Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP
TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP
KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3
DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis
Dajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun oleh :
SRI WIDORINI NIM. S.810809121
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP
HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA
SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis
Disusun oleh :
SRI WIDORINI NIM. S.810809121
Telah Disetujui untuk Diajukan Pada Sidang Dewan Penguji Ujian Tesis Program Pasca Sarjana
Pada Tanggal: _______________
Dosen Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001 Dosen pembimbing II Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. NIP. 130345741 Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Motto: hidup dengan ilmu menjadi mudah, dengan seni menjadi indah, dengan agama menjadi bermakna.
tesis ini saya persembahkan untuk keluargaku yang kusayangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK Sri Widorini: Pengaruh Penggunaan Media LCD dan OHP terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Kewirausahaan pada Siswa SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011, Tesis, Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, 2010. Kata kunci: LCD, OHP, sikap kewirausahaan
Tujuan penelitian ini adalah (1) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. (2) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
Rumusan permasalahan yang diteliti adalah (1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP? (2) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah? Dan (3) Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial 2x2, menggunakan 2 kelas sebagai sampel penelitian yang dipilih secara random dari populasi sebanyak 16 kelas. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan media dan sikap kewirausahaan, variabel terikatnya prestasi belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes dan kuesioner. Sedangkan analisis datanya menggunakan anava 2-jalur.
Hasil analisis data untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai F-hitung antar penggunaan media LCD dan OHP sebesar: 5,198, dengan signifikansi (sig.) = 0,025. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis kedua, diperoleh nilai F-hitung antar sikap kewirausahaan tinggi dan rendah sebesar: 76,166, dengan signifikansi (sig.) = 0,000. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ketiga, interaksi antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan sebesar: 11,690, dengan signifikansi (sig.) = 0,001. Sedangkan koefisien determinasi (R squared) sebesar0,550.
Simpulan hasil penelitian ini adalah: (1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP. (2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Sri Widorini: Effect of Media LCD and OHP to Learning Outcome from the Attitude Entrepreneurship Judging of students SMK PGRI 3 and SMK Pawyatan Daha Kediri, 2010/2011, Thesis, Postgraduate Program, UNS Surakarta, 2010. Keywords: LCD, OHP, entrepreneurial attitude
The purpose of this study were (1) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between the using the media, LCD and OHP. (2) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) Proving the existence of interaction effect of media and entrepreneurial attitude toward learning achievement.
The formulation of the problem study is (1) Are there differences in the effect on student achievement between using the LCD and OHP media? (2) Are there differences in the effect on student achievement between having high entrepreneurial attitude with a low? And (3) Is there any interaction effect of media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement?.
This study used a 2x2 factorial design experiment, using 2 class as a sample study of randomly selected from a population of 16 classes. The independent variable of this study is the use of media and entrepreneurial attitude, the dependent variable academic achievement. Instruments used were of tests and questionnaires. While analyzing the data using Univariate-Anova.
Results of data analysis to test the first hypothesis of the F-count values obtained between media use LCD and OHP for: 5.198, with significance (sig.) = 0.025. Results of analysis to test the second hypothesis, the F-count values obtained between high and low entrepreneurial attitude of: 76.166, with significance (sig.) = 0,000. Results of analysis for testing the third hypothesis, the interaction between media use and attitudes of entrepreneurship: 11.690, with significance (sig.) = 0,001. While the coefficient of determination (R squared) is: 0, 550.
Conclusion of this research are: (1) There is a significant difference in student achievement between the using the media LCD and OHP. (2) There is a significant difference in student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) There is a significant interaction between media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas segala limpahan rahmad-Nya, sehingga penyusunan tesis ini dapat
saya selesaikan.
Penelitian ini dilakukan guna penyusunan tesis untuk penyelesaian studi
meraih gelar Magister Pendidikan program studi Teknologi Pembelajaran pada
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulus-
tulusnya tidak lupa saya sampaikan kepada:
1. Direktur Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, yang banyak
memberikan motivasi.
2. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan.
3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang
dengan sabar dan telaten telah memberikan bimbingan dan petunjuk
untuk penulisan tesis ini.
4. Ibu Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing
II, yang juga dengan sangat penuh perhatian dan sabar memberikan
bimbingan.
5. Kepala Sekolah dan Rekan-reka guru SMK PGRI 3 dan SMK
Pawyatan Daha Kediri yang memberikan ijin dan membantu untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Rekan-rekan mahasiswa TEP UNS yang banyak membantu baik
berupa moril maupun materiil.
7. Keluarga, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu
persatu disini, yang juga telah memberikan bantuan guna penyelesaian
tesis ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan pada tesis ini, oleh karena itu
diharapkan kritik, saran, dan tegur sapa dari semua pihak demi perbaikan dan
kesempurnaan tesis ini.
Kediri, Nopember 2010
Sri Widorini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul ..............……………………………………………. i Halaman persetujuan ..............……………………………………………. ii Halaman persembahan ................................................................................... iii Abstrak ..............……………………………………………. iv Kata pengantar ...............…………………………………………… v Daftar isi ...............…………………………………………… vii Daftar tabel ...............…………………………………………… ix Daftar gambar ...............……………………………………………. x Daftar lampiran ................……………………………………………. xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ……………………………… 1
B. Pembatasan masalah ...…………………………… 7
C. Rumusan masalah ……………………………… 9
D. Tujuan Penelitian ……………………………… 9
E. Kegunaan Penelitian ……………………………… 9
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran .....……………… 11
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ................ 14
Jenis-jenis Media Pembelajaran ......................... 17
Media LCD-Power Point …………....................... 18
Media OHP/OHT ………………………………. 20
2. Sikap Kewirausahaan
Pengertian Sikap ................................................ 22
Konsep Daar Kewirausahaan ............................. 23
Jiwa dan Sikap Kewieausahaan ........................... 26
Kompetensi Kewirausahaan .............................. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar ............................... 30
Faktor Yang Mempengarhi Prestasi Belajar ......... 31
4. Deskripsi Matapelajaran Kewirausahaan SMK .......... 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................... 35
C. Kerangka Berpikir ………………………………….... 37
D. Hipotesis Penelitian ………………………………….... 42
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian …………………………..…… 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….……… 46
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………….….…… 47
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..….…… 49
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……….. 51
F. Teknik Analisis Data ………………………………... 57
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian ………………………… 60
B. Pengujian Hipotesis ……………………… 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………….. 73
D. Keterbatasan Penelitian ....................................... 82
BAB VI: SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………… 85
B. Implikasi ……………………………………… 85
C. Saran-saran ……………………………………… 86
Daftar Pustaka ……………………………………………………… 89
Lampiran-lampiran ……………………………………………………… 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 : Rancangan Eksperimen …………………………………………… 45
3.2 : Jadwal Kegiatan Penelitian ………………………………………… 46
3.3 : Perlakuan pada Sampel Penelitian ……………………………………. 48
3.4 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………..………………………………. 51
3.5 : Rangkuman Hasil Analisis Validitas Tes ……………….………… 54
3.6 : Rangkuman Hasil Analisis Validitas Kuesioner ……………….… 54
4.1 : Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Sikap Kewirausahaan …… 62
4.2 : Hasil Analisis Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Kewirausahaan ….. 64
4.3 : Hasil uji Normalitas ............................................................................. 66
4.4 : Hasil analisis Homogenitas Varians ...................................................... 67
4.5 : Hasil analisis Varians 2 jalur .............................................................. 68
4.6 : Rangkuman Pengujian Hipotesis ......................................................... 70
4.7 : Rangkuman Hasil Uji Scheefe ......................................................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
2.1 : Skema Kedudukan Media dalam Pembelajaran ................................... 13
4.1 : Histogram Sikap Kewirausahaan ......................................................... 63
4.2 : Histogram Prestasi Belajar Kewirausahaan .................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 : Kisi-kisi Kuesioner Sikap Kewirausahaan ........................................... 91
2 : Kuesioner Sikap Kewirausahaan ...................................................... 93
3 : Tes Hasil Belajar .................................................................. 96
4 : Tabulasi hasil try out angket Sikap Kewirausahaan ………………… 103
5 : Tabulasi hasil try out tes …………………………..………………… 104
6 : Hasil analisis statistika deskriptif kelas eksperimen ………………… 106
7 : Hasil analisis statistika deskriptif kelas kontrol ………………… 108
8 : Hasil analsisis varians (2 jalur) ...................................................... 110
9 : Hasil uji Scheefe (uji beda Mean) ...................................................... 114
10 : Tabulasi hasil post-tes kelas eksperimen .............................................. 119
11 : Tabulasi hasil post-tes kelas kontrol .............................................. 121
12 : Surat-surat penelitian ........................................................................... 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Sebagai negara sedang berkembang, Indonesia termasuk masih
kekurangan wirausahawan. Hal ini dapat dipahami, kerena kondisi pendidikan di
Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan sektor ekonomi.
Perhatikan, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi?
Di satu sisi institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan
wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat
mendorong semangat kerja masyarakat, misalkan kebijakan harga maksimum
beras, maupun subsidi yang berlebihan yang tidak mendidik perilaku ekonomi
masyarakat.
Kenyataan menunjukkan, bahwa kehidupan saat ini telah diwarnai oleh
inovasi-inovasi di berbagai bidang. Inovasi sebagai proses kreatif, tidak akan
sukses ketika inovator belum memiliki semangat kewirausahaan. Pemahaman
kesadaran ini menuntut penyajian matapelajaran Kewirausahaan khususnya di
SMK dan Inovasi tidak bertumpu pada ranah kognitif, tetapi juga afektif, dan
psikomotorik. Dengan kata lain, melalui pendidikan kejuruan, selain semakin
memahami konsep enterpreneurship juga diharapkan meningkatkan semangat
enterpreneurship siswa.
Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang menjalankan perusahaan
atau usaha rintisan sendiri dan mempunyai tanggung jawab atas risiko yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dihadapi kegiatannya tersebut. Usaha tersebut umumnya disebut sebagai
wirausaha. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi
(KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya.
Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai
orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan
sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran
tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki
dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru.
Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan
tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki
manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang
didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada
dari kewenangan formal. (Wikipedia Bahasa Indonesia).
Matapalajaran Kewirausahaan di SMK dilaksanakan untuk menumbuh
kembangkan jiwa kewirausahaan pada para siswa dan juga guru, serta diharapkan
menjadi wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan
teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil
penelitian dan pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja, namum
mempunyai nilai tambah bagi kemandirian perekonomian bangsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kewirausahaan, dapat didefinisikan sebagai kemampuan melihat & menilai
kesempatan-kesempatan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan
sumberdaya dan mengambil tindakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil
resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya. Jadi kewirausahaan merupakan
upaya mengoptimalkan potensi-poitensi individu dalam menjalankan bisnis atau
mengelola usaha.
Peranan sekolah kejuruan, khususnya SMK rumpun bisnis dan manajemen
dalam memotivasi lulusannya menjadi seorang wirausahawan muda sangat
penting dalam menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya
wirausahawan dari kalangan muda akan mengurangi pertambahan jumlah
pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pertanyaannya
adalah bagaimana pihak sekolah dapat mencetak wirausahawan muda yang
tangguh?.
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian
yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak
pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku
kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di
pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada
menyiapkan tenaga kerja.
Salahsatu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan adalah dengan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar.
Strategi dan pendekatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan konteks kekinian
yang tengah terjadi di masyarakat. Selain itu, pemilihan materi atau bahan ajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dinamika perkembangan
masyarakat.
Diantara bentuk upaya meningkatkan proses kegiatan pembelajaran adalah
melalui inovasi penggunaan media pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan
pentingnya penggunaan media pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap
perencanaan dan implementasi strategi pembelajaran. Oleh sebab itu guru perlu
harus menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi, bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa
membuat proses pembelajaran lebih menarik.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan
definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977:114) mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977:5) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
Education Associaton (1969:67) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dengan si-belajar (Martin & Briggs, dalam Degeng,
1990:216). Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dihindari, karena memang gurulah yang menghendakinya. Media
sebagai alat bantu berfungsi membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-
pesan atau bahan pelajaran. Menurut Harjanto (1997:238) dalam menggunakan
media sebagai alat bantu komunikasi dalam pembelajaran, kiranya harus
didasarkan pada kriteria pemilihan yang obyektif. Sebab penggunaan media
pendidikan tidak sekedar menampilkan program pengajaran kedalam kelas,
melainkan juga harus dikaitkan dengan tujuan pembelajaran, strategi dan bahan
ajar.
Penggunaan media dalam pembelajaran juga dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang
disampaikan guru tidak dapat diterima siswa secara optimal, tidak seluruh materi
dapat dipahami, bahkan salah dalam menafsirkan isi pesan tersebut.
Seringkali pengertian media pembelajaran disalahtafsirkan dengan berbagai
jenis peralatan atau sarana yang ada di kelas. Memang media pembelajaran
memerlukan peralatan atau sarana untuk menyampaikannya, namun yang
terpenting bukanlah peralatan itu tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan oleh media itu (Winatapura, 2002:5.6). Sedangkan Oemar Hamalik
(2003:200) menyatakan bahwa sering terjadi salah tafsir bahwa penggunaan alat
bantu pengajaran menjadikan pekerjaan guru lebih efisien dan mudah, padahal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang seharusnya adalah bagaimana siswa belajar dengan lebih mudah. Jadi
kehadiran media pembelajaran lebih berarti untuk memudahkan siswa dalam
belajar, daripada membantu guru memudahkan pekerjaannya mengajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Dengan demikian
sesungguhnya kuncinya ada pada kemauan guru untuk membuat dan
mengembangkan media pembelajaran.
