35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI RUANG ANAK (CEMPAKA) RSUD WATES KULON PROGO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh: Ratna Susanti NPM: 3207023 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2012

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASANANAK USIA PRASEKOLAH YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN

INVASIF DI RUANG ANAK (CEMPAKA)RSUD WATES KULON PROGO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

Ratna Susanti

NPM: 3207023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

YOGYAKARTA

2012

Page 2: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 3: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

PLAY THERAPY FOR PRE-SCHOOL CHILDREN WITH ANXIETYDISORDER IN CEMPAKA WARD RSUD WATES KULON PROGO

Ratna Susanti1, Nuryandari2, Retno Sumiyarini3

ABSTRACT

Background : Hospitalization in children become stressful experience and it ismanisfaheld with anxiety it is caused by hospital environment. According to Mottet. all (2001), stressors experienced by children during hospitalization includeseparation from parents, loss of function and self-control, fear, and change self-image. Professional nurse should apply atraumatic care using therapeutic playwhen they provide invasif procedure.Purposes : Knowing the effect of play therapy for pre-school children withanxiety disorder in Cempaka Ward RSUD Wates Kulon Progo.Research Methods : This was a quasy experimental study which is used crosssectional approach and one group pretest posttest design. The population was pre-school children who was hospitalized in Cempaka Ward RSUD Wates KulonProgo. Samples were taken among this population who fulfilled inclution criteriaused accidental sampling technique. The number of samples were 32 children.The research used observation checklist to obtain the children anxiety level. Dataswere analysed with paired sample t-test.The Results : There were a different between childrens anxiety level before playtherapy and after play therapy. The result showed that children in pretest periodreported higher anxiety level (43.8%). After play therapy (posttest) period, thechildren reported lower anxiety level (68.8%). Test results support theeffectiveness of using therapeutic play in preparing children for invasif procedurewith p value of 0.000 <0.05.Conclusion : There are differences in levels of anxiety before and after therapyare given to play music in pre-school children in Cempaka Ward RSUD WatesKulon Progo.

Keywords : play therapy, anxiety levels, pre-school age children, invasifeprocedure

1Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta2Direktur AKPER YKY Yogyakarta3Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 4: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASANANAK USIA PRASEKOLAH YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN

INVASIF DI RUANG ANAK (CEMPAKA) RSUD WATES KULON PROGO

Ratna Susanti4, Nuryandari5, Retno Sumiyarini6

INTISARI

Latar Belakang : Pengalaman anak di rumah sakit merupakan pengalaman yangpenuh dengan stress baik bagi anak maupun orang tua, lingkungan rumah sakit itusendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Menurut Mott et.all (2001), stressor yang dialami oleh anak selama proses hospitalisasi meliputiperpisahan dari orang tua, kehilangan fungsi dan kontrol diri, ketakutan,perubahan gambaran diri dan juga nyeri. Perawat profesional anak harusmenerapkan perawatan atraumatik pada anak yaitu salah satunya denganmelaksanakan permainan terapeutik (therapeutik play).Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap tingkatkecemasan anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di RuangAnak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen denganmenggunakan rancangan One Group Pretest-Postets Design. Sampel diambildengan teknik accidental sampling yaitu anak prasekolah yang sakit yang akandilakukan tindakan infasiv di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progoyang memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang.Instrumen penelitian adalah lembar observasi dan hasil penelitian dianalisisdengan rumus paired sample t-tes t.Hasil penelitian : Tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi musik pada anakusia prasekolah di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo sebagianbesar adalah cemas berat sebanyak 14 anak (43,8%). Tingkat kecemasan setelahdiberikan terapi musik pada anak usia prasekolah di Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas ringan sebanyak 22 anak(68,8%). Hasil uji paired sample t-test diperoleh p value sebesar 0,000 < 0,05.Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelahdiberikan terapi bermain musik pada anak usia prasekolah yang akan dilakukantindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.

Kata kunci : terapi bermain, tingkat kecemasan, anak usia prasekolah, tindakaninvasif

4Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta5Direktur AKPER YKY Yogyakarta6Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 5: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN

ANAK USIA PRASEKOLAH YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN

INVASIF DI RUANG ANAK (CEMPAKA) RSUD WATES KULON PROGO

Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada

Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta, sejauh yang diketahui bukan merupakan tiruan atau

duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar sarjana di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi manapun,

kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Februari 2012

Ratna Susanti

Page 6: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi robbil alamiin, segala puji syukur ke hadirat Allah SWTTuhan seru sekalian alam, penguasa langit dan bumi, yang mengatur urusanseluruh makhluk, yang mengutus para rasul sebagai penunjuk dan penerangagama ini dengan dalil – dalil yang jelas dan bukti-bukti nyata. Tak lupa sholawatserta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, besertakeluarganya yang kita nantikan syafaatnya dihari kiamat nanti.

Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikanskripsi ini dengan judul “Pengaruh Terapi Bermain Terhadap TingkatKecemasan Anak Usia Prasekolah yang Akan Dilakukan Tindakan Invasif diRuang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo”. Rangkaian penelitiandan penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhiuntuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di STIKES Jenderal Achmad YaniYogyakarta.

Penulis merasa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsiini tidak dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikanpenghormatan yang besar serta penghargaannya kepada semua pihak yang telahmembantu dan terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang saya hormati yaitu :

1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua STIKES Jenderal Achmad YaniYogyakarta .

2. Yanita Tri Setiyaningsih, S.Kep.,NS selaku Ketua Program Studi IlmuKeperawatan.

3. Ns. Sutejo, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen penguji yang telah bersediameluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukanserta saran terhadap skripsi ini.

4. Nuryandari, S.KM,M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telahmemberikan arahan dan bimbingan pada penulis.

5. Retno Sumiyarini, S.Kep.,NS selaku Dosen Pembimbing II yang telahmemberikan arahan dan bimbingan pada penulis.

6. Teman-teman PSIK angkatan 2007 yang telah bersedia membantu danmemberikan nasehat serta dorongan pada penulis.

Page 7: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’adan semangat pada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal sholehdan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini,penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulismengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang. Semogaskripsi ini dapat bermanfaat bagi Ilmu Keperawatan dan pembaca sekalian.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Februari 2012

Ratna Susanti

Page 8: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

ABSTRACT ................................................................................................. iii

INTISARI .................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............................................. v

MOTTO ........................................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... .. viii

DAFTAR ISI.............................................................................................. .. x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………....... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................ .. 1B. Rumusan Masalah ................................................................. .. 6C. Tujuan Penelitian .................................................................. .. 6D. Manfaat Penelitian ................................................................ .. 6E. Keaslian Penelitian................................................................ .. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ....................................................................... .. 9B. Landasan Teori ........................................................................ 25C. Kerangka Teori...................................................................... .. 28D. Kerangka Konsep .................................................................. .. 29E. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 30F. Hipotesis Penelitian............................................................... .. 30

Page 9: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian................................................................... .. 31B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ .. 31C. Variabel Penelitian ................................................................ .. 31D. Definisi Operasional.............................................................. .. 32E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel.................................. .. 33F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................... .. 34G. Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................... 35H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. .. 38I. Jalannya Penelitian................................................................ .. 40J. Etika Penelitian…………………………………………….... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ....................................................................... 44B. Pembahasan ............................................................................. 49C. Keterbatasan dan Kendala Penelitian ...................................... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................. 54B. Saran ....................................................................................... 54

TIME SCHEDULE PENYUSUNAN SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori .......................................................... 28

Gambar 2. Kerangka Konsep ...................................................... 29

Gambar 3. Desain Penelitian ....................................................... 31

Page 11: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.0 Kisi-kisi Lembar Observasi.......................................... 35

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin, Kelas, Usia,Tindakan Medis Pada Anak Usia Prasekolahyang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo............................................ 45

Tabel 4.2 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Jenis TerapiBermain Musik Pada Anak Usia Prasekolahyang Akan dilakukan Tindakan InvasifDi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ......................................... 46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat KecemasanSebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musikpada Anak Usia Prasekolah yang Akandilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ........................................... 47

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Tingkat KecemasanSebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musikpada Anak Usia Prasekolah yang Akandilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ........................................... 48

Tabel 4.5 Uji Paired sample t-test Perbedaan TingkatKecemasan Sebelum dan Sesudah DiberikanTerapi Musik pada Anak Usia Prasekolahyang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka)RSUD Wates Kulon Progo ........................................... 49

Page 12: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Studi Pendahuluan dari STIKES A. Yani Yogyakarta

Lampiran 2 Surat Ijin Validitas di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Gubernur kota Yogyakarta

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian di RSUD Wates Kulon Progo

Lampiran 5 Surat permohonan menjadi responden

Lampiran 6 Surat persetujuan menjadi responden

Lampiran 7 Lembar observasi penelitian

Lampiran 8 Data Uji Coba

Lampiran 9 Uji Validitas Tingkat Kecemasan Anak

Lampiran 10 Correlations

Lampiran 11 Uji Reliabilitas Tingkat Kecemasan Anak

Lampiran 12 Tabulasi Data Hasil Penelitian Pretest

Lampiran 13 Tabulasi Data Hasil Penelitian Posttest

Lampiran 14 Frequency Table

Lampiran 15 Tingkat Kecemasan Pretest dan Tingkat Kecemasan Posttest

Lampiran 16 Uji Normalitas

Lampiran 17 Uji Beda Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah DiberikanPermainan Musik

Lampiran 18 Lembar Konsultasi

Page 13: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus bangsa, anak yang sehat akan

menentukan nasib bangsa dan negaranya. Oleh karena itu, tumbuh kembang

anak perlu diperhatikan. Sejak lahir seorang anak telah memiliki kebutuhan,

seperti kebutuhan terhadap kasih sayang, kebutuhan rasa aman, kebutuhan

akan penghargaan dan pujian apabila anak dapat melakukan hal-hal yang baik

dan benar (Suherman, 2002).

