Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA, DAN
LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG
TEGAL DI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
Syifa Aliani Santoso
NIM: 11150840000001
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Syifa Aliani Santoso
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Agustus 1997
Alamat : Perumahan Bukit Indah Blok L1/1
Kel. Serua Kec. Ciputat
Tangerang Selatan 15414
Telepon : 082249286081
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN SERUA 6 Tahun 2003 – 2009
2. SMP WASKITO Tahun 2009 – 2012
3. SMAN 6 TANGERANG SELATAN Tahun 2012 – 2015
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 – 2019
III. PENGALAMAN
1. Anggota Divisi Lembaga Semi Otonom (LSO) Riset dan
Keilmuwan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Periode 2015 -
2016
2. Peserta Kompetisi Esai Nasional “ National Economics Creative
Competition 2017” UIN Alaudin Makassar
3. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 2017 – Sekarang
4. Anggota Divisi Perekonomian Dewan Eksekutif Mahasiswa
(DEMA) UIN Jakarta Periode 2018 - 2019
vi
ABSTRACT
THE EFFECT OF VARIATION MENU, PRICE, WORKING HOURS AND
THE LENGTH OF DOING BUSINESS TOWARDS INCOME OF WARTEG
IN EAST CIPUTAT DISTRICT
Warung Tegal (WARTEG) as one of the micro business has potensials to
increase income and absorb employment. Internal and external constraints, are still
experienced by many warteg so that they often experience instability in income.
There are several factors which are estimated to have an influence on income, and
then used as an independent variables. The purpose of this study was to analyze the
effect of independent variables: which is menu variation, price, working hours, the
length of doing business and dependent variabel that is the income of Warung Tegal
(WARTEG) in East Ciputat District. This research use a descriptive approach with
cross tabulation and Multiple Linier Regression analysis method.
Data collection technique are done by observation, interview, and
questionnaires. The respondens surveyed consisted of 60 people taken through
simple random sampling. Overall research results show that, 1) menu variation do
not significantly influence on business income, 2) price do not significantly
influence on business income, 3) working hours have a significant influence on
bussiness income, 4) the length of doing business significantly influence on business
income. Through this research, it is suggested that every warteg can consider
strategies in competing. So that it will be able to help warteg to developing their
business.
Keyword: Income, Menu Variation, Price, Working Hours, The Length of Doing
Business
vii
ABSTRAK
PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA, DAN LAMA
USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG TEGAL DI
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Warung Tegal (WARTEG) sebagai salah satu usaha mikro mempunyai
potensi untuk meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Kendala
secara internal maupun eksternal masih banyak dialami oleh warteg sehingga
seringkali mengalami ketidakstabilan dalam pendapatan. Terdapat beberapa faktor
yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap pendapatan, yang kemudian
dijadikan sebagai variabel independen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh antara variabel independent yaitu variasi menu, harga, jam
kerja dan lama usaha terhadap variabel dependen yaitu pendapatan warung tegal di
Kecamatan Ciputat Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
dengan tabulasi silang dan metode analisis regresi berganda.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara observasi dan
kuesioner. Responden yang diteliti terdiri dari 60 orang yang diambil melalui
metode simple random sampling. Hasil Penelitian secara keseluruhan menunjukkan
bahwa, 1) variasi menu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan,
2) harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha, 3) jam
kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha, 4) lama usaha
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha. Melalui penelitian ini
disarankan setiap warteg dapat mempertimbangkan strategi dalam bersaing, agar
dapat membantu warteg untuk mengembangkan usahanya tersebut.
Kata Kunci: Pendapatan, Variasi Menu, Harga, Jam Kerja, Lama Usaha
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan kasih sayang-Nya kepada
penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA, DAN LAMA
USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG TEGAL DI KECAMATAN
CIPUTAT TIMUR” dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan syafa’atnya
kepada umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
sehubungan dengan selesainya penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis
menyadari bahwasanya dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Orang tua Penulis, Umi dan ayah yang selalu mendoakan penulis tanpa
henti dan henti dan restu serta dukungan moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan optimis.
Terima kasih atas segalanya, semoga panjang umur dan sehat selalu
sehingga saya dapat membahagiakan kalian. Aamiin.
2. Tante saya, Eli Awaliyah yang juga tiada henti mendoakan dan
mendukung penulis, semoga selalu diberi kesehatan dan panjang umur.
Sehingga saya dapat membahagiakannya. Aamiin
ix
3. Kedua adik saya tercinta, Hamzah Ramdhani dan Muhammad
Zulkarnain yang telah memberikan dukungan sekaligus membantu dan
menghibur penulis selama menjalani kehidupan.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP
selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. M. Hartana Iswandi Putra, M.Si dan Bapak Deni Pandu
Nugraha, SE., M.Sc selaku Ketua jurusan dan Sekertaris jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs. Pheni Chalid, SF, MA, Ph.D, selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaga, serta mengajak saya
bertukar pikiran dan memberikan ilmu bermanfaat hingga penulisan
skripsi ini selesai. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan
keberkahan oleh Allah SWT.
8. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses
perkuliahan. Semoga Bapak selalu dilindungi dan diberikan keberkahan
serta kesehatan oleh Allah SWT.
9. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya
program studi Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan banyak
ilmu pengetahuan dalam proses perkuliahan.
10. Sahabat saya “Panjat Sosial” Anindya, Adel, Dena, Kasanti, Nadya,
Syifa Budi, dan Gege yang telah memberikan dukungan, selalu
menemani dalam suka maupun duka, dan telah berjuang bersama-sama
semasa kuliah hingga saat ini. Semoga kita sukses semua Aamiin.
11. Sahabat saya “Ohana” Eka, Nita, Ofin, Indri, Nabila, dan Dina yang
telah menemani saya sedari dulu dan selalu memotivasi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. semoga kita sukses semua!
x
12. Sahabat saya “Cucok Meong” Sari, Shifa, Ayu, Vera, Maya, Bela,
Dandy, Ari, Aldis dan Rama. Terimakasih atas canda tawa, suka
maupun duka selama ini. Terimakasih atas segala bantuan dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Teman-teman PEKA (Pembangunan Ekonomi Kelas A) yang namanya
tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan
semangat dan menghibur selama masa perkuliahan.
14. Senior - senior Jurusan Ekonomi Pembangunan (Abang Tanu, Abang
Didi, Abang Hilmi, Abang Naufal, Abang Idham, Abang Temon, Kak
Vanya, Kak Wini, Kak Aset, dan Kak Evi) yang selalu membantu dan
memberikan masukan untuk penulis ketika dalam masa sulit selama
perkuliahan.
15. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2015, khususnya konsentrasi
Otonomi Daerah 2015.
16. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat.
17. Seluruh staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu segala
fasilitas dan jasa selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
18. Serta seluruh pihak yang yang tidak bisa disebutkan satu-persatu telah
turut mendukung, membantu, dan memberikan dukungan baik bentuk
materi dan non materi dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh
karenanya, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun untuk pencapaian yang lebih baik. Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, September 2019
Syifa Aliani Santoso
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PEGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ............................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
A. Landasan Teori .............................................................................. 10
1. Variasi Menu ...................................................................... 10
2. Harga .................................................................................. 11
3. Jam Kerja ........................................................................... 16
4. Lama Usaha ....................................................................... 19
5. Pendapatan ......................................................................... 21
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 22
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 38
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 38
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 40
1. Preliminary Study .............................................................. 40
xii
2. Studi Lapangan .................................................................. 40
D. Metode Analisis Data ..................................................................... 47
1. Uji Kualitas Data ............................................................... 47
2. Tabulasi Silang .................................................................. 48
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 48
4. Uji Hipotesis ...................................................................... 51
5. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 53
6. Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 54
E. Operasional Variabel .................................................................... 54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 57
1. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat Timur .................... 57
2. Sekilas Gambaran Umum Warteg di Kecamatan Ciptim .. 59
B. Deskripsi Responden ..................................................................... 61
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................ 61
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 61
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerah ............... 63
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ................. 63
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu ............. 64
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata Pembelian 65
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja ................... 65
8. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha ............... 66
9. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan dan Belanja 67
C. Analisa dan Pembahasan ............................................................... 69
1. Uji Kualitas Data ............................................................... 69
a. Uji Validitas .................................................................. 69
b. Uji Reabilitas ................................................................ 72
2. Tabulasi Silang .................................................................. 73
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 77
a. Hasil Uji Normalitas ..................................................... 78
b. Hasil Uji Autokorelasi .................................................. 79
c. Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................ 80
d. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................ 81
4. Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 82
a. Hasil Uji T .................................................................... 82
b. Hasil Uji F .................................................................... 83
5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 84
6. Hasil Koefisien Determinasi .............................................. 85
7. Pembahasan Hasil Statistik ................................................ 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 91
A. Kesimpulan .......................................................................................... 91
B. Saran ..................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN ..................................................................................................... 96
xiii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1.1 Jumlah UMKM Kecamatan Ciputat Timur Tahun
2015 - 2017 2
2.1 Penelitian Terdahulu 27
3.1 Operasional Variabel 54
4.1 Persentase Luas Wilayah Kecamatan Ciputat Timur 59
4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Ciputat Timur
2017
4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 62
4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 62
4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Asal 63
4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan 63
4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu 64
4.8 Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata - Rata
Pembelian 65
4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja 65
4.10 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha 66
4.11 Deskripsi Responden Berdasarkan Belanja Bahan
Baku 67
4.12 Deskripsi Responden Berdasarkan Omzet 68
4.13 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih 68
4.14 Hasil Uji Validitas Variasi Menu 69
4.15 Hasil Uji Validitas Harga 70
4.16 Hasil Uji Validitas Jam Kerja 70
4.17 Hasil Uji Validitas Lama Usaha 71
4.18 Hasil Uji Validitas Pendapatan 71
4.19 Hasil Uji Reabilitas 72
4.20 Pendapatan perhari dengan Variasi Menu 73
4.21 Pendapatan perhari dengan Harga 74
4.22 Pendapatan perhari dengan Jam Kerja 75
xiv
4.23 Pendapatan perhari dengan Lama Usaha 75
4.24 Uji Normalitas Dengan Cara Statistik 78
4.25 Hasil Uji Autokorelasi 78
4.26 Hasil Uji Heteroskedasitas (Uji Glesjer) 80
4.27 Hasil Uji Multikolinearitas 81
4.28 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) 82
4.29 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) 83
4.30 Hasil Analisis Regresi Berganda 84
4.30 Hasil Koefisien Determinasi (R2) 86
xv
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir Umum 35
2.1 Kerangka Berpikir Umum 36
4.1 Peta Kecamatan Ciputat Timur 57
4.2 Warteg di Kecamatan Ciputat Timur 59
4.3 Warteg di Kecamatan Ciputat Timur 59
4.4 Hasil Uji Normalitas Secara P-Plot 77
4.5 Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Scatterplot 79
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Lampiran – Kuesioner Penelitian 97
2 Lampiran – Biodata Responden 101
3 Lampiran – Tabulasi Data 105
4 Lampiran – Hasil SPSS 113
5 Lampiran - Dokumentasi 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahun. Secara
tidak langsung juga membuat peningkatan kebutuhan hidup. Tentunya ini
merupakan peluang bagi pelaku usaha untuk membuka usaha agar dapat
ikut serta dalam hal pemenuhan kebutuhan. Dari sekian banyak bidang
usaha, bidang kuliner merupakan usaha yang paling strategis untuk
dikembangkan. Selain karena usaha bidang ini tidak memerlukan modal
yang banyak, bidang ini sejatinya berkaitan dengan makanan yang
merupakan konsumsi primer rumah tangga.
Kecamatan Ciputat Timur merupakan daerah baru yang memiliki
peluang untuk membuka usaha bidang kuliner. Kecamatan ini memiliki
letak yang strategis, bahkan bisa dikatakan sebagai sebuah batasan antara
beberapa daerah dengan ibu Kota DKI Jakarta. Banyaknya penduduk kota
lain yang bekerja di ibu kota pada kesehariannya beraktivitas dengan
melewati dan menetap di Kecamatan Ciputat Timur. Tidak hanya itu,
terdapat beberapa universitas yang berlokasi di kecamatan ini, yaitu
Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Cikimbring, Sekolah Tinggi
Manajemen IMMI, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ganesha, Universitas
Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, Institut Ilmu Alqur’an, Institut
Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta, dan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Hal – hal tersebutlah yang menjadikan Kecamatan Ciputat Timur
sebagai daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi pada lima tahun
terakhir. Seperti pada tahun 2013 sebesar 12.539 orang/km2. Meningkat
pada tahun 2014 sebesar 12.830 orang/km2 dan tahun 2015 sebesar 13.116
orang/km2. Lalu meningkat kembali secara berturut – turut pada tahun 2016
dan tahun 2017 sebesar 13.397 orang/km2 dan 13.675 orang/km2. Hal ini
2
tidak sebanding dengan luas daerah yang hanya 15,43 km2 dan
mendominasi daerah Tangerang Selatan sebesar 10,48%.
Tidak mengherankan apabila daerah Ciputat Timur memiliki banyak
peluang untuk para pemilik modal untuk membuka usaha kuliner. Menurut
data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan menunjukkan
bahwa jumlah UMKM di Kecamatan ini didominasi oleh sektor kuliner.
Dapat dilihat dari data berikut:
Tabel 1.1
Jumlah UMKM Kecamatan Ciputat Timur
Tahun 2015 - 2017
Jenis
UMKM 2015 2016 2017
Aksesoris 85 85 85
Fashion 79 82 85
Furniture 29 29 29
Jasa 324 382 413
Konter 197 120 80
Konveksi 34 34 34
Kreatif 29 40 51
Kuliner 1315 1595 1766
Perikanan 10 10 10
Pertanian 8 8 8
Sembako
dan lain -
lain
726 782 825
Jumlah 2836 3170 3386
Sumber: Depkop dan UMKM Tangsel, 2017
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2015 –
2017 sektor kuliner selalu mengalami peningkatan dan memiliki jumlah
tertinggi. Hal tersebut yang kemudian menciptakan persaingan yang ketat
antara pemilik usaha. Setiap pemilik usaha dituntut untuk memiliki strategi
yang tepat agar dapat menarik perhatian konsumen dan mencapai target
penjualan.
Diantara jenis usaha kuliner tersebut, usaha warung makanlah yang
paling banyak peminatnya, terutama warung tegal. Warung tegal atau yang
biasa kita sebut dengan warteg, merupakan usaha yang masuk dalam
kategori warung makan. Warteg merupakan usaha warung makan yang
3
menyediakan aneka ragam makanan tradisional. Pelanggan Warteg
biasanya didominasi oleh kalangan menengah kebawah karena harganya
yang sangat terjangkau, sehingga jumlah warung makan ini menjamur
disetiap daerah. Seringkali warteg memegang peran penting dalam hal
pemenuhan kebutuhan hidup untuk sebagian orang.
Sesuai dengan namanya warung tegal, usaha ini berasal dari tiga
desa yang berada di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Desa tersebut
adalah Desa Sidakaton, Krandon, dan Sidapurna. Awalnya warteg hanya
berbentuk warung tenda seperti warung tenda pada umumnya yang ada
disekeliling kita. Setelahnya usaha ini berkembang kesemua daerah di
Kabupaten dan Kota Tegal.
Pada tahun 1960an banyak penduduk yang melakukan urbanisasi ke
Jakarta, motif ekonomi dan tradisi turun menurun menjadi alasan utama
mereka melakukan perpindahan. Pada saat itu Kota Jakarta merupakan
tempat yang telah banyak dikenal sampai dengan daerah pelosok Tegal
(Asytuti, 2015:14). Usaha warteg tertua berada di lapangan udara
Kemayoran Jakarta, warteg ini dimiliki oleh seseorang bernama Pak Warno,
beliau pula yang kemudian untuk pertama kali melakukan inovasi dengan
penggunaan etalase kaca, yang kemudian diikuti oleh pengusaha warteg
lainnya seperti yang kita temui (Khamdevi & Nasution, 2014:2).
Persaingan yang terjadi antara pengusaha kuliner tidak membuat
keberadaan warteg tenggelam, Warteg bisa dikatakan sebagai solusi untuk
sebagian masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan yang pada jaman
sekarang cenderung mahal. Penyajian dan pelayanan sederhana yang
diberikan oleh warteg memang tidak semahal direstoran. Dengan uang
sebesar 15000 kita bisa mendapatkan menu nasi dengan beberapa lauk yang
mengenyangkan. Harga yang ditawarkan warteg cenderung terjangkau dan
jarang kita temui di usaha warung makan lainnya.
Menurut hasil prelimienary study yang dilakukan peneliti kepada
beberapa pemilik usaha warung tegal mendapatkan bahwa terdapat
perbedaan pendapatan antara pemilik usaha. Pemilik pertama bernama Ibu
Aliyah yang sehari – harinya mendapatkan pendapatan bersih Rp 250.000,-
4
pemilik kedua bernama Bapak Rahmat dalam sehari beliau bisa meraup
pendapatan bersih sebesar Rp 350.000,- Pemilik ketiga bernama Bapak
Kamil yang setiap harinya mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp
700.000,- lain halnya dengan pemilik keempat dan kelima yang bernama
Rosiana dan Tika. Kedua pemilik usaha ini dalam sehari berturut - turut
menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp 1.000.000,- dan Rp 3.000.000,-
Pendapatan menjadi penting untuk setiap pemiliki usaha warteg,
karena menurut (Nainggolan, 2016:5) pendapatan merupakan tolak ukur
keberhasilan suatu usaha. Dalam ekonomi pendapatan merupakan balas jasa
atas pemakaian faktor produksi yang dimiliki sektor perusahaan dan rumah
tangga yang dapat berupa upah, bunga, sewa, serta keuntungan (Sukirno,
2009:53). Pendapatan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari –
sehari. Semakin banyak jumlah tanggungan dalam satu keluarga maka
semakin mahal pula. Pendapatan juga menentukan keberlangsungan usaha,
semakin sedikit keuntungan yang didapat makan semakin merugi usaha.
Kalau sudah seperti ini pemilik usaha cenderung akan gulur tikar.
Pendapatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti variasi menu,
harga, jam kerja, dan lama usaha.
Menjamurnya warteg membuat persaingan antara pemilik usaha
selalu terjadi, pemilik usaha biasanya mengupayakan dengan menyediakan
menu yang berbeda setiap harinya, menyediakan tempat dengan kapasitas
yang berlebih, dan membuka usaha lebih lama. pendapatan yang didapatkan
oleh pemilik usaha juga berbeda – beda. Hal tersebutlah membuat Ciputat
cocok dijadikan sebagai daerah penelitian.
Variasi menu yang disediakan oleh Warteg, sering kali dijadikan
sebagai strategi bersaing dengan usaha warteg lainnya. Pemilik usaha tentu
ingin mendapat pendapatan yang tinggi, sehingga mereka selalu berupaya
untuk membuat konsumen tertarik membeli usahanya. Penyajian menu
yang bervariasi salah satu bentuk upaya warteg untuk menarik konsumen,
karena setiap konsumen memiliki perbedaan selera. Variasi menu juga
membuat konsumen tidak perlu datang ke warteg lain karena apa yang
dibutuhkan telah terpenuhi oleh satu warteg. Hal ini kemudian dapat
5
membuat konsumennya memberikan loyalitasnya kepada pemilik usaha.
