52
PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH SAPI BALI SEBELUM PEMOTONGAN DI RPH ANTANG MAKASSAR SKRIPSI NURUL INAYAH ANWAR O111 10 281 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL

DARAH SAPI BALI SEBELUM PEMOTONGAN DI RPH

ANTANG MAKASSAR

SKRIPSI

NURUL INAYAH ANWAR

O111 10 281

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL

DARAH SAPI BALI SEBELUM PEMOTONGAN DI RPH

ANTANG MAKASSAR

NURUL INAYAH ANWAR

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada

Program Studi Kedokteran Hewan

Fakultas Kedokteran

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 3: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum
Page 4: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul Inayah Anwar

NIM : O111 10 281

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya skripsi saya adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab

hasil dan pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, 27 Februari 2015

Nurul Inayah Anwar

Page 5: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

ABSTRAK

Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil

Darah Sapi Bali Sebelum Pemotongan Di RPH Antang Makassar. Dibimbing oleh

Prof. Dr. drh. Lucia Muslimin, M.Sc. dan Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status istirahat sebelum

pemotongan terhadap profil darah sapi di Rumah Potong Hewan Antang dan untuk

mengetahui dampak transportasi terhadap profil darah sapi sebelum pemotongan.

Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan antara profil darah sapi yang

diistirahatkan terlebih dahulu sebelum pemotongan dengan sapi tanpa perlakuan

istirahat. Darah yang diambil melalui vena jugularis kemudian dilakukan perhitungan

pada beberapa parameter meliputi hemoglobin, hematokrit, sel darah merah, sel darah

putih, glukosa darah, dan asam laktat darah. Data yang diperoleh dihitung

menggunakan Uji T-Independent untuk mengetahui adanya perbedaan dari dua

perlakuan dengan sampel yang berbeda. Dari hasil yang diperoleh terlihat adanya

perbedaan yang signifikan (P ≤ 0,05) antara sapi perlakuan istirahat dengan sapi tanpa

istirahat pada nilai hemoglobin, sel darah merah, sel darah putih, glukosa dan asam

laktat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan istirahat pada sapi sebelum

pemotongan berpengaruh pada pemulihan kondisi fisik ternak setelah mengalami

proses transportasi.

Kata Kunci: Transportasi, Istirahat, Profil Darah, Glukosa, Asam Laktat.

Page 6: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

ABSTRACT

Nurul Anwar O111 Inayah 10 281. Effect of Break Status Against Bali Cattle's

Blood Profile Before Slaughter in RPH Antang Makassar. Supervised by Prof. Dr.

Drh. Lucia Muslimin, M.Sc and Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

The objectives of this study were to know the effect of interval status against Bali

cattle’s blood profile before slaughter in RPH Antang Makassar and effect of

transportation against Bali cattle before slaughter. In this study were compare

between Bali cattle’s profile blood were rest before slaughter than without it. Blood

was taken by jugularis vein the calculate some parameters include hemoglobin,

hematocrit, red blood cell, white blood cell, blood glucose and blood lactic acid. Data

obtained were calculated using T-Independent Test to determine the difference of the

two treatments with different samples. Based of the results was obtained show the

difference with significant (P ≤ 0.05) between rested cattle with a cattle without

rested in the value of hemoglobin, hematocrit, red blood cells, white blood cells,

glucose and lactic acid. Conclusions of this study show that the break treatment in

cattle before slaughter affect the physical condition of cattle recovery after

undergoing a process of transportation.

Keywords: Transportation, Rested, Blood Profile, Glucose, Lactic Acid.

Page 7: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 September 1992 di

Kabupaten Sinjai dari ayahanda Anwar Wahid dan ibunda

Rini. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri 63

Tombolo pada tahun 2004, kemudian penulis melanjutkan

pendidikan ke SMP Negeri 1 Sinjai Tengah dan lulus pada

tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis menyelesaikan

pendidikan di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Penulis diterima

di Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran, Universitas

Hasanuddin pada tahun 2010 melalui ujian lokal.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam organisasi internal kampus yaitu

Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HIMAKAHA) FKUH menjabat

sebagai anggota Kajian Advokasi dan Strategi periode 2011-2012 dan aktif

dalam organisasi Satwa liar Hasanuddin (OWL Hasanuddin) devisi ornithology.

Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan

komunitas penyayang hewan peliharaan seperti Komunitas Penyayang Kucing

(KPK) Makassar dan penyayang anjing Doggilicious Makassar.

Page 8: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul “Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali

Sebelum Pemotongan di RPH Antang Makassar. Shalawat beserta salam

semoga senantiasa terlimpah dan tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya

hingga akhir zaman, Amin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk meraih gelar sarjana di Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Tidak lupa ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dan mendukung

penulis hingga selesainya skripsi ini, karena itu penulis ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.Bs, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

2. Prof. Dr. drh. Lucia Muslimin, M. Sc, selaku Ketua Program Studi

Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

sekaligus Pembimbing I atas bimbingan dan dukungannya dalam

pegerjaan skripsi ini

3. Drh. Fika Yuliza Purba, M. Sc, selaku Pembimbing II sekaligus Penasehat

Akademik atas bimbingannya dalam pengerjaan skripsi ini serta nasehat

yang begitu berarti kepada penulis dalam perkuliahan.

4. Seluruh Bapak, Ibu Dosen-dosen dan staf administrasi Program Studi

Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin atas

bantuan dan kontribusinya dalam urusan akademik.

5. Kedua orang tua tercinta ayahanda Anwar Wahid dan ibunda Rini yang

senantiasa memberikan kasih sayang, semangat dan dukungan kepada

ananda, skripsi ini merupakan persembahkan sebagai wujud cinta kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya. Kedua adikku yakni Dinar

Muharrikha Anwar dan Izza Salsabilah Anwar terima kasih atas semangat

dan dukungannya.

6. Dr. Ir. Hikmah M.Pt. atas bantuan, bimbingan dan dorongan yang

diberikan kepada penulis.

7. Kepada seluruh staf RPH antang Makassar khususnya bapak Sjahrir S. Pt

dan kak Sujuti. Para staff laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran

khususnya kak Sitti Ramliah dan kak Nova serta pak Hasan atas bantuan

dan bimbinganya dalam penelitian ini.

8. Kepada Akram Tenrisau, yang telah membantu dan senantiasa

mendampingi penulis dalam mengerjakan hingga terselesaikannya skripsi

ini.

Page 9: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

vii

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 “V-Gen” khususnya Nurul

Muthmainnah Arfah, St. Mughniati, Noer Khalid Chaidir Zakaria,

Irwansyah, Andi Aswan Salam, Yuliani Suparmin, Zaenal, Eka Syafrizal,

Ryan Payung, Andhika Yudha Prawira dan Lilis Suryani.

10. Kepada seluruh pihak yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini

yang tidak sempat sampaikan namanya kami ucapkan terima kasih

sebesar-besarnya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh

karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

penulis sendiri serta pengembangan ilmu di bidang kedokteran hewan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Makassar, Januari 2015

Penulis

Page 10: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

viii

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... ix

1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2

1.5 Hipotesis ............................................................................................................. 2

1.6 Keaslian Penelitian .............................................................................................. 3

2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4

2.1 Karakteristik Sapi Bali ..................................................................................... 4

2.2 Profil Darah Sapi ................................................................................................. 5

2.3 Transportasi Ternak Sebelum Pengangkutan ...................................................... 10

2.4 Status Istirahat Sebelum Pemotongan ................................................................. 11

3 MATERI DAN METODE ........................................................................................... 12

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 12

3.2 Materi Penelitian ................................................................................................. 12

3.2.1 Sampel Penelitian ....................................................................................... 12

3.2.2 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 12

3.3 Metode Penelitian ............................................................................................... 13

3.3.1 Pengambilan Sampel Darah ....................................................................... 13

3.3.2 Analisis Komponen Darah ......................................................................... 13

3.3.3 Pengumpulan Data ..................................................................................... 14

3.4 Analisa Data ........................................................................................................ 15

4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 16

4.1 Kadar Hemoglobin .............................................................................................. 16

4.2 Kadar Hematokrit ................................................................................................ 17

4.3 Jumlah Sel Darah Merah ..................................................................................... 17

4.4 Jumlah Sel Darah Putih ....................................................................................... 18

4.5 Kadar Glukosa Plasma Darah ............................................................................. 18

4.6 Kadar Laktat Plasma Darah ................................................................................ 19

5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 20

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 20

5.2 Saran ................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hematologi normal sapi 4

Tabel 2. Leukosit normal 6

Tabel 3. Nilai parameter profil darah sapi berdasarkan status istirahat

Tabel 4. Nilai Parameter Profil Biokimia Darah (Glukosa dan Asam Laktat)

Berdasarkan Status Istirahat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sapi Bali 3

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Langkah Kerja

Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Jawaban Kuesioner

Lampiran 4. Hasil Analisa Kadar Hemoglobin menggunakan Uji T-Independent

Lampiran 5. Hasil Analisa Kadar Hematokrit menggunakan Uji T-Independent

Lampiran 6. Hasil Analisa Kadar Red Blood Cell menggunakan Uji T-

Independent

Lampiran 7. Hasil Analisa Kadar White Blood Cell menggunakan Uji T-

Independent

Lampiran 8. Hasil Analisa Kadar Glukosa menggunakan Uji T-Independent

Lampiran 9. Hasil Analisa Kadar Asam Laktat menggunakan Uji T-Independent

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Page 12: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi merupakan salah satu ternak penghasil daging yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat. Di Indonesia, sentra konsumsi daging sapi masih

berada di sekitar wilayah perkotaan. Permintaan di wilayah ini cenderung lebih

tinggi karena jumlah penduduk yang lebih padat dengan tingkat pendapatan yang

lebih tinggi. Masalah lain yang muncul adalah bahwa produksi sapi potong

khususnya sapi Bali membutuhkan sumberdaya lahan dan pakan yang memadai,

sehingga secara umum berada di pedesaan. Dengan demikian, untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat perkotaan diperlukan proses transportasi dalam kegiatan

perdagangan sapi antar daerah. Tuntutan selera sebagian besar masyarakat yang

lebih menyukai daging segar dibandingkan daging olahan mengharuskan

perdagangan dalam bentuk ternak hidup. Namun, kendala utama bahwa lokasi

antara daerah sentra konsumsi utama dengan beberapa daerah sentra produksi

berjarak relatif jauh (Ilham dan Yusdja, 2004).