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak adalah manusia

sejak pembuahan sampai berakhirnya proses tumbuh kembang, yang secara

operasional diterjemahkan menjadi dari saat awal kehidupan sampai dengan

usia 18 tahun (Hegar, 2009).

Pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat terjadi pada masa usia

prasekolah. Pertumbuhan dan perkembangan anak bervariasi dari satu anak

dengan anak yang lain tergantung pada beberapa hal yang mempengaruhinya.

Kendati potensi untuk tumbuh kembang tergantung pada sifat dan pola tumbuh

kembang, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan, khususnya pengaruh

perhatian dan kasih sayang yang membantu meningkatkan kesehatan (Nuryani,

2005).

Page 14: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Reaksi anak prasekolah yang mengalami kecemasan pada suatu kejadian

bisa bermacam-macam, ada yang tercenung, menangis, diam saja, dan lainnya.

Proses selanjutnya akan timbul gejala seperti: anak menghindar dari apa yang

ditakutinya, aktivitas rutinnya tiba-tiba juga berubah, takut pada orang yang

mengintimidasinya, menjadi susah tidur dan jika malam selalu mimpi buruk

kemudian terbangun dan berkeringat, mudah marah, tidak dapat

berkonsentrasi, tidak mau berteman, minatnya hilang, dan sebagainya. Gejala

ini muncul berulang dan dalam waktu lama. Gejala seperti ini adalah kumpulan

gejala kecemasan (Suherman, 2000).

Menurut Wong’s (2003), persepsi anak prasekolah dijelaskan sebagai

berikut:

“ Preschooler’s egocentric and magical thinking limits their abilityto understand events because they view all experiences from theirown self-referenced perspective.”

Pejelasan dari kalimat di atas adalah anak usia prasekolah bersifat egosentris

dan mempunyai pikiran yang magic. Mereka mempunyai keterbatasan untuk

memahami suatu peristiwa karena mereka melihat segala kejadian itu dari

sudut pandang perspektif mereka sendiri.

Anak yang dirawat di rumah sakit akan mengalami masa yang sulit karena

tidak dapat melakukan kegiatan seperti biasanya. Lingkungan dan orang-orang

asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus

dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali dirawat menjadi sumber

utama stress dan trauma termasuk trauma perpisahan, walaupun sudah

dilakukan perawatan yang komprehensif secara optimal, sering kali perawatan

Page 15: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

di rumah sakit merupakan hal yang sangat ditakuti bahkan dibenci oleh anak-

anak. Karena ketakutan yang biasa terjadi pada anak-anak prasekolah (3-5

tahun) adalah rumah sakit (Nelson, 2002). Ketakutan dan trauma perpisahan

tersebut disebabkan oleh karena tindakan yang dilakukan pada anak untuk

menyembuhkan penyakit dan atau mempertahankan kelangsungan hidupnya

seringkali merupakan tindakan yang membuat trauma, menyakitkan,

mengecewakan dan bahkan menakutkan (Wong, 2001).

Mc Certhy dan Kozak (2000) menyatakan bahwa hampir empat juta anak

dalam satu tahun mengalami hospitalisasi (Lawrence J. Cit Hikmawati, 2000).

Rata-rata anak mendapatkan perawatan selama enam hari, anak akan

mengalami masa yang sulit pada saat sakit dan harus dirawat karena tidak

dapat melakukan kebiasaan bermain dengan temannya. Menurut Supartini

(2004), pengalaman anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh

dengan stress baik bagi anak maupun oang tua, lingkungan rumah sakit itu

sendiri merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak.

Pada saat anak dalam masa perawatan (hospitalisasi) diperlukan kejelian

perawat untuk dapat mengenali stressor-stressor yang timbul selama anak

dalam masa perawatan. Menurut Mott et. all (2001), stressor yang dialami oleh

anak selama proses hospitalisasi meliputi perpisahan dari orang tua, kehilangan

fungsi dan kontrol diri, ketakutan, perubahan gambaran diri dan juga nyeri.

