130
i PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Oleh : FIKRA ALDI MAULANA NIM. 11150820000039 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, PROFESIONALISME, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP

  • Upload
    others

  • View
    56

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL,

    PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA

    TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

    Oleh :

    FIKRA ALDI MAULANA

    NIM. 11150820000039

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1440 H/2019 M

  • ii

    PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL,

    PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA

    TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

    Oleh :

    FIKRA ALDI MAULANA

    NIM. 11150820000039

    Di Bawah Bimbingan:

    Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., CPA., CA. NIP. 196205021993031003

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1440 H/2019 M

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Hari ini Senin,06 Mei 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa:

    1. Nama : Fikra Aldi Maulana

    2. NIM : 11150820000039

    3. Jurusan : Akuntansi

    4. Judul Skripsi : Pengaruh Skeptisme Profesional, Profesionalisme,

    dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan

    Mendeteksi Fraud.

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

    mahasiswa di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

    tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 06 Mei 2019

    1. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)

    NIP. 196205021993031003 Penguji I

    2. Atiqah, S.E., M.Si., Ak. (______________________)

    NIP. 198201202009122004 Penguji II

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini Kamis, 28 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

    1. Nama : Fikra Aldi Maulana

    2. NIM : 11150820000039

    3. Jurusan : Akuntansi (Audit)

    5. Judul Skripsi : Pengaruh Skeptisme Profesional, Profesionalisme,

    dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan

    Mendeteksi Fraud.

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

    tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 28 November 2019

    1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. (______________________)

    NIP. 197609242006042002 Ketua

    2. Yusro Rahma, SE., M.Si. (______________________)

    NIP. 198005062008012016 Penguji Ahli

    3. Drs. Abdul Hamid, MBA., Ak., CPA., CA. (______________________)

    NIP. 196205021993031003 Pembimbing

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Fikra Aldi Maulana

    NIM : 11150820000039

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Akuntansi

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan

    sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya.

    4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

    Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

    melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan bukti

    bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi

    berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Ciputat, 02 Oktober 2019

    (Fikra Aldi Maulana)

  • vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap : Fikra Aldi Maulana

    2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober1997

    3. Alamat : Perumahan Asabri Indah, Jatisari, Jatiasih,

    Bekasi, Jawa Barat

    4. Telepon : 089601247239

    5. Email : [email protected]

    II. PENDIDIKAN FORMAL 1. TK Bamadita Rahman Jakarta Timur Tahun 2002-2003

    2. SDI Nurul Huda Jakarta Timur Tahun 2003-2009

    3. SMP Negeri 246 Jakarta Timur Tahun 2009-2012

    4. SMA Negeri 93 Jakarta Timur Tahun 2012-2015

    5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019

    III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Sertifikasi Software Zahir, PT. Zahir Internasional. Tahun 2018.

    IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan

    (HMJ) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2016-2017.

    2. Koordinator Departemen Minat dan Bakat Himpunan Mahasiswa Jurusan

    (HMJ) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2017-2018.

    3. Kepala Bidang 1 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2018-2019.

    4. Anggota Biro Aksi dan Advokasi PMII KOMFEIS masa khidmat 2016-

    2017

    5. Anggota Biro Kaderisasi PMII KOMFEIS masa khidmat 2017-2018

    6. Ketua Umum PMII KOMFEIS masa khidmat 2018-2019

  • vii

    V. SEMINAR, WORKSHOP, DAN COMPANY VISIT 1. Seminar dan Bedah Buku Praktikum Statistika 1 untuk Ekonomi dan

    Bisnis oleh Penulis Praktikum Statistika 1, 2016.

    2. Seminar Edukasi Keuangan Bagi Mahasiswa FEB UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2018

    3. Workshop Audit Simulation oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, 2018.

    4. Workshop Accounting Research and Challenge Accounting Education in

    the World oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, 2018.

    5. Seminar Mengenal Pembiayaan Digital Sebagai Instrumen Keuangan

    Modern oleh DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

    6. Company Visit Goes to Astra Internasional Tbk oleh HMJ Akuntansi UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

    7. Company Visit Goes to PT. Indofood Sukses Makmur Tbk oleh HMJ

    Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

    VI. KEPANITIAAN 1. Company Visit Goes to PT. Astra Internasional Tbk sebagai anggota

    panitia, 2016.

    2. Gebyar Lomba Akuntansi sebagai anggota lomba Singing Competition,

    2016.

    3. Company Visit Goes to PT. Deloitte Consulting sebagai anggota panitia,

    2016.

    4. Dialog Konsentrasi dan Pengenalan Organisasi Akuntansi sebagai

    Ketua, 2016.

    5. Workshop Aplikasi Akuntansi Zahir sebagai anggota panitia, 2016.

    6. Company Visit Goes to Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai

    Anggota panitia, 2017.

    7. Gebyar Lomba Akuntansi sebagai Ketua, 2017.

    8. Kuliah Kerja Nyata (KKN) 186 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

    humas, 2018.

  • viii

    9. MAPABA PMII KOMFEIS sebagai PJ Mentor, 2015

    10. Rapat Tahunan Komisariat (RTK) PMII KOMFEISsebagai Bendahara,

    2016

    11. Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII KOMFEIS sebagai Ketua, 2017

    VII. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Masduki

    2. Ibu : Nuri Kamaliah

    3. Anak ke- : Empat dari empat bersaudara

  • ix

    THE INFLUENCE OF PROFESSIONAL SCEPTISM, PROFESSIONALISM, AND WORK EXPERIENCE TO ABILITY OF FRAUD DETECTION

    ABSTRACT This research aims to analyze the effect of professional sceptism,

    professionalism, and work experience to ability of fraud detection. This study uses primary data by distributing questionnaires to auditor working in Inspectorate general Ministry of religion. The determination of sample by using purposive sampling method. This research was using samples as many 100 respondents. The data analysis method that used was Multiple linear regression with the help of data analysis tool SPSS 22 The results of this research shows that professional sceptism, professionalism, and work experience partially and simultaneously influence on ability of fraud detection.

    Keywords: Professional Sceptism, Professionalism, Work Experience, Ability of Fraud Detection.

  • x

    PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, PROFESIONALISME, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI

    FRAUD

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh skeptisme profesional, profesionalisme, dan pengalaman kerja terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor yang bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Penentuan sampel dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan menggunakan alat analisis data SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skeptisme profeisonal, profesionalisme dan pengalaman kerja secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi fraud.

    Kata Kunci: Skeptisme Profesional, Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Kemampuan Mendeteksi Fraud.

  • xi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim.

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena taufik dan pertolongan-Nya

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Skeptisme

    Profesional, Profesionalisme, dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan

    Mendeteksi Fraud”.

    Shalawat serta salam tak lupa untuk selalu diucapkan dan disampaikan

    kepada sang revolusioner sejati yang telah membawa kita semua keluar dari

    zaman penuh kebodohan kepada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan

    yaitu junjungan Nabi besar Muhammad Saw. beserta para keluarganya,

    sahabatnya, dan seluruh pengikut setianya hingga akhir zaman nanti.

    Adapun penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat-syarat

    guna meraih gelar sarjana. Semoga dengan adanya skripsi ini dapat memberikan

    manfaat kepada para pembaca, menambah wawasan ilmu yang dimiliki serta

    dapat menjadi keberkahan bagi penulis. Penulis menyadari bahwa banyak pihak

    yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,

    penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan

    dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga

    ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

    kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama

    kepada:

    1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan wejangan, dukungan serta

    do’a yang tiada henti dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis selalu

    bersemangat dan dipermudah oleh Allah SWT. dalam menyelesaikan skripsi

    ini.

    2. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., CA selaku dosen pembimbing

    skripsi yang selalu memberikan dukungan dan arahan serta membimbing

    penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  • xii

    3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si, Ak, CA, QIA, BKP selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi Dan Bisnis sekaligus dosen pengampu mata kuliah metodologi

    penelitian yang memberikan bekal materi selama perkuliahan berlangsung.

    4. Ibu Wilda Farah, SE., M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan dosen

    yang tiada henti membantu memberikan arahan dan sarannya yang sangat

    bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.

