Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Dewan
Komisaris, dan Pengungkapan Media Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2017
Ira Purnama Sari1, Myrna Sofia
2, Nurhasanah
3
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris dan pengungkapan media
terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran
dewan komisaris, dan pengungkapan media sedangkan variabel dependennya
yaitu pengungkapan corporate social responsibility. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017 yang berjumlah
133 perusahaan. Teknik dalam pengambilan sampel menggunakan purposive
sampeling, yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria - kriteria tertentu sesuai
dengan yang dikehendaki oleh peneliti. Jumlah sampel yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah 47 perusahaan dengan pengamatan selama 4 tahun sehingga
terpilih sebanyak 188 obyek pengamatan. penelitian ini menggunakan teknik
analisis regresi linier berganda dengan bantuan program spss. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility yang diukur menggunakan log natural,
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility yang diukur menggunakan ROA, leverage tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan corporate social responsibility yang diukur menggunakan
DER, ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
social responsibility yang diukur menggunakan banyaknya jumlah anggota dewan
komisaris, pengungkapan media berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
social responsibility yang diukur menggunakan variabel dummy.
Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Dewan
Komisaris, Pengungkapan Media dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Latar Belakang Masalah
Pada saat perusahaan semakin berkembang, maka pada saat itu pula
kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Perusahaan
tidak hanya dituntut dari segi pertanggungjawaban secara keuangan saja, namun
2
juga harus melakukan suatu tanggung jawab terhadap keadaan sosial di
lingkungan sekitar perusahaan tersebut. Khususnya bagi perusahaan manufaktur
yanng memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap kerusakan lingkungan di
sekitar perusahaan. Atas hal ini pihak perusahaan harus melakukan
pertanggungjawaban sosial sebagai bentuk kepedulian perusahaan, akibat dampak
yang ditimbulkan dari aktivitas operasional perusahaan. Wujud perhatian dan
kepedulian perusahaan dengan cara memberikan kepedulian lebih terhadap
lingkungan dan sosial yang dikenal dengan istilah corporate social responsibility.
Corporate social responsibility merupakan komitmen perusahaan atau
dunia bisnis untuk berkonstribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitiberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, Perusahaan diharapkan tidak hanya
mementingkan kepentingan perusahaan saja, tetapi juga mementingkan
kepentingan pihak stakholder antara lain karyawan, konsumen, pemasok,
pemerintah, masyarakat, dan lingkungan sekitar perusahaan. Sehingga, praktik
CSR bukan hanya mengacu pada single bottom line yaitu tanggung jawab
perusahaan yang hanya memperhatikan kondisi keuangannya (financial) saja,
tetapi mengacu pada triple bottom lines yang juga harus ikut memperhatikan
kondisi lingkungan dan sosial di sekitar perusahaan berdiri. Namun, permasalahan
yang terjadi pada perusahaan manufaktur di Indonesia adalah masih relatif
rendahnya kualitas dan kuantitas pengungkapan informasi yang berkaitan dengan
aktivitas atau kegiatan yang berkaitan dengan pertanggungjawaban lingkungan.
Serta juga belum optimalnya perusahaan dalam melaksanakan aktivitas tanggung
jawab sosial perusahaan, karena perusahaan masih hanya berorientasi pada laba
semata tanpa memperdulikan tanggung jawab sosialnya terhadap dampak yang
ditimbulkan oleh aktivitas operasional perusahaan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah djelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
social responsibility ?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility ?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility ?
4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility ?
5. Apakah pengungkapan media berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
social responsibility ?
6. Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris
dan pengungkapan media berpengaruh terhadap pengungkapan corporate
social responsibility ?
3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan corporate
social responsibility.
3. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap pengungkapan corporate
social responsibility.
4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
5. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan media terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
6. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
ukuran dewan komisaris dan pengungkapan media terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
KAJIAN PUSTAKA
Teori Stakeholder
Menurut Purwanto (2011:14) dalam Rofiqkoh (2016), teori stakeholder
merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus dapat memberikan manfaat
kepada seluruh stakeholder.
Teori Legistimasi
Menurut Siregar (2013:10) dalam Rofiqkoh (2016) mengatakan dasar
pemikiran teori legistimasi adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut
keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk
sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri.
Teori Agensi
Teori keagenan (agency theory) mengungkapkan adanya hubungan antara
principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent
(manajer perusahaan atau pihak yang menerima mandat) yang dilandasi dari
adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan, pemisahan
penanggung resiko, pembuatan keputusan dan pengendalian fungsi-fungsi
(Wardani, 2013:13 dalam Rofiqkoh, 2016).
Corporate Social Responsibility Menurut Fahmi (2015:81) menyatakan corporate social responsibility
merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkonstribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung
jawab sosial perusahaan dan menitiberatkan pada keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Menurut Aini (2015) Corporate
Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
4
perusahaan sesuai kemampuan perusahaan tersebut sebagai bentuk tanggung
jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan. Menurut Rofiqkoh (2016), pengungkapan merupakan
informasi yang telah dikeluarkan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Informasi CSR adalah laporan yang berisi aktivitas tanggungjawab sosial yang
telah dilakukan perusahaan baik itu berkaitan dengan perhatian perusahaan
terhadap masalah sosial maupun lingkungan
Ukuran Perusahaan Menurut Rifqiyah (2016), ukuran perusahaan adalah suatu skala untuk
mengklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari total
aktiva, nilai saham, jumlah tenaga kerja, dan penjualan. Semakin besar total
aktiva, nilai saham, jumlah tenaga kerja, dan penjualan maka semakin besar pula
ukuran perusahaan tersebut.
Profitabilitas Menurut Kasmir (2015:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Harahap (2013:304),
rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
Leverage Menurut Hery (2015:198) mengatakan bahwa Debt to Equity Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang
terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan
antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang
berasal dari pemilik perusahaan.
Ukuran Dewan komisaris Menurut Budiman (2015), dewan komisaris merupakan wakil shareholder
di dalam suatu entitas yang berbadan hukum perseroan terbatas, bertugas untuk
mengawasi, memberikan pengarahan pada pengelola perusahaan yang
dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung jawab untuk
menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan, serta menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.
Pengungkapan Media Menurut Hasnia (2017), media internet (web) merupakan media yang
efektif dengan didukung oleh para pemakai internet yang mulai meningkat.
5
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
H1 :Diduga ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
H2 :Diduga profitabililas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
H3 :Diduga leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
H4 :Diduga ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility.
H5 :Diduga pengungkapan media berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility.
H6 :Diduga ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan
komisaris dan pengungkapan media berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility.
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian Adapun variabel dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengungkapan tanggung jawab sosial
2. Ukuran Perusahaan
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Ukuran Perusahaan
(X1)
Profitabilitas
(X2)
Leverage
(X3)
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
(Y) Ukuran Dewan
Komisari
(X4)
Pengungkapan Media
(X5)
: Uji Parsial
: Uji Silmultan
𝐶𝑆𝑅𝐼 =∑𝑋𝑖𝑗
nj
Ukuran perusahaan = Log Natural (Total
6
3. Profitabilitas
4. Leverage
5. Ukuran Dewan Komisaris
6. Pengungkapan Media
Untuk mengukur variabel pengungkapan media dilakukan dengan variabel
dummy. Ghozali (2016:103) pemberian kode dummy umumnya menggunakan
kategori yang dinyatakan dengan angka 1 atau 0. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan Hasnia (2017) dalam penelitian ini yaitu memberikan nilai 1 untuk
perusahaan yang mengungkapkan kegiatan CSR di website resmi perusahaan.
Memberikan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak mengungkapkan kegiatan CSR
di website resmi perusahaan.
Populasi
Menurut Sugiyono (2016:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik keseimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2014-2017 yang berjumlah 133
perusahaan.
Sampel
Menurut Sugiyono (2016:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik
sampling yang penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu
(Sugiyono, 2016:85). Adapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2014-2017.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan dan
laporan tahunan secara konsisten selama tahun 2014-2017.
3. Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan informasi berupa tanggung
jawab sosial perusahaan selama periode 2014-2017.