Untuk mengirim ternak dari sentra produksi ke sentra konsumsi diperlukan

sarana transportasi darat dan laut. Pengangkutan atau transportasi yang digunakan

oleh ternak sapi antar pulau maupun antar daerah pada umumnya dapat

mengakibatkan stres, sehingga dapat mempengaruhi nafsu makan dan pada

akhirnya dapat menurunkan berat badan ternak sapi. Untuk itu diperlukan

penanganan yang cermat dalam pengangkutan antar pulau dan daerah, tidak hanya

faktor jalan yang mempengaruhinya tetapi kondisi kendaraan yang digunakan,

kepadatan ternak, iklim/cuaca pada saat pengangkutan serta ketersediaan makanan

pada waktu perjalanan. Oleh karena itu, kesejahteraan hewan selama

pengangkutan harus mendapat perhatian yang cukup serius karena hal ini sangat

berpengaruh terhadap kesehatan dan kualitas produk ketika tujuannya adalah

rumah potong hewan. Hewan stres lebih rentan terhadap penyakit dan konsumen

tidak mau membeli daging yang memar atau secara biokimia berubah karena stres

atau penurunan energi (European Commision, 2002).

Transportasi dari peternakan ke tempat pemotongan hewan merupakan

titik riskan yang berpengaruh terhadap sifat-sifat daging yang disebabkan oleh

stres transportasi. Ada hubungan langsung antara waktu transportasi kerusakan

karkas atau daging berkualitas rendah. Sementara tidak adanya efek pada kualitas

daging tidak menjamin tidak adanya penderitaan, kuantifikasi cedera, memar,

goresan, noda, patah tulang, mortalitas, morbiditas, kejadian pH daging tidak

normal, dan karkas dan kualitas daging, semuanya memberikan informasi tentang

kesejahteraan hewan selama penanganan, transportasi dan lairage (Anonim,

2008).

Selain itu, proses selama transportasi, suhu lingkungan yang terlalu panas

atau terlalu dingin, perlakuan yang kasar, suara yang asing dan sangat

mengganggu dapat menimbulkan beberapa potensi yang dapat mempengaruhi

kondisi fisik dan menimbulkan cekaman pada ternak. Respon hewan dalam hal

perubahan fisiologis dan perilaku merupakan indikator dari tingkat stres yang

disebabkan oleh aktivitas yang disebutkan di atas selama tansportasi dari

peternakan ke rumah pemotongan, salah satu indikator penting yang

Page 13: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

2

mencerminkan kondisi fisik ternak adalah darah (Gebresebet dan Sällvik, 2006).

Pendekatan untuk menilai kesejahteraan selama transportasi dapat terlihat dari

banyak faktor, termasuk parameter darah yang berkaitan dengan respon stres,

parameter perilaku yang terkait dengan stres psikologis, indikator kerugian akibat

kerusakan fisik sebagai akibat dari kesejahteraan yang buruk serta karkas dan

kualitas daging. Salah satu cara untuk mengatasi stres akibat cekaman pada sapi

yaitu dengan mengistirahatkan sebelum pemotongan agar keadaan fisik dalam

tubuhnya kembali pulih (Maria, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

Apakah status istirahat berpengaruh terhadap profil darah sapi sebelum

pemotongan di Rumah Potong Hewan Antang?

Bagaimana dampak transportasi terhadap profil darah sebelum pemotongan?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh status istirahat sebelum pemotongan terhadap

profil darah sapi di Rumah Potong Hewan Antang.

Untuk mengetahui dampak transportasi terhadap profil darah sapi sebelum

pemotongan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk mengetahui pengaruh

status istirahat sebelum pemotongan terhadap kadar profil darah sapi.

1.4.2 Manfaat Aplikatif

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan agar masyarakat dapat

mengetahui stadarisasi pra-pemotongan yang ideal terhadap ternak.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang dapat ditarik adalah

Pengistirahatan ternak sebelum pemotongan berpengaruh baik terhadap profil

darah sapi dibandingkan dengan tanpa perlakuan istirahat terhadap ternak.

Transportasi menyebabkan perubahan fisiologis darah pada sapi sebelum

pemotongan.

Page 14: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

3

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh status istirahat terhadap profil darah sapi

Bali sebelum pemotongan di RPH Antang Makassar belum pernah dilakukan.

Penelitian terkait darah pernah dilakukan namun berbeda parameter, perlakuan

dan lokasi penelitian.

Page 15: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Sapi Bali

Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu sapi potong asli Indonesia

hasil domestikasi dari banteng (Bos-bibos banteng) dan memiliki potensi yang

besar untuk mensuplai kebutuhan protein masyarakat Indonesia (Arifiantini et al.,

2006). Menurut Murtidjo (1990), sapi Bali (Gambar 1) mempunyai bentuk dan

karakteristik sama dengan banteng, kecuali ukurannya relatif lebih kecil karena

pengaruh penjinakan.

Gambar 1. Sapi Bali (Dokumentasi Pribadi)

Ukuran yang kecil pada sapi Bali kemungkinan besar merupakan strategi

besar dari spesies ini untuk mempertahankan eksistensinya melalui proses

adaptasi terhadap lingkungan yang kurang mendukung bagi sapi-sapi dengan

tubuh yang besar. Hal ini mudah terlihat dari tubuh banteng liar dewasa yang

dapat mencapai bobot hidup sekitar 800 kg, yang jarang ditemukan pada sapi Bali.

Hal kedua adalah terlihat dari mulai banyak ditemukan sapi-sapi Bali induk

dengan bobot badan yang hanya berkisar antara 120-150 kg dalam kehidupan

padang penggembalaan di Sulawesi Selatan (Talib, 2012).

Menurut Soeprapto dan Abidin (2006), pada waktu kecil sapi Bali

berwarna sawo matang atau merah bata, yang merupakan ciri utama sapi-sapi

keturunan bos sondaicus. Pada sapi Bali betina warna ini bertahan sampai dewasa.

Sementara itu, pada sapi Bali jantan warnanya akan berubah menjadi kehitaman

ketika dewasa.

Karakteristik lain yang harus dipenuhi dari ternak sapi Bali murni, yaitu

warna putih pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, dan pada paha kaki

bawah mulai tarsus dan carpus sampai batas pinggir atas kuku, bulu pada ujung

Page 16: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

5

ekor hitam, bulu pada bagian dalam telinga putih, terdapat garis hitam yang jelas

pada bagian atas punggung, bentuk tanduk pada jantan yang paling ideal disebut

bentuk tanduk silak congklok yaitu jalannya pertumbuhan tanduk mula-mula dari

dasar sedikit keluar lalu membengkok ke atas, kemudian pada ujungnya

membengkok sedikit keluar. Pada betina bentuk tanduk yang ideal disebut

manggul gangsa yaitu jalannya pertumbuhan tanduk satu garis dengan dahi arah

ke belakang sedikit melengkung ke bawah dan pada ujungnya sedikit mengarah ke

bawah dan ke dalam, tanduk ini berwarna hitam (Chamdi, 2005).

2.2 Profil Darah Sapi

Darah merupakan gabungan dari cairan tubuh, sel-sel dan partikel

menyerupai sel yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena. Secara umum, darah

berperan dalam setiap fungsi utama tubuh, di dalam setiap organ dan jaringan

tubuh (Salasia dan Hariono, 2010).

Darah mempunyai beberapa fungsi yang penting untuk tubuh. Menurut

Rastogi (2007), fungsi darah diantaranya adalah:

Respirasi: mengangkut oksigen dan karbon dioksida adalah fungsi utama

darah. Transportasi oksigen dari paru-paru ke jaringan yang lainnya dan

transportasi karbondioksida dari jaringan ke paru-paru terutama dilakukan

oleh darah.

Transportasi bahan makanan: darah merupakan media yang mengangkut

bahan makanan yang kemudian akan diserap oleh berbagai bagian dalam

tubuh.

Ekskresi: limbah metabolik seperti ureum, asam urea, kreatinin, air, karbon

dioksida dan lain-lain diangkut oleh darah ke ginjal, paru-paru, kulit dan

usus untuk dibuang.

Pengaturan suhu tubuh: darah memiliki peran penting dalam pengaturan

suhu tubuh dengan mendistribusikan panas ke seluruh tubuh. Panas ini

dihasilkan otot oleh oksidasi karbohidrat dan lemak.

Pengaturan keseimbangan asam basa: darah memiliki kapasitas sebagai

buffer dan memelihara asam normal serta keseimbangan basa dalam tubuh.

Pengaturan keseimbangan air: darah berfungsi untuk menjaga keseimbangan

air dalam tubuh.

Pertahanan: darah memberikan perlindungan bagi tubuh terhadap resiko

infeksi dan antibodi.

Transportasi hormon: darah adalah satu-satunya media yang berfungsi untuk

mendistribusikan hormon ke berbagai bagian tubuh.

Pembekuan (clotting): kehilangan darah dari tubuh melalui luka dicegah

oleh aksi trombosit darah.

Transportasi metabolit: darah bertanggung jawab atas penyediaan bahan

kimia dan metabolit penting.

Pemeriksaan profil darah sangat penting karena darah mempunyai fungsi

yang sangat vital bagi seluruh makhluk hidup, selain itu juga membantu untuk

memantau kejadian penyakit atau terjadinya gangguan pada hewan (Mayulu et al.,

2012). Terjadinya perubahan pada darah mengindikasikan adanya kelainan pada

Page 17: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

6

kondisi fisik. Kondisi tersebut juga terjadi pada ternak yang mengalami

pengangkutan. Berikut adalah tabel hematologi normal pada sapi.

