdapat dua
kali penelitian yakni pada tes awal (pretest) dengan tes akhir (posttest). Yang
dimaksud dengan test pretest yakni tes yang dilakukan sebelum adanya perlakuan
dengan menggunakan Instagram sebagai media pembelajaran.
Pada hasil analisis deskriptif tes awal (lih tabel 4.3) diperoleh bahwa nilai
hasil belajar siswa berdasarkan rata-ratanya adalah sebesar 55.81 dengan jumlah
26 siswa. Nilai median atau nilai tengah data sebesar 53.50. Nilai minimum dari
pretest yakni 41 dan maksimum 76. Sementara pada tes akhir atau setelah adanya
perlakuan dengan menggunakan Instagram sebagai media pembelajaran diperoleh
rata-rata nilai posttest yakni 63.81, nilai tengah data 62.50. Nilai minimum dari
pretest yakni 46 dan maksimum 80. Berdasarkan analisis deskriptif tersebut
nampak bahwa nilai posttest setelah diberi perlakuan mengalami peningkatan.
Pada uji Analisis frekuentif disajikan tabel serta histogram yang mengukur
tingkat penilaian hasil belajar siswa yang dikelompokkan berdasarkan suatu
kriteria dan presentase. Kriteria penilaian yakni sangat baik, baik, cukup, kurang
dan sangat kurang. Pada analisis frekuensi pretest didapat hasil dari 26 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yakni, 1 siswa dengan presentase 4% memperoleh kategori sangat baik; 4 siswa
dengan presentase 15 % mendapatkan nilai baik; 7 siswa dengan persentase 27%
mendapatkan nilai cukup; 7 siswa dengan persentase 27% mendapatkan nilai
kurang , serta 7 siswa dengan persentase 27% mendapatkan nilai sangat kurang.
Sehingga mayoritas siswa dengan persentase tertinggi yakni (27%+27%+27%=
81%) mendapatkan nilai cukup, kurang dan sangat kurang. Dengan demikian
dilihat dari reratanya yakni 55,81, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran PAK
pada tes awal (pretest) tanpa menggunakan Instagram di SMK Negeri 6
Yogyakarta berada pada kategori kurang. Sedangkan pada analisis frekuensi
posttest diperoleh 3 siswa dengan presentase 11% berada pada kategori sangat
baik; 8 siswa dengan presentase 31 % mendapatkan nilai baik ; 2 siswa dengan
persentase 8% mendapatkan nilai cukup; 8 siswa dengan persentase 31%
mendapatkan nilai kurang baik, serta 5 siswa dengan persentase 19%
mendapatkan nilai sangat kurang. Pada analisis ini mayoritas siswa dengan
persentase tertinggi yakni (31%+31% = 62%) mendapatkan nilai baik dan kurang.
Dengan demikian jika dilihat dari reratanya (83,81) dan kriteria nilai yang
ditetapkan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran PAK pada tes akhir (posttest)
dengan menggunakan Instagram di SMK Negeri 6 Yogyakarta berada pada
kategori cukup. Jadi melalui analisis frekuensi ini dapat dilihat bahwa nilai
meningkat setelah menggunakan Instagram, itu artinya nilai posttest lebih tinggi
daripada nilai pretest. Namun kedua hasil dari rata-rata pretest dan posttest belum
mencapai nilai KKM yakni sebesar 73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dalam pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh data
pretest 0,200 yang berarti data berdistribusi normal, sednagkan data posttest
sebesar 0,015 yang artinya data tidak berdistribusi normal. Karena tidak semua
data berdistribusi normal, maka hipotesis yang digunakan yakni uji Mann
Whitney. Melalui uji Mann Whitney diperoleh bahwa nilai Asymp.Sig sebesar
0,005. Karena Asymp.Sig.0,005 < 0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan dalam Uji Mann Whitney dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.
Penerimaan terhadap H1 mengandung pengertian bahwa terdapat pengaruh
penggunaan Instagram terhadap prestasi belajar PAK, yakni antara pretest dan
posttest.
D. Refleksi Kateketis
Saat ini perkembangan zaman semakin mengalami kemajuan yang pesat
salah satunya dalam bidang teknologi dan komunikasi. Banyak alat-alat
berteknologi canggih dan selalu up to date yang menawarkan berbagai
kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai aktivitas. Tak hanya itu
berbagai sarana teknologi tersebut juga dirancang sedemikian rupa sehingga
semakin menarik konsumennya, ditambah lagi sarana tersebut dapat digunakan
dengan mudah, nyaman, dan tentunya harga yang terjangkau.
