Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH TINGKAT INVESTASI
TERHADAP MINAT NASABAH ASURANSI PENDIDIKAN
(Studi Pada AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
ISMOYO PARWOTO
NIM. 106046201735
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1433 H/2011 M
2
3
4
MOTTO
”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S. al-Insyirah (94) : 6)
”Percayalah akan dirimu, apapun pilihanmu. Yakinlah kau akan menang, dan kau tidak akan pernah kalah”.
( Jillian K. Hunt )
“Never Stop Dreaming and
Make a Dream Come True”
Demikianlah (perintah Allah), dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul
dari ketakwaan hati. (QS. Al-Hajj (22) : 32)
5
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah..... Seiring Rasa Syukur dan Kerendahan Hati,
Karya Sederhana ini Kupersembahkan Dengan Setulus Hati
Untuk Orang- orang yang Paling Kucinta & Kusayang :……
Bapak dan ibu tercinta (Priyo Yudiarso Parwoto dan
Riendarwati) yang telah membimbingku dari
ketidaktauhanku menjadi tahu,memanduku saat aku
tidak kuat berdiri,menuntunku saat aku tertatih dan
selalu mendoakanku sehingga masih tetap tegar
menghadapi cobaan hidup..
Saudara tersayang (Kresno Parwoto), yang selalu
memberikan perhatian penuh dalam susah maupun
senang..
Sahabat karibku yang tidak kenal lelah memberi
motivasi dan mendengarkan keluh kesahku.. (Zarkasih,
Ersyahdi, etc.),, Thank you so much..
Someone, My Beloved one who always give me a smile in
her happiness or sadness…
6
ABSTRAK
Ismoyo Parwoto. NIM : 106046201735. Pengaruh Tingkat Investasi Terhadap Minat Nasabah Asuransi Pendidikan (Studi Pada AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah). Skripsi. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta, 2011. Xvii + 66 + Lampiran.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui tingkat investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011; (2) Untuk mengetahui minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011; (3) Menjelaskan pengaruh tingkat investasi terhadap minat nasabah AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Data primer yang digunakan dalam bentuk Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada periode 2009-2011, serta hasil wawancara pribadi. Data sekunder bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya.
Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah sebagai berikut: (1) Tingkat investasi di perusahaan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami pasang surut di tiap tahunnya. Pada tahun 2009 investasi di perusahaan tersebut mengalami kenaikan investasi dari tahun 2008, sedangkan pada tahun 2010 investasi di AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami kenaikan sekitar kurang lebih 50% dari tahun 2009, dan untuk tahun 2011 digunakan data per 31 September 2011 dan bila digunakan estimasikan sampai dengan Desember 2011 maka AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar Rp 32,22 miliar dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 30%. (2) Minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada tahun 2009 mencapai 12,511. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan 5% menjadi 17,173. Sedangkan pada tahun 2011 digunakan data per 30 September 2011 dan bila diestimasikan sampai dengan Desember maka tingkat polis Mitra Iqra AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar 20,082 mengalami kenaikan, dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 3%. (3) Hubungan kedua variable sangat kuat. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah jadi semakin tinggi tingkat investasi maka minat nasabah asuransi pendidikan akan semakin meningkat.
Kata kunci : Investasi, Minat Nasabah, Asuransi Pendidikan, dan AJB
Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah. Pembimbing : Dr. H. Yayan Sopyan, SH, MA Buku Rujukan : Tahun 2006 s.d Tahun 2011.
7
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 13 Desember 2011 M
Ismoyo Parwoto
8
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul ”Pengaruh Tingkat Investasi
Terhadap Minat Nasabah Asuransi Pendidikan (Studi Pada AJB Bumiputera
1912 Unit Usaha Syariah)”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya, dan semoga dapat
menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati
kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat. Bapak Mu’min
Rauf, MA., Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Yayan Sopyan, SH, MA, Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya, memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya dalam
9
mengarahkan dan membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Bapak Drs. H. S. Sudarsono Hadi, MM Kepala Divisi Keuangan dan Safwan
Syarifuddin, SE Asisten Divisi Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha
Syariah yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan segala ilmu
pengetahuan, arahan, koreksi, saran, dan pengalamannya, baik terkait pembahasan
dalam skripsi ini maupun tidak, serta telah bersedia memberikan data-data yang
penulis butuhkan, sehingga penelitian ini terselesaikan.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga selama
masa perkuliahan.
6. Seluruh keluarga besar, khususnya Orang tua (Priyo Yudiarso Parwoto dan
Riendarwati), Kakak (Kresno Parwoto) yang senantiasa memberikan perhatian
penuh kepada penulis baik materil maupun moril.
7. Sahabat-sahabatku se-almamater angkatan 2006 khususnya jurusan Asuransi
Syariah, terima kasih atas doa, bantuan, semangat dan persahabatan yang telah
terjalin selama ini.
8. Tim KKN 24, semoga silaturrahmi kita tetap terjaga.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dorongan, semangat dan motivasi dalam kehidupan penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10
Demikianlah, semoga Allah Swt membalas segala kebaikan yang telah
diberikan dan memberkahi hidup kita sehingga dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan ini.
Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan
menjadi investasi kekal di akhirat nanti. Amiin...
Jakarta, 13 Desember 2011
Penulis
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH .............................................. iii
HALAMAN MOTTO........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... v
ABSTRAK............................................................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………….. 10
D. Review Study Terdahulu............................................................... 11
E. Metode Penelitian……………………………………………….. 14
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 16
G. Sistematika Penulisan……………………………………………. 18
12
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG INVESTASI, ASURANSI
PENDIDIKAN, DAN NASABAH
A. Investasi…………………………………………………………. 21
1. Pengertian Investasi…………………………………….......... 21
2. Tujuan Investasi……………………………………………… 22
3. Bentuk-bentuk Investasi……………………………………… 23
4. Proses Investasi…………………………………..................... 24
5. Konsep Investasi………………………………………........... 27
a. Pengertian Investasi Syariah……………………………… 27
b. Landasan Investasi Syariah………………………………. 28
c. Prinsip Dasar Investasi Syariah…………………………… 28
d. Instrumen Investasi Syariah………………………………. 30
B. Asuransi Pendidikan……………………………..……………… 31
1. Pengertian Asuransi Pendidikan………………........................ 31
2. Manfaat Asuransi Pendidikan………………………………… 33
C. Nasabah………………………………………………………….. 33
1. Pengertian Nasabah…………………………….…………….. 33
2. Sasaran Stratedi dalam Perspektif Nasabah………………….. 35
13
3. Perlindungan Nasabah……………………………………. 38
BAB III DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912
A. Sejarah Singkat............................................................................... 40
B. Visi dan Misi................................................................................... 41
C. Struktur Organisasi......................................................................... 43
D. Perencanaan Strategi....................................................................... 47
E. Produk-produk................................................................................ 48
F. Perkembangan Usaha AJB Bumiputera 1912................................. 49
BAB IV ANALISIS DATA INVESTASI
A. Deskripsi dan Analisa Data…………………………………... 51
1. Deskripsi Tingkat Investasi Pada Periode
Tahun 2009 – 2011…………………………….……………… 51
2. Deskripsi Tingkat Nasabah Pada Periode
Tahun 2009 – 2011…………………………………………… 54
B. Analisis Uji Regresi Linear Sederhana………………………….. 59
1. Uji t........................................................................................... 59
14
2. Uji Korelasi................................................................................ 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 62
B. Saran-saran................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 66
LAMPIRAN
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan Zona Perdagangan bebas Asean yang dikenal dengan Asean
Free Trade Area (AFTA) 2003 dan besarnya pasar yang demikian menjanjikan
di kawasan Asia terutama Asia Tenggara telah mendorong terjadinya penetrasi
perusahaan Multinasional yang semakin meningkat intensitasnya belakangan
ini, terutama sejak dan dalam masa-masa pemulihan ekonomi. Dukungan dana
yang kuat dan mulai jenuhnya pasar Eropa dan Amerika menjadikan mereka
mengalihkan perhatian ke kawasan padat penduduk di Asia dan negara-negara
dengan perekonomian yang terus tumbuh.1
Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia dengan jumlah
penduduk terbesar, merupakan pangsa pasar yang potensial dan menjadi salah
satu pilihan bagi perusahaan-perusahaan global di bidang barang dan jasa untuk
mengembangkan usahanya. Hal ini menjadi sesuatu keadaan yang tidak dapat
dihindari karena perekonomian suatu negara dalam era globalisasi tidak hanya
menyangkut kegiatan usaha atau pasar di dalam negeri, melainkan sudah
1 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Analisis Hukum Ekonomi Terhadap Hukum Persaingan,
Makalah dalam seminar Nasional Pendekatan Ekonomi Dalam Pengembangan Sistem Hukum Nasional Dalam Rangka Globalisasi, Bandung, 29 April 1998, hal 9.
16
menyangkut pasar di luar negeri. Perkembangan kehidupan perekonomian sudah
menyangkut hubungan perekonomian dengan negara lain.
Kondisi perekonomian suatu negara akan mempengaruhi perkembangan
berbagai jenis usaha, yang selanjutnya akan berdampak pada berbagai jenis jasa
keuangan termasuk asuransi. Perekonomian Indonesia yang pada periode 1996-
1997 tumbuh rata-rata 7% per tahunnya telah mendorong tumbuh dan
berkembangnya berbagai industri. Kondisi ini selanjutnya memacu
pertumbuhan sektor usaha jasa asuransi rata-rata mencapai 23,6 % setiap
tahunnya.2
Kondisi perekonomian yang kemudian memburuk sejak tahun 1997 yang
berlanjut dengan krisis ekonomi, telah memberikan dampak negatif pada berbagai jenis
usaha yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan jasa keuangan. Namun
demikian, bagi industri jasa asuransi, dampak negatif tersebut tidak separah yang
dialami berbagai industri keuangan lainnya, misalnya industri perbankan.
Apabila dilihat dari jenis usaha asuransi, tampak bahwa perkembangan
asuransi jiwa yang sempat tertinggal dari asuransi kerugian, mulai dua tahun
terakhir dan sampai tahun ini diperkirakan akan terus membaik dengan kenaikan
yang cukup signifikan. Alasan paling utama dalam memiliki asuransi jiwa adalah
2 Endro Priosamodro, Industri Asuransi Indonesia, Asing Datang Lokal Meradang, Majalah
Pilar Bisnis, No. 03, 14 Februari 2001, hal 17
17
untuk memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan akan aman secara finansial
jika terjadi kematian mendadak terhadap pencari nafkah. Pertumbuhan jumlah
pemegang polis pada asuransi jiwa tidak terlepas dari mulai membaiknya
kesadaran masyarakat untuk memiliki polis asuransi jiwa sebagai salah satu
alat pemenuhan kebutuhan manusia akan jaminan finansial. Asuransi jiwa
dapat memenuhi banyak kebutuhan perorangan dan yang paling dominan
adalah kebutuhan akan jiwa masyarakat3:
1. Pengeluaran Akhir
Berkaitan dengan pengeluaran yang timbul ketika seseorang meninggal
dunia dan pengeluaran itu harus segera dibayar, misalnya uang pinjaman pribadi,
rekening listrik, telpon, angsuran pembelian rumah, mobil dan sebagainya. Juga
pengeluaran lain yang merupakan akibat dari kematian itu sendiri, misalnya biaya
rumah sakit dan ongkos penguburan.
2. Tunjangan Keluarga
Pemenuhan kebutuhan finansial bagi keluarga sangat besar manfaatnya
ketika pencari nafkah utama meninggal.
3. Dana Pendidikan
3 Ketut Sendra, Memahami Produk Asuransi Jiwa dalam Prosedur dan Penerapannya Modul
Kursus Asuransi tingkat Basic, (Jakarta : Lembaga Asuransi Indonesia, 1997) , hal 83
18
Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan yang
tinggi. Karena itu meninggalnya pencari nafkah utama dapat berdampak buruk
bagi kelanjutan sekolah mereka. Asuransi jiwa dapat menyediakan pemenuhan
kebutuhan dana untuk pendidikan anak di masa depan.
4. Penghasilan Utama Pensiun
Ketika seseorang memasuki masa pensiun pekerjaannya dan penghasilannya
mulai berkurang, maka akumulasi nilai tunai polis asuransi jiwa pada masa habis
kontrak dapat dipakai untuk keperluan hari tua, seperti membeli rumah atau
menyiapkan pendidikan anak.
Di pasar asuransi jiwa Indonesia saat ini terdapat tidak kurang dari 60
perusahaan yang beroperasi, yang terdiri atas 38 perusahaan asuransi jiwa dan 22
perusahaan patungan (joint venture).4 Kehadiran perusahaan asuransi jiwa asing
di pasar local tidak dapat dihindari lagi di era globalisasi ekonomi sekarang ini,
yaitu era ketiadaan batas dan kendala dalam perdagangan antar bangsa. 5
Manifestasi Liberalisasi di sektor jasa adalah dengan diberlakukannya
Asean Framework Agreement Servis (AFAS) yang disepakati di Bangkok pada
Desember 1995. Di dalam kesepakatan ini liberalisasi diterapkan pada sektor
4 Data per Juni 2002, dikutip dari Majalah Investor, Edisi 59/24 Juli 2002, hal. 18 5 Sera dan Ohmae, dikutip dalam Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi
Global, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), hal. 31
19
Telekomunikasi, Pariwisata, Jasa keuangan, Konstruksi dan Transportasi Laut.6
Sebagai langkah awal sebelum memasuki pelaksanaan Word Trade Organization
(WTO) Tahun 2020.7
Industri asuransi sebagai salah satu industri jasa keuangan harus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam AFAS tersebut. AFAS mengatur cara
melakukan transaksi di bidang jasa, yakni:
Pertama, pasokan lintas batas (cross border supply). Ketentuan ini
memberikan kebebasan kepada pemasok jasa asing untuk memasuki pasar lokal.
Ini berarti pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan semakin banyak
perusahaan asuransi asing mengirimkan tenaga ahli dan memasarkan produk
mereka di dalam negeri.
Kedua, konsumsi produk dari luar (consumption abroad). Ketentuan ini
memberi kebebasan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi jasa dari luar
negeri. Faktor kepuasan terhadap jasa yang diberikan sangat menentukan ke arah
mana konsumen akan berpaling. Jika perusahaan asuransi tidak meningkatkan
mutu pelayanannya, maka dapat dipastikan sebagian besar premi akan mengalir
ke luar negeri.
6 Edi Subekti, Kenapa Harus Takut Bersaing di AFTA, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22- No. 2
Tahun 2003, hal 22. 7 Irvan Rahardjo, Bisnis Asuransi Menyongsong Era Global, (Jakarta : YASDAYA, 2001), hal
46.
20
Ketiga, keberadaan secara komersial (commercial presence). Dengan
ketentuan ini, maka diberikan kebebasan bagi perusahaan asing termasuk
perusahaan asuransi untuk mendirikan atau melakukan atau membuka usaha di
dalam negeri.
Keempat, kehadiran warga asing (presence of natural person). Ketentuan
ini memberikan kebebasan bagi orang asing untuk memasuki pasar dalam negeri.
Kedatangan mereka akan membawa ketrampilan teknik dan mengisi kekurangan
tenaga ahli di Indonesia.
Kelima, persamaan perlakuan (most favoured nation & national treatment),
yaitu ketentuaan yang menuntut diwujudkannya perlakuan yang sama dan tidak
ada diskriminasi dalam hubungan perdagangan antar bangsa.8
Khusus untuk industri asuransi, telah dihasilkan Pro-Competitive
Regulatory Principles yang memuat prinsip-prinsip, pertama, akses penuh
terhadap pasar dan kebebasan bentuk perusahaan dan operasinya.Kedua , tidak
ada diskriminasi terhadap perusahaan asuransi asing. Ketiga, atmosfer
pengawasan dan pelaksanaan asuransi berdasarkan best practices yang berlaku
secara Internasional. Ke empat, fokus pengawasan pada solvabilitas dan standar-
standar pelaksanaan bisnis yang sehat, tidak pada manajemen mikro dan
penetapan tarif. Kelima, kebebasan untuk memasarkam produk dan jasa. Keenam,
8 PP. No. 63 Tahun 1999 mensyaratkan modal disetor Rp. 100 milyar untuk perusahaan
asuransi dan Rp. 200 milyar untuk perusahaan reasuransi, tidak dibedakan antara perusahaan asuransi atau reasuransi kepemilikan asing atau tidak. Sebelumnya, melalui PP No. 73 tahun 1992, modal setor untuk asuransi umum Rp. 3 milyar dan jika ada penyertaan asing adalah Rp. 15 milyar. Edi Subekti, op cit, hal. 23
21
tidak mengeluarkan pembatasan dan proteksi yang baru terhadap jenis investasi
saat ini. Ketujuh, memperbolehkan perdagangan lintas batas dan akses yang
bebas kepada pasar reasuransi Internasional.9 Untuk pasar asuransi jiwa, dapat
dikatakan bahwa saat ini pelaku-pelaku bisnis bertaraf dunia sudah beroperasi
di Indonesia. Beberapa dari mereka bahkan sudah menempatkan posisi
bisnisnya sedemikian kuat dan melakukan penetrasi yang cukup jauh ke dalam
pasar asuransi jiwa Indonesia yang masih sangat potensial. Prudential, Manulife
Indonesia, AXA Life, AIG, John Hancock, Allianz Life, Aetna Life, New York
Life dan Zurich Life adalah beberapa asuransi jiwa Indonesia yang telah dikenal
oleh masyarakat.
Kehadiran Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa asing di Indonesia melalui
pembentukan usaha patungan telah membawa pengaruh yang positif bagi
perkembangan industri jasa asuransi jiwa itu sendiri. Hal ini karena mereka pada
umumnya memiliki keunggulan baik di bidang permodalan, teknologi, jaringan
pemasaran maupun produk yang bervariasi.10
Asuransi kini telah beralih fungsinya, bukan saja sebagai lembaga penjamin
risiko, tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan dana masyarakat. Masyarakat
sekarang kecendrungannya lebih senang membeli polis asuransi yang ada unsur
tabungannya, seperti halnya asuransi Dwi-guna (endowment) dengan produk
turunannya. Sebagai contoh, dalam hal produk, semenjak empat tahun terakhir
9 Endro Priosamodro, op cit, hal. 20 10 Endro Priosamudro, Agar Tidak Asing di Tengah Asing, Majalah Pilar Bisnis, No. 03, 14
Februari 2001, hal 25.
22
pasar asuransi jiwa di Indonesia diramaikan dengan hadirnya sebuah produk baru
yang lazim disebut unit link, yaitu suatu produk asuransi yang dikombinasikan
dengan investasi. Di pasar asuransi internasional produk ini sudah cukup lama
berkembang, tetapi di Indonesia masih baru. Perusahaan asuransi jiwa yang
memiliki andil di dalam upaya memperkenalkan produk unit link di Indonesia
diantaranya adalah PT. Asuransi Prudential dan PT. Asuransi Jiwa Manulife
Indonesia, yang notabene keduanya adalah perusahaan patungan11 (Joint
Venture).12
Unit Link, pada dasarnya memiliki komposisi yang tidak jauh berbeda
dengan produk gabungan (endowment) tradisional, hanya saja produk ini
mengaitkan dengan investasi dan bukan dengan tabungan. Dengan membeli polis
asuransi jiwa sebagai proteksi, masyarakat sekaligus berinvestasi. Misalnya,
seseorang yang memiliki dana Rp. 10 juta, sebagian untuk membayar polis
asuransi, sebagian dipotong untuk biaya administrasi. Sisa dana tersebut, oleh
perusahaan asuransi ditanamkan kedalam instrument investasi sehingga
pemegang polis memperoleh dua manfaat sekaligus, pertanggungan asuransi jiwa
11 Harian Ekonomi Neraca, 7 Februari 2000, hal.3 12 Joint Venture adalah suatu perusahaan baru yang didirikan bersama–sama oleh beberapa
perusahaan yang berdiri sendiri dengan menggabungkan potensi usaha termasuk know how (teknologi dan pengetahuan) dan modal dalam perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian yang telah sama-sama disetujui, antara perusahaan domistik dan perusahaan asing, yang modalnya dari pemerintah atau modal swasta. Napitupulu Joint Venture di Indonesia, (Jakarta : Erlangga, 1986), hal 24
23
(proteksi) dan hasil investasi (return).13 Pada Unit Link, dana investasinya
dipisahkan dengan dana pertanggungan untuk klaim tertanggung. Dana klaim
tertanggung dikelola oleh perusahaan asuransi, sedangkan investasi dikelola oleh
manajer investasi yang terpisah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis sangat tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian, dengan judul ”PENGARUH TINGKAT
INVESTASI TERHADAP MINAT NASABAH ASURANSI PENDIDIKAN PADA
AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1 Pemabatasan Masalah
Oleh karena luas permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka
penulis perlu membatasi mengenai masalah yang akan dibahas yaitu Tingkat
Investasi yang dibatas pada tahun periode 2009-2011, Nasabah yang dibatasi pada
tahun periode 2009-2011, Asuransi Pendidikan yang dibatasi pada tahun periode
2009-2011, dan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah yang dibatasi laporan
keuangan pada tahun periode 2009-2011.
2 Perumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah disebutkan, kemudian dijabarkan lebih lanjut
dalam beberapa rumusan masalah yang meliputi :
13 Andi Surudji, Unit Link Produk Asuransi Yang Melesat, Harian Kompas, 4 Maret 2002, hal. 32
24
1. Bagaimana tingkat investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada
periode 2009-2011?
2. Bagaimana minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit
Usaha Syariah periode 2009-2011?
3. Apakah ada pengaruh signifikan tingkat investasi terhadap minat nasabah AJB
Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana diuraikan sebelumnya. Maka
tujuan penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui tingkat investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
pada periode 2009-2011.
2) Untuk mengetahui minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912
Unit Usaha Syariah periode 2009-2011.
3) Menjelaskan pengaruh tingkat investasi terhadap minat nasabah AJB
Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah periode 2009-2011.
2. Manfaat Penelitian
1) Bagi perusahaan, diharapkan menjadi masukan sebagai sarana informasi dan
sumbangan pemikiran agar perusahaan dapat lebih kompetitif lagi ke depannya.
2) Bagi akademisi, untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
referensi bagi mahasiswa, staf pengajar, dan lainnya.
25
3) Bagi prodi, untuk memperluas informasi dalam rangka menambah dan
meningkatkan khazanah pengetahuan.
D. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan pada
penelitian ini antara lain :
No Identitas Substansi Perbedaan
1 Sumarna
0046219666
2009
Sistem Investasi
Dana Asuransi
Syariah Pada AJB
BumiPutra 1912
Divisi Syariah
Bahwa sistem investasi
dana asuransi syariah
pada AJB BumiPutra
Divisi Syariah dimulai
proses, pemilihan
instrumen investasi
sampai pada bagi hasil
menggunakan konsep
investasi dalam islam,
yaitu halal atau tidaknya
suatu investasi dapat
dilihat dari tempat dan
proses investasi. Tempat
investasi yang halal ialah
usaha-usaha yang
didirikan secara halal,
tidak ada penipuan,
memberikan barang/jasa
yang halal serta tidak
mengandung unsur
Tingkat investasi dan minat
nasabah yang diperoleh dalam
bentuk angka-angka pada sebuah
laporan keuangan perusahaan
asuransi syariah, serta
mendeskripsikan hasil tingkat
investasi dan minat nasabah
tersebut agar diperoleh suatu
gambaran yang jelas tentang
realitas yang berlangsung pada
objek penelitian. Hal-hal yang
menjadi fokus peneliti dalam
objek penelitian ini adalah tingkat
investasi AJB BUMIPUTERA
1912 Unit Usaha Syariah periode
2009-2011, polis pendidikan
periode 2007-2009, dan pengaruh
signifikan antara tingkat investasi
terhadap minat nasabah pada
produk asuransi pendidikan di
AJB BUMIPUTERA 1912 Unit
Usaha Syariah periode 2009-2011
26
maisir, gharar, dan riba.
Sedangkan proses yang
syar’i dalam berinvestasi
adalah melalui
kesepakatan yang
diketahui dan dimengerti
kejelasannya oleh pihak-
pihak yang bertransaksi
dari segi operasional dan
pembagian keuntungan.
2 Mohamad Luthfi
Abdillah
203046101732
2010
Analisa Investasi
Dinar Dengan
Menggunakan
Prinsip Qiradh
Produk investasi qirad
dinar pada gerai dinar
memiliki peluang besar
untuk dikembangkan
namun dikembangkan
pada unit usaha BMT
yang legalitasnya terpisah
dari gerai dinar namun
masih satu kepemilikan.
Selain itu peluang
investasi qirad dinar
terbuka jika dinar yang
diinvestasikan tidak pada
produk dinar melainkan
pada usaha lainnya
seperti investasi rumah
dan yang lainnya.
Perkembangan investasi
Tingkat investasi dan minat
nasabah yang diperoleh dalam
bentuk angka-angka pada sebuah
laporan keuangan perusahaan
asuransi syariah, serta
mendeskripsikan hasil tingkat
investasi dan minat nasabah
tersebut agar diperoleh suatu
gambaran yang jelas tentang
realitas yang berlangsung pada
objek penelitian. Hal-hal yang
menjadi fokus peneliti dalam
objek penelitian ini adalah tingkat
investasi AJB BUMIPUTERA
1912 Unit Usaha Syariah periode
2009-2011, polis asuransi
pendidikan periode 2009-2011,
dan pengaruh signifikan antara
tingkat investasi terhadap minat
nasabah pada produk asuransi
27
dinar maupun jual beli
dinar dimasa yang akan
datang akan berpotensi
terasa lebih semarak jika
dilihat dari
perkembangan gerai dinar
dengan agennya yang
sudah mencapai 40 gerai
maupun wakala yang saat
ini sudah mencapai 126
wakala. Perputaran
penjualan dinar dan
dirham dibandingkan
dengan nilai investasi
qirad awal sebesar 404%,
gerai dinar dapat
mengelola 4 kali lipat
dari nilai investasi qirad
awal.
pendidikan di AJB
BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha
Syariah periode 2009-2011
3 Reni Rahmayanny
A.S
206046103866
2010
Manajemen
Investasi Pada
Produk Asuransi
Unit Link
Para peserta asuransi
syariah bekedudukan
sebagai pihak yang
menjalankan modal,
keuntungan yang
diperoleh dari
pengembangan dana itu
dibagi antara para peserta
dana perusahaan sesuai
Tingkat investasi dan minat
nasabah yang diperoleh dalam
bentuk angka-angka pada sebuah
laporan keuangan perusahaan
asuransi syariah, serta
mendeskripsikan hasil tingkat
investasi dan minat nasabah
tersebut agar diperoleh suatu
gambaran yang jelas tentang
realitas yang berlangsung pada
28
ketentuan yang telah
disepakati. Pada akad
mudharabah musyarakah,
peusahaan asuransi
bertindak sebgai
mudharib yang
menyertakan modal atau
dananya dalam investasi
bersama dana para
peserta. Perusahaan dan
peserta berhak
memperoleh bagi hasil
dari keuntungan yang
diperoleh dari investasi,
sedangkan pada akad
wakalah bin ujrah,
perusahaan berhak
mendapatkan fee sesuai
dengan kesepakatan.
objek penelitian. Hal-hal yang
menjadi fokus peneliti dalam
objek penelitian ini adalah tingkat
investasi AJB BUMIPUTERA
1912 Unit Usaha Syariah periode
2009-2011, polis asuransi
pendidikan periode 2009-2011,
dan pengaruh signifikan antara
tingkat investasi terhadap minat
nasabah pada produk asuransi
pendidikan di AJB
BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha
Syariah periode 2009-2011
E. Metode Penelitian
Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah
suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuan
yakni usaha di mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertentu.14
14 Sutrisno Hadi. 1997. Metodologi Riset. Yogyakarta : UGM press. Hal.3
29
Suatu metode penelitian akan mengemukakan secara teknis tentang metode-
metode yang digunakan dalam penelitian.15 Adapun metode dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dari segi data, jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini bersifat
kuantitatif,16 yaitu jenis penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabel-variabel penelitian tingkat investasi (X) dan minat
nasabah asuransi pendidikan (Y) dalam bentuk angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik dengan menggunakan regresi linear sederhana.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif karena jenis pendekatan dilakukan menurut teknik samplingnya
dan pengolahan datanya memakai statistik inferensial non parametric dengan
menggunakan korelasi regresi linear senderhana karena datanya bersifat ordinal.17
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Data kuantitatif ini didasarkan
pada data laporan keuangan yang dilakukan peneliti terhadap masalah yang menjadi
15 Noeng Muhadjir. 1998. Metode Penelitian kuantitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Hal. 3 16Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi.(Jakarta :
MAGNA Script, 2004).
30
persoalan yakni pengaruh variabel tingkat investasi terhadap variabel minat nasabah
pada produk asuransi pendidikan.
b. Kriteria dan Data
Dalam penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari dua sumber
yang berbeda, yaitu :
1) Data Primer, yaitu merupakan data utama, dan data primer yang diperoleh
dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan sebagai sampel.
2) Data Sekunder, yaitu bersumber dari buku-buku, koran, majalah, penelitian
terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Penelitian kepustakaan (library research)
Penulis mengadakan penelitian terhadap literatur-literatur yang berkaitan
dengan penelitian skripsi ini, berupa skripsi terdahulu, buku-buku, majalah, surat
kabar, artikel, buletin, brosur, dan sebagainya.
2. Penelitian lapangan (field research)
Penulis mengumpulkan data secara langsung ketempat objek penelitian. Teknik
pengumpulan data dengan melalui dua cara , yaitu :
31
a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan atau fakta-fakta
yang ada di lokasi penelitian ke perusahaan asuransi untuk mendapatkan
data yang valid bagi penelitian ini
b. Wawancara (interview), yaitu pengumpulan informasi dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada pihak yang terlibat dengan penelitian ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
c. Analisis Data, yaitu Seluruh data yang diperoleh dari data keuangan
kemudian diolah, diklasifikasikan, dianalisis.
1) Metode Korelasi
Metode korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi
regresi linear sederhana yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
korelasi antar dua variabel, adapun rumus korelasi regresi linear sederhana
adalah sebagai berikut18 :
Y = a + bx
Dimana :
Y = Variabel Terikat
a = Angka Kostanta
b = Koefisien Regresi
18 J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 2 (Jakarta:Erlangga, 2001), h. 310.
32
Uji signifikan korelasi (uji t) dilakukan untuk mengetahui apakah angka
korelasi yang didapat berpengaruh positif dan signifikan, serta untuk menjawab
hipotesis yang diajukan dalam penelitian dengan membandingkan antara hasil
korelasi yang dihitung dengan tabel korelasi dengan daerah kritis penolakan sebagai
berikut :
1. Jika korelasi hitung (t hitung) > korelasi tabel (t tabel), maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2. Jika korelasi hitung (t hitung) < korelasi tabel (t tabel), maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
Uji signifikan t dapat didapatkan dengan rumus sebagai berikut :
Dimana:
r = Korelasi
n = Banyaknya Data
Untuk merujuk hipotesis hasil uji t hitung dibanding t tabel, digunakan
hipotesis:
Ho = Tingkat investasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
nasabah pada produk asuransi pendidikan.
Ha = Tingkat investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah
pada produk asuransi pendidikan.
33
G. Sistem Penulisan
Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi ke dalam 5 (lima) bab dan
terdiri atas beberapa sub bab. Susunan Bab tersebut secara sistematis adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang permasalahan, pembatasan dan
perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG INVESTASI
ASURANSI PENDIDIKAN, NASABAH
Tinjauan teoritis ini memuat deskripsi mengenai teori–teori yang digunakan
dalam proses penelitian dan pembahasan. Dalam hal ini, teori–teori yang diuraikan
antara lain pengertian investasi, pengertian nasabah dan, pengertian asuransi
pendidikan.
BAB III DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN ASURANSI AJB
BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah
Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum Perusahaan Asuransi
AJB BUMIPUTERA, visi dan misi, struktur organisasi, tujuan, produk – produk
asuransi, dan perkembangan usaha Perusahaan Asuransi AJB BUMIPUTERA 1912
Unit Usaha Syariah.
34
BAB IV ANALISIS DATA INVESTASI
Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan dengan
pembahasan dari hasil penelitian yang berupa analisa Tingkat Investasi Pertahun
2009–2011 dan Minat Nasabah Pertahun 2009-2011, analisis korelasi regresi linear
sederhana, dan Uji t.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan yang telah
dilakukan dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan diberikan saran yang sekiranya
dapat bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti.
35
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG
INVESTASI, ASURANSI PENDIDIKAN, DAN NASABAH
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa
harta maupun dana, pada suatu yang dihadapkan akan memberikan hasil pendapatan
atau akan meningkat nilainya dimasa mendatang. Sedangkan investasi keuangan
adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan akan
meningkatkan nilainya dimasa mendatang.19
Invesati keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang
berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa. Namun, investasi
keuangan menurut syariah harus terkait secara langsung dengan suatu asset atau
kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat
tersebut dapat dilakukan bagi hasil. Karena itu, salah satu bentuk investasi yang
sesuai dengan syariah adalah membeli saham perusahaan, baik perusahaan non publik
(privaste equity) maupun perusahaan publik/terbuka.
19 Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003, Modal
Publications, Jakarta, h. 45
36
Invesatasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdanganan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang
berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa.
Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut syariah pada prinsip
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (investor) terhadap pemilik usaha
(emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usaha
dimana pemilik harta (investor) berharap untuk memperoleh manfaat tertentu. Oleh
karena itu, kegiatan usaha lainnya, yaitu memelihara prinsip kehalalan dan keadilan.20
Oleh karena itu, tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan
adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return
positif, dengan probabilitas paling tinggi, dari asset yang tersedia untuk
diinvestasikan. Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan
langsung antara return dan risiko untuk setiap alternatif risiko, Review dan evaluasi
bulanan termasuk dalam kebijakan yang diambil. Juga mempertimbangkan nilai
tambah bagi setiap fund dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi.21
2. Tujuan Investasi
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan investasi, antara lain
adalah:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa yang akan dating. Manajer
investasi yang bijksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidup
20 Ibid, h. 37 21 Iggi H. Achsien, Investasi Syariah diPasar Modal, 2000, Gramedia, Jakarta, h. 126
37
perusahaan dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana mempertahankan
tingkat pendapatan yang ada sekarang dimasa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi, perusahaan dapat menghindarkan diri dari
kekayaan atau harta yang memilikinya berkurang nilainya karena inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara didunia banyak kebjakan
yang sifatnya mendorong tubuhnya invstasi dimasyarakat melalui fasilitas
perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tertentu.
3. Bentuk-bentuk Investasi
Pada umumnya investasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu real asset dan
financial asset.
a. Real asset adalah investasi dalam bentuk kekayaan rill atau kekayaan pribadi
yang tampak secara rill (real asset), wujud rill seperti tanah bangunan dan yang
secara permanen melekat pada tanah, kekayaan pribadi yang tampak seperti
emas barang antik dan seni.
b. Finacial asset ialah investasi dalam bentuk uang atau surat-surat berharga,
seperti obligasi, bentuk saham, dan opsi.
1) Obligasi merupakan dana yang dipinjam untuk memperoleh penghasilan
bunga dan janji pembayaran kembali pada suatu waktu tertentu dimasa
depan.
2) Saham penyertaan (equity) merupakan pemilikan pada suatu usaha atau
kekayaan investasi pernyertaan, ditentukan dengan surat berharga atau hak
38
atas kekayaan investasi pada umumnya mendapatkan penyertaan dalam
suatu usaha dengan membeli surat berharga yang disebut saham.
3) Opsi (option) merupakan surat berharga yang memberikan kesempatan
untuk membeli surat berharga atau kekayaan lain dengan harga tertentu
salam jangka waktu tertentu.
Diantara perbedaan real asset dan financial asset tersebut diatas, investor atau
perusahaan lebih memilih berinvestasi pada bentuk investasi financial asset karena
daya tarik adalah likuiditas. Likuiditas diartikan mudahnya mengkonversi suatu asset
menjadi uang. Real asset secara umum kurang likuid dibandingkan dengan financial
asset, hal ini disebabkan return real asset biasanya sulit diukur secara akurat,
kepemilikan yang tidak luas, juga tidak tersedianya asset yang aktif.
4. Proses Investasi
Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Oleh
karena itu perusahaan asuransi atau pemodal, sebelum melakukan investasi harus
terlebih dahulu memahami tiga element pokok yang ada dalam investasi, yaitu22;
a. Retur/tingkat pengambilan
Pemodal tidak dapat mengetahui secara pasti berapa return yang akan diperoleh
dari dana yang akan diinvestasikannya. Yang biasa dilakukan hanyalah
memperkirakan berapa return yang mungkin dapat diperoleh. Return yang dimaksud
adalah meliputi deviden, capitall gain/losses dana atau pendapatan lainnya yang
biasanya dinyatakan prosentase dari dana yang diinvestasikan.
22 Ibrahim.machzumy, Dasar-dasar asuransi syariah, (Jakarta, PT PP Mardi Mulyo, 2007)
39
b. Resiko
Korelasi yang positif antara resiko dan return yang diharapkan artinya, semakin
tinggi return yang diharapkan maka semakin tinggi pula tingkat penyimpangannya.
Oleh karena itu pemodal harus memilih instrument investasi yang dapat memberikan
return dan risiko yang proposional. Pengelolaan yang efektif seharusnya memberikan
perhatiaan kepada resiko, misalnya melakukan diversifikasi usaha dengan tidak lagi
hanya mengandalkan sumber pendapatan dari kelompok usaha yang sempit, satu atau
dua ini bisnis atau wilayah geografis tertentu secara umum menejemen resiko
berfungsi sebagai pelapis, suatu tujugan tambahan yang seharusnya melengkapi
setiap strategi pengembalian investasi.23
c. Waktu
Sebelum pemodal melakukan investasi, maka akan muncul pertanyaan kapan
dan berapa lama investasi dilakukan. Hal ini tentunya tergantung dari pemodal itu
sendiri, apakah pemodal ingin menetapkan investasi jangka panjang, menengah, atau
pendek. Karena keputusan tersebut berpengaruh terhadap pemilihan instrumen
investasi dan perilaku pembeli dan penjualanya.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pemodal
untuk menetapkan keputusan investasi :
23 Robert S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi
Aksi, (Jakarta, Erlangga, 2000). Hal 44
40
1. Menetapkan kebijakan investasi
Tahap awal yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah menetapkan apa
tujuan dari investasi dan berapa besar investasi yang akan dilakukan oleh pemodal,
dalam menetapkan tujuan investasi tidak bisa semata-mata untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya, hal ini disebabkan karena ada korelasi yang positif
antara retrun dan resiko.
Pemodal harus menyadari bahwa ada kemungkinan kerugian dalam investasi.
Oleh karena itu tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan
yang diharapkan maupun dengan resikonya pada tahap ini pemodal juga
mengidentifikasi jenis instrumen investasi apa saja yang dipertimbangkan untuk
dimasukan dalam portofolio.
Oleh karena itu, tujuan utama dari kebijakan instrumen dalam suatu perusahaan
adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai retrun
positif, dengan probilitas paling tinggi dari asset yang tersedia untuk investasikan.
Kebijakan investasi yang diambil, mempertimbangkan hubungan langsung antara
retrun dan resiko untuk setiap alternatif resiko. Review dan evaluasi bulanan added
bagi setiap fund dalam setiap proses pengambilan keputusan24.
2. Analisa instrumen investasi
Tahap kedua adalah melakukan analisa terhadap instrumen investasi yang telah
diidentifikasikan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui yang lebih jauh
24 Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah (Jakarta, Gramedia Pusaka Utama, 200), Hal. 126
41
instrumen yang akan dipilih, misalkan dalam saham apakah yang ada misprice
(harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah).
Dalam pemilihan instrumen investasi, misalkan dalam saham atau sekuritas
dapat menggunakan beberapa pendekatan yang secara umum dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a) Analisa teknikal : yaitu dengan mempelajari pergerkan harga saham tersebut.
Dengan keyakinan trend tersebut akan berulang, maka harga saham dimasa
mendatang dapat diperkirakan berdasarkan trend tersebut.
b) Analisa fundamental : yaitu dengan mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi prospek perusahaan untuk memperkirakan harga saham dimasa
dimasa mendatang dari perusahaan tersebut.
5. Konsep Investasi Syariah
a. Pengertian Investasi Syariah
Dalam literual Islam memang tidak ditemukan adanya terminology investasi,
akan tetapi kegiatan investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan
kegiatan perdaganngan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk
usaha yang berkaitan dengan suatu produk atau asset maupun jasa. Namun yang pasti
invesatasi keunganan syariah harus berkaitan dengan kegiatan sektor-sektor yang
berbasis syariah.
Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 34 menjelaskan tentang larangan bagi
umat islam terhadap penimbunan harta atau dana yang menganggur (idle) yang
berbunyi sebagai berikut :
42
Artinya : “... dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”. (QS. At-Taubah : 34)
b. Landasan Investasi
Menurut Al-Qur’an tujuan dari semua aktifitas manusia diniatkan untuk
ibtihgo’a mardhatillah (memperoleh keridhaan allah) karena aktifitas yang mencapai
keridhaan allah ini merupakan yang lebih besar dari seluruh aktifitas.
Hal tersebut diterangkan dalam firman Allah Swt :
Artinya : “... Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqarah : 207)
Dengan demikian maka investasi kepemilikan dan kekayaan seseorang itu
dalam hal-hal yang benar tidak mungkin untuk dilewatkan penekanannya. Investasi
yang baik adalah ditunjukan untuk mencapai ridha Allah. Karena kekayaan allah itu
adalah tanpa batas dan tidak pernah habis.
c. Prinsip Dasar Investasi
Prinsip dasar investasi syariah adalah bahwa perusahaan selaku pemegang
amanah wajib melakukan investasi terhadap dana yang terkumpul dari peserta, dan
investasi yang harus dimaksud harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Investasi bagi umat islam berarti menanamkan sejumlah dana pada sektor
tertentu (sektor keuangan ataupun sektor rill) pada periode waktu tertentu untuk
43
mendapatkan keuntungan yang diharapkan (expected return). Keungan dalam
pandangan Islam mempunyai pandangan yang holistik.25
1) Aspek material atau financial; artinya suatu bentuk investasi hendaknya
menghasilkan manfaat financial yang kompetitif dibandingakan dengan bentuk
investasi lainnya.
2) Aspek kehalalan; artinya suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang
maupun prosedur yang syubhat dan haram. Suatu bentuk investasi yang tidak
halal hanya akan membawa pelakunya kepada kesesatan sertga sikap dan
perilaku yang destruktif secara individu maupun sosial.
3) Aspek sosial dan lingkungan; artinya suatu bentuk investasi hendaknya
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan sekitar,
baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.
4) Aspek pengharapan kepada ridha Allah; artinya suatu bentuk investasi tertentu
itu dipilih dalam rangka mencapai ridha Allah. Kesadaran adanya kehidupan
yang abadi, menjadi panduan bagi ketiga aspek diatas. Dengan demikan
probabilitas usaha harus dipandang sebagai sesuatu yang berkesinambungan
sampai dalam kehidupan dialam baqa.
25 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Opresional (Jakarta: Gema
Insani Press, 2004), h. 362
44
d. Instrumen Investasi Syariah
Instrumen investasi syariah di Indonesia saat ini masih dalam tahap tumbuh dan
berkembang. Beberapa instrument investasi syariah yang sudah ada saat ini dan
menjadi outlet investasi bagi asuransi syariah adalah sebagai berikut :
1) Investasi ke bank-bank umum syariah, seperti BMI (Bank Muamalat Indonesia)
dan BSM (Bank Syariah Mandiri).
2) Investasi ke bank umum yang memiliki cabang syariah, seperti BNI syariah,
BRI syariah, BII syariah, Danamon syariah, Bank IFI syariah, Bukopin syariah
dan sebagainya.
3) Investasi ke Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul Mal wat
Tamwil (BMT).
4) Investasi langsung ke perusahaan-perusahaan yang tidak menjual barang-
barang haram atau maksiat dengan system mudharabah, wakalah, wadiah, dan
sebagainya.
5) Investasi ke lembaga keuangan syaiah lainnya, seperti reksadana syariah, modal
ventura syariah, leasing syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah di BEJ,
koperasi syariah, dan sebagainya.
45
B. Asuransi Pendidikan
1. Pengertian Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan adalah asuransi yang memberikan dua fungsi (asuransi
dwiguna) yaitu fungsi proteksi dan fungsi investasi.26 Ia memberikan fungsi proteksi
dengan menanggung risiko kematian atas anda, yaitu menjanjikan sejumlah uang
tertentu jika anda mengalami kematian. Biasanya uang pertanggungan yang diberikan
disesuaikan dengan biaya pendidikan anak yang sudah disepakati dalam polis.
Asuransi ini juga berfungsi sebagai investasi dengan mengelola dan
menginvestasikan sebagian premi yang anda bayarkan. Sebagai gantinya, perusahaan
asuransi akan memberikan sejumlah dana yang besarnya sudah disepakati dalam polis
dan waktu pembayarannya juga dijadwal dalam polis agar sesuai dengan waktu
sekolah si anak.
Sedangkan tabungan pendidikan adalah produk tabungan dari bank yang
memiliki karakteristik mirip dengan asuransi pendidikan. Dengan tabungan
pendidikan, Anda menabung sejumlah uang tertentu secara rutin. Besarnya tabungan
bulanan Anda dihitung dari target dana pendidikan yang akan Anda ambil nantinya.
Untuk menjamin ketersediaan dana pendidikan nantinya, bank bekerja sama dengan
perusahaan asuransi untuk menjamin setoran Anda walaupun terjadi resiko kematian.
26 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Opresional (Jakarta: Gema
Insani Press, 2004), h. 641
46
Yaitu program yang akan memberikan keluarga Anda manfaat jika terjadi
resiko kematian. Manfaat yang diterima biasanya adalah santunan dan hasil investasi
untuk biaya pendidikan. Namun jika tidak terjadi resiko kematian, maka asuransi
akan memberikan sejumlah beasiswa pendidikan yang tidak lain berasal dari investasi
Anda berupa premi yang sudah dibayarkan.
Sebagai produk asuransi, maka tentunya investasi ini tidak bisa dicairkan setiap
saat. Investasi ini baru bisa dicairkan dengan dua kondisi. Pertama, yaitu apabila telah
jatuh tempo, dan yang kedua yaitu jika terjadi resiko kematian. Jatuh temponya
sendiri bisa diatur dan disesuaikan dengan jadwal pendidikan anak-anak, agar pas
anak masuk sekolah, pas uangnya cair.
Biasanya hasil investasi di asuransi pendidikan relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tabungan pendidikan. Namun asuransi tidak bisa sefleksibel
tabungan, kalau mau dihentikan ditengah jalan, harus menunggu sekitar 3 tahun
sampai ada nilai tunai untuk diuangkan. Dan biasanya, prosesnya pun lebih berbelit
dan perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan tabungan pendidikan.
BUMIPUTERA merupakan program asuransi yang menjamin kelangsungan
bagi putra-putri anda tercinta. BUMIPUTERA memberikan kesempatan besar bagi
putra-putri anda tercinta untuk meraih cita-cita yang didambakannya, karena program
ini memberikan beasiswa bagi mereka sejak usia masuk sekolah dasar hingga tingkat
kesarjanaan.
47
2. Manfaat Asuransi Pendidikan.
Manfaat asuransi pendidikan yaitu
a. Pemberian manfaat danasiswa disesuaikan dengan usia anak saat mengikuti
program asuransi umur anak saat masuk (tahun).
b. Apabila tertanggung mengalami musibah meninggal dunia dalam masa asuransi
maka kepada ahli waris akan diberikan santunan sebesar 100%, Danasiswa
bertahap akan tetap diperoleh hingga putra-putri berusia 18 tahun bahkan lebih.
Sejak terjadi musibah terhadap diri tertanggung, polis menjadi bebas premi.
c. Apabila yang ditunjuk meninggal dunia, maka manfaat danasiswa dapat
dialihkan ke ahli waris yang lainnya.
C. Nasabah
1. Pengertian Minat Nasabah
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas secara konsisten tanpa ada yang menyuruh.27 Sedangkan menurut Hurlock,
minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa
yang diinginkan bila bebas memilih. Minat adalah kecendrungan yang menetap untuk
merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu.28
Bahwa minat adalah sebagai pemusat tenaga psikis yang tertuju pada suatu
objek yang meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu kegiatan yang
27 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 23. 28 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1980), h. 32.
48
dilakukannya, di mana disertai dengan perasaan senang atau tidak senang individu
terhadap suatu objek atau situasi tertentu.29 Pendapat lain mengartikan minat sebagai
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.30
Pernyataan ini dapat diartikan bahwa minat adalah perasaan lebih suka atau
tertarik terhadap ide-ide, aktivitas, atau objek; suatu nilai yang penting dan berharga
yang terdapat pada ide-ide, aktivitas dan objek-objek.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan minat adalah perasaan yang menyatakan bahwa suatu aktifitas, pekerjaan,
atau obyek itu berharga atau berarti bagi individu dan suatu keadaan motivasi yang
menuntun tingkah laku menuju satu arah atau sasaran tertentu. Perasaan inilah yang
menuntun seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk
keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain. Nasabah
juga dapat diartikan orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi perantara
bank, artinya istilah nasabah sama dengan pelanggan namun dikhususkan untuk
pelanggan bank.31
29 Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal
45. 30 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 35. 31 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: balai
pustaka 2005). Cet. Ke-1 hal 775
49
Minat nasabah adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja produk atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Dengan kata lain, minat
nasabah merupakan penilaian evaluatif pembeli yang dihasilkan dari seleksi
pembelian spesifik.32
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat
merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan
penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan
sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
2. Sasaran Strategi dalam Perspektif Nasabah meliputi :
a. Meningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah, dengan tujuan untuk
meningkatkan kepuasan nasabah dan juga mempertahankan nasabah.
b. Meningkatkan jumlah kantor layanan baru untuk mennjangkau nasabah
potensial dilokasi-lokasi strategis. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah
nasabah dan pangsa pasar.
c. Kedua sasaran strategis tersebut diatas sejalan dengan strategi pertumbuhan
perusahaan dan sasaran strategis berupa meningkatkan pendapatan pada
perspektif keuangan.
32 Fandy tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang : Patumedia Publishing, 2005), hal 34
50
Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan
pencapaian sasaran strategis dalam perspektif nasabah adalah :
1) Tingkat Kepuasan Nasabah (customer satisfaction)
2) Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada pelanggan/nasabah secara
periodic. Salah satu metode survey yang dapat digunakan adalah dengan
metode servqual. Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar
kesenjangan (gap) antara harapan (expectation) nasabah dan persepsi nasabah
terhadap pelayanan yang diberikan Bank. Masing-masing iteam pernyataan dari
harapan dan persepsi nasabah diberikan nilai (score) untuk dapat melihat selisih
(gap) antara harapan pelanggan dan persepsinya.
3) Penguasaan Pasar (marker share)
4) Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan
visi Bank. Pangsa pasar dihitung dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang
berhasil dikuasai Bank dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah
potensial dalam bisnis perbankan syariah di Indonesia. Secara singkat
peningkatan penguasaan pangsa pasar ini disebabkan oleh dua hal yaitu
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama dan memperoleh
nasabah baru.
5) Kemampuan untuk mempertahankan nasabah lama atau retensi nasabah
(customer retention).
6) Tolok ukur ini dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah pelanggan yang
tetap setia dengan suatu produk bank untuk suatu periode sebelumnya. Hasilnya
51
dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai
apakah Bank dapat mempertahankan nasabahnya dengan baik atau tidak.
7) Kemampuan memperoleh nasabah baru atau akuisisi nasabah (customer
acquisition)
8) Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah nasabah baru yang berhasil
diperoleh Bank dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau
dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan
dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal-Hal Yang Dapat Menarik Minat Menjadi Konsumen / Nasabah
Secara umum, pengertian dari minat adalah keinginan, kehendak dan kesukaan
seseorang. Sedangkan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat menarik minat
seseorang terhadap suatu produk baik barang maupun jasa, maka terlebih dahulu
perusahaan harus mengadakan penentuan pasar supaya apa yang diinginkan oleh
nasabah sesuai dengan apa yang diberikan oleh perusahaan. Sedangkan apa yang
diinginkan oleh nasabah serta apa yang mereka butuhkan seringkali yang ada malah
sangat berbeda dan pemahaman serta kewaspadaan akan perbedaan tersebut penting
jika dikaitkan dengan penentuan pasar. Salah satu riset pasar yang dapat dilakukan
oleh perusahaan yaitu dengan menanyai orang-orang atas pelayanan dan produk yang
bagaimana yang mereka inginkan. Maka dari hasil pertanyaan tersebut akan diperoleh
jawaban yang sangat luas. Dapat dilihat adanya perbedaan antara keinginan dan
kebutuhan yang kadang kala sangat berbeda ataupun tidak sejalan dan bagi banyak
52
karyawan hal-hal tersebut dapat dijelaskan dengan hasil jawaban yang hasilnya belum
signifikan karenanya perusahaan harus mencari tahu perbedaan tersebut dengan
menyusun suatu pertanyaan atas polling yang sebelumnya dilakukan berdasarkan hal
tersebut.
3. Perlindungan Nasabah
Melihat begitu besarnya resiko yang dapat terjadi apabila kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga perbankan merosot, maka tidak berlebihan apabila
usaha perlindungan konsumen jasa perbankan mendapatkan perhatian khusus. Dalam
rangka usaha melindunngi konsumen secara umum sekarang ini telah ada undang-
undang yaitu undang-undang nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Undang-undang tersebut dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pemerintah maupun masyarakat itu sendiri secara swadaya untuk melakukan upaya
pemberdayaan konsumen.33
Dengan berlakunya Undang-undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen memberikan konsekuensi logis terhadap pelayanan jasa
perbankan. Pelaku usaha jasa perbankan oleh karenanya dituntut untuk :
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan jasa yang diberikan.
33 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan diIndonesia, (Bandung, PT Citra Aditya Bakti,
2003), hal 281
53
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
d. Menjamin kegiatan usaha perbankannya berdasarkan ketentuan standar
perbankan yang berlaku.
54
BAB III
DESKRIPSI UMUM AJB BUMIPUTERA 1912 UNIT USAHA SYARIAH
A. Sejarah Perusahaan
Bumiputera 1912 didirikan di Magelang pada tanggal 12 Februari 1912 oleh
perkumpulan Guru-Guru Hindia Belanda (PGHB). Pelopor berdirinya adalah seorang
Tokoh pergerakan nasional yaitu Bapak M. Ng. Dwidjosewojo (Sekretaris Boedi
Oetomo). Sesuai dengan Perkumpulan yang mendirikannya, perusahaan asuransi jiwa
ini diberi nama Onderlinge levensverzekering Maattschappij PGHB dan biasa
disingkat dengan OL.Mij. PGHB.
Adapun perintis dalam pembentukan perusahaan ini adalah :
1. M. Ng. Dwidjosewojo – Komisaris adalah seorang guru bahasa jawa pada
Sekolah Pendidikan Guru (Kweekshool) di Yogyakarta
2. M.K.H. Soebroto – Direktur, adalah seorang guru bahasa melayu pada Sekolah
Calon Pegawai (Opleding School Voor Inlandsche Ambtennaaren) / OSVIA) di
magelang
3. M. Adimidjojo - Bendahara, adalah seorang mantri guru pada Sekolah Dasar
Hindia Belanda (Hollandsh Inlandsche School / HIS) di Magelang
Tidak seperti perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) dimana
kepemilikannya oleh pemodal tertentu. Bumiputera yang berbentuk badan usaha
mutual atau usaha bersama ini menganut bahwa semua pemegang polis adalah
pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil – wakil mereka di Badan Perwakilan
55
Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini
dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolaannya, merupakan
kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.
Bumiputera selalu berusaha melihat peluang potensi pasar yang relative besar,
yaitu dengan langkah AJB Bumiputera 1912 Jakarta untuk mendirikan cabang usaha
jiwa Syariah dalam bentuk Divisi Syariah sebagai Strategi Bisnis Unit (SBU).
Unit bisnis syariah Bumiputera secara resmi terbentuk sejak dikeluarkannya
surat keputusan menteri keuangan No.kep.268/KM.6/2002 tanggal 7 Nopember 2002
dalam bentuk cabang usaha asuransi jiwa syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional
No. 21/DSN-MUI/X/2001 tanggal 17 Oktober 2001. Dalam rangka menjaga
kemurnian pelaksanaan prinsip – prinsip syariah, maka berdasarkan keputusan
Direksi No. SK/14/DIR/2002 tanggal 11 Nopember 2002 dibentuk Divisi Asuransi
Jiwa syariah dan Kantor Cabang Asuransi Syariah Jakarta.
B. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Visi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah menjadi perusahaan asuransi jiwa
nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta
mutualisme.
56
Misi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai
wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
2. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin
pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan peningkatan
kesejahteraan, dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan
kepada pemegang polis.
3. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk
mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangatlah dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk
memperjelas tugas – tugas Divisi, dalam gambar 3.1 terlihat struktur organisasi
AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah.
57
GAMBAR 3.1
STRUKTUR ORGANISASI
AJB BUMIPUTERA 1912 UNIT USAHA SYARIAH
58
GAMBAR 3.2
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR DIVISI ASURANSI JIWA SYARIAH
Karena dalam penyusunan analisis berkonsentrasi pada Divisi Syariah maka
penulis menyajikan gambaran Struktur Organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah
Jakarta, yang tampak pada gambar 3.2 di atas.
Berikut Penjelasan dari Struktur Organisasi Divisi Asuransi Jiwa Syariah
Jakarta (gambar 3.2.)
59
Divisi Asuransi Jiwa Syariah Jakarta dipimpin oleh Kepala Divisi yang
mempunyai fungsi utama sebagai sumber keuntungan (profit center) melalui
pengelolaan kegiatan pemasaran asuransi jiwa dan investasi sesuai dengan prinsip
syariah serta bertanggung jawab atas peningkatan pangsa pasar dan pencapaian
surplus operasional.
Divisi Asuransi Jiwa Syariah Jakarta membawahi :
a. Wakil Kepala Divisi Bidang Operasional
Wakil Kepala Divisi Bidang Operasional mempunyai fungsi utama merancang
dan menyusun pengelolaan kegiatan operasional pemasaran asuransi jiwa sesuai
prinsip syariah, pengembangan Organisasi dan SDM.
Wakil Kepala Divisi Bidang Operasional membawahi :
1) Bagian Pemasaran
Bagian Pemasaran dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai fungsi utama
merancang dan menyusun program pemasaran asuransi jiwa sesuai dengan
prinsip syariah serta melakukan evaluasi atas implementasinya.
2) Bagian Pengembangan SDM.
Bagian Pemberdayaan organisasi dipimpin oleh Kepala Bagian yang
mempunyai fungsi utama merancang dan menyusun program pengembangan
dan pemberdayaan SDM pemasaran, baik dinas dalam maupun dinas luar serta
melakukan evaluasi atas implementasinya.
b. Wakil Kelapa Divisi Bidang Administrasi & Keuangan
60
Wakil Kelapa Divisi Bidang Administrasi & Keuangan mempunyai fungsi utama
merancang dan menyusun pengelolaan kegiatan administrasi, Investasi, Keuangan
dan Umum sesuai prinsip syariah.
Wakil Kepala Divisi Bidang Administrasi & Keuangan membawahi :
1) Bagian Service Pemegang Polis
Bagian Service Pemegang Polis dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai
fungsi utama memberikan informasi kepada pemegang polis asuransi jiwa
sesuai prinsip syariah, khususnya yang terkait dengan hak dan kewajiban
pemegang polis kepada perusahaan dan sebaliknya.
2) Bagian Akuntasni dan Umum
Bagian Akuntansi dan Umum dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai
fungsi utama melakukan kegiatan akuntansi dan melayani kebutuhan sarana dan
prasarana operasional asuransi jiwa syariah serta melakukan evaluasi atas
implementasinya.
3) Bagian Keuangan Dan Investasi
Bagian Keuangan dan Investasi dipimpin oleh Kepala Bagian yang mempunyai
fungsi utama merancang dan menyusun program keuangan dan investasi sesuai
prinsip syariah serta melakukan evaluasi atas implementasinya.
c. Kantor Wilayah Asuransi Jiwa Syariah
1) Divisi Asuransi Jiwa Syariah, dalam pelaksanaan operasional pemasaran
membawahi Kantor Wilayah Asuransi Jiwa Syariah.
61
2) Ketentuan tentang Struktur dan Fungsi Organisasi Kantor Wilayah Asuransi
Jiwa Syariah diatur dalam surat keputusan tersendiri.
d. Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah.
1) Kantor Wilayah Asuransi Jiwa Syariah membawahi Kantor Cabang Asuransi
Jiwa Syariah.
2) Kantor Cabang yang belum ada Kantor Cabang Asuransi Jiwa Syariah,
langsung di bawah pengawasan Divisi Asuransi Jiwa Syariah.
D. Perencanaan Strategi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Tujuan dari perencanaan strategi yang dijalankan oleh AJB Bumiputera 1912
Unit Usaha Syariah dengan memanfaatkan peluang potensi pasar yang masih besar
dan menguasai pasar. Bisnis asuransi jiwa syariah merupakan bisnis baru Bumiputera
1912, maka perusahaan melakukan penggarapan pasar secara intensif dengan
menggunakan Strategi Pertumbuhan (Growth and Build Strategy), strategi ini
dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Penetrasi pasar secara intensif (Intensif market penetration)
2. Melakukan penetrasi pasar secara intensif baik ke pasar lama maupun ke pasar
baru. Pasar lama adalah portofolio dari agen asper maupun agen askum yang
digarap oleh agen sinergi. Pasar baru adalah segmen pasar asuransi yang
belum tergarap oleh agen asper maupun agen askum, dimana penggarapannya
dilakukan oleh agen khusus syariah.
3. Pengembangan pasar secara intensif (Intensif market development)
62
4. Melakukan pengembangan pasar secara intensif dengan cara pembukaan
segmen pasar baru, baik dari pasar yang sudah ada maupun yang akan
digarap.
5. Pengembangan produk secara intensif (Intensif product development)
6. Melakukan pengembangan produk secara intensif dengan cara merancang
produk baru yang kompetitif sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar.
7. Integrasi hulu (backward integration)
8. Melakukan integrasi ke belakang dengan cara pembenahan divisi asuransi
jiwa syariah dalam hal pemenuhan SDM, sarana dan prasarana, sistem
syariah, regulasi, penajaman pengetahuan syariah, koordinasi antar
departemen terkait.
9. Integrasi hilir (forward integration)
10. Melakukan integrasi ke depan dengan cara melengkapi saluran distribusi,
melalui pembukaan kantor – kantor cabang syariah, pemenuhan kebutuhan
SDM dan agen syariah, melakukan sinergi dengan kantor Cabang asper dan
askum.
11. Integrasi ke samping (horizontal integration)
12. Melakukan integrasi ke samping dengan cara bekerja sama dan membangun
saling pengertian dengan divisi asper dan divisi askum.
E. Produk AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
1. Asuransi Jiwa Mitra Iqra
63
Asuransi yang memberikan dana pendidikan untuk anak, asuransi ini
merupakan gabungan antara tabungan dan tolong-menolong dalam menanggulangi
kematian.
2. Asuransi Jiwa Mitra Mabrur
Asuransi ini merupakan gabungan antara unsur tabungan dan tolong-menolong
dalam menanggung musibah kematian.
3. Asuransi Jiwa Mitra Sakinah
Asuransi yang merupakan gabungan antara unsur tabungan dan tolong-
menolong dalam menanggulangi musibah kematian dengan masa pembayaran premi
3 tahun lebih pendek dari masa asuransinya.
F. Perkembangan Usaha AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Gambar 3.3
Sumber : Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
0.0050,000.00
100,000.00150,000.00200,000.00250,000.00300,000.00350,000.00400,000.00450,000.00
2006 2007 2008 2009 2010
Total Aset (Dalam Juta Rupiah)
64
Dapat diliat pada grafik table 3.1 diatas Pada tahun 2006 perusahaan AJB
Bumiputera 1912 mempunyai asset sebesar Rp 121,807.73 juta mengalami
peningkatan 30%, pada tahun 2007 sebesar Rp 244,207.78 juta sehingga
mendapatkan penambahan modal sebesar Rp 50 juta dan mendapatkan investasi Rp
23 juta dari reksadana, sedangkan pada tahun 2007 ketahun 2008 mengalami
penurunan hal ini dikarenakan keadaan perekonomian nasional yang tidak stabil
seiring dipengaruhinya oleh kenaikan bahan pangan dunia sehingga berdampak pada
tingkat inflasi di Indonesia, yaitu untuk tingkat inflasi year on year di Indonesia
periode Juli (2007-2008) 15% sebesar Rp 223,.241.21 juta sehingga terjadi
penurunan surat berharga. Hal lain yang mempengaruhi penurunan tingkat inflasi
ketidakpastian politik yang pada saat itu sedang dalam menghadapi persiapan
pemilihan umum 2009, sedangkan pada tahun 2008 ketahun 2009 mengalami
peningkatan 25% sebesar Rp 341,791.48 juta disebabkan keadaan sudah mulai setabil
dan para investor sudah mau menanamkan sahamnya kembali dan keuntungan
perusahaan 27 juta sehingga penurunan cadangan premi dari tahun sebelumnya,
sedangkan pada tahun 2009 ketahun 2010 mengalami peningkatan 40% sebesar
442,916.65 juta sehingga harga pasar dan surat berharga sudah mulai membaik
sehingga investasi sudah mulai optimal
65
BAB IV ANALISIS DATA INVESTASI
A. Deskripsi dan Analisa Data
1. Deskripsi Tingkat Investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Periode 2009-2011
Situasi bisnis di sektor perbankan saat ini telah berubah dengan sangat cepat.
Perkembangan teknologi telah membawa banyak kemajuan dalam upaya pengenalan
produk baru dan pengembangan produk baru. Persaingan bisnis datang dari segala
penjuru, baik dipasar lokal maupun global. Begitu pula dengan AJB Bumiputera 1912
Unit Usaha Syariah yang menawarkan berbagai produk asuransi. Hal tersebut
ditujukan untuk meningkatkan kualitas perbankan dari perusahaan itu sendiri
sehingga konsumen dapat memilih sendiri kebutuhan asuransi yang diinginkannya.
Satu diantara berbagai produk asuransi yang ditawarkan oleh AJB Bumiputera
1912 Unit Usaha Syariah yaitu produk asuransi pendidikan. Peningkatan kepercayaan
masyarakat dalam memilih AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebagai suatu
perusahaan asuransi berdampak pada peningkatan yang signifikan terhadap tingkat
investasi pada AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah tersebut.
Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis melalui wawancara dan
observasi langsung ke lapangan, dapat dilihat bahwa tingkat investasi dari tahun 2009
hingga tahun 2011 mengalami perubahan naik dan turun sesuai dengan keadaan
perekonomian nasional. Perubahan naik dan turunnya tingkat investasi pada AJB
66
Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah dari tahun 2009 hingga tahun 2011 dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1
Investasi
No Periode Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 20111 Januari 1,378,980,002 1,560,635,804 2,080,215,080 2 Februari 824,225,771 1,332,195,951 620,246,496 3 Maret 1,582,129,249 2,679,066,433 5,385,456,856 4 April 1,955,368,016 963,056,030 2,173,929,835 5 Mei 703,529,681 1,360,564,866 1,121,091,940 6 Juni 1,137,011,621 3,079,222,782 2,913,207,383 7 Juli 1,597,862,466 2,003,694,383 2,421,234,871 8 Agustus 581,896,762 1,857,051,845 1,550,689,737 9 September 1,145,659,051 3,106,696,182 5,901,347,617
10 Oktober 2,614,872,697 4,387,183,653 11 November 498,599,268 1,205,308,793 12 Desember 648,992,302 4,214,041,595
Jumlah 14,669,126,886 27,748,718,317 24,167,419,815
Sumber : Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang
berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa. Namun, investasi
keuangan menurut syariah harus terkait secara langsung dengan suatu asset atau
kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat
tersebut dapat dilakukan bagi hasil. Karena itu, salah satu bentuk investasi yang
sesuai dengan syariah adalah membeli saham perusahaan, baik perusahaan non publik
(privaste equity) maupun perusahaan publik/terbuka.
67
Pada table 4.1 Tingkat investasi AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
pada tahun 2009 mencapai Rp14,669,126,886 rupiah. Dan pada tahun 2010
mengalami kenaikan tingkat investasi yaitu Rp27,748,718,317 rupiah. Sedangkan
pada tahun 2011 mengalami penurunan tingkat investasi yaitu Rp24,167,419,815
rupiah.
Tabel 4.2
Sumber : Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Berdasarkan grafik pada table 4.2 diatas dapat kita perhatikan tingkat investasi
di perusahaan. AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami pasang surut di
tiap tahunnya. Pada tahun 2009 investasi di perusahaan tersebut mengalami kenaikan
investasi dari tahun 2008, sedangkan pada tahun 2010 investasi di AJB Bumiputera
1912 Unit Usaha Syariah mengalami kenaikan sekitar kurang lebih 50% dari tahun
2009, dan untuk tahun 2011 digunakan data per 31 September 2011 dan bila
-
5,000,000,000
10,000,000,000
15,000,000,000
20,000,000,000
25,000,000,000
30,000,000,000
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Tingkat Investasi 2009-2011 (Dalam Rupiah)
68
digunakan estimasikan sampai dengan Desember 2011 maka AJB Bumiputera 1912
Unit Usaha Syariah sebesar Rp 32,22 miliar dari hasil estimasi tersebut terdapat
pertumbuhan sebesar 30%.
2. Deskripsi Tingkat Nasabah AJB BUMIPUTERA Periode 2009-2011
Tabel 4.3
Mitra Iqra
No Priode Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1 Januari 1,336 1,681 1,4872 Februari 815 1,648 5933 Maret 1,354 1,651 2,6184 April 1,595 420 1,6105 Mei 512 1,690 1,7036 Juni 1,405 1,860 1,7157 Juli 1,032 1,901 1,7508 Agustus 530 1,316 1,1489 September 1,570 1,489 2,438
10 Oktober 1,285 1,28811 November 449 1,19812 Desember 628 1,031
Jumlah 12,511 17,173 15,062
Sumber : Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk
keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain. Nasabah
juga dapat diartikan orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi perantara
bank, artinya istilah nasabah sama dengan pelanggan namun dikhususkan untuk
pelanggan bank.
69
Pada table 4.3 Mitra Iqra AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada tahun
2009 mencapai 12,511. Dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan 5% menjadi
17,173. Sedangkan pada tahun 2011 digunakan data per 30 September 2011 dan bila
diestimasikan sampai dengan Desember maka tingkat polis Mitra Iqra AJB
Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar 20,082 mengalami kenaikan, dari hasil
estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 3%.
Tabel 4.4
Sumber : Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
Berdasarkan diagram pada table 4.4 diatas dapat kita perhatikan bahwasanya
tingkat asuransi pendidikan yang ada di perusahaan. AJB Bumiputera 1912 Unit
Usaha Syariah pada tuhun 2009 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami
peningkatan minat nasabah terhadap asuransi pendidikan sebesar kurang lebih 5%
tiap tahunnya, sedangkan tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami
0
5,000
10,000
15,000
20,000
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Polis Mitra Iqra (Perorang)
70
penurunan 2%. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan faktor–faktor yang
mempengaruhi produk tersebut, baik faktor internal ataupun faktor eksternal.
Faktor internal yaitu, Dengan memiliki sumber daya manusia atau sdm yang
baik akan sangat membantu dunia bisnis untuk maju. Anggaran untuk tahun 2010
lebih baik dari tahun sebelumnya.
Faktor eksternal yaitu, adanya pemberian reward dari perusahan untuk mitra
kerja yang berprestasi. Semakin kuat pesaing kita maka akan mengurangi omset
perusahaan, sehingga perlu secara terus menerus melakukan pengembangan dan
perbaikan untuk dapat menguasai pasar.
B. Analisis Uji Regresi Linear Sederhana
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Investasi 33 499 5,901 2,024.66 1,349.673 1821618.265
MI 33 420 2,618 1,355.94 533.320 284430.559
Valid N (listwise) 33
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dari pemaparan tabel 4.5 di atas dapat
dilihat variabel (X) Investasi memiliki nilai rata-rata (mean), 2.024.66, nilai minimum
499, nilai maximum 5.901, standar deviasi 1.349.673, dan nilai variannya
1821618.265. Sedangkan untuk variabel (Y) asuransi pendidikan (mitra iqra)
memiliki nilai rata-rata (mean) 1.355.94, nilai minimum 420, nilai maximum sebesar
2.618, standar deviasi 533.320, dan nilai variannya 284430.559.
71
Penelitian menggunakan regresi linear sederhana untuk menganalisa variable
independen manakah yang memiliki hubungan dan pengaruh yang nyata terhadap
variable dependent, serta untuk menganalisa variable independent manakah yang
paling mempengaruhi terhadap variable dependent.
Penggunaan regresi linear sederhana pada penelitian ini, dikarenakan terdapat
satu variable bebas yakni asuransi pendidikan. Adapun persamaan dari regresi linear
sederhana ini adalah :
Y = a + bx
Keterangan :
Y = Variabel Terikat/ dependet yaitu asuransi pendidikan (Mitra Iqra)
a = Angka Kostanta
b = Koefisien Regresi
Tabel 4.6
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 813.292 126.302 6.439 .000
Investasi .268 .052 .678 5.139 .000
a. Dependent Variable: MI
Dari perhitungan diperoleh angka korelasi 0.678, artinya hubungan kedua
variable sangat kuat. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan yang searah.
72
Artinya semakin tinggi tingkat investasi maka minat nasabah asuransi pendidikan
akan semakin meningkat. Untuk melihat hubungan kedua variable tersebut signifikan
atau tidak, dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.0534
Dari hasil table Coefficients digunakan untuk membuat persamaan regresi
linear sederhana yang nantinya akan digunakan untuk melakuakan estimasi apabila
untuk tingkat investasi terhadap minat nasabah asuransi pendidikan (mitra iqra)
berubah. Dari table tersebut didapat persamaan :
Y = 813.292 + 268 X
Nilai konstanta adalah sebesar 813.292. Hal ini menyatakan bahwa, jika nilai
investasi mendekati atau sama dengan 0, maka minat nasabah asuransi pendidikan
(Y) bernilai 813.292. Dengan interprestasi bahwa jika investasi rendah maka prediksi
nilai investasi yang tercemin adalah sebesar 813.292.
Nilai konstanta variable investasi adalah sebesar 268. Hal ini menyatakan
bahwa, jika investasi naik satu tahun maka akan meningkat sebesar 268.
34 Rochaety, Eti. Tresnati, Ratih. Madjid latief, Abdul. Metodologi Penelitian Bisnis : Dengan
Aplikasi spss, Edisi Revisi. (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2009), Hal 139
73
1. Uji t
Tabel 4.7
Correlations
MI Investasi
Pearson Correlation MI 1.000 .678
Investasi .678 1.000
Sig. (1-tailed) MI . .000
Investasi .000 .
N MI 33 33
Investasi 33 33
Dari hasil perhitungan diperoleh variable antara tingkat investasi terhadap
minat nasabah asuransi pendidikan menunjukan angka 0.678, Angka tersebut
menunjukan adanya pengaruh yang cukup kuat dan searah antar variable. Artinya
semakin sering membeli asuransi pendidikan (mitra iqra), maka investasi akan
meningkat.
Uji signifikansi dengan t hitung digunakan untuk pengujian signifikansi
koefisien korelasi dengan tingkat signifikan ( a=0,05) untuk uji dua pihak dan derajat
kebebasan (dk) = N - 2. t hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
74
=3.7744260.73506 = .ૢ
Kaidah keputusan :
1. Jika nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan.
2. Jika nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan.
Setelah dihitung secara manual maka didapat hasil t hitung = 5.1349 dan t
tabel pada taraf signifikansi 5% (0,05) dengan df (degree of freedom) 3135 adalah
sebesar 1,69736. Karena nilai t hitung yang didapat > t tabel, maka dapat ditarik
kesimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain terdapat pengaruh
yang signifikan antara tingkat investasi terhadap minat nasabah asuransi pendidikan
AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah.
2. Uji Korelasi
Tabel 4.8 Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .678a .460 .443 398.158
a. Predictors: (Constant), Investasi
b. Dependent Variable: MI
35 dk=N-2 (33-2=31) 36 Lihat t-tabel pada bagian Lampiran
75
Korelasi atau R menunjukan nilai hubungan antara variable bebas terhadap
variable terikatnya. Nilai R yang terdapat pada table diatas adalah sebesar 0.460 atau
46% hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan/korelasi cukup kuat dan positif
antara variable independent yaitu investasi terhadap variable dependent yaitu asuransi
pendidikan (MI) sedangkan investasi dengan sisanya 54% (100%-46%) dijelaskan
oleh factor lain yang tidak diketahui oleh penulis.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Tingkat investasi di perusahaan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
mengalami pasang surut di tiap tahunnya. Pada tahun 2009 investasi di perusahaan
tersebut mengalami kenaikan investasi dari tahun 2008, sedangkan pada tahun
2010 investasi di AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah mengalami kenaikan
sekitar kurang lebih 50% dari tahun 2009, dan untuk tahun 2011 digunakan data
per 31 September 2011 dan bila digunakan estimasikan sampai dengan Desember
2011 maka AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar Rp 32,22 miliar
dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 30%.
2. Minat nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah
pada tahun 2009 mencapai 12,511. Dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan 5%
menjadi 17,173. Sedangkan pada tahun 2011 digunakan data per 30 September
2011 dan bila diestimasikan sampai dengan Desember maka tingkat polis Mitra
Iqra AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar 20,082 mengalami
kenaikan, dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 3%. Minat
nasabah asuransi pendidikan AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah pada
77
tahun 2009 mencapai 12,511. Dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan 5%
menjadi 17,173. Sedangkan pada tahun 2011 digunakan data per 30 September
2011 dan bila diestimasikan sampai dengan Desember maka tingkat polis Mitra
Iqra AJB Bumiputera 1912 Unit Usaha Syariah sebesar 20,082 mengalami
kenaikan, dari hasil estimasi tersebut terdapat pertumbuhan sebesar 3%.
3. Hubungan kedua variable sangat kuat. Korelasi positif menunjukan bahwa
hubungan yang searah jadi semakin tinggi tingkat investasi maka minat nasabah
asuransi pendidikan akan semakin meningkat.
B. Saran
1 AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha Syariah pada khususnya dan industri
Asuransi Syariah pada umumnya, diharapkan melakukan kebijakan-kebijakan
efektif yang terfokus pada percepatan pertumbuhan tingkat investasi dan
asuransi pendidikan, agar minat masyarakat dapat dipenuhi dan perusahaan
asuransi dapat berkembang dan berlomba-lomba memberikan pelayanan yang
baik kepada peserta Asuransi Syariah, sehingga dapat bersaing secara sehat
baik dengan asuransi konvensional maupun asuransi syariah.
2 Untuk menciptkan suatu perekonomian yang tepat dapat mencapai kesempatan
kerja penuh tanpa inflasi, dan dari waktu kewaktu dapat terus menerus
mengalami pertumbuhan yang memuaskan. Ini merupakan tujuan-tujuan pokok
dari kegiatan pemerintah dalam setiap perekonomian.
3 Pemerintah sebagai pihak regulator yang mengawasi perkembangan perusahaan
Asuransi Syariah sebaiknya perlu meninjau mengenai investasi dan pendidikan
78
agar masyarakat banyak yang tidak ragu untuk memilih perusahaan asuransi
syariah. Sehingga masyarakat peduli dengan anak-anak mereka untuk masa
depan dan masyarakat juga tau tentang ilmu pengetahuan
79
DAFTAR PUSTAKA
Andi Surudji, Unit Link Produk Asuransi Yang Melesat, Harian Kompas, 4 Maret 2002, hal. 32.
Badan Pusat statistic dalam www.bps.go.id akses 5 maret 2011. Consuelo G. Sevila, Pengantar Metode Pneletian (Jakarta : UI-PRESS, 1993). H. 71. Data per Juni 2002, dikutip dari Majalah Investor, Edisi 59/24 Juli 2002, hal. 18 Edi Subekti, Kenapa Harus Takut Bersaing di AFTA, Jurnal Hukum Bisnis, Volume
22- No. 2 Tahun 2003, hal 22. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Analisis Hukum Ekonomi Terhadap Hukum
Persaingan, Makalah dalam seminar Nasional Pendekatan Ekonomi Dalam Pengembangan Sistem Hukum Nasional Dalam Rangka Globalisasi, Bandung, 29 April 1998, hal 9.
Endro Priosamodro, Industri Asuransi Indonesia, Asing Datang Lokal Meradang,
Majalah Pilar Bisnis, No. 03, 14 Februari 2001, hal 17. Endro Priosamudro, Agar Tidak Asing di Tengah Asing, Majalah Pilar Bisnis, No.
03, 14 Februari 2001, hal 25. Edi Subekti, Kenapa Harus Takut Bersaing di AFTA, Jurnal Hukum Bisnis, Volume
22- No. 2 Tahun 2003, hal 22. Harian Ekonomi Neraca, 7 Februari 2000, hal.3. Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktek
Manajemen Portofolio Syariah (Jakarta, Gramedia Pusaka Utama, 200), Hal. 126.
Irvan Rahardjo, Bisnis Asuransi Menjongsong Era Global, (Jakarta : YASDAYA,
2001), hal 46. Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan Praktisi), 2003,
Modal Publications, Jakarta, hal. 45. J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 2 (Jakarta : Erlangga, 2001), hal. 310.
80
Joint Venture adalah suatu perusahaan baru yang didirikan bersama–sama oleh beberapa perusahaan yang berdiri sendiri dengan menggabungkan potensi usaha termasuk know how (teknologi dan pengetahuan) dan modal dalam perbandingan yang telah ditetapkan menurut perjanjian yang telah sama-sama disetujui, antara perusahaan domistik dan perusahaan asing, yang modalnya dari pemerintah atau modal swasta. Napitupulu Joint Venture di Indonesia, (Jakarta : Erlangga, 1986), hal 24.
Ketut Sendra, Memahami Produk Asuransi Jiwa dalam Prosedur dan Penerapannya
Modul Kursus Asuransi tingkat Basic, (Jakarta : Lembaga Asuransi Indonesia, 1997) , hal 83.
Khudzalifah Dimyati dan Kelik Wardiono. 2004. Metode Penelitian Hukum. Buku
Pegangan Kuliah. Surakarta : FH UMS. Hal 47 Lexy.J.Moelong. 1994. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset. Hal 54. M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Opresional
(Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 362 Noeng Muhadjir. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Hal.
3. PP. No. 63 Tahun 1999 mensyaratkan modal disetor Rp. 100 milyar untuk
perusahaan asuransi dan Rp. 200 milyar untuk perusahaan reasuransi, tidak dibedakan antara perusahaan asuransi atau reasuransi kepemilikan asing atau tidak. Sebelumnya, melalui PP No. 73 tahun 1992, modal setor untuk asuransi umum Rp. 3 milyar dan jika ada penyertaan asing adalah Rp. 15 milyar. Edi Subekti, op cit, hal. 23.
Rochaety Eti, Tresnati Patih, Madjid Latief Abdul, Metodolagi Penelitian Bisnis :
Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi. Jakarta : Mitra Wacan Media, 2009, hal 135.
Sera dan Ohmae, dikutip dalam Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam
Ekonomi Global, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), hal. 31. Sutrisno Hadi. 1997. Metodologi Riset. Yogyakarta : UGM press. Hal.3 Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi.(Jakarta
: MAGNA Script, 2004).