Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAGIAN IKM-IKK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PENGARUH SOSIO-EKONOMI IBU TERHADAP PENGETAHUAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SETELAH KELAS EDUKASI DI PUSKESMAS JONGAYA
MAKASSAR
OLEH : ASRUL ABDUL AZIS
C 111 07 145
PEMBIMBING: Dr. dr. Bob Wahyudin, Sp.A(K), IBCLC, CIMI
Dr. dr. Sri Ramadhany, M.Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN IKM-IKK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2013
SKRIPSI
MEI 2013
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU
KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Telah Disetujui Untuk Dicetak dan Diperbanyak
Judul Skripsi:
“PENGARUH SOSIO-EKONOMI IBU TERHADAP PENGETAHUAN
PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SETELAH KELAS EDUKASI DI
PUSKESMAS JONGAYA MAKASSAR”
Makassar,
Pembimbing I
Dr. dr. Bob Wahyudin, Sp.A (K),
IBCLC,CIMI
Pembimbing II
Dr. dr. Sri Ramadhany,M.Kes
PANITIA SIDANG UJIAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Skripsi dengan judul “Pengaruh Sosio-Ekonomi Ibu terhadap Pengetahuan
Praktek Pemberian ASI Eksklusif setelah Kelas Edukasi di Puskesmas Jongaya
Makassar” telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Mei 2013
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB.622
Ketua Tim Penguji
Dr. dr. Bob Wahyudin, Sp.A (K), IBCLC,CIMI
Anggota Tim Penguji
Dr. dr. Sri Ramadhany, M.Kes. Dr. dr. A. Armyn Nurdin, M.Sc
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Sosio-Ekonomi Ibu terhadap Pengetahuan
Praktek Pemberian ASI Eksklusif setelah Kelas Edukasi di Puskesmas
Jongaya Makassar”
oleh: Nama: Asrul Abdul Azis Stambuk: C 111 07 145
Telah disetujui untuk dibacakan pada Seminar Hasil di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Mei 2013
Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Ruang Seminar PB. 622 IKM & IKK FK Unhas
Makassar, 29 Mei 2013
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr.dr.Bob Wahyudin, Sp.A (K), IBCLC,CIMI dr.Sri Ramadhany,M.Kes
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Sosio-Ekonomi Ibu terhadap Pengetahuan
Praktek Pemberian ASI Eksklusif setelah Kelas Edukasi di Puskesmas
Jongaya Makassar”
oleh: Nama: Asrul Abdul Azis Stambuk: C 111 07 145
Telah disetujui dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi di Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Dan Ilmu Kedokteran Komunitas fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar, pada :
Hari/Tanggal : Selasa, 28 Mei 2013
Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Ruang Seminar PB. 622 IKM & IKK FK Unhas
Makassar, 29 Mei 2013
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr.dr.Bob Wahyudin, Sp.A (K), IBCLC,CIMI dr.Sri Ramadhany,M.Kes
viii
PENGARUH SOSIO-EKONOMI IBU TERHADAP PENGETAHUAN
PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SETELAH KELAS EDUKASI DI
PUSKESMAS JONGAYA MAKASSAR
Asrul Abdul Azis1, Bob Wahyudin1, Sri Ramadhany1
Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar
ABSTRAK
Kata Kunci : Sosio-Ekonomi, ASI Ekslusif, Kelas Edukasi
Abstrak : Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama alami bagi bayi, yang menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama selama 6 bulan kedua tahun pertama kehidupannya.9 ASI merupakan makanan paling ideal bagi bayi. Hal ini dikarenakan banyaknya kandungan gizi dalam ASI dibandingkan dengan makanan bayi lainnya ataupun susu yang dihasilkan oleh sapi, kerbau, dan lain – lain.4 ASI dapat memicu perkembangan sensorik dan kognitif, dan melindungi infant terhadap berbagai penyakit infeksi dan kronik. Selain itu, terdapat beberapa manfaat lain dari pemberian ASI, antara lain berkontribusi dalam menyehatkan ibu, membantu memberikan jarak kelahiran, mengurangi resiko kanker, meningkatkan sumber daya manusia, serta aman bagi lingkungan.9 Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan mortalitas akibat penyakit masa kanak-kanak seperti diare atau pneumonia, serta membantu proses penyembuhan selama menderita penyakit.3
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik-
kuantitatif. Jumlah sampel penelitian ini adalah 61 orang yang mengikuti Kelas Edukasi ASI Eksklusif oleh AIMI Makassar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengisi kuesioner.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh faktor sosio-ekonomi terhadap pengetahuan terhadap praktek pemberian ASI eksklusif setelah kelas edukasi.
__________________________________________________________________ 1 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar
ix
MOTHER’S SOCIO-ECONOMIC EFFECTS OF KNOWLEDGE ABOUT
EXCLUSIVE BREASTFEEDING PRACTICE AFTER EDUCATION CLASS AT
JONGAYA’S PUBLIC HEALTH SERVICE IN MAKASSAR
Asrul Abdul Azis1, Bob Wahyudin1, Sri Ramadhany1
Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar
ABSTRACT
Keywords : Socio-Economic, Exclusive Breastfeeding, Class Education
Abstract : Mother's Milk is the natural first food for babies, who provides all the energy and nutrients needed for the baby during the first 6 months of the second year of the life.9 Breast milk is the ideal food for babies. This is because many of the nutrients in breast milk compared to other baby food or milk produced by cows, buffaloes, and another.4 The milk can trigger sensory and cognitive development, and protects the infant against infectious and chronic diseases. In addition, there are several other benefits of breastfeeding, among others, contribute to a healthy mother, helped give birth spacing, reducing the risk of cancer, improve human resources, as well as safe for environment.9 Exclusive breastfeeding may reduce mortality from childhood diseases such as diarrhea or pneumonia, and helps the healing process when suffering a disease.3
The method used in this study were analytical-quantitative. The
study sample size was 61 people who follow Exclusive Breastfeeding Education Class by AIMI Makassar. Data collection method used is to fill out a questionnaire.
The conclusion of this study showed a relationship or influence of
socio-economic factors on knowledge of the exclusive breastfeeding practice after education class.
