87
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2018 SKRIPSI Di ajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan Politeknik kesehatan Kendari OLEH : YUNIANTI P00312017149 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKES KEMENKES KENDARI PRODI DIV KEBIDANAN TAHUN 2018

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PADA BAYI UMUR … PDF... · 2018. 9. 20. · BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indikator BB/TB menggambarkan status gizi

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

    LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN

    TAHUN 2018

    SKRIPSI

    Di ajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan

    Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan

    Politeknik kesehatan Kendari

    OLEH :

    YUNIANTI P00312017149

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKES KEMENKES KENDARI

    PRODI DIV KEBIDANAN TAHUN 2018

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan atas Allah SWT, karena atas

    limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

    menyeselesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap

    Peningkatan Berat Badan Bayi pada Bayi 1-6 Bulan di Wilayah Kerja

    Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel Tahun

    2018” dapat selesai tepat waktu.

    Dalam Proses penyusunan penelitian ini ada banyak pihak yang

    membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

    keikhlasan dan kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terimakasih

    sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes selaku

    pembimbing I dan Ibu Heyrani, S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing II yang

    telah banyak membimbing sehingga proposal penelitian ini dapat

    diselesaikan tepat pada waktunya. Selain itu penulis juga mengucapkan

    terima kasih kepada :

    1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes

    Kendari

    2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan Poltekkes

    Kemenkes Kendari

    3. Ibu Wahida, S.Si.T, M.Keb selaku penguji I, Ibu Yustiari, SST, M.Kes

    selaku penguji II dan Ibu Fitriyanti, SST, M.Keb selaku penguji III.

    4. Seluruh dosen dan staf administrasi di jurusan Kebidanan Poltekkes

    Kemenkes Kendari

  • v

    5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan yang telah bersedia

    mengeluarkan surat izi penelitian.

    6. Kepala Puskesmas Lalowaru yang telah bersedia menerima peneliti

    untuk melakukan penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.

    7. Teristimewa untuk ayah tercinta bapak Faisal dan Ibu tersayang Ibu Wa

    Ode Ambe yang tiada henti-hentinya memberikan doa dan dukungan

    moril maupun materil pada penulis selama penulisan penelitian.

    8. Saudara/(i) Andri, Metriani dan Mirta serta seluruh keluarga yang selalu

    memberikan semangat tersendiri bagi penulis.

    9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat yang tidak bisa

    penulis sebutkan satu persatu terima kasih banyak untuk kebaikan

    kalian selama ini. Teman-teman Alih Jenjang D-IV Kebidanan

    khususnya kelas C yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu-

    persatu.

    Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari bahwa

    penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran

    yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan

    penelitian ini serta sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan

    penelitian berikutnya.

    Kendari, Agustus 2018

    Penulis

  • vi

    RIWAYAT HIDUP

    A. IDENTITAS DIRI

    1. Nama : Yunianti

    2. Nim : P00312017149

    3. Tempat/ tanggal lahir : Tampo, 16 November 1994

    4. Agama : Islam

    5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

    6. Alamat : Desa Torobulu

    B. IDENTITAS ORANG TUA

    1. Nama Ayah/Ibu : Faisal / Wa Ode Ambe

    2. Pekerjaan : Wiraswasta / IRT

    7. Alamat : Desa Torobulu

    C. PENDIDIKAN

    1. SD : SD Negeri Torobulu Tahun 2004

    SD Negeri 2 Wawo Tahun 2005

    SD Negeri 7 Napabalano Tahun 2007

    2. SMP : SMP Negeri 4 Lainea Tahun 2010

    3. SMA : SMA Negeri 1 Napabalano Tahun 2013

    4. D-III : Akademi Kebidanan Paramata Raha

    Kabupaten Muna Tahun 2016

    5. Sejak tahun 2017 mengikuti pendidikan D-IV Kebidanan di

    Poltekkes Kemenkes Kendari yang direncanakan selesai tahun

    2018

  • vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL …………………………………………….………….... i

    HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

    KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... iv

    RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………... vi

    DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii

    DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. ix

    DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… x

    ABSTRAK …………………………………………………………………… xi

    BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

    A. Latar Belakang..................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 7

    C. Tujuan Penelitian…………................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian................................................................ 8

    E. Keaslian Penelitian ……………………………………………. 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 11

    A. Telaah Pustaka.……………………………………….………. 11

    1. Bayi……........................................................................... 11

    2. Pijat Bayi………...........................……………….……….. 14

    3. Penigkatan Berat Badan Bayi…...................................... 23

    B. Landasan Teori..................................................................... 26

    C. Kerangka Teori ………………………………………………... 39

    D. Kerangka Konsep.................................................................. 30

    E. Hipotesis Penelitian............................................................... 30

    BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 31

    A. Jenis dan Rancangan Proposal............................................. 31

    B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................ 33

    C. Subjek Penelitian................................................................... 33

    D. Variabel Penelitian ……………………………………………… 34

    E. Defenisi Operasional …………………………………………… 35

    F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ………………………….. 35

    G. Istrumen Penelitian …………………………………………….. 36

    H. Pengelolaan dan Analisis Data.............................................. 36

  • viii

    BAB IV HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 40

    A. Hasil Penelitian …………………………………………………. 40

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………….. 40

    2. Karakteristik Responden …………………………………. 42

    B. Pembahasan ……………………………………………………. 47

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 54

    A. Kesimpulan ……………………………………………………... 54

    B. Saran ……………………………………………………………. 54

    Daftar Pustaka ……................................................................................. 55

    Lampiran

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur di Wilayah Kerja

    Puskesmas Lalowaru Kabupaten Konawe Selatan Tahun

    2018………………………………………………………………….. 12

    Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018……………………...…... 45 Tabel 3. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan

    Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 ……………………………………….. 46

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Pijatan pada Kaki Bayi ……………………………………….. 20

    Gambar 2. Pijatan pada Perut Bayi ………………………………………. 21

    Gambar 3. Pijatan pada Tangan Bayi ……………………………………. 22

    Gambar 4. Pijatan pada Wajah Bayi ……………………………………... 23

    Gambar 5. Kerangka Teori ………………………………………………… 29

    Gambar 6. Kerangka Konsep ……………………………………………… 30

    Gambar 7. Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen ………………….. 31

    Gambar 8. Grafik Karakteristik Responden ……………………………… 42

    Gambar 9. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

    Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru

    Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 ……………………. 43

    Gambar 10. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Asupan

    Nutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerja Puskesmas

    Lalowaru ………………………………………………………… 44

  • xi

    ABSTRAK

    PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN

    BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO

    UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN

    TAHUN 2018

    Yunianti1 Melania Asi2 Heyrani3

    Latar Belakang : Berbagai upaya di lakukan untuk meningkatkan berat

    badan bayi normal setiap bulannya. Salah satu metode yang efektif untuk

    meningkatkan berat badan bayi yaitu dengan prosedur dan teknik pijat bayi

    yang kontiniu.

    Metode Penelitian : Jenis penelitian Quasy Eksperiment dengan

    rancangan non equivalen control group dan desain Pretest-posttest

    Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling.

    Hasil Penelitian : Uji statistik pada seluruh responden menggunakan

    paired T tes dengan ɑ = 0,05 atau Convident Interval (CI) 95% diperoleh

    t=3,767, p value 0,000. Dengan t hitung (3,767) > t tabel (2,045).

    Kesimpulan : Terjadi peningkatan berat badan dari 30 responden

    sebanyak 25 responden yang mengalami kenaikan dan berdasarkan uji

    statistic yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan

    terhadap peningkatan berat badan bayi pada bayi yang dipijat dan tidak.

    Kata Kunci : Pijat Bayi, Peningkatan Berat Badan

    Pustaka : 31 Literatur (2007-2018)

    1Mahasiswa DIV Kebidanan Poltekkes Kendari

    2Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Indikator BB/TB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut

    sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang

    pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena

    menderita diare. Dalam keadaan demikian berat badan anak akan

    cepat turun sehingga tidak proporsional lagi dengan tinggi badannya

    dan anak menjadi kurus. Prevalensi nasional balita kurus adalah 7,4%

    dan balita sangat kurus adalah 6,2%. Kemudian sebanyak 25 provinsi

    mempunyai prevalensi balita kurus diatas prevalensi nasional, yaitu

    Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera

    Selatan, Kepualuan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa

    Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan

    Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi tengah,

    Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat,

    Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua (Riskesdas. 2007).

    Kemudian, Riskesdas 2013 menyatakan secara nasional, prevalensi

    berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7

    persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan

    dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun

    2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada

    prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen

    pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi

  • 2

    gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan 2013. Untuk

    mencapai sasaran SDGs tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka

    prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan

    sebesar 4.1 persen dalam periode 2013 sampai 2015. (Depkes, 2012)

    Diantara 33 provinsi di Indonesia,18 provinsi memiliki prevalensi gizi

    buruk-kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara

    21,2 persen sampai dengan 33,1 persen. Urutan ke 19 provinsi

    tersebut dari yang tertinggi sampai terendah adalah (1) Nusa

    Tenggara Timur; (2) Papua Barat; (3) Sulawesi Barat; (4) Maluku; (5)

    Kalimantan Selatan; (6) Kalimantan Barat; (7) Aceh; (8) Gorontalo; (9)

    Nusa Tenggara Barat; (10) Sulawesi Selatan; (11) Maluku Utara; (12)

    Sulawesi Tengah; (13) Sulawesi Tenggara; (14) Kalimantan Tengah;

    (15) Riau; (16) Sumatera Utara; (17) Papua, (18) Sumatera Barat dan

    (19) Jambi. Sulawesi Tenggara masuk dalam daerah dengan

    prevalensi gizi buruk dan gizi kurang yang tinggi.