Tabel 1. Hematologi normal sapi - Conventional units

Haemoglobin (g/dL) 8.0–15.0

Haematocrit (Packed Cell Volume) (%) 24.0–46.0

RBC (x106/µL) 5.0–10.0

MCV (fL) 40.0–60.0

MCH (pg) 11.0–17.0

MCHC (g/dL) 30.0–36.0

Thrombocytes (x103/µL) 100–800

WBC (per/µL) 4000–12 000

Neutrophils (mature) (per/µL) 600–4000

Neutrophils (band cells) (per/µL) 0–120

Lymphocytes (per/µL) 2500–7500

Monocytes (per/µL) 25–840

Eosinophils (per/µL) 0–2400

Sumber: (Jackson dan Cockcroft, 2002)

Darah beredar dalam sistem vaskular, mengangkut oksigen dari paru-paru

dan nutrien dari saluran cerna ke jaringan lain di seluruh tubuh. Darah berperan

dalam sistem transportasi dalam tubuh, diantaranya membawa karbondioksida

dari jaringan ke paru, membawa limbah bernitrogen menuju ginjal untuk

dikeluarkan dari tubuh, darah berperan dalam sistem pengangkutan hormon

(Fawcett, 2002), darah juga berpartisipasi dalam pengaturan kondisi asam-basa,

keseimbangan elektrolit dan temperatur tubuh serta sebagai pertahanan terhadap

penyakit (Malle, 2011).

2.2.1 Hematokrit

Hematokrit adalah volume sel-sel darah terhadap volume darah secara

keseluruhan. Pengertian dari hematokrit 40 % berarti bahwa darah terdiri atas

40% sel darah merah dan 60% plasma (Suripto, 1998). Pada hewan, nilai

hematokrit normal sebanding dengan jumlah sel darah merah dan kadar

hemoglobin. Jika jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin berubah, maka

persentase jumlah hematokrit juga ikut berubah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh

stres yang dialami pada saat transportasi (Soeharsono et al., 2010).

2.2.2 Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) adalah korpuskel-korpuskel kecil yang memberi

warna merah pada darah (Fawcett, 2002). Pada kondisi normal, eritron dapat

mempertahankan keseimbangan produksi, destruksi eritrosit oleh Sistem Retikulo

Endothelial (SRE) dalam hati, lien dan sum sum tulang. Sel darah merah terdiri

dari 60-70 % air (H2O), 28-35 % hemoglobin (Hb), matriks organik, membran sel

non-elastik tetapi fleksibel (merupakan bentuk khusus atau bikonkaf) (Salasia dan

Hariono, 2010).

Page 18: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

7

Menurut Sonjaya (2012), pembentukan sel darah merah terjadi di sumsum

tulang merah. Pada fetus, eritrosit dibentuk juga di dalam hati dan limfa.

Eritropoiesis merupakan suatu proses yang kontinu dan sebanding dengan tingkat

perusakan sel darah merah. Eritropoiesis diatur oleh mekanisme umpan balik

dimana prosesnya dihambat oleh peningkatan level sel darah merah yang

bersirkulasi dan dirangsang oleh anemia. Bila ternak dipindahkan dari dataran

rendah ke dataran yang tinggi yang kekurangan oksigen, maka akan terjadi

peningkatan “kompensatori” jumlah sel darah merah.

2.2.3 Hemoglobin

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau

eritrosit yang memberi warna merah pada darah. Sebagai pigmen respirasi,

hemoglobin memiliki berat molekul sekitar 67,000. Hemoglobin terdiri dari

protein globin yang berkombinasi dengan heme. Keberadaan hemoglobin dalam

darah sangat penting sebagai pembawa dan penghantar oksigen ke jaringan.

Konsentrasi hemoglobin dalam darah hewan domestik berkisar 12g/dL (Reece,

2005).

Hemoglobin berperan dalam mengikat oksigen, yang selanjutnya

melepaskan oksigen tersebut ke sel-sel dan jaringan tubuh untuk proses

metabolisme. Oksigen dapat diikat oleh hemoglobin karena tekanan parsial pada

oksigen tinggi, sebaliknya saat tekanan oksigen rendah ikatan terlepas sehingga

dapat diedarkan ke seluruh sel (Murray et al., 2003).

Kadar hemoglobin pada ternak akan meningkat pada suhu lingkungan

rendah dan akan menurun pada suhu lingkungan yang tinggi. Pada ternak yang

mengalami stres transportasi akan mengalami penurunan kadar eritrosit dan

hemoglobin akibat terlalu banyak cairan tubuh yang dikeluarkan, baik melalui

urinasi, keringat, atau panting (terengah-engah), sehingga terjadi perubahan

bentuk yang tidak normal pada eritrosit dan menyebabkan hemoglobin yang

terikat akan terlepas (Nurrasyidah et al., 2012).

2.2.4 Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel darah putih atau leukosit merupakan komponen darah dengan jumlah

relatif lebih sedikit dibanding eritrosit, dengan perbandingan sekitar 1 leukosit

untuk setiap 660 eritrosit. Terdapat 5 jenis utama leukosit yang bekerja sama

untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk

menghasilkan antibodi (Salasia dan Hariono, 2010). Respon fisiologis hewan

terhadap stres sebagian besar diperantarai melalui jalur neuroendokrin pusat dan

perifer, yang berpuncak pada perubahan besar dalam pembentukan dan fungsi

leukosit darah.

Page 19: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

8

Tabel 2. Leukosit normal

Spesies Total leukosit x 10

3

/µL

Rata-rata total leukosit x Total

leukosit x 103 /µL

Bovine (sapi) 4-12 7,6

Ovine (domba) 4-12 7,6

Caprine (kambing) 4-13 12,0

Porcine (babi) 10-12 16,0

Equine (kuda)

-thoroughbred

-draf

5,5-14

6-12

10,0

8,8

Canine (anjing) 6-15 11,0

Feline (kucing) 5,5-18 12,5

Sumber: (Salasia dan Hariono, 2010)

Neutrofil

Bentuk neutrofil ada 2, yaitu neutrofil berbentuk band/pita (imatur, belum

matang, belum dewasa) dan neutrofil bersegmen (matur, matang, dewasa).

Neutrofil memiliki kromatin inti terkondensasi dan tersegmentasi (lobulated) serta

terlihat seperti noda berwarna biru keunguan. Lobus nukleus terlihat bergabung

dengan filamen halus, namun hal tersebut merupakan sebuah penyempitan inti

antara lobus tanpa pembentukan filamen besar. Neutrofil dikatakan dewasa jika

diameternya memiliki diameter kurang dari dua pertiga diameter area lain dari inti

bahkan jika hanya dua lobus yang terlihat. Garis nukleus memiliki lekukan

bergerigi. Masa hidup neutrofil relatif pendek, neutrofil yang sudah mati dan

cairannya akan menjadi nanah (Reece, 2005).

Neutrofil termasuk dalam kelompok granulosit dan berfungsi membantu

melindungi tubuh dari infeksi bakteri, jamur dan mencerna benda asing sisa hasil

peradangan. Neutrofil termasuk dalam kelompok granulosit dan berfungsi

membantu melindungi tubuh dari infeksi bakteri, jamur dan mencerna benda asing

sisa hasil peradangan (Salasia dan Hariono, 2010). Jumlah neutrofil akan

menigkat pada waktu stres, estrus (fisiologis) dan pada waktu infeksi (patologis).

Jumlahnya menurun (neutropenia) pada ternak yang menderita penyakit kronis

(Sonjaya, 2012).

Eosinofil

Eosinofil memasuki darah dari sumsum tulang dan beredar hanya 6-10 jam

sebelum bermigrasi ke dalam jaringan ikat, tempat eosinofil menghabiskan sisa 8-

12 hari dari jangka hidupnya. Eosinofil merupakan 1-3% dari leukosit darah dan

diperkirakan bahwa untuk setiap eosinofil dalam darah terdapat 300 di dalam

jaringan. Eosinofil berdiameter 9 µm dalam larutan, dan sekitar 12 µm dalam

sediaan darah. Eosinofil sangat mudah dibedakan dengan neutrofil dari granul

Page 20: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

9

spesifiknya yang besar. Nukleusnya kurang bersegmen dan kromatinnya kurang

kasar dibanding neutrofil (Fawcett, 2002). Eosinofil berperan dalam infeksi

parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.

Basofil

Basofil merupakan leukosit dengan jumlah paling sedikit, hanya 0,5 %

dari hitung jenis leukosit. Basofil sedikit lebih kecil dari neutrofil, berdiameter

10µm pada apusan darah terpulas. Nukleusnya sering berbentuk U atau J,

karenanya dapat terlihat bibolus pada sediaan. Granul spesifiknya relatif sedikit

dan lebih besar daripada eosinofil. Subunit padat dari granul tersusun sangat

teratur. Granul basofil mengandung histamin dan mukopolisakarida bersulfat

heparin yang memberinya sifat metakromasi (Fawcett, 2002).

Limfosit

Limfosit adalah golongan leukosit yang kedua terbanyak berkisar 20-35%

dari sel darah putih beredar. Pada sediaan darah, limfosit berupa sel bulat kecil

berdiameter 7-12 µm, dengan nukleus berlekuk yang terpulas gelap dan sedikit

sitoplasma biru terang. Pada limfosit retikulum endopasma dapat dikatakan tidak

ada tetapi terdapat banyak ribosom bebas dalam sitoplasma (Reece, 2005).

Berdasarkan diameter dan jumlah relatif sitoplasmanya, limfosit

digolongkan sebagai limfosit besar, sedang dan kecil. Limfosit kecil dipandang

sebagai tahapan akhir yang hanya bertahan beberapa hari untuk kemudian mati

atau dikeluarkan melalui migrasi kedalam lumen usus (Fawcett, 2002). Limfosit

memiliki dua jenis utama, yaitu limfosit T yang berfungsi memberikan

perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa

sel kanker dan limfosit B yang berfungsi membentuk sel-sel yang menghasilkan

antibodi atau sel plasma (Salasia dan Hariono, 2010)

Monosit Monosit berjumlah 3-8 % dari leukosit yang beredar. Selnya bulat

berdiameter 9-12 µm dalam larutan, tetapi pada apusan darah kering, berdiameter

sampai 17 µm. Monosit dapat disamakan dengan limfosit besar tetapi memiliki

sitoplasma yang lebih besar dan lebih banyak. Sitoplasma ini tidak terpulas biru

terang, tetapi cenderung berwarna kelabu-biru pucat. Nukleusnya eksentris dan

bulat atau lebih sering berbentuk ginjal. Kromatinnya kurang terpulas dibanding

limfosit dan terdapat satu atau dua nukleoli, namun ini tidak jelas pada sediaan

darah rutin (Fawcett, 2002). Monosit berperan mencerna sel-sel yang mati atau

rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme

penyebab infeksi (Salasia dan Hariono, 2010).

2.2.4 Glukosa Darah dan Asam Laktat

Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis

karbohidrat kompleks dalam proses pencernaan dan sekaligus merupakan bentuk

gula yang biasanya terdapat dalam peredaran darah (Mas’ud, 1999). Kadar

glukosa darah ternak ruminansia dalam keadaan normal jauh lebih rendah

daripada manusia, yaitu kurang lebih 40mg/dl untuk domba dan 60 mg/dl untuk

sapi. Persentase glukosa darah akan menurun pada hewan yang mengalami

cekaman panas. Peningkatan kadar glukosa darah pada kondisi cekaman panas

Page 21: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

10

disebabkan oleh penurunan penggunaan glukosa dan penekanan sekresi enzim

untuk proses anabolisme dan katabolisme (Wulandari, 2006).

Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk

glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma darah

dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain akan berperan

sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai

sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di

dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis

molekul ATP (Adenosine Triphosphate) yang merupakan molukel-molekul dasar

penghasil energi di dalam tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan

menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan energi tubuh. Untuk dapat

menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui dua

mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik (Irawan,

2007).

Dalam kondisi anaerob sel hewan mengubah piruvat menjadi laktat dan

menyebarkannya ke dalam darah. Hasil ATP rendah, dengan hanya dua ATP per

glukosa yang timbul selama sintesis laktat. Degradasi glukosa menjadi piruvat

adalah satu-satunya cara bagi sebagian besar organisme untuk mensintesis ATP

dalam ketiadaan oksigen (Koolman dan Roehm, 2005). Tingginya laktat dalam

darah adalah penanda respon terhadap stres. Tingkat plasma laktat dapat

digunakan sebagai indikator metabolisme anaerob dan kurangnya oksigen. Ketika

oksigen telah tersedia kembali, sebagian besar laktat akan cepat diubah kembali

menjadi piruvat dan selanjutnya memasuki siklus krebs, sebagian besar perubahan

ini terjadi di hati (Gutierrez dan Theodorou, 2012).

Perubahan otot menjadi daging ditandai dengan terjadinya penurunan pH

akibat terbentuknya asam laktat. Pada ternak yang mengalami

kecapaian/kelelahan atau stress dan kurang istirahat menjelang penyembelihan

akan terjadi penimbunan asam laktat yang menghasilkan persediaan ATP kurang

sehingga menyebabkan proses rigor mortis berlangsung cepat. Pada saat rigor

mortis terbentuk dengan waktu yang cepat dari keadaan normal maka kualitas

daging yang dihasilkan akan menjadi rendah (warna merah gelap, kering dan

strukturnya merapat) dan tidak bertahan lama sekalipun dalam suhu dingin. Selain

itu, penimbunan asam laktat berdampak pada penurunan pH otot dengan cepat.

PH daging yang rendah akan mengakibatkan penurunan Daya Mengikat Air

(DMA) sehingga berpengaruh pada tingkat kekenyalan daging (Abustam,2012).

2.3 Transportasi Ternak Sebelum Pemotongan

Transportasi melibatkan beberapa potensi yang dapat menimbulkan ternak

menjadi stres diantaranya penanganan kasar selama bongkar muat, pencampuran

dengan ternak baru dan asing dengan umur yang berbeda, kekurangan pakan dan

air minum, desain pengangkutan dan kondisi jalan yang jelek, kepadatan muatan,

ventilasi tidak memadai, suhu dan kelembaban ekstrim serta kecepatan angin

(Santosa et al., 2012). Oleh karena itu, sangat sulit untuk menentukan komponen

yang paling bertanggung jawab terhadap stress transportasi (Grandin et al., 2010).

Stres didefinisikan sebagai suatu kondisi pada hewan yang diakibatkan

oleh adanya satu atau beberapa pemicu stres (stressor) yang berasal dari luar

Page 22: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

11

maupun dari dalam tubuh hewan. Stressor dapat dianggap sebagai sesuatu yang

berbahaya bagi hewan tergantung bagaimana cara hewan tersebut mengatasi dan

mengembalikan keseimbangan kondisi tubuhnya. Stres dapat diukur dengan

melihat perilaku dan kondisi fisiologis yang menandakan kondisi kesejahteraan

hewan tersebut (Borel, 2001).

Stres adalah gangguan fisiologis yang disebabkan oleh pemicu stres,

seperti situasi yang mengancam atau berbahaya. Hal ini juga bisa terjadi karena

trauma fisik dan tekanan. Ketika stres parah, proses homeostasis menjadi tidak

normal, perilaku menjadi tidak teratur dan bisa ada efek patologis. Stres biasanya

diklasifikasikan sesuai dengan stressor, yang dapat berupa stimulus yang

memprovokasi respon stres atau konteks di mana stres terjadi (Gregory, 2004).

Stres transportasi pada ternak, dapat terjadi karena berbagai macam hal

antara lain lama waktu perjalanan, kepadatan pengangkutan ternak, jarak tempuh

perjalanan, cuaca selama perjalanan, kondisi jalan yang buruk, dan faktor lainnya.

Apabila ternak merasa tertekan atau adanya perubahan kondisi lingkungan yang

ekstrim, maka ternak akan menjadi tidak tenang dan akan menimbulkan aktivitas

berlebih, begitu pula dengan ternak yang mengalami transportasi, sehingga

semakin lama perjalanan atau transportasi ternak maka ternak akan lebih banyak

mengalami guncangan dan tingkat kelelahan akan semakin besar. Hal ini dapat

diperlihatkan dengan adanya perubahan fisiologis yang ditunjukkan oleh

perubahan hematologis ternak menjadi abnormal, antara lain perubahan jumlah

eritrosit, leukosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, serta kadar RNA (asam

ribonukleat) retikulosit (Nurrasyidah et al., 2012). Selain itu, Pada keadaan stres

terjadi kekurangan metabolit tertentu seperti glukosa, elektrolit dan air.

Pengurasan glikogen yang ekstrim sering terjadi pada kondisi kelelahan, lapar,

ketakutan dan cekaman suhu panas atau perilaku agresif karena bercampur dengan

ternak baru yang masih asing (Kannan et al., 2000; Santosa et al., 2012).

2.4 Status Istirahat Sebelum Pemotongan

Stres transportasi timbul sebagai akibat ternak mengalami penanganan,

pemuatan dan gerakan kendaraan serta diperkenalkannya dengan lingkungan baru

ketika datang ke lokasi pemeliharaan, sehingga diperlukan waktu pemulihan

(Ndlovu et al., 2008; Santosa et al., 2012).

Oleh karena itu, beberapa ketentuan baru mengenai kesejahteraan

menyarankan istirahat untuk hewan setelah perjalanan panjang. Masalah lain yang

muncul kemudian adalah interaksi antara stressor yang berhubungan dengan

kelelahan transportasi, makanan dan kekurangan air serta waktu yang dibutuhkan

untuk pemulihan setelah perjalanan (Borell, 2006).

Selama pemulihan tersebut sapi-sapi mengembalikan kondisi tubuhnya ke

normal serta menghilangkan respon stres. Pemberian makanan dan minum selama

masa istirahat dapat membantu proses pemulihan pasca pengangkutan. Masa

istirahat setelah pengangkutan minimal 1 jam namun sebagian besar penelitian

menunjukkan bahwa masa istirahat harus bertahan setidaknya 8 jam. Hal ini

bertujuan agar kondisi fisiologis ternak setelah pengangkutan dapat menjadi

normal kembali (Grandin, 2000).

Page 23: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

12

3 MATERI DAN METODE

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian berlangsung selama bulan Oktober-November 2014.

Pengambilan sampel dilakukan di Rumah Potong Hewan Tamangapa Antang,

Makassar. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 20 ekor sapi

Bali jantan dengan kondisi yang seragam meliputi rata-rata umur yang sama. Sapi

yang digunakan berasal dari wilayah dan jarak angkut sama yang dipotong di

Rumah Potong Hewan Antang, Makassar. Sepuluh sampel adalah sapi yang

mengalami istirahat (A) sebelum pemotongan (≥ 8 jam), sedangkan sepuluh

lainnya adalah sapi yang tidak mengalami istirahat (B) sebelum pemotongan

(ditransportasikan dari luar daerah).

3.2.2 Alat dan Bahan Penelitian

a. Pengambilan Sampel

Alat yang digunakan adalah tabung venoject koagulan EDTA dan

tidak berantikoagulan, handle dan jarum venoject G.12, coolbox serta

icepack.

b. Pengukuran Kadar Hemoglobin

Alat yang digunakan terdiri dari Standar Sahli Hemometer, pipet

HB 20µl, pipet tetes, batang pengaduk, tabung pengencer haemometer.

Bahan yang digunakan adalah sampel darah, Hcl 0,1 N dan aquadest.

c. Pengukuran Hematokrit

Alat yang digunakan adalah tabung kapiler dan sentrifuge. Bahan

yang digunakan adalah sampel darah sapi

d. Pengukuran Jumlah Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih

Alat yang digunakan adalah Hemositometer (Kamar/bilik

hitung, kaca penutup, pipet eritrosit, karet penghisap dengan pipa kecil)

kertas saring/tissue dan mikroskop. Bahan yang digunakan berupa sampel

darah sapi, larutan hayem, larutan turk dan aquadest.

e. Pengukuran Glukosa Plasma Darah

Alat yang digunakan berupa erlenmeyer, tabung reaksi, pipet ukur,

dan spektrofotometer. Bahan yang digunakan berupa sampel plasma darah,

larutan glukosa standar, reagensia nelson, dan reagensia arsenomoblidat.

Page 24: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

13

f. Pengukuran Kadar Asam Laktat Plasma Darah

Alat yang digunakan adalah buret, statif dan klem, erlenmeyer,

gelas kimia, labu ukur, pipet volume, kaki tiga, pembakar spirtus, pipet

tetes, timbangan digital stopwatch, spatula. Bahan yang digunakan adalah

plasma darah, H2SO4, NaOH, fenol ftalein (PP).

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan sampel darah dilakukan sesaat sebelum pemotongan,

sebanyak 10 ml per ekor menggunakan venoject. Sampel darah yang telah

dikoleksi kemudian disimpan dalam coolbox dan dibawa ke laboratorium untuk

dilakukan pemeriksaan.

3.3.2 Analisis Komponen Darah

Analisis komponen darah meliputi pengukuran kadar Hemoglobin, kadar

Hematokrit jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, glukosa plasma darah

dan asam laktaaraht plasma .

a. Kadar Hemoglobin

Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar hemoglobin

adalah metode sahli. Metode yang digunakan adalah membandingkan

warna sampel darah dengan warna merah standar dengan menggunakan

mata biasa. Warna sampel didapatkan pada pemisahan globin dari

hemoglobin dengan penambahan Hcl (asam klorida) untuk menghasilkan

asam hematin yang warnanya diukur dengan colorimetry.

b. Kadar Hematokrit

Hematokrit merupakan pengujian hematologi untuk mengetahui

jumlah eritrosit yang beredar pada jenis anemia. Apabila sejumlah darah di

sentrifuge dengan kecepatan tinggi maka elemen-elemen darah akan

terpisah dari atas ke bawah yaitu, plasma yang berupa selapis kuning yang

memisah, selanjutnya adalah bagian keruh yang terdiri dari trombosit

(lapis teratas yang berwarna kuning coklat), leukosit (lapis berwarna abu-

abu kemerahan), dan eritrosit yaitu lapis terbawa berwarna merah tua.

Metode yang digunakan adalah metode mikrohematokrit.

c. Jumlah Sel Darah Merah

Pengenceran darah dengan larutan hayem menyebabkan lisis sel

leukosit dan trombosit sehingga memudahkan perhitungan jumlah sel

darah merah. Darah diencerkan 200x dan sel eritrosit dihitung pada 5

bidang sedang di tengah pada kamar hitung Improved Neubauer.

d. Jumlah Sel Darah Putih

Darah diencerkan menggunakan larutan Turk kemudian dihitung

menggunakan bilik hitung Improved Neubaeur dengan bantuan mikroskop

dalam 4 kotak besar. Jumlah sel darah putih dihitung dengan

menggunakan faktor perhitungan yang telah ditentukan.

Page 25: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

14

e. Kadar Glukosa Plasma Darah

Metode yang digunakan adalah metode Nelson-Somogyi.

Deproteinisasi dilakukan dengan larutan Zn Hidroksida barium sulfat.

Filtrasi yang diperoleh tidak boleh mengandung senyawa mereduki lain

kecuali glukosa. Filtrat dipanaskan bersama dengan reagen Cu alkali

kemudian direaksikan dengan reagen Arseno Molibdat, dan warna yang

terjadi dibaca dengan spektrofotometer.

f. Kadar Asam Laktat Plasma darah

Metode yang digunakan untuk perhitungan kadar asam laktat yaitu

metode titrasi. Salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan

analisis titrimetri adalah penetralan atau asidimetri dan alkalimetri. Asidi

dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis

garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam

standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam

yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar

(alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk

membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut. Alkalimetri dapat

diartikan penentuan kadar suatu basa dalam suatu larutan. Cara titrasi tidak

langsung yang lain yaitu dimana analit direaksikan dengan pereaksi yang

jumlahnya berlebih, kemudian kelebihannya dititrasi dahulu, jumlah

berlebih yang ditambahkan itu harus diketahui dengan tepat karena

kelebihannya ditentukan oleh titrasi itu, maka jumlah yang dihabiskan oleh

analit adalah selisihnya dengan demikian cara titrasi tidak langsung ini

lebih dikenal sebagai titrasi kembali (back titration) (Mulyanto et al., 2012)

3.3.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa hasil pemeriksaan terhadap profil darah sapi

Bali meliputi kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah sel darah merah,

jumlah sel darah putih, kadar glukosa plasma darah dan kadar asam laktat plasma

darah. Selain itu, dilakukan wawancara pada saat pengambilan sampel dengan

pemilik ternak dan petugas Rumah Potong Hewan (RPH) serta pengisian

kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya sebagai data penunjang mengenai

asal hewan, jumlah hewan yang dipotong setiap harinya, ada tidaknya

pengistirahatan dan pemeriksaan oleh dokter hewan

Page 26: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

15

3.4 Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara statistik. Perbedaan profil darah sapi

Bali tanpa istirahat dengan sapi Bali yang mengalami istirahat diukur dengan

menggunakan Uji T-independent (Sudjana, 1996).

Adapun rumus yang digunakan adalah:

t =

s

nn

xx

21

21

11

s2 =

2

)1()1(

21

2

22

2

11

nn

snsn

ket:

t = Parameter yang di ukur

x1 = Rata-rata perlakuan A (sapi Bali tanpa istirahat)

x2= Rata-rata perlakuan B (sapi Bali istirahat)

s2 = Simpangan baku rataan

s1 = Simpangan baku A (sapi Bali tanpa istirahat

s2= Simpangan baku B (sapi Bali istirahat)

n1 = Banyaknya jumlah sapi Bali pada perlakuan A

n2= Banyaknya jumlah sapi Bali padaperlakuan B

Page 27: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

16

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transportasi ternak yang dalam hal ini merupakan proses pengangkutan

ternak dari peternakan ke tempat pemotongan hewan merupakan suatu bagian

terpenting yang sangat berpotensi menjadi pemicu stres. Hal ini menunjukan

minimnya kesejahteraan terhadap ternak dan memberikan pengaruh yang

signifikan pada kualitas maupun produksi. Stres yang ditimbulkan akibat

transportasi terlihat pada respon fisiologi, respon gerak, adanya cidera bahkan

kematian (Broom, 2005). Pada saat pemotongan, hewan seharusnya dalam kondisi

yang sehat dan fisiologi tubuh dalam keadaan normal. Sehingga, hewan yang telah

mengalami pengangkutan sebaiknya diistirahatkan terlebih dahulu untuk

menormalkan kembali kondisi tubuhnya (FAO, 2001). Berikut adalah hasil pengujian yang menunjukan perbandingan dari

perlakuan istirahat terhadap profil darah sapi Bali yang meliputi kadar

hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih,

kadar glukosa dan kadar laktat plasma darah dengan perlakuan istirahat dan tanpa

istirahat sebelum pemotongan disajikan pada tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 3. Nilai parameter profil darah sapi berdasarkan status istirahat

PARAMETER PERLAKUAN (STATUS ISTIRAHAT)

P Istirahat ± SD Non Istirahat ± SD

Hemoglobin (g/dL) 7,37 ± 1.14 9.21 ± 0,80 0,001

Hematokrit (%) 27,4 ± 3,06 33 ± 5,81 0,018

RBC (x 106 /µl) 5,44 ± 0,78 7,48 ± 1,54 0,002

WBC (103/ µl) 8.91 ± 1.48 17.27 ± 5.42 0,001

4.1 Kadar Hemoglobin

Hemoglobin merupakan komponen utama sel darah merah yang berperan

dalam mengikat oksigen, yang selanjutnya melepaskan oksigen tersebut ke sel-sel

dan jaringan tubuh untuk proses metabolisme. Oksigen dapat diikat oleh

hemoglobin karena tekanan parsial pada oksigen tinggi, sebaliknya saat tekanan

oksigen rendah ikatan terlepas sehingga dapat diedarkan ke seluruh sel (Murray et

al., 2003).

Hasil penelitian (tabel 3), kadar hemoglobin ternak yang mengalami

pengistirahatan dengan nilai 7,37±1.14 dan yang tidak diistirahatkan yakni 9.21 ±

0,80 menunjukan adanya perbedaan yang signifikan (P ≤ 0,05) dari kedua

perlakuan. Sapi yang tidak mengalami pengistirahatan memiliki kadar hemoglobin

yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang mengalami pengistirahatan. Hal

tersebut, disebabkan karena kurangnya oksigen dalam darah akibat kelelahan dan

banyaknya cairan tubuh yang keluar saat transportasi berlangsung sehingga

produksi hemoglobin menjadi lebih tinggi. Sesuai dengan Swenson (1988) yang

menyatakan bahwa kadar oksigen darah yang menurun menyebabkan terjadinya

peningkatan produksi hemoglobin. Sebaliknya, kadar oksigen yang tinggi dalam

darah menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. Menurut Santosa et al.

Page 28: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

17

(2012), kebutuhan oksigen meningkat apabila ternak mengalami stres yang

berdampak terhadap peningkatan kandungan hemoglobin. Peningkatan kebutuhan

oksigen pada saat ternak sedang stres diperlukan untuk keberlangsungan proses

metabolisme energi yang intensif pada waktu tersebut.

4.2 Kadar Hematokrit

Kadar hematorit sapi (tabel 3) yang tidak mengalami istirahat setelah

transportasi menunjukan angka 33 ± 5,81 dan secara signifikan (P ≤ 0,05)

mengalami penurunan pada sapi yang mengalami istirahat menjadi 27,4 ± 3,06.

Konsekuensi metabolik transportasi jarak jauh tidak hanya tercermin dalam

indikator fisiologis khas stres. Kriteria lain seperti hematokrit atau variabel respon

kekebalan bisa lebih penting daripada kortisol atau glukosa (Maria, 2008).

Menurut Lewis (2007), peningkatan kadar hematokrit berhubungan dengan

meningkatnya dehidrasi dan kebutuhan minum pasca-transportasi.

Hematokrit merupakan proporsi sel-sel darah dibandingkan plasmanya,

sehingga peningkatan hematokrit sejalan dengan peningkatan eritrosit. Apabila

eritrosit meningkat maka kadar hematokrit juga akan ikut meningkat dan

sebaliknya (Nurrasyidah et al., 2012).

Tingginya kadar hematokrit (PCV) menurut Al-Haidary (2004)

menunjukan adanya mekanisme penyesuaian untuk mengurangi panas tubuh yang

diakibatkan oleh banyaknya cairan yang hilang. Selama stres panas, hewan

menderita dehidrasi dan sebagai hasilnya volume fluida ekstra selular akan

berkurang, menyebabkan hemokonsentrasi darah. Oleh karena pasokan banyak air

minum yang bersih dan pemberian elektrolit akan memperbaiki

haemokonsentrasi, sehingga mengurangi stres panas hewan (Sreedhar et al.,

2013).

4.3 Jumlah Sel Darah Merah

Pada hasil penelitian (tabel 3) menunjukan adanya perbedaan yang

signifikan (P ≤ 0,05) antara sapi dengan perlakuan istirahat sebesar 5,44 ± 0,78

dan sapi dengan perlakuan tanpa istirahat sebesar 7,48 ± 1,54. Perbedaan ini

disebabkan oleh adanya pengaruh stres pasca-transportasi. Pada saat transportasi,

tubuh bekerja lebih keras untuk mengembalikan homeostatis tubuh dan memenuhi

kebutuhano ksigen yang semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan

terjadinya peningkatan pada sel darah merah yang fungsi utamanya adalah sebagai

pengangkut oksigen ke seluruh tubuh. sesuai dengan Rachied (2014) yang

menyatakkan bahwa profil darah dapat berubah karena stres, peningkatan jumlah

sel darah merah bertujuan untuk memasok lebih banyak oksigen untuk sel-sel

tubuh, dimana sel darah merah merupakan cerminan dari faktor gizi atau paparan

stres kronis, serta dapat dipengaruhi oleh berbagai mekanisme homeostatis dalam

tubuh.

Selain hal tersebut diatas, peningkatan jumlah sel darah merah diakibatkan

oleh kondisi kekurangan cairan akibat termoregulasi dan buang air kecil yang

berlebihan selama transportasi, peningkatan dapat juga disebabkan oleh kontraksi

limfa. Stres pada hewan akibat transportasi menyebabkan aktivasi dari medulla

adrenalis yang meliputi peningkatan sintesis, tingkat sirkulasi dan pelepasan

Page 29: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

18

katekolamin dalam sirkulasi mengakibatkan kontraksi limpa dan pelepasan RBC

meningkat ke dalam sirkulasi. Mekanisme ini disebabkan oleh aksi katekolamin

pada reseptor α-adrenergik terletak di kapsul limpa (EL khasmi et al., 2013).

4.4 Jumlah Sel Darah Putih

Jumlah sel darah putih merupakan salah satu parameter yang di uji pada

penelitan ini. Dari hasil (tabel 3) yang diperoleh terdapat perbedaan yang

signifikan (P ≤ 0,05) antara perlakuan istirahat sebesar 8.91 ± 1.48 dengan sapi

tanpa perlakuan istirahat sebesar 17.27 ± 5.42. Perubahan dalam komposisi sel

darah putih (leukosit) memiliki peran yang penting sebagai respon dari sistem

kekebalan tubuh saat stres (Earley et al., 2010). Sistem kekebalan tubuh (immune)

akan merespon stress akibat transportasi dengan adanya peningkatan jumlah sel

darah putih (leukocytes) dalam sirkulasi (Swanson dan Morrow, 2001).

Profil leukosit merupakan salah satu parameter yang penting untuk

diketahui karena mereka diubah oleh stres dan dapat langsung berhubungan

dengan stres kadar hormon. Secara khusus, perubahan yang dibawa oleh stres atau

pengobatan glukokortikoid adalah peningkatan jumlah neutrofil (neutrophilia) dan

penurunan jumlah limfosit (limfopenia atau lymphocytopenia) (Davis et al., 2008).

Tabel 4. Nilai Parameter Profil Biokimia Darah (Glukosa dan Laktat)

Berdasarkan Status Istirahat

PARAMETER PERLAKUAN (STATUS ISTIRAHAT)

P Istirahat ± SD Non Istirahat ± SD

Glukosa Plasma Darah

(mg/dL) 68,22 ± 11,47 114,8 ± 34,03 0,002

Laktat Plasma Darah

(mg/dL) 9,25 ± 1,87 17,37 ±4,73 0.000

4.5 Kadar Glukosa Plasma Darah

Glukosa plasma adalah salah satu indikator fisiologi stres yang umum

digunakan selama pengangkutan. Pada penelitian ini, diperoleh hasil (tabel 4)

yang menunjukan kadar glukosa plasma darah mengalami peningkatan yang

signifikan (P < 0,05) dari yang mengalami perlakuan istirahat sebesar 68,22 ±

11,47 dan perlakuan tanpa istirahat sebesar 114,8 ± 34,03.

Perbedaan konsentrasi glukosa plasma terutama karena proses

glikogenolisis yang terkait dengan peningkatan katekolamin dan glukokortikoid

yang dilepaskan selama stres transportasi (Tadich et al., 2005; Minka dan Ayo,

2009). Hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) membantu pelepasan

glukosa dari glikogen hati. Sedangkan hormon glukortikoid menurut Isnaeni

(2006), merupakan hormon yang berperan penting untuk mempercepat proses

glikoneogenesis. Glukokortikoid akan menghidrolisis protein jaringan dan

mengubahnya menjadi asam amino yang akan di bawa ke hati. Di hati, asam amio

tersebut akan diubah menjadi glukosa yang kemudian dialirkan ke dalam darah

sehingga kadar gula darah meningkat.

Page 30: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

19

4.6 Kadar Laktat Plasma Darah

Laktat merupakan salah satu parameter yang mencerminkan reaksi

fisiologis tubuh hewan akibat stres transportasi. Hal yang menjadi perhatian

khusus adalah adanya hubungan yang jelas antara konsentrasi laktat plasma pasca

transportasi dengan stres yang mempengaruhi tingkat kekenyalan pada daging

sapi (Gruber et al., 2010).

Pada penelitian ini diperoleh perbedaan hasil (tabel 4) yang signifikan (P ≤

0,05) antara sapi dengan perlakuan istirahat sebesar 9,25 ± 1,87 dan sapi tanpa

perlakuan istirahat sebesar 17,37 ±4,73 masing-masing setelah transportasi.

Tingginya hasil yang diperoleh dengan perlakuan tanpa istirahat dibandingkan

dengan perlakuan istirahat diakibatkan adanya stres selama transportasi. Hal

tersebut sesuai dengan Aradom (2013) yang menyatakan bahwa, tingkat laktat

mulai meningkat ketika terjadi kebutuhan energi oleh otot tubuh sebagai akibat

dari meningkatnya stres.

Asam laktat terbentuk pada saat kondisi tubuh ternak kekurangan oksigen.

ketiadaan oksigen ini menyebabkan terjadinya metabolisme anaerob di dalam

tubuh dimana terjadi perubahan glukosa menjadi asam laktat dan menghasilkan

ATP dalam jumlah yang sedikit. Hal ini sejalan dengan Mas’ud (1999) bahwa

dalam kondisi cekaman yang berkepanjangan menyebabkan sapi kekurangan

oksigen sehingga suplai energi tidak cukup untuk mendukung resintesis ATP

melalui metabolisme aerob. Pada saat transportasi terjadi peingkatan mobolisasi

glikogen otot untuk dijadikan energi melalui proses glikolisis, sehingga

menyebabkan rendahnya cadangan energi (glikogen) yang terdapat di hati dan

otot, dimana pada akhirnya meningkatkan level laktat darah.

Page 31: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

20

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Perlakuan istirahat pada sapi Bali yang telah mengalami transportasi

berpengaruh baik terhadap profil darah.

2. Transportasi pada ternak menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis pada

Sapi Bali sebelum pemotongan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan disarankan kepada peternak maupun

kepada petugas Rumah Potong Hewan agar ternak yang mengalami transportasi

sebaiknya diberikan perlakuan istirahat terlebih dahulu untuk menormalkan

kembali kondisi fisiologis tubuhnya sebelum dilakukan pemotongan.

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan pengukuran pada

parameter hormonal diantaranya hormon epinefrin dan hormon kortisol serta

pengamatan pada kualitas daging dengan menggunakan peralatan yang lebih

memadai agar dapat diperoleh lama istirahat yang baik terhadap ternak sebelum

pemotongan.

Page 32: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

DAFTAR PUSTAKA

Al-Haidary AA. 2004. Physiological Responses of Naimey Sheep to Heat Stress

Challenge under Semi-Arid Environments. International Journal of

Agriculture & Biology. Saudi arabia: Animal Production Department. College

of Agriculture King Saud University.

Abustam E. 2012. Ilmu Daging Aspek Produksi, Kimia, Biokimia dan Kualitas.

Makassar: Masagena Press.

Anonim. 2008. Beyond Cruelty Beyond Reason Long Distance Transport and

Welfare of Farm Animal [internet]. Diunduh pada tanggal 17 Oktober 2014.

Tersedia pada: http://www.handlewithcare.tv/.

Aradom S. 2013. Animal Transport And Welfare With Special Emphasis On

Transport Time And Vibration [Doctoral Thesis]. Uppsala: Swedish

University of Agricultural Sciences.

Arifiantini RI, Wresdiyati T, Retnani EF. 2006. Pengujian Morfologi Spermatozoa

Sapi Bali (bos sondaicus) Menggunakan Pewarnaan "Williams". Jurnal

Pengembangan Peternakan Tropis. Fapet Undip (ID). ISSN 0410-6320 vol.31

No.2.

Borel EHV. 2001. The Biology of Stress and its Application to Livestock Housing and

Transportation Assessment. Journal of Animal Science. American Society of

Animal Science.

Borel EHV. 2006. Animal Welfare Aspects - the Technical Challenge During

Housing, Transport and Slaughter: pigs. Di dalam: Geers R, Madec F, editor.

Livestock Production and Society. Netherlands: Wageningen Academic

Publishers.

Broom DM. 2005. The Effect Of Land Transport On Animal Welfare. Department of

Veterinary Medicine. University of Cambridge. Madingley Road. Cambridge

CB3 0ES. United Kingdom.

Chamdi AN. 2005. Karakteristik Sumberdaya Genetik Ternak Sapi Bali (bos-bibos)

Banteng Dan Alternatif Pola Konservasinya. Biodiversitas. Volume: 6.

Nomor 1 Halaman: 70-75.

Davis AK, Maney DL, Maerz JC. 2008. The Use of Leukocyte Profiles to Measure

Stress in Vertebrates: A Review for Ecologists. Functional Ecology, 22: 760–

772. doi: 10.1111/j.1365-2435.2008.01467.

Earley B, Murray M, Prendiville DJ. 2010. Effect Of Road Transport For Up To 24

Hour Followed By Twenty-Four Recovery On Live Weight And Physiological

Responses Of Bulls [internet]. http://www.biomedcentral.com/. BMC

veterinary research 2010, 6:38. doi:10.1186/1746-6148-6-38.

EL khasmi M, Chakir Y, Riad F, Safwate A, Tahri EH, Farh M, El Abbadi N,

Abouhafs R, Faye B. 2013. Effect of Transportation Stress During the Hot-

Season on some Haematological and Physiological Parameters in Moroccan

Camels (Camelus Dromedarius). Journal of Life Sciences (Libertyville,

USA), 7 (1) : 13-25, ISSN 1934-7391.

Page 33: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

European Commission. 2002. Farm Animal Welfare Current Research and Future

Direction. Quality of Life and Management of Living Resources.

FAO. 2001. Guidelines for humane handling, transport and slaughter of livestock.

edited: Gunter Heinz, Thinnarat Srisuvan. FAO and HIS.

Fawcett DW. 2002. Buku Ajar Histologi.. Jan Tambayong, alih bahasa; Huriawati

Hartanto, editor. Jakarta (ID): penerbit buku kedokteran EGC. Terjemahan

dari: A Textbook of Histology, E/12.

Gebresebet G, Sällvik K. 2006. Animal Welfare Aspects - the Technical Challenge

During Housing, Transport and Slaughter: Dairy Cows. Di dalam: Geers R,

Madec F, editor. Livestock Production and Society. Netherlands: Wageningen

Academic Publishers

Grandin, T. 2000. Livestock Handling and Transport. Edisi 2. Departement of animal

science, Colorado university. ISBN: 0-85199-409-1. USA: Cabi publishing.

Grandin T, Stookey J, Sutherland M, Webster AB, Stull C, Hill J. 2010. Chapter 5:

Animal Handling and Transport Guide for the Care and Use of Agricultural

Animals in Teaching and Research. Edisi 3. Federation of Animal Science

Societies.

Gregory NG. 2004. Physiology and Behaviour Of Animal Suffering. ISBN 0-632-

06468-4. Blackwell Science.

Gruber SL, Tatum JD, Engle TE, Chapman PL, Belk KE, Smith GC. 2010.

Relationship Of Behavioral And Physiological Symptoms Of Preslaughter

Stress To Beef Longissimus Muscle Tenderness. J ANIM SCI.

Gutierrez JA, Theodorou AA. 2012. Oxygen Delivery and Oxygen Consumption in

Pediatric Critical Care. Di dalam: Lucking SE, Maffei FA, Tamburro RF,

Thomas NJ, editor. Pediatric Critical Care Study Guide Text And Review.

London: springer.

Ilham N, Yusdja Y. 2004. Sistem Transportasi Perdagangan Ternak Sapi dan

Implikasi Kebijakan di Indonesia. AKP [Internet]. [Diunduh 2014 feb 2014]

volume 2 nomor 1 halaman: 37-53.

Irawan, MA. 2007. Glukosa Dan Metabolisme Energi.

Isnaeni W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Jackson PGG, Cockcroft PD. 2002. Clinical Examination of Farm Animals. ISBN 0-

632-05706-8. Blackwell Science.

Kannan G, Terrill TH, Kouakou B, Gazal OS, Gelaye S, Amoah EA, Samake S.

2000. Transportation of goats: effects on physiological stress responses and

live weight loss. Agricultural Research Station, Fort Valley State University,

GA 31030, USA J. Anim. Sci. 1450-1457.

Koolman J, Roehm KH. 2005. Color atlas of biochemistry. Edisi 2. New York:

Thieme Stuttgart.

Lewis NJ. 2007. Transport of Early Weaned Piglets. Canada: Department of Animal

Science, University of Manitoba. doi:10.1016/j.applanim.2007.03.027

Malle, MY.2011. Status Hematologis Sapi Bali Jantan Dan Betina [Skripsi].

Makassar (ID): Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Page 34: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Mayulu H, Sunarso, Sutrisno CI, Sumarsono. 2012. Profil Darah Domba Setelah

Pemberian CF Amofer (Profile of Sheep Blood After Administration with CF

Amofer). JITP Vol. 2 No.1.

Maria GA. 2008. Meet Quality. Di dalam: Appleby MC, Cussen VA, Garcés L,

Lambert LA, Turner J, editor. Long Distance Transport and Welfare of Farm

Animals. UK: Cabi.

Mas’ud MS. 1999. Pengaruh Lama Istirahat Terhadap Kadar Asam Lakat, Glukosa,

Dan Magnesium Darah Pada Sapi Bali [tesis]. Bogor (ID): Institute Pertanian

Bogor.

Minka NS, Ayo JO. 2009. Physiological Responses Of Food Animals To Road

Transportation Stress. African Journal of Biotechnology Vol. 8 (25), pp.

7415-7427. ISSN 1684–5315. ISSN 1684–5315.

Murray RK, DK Granner, PA Mayes dan VW Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Edisi

25. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. (Alih Bahasa: Hartono, A.,

Editor: Bani, A. P dan T. M. N. Sikumbang).

Murtidjo BA. 1990. Sapi Potong. Yogyakarta (ID) : Penerbit Kanisius.

Ndlovu T, Chimonyo M, Okon AI, Muchenje V. 2008. A comparison of stress

hormone concentrations at slaughter in Nguni, Bonsmara, and Angus steers.

South Africa. Afr. J. Agr. Res. 3: 96-100.

Nurrasyidah D, Yulianti A, Mushawwir A. 2012. Status Hematologis pada Domba

Ekor Gemuk Jantan yang Mengalami Transportasi. Bandung (ID):

Universitas Padjadjaran.

Rachied HGA, Zaahkouk SA, EL-Zawhry EI, Elfeky Kh. Sh. 2014. Hematological

and Biochemical Parameters in Some Bird and Mammals. Journal of

Entomology and Zoology 2014 2 (2): 153-158. ISSN 2320-7078

Rastogi SC. 2007. Essential Of Animal Physiology. Edisi 4. New Delhi: New Age

International (p) Limited Publishers. ISBN: 978-81-224-2429-4

Reece, WO. 2005. Functional anatomy and Physiology of Domectic Animals.Edisi 3.

Baltimore, Maryland USA: Lipincott Williams & wilkins. Salasia SI, Hariono B. 2010. Patologi Klinik Veteriner. Yogyakarta (ID): Samudra

Biru.

Santosa B. 2010. Differential Counting Berdasarkan Zona Baca Atas dan Bawah

Pada Preparat Apus. Prosiding Seminar Nasional 2010 [internet]. [waktu

dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Universitas Muhammadiyah

Semarang (ID). [diunduh pada tanggal 20 desember 2013].

Santosa U, Tanuwiria UH, Yulianti A, Suryadi U. 2012. Pemanfaatan Kromium

Organik Limbah Penyamakan Kulit untuk Mengurangi Stres Transportasi dan

MemperpendekPeriode Pemulihan pada Sapi Potong. JITV [internet]. Waktu

pembaharuan; [diunduh pada tanggal 20 desember 2013]; vol. 17 (ed. 2): hal

132-141.

Soeharsono, A. Mushawwir, E. Hernawan, L. Adriani, K. A. Kamil. 2010. Fisiologi

Ternak: Fenomena dan Nomena Dasar, Fungsi, dan Interaksi Organ pada

Hewan. Widya Padjadjaran, Bandung.

Page 35: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Soeprapto H, Abidin Z. 2006. Cara Cepat Penggemukan Sapi Potong. PT.

Agromedia Pustaka.

Sonjaya H. 2012. Dasar Fisiologi Ternak. Bogor (ID): PT. Penerbit IPB Press.

Sreedhar S, Rao KS, Suresh J, Moorthy PRS, Reddy VP. 2013. Changes in

Haematocrit and Some Serum Biochemical Profile of Sahiwal and Jersey ×

Sahiwal Cows in Tropical Environments. Veterinarski Arhiv 83 (2), 171-187.

India. ISSN 0372-5480.

Sudjana. Metode statististika. Edisi 6. Bandung (ID): Penerbit Tarsito.

Suripto MS. 1998. Fisiologi Hewan. Departemen Biologi: Penerbit ITB.

Swanson JC, Morrow-Tesch J. 2001. Cattle transport: historical, research, and

future perspectives. J. Anim. Sci. 79, E102–E109.

Tadich N, Gallo H, Bustamante H, Schwerter M, van Schaik G (2005). Effects of

transport and lairage time on some blood constituents of Friesian-Cross

steers in Chile. Livest. Prod. Sci. 93: 223-233.

Talib C. 2012. Sapi Bali di Daerah Sumber Bibit Dan Peluang Pengembangannya.

Balai Penelitian Ternak, Bogor (ID). Wulandari CA. 2006. Tampilan Konsumsi Serat Kasar Pakan, Total VFA Rumen,

Glukosa Darah, Laktosa dan Kandungan Air dalam Susu Akibat Suplementasi

Sauropus androgynus (L) Merr (Katu) pada Ransum Sapi Perah [tesis].

Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Page 36: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 1

LANGKAH KERJA

a. Pengukuran Hemoglobin

Hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat. Kemudian

warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual. Langkah-langkah

pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu: Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung

pengencer. Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA atau

oksalat dengan menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 μL tanpa terputus. Hapuslah

darah diluar ujung pipet. Segera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai ada

gelembung udara. Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk

membersihkan darah. Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl.

