188
PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR DAN FDR TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2014-2019) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Vindi Rima Dhani 63010160037 PERBANKAN SYARIAH S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA 2020

PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR DAN FDR ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8746/1/Skripsi...ix KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR DAN FDR TERHADAP

    PROFITABILITAS DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)

    SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH DI

    INDONESIA (PERIODE 2014-2019)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar

    Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh:

    Vindi Rima Dhani

    63010160037

    PERBANKAN SYARIAH S1

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

    2020

  • i

    PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR DAN FDR TERHADAP

    PROFITABILITAS DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF)

    SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH DI

    INDONESIA (PERIODE 2014-2019)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh:

    Vindi Rima Dhani

    63010160037

    PERBANKAN SYARIAH S1

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    PENGESAHAN

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    Jangan pernah dengarkan kata orang yang membuat kamu takut melakukan sesuatu.

    Jika Ada Seseorang Yang Meremehkan Kamu,

    Maka Buktikan Bahwa Kamu Mampu Dan Tidak Seperti Yang Diomongkan

    Seseorang Itu.

    Ada Niat Pasti Ada Jalan.

    Yakinlah, Proses Tidak Akan Menghiyanati Hasil

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan

    inayah-Nya. Serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan

    kepada :

    1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam

    melakukan penulisan skripsi ini.

    2. Kedua Orang Tua ku, Bapak Nur Sholeh dan Ibu Suyanti serta Kakak-kakak

    ku Bayu Irawan dan Istiqomah, dan juga adik-adik ku Rizka Fatmawati dan

    Jovita Farzana yang telah memberikan dukungan serta doa untukku.

    3. Sahabatku Ali Saifudin, Vivi Octaviani dan Novi Cahyani yang telah

    menyemangati ku dalam menyelesaikan skripsiku.

    4. Sahabat seperjuangan ku (Afia Awwala Aqila, Anisa Isnaniyah, Hendriyana,

    Diyah Firda, Eka wulandari dan Dian Ayu) yang telah menemani dari

    semester 1

    5. Dian Retno dan Devi Diana yang telah membantu saya dalam menyelesaikan

    skripsi ini

    6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 khususnya yang telah membantu

    proses terselesainya skripsi ini.

    7. Almamater ku S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    (FEBI), Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

    hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR Dan FDR Terhadap Profitabilitas

    Dengan Variabel Intervening Non Performing Financing (NPF) Pada Bank

    Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2014-2019)”.. Shalawat serta salam semoga

    tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan

    kita jalan yang lurus berupa ajaran islam yang sempurna dan menjadi anugerah dan

    rahmat bagi seluruh alam semesta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

    syarat menyelesaikan program sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

    Salatiga.

    Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta

    dukungan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis

    menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga.

    2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

    Syariah.

  • x

    4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan juga

    pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

    pengarahan serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

    5. Keluarga tercinta penulis yang doanya senantiasa mengiringi langkah penulis

    dan kasih sayang yang tiada hentinya.

    6. Sahabat-sahabatku, Ali Saifudin, Vivi Octaviani dan Novi Cahyani yang

    selalu menemani dan membantu penulis.

    7. Dian Retno dan Devi Diana yang tak henti-hentinya memberikan dukungan,

    motivasi, dan bantuan kepada penulis.

    8. Semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

    Penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

    banyak kekurangan karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis

    mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

    Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan referensi dan tambahan

    wawasan bagi pembaca.

  • xi

    ABSTRAK

    Dhani, Vindi. Rima. (2020). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR Dan FDR Terhadap

    Profitabilitas Dengan Variabel Intervening Non Performing Financing (NPF)

    Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2014-2019).Skripsi,

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah

    IAIN Salatiga. Pembimbing: Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si.

    Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui Pengaruh Suku

    Bunga, Inflasi, CAR Dan FDR Terhadap Profitabilitas Dengan Variabel Intervening

    Non Performing Financing (NPF) Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode

    2014-2019).Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan

    menggunakan analisis regresi sebagai analisis data. Penelian ini menggunakan data

    sekunder berbentuk time series data bulanan bank umum syariah periode Januari

    2014 sampai Desember 2019. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan

    alat bantu aplikasi Eviews 10.

    Hasil penelitian setelah dilakukan uji asumsi klasik menunjukkan bahwa

    variabel pembiayaan Suku Bunga, Inflasi, CAR, FDR dan NPF lolos dalam uji

    tersebut. Hasil uji menunjukkan secara parsial variabel Suku Bunga berpengaruh

    positif dan signifikan. Sedangkan variabel Inflasi, CAR, dan FDR tidak berpengaruh

    terhadap ROA. Sedangkan NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

    Dan NPF mampu memoderasi hubungan FDR terhadap ROA. Dan NPF tidak mampu

    memoderasi hubungan Suku Bunga, Inflasi, dan CAR terhadap ROA.

    Kata Kunci : Suku Bunga, Inflasi, CAR, FDR, Return On Asset (ROA), Non

    Performing Financing (NPF)

  • xii

    DAFTAR ISI

    COVER ............................................................................................................................... i

    PENYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................................... iv

    PENYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................... Error! Bookmark not defined.

    KESEDIAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................................................. v

    MOTTO ............................................................................................................................vii

    PERSEMBAHAN ........................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................................ix

    ABSTRAK ........................................................................................................................xi

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

    A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 10

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 12

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 14

    E. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 14

    BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 16

    A. Telaah Pustaka ..................................................................................................... 16

    B. Kerangka Teori .................................................................................................... 28

    1. Signalling Theory ................................................................................................ 28

    2. Konsep Manajemen Resiko ................................................................................ 28

    3. Suku Bunga ......................................................................................................... 36

    4. Inflasi ................................................................................................................... 42

    5. CAR (Capital Adequacy Ratio) ......................................................................... 46

    6. Financing to Deposit Ratio (FDR) ..................................................................... 48

  • xiii

    7. Profitabilitas ........................................................................................................ 50

    8. Non Performing Financing (NPF)...................................................................... 55

    C. Kerangka Penelitian ............................................................................................. 58

    D. Hipotesis ............................................................................................................... 59

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 76

    A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 76

    B. Populasi dan Sempel ............................................................................................ 77

    C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 79

    1. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 79

    2. Sumber Data ........................................................................................................ 80

    D. Definisi Konsep dan Operasional ....................................................................... 81

    E. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 84

    1. Uji Stasioneritas .................................................................................................. 84

    2. Uji Regresi ........................................................................................................... 85

    3. Uji Statistik .......................................................................................................... 86

    4. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................................................ 87

    5. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................... 89

    F. Alat Analisis Data ................................................................................................ 92

    BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................................... 94

    A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................................. 94

    B. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................................ 95

    C. Analisis Data ........................................................................................................ 96

    D. Uji Statistik ........................................................................................................... 98

    E. Uji Path Analysis ............................................................................................... 106

    1. Pembahasan ........................................................................................................ 110

    a. Pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas .................................................. 110

    b. Pengaruh inflasi terhadap profitabilitas ........................................................... 112

    c. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas ............................................................. 113

  • xiv

    d. Pengaruh FDR terhadap profitabilitas ............................................................. 114

    e. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas .............................................................. 115

    f. Pengaruh suku bunga terhadap NPF ................................................................ 117

    g. Pengaruh inflasi terhadap NPF ......................................................................... 118

    h. Pengaruh CAR terhadap NPF .......................................................................... 119

    i. Pengaruh FDR terhadap NPF ........................................................................... 120

    j. Pengaruh NPF memediasi suku bunga terhadap profitabilitas....................... 121

    k. Pengaruh NPF memediasi inflasi terhadap profitabilitas ............................... 121

    l. Pengaruh NPF memediasi CAR terhadap profitabilitas ................................. 122

    m. Pengaruh NPF memediasi FDR terhadap profitabilitas.................................. 123

    F. Asumsi Klasik .................................................................................................... 125

    a. Uji Normalitas ................................................................................................... 125

    b. Uji Multikolinieritas.......................................................................................... 127

    c. Uji Autokorelasi ................................................................................................ 129

    d. Uji Heterokedastisitas ....................................................................................... 132