    5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, ilmu

    kehidupan dan motivasi selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

    bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

    6. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

    dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

    7. Kakak penulis, yaitu Ronni Terdiyan Mas, Hilda Savitri dan M. Hafiz Faisal

    serta suami dan istrinya masing-masing yang selalu memberikan dukungan

    secara materil dan non materil, serta selalu melimpahkan doa nya kepada

    penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    8. Sahabat terdekat dan tercinta yaitu Bimo, Husni dan Dimas, yang selalu setia

    menemani dalam suka maupun duka dan menjadi tempat berkeluh kesah

    terbaik bagi penulis.

    9. Keluarga Albetas. Teman yang selalu ada dan setia mulai dari penulis berusia

    satu tahun hingga hari ini.

    10. Masenk Fams (Bagas, Fiqih, Yogi, Bening, Andre, Arif, Abi, Ajul, Oman,

    Azis, Jodie, Eko dan Farhan) yang selalu memberikan dukungannya kepada

    penulis..

    11. Keluarga Lawson yaitu (Bewok, Pepi, Diko, Rio, Aldy, dan Umami) yang

    selalu meringankan beban penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    12. Senior dan teman penulis, yaitu Kak Handiko, Kak Jambul, Dini dan Nae yang

    selalu memberikan saran dan dukungan kepada penulis serta rela meluangkan

    waktunya untuk memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

    13. BPH PMII KOMFEIS masa khidmat 2018-2019 yang selalu menjadi

    penyemangat dan motivator terdepan bagi penulis.

  • xiii

    14. Keluarga Besar PMII KOMFEIS mulai dari angkatan 2000-2019 yang telah

    menjadi keluarga kedua bagi penulis.

    15. Keluarga Besar PMII Cabang Ciputat (V-03) yang telah memberikan banyak

    sekali ilmu dan pengalaman hidup yang sangat berharga bagi penulis.

    16. Keluarga besar HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    memberikan banyak kenangan dan pengalaman selama berorganisasi dan juga

    telah memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.

    17. Kelompok KKN Kita 186. Yang juga selalu memberikan semangat kepada

    penulis.

    18. Seluruh teman-teman di Jurusan Akuntansi angkatan 2015 yang telah berjuang

    bersama-sama dalam suka maupun duka. Terima kasih atas dukungan dan

    inspirasi yang telah kalian berikan selama ini.

    19. Seluruh adik-adik jurusan Akuntansi angakatan 2016-2019 yang selalu

    menyemangati penulis dengan menanyakan kapan lulus.

    20. Seluruh teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis yang telah menemani penulis dari awal masuk kuliah hingga hari ini.

    21. Semua pihak yang terkait di mana penulis tidak dapat menyebutkannya satu-

    persatu.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna

    dan masih banyak terdapat kesalahan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan

    kritik dan saran dari pembaca sebagai ajang evaluasi bagi diri penulis sendiri dan

    demi kesempurnaan untuk penelitian-penelitian yang berikutnya.

    Jakarta, Oktober 2019

    Fikra Aldi Maulana

  • xiii

    DAFTAR ISI

    COVER.....................................................................................................................i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

    ABSTRACT ............................................................................................................. ix

    ABSTRAK .............................................................................................................. x

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7

    C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8

    D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

    E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

    F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11

    A. Tinjauan Literatur....................................................................................... 11

    1. Teori Atribusi ......................................................................................... 11

    2. Teori Motivasi ........................................................................................ 12

    3. Kemampuan Mendeteksi Fraud ............................................................. 14 4. Skeptisme Profesional ............................................................................ 17

    5. Profesionalisme ...................................................................................... 18

    6. Pengalaman Kerja ................................................................................... 18

  • xiv

    B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 20

    C. Pengembangan Hipotesis ........................................................................... 25

    D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 29

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30

    A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 30

    B. Metode Penelitian....................................................................................... 30

    1. Objek Penelitian ..................................................................................... 30

    2. Populasi dan Sampel .............................................................................. 31

    3. Metode Pengambilan Sampel ................................................................. 31

    4. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 32

    C. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 32

    1. Variabel Independen ............................................................................... 33

    2. Variabel Dependen ................................................................................. 36

    D. Metode Analisis Data ................................................................................. 39

    1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 39

    2. Uji Kualitas Data .................................................................................... 39

    3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 40

    4. Uji Regresi Linear Berganda .................................................................. 42

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 45

    1. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 45

    1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 45

    2. Karakteristik Profil Responden .............................................................. 46

    2. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 54

    1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 54

    2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................... 56

    3. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 60

    4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 63

  • xv

    BAB V PENUTUP ............................................................................................ 71

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 71

    B. Implikasi ..................................................................................................... 72

    C. Keterbatasan ............................................................................................... 72

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 20

    Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian............................................................ 37

    Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ......................................................................... 44

    Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 45

    Tabel 4.3 Usia Responden .................................................................................... 45

    Tabel 4.4 Banyaknya Penugasan Responden ........................................................ 46

    Tabel 4.5 Pengalaman Kerja Responden .............................................................. 46

    Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Skeptisme Profesional .......... 47

    Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Profesionalisme .................. 48

    Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengalaman Kerja .............. 50

    Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mendeteksi

    Fraud ..................................................................................................................... 51

    Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Deskripsi ................................................................. 53

    Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesional ........................................... 55

    Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Profesionalisme ..................................................... 56

    Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja ................................................. 56

    Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Kemampuan Mendeteksi Fraud ............................ 57

    Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 58

    Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 59

    Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test ........ 60

    Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 62

    Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 63

    Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 67

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 The Fraud Tree............................................................................... 155

    Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 298

    Gambar 4. 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 615

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ...................................... 75

    LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian .................................................................... 78

    LAMPIRAN 3 Daftar Jawaban Responden .......................................................... 88

    LAMPIRAN 4 Output Hasil Pengujian Data ...................................................... 103

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Di era yang semakin modern ini segala aspek kehidupan mengalami

    perkembangan pesat, baik kehidupan sehari-hari hingga dimensi lingkungan

    kerja. Perkembangan ini pun tidak terbatas pada bagaimana proses pelaksanaan

    kerja terjadi, namun juga pada proses meningkatkan efisiensi output dari

    pekerjaan tersebut. Adapun perkembangan tersebut tidak dapat dibendung,

    sehingga proses mengantisipasi segala kemungkinan buruk perlu lebih

    diperdalam lagi. Salah satu bentuk perkembangan dalam dimensi pekerjaan,

    yang memiliki dampak buruk dan membutuhkan tindakan antisipasi yaitu

    fraud. Fraud sendiri umumnya diartikan sebagai bentuk kecurangan, namun

    dalam konteks yang lebih spesifik lagi, sebenarnya fraud memiliki arti lebih

    luas (Tuanakotta, 2017).

    Kini, fraud bukan lagi hanya berbicara mengenai pengambilan uang

    (korupsi) namun telah dikembangkan menjadi tiga yang digambarkan dalam

    fraud three, yang mana dijelaskan bentuk fraud yang biasa terjadi di

    lingkungan kerja dan segala rantingnya. Berikut ini merupakan contoh kasus

    korupsi yang sudah terjadi di dalam tubuh Kementerian Agama Republik

    Indonesia. Agus setiadi (2019) menyebutkan bahwa terdapat kasus tindak

    pidana korupsi yang terjadi di Wilayah Kemenag Aceh dimana dua orang

    terdakwa kasus korupsi pembangunan gedung Kantor Wilayah Kemenag Aceh

    divonis masing-masing 1,5 tahun penjara. Putusan itu sesuai dengan tuntutan

  • 2

    Jaksa Penuntut Umum (JPU). Terdakwa pertama yaitu PNS Kemenag Aceh,

    Yuliardi dan terdakwa dua yaitu pihak rekanan, Direktur Utama PT Supernova

    Jaya Mandiri Hendra Saputra. Persidangan dipimpin hakim ketua Eti Astuti.

    Kedua terdakwa disidangkan dalam berkas terpisah. Majelis hakim dalam

    sidang menyatakan para terdakwa terbukti melakukan tindak pidana korupsi

    dan menyebabkan kerugian negara Rp 1,1 miliar.