__________________________________________________________________ 1 Department of Community Health and Community Medicine, Faculty of Medicine, Hasanuddin
University, Makassar
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi dengan judul “Pengaruh Sosio-Ekonomi Ibu terhadap Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Eksklusif setelah Kelas Edukasi di Puskesmas Jongaya Makassar”
sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini,
yang hanya berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka
skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis
dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Dr. dr. Bob Wahyudin, Sp.A(K),
IBCLC, CIMI dan dr. Sri Ramadhany, M.Kes. selaku pembimbing. Atas segala
nasihat dan bantuan yang telah diberikan mulai dari pengembangan minat terhadap
permasalahan penelitian ini, pelaksanaan penelitian sampai penulisan skripsi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui
Indonesia) Makassar, Kepala bagian dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, teman-teman sesama koas yang telah memberikan doa, dorongan
vii
semangat dan informasi-informasi yang sangat berharga, serta semua pihak yang
tidak sempat disebutkan satu-persatu, namun bantuannya begitu besar maknanya.
Penulis menyadari tulisan ini tidak luput dari salah dan khilaf, karena itu
saran, kritik, dan masukan dari pembaca adalah sesuatu yang senantiasa penulis
harapkan demi kemajuan bersama. Harapan penulis, semoga tulisan ini dapat
bermanfaat.
Makassar, Mei 2013
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
I.3. Tujuan Umum ...................................................................................................... 3
I.4. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 3
I.4. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Air Susu Ibu (ASI) .............................................................................................. 5
II.1.1. Definisi ASI ..................................................................................................... 5
II.1.2. Kandungan ASI .............................................................................................. 5
II.1.3. Manfaat ASI .................................................................................................... 9
II.1.4. Pembentukan ASI ............................................................................................ 9
II.1.5. Pemberian ASI ................................................................................................. 10
II.1.6. Perbedaan Keluaran ASI ................................................................................. 10
II.1.7. Keuntungan dan Kerugian ASI ....................................................................... 11
II.1.8. Faktor yang Memperngaruhi Pemberian ASI ................................................. 11
xi
BAB III KERANGKA KONSEP
III.1. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti ............................................................. 16
III.2. Kerangka Konsep yang Diteliti ......................................................................... 16
III.3. Definisi Operasional .......................................................................................... 17
III.4. Variabel yang Diteliti ........................................................................................ 17
III.5. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 17
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
IV.1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 18
IV.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 18
IV.3. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 18
IV.4. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 19
IV.5. Manajemen Data ............................................................................................... 19
IV.6. Teknik Pengukuran Variabel ............................................................................ 20
IV.7. Etika Penelitian ................................................................................................. 20
IV.8. Skema Alur Penelitian ...................................................................................... 21
BAB V HASIL PENELITIAN
V.1. Analisis Univariat ............................................................................................... 22
1. Faktor Sosio-Ekonomi .................................................................................... 22
2. Tingkat Pengetahuan Praktek Pemberian ASI Ekslusif .................................. 24
V.2. Analisis Bivariat ................................................................................................. 25
1. Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan ................................................ 26
2. Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan ...................................... 27
3. Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan ........................................ 28
BAB VI PEMBAHASAN
VI.1. Usia ................................................................................................................... 29
VI.2. Pendidikan ......................................................................................................... 30
VI.3. Pekerjaan ........................................................................................................... 31
xii
BAB VII PENUTUP
VII.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 32
VII.2. Saran ................................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 33
LAMPIRAN ............................................................................................................... 34
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia .................................... 22
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan ......................... 23
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan ........................... 23
Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan Responden sebelum Kelas Edukasi ..................... 24
Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden setelah Kelas Edukasi ........................ 24
Tabel 5.6 Analisis Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Eksklusif setelah Kelas Edukasi ....................................................... 26
Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Eksklusif setelah Kelas Edukasi ....................................................... 27
Tabel 5.8 Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Eksklusif setelah Kelas Edukasi ....................................................... 28
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1. Distribusi Perubahan Pengetahuan Responden ....................................... 25
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Proposal Penelitian
2. Undangan Seminar Proposal Penelitian
3. Surat Penelitian kepada Bagian Komisi Etik
4. Lembar Persetujuan Skripsi
5. Undangan Seminar Hasil Penelitian
6. Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001 menegaskan
bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak
asasi anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas sejak bayi
dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian air susu ibu (ASI).1,2
Malnutrisi diakibatkan, secara langsung maupun tidak langsung
merupakan penyebab sepertiga kematian anak di bawah 5 tahun.
Sedangkan, duapertiga lainnya seringkali dalam keadaan yang tidak
mendapatkan nutrisi dengan baik, muncul selama tahun pertama
kehidupan. Nutrisi dan pemeliharaan selama tahun pertama kehidupan
menjadi hal yang sangat penting bagi kesehatan dan tumbuh kembang
anak. Pada infant, tidak ada yang sebaik ASI, dimana 1 dari 3 infant hanya
mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan.2,3
Organisasi kesehatan dunia (WHO/World Health Organization)
merekomendasikan setiap infant untuk diberikan ASI selama 1 jam
pertama kehidupannya, mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, serta
pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup, aman,
bernutrisi tinggi selama melanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun
atau lebih.2,3
ASI adalah metode yang tidak tertandingi dalam makanan ideal
untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak, juga merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan yang berimplikasi penting pada kesehatan ibu.3
Pemberian ASI ini pun tidak terlepas dari peranan ibu sebagai
penyedia dari ASI tersebut. Pemberian ASI oleh ibu tentu saja sangat
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Dimana tingkat
pendidikan secara langsung akan berdampak pada kualitas pengetahuan
ibu tentang ASI.4
2
Rendahnya prevalensi pemberian ASI eksklusif di Sulawesi
Selatan, diduga disebabkan oleh ketidakmampuan ibu mengatasi masalah
menyusui pada periode awal. Berdasarkan data profil kesehatan Propinsi
Sulawesi Selatan, prevalensi pemberian ASI eksklusif mengalami
penurunan yang sangat drastis, dari 60.26% pada tahun 2004 menjadi
48.64% pada tahun 2010, sedangkan target Nasional ialah 80.0%.
Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan ibu
bayi. Penelitian Hannon et al (1997) di Amerika Serikat pada ibu keluarga
miskin menemukan bahwa faktor utama yang mempengaruhi keputusan
ibu dalam praktek pemberian ASI, yaitu pengetahuan ibu mengenai
manfaat ASI dan cara mengatasi kesulitan menyusui. Hal senada
dikemukakan oleh Dermer (2001) bahwa faktor yang mempengaruhi
keputusan ibu memberikan ASI adalah paparan informasi tentang manfaat
ASI dan cara menyusui. Sedangkan menurut Killewo et al (2002) faktor
yang mempengaruhi keputusan pemberian ASI di daerah perdesaan
Bangladesh adalah persepsi ibu tentang ASI eksklusif. Berdasarkan hasil
penelitian Ruowei et al (2002) di US bahwa kurangnya pengetahuan ibu
tentang manfaat ASI eksklusif dan persepsi yang kurang tepat tentang ASI
eksklusif akan mempengaruhi praktek ibu untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayi. Hasil penelitian Afifah 2007 di Semarang
menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan ibu menjadi faktor
pendorong kegagalan pemberian ASI Eksklusif dan disarankan untuk
meningkatkan pengetahuan saat hamil.5
Oleh karena itu, pemberian edukasi sangat penting untuk
memberikan dukungan kepada ibu serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu tentang teknik dan cara pemberian ASI. Kelas edukasi
ibu adalah metode pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang ASI Eksklusif yang diberikan sebelum dan saat ibu hamil ataupun
pada ibu menyusui. 7
3
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah faktor sosio-ekomi ibu dapat berpengaruh terhadap pengetahuan
terhadap praktek pemberian ASI Eksklusif setelah kelas edukasi di
Puskesmas Jongaya, Makassar.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh sosio-ekomi ibu terhadap pengetahuan praktek
pemberian ASI Eksklusif setelah kelas edukasi di Puskesmas Jongaya,
Makassar.
1.4.2. Tujuan Khusus
1.4.2.1 Menganalisis perubahan tingkat pengetahuan terhadap pemberian kelas
edukasi pada ibu.
1.4.2.2 Menganalisis pengaruh faktor usia terhadap perubahan tingkat
pengetahuan setelah pemberian kelas edukasi pada ibu.
1.4.2.3 Menganalisis pengaruh faktor pekerjaan terhadap perubahan tingkat
pengetahuan setelah pemberian kelas edukasi pada ibu.
1.4.2.4 Menganalisis pengaruh faktor pendidikan terakhir terhadap perubahan
tingkat pengetahuan setelah pemberian kelas edukasi pada ibu.
I.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Teoritik
1.5.1.1 Diharapkan melalui penelitian ini bisa memberikan tambahan informasi
mengenai pengaruh sosio-ekonomi ibu terhadap praktek pemberian asi
ekslusif setelah kelas edukasi di Kota Makassar.
1.5.1.2 Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan menjadi salah
satu masukan bagi peneliti selanjutnya.
4
1.5.2 Aplikatif
1.5.2.1 Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat pada
umumnya dan khususnya para tenaga kesehatan mengenai pengaruh
sosio-ekonomi ibu terhadap pengetahuan praktek pemberian asi eksklusif
setelah kelas edukasi di kota Makassar.
1.5.2.2 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau menjadi
bahan masukan bagi instansi - instansi terkait untuk perencanaan program
kelas edukasi dan kebijakan dalam usaha meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang ASI eksklusif serta pengaplikasiannya di kota
Makassar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Susu Ibu (ASI)
2.1.1 Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama alami bagi bayi, yang
menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama bulan
pertama kehidupannya, dan terus menyediakan setengah, bahkan lebih,
kebutuhan nutrisi anak selama 6 bulan kedua tahun pertama
kehidupannya.9
2.1.2. Kandungan ASI
ASI merupakan makanan paling ideal bagi bayi. Hal ini dikarenakan
banyaknya kandungan gizi dalam ASI dibandingkan dengan makanan bayi
lainnya ataupun susu yang dihasilkan oleh sapi, kerbau, dan lain –
lain.4Komposisi gizi yang terkandung dalam ASI dapat diuraikan sebagai
berikut:10,11,12,13
a. Lemak.
Kandungan lemak dalam ASI adalah sekitar 35%.Lemak yang
terkandung dalam ASI merupakan lemak tak jenuh.Asam lemak ini
sangat mudah dicerna oleh bayi dibandingkan asam lemak
jenuh.ASI juga mengandung asam lemak omega-3 (berupa AA)
yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak. Lemak
membantu penyerapan vitamin A , D , E , dan K serta berperan
pula sebagai sumber energi dan pembentuk dinding sel. Lemak
banyak jenisnya, yaiti trigliserida , asam oleat , dan kolesterol.
Omega-3 , omega-9 , dan asam lemak esensial merupakan asam
oleat.
b. Protein.
Dalam hal ini, yang harus diperhatikan adalah kandungan asam
amino dan mutu cernanya. Protein susu dapat dibagi dalam dua
6
golongan yaitu kasein dan whey( Laktalbumin ). ASI mengandung
0,7-0,9 g/dl whey dan 0,4-0,5 g/dl kasein. Komposisi ini sangat
ideal dibandingkan dengan susu sapi yang mengandung sekitar
80% kasein. Padahal, kasein sangat mudah menggumpal di dalam
lambung, sehingga akan sulit dicerna oleh enzim proteinase.
c. Karbohidrat.
Peranan karbohidrat terutama diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan energi.ASI mengandung laktosa sekitar 7%. Kadar
laktosa yang tinggi akan berpengaruh pada pertumbuhan
lactobacillus. Keberadaan lactobacillus dalam usus dapat
mencegah terjadinya infeksi.Kadar laktosa yang tinggi juga dapat
memperbaiki panahanan mineral – mineral yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.
d. Mineral.
Kadar mineral dalam ASI sekitar 124,4 g/dl. Jika kadar mineral ini
lebih tinggi maka akan terjadi beban osmolar. Akibatnya, bayi
akan sering buang air kecil. Oleh karena ginjal pada bayi belum
berfungsi sempurna, maka kadar mineral yang terlalu tinggi akan
menyebabkan terganggunya keseimbangan air dalam tubuh.
e. Vitamin.
Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu
besar. Akan tetapi, kebutuhan akan vitamin tidak dapat diabaikan.
Kekurangan vitamin dapat mengganggu kesehatan dan
menimbulkan penyakit tertentu. Namun, perlu disadari juga,
pemberian vitamin dalam jumlah besar juga akan mengganggu
kesehatan.