    BAB V PENUTUPAN ................................................................................................. 135

    A. Kesimpulan......................................................................................................... 135

    B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 138

    C. Saran ................................................................................................................... 138

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 146

    Lampiran 1- Data Mentah ............................................................................................ 146

    LAMPIRAN HASIL OUTPUT EVIEWS 9 ............................................................... 149

    1. Uji Deskriptif ..................................................................................................... 149

    2. Uji Stasioner ....................................................................................................... 150

    3. Uji Statistik ......................................................................................................... 162

    4. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................. 163

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Table 2.1 Perkembangan Total Aset Bank Umum Syariah ..................................... 16

    Table 2.1Research Gap ........................................................................................... 53

    Table 2.2 Kategori Tingkat Kesehatan ROA ........................................................... 53

    Table 2.3 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko NPF ....................................... 57

    Table 3.1 Daftar Sampel Nama Bank Umum Syariah ............................................. 78

    Table 3.2 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran ............................................ 81

    Table 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian .................................................................. 95

    Table 4.2 Uji Staioneritas Level .............................................................................. 97

    Table 4.3 Hasil Uji Stasioneritas 1st Difference ...................................................... 97

    Table 4.4 Regresi Utama ......................................................................................... 98

    Table 4.5 Regresi Variabel Intervening ................................................................. 102

    Table 4.6 Model Analisis Jalur .............................................................................. 107

    Table 4.7 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 124

    Table 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................................... 128

    Table 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................................... 129

    Table 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Utama ................................................ 130

    Table 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Regresi Intervening .......................................... 131

    Table 4.12 Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Utama (ROA) ............................. 133

    Table 4.13 Hasil Uji Heterokedastisitas Regresi Intervening (NPF) ....................... 134

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ............................................................................. 58

    Gambar 4.1 Gambar Jalur Path ............................................................................. 106

    Gambar 4.2 Uji Normalitas Regresi Utama .......................................................... 126

    Gambar 4.3 Uji Normalitas Regresi Variabel Intervening...................................... 127

    Gambar 4.4 Area Ada Atau Tidaknya Autokorelasi Pada Regresi Utama .............. 131

    Gambar 4.5 Area Ada Atau Tidaknya Autokorelasi Pada Regresi Intervening ....... 132

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perkembangan Bank Syariah di Indonesia dinilai semakin baik. Salah

    satu faktor yang mendukung perkembangan Bank Syariah di Indonesia adalah

    karena Indonesia merupakan negara dengan mayoritas pemeluk agama islam.

    Perkembangan Bank Syariah ini dibuktikan dengan data yang peroleh Otoritas

    Jasa Keuangan pada tabel berikut :

    Table 1.1

    Perkembangan Total Aset Bank Umum Syariah di Indonesia

    Indikator 2014 2015 2016 2017 2018 2019*

    Total asset (Rp

    Milliar)

    204.961 213.423 254.184 288.027 316.691 350.364

    Jumlah Bank Umum

    Syariah

    12 12 13 13 14 14

    *publikasi terakhir seusai data penelitian

    Sumber : Data sekunder yang diolah

    Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat dari total aset bank umum syariah

    mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah Bank Umum Syariah yang

    semula berjumlah 12 bank bertambah menjadi 14 pada tahun 2019. Hal ini

    mengindikasikan bahwa bank syariah semakin diminati sebagai lembaga

    keuangan yang terpercaya. Total aset yang semakin besar dan jumlah bank

  • 2

    yang bertambah memberikan dampak positif bagi Bank Syariah dalam

    meningkatkan kinerjanya.

    Bank syariah di Indonesia telah terbukti menjadi salah satu bagian

    penting dalam perekonomian dengan ketahanannya terhadap resesi ekonomi

    yang kerap melanda Indonesia. Ketahanan dalam ekonomi ditunjukan dengan

    kinerja bank syariah yang stabil dan memberikan keuntungan bagi pemegang

    sahamnya. Lembaga keuangan khususnya bank memegang peran yang vital

    dalam perekonomian. Selain menghimpun dana dari masyarakat, bank juga

    berfungsi untuk menyediakan modal bagi para pelaku bisnis, baik yang

    berskala besar setingkat korporasi maupun skala kecil seperti UMKM.

    Berjalannya bisnis di berbagai lini menyebabkan perputaran uang

    menjadi tinggi dan membuat perekonomian semakin baik dan tentunya

    berkembang. Dengan begitu, bank dapat membuktikan posisinya sebagai tiang

    penyokong dalam perekonomian di Indonesia dan dituntut untuk menjaga

    kestabilannya. Melihat sejarah perkembangan bank syariah di indonesia, telah

    membuktikan ketahanan dari ekonomi syariah terhadap krisis moneter. Hal

    tersebut menjadikan bank berbasis syariah semakin dilirik menjadi jantung

    baru bagi ekonomi di Indonesia.

    Setiap perbankan dalam menjalankan kegiatannya mempunyai tujuan

    utama yaitu memperoleh profitabilitas atau keuntungan yang maksimal yang

    berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional.

    Profitabilitas atau rentabilitas adalah salah satu fokus utama yang selalu

  • 3

    diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha, khususnya perbankan. Ini

    dikarenakan bank dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya ingin

    memperoleh keuntungan yang maksimal (Sudarwanto, 2009: 3). Profitabilitas

    merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting, karena untuk

    dapat melangsungkan hidupnya suatu perusahaan harus berada dalam keadaan

    yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka

    akan sangat sulit bagi peusahaan untuk menarik modal dari luar.

    Perkembangan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank dapat

    dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal bank. Faktor internal meliputi

    struktur aktiva produktif bank yang sebagian returnnya sangat dipengaruhi

    oleh fluktuasi suku bunga SBI, sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh

    pada banyaknya nasabah yang masih menunggu penurunan tingkat suku

    bunga sebelum mengajukan pinjaman kepada bank (Kaleangkong, 2013).

    Besarnya tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor perbankan

    untuk menentukan tingkat suku bunga yang dijadikan patokan kepada bank

    syariah untuk menentukan bagi hasil. Karena bagi hasil berpengaruh kepada

    ketertarikan dan keinginan masyarakat untuk menabung/menyimpan

    modalnya dibank. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang akan

    menanamkan dananya dibank maka akan semakin besar modal yang akan

    dimiliki bank, sehingga bank akan semakin besar dalam menyalurkan dana

    tersebut yang dimana akan meningkatkan laba bank (Anggraeni &

    Suardika,2014). Dari beberapa penelitian ditemui beberapa hasil yang

  • 4

    berbeda, hasil penelitian Putranti (2014) tingkat suku bunga tidak berpengaruh

    terhadap ROA atau profitabilitas sedangkan penelitian Pradanasari (2017)

    menyatakan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas atau

    ROA.

    Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah inflasi, semakin

    tinggi inflasi maka akan semakin menurun tingkat profitabilitas pernyataan ini

    sesuai dengan penemuan (Kaleangkong, 2013) inflasi berpengaruh signifikan

    terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA),

    menunjukkan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya rasio

    profitabilitas. Inflasi mengindikasikan semakin tinggi tingkat inflasi maka

    akan semakin menurun tingkat daya beli yang diikuti oleh semakin

    menurunya nilai tukar uang rupiah. Sehingga keinginan investor untuk

    menginvestasikan dananya ke bank akan semakin sedikit.

    Laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat mengganggu upaya

    perbankan dalam mengerahkan dana masyarakat. Hal ini disebabkan, karena

    tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat suku bunga menjadi

    menurun. Fakta demikian akan mengurangi keinginan masyarakat untuk

    menabung sehingga pertumbuhan dana perbankan yang bersumber dari

    masyarakat akan menurun (Dwijayanti & Naomi, 2019). Menurut Revel

    dalam Dwijayanti dan Naomi (2009) adanya hubungan antara profitabilitas

    bank dalam inflasi. Serta dampak dari inflasi tergantung pada bunga bank

    serta biaya operasional lain yang menjadi lebih tinggi.