    Selain itu, Rivki (2019) menyebutkan bahwa kasus yang menyangkut

    Ketum PPP sekaligus Menteri Agama Republik Indonesia yaitu Muhammad

    Romahurmuziy pun, ikut membuat nama Kementerian Agama Republik

    Indonesia semakin disoroti publik. Kemenag bukan kali ini saja disorot kasus

    korupsi. Di tahun sebelumnya, kasus korupsi memang sudah merebak di

    kementerian ini. Sejumlah kasus pungli hingga korupsi pernah ramai di

    kementerian ini. Sebelumnya, pernah ramai kasus pungli yang dilakukan oleh

    oknum penghulu hingga OTT pegawai Kemenag di NTB terkait dana rehab

    masjid pascagempa. Untuk mengatasi korupsi yang sudah mengakar di

    Kemenag, diperlukan penanganan ekstra. Selain itu, Kemenag butuh revolusi

    mental di pegawainya supaya korupsi tidak terulang.

    Melihat berkembangnya kasus korupsi yang terjadi di dalam lingkungan

    Kementerian Agama, mulai dari oknum dengan jabatan yang masih rendah,

    hingga pucuk pimpinannya pun melakukan kecurangan, maka timbul lah

    pertanyaan mengenai bagaimana pendeteksian awal untuk mencegah terjadinya

    kecurangan tersebut. Dan hal ini merupakan tugas pokok yang harus dikuasai

    oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI untuk menjadi garda utama

  • 3

    dalam mencegah terjadinya korupsi yang ada di Kemenag RI. Karena semakin

    berkembangnya fraud, maka tuntutan terhadap kemampuan mendeteksi fraud

    tersebut menjadi lebih besar. Sehingga muncul penyataan bahwa seorang

    auditor dalam menjalankan penugasan audit di lapangan seharusnya tidak

    hanya sekedar mengikuti prosedur audit yang tertera dalam program audit,

    tetapi juga harus disertai dengan sikap skeptisme professional.

    Berdasarkan SPKN No. 1 Tahun 2017 sikap skeptisme profesional

    berarti auditor membuat penilaian kritis dengan pikiran yang selalu

    mempertanyakan kecukupan dan ketepatan bukti yang diperoleh selama

    pemeriksaan. Auditor yang memiliki sikap skeptisme professional yang tinggi

    akan membuat auditor tersebut untuk selalu mencari informasi yang lebih

    banyak dan lebih signifikan daripada auditor yang memiliki tingkat skeptisme

    professional yang rendah, dan hal ini mengakibatkan auditor yang memiliki

    tingkat skeptisme profesional yang tinggi akan lebih dapat mendeteksi adanya

    fraud karena informasi tambahan yang mereka miliki tersebut. (Mokoagouw,

    Kalangi, dan Gerungai, 2018)

    Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Auditor dituntut untuk membuka

    pikiran sehingga dapat mengevaluasi informasi yang diterima secara kritis dan

    lebih detail. Karena tanpa menerapkan skeptisme profesional, auditor hanya

    akan menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan saja dan sulit

    untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena

    kecurangan biasanya akan disembunyikan oleh pelakunya.

  • 4

    Dalam ISA No.200 dikatakan bahwa sikap skeptisme profesional berarti

    auditor membuat penaksiran yang kritis, dengan pikiran yang selalu

    mempertanyakan validitas dari bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap

    bukti audit yang bersifat kontradiksi atau yang menimbulkan pertanyaan

    sehubungan dengan reabilitas dari dokumen dan memberikan tanggapan

    terhadap pertanyaan-pertanyaan dan informasi lain yang diperoleh dari

    menejemen dan pihak terkait (IFAC, 2004).

    Pentingnya skeptisme auditor dalam menjalankan tugasnya menjadi

    perhatian. Dalam penelitian Mokoagouw et al., (2018) membuktikan bahwa

    skeptisme professional dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kemampuan mendeteksi fraud di BPK RI Perwakilan

    Sulawesi Utara. Mokoagouw et al (2018) melakukan penelitian yang merujuk

    pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Fullerton dan Durtschi,

    2011) yang menemukan adanya hubungan positif antara skeptisme professional

    dan kemapuan mendeteksi fraud. Selain pentingnya sikap skeptisme

    profesional yang sudah semestinya dimiliki oleh auditor internal, sikap

    profesionalisme juga dibutuhkan untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam

    mencegah terjadinya kecurangan.

    Profesionalisme adalah kemampuan, keahlian, dan komitmen profesi

    dalam menjalankan tugas disertai prinsip kehati-hatian (due care), ketelitian,

    dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar dan ketentuan peraturan

    perundang-undangan. Sikap profesional pemeriksa diwujudkan dengan selalu

    bersikap skeptisisme profesional (professional skepticism) selama proses

  • 5

    pemeriksaan dan mengedepankan prinsip pertimbangan profesional (Atmaja,

    2016). Sedangkan Kalbers dan Fogarty (1995) menyatakan Profesionalisme

    adalah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-

    lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat dan dilakukan oleh seorang

    profesional (Andriyanti dan Latrini, 2019).

    Profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin

    menjadi seorang auditor, sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan

    auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut

    tanggung jawab yang semakin luas, seorang auditor harus memiliki wawasan

    yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Kurangnya pengetahuan

    dan pengertian seorang auditor internal mengenai indikasi akan terjadinya

    tindak kecurangan sering terjadi dan prosedur yang efektif untuk mendeteksi

    kecurangan sudah sering dibuat sulit oleh para auditor dalam melakukan tugas–

    tugasnya (Andriyanti dan Latrini, 2019). Dalam rangka memenuhi persyaratan

    sebagai seorang professional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup

    dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Melalui program pelatihan

    tersebut para auditor juga menjalani proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan

    diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui. Faktor lain yang dapat

    mempengaruhi kinerja auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah

    pengalaman kerja.

    Dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan sejalan

    dengan banyaknya refrensi yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan acuan

    dalam mencegah kecurangan. Banyaknya jam terbang yang sudah dilalui oleh

  • 6

    auditor tersebut dapat menjadi keunggulan baginya untuk dapat menghadapi

    tindak kecurangan yang semakin berkembang. Faktor pengalaman memegang

    peranan yang penting agar auditor dapat mendeteksi adanya tindak kecurangan,

    karena pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih.

    Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang

    dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang

    tidak mempunyai pengetahuan cukup atas tugasnya. Pekerjaan auditor adalah

    pekerjaan yang melibatkan keahlian (ekspertise). Semakin berpengalaman

    seorang auditor maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih

    baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam mencegah

    kecurangan (fraud) yang kerap terjadi dalam suatu perusahaan. Pengalaman

    auditor dalam penelitian ini adalah ukuran tentang lama waktu dan masa

    kerjanya yang telah dilalui seorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaanya

    dengan baik (Andriyanti dan Latrini, 2019).

    Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari et al (2018)

    menyatakan bahwa Pengalaman juga sangat memengaruhi kemampuan auditor

    dalam melakukan pendeteksian kecurangan. Auditor dapat meningkatkan

    pengetahuannya mengenai kecurangan dan kekeliruan dapat dibantu oleh

    pengalaman yang dimilikinya. Dampak negatif dapat diberikan oleh auditor

    yang kurang berpengalaman dan tidak memiliki kualifikasi pada kantor

    akuntan publik. Auditor berpengalaman akan menghasilkan kualitas audit yang

    lebih baik, karena mampu mendeteksi dan menemukan penyebab terjadinya

    kecurangan dalam laporan keuangan.

  • 7

    Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mokoagouw et al.,

    2018) yang menyatakan bahwa Pengalaman auditor adalah auditor yang

    mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu

    memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam

    laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada

    tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasar.

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik dan termotivasi untuk

    membahas lebih dalam mengenai penelitian yang berjudul “Pengaruh

    Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Terhadap

    Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud”. Peneliti memodifikasi

    penelitian yang telah dilakukan oleh Mokagouw et al (2018) dengan

    menambahkan Profesionalisme sebagai variabel Independen dan mengganti

    objek penelitian dari Bank Perkreditan Rakyat menjadi Inspektorat Jenderal

    Kementerian Agama Republik Indonesia.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang hendak diteliti

    dalam penelitian ini terkait dengan perkembangan fraud dan kemampuan

    auditor internal dalam mendeteksi fraud, diantaranya:.