Berdasarkan hasil prelimienary study ditemukan bahwa dari kelima pemilik
usaha terdapat perbedaan jumlah varian menu yang disediakan. Ibu Aliyah
dalam sehari menyediakan 25 varian menu, Bapak Rahmat hanya
menyediakan 35 varian menu dalam sehari, berbeda dengan Bapak Kamil
yang menyediakan 35 varian menu dalam sehari, sedangkan Ibu Rosiana
dan Tika masing – masing menyediakan 35 varian menu dan 40 varian
menu dalam sehari.
Begitu pula dengan harga yang juga merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi pendapatan. Harga ditetapkan oleh pemilik usaha untuk
memberikan nilai terhadap apa yang dijualkan, tujuannya tentu untuk
mendapatkan keuntungan. Hasil penelitian Rasyid, Kasim, & Kurniawan
(2014:5) mengatakan bahwa harga memberikan pengaruh yang searah
terhadap pendapatan, dimana ketika harga naik maka pendapatan pedagang
juga akan meningkat. Dalam usaha warteg terdapat perbedaan harga rata –
rata pembelian salah satu contohnya adalah harga rata – rata pembelian Ibu
Rosiana, Ibu Tika, dan Bapak Kamil sebesar Rp 12.000,- sedangkan Ibu
Aliya dan Bapak Rahmat memiliki harga rata – rata pembelian sebesar Rp
10.000,-
Selain variasi menu dan harga, jam kerja juga dapat mempengaruhi
pendapatan yang didapat. Semakin lama warteg dibuka, peluang untuk
meningkatkan pendapatan pun semakin besar. Beberapa pemilik usaha
warteg ada yang buka sampai dua puluh empat jam lamanya dengan
beberapa pekerja. Ada juga pedagang warteg yang tidak membuka selama
itu. Hal ini pula yang membuat mereka tidak mendapatkan pendapatan yang
sama. Menurut (Fitria, 2014:8) dalam penelitiannya menyebutkan teori
alokasi jam kerja didasarkan pada dua pilihan yaitu tidak bekerja untuk
menikmati waktu luang atau bekerja yang dapat menghasilkan dan
meningkatkan pendapatan. Sejalan dengan (Suprapti, 2018:181) yang
melakukan penelitian terhadap pedagang pasar Barongan Bantul
mengatakan bahwa semakin banyak seorang pedagang mencurahkan
waktunya untuk melakukan perdagangan maka semakin besar peluang
6
untuk memperoleh pendapatan. Tak hanya itu tambahan waktu berdagang
ini dirasa dapat membantu konsumen karena kebutuhan yang dicari mampu
didapat tanpa kesulitan dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Sama
dengan faktor – faktor sebelumnya pada prelimienary study ditemukan
perbedaan penerapan jam kerja pada setiap warteg. Ibu Aliya membuka
usahanya selama 16 jam, sedangkan Bapak Rahmat selama 18 jam,
sedangkan Ibu Rosiana, Ibu Tika, dan Bapak Kamil membuka usaha mereka
nonstop 24 jam.
Faktor terakhir yang mempengaruhi pendapatan warteg adalah lama
usaha. Faktor ini menjadi penting karena mencerminkan pengalaman dalam
usaha ini. Semakin lama pemilik usaha berkecimpung dalam usahanya,
maka semakin banyak pula pengalaman yang mereka punya. Membuat
mereka dapat ahli memahami kondisi dan situasi usaha, pedagang akan
mengetahui kapan mereka menaikkan harga agar mencapai profit setinggi –
tingginya (Irawan & Ayuningsih, 2017:6). Keahlian ini yang diharapkan
akan meningkatkan pendapatan dan mengurangi kesalahan dalam
pekerjaan. Menurut (Utami & Wibowo, 2013:8) hasil penelitian
menunjukkan bahwa lama usaha berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan. Hasil preliminary study yang dilakukan peneliti
mendapatkan bahwa dari kelima pemilik usaha masing – masing memiliki
pengalaman usaha berbeda – beda. Salah satunya Bapak Rahmat yang
memang lahir dan dibesarkan dari keluarga yang mayoritasnya memiliki
usaha warteg. Sedangkan ibu Tika telah berkecimpung dalam usaha warteg
selama 9 tahun. Pemilik lainnya yaitu Bapak Kamil telah memulai usahanya
pada 7 tahun lalu, berbeda dengan Ibu Rosiana dan Ibu Aliyah yang baru
bergabung pada 5 tahun lalu.
Berkaitan dengan perbedaan pendapatan yang telah disebutkan
sebelumnya, penelitian mengenai Warung Tegal di Kecamatan Ciputat
Timur dilakukan karena terdapat perbedaan antara pedagang yang diduga
disebabkan oleh variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, bisnis sektor kuliner
memiliki peran yang sangat berarti dalam sektor perdagangan. Kecamatan
Ciputat Timur sebagai daerah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi
sebesar 13.675 orang/km2 di Tangerang Selatan menjadikan daerah ini
lokasi yang tepat untuk bisnis sektor kuliner, dimana hal ini dapat dilihat
dari banyaknya jumlah pengusaha UMKM yang telah didominasi oleh
sektor kuliner.
Dari sekian banyak jenis usaha kuliner, Warung Tegal merupakan
usaha kuliner yang telah menjamur di masyarakat terutama kalangan
menengah ke bawah. Meskipun eksistensi warung tegal ini telah diakui
sejak lama, persaingan tetap tidak dapat dipungkiri.
Tidak hanya persaingan antara sesama pemilik warung tegal namun
juga bersaing dengan jenis usaha kuliner lainnya. Pendapatan usaha yang
didapat setiap pemilik Warung Tegal pun berbeda – beda. Pemilik pertama
bernama Ibu Aliyah yang sehari – harinya mendapatkan pendapatan bersih
Rp 250.000,- pemilik kedua bernama Bapak Rahmat dalam sehari beliau
bisa meraup pendapatan bersih sebesar Rp 350.000,- Pemilik ketiga
bernama Bapak Kamil yang setiap harinya mendapatkan pendapatan bersih
sebesar Rp 700.000,- lain halnya dengan pemilik keempat dan kelima yang
bernama Rosiana dan Tika. Kedua pemilik usaha ini dalam sehari berturut -
turut menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp 1.000.000,- dan Rp
3.000.000,- Perbedaan itu dasari oleh beberapa faktor seperti variasi menu,
harga, jam kerja, dan lama usaha yang perlu diketahui oleh pemilik Warung
Tegal agar dapat dijadikan strategi dalam mempertahankan usahanya.
Berlandaskan pada rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh variasi menu terhadap tingkat pendapatan usaha
Warung Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?
2. Bagaimana pengaruh harga terhadap tingkat pendapatan usaha Warung
Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?
8
3. Bagaimana pengaruh jam kerja terhadap tingkat pendapatan usaha
Warung Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?
4. Bagaimana pengaruh lama usaha terhadap tingkat pendapatan usaha
Warung Tegal di wilayah Kecamatan Ciputat Timur?
5. Bagaimana pengaruh variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha
terhadap tingkat pendapatan usaha Warung Tegal di wilayah Kecamatan
Ciputat Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh variasi menu secara parsial terhadap
tingkat pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah
Kecamatan Ciputat Timur.
b. Menganalisis pengaruh harga secara parsial terhadap tingkat
pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah Kecamatan
Ciputat Timur.
c. Menganalisis pengaruh jam kerja secara parsial terhadap tingkat
pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah Kecamatan
Ciputat Timur.
d. Menganalisis pengaruh lama usaha secara parsial terhadap
tingkat pendapatan usaha Warung Makan Tegal di wilayah
kecamatan Ciputat Timur.
e. menganalisis pengaruh variabel variasi menu, harga, jam kerja,
dan lama usaha secara simultan terhadap tingkat pendapatan
secara signifikan terhadap usaha Warung Tegal di wilayah
Kecamatan Ciputat Timur
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang dan rumusan masalah
yang telah dijabarkan, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk:
9
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu
untuk membuktikan teori dan mendukung penelitian sebelumnya
tentang faktor-faktor yang memiliki hubungan terhadap pendapatan
pedagang khususnya usaha Warung Tegal. Dalam penelitian ini
bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh
terhadap pendapatan Warung Tegal. Disamping itu, dari hasil
penelitian ini juga dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti
selanjutnya yang mempunyai obyek penelitian yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, yaitu sebagai sarana untuk menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman terkait permasalahan yang diteliti
khususnya faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap
pendapatan usaha warung tegal.
b. Bagi mahasiswa, yaitu sebagai bahan referensi pengetahuan bagi
mahasiswa tentang faktor - faktor yang memiliki hubungan
pendapatan usaha mikro.
c. Bagi Pemerintah, yaitu hasil penelitian ini dapat menjadi
informasi dan sumbangan pemikiran terhadap arah kebijakan
yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
pemilik usaha mikro pada khususnya dan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Variasi Menu
Variasi atau keberagaman adalah sebuah rupa (bentuk) yang berbeda
ataupun bermacam – macam tergantung pada hasil interpretasi seseorang.
Kata Variasi sudah tidak asing dalam perekonomian karena ini merupakan
salah satu strategi yang banyak digunakan dalam dunia usaha. Sedangkan
menurut (Rosalin & Soetanto, 2006:58) menu adalah daftar item makanan
yang ditawarkan pemilik usaha berdasarkan kebutuhan dan permintaan
pelanggan dan dirancang untuk mencapai tujuan pemilik usaha. Menu juga
dapat dijadikan basis pelanggan dalam membuat pilihan makanan, menu yang
dibuat dengan baik dapat mengarahkan perhatian pelanggan pada barang
yang dijual lebih banyak (Ozdemir & Caliskan, 2014:4).
Variasi menu dapat diartikan sebagai varian makanan yang disediakan
pemilik usaha kuliner, yang dapat dibedakan berdasarkan bahan makanan,
resep masakan, cara pengolahan, sampai dengan jenis makanan dalam suatu
hidangan. Banyak pilihan menu yang disediakan pemilik usaha akan
memudahkan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya dalam waktu yang
bersamaan.
Variasi menu biasanya digunakan seorang pemilik usaha untuk menarik
konsumen dengan memanfaatkan fleksibilitas menu dalam persaingan antar
pengusaha lain. Strategi ini juga digunakan untuk mendapatkan kesetiaan
konsumen, karena dengan adanya variasi menu membuat konsumen puas dan
sukar untuk berpindah ke tempat makan atau usaha lain karena semua yang
mereka butuhkan telah disediakan ditempat yang sama. Hal inilah yang
kemudian akan meningkatkan rata – rata jumlah penjualan yang kemudian
berpengaruh terhadap pendapatan (omzet) yang diterima pengusaha.
Dalam keberhasilan usaha menu memiliki peran yang penting
(Marsum, 1994:137) menjelaskan bahwa arti menu memiliki tiga arti, yaitu:
11
1. Menu merupakan kumpulan makanan
2. Sebagai makanan yang disediakan
3. Sebagai menu yang disediakan pada waktu tertentu, misalnya
waktu makan pagi, siang, dan malam
Beliau juga menambahkan bahwa menu memiliki fungsi dasar menu
adalah untuk memutuskan kebutuhan yang nanti akan disajikan untuk operasi
usaha dan alat koordinasi untuk mencapai tujuan manajemen. Menu dapat
dikatakan baik apabila banyak diminati oleh konsumen dan berhasil mencapai
mutu yang diharapkan secara efektif dan obyektif dalam biaya. Terdapat
beberapa prioritas dalam menyusun menu, sebagai berikut:
a. Kepentingan konsumen, yakni mengikuti keinginan dan kebutuhan
konsumen. Misalnya memberikan pelayanan yang baik
b. Mutu dari makanan, mengenai hal ini yang perlu diperhatikan
adalah konsistensi, aroma atau rasanya, potongan dan bentuk, dan
daya tarik penampilan
c. Ketersediaan makanan
d. Hubungan banyaknya produksi dan operasional.
e. sesuatu yang berkaitan dengan sanitasi
f. sesuatu yang berkaitan dengan kapasitas ruangan
g. sesuatu yang berkaitan dengan peralatan.
2. Harga
a. Pengertian Harga
Ekonomi dapat menjelaskan nilai suatu barang dengan harga, entah itu
bernilai mahal ataupun murah, karena harga adalah suatu tingkatan dalam
pertukaran antara barang satu dengan barang lainnya. Nilai harga tidak hanya
dipertukkan untuk suatu barang saja, tetapi juga untuk jasa yang sering dinilai
dalam bentuk upah (Fatoni, 2014:61-63). Dalam penelitian (Alma, 2005:159)
mengatakan bahwa utility dan nilai dalam ekonomi memiliki keterkaitan
dengan harga. Karena menurutnya utility adalah suatu atribut yang tidak
terlepas pada suatu barang, dalam hal memenuhi kebutuhan, kepuasan, dan
12
keinginan konsumen. Sehingga dengan kata lain nilai yang ada pada suatu
produk, dapat konsumen tukarkan dengan produk lain atau barter. Namun
seiring berjalannya waktu, sistem barter dihapuskan dan diganti dengan uang
yang kemudian dijadikan sebagai alat untuk mengukur nilai yang disebut
dengan harga. Maka harga adalah besaran uang yang digunakan untuk
menilai barang maupun jasa yang dibutukan untuk memenuhi permintaan
konsumen.
Menurut (Sutojo. 2011:62) harga memiliki perbedaan pengertian
tergantung pada sisi siapa yang mendefinisikannya. Harga dari sudut penjual
adalah nilai uang yang dikeluarkan penjual sebagai bentuk imbalan atas jasa
dan barang yang diberikan untuk memenuhi keinginan konsumen. Harga
ditentukan sejak awal oleh perusahaan karena dalam penetapannya harga
mempunyai kemungkinan menjadi suatu masalah sehingga harus
mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhinya. Sedangkan
harga dari sudut konsumen adalah sejumlah uang yang diberikan atas barang
dan jasa yang didapatkan. (Kodu, 2012:1251-1259) menambahkan harga
yang ditinjau konsumen adalah pengorbanan konsumen berupa biaya moneter
yang digunakan untuk memperoleh, memiliki, dan memanfaatkan suatu
produk dengan menggabungkan barang dan jasa. Harga ditentukan sejak awal
oleh penjual karena dalam penetapannya harga mempunyai kemungkinan
menjadi suatu masalah sehingga dalam penetapannya harus
mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhinya
Maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah besaran nilai dalam bentuk
uang yang ditentukan penjual sebagai bentuk imbalan atas barang dan jasa
yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan harga
yang ditinjau dari segi konsumen adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan.
b. Peran Harga
(Tjiptono, 2004:151) menyebutkan bahwa harga memiliki peran
penting, yaitu:
13
1. Peran dalam perekonomian, karena bunga, upah, laba, dan sewa dapat
dipengaruhi oleh harga. Dalam perekonomian harga termasuk regulator
dalam system perekonomian yang mempengaruhi penentuan faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, kewirausahaan (enterpreunership), dan
waktu). Tenaga kerja akan tertarik apabila tingkat upah yang diberikan
tinggi
2. Peran dalam konsumen, beberapa kasus penjualan ritel terdapat
pembeli yang menjadikan harga sebagai bahan pertimbangan utama
dalam membeli produk. Namun tidak semua pembeli seperti itu karena
walaupun sebagian besar konsumen sensitif pada harga juga
mempertimbangkan faktor lain(seperti kualitas produk, merk, lokasi,
fitur produk dan nilai produk).
3. Peran dalam penjual, harga merupakan penentu utama permintaan pasar
atas suatu produk. Sehingga harga dapat mempengaruhi pangsa pasar
dan posisi dalam bersaing bagi penjual. Tidak ada elemen pemasaran
yang dapat menghasilkan pendapatan, selain harga.
c. Penetapan Harga
1. Tahapan Penetapan Harga
Pentingnya harga dalam dunia usaha membuat penjual sudah
seharusnya menetapkan harga dengan hati - hati dan memerhatikan
beberapa aspek, menurut (Angipora, 2002:274) ada beberapa tahapan
dalam menetapkan harga, sebagai berikut:
a) Memperkirakan permintaan barang,
Tahap ini penjual memperkirakan jumlah barang atau jasa yang
diperoleh secara keseluruhan agar dapat mempermudah penjual pada
saat menentukan harga perbandingan pada permintaan barang
sebelumnya dan permintaan barang baru. Memperkirakan permintaan
suatu barang dapat dengan cara sebagai berikut:
1) Menentukan harga yang sesuai dengan harapan konsumen
2) Memperkirakan kuantitas penjualan dalam berbagai tingkatan
harga.
14
b) Melihat reaksi konsumen terlebih dahulu dalam persaingan
Penjual harus bijaksana dalam menentukan harga dengan
mempertimbangkan persaingan yang ada di pasar serta faktor – faktor
lainnya. Seperti barang pengganti atau sejenis yang dihasilkan dari
penjual lain.
c) Penjual menghasilkan barang yang sejenis karena menginginkan
uang
Setiap penjual menentukan pangsa pasar berharap perusahaan
dapat meningkatkan permintaan sehingga dapat maju lebih cepat dan
bersaing dengan penjual lain. Tidak hanya itu perusahaan juga
menginginkan peningkatan market share yang didukung dengan
kegiatan promosi atau lainnya yang bersifat non harga dengan
penentuan harga tertentu.
d) Menentukan strategi penetapan harga
Menurut (Kotler & Amstrong, 2005:452) terdapat beberapa
strategi harga :
1) Menetapkan harga jual
Keputusan dalam menetapkan harga harus berdasarkan pada
pembeli yang efektif, meliputi pemahaman mengenai besaran
nilai yang diharapkan konsumen atas manfaat dari suatu produk
yang diterima dan menetapkan harga sesuai dengan kemampuan
pembeli.
2) Elastisitas Harga
Melihat bagaimana respon permintaan pada saat adanya
perubahan harga, jika permintaan hampir berubah karena
perubahan harga yang sedikit maka permintaan itu inelastic atau
tidak elastic. Namun jika permintaan banyak mengalami
perubahan maka disebut dengan elastis. Permintaan yang tidak
elastis akan membuat banyak penjual menaikkan harga.
3) Membandingkan harga dengan pesaing
Faktor terakhir yang dapat memberikan pengaruh dalam
menetapkan harga adalah harga yang ditentukan pesaing dan
15
kemungkinan respon pesaing atau atas tindakan penjual saat
menetapkan harga. Karena ketika seorang konsumen cenderung
membeli produk maka akan melakukan evaluasi dan
perbandingan dengan sejenisnya.
e) Mempertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhi
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi penentuan harga
yaitu faktor internal meliputi tujuan penjual, stretegi bauran, dan juga
pertimbangan organisasi, sedangkan yang kedua adalah faktor
eksternal yang berkaitan dengan kebutuhan lain dari penjual seperti
harga, permintaan, penawaran pesaing, serta keadaan perekonomian
(Phillip & Keller, 2009:157).
d. Metode Penetapan Harga
Pada umumnya menurut (Sabran, 2012:77) menjelaskan bahwa metode
penetapan harga terdiri dari empat kategori, sebagai berikut:
1. Metode penetapan yang berdasarkan pemintaan
Merupakan metode yang lebih menekankan faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap referensi dan selera konsumen daripada faktor
lainnya seperti persaingan, biaya, dan laba. Permintaan konsumen
dilandasi oleh beberapa pertimbangan yaitu kemampuan daya beli
konsumen, minat konsumen untuk membeli, suatu produk yang
menyangkut gaya hidup atau simbol status atau hanya sekedar dipakai
sehari – hari, manfaat yang diberikan konsumen atas produk tersebut,
harga pada produk subtitusi, pasar yang berpotensial untuk produk
tersebut, dan perilaku umum konsumen.
