48
i PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI MELALUI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Naomy Dwi Martiningrum 7111414091 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

i

PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI MELALUI

LAHAN PERTANIAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Naomy Dwi Martiningrum

7111414091

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

ii

Page 3: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

iii

Page 4: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

iv

PERNYATAAN

Page 5: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“ Takut akan Tuhan adalah awal dari pengetahuan”

“Cerdik seperti ular, tulus seperti merpati “

Persembahan

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerahNya, skripsi ini saya

Persembahkan kepada :

Alm. Martindo Supraptono

Alm. Anna Sri Suwarni

Martina Putri Rahayu

Almamater Universitas Negeri Semarang

Page 6: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

vi

PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa dengan seizinNya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : “ Alih Fungsi Lahan Pertanian

Terhadap Produktivitas Tanaman Pangan di Kabupaten Sukoharjo”. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Heri Yanto, MBA., Ph., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas negeri

Semarang

3. Fafurida, S.E.,M.Sc, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

4. Prof. Dr. Etty Soesilowati, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan ilmu, motivasi, serta

saran kepada penulis.

5. Dr. Amin Pujiati, S.E., M.Si, Dosen Wali yang telah memberikan arahan

dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

6. Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si, dan Lesta Karolina Br. Sebayang, S.E.,

M.Si., Dosen Peguji Skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh Pendidikan di

Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang.

8. Teman-teman Jurusan Ekonomi Pembangunan 2014 yang telah

memberikan semangat dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini.

9. Keluarga UKK UNNES yang selalu mendukung.

10. Desta Alimasoni Febriantoro, Tionarta Bakara, Maulina, Nindya Putri,

Karida yang menjadi teman dalam suka dan duka selama penulisan skripsi

Page 7: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

vii

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan.

Semoga setiap dukungan yang diberikan mendapat balasan dari Tuhan yang

Maha Esa. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran senantiasa diterima dengan senang

hati. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun

praktis.

Semarang, April 2019

Penulis

Page 8: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

viii

SARI

Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN

PENDUDUK DAN INDUSTRI MELALUI LAHAN PERTANIAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO”.

Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing Prof. Dr. Etty Soesilowati M.Si.

Kata Kunci : Alih fungsi lahan pertanian, Penduduk, Industri, Produktivitas

tanaman pangan

Peningkatan jumlah industri dan jumlah penduduk berdampak pada

perubahan struktur pemanfaatan ruang yang mengakibatkan terjadi alih fungsi

lahan pertanian. Alih fungsi lahan yang secara langsung mengurangi luas lahan

pertanian menjadi ancaman bagi produktivitas tanaman pangan. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh alih fungsi lahan

pertanian terhadap produktivitas tanaman pangan di Kabupaten Sukoharjo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur dengan

variable independen jumlah penduduk, jumlah industri, variabel intervening luas

lahan pertanian, sedangkan variable dependennya yaitu produktivitas tanaman

pangan. Data yang digunakan adalah data sekunder runtut waktu tahunan dari tahun

1985 – tahun 2017.

Hasil penelitian menunjukan secara bersama variabel jumlah penduduk dan

jumlah industri berpengaruh terhadap luas lahan pertanian.Produktivitas tanaman

pangan dipengaruhi oleh luas lahan pertanian.

Pemerintah diharapkan dapat meninjau ulang kebijkan perizinan

pembangunan industri dan pemukiman yang dilakukan di lahan pertanian

Kabupaten Sukoharjo.Selain itu kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

perlu diperkuat sehingga mampu mengendalikan alih fungsi lahan pertanian agar

luas lahan pertanian dapat dipertahankan sehingga produktivitas tanaman pangan

di masa mendatang tetap terjaga.

Page 9: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

ix

ABSTRACT

Naomy Dwi Martiningrum, 2019. "THE EFFECT OF POPULATION

AND INDUSTRY INCREASE THROUGH AGRICULTURAL LANDS ON PRODUCTIVITY OF FOOD CROPS IN SUKOHARJO DISTRICT." Final Project. Economic Development. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor Prof. Dr. Etty Soesilowati M.Si.

Keywords: Agricultural Land Conversion, Population, Industry, Productivity

of Food Crops

The increase in the number of industries and population has an impact on

changes in the structure of spatial utilization which has resulted in the conversion

of agricultural land. The conversion of land that directly reduces the area of

agricultural land is a threat to the productivity of food crops. The purpose of this

research was to determine and to analyse the effect of conversion of agricultural

land on the productivity of food crops in Sukoharjo Regency.

The method used in this research is path analysis with independent variables

of population, number of industries, and invtervening variable is agricultural land,

while the dependent variable is productivity food crops. The data used is secondary

data of annual time series from 1985 - 2017.

The results of the research show that the variables of population and the

number of industries influence the conversion of agricultural land, while the

agricultural land has significant effect on the productivity of food crops in

Sukoharjo Regency.

The government is expected to be able to review the licensing policies for

industrial development and settlements carried out on agricultural land in Sukoharjo

Regency. In addition, the Regional Spatial Plan (RTRW) policy needs to be

strengthened so as to control the conversion of agricultural land so that the area of

agricultural crops can be maintained as well as the productivity of food crops in the

future.

Page 10: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

SARI .................................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................. 5

1.5 Manfaat Penelitian................................................................................ 6

1.6 Orisinalitas Penelitian .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

2.1 Ilmu Ekonomi Pertanian....................................................................... 8

2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian ............................................................. 8

2.1.2 Teori Produksi .................................................................................... 11

2.1.3 Teori Penawaran dan Permintaan Lahan ............................................ 15

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mendorong Alih Fungsi Lahan Pertanian .......... 17

2.1.5 Teori Nilai Sewa Lahan (Land Rent) ................................................. 20

2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 25

2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................... 28

2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29

3.1. Desain dan Jenis Penelitian ................................................................ 29

Page 11: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

xi

3.2. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 29

3.3. Variabel Penelitian ............................................................................. 30

3.4. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 31

3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 32

3.6. Metode Analisis Data ......................................................................... 32

3.6.1. Analisis Regresi.................................................................................. 32

3.6.2. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 33

3.6.3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 35

3.6.4. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 40

4.1. Gambaran Umum Penelitian .............................................................. 40

4.1.1. Keadaan Geografis ............................................................................. 40

4.1.2. Kondisi kependudukan Kabupaten Sukoharjo ................................... 42

4.1.3. Penggunaan Lahan di Kabupaten Sukoharjo ..................................... 44

4.1.4. Tinjauan RTRW Kabupaten Sukoharjo ............................................. 45

4.2. Hasil Analisis Data dan Regresi ......................................................... 48

4.2.1. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 48

4.2.2. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................................ 55

4.3. Pembahasan ........................................................................................ 57

4.3.1. Jumlah Industri ................................................................................... 57

4.3.2. Jumlah penduduk................................................................................ 59

4.3.3. Pengaruh Luas Lahan Pertanian Terhadap Produktivitas Pertanian .. 59

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 61

5.1. Simpulan............................................................................................. 61

5.2. Saran ................................................................................................... 61

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 63

Page 12: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Luas Wilayah Menurut jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten

Sukoharjo Tahun 2017 .................................................................................... 44

4.2 Hasil Uji Normalitas Persamaan Struktural I ............................................... 48

4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Persamaan Struktural I ...................................... 49

