122
PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: AMALIA YUDA PERDANA APRIANTI NPM: 11.1.02.05123 Program Studi: Manajemen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA STIESIA SURABAYA 2015

PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

  • Upload
    hadan

  • View
    232

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

AMALIA YUDA PERDANA APRIANTI

NPM: 11.1.02.05123

Program Studi: Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

STIESIA SURABAYA

2015

Page 2: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi: Manajemen

Konsentrasi: Manajemen Keuangan

Oleh:

AMALIA YUDA PERDANA APRIANTI

NPM: 11.1.02.05123

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

STIESIA SURABAYA

2015

Page 3: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
Page 4: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
Page 5: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. MAHASISWA

Nama : Amalia Yuda Perdana Aprianti

NPM : 11.1.02.05123

Program Studi : Manajemen

Tempat / Tanggal Lahir : Surabaya, 28 September 1992

Agama : Islam

Jumlah saudara / anak yang ke : 1 (satu) / 1 (satu)

Alamat : Kalibokor Kencana III no.3

Surabaya

Telp / HP : 083830850886

Status : Belum Menikah

B. ORANG TUA

Nama : Choirul Huda

Alamat Rumah : Kalibokor Kencana III no.3

Surabaya

Alamat Kantor : Sukomanunggal Jaya 8 no.8

Surabaya

Pekerjaan / Jabatan : Swasta

C. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN Kertajaya X-216 Surabaya Tahun 2004

2. SMP Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2007

3. SMK Negri 1 Surabaya Tahun 2010

4. Pendidikan Tinggi (PT)

Nama PT Tempat Semester Tahun Keterangan

S1 STIESIA Surabaya I-VII 2011-2015 -

D. RIWAYAT PEKERJAAN

Tahun Bekerja di Pangkat /

Gol. Jabatan

2010 Apotik Fajar - Staff Admin.

Keuangan

2010 PT. Quantum HRM

Internasional -

Staff Admin.

Keuangan

Dibuat yang sebenarnya

Amalia Yuda Perdana Aprianti

Page 6: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT pemilik segala ilmu pengetahuan dan

penguasa alam semesta serta isinya, atas limpahan berkah, rahmat, karunia serta

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam rangka memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Surabaya. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

disampaikan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam

penulisan skripsi ini.

2. Ayah, Mama, Bintang, serta seluruh keluarga besar yang telah mendidik

serta memberi banyak dukungan, do’a, materi, dan kasih sayang dengan

sepenuh hati. Saya berusaha memberi yang terbaik untuk kalian.

3. Bapak Dr. Akhmad Riduwan, S.E, M.S.A., Ak. CA. selaku Ketua Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

4. Ibu Dra. Tri Yuniati, M.M selaku Ketua Prodi Manajemen Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Page 7: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

5. Ibu Dr. Suhermin, S.E, M.M selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan perhatian dalam membimbing penulisan skripsi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ibu Dra. Ec. Sri Utiyati, M.M. selaku dosen wali yang telah memberi arahan

dan dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menempuh pendidikan

selama di bangku kuliah dengan baik.

7. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Surabaya yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan.

8. Seluruh Staf dan Karyawan keluarga besar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) Surabaya.

9. Untuk ay yang selalu marahin, ngomelin kalau lagi males dan telat

bimbingan. Terimakasih kasih sayang, perhatian yang sudah km berikan

setiap hari. Bahagia mengenalmu.

10. Untuk keluarga besar UKM PASKIBRA STIESIA Surabaya, khususnya

LATSAR 18 (kak Putri, mas Oemar), Latsar 19 (Rini, Aris, Haryo, Eka,

Dani, Sansan) Seneng bisa seperjuangan sama kalian, LATSAR 20 (Fenni,

mas Azzam, Umar, Rosita, Adit, Aulia) pengalaman berharga punya adik

kalian-kalian, LATSAR 21 (Aida, Wulan, Lynia, Arisky, Wanti, Meidha,

Bella, Indira) jangan ngambek lagi, LATSAR 22 (Indah, Viki, Chofif,

Agato, Yudi, Dedi, Arya, Bagas, Bagus, Alfian, Anita, Dian C, Lusy, Anta,

Evi, Yasmin) jangan pernah lelah untuk berkarya dan berkreasi, serta

Page 8: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

senior-senior lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah

memberi dukungan selama ini.

11. Untuk a4 (Ayuen, Adel, Aulia) terimakasih sudah memberikan arti

persahabatan untuk kita, sukses selalu buat kalian.

12. Untuk semua teman kelas SM-4 angkatan 2011 khususnya (Gimball,

Gimbull, tell, Nurma, Yayuk), serta teman-teman lain yang tidak bisa saya

sebutkan satu per satu, pengalaman paling berharga dapat bersahabat

dengan kalian.

13. Doa kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua. Akhir kata semoga skripsi yang telah tersusun ini dapat

memberi ilmu yang bermanfaat bagi setiap pembaca.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, 23 Maret 2015

Penulis

Amalia Yuda Perdana Aprianti

Page 9: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI .......................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI ...................................................... ii

HALAMAN JUDUL SKRIPSI .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

INTISARI ........................................................................................................... xv

ABSTRACT .......................................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN TEORITISDAN PERUMUSAN HIPOTESIS .............. 7

2.1 Tinjauan Teoritis ................................................................................ 7

2.1.1 Pasar Modal ............................................................................... 7

2.1.2 Right Issue ................................................................................. 24

2.1.3 Kinerja Keuangan ...................................................................... 32

2.1.4 Penelitian Terdahulu .................................................................. 38

2.2 Rerangka Penelitian ............................................................................ 43

2.3 Perumusan Hipotesis .......................................................................... 45

BAB 3 METODA PENELITIAN ..................................................................... 46

3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian ... 46

3.2 Teknik Pengambilan Sampel .............................................................. 47

3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ....................................... 49

3.4.1 Variabel Independen.................................................................. 49

3.4.2 Variabel Dependen .................................................................... 50

3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 52

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif....................................................... 52

Page 10: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 52

3.5.3 Paired Samples T-test ................................................................ 55

3.5.4 Uji Regresi ................................................................................. 55

3.5.4.1 Analisis Regresi Sederhana .......................................... 55

3.5.5 Uji Hipotesis ........................................................................... 56

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 59

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 59

4.1.1. Bursa Efek Indonesia .............................................................. 60

4.1.2. Right Issue .............................................................................. 66

4.2. Analisis Deskriptif .............................................................................. 67

4.3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 69

4.4. Paired Samples T-test ...................................................................... 86

4.5. Uji Regresi .......................................................................................... 88

4.5.1 Analisis Regresi Sederhana .................................................... 88

4.6 Uji Hipotesis ....................................................................................... 90

4.7 Pembahasan ........................................................................................ 96

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 101

5.1 Simpulan .............................................................................................. 101

5.2 Saran .................................................................................................... 102

JADWAL PENELITIAN ................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104

LAMPIRAN ....................................................................................................... 105

Page 11: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Proses Pengambilan Sampel ...................................................................... 47

2. Sampel Perusahaan .................................................................................... 48

3. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 67

4. One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan Variabel Dependen

Current Rasio ............................................................................................ 70

5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan Variabel Dependen Debt

to Equity Rasio ........................................................................................... 70

6. One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan Variabel Dependen Return

of Equity ..................................................................................................... 71

7. One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan Variabel Dependen Net

Profit Margin ............................................................................................. 72

8. One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan Variabel Dependen Total

Assets Turnover ......................................................................................... 72

9. Kriteria Durbin Watson ............................................................................. 82

10. Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Current Rasio ....................... 82

11. Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Debt to Equity Rasio ............. 83

12. Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Return of Equity .................... 83

13. Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Net Profit Margin ................. 84

14. Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Total Assets Turnover ........... 84

15. Paired Samples Statistics ........................................................................... 85

16. Paired Samples Test ................................................................................... 87

17. Koefisien Determinasi Current Rasio ....................................................... 90

18. Koefisien Determinasi Debt to Equity Rasio ............................................. 91

19. Koefisien Determinasi Return of Equity .................................................... 91

20. Koefisien Determinasi Net Profit Margin ................................................. 92

21. Koefisien Determinasi Total Assets Turnover ........................................... 92

22. Hasil Uji t Current Rasio ........................................................................... 93

23. Hasil Uji t Debt to Equity Rasio ................................................................ 93

24. Hasil Uji t Return of Equity ....................................................................... 93

25. Hasil Uji t Net Profit Margin ..................................................................... 93

26. Hasil Uji t Total Assets Turnover .............................................................. 94

Page 12: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rerangka Pemikiran................................................................................... 44

2. Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Current Rasio ............. 73

3. Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Current Rasio ...................... 74

4. Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Debt to Equity Rasio .. 74

5. Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Debt to Equity Rasio ............ 75

6. Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Return of Equity ......... 75

7. Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Return of Equity ................... 76

8. Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Net Profit Margin ....... 76

9. Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Net Profit Margin ................ 77

10. Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Total Assets Turnover. 77

11. Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Total Assets Turnover .......... 78

12. Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Current Rasio .................. 79

13. Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Debt to Equity Rasio ........ 79

14. Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Return of Equity............... 80

15. Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Net Profit Margin ............ 80

16. Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Total Assets Turnover ..... 81

Page 13: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Perbandingan Rasio Keuangan

2. Data Rasio Keuangan

3. Surat Tugas Bimbingan Skripsi Kepada Dosen Pembimbing

4. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi

5. Surat Ijin Riset Kepada Bursa Efek Indonesia

6. Surat Keterangan Selesai Riset dari Bursa Efek Indonesia

7. Berita Acara Bimbingan Skripsi

8. Sertifikat Seminar Hasil Penelitian Bidang Ekonomi dan Keuangan

Page 14: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja

keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan right issue dan

menganalisis pengaruh right issue terhadap kinerja keuangan perusahaan. Objek

penelitian ini adalah perusahaan non bank, lembaga pembiayaan dan lembaga

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan Right Issue

pada tahun 2010 sampai 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

sumber data sekunder. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian lapangan. Teknik

analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic

deskriptif, uji asumsi klasik, paired samples t-test, uji regresi, dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, terdapat perbedaan yang

signifikan rasio keuangan debt to equity rasio, return of equity, net profit margin

sebelum dan sesudah melakukan right issue sedangkan current rasio, total assset

turnover tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah melakukan right issue.

Berdasarkan perhitungan didapat bahwa right issue berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Keuangan current rasio (CR), debt to equity (DER), net profit

margin (NPM), dan total assets turnover (TATO). Hal ini menunjukkan bahwa

right issue yang dilakukan manajer untuk membiayai hutang yang telah jatuh

tempo dan manajer melakukan right issue untuk perluasan usaha dengan harapan

akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan mendapat tambahan

keuntungan, sedangkan return of equity tidak dipengaruhi oleh variabel right

issue.

Kata kunci: right issue, current rasio, debt to equity, return of equity, net profit

margin, dan total assets turnover.

Page 15: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out the difference in financial

performance before and after the right issue and to analyze the influence of the

rights issue to the financial performance of the company. The research object is

non-bank companies, financial institutions and financial institutions which are

listed in Indonesia Stock Exchange and these companies have published the Right

Issue from 2010 to 2013.

This research is a quantitative research which is done by using the

secondary data. The sampling technique has been done by using purposive

sampling. Data collection is done by carrying out field research. Data analysis

techniques are descriptive statistical analysis, the classical assumption test, paired

samples t-test, regression test, and hypothesis testing.

The result of the research shows that there are significant differences of

financial ratios i.e.: debt to equity ratio, return on equity, net profit margin before

and after the right issue whereas current ratio, total turnover asset do not have any

difference before and after the right issue. Based on the calculation it has been

found that the rights issue has significant influence to the financial performance of

current ratio (CR), debt to equity (DER), net profit margin (NPM), and total assets

turnover (TATO). It shows that the rights issue is carried out by the manager to

finance the due date debt and the manager carried out the right issue for business

expansion with the expectation that it will increase the financial performance of

the company and to gain additional profit whereas the return on equity does not

influence by the right issue variable.

Keywords: Right Issue, Current Rasio, Debt to Equity, Return on Equity, Net

Profit Margin, and Total Assets Turnover.

Page 16: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan baik perusahaan manufaktur, perdagangan dan jasa pasti

menginginkan kinerja yang baik diperusahaannya. Namun, perubahan globalisasi

sangat cepat, sehingga tidak hanya memberikan manfaat, juga memberikan

kerugian yang dapat diderita perusahaan. Masalah kerugian perusahaan dapat

membuat perusahaan mengambil kebijakan untuk melakukan perampingan tenaga

kerja atau likuidasi. Kerugian terburuk yang dapat diderita perusahaan adalah

kesulitan keuangan (financial distress) yang kemungkinan dapat menyebabkan

kebangkrutan bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mengembangkan

kegiatan dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya (Syuhana:2013).

Dalam perkembangan kegiatan bisnis, perusahaan–perusahaan banyak yang

memutuskan untuk go publik atau mencatatkan sahamnya di pasar modal. Salah

satu sumber pendanaan perusahaan adalah saham. Menurut Fahmi (2012:86)

dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik,

yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock).

Kelebihan yang dimiliki saham antara lain tidak perlu mengembalikan dana yang

sudah terkumpul. Untuk mengatasi masalah keterbatasan modal, perusahaan

membutuhkan dana yang berasal dari luar perusahaan (eksternal) ketika jumlah

dana yang dibutuhkan melebihi jumlah yang tersedia dari sumber internal

perusahaan.

Page 17: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Menurut Fahmi (2012:116) alternatif yang menguntungkan untuk

memperoleh tambahan dana bagi perusahaan adalah dengan menawarkan kepada

pemegang saham lama membeli saham baru (Right Issue). Ini bertujuan agar

Pemegang saham lama berminat untuk membeli saham baru tersebut, pemegang

saham mempunyai hak untuk membeli terlebih dahulu (preemptive right) saham

baru pada harga tertentu dalam waktu kurang dari 6 bulan. Harga tertentu yang

dimaksud adalah harga yang ditetapkan di muka, yang besarnya di bawah harga

pasar saat diterbitkan. Apabila harga tebusan atau harga pelaksanaan (exercise

price or strike price) di atas harga pasar, maka tidak akan ada yang menukarkan

right dengan saham karena investor lebih murah beli di pasar. Pemegang saham

lama berhak membeli saham baru dalam jumlah yang sebanding dengan saham

yang dimilikinya. Karena merupakan hak, maka pemegang saham tidak terikat

untuk harus membelinya. Apabila seorang pemegang saham lama tidak ingin

menukar right dengan saham, maka bukti right itu dapat dijual di bursa efek

melalui broker efek.

Kinerja keuangan perusahaan yang melakukan Right Issue akan mengalami

peningkatan karena dengan Right Issue akan memperkuat struktur modal

perusahaan tersebut. Tetapi hasil penelitian dari Syuhana (2013), menyatakan

bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan setelah melakukan Right Issue.

Dugaan penyebab turunnya kinerja perusahaan tersebut karena dana yang

diperoleh dari Right Issue tidak dimanfaatkan dengan benar, misalnya dana

tersebut digunakan untuk membiayai hutang yang telah jatuh tempo ataupun

Page 18: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

untuk tujuan perluasan investasi yang mempunyai NPV sama dengan nol atau

negatif.

Apabila dana yang diperoleh dari kegiatan seperti Right Issue digunakan

untuk membiayai hutang yang telah jatuh tempo ataupun mendanai suatu proyek

yang memiliki Net Present Value (NPV) nol atau malah negatif, maka hal tersebut

merupakan bad news bagi investor. Mereka akan menilai bahwa manajemen

kurang mampu untuk menghasilkan laba dan arus kas yang bagus di masa

mendatang, sehingga tidak mengherankan apabila harga saham sesudah Right

Issue akan mengalami penurunan.