    1. Tuntutan sikap skeptisme auditor semakin meningkat.

    2. Meningkatnya kerentanan terjadinya fraud di daerah-daerah Indonesia.

    3. Sikap profesionalisme auditor internal dituntut untuk lebih ditingkatkan.

    4. Sikap skeptisme kini tidak hanya dibutuhkan auditor eksternal, melainkan

    auditor internal pun diharapkan memiliki skeptisme tinggi.

  • 8

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, yang hendak diteliti dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Menguji skeptisme professional, profesionalisme dan pengalaman kerja

    terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud

    2. Hanya pada Auditor Internal yang bekerja di Inspektorat Jenderal

    Kementerian Agama Republik Indonesia.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya,

    dalam penelitian ini, perumusan masalah yang hendak diteliti adalah sebagai

    berikut:

    1. Apakah skeptisme professional auditor berpengaruh pada kemampuan

    mendeteksi fraud?

    2. Apakah sikap profesionalisme auditor berpengaruh pada kemampuan

    mendeteksi fraud?

    3. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh pada kemampuan

    mendeteksi fraud?

    4. Apakah skeptisme professional, profesionalisme dan pengalaman kerja

    auditor berpengaruh pada kemampuan mendeteksi fraud?

  • 9

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

    menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut:

    1. Menganalisa pengaruh skeptisme professional auditor terhadap

    kemampuan mendeteksi fraud.

    2. Menganalisa pengaruh sikap profesionalisme auditor terhadap kemampuan

    mendeteksi fraud.

    3. Menganalisa pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap kemampuan

    mendeteksi fraud.

    4. Menganalisa pengaruh skeptisme professional, profesionalisme dan

    pengalaman kerja auditor terhadap kemampuan mendeteksi fraud.

    F. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, Peneliti bermaksud untuk

    mencapai manfaat sebagai berikut:

    1. Konstribusi Teoritis:

    a. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk

    menambah pengetahuan terkait skeptisme, profesionalisme dan

    kemampuan mendeteksi fraud.

    b. Bagi Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi jika hendak

    melakukan penelitian lebih lanjut.

    c. Begi Peneliti, sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan

    mengenai pengaruh skeptisme professional, professionalisme terhadap

    kemampuan mendeteksi fraud.

  • 10

    2. Kontribusi Praktis

    a. Bagi Auditor Internal Inspektorat Kementerian Agama Republik

    Indonesia, sebagai bahan tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan

    informasi dalam memperbaiki tingkat skeptisme dan profesionalisme

    dalam mendeteksi fraud.

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Literatur

    1. Teori Atribusi

    Dalam karyanya (Robbins dan Judge, (2008) mengemukakan teori

    atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider, dimana teori ini menjelaskan

    cara-cara kita menilai orang dengan berbeda, bergantung pada pengertian

    yang kita atribusikan pada sebuah perilaku. Itu menyatakan bahwa ketika

    kita mengamati perilaku seseorang individu, kita mencoba menentukan

    apakah itu disebabkan dari internal atau eksternal. Penentuan ini terutama

    tergantung pada tiga faktor, yaitu perbedaan, konsensus, dan konsistensi.

    Teori atribusi internal dan eksternal juga diungkapkan oleh Kelly

    (1972) dalam Kelly dan Michela (1980). Teori Atribusi (Atribution Theory)

    merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Apakah

    perilaku itu disebabkan oleh faktor internal, misalnya sifat, karakter, dan

    sikap atau disebabkan oleh faktor eksternal misalnya situasi atau keadaan

    tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu. Teori ini

    menjelaskan tentang suatu proses bagaimana kita menentukan penyebab dan

    motif tentang perilaku seseorang. Teori ini juga menjelaskan tentang

    bagaimana reaksi seseorang terhadap peristiwa yang terjadi dalam

    kehidupan seseorang tersebut, dengan mengetahui alasan-alasan atas

    kejadian yang dialami. Kekuatan internal dan kekuatan eksternal akan

    bersama-sama menentukan perilaku manusia. Pengaruh internal maupun

  • 12

    eksternal dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan melakukan

    sesuatu (Atmaja, 2016).

    Teori Atribusi berkaitan dengan Skeptisme Profesional karena

    didalam teori ini menjelaskan bagaimana perilaku seseorang yang

    disebabkan oleh dua faktor, pertama faktor internal, misalnya sifat, karakter,

    dan sikap, dan yang kedua disebabkan oleh Faktor Eksternal misalnya

    situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan

    tertentu. Sehingga berhubungan dengan penilaian yang dilakukan oleh

    seorang auditor dalam menilai perilaku yang dilakukan oleh objek auditnya

    dengan melakukan sikap skeptisme profesional.

    Selain itu Teori Atribusi juga berkaitan dengan kemampuan auditor

    dalam mendeteksi fraud, karena teori ini juga menjelaskan tentang suatu

    proses bagaimana kita menentukan penyebab dan motif tentang perilaku

    seseorang. Dan hal ini dapat digunakan oleh auditor dalam memahami

    penyebab dan motif dari objek auditnya ketika melakukan kecurangan.

    2. Teori Motivasi

    Dalam dunia psikologi ada sebuah teori kebutuhan yang memotivasi

    seseorang untuk melakukan sesuatu. Teori ini mengemukakan bahwa

    individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini

    dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan

    motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini

    memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi

    (achievment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi. Berikut

  • 13

    ini penjelasan teori diatas:

    a. Kebutuhan akan prestasi

    Kebutuhan akan prestasi adalah dorongan untuk mengungguli,

    berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk

    sukses. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain

    bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk

    mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan

    mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.

    b. Kebutuhan akan kekuasaan

    Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain

    berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak

    akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu

    untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

    c. Kebutuhan untuk berafiliasi

    Kebutuhan akan afiliasi atau bersahabat adalah hasrat untuk

    berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu

    merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat,

    kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu

    yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil

    dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi

    (wikipedia.org, 2019)

    Dari penjelasan-penjelasan tersebut, teori motivasi berkaitan dengan

    profesionalisme dan pengalaman kerja. Kerena dalam teori ini dijelaskan

  • 14

    bagaimana seseorang mempunyai kebutuhan akan berprestasi. Dan cara

    untuk berprestasi diantaranya adalah dengan bersikap profesional dalam

    pekerjaan dan menggali pengalaman dalam pekerjaan sebnayak-banyaknya

    guna meningkatkan kemampuan dan keahlian demi tercapainya prestasi

    tersebut.

    3. Kemampuan Mendeteksi Fraud

    Hal mendasar yang membedakan antara fraud dan error adalah hasil

    dari salah saji laporan keuangan disengaja atau tidak disengaja. Fraud

    mengindikasikan bahwa salah saji dalam laporan keuangan disengaja,

    sedangkan error tidak disengaja. Statement of Audit Standar (SAS) no. 99

    mendefenisikan fraud sebagai tindakan yang disengaja untuk menghasilkan

    salah saji yang material di dalam laporan keuangan. Adapun bentuk salah

    saji tersebut merupakan akibat dari corruption, asset misappropriation dan

    fraudulent Statements. Ketiga bentuk tersebut dijelaskan dalam fraud tree

    berikut (Lovita dan Rustiana, 2016)

  • 15

    Gambar 2. 1 The Fraud Tree

    Sumber: Assosiation of Certified Fraud Examiners, 2008 Report to the nation on

    occupational fraud and abuse.

    Menurut Peraturan BPK No. 1 Tahun 2007 memuat persyaratan

    kemampuan/keahlian yaitu pemeriksa secara kolektif harus memiliki

    kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas

    pemeriksaan. Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud)

  • 16

    merupakan kesanggupan seorang auditor dalam menemukan atau

    menentukan tindakan ilegal yang mengakibatkan salah saji material dalam

    pelaporan keuangan yang dilakukan secara sengaja.