    Di Indonesia AKB mencapai 34/1000 kelahiran hidup pada

    tahun 2007, dan turun lagi menjadi 32/1000 kelahiran hidup pada

    tahun 2012. Pada tahun 2014 AKB di Indonesia mencapai 23/1000

    kelahiran hidup dan meningkat pada tahun 2015 mencapai 30/1000

    kelahiran hidup, sedangkan target SDG’s tahun 2015 AKB turun

    menjadi

  • 3

    AKB tetap pada 3/1000 kelahiran hidup. Jumlah AKB dipenguruhi oleh

    berbagai faktor, yaitu pelayanan kesehatan, tingkat social ekonomi,

    gizi, kesehatan lingkungan dan lainnya. Tersedianya berbagai fasilitas

    atau aksesibilitas pelayanan kesehatan serta kesediaan masyarakat

    untuk merubah kehidupan tradisional kenorma kehidupan modern

    (sehat) dalam bidang kesehatan juga merupakan faktor-faktor yang

    sangat berpengaruh terhadap AKB (Badan Pusat Statistik, 2017).

    Jumlah kematian bayi tahun 2014 dan 2016 di Kabupaten

    Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara masing-masing adalah

    AKB pada tahun 2014 sebanyak 4/1000 kelahiran hidup dan

    padatahun 2016 sebanyak 2/1000 kelahiran hidup. (Profil Dinkes

    Konsel, 2016).

    Di Kecamatan Moramo Utara AKB tahun 2015 mencapai

    4/1000 kelahiran hidup. Kemudian Pada tahun 2016 menurun menjadi

    0/1000 kelahiran hidup dan meningkat kembali pada tahun 2017

    sebanyak 2/1000 kelahiran hidup. Hal ini perlu diwaspadai agar tidak

    terlalu banyak kematian pada bayi. Banyak faktor yang mengkibatkan

    bayi mengalami kematian, di antaranya adalah perawatan yang tidak

    optimal dan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh sibayi.

    Oleh karenaitu salah satu peran pemerintah dalam hal ini adalah

    pihak kesehatan harus berupaya agar dapat menanggulangi kematian

    yang terjadi pada bayi salah satunya adalah bentuk perawatan

    optimalisasi pertumbuhan bayi dengan cara melakukan pijat bayi yang

  • 4

    berguna untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

    (Profil Kesehatan Puskesmas Lalowaru, 2017)

    Pijat merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia.

    Pijat meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang mampu

    melemaskan sendi yang terlalu kaku dan menyatukan organ tubuh

    dengan gosokan yang kuat. Terapi pijat tidak hanya digunakan disalon

    dan spa saja, tapi juga diberbagai rumah sakit dan pusat perawatan

    kesehatan. Saat ini, teknik pijat telah banyak digunakan untuk

    kesehatan dan peningkatan berat badan pada bayi (Syaukani, 2015).

    Pada tahun 2007 cakupan penimbangan balita yaitu yang

    ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) mencapai 81,99%, untuk

    cakupan balita yang mengalami kenaikkan berat badan dibagi jumlah

    sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai 97,56%. Menargetkan

    cakupan penimbangan balita diposyandu mencapai 90%. Cakupan

    penimbangan balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S)

    mencapai 76%. Untuk cakupan balita yang mengalami kenaikan berat

    badan dibagi jumlah sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai 86%.

    Pemerintah menargetkan penimbangan balita mencapai 100% (Lubis,

    2015).

    Berdasarkan survey data awal hasil penimbangan bayi di

    bulan Januari-April di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

    Kecamatan Moramo Utara, terdapat 160 bayi yang tercatat

    melakukan penimbangan di posyandu dan hasilnya hanya terdapat

    128 bayi atau sekitar 49% yang mengalami kenaikan berat badan,

  • 5

    sisanya 132 bayi atau sekitar 51% bayi tidak mengalami kenaikan

    berat badan yang seharusnya. Rata-rata ibu bayi tersebut tidak

    mengetahui cara perawatan kesehatan bayi dengan stimulasi

    pertumbuhan bayi menggunakan pijat bayi. Observasi awal yang

    dilakukan oleh penulis pada petugas kesehatan di wilayah kerja

    Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara bahwa disemua desa

    belum ada yang melakukan teknik pemijatan bayi secara spesifik

    yang berguna untuk meningkatan kesehatan dan perawatan pada

    bayi.

    Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi

    sentuhan, karena dalam pijat bayi terapat unsur sentuhan berupa

    kasih sayang, perhatian, suara atau bicara, pandangan mata,

    gerakan, dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan

    struktur maupun fungsi sel-sel otak (Ivra, dkk, 2014). Saat ini telah

    banyak penelitian yang menyatakan bahwa pijat bayi memiliki banyak

    manfaat baik fisik maupun emosional. Beberapa manfaat pijat bayi

    adalah diantaranya meningkatkan nafsu makan, melipatgandakan

    keuntungan ASI ekslusif, meningkatkan berat badan, meningkatkan

    daya tahan tubuh, membuat bayi tidur lebih nyenyak, dan membina

    keterikatan antara orang tua dan anak.

    Beberapa penelitian mengatakan pijat bayi bisa merangsang

    nervus vagus, dimana saraf ini meningkatkan peristaltik usus sehingga

    pengosongan lambung meningkat dengan demikian akan merangsang

    nafsu makan bayi. Disisi lain pijat juga melancarkan peredaran darah

  • 6

    dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat

    badan bayi akan meningkat. Roesli mengutip penelitian Field dan

    Scafidi yaitu pada bayi prematur yang dilakukan pemijatan 3x10 menit

    selama 10 hari, kenaikan berat badannya tiap hari 20%-47% dan pada

    bayi cukup bulan usia 1-6 bulan dipijat 15 menit, dua kali seminggu

    selama enam minggu, kenaikan berat badannya lebih baik daripada

    yang tidak dipijat. Mengutip pula penelitian yang dilakukan oleh Tri

    Sunarsih (2010), bayi pada kelompok eksperimen mengalami

    peningkatan berat badan sebesar 17,32% dan kelompok kontrol

    meningkat sebesar 13,48%.

    Dilihat dari uraian tentang masalah berat badan bayi yang tidak

    mengalami peningkatan dan perkembangan yang cukup baik dan

    kurangnya pengetahuan ibu dan petugas kesehatan mengenai

    pentingnya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi

    menggunakan pijat bayi, maka peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian tentang “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat

    Badan Bayi pada Bayi Umur 1-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

    Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan

    Tahun 2018”

  • 7

    B. Rumusan Masalah

    Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah

    ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada

    bayi umur 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan

    Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018 ?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

    pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada

    bayi umur 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

    Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun

    2018.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengidentifikasi kenaikan berat badan bayi sebelum

    dilakukan pemijatan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

    Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun

    2018.

    b. Untuk mengetahui distribusi terhadap kenaikan berat badan

    bayi setelah dilakukan pemijatan di wilayah kerja Puskesmas

    Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe

    Selatan Tahun 2018.

  • 8

    c. Untuk menganalisis hubungan pengaruh pemijatan terhadap

    kenaikan berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan di

    wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara

    Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan

    praktis, yaitu sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi

    ilmu pengetahuan khususnya tentang Pengaruh Pijat Bayi

    Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi, sehingga dapat

    digunakan sebagai dasar untuk membangun kesadaran ibu

    terhadap tumbuh kembang bayinya terutama melalui

    pemijatan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Manfaat bagi Profesi

    Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan Sebagai

    sumber informasi bagi pendidikan kebidanan bahwa ada hasil

    “evidencebased” tentang salah satu intervensi kebidanan

    yang dapat digunakan untuk meningkatkan berat badan bayi

    melalui pemberian teknik pemijatan, sehingga menjadi

    pedoman dalam memberikan asuhan pada bayi secara

    profesional, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu bayi

    untuk perawatan kesehatan bayi dan mencegah masalah-

  • 9

    masalah kesehatan bayi lainnya yang dapat mempengaruhi

    pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui teknik pijat bayi.

    b. Manfaat bagi Penulis

    Dapat menambah wawasan khususnya tentang

    pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi,

    serta melatih peneliti dalam pembuatan proposal.

    c. Manfaat Bagi Institusi

    Sebagai tambahan sumber kepustakaan bagi

    mahasiswa kebidanan dalam meningkatkan pengetahuan

    khususnya mengenai pengaruh pijat bayi terhadap

    peningkatan berat badan bayi usia 0-12 bulan.

    d. Manfaat Bagi Penulis Selanjutnya

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

    sumber data atau informasi bagi pengembangan proposal

    penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan

    pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan

    bayi.

  • 10

    E. Keaslian Penelitian

    1. Dewi, Rahmayani. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan ibu terhadap pijat bayi usia 0-12 bulan dikomplek TNI

    AL Sabang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif

    analitik dengan jumlah sampel 40 responden menggunakan desain

    cross sectional. Analisa data menggunakan SPSS. Perbedaan

    penelitian ini dengan peneliti adalah terletak pada variabel

    penelitian dan metode penelitian.