Kebutuhan bayi akan vitamin dapat dipenuhi oleh ibu selama 4-6 bulan
pertama jika asupan makanan ibu cukup seimbang.Kandungan lain yang
terdapat dalam ASI dapat diuraikan dalam tabel berikut :
7
Komposisi Kadar ( g/dl )
Lemak
Protein
- Whey
- Kasein
Karbohidrat
Mineral
- Na
- K
- Ca
- P
- Cl
- Mg
- Fe
- Cu
- Zn
- Mn
Vitamin
- A
- D
- B1
- B2
- C
- B6
- B12
- Niasin
- Pantotenat A
- Asam Folat
3 – 5,5
0,7 – 0,9
0,4 – 0,5
6,6 – 7,1
10
40
30
10
30
4
0,2
-
-
-
150 – 270
6
0,017
0,03
4,4
0,02
0,04
0,17
0,24
0,2
8
- Biotin 0,2
Komponen unggul yang terdapat dalam ASI :
No. Komponen Peranan
1
Faktor bifidus
Laktoferin
Laktoperoksidase
Antisthapiloccocus
Sel fagosit
Komplemen
Limfosit dan makrofag
Lisosim
Interferon
Faktor pertumbuhan epidermis
Mendukung perkembangan bakteri menguntungkan
dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen
Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri patogen
Membunuh bakteri patogen
Menghambat pertumbuhan sthapilococcus patogen
Memakan bakteri patogen
Memperkuat kegiatan fagosit
Mengeluarkan Zat antibodi untuk meningkatkan
imunitas terhadap penyakit.
Membantu pencegahan terjadinya infeksi
Menghambat pertumbuhan virus
Membantu pertumbuhan selaput usus bayi agar zat
yang merugikan tidak masuk ke pembuluh darah.
9
2.1.3. Manfaat ASI
ASI dapat memicu perkembangan sensorik dan kognitif, dan melindungi
infant terhadap berbagai penyakit infeksi dan kronik. Selain itu, terdapat
beberapa manfaat lain dari pemberian ASI, antara lain berkontribusi dalam
menyehatkan ibu, membantu memberikan jarak kelahiran, mengurangi
resiko kanker, meningkatkan sumber daya manusia, serta aman bagi
lingkungan.9
2.1.4. Pembentukan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan
kehamilan.Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air,
lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan
tegang dan sakit.Segera setelah terjadi kehamilan maka corpus luteum
berkembang terus dan mengeluarkan estrogen dan progesterone, untuk
mempersiapkan payudara, agar pada waktunya dapat memberikan ASI.
Estrogen akan mempersiapkan kelenjar dan saluran ASI dalam bentuk
proliferasi, deposit lemak, air, dan elektrolit, jaringan ikat makin banyak
dan mioepitel di sekitar kelenjar mammae semakin membesar. Sedangkan
progesterone meningkatkan kematangan kelenjar mammae bersama
dengan lainnya.1
Hormon prolaktin yang sangat penting dalam pembentukan dan
pengeluaran ASI makin bertambah, tetapi fungsinya belum mampu
mengeluarkan ASI karena dihalangi oleh hormone estrogen, progesterone,
dan human placental lactogen hormone. Produksi oksitosin meningkat
oleh hipofisis posterior, tetapi juga belum berfungsi mengeluarkan ASI
karena dihalangi oleh hormone estrogen dan progesterone.Bersamaan
dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, putting susu
10
makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan areola mammae
makin menghitam.1
2.1.5. Pemberian ASI
Beberapa tahun yang lalu dicetuskan gagasan menjadwalkan pemberian
ASI, untuk meningkatkan tumbuh kembang bayi. Suasana demikian
menguntungkan pabrik susu formula dan ibu-ibu yang mempunyai
aktifitas di luar rumah. Berbagai penelitian menunjukkan gagasan
memisahkan bayi dengan ibu, menjadwalkan pemberian ASI, dan
menggantikannya dengan susu formula, kurang menguntungkan. Banyak
terjadi penyakit diare dan mudah terkena infeksi penyakit lainnya.
Pemberian ASI segera dan dilanjutkan selama 2 tahun dapat meningkatkan
kesehatan dan tumbuh kembang bayi.1
2.1.5.1 ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan mortalitas akibat penyakit
masa kanak-kanak seperti diare atau pneumonia, serta membantu proses
penyembuhan selama menderita penyakit.3
2.1.6. Perbedaan Keluaran ASI
2.1.6.1. Kolostrum: berwarna kuning jernih dengan protein berkadar
tinggi, mengandung immunoglobulin, laktoferin, ion-ion (Na, K,
Ca, Zn, Fe), vitamin (A, E, K, dan D), lemak dan rendah laktosa,
pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar 2-3 hari dan diikuti
ASI yang mulai berwarna putih.1
2.1.6.2. ASI Transisi (antara): mulai berwarna putih bening dengan
susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi, dan kemampuan
mencerna usus bayi.1
11
2.1.6.3. ASI Sempurna (matur): pengeluaran ASI penuh sesuai dengan
perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI
sempurna.1
2.1.7. Keuntungan dan Kerugian ASI
2.1.7.1. Keuntungan1
• Memberikan ASI sesuai dengan tugas seorang ibu, sehingga dapat
meningkatkan martabat wanita dan sekaligus meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
• ASI telah disiapkan sejak mulai kehamilan sehingga sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembang bayi.
• ASI mempunyai kelebihan dalam susunan kimia, komposisi biologis
dan memiliki substansia spesifik untuk bayi.
• ASI siap setiap saat untuk diberikan kepada bayi dengan sterilitas yang
terjamin.
• ASI dapat disimpan selama 8 jam tanpa perubahan apapun, sedangkan
susu botol hanya cukup 4 jam.
• Karena bersifat spesifik, maka pertumbuhan bayi baik dan terhindar
dari beberapa penyakit tertentu.
• Bayi mengukur sendiri rasa laparnya sehingga metode pemberian ASI
dengan cara call feeding.
2.1.7.2. Kerugian1
• Waktu pemberian ASI tidak terjadwal, bergantung pada bayinya.
• Kesiapan ibu untuk memberikan bayi setiap saat.
2.1.8 Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
2.1.8.1 Sosial Ekonomi8,13
Faktor sosial ekonomi sangat berperan dimana sosial ekonomi yang cukup
atau baik akan memudahkan mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik.
12
Faktor ekonomi berkaitan erat dengan konsumsi makanan atau dalam
penyajian makanan keluarga khususnya dalam pemberian ASI.
Kebanyakan penduduk dapat dikatakan masih kurang mencukupi
kebutuhan dirinya sendiri. Keadaan umum ini dikarenakan rendahnya
pendapatan yang mereka peroleh dan banyaknya anggota keluarga yang
harus diberi makan dengan jumlah pendapatan rendah.
2.1.8.2 Status Pekerjaan8,13
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu
yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga, (Markum,
2003).Seorang yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk
menyeleseikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan
perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan memiliki
waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat
pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga tidak ada waktu
untuk memberikan ASI pada bayinya.
2.1.8.3 Sosial Budaya8,13
• Faktor sosial budaya sangat berperan dalam proses terjadinya
masalah pemberian ASI diberbagai kalangan masyarakat. Beberapa
unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan untuk tidak
memberikan ASI karena merasa ketinggalan zaman jika menyusui
bayinya, hal ini sangat bertentangan dengan berbagai prinsip yang
ada.
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya
antara lain sikap terhadap makanan, pemberian ASI, pantangan,
takhayul dan tahu yang menyebabkan konsumsi pemberian ASI
menjadi rendah. Adanya pantangan tersebut didasarkan pada
keagamaan, tetapi ada pula yang merupakan tradisi yang menurun.
2.1.8.4 Perawatan Waktu Persalinan8,13
• Pertolongan pertama dan terakhir kelahiran ditenaga kesehatan
13
sangat penting dalam pengupayaan keberhasilan pemberian ASI
sejak dini di tempat pelayanan ibu bersalin sangat tergantung pada
petugas kesehatan, karena mereka adalah orang yang pertama akan
membantu ibu bersalin melakukan pemberian ASI sejak dini.
• Pada saat perawatan antenatal petugas kesehatan harus memotivasi
ibu untuk memperhatikan dan mempersiapkan payudara dengan
melakukan perawatan payudara secara teratur. Pada trimester III
kehamilan, petugas kesehatan harus memberikan dorongan
psikologis kepada ibu dengan mengemukakan berbagai manfaat
pemberian ASI.
2.1.8.5 Ketenangan Jiwa dan Pikiran8,13
Pemberian ASI dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan berbagai bentuk
ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan produksi
ASI tidak bisa terjadi.
2.1.8.6 Kemauan Ibu8,13
Seorang ibu yang secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui
hanyalah merupakan beban saja bagi kebebasan pribadinya atau hanya
memperburuk ukuran tubuhnya, tidak akan dapat menyusui anaknya
dengan baik perasaan tersebut mempunyai pengaruh negatif terhadap
produksi susu.
2.1.8.7 Karakteristik Ibu
2.1.8.7.1 Tingkat Pendidikan Dalam Pemberian ASI
• Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir
yang ditempuh seseorang tingkat pendidikan merupakan suatu
wahana untuk mendasari seseorang berperilaku secara ilmiah.
• Tingkat pendidikan yang rendah akan susah mencerna pesan
atau informasi yang disampaikan
• Pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus
14
diselenggarakan dalam waktu tertentu, tempat tertentu dan
kurikulum tertentu, namun dapat diperoleh dari bimbingan
yang diselenggarakan setiap waktu dengan maksud
mempertinggi kemampuan atau ketrampilan khusus. Dalam
garis besar ada tiga tingkatan pendidikan yaitu pendidikan
rendah, pendidikan menengah, dan tinggi. Masing-masing
tingkat pendidikan tersebut memberikan tingkat pengetahuan
tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan formal yang diperoleh, semakin tinggi pula
pengetahuan tentang pemberian ASI yang dimiliki.
• Pendidikan tentang pemberian ASI merupakan suatu proses
mengubah kepribadian, sikap, dan pengertian tentang ASI
sehingga tercipta pola kebudayaan dalam memberikan ASI
secara tanpa tambahan bahan makanan apapun. Berpedoman
pada tujuan pendidikan diperkirakan bahwa semakin
meningkatnya pendidikan yang dicapai sebagian besar
penduduk, semakin membantu kemudahan pembinaan akan
pentingnya pemberian ASI pada bayi.
2.1.8.7.2 Umur Ibu8,13
• Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai
dilahirkan sampai berulang tahun.
• Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan
lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan
lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwa
15
2.1.8.7.3 Pengetahuan8,13
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh FKUI tampak
bahwa ibu yang berpendidikan rendah sampai menengah
lebih cepat memberikan susu botol daripada ibu yang tidak
berpendidikan formal. Ibu yang tidak formal sebagian telah
mengetahui apa manfaat serta keuntungan ASI sehingga
mendorong ibu untuk menyusui bayinya sendiri.
16
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa
pemberian ASI eksklusif sesuai rekomendasi WHO dinilai sangat
bermanfaat, baik bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak, maupun bagi
ibunya sendiri. Namun, ternyata pelaksaan dari rekomendasi tersebut
dalam bentuk kebijakan-kebijakan pemerintah kota Makassar maupun
kegiatan-kegiatan lain untuk merangsang kesadaran masyarakat tentang
ASI terbukti masih belum efektif dan kurang merata.
Pelaksanaan ini tentu saja tidak terlepas dari peranan ibu itu sendiri
berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta pelaksanaan dari
pengetahuan tersebut. Oleh sebab itu, pengetahuan ini dinilai sangat
penting sebagai langkah awal dari keberhasilan program-program
pemberian ASI. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari mana saja, salah
satunya adalah adanya kelas edukasi bagi para ibu.
3.2. Kerangka Konsep yang Diteliti
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, pengatahuan ibu sangat
berperan dalam pemberian ASI eksklusif, oleh karena itu penulis
menyusun kerangka konsep seperti pada diagram di bawah ini:
Gambar 1. Kerangka konseptual tentang pengetahuan ibu yang sangat
berhubungan dengan praktek pemberian ASI eksklusif.
Faktor sosio ekonomi Ibu Kelas Edukasi Pengetahuan Tentang PrakCk Pemberian ASI
Eksklusif
17
3.3 Definisi Operasional
3.3.1 Pengetahuan Ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang ASI
diukur sebelum dan setelah pemberian kelas edukasi
3.3.2 Faktor sosio-ekonomi yang dimaksud adalah:
3.3.2.1 Usia
Usia adalah usia ibu saat dilakukan penelitian
3.3.2.2 Pekerjaan
Pekerjaan adalah apa yang setiap hari dilakukan oleh ibu
3.3.2.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan terakhir
yang telah diselesaikan oleh ibu.
3.4. Variabel yang Diteliti
Variabel penelitian ini terdiri dari:
3.3.1. Variabel Independen
Variabel independen yaitu faktor sosio-ekonomi ibu, yang terdiri
dari usia, pekerjaan dan pendidikan terakhir
3.3.2. Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu pengetahuan ibu tentang praktek
pemberian ASI eksklusif
3.5. Hipotesis Penelitian
3.5.1. Pengaruh Kelas Edukasi Ibu terhadap
3.5.1.1. Hipotesis Nol (Ho):
Tidak ada pengaruh faktor sosio-ekonomi ibu terhadap perubahan
pengetahuan praktik pemberian ASI eksklusif setelah kelas edukasi
3.5.1.2. Hipotesis Alternatif (Ha):
Ada pengaruh faktor sosio-ekonomi ibu terhadap perubahan
pengetahuan praktik pemberian ASI eksklusif setelah kelas edukasi
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan melakukan kelas
edukasi pada para ibu, kemudian menganalisis pengaruh sosio-ekonomi ibu
terhadap pengetahuan ibu.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Tempat dimana penelitian akan dilakukan adalah Puskesmas Jongaya, Jln.
Andi Tonro No.37, Makassar. Tempat ini merupakan tempat
dilaksanakannya kelas edukasi.
4.2.2.Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini yaitu bulan 17 April 2013
4.3.Populasi Dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Populasi untuk penelitian ini adalah semua ibu yang mengikuti kelas
edukasi.
4.3.2. Sampel
Sampel untuk penelitian ini adalah para ibu yang mengikuti kelas edukasi.
Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan teknik total
sampling
4.3.3. Kriteria Sampel
4.3.3.1.Kriteria Inklusi
4.3.3.1.1. Ibu yang mengikuti kelas edukasi
4.3.3.1.2. Bersedia menjadi sampel penelitian
19
4.3.3.1.3. Mengisi kuesioner yang diberikan dengan lengkap
4.3.3.2.Kriteria Eksklusi
4.3.3.2.1. Ibu yang menolak untuk menjadi sampel penelitian.
4.3.3.2.2. Ibu yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.
4.4.Instrumen Penelitian
1. Kuesioner untuk mengumpulkan data dasar
2. Kuesioner pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
3. Materi Kelas Edukasi
4.4 Manajemen Data
4.4.1. Pengambilan Data
Sampel diambil dengan menggunakan teknik ‘total sampling’ yaitu
diambil sejumlah ibu yang mengikuti kelas edukasi pada tanggal 17 April
2013 sebagai sampel penelitian.
4.4.2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan yang merangkumi
pertanyaan tentang identitas warga,usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan.
Untuk menjamin jawaban kuesioner responden mendekati nilai
validitas dan realibilitas dilakukan sebagai berikut :
• Memberikan penjelasan lisan sebelum pengisian kuesioner
dan lembar tes kepada responden.
• Memberikan waktu yang cukup untuk mengisi
kuesioner.Selanjutnya, setiap jawaban diperiksa secara
manual.
20
4.4.3. Pengolahan Data
Pengolahan dilakukan setelah pencatatan data primer dibutuhkan ke dalam
tabel observasi dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel,
SPSS 16, dan Microsost Word.
4.4.4. Penyajian Data
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel untuk
menggambarkan hubungan antara faktor sosio-ekonomi subjek dengan
pengetahuan tentang ASI sebelum dan setelah kelas edukasi.
4.5.Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, kuesioner yang dibagikan disusun atas tiga bagian,
meliputi identitas responden, yang termasuk di dalamnya usia, pekerjaan dan
pendidikan terakhir, kuesioner test sebelum kelas edukasi dan kuesioner
sesudah kelas edukasi.
Setiap jawaban yang benar diberikan skor 1 dan jawaban yang salah
diberikan skor 0. Skor perolehan dari setiap kuesioner test dapat dihitung
denganrumus berikut:
Skor =jumlah soal benar x 100%
jumlah soal
4.5.1. Interpretasi
4.5.1.1. Nilai cukup, bila presentase benar antara 50-100 %
4.5.1.2. Nilai kurang, bila presentase benar <50 %
4.6. Etika Penelitian
4.6.1 Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan perizinan kepada
pelaksana Kelas Edukasi, dalam hal ini dalah sebuah non-government
21
organization, yaitu Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) cabang
Sulawesi Selatan.
4.6.2 Peneliti akan menjamin kerahasiaan subjek sehingga tidak merugikan
pihak manapun.
4.7 Skema Alur Penelitian
Saran
Membuat Kesimpulan dan Saran
Merangkum hasil peneliCan
Menganalisis data
Mengolah data
Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi
Menentukan subjek peneliCan (populasi dan sampel)
MengidenCfikasi variabel dependent dan variabel independen
Mengumpulkan data
Merumuskan tujuan
IdenCfikasi masalah
22
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menyajikan data hasil penelitian perubahan tingkat
pengetahuan dengan pemberian edukasi dan pengaruh faktor sosio-ekonomi (usia,
pendidikan, dan pekerjaan) terhadap perubahan tingkat pengetahuan setelah
pemberian kelas edukasi pada ibu.
5.1 Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai faktor sosio-
ekonomi (usia, pendidikan, dan pekerjaan) dengan perubahan tingkat pengetahuan
praktek pemberian ASI Ekslusif setelah pemberian kelas edukasi pada ibu.
1. Faktor Sosio-Ekonomi
a. Usia
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia pada Pemberian Kelas
Edukasi Praktek Pemberian ASI Ekslusif (n=61)
No Umur Jumlah (n) Persentase (%)
1 (≤ 20 tahun) 22 36
2 (21-50 tahun) 39 64
Total 61 100
Berdasarkan tabel 5.1, terlihat bahwa sebagian besar usia responden
adalah berusia 21-50 tahun lebih banyak (64%) dibandingkan dengan usia ≤ 20
tahun (36%).
23
b. Pendidikan
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada
Pemberian Kelas Edukasi Praktek Pemberian ASI Ekslusif (n= 61)
No Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Dibawah SMA/Sederajat 40 66
2 SMA/Sederajat Keatas 21 34
Total 61 100
Berdasarkan tabel 5.2, terlihat bahwa sebagian besar responden
berpendidikan dibawah SMA/sederajat (66%) dibandingkan yang berpendidikan
SMA/sederajat keatas (34%).
c. Pekerjaan
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Pemberian
Kelas Edukasi Praktek Pemberian ASI Ekslusif (n= 61)
No Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Bekerja 24 39
2 Tidak Bekerja 37 61
Total 61 100
Berdasarkan tabel 5.3, terlihat bahwa sebagian besar responden tidak
bekerja (61%) dibandingkan yang bekerja (39%).