2. Metode penetapan yang berdasarkan biaya
Pada metode ini faktor utama penentunya adalah aspek biaya atau
penawaran bukan aspek permintaan. Karena harga ditentukan pada
pemasaran dan biaya produk yang ditambah dengan jumlah tertentu
shingga biaya overhead, laba, dan biaya – biaya langsung dapat tertutup.
3. Metode Penetapan berdasarkan laba
Dalam menetapkan harga metode ini berupaya untuk menyetarakan
biaya dan pendapatan. Upaya ini dilakukan berdasarkan target volume
16
laba atau dinyatakan dengan presentase terhadap investasi atau
penjualan. Metode penetapa ini terditi dari target laba atas harga
investasi, target atas harga keuntungan, dan target pendapatan atas harga
penjualan.
4. Metode Penetapan berdasarkan persaingan
Selain berdasarkan pada beberapa metode di atas, terdapat metode
berdasarkan persaingan yang terdiri dari harga penawaran tertutup, harga
dibawah pasar dan di atas pasar, dan harga penglaris.
2. Jam Kerja
a. Pengertian Jam Kerja
Menurut (Nugraha & Marhaeni, 2012:101) pada dasarnya jam kerja
merupakan waktu yang dicurahkan oleh seseorang dalam melaksanakan
kegiatan bekerja, yang biasanya dinyatakan dalam jam. Beliau
mengasumsikan semakin banyak seseorang menggunakan waktunya untuk
bekerja maka pekerjaan yang dilakukan akan semakin produkif. karena
semakin cepat jam kerja seseorang ketika menyelesaikan tugasnya, semakin
berkurang juga waktu yang dibutuhkan untuk bekerja. Ketika waktu yang
digunakan sedikit, seseorang dapat mengambil atau menyelesaikan tugas lain.
Curahan waktu yang sama dengan hasil tugas yang lebih banyak kemudian
bisa menambahkan penghasilan.
Sejalan dengan (Busyro, Putri, & Eprillison, 2016:9) mengatakan
bahwa jam kerja seseorang dapat menentukan produktivitas dan efisiensi
kerja, karena menurutnya jam kerja merupakan waktu yang telah dijadwalkan
untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu bagi pegawai untuk
bekerja yang telah dijadwalkan.
(Dwitasari & Indrajaya, 2017:8) Mengatakan satuan jam kerja menjadi
hal penting dan patut diperhatikan karena kesalahan dalam pengelolaan
satuan jam yang tidak maksimal dapat mengakibatkan pemborosan, jam kerja
juga berkaitan dengan hal mempertahankan tingkat produksi. ketika
pekerjaan telah di rencanakan dengan teliti, maka akan memperbaiki
17
pengurusan waktu kerja tersebut, dan dapat menghemat waktu dan kerjanya.
Menurut (Su'ud, 2007:132) terdapat dua kriteria dalam waktu kerja yang perlu
diperhatikan, yaitu:
Kriteria dalam pengurusan efektivitas waktu kerja:
1. pekerja sepenuhnya memahami pekerjaannya
2. mengutamakan pekerjaan yang dianggap penting
3. memilah pekerjaan yang jumlahnya banyak
4. mengawasi masalah – masalah sehinggi tidak terulang lagi
5. menjadwalkan masa selesainya pekerjaan
6. menyingkirikan kegiatan yang tidak diperlukan
7. selalu menyadari arti dari nilai waktu saat bekerja
8. mencatat hal – hal yang dibutuhkan di masa depan
9. membuat daftar penggunaan waktu kerja
10. menilai keberhasilan kerja secara objektif
11. mempunyai riwayat penyimpanan informasi yang lengkap
Kriteria penggunaan waktu kerja yang efektif sebagai berikut:
1. membiasakan diri menggunakan metode penggunaan waktu yang
efektif
2. pada saat rapat supaya membuat kesimpulan perihal masalah yang
dibicarakan, keputusan akhir yang dibuat, dan tanggung jawab yang
diberikan
3. mempunyai keyakinan dalam membuat keputusan
4. memanfaatkan sisa waktu untuk menyiapkan pekerjaan lain yang
sekiranya belum selesai
5. mengatur hal yang akan dikerjakan sebelum melakukan perjalanan
atau kunjungan
6. melibatkan pemimpin dalam kegiatan yang dikerjakan
7. menggunakan sumber yang ada dalam melakukan pekerjaan
8. mengatur waktu dengan sebaik – baiknya pada saat dilaksanakan
18
(Tulhusnah & Puryantoro, 2018:300) Mengartikan bahwa jam kerja
merupakan hari kerja dengan jam tersisa yang digunakan ntuk beristirahat dan
berekreasi. Seseorang mampu bekerja pada umumnya enam sampai delapan
jam sehari. Sedangkan sisanya yaitu enam belas sampai delapan belas jam
digunakan untuk istirahat, keluarga, masyarakat, dan lainnya. Sehingga
apabila dihitung dalam satu minggu seseorang dapat menghabiskan waktu
selama empat puluh sampai dengan lima puluh jam untuk bekerja dengan
baik. Seringkali seseorang bekerja dengan jadwal yang tidak biasa, misalnya
bekerja dengan shift kerja yang telah diperpanjang hingga melebihi siang,
bekerja pada saat memasuki wakt istirahat atau malam hari. Pada
penelitiannya (Artaman, Yuliarmi, & Djayastra, 2015:91) menyimpulkan
bahwa jumlah pelanggan yang terlayani dipengaruhi oleh jam buka kios
pedagang, karena pembeli tidak selalu menentukan jam kedatangannya
b. Pengaturan Jam Kerja
(Ananta, 1985) telah membagi tiga kategori jam kerja seseorang
berdasarkan Lamanya seseorang bekerja dalam satu minggu, sebagai
berikut:
1. Jam Kerja dibawah normal, seseorang bisa dikatakan masuk dalam
kategori ini apabila telah bekerja tidak lebih dari 35 jam per minggu.
2. jam kerja normal, seseorang bisa dikatakan masuk dalam kategori ini
apabila telah bekerja diantara 35 jam sampai dengan 44 jam dalam
seminggu
3. Jam kerja panjang, seseorang bisa dikatakan masuk dalam kategori ini
apabila telah bekerja di atas 45 jam dalam seminggu
Pemerintah juga telah mengatur jam kerja pada undang - undang no.13
tahun 2013 pada Pasal 77 ayat 1 berbunyi “Setiap pengusaha wajib
melaksanakan ketentuan waktu kerja” ketentuan tersebut terdiri dari 2 sistem
dijelaskan pada pasal yang sama ayat 2 yaitu:
1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
19
2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
4. Lama Usaha
a. Pengertian Lama Usaha
Lama usaha dalam perdagangan memiliki peran yang cukup penting,
pernyataan ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
(Husaini & Fadhlani, 2017:113) beliau mengatakan bahwa Lama usaha juga
dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, karena semakin lama seseorang
menjalani bidang usahanya akan meningkatkan produktivitas melalui
keahlian atau kemampuan professional yang dimilikinya, lama usaha juga
dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian dapat menekan biaya produksi
yang dikeluarkan. Tak hanya itu, lama usaha juga dapat meningkatkan
pengetahuan pedagang mengenai selera atau perilaku konsumen, dan
kebutuhan konsumen.
Lama usaha berkaitan dengan pengalaman pelaku usaha dalam
menjalani usahanya, karena seiring waktu berjalan pelaku usaha cenderung
lebih memahami kondisi dan situasi pasar, hal ini memberikan kesempatan
bagi para pelaku usaha untuk menetapkan harga lebih tinggi agar dapat
mencapai profit yang diinginkan. Lama usaha juga memberikan koneksi
kepada para pelaku usaha dalam memasarkan produknya (Irawan &
Ayuningsih, 2017:6).
Lama usaha adalah ukuran mengenai masa kerja atau lamanya waktu
yang dijalani seseorang dalam memahami pekerjaan atau tugasnya. Lama
usaha dapat menambah keahlian seseorang dan dapat meningkatkan
produktivitas pada efisiensi biaya yang kemudian akan meningkatkan
pendapatan. juga mengatakan bahwa pengalaman yang dimiliki seseorang
dapat menambah keahliaan seorang usahawan dalam menggunakan dan
mengorganisasikan faktor – faktor produksi lain (Rahmawati & Aprilina,
2017:137.
20
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lama usaha merupakan pengalaman
seseorang dalam menjalani usaha atau masa kerja sehingga dapat lebih
memahami kondisi produk, pasar, maupun konsumen. pengalaman yang
seseorang miliki dapat mempengaruhi pendapatan dengan meningkatkan
produktivitas dan menekan biaya produksi sehingga dengan mudah
menetapkan harga yang tinggi.
b. Indikator Lama Usaha
Terdapat beberapa indikator lama usaha yang mempengaruhi
pengalaman, sebagai berikut:
1. Lama waktu/masa kerja, ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang
telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan
dan telah melaksanakan dengan baik. Seseorang yang masa kerjanya lebih
tinggi akan memiliki strategi yang lebih matang dan tepat dalam
mengelola usahanya, serta mampu mengambil keputusan dalam setiap
kondisi dan keadaan, selain itu pedagang dengan pengalaman dan lama
usaha yang lebih banyak, secara tidak langsung akan mendapatkan
jaringan atau koneksi yang lebih luas yang berguna dalam perolehan laba
2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan merujuk pada
konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan
oleh pegawai. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami
dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan, sedangkan
keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk
mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan. Pengetahuan yang
luas tanpa diiringi dengan ketrampilan hanya akan menjadi aksi yang tidak
kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang
yang bisa bekerja dan menekuni bidang pekerjaanya. Pengetahuan dan
keterampilan berkaitan terhadap seseorang dalam bekerja.
3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan, tingkat penguasaan
seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek tehnik peralatan dan teknik
pekerjaan (Foster, 2001:43).
21
5. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan total penerimaan seseorang berupa uang
ataupun non uang seseorang pada periode tertentu (Rahardja & Manurung,
2006:292). Sedangkan (Suroto, 2000:6) mengatakan bahwa teori pendapatan
adalah total penerimaan dapat berbentuk uang atau barang yang dihitung
sebagai jumlah uang dari harta berlaku yang diberikan oleh pihak lain
maupun hasil industri pada saat yang sama. Pendapatan merupakan sumber
mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari –
sehari secara langsung dan tidak langsung. (Reksoprayitno, 2004:79)
menambahkan bahwa pendapatan seseorang merupakan total penerimaan atas
hasil penjualan yang didapatkan pada periode waktu tertentu.
Dalam analisis mikro ekonomi menjelaskan bahwa pendapatan
berkaitan dengan hasil penerimaan dalam suatu periode waktu yang berada
dari faktor produksi seperti sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja
masing – masing bisa berbentuk upah, sewa, bunga/laba (Sukirno, 2002:391).
Jumlah konsumsi seseorang atas barang dapat dipengaruhi oleh
pendapatan, hal ini sering terjadi ketika pendapatan meningkat maka tidak
hanya konsumsi seseorang saja yang bertambah tetapi kualitas yang dimiliki
barang tersebut akan dijadikan pertimbangan. Misalnya saja ketika
pendapatan seseorang meningkat membuat orang tersebut memutuskan
untuk mengkonsumsi beras dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya
(Soekarwati, 2002:132). Peningkatan pendapatan juga berpengaruh terhadap
peningkatan utility melalui pertambahan waktu luang yang dimiliki
seseorang, hal ini mengartikan adanya pengurangan jam kerja Simanjuntak
(1998:54).
b. Sumber - Sumber Pendapatan
Pendapatan yang diterima seseorang bisa bersumber dari beberapa
sumber, sebagai berikut (Gilarso, 1992:62) :
22
1. Usaha milik sendiri, contoh dari sumber ini adalah menjalani
perusahaan sendiri, bertani di sawah, dan berdagang.
2. Bekerja dengan orang lain, seperti bekerja sebagai karyawan
diperusahaan milik pemerintah atau swasta
3. hasil kepemilikan, contohnya seperti mendapat uang hasil dari bunga
yang dipinjam seseorang, rumah atau tempat yang disewa, mempunyai
tanah, dan gaji pensiun untuk mereka yang lanjut usia karena
sebelumnya pernah bekerja pada suatu instansi atau pemerintahan
4. Sumbangan atau bantuan, seperti mendapat warisan atau bantuan dari
keluarga, tabungan, hadiah dan lainnya.
5. Pinjaman, termasuk kedalam kategori sumber yang pada suatu saat
wajib dikembalikan.
c. Faktor – Faktor Pendapatan
Menurut (Boediono, 2002:150) pendapatan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Pendapatan dipengaruhi oleh jumlah faktor – faktor produksi yang
dimiliki bersumber dari kekayaan yang dimiliki seperti tabungan,
warisan, dan lainnya
2. Pendapatan dipengaruhi oleh harga dari satuan faktor produksi yang
ditentukan berdasarkan penawaran dan permintaan di pasar aktor
produksi
3. Pendapatan dipengaruhi oleh hasil pekerjaan sampingan
B. Penelitian Terdahulu
1. Rosetyadi Artistyan Firdausa dan Fitrie Arianti, (2013)
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 oleh Rosetyadi dan
Fitrie, terdapat tiga variabel bebas yaitu modal awal, lama usaha, dan jam
kerja yang berpengaruh pada variabel terikat yaitu pendapatan pedagang
kios. Penelitian menunjukkan bahwa eksistensi pasar modern sedikit
mengusik keberadaan pasar tradisional. Kesamaan fungsi yang dimiliki
keduanya membuat persaingan dan terancam mematikan pasar tradisional
23
yang memiliki banyak kelemahan. Sehingga dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kedua variabel. Penelitian dilakukan
kepada pedagang kios di Pasar Bintoro Demak dengan jumlah 75
responden. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah kuadrat
terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS).
Model persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa koefisien
variabel modal awal sebesar 0,55 persen, variabel lama usaha sebesar 0,36
persen, dan variabel jam kerja 1,04 persen akan berpengaruh terhadap
pendapatan. Sehingga setiap variabel bebas meningkat sebesar satu persen
maka akan meningkatkan jumlah pendapatan pedagang kios Pasar Bintoro
Demak secara positif dan signifikan sebesar nilai koefisien masing –
masing variabel bebas miliki.
2. Budi Wahyuno (2017)
Budi Wahyono dalam penelitiannya tahun 2017, penelitian ini
dilakukan di Pasar Bantul karena Pasar tersebut telah beberapakali
mengalami perluasan, rehabilitasi, dan revitalisasi terhadap beberapa
bangunan untuk dijadikan pasar moden yang kemudian memunculkan
persaingan. Pasar Bantul sebagai pasar tradisional tentu tidak dapat
bersaing sejajar dengan pasar modern, sehingga diperlukan analisis faktor
– faktor seperti modal usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, dan jam kerja
yang mempengaruhi pendapatan pedagang. Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data kuesioner (angket) dan wawancara terstuktur
pada 95 sampel pedagang di Pasar Bantul. Sedangkan untuk pengolahan
dan analisis data menggunakan deskripsi data, analisis regresi linier
berganda dengan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara
variabel bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel.
Hasil penelitian uji koefisien regresi secara parsial dengan uji t
menunjukkan bahwa pendapatan pedagang secara simultan dapat
dipengaruhi oleh variabel modal (X1) dan jam kerja (X4) secara
sginifikan. Sedangkan variabel tingkat pendidikan (X2) dan lama usaha
(X3) tidak berpengaruh signidikan terhadap pendapatan pedagang. Uji F
24
secara bersama – sama diperoleh nilai f-hitung sebesar 24,994 dan f tabel
sebesar 2,47 dengan nilai sebesar 0,000. karena nilai f tabel lebih kecil dari
f hitung dengan nilai signifikan kurang dari 0,05. Maka semua variabel
terika dipengaruhi oleh variabel bebas secara simultan. Sedangkan nilai
didapat R2 sebesar 0,526 mengartikan bahwa variabel bebas menjelaskan
sebesar 52,6% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya yang
tidak dijelaskan sebesar 47,4%.
3. Dewa Made Aris Artaman, Ni Nyoman Yuliarmi, dan I Ketut Djayastra
(2015)
Penelitian yang dilakukan pada pedagang Pasar Seni Sukawati
Gianyar tahun 2015 bertujuan untuk menganalisis lima variabel bebas
(modal usaha, lama usaha, jam kerja, parkir, dan lokasi usaha) terhadap
variabel terikat (pendapatan pedagang) secara simultan dan parsial, serta
mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi pendapatan. Pengolahan
dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji
uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas
dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel. Penelitian ini
menggunakan teknik observasi non partisipasi dan wawancara pada 89
responden pedagang pasar Seni Sukawati Gianyar.
Hasil analisis dengan uji F menghasilkan nilai f hitung sebesar
16,345 dengan f tabel sebesar 2,29. Nilai f hitung yang lebih besar
dibandingkan dengan f tabel menunjukkan bahwa variabel bebas dapat
mempengaruhi variabel terikat secara simultan. Hasil uji koefisien regresi
dengan uji t menunjukkan bahwa pendapatan pedagang secara parsial
menghasilkan nilai t-hitung 3,645 > t-tabel 2,00 pada variabel modal
usaha, variabel lama usaha menghasilkan nilai t-hitung 3,645 > t-tabel
2,00. Variabel Lokasi usaha menghasilkan nilai t-hitung 2,454 > t-tabel
2,00. Ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh positif signifikan
sedangkan sisanya yaitu jam kerja dengan nilai t-hitung 1,977 ≤ t-tabel
2,00. variabel parkir dengan nilai t-hitung 0,350 ≤ t-tabel 2,00 tidak
berpengaruh positif terhadap pendapatan.
25
4. Rahadian Ali Oetomo (2012)
Rahadian melakukan penelitian pada Restoran Waroeng Taman
Singosari Semarang tahun 2012 bertujuan untuk mengetahui apakah
penurunan penjualan yang terjadi disebabkan oleh adanya pengaruh
variabel bebas (keragaman menu, persepsi harga, dan lokasi) terhadap
variabel terikat (minat beli ulang konsumen). Penelitian ini menggunakan
metode pengambilan data dengan observasi, kuesioner, dan wawancara.
Sedangkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian tersebut
digunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression) dengan
uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas
dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel.