Untuk mengatasi stressor tersebut, perawat profesional anak harus

menerapkan perawatan atraumatik. yaitu salah satunya dengan melaksanakan

permainan terapeutik (therapeutik play). Terapi bermain adalah upaya

Page 16: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

melanjutkan perkembangan normal yang memungkinkan anak berespon lebih

efektif terhadap situasi yang sulit seperti pengalaman pengobatan. Sifat terapi

bermain merupakan permainan bentuk yang kecil, berfokus pada bermain

sebagai mekanisme perkembangan dan peristiwa yang kritis seperti

hospitalisasi. Terapi bermain ini terdiri dari aktivitas-aktivitas yang tergantung

dengan kebutuhan perkembangan anak maupun lingkungan, dan dapat

disampaikan dalam berbagai bentuk diantaranya adalah pertunjukkan wayang

interaktif, seni ekspresi atau kreatif, permainan boneka, dan lain-lain

permainan yang berorientasi pengobatan (Koller, 2008).

Penelitian tentang manfaat dari pelaksanaan terapi bermain telah dilakukan

oleh William, Lopez, dan Lee (2007). Hasil yang didapat dari penelitian

tersebut yaitu permainan terapeutik dapat menurunkan kecemasan secara

signifikan pada pre dan post operasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

RSUD Wates Kulon Progo pada tanggal 01 Januari 2011 di Ruang anak

(Cempaka) didapatkan hasil bahwa rumah sakit tersebut memiliki 3 (tiga)

ruang perawatan anak yang terdiri dari kelas I, II, dan III. Rata-rata

perbulannya merawat 110 anak dalam 6 bulan terakhir, dengan variasi penyakit

akut dan kronis. Usia pasien anak yang dirawat di ruangan tersebut juga

bervariasi dari usia 1 bulan hingga usia 15 tahun dan usia pasien anak

prasekolah rata-rata perbulannya dirawat 20 anak dengan rata-rata lama rawat 3

sampai 5 hari. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 3 perawat di ruang

tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat pasien anak prasekolah yang

Page 17: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

mengalami kecemasan saat akan dilakukan tindakan medis, dan perawat

tersebut hanya membujuk pasien anak yang mengalami kecemasan, bahkan

kadang dipaksa untuk dilakukan tindakan medis. Hasil pengamatan yang

dilakukan terhadap 3 pasien anak prasekolah menunjukkan perilaku kecemasan

pada prosedur tindakan yang akan dilakukan oleh perawat dan petugas

laboratorium, dan kecemasan saat melihat seragam petugas medis. Pasien anak

pertama menunjukkan perilaku menangis bahkan menjerit, dan pucat, pasien

anak kedua menangis, menolak didekati dan tidak kooperatif, pasien anak

ketiga menunjukkan perilaku menjerit, menangis dan keluar keringat dingin.

Hal ini terutama terjadi pada pasien anak yang baru pertama kali menjalani

perawatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap perawat di ruang

anak tersebut didapatkan pula informasi bahwa pada ketiga ruang perawatan

anak tersebut belum tersedia fasilitas bermain dan program bermain.

Pelaksanaan bermain di ruang rawat anak tersebut dilakukan hanya oleh

mahasiswa yang sedang berpraktik, yaitu mahasiswa DIII Keperawatan

maupun SI Keperawatan.

Berdasarkan uraian tersebut dan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates

Kulon Progo belum dilaksanakan adanya terapi bermain, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh terapi bermain terhadap

tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif

di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.

Page 18: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “ Apakah ada pengaruh terapi bermain terhadap tingkat

kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak

(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo? ”.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap

tingkat kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang

Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif

sebelum dilakukan terapi bermain di Ruang Anak (Cempaka) RSUD

Wates Kulon Progo.

b. Mengetahui tingkat kecemasan anak yang akan dilakukan tindakan invasif

setelah dilakukan terapi bermain di Ruang Anak (Cempaka) RSUD

Wates Kulon Progo.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

a. Memberikan gambaran dan informasi tentang pengaruh terapi bermain

terhadap tingkat kecemasan anak yang dilakukan tindakan invasif di

rumah sakit.

Page 19: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

b. Menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan terapi

bermain dan tingkat kecemasan.

2. Bagi pengguna

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Instansi Rumah

Sakit dalam menyediakan sarana permainan bagi pasien anak di ruang

perawatan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat dalam

melakukan terapi bermain pada pasien anak yang dirawat sehingga dapat

mengurangi atau menghilangkan kecemasan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam

melakukan penelitian.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi keluarga pasien

anak yang mengalami perawatan di rumah sakit.