24
2. Tingkat Pengetahuan Praktek Pemberian ASI Ekslusif
a. Pengetahuan sebelum Kelas Edukasi
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Ekslusif sebelum Kelas Edukasi (n= 61)
No Pengetahuan Jumlah (n) Presentase (%)
1 Kurang 39 64
2 Cukup 22 36
Total 61 100
Berdasarkan tabel 5.4, terlihat bahwa sebagian besar responden sebelum
dilakukan kelas edukasi dengan pengetahuan kurang (64%) dan sebagian dengan
pengetahuan yang cukup (36%).
b. Pengetahuan setelah Kelas Edukasi
Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Ekslusif setelah Kelas Edukasi (n= 61)
No Pengetahuan Jumlah (n) Presentase (%)
1 Kurang 18 30
2 Cukup 43 70
Total 61 100
Berdasarkan tabel 5.4, terlihat bahwa sebagian besar responden sebelum
dilakukan kelas edukasi dengan pengetahuan cukup (70%) dan sebagian kecil
dengan pengetahuan yang kurang (30%).
25
c. Perubahan Tingkat Pengetahuan Kelas Edukasi ASI Eksklusif
Grafik 5.1.
Distribusi Perubahan Pengetahuan Responden tentang Praktek
Pemberian ASI Ekslusif sebelum dan setelah Kelas Edukasi (n= 61)
Berdasarkan grafik 5.1, terlihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
responden tentang praktek pemberian ASI eksklusif sebelum dan setelah edukasi,
dimana responden berpengetahuan kurang mengalami penurunan dari 64%
menjadi 30%, sedangkan responden berpengetahuan cukup mengalami kenaikan
dari 36% menjadi 70%.
5.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor
sosio-ekonomi (usia, pendidikan, dan pekerjaan) dengan tingkat pengetahuan
praktek pemberian ASI Ekslusif setelah pemberian kelas edukasi pada Ibu, analisa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square, diperoleh hasil sebagai
berikut:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pre Test Post Test
Kurang
Cukup
26
a. Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan
Tabel 5.6.
Analisis Hubungan antara Usia dengan Tingkat Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Ekslusif setelah Pemberian Kelas Edukasi (n= 61)
Umur Kurang Cukup Total
P. Value
n % n % N %
≤ 20
Tahun 11 18 11 18 22 36
0,008 21-50
Tahun 7 12 32 52 39 64
Jumlah 18 30 43 70 61 100
Berdasarkan tabel 5.10, menunjukan bahwa dari 61 responden, didapatkan
43 responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu berusia ≤ 20 tahun (18%)
dan berusia 21-50 tahun (52%). Dari 18 responden yang memiliki pengetahuan
yang kurang yaitu berusia ≤ 20 tahun (18%) dan responden berusia 21-50 tahun
(12%).
Dari hasil uji statistik didapatkan P value = 0,008 (α < 0,05), dengan
demikian p value lebih kecil dari alpha sehingga Ho ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan tingkat
pengetahuan praktek pemberian ASI Ekslusif setelah pemberian kelas edukasi
pada Ibu.
27
b. Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan
Tabel 5.7.
Analisis Hubungan antara Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Ekslusif setelah Pemberian Kelas Edukasi (n= 61)
Pendidikan Kurang Cukup Total P.
Value n % n % n %
Dibawah
SMA/Sederajat 16 26 24 39 40 65
0,013 SMA/Sederajat
Keatas 2 4 19 31 21 35
Jumlah 18 30 43 70 61 100
Berdasarkan tabel 5.7, menunjukan bahwa dari 43 responden yang
memiliki pengetahuan cukup berpendidikan rendah (39%) dan berpendidikan
menengah atas (31%) sedangkan dari 18 responden yang memiliki pengetahuan
kurang berpendidikan rendah (26%) dan berpendidikan tinggi (4%).
Dari hasil uji statistik didapatkan P value = 0,013 (α < 0,05), dengan
demikian p value lebih kecil dari alpha sehingga Ho ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan
tingkat pengetahuan praktek pemberian ASI ekslusif setelah pemberian kelas
edukasi.
28
c. Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan
Tabel 5.8.
Analisis Hubungan antara Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Praktek
Pemberian ASI Ekslusif setelah Pemberian Kelas Edukasi (n= 61)
Pekerjaan Kurang Cukup Total
P. Value
n % n % n %
Bekerja 2 4 22 36 24 40
0,003 Tidak Bekerja 16 26 21 34 37 60
Jumlah 18 30 43 70 61 100
Pada tabel 5.8, menunjukkan bahwa dari 43 responden berpengetahuan
cukup adalah pekerja (36%) sedangkan yang tidak bekerja (34%). Dari 15
responden yang berpengetahuan kurang terdiri dari pekerja (4%) dan tidak bekerja
(26%).
Dari hasil uji statistik didapatkan P value = 0,003 (α < 0,05), dengan
demikian p value lebih kecil dari alpha sehingga Ho ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan
tingkat pengetahuan praktek pemberian ASI ekslusif setelah pemberian kelas
edukasi.
29
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Usia
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden berusia
21-50 tahun sejumlah 39 orang (64%) dan dengan usia ≤ 20 tahun sejumlah 22
orang (36%). Namun bila dilihat hubungan usia dengan tingkat pengetahuan
praktek pemberian ASI ekslusif setelah pemberian kelas edukasi, bahwa
responden yang berumur 21-50 tahun 52% memiliki pengetahuan cukup
dibandingkan yang usia ≤ 20 tahun 18%.
Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Dari hasil uji statistik Chi Square didapatkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara usia dengan tingkat pengetahuan praktek pemberian ASI
ekslusif setelah pemberian kelas edukasi.
Sehubungan dengan hasil penelitian dengan responden berumur 21-50
tahun menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan
responden berumur <20 tahun. Hal ini sesuai dengan landasan teori yang ada
dimana orang-orang dengan telah cukup umur atau mencapai kedewasan memiliki
tingkat pemahaman dan kematangan berpikir yang lebih baik, sehingga dapat
memproses informasi dengan lebih baik dan menunjukkan tingkat pengetahuan
yang lebih baik setelah mendapat kelas edukasi.
Tingkat kedewasan dan kematangan pola pikir ini kemudian berhubungan
lurus dengan kelas edukasi dengan materi ASI eksklusif yang menunjukkan
perhatian terhadap sesuatu yang sangat erat kaitannya dengan kedewasan dan
kematangan pola pikir tersebut.
30
6.2 Pendidikan
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan menengah ke bawah sejumlah 40 orang (66%) dan berpendidikan
menegah ke atas sejumlah 21 orang (34%). Bila dihubungkan dengan tingkat
pengetahuan praktek pemberian ASI ekslusif menunjukan bahwa pada umumnya
responden berpendidikan menengah ke bawah 39% berpengetahuan cukup
dibandingkan dengan responden pendidikan menengah ke atas 31%.