Salah satu teknologi dan komunikasi yang saat ini masih sering digunakan
ada jejaring sosial. Ada banyak sekali berbagai jenis jejaring sosial, yang
menawarkan berbagai fitur-fitur yang menarik yang dirancang dan dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
secara terus-menerus. Salah satunya yakni jejaring sosial yang masih banyak
digunakan saat ini adalah Instagram. Instagram merupakan sarana untuk
berkomunikasi dan mencari informasi. Di kalangan masyarakat saat ini instagram
sudah menjadi salah satu kebutuhan mereka entah hanya sekedar untuk hiburan
maupun juga bisnis online. Namun sebenarnya lebih dari itu Instagram dapat
dimanfaatkan sebagai sarana belajar mengajar.
Tentu dalam penggunaanya Instagram tidak selalu memiliki dampak yang
positif saja, ada atau bahkan banyak dampak negatifnya juga, tergantung
bagaimana setiap orang menggunakannya secara benar dan bertanggungjawab.
Fitur-fitur yang disediakan oleh Instagram dapat dimanfaatkan sebagai media
belajar peserta didik, dan kali ini penulis melakukan penelitian pra eksperimen
dengan mencoba memanfaatkan Instagram sebagai media pembelajaran PAK
untuk siswa kelas XI SMK N 6 Yogyakarta.
Penulis mencoba melakukan penelitian ini sebab penulis merasa jejaring
sosial seperti Instagram masih kurang dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran
di sekolah-sekolah. Padahal pemanfaatan jejaring sosial sebagai pembelajaran
yang diolah secara menarik tentu juga dapat memacu minat dan semangat belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk
mempelajari dan melakukan uji coba sederhana dengan membuat pembelajaran
Agama Katolik menggunakan Instagram, dengan maksud untuk mengetahui
perbedaan hasil antara yang menggunakan Instagram sebagai pembelajaran
dengan yang tidak menggunakan. Penulis melakukan dua kali penelitian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
responden yang sama dengan jumlah 26 responden. Dari hasil penelitian yang
telah terlaksana pada tes awal yakni tanpa menggunakan Instagram para siswa
mendapatkan nilai yang beragam, tapi secara umum masih termasuk kriteria yang
kurang baik sementara dari tes akhir dengan menggunakan Instagram rata-rata
hasil belajar siswa menjadi naik dan berada pada kriteria cukup.
Ketika melakukan penelitian tanpa menggunakan media Instagram,
penulis melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dibantu sarana buku paket yang disediakan oleh sekolah.
Siswa juga menggunakan buku paket siswa yang sudah disediakan sekolah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini siswa cenderung merasa bosan dan kurang
semangat dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini membahas mengenai
materi pelajaran Agama Katolik kelas XI yakni Hierarki Gereja Katolik. Materi
ini membahas mengenai paham tentang hierarki dalam Gereja Katolik, dasar
biblis hierarki dalam Gereja, pengertian dasar dan susunan hierarki dalam Gereja
Katolik serta corak kepemimpinan dalam Gereja Katolik.
Sementara dalam proses belajar menggunakan Instagram siswa diajak
untuk belajar mengenai materi yang sudah ditentukan dengan mengakses melalui
akun Instagram yang mereka miliki. Siswa diajak untuk mengeksplor sendiri apa
yang sudah mereka dapatkan melalui informasi yang telah mereka dapat melalui
Instagram berkaitan dengan materi Hierarki Gereja Katolik, kemudian mereka
dapat saling berdiskusi, berpendapat, dan berbagi informasi melalui Instagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dari pelaksanaan dua kali penelitian ini didapatkan peningkatan hasil
belajar antara pretest dan posttest, meskipun jika dilihat dari nilai yang diperoleh
oleh siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan yakni sebesar 73. Dari uji coba
Mann Whitney diperoleh hasil bahwa penggunaan jejaring sosial Instagram
memberi pengaruh bagi prestasi belajar siswa dengan nilai Asymp.Sig sebesar
0,005.
Dari hasil nilai pretest maupun posstest yang didapat, rata-rata siswa
mendapat nilai yang rendah dan hanya beberapa saja yang mendapat nilai yang
baik. Hasil tersebut diperoleh tentu dipengaruhi juga oleh keterbatasan-
keterbatasan yang ada. Pada penelitian ini penulis menemukan salah satu
keterbatasan yang dialami yakni waktu penelitian tidak berada pada waktu yang
tepat karena situasi siswa saat itu berada pada saat-saat dimana akan
melaksanakan ujian akhir sekolah sehinggga pembelajaran yang sudah di upload
penulis di Instagram kurang direspon oleh siswa, hanya beberapa siswa saja yang
proaktif dan memberi respon dengan memberi like namun tidak ada yang
menanggapi atau mengomentari. Maka penelitian semacam ini baik jika
diterapkan kembali untuk siswa tetapi juga harus memperhatikan hal-hal yang ikut
mempengaruhi hasil belajar siswa nantinya, misalnya berkaitan dengan waktu
penelitian.