Model analisis linier berganda dengan uji t menunjukkan variabel
keragaman menu berpengaruh secara parsial dengan nilai t-hitung 3,252 >
t-tabel 0,002 pada variabel keragaman menu, variabel persepsi harga
menghasilkan nilai t-hitung 3,392 > t-tabel 0,001. Variabel Lokasi
menghasilkan nilai t-hitung 2,754 > t-tabel 0,007. Ketiga variabel tersebut
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
Hasil analisis dengan uji f menghasilkan nilai 34.407 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Mengartikan bahwa bahwa variabel bebas dapat
mempengaruhi variabel terikat secara simultan. Sedangkan perhitungan
regresi dapat diketahui dengan uji determinan R2 didapatkan bahwa
variabel keragaman menu, persepsi harga, dan lokasi mempengaruhi minat
ulang pembelian konsumen sebesar 0,503, sedangkan sisanya yaitu
sebesar 49,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
5. Kamanda Tri Gumelar, Handoyo Djoko Waluyo, Sri Suryoko (2016)
Penelitian yang dilakukan oleh Kamanda Tri Gumelar, Handoyo
Djoko Waluyo, Sri Suryoko pada tahun 2016 mengenai keputusan
pembelian konsumen resto sambal van java tembalang pelanggan rumah
makan dengan variabel kualitas pelayanan, variasi menu, dan harga
sebagai variabel bebas. persentase perubahan target yang terus meningkat
tidak dibarengi dengan persentase pertumbuhan konsumen yang
26
cenderung menurun merupakan alasan penelitian ini dilakukan. Penelitian
ini menggunakan explanatory research bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Peneliti menggunakan 100 responden dengan pertanyaan
terbuka dan kuesioner sebagai instrument penelitiannya. Sedangkan dalam
pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel
bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel.
Hasil analisis penelitian menunjukkan ketiga variabel bebas yaitu
kualitas pelayanan, variasi menu, dan harga secara parsial (induvidu) dan
simultan (bersama – sama) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen Resto Sambal Van Java Tembalang, Kota
Semarang. Sedangkan variabel kualitas pelayanan memiliki pengaruh
paling dominan terhadap keputusan pembelian dibandingkan dengan
variabel variasi menu dan variabel harga.
6. Zahara Fitria (2015)
Penelitian ini menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi
pendapatan pedagang kaki lima warung makan di Jalan Z.A.Pagar Alam
Kota Metro. Menggunakan variabel modal usaha, lama usaha, jumlah jam
kerja, dan variasi menu sebagai variabel bebas (X), dan menggunakan
Pendapatan pedagang kaki lima sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini
menggunakan 54 responden dan menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least
Square/OLS) dan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara
variabel bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel.
Berdasarkan analisis uji t menunjukkan bahwa model variabel bebas
(modal usaha, lama usaha, jumlah jam kerja, dan variasi menu) secara
parsial (induvidu) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Sejalan
dengan itu hasil analisis uji f juga menunjukkan bahwa model variabel
bebas modal usaha, lama usaha, jumlah jam kerja, dan variasi menu) secara
27
simultan (bersama - sama) memiliki pengaruh yang signifikan. Sedangkan
variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap pendapatan pedagang
kaki lima warung makan di Jalan Z.A.Pagar Alam Kota Metro adalah
variabel modal usaha.
7. Imoleayo Foyeke Obigbemi (2010)
Keputusan penetapan harga telah menjadi keputusan penting yang
dibuat oleh semua perusahaan bisnis di semua tingkatan dan telah menjadi
tantangan besar bagi Usaha Kecil dan Menengah di Nigeria. Pekerjaan
penelitian ini memperlakukan dampak perubahan harga pada omset
penjualan organisasi, sebuah studi tentang UKM di Nigeria. Metodologi
yang digunakan adalah survei dan pendekatan empiris, dengan kuesioner
kepada beberapa UKM di Nigeria, mengevaluasi dampak perubahan harga
produk terhadap omset. Sumber primer dan sekunder digunakan untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini menggunakan 166 responden
dan dianalisis dengan menggunakan t – student. Hasil Analisis Uji t-
student menunjukkan bahwa hubungan antara variabel perubahan harga
dan biaya penjualan berkorelasi positif pada tingkat signifikansi 0.05. dan
berhubungan negatif pada variabel keuntungan dan reaksi penjualan pada
tingkat signifikasi 0.05
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga suatu produk dapat
mempengaruhi keuntungan baik secara positif dan negatif. Tergantung
pada bagaimana harga akan ditetapkan. Ketika penetapan harga tidak
dilakukan secara efektif maka akan merugikan keuntungan yang didapat.
8. Norman Chiliya dan Prof. Mornay Roberts-Lombard (2012)
Penelitian ini menyelidiki tingkat pengalaman dan pendidikan pada
profitabilitas toko kelontong kecil daerah Mdatsane London Metropole
Timur di Afrika Selatan. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi
apakah pengalaman pemilik bisnis mempengaruhi kinerja bisnis. Tujuan
sekunder adalah untuk menentukan apakah usia pemilik, tingkat
pendidikan, dan usia bisnis adalah variabel yang signifikan dan
mempengaruhi kinerja keuangan operasi bisnis kecil. Data kuantitatif
28
diterjemahkan ke dalam SPSS untuk grafik dan Statistik deskriptif.
Dengan menggunakan analisis ANOVA pada 36 responden.
Studi ini menemukan hubungan positif antara pengalaman dan
kinerja toko kelontong. Ini menyiratkan bahwa pemilik toko kelontong
potensial dapat mengambil manfaat dari pengalaman sebelumnya.
Sedangkan hubungan usia dengan keuntungan dilihat dari pembagian usia
dimana pada kategori usia 21 hingga 30, adalah yang paling menonjol
dalam memiliki atau mengelola perusahaan ritel diikuti oleh kategori usia
31 dan 40. Tampak jelas bahwa kelompok usia 21 hingga 30, yang
merupakan mayoritas (25%) dalam penelitian, tidak menghadiri atau
berpartisipasi dalam lokakarya dan, juga, tidak menganggap pelatihan itu
perlu. Ini adalah sebuah memprihatinkan, karena kategori usia di atas
dianggap sebagai usia aktif dalam perekonomian suatu negara. Tingkat
pendidikan kurang diperkenalkan pada toko bahan makanan akibat upah
rendah yang dibayarkan sektor ini. manajer /pemilik sering kali berhati-
hati untuk mempekerjakan lulusan karena mereka dianggap tidak mungkin
tetap berkomitmen dalam jangka panjang karena rencana karir yang
mereka miliki. Namun, merekrut lebih banyak pengangguran atau
mempekerjakan pekerja paruh waktu akan menghasilkan aliran bakat,
energi, dan inovasi yang lebih besar di sektor ini. Selain itu, banyak toko
kelontong kekurangan waktu, sumber daya, teknologi atau keahlian untuk
meneliti dan mengembangkan ide dan inovasi bisnis baru. Terakhir, usia
perusahaan Jumlah rata-rata tahun yang dimiliki pemilik/manajer dalam
menjalankan bisnisnya adalah 4,25. Penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas pemilik/manajer toko kelontong mulai mengelola toko
kelontong mereka toko selama lima tahun terakhir.
9. Rasmulia Sembiring (2016)
UKM merupakan usia yang dapat bertahan meskipun turbulensi ekonomi
melanda Negara Indonesia. Bahkan saat ini UKM memiliki peran dalam
pembangunan ekonomi Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua
variabel bebas yaitu pengetahuan (X1) dan keterampilan (X2), sedangkan
variabel terikat adalah kinerja UKM (Y) digunakan sebagai variabel
29
dependen. Menggunakan sampel sebanyak 120 responden. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji t dan uji
f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen X
(pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia) memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja UKM.
10. Diwayana Putri Nasution (2013)
Penelitian ini menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi
pendapatan pengusaha restoran yang berada di Kota Medan. Dengan
menggunakan variabel biaya, modal, tenaga kerja, waktu kerja, lama
usaha, dan variasi menu sebagai variabel (X) dan menggunakan
pendapatan pengusaha restoran sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 115 responden dan menggunakan metode
path analysis dalam mengestimasikan hasil penelitiannya, serta
menggunakan uji t dan uji f untuk mengetahui tingkat signifikan antara
variabel bebas dan terikat, serta uji determinan (R2) untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel.
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian didapatkan hasil bahwa
variabel modal, tenaga kerja, lama usaha, variasi menu dan biaya memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pendapatan. Lain halnya
dengan variabel waktu kerja yang memiliki pengaruh positif dan non
signifikan terhadap pendapatan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti dan
Tahun
Judul Alat Analisis Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Rosetyadi
Artistyan
Firdausa dan
Fitrie Arianti
(2013).
Diponegoro
Journal of
Pengaruh
Modal Awal,
Lama Usaha
dan Jam Kerja
terhadap
Pendapatan
Pedagang Kios
penelitian ini
menggunakan
model regresi
linier berganda
dengan metode
estimator OLS
(Ordinary Least
Pendapatan
Pedagang
Kios (Y),
Modal Awal
(X1), Lama
Usaha (X2),
Hasil penelitian
dengan metode
regresi
menunjukkan
bahwa variabel
modal awal,
variabel lama
30
Economics,
Vol.2 No. 1.
Fakultas
Ekonomika
dan Bisnis
Universitas
Diponegoro
di Pasar
Bintoro
Demak
Square) atau
kuadrat terkecil
Jam Kerja
(X3)
usaha, dan
variabel jam
kerja
berpengaruh
positif dan
siginifkan
terhadap
variabel
pendapatan
2. Budi
Wahyuno
(2017).
Jurnal
Pendidikan
dan
Ekonomi,
Vol. 6, No.
4.
Pendidikan
Ekonomi,
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Negeri
Yogyakarta
Analisis
Faktor - Faktor
yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang di
Pasar Bantul
Kabupaten
Bantul
penelitian ini
menggunakan
model regresi
linier berganda
dengan metode
estimator OLS
(Ordinary Least
Square) atau
kuadrat terkecil.
Sedangkan untuk
mengetahui
signifikansi
peneliti
menggunakan uji
t (dilakukan
untuk
mengetahui
apakah variabel
bebas
berpengaruh
secara parsial
terhadap variabel
terikat) dan uji f
(dilakukan untuk
mengetahui
apakah variabel
bebas
berpengaruh
secara simultan
terhadap variabel
terikat). Serta
koefisien
determinasi
Pendapatan
pedagang(Y),
Modal Usaha
(X1), Tingkat
Pendidikan
(X2), Lama
Usaha (X3),
Jam Kerja
(X4)
Hasil penelitian
uji koefisien
regresi secara
parsial dengan
uji t
menunjukkan
bahwa
pendapatan
pedagang secara
parsial dapat
dipengaruhi oleh
variabel modal
(X1) dan jam
kerja (X4)
secara
sginifikan.
Sedangkan
variabel tingkat
pendidikan (X2)
dan lama usaha
(X3) tidak
berpengaruh
signidikan
terhadap
pendapatan
pedagang. Uji F
secara bersama
– sama
diperoleh nilai f-
hitung sebesar
24,994 dan f
tabel sebesar
2,47 dengan
31
nilai sebesar
0,000. karena
nilai f tabel
lebih kecil dari f
hitung dengan
nilai signifikan
kurang dari
0,05. Maka
semua variabel
terikat
dipengaruhi oleh
variabel bebas
secara simultan.
Sedangkan nilai
didapat R2
sebesar 0,526
mengartikan
bahwa variabel
bebas
menjelaskan
sebesar 52,6%
sedangkan
sisanya
dijelaskan oleh
variabel lainnya
yang tidak
dijelaskan
sebesar 47,4%
3. Dewa Made
Aris
Artaman, Ni
Nyoman
Yuliarmi, I
Ketut
Djayastra
(2015). E-
Jurnal
Ekonomi dan
Bisnis
Universitas
Udayana
Vol.4 No. 2
Analisis
Faktor - Faktor
yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang
Pasar Seni
Sukawati
Gianyar
Pengolahan dan
analisis data
menggunakan
analisis regresi
linier berganda
dengan uji uji t
dan uji f untuk
mengetahui
tingkat
signifikan antara
variabel bebas
dan terikat, serta
uji determinan
(R2) untuk
Pendapatan
Pedagang
(Y), Modal
Usaha (X1),
Lama Usaha
(X2), Jam
Kerja (X3),
Parkir (X4),
dan Lokasi
Usaha (X5)
Hasil Penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
bebas secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan
pedagang dan
juga secara
parsial variabel
modal usaha,
variabel lama
32
mengukur
seberapa jauh
kemampuan
model dalam
menerangkan
variabel.
usaha, dan
lokasi usaha
berpengaruh
positif terhadap
pendapatan
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
lain halnnya
dengan variabel
jam kerja dan
parkir tidak
memiliki
pengaruh positif.
Variabel yang
paling dominan
mempengaruhi
pendapatan
adalah variabel
modal.
4. Rahadian Ali
Oetomo
(2012).
Skripsi.
Fakultas
Ekonomika
dan Bsinis.
Universitas
Diponegoro.
Analisis
Pengaruh
Keragaman
Menu,
Persepsi Harga
dan Lokasi
terhadap Minat
Beli Ulang
Konsumen
(Studi pada
Restoran
Waroeng
Taman
Singosari
Semarang)
Peneliti
menggunakan
analisis regresi
linier berganda
(Multiple
Regression)
dengan uji t dan
uji f untuk
mengetahui
tingkat
signifikan antara
variabel bebas
dan terikat, serta
uji determinan
(R2) untuk
mengukur
seberapa jauh
kemampuan
model dalam
menerangkan
variabel.
Minat
Beli Ulang
Konsumen
(Y),
Keragaman
Menu (X1),
Persepsi
Harga (X2),
Lokasi (X3)
Hasil analisis
regresi
menunjukkan
bahwa ketiga
variabel bebas
(keragaman
menu, persepsi
harga, dan
lokasi)
berpengaruh
positif dan
signifikan secara
parsial
(induvidu) dan
simultan
(bersama –
sama) terhadap
variabel terikat
(minat beli
ulang
konsumen)
33
5. Kamanda Tri
Gumelar,
Handoyo
Djoko
Waluyo, Sri
Suryoko
(2016).
Jurnal Ilmu
Administrasi
Bisnis
VOL.5
NO.1.
Fakultas
Ekonomika
dan Bsinis.
Universitas
Diponegoro.
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan,
Variasi Menu,
dan Harga
terhadap
Keputusan
Pembelian
(Studi pada
Konsumen
Resto Sambal
Van Java
Tembalang,
Kota
Semarang)
Peneliti
menggunakan
analisis data
menggunakan
analisis regresi
linier berganda
dengan uji t dan
uji f untuk
mengetahui
tingkat
signifikan antara
variabel bebas
dan terikat, serta
uji determinan
(R2) untuk
mengukur
seberapa jauh
kemampuan
model dalam
menerangkan
variabel.
Keputusan
Pembelian
(Y), Kualitas
Pelayanan
(X1), Variasi
Menu (X2),
dan Harga
(X3)
Hasil analisis
penelitian
menunjukkan
ketiga variabel
bebas yaitu
kualitas
pelayanan,
variasi menu,
dan harga secara
parsial
(induvidu) dan
simultan
(bersama –
sama)
berpengaruh
positif dan
siginifikan
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen.
Sedangkan
variabel kualitas
pelayanan
memiliki
pengaruh paling
dominan
terhadap
keputusan
pembelian
dibandingkan
dengan variabel
variasi menu
dan variabel
harga.
6. Zahara Fitria
(2015).
Skripsi.
Fakultas
Ekonomi
Dan Bisnis
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pedagang Kaki
Peneliti
menggunakan
analisis regresi
linear berganda
dengan metode
kuadrat terkecil
Pendapatan
Pedagang
Kaki Lima
(Y), Modal
Usaha (X1),
Lama Usaha,
Hasil penelitian
menunjukkan
menunjukkan
bahwa model
variabel bebas
(modal usaha,
34
Universitas
Lampung
Lima Warung
Makan di Jalan
Z.A.Pagar
Alam Kota
Metro
biasa (Ordinary
Least
Square/OLS) dan
uji t dan uji f
untuk
mengetahui
tingkat
signifikan antara
variabel bebas
dan terikat, serta
uji determinan
(R2) untuk
mengukur
seberapa jauh
kemampuan
model dalam
menerangkan
variabel.
Jumlah Jam
Kerja (X4),
dan Variasi
Menu (X5)
lama usaha,
jumlah jam
kerja, dan
variasi menu)
secara parsial
(induvidu) dan
simultan
(bersama –
sama) memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
variabel terikat
yaitu
pendapatan
pedagang kaki
lima. Sedangkan
variabel yang
paling
berpengaruh
dominan
terhadap
pendapatan
pedagang kaki
lima warung
makan di Jalan
Z.A.Pagar Alam
Kota Metro
adalah variabel
modal usaha.
7. Imoleayo
Foyeke
Obigbemi.
(2010).
Broad
Research in
Accounting,
Negotiation,
and
Distribution
Volume 1,
Issue 1
The Impact of
Product Price
Changes on
the Turnover
of Small and
Medium
Enterprises in
Nigeria
Dalam Penelitian
menggunakan
analisis t –
student.
Keuntungan
pemilik usaha
UKM(Y),
Harga (X1),
reaksi
penjualan
(X2)
Hasil Analisis
Uji t-student
menunjukkan
bahwa
hubungan antara
variabel
perubahan harga
dan biaya
penjualan
berkorelasi
positif pada
tingkat
35
signifikansi
0.05. dan
berhubungan
negatif pada
variabel
keuntungan dan
reaksi penjualan
pada tingkat
signifikasi 0.05
Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa harga
suatu produk
dapat
mempengaruhi
keuntungan baik
secara positif
dan negatif.
Tergantung pada
bagaimana
harga akan
ditetapkan.
Ketika
penetapan harga
tidak dilakukan
secara efektif
maka akan
merugikan
keuntungan
yang didapat.
8. Norman
Chiliya dan
Prof. Mornay
Roberts-
Lombard
(2012).
Broad
Research in
Accounting,
Negotiation,
Impact of
Level of
Education and
Experience on
Profitability of
Small Grocery
Shops in South
Africa
Peneliti
menggunakan
analisis ANOVA
pada 36
responden.
Penelitian ini
menggunakan
3 variabel
bebas yaitu
Pengalaman
(X1), Usia
(X2), Tingkat
Pendidikan
(X3), Usia
Perusahaan
(X4) dan
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
pengalaman (F
7.718, p 0.000)
kepada
keuntungan.
Sedangkan usia
signifikan
terhadap
keuntungan (F
36
and
Distribution
variabel
terikat yaitu
profitabilitas/
keuntungan
(Y)
0,72, p 0,586).
Tingkat
pendidikan
memiliki
korelasi positif
(r = 0, 3792 and
p=0,003) dan
tingkat
signifikan
sebesar 95%.
Terakhir usia
perusahaan
berhubungan
positif dengan
keuntungan (F
2.49, p=0.033)
9. Rasmulia
Sembiring
(2016).
International
Journal of
Management,
Economics
and Social
Sciences
Vol. 5, Issues
3
Impact of
human
resources'
knowledge and
skills on
SMEs' in
Medan City,
Indonesia
Penelitian ini
menggunakan
desain penelitian
campuran.
Dengan
menggunakan
sampel sebanyak
120 responden.
Metode analisis
yang digunakan
adalah regresi
linier berganda
dengan uji t dan
uji f.
Variabel
Independen
yang
digunakan
ialah
engetahuan
(X1) dan
keterampilan
(X2),
sedangkan
kinerja UKM
(Y)
digunakan
sebagai
variabel
dependen.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa variabel
independen X
(pengetahuan
dan
keterampilan
sumber daya
manusia)
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
UKM.
10. Diwayana
Putri
Nasution
(2013).
Thesis.
Sekolah
Pasca
Sarjana.