    2. Anna, Astri., Sintia. (2007). Hubungan antara pijat bayi dengan

    kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di pondok bersalin desa

    Balak Siaga Cawas Klaten 2007. Jenis penelitian yang digunakan

    adalah deskriptif operasional dengan menggunakan pendekatan

    retrospektif. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian

    ini adalah case control. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti

    adalah terletak pada metode penelitian dimana penelitian ini

    menggunakan metode quasi eksperimen.

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    Telaah pustaka ini akan memberikan pemahaman tentang

    beberapa konsep yang berhubungan dengan bayi, pijat bayi dan

    peningkatan berat badan bayi.

    1. Bayi

    a. Pengertian bayi

    Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang

    manusia setelah lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini,

    perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian

    utama (Rizema, 2012).

    Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis

    perkembangan seseorang. Masa bayi dibagi menjadi dua

    periode, yaitu masa neonatal dan masa post neonatal. Masa

    neonatal dimulai dari umur 0 sampai 28 hari, sedangkan masa

    post neonatal dimulai dari umur29 hari sampai 11 bulan

    (Departemen Kesehatan, 2009).

    b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi

    1) Pertumbuhan bayi

    Menurut Hellbrugge. dkk, 1988 dalam (Maryunani,

    2011). Pertumbuhan adalah perubahan dari tubuh yang

    berhubungan dengan bertambahnya ukuran-ukuran tubuh.

  • 12

    Pertumbuhan berat badan dan panjang badan bayi sesuai

    umur bayi dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Balita

    Umur Berat (Gram) Panjang Badan

    (Cm)

    Standar Atas

    80% Standar

    80% Standar

    Lahir 0 –1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan

    3.400 4.300 5.000 5.700 6.300 6.900 7.400 8.000 8.400 8.900 9.300 9.600 9.900

    2.700 3.400 4.000 4.500 5.000 5.500 5.900 6.300 6.000 7.100 7.400 7.700 7.900

    50.5 55.0 58.0 60.0 62.5 64.5 66.0 67.5 69.0 70.5 72.0 73.5 74.5

    40.5 43.5 46.0 48.0 49.5 51.0 52.5 54.0 55.5 56.5 57.5 58.5 60.0

    1 thn 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

    10.600 11.300 11.900

    8.500 9.000 9.600

    78.0 81.5 84.5

    62.5 65.0 67.5

    2 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

    12.400 12.900 13.500 14.000

    9.900 10.500 10.800 11.200

    87.0 89.5 92.0 94.0

    69.5 71.5 73.5 75.0

    3 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

    14.500 15.000 13.500 16.000

    11.600 12.000 12.400 12.900

    96.0 98.0 99.5 101.5

    77.0 78.5 79.5 81.5

    4 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

    16.500 17.000 17.400 17.900

    13.200 13.600 14.000 14.400

    103.5 105.0 107.0 108.0

    82.5

    85.5 86.5

    5 thn 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0

    2) Perkembangan bayi

    Perkembangan adalah bertambah sempurnanya

    fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh

    kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak

    kasar dan halus, pendengaran, bicara, emosi-sosial,

    kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral

    (Muslihatun, 2011).

  • 13

    c. Bayi sehat dan bayi sakit

    Pada bayi yang sehat, umumnya ditandai oleh beberapa

    hal diantaranya:

    1) Matanya yang cemerlang saat menatap.

    2) Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh,

    kepala, kaki, dan tangan secara seimbang.

    3) Cukup "rakus" mengisap ASI.

    4) Tangisannya cukup bertenaga dan mudah ditenangkan

    lagi.

    5) Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara.

    6) Pernapasan 40-60x/menit dan suhu 36,5-37,5℃.

    Sementara, pada bayi yang sakit umumnya ditandai oleh:

    1) Matanya tidak cemerlang dan redup.

    2) Terlihat lemas dan malas bergerak.

    3) Susah disusui atau meminum susu.

    4) Sering nangis dan sulit ditenangkan (rewel).

    5) Lebih banyak tidur dari biasanya.

    6) Kemudian, diikuti gejala-gejala susulan seperti kaki dan

    tangannya terasa dingin (maupun panas), hidung berair

    (jika flu), batuk-batuk terkadang disertai muntah (jika

    infeksi tenggorokan), mencret-mencret (jika diare), suhu di

    atas 37,5℃ dan lain sebagainya. Tergantung dari penyakit

    yang dialaminya

  • 14

    d. Peran Bidan pada Bayi

    Bulan pertama kehidupan merupakan masa transisi dan

    penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena

    itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran

    bidan pada bayi satu bulan pertama dalam praktiknya

    dilakukan secara komprehensif dan multidisipliner, yakni

    perawatan anak (Muslihatun, 2011). sesuai dengan

    keputusan Menteri Kesehatan tentang registrasi dan praktek

    bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau

    tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi

    tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini

    dilakukan masyarakat adalah dengan pijat bayi (Destyna,

    2015).

    2. Pijat Bayi

    Dalam pijat bayi ini akan membahas mengenai pengertian

    pijat bayi, mengenal pijat bayi, manfaat pijat bayi, persiapan

    sebelum memijat dan tehnik pemijatan bayi.

    a. Pengertian pijat bayi

    Menurut Naurah (2009) bahwa pijat bayi adalah terapi

    sentuh tertua yang dikenal manusia dan paling popular. Pijat

    adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang

    dipraktekkan sejak awal diciptakan di dunia, mungkin karena

    pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses

    kelahiran manusia (Dewi Sri, 2014)

  • 15

    Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Seperti

    yang diuangkapkan oleh Dewi (2010) bahwa Pijat bayi dapat

    diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara

    ibu dan bayi, jadi pijat bayi ini merupakan suatu

    pengungkapan rasa kasih saying antara orang tua dengan

    anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat memberikan

    dampak sanagat luar biasa (Perpustakaan.uns.ac.id)

    Menurut Irfan (2008) dalam Imam Santoso (2010) Pijat

    bayi adalah suatu sentuhan ringan yang diberikan pada

    jaringanlunak yang member banyak manfaat pada tumbuh

    kembang anak.

    Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi

    atau anak yang bermanfaat untuk menstimulus tumbuh

    kembang bayi dan sebagai salah satu cara untuk

    mengungkapkan kasih saying orang tua terhadap anaknya

    (Uswatun, 2017).

    b. Mengenal pijat bayi

    Pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternative

    yang menjadi semakin popular karena kesederhanaan,

    efektivitas biaya, mudah dipelajari dan dapat dilakukan

    dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa

    melakukan pijat bayi secara mandiri. Pijat telah digunakan

    untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi

  • 16

    selama ratusan tahun dibanyak kebudayaan dan salah satu

    teknik terapi tertua di dunia. (Butsainatul, dkk. 2015).

    Menurut Suririnah (2009) dalam Dewi Sri (2014) bahwa

    pengalaman pijat yang pertama yang dialami manusia adalah

    pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir

    harus meninggalkan rahim yang hangat, aman dan nyaman

    dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia

    dengan kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan,

    tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman

    disekelilingnya, seperti halnya ketika berada didalam rahim.

    c. Manfaat pijat bayi

    Adapun manfaat pijat bayi menurut para ahli adalah

    sebagai berikut:

    1) Manfaat bagi bayi

    a) Efek biokimia dan fisik yang positif

    b) Meningkatkan berat badan.

    c) Meningkatkan pertumbuhan

    d) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi

    tidur lebih lelap

    e) Membina ikatan kasih sayang antara orang tua dan

    anak (bonding)

    f) Meningkatkan produksi ASI

    g) Sentuhan ibu akan membuat bayi merasa nyaman

  • 17

    h) Sentuhan akan meransang peredaran darah dan

    menambah energi sebenarnya

    2) Manfaat bagi orang tua

    a) Meningkatkan kepercayaan diri.

    b) Memudahkan orang tua mengenali bayinya.

    c) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak.

    d) Hiburan menyenangkan keluarga (Syaukani, 2015).

    Para ahli berpendapat, pemijatan bayi yang dapat

    dilakukan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan, lebih

    cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat

    keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan sejak

    kelahiran sampai bayi berusia 6 sampai 7 bulan

    (Syaukani, 2015).

    d. Mekanisme pijat bayi

    1) Meningkatkan aktifitas nervus vagus

    Hal ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami

    peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin

    sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi

    lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan karena

    itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi

    ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan

    mekanisme penyerapan makanan oleh nervusvagus

    sehingga nafsu makan bayi jugaakan meningkat yang

  • 18

    dapat secara langsung meningkatkan berat badan bayi

    (Syaukani, 2015).

    2) Produksi serotin meningkatkan daya tahan tubuh

    Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas

    neorotransmitter serotin, yaitu meningkatkan kapasitas sel

    reseptor yang berfungsi meningkatkan glucocorticoid

    (adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan

    menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon

    adrenalin (hormon stres) penurunan kadar hormon stres

    ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM

    dan IgG.