Dari segi pastoral penulis beranggapan bahwa internet dan media sosial
seharusnya dapat digunakan sebagai pelayanan dengan cara berkomunikasi,
berbagi ilmu demi perkembangan iman satu sama lain. Tidak hanya sekedar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
bersenang-senang saja, media sosial dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran
untuk menggantikan proses belajar mengajar di kelas. Dengan cara teresebut
pelaksanaan pembelajaran Agama Katolik dengan media online dirasa cukup
efektif mengingat masyarakat banyak yang mengakses berbagai jenis media sosial
yang ada. Harapannya media pembelajaran dengan menggunakan jejaring sosial
Instagram ini juga mampu membantu pelajaran iman (PAK) yang ditujukan untuk
siswa menjadi lebih mudah diterima. Siswa bisa lebih mudah menyerap atau
menangkap apa yang disampaikan melalui Instagram sehingga iman mereka dapat
semakin berkembang melalui cara-cara yang mereka senangi yakni melalui
Instagram.
E. Keterbatasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa penggunaan
Instagram dalam pembelajaran memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar
PAK siswa kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta. Dari hasil penelitian ini juga
ditemukan beberapa keterbatasan yang dialami ketika menjalankan penelitian.
Berikut keterbatasan-keterbatasan dari hasil penelitian ini :
1. Keterbatasan mengenai waktu penelitian yang kurang tepat dengan situasi
siswa yang akan diteliti.
2. Keterbatasan dalam mencari sumber referensi atau buku-buku yang
mendukung guna penyusunan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Keterbatasan penulis yang kurang teliti dalam mengolah maupun menyusun
hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.
4. Keterbatasan penulis dalam memotivasi siswa agar mau secara proaktif
menanggapi soal penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini penulis memaparkan kesimpulan dan saran berkaitan
dengan skripsi dengan judul “Pengaruh penggunaan Jejaring Sosial Instagram
dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Katolik siswa
kelas XI SMK Negeri 6 Yogyakarta”. Bagian kesimpulan berkaitan dengan
rangkuman dari hasil penelitian dan pembahasan sebagai jawaban dari
permasalahan yang ada. Selanjutnya bagian saran akan dibahas mengenai usulan
yang berkaitan dengan penggunaan jejaring sosial Instagram dalam pembelajaran
PAK.
A. Kesimpulan
Dari hasil penilitian yang diperoleh dan didukung dengan kajian pustaka,
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata dari hasil tes awal (pretest)
sebelum pembelajaran dengan menggunakan Instagram sebesar 55,81. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata masih berada pada kriteria kurang baik.
2. Hasil penelitian posttest menunjukkan nilai rata-rata dari tes akhir setelah
adanya pembelajaran dengan menggunakan Instagram, yakni sebesar 63,81.
Artinya mean atau nilai rata-rata kelas naik dari tes sebelumnya (prettest),
yakni sebesar 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Dari hasil pengujian hipotesis dengan Uji Mann Whitney diperoleh Asymp.Sig
sebesar 0.005 artinya bahwa Asymp.Sig.0,005 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh penggunaan Instagram dalam pembelajaran terhadap
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAK siswa kelas XI SMK Negeri
6 Yogyakarta.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi sekolah di SMK Negeri 6 Yogyakarta, bagi guru
dan juga mahasiswa-mahasiswi PAK-USD terutama dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa.
1. Bagi pihak Sekolah dan Guru SMK Negeri 6 Yogyakarta
a. Melihat bahwa penggunaan jejaring sosial instagram dalam pembelajaran
memiliki pengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka ada
baiknya jika guru juga bisa mencoba memanfaatkan aplikasi ini sebagai
media pembelajaran sebagai pengganti pembelajaran di kelas.
b. Guru mampu mengembangkan kemampuan profesionalnya melalui
pemanfaatan TIK yang ada saat ini dan mengolahnya sedemikian rupa
sehingga menjadi menarik dan mampu meningkatkan motivasi maupun
prestasi belajar siswa.
c. Guru maupun pihak sekolah mampu mengarahkan agar siswa mampu
menggunakan jejaring sosial untuk memposting hal-hal yang bermanfaat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
positif sehingga satu sama lain dapat saling berbagi ilmu untuk menambah
wawasan yang lebih luas.
2. Bagi mahasiswa-mahasiswi PAK-USD
a. Mampu memanfaatkan maupun mengolah media yang ada terlebih media
sosial sekreatif mungkin untuk hal yang positif dan sekaligus
memanfaatkannya sebagai sarana berkatekese dengan cara yang lebih
menarik sehingga mampu memperkembangan iman satu sama lain.
b. Kampus perlu mengembangkan penggunaan media sosial sebagai sarana
pembelajaran dan penyampaian informasi.
c. Mahasiswa dapat menggunakan media sosial untuk membangun pertemanan
baik antar teman maupun dengan dosen, sehingga dapat menjalin
persaudaraan yang semakin erat satu dengan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Cecilia Paulina Sianipar. (2015). Pendidikan dan Media Sosial. Bernas, Selasa 6
Januari, hal 4
Dapiyanta. (2011). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah.