F. Keaslian Penelitian

1. Herliana (2001), penelitian yang dilakukan berjudul Pengaruh pemberian

terapi bermain terhadap tingkat kooperasi anak usia prasekolah yang sedang

mengalami hospitalisasi di IRNA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif yang menekankan

pada pengaruh pemberian terapi bermain bagi tingkat kooperasi/kerjasama

anak usia prasekolah yang sedang dirawat di IRNA II RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terapi bermain

ternyata memberikan pengaruh terhadap tingkat kooperasi anak, dimana

akan meningkat setelah diberikan terapi bermain. Persamaan dengan

Page 20: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

penelitian ini adalah variabel independen yang diteliti yaitu pengaruh terapi

bermain, sedangkan perbedaan terletak pada variabel dependennya yaitu

tingkat kooperasi.

2. Nursanti (2000) berjudul Peran keluarga terhadap pelaksanaan terapi

bermain pada anak prasekolah di IRNA II RSUP Dr. Sardjito Yogykarta ini

menekankan pada bagaimana peran keluarga terhadap pelaksanaan terapi

bermain. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental deskriptif

analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian ini

adalah pengetahuan keluarga tentang terapi bermain sudah baik, karena

keluarga yang anaknya dirawat di rumah sakit mempunyai latar belakang

pendidikan yang cukup tinggi yaitu mayoritas pendidikan terakhir SMU

(27%) dan perguruan tinggi (43%). Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti tentang terapi bermain, sedangkan perbedaan dengan

penelitian ini terletak pada variabel yang diteliti yaitu variabel peran orang

tua.

Page 21: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD

Wates Kulon Progo, lokasinya di Dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya

di Jalan Tentara Pelajar Km 1 No 5 Wates Kulon progo. Rumah Sakit

Umum Daerah Wates berdiri tahun 1994. Di Ruang Anak(Cempaka)

terdapat 3 kelas perawatan, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Pasien anak rata-

rata berasal dari pedesaan yang tinggal tidak jauh dari Rumah Sakit.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2011 - 15 Januari

2012.

2. Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap 32 orang responden anak usia prasekolah

yang berumur 3-5 tahun yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang

Anak (Cempaka) RSUD Wates kulon Progo diperoleh karakteristik

responden sebagai berikut:

Page 22: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden BerdasarkanJenis Kelamin, Kelas, Usia dan Tindakan Medis pada Anak Usia

Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo

Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012

Karakteristik Frekuensi ProsentaseJenis kelaminLaki-lakiPerempuan

1814

56,243,8

Jumlah 32 100Usia3 tahun4 tahun5 tahun

71510

21,946,931,3

Jumlah 32 100KelasIIIIII

41216

12,537,550,0

Jumlah 32 100Tindakan medisPemasangan infusPemberian obat IV/IMPengambilan sampel darah

13316

40,69,450,0

Jumlah 32 100Sumber : Data primer tahun 2012

Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 18 anak (56,3%) dan responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 14 anak (43,7%). Usia responden sebagian besar

adalah 4 tahun sebanyak 15 anak (46,9%) dan sebagian kecil berumur 3

tahun sebanyak 7 anak (21,9%). Sebagian besar responden dirawat di kelas

III sebanyak 16 anak (50%) dan sebagian kecil dirawat di kelas I sebanyak

4 anak (12,5%). Tindakan medis yang didapat sebagian besar responden

Page 23: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

adalah pengambilan sampel darah sebanyak 16 anak (50%) dan sebagian

kecil pemberian obat IV/IM sebanyak 3 anak (9,4%).

3. Jenis Terapi Musik

Jenis terapi bermain musik yang diberikan dalam penelitian ini

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Jenis Terapi Bermain MusikPada Anak Usia Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasif

di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon ProgoTanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012

Jenis Jenis terapi bermain musikKelamin Boneka

musikRobot-robotan

musikTelefon

genggamPiano mainan

musikTotal

f % F % f % f % f %Laki-laki - 0 12 66,7 6 33,3 - 0 18 100Perempuan 10 71,4 - 0 2 14,3 2 14,3 14 100Total 10 31,3 12 37,5 8 25,0 2 6,3 32 100

Sumber: Data Primer Tahun 2011

Tabel 4.2 menunjukkan anak laki-laki sebagian besar menyukai jenis

terapi bermain robot-robotan sebanyak 12 anak (66,7%) dan sebagian kecil

menyukai terapi bermain telefon genggam sebanyak 6 anak (33,3%). Anak

perempuan sebagian besar menyukai jenis terapi bermain boneka musik

sebanyak 10 anak (71,4%) dan sebagian kecil menyukai telefon genggam

sebanyak 2 anak (14,3%).

4. Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik

pada Anak Usia Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasif di

Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo

Hasil pengukuran tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan

terapi musik pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan

Page 24: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Sebelum dan SesudahDiberikan Terapi Musik pada Anak Usia Prasekolah yang Akan dilakukanTindakan Invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo

Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012

Tingkat Pretest Postestkecemasan Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Tidak cemas - 0 - 0Cemas ringan 7 21,9 22 68,8Cemas sedang 11 34,3 10 31,2Cemas berat 14 43,8 - 0Jumlah 32 100 32 100

Sumber: Data Primer Tahun 2012

Tabel 4.3 menunjukkan kecemasan sebelum diberikan terapi musik

pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang

Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas

berat sebanyak 14 anak (43,8%) dan sebagian kecil cemas ringan sebanyak

7 anak (21,9%). Setelah diberikan terapi bermain musik sebagian besar

anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak

(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo memiliki tingkat kecemasan ringan

sebanyak 22 anak (68,8%) dan sebaigian kecil cemas sedang sebanyak 10

anak (31,2%).

Page 25: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

5. Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah Diberikan

Terapi Bermain Musik pada Anak Usia Prasekolah yang Akan

dilakukan Tindakan Invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates

Kulon Progo

Pengujian perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah

diberikan terapi bermain musik pada anak usia prasekolah yang akan

dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon

Progo dilakukan dengan uji t-test (Independent sample t-test). Uji t test

merupakan statistik parametrik. Semua statistic parametrik

mempersyaratkan distribusi data yang normal untuk variabel terikatnya.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini sebelum dilakukan

uji t-test dilakukan pengujian normalitas data yang dilakukan dengan

one sample Kolmogrov-Smirnov.

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Tingkat Kecemasan Sebelum dan SesudahDiberikan Terapi Musik pada Anak Usia Prasekolah di Ruang AnakRSUD Wates Kulon Progo Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012

Variabel KS-Z P KeteranganTingkat kecemasan sebelum terapi musik

Tingkat kecemasan setelah terapi musik

1,313

0,867

0,064

0,440

Normal

Normal

Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian normalitas data tingkat

kecemasan sebelum diberikan terapi musik pada anak usia prasekolah

yang akan dilakukan tindakan invasif diperoleh p-value sebesar 0,064 dan

tingkat kecemasan setelah diberikan terapi musik diperoleh p-value

sebesar 0,440 masing-masing lebih besar dari probabilitas 0,05.

Page 26: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan data

berdistribusi normal sehingga terpenuhi syarat untuk melakukan uji t.

Tabel 4.5. Uji Paired sample t-test Perbedaan Tingkat KecemasanSebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik pada Anak Usia

Prasekolah yang Akan dilakukan Tindakan Invasifdi Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo

Tanggal 15 Desember 2011-15 Januari 2012

Kategori t-testt p

Tk Kecemasan anak sebelum terapi musik

Tk Kecemasan anak setelah terapi musik

13,638 0,000

Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji independent-sample t-test diperoleh

p-value (sig) sebesar 0,000 < 0,05, berarti terdapat perbedaan secara

bermakna tingkat kecemasan sebelum dan setelah diberikan terapi bermain

musik pada anak usia prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di

Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.

B. Pembahasan

Tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi musik pada anak usia

prasekolah yang akan dilakukan tindakan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD

Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas berat sebanyak 14 anak

(43,8%). Menurut Hurlock Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir,

gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Kecemasan

anak prasekolah terhadap rumah sakit terutama disebabkan oleh

keberadaannya di lingkungan yang baru, terhentinya kegiatan rutin, prosedur

yang menimbulkan nyeri, mutilasi tubuh dan perasaan disia-siakan serta

Page 27: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

pemisahan. Jenis-jenis kecemasan menurut Carpenito (2000) berdasarkan

sumbernya adalah kecemasan obyektif, kecemasan moral, dan kecemasan

neurotik. Sedangkan respon terhadap kecemasan mempunyai empat elemen

yaitu kognitif, somatik, emosi, dan perilaku. Tanda-tanda anak usia

prasekolah yang mengalami kecemasan seperti menangis, menolak didekati

orang lain, menyerang dengan memukul, menendang, menggigit, menjerit,

gemetar, memejamkan mata, dan meronta (Wong, 2003). Hospitaliasai

merupakan masa yang penuh stress bagi anak usia prasekolah.

Menurut Sandra et al cit Herlina (2001), dampak hospitalisasi pada

anak meliputi perpisahan, kehilangan kendali, nyeri, dan rasa takut.

Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan

anak mengalami suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang

memungkinkan anak untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Hospitalisasi jauh dari menyenangkan untuk anak; prosedur medis dan atau

pembedahan yang menyakitkan, pisah dari keluarga, teman dan sekolah,

menghadapi situasi yang tidak dikenal dimana para perawat dan dokter

menguasai keadaan. Banyaknya anak usia prasekolah yang akan dilakukan

tindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo yang

menderita kecemasan sedang disebabkan anak mengalami trauma pada

tindakan keperawatan seperti pemasangan jarum infus, pemberian obat dan

pengambilan sampel darah.