4. Perusahaan yang memperoleh laba seacara berturut-turut selama periode
2014-2017.
𝑅𝑂𝐴 =Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset
𝐷𝐸𝑅 =Total Liabilities
Total Equity
Ukuran Dewan Komisaris = Σ Dewan Komisaris perusahaan
7
5. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya dinyatakan dalam mata
uang Rupiah secara berturut turut selama periode tahun 2014-2017.
Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi. . Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber data yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu data publikasi yang berupa laporan keuangan
(financial report) dan laporan tahunan (annual report) perusahaan yang diperoleh
dari website resmi bursa efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Selain itu juga
menggunakan website resmi perusahaan untuk mengukur variabel pengungkapan
media dalam mengungkapan corporate social responsibilty.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif sebagai metode
analisis dengan menggunakan program SPSS sebagai alat untuk menguji data
tersebut, dengan tujuan untuk mendapat informasi yang efektif yang terdapat
dalam data dan hasilnya digunakan untuk memecahkan masalah.
Uji Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2016:147), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan dan
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskesdasrisitas.
Uji Normalitas Menurut Ghozali (2016:154), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Data berdistribusi normal jika signifikan lebih besar dari 0.05.
Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali (2016:103), uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Mendeteksi ada tidaknya multikolonearitas pada model regresi
adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Influence Factor). Jika
nilai tolerance > 0.10 dan VIF (Variance Influence Factor) <10, maka
menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas dalam model regresi.
Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2016:107), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Menurut
Sunyoto (2011;91) dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan
8
uji Durbin-Waston (DW). Dengan ketentuan jika nilai DW berada diantara -2 dan
+2 atau -2 < DW +2.
Uji Heteroskesdasrisitas Menurut Ghozali (2016:134), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi pada dasarnya merupakan suatu studi untuk mengetahui
pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji signifikan
simultan (uji statistik F), uji signifikan individual (uji statistik t) dan uji koefisien
determinasi (R2).
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Menurut Ghozali (2016:97) menyatakan bahwa uji statistik t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tingkat
signifikan menggunakan 0.05 (a=5%).
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2016:96) menyatakan bahwa uji statistik F pada
dasarnya menunjukkan apakah sacara variabel independen (bebas) yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (terikat). Tingkat signifikan menggunakan 0.05 (a=5%).
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016:95), koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5+ e
9
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov
bahwa data terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari Asymp. Sig (2-tailed),
Sig 0,303 > 0,05 yang berarti normal.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Ukuran Perusahaan 188 25,61948 33,32018 28,6864102 1,70630617
Profitabilitas 188 ,00076 ,52670 ,0927965 ,08131503
Leverage 188 ,07929 5,39525 ,7584801 ,64746897
Ukuran Dewan
Komisaris
188 2,00 12,00 4,5266 2,08492
CSR 188 ,22785 ,81013 ,4898330 ,13727815
Valid N (listwise) 188
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Frekuensi Pengungkapan Media
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Menggunakan Web 44 23,4 23,4 23,4
Menggunakan Web 144 76,6 76,6 100,0
Total 188 100,0 100,0
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 188
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
,12665765
Most Extreme
Differences
Absolute ,071
Positive ,071
Negative -,068
Kolmogorov-Smirnov Z ,971
Asymp. Sig. (2-tailed) ,303
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
10
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Ukuran Perusahaan ,559 1,787
Profitabilitas ,942 1,061
Leverage ,967 1,034
Ukuran Dewan Komisaris ,570 1,753
Pengungkapan Media ,919 1,088
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Gambar 4.1 Gambar 4.2
Grafik Normal Probability Plot Grafik histogram
Berdasarkan pada grafik normal probability plot terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal, serta mengikuti arah garis diagonal yang
berarti bahwa data terdistribusi secara normal. Begitu pula grafik histogram
menunjukkan bahwa distribusi data memiliki kurva berbentuk lonceng dimana
distribusi data tidak menceng ke kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini
menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
Hasil Multikolinearitas
Berdasarkan tabel diatas bahwa masing-masing variabel terlihat memiliki
nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance> 0,1 sehingga bisa dikatakan bahwa tidak
terjadi gejala multikolinearitas.
11
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,386a ,149 ,125 ,12839 1,282
a. Predictors: (Constant), Pengungkapan Media, Leverage, Profitabilitas,
Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil uji Durbin-Waston dalam tabel 4.6 menunjukkan nilai DW sebesar
1,282 dengan jumlah observasi (n) 188 dan 5 variabel bebas. Berdasarkan
persyaratan angka DW 1,282 diantara -2 sampai 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari gambar 4.3 dapat diketahui bahwa tidak ada pola tertentu dan titik-
titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
12
Tabel 4.7
Hasil Uji spearmen rho
Correlations Ukuran
Perusah
aan
Profita
bilitas
Lev
erag
e
Ukuran
Dewan
Komisaris
Pengungk
apan
Media
Unstandar
dized
Residual
Spearman'
s rho
Ukuran
Perusahaan
Correlation
Coefficient
1,000 ,209** ,144*
,610** ,263** ,033
Sig. (2-
tailed)
. ,004 ,049 ,000 ,000 ,653
N 188 188 188 188 188 188
Profitabilitas
Correlation
Coefficient
,209** 1,000 -
,352**
,199** ,133 ,037
Sig. (2-
tailed)
,004 . ,000 ,006 ,070 ,614
N 188 188 188 188 188 188
Leverage
Correlation
Coefficient
,144* -,352** 1,00
0
-,011 ,036 ,020
Sig. (2-
tailed)
,049 ,000 . ,881 ,627 ,790
N 188 188 188 188 188 188
Ukuran Dewan
Komisaris
Correlation
Coefficient
,610** ,199** -
,011
1,000 ,235** ,022
Sig. (2-
tailed)
,000 ,006 ,881 . ,001 ,765
N 188 188 188 188 188 188
Pengungkapan
Media
Correlation
Coefficient
,263** ,133 ,036 ,235** 1,000 -,003
Sig. (2-
tailed)
,000 ,070 ,627 ,001 . ,962
N 188 188 188 188 188 188
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
,033 ,037 ,020 ,022 -,003 1,000
Sig. (2-
tailed)
,653 ,614 ,790 ,765 ,962 .
N 188 188 188 188 188 188
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Berdasarkan uji spearmen rho diperoleh bahwa masing-masing variabel
tersebut bernilai lebih besar dari 0,05 maka data tersebut tidak terjadi gelaja
heterokedastisitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Dari persamaan regresi, maka dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut:
CSR= 0,958 – 0,022 X1 + 0,011 X2 + 0,004 X3 + 0,027 X4 + 0,066 X5 + e
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,958 ,192 4,986 ,000
Ukuran
Perusahaan
-,022 ,007 -,280 -3,059 ,003 ,559 1,787
Profitabilitas ,011 ,119 ,007 ,094 ,925 ,942 1,061
Leverage ,004 ,015 ,017 ,239 ,811 ,967 1,034
Ukuran Dewan
Komisaris
,027 ,006 ,415 4,579 ,000 ,570 1,753
Pengungkapan
Media
,066 ,023 ,203 2,842 ,005 ,919 1,088
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
13
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) ,958 ,192 4,986 ,000
Ukuran Perusahaan -,022 ,007 -,280 -3,059 ,003
Profitabilitas ,011 ,119 ,007 ,094 ,925
Leverage ,004 ,015 ,017 ,239 ,811
Ukuran Dewan
Komisaris
,027 ,006 ,415 4,579 ,000
Pengungkapan
Media
,066 ,023 ,203 2,842 ,005
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.9 diatas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Hasil uji t variabel ukuran perusahaan dapat diketahui bahwa memiliki
koefisien regresi (β1) dengan arah negatif sebesar -0,022 dan nilai thitung
sebesar -3,059 dengan tingkat signifikan sebesar 0,003. Karena -thitung< -ttabel
(-3,059 < -1,9731) dan sig 0,003 < 0,05 (df= n-k-1= 188-5-1= 182). Hal ini
berarti bahwa variabel ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR).
Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima.