Diktat mata kuliah Evaluasi pembelajaran, Program Studi PAK,
Universitas Sanata Dharma.
Douglas, Mack R. (1990). Menuju Puncak Prestasi. Yogyakarta : Kanisius
Ega Rima Wati. (2016). Ragam Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kata Pena
Fadlilah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs & SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Razz Media
Fahmi, Abu Bakar.(2011).Mencerna Situs Jejaring Sosial. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Groome, Thomas H. (2010). Christian Religious Education (Daniel Stefanus
Penerjemah). Jakarta: Gunung Mulia
Hamalik, Oemar. (2009). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensindo
Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi Research.Yogyakarta: Andi Offset
Heryatno Wono Wulung, F.X. (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Iswarahadi, Y.I. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta : Kanisius
Konferensi Waligereja Indonesia.(1996). Iman Katolik : Buku Informasi dan
Refrensi. Yogyakarta : Kanisius
Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru.
_______.(1990). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
_______.(1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Nasrullah, Rulli. (2017). Media Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sadiman,Arief S.(dkk).(2009) Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta, cetakan ke
11
Supriadi, Didi. (2012). Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Offset
Winkel, W.S. (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia
Yudhi Munadi. (2010). Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta :
Gaung Persada Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Internet :
http://www.academia.edu/26712688/SEJARAH_PEMBELAJARAN_PENDIDIK
AN_AGAMA_KATOLIK_SEJAK_KURIKULUM_1075_HINGGA_KURIKUL
UM_2013.rtf diakses pada Rabu, 7 Mei 2018, pukul 10.24 WIB.
https://www.nesabamedia.com/pengertian-instagram/ diakses pada Kamis, 8
Maret 2018, pukul 15.25 WIB.
https://www.bitebrands.co/2015/01/sejarah-dan-perkembangan-mediasosial.html,
diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 15.25 WIB.
https://dailysocial.id diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 18.54 WIB.
http://detik.in/uncategorized/kelebihan-dan-kekuranganinstagram/ diakses pada
Kamis, 15Agustus 2018, pukul 20.04 WIB
http://www.idjoel.com, diakses pada Senin, 6 November 2017, pukul 20.20 WIB
https://tekno.kompas.com diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 15.40 WIB
https://vinsenpatn.wordpress.com/2012/12/03/pendidikan-agama-katolik/,diakses
pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 17.30 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS SOALNO NAMA
PRE-TEST PEL [ POST· TEST PEL [SPIRITUAL SOSIAL NILA PENGETAHUAN NlLA AMP TOla SPIRlTUAL SOSIAL NILAI PENGETAHUAl\INILA RAMPIL1total
1 2 3 4 5 I 2 3 4 5 1 2 3 4 1 1 2 3 4 5 I 2 3 4 5 1 2 3 4 1
1 SeUa 4 4 4 4 4 4 4 2 2 I 33 3 15 7 5 30 30 49 4 4 4 4 4 4 4 2 2 I 33 10 8 15 5 38 40 582 Angie 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 34 10 5 5 5 25 60 63 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 34 10 5 10 5 30 60 65
3 Aprilia 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 37 10 5 10 0 25 30 48 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 36 8 8 15 5 36 30 54
4 Bherlian 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 36 10 8 10 5 33 55 65 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 33 10 8 10 5 33 30 51
5 Calarina 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38 5 5 5 5 20 30 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 8 5 8 5 26 70 n6 Ceiga 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35 5 8 10 4 27 30 48 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35 10 8 10 4 32 30 51
7 Anisa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 10 10 10 0 30 30 53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 8 8 15 5 36 30 56
8 Erlangga 4 4 3 2 2 4 4 2 2 4 31 10 10 10 5 35 30 51 4 4 3 2 2 4 4 2 2 4 31 10 10 10 5 35 40 56
9 Febti 4 4 2 2 2 2 2 I 1 2 22 10 15 10 5 40 50 59 4 4 2 2 2 2 2 I I 2 22 10 15 10 0 35 30 46
10 Dina 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 36 5 8 15 5 33 60 68 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 31 10 8 15 5 38 30 52
11 Fransiska 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 32 10 10 12 0 32 30 49 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 36 8 8 15 5 36 70 75
12 Hendra 4 4 4 4 4 4 4 3 2 1 34 5 5 4 5 19 50 54 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 36 10 5 10 5 30 40 56
13 Gladys 3 3 2 3 4 2 2 1 1 1 22 2 2 5 5 14 65 53 3 3 2 3 4 2 2 I 1 1 22 10 15 10 0 35 50 5614 Monic 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 31 10 8 10 5 33 50 60 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 31 10 8 ro 5 33 50 6015 Pusoarani 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 35 5 5 5 5 20 75 68 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 36 5 8 8 5 26 75 7216 Dea 4 3 4 3 3 4 3 2 2 2 30 4 4 10 4 22 30 43 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 33 10 10 15 5 40 70 75