  • 5

    Rasio-rasio yang dapat mempengaruhi naik turunnya Return On Asset

    (ROA) diantaranya berasal dari faktor internal dan faktor eksternal, yaitu

    faktor eksternal diantaranya meliputi suku bunga dan Inflasi, kedua faktor

    makro ekonomi ini merupakan faktor yang sangat penting dalam hal

    perekonomian penentu kebijakan moneter yang tentunya akan sangat

    mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia dan perbankan di

    Indonesia. Sedangkan faktor internal meliputi Non Performing Financing

    (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Melalui pengelolaan Non

    Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang

    baik dan memadai maka peran bank syariah sebagai lembaga perantara

    keuangan (financial intermediation) dapat terlaksana dengan baik dan

    nantinya dapat mempengaruhi tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba

    atau profitabilitas. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank

    sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor

    riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak

    bekerja dengan baik.

    Untuk mengurangi resiko yang terjadi dari masalah pembiayaan, maka

    bank menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan

    menampung resiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi

    bank yang disebut Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio

    (CAR) merupakan kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank

    dalam mempertahankan modal yang mencukupi kemampuan manjemen bank

  • 6

    dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko

    yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Semakin

    tinggi CAR, maka semakin besar pula kemampuan bank dalam meminimalisir

    resiko pembiayaan yang terjadi. Artinya bank tersebut mampu menutupi

    resiko pembiayaan yang terjadi dengan besarnya cadangan dana yang

    diperoleh dari perbandingan modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

    (ATMR).

    Adapun salah satu sumber dana bank adalah Dana asing. Dana asing

    (dana ekstern), yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga seperti deposit,

    giro, simpanan tabungan, dan lain-lain. Menurut penelitian Fadhiah, Deannes

    dkk (2017) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap ROA.

    Penelitian yang di lakukan Fretty dan Lemiyana (2017) menyatakan Capital

    Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.

    Sedangkan penelitian Meryta dan Irene (2014) Capital Adequacy Ratio

    (CAR) berpengaruh negatif terhadap ROA.

    Menurut Muhamad (2005:55) Financing to Deposit Ratio (FDR)

    merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam

    membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

    mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai likuiditasnya. Semakin

    tinggi rasio tersebut mengindikasikan bahwa semakin rendahnya kemampuan

    likuiditas bank. Hal ini dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk

    pembiayaan semain besar. Menurut Yusuf (2017) Financing to Deposit Ratio

  • 7

    (FDR) berpengaruh positif terhadap ROA. Penelitian yang di lakukan

    Harnanto (2017) Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh

    terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan Amalia dan Toni (2019)

    menyatakan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan

    terhadap ROA.

    Salah satu resiko yang dialami oleh bank syariah adalah resiko

    pembiayaan yang tercermin dalam besarnya rasio pembiayaan bermasalah

    atau Non Performing Financing (NPF) adalah perbandingan antara total

    pembiayaan yang di berikan kepada debitur. Non Performing Financing

    (NPF) menunjukan seberapa besar kolektibilitas bank dalam mengumpulkan

    kembali pembiayaan yang disalurkan. Jika pembiayaan bermasalah

    melampaui batas, maka akan menjadi masalah serius yang akan mengganggu

    profitabilitas bank syariah yang berujung pada berhentinya operasional. Bank

    Indonesia menetapkan NPF Gross sebesar 5% sebagai angka toleransi bagi

    kesehatan suatu bank Dinnul (2016).

    Menurut Syakhrun (2019) semakin tinggi rasio NPF ini, kualitas kredit

    bank semakin buruk karena jumlah kredit bermasalah semakin besar. Apabila

    jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka akan berpengaruh terhadap

    turunnya pendapatan karena adanya peningkatan biaya cadangan aktiva

    produktif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh

    negatif terhadap ROA. Hasil penelitian Nugroho (2011) menyatakan bahwa

    NPF berpengaruh Peranan modal sangat penting dalam usaha perbankan

  • 8

    karena dapat mendukung kegiatan operasional bank agar dapat berjalan

    dengan lancar (Sari, 2013).

    Tingkat inflasi yang tinggi dapat memperlambat perekonomian yang

    akhirnya mempengaruhi risiko dunia usaha sektor rill. Hal ini tentunya juga

    akan berpengaruh pada sektor keuangan baik pasar modal maupun perbankan.

    Salah satu peningkatan risiko yang dihadapi industri perbankan pada saat ini

    adalah peningkatan risiko pembiayaan berupa meningkatnya pembiayaan

    bermasalah. Menurut Popita (2013), inflasi berpengaruh tidak signifikan

    terhadap NPF. Hasil penelitian Dimas (2017) menyatakan bahwa inflasi

    berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap rasio NPF, sedangkan

    penelitian Putri (2016) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif

    terhadap NPF dalam jangka pendek namun tidak berpengaruh pada jangka

    panjang.

    Menurut penelitian Sugiharto (2019) nilai t-statistik variabel BI Rate

    jangka panjang sebesar 5.7756 dengan probabilitas sebesar 0.0000 dan

    koefisien jangka panjang sebesar 2.2750. Hal ini mengandung pengertian

    bahwa variabel BI Rate berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan

    α(5%) dan membawa implikasi bahwa terdapat hubungan jangka panjang

    positif antara BI Rate terhadap NPF segmen Bisnis Banking, dimana apabila

    BI Rate mengalami peningkatan satu persen maka akan meningkatkan NPF

    segmen Bisnis Banking sebesar 2.2750, atau sebaliknya apabila BI Rate

    mengalami penurunan sebesar satu persen maka akan menurunkan NPF

  • 9

    segmen Bisnis Banking sebesar 2.2750. Meningkatnya BI Rate akan

    meningkatkan NPF segmen Bisnis Banking bank. Meningkatnya BI Rate akan

    mengakibatkan kenaikan suku bunga pada perbankan, baik suku bunga

    simpanan maupun pinjaman. Jika bank menaikkan tingkat suku bunga

    pinjaman maka akan berdampak pada resiko kredit bermasalah yang

    disebabkan beban bunga yang ditanggung debitur semakin berat.

    BI Rate yang tinggi dapat menyebabkan pada resiko tidak bersaingnya

    bagi hasil dana pihak ketiga pada bank syariah. Rasio ini dapat juga muncul

    yang disebabkan naiknya expected competitive return dari nasabah. Untuk

    mengelola resiko ini bank syariah dapat menetapkan jangka waktu maksimal

    pada penyaluran pembiayaannya dengan mempertimbangkan hal-hal seperti

    keuntungan saat ini dan prediksi perubahan di masa mendatang yang berlaku

    di pasar perbankan syariah. Saat BI Rate naik dan mempengaruhi peningkatan

    suku bunga pinjaman pada bank konvensional, hal ini menguntungkan

    perbankan syariah karena marginnya semakin bersaing dengan bank

    konvesnional. Pada saat margin bank syariah semakin kompetitif, maka akan

    berdampak pada peningkatan penyaluran pembiayaan. Peningkatan pada

    penyaluran pembiayaan memungkinkan terjadinya pembiayaan bermasalah

    yang semakin tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Haifa dan Wibowo (2015) serta Ardana dan Irviani (2017) dimana BI Rate

    berpengaruh terhadap NPF.

  • 10

    Berdasarkan dari uraian dan beberapa penelitian terdahulu yang

    menunjukkan hasil yang tidak konsisten, maka perlu dilakukan penelitian

    kembali tentang pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio

    (CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA dengan Non

    Performing Financing (NPF) sebagai variabel intervening bank umum syariah

    sehingga dalam penelitian ini akan dikaji ulang dengan harapan hasil

    penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori yang ada.

    Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

    “Pengaruh Suku Bunga, Inflasi,Capital Adequacy Ratio (CAR) Dan

    Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas DenganNon

    Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening Pada Bank

    Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2014-2019).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok

    permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas bank umum

    syariah pada tahun 2014-2019?

    2. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum syariah

    pada tahun 2014-2019?

    3. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019?

  • 11

    4. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap

    profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019?