Page 28: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

Tingkat kecemasan setelah diberikan terapi musik pada anak usia

prasekolah yang akan dilakukan tindakan di Ruang Anak (Cempaka) RSUD

Wates Kulon Progo sebagian besar adalah cemas ringan sebanyak 22 orang

(68,8%). Hal ini sesuai dengan tujuan bermain di rumah sakit yaitu antara lain

dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress di rumah sakit, dapat

melanjutkan tumbuh kembang selama perawatan di rumah sakit, dan dapat

mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat.

Hikmawati (2000) menyatakan bahwa terapi bermain berpengaruh terhadap

penurunan tingkat kecemasan anak yang dirawat di rumah sakit. Keberhasilan

dalam pelaksanaan terapi bermain sangat bergantung pada kerjasama yang

baik terutama antar perawat atau petugas kesehatan sendiri dan dukungan

yang besar dari orang tua dan keluarga. Hasil penelitian ini mendukung

temuan dalam penelitian sebelumnya oleh Gunawan (2003) yang

menyimpulkan faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan terapi bermain

yaitu pengetahuan perawat, fasilitas, waktu, reaksi anak, respon orang tua dan

penyakit anak. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan terapi

bermain tidak ditemukan.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian besar anak laki-

laki menyukai terapi musik jenis robot-robotan sebanyak 12 anak (66,7%)

dan sebagian besar anak perempuan menyukai terapi musik jenis boneka

sebanyak 10 anak (71,4%). Hal ini sesuai dengan bentuk permainan menurut

usia yaitu anak usia 2-3 tahun: bermain balok, mainan bersusun, bola, alat

permainan yang lembut, mendorong dan menarik alat mainan, mendengarkan

Page 29: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

cerita, musik, dan puzzle yang sederhana. Anak usia 3-4 tahun: bermain

puzzle, balon, musik, bercerita, permainan pura-pura memasak, menjadi

dokter, perawat. Anak usia 4-5 tahun: Bermain game, menyobek, memotong

dengan gunting, buku-buku bergambar, melipat kertas atau origami, topeng,

perahu, dan bergambar. Pelaksanaan terapi bermain dilakukan dengan cara

anak turut memilih beberapa mainan yang disukainya.

Hasil uji t-test menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan

sebelum dan setelah diberikan terapi bermain musik pada anak usia

prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak (Cempaka)

RSUD Wates Kulon Progo. Pengalaman hospitalisasi merupakan hal yang

paling berkesan bagi anak dan menyebabkan stres bagi anak dan keluarga.

Berhadapan dengan anak-anak lainnya yang sakit dan hal-hal lain

menyebabkan perawatan di rumah sakit itu menjadi sesuatu yang

menyakitkan. Lingkungan rumah sakit itu sendiri dirasakan sebagai terpencil,

kesepian, dan asing. Mereka khawatir tentang bagaimana mengatasinya.

Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi anak yang demikian adalah salah

satunya dengan melaksanakan terapi bermain. Fungsi bermain di rumah sakit

menurut Whaley dan Wong (2003) adalah memberi kesempatan anak belajar

tentang bagian-bagian tubuh, fungsi dan penyakitnya sendiri, membantu anak

merasa lebih nyaman di lingkungan yang asing, memberikan hiburan dan

membantu relaksasi, membantu melepaskan ketegangan dan

mengekspresikan perasaan, mendorong perkembangan dan interaksi yang

baik, cara untuk mengekspresikan ide yang kreatif, menjelaskan tujuan

Page 30: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

pengobatan, dan mengurangi kecemasan.

Hasil ini sesuai dengan penelitian William, Lopez, dan Lee (2004), dan

Koller (2008b) yang menyimpulkan permainan terapeutik dapat menurunkan

kecemasan secara signifikan pada pre dan post operasi (William, Lopez, &

Lee, 2004). Demikian juga dengan Koller (2008b) yang berhasil

mengidentifikasikan bahwa terapi bermain dapat menurunkan stres fisiologis

dan psikologis. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Herliana (2001)

bahwa terapi bermain ternyata memberikan pengaruh terhadap tingkat

kooperasi anak, dimana akan meningkat setelah diberikan terapi bermain.

C. Keterbatasan dan Kendala Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah ada faktor lain yang tidak

dikendalikan, dan penguji hanya melakukan satu kali observasi. Sedangkan

kendala penelitian ini adalah ada sebagian anak yang masih trauma dengan

tindakan medis yang diberikan sebelumnya sehingga tidak mau dilakukan

terapi bermain yang diberikan perawat.

Page 31: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :

1. Tingkat kecemasan anak usia prasekolah sebelum dilakukan terapi

bermain selama dirawat di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon

Progo sebagian besar adalah tingkat kecemasan dalam kategori berat.

