102
PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA READ-WRITE STYLE PADA KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh EVA SETYANINGSIH NIM 11140163000041 JURUSAN TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITE

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA READ-WRITE STYLE PADA

KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

EVA SETYANINGSIH

NIM 11140163000041

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

i

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

iv

ABSTRAK

EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh Remedial Teaching

Model Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Siswa Read-Write Style pada

Konsep Momentum dan Impuls. Skripsi Jurusan Tadris Fisika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019. Permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu siswa yang tidak tuntas pada konsep

momentum dan impuls tidak diberikan pembelajaran remedial dan model pembelajaran tidak disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh remedial teaching model think talk write terhadap hasil belajar, peningkatan, efektivitas, dan respon siswa read-write style terhadap model think talk write pada pembelajaran remedial. Penelitian dilakukan di SMA Negeri

10 Kota Tangerang Selatan selama tiga minggu pada bulan April 2019 dengan sampel sebanyak 32 siswa read-write style. Metode penelitian yang digunakan yaitu

quasi experiment dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Sampel dipilih secara purposive sampling dari 108 siswa kelas X IPA. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

dengan jumlah yang sama. Hasil uji hipotesis posttest dengan uji t pada 𝛼 = 0,05 diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,041 dengan kesimpulan 𝐻1 diterima

(terdapat pengaruh remedial teaching model think talk write terhadap hasil belajar siswa read-write style). Peningkatan hasil belajar siswa read-write style sebesar

0,73 dengan kategori tinggi. Hasil belajar kelompok eksperimen mengalami peningkatan dengan kategori tinggi pada ranah kognitif C3 dengan N-gain 0,73.

Efektivitas remedial teaching pada kelompok eksperimen 94% (sangat efektif). Sedangkan pada kelompok kontrol 69% (cukup efektif). Respon siswa read-write style terhadap model think talk write 81% (sangat baik).

Kata kunci: remedial teaching; model think talk write; hasil belajar; read-write

style; momentum dan impuls.

Page 6: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

v

ABSTRACT

EVA SETYANINGSIH (11140163000041). The Effect of Remedial Teaching

Think Talk Write Model on Student Learning Outcomes Read-Write Style on the

Concept of Momentum and Impulse. Thesis of Tadris Physics Study Program Faculty of Tarbiyah and Teacher Training UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

The main problem in this study is the students who didn’t pass the lesson on the concept of momentum and impulse are not given remedial learning and learning

models were not adapted to student learning styles. This study was aimed to determine the effect of remedial teaching think talk write model on student learning

outcomes, improvement, effectiveness, and response of read-write style students on think talk write models in remedial learning. The study was conducted at SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan for three weeks in April 2019 and 32 students

of read-write style was picked as samples. The research method used is quasi experiment with nonequivalent control group design. The sample was selected by

purposive sampling from 108 students of 10th grade science class. The sample was divided into 2 groups: the control group and the experimental group with the same amount. The result of posttest hypothesis test with the t test on α = 0.05 obtained

sig. (2-tailed) of 0.041 was concluded that 𝐻1 is accepted (there is an effect of

remedial teaching think talk write model on student learning outcomes in read-write style). Student learning outcomes read-write style increased by 0.73 categorized as high. Learning outcomes in the experimental group had increase as

a high category in the cognitive domain C3 and N-gain of 0.73. The effectiveness of remedial teaching in the experimental group was 94% (very effective). Whereas

in the control group 69% (quite effective). Student response in read-write style to the think talk write 81% model (very good).

Keywords: remedial teaching; think talk write model; learning outcomes; read-write style; impulse and momentum.

Page 7: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang

senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Remedial Teaching Model

Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Siswa Read-Write Style pada Konsep

Momentum dan Impuls”

Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terimakasih

tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M. Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekaligus selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan,

dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi.

3. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Tadris Fisika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D., selaku dosen Pembimbing Akademik yang tak

hentinya memberikan arahan akademik kepada penulis.

5. Seluruh dosen, staff, dam karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Jurusan Tadris Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan,

pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

6. Bapak Drs. H. Ahmad Nana Mahmur M, M. Pd., selaku kepala SMA Negeri

10 Kota Tangerang Selatan.

7. Ibu Lily Vebrina, S. Si., selaku guru bidang studi fisika SMAN 10 Tangerang

Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan membimbing selama

penelitian berlangsung.

Page 8: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

vii

8. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswa SMA Negeri 10 Kota Tangerang

Selatan khususnya X IPA 1, X IPA 2, dan X IPA 3 yang telah memberikan

bantuan selama penelitian berlangsung.

9. Keluarga tercinta Ayahanda Hadi Suwondo, Ibunda Rakisem, Kakak Adi

Suryo Yulianto, Adik Syahdu Wijayanto, Kakak Ipar Ika Nurjanah, Keponakan

tercinta Daniswara Anindifa serta semua keluarga yang selalu mendoakan dan

mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar cita-cita. Skripsi ini

saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta.

10. Intan Komala Sari yang sudah menemani peneliti dan menjadi tempat berbagi

informasi, waktu, saran dan dukungan kepada peneliti.

11. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2014, khususnya

sahabati Subekha, Lisa, Fazri, Tika dan beserta kakak-kakak tingkat

pendidikan Fisika yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.

12. Keluarga Sarang Semut: Ivan, Nisa, Jani, Hani, Azhar yang saling memberikan

dukungan dan kebahagiaan.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih bayak kekurangan.

Sehingga, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi

ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita

semua.

Jakarta, 11 Agustus 2019

Penulis

Eva Setyaningsih

Page 9: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .....................................................iii

ABSTRAK..............................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x

DAFTAR TABEL..................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................5

C. Batasan Masalah .........................................................................................6

D. Rumusan Masalah .......................................................................................6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................7

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................9

A. Deskripsi Teoritis ........................................................................................9

1. Remedial Teaching ..................................................................................9

2. Model Pembelajaran Think Talk Write...............................................17

3. Hasil Belajar..........................................................................................26

4. Gaya Belajar .........................................................................................29

5. Read-Write Style ....................................................................................33

6. Momentum dan Impuls........................................................................37

B. Hasil Penelitian Relevan ...........................................................................43

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................48

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................50

Page 10: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................51

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................51

B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................51

C. Prosedur Penelitian ...................................................................................53

D. Variabel Penelitian ....................................................................................56

E. Populasi dan Sampel .................................................................................56

F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................57

G. Instrumen Penelitian .................................................................................59

1. Instrumen Tes (Tes Hasil Belajar) ......................................................59

2. Instrumen Nontes .................................................................................69

H. Teknis Analisis Data..................................................................................71

1. Teknis Analisis Data Tes ......................................................................71

2. Teknis Analisis Data Nontes ................................................................76

I. Hipotesis Statistika ....................................................................................79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... Error! Bookmark not

defined.

A. Hasil Penelitian ..........................................Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................100

A. Kesimpulan ..............................................................................................100

B. Saran.........................................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................102

LAMPIRAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.

Page 11: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Model Think Talk Write ........................... 22

Gambar 2.2 Kekekalan Momentum pada Tumbukan Dua Bola ..................... 38

Gambar 2.3 Pemain bola yang sedang menendang bola................................. 39

Gambar 2.4 Grafik Impuls .............................................................................. 40

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ....................................................................... 49

Gambar 3.1 Tahapan Prosedur Penelitian ........................................................55

Gambar 4.1 Gaya Belajar dari 108 siswa X IPA SMAN 10 Kota Tangerang

Selatan ..........................................Error! Bookmark not defined.

Page 12: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran Model Think Talk Write ........................... 20

Tabel 2.3 Kecenderungan Proses Pembelajaran pada Gaya Belajar VARK . 32

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Group Design............................ 52

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 57

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar............................................ 59

Tabel 3.4 Kategori Validitas.......................................................................... 63

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi 𝑟𝑥𝑦 ...................................................... 63

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes ................................. 63

Tabel 3.7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI) ................................ 65

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi .................................................................... 65

Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ......................................... 66

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 66

Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda............................................................. 67

Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................... 68

Tabel 3.13 Klasifikasi Indeks Kesukaran ........................................................ 69

Tabel 3.14 Hasil Uji Taraf Kesukaran ............................................................. 69

Tabel 3.15 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) ............................................ 70

Tabel 3.16 Klasifikasi Nilai N-gain ................................................................. 76

Tabel 3.17 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif............... 77

Tabel 3.18 Konversi Skala Likert .................................................................... 78

Tabel 3.19 Kriteria Interpretasi Skor ............................................................... 78

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok

Kontrol dan Kelompok EksperimenError! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Hasil Pretest Jenjang Ranah Kognitif Siswa Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen .................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok

Kontrol dan Kelompok EksperimenError! Bookmark not defined.

Page 13: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

xii

Tabel 4.4 Hasil Posttest Jenjang Ranah Kognitif Siswa kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen .................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Hasil Rata-rata N-gain Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen .................................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Hasil Rata-rata N-gain Jenjang Ranah Kognitif C1, C2, C3 dan C4

Kelompok Kontrol dan Kelompok EksperimenError! Bookmark

not defined.

Tabel 4.7 Hasil Uji Efektivitas ...................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Respon Siswa Read-Write Style terhadap Model Think Talk Write

....................................................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest pada Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen .................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest pada Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen ........... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Pretest PosttestError! Bookmark not defined.

Page 14: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

Lampiran A 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan ............... Error!

Bookmark not defined.

Lampiran A 2 RPP Remedial Kelas Eksperimen...Error! Bookmark not defined.

Lampiran A 3 RPP Remedial Kelas Kontrol .........Error! Bookmark not defined.

Lampiran A 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark

not defined.

LAMPIRAN B. INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran B 1 Instrumen Gaya Belajar VARK ..... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B 2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian Error! Bookmark not

defined.

Lampiran B 3 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian Error! Bookmark not defined.

Lampiran B 4 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes......... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran B 5 Instrumen Tes yang Digunakan ..... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B 6 Instrumen Nontes ........................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B 7 Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes ........ Error! Bookmark not

defined.

Lampiran B 8 Lembar Validasi Ahli Materi ......... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B 9 Lembar Validasi Ahli Konstruk ..... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B 10 Lembar Validasi Ahli Bahasa ...... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B 11 Angket Siswa pada Studi Pendahuluan....... Error! Bookmark not

defined.

LAMPIRAN C. ANALISIS HASIL PENELITIAN

Lampiran C 1 Hasil Angket Gaya Belajar VARK .Error! Bookmark not defined.

Page 15: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

xiv

Lampiran C 2 Hasil Pretest ....................................Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 3 Hasil Posttest...................................Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 4 Hasil Olah Data per Indikator Kognitif..........Error! Bookmark not

defined.

Lampiran C 5 Uji Normalitas Hasil Pretest ...........Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 6 Uji Normalitas Hasil Posttest..........Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 7 Uji Homogenitas Hasil Pretest .......Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 8 Uji Homogenitas Hasil Posttest ......Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 9 Uji Hipotesis Hasil Pretest..............Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 10 Uji Hipotesis Hasil Posttest ..........Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 11 Uji N-gain .....................................Error! Bookmark not defined.

Lampiran C 12 Hasil Peningkatan Indikator per Ranah Kognitif .................. Error!

Bookmark not defined.

Lampiran C 13 Data Hasil Angket Siswa ..............Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN D. SURAT KETERANGAN

Lampiran D 1 Surat Keterangan telah Melakukan Observasi..... Error! Bookmark

not defined.

Lampiran D 2 Surat Permohonan Izin Penelitian.. Error! Bookmark not defined.

Lampiran D 3 Surat Keterangan Penelitian........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran D 4 Uji Referensi .................................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran D 5 Dokumentasi Penelitian ................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran D 6 Daftar Riwayat Hidup Penulis ..................................................... 277

Page 16: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

xv

Page 17: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar kompetensi lulusan (SKL) Ujian Nasional mata pelajaran fisika

sulit dicapai oleh siswa SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan. Kriteria

pencapaian kompetensi lulusan untuk mata pelajaran fisika di Ujian Nasional yang

ditetapkan Pemerintah minimal 55,0.1 Dua tahun terakhir nilai rata-rata mata

pelajaran fisika pada Ujian Nasional tingkat SMA Negeri di Kota Tangerang

Selatan masih di bawah SKL yang ditentukan, bahkan mengalami penurunan yaitu

54,14 pada tahun ajaran 2016/2017 dan 51,15 pada tahun ajaran 2017/2018.2 Hal

tersebut didukung dengan fakta bahwa 77,40% siswa menganggap fisika itu sulit.3

Kesulitan tersebut menyebabkan siswa mengalami remedial di setiap ulangan

harian fisika karena mendapatkan nilai di bawah KKM. Siswa yang mengikuti

remedial tes pun hasilnya masih ada saja yang memperoleh nilai di bawah KKM.4

Hal ini menunjukkan penanganan siswa yang tidak tuntas (remedial) pada konsep

fisika belum tepat dan efektif.

Salah satu konsep fisika yang masih menjadi permasalahan siswa SMA

Kota Tangerang Selatan adalah momentum dan impuls. 57,20% (271 dari 474

siswa) merasa kesulitan dalam memahami konsep tersebut.5 Siswa mengalami

beberapa kesulitan dalam: menjelaskan faktor yang mempengaruhi besar impuls,

besar momentum, dan hubungan antar keduanya; sulit membedakan karakteristik

dan representasi gambar jenis-jenis tumbukan; sulit menghitung perubahan

momentum, menghitung impuls (grafik), menghitung salah satu besaran hubungan

momentum impuls; sulit menganalisis jenis tumbukan beserta hukum fisika yang

1 Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0044/P/BSNP/XI/2017

tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran

2017/2018, h. 46. 2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat

Sekolah, (www.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/). 3 Analisis studi pendahuluan pada 474 siswa SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan. 4 Analisis hasil wawancara guru fisika SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. 5 Analisis studi pendahuluan pada 474 siswa SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan.

Page 18: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

2

berlaku di dalamnya.6

Penanganan guru pada permasalahan tersebut melalui remedial, mayoritas

berupa tes tulis ulang dengan persentase 58,4%.7 Secara teori seharusnya jika siswa

yang mendapatkan nilai di bawah KKM lebih dari 50% (67,93% siswa tidak tuntas

pada konsep momentum dan impuls)8, maka bentuk remedial yang diberikan berupa

pembelajaran ulang (remedial teaching).9 Adapun guru yang melakukan

pembelajaran ulang, menggunakan model pembelajaran konvensional seperti

biasa.10

Model pembelajaran yang diterapkan kurang disesuaikan dengan gaya

belajar siswa. Pembelajaran konvensional dengan metode ceramah hanya lebih

mengakomodasi siswa aural (mengolah informasi dari mendengarkan). Padahal

pengajaran yang menghargai gaya belajar individual mempunyai potensi yang besar

untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran.11 Selain itu,

strategi/model/metode pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar dapat

memudahkan siswa dalam memahami informasi.12 Jika siswa mendapatkan

stimulus yang sesuai dengan gaya belajar maka mereka dapat mencapai penguasaan

belajar yang optimal.13 Adapun persebaran gaya belajar yang dimiliki oleh siswa

SMA Negeri khususnya di Kota Tangerang Selatan yang terbesar adalah 38,5%

read-write, disusul dengan 19,25% aural, 13,14% visual, 17,84% campuran, dan

11,27% kinesthetic. 14

Pemberian remedial teaching pada konsep momentum dan impuls sangat

penting dilakukan di SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan. Jika bentuk remedial

6 Analisis hasil wawancara guru fisika SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. 7 Analisis studi pendahuluan pada 474 siswa SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan. 8 Analisis studi pendahuluan pada 474 siswa SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan. 9 Direktorat Pembinaan SMA, “Juknis Pembelajaran Tuntas, Rem edial, dan Pengayaan di

SMA”, (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, 2010), h. 4. 10 Analisis hasil wawancara guru fisika SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. 11 M. Nur Gufron dan Rini Risnawita, Buku Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014), h. 149. 12 Neil D. Fleming and David Baume, “Learning Styles Again: VARKing up the right

tree!”, Educational Developments, SEDA Ltd, 2006, p. 1. 13 Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, and Sujiyo Miranto, “Science Education Adaptive

Learning System as a Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations”, Journal

of Baltik Science Education , 2018, p. 712. 14 Analisis studi pendahuluan pada 474 siswa SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan.

Page 19: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

3

yang diberikan hanya berupa tes tulis ulang tanpa remedial teaching (pengajaran

ulang) pada siswa yang tidak tuntas dapat menyebabkan: pemahaman siswa tidak

meningkat (tidak berubah dari pemahaman awal), hasil belajar siswa tidak

meningkat (tetap mendapatkan nilai di bawah KKM), tidak ada perbaikan

miskonsepsi oleh guru yang terjadi pada siswa, siswa merasa kesulitan memahami

konsep fisika yang saling berkaitan, siswa tidak mampu menjawab soal Ujian

Nasional (UN) yang berkaitan dengan konsep tersebut sehingga dapat memperkecil

nilai UN pada mata pelajaran fisika. Jika dalam pembelajaran tidak menggunakan

model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa maka yang terjadi:

siswa kesulitan dalam memahami informasi, sehingga siswa kurang optimal dalam

menguasai konsep yang diajarkan, dan berdampak pada hasil belajar siswa yang

rendah. Selain itu, siswa merasa bosan karena kurang menyukai pembelajaran yang

tidak sesuai dengan gaya belajarnya sehingga siswa kurang termotivasi dalam

belajar.

Permasalahan siswa read-write style (mayoritas gaya belajar yang dimiliki

siswa SMA di Kota Tangerang Selatan) pada konsep momentum dan impuls

(dengan >50% siswa SMA di Kota Tangerang Selatan mendapat nilai UH di bawah

KKM) dapat diatasi melalui remedial teaching dengan menggunakan model think

talk write. Remedial teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa

memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif.15 Hasil belajar siswa

dapat meningkat dengan model think talk write.16’17

’18 Model think talk write dirasa

mampu mengakomodasi siswa dengan gaya belajar read-write. Adapun sintak

pembelajarannya terdiri dari think (berpikir) dengan membaca, talk (berbicara)

15 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam

Pembelajaran, (Jakarta: PT. Nimas Multima), h. 24. 16 Ni Komang Ayu Apriliyani, Nyoman Dantes dan Ketut Pudjawan, “Pengaruh Model

Pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA”, International

Journal of Elementary Education, 2018, h. 271. 17 Sulimah, Darmata Sulistya, Sulidar Fitri, “Improving Students Learning Achievement

Through Think Talk Write (TTW) Learning Model”, Jurnal Pendidikan Progresif Vol VIII, 2018,

p. 10. 18 Widyastuti, “Perbedaan Hasil Belajar Bio logi Siswa Kelas X pada Penerapan Model

Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Model Pembelajaran Survey Question Read Reflect

Recite Review (SQ4R) di MA Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Ajaran 2017/2018”,

Universitas Mataram, 2018, h. 6.

Page 20: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

4

dengan berdiskusi, write (menulis) dengan membuat catatan dan menyelesaikan

tugas, dan presentasi.19 Model pembelajaran think talk write memiliki keunggulan:

sesuai dengan Kurikulum 2013, khususnya pembelajaran berpusat pada siswa dan

pendekatan pembelajaran saintifik20, memiliki langkah-langkah pembelajaran yang

singkat dan mudah dipahami oleh siswa dalam pembelajaran, selain itu siswa juga

dapat dengan mudah menerapkan model pembelajaran tersebut sehingga

memungkinkan siswa untuk terlibat secara optimal selama proses pembelajaran

sehingga proses kognitif siswa dapat dikembangkan dan selanjutnya siswa dapat

mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri menjadi suatu keterampilan berpikir,

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara tulis, membantu

siswa untuk meningkatkan aktivitas verbalnya pada saat berdiskusi, dan membantu

siswa untuk melatih daya pikirnya menjadi lebih baik lagi. 21

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis ingin

mengetahui pengaruh remedial teaching model think talk and write dalam

meningkatkan hasil belajar siswa dengan gaya belajar read-write pada konsep

momentum dan impuls. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengajukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Remedial Teaching Model Think Talk Write

terhadap Hasil Belajar Siswa Read-Write Style pada Konsep Momentum dan

Impuls”.

19 Jumanta Hamdayana, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2017), h. 217-219. 20 Fakhruddin Arrazzi, Hidayati, “Perbedaan Kompetensi Fisika Menggunakan LKS

Berorientasi Model Pembelajaran Koperatif Tipe TTW dengan Tipe TAI pada Materi Gerak

Lengkung Siswa Kelas X”, Pillar of Physics Education, 2019, h. 42. 21 Widyastuti, “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X pada Penerapan Model

Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect,

Recite, Review (SQ4R) di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari”, Universitas Mataram, 2018,

h. 9.

Page 21: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan merasa kesulitan dalam

mempelajari konsep momentum dan impuls (57,20%).

2. Siswa kesulitan dalam: menjelaskan faktor yang mempengaruhi besar impuls,

besar momentum, dan hubungan antar keduanya; membedakan karakteristik

dan representasi gambar jenis-jenis tumbukan; sulit menghitung perubahan

momentum, menghitung impuls (grafik), menghitung salah satu besaran

hubungan momentum impuls; menganalisis jenis tumbukan beserta hukum

fisika yang berlaku di dalamnya.

3. Banyak siswa SMA Negeri Kota Tangerang Selatan mengalami remedial atau

nilai di bawah KKM pada ulangan harian konsep momentum dan impuls

(67,93%).

4. Bentuk remedial yang diberikan guru tidak sesuai dengan teori pembelajaran.

Remedial yang diberikan cenderung berupa remedial tes tanpa memperhatikan

persentase siswa yang tidak tuntas.

5. Hasil belajar siswa yang mengikuti remedial beberapa masih tetap di bawah

KKM.

6. Siswa memiliki keragaman gaya belajar yang berbeda dan merasa kurang

maksimal dalam menerima informasi jika pembelajaran tidak mengakomodasi

gaya belajar yang dimiliki siswa.

7. Siswa yang memiliki gaya belajar read-write mengalami kesulitan dalam

menerima informasi dalam bentuk ceramah yang biasa dilakukan oleh guru.

Page 22: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

6

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka masalah

pada penelitian ini dibatasi pada:

1. Gaya belajar yang diteliti yaitu gaya belajar read-write.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model think talk write yang

memenuhi karakteristik gaya belajar read-write.

3. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan kognitif siswa aspek C1

(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis)

pada Taksonomi Bloom yang telah direvisi.

4. Sampel penelitian adalah siswa yang memiliki gaya belajar read-write dan

tidak tuntas pada konsep momentum dan impuls.

5. Kelompok kontrol adalah kelompok yang diberikan perlakuan remedial

teaching biasa tanpa menggunakan model think talk write.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah efektifitas remedial teaching pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dalam menuntaskan siswa read-write style pada konsep

momentum dan impuls?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa read-write style pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen pada remedial teaching konsep momentum

dan impuls?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa read-write style pada ranah

kognitif C1 sampai C4 setelah diberi perlakuan remedial teaching

menggunakan model think talk write pada konsep momentum dan impuls?

4. Apakah terdapat pengaruh remedial teaching model think talk write terhadap

hasil belajar siswa read-write style pada konsep momentum dan impuls?

5. Bagaimana respon siswa read-write style terhadap model think talk write pada

remedial teaching konsep momentum dan impuls?

Page 23: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

7

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh remedial teaching model think talk write terhadap hasil

belajar siswa read-write style pada konsep momentum dan impuls.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa read-write style pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen pada remedial teaching konsep momentum

dan impuls.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa read-write style pada ranah

kognitif C1 sampai C4 setelah diberi perlakuan remedial teaching

menggunakan model think talk write pada konsep momentum dan impuls.

4. Mengetahui efektifitas remedial teaching pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dalam menuntaskan siswa read-write style pada konsep

momentum dan impuls.

5. Mengetahui respon siswa read-write style terhadap model think talk write pada

remedial teaching konsep momentum dan impuls.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi

semua pihak, antara lain:

1. Secara Teoritis

a. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam mengevaluasi

efektifitas pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran pada siswa

pada mata pelajaran fisika.

b. Bagi pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan informasi

dalam menjawab permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran

terutama dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa read-write style

pada remedial teaching.

Page 24: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

8

c. Bagi peneliti lain

Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan peningkatan hasil belajar fisika siswa read-write

style pada remedial teaching serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S. Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan untuk

menambah wawasan serta pengalaman langsung tentang cara

meningkatkan hasil belajar siswa read-write pada konsep momentum dan

impuls dalam remedial teaching dengan model think talk write.

b. Bagi pendidik dan calon pendidik

Memberikan alternatif kepada guru tentang model think talk write yang

dapat diterapkan untuk siswa read-write style guna meningkatkan hasil

belajar pada konsep momentum dan impuls.

c. Bagi siswa

Membantu siswa mempelajari konsep momentum dan impuls dan

memberikan pengalaman langsung mengenai pembelajaran aktif melalui

model think talk write guna meningkatkan hasil belajar.

d. Bagi sekolah

Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran

yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar sesuai dengan gaya belajar

siswa.

Page 25: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Remedial Teaching

a. Definisi Remedial Teaching

Dilihat dari arti katanya, istilah remedial berasal dari kata remedy (bahasa

Inggris) yang berarti obat, memperbaiki, atau menolong. Karena itu, remedial

berarti hal-hal yang berhubungan dengan perbaikan. Pengajaran remedial

merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau

membetulkan pengajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran yang maksimal.1

Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi

peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran

remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan

berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester.2

Remedial merupakan suatu sistem belajar yang dilakukan berdasarkan diagnosa

yang komprehensif (menyeluruh), yang dimaksudkan untuk menemukan

kekurangan-kekurangan yang dialami siswa dalam belajar, sehingga dapat

mengoptimalisasikan prestasi belajar. Dengan kata lain, kegiatan perbaikan yang

dilakukan merupakan segala usaha yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi jenis-

jenis dan sifat-sifat kesulitan belajar, menemukan faktor-faktor penyebabnya, dan

kemudian mengupayakan alternatif-alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar

lain baik dengan cara pencegahan maupun penyembuhan, berdasarkan data dan

informasi yang lengkap dan objektif.3

1 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial, (Jakarta: PT Nimas Multimedia, 2008), h.

8. 2 Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Penilaian

oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan SMA, (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, 2017), h. 63. 3 Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 9.

Page 26: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

10

b. Perbedaan Pengajaran Biasa dengan Pengajaran Remedial

Bila dibandingkan, maka perbedaan antara pengajaran biasa dengan

pengajaran perbaikan (remedial) dapat dilihat sebagai berikut:4

1. Kegiatan pengajaran biasa sebagai program pembelajaran di kelas dan semua

siswa ikut berpartisipasi, sedangkan kegiatan pengajaran perbaikan dilakukan

setelah diketahui adanya kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan

khusus.

2. Tujuan pengajaran biasa adalah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua

siswa, sedangkan pengajaran perbaikan tujuannya disesuaikan dengan kesulitan

belajar siswa, walaupun tujuan akhirnya sama.

3. Metode yang digunakan dalam pengajaran biasa sama untuk semua siswa,

sedangkan metode dalam pengajaran perbaikan disesuaikan dengan sifat, jenis,

dan latar belakang kesulitan.

4. Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh tim

(kerja sama).

5. Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi.

6. Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individual.

7. Evaluasi pengajaran perbaikan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang

dialami oleh siswa.

c. Tujuan Remedial Teaching

Secara umum, tujuan pengajaran perbaikan (remedial teaching) tidak

berbeda dengan pengajaran biasa, yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang

telah ditetapkan. Secara khusus, pengajaran perbaikan ini bertujuan untuk

memberikan bantuan yang berupa perlakuan pengajaran kepada siswa yang lambat,

mengalami kesulitan, ataupun kegagalan dalam belajar, sehingga mereka dapat

secara tuntas dalam menguasai bahan atau materi pelajaran yang diberikan, dan

dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan.

4 Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 21-22.

Page 27: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

11

Secara lebih rinci, tujuan pengajaran perbaikan adalah:

(1) Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat

mengenal kelemahannya dalam mempelajari suatu bidang studi dan juga

kekuatannya.

(2) Agar siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih

baik.

(3) Agar siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.

(4) Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat menolong

tercapainya hasil yang lebih baik.

(5) Agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya,

setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab

kesulitan belajar baginya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan

yang baru dalam belajar. 5

d. Fungsi Remedial Teaching

Adapun fungsi dari pengajaran perbaikan adalah sebagai berikut:6

1) Fungsi Korektif

Fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pengajaran remedial dapat

dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum

memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, antara

lain mencakup perumusan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi

dan alat pelajaran, evaluasi dan lain-lain. Dengan perbaikan terhadap hal-hal

tersebut di atas, maka prestasi belajar siswa beserta faktor-faktor yang

mempengaruhinya dapat diperbaiki.

2) Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman berarti bahwa dengan pengajaran remedial

memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh

pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.

5 Ibid. 6 Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 24-25.

Page 28: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

12

3) Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian berarti bahwa pengajaran remedial dapat membentuk

siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya (proses

belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga

peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar. Hal ini tentunya harus

disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitannya, sehingga

diharapkan siswa lebih terdorong untuk belajar.

4) Fungsi Pengayaan

Fungsi pengayaan berarti bahwa pengajaran remedial akan dapat

memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan dalam

pengajaran reguler, akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial. Demikian

juga dari segi metode dan alat ang digunakan, sehingga hasil yang diperoleh siswa

diharapkan menjadi lebih banyak, lebih dalam, atau singkatnya prestasi belajarnya

lebih kaya.

5) Fungsi Akselerasi

Fungsi akselerasi berarti bahwa dengan pengajaran remedial akan dapat

diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif

dan efisien. Dengan kata lain dapat mempercepat proses, baik dari segi waktu

maupun materi.

6) Fungsi Terapeutik

Fungsi terapeutik berarti bahwa secara langsung atau tidak, pengajaran

remedial akan dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi

kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Hal ini

tentunya akan dapat menunjang pencapaian prestasi belajar yang lebih baik, dan

pencapaian prestasi yang baik akan dapat mempengaruhi pribadi (timbal balik).

Page 29: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

13

e. Unsur dalam Kegiatan Remedial Teaching

Adapun unsur dalam kegiatan remedial teaching adalah sebagai berikut:7

1) Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial:8

(a) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda

jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%.

(b) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika

jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.

(c) Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti

remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%.

(d) Pemanfaatan tutor sebaya.

2) Sifat kegiatan program remedial yang dilaksanakan harus mempunyai sifat-

sifat pokok, yakni:

(a) Menyederhanakan konsep-konsep yang kompleks.

(b) Menjelaskan konsep-konsep yang kabur.

(c) Memperbaiki konsep-konsep yang disalahtafsirkan.

3) Jumlah siswa yang memerlukan program remedial.

Guru dapat merencanakan program remedial dengan mengambil

keputusan dalam menetapkan jumlah siswa yang memerlukan bantuan

program pembelajaran remedial. Dengan ini, kesulitan belajar siswa secara

individual pun dapat diatasi, sementara siswa yang lainnya tidak terabaikan.

4) Tempat yang digunakan untuk pembelajaran remedial.

Pemilihan tempat yang tepat bertujuan agar siswa yang mengikuti

kegiatan remedial dapat memusatkan perhatiannya dan mendapatkan bantuan

yang wajar, tanpa mengganggu teman-teman sekelasnya. Kegiatan remedial

bisa dilaksanakan di kelas, di ruang bimbingan dan konseling, di perpustakaan,

di laboratorium, di rumah, dan sebagainya.

7 Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 59-60. 8 Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di

SMA, (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, 2010), h. 38.

Page 30: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

14

5) Waktu untuk melakukan kegiatan remedial.

Pembelajaran remedial dan tes ulang dilaksanakan di luar jam tatap

muka.9 Bisa diadakan di jam pelajaran tambahan (di luar jam pertemuan biasa)

misalnya pada waktu istirahat atau waktu sore.10 Kapan dan berapa lama waktu

yang diperlukan sehingga siswa yang mengikuti kegiatan ini tidak tertinggal

dalam pelajaran yang sedang diikuti teman-temannya dan tidak mengganggu

kemajuan siswa yang lain. Hal ini tergantung pada berat ringannya masalah

yang dihadapi oleh siswa yang mengikuti kegiatan remedial tersebut. Kegiatan

remedial harus sesuai dengan bobot dan waktu yang tersedia serta situasi dan

kondisi yang memungkinkan.

6) Siapa yang memberikan kegiatan remedial.

Orang yang memberikan bantuan ini haruslah orang yang tepat. Dalam

hal ini orang yang paling berkompeten adalah guru bidang studi bersangkutan.

Namun pihak-pihak lain pun dapat juga berperan sebagai penolong dalam

memberikan bantuan tersebut, yaitu berperan sebagai tutor sebaya maupun

tutor serumah. Untuk kepentingan ini, guru harus dapat mengetahui siapa

orang-orang yang mampu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar

tersebut.

7) Metode yang digunakan dalam kegiatan remedial.

Mencakup cara menggunakan alat-alat pembelajaran maupun langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses perbaikan tersebut.

8) Sarana yang digunakan pada pembelajaran remedial.

Bisa berupa buku-buku, lembar kegiatan, lembar kerja, tape recorder,

slide, film, atau alat-alat laboratorium.

9 Ibid. 10 Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 66.

Page 31: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

15

f. Langkah Pengajaran Remedial

Adapun langkah-langkah dalam pengajaran remedial adalah sebagai

berikut:11

1) Menentukan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Langkah pertama ini bermaksud untuk menandai siswa yang diduga

mengalami kesulitan belajar. Untuk dapat menentukan hal ini, dapat diketahui dari

informasi atau data prestasi dan proses pembelajaran. Siswa yang belum mencapai

tingkat ketuntasan belajar, besar kemungkinan mengalami gangguan.

2) Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa.

Langkah kedua ini bertujuan untuk menandai dan melokalisasikan letak

kesulitan belajar siswa yang datanya dapat diperoleh dari tes diagnostik yang

dilaksanakan. untuk melaksanakan program remedial, guru tidak perlu mengulang

seluruh materi pelajaran, tetapi cukup menandai bagian mana yang tidak dipahami

oleh siswa

3) Merencanakan pemilihan alternatif tindakan.

Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan karakteristik kesulitan yang

dihadapi oleh siswa. Adapun yang harus dipersiapkan adalah:12

a. Menentukan tujuan program pengajaran remedial. Guru harus menentukan

tujuan-tujuan pembelajaran apa saja yang akan dicapai oleh siswa dalam

program pengajaran remedial.

b. Menentukan program pengajaran remedial. Guru menentukan pokok-

pokok bahasan yang belum dicapai oleh siswa yang akan dibuatkan

remedialnya.

c. Menentukan strategi/model/metode pelaksanaan program pengajaran

remedial.

d. Menentukan waktu yang digunakan untuk melaksanakan program

remedial. Menentukan kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan

program remedial, menentukan berapa kali program remedial ini akan

11 Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 80-86. 12 Mukhtar dan Rusmini, op. cit., h. 87-88.

Page 32: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

16

dilaksanakan, dan menentukan berapa lamanya program remedial yang

direncanakan pada setiap kali pertemuan.

e. Menentukan tempat yang akan digunakan untuk melaksanakan program

remedial.

f. Menentukan media atau alat yang digunakan yang akan mempermudah

penyampaian program pengajaran remedial.

4) Melakukan program pengajaran remedial.

Melaksanakan program pengajaran remedial sesuai dengan tujuan, materi,

metode, alokasi waktu yang digunakan sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat.

5) Mengadakan evaluasi pengajaran remedial.

Evaluasi pengajaran remedial dilakukan pada akhir kegiatan pengajaran.

Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang.13 Evaluasi dilakukan

untuk mengetahui apakah program remedial yang telah dilakukan dapat diserap

oleh siswa, dengan tujuan utama yaitu memenuhi kriteria keberhasilan minimal

75% dari taraf penguasaan.

13 Direktorat Pembinaan SMA, op. cit., h. 38.

Page 33: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

17

2. Model Pembelajaran Think Talk Write

a. Definisi Model Think Talk Write

Model pembelajaran think talk write diperkenalkan oleh Huinker &

Laughlin. Secara etimologi, think diartikan dengan “berpikir”, talk diartikan dengan

“berbicara”, sedangkan write diartikan sebagai “menulis”. Jadi think, talk, write

bisa diartikan sebagai berpikir, berbicara, dan menulis. Sedangkan model think talk

write adalah sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan

bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya

dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil

presentasi.14

b. Sintaks Model Think Talk Write

Tahap-tahap pelaksanaan model think talk write adalah sebagai berikut:15

1) Think

Aktifitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks

bacaan suatu materi pelajaran yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari

atau kontekstual kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam tahap

ini, siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi

penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang

diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.

2) Talk

Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk”,

yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka

pahami. Fase berkomunikasi (talk) memungkinkan siswa untuk terampil berbicara.

Proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum

menulis. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi pada

fase talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran

siswa. Pada tahap talk tugas guru adalah sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai

14 Ibid., h. 217. 15 Ibid., h. 217-219.

Page 34: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

18

fasilitator, guru senantiasa harus memberi arahan dan bimbingan kepada kelompok

yang mengalami kesulitan, terutama dalam hal materi, baik itu diminta maupun

tidak diminta. Sebagai motivator, guru harus memberi dorongan kepada siswa yang

merasa kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaannya dan atau kelompok siswa

yang mendapatkan jalan buntu untuk menemukan jawaban. Guru juga harus bisa

memotivasi siswa yang kurang aktif atau malah sangat pasif dalam kegiatan diskusi.

Guru harus memberikan semangat kepada siswa yang bersangkutan bahwa kegiatan

diskusi yang sedang berlangsung adalah penting untuk dijalani, supaya mereka

dapat memahami sendiri.

3) Write

Fase “write”, yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang

disediakan (LKS). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah

berdiskusi antar tim dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas

menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan

guru melihat pengembangan konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bagi guru dapat

memantau kesalahan siswa, miskonsepsi siswa, dan konsepsi siswa terhadap ide

yang sama. Aktivitas siswa selama tahap write ini adalah:

(1) Menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk

perhitungan.

(2) Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaian

ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan

ditindaklanjuti.

(3) Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun

perhitungan yang ketinggalan.

(4) Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik, yaitu lengkap, mudah dibaca dan

terjamin keasliannya.

Page 35: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

19

4) Presentasi

Tahapan terakhir adalah presentasi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat

berbagi pendapat dalam ruang lingkup yang lebih besar, yaitu dengan teman satu

kelas. Presentasi ini disampaikan oleh salah sorang perwakilan kelompok yang

dilakukan di depan kelas, setelah sebelumnya siswa yang bersangkutan menuliskan

jawaban kelompoknya di papan tulis. Setelah selesai presentasi, kemudian dibuka

forum tanya jawab dimana semua siswa berhak mengajukan pertanyaan dan atau

pendapat yang sifatnya mendukung jawaban ataupun menyanggah jawaban

temannya yang presentasi. Setelah tanya jawab selesai, dilakukan sebuah

penyimpulan bersama tentang materi yang dipelajari.

c. Langkah Pembelajaran Model Think Talk Write

Langkah-langkah pembelajaran think talk write adalah sebagai berikut:16

1. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa

serta petunjuk pelaksanaannya.

2. Peserta didik membaca masalah yang ada di LKS dan membuat catatan kecil

secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak diketahui dalam masalah

tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses

berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu peserta didik berusaha untuk

menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar

peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada

bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri.

3. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).

4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas

isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan

bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam

diskusi. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi

diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.

16 Ibid., h. 219-220.

Page 36: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

20

5. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan

berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan

solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu,

peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan

kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

7. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas

materi yang dipelajari. Sebelum itu, dipilih beberapa atau satu orang peserta

didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan

kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Menurut Maftuh dan Nurmani, langkah-langkah untuk melaksanakan model

think talk write dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.17

Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Model Think Talk Write

No. Kegiatan Guru Aktivitas Siswa

1. Guru menjelaskan tentang think

talk write

Siswa memperhatikan penjelasan

guru

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memahami tujuan pembelajaran

3. Guru menjelaskan sekilas tentang

materi yang akan didiskusikan

Siswa memperhatikan dan

berusaha memahami materi

tersebut

4. Guru membentuk siswa dalam

kelompok, setiap kelompok

terdiri atas 3-5 orang siswa (yang

dikelompokkan secara heterogen)

Siswa mendengarkan kelompoknya

5. Guru membagikan LKS pada

setiap siswa. Siswa membaca

soal LKS, memahami masalah

Menerima dan mencoba

memahami LKS kemudian

membuat catatan kecil untuk

17 Ibid., h. 220.

Page 37: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

21

No. Kegiatan Guru Aktivitas Siswa

secara individu, dan dibuatkan

catatan kecil (think)

didiskusikan dengan teman

kelompoknya

6. Mempersiapkan siswa

berinteraksi dengan teman

kelompok untuk membahas si

LKS (talk). Guru sebagai

mediator lingkungan belajar

Siswa berdiskusi untuk

merumuskan kesimpulan sebagai

hasil dari diskusi dengan anggota

kelompoknya

7. Mempersiapkan siswa menulis

sendiri pengetahuan yang

diperolehnya sebagai hasil

kesepakatan dengan anggota

kelompoknya (write)

Menulis secara sistematis hasil

diskusinya untuk dipresentasikan

8. Guru meminta masing-masing

kelompok mempresentasikan

pekerjaannya

Siswa mempresentasikan hasil

diskusinya

9. Guru meminta siswa dari

kelompok lain untuk menanggapi

jawaban dari kelompok lain

Siswa menanggapi jawaban

temannya

Page 38: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

22

Adapun desain pembelajaran model think talk write digambarkan seperti

berikut.18

Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Model Think Talk Write

18 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Siswa, (Tangerang: GP Press Group, 2012), h. 89.

Page 39: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

23

d. Komponen Pendukung Model Think Talk Write

Terdapat beberapa komponen penting yang cukup berperan dalam

memperlancar jalannya model think talk write pada pembelajaran, yaitu sebagai

berikut:19

1) Guru yang berkompeten dan profesional.

2) Anak didik yang aktif dalam proses pembelajaran.

3) Buku bacaan yang sesuai topik materi yang diajarkan dengan jumlah yang

banyak dan bervariasi.

4) Beberapa teknik pembelajaran yang mempunyai peranan cukup penting dalam

terlaksananya think talk write dalam pembelajaran, agar dapat tercapai tujuan

yang telah ditentukan.

e. Peran dan Tugas Guru dalam Model Think Talk Write

Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan model

think talk write sebagaimana yang dikemukakan Silver & Smith adalah sebagai

berikut:20

1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan, dan

menantang setiap siswa untuk berpikir.

2) Mendengar secara berhati-hati ide siswa.

3) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.

4) Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.

5) Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan, persoalan-

persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan siswa

berjuang dengan kesulitan.

6) Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan memutuskan

kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

19 Jumanta Hamdayana, op. cit., h. 220-221. 20 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansani, op. cit., h. 90.

Page 40: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

24

f. Teknik Penyampaian Model Think Talk Write

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa model think talk write ini tidak

semata-mata mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis, namun teknik

pengajarannya dengan bantuan penggunaan teknik pengajaran yang lain, antara lain

ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, dan lain-lain. Dalam pembelajaran model

think talk write juga menonjolkan aspek kecepatan siswa dalam beraktivitas

(berpikir, berbicara, menulis, dan lain-lain). Teknik-teknik yang bisa digunakan

sebagai pengantar pelaksanaan model think talk write dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut:21

▪ Diskusi

▪ Tanya jawab

▪ Ceramah

▪ Resitasi (pemberian tugas)

▪ Penemuan

Untuk memilih teknik mana yang akan digunakan sebagai pengantar

pelaksanaan model think talk write ini, tentu saja harus diperhatikan dan

menjadikannya sebagai acuan pada syarat pemilihan metode atau teknik yang ada,

agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan

maksimal. Jika dilihat dari alokasi waktu yang rata-rata diberikan oleh sekolah atau

madrasah yakni hanya dua jam pembelajaran tiap kali pertemuan, maka teknik yang

baik digunakan sebagai pengantar model think talk write ini antara lain diskusi,

resitasi, tanya jawab, dan penemuan.

21 Jumanta Hamdayana, op. cit., h. 221.

Page 41: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

25

g. Manfaat Model Think Talk Write dalam Pembelajaran

Manfaat model think talk write dalam pembelajaran yaitu:22

1) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan think talk write dapat

membantu siswa dalam mengontruksi pengetahuannya sendiri sehingga

pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat

mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya

sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini dapat

membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

2) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan think talk write dapat melatih

siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis

sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk

mengomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.

h. Kelebihan dan Kekurangan Model Think Talk Write

Kelebihan model think talk write adalah sebagai berikut:23

1) Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi

ajar.

2) Dengan memberikan soal open ended, dapat mengembangkan keterampilan

berpikir kritis dan kreatif siswa.

3) Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa

secara aktif dalam belajar.

4) Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru dan

bahkan dengan diri mereka sendiri.

Kelemahan model think talk write adalah sebagai berikut:24

1) Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kemampuan dan

kepercayaan, karena didominasi oleh siswa yang mampu.

2) Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam

menerapkan model think talk write tidak mengalami kesulitan.

22 Jumanta Hamdayana, op. cit., h. 221-222. 23 Jumanta Hamdayana, op. cit., h. 222. 24 Ibid.

Page 42: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

26

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.25 Dalam sistem pendidikan nasional

rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom.26 Bloom

mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive

domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor

domain) yang kemudian disebut sebagai taksonomi Bloom.27 Penelitian ini

mengukur hasil belajar hanya kemampuan siswa pada ranah kognitif saja. Kategori-

kategori pada dimensi kognitif dibagi menjadi enam kelompok, yaitu:28

1) Mengingat, yaitu mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang.

Kemampuan mengingat meliputi proses:

(1) Mengenali, yaitu menempatkan pengetahuan dalam memori jangka

panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Nama lain dari

mengenali adalah mengidentifikasi.

(2) Mengingat kembali, yaitu mengambil pengetahuan yang relevan dari

memori jangka panjang. Nama lain dari mengingat kembali adalah

mengambil.

2) Memahami, yaitu mengonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa

yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Kemampuan memahami

meliputi proses:

(1) Menafsirkan, yaitu mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain.

Nama-nama lain menafsirkan adalah menerjemahkan, memparafrasekan,

menggambarkan, dan mengklarifikasi.

25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014), h. 22. 26 Nana Sudjana , loc. cit. 27 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua , (Jakarta: Bumi

Aksara, 2015), h. 130. 28 Lorin W Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro,

(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017), h. 100-102.

Page 43: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

27

(2) Mencontohkan, yaitu menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau

prinsip umum. Nama-nama lain dari mencontohkan adalah

mengilustrasikan dan memberi contoh.

(3) Mengklasifikasikan, yaitu menentukan sesuatu dalam satu kategori. Nama-

nama lain dari mengklasifikasikan adalah mengategorikan dan

mengelompokkan.

(4) Merangkum, mengabstraksikan tema umum atau poin pokok. Nama-nama

lain dari merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabtraksi.

(5) Menyimpulkan, yaitu membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang

diterima. Nama-nama lain menyimpulkan adalah mengekstrapolasi,

menginterpolasi, memprediksi, dan menyimpulkan.

(6) Membandingkan, yaitu menentukan hubungan antara dua objek atau lebih.

Nama-nama lain dari membandingkan adalah mengontraskan, memetakan,

dan mencocokkan.

(7) Menjelaskan, yaitu membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem.

Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model.

3) Mengaplikasikan, yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam

keadaan tertentu. Kemampuan mengaplikasikan meliputi proses:

(1) Mengeksekusi, yaitu menerapkan prosedur pada tugas yang familiar. Nama

lain untuk mengeksekusi adalah melaksanakan.

(2) Mengimplementasikan, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang

tidak familiar. Nama lain untuk mengimplementasikan adalah

menggunakan.

4) Menganalisis, yaitu memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan

menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-

bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Kemampuan

menganalisis meliputi proses:

(1) Membedakan, membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang

tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting. Nama-nama

lain untuk membedakan adalah menyendirikan, memilah, memfokuskan,

dan memilih.

Page 44: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

28

(2) Mengorganisasi, yaitu menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau

berfungsi dalam sebuah struktur. Nama-nama lain untuk mengorganisasi

adalah menstrukturkan, memadukan, menemukan koherensi, membuat

garis besar, dan mendeskripsikan peran.

(3) Mengatribusikan, yaitu menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau

maksud di balik materi pelajaran. Nama lain untuk mengatribusikan adalah

mendekonstruksi.

5) Mengevaluasi, yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/data

standar tertentu. Kemampuan mengevaluasi meliputi proses:

(1) Memeriksa, yaitu menemukan inkonsistensi atau kesalahan internal dalam

suatu proses atau produk. Nama-nama lain untuk memeriksa adalah

menguji, mendeteksi, memonitor, dan mengoordinasi.

(2) Mengkritik, yaitu menemukan inkonsistensi antara suatu prosedur dan

kriteria eksternal. Nama lain dari mengkritik adalah menilai.

6) Mencipta, yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk suatu yang baru

dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Kemampuan

mencipta meliputi proses:

(1) Merumuskan, membuat hipotesis-hipotesis berdasarkan kriteria. Nama lain

dari merumuskan adalah membuat hipotesis.

(2) Merencanakan, yaitu merencanakan prosedur untuk menyelesaikan suatu

tugas. Nama lain dari merencanakan adalah mendesain.

(3) Memproduksi, yaitu menciptakan suatu produk. Nama lain memproduksi

adalah mengkonstruksi.

Page 45: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

29

4. Gaya Belajar

a. Definisi Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai

bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang

untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru

melalui persepsi yang berbeda.29 Fleming mendefinisikan gaya belajar sebagai

karakteristik individu dan cara-cara yang lebih disukai dalam mengumpulkan,

memproses, dan memahami suatu informasi.30 Gaya belajar yang dipilih individu

menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu dalam upaya menyerap

sebuah informasi dari luar dirinya.31 Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah

gaya atau teknik belajar individu yang bertindak dengan lingkungannya, untuk

memproses, menafsirkan dan memperoleh informasi, pengalaman atau keahlian

yang diinginkan.

b. Fakta Gaya Belajar

Fakta-fakta tentang gaya belajar adalah sebagai berikut:32

1. Gaya belajar mempengaruhi perilaku siswa, termasuk pada proses

pembelajaran.

2. Gaya belajar yang dimiliki siswa tidak tetap, tetapi stabil dalam jangka

menengah.

3. Siswa dan guru dapat mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki dan dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran.

4. Gaya belajar dapat disesuaikan dengan strategi pembelajaran.

5. Strategi/model/metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dapat

lebih memudahkan siswa untuk memahami informasi dalam proses

pembelajaran dan lebih disukai sehingga dapat memotivasi.

29 M. Nur Gufron dan Rini Risnawita, Buku Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014), h. 42. 30 Thomas F. Hawk and Amit J. Shah, “Using Learning Style Instruments to Enhance

Student Learning”, Decision Science Journal of Innovative Education , 2007, p. 6. 31 M. Nur Gufron dan Rini Risnawita, op. cit., h. 44. 32 Neil D. Fleming and David Baume, “Learning Styles Again: VARKing up the right

tree!”, Educational Developments, SEDA Ltd, 2006, p. 1.

Page 46: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

30

6. Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa juga

dapat membuat siswa belajar lebih tekun pada tugas-tugasnya, dapat belajar

lebih bermakna, kemampuan kognitif akan lebih maksimal dan meningkatkan

efektifitas dalam belajar.

7. Gaya belajar siswa merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa

Disebutkan oleh Honey & Mumford tentang pentingnya setiap individu

mengetahui gaya belajar masing-masing adalah:33

1. Meningkatkan kesadaran kita tentang aktivitas belajar mana yang cocok atau

tidak cocok dengan gaya belajar kita

2. Kita membantu menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas.

Menghindarkan kita dari pengalaman belajar yang tidak tepat.

3. Individu dengan kemampuan belajar efektif yang kurang, dapat melakukan

improvisasi.

4. Membantu individu untuk merencanakan tujuan dari belajarnya, serta

menganalisis tingkat keberhasilan seseorang.

Para pendidik di seluruh dunia mengakui perbedaan gaya belajar dan

perlunya pengajaran disesuaikan dengan perbedaan gaya belajar yang ada pada

siswa. Pengajaran yang menghargai gaya belajar individual mempunyai potensi

yang besar untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran.34 Ketika guru

memilih hanya satu stimulus dari salah satu gaya belajar, maka siswa dengan gaya

belajar yang berbeda menghadapi kesulitan untuk menerima pengetahuan atau

memahami pelajaran, untuk itu siswa perlu stimulus yang sesuai dengan gaya

belajar mereka. Jika siswa mendapatkan stimulus yang sesuai dengan gaya belajar

maka mereka dapat mencapai penguasaan belajar yang optimal.35

33 M. Nur Gufron dan Rini Risnawita, op. cit., h. 138. 34 Ibid., h. 149. 35 Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, and Sujiyo Miranto, “Science Education Adaptive

Learning System as a Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations” , Journal

of Baltik Science Education , 2018, p. 712.

Page 47: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

31

d. Teori Gaya Belajar VARK

Gaya belajar VARK adalah gaya belajar yang telah dimodifikasi dari gaya

belajar VAK oleh Nail D. Flaming pada tahun 2006. Gaya belajar VARK ini

dimodifikasi dengan mengelompokkan siswa dalam empat gaya belajar yang

berbeda. Gaya belajar tersebut adalah visual, aural, read-write, dan kinesthetic.

Adapun nama gaya belajar itu sendiri berasal dari awalan huruf (V, A, R, dan K).36

Fleming membedakan gaya belajar manusia menjadi empat macam, yaitu

visual (V) adalah gaya belajar yang dapat memproses informasi secara maksimal

dengan mengandalkan kemampuan melihat. Kemudian gaya belajar aural (A) yaitu

gaya belajar yang dapat memproses informasi secara maksimal dengan

mengandalkan kemampuan pendengaran. Gaya belajar write-read (R) yaitu gaya

belajar yang dapat memproses informasi secara maksimal dengan mengandalkan

kemampuan baca tulis. Dan gaya belajar kinesthetic (K) yaitu gaya belajar yang

dapat memproses informasi secara maksimal dengan mengandalkan praktek

langsung.37 Adapun kecenderungan dalam proses pembelajaran pada keempat gaya

belajar tersebut sebagai berikut.

36 Narasmah Othman and Mohd Hasil Amiruddin, “Different Perspectives of Learning

Styles from VARK Model”, University Tun Hussein Onn Malaysia, 2010, p. 655. 37 Vanessa Marcy, “Adult Learning Style: How the VARK Learning Style Inventory Can

Be Used to Improve Student Learning”, Perspective on Physician Assistant Education, 2001, p. 118.

Page 48: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

32

Tabel 2.2 Kecenderungan Proses Pembelajaran pada Gaya Belajar VARK38

Gaya Belajar Kecenderungan dalam Belajar

Visual

▪ Belajar dengan mengamati grafik, diagram, gambar,

maupun mind mapping.

▪ Suka menggarisbawahi kata penting dalam buku

▪ Suka memberi highlight berwarna warni pada

catatan yang penting.

▪ Mengilustrasikan catatan yang penuh tulisan ke

dalam bentuk gambar, grafik, ataupun mind

mapping.

▪ Kurang bisa mencatat secara lengkap ketika guru

sedang menjelaskan.

Aural

▪ Mudah belajar atau menerima informasi dengan

mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh

orang lain atau guru.

▪ Mampu mengungkapkan pendapatnya dengan baik

▪ Suka berada dalam diskusi

▪ Suka melakukan debat dengan orang lain

▪ Biasanya akan membaca dengan suara keras

Read-Write

▪ Mudah belajar dengan membaca catatan maupun

buku teks

▪ Suka menulis ulang apa yang ada di buku

▪ Mencatat apa yang disampaikan guru secara rapi dan

terperinci

▪ Biasanya membaca dengan tenang

Kinesthetic

▪ Suka melakukan banyak gerakan ketika belajar,

seperti menggerakkan tangan, menggelengkan

kepala, ataupun memainkan sesuatu

▪ Biasanya suka berjalan mondar – mandir ketika

menghafalkan sesuatu

▪ Banyak jeda ketika belajar

▪ Lebih suka dengan praktek dan pekerjaan nyata

38 Narasmah Othman and Mohd Hasil Amiruddin, op. cit., p. 658.

Page 49: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

33

5. Read-Write Style

a. Sejarah Read-Write Style

Read-write adalah kategori gaya belajar terbaru yang ditambahkan oleh

pencipta gaya belajar VARK yaitu Neil D. Fleming. Fleming memisahkan gaya

belajar read-write dari kelompok sebelumnya yaitu gaya belajar visual.39 Walaupun

baik dari gaya belajar visual dan gaya belajar read-write menggunakan indera

penglihatan dalam memproses sebuah informasi, namun keduanya memiliki ciri

yang berbeda. Gaya belajar visual lebih menangkap informasi berupa informasi

simbolis seperti grafik, bagan, diagram alur, dll. Sedangkan pada gaya belajar read-

write lebih menangkap informasi berupa teks tertulis.40

b. Definisi Read-Write Style

Read memiliki arti membaca sedangkan write memiliki arti menulis,

sehingga gaya belajar read-write adalah gaya belajar baca tulis. Seseorang yang

memiliki gaya belajar read-write akan lebih mudah memproses informasi dengan

membaca dan menulis.41 Seorang yang memiliki gaya belajar read-write adalah

pembaca dan pencatat yang handal, mereka mencatat untuk mengingat.42 Kegiatan

yang disukai oleh seseorang yang memiliki gaya belajar read-write diantaranya

menulis dan membaca daftar, esai, laporan, buku teks, catatan dan halaman web.43

39 Neil D. Flaming, “Fact, Fallacies and Myths: VARK and Learning Preferences”, 2012,

p. 2. 40 Neil D. Flaming and Colleen Mills, “Not Another Inventory, Rather a Catalyst for

Reflection”, University of Nebraska, 1992, p. 140. 41 Neil D. Flaming, “I’m Different; Not Dumb Modes of Presentation (VARK) in The

Tertiary Classroom”, Lincoln University, 1995, p. 2. 42 William A. Drago and Richard J. Wagner, “VARK Preferred Learning Style and Online

Education”, Management Research News, 2004, p. 3. 43 Thomas F. Hawk and Amit J. Shah, “Using Learning Style Instruments to Enhance

Student Learning”, Decision Science Journal of Innovative Education, 2007, p. 7.

Page 50: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

34

c. Ciri-ciri Siswa Read-Write Style

Siswa dengan preferensi gaya belajar read-write memiliki ciri-ciri:44

1. Suka menulis dan membaca. Mereka menyukai kata-kata yang memiliki makna

dan latar belakang yang menarik.

2. Suka menggunakan daftar (a, b, c, d, dan 1, 2, 3, 4) dan mengelompokkan

sesuatu ke dalam kategori.

3. Suka meringkas kalimat menjadi hierarki dan poin.

4. Suka berpikir secara terstruktur dan dapat mengeksplorasi makna dari poin dan

judul.

5. Suka memperbaiki kesalahan dan kejelasan apa yang telah ditulis.

6. Suka peraturan dan regulasi yang menantang karena kata-katanya.

7. Suka menulis atau berbicara menggunakan kata-kata yang menantang.

d. Cara Siswa Read-Write Style Menerima Informasi

Orang dengan preferensi gaya belajar read-write memiliki cara untuk

menerima informasi dengan:45

1. Menggunakan daftar (seperti ini!)

2. Menggunakan judul dan judul yang menjelaskan apa yang berikut.

3. Menggunakan poin-poin dan paragraf bernomor.

4. Menggunakan kamus dan glosarium, artikel tentang tren penggunaan kata.

5. Cek ejaan; memperbaiki kesalahan bahasa tertulis.

6. Baca handout.

7. Baca buku yang padat dengan teks, esai, manual, daftar bacaan.

8. Menggunakan definisi, konstitusi, dokumen hukum, berita acara dan aturan.

9. Menulis catatan (sering kata demi kata).

10. Dapatkan informasi dari orang-orang yang menggunakan kata-kata dengan

baik dan memiliki banyak informasi dalam kalimat mereka.

11. Saat anda mendengarkan, urutkan apa yang mereka katakan ke dalam kategori

dan daftar anda sendiri.

44 www.vark-learn.com 45 Ibid.

Page 51: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

35

e. Cara Siswa Read-Write Style Menyajikan Informasi

Orang dengan preferensi gaya belajar read-write memiliki cara untuk

menyajikan informasi kepada orang lain dengan:46

1. Mengkomunikasikan hal-hal yang menjadi prioritas penting, atau kategori,

atau skema.

2. Menuliskan dalam bentuk tulisan ke berbagai media cetak.

3. Tulis ulang ide dan prinsip apa pun dengan kata-kata sendiri.

f. Strategi Belajar untuk Siswa Read-Write Style

Strategi belajar untuk siswa yang memiliki gaya belajar read-write sebagai

berikut:47

1. Sering membaca dengan tenang berulang-ulang dan menulis ulang.

2. Menulis ulang secara terkategori (a, b, c, 1,2,3,4).

3. Menulis kembali secara rapi, terstruktur, dan runtun dalam bentuk poin-poin

dan kalimat.

4. Menulis kembali secara benar, jelas dan mudah dipahami dengan kalimat

sendiri.

g. Media untuk Siswa Read-Write Style

Siswa yang memiliki gaya belajar read-write dapat menerima informasi

dari:48

1. Daftar

2. Laporan

3. Kamus dan glosarium

4. Artikel

5. Buku teks

6. Esai

7. Media cetak

46 Ibid. 47 Ibid. 48 Ibid.

Page 52: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

36

h. Intervensi Pedagogik Read-Write Style

Adapun intervensi pedagogik pada gaya belajar read-write adalah sebagai

berikut:49

1. Artikel (teks), banyak bacaan dan informasi bacaan.

2. Membaca buku petunjuk, membaca narasi percobaan.

3. Menulis ulang dan membuat kesimpulan.

4. Menunjukkan bagian-bagian pada materi dalam bentuk gambar.

5. Membuat rencana percobaan.

6. Membaca kesimpulan dari orang lain (sinopsis).

7. Mendemonstrasikan melalui analogi.

8. Membaca instruksi.

9. Mencari informasi di luar.

10. Menuliskan arah secara rinci.

11. Membaca penjelasan yang lengkap tentang informasi.

12. Ulasan tertulis (rangkuman hasil pekerjaannya) dan mereview hasil tulisannya.

13. Penjelasan rinci.

14. Menggunakan sistem modul.

15. Menulis kembali dan membaca berulang-ulang (dengan konten yang sama).

49 Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, and Sujiyo Miranto, op. cit., p. 715.

Page 53: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

37

6. Momentum dan Impuls

a. Momentum

1) Pengertian Momentum

Momentum dari sebuah benda didefinisikan sebagai hasil kali massa dan

kecepatannya. Momentum biasanya dinyatakan dengan simbol p.50 Rumus

matematis besar momentum dapat dilihat pada persamaan 2.1:51

p = mv (2.1)

dengan:

p = momentum benda (kg m/s)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)

2) Momentum dan Hukum Kedua Newton

Makin besar momentum yang dimiliki suatu benda, makin sulit untuk

menghentikannya, dan makin besar efek yang diakibatkannya jika diberhentikan

dengan tabrakan atau tumbukan. Untuk merubah momentum benda dibutuhkan

sebuah gaya, baik untuk menaikkan momentum, menurunkannya, atau untuk

merubah arahnya.52 Jika dijabarkan dalam momentum, pernyataan hukum kedua

Newton adalah sebagai berikut:53

“Laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total yang

bekerja pada benda tersebut.”

Kita dapat menuliskan pernyataan ini dalam bentuk persamaan 2.2:54

∑ 𝑭 =∆𝒑

∆𝑡

=𝑚𝒗−𝑚𝒗𝟎

∆𝑡=

𝑚(𝒗−𝒗𝟎 )

∆𝑡= 𝑚

∆𝒗

∆𝑡= 𝑚𝒂 (2.2)

50 Douglas C. Giancoli, FISIKA: Prinsip dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 213. 51 Sudar, Bambang Heru Iswanto, dan Eka Pujriyanta, Fisika untuk SMA/MA Kelas X,

(Jakarta: Erlangga, 2016), h.196. 52 Douglas C. Giancoli, op. cit., h. 214. 53 Sudar, Bambang Heru Iswanto, dan Eka Pujriyanta, op. cit., h. 197. 54 Douglas C. Giancoli, op. cit., h. 214-215.

Page 54: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

38

3) Hukum Kekekalan Momentum

Pernyataan umum hukum kekekalan momentum adalah:

“Momentum total dari suatu sistem benda-benda yang terisolasi tetap konstan.”

Maksud dari sistem terisolasi adalah suatu sistem dimana gaya yang ada hanyalah

gaya-gaya diantara benda-benda pada sistem itu sendiri.55 Untuk memahami konsep

hukum kekekalan momentum, perhatikan dua buah biliar A dan bola biliar B yang

bergerak segaris seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Kekekalan Momentum pada Tumbukan Dua Bola

Bola A dan B bergerak dalam arah yang berlawanan dan segaris sehingga

terjadi tumbukan antara kedua bola. Kecepatan kedua bola sebelum tumbukan

adalah 𝒗𝐴 dan 𝒗𝐵, maka momentum total sistem sebelum terjadi tumbukan adalah

(𝑚𝐴𝒗𝐴 + 𝑚𝐵𝒗𝐵). Sesaat setelah terjadi tumbukan, kecepatan kedua bola berubah

𝒗𝐴′ dan 𝒗𝐵 ′. Karena massa benda tidak berubah, momentum total sistem sesudah

tumbukan adalah (𝑚𝐴𝒗𝐴 ′ + 𝑚𝐵𝒗𝐵′).

Total momentum sistem selalu tetap, maka momentum sistem sebelum dan

sesudah terjadi tumbukan adalah sama. Olah karena itu pada sistem di atas dapat

dirumuskan persamaan 2.3 berikut.

𝑚𝐴𝒗𝐴 + 𝑚𝐵𝒗𝐵 = 𝑚𝐴𝒗𝐴 ′ + 𝑚𝐵𝒗𝐵′ (2.3)

dengan:

𝑚𝐴 = massa benda A (kg)

𝑚𝐵 = massa benda B (kg)

𝒗𝐴 = kecepatan benda A sebelum tumbukan (m/s)

55 Douglas C. Giancoli, op. cit., h. 217.

Sebelum

Tumbukan

Sesudah

Tumbukan

Page 55: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

39

𝒗𝐵 = kecepatan benda B sebelum tumbukan (m/s)

𝒗𝐴 ′ = kecepatan benda A setelah tumbukan (m/s)

𝒗𝐵′ = kecepatan benda B setelah tumbukan (m/s).56

b. Impuls

1) Pengertian Impuls

Impuls adalah hasil kali gaya F dengan waktu ∆𝑡 pada waktu gaya

bekerja.57 Untuk lebih jelasnya perhatikan bola yang ditendang seperti gambar di

bawah ini.

Gambar 2.3 Pemain bola yang sedang menendang bola

Saat kaki mengenai bola, bola tersebut mengalami deformasi (perubahan

bentuk) dan gaya yang bekerja pada bola berubah dari nol ke suatu nilai yang sangat

besar kemudian turun menjadi nol lagi, gaya tersebut disebut sebagai gaya kontak.

Proses itu terjadi dalam selang waktu yang sangat singkat.

Gaya kontak pada kaki saat mengenai bola dan terjadi dalam selang waktu

yang sangat singkat disebut sebagai gaya impulsif. pada gambar di bawah ini

menjelaskan grafik gaya impulsif yang bekerja mulai dari nol pada saat 𝑡1 dan

bertambah nilainya secara cepat ke suatu nilai puncak dan turun drastis secara cepat

ke nol pada saat 𝑡2.

56 Sudar, Bambang Heru Iswanto, dan Eka Pujriyanta, op. cit., h. 198. 57 Douglas C. Giancoli, op. cit., h. 219.

Sebelum terjadi

kontak

Saat terjadi

kontak

Sesudah terjadi

kontak

Page 56: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

40

Gambar 2.4 Grafik Impuls

Impuls merupakan besaran vektor yang nilainya setara dengan luas daerah

di bawah grafik gaya-waktu. Bila dianggap gaya rata-rata yang bekerja pada benda

adalah F, maka luas daerah di bawah kurva setara dengan 𝑭(𝑡2 − 𝑡1) = 𝑭∆𝑡

Sehingga impuls yang bekerja pada benda dapat dirumuskan pada persamaan 2.4

berikut.

𝑰 = 𝑭∆𝑡 (2.4)

dengan:

𝑰 = impuls (Ns)

𝑭 = gaya (N)

∆𝑡 = lamanya gaya bekerja pada benda (s)58

2) Hubungan Momentum dan Impuls

Mari kita tetap fokuskan pembahasan kita pada bola sebelum dan sesudah

ditendang adalah 𝒗𝟏 dan 𝒗𝟐 . Bila diketahui massa bola adalah 𝑚, maka dari hukum

kedua Newton dapat dijabarkan persamaan 2.5 berikut:

𝑭 = 𝑚𝒂 = 𝑚𝒗𝟐 − 𝒗𝟏

∆𝑡

𝑭∆𝑡 = 𝑚𝒗𝟐 − 𝑚𝒗𝟏

𝑰 = 𝒑𝟐 − 𝒑𝟏

𝑰 = ∆𝒑 (2.5)

58 Sudar, Bambang Heru Iswanto, dan Eka Pujriyanta, op. cit., h. 202.

Page 57: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

41

Dengan:

𝑚 = massa benda (kg)

𝒗𝟏 = kecepatan awal benda (m/s)

𝒗𝟐 = kecepatan akhir benda (m/s)

𝒑𝟏 = momentum awal benda (kg m/s)

𝒑𝟐 = momentum akhir benda (kg m/s)

∆𝑡 = lamanya gaya bekerja pada benda (s)

∆𝒑 = perubahan momentum

Persamaan diatas menyatakan bahwa impuls setara dengan perubahan

momentum ∆𝒑 yang terjadi pada benda.59

3) Tumbukan

Tumbukan terjadi apabila terdapat dua benda yang saling bersinggungan

dalam geraknya.

Koefisien restitusi dapat dirumuskan pada persamaan 2.6 berikut:

𝑒 = −(𝒗𝟏 ′ −𝒗𝟐 ′ )

(𝒗1 −𝒗2 ) (2.6)

a) Tumbukan Lenting Sempurna

Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:

1. Hukum kekekalan energi kinetik.

2. Hukum kekekalan momentum.

3. Kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan sama.

4. Koefisien restitusi (e) = 1.

b) Tumbukan Lenting Sebagian

Pada tumbukan lenting sebagian berlaku:

1. Hukum kekekalan momentum.

2. Energi kinetik setelah tumbukan lebih kecil dari energi kinetik sebelum

tumbukan (tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik).

59 Sudar, Bambang Heru Iswanto, dan Eka Pujriyanta, op. cit., h. 203.

Page 58: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

42

3. Kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan tidak sama.

4. Koefisien restitusi 0 < e < 1.

5. Rumus koefisien restitusi pada pantulan bola dapat dirumuskan pada

persamaan 2.7 berikut:

𝑒 = √ℎ𝑛

ℎ𝑛−1 (2.7)

dengan:

ℎ𝑛 = tinggi pantulan ke-n

ℎ𝑛−1 = tinggi pantulan ke-(n-1)

c) Tumbukan Tidak Lenting

Pada tumbukan tidak lenting berlaku:

1. Hukum kekekalan momentum.

2. Tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik.

3. Kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah sama menjadi satu.

4. Koefisien restitusi (e) = 0.60

60 Muhammad Akrom, Supertuntas Bahas dan Kupas Fisika SMA, (Jakarta: Panda Media,

2013), h. 139-140.

Page 59: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

43

B. Hasil Penelitian Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan:

1. Hasil penelitian Astri Purwanti dan Widodo Budhi, dalam jurnalnya berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk write (TTW)

terhadap Prestasi Belajar Fisika”, menunjukkan bahwa kecenderungan prestasi

belajar fisika pokok bahasan usaha dan energi siswa kelas X semester genap

SMK Muhammadiyah Pakem Sleman Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write masuk

dalam kategori sangat tinggi. Dengan melihat reratanya penggunaan model

think talk write memberikan hasil 20,517 sedangkan pembelajaran

konvensional memberikan hasil 16,793.61

2. Hasil penelitian Ni Komang Ayu Apriliyani, Nyoman Dantes dan Ketut

Pudjawan, dalam jurnalnya berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Think

Talk Write (TTW) terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA”, menunjukkan

bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran

model Think Talk Write (TTW) yaitu 83,68 yang lebih tinggi dari skor rata-rata

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 71,50.62

3. Hasil penelitian Sulimah, Darmata Sulistya, Sulidar Fitri, dalam jurnalnya

berjudul “Improving Students’ Learning Achievement through Think Talk

Write (TTW) Learning Model”, menunjukkan bahwa model pembelajaran think

talk write secara signifikan meningkatkan hasil belajar yang bisa dilihat dari

hasil persentase siswa pada siklus pertama sebanyak 18 siswa (58,06%) dan

pada siklus kedua sebanyak 27 siswa (87,10%).63

61 Astri Purwati dan Widodo Budhi, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Talk write (TTW) terhadap Prestasi Belajar Fisika”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika COMPTON ,

2017, h. 12. 62 Ni Komang Ayu Apriliyani, Nyoman Dantes dan Ketut Pudjawan, “Pengaruh Model

Pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA”, International

Journal of Elementary Education , 2018, h. 271. 63 Sulimah, Darmata Sulistya, Sulidar Fitri, “Improving Students Learning Achievement

Through Think Talk Write (TTW) Learning Model”, Jurnal Pendidikan Progresif Vol VIII, 2018,

p. 10.

Page 60: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

44

4. Hasil penelitian M Eval Setiawan dan Sri Endah Indriwati, dalam jurnalnya

berjudul “The Implementation of Quantum Teaching (QT) and Think Talk

Write (TTW) through Lesson Study to Improve Students’ Learning Motivation”,

menunjukkan bahwa model think talk write dapat meningkatkan motivasi

belajar. Peningkatan motivasi belajar antara siklus I dan II sebesar 12,6%,

sedangkan hasil rata-rata siswa angket motivasi menunjukkan peningkatan

motivasi belajar sebesar 6%.64

5. Hasil penelitian Widyastuti, dalam skripsinya berjudul “Perbedaan Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas X pada Penerapan Model Pembelajaran Think

Talk Write (TTW) dan Model Pembelajaran Survey Question Read Reflect

Recite Review (SQ4R) di MA Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari Tahun

Ajaran 2017/2018”, menunjukkan bahwa rata-rata tes akhir kelas yang

menggunakan model TTW lebih tinggi (79,4) bila dibandingkan dengan kelas

yang menggunakan model SQ4R (70,3).65

6. Hasil penelitian Wartono, Sumarjono, John Rafafy, dan Rafafy Batlolona,

dalam jurnalnya berjudul “Merekonstruksi Prestasi Belajar Siswa Melalui

Program Pengajaran Remedial”, menunjukkan bahwa program remedial

teaching dapat merekonstruksi prestasi belajar siswa. Efektivitas pembelajaran

remedial dalam mencapai pembelajaran penguasaan dilihat dari efektivitas

pemenuhan kompetensi dasar dengan persentase 57,89%. Dari persentase

tersebut, dapat dikatakan bahwa pengajaran remedial cukup efektif untuk

dilaksanakan.66

7. Hasil penelitian Nur Hikmah Fitriatin, Dyah Ayu Fajarianingtyas, dan Hennya

Diana Wati, dalam jurnalnya berjudul “Pengaruh Pengajaran Remedial

Menggunakan Strategi Analogi terhadap Miskonsepsi IPA”, menunjukkan

64 M Eval Setiawan dan Sri Endah Indriwati, “The Implementation of Quantum Teaching

(QT) and Think Talk Write (TTW) through Lesson Study to Improve Students’ Learning

Motivation”, Scientiae Education: Jurnal Pendidikan Sains, 2018, p. 79. 65 Widyastuti, “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X pada Penerapan Model

Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Model Pembelajaran Survey Question Read Reflect

Recite Review (SQ4R) di MA Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Ajaran 2017/2018”,

Universitas Mataram, 2018, h. 6. 66 Wartono, Sumarjono, John Rafafy, dan Rafafy Batlolona, “Merekonstruksi Prestasi

Belajar Siswa Melalui Program Pengajaran Remedial”, Edusains Journal, 2018, h. 10.

Page 61: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

45

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan

pengajaran remedial menggunakan strategi analogi dengan hasil N-gain 0,71

pada kelas eksperimen.67

8. Hasil penelitian Shahifa Wahyi Fuadyah, dalam skripsinya berjudul “Pengaruh

Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) dalam Remedial

Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa Read-Write Style pada Konsep Hukum

Newton”, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode SQ3R

terhadap hasil belajar siswa read-write style dalam remedial teaching dengan

peningkatan hasil belajar 0,85 (kategori tinggi).68

9. Hasil penelitian Maham Khalid dan Gulnaz Anjum, dalam jurnalnya berjudul

“Use of Remedial Teaching Approaches for Dyslexic Students: Experiences of

Remedial Teachers Working in Urban Pakistan”, menunjukkan bahwa

pendekatan yang paling efektif untuk siswa disleksia dalam mengajar remedial

di Pakistan adalah pendekatan Orton-Gillinghan. Pemahaman guru yang

mendalam tentang masalah yang dihadapi oleh siswa remedial dapat

berdampak langsung pada prestasi akademik siswa.69

10. Hasil penelitian Slamet, dalam jurnalnya berjudul “Pembelajaran Remedial

untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa”, menunjukkan bahwa

penerapan pembelajaran remedial dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas,

yaitu pada siklus 1:54,3 dan siklus 2: 84,1 dengan kriteria cukup baik dan

mencapai ketuntasan belajar.70

11. Hasil penelitian Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, dan Sujiyo Miranto, dalam

jurnalnya yang berjudul “Science Education Addaptive Learning System as a

Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations”,

67 Dyah Ayu Fajarianingtyas, dan Hennya Diana Wati, “Pengaruh Pengajaran Remedial

Menggunakan Strategi Analogi terhadap Miskonsepsi IPA”, Jurnal Pendidikan IPA, 2018. h. 9. 68 Shahifa Wahyi Fuadyah, “Pengaruh Metode Survey, Question, Read, Recite, Review

(SQ3R) dalam Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa Read-Write Style pada Konsep

Hukum Newton”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 2018, h. 68. 69 Maham Khalid and Gulnaz Anjum, “Use of Remedial Teaching Approaches for Dyslexic

Students: Experiences of Remedial Teachers Working in Urban Pakistan”, Educational Psychology

& Counselling, 2019, p. 16. 70 Slamet, “Pembelajaran Remedial untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa”,

Jurnal An-Nuha, 2015, h. 1.

Page 62: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

46

menunjukkan bahwa mengetahui gaya belajar merupakan faktor yang

mempengaruhi efektivitas belajar. Siswa dengan gaya belajar berbeda juga

memiliki pendekatan belajar yang berbeda pula. Sistem pembelajaran ScEd

merupakan media pembelajaran sains berbasis komputer yang tepat. Sistem

pembelajaran ScEd memadukan pembelajaran dengan varietas gaya belajar

visual, aural, read-write, dan kinesthetic.71

12. Hasil penelitian Norasmah Othman dan Mohammad Hasril Amiruddin, dalam

jurnalnya yang berjudul “Different Perspectives of Learning Styles from VARK

Model”, menunjukkan bahwa gaya belajar mempengaruhi prestasi siswa di

sekolah. Mengetahui gaya belajar siswa dan menerapkan dalam proses

pembelajaran dapat merangsang indera siswa dalam belajar sehingga dapat

menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.72

13. Hasil penelitian Anisatul Mar’ah, dalam skripsinya berjudul Gaya Belajar dan

Faktor Pengaruhnya terhadap Pencapaian Prestasi Belajar IPA Terpadu Siswa

Kelas VIII MTs Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran 2015/2016”,

menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan gaya belajar

siswa terhadap pencapaian prestasi belajar salah satunya adalah strategi dan

metode pembelajaran guru sesuai dengan gaya belajar siswa.73

14. Hasil penelitian Agus Rakhma Bella Wulandari, dalam skripsinya berjudul

“Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas

V SD Gugus Gajahmada Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang”,

menunjukkan bahwa hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar

dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS.74

71 Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, and Sujiyo Miranto, “Science Education Adaptive

Learning System as a Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations”, Journal

of Baltik Science Education , 2018, p. 725. 72 Narasmah Othman and Mohammad Hasril Amiruddin, op. cit., p. 658. 73 Anisatul Mar’ah, “Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya terhadap Pencapaian Prestasi

Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII MTs Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran

2015/2016”, UIN Walisongo, 2016, h. 86. 74 Agus Rakhma Bella Wulandari, “Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi terhadap Hasil

Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus Gajahmada Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang”,

Universitas Negeri Semarang, 2017, h. 109.

Page 63: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

47

15. Hasil penelitian Ibnu R Khoeron, Nana Sumarna, dan Tatang Permana, dalam

jurnalnya berjudul “Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Peserta

Didik pada Mata Pelajaran Produktif”, menunjukkan bahwa gaya belajar

mempunyai kontribusi atau berpengaruh sebesar 52% terhadap prestasi belajar

peserta didik.75

75 Ibnu R Khoeron, Nana Sumarna, dan Tatang Permana, “Pengaruh Gaya Belajar terhadap

Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Produktif”, Journal of Mechanical Engineering

Education, 2014, h. 297.

Page 64: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

48

C. Kerangka Berpikir

Momentum dan impuls merupakan salah satu konsep fisika yang masih

menjadi permasalahan siswa SMA. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam

memahami pada konsep tersebut sehingga mengalami remedial dalam ulangan

harian. Penanganan guru pada permasalahan tersebut melalui remedial, mayoritas

berupa bentuk tes tulis ulang. Siswa yang mengikuti remedial tes pun hasilnya

masih ada saja yang memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini menunjukkan

penanganan siswa yang tidak tuntas (remedial) pada konsep fisika belum tepat dan

efektif.

Secara teori pembelajaran, seharusnya jika siswa yang mendapatkan nilai di

bawah KKM lebih dari 50%, maka bentuk remedial yang diberikan berupa

pembelajaran ulang (remedial teaching). Adapun guru yang melakukan

pembelajaran ulang, menggunakan model pembelajaran konvensional seperti biasa.

Model pembelajaran yang diterapkan kurang disesuaikan dengan gaya belajar

siswa. Pembelajaran konvensional dengan metode ceramah hanya lebih

mengakomodasi siswa aural (mengolah informasi dari mendengarkan). Padahal

pengajaran yang menghargai gaya belajar individual mempunyai potensi yang besar

untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pengajaran.

Remedial teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa

memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif. Selain itu,

strategi/model/metode pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar dapat

memudahkan siswa dalam memahami informasi. Jika siswa mendapatkan stimulus

yang sesuai dengan gaya belajar maka mereka dapat mencapai penguasaan belajar

yang optimal. Model think talk write dirasa mampu mengakomodasi siswa dengan

gaya belajar read-write. Sehingga hasil belajar siswa read-write style dapat

meningkat dengan model pembelajaran think talk write.

Page 65: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

49

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Banyaknya siswa yang tidak tuntas pada konsep momentum dan impuls

Penanganan remedial yang belum sesuai

1. Jenis remedial yang diberikan tidak memperhatikan jumlah siswa yang tidak tuntas.

2. Remedial yang dilakukan tidak memperhatikan gaya belajar siswa.

3. Model pembelajaran yang digunakan belum mengakomodasi gaya belajar siswa.

4. Siswa read-write style kesulitan dalam memahami materi.

5. Masih terdapat siswa remedial yang belum tuntas.

Perlu dilaksanakannya remedial teaching menggunakan model pembelajaran yang dapat mengakomodasi siswa read-write style

Penggunaan model think talk write pada remedial teaching

Meningkatnya hasil belajar siswa read-write style pada konsep momentum dan impuls

Page 66: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

50

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka

hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh remedial teaching model think

talk write terhadap hasil belajar siswa read-write style pada konsep momentum dan

impuls.

Page 67: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan yang

terletak di Jalan Raya Tegal Rotan Bintaro Sektor 9, Sawah Baru, Ciputat, Kota

Tangerang Selatan, Banten. Penelitian berlangsung pada semester genap tahun

ajaran 2018/2019 tepatnya dimulai dari tanggal 18 April sampai 3 Mei 2019.

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu yang terdiri dari 4 pertemuan dimulai

dari kegiatan pretest hingga posttest.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment atau

eksperimen semu. Metode ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.1 Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent

control group design. Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian,

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara

random.2

Sebelum dibentuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, seluruh

siswa kelas X diberikan tes gaya belajar VARK untuk mengetahui siswa yang

memiliki gaya belajar read-write. Selanjutnya seluruh siswa kelas X mengikuti

ulangan harian (pretest) konsep momentum dan impuls untuk mengetahui berapa

siswa read-write style yang tidak tuntas (nilai di bawah KKM) untuk selanjutnya

dibentuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen

diberikan perlakuan berupa remedial teaching dengan menggunakan model

pembelajaran think talk write sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011), h.114. 2 Ibid., h.116.

Page 68: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

52

remedial teaching dengan tidak menggunakan model pembelajaran think talk write.

Setelah diberi perlakuan, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi

posttest untuk mengetahui pengaruh remedial teaching model think talk write

terhadap hasil belajar siswa read-write style yang tidak tuntas. Penjelasan desain

penelitian digambarkan sebagai berikut:3

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

KE O 𝑋1 O

KK O 𝑋 O

Keterangan:

KE = kelompok eksperimen

KK = kelompok kontrol

O = pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen

𝑋1 = perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu remedial

teaching dengan model think talk write

𝑋 = perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol yaitu remedial

teaching tidak menggunakan model think talk write

3 Friska Septiani Silitonga, “The Using of Peer Tutoring Learning Method in Improving

Student’s Understanding”, Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2017, p. 2.

Page 69: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

53

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terbagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, tahap

pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahap ini terdiri dari beberapa bagian dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Tahap Awal

a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan terdiri dari angket dan wawancara mengenai

pembelajaran fisika, remedial teaching, dan gaya belajar siswa. Observasi

dilakukan dengan menyebarkan angket kepada siswa kelas XI IPA di 12

SMA Negeri Kota Tangerang Selatan. Sedangkan wawancara ditujukan

kepada guru SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan.

b. Merumuskan masalah berdasarkan permasalahan-permasalahan yang

ditemukan dari hasil studi pendahuluan dan pendalaman teori.

c. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), instrumen tes, dan

instrumen non tes (angket).

RPP dan instrumen tes disusun dengan menyesuaikan IPK (Indikator

Pencapaian Kompetensi) yang belum dicapai oleh siswa yang tidak tuntas

pada konsep momentum dan impuls. Sedangkan instrumen non tes (angket)

disusun dengan indikator mengenai respon siswa terhadap model

pembelajaran think talk write.

d. Uji kelayakan instrumen

Instrumen yang telah dibuat divalidasi oleh para ahli, yaitu ahli materi, ahli

konstruk, dan ahli bahasa.

e. Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen

Instrumen yang telah diuji kelayakannya dianalisis untuk dipergunakan

pada pretest dan posttest sebagai tes pengukur hasil belajar siswa read-write

style pada penelitian ini.

Page 70: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

54

2. Tahap Pelaksanaan

a. Angket gaya belajar VARK

Angket gaya belajar VARK diberikan kepada siswa kelas X IPA SMA

Negeri 10 Kota Tangerang Selatan untuk mengetahui siswa yang memiliki

gaya belajar read-write style.

b. Pretest

Pretest diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

untuk mengetahui kemampuan awal siswa read-write style sebelum diberi

perlakuan, sehingga dapat ditentukan siswa kelompok kontrol dan siswa

kelompok eksperimen.

c. Remedial Teaching

Remedial teaching pada kelompok eksperimen menggunakan model

pembelajaran think talk write, sedangkan pada kelompok kontrol tidak

menggunakan model pembelajaran think talk write.

d. Posttest

Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa read-write

style setelah diberikan perlakuan.

e. Penyebaran angket respon

Angket respon diberikan kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui

respon siswa terhadap model pembelajaran think talk write yang telah

diterapkan.

3. Tahap Akhir

a. Menganalisis data hasil penelitian

Peneliti menganalisis data hasil penelitian selama tahap pelaksanaan.

b. Menguji hipotesis

Data yang telah dianalisis kemudian dilakukan uji hipotesis untuk

mengetahui adanya pengaruh remedial teaching model think talk write

terhadap hasil belajar siswa read-write style.

c. Penarikan kesimpulan penelitian

Data yang telah diuji hipotesis kemudian ditarik kesimpulan nya.

Tahapan prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:

Page 71: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

55

Gambar 3.1 Tahapan Prosedur Penelitian

Studi pendahuluan

Merumuskan masalah

Menyusun instrumen

Menguji kelayakan instrumen

Menganalisis hasil uji

kelayakan instrumen

Angket gaya belajar VARK

PretestRemedial teaching

PosttestPenyebaran

angket respon model TTW

Menganalisisdata hasil penelitian

Mengujihipotesis

Penarikankesimpulan

Tahap Awal

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Page 72: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

56

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (dependen). Sedangkan variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.4 Variabel

dalam penelitian ini yaitu:

Variabel bebas (independen) : model think talk write

Variabel terikat (dependen) : hasil belajar siswa read-write style.

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 108 siswa kelas X IPA SMA Negeri

10 Kota Tangerang Selatan semester genap tahun ajaran 2018/2019 yang terbagi

dalam 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 siswa. Sampel ditentukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu.5

Pada penelitian eksperimen sederhana, jumlah anggota sampel masing-

masing baik untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah antara 10

s/d 20.6 Pada penelitian ini sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah

yang sama yaitu 16 siswa kelompok eksperimen dan 16 siswa kelompok kontrol.

Pertimbangan dalam penentuan sampel tersebut yaitu siswa yang memiliki gaya

belajar read-write dan tidak tuntas pada ulangan harian konsep momentum dan

impuls. Penentuan siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

ditentukan berdasarkan hasil pretest (ulangan harian). Siswa yang mendapat nilai

relatif tinggi, sedang, dan rendah ditempatkan pada kedua kelompok sehingga

kedua kelompok memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama.

4 Sugiyono, op. cit., h. 61. 5 Ibid., h. 124. 6 Ibid., h. 132.

Page 73: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

57

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi tiga tahap yaitu teknik pengumpulan data sebelum pembelajaran, ketika

pembelajaran, dan setelah pembelajaran. Ketiga tahap tersebut dapat dilihat pada

Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Tahap Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Instrumen

Sebelum

pembelajaran

Beberapa

siswa kelas

XI IPA

SMA

Negeri

Kota

Tangerang

Selatan

Informasi

tentang

pembelajaran

fisika,

remedial

teaching, dan

gaya belajar

siswa

Angket Lembar

angket

Guru Fisika

kelas X

SMA

Negeri 10

Kota

Tangerang

Selatan

Informasi

tentang

pembelajaran

fisika,

remedial

teaching, dan

gaya belajar

siswa

Wawancara Pedoman

wawancara

Siswa kelas

X IPA

SMA

Negeri 10

Kota

Tangerang

Selatan

Informasi

tentang gaya

belajar siswa

Angket

Angket

gaya

belajar

VARK

Pembelajaran

Kelompok

eksperimen

dan

kelompok

kontrol

Hasil

ulangan

harian untuk

mengetahui

siswa yang

tidak tuntas

Tes

Butir soal

pilihan

ganda

ranah

kognitif

C1, C2,

Page 74: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

58

Tahap Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Instrumen

pada konsep

momentum

dan impuls

C3, dan C4

taksonomi

Bloom

revisi

Hasil

remedial test

setelah diberi

perlakuan

untuk

mengetahui

pengaruh

model think

talk write

terhadap

hasil belajar

siswa

Setelah

pembelajaran

Kelompok

eksperimen

Respon

siswa

terhadap

model think

talk write

Angket Lembar

angket

Page 75: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

59

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan

instrumen nontes.

1. Instrumen Tes (Tes Hasil Belajar)

Instrumen tes hasil belajar yang digunakan berupa tes objektif pilihan

ganda. Instrumen tes terdiri dari ranah kognitif C1-C4 dengan jumlah total 15 soal

yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Sehingga instrumen tes mampu

mengakomodir kompetensi dasar yang harus dipenuhi siswa, yaitu menerapkan

konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan momentum dalam

kehidupan sehari-hari. Instrumen ini diberikan kepada siswa kelas X IPA SMA

Negeri 10 Kota Tangerang Selatan yang dijadikan sampel pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen tes digunakan sebelum remedial

teaching yaitu saat ulangan harian (pretest) dan sesudah remedial teaching

(posttest). Instrumen tes yang digunakan telah memenuhi kisi-kisi instrumen

penelitian. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

No Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Nomor Soal Aspek

Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4

1. Menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi momentum.

Membandingkan besar momentum dengan massa dan

kecepatan yang berbeda

1* 1

2. Menghitung

nilai momentum suatu benda.

Menghitung besar

momentum dengan mengkonversi

satuan massa dan kecepatan ke

dalam satuan SI

2* 1

3. Menghitung nilai

momentum suatu benda.

Menentukan perubahan

momentum yang dialami gerobak tukang sayur.

3* 1

4. Menjelaskan

faktor-faktor

Mengidentifikasi

pernyataan yang

4* 1

Page 76: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

60

No Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Nomor Soal Aspek

Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4

yang

mempengaruhi impuls

benar terkait

impuls berdasarkan

peristiwa pemain golf

5. Menghitung nilai impuls

suatu benda.

Menentukan impuls

berdasarkan grafik gaya impuls

terhadap waktu kontak

5* 1

6.

Menentukan besaran fisis terkait

persamaan hubungan

antara momentum dan impuls.

Menentukan

kecepatan bola voli sesaat setelah diservis dengan

diketahui gaya impuls, waktu

kontak, dan massa bola

6* 1

7. Menentukan gaya impuls terbesar

jika massa dan kecepatan akhir

benda berbeda-beda

7* 1

8.

Menjelaskan

karakteristik jenis-jenis

tumbukan.

Mengategorikan karakteristik jenis-

jenis tumbukan

8* 1

9. Menentukan kecepatan bola

setelah tumbukan pada peristiwa tumbukan lenting

sempurna

10* 1

10. Menentukan

besaran fisis hukum kekekalan

momentum pada peristiwa

tumbukan lenting sempurna.

Menyimpulkan kecepatan benda

setelah tumbukan pada peristiwa

tumbukan lenting sempurna

11* 1

11. Merepresentasikan peristiwa

tumbukan tidak

9* 1

Page 77: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

61

No Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Nomor Soal Aspek

Kognitif Jumlah

Soal C1 C2 C3 C4

lenting ke dalam

sebuah gambar

12. Menentukan kecepatan kedua

bola setelah tumbukan pada peristiwa

tumbukan tidak lenting

13* 1

13.

Menentukan besaran fisis

hukum kekekalan

momentum pada peristiwa tumbukan

tidak lenting

Menganalisis jenis

tumbukan yang terjadi dan

kecepatan akhir benda jika diketahui massa

dan kecepatan awalnya

14* 1

14. Menentukan

tinggi pantulan bola ke-n setelah tumbukan pada

peristiwa tumbukan lenting

sebagian

12* 1

15. Menganalisis pengaruh peristiwa

tumbukan.

Menyelidiki pernyataan yang tepat terkait

peristiwa tumbukan lenting

sebagian

15* 1

Jumlah 1 3 8 3 15

Persentase 7% 20% 53% 20% 100%

Sebuah instrumen tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi empat

kriteria, yaitu: validitas; reliabilitas; taraf kesukaran; dan daya pembeda. Uji

kelayakan instrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan software Anates V4.

Berikut ini adalah pengujian yang berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi

oleh instrumen penelitian:

Page 78: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

62

1) Uji Validitas Instrumen

Sebuah tes dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang hendak diukur. Hasil penelitian yang valid bila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya.7 Uji validitas

dalam penelitian ini meliputi validitas butir soal dan validitas isi.

a) Validitas Butir Soal

Validitas butir soal adalah demikian sebuah item (butir soal) dikatakan valid

apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Sebuah item

memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran

(korelasi) dengan skor total. Rumus untuk menguji validitas butir soal adalah

dengan menghitung skor item sebagai variabel X dan skor total sebagai variabel Y.

Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar.8 Adapun rumus product moment dengan angka kasar

dapat dilihat pada persamaan 3.1 berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑋2)}{𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑌)2} (3.1)

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y9

𝑋 = skor butir soal yang menjawab benar

𝑌 = skor total siswa yang menjawab benar

𝑁 = jumlah siswa

Uji validitas konstruk dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

Anates V4 yang dapat dilihat dari hasil output di Anates V4 dengan

membandingkan 𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% dan menetapkan

derajat kebebasan terlebih dahulu yaitu 𝑑𝑓 = 𝑁 − 2. Tabel kategori validitas

7 Ibid., h. 172-173. 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2015), h. 90-91. 9 Ibid., h. 87.

Page 79: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

63

lapangan berdasarkan perbandingan output 𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat dilihat pada

Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kategori Validitas10

Ketentuan Nilai 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kategori

𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid

𝑟𝑥𝑦 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Tidak Valid

Nilai 𝑟𝑥𝑦 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas

butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi 𝑟𝑥𝑦11

Koefisien Korelasi 𝒓𝒙𝒚 Kriteria

0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 100 Sangat tinggi

0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 80 Tinggi

0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 60 Cukup

0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 40 Rendah

0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 20 Sangat Rendah

Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 15

Jumlah Siswa 36

Nomor Soal Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15

Jumlah Soal Valid 15

Persentase Soal Valid 100%

Tabel 3.6 menunjukkan butir soal yang akan digunakan sebagai pretest dan

posttest. Jumlah soal yang digunakan yaitu 15 soal atau sebanyak 100% dari 15

soal. Nilai koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y (𝑟𝑥𝑦 ) dapat dilihat

pada lampiran B.4.d

10 Ibid., h. 89. 11 Ibid.

Page 80: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

64

b) Validitas Isi

Validitas isi dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian kesesuaian antara

instrumen dengan beberapa aspek yang diukur dari ahli/judgement. Validitas isi

dilakukan untuk memastikan apakah instrumen sesuai dan relevan dengan tujuan

dari penelitian itu sendiri atau tidak.12 Penilaian tersebut terbagi menjadi tiga aspek,

yaitu aspek konten/materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa. Aspek

konten/materi mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan materi

fisika yang digunakan yaitu momentum dan impuls. Aspek konstruksi mengukur

kesesuaian isi instrumen soal dengan teori penyusunan soal. Aspek bahasa

mengukur kesesuaian bahasa yang digunakan dalam soal dengan kaidah penulisan

bahasa Indonesia.

Hasil penilaian oleh para ahli diolah dengan menggunakan content validity

ratio (CVR) dan content validity index (CVI). CVR dihitung dengan

menggunakan nilai CVR dan Koefisien Kappa yang ditentukan pada persamaan

3.2 berikut:13

𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒−

𝑁

2𝑁

2

(3.2)

Keterangan:

𝐶𝑉𝑅 = rasio validitas isi

𝑛𝑒 = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)

N = jumlah ahli atau judgement

Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan

bahwa setidaknya setengah panelis menilai item sebagai penting/esensial. Semakin

lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dan semakin tinggi validitas

isinya. Setelah mengetahui nilai CVR selanjutnya mencari nilai CVI. Secara

sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR pada persamaan 3.3 berikut:14

𝐶𝑉𝐼 =∑ 𝐶𝑉𝑅

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙 (3.3)

12 Iwan Permana Suwarna, op. cit., h. 50. 13 Ibid. 14 Ibid., h. 51.

Page 81: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

65

Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)15

Rentang Nilai Kategori

0,00-0,33 Tidak Sesuai

0,34-0,67 Sesuai

0,68-1,00 Sangat Sesuai

Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini.

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Isi

Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori

Konten materi 1,00 Sangat sesuai

Konstruksi 0,99 Sangat sesuai

Bahasa 0,98 Sangat sesuai

Tabel 3.8 menunjukkan ketiga aspek yang dinilai termasuk ke dalam

kategori sangat sesuai sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini bersifat

valid dan layak digunakan dalam penelitian. Pengolahan data uji validitas instrumen

tes dapat dilihat pada lampiran B.4.a, B.4.b, dan B.4.c

2) Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.16 Reliabilitas dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20), yaitu pada persamaan 3.4

berikut:17

𝑟11 = (𝑛

𝑛−1) (

𝑆2 −∑ 𝑝𝑞

𝑆2) (3.4)

Keterangan:

𝑟11 = reliabilitas secara keseluruhan

𝑝 = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

𝑞 = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (𝑞 = 1 − 𝑝)

15 Ibid. 16 Iwan Permana Suwarna, op. cit., h. 53. 17 Ibid., h.115.

Page 82: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

66

∑𝑝𝑞 = jumlah hasil perkalian antara p dan q

𝑘 = banyaknya item

𝑆 = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan software

Anates V4, kemudian output nilai koefisien reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9

berikut ini:

Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas18

Koefisien Korelasi 𝒓𝒙𝒚 Kriteria

0,90 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,90 Tinggi

0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,70 Cukup

0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Rendah

0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas

Statistik Reliabilitas Soal

𝑟11 0,88

Kesimpulan Tinggi

Tabel 3.10 menunjukkan nilai reliabilitas instrumen tes sebesar 0,88. Nilai

ini termasuk ke dalam kategori tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen tes ini bersifat reliabel dan layak digunakan dalam penelitian. Data uji

reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.4.e

18 Ibid., h.89.

Page 83: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

67

3) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang

pandai (berkemampuan rendah).19 Rumus yang digunakan untuk menentukan daya

pembeda (indeks diskriminasi) soal pilihan ganda pada persamaan 3.5 berikut:20

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.5)

Keterangan:

𝐷 = indeks diskriminasi (daya pembeda)

𝐽 = jumlah peserta tes

𝐽𝐴 = banyaknya jumlah kelompok atas

𝐽𝐵 = banyaknya jumlah kelompok bawah

𝐵𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

𝐵𝐵 = banyaknya jumlah kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

𝑃𝐴 = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks

kesukaran)

𝑃𝐵 = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Uji daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan software Anates V4

kemudian output daya pembeda diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu.

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda21

Daya Pembeda Kategori

Negatif Jelek sekali

0,00-0,20 Jelek

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik sekali

19 Ibid., h.226. 20 Ibid., h.228. 21 Ibid., h.232.

Page 84: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

68

Berikut uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.12

berikut.

Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Baik 14 93,3%

Baik sekali 1 6,7%

Jumlah 15 100%

Tabel 3.12 menunjukkan instrumen tes yang digunakan memiliki daya

pembeda yang baik dan baik sekali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen

tes ini dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang

berkemampuan rendah. Data uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada

lampiran B.4.f

4) Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar.22 Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya index kesukaran antara 0,0 sampai

dengan 1,0. Indeks kesukaran dapat dihitung dengan persamaan 3.6 berikut:23

𝑃 =𝐵

𝐽𝑆 (3.6)

Keterangan:

𝑃 = indeks kesukaran

𝐵 = banyaknya siswa yang menjawab benar

𝐽𝑆 = jumlah seluruh siswa peserta tes

Uji taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

Anates V4 kemudian output indeks kesukaran diinterpretasikan dalam sebuah

klasifikasi tertentu. Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.13

berikut.

22 Ibid., h.222. 23 Ibid., h.223.

Page 85: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

69

Tabel 3.13 Klasifikasi Indeks Kesukaran24

Interval Indeks Kesukaran Kategori

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

Hasil uji taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 2 13,3%

Sedang 11 73,4%

Sukar 2 13,3%

Jumlah 15 100%

Tabel 3.14 menunjukkan soal yang digunakan terdiri dari 15 soal dengan

kategori mudah (13,3%) sedang (73,4%) sukar (13,3%). Taraf kesukaran tiap butir

soal dapat dilihat pada lampiran B.4.g.

2. Instrumen Nontes

a. Kuesioner (Angket) Gaya Belajar VARK

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk menjawabnya.25 Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

adalah kuesioner yang diadopsi langsung dari pencetus gaya belajar VARK yaitu

Neil D. Flaming dalam website resmi www.vark-learn.com dengan judul The

VARK Questionnaire (version 7.1) yang dapat diunduh secara online. Kuesioner

diterjemahkan dari teks asli berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

Kuesioner VARK tersebut berisi 16 butir pertanyaan yang merefleksikan situasi

dalam kehidupan sehari-hari. Pada setiap butir soal disediakan empat pilihan

jawaban yang merefleksikan masing-masing tipe gaya belajar (visual, aural, read-

write atau kinesthetic). Kuesioner ini telah divalidasi oleh Tjunding dengan hasil

24 Ibid., h. 225. 25 Sugiyono, op. cit., h. 199.

Page 86: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

70

validasi menunjukkan korelasi sebesar 0,07076 untuk variabel multiopsi dan

0,8132 untuk checklist.26 Kuesioner gaya belajar ini juga sudah diuji reliabilitas

dengan hasil 0,85 visual; 0,82 aural; 0,84 read-write; 0,77 kinesthetic.27

Kuesioner gaya belajar VARK (Visual Aural Read Write Kinesthetic)

digunakan untuk mengetahui gaya belajar apa saja yang dimiliki siswa kelas X IPA

SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, sehingga dapat diketahui siswa mana saja

yang memiliki gaya belajar read-write.

b. Angket Respon Siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa read-write

style di kelompok eksperimen setelah remedial teaching menggunakan model

pembelajaran think talk write. Angket ini diolah dengan menggunakan skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat atau persepsi seseorang

atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.28 Angket yang digunakan

adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Kisi-kisi instrumen

nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)

No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah

Soal Positif Negatif

1. Penggunaan model think talk write 1 2 2

2. Penyampaian konsep materi 3,5 4,6 4

3. Keunggulan model think talk write 7,9 8,10 4

Jumlah Soal 5 5 10

26 Sia Tjundjing, “Keandalan VARK: Instrumen Modalitas Belajar Baru yang Unik dan

Menarik”, Indonesian Psychological Journal , 2003, p. 341. 27 Leite, W.L, Svinicki, M. dan Shi, Y, “Attempted Validation of the Scores of the VARK:

Learning Styles Inventory with Multitrait-Multimethod Confirmatory Factor Analysis Models”,

Educational and Psychological Measurement , 2010, p. 334. 28 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika , (Bandung: Alfabeta,

2010), h. 16.

Page 87: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

71

H. Teknis Analisis Data

1. Teknis Analisis Data Tes

Analisis data instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini menggunakan

bantuan software IBM SPSS Statistics 23 dalam menguji normalitas, homogenitas,

dan hipotesis.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data

pada sampel.29 Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk

pada software IBM SPSS Statistics 23, dengan rumus sebagai berikut:30

𝑊 =(∑ 𝑎𝑖𝑥(𝑖))𝑛

𝑖=12

∑ (𝑥𝑖−𝑥̅)𝑛𝑖=1

2 (3.7)

Keterangan:

𝑊 = Statistik uji

𝑎𝑖 = nilai yang tercantum pada tabel koefisien Shapiro Wilk

𝑥𝑖 = angka ke i pada data yang ke-i

�̅� = rerata data

Setelah didapatkan nilai statistik uji (W) melalui perhitungan, selanjutnya

nilai W tersebut dapat digunakan untuk menentukan posisi nilai probabilitas (p)

pada tabel Shapiro Wilk. Selain itu, posisi nilai probabilitas (p) juga ditentukan dari

banyaknya sampel. Posisi nilai probabilitas (p) tersebut yang nantinya akan

dibandingkan dengan taraf signifikansi (5%) yang digunakan. Maka dari itu,

kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai p > 5%, maka 𝐻0 diterima; 𝐻𝑎 ditolak, yang berarti data terdistribusi

normal.

b) Jika nilai p < 5%, maka 𝐻0 ditolak; 𝐻𝑎 diterima, yang berarti data tidak

terdistribusi normal.

29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 363. 30 Stanislaus S. Uyanto, Pedoman nalisis Data dengan SPSS , (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2009), h. 55.

Page 88: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

72

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian terhadap kesamaan (homogenitas)

beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang

diambil dari populasi yang sama.31 Uji homogenitas pada penelitian ini

menggunakan uji Levene dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 23, dengan

rumus sebagai berikut:32

𝑊 =(𝑁−𝑘) ∑ 𝑁𝑖(𝑍𝑖•−𝑍••)²𝑘

𝑖=1

(𝑘−1) ∑ ∑ 𝑁𝑖 (𝑁𝑖𝑗=1

𝑘𝑖=1 𝑍𝑖𝑗−𝑍𝑖•)²

(3.8)

Keterangan:

�̅�𝑖• = rerata (mean) group ke-i

�̅�•• = rerata (mean) keseluruhan data

dimana �̅�𝑖𝑗 dapat memiliki salah satu dari tiga definisi berikut:

a) �̅�𝑖𝑗 = |𝑌𝑖𝑗 − 𝑌𝑖•| dimana 𝑌𝑖• = rerata (mean) dari subgroup ke-i

b) �̅�𝑖𝑗 = |𝑌𝑖𝑗 − �̂�𝑖•| dimana �̂�𝑖• = median dari subgroup ke-1

c) �̅�𝑖𝑗 = |𝑌𝑖𝑗 − 𝑌′𝑖•| dimana 𝑌′𝑖• = 10% trimmed mean dari subgroup ke-i.

Setelah didapatkan nilai statistik uji (W) melalui perhitungan, selanjutnya

nilai W tersebut dibandingkan dengan nilai F yang dapat dilihat pada tabel distribusi

F. Dimana nilai F tersebut ditentukan berdasarkan taraf signifikansi yang digunakan

(𝛼), jumlah kelas (k) dan jumlah seluruh data (N). Maka dari itu, kriteria

pengujiannya sebagai berikut:

a) Jika nilai 𝑊 > 𝐹𝛼,𝑘−1,𝑁−𝑘 , maka 𝐻0 diterima; 𝐻𝑎 ditolak yang berarti varians

kedua populasi homogen.

b) Jika nilai 𝑊 < 𝐹𝛼,𝑘−1,𝑁−𝑘 , maka 𝐻0 ditolak; 𝐻𝑎 diterima yang berarti varians

kedua populasi tidak homogen.

31 Suharsimi Arikunto, op. cit., 2010, h. 363-364. 32 Yulingga Nanda Hanief dan Wasis Himawanto, Statistik Pendidikan, (Yogyakarta:

Deepulish, 2017), h. 63.

Page 89: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

73

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang akan digunakan harus sesuai dengan hasil uji normalitas

dan uji homogenitas. Jika data yang digunakan memenuhi asumsi-asumsi klasik

seperti asumsi normalitas dan homogenitas maka pengujian hipotesis menggunakan

uji statistik parametrik.33 Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t dengan

bantuan software IBM SPSS 23. Berikut ini kondisi asumsi-asumsi yang dapat

terjadi, beserta uji hipotesis yang digunakannya.

a) Data Terdistribusi Normal dan Variansnya Sama

Untuk data yang terdistribusi normal dan variansnya sama, pengujian

hipotesis statistik menggunakan statistik parametrik, yaitu uji t dengan persamaan

sebagai berikut:34

𝑡 =𝑋1̅̅̅̅ −𝑋2̅̅̅̅

𝑆𝑔𝑎𝑏√1

𝑛1+

1

𝑛1

(3.9)

dengan nilai 𝑆𝑔𝑎𝑏 sebagai berikut:

𝑆𝑔𝑎𝑏 = √(𝑛1−1)𝑆1

2+(𝑛2−1)𝑆22

(𝑛1+𝑛2+2) (3.10)

Keterangan:

𝑡 = harga t hitung

𝑋1̅̅ ̅ = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen

𝑋2̅̅ ̅ = nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol

𝑆12 = varians data kelompok eksperimen

𝑆22 = varians data kelompok kontrol

𝑆𝑔𝑎𝑏 = simpangan baku kedua kelompok

𝑛1 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen

𝑛1 = jumlah siswa pada kelompok kontrol

33 Ibid., h. 105. 34 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 238-239.

Page 90: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

74

Setelah harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua

hipotesis dengan membandingkan besarnya 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Sebelum menguji

hipotesis, terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya dengan rumus: 𝑑𝑓 =

(𝑛1 + 𝑛2) − 2. Setelah nilai 𝑑𝑓diperoleh, maka dapat dicari harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf

signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak

b. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima

b) Data Terdistribusi Normal dan Variansnya Berbeda

Untuk data yang terdistribusi normal dan variansnya berbeda, pengujian

hipotesis statistik menggunakan uji 𝑡′, dengan persamaan sebagai berikut:35

𝑡 ′ =𝑋1̅̅̅̅ −𝑋2̅̅̅̅

√𝑆1

2

𝑛1+

𝑆22

𝑛2

(3.11)

Keterangan:

𝑋1̅̅ ̅ = rata-rata skor kelompok eksperimen

𝑋2̅̅ ̅ = rata-rata skor kelompok kontrol

𝑆12 = standar deviasi kelompok eksperimen

𝑆22 = standar deviasi kelompok kontrol

𝑛1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

𝑛1 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Kriteria pengujian uji 𝑡′adalah sebagai berikut:

a. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak

b. Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima

35 Ibid., h. 240-241.

Page 91: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

75

c) Data Tidak Terdistribusi Normal

Untuk data tidak terdistribusi normal, maka pengujian hipotesisnya dengan

menggunakan analisis tes statistik nonparametrik. Uji statistik nonparametrik yang

digunakan adalah uji Mann-Whitney dengan persamaan sebagai berikut:36

𝑈1 = (𝑛1 𝑥 𝑛2) +(𝑛1 +1) 𝑥 𝑛1

2− Σ𝑅1 (3.12)

𝑈2 = (𝑛1 𝑥 𝑛2) +(𝑛2 +1) 𝑥 𝑛2

2− Σ𝑅2 (3.13)

Keterangan:

𝑈1 = jumlah peringkat 1

𝑈2 = jumlah peringkat 2

𝑛1 = jumlah sampel 1

𝑛2 = jumlah sampel 2

Σ𝑅1 = jumlah rangking pada sampel 1

Σ𝑅2 = jumlah rangking pada sampel 2

Kriteria pengujian uji adalah sebagai berikut:

a. 𝑈ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑈𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima.

b. 𝑈ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑈𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak.

4) Uji N-gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses

pembelajaran.37 Perhitungan normal gain digunakan untuk mengetahui “judgment

nilai” bagaimana hasil peningkatan yang terjad i, apakah baik, sedang atau kurang.

Rumus yang digunakan untuk uji normal gain pada persamaan 3.7 berikut:38

36 Tedjo N. Resoatmojo, Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan . (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 154-155. 37 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah), 2014, h. 76. 38 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual

Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Score , American

Journal of Physics, 70 (12), 2002, p. 1260.

Page 92: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

76

𝑔 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 (3.14)

Kategori untuk nilai peningkatan berdasarkan N-gain dapat dilihat pada

Tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.16 Klasifikasi Nilai N-gain39

Klasifikasi Kategori

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

2. Teknis Analisis Data Nontes

Pengolahan data instrumen nontes dilakukan dengan menggunakan bantuan

software Microsoft Excel. Analisis data instrumen nontes pada penelitian ini yaitu:

a. Analisa Kuesioner Gaya Belajar VARK

Data yang telah diperoleh melalui kuesioner (angket) gaya belajar VARK

kemudian diolah dan dianalisis dengan bantuan software Microsoft Excel untuk

menentukan gaya belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 10 Kota Tangerang

Selatan untuk mengidentifikasi persentase siswa dengan gaya belajar visual, aural,

read-write, atau kinesthetic. Adapun langkah-langkah dalam penentuan gaya

belajar adalah sebagai berikut:

1. Siapkan data excel hasil kuesioner gaya belajar VARK yang terdiri dari 16 item

pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban yang merefleksikan masing-masing tipe

gaya belajar (visual, aural, read-write, kinesthetic).

2. Sesuaikan hasil kuesioner dengan kunci jawaban gaya belajar VARK.

3. Hitung skor masing-masing untuk setiap gaya belajar VARK.

4. Hitung selisih skor gaya belajar yang dijadikan acuan untuk menentukan jenis

gaya belajar berdasarkan acuan berikut:40

1) Skor tertinggi tunggal adalah preferensi gaya belajar utama siswa maka

siswa memiliki gaya belajar tunggal (unimodal).

39 Yanti Herlanti, op. cit., h. 77. 40 Poonam Kharb, et al., “The Learning Style and Preferred Teaching-Learning Strategies

of First Year Medical Student”, Journal of Clinical and Diagnostic Research , 2013, p. 1090.

Page 93: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

77

2) Jika terdapat dua gaya belajar dengan skor tertinggi yang sama maka siswa

memiliki dua gaya belajar (bimodal).

3) Jika terdapat tiga gaya belajar dengan skor tertinggi yang sama maka siswa

memiliki tiga gaya belajar (trimodal)

4) Jika keempat gaya belajar memiliki skor yang sama maka siswa memiliki

empat gaya belajar (quardmodal)

5. Menghitung persentase masing-masing gaya belajar pada persamaan 3.8

berikut:41

% =𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑠 𝑉𝐴𝑅𝐾𝑥100% (3.15)

b. Analisis Uji Efektivitas

Uji efektivitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat banyaknya

siswa yang memperoleh hasil tes di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)

setelah belajar menggunakan model think talk write. Kriteria efektivitas

berdasarkan hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut:

Tabel 3.17 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif42

Persentase Kriteria

≥80% Sangat efektif

70%-79% Efektif

60%-69% Cukup efektif

50%-59% Kurang efektif

<50% Tidak efektif

41 Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, and Sujiyo Miranto, “Science Education Adaptive

Learning System as a Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations”, Journal

of Baltik Science Education , 17(4), 2018, p. 718. 42 Keputusan Menteri Da lam Negeri Nomor: 690.900.327 Tahun 1996

Page 94: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

78

c. Analisis Data Angket Respon Siswa

Angket respon siswa dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert

dengan pernyataan positif dan negatif seperti pada Tabel 3.18 di bawah ini:

Tabel 3.18 Konversi Skala Likert43

Alternatif Jawaban Skor Penilaian Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Setuju (TS) 2 4

Cukup (C) 3 3

Setuju (S) 4 2

Sangat Setuju (SS) 5 1

Data dari hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase pada

persamaan 3.9 berikut:44

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

∑ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100% (3.16)

Data dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan menggunakan

kriteria interpretasi skor pada Tabel 3.19 berikut:

Tabel 3.19 Kriteria Interpretasi Skor45

Persentase Kriteria

0%-20% Sangat Tidak Baik

21%-40% Tidak Baik

41%-60% Cukup

61%-80% Baik

81%-100% Sangat Baik

43 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika , (Bandung: Alfabeta,

2010), h. 16. 44 Sugiyono, op. cit., h. 137. 45 Riduwan, op. cit., h. 18.

Page 95: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

79

I. Hipotesis Statistika

Hipotesis statistik pada penelitian ini yaitu:46

𝐻0 ∶ 𝑆𝑖𝑔. (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) > 𝛼

𝐻𝑎 ∶ 𝑆𝑖𝑔. (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) < 𝛼

Keterangan:

𝐻0 = hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh remedial teaching

model think talk write terhadap hasil belajar siswa read-write

style pada konsep momentum dan impuls

𝐻𝑎 = hipotesis alternatif, terdapat pengaruh remedial teaching

model think talk write terhadap hasil belajar siswa read-write

style pada konsep momentum dan impuls

𝑆𝑖𝑔. (2 − 𝑡𝑎𝑖𝑙𝑒𝑑) = nilai probabilitas yang dihasilkan dari pengujian hipotesis

𝛼 = taraf signifikansi (0,05)

46 Sugiyono, Statistik Nonparametrik untuk Penelitian . (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 42-

43.

Page 96: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh remedial teaching menggunakan model think talk write

terhadap hasil belajar siswa read-write style. Nilai rata-rata posttest kelompok

eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol dengan selisih 6,66. Nilai rata-

rata posttest kelompok eksperimen sebesar 82,08 sedangkan kelompok kontrol

sebesar 75,42.

2. Peningkatan hasil belajar siswa read-write style di kelompok eksperimen

dengan pembelajaran remedial yang menggunakan model think talk write

sebesar 0,73 (kategori tinggi). Sedangkan hasil belajar siswa read-write style

di kelompok kontrol dengan pembelajaran remedial biasa yang tidak

menggunakan model think talk write sebesar 0,62 (kategori sedang).

3. Peningkatan hasil belajar siswa read-write style di kelompok eksperimen pada

ranah kognitif C1 adalah 0,44 (kategori sedang) dengan persentase menjawab

soal C1 yaitu 100%, pada ranah kognitif C2 adalah 0,48 (kategori sedang)

dengan persentase menjawab soal C2 yaitu 98%, pada ranah kognitif C3 adalah

0,73 (kategori tinggi) dengan persentase menjawab soal C3 yaitu 77%, pada

ranah kognitif C4 adalah 0,47 (kategori sedang) dengan persentase menjawab

soal C4 yaitu 73%.

4. Efektivitas model think talk write pada remedial teaching di kelompok

eksperimen yaitu 94% (sangat efektif). Sedangkan efektivitas pada kelompok

kontrol yaitu 69% (cukup efektif). Siswa yang mencapai KKM yaitu 15 siswa

read-write style di kelompok eksperimen dan 11 siswa read-write style di

kelompok kontrol.

5. Respon siswa read-write style sangat baik (81%) terhadap model think talk

write

Page 97: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

101

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Guru yang hendak melakukan remedial teaching pada konsep momentum dan

impuls sangat dianjurkan menggunakan model pembelajaran think talk write

untuk mengatasi siswa read-write style yang tidak tuntas karena hasilnya

sangat efektif.

2. Penelitian selanjutnya dapat membuat LKS model think talk write dengan lebih

variatif dan kontekstual.

3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model think talk write pada

konsep yang lain untuk mengakomodasi siswa dengan gaya belajar read-write.

4. Hasil penelitian akan mencapai hasil yang maksimal jika ditambahkan

wawancara kepada siswa kelompok eksperimen sebagai data nontes, sehingga

dapat diketahui secara pasti pengaruh model pembelajaran yang disesuaikan

dengan gaya belajar.

5. Peneliti maupun guru yang hendak menggunakan model think talk write perlu

menguasai materi, mengarahkan secara jelas langkah pembelajarannya,

membimbing dan memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran sehingga

penerapannya dapat maksimal.

6. Pada penelitian remedial sebaiknya dipilah secara selektif bagian materi mana

siswa merasa kesulitan pada bab tersebut agar pembelajaran remedial lebih

efektif dan efisien.

7. Kesulitan yang dihadapi siswa dapat diketahui dengan lebih akurat melalui

bedah soal, sehingga didapatkan jenis soal dan kemampuan kognitif siswa yang

perlu ditingkatkan.

Page 98: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

102

DAFTAR PUSTAKA

Akrom, Muhammad. Supertuntas Bahas dan Kupas Fisika SMA. Jakarta: Panda

Media, 2013.

Anderson, Lorin W dan Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017.

Apriliyani, Ni Komang Ayu., et all. Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk

Write (TTW) terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA. International Journal of Elementary Education, 2018.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:

Bumi Aksara, 2015.

-------------------------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Dewi, Ida Ayu Gede Bintang Praba dan Indrawati, Komang Rahayu. Perilaku

Mencatat dan Kemampuan Memori pada Proses Belajar. Jurnal Psikologi Udayana, 2014.

Direktorat Pembinaan SMA. Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan

Pengayaan di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, 2010.

Diyan Kurnia Agustin, dkk. Kesalahan Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Momentum-Impuls. Universitas Negeri Malang, 2016.

Drago, William A and Wagner, Richard J. VARK Preferred Learning Style and Online Education. Management Research News, 2004.

Fajarianingtyas, dkk. Pengaruh Pengajaran Remedial Menggunakan Strategi Analogi terhadap Miskonsepsi IPA. Jurnal Pendidikan IPA, 2018.

Fakhruddin Arrazzi, Hidayati. Perbedaan Kompetensi Fisika Menggunakan LKS Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW dengan Tipe TAI

pada Materi Gerak Lengkung Siswa Kelas X. Pillar of Physics Education, 2019.

Febrina, Lily. Wawancara Guru SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan.

Tangerang Selatan, 2019.

Page 99: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

103

Fleming, Neil D. and Baume, David. Learning Styles Again: VARKing up the right tree! Educational Developments, 2006.

Flaming, Neil D. and Mills, Colleen. Not Another Inventory, Rather a Catalyst for Reflection.

University of Nebraska, 1992.

Flaming, Neil D. Fact, Fallacies and Myths: VARK and Learning Preferences. 2012.

Flaming, Neil D. I’m Different; Not Dumb Modes of Presentation (VARK) in The Tertiary Classroom. Lincoln University, 1995.

Fuadyah, Shahifa Wahyi. Pengaruh Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R)

dalam Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa Read-Write Style pada Konsep Hukum Newton. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Giancoli, Douglas C. FISIKA: Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga, 2014.

Gufron, M. Nur dan Risnawita, Rini. Buku Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2014.

Hamdayana, Jumanta. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia, 2017.

Hawk, Thomas F. and Shah, Amit J. Using Learning Style Instruments to Enhance Student

Learning. Decision Science Journal of Innovative Education, 2007.

Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Isnanto, Dedi. Pengembangan LKS Berbasis Pendekatan Kontekstual Materi Kegiatan

ekonomi di Indonesia Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2016.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah. Diakses melalui www.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/.

Khalid, Maham and Anjum, Gulnaz. Use of Remedial Teaching Approaches for Dyslexis Students: Experiences of Remedial Teachers Working in Urban Pakistan. Educational Psychology & Counselling, 2019.

Kharb, Poonam., et all. The Learning Style and Preferred Teaching-Learning Strategies of First

Year Medical Student. Journal of Clinical and Diagnostic Research, 2013.

Khoeron, Ibnu R, dkk. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Produktif. Journal of Mechanical Engineering Education, h. 297.

Leite, et all. Attempted Validation of the Scores of the VARK: Learning Styles Inventory with

Multitrait-Multimethod Confirmatory Factor Analysis Models. Educational and Psychological Measurement, 2010.

Page 100: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

104

Mar’ah, Anisatul. Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya terhadap Pencapaian Prestasi Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII MTs Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran

2015/2016. UIN Walisongo, 2016.

Marcy, Vanessa. Adult Learning Style: How the VARK Learning Style Inventory Can Be Used to Improve Student Learning. Perspective on Physician Assistant Education, 2001.

Meltzer, David E. The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual

Learning Gains in Physis: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Score. American Journal of Physics, 2002.

Mukhtar dan Rusmini. Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran.

Jakarta: PT. Nimas Multima, 2008.

Othman., et all. Different Perspectives of Learning Styles from VARK Model. University Tun Hussein Onn Malaysia, 2010.

Purwati, Astri dan Budhi, Widodo. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk

write (TTW) terhadap Prestasi Belajar Fisika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika COMPTON, 2017.

Riadi, Edi. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). Yogyakarta: Andi, 2016.

Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta, 2010.

Setiawan, M Eval dan Indriwati, Sri Endah. The Implementation of Quantum Teaching (QT)

and Think Talk Write (TTW) through Lesson Study to Improve Students’ Learning Motivation. Scientiae Education: Jurnal Pendidikan Sains, 2018.

Silitonga, Friska Septiani. The Using of Peer Tutoring Learning Method in Improving Student’s Understanding. Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2017.

Slamet. Pembelajaran Remedial untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa. Jurnal An-

Nuha, 2015.

Sudar, dkk. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2016.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakara, 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.

Sulimah., et all. Improving Students Learning Achievement Through Think Talk Write (TTW) Learning Model. Jurnal Pendidikan Progresif Vol VIII, 2018.

Suwarna, Iwan Permana. Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelembagaan. Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada Jurusan Pendidikan Fisika. Pusat Penelitian dan Pengembangan

(PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Page 101: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

105

Tjundjing, Sia. Keandalan VARK: Instrumen Modalitas Belajar Baru yang Unik dan Menarik. Indonesian Psychological Journal, 2003.

Wartono, dkk. Merekonstruksi Prestasi Belajar Siswa Melalui Program Pengajaran Remedial.

Edusains Journal, 2018.

Widyastuti. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X pada Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Model Pembelajaran Survey Question Read

Reflect Recite Review (SQ4R) di MA Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari Tahun Ajaran 2017/2018. Universitas Mataram, 2018.

Wulandari, Agus Rakhma Bella. Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi terhadap Hasil Belajar

IPS Siswa Kelas V SD Gugus Gajahmada Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Universitas Negeri Semarang, 2017.

Yamin, Martinis dan Ansari, Bansu I. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Tangerang: GP Press Group, 2012.

Zulfiani., et all. Science Education Adaptive Learning System as a Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations. Journal of Baltik Science Education, 2018.

Page 102: PENGARUH REMEDIAL TEACHING MODEL THINK TALK WRITErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47995/1/EVA SETYANINGSIH-FITK.pdfiv ABSTRAK EVA SETYANINGSIH (11140163000041). Pengaruh

277

Lampiran D 1 Daftar Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

EVA SETYANINGSIH. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Hadi

Suwondo dan Rakisem. Lahir di Jakarta, 23 Mei 1996 dan bertempat

tinggal di Jalan Parung Kored RT 2 RW 4 Kel. Parung Jaya, Kec. Karang

Tengah, Kota Tangerang

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis

diantaranya SD Negeri 17 Grogol Utara Jakarta lulus pada tahun 2008,

SMP Negeri 105 Jakarta lulus pada tahun 2011, SMA Negeri 65 Jakarta lulus pada tahun 2014.

Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Fisika melalui jalur mandiri.