    Pernyataan standar pelaksanaan tambahan ketiga dalam merancang

    pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan

    peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud), serta ketidakpatutan

    (abuse) adalah:

    a. Pemeriksa harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan

    yang memadai guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan

    oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan

    keuangan

    b. Pemeriksa harus waspada pada kemungkinan adanya situasi dan/atau

    peristiwa yang merupakan indikasi kecurangan dan/atau ketidakpatutan

    dan apabila timbul indikasi tersebut serta berpengaruh signifikan

    terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan, pemeriksa harus

    menerapkan prosedur pemeriksaan tambahan untuk memastikan bahwa

    kecurangan dan/atau ketidakpatutan telah terjadi dan menentukan

    dampaknya terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan.

    Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam

    menelusuri indikasi adanya kecurangan, penyimpangan dari ketentuan

    peraturan perundang-undangan atau ketidakpatutan, tanpa mencampuri

    proses investigasi atau proses hukum selanjutnya, atau kedua-duanya.

  • 17

    Pemeriksa juga harus menggunakan skeptisisme profesional dalam menilai

    risiko tersebut untuk menentukan faktor-faktor atau risiko-risiko yang secara

    signifikan dapat mempengaruhi pekerjaan pemeriksa apabila kecurangan

    terjadi atau mungkin telah terjadi.

    4. Skeptisme Profesional

    Berdasarkan Peraturan BPK No. 1 Tahun 2007 dalam pelaksanaan

    pemeriksaan dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

    kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama dengan

    memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas kepentingan publik serta

    memelihara integritas, obyektivitas, dan independensi dalam menerapkan

    kemahiran profesionalnya terhadap setiap aspek pekerjaannya. Kemahiran

    profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan skeptisisme

    profesional, yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu

    mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti

    pemeriksaan (Lovita dan Rustiana, 2016).

    Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 menyatakan bahwa sikap skeptisme

    profesional berarti auditor membuat penilaian kritis dengan pikiran yang

    selalu mempertanyakan kecukupan dan ketepatan bukti yang diperoleh

    selama pemeriksaan. Auditor yang memiliki sikap skeptisme professional

    yang tinggi akan membuat auditor tersebut untuk selalu mencari informasi

    yang lebih banyak dan lebih signifikan daripada auditor yang memiliki

    tingkat skeptisme professional yang rendah, dan hal ini mengakibatkan

    auditor yang memiliki tingkat skeptisme profesional yang tinggi akan lebih

  • 18

    dapat mendeteksi adanya fraud karena informasi tambahan yang mereka

    miliki tersebut. (Mokoagouw et al., 2018)

    5. Profesionalisme

    Profesional berasal dari kata profesi yang berarti bidang pekerjaan

    yang dilandasi keahlian tertentu. Sedangkan profesional adalah

    bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk

    menjalankannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalisme

    adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi

    atau orang yang professional.

    Profesionalisme adalah kemampuan, keahlian, dan komitmen profesi

    dalam menjalankan tugas disertai prinsip kehati-hatian (due care), ketelitian,

    dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar dan ketentuan peraturan

    perundang-undangan. Sikap profesional pemeriksa diwujudkan dengan

    selalu bersikap skeptisisme profesional (professional skepticism) selama

    proses pemeriksaan dan mengedepankan prinsip pertimbangan profesional

    (Atmaja, 2016). Jadi dapat disimpulkan bahwa profesinalisme merupakan

    kemampuan atau keahlian profesi yang didalam menjalankan tugas

    profesinya disertai dengan prinsip-prinsip tertentu.

    6. Pengalaman Kerja

    Definisi pengalaman berdasarkan Webster’s Ninth New Collegiate

    Dictionary pada Atmaja (2016) adalah pengetahuan atau keahlian yang

    diperoleh dari suatu peristiwa melalui pengamatan langsung ataupun

  • 19

    berpartisipasi dalam peristiwa tersebut. Pengalaman dapat memperdalam

    dan memperluas kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.

    Semakin berpengalaman seseorang melakukan pekerjaan yang sama, maka

    akan semakin terampil dan semakin cepat dalam menyelesaikan pekerjaan

    tersebut.

    Faktor pengalaman memegang peranan yang penting agar auditor

    dapat mendeteksi adanya tindak kecurangan, karena pengalaman yang lebih

    akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan

    pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan

    hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan

    cukup atas tugasnya. Pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang melibatkan

    keahlian (ekspertise). Semakin berpengalaman seorang auditor maka

    semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-

    tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam mencegah kecurangan

    (fraud) yang kerap terjadi dalam suatu perusahaan. Pengalaman auditor

    dalam penelitian ini adalah ukuran tentang lama waktu dan masa kerjanya

    yang telah dilalui seorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaanya dengan

    baik (Andriyanti dan Latrini, 2019).

  • 20

    B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

    Berikut ini adalah dari hasil-hasil penelitian terdahulu dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini yang dapat dilihat

    pada tabel 2.1

    Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu

    No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    1 Dwi Andriyanti dan

    Made Yenni Latrini

    (2019)

    Pengaruh Pengalaman,

    Independensi, dan

    Profesionalisme Auditor

    Internal Dalam Mencegah

    Kecurangan Pada Bank

    Perkreditan Rakyat

    - Meneliti pengaruh

    professionalisme

    dan pengalaman

    auditor terhadap

    kemampuan

    mendeteksi fraud

    - Penelitian dilakukan

    di BPR

    - Variabel independensi

    Professionalisme,

    pengalaman dan

    independensi auditor

    berpengaruh terhadap

    kemampuan mendeteksi

    fraud

    2 Monica

    Mokoagouw,

    Lintje Kalangi dan

    Natalia Gerungai

    (2018)

    Pengaruh Skeptisme

    Profesional Dan

    Pengalaman Auditor

    Terhadap Kemampuan

    Auditor Eksternal Dalam

    - Meneliti pengaruh

    skeptisme

    professional dan

    pengalaman

    auditor terhadap

    - Objek peneltian yaitu

    BPK RI

    - Profesionalisme tidak

    dijadikan variabel

    Skeptisme Professional dan

    pengalaman auditor

    berpengaruh terhadap

    kemampuan mendeteksi

    fraud

  • 21

    No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    Mendeteksi Kecurangan

    (Survei Pada Auditor BPK

    RI Perwakilan Sulawesi

    Utara)

    kemampuan

    mendeteksi fraud

    3 Kadek Gita

    Arwinda Sari,

    Made Gede

    Wirakusuma dan Ni

    Made Dwi Ratnadi

    (2018)

    Pengaruh Skeptisisme

    Profesional, Etika, Tipe

    Kepribadian, Kompensasi,

    Dan Pengalaman Pada

    Pendeteksian Kecurangan

    - Meneliti pengaruh

    skeptisme

    professional dan

    pengalaman

    auditor terhadap

    kemampuan

    mendeteksi fraud

    - Objek penelitian KAP

    - Memiliki variabel

    etika, tipe kepribadian

    dan kompensasi

    Skeptisisme Profesional,

    Etika, , Kompensasi, Dan

    Pengalaman berpengaruh

    terhadap kemampuan

    mendeteksi fraud

    4 Lily Lovita dan

    Rustiana (2017)

    Pengaruh Skeptisisme

    Profesional Auditor

    Terhadap Kemampuan

    Auditor Mendeteksi

    Kecurangan

    - Meneliti pengaruh

    skeptisme

    professional

    auditor terhadap

    kemampuan

    mendeteksi fraud

    - Objek peneltian yaitu

    BPK perwakilan DIY

    - Profesionalisme dan

    pengalaman tidak

    dijadikan variabel

    Skeptisme Professional

    auditor tidak berpengaruh

    terhadap kemampuan

    mendeteksi fraud

  • 22

    No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    5 Didi Atmaja (2016) Pengaruh Kompetensi,

    Profesionalisme, Dan

    Pengalaman Audit Terhadap

    Kemampuan Auditor Badan

    Pemeriksa Keuangan (Bpk)

    Dalam Mendeteksi Fraud

    Dengan Teknik Audit

    Berbantuan Komputer

    (Tabk) Sebagai Variabel

    Moderasi

    - Meneliti pengaruh

    professionalisme

    dan pengalaman

    auditor terhadap

    kemampuan

    mendeteksi fraud

    - Objek penelitian BPK

    - Memiliki variabel

    kompetensi dan

    variabel tabk sebagai

    moderasi

    Kompetensi,

    Profesionalisme, Dan

    Pengalaman Audit

    berpengaruh Terhadap

    Kemampuan Auditor Badan

    Pemeriksa Keuangan (Bpk)

