84
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PESERTA DIDIK MI TSAMROTUL HUDA II JATIROGO BONANG DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh: AHMAD FAUZI ANNUZUL (073111059) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP

DIRI POSITIF PESERTA DIDIK MI TSAMROTUL HUDA II

JATIROGO BONANG DEMAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

AHMAD FAUZI ANNUZUL

(073111059)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Fauzi Annuzul

NIM : 073111059

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 23 Mei 2012

yang menyatakan,

Ahmad Fauzi Annuzul

NIM. 073111059

Page 3: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

iii

Page 4: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

iv

Page 5: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

v

Page 6: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

vi

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

Terhadap Konsep Diri Positif Peserta Didik

MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak.

Penulis : Ahmad Fauzi Annuzul

NIM : 073111059

Skripsi ini membahas pengaruh pola asuh orang tua terhadap konsep diri

positif peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak. Kajianya

dilatarbelakangi oleh konsep diri yang ada pada diri peserta didik MI Tsamrotul

Huda II masih kurang terbentuk. Hal ini dilihat dari rasa percaya diri anak yang

kurang, merasa rendah diri bila berbeda pendapat dengan orang lain dan tidak bisa

mengontrol dan mendisiplinkan diri mereka sendiri.

Mayoritas riwayat pendidikan orang tua peserta didik adalah MTs / SMP

sehingga mereka kurang begitu mengetahui tentang bagaimana cara mendidik

anak yang baik dan efektif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab

permasalahan : 1) Untuk mengetahui pola asuh orang tua pada peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak? 2) Untuk mengetahui konsep diri

yang positif pada peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak? 3)

Untuk mengetahui adakah pengaruh antara pola asuh orang tua dengan konsep diri

peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak?

Permasalahan di atas dibahas melalui penelitian kuantitatif. Sampel

penelitian sebanyak 57 diambil dari kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda II

Jatirogo Bonang Demak. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen yang

berupa angket, dan dokumentasi.

Data yang diperoleh melalui instrumen angket dan dokumentasi dianalisis

dengan menggunakan analisis anava. Kajian ini menunjukkan bahwa: 1)

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil angket tentang pola asuh orang

tua pada peserta didik kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang

Demak menunjukkan bahwa 8 peserta didik diasuh dengan menggunakan pola

asuh otoriter, 8 diasuh dengan pola asuh demokratis, dan 41 peserta didik diasuh

dengan menggunakan pola asuh permisif. 2) Berdasarkan hasil perhitungan Mean,

diketahui bahwa Mean dari variabel Y (konsep diri) adalah 48,625 dari pola asuh

otoriter, 48,512 dari pola asuh permisif , dan mean tertinggi terdapat pada pola

asuh demokratis yaitu 78. 3) Ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang

tua terhadap konsep diri positif peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo

Bonang Demak. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

analisis anava satu jalur diperoleh nilai Fhitung = 182,395. Kemudian

dikonsultasikan pada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Diketahui

bahwa Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,17. dan pada taraf signifikansi 1% =

5,01. Maka nilai Fhitung sebesar 182,395. lebih besar daripada Ftabel, baik pada taraf

signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian, hasilnya dinyatakan signifikan

dan hipotesis yang diajukan diterima. Artinya ada pengaruh antara pola asuh

orang tua terhadap konsep diri positif peserta didik kelas V dan VI MI Tsamrotul

Huda II Jatirogo Bonang Demak.

Page 7: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

vii

KATA PENGANTAR

حيم الر حمن الر اهلل بسم

Asslamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil ’aalamiin, berkat usaha keras yang tidak terlepas dari

rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah SWT, penulis mampu menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh pola asuh orang tua otoriter terhadap

konsep diri peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak.” Satu

kebahagiaan tersendiri penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini, meskipun

sesungguhnya masih banyak dijumpai kekurangan. Shalawat serta salam semoga

tercurahkan kepangkuan beliau junjungan Nabi Agung Muhammad SAW. yang

telah membawa umat Islam ke arah perbaikan, peradaban, dan kemajuan sehingga

kita dapat hidup dalam konteks beradab dan modern.

Rasa syukur tidak ada hentinya penulis tujukan kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Islam. Meskipun banyak cobaan dan rintangan yang dihadapi, namun

semua itu berkat dukungan dari pihak-pihak yang selalu memberikan semangat

hingga penulisan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang. Terima kasih karena sudah memberikan izin penelitian sehingga

penelitian bisa berjalan dengan lancar.

2. Drs. Abdul Wahid, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, dan Dra. Mntholi’ah,

M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang tak kenal lelah membimbing dan

mengarahkan penulis selama penulisan skripsi.

3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah membuka

cakrawala pemikiran lebih giat menggali dan mengembangkan keilmuan Islam

bagi penulis.

Page 8: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

viii

4. Nasirudin, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

5. Dra. Ani Hidayati, M.Ag, selaku dosen wali yang senantiasa sabar dalam

memberi pengarahan demi kelancaran dalam perkuliahan.

6. Dosen dan Staf Pengajar di IAIN Walisongo Semarang, khususnya Ibu Erviin

dan semua Dosen PAI yang telah membekali berbagai ilmu dan pengetahuan.

7. Dr. Mustaqim, M.Pd., Dr. Muslih, M.A., Drs. Darmuin, M.Ag., dan Mursid,

M.Ag. Terima kasih karena sudah memberikan pelajaran singkat terhadap

penulis.

8. Kepala Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Tsamrotul Huda II Jatirogo yang telah

berpartisipasi aktif dalam membantu penulis selama mengumpulkan data di

Madrasah Ibtidaiyah Tsamrotul Huda II Jatirogo.

9. Ayah dan Ibu tercinta (Kasdi Asmuin dan Faridah) yang senantiasa berusaha

dengan keras, mendo’akan setiap langkah yang penulis tempuh, serta menjadi

inspirasi bagi penulis untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal.

semoga Allah Ta’ala senantiasa ridho dan inayah, kebahagiaan serta

memberikan kesehatan kepada beliau.

10. Segenap keluarga besar (K.H Nurhadi, alm.), mbah Ibu (ibu Afiyah, almrh.)

(budhe sehah, paklek Dul, paklek Um, paklek Ali, paklek Udin, paklek Sal,

paklek Zen, bulek Umi, bulek Nur, bulek Sol, bulek Mud, mbak Lut, mbak

Safi’, mas Haqi. Karena mereka semualah penulis bisa tegar dalam menjalani

hari demi hari dalam penyusunan skripsi.

11. Sahabat- sahabat PAI B, PPL SMA Walisongo, KKN ke 57 Posko 37 yang

selalu berjuang bersama, yang penulis anggap sebagai keluarga, meskipun

tidak ada ikatan darah yang mengalir. Serta teman-teman yang menyertai

perjuangan di IAIN WALISONGO ini baik jurusan PAI, PBA, PGMI, TBI,

Tadris-tadris lain dan teman-teman fakultas selain Tarbiyah..

12. Teman-teman seperjuangan (Lutfi, Ishom, Paijo, Imam, Danu, Fadli, Zudit,

Madon, dan teman-teman lainya yang tidak bisa penulis sebut namanya satu

persatu.

Page 9: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

ix

13. Mas Aunur Rahman terima kasih penulis ucapkan karena sudah mau

membimbing secara intensif pasca terpuruk sehingga penulis bisa bangkit dan

bisa melanjutkan kembali untuk menyusun skripsi.

14. Khusus buat dek Lia, terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan,

karena sudah memberikan semangat, nasehat, motivasi, inspirasi dan selalu

setia menemani dan menunggu disaat bimbingan, mau menjadi teman belajar,

menjadi teman curhat, menjadi teman disaat galau, dan terima kasih karena

sudah mau menjadi “sesuatu” buat penulis.

Kepada mereka semua peneliti tidak dapat memberikan apa-apa, hanya

ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas

semua amal kebaikan mereka dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan

Inayah-Nya.

Ridho Allah semoga tercurahkan atas semua dukungan dan bantuan semua

pihak menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala. Dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amiin Ya Rabbal

‘Alamiin…

Semarang, 26 Juni 2012

Penulis,

Ahmad Fauzi Annuzul

NIM. 073111059

Page 10: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii

PENGESAHAN ................................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ........................................................................................ iv

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 6

B. Kerangka Teoritik .................................................................... 7

1. Pola Asuh Orang Tua ....................................................... 7

a. Pengertian Pola Asuh ................................................. 7

b. Tugas Dan Kewajiban Orang Tua ............................. 10

c. Macam-macam Pola Asuh ......................................... 11

2. Konsep Diri ....................................................................... 16

a. Pengertian Konsep Diri ............................................ 16

b. Pembagian Konsep Diri ............................................. 18

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ...... 23

3. Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Konsep Diri Anak . 26

C. Rumusan Hipotesis .................................................................. 29

Page 11: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

xi

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 30

C. Populasi, Sampel Penelitian ..................................................... 31

D. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................ 31

E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 32

F. Metode Analisis Data ............................................................... 33

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Umum Hasil Peneliian .................................................... 38

B. Deskriptif Data Penelitian ........................................................ 39

C. Analisis Pendahuluan ............................................................... 40

D. Analisis Uji Hipotesis .............................................................. 47

E. Analisis Lanjut ......................................................................... 52

F. Keterbatasan Penelitian............................................................. 53

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 55

B. Saran ........................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan lembaga yang paling penting dalam membentuk

kepribadian anak. Esensi pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga,

sedangkan sekolah hanya berpartisipasi.

Keluarga adalah unit sosial terkecil yang memberikan fundasi primer

bagi perkembangan anak, juga memberikan pengaruh yang menentukan bagi

pembentukan watak dan kepribadian anak yaitu memberikan stempel, yang

tidak bisa dihapuskan bagi kepribadian anak. Maka baik buruknya keluarga

ini memberikan dampak yang positif atau negatif pada pertumbuhan anak

menuju kepada kedewasaannya.1

Psiko dinamik memandang bahwa, keluarga merupakan lingkungan

yang sosial yang secara langsung mempengaruhi individu. Keluarga

merupakan lingkungan mikrosistem, yang menentukan kepribadian dan

kesehatan mental anak. Keluarga lebih dekat hubungannya dengan anak

dibandingkan dengan masyarakat luas. Karena itu dapat digambarkan

hubungan ketiga unit itu sebagai anak - keluarga - masyarakat. Artinya

masyarakat menentukan individu. Dengan demikian, keluarga merupakan

lingkungan yang sangat penting dari keseluruhan sistem lingkungan.2

“Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri anak sendiri

(persepsi diri). Persepsi diri tersebut dapat bersifat sosial, fisik, dan psikologis

yang diperoleh dari pengalaman berinteraksi dengan orang lain”.3

Ada pun orang lain yang dimaksud dan yang akan membubuhkan tanda

pada konsep diri seseorang anak adalah orang tua, kawan sebaya, dan

masyarakat termasuk guru yang ada di sekolah. Orang tua kita adalah kontak

1 Kartini Kartono, Hygiene Mental, (Bandung: Mandar Maju, 1989), hlm. 166.

2 Moeljono Noto Soedirdjo dan Latipun, Kesehatan Mental, (Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang 2002), hlm. 123.

3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm.

99.

Page 13: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

2

yang paling awal yang kita alami dan yang paling kuat. Dan karena mereka

sangat penting, apa yang dikomunikasikan oleh orang tua pada anak lebih

menancap dari pada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya.4

Konsep diri yang tinggi pada anak dapat tercipta apabila kondisi

keluarga ditandai dengan adanya integritas dan tenggang rasa yang tinggi

antar angggota keluarga. Juga oleh sikap ibu yang puas terhadap hubungan

ayah-anak, mendukung rasa percaya dan rasa aman anak, pandangan positif

terhadap dirinya sendiri dan terhadap suaminya. Adanya integritas dan

tenggang rasa, serta sikap positif dari orang tua, akan menyebabkan anak

memandang orang tua sebagai figur yang berhasil dan menganggap ayah

sebagai teman karib atau orang yang dapat dipercaya. Kondisi keluarga yang

demikian dapat membuat anak menjadi lebih percaya dalam membentuk

seluruh aspek dalam dirinya Karena ia mempaunyai model yang dapat

dipercaya.5

Konsep diri yang ada pada diri peserta didik MI Tsamrotul Huda II

masih kurang terbentuk. Hal ini dilihat dari rasa percaya diri anak yang

kurang, merasa rendah diri bila berbeda pendapat dengan orang lain dan tidak

bisa mengontrol dan mendisiplinkan diri mereka sendiri.

Mayoritas riwayat pendidikan orang tua peserta didik adalah MTs /

SMP sehingga mereka kurang begitu mengetahui tentang bagaimana cara

mendidik anak yang baik dan efektif, mereka masih menggunakan metode

lama atau metode tradisional yang berasal dari masyarakat otoraktis yaitu

dengan cara menghukum apabila anak melakukan kesalahan, memerintah

anak dengan tanpa menjelaskan alasan, mengomentari anak dengan komentar

yang menjatuhkan. Cara seperti itu dapat menghalangi anak untuk

mengekspresikan diri dan dapat menumbuhkan perasaan kurang percaya diri

dan minder, yang selanjutnya mengakibatkan munculnya fenomena prilaku

yang tidak wajar karena konsep diri yang kurang terbentuk (lemah)

4 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunungjati, 2002),

hlm. 34.