Universitas
Analisis
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Pendapatan
Pengusaha
Restoran di
Kota
Medan
Peneliti
menggunakan
metode path
analysis dalam
mengestimasikan
hasil
penelitiannya,
serta
menggunakan uji
t dan uji f untuk
pendapatan
pengusaha
restoran
sebagai
variabel
terikat (Y).
modal(X2) ,
tenaga kerja
(X3), waktu
kerja (X4),
Berdasarkan
kesimpulan pada
penelitian
didapatkan hasil
bahwa variabel
modal, tenaga
kerja, lama
usaha, variasi
menu dan biaya
memiliki
37
Sumatera
Utara
mengetahui
tingkat
signifikan antara
variabel bebas
dan terikat, serta
uji determinan
(R2) untuk
mengukur
seberapa jauh
kemampuan
model dalam
menerangkan
variabel.
lama usaha
(X5), dan
variasi menu
(X6) dengan
variabel
intervening
biaya
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
variabel
pendapatan.
Lain halnya
dengan variabel
waktu kerja
yang memiliki
pengaruh positif
dan non
signifikan
terhadap
pendapatan.
38
C. Kerangka Berpikir
Dalam menunjang proses penelitian agar tetap terarah pada fokus
penelitian maka disusun suatu kerangka dalam penelitian ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variasi menu, harga, jam kerja,
dan lama usaha terhadap pendapatan yang diterima oleh pemilik warteg.
Maka dari itu peneliti menggunakan dua bentuk kerangka berpikir yaitu
kerangka berpikir secara khusus dan kerangka berpikir secara umum. Berikut
adalah kerangka penelitian tersebut:
1. Kerangka Berpikir Umum
Kerangka berpikir secara umum berisi mengenai penelitian yang
dilihat secara umum. Usaha bidang kuliner menjadi salah satu penggerak
perekonomian Kota Tangerang Selatan. Dari sekian banyak jenis kuliner,
terdapat warung tegal (warteg) yang selalu diminati oleh masyarakat
Indonesia. Warung makan yang masuk dalam kategori Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) ini, juga berkembang di Tangerang
Selatan. Khususnya Kecamatan Ciputat Timur yang merupakan batasan
antara kota – kota besar, dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi
diantara kecamatan lain membuat daerah ini sangat cocok untuk usaha
warung makan. Jumlah warteg yang menjamur didaerah tersebut membuat
persaingan antara pemilik usaha tidak dapat dihindari. Hal ini kemudian
membuat pendapatan yang diterima oleh masing – masing pemilik usaha
bisa saja sedikit atau jauh berbeda.
Perbedaan pendapatan yang rendah dikhawatirkan akan
mempengaruhi keberlangsungan usaha warteg. Pemilik warteg sudah
seharusnya mengetahui strategi apa yang perlu ia terapkan dalam bersaing.
Seperti faktor variasi menu yang dapat meningkatkan keuntungan. Ketika
sebuah warteg menyajikan banyak variasi menu maka akan menarik
perhatian konsumen untuk membeli diwarung tersebut dan memuaskan
konsumen tanpa harus berpindah ketempat lain karena yang dibutuhkan
telah disajikan di warteg tersebut. Begitu pula dengan harga, ketika sebuah
warteg menawarkan produknya dengan harga yang lebih rendah
39
dibandingkan warteg lainnya untuk makanan yang sama maka akan
membuat konsumen tertarik untuk membeli makanan diwarung tersebut.
Selain itu faktor seperti jam kerja dapat mempengaruhi
pendapatan, jam kerja yang diterapkan warteg berbeda – beda. Semakin
tinggi jam kerja yang diterapkan akan meningkatkan produktivitas
sehingga membuka kesempatan untuk pemilik warteg untuk mendapatkan
tambahan pendapatan. Sejalan dengan jam kerja, lama usaha juga dapat
meningkatkan pendapatan karena lama usaha berkaitan dengan
pengalaman pemilik usaha dalam menjalani usahanya. semakin lama
seseorang menjalani usahanya maka semakin sedikit kegagalan dan
kerugian dapat terjadi. Sehingga pendapatan pun dapat bertambah.
40
Gambar 4.1
Kerangka Berpikir Umum
Variasi Menu
ANALISIS PENGARUH VARIASI MENU, HARGA, JAM KERJA,
DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN WARUNG
TEGAL DI KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Harga
Jam Kerja
Lama Usaha
Pendapatan
Uji Vaditas
Uji Reabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedasitas
Uji Multikolinearitas
Uji Hipotesis
Uji T
Uji f
Analisis Regresi Berganda
Koefisien Determinasi (R2)
Kesimpulan
41
2. Kerangka Berpikir Khusus
Pendapatan yang diukur dari seberapa besar keuntungan bersih
yang diterima oleh pemilik Warteg yang berada di Kecamatan Ciputat
Timur setiap harinya. Variasi Menu tergambar dari jumlah makanan yang
disajikan oleh warteg dalam setiap harinya Sedangkan harga dapat
dibandingkan dengan harga rata – rata pembelian yang dimiliki setiap
warteg. Jam kerja dapat dilihat dari seberapa lama pemilik usaha membuka
warung makannya dalam sehari. Terakhir lama usaha dapat tercermin dari
seberapa lama pengalaman yang dimiliki pemilik usaha dalam
menjalankan usahanya. untuk memudahkan penelitian maka dapat dilihat
skema berikut ini
Gambar 4.2
Kerangka Berpikir Khusus
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang akan dilakukan dalam
penelitian, maka berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang
sudah dijelaskan sebelumnya dapat disusun hipotesis dalam penelitian,
sebagai berikut:
1. Hipotesis secara parsial dari masing – masing variabel yang diteliti
terhadap pendapatan sebagai berikut:
42
a. Ho : 1 = 0 , tidak ada pengaruh yang signifikan antara variasi menu
terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal
Ha : 1 0, adanya pengaruh yang signifikan antara variasi menu
terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal
b. Ho : 2 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga terhadap
tingkat pendapatan Warung Tegal
Ha : 2 0, adanya pengaruh yang signifikan antara harga terhadap
tingkat pendapatan Warung Tegal
c. Ho : 3 = 0, tidak adanya pengaruh yang signifikan antara jam kerja
terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal
Ha : 3 0, adanya pengaruh yang signifikan antara jam kerja
terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal
d. Ho : 4 = 0, tidak adanya pengaruh yang signifikan antara lama usaha
terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal
Ha : 4 0, adanya pengaruh yang signifikan antara lama usaha
terhadap tingkat pendapatan Warung Tegal
2. Hipotesis secara simultan (bersama – sama):
a. Ho : 1, 2, 3 = 0 tidak ada pengaruh yang signifikan antara variasi
menu, harga, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan Warung
Tegal
b. Ha : 1, 2, 3 0 ada pengaruh yang signifikan antara variasi menu,
harga, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan Warung Tegal
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup merupakan batasan yang diambil untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan penelitian. Tanpa adanya ruang lingkup maka
proses penelitian akan memakan banyak waktu dan tidak adanya batasan
dalam masalah yang akan diteliti sehingga bisa saja membuat hasil menjadi
bias.
Dalam penelitian ini, ruang lingkup yang digunakan adalah tingkat
pendapatan usaha warung tegal yang berada pada Kecamatan Ciputat Timur.
Cakupan penelitian yang mendukung pendapatan warung tegal yang berada
di Kecamatan Ciputat Timur adalah variasi menu, harga, jam kerja, dan lama
usaha.
Penelitian ini menggunakan lima variabel yang terdiri dari satu variabel
terikat (variabel dependen) dan empat variabel bebas (variabel independen)
dengan rincian sebagai berikut:
Variabel terikat (dependen) : Pendapatan warung tegal
Variabel bebas (independen) : variasi menu, harga, jam kerja, dan
lama usaha
Objek penelitian ini adalah usaha warung tegal yang berada di Kota
Tangerang Selatan khususnya Kecamatan Ciputat Timur. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi menu, harga, jam kerja, dan
lama usaha terhadap pendapatan antara usaha warteg.
44
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut (Riadi, 2014:16) Populasi adalah sebuah tempat atau wilayah
subjek/objek yang diteliti, baik orang, kejadian, nilai, benda maupun hal
lainnya yang memiliki karakteristik dan kuantitas tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya untuk
mendapatkan sebuah informasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Warung
Tegal yang berada di Kecamatan Ciputat Timur.
Populasi yang besar sering membuat peneliti kesulitan bahkan tidak
bisa untuk mengambil semua untuk penelitiannya, biasanya hal ini
disebabkan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Sehingga peneliti
memerlukan sampel agar dapat mewakili populasi dan terbukti valid
(Sujarweni, 2014:65). Sedangkan sampel adalah beberapa cuplikan atau
bagian kecil yang diperoleh dari porsi suatu populasi yang cirinya dipelajari
bertujuan untuk mendapatkan informasi seluruhnya. (Abidin, 2015:274)
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah simple random
sampling yang termasuk dalam probability sampling. (Sugiyono,2017: 85)
metode simple random sampling adalah teknik penentuan sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
(Sugiyono, 2017:91) menyarankan tentang ukuran sampel, sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(kolerasi atau regresi ganda mislanya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sampel = 10 x 5 = 50.
Keterbatasan dalam hal tenaga dan biaya membuat peneliti
menggunakan sampel sebanyak 60 responden.
45
C. Metode Pengumpulan Data
1. Preliminary Study
Prelimienary studi merupakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk
mengetahui gambaran dan informasi awal yang dibutuhkan dalam penelitian
sehingga dapat mendalami masalah yang terjadi. Tujuan dilakukan studi
pendahuluan ini adalah untuk mendapatkan dan mendalami informasi yang
berkaitan dengan usaha warung tegal di Kecamatan Ciputat Timur.
Preliminary study yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melakukan
observasi lapangan dan melihat tinjauan literatur yang ada.
Tinjauan literatur yang digunakan didapat dari berbagai sumber seperti
buku bacaan, berita terkini, dan jurnal digital yang berkaitan dengan variasi
menu, harga, jam kerja, lama usaha, dan pendapatan. Observasi lapangan
pada penelitian ini dilakukan di beberapa warung tegal yang dianggap ramai.
2. Studi Lapangan
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti dalam
menggali informasi yag diibutuhkan untuk menyajikan gambaran
sebenarnya dari suatu kejadian atau peristiwa untuk menjawab
pertanyaan penelitian, dan untuk membantu memahami perilaku
manusia, serta untuk evaluasi dengan melakukan pengukuran pada aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut
(Sujarweni, 2014:32).
Dalam hal ini observasi dilakukan dengan cara mengamati kondisi
beberapa warung tegal yang berbeda – beda, namun masih berada pada
lingkup daerah Kecamatan Ciputat Timur. Observasi menjadi penting
dilakukan untuk mengamati bagaimana keadaan warung tegal pada
waktu – waktu tertentu. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk
melihat dan membandingkan mengenai hal – hal yang berkaitan dengan
penelitian pada sebagian warteg yang nantinya akan dijadikan sebagai
responden penelitian. Seperti perbedaan variasi menu makanan yang
dihidangkan, harga rata – rata pembelian, jam kerja yang diberlakukan
46
warteg, biodata pemilik warteg, sampai dengan pendapatan bersih yang
dihasilkan setiap harinya.
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses dalam mendapatkan penjelasan untuk
tujuan penelitian dengan menggunakan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam masalah penelitian dalam jangka
lama (Bungin, 2008:108).
Objek wawancara dalam penelitian ini adalah warung tegal di
Kecamatan Ciputat Timur. Wawancara dilakukan pada bulan Juli sampai
dengan Agustus 2019 dan materi wawancara mengenai kegiatan berjualan
setiap hari dan pendapatan yang diterima
c. Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan kumpulan pertanyaan secara
tertulis yang diginakan untuk mendapatkan informasi dari responden
penelitian. Kuesioner digunakan untuk menjelaskan metode maupun
instrumen. Keuntungan menggunakan metode ini adalah tidak memerlukan
kehadiran peneliti secara langsung karena dapat langsung dibagikan secara
bersama kepada responden, serta peneliti dapat membuat standar sehingga
semua responden dapat diberikan pertanyaan yang sama, meskipun dengan
bentuk anonim sehingga responden bebas jujur (Tersiana, 2018:87-88).
Responden mengisi sendiri angket yang tersedia tanpa campur
tangan peneliti, kecuali jika responden dalam kondisi tidak memahami item
pertanyaan maka akan dibantu peneliti dalam pengisiannya agar terhindar
dari hasil yang objektif. Aspek dalam angket pada penelitian ini adalah
variasi menu, harga, jam kerja, lama usaha, dan pendapatan.
3. Jenis Data
Data yang didapat berasal dari dua jenis data yang berbeda, berikut
adalah penjelasan mengenai jenis data dan cara memperoleh penelitian:
a. Data Primer adalah data informasi yang berasal dari tangan pertama yang
dikumpulkan secara langsung dari sumbernya melalui kuesioner, panel,
47
kelompok fokus, dan data hasil wawancara dengan responden. Data yang
diperoleh ini kemudian diolah lagi. Sumber data secara langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Riadi, 2016:28).
b. Data sekunder adalah data infromasi yang berasal dari tangan kedua yang
telah dikumpulkan oleh beberapa orang (organisasi) yang disediakan
untuk berbagai penelitian ataupun tujuan tertentu. Data tersebut berasal
dari buku, catata, artikel, majalah, laporan pemerintah, publikasi
perusaah. Data sekunder yang diperoleh tidak perlu diolah lagi (Riadi,
2016:29).
D. Metode Analisis Data
Data yang sebelumnya terkumpulkan dari hasil kuesioner masuk
ketahap pengolahan, yaitu menyusun dan membersihkan data, melakukan
koding (identifikasi data dan klasifikasi data kedalam simbol), melakukan
proses pengukuran dengan alat bantu statistik, dan terakhir tahap
pengelompokkan data secara urut dan singkat agar mudah dipahami dan
menjadi informasi yang layak untuk diteliti.
Alat analisis dan pengolahan dilakukan untuk melihat korelasi dengan
bantuan software Statistical Product and Service Solutions versi 19. Analisis
yang digunakan dalam penelitian memiliki empat tahap, yaitu distribusi
jawaban, uji kualitas data, tabulasi silang, dan uji korelasi.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan
atau keshahihan kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid
apabila memiliki nilai validitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya
kuesioner dapat dikatakan kurang valid karena memiliki nilai
validitas yang rendah. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang sesuai dengan tujuan dan
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti tepat (Tersiana,
2018:96).
Validitas tersebut dapat diketahui dengan membandingkan r
hitung (correlated item-total correlation) dengan r tabel. Jumlah
48
sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden dengan tingkat
signifikasi 0,05 maka r tabel adalah 0,266 Jika nilai r hitung > nilai
r tabel maka data tersebut bisa dikatakan sah atau valid (Ghozali,
2016:52).
b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan untuk untuk mengetahui apakah
suatu kuesioner cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila kuesioner dapat
menghasilkan data yang sama setelah beberapa kali digunakan untuk
mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2017:122).
Cara mengukur realibiltas yang paling umum adalah dengan
membandingkan nilai cronbach alfa dengan nilai r tabel. Suatu
konstruk dikatakan reliable atau layak jika nilai cronbach alfa > nilai
r tabel. Nilai r tabel dalam uji reliabilitas ini sama dengan nilai r tabel
pada uji validitas yaitu 0,266 (Ghozali, 2016: 47).
2. Crosstabulation atau Tabulasi Silang
Tabulasi silang (crosstab) merupakan prosedur penelitian yang
menjadikan deskripsi data dalam bentuk kolom dan baris. Metode
analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau mengidentifikasi
korelasi hubungan sebab-akibat antara variabel satu dengan variabel
lainnya kedalam matriks. Pembuatan tabulasi silang dapat disertai
dengan perhitungan tingkat hubungan (asosiasi) antar variabel dalam
kolom dan baris (Wahana Komputer, 2009:183). Menurut (Santoso &
Tjiptono, 2001:137) tabulasi silang memiliki beberapa kegunaan yaitu:
a. mengkaji hubungan antar variabel terpilih
b. mengetahui bagaimana antar variabel berhubungan
c. Sebagai kendali terhadap beberapa variabel sehingga dapat dikaji
ada atau tidaknya hubungan
3. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang dipakai memiliki distribusi normal
49
sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Metode yang
bisa digunakan adalah dengan Metode grafik yang handal adalah
dengan melihat normal probability plot dan uji Kolmogorov-
Smirnov untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi
yang terdistribusi normal. (Sujianto, 2009: 94).
Dalam pengujian data dengan uji One sample Kolmogorov-
Smirnov memiliki dasar keputusan sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 yang
mengartikan bahwa data yang digunakan terdistribusi normal
2. Jika nilai signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 yang
mengartikan bahwa data yang digunakan tidak terdistribusi
normal.
b. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel penganggu berkorelasi dengan variabel penganggu
lainnya. Suatu model dikatakan memiliki masalah autokorelasi
apabila pengaruh faktor penganggu yang terjadi dalam suatu
periode waktu pengamatan saling ketergantungn dengan faktor
penganggu lainnya. Sebaliknya suatu model dikatakan bebas dari
masalah autokorelasi apabila tidak ada pengaruh pada faktor
penganggu dengan faktor penganggu lainnya dalam satu periode
pengamatan.
Model yang memiliki masalah autokorelasi menyebabkan
estimasi dari parameter dan variannya tidak minimal (Gani & Siti,
2015:124) Untuk mengindentifikasi autokorelasi pada suatu
modal dapat menggunakan Uji Durbin-Watson (dl dan du) yang
mana memiliki kriteria jika du < dhitung < 4-du maka tidak ada
autokorelasi (Ghozali, 2016:108).
c. Heteroskedasitas
Suatu model yang memiliki masalah heteroskedastisitas
mengartikan bahwa variansi variabel yang terdapat dalam model
tersebut tidak konstan atau variasi antar error yang satu dengan
50
error lainnya berbeda. Data Cross section sering mengalami
masalah heteroskedastisitas karena variasi unit induvidunya.
Masalah heteroskedastisitas dapat mengakibatkan varian
penaksir yang tidak minimum, sehingga estimator dalam model
regresi tidak efisien.
Menurut (Ghozali, 2016:134) terdapat beberapa cara untuk
mengetahui masalah heteroskedastisitas, yaitu dengan cara:
1. Jika dilihat dari pola tertentu seperti kumpulan titik yang
pola teratur atau tertentu seperti gelombang yang melebar
kemudian menyempit maka mengindikasikan adanya
masalah heteroskedastisitas.
2. Sebaliknya sebuah model dikatakan tidak memiliki
masalah heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang
jelas dan titik – titik yang menyebar dibawah dan di atas
nilai 0 pada sumbu Y.
d. Multikolinearitas
Menurut maddal dalam (Agus & Ratih, 2017: 198) suatu
model regresi dikatakan memiliki masalah multikolinieritas
apabila terjadi hubungan linier yang terjadi secara hampir
sempurna atau hampir sempurna diantara semua variabel
bebasnya. Dalam penggunaan uji multikolinieritas ada rules of
thumb yang memilki arti bahwa suatu model memiliki masalah
kolinieritas apabila model tersebut memiliki R2 tinggi (misalnya
0,8). Tetapi tingkat signifikan variabel – variabel penjelasnya
berdasarkan uji t statistik sangat sedikit gujarati dalam (Agus &
Ratih, 2017:198).
Menurut (Ghozali, 2016:103) indetifikasi Multikolinieritas
dapat juga dilihati dari Nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) dengan kedua nilai tersebut kita dapat melihat
variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya.