Berdasarkan hasil uji statistik Chi square didapatkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan praktek
pemberian ASI ekslusif setelah pemberian kelas edukasi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh FKUI tampak bahwa ibu yang berpendidikan
rendah sampai menengah lebih cepat memberikan susu botol daripada ibu yang
tidak berpendidikan formal. Ibu yang telah berpendidikan formal sebagian telah
mengetahui apa manfaat serta keuntungan ASI sehingga mendorong ibu untuk
menyusui bayinya sendiri.
Hal ini berhubungan dengan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
maka perkembangan pola pikir menjadi lebih baik dibandingkan seseorang
dengan tingkat pendidikan yang rendah, serta wawasan terhadap informasi-
informasi semakin terbuka. Sesuai dengan hal tersebut, ditunjukkan melalui hasil
penelitian dimana responden tingkat pendidikan menengah ke atas memiliki
pengetahuan yang lebih baik/cukup dibandingkan responden dengan tingkat
pendidikan menengah ke bawah.
Namun terdapat ketidaksesuaian antara presentasi hasil yang didapatkan
dengan hasil analisis uji statistik, dimana presentasi responden berpendidikan
menengah ke bawah justru memiliki presentasi yang lebih besar (39%)
dibandingkan dengan respoden berpendidikan menengah ke atas (31%). Hal ini
bisa disebabkan beberapa faktor, antara lain metode kelas edukasi yang digunakan
ataupun sebaran data responden yang mayoritas adalah berpendidikan menengah
ke bawah.
31
6.3 Pekerjaan
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden tidak
bekerja sejumlah 37 orang (61%) dan yang bekerja sejumlah 24 orang (39%).
Namun bila dilihat hubungan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan praktek
pemberian ASI ekslusif, bahwa responden yang bekerja 36% memiliki
pengetahuan cukup dibandingkan yang tidak bekerja 34%.
Berdasarkan dari hasil uji statistik Chi square didapatkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan praktek
pemberian ASI ekslusif setelah pemberian kelas edukasi. Bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga, (Markum, 2003). Seseorang yang memerlukan
banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting
dan memerlukan perhatian dengan adanya pekerjaan.
Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa pada orang-orang yang bekerja
memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi tambahan.
Dikarenakan sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan masing-masing. Namun, dari data ditemukan responden
dengan pengetahuan cukup, baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja,
memiliki nilai hampir sama. Hal ini kemudian menjadi pertimbangan, mengenai
jenis pekerjaan yang dilakukan atau cara-cara untuk mendapatkan informasi
tambahan, menjadi penghalang untuk mendapatkan hasil penelitian yang
diharapkan.
32
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Faktor sosio-ekonomi diperoleh data terbanyak yaitu berusia 21-50 tahun
(64%), pendidikan menengah ke bawah (66%), dan tidak bekerja (61%).
2. Pengetahuan responden sebelum pemberian edukasi tentang praktek
pemberian ASI ekslusif yang berpengetahuan kurang (64%) dan
berpengetahuan cukup (36%). Sedangkan setelah pemberian edukasi,
responden yang berpengetahuan cukup (70%) dan berpengetahuan kurang
(30%).
3. Ada hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan praktek pemberian
ASI ekslusif setelah pemberian edukasi pada ibu dengan P. Value sebesar
0,008.
4. Ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan praktek
pemberian ASI ekslusif setelah pemberian edukasi pada ibu dengan P. Value
sebesar 0,013.
5. Ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan praktek
pemberian ASI ekslusif setelah pemberian edukasi pada ibu dengan P. Value
sebesar 0,003.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti merasa masih
banyak kekurangan untuk mengetahui lebih jauh tentang faktor-faktor sosio-
ekonomi yang berhubungan antara tingkat pengetahuan praktek pemberian ASI
ekslusif.
Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan
metode yang berbeda dengan menambahkan variabel seperti penghasilan dan
faktor lain yang berkaitan. Juga dengan menambahkan jumlah responden maupun
tempat penelitian dilakukan agar hasil penelitian menjadi lebih bermakna.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Virosa, Deviana. [Serial Online] 28 September 2012. Penggunaan ASI
(Air Susu Ibu) pada Bayi. [Diambil dari] http://devianavirosa.
blogspot.com/2012/09/jurnal-asi-esklusif.html. [Diakses pada] 24 Oktober
2012.
2. Anonim. [Serial Online] 2012. Promoting Proper Feeding for Infants and
Young Children. [Diambil dari] http://www.who.int/nutrition
/topics/infantfeeding/en/index.html. [Diakses pada] 22 Oktober 2012.
3. Anonim. [Serial Online] 2012. Exclusive Breastfeeding. [Diambil dari]
http://www.who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/index.html
[Diakses pada] 22 Oktober 2012.
4. Almatzier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka
5. Arifah, 2011. Psikologi bayi. Available from :
http://arifahpratidina.blogspot.com
6. Krisnatuti,W. (2000). Pemeliharaan Gizi bayi dan balita. Jakarta : PT.
Bhatara Niaga Media.
7. Muchtadi, D. (2002). Gizi untuk bayi. Jakarta: Pustaka SinarHarapan.
8. Nerendra. (2005). Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta:IDAI
9. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan (Edisi Revisi).
Jakarta: Rineka Cipta.
10. Oryz, medika. (2008). Promosi Susu Menghambat AsiEksklusif Pada Bayi
6-11 Bulan Di Kelurahan Formula Pemberian Pa’baeng- Baeng
Makassar from: indonesia.blogspot.com/2007/03Tahun 2007.
11. Pudjiadji, S. (2005). Ilmu gizi klinis pada anak. Jakarta: FKUI.
12. Retnowati (2008). Hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan
bayi dengan pola pemberian makan pada bayi umur 6-12 bulan di
kelurahan jenggrik. Available from: http://etd.eprints.ums.ac.id
13. Roesli, U. (2000). Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama : Asrul Abdul Azis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Ujungpandang / 25 Mei 1990
Alamat : Perumahan Monumen Mutiara No.11
Agama : Islam
Hobi : Membaca, bulutangkis, renang
Nama Ayah : Ir. Abdul Azis
Pekerjaan Ayah : PNS
Alamat Ayah : Perumahan Monumen Mutiara No.11
Nama Ibu : Hj. Halwatiah, S.Kep, NS, M.Kes
Pekerjaan Ibu : PNS (Dosen)
Alamat Ibu : Perumahan Monumen Mutiara No.11
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Labuang Baji II Makassar (1995-2001)
2. SMPN 5 Makassar (2001-2004)
3. SMAN 1 Makassar (2004-2007)
4. Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
Makassar (2007-sekarang)