5 Clara R. Pudjijogyanti, Konsep Diri Dalam Pendidikan, (Jakarta: ARCAN, 1991), hlm.

31-32.

Page 14: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

3

Keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas

generasi yang akan datang. Keluarga merupakan lembaga yang mempengaruhi

perkembangan kemampuan anak untuk menaati peraturan (disiplin), mau

bekerja sama dengan orang lain, bersikap toleran, mengahrgai pendapat

gagasan orang lain, mau bertanggung jawab dan bersikap matang dalam

kehidupan.6

Anak-anak hari ini adalah orang dewasa dimasa yang akan datang.

Mereka akan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang cukup besar

sebagaimana dalam kehidupan orang-orang dewasa pada umumnya.7

Bagaimana keadaan orang dewasa dimasa yang akan datang sangat tergantung

kepada sikap dan penerimaan serta perlakuan orang tua terhadap anak-

anaknya pada saat sekarang.

Orang tua yang bersikap otoriter dan yang memberikan kebebasan

penuh menjadi pendorong bagi anaknya untuk berperilaku agresif.8 Sikap

orang tua yang kasar dan keras, perilaku orang tua yang menyimpang,

dinginnya hubungan antara anak dengan orang tua dan antara ayah dengan

ibu, menjadi pendorong utama anak berperilaku agresif. Berbeda dengan

orang tua yang bersikap demokratis tidak memberikan andil terhadap perilaku

anak untuk agresif dan menjadi pendorong terhadap perkembangan anak ke

arah yang positif.

Memaksakan kehendak orang tua terhadap anak juga merupakan

kebiasaan yang perlu dihindarkan, sebab anak masih tumbuh dan berkembang.

Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tentu keadaan anak jauh

berbeda dengan kedua orang tuanya. Janganlah diminta dan diharapkan sama,

sebab memang berbeda dalam kenyataannya. Jika anak kurang berminat

dalam bidang matematika dan tertarik kepada masalah-masalah sosial,

mengapa tidak kita biarkan dan mengarahkan mereka pada perkembangan

6 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2008), hlm. 40-41.

7 Hasan Basri, Keluarga Sakinah, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 85.

8 Moh. Shohib, Pola Asuh Orang Tua, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 4.

Page 15: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

4

minat dan bakatnya agar lebih baik lagi. Mengapa kita inginkan dan kita

paksakan agar anak kita “harus” mempunyai minat dan bakat yang sama

dengan diri kita sendiri, padahal jelas bahwa anak adalah anak kita dan bukan

diri kita sendiri.9

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul dan untuk membatasi permasalahan yang ada,

penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pola asuh orang tua pada peserta didik MI Tsamrotul Huda II

Jatirogo Bonang Demak ?

2. Bagaimana konsep diri yang positif pada peserta didik MI Tsamrotil Huda

II Jatirogo Bonang Demak ?

3. Adakah pengaruh pola asuh orang tua terhadap konsep diri peserta didik

MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua yang ada pada peserta didik MI

Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak.

2. Untuk mengetahui konsep diri peserta didik MI Tsamrotul Huda II

Jatirogo Bonang Demak.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara pola asuh orang tua dengan

konsep diri positif peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang

Demak.

9 Hasan Basri, Keluarga Sakinah, hlm. 111.

Page 16: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

5

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan tambahan informasi kepada mahasiswa Tarbiyah sebagai

calon pendidik tentang hal-hal yang berkaitan tentang pola asuh orang tua

dengan konsep diri.

2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi MI Tsamrotul Huda II Jatirogo

Bonang Demak khususnya bagi guru, sehingga dapat memberi motivasi.

Page 17: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

6

BAB II

POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI POSITIF

PESERTA DIDIK

A. Kajian Pustaka

Kajian yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh :

1. Munthohiroh Hidayati NIM. 073111354 dengan judul skripsi “pengaruh

pola asuh demokrasi orang tua terhadap tingkat kecerdasan interpersonal

anak didik di Bustanul Atfal Aisyiyah Kowangan Kabupaten

Temanggung” dengan hasil penelitian ada pengruh yang signifikan

dengan garis regresi y = 0,56 x + 34,97 seangkan hasil penelitian ini

diperoleh Freg sebesar 14,53 lebih besar dari F tabel taraf signifikan 5% =

4,04 dan taraf signifikan 1% = 7,19.

2. Penelitian Afizul Chusna NIM. 3103053 dengan judul skripsi “pengaruh

sikap over protective orang tua terhadap sikap mandiri anak studi atas

siswa kelas V dan VI SD Islam Al Azhar 25 Semarang” denga hasil

penelitian menunjukkan bahwa rxy = 0,804 > r tabel pada taraf signifikan

r(0,01) = 0,306 dan r(0,05) = 0,235 sedangkan hasiol analisis regresi diperoleh

Freg = 128,061 > F tabel pada taraf signifilkan F(0,01) = 7,08 dan F(0,05) =

4.00 penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara

sikap over protective orang tua terhadap sikap mandiri anak.

3. Penelitian yang dilakukan Qomaruddin NIM. 0731110394 dengan judul

“pengaruh kepedulian orang tua terhadap kedisiplinan siswa belajar

agama di MI Muhammadiyah Kuwon Masaran sragen tahun pelajran

2008/2009” dengan hasil penelitian rxy = 0,226 dan rt (0,05) = 0,244 dan rt

(0,01) = 0,317. Karena rxy < rt maka taraf signifikan 5% dan 1% berarti tidak

signifikan dan hipotesisi yang menyatakan tidak ada pengaruh kepedulian

orang tua terhadap kedisiplinan siswa belajar Agama di MI

Muhammadiyah Kuwon Masaran Sragen tahun 2008/2009 adalah

diterima.

Page 18: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

7

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa penelitian yang akan

dilakukan ini berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Persamaan dari penelitian tersebut adalah sama-sam peneliti pola asuh orang

tua. Akan tetapi, yang berbeda dalam penelitian ini adalah lebih menekankan

kepada pola asuh orang tua dan pengaruhnya terhadap konsep diri positif

peserta didik.

B. Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan

asuh. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, “kata pola berarti model,

sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap), sedangkan kata asuh

mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri

sendiri”. 1

”Pola asuh diartikan cara membimbing atau bimbingan yaitu bantuan

pertolongan yang diberikan individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan dalam hidupnya agar supaya individu atau seorang individu itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.2

Sedangkan orang tua adalah ayah dan ibu. Dengan demikian pola

asuh orang tua dapat diartikan sebagai cara membimbing yang dilakukan

oleh ayah dan ibu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam

hidup seorang anak sehingga dapat mencapai kesejahteraan dalam

hidupnya

Keluarga yang ditandai oleh keharmonisan hubungan (relasi)

antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak, serta ibu dengan anak. Dalam

keluarga ini orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Orang tua

sebagai koordinator harus berperilaku proaktif jika anak menentang

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2002), hlm. 885.

2 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi

UGM, 1989), hlm. 5.

Page 19: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

8

otoritas, segera ditertibkan karena di dalam keluarga terdapat aturan-

aturan dan harapan-harapan.3

Banyak orang tua mengalami kesulitan dalam memahami perilaku

anak-anaknya yang sering kali terlihat tidak logis dan tidak sesuai dengan

perasaan sehat. Untuk memahami anak, membina kehidupan jasmaniah,

kecerdasan, perkembangan sosial dan perkembangan emosionalnya, orang

tua dituntut untuk memilki pengetahuan tentang perilaku mereka. Anak

sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang, dan bersama-

sama mereka orang tua mengambil keputusan yang tepat mengenai cara-

cara yang dapat mendorong perkembangan hidup mereka.4 Anak-anak

tidak berkembang secara terpisah dari anggota komunitas yang lain.

Seluruh perilakunya, ungkapan bahasanya, pola bermainnya, emosinya,

dan keterampilannya, dipelajari dan dikembangkan dalam situasi yang

melingkunginya.

Kelurga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya

mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih

sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun

sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk

mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang

sehat.5

Anak-anak hari ini adalah orang dewasa di masa yang akan

datang. Mereka akan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang

cukup besar sebagaimana dalam kehidupan orang-orang dewasa pada

umumnya.6 Bagaimana keadaan orang dewasa di masa yang akan datang

3 Moh Shochib, Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin

Diri, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 19.

4 Maurice Bolson, Bagaiman Menjadi Orang Tua Yang Baik, Terj. H. M. Arifin, (Jakarta:

Bumi Aksara, 1993), Hlm. 13.

5 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2008), hlm. 37.

6 Hasan Basri, Keluarga Sakinah, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 85.

Page 20: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

9

sangat tergantung kepada sikap dan penerimaan serta perlakuan orang tua

terhadap anak-anaknya pada saat sekarang

Sehubungan dengan hal-hal di atas, maka tidak ada alternatif lain

kecuali mendidik anak-anak serta membimbingnya. Jaman selalu berubah,

putaran dan pergantian masa begitu cepat. Suasana lingkungan dan

perkembangan teknologi mempunyai dampak yang besar terhadap

kehidupan kerohanian dan perubahan nilai-nilai. Bertolak dari sinilah

bimbingan mutlak harus diberikan kepada anak-anak. Karena bila tidak

mereka akan kewalahan menghadapi perkembngan jaman.7 Dalam surat

An Nahl ayat: 78 Allah berfirman:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.8 (Q.S.

An Nahl: 78)

Penjelasan dari ayat di atas adalah, Allah SWT. Berfirman

mmemberi tahu tentang kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaan

terhadap segala sesuatu. Allah kemudian menyebut nikmatnya kepada

hamba-hambanya yang telah mengeluarkan mereka dari perut ibu-ibu

mereka dalam keadaan yang tidak mengetahui sesuatu. Kemudian kepada

mereka diberi indera pendengaran untuk menangkap suara, indera

penglihatan untuk melihat benda-benda yang dapat dilihat, dan hati (akal)

dengan perantaranya mereka dapat membedakan hal-hal yang baik dan

yang buruk, yang bermanfaat atau mandharat. Indera-indera ini diberikan

7 Umar Hasyim, Anak Saleh II, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, (Surabaya: PT Bina

Ilmu, 2010), hlm. 14.

8 Mahmud Junus, Tarjamah Al-Qur’an Al- Karim, (Bandung: PT. Al Maarif, 1986), hlm.

249.

Page 21: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

10

kepada manusia secara bertahap makian tumbuh jasmaninya makin kuat

penangkapan indera-inderanya itu hingga mencapai puncak.9

2. Tugas Dan Kewajiban Orang Tua

Sebelum anak mengenal sekolah dan masyarakat lingkungan

dimana dia bergaul dengan orang lain, terlebih dahulu ia hidup dalam

alam dan udara keluarga. Dalam keluarga itulah dia mengenal pendidikan

atau mengenyamnya pada mula pertama kali.10

Ada keyakinan yang sekarang masih dianggap benar oleh sebagian

masyarakat, ada anggapan bahwa tugas orang tua terhadap anak ialah

hanya sampai kepada menjodohkannya saja. Kalau anak sudah

dikhitankan dan dinikahkan orang tua sudah “tidak punya hutang” sudah

bebas dari tanggungan beban.11

Sesungguhnya tugas dan kewajiban orang tua untuk membimbing

anak-anaknya mempunyai beberapa landasan motivasi kerangka yaitu:

a. Bahwa hal tersebut adalah sebagai tujuan hidup manusia, agar

mempunyai keturunan yang dapat dibanggakan, tidak hanya sekedar

melahirkan anak saja.

b. Anak adalah sebagai amanat Allah kepada orang tua, yang tentu saja

tidak boleh diterlantarkan begitu saja.

c. Karena anak adalah sebagai amanat Allah, maka dengan sendirinya

juga sebagai cobaan dari Allah juga, apakah nantinya yang akan

diberikan terhadap anak. Karena bila mana orang tua tidak berbuat

dan bertindak benar, maka orang tua bisa masuk neraka karena anak.

d. Telah banyak bukti, bahwa anak memusuhi orang tua karena salah

didik.

e. Untuk itu semua, harapan para orang tua adalah agar anaknya

menjadi anak shaleh.

9 Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 4, (Surabaya: Bina Ilmu,

1988), hlm. 583. 10

Umar Hasyim, Anak Saleh II, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, hlm. 96.

11 Umar Hasyim, Anak Saleh II, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, hlm. 147.

Page 22: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

11

Mengenai dengan hal tersebut sebuah hadits yang diriwayatkan

oleh Hakim menyebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

حق الولد على والده أن يحسه اسمه وأدبه وأن يعلمه الكتا بة والسبا حة والرما ية وأن

)رواه الحاكم( .ذاأدرك إالطيبا وأن يروجه إاليرزقه

Artinya: “Kewajiban orang tua terhadap anaknya ialah:

1. Memberi nama yang baik

2. Membaguskan (mengajar) akhlaknya

3. Mengajar baca tulis

4. Mengajar renang

5. Mengajar memanah atau menembak (keterampilan)

6. Member makanan yang halal

7. Menjodohkan (menikahkan) bila telah dewasa dan orang tua

mampu”. (Hadits riwayat Imam Hakim).12

Bila hal di atas disimpulkan, maka kewajiban orang tua terhadap

anak hanya ada dua, yakni:

1. Memberikan pelajaran, didikan dan bimbingan tentang ilmu-ilmu

untuk bekal di dunia dan untuk bekal akhirat.