    3) Pijatan dapat mengubah gelombang otak

    Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih leleap dan

    meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal

    ini dikarenakan pijatan yang baik dapat mengubah

    gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara

    menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan

    gelombang beta serta tetha yang dapat dibuktikan dengan

    penggunaan EEG (electro encephalogram) (Syaukani,

    2015).

    e. Persiapan sebelum memijat

    Ada baiknya sebelum melakukan pemijatan, orang tua

    atau pemijat harus memperhatikan hal-hal berikut ini :

    1) Tangan harus bersih dan dalam keadaan hangat.

  • 19

    2) Kosongkan tangan dari segala perhiasan agar tidak

    mengakibatkan goresan pada kulit bayi, dan juga pastikan

    kuku tidak dalam keadaan panjang.

    3) Persiapan ruangan agar terasa hangat dan hindari

    ruangan yang terasa pengap.

    4) Pastikan perut bayi sudah terisi dan tidak dalam keadaan

    kosong.

    5) Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15

    menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan.

    6) Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.

    7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata,

    lembut dan bersih.

    8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi

    (baby oil atau lotion).

    9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan

    dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil

    mengajaknya bicara (Syaukani 2015).

    f. Teknik memijat bayi

    Seperti keterangan sebelumnya, pemijatan bayi memiliki

    mekanisme tersendiri.Pada dasarnya pijat bayi memiliki urutan

    sebagai berikut ini :

    1) Pijatan pada kaki

    Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dipraktekan

    dalam memijat kaki bayi, di antaranya:

  • 20

    a) Perahan (seperti memerah susu)

    Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal paha,

    seperti memegang pemukul pada olah raga softball,

    kemudian gerakan tangan ke bawah secara

    bergantian, seperti memerah susu.

    b) Peras dan putar

    Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua

    tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar

    kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha

    kearah mata kaki perlahan.

    2) Pijatan pada telapak kaki

    Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

    bergantian dan perlahan yang diawali dengan memijat

    tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. Pijatan

    pada kaki dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1 : Pijatan pada kaki

    3) Pijatan pada perut

    Pemijatan pada perut harus dilakukan dengan ekstra

    hati-hati, apalagi bagi orang tua yang baru punya anak

  • 21

    dan baru mempraktekan pijatan pada bayi. Gerakan

    pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi yaitu

    gerakakan mengayuh sepeda dengan melakukan gerakan

    memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda,

    dimulai dari bagian atas kebawah perut, gerakan ini

    dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan dan

    kiri.

    Pijatan pada perut dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2 : Pijatan pada perut

    4) Pijatan pada tangan

    Ada beberapa gerakan yang bisa dilakukan pemijatan

    pada tangan bayi, diantaranya sebagai berikut :

    a) Pijatan pada ketiak

    Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas

    kebawah.

    b) Peras dan putar

    Peras dan putarlah lengan bayi dengan lembut mulai

    dari pundak kepergelangan tangan.

    c) Membuka tangan

  • 22

    Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari

    pergelangan tangan kearah jari-jari.

    Pijatan pada tangan dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3 : Pijatan pada tangan

    5) Pijatan daerah muka

    Pijatan pada muka atau bayi akan merelaksasi dan

    melemaskan otot-otot wajah bayi, dan bayi akan terlihat

    lebih ceriah.

    a) Pijatan pada dahi

    Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada

    pertengahan dahi, lalu tekankan jari-jari dengan

    lembut mulai dari tengah dahi keluar kesamping

    kanan dan kiri.

    b) Pijatan pada alis

    Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis mata

    dengan menggunakan kedua ibu jari untuk memijat

    secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak

    mata, mulai dari tengah ke sampingseolah menyetrika

    alis.

  • 23

    c) Belakang telinga

    Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan

    tekanan lembut pada daerah belakan telinga kanan

    dan kiri (Syaukani, 2015). Pijatan pada wajah dapat

    dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4 : Pijatan pada wajah

    3. Peningkatan Berat Badan Bayi

    Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan

    semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot,

    lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator

    terbaik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan

    bayi. Peningkatan berat badan bayi merupakan perbandingan

    secara langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan sebelumnya

    dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang menunjukan

    peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Pada bayi yang

    lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari

    ke–10. Berat badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir

    pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi

    umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun

  • 24

    dan menjadi 4 kali lipat berat badan lahir pada umur 2 tahun

    (Sugiharti, dkk, 2012).

    Menurut Hidayat (2008) dalam Trisasmi dkk (2014),

    Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan

    apabila anak mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai

    6 bulan pertama pertambahan berat badan setiap minggu 140-200

    gram. Berat badan bayi akan meningkat pada akhir 6 bulan

    pertama. Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat

    badan berkisar antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat

    sebesar 3 kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama.

    Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

    dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada

    masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat

    laju pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis

    seperti dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu

    pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan

    dosis obat dan makanan (Trisasmi, dkk, 2014).

    Pengukuran berat badan menurut Hidayat (2008) bahwa

    perlu dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan

    semua jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak,

    organ tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status

    keadaan gizi atau tumbuh kembang anak (Dewi Sri, 2014).

    Salah satu prosedur yang dapat menggambarkan berat

    badan seseorang yaitu dengan cara penimbangan berat badan.

  • 25

    Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program

    perbaikkan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan dan

    peningkatan keadaan gizi anak. Anak sehat bertambah umur akan

    bertambah berat badannya dan persentase balita yang naik

    timbangannya dapat menggambarkan tingkat kesehatan balita di

    wilayah kerja. Penimbangan berat badan bayi sangat penting

    karena banyak fakta menunjukan pertumbuhan bayi yang tidak

    normal. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu

    upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi

    sehingga diketahui normal atau tidaknya pertumbuhannya. Berikut

    ini prosedur dalam melakukan penimbangan bayi yaitu:

    a) Cuci tangan

    b) Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan

    dilaksanakan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan

    keluarga dalam komunikasi.

    c) Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.

    d) Buka selimut bayi atau pakaian dibuat seminim mungkin,

    sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan.

    Lalu baringkan bayi di atas timbangan atau tidurkan bayi

    didalam timbangan bayi. Lihat ujung jarum yang menunjukkan

    besar berat badan bayi, baca berat badan.

    e) Rapikan bayi ke tempat semula.

    f) Catat berat badan pada lembar observasi.

    g) Bereskan alat.

  • 26

    h) Cuci tangan (Anggun, 2016)

    Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi,

    yang dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh

    berkelanjutan, mempertahankan perasaan aman pada bayi dan

    dapat mempererat tali kasih orang tua dengan anak. Pijat bayi

    merupakan salah satu stimulus dari luar yang bermanfaat untuk

    meningkatkan berat badan bayi, dan juga berperan bagi

    pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Sulung,

    dkk, 2014).

    Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim

    penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari

    makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi cepat lapar

    dan karena itu lebihsering menyusu sehingga meningkatkan

    produksi ASI (Suparyanto, 2011). Pemijatan juga meningkatkan

    mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga

    nafsu makan bayi jugaakan meningkat yang dapat secara

    langsung meningkatkan berat badan bayi (Asmar, 2012).

    B. Landasan Teori

    Landasan teori dalam penelitian ini mencakup pijat bayi dan

    peningkatan berat badan bayi. Dimana pijat bayi merupakan bentuk

    pengobatan alternative yang menjadi semakin popular karena

    kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah dipelajari dan dapat

    dilakukan dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa

    melakukan pijat bayi secara mandiri. (Butsainatul, dkk. 2015). Pijat

  • 27

    telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

    perawatan bayi selama ratusan tahun dibanyak kebudayaan dan

    salah satu teknik terapi tertua di dunia.

    Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi atau

    anak yang bermanfaat untuk menstimulus tumbuh kembang bayi dan

    sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan kasih saying orang tua

    terhadap anaknya (Uswatun, 2017).

    Pijat bayi sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu. Bagi bayi

    pemijatan dapat menimbulkan efek biokimia dan efek yang positif,

    meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan,

    meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap dan

    masih banyak manfaat lainnya. Sedangkan manfaatnya bagi ibu yaitu

    meningkatkan kepercayaan diri, memudahkan orang tua mengenali

    bayinya, membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi dan lain-

    lain (Syaukarni, 2015).

    Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan

    semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak,

    cairan tubuh, dll. Peningkatan berat badan bayi merupakan

    perbandingan secara langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan

    sebelumnya dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang

    menunjukan peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Berat

    badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5

    bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi

  • 28

    3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali lipat berat

    badan lahir pada umur 2 tahun (Sugiharti, dkk, 2012).

    Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

    dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada

    masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju

    pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis seperti

    dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat

    badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan

    makanan (Setiadi, 2008)

    Pengukuran berat badan menurut Hidayat (2008) bahwa perlu

    dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua

    jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, organ

    tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi

    atau tumbuh kembang anak (Dewi Sri, 2014).

  • 29

    C. Kerangka Teori

    Gambar 5. Kerangka teori

    (Sumber : Anggun Primanta G, 2016)

    Aktivitas Nervus

    Vagus

    Pijat Bayi

    Beta Endorphin Teori

    Bayi

    Gelombang

    Peningkatan tonus

    Nervus Vagus

    Peristaltik

    Meningkat

    Pengosongan

    Lambung Cepat

    Cepat Lapar

    Frekuensi Konsumsi

    Meningkat

    Penyerapan zat

    Nutrient Lebih Baik

    Peningkatan Berat

    Badan

  • 30

    D. Kerangka Konsep

    Kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki variabel

    independen (pijat bayi) dan variabel dependen (peningkatan berat

    badan bayi) yang terbagi dalam kelompok intervensi dan kelompok

    kontrol. Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada

    gambar 6.

