Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASANANAK USIA PRASEKOLAH YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN
INVASIF DI RUANG ANAK (CEMPAKA)RSUD WATES KULON PROGO
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
Ratna Susanti
NPM: 3207023
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
YOGYAKARTA
2012
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
PLAY THERAPY FOR PRE-SCHOOL CHILDREN WITH ANXIETYDISORDER IN CEMPAKA WARD RSUD WATES KULON PROGO
Ratna Susanti1, Nuryandari2, Retno Sumiyarini3
ABSTRACT
Background : Hospitalization in children become stressful experience and it ismanisfaheld with anxiety it is caused by hospital environment. According to Mottet. all (2001), stressors experienced by children during hospitalization includeseparation from parents, loss of function and self-control, fear, and change self-image. Professional nurse should apply atraumatic care using therapeutic playwhen they provide invasif procedure.Purposes : Knowing the effect of play therapy for pre-school children withanxiety disorder in Cempaka Ward RSUD Wates Kulon Progo.Research Methods : This was a quasy experimental study which is used crosssectional approach and one group pretest posttest design. The population was pre-school children who was hospitalized in Cempaka Ward RSUD Wates KulonProgo. Samples were taken among this population who fulfilled inclution criteriaused accidental sampling technique. The number of samples were 32 children.The research used observation checklist to obtain the children anxiety level. Dataswere analysed with paired sample t-test.The Results : There were a different between childrens anxiety level before playtherapy and after play therapy. The result showed that children in pretest periodreported higher anxiety level (43.8%). After play therapy (posttest) period, thechildren reported lower anxiety level (68.8%). Test results support theeffectiveness of using therapeutic play in preparing children for invasif procedurewith p value of 0.000 <0.05.Conclusion : There are differences in levels of anxiety before and after therapyare given to play music in pre-school children in Cempaka Ward RSUD WatesKulon Progo.
Keywords : play therapy, anxiety levels, pre-school age children, invasifeprocedure
1Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta2Direktur AKPER YKY Yogyakarta3Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASANANAK USIA PRASEKOLAH YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN
INVASIF DI RUANG ANAK (CEMPAKA) RSUD WATES KULON PROGO
Ratna Susanti4, Nuryandari5, Retno Sumiyarini6
INTISARI
Latar Belakang : Pengalaman anak di rumah sakit merupakan pengalaman yangpenuh dengan stress baik bagi anak maupun orang tua, lingkungan rumah sakit itusendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Menurut Mott et.all (2001), stressor yang dialami oleh anak selama proses hospitalisasi meliputiperpisahan dari orang tua, kehilangan fungsi dan kontrol diri, ketakutan,perubahan gambaran diri dan juga nyeri. Perawat profesional anak harusmenerapkan perawatan atraumatik pada anak yaitu salah satunya denganmelaksanakan permainan terapeutik (therapeutik play).Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap tingkatkecemasan anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di RuangAnak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen denganmenggunakan rancangan One Group Pretest-Postets Design. Sampel diambildengan teknik accidental sampling yaitu anak prasekolah yang sakit yang akandilakukan tindakan infasiv di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progoyang memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang.Instrumen penelitian adalah lembar observasi dan hasil penelitian dianalisisdengan rumus paired sample t-tes t.Hasil penelitian : Tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi musik pada anakusia prasekolah di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo sebagianbesar adalah cemas berat sebanyak 14 anak (43,8%). Tingkat kecemasan setelahdiberikan terapi musik pada anak usia prasekolah di Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas ringan sebanyak 22 anak(68,8%). Hasil uji paired sample t-test diperoleh p value sebesar 0,000 < 0,05.Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelahdiberikan terapi bermain musik pada anak usia prasekolah yang akan dilakukantindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.
Kata kunci : terapi bermain, tingkat kecemasan, anak usia prasekolah, tindakaninvasif
4Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta5Direktur AKPER YKY Yogyakarta6Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
ANAK USIA PRASEKOLAH YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN
INVASIF DI RUANG ANAK (CEMPAKA) RSUD WATES KULON PROGO
Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta, sejauh yang diketahui bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar sarjana di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun,
kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Februari 2012
Ratna Susanti
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil alamiin, segala puji syukur ke hadirat Allah SWTTuhan seru sekalian alam, penguasa langit dan bumi, yang mengatur urusanseluruh makhluk, yang mengutus para rasul sebagai penunjuk dan penerangagama ini dengan dalil – dalil yang jelas dan bukti-bukti nyata. Tak lupa sholawatserta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, besertakeluarganya yang kita nantikan syafaatnya dihari kiamat nanti.
Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikanskripsi ini dengan judul “Pengaruh Terapi Bermain Terhadap TingkatKecemasan Anak Usia Prasekolah yang Akan Dilakukan Tindakan Invasif diRuang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo”. Rangkaian penelitiandan penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhiuntuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di STIKES Jenderal Achmad YaniYogyakarta.
Penulis merasa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsiini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikanpenghormatan yang besar serta penghargaannya kepada semua pihak yang telahmembantu dan terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang saya hormati yaitu :
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua STIKES Jenderal Achmad YaniYogyakarta .
2. Yanita Tri Setiyaningsih, S.Kep.,NS selaku Ketua Program Studi IlmuKeperawatan.
3. Ns. Sutejo, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen penguji yang telah bersediameluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukanserta saran terhadap skripsi ini.
4. Nuryandari, S.KM,M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telahmemberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
5. Retno Sumiyarini, S.Kep.,NS selaku Dosen Pembimbing II yang telahmemberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
6. Teman-teman PSIK angkatan 2007 yang telah bersedia membantu danmemberikan nasehat serta dorongan pada penulis.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’adan semangat pada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal sholehdan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini,penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulismengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang. Semogaskripsi ini dapat bermanfaat bagi Ilmu Keperawatan dan pembaca sekalian.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Februari 2012
Ratna Susanti
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
INTISARI .................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............................................. v
MOTTO ........................................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... .. viii
DAFTAR ISI.............................................................................................. .. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………....... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ .. 1B. Rumusan Masalah ................................................................. .. 6C. Tujuan Penelitian .................................................................. .. 6D. Manfaat Penelitian ................................................................ .. 6E. Keaslian Penelitian................................................................ .. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ....................................................................... .. 9B. Landasan Teori ........................................................................ 25C. Kerangka Teori...................................................................... .. 28D. Kerangka Konsep .................................................................. .. 29E. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 30F. Hipotesis Penelitian............................................................... .. 30
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian................................................................... .. 31B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ .. 31C. Variabel Penelitian ................................................................ .. 31D. Definisi Operasional.............................................................. .. 32E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel.................................. .. 33F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................... .. 34G. Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................... 35H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. .. 38I. Jalannya Penelitian................................................................ .. 40J. Etika Penelitian…………………………………………….... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ....................................................................... 44B. Pembahasan ............................................................................. 49C. Keterbatasan dan Kendala Penelitian ...................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................. 54B. Saran ....................................................................................... 54
TIME SCHEDULE PENYUSUNAN SKRIPSI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori .......................................................... 28
Gambar 2. Kerangka Konsep ...................................................... 29
Gambar 3. Desain Penelitian ....................................................... 31
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.0 Kisi-kisi Lembar Observasi.......................................... 35
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin, Kelas, Usia,Tindakan Medis Pada Anak Usia Prasekolahyang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo............................................ 45
Tabel 4.2 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Jenis TerapiBermain Musik Pada Anak Usia Prasekolahyang Akan dilakukan Tindakan InvasifDi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ......................................... 46
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat KecemasanSebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musikpada Anak Usia Prasekolah yang Akandilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ........................................... 47
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Tingkat KecemasanSebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musikpada Anak Usia Prasekolah yang Akandilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ........................................... 48
Tabel 4.5 Uji Paired sample t-test Perbedaan TingkatKecemasan Sebelum dan Sesudah DiberikanTerapi Musik pada Anak Usia Prasekolahyang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ........................................... 49
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Studi Pendahuluan dari STIKES A. Yani Yogyakarta
Lampiran 2 Surat Ijin Validitas di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Gubernur kota Yogyakarta
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian di RSUD Wates Kulon Progo
Lampiran 5 Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 6 Surat persetujuan menjadi responden
Lampiran 7 Lembar observasi penelitian
Lampiran 8 Data Uji Coba
Lampiran 9 Uji Validitas Tingkat Kecemasan Anak
Lampiran 10 Correlations
Lampiran 11 Uji Reliabilitas Tingkat Kecemasan Anak
Lampiran 12 Tabulasi Data Hasil Penelitian Pretest
Lampiran 13 Tabulasi Data Hasil Penelitian Posttest
Lampiran 14 Frequency Table
Lampiran 15 Tingkat Kecemasan Pretest dan Tingkat Kecemasan Posttest
Lampiran 16 Uji Normalitas
Lampiran 17 Uji Beda Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah DiberikanPermainan Musik
Lampiran 18 Lembar Konsultasi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan generasi penerus bangsa, anak yang sehat akan
menentukan nasib bangsa dan negaranya. Oleh karena itu, tumbuh kembang
anak perlu diperhatikan. Sejak lahir seorang anak telah memiliki kebutuhan,
seperti kebutuhan terhadap kasih sayang, kebutuhan rasa aman, kebutuhan
akan penghargaan dan pujian apabila anak dapat melakukan hal-hal yang baik
dan benar (Suherman, 2002).