    Dalam Mendeteksi Fraud

    6 Trinanda Hanum

    Hartan (2016)

    Pengaruh Skeptisme

    Profesional, Independensi

    Dan Kompetensi Terhadap

    Kemampuan Auditor

    Mendeteksi Kecurangan

    - Meneliti pengaruh

    skeptisme

    professional

    auditor terhadap

    kemampuan

    mendeteksi fraud

    - Objek peneltian yaitu

    inspektorat DIY

    - Memiliki variabel

    independensi dan

    kompetensi

    Skeptisme Profesional,

    Independensi Dan

    Kompetensi berpengaruh

    Terhadap Kemampuan

    Auditor Mendeteksi

    Kecurangan

  • 23

    No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    7 Nurrahmah

    Kartikarini (2016)

    Pengaruh Gender, Keahlian,

    dan Skeptisisme Profesional

    terhadap Kemampuan

    Auditor Mendeteksi

    Kecurangan (Studi pada

    Badan Pemeriksa Keuangan

    Republik Indonesia)

    - Meneliti pengaruh

    skeptisme

    professional

    auditor terhadap

    kemampuan

    mendeteksi fraud

    - Objek penelitian BPK

    RI

    - Memiliki variabel

    gender dan keahlian

    Gender, Keahlian, dan

    Skeptisisme Profesional

    berpengaruh terhadap

    Kemampuan Auditor

    Mendeteksi Kecurangan

    8 Aprilyanti Butar

    Butar, Sarina

    Gabryela (2018)

    The Application Of

    Professional Skepticism In

    Fraud Detection (A Case

    Study At BPKP

    Representative Of Central

    Java Province)

    - Meneliti

    Skeptisme

    Profesional

    - Objek penelitian

    BPKP Jawa Tengah

    Skeptisme Profesional

    berpengaruh terhadap

    kemampuan mendeteksi

    fraud

    9 Sanjaya Adi Putra,

    Gede Dwirandra,

    nak Agung Ngurah

    Bagus (2019)

    The effect of auditor

    experience, type of

    personality and fraud

    auditing training on auditors

    - Meneliti pengaruh

    pengalaman kerja

    - Variabel skeptisme

    profesional dijadikan

    variabel moderasi

    - Memiliki variabel tipe

    Pengalaman kerja, tipe

    kepribadian, pelitahan audit

    kecurangan, dan skeptisme

    profesional berpengaruh

  • 24

    No Peneliti (Tahun) Judul Metode penelitian

    Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

    ability in fraud detecting

    with professional skepticism

    as a mediation variable

    kepribadian dan

    pelatihan audit

    kecurangan

    terhadap kemampuan

    mendeteksi kecurangan

    10 Pramana, Andy

    Chandra

    Irianto, Gugus

    Nurkholis (2016)

    The Influence of

    Professional Skepticism ,

    Experience and Auditors

    Independence on The

    Ability to Detect Fraud

    - Meneliti pengaruh

    skpetisme

    profesional dan

    pengalaman

    - Memiliki variabel

    independensi

    - Objek penelitian BPK

    Jawa Tengah

    Skeptisme profesional,

    pengalaman kerja dan

    indpendensi berpengaruh

    terhadap kemampuan

    mendeteksi kecurangan

  • 25

    C. Pengembangan Hipotesis

    1. Pengaruh Skeptisme Profesional Auditor Internal Terhadap

    Pendeteksian Fraud.

    Dalam Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 dalam pelaksanaan

    pemeriksaan dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

    kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama dengan

    memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas kepentingan publik serta

    memelihara integritas, obyektivitas, dan independensi dalam menerapkan

    kemahiran profesionalnya terhadap setiap aspek pekerjaannya. Seorang

    auditor perlu mempertahankan pikiran yang selalu mempertanyakan selama

    audit berlangsung untuk mengidentifikasi risiko kecurangan dan

    mengevaluasi bukti audit secara kritis. Sehingga dengan menggunakan

    skeptisme profesionalnya, maka seorang auditor dapat mendeteksi

    terjadinya salah saji baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun yang

    disebabkan oleh kecurangan. (Mokoagouw et al., 2018)

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lily Lovita dan Rustiana

    (2017), menunjukan bahwa skeptisme profesional auditor berpengaruh

    positif terhadap kemampuan auditor mendeteksi kecurangan. Oleh karena

    itu auditor harus selalu bisa konsisten dalam menggunakan skeptisme

    profesionalnya untuk dapat menemukan indikasi kecurangan dalam proses

    mengaudit objek tertentu. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan

    hipotesis sebagai berikut:

    H1: Skeptisme profesional berpengaruh terhadap pendeteksian fraud

  • 26

    2. Pengaruh Profesionalisme auditor internal terhadap kemampuan

    mendeteksi fraud

    Profesionalisme seorang auditor sangatlah dibutuhkan dalam

    mencegah dan mendeteksi sebuah kecurangan karena semakin tinggi

    profesionalisme seorang auditor maka semakin terjamin kualitas hasil

    auditnya. Dengan sikap profesionalisme diharapkan seorang auditor mampu

    mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Sikap profesionalisme seorang

    auditor dapat dilihat dari hasil audit yang ia kerjakan. Auditor yang

    profesional bekerja tidak pandang bulu, siapapun dia jika menemukan

    adanya tindak kecurangan, ia akan mengungkapkan kecurangan tersebut

    (Andriyanti dan Latrini, 2019).

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atmaja (2016), menunjukkan

    bahwa profesionalisme auditor berpengaruh positif terhadap kemampuan

    auditor mendeteksi kecurangan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Andriyanti dan Latrini (2019) menunjukkan bahwa

    profesionalisme berpengaruh positif terhadap kemampuan mendeteksi

    fraud. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai

    berikut:

    H2: Profesionalisme berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi fraud.

    3. Pengaruh Pengalaman terhadap kemampuan mendeteksi fraud

    Pengalaman sangat memengaruhi kemampuan auditor dalam

    melakukan pendeteksian kecurangan. Auditor dapat meningkatkan

    pengetahuannya mengenai kecurangan dan kekeliruan dapat dibantu oleh

  • 27

    pengalaman yang dimilikinya. Dampak negatif dapat diberikan oleh auditor

    yang kurang berpengalaman dan tidak memiliki kualifikasi pada kantor

    akuntan publik. Auditor berpengalaman akan menghasilkan kualitas audit

    yang lebih baik, karena mampu mendeteksi dan menemukan penyebab

    terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan (Sari et al, 2018).

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andriyanti dan Latrini (2019)

    menunjukan bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap kemampuan

    mendeteksi kecurangan. Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Atmaja

    (2016) menunjukan bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap

    kemampuan mendeteksi fraud. Berdasarkan uraian tersebut maka

    dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

    H3: Pengalaman berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi fraud

    4. Pengaruh skeptisme profesional, profesionalisme dan pengalaman

    terhadap kemampuan auditor mendeteksi fraud

    Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 seorang pemeriksa harus

    melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme. Sikap profesional

    pemeriksa diwujudkan dengan selalu bersikap skeptisisme profesional

    (professional skepticism) selama proses pemeriksaan dan mengedepankan

    prinsip pertimbangan profesional (professional judgment). Bertambahnya

    pengalaman dapat meningkatkan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan

    dan sekaligus mengasah sikap skeptisme profesional yang dimiliki oleh

    setiap auditor. Dengan demikian sikap skeptisme profesional dan

    pengalaman auditor dapat mendukung peningkatan kemampuan auditor

  • 28

    dalam mendeteksi kecurangan (Mokoagouw et al., 2018).

    Pengetahuan atau keahlian yang diperoleh dari suatu peristiwa melalui

    pengamatan langsung ataupun berpartisipasi dalam peristiwa tersebut.

    pengalaman dapat memperdalam dan memperluas kemampuan seseorang

    dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin berpengalaman seseorang

    melakukan pekerjaan yang sama, maka akan semakin terampil dan semakin

    cepat dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut (Atmaja, 2016). Dengan

    semakin berpengalaman auditor, maka kemampuannya dalam mendeteksi

    fraud juga akan semakin bertambah. Berdasarkan uraian tersebut maka

    dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

    H4: Skeptisme profesional, profesionalisme dan pengalaman kerja

    berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud

  • 29

    D. Kerangka Pemikiran

    Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam gambar 2.2

    berikut.

    Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

    “Pengaruh Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud”

    Basis Teori: Teori Atribusi dan Teori Motivasi

    Skeptisme Profesional

    Profesionalisme

    Pengalaman

    Auditor

    Kemampuan Mendeteksi fraud

    Metode analisis: Analisis Regresi Berganda

    Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

    GAP

    Maraknya kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Kementerian Agama

    Republik Indonesia

    Penelitian terdahulu membuktikan Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman

    Kerja dapat mencegah tindak kecurangan

  • 30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk

    menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan

    pengaruh variabel independen yaitu skeptisme professional, profesionalisme

    dan pengalaman terhadap variabel dependen, yaitu kemampuan auditor dalam

    mendeteksi fraud. Agar lebih fokus terhadap penelitian yang dilakukan, maka

    ruang lingkup penelitian difokuskan hanya pada Inspektorat Jenderal

    Kementerian Agama Republik Indonesia.

    B. Metode Penelitian

    1. Objek Penelitian

    Objek penelitian adalah suatu sifat atau objek yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk mempelajari dan kemudian memperoleh kesimpulan

    (Andriyanti dan Latrini, 2019). Dalam penelitian ini, objek yang akan

    diteliti adalah skeptisme profesional, profesionalisme dan pengalaman

    auditor terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Penelitian ini dilakukan

    pada auditor internal Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik

    Indonesia dengan pertimbangan bahwa Inspektorat tersebut memberikan

    gambaran umum mengenai fenomena yang diangkat.

  • 31

    2. Populasi dan Sampel

    Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

    subjek tertentu yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari

    sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi sehingga

    dalam pengambilan sampel harus representatif atau mewakili (Sugiyono,

    2016)

    Penelitian ini menggunakan Populasi Auditor internal pemerintah

    yang bekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik

    Indonesia, sedangkan sampel yang digunakan adalah Auditor Internal yang

    bekerja pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia.

    3. Metode Pengambilan Sampel

    Dalam pengembalian sampel terdapat suatu cara yang disebut teknik

    sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini purposive

    sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

    digunakan oleh peneliti jika memilliki pertimbangan-pertimbangan tertentu

    (Sugiyono, 2016). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

    a. Responden memiliki pengalaman kerja sebagai auditor minimal 1 tahun

    b. Jumlah penugasan yang dilakukan selama 1 tahun minimal 5 penugasan.

  • 32

    4. Metode Penentuan Sampel

    Data yang diolah dan digunakan dalam penelitian ini merupakan data

    primer dan sekunder, yang diperoleh melalui 2 cara, yaitu:

    a. Penelitian Pustaka (Library Research)

    Peneliti memperoleh data terkait permasalahan yang diteliti melalui

    buku, majalan jurnal, skripsi, tesis, internet dan perangkat lain yang

    berkaitan dengan variabel yang dibahas dalam penelitian ini.

    b. Penelitian Lapangan (Field Research)

    Penelitian lapangan dilakukan Peneleiti sebagai sumber utama

    pengumpulan data yang dilakukan dengan memperoleh data langsung

    dari pihak kedua (responden). Pada penelitian ini, responden yang

    dijadikan subjek penelitian adalah auditor internal yang bekerja pada

    inspektorat kementerian. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan

    kuesioner kepada kantor inspektorat secara langsung dan melalui

    perantara.

    Data primer diperoleh dengan mengajukan sederet pertanyaan

    (kuesioner) yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan

    informasi dari auditor untuk mengukur objek penelitian.

    C. Operasionalisasi Variabel Penelitian

    Menurut Sugiyono (2016) variabel penelitian adalah suatu atribut atau

    sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh

  • 33

    Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman terhadap

    Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud” penelitian dilakukan

    terhadap 2 variabel, yaitu:

    1. Variabel Independen

    Menurut Sugiyono (2016) variabel independen atau yang sering

    disebut variabel bebas, adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

    sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat).

    Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini, ada 3

    variabel independen, yaitu:

    a. Skeptisme Profesional (X1)

    Menurut SPKN No. 1 Tahun 2017 menyatakan bahwa sikap

    skeptisme profesional berarti auditor membuat penilaian kritis dengan

    pikiran yang selalu mempertanyakan kecukupan dan ketepatan bukti

    yang diperoleh selama pemeriksaan. Auditor yang memiliki sikap

    skeptisme professional yang tinggi akan membuat auditor tersebut untuk

    selalu mencari informasi yang lebih banyak dan lebih signifikan daripada

    auditor yang memiliki tingkat skeptisme professional yang rendah, dan

    hal ini mengakibatkan auditor yang memiliki tingkat skeptisme

    profesional yang tinggi akan lebih dapat mendeteksi adanya fraud karena

    informasi tambahan yang mereka miliki tersebut. (Mokoagouw et al.,

    2018). Skeptisme profesional dapat diukur dengan enam indikator, yaitu:

    1) Questioning mind (pola pikir yang selalu bertanya-tanya)

    2) Suspension of judgment (penundaan pengambilan keputusan)

  • 34

    3) Search for knowledge (mencari pengetahuan)

    4) Interpersonal understanding (pemahaman interpersonal)

    5) Self determination

    Dalam penelitian ini, skeptisme professional diukur dengan

    menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur

    dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan

    skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat

    akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)

    tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk

    pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat

    tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.

    Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari

    penelitian Hartan (2016).

    b. Profesionalisme (X2)

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional berasal dari

    kata profesi yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian

    tertentu. Sedangkan profesional adalah bersangkutan dengan profesi;

    memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesionalisme

    adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu

    profesi atau orang yang profesional. Profesionalisme dapat diukur dengan

    indikator berikut:

    1) Pengabdian pada profesi (dedication)

    2) Kewajiban Sosial (Social obligation)

  • 35

    3) Kemandirian (Autonomy demand)

    4) Keyakinan terhadap peraturan profesi (Belief in self regulation)

    5) Hubungan dengan sesama profesi (Professional community affiliation)

    Dalam penelitian ini, skeptisme professional diukur dengan

    menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur

    dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan

    skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat

    akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)

    tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk

    pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat

    tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.

    Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari

    penelitian Aziz (2017).

    c. Pengalaman Kerja (X3)

    Pengalaman sangat memengaruhi kemampuan auditor dalam

    melakukan pendeteksian kecurangan. Auditor dapat meningkatkan

    pengetahuannya mengenai kecurangan dan kekeliruan dapat dibantu oleh

    pengalaman yang dimilikinya. Dampak negatif dapat diberikan oleh

    auditor yang kurang berpengalaman dan tidak memiliki kualifikasi pada

    kantor akuntan publik. Auditor berpengalaman akan menghasilkan

    kualitas audit yang lebih baik, karena mampu mendeteksi dan

    menemukan penyebab terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan

  • 36

    (Sari et al, 2018). Pengalaman kerja dapat diukur dengan indikator

    berikut:

    1) Lamanya bekerja sebagai auditor

    2) Banyaknya tugas pemeriksaan

    3) Kemampuan kerja

    4) Intensitas tugas dan pengembangan karir

    Dalam penelitian ini, pengalaman kerja diukur dengan

    menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur

    dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan

    skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat

    akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)

    tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk

    pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat

    tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.

    Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari

    penelitian Fatimah (2016).

    2. Variabel Dependen

    Menurut Sugiyono (2011) didefinisikan sebagai variabel terikat atau

    variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

    variabel bebas. Dari penjabaran tersebut, dapat diketahui bahwa variabel

    dependen dalam penelitian ini adalah Kemampuan Auditor dalam

    Mendeteksi Fraud.