    Gambar 6. Kerangka Konsep Penelitian

    E. Hipotesis Penelitian

    Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan

    bayi

    Pijat Bayi Peningkatan

    berat badan

    bayi

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan untuk proposal ini adalah

    quasi eksperimen (eksperimen semu). Penelitian quasi eksperimen

    (eksperimen semu) adalah desain penyusunan di mana penulis

    melakukan intervensi/perlakuan pada subjek (Sulistyaningsih, 2011).

    Tujuan Penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) dalam

    proposal ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

    perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

    sebenarnya (Setiadi, 2013).

    Rancangan penelitian yang digunakan dalam proposal ini

    adalah rancangan non equivalen kontrol group. Rancangan

    penelitian ini digunakan untuk membandingkan hasil intervensi

    program kesehatan di suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu

    kelompok yang benar-benar sama. Penelitian yang menggunakan

    desain penelitian eksperimental merupakan penelitian dengan

    hasil yang mendekati kebenaran (Nasir, 2011).

    Rancangan penelitian pada proposal ini dapat dilihat pada

    Gambar 7 :

    Pre Test Eksperimen Post Test

    Kel. perlakuan

    Kel. Kontrol

    Gambar 7: Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen

    O1 X O2

    O1’ O2’

  • 32

    Keterangan kelompok eksperimen:

    O1 = Pre-Test

    X = Perlakuan

    O2 = Post-test

    Keterangan kelompok kontrol:

    O1’ = Pre-Test

    O2’ = Post-test (Sulistyaningsih, 2011).

    Eksperimen ini dilakukan pada bayi usia 1-6 bulan yang berada

    di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yang telah memenuhi criteria

    inklusi dan ekslusi. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu

    kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kemudian dilakukan pre-

    test pada seluruh sampel (menimbang berat badan awal) dengan

    menggunakan timbangan bayi yang sudah terstandarisasi dan sudah

    digunakan untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang

    sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang

    sama, selanjutnya kelompok intervensi diberikan terapi pijat bayi

    sedangkan pada kelompok control tidak diberikan terapi pijat bayi.

    Perlakuan berlangsung selama 10 hari terhitung dari saat pemberian

    terapi pijat bayi pertama kali. Langkah akhir adalah melakukan post

    test (penimbangan berat badan akhir) dengan menggunakan

    timbangan bayi yang sudah terstandarisasi dan sudah digunakan

    untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang

    sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang

    sama, kemudian dilihat dan dibandingkan antara kelompok intervensi

  • 33

    dan kelompok control melalui uji statistic untuk melihat ada tidaknya

    pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi.

    B. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

    1. Waktu

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2018.

    2. Tempat

    Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

    Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel.

    C. Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini terbagi atas populasi dan sampel.

    1. Populsi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia

    1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yang

    berjumlah 160 orang bayi.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah 30 bayi yang berumur

    1-6 bulan yang tercatat di buku register Puskesmas Lalowaru.

    Dimana 15 sebagai kelompok intervensi dan 15 sebagai kelompok

    kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

    tehnik purposive sampling yaitu dengan pengambilan sampel

    minimum 15 subyek pergroup dimana penelitian eksperimental

    dengan kontrol eksperimen memiliki sampel minimum antara 10-

    20 responeden pergroup. Kriteria pemilihan sampel terbagi

    menjadi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

  • 34

    a. Kriteria Inklusi

    Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah

    karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi

    target dan terjangkau yang akan diteliti (Setiadi, 2013). Kriteria

    sampel inklusi dalam penelitian ini adalah :

    1) Bayi sehat.

    2) Orang tua responden yang bersedia untuk dilakukan

    pemijatan bayinya.

    b. Kriteria Ekslusi

    Kriteria ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) adalah m

    enghilangkan/mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi

    criteria inklusi dan studi (Setiadi, 2013). Kriteria sampel

    ekslusi dalam penelitian ini adalah :

    1) Orang tua responden yang tidak bertempat tinggal tetap di

    wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.

    2) Bayi yang tiba-tiba mengalami sakit selama proses

    penelitan.

    Dari hasil penarikan sampel ditetapkan responden

    penelitian berjumlah 30 bayi, yaitu 15 bayi sebagai kelompok

    intervensi yang diberikan pijat bayi dan 15 bayi sebagai

    kelompok kontrol yang tidak diberikan pijat bayi.

    D. Variabel Penelitian

    1. Variabel independen (bebas) dalam proposal ini adalah pijat bayi

    2. Variabel dependen (terikat) adalah peningkatan berat badan bayi

  • 35

    E. Definisi Operasional

    Dalam penelitian ini variable yang akan diteliti adalah

    sebagai berikut :

    1. Pijat bayi

    Upaya yang dilakukan oleh bidan melalui pijatan pada

    bagian-bagian tertentu tubuh bayi untuk meningkatkan berat

    badan bayi

    2. Peningkatan Berat badan bayi

    Berat badan bayi setelah dilakukan upaya pemijatan.

    Kriteria penilaian :

    Meningkat : Berat badan bayi meningkat >200 gram setelah

    dilakukan pemijatan selama 15 menit/hari dalam waktu 10

    hari

    Tidak meningkat : Berat badan bayi meningkat

  • 36

    2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari wilayah Puskesmas

    Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel terkait

    jumlah bayi yang berusia 1-6 bulan.

    G. Instrument Penelitian

    Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah

    timbangan bayi dan lembar observasi.

    H. Pengelolaan dan Analisis Data

    1. Pengelolaan Data

    Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data agar dapat

    dilakukan analisis sehingga menghasilkan informasi yang benar,

    ada 4 tahapan pengolahan data yang harus dilalui yaitu :

    a. Edit Data (Editing)

    Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu memeriksa

    kelengkapan isian kuisioner yang telah diisi responden. Jika

    ditemukan ada ketidak lengkapan, maka peneliti perlu

    menanyakan pada pengumpul data, untuk melengkapi data

    yang ada secepatnya, atau mencari responden lain dimana

    karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan responden awal

    sebagai pengganti.

    b. Mengkode data (Coding)

    Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada

    data-data yang sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan

    pengelolaan data selanjutnya. Contoh, untuk jenis kelamin

    diberi kode dengan pilihan laki-laki (L) dan perempuan (P).

  • 37

    c. Proses (Processing)

    Setelah semua kuisioner terisi dan benar, serta sudah

    melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah

    proses data agar data yang sudah dientri dapat dianalisis.

    Pemrosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data

    dari kuisioner kepaket program komputer.

    d. Pembersihan Data (Cleaning)

    Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali

    data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak,

    dengan cara:

    1) Mengetahui kehilangan data

    Cara mendeteksi adanya kehilangan data adalah dengan

    melakukan list (distribusi frekuensi) dan variabel yang ada.

    2) Mengetahui variasi data

    Dengan mengetahui variasi data akan diketahui apakah

    data yang dimasukkan benar atau salah, cara mendeteksi

    dengan cara mendeteksi dengan mengeluarkan distribusi

    frekuensi masing-masing variabel.

    3) Mengetahui konsistensi data

    Dengan cara menghubungkan dua variabel maka dapat

    mengetahui atau mendeteksi adanya ketidak konsistensi

    data (Dewi Sri, 2014).

  • 38

    2. Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat

    dan analisis bivariat.

    a. Analisis Univariat

    Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan

    dalam bentuk Tabel distribusi frekuensi dan diagram. Dalam

    penelitian ini dilakukan analisis univariat secara deskriptif

    sederhana berupa persentase. Rumus yang digunakan

    adalah:

    P =f

    nX 100%

    Keterangan:

    f = Frequensi setiap kategori variabel

    P = Persentase

    n = Jumlah sampel

    b. Analisis bivariat

    Uji statistik dengan menggunakan Microsoft excel dan Paired

    Test untuk menguji perbedaan dari data dependen (sampel

    terikat). Taraf kesalahan atau tingkat signifikasi (a) yang

    digunakan adalah 0,05 dengan confidence interval (CI) 95%.

  • 39

    Adapun rumus yang digunakan adalah

    𝑡𝑛 =�̅�

    𝑆𝑑√𝑛

    d̅ = ∑ = 1din

    in⁄

    Sd =√∑ = 1ni − (di − d̅)

    2

    n − 1

    Keterangan :

    Sd = Standar devisiasi

    n = Besar sampel

    �̅� = Rata-rata selisih

    𝑑𝑖 = Selisih

    𝑡𝑛 = Nilai t hitung

    Kriteria pengujian:

    a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0

    ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh pijat

    bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah

    kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara

    Kabupaten Konsel tahun 2018.

    b. Jika ρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0

    diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh

    pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di

    wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo

    Utara Kabupaten Konsel tahun 2018.

  • 40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. HASIL PENELITIAN

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    a. Keadaan Wilayah

    Puskesmas Lalowaru Merupakan salah satu dari 23

    Puskesmas yang ada di Kabupaten Konawe Selatan, yang

    terletak di Kelurahan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara.

    Jarak dari ibu kota Kabupaten lebih kurang 82 km dan dari ibu

    kota Provinsi lebih kurang 23 km

    b. Letak Geografi

    Bila ditinjau dari letaknya, batas wilayah kerja Puskesmas

    Lalowaru

    1) Sebelah utara, berbatasan dengan Kota Kendari

    2) Sebelah selatan, berbatasan dengan kecamatan Moramo

    3) Sebelah timur, berbatasan dengan laut banda

    4) sebelah barat, berbatasan dengan kecamatan Konda

    c. Luas Wilayah Kerja, Status Desa / Kelurahan dan Kepadatan

    Penduduk

    Luas Wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kec. Moramo

    Utara adalah ± 189.05 Km2 (BPS, 2017). Luas wilayah ini

    meliputi daerah hutan Negara. Jumlah desa / kelurahan

    seluruhnya di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yaitu terdiri

    dari 9 (Sembilan) desa yaitu Puasana, desa Tanjung Tiram,

  • 41

    desa Wawatu, desa Sanggula, desa Mekar Jaya, Lamokula,

    desa Mata Lamokula dan desa Lombuea serta 1 (Satu)

    Kelurahan yaitu Kelurahan Lalowaru sebagai ibu kota

    Kecamatan keacamatan dengan kepadatan penduduk yaitu

    42 jiwa/km2

    d. Keadaan Demografi

    Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

    pada tahun 2015 adalah sebesar 7.814 jiwa dengan proporsi

    penduduk yaitu laki-laki sebesar 3.954 jiwa dan perempuan

    sebesar 3.860 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 2.204 KK,

    yang tersebar dalam 9 desa dan 1 kelurahan.

    Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur,

    persentase kelompok umur terbesar yaitu berada pada

    kelompok umur 5-9 tahun yaitu 14,6% dari jumlah penduduk,

    dan persentase kelompok umur terkecil berada pada

    kelompok umur 70-74 tahun yaitu 1,1% dari jumlah penduduk

    Keseluruhan.

    e. Visi dan Misi Puskesmas Lalowaru

    1) Visi puskesmas Lalowaru

    Menjadikan Puskesmas Lalowaru sebagai Pusat

    Pelayanan Kesehatan Dasar Paripurna yang Bermutu,

    Merata, Mandiri dan Terjangkau dan Menjadikan pusat

    Pengembangan serta Pembangunan yang berwawasan

  • 42

    Kesehatan Masyarakat dalam upaya mewujudkan

    Kecamatan Moramo Utara Sehat .

    2) Misi Puskesmas Lalowaru

    ▪ Melakukan perencanaan lebih terarah dalam

    melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi

    promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

    ▪ Melakukan pelayanan pro aktif serta pemberian

    pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas

    bagi masyarakat.

    2. Karakteristik Responden

    Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin dan

    asupan nutrisi. Setiap karakteristik responden dibuat dalam tabel

    dengan tahapan pembuatan tabel sebagai berikut :

    a. Umur responden

    Karakterisitik responden berdasarkan umur bayi yang

    menjadi responden penelitian di Kecamatan Moramo Utara,

    dapat dilihat pada gambar distribusi umur berikut.

    Gambar 8. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Maoramo Utara Tahun 2018.

    1 bulan 2 bayi

    2 bulan 6 bayi

    3 bulan 8 bayi

    4 bulan 10 bayi

    5 bulan 4 bayi

  • 43

    Berdasarkan Gambar 8, dketahui responden terbanyak

    berumur 4 bulan yaitu 10 responden (33,3%), selanjutnya

    berumur 3 bulan sebanyak 8 responden (26,7%) kemudian

    responden berumur 2 bulan yaitu 6 responden atau sekitar

    (20%) kemudian bayi 5 bulan sebanyak 4 responden (13,3%)

    dan bayi umur 1 bulan sebanyak 2 responden (6,7%)

    sedangkan bayi umur 6 bulan tidak ada (0%). Umur bayi

    dihitung berdasarkan tanggal lahir bayi sampai hari

    pengambilan data awal bayi baik secara sekunder maupun

    primer.

    b. Jenis kelamin responden

    Karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin di

    Kecamatan Moramo Utara, dapat dilihat pada gambar

    distribusi berikut.

    Sumber : Data primer 2018 Gambar 9. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

    Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

    Berdasarkan Gambar 9. Responden terbanyak dalam

    penelitian ini, berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 16

    14

    16

    13

    13.5

    14

    14.5

    15

    15.5

    16

    16.5

    Laki-Laki Perempuan

  • 44

    responden sedangkan sisanya, responden berjenis kelamin

    laki-laki berjumlah 14 responden.

    c. Asupan nutrisi responden

    Karakterisitik responden berdasarkan asupan nutrisi di

    Kecamatan Moramo Utara, dapat dilihat pada gambar berikut.

    Sumber : Data Primer 2018 Gambar 10. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan

    Asupan Nutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

    Berdasarkan Gambar 10 diketahui bahwa bahwa bayi

    yang hanya diberi ASI sebanyak 8 bayi, sedangkan yang

    diberi namun juga diberikan makanan tambahan berupa sun

    biskuit sebanyak 17 bayi dan sisanya sudah tidak diberi ASI

    namun hanya makanan tambahan.

    d. Analisis univariat

    0

    10

    20

    ASIPASI

    ASI+PASI

    8

    5

    17

  • 45

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

    Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas

    Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 dapat dilihat

    pada Tabel 2.

    Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

    Peningkatan Berat Badan

    Frekuensi Persentasi (%)

    Ya 25 83,3

    Tidak 1 3,3

    Tetap 2 6,7

    Turun 2 6,7

    Jumlah (n) 30 100

    Sumber: Data Primer 2018

    Berdasarkan Tabel 2, responden yang mengalami

    peningkatan berat badan sebanyak 25 orang (83,3%) yang

    terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden

    yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 1

    orang (3,3%) dari kelompok intervensi, yang tetap sebanyak 2

    orang (6,7%) dan yang menurun sebanyak 2 orang (6,7) dari

    kelompok kontrol.

    e. Analisis bivariat

  • 46

    1) Pemberian Pijat Bayi Terhadap Peningkatan berat badan

    bayi

    Analisis pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

    badan bayi dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan

    pada Tabel 3.

    Tabel 3. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

    N Pemberian Pijat

    Bayi

    Peningkatan Berat Badan bayi

    (gram)

    Nilai T

    Sebelum Sesudah Hitung Tabel

    15 Ya 88.270 95.050 3,767

    2,045 15 Tidak 87.710 90.320

    Tabel 3 menunjukan bahwa dari 30 orang responden

    yang terbagi dalam kelompok intervensi yakni yang

    diberikan pijat bayi dan kelompok kontrol yang tidak

    diberikan pijat bayi, terdapat 25 responden yang

    mengalami peningkatan berat badan (83,4%) yang terdiri

    dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden

    yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak

    1 orang (3,3%) dan responden yang memiliki berat badan

    tetap sebanyak 2 orang (6,7%) dan responden yang berat

    badannya menurun sebanyak 2 orang (6,7%).

    Berdasarkan hasil uji t statistik dengan

    menggunakan paired t test didapatkan t hitung (3,767) > t

    tabel (2,045) oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel

    maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan ada

  • 47

    pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan

    bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Utara

    Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel 2018.

    B. PEMBAHASAN

    Dari hasil penelitian data demografi responden didapat rata-

    rata berat badan responden sebelum dan sesudah dipijat yaitu

    sebelum dipijat pada kelompok intervensi adalah 5.884 gr dan

    mengalami peningkatan berat badan setelah dipijat dengan rata-rata

    6.336 gr dengan standar deviasi 272,84 sedangkan pada kelompok

    kontrol rata-rata berat badan sebelum dipijat adalah 5.847 gr dan

    setelah dipijat mengalami peningkatan berat badan rata-rata 6.021 gr

    dengan standar deviasi 559,65.

    Berdasarkan hasil uji statistik paired test diperoleh hasil

    bahwa ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat

    badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada

    kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data yang diperoleh

    pada tabel 3 yang menunjukan bahwa responden yang terbagi dalam

    kelompok eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat 25

    responden yang mengalami peningkatan berat badan (83,3%) yang

    terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden yang

    tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5 orang (6,7%)

    2 orang dari kelompok intervensi dan 3 (10%/) dari dari kelompok

    kontrol.

    Secara rinci peningkatan berat badan bayi ditunjukan pada

  • 48

    Tabel 2. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t

    test didapatkan t = 3,767. Oleh karena t hitung (3,767) > t tabel

    (2,045) maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan ada

    pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di

    wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Utara Kecamatan Moramo Utara

    Tahun 2018.

    Peningkatan berat badan bayi tersebut tentunya sangat

    dipengaruhi oleh pemberian pijat bayi yang diberikan secara kontiniu.

    Pada dasarnya bayi yang dipijat akan mengalami peningkatan kadar

    enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari

    makanan pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar

    dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi

    ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme

    penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi

    juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat

    badan bayi (Syaukani, 2015).

    Berdasarkan pengamatan secara kualitatif, diketahui bahwa

    faktor-faktor perancu seperti asupan nutrisi yang didapatkan oleh

    responden penelitian ini juga memberi pengaruh yang cukup

    bermakna baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok

    kontrol.

    Dari Tabel 3 menunjukan bahwa responden yang terbagi

  • 49

    dalam kelompok eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat

    25 responden yang mengalami peningkatan berat badan (83.3%)

    yang terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden

    yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5 orang

    (6,7%) dari kelompok eksperimen dan kontrol. Dari 15 bayi intervesi

    yang mengalami peningkatan berat badan diketahui rata-rata bayi

    tersebut mendapatkan asupan nutrisi berupa ASI dan 2 responden

    yang tidak mengalami peningkatan berat badan bayi mendapatkan

    asupan nutrisi berupa PASI dan sebagian mendapatkan ASI namun

    juga telah diberikan PASI. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap

    sistem pencernaan bayi yang belum mampu mencerna dengan baik

    nutrisi berupa makanan pendamping ASI yang tidak sesuai dengan

    kebutuhan nutrisi bayi sehingga pertumbuhan bayi tidak menjadi

    optimal. Selain itu ibu tidak menyusui atau memberikan ASI pada

    bayinya setiap 2-3 jam sekali, hal ini tentu berpengaruh pada proses

    pemnuhan kebutuhan nutrisi bayi. Dan selain itu ibu yang telah

    memberikan PASI pada bayinya sudah jarang menyusui karena

    berfikir bahwa bayinya membutuhkan PASI dibanding ASI,

    sementara bayi yang berusia 0-6 bulan seharusnya mendapatkan

    ASI eksklusif.

    Seperti yang sudah dijelaskan bahwa terdapat beberapa

    faktor yang dapat mempengaruhi penigkatan berat badan pada bayi

    diantaranya adalah pengetahuan ibu mengenai gizi, status kesehatan,

    psikologi bayi, serta faktor pribadi dan kesukaan belum dapat

  • 50

    disingkirkan sebagai faktor perancu penelitian ini. Status sosial

    ekonomi dan budaya pangan mempunyai tanggung jawab yang cukup

    besar terhadap status kesehatan bayi. Namun, secara khusus

    penelitian ini membuktikan bahwa pemberian pijat bayi dapat

    membantu mengoptimalkan pertumbuhan bayi dengan peningkatan

    berat badan bayi.

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Tri Sasmi Irva (2014) dengan uji mann-Whitney didapatkan p value

    sebesar 0,01 (

  • 51

    meningkatkan glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses

    ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin

    (hormon stres) penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan

    daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG. Pijat bayi akan membuat

    bayi tidur lebih leleap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau

    konsentrasi. Hal ini dikarenakan pijatan yang baik dapat mengubah

    gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan

    gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha yang

    dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram)

    (Syaukani, 2015).

    Menurut Rini Sekartin, dokter spesialis anak dari Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia, pijatan pada bayi mampu

    merangsang motorik, membantu proses tidur, mengurangi rasa cemas

    dan keluhan. Terjadi peningkatan zat-zat makanan di saluran

    pencernaan dan mengembangkan mental anak, membuat suhu tubuh

    bisa lebih stabil serta mampu meningkatkan hormon gastrin dan

    insulin yang berperan dalam penyerapan makanan sehingga berat

    badan bayi naik lebih cepat (Sutrianto, 2014).

    Penelitian pijat bayi juga dilakukan oleh Universitas Gajah

    Mada pada tahun 2012, pijat bayi merupakan peluang yang

    berpengaruh terhadap peningkatan berat badan sebesar 2,68%.

    Kenaikan berat bayi berat lahir rendah yang diberikan perlakuan pijat

    selama 10 hari lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak

    dilakukan pijat (Asmar, 2012).

  • 52

    Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Underdown, (2006)

    seorang peneliti masalah anak dari Warwick Medical School, Institute

    of Education dan Universiity Warwick Coventry menyatakan bahwa

    pemijatan yang dilakukan pada bayi dan balita akan meningkatkan

    kesehatan fisik dan ketahanan tubuh dari berbagai penyakit. Pijat bayi

    juga diteliti oleh Stikes Fort De Kock Bukit tinggi, rata-rata berat badan

    pada minggu pertama sebesar 5.716,67 gram dari ke 12 responden

    bayi usia 3-4 bulan kemudian dilakukan pijat bayi selama kurang lebih

    15 menit sebanyak empat kali setiap minggu dalam waktu 1 bulan.

    Rata-rata berat badan bayi meningkat menjadi 6.366,67. Dari uraian

    tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 650 gram

    (Sulung, dkk, 2014).

    Penelitian yang dilakukan hayati (2012) dalam Tri Sasmi

    (2014) menyebutkan pijat bayi berpengaruh dalam meningkatkan

    kuantitas tidur bayi umur 3-6 bulan yang dipijat 2 kali sehari selama

    15 hari pada pagi hari sebelum mandi dan malam hari sebelum tidur.

    Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pijat bayi terhadap

    peningkatan berat badan bayi yang telah saya lakukan, telah

    diketahui bahwa pijat bayi memberikan manfaat yang sangat besar

    terhadap pertumbuhan bayi terutama peningkatan berat badan bayi.

    Selain itu, pijat bayi juga telah dibuktikan efektifitasnya terhadap

    pertumbuhan dan perkembangan bayi oleh beberapa peneliti dari

    berbagai universitas dan dan para ahli menyatakan bahwa bayi yang

    rutin diberikan pijat bayi akan memiliki sistem imunitas yang lebih

  • 53

    tinggi (bayi tidak gampang sakit) dan menunjukan sikap

    perkembangan motorik yang lebih cepat dibandingkan dengan bayi

    yang tidak diberikan pijat bayi. oleh karena itu, perlu adanya

    penerapan stimulasi bayi menggunakan pijat bayi agar pertumbuhan

    dan perkembangan bayi lebih optimal guna meningkatkan kualitas

    sumber daya manusuia yang unggul yang tercipta dan terasah pada

    1000 hari pertama kehidupannya.

  • 54

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa :

    1. Ada peningkatan berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan di

    wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara

    Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.

    2. Dari hasil penelitian yang dilakukan berat badan bayi yang

    meningkat adalah sebanyak 25 bayi dari 30 bayi yang menjadi

    responden 13 dari kelompok intervensi dan 12 dari kelompok

    kontrol di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo

    Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018

    3. Berdasarkan uji statistic ada pengaruh pijat bayi sebelum dan

    setelah dilakukan pemijatan terhadap peningkatan berat badan

    bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo

    Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan

    yang telah diuraikan maka saran penulis adalah :

    1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber penelitian

    berikutnya terutama mengenai pengaruh pijat bayi terhadap

    peningkatan berat badan bayi

    2. Bidan sebagai petugas kesehatan perlu lebih memahami tentang

    manfaat pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.

  • 55

    Konseling pada ibu menjadi faktor pendukung yang penting serta

    memberikan contoh cara memijat bayi yang baik dan benar.

    3. Dengan penelitian ini penulis diharapkan mampu menerapkan dan

    mempraktekkan teori-teori yang didapat dalam menyelesaikan

    penelitian ini setelah bekerja di lapangan nanti.

    4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber di

    perpustakaan Poltekkes Kemenkes Kendari khususnya mengenai

    pijat pijat bayi.

    5. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data

    atau informasi bagi penelitian berikutnya yang berhubungan

    dengan pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat bayi.

  • 56

    DAFTAR PUSTAKA

    Anggun, G. Primanta. (2016). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan

    Berat Badan Bayi. Di Akses Tanggal 01 Juli 2018. Asmar, (2012) Pengaruh Pijat Bayi Berat Lahir Rendah Terhadap

    Kenaikan Berat Badan Di Rsud Panembahan Senopati Bantul Tahun 2012. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016

    Badan Pusat Statistik (2017) Statistik Sulawesi Tenggara. Butsainatul, B. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat

    Bayi Terhadap Perilaku Ibu dalam Memijat Bayi Secara Mandiri di Kelurahan Girimargo Sragen. Diakses Tanggal 26 Juni 2018.

    Depkes RI. (2009). Manajemen Laktasi. Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

    Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Depkes (Departemen Kesehatan), (2012) Angka Kematian Bayi (AKB)

    atau Infant Mortality Rate. Diakses pada tanggal 25 juni 2015 Destyna, (2015) Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan

    Bayi Premature di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Diakses tanggal 23 Mei 2016

    Dewi, S. Marianty. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Pengetahuan Ibu Terhadap Pijat Bayi Usia 0-12 Bulan di Kompleks TNI AL Sabang. Diakses tanggal 28 Juni 2018

    Imam Santoso. (2010). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat

    Badan Pada Balita Gizi Kurang Usia 12-24 Bulan di Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul. Diakses Tanggal 28 Juni 2018

    Ivra, S. S., dkk. (2014). Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan

    Berat Badan Bayi. JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan Universiatas Riau.

    Lubis, H. (2015) Makalah Tentang Pentingnya Penimbangan Berat Badan

    Bayi/Balita. Diakses pada tanggal 25 juni 2016 Maryunani Anik, (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta,

    CV. Trans Info Media. Muslihatun Wafi Nur, (2011) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.

    yogyakarta, Fitramaya.

  • 57

    Nasir, (2011) Buku Ajar Metodologi Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta, Nuha Medika.