2. Tingkat kecemasan anak usia prasekolah setelah dilakukan terapi bermain

selama dirawat di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo

sebagian besar adalah tingkat kecemasan dalam kategori ringan.

3. Ada pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia

prasekolah yang akan dilakukan tindakan invasif di Ruang Anak

(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo ditunjukkan dengan p-value hasil

uji paired sample t-test sebesar 0,000 < 0,05.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit

Memberi fasilitas permainan bagi pasien anak di ruang perawatan anak

(Cempaka) RSUD Wates Kulon Progo.

2. Bagi perawat

Dengan diberikannya fasilitas permainan, sehingga dilaksanakan terapi

Page 32: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

bermain pada pasien anak, dan perawat memberikan pendidikan kesehatan

kepada keluarga pasien bahwa terapi bermain dapat mengurangi atau

menghilangkan tingkat kecemasan, dan dapat membantu tumbuh kembang

anak.

3. Bagi peneliti berikutnya

Diharapkan untuk diperhatikan variabel konfonden yang lainnya.

Page 33: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Dorland W.A.N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Editor Huriawati Hartanto.Edisi 29. Jakarta: EGC.

Eiser, J.R. 2000. Social Psychology Attitudes, Cognition and Social Behaviour.USA: Mc Graw-Hill Book Company.

Hawari, D. 2006. Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: FKUI.

Hegar, B. 2009. Cara Praktis Membentuk anak Sehat, Tumbuh Kembang Optimal,Kreatif dan Cerdas Multipel. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Herliana, L. 2001. Pengaruh Terapi bermain Terhadap Tingkat KooperatifSelama Menjalani Perawatan Pada Anak Usia Prasekolah di IRNA II(Bangsal Perawatan Anak) RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. FakultasKedokteran. UGM. Skripsi.

Hikmawati, U. 2000. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penurunan KecemasanAnak Usia Prasekolah Selama Perawatan Di IRNA II RSUP Dr. Sardjito,Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas KedokteranUGM.

Hurlock, E.B. 2001. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Indrianingsih. 2000. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan TingkatKecemasan Menghadapi Menopause. Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Kaplan, H.I., MD and B.J. Sadock, MD. 2003. Comprehensive Textbook ofPshyciatry. Vol. 2. 6th Edition. Baitimore: The William and Wilkins Co.

La Rocca, JC dan Otto, SE. 2002. Terapi Intravena. Alih Bahasa AniekMaryunani. Jakarta: EGC.

Laily, I.E. 2006. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada AnakSekolah Yang Dirawat Di Instalasi kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta.

Mott, S.R., dkk. 2001. Nursing Care of Childern and Families. 3th Edition.California: Addison-Wesley Nursing, a Division of Benjamin/CummingsPublishing Company.

Page 34: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak: Ilmu Pediatric Perkembangan. Edisi Ketiga.Jakarta: EGC.

Nursanti, I. 2000. Peran Keluarga Terhadap Pelaksanaan Terapi Bermain diInstalasi Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. FakultasKedokteran UGM. Skripsi.

Nuryani. 2005. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat KecemasanPasien Pre Operasi di RSU Aisyiyah Ponorogo. Skripsi Program StudiIlmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM. Tidak dipublikasikan.

Ribek, N. 2000. Analisis Lama Waktu Tindakan Keperawatan PemasanganKateter dan Infus di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Rumah SakitUmum Pusat Dr. SARDJITO Yogyakarta. PSIK UGM Yogyakarta.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisa DataDalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

RSUP Dr. SARDJITO. 1997. Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit UmumPusat Dr. SARDJITO. Yogyakarta.

Soetjiningsih. 2001. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Stuart, G.W & Sundeen. 2007. Principles and Practice of Psychiatic Nursing. 5th

Edition. Missiouri: Mosby years Book.

Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Administrasi. Cetakan ke-8. Bandung:CV. Alfabeta.

Suherman. 2002. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGC.

Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Keperawatan Anak. Editor Monica Ester. Jakarta:EGC.

Sutomo. 2001. Tindakan Spesifik pada Klien dengan Gangguan KeseimbanganCairan Elektrolit dan Nutrisi. Pelatihan Asuhan Keperawatan PPNIKomisariat RSUP Dr. SARDJITO. Yogyakarta.

William, Lopez and Lee. 2007. Maternal & Child Health. USA: Spinger.

Wolff, LV; Weitzel, MH; Fuerst, EV. 2001. Dasar-dasar Ilmu Keperawatan.Jakarta: Penerbit PT. Gunung Agung.

Wong, D.L. 2001. Clinical Manual of Pediatric Nursing. 5th Edition. Philadelphia.

Page 35: PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Wong, D.L. 2003. Whaley and Wong’s Nursing Care of Infant and Childern. 7th

Edition. Philadelphia: Mosby Company.

Yusuf, S. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT RemajaRosdakarya.