    5. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap

    profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019?

    6. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap Non Performing Financing

    (NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-2019?

    7. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap Non Performing Financing

    (NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-2019?

    8. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Non

    Performing Financing (NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-

    2019?

    9. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Non

    Performing Financing (NPF) bank umum syariah pada tahun 2014-

    2019?

    10. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam

    memediasi pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas bank umum

    syariah periode 2014-2019?

    11. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam

    memediasi pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum syariah

    periode 2014-2019?

  • 12

    12. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam

    memediasi pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019?

    13. Bagaimana kemampuan Non Performing Financing (NPF) dalam

    memediasi pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap

    profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang di ajukan peneliti di atas, maka

    tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas bank

    umum syariah pada tahun 2014-2019

    2. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum

    syariah pada tahun 2014-2019

    3. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019

    4. Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)

    terhadap profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019

    5. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing terhadap

    profitabilitas bank umum syariah pada tahun 2014-2019

    6. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap Non Performing

    Financing bank umum syariah pada tahun 2014-2019

  • 13

    7. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap Non Performing

    Financing bank umum syariah pada tahun 2014-2019

    8. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    Non Performing Financing bank umum syariah pada tahun 2014-2019

    9. Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)

    terhadap Non Performing Financing bank umum syariah pada tahun

    2014-2019

    10. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)

    dalam memediasi pengaruhsuku bunga terhadap profitabilitas bank

    umum syariah periode 2014-2019

    11. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)

    dalam memediasi pengaruhinflasi terhadap profitabilitas bank umum

    syariah periode 2014-2019

    12. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)

    dalam memediasi pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019

    13. Untuk mengetahui kemampuan Non Performing Financing (NPF)

    dalam memediasi pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)

    terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2014-2019

  • 14

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak

    yang berkepentingan, yaitu :

    1. Bagi perbankan syariah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

    pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil

    terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan syariah

    sehingga nantinya kegiatan perbankan dapat berjalan dengan baik.

    2. Bagi akademik dan pembaca, Untuk menambah wawasan dan sebagai

    bahan referensi mahasiswa yang ingin mengambil tema yang sama

    dalam penelitian di kemudian hari.

    3. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk memperluas

    pengetahuan dan wawasan mengenai dunia perbankan syariah, dan

    menjadi salah satu syarat kelulusan.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung

    dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini

    disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi pendahuluan yang mencakup

    latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

    sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan penelitian yang dilakukan.

  • 15

    BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisi tentang telaah pustaka

    merupakan penjelasan dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan

    dengan penelitian yang dilakukan, kerangka teori yang berisi bangunan teori

    dan konsep yang akan digunakan untuk menganalisis, kerangka penelitian

    berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang

    akan diuji disajikan dalam bentuk gambar dan atau persamaan, dan hipotesis

    penelitian berisi hipotesis yang diajukan.

    BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini penulis memaparkan

    tentang metodologi penelitian, yang digunakan jenis penelitian, lokasi dan

    waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi

    konsep dan oprasional, uji instrument , dan alat analisis data yang digunakan

    dalam penelitian.

    BAB IV ANALISIS DATA. Menyajikan tentang analisis penelitian

    yang akan menguraikan tentang statistik deskriptif dan analisis data yang telah

    ditemukan pada bab sebelumnya sebagai interprestasi hasil analisis.

    BAB V PENUTUP. Berisi kesimpulan yang menjelaskan tentang hasil

    penelitian dan pembahasan serta saran yang dapat diberikan dari penelitian

    yang telah dilakukan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan

    kajian peneliti berikutnya.

  • 16

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang

    telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan

    penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan

    dengansuku bunga, inflasi, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to

    Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas dengan Non Performing

    Financing (NPF) sebagai variabel intervening pada bank umum syariah di

    indonesia.

    Table 2.2

    Research Gap

    NO Peneliti/Tahun

    (Sumber)

    Variabel Hasil Beda

    Penelitian

    Suku Bunga

    1. Sugiharto dkk/

    2019

    (Jurnal of

    Management

    Review. Vol. 3

    No. 1 Page: 291-

    296)

    Independen :

    BOPO, CAR, FDR,

    NMR, BI Rate dan

    Inflasi

    Dependen:

    Non Performing

    Financing (NPF)

    BOPO, CAR,

    FDR, NMR

    dan BI Rate

    mempunyai

    Pengaruh

    positif terhadap

    Non

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    16

  • 17

    Performing

    Financing

    (NPF)

    (NPF)

    Dan tidak

    menggunakan

    variabel

    independen

    BOPO, CAR,

    FDR, dan NMR

    2. Taufan/2018

    (Jurnal Ekonomi

    Islam. Vol. 6. No.

    1 Januari-Juni

    2018. Hal :133-

    153)

    Independen :

    Inflasi, BI Rate, NPF,

    dan BOPO

    Dependen :

    Profitabilitas

    Inflasi

    berpengaruh

    negaitif tidak

    signifikan, dan

    BI Rate, NPF

    dan BOPO

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    terhadap ROA

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF) dan tidak

    menggunakan

    variabel

    independen

    NPF dan BOPO

    3. Syahrul

    amin/2014

    (Modernisasi,

    Vol.10 No. 3 Hal

    :201-220)

    Independen :

    Inflasi

    Suku bunga

    Dependen :

    ROA

    Inflasi dan

    Suku Bunga

    berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    4. Amalia / 2014 Independen : Inflasi dan Penelitian yang

  • 18

    (Jurnal An-

    nisbah, Vol. 01

    No. 01, Hal : 73-

    97)

    Inflasi, BI Rate dan

    Kurs

    Dependen :

    Profitabilitas

    Kurs

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap

    profitabilitas,

    sedangkan BI

    Rate

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF) dan tidak

    menggunakan

    variabel

    independen kurs

    5. Aditya dkk/2016

    (e-proceeding of

    management,

    Vol. 1 No. 1 Hal :

    286-292)

    Independen :

    Inflasi, Nilai Tukar

    dan Suku Bunga BI

    Dependen :

    Profitabilitas

    Inflasi, Nilai

    Tukar dan

    Suku Bunga BI

    berpengaruh

    negatif

    signifkan

    terhadap

    profitabilitas

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF) dan tidak

    menggunakan

    variabel

    indepenen nilai

    tukar

    Inflasi

    6. Lindayani dan

    Dewi/2016 (E-

    Jurnal

    Managemen

    Independen :

    Struktur modal dan

    Inflasi

    Dependen :

    Sturktur Modal

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

  • 19

    Unud, Vol. 5

    No.8, Hal : 5274-

    5303)

    Profitabilitas sedangkan

    Inflasi

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    terhadap NPF

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF) dan tidak

    menggunakan

    variabel

    independen

    struktur modal

    7. Nova dan Ari /

    2016 (Jurnal

    Administrasi

    Bisnis, Vol. 61

    No.2 Hal :168-

    176

    Independen :

    Produk Domestik

    Bruto (PDB) dan

    Inflasi

    Dependen :

    NPF

    PDB

    berpengaruh

    positif tidak

    signifikan,

    sedangkan

    Inflasi

    Berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap NPF

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga dan

    variabel

    dependen ROA

    8. Musbahul / 2018

    (IHFIFAZ Vol. 1

    No. 1&2 Hal :

    89-98)

    Independen :

    CAR, NPF, FDR, dan

    Inflasi

    Dependen :

    Profitabilitas

    CAR,

    NPF,FDR, dan

    Inflasi

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

  • 20

    terhadap

    profitabilitas

    Financing

    (NPF) dan

    menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga

    9. Setyaningsih dkk/

    2016 (Jurnal

    Ekonomi dan

    Kewirausahaan.