    Perpustakaan.uns.ac.id. Pijat Adalah Bentuk Kasih Sayang. Diakses

    Tanggal 26 Juni 2018 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Konsel. (2016) Laporan Tahunan

    Tahun 2016 Profil Kesehatan Puskesmas Lalowaru. (2017) Laporan Tahunan Program

    KIA Puskesmas Lalowaru Tahun 2017. Profil Kesehatan Indonesia, (2014) Tren Angka Kematian Neonatal, Bayi,

    dan Balita. Diakses pada tanggal 18 Juli 2016 Riskesdas. (2007). Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. Ditjen

    bina kesehatan masyarakat. Direktorat gizi masyarakat. Jakarta Rizema Putra Sitiava, (2012) Asuhan Neonates Bayi an Balita Untuk

    Keperaatan Dan Kebidanan. Jogjakarta, D-Medika. Setiadi, (2013) Riset dan Penelitian Keperawatan. Jakarta, fitramaya Sulung,Neila, Chania Dini Gayatri Ajeng, (2014) Efektivitas Massage Baby

    Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan di BPS bunda Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014. Diakses pada tanggal 25 Mei 2016

    Sutrianto Eko, (2014) Bayi Prematur Dipijat Saat Kondisi Stabil. Diakses

    pada tanggal 15 Juli 2016 Sugiharti Nining, YuliatiAlie (2012). Pengaruh Pemijatan pada Bayi Usia 4-

    6 Bulan terhadap Peningkatan Berat Badan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Diakses pada tanggal 29 Mei 2016

    Sulistyaningsih, (2011) Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-

    Kualitatif. Yogyakarta, GrahaIlmu. Suparyanto, (2011) Pijat Bayi. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016. Syaukani Aulia, (2015) Petunjuk Praktis Pijat, Senam, dan Yoga

    Sehatuntuk Bayi agar Tumbuh Kembang Maksimal. Yogyakarta, Araska.

  • 58

    Tri Sasmi. I, Oswati, H., Rismadefi (2014) Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. Jom PSIK. Vol. 1 No. 2

    Uswatun, A., dkk. (2007). Hubungan Antara Pijat Bayi dengan Kenaikan

    Berat Badan Bayi Umur 0-3 Bulan di Pondok Bersalin Desa Balak Siaga Cawas Klaten Tahun 2007. Diakses tanggal 28 Juni 2018.

    Uswatun, K. (2017). Pengaruh pijat Bayi Terhadap Pola Tidur pada Bayi

    Usia 3-6 Bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul. Di akses tanggal 26 Juni 2018.

  • Lampiran 1

    Lembar Persetujuan Menjadi Responden

    (Informed Consent)

    Saya bernama Yunianti / P00312017149 adalah mahasiswi di

    Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusuan Kebidanan Prodi D-IV. Saat ini

    saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh pijat bayi terhadap

    peningkatan berat badan bayi pada bayi umur 1-6 bulan di wilayah

    kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten

    Konawe Selatan Tahun 2018”. Penelitian ini merupakan salah satu

    kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Poltekkes

    Kemenkes Kendari.

    Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu agar bayinya

    menjadi responden dalam penelitian. Selanjutnya, jika ibu bersedia

    silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

    Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu

    bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun.

    Identitas pribadi bayi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan

    dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

    Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

    Kendari, Juli 2018

    Peneliti Responden ( Y u n i a n t i ) ( ……………………… )

  • Lampiran 2

    LEMBAR OBSERVASI

    NO.

    NAMA JK

    UMUR ASUPAN PEMBERIAN BB BAYI

    (INISIAL) (BULAN) NUTRISI PIJAT BAYI PRE POST

    1 BY. H P 4 ASI K. INTERV 6000 6300

    2 BY. P P 3 ASI K. INTERV 4900 5260

    3 BY. S P 3 ASI+PASI K. INTERV 5120 5350

    4 BY. M L 2 ASI K. INTERV 4800 5150

    5 BY. H L 4 ASI+PASI K. INTERV 6100 6650

    6 BY. P P 4 ASI+PASI K. INTERV 5000 5000

    7 BY.H L 2 ASI+PASI K. INTERV 4600 4950

    8 BY. I L 4 ASI+PASI K. INTERV 7150 7480

    9 BY. P P 5 ASI K. INTERV 7700 8800

    10 BY. M L 3 ASI+PASI K. INTERV 4700 5650

    11 BY. L P 3 ASI+PASI K. INTERV 4550 4950

    12 BY. S L 4 ASI K. INTERV 6150 6700

    13 BY. T L 5 PASI K. INTERV 7000 7360

    14 BY. M P 5 ASI+PASI K. INTERV 8200 8780

    15 BY. R P 4 ASI K. INTERV 6300 6670

    16 BY. Y P 1 ASI+PASI K. KONT 4300 4500

    17 BY. W P 3 ASI+PASI K. KONT 6550 6340

    18 BY. I L 2 ASI+PASI K. KONT 4560 4870

    19 BY. R P 2 PASI K. KONT 5500 5500

    20 BY. R L 4 ASI+PASI K. KONT 7200 7350

    21 BY. R L 4 PASI K. KONT 5300 5200

    22 BY. D P 2 ASI+PASI K. KONT 4650 4750

    23 BY. B P 4 ASI+PASI K. KONT 7300 7000

    24 BY. I P 3 ASI K. KONT 6400 6500

    25 BY. Z L 1 PASI K. KONT 4500 6550

    26 BY. K P 2 ASI K. KONT 4900 4950

    27 BY. L L 3 ASI+PASI K. KONT 4700 4820

    28 BY. S L 3 PASI K. KONT 6600 6680

    29 BY. N P 4 ASI+PASI K. KONT 7650 7900

    30 BY. T L 5 PASI K. KONT 7300 7410

  • Lampiran 3

    PROSEDUR PELAKSANAAN PIJAT BAYI

    A. Pijatan Pada Kaki

    1. Perahan (seperti memerah susu)

    Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal

    paha, seperti memegang pemukul pada olah

    raga softball, kemudian gerakan tangan ke

    bawah secara bergantian, seperti memerah

    susu.

    2. Peras dan putar

    Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan

    kedua tangan secara bersamaan, kemudian

    peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai

    dari pangkal paha kearah mata kaki perlahan.

    3. Pijatan pada telapak kaki

    Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari

    secara bergantian dan perlahan yang diawali

    dengan memijat tumit kaki menuju jari-jari

    diseluruh telapak kaki.

    B. Pijatan Pada Perut

    Gerakan pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi

    yaitu gerakakan mengayuh sepeda dengan

    melakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti

    mengayuh sepeda, dimulai dari bagian atas

  • kebawah perut, gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan tangan

    kanan dan kiri.

    C. Pijatan Pada Tangan

    1. Pijatan pada ketiak

    Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak

    dari atas kebawah.

    2. Peras dan putar

    Peras dan putarlah lengan bayi dengan

    lembut mulai dari pundak kepergelangan

    tangan.

    3. Membuka tangan

    Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari

    pergelangan tangan kearah jari-jari.

    D. Pijatan Daerah Muka

    1. Pijatan pada dahi

    Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada

    pertengahan dahi, lalu tekankan jari-jari

    dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar

    kesamping kanan dan kiri.

    2. Pijatan pada alis

    Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis

    mata dengan menggunakan kedua ibu jari

    untuk memijat secara lembut pada alis mata

  • dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah

    menyetrika alis.

    3. Belakang telinga

    Dengan memepergunakan ujung-ujung jari,

    berikan tekanan lembut pada daerah belakan

    telinga kanan dan kiri.

  • Lampiran 4

    PROSEDUR PENIMBAGAN BAYI 1. Cuci tangan

    2. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilaksanakan,

    sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan keluarga dalam

    komunikasi.

    3. Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.

    4. Buka selimut bayi, lalu baringkan bayi di atas timbangan, baca berat

    badan.

    5. Rapikan bayi ke tempat semula.

    6. Catat berat badan pada lembar observasi.

    7. Bereskan alat.

    8. Cuci tangan .

  • Lampiran 5

    PROTAP PENELITIAN TENTANG PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI

    PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA

    KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2018

    1. Menjelaskan prosedur teknik pijat bayi kepada orang tua responden

    atau keluarga

    2. Mempraktekkan prosedur teknik pijat pada bayi kepada orang tua

    bayi.

    3. Melakukan informed consent pada pihak keluarga responden.

    4. Melakukan penimbangan kepada responden sebelum dilakukan

    pemijatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

    5. Melakukan pemijatan pada kelompok intervensi 1 x sehari dalam

    15 menit selama 10 hari

    6. Melakukan penimbangan setelah dilakukan pijat bayi pada

    kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

    7. Menganalisa data yang sudah terkumpul dan disajikan dalam bentuk

    tabel.

  • Lampiran 6

    MASTER TABEL HASIL PENELITIAN

    NO.

    NAMA JK

    UMUR ASUPAN PEMBERIAN BB BAYI SELISIH KET

    (INISIAL) (BULAN) NUTRISI PIJAT BAYI PRE POST

    1 BY. H P 4 ASI K. INTERV 6000 6300 300 NAIK

    2 BY. P P 3 ASI K. INTERV 4900 5260 360 NAIK

    3 BY. S P 3 ASI+PASI K. INTERV 5120 5350 230 NAIK

    4 BY. M L 2 ASI K. INTERV 4800 5150 350 NAIK

    5 BY. H L 4 ASI+PASI K. INTERV 6100 6650 550 NA