17 Tika 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37 8 10 15 5 38 70 76 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 34 10 15 10 5 40 30 55
18 Altar 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 33 3 5 4 5 17 70 63 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 10 5 10 5 30 70 69
19 Clara 4 2 3 4 3 3 3 2 2 3 29 5 10 10 0 25 30 44 4 4 3 4 4 2 3 4 2 2 32 5 5 8 8 26 30 46
20 Amanda 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 36 8 15 15 8 46 30 59 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 34 10 15 15 8 48 70 80
21 David 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 10 10 10 0 30 30 52 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 10 15 15 10 50 50 73
22 Sekar 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 33 2 5 8 5 20 25 41 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 35 8 8 15 8 39 75 78
23 lndra 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 30 10 10 5 5 30 30 47 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 37 10 15 15 5 45 60 75
24 Bayu 1 I I I I 2 2 2 2 3 16 8 12 8 5 33 60 57 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 30 10 15 8 8 41 70 74
2S Devi 4 2 3 4 4 4 4 3 2 2 32 5 5 8 5 23 75 68 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 34 10 10 8 8 36 75 76
26 Gema 4 4 3 4 4 2 3 I 2 2 29 8 10 5 5 28 70 67 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38 10 15 10 5 40 70 78
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Identitas
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti
Kelas/semester : XI/ Gasal
Materi Pokok : Hierarki dalam Gereja Katolik.
Alokasi Waktu : 3 JP (1 x pertemuan)
B. Kompetensi Inti :
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar
1. Menghayati fungsi dan peranan hierarki
2. Berperilaku santun pada fungsi dan peranan hierarki
3. Memahami fungsi dan peranan Hierarki
4. Bersaksi tentang fungsi dan peranan Hierarki
D. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan pemahaman tentang Hirarki dalam Gereja Katolik
2. Merumuskan makna teks Yoh 21 : 15 – 19 berkaitan dengan Hirarki
dalam Gereja.
3. Menguraikan pengertian, susunan, dan fungsi/peranan hirarki dan pemuka
agama dalam Gereja Katolik.
4. Menjelaskan tanggungjawab umat beriman (kaum awam) terhadap kaum
hirarki dan pemuka agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pembelajaran dengan menggunakan Instagram peserta didik dapat
berkomunikasi, melakukan diskusi maupun Tanya jawab, baik terhadap
guru maupun antar teman kapan saja dan dimana saja, tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu.
2. Melalui pembelajaran menggunakan Instagram peserta didik mampu
berbagi informasi baik berupa gambar maupun video dengan cepat,
sehingga memudahkan peserta didik dalam belajar.
3. Melalui pembelajaran dengan menggunakan Instagram peserta didik
mampu mengeksplorasi atau mencari informasi berkaitan dengan materi
pelajaran di Instagram dengan mudah dengan cara following akun-akun
yang berkaitan dengan materi pembelajaran maupun mencari informasi
yang dibutuhkan dengan fitur hastag.
F. Model dan Metode Pembelajaran:
1. Model pembelajaran yang digunakan yakni model Saintifik
2. Metode pembelajaran dilakukan dalam dua cara yakni di dalam kelas
(pembelajaran biasa tanpa media) dan luar kelas (belajar melalui jejaring
sosial instagram) dapat juga diartikan sebagai metode flip classroom atau
kelas terbalik. Flip classroom merupakan pembalikan pembelajaran
tradisional, dimana yang biasa dilakukan di kelas dalam pmbelajaran
tradisional menjadi dilaasanakan di rumah, demikianpun sebaliknya.
Kegiatan di dalam Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Informasi/materi
Tanya jawab
Diskusi kelompok
Penugasan/Tes secara tertulis sebelum dan sesudah penggunaan
Kegiatan di Luar Kelas :
Berbagi informasi yang berkaitan dengan materi dalam bentuk foto
maupun video yang diakses melalui Instagram
Dialog, tanya jawab maupun berdiskusi antar teman/guru secara
online melalui Instagram.
Following maupun follback akun-akun yang berkaitan dengan
materi.
Menonton video tentang hierarki Gereja Katolik melalui instagram.
Membuat atau mencatat pertanyaan atau poin penting yang
berkaitan dengan materi.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (dilakukan di kelas sebelum penggunaan instagram)
Guru :
a) Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan doa bersama
serta mengajak peserta didik menyanyikan lagu Gereja Bagai
Bahtera (PS.621)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
b) Appersepsi:
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
Mengingat kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
c) Motivasi :
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
d) Pemberian Acuan :
Memberikan informasi tentang KI, KD, dan Indikator pada
pertemuan yang berlangsung
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Kegiatan Inti (dilakukan di dalam dan luar kelas)
Dalam kegiatan inti, para peserta didik diminta melakukan beberapa
kegiatan yakni :
a) Mengamati :
Di dalam Kelas :
Mengamati pemahaman tentang hierarki Gereja Katolik.