4.4 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan Struktural I ............................................ 50

4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Persamaan Struktural I ..................... 52

4.6 Hasil Uji F Persamaan Struktural I ............................................................... 52

4.7 Uji Parsial (uji t) Persamaan Struktural I ...................................................... 53

4.8 Hasil Uji Normalitas Persamaan Struktural II .............................................. 54

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑅2) Persamaan Struktural II.................... 54

4.10 Hasil Uji Statistik F Persamaan Struktural II ............................................... 55

4.11 Hasil Analisis Jalur Persamaan Struktural I ................................................. 55

4.12 Hasil Analisis Jalur Persamaan Struktural II ................................................ 56

4.13 Effect Yang Dihasilkan Dari Analisis Jalur ................................................. 60

Page 13: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Jawa Tengah

Tahun 2000-2017 .............................................................................................. 1

1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2017 ............................. 3

2.1 Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Lahan ......................................... 16

2.2 Perbedaan Land Rent karena Perbedaan Tingkat Kesuburan Tanah ............. 21

2.3 Pengaruh Jarak Terhadap Biaya Transportasi dan Land Rent ........................ 23

2.4 Penentuan Location Rent function Menurut Von Thunen .............................. 24

3.1 Model Analisis Jalur (Path Analysis .............................................................. 39

4.1 Peta Administrasi Kabupaten Sukoharjo ........................................................ 41

4.2 Pertumbuhan Penduduk kabupaten Sukoharjo Tahun 1998-2017 .................. 43

4.3 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Sukoharjo .............................................. 44

4.4 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo ............................. 47

4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Persamaan Struktural I ...................................... 51

Page 14: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang berkomitmen terhadap

pertanian sebagai komponen dalam pembangunan nasional. Sektor pertanian

memegang peranan penting dan sebagai penggerak perekonomian (Miftakhuriza

2011). Sektor tersebut merupakan sektor dominan yang memberikan sumbangan

bagi perekonomian Jawa Tengah sebesar 14,09 persen dengan nilai PDRB atas

dasar harga konstan sebesar 118.125,65 miliar rupiah pada tahun 2017 (Badan Pusat

Statistik 2018). Tersedianya lahan pertanian yang subur serta sarana prasarana yang

memadai menjadikan Jawa Tengah sebagai daerah yang diharapkan dapat

mendukung ketahanan pangan nasional.

Gambar 1.1 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Jawa Tengah

Tahun 2000-2017

Sumber : BPS, diolah 2018

Berdasarkan gambar 1.1 kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian

Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2017.

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

KONTRIBUSI SEKTORPERTANIAN TERHADAP PDRB

JAWA TENGAH TAHUN 2000-

2017

Page 15: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

2

menunjukkan kecenderungan penurunan. Sektor pertanian memberikan kontribusi

sebesar 15,05%, menempati urutan kedua setelah industri pengolahan sebesar

34,82% (Anonim 2017). Berdasarkan data BPS tahun 2000 sektor pertanian

memberikan kontribusi sebesar 22,78%. Kecenderungan penurunan selama tujuh

belas tahun terakhir merupakan indikasi umum yang terjadi akibat proses

perubahan ekonomi dimana sektor non pertanian tumbuh lebih cepat karena

perubahan arah ekonomi yang berkembang ke sektor sekunder dan tersier.

Sejalan dengan terbukanya kesempatan untuk menciptakan peluang kerja

yang ditandai oleh investor ataupun masyarakat dan pemerintah yang melakukan

pembangunan, semakin meningkatkan kebutuhan akan lahan di Jawa Tengah dan

mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan yang terjadi didorong

oleh pertumbuhan penduduk sedangkan ketersediaan dan luas lahan bersifat tetap

(Ani 2006). Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan,

terutama lahan pertanian yang semakin terfragmentasi akibat kebutuhan perumahan

dan lahan industri (Karini 2013).

Alih fungsi lahan yang terjadi disebabkan oleh dorongan untuk memperoleh

keuntungan ekonomi yang membawa dampak terhadap sektor pertanian. Kondisi

ini harus diwaspadai karena bukan hanya berdampak pada berkurangnya lahan

pertanian, namun juga menurunkan daya dukung wilayah dalam menjaga

kemandirian pangan, mengancam produksi penyediaan pangan, produktivitas

pertanian, serta kedaulatan pangan.

Sukoharjo sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang masuk dalam

daerah lokasi pengembangan kawasan pertanian nasional untuk komoditas tanaman

Page 16: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

3

pangan prioritas sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor 830/Kpts/RC.040/12/2016. Sukoharjo yang berbatasan langsung dengan

Kota Surakarta menjadi daerah konsentrasi penduduk, serta sebagai pusat kegiatan

ekonomi yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan lahan serta mendorong

terjadi alih fungsi lahan pertanian. Kondisi ini menarik minat orang luar daerah

untuk berinvestasi dalam bentuk tanah- bangunan atau untuk tinggal di daerah ini.

Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010-2017

Sumber : Data BPS, diolah 2018

Peningkatan jumlah penduduk pada gambar 1.2 yaitu jumlah penduduk pada tahun

2010 sebanyak 846.978 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 1814,98/Km

dan pada tahun 2017 sebanyak 878.834 jiwa dengan kepadatan penduduk

1876,99/Km (Sukoharjo Dalam Angka 2010 dan 2017). Hal ini secara langsung

berdampak pada luas lahan sawah Kabupaten Sukoharjo yaitu pada tahun 2013 luas

sawah 20.858 Ha menjadi 20.518 pada tahun 2017 (Badan Pusat Statistik Tahun

825782

833915

841773

849392856861

864207871397

878374

790000

800000

810000

820000

830000

840000

850000

860000

870000

880000

890000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Penduduk Linear (Jumlah Penduduk )

Page 17: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

4

2014 dan 2018). Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan adanya alih fungsi

lahan dari lahan sawah menjadi lahan bukan sawah.

Masalah utama sehubungan dengan alih fungsi lahan di Kabupaten

Sukoharjo yaitu perubahan struktur pemanfaatan ruang yang berdampak pada

berkurangnya lahan pertanian. Lahan pertanian berubah fungsi menjadi lahan

terbangun. Jika tidak direncanakan dengan baik maka di masa mendatang lahan

pertanian tidak dapat dipertahankan dan berubah fungsi menjadi pemukiman,

perindustrian, perdagangan dan jasa. Alih fungsi lahan yang secara langsung

mengurangi luas lahan pertanian menjadi ancaman bagi produksi tanaman pangan,

produktivitas tanaman pangan, serta kapasitas penyediaan pangan pada masa

mendatang.

1.2 Identifikasi Masalah

Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian secara terus

menerus menyebabkan penurunan luas lahan pertanian. Jika alih fungsi lahan

tersebut terjadi pada lahan sawah dan lahan tegal yang potensial untuk tanaman

pangan, maka hal ini akan menimbulkan masalah pada produktivitas pangan

(Suherman 2004).

Kabupaten Sukoharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Surakarta

akan menerima dampak pembangunan yang semakin pesat. Berkembangnya

pembangunan dan meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo maka

lahan yang dibutuhkan untuk kegiatan non pertanian seperti pemukiman,

perdagangan, serta industri semakin meningkat. Lahan yang semula digunakan

Page 18: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

5

untuk pertanian digunakan untuk kepentingan lain yang memberikan nilai ekonomi

yang lebih tinggi.

Transformasi ekonomi yang ditandai pergeseran peran antar sektor

mendorong alih fungsi lahan pertanian dalam jumlah yang tidak sedikit. Kasus alih

fungsi lahan pertanian menjadi kawasan non pertanian yang terjadi merupakan

ancaman bagi produktivitas tanaman pangan di Kabupaten Sukoharjo.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh antara jumlah penduduk terhadap luas

lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo?

2. Apakah terdapat pengaruh antara jumlah industri terhadap luas lahan

pertanian di Kabupaten Sukoharjo?

3. Apakah terdapat pengaruh antara luas lahan pertanian terhadap

produktivitas tanaman pangan di Kabupaten Sukoharjo?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai

berikut :

1) Menganalisis pengaruh jumlah penduduk terhadap luas lahan

pertanian di Kabupaten Sukoharjo.

2) Menganalisis pengaruh jumlah industri terhadap luas lahan

pertanian di Kabupaten Sukoharjo.

Page 19: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

6

3) Menganalisis pengaruh luas lahan pertanian terhadap produktivitas

tanaman pangan di Kabupaten Sukoharjo.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik,

diantaranya :

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini mengkaji teori ekonomi pertanian yang diharapkan

dapat memberikan sumbangan dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan pembangunan ekonomi, alih

fungsi lahan, produktivitas pertanian, juga sebagai bahan referensi

untuk dikembangkan sehingga dapat menjadi pedoman untuk

menggerakkan ekonomi daerah dan sebagai awal dari penelitian

berikutnya.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

tambahan informasi kepada pemerintah daerah terutama untuk

wilayah Kabupaten Sukoharjo sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan untuk menentukan strategi meningkatkan

produktivitas pertanian dan pengendalian alih fungsi lahan pertanian

di Kabupaten Sukoharjo.

Page 20: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

7

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

mahasiswa atau pihak lain yang akan melakukan pengembangan

penelitian dengan tema sejenis.

1.6 Orisinalitas Penelitian

Orisinalitas atau kebaruan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian

sejenis lainnya, terletak pada beberapa hal sebagai berikut; lokasi penelitian,

objek penelitian, kerangka berfikir, variabel yang digunakan di dalam

penelitian.

Page 21: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Ekonomi Pertanian

Ilmu ekonomi pertanian termasuk dalam kelompok ilmu kemasyarakatan

(social sciences) yaitu ilmu yang mempelajari perilaku dan upaya serta hubungan-

hubungan antar manusia. Perilaku yang dipelajari tidak hanya mengenai perilaku

manusia secara sempit (misalnya, perilaku petani dalam kehidupan pertaniannya),

tetapi juga mencakup persoalan ekonomi lainnya, baik yang langsung maupun tidak

langsung berhubungan dengan produksi, pemasaran dan konsumsi petani atau

kelompok-kelompok petani. Pertanian merupakan industri primer yang mencakup

pengorganisasian sumber daya tanah, air, dan mineral, serta modal dalam berbagai

bentuk pengelolaan dari tenaga kerja untuk memproduksi dan memasarkan

berbagai barang yang diperlukan oleh manusia (Hanafie 2010).

Todaro dan Smith (2006), menyatakan bahwa tujuan utama dari pembangunan

pertanian di negara berkembang untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di

pedesaan. Perbaikan tersebut dapat dicapai melalui peningkatan pendapatan, total

produksi (output), dan produktivitas petani.

2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian

Pembangunan ekonomi daerah adalah proses di mana pemerintah daerah

dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu

lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam

Page 22: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

9

pembangunan daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan pembangunan

daerah yang didasarkan pada ciri khas daerah yang bersangkutan (endogenous

development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan,

dan sumber daya fisik daerah (Arsyad 2009).

Dalam pembangunan pertanian dibutuhkan tahapan-tahapan tertentu,

menurut (Arsyad 2009) terdapat tiga tahap pembangunan pertanian, yaitu :

1. Pertanian tradisional (pertanian subsisten), menurut (Todaro 2000) “pertanian

subsisten klasik, yaitu pertanian dimana sebagian output dikonsumsi sendiri

oleh keluarga petani, produk andalannya adalah biji-bijian bahan panga pokok

(satple food), dan tingkat produktivitasnya rendah karena menggunakan

peralatan tradisional serta investasi modal yang minim.

2. Penganekaragaman produk pertanian, menurut (Todaro 2000) tahap ini juga

dapat disebut pertanian campuran dan pertanian yang terdivesifikasi, tahap

ini merupakan tahap transisi yang harus dilalui dalam proses peralihan dari

pertanian subsisten menjadi produk yang terspesialisasi.

Oleh karena itu penganekaragaman pertanian (diversified farming)

merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi

dari pertanian tradisional ke pertanian modern (komersial). Dimana pada

tahap ini tanaman pokok tidak lagi mendominasi produk pertanian karena

tamanan-tanaman perdagangan yang baru seperti; buah-buahan, kopi,

coklat, teh dan lain-lain sudah mulai dijalankan bersama dengan usaha

peternakan yang sederhana.

Page 23: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

10

3. Pertanian modern, tahap ini juga dikenal dengan istilah pertanian

spesialisasi yang menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju.

“Dalam pertanian modern pengadaan pangan untuk kebutuhan sendiri dan

jumlah surplus juga bias dijual, bukan lagi merupakan tujuan pokok.

Keuntungan komersial merupakan ukuran dari keberhasilan dan nilai

maksimum per hektar dari hasil upaya manusia dan sumber daya alam

merupakan tujuan utama dari kegiatan pertanian” (Arsyad 2009). Dengan

demikian seluruh produksi digunakan untuk keperluan pasar. Gambaran

umum dari pertanian modern menitikberatkan pada satu jenis tanaman

tertentu, komoditas yang ditanam terspesialisasi, dimana pengelolaannya

menggunakan peralatan modern dan didukung dengan modal yang yang

besar. Sistem pertanian modern saat ini sering dikenal dengan istilah

agribisnis (Churiyah 2006).

Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian, setiap petani semkin lama

semakin tergantung pada suber dari luar lingkungannya.

Berdasarkan Pendapat Mosher yang dikutip oleh (Arsyad 2009) syarat- syarat

pembangunan pertanian jika pertanian akan dikembangkan dengan baik

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Syarat mutlak, syarat ini harus lengkap, jika salah satu tidak terpenuhi maka

pembangunan pertanian akan terhenti. Adapun yang termasuk syarat mutlak

adalah :

a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.

b. Teknologi pertanian yang senantiasa berkembang.

c. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.

d. Adanya perangsang produksi bagi petani.

e. Tersedianya pengangkutan yang kontinyu.

Page 24: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

11

2. Syarat-syarat atau sarana pelancar, syarat ini tidak mutlak tetapi jika sarana

tersebut ada maka dapat mempercepat pembangunan pertanian. Sarana

tersebut meliputi :

a. Kredit produksi.

b. Kegiatan gotong royong petani.

c. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.

d. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.

2.1.2 Teori Produksi

Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan

kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumber daya atau jasa-jasa produksi) dalam

pembuatan suatu barang atau jasa (Beattie dan Taylor,1994). Produksi sebagai

suatu proses transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output

berupa barang dan jasa. Pengertian lain produksi adalah setiap proses yang

digunakan untuk menciptakan barang atau jasa yang mempunyai kegunaan atau

nilai.

Hubungan antara masukan atau input dengan keluaran atau output

diungkapkan dengan suatu fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan output

atau jumlah-jumlah hasil produksi maksimum yang dapat dihasilkan persatuan

waktu dengan menggunakan berbagai kombinasi sumber-sumber daya yang dipakai

dalam berproduksi (Reksoprayitno 2000).

Menurut Debertin (1986), fungsi produksi merupakan hubungan teknis

yang mentransformasikan input menjadi output. Fungsi produksi merupakan suatu

model analisis yang secara matematis dapat menurunkan suatu keputusan yang

optimal bagi pengambilan keputusan dalam ekonomi yang tidak terbatas pada satu

macam kendala saja.

Secara umum rumusan matematis fungsi produksi adalah :

Page 25: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

12

𝛾 = 𝑓(𝑋),

Dimana 𝛾 adalah output yang dihasilkan, dan 𝑋 adalah input yang digunakan.

Fungsi produksi yang menggunakan beberapa input , maka fungsi produksi

menjadi :

𝑦 = 𝑓(𝑋1, 𝑋2, 𝑋3, … . . , 𝑋𝑛).

Sebagai contoh fungsi produksi untuk hasil pertanian berupa padi dapat dituliskan:

𝑄 = 𝑓(𝐹1, 𝐹2, 𝐹3, 𝐹4)

Dimana :

Q = jumlah hasil produksi padi

F1 = luas lahan

F2 = jumlah pupuk

F3 = jumlah air

F4 = jumlah bibit

F5 = jumlah tenaga kerja

(Reksoprayitno 2000)

Dalam usaha tani guna memperoleh hasil produksi, petani melakukan usaha

mwngkombinasikan faktor-faktor produksi yang dimilikinya, seperti luas tanah,

modal dalam bentuk pupuk, bibit, tenaga kerja, keahlian, dan lain-lain.

Produktivitas adalah kemampuan suatu faktor produksi, seperti luas tanah untuk

memperoleh hasil produksi per-hektar. Produksi dan produktivitas ditentukan oleh

banyak faktor, seperti kesuburan tanah, varietas bibit yang ditanam, penggunaan

pupuk yang memadai, tersedianya air dalam jumlah yang cukup, teknik bercocok

tanam yang tepat, penggunaan alat-alat produksi pertanian yang memadai, dan

tersedianya tenaga kerja (Aminudin 2009).

Menurut Hanafie (2010) faktor produksi meliputi tanah, modal, tenaga

kerja, dan termasuk faktor produksi yang keempat yaitu manajemen yang berfungsi

Page 26: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

13

mengkoordinir ketiga faktor produksi yang ada. Pembagian faktor produksi secara

konvensional adalah sebagai berikut :

1. Sumbangan dalam bentuk unsur-unsur tanah yang asli dan sifat tanah yang

dapat dirusakkan (original and indestructible properties of the soil) dimana

hasil pertanian dapat diperoleh.

2. Tenaga kerja petani yaitu tangan-tangan manusia yang memungkinkan

diperoleh produksi.

3. Modal yaitu sumber-sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat oleh

manusia. Dalam pengertian secara luas dan umum, merupakan keseluruhan

nilai dari sumber-sumber ekonomi.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 bidang

tanaman pangan dan pertanian, rata-rata produktivitas padi nasional sebesar

5,13 ton GKG/Ha. Sedangkan sasaran peningkatan produksi padi pada tahun

2015-2019 adalah 3,63%/ tahun (Deptan RI 2013).

Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat luas

dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Penggunaan lahan (Land Use)

diartikan sebagai setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan lahan merupakan suatu proses yang

dinamis, sebagai hasil dari perubahan pada pola dan aktivitas manusia sepanjang

waktu sehingga masalah yang komplek. Oleh karena itu, upaya pemanfaatan

sumberdaya lahan yang optimal memerlukan alokasi penggunaan lahan yang

efisien (Saefulhalim 1995).

Page 27: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

14

Pengertian lahan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41

Tahun 2009 pada Pasal 1 ayat 1 adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai

satu lingkungan fisik yang meliputi lahan beserta segenap faktor yang

mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, aspek geologi dan hidrologi

yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia. Definisi tentang

tanah pertanian tertuang dalam Instruksi Bersama Menteri Dalam Negeri dan

Otonomi Daerah dengan Menteri Agraria tanggal 5 Januari 1961 No. Sekra 9/1/12

tentang pengertian tanah pertanian, diberikan penjelasan sebagai berikut : “Yang

dimaksud dengan tanah pertanian ialah juga semua tanah perkebunan, tambak untuk

perikanan, tanah tempat penggembalaan ternak, tanah belukar bekas ladang dan

hutan yang menjadi tempat mata pencaharian bagi yang berhak” (Harsono 2005).

Ditinjau dari segi kegiatan ekonomi, lahan merupakan input tetap yang utama bagi

berbagai kegiatan produksi komoditas pertanian dan non pertanian. Banyaknya

lahan yang digunakan untuk setiap kegiatan produksi secara umum merupakan

permintaan turunan dari kebutuhan.

Sawah termasuk dalam golongan lahan pertanian yang digunakan untuk

menanam padi dan palawija. Sawah memiliki banyak fungsi, selain sebagai

penghasil bahan pangan (padi), sawah juga sebagai penopang ketahanan pangan,

selain itu sawah juga memberikan manfaat bagi lingkungan yaitu sebagai

pengendali banjir dan erosi.

Sistem lahan sawah dipandang sebagai sistem pertanian yang berkelanjutan.

Hal ini dikarenakan ekosistem sawah relatif stabil dengan tingkat erosi dan

pencucian hara yang kecil, serta tingkat efisiensi penggunaan air yang relative

Page 28: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

15

tinggi karena adanya lapisan kedap air di bawah lapisan top soil (Rustiadi and

W.Reti 2008). Pada dasarnya fungsi utama sawah adalah untuk mendukung

pengembangan produksi pangan khususnya padi. Berkaitan dengan perlunya

pengendalian alih fungsi lahan sawah harus berbasis pada pemahaman bahwa lahan

sawah mempunyai manfaat ganda. Manfaat tersebut terdiri dari dua kategori: (1)

nilai penggunaan, Dan manfaat bawaan. Nilai penggunaan mencakup : (a) manfaat

lansung, baik yang nilainya dapat diukur dengan harga maupun yang tidak dapat

diukur dengan harga (misalnya tersedianya pangan, wahana rekreasi penciptaan

lapangan kerja), dan (b) manfaat tidak langsung yang terkait dengan kontribusinya

dalam pengendalian banjir, menurunkan laju erosi, dan sebagainya. Manfaat

bawaan mencakup kontribusinya dalam mempertahankan keanekaragaman hayati

sebagai wahana pendidikan dan sebagainya.

2.1.3 Teori Penawaran dan Permintaan Lahan

Penawaran sumber daya lahan secara umum merupakan jumlah dan mutu

lahan yang dapat digunakan oleh manusia. Penawaran fisik lahan (physical supply

of land) menyangkut keadaan fisik lahan yang dapat diterapkan dalam konsep

penawaran lahan. Penawaran ekonomi lahan (economic supply of land)

menyangkut ketersediaan fisik lahan yang hanya dapat digunakan manusia.

Sedangkan permintaan lahan adalah faktor yang mempengaruhi peningkatan

kebutuhan lahan dan produknya serta kemampuan manusia dalam mengelola

sumber daya lahan tersebut yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat (Barlowe

dalam Ashari, 2001).

Page 29: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

16

Tanah merupakan sumber daya yang ketersediaannya bersifat tetap

sehingga penawaran tanah juga bersifat tetap. Apabila digambarkan maka kurva

penawaran tanah bersifat inelastis sempurna sedangkan permintaan tanah terus

meningkat dari waktu ke waktu, kondisi ini menyebabkan harga tanah semakin

tinggi (Mubyarto 1989).

Menurut Barlowe (1972) dalam Ashari (2001), keseimbangan pasar lahan

tercapai apabila permintaan lahan sama dengan penawaran lahan, digambarkan

pada gambar 2.1 :

Gambar 2.1 Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Lahan

Keterangan :

Ketersediaan lahan (S) dari waktu ke waktu bersifat tetap A0

Permintaan lahan pada t0 adalah D, harga yang terjadi adalah PA

Pada t1 permintaan lahan bergeser ke D’, harga naik menjadi PA’

Pada t2 permintaan lahan bergeser ke D”, harga naik menjadi PA”

Harga Lahan (Rp/ha)

PA”

PA’

PA

D

D’

D”

S

A0 Luas Lahan (Ha)

Page 30: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

17

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mendorong Alih Fungsi Lahan Pertanian

Lahan merupakan luasan tanah yang mempunyai potensi untuk dapat

dipakai sebagai usaha. Bentuk penggunaannya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

untuk pertanian dan non pertanian. Pola penggunaan lahan mencerminkan kegiatan

manusia dari wilayah yang mendukungnya sebagai akibat dari kebijakan

pemerintah dan perkembangan kota. Makin tinggi kegiatan masyarakat, semakin

cepat pula perubahan penggunaan diwilayahnya (Widyaningsih 2008).

Menurut Widyaningsih (2008:78) perubahan penggunaan lahan bukan

hanya berasal dari suatu kebutuhan akan pemenuhan papan atau tempat tinggal.

Namun berkaitan pula dengan pola pikir masyarakat yang merupakan salah satu

penyebab terjadinya alih fungsi lahan. Faktor-faktor terkait kronologi dan tipologi

alih fungsi lahan, gejala marginalitas sektor pertanian dan lingkungan, perubahan

budaya dan pola pikir generasi muda mempengaruhi perubahan penggunaan lahan.

Oleh karena itu, alih fungsi lahan akan memberikan dampak sosial, ekonomi,

budaya, dan politik di masyarakat dan lingkungan alam (kelestarian alam).

Adanya perkembangan industri membuat kebutuhan akan lahan untuk

pembangunan semakin meningkat serta bertambahnya jumlah penduduk yang

diikuti oleh peningkatan kebutuhan akan ruang.

Perkembangan industri yang pesat menarik investor untuk menanamkan

modalnya sehingga alih fungsi lahan pertanian tidak dapat dihindari. Tuntutan

kebutuhan ekonomi yang menjadikan para petani menjual lahan pertanian mereka

(Suryanto 2012).

Page 31: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

18

Menurut Kustiawan (1997), terdapat faktor internal dan eksternal yang

dianggap mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non

pertanian :

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal berkaitan dengan dinamika pertumbuhan perkotaan, baik

secara fisik spasial, demografi maupun ekonomi, yang mengacu atau

mendorong terjadinya alih fungsi lahan sawah ke penggunaan non pertanian.

Dengan kata lain faktor eksternal ini merupakan implikasi langsung dari

terjadinya transformasi ekonomi dari pertanian ke industri dan demografis

dari pedesaan ke perkotaan, yaitu perkembangan kawasan terbangun,

pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB).

b. Faktor Internal

Faktor yang bersifat internal adalah kondisi sosial ekonomi rumah tangga

pertanian pengguna lahan yang mendorong mereka melepaskan pemilikan

atau penggunaan lahannya. Faktor internal menyangkut pertumbuhan rumah

tangga pertanian pengguna lahan, semakin tinggi laju pertumbuhan rumah

tangga pertanian pengguna lahan menyebabkan semakin besar penyusutan

lahan sawah.

Menurut Isa (2006:4) faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan

pertanian menjadi non pertanian antara lain adalah :

Page 32: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

19

1. Faktor Kependudukan

Pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah meningkatkan permintaan tanah

untuk perumahan, jasa,industri dan fasilitas umum lainnya. Selain itu,

peningkatan taraf hidup masyarakat juga turut berperan menciptakan tambahan

permintaan lahan akibat peningkatan intensitas kegiatan masyarakat, seperti

lapangan golf, pusat perbelanjaan, jalan tol, tempat rekreasi dan sarana lainnya.

Kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian antara lain pembangunan real

estate, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa-jasa lainnya yang

memerlukan lahan yang luas, sebagian diantaranya berasal dari lahan pertanian

termasuk sawah.

2. Kebutuhan Lahan

Kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian seperti pembangunan real estate,

kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum

diantaranya berasal dari lahan pertanian. Hal tersebut diakibatkan karena

semakin banyaknya pembangunan yang membuat sempitnya lahan pertanian

disekitar pembangunan, sehingga cenderung dialihfungsikan. Selain itu,

peningkatan taraf hidup masyarakat menciptakan permintaan akan lahan.

3. Faktor ekonomi

Tingginya land rent yang diperoleh aktivitas sektor non pertanian dibandingkan

sektor pertanian. Rendahnya insentif untuk usaha tani disebabkan oleh tingginya

biaya produksi, sementara harga hasil pertanian relatif rendah dan berfluktuasi.

Selain itu, karena faktor kebutuhan keluarga petani yang terdesak oleh

kebutuhan modal usaha atau keperluan keluarga lainnya (pendidikan, mencari

Page 33: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

20

pekerjaan non pertanian) seringkali membuat para petani tidak mempunyai

pilihan selain menjual sebagian lahan pertaniannya.

4. Otonomi Daerah

Mengutamakan pembangunan pada sektor yang menjanjikan keuntungan jangka

pendek guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang kurang

memperhatikan kepentingan jangka panjang dan kepentingan nasional bagi

masyarkat secara keseluruhan.

5. Sistem Perundang-Undangan dan Penegakan Hukum

Lemahnya system perundang-undangan dan penegakan hukum (law

enforcement) dari peraturan-peraturan yang ada. Kewajiban untuk memelihara

tanah termasuk menambah kesuburannya dan mencegah kerusakannya

sebenarnya telah ada dalam pasal 15 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria.

2.1.5 Teori Nilai Sewa Lahan (Land Rent)

Lahan memiliki nilai pasar dan nilai ekonomi yang berbeda-beda dimana

setiap pemilik cenderung menggunakannya untuk tujuan-tujuan yang memberikan

harapan untuk memperoleh penghasilan yang tertinggi. Dalam ekonomi lahan,

perubahan penggunaan lahan terkait erat dengan surplus lahan (land rent)yang

dapat diartikan sebagai nilai keuntungan lebih dari aktifitas pemanfaatan lahan

persatuan luas dalam waktu tertentu (M. Suparmoko 1989).

Terkait dengan hal tersebut maka penggunaan lahan cenderung akan berubah

dengan dinamis dari penggunaan satu ke penggunaan lain yang menghasilkan land

rent yang lebih tinggi.

Page 34: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

21

Ada dua aspek penting yang menentukan nilai ekonomi lahan, yaitu faktor

kesuburan lahan dan jarak lahan tersebut dengan pusat fasilitas. Sejalan dengan hal

tersebut, teori mengenai land rent dikemukakan oleh David Ricardo yang mengulas

land rent hubungannya dengan kesuburan lahan yang disebut teori Ricardiant Rent

dan Von Thunen yang mengulas Land Rent hubungannya dengan lokasi ekonomi

atau jaraknya ke kota yang disebut teori lokasi Von Thunen (M. Suparmoko 1989),

sebagai berikut :

a. Teori Ricardiant Rent

Dalam teori ini sewa lahan didefinisikan sebagai surplus ekonomi atas lahan,

artinya adalah keuntungan yang didapat atas produksi dari lahan tersebut setelah

dikurangi biaya. Surplus ekonomi didapat karena perbedaan tingkat kesuburan yang

berbeda digunakan untuk memproduksi komoditas yang sama dengan mnggunakan

faktor-faktor lain yang sama, maka pada tingkat harga output dan input yang sama

akan diperoleh surplus yang berbeda. Hal tersebut dapat dijelaskan pada gambar

2.2

Gambar 2.2 Perbedaan Land Rent karena Perbedaan Tingkat Kesuburan

Tanah

AC Rp

P1

C1

Jumlah output

X1 0

AC

Tanah Subur Sekali (a)

MC

Rp

AC

Jumlah output

X2 0

P1

C2

Tanah Subur (b)

Rp

C3

AC

AC

0 X3 Jumlah output

Tanah tdk subur ( c )

Page 35: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

22

Keterangan Gambar :

P1 : Harga produksi

C1, C2, C3 : Biaya produksi

X1, X2, X3 : Tingkat Produksi

AC : Biaya rata-rata (Average Cost)

MC :Biaya Marginal (Marginal Cost)

Untuk menghasilkan suatu satuan output yang sama, pada lahan subur akan

memerlukan biaya rata-rata atau average cost (AC) yang relatif lebih rendah

sehingga total biaya rendah, ditunjukkan oleh C1. Pada harga yang sama (P1)

keuntungan yang diperoleh atau surplus ekonominya sebesar daerah P1C1ACMC

(gambar 2.2 (a)). Pada lahan yang kurang subur untuk menghasilkan output yang

sama , biaya rata-rata (AC) yang dibutuhkan relative lebih tinggi dengan total

biayanya C2 sehingga biaya marginal (MC) yang terjadi juga lebih tinggi. Surplus

ekonomi yang diperoleh dari lahan yang kurang subur lebih kecil yaitu sebesar

P1C2ACMC (Gambar 2.2 (b)). Sedangkan pada lahan yang tidak subur biaya yang

dibutuhkan sangat tinggi, bahkan dimungkinkan biaya yang dikeluarkan akan sama

dengan penerimaan sehingga tidak akan menghasilkan surplus ekonomi (gambar

2.2 (c)).

Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa apabila lahan memiliki

kesuburan yang semakin tinggi maka potensi untuk dipertahankan sebagai lahan

pertanian semakin besar, namun sebaliknya apabila lahan semakin tidak subur maka

potensi untuk dipertahankan sebagai lahan pertanian semakin kecil.

b. Teori Lokasi Von Thunen

Menurut teori ini surplus ekonomi ditentukan oleh lokasi ekonomi

(jarak ke kota). Biaya transportasi dari suatu lahan ke kota (pasar)

Page 36: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

23

merupakan input produksi yang sangat penting, dimana makin dekat lahan

dengan kota maka makin tinggi aksesibilitasnya sehingga biaya transportasi

makin rendah. Dengan demikian maka surplus ekonomi (land rent) akan

semakin tinggi dibandingkan dengan lahan yang jaraknya semakin jauh

dengan kota. Hal tersebut dapat dijelaskan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3.Pengaruh Jarak Terhadap Biaya Transportasi dan Land Rent

Keterangan Gambar:

0 : Pusat kota/ pasar

P : Harga Produksi

C : Biaya Produksi

K, L, T, U : Jarak (km)

Gambar 2.3 menunjukkan bahwa jarak berbanding lurus dengan biaya dan

berbanding terbalik dengan land rent artinya bila jarak lahan dengan kota/pasar

semakin jauh maka biaya transportasi semakin tinggi dan land rent semakin rendah.

Pada jarak 0 km maka biaya transportasi yang dikeluarkan sebesar 0 sehingga biaya

produksi sebesar 0C. Pada tingkat harga 0P maka surplus ekonomi yang diperoleh

sebesar CP. Pada lokasi K maka biaya transportasi sebesar BA sehingga biaya

produksi menjadi 0C ditambah BA, dengan demikian pada tingkat harga P surplus

ekonominya berkurang menjadi sebesar CP-BA. Sedangkan pada lokasi L, biaya

A

Biaya

Transportasi

M B

Km U T 0

R

e n

t

L a

n

d RT

R0

Rp

N

Land Rent

0 K L Km

Rp

P

C

Page 37: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

24

transportasi yang ditimbulkan sebesar MN sehingga biaya produksi menjadi 0P,

oleh karena itu pada tingkat harga P tidak akan diperoleh surplus ekonomi, dan

seterusnya.

Pendekatan Von Thunen mengibaratkan pusat perekonomian adalah suatu kota

yang dikelilingi oleh lahan yang kualitasnya homogeny. Tataguna lahan yang

dihasilkan dapat dipresentasikan sebagai cincin-cincin lingkaran yang berbentuk

konsentris yang mengelilingi kota tersebut (Gambar 2.4)

Gambar 2.4. Penentuan Location Rent function Menurut Von Thunen

Cincin A menggambarkan aktivitas penggunaan lahan untuk jasa komersial

(pusat kota). Di Wilayah ini land rent mencapai nilai tertinggi. Cincin-cincin B, C,

dan D masing-masing menggambarkan penggunaan lahan untuk industri,

perumahan, dan pertanian. Meningkatkan land rent secara relatif akan

meningkatkan nilai tukar (term of trade) jasa- jasa komersial sehingga menggeser

kurva land rent A ke kanan dan sebagian dari area cincin B (Kawasan Industri)

beralih menjadi A. Demikian seterusnya, sehingga alih fungsi lahan pertanian

(cincin D) ke peruntukan pemukiman (cincin C) juga terjadi. Dalam system pasar,

A D

B C

B

A

C

D

Page 38: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

25

alih fungsi lahan berlangsung dari aktivitas yang menghasilkan land rent lebih

rendah ke aktivitas yang menghasilkan land rent lebih tinggi.

Besarnya land rent dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

(Randall,1987 dan Koestoer, 1994 dalam Sutrisno et all, 1999) :

𝑅 = (𝑃 − 𝑡𝑑)𝑌 − 𝐶

Dimana :

R = land rent (Rp/Ha)

𝑃 = Harga pasar dari produk (Rp/ton)

𝑌 = Jumlah produksi (ton/ha)

𝑡 =biaya transport (Rp/ton/km)

𝑑 = jarak ke pasar (km)

𝐶 = biaya produksi (Rp/ton)

Dalam teori ini yang diidentifikasi adalah perbedaan land rent berdasarkan

perbedaan lokasi saja, selanjutnya land rent inilah yang menentukan tinggi

rendahnya harga lahan yang bersangkutan.

Penggunaan tanah akan selalu diarahkan untuk memperoleh nilai

tambah/keuntungan yang lebih besar. Jika harga tanah semakin meningkat

sedangkan pertumbuhan land rent sektor pertanian lebih kecil daripada land rent

non pertanian maka penggunaan tanah akan berubah dari pertanian kepenggunaan

non pertanian (Randall 1987).

2.2 Penelitian Terdahulu

1 Judul

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian di Daerah

Irigasi Kedungupit Kabupaten Kudus

Penulis Harry Wibowo

Tahun 2011

Metode

Penelitian

Pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode

kualitatif

Page 39: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

26

Hasil Penelitian Alih fungsi lahan pertanian disebabkan faktor

menurunnya nilai ekonomis lahan, atribut lahan

pertanian, peningkatan jumlah penduduk, serta kurang

efektifnya peraturan pertanahan yang ada.

2 Judul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian di Desa

Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan Bantul

Penulis Herawati Nugraheni

Tahun 2010

Metode

Penelitian

Menggunakan metode penelitian survei

Kesimpulan -karakteristik Ekonomi yaitu pendapatan pokok

perbulan berhubungan dengan keinginan petani

mengalih fungsikan lahan pertanian.

-Lokasi lahan pertanian yang sebagian besar berada

dipinggir jalan raya, didukung oleh harga jual yang

tinggi.

-Luas lahan pertanian berbanding lurus terhadap

keberlangsungan usaha pertanian.

3 Judul Perubahan Penggunaan Lahan dan Sosial Budaya Dari

Pertanian ke Non Pertanian di Kota Gede Yogyakarta

Penulis Ika Kusumayani

Tahun 2005

Metode

Penelitian

Survei Lapangan, dianalisa secara Deskriptif

Evaluatif

Kesimpulan - Tahun 2001-2004 didominasi lahan pemukiman

- Ada 4 faktor yang mempengaruhi perubahan

penggunaan lahan : Pertumbuhan penduduk, kegiatan

pertanian dipandang tidak menguntungkan secara

ekonomi, meningkatnya harga tanah dan terbukanya

kesempatan kerja non pertanian.

4 Judul Alih Fungsi lahan Sawah Subak ke Lahan Terbangun

di Kelurahan Ubud Kecamatan Ubud Kabupaten

Gianyar Bali

Penulis Sekar wijayanti Noor Hasanah

Tahun (2016)

Metode

Penelitian

Metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

deduktif

Page 40: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

27

Kesimpulan -Alih fungsi lahan yang terjadi di Kelurahan Ubud

merupakan dampak dari perkembangan pariwisata.

- Subak dan pemerintah belum mampu mengendalikan

pemanfaatan ruang di Kelurahan Ubud.

- Dampak yang timbul dari alih fungsi lahan meliputi

(a) dampak pada Subak ; (b) Dampak pada desa

Tradisional Ubud. Perubahan pada lanskap Subak, dari

sawah menjadi lahan terbangun, mempengaruhi

kehidupan sosial-religi subak.

5 Judul Analisis Perubahan Daerah Irigasi ( Studi Kasus

Daerah Irigasi Cokrobedog Daerah Istimewa

Yogyakarta)

Penulis Arif Rahman

Tahun 2015

Metode

Penelitian

Menggunakan perangkat lunak (software) ArcGIS.

Analisis Kuantitatif dan Kualitatif secara deskriptif

Kesimpulan -Tahun 2003-2013: Mengalami penyusutan

(berkurang 2,8 Ha/tahun).

Luas lahan pemukiman mengalami pertambahan (7,7

Ha/tahun) sedangkan luas hutan, semak dan belukar

mengalami pengurangan (0,98 Ha/ Tahun).

-Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor

ekonomi

6 Judul Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non

Pertanian Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di

Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten

Malaka, Nusa Tenggara Timur.

Penulis Bernadina Maria Agustina Bria

Tahun 2018

Metode

Penelitian

Menggunakan metode penelitian dengan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif.

Kesimpulan -Alih Fungsi lahan sawah di Desa Wehali cenderung

dilakukan olej pemilik lahan sawah usia 15-49 tahun.

-Perubahan luasan lahan sawah irigasi di Kecamatan

Malaka Tengah tahun 2013-2015 687 Ha, disertai

dengan penurunan luas panen padi dari tahun 2012-

2015 191 Ha.

-Alih fungsi lahan sawah membawa dampak positif

dan negatif.

Page 41: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

28

2.3 Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Ha1: Jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap jumlah luas lahan

pertanian di Kabupaten Sukoharjo.

Ha2: Jumlah industri berpengaruh positif terhadap jumlah luas lahan

pertanian di Kabupaten Sukoharjo.

Ha3: Jumlah luas lahan berpengaruh positif terhadap produktivitas

tanaman pangan di Kabupaten Sukoharjo.

Produktivitas Lahan Pertanian

Industri

Penduduk

Page 42: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

61

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai

Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Produktivitas Pertanian di

Kabupaten Sukoharjo, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jumlah industri berpengaruh langsung terhadap luas lahan pertanian di

Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut menunjukkan apabila pertumbuhan

industri meningkat, maka jumlah lahan pertanian berkurang.

2. Jumlah penduduk berpengaruh langsung terhadap luas lahan pertanian.

Hal tersebut menunjukkan apabila pertumbuhan penduduk meningkat

maka luas lahan pertanian menurun.

3. Luas lahan pertanian berpengaruh sebesar 41,8 % terhadap produktivitas

tanaman pangan di Kabupaten Sukoharjo.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran diberikan

sebagai bahan pertimbangan :

1. Pemerintah diharapkan meninjau ulang kebijakan perizinan pembangunan

industri dan pemukiman yang dilakukan di lahan pertanian di Kabupaten

Page 43: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

62

Sukoharjo. Kebijakan tata ruang wilayah perlu diperkuat sehingga mampu

mengendalikan penurunan luas lahan pertanian.

2. Untuk menjaga produktivitas tanaman pangan agar tidak mengalami

penurunan dimasa mendatang maka diperlukan upaya mempertahankan

luas lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo.

3. Penelitian yang dilakukan masih terbatas, diharapkan untuk peneliti

selanjutnya dapat mengembangkan faktor yang digunakan oleh peneliti

saat ini, sehingga peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel yang

lebih varian.

Page 44: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

63

Daftar Pustaka

Akib, Novi Narilla. 2002. Studi Keterkaitan Antara nilai Manfaat Lahan (Land

Rent) dan Konversi Lahan Pertanian di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

Depok: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Aminudin. 2009. "Pengaruh Alih fungsi Lahan Sawah Terhadap Produksi Padi di

Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi-Selatan." Journal of Indonesian Aplied

economic, Mei 1: 1-9.

Ani, Susi Wuri. 2006. Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketersediaan

Pangan Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana

Universitas Gadjah Mada.

Anonim. 2017. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Jawa Tengah Provinsi

Jawa Tengah. Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, L. 2009. Ekonomi Pembangunan Edisi ke-2. Yogyakarta: Bagian

Penerbitan Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Ashari. 2001. "Analisis Hubungan Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi dengan

Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian di Pulau Jawa." Tesis,

Program Studi Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. "Hasil Sensus Pertanian 2013." Berita Resmi Statistik,

Desember 2: No. 90/12/Th. XVI.

—. 2018. Provinsi Jawa tengah Dalam Angka 2018. Jawa Tengah: BPS.

Badan Pusat Statistik. 2010 dan 2017. Sukoharjo Dalam Angka. Sukoharjo: Badan

Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. Tahun 2014 dan 2018. Sukoharjo Dalam Angka. Sukoharjo:

Badan Pusat Statistik.

Barlowe, R. 1986. Land Resource Economic. New Jersey (USA): Michigan State

University.

Beattie B.R, Taylor C.R. 1985. Ekonomi Produksi (Terjemahan). Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Page 45: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

64

Churiyah, Madziatul. 2006. "Model Pembangunan Pertanian Melalui Penerapan

Agropolitan dan Agrobisnis Dalam Meningkatkan pembangunan Ekonomi

Daerah." Modernisasi Volume 2, Nomor 1, Febuari: 49-57.

Conway, Edmund. 2015. Gagasan EKonomi yang Perlu Anda Ketahui. Jakarta:

Esensi Erlangga Group.

Darin-Drabkin, Haim. 1977. Land Policy and Urban Growth. United kingdom:

Pergamon Press.

Deptan RI. 2013. RPJMN Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019. Jakarta:

Direktorat Pangan dan Pertanian, Bappenas.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS Edisi Keempat.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafie, R. 2010. Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Harsono, Boedi. 2005. hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-

Undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaanya. jakarta: Djambatan.

Irawan, Bambang. 2005. "Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola

Pemanfaatannya dan Faktor Determinan. ." Forum Penelitian Agro Ekonomi 23 (1)

: 1-18.

Isa, Iwan. 2006. "Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian." Badan

Pertanahan Nasional. AccessedDesember 18, 2018.

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosiding/mflp2006/iwan

.pdf.

Karini, Dyah May. 2013. Dampak Alih Fungsi Lahan Persawahan Terhadap

Produksi Beras Dalam Rangka Ketahanan Pangan (Studi kasus di Kabupaten

Tangerang). Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

n.d. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor

830/Kpts/RC.040/12/2016.

Kuncoro, M. 2004. Metode Kuatitatif. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Kurnianingsih, Nela Agustin. 2013. "Klasifikasi Tipologi Zona Perwilayahan

Wilayah Peri-Urban di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo." Jurnal

Wilayah dan Lingkungan Volume 1 Nomor 3, 251-264.

Page 46: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

65

Kusnandar, J sutrisno. 1999. "Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian

Terhadap Produksi Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Klaten." Fakultas

Pertanian, Universitas Sebelas Maret , Surakarta.

Kustiawan, I. 1997. "Alih Fungsi Lahan Pertanian di Pantai Utara Jawa." Prisma

XXVI (1) 15-32.

Miftakhuriza. 2011. Pengaruh Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja Dan Teknologi

Terhadap Produksi Usaha Tani Padi Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.

Mujiandari, Reni. 2014. "Perkembangan Urban Sprawl Kota Semarang pada

Wilayah Kabupaten Demak Tahun 2001-2012." Jurnal Wilayah dan Lingkungan

129-142.

Nasir, M. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pambudi, Andika. 2008. Analisis Nilai Ekonomi Lahan (Land Rent) Pada Lahan

Pertanian dan Pemukiman di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. 2008:

Institut Pertanian Bogor.

n.d. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo nomor 14 tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah tahun 2011-2031.

n.d. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 6 tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2029(Lembaran

Provinsi Jawa Tengah nomor 6, Tambahan Lembaran Provinsi Jawa Tengah

nomor 28).

n.d. Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 2011 Tentang Penetapan dan Alih

Fungsi Lahan Pertanian Berkelanjutan ( Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 2011, nomor 2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor

5185) .

n.d. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2004 Tentang Penatagunaan Lahan.

Randall, A. 1987. Resources Economics, An Economic Approach to Natural

Resource and Enviromental Policy. New York, Chichester, Brisbane,Toronto,

Singapore: John Wiley & Son.

Page 47: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

66

Reksoprayitno. 2000. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi Milenium. Yogyakarta:

BPFE.

Rhina Uchyani F, Susi Wuri Ani. 2012. "Tren Alih Fungsi Lahan Pertanian Di

Kabupaten Klaten." SEPA : Vol. 8 No. 2 51-182.

Rustiadi, E., and W.Reti. 2008. Urgensi Lahan Pertanian Pangan Abadi Dalam

Perspektif Ketahanan Pangan Arsyad,S dan E Rustiadi, Penyelamatan Tanah, Air

dan Lingkungan. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.

Saefulhalim. 1995. "Kebijaksanaan Pengendalian Konversi Lahan Sawah

Beririgasi Teknis." 26-17.

Suherman, RD Maman. 2004. "Analisis Alih Fungsi Lahan Pertanian dan

Pengaruhnya Terhadap Produksi Padi,Jagung, Kedelai di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta." Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Pertanian,

Yogyakarta.

Suparmoko. 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan : Suatu pendekatan

Teoritis. Yogyakarta: PAU-UGM.

Suparmoko, M. 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta:

PAU-Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Suryanto, A. 2012. Analisis Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Konversi

Lahan Pertanian di Kabupaten Sidoarjo. Tesis, Pendidikan Ekonomi Koperasi,

Fakultas Ekonomi, Surabaya: UNESA, 12.

Todaro, Michael.P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Translated by

Haris Munandar. jakarta: Erlangga.

n.d. Undang-Undang nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok

Agraria.

n.d. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 26 tahun 2007.

n.d. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 41 tahun 2009.

wahyuningsih, Menik. 2008. Pola dan Faktor Penentu Nilai Lahan Perkotaan di

Kota Surakarta. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Wardani, Corryati. 2009. Alih Fungsi Lahan Sawah dan Dampaknya Terhadap

Produksi Padi di Eks karisidenan Surakarta. Tesis, Yogyakarta: Program

Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Page 48: PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI ...lib.unnes.ac.id/36657/1/7111414091_Optimized.pdfviii SARI Naomy Dwi Martiningrum, 2019. “PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN INDUSTRI

67

Wicaksono, Fitra. 2015. Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Implikasinya Terhadap

Ketahanan Pangan Wilayah (Studi di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta). Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada .

Widowati, Titin, and Holi Bina Wijaya. 2014. "variabel Penentu Harga Lahan di

Perumahan Sekitar Kawasan Pendidikan Universitas Diponegoro Semarang."

Jurnal Teknik PWK Volume 3 No 1, halaman 60-70.

Widyaningsih, P. 2008. Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Perumahan (Studi Kasus

di Desa Donoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman). Tesis, Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada, 10.

Wijaya, Holi Bina. 1999. improvement of Land Use Planning bi Land Bid-Rent

Model (Semarang municipality as a Case Study). Post Graduated Program Erasmus

University Rotterdam.