2. Hasil uji t variabel profitabilitas dapat diketahui bahwa memiliki koefisien
regresi (β2) dengan arah positif sebesar 0,011 dan nilai thitung sebesar 0,094
dengan tingkat signifikan sebesar 0,925. Karena thitung< ttabel (0,094<1,9731)
dan sig 0,925 > 0,05 (df= n-k-1= 188-5-1= 182). Hal ini berarti bahwa
variabel profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR). Dengan
demikian hipotesis kedua (H2) ditolak.
3. Hasil uji t variabel leverage dapat diketahui bahwa memiliki koefisien regresi
(β3) dengan arah positif sebesar 0,004 dan nilai thitung sebesar 0,239 dengan
tingkat signifikan sebesar 0,811. Karena thitung< ttabel (0,239<1,9731) dan sig
0,811 > 0,05 (df= n-k-1= 188-5-1= 182). Hal ini berarti bahwa variabel
leverage secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR). Dengan demikian
hipotesis ketiga (H3) ditolak.
4. Hasil uji t variabel ukuran dewan komisaris dapat diketahui bahwa memiliki
koefisien regresi (β4) dengan arah positif sebesar 0,027 dan nilai thitung sebesar
4,579 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena thitung> ttabel (4,579 >
1,9731) dan sig 0,000 < 0,05 (df= n-k-1= 188-5-1= 182. Hal ini berarti bahwa
variabel ukuran dewan komisaris secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR).
Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima.
14
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,524 5 ,105 6,360 ,000b
Residual 3,000 182 ,016
Total 3,524 187
a. Dependent Variable: CSR
b. Predictors: (Constant), Pengungkapan Media, Leverage, Profitabilitas, Ukuran
Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,386a ,149 ,125 ,12839
a. Predictors: (Constant), Pengungkapan Media, Leverage, Profitabilitas,
Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: CSR Sumber: Data sekunder yang diolah, 2018
5. Hasil uji t variabel pengungkapan media dapat diketahui bahwa memiliki
koefisien regresi (β5) dengan arah positif sebesar 0,66 dan nilai thitung sebesar
2,842 dengan tingkat signifikan sebesar 0,005. Karena thitung> ttabel (2,842 >
1,9731) dan sig 0,005 < 0,05 (df= n-k-1= 188-5-1= 182). Hal ini berarti
bahwa variabel pengungkapan media secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR).
Dengan demikian hipotesis kelima (H5) diterima.
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji silmultan diatas signifikansi 0,000 < 0,05
yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan , profitabilitas, leverage, ukuran
dewan komisaris dan pengungkapan media secara silmutan berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate sosial responsibility.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji koefisien determinan (R2) diketahui bahwa
nilai Adjusted R square sebesar 0,125 atau 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 12,5% corporate sosial responsibility (CSR) dapat dijelaskan oleh ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris dan pengungkapan
media. Sedangkan sisanya sebesar 87,5% corporate sosial responsibility (CSR)
dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
15
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan corporate sosial
responsibility
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, variabel ukuran
perusahaan memiliki nilai -thitung < -ttabel (-3,059 < -1,9731) dengan tingkat
signifikansi 0,003 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar -0.022.
Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima, artinya ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Hasil penelitian ini menunjukan arah negatif pada hubungan antara ukuran
perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility. Artinya bahwa
semakin besar tingkat ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset maka
semakin kecil tingkat pengungkapan corporate social responsibility (CSR) yang
dilakukan perusahaan. Rohmah (2015) menjelaskan alasan mengapa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif dengan pengungkapan corporate social
responsibility yang dilakukan perusahaan, hal ini dapat terjadi karena perusahaan
besar sudah memiliki tingkat kepercayaan (kredibilitas) yang tinggi di mata
publik, sehingga secara tidak langsung juga sudah memiliki legitimasi dari publik.
Kondisi ini dapat diindentifikasi bahwa untuk mendapatkan legitimasi dari publik,
perusahaan besar tidak akan selalu mengungkapkan tangung jawab sosial yang
lebih banyak untuk mempunyai pengaruh dengan pihak-pihak internal maupun
eksternal yang berkepentingan di perusahaan.
Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan corporate sosial
responsibility Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua, variabel profitabilitas
memiliki nilai thitung < ttabel dimana 0,094 < 1,9731 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,925 > 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,011 Dengan demikian
hipotesis kedua (H2) ditolak, artinya profitabilitas yang diukur dengan return on
assets tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan corporate
social responsibility. Hal ini berarti tinggi rendahnya profitabilitas tidak
mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility.
Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mempunyai profitabilitas
tinggi belum tentu lebih banyak melakukan aktivitas sosial, karena perusahaan
tersebut lebih berorientasi hanya pada laba semata. Sehingga, laba yang didapat
perusahaan pun lebih diprioritaskan untuk operasional perusahaan daripada untuk
kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan, maka
aktivitas pengungkapan corporate sosial responsibility menjadi sedikit.
Pengaruh leverage terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, variabel leverage memiliki
nilai thitung < ttabel dimana 0,239 < 1,9731 dengan tingkat signifikan sebesar 0,811
> 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,004. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis ketiga (H3) ditolak, artinya leverage tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya tingkat leverage perusahaan
16
tidak mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan
oleh perusahaan. Tingkat leverage mencerminkan ketergantungan perusahaan
terhadap hutang dalam membiayai operasional perusahaan. Oleh sebab itu, ketika
perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi maka perusahaan berusaha
untuk memperbaiki dan berkonsentrasi terhadap kondisi keuangannya terlebih
dahulu dibandingkan berkonsentrasi pada pengungkapan CSR (Respati, 2015).
Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate sosial
responsibility Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat, variabel ukuran dewan
komisaris memiliki nilai thitung> ttabel dimana 4,579 > 1,9731 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,027.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat (H4) diterima, artinya ukuran
dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
Hasil penelitian ini menunjukan arah positif pada hubungan antara ukuran
dewan komisaris dengan pengungkapan corporate social responsibility. Artinya
bahwa semakin banyak jumlah dewan komisaris di perusahaan maka semakin luas
tingkat pengungkapan corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan
perusahaan. Dewan komisaris merupakan wakil prinsipal di dalam suatu entitas
yanga memiliki tugas untuk mengawasi, memberikan pengarahan pada pengelola
perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggungjawab
untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
mengembangkan, serta menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Budiman, 2015) Semakin besar
jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk
mengendalikan dan monitoring yang dilakukan pun akan semakin efektif.
Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka dewan komisaris
dapat memberikan tekanan terhadap manajemen untuk mengungkapkan CSR,
maka pengungkapan CSR akan semakin besar .
Pengaruh pengungkapan media terhadap pengungkapan corporate sosial
responsibility Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima, variabel pengungkapan
media memiliki nilai thitung> ttabel dimana 2,842 > 1,9731 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,005 < 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,66. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis kelima (H5) diterima, artinya pengungkapan media
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate social
responsibility.
Hasil penelitian ini menunjukan arah positif pada hubungan antara
pengungkapan media dengan pengungkapan corporate social responsibility.
Artinya bahwa perusahaan yang menyajikan informasi CSR pada website
resminya akan mengungkapkan aktivitas kegiatan corporate social responsibility
(CSR) yang lebih luas. Media (website) resmi perusahaan dapat dijadikan sebagai
wadah untuk mengokumunikasikan kegiatan CSR dengan didukungnya oleh para
pemakai internet yang mulai meningkat. Oleh karena itu, dengan
17
mengkumunikasikan kegiatan CSR melalui website resmi maka, diharapkan
maasyarakat (stakholder) dapat mengetahui aktivitas-aktivitas sosial yang telah
dilakukan perusahaan. Dikaitkan dengan teori legistimasi, dimana jika perusahaan
ingin mendapatkan kepercayaan dan legistimasi melalui CRS, maka perusahaan
harus mempunyai kapasitas atau wadah untuk memenuhi kebutuhan akan
informasi para pemangku pihak-pihak yang berkepentingan (stakholder) yakni
dengan mengokumunikasikan mengenai aktivitas dan program CSR kepada
stakholder salah satunya kepada masyarakat.
Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan
komisaris dan pengungkapan media terhadap pengungkapan corporate sosial
responsibility Berdasarkan hasil uji silmultan (uji F) diperoleh dengan signifikansi 0,000
< 0,05 yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan , profitabilitas, leverage,
ukuran dewan komisaris dan pengungkapan media secara silmutan berpengaruh
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hasil pengujian hipotesis pertama bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2017.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua bahwa variabel profitabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2017.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa variabel leverage tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2014-2017.
4. Hasil pengujian hipotesis keempat bahwa variabel ukuran dewan komisaris
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2017.
5. Hasil pengujian hipotesis kelima bahwa variabel pengungkapan media
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2017.
6. Nilai Adjusted R square sebesar 0,125 atau 12,5%. Hal ini menunjukkan
bahwa sebesar 12,5% corporate sosial responsibility (CSR) dapat dijelaskan
oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran dewan komisaris dan
pengungkapan media. Sedangkan sisanya sebesar 87,5% corporate sosial
responsibility (CSR) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan
dalam penelitian ini.
18
Saran
1. Diharapkan untuk perusahaan baik perusahaan manufaktur di Indonesia, baik
perusahaan besar maupun kecil lebih memperdulikan dan meningkatkan
pengungkapan corporate social responsibility. Sementara untuk peneliti yang
akan menggunakan variabel ukuran perusahaan diharapkan untuk mencoba
untuk mencoba menggunakan perusahaan lainnya dan menggunakan alat ukur
lain dalam mengukur variabel ukuran perusahaan, agar dapat mendapatkan
hasil yang berpengaruh positif.
2. Diharapkan untuk perusahaan manufaktur di Indonesia untuk tidak hanya
mementingkan laba semata tetapi juga harus memikirkan dari segi sosial dan
lingkungan perusahaan. Sementara bagi peneliti selanjutnya dalam mengukur
variabel profitabilitas dapat menggunakan alat ukur selain return on asset.
3. Diharapkan untuk perusahaan manufaktur di Indonesia untuk mengurangi
utang perusahaan dalam membiayai operasional perusahaannya agar
perusahaan dapat membiayai aktivitas yang berkaitan dengan corporate
sosial responsibility, sehingga pengungkapan corporate sosial responsibility
menjadi meningkat. Serta bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan alat
ukur lainnya dalam mengukur variabel leverage.
4. Diharapkan untuk dewan komisaris di perusahaan semakin menekankan
manajemennya untuk mengungkapkan corporate sosial responsibility,
sehingga pengungkapan corporate sosial responsibility pun semakin efektif.
5. Diharapkan perusahaan manufaktur di Indonesia dalam mengungkapkan
aktivitas corporate social responsibility tidak hanya menggunakan laporan
tahunan saja tetapi dapat memanfaatkan media (website resmi) perusahaan
juga, agar perusahaan dinilai lebih transparan lagi dalam mengungkapkan dan
mengokumunikasikan aktivitas corporate social responsibility.
6. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk menambah variabel independen
lainnya yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,
seperti, kepemilikan manajerial, kepemilikan konstitusional, tipe industri,
umur perusahaan, growth dan lain-lain. Mengingat 87,5% dari nilai variabel
dependen dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKAN
Aini, A. K. (2015). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Csr ) Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Di Indeks Lq45 Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Jurnal Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Mulawarman ABSTRAT, 12(1), 1–11.
Budiman, N. A. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, UMB Yogyakarta, 1(1).
Fahmi, I. (2015). Etika Bisnis, Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPPS 23
19
Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Harahap, S. S. (2009). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasnia. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas , Growth Dan Media Exposure
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jurnal
Akuntansi & Keuangan Daerah, 12(1), 56–71.
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Caps.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keungan. Jakarta: Rajawali Pers.
Respati, R. D. (2015). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Tipe Industri, Dan Pengungkapan Media Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014). Diponegoro Journal Of Accounting, 4(4), 1–11.
Rifqiyah, R. F. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan
Saham Publik Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR). Artikel Ilmiah.
Rofiqkoh, E. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi, 5(10).
Rohmah, D. (2015). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate
Social Responsibility di Dalam Laporan Sustainability, 5(2), 243–262.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
www.globalreporting.org. Diakses 10 Oktober 2018
www.idx.co.id. Diakses 12 Oktober 2018
www.sahamok.com. Diakses 05 Oktober 2018