Selama pengadukan tambahkan setetes demi setetes aquades. Setelah 3-5 menit

bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampai benar-benar sama. Bacalah

kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung.

b. Kadar Hematokrit

Hisap darah ke dalam buluh kapiler sampai jarak 1 cm dari ujungnya. Buluh

kapiler ini sudah dilapisi dengan antikoagulan heparin. Selanjutnya sumbat ujung

kapiler yang kosong dengan penyumbat khusus yang tersedia. Sentrifuge selama 4- 5

menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Keluarkan buluh kapiler dan baca presentase

PCV pada skala.

c. Kadar Eritrosit

Isaplah darah kapiler (atau darah sitrat) dengan pipet eritrosit sampai tanda

O,5. Bersihkan darah yang melebar pada ujung pipet kemudian isaplah larutan hayem

sampai angka 101, lepaskan karet pengisapnya. Kocok isi pipet dalam arah melintang

selama 2-3 menit. Sekali-kali pilinlah pipet diantara kedua telapak tangan. Siapkan

kamar hitung dengan kaca penutup yang sudah terpasang. Hitunglah semua sel yang

ada dalam 80 kotak kecil ( 5 kotak kecil) atau kotak sedang. Kemudian hasil

perhitungan dikalikan dengan 10. 000.

d. Kadar Leukosit

Untuk menghitung lekosit, darah diencerkan dalam pipa lekosit lalu dimasukkan ke

dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Turk. Langkah-

langkah pemeriksaan yang diterapkan adalah hisap darah kapiler, darah EDTA atau

darah oksalat sampai tanda 0,5. Hapus kelebihan darah di ujung pipet. Masukkan

ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45o, tahan agar tetap di

Page 37: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

tanda 0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada

gelembung udara. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.

Kocok selama 15-30 detik. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara

horisontal di atas meja. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang

dari pipet. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan

ujung pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut

30o. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas. Biarkan 2-3 menit

supaya lekosit mengendap. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran

10 kali, fokus diarahkan ke garis-garis bagi. Hitunglah leukosit di empat bidang besar

dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya.

Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas. Jumlah lekosit

per μL darah adalah: jumlah sel x 50.

e. Kadar Glukosa

Buat glukosa standar (10 mg glukosa anhidrat/100ml), dari larutan tersebut

dilakukan 6 pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi:

2,4,6,8 dan 10 mg/ 100 ml. Siapkan 7 tabung reaksi yang bersih, masing-masing diisi

dengan 1 ml larutan glukosa standar tersebut di atas. Satu tabung diisi dengan 1 ml air

suling sebagai blanko. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung di atas 1 ml

reagensia nelson dan panaskan semua tabung pada penangas air mendidih selama 20

menit. Ambil semua tabung dan segera didinginkan bersama- sama dalam gelas piala

yang brisi air dingin sehingga suhu tabung mecapai 250C. Setelah dingin tamnbahkan

1 ml reagensia arsenomolybdat, gojok sampai semua endapan Cu2SO yang ada larut

kembali. setelah semua endapan Cu2O larut sempurna, tambahkan 7 ml air suling,

gojoklah sampai homogeny. terahlah “ optical density ”(OD) masing-masing larutan

tersebut pada panjang gelombang 540 nm. buatlah kurva standar yang menunjukan

hubungan antara konsentrasi glukosa dan OD. Untuk penentuan kadar glukosa pipet

1ml sampel kedalam tabung reaksi tambahkan 1 ml reagensi nelson dan selanjutnya

diperlakukan seperti pada penyiapan kurva standar. Jumlah dapat ditentukan

berdasarkan OD sampel dan kurva standar larutan glukosa.

f. Kadar Asam Laktat

Metode yang digunkan adalah metode titrasi Ditimbang 0,5 g sampel

dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan aquadest 25 cc , ditambahkan 3

tetes larutan indicator pp 1% biarkan bermalam. Kemudian dilanjutkan titrasi dengan

Page 38: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

larutan NaOH ± 0,01 N hingga terjadi perubahan warna merah muda. untuk

perhitungan yakni:

V = volume titran

N = Normalitas titran

Page 39: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 2.

KUESIONER

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Pekerjaan :

Umur :

II. PERTANYAAN

1. Dari mana saja asal sapi yang dipotong di RPH Tamangapa Antang

: ………………

2. Berapa jumlah sapi yang dipotong setiap harinya di RPH Tamangapa Antang

:………………………

3. Ternak apa saja yang dipotong di RPH Tamangapa Antang:

a. ………………………

b. ………………………

c. ………………………

d. ………………………

e. ………………………

4. Alat angkut yang digunakan untuk transportasi ternak RPH Tamangapa

Antang

a. ………………………

b. ………………………

c. ………………………

d. ………………………

e. ………………………

5. Berapa lama sapi di istirahatkan sebelum pemotongan

: ……………….

6. Selama di istirahatkan, perlakuan apa saja yang di berikan:

Page 40: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

a. ………………………

b. ………………………

c. ………………………

7. Apakah ada pemeriksaan sebelum di potong oleh dokter hewan/paramedic

:……………………..

8. Apakah ada pemeriksaan setelah di potong oleh dokter hewan/paramedic

:…………………….

Page 41: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 3.

Jawaban Kuesioner

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : Syahrir

Pekerjaan : Pegawai RPH Tamangapa Kota Makassar

Umur : 48 Tahun

No. Pertanyaan Jawaban

1 Dari mana saja asal sapi yang dipotong di

RPH Tamangapa Antang

Bone, Sinjai,

Bulukumba, Barru,

Flores.

2 Berapa jumlah sapi yang dipotong setiap

harinya di RPH Tamangapa Antang 60-70

3

Ternak apa saja yang di potong di RPH

Tamangapa:

Sapi.

4

Alat angkut yang digunakan untuk

transportasi ternak RPH Tamangapa

Antang

Pick up dan Truk

5

Berapa lama sapi di istirahatkan sebelum

di potong:

Bervariasi

Ada yang tidak

diistirahatkan (0-1 jam).

Ada 4-8 jam.

ada yang lebih dari 8 jam

6

Selama di istirahatkan, perlakuan apa

saja yang di berikan:

Makan dan Minum.

7

Apakah ada pemeriksaan sebelum di

potong oleh dokter hewan/paramedis:

Ada.

Page 42: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

8 Apakah ada pemeriksaan setelah di

potong oleh dokter hewan/paramedis: Ada

Page 43: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 4.

Hasil Analisa kadar Hemoglobin menggunakan Uji T-Independent

T-TEST GROUPS=Perlakuan(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=Hg

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hg A 10 7.3700 1.14314 .36149

B 10 9.2100 .80753 .25536

Independent Samples Test

Hg

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

F .091

Sig. .766

t-test for Equality of

Means

t -4.157 -4.157

df 18 16.192

Sig. (2-tailed) .001 .001

Mean Difference -1.84000 -1.84000

Std. Error Difference .44259 .44259

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -2.76985 -2.77735

Upper -.91015 -.90265

Page 44: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 5

Hasil Analisa Kadar Hematokrit Menggunakan Uji T-Independent .

T-TEST GROUPS=Perlakuan(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=HCT

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HCT A 10 27.40 3.062 .968

B 10 33.00 5.812 1.838

Independent Samples Test

HCT

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

F 4.951

Sig. .039

t-test for Equality of

Means

t -2.696 -2.696

df 18 13.640

Sig. (2-tailed) .015 .018

Mean Difference -5.600 -5.600

Std. Error Difference 2.077 2.077

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -9.964 -10.067

Upper -1.236 -1.133

Page 45: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 6.

Hasil Analisa kadar Red Blood Cell menggunakan Uji T-Independent

T-TEST GROUPS=Perlakuan(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=RBC

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

RBC A 10 5.4400 .78257 .24747

B 10 7.4880 1.54152 .48747

Independent Samples Test

RBC

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

F 5.625

Sig. .029

t-test for Equality of

Means

t -3.746 -3.746

df 18 13.350

Sig. (2-tailed) .001 .002

Mean Difference -2.04800 -2.04800

Std. Error Difference .54669 .54669

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -3.19655 -3.22591

Upper -.89945 -.87009

Page 46: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 7.

Hasil Analisa Kadar White Blood Cell menggunakan Uji T-Independent

T-TEST GROUPS=Perlakuan(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=WBC

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

WBC A 10 8.9100 1.48993 .47116

B 10 17.2750 5.43201 1.71775

Independent Samples Test

WBC

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

F 13.924

Sig. .002

t-test for Equality of

Means

t -4.696 -4.696

df 18 10.347

Sig. (2-tailed) .000 .001

Mean Difference -8.36500 -8.36500

Std. Error Difference 1.78120 1.78120

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower -12.10715 -12.31581

Upper -4.62285 -4.41419

Page 47: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 8.

Hasil Analisa Kadar Glukosa menggunakan Uji T-Independent

T-TEST GROUPS=Perlakuan(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=Glukosa /CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Glukosa A 10 68.2280 11.47832 3.62976

B 10 114.8030 34.03602 10.76313

Independent Samples Test

Glukosa

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

F 8.850

Sig. .008

t-test for Equality of

Means

t -4.100 -4.100

df 18 11.021

Sig. (2-tailed) .001 .002

Mean Difference -46.57500 -46.57500

Std. Error Difference 11.35871 11.35871

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -70.43876 -71.56953

Upper -22.71124 -21.58047

Page 48: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

1

Lampiran 9.

Hasil Analisa Kadar Asam Laktat menggunakan Uji T-Independent

T-TEST GROUPS=Perlakuan(1 2)

/MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=laktat

/CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Group Statistics

perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

laktat A 10 9.2500 1.87691 .59353

B 10 17.3700 4.73827 1.49837

Independent Samples Test

laktat

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for Equality

of Variances

F 6.770

Sig. .018

t-test for Equality of

Means

t -5.038 -5.038

df 18 11.756

Sig. (2-tailed) .000 .000

Mean Difference -8.12000 -8.12000

Std. Error Difference 1.61165 1.61165

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -11.50594 -11.63956

Upper -4.73406 -4.60044

Page 49: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Lampiran 10.

Dokumentasi Penelitian

Foto 1. Pengambilan Sampel Darah Sapi Bali

Foto 2. Sampel Darah

Page 50: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Foto 3. Beberapa Alat dan Bahan Penelitian

Page 51: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

Foto 4. Analisa darah

Page 52: PENGARUH STATUS ISTIRAHAT TERHADAP PROFIL DARAH … · Nurul Inayah Anwar . ABSTRAK Nurul Inayah Anwar (O111 10 281). Pengaruh Status Istirahat Terhadap Profil Darah Sapi Bali Sebelum

2