51
4. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam persamaan/model regresi secara
bersamaan bersamaan berpengaruh terhadap variabel terikat
(Agus & Ratih, 2017: 194). Nilai F bisa didapat dengan rumus
berikut:
F =
𝑅2
(𝐾−1)
(1− 𝑅2)
(𝑁−𝐾)
Keterangan
F = nilai F-hitung
k = Banyaknya variabel dalam model regresi
n = Ukuran sampel
R2 = Koefisien determinasi
Proses pengujian signifikan simultan pengaruh variasi menu,
harga, jam kerja, dan lama usaha terhadap tingkat pendapatan
adalah :
a. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 ≤ 0 (artinya variasi menu, harga, jam
kerja, dan lama usaha secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel pendapatan usaha warung tegal
di Kecamatan Ciputat Timur
b. Ha : minimal satu dari βi ≠ 0 (i = 1, 2, 3 dan 4) (artinya variasi
menu, harga, jam kerja, dan lama usaha secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan usaha
warung tegal di Kecamatan Ciputat Timur
c. Apabila F hitung > F tabel atau nilai signifikansi F kurang
dari 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima, mengartikan
52
bahwa variabel bebas (variasi menu, harga, jam kerja, dan
lama usaha) secara bersama – sama berpengaruh terhadap
variabel terikat (pendapatan usaha warung tegal di
Kecamatan Ciputat Timur).
d. Apabila F hitung < F tabel atau nilai signifikansi F lebih
besar dari 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak, mengartikan
bahwa variabel bebas (variasi menu, harga, jam kerja, dan
lama usaha) secara bersama – sama tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat (pendapatan usaha warung tegal di
Kecamatan Ciputat Timur).
b. Uji T
Uji pada nilai statistik t adalah uji signifikansi parameter
untuk menujukkan seberapa jauh pengaruh masing – masing
varibel secara induvidual terhadap variabel bebas. Dalam uji
hipotesis ini, nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel
pada derajat keyakinan tertentu dengan toleransi kesalahan 5%
(Agus & Ratih, 2017: 195). Hipotesis yang diajukan sebagai
berikut:
a. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variasi menu (X1) terhadap pendapatan usaha warung tegal
di Kecamatan Ciputat Timur (Y)
Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara variasi
menu (X1) terhadap pendapatan usaha warung tegal di
Kecamatan Ciputat Timur (Y)
b. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga
(X2) terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan
Ciputat Timur (Y)
Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara harga (X2)
terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan
Ciputat Timur (Y)
53
c. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara jam
kerja (X3) terhadap pendapatan usaha warung tegal di
Kecamatan Ciputat Timur (Y)
Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara jam kerja
(X3) terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan
Ciputat Timur (Y)
d. H0 : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara lama
usaha (X4) terhadap pendapatan usaha warung tegal di
Kecamatan Ciputat Timur (Y)
Ha : β1 < 0, ada pengaruh yang signifikan antara lama usaha
(X4) terhadap pendapatan usaha warung tegal di Kecamatan
Ciputat Timur (Y)
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Model analisis yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil
penelitian ini adalah model regresi. Teknik analisis data untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat yaitu regresi linier berganda. Adapun spesifikasinya
adalah jumlah pendapatan Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur
dipengaruhi oleh variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha.
Fungsi model estimasinya sebagai berikut
Y = f (X1, X2, X3, X4)
Kemudian dibentuk model ekonometrika dengan persamaan sebagai
berikut:
Y = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝜇
Y = Pendapatan UMKM Kota Tangerang Selatan
X1 = Variasi Menu
X2 = Harga
X3 = Jam Kerja
X4 = Lama usaha
β1 β2 β3 β4 = Koefisien
54
α = Intercept
μ = Error term
6. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel lainnya. Jika mendekati angka 1 hubungan
tersebut kuat dan jika mendekati 0 hubungannya lemah (Wahyuni, 2014:
211).
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen (bebas) dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016: 95).
E. Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang dapat
dipahami (Azwar, 2003: 74). Objek dalam penelitian ini adalah Warung Tegal
yang berada pada Kecamatan Ciputat Timur. Dalam penelitian ini terdapat
empat variabel bebas (independent variable), yaitu: variasi menu, harga, jam
kerja, dan lama usaha, dan satu variabel terikat (dependent variable)
Pendapatan.
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Ukur
Variasi
Menu
Variasi Menu dalam
penelitian ini adalah
banyaknya makanan yang
disediakan oleh pemilik
usaha WARTEG setiap
- Perbandingan
variasi menu
dengan pesaing
- Pelanggan yang
datang
- Kualitas makanan
Likert
55
harinya dan dihitung pada
satuan makanan
- Penambahan
variasi Menu
- Ketersediaan menu
yang sering diberli
Harga Harga dalam penelitian ini
adalah harga rata – rata
pembelian yang dimiliki
oleh setiap pemilik usaha
WARTEG dan diukur
dalam satuan rupiah
- Kesesuaian harga
dengan pesaing
- Harga dipengaruhi
oleh bahan baku
- Pengurangan
jumlah porsi
- Lokasi belanja
bahan baku
- Semakin murah
semakin menarik
Likert
Jam Kerja Jam kerja dalam penelitian
ini adalah banyaknya waktu
yang digunakan oleh
pemilik usaha WARTEG
untuk membuka usaha
setiap harinya dan diukur
dengan satuan jam. Dimulai
dari jam buka sampai
dengan jam tutup usaha.
- Minimal waktu
kerja
- Pengaruh waktu
libut dengan
pendapatan
- Pengaruh
penambahan jam
kerja dan waktu
istirahat
- Penambahan jam
kerja ketika
pendapatan kurang
Likert
Lama
Usaha
Lama usaha dalam
penelitian ini adalah
lamanya pemilik usaha
WARTEG dalam
menjalankan usaha dan
- Banyak
pengalaman
- Bertambahnya
kemampuan
Likert
56
dihitung dengan banyaknya
bulan sampai dengan tahun
- Meningkatkan
pengetahuan selera
konsumen
- Bertambahnya
jumlah pelanggan
- Kekurangan yang
ingin ditingkatkan
Pendapatan Pendapatan dalam
penelitian ini adalah
jumlah pendapatan bersih
yang dihasilkan oleh
WARTEG pada setiap
harinya yang diukur
dengan jumlah satuan
rupiah
- Pemenuhan
Kebutuhan sehari –
hari
- Variasi menu yang
banyak
- Pemilihan waktu
- Kemampuan
- Membangun usaha
lain
Likert
Keterangan:
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
57
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat Timur
Gambar 4.1
Peta Kecamatan Ciputat Timur
Sumber: Kecamatan Ciputat Timur dalam Angka, 2018
Kecamatan Ciputat Timur adalah salah satu kecamatan hasil dari
pemekaran Kecamatan CIputat yang berada di Kota Tangerang Selatan,
Provinsi Banten. Secara administrasi Kecamatan Timur memiliki 6
kelurahan, 79 Rukun Warga (RW) dan 444 Rukun Tetangga (RT). 6
Kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Rengas, Kelurahan Rempoa, Kelurahan
Pisangan, Kelurahan Cireundeu, Kelurahan Cempaka Putih dan Kelurahan
Pondok Ranji.
58
Tabel 4.1
Persentase Luas Wilayah Kecamatan Ciputat Timur
Kelurahan Persentase Luas Wilayah
Pondok Ranji 13%
Pisangan 25%
Rengas 11%
Rempoa 16%
Cempaka Putih 15%
Cirendeu 20%
Sumber: Kecamatan Ciputat Timur dalam Angka, 2018
Melihat dari data diagram di atas telah diketahui bahwa Kelurahan
Pisangan merupakan Kelurahan dengan daerah terluas karena sebanyak 25%
menguasai daerah Kecamatan Timur. Diikuti oleh Kelurahan Cirendeu dan
Kelurahan Kelurahan Rempoa yang masing – masing menguasai Kecamatan
Ciputat Timur sebesar 20% dan 16%. Sedangkan Keluarahan Rengas
merupakan daerah yang memiliki luas terkecil diantara ketiga Kelurahan
sebelumnya.
Batas wilayah Kecamatan Ciputat Timur adalah:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Pondok Aren dan Kota Jakarta Selatan
b. Sebelah Timur : Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta
c. Sebelah Barat : Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pamulang
d. Sebelah Selatan : Kecamatan Ciputat. Pondok Aren dan Kota Jakarta
Selatan Provinsi DKI Jakarta
Kecamatan Ciputat Timur merupakan Kecamatan dengan kepadatan
penduduk tertinggi yang berada di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017
yaitu sebesar 13.675 dengan total penduduk sebesar 211.003 jiwa terdiri dari
jumlah laki – laki sebanyak 106.161 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak
104.842. Jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) tercatat sebanyak
59
155.605 jiwa, sedangkan penduduk dengan usia tidak produktif (0 – 14 tahun
dan ≥65 tahun) tercatat sebanyak sebanyak 55.398 jiwa.
2. Sekilas Gambaran Umum Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur
Gambar 4.2
Warteg di Kecamatan Ciputat
Timur
Gambar 4.3
Warteg di Kecamatan Ciputat
Timur
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Ciputat Timur 2017
No. Kelurahan Laki -
laki Perempuan Jumlah
Luas Wilayah
(km2)
1. Pisangan 20.705 20.914 41.619 3.91
2. Cirendeu 17.581 17.017 34.598 3.08
3. Cempaka
Putih
12.963 12.899 25.862 2.27
4. Rempoa 16.727 16.651 33.378 2.46
5. Rengas 14.969 14.696 29.665 1.65
6. Pondok Ranji 23.216 22.665 45.881 2.06
Jumlah 106.161 104.842 211.003 15.43
Sumber: BPS Tangerang Selatan, 2018
60
Warung Tegal atau yang biasa kita kenal dengan warteg jumlahnya
menjamur disetiap sudut daerah, seperti yang ada pada di Kecamatan Ciputat
Timur. Usaha warteg menjadi salah satu usaha strategis, dengan harganya
yang terjangkau untuk segala kalangan. Berdasarkan observasi letak warteg
yang berada di Kecamatan ini beraneka ragam. Ada warteg yang memilih
untuk membuka usaha disamping kampus, mengingat mahasiswa merupakan
target pembeli yang cocok. Banyak juga warteg yang membuka usaha di
dalam pemukiman rumah warga dengan alasan target pembelinya adalah
masyarakat sekitar, dan usaha warteg yang berada dipinggir jalan karena
merasa posisinya lebih startegis dibandingkan lainnya karena target
pembelinya bukan hanya mahasiswa dan warga sekitar tetapi pekerja maupun
masyarakat lain yang kebetulan melewati lokasinya.
Tidak sedikit warteg berstatus usaha aplusan, franchise, atau pun milik
sendiri. Warteg yang berstatus usaha aplusan adalah usaha yang dimiliki oleh
beberapa anggota yang biasanya anggota keluarga. Dengan adanya warteg
aplusan ini memberikan kemudahan untuk masing – masing anggota yang
berminat untuk membuka usaha warteg dengan dana yang dimilikinya.
Karena setiap anggota diwajibkan untuk membayar iuran untuk sewa
bangunan, kemudian masing – masing anggota diberi kesempatan berdagang
selama 4 bulan.
Begitu juga dengan warteg yang berstatus usaha franchise. Salah
satunya adalah warteg bernama Kharisma Bahari yang sangat banyak kita
temui. Menurut penuturan Sayudi selaku pencetus usaha Warteg Kharisma
Bahari (WKB) jumlahnya tidak pernah didata secara formal, namun di daerah
Ciputat Timur kurang lebih sekitar 10 cabang warteg. Beliau juga
mengatakan sistem franchise WKB telah membantu banyak pemilik warteg
dalam membuka usahanya. Sistem franchise WKB ini menggunakan sistem
jual beli putus, dimana pemilik usaha pada awalnya memberikan modal
kepada Bapak Sayudi kemudian beliaulah yang selanjutnya akan mencarikan
lokasi, membuat bangunan, sampai dengan mencarikan pekerja. Setelahnya
warteg tersebut diberikan kepada pemilik usaha. Sedangkan bagi hasil
61
dilakukan pemilik usaha dengan karyawan bukan kepada Bapak Sayudi.
(Wawancara Jum’at ,19 Juli 2019).
Sesuai dengan namanya yaitu Warung Tegal, kebanyakan pemilik
usaha di Kecamatan Ciputat Timur berasal dari Tegal, Brebes, Pemalang,
Wonogiri, Bahkan Jakarta, dan lainnya. Menurut hasil wawancara yang
dilakukan penelitian, beberapa pemilik warung tegal bergabung dengan
paguyuban atau perkumpulan pemilik warteg. Beberapa tahun lalu bahkan
terdapat Koperasi Warteg Nusantara (KOWANTARA) namun sangat
disayangkan koperasi tersebut sedang berstatus vakum sehingga terdapat
kesulitan untuk menggali informasi resmi mengenai warteg. Berdasarkan data
yang diberikan oleh koperasi terdapat 67 anggota koperasi yang berasal dari
Kota Tangerang Selatan. Tidak hanya itu peneliti mengamati koperasi ini
sering dijadikan sebagai alat untuk mencari simpatisan para politikus.
B. Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha warung tegal
yang berada di Kecamatan Ciputat Timur. Responden dipilih sesuai dengan
status usaha yang mana jumlah keseluruhannya sebanyak 60 orang, yang
terdiri dari 30 orang responden yang memiliki status usaha milik sendiri dan
30 lainnya yang memiliki status usaha campuran yaitu aplusan (bergantian)
dan franchise.
Pada bagian ini akan dijelaskan deskripsi responden berdasarkan usia,
jenis kelamin, daerah asal, pendidikan terakhir, variasi menu, jam kerja, lama
usaha, dan pendapatan yang dihasilkan. Pengelompokkan tersebut dirasa
cukup penting agar gambaran mengenai responden sebagai objek penelitian
dapat diketahui secara lebih jelas dan tidak terjadi kekeliruan.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia merupakan salah satu pertanyaan yang bersifat terbuka dan diisi
dengan menyesuaikan data diri responden. Namun untuk memudahkan
analisis, usia dikelompokkan dalam beberapa rentang pada tabel berikut :
62
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persen
20 – 30 Tahun 10 17%
31 – 40 Tahun 17 28%
41 – 50 Tahun 23 38%
> 51 Tahun 10 17%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Pada tabel deskripsi di atas dapat dilihat bahwa persentase responden
terbanyak berada pada rentang usia 41 – 50 tahun yang telah mendominasi
sebesar 38% atau berjumlah 23 orang. Posisi kedua setelahnya adalah
responden yang memiliki rentang usia 31 – 40 tahun memiliki persentase nilai
sebesar 28% yang mana memiliki jumlah sebanyak 17 orang. Sedangkan
posisi ketiga dan keempat memiliki nilai persentase yang sama yaitu 17%
atau berjumlah 10 orang pada rentang 20 – 30 tahun dan lebih dari 50 tahun.
Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa rata – rata pemilik usaha warung
tegal adalah 41 – 50 tahun yang dimana pada usia tersebut masih masuk dalam
kategori usia produktif.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang menggelompokkan jenis kelamin
pada dua kelompok sebagai berikut:
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Perempuan 27 45%
Laki – laki 33 55%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan persentase
responden berjenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan perempuan
yaitu sebesar 55% atau berjumlah 33 orang. Sedangkan persentase dari
63
responden berjenis kelamin perempuan sebesar 45 % atau 27 orang. Hal ini
dikarenakan metode sampel yang acak dan ketersediaan responden dalam
mengisi angket
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerah
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Responden
Daerah Asal Frekuensi Persentase
Tegal 41 68%
Brebes 14 23%
Pemalang 2 3%
Wonogiri 2 3%
Jakarta 1 2%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Seperti namanya usaha ini didominasi oleh responden yang berasal dari
Tegal. Seperti pada tabel di atas apabila diurutkan maka responden yang
berasal dari Tegal memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 68% atau
sebanyak 41 orang. Posisi kedua yaitu persentase responden yang berasal dari
Brebes sebesar 23% atau berjumlah 14 orang sisanya berasal dari pemalang
dan wonogiri sebesar 3 % atau sebanyak 2 orang dan Jakarta sebesar 2% atau
sebanyak 1 orang. Meskipun usaha ini berasal dari Kabupaten Tegal, namun
sekarang usaha ini tidak jarang dijalankan oleh orang yang tidak hanya
berasal dari Tegal. Hal ini dikarenakan usaha ini memiliki peluang besar bagi
para pengusaha kecil.
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.6
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
Tidak Tamat 4 7%
SD 29 48%
SMP 12 20%
64
SMA 14 23%
Perguruan Tinggi 1 2%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dari tabel di atas didapatkan informasi bahwa pemilik usaha warteg
yang menjadi responden masih ada yang tidak sampai selesai menamatkan
tingkat sekolah dasar (SD) sebesar 7 % atau sebanyak 4 orang. Mayoritas
pendidikan terakhir yang dienyam responden adalah tingkat Sekolah Dasar
(SD) dengan persentase sebanyak 48% atau berjumlah 29 orang. Meskipun
begitu terdapat responden yang memiliki riwayat pendidikan sampai tingkat
perguruan tinggi dengan persentase 2 % atau 1 orang. Sedangkan untuk
pendidikan tingkat menengah pertama (SMP) memiliki persentase sebesar 20
% atau sebanyak 12 orang. Dan persentase terkecil berada tingkat pendidikan
menegah atas (SMA) sebesar 23 % atau sebanyak 14 orang.
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu
Tabel 4.7
Deskripsi Responden Berdasarkan Variasi Menu
Variasi Menu Frekuensi Persentase
10 - 25 Macam 13 22%
25 - 35 Macam 33 55%
35 - 45 Macam 11 18%
> 45 Macam 3 5%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Hasil dari angket penelitian apabila diurutkan berdasarkan nilai
persentase tertinggi menunjukkan bahwa responden dengan jumlah variasi
menu terbesar ada pada rentang 25 – 35 macam, yaitu sebesar 55 % atau
sebanyak 33 orang. Sedangkan diposisi kedua, yaitu responden yang dalam
seharinya menyediakan sebanyak 10 – 25 macam variasi menu dengan
persentase sebesar 22% atau 13 orang. Kemudian di posisi ketiga terdapat
responden yang masuk kedalam rentang 35 – 45 macam menu dengan
persentase sebesar 18% atau sebanyak 11 orang. Dan terakhir sebesar 5% atau
65
sebanyak 3 orang responden yang menyediakan > 45 macam menu dalam
seharinya. Dengan menu sebanyak itu tidak mengherankan bahwa warteg
termasuk usaha yang memerlukan tenaga lebih, sehingga kita sering
menjumpai warteg yang memiliki 3 – 5 pekerja.