    Vol.18 No.2 Juni

    2018. Hal : 323-

    331)

    Independen:

    Suku Bunga, Inflasi

    dan Nilai Tukar

    Rupiah

    Dependen :

    Profitabilitas

    Suku bunga

    dan Inflasi

    berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan

    terhadap

    profitabilitas,

    sedangkan

    Nilai Tukar

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF) dan tidak

    menggunkan

    variabel

    independen nilai

    tukar rupiah

    10. Dinnul / 2016 (I-

    Economic, Vol. 2

    No.2 Hal : 19-37)

    Independen :

    Inflasi, GDP, CAR,

    dan FDR

    Dependen :

    NPF

    GDP, CAR,

    dan FDR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap NPF

    dan Inflasi

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

  • 21

    terhadap NPF independen

    suku bunga dan

    variabel

    dependen ROA

    Capital Adequacy Ratio (CAR)

    11. Fretty dan

    Lemiyana/2017

    (I-Finance Vol. 1

    No. 1 Hal:85-

    100)

    Independen :

    CAR, Inflasi dan Nilai

    Tukar

    Dependen :

    Profitabilitas

    CAR

    berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan,

    sedangkan

    Inflasi dan

    Nilai Tukar

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    terhadap ROA

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga

    12. Medina dan Rina/

    2018 (Jurnal

    Ekonomi dan

    Keuangan

    Syariah Vol. 2

    No. 1 Hal : 1-18)

    Independen:

    CAR, NPF dan FDR

    Dependen :

    ROA

    CAR dan NPF

    berpengaruh

    negatif

    signifikan,

    sedangkan

    FDR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap ROA

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

  • 22

    suku bunga dan

    inflasi

    13. Okyviandi dan

    Imron / 2016

    (Jurnal Ekonomi

    Syariah Teori dan

    Terapan Vol. 3

    No.7 Hal: 561-

    574)

    Independen :

    Total Aktiva, CAR,

    FDR dan NPF

    Dependen :

    Profitabilitas

    Total Aktiva,

    FDR, dan NPF

    berpengaruh

    positif

    signifikan,

    sedangkan

    CAR

    berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan

    terhadap

    Profitabilitas

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga dan

    inflasi

    14. Wildan dan Indah

    / 2018 (Jurnal

    Nominal Vol. 7

    No. 1 Hal: 126-

    142)

    Independen :

    CAR, BOPO, NPL,

    NIM dan LDR

    Dependen :

    ROA

    CAR, NPL,

    dan NIM

    berpengaruh

    positif,

    sedangkan

    BOPO dan

    LDR

    berpengaruh

    negatif

    terhadap ROA

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga dan

    Inflasi

  • 23

    15. Amalia dan

    Musddholifah /

    2016 (Jurnal

    Bisnis dan

    Managemen Vol.

    9 No. 1 Hal: 13-

    24)

    Independen :

    PDB, Inflasi, Nilai

    tukar, CAR dan

    BOPO

    Dependen :

    Non Performing

    Financing (NPF)

    PDB, Inflasi

    dan nilai tukar

    tidak

    berpengaruh,

    sedangkan

    CAR dan

    BOPO tidak

    memiliki

    pengaruh

    terhadap Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    Suku bunga dan

    variabel

    dependen ROA

    Financing to Deposit Ratio (FDR)

    16. Amalia dan Toni

    / 2019 (Jurnal

    Sains Ekonomi

    dan Perbankan

    Syariah Vol. 9

    No. 1 Hal : 16-

    30)

    Independen :

    CAR, NPF,FDR dan

    BOPO

    Dependen :

    ROA

    CAR dan

    BOPO

    berpengaruh

    negatif

    signifikan,

    sedangkan

    NPF dan FDR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap ROA

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    Suku bunga dan

    inflasi

  • 24

    17. Yusuf / 2017

    (Jurnal Keuangan

    dan Perbankan

    Vol. 13 No. 2

    Hal:141-151)

    Independen:

    FDR, NPF, BOPO dan

    Ukuran Bank

    Dependen :

    ROA

    FDR, NPF, dan

    BOPO

    berpengaruh

    positif,

    sedangkan

    ukuran bank

    tidak

    berpengaruh

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga dan

    inflasi

    18. Syawal / 2017

    (Jurnal Bianis dan

    Manajemen Vol.

    7 No. 1 Hal : 41-

    48)

    Independen :

    BOPO, NPF, FDR,

    dan CAR

    Dependen:

    ROA

    BOPO dan

    NPF

    berpengaruh

    terhadap ROA,

    sedangkan

    FDR dan CAR

    tidak

    berpengaruh

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga dan

    inflasi

    19. Wibisono dan

    Wahyuni / 2017

    Independen :

    CAR, NPF, BOPO,

    CAR dan NPF

    berpengaruh

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

  • 25

    (Jurnal Bisnis dan

    Manajemen Vol.

    17 No. 1 Hal:41-

    62)

    dan FDR

    Dependen :

    ROA

    negatif,

    sedangkan

    BOPO dan

    FDR

    berpengaruh

    positif terhadap

    ROA

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga dan

    inflasi

    20. Elsa / 2019

    (Jurnal

    Intelektualita

    Keislaman, Sosial

    da Sains Vol. 8

    No. 1 Hal : 12-

    18)

    Independen :

    CAR, Inflasi, dan

    FDR

    Dependen :

    Non Performing

    Financing (NPF)

    CAR dan

    Inflasi

    berpengaruh

    negatif

    sedangkan

    FDR

    berpengaruh

    positif terhadap

    Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    Menggunakan

    variabel

    independen

    suku bunga

    Non Performing Financing (NPF)

    21. Syakhrun

    dkk/2019 (BJRM

    Vol. 2 No. 1 Hal

    :01-10)

    Independen :

    CAR, BOPO dan NPF

    Dependen :

    Profitabilitas (ROA)

    CAR, BOPO

    dan NPF

    berpengaruh

    negatif

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

  • 26

    Intervening:

    Non Performing

    Financing (NPF)

    signifikan

    terhadap

    profitabilitas

    independen

    Suku bunga,

    inflasi dan

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    22. Vista dan

    Ade/2018 (Jurnal

    of Islamic

    Economics, Vo. 2

    No.2 Hal :168-

    182)

    Independen :

    NPF, BOPO, Bagi

    Hasil

    Dependen :

    Profitabilitas

    NPF dan

    BOPO

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    sedangkan

    Bagi Hasil

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    independen

    Suku bunga,

    inflasi

    dan

    menggunakan

    variabel

    intervening Non

    Performing

    Financing

    (NPF)

    23. Medina dan

    Rina/2018 (Jurnal

    Ekonomi dan

    Keuangan

    Syariah. Vol.2

    Independen :

    CAR, NPF dan FDR

    Dependen :

    Profitabilitas

    CAR dan NPF

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    sedangkan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    independen

  • 27

    No.1 Hal : 11-18) FDR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap ROA

    Suku bunga,

    inflasi dan

    menggunakan

    variabel

    interveningNon

    Performing

    Financing

    (NPF)

    24. Nurul dan

    Ririh/2016

    (SEMIT 2016,

    ISBN :978-602-

    74355-06)

    Independen :

    CAR, FDR, NPF dan

    DPK

    Dependen :

    Profitabilitas

    CAR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    sedangkan

    FDR, NPF, dan

    DPK

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    independen

    Suku bunga,

    inflasi dan

    menggunakan

    variabel

    intervening

    NPF

    25. Agus/2018

    (Jurnal Ekonomi

    dan Keuangan

    Syariah Vol.2,

    No.2, Hal : 205-

    221)

    Independen:

    FDR, DPK dan NPF

    Dependen :

    Profitabilitas

    NPF

    berpengaruh

    negative

    signifikan,

    sedangkan

    FDR dan DPK

    tidak

    berpengaruh

    terhadap ROA

    Penelitian yang

    akan dilakukan:

    menggunakan

    variabel

    independen

    Suku bunga,

    inflasi dan

    menggunakan

    variabel NPF

  • 28

    B. Kerangka Teori

    1. Signaling Theory

    Teori Sinyal (signaling theory) digunakan untuk menjelaskan bahwa

    pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan untuk memberi

    sinyal positif maupun negatif kepada pemakainya (Sulistyanto, 2008: 65).

    Signaling theory menekan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan

    oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.

    Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena

    informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran

    baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan

    datang bagi kelangsunga hidup suatu perusahaan dan bagi pasaran efeknya.

    Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan

    oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil

    keputusan investasi (Ulum, 2017:33).

    2. Konsep Manajemen Resiko

    Konsep manajemen risiko dalam bidang perbankan merupakan suatu

    kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipatied) maupun

    tidak dapat diperkirakan (unancipatied) yang berdampak negatif pada

    pendapatan maupun permodalan bank. Menurut Djojosoedarso (2003;4)

    konsep manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen

    dalam penanggulangan resiko, terutama resiko yang dihadapi oleh

  • 29

    organisasi atau perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup

    kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin atau

    mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program

    penanggulangan resiko. Setiap perbankan bukan hanya dibank

    konvensional tapi juga di perbankan syariah akan selalu berhadapan

    dengan berbagai macam risiko baik itu eksternal maupun internal yang

    melekat pada perusahaan. Seperti juga perbankan pada umumnya, maka

    bank syariah juga memerlukan prosedur dan tata kelola yang digunakan

    untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

    yang timbul dari kegiatan usaha yang dilakukannya, yang disebut sebagai

    manajemen risiko. Proses manajemen risiko merupakan sistem yang

    komprehensif yang meliputi penciptaan lingkungan manajemen risiko yang

    kondisif, memelihara pengukuran risiko yang efesien, proses mitigasi dan

    monitoring, serta menciptakan sistem kontrol internal yang memadai.

    Perbedaan antara rumusan teoritis dan realita dari perbankan syariah

    dapat diidentifikasikan dengan jelas. Secara teoritis, para ekonom muslim

    menjelaskan bahwa pada sisi liabilitas, bank syariah hanya memiliki dana

    investasi (investment deposit). Sedangkan pada sisi aset, dana investasi ini

    selanjutnya akan disalurkan melalui bagi hasil (profit sharing).

    Berdasarkan sistem ini, gejolak yang terjadi pada sisi aset, secara otomatis

    ditompang oleh konsep berbagi risiko (risk sharing) sebagai karakteristik

    dari dana investasi. Dengan demikian, secara teoritis perbankan syariah

  • 30

    menawarkan alternatif yang lebih stabil dibandingkan sistem perbarbankan

    konvensional. Adapun karakteristik sistemik dari sistem ini adalah

    sebanding dengan risiko yang melekat pada reksadana (mutual fund).

    Agar dapat menerapkan manajemen risiko diperbankan syariah maka

    perlu diketahui jenis-jenis risiko yang dihadapi oleh perbankan. Adapun

    jenis resiko yang dikelola oleh bank adalah :

    a. Risiko Kredit (credit risk) atau Risiko Pembiayaan

    Adalah risiko yang timbul akibat kegagalan pihak lawan

    (counterparty) memenuhi kewajibannya atau risiko kerugian yang

    berhubungan dengan kemungkinan bahwa suatu counterparty akan

    gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya ketika jatuh tempo.

    Pada bank umum disebut pinjaman, sementara di bank syariah disebut

    pembiayaan, sedangkan untuk balas jasa yang diberikan atau diterima

    pada bank umum berupa bunga (interest loan atau deposit) dalam

    persentase yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada bank syariah,

    tingkat balas jasa terukur oleh sistem bagi hasil dari usaha. Selain itu,

    persyaratan pengajuan kredit pada perbankan syariah lebih ketat dari

    perbankan konvensional sehingga risiko kredit dari perbankan syariah

    lebih kecil dari perbankan konvensional.

    Oleh sebab itu pada sisi kredit, dalam aturan syariah bank

    bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli

    murabahah. Dengan demikian debitor yang dinilai tidak cacat hukum

  • 31

    dan kegiatan usahanya berjalan baik akan mendapat prioritas, dengan

    demikian risiko yang diterima lebih kecil dibanding bank

    konvensional. Bank syariah tidak akan mengalami negative spread,

    karena dari dana yang dikucurkan untuk pembiayaan akan diperoleh

    pendapatan, bukan bunga seperti di bank biasa.

    Esensi konsep manajemen risiko pada penelitian ini adalah

    terletak pada variabel Non Performing Financing (NPF) atau dalam

    kata lain sebagai pembiayaan atau kredit bermasalah yang terdiri dari

    kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.

    Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat

    fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi

    bank syariah. Tingkat kesehatan pembiayaan NPF ikut mempengaruhi

    pencapaian laba bank. Sehingga semakin tinggi NPF maka akan

    semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan

    jumlah kredit bermasalah semakin besar, hal ini mengindikasikan

    kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar,

    sebaliknya apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan

    semakin naik keuntungannya.

    b. Risiko Pasar (market risk)

    Risiko yang muncul disebabkan oleh adanya pergerakan

    variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki yang

    dapat merugikan bank.Variabel pasar dalam hal ini adalah suku

  • 32

    bunga termasuk derivasi dari kedua jenis risiko pasar tersebut yaitu

    perubahan option. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktifitas

    bank, seperti kegiatan treasury dan investasi dalam bentuk surat

    berharga, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis), dan

    kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan

    pembiayaan perdagangan.

    Esensi konsep manajemen risiko dalam penelitian ini adalah

    terletak pada variabel suku bunga. Suku bunga yang dianut di negara

    Indonesia adalah suku bunga bi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

    melalui Dewan Gubernur Indonesia dan di implementasikan melalui

    pengelolaan likuiditas di pasar uang yang kemudian akan diikuti

    perkembangannya pada suku bunga deposito dan pada suku bunga

    kredit perbankan. Pengelolaan risiko atas tingkat suku bunga

    sangatlah penting bagi perbankan. Meningkatnya suku bunga akan

    diikuti peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan

    mengakibatkan nasabah memindahkan dananya ke bank

    konvensional, untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi.

    Naiknya suku bunga bank konvensional akan mempengaruhi

    kegiatan operasional bank syariah yaitu dalam hal pembiayaan dan

    penyaluran dana. Bila hal tersebut terjadi, maka pendapatan dan

    profit bank syariah akan menurun (Karim, 2006).

  • 33

    Tingkat suku bunga suatu negara sangat erat hubugannya

    dengan jumlah peredaran uang dan tingkat inflasi di suatu negara.

    Tingkat suku bunga kedit mempunyai andil dalam pengaruh tingkat

    inflasi suatu negara, karena secara tidak langsung mempengaruhi

    kondisi moneter yang berhubungan dengan inflasi. Jika tingkat suku

    bunga tinggi maka tentunya orang akan enggan untuk meminjam

    uang, dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap penurunan jumlah

    uang yang beredar yang akan berimbas pada penurunan tingkat

    inflasi. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah maka akan

    membuat orang lebih berani dalam meminjam uang, selanjutnya akan

    membuat peredaran jumlah uang lebih tinggi dan berimbas pada

    peningkatan tingkat inflasi.

    Esensi dalam penelitian ini adalah terletak pada variabel

    inflasi. Tingkat tinggi rendahnya inflasi akan mempengaruhi keadaan

    perekonomian secara keseluruhan tak terkecuali pada perbankan.

    Bagi bank terjadinya inflasi dapat mempengaruhi kinerja

    keuangannya dan inflasi yang tinggi juga menebabkan

    ketidakstabilan makro yang meningkatnya risiko bank dan

    selanjutnya akan berdampak pada profitabilitas bank syariah. Dalam

    kata lain Inflasi yang meningkat akan menyebabkan nilai riil

    tabungan merosot dan membuat semangat masyarakat untuk

    menabung berkurang (turunnya Marginal Propensity to Save) karena

  • 34

    masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya

    pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang, sehingga akan

    mempengaruhi profitabilitas bank.

    c. Risiko Likuiditas (liquidity risk)

    Risiko yang antara lain disebabkan karena bank tidak

    mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Bank

    memiliki dua sumber utama bagi likuiditasnya, yaitu aset dan

    liabilitas. Apabila bank menahan aset seperti surat-surat

    berharga yang dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan

    dananya, maka resiko likuiditasnya bisa lebih rendah.