Selain permasalahan media dalam pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, ada satu hal lagi yang penting
untuk diperhatikan dalam upaya meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa, yaitu
masalah sikap kewirausahaan. Kita harus mengakui bahwa sikap kewirausahaan
pada masyarakat kita memang masinh rendah. Secara historis masyarakat kita
memiliki sikap feodal yang diwarisi dari penjajah Belanda, ikut mewarnai
orientasi pendidikan kita. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan
output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan mereka bahwa pekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(terutama pegawai negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi
dan disegani oleh warga masyarakat. Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi
pendidikan, maupun masyarakat, memiliki persepsi yang sama terhadap harapan
ouput pendidikan.
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, sudah cukup
jelas menggambarkan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini, yaitu
penggunaan media pembelajaran dan sikap kewirausahaan siswa, serta bagaimana
pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan siswa.
B. Pembatasan Masalah
Penggunaan media pembelajaran pada penelitian ini perlu dibatasi.
Penelitian ini akan membandingkan pengaruh penggunaan media visual, yang
dalam penelitian ini dibatasi, yaitu LCD dan OHP. Sejalan dengan perkembangan
IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media
maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak
melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu
semua jenis media yang bersifat interaktif.
LCD (Liquid Crystal Display) sebagai media yang dimaksud adalah LCD
yang dimanfaatkan sebagai proyektor yang memancarkan hasil olahan perangkat
lunak (software), yaitu power point. Materi yang akan ditayangkan berupa materi
matapelajaran Kewirausahaan yang telah dipilih guru untuk disajikan dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
OHP (Overhaed Projector) sebagaimana LCD hanyaalah sebuah
perangkat keras (hardware) yang akan berfungsi memancarkan slide transparansi
atau Overhead Transparency (OHT) yang dibuat guru. OHT sebagaimana materi
yang disajikan dalam power point, dibuat guru dalam plastik/mika transparansi,
berisi materi matapelajaran Kewirausahaan. Sebagaimana pada power point, OHT
dapat dibuat berwarna-warni, dilengkapi dengan gambar, dan saat ini dapat pula
dibuat dengan bantuan komputer dan di cetak dengan printer pada plastik
transparan.
Sikap kewirausahaan adalah sikap berani mengambil resiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Prestasi belajar dalam hal ini sebagai faktor yang terpengaruh oleh
manipulasi penerapan atau penggunaan media, pada penelitian ini juga dibatasi,
yaitu skor atau nilai tes hasil belajar matapelajaran Kewirausahaan, yang sengaja
dilakukan peneliti pada akhir pelaksanaan eksperimen berkaitan dengan penelitian
ini. Hasil belajar ini diasumsikan telah mencerminkan secara komprehensif
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sebagai dampak perlakuan yang
diberikan.
Luas sasaran penelitian ini juga terbatas hanya dilakukan pada siswa kelas
XI, SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri. Dengan sasaran
eksperimen 2 kelas, yaitu 1 kelas dari masing-masing sekolah tersebut yang akan
dikenai perlakuan (treatment) berbeda dalam eksperimen penggunaan media
pembelajaran, yaitu media LCD dan media OHP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang
diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara
yang menggunakan media LCD, dan OHP?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara
yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah?
3. Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap
kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.
D. Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar
siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.
2. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar
siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang
rendah.
3. Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan
sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
E. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Manfaat teoritis; dapat digunakan untuk menambah referensi
khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan penelitian-
penelitian lanjutan yang berkaitan dengan teknologi pembelajaran.
2. Manfaat praktis:
a) Digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembinaan
kemampuan guru, khususnya dalam pemilihan dan penerapan
pendekatan atau strategi pembelajaran.
b) Dijadikan salah satu sumber acuan dan informasi bagi para guru
SMK agar dalam pembelajaran mau memulai melakukan inovasi-
inovasi, khususnya dalam menggunakan strategi atau pendekatan
yang memudahkan siswa dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori.
1. Media Pembelajaran
1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat (Anitah, 2008;1). Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar pada siswa. Media pembelajaran diharapkan tidak
sekedar menjadi pelengkap dalam pembelajaran, akan tetapi diharapkan dapat
menjadi sumber pembelajaran yang memiliki arti sangat erat dengan tujuan
pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2003:202-203) Media dalam pembelajaran
adalah media belajar siswa yang memiliki kemampuan:
a) Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting dari suatu
kesatuan atau benda.
b) Memberikan pengganti pengalaman langsung
c) Mendekatkan obyek yang sulit atau berbahaya
d) Memberikan keseragaman segi pengamatan siswa
e) Menyajikan pembedaan (misalnya warna) secara visual
f) Menyajikan informasi yang berupa gerakan, suatu proses atau kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sementara itu manfaat atau faedah media pembelajaran dalam penggunaan
media pembelajaran diantaranya adalah membantu guru dalam:
a) Memberikan penjelasan konsep b) Merumuskan atau membentuk konsep c) Memberikan penguatan konsep pada siswa (reinforcement) d) Melatih siswa dalam pemecahan masalah e) Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik f) Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu obyek
secara sendiri. g) Melatih siswa untuk belajar menemukan suatu ide-ide baru dan relasinya
dengan konsep-konsep yang telah diketahui. h) Melatih siswa dalam melakukan pengukuran (Suherman, Erman, dan
Winataputra, 1992:274)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta
pembelajaran. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian
sumber, lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran. Jadi media dalam pembelajaran tidak boleh sekedar diartikan
sebagai alat yang tidak penting kehadirannya dalam pembelajaran.
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses
pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri
untuk keperluan siswa. Dalam pembelajaran, media ajar dapat berupa rekaman
audio, audio-visual, foto, dll. Media ini memiliki tujuan agar siswa lebih jelas dan
mudah menangkap materi yang diajarkan serta dapat dipergunakan untuk belajar
secara mandiri di luar jam belajar.
Manfaat media dalam pembelajaran menurut Harjanto (1997:243) adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengejaran
lebih baik.
b) Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
d) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga akan
menumbuhkan motivasi belajarnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: 1) media
pembelajaran merupakan wahana dari pesan/informasi yang oleh sumber
pesan/guru ingin diteruskan kepada penerima pesan/siswa. 2) Pesan yang
disampaikan adalah pesan/materi pembelajaran. 3) Tujuan yang ingin dicapai
adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Proses yang menggambarkan hubungan antara guru, bahan ajar, siswa,
serta media digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1: Skema kedudukan media dalam pembelajaran.
Komunikator GURU
Massage BAHAN AJAR
Komunikan SISWA MEDIA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1.2 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Perlu kemahiran yang terlatih dalam hal menggunakan media
pembelajaran. Guru harus pandai menentukan media pembelajaran apa yang tepat
untuk sebuah topik, tertentu, karena tidak semua topik dapat dijelaskan dengan
media pembelajaran, dan tidak semua media pembelajaran mampu memperjelas
sebuah konsep.
Jika media pembelajaran digunakan tanpa memperhatikan karakteristik
media pembelajaran itu sendiri, maka hasil pembelajaran akan jauh dari sasaran.
Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan media pembelajaran mengalami
kegagalan. Menurut Oemar Hamalik (2003:202) ada dua pendekatan dalam
memilih media pembelajaran, yaitu:
a) Dengan cara membeli media yang telah tersedia di pasaran yang dapat
dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
Pendekatan ini membutuhkan biaya besar, lagi pula belum tentu media itu
cocok dengan kegiatan belajar atau materi yang disampaikan.
b) Memilih berdasarkan kebutuhan nyata, yaitu berdasarkan tujuan
pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan jenis
media pembelajaran adalah;
a. Tujuan
Setiap media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajarnya harus berdasarkan tujuan instruksional yang telah
disusun.
b. Materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tidak semua konsep atau topik dalam memerlukan media pembelajaran.
c. Metode dan pendekatan
Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat memilih metode
pembelajaran dan pendekatan yang sesuai dengan topik yang diajarkan.
Jadi media pembelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar harus sesuai dengan metode pembelajaran dan pendekatan yang
digunakan.
d. Kondisi kelas
Keadaan atau kondisi kelas juga harus menjadi perhatian guru di saat akan
menentukan media pembelajaran yang akan digunakan diantaranya adalah
ruangan, tempat duduk, banyak murid dan waktu yang tersedia.
e. Tahap berpikir siswa
Media pembelajaran harus dapat digunakan untuk menstimulasi siswa
dalam belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang ditampilkan
harus menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang mengutak-atik dan
ingin menelaah konsep lebih jauh pesan dalam media pembelajaran
tersebut (Djamarah, 2002:143).
Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada kemampuan
media tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang telah
ditetapkan. Selain kesesuaian dengan TPK, juga harus disesuaikan dengan jenis
materi pelajaran dan karakteristik siswa.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran menurut
I.G.K.Wardani (2001:2.32) adalah:
a) Kesesuaian/kecocokan dengan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Kesesuaian dengan tingkat kesulitan, tingkat kemampuan belajar dan pola belajar siswa.
c) Ketersediaan, keadaan sekolah d) Kemampuan mengadakan media pengganti yang relatif sama maknanya,
sebagai pengganti media yang relatif mahal. e) Ketersediaan dana sebagai pendukung pengginaan media f) Pertimbangan keberhasilan belajar siswa harus merupakan hal yang utama.
Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih
media pembelajaran lebih lanjut menurut I.G.K.Wardani (2001:2.37) adalah
sebagai berikut :
a) Tujuan yang ingin dicapai
Sudah kita ketahui bahwa tujuan adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan
tersebut dapat berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap
jenis tujuan tersebut menuntut media pembelajaran yang berbeda. Oleh
karena itu, agar tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, guru hendaknya
mempertimbangkan tujuan dalam memilih media pembelajaran.
b) Kegunaan Media
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa, setiap jenis media
mempunyai kegunaan dan potensi yang berbeda-beda. Media yang dipilih
akan efektif apabila media tersebut dimanfaatkan sesuai dengan nilai
kegunaan yang dimilikinya.
c) Kemampuan Guru
Kemampuan guru dalam menggunakan suatu media pembelajaran perlu
dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Betatapun tingginya
nilai kegunaan suatu media pembelajaran tidak akan bermanfaat
sedikitpun apabila guru tidak mampu menggunakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d) Fleksibilitas, tahan lama, dan kenyamanan.
Media pembelajaran yang kita pilih harus dapat digunakan da;am berbagai
situasi (fleksibel), tidak rusak dalam beberapa kali pakai (tahan lama) dan
nyaman dalam menggunakannya.
Itulah empat faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih media
pembelajaran.
1.3 Jenis-jenis media Pembelajaran.
Syaiful B Djamarah (2002:140-142) membuat klasifikasi jenis-jenis media
sebagai berikut:
a. Dilihat dari jenisnya, terdiri dari: media auditif, media visual, dan
audiovisual.
b. Dilihat dari daya liputnya, terdiri dari: media dengan daya liput luas &
serentak, media dengan daya liput terbatas ruang dan tempat, dan
media untuk pembelajaran individual.
c. Dilihat dari bahan pembuatannya, terdiri dari: media sederhana, dan
media kompleks.
Pada dasarnya media pembelajaran dapat digolongkan dalam dua kriteria:
a. Media sederhana: foto, bagan/chart, bagan/chart, guntingan koran, dll.
b. Media Modern: radio, TV, video, film, dll. (Gafur, 1987:37).
Secara umum media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a) Media Visual Dua Dimensi Tidak Transparan, yang termasuk dalam
jenis media ini adalah: gambar, foto, poster, peta, grafik, sketsa, papan
tulis, flipchart, dan sebagainya.
b) Media Visual Dua Dimensi yang Transparan. Media jenis ini
mempunyai sifat tembus cahaya karena terbuat dari bahan-bahan
plastik atau dari film. yang termasuk jenis media ini adalah: film slide,
film strip, movie film, dan sebagainya.
c) Media Visual Tiga Dimensi. Media ini mempunyai isi atau volume
seperti benda sesungguhnya. yang termasuk jenis media ini adalah:
benda sesungguhnya, model, diorama, speciment, pameran, dan
sebagainya.
d) Media Audio. Media audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti
misalnya: Radio, Kaset, Laboratorium bahasa, telepon dan sebagainya.
e) Media Audio Visual. Media yang dapat menampilkan gambar dan
suara dalam waktu yang bersamaan, seperti: Film, Compact Disc, TV,
Video, dan lain sebagainya (Hamalik, 2003:203).
Aziz Wahab (2002:613) membuat klasifikasi media pembelajaran yang
dapat dipilih guru, menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Media visual, yang terdiri dari: media visual yang tidak diproyeksikan,
dan media visual yang diproyeksikan.
b. Media audio
c. Media audio-visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1.4 Media LCD – Power Point.
LCD (Liquid Crystal Display) adalah media pembelajaran yang berupa
peralatan elektronik yang dapat memproyeksikan program-program dari
komputer, VCD, maupun DVD pada layar.
a. Petunjuk Pengoperasian
§ Hubungkan proyektor dengan listrik menggunakan kabel power, apabila
lampu indikator power menyala orange, berarti proyektor siap digunakan.
§ Buka tutup lensa.
§ Tekan tombol power sekitar 2 detik, tunggu sampai lampu indikator
berwarna hijau dan display tampil penuh.
§ Nyalakan semua peralatan yang menjadi input (komponen
video/komputer).
§ Tekan source (input) untuk memilih input yang akan diproyeksikan atau
apabila automatic source dalam kondisi ‘on’ tunggu sampai 5-10 detik
untuk pencarian otomatis input terdekat.
Mengatur gambar proyeksi
§ Letakkan proyektor pada tempat yang stabil kemudian tekan adjuster
sesuai kebutuhan.
§ Gunakan focus dan zoom untuk memperoleh hasil tampilan terbaik.