Mengamati gambar-gambar/ foto-foto para pemuka agama Katolik
dalam buku paket sekolah.
Di luar Kelas :
Mengamati/menonton pemahaman/materi tentang hierarki Gereja
Katolik yang sudah diupload di instagram dalam bentuk foto-foto
maupun video.
Contoh gambar :
GAMBAR STRUKTUR HIERARKI
Bentuk Piramida Bentuk lingkaranHIERARKI PAGUYUBAN
awamumat/
AWAM Umathierarki
b) Membaca :
Di dalam kelas :
Peserta didik diminta membaca materi Hierarki Gereja Katolik
melalui buku paket yang disediakan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Di Luar kelas :
Peserta didik dapat mencatat hal-hal maupun point-point penting
dari video maupun gambar mengenai Hierarki Gereja Katolik yang
sudah di upload oleh Guru melalui instagram.
c) Menanya :
Di dalam kelas :
Guru menanyakan beberapa pertanyaan sehubungan dengan materi
yang sudah dibahas, seperti:
Apa makna hierarki dalam Gereja Katolik?
Siapa saja yang termasuk dalam hierarki Gereja Katolik (susunan
hierarki)?
Apa fungsi hierarki dalam Gereja Katolik?
Bagaimana corak kepemimpinan dalam Gereja?
Di luar Kelas :
Peserta didik dapat melakukan aktivitas seperti diskusi maupun tanya
jawab secara online melalui Instagram berkaitan dengan materi yang
sudah di upload dengan menuliskan pertanyaan dalam kolom
komentar yang sudah disediakan dalam instagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d). Mengeksplorasi:
Di dalam kelas :
Mencari informasi tentang Gereja Katolik yang ada di Indonesia
dari sumber-sumber misalnya: pustaka/buku. Mencari ajaran
Kitab Suci tentang hierarki Gereja (misalnya; Yoh 21:15-19 ).
Mendiskusikan bersama hal-hal penting mengenai Hierarki
Gereja Katolik dalam ajaran KS (Yoh 21: 15-19).
Mencari ajaran Gereja tentang hierarki Gereja Katolik,
(misalnya, LG. art. 18, 20,22,23,27, 29, 37. Berkaitan dengan
makna hierarki, susunan hierarki, fungsi dan peranan hierarki
serta corak kepemimpinan dalam Gereja Katolik.
Di luar kelas :
Mencari informasi mengenai materi Hierarki Gereja Katolik yang
ada di Instagram
Bertanya atau melakukan wawancara dengan para tokoh-tokoh
Gereja mengenai Hierarki Gereja Katolik,
Mengupload hasil dari diskusi maupun hasil informasi materi yang
didapat ke Instagram.
e). Mengasosiasi:
Di dalam kelas :
Menganalisis informasi tentang hierarki Gereja Katolik yang telah
diperoleh dari berbagai sumber (internet,buku-buku, wawancara).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang hierarki Gereja.
Di luar kelas :
Mencari informasi tentang hierarki Gereja Katolik yang telah
diperoleh dari berbagai sumber yang ada di instagram, kemudian
saling berbagi informasi yang didapat dengan menandai akun
Instagram teman yang lain dengan fitur tag.
Menyimpulkan hasil diskusi tentang hierarki Gereja Katolik,
dengan mengirimnya melalui Instagram.
f). Mengkomunikasikan:
Di dalam kelas :
Menuliskan refleksi tentang hierarki dalam Gereja Katolik.
Mengungkapkan niat untuk menghormati hierarki Gereja
Katolik.
Mendoakan setiap hari bagi para pimpinan Gereja; Paus, Uskup
Imam dan Diakon agar mereka setia menjalankan tugas
panggilannya.
Di luar kelas :
Membuat slide video atau foto/gambar sehubungan dengan
Hierarki Gereja Katolik, lalu mengupload di Instagram.
2. Kegiatan Akhir / Penutup (dilakukan di kelas sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunaan instagram)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tes/ evaluasi
Doa Penutup
H. Bahan/Sumber Belajar
• Pengalaman siswa dan guru
• Hasil eksplorasi siswa di instagram
• Kitab Suci; (Yoh 21: 15-19).
• Gambar-gambar, foto-foto, para pemuka agama Katolik.
• Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas XI SMA-
SMK/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta , 2013.
• Dokumen Konsili Vatikan II (LG art 18; 22; 23; 27; 29; 37 dan CD
art 4-7).