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata – Rata Pembelian
Tabel 4.8
Deskripsi Responden Berdasarkan Harga Rata – Rata Pembelian
Rata - Rata Harga Pembelian Frekuensi Persentase
RP 10.000 - RP 12.000 26 43%
RP 12.000 - RP 15.000 32 53%
> RP 15.000 2 3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.7 dari keseluruhan rentang harga persentase
tertinggi ada pada rentang harga RP 12.000 – RP 15.000 yaitu sebesar 53%
atau sebanyak 32 orang memiliki usaha dengan rata – rata sekali pembelian
dari mulai kisaran RP 12.000. sedangkan persentase tertinggi kedua ada pada
responden yang memiliki harga rata – rata pada rentang RP 10.000 – RP
12.000 sebesar 43% atau sebanyak 26 orang. Sedangkan persentase terkecil
ada pada responden yang memiliki harga rata – rata > RP 15.000 hanya
sebesar 3% atau sebanyak 2 orang responden. Seperti yang kita ketahui bahwa
warteg terkenal dengan harganya yang terjangkau untuk semua golongan,
dengan harga rata – rata pembelian di atas dapat dikatakan kebanyakan
pembelinya melakukan pembelian dibawah RP 20.000.
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja
Tabel 4.9
Deskripsi Responden Berdasarkan Jam Kerja
Jam Kerja Frekuensi Persentasi
10 - 12 Jam 10 17%
12 - 16 Jam 24 40%
16 - 24 Jam 26 43%
66
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
minimal jam kerja warteg dalam sehari adalah 10 – 12 jam dengan persentase
sebesar 17%. Sedangkan persentase jam kerja tertinggi adalah responden
dengan jam buka 16 – 24 jam dalam seharinya yaitu sebesar 43% atau
sebanyak 27 orang. Sedangkan nilai persentase responden yyang bekerja pada
rentang jam kerja 12 – 16 jam sebesar 40% atau sebanyak 23 orang.
Perbedaan jam kerja ini berbeda – beda disebabkan tenaga yang dimiliki
masing – masing warteg berbeda. Bagi warteg yang cenderung buka 16 – 24
jam kebanyakkan warteg yang telah mempekerjakan beberapa pegawai
sehingga mampu lebih lama membuka usahanya.
8. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha
Tabel 4.10
Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha Frekuensi Persentase
< 1 Tahun 4 7%
1 - 5 Tahun 12 20%
5 - 15 Tahun 21 35%
15 - 25 TAHUN 18 30%
> 25 TAHUN 5 8%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Melihat sejarah keberadaan warteg yang telah ada sejak puluhan tahun
lalu menunjukkan bahwa responden yang terlibat tidak sedikit telah
berkecimpung selama belasan tahun dalam usaha ini. Persentase
menunjukkan sebesar 35% atau 21 responden telah berusaha sebanyak 5 – 15
tahun. Tidak hanya itu, responden dengan lama berusaha sebanyak 15 – 25
tahun sebesar 30 % atau sebanyak 18 orang. Beberapa diantaranya juga telah
berusaha selama 1 – 5 tahun sebesar 20 % atau sebanyak 12 orang. bahkan
ada juga responden yang telah berusaha selama > 25 tahun Sebesar % atau
67
sebanyak 5 orang. meskipun begitu tidak sedikit mereka yang baru memulai
usaha ini < 1 tahun sebesar 7 % atau sebanyak 4 orang.
9. Deskripsi Responden Berdasarkan Belanja dan Pendapatan
Pendapatan yang didapatkan seseorang merupakan hasil penjualannya
dari faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Faktor – faktor
produksi dijadikan sebagai input dalam proses produksi dengan harga yang
berlaku di pasar faktor produksi. Harga tersebut ditentukan oleh penawaran
dan permintaan (Rani, 2019: 144). Dalam penelitian ini faktor produksi yang
digunakan berupa bahan baku yang digunakan dalam setiap harinya. Seperti
pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Deskripsi Responden Berdasarkan Belanja Bahan Baku
Belanja Bahan Baku Frekuensi Persentase
< Rp 500.000 10 17%
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 25 42%
Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 19 32%
Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 6 10%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dalam setiap harinya pedagang warteg mengeluarkan biaya dari kisaran
dibawah Rp 500.000 sampai dengan Rp 3.000.000 setiap harinya, pada tabel
di atas sebesar 17% atau sebanyak 10 orang pemilik usaha warteg
mengeluarkan uang sebesar kurang dari Rp 500.000 untuk keperluan bahan
baku. Nilai persentase terbesar ada pada biaya Rp 500.000 – Rp 1.000.000
sebesar 42% atau sebanyak 25 orang. sedangan pemilik usaha yang
mengeluarkan biaya pada kisaran Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 sebesar 32%
atau sebanyak 19 orang. Sisanya sebesar 10% atau sebanyak 6 orang
mengeluarkan biaya kisaran Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 setiap harinya.
Biaya belanja yang dikeluarkan tersebut menurut responden tergantung pada
seberapa besar omzet yang dihasilkan pada haris sebelumnya. Oleh karena
68
itu, berikut peneliti sajikan persentase mengenai omzet yang didapatkan oleh
responden.
Tabel 4.12
Deskripsi Responden Berdasarkan Omzet
Omzet Frekuensi Presentase
< Rp 500.000 1 2%
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 11 18%
Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 31 52%
Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 14 23%
> Rp 3.000.000 3 5%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dari hasil penelitian omzet yang didapatkan responden dalam seharinya
paling rendah adalah dibawah Rp 500.000 sebesar 2% atau 1 orang.
Berikutnya responden dengan omzet kisaran Rp 500.000 – Rp 1.000.000
memiliki persentase sebesar 18% atau sebanyak 11 orang. Sedangkan nilai
persentase tertinggi ada pada omzet yang berkisar Rp 1.000.000 – Rp
2.000.000 sebesar 52% atau sebanya 31 orang. Responden lain yang
menerima omzet pada kisaran Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 sebesar 23% atau
sebanyak 14 orang. sisanya adalah responden dengan kisaran omzet > Rp
3.000.000 yaitu sebesar 5% atau 3 orang.
Tabel 4.13
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih Frekuensi Persentase
< Rp 500.000 17 28%
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 29 48%
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 14 23%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Omzet tersebut juga dapat menentukan seberapa besar responden
mendapatkan keuntungan. Dimana masih terdapat responden yang
mendapatkan keuntungan < Rp 500.000 sebesar 28% atau sebanyak 17 orang.
69
Sedangkan untuk responden dengan keuntungan kisaran Rp 500.000 – Rp
1.000.000 sebesar 48% atau sebanyak 29 orang. Responden lain dengan
keuntungan tertinggi berada pada kisaran Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
sebesar 23% atau sebanyak 14 orang dari total keseluruhan 60 responden
yang diteliti.
C. Analisa dan Pembahasan
1. Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pearson
correlation. Kuesioner dapat dikatakan valid jika tingkat signifikansi (r –
hitung) lebih besar dari r – tabel. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 60 orang dengan tingkat siginfikan sebesar 0,05.
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang
digunakan, yaitu Variasi Menu (VARME), Jam Kerja (JAMKER), Lama
Usaha (LAMUS), dan Tingkat Pendapatan (PEND). Berikut adalah rincian
tabel hasil uji validitas untuk semua variabel yang digunakan:
1) Uji Validitas Variasi Menu (VARME)
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Variasi Menu
Nomor Bukti
Pertanyaan
Pearson
Correlation R tabel Keterangan
VARME.1 0.295 0.266 Valid
VARME.2 0.822 0.266 Valid
VARME.3 0.850 0.266 Valid
VARME.4 0.807 0.266 Valid
VARME.5 0.823 0.266 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada
dalam Variasi Menu (VARME) masuk dalam kriteria valid karena nilai
signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r -
70
tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
2) Uji Validitas Harga
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Harga
Nomor Bukti
Pertanyaan
Pearson
Correlation R tabel Keterangan
HARGA.1 0.744 0.266 Valid
HARGA.2 0.624 0.266 Valid
HARGA.3 0.581 0.266 Valid
HARGA.4 0.755 0.266 Valid
HARGA.5 0.272 0.266 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada
dalam Harga masuk dalam kriteria valid karena nilai signifikasi lebih
kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r - tabel sebesar
0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat diandalkan dan
layak diajukan sebagai penelitian.
3) Uji Validitas Jam Kerja (JAMKER)
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas Jam Kerja
Nomor
Bukti
Pertanyaan
Pearson
Correlation R tabel Keterangan
JAMKER.1 0.744 0.266 Valid
JAMKER.2 0.624 0.266 Valid
JAMKER.3 0.581 0.266 Valid
JAMKER.4 0.755 0.266 Valid
JAMKER.5 0.272 0.266 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
71
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada
dalam Jam Kerja (JAMKER) masuk dalam kriteria valid karena nilai
signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r -
tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
4) Uji Validitas Lama Usaha (LAMUS)
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas Lama Usaha
Nomor Bukti
Pertanyaan
Pearson
Correlation R tabel Keterangan
LAMUS.1 0.728 0.266 Valid
LAMUS.2 0.537 0.266 Valid
LAMUS.3 0.681 0.266 Valid
LAMUS.4 0.741 0.266 Valid
LAMUS.5 0.752 0.266 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada
dalam Lama Usaha (LAMUS) masuk dalam kriteria valid karena nilai
signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada r -
tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
5) Uji Validitas Tingkat Pendapatan (PEND)
Tabel 4.18
Hasil Uji Validitas Lama Usaha
Nomor Bukti
Pertanyaan
Pearson
Correlation R tabel Keterangan
PEND.1 0.646 0.266 Valid
PEND 2 0.563 0.266 Valid
PEND.3 0.636 0.266 Valid
PEND.4 0.725 0.266 Valid
72
PEND.5 0.656 0.266 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang berada
dalam Tingkat Pendapatan (PEND) masuk dalam kriteria valid karena
nilai signifikasi lebih kecil dari dari 0.05 dan r hitung lebih besar daripada
r - tabel sebesar 0.266. dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
b. Hasil Uji Reabilitas
Tabel 4.19
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’
Alpha Keterangan
Variasi Menu 0.725 Reliabel
Harga 0.575 Reliabel
Jam Kerja 0.271 Reliabel
Lama Usaha 0.322 Reliabel
Pendapatan 0.726 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu kuesioner
cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Kuesioner dapat
dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alfa lebih besar dibandingkan
dengan nilai r – tabel dalam uji validitas yaitu sebesar 0.266.
Pada tabel di atas menunjukkan nilai cronbach alfa atas variabel variasi
menu sebesar 0.725, harga sebesar 0.575, jam kerja sebesar 0.271, lama
usaha sebesar 0.322, dan pendapatan sebesar 0.726. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa setiap pertanyaan yang berada pada variabel tersebut
reliabel karena mempunyai nilai cronbach alfa lebih besar dari r – tabel yaitu
0.266. Setiap pertanyaan yang digunakan mempu memperoleh data yang
konsisten apabila pertanyaan tersebut diajukan kembali.
73
2. Hasil Uji Tabulasi Silang (Crosstabulation)
Tabulasi silang (fungsinya) pada analisis hasil tabulasi silang, dimana
variasi menu, jam kerja, dan lama usaha sebagai variabel utama yang akan
diteliti. Sedangkan pendapatan bersih yang diterima oleh responden setiap
harinya akan dilihat bagaimana sebarannya terhadap 3 variabel utama.
Analisis ini disajikan untuk melihat secara lebih rinci mengenai karakteristik
dari pemilik usaha Warung Tegal di Kecamatan Ciputat.
a. Pendapatan dengan Variasi Menu
Tabel 4.20
Pendapatan perhari dengan Variasi Menu
Pendapatan
Variasi Menu
Total 10 - 25
Macam
25 - 35
Macam
35 - 45
Macam
> 45
Macam
< Rp 500.000 6 8 3 0 17
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 5 20 3 1 29
Rp 1.000.000 - Rp
2.000.000
2 5 5 2 14
Total 13 33 11 3 60
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dari hasil olahan data tersebut terdapat 17 responden yang memiliki
pendapatan kurang dari Rp 500.000 mampu menyediakan 10 – 45 macam,
dimana diantaranya terdapat 6 orang responden yang menyediakan 10 – 25
macam menu, sedangkan terdapat 8 orang responden yang mampu
menyediakan menu 25 – 35 macam. Dan 3 orang sisanya mampu
menyediakan 35 – 45 macam menu setiap harinya. Jumlah terbanyak adalah
responden dengan pendapatan bersih kisaran Rp 500.000 - Rp 1.000.000,
sebanyak 5 orang dengan penghasilan tersebut bisa menyediakan 10 – 25
macam menu, tidak hanya itu 20 orang diantaranya menyediakan 25 – 35
macam menu. Sisanya yaitu 3 orang mampu menyediakan 35 – 45 menu
74
dalam seharinya. Sedangkan responden dengan pendapatan kisaran Rp
1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 2 orang menyediakan 10 – 25 macam
menu, sedangkan 5 orang menyediakan 25 – 35 macam menu, begitupun
dengan 5 responden lainnya yang menyediakan 35 – 45 macam menu. Dan 2
orang lainnya mampu menghasilkan lebih dari 45 macam menu. Hal tersebut
mengartikan bahwa dalam setiap harinya responden mampu menyediakan
minimal 10 – 45 macam menu.
b. Pendapatan dengan Harga Rata – Rata Pembelian
Tabel 4.21
Pendapatan Perhari dengan Harga Rata – Rata Pembelian
Pendapatan
Harga Rata – Rata Pembelian
Total Rp 10.000 –
Rp 12.000
Rp 12.000 –
Rp 15.000
> Rp 15.000
< Rp 500.000 7 10 0 17
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 16 13 0 29
Rp 1.000.000 –
Rp 2.000.000
3 9 2 14
Total 26 32 2 60
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Hasil data olahan di atas menunjukkan responden yang setiap harinya
menghasilkan pendapatan dibawah dari Rp 500.000 berjumlah 17 orang
memiliki harga rata – rata pembelian kisaran Rp 10.000 – Rp 12.000 sebanyak
7 orang, terdapat 10 orang dengan pendapatan yang sama memiliki harga rata
– rata pembelian kisaran Rp 12.000 – Rp 15.000. Responden dengan
pendapatan bersih Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 29 orang, dimana
sebanyak 16 orang memiliki harga rata- rata pembelian kisaran Rp 10.000 –
Rp 12.000. Sisanya yaitu 13 orang memiliki harga rata – ata pembelian
kisaran Rp 12.000 – 15.000. Terakhir Responden dengan pendapatan Rp
1.000.000 – Rp 2.000.000 berjumlah 14 orang yang 2 diantaranya memiliki
harga rata – rata pembelian kisaran di atas Rp 15.000. Sedangkan 3 orang
responden lainnya memiliki kisaran harga Rp 10.000 – Rp 12.000. 9 orang
lainnya memiliki harga rata – rata kisaran Rp 12.000 – Rp 15.000.
75
c. Pendapatan dengan Jam kerja
Tabel 4.22
Pendapatan Perhari dengan Jam Kerja
Pendapatan
Jam Kerja
Total 10 - 12
Jam
12 - 16
Jam
16 – 24
Jam
< Rp 500.000 3 8 6 17
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 7 13 9 29
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 0 3 11 14
Total 10 24 26 60
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Hasil data olahan di atas menunjukkan sebanyak 17 orang responden
memiliki pendapatan dibawah Rp 500.000, dimana 3 orang diantaranya
bekerja selama 10 – 12 jam, terdapat 8 orang lainnya bekerja selama 12 – 16
jam, dan sisanya sebanyak 6 orang bekerja 16 – 24 jam. Responden dengan
pendapatan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebanyak 7 orang bekerja selama 10
– 12 jam, 13 diantaranya bekerja selama 12 – 16 jam, sedangkan sisanya 9
orang responden dari total keseluruhan 29 orang mampu bekerja selama 16 –
24 jam. Responden lain yang berpenghasilan lebih tinggi yaitu kisaran Rp
1.000.000 - Rp 2.000.000 berjumlah 14 orang dimana 3 orang mampu
bekerja 12 – 16 jam sedangkan 11 orang lainnya mampu bekerja selama 16 -
24 jam dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa warteg yang membuka
usaha lebih lama mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar.
d. Pendapatan dan Lama Usaha
Tabel 4.23
Pendapatan Perhari dengan Lama Usaha
Pendapatan
Lama Usaha
Total < 1
Tahun
1 - 5
Tahun
5 - 15
Tahun
15 - 25
Tahun
> 25
Tahun
< Rp 500.000 1 4 7 5 0 17
76
Rp 500.000 –
Rp 1.000.000
2 7 8 9 3 29
Rp 1.000.000 –
Rp 2.000.000
1 1 6 4 2 14
Total 4 12 21 18 5 60
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Dari hasil olahan data di atas menunjukkan responden dengan
pendapatan dibawah Rp 500.000 memiliki pengalaman dalam menjalankan
usaha kurang dari 1 tahun sebanyak 1 orang, sedangkan responden yang
memiliki pengalaman 1 – 5 tahun berjumlah 4 orang, responden lain yang
memiliki pengalaman selama 5 – 15 tahun berjumlah 7 orang. Sedangkan
sisanya yaitu 5 orang memiliki pengalaman usaha selama 15 – 25 tahun.
Responden dengan pendapatan Rp 500.000 – Rp1.000.000 sebanyak 2 orang
memiliki pengalaman kurang dari 1 tahun, tidak hanya itu dengan pendapatan
yang sama sebanyak 7 orang telah memiliki pengalaman usaha selama 1 – 5
tahun. Sebanyak 8 responden lainnya memiliki pengalaman usaha 5 – 15
tahun. Responden dengan pengalaman usaha sebanyak 15 – 25 tahun
sebanyak 9 orang. Sementara 3 orang lainnya dari memiliki pengalaman
usaha lebih dari 25 tahun. Responden dengan pendapatan kisaran Rp
1.000.000 – Rp 2.000.000 sebanyak 1 orang memiliki pengalaman usaha
selama kurang dari 1 tahun. 1 orang lainnya memiliki pengalaman usaha
selama 1 – 5 tahun. Sebanyak 6 orang responden memiliki pengalaman usaha
selama 5 – 15 tahun. Tidak hanya itu sebanyak 4 orang responden telah
memiliki pengalaman usaha selama 15 – 25 tahun. Dan sebanyak 2 orang
responden dengan penghasilan yang sama telah memiliki pengalaman lebih
dari 25 tahun.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang dipakai memiliki distribusi normal. Dalam pengujian
normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan analisis grafik
77
dan uji statistik. Uji normalitas data dengan menggunakan pengolahan
SPSS 24.0 menghasilkan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Secara P-Plot
Uji normalitas dengan menggunakan grafik seperti di atas
menunjukkan bahwa titik menyebar pada sekitar garis diagonal dan
penyebaran titik data tersebut searah dengan garis diagonal. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa model asumsi regresi yang digunakan telah
memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak untuk
menganalisis pengaruh variabel – variabel independen (variasi menu,
harga, jam kerja, dan lama usaha) terhadap variabel dependen
(pendapatan).
Tabel 4.24
Uji Normalitas Dengan Cara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,96550681
Most Extreme Differences Absolute ,063
Positive ,063
Negative -,053
Test Statistic ,063
78
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai
dari unstandarized residual memiliki nilai asymp. Sig. (2-tailed) 0.200.