Mematikan proyektor
· Tekan tombol power dengan jeda maksimum 5 detik untuk mematikan.
· Apabila anda menekan hanya satu kali, maka di layar akan menanyakan
apakah anda yakin akan mematikan proyektor? Pilih tekan satu kali lagi
untuk mematikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Microsoft Power Point.
Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan
salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari
program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di
dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office
dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban
hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan
oleh Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon.
Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft
Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak
harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan
pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran
dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori.
Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa
tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk
membuat presentasi, namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat
program pembelajaran. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik.
Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan
internet. Dengan demikian kemampuan atau kapasitas baik isi maupun kualita
visualnya akan sangat luas dan bagus, karena sebagaimana kita ketahui internet
merupakan sumber informasi yang dapat dikatakan tidak terbatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1.5 Media Overhead Projector/Overhaed Transparancy (OHP/OHT).
Overhead Projector (OHP) adalah alat audio visual yang dipergunakan
untuk paparan transparansi. Media transparansi adalah media visual proyeksi,
yang dibuat diatas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran
8,5” x 11” (Sadiman dkk, AS, 1996:63). Sedangkan menurut Aziz Wahab
(2002:6.17) OHP termasuk kategori media visual yang diproyeksikan, karena
bahan yang dipakai tembus cahaya (transparan).
Overhead Projector (OHP) atau Overhaed Tranparancy (OHT) dapat
digunakan untuk menunjukkan kepada siswa tentang materi pelajaran yang
dianggap penting dan dapt diperjelas dengan menggunakan warna yang berbeda
dan memberi kesempatan kepada penerima pesan untuk mencatatnya.
Overhead projector (OHP) dan Overhaed Tranparancy (OHT) dapat
dipergunakan kembali secara berulang-ulang dan dapat diberhentikan setiap
waktu sesuai dengan yang dikehendaki karena pacing kontrol sepenuhnya ada di
tangan komunikator, sehingga tidak perlu adanya operator pembantu
Sebagai media pendidikan, media transparansi (OHT) memiliki kelebihan
dan keterbatasan. Kelebihannya antara lain:
1) Dapat digunakan dengan cara yang sederhana, mudah dan bervariasi. 2) dapat digunakan untuk kelompok kecil, kelompok sedang, ataupun
kelompok besar. 3) Waktu penyajian memberi kemungkinan tatap dan mengamati respon
siswa. 4) Dapat berhenti pada sekuen belajar yang dikehendaki karena kecepatan
penyajiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sebab kontrol sepenuhnya ada pada guru.
5) Dapat disajikan dalam berbagai variasi teknik penyajian yang menarik terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap dengan bentuk tutup buka (reverlation technique).
6) Dapat disajikan dengan ilustrasi berbagai warna. 7) Dapat menstimulasi efek gerak dan warna pada saat diproyeksikan dengan
menambah alat polarisasi tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
8) Memungkinkan siswa untuk mencatat . 9) Dapat digandakan (di foto copy) dan dibagikan kepada siswa. 10) Dapat digunakan berulang-ulang 11) Dapat disusun kembali untuk sekuen belajar yang lain. 12) Guru tidak memerlukan operator proyektor, karena dia sendiri dapat
mengoperasikannya. 13) Tidak memerlukan penggelapan ruang penyajian (IGK Wardani,
2001:2.52)
Adapun keterbatasannya adalah
1) Memerlukan persiapan yang baik, terutama, terutama bial mempergunakan
teknik-teknik penyajian yang lebih kompleks.
2) Menuntut perhatian dan penataan letak (layout) proyektor dan layar, agar
tidak terjadi distorsi proyeksi.
Sedangkan teknik penggunaan OHP adalah:
1) Guru tetap menghadap ke kelas (menghadap pebelajar)
2) Tulisan pada transparan tidak perlu dipasang terbalik
3) Untuk menunjuk suatu gambar, guru cukup menunjuk dengan pensil pada
transparan, tak perlu menunjuk langsung pada layar
4) Sewaktu guru berbicara tanpa menunjuk OHP, pesawat harap dimatikan,
kemudian dapat dihidupkan kembali bila diperlukan. Hal ini dilakukan
untuk menghemat lampu yang jumlah jam penggunaanya terbatas (Anitah,
2008:30)
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
penggunaan media sebagi sumber pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan
prinsip bahwa tidak ada satupun media yang cocok untuk semua jenis materi dan
tujuan pembelajaran, media tertentu hanya sesuai dengan materi/tujuan
pembelajaran tertentu. Karakteristik peserta didik harus menjadi pertimbangan
dalam pemilihan media. Penggunaan media yang tidak sesuai justru akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
memberikan akibat yang kurang baik pada siswa. Tujuan penggunaan media
hanyalah sekedar untuk membantu guru, agar siswa lebih mudah menghayati
materi yang disampaikan. Kehadiran guru tetap diperlukan, karena tidak ada
satupun media yang dapat menggantikan guru di kelas.
2. Sikap Kewirausahaan
2.1 Pengertian Sikap
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu
kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative
t0erhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide,
konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000).
Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal
(internal state) yang mempengaruhi pilihan tidakan individu terhadap beberapa
obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain,
sebenarnya agak berlainan, akan tetapi keragaman pengertian tersebut disebabkan
oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati
hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang, bahwa sikap merupakan
suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Keadaan
internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan
asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan, sebagaimana pendapat Piaget’s
tentang proses perkembangan kognitif manusia (Wadworth, 1971).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami
bahwa:
a) sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang
bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu,
b) sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan melalui proses belajar,
c) sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri,
d) sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula
berhubungan dengan sederet obyek sejenis,
e) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan
atau emosi (Gerungan, 2000).
2.2 Konsep Dasar Kewirusahaan.
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama
mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007: 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang
kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
§ Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja
sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
§ Jean Baptista Say (1816), Seorang wirausahawan adalah agen yang
menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari
produksinya.
§ Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.
Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
§ Joseph Schumpeter (1934), Wirausahawan adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui
kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1)
memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2)
memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru
(new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang
diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.
§ Penrose (1963), Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-
peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial
berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
§ Harvey Leibenstein (1968, 1979), Kewirausahaan mencakup kegiatan-
kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya.
Kesimpulan lain dari pengertian kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu
yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima
balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
2.3 Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha
adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja,
kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk
memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah
wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
b. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh
apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan
dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara
disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
c. Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang
kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena
tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin
berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif
yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap
risiko tergantung pada: (1) Daya tarik setiap alternative, (2) Kesediaan untuk
rugi, dan (3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari: Keyakinan
pada diri sendiri, Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari
peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan, dan Kemampuan
untuk menilai situasi risiko secara realitis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,
keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran.
Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
e. Berorientasi ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya
adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dari yang ada sekarang.
f. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
ü Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun
cara tersebut cukup baik
ü Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
ü Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
2.4 Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha
merupakan tujuan yang ingin dicapai.
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) :
a. Managerial skill
b. Conceptual skill
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan
berelasi)
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
keputusan)
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).
Sedangkan ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) adalah:
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang
harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap
waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus
lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk
mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan
usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas
merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha
tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang
merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para
pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
3. Prestasi Belajar.
3.1 Pengertian Prestasi Belajar.
Hadari Nawawi (1991:100) mengemukakan pengertian prestasi belajar
adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam bentuk nilai/skor dari hasil tes mengenai sejumlah
pelajaran tertentu. Sedangkan Hasan Sadly (1997:94) mengemukakan pengertian
prestasi adalah "Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
waktu tertentu". Sedangkan AD Marimba (1998:143) mengatakan prestasi
adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat
diukur. Moh. Ali menyatakan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya. (Ali, Moh., 1990:323). Seseorang dapat dikatakan
berprestasi apabila dapat menyelesaikan tugas dengan hasil yang maksimal, hal ini
sejalan dengan pendapat Sumartono (1991:18) yang mengatakan prestasi belajar
adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi yang pernah dicapai dalam
belajar menurut kemampuan dalam mengerjakan sesuatu pada suatu saat tertentu.
Dengan demikian pengertian prestasi belajar secara keseluruhan adalah
keberhasilan yang dicapai seseorang (siswa) yang dilakukan dalam proses belajar,
yang diwujudkan dalam angka-angka atau nilai-nilai dalam raport setelah
diadakan evaluasi atau penilaian terhadap usaha belajar yang telah dilakukan di
sekolah.
3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Prestasi belajar yang dicapai peserta didik tergantung pada apa yang
dipelajari, bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar. Perbedaan dalam prestasi belajar yang dicapai
peserta didik disebabkan beberapa faktor, diantaranya: "Kematangan akibat
kemajuan umur, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap
suatu bidang pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya (A.
Tabrani, 1994:60).
Lebih lanjut A Tabrani mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a) Bahan atau hal yang harus dipelajari yaitu bahan pelajaran, kesulitan dan
manfaat bahan pelajaran ikut menentukan prestasi belajar.
b) Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan eksternal dapat berupa;
(1) lingkungan alam dan lingkungan fisik, misalnya sungai, danau,
tumbuhan, udara, dan sebagainya, (2) lingkungana sosial, misalnya
keluarga, masyarakat desa dan kota, lembaga dan badan sosial lainnya.
Faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
faktor dari dalam dan di luar sekolah; (a) Masukan Instrumental,
merupakan proses belajar berikutnya tergantung pada strategi belajar
mengajar dan prestasi belajar yang diharapkan, dapat berwujud perangkat
keras (sarana dan prasarana) dan perangkat lunak (kurikulum program dan
sebagainya, (b) Kondisi individu peserta didik, baik kondisi fisiologis
maupun psikologis. (A. Tabrani, 1994:62-64).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Nana Sudjana
(1991:39), yaitu:
a) Faktor dari dalam diri siswa, terutama kemampuan yang dimilikinya.
Faktor kemampuan yang dimiliki siswa ini besar sekali pengaruhnya
terhadap prestasi belajar yang dicapai. Disamping itu ada faktor lainnya
seperti motivasi belajar, minat dan perhatian siswa, sikap dan kebiasaan
siswa belajar, ketekunan, sosial Kewirausahaan, faktor fisik dan psikis.
b) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan, yaitu hal-hal
yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
prestasi belajae siswa, misalnya sarana belajar, lingkungan sekolah,
kurikulum, guru , dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa secara umum adalah faktor dari dalam diri
siswa, yaitu kondisi fisiologis dan psikologis seperti motivasi belajar, perhatian
siswa, sikap dan kebiasaan belajar, intelegensi dan lain-lain, dan faktor dari luar
diri siswa, yaitu meliputi kondisi proses belajar mengajar, lingkungan sekolah dan
lingkungan di luar sekolah. Masing-masing faktor tersebut memiliki intensitas
pengaruh yang berbeda pada setiap individu. Seringkali faktor dari dalam yang
berpengaruh lebih kuat, namun dapat pula sebaliknya faktor dari luar yang lebih
kuat pengaruhnya.
4. Deskripsi Karakteristik Matapelajaran Kewirausahaan di SMK.
4.1 Standart Kompetensi Lulusan
1. Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya
2. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya
3. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya
4. Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya (Permendiknas No. 22 tahun 2006).
4.2 Latar Belakang
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada dasarnya mencakup
pengembangan aspek-aspek moral, akhlak, budi-pekerti, pengetahuan,
keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Adapun pengembangan aspek-
aspek tersebut, bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan
hidup, yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi dasar untuk bertahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan
bermasyarakat.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Kewirausahaan
berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum
pada dasarnya disesuaikan dengan potensi dan karakteristik daerah masing-
masing.
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat
mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran
Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris
yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut,
peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa
ekonomi yang terjadi di lingkungannya.
Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa
kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk
membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.
4.3 Tujuan
Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang
terjadi di lingkungan masyarakat
2. Berwirausaha dalam bidangnya
3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya
4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Kewirausahaan di SMK/MAK meliputi aspek-
aspek sebagai berikut.
1. Sikap dan perilaku wirausaha
2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif
3. Solusi masalah
4. Pembuatan keputusan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang penggunaan media
pembelajaran akan dikemukakan berikut ini:
Hasil penelitian Eka Putranto Hadi (UNS, Tesis, 2007) adalah (1) Terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan
multimedia dan media pembelajaran VCD terhadap prestasi belajar siswa mata
pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan dengan nilai F
sebesar 5,439 dengan nilai signifikan sebesar 0,023 < 0,05. Dengan terbuktinya
hipotesis tersebut membuktikan bahwa penggunaan multimedia menghasilkan
prestasi belajar yang berbeda dengan media pembelajaran VCD. (2) Terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa mata matematika SMP Negeri Kota
Semarang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 57,661 dengan nilai signifikan
sebesar 0,000 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya
dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. (3) Terdapat interaksi
pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
belajar siswa mata pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan
dengan nilai F sebesar 8,343 dengan nilai signifikan sebesar 0,005 < 0,05.
Hasil penelitian Suka Rahmadi (UNS, Tesis, 2009) menunjukkan bahwa:
(1) Ada perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media OHP dan komputer
(menggunakan program power point) terhadap prestasi belajar fisika. (2) Ada
perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang motivasinya tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok siswa yang motivasinya rendah. (3) Ada
pengaruh interaksi pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi terhadap
prestasi belajar fisika. Dari uji lanjut diperoleh bahwa siswa motivasi tinggi
menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media
komputer, motivasi tinggi menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa
motivasi tinggi media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan menggunakan
media OHP sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media komputer. Tetapi
siswa motivasi tinggi menggunakan komputer lebih baik dengan siswa motivasi
rendah media OHP, motivasi rendah menggunakan komputer lebih baik dengan
siswa motivasi rendah media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan
menggunakan media OHP lebih baik dengan siswa motivasi rendah menggunakan
media OHP.
Umi Aisyah (UM, Skripsi, 2010), dalam penelitiannya berjudul perbedaan
Prestasi Belajar pada Mata Diklat Persamaan Dasar Akuntansi dengan
Menggunakan Media Pembelajaran dan tanpa Menggunakan Media Pembelajaran
Program Macromedia Flash Professional 8 di Kelas X Siswa Jurusan Akuntansi
SMK Muhammaddiyah 5 Kepanjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran macromedia flash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
professional 8 dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar
siswa, hal ini dapat diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen
mencapai 80,53 dengan rentangan 77,5-84,5 termasuk dalam kriteria baik; (2)
Prestasi belajarsiswa yang tidak menggunakan media pembelajaran macromedia
flash professional 8 belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini dapat
diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol mencapai 70,53 dengan
rentangan 69,5-76,5 termasuk dalam kriteria cukup; dan (3) Ada perbedaan
prestasi belajar antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini
dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel yaitu 4,542 > 1,997 dan nilai probabilitas
yang diperoleh sebesar 0,00 sehingga nilai signifikasi kurang dari 0,05.
Umi Laela (Tesis, UNIPA, 2007), hasil penelitiannya mengenai
penggunaan media VCD dan OHP/OHT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA, menyimpulkan tidak ada pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang
menggunakan media VCD dengan media OHP/OHT.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F-hitung sebesar: 1,132, dengan taraf
signifikansi (sign) = 0,289, yang berarti tidak signifikan. Karena hasil analisis
varians menunjukkan koefisien yang tidak signifikan, maka dapat disimpulkan
bahwa perbedaan prestasi belajar yang dicapai siswa bukan merupakan pengaruh
dari penggunaan media (VCD dan OHP/OHT), tetapi oleh karena faktor lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kelas yang
dikenai perlakuan dengan media VCD sebesar: 74,00, sedangkan yang dikenai
perlakuan dengan media OHP/OHT sebesar: 72,9545. Meskipun nampak ada
perbedaan besarnya nilai rata-rata antar kedua kelompok tersebut, namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perbedaan tersebut tidak terbukti cukup signifikan, sehingga hasil analisis varian
(F-hitung) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan.
C. Kerangka Berpikir.
Kerangka berpikir menjelaskan logika hubungan antar variabel penelitian,
yang telah dikaji berdasarkan sumber-sumber teori atau kajian pustaka. Kerangka
berpikir penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perbedaan prestasi belajar siswa antara yang diajar dengan
menggunakan media LCD, dan OHP.
Dalam pembelajaran, penyampaian materi pelajaran seringkali kurang
efektif, karena partisipasi siswa sangat kecil, sementara guru terlalu mendominasi,
sehingga berimplikasi pada makna pembelajaran itu sendiri. Peluang untuk
memaksimalkan peranan siswa dalam penguasaan materi sesungguhnya sangat
besar, yakni dengan cara memperbanyak waktu agar dimanfaatkan oleh siswa. Di
samping itu, penajaman kreativitas siswa terhadap materi lebih diutamakan,
sehingga keragaman respon terhadap materi yang diajarkan menjadi sangat
penting.
Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakteristik berbeda,
sehingga kemampuan dan keterbatasan masing-masing juga berbeda. Pada
penelitian ini akan dicoba dieksperimenkan penggunaan media LCD, dan OHP.
Dua media tersebut memiliki kemampuan dan keterbatasan masing-masing,
namun seluruhnya dapat digunakan dalam pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa dalam penerapan media LCD, dan
OHP/OHT, akan berpengaruh berbeda terhadap prestasi belajar siswa, karena
media-media tersebut memang memiliki karakteristik yang berbeda. Apalagi jika
diimplementasikan bersamaan dengan metode pembelajaran yang berbeda, akan
semakin nampak kekuatan dan kekurangan masing-masing media tersebut.
Jadi kesimpulannya dengan menggunakan media yang berbeda, siswa akan
termotivasi untuk lebih menguasai materi, di samping juga merasa tidak bosan
selama mengikuti pelajaran, Siswa lebih banyak terlibat, materi akan menjadi
lebih konkrit, materi akan menjadi lebih mudah dicerna dan diingat, sehingga
prestasi belajarnya akan optimal. Namun demikian efektifitas masing-masing
media tersebut tidaklah sama.
Media pembelajaran yang digunakan tanpa memperhatikan karakteristik
siswa dan karakteristik media pembelajaran itu sendiri dapat berakibat hasil
pembelajaran akan jauh dari sasaran. Sebaliknya, penggunaan media OHP/OHT,
justru yang nampak dominan adalah penjelasan guru. Transparansi (OHT) yang
ditayangkan hanya menambah atau memperjelas apa yang disampaikan guru.
Berdasarkan uraian di atas, nampaknya faktor karakteristik siswa juga sangat
besar pengaruhnya dalam hal efektifitas penggunaan media.
2. Perbedaan prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap
kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai. Pertanyaan yang muncul,
apakah semua informasi dapat mempengaruhi sikap? Tidak semua informasi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
mempengaruhi sikap. Informasi yang dapat mempengaruhi sikap sangat
tergantung pada isi, sumber, dan media informasi yang bersangkutan (Morgan dan
King, 1974; Howard, 1975).
Dilihat dari segi isi informasi, bahwa informasi yang menumbuhkan dan
mengembangkan sikap adalah berisi pesan yang bersifat persuasif. Dalam
pengertian, pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi haruslah memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi keyakinan sasaran didik, meskipun sebenarnya
keyakinan tersebut akan didapat siswa sendiri melalui proses belajar. Seperti di
atas telah disebutkan, bahwa untuk dapat memberikan pesan yang persuasif
kepada sasaran didik haruslah dibawa pada obyek telaah melalui proses
penganalisaan, pensintesisan, serta penilaian, yang dilakukan sasaran didik untuk
memperoleh keyakinan. Langkah ini akan dapat berhasil manakala dilaksanaan
secara individual, dan dibawa ke model belajar sambil bekerja yang selaras
dengan motivasi, minat dan bakat sasaran didik.
Tumbuhnya sikap kewirausahaan pada siswa diduga juga akan
mempengaruhi pencapaian prestasi belajarnya. Tinggi atau baiknya sikap
kewirausahaan siswa akan menggambarkan bagaimana motivasi dan usaha siswa
untuk melakukan sesuatu, termasuk perilaku berwirausaha. Motivasi inilah yang
akan mendorong siswa untuk menguasai sebanyak mungkin pengetahuan
kewirausahaan. Jadi tinggi rendahnya sikap kewirausahaan siswa akan
mempengaruhi pula tinggi rendahnya prestasi belajar matapelajaran
kewirausahaan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Interaksi antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap
prestasi belajar siswa.
Penggunaan media dalam pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana
lain pada proses pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun
dibuat secara mandiri untuk keperluan siswa. Dengan media pembelajaran, bahan
pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para
siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
Berdasarkan uraian sebelumnya nampak jelas bahwa dengan penggunaan
media pembelajaran, diasumsikan akan meningkatkan aktivitas, partisipasi dan
responsi siswa terhadap proses pembelajaran. Peningkatan partisipasi akan
meningkatkan kebermaknaan pembelajaran, sedangkan peningkatan respinsi
menunjukkan kepekaan dan perhatian siswa yang meningkat terhadap materi yang
sedang dipelajarinya. Penggunaan media LCD, dan OHP dalam pembelajaran
diduga akan menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa untuk mempelajari
materi, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi belajarnya.
Sementara itu ada faktor lain yang juga diduga kuat pengaruhnya terhadap
prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan, yaitu sikap kewirausahaan siswa.
Sikap kewirausahaan lebih menggambarkan hal-hal yang tidak nampak,
sedangkan prestasi belajar kewirausahaan lebih merupakan hasil pengukuran
pengetahuan (kognitif) mengenai kewirausahaan.
Sumber informasi sangat berpengaruh pada penumbuhan sikap. Di samping
informasi dari buku teks, mungkin juga dari fakta empirik, guru atau
pendidik juga merupakan sumber belajar. Kualitas sumber informasi
sangat berpengaruh pada penumbuhan keyakinan siswa. Karena itu kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
informasi sangat menentukan perolehan pengalaman yang memandai, yang
dibutuhkan untuk mengembangkan cakrawala pandang. Demikian juga fakta
empirik, harus diberikan. Fakta empirik merupakan informasi sekaligus
bahan belajar yang sangat berharga yang dapat dipelajari, dianalisis
oleh siswa untuk memperoleh pengalaman dan untuk menambah keyakinan
mereka. Di samping itu, guru juga memiliki peranan yang kuat dalam
menumbuhkan sikap, karena gurulah yang berkomunikasi langsung dan
sekaligus merupakan preferensi bagi siswa. Oleh karena itu, kualitas
guru, baik dilihat dari kemampuan, keluasan wawasan, pengusaaan
pengetahuan teoritis dan praktis diperlukan. Di sinilah peran guru
sebagai fasilitator, inovator, motivator, dapat dimainkan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran dan tinggi rendahnya sikap kewirausahaan akan berinteraksi
mempengaruhi prestasi belajar kewirausahaan siswa.
Secara skematik kerangka berpikir penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
HASIL BELAJAR
SIKAP KEWIRAUSAHAAN Tinggi Rendah
MEDIA PEMBELAJARAN LCD OHP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
D. Hipotesis.
Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana diuraikan di atas, hipotesis
kerja (Ha) penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar
siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar
siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang
rendah.
3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian perlu ditentukan secara tepat, agar mendapatkan hasil
penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, serta tujuan penelitian dapat
tercapai secara tepat dan sistematis. Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai
ilmu yang membicarakan cara-cara mencapai kebenaran secara ilmiah.
Metodologi merupakan cara utama yang digunakan untuk menguji serangkaian
hipotesis, dengan teknik serta alat tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, maka metode jelas merupakan suatu hal
yang utama dalam penelitian. Jadi dengan kata lain hasil penelitian akan
tergantung pada tepat tidaknya penerapan metode.
A. Rancangan Penelitian.
Rancangan penelitian sering disebut desain penelitian. Desain penelitian
didalamnya termasuk pula teknik penelitian, yaitu "Cara utama yang
dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian
hipotesa, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu" (Surachmad,
1990:68).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lain. Maka ketagori atau jenis metode penelitian ini adalah
eksperimen. “Eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian
yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis” (Sudjana, 1999:19).
Rancangan eksperimen pada dasarnya menggambarkan prosedur-prosedur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
yang memungkinkan peneliti menguji hipotesis penelitiannya, tentu saja untuk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang sevalid mungkin mengenai hubungan
sesuatu variabel bebas dengan sesuatu variabel tergantung (Best, John W.,
dalam Faisal, 1982:99).
Lebih lanjut menurut Sudjana, (1989:19), dalam eksperimen ada dua
variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel terikat
adalah variabel yang diamati/diukur sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas.
Penelitian eksperimen memiliki 3 ciri pokok: 1) variabel bebas yang dimanipulasi,
2) pengendalian/kontrol terhadap semua variabel lain kecuali variabel bebas, dan
3) pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek variabel bebas
(Ardhana, 1982:34)
Sedangkan pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kuantitatif, karena
lebih sesuai dengan karakteristik data hasil penelitian. Alasan lain penggunaan
pendekatan kuantitatif adalah untuk memudahkan dalam menafsirkan atau
menganalisa data-data yang diperoleh. Karena itu besaran factor-faktor yang
diteliti dinyatakan dalam angka-angka, untuk kemudian dianalisis menggunakan
statistika.
Dengan mempertimbangkan hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan,
maka penelitian ini dipandang tepat menggunakan rancangan eksperimen faktorial
sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 3.1: Rancangan eksperimen
MEDIA (A)
SIKAP KEWIRAUSAHAAN (B) B1 B2
A1 A1B1 A1B2
A2 A2B1 A2B2
A1 = Media LCD A2 = Media OHP B1 = Sikap Kewirausahaan Tinggi B2 = Sikap Kewirausahaan Rendah
Keterangan:
A1B1: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan
media LCD dan memiliki sikap kewirausahaan tinggi.
A1B2: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan
media LCD dan memiliki sikap kewirausahaan rendah.
A2B1: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan
media OHP dan memiliki sikap kewirausahaan tinggi.
A2B2: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan
media OHP dan memiliki sikap kewirausahaan rendah.
Rancangan tersebut di atas akan dapat mengungkapkan perbedaan prestasi
belajar antara siswa yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dan rendah, dan
yang diberi perlakuan pembelajaran bermedia LCD dan OHP.
Dengan menggunakan rancangan faktorian seluruh hipotesis yaitu
perbandingan prestasi belajar antara yang menggunakan media berbeda, dan sikap
kewirausahaan berbeda, serta interaksi antara kedua variabel tersebut akan dapat
diuji sekaligus.
B. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 3
Kota Kediri dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Peneliti secara random akan memilih satu kelas di SMK PGRI 3 yang akan
dikenai perlakuan pembelajaran dengan media LCD, dan satu kelas di SMK
Pawyatan Daha yang akan dikenai perlakuan pembelajaran dengan media OHP.
Alasan dipilihnya sekolah-sekolah tersebut karena syarat-syarat yang
diperlukan untuk dapat dilaksanakannya penelitian ini dapat dipenuhi. Misalnya
ketersediaan media baik perangkat keras (hard ware) maupun perangkat lunak
(soft ware).
Sedangkan waktu penelitian sejak diajukan proposal penelitian sampai
dengan selesainya penyusunan laporan, memerlukan waktu selama 5 (lima)
bulan, yaitu mulai bulan Mei – September 2010.
Jadwal kegiatan penelitian dirancang sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.2: Jadwal kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan (Th. 2010)
1 Pengajuan judul Mei
2 Penyusunan proposal dan instrumen
penelitian
Mei
3 Seminar dan perbaikan proposal penelitian Juni
4 Pelaksanaan pengumpulan data lapangan Juli, Agustus
5 Tabulasi dan analisis data Agustus
6 Penyusunan laporan hasil penelitian Agustus, September
C. Populasi dan Sampel Penelitian.
1. Populasi
Di dalam Encyklopedia of Educational Evaluation tertulis: A population is
a set (or collection) of all elements processing one or more atributes of interest
(dalam Arikunto, 1987:103). Menurut Sutrisno Hadi (1996:70) pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
populasi atau universe adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan
yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan.
Populasi penelitian ini sebagaimana telah dilakukan pembatasan pada bab
I, adalah siswa kelas XI SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri,
pada tahun pelajaran 2010/2011. Populasi penelitian terdiri atas 16 kelas, yaitu
masing-masing 7 kelas di SMK PGRI 3 dan 6 kelas di SMK Pawyatan Daha.
Subyek-subyek yang menjadi populasi penelitian dari kelas-kelas tersebut
secara empirik dipandang cukup homogin, memiliki karakteristik yang relatif
sama. Namun untuk meyakinkan, sebelum eksperimen dimulai akan dilakukan
randomisasi.
2. Sampel.
Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat sama
dengan populasi (Sudjana, 1998:85). Pengertian sampel menurut Suharsimo
Arikunto, adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1996:104).
Sampel yang diambil dalam penelitian harus representatif, artinya harus
benar-benar mewakili sifat-sifat populasinya. "Tentang besar-kecilnya sampel
yang diambil dalam penelitian, tidaklah menjadi persoalan yang baku, yang lebih
prinsip adalah cara-cara penarikan sampel tersebut". (Ardhana, 1982:53).
Setelah diketahui hasil randomisasi, jika kelas-kelas yang menjadi
populasi tersebut memiliki peluang atau kesempatan yang sama untuk menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol, selanjutnya dengan teknik random-sampling
dengan cara undian, ditetapkan masing-masing 1 kelas untuk SMK PGRI 3 dan 1
kelas di SMK Pawyatan Daha sebagai sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan hasil sampling diperoleh 2 kelas sebagai berikut:
Tabel 3.3: Perlakuan pada Sampel Penelitian
Sekolah Kelas Jumlah Siswa
Perlakuan (Media)
SMK PGRI 3 Kediri XIak-1 43 OHP
SMK Pawyatan Daha XImb-2 44 LCD
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian.
Menurut Sanafiah Faisal (1992:82), menyatakan bahwa variabel ialah
kondisi atau karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan dalam
rangka untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi.
Menurut John W.Best (dalam Faisal, 1992:83) menyatakan bahwa variabel ialah
kondisi atau karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan didalam
rangka untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi.
Dalam penelitian biasanya dikenal adanya dua variabel utama, yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
Variabel bebas adalah variabel yang menentukan atau mempengaruhi munculnya
gejala atau faktor atau variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya faktor atau gejala pada variabel
bebas.
Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi variabel-variabel sebagai berikut:
1. Variabel Bebas.
Yang berkedudukan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini ada 2,
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Penggunaan media dalam pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan.
Penggunaan media LCD adalah pembelajaran menggunakan media
powerpoint untuk membantu siswa mempelajari konsep-konsep materi
yang sedang dipelajari.
Penggunaan media OHP adalah pembelajaran menggunakan media
OHP (Overhead Projector) dengan sajian menggunakan OHT
(Overhead Tranparancy) untuk membantu siswa mempelajari konsep-
konsep materi yang sedang dipelajari.
Sikap Kewirausahaan.
Hádala sikap yang menggambarkan seorang “enterpreneur” yang
berani mengambil resiko dan bermental mandiri tanpa diliputi rasa
takut ataupun cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Indikatornya: keterbukaan terhadap perubahan, selalu membaca
perubahan social, realistis terhadap falta dan pendapat, berorientasi
pada masa kini dan akan datang, dan percata diri.
2. Variabel Terikat.
Yang berkedudukan sebagai variabel terikat pada penelitian ini adalah
prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan yang dicapai siswa.
Definisi operasionalnya adalah: hasil belajar (kognitif) yang diukur dengan
tes hasil relajar, dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan
kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep materi pelajaran
kewirausahaan.
Indikatornya: skor/nilai tes hasil belajar Kewirausahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian.
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik tes yang dilakukan
pada akhir pemberian perlakuan. Tes yang digunakan adalah tes buatan guru,
sedangkan jenisnya adalah formatif tes karena dimaksudkan untuk mengukur
penguasaan materi pelajaran oleh siswa.
Secara rinci langkah-langkah pelaksanaan eksperimen yang akan ditempuh
sesuai dengan rancangan penelitian di atas adalah:
1) Melakukan randomisasi kelas-kelas yang akan digunakan sebagai sasaran
eksperimen, caranya dengan menganalisis rata-rata hasil ulangan harian
sebelum eksperimen dilakukan.
2) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada kelas eksperimen 1, 2, 3
menggunakan media Internet, LCD dan OHP.
3) Memberikan angket sikap kewirausahaan kepada seluruh siswa, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
4) Memberikan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan
penelitian/eksperimen.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu
metode. Misalnya instrumen untuk metode tes adalah soal tes, instrumen untuk
metode questioner atau angket adalah angket/questioner, untuk metode observasi
adalah chek list, dan seterusnya (Arikunto, 1996:121).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini
adalah:
1) Silabus/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu instrumen yang
digunakan untuk pengembangan perlakuan, yaitu penerapan media
pembelajaran. RPP dibuat sesuai kurikulum yang berlaku untuk kelas XI
semester ganjil.
2) Angket sikap kewirausahaan, yaitu instrumen yang digunakan untuk
mengukur sikap kewirausahaan siswa. Angket berbentuk daftar pertanyaan
dengan jawaban tertutup dengan skala bertingkat (skala Likert).
3) Tes hasil belajar, yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
variabel terikat prestasi belajar Kewirausahaan.
Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Definisi operasional Indikator Instrumen
Bebas (X1):
Penggunaan
media dalam
pembelajaran
matapelajaran
Kewirausahaan.
Penggunaan media
pembelajaran untuk
membantu siswa
memahami konsep-
konsep materi yang
sedang dipelajari.
Indikatornya: persiapan
dan pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan media
LCD dan OHP.
RPP
Bebas (X2):
Sikap
Kewirausahaan.
Sikap yang
menggambarkan
seorang
”enterpreneur” yang
berani mengambil
resiko artinya bermental
mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau
cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti.
Keterbukaan terhadap
perubahan, selalu
membaca perubahan
sosial, realistis terhadap
fakta dan pendapat,
berorientasi pada masa
kini dan yang akan
datang, dan percaya diri.
Angket
Skala
Likert
30 item
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Variabel Definisi operasional Indikator Instrumen
Terikat (Y):
Prestasi belajar
matapelajaran
Kewirausahaan.
Hasil belajar (kognitif)
yang diukur dengan tes
hasil relajar, dinyatakan
dengan angka-angka
yang menunjukkan
kemampuan siswa
dalam menguasai
konsep-konsep materi
pelajaran
kewirausahaan.
Skor/nilai tes hasil
belajar matapelajaran
Kewirausahaan.
Tes
pilihan
ganda 40
item
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan ketentuan
yang pada umumnya berlaku, dengan materi, alokasi waktu, metode dan sumber
belajar sama, media berbeda.
Cara pemberian skor untuk angket menggunakan rentangan 1 sampai 4
sesuai dengan kategori jawaban Selalu = 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2, dan
Tidak pernah = 1. Cara pemberian skor untuk tes pilihan ganda dengan
memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban salah.
Untuk menjamin validitas dan reliabilitas instrumen, yaitu tes hasil belajar
dan angket motivasi belajar dilakukan analisis melalui prosedur teoritis dan
empiris dengan uji coba (try out preleminier). Validitas secara teoritis dipenuhi
dengan prinsip validitas wajah (face validity) dan validitas isi (content validity).
Validitas wajah yaitu dengan cara menyusun soal dengan format yang sudah
dikenal siswa, atau yang biasanya digunakan dalam tes atau ulangan-ulangan.
Sedangkan validitas isi dipenuhi dengan cara menyusun soal-soal sesuai dengan
materi dan indikator pada pokok bahasan tersebut, sehingga tes benar-benar
mengukur apa yang seharusnya diukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Sedangkan untuk pelaksanaan uji coba, dilakukan pada siswa kelas XI
SMK PGRI 3 Kediri yang bukan sampel penelitian. Validitas tes hasil belajar
akan dilihat berdasarkan koefisien validitas setiap butir, sedangkan koefisien
reliabilitasnya dilihat besaran hasil analisis koefisien alpha.
Untuk memudahkan proses analisis hasil uji coba instrumen, dan agar
lebih meyakinkan hasil analisisnya, dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS for windows Version 11.00.
Simpulan hasil analisis validitas dilakukan dengan membandingkan
koefisien korelasi butir soal (corrected item total correlation) dengan tabel nilai-
nilai r (r-tabel) dengan derajat kebebasan (db/df) = n - k. Yaitu jumlah kasus/sampel
dikurangi jumlah item soal. Jika hasil analisis menunjukkan lebih besar atau sama
dengan nilai r-tabel berarti butir tersebut valid. Sebaliknya jika lebih kecil dari nilai
r-tabel berarti tidak valid/gugur.
Sedangkan untuk reliabilitas tes dan angket, pengambilan simpulan
dilakukan dengan membandingkan besarnya koefisien Alpha dengan nilai r-tabel
sebagaimana disebutkan di atas. Jika koefisien Alpha lebih besar atau sama
dengan nilai r-tabel berarti reliabel, sebaliknya jika lebih kecil dari nilai r-tabel
berarti tidak reliabel.
3. Hasil Validasi Instrumen.
Uji coba (try out) dilakukan untuk soal tes maupun questioner sikap
kewirausahaan. Try out dimaksudkan untuk mengetahui validitas soal dan
reliablilitasnya. Try out dilakukan pada 34 siswa kelas XIMb-2 SMK PGRI 3
Kediri, yaitu siswa yang tidak akan menjadi sampel penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3.1 Uji Validasi Tes Hasil Belajar
Jumlah item soal tes hasil relajar berjumlah 40 soal pilihan ganda,
selanjutnya setelah diuji cobakan diperoleh data item yang valid dan augur
sebagai berikut:
Tabel 3.1: Rangkuman hasil analisis validitas tes
Instrumen Jumlah Butir
Jumlah Butir Valid
Jumlah Butir Gugur
Keterangan
Tes Hasil
Belajar
40 33
(No.: 1,2,3,4,5,6,7, 8,
10,11,12,14,15,16,17,
19,20,22,23,24,26,29,
30,31,32,33,34,35,36,
37,38,39,dan 40.
7
(No.: 9,13,18,
21, 25,27, dan
28)
Nilai r-tabel
(two tailed
test) dengan
α: 5%, df: 6,
adalah: 0.707.
Sumber: Diolah dari hasil validasi instrumen
Berdasarkan rangkuman hasil analisis sebagaimana tabel di atas, nampak
nilai validitas item yang dinyatakan dengan Corrected Total Item Correlations
masing-masing butir soal. Selanjutnya dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan
degree of freedom (df) = n - k, yaitu jumlah responden dikurangi jumlah butir soal
(34 - 40 = 6). Nilai r-tabel (two tailed) pada df: 6 sebesar: 0,707.
3.2 Uji Validasi Angket Sikap Kewirausahaan
Try out questioner (angket) sikap kewirausahaan dilakukan juga dengan
sampel sejumlah 34 siswa, dengan item pertanyaan sebanyak 30 butir. Selanjutnya
setelah diuji cobakan diperoleh data item yang valid dan augur sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 3.2: Rangkuman hasil analisis validitas angket
Instrumen Jumlah Butir
Jumlah Butir Valid
Jumlah Butir Gugur
Keterangan
Angket Sikap
Kewirausahaan
30 21
(No.:1,3,4,5,6,
7,8,10,11,14,15,
18,19,20,21,22,
26,27,28,29 dan
30.
9
(No.:2,9,12,13,
16,17, 23,24,
dan 25,
Nilai r-tabel
(two tailed
test) dengan
α: 5%, df: 6,
adalah: 0.811
Sumber: Diolah dari hasil validasi instrumen
Berdasarkan rangkuman hasil analisis sebagaimana tabel di atas, diketahui
nilai validitas item yang dinyatakan dengan Corrected Total Item Correlations
masing-masing butir soal, selanjutnya dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan
degree of freedom (df) = n - k, yaitu jumlah responden dikurangi jumlah butir
soal.(34 - 30 = 4). Nilai r-tabel pada df: 4 sebesar: 0,811.
3.3 Analisis Reliabilitas Tes dan Angket
Sebuah tes/angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban-jawaban yang
diberikan responden atar pertanyaan-pertanyaan dalam tes/angket konsisten atau
stabil.
Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan pedoman,
pengambilan keputusan sebagai berikut: jika koefisien Alpha (hasil analisis) ≥ r-
tabel Berarti reliabel. Sebaliknya jika koefisien Alpha (hasil analisis) < r-tabel, maka
instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Hasil analisis reliabilitas instrumen (angket dan tes) yang dinyatakan
dengan koefisien Alpha, berdasarkan rangkuman hasil analisis sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
disajikan pada tabel di atas, diketahui bahwa untuk angket sebesar: 0,9824, dan
untuk tes sebesar: 0,9832. Koefisien Alpha tersebut jauh diatas nilai r-tabel, (0,707
dan 0,811), maka instrumen penelitian baik angket maupun tes hasil belajar
dinyatakan reliabel.
F. Teknik Analisis Data.
Sebagaimana rancangan penelitian yang telah dikemukakan di atas,
penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 2, dan dengan memperhatikan
hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan, maka teknik analisis data yang
digunakan adalah: Analisis Varians (Anava) 2-jalur.
Rumus manualnya sebagai berikut:
VA KRA JKA/dbA F = ¾¾¾ = ¾¾¾¾ = ¾¾¾¾
VD KRD JKD/dbD (åXA)2 (åXT)2
JKA = å ¾¾¾ - ¾¾¾ NA N (åXA)2 JKD = å XT
2 - ¾¾¾ nA
Dimana: V = variansi A = antar kelompok (A1, A2, A3, dst.) D = dalam kelompok KR = kuadrat rerata JK = jumlah kuadrat Db. = derajat kebebasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Sebelum dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu
akan dilakukan uji asumsi, melalui uji normalitas (normalitas sebaran data) dan
homogenitas varians (Sudjana, 1999:132). Pengujian normalitas dan homogenitas
varians dilakukan terhadap data tes prestasi belajar yang diperoleh pada akhir
eksperimen.
Jika hasil uji normalitas menunjukkan taraf signifikansi (sig.) lebih dari
atau sama dengan 0,05 (5%) berarti tidak signifikan, berarti skor tes prestasi
belajar kelompok subyek yang diberi perlakuan berbeda berdistribusi normal.
Sebaliknya jika hasil uji normalitas menunjukkan taraf signifikansi (P) kurang
dari 0,05 (5%) berarti signifikan, artinya skor tes prestasi belajar kelompok
subyek yang diberi perlakuan berbeda distribusinya tidak normal.
Demikian pula halnya dengan hasil uji homogenitas varians. Jika hasil uji
homogenitas varians menunjukkan taraf signifikansi (sig.) lebih dari atau sama
dengan 0,05 (5%) berarti tidak signifikan, berarti varians kelompok subyek yang
diberi perlakuan berbeda adalah homogen. Sebaliknya jika hasil uji homogenitas
menunjukkan taraf signifikansi (sig.) kurang dari 0,05 (5%) berarti signifikan,
artinya varians kelompok subyek yang diberi perlakuan berbeda adalah tidak
homogen.
Setelah persyaratan uji asumsi dipenuhi, proses analisis dilanjutkan untuk
menguji hipotesis penelitian. Seluruh analisis akan dilakukan dengan
menggunakan jasa analisis dengan program komputer, dengan perangkat lunak
program SPSS (Statistic Programs for Social Science) versi 11,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Setelah seluruh data dianalisis dan diketemukan hasilnya, kemudian
dikonsultasikan dengan norma keputusan untuk mempermudah penafsiran
hasilnya. Norma keputusan yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah:
1. Jika nilai signifikansi (sig.) ≤ 0.05, berarti: Signifikan, artinya hipotesis
kerja (Ha) diterima, Hipotesis nihil (Ho) ditolak.
2. Sebaliknya jika nilai signifikansi (sig.) > 0.05, berarti: Tidak
signifikan, artinya hipotesis kerja (Ha) ditolak, Hipotesis nihil (Ho)
diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) 3 Kota Kediri, dan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Pawyatan Daha Kota Kediri.
SMK PGRI 3 Kediri berlokasi di Jl. KH. Achmad Dahlan no. 76,
Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. SMK PGRI 3 Kediri
berdiri sejak tanggal 23 Juli 1997 dengan Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
yang menyelenggarakan 2 Program Keahlian yaitu Akuntansi dan Pemasaran.
SMK PGRI 3 Kediri bernaung dibawah yayasan YPLP PGRI Kota Kediri yang
mengelola sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA baik umum maupun
kejuruan. Status SMK PGRI 3 saat ini Terakreditasi dengan nilai B. Pada tahun
pelajaran 2010/2011 memiliki 18 (delapan belas) kelas dengan jumlah siswa 757
untuk jurusan Akuntansi dan Pemasaran pada Tingkat I, II dan III. Sedangkan
tenaga guru seluruhnya sebanyak 63 orang, dan karyawan sebanyak 12 orang.
SMK Pawyatan Daha Kediri berlokasi di Jl. Balowerti II/30 Kota Kediri.
Sedangkan SMK Pawyatan Daha telah berdiri sejak 1987 dengan bidang keahlian
Bisnis dan Manajemen, dengan 3 program keahlian, Akuntansi, Pemasaran dan
Administrasi Perkantoran. SMK Pawyatan Daha juga berstatus terakreditasi B.
Saat ini memiliki 16 (enam belas) kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 673.
Jumlah guru sebanyak 56 dan karyawan 10. SMK Pawyatan Daha merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
salah satu dari sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Pawyatan Daha
Kediri, yang mengelola sekolah mulai dari jenjang TK hingga Perguruan Tinggi.
2. Deskripsi Data Variabel.
Data-data yang akan didekripsikan dikumpulkan melalui kuesioner sikap
kewirausahaan dan tes prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan dari sampel
penelitian, yaitu kelas XI-AK1 SMK Pawyatan Daha Kediri berjumlah 44 siswa
yang selanjutnya disebut kelas eksperimen, dan kelas XI-MB2 SMK PGRI 3
Kediri berjumlah 43 siswa yang selanjutnya disebut kelas kontrol.
a. Deskripsi Data Sikap Kewirausahaan
Berdasarklan hasil kuesioner sikap kewirausahaan yang diberikan kepada
seluruh sampel penelitian baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, setelah
ditabulasi diketahui kategori sikap kewirausahaan sebagai berikut: untuk kelas
eksperimen dari 44 siswa diperoleh kategori Tinggi sebanyak 32 siswa dan
kategori Rendah sebanyak 12 siswa. Untuk kelas kontrol dari 43 siswa diketahui
sebanyak 24 siswa dengan kategori Tinggi, dan 19 siswa dengan kategori Rendah.
Selanjutnya berdasarkan data-data tersebut dianalisis menggunakan
statistika deskriptif distribusi frequensi, hasilnya disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Sikap Kewirausahaan
Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol f % f %
82-90
73-81
64-72
55-63
19
16
9
0
43,2
36,4
20,5
0,0
11
19
10
3
25,6
44,2
23,3
7,0
Jumlah 44 100,0 43 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Sedangkan hasil analisis tendensi sentral sebagai berikut:
Tabel 4.2: Hasil Analisis Statistika Deskriptif Data Sikap Kewirausahaan
Statistics
44 43
0 1
78,5607 75,5821
80,0000 76,6700
83,33 80,00
6,94761 8,41100
48,26934 70,74491
23,34 30,00
63,33 56,67
86,67 86,67
3456,67 3250,03
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
SikapWirausaha-
eksp
SikapWirausaha-
kont
Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan
tendensi sentral data sikap kewirausahaan menunjukkan hasil untuk kelas
eksperimen seluruhnya diperoleh hasil analisis yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi, diperoleh
gambaran sebaran frekuensi data sikap kewirausahaan sebagaimana disajikan
dalam grafik histogram berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 4.1: Grafik Histogram Sikap Kewirausahaan
Grafik di atas nampak bahwa data sikap kewirausahaan untuk kelas
eksperimen lebih nampak membentuk kurva juling positif, demikian pula untuk
kelas kontrol juga berbentuk kurva juling positif.
b. Deskripsi Data Prestasi belajar
Data prestasi belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir
pelaksanaan eksperimen. Data distribusi frekuensi prestasi belajar disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol f % f %
76-88
63-75
50-62
35-49
7
25
7
5
15,9
56,8
15,9
11,4
5
14
14
10
11,6
32,6
32,6
23,3
Jumlah 44 100,0 43 100.0
Sikap Wirausaha-eksp
85,080,075,070,065,0
Fre
quen
cy
20
10
0
Std. Dev = 6,95
Mean = 78,6
N = 44,00
Sikap Wirausaha-kont
85,0
80,0
75,0
70,0
65,0
60,0
55,0
Fre
quen
cy
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = 8,41
Mean = 75,6
N = 43,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Hasil analisis tendensi sentral sebagai berikut:
Tabel 4.4: Hasil Analisis Statistika Deskriptif
Data Prestasi belajar Kewirausahaan
Statistics
44 43
0 1
64,7727 54,0698
62,5000 50,0000
62,50 50,00a
15,31470 12,11334
234,54017 146,73311
50,00 37,50
37,50 37,50
87,50 75,00
2850,00 2325,00
Valid
Missing
N
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Hasilbelajar-eksp
Hasilbelajar-kont
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
Tabel tersebut di atas menunjukkan hasil analisis tendensi sentral untuk
kelas ekperimen yang hampir seluruhnya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
analisis tendensi sentral untuk kelas kontrol. Namun demikian standart deviasi
untuk kelas kontrol menunjukkan lebih rendah, dan skor terendah (minimum) baik
untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan sama, yaitu 37,50.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi, diperoleh
gambaran hasil yang disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 4.2: Grafik Histogram Prestasi belajar Kewirausahaan
Grafik di atas nampak bahwa data prestasi belajar kewirausahaan untuk
kelas eksperimen menunjukkan hasil grafik berupa kurva normal, sedangkan
untuk kelas kontrol berbentuk kurva juling negatif..
B. Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, maka data yang
diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis varian 2-jalur. Dan untuk
menganalisis data tersebut peneliti menggunakan alat bantu komputer program
SPSS for windows version 11.00.
Analisis varians (Anava) 2-jalur dilakukan untuk menguji pengaruh
bersama antara sikap kewirausahaan dan penggunaan media (LCD/OHP) terhadap
prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan.
Hasil belajar-eksp
90,080,070,060,050,040,0
Fre
quen
cy
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = 15,31
Mean = 64,8
N = 44,00
Hasil belajar-kont
80,070,060,050,040,0
Fre
quen
cy
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = 12,11
Mean = 54,1
N = 43,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Namun untuk memenuhi prasyarat pengujian dengan anava, sebelumnya
akan dilakukan uji asumsi, meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians.
Adapun hasil-hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji normalitas.
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data-data
sikap kewirausahaan dan data prestasi belajar yang diperoleh dari sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan teknik uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Data-data hasil uji normalitas yang diperoleh untuk masing-masing
kelompok sampel, disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.5: Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
44 44 43 43
78,5607 64,7727 75,5821 54,0698
6,94761 15,31470 8,41100 12,11334
,186 ,168 ,142 ,199
,122 ,150 ,094 ,190
-,186 -,168 -,142 -,199
1,231 1,116 ,932 1,302
,096 ,165 ,350 ,067
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SikapWirausaha-
ekspHasil
belajar-eksp
SikapWirausaha-
kontHasil
belajar-kont
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Berdasarkan kesimpulan hasil uji normalitas sebagaimana tabel di atas,
nampak bahwa taraf signifikansi (Asymp.sig.) yang dihasilkan untuk data sikap
kewirausahaan dan prestasi belajar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
seluruhnya menunjukkan nilai diatas 0,05 (5%). Dengan demikian berarti
hipotesis nol (ho) yang menyatakan ”data berdistribusi normal”, diterima. Dan
hipotesis kerja (ha) yang menyatakan “data berdistribusi tidak normal”, ditolak.
2. Hasil uji homogenitas varians.
Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk menguji homogenitas
(kesamaaan) varians data sikap kewirausahaan maupun data prestasi belajar yang
diperoleh dan dianalisis dari seluruh kelompok sampel penelitian. Uji
homogenitas varians, dilakukan dengan teknik uji Lavene (Lavene’s test).
Hasil analisis homogenitas varians yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.6: Hasil analisis Homogenitas Varians
Test of Homogeneity of Variance
1,314 1 85 ,255
1,236 1 85 ,269
1,236 1 82,832 ,269
1,237 1 85 ,269
1,482 1 85 ,227
1,153 1 85 ,286
1,153 1 81,959 ,286
1,601 1 85 ,209
Based on Mean
Based on Median
Based on Median andwith adjusted df
Based on trimmed mean
Based on Mean
Based on Median
Based on Median andwith adjusted df
Based on trimmed mean
Sikap Wirausaha
Hasil belajar
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Berdasarkan hasil analisis Lavene’s test sebagaimana tebel di atas,
diketahui bahwa untuk data sikap kewirausahaan maupun prestasi belajar, taraf
signifikansi yang dihasilkan seluruhnya jauh di atas 0,05 (5%). Dengan
berdasarkan pada besarnya koefisien atau taraf signifikansi (sig.) yang dihasilkan,
yaitu yang lebih besar dari 0,05 (5%) berarti hipotesis nol (ho) yang menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
“varians data adalah homogen”, diterima. Dan hipotesis kerja (ha) yang
menyatakan “varians data tidak homogen”, ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa varians data-data sikap kewirausahaan maupun data prestasi belajar dari
seluruh kelas adalah homogen.
3. Hasil analisis varians 2-jalur
Setelah analisis prasyarat yaitu uji asumsi (normalitas dan homogenitas)
terpenuhi, yaitu karena sebaran data seluruhnya dinyatakan normal dan homogen,
selanjutnya analisis varians dapat dilanjutkan.
Rangkuman hasil analisis varians (anava) 2-jalur (Univariate Analysis of
Variance) yang diperoleh, disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7: Rangkuman Data Hasil Belajar Kewirausahaan
Media (A)
Sikap Kewirausahaan (B) Tinggi (B1) Rendah (B2) Total
LCD (A1) n = 32
ΣX = 2312,5
Mean = 72,266
ΣX2 = 170156
SD = 9,906
n = 12
ΣX = 537,5
Mean = 44,792
ΣX2 = 24531
SD = 6,437
n = 44
ΣX = 2850
Mean = 64,773
ΣX2 = 194688
SD = 15,315
OHP (A2) n = 24
ΣX = 1425
Mean = 59,375
ΣX2 = 87188
SD = 10,587
n = 19
ΣX = 900
Mean = 47,368
ΣX2 = 44688
SD = 10,687
n = 43
ΣX = 2325
Mean = 54,07
ΣX2 = 131875
SD = 12,113
Total n = 56
ΣX = 3737,5
Mean = 66,741
ΣX2 = 257344
SD = 11,984
n = 31
ΣX = 1437,5
Mean = 46,371
ΣX2 = 69219
SD = 9,239
n = 87
ΣX = 5175
Mean = 59,483
ΣX2 = 326562,5
SD = 14,761
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.8: Hasil analisis varians 2-jalur Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Rendah 31
Tinggi 56
Eksperimen 44
Kontrol 43
1,00
2,00
Sikap Wirausaha
1,00
2,00
Perlakuan
Value Label N
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Hasil belajar
44,7917 6,43661 12
47,3684 10,68727 19
46,3710 9,23848 31
72,2656 9,90600 32
59,3750 10,58737 24
66,7411 11,98408 56
64,7727 15,31470 44
54,0698 12,11334 43
59,4828 14,76137 87
PerlakuanEksperimen
Kontrol
Total
Eksperimen
Kontrol
Total
Eksperimen
Kontrol
Total
Sikap WirausahaRendah
Tinggi
Total
Mean Std. Deviation N
Levene's Test of Equality of Error Variances a
Dependent Variable: Hasil belajar
,672 3 83 ,572F df1 df2 Sig.
Tests the null hypothesis that the error variance ofthe dependent variable is equal across groups.
Design: Intercept+A+B+A * Ba.
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Hasil belajar
10607,457a 3 3535,819 36,090 ,000
239785,429 1 239785,429 2447,462 ,000
7462,184 1 7462,184 76,166 ,000
509,264 1 509,264 5,198 ,025
1145,337 1 1145,337 11,690 ,001
8131,767 83 97,973
326562,500 87
18739,224 86
SourceCorrected Model
Intercept
A
B
A * B
Error
Total
Corrected Total
Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = ,566 (Adjusted R Squared = ,550)a.
Berdasarkan output hasil analisis tersebut di atas diketahui bahwa untuk
hasil analisis varians antar jalur (A), yaitu antar prestasi belajar yang
menggunakan media media LCD dan media OHP, diperoleh hasil F-hitung sebesar:
5,196, dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,025.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Sedangkan hasil F-hitung antar jalur (B), yaitu antar sikap kewirausahaan
tinggi dan sikap kewirausahaan rendah, menunjukkan nilai sebesar: 76,166,
dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,000.
Hasil analisis varians (F-hitung) antar 2 jalur (A*B) menunjukkan nilai
sebesar: 11,690, dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,001.
Sedangkan koefisien determinasi yaitu perbandingan jumlah ‘sum of
square’ antara “Corrected model” dan “corrected total” berupa output R
squared adalah: 0,566 (Adjusted R Squared = 0,550).
Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut di atas selanjutnya digunakan
untuk dasar pengujian hipotesis penelitian. Untuk keperluan tersebut untuk
mempermudah pemahaman, dibuatkan tabel rangkuman pengujian hipotesis
sebagai berikut:
Tabel 4.9: Rangkuman Pengujian Hipotesis No Hipotesis F-hitung F-tabel Sig. Keterangan
1 Ha: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. Ho: Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.
5,198
(α = 0,05; df: 3;83/terdekat: 3;80) = 2,72
0.025 Signifikan Ha diterima Ho ditolak
2 Ha: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
76,166 (α = 0,05; df: 3;83/terdekat: 3;80) = 2,72
0,000 Signifikan Ha diterima Ho ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Ho: Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
3 Ha: Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa. Ho: Tidak terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
11,690 (α = 0,05; df: 3;83/terdekat: 3;80) = 2,72
0.001 Signifikan Ha diterima Ho ditolak
Hasil pengujian hipotesis pertama, sesuai dengan kriteria pengujian
hipotesis yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan
dengan nilai Sig. (α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (5,198) ≥ F-tabel (2,72), berarti nilai F-
hitung adalah signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kerja (Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya:
Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara
yang menggunakan media LCD, dan OHP.
Hasil pengujian hipotesis kedua, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis
yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan nilai Sig.
(α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (76,166) ≥ F-tabel (2,72), berarti koefisien F-hitung adalah
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja
(Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya: Terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang
memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Hasil pengujian hipotesis ketiga, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis
yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan nilai Sig.
(α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (11,690) ≥ F-tabel (2,72), berarti koefisien F-hitung adalah
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja
(Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya: Terdapat interaksi
pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan
terhadap prestasi belajar siswa.
4. Hasil Uji Lanjut (Uji Scheefe)
Uji lanjut atau disebut juga Post-Hoc test dilakukan menggunakan teknik
uji Scheefe, untuk membuktikan perbedaan mean antar kelompok/sel. Uji Scheefe
dilakukan dengan perhitungan secara manual (terlampir)
Berikut disajikan rangkuman hasil uji lanjut (Scheefe):
Tabel 4.10: Rangkuman Hasil Uji Scheefe
Perbandingan F-obs. F-tabel
(1:83; α = 0,05)
Kesimp.
1. A1B1 x A2B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
91,848 3,92 Signifikan
2. A1B1 x A1B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
23,262 3,92 Signifikan
3. A1B1 x A2B1 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan TINGGI)
67,238 3,92 Signifikan
4. A2B1 x A2B2 (Media OHP, Sikap Kewirausahaan TINGGI dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
0,498 3,92 Tidak Signifikan
5. A2B1 x A1B2 (Media OHP, Sikap Kewirausahaan Tinggi dengan media LCD, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
17,365 3,92 Signifikan
6. A1B2 x A2B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan RENDAH, media OHP dengan Sikap Kewirausahaan RENDAH)
15,605 3,92 Signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Hasil uji Scheefe sebagaimana tabel di atas diketahui bahwa perbandingan
antar sel menunjukkan bahwa dari 6 sel yang dibandingkan, 5 sel menunjukkan
nilai yang signifikan. Sedangkan 1 sel yaitu sel A2B1 x A2B2 (Media OHP,
Sikap Kewirausahaan TINGGI dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan
RENDAH) menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Artinya tidak terdapat
perbedaan mean antara siswa yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan
diajar dengan media LCD dengan yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan
diajar dengan media OHP)
5. Hasil Uji Kesetaraan
Uji Kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama
sebelum eksperimen. Uji kesetaraan dilakukan dengan membandingkan mean pre-
tes antara kelompok eksperimen dan kelompok control, menggunakan uji-t.
Hasil analisis Uji-t sebagaimana table berikut:
Tabel 4.11: Rangkuman hasil uji Kesetaraan
Independent Samples Test
2,316 ,132 5,499 85 ,000 16,5610 3,01182 10,573 22,549
5,502 84,96 ,000 16,5610 3,01024 10,576 22,546
,139 ,710 ,860 85 ,392 2,7525 3,20068 -3,6113 9,11631
,860 85,00 ,392 2,7525 3,19998 -3,6099 9,11491
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Post-tes
Pre-tes
F Sig.
Levene's Testfor Equality of
Variances
t dfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Tabel di atas menunjukkan hasil uji-t antar pre-tes menunjukkan nilai t-
hitung sebesar: 0,860, sig. 0,392, berarti tidak signifikan. Artinya tidak terdapat
perbedaan kemampuan awal siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol sebelum
eksperimen dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh penggunaan media LCD pembelajaran dan media OHP/OHT terhadap prestasi belajar siswa.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran menurut
I.G.K.Wardani (2001:2.32) diantaranya adalah kesesuaian/kecocokan dengan
materi, dan kesesuaian dengan tingkat kesulitan, tingkat kemampuan belajar dan
pola belajar siswa. Artinya tidak semua media cocok atau sesuai dengan semua
jenis materi dan semua karakteristik siswa.
Media LCD dan OHP memiliki karakteristik, keunggulan dan kelemahan
masing-masing ketika diaplikasikan dalam proses pembelajaran. LCD (Liquid
Crystal Display) adalah media pendidikan yang berupa peralatan elektronik yang
dapat memproyeksikan program-program dari komputer, VCD, maupun DVD
pada layar. Sebagaimana karakteristiknya sebagai media berteknologi tinggi, LCD
memiliki berbagai keunggulan untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi
pembelajaran. Sedangkan Overhead Projector (OHP) dan Overhaed Tranparancy
(OHT) dapat dipergunakan kembali secara berulang-ulang dan dapat
diberhentikan setiap waktu sesuai dengan yang dikehendaki karena kontrol
sepenuhnya ada di tangan komunikator, sehingga tidak perlu adanya operator
pembantu.
Dengan demikian jelas bahwa dalam penerapan media LCD, dan
OHP/OHT, akan berpengaruh berbeda terhadap prestasi belajar siswa, karena
media-media tersebut memang memiliki karakteristik yang berbeda. Apalagi jika
diimplementasikan bersamaan dengan metode pembelajaran yang berbeda, akan
semakin nampak kekuatan dan kekurangan masing-masing media tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F-hitung sebesar: 5,198 dengan taraf
signifikansi (sig.) = 0,025, yang berarti signifikan. Karena hasil analisis varians
menunjukkan nilai yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan
prestasi belajar kewirausahaan yang dicapai siswa merupakan pengaruh dari
penggunaan media (LCD dan OHP/OHT), bukan oleh karena faktor lain. Dengan
kata lain masing-masing media tersebut memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap prestasi belajar siswa.
Nilai rata-rata (mean) yang diperoleh untuk kelas yang dikenai perlakuan
dengan media LCD sebesar: 64,77, sedangkan yang dikenai perlakuan dengan
media OHP/OHT sebesar: 54,07. Perbedaan nilai rata-rata (mean) tersebut
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh penggunaan media LCD dan OHP
berbeda secara signifikan, dengan keunggulan pada penggunaan media LCD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar siswa dapat
disesuaikan dengan media yang digunakan guru. Media LCD yang secara teoritis
memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan media OHP/OHT, nampak sesuai
dengan kenyataannya. Siswa ternyata dapat menerima pesan-pesan atau materi
pembelajaran dengan lebih baik melalui penggunaan media LCD dibandingkan
media OHP.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa suatu media pembelajaran digunakan
tanpa memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik media pembelajaran itu
sendiri, maka hasil pengajaran akan jauh dari sasaran. Hal tersebut dapat
dimengerti, mengingat dalam penggunaan media LCD disamping pesan dapat
disampaikan dengan lebih jelas, lengkap, dan penampilan yang menarik, juga guru
dan siswa sama-sama memperhatikan tayangan, yang dapat saja guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
menambahkan narasi berupa penjelasan atau keterangan. Jadi materi tayangan
ditambah penjelasan guru menjadi sangat luas dan lengkap.
Sebaliknya, penggunaan media OHP/OHT, justru yang nampak dominan
adalah penjelasan guru. Transparansi (OHT) yang ditayangkan hanya menambah
atau memperjelas apa yang disampaikan guru. Selain pesan atau materi
pembelajaran kurang dapat disajikan secara lengkap dan menarik, penggunaan
OHP juga dirasakan seperti penjelasan biasa yang dilakukan guru saat tidak
menggunakan media.
Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh IGK
Wardani (2001:2.59), bahwa media OHP/OHT memiliki beberapa
keterbatasannya. Yaitu memerlukan persiapan yang baik, terutama, terutama bial
mempergunakan teknik-teknik penyajian yang lebih kompleks, dan menuntut
perhatian dan penataan letak (layout) proyektor dan layar, agar tidak terjadi
distorsi proyeksi.
Berdasarkan uraian di atas, nampaknya faktor karakteristik siswa sangat
besar pengaruhnya dalam hal efektifitas penggunaan media. Semakin guru dapat
menyajikan pesan-pesan atau materi pembelajaran dengan menarik melalui
kemasan sebuah media, akan semakin tinggi pula minat dan perhatian siswa, dan
dampaknya siswa akan semakin memahami materi atau semakin meningkat
prestasi belajarnya. Hal tersebut juga akan menjadikan siswa lebih memahami
serta memaknai isi pesan didalam media yang digunakan guru. Dengan kata lein
media bukan sekedar sebagai alat, melainkan juga menjadi sarana untuk
menjadikan pembelajaran semakin bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Perbedaan prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap
kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar,
posotif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi,
situasi, ide, konsep dan sebagainya (Gerungan, 2000: 54). Lebih lanjut
dimeukakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal atau keadaan yang
masih ada dalam dari manusia. Keadaan internal tersebut berupa keyakinan yang
diperoleh dari proses akomodasi dan asimilasi pengetahuan yang mereka
dapatkan.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa
berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha,
tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir,
2007: 18).
Tumbuhnya sikap kewirausahaan pada siswa diduga juga akan
mempengaruhi pencapaian prestasi belajarnya. Tinggi atau baiknya sikap
kewirausahaan siswa akan menggambarkan bagaimana motivasi dan usaha siswa
untuk melakukan sesuatu, termasuk perilaku berwirausaha. Motivasi inilah yang
akan mendorong siswa untuk menguasai sebanyak mungkin pengetahuan
kewirausahaan. Jadi tinggi rendahnya sikap kewirausahaan siswa akan
mempengaruhi pula tinggi rendahnya prestasi belajar matapelajaran
kewirausahaan siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh
yang signifikan pada prestasi belajar kewirausahaan antara siswa yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
sikap kewirausahaan tinggi dengan yang memiliki sikap kewirausahaan rendah.
Hal tersebut dibuktikan dengan nilai F-hitung sebesar: 76,166, dengan taraf
signifikansi (sig.): 0,000.
Dilihat dari pencapaian nilai rata-rata (mean) yang diperoleh juga
menunjukkan adanya perbedaan. Siswa yang memiliki sikap kewirausahaan
rendah hanya mencapai nilai rata-rata prestasi belajar kewirausahaan sebesar:
46,37, sedangkan siswa yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi memperoleh
nilai rata-rata (mean) prestasi belajar kewirausahaan sebesar: 66,74.
Hasil analisis tersebut mendukung teori yang dikemukakan Merdith (2002)
yang menyatakan bahwa salah satu ciri sikap wirausaha adalah rasa percaya diri.
Percaya diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi
tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan,
karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan
berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri.
Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan
percaya diri.
Siswa yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi adalah siswa yang juga
memiliki rasa percaya diri tinggi. Siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi
selalu optimis, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi pula.
Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi cenderung
lemah dan psemistis dalam menghadapi sesuatu, termasuk dalam belajar.
Sehingga prestasi belajar yang dicapainya juga tidak maksimal atau rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3. Interaksi antara penggunaan media (LCD–OHP) dan sikap
kewirausahaan (tinggi-rendah) terhadap prestasi belajar siswa.
Wirausaha yang sukses menurut Suryana (2003: 14) pada umumnya adalah
mereka yang memiliki kompetensi yaitu: seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi,
nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
Kompetensi tersebut dapat diupayakan diantaranya melalui kegiatan pembelajaran
yang dirancang secara kreatif dan inovatif, misalnya melalui penggunaan media
pembelajaran.
Penggunaan media dalam pembelajaran menurut Hamalik (2003: 200-
2001), pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses pembelajaran, baik
sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri untuk keperluan
siswa. Dengan media pembelajaran, bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
Penggunaan media pembelajaran diasumsikan akan meningkatkan
aktivitas, partisipasi dan responsi siswa terhadap proses pembelajaran.
Peningkatan partisipasi akan meningkatkan kebermaknaan pembelajaran,
sedangkan peningkatan responsi menunjukkan kepekaan dan perhatian siswa yang
meningkat terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Penggunaan media dalam
pembelajaran pada dasarnya juga merupakan sarana lain pada proses pengajaran,
baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri untuk
keperluan siswa. Dengan media pembelajaran, bahan pelajaran akan lebih jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pengejaran lebih baik.
Sikap kewirausahaan merupakan faktor lain yang juga diduga kuat
pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan. Sikap
kewirausahaan lebih menggambarkan hal-hal yang tidak nampak, sedangkan
prestasi belajar kewirausahaan lebih merupakan hasil pengukuran pengetahuan
(kognitif) mengenai kewirausahaan.
Secara asumtif, penggunaan media pembelajaran dan tumbuhnya sikap
kewirausahaan pada diri siswa diduga akan menumbuhkan minat dan ketertarikan
siswa untuk mempelajari materi, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi
belajarnya.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa untuk hasil analisis varians interaksi
antara penggunaan media dan siksp kewirausahaan (A*B) diperoleh hasil F-hitung =
11,690, dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa
penggunaan media dan sikap kewirausahaan secara bersama-sama terbukti
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil uji lanjut (uji Scheefe) juga menunjukkan bahwa 5 dari
6 sel menunjukkan adanya perbedaan mean yang signifikan. Hanya sel A2B1 x
A2B2 (Sikap Kewirausahaan RENDAH, media LCD dengan Sikap
Kewirausahaan RENDAH, media OHP) menunjukkan nilai yang tidak
signifikan. Artinya tidak terdapat perbedaan mean antara siswa yang memiliki
sikap kewirausahaan rendah, dan diajar dengan media LCD dengan yang memiliki
sikap kewirausahaan rendah, dan diajar dengan media OHP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Untuk memperjelas hasil analisis tersebut perlu diperhatikan perbedaan
nilai rata-rata (mean) prestasi belajar yang dicapai masing-masing kelompok
siswa, sesuai dengan peringkatnya, sebagai berikut:
Peringkat pertama, kelompok yang menggunakan media LCD dan
memiliki sikap kewirausahaan tinggi, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi
belajar sebsar: 72,27.
Peringkat kedua, kelompok yang menggunakan media OHP dan
memiliki sikap kewirausahaan tinggi, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi
belajar sebsar: 59.38.
Peringkat ketiga, kelompok yang menggunakan media OHP dan
memiliki sikap kewirausahaan rendah, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi
belajar sebsar: 47,37.
Peringkat keempat, kelompok yang menggunakan media LCD dan
memiliki sikap kewirausahaan rendah, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi
belajar sebsar: 44,79.
Penggunaan media LCD dengan sikap kewirausahaan tinggi menunjukkan
hasil yang paling baik. Temuan tersebut sesuai dengan asumsi teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, bahwa media pembelajaran harus dapat digunakan
untuk menstimulasi siswa dalam belajar. Dengan demikian media pembelajaran
yang ditampilkan harus menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang
mengutak-atik dan ingin menelaah konsep lebih jauh pesan dalam media
pembelajaran tersebut (Djamarah, 2002:143). Media LCD terbukti dapat
memenuhi hal tersebut, karena terbukti menarik perhatian siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Hasil-hasil analisis yang dipaparkan di atas juga diperkuat oleh besarnya
nilai koefisien determinasi, yaitu perbandingan jumlah ‘sum of square’ antara
“Corrected model” dan “corrected total” berupa output koefisien determinasi
adalah: 0,550 (dipakai Adjusted R squared/yang disesuaikan). Hasil tersebut
menjelaskan bahwa dua variabel, yaitu penggunaan media dan sikap
kewirausahaan dapat menerangkan pengaruh sebesar: 55,00% terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa. Artinya masih terdapat faktor lain sebesar
45,00% yang dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak teridentifikasi
atau tidak diteliti.
Sumbangan dua variabel tersebut sudah cukup besar dan berarti, mengingat
bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa memang dipengaruhi oleh banyak
faktor. Sebagaimana asumsi teori yang menyatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai peserta didik tergantung pada apa yang dipelajari, bagaimana bahan
pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
Perbedaan dalam prestasi belajar yang dicapai peserta didik disebabkan beberapa
faktor, diantaranya: Kematangan akibat kemajuan umur, latar belakang pribadi
masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran, jenis mata
pelajaran yang diberikan dan sebagainya.
Untuk lebih memperjelas hasil analisis tersebut dilakukan uji scheefe
untuk melihat perbandingan mean antar kelompok, hasilnya sebagaimana tabel
berikut:
D. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
1. Keterbatasan generalisasi hasil penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI SMK PGRI 3 dan SMK
Pawyatan Daha Kota Kediri. Oleh sebab itu hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan untuk siswa secara keseluruhan dalam satuan pendidikan
SMK, misalnya untuk kelas X atau kelas XII.
2. Keterbatasan Matapelajaran dan bahan kajian.
Penelitian ini dilakukan pada matapelajaran Kewirausahaan, oleh sebab itu
kesimpulan hasil penelitian ini juga tidak dapat berlaku untuk semua
matapelajaran di SMK, melainkan hanya terbatas untuk matapelajaran
Kewirausahaan.
3. Keterbatasan instrumentasi.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan tes dan kuesioner yang
belum dapat dikatakan terstandarisasi. Instrumen yang digunakan adalah
buatan guru yang belum distandarkan, meskipun dalam penyusunannya
telah mempertimbangkan prinsip-prinsip yang berlaku, misalnya validitas,
reliabilitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Selain itu juga telah melewati
proses uji coba (try out) empirik.
4. Keterbatasan pengontrolan variabel
Masih perlu dilakukan penelitian lanjutan atau diulang-ulang untuk
meyakinkan hasil penelitian ini, karena dalam penelitian ini hanya dua
variabel pembelajaran saja yang dimanipulasi yaitu penggunaan media
(LCD dan OHP) dan sikap kewirausahaan. Sedangkan yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa masih banyak faktor atau variabel,
misalnya intelegensi, kemampuan guru, gaya belajar siswa, model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pembelajaran yang digunakan, dan lain-lain. Selain itu kondisi-kondisi dan
faktor-faktor lain yang tidak teridentifikasi yang juga merupakan faktor
yang diduga berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar siswa
dianggap tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap proses
pelaksanaan eksperimen.
5. Karakteristik siswa dan guru
Siswa yang menjadi subyek penelitian ini memiliki potensi dan
karakteristik yang berbeda-beda (heterogin), demikian pula dengan guru
juga memiliki berbagai keterbatasan, baik penguasaan teknik
pembelajaran, maupun penguasaan materi pelajaran. Kenyataan ini tidak
dilakukan kontrol selama proses penelitian, karena siswa diasumsikan
homogen, dan guru diasumsikan memenuhi sndra kelayakan sebagai guru
matapelajaran Kewirausahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan.
Setelah seluruh hasil analisis dideskripsikan dan dibahas, berikut ini akan
dikemukakan pokok-pokok simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar
siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar
siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang
rendah.
3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut di atas, dapat dikemukakan
implikasi teoritis maupun praktis sebagai berikut:
Secara teoritis sesuai dengan prinsip bahwa pembelajaran Kewirausahaan
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tidak boleh hanya mengutamakan
hasil akhir pembelajaran berupa nilai yang diukur berdasarkan penguasaan konsep
kewirausahaan. Kompetensi sebagai hasil belajar siswa juga harus dilihat
bagaimana proses untuk mendapatkan kompetensi tersebut. Oleh karena itu sikap
kewirausahaan hanyalah merupakan gambaran kondisi awal yang memberikan
informasi kepada guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran. Artinya sikap
kewirausahaan yang dimiliki siswa dapat saja tidak akan ada manfaatnya bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
pengembangan pembelajaran jika tidak disadari dan dimanfaatkan oleh guru untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Hasil penelitian ini
membuktikan hal tersebut, bahwa dengan menggunakan media pembelajaran LCD
dan OHP sikap kewirausahaan siswa dapat menjadi berpengaruh signifikan
terhadap perolehan hasil belajar siswa.
Implikasi praktis dari simpulan hasil penelitian ini adalah hasil belajar
kewirausahaan yang dicapai siswa juga terkait dengan konteks pemahaman siswa
mengenai dunia nyata (dunia usaha/dunia industri). Dengan demikian sangat perlu
sebanyak mungkin siswa mengenal bagaimana duania bisnis tersebut dijalankan.
Semakin banyak siswa memahami seluk beluk dunia bisnis, diduga akan semakin
meningkat sikap wirausahanya, dan pada akhirnya juga akan meningkatkan hasil
belajarnya.
Implikasi praktis lainnya adalah pada kemauan guru berinovasi dalam
pembelajaran. Melalui pemanfaatan media atau sumber-sumber belajar akan dapat
ditingkatkan tidak hanya hasil belajar siswa, tetapi juga kualitas proses belajar
atau aktivitas belajar siswa. Jika penggunaan media berteknologi masih dirasakan
sebagai hal yang belum mungkin dilakukan guru, hendaknya tetap ada upaya
untuk mencari alternatif-alternatif media lain.
C. Saran-Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut diatas, diberikan saran atau
rekomendasi khususnya bagi para guru, sebagai berikut:
1. Sebelum guru memutuskan untuk menerapkan suatu media dalam
pembelajaran, hendaknya guru melakukan analisis materi dengan maksud
untuk mempertimbangkan sekali lagi apakah karakteristik materi atau bahan
kajian memang sesuai jika digunakan media tersebut. Hal ini sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
hasil penelitian ini yang membuktikan bahwa OHP yang sering digunakan
guru, yang selama ini dianggap sesuai untuk semua karakteristik materi,
terbukti tidak benar. Akibatnya metode serta sumber-sumber belajar lainnya
akan berfungsi kurang efektif.
2. Peran guru dalam pembelajaran khususnya matapelajaran Kewirausahaan
sesuai dengan tuntutan kurikulum baru berbasis KBK harus mau bergeser dari
pengajar atau instruktur ke peran sebagai fasilitator. Biarkan siswa berusaha
sendiri untuk memahami materi pembelajaran melalui pengalaman belajar
yang mereka pilih sendiri. Hal ini terbukti dari hasil penelitian ini yang
membuktikan bahwa Sikap kewirausahaan yang tinggi secara langsung
maupun tidak langsung juga akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar
siswa.
3. Kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran sebaiknya juga tidak berhenti
untuk dilakukan guru. Misalnya dalam mengadakan media pembelajaran
dengan LCD guru akan banyak memperolah pengalaman belajar, mulai dari
proses perencanaan dan pembuatan medianya hingga hasil akhir ketika
diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Disamping keberhasilan belajar
siswa, guru akan memperoleh kepuasan jika karya berupa media tersebut
benar-benar dapat membantu siswa dalam memperoleh pengalaman
belajarnya.
4. Sejauh ini pengetahuan guru mengenai media, khususnya media yang
menggunakan teknologi canggih masih sangat terbatas. Oleh sebab itu kepada
Pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan untuk memberikan
pelatihan media kepada guru, sekaligus memberikan bantuan alat-alat yang
diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
5. Khusus mengenai penggunaan media LCD berikut pembuatan materi program
untuk tayangannya, pada umumnya guru menganggap pembuatannya sulit dan
mahal, padahal tidak demikian. Maka Kepala Sekolah disarankan untuk
mendorong agar guru-guru mau mencobanya. Melalui pelatihan sederhana dan
singkat saja guru-guru sudah akan dapat membuat dan menggunakan media
LCD, apalagi saat ini komputer atau laptop bukan lagi menjadi barang mewah
yang hanya dimiliki oleh sebagian kecil guru, melainkan telah menjadi barang
kebutuhan setiap guru.