• Iman Katolik
I. Media/alat pembelajaran
1. Aplikasi Instagram
2. Pengalaman hidup peserta
3. Kitab suci perjanjian baru
4. Laptop/ computer/smartphone
J. Kriteria Penilaian
1.1 Sikap Spiritual
a. Tehnik : Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
No Sikap/ nilai Butir Instrumen
1. Bangga terhadap para pemimpin Gereja 1
2. Syukur atas kehadiran para pemimpin
Gereja
2-5
Rentang nilai :
4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= tidak pernah
1.2 Sikap Sosial
a. Tehnik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar Observasi
c. Kisi-kisi :
No Sikap/ nilai Butir Instrumen
1. Hormat pada para pemimpin Gereja. 1
2. Mendukung fungsi dan peran para
pemimpin Gereja
2
3. Bersosial dengan para pemimpin Gereja 3
4. Bekerja sama dengan para pemimpin
Gereja dalam tugas pelayanan
4-5
1.3. Pengetahuan (Tes Tertulis/lisan)
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis.
Instrumen tes tulis berupa daftar pertanyaan.
a. Tehnik : Tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Bentuk Instrumen : Pertanyaan
c. Kisi-kisi :
1.4 Keterampilan:
a. Tehnik : Membuat Karya Refleksi
b. Bentuk Instrumen` : Menyusun refleksi
c. Kisi-kisi :
No Sikap/ nilai Butir
Instrumen
1.
Menyusun refleksi untuk para pemimpin
Gereja, dalam panggilannya sebagai gembala
umat.
1
No Indikator Nomor
Soal
Score
1. Menjelaskan pemahaman tentang Hirarki
dalam Gereja Katolik.
1 10
2. Merumuskan makna teks Yoh 21 : 15 – 19
berkaitan dengan Hirarki dalam Gereja
2 15
3. Menguraikan pengertian, susunan, dan
fungsi/peranan hirarki dan pemuka agama dalam
Gereja Katolik
3 15
4. Menjelaskan tanggungjawab umat beriman
(kaum awam) terhadap kaum hierarki dan
pemuka agama Katolik.
4 10
Total score : jumlah score x 4
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Format penilaian Keterampilan :
No. Unsur yang dinilai Score
1. Struktur jelas: ada fakta, kesan, harapan/niat 30
2. Refleksi sesuai dengan tema yang diberikan 20
3. Isi mengungkapkan refleksi untuk para
pemimpin Gereja agar mereka setia dalam
panggilannya sebagai gembala umat
40
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 10
Score total 100
LAMPIRAN
Materi Pembelajaran
1. Hierarki dalam Gereja Katolik
a. Pengertian :
Hirarki berasal dari bahasa Yunani “hierarchy” yang berarti jabatan
(hieros) suci (archos). Yang termasuk dalam hierarki adalah mereka
yang mempunyai jabatan karena mendapat penyucian melalui tahbisan.
Secara umum hierarki diartikan sebagai tata susunan. Hieraki sebagai
pejabat umat beriman kristiani dipanggil untuk menghadirkan Kristus
yang tidak kelihatan sebagai tubuhNya, yaitu Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Struktur kepemimpinan (hirarki) dalam Gereja
Secara struktural kepemimpinan dalam Gereja sekarang dapat diurutkan
sebagai berikut:
Dewan Para Uskup dengan Paus sebagai Kepalanya. Dewan Para
Uskup adalah pengganti Para Rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja
adalah Dewan Para Uskup. Sebagai lambang kolegial ini, tahbisan
Uskup selalu dilakukan paling sedikit tiga uskup, sebab tahbisan Uskup
berarti bahwa seorang anggota baru diterima ke dalam dewan Uskup.
Paus
Paus adalah pengganti Petrus juga pemimpin para uskup. Paus adalah
uskup Roma, dan sebagai Uskup Roma, ia adalah pengganti Petrus
dengan tugas dan kuasa seperti Petrus. Tugas dan kuasa Petrus, menurut
Perjanjian Baru, begitu istimewa (Mat 16:16-19; Yoh 21:15-19), Ia
diakui sebagai pemimpin Gereja.
Uskup
Tugas pokok uskup di tempatnya sendiri adalah pemersatu. Tugas ini
dapat disebut tugas kepemimpinan dan para uskup dalam arti
sesungguhnya disebut pembesar umat yang mereka bimbing. Tugas
pemersatu ini selanjutnya dibagi menjadi tugas khusus menurut tiga
bidang kehidupan gereja, yaitu pewartaan, perayaan, dan pelayanan, di
mana dimungkinkan komunikasi iman dalam Gereja.
Pembantu Uskup: Imam dan Diakon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dalam mengemban tugas dan fungsinya, para uskup memerlukan
“pembantu” dan rekan “kerja”, mereka adalah:
Para Imam: adalah wakil uskup . Tugas konkret para imam sama
seperti uskup, yakni pertama-tama untuk mewartakan Injil dan
menggembalakan umat.