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak adalah manusia
sejak pembuahan sampai berakhirnya proses tumbuh kembang, yang secara
operasional diterjemahkan menjadi dari saat awal kehidupan sampai dengan
usia 18 tahun (Hegar, 2009).
Pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat terjadi pada masa usia
prasekolah. Pertumbuhan dan perkembangan anak bervariasi dari satu anak
dengan anak yang lain tergantung pada beberapa hal yang mempengaruhinya.
Kendati potensi untuk tumbuh kembang tergantung pada sifat dan pola tumbuh
kembang, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan, khususnya pengaruh
perhatian dan kasih sayang yang membantu meningkatkan kesehatan (Nuryani,
2005).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Reaksi anak prasekolah yang mengalami kecemasan pada suatu kejadian
bisa bermacam-macam, ada yang tercenung, menangis, diam saja, dan lainnya.
Proses selanjutnya akan timbul gejala seperti: anak menghindar dari apa yang
ditakutinya, aktivitas rutinnya tiba-tiba juga berubah, takut pada orang yang
mengintimidasinya, menjadi susah tidur dan jika malam selalu mimpi buruk
kemudian terbangun dan berkeringat, mudah marah, tidak dapat
berkonsentrasi, tidak mau berteman, minatnya hilang, dan sebagainya. Gejala
ini muncul berulang dan dalam waktu lama. Gejala seperti ini adalah kumpulan
gejala kecemasan (Suherman, 2000).
Menurut Wong’s (2003), persepsi anak prasekolah dijelaskan sebagai
berikut:
“ Preschooler’s egocentric and magical thinking limits their abilityto understand events because they view all experiences from theirown self-referenced perspective.”
Pejelasan dari kalimat di atas adalah anak usia prasekolah bersifat egosentris
dan mempunyai pikiran yang magic. Mereka mempunyai keterbatasan untuk
memahami suatu peristiwa karena mereka melihat segala kejadian itu dari
sudut pandang perspektif mereka sendiri.
Anak yang dirawat di rumah sakit akan mengalami masa yang sulit karena
tidak dapat melakukan kegiatan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang
asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus
dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali dirawat menjadi sumber
utama stress dan trauma termasuk trauma perpisahan, walaupun sudah
dilakukan perawatan yang komprehensif secara optimal, sering kali perawatan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
di rumah sakit merupakan hal yang sangat ditakuti bahkan dibenci oleh anak-
anak. Karena ketakutan yang biasa terjadi pada anak-anak prasekolah (3-5
tahun) adalah rumah sakit (Nelson, 2002). Ketakutan dan trauma perpisahan
tersebut disebabkan oleh karena tindakan yang dilakukan pada anak untuk
menyembuhkan penyakit dan atau mempertahankan kelangsungan hidupnya
seringkali merupakan tindakan yang membuat trauma, menyakitkan,
mengecewakan dan bahkan menakutkan (Wong, 2001).
Mc Certhy dan Kozak (2000) menyatakan bahwa hampir empat juta anak
dalam satu tahun mengalami hospitalisasi (Lawrence J. Cit Hikmawati, 2000).
Rata-rata anak mendapatkan perawatan selama enam hari, anak akan
mengalami masa yang sulit pada saat sakit dan harus dirawat karena tidak
dapat melakukan kebiasaan bermain dengan temannya. Menurut Supartini
(2004), pengalaman anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh
dengan stress baik bagi anak maupun oang tua, lingkungan rumah sakit itu
sendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak.
Pada saat anak dalam masa perawatan (hospitalisasi) diperlukan kejelian
perawat untuk dapat mengenali stressor-stressor yang timbul selama anak
dalam masa perawatan. Menurut Mott et. all (2001), stressor yang dialami oleh
anak selama proses hospitalisasi meliputi perpisahan dari orang tua, kehilangan
fungsi dan kontrol diri, ketakutan, perubahan gambaran diri dan juga nyeri.