2. Agar sang anak bisa mengamalkan ilmu-ilmu tersebut secara nyata

dalam perilaku sehari-sehari sesuai ajaran Islam.

3. Macam-macam Pola Asuh

a. Pola Asuh Demokratis

Pola suh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang

tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak

selalu tergantung kepada orang tua, orang tua sedikit memberi

kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya.

12

Imam Jalaluddin Bin Abu Bakar As- Suyuti, Al-Jamiu As- Shogir ,(Bairut: Dar Al- Kutub

Al- Ilmiyah, 1990), juz I, hlm. 147-148.

Page 23: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

12

Anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicraan

terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri.13

Pola asuh dan sikap orang tua yang demokratis menjadikan

adanya komunikasi yang diaglogis antara orang tua dan adanya

kehangatan yang membuat anak merasa diterima oleh orang tua

sehingga ada peraturan perasaan. Jadi dalam pola asuh menggunakn

metode penjelasan, penalaran dan kebebasan mengeluarkan pendapat.

Selain itu juga menggunakan hukumam dan penghargaan, dengan

penekanan yang lebih besar pada penghargaan. Hukumam tidak

pernah keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan. Hukuman

hanya digunakan bila terbukti bahwa anak-anak secara sadar menolak

melakuakan apa yang diharapkan oleh orang tua. Seabliknya jika

perilaku anak memenuhi standar yang diharapkan orang tua, mereka

diberikan pengahargaan dengan bentuk pujian atau pernyataan

persetujuan yang lain.14

Dapat disebutkan beberapa perilaku orang tua yang demokrasi

antara lain sebagi berikut:

1. Melakukan sesutau dalam keluaraga dengan cara bermusyawarah

2. Menentukan peraturan-peraturan dan disiplin dengan

memperlihatkan dan mempertimbangkan keadaan, perasaan dan

pendapat si anak, serta memberi alasan yang dapat diterima,

dipahami dan dimengerti oleh anak.

3. Kalau ada sesuatu terjadi pada anggota keluarga, selalu dicari

jalan keluarnya secara bermusyawarah, juga dihadapinya dengan

tenang, wajar dan terbuka.

4. Hubungan antara keluarga saling menghormati

5. Terdapat hubungan yang harmonis

13

Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

hlm.111.

14 Muthohiroh, “Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Tingkat Kecerdasan

Interpersonal Anak Didik”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm.

19.

Page 24: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

13

6. Adanya komuniksi dua arah yang anak juga dapat mengusulkan,

menyarankan, sesuatau kepada orang tuanya, dan orang tua

mempertimbangkannya.

7. Keinginan dan pendapat anak diperhatikan, selagi sesuai dengan

norma-norma

8. Memberikan bimbingan dengan penuh perhatian

9. Bukan mendikte apa-apa yang harus dikerjakan anak, tetapi selalu

disertai penjelasan yang bijaksana.15

Dalam pola asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung jawab,

mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada. Akan tetapi, pola

asuh demokratis di samping memiliki sisi positif dari anak, terdapat

juga sisi negatifnya, di mana anak cenderung merongrong

kewibawaan otoritas orang tua, karena segala sesuatu itu harus

dipertimbangkan oleh anak kepada orang tua.

b. Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak

secara bebas anak dianggap sebagai orang dewasa yang bisa

melakukan apa saja yang dikehendaki semua yang dilakukan anak

dianggap benar dan tidak perlu mendapat arahan, teguran atau

bimbingan. Karenanya kontrol orang tua terhadap anak sanagt lemah

dan juga tidak meberikan bimbingan yang cukup berarti bagi

anaknya.16

Orang tua membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri

tatacara yang memberi batsa-batasan dari tingkahlakunya. Hanya pada

hal-hal yang dianggapnya sudah “keterlaluan” orang tua baru

bertindak. Pada cara ini pengawasan menjadi longgar. Anak telah

terbiasa mengatur dan menentukan sendiri apa yang dianggapnya

15

Nasrulloh, “Pengaruh Tingkat Pola Didik Demokrasi Orang Tua Terhadap Prestasi

Belajar PAI Siswa Kelas IV MI Hidayatul Mubtabiin Jagalempeni”, Skripsi, (Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm. 18.

16 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, hlm. 112.

Page 25: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

14

baik. Pada umumnya keadaan saperti ini terdapat pada keluarga-

keluarga yang kedua orang tuanya bekerja, terlalu sibuk dengan

berbagai kegiatan sehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak

dalam arti yang sebaik-baiknya.17

Jadi pola asuh permissif yang diterapkan orang tua, dapat

menjadikan anak kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial yang

berlaku. Namun bila anak mampu menggunakan kebebasan secara

bertanggung jawab, maka dapat menjadi seorang yang mandiri,

kreatif, dan mampu mewujudkan aktualitasnya.

c. Pola Asuh Otoriter

Pada pola asuh ini orang tua menentukan aturan-aturan dan

batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak, anak harus patuh

dan tunduk dan tidak ada pilihan lain yang sesuai dengan kemauan

atau pendapatnya sendiri. Kalau anak tidak memenuhi tuntutan orang

tua, ia akan diancam dan dihukum. Orang tua memerintah dan

memaksa tanpa kompromi. Anak lebih merasa takut kalau tidak

melakukan dan bukan karena kesadaran apalagi dengan senang hati

mela kukan. Orang tua menentukan tanpa memperhitungkan keadaan

anak, tanpa menyelami keinginan dan sifat-sifat khusus anak yang

berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Anak harus

patuh dan menurut saja semua peraturan dan kebijakan orang tua.

Sikap keras dianggap sebagai sikap yang harus dilakukan karena

hanya dengan sikap demikian anak menjadi penurut.18

Orang tua yang otoriter adalah sikap orang tua yang suka

menghukum secara fisik, bersikap mengomando (mengharuskan atau

memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi), bersikap

kaku (keras) dan cenderung emosional dan bersikap menolak.19

17

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Jakarta: Gunung

Mulia, 2006), hlm. 83.

18 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, hlm. 82.

19 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hlm. 49.

Page 26: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

15

Dengan cara otoriter ditambah dengan sikap keras,

menghukum, mengancam, akan menjadikan anak “patuh” dihadapan

orang tua, tetapi dibelakangnya ia akan memperlihatkan reaksi

misalnya menentang atau melawan karena anak merasa “dipaksa”.

Reaksi menentang dan melawan biasa ditampilkan dalam tingkahlaku-

tingkahlaku yang melanggar norma-norma dan yang menimbulkan

persoalan dan kesulitan baik pada dirinya maupun lingkungan rumah,

sekolah dan pergaulannya.

Cara otoriter memang bisa diterapkan pada permulaan usaha

menanamkan disiplin, tetapi hanya bisa pada hal-hal tertentu atau

ketika sianak berada dalam tahap perkembangan dini yang masih sulit

menyerap pengertian-pengertian. Cara otoriter masih bisa dilakukan

asal memperhatikan bahwa dengan cara tersebut anak merasa

terhindar, aman, dan tidak menyebabkan anak ketakutan, kecewa,

menderita sakit karena dihukum secara fisik. Cara otoriter

menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak. Inisiatif dan

aktivitas-aktivitasnya menjadi “tumpul”. Secara umum

kepribadiannya lemah, demikian percaya dirinya.20

Orang tua sering menganggap bahwa dirinya sebagai seorang

“polisi”, polisi yang selalu menghukum bila ada yang bersalah.

Menjadi polisi bagi anak merupakan tindakan salah tapi kaprah, salah

karena tindakan itu sudah terlambat, anak sudah melakukan kesalahan

baru diributkan. Kaprah karena tindakan ini paling sering dilakukan

oleh kebanyakan orang tua, baik Ibu maupun ayah. Mereka baru

bertindak ketika kesalahan telah dilakukan oleh anak, bukan

mencegah, mengarahkan dan membimbing sebelum kesalahan

terjadi.21

Dari uraian di atas bahwa anak yang dididik dalam pola asuh

otoriter, cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu.

20

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, hlm. 82-83.

21 Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, (Jakarta: Pustaka Inti, 2006), hlm. 17.

Page 27: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

16

Yang dimaksud dengan kepatuhan semu disini adalah anak akan

menjadi baik dan patuh dihadapan orang tua saja, akan tetapi

dibelakang anak akan menjadi sangat agresif dan tidak terkendali,

karena di luar dirinya merasa mempunyai kebebasan yang tidak ia

dapatkan di dalam keluarga.

C. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

“Pandangan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri disebut dengan

istilah konsep diri. Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan

keyakinan tentang diri sendiri”.22

Menurut Jalaludin Rakhmat, ”konsep diri adalah pandangan dan

perasaan tentang diri anak sendiri (persepsi diri). Persepsi diri tersebut

dapat bersifat sosial, fisik, dan psikologis yang diperoleh dari

pengalaman berinteraksi dengan orang lain”.23

Dari kedua definisi

tersebut, semakin jelas bahwa konsep diri merupakan sikap dan

pandangan individu terhadap seluruh keadaan dirinya sendiri.

Peranan konsep diri bagi individu dalam berperilaku tidak dapat

diragukan lagi, sebab konsep diri merupakan pusat dari perilaku

individu. Konsep diri adalah pemikiran seseorang tentang ciri

khas dirinya yang meliputi ciri fisik, jenis kelamin,

kecenderungan tingkah laku, watak emosional dan cita-cita.24

Para ahli psikologi dan pendidik telah lama menyadari bahwa

konsep diri merupakan salah satu faktor non intelektual yang sangat

penting dalam membentuk prestasi belajar. Dari berbagai pengamatan

yang dialkuakan, ternyata banyak siswa yang mengalami kegagalan

dalam pelajaran bukan disebabakan oleh tingkat intelejensi yang rendah

22

Clara R. Pudjijogyanti, Konsep Diri Dalam Pendidikan, (Jakarta: ARCAN, 1991), hlm. 2

23 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm.

99.

24 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunungjati,

2002), hlm. 28.

Page 28: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

17

atau keaadaan fisik yang lemah, melainkan oleh adanya perasaan tidak

mampu untuk melakukan tugas.

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan

menunjukkan adanya sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang ia

miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung pada cara

individu memandang kualitas yang dimiliki. Pandangan yang negatif

ketidakmampuan akan kualitas dirinya sendiri mengakibatkan individu

memanadang saluruh tugas suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.

Sebaliknya pandangan yang positif akan kemampuan yang dimilki

mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal

yang mudah untuk diselesaikan.25

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir,

melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu

dalam berhubungan dengan individu lain. Dalam berinteraksi ini setiap

individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut

akan menjadi cermin bagi individu untuk menilai dan memandang

dirinya sendiri. Jadi konsep diri terbentuk karena suatu proses umpan

balik dari individu lain.

Orang yang dikenal pertama kali oleh individu adalah orang tua

dan anggota keluarga lain, ini berarti individu akan menerima tanggapan

pertama dari lingkungan keluarga.26

Dengan demikian pengertian konsep diri adalah hal-hal yang

berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang

diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya.

Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat diketahui melalui

rentang respon dari adaptif sampai dengan non adaptif. Konsep diri itu

sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu: gambaran diri (body Image),

ideal diri, harga diri dan identitas.

25

Clara R. Pudjijogyanti, Konsep Diri Dalam Pendidikan, hlm. 2

26 Clara R. Pudjijogyanti, Konsep Diri Dalam Pendidikan, hlm. 12

Page 29: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

18

2. Pembagian Konsep Diri

Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep

diri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Gambaran Diri (Body Image)

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya

secara sadar dan tidak sadar. Hal ini menunjukkan bagaimana anak

melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini (atau

rangkaian gambaran-gambaran) yang berkembang dari interaksi

antara anak dan orang tua, lewat pengasuhan sehari-hari yang di

dalamnya ada pujian dan hukuman, anak belajar bahwa orang tuanya

mengharapkan supaya menampilkan tingkah laku tertentu dan

menjauhi tingkahlaku-tingkahlaku lain.27

Gambaran diri (Body Image) berhubungan dengan

kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak

yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis

terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan

lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan

meningkatkan harga diri individu yang stabil, realistis dan konsisten

terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang

mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam

kehidupan.

Dalam masa perkembangan semenjak lahir, setiap anak

belajar menilai segala sesuatu, termasuk terhadap dirinya sendiri,

adalah dengan meniru apa yang dilakukan orang lain, terutama ayah

ibunya. Mereka yakin satu benda berwarwa biru jika orang lain

terus-menerus memberikan informasi kepadanya bahwa benda

tersebut biru.

27

MIF Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan

Optimisme, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hlm. 94.

Page 30: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

19

Apabila pribadinya sering dicerca dengan julukan-julukan

buruk seperti anak nakal, bengal, tak tau aturan, pencuri, bodoh,

pemalas dan sejenisnya, maka akan terbentuk kenyakinan dalam diri

anak bahwa memang seperti itulah sebenarnya taraf kepribadianya.

Selanjutnya ia akan merasa wajar jika berbuat nakal, karena ayah ibu

menyebutnya anak nakal. Perkembangan buruk seperti ini bila

diteruskan akan sampai pada tahap dimana anak akan selalu

berusaha berperilaku sesuai dengan anggapan terhadap pribadinya

tersebut, sehingga ia akan merasa tak pantas jika berbuat baik, yang

notabene menyalahi dari kenyakinannya sebagai anak nakal dan

bengal tersebut.28

Dengan begitu sama halnya dengan penilain diri. Setiap anak

akan menilai dan memandang seperti apa keadaan dirinya sendiri

sesuai dengan cara pandang orang lain terhadap diri sianak. Dari

pandangan-pandanngan orang lain tersebut kemudian anak

mengansumsinya sebagai gambaran dirinya.

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia

harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau

penilaian personal tertentu standart dapat berhubungan dengan tipe

orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-

nilai yang ingin di capai. Ideal diri akan mewujudkan cita–cita dan

harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan

kepada siapa ingin dilakukan.

Kebutuhan akan nilai kedambaan dan makna kehidupan

dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-

nilai untuk menuntutnya dalam mengambil keputusan atau

memberikan makna dalam kehidupannya.29

28

Irawati Istadi, Mendidik Dengan Cinta, hlm.63-64.

29 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.

38.

Page 31: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

20

Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak–kanak yang di

pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan

keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk

melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman.

Masa anak dan masa remaja, merupakan masa yang sebagian

besar diarahkan pada persoalan hubungan dengan teman sebayanya.

Pada masa ini mereka mengembangkan penghargaannya, terhadap

harapan orang lain serta menaruh perhatian terhadap perilaku jujur,

keadilan, dan sikap bersedia membalas jasa orang lain. Jika pada

fase pertama anak pada dasarnya lebih peduli terhadap gambaran

dirinya sendiri sebagaimana diarahkan oleh orang tuanya, maka pada

fase kedua anak harus menyesuaikan gamabaran dirinya dengan

rekan sebaya.

Ideal diri dilihat dari gambaran diri seseorang, metode

interaksi, dan pandangan serta harapan terhadap orang lain adalah

berkaitan dengan perilaku sosial yang terbentuk melalui riwayat

perkembangan hidupnya. Riwayat hidup tersebut dapat

dikonseptualisasikan sebagai evolusi melalui tiga fase:

1. Orang harus mengakui kewibawaan

2. Orang mengatur bagaimana ia harus bergaul dengan teman

sebayanya

3. Orang harus mamantapkan suatu gaya hidup tertentu yang

hendak direalisasikannya.30

Dengan kata lain ideal diri adalah sebagai tolak ukur

bagaimana seseorang harus berperilaku sesuai dengan

karakteristiknya (gambaran diri) yang khas atas dasar sosok moral

yang dapat dibedakan dari yang lainya.

30

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 23.

Page 32: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

21

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang

dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal

diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang

rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka

cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri

dan orang lain.

Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu

hasil dari belajar mengerjakan atas usahanya sendiri. Apa bila orang

tua menghalangi kebutuhan anak untuk menyelidiki maka perasaan

harga diri yang timbul dapat dirusakkan. Akibatnya timbul persaan

dihina dan marah.31

Rasa harga diri anak-anak akan tumbuh apa bila mereka

diberi perhatian yang cukup. Dan harga diri anak akan berkembang

apabila mereka tahu bahwa seseorang menghargahinya dan suka

berbagi pengalaman dengan mereka.32

Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari

orang lain. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat

remaja dan usia lanjut. Harga diri dan kebutuhan utnuk mencari

identitas. Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan

kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan utnuk

menunjukkan eksistensi di dunia. Anak ingin diakui, bukan saja

dianggap bilangan tetapi juga diperhitungkan. Oleh karena itu,

bersamaan dengan kebutuhan akan harga diri, orang mencari

identitas dirinya, hilangynya identitas diri akan menimbulkan

perilaku yang patologis (penyakit) impulsive, gelisah, mudah

terpengaruh, dan sebagainya.33

31

MIF Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan

Optimisme, hlm. 93.

32 Patricia H. Berne & Louis M. Savary, Membangun Haraga Diri Anak, terj. YB.

Tugiyarso, (Yogyakarta: Kansius, 1988), hlm. 24.

33 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, hlm. 38.

Page 33: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

22

Harga diri tinggi terkait dengam analitas yang rendah, efektif

dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri

rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko

terjadi depresi dan skizofrenia. Gangguan harga diri dapat

digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk

hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi

secara situasional (trauma) atau kronis (evaluasi yang telah

berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau

tidak langsung (nyata atau tidak nyata).

Uraian di atas apa bila disimpulkan yaitu, harga diri

merupakan pencapaian dari ideal diri, harga diri diperoleh dari diri

sendiri dan orang lain. Yang berasal dari diri sendiri meliputi

perasaan bangga dari individu sebagai suatu hasil dari belajar

mengerjakan atas usahanya sendiri. Sedang yang berasal dari orang

lain adalah penilaian orang lain terhadap diri individu, dimana

individu dapat diterima dan diakui di dalam suatu kelompok.

d. Identitas Diri

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber

dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua

aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh.

Perasaan identitas diri, anak mulai sadar akan identitasnya

yang berlangsung terus sebagai seoarang yang terpisah. Anak

mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan dalam cermin

hari ini adalah bayangan dari orang yang sama seperti yang

dilihatnya kemarin, dan percaya bahwa perasaan tentang “saya” atau

“diri” tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman

yang berubah-ubah.34

34

MIF Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan

Optimisme, hlm. 92-93.

Page 34: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

23

Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat

yang akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain.

Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri),

kemampuan dan penyesuaian diri.Seseorang yang mandiri dapat

mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang

sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep

diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin.Identitas

jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai

dengan konsep laki-laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh

pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis

kelamin tersebut.

Dengan demikian identitas diri meliputi nama seseorang dan

jenis kelamin. Nama itu menjadi lambang dari kehidupan seseorang

yang mengenal dirinya dan membedakannya dari semua diri yang

lain di dunia.

Sedangkan perasaan dan perilaku yang kuat akan indentitas

diri individu dapat ditandai dengan:

1. Memandang dirinya secara unik

2. Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain

3. menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima diri dan

dapat mengontrol diri.

4. Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep

diri

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri

dikelompokkan menjadi dua faktor. Faktor-faktor tersebut terdiri dari

teori perkembangan, orang yang terpenting atau yang terdekat (Significant

Other) dan persepsi diri sendiri (Self Perception).

Page 35: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

24

a. Persepsi diri (Self Perception)

Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya,

serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu.

Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman

yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan

dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif

dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang

dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual

dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif

dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.35

b. Orang yang terpenting atau yang terdekat (Significant Other)

Faktor ini biasanya merupakan pengaruh yang bersal dari

lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya yaitu

keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai

media audiovisual. Karena konsep diri dipelajari melalui kontak dan

pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin

orang lain.36

Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama

terhadap diri individu. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-

orang yang paling dekat dengan diri individu ketika masih kecil,

mereka adalah orang tua, saudara sekandung dan orang yang tinggal

satu rumah dengan individu, yang dengan mereka individu

mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah secara perlahan-lahan

akan terbentuk konsep diri, senyuman, pujian, penghargaan, pelukan

mereka, menyebabkan individu menilai dirinya secara positif. Ejekan,

cemoohan, dan hardikan, membuat invidu memandang dirinya secara

negatif. Karena anak belajar dari kehidupannya:

35

FudinVan Batavia, “Konsep Diri”, dalamhttp://fuddin.wordpress.com/2010/03/15/konsep-

diri/, diakses 12 Maret 2012. 36 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, hlm. 19.

Page 36: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

25

1. Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki

2. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

3. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

4. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri

5. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

6. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

7. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

8. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar

keadilan

9. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh

kepercayaan

10. Jika anak dibesarkan dengan kasih saying dan persahabatan, ia

belajar menemukan cinta dalam kehidupan.37

Sesuai pula dengan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat: 159

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi

berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka

dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertawakkal kepada-Nya.38

(Q.S. Ali Imran : 159)

37

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, hlm. 101.

38 Mahmud Junus, Tarjamah Al-Qur’an Al- Karim, hlm. 65.

Page 37: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

26

Penjelasan dari ayat di atas adalah, Allah SWT. Berfirman

menyebutkan karunia yang berupa rahmat kepada Rasul-Nya dan

hamba-hamba-Nya yang mu’min sehingga karena rahmat itu menjadi

lemah lembutlah hati Rasulullah saw. terhadap pengikut-pengikutnya

yang menaati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-

larangannya, dan sekiranya ia keras dan kasar dalam sikap dan kata-

katanya tentulah umatnya akan menjauhkan diri dari padanya dan

dari pergaulan sekelilingnya. Berkata Abdullah bin Amr

“sesungguhnya aku telah menemukan sifat-sifat Rasulullah dalam

kitab-kitab terdahulu, bahwa ia tidak kasar dalam sikapnya, tidak

keras dalam hatinya, dan tidak pula berteriak dan bersuara ramai di

dalam pasar-pasar tidak membalas keburukan dengan keburukan,

tetapi ia suka memberi maaf dan ampun.39

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep

diri terbentuk berdasarkan dua sebab, yang pertama adalah persepsi

diri sendiri yaitu bagaimana individu memandang atas kemampuan

dirinya sendiri, dan yang kedua adalah orang lain atau orang terdekat,

terutama orang tua dan anggota keluarga lain. Karena konsep diri

terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang-orang

disekitarnya, dalam berinteraksi ini individu akan menerima

tanggapan dan tanggapan tersebut akan dijadikan cermin untuk

menilai dirinya sendiri.

D. Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Konsep Diri Anak

Keterkaitan pola asuh orang tua dengan konsep diri anak

dimaksudkan sebagai upaya orang tua dalam meletakkan dasar-dasar konsep

diri anak dan membantu mengembangkannya sehingga anak memiliki konsep

diri yang baik. Intensitas kebutuhan anak untuk mendapatkan bantuan dari

orang tua bagi kepemilikan dan pengembangan dasar-dasar disiplin diri,

39 Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 2, (Surabaya: Bina Ilmu,

1990), hlm. 236.

Page 38: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

27

menunjukkan adanya kebutuhan internal, yaitu : Tingkat rendah, manakala

anak masih membutuhkan banyak bantuan dari orang tua unutk memilki dan

mengembangkan dasar-dasar disiplin diri (berdasarkan naluri). Tingkat

menengah, manakala anak kadang-kadang masih membutuhkan bantuan dari

orang tua unutk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri

(berdasarkan nalar). Tingkat tinggi, manakala anak sedikit sekali atau tidak

lagi memerlukan bantuan serta control orang tua untuk memilki dan

mengembangkan dasar-dasar disiplin diri (berdasarkan kata hati).40

Keprihatinan orang tua yang dalam terhadap anak sering kali

memaksa mereka bertindak tidak tepat. Keyakinan mereka yang keliru, yang

menganggap bahwa anak-anak tidak akan menjadi baik dan maju tanpa

pengaruh dari orang dewasa, dan kecenderungan memaksa anak melakukan

peranan yang bernilai lebih rendah, menyebabkan benih-benih pertentangan.

Kesalahkaprahan seperti itu sering kali harus ditebus dengan harga mahal.

Sebutlah itu dari anak-anak menolak makan, menolak pergi tidur, menolak

bangun pagi tepat waktu, menolak untuk belajar, hingga menolak untuk

berhenti berkelahi. Orang tua yang menyangka bahwa mereka telah

mengetahui apa yang disebut hak berusaha memaksakan kehendaknya atau

menguasai anak-anaknya. Misalnya menuntut anaknya, “Kamu harus bangun

tidur seperti yang saya perintahkan” atau “Kamu harus makan seperti apa

yang saya katakan untuk makan” maka akan mendapat respon yang sama

kuatnya dengan ucapan mereka, “Saya akan bangun jika saya sudah siap

untuk bangun”, atau “Saya akan makan makanan yang saya inginkan”.

Apakah orang tua mempunyai hak untuk memerintah anak berbuat sesuatu

dengan cara-cara tertentu? Apakah mereka yakin (orang tua) mengetahui

yang disebut dengan hak itu.41

40

Moh Shochib, Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin

Diri, hlm. 16.

41 Maurice Bolson, Bagaiman Menjadi Orang Tua Yang Baik, Terj. H. M. Arifin, (Jakarta :

Bumi Aksara, 1993), hlm. 6-7.

Page 39: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

28

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak,

karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan

demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan

keluarga.42

Pendekatan tradisional orang tua dalam mengasuh anak-anaknya yang

berasal dari masyarakat otokratis sangat mempengaruhi perkembangan

konsep diri anak. Penguasaan dengan menggunakan hadiah dan hukuman

atau penekanan dari atas hanya akan membangkitkan semangat

pembangkangan anak. Karena tidak mengetahui pendekatan yang lain,

banyak orang tua gagal mengasuh anak-anaknya. Semakin mereka berusaha

mendidik anak-anaknya berperilaku tertentu, anakpun makin gencar

menentang, tidak patuh, keras kepala dan apabila sering ditekan maka anak

akan menjadi down rendah diri dan merasa dirinya tidak dihargai, dan akan

terbentuk konsep diri yang lemah merasa dirinya bodoh dan tidak berguna.43

Pola tingkah laku pikiran dan sugesti ayah ibu dapat mencetak pola

yang hampir sama pada anak-anak. Oleh karena itu, tradisi, kebiasan sehari-

hari, sikap hidup, cara berfikir dan filsafat hidup keluarga itu sangat besar

sekali pengaruhnya dalam proses pembentuk tingkah laku dan sikap anggota

keluarga terutama anak-anak. sebab tingkah laku orang tua itu mudah sekali

menular kepada anak-anak, khususnya mudah dioper oleh anak-anak puber

dan adolensens yang jiwanya belum stabil dan tengah mengalami banyak

gejolak batin.44

Misalnya, temperamen ayah yang agresif meledak-ledak, suka marah-

marah, sewenang-wenang, tidak hanya akan mentransformasikan efek

temperamennya saja, akan tetapi juga menimbulkan iklim yang

mendemoralisir secara psikis di tengah keluarga. Jika anak diperlakukan oleh

kedua orang tuanya dengan perlakuan yang kejam, didikan dengan pukulan

42

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 35.