Diakon: pelayan, hirarki tingkat yang lebih rendah. Mereka ini juga
pembantu Uskup, tetapi tidak mewakili. Para diakon adalah
pembantu Uskup dengan tugas terbatas, dengan kata lain diakon
adalah pembantu khusus uskup, sedangkan imam adalah pembantu
umum Uskup.
Kardinal : kardinal bukan jabatan hirarkis dan tidak termasuk
struktur hirarkis. Kardinal adalah penasehat Paus dan membantu
Paus dalam tugas reksa harian seluruh Gereja. Mereka membentuk
suatu dewan Kardinal. Jumlah dewan yang berhak memilih Paus
dibatasi 120 orang yang di bawah usia 80 tahun. Seorang Kardinal
dipilih oleh Paus secara bebas.
c. Fungsi Khusus Hierarki
Berdasarkan keterangan yang telah diungkapkan di atas, fungsi khusus
hirarki adalah:
Menjalankan tugas gerejani, yakni tugas-tugas yang langsung dan
eksplisit menyangkut kehidupan beriman Gereja, seperti: pelayanan
sakramen-sakramen, mengajar, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hirarki
mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk, nasihat, dan
teladan.
d. Corak Kepemimpinan dalam Gereja
Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan khusus di
mana campur tangan Tuhan merupakan unsur yang dominan.
Kepemimpinan Gereja tidak diangkat oleh manusia berdasarkan bakat,
kecakapan, atau prestasi tertentu.
Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam
arti semurni-murninya. Kepemimpinan gerejani adalah kepemimpinan
melayani, bukan untuk dilayani.
Kepemimpinan untuk menjadi yang terakhir, bukan yang pertama.
Kepemimpinan dalam masyarakat diangkat untuk memerintah dalam
arti sesungguhnya.
Kepemimpinan hirarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapuskan
oleh manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Yogyakarta, November 2018
Mengetahui,
Dosen Pendamping Skripsi Guru Mata Pelajaran
FX. Dapiyanta SFK, M.Pd Heronimus Galih Priambada,S.Pd
Praktikan
Anastasia Niken Ratih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
LAMPIRAN
KUNCI JAWABAN SOAL
SOAL URAIAN
1. Hierarki diartikan sebagai tata susunan. Yang termasuk dalam
hierarki adalah mereka yang mempunyai jabatan karena mendapat
penyucian melalui tahbisan. Hieraki sebagai pejabat umat beriman
kristiani dipanggil untuk menghadirkan Kristus yang tidak
kelihatan sebagai tubuh-Nya, yaitu Gereja.
2. Makna Teks Kitab Suci Yoh 21 :15 -19, berkaitan dengan hierarki
yaitu bahwa Yesus telah memilih Petrus menjadi Gembala dan
pemimpin kawanan-Nya, berdasarkan Kasih karunia Tuhan.
Walaupun Petrus masih sering semaunya sendiri, tetapi ia dipilih
Tuhan. Seorang pimpinan Gereja atau gembala dalam Gereja
adalah ia yang sungguh mengasihi Yesus, mengandalkan Yesus
dan bersedia menyediakan nyawanya untuk Yesus dan
gembalanya.
3. Susunan/struktur Hierarki dalam Gereja Katolik beserta fungsi
khususnya:
a. Dewan Para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya
b. Paus
c. Uskup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Pembantu Uskup : Imam dan Diakon
Fungsi khusus :
a. Menjalankan tugas gerejani; yakni yang secara langsung
dan eksplisit menyangkut kehidupan beriman Gereja,
seperti : melayani sakramen-sakramen, mengajar agama,
dsb.
b. Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman;
hierarki mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk,
nasihat, dan teladan
4. Tanggung jawab umat beriman (kaum awam) terhadap para
pemimpin dalam Gereja Katolik
Awam hendaknya turut berpartisipasi dalam tri tugas Gereja;
a. Dalam tugas nabiah, pewartaan sabda.
b. Dalam tugas imamiah, menguduskan.
c. Dalam tugas Gerejani, memimpin dan melayani.
d. Gereja adalah Umat Allah
Tugas awam
a. Kerasulan dalam tata dunia
Berdasarkan panggilan khasnya (polisi, dokter, guru, dls)
awam bertugas mencari Kerajaan Allah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mengusahakan hal-hal duniawi dan mengaturnya sesuai
dengan kehendak Allah. Kaum awam melaksanakan
pekerjaannya dengan sebaik mungkin.
b. Kerasulan dalam Gereja
Karena Gereja itu Umat Allah, maka Gereja harus sungguh-
sungguh menjadi Umat Allah. Kaum awam ambil bagian
dalam tugas menggereja seperti menjadi ketua wilayah,
memimpin ibadah, menjadi petugas perayaan Ekaristi, dls.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI