Upload
eko-maruru
View
142
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Terjemahan jurnal kedokteran
Citation preview
Clinical Care/education/nutrition/psychosocial Research
Impact of Carbohydrate Counting on Glycemic Control in Chidren With Type 1 DiabetesSanjeev N. Mehta, MD, MPH1 Lisa K. Volkening, MA1
Nicole Quinn, MS, LD, RDN2 Lori M. B. Laffel, MD. MPH1
Pengaruh perhitungan karbohidrat terhadap kontrol glikemik pada anak-anak dengan diabetes tipe 1
Sasaran – untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan perhitungan karbohidrat
orang orang tua dan kontrol glikemik pada anak dengan diabetes tipe 1.
Desain dan metode penelitian – kami menilai 67 anak umur 4-12 tahun dengan
diabetes tipe 1 (durasi 1 tahun). Orang tua memperkirakan kontent karbohidrat pada
makanan diet anak-anak. Rasio perkiraan orant tua terhadap analisis komputer
menentukan pengetahuan perhitungan karbohidrat; mean dan SD dari rasio ini
menentukan akurasi dan ketelitian. A1C mendefinisikan kontrol glikemik.
Hasil – akurasi dan ketelitian yang lebih besar berhubungan dengan A1C yang rendah
pada analisis bivarieate (P < 0.05). Pada analisis multivariate (R2 = 0.25, P =0.007)
menyesuaikan umur anak, jenis kelamin, dan durasi diabetes tipe 1, ketelitian (P = 0.02)
dan monitoring glukosa yang lebih sering (P = 0.04), tapi bukan akurasi (P = 0.9),
berhubungan dengan A1C rendah. A1C 0,8% lebih rendah (95% CI – 0.1 sampai 1.4)
diantara anak yang orang tuanya memperlihatkan ketelitian.
Kesimpulan – ketelitian dalam perhitungan karbohidrat dan peningkatan monitoring
glukosa darah berhubungan dengan rendahnya A1C pada anak-anak dengan diabetes
tipe 1.
Diabetes Care 32, Number 6, June 2009
Terapi medis nutrisi pada diabetes tipe 1 berhubungan dengan perbaikan hasil
glikemin (1,2). Strategi-strategi pemberian makanan bagi diabetes tipe 1 menekankan
pada hubungan antara seleksi dosis insulin prandial dan antisipasi jumlah karbohidrat
yang dikonsumsi. Walaupun tidak ada metode perkiraan karbohidrat yang terbukti
superior dalam penanganan anak dengan diabetes tipe 1, penghitungan karbohidrat
menjadi strategi prinsipil bagi anak-anak dengan diabetes tipe 1 (3,4). Pada studi ini,
kami meneliti hubungan antara pengetahuan perhitungan karbohidrat orang tua dan
kontrol glikemik pada anak dengan diabetes tipe 1.
1
Clinical Care/education/nutrition/psychosocial Research
Desain dan Metode Penelitian – keluarga-keluarga dengan diabetes tipe 1 yang secara
rutin menghadirkan suatu program diabetes pediatri multidisipliner yang menarik
partisipasi dalam studi ini. Selama 3 bulan sesudah kunjungan studi, sebuah penelitian
ahli diet menghubungkan 3 interview telepon tanpa pemberitahuan sebelumnya. Komite
untuk penelitian klinik menyetujui protokol dan partisipan mengisi inform
consent/persetujuan.
Anak yang memenuhi syarat berumur 2-12 tahun dengan diabetes tipe 1 durasi
1 tahun. Mereka menggunakan insulin dosis harian 0.5 unit/kg, digunakan
penghitungan karbohidrat dalam rencana makanan, dan secara intensif ditangani dengan
injeksi multiple harian (tiga atau lebih) atau insulin pump therapy. A1C (range
rekomendasi 4-6 %) ditentukan pada penelitian kunjungan.
Selama tiap panggilan telepon, orang tua melakukan perkiraan kontent
karbohidrat (dalam gram) untuk masing-masing makanan yang dikonsumsi selama
periode 24 jam sebelumnya. Ahli diet kemudian menyelesaikan diet recall
menggunakan pendekatan multiple-pass dengan Nutrition Data System for Research
(NDSR) software (version 2005; the Nutrition Coordinating Center, University of
Minnesota, Minneapolis, MN) (5). Household kitchen measures dan two-dimensional
food models membantu memperkirakan porsi ukuran makanan.
Pengetahuan perhitungan karbohidrat ditentukan menggunakan rasio perkiraan
kontent karbohidrat oleh orang tua kemudian dikalkulasi menggunakan NDSR.
“akurasi” ditentukan melalui mean rasio makanan; nilai 1 dari akurasi sempurna. Nilai
< 1 dan > 1 menunjukkan inakurasi akibat underestimation dan overestimation.
“Ketelitian” (konsistensi) ditentukan melalui SD dari rasio makanan; nilai 0
menunjukkan ketelitian sempurna. Peningkatan SD menunjukkan penurunan ketelitian.
Analisis dilakukan dengan SAS (Version 9.1; SAS Institute, Cary, NC); < 0.05
menentukan signifikansi.
Hasil – Anak-anak (45% wanita) dengan data diet lengkap (n = 67), usia 9.1 ± 2.5
tahun (range 4-12 tahun) dengan durasi diabetes 4.1 ± 2.3 tahun (range 0.6-9.9 tahun).
Semuanya ditangani secara intensif menggunakan terapi pump (70 %), sliding scale-
supported injection (27%), atau injeksi basal-bolus (3 %). Frekuensi mean monitoring
2
Clinical Care/education/nutrition/psychosocial Research
glukosa darah 5.5 ± 0.8 dicek setiap hari, dan mean A1C 7.5 ± 0.8 % (Range 5.8-
10.3%). Hanya 4 anak memiliki A1C > 9 %.
Analisis diet didasarkan pada 182 interview telepon (rata-rata 2.7/keluarga).
Rata-rata konten karbohidrat makanan 50 gr tapi berbeda antara makanan dan umur.
Rata-ratanya, orang tua memperkirakan intake karbohidrat 120 % dari intake kalkulasi
NDSR. Range ketelitian dari 0.1 sampai 1.6 (kurang teliti). Tidak satupun, baik
penggunaan pump ataupun waktu sejak kunjungan ahli nutrisi pertama berhubungan
dengan akurasi atau ketelitian dengan penghitungan karbohidrat (P > 0.5 untuk semua
perbandingan).
Untuk analisis bivariate, anak dikelompokkan kedalam quartil (Q) akurasi
penghitungan karbohidrat: Q1, tidak akurat (underestimation-perkiraan rendah); Q2-3,
paling akurat; dan Q4, tidak akurat (overestimation-perkiraan lebih). Akurasi
berhubungan dengan A1C rendah (P = 0.006) akibat perbedaan antara orang tua yang
paling akurat (Q2-3) dan diantara mereka yang overestimated (Q4). Akurasi
berhubungan dengan rendahnya A1C (P = 0.006) akibat perbedaan antara orang tua
yang menghitung paling akurat (Q2-3) dan mereka dengan perkiraan lebih (Q4). Yang
sama, anak-anak yang dikelompokkan kedalam kuartil ketelitian penghitungan
karbohidrat: Q1 (paling teliti) sampai Q4 (kurang teliti). Ketelitian yang lebih besar
berhubungan dengan rendahnya A1C (P=0.003); A1C secara signifikan lebih tinggi
diantara anak-anak dengan orang tua yang memiliki persentil diatas 75 (Q4)-gambar 1.
Untuk menentukan kontribusi unik dari akurasi dan ketelitian penghitungan
karbohidrat terhadap kontrol glikemik, kami melakukan analisis kovariate sesuai
dengan umur, jenis kelamin, durasi diabetes tipe 1, dan frekuensi monitoring glukosa
darah. Untuk analisis ini, akurasi ditentukan oleh perkiraan antara 20% kalkulasi intake
dan ketelitian yang ditentukan oleh nilai yang kurang dari persentil 75. Pada model
yang signifikan (R2= 0.25, P = 0.007), rendahnya A1C berhubungan dengan ketelitian
(B= -0.77 [95 % CI -0.10 sampai -1.44]; P = 0.02) dan monitoring glukosa darah lebih
sering (B= -0.04 [-0.63 sampai -0.55]; P = 0.9). Ketelitian dengan penghitungan
karbohidrat menunjukkan 7 % varians pada A1C model. Kesimpulan
Diantara anak yang ditangani secara intensif dengan diabetes tipe 1,
pengentahuan perhitungan karbohidrat orang tua berhubungan dengan rendahnya A1C.
walaupun akurasi dan ketelitiandihubungkan dengan A1C pada analisis bivariate, hanya
3
Clinical Care/education/nutrition/psychosocial Research
ketelitian yang berhubungan dengan rendahnya A1C bila disesuaikan dengan
karakteristik demografik dan diabetes-spesifik. Ketelitian berhubungan dengan
rendahnya A1C 0.8%. Sama dengan studi sebelumnya, monitoring glokosa darah lebih
sering juga berhubungan secara independen randahnya A1C (6.7).
Kami melalukan hipotesis bahwa pengetahuan penghitungan karbohidrat akan
memungkinkan kalkulasi tepat dosis insulin prandial dan memperbaiki kontrok
glikemik. Temuan kami menduga bahwa perkiraan tepat dapat mengimbangi pengaruh
negatif dari perkiraan yang tidak akurat (oleh karena itu, perkiraan yang tidak akurat,
jika dilakukan secara konsisten, tidak memberikan efek samping terhadap A1C). lebih
jauh lagi, diketahui bahwa monitoring glukosa darah memfasilitasi seleksi dan
penyesuaian dosis, dan ini berhubungan dengan A1C yang tidak diduga-duga.
Masalah yang dihadapi dalam analisis ini. Sifat dan kepercayaan sosial terhadap
memori bisa membatasi validitas ingatan diet dalam menilai intake aktual pada anak-
anak (8,9). Untuk alasan ini, perkiraan orang tua dibandingkan dengan analisis formal
dari makanan yang diingat, bukan intake aktual. Ketidak sesuaian antara intake yang
diingat dan intake aktal dapat mempengaruhi kontrol glikemik, tapi kami tidak dapat
mengevaluasi kemungkinan ini. lebih jauh lagi, kami tidak melakukan penilaian
kualitas karbohidrat (10), perubahan dalam waktu pemberian dosis insulin (11, 12), atau
penyimpangan glikemik (13,14), yang juga diketahui mempengaruhi A1C. Sampel
kami melibatkan anak-anak dengan diabetes tipe 1 yang secara relatif terkontrol dengan
baik (78 % mencapai rekomendasi American Diabetes Association age-spesific A1C)
(15), dan orang tua kebanyakan menikah (88%), pendidikan baik (73 % sarjana), dan
status sosialekonomi yang lebih tinggi (didefinisikan oleh pendidikan dan 90 %
diansuransikan secara privat). Temuan kami akan diperkuat oleh konfirmasi dalam
populasi yang lebih beragam.
Konsistensi (ketepatan) saat memperkirakan kontent karbohidrat berhubungan
dengan perbaikan kontrol glikemik. Studi selanjutnya meneliti faktor yang memicu
pengetahuan penghitungan karbohidrat akan menolong mengoptimalkan pendidikan
nutrisi bagi anak-anak dengan diabetes tipe 1 dan keluarga mereka.
4