43 Maurice Bolson, Bagaiman Menjadi Orang Tua Yang Baik, Terj. H. M. Arifin, hlm. 5

44 Kartini Kartono dan Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam,

(Bandung: Mandor Maju 1989), hlm. 167.

Page 40: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

29

yang keras atau sekedar penghinaan dan ejekan, maka yang akan timbul ialah

reaksi negatif yang tampak pada perilaku dan akhlak anak.45

Berdasarkan penjabaran di atas bahwa mereka yang dibesarkan

dengan disiplin militer yang keras, besar kemungkinan akan tumbuh dengan

kepribadian kaku dan keras. Sedangkan mereka yang dibesarkan dengan

toleransi, ia akan belajar menghargai dan apabila dibesarkan dengan

dorongan ia akan belajar percaya diri. Oleh krena itu jelaslah bahwa pola asuh

orang tua mempunyai peran penting dalam pembentukan konsep diri positif

anak.

E. Rumusan Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara yang mungkin benar

dan mungkin juga salah. Dan untuk membuktikan kebenarannya dibutuhkan

penelitian. Menurut M. Burhan Bungin, hipotesis adalah suatu kesimpulan

yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna, sehingga

perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui

penelitian.46

Hipotesis peneliti dalam penelitian ini dapat diduga adanya pengaruh

antara pola asuh orang tua terhadap konsep diri positif peserta didik MI

Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak.

45

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,1992),

hlm. 134.

46 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan

Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, ( Jakarta: Kencana, 2010 ), hlm. 75

Page 41: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data

nomerikal (angka), yang diolah dengan metode statistika. Dengan

menggunakan metode kuantitatif akan diperoleh signifikan hubungan variable

yang diteliti.

Metode yang dipakai dalam penelitian adalah deskriptif analisis

dengan menggunakan penelitian survey yang didukung oleh data yang

diperoleh melalui penelitian lapangan (field research). Metode field

research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan untuk mendapatkan data

yang konkrit dari data penelitian sebagai bahan laporan. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis anava, teknik analisis yang bertujuan menguji

bentuk hubungan yang fungsional, variable X sebagai prediktor terhadap

variable Y sebagai kriterium hubungan ini mendeskripsikan bagaimana

variable X yaitu pola asuh orang tua mempengaruhi variable Y yaitu konsep

diri.

B. Tempat dan waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal 11 April 2012 sampai dengan

tanggal 11 Mei 2012.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di MI Tsamrotul Huda II Jatirogo

Bonang Demak.

Page 42: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

31

C. Populasi

“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.1 Menurut Joko Subagyo

mendefinisikan “populasi sebagai sekumpulan kasus yang yang perlu

memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”.2

Populasi merupakan semua individu yang dijadikan sumber penelitian, dari

populasi itu dihasilkan data kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan data

yang telah terkumpul. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

seluruh peserta didik kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang

Demak yang berjumlah 57 siswa.

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti :

“ubahan”, “faktor tak tetap”, atau gejala yang dapat diubah-ubah. Variabel

pada dasarnya bersifat kualitatif namun dilambangkan dengan angka.3

"Variabel dapat pula diartikan sebagai pengelompokan logis dari dua atribut

atau lebih".4 Dalam pengertian lain yang disampaikan oleh sugiono disebutkan

bahwa variabel adalah "segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya".5

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

(independent variable), dan variabel terikat (dependent variable).

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006), hlm. 130

2 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hlm. 53.

3 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2009), hlm. 36.

4 Muchammad fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang: Walisongo Press, 2009),

hlm. 145.

5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD,

(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 60

Page 43: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

32

1. Variabel Bebas (Independent Variable), pola asuh orang tua dengan

indikator sebagai berikut:6

a. Cara orang tua memberikan peraturan kepada anak

b. Cara orang tua memberikan hukuman kepada anak

c. Cara orang tua memberikan perhatian kepada anak

d. Cara orang tua menunjukkan otoritas kepada anak

2. Variabel Terikat (Dependent Variable), konsep diri dengan indikator

sebagai berikut:7

a. Gambaran diri (cara individu memandang dirinya sendiri)

b. Ideal diri (persepsi individu bagaimana ia harus berprilaku)

c. Harga diri (penilaian pribadi dengan apa yang dicapai)

d. Identitas (kesadaran diri sendiri memandang dirinya berbeda dengan

yang lain)

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini akan menggunakan

metode sebagai berikut:

1. Metode Angket

“Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.8

Teknik angket (kuesioner) merupakan sekumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/ pernyataan kepada

responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan

tersebut. Daftar pertanyaan/ pernyataan dapat bersifat terbuka jika jawaban

6 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, hlm. 110.

7 MIF Baihaqi, Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan

Optimisme, hlm. 92.

8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD,

hlm 199.

Page 44: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

33

tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-

alternatif jawaban telah disediakan.9

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data pola asuh

orang tua dan konsep diri peserta didik kelas VI MI Tsamrotul Huda II

Jatirogo Bonang Demak.

2. Metode Dokumentasi

“Dokumentasi adalah barang-baranag tertulis yang digunakan dalam

melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen dan lain-lain”.10

Metode ini digunakan untuk untuk mengumpulkan data yang

berhubungan dengan penelitian berupa dokumen-dokumen dari Madrasah

yang menjadi obyek penelitian yaitu MI Tsamrotul Huda II Jatirogo

Bonang Demak.

F. Metode Analisis Data

Setelah data-data penulis harapkan terkumpul maka untuk selanjutnya

data-data dianalisis statistik. Sedangkan pengertian statistik sebagaimana

dikemukakan oleh Anas Sudijono,11

adalah data angka yang dapat

memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa akan gejala tertentu.

1. Analisis pendahuluan

Dalam analisis pendahuluan, disusun distribusi frekuensi untuk

mentabulasikan data yang telah dikumpulkan yaitu dengan menyusun

distribusi frekuensi dari kedua variabel terhadap jawaban angket yang

telah diisi oleh responden

Untuk memudahkan pengelolaan data statistiknya, maka dari setiap

item soal diberi skor sebagai berikut:12

9 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2000), hlm. 49.

10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm.158.

11 Anas Sudijono, Statistik Pendidikan, hlm. 2.

12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD,

hlm. 135.

Page 45: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

34

a. Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5

b. Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4

c. Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3

d. Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 2

e. Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1

Pensekoran di atas digunakan untuk pertanyaan yang positif.

Sedangkan untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan perskoran

sebagai berikut :

a. Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 1

b. Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 2

c. Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3

d. Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 4

e. Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 5

Hasil dari tahap ini dimasukkan dalam tabel distribusi untuk

memperoleh gambaran setiap yang dikaji. Selanju tnya menentukan tabel

frekuensi. Kemudian Mencari nilai rata-rata (mean) dari variabel X dan Y.

dengan rumus sebagai berikut:13

Untuk variabel (X), N

Xx

M

Untuk variabel (Y), N

Yy

M

Kemudian mencari nilai tertinggi dan terendah, selanjutnya

mencari range dengan rumus:14

R = H – L + 1

R = Range

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

13

Sutrisno Hadi, Statistik, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm 37.

14 Anas Sudijono, Statistik Pendidikan, hlm. 53.

Page 46: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

35

Dilanjutkan dengan menetapkan besar dan luas dari masing-masing

interval nilai yang akan di sajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Dengan

menggunakan

i = interval

R = Range

K = jumlah interval

Hasil dari range dibagi interval, sebaiknya menghasilkan bilangan

yang besarnya 10 sampai dengan 20.

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini merupakan jenis analisis yang bertujuan untuk

menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun tekniknya dari

hasil analisis pendahuluan, data yang diperoleh akan dianalisis lebih

lanjut dengan menggunakan statistik.

Dalam hal ini pola asuh orang tua merupakan variabel X dan

konsep diri peserta didik merupakan variabel Y, maka dapat disimpulkan

untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan akan

menggunakan rumus analisis Anava satu jalur.

Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho :

Ha : Salah satu rata-rata dari sampel berbeda.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 15

15

Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: ALFABETA, 2008), hlm 217.

Page 47: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

36

dengan JK = Jumlah Kuadrat

db = derajat bebas

untuk menghitung nilai anava atau Fhitung dengan rumus :

Varian dalam grup lebih lanjut dirumuskan sebagai:

∑(∑ )

(∑ )

untuk dbA = A - 1

∑ ∑

(∑ )

untuk dbD = N – A

Dimana:

(∑ )

= sebagai faktor koreksi

N = jumlah keseluruhan sampel

A = jumlah keseluruhan grup sampel.

KRA

Fhitung = ────

KRD

Keterangan

Fhitung = Harga bilangan-F untuk anava

KRA = kuadrat Rerata antar group/kelompok

KRD = kuadrat Rerata dalam group/kelompok

Page 48: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

37

TABEL 3.1

Ringkasan anava satu jalur.16

a. Analisis Lanjut

Analisis ini akan menguji signifikansi untuk membandingkan hitungF

yang telah diketahui dengan tabelF (Ft 5% atau 1% ) dengan kemungkinan :

1) Jika Fhitung > Ft 5% atau 1% maka hasilnya signifikan (hipotesis diterima)

2) Jika Fhitung < Ft 5% atau 1% maka hasilnya non-signifikan (hipotesis tidak

diterima).

16

Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, hlm. 219.

Sumber

variasi

(SV)

Jumlah kuadrat (JK)

Derajat

bebas

(Db)

Kuadrat

rerata

(KR)

hitungF

Taraf

signifikan

( )

Antar

group

(A)

N

X

n

XT

Ai

Ai

22

)(

A - 1 A

A

db

JK

D

A

KR

KR

Dalam

group

(D)

Ai

Ai

Tn

XX

2

2 N - A

D

D

db

JK - -

Total

N

XX T

T

22 )(

N - 1 - - -

Page 49: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

38

BAB IV

ANALISIS PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

KONSEP DIRI POSITIF PESERTA DIDIK

A. Data Umum Hasil Penelitian

1. Profil Singkat MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak

MI Tsamrotul Huda II terletak di desa Jatirogo Kecamatan Bonang

Kebupaten Demak. MI Tsamrotul Huda II didirikan oleh Yayasan

Pendidikan Islam Ar-Rahman Jatirogo Latar belakang didirikannya

Madrasah Ibtidaiyah Tsamrotul Huda II ini adalah menampung peserta

didik berprestasi dan berkeinginan untuk mendalami pembelajaran agama

dan umum sederajat dengan Sekolah Dasar. Madrasah Ibtidaiyah

Tsamrotul Huda II diarahkan untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif

dan efisien, sampai sekarang MI Tsamrotul Huda II masih berdiri, dan

mengalami perubahan baik dari segi bangunan maupun para guru yang

mengampunya.

2. Keadaan Peserta Didik

Jumlah peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo pada tahun

2011/2012 adalah sebanyak 171 anak. Jumlah yang demikian ini termasuk

ke dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena letak Madrasah yang

berada di dalam perkampungan sehingga tidak banyak yang tau

keberadaan Madrasah tersebut. Jadi rata-rata peserta didik MI Tsamrotul

Huda II Jatirogo adalah warga setempat yang keberdaanya berdekatan

dengan Madrasah . Adapun data jumlah peserta didik MI Tsamrotul Huda

II Jatirogo Bonang Demak adalah sebagai berikut:

Page 50: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

39

TABEL 4.1

Kelas L P Jumlah

1 8 9 17

2 17 17 34

3 15 18 33

4 18 12 30

5 21 12 33

6 9 15 24

TOTAL 88 83 171

Adapun jumlah diatas diperoleh dari 6 kelas yaitu kelas I sebanyak 17

peserta didik, kelas II sebanyak 34 peserta didik, kelas III sebanyak 33 peserta

didik, kelas IV sebanyak 30 peserta didik, kelas V sebanyak 33 peserta didik,

dan kelas VI sebanyak 24 didik.

B. Deskriptif Data Hasil Penelitian

Kajian dari penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh konsep diri yang

ada pada diri peserta didik MI Tsamrotul Huda II masih kurang terbentuk. Hal

ini dilihat dari rasa percaya diri anak yang kurang, merasa rendah diri bila

berbeda pendapat dengan orang lain dan tidak bisa mengontrol dan

mendisiplinkan diri mereka sendiri.

Mayoritas riwayat pendidikan orang tua peserta didik adalah MTs /

SMP sehingga mereka kurang begitu mengetahui tentang bagaimana cara

mendidik anak yang baik dan efektif.

Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara pola asuh orang

tua otoriter terhadap konsep diri peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo

Bonang Demak, maka perlu diadakan analisis data. Analisis data ini dilakukan

dengan tiga tahap, yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesa dan analisis

lanjut dari penelitian.

Page 51: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

40

C. Analisis Pendahuluan

Pada analisis pendahuluan ini akan dideskripsikan pengaruh pola asuh

orang tua terhadap konsep diri peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo

Bonang Demak.

Untuk memperoleh data tentang pola asuh orang tua dan konsep diri

peserta didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak, peneliti telah

membuat beberapa angket yang didasarkan pada indikator variabel yang telah

diajukan dalam bab sebelumnya. Angket dibuat sebanyak 20 soal untuk

variabel pola asuh orang tua dan 20 soal untuk variabel konsep diri dengan

lima alternatif jawaban a, b, c, d dan e. Lalu angket tersebut disebarkan kepada

57 peserta didik yang terdiri dari kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda Jatirogo

Bonang Demak, karena populasi yang digunakan kurang dari 100 maka

peneliti tidak menggunakan sampel dalam penelitian ini.

Setelah angket disebarkan dan dilakukan pensekoran maka hasil

jawaban angket tentang pola asuh orang tua otoriter sebagai berikut:

TABEL 4.2

Nilai Angket Pola Asuh Orang Tua

Resp

Opsi Jawaban

Positif

Opsi Jawaban

Negatif Skor Jawaban Positif Skor Jawaban Negatif

Ju

mla

h

A B C D E A B C D E 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

1. 6 4 1 0 0 4 5 0 0 0 30 16 3 0 0 4 10 0 0 0 63

2. 4 5 1 1 0 3 3 2 1 0 20 20 3 2 0 3 6 6 4 0 64

3. 5 5 1 0 0 0 2 1 4 2 25 20 3 0 0 0 4 3 16 10 81

4. 3 6 1 1 0 2 4 2 1 0 15 24 3 2 0 2 8 6 4 0 64

5. 4 5 2 0 0 0 1 2 3 3 20 20 6 0 0 0 2 6 12 15 81

6. 2 2 2 4 1 1 2 3 2 1 10 8 6 8 1 1 4 9 8 5 60

7. 6 3 2 0 0 0 0 2 5 2 30 12 6 0 0 0 0 6 20 10 84

8. 5 5 1 0 0 0 1 1 3 4 25 20 3 0 0 0 2 3 12 20 85

9. 4 4 1 1 1 4 2 2 1 0 20 16 3 2 1 4 4 6 4 0 60

10. 0 2 3 4 2 3 2 3 1 0 0 8 9 8 2 3 4 9 4 0 47

11. 3 4 3 1 0 2 2 2 2 1 15 16 9 2 0 2 4 6 8 5 67

12. 4 6 1 0 0 1 1 1 2 4 20 24 3 0 0 1 2 3 8 20 81

13. 1 3 2 3 2 1 4 2 1 1 5 12 6 6 2 1 8 6 4 5 55

14. 0 1 5 4 1 2 3 3 1 0 0 4 15 8 1 2 6 9 4 0 49

15. 1 1 3 4 2 2 4 2 1 0 5 4 9 8 2 2 8 6 4 0 48

16. 1 1 3 5 1 1 4 2 1 1 5 4 9 10 1 1 8 6 4 5 53

17. 3 1 3 2 2 1 1 3 0 4 15 4 9 4 2 1 2 9 0 20 66

Page 52: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

41

18. 1 3 3 2 2 2 3 3 1 0 5 12 9 4 2 2 6 9 4 0 53

19. 5 4 1 1 0 1 1 1 2 4 25 16 3 2 0 1 2 3 8 20 80

20. 1 4 2 1 3 2 3 2 1 1 5 16 6 2 3 2 6 6 4 5 55

21. 1 2 2 4 2 2 4 2 1 0 5 8 6 8 2 2 8 6 4 0 49

22. 4 6 1 0 0 0 1 1 4 3 20 24 3 0 0 0 2 3 16 15 83

23. 1 2 3 3 2 2 4 2 0 1 5 8 9 6 2 2 8 6 0 5 51

24. 1 3 3 3 1 2 4 2 1 0 5 12 9 6 1 2 8 6 4 0 53

25. 5 4 1 0 1 0 1 1 3 4 25 16 3 0 1 0 2 3 12 20 82

26. 1 1 2 4 3 2 3 2 1 1 5 4 6 8 3 2 6 6 4 5 49

27. 1 2 2 3 3 3 4 2 0 0 5 8 6 6 3 3 8 6 0 0 45

28. 0 3 4 2 2 1 5 1 1 1 0 12 12 4 2 1 10 3 4 5 53

29. 0 2 2 4 3 3 3 3 0 0 0 8 6 8 3 3 6 9 0 0 43

30. 2 1 3 2 3 2 4 3 0 0 10 4 9 4 3 2 8 9 0 0 49

31. 1 4 3 2 1 0 6 1 1 1 5 16 9 4 1 0 12 3 4 5 59

32. 1 2 1 4 3 1 5 2 1 0 5 8 3 8 3 1 10 6 4 0 48

33. 0 3 4 3 1 2 4 3 0 0 0 12 12 6 1 2 8 9 0 0 50

34. 0 3 3 2 3 2 4 2 1 0 0 12 9 4 3 2 8 6 4 0 48

35. 1 2 4 2 2 2 3 3 0 1 5 8 12 4 2 2 6 9 0 5 53

36. 0 4 2 4 1 2 4 3 0 0 0 16 6 8 1 2 8 9 0 0 50

37. 1 1 2 5 2 1 4 2 1 1 5 4 6 10 2 1 8 6 4 5 51

38. 1 1 3 4 2 0 4 2 3 0 5 4 9 8 2 0 8 6 12 0 54

39. 0 1 2 5 3 1 4 3 1 0 0 4 6 10 3 1 8 9 4 0 45

40. 1 3 2 3 2 1 4 0 2 2 5 12 6 6 2 1 8 0 8 10 58

41. 0 3 2 4 2 2 3 1 2 1 0 12 6 8 2 2 6 3 8 5 52

42. 2 2 1 3 3 2 4 1 1 1 10 8 3 6 3 2 8 3 4 5 52

43. 0 1 2 4 4 2 5 1 1 0 0 4 6 8 4 2 10 3 4 0 41

44. 1 2 2 3 3 5 2 2 0 0 5 8 6 6 3 5 4 6 0 0 43

45. 1 2 3 3 2 2 3 3 1 0 5 8 9 6 2 2 6 9 4 0 51

46. 1 2 2 2 4 1 3 2 1 2 5 8 6 4 4 1 6 6 4 10 54

47. 1 1 2 5 2 2 5 1 1 0 5 4 6 10 2 2 10 3 4 0 46

48. 1 3 3 3 1 2 4 3 0 0 5 12 9 6 1 2 8 9 0 0 52

49. 1 2 3 4 1 3 3 2 1 0 5 8 9 8 1 3 6 6 4 0 50

50. 1 3 2 3 2 2 3 1 2 1 5 12 6 6 2 2 6 3 8 5 55

51. 1 2 2 4 2 2 2 1 2 2 5 8 6 8 2 2 4 3 8 10 56

52. 3 1 1 3 3 1 4 2 1 1 15 4 3 6 3 1 8 6 4 5 55

53. 1 3 2 3 2 2 4 3 0 0 5 12 6 6 2 2 8 9 0 0 50

54. 0 1 3 5 2 2 2 3 0 2 0 4 9 10 2 2 4 9 0 10 50

55. 1 2 2 4 2 2 4 2 1 0 5 8 6 8 2 2 8 6 4 0 49

56. 4 3 1 2 1 2 4 2 1 0 20 12 3 4 1 2 8 6 4 0 60

57. 3 3 3 2 0 2 4 3 0 0 15 12 9 4 0 2 8 9 0 0 59

Page 53: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

42

TABEL 4.3

Distribusi Frekuensi pola asuh orang tua

X F Kualifikasi

Pola Asuh

85 1

80 – 100 (OTORITER)

84 1

83 1

82 1

81 3

80 1

67 1

60 – 79 (DEMOKRATIS

66 1

64 2

63 1

60 3

59 2

20 – 59 (PERMISIF)

58 1

56 1

55 4

54 2

53 5

52 3

51 3

50 5

49 5

48 3

47 1

46 1

45 2

43 2

41 1

∑N= 57

Page 54: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

43

Berdasarkan pengklompokan dari hasil nilai angket, diketahui

bahwa 8 peserta didik kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda II Jatirogo

Bonang Demak diasuh dengan menggunakan pola asuh otoriter, dan 8

diasuh dengan pola asuh demokratis, dan 41 peserta didik diasuh dengan

pola asuh permisif.

TABEL 4.4

Nilai Angket Konsep Diri

Resp

Opsi Jawaban

Positif

Opsi Jawaban

Negatif Skor Jawaban Positif Skor Jawaban Negatif

Ju

mla

h

A B C D E A B C D E 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

1. 4 2 1 1 0 1 1 3 4 3 20 8 3 2 0 1 2 9 16 15 76

2. 2 3 2 1 0 1 1 3 3 4 10 12 6 2 0 1 2 9 12 20 74

3. 0 1 3 2 2 3 3 4 2 0 0 4 9 4 2 3 6 12 8 0 48

4. 5 2 1 0 0 0 1 3 4 4 25 8 3 0 0 0 2 9 16 20 83

5. 1 0 2 3 2 2 5 2 2 1 5 0 6 6 2 2 10 6 8 5 50

6. 3 2 3 0 0 1 1 3 4 3 15 8 9 0 0 1 2 9 16 15 75

7. 2 1 3 1 1 3 4 5 0 0 10 4 9 2 1 3 8 15 0 0 52

8. 1 1 2 3 2 3 4 3 1 0 5 4 6 6 2 3 8 9 4 0 47

9. 3 3 2 0 0 0 1 2 4 5 15 12 6 0 0 0 2 6 16 25 82

10. 0 2 2 2 2 4 3 3 2 0 0 8 6 4 2 4 6 9 8 0 47

11. 4 2 1 1 0 1 1 2 4 4 20 8 3 2 0 1 2 6 16 20 78

12. 1 1 3 2 1 3 3 3 2 1 5 4 9 4 1 3 6 9 8 5 54

13. 3 0 2 2 1 2 2 4 2 2 15 0 6 4 1 2 4 12 8 10 62

14. 1 1 3 2 1 5 3 3 1 0 5 4 9 4 1 5 6 9 4 0 47

15. 2 2 1 2 1 4 4 2 1 1 10 8 3 4 1 4 8 6 4 5 53

16. 1 2 2 2 1 3 3 4 1 1 5 8 6 4 1 3 6 12 4 5 54

17. 3 3 2 0 0 0 2 2 4 4 15 12 6 0 0 0 4 6 16 20 79

18. 1 1 2 3 1 5 4 2 1 0 5 4 6 6 1 5 8 6 4 0 45

19. 2 1 3 1 1 3 4 3 1 1 10 4 9 2 1 3 8 9 4 5 55

20. 0 2 1 3 2 5 3 2 1 1 0 8 3 6 2 5 6 6 4 5 45

21. 0 1 2 3 2 4 4 2 1 1 0 4 6 6 2 4 8 6 4 5 45

22. 0 0 3 3 2 5 4 3 0 0 0 0 9 6 2 5 8 9 0 0 39

23. 0 0 2 4 2 3 4 3 1 1 0 0 6 8 2 3 8 9 4 5 45

24. 1 1 2 3 1 3 5 2 1 1 5 4 6 6 1 3 10 6 4 5 50

25. 0 1 2 4 2 4 4 1 1 1 0 4 6 8 2 4 8 3 4 5 44

26. 0 0 2 3 3 3 4 3 1 1 0 0 6 6 3 3 8 9 4 5 44

27. 1 1 1 4 1 4 4 3 1 0 5 4 3 8 1 4 8 9 4 0 46

28. 2 1 2 2 1 3 3 3 2 1 10 4 6 4 1 3 6 9 8 5 56

29. 1 1 1 3 2 2 4 3 3 0 5 4 3 6 2 2 8 9 12 0 51

30. 0 1 2 3 2 3 4 3 1 1 0 4 6 6 2 3 8 9 4 5 47

Page 55: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

44

31. 2 1 2 2 1 3 5 2 1 1 10 4 6 4 1 3 10 6 4 5 53

32. 0 1 3 1 3 4 3 3 2 0 0 4 9 2 3 4 6 9 8 0 45

33. 0 2 2 3 1 3 4 4 1 0 0 8 6 6 1 3 8 12 4 0 48

34. 1 1 3 2 1 3 2 5 1 1 5 4 9 4 1 3 4 15 4 5 54

35. 0 1 3 2 2 3 4 2 2 1 0 4 9 4 2 3 8 6 8 5 49

36. 1 1 3 2 1 3 4 3 1 1 5 4 9 4 1 3 8 9 4 5 52

37. 0 3 2 2 1 4 5 3 0 0 0 12 6 4 1 4 10 9 0 0 46

38. 0 0 4 3 1 4 4 2 1 1 0 0 12 6 1 4 8 6 4 5 46

39. 1 1 2 2 2 4 4 3 0 1 5 4 6 4 2 4 8 9 0 5 47

40. 1 1 2 2 2 4 5 1 1 1 5 4 6 4 2 4 10 3 4 5 47

41. 1 1 2 3 1 4 3 4 1 0 5 4 6 6 1 4 6 12 4 0 48

42. 1 0 3 2 2 3 3 4 1 1 5 0 9 4 2 3 6 12 4 5 50

43. 1 1 2 3 1 3 5 3 1 0 5 4 6 6 1 3 10 9 4 0 48

44. 0 2 2 2 2 4 5 1 1 1 0 8 6 4 2 4 10 3 4 5 46

45. 2 1 1 3 1 4 4 3 0 1 10 4 3 6 1 4 8 9 0 5 50

46. 1 1 2 2 2 5 3 2 1 1 5 4 6 4 2 5 6 6 4 5 47

47. 1 0 3 3 1 3 3 4 1 1 5 0 9 6 1 3 6 12 4 5 51

48. 1 1 1 3 2 4 4 2 2 0 5 4 3 6 2 4 8 6 8 0 46

49. 1 1 2 3 1 3 3 4 1 1 5 4 6 6 1 3 6 12 4 5 52

50. 1 1 3 2 1 3 5 2 1 1 5 4 9 4 1 3 10 6 4 5 51

51. 0 2 2 2 2 3 5 2 1 1 0 8 6 4 2 3 10 6 4 5 48

52. 0 2 3 2 1 4 4 3 1 0 0 8 9 4 1 4 8 9 4 0 47

53. 1 1 2 2 2 4 4 3 1 0 5 4 6 4 2 4 8 9 4 0 46

54. 1 0 2 3 2 2 5 2 2 1 5 0 6 6 2 2 10 6 8 5 50

55. 0 0 3 3 2 4 5 3 0 0 0 0 9 6 2 4 10 9 0 0 40

56. 4 3 1 0 0 1 1 3 5 2 20 12 3 0 0 1 2 9 20 10 77

57. 1 1 1 3 2 4 4 3 1 0 5 4 3 6 2 4 8 9 4 0 45

TABEL 4.5

Distribusi Frekuensi Konsep Diri Peserta Didik

Y F FX

83 1 83

82 1 82

79 1 79

78 1 78

77 1 77

76 1 76

75 1 75

74 1 74

62 1 62

56 1 56

55 1 55

Page 56: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

45

54 3 162

53 2 106

52 3 156

51 3 153

50 5 250

49 1 49

48 5 240

47 8 376

46 6 276

45 6 270

44 2 88

40 1 40

39 1 39

N = 57

∑FX

=

3002

1) Mencari Mean nilai konsep diri peserta didik dengan rumus:

M = N

FX

= 57

3002

= 52,666

2) Mencari jumlah interval

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 57

= 1 + 3,3 (1,75)

= 1 + 5,775

= 6,775 dibulatkan menjadi 7

3) mencari interval nilai dan menentukan klasifikasi dan interval

digunakan rumus sebagai berikut:

R = H – L + 1

Page 57: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

46

Keterangan :

R = Range

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

Dari data diatas, maka interval nilainya adalah sebagai berikut:

R = H – L + 1

R = 83 – 39 + 1

R = 44 + 1

R = 45

Dilanjutkan dengan menetapkan besar dan luas dari masing-

masing interval nilai yang akan di sajikan dalam tabel distribusi

frekuensi. Dengan menggunakan rumus:

i =

Keterangan;

R = range

i = interval

K = jumlah interval

jadi

=

= 6,428 dibulatkan menjadi 6

Jadi jumlah interval adalah 7 dan interval kelas adalah 4. Untuk

memberikan penafsiran terhadap nilai rata-rata (Mean) variabel Y

yaitu konsep diri peserta didik, maka digunakan pedoman kategori

sebagai berikut:

Page 58: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

47

TABEL 4.6

Kualifikasi konsep diri peserta didik

No. Interval Keterangan

1. 75-80 ke atas Istimewa

2. 69-74 Sangat Baik

3. 63-68 Baik

4. 57-62 Cukup

5. 51-56 Kurang

6. 45-50 Sangat Kurang

7. 39-44 Buruk

Berdasarkan hasil perhitungan Mean tersebut, diketahui bahwa Mean

dari variabel Y (konsep diri peserta didik) adalah 52,666. Hal ini menunjukkan

bahwa konsep diri peserta didik termasuk dalam kategori kurang, yaitu pada

interval 51 – 56.

Langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata (Mean) dan kualitas

variabel Y (konsep diri) yaitu, sebagai berikut:

D. Analisis Uji Hipotesis

Untuk membuktikan kuat lemahnya pengaruh dan diterima tidaknya

hipotesa yang diajukan peneliti dalam penelitian ini, maka dibuktikan dengan

mencari nilai anova dengan satu jalur. Data yang dihitung adalah sebagai

berikut.

Page 59: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

48

TABEL 4.7

Tabel Persiapan Penghitungan Anava Satu Jalur

No. No. Resp. X Y Mean

1 R_10 1 47

48,5122

2 R_13 1 62

3 R_14 1 47

4 R_15 1 53

5 R_16 1 54

6 R_18 1 45

7 R_20 1 45

8 R_21 1 45

9 R_23 1 45

10 R_24 1 50

11 R_26 1 44

12 R_27 1 46

13 R_28 1 56

14 R_29 1 51

15 R_30 1 47

16 R_31 1 53

17 R_32 1 45

18 R_33 1 48

19 R_34 1 54

20 R_35 1 49

21 R_36 1 52

22 R_37 1 46

23 R_38 1 46

24 R_39 1 47

25 R_40 1 47

26 R_41 1 48

27 R_42 1 50

28 R_43 1 48

29 R_44 1 46

30 R_45 1 50

31 R_46 1 47

32 R_47 1 51

33 R_48 1 46

34 R_49 1 52

Page 60: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

49

35 R_50 1 51

36 R_51 1 48

37 R_52 1 47

38 R_53 1 46

39 R_54 1 50

40 R_55 1 40

41 R_57 1 45

42 R_01 2 76

78

43 R_02 2 74

44 R_04 2 83

45 R_06 2 75

46 R_09 2 82

47 R_11 2 78

48 R_17 2 79

49 R_56 2 77

50 R_03 3 48

48,625

51 R_05 3 50

52 R_07 3 52

53 R_08 3 47

54 R_12 3 54

55 R_19 3 55

56 R_22 3 39

57 R_25 3 44

Keterangan:

X = pola asuh 1 = permisif

2 = demokratis

3 = otoriter

Y = nilai konsep diri

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa nilai konsep

diri peserta didik yang diasuh dengan menggunakan pola asuh

permisif dan peserta didik yang diasuh dengan menggunakan pola

asuh otoriter memiliki nilai mean yang rendah dan hampir sama yaitu

48,512 dan 48,625 Hal ini menunjukkan ada pengaruh negatif

Page 61: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

50

terhadap konsep diri peserta didik yang diasuh dengan menggunakan

pola asuh permisif dan otoriter.

Sedangkan dari hasil nilai konsep diri yang diasuh dengan

menggunakan pola asuh demokratis memiliki nilai mean yang tinggi

yaitu 78. Hal ini menunjukkan ada pengaruh positif terhadap konsep

diri peserta didik yang diasuh dengan menggunakan pola asuh

demokratis.

TABEL 4.8

Perhitungan Persiapan

∑ y1

=

1989

∑y12

=

97103

∑ y2

=

624

∑ y22

=

48744

∑ y3

=

389

∑ y32

=

19115

(∑ y1)2

=

3956121

(∑ y2)2

=

389876

(∑ y3)2

=

151321

n1 = 41 n2 = 8 n3 = 8

1 = 48,512 2 = 78 = 48,625

Total N = 57

∑ Y

=

3002

(∑ Y)2

=

9012004

=

52,67

∑ Y2

=

164962

K = 3

JK a = ∑ (∑ Yk)2 / nk – ( ∑Y)

2 / N

= (96490,8 + 48672,0 + 18915) – 158105,3 = 164078 - 158105,3

= 5972,55

dka = k – 1

= 3 -1 = 2

RKa = JKa / dka

= 5972,5 / 2

= 2986,27

Page 62: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

51

JKd = ∑ (∑ Yk2) – ∑(∑ Yk)

2 / nk

= (97103 + 48744 + 19115) – (96490,8 + 48672,0 + 18915)

= 164962 – 164078

= 884,12

dkd = N – k

= 57 – 3

= 54

RKd = JKd / dkd

= 884,12 / 54

= 16,37

JKt = ∑ Y2

– (∑ Y)2 / N

= 164962 – 9012004 / 57

= 164962 – 158105

= 6856,67

dkt = N – 1

= 57 – 1

= 56

RKt = JKt / dkt

= 6856,67 / 56

= 122,44

F = RKa / RKd

= 2986,27 / 16,37

= 182,39

R2

= JKa / JKt

= 5972,5 / 6856,67

= 0,87

Page 63: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

52

TABEL 4.9

Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Satu Jalur Tampak Pada Tabel Berikut

SUMBER

VARIAN

JK Dk RK F P KESIMPULAN

Antar 5972,548 2 2986,274 182,395 0,000 SIGNIFIKAN

Dalam 884,119 54 16,373

Total 6856,667 56 122,440

E. Analisis Lanjut

K1 vs K2 = F =

=

=

= 355,51

K1 vs K3 = F =

=

=

= 0,01

K2 vs K3 = F =

=

=

= 210,81

Berdasarkan dari hasil perbandingan di atas antara K1 (pola asuh

permisif) dengan K2 (pola asuh demokratis) diketahui Fhitung = 355,51 dan

taraf signifikan = 6,34. Hal ini menunjukkan nilai Fhitung lebih besar dari pada

Ftabel maka hasil dinyatakan signifikan. Artinya ada perbedaan konsep diri

peserta didik yang diasuh dengan pola asuh permisif dan peserta didik yang

diasuh dengan pola asuh demokratis.

Page 64: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

53

Dari hasil perbandingan antara K1 (pola asuh permisif) dengan K3

(pola asuh otoriter) diketahui Fhitung = 0,01 dan taraf signifikan = 6,34. Hal ini

menunjukkan nilai Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel maka hasil dinyatakan

tidak signifikan. Artinya tidak ada perbedaan konsep diri peserta didik yang

diasuh dengan pola asuh permisif dan peserta didik yang diasuh dengan pola

asuh otoriter.

Dari hasil perbandingan antara K2 (pola asuh demokratis) dengan K3

(pola asuh otoriter) diketahui Fhitung = 210,81 dan taraf signifikan = 6,34. Hal

ini menunjukkan nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka hasil dinyatakan

signifikan. Artinya ada perbedaan konsep diri peserta didik yang diasuh

dengan pola asuh demokratis dan peserta didik yang diasuh dengan pola asuh

otoriter.

TABEL 4.10

Ringkasan Hasil Uji Perbedaan

Perbandingan

Antara

Perbandingan

Mean F P Kesimpulan

K1 vs K2 48,5 - 78 355,51 0,000 Signifikan

K1 vs k3 48,5 - 48,6 0,01 0,997 Tidak Signifikan

K2 vs k3 78 - 48,6 210,81 0,000 Signifikan

Ho : (ditolak)

Ha : Salah satu rata-rata dari sampel berbeda. (diterima)

Page 65: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

54

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan analisis anova nilai Fhitung

= 182,395. Kemudian dikonsultasikan pada Ftabel, baik pada taraf signifikansi

5% maupun 1% dengan kemungkinan:

a. Jika Fhitung lebih besar daripada Ft, baik 1% maupun 5% maka hasilnya

signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima.

b. Jika Fhitung lebih kecil daripada Ft, baik 1% maupun 5% maka hasilnya

non signifikan dan hipotesis yang diajukan ditolak.

Diketahui bahwa Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,17 dan pada taraf

signifikansi 1% = 5,01. Maka nilai Fhitung sebesar 182,3955 lebih besar

daripada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian,

hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima. Artinya

ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap konsep diri peserta didik

kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak.

F. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis secara optimal pasti terdapat keterbatasan, adapun

keterbatasanketerbatasan yang dialami penulis adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan angket

Dalam penggunaan angket, tidak selamanya angket itu mempunyai

kelebihan, namun juga mempunyai kelemahan, yakni dari jawaban

responden kurang terbuka dalam memberikan jawabannya, dan

kemungkinan jawaban-jawabannya dipengaruhi oleh keinginankeinginan

pribadi.

2. Keterbatasan biaya

Pada dasarnya biaya mempunyai peranan penting dalam penelitian

ini. Oleh karena itu penulis menyadari bahwa dengan biaya yang minim

penelitian akan mengalami kendala.

Page 66: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

55

3. Keterbatasan waktu

Waktu juga memegang peranan penting, penelitian ini

hanyadilaksanakan dalam waktu satu bulan. Namun demikian peneliti

menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian peneliti kurang bisa

membagi waktu. Hal ini terjadi karena kegiatan peneliti yang tidak bisa

ditinggalkan seperti mengajar sekolah swasta. Sehingga peneliti harus

memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar bisa mengikuti ujian

munaqosah.

Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi

dalam penelitian ini, peneliti bersyukur penelitian ini dapat berjalan

dengan lancar dan mendapat respons yang baik.

Page 67: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

56

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dalam data yang telah dibahas di depan, maka

penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengklompokan dari hasil nilai angket, diketahui bahwa 8

peserta didik kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang

Demak diasuh dengan menggunakan pola asuh otoriter, dan 8 diasuh

dengan pola asuh demokratis, dan 41 peserta didik diasuh dengan pola

asuh permisif.

2. Berdasarkan hasil perhitungan Mean dari variabel Y (konsep diri peserta

didik) diketahui bahwa 48,625 diasuh dengan pola asuh otoriter, 78 diasuh

dengan pola asuh demokratis, dan 48,512 diasuh dengan pola asuh

permisif, dan mean tertinggi terdapat pada pola asuh demokratis yaitu 78.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan analisis anava satu jalur

diperoleh nilai Fhitung = 182,395. Kemudian dikonsultasikan pada Ftabel, baik

pada taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan kemungkinan:

a. Jika Fhitung lebih besar daripada Ft, baik 1% maupun 5% maka hasilnya

signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima.

b. Jika Fhitung lebih kecil daripada Ft, baik 1% maupun 5% maka hasilnya

non signifikan dan hipotesis yang diajukan ditolak.

Diketahui bahwa Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,17 dan pada

taraf signifikansi 1% = 5,01. Maka nilai Fhitung sebesar 182,395 lebih besar

daripada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan

demikian, hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan

diterima. Artinya:

”Ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap konsep diri positif

peserta didik kelas V dan VI MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang

Demak”.

Page 68: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

57

B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk orang tua

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak, untuk itu

harus dapat mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak-anak mereka

dengan baik dan benar.

2. Untuk guru

Guru sebagai pendidik hendaknya lebih memperhatikan konsep diri

peserta didik. Dan memberikan motivasi terhadap peserta didik yang

mempunyai konsep diri yang lemah.

Page 69: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006

Bahreisy Salim, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 2, Surabaya: Bina

Ilmu, 1990

-------------------, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 4, Surabaya: Bina

Ilmu, 1988

Baihaqi MIF, Psikologi Pertumbuhan Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan

Optimisme, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008

Basri Hasan, Keluarga Sakinah, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002

BataviaFudinVan,“KonsepDiri”,dalamhttp://fuddin.wordpress.com/2010/03/15/ko

nsep-diri/, diakses 12 Maret 2012.

Berne Patricia H. & Savary Louis M., Membangun Haraga Diri Anak, terj. YB.

Tugiyarso, Yogyakarta: Kansius, 1988

Bolson Maurice, Bagaiman Menjadi Orang Tua Yang Baik, Terj. H. M. Arifin,

Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Bungin M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan

Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana,

2010

Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Fauzi Muchammad, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo Press,

2009

Gunarsa Singgih D., Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Jakarta:

Gunung Mulia, 2006

Hadi Sutrisno, Statistik, Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 2001

Hasyim Umar, Anak Saleh II, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, Surabaya: PT

Bina Ilmu, 2010

Istadi Irawati, Mendidik dengan Cinta, Jakarta: Pustaka Inti, 2006)

Page 70: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

Jalaluddin Imam Bin As- Suyuti Abu Bakar, Al-Jamiu As- Shogir ,Bairut: Dar Al-

Kutub Al- Ilmiyah, 1990 juz I

Junus Mahmud, Tarjamah Al-Qur’an Al- Karim, Bandung: PT. Al Maarif, 1986

Kartono Kartini dan Andari Jenny, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam

Islam, Bandung: Mandor Maju 1989

LN Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2008

Muthohiroh, “Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Tingkat

Kecerdasan Interpersonal Anak Didik”, Skripsi, Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009

Nasrulloh, “Pengaruh Tingkat Pola Didik Demokrasi Orang Tua Terhadap

Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas IV MI Hidayatul Mubtabiin

Jagalempeni”, Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo, 2009

Pudjijogyanti Clara R., Konsep Diri Dalam Pendidikan, Jakarta: ARCAN, 1991

Rakhmat Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996

Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: ALFABETA, 2008

Shochib Moh, Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak Mengembangkan

Disiplin Diri, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Soedirdjo Moeljono Noto dan Latipun, Kesehatan Mental, Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang 2002

Subagyo P. Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006

Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2009

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

RnD,

Thoha Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996

Page 71: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2002

Ulwan Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka

Amani,1992

Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2000

Walgito Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Fakultas

Psikologi UGM, 1989

Page 72: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Ringkasan Rumus-Rumus Analisis anava................................ 36

Tabel 4.1 : Jumlah Peserta Didik Tahun 2011/2012 …………………...... 39

Tabel 4.2 : Nilai Angket Pola Asuh Orang Tua ......................................... 40

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua .............………... 42

Tabel 4.4 : Nilai Angket Konsep Diri Peserta Didik ....………………….. 43

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Konsep Diri Peserta Didik....................... 44

Tabel 4.6 : Kualifikasi Konsep Diri Peserta Didik ………........................ 47

Tabel 4.7 : Persiapan Perhitungan Anava Satu Jalur …………………..... 48

Tabel 4.8 : Perhitungan Persiapan ……………………………………….. 50

Tabel 4.9 : Hasil Perhitungan Anava Satu Jalur ........................................ 51

Tabel 4.10 : Uji Perbedaan ........................................................................... 52

Page 73: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil SPSS uji Laboratorium

Lampiran 2 Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 3 Surat Izin Riset

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 5 Kisi-kisi Angket Pola Asuh Orang Tua Dan Konsep Diri

Peserta Didik

Lampiran 6 Perhitungan Analsis Anava

Lampiran 7 Daftar Nama Responden

Lampiran 8 Surat Keterangan Ko Kulikuler

Lampiran 9 Sertifikat PASSKA Fakultas

Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

Page 74: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

DAFTAR NAMA RESPONDEN

No. NAMA KELAS

1 Abdulloh Qosim V

2 Abdul Wahab V

3 Abdul Wahib V

4 Ahmad Dani V

5 Ahmad Subhan V

6 Ahmad Salafudin V

7 Aan Ibrahim V

8 Ahmad Taufiq V

9 Ayu Amalia V

10 Anggun Shintawati V

11 Bambang Riyanto V

12 Bayu Hidayatullah V

13 Durrotun Khoifah V

14 Falahul Bahid V

15 Irfan Fauzi V

16 Lazim Rizqi M. V

17 Lilik Setyaningsih V

18 Lailatus Sholehah V

19 Lailatul Mubarokah V

20 Maulana Nizar F. V

21 M. Nailul Ismail V

22 Muh. Aminudin V

23 Muh. Syafiulloh V

24 Maemonah V

25 Maulana Amin D. V

26 Ngatman V

27 Rahmawati V

28 Sajadi V

29 Teguh Aryanto V

30 Umizatul Khoiroh V

31 Zunita Sari V

32 Zahrotun Nisa’ V

33 Zulfat Nita sari V

34 Amirullah Ihza VI

Page 75: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

35 Asyfiyatus Sundusiyah VI

36 Atik Riniati VI

37 Ayu Andira VI

38 Aliyatul Himmah VI

39 Durrotun Nazilah VI

40 David Efendy VI

41 Erwin Syah VI

42 Fajar M.Nuari VI

43 Lutfi Anas VI

44 Lutfiyatun Nikmah VI

45 Muh.Zuliyanto VI

46 Muhaiminan VI

47 Muh.Maulidin VI

48 M.Ferriyan Wibowo VI

49 Maulidatul Hasanah VI

50 Nuzulus Sakinah VI

51 Nafisatul Uyun VI

52 Qonitatus Saikhah VI

53 Safiatun VI

54 Tuhfatul Ana Haliza VI

55 Wafiq Azizah VI

56 Wahyu Handayani VI

57 Umi Anisah VI

Page 76: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

1. Kisi-kisi pola asuh orang tua

No.

Indikator

Nomor Butir Pertanyaan Jumlah

Soal Positif Negatif

1. Cara orang tua memberikan

peraturan kepada anak 1,2,4.5. 3, 5

2. Cara orang tua memberikan

perhatian kepada anak 6,8,9,10 7. 5

3. Cara orang tua memberikan

hukuman kepada anak 0.

11,12,13,14,

15. 5

4. Cara orang tua menunjukkan

otoritas kepada anak 16,17,19. 18,20. 5

Jumlah 11 9 20

2. Kisi-kisi konsep diri peserta didik

No.

Indikator

Nomor Butir Pertanyaan Jumlah

Soal Positif Negatif

1. Gambaran diri (cara individu

memandang dirinya sendiri). 3.

1,2,4, 5.

5

2. Ideal diri (persepsi individu

bagaimana ia harus berprilaku).

6,8, 9.

7, 10.

5

3. Harga diri (penilaian pribadi

dengan apa yang dicapai). 14

11, 12, 13, 15.

5

4. Identitas (kesadaran diri sendiri

memandang dirinya berbeda

dengan yang lain).

16, 17,

19. 18,20. 5

Jumlah 8 12 20

Page 77: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

2

ANGKET PENELITIAN

A. IDENTITAS

Nama :………………………………………………………………

Kelas :……………………………………………………………..

Jenis kelamin :………………………………………………………………

B. PETUNJUK PENGISIAN DATA

1. Adik-adik dimohon untuk menulis nama sebelum mengisi angket.

2. Adik-adik dipersilahkan memilih salah satu jawaban yang menurut adik-

adik paling sesuai dengan memberi tanda silang (x).

3. Semua jawaban adik-adik sangat kami harapkan dan kejujuran adik-adik

dalam menjawab sangat membantu kami dalam penelitian.

4. Jawaban dari angket ini merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi

kami, untuk itu kami mengucapkan terima kasih.

C. ANGKET POLA ASUH ORANG TUA

I. Cara orang tua memberikan peraturan kepada anak

1. Apakah orang tuamu mengaturmu saat melakukan sesuatu?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

2. Apakah orang tuamu memerintahmu dengan kata-kata yang kasar?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

3. Apakah orang tuamu melarangmu belajar kelompok di luar rumah?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

Page 78: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

3

4. Apakah orang tuamu meberimu kebebasan untuk berperilaku seperti

yang kamu inginkan?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

5. Apakah orang tuamu selalu menentukan pilihanmu?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

II. Cara orang tua memberikan perhatian kepada anak

6. Apakah orang tuamu peduli dengan pelajaranmu?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

7. Apakah orang tuamu mengharuskanmu mendapat rangking kelas?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

8. Apakah orang tuamu memperlakukanmu dengan baik?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

9. Apakah orang tuamu memberi hadiah saat kamu melakukan

perintahnya?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

10. Apakah orang tuamu mengharuskanmu belajar setiap malam?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

Page 79: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

4

III. Cara orang tua memberikan hukuman kepada anak

11. Apakah orang tuamu menghukummu saat kamu tidak patuh pada

aturan?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

12. Jika hasil ulangan kamu jelek, apakah kamu dimarahi orang tuamu?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

13. Pernahkah orang tuamu menghukummu dengan menampar dan

memukulmu?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

14. Apakah orang tuamu suka berbuat kasar terhadapmu?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

15. Apakah orang tuamu mengancammu saat kamu tidak bisa melakukan

sesuatu?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

IV. Cara orang tua menunjukkan otoritas kepada anak

16. Apakah orang tuamu pernah mengajakmu bicara dalam menyelesaikan

masalah?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

Page 80: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

5

17. Apakah orang tuamu memerintahmu melakukan sesutau dengan kata

yang halus?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

18. Apakah orang tuamu suka memaksakan kehendaknya?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

19. Apakah orang tuamu pernah memberimu kesempatan untuk

berpendapat?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

20. Apakah orang tuamu menerapkan aturan-aturan yang tidak kamu

senangi?

a. Selalu d. Hampir tidak pernah

b. Sering e. Tidak pernah sama sekali

c. Kadang-kadang

D. ANGKET KONSEP DIRI

I. Gambaran diri

1. Saya mudah menyerah!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

2. Secara keseluruhannya, saya merasa tidak puas dengan diri saya

sendiri!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

Page 81: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

6

3. Saya pandai!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

4. Saya seorang pemalu!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

5. Saya seorang yang bodoh!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

II. Ideal diri

6. Saya mempunyai ide-ide yang bagus!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

7. Saya menjadi gugup ketika guru datang menghampiri saya!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

8. Saya mempunyai banyak cita-cita!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

9. Saya bertingkah laku baik di sekolah!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

Page 82: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

7

10. Saya menjadi cemas ketika akan menjalani ulangan sekolah!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

III. Harga Diri

11. Saya merasa sebagai orang yang tidak berguna!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

12. Saya berpikir bahwa diri saya tidak baik sama sekali!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

13. Saya merasa tidak mempunyai banyak kemampuan yang dapat

dibanggakan!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

14. Saya merasa bahwa saya sejajar dengan teman yang lainnya!

a. Sangat sesuai dHampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

15. Saya merasa seorang yang gagal dalam segala hal!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

Page 83: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

8

IV. Identitas Diri

16. Saya bangga menjadi diri saya sendiri!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

17. Saya merasa saya mempunyai sejumlah sifat yang baik!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

18. Saya tidak terkenal di kelas!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

19. Saya trampil membuat barang-barang dengan kemampuan sendiri!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

20. Saya mersa tidak dianggap di dalam keluarga!

a. Sangat sesuai d. Hampir sesuai

b. Sesuai e. Sangat tidak sesuai

c. Kurang sesusai

Page 84: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KONSEP DIRI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain--ahmadfa... · 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Fauzi Annuzul

Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 22 April 1989

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Desa Jatirogo RT. 01/III Kec. Bonang Kab. Demak

Riwayat Pendidikan :

a. MI Tsamrotul Huda II Bonang Lulus Tahun 2001

b. MTs. NU. Bonang Lulus Tahun 2004

c. MA.NU. Demak Lulus Tahun 2007

d. IAIN Walisongo Lulus Tahun 2012

Demikian Riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 23 Mei 2012

Penulis

(Ahmad Fauzi Annzul)