    Sementara menahan aset dalam bentuk surat- surat berharga

    membatasi pendapatan, karena tidak dapat memperoleh tingkat

    penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan pembiayaan.

    Faktor kuncinya adalah bank tidak dapat leluasa

    memaksimumkan pendapatan karena adanya desakan

    kebutuhan likuiditas. Oleh karena itu bank harus

    memperhatikan jumlah likuiditas yang tepat.

    d. Risiko Operasional (operational risk)

    Risiko operasional adalah resiko akibat dari kurangnya

    sistem informasi atau sistem pengawasan internal yang akan

    menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan. Resiko ini lebih

  • 35

    dekat dengan keasalahan manusiawi (human error), adanya

    ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,

    kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang

    mempengaruhi operasional bank. Tidak ada perbedaan yang

    cukup signifikan antara bank syariah dan bank konvensional

    terkait dengan risiko operasional.

    e. Risiko Hukum (legal risk)

    Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek

    yuridis. Kelemahan ini antara lain disebabkan oleh adanya

    tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan

    yang mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak

    dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan

    yang tak sempurna.

    f. Risiko Reputasi (reputation risk)

    Risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif

    yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif

    dari masyarakat terhadap bank.

    g. Risiko Strategik (strategic risk)

    Risiko yang disebabkan adanya penetapan dan

    pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan

    keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya

    bank terhadap perubahan eksternal.

  • 36

    h. Risiko Kepatuhan (compliance risk)

    Risiko yang disebabkan karena tidak mematuhi atau

    tidak melaksanakan perturan perundang-undangan atau

    ketetapan lain yang berlaku. Didalam prakteknya risiko

    kepatuhan melakat pada risiko bank yang terkait dengan

    peraturan perundang-undangan.

    3. Suku Bunga

    a. Pengertian Suku Bunga

    Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang yang merupakan

    suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan

    dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman

    tersebut disebut pokok utang (principal). Persentase dari pokok utang

    yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode

    tertentu disebut suku bunga. Secara teoretis terdapat dua jalur utama

    mekanisme transmisi kebijakan moneter, yaitu melalui jalur jumlah

    uang yang beredar dan jalur harga melalui suku bunga. Jalur suku

    bunga ini merupakan channel yang penting untuk perekonomian

    Indonesia. Bunga bank merupakan sebagai balas jasa yang diberikan

    oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah

    yang membeli atau menjual produknya. Bunga dapat diartikan

    sebagai harga yang harus dibayarkan kepada nasabah (yang memiliki

  • 37

    simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank

    (nasabah yang memperoleh pinjaman) (Raihan,2014:32).

    BI Rate merupakan suku bunga dengan tenor satu bulan yang

    diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik yang berfungsi

    sebagai sinyal kebijakan moneter. Secara sederhana, BI Rate

    merupakan suatu tingkat suku bunga yang di keluarkan oleh Bank

    Sentral (Bank Indonesia) sebagai indikator tingkat rasio apa bila BI

    Rate mengalami kenaikan maka artinya Bank Indonesia menaikan

    tingkat resiko pasar, karena dinilai perekonomian memburuk

    (www.wikipedia.org).

    Suku bunga BI merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia

    yang menjadi acuan suku bunga di pasar uang. Perubahan suku

    bunga BI (BI Rate) diikuti oleh perubahan suku bunga deposito dan

    suku bunga kredit Suku bunga mempengaruhi keputusan individu

    terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung

    untuk membeli sesuatu (Sahara, 2013).

    Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang yang merupakan

    suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan

    dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman

    tersebut disebut pokok utang (principal). Persentase dari pokok utang

    yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode

    tertentu disebut suku bunga.

    http://www.wikipedia.org/

  • 38

    Menurut Djararto dalam Raihan (2014: 222-223) dalam kegiatan

    perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada

    nasabahnya yaitu sebagai berikut:

    1. Bunga Simpanan

    Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai

    rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan

    uangnya dibank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus

    dibayarkan bank kepada nasabahnya. Contohnya Jasa Giro, bunga

    tabungan dan bunga deposito.

    2. Bunga Pinjaman

    Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para

    peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam

    kepada bank, sebagai contoh bunga kredit.

    b. Fungsi BI Rate dan faktor-faktor yang mempengaruhi suku

    bunga

    BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia

    setiap rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplikasikan pada

    operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia. Sasaran

    operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan

    suku bunga Pasar Uang Antara Bank Overhight (PUAN O/N)

  • 39

    pergeseran disuku bunga deposito, dan suku bunga kredit

    perbankan.

    Dalam mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam

    perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI

    Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang

    telah telah di tetapkan.

    Menurut Kasmir (2002 : 122-124) faktor-faktor yang

    mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:

    1) Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara

    pemohon pinjaman meningkat, maka yang dilakukan bank agar

    kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan

    suku bunga pinjaman.

    2) Persaingan.

    3) Kebijakan pemerintah, baik bunga simpanan maupun bunga

    pinjaman tidak boleh melebihi bunga yang telah ditetapkan oleh

    pemerintah.

    c. Hubungan Suku Bunga, Profit Lost Sharing, dan Margin Bank

    Syariah

    Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta

    kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan, sedangkan

    permintaan akan suatu barang adalah jumlah barang yang

    bersangkutan yang pembeli bersedia membelinya pada tingkat harga

  • 40

    yang berlaku pada suatu pasar tertentu dan dalam waktu tertentu.

    Pada penelitian ini barang diumpamakan adalah deposito dan harga

    dari suatu pasar adalah bunga dan bagi hasil.

    Permintaan pasar itu permintaan agregat untuk suatu komoditi

    yang menunjukkan jumlah alternatif dari komoditi yang diminta per

    periode waktu pada berbagai harga alternatif oleh semua individu di

    dalam pasar. Jadi, permintaan pasar untuk suatu komoditi tergantung

    pada semua faktor yang menentukan permintaan individu dan

    selanjutnya pada jumlah pembeli komoditi tersebut di pasar. Secara

    geometris kurva permintaan pasar untuk suatu komoditi diperoleh

    melalui penjumlahan horizontal dari semua kurva permintaan

    individu untuk komoditi tersebut.

    Hubungan permintaan menjelaskan jika harga naik maka jumlah

    output yang diminta akan turun dan sebaliknya, jika harga turun

    maka output yang diminta akan naik. Artinya, jika harga atau bunga

    bank umum mengalami kenaikan maka permintaan akan deposito

    akanberkurang atau menurun dan sebaliknya, jika bagi hasil besar

    dari bunga bank umum maka permintaan akan deposito meningkat

    karena nasabah bersifat profit motif. Jika dilihat dari sisi permintaan

    akan deposito maka hubungan antara bunga dengan deposito adalah

    negatif (Fitria, 2017).

  • 41

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi deposito antara lain

    bunga dan bagi hasil. Hubungan antar variabel dapat dijeleaskan

    sebagai berikut:

    1) Bunga

    Apabila bunga bank umum mengalami kenaikan maka

    permintatan akan deposito akan mengalami penurunan

    sedangkan jika bunga itu menurun maka permintaan akan

    deposito bertambah atau meningkat.

    2) Bagi Hasil

    Bagi hasil adalah diasumsikan sebagai substitusi atau

    pembanding suku bunga pada bank umum dimana keinginan

    masyarakat dalam mendepositokan dananya adalah bersifat

    profit motif yang mana ingin mendapatkan keuntungan yang

    besar. Hubungan yang terjadi adalah apabila tingkat bunga bagi

    hasil yang diberikan mengalami kenaikan maka volume deposito

    juga akan meningkat dan sebaliknya jika bagi hasil yang

    diberikan menurun maka volume deposito menurun (Sukma,

    2013).

  • 42

    4. Inflasi

    a. Pengertian Inflasi

    Inflasi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang

    dapat digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu

    negara. Inflasi perlu menjadi pertimbangan bagi perusahaan atau

    pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Inflasi diartikan

    sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.

    Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut

    inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan

    kenaikan harga) pada barang lainnya (www.bi.go.id). Sedangkan

    menurut Sukirno (2011) inflasi diartikan sebagai proses ketika

    terjadinya suatu kenaikan harga yang berlaku terhadap

    perekonomian.

    Menurut Mutamimah dan Chasanah (2012:52) Inflasi secara

    umum didefinisikan naiknya harga barang dan jasa sebagai akibat

    jumlah uang (permintaan) yang lebih banyak dibandingkan jumlah

    barang atau jasa yang tersedia (penawaran), sebagai akibat dari

    inflasi adalah turunnya nilai uang. Menurut Bank Indonesia, inflasi

    yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat

    berpendapatan tetap akan terus menurun sehingga standar hidup

    dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang,

    terutama orang miskin bertambah miskin.

    http://www.bi.go.id/

  • 43

    b. Macam-macam Inflasi

    Inflasi terbagi atas beberapa pandangan seperti inflasi

    berdasarkan asalanya, inflasi berdasarkan besarnya cakupan

    pengaruh terhadap harga, dan inflasi berdasarkan keparahannya

    (www.wikipedia.org).

    1. Inflasi Berdasarkan Asalnya

    a. Inflasi dari dalam negri

    Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya akibat

    terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan

    cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat

    harga bahan makanan menjadi mahal.

    b. Inflasi dari luar negri

    Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi

    sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa

    terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi

    atau adanya kenaikan tarif impor barang.

    2. Inflasi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga

    a. Inflasi tertutup (Closed Inflation)

    Inflasi tertutup adalah jika kenaikan harga yang terjadi

    hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu.

    b. Inflasi terbuka (Open Inflation)

    http://www.wikipedia.org/

  • 44

    Inflasi terbuka adalah kenaikan harga terjadi pada

    semua barang secara umum

    c. Inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi)

    Inflasi yang tidak terkendali adalah serangan inflasi

    demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus

    berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan

    uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.

    3. Inflasi berdasarkan keparahannya

    a. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

    b. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)

    c. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)

    d. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

    c. Efek Inflasi

    Efek Inflasi Menurut (Nopirin, 2009: 32), efek inflasi ada 3

    macam yaitu:

    1) Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect)

    Efek terhadap pendapatan yang sifatnya tidak merata, ada

    yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya

    inflasi. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya

    perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan

    masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi seseorang

    dan merupakan subsidi bagi orang lain.

  • 45

    2) Efek Terhadap Efisiensi (Efficincy Effects)

    Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor

    produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintan

    akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong

    terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.

    Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu

    mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang

    kemudian mendorong kenaikan produksi barang tersebut.

    Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan merubah pola

    alokasi faktor produksi itu lebih efisien dalam keadaan tidak ada

    inflasi. Namun, kebanyakan ahli ekonomi berpendapat bahwa

    inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi

    tidak efisien.

    3) Efek Terhadap Output (Output Effects)

    Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan

    produksi. Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikkan

    harga barang mendahului kenaikkan upah sehingga keuntungan

    pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong

    kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi itu cukup tinggi

    (hyper inflation) dapat mempunyai akibat sebaliknya, yakni

    penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang

    riil akan turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak

  • 46

    menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter, yang biasanya

    diikuti dengan turunnya produksi barang. Dengan demikian

    dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara

    inflasi dengan output. Inflasi bisa juga dibarengi dengan

    penurunan output.

    5. CAR (Capital Adequacy Ratio)

    Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio keuangan yang berkaitan

    dengan permodalan perbankan dimana besarnya modal suatu bank akan

    berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien

    menjalankan kegiatannya. Jika modal yang dimiliki bank tersebut dapat

    menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan maka bank

    dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien sehingga kekayaan

    bank diharapkan akan semakin meningkat (Esther 2013).

    CAR adalah rasio yang memperlihatkan penggunaan seluruh aktiva

    bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,

    tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank

    disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank, seperti dana

    masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain. Penghitungan rasio

    kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan atau disebut

    juga sebagai kecukupan modal (CapitalAdequacy Ratio atau CAR)

    dilakukan dengan membandingkan jumlah modal yang dimiliki oleh

  • 47

    bank dengan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Rasio

    ini digunakaan untuk memenuhi keamanan dan kesehatan bank dari sisi

    modal pemiliknya. Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin baik

    kinerja bank tersebut (Veithzal dkk, 2010:850).

    Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri

    dari modal inti dan modal pelengkap (Siamat, 2005:254). Modal inti

    yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh

    pemegang saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, saham,

    cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba

    tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan

    keuangannya dikonsolidasikan. Sedangkan modal pelengkap yaitu

    modal yang terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum

    dari penyisihan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal

    pinjaman dan pinjaman subordinasi dan peningkatan nilai penyertaan

    pada portofolio yang tersedia untuk dijual. Sedangkan ATMR

    merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR

    administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih

    bersifat kontijen atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak

    ketiga.

    Dalam menghitung ATMR, terhadap masing-masing pos aktiva

    diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang

    terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan

  • 48

    pada golongan nasabah, penjamin serta sifat agunan. Semakin tinggi

    CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung

    risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Rasio Kewajiban

    Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank dihitung berdasarkan

    Peraturan Bank Indonesia No.5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003

    diwajibkan setiap bank mempunyai KPMM atau CAR 8%. Menurut

    Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang penilaian terhadap

    faktor permodalan terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

    (ATMR) menetapkan bahwa:

    𝐶𝐴𝑅 =Total Modal

    ATMR X 100%

    Cara penilaian permodalan berdasarkan nilai kredit faktor:

    a) Bobot faktor penilaian 25%

    b) CAR 8% mendapatkan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan

    0,1% dimulai dari 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal

    100.

    c) CAR kurang dari 8% mendapat nilai kredit 65 dan untuk setiap

    penurunan 0,1% nilai kredit dikurangi 1 hingga minimum 0.

    6. Financing to Deposit Ratio (FDR)

    Dalam perbankan syariah tidak dikenal dengan adanya perkreditan,

    namun dalam industri keuangan syariah hanya dikenal dengan

    pembiayaan. Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan

  • 49

    antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga

    yang berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2005). FDR dikenal

    sebagai salah satu cara untuk mengukur tingkat likuiditas suatu bank.

    Semakin tinggi angka tersebut menunjukan tidak likuidnya posisi bank

    yang bersangkutan. Hal ini dapat terjadi karena pinjaman yang diberikan

    bukan hanya dibiayai dana deposito berjangka, tetapi juga berasal dari

    dana current account. “Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah

    kredit (loan) namun pembiayaan atau financing” (Antonio, 2001:70).

    Jadi peneliti menyamakan teori antara LDR dengan FDR. Pada

    umumnya konsep yang sama ditunjukkan pada bank syariah dalam

    mengukur likuiditas yaitu dengan menggunakan FDR. Financing to

    Deposit Ratio (FDR) dianalogikan dengan Loan toDeposit Ratio (LDR)

    pada bank konvensional, merupakan rasio yang digunakan untuk

    mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank

    untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang

    dimiliki bank (Dendawijaya, dalam Pratiwi, 2012:4).

    Rasio FDR sama halnya dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada

    bank konvensional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

    likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi

    permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank

    (Dendawijaya, 2003). Hutagalung, dkk (Dikutip dari Linda,2015)

    menjelaskan semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat

  • 50

    (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan

    efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga

    meningkat.Dalam perbankan syariah, rasio FDR dapat digunakan untuk

    mengukur tingkat efektivitas pembiayaan yang disalurkan, sehingga

    apabila rasio FDR meningkat maka laba bank juga akan meningkat

    dengan asumsi bahwa bank dapat menyalurkan pembiayaan secara

    efektif. Nilai FDR dapat dirumuskan sebagai berikut:

    𝐹𝐷𝑅 =Total Pembiayaan

    Total Dana Pihak KetigaX 100%

    7. Profitabilitas

    a. Pengertian Profitabilitas

    Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung

    nilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio ini

    memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan,