Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK
PAIR SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA DITINJAU DARI KETERAMPILAN
BERKOMUNIKASI
(Skripsi)
Oleh
NOVA HARTIKA SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK
PAIR SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
Oleh
NOVA HARTIKA SARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran think pair share ditinjau dari keterampilan
berkomunikasi, dan 2) pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share
terhadap hasil belajar ditinjau dari keterampilan berkomunikasi. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas X IPA1 dan X IPA3 SMAN 13 Bandar Lampung pada tahun
ajaran 2017/2018 menggunakan desain control group pretest-posttest. Hasil
penelitian menyatakan bahwa terdapat peningkatan rata-rata hasil belajar pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan rata-rata hasil belajar pada kelas
eksperimen sebesar 0,60 dan pada kelas kontrol sebesar 0,38. Peningkatan pada
kedua kelas memiliki kategori sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share terhadap
hasil belajar dengan nilai sig. pada uji two way anova sebesar 0,00<0,05. Rata-rata
nilai keterampilan berkomunikasi siswa pada kelas eksperimen yaitu 69,71 lebih
besar dibandingkan dengan pada kelas kontrol yaitu 61,42. Secara keseluruhan
dapat diketahui bahwa semakin tinggi keterampilan berkomunikasi siswa maka
hasil belajar yang dicapainya juga akan semakin tinggi.
Kata kunci : Think Pair Share, Hasil Belajar, Keterampilan Berkomunikasi
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK
PAIR SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA DITINJAU DARI KETERAMPILAN
BERKOMUNIKASI
Oleh
NOVA HARTIKA SARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis, Nova Hartika Sari. Penulis dilahirkan di Sri Pendowo
Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, pada 14 November 1995, sebagai anak
kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Al Muhardi dan Ibu Musini.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Dharma Wanita Ketapang, Kec.
Ketapang, Lampung Selatan yang diselesaikan pada tahun 2001, penulis
melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Sri Pendowo, Kec. Ketapang, Lampung
Selatan yang diselesaikan pada tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Ketapang, Kec. Ketapang, Lampung Selatan yang
diselesaikan pada tahun 2010 dan penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri
1 Kalianda, Lampung Selatan pada tahun 2010 yang diselesaikan pada tahun
2013. Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswi di Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN).
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Bumi
Ratu Nuban dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Darul Arafah,
Kabupaten Lampung Tengah.
MOTTO
“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”
(QS. An-Nisa’: 19)
“Abaikan kebaikan kita pada orang lain dan abaikan ketidakbaikan orang lain pada kita”
(H. Komar)
“Berprasangka baik pada Allah”
(Nova Hartika Sari)
i
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang selalu melimpahkan
nikmat-Nya dan semoga shalawat selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti nan
tulus kepada:
1. Orang tuaku tersayang Bapak Al Muhardi dan Ibu Musini yang telah sepenuh
hati medidik serta mendo’akanku dalam setiap kebaikan;
2. Abangku tersayang M. Riski Zulkarnain yang telah memberikan doa dan
semangatnya untuk keberhasilanku;
3. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
ii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran TPS (Think Pair Share) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Ditinjau dari Keterampilan Berkomunikasi” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung;
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika;
4. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi
ini;
5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembimbing II atas
kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
yang diberikan selama penyusunan skripsi ini;
iii
6. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembahas yang selalu memberikan
bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini;
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan
Jurusan Pendidikan MIPA;
8. Ibu Dra. Hj. Rospardewi, M.M. selaku Kepala SMA Negeri 13 Bandar
Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian;
9. Bapak M. Arif, S.Pd. S.Kom. selaku guru mata pelajaran fisika SMA Negeri
SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian;
10. Siswa-siswi SMA Negeri 13 Bandar Lampung kelas X atas bantuan dan
kerjasamanya selama penelitian berlangsung;
11. Sahabat-sahabatku keluarga besar Pendidikan Fisika Angkatan 2013.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta
berkenan membalas kebaikan yang diberikan kepada Penulis dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat di kemudian hari.
Bandar Lampung, Agustus 2018
Penulis,
Nova Hartika Sari
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis.......................................................................... 5
1. Model Pembelajaran Think Pair Share .................................. 5
2. Model Pebelajaran Langsung (Direct Instruction) ................ 9
3. Hasil belajar ........................................................................... 10
4. Keterampilan Berkomunikasi ................................................ 12
B. Kerangka Pemikiran...................................................................... 14
C. Anggapan Dasar ........................................................................... 17
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian ....................................................................... 18
B. Sampel Penelitian.......................................................................... 18
C. Desain Penelitian .......................................................................... 18
D. Variabel Penelitian ....................................................................... 19
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 19
F. Analisis Instrumen ....................................................................... 20
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 22
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................ 23
v
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 27
B. Pembahasan .................................................................................... 41
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 50
B. Saran .............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rekapitulasi Hasil Instrumen .............................................................. 23
2. Hasil Uji Validitas Soal Vektor ........................................................... 33
3. Hasil Uji Reliabilitas Soal Vektor ........................................................ 34
4. Hasil Uji Tingkat Kesukaran................................................................ 34
5. Data Rata-rata N-gain Hasil Belajar .................................................... 35
6. Data Kategori N-gain Hasil Belajar ..................................................... 36
7. Hasil Uji Normalitas N-gain Hasil Belajar .......................................... 37
8. Hasil Uji Homogenitas N-gain Hasil Belajar ....................................... 37
9. Hasil Uji Two Way Anova N-gain Hasil Belajar .................................. 39
10. Nilai Koefisien Determinasi................................................................. 39
11. Hasil Uji Independent Sampel T-Test N-gain Hasil Belajar ................ 40
12. Rata-rata N-gain Hasil Belajar Ditinjau dari Keterampilan
Berkomunikasi .................................................................................... 49
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antar komponen penelitian ................................................. 15
2. Desain control group pretest-posttest. .................................................. 19
3. Rata-rata N-gain hasil belajar .............................................................. 42
4. Rata-rata N-gain hasil belajar ditinjau dari keterampilan
berkomunikasi ...................................................................................... 45
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Materi Vektor ......................................................................... 55
2. RPP Kelas Eksperimen ....................................................................... 57
3. RPP Kelas Kontrol .............................................................................. 68
4. Kisi-kisi dan Rubrikasi Soal untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 78
5. Rekapitulasi Data dan Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Tingkat
Kesukaran ........................................................................................... 97
6. Kisi-kisi dan Rubrikasi Soal Hasil Belajar ......................................... 101
7. Soal Hasil Belajar ............................................................................... 111
8. Kisi-kisi dan Rubrikasi Keterampilan Berkomunikasi ....................... 113
9. Lembar Penilaian Keterampilan Berkomunikasi ................................ 116
10. Rekapitulasi Hasil Belajar dan Keterampilan Berkomunikasi Kelas
Eksperimen ......................................................................................... 118
11. Rekapitulasi Hasil Belajar dan Keterampilan Berkomunikasi Kelas
Kontrol ................................................................................................ 120
12. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, Two Way Anova
dan Independent .................................................................................. 123
13. Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 127
14. Surat Balasan dari Sekolah ................................................................. 128
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengikuti proses belajar. Hasil belajar tersebut menyangkut semua hal yang
dipelajari siswa di sekolah, baik menyangkut pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari
kemampuannya dalam mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang
akan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu.
Keberhasilan tersebut juga dapat dilihat dari ketercapaian indikator/tujuan
pembelajaran. Namun, keberhasilan setiap siswa dalam belajar berbeda-beda.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu guru fisika di
SMAN 13 Bandar Lampung, hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika
ketika guru memberikan tes, 70% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu nilai 70. Proses pembelajaran fisika yang dilakukan di
SMAN 13 Bandar Lampung menggunakan beberapa metode yaitu metode
diskusi, demonstrasi, dan ceramah. Proses pembelajaran tersebut belum
menerapkannya sebuah model pembelajaran, hal tersebutlah yang mungkin
menyebabkan hasil belajar fisika siswa rendah.
2
Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran salah
satunya yaitu model pembelajaran think pair share. Langkah-langkah model
pembelajaran think pair share memiliki 3 tahapan yaitu thinking (berpikir),
pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi). Berdasarkan tahapan tersebut
interaksi antar siswa akan lebih banyak terjadi, karena setiap siswa akan lebih
banyak bekerja sama pada tahapan pairing dan sharing. Model pembelajaran
think pair share dirancang untuk memengaruhi pada pola interaksi siswa.
Proses pembelajaran memerlukan interaksi antar siswa. Interaksi tersebut
dapat berupa komunikasi antar siswa yang dapat meningkatkan rasa percaya
diri, dan dapat membantu satu sama lain. Interaksi siswa yang berupa
komunikasi antar siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika
siswa.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, maka peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Think
Pair Share terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Ditinjau dari Keterampilan
Berkomunikasi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar fisika setelah diterapkan model
pembelajaran think pair share ditinjau dari keterampilan berkomunikasi?
3
2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share
terhadap hasil belajar fisika siswa ditinjau dari keterampilan
berkomunikasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar fisika setelah
diterapkan model pembelajaran think pair share ditinjau dari
keterampilan berkomunikasi.
2. Mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran think
pair share terhadap hasil belajar fisika siswa ditinjau dari keterampilan
berkomunikasi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar fisika siswa dan keterampilan dalam
berkomunikasi.
2. Bagi siswa
Membantu meningkatkan hasil belajar fisika siswa, mengembangkan
kemampuan dalam berkomunikasi, menumbuhkan rasa percaya diri, dan
saling menghargai satu sama lain.
4
3. Bagi sekolah
Model pembelajaran think pair share yang digunakan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar fisika dan keterampilan siswa dalam
berkomunikasi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 13
Bandarlampung.
2. Materi pokok fisika yang digunakan adalah Vektor.
3. Pembelajaran menggunakan model think pair share.
4. Keterampilan berkomunikasi yang diamati adalah keterampilan
berkomunikasi secara lisan dan tulisan.
5. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Model Pembelajaran Think Pair Share
Model pembelajaran think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan
berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Siswa dilatih bagaimana
mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat
orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran
melalui model pembelajaran ini. Prosedur yang digunakan dalam think
pair share dapat memberikan siswa banyak waktu untuk berfikir,
merespon, dan saling membantu sesama siswa. Siswa berkemungkinan
menemukan lebih banyak ide atau gagasan dari permasalahan yang
diberikan, interaksi personal siswa akan semakin tinggi, dan partisipasi
siswa dalam mengungkapkan gagasannya kepada seluruh siswa menjadi
lebih tinggi dengan adanya prosedur yang digunakan tersebut.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melaksanakan model
pembelajaran think pair share menurut Aqib (2014: 24) yaitu:
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai.
6
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan
yang disampaikan guru.
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-
masing.
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
e. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan
pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para siswa.
f. Guru memberi kesimpulan
g. Penutup
Langkah-langkah secara umum dalam penerapan model pembelajaran
think pair share seperti yang diungkapkan Trianto (2011: 81-82) adalah
sebagai berikut:
a. Langkah 1: Berfikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa
menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah.
b. Langkah 2: Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang mereka peroleh. Interaksi selama waktu
yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan
yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah
khusus yang diidentifikasi.
c. Langkah 3: Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan.
7
Berdasarkan uraian mengenai langkah-langkah pembelajaran think pair
share, pembelajaran ini menuntut siswa untuk berpartisipasi secara aktif
dalam mengungkapkan ide/gagasan, sehingga dapat menumbuhkan rasa
percaya diri siswa. Siswa juga lebih banyak berinteraksi dengan siswa
lainnya dalam mendiskusikan permasalahan/materi pembelajaran,
sehingga membuat siswa belajar dengan pasangan diskusinya sebelum
mengemukakan idenya di depan kelas. Langkah pembelajaran ini juga
dapat menjadikan siswa lebih berani dalam mengungkapkan ide/gagasan
di depan kelas.
Penerapan model pembelajaran think pair share dapat memberikan
manfaat bagi siswa, karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh model
ini meskipun masih terdapat kekurangan. Kelebihan model pembelajaran
think pair share menurut Kurniasih dan Sani (2015: 58-60) sebagai
berikut:
a. Model ini dengan sendirinya memberikan kesempatan yang
banyak kepada siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling
membantu satu sama lain.
b. Dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran.
c. Adanya kemudahan interaksi sesama siswa.
d. Antara sesama siswa dapat belajar dari siswa lain serta saling
menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan
di depan kelas.
e. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas.
f. Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan
menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta
bekerja saling membantu dalam kelompok kecil.
g. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang mereka
dapatkan menyebar pada setiap anak.
h. Hasil belajar lebih mendalam, karena dengan model
pembelajaran TPS kemampuan siswa dapat diidentifikasi secara
8
bertahap terhadap materi diberikan, sehingga pada akhir
pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
Kelebihan model think pair share menurut Huda (2011: 136) adalah
sebagai berikut.
a. Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama
dengan orang lain
b. Mengoptimalkan partisipasi siswa
c. Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada
setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang
lain
d. Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas
Berdasarkan uraian mengenai kelebihan model think pair share, dapat
disimpulkan bahwa model ini memiliki kelebihan pada bidang interaksi
dan diskusi siswa, sehingga membantu siswa secara optimal dalam
memahami materi pembelajaran.
Kekurangan model pembelajaran think pair share menurut Kurniasih dan
Sani (2015: 61) sebagai berikut:
a. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan
kelas.
b. Lebih sedikit ide yang muncul.
c. Menggantungkan pada pasangan.
d. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan
pelaksanaannya.
Hal-hal yang dapat dilakukan guna meminimalisir kekurangan dari
model pembelajaran think pair share yaitu mengelola kegiatan
9
pembelajaran secara menyeluruh melalui pemberian masalah yang
mampu memicu rasa ingin tahu siswa kepada permasalahan yang
diberikan dan pemberian penghargaan kepada siswa yang telah
mengungkapkan pendapatnya. Pengelolaan tersebut harus terlebih dahulu
direncanakan secara matang guna menghindari ketidaksesuaian alokasi
waktu yang dimiliki seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model pembelajaran langsung atau direct instruction menurut Pritandhari
(2017) merupakan suatu pembelajaran yang mempunyai langkah-langkah
tertentu yang dapat menuntun siswa dalam mempelajari suatu materi
yang bersifat prosedural. Menurut Trianto dalam Hamka dan Arsyad
(2015):
Model pembelajaran langsung merupakan salah satu pengajaran
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, serta selangkah demi selangkah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajarn langsung adalah suatu pembelajaran yang langkah-
langkahnya dapat menuntun siswa dalam memahami suatu materi yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
secara terstruktur.
Menurut Shoimin (2014: 64-65) pada model pembelajaran direct
instruction terdapat lima fase yang sangat penting. Sintaks model
tersebut disajikan dalam lima tahap antara lain:
10
1. Fase orientasi/menyampaikan tujuan
2. Fase presentasi/Demonstrasi
3. Fase latihan terbimbing
4. Fase mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Fase latihan mandiri
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa fase
orientasi/menyampaikan tujuan, dapat dilakukan dengan cara guru
membuka pembelajaran dan menyampaikan tujuan yang harus dicapai
oleh siswa. Fase presentasi/demonstrasi dapat dilakukan dengan guru
menyampaikan materi pembelajaran. Fase latihan terbimbing dapat
dilakukan dengan cara siswa berdiskusi secara berkelompok dengan
bimbingan dari guru. Fase mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik dapat dilakukan dengan guru memberikan posttest atau
memberikan latihan soal. Fase latihan mandiri dapat dilakukan dengan
cara guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan di rumah.
Menurut Sanjaya dalam Hamka dan Arsyad (2015), keunggulan
pembelajaran langsung adalah guru dapat mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran. Berdasarkan keunggulan tersebut guru
dapat mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan,
guru juga dapat mengontrol materi pembelajaran yang diberikan agar
hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi maksimal.
3. Hasil belajar
Hasil belajar siswa bukan hanya sekedar angka yang dihadiahkan oleh
guru untuk siswa atas kegiatan belajarnya, melainkan juga sebagai
11
ukuran keberhasilan seorang siswa mengenai apa yang telah
dipelajarinya. Purwanto (2013: 81) mengemukakan bahwa “hasil belajar
merupakan ukuran kuantitatif yang mewakili kemampuan yang dimiliki
siswa.” Hasil belajar menurut Sudjana (2009: 22) adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan
perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu
(Jihad dan Haris, 2012: 14).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah ukuran kuantitatif yang mewakili kemampuan siswa setelah
mengikuti proses belajar, baik ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
Hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom dalam Jihad dan Haris (2012:
14-15) dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu pengetahuan
dan keterampilan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan terdiri dari empat kategori yaitu:
1) Pengetahuan tentang fakta
2) Pengetahuan tentang prosedural
3) Pengetahuan tentang konsep
4) Pengetahuan tentang prinsip
b. Keterampilan
Keterampilan terdiri dari empat kategori yaitu:
1) Keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif
2) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik
3) Keterampilan bereaksi atau bersikap
4) Keterampilan berinteraksi
12
Pengetahuan dan keterampilan merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Pengetahuan meliputi segala yang ada di sekitar siswa, baik yang tertulis
di dalam buku pelajaran maupun yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Keterampilan merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki. Keterampilan yang
dimiliki siswa juga akan bertambah seiring bertambahnya pengetahuan
yang dimiliki siswa.
Hasil belajar dapat diukur/dinilai menggunakan tes. Tes sebagai alat
penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa
untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan, atau
perbuatan. Ada dua jenis tes yang biasa digunakan yaitu tes uraian dan
tes objektif. Secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut
siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain
yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan
kata-kata dan bahasa sendiri. Kemampuan siswa dalam mengekspresikan
gagasannya melalui bahasa tulisan dituntut pada tes ini.
4. Keterampilan Berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi dalam proses pembelajaran diperlukan
karena dengan komunikasi yang baik dapat memudahkan siswa dalam
mengemukakan ide atau gagasan yang mereka pikirkan, sehingga siswa
diharapkan dapat memahami materi yang diberikan oleh guru. Levy
(2009) menyatakan bahwa “we also relate to communication skills being
13
the essential skills or basic skills that scientists have to master in order to
communicate their findings and ideas”. Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan
dasar yang harus dimiliki peserta didik untuk memahami sebuah materi.
Keterampilan berkomunikasi yang tinggi akan mempermudah peserta
didik untuk berdiskusi, mencari informasi, menganalisis dan
mengevaluasi data serta membuat laporan. Peserta didik diharapkan
dapat mengkomunikasikan apa yang telah diperolehnya dalam belajar.
Bentuk komunikasi dapat berupa komunikasi lisan atau tulisan.
Keterampilan berkomunikasi dapat dinilai pada dua aspek yaitu lisan dan
tertulis. Indikator keterampilan berkomunikasi menurut Djamhur, sesuai
dengan yang dikutip Mulyadiana dalam Rosyana dan Sari (2015: 194-
195) diantaranya:
a) Siswa dapat menyajikan suatu penyelesaian dari suatu masalah
dengan cara menjelaskan data- data yang diberikan dari masalah
dengan cara menjelaskan apa yang akan dicari dari masalah
yang ada, menjelaskan solusi dari masalah tersebut dengan kata-
kata sendiri.
b) Memilih cara yang paling tepat untuk menyajikan jawaban dari
suatu masalah
c) Menggunakan tabel, gambar, model dan lain- lain untuk
menyampaikan jawaban dari suatu masalah.
d) Memberikan saran pada kelompok lain untuk menjawab suatu
permasalahan agar lebih mudah.
e) Merespon suatu pernyataan atau suatu persoalan dari audiens
dalam bentuk argumen yang meyakinkan.
f) Mampu menginterpretasikan dan mengevaluasi ide- ide, simbol,
istilah, serta informasi
g) Mengungkapkan lambang dan persamaan matematika secara
tepat.
14
Berdasarkan pendapat di atas, indikator keterampilan berkomunikasi
dapat diuraikan menjadi indikator keterampilan berkomunikasi secara
lisan dan tertulis. Indikator keterampilan berkomunikasi secara lisan yang
dapat digunakan diantaranya:
a) Menyampaikan pendapatnya mengenai permasalahan yang diberikan
b) Menanggapi jawaban dari siswa lain
c) Mengungkapkan apa yang ingin diketahui
d) Menyimpulkan penyelesaian permasalahan menggunakan bahasanya
sendiri
Indikator keterampilan berkomunikasi secara tertulis yang dapat
digunakan diantaranya:
a) Menyajikan laporan/tugas
b) Menjawab permasalahan/soal evaluasi
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini memiliki beberapa komponen. Komponen pertama yaitu model
pembelajaran yang digunakan (model pembelajaran think pair share pada
kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol)
sebagai variabel bebas, komponen kedua yaitu peninjau (keterampilan
berkomunikasi), dan komponen ketiga yaitu hasil belajar sebagai variabel
terikat. Gambaran dasar mengenai hubungan antar komponen yang ada pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
15
Gambar 1. Hubungan antar Komponen Penelitian
Penggunaan model pembelajaran think pair share pada kelas eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Model think pair share
memiliki tahapan yaitu thinking, pairing, dan sharing. Tahap pertama yaitu
thinking, pada tahap ini siswa diberikan waktu untuk berpikir sendiri tentang
permasalahan yang diberikan, kemudian pada tahap pairing siswa akan
berdiskusi dengan teman sebangkunya dan saling memberikan masukan satu
sama lain sehingga pengetahuannya akan lebih sempurna, dan selanjutnya
pada tahap sharing siswa yang mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan
permasalahan di depan kelas akan merasa bertanggung jawab atas hasil dari
diskusi dengan pasangannya. Akibatnya hasil belajar yang diperoleh siswa
akan menjadi lebih baik.
Bandingkan
Keterampilan
berkomunikasi
Meninjau
Pembelajaran
menggunakan
model Think
Pair Share
Hasil belajar
Mempengaruhi
Keterampilan
berkomunikasi
Meninjau
Pembelajaran
menggunakan
model Direct
Instruction
Hasil belajar
Mempengaruhi
16
Model pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol yaitu model
pembelajaran langsung. Proses pembelajaran pada kelas kontrol siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok tersebut
akan berdiskusi tentang permasalahan yang diberikan tanpa melalui proses
belajar sendiri terlebih dahulu, sehingga dalam proses diskusi ada siswa yang
tidak aktif memberikan masukan, mencatat, dan tidak mempersiapkan diri
untuk menjelaskan materi di kelasnya. Akibatnya hasil belajar yang diperoleh
akan lebih rendah dibandingkan dengan kelas yang mengunakan model
pembelajaran think pair share.
Setiap proses pembelajaran memerlukan interaksi, salah satunya yaitu
keterampilan berkomunikasi. Keterampilan komunikasi dapat memberikan
kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan ide melalui bahasa dan simbol untuk memecahkan suatu
permasalahan. Keterampilan berkomunikasi siswa merupakan keterampilan
dasar yang harus dimiliki oleh siswa dalam memahami sebuah materi,
semakin tinggi keterampilan komunikasi siswa maka semakin tinggi pula
hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, siswa yang memiliki keterampilan
berkomunikasi yang tinggi maka pengaruh penggunaan model pembelajaran
think pair share terhadap hasil belajar juga akan tinggi, dan sebaliknya.
17
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar pada penelitian ini adalah:
1. Kedua kelas mendapatkan materi pembelajaran dari guru yang sama.
2. Kedua kelas memiliki rata-rata kemampuan awal yang sama.
3. Setiap siswa dari kedua kelas memiliki hasil belajar fisika yang berbeda.
4. Faktor-faktor lain diluar penelitian diabaikan.
D. Hipotesis Penelitian
Peneliti merumuskan dua hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Hipotesis pertama
Ada peningkatan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan model
pembelajaran think pair share ditinjau dari keterampilan berkomunikasi.
Siswa dengan keterampilan berkomunikasi yang baik, maka tingkat
peningkatan hasil belajar fisikanya tinggi dan sebaliknya.
2. Hipotesis kedua
Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share terhadap
hasil belajar fisika siswa ditinjau dari keterampilan berkomunikasi. Siswa
dengan keterampilan berkomunikasi yang baik, maka tingkat pengaruh
penggunaan model think pair share terhadap hasil belajar fisikanya tinggi
dan sebaliknya.
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 13
Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 yang
terbagi ke dalam 3 kelas, yaitu kelas X IPA1 sampai dengan X IPA3 dengan
jumlah 102 siswa.
B. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Sampling. Sampel yang dipilih adalah siswa kelas X IPA1 dengan
jumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X IPA3 dengan
jumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Penelitian dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada
siswa kelas X IPA3 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X IPA1 sebagai
kelas kontrol. Desain penelitian menggunakan rancangan desain Control
Group Pretest-Posttest, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
19
Gambar 2. Desain Control Group Pretest-Posttest.
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
O1 : Pretest
X : Penggunaan Model Pembelajaran think pair share
O2 : Posttest
K : Kelas Kontrol
O3 : Pretest
Y : Pembelajaran Langsung
O4 : Posttest
(Arikunto, 2013: 125-126)
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa komponen. Komponen pertama yaitu model
pembelajaran yang digunakan (model pembelajaran think pair share pada
kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung pada kelas kontrol)
sebagai variabel bebas, komponen kedua yaitu peninjau (keterampilan
berkomunikasi), dan komponen ketiga yaitu hasil belajar sebagai variabel
terikat.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
(digunakan untuk penilaian keterampilan berkomunikasi lisan), tugas
dan/atau laporan (digunakan untuk penilaian keterampilan berkomunikasi
tertulis), dan soal uraian (digunakan untuk penilaian hasil belajar siswa).
E O1 X O2
K O3 Y O4
20
F. Analisis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian melalui tahap uji validitas,
reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Berikut uraian mengenai uji instrumen
yang digunakan:
1. Validitas
Validitas digunakan untuk menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen yang digunakan dalam penelitian. Penentuan tingkat validitas
butir soal menggunakan korelasi product moment Pearson dengan
mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada suatu butir soal
dengan skor total yang didapat. Rumus yang digunakan:
∑ (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya peserta tes
X = nilai hasil uji coba
Y = nilai total hasil uji coba
Interpretasi mengenai besarnya koefisian kolerasi adalah sebagai
berikut:
0,80 1,00 : sangat tinggi
0,60 0,80 : tinggi
0,40 0,60 : cukup
0,20 0,40 : rendah
0,20 : sangat rendah
(Jihad dan Haris, 2012: 179-180)
21
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu soal tes. Tingkat reliabilitas soal dapat diukur
dengan menggunakan perhitungan Alpha Cronbach. Rumus yang
digunakan dinyatakan dengan:
[
] [
]
Keterangan :
n = banyaknya butir soal
= jumlah varians skor tiap item
= varians skor total
Rumus untuk mencari varians adalah:
∑ (∑ )
Interpretasi nilai mengacu pada pendapat Guilford:
0,90 1,00 reliabilitas : sangat tinggi
0,70 0,90 reliabilitas : tinggi
0,40 0,70 reliabilitas : sedang
0,20 0,40 reliabilitas : rendah
0,20 reliabilitas : sangat rendah
(Jihad dan Haris, 2012: 181)
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran (TK) pada masing-masing butir soal dihitung dengan
menggunakan rumus:
22
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran
= Jumlah skor kelompok atas
= Jumlah skor kelompok bawah
n = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
Interpretasi nilai tingkat kesukaran yang digunakan mengacu pada:
0,00 - 0,30 : sukar
0,31 - 0,70 : sedang
0,71 - 1,00 : mudah
(Jihad dan Haris, 2012: 182)
Perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen dapat lebih mudah dihitung
menggunakan aplikasi SPSS 21.0 dan untuk menguji tingkat kesukaran soal
dapat menggunakan aplikasi anates 4.0.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data hasil belajar fisika siswa dikumpulkan dengan menggunakan instrumen
berupa 5 soal uraian, data keterampilan berkomunikasi tertulis dikumpulkan
menggunakan tugas/laporan dan data keterampilan berkomunikasi lisan
menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Data keterampilan
berkomunikasi merupakan penjumlahan skor keterampilan berkomunikasi
lisan dan tertulis dengan masing-masing pembobotan 50%. Data tersebut
kemudian diklasifikasikan dengan rumus yang dikemukan Purwanto dalam
Oktaviani (2010: 16-17) sebagai berikut:
23
Keterangan:
NP = Nilai persen keterampilan berkomunikasi
SD = Skor diperoleh (50% skor lisan + 50% skor tertulis)
SM = Skor maksimal
Data yang telah diperoleh dari penelitian dimasukkan ke dalam Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Instrumen
Keterampilan
Berkomunikasi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nama
Siswa
Hasil Belajar N-
gain
Nama
Siswa
Hasil Belajar N-
gain Pretest Posttest Pretest Posttest
Tinggi
1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst. dst.
Sedang
1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst. dst.
Rendah
1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst. dst.
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif dengan tipe
skala. Proses analisis data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 21.0
dengan uraian sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Data yang diuji normalitasnya adalah data N-gain hasil belajar fisika
siswa pada masing masing kelas. Data tersebut diuji menggunakan
uji kolmogorov smirnov dengan α yang digunakan 0,05.
H0 : data N-gain hasil belajar berdistribusi normal
H1 : data N-gain hasil belajar berdistribusi tidak normal
24
Kriteria yang digunakan adalah terima H0 jika Asymp.sig > 0,05.
b. Uji Homogenitas
Data yang diuji homogenitasnya adalah data N-gain hasil belajar
fisika siswa pada masing-masing kelas. Data tersebut diuji dengan
membandingkan Fhitung dan Ftabel. Fhitung diperoleh dari:
dan
√
∑ (∑ )
( )
Keterangan:
Sbesar = varians dari kelompok dengan varians terbesar (dk = n–1)
Skecil = varians dari kelompok dengan varians terkecil (dk = n–1)
n = banyaknya data
∑ = jumlah kuadrat dari nilai N-gain
∑ = jumlah dari nilai N-gain
Dengan kriteria:
Jika Fhitung < Ftabel maka data N-gain kedua kelas homogen.
Jika Fhitung Ftabel maka data N-gain kedua kelas tidak homogen.
2. Uji hipotesis
a. Hipotesis pertama
Ada peningkatan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan model
pembelajaran think pair share ditinjau dari keterampilan
berkomunikasi. Hipotesis ini diuji menggunakan N-gain.
25
Keterangan:
g = N – gain
= Skor posttest
= Skor pretest
= Skor maksimum
Kategori N-gain:
Tinggi : 0,7 sampai dengan 1
Sedang : 0,3 sampai dengan 0,7
Rendah : kurang dari 0,3
b. Hipotesis kedua
Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share
terhadap hasil belajar fisika siswa ditinjau dari keterampilan
berkomunikasi.
Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka
hipotesis ini diuji dengan menggunakan two way anova dengan
hipotesis statistik sebagai berikut:
H0: Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair
share terhadap hasil belajar fisika siswa ditinjau dari
keterampilan berkomunikasi
H1: Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share
terhadap hasil belajar fisika siswa ditinjau dari keterampilan
berkomunikasi
Kriteria yang digunakan adalah terima H1 jika Asymp.sig0,05.
26
Data yang telah di uji two way anova, kemudian diuji kembali
dengan menggunakan uji independent sampel t-test. Uji tersebut
digunakan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara model
pembelajaran pada kelas eksperimen dan model pembelajaran pada
kelas kontrol. Uji independent sampel t-test juga digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ada peningkatan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan
model pembelajaran think pair share (eksperimen) dan kelas yang
tidak menggunakan model pembelajaran think pair share (kontrol).
Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata N-gain kelas eksperimen
yaitu sebesar 0,60 dan 0,38 pada kelas kontrol, meskipun keduanya
termasuk pada kategori sedang.
2. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share
terhadap hasil belajar ditinjau dari keterampilan berkomunikasi. Hal
ini dapat dilihat dari nilai sig. kelas pada uji two way anova yaitu 0,00
< 0,05, yang artinya model pembelajaran think pair share
mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin tinggi keterampilan
berkomunikasi siswa maka akan semakin tinggi pula hasil belajarnya,
sehingga besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan
model think pair share akan semakin tinggi jika keterampilan yang
51
dimiliki oleh siswa juga tinggi.
B. Saran
1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran think pair share dapat
dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Keterampilan komunikasi setiap siswa harusnya menjadi hal penting
yang diperhatikan oleh setiap guru, agar hasil belajar yang diperoleh
siswa menjadi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Afiani, N. 2016. Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian
Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika. JKPM. Vol 2 (1): 1-13
Anggraeni, V. T., Sutama, dan Samino. 2014. Dampak Komunikasi Siswa
terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar. Jurnal Varia
Pendidikan. Vol 26 (1): 69-76
Aqib, Z. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: CV Yrama Widya
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Astuti, A., Leonard. 2012. Peran Kemampuan Komunikasi Matematika terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal Formatif. Vol 2 (2): 102-110
Dewi, D. A. L., Zulaikha, S., dan Wiyasa, I. K. N. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Berbantuan Media Lingkungan terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus III Gianyar. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 2 (1): 1-10
Fadillah, A. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Komunikasi
Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika & Matematika. Vol 1 (2): 1-12
Fitria, A. 2014. Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Kemala Bhayangkari Medan
Tahun 2014/2015. Jurnal Mantik Penusa.Vol 15 (1): 1-11
Hamka, L., Arsyad, M. N. 2015. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran
Langsung pada Materi Sistem Gerak di SMA Negeri Donri-Donri. Jurnal
Bionacture. Vol 16 (1): 58-64
Huda, M. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
53
Jamilah. 2013. RME dan Komunikasi Matematika serta Hubungannya terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Informatika dan
Sains.Vol 2 (2): 110-117
Jihad, A. dan Haris, A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo
Kurniasih, I,. dan Sani, B. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran.
Jakarta: Kata pena
Levy. 2009. Teaching Scientific Communication Skills in Science Studies: Does it
Make A Difference. International Journal of Science and Mathematics
Education. Vol 7: 875-903.
Ni’mah, A., Dwijananti, P. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar
dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Nahdatul Muslimin Kudus.
Unnes Physic Education Journal. Vol 3 (2): 18-25
Nisa, R., Musdi, E., dan Jazwinarti. 2014. Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share pada Pembelajaran Matematika di Kelas XI IPS
SMAN 2 Padang Panjang. Jurnal pendidikan matematika. Vol 3 (1): 23-28
Noviyanti, M. 2011. Pengaruh Motivasi dan Keterampilan Berkomunikasi
terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa pada Tutorial Online Berbasis
Pendekatan Kontekstual pada Matakuliah Statistika Pendidikan. Jurnal
Pendidikan.Vol 12 (2): 80-81
Nugrahanggraini, P. S., Budiningarti, H. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajran
Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) dengan Teknik Card Sort pada
Materi Fluida Statik terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Puri
Mojokerto. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 3 (2): 65-69
Oktaviani, F., Hidayat, T. 2010. Profil Keterampilan Berkomunikasi Siswa SMA
Menggunakan Metode Fenetik dalam Pembelajaran Klasifikasi Arthopoda.
Jurnal Pengajaran MIPA.Vol 15 (1): 13-24
Pangkali, T., Sinon, I. L.S., dan Widyaningsih, S. W. 2016. Penerapan Model
Kooperatif Tipe TPS terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Peserta Didik
pada Materi Gelombang Mekanik Kelas XI IPA SMAN 1 Kabupaten
Sorong. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi. Vol 05 (2): 173-181
Pritandhari, M. 2017. Implementasi Model Pembelajaran Direct Instruction untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa. Jurnal Promosi
(Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro). Vol 5(1): 47-56
54
Pujiati., Nyeneng, I. D. P., dan Sesunan, F. 2013. Pengaruh Keterampilan
Berkomunikasi Sains terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa. Jurnal
Pendidikan MIPA. Vol 1 (4): 47-57
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahayu, A., Pramukantoro, J.A. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair
Share dengan Strategi Index Card Match terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-dasar Elektronika di SMKN 1
Madiun. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Vol 2 (3): 991-999
Rifai, S. 2016. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Siswa Kelas X SMAN 1
Pamekasan 2014/2015. Jurnal SIGMA. Vol 1 (2): 35-40
Rosyana, T., Sari, I. P. 2015. Penerapan Aktivitas Quick On The Draw melalui
Pendekatan Thinking Aloud Pair Problem Solving untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis Siswa MA. Jurnal
Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi. Vol 2 (2): 192-202.
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-ruzz media.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Surayya, L., Subagia, I. W. dan Tika, I. N.. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa. E-journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Vol 4 (1): 1-11
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP). Jakarta: Kencana