Untuk mengatasi stressor tersebut, perawat profesional anak harus
menerapkan perawatan atraumatik. yaitu salah satunya dengan melaksanakan
permainan terapeutik (therapeutik play). Terapi bermain adalah upaya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
melanjutkan perkembangan normal yang memungkinkan anak berespon lebih
efektif terhadap situasi yang sulit seperti pengalaman pengobatan. Sifat terapi
bermain merupakan permainan bentuk yang kecil, berfokus pada bermain
sebagai mekanisme perkembangan dan peristiwa yang kritis seperti
hospitalisasi. Terapi bermain ini terdiri dari aktivitas-aktivitas yang tergantung
dengan kebutuhan perkembangan anak maupun lingkungan, dan dapat
disampaikan dalam berbagai bentuk diantaranya adalah pertunjukkan wayang
interaktif, seni ekspresi atau kreatif, permainan boneka, dan lain-lain
permainan yang berorientasi pengobatan (Koller, 2008).
Penelitian tentang manfaat dari pelaksanaan terapi bermain telah dilakukan
oleh William, Lopez, dan Lee (2007). Hasil yang didapat dari penelitian
tersebut yaitu permainan terapeutik dapat menurunkan kecemasan secara
signifikan pada pre dan post operasi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
RSUD Wates Kulon Progo pada tanggal 01 Januari 2011 di Ruang anak
(Cempaka) didapatkan hasil bahwa rumah sakit tersebut memiliki 3 (tiga)
ruang perawatan anak yang terdiri dari kelas I, II, dan III. Rata-rata
perbulannya merawat 110 anak dalam 6 bulan terakhir, dengan variasi penyakit
akut dan kronis. Usia pasien anak yang dirawat di ruangan tersebut juga
bervariasi dari usia 1 bulan hingga usia 15 tahun dan usia pasien anak
prasekolah rata-rata perbulannya dirawat 20 anak dengan rata-rata lama rawat 3
sampai 5 hari. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 3 perawat di ruang
tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat pasien anak prasekolah yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
mengalami kecemasan saat akan dilakukan tindakan medis, dan perawat
tersebut hanya membujuk pasien anak yang mengalami kecemasan, bahkan
kadang dipaksa untuk dilakukan tindakan medis. Hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap 3 pasien anak prasekolah menunjukkan perilaku kecemasan
pada prosedur tindakan yang akan dilakukan oleh perawat dan petugas
laboratorium, dan kecemasan saat melihat seragam petugas medis. Pasien anak
pertama menunjukkan perilaku menangis bahkan menjerit, dan pucat, pasien
anak kedua menangis, menolak didekati dan tidak kooperatif, pasien anak
ketiga menunjukkan perilaku menjerit, menangis dan keluar keringat dingin.
Hal ini terutama terjadi pada pasien anak yang baru pertama kali menjalani
perawatan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap perawat di ruang
anak tersebut didapatkan pula informasi bahwa pada ketiga ruang perawatan
anak tersebut belum tersedia fasilitas bermain dan program bermain.
Pelaksanaan bermain di ruang rawat anak tersebut dilakukan hanya oleh
mahasiswa yang sedang berpraktik, yaitu mahasiswa DIII Keperawatan
maupun SI Keperawatan.
Berdasarkan uraian tersebut dan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates
Kulon Progo belum dilaksanakan adanya terapi bermain, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh terapi bermain terhadap
tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif
di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “ Apakah ada pengaruh terapi bermain terhadap tingkat
kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak
(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo? ”.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap
tingkat kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang
Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif
sebelum dilakukan terapi bermain di Ruang Anak (Cempaka) RSUD
Wates Kulon Progo.
b. Mengetahui tingkat kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif
setelah dilakukan terapi bermain di Ruang Anak (Cempaka) RSUD
Wates Kulon Progo.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
a. Memberikan gambaran dan informasi tentang pengaruh terapi bermain
terhadap tingkat kecemasan anak yang dilakukan tindakan invasif di
rumah sakit.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
b. Menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan terapi
bermain dan tingkat kecemasan.
2. Bagi pengguna
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Instansi Rumah
Sakit dalam menyediakan sarana permainan bagi pasien anak di ruang
perawatan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat dalam
melakukan terapi bermain pada pasien anak yang dirawat sehingga dapat
mengurangi atau menghilangkan kecemasan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam
melakukan penelitian.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi keluarga pasien
anak yang mengalami perawatan di rumah sakit.
F. Keaslian Penelitian
1. Herliana (2001), penelitian yang dilakukan berjudul Pengaruh pemberian
terapi bermain terhadap tingkat kooperasi anak usia prasekolah yang sedang
mengalami hospitalisasi di IRNA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif yang menekankan
pada pengaruh pemberian terapi bermain bagi tingkat kooperasi/kerjasama
anak usia prasekolah yang sedang dirawat di IRNA II RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terapi bermain
ternyata memberikan pengaruh terhadap tingkat kooperasi anak, dimana
akan meningkat setelah diberikan terapi bermain. Persamaan dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
8
penelitian ini adalah variabel independen yang diteliti yaitu pengaruh terapi
bermain, sedangkan perbedaan terletak pada variabel dependennya yaitu
tingkat kooperasi.
2. Nursanti (2000) berjudul Peran keluarga terhadap pelaksanaan terapi
bermain pada anak prasekolah di IRNA II RSUP Dr. Sardjito Yogykarta ini
menekankan pada bagaimana peran keluarga terhadap pelaksanaan terapi
bermain. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental deskriptif
analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian ini
adalah pengetahuan keluarga tentang terapi bermain sudah baik, karena
keluarga yang anaknya dirawat di rumah sakit mempunyai latar belakang
pendidikan yang cukup tinggi yaitu mayoritas pendidikan terakhir SMU
(27%) dan perguruan tinggi (43%). Persamaan dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti tentang terapi bermain, sedangkan perbedaan dengan
penelitian ini terletak pada variabel yang diteliti yaitu variabel peran orang
tua.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD
Wates Kulon Progo, lokasinya di Dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya
di Jalan Tentara Pelajar Km 1 No 5 Wates Kulon progo. Rumah Sakit
Umum Daerah Wates berdiri tahun 1994. Di Ruang Anak(Cempaka)
terdapat 3 kelas perawatan, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Pasien anak rata-
rata berasal dari pedesaan yang tinggal tidak jauh dari Rumah Sakit.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2011 - 15 Januari
2012.
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap 32 orang responden anak usia prasekolah
yang berumur 3-5 tahun yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang
Anak (Cempaka) RSUD Wates kulon Progo diperoleh karakteristik
responden sebagai berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden BerdasarkanJenis Kelamin, Kelas, Usia dan Tindakan Medis pada Anak Usia
Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo
Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012
Karakteristik Frekuensi ProsentaseJenis kelaminLaki-lakiPerempuan
1814
56,243,8
Jumlah 32 100Usia3 tahun4 tahun5 tahun
71510
21,946,931,3
Jumlah 32 100KelasIIIIII
41216
12,537,550,0
Jumlah 32 100Tindakan medisPemasangan infusPemberian obat IV/IMPengambilan sampel darah
13316
40,69,450,0
Jumlah 32 100Sumber : Data primer tahun 2012
Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 18 anak (56,3%) dan responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 14 anak (43,7%). Usia responden sebagian besar
adalah 4 tahun sebanyak 15 anak (46,9%) dan sebagian kecil berumur 3
tahun sebanyak 7 anak (21,9%). Sebagian besar responden dirawat di kelas
III sebanyak 16 anak (50%) dan sebagian kecil dirawat di kelas I sebanyak
4 anak (12,5%). Tindakan medis yang didapat sebagian besar responden
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
adalah pengambilan sampel darah sebanyak 16 anak (50%) dan sebagian
kecil pemberian obat IV/IM sebanyak 3 anak (9,4%).
3. Jenis Terapi Musik
Jenis terapi bermain musik yang diberikan dalam penelitian ini
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Jenis Terapi Bermain MusikPada Anak Usia Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasif
di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon ProgoTanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012
Jenis Jenis terapi bermain musikKelamin Boneka
musikRobot-robotan
musikTelefon
genggamPiano mainan
musikTotal
f % F % f % f % f %Laki-laki - 0 12 66,7 6 33,3 - 0 18 100Perempuan 10 71,4 - 0 2 14,3 2 14,3 14 100Total 10 31,3 12 37,5 8 25,0 2 6,3 32 100
Sumber: Data Primer Tahun 2011
Tabel 4.2 menunjukkan anak laki-laki sebagian besar menyukai jenis
terapi bermain robot-robotan sebanyak 12 anak (66,7%) dan sebagian kecil
menyukai terapi bermain telefon genggam sebanyak 6 anak (33,3%). Anak
perempuan sebagian besar menyukai jenis terapi bermain boneka musik
sebanyak 10 anak (71,4%) dan sebagian kecil menyukai telefon genggam
sebanyak 2 anak (14,3%).
4. Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik
pada Anak Usia Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasif di
Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo
Hasil pengukuran tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
terapi musik pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Sebelum dan SesudahDiberikan Terapi Musik pada Anak Usia Prasekolah yang Akan dilakukanTindakan Invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo
Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012
Tingkat Pretest Postestkecemasan Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Tidak cemas - 0 - 0Cemas ringan 7 21,9 22 68,8Cemas sedang 11 34,3 10 31,2Cemas berat 14 43,8 - 0Jumlah 32 100 32 100
Sumber: Data Primer Tahun 2012
Tabel 4.3 menunjukkan kecemasan sebelum diberikan terapi musik
pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang
Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas
berat sebanyak 14 anak (43,8%) dan sebagian kecil cemas ringan sebanyak
7 anak (21,9%). Setelah diberikan terapi bermain musik sebagian besar
anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak
(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo memiliki tingkat kecemasan ringan
sebanyak 22 anak (68,8%) dan sebaigian kecil cemas sedang sebanyak 10
anak (31,2%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
5. Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah Diberikan
Terapi Bermain Musik pada Anak Usia Prasekolah yang Akan
dilakukan Tindakan Invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates
Kulon Progo
Pengujian perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah
diberikan terapi bermain musik pada anak usia prasekolah yang akan
dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon
Progo dilakukan dengan uji t-test (Independent sample t-test). Uji t test
merupakan statistik parametrik. Semua statistic parametrik
mempersyaratkan distribusi data yang normal untuk variabel terikatnya.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini sebelum dilakukan
uji t-test dilakukan pengujian normalitas data yang dilakukan dengan
one sample Kolmogrov-Smirnov.
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Tingkat Kecemasan Sebelum dan SesudahDiberikan Terapi Musik pada Anak Usia Prasekolah di Ruang AnakRSUD Wates Kulon Progo Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012
Variabel KS-Z P KeteranganTingkat kecemasan sebelum terapi musik
Tingkat kecemasan setelah terapi musik
1,313
0,867
0,064
0,440
Normal
Normal
Sumber: Hasil analisis data.
Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian normalitas data tingkat
kecemasan sebelum diberikan terapi musik pada anak usia prasekolah
yang akan dilakukan tindakan invasif diperoleh p-value sebesar 0,064 dan
tingkat kecemasan setelah diberikan terapi musik diperoleh p-value
sebesar 0,440 masing-masing lebih besar dari probabilitas 0,05.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan data
berdistribusi normal sehingga terpenuhi syarat untuk melakukan uji t.
Tabel 4.5. Uji Paired sample t-test Perbedaan Tingkat KecemasanSebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik pada Anak Usia
Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo
Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012
Kategori t-testt p
Tk Kecemasan anak sebelum terapi musik
Tk Kecemasan anak setelah terapi musik
13,638 0,000
Sumber: Hasil analisis data.
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji independent-sample t-test diperoleh
p-value (sig) sebesar 0,000 < 0,05, berarti terdapat perbedaan secara
bermakna tingkat kecemasan sebelum dan setelah diberikan terapi bermain
musik pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di
Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.
B. Pembahasan
Tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi musik pada anak usia
prasekolah yang akan dilakukan tindakan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD
Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas berat sebanyak 14 anak
(43,8%). Menurut Hurlock Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Kecemasan
anak prasekolah terhadap rumah sakit terutama disebabkan oleh
keberadaannya di lingkungan yang baru, terhentinya kegiatan rutin, prosedur
yang menimbulkan nyeri, mutilasi tubuh dan perasaan disia-siakan serta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
pemisahan. Jenis-jenis kecemasan menurut Carpenito (2000) berdasarkan
sumbernya adalah kecemasan obyektif, kecemasan moral, dan kecemasan
neurotik. Sedangkan respon terhadap kecemasan mempunyai empat elemen
yaitu kognitif, somatik, emosi, dan perilaku. Tanda-tanda anak usia
prasekolah yang mengalami kecemasan seperti menangis, menolak didekati
orang lain, menyerang dengan memukul, menendang, menggigit, menjerit,
gemetar, memejamkan mata, dan meronta (Wong, 2003). Hospitaliasai
merupakan masa yang penuh stress bagi anak usia prasekolah.
Menurut Sandra et al cit Herlina (2001), dampak hospitalisasi pada
anak meliputi perpisahan, kehilangan kendali, nyeri, dan rasa takut.
Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
anak mengalami suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang
memungkinkan anak untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Hospitalisasi jauh dari menyenangkan untuk anak; prosedur medis dan atau
pembedahan yang menyakitkan, pisah dari keluarga, teman dan sekolah,
menghadapi situasi yang tidak dikenal dimana para perawat dan dokter
menguasai keadaan. Banyaknya anak usia prasekolah yang akan dilakukan
tindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo yang
menderita kecemasan sedang disebabkan anak mengalami trauma pada
tindakan keperawatan seperti pemasangan jarum infus, pemberian obat dan
pengambilan sampel darah.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
Tingkat kecemasan setelah diberikan terapi musik pada anak usia
prasekolah yang akan dilakukan tindakan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD
Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas ringan sebanyak 22 orang
(68,8%). Hal ini sesuai dengan tujuan bermain di rumah sakit yaitu antara lain
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress di rumah sakit, dapat
melanjutkan tumbuh kembang selama perawatan di rumah sakit, dan dapat
mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat.
Hikmawati (2000) menyatakan bahwa terapi bermain berpengaruh terhadap
penurunan tingkat kecemasan anak yang dirawat di rumah sakit. Keberhasilan
dalam pelaksanaan terapi bermain sangat bergantung pada kerjasama yang
baik terutama antar perawat atau petugas kesehatan sendiri dan dukungan
yang besar dari orang tua dan keluarga. Hasil penelitian ini mendukung
temuan dalam penelitian sebelumnya oleh Gunawan (2003) yang
menyimpulkan faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan terapi bermain
yaitu pengetahuan perawat, fasilitas, waktu, reaksi anak, respon orang tua dan
penyakit anak. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan terapi
bermain tidak ditemukan.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian besar anak laki-
laki menyukai terapi musik jenis robot-robotan sebanyak 12 anak (66,7%)
dan sebagian besar anak perempuan menyukai terapi musik jenis boneka
sebanyak 10 anak (71,4%). Hal ini sesuai dengan bentuk permainan menurut
usia yaitu anak usia 2-3 tahun: bermain balok, mainan bersusun, bola, alat
permainan yang lembut, mendorong dan menarik alat mainan, mendengarkan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
cerita, musik, dan puzzle yang sederhana. Anak usia 3-4 tahun: bermain
puzzle, balon, musik, bercerita, permainan pura-pura memasak, menjadi
dokter, perawat. Anak usia 4-5 tahun: Bermain game, menyobek, memotong
dengan gunting, buku-buku bergambar, melipat kertas atau origami, topeng,
perahu, dan bergambar. Pelaksanaan terapi bermain dilakukan dengan cara
anak turut memilih beberapa mainan yang disukainya.
Hasil uji t-test menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan
sebelum dan setelah diberikan terapi bermain musik pada anak usia
prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka)
RSUD Wates Kulon Progo. Pengalaman hospitalisasi merupakan hal yang
paling berkesan bagi anak dan menyebabkan stres bagi anak dan keluarga.
Berhadapan dengan anak-anak lainnya yang sakit dan hal-hal lain
menyebabkan perawatan di rumah sakit itu menjadi sesuatu yang
menyakitkan. Lingkungan rumah sakit itu sendiri dirasakan sebagai terpencil,
kesepian, dan asing. Mereka khawatir tentang bagaimana mengatasinya.
Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi anak yang demikian adalah salah
satunya dengan melaksanakan terapi bermain. Fungsi bermain di rumah sakit
menurut Whaley dan Wong (2003) adalah memberi kesempatan anak belajar
tentang bagian-bagian tubuh, fungsi dan penyakitnya sendiri, membantu anak
merasa lebih nyaman di lingkungan yang asing, memberikan hiburan dan
membantu relaksasi, membantu melepaskan ketegangan dan
mengekspresikan perasaan, mendorong perkembangan dan interaksi yang
baik, cara untuk mengekspresikan ide yang kreatif, menjelaskan tujuan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
pengobatan, dan mengurangi kecemasan.
Hasil ini sesuai dengan penelitian William, Lopez, dan Lee (2004), dan
Koller (2008b) yang menyimpulkan permainan terapeutik dapat menurunkan
kecemasan secara signifikan pada pre dan post operasi (William, Lopez, &
Lee, 2004). Demikian juga dengan Koller (2008b) yang berhasil
mengidentifikasikan bahwa terapi bermain dapat menurunkan stres fisiologis
dan psikologis. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Herliana (2001)
bahwa terapi bermain ternyata memberikan pengaruh terhadap tingkat
kooperasi anak, dimana akan meningkat setelah diberikan terapi bermain.
C. Keterbatasan dan Kendala Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah ada faktor lain yang tidak
dikendalikan, dan penguji hanya melakukan satu kali observasi. Sedangkan
kendala penelitian ini adalah ada sebagian anak yang masih trauma dengan
tindakan medis yang diberikan sebelumnya sehingga tidak mau dilakukan
terapi bermain yang diberikan perawat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1. Tingkat kecemasan anak usia prasekolah sebelum dilakukan terapi
bermain selama dirawat di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon
Progo sebagian besar adalah tingkat kecemasan dalam kategori berat.
2. Tingkat kecemasan anak usia prasekolah setelah dilakukan terapi bermain
selama dirawat di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo
sebagian besar adalah tingkat kecemasan dalam kategori ringan.
3. Ada pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia
prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak
(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo ditunjukkan dengan p-value hasil
uji paired sample t-test sebesar 0,000 < 0,05.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Rumah Sakit
Memberi fasilitas permainan bagi pasien anak di ruang perawatan anak
(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.
2. Bagi perawat
Dengan diberikannya fasilitas permainan, sehingga dilaksanakan terapi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
bermain pada pasien anak, dan perawat memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga pasien bahwa terapi bermain dapat mengurangi atau
menghilangkan tingkat kecemasan, dan dapat membantu tumbuh kembang
anak.
3. Bagi peneliti berikutnya
Diharapkan untuk diperhatikan variabel konfonden yang lainnya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Dorland W.A.N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Editor Huriawati Hartanto.Edisi 29. Jakarta: EGC.
Eiser, J.R. 2000. Social Psychology Attitudes, Cognition and Social Behaviour.USA: Mc Graw-Hill Book Company.
Hawari, D. 2006. Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Hegar, B. 2009. Cara Praktis Membentuk anak Sehat, Tumbuh Kembang Optimal,Kreatif dan Cerdas Multipel. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Herliana, L. 2001. Pengaruh Terapi bermain Terhadap Tingkat KooperatifSelama Menjalani Perawatan Pada Anak Usia Prasekolah di IRNA II(Bangsal Perawatan Anak) RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. FakultasKedokteran. UGM. Skripsi.
Hikmawati, U. 2000. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penurunan KecemasanAnak Usia Prasekolah Selama Perawatan Di IRNA II RSUP Dr. Sardjito,Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas KedokteranUGM.
Hurlock, E.B. 2001. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Indrianingsih. 2000. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan TingkatKecemasan Menghadapi Menopause. Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Kaplan, H.I., MD and B.J. Sadock, MD. 2003. Comprehensive Textbook ofPshyciatry. Vol. 2. 6th Edition. Baitimore: The William and Wilkins Co.
La Rocca, JC dan Otto, SE. 2002. Terapi Intravena. Alih Bahasa AniekMaryunani. Jakarta: EGC.
Laily, I.E. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada AnakSekolah Yang Dirawat Di Instalasi kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta.
Mott, S.R., dkk. 2001. Nursing Care of Childern and Families. 3th Edition.California: Addison-Wesley Nursing, a Division of Benjamin/CummingsPublishing Company.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak: Ilmu Pediatric Perkembangan. Edisi Ketiga.Jakarta: EGC.
Nursanti, I. 2000. Peran Keluarga Terhadap Pelaksanaan Terapi Bermain diInstalasi Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. FakultasKedokteran UGM. Skripsi.
Nuryani. 2005. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat KecemasanPasien Pre Operasi di RSU Aisyiyah Ponorogo. Skripsi Program StudiIlmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM. Tidak dipublikasikan.
Ribek, N. 2000. Analisis Lama Waktu Tindakan Keperawatan PemasanganKateter dan Infus di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Rumah SakitUmum Pusat Dr. SARDJITO Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta.
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisa DataDalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
RSUP Dr. SARDJITO. 1997. Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit UmumPusat Dr. SARDJITO. Yogyakarta.
Soetjiningsih. 2001. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Stuart, G.W & Sundeen. 2007. Principles and Practice of Psychiatic Nursing. 5th
Edition. Missiouri: Mosby years Book.
Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Administrasi. Cetakan ke-8. Bandung:CV. Alfabeta.
Suherman. 2002. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Keperawatan Anak. Editor Monica Ester. Jakarta:EGC.
Sutomo. 2001. Tindakan Spesifik pada Klien dengan Gangguan KeseimbanganCairan Elektrolit dan Nutrisi. Pelatihan Asuhan Keperawatan PPNIKomisariat RSUP Dr. SARDJITO. Yogyakarta.
William, Lopez and Lee. 2007. Maternal & Child Health. USA: Spinger.
Wolff, LV; Weitzel, MH; Fuerst, EV. 2001. Dasar-dasar Ilmu Keperawatan.Jakarta: Penerbit PT. Gunung Agung.
Wong, D.L. 2001. Clinical Manual of Pediatric Nursing. 5th Edition. Philadelphia.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Wong, D.L. 2003. Whaley and Wong’s Nursing Care of Infant and Childern. 7th
Edition. Philadelphia: Mosby Company.
Yusuf, S. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT RemajaRosdakarya.