  • 37

    Menurut Peraturan BPK No. 1 Tahun 2007 memuat persyaratan

    kemampuan/keahlian yaitu pemeriksa secara kolektif harus memiliki

    kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas

    pemeriksaan. Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud)

    merupakan kesanggupan seorang auditor dalam menemukan atau

    menentukan tindakan ilegal yang mengakibatkan salah saji material dalam

    pelaporan keuangan yang dilakukan secara sengaja. Kemampuan

    Mendeteksi Fraud memiliki beberapa indikator, yaitu:

    a. Pengetahuan tentang kecurangan

    b. Kesanggupan dalam tahap pendeteksian

    Dalam penelitian ini, pengalaman kerja diukur dengan

    menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua data diukur

    dengan skala ordinal (likert) yaitu dengan bobot 1 sampai 5. Berdasarkan

    skala ordinal 1 sampai 5, jawaban untuk pernyataan positif yang didapat

    akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)

    tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Sedangkan jawaban untuk

    pernyataan negatif yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat

    tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.

    Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel ini diadopsi dari

    penelitian Hartan (2016)

  • 38

    Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian

    Variabel Indikator No. Butir

    pertanyaan

    Skala

    pengukuran

    Kemampuan

    Mendeteksi Fraud

    (Y)(Hartan, 2016)

    Pengetahuan tentang kecurangan 1-3

    Likert Kesanggupan dalam tahap

    pendeteksian 4-10

    Skeptisme

    profesional (X1)

    (Hartan, 2016).

    Questioning mind 11-13

    Likert

    Suspension of judgement 14-15

    Search of knowledge 16-18

    Interpersonal understanding 19-24

    Self determination 25-26

    Profesionalisme

    (X2) (Aziz, 2017).

    Pengabdian pada profesi

    (Dedication) 27

    Likert

    Kewajiban Sosial (Social

    obligation) 28

    Kemandirian (Autonomy demands) 29-30

    Keyakinan terhadap peraturan

    profesi (Belief in self regulation) 31

    Hubungan dengan sesama profesi

    (Professional community

    affiliation)

    32

    Pengalaman kerja

    (X3) (Fatimah,

    2016)

    Lamanya bekerja sebagai auditor 33-36

    Likert

    Sering tidaknya melakukan tugas

    audit 37-39

    Jenis pelaksanaan tugas audit yang

    bisa dihadapi auditor 40

    Tingkat familiarity auditor 41

  • 39

    D. Metode Analisis Data

    1. Analisis Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan

    peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk

    tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif digunakan

    untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean),

    standar deviasi (standard deviation), dan maksimum serta minimum

    (Ghozali, 2013)

    2. Uji Kualitas Data

    a. Uji Validitas

    Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan

    dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang

    seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

    validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika

    pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan

    sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut (Ghozali, 2013)

    b. Uji Reabilitas

    Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

    merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

    dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

    pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

    2013)

  • 40

    3. Uji Asumsi Klasik

    Uji untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

    dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji

    heteroskedastisitas.

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model

    regresi variabel independen dan dependen keduannya memiliki distribusi

    normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah keduanya

    berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability

    plot (P Plot). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

    diagonal, yang apabila distribusi normal, maka garis yang

    menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

    (Ghozali, 2013)

    Selain menggunakan analisis grafik, penelitian ini juga

    menggunakan analisis statistik kolomogrof-smirnov (K-S). Uji statistik

    ini adalah pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi normalitas

    melalui pengamatan residual. Pengujian ini memiliki kelebihan, yaitu

    sederhana dan tidak menimbulkan persepsi di antara satu pengamat

    dengan pengamat lain yang sering terjadi pada uji normalitas dengan

    menggunakan grafik. Konsep kolomogrof-smirnov ini dengan

    membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan

    distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah

    ditransformasikan dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Uji

  • 41

    kolomogrof- smirnov ini merupakan uji beda antara yang diuji

    normalitasnya dengan data normal baku.

    Jika signifikasi data dibawah 0,05, maka terdapat perbedaan

    yang signifikan, dan jika signifikansi diatas 0,05, maka tidak terjadi

    perbedaan yang signifikan. Penerapan uji kolomogrof-smirnov ialah jika

    signifikasi dibawah 0,05, berarti data yang akan diuji mempunyai

    perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, yang artinya bahwa

    data tersebut tidak normal. Sedangkan jika signifikasi diatas 0,05, maka

    tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang diuji normal

    karena tidak berbeda dengan normal baku dan diterima. (Ghozali, 2013)

    b. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada

    hubungan diantara variabel independen. Multikolonieritas menyatakan

    hubungan antar sesama variabel independen. Model regresi yang baik

    seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,

    2013). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model

    regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan

    tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika besar nilai VIF < 10

    dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2013)

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

    model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varians dari residual

    satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu

  • 42

    pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

    homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model

    regresi yang baik adalah homokedastisitas (Ghozali, 2013). Deteksi ada

    atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola

    tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka

    mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada

    pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0

    pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013)

    4. Uji Regresi Linear Berganda

    Pada penelitian ini digunakan tiga variabel independen dan satu

    variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis

    adalah regresi berganda (multiple regression). Analisis regresi berganda

    merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan suatu

    atau lebih variabel independen (Ghozali, 2013). Variabel independen terdiri

    dari Skeptisme Profesional, Profesionalisme dan Pengalaman Kerja Auditor.

    Sedangkan Variabel dependennya adalah Kemampuan auditor dalam

    mendeteksi fraud. Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :

    𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 +. . . 𝑒

    Dimana :

    Y = Kemampuan Mendeteksi Fraud

    X1 = Skeptisme Profesional

    X2 = Profesionalisme

    X3 = Pengalaman Kerja

  • 43

    a = Variabel/ bilangan konstanta

    b1, b2, b3 = Koefisien regresi

    e = error

    Pengujian Hipotesis ini melalui beberapa pengujian, yaitu:

    a. Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determiansi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

    kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai

    koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil

    berarti kemampuan variabel-variabel dependen sangat terbatas.Nilai

    yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

    semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

    dependen (Ghozali, 2013)

    b. Uji Statistik t

    Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

    satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

    variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan dengan

    membandingkan nilai signifikan yang diperoleh dengan taraf signifikan

    yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikan < 0,05 maka

    variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara

    signifikan atau hipotesis diterima. (Ghozali, 2013).

  • 44

    c. Uji Statistik f

    Pengujian koefisien regresi keseluruhan menunjukkan apakah

    variabel bebas secara keseluruhan atau bersama mempunyai pengaruh

    terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan yang

    digunakan adalah dengan membandingkan nilai signifikan yang

    diperoleh dengan taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05.

    Apabila nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen mampu

    mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau hipotesis

    diterima (Ghozali, 2013).

  • 45

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    1. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

    1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di

    Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Auditor

    yang berpartisipasi pada penelitian ini merupakan auditor yang bertugas

    pada wilayah 1 sampai dengan 4, serta auditor forensik. Auditor tersebut

    melaksanakan tugas auditnya diseluruh wilayah Republik Indonesia

    tergantung wilayahnya masing-masing. Dengan intensitas penugasan

    dalam satu bulan yaitu dua sampai tiga kali.

    Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner

    penelitian secara langsung dengan mengirimkan langsung kepada kantor

    Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia. Gambaran

    mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1

    Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian

    No. Keterangan Jumlah Presentase 1 Jumlah kuesioner yang disebar 110 100% 2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0% 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 10 9.1% 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 100 90.9%

    Sumber: Data primer

  • 46

    2. Karakteristik Profil Responden

    Responden dalam penelitian ini adalah para Auditor yang bekerja

    pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia.

    Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian

    yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pengalaman kerja responden.

    a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

    Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

    berdasarkan jenis kelamin.

    Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden

    Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 73 73%

    Perempuan 27 27% Jumlah 100 100%

    Sumber: Data primer yang diolah

    Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 73orang atau

    73% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 27

    orang atau 27% responden berjenis kelamin perempuan.

    b. Deskripsi responden berdasarkan usia

    Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

    berdasarkan usia.

    Tabel 4.3 Usia Responden

    Usia Frekuensi Persentase < 30 tahun 3 3%

    31-40 tahun 62 62% > 40 tahun 35 35%

    Jumlah 100 100% Sumber: Data primer yang diolah

  • 47

    Tabel 4.3 menunjukkan ba