Belum banyak studi yang dilakukan untuk meneliti pengaruh dilakukannya

Right Issue terhadap kinerja keuangan. Kebanyakan studi yang dilakukan adalah

untuk menguji pengaruh Right Issue terhadap kinerja saham, sehingga penelitian

ini menarik untuk dilakukan. Selain itu adanya perbedaan atau ketidaksamaan

antara teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Secara teori perusahaan yang

melakukan Right Issue akan menambah kuat struktur modal perusahaan jika dana

yang diperoleh tersebut dimanfaatkan secara benar. Tetapi fakta di lapangan

belum tentu seperti itu.

Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan bagaimana kinerja keuangan

dan operasi perusahaan yang melakukan Right Issue. Pertimbangan utama

investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi Right Issue

adalah informasi yang berkaitan dengan kondisi perusahaan yang terlihat dalam

kinerja emiten. Jika kinerja keuangan perusahaan meningkat maka investor

beranggapan bahwa kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan nilai

Page 19: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

perusahaan dan dapat memberikan kompensasi kepada investor berupa deviden.

Oleh karena itu pengumuman Right Issue akan direspon positif oleh pasar.

Sebaliknya, jika kinerja keuangan perusahaan buruk, maka investor menangkap

adanya sinyal negatif terhadap pengumuman Right Issue.

Dengan informasi laporan keuangan para pelaku bisnis dapat mengetahui

kinerja keuangan perusahaan. Informasi laporan keuangan tersebut dapat

diketahui dengan cara melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan

dapat membantu para pelaku bisnis dan para pemakai laporan keuangan lainnya

dalam menilai laporan keuangan perusahaan. Dengan analisis rasio, informasi

keuangan yang rinci dan rumit mudah dibaca dan ditafsirkan, laporan keuangan

suatu perusahaan juga mudah dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan

lain, serta lebih cepat melihat perkembangan dan trend perusahaan secara

periodik, selain itu juga dapat digunakan untuk memprediksi laba (Khajar, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang ingin diteliti

penulis dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

sesudah melakukan right issue?

2. Apakah terdapat pengaruh yang positif Right Issue terhadap kinerja

keuangan perusahaan?

Page 20: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian, yaitu:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan perusahaan

sebelum dan sesudah melakukan right issue.

2. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh yang positif right issue terhadap

kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, antara lain:

1. Kontribusi Teoritis

Guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu manajemen

keuangan, sehingga dapat mengetahui pengaruh Right Issue terhadap kinerja

keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi perusahaan, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

informasi yang bermanfaat dalam menerapkan Right Issue untuk

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

b. Bagi investor, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

informasi mengenai Right Issue.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar dapat mengarah ke pembahasan dan tidak meluas sehingga tidak

menyimpang dari materi-materi pokoknya, ruang lingkup dari penelitian ini

Page 21: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

adalah perusahaan non bank, lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan Right Issue pada tahun 2010

sampai 2013. Sedangkan variabel yang diteliti antara lain: Right Issue sebagai

variabel independen dan kinerja keuangan sebagai variabel dependen.

Page 22: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoretis

2.1.1 Pasar Modal

Hampir seluruh negara di dunia memiliki pasar modal (capital market),

kecuali di negara-negara yang masih berbenah dan belum mampu melepaskan diri

dari persoalan ekonomi dan politik yang begitu parah. Oleh karena itu,

keberadaan pasar modal di negara tersebut dianggap belum dapat berjalan efektif.

Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai hal termasuk di antaranya kondisi

politik dan keamanan yang hingga saat ini belum mancapai tingkat kestabilan.

Dengan perkataan lain, sampai saat ini terus terjadi atau berlangsung berlarut-larut

tanpa ada dicapainya titik penyelesaian, contohnya di negara Palestina, Myanmar,

Rwanda, dan berbagai negara lainnya (Fahmi, 2012:51).

Keberadaan pasar modal di suatu negara bisa menjadi acuan untuk melihat

kedinamisan bisnis suatu negara terkait dengan berbagai kebijakan ekonominya,

seperti kebijakan fiskal dan moneter. Selanjutnya, dari kebijakan yang diterapkan

tersebut, kondisi stimulus dan bahkan sustainability bisa diperoleh dengan efek

lebih jauh mampu memberikan kontribusi positif pada penambahan pendapatan

negara terutama dari segi pendapatan pajak atau tax income (Fahmi, 2012:51).

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal

Harjito dan Martono (2014:383) menyatakan pasar modal (capital

market) adalah suatu pasar di mana dana–dana jangka panjang baik hutang

Page 23: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang

diperdagangkan tersebut diujudkan dalam surat–surat berharga. Jenis surat

berharga yang diperjual belikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari

satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa

hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond), sedangkan dana jangka

panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan

saham preferen (preferred stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu

tempat yang terorganisasi di mana surat berharga (efek-efek) diperdagangkan,

yang kemudian disebut bursa efek (stock exchange).

Pasar modal terdiri dari pasar primer/perdana (primary market) dan pasar

sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat–surat

berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari arus penjualan

surat berharga atau sekuritas (security) baru dari pembeli sekuritas (investor)

kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (emiten). Sedangkan

pasar sekunder adalah pasar perdagangan surat berharga yang sudah ada (sekuritas

lama) dibursa efek. Uang yang mengalir dari transaksi ini tidak lagi mengalir ke

perusahaan penerbit efek tetapi hanya mengalir dari pemegang sekuritas yang satu

kepada pemegang sekuritas yang lain (Harjito dan Martono, 2014:383).

Pasar modal di Indonesia dimulai ketika pemerintah Hindia Belanda

mendirikan Bursa Efek Batavia pada akhir tahun 1912. Tujuan didirikannya bursa

efek tersebut untuk memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik

Belanda yang saat itu dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia. Pendirian

bursa efek di Batavia diikuti dengan pendirian bursa efek di Semarang dan di

Page 24: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Surabaya pada tahun 1995. Dengan berbekal pengalaman di negeri Belanda bursa

efek tersebut mengalami perkembangan yang pesat sampai akhirnya terhenti

dengan adanya perang dunia kedua. Selanjutnya memasuki era kemerdekaan

Bursa Efek Indonesia kembali diaktifkan bursa efek Indonesia kembali diaktifkan

dengan diterbitkannya obligasi pemerintah dan diberlakukannya UU darurat

tentang Bursa No.13 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No.15

Tahun 1952. Namun usaha mengaktifkan bursa efek tidak mengalami

perkembangan sampai dekade 1970-an. Pemerintah mulai mengaktifkan kembali

pasar modal di Indonesia tahun 1976 dengan dikeluarkannya Keppres No.52

tahun 1976 tentang pasar modal. Kemudian pada tanggal 10 Agustus tahun 1977

pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) serta PT.

Danareksa. Kemudian pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan

dengan adanya SK Menteri Keuangan pada tanggal 23 Desember 1987 (Paket

Desember, Pakdes I) yang memberikan kekuatan lebih besar bagi pengembangan

pasar modal. Kebijakan selanjutnya adalah adanya Pakto 1988 yang dikeluarkan

pada tanggal 27 Oktober 1988 dan Pakdes II yang dikeluarkan pada tanggal 20

Desember 1988 (Harjito dan Martono, 2014:384).

Kegiatan operasional pasar modal akhirnya memperoleh perhatian besar

dari pemerintah dengan dikeluarkannya Keppres No.53/1990 tentang pasar modal

dan SK Menteri Keuangan No.119/KMK.010/1991 tentang pasar modal.

Kemudian pada tahun 1991 didirikan PT. Bursa Efek Jakarta, sebagai tempat dan

kegiatan transaksi perdagangan surat-surat berharga (security) berdasarkan akta

notaris yang dibuat pada tanggal 4 Desember 1991 dan disahkan oleh Mentri

Page 25: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Kehakiman RI pada tahun 1991. Hingga sekarang ini Bursa Efek Jakarta dan

Bursa Efek Surabaya bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) (Harjito dan

Martono, 2014:384).

2.1.1.2 Peran Dan Manfaat Pasar Modal

Dilihat dari sudut ekonomi makro, peranan pasar modal adalah sebagai

suatu piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal.

Akibat lebih jauh dari berfungsinya pasar modal sebagai piranti untuk

mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal adalah naiknya pendapatan

nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan semakin meningkatnya pemerataan

hasil–hasil pembangunan (Harjito dan Martono, 2014:384).

Menurut Harjito dan Martono (2014:385) ada beberapa manfaat pasar

modal yang dapat dirasakan oleh perusahaan penerbit sekuritas (emiten), pemodal

(investor), pemerintah maupun lembaga penunjang pasar modal.

a. Manfaat pasar modal bagi emiten, yaitu:

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar

2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai

3. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan

4. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil

5. Cash flowhasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal

perusahaan

6. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi

7. Tidak ada beban finansial yang tetap

8. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas

Page 26: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

9. Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu

10. Profesionalisme dalam manajemen meningkat

Perusahaan penerbit sekuritas (emiten) memanfaatkan pasar modal untuk

menarik dana umumnya didorong oleh beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk perluasan usaha

Untuk mengadakan perluasan usaha (ekspansi) selain ditunjang oleh

manajemen yang profesional juga diperlukan modal, baik untuk investasi

pada aktiva tetap maupun untuk modal kerja. Apabila jumlah modal yang

diperlukan untuk ekspansi tersebut relatif kecil dapat menggunakan dana

yang bersumber dari laba yang ditahan (retained earning). Apabila dalam

mengadakan ekspansi tersebut membutuhkan dana yang besar, maka

perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal yaitu dengan menerbitkan

(emisi) saham baru atau obligasi.

2. Untuk memperbaiki struktur modal

Modal perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan pinjaman

(kredit). Penggunaan hutang dalam perusahaan menanggung risiko

finansial yaitu pembayaran beban tetap yang berupa bunga. Lebih–lebih

apabila pinjaman tersebut berasal dari mata uang asing (misalnya US

dollar), maka jumlah pembayaran hutang pokok dan bunganya akan

menjadi besar. Kondisi yang demikian sangat merugikan perusahaan.

Untuk mengatasinya perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal

dengan menerbitkan saham baru. Dana yang berasal dari penjualan

saham tersebut digunakan untuk membayar hutang. Tindakan yang

Page 27: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

demikian disebut restrukturisasi modal, yaitu dengan merubah komposisi

modal di mana bagian modal saham menjadi besar sedangkan bagian

modal pinjaman menjadi kecil.

3. Untuk melaksanakan pengalihan pemegang saham (divestment)

Perusahaan yang sudah go public adalah perusahaan yang secara hukum

dan nyata sudah beroperasi (melakukan kegiatan usaha) dimana pemilik

perusahaannya adalah para pemegang saham yang dimiliki oleh

masyarakat umum. Apabila dengan pertimbangan tertentu pemegang

saham akan mengalihkan atau melepas sahamnya, mereka dapat menjual

sahamnya melalui pasar modal.

b. Manfaat pasar modal bagi investor, yaitu:

1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan ini tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi

capital gain.

2. Memperoleh dividen bagi yang memiliki saham dan mendapatkan bunga

tetap atau bunga mengambang bagi yang memiliki obligasi.

3. Mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) bagi

pemegang saham dan mempunyai hak suara dalam rapat umum

pemegang obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi.

4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen derivatif, misalnya dari

saham perusahaan A berganti ke saham perusahaan B sehingga dapat

meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.

Page 28: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk

mengurangi risiko.

Para pemodal (investor) yang masuk di pasar modal berasal dari

bermacam–macam kalangan masyarakat. Ditinjau dari tujuan mereka

menjadi pemodal, maka dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pemodal yang bertujuan memperoleh deviden

Kelompok pemodal ini mencari perusahaan – perusahaan (emiten) yang

sudah stabil, sehingga menjamin untuk memperoleh keuntungan yang

stabil pula. Dari keuntungan perusahaan yang stabil tersebut kelompok

pemodal ini mengharapkan bagian laba (deviden) yang stabil.

2. Pemodal yang bertujuan untuk berdagang

Harga saham dalam bursa efek tidak stabil, ada kalanya naik dan turun

tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan harga

ini sangat menarik bagi kelompok pemodal yang ingin berdagang di

bursa efek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan

harga saham (capital gain).

3. Pemodal yang berkepentingan dalam kepemilikan perusahaan

Kelompok ini mengutamakan ikut sertanya mereka sebagai pemilik

perusahaan. Oleh karena itu kelompok ini memilih perusahaan yang

bonafit dan sudah mempunyai nama baik.

4. Kelompok spekulator

Kelompok ini lebih tertarik pada saham – saham perusahaan yang baru

berkembang, tetapi mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

Page 29: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dalam kegiatan di pasar modal, kelompok spekulator ini berperan

untuk meningkatkan aktivitas pasar dan meningkatkan likuiditas saham

di bursa efek.

c. Manafaat pasar modal bagi pemerintah, yaitu:

1. Mendorong laju pembangunan

2. Mendorong investasi

3. Penciptaan lapangan kerja

4. Bagi BUMN mengurangi beban anggaran

d. Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang, yaitu:

1. Menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai

dengan bidang tugas masing – masing

2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel

3. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang

4. Likuiditas efek semakin tinggi

2.1.1.3 Instrumen Pasar Modal

Harjito dan Martono (2014:392) menyatakan insturmen pasar modal pada

prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjual belikan

melalui pasar modal. Menurut keputusan Menteri Keuangan No.

1548/KMK.013/1990 tanggal 4 Desember 1990, yang dimaksud dengan efek

adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersiil, saham, obligasi,

sekuritas kredit, tanda bukti hutang, right, warrant, opsi atau setiap derivatif dari

efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Bapepam sebagai efek. Sifat efek

yang diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) berjangka waktu panjang.

Page 30: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Instrumen yang paling umum diperjualbelikan melalui bursa efek di Indonesia

saat ini adalah saham dan obligasi.

1. Saham

Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu

perusahaan. Ada beberapa jenis saham dalam praktek, yang dapat dibedakan

menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.

a. Jenis saham menurut cara pengalihannya

Ditinjau menurut cara pengalihannya, saham dibedakan menjadi:

1) Saham atas unjuk (brearer stock)

Di atas sertifikat ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan

pemilikan saham atas unjuk, sesorang pemilik sangat mudah untuk

mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya

mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk harus berhati-hati

membawa dan menyimpannya, karena kalau saham tersebut hilang,

maka pemilik tidak dapat memintakan gantinya. Di Indonesia PT Zebra

Taxi yang berada di Surabaya adalah satu-satunya perusahaan yang

pernah menerbitkan saham atas unjuk dengan nominal tertentu yang

dulu didaftarkan di bursa paralel.

2) Saham atas nama (registered stock)

Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara peralihan dengan

dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku

perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Kalau

sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta ganti. Di Indonesia selain

Page 31: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PT Zebra Taxi, semua perusahaan yang menerbitkan saham merupakan

saham atas nama.

b. Jenis saham menurut manfaatnya

1) Saham biasa

Saham biasa (common stock atau common share) biasanya selalu ada

dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham biasa antara lain:

a) Saham unggulan (blue chips). Saham yang diterbitkan besar, yang

telah memperlihatkan kemampuan dalam memperoleh keuntungan

dan pembayaran dividen.

b) Growth stocks.Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang laba

dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan.

c) Emerging growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan

yang relatif lebih kecil tetapi mempunyai daya tahan yang kuat

dalam kondisi ekonomi yang kurang baik.

d) Income stocks. Yaitu saham yang membayar dividen melebihi

jumlah rata-rata pendapatan.

e) Cyclical stocks. Adalah saham perusahaan yang mempunyai

keuntungan berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha.

f) Defensive stocks. Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan

tetap stabil dari periode atau kondisi tidak menentu.

g) Speculative stocks. Padaprinsipnya semua saham yang

diperdagangkan adalah saham spekulatif, karena pada waktu

membeli tidak ada kepastian keuntungan yang akan kita dapat.

Page 32: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

2) Saham preferen

Saham preferen (preferred stocks) dalam praktek terdapat beberapa

jenis yaitu:

a) Cummulative preferred stocks

Saham prefern jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas

pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase

atau jumlah tertentu. Sehingga jika pada tahun tertentu dividen

yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali,

maka hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya.

b) Non cummulative stocks

Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian

dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi

tidak kumulatif.

c) Parcipating preferred stocks

Pemilik saham ini selain memperoleh dividen tetap juga

memperoleh dividen tambahan (extra dividend).

2. Obligasi

Obligasi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, tergantung sudut mana kita

melihatnya, diantaranya dari sudut pengalihannya, jangka waktu, jaminan atas

obligasi, dan bunga yang dibayarkan, dan sebagainya.

a. Jenis obligasi berdasarkan cara pengalihannya

Berdasarkan dari cara pengalihan obligasi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu obligasi atas unjuk dan obligasi atas nama.

Page 33: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

1) Obligasi atas unjuk

Ciri-ciri obligasi ini antara lain: nama pemilik tidak tercantum dalam

sertifikat obligasi, kupon bunga yang dibayarkan tercantum dalam

sertifikat, sangat mudah dipindah-tangankan, sertifikat dan kupon

yang hilang tidak dapat diganti, dan sebagainya. Pada umumnya

obligasi di Indonesia adalah jenis obligasi atas unjuk.

2) Obligasi atas nama

Pada obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik dan

kupon bunga tercantum dalam sertifikat. Sedangkan obligasi atas

nama untuk bunga dan nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat

tetapi dicatat di perusahaan emiten guna mempermudah dalam

pengiriman bunga.

b. Jenis obligasi berdasarkan jaminan yang diberikan

Berdasarkan jaminan yang diberikan obligasi ini dapat dibedakan menjadi

dua yaitu obligasi dengan jaminan (secured bonds) dan obligasi tanpa

jaminan (unsecured bonds).

1) Obligasi dengan jaminan terdiri:

a) Guaranted bond (obligasi bergaransi)

Obligasi ini biasanya dikeluarkan oleh perusahaan kecil yang

kekurangan dana. Perusahaan ini biasanya berafiliasi atau menjadi

anak perusahaan dari perusahaan yang lebih besar. Perusahaan

besar inilah yang memberikan jaminan terhadap pelunasan pokok

dan bunga obligasi dalam bentuk garansi.

Page 34: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

b) Mortgage bond(obligasi dengan jaminan rel estate)

Obligasi ini dikenal juga dengan jaminan hipotik. Nilai jaminan

yang diberikan perusahaan penerbit obligasi tentu melebihi dari

obligasi yang diterbitkan.

c) Colleteral trust bond

Obligasi ini dijamin dengan efek yang dimiliki emiten dalam

bentuk portofolio. Kemungkinan pula emiten menjamin saham-

saham perusahaannya.

d) Equipment trust bond

Jaminan yang diberikan bagi pemegang obligasi ini adalah berupa

equipment yang dimiliki oleh perusahaan penerbit obligasi dan

equipment tersebut digunakan sehari-hari, misalnya pesawat untuk

perusahaan penerbangan.

2) Obligasi tanpa jaminan terdiri atas:

a) Debenture bond

Pada obligasi ini tidak ada aset yang menjadi jaminan, kecuali

kejujuran, nama baik, dan kesediaan membayar. Obligasi

pemerintah biasanya memiliki sifat ini.

b) Subordinate debenture

Biasanya memiliki tingkat klaim yang lebih rendah dari semua

obligasi emiten yang beredar. Obligasi ini bunganya sangat tinggi,

karena tingkat risiko tinggi dan keamanannya paling rendah.

Page 35: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

c. Jenis obligasi berdasarkan cara penetapan dan pembayaran bunga

Berdasarkan atas penetapan bung ada beberapa jenis obligasi yaitu obligasi

dengan bunga tetap, obligasi dengan bunga tidak tetap, obligasi tanpa bunga,

dan obligasi perpetual.

1) Obligasi dengan bunga tetap

Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode

tertentu, dan pada waktu jatuh tempo pokok pinjaman dibayarkan kepeda

pemegang obligasi.

2) Obligasi dengan bunga tidak tetap

Penetapan bunga dari obligasi ini bermacam-macam, misalnya bunga

dikaitkan dengan indek atau tingkat bunga deposito.

3) Obligasi tanpa bunga

Obligasi ini tidak memiliki bunga, keuntungan yang diperoleh dari

pemilik obligasi ini adalah selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo

yaitu sebesar nilai nominal dengan selisih pada harga beli.

4) Obligasi perpetual

Obligasi ini tidak mempunyai jatuh tempo, sehingga penerbit obligasi

tidak mempunyai kewajiban mengembalikan hutang kecuali jika

perusahaan dilikuidasi. Keuntungan yang diharapkan pemegang obligasi

ini adalah bunga yang dibayar secara periodik selama perusahaan

berjalan.

Page 36: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

3. Option

Option atau opsi di Indonesia belum umum diperdagangkan, namun dalam

praktek di luar negeri instrument ini sangat populer. Dalam penerbitan option

terdapat dua pihak yang terkait yaitu penulis (writer) dan pemegang (holder)

option. Option ini adalah efek yang bukan diterbitkan emiten. Ada dua istilah

dalam option yaitu call dan put option, call option memberikan hak kepada

pemegangnya untuk membeli saham pada harga yang telah ditentukan

sebelumnya. Harga ini lazim disebut exercise price atau striking price. Sedangkan

jika memiliki put option maka kita memperoleh hak untuk menjual saham tertentu

dengan harga dan hari yang telah ditentukan.

4. Warrant

Warrant adalah salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan

yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dengan syarat-

syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu. Syarat-syarat tersebut biasanya

mengenai: harga saham yang akan dibeli (tanpa menghiraukan harga pasar),

jumlah saham yang dapat dibeli. Masa berlaku warrant biasanya 5-10 tahun.

5. Right

Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk

membeli tambahan penerbitan saham baru. Hak ini biasanya dicantumkan dalam

anggaran dasar perusahaan. Ada dua tujuan diadakannya right yaitu: (1) agar

pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan, (2)

untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.

Page 37: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

2.1.1.4 Strategi Investasi Di Pasar Modal

Harjito dan Martono (2014:396) menyatakan dalam melakukan investasi

di pasar modal, investor harus benar-benar menyadari keuntungan dan kerugian

yang akan terjadi, oleh karena bermain di pasar modal tidak mendapat jaminan

untuk mendapat capital gain, yaitu selisih antara harga beli saham dengan harga

jual saham. Dengan demikian bermain di bursa juga sangat mungkin seorang

investor mengalami capital loss. Untuk itu ada beberapa strategi investasi yang

dapat dilakukan, khususnya dalam bentuk saham agar mendapatkan capital gain

antara lain:

1. Beli di pasar perdana, kemudian dijual begitu dicatatkan di bursa

Strategi ini dilakukan dengan keyakinan bahwa harga saham akan naik

begitu suatu emisi saham dicatatkan di bursa.

2. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio

Strategi ini dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke

berbagai jenis saham.

3. Beli dan simpan

Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki keyakinan

berdasarkan analisis bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki

prospek berkembang dimasa depan.

4. Beli saham tidur

Saham tidur merupakan saham saham yang tidak mendapat perhatian

masyarakat pemodal dan cenderung nilainya di bawah harganya

(undervalued).

Page 38: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

5. Strategi berpindah

Pemodal yang spekulatif cenderung berpindah dari saham yang satu ke

saham yang lain dengan manfaat perbedaan siklus harga individual.

Pemodal seperti ini harus senantiasa mengikuti pergerakkan atau perubahan

harga saham di bursa.

6. Strategi konsentrasi pada Industri

Strategi ini dilakukan dengan memusatkan perhatiannya pada

perkembangan industri tertentu. Dengan demikian strategi ini adalah

memilih saham-saham yang terbaik pada industri yang dinilai mempunyai

kondisi dan mekanisme kerja yang baik.

7. Strategi belilah pasar (buying market) atau mutual fund atau until trust

Strategi investasi dengan membeli unit sertifikat atau saham yang

diterbitkan oleh invesment trust. Strategi ini cocok untuk investor yang tidak

mempunyai informasi yang cukup atau tidak memiliki cukup waktu untuk

menganalisa pasar.

2.1.1.5 Risiko Investasi Di Pasar Modal

Harjito dan Martono (2014:397) menyatakan memprediksi risiko dalam

investasi merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko investasi di pasar modal

pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi

harga (price volatility). Risiko-risiko yang mungkin dihadapi investor tersebut

antara lain:

Page 39: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

1. Risiko daya beli (purchasing power risk)

Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang

menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.

2. Risiko bisnis (business risk)

Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan perusahaan

memperoleh laba, sehingga pada gilirannya mengurangi pula kemampuan

perusahaan membayar bunga dan dividen.

3. Risiko tingkat bunga

Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat-surat berharga,

sehingga biasanya harga surat berharga akan turun

4. Risiko pasar (market risk)

Apabila pasar bergairah (bullish) pada umumnya harga saham akan

mengalami kenaikan, tetapi bila pasar lesu (bearish) maka harga saham

cenderung turun.

5. Risiko likuiditas (liquidity risk)

Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk segera

diperjual belikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

2.1.2 Right Issue

Alternatif untuk memperoleh tambahan dana adalah dengan menawarkan

kepada pegang saham lama untuk membeli saham baru, bertujuan agar pemegang

saham lama berminat untuk membeli saham baru tersebut, maka perusahaan akan

menawarkan saham baru itu dengan harga yang (jauh) lebih murah dari harga

saham saat ini (Fahmi, 2012:116).

Page 40: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Terminologi tentang Hak memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) adalah

terjemahan dari ketentuan hukum yang mengatur adanya preemptive right di

setiap pemegang saham lama dalam perseroan terbatas, di mana setiap pemegang

saham yang terdaftar di dalam daftar pemegang saham, ia berhak untuk

mendapatkan hak untuk membeli setiap saham baru atau yang dikeluarkan di

dalam portopel perseroan (Fahmi, 2012:115).

Hak inilah yang mekanismenya diatur di dalam penawaran tentang hak beli

saham (right issue), jadi secara teknis emiten-emiten yang tercatat di bursa efek

dapat mengeluarkan saham baru. Emiten nanti akan mendapatkan hak untuk

membeli saham yang ditentukan dalam harga dan nominal tertentu. Penawaran

hak beli saham pasar modal bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

perseroan. Jika setiap pemegang saham membeli hak-haknya tersebut, maka

perseroan akan kembali mendapatkan sejumlah dana yang akan masuk ke dalam

kas perseroan (Fahmi, 2012:115).

Ketentuan hukum di pasar modal yang mengatur tentang begaimana emiten

dapat melakukan penawaran hak beli saham, maka tindakan perseroan ini

digolongkan sebagai sebuah tindakan yang sama dengan penawaran umum,

karena itu syarat dan tahapan-tahapan yang ditentukan di dalam peraturan

Bapepam-LK mengenai hak memesan efek terlebih dahulu tidak berbeda jauh

dengan ketentuan dari penawaran umum pada umumnya. Jika di dalam penawaran

umum kita mengenal adanya pihak-pihak yang menjadi rekan emiten untuk

menjual saham, misalnya perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi

(underwriter) atau maka di dalam penawaran hak beli terdapat pihak yang

Page 41: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

menjadi pembeli siaga. Ini bertujuan bila ternyata sebagian atau seluruh dari hak

beli tersebut ternyata tidak dilaksanakan oleh pemegang saham lama perseroan

(Fahmi, 2012:116).

2.1.2.1 Pengertian Right Issue

Pasca penawaran umum perdana (IPO), emiten dapat melakukan

penambahan modal yaitu dengan melakukan penawaran umum terbatas atau yang

lebih dikenal dengan sebutan Right Issue. Right Issue adalah suatu cara bagi

emiten untuk meningkatkan jumlah modal disetornya dengan memberikan

penawaran terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk menambah

modalnya di perusahaan tersebut. Jika seorang investor tidak ingin menggunakan

hak tersebut, maka dia dapat menjual hak tersebut, atau dengan kata lain hak

tersebut dapat diperjualbelikan, sehingga muncul periode perdagangan Right

(Fakhruddin, 2008:219).

Kebijaksanaan Right Issue merupakan upaya emiten untuk menambah

saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. Hampir sama dengan

saat perusahaan menawarkan sahamnya untuk pertama kali. Bedanya, Right Issue

dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah terdaftar di bursa efek atau go publik

(Widoatmodjo, 2008:69).

Penerbitan Right Issue biasanya ditujukan untuk memperoleh dana

tambahan dari pemodal atau masyarakat baik untuk kepentingan ekspansi,

retrukturisasi dan lainnya. Penerbitan Right ini bisa disertai dengan warrant atau

tidak, tergantung kesepakatan dan strategi perusahaan untuk mendapatkan hasil

yang diharapkan. Ada beberapa alasan bagi emiten untuk melakukan Right Issue,

Page 42: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

yaitu : (1) Right Issue dapat mengurangi biaya karena Right Issue biasanya tidak

menggunakan jasa penjamin (underwriter), (2) dengan adanya Right Issue

berakibat jumlah saham perusahaan yang ada akan bertambah sehingga

diharapkan akan meningkat frekuensi perdagangan atau yang berarti

meningkatkan likuiditas saham. Sedangkan bagi pemegang saham, Right Issue

membuat mereka lebih mudah mempertahankan proporsi kepemilikan sahamnya

dan untuk melindungi darinilai saham yang merosot (dilusi).

Secara umum, Right Issue ditujukan untuk memperkuat permodalan

suatu perusahaan. Dana dari hasil Right Issue dapat digunakan untuk berbagai

tujuan misalnya melakukan ekspansi usaha, melunasi pembayaran utang, atau

akuisisi internal (Fakhruddin, 2008:220).

2.1.2.2 Right Issue Dan Kebijakan Struktur Modal

Perusahaan yang sudah terdaftar di pasar modal ada kalanya

membutuhkan dana segar, jika sumber internal dan pinjaman dari bank dianggap

kurang memadai atau menguntungkan sehingga perusahaan mengambil sikap

melakukan Right Issue. Right Issue merupakan salah satu cara yang dilakukan

oleh perusahaan yang telah terdaftar (listed) di bursa efek untuk memperoleh dana

(Fahmi, 2012:117).

Dengan dilakukannya Right Issue artinya perusahaan memperoleh

tambahan dana yang bukan berasal dari luar (eksternal). Dengan demikian,

umumnya perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri sebagai modal

permanen dibanding modal asing yang hanya digunakan sebagai pelengkap

apabila dana yang diperlukan kurang mencukupi. Adanya biaya yang lebih murah

Page 43: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

pada sumber pendanaan internal menyebabkan perusahaan dalam membuat

keputusan investasi akan mempertimbangkan ketersediaan sumber pendanaan

internal. Dengan melihat ketersediaan dana yang ada perusahaan akan

memperkirakan berapa kebutuhan atau kekurangan dana yang harus dipenuhi baru

kemudian memikirkan caranya dari mana dana tersebut dapat diperoleh secara

lebih baik (Fahmi, 2012:117).

Fahmi (2012:117) berpendapat oleh karena itu, para manajer keuangan

perlu menentukan struktur pendanaan dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan

dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri atau dipenuhi dengan modal

asing dan sumber-sumber dana yang diperlukan untuk melakukan investasi dapat

berasal dari dalam perusahaan (internal fund) dan dari luar perusahaan (eksternal

fund). Dari pendapatan tersebut dapat dipahami dengan melakukan Right Issue

perusahan menjadi lebih baik dalam arti pendanaan yang diperoleh dari hasil

Right Issue yang berasal dari pemilik saham lama akan memudahkan perusahaan

untuk tidak berurusan dengan pihak eksternal seperti berutang atau mengajukan

pinjaman pada bank.

2.1.2.3 Right Issue Dan Kinerja Keuangan

Fahmi (2012:117) secara teori keputusan Right Issue disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti kebutuhan dana dan perusahaan merasa dana yang

dimiliki saat ini tidak lagi tercukupi. Selanjutnya keputusan Right Issue juga

dilandasi oleh faktor tidak ingin mengambil atau menambah lagi pinjaman pada

pihak perbankan, dan juga sumber bentuk pinjaman lainnya seperti penerbitan

Page 44: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

obligasi. Dengan asumsi seperti itu, bisa membuat suatu kesimpulan-kesimpulan

dalam perspektif kinerja keuangan:

1. Perusahaan yang melakukan tindakan Right Issue adalah perusahaan yang

memiliki kesulitan keuangan. Dalam artian bukan berada dalam posisi

financial distress (kesulitan keuangan) yang benar-benar membahayakan,

namun keputusan dilaksanakannya Right Issue telah memberi sinyal negatif

kepada investor bahwa jumlah cadangan perusahaan berada pada posisi

yang rendah. Posisi kesulitan keuangan (financial distress) dapat dibagi

empat kategori, yaitu:

a. financial distress kategori A atau sangat tinggi dan benar-benar

membahayakan. Kategori ini memungkinkan perusahaan dinyatakan

untuk berada di posisi bangkrut atau pailit.

b. financial distress kategori B atau tinggi dan dianggap berbahaya. Pada

posisi ini perusahaan harus memikirkan berbagai solusi realistis dalam

menyelamatkan berbagai aset yang dimiliki, seperti sumber-sumber aser

yang ingin dijual dan tidak dijual/dipertahankan.

c. financial distress kategori C atau sedang dan dianggap perusahaan masih

bisa menyelamatkan diri dengan tindakan tambahan dana yang

bersumber dari internal dan eksternal.

d. financial distress kategori D atau rendah. Pada kategori ini perusahaan

dianggap hanya mengalami fluktuasi finansial temporer yang disebabkan

oleh berbagai kondisi eksternal dan internal, termasuk lahirnya dan

Page 45: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

dilaksanakan keputusan yang kurang begitu tepat, dan ini umumnya

bersifat jangka pendek.

2. Penambahan dana melalui Right Issue dengan cara menghindari pinjaman

dari perbankan dan penerbitan oblogasi artinya perusahaan selama ini

dianggap telah memilki utang dalam batas maksimal, dan utang tersebut

tidak mungkin ditambah lagi. Dalam artian jika utang tersebut terus

ditambah maka perusahaan memungkinkan untuk berada dalam posisi

extreme leverage. Jika perusahaan berada dalam posisi utang yang tinggi

maka kinerja keuangan dalam perolehan laba akan rendah karena alokasi

dana dari hasil perolehan laba lebih banyak dipakai untuk membiayai

hutang.

3. Perusahaan memutuskan melakukan Right Issue, yaitu menjual saham yang

dikhususkan hanya kepada pemilik saham lama saja. Artinya, perusahaan

ingin memperkuat keputusan yang sudah berlangsung selama ini, baik

dalam bentuk rencana bisnis maupun berbagai konsep perencanaan bisnis

lainnya hingga tuntas karena kalau perusahaan menerbitkan saham baru

maka dianggap akan masuknya pemilik saham baru atau terjadinya dilusi.

Dengan masuknya pemilik saham baru yang memiliki suara maka

memungkinkan proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat. Lebih

jauh hal ini mampu memberi dampak pada kondisi kinerja keuangan

perusahaan.

4. Right Issue secara keputusan internal perusahaan (internal corporate

decision) dilihat sebagai strategi untuk memperkecil risiko secara jangka

Page 46: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

pendek dan panjang. Secara jangka pendek, perusahaan tidak tergantung

pada pihak mana pun, seperti perbankan yang berkewajiban membayar

angsuran pinjaman setiap bulannya. Secara jangka panjang, manajemen

menjadi solid dalam bekerja karena tidak masuknya pemilik saham baru.

Secara eksternal, yaitu pandangan para investor yang menganggap pihak

perusahaan masih mampu menyelesaikan berbagai permasalahan secara

internal.

2.1.2.4 Alasan Perusahaan Menerbitkan Right Issue

Ada beberapa alasan yang umum berlaku dalam upaya emiten melakukan

penawaran Right Issue berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai

(Fahmi,2012:117).

1. Tujuan dari penawaran saham baru dapat tercapai yang berhubungan erat

dengan pengembangan usaha emiten.

2. Setiap pemegang saham lama akan bersedia untuk melakukan exercise

mengingat harga saham akan mengalami kenaikan yang dapat memberikan

keuntungan kepada investor.

3. Harga saham diperdagangkan di atas harga teoritis untuk jangka waktu

tertentu, karena dengan adanya penambahan dana maka ekspansi perseroan

akan dapat memberikan keuntungan.

4. Penawaran Right Issue bukan ditujukan untuk kepentingan rekayasa

keuangan yang tidak berdampak positif kepada pemegang saham lama,

walaupun akibat Right Issue akan menyebabkan dilusi atas harga saham

yang diperdagangkan.

Page 47: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

5. Emiten dalam rangka melakukan penawaran atas Right Issue benar-benar

melakukan keterbukaan informasi yang sebenarnya tanpa ada yang ditutupi.

Dapat dimengerti secara jelas bahwa Right Issue atau penerbitan saham

baru merupakan hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli

saham baru yang dikeluarkan emiten dengan harga tertentu. Tujuan perusahaan

melakukan Right Issue adalah untuk menghemat biaya emisi, menambah atau

memperkuat modal perusahaan, serta menambah jumlah saham yang beredar.

2.1.3 Kinerja Keuangan

Perusahaan sebagai suatu organisasi yang mempunyai tujuan tertentu yang

ditetapkan untuk memenuhi harapan berbagai pihak yang berkepentingan, baik itu

untuk kelangsungan hidup perusahaan maupun untuk memenuhi harapan para

penyedia dana. Penilaian kinerja keuangan yang dinilai adalah data yang diperoleh

dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.

Pengertian kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan

atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan

visi organisasi. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk

mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktifitas dan sumber daya yang

perlu dipertanggungjawabkan.

Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau

variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, yang pada umumnya berfokus

pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan

tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditur, calon investor, dan para

Page 48: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

pengguna lainnya dalam rangka proses pengambilan keputusan investasi,

keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan di

masa yang akan datang. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan bertujuan untuk

memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi

standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan

yang baik. Melalui penilaian kinerja, maka perusahaan dapat memilih strategi dan

struktur keuangannya.

Kinerja keuangan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien

suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Jadi kinerja keuangan adalah

kemampuan kerja manajemen keuangan dalam mancapai prestasi kinerjanya.

Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

operasional perusahaan. Laporan keuangan (financial statement) merupakan

ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu

(Harjito dan Martono, 2014:383).

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi perusahaan yang

sesungguhnya melalui analisis data–data dalam laporan keuangan perusahaan.

Dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan perlu dilakukan analisis rasio–

rasio keuangan. Menurut Harjito dan Martono (2014:53) secara garis besar ada 4

jenis rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan, yaitu:

1. Rasio likuiditas

Suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan

usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban

Page 49: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

finansial yang segera dilunasi. Dengan demikian likuiditas merupakan indikator

kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban-kewajiban

finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar yang

tersedia.

a. Current Rasio (Rasio Lancar)

Current rasio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets)

dengan hutang lancar (current liabilities). Aktiva lancar terdiri dari kas,

surat-surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar

terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/upah,

dan hutang jangka pendek lainnya. Current rasio yang tinggi memberikan

indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap

saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban

finansial jangka pendeknya. Akan tetapi current rasio yang tinggi akan

berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (rentabilitas),

karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan

adalah Quick ratio (atau disebut juga acid test ratio). Rasio ini merupakan

perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan

jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan

Quick ratio atau rasio cepat, karena persediaan merupakan komponen atau

unsur aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio

menfokuskan komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu:

kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar

atau hutang pendek.

Page 50: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

2. Activity Ratio (Rasio Aktivitas)

Activity ratio mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan

dalam mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur

kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah,

barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam

mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran. Rasio aktivitas menganalisis

hubungan antara laporan laba-rugi, khususnya penjualan, dengan unsur-unsur

yang ada pada neraca, khususnya unsur-unsur aktiva. Rasio aktivitas ini diukur

dengan istilah perputaran unsur-unsur aktiva yang dihubungkan dengan penjualan.

a. Receivable Turnover (Perputaran Piutang)

Memberikan wawasan tentang kualitas piutang perusahaan (piutang dagang)

dan kesuksesan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dagang tersebut.

b. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

Dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan (cost of good sold)

dengan rata-rata persediaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur

efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.

c. Receivable Turnover in Days (Perputaran Piutang Harian)

Receivable turnover in days disebut juga sebagai average collection period

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu. Piutang

dapat dikatakan likuid apabila dikumpulkan tapat waktu (relatif singkat).

Page 51: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

d. Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)

Total assets turnover (TATO) mengukur perputaran dari semua aset yang

dimiliki perusahaan. Total assets turnover dihitung dari pembagian antara

penjualan dengan total asetnya.

3. Leverage (Debt) Rasio (Rasio Hutang)

Rasio leverage yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan

menggunakan dana dari hutang (pinjaman).

a. Debt Rasio (Rasio Hutang)

Debt rasio merupakan rasio antara total hutang (total debt) dengan total aset

(total assets) yang dinyatakan dalam presentase. Rasio hutang mengukur

berapa persen aset perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.

b. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang Terhadap Modal Sendiri)

Rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan total

hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas).

Rasio ini menggambarkan perbandingan antara total debt/total utang dan

total equity/total equitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan

kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh

kewajibannya.

4. Profitability Ratio (Rasio Keuntungan)

Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam

hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam

hubungannya dengan investasi. Kedua rasio ini secara bersama-sama

Page 52: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

menunjukkan efektivitas rasio profitabilitas dalam hubungannya antara penjualan

dengan laba dibedakan sebagai berikut:

a. Gross Profit Margin (GPM)

Merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan

dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan

bersih.

b. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih merupakan keuntungan

penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin

ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

c. Return on Investment (ROI)

Return on investment membandingkan laba setelah pajak dengan total

aktiva.

d. Return on Equity (ROE)

Return on equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas modal sendiri

dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi

hak pemilik modal sendiri.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

1. Yakobus (2009), Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Keuangan Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Nilai mean ROA sebelum Right Issue berbeda secara signifikan dengan

sesudah Right Issue dapat dijelaskan setelah adanya Right Issue mean ROA

Page 53: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

meningkat, artinya terjadi peningkatan laba juga peningkatan total asset

yang berasal dari suntikan dana hasil Right Issue. Peningkatan ini

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dianggap baik karena perusahaan

dapat memanfaatkan aktiva yang dimilikinya secara optimal.

Hasil pengujian terhadap ROE sebelum dan sesudah Right Issue

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menujukkan

bahwa kenaikan mean ROE sesudah Right Issue hanya menggambarkan

bahwa mungkin ada penambahan modal sendiri tetapi penambahan tersebut

tidak cukup berarti jika dibandingkan dengan keadaan sebelum Right Issue.

Penjelasan yang mungkin yaitu sebagian besar dana dari Right Issue

digunakan untuk mengurangi hutang.

Pengujian terhadap mean NPM juga menujukkan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mean NPM sesudah

Right Issue mengalami kenaikan berarti ada usaha pihak perusahaan untuk

meningkatkan penjualan dan pendapatan bersih yang diterimanya, yang

memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efektif dan efisien dalam

mengelola biaya operasi.

Hasil pengujian terhadap debt ratio menujukkan terdapat perbedaan yang

signifikan. Perbedaan yang signifikan ini mengindikasikan bahwa adanya

Right Issue mempengaruhi kinerja keuangan debt ratio. Mean debt ratio

mengalami penurunan sesudah Right Issue, hal ini dimungkinkan karena

adanya penurunan pada hutang jangka panjang perusahaan, dimana

penurunan diambilkan dari dana hasil Right Issue.

Page 54: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Hasil pengujian terhadap mean DER menunjukkan terdapat perbedaan yang

signifikan. Penjelasan yang mungkin atas kondisi ini adalah bahwa dana

yang berasal dari Right Issue antara lain digunakan untuk mengurangi

hutang sehingga beban tetap perusahaan berkurang dan pengurangan ini

mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Dengan demikian adanya Right Issue tidak membawa pengaruh yang cukup

berarti bagi kinerja keuangan perusahaan yang didasarkan pada ROE, NPM.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan

perusahaan setelah melakukan Right Issue dapat terjadi karena dana yang

diperoleh dari Right Issue tidak dipergunakan untuk perluasan investasi

melainkan untuk mengurangi hutang. Sedangkan kinerja keuangan ROA,

Debt Ratio, DER menunjukkan bahwa dengan dikeluarkannya Right Issue

membawa pengaruh yang cukup berarti. Keadaan ini sesuai balancing

theory dimana perusahaan-perusahaan ingin mencapai keseimbangan antara

cost dan benefit dalam mencapai tingkat leverage ratio yang optimal.

2. Khajar (2010), Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan.

Secara umum terjadi kenaikan rasio CR dari rata-rata 21 perusahaan yang

melakukan right issue. Terlihat bahwa ada kecenderungan setelah right

issue CR menjadi lebih tinggi dibanding sebelum right issue. Hal ini berarti

bahwa setelah melakukan right issue, likuiditas perusahaan cenderung dapat

mengalami kenaikan. Salah satu tujuan dilakukannya right issue adalah

untuk meningkatkan likuiditas perusahaan. Total Debt To Total Asset Ratio

Page 55: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

merupakan salah satu dari ukuran kinerja perusahaan yang termasuk dalam

kelompok rasio Leverage. Secara praktis Total Debt To Total Asset Ratio

diperoleh dengan membagi besarnya total hutang dengan total asset. Rasio

TDTA pada dua tahun setelah pelaksanaan right issue menunjukkan lebih

rendah dibanding pada dua tahun sebelum dilakukannya right issue. Hal ini

sesuai dengan maksud dilakukannya right issue oleh perusahaan, dimana

perusahaan memilih mengeluarkan saham baru untuk mendapatkan dana

segar, dimana dana segar tersebut dapat digunakan untuk membayar hutang

atau memanfaatkannya untuk operasional dengan memperkecil proporsi

penggunaan hutang. Net Profit Margin merupakan salah satu rasio yang

menunjukkan profitabilitas perusahaan. Secara praktis NPM diperoleh

dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan besarnya penjualan.

Terjadi pola yang tidak jelas dari rasio NPM dari 21 perusahaan pada dua

tahun sebelum dan dua tahun sesudah right issue. Hal ini berarti bahwa

setelah melakukan right issue, Net Profit Margin perusahaan masih

bervariasi sebagaimana sebelum melakukan right issue.

ATO merupakan salah satu rasio yang menunjukkan aktivitas perusahaan.

Secara praktis ATO diperoleh dengan membagi besarnya penjualan dengan

total aktiva. Sesudah right issue, nilai rasio ATO secara umum cenderung

lebih rendah dibandingkan pada sebelum right issue. Hal ini ditunjukkn

bahwa secara umum terjadi sedikit penurunan rasio aktivitas perputaran

modal perusahaan. Hal ini disebabkan setelah melakukan right issue, nilai

Page 56: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

aset perusahaan akan bertambah tetapi perputaran asset nampaknya semakin

kecil dibanding dengan perputaran asset sebelum right issue.

Price Earning Ratio merupakan salah satu ratio yang menunjukkan kinerja

saham perusahaan. Secara praktis Price Earning Ratio diperoleh dengan

membagi harga saham dengan laba per lembar sahamnya. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan Price Earning Ratio

yang cukup besar dari perusahaan yang melakukan right issue.

Peneliti memberikan hasil bahwa right issue secara total belum

menunjukkan perubahan kinerja keuangan yang signifikan pada perusahaan-

perusahaan yang melakukan right issue dalam periode empat tahun (dua

tahun sebelum dan sesudah right issue). Ditunjukkan bahwa dari lima rasio

yaitu CR, TDTA, NPM, ATO, dan PER hanya dua rasio yaitu CR dan PER

saja yang menunjukkan berbeda secara signifikan pada dua tahun sebelum

dan sesudah right issue. Kecilnya pengaruh yang signifikan dari hasil

pengujian ini adalah karena faktor periode penelitian yang relatif singkat,

sehingga perubahan yang terjadi kurang memberikan perbedaan yang cukup

besar pada perusahaan. Selain itu faktor perekonomian nasional yang belun

stabil cukup memberikan alasan yang kuat mengenai kurang

berpengaruhnya right issue terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

3. Syuhana (2013), Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Perusahaan Yang

Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

Pada penelitian ini right issue berpengaruh negatif dan signifikan pada debt

ratio dan net profit margin. Hasil debt ratio yang negatif menunjukkan dana

Page 57: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

yang diperoleh untuk membayar kewajiban bukan investasi. Hal itu dapat

terlihat dari hasil total asset turnover, return on asset dan net profit margin

yang berpengaruh negatif karena perputaran penjualan pada total asset

turnover yang berputar masih lambat, sehingga profitabilitas pada return on

assets dan net profit margin perusahaan tidak terlihat baik. Seharusnya

return on asset dan net profit mrgin berpengaruh positif karena tingkat

permintaan dan harga yang stabil akan menunjukkan penerimaan penjualan

yang stabil juga. Right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap current ratio karena perusahaan membayar utang yang telah jatuh

tempo. Hal itu menentukan bahwa dana benar digunakan untuk membayar

kewajiban karena tidak ada perubahan pada aktivitas penjualan dan

profitabilitas pada perusahaan.

2.2 Rerangka Pemikiran

Dalam perkembangan kegiatan bisnis, perusahaan–perusahaan banyak yang

memutuskan untuk go publik atau mencatatkan sahamnya di pasar modal.

Alternatif yang menguntungkan untuk memperoleh dana segar tambahan dana

bagi perusahaan, jika sumber internal dan pinjaman dari bank dianggap kurang

memadai atau menguntungkan adalah melakukan Right Issue. Secara teori Kinerja

keuangan perusahaan yang melakukan Right Issue akan mengalami peningkatan

karena dengan Right Issue akan memperkuat struktur modal perusahaan tersebut,

jika dana yang diperoleh tersebut dimanfaatkan secara benar. Tetapi fakta di

lapangan belum tentu seperti itu. Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan

Page 58: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

bagaimana kinerja keuangan dan operasi perusahaan melakukan Right Issue.

Pertimbangan utama investor dalam mengambil keputusan untuk melakukan

investasi Right Issue adalah informasi yang berkaitan dengan kondisi perusahaan

yang terlihat dalam kinerja emiten. Dengan informasi laporan keuangan para

pelaku bisnis dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Informasi laporan

keuangan tersebut dapat diketahui dengan cara melakukan analisis rasio

keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan para

pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai laporan keuangan perusahaan.

Page 59: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Rerangka pemikiran pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1

Rerangka Pemikiran

Bagaimana Kinerja keuangan perusahaan sebelum dan

sesudah melakukan right issue.

H1: Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari current

ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), net profit

margin (NPM), dan total assets turnover ratio (TATO) sebelum dan sesudah

perusahaan melakukan Right Issue.

H2: Terdapat pengaruh yang positif right issue terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang dilihat dari current ratio (CR), debt to equity ratio (DER),

return on equity (ROE), net profit margin (NPM), dan total assets turnover

ratio (TATO).

Secara teori:

1. right issue dapat memperkuat

struktur modal

2. Dana dari right issue dapat

digunakan untuk melakukan

ekspansi usaha, melunasi

pembayaran utang.

3. Penerbitan right issue

menghemat biaya emiten

Empiris:

1. Yakobus (2009), tidak terdapat

perbedaan rasio keuangan NPM,

ROE sesudah right issue dan

terdapat perbedaan rasio keuangan

DER, DR sesudah right issue.

ROA meningkat signifikan.

2. Khajar (2010), rasio keuangan CR,

PER meningkat signifikan,

sedangkan TDTA, ATO lebih

rendah sesudah right issue dan

NPM terlihat bervariasi.

3. Syuhana (2013), rasio keuangan

TATO, DR, NPM, ROA

berpengaruh negatif dan CR

berpengaruh positif tidak

signifikan sesudah right issue.

Perusahaan go public yang mengumumkan right issue

Page 60: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

2.3 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoretis dan rerangka pemikiran diatas maka

ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H1: Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari current

ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), net profit

margin (NPM), dan total assets turnover ratio (TATO) sebelum dan sesudah

perusahaan melakukan Right Issue.

H2: Terdapat pengaruh yang positif right issue terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang dilihat dari current ratio (CR), debt to equity ratio (DER),

return on equity (ROE), net profit margin (NPM), dan total assets turnover

ratio (TATO).

Page 61: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB 3

METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian kuantitatif

menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik,

sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder. Populasi dalam penelitian

adalah perusahaan go publik yang bukan bergerak dalam bidang perbankan,

lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan melakukan Right Issue pada tahun 2010 sampai 2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal komparatif (Causal

Comparative Research), yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa

hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Peneliti melakukan

pengamatan terhadap konsekuensi-konsekuensi yang timbul dan menelusuri

kembali fakta yang secara masuk akal sebagai faktor-faktor penyebabnya.

Penelitian kausal komparatif merupakan tipe penelitian ex post facto, yaitu tipe

penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau

peristiwa. Peneliti dapat mengidentifikasikan fakta atau peristiwa tersebut sebagai

variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan

terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (independen).

Page 62: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dengan teknik purposive

sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah

populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki

peneliti.

Adapun kriteria dari penentuan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan

right issue pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

2. Bukan perusahaan go publik yang bergerak dalam bidang perbankan,

lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan.

3. Tidak melakukan corporate action seperti stock split, saham bonus, dividen

saham, dan warrant.

4. Data laporan keuangan yang diambil berturut–turut mulai dari satu tahun

sebelum Right Issue sampai satu tahun sesudah Right Issue dan perusahaan

tersebut telah menerbitkan laporan keuangan secara teratur dan lengkap

selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria diatas maka peneliti menetapkan jumlah sampel

sebagai berikut:

Tabel 1

Proses Pengambilan Sampel

No. Karakteristik Sampel 2010 2011 2012 2013

1 Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dan melakukan right issue pada

tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

31 26 21 30

2 Perusahaan go public dalam bidang perbankan,

lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan

11 15 7 10

3 Perusahaan yang melakukan Right Issue dan

Warrant

9 2 2 3

4 Perusahaan yang data laporan keuangannya

tidak lengkap 3 1 1 3

Jumlah Sampel Perusahaan 8 8 11 14

Sumber: Factbook Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2013

Page 63: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel dari penelitian ini

adalah sebanyak 41 perusahaan. Adapun nama-nama perusahaan yang menjadi

sampel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Sampel Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan Ex Date Rec Date

1 AKRA PT AKR Corporindo, Tbk 29 Jan 10 02 Feb 10

2 ENRG PT Energi Mega Persada, Tbk 11 Jan 10 13 Jan 10

3 DEWA PT Darma Henwa, Tbk 07 Jan 10 11 Jan 10

4 CITA PT Cita Mineral Investindo, Tbk 03 Mar 10 05 Mar 10

5 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk 18 Mar 10 22 Mar 10

6 APLI PT Asiaplast Industries, Tbk 02 Jun 10 04 Jun 10

7 ABBA PT Mahaka Media, Tbk 07 Jul 10 09 Jul 10

8 BLTA PT Berlian Laju Tenker, Tbk 07 Jul 10 09 Jul 10

9 EPMT PT Enseval Putra Megatrading, Tbk 10 Mar 11 14 Mar 11

10 INDS PT Indospring, Tbk 10 May 11 12 May 11

11 UNTR PT United Tractors, Tbk 10 May 11 12 May 11

12 DOID PT Delta Dunia Makmur, Tbk 21 Jun 11 23 Jun 11

13 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk 01 Jul 11 05 Jul 11

14 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka, Tbk 14 Oct 11 18 Oct 11

15 DKFT PT Central Omega Resources, Tbk 02 Dec 11 06 Dec 11

16 PWON PT Pakuwon Jati, Tbk 09 Dec 11 13 Dec 11

17 MDLN PT Modernland Realty, Tbk 23 Dec 11 28 Dec 11

18 MASA PT Multistrada Arah Sarana, Tbk 28 Dec 11 30 Dec 11

19 PSAB PT Pelita Sejahtera Abadi, Tbk 09 Jan 12 11 Jan 12

20 FREN PT Smartfren Telecom, Tbk 16 Feb 12 20 Feb 12

21 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk 24 Feb 12 28 Feb 12

22 RAJA PT Rukun Raharja, Tbk 08 May 12 10 May 12

23 TRIO PT Trikomsel Oke, Tbk 26 Jun 12 28 Jun 12

24 SMMT PT Eatertainment International, Tbk 26 Jun 12 28 Jun 12

25 SUPR PT Solusi Tunas Pratama, Tbk 16 Aug 12 24 Aug 12

26 MDRN PT Modern Internasional, Tbk 29 Oct 12 31 Oct 12

27 COWL PT Cowell Development, Tbk 26 Nov 12 28 Nov 12

28 MYOH PT Samindo Resources, Tbk 18 Dec 12 20 Dec 12

29 CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia, Tbk 14 Dec 12 18 Dec 12

30 CENT PT Centrin Online, Tbk 01 Feb 13 05 Feb 13

31 TKGA PT Toko Gunung Agung, Tbk 08 Mar 13 13 Mar 13

32 AUTO PT Astra Otoparts, Tbk 25 Apr 13 29 Apr 13

33 DNET PT Dyviacom Intrabumi, Tbk 03 Jun 13 05 Jun 13

34 KPIG PT MNC Land, Tbk 11 Jun 13 13 Jun 13

35 HERO PT Hero Supermarket, Tbk 14 Jun 13 18 Jun 13

36 JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, 02 Jul 13 04 Jul 13

Page 64: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Tbk

37 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical, Tbk 11 Nov 13 13 Nov 13

38 ALTO PT Tri Bayan Tirta, Tbk 06 Dec 13 10 Dec 13

39 PALM PT Provident Agro, Tbk 02 Dec 13 04 Dec 10

40 MYRX PT Hanson International, Tbk 03 Dec 13 05 Dec 13

41 ATPK PT ATPK Resources. Tbk 04 Dec 13 06 Dec 13

Sumber: Factbook Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2013

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

cara penelitian lapangan. Penelitian Lapangan (Field Research). Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data bersumber dari

laporan keuangan perusahaan dalam kelompok perusahaan non perbankan,

lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan tahun 2010 sampai 2013 yang telah

dipublikasikan secara lengkap di BEI. Data sekunder dalam penelitian ini adalah

data dokumenter berupa arsip yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau

transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian tersebut.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Berikut akan dijelaskan mengenai pengukuran variabel-variabel independen

dan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Right Issue adalah hak

memesan efek terlebih dahulu (HMETD), dimana merupakan penawaran umum

saham terbatas. Ada pun rumus untuk mengukur variabel ini adalah :

.

M0 = M1 – Mt-1

x 100% Mt-1

Page 65: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dimana : M0 = Perubahan modal saham perusahaan

M1= Modal saham perusahaan tahun ini

Mt-1= Modal saham perusahaan tahun sebelumnya

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Kinerja keuangan adalah

gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-

alat analisis keuangan. Kinerja keuangan diukur dengan data fundamental

perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Ada pun rasio-rasio

keuangan yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah:

a. Current Ratio (CR)

Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk

mengetahui kesanggupan memenuhi jangka pendek, karena rasio ini

menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi

oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang

sama dengan jatuh tempo utang. Dengan rumus:

𝐶𝑅 =𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menggambarkan perbandingan antara total debt/total utang dan

total equity/total equitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan

kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh

kewajibannya. Dengan rumus:

𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑥 100%

Page 66: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

c. Return of Equity (ROE)

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelolah

modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan

dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang

saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau

sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Dengan rumus:

𝑅𝑂𝐸 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑥 100%

d. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin adalah penilaian perbandingan presentase laba bersih

terhadap penjualan. Dengan rumus:

𝑁𝑃𝑀 = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑥 100%

e. Total Asset Turnover (TATO)

Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta perusahaan

dalam rangka menghasilkan atau menggambarkan berapa nilai rupiah

penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang

diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Dengan rumus:

𝑇𝐴𝑇𝑂 = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

3.5 Teknik Analisis Data

Ada beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisi data.

Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi relevan yang terkandung

di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu

Page 67: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

masalah. Permasalahan yang ingin dipecahkan biasanya dinyatakan dalam bentuk

satu atau lebih hipotesis nol. Sampel data yang dikumpulkan kemudian digunakan

untuk menguji penolakan atau non-penolakan hipotesis nol secara statistik. Jadi

hipotesis nol menggambarkan permasalahan dan “informasi relevan” yang

terkandung didalam data yang digunakan untuk menguji secara statistik hipotesis

nol (Ghozali, 2011:3).

Data yang telah terkumpul, harus dilakukan uji terlebih dahulu sebelum

dianalisis lebih lanjut. Pengujian data yang dilakukan yaitu:

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran

atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum, dan minimum (Ghozali, 2011:19).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan agar nilai parameter model hipotesis

dinyatakan valid. Uji penyimpangan asumsi klasik menurut Ghozali (2011) terdiri

dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk meguji

apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya

memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini

Page 68: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

dideteksi dengan uji statistik antara lain dengan metode kolmogorov Smirnov dan

pendekatan grafik. Dasar pengambilan keputusan dengan pendekatan Kolmogorov

Smirnov (1-Sample K-S), sebagai berikut:

a. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05, maka Ho ditolak, berdistribusi normal.

b. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data

tidak berdistribusi normal.

Pendekatan kedua digunakan untuk menilai normalitas data dengan

pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of Regresion Standart. Dasar

pengambilan keputusan dengan analisis grafik adalah:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak

sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai

yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Untuk mendeteksi

adanya masalah heteroskedastisitas dapat digunakan metode analisis grafik dan

metode statistik (Suliyanto, 2011). Dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis grafik.

Page 69: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati scatterplot. Jika

scatterplot membentuk pola tertentu, hal ini menunjukkan adanya masalah

heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot

menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah

heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Regresi yang baik adalah regresi yang

tidak terjadi autokorelasi didalamnya. Ada atau tidaknya autokorelasi dalam

regresi dapat dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson (Suliyanto, 2011). Ada

pun kriteria pengujian Autokorelasi dengan uji Durbin-Watson adalah sebagai

berikut:

Kriteria Pengujian Durbin-Watson

DW Kesimpulan

< dL Ada autokorelasi (+)

dL s.d. dU Tanpa kesimpulan

dU s.d. 4 - dU Tidak ada Autokorelasi

4 - dU s.d. 4 - dL Tanpa kesimpulan

> 4 - dL Ada autokorelasi (-)

3.5.3 Uji Beda T-test dengan sampel berpasangan (Paired Samples T-test)

Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test.

Uji t berpasangan biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji t

berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan

sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa (sejenis).

Page 70: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

3.5.4 Uji Regresi

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas.

Gujarati (2010) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan

satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained

variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory).

Variabel pertama disebut juga sebagai variabel terikat dan variabel kedua disebut

juga sebagai variabel bebas. Jika jumlah variabel bebas satu, maka analisis regresi

linear disebut regresi linear sederhana dan jika variabel bebas lebih dari satu,

maka analisis regresi disebut regresi linear berganda.

3.5.3.1. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah sebuah pendekatan yang digunakan

untuk mendefinisikan hubungan linear antara satu variabel x dan satu variabel y.

Karena penelitian ini menggunakan satu variabel bebas (right issue) dan satu

variabel terikat (kinerja keuangan) maka model regresi linear sederhana yang

mengukur pengaruh variabel x terhadap variabel y dirumuskan sebagai berikut:

𝑌𝑖 = 𝛼 + 𝛽𝑥 + 𝑒

Dimana: i = 1, 2, 3, 4, 5

Y1 = CR

Y2 = DER

Y3 = ROE

Page 71: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Y4 = NPM

Y5 = TATO

X = Right Issue

𝛼 = Konstanta

𝛽 = Koefisien Regresi variabel X

e = Error of Term

3.5.5 Uji Hipotesis

Dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam

menaksir nilai aktual diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya

hal ini dapat diukur dari nilai koefisiensi determinasi, nilai statistik F, dan nilai

statistik t (Ghozali, 2011:97).

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Koefisien

determinasi adalah anatar nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang

(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-

masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya

mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2011:97).

Page 72: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti meningkat tidak perduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh

karena itu banyak peneliti menganjurkn untuk menggunakan nilai adjusted R2

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai

adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan

kedalam model (Ghozali, 2011:97).

Dalam kenyataan nilai adjusted R2

dapat bernilai negatif, walaupun yang

dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) jika dalam uji empiris

didapat nilai adjusted R2

negatif, maka nilai adjusted R2

dianggap bernilai nol.

Secara matematis jika nilai R2

= 1, maka nilai adjusted R2

= R2 = 1 sedangkan jika

nilai R2 = 0, maka adjusted R

2 = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted R

2 akan

bernilai negatif (Ghozali, 2011:98).

2. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi

sebesar 0,05 (α=5%) (Ghozali, 2011:98).

Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima dan menolak H1 (koefisien

regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel

Page 73: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

independen tersebut mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap

variabel dependen.

2) Jika nilai signifikansi t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan menerima H1 (koefisien

regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen

tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Page 74: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan

seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat

dilihat sebagai berikut:

1. 14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia

oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Page 75: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

2. 1914 sampai 1918: Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

3. 1925 sampai 1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan

Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

4. Awal tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya ditutup.

5. 1942 sampai 1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II.

6. 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman

Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo).

Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).

7. 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak

aktif.

8. 1956 sampai 1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9. 10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).

Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan

kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong

sebagai emiten pertama.

10. 1977 sampai 1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen

perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

Page 76: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

11. 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang

memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran

Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

12. 1988 sampai 1990: Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat.

13. 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14. Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES

88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa

kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

15. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

16. 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

17. 22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan

sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

18. 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan

mulai Januari 1996.

19. 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

Page 77: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

20. 2000: Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading).

22. 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

23. 02 Maret 2009: Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa

Efek Indonesia: JATS-NextG

Bursa Efek Indonesia mempunyai beberapa produk yang diperdagangkan

antara lain sebagai berikut:

1. Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang

paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham

merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang

atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan

menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan

perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS).

Page 78: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

2. Derivatif

Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang

bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung

dari Efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau

perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain.

Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Dalam pengertian yang lebih

khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak-

pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets/commodities yang

dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang

merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun

nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat

dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.

Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif

keuangan (financial derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen

derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya adalah instrumen-

instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks

obligasi, mata uang(currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen

keuangan lainnya. Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para

pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan

lindung nilai(hedging) atas portofolio yang mereka miliki.

3. Reksa Dana

Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat

pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak

Page 79: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana

dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki

modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki

waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa Dana juga diharapkan

dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal

Indonesia.Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan

untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di

investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

4. Surat Utang

Surat Utang yang tercatat di BEI terdiri dari:

a. Obligasi Korporasi adalah obligasi yang di terbitkan oleh Perusahaan

Swasta Nasional termasuk BUMN dan BUMD.

b. Surat Utang Negara adalah Surat Berharga yang diterbitkan oleh

Pemerintah sesuai Undang-Undang No. 24 Tahun 2002, terdiri dari:

1) Obligasi Negara (termasuk Obligasi Negara Retail/ORI)

2) Surat Perbendaharaan Negara (SPN)

c. Sukuk Korporasi adalah Instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan Bapepam & LK Np. IX.A.13

tentang Efek Syariah.Pendapatan Sukuk Korporasi berdasrkan Akad-akad

yang tertuang dalam ketentuan Bapepam&LK tentang Akad-akad Efek

Syariah.

d. Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau Sukuk Negara adalah Surat

Berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah yang berdasarkan Syariah Islam

Page 80: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

sesuai dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN).

e. Efek Beragun Aset (EBA) adalah Efek bersifat utang yang diterbitkan

dengan Underlying Aset sebagai dasar penerbitan.

f. Semua instrumen tersebut sudah dapat di transaksikan dan atau dilaporkan

perdagangannnya melalui Bursa Efek Indonesia.

5. Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan

terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.

Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003

bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan

Syariah Nasional/Majelis Ulama Indonesia (DSN/MUI).

6. Layanan Data

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyediakan data perdagangan real time

dalam bentuk datafeed format untuk Data Vendor/Perusahaan yang bermaksud

mengolah dan menyebarkan data tersebut kepada pelanggannya.

1) Datafeed versi G4.00a

Paket ini adalah paket penuh. Data real time yang tersedia dalam paket ini

adalah: order, Transaksi, index, news, corporate action, dan stock summary.

2) Datafeed versi G4.10a

Data real time yang tersedia dalam paket ini adalah: transaksi, index, news,

dan stock summary. Paket ini dibuat untuk pelanggan yang tidak

Page 81: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

memerlukan data order, biasanya adalah pelanggan yang hanya

menampilkan ticker harga saham pada WEB site-nya.

3) Datafeed versi B4.00a

Data real time yang tersedia dalam paket ini adalah data order dan transaksi

milik anggota bursa bersangkutan. Data ini disediakan untuk memfasilitasi

anggota bursa dalam melakukan “auto matching” pada Back Office Systen

agar dapat mempercepat proses Back Office.

4.1.2. Right Issue

Pasca penawaran umum perdana (IPO), emiten dapat melakukan

penambahan modal yaitu dengan melakukan penawaran umum terbatas atau yang

lebih dikenal dengan sebutan Right Issue. Right Issue adalah suatu cara bagi

emiten untuk meningkatkan jumlah modal disetornya dengan memberikan

penawaran terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk menambah

modalnya di perusahaan tersebut.

4.2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan

gambaran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu Right issue,

kinerja keuangan yang dilihat dari current ratio, debt to equity rasio, return of

equity, net profit margin, dan total assets turnover. Analisis deskriptif data yang

akan dianalisis dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 82: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Tabel 3

Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

RightIssue 41 .06 76.09 1.0275 .5506

CR 41 .24 156.20 1.1678 .4304

DER 41 .00 10.33 .9649 .3170

ROE 41 -.40 .39 .2866 .1648

NPM 41 -.95 21.38 .5764 .3949

TATO 41 .00 2.43 .8060 .2423

Valid N (listwise)

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Tabel di atas dapat diketahui jumlah pengamatan yang diteliti sebanyak 41

pengamatan, berdasarkan 4 periode terakhir Laporan Keuangan Tahunan (2010-

2013). Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dalam tabel dapat diketahui

bahwa:

1. Right Issue memiliki nilai minimum 0,49, maximum 2,95, mean sebesar

1,0275 dan nilai deviasi standar sebesar 0,5506. Karena nilai deviasi standar

lebih kecil dari nilai mean, maka besaran masing-masing variabel Right Issue

untuk setiap obyek observasi relatif sama.

2. Current rasio memiliki nilai minimum 0,70, maximum 3,54, mean sebesar

1,1678 dan nilai deviasi standar sebesar 0,4304. Karena nilai deviasi standar

lebih kecil dari nilai mean, maka besaran masing-masing variabel Right Issue

untuk setiap obyek observasi relatif sama.

3. Debt to equity memiliki nilai minimum 0,00, maximum 1,79, mean sebesar

0,9649 dan nilai deviasi standar sebesar 0,3170. Karena nilai deviasi standar

lebih kecil dari nilai mean, maka besaran masing-masing variabel Right Issue

untuk setiap obyek observasi relatif sama.

Page 83: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

4. Return of equity memiliki nilai minimum 0,00, maximum 0,62, mean sebesar

0,2866 dan nilai deviasi standar sebesar 0,1648. Karena nilai deviasi standar

lebih kecil dari nilai mean, maka besaran masing-masing variabel Right Issue

untuk setiap obyek observasi relatif sama.

5. Net profit margin memiliki nilai minimum 0,00, maximum 2,15, mean sebesar

0,5764 dan nilai deviasi standar sebesar 0,3949. Karena nilai deviasi standar

lebih kecil dari nilai mean, maka besaran masing-masing variabel Right Issue

untuk setiap obyek observasi relatif sama.

6. Total assets turnover memiliki nilai minimum 0,00, maximum 1,25, mean

sebesar 0,8060 dan nilai deviasi standar sebesar 0,2423. Karena nilai deviasi

standar lebih kecil dari nilai mean, maka besaran masing-masing variabel

Right Issue untuk setiap obyek observasi relatif sama.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi yang baik harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji t tidak boleh bias. Untuk

menghasilkan keputusan yang BLUE tersebut maka harus dipenuhi beberapa

asumsi klasik sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk meguji apakah dalam model regresi,

variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dideteksi dengan uji

Page 84: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

statistik antara lain dengan metode kolmogorov Smirnov dan pendekatan grafik

(Ghozali, 2011:160).

Dasar pengambilan keputusan dengan pendekatan Kolmogorov Smirnov

(1-Sample K-S), sebagai berikut:

a. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05, maka Ho ditolak, berdistribusi normal.

b. Nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data

tidak berdistribusi normal.

Dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS didapatkan

hasil sebagai berikut:

a. Uji normalitas Current rasio, Debt to equity, Return of equity, Net profit

margin, dan Total assets turnover.

Tabel 4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan Variabel Dependen

Current Rasio

CR

N 41

Normal Parametersa,b

Mean 1.1678

Std.

Deviation .43047

Most Extreme

Differences

Absolute .304

Positive .304

Negative -.162

Test Statistic .304

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 85: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi dengan

variabel dependen current rasio memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar

0,000. Nilai sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual

berdistribusi tidak normal.

Tabel 5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan Variabel Dependen

Debt to Equity Rasio

DER

N 41

Normal Parametersa,b

Mean .9649

Std.

Deviation .31704

Most Extreme

Differences

Absolute .092

Positive .092

Negative -.088

Test Statistic .092

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi dengan

variabel dependen debt to equity rasio memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed)

sebesar 0,200. Nilai sebesar 0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data

residual berdistribusi normal.

Tabel 6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan Variabel Dependen

Return of Equity

ROE

N 41

Normal Parametersa,b

Mean .2866

Std.

Deviation .16482

Most Extreme

Differences

Absolute .078

Positive .078

Page 86: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Negative -.078

Test Statistic .078

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi dengan

variabel dependen return of equity memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar

0,200. Nilai sebesar 0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual

berdistribusi normal.

Tabel 7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan Variabel Dependen

Net Profit Margin

NPM

N 41

Normal Parametersa,b

Mean .5764

Std.

Deviation .34497

Most Extreme

Differences

Absolute .206

Positive .206

Negative -.137

Test Statistic .206

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi dengan

variabel dependen net profit margin memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar

0,001. Nilai sebesar 0,001 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual

berdistribusi tidak normal.

Page 87: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Tabel 8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan Variabel Dependen

Total Assets Turnover

TATO

N 41

Normal Parametersa,b

Mean .8060

Std.

Deviation .24236

Most Extreme

Differences

Absolute .081

Positive .079

Negative -.081

Test Statistic .081

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa model regresi dengan

variabel dependen total assets turnover memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed)

sebesar 0,200. Nilai sebesar 0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data

residual berdistribusi normal.

Pendekatan kedua digunakan untuk menilai normalitas data dengan

pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of Regresion Standart. Dasar

pengambilan keputusan dengan analisis grafik adalah:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 88: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Gambar 2

Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Current Ratio

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Gambar 3

Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Current Ratio

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 89: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari gambar di atas, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi

normal dan memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4

Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Debt to Equity

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Gambar 5

Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Debt to Equity

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 90: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari gambar di atas, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi

normal dan memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 6

Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Return of Equity

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Gambar 7

Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Return of Equity

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 91: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari gambar di atas, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi

normal dan memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 8

Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Net Profit Margin

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Gambar 9

Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Net Profit Margin

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 92: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari gambar di atas, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi

normal dan memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 10

Histogram Penelitian dengan Variabel Dependen Total Assets Turnover

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Gambar 11

Grafik P-P Plot dengan Variabel Dependen Total Assets Turnover

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 93: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari gambar di atas, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi

normal dan memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada

atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatter

plot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual

(SRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan

ZPRED dengan sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).

Gambar 12

Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Current Rasio

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 94: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Gambar 13

Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Debt to Equity Rasio

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Gambar 14

Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Return of Equity Rasio

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 95: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Gambar 15

Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Net Profit Margin Rasio

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Gambar 16

Grafik Scatterplot dengan Variabel Dependen Total Assets Turnover Rasio

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 96: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari kelima gambar grafik scatter plot di atas terlihat bahwa sebaran

titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka

0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Regresi yang baik adalah regresi yang

tidak terjadi autokorelasi di dalamnya. Ada atau tidaknya autokorelasi dalam

regresi dapat dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson.

Kriteria pengujian Durbin Watson dengan variabel dependen current

rasio, debt to equity, return of equity, net profit margin, dan total assets turnover

adalah sebagai berikut:

Tabel 9

Kriteria Durbin Watson dengan Variabel Dependen Current Rasio, Debt to

Equity, Return of Equity, Net Profit Margin, dan Total Assets Turnover

DW Kesimpulan

< 1,4493 Ada autokorelasi (+)

1,4493 s.d. 1,5490 Tanpa kesimpulan

1,5490 s.d. 2,4510 Tidak ada Autokorelasi

2,4510 s.d. 2,5507 Tanpa kesimpulan

> 2,5507 Ada autokorelasi (-)

Page 97: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Tabel 10

Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Current Rasio

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,502a ,252 ,233 ,37704 2,047

a. Predictors: (Constant), Right

b. Dependent Variable: CR

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari hasil yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS diperoleh

hasil untuk regresi variabel kinerja keuangan sebagai variabel dependen

menunjukkan nilai DW variabel current rasio sebesar 2,047 dengan jumlah data

(n) sebesar 41 dan jumlah variabel bebas yang diteliti (k) sebesar 1, maka dapat

disimpulan bahwa dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi karena terletak

antara 1,5490 dan 2,4510.

Tabel 11

Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Debt to Equity

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,542a ,294 ,275 ,26986 2,062

a. Predictors: (Constant), Right

b. Dependent Variable: DER

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari hasil yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS diperoleh

hasil untuk regresi variabel kinerja keuangan sebagai variabel dependen

menunjukkan nilai DW variabel debt to equity 2,062 dengan jumlah data (n)

sebesar 41 dan jumlah variabel bebas yang diteliti (k) sebesar 1, maka dapat

disimpulan bahwa dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi karena terletak

antara 1,5490 dan 2,4510.

Page 98: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Tabel 12

Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Return of Equity

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,118a ,014 ,017 ,16621 1,683

a. Predictors: (Constant), Right

b. Dependent Variable: ROE

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari hasil yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS diperoleh

hasil untuk regresi variabel kinerja keuangan sebagai variabel dependen

menunjukkan nilai DW variabel return of equity 1,683 dengan jumlah data (n)

sebesar 41 dan jumlah variabel bebas yang diteliti (k) sebesar 1, maka dapat

disimpulan bahwa dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi karena terletak

antara 1,5490 dan 2,4510.

Tabel 13

Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Net Profit Margin

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,539a ,291 ,268 ,33785 1,821

a. Predictors: (Constant), Right

b. Dependent Variable: NPM

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari hasil yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS diperoleh

hasil untuk regresi variabel kinerja keuangan sebagai variabel dependen

menunjukkan nilai DW variabel net profit margin 1,821 dengan jumlah data (n)

sebesar 41 dan jumlah variabel bebas yang diteliti (k) sebesar 1, maka dapat

Page 99: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

disimpulan bahwa dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi karena terletak

antara 1,5490 dan 2,4510.

Tabel 14

Hasil Uji Autokolerasi Variabel Dependen Total Assets Turnover

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,650a ,422 ,408 ,18655 2,167

a. Predictors: (Constant), Right

b. Dependent Variable: TATO

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari hasil yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS diperoleh

hasil untuk regresi variabel kinerja keuangan sebagai variabel dependen

menunjukkan nilai DW variabel total assets turnover 2,167 dengan jumlah data

(n) sebesar 41 dan jumlah variabel bebas yang diteliti (k) sebesar 1, maka dapat

disimpulan bahwa dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi karena terletak

antara 1,5490 dan 2,4510.

4.2 Uji Beda T-test dengan sampel berpasangan (Paired Samples T-test)

Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test.

Uji t berpasangan biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Untuk

melihat perbedaan Kinerja Keuangan yang dilihat dari current rasio, debt to

equity rasio, return of equity, net profit margin, dan total assets turnover sebelum

melakukan right issue dan sesudah melakukan right issue, sebagai berikut:

Tabel 15

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 CR SB 1.1505 41 .72468 .11318

CR SD 1.1678 41 .43047 .06723

Page 100: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Pair 2 DER SB 1.9666 41 2.51661 .39303

DER SD .9649 41 .31704 .04951

Pair 3 ROE SB 1.0138 41 1.14490 .19635

ROE SD .2866 41 .16482 .02827

Pair 4 NPM SB -4.0076 41 15.71247 2.69467

NPM SD .5764 41 .39497 .06774

Pair 5 TATO SB .8132 41 .66926 .10452

TATO SD .8060 41 .24236 .03785

Sumber: Lampiran 1 halaman 105

Dari output SPSS terlihat bahwa rata-rata Current ratio sebelum right

issue sebesar 1,15 dan rata-rata Current ratio sesudah right issue sebesar 1,16

mengalami peningkatan. Terlihat bahwa ada kecenderungan setelah right issue

CR menjadi lebih tinggi dibanding sebelum right issue. Hal ini berarti bahwa

setelah melakukan right issue, likuiditas perusahaan cenderung dapat mengalami

kenaikan. Salah satu tujuan dilakukannya right issue adalah untuk meningkatkan

likuiditas perusahaan.

Hasil rata-rata Debt to Equity sebelum right issue sebesar 1,96 dan rata-

rata Debt to Equity sesudah right issue sebesar 0,96 mean debt to equity

mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan karena adanya penurunan pada

hutang perusahaan, dimana penurunan diambilkan dari dana hasil Right Issue.

Mean return of Equity sebelum right issue sebesar 1,03 dan mean return

of Equity sesudah right issue sebesar 0,28 mean debt to equity mengalami

penurunan. Hal ini menujukkan bahwa penurunan mean ROE sesudah Right Issue

hanya menggambarkan bahwa mungkin ada penambahan modal sendiri tetapi

penambahan tersebut tidak cukup berarti jika dibandingkan dengan keadaan

Page 101: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

sebelum Right Issue. Penjelasan yang mungkin yaitu sebagian besar dana dari

Right Issue digunakan untuk mengurangi hutang.

Hasil rata-rata net profit margin sebelum right issue sebesar -4,00 dan

rata-rata net profit margin sesudah right issue sebesar 0,57. Hal ini menunjukkan

bahwa ketika mean NPM sesudah Right Issue mengalami kenaikan berarti ada

usaha manajemen perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan

bersih yang diterimanya, yang memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin

efektif dan efisien dalam mengelola biaya operasi.

Mean total assets turnover sebelum right issue sebesar 0,81 dan mean

total assets turnover sesudah right issue sebesar 0,80 mean total assets turnover

mengalami penurunan. Hal ini menujukkan bahwa penurunan mean TATO

sesudah Right Issue menentukan bahwa dana benar digunakan untuk membayar

kewajiban karena tidak ada perubahan yang lambat pada aktivitas penjualan dan

profitabilitas pada perusahaan.

Tabel 16

Paired Samples Test

Kinerja Keuangan thitung Nilai Signifikan

Current rasio .020 .948

Debt to equity 2.648 .012

Return of equity 3.770 .001

Net profit margin 2.077 .046

Total assets turnover .085 .933

Sumber: Lampiran 1 halaman 105

Berdasarkan Uji t sample berpasangan atau paired-sampel t test di atas

yang menguji perbedaan Kinerja Keuangan yang dilihat dari current rasio, debt to

Page 102: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

equity rasio, return of equity, net profit margin, dan total assets turnover sebelum

dan sesudah melakukan Right Issue, maka dapat disimpulkan bahwa:

H1: Uji perbedaan Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah melakukan Right Issue

Nilai signifikan debt to equity rasio sebesar 0,012 < 0,05, return of

equity sebesar 0,001 < 0,05, net profit margin sebesar 0,046 < 0,05 maka dapat

diartikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan debt to equity rasio, return

of equity, net profit margin sebelum dan sesudah melakukan right issue.

Sedangkan current rasio 0,948 > 0,05 dan total assets turnover 0,933 > 0,05 dapat

diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan current rasio dan total

assets turnover antara sebelum dan sesudah melakukan right issue.

4.3 Uji Regresi

Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat pengaruh right issue

terhadap Kinerja Keuangan yang dilihat dari current rasio, debt to equity rasio,

return of equity, net profit margin, dan total assets turnover. Hasil koefisien

regresi disajikan pada tabel berikut ini.

Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a. Current rasio

CR = 0,765 + 0,392 x + e

Model regresi sederhana tersebut bermakna:

𝛽 : Koefisien regresi untuk right issue sebesar 0,392

Page 103: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Artinya right issue bernilai positif terhadap current rasio dengan nilai 0,392,

maka setiap peningkatan right issue sebesar 1% kinerja keuangan current rasio

akan meningkat sebesar 0,392 atau 39,2%.

b. Debt to Equity

DER = 1,285 - 0,312 x + e

Model regresi sederhana tersebut bermakna:

𝛽 : Koefisien regresi untuk right issue sebesar 0,312

Artinya right issue bernilai negatif terhadap debt to equity rasio dengan nilai

0,312, maka setiap peningkatan right issue sebesar 1% kinerja keuangan debt to

equity rasio akan menurun sebesar 0,312 atau 31,2%.

c. Return of Equity

ROE = 0,321 - 0,034 x + e

Model regresi sederhana tersebut bermakna:

𝛽 : Koefisien regresi untuk right issue sebesar 0,034

Artinya right issue bernilai negatif terhadap return of equity rasio dengan nilai

0,034, maka setiap peningkatan right issue sebesar 1% maka kinerja keuangan

debt to equity rasio akan menurun sebesar 0,034 atau 3,4%.

d. Net Profit Margin

NPM = 0,199 + 0,370 x + e

Model regresi sederhana tersebut bermakna:

𝛽 : Koefisien regresi untuk right issue sebesar 0,370

Page 104: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Artinya right issue bernilai positif terhadap net profit margin dengan nilai 0,370,

maka setiap peningkatan right issue sebesar 1% kinerja keuangan net profit

margin akan meningkat sebesar 0,370 atau 37,0%.

e. Total Assets Turnover

CR = 1,100 - 0,286 x + e

Model regresi sederhana tersebut bermakna:

𝛽 : Koefisien regresi untuk right issue sebesar 0,286

Artinya right issue bernilai negatif terhadap total assets turnover dengan nilai

0,286, maka setiap peningkatan right issue sebesar 1% kinerja keuangan total

assets turnover akan menurun sebesar 0,286 atau 28,6%.

4.4 Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi atau adjusted R-Square digunakan untuk

mengetahui seberapa baik sampel menggunakan data (Gujarati, 2010). Nilai

koefisien determinan adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberi hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Koefisien determinasi atau Adjusted R-Square adalah nilai koefisien yang

digunakan untuk menentukan tingkat ketepatan (goodness of fit) linieratis regresi

sampel dari linieratis sebenarnya. Atau dengan istilah lain untuk menunjukkan

Page 105: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

besarnya pengaruh right issue terhadap Kinerja Keuangan yang dilihat dari

current rasio, debt to equity rasio, return of equity, net profit margin, dan total

assets turnover. Nilai Adjusted R-Square yang diperoleh disajikan pada tabel

berikut ini.

Tabel 17

Koefisien Determinasi Current Rasio

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .502a .252 .233 .37704

Predictors: (Constant), Right

Dependent Variabel: CR

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar

0,233 yang berarti bahwa variabel current rasio dapat dipengaruhi oleh right issue

sebesar 23,3% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Tabel 18

Koefisien Determinasi Debt to Equity Rasio

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .542a .294 .275 .26986

Predictors: (Constant), Right

Dependent Variabel: DER

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar

0,275 yang berarti bahwa variabel debt to equity dapat dipengaruhi oleh right

issue sebesar 27,5% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

Page 106: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Tabel 19

Koefisien Determinasi Return of Equity

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .118a .014 .017 .16621

Predictors: (Constant), Right

Dependent Variabel: ROE

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar

0,017 yang berarti bahwa variabel return of equity dapat dipengaruhi oleh right

issue sebesar 1,7% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian

ini.

Tabel 20

Koefisien Determinasi Net Profit Margin

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,539a ,291 ,268 ,33785

Predictors: (Constant), Right

Dependent Variabel: NPM

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar

0,268 yang berarti bahwa variabel net profit margin dapat dipengaruhi oleh right

issue sebesar 26,8% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

Tabel 21

Koefisien Determinasi Total Assets Turnover

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,650a ,422 ,408 ,18655

Predictors: (Constant), Right

Dependent Variabel: TATO

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 107: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar

0,408 yang berarti bahwa variabel total assets turnover dapat dipengaruhi oleh

right issue sebesar 40,8% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

2. Uji Signifikansi Parsial (t)

Pengujian hipotesis pengaruh variabel indepeden terhadap variabel

dependen menggunakan Uji t. Jika nilai signifikansi < 0,05 untuk variabel

independen maka hipotesis variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Hasil pengujian pengaruh right issue terhadap Kinerja Keuangan yang

dilihat dari current rasio, debt to equity rasio, return of equity, net profit margin,

dan total assets turnover dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 22

Hasil Uji t Current Rasio

Model B T Sig.

(Constant) ,765 6,074 ,000

Right ,392 3,625 ,001

Dependent Variable: CR

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Tabel 23

Hasil Uji t Debt to Equity

Model B T Sig.

(Constant) 1,285 14,268 ,000

Right -,312 -4,026 ,000

Dependent Variable: DER

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Page 108: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

Tabel 24

Hasil Uji t Return of Equity

Model B T Sig.

(Constant) ,321 5,466 ,000

Right -,034 -,671 ,507

Dependent Variable: ROE

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Tabel 25

Hasil Uji t Net Profit Margin

Model B T Sig.

(Constant) ,199 1,663 ,106

Right ,370 3,620 ,001

Dependent Variable: NPM

Sumber: Lampiran 2 halaman 109

Tabel 26

Hasil Uji t Total Assets Turnover

Model B T Sig.

(Constant) 1,100 17,662 ,000

Right -,286 -5,340 ,000

Dependent Variable: TATO

Sumber: Lampiran 2 halaman 107

Berdasarkan uji parsial (uji t) di atas yang menguji pengaruh right issue

terhadap Kinerja Keuangan yang dilihat dari current rasio, debt to equity rasio,

return of equity, net profit margin, dan total assets turnover, maka dapat

disimpulkan bahwa:

H2: Uji pengaruh Variabel right issue terhadap Kinerja Keuangan

Pengujian pengaruh right issue terhadap kinerja keuangan current rasio

menghasilkan nilai signifikansi 0,001 nilai tersebut < 0,05 maka Ho ditolak dan H2

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel right issue berpengaruh signifikan

Page 109: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

terhadap Kinerja Keuangan current rasio dengan nilai koefisien berpengaruh

sebesar 0,392 artinya setiap kegiatan right issue akan menambah Kinerja

Keuangan current rasio sebesar 0,392, dengan nilai t untuk right issue sebesar

3,625.

Debt to equity menghasilkan nilai signifikansi 0,000, nilai tersebut < 0,05

maka Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel right issue

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan debt to equity dengan nilai

koefisien berpengaruh sebesar (-0,312) artinya setiap kegiatan right issue akan

mengalami penurunan Kinerja Keuangan debt to equity sebesar 0,312, dengan

nilai t untuk right issue sebesar (-4,026).

Sedangkan return of equity menghasilkan nilai signifikansi 0,507, nilai

tersebut > 0,05 maka Ho tidak berhasil ditolak dan H2 ditolak.. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel right issue tidak berpengaruh terhadap return of

equity dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar (-0,034), artinya setiap kegiatan

right issue tidak dapat mengurangi return of equity.

Net profit margin menghasilkan nilai signifikansi 0,001, nilai tersebut <

0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel right

issue berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Net profit margin

dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0,370 artinya setiap kegiatan right

issue akan mengalami peningkatan sebesar 0,370, dengan nilai t untuk right issue

sebesar 3,620.

Total assets turnover menghasilkan nilai signifikansi 0,000, nilai tersebut

< 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

Page 110: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

right issue berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Total assets

turnover dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar (-0,286) artinya setiap

kegiatan right issue akan mengalami penurunan sebesar 0,286, dengan nilai t

untuk right issue sebesar -5,340.

4.5 Pembahasan

Model regresi penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik secara

keseluruhan, yang berarti bahwa data yang dihasilkan pada model regresi

terdistribusi normal dan model regresi pada penelitian ini bebas dari adanya gejala

heteroskedastisitas, dan gejala autokorelasi.

Penelitian ini menggunakan paired-sampel t test dan regresi sederhana.

Paired-sampel t test dari penelitian ini menghasilkan bahwa kinerja keuangan

current rasio (CR) mengalami peningkatan sesudah melakukan Right Issue, debt

to equity ratio (DER) mengalami penurunan sesudah melakukan Right Issue,

return on equity (ROE) mengalami penurunan sesudah melakukan Right Issue, net

profit margin (NPM) mengalami peningkatan sesudah melakukan Right Issue,

sedangkan dan total assets turnover ratio (TATO) mengalami penurunan sesudah

melakukan Right Issue.

Sedangkan analisis regresi sederhana dari penelitian ini menghasilkan

bahwa variabel independen Right Issue berpengaruh positif terhadap variabel

dependen Kinerja Keuangan current rasio (CR), net profit margin (NPM) dan

berpengaruh negatif terhadap variabel dependen Kinerja Keuangan debt to equity

ratio (DER), return on equity (ROE), total assets turnover (TATO).

Page 111: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

4.6.1. Perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari current

ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), net

profit margin (NPM), dan total assets turnover ratio (TATO) sebelum

dan sesudah melakukan Right Issue.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara umum terdapat

perbedaan yang signifikan rasio-rasio keuangan antara sebelum dan sesudah right

issue. Rasio likuiditas yang diwakili oleh current ratio (CR) menujukkan tidak

ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah right issue karena nilai

signifikansi 0,948 > 0,05. Hal ini membuktikan bahwa dana yang didapat dari

right issue digunakan untuk membiayai kewajiban dan meningkatkan keuntungan

dengan cara perluasan usaha.

Rasio solvabilitas atau leverage yang diwakili oleh debt to equity rasio

(DER) menunjukkan nilai signifikansi 0,012 < 0,05 berarti terdapat perbedaan

rasio leverage sebelum dan sesudah right issue. Hasil penelitian ini sepaham

dengan penelitian yang dilakukan Yakobus (2009) yang menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan rasio solvabilitas/leverage

debt to equity rasio (DER) sebelum dan sesudah melakukan right issue.

Penjelasan yang mungkin atas kondisi ini adalah bahwa dana yang berasal dari

right issue antara lain digunakan untuk mengurangi hutang sehingga beban tetap

perusahaan berkurang dan pengurangan ini mampu meningkatkan profitabilitas

perusahaan.

Tingkat profitabilitas yang tercermin dari return of equity (ROE)

menunjukkan hasil signifikansi 0,001 dan net profit margin 0,046 < 0,05 artinya

Page 112: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

terdapat perbedaan sebelum dan sesudah right issue. Kemungkinan dana yang

diperoleh dari right issue oleh perusahaan digunakan untuk meningkatkan

keuntungan atau perluasan usaha. Hasil penelitian ini sepaham dengan penelitian

Syuhana (2013) yang menemukan adanya perbedaan kinerja keuangan rasio

profitabilitas return of equity rasio (ROE), net profit margin (NPM) menunjukkan

hasil signifikan dipengaruhi right issue yang artinya kinerja keuangan rasio

profitabilitas berbeda signifikan sebelum dan sesudah melakukan right issue.

Sedangkan rasio aktivitas diwakili oleh total assets turnover (TATO)

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansi 0,933

> 0,05. Berarti perputaran selama periode penelitian tidak menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan antar sebelum dan sesudah right issue. Hal ini

menunjukkan bahwa peristiwa right issue tidak terlalu berpengaruh terhadap

perputaran aktiva perusahaan pada periode tersebut. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan Syuhana (2013) yang menunjukkan bahwa

tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan rasio aktivitas total assets turnover

(TATO) sebelum dan sesudah melakukan right issue.

4.6.2. Pengaruh right issue terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

dilihat dari current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on

equity (ROE), net profit margin (NPM), dan total assets turnover ratio

(TATO).

Salah satu alternatif yang menguntungkan untuk memperoleh sumber

dana bagi perusahaan adalah Right Issue atau penawaran terbatas, merupakan

Page 113: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

penawaran sekuritas baru kepada pemegang saham perusahaan untuk membeli

saham baru pada harga tertentu. Penerbitan ekuitas baru oleh manajemen pada

umumnya bertujuan untuk memperkuat struktur modal dan melakukuan

kesempatan investasi yang membutuhkan dana besar. Apabila dana yang

diperoleh dari kegiatan Right Issue digunakan untuk membiayai hutang yang telah

jatuh tempo investor akan menilai manajemen kurang mampu untuk

menghasilkan laba dan arus kas yang bagus di masa mendatang.

Berdasarkan perhitungan didapat bahwa right issue berpengaruh terhadap

current rasio menghasilkan nilai signifikansi 0,001 nilai tersebut < 0,05 maka Ho

ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel right issue

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan current rasio dengan nilai

koefisien berpengaruh sebesar 0,392 artinya setiap kegiatan right issue akan

menambah Kinerja Keuangan current rasio sebesar 0,392, dengan nilai t untuk

right issue sebesar 3,625.

Debt to equity menghasilkan nilai signifikansi 0,000, nilai tersebut < 0,05

maka Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel right issue

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan debt to equity dengan nilai

koefisien berpengaruh sebesar (-0,312) artinya setiap kegiatan right issue akan

mengalami penurunan Kinerja Keuangan debt to equity sebesar 0,312, dengan

nilai t untuk right issue sebesar (-4,026).

Sedangkan return of equity menghasilkan nilai signifikansi 0,507, nilai

tersebut > 0,05 maka Ho tidak berhasil ditolak dan H2 ditolak.. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel right issue tidak berpengaruh terhadap return of

Page 114: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

equity dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar (-0,034), artinya setiap kegiatan

right issue tidak dapat mengurangi return of equity.

Net profit margin menghasilkan nilai signifikansi 0,001, nilai tersebut <

0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel right

issue berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Net profit margin

dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0,370 artinya setiap kegiatan right

issue akan mengalami peningkatan sebesar 0,370, dengan nilai t untuk right issue

sebesar 3,620.

Total assets turnover menghasilkan nilai signifikansi 0,000, nilai tersebut

< 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

right issue berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Total assets

turnover dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar (-0,286) artinya setiap

kegiatan right issue akan mengalami penurunan sebesar 0,286, dengan nilai t

untuk right issue sebesar -5,340.

Page 115: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan kinerja keuangan

perusahaan sebelum dan sesudah melakukan right issue dan pengaruh right issue

terhadap kinerja keuangan perusahaan maka dapat diambil suatu kesimpulan

mengenai hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun kesimpulannya:

1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan debt to equity ratio, return on equity,

net profit margin sebelum dan sesudah melakukan right issue. Hal ini

menunjukkan dana yang diperoleh dari right issue pada umumnya

digunakan untuk membayar kewajiban yang telah jatuh tempo, untuk

meningkatkan keuntungan atau perluasan usaha, dan tidak terdapat

perbedaan kinerja keuangan current rasio, total assets turnover sebelum

dan sesudah melakukan right issue ini membuktikan bahwa dana yang

didapat dari right issue digunakan untuk membiayai kewajiban dan

meningkatkan keuntungan dengan cara perluasan usaha.

2. Right issue berpengaruh terhadap kinerja keuangan current rasio, debt to

equity, net profit margin dan total assets turnover. Hal ini menunjukkan

bahwa right issue yang dilakukan manajer untuk membiayai hutang yang

telah jatuh tempo dan manajer melakukan right issue untuk perluasan usaha

dengan harapan akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan

mendapat tambahan keuntungan. Sedangkan variabel return of equity tidak

dipengaruhi oleh variabel right issue. Dengan demikian dapat diartikan

Page 116: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

bahwa setiap kegiatan right issue tidak dapat mengurangi atau menaikkan

kinerja keuangan return of equity.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan tentang pengaruh right issue

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

maka saran yang dapat penulis ajukan yang terkait dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu menggunakan sampel yang

lebih besar supaya hasilnya akan lebih akurat. Dengan sampel yang relatif

besar, sehingga dapat diketahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan

sebelum dan sesudah melakukan right issue dan pengaruh right issue

terhadap kinerja keuangan.

b. Untuk investor sebaiknya sebelum mengambil keputusan untuk membeli

right issue sebaiknya melihat terlebih dahulu kondisi perusahaan yang

sebenarnya dan dengan cermat menggunakan informasi, seperti laporan

keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya, karena dari laporan keuangan

tersebut dapat dianalisis perkembangan laba yang dihasilkan serta kinerja

perusahaan yang bersangkutan.

c. Untuk emiten kebijakan right issue merupakan salah satu pilihan yang

terbaik bagi perusahaan untuk memperoleh dana segar bagi pengembangan

perusahaan, karena jika dibandingkan melalui pinjaman bank maka biaya

untuk melakukan right issue lebih murah daripada perusahaan harus

memikul beban dari bunga pinjaman yang ditetapkan oleh bank.

Page 117: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

JADWAL PENELITIAN

PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

No. Keterangan Penelitian

2014 2015

Oktober Januari Februari Maret April

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Diskusi Judul Penelitian

2 Acc Judul Penelitian

3 Penulisan Proposal

4 Revisi Proposal Bab 1

5 Acc Proposal dan Permohonan Surat

ijin Riset

6 Penulisan Bab 1, 2, 3

7 Penentuan Sampel Penelitian

8 Revisi Bab 3 dan Kutipan

9 Penulisan Bab 4, 5

10 Revisi Bab 4, 5

11 Acc Intisari, Bab 4, 5

12 Pendaftran Ujian Skripsi

13 Ujian Skripsi

Page 118: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, I. 2012. Manajemen Investasi. Salemba Empat. Jakarta.

Fakhruddin, H. 2008. Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan,

Gramedia. Jakarta.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.

Undip. Semarang.

Gujarati, D. N. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta.

Harjito, A., dan Martono. 2014. Manajemen Keuangan. Ekonisia. Yogyakarta.

Khajar, I. 2010. Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

Jurnal Dinamika Manajemen. JDM Vol.1, No.1,2010,pp:27-33

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Syuhana, A. 2013. Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Perusahaan Yang

Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

Widoatmodjo, S. 2008. Cara Cepat Memulai Investasi Saham. Kompas

Gramedia. Jakarta.

Yakobus, A. 2009. Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Keuangan Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Page 119: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

LAMPIRAN 1

DATA PERBANDINGAN RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN SAMPEL

SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN RIGHT ISSUE

No. Kode

Perusahaan

Rasio Keuangan

CRSB CRSD DERSB DERSD ROESB ROESD NPMSB NPMSD TATOSB TATOSD

1 AKRA 2.16 1.23 1.44 2.45 1.44 0.02 0.30 0.01 0.64 0.44

2 ENRG 0.96 1.05 0.93 2.01 0.93 0.13 3.80 0.03 1.48 1.59

3 DEWA 1.4 1.86 1.11 0.46 1.11 0.11 10.59 0.09 0.94 0.85

4 CITA 0.76 1.03 7.91 3.14 7.91 -0.23 1.26 -0.10 1.83 0.23

5 SULI 0.62 0.69 0.61 0.96 0.61 0.18 10.29 0.08 0.78 1.27

6 APLI 0.93 2.43 0.88 0.37 0.88 0.00 -0.92 0.00 0.44 0.50

7 ABBA 0.48 0.61 1.33 1.00 1.33 -0.01 -119.74 -0.21 0.14 0.11

8 BLTA 0.51 0.39 1.10 4.50 1.10 0.01 -15.56 0.01 0.33 0.30

9 EPMT 0.18 9.11 1.20 0.12 1.20 0.15 0.00 0.37 0.00 0.37

10 INDS 1.31 2.16 1.23 10.33 1.23 -0.37 -2.74 -0.05 0.76 0.63

11 UNTR 1.93 1.98 1.12 0.79 1.12 0.17 2.65 0.03 2.98 2.43

12 DOID 0.94 0.73 1.23 1.54 1.23 0.21 4.65 0.07 1.37 1.23

13 IMAS 1.39 2.4 0.87 0.80 0.87 0.19 6.80 0.10 1.33 1.08

14 KIJA 1.42 3.57 0.97 0.60 0.97 0.09 0.10 0.28 0.18 0.21

15 DKFT 1.15 1.38 1.06 1.42 1.06 0.16 25.78 0.26 0.25 0.26

16 PWON 1.57 1.72 2.68 0.69 2.68 0.21 10.40 0.11 1.26 1.19

17 MDLN 0.84 1.28 0.87 0.36 0.87 0.06 18.38 2.24 0.47 0.18

18 MASA 0.26 0.28 1.18 1.88 1.18 -0.31 -251.50 -0.95 0.08 0.12

19 PSAB 0.65 5.86 0.91 0.09 0.91 0.04 -3.11 0.09 0.32 0.36

Page 120: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

20 FREN 0.48 1.39 1.46 0.68 1.46 0.00 2.13 0.00 0.61 0.51

21 KIAS 0.74 1.27 5.18 1.06 5.18 0.12 18.24 1.41 0.21 0.23

22 RAJA 1.96 1.32 1.10 0.76 1.10 0.06 6.30 0.06 0.85 0.58

23 TRIO 1.92 0.93 1.03 0.00 1.03 0.30 -8.66 0.51 1.56 0.30

24 SMMT 0.36 1.35 0.85 1.29 0.85 0.14 3.39 0.07 0.94 0.85

25 SUPR 0.35 5.1 1.05 0.08 1.05 0.03 80.22 0.60 0.05 0.05

26 MDRN 2.43 1.23 1.72 1.26 1.72 0.10 29.11 0.33 0.12 0.14

27 COWL 1.34 1.52 4.38 1.90 4.38 0.21 3.42 0.04 1.89 1.79

28 MYOH 1.51 1.84 1.64 1.77 0.05 0.02 0.03 0.02 0.56 0.32

29 CNKO 1.46 1.32 2.44 0.33 -0.38 0.01 -0.09 0.03 1.20 0.27

30 CENT 1.16 1.89 0.62 0.32 0.21 0.11 0.14 0.10 0.93 0.85

31 TKGA 3.43 1.63 0.30 0.14 -0.09 -0.04 -0.13 -0.36 0.51 0.11

32 AUTO 2.98 2.25 0.49 0.69 0.02 0.03 0.04 0.06 0.40 0.30

33 DNET 0.86 156.2 0.32 0.00 0.02 0.03 0.02 21.38 0.83 0.00

34 KPIG 0.68 1.63 2.18 0.45 0.18 0.13 0.03 0.06 1.99 1.53

35 HERO 1.35 1.6 1.52 1.11 0.18 0.13 0.05 0.05 1.57 1.35

36 JKON 1.54 2.07 0.23 0.21 0.07 0.05 0.36 0.49 0.15 0.08

37 TPIA 0.92 1.73 3.77 1.32 0.62 0.36 0.09 0.11 1.39 1.35

38 ALTO 0.37 0.28 5.30 0.09 -0.13 0.00 -0.19 0.00 0.11 0.03

39 PALM 0.9 1.08 0.73 1.58 -0.03 -0.27 -0.14 -0.59 0.18 0.18

40 MYRX 0.36 0.24 14.35 7.33 -0.35 -0.40 -0.06 -0.15 0.36 0.33

41 ATPK 1.43 1.31 1.34 1.23 -0.12 0.01 -0.04 0.00 1.35 1.31

Page 121: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

LAMPIRAN 2

DATA RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN SAMPEL YANG

MENERBITKAN RIGHT ISSUE PADA TAHUN 2010 SAMPAI 2013

No. Kode

Perusahaan

Rasio Keuangan

CR DER ROE NPM TATO

1 AKRA 1.23 2.45 0.02 0.01 0.44

2 ENRG 1.05 2.01 0.13 0.03 1.59

3 DEWA 1.86 0.46 0.11 0.09 0.85

4 CITA 1.03 3.14 -0.23 -0.10 0.23

5 SULI 0.69 0.96 0.18 0.08 1.27

6 APLI 2.43 0.37 0.00 0.00 0.50

7 ABBA 0.61 1.00 -0.01 -0.21 0.11

8 BLTA 0.39 4.50 0.01 0.01 0.30

9 EPMT 9.11 0.12 0.15 0.37 0.37

10 INDS 2.16 10.33 -0.37 -0.05 0.63

11 UNTR 1.98 0.79 0.17 0.03 2.43

12 DOID 0.73 1.54 0.21 0.07 1.23

13 IMAS 2.40 0.80 0.19 0.10 1.08

14 KIJA 3.57 0.60 0.09 0.28 0.21

15 DKFT 1.38 1.42 0.16 0.26 0.26

16 PWON 1.72 0.69 0.21 0.11 1.19

17 MDLN 1.42 0.57 0.06 2.24 0.18

18 MASA 0.28 1.88 -0.31 -0.95 0.12

19 PSAB 5.86 0.09 0.04 0.09 0.36

20 FREN 1.39 0.68 0.00 0.00 0.51

Page 122: PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

21 KIAS 1.27 1.06 0.12 1.41 0.23

22 RAJA 2.30 0.76 0.06 0.06 0.58

23 TRIO 0.93 1.01 0.31 0.51 0.30

24 SMMT 1.35 3.65 0.39 0.07 0.85

25 SUPR 5.10 0.08 0.03 0.60 0.05

26 MDRN 1.23 1.26 0.10 0.33 0.14

27 COWL 1.52 0.66 0.07 0.04 1.79

28 MYOH 1.84 1.77 0.02 0.02 0.32

29 CNKO 1.32 0.33 0.01 0.03 0.27

30 CENT 1.89 0.32 0.11 0.10 0.85

31 TKGA 1.63 0.14 -0.04 -0.36 0.11

32 AUTO 2.25 0.69 0.03 0.06 0.30

33 DNET 156.20 0.00 0.03 21.38 0.00

34 KPIG 1.63 0.45 0.13 0.06 1.53

35 HERO 1.60 1.11 0.13 0.05 1.35

36 JKON 2.07 0.21 0.05 0.49 0.08

37 TPIA 1.73 1.32 0.36 0.11 1.35

38 ALTO 0.28 0.09 0.00 0.00 0.03

39 PALM 1.08 1.58 -0.27 -0.59 0.18

40 MYRX 0.24 7.33 -0.40 -0.15 0.33

41 ATPK 1.31 1.23 0.01 0.00 1.31