Dimana nilai tersebut > 0.05 yang membuktikan bahwa data terdistribusi
dengan normal.
b. Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
penganggu berkorelasi dengan variabel penganggu lainnya. Untuk
mengetahui autokorelasi salah satunya bisa menggunakan uji Durbin
Watson (DW Test). Berikut hasil dari uji autokorelasi
Tabel 4.25
Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin Watson
1 1,719
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Kriteria dalam uji autokorelasi adalah tidak terjadi autokorelasi
apabila du < dhitung < 4-du. Tabel di atas menunjukkan nilai durbin
watson sebesar 1,719. Apabila dibandingkan dengan tabel signifikan
Durbin Watson pada signifikansi 0.05. Dengan nilai du sebesar 1,479 dan
4 – du sebesar 2,523. Didapatkan bahwa 1,479 < 1,719 <2,523. Maka
penelitian ini dinyatakan tidak terdapat autokorelasi karena model ini
memenuhi asumsi du< dw< 4-du.
c. Hasil Uji Heteroskedasitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah model
regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu
dengan lainnya. Uji heteroskedasitas dapat dilakukan dengan 2 langkah
79
yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji heteroskedasitas
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedasitas Secara Scatterplot
Uji heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot yang ada pada
gambar di atas menunjukkan bahwa titik – titik menyebar secara acak
tidak membentuk pola tertentu dan tersebar diangka 0 pada sumbu Y.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada
model regresi.
Sedangkan pada uji statisik digunakan yang dilakukan dengan uji
gletser yang bertujuan untuk menguji dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. apabila nilai koefisien korelasi dari masing – masing variabel
independen ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan dibawah 5%
maka mengindikasikan adanya heteroskedasitas dan sebaliknya jika nilai
signifikan pada tingkat kekeliruang berada di atas 5% maka
mengindetifikasikan tidak adanya heteroskedasitas.
80
Tabel 4.26
Hasil Uji Heteroskedasitas (Uji Glesjer)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,373 1,543 ,890 ,378
Variasi Menu -,001 ,044 -,003 -,018 ,986
Harga -,052 ,045 -,157 -1,160 ,251
Jam Kerja ,054 ,063 ,128 ,862 ,392
Lama Usaha -,032 ,054 -,082 -,593 ,555
a. Dependent Variable: RES_2
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk
variabel variasi menu (X1) sebesar 0,986 lalu variabel harga (X2) sebesar
0,251 variabel jam kerja (X3) sebesar 0,392 dan variabel lama usaha (X4)
sebesar 0,555. Karena nilai tingkat signifikan 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedasitas atau
dengan kata lain disebut dengan homoskedasitas.
d. Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.27
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1,534 2,464 ,623 ,536
Variasi Menu ,058 ,071 ,080 ,825 ,413 ,862 1,160
Harga ,023 ,072 ,029 ,319 ,751 ,956 1,046
Jam Kerja ,592 ,100 ,602 5,925 ,000 ,789 1,267
Lama Usaha ,235 ,087 ,258 2,716 ,009 ,905 1,105
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer Diolah 2019
81
Suatu model regresi dikatakan memiliki masalah multikolinieritas
apabila terjadi hubungan linier yang terjadi secara hampir sempurna
diantara semua variabel bebasnya. Berdasarkan tabel di atas hasil uji
Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS 24.0
Tabel coefficient masing-masing variabel independen memiliki VIF
dengan nilai < 10 yaitu variabel variasi menu sebesar 1,160, variabel
harga sebesar 1,046 dan untuk variabel lokasi sebesar 1,267, serta lama
usaha sebesar 1,105 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas. Sedangkan nilai tolerance > 0,10 yaitu untuk variabel
variasi menu sebesar 0,862, variabel harga sebesar 0,956 dan untuk
variabel jam kerja sebesar 0,789, serta untuk variabel lama usaha sebesar
0,905. Maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda tidak
terdapat multikolinieritas antara variabel dependen dengan variabel
independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Uji T
Tabel 4.28
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 1,534 2,464 ,623 ,536
Variasi Menu ,058 ,071 ,080 ,825 ,413
Harga ,023 ,072 ,029 ,319 ,751
Jam Kerja ,592 ,100 ,602 5,925 ,000
Lama Usaha ,235 ,087 ,258 2,716 ,009
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Uji pada nilai statistik t adalah uji signifikansi parameter untuk
menujukkan seberapa jauh pengaruh masing – masing varibel independen
(variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha) secara induvidual terhadap
variabel dependen (pendapatan) sebagai berikut.
82
1. Pengaruh Variabel Variasi Menu (X1) terhadap Pendapatan (Y)
Pada Tabel nilai t hitung untuk variasi menu sebesar 0,825
sedangkan nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (0,825) <
t tabel (2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi menu terhadap
pendapatan ditolak (Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variasi menu terhadap
pendapatan pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat
Timur. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dwiyana
(2013) yang meneliti “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Pengusaha Restoran di Toko Medan” dalam penelitiannya
beliau mengatakan bahwa variasi menu dengan pendapatan berpengaruh
positif dan signifikan.
Variasi menu merupakan jumlah variasi makanan yang disediakan
WARTEG pada setiap harinya. Menurut penelitian yang telah dilakukan,
variasi menu tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan WARTEG.
Hal ini terjadi karena tidak semua WARTEG menyediakan variasi menu
yang sama, paling sedikit jumlah variasi menu yang disediakan sebanyak
10 makanan, sedangkan jumlah variasi menu yang disediakan paling
banyak bisa lebih dari 45 makanan. Perbedaan jumlah menu tersebut
ditentukan berdasarkan ketersediaan tenaga yang dimiliki oleh masing –
masing WARTEG. Karena tidak semua WARTEG mempekerjakan
karyawan, beberapa diantara mereka hanya mengandalkan tenaga pribadi
ataupun keluarga yang sangat terbatas. Hal ini yang kemudian membuat
warteg tidak mampu menyediakan menu dengan jumlah yang sama.
Bahkan sering kali mereka sangat repot mempertahankan kualitas
makanan di warung mereka, karena mereka harus memanasi semua
makanan yang kurang lebih 45 pada waktu yang hampir bersamaan. Agar
makanan yang dijual tetap memiliki kualitas yang baik atau tidak basi.
2. Pengaruh Variabel Harga (X2) terhadap Pendapatan (Y)
Pada Tabel nilai t hitung untuk variasi menu sebesar 0,319
sedangkan nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (0,319) <
83
t tabel (2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap
pendapatan ditolak (Ha ditolak dan Ho diterima), artinya secara parsial
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap
pendapatan pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat
Timur. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sianturi (2015)
penelitiannya mereka mengatakan bahwa harga tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan.
Responden yang terlibat dalam penelitian mayoritas memilih untuk
menetapkan harga sesuai pasar meskipun harga bahan baku mengalami
kenaikan. Karena pada dasarnya mereka lebih memilih untuk
mengurangi keuntungan dibandingkan dengan kehilangan pelanggan.
Sedangkan harga yang berbeda antar responden dilihat dari target
konsumen. Apabila lokasi WARTEG berada dekat perkantoran tentu
harganya akan berbeda karena target konsumen merupakan karyawan
kantoran, sedangkan lokasi yang berada dekat kampus akan menerapkan
harga yang lebih murah karena target konsumennya merupakan
mahasiswa.
3. Pengaruh Variabel Jam Kerja (X3) terhadap Pendapatan (Y)
Pada Tabel nilai t hitung untuk jam kerja sebesar 5,925 sedangkan
nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (5,925) > t tabel
(2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara jam kerja terhadap
pendapatan diterima (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara jam kerja terhadap pendapatan
pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat Timur.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Firdausa (2013) yang mengatakan
bahwa jam kerja memiliki pengaruh positif terhadap jumlah pendapatan
pedagang di pasar Bintoro Demak. Begitupun juga dengan penelitian
Maheswara (2016) yang juga mengatakan bahwa jam kerja memiliki
pengaruh positif terhadap jumlah pendapatan UKM sektor perdagangan.
84
Semakin lama seorang pemilik usaha mencurahkan waktunya untuk
berdagang semakin besar pula peluang mereka untuk mendapatkan
pendapatan Suprapti (2018). Pendapatan yang dihasilkan tersebut
didapat dari semakin banyak jumlah pelanggan yang datang. Jam buka
warteg yang lebih lama dibandingkan warung makan lain, menjadi
kelebihan tersendiri. Karena ketika warung makan lainnya tutup maka
pelanggan yang biasa datang ke warung makan tersebut akan memilih
warteg sebagai pilihan mereka. Seperti yang kita ketahui tidak sedikit
warteg yang membuka usahanya 24 jam penuh.
4. Pengaruh Variabel Lama Usaha (X4) terhadap Pendapatan (Y)
Pada Tabel nilai t hitung untuk jam kerja sebesar 2,716 sedangkan
nilai t tabel sebesar 2,004. Maka diketahui t hitung (2,716) > t tabel
(2,004) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis yang
berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara lama usaha terhadap
pendapatan diterima (Ha diterima dan Ho ditolak), artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara lama usaha terhadap
pendapatan pemilik usaha WARTEG di wilayah Kecamatan Ciputat
Timur. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Firdausa (2013),
Aksadiyah (2014) dan Artaman (2015), yang membuktikan lama usaha
memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan.
Menurut Husaini (2017) beliau mengatakan bahwa Lama usaha juga
dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, karena semakin lama
seseorang menjalani bidang usahanya akan meningkatkan produktivitas
melalui keahlian atau kemampuan professional yang dimilikinya, lama
usaha juga dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian dapat menekan
biaya produksi yang dikeluarkan. Tak hanya itu, lama usaha juga dapat
meningkatkan pengetahuan pedagang mengenai selera atau perilaku
konsumen, dan kebutuhan konsumen.
Tidak hanya itu semakin lama seseorang menjalankan usaha maka
pelanggan tetap yang dimilikinya pun akan bertambah, hal ini dapat
terjadi karena dalam hubungan antara pemilik usaha dan pelanggan yang
berjalan dalam waktu yang lama akan secara alamiah akan membentuk
85
trust, yang dapat memberikan keuntukan ekonomis bagi pelaku bisnis
apabila dioperasikan secara proporsional. Trust terbentuk oleh
reinterpetasi yang dilakukan keduanya secara berulang – ulang atas
hubungan ekonomi yang dijalani. Sehingga ketika kedua belah pihak
memberikan penilaian positif maka prospek ekonomi selanjutnya pun
juga akan berdampak positif Pheni (2016).
b. Hasil Uji F
Uji statistik f digunakan untuk menunjukkan apakah variabel
independen yang digunakan dalam modal regresi secara bersamaan dapat
terhadap variabel dependen. pada tingkat signifikan 5%. Hasil uji
koefisien signifikan simultan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.29
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model F Sig.
1 Regression 16,965 ,000b
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Nilai F hitung yang diperoleh 16,965 sedangkan nilai F tabel sebesar
2,53 maka dapat diketahui nilai F hitung 16,965 > F tabel 2,53 dengan
tingkat signifikan 0,000 karena tingkat signifikan < dari 0,05, maka
model regresi ini dapat dipakai untuk variabel pendapatan usaha
WARTEG di Kecamatan Ciputat Timur. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa variabel variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel pendapatan.
5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian pada syarat analisis klasik dasar regresi yang telah
dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa variabel – variabel yang
digunakan memenuhi kualifikasi persyaratan pada asumsi klasik tersebut.
Maka penelitian ini akan dilanjutkan dengan melakukan pengujian
signifikansi model dan interpetasi model regresi.
86
Tabel 4.30
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
(Constant) 1,534 2,464 ,623 ,536
Variasi Menu ,058 ,071 ,080 ,825 ,413 ,862 1,160
Harga ,023 ,072 ,029 ,319 ,751 ,956 1,046
Jam Kerja ,592 ,100 ,602 5,925 ,000 ,789 1,267
Lama Usaha ,235 ,087 ,258 2,716 ,009 ,905 1,105
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Berdasarkan koefisien regresi tersebut maka didapatkan suatu
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 1,534 + 0,058 X1 + 0,023 X2 + 0,592 X3 + 0,235 X4 + e
Y = Pendapatan Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur
X1 = Variasi Menu
X2 = Harga
X3 = Jam Kerja
X4 = Lama usaha
Dari persamaan tersebut dapa dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta regresi persamaan linier menunjukkan 1,534 hal
ini mengartikan jika nilai semua variabel independen (bebas)
tetap, maka nilai variabel pendapatan sebesar 1,534.
2. Nilai koefisien regresi variasi menu sebesar 0,058 yang
menunjukkan jika variabel variasi menu (X1) meningkat sebesar
1 satuan dan nilai variabel lain tetap maka pendapatan akan naik
sebesar 0,058.
87
3. Nilai koefisien regresi harga sebesar 0.023 yang menunjukkan
jika variabel harga (X2) meningkat sebesar 1 satuan dan nilai
variabel lain tetap maka pendapatan akan naik sebesar 0,023.
4. Nilai koefisien regresi jam kerja sebesar 0,592 yang menunjukkan
jika variabel jam kerja (X3) meningkat sebesar 1 satuan dan nilai
variabel lain tetap maka pendapatan akan naik sebesar 0,592.
5. Nilai koefisien regresi lama usaha sebesar 0,235 yang
menunjukkan jika variabel lama usaha (X4) meningkat sebesar 1
satuan dan nilai variabel lain tetap maka pendapatan akan naik
sebesar 0,023.
6. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel independen (variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha) dapat
mempengaruhi variabel dependen (pendapatan). Nilai kofisien determinasi
adalah antara satu dan nol. Nilai yang mendekati satu mengartikan bahwa
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2016: 95).
Tabel 4.31
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,743a ,552 ,520 1,067
a. Predictors: (Constant), Lama Usaha, Variasi Menu, Harga, Jam Kerja
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Nilai koefisien determinasi Adjusted-R2 sebesar 0,520. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independen yaitu variasi menu, harga, jam
kerja, dan lama usaha dapat menjelaskan sebesar 52% terhadap variabel
dependen yaitu pendapatan, sedangkan sisanya 48% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Pembahasan yang telah didapat dari
lapangan dan olahan data SPSS, peneliti memperoleh kesimpulan yang dapat
diambil dari Variasi Menu, Jam Kerja, Lama Usaha dan Tingkat Pendapatan
usaha Warung Tegal di Kecamatan Ciputat Timur sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel
variasi menu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
usaha pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal
ini dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,825 < 2,004). Sehingga
hipotesis Ha ditolak dan H0 diterima.
2. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel
harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha
pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal ini
dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,319 < 2,004). Sehingga hipotesis
Ha diterima dan H0 diterima
3. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel
jam kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha
pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal ini
dibuktikan dengan t hitung > t tabel (5,925 > 2,004). Sehingga hipotesis
Ha diterima dan H0 ditolak
4. Berdasarkan pengujian uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel
Lama Usaha berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha
pada Warung Tegal di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal ini
dibuktikan dengan t hitung > t tabel (2,716 > 2,004). Sehingga hipotesis
Ha diterima dan H0 ditolak
5. Berdasarkan pengujian statistik f, menunjukkan bahwa variabel variasi
menu, harga, jam kerja, dan lama usaha berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapatan usaha Warung Tegal di Wilayah Kecamatan
Ciputat Timur. Hal ini dibuktikan dengan f hitung > f tabel (16,965 >
89
2,53). Sedangkan pada pengujian koefisien determinasi menunjukkan
bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,520. Hal ini mengartikan bahwa
variabel Variasi menu, harga, jam kerja, dan lama usaha berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapatan usaha Warung Tegal di Wilayah
Kecamatan Ciputat Timur sebesar 52% dan sisanya 48% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
B. Saran
Dalam penelitian kali ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak
kekurangan yang dapat disempurnakan oleh peneliti lainnya. Oleh karena ini
penulis mengajukan beberapa saran peneliti, sebagai berikut:
1. Saran Praktis
Saran praktis ditujukan kepada pemerintah khususnya Kecamatan
Ciputat Timur yang telah menjadi magnet untuk masyarakat lain agar
bisa lebih memperhatikan pelaku usaha mikro terutama warteg dan ikut
memberikan bantuan modal agar mampu melakukan pengembangan
usaha. Tentu hal ini nantinya juga akan memberikan efek positif
terhadap perekonomian Kecamatan Ciputat Timur.
2. Saran Teoritis
Saran teoritis ditujukan kepada peneliti selanjutnya. Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat lebih menjangkau area penelitian lainnya,
mengunakan sampel yang lebih banyak, dan menambah indikator
pendapatan lain agar penelitian yang dihasilkan mampu
menginterpretasikan hasil penelitian secara lebih mendalam.
90
DAFTAR PUSTAKA
Artaman, D. M., Yuliarmi, N. N., & Djayastra, K. (2015). Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati Gianyar.
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.4 No.2, 91.
Agus, E., & Ratih, D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Admnistrasi
Publik dan Masalah - Masalah Sosial. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
Asytuti, R. (2015). Pengusa Warung Tegal di Jakarta (Pendekatan Modal Sosial).
Jurnal Hukum Islam, Vol. 13 Nomor.1.
Boediono. (2002). Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1.
Yogyakarta: BPEE.
Busyro, N., Putri, Y. E., & Eprillison, V. (2016). Pengaruh Modal, Tenaga kerja,
Jam Kerja dan Jumlah Produksi terhadap Pendapatan di UD. warga Teknik
Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas. Jurnal STKIP PGRI
Sumatera Barat, 9.
Chalid, P. (2016). Sosiologi Ekonomi. Jakarta: CSES Press.
Dwitasari, N. M., & Indrajaya, G. B. (2017). Analisis Produksi terhadap
Pendapatan Pengrajin Dulan Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. E-
Jurnal EP Unud, Vol.6, No.5, 8.
Firdausa, A. R. & Arianti, F (2013). Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan Jam
Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak.
Journal of Economics, Vol.2 No. 1
Fitria, N. A. (2014). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Tape Singkong di Kota Probolinggo. Jurnal Ilmiah, 8.
Fitria, Z. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Kaki Lima Warung Makan di Jalan Z.A.Pagar Alam Kota
Metro. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Gani, I., & Amalia, S. (2015). Alat Analisis Data Aplikasi Statistik untuk
Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial. Yogyakarta: Andi.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Husaini, & Fadhlani, A. (2017). Pengaruh Modal Kerja, Lama Usaha, Jam Kerja
dan Lokasi Usaha terhadap Pendapatan Monza di Pasar Simalingkar
Medan . Jurnal Visioner dan Strategis Vol. 6 No.2, 113.
91
Irawan, H., & Ayuningsih, A. A. (2017). Analisis Variabel yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang di Pasar Kreneng Kota Denpasar. E-Jurnal EP
UNUD Vol.6 No. 10, 6.
Khamdevi, M., & Nasution, I. R. (2014). Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada
Warung Tegal Jabodetabek. Jurnal Arsitektur Universitas Bandar
Lampung, Vol.4 no.2.
Lombard, M., & Chiliya, N. (2012). Impact of Level of Education and Experience
on Profitability of Small Grocery Shops in South Africa. Broad Research
in Accounting, Negotiation, and Distribution.
Maheswara, A. A., & dkk. (2016). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan UKM Sektor Perdagangan di Kota Denpasar. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.5 No.12.
Nainggolan, R. (2016). Gender, Tingkat Pendidikan Dan Lama Usaha Sebagai
Determinan Kinerja, Volume 20, No.1,, 5.
Nasution, P. D. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pengusaha Restoran di Kota Medan. Thesis. Sekolah Pasca Sarjana.
Universitas Sumatera Utara
Nugraha, N. T., & Marhaeni. (2012). Pengaruh Jam Kerja, Pengalaman Kerja dan
Pendidikan terhadap Pendapatan Karyawan pada Industri Bordir di Kota
Denpasar. E-Jurnal EP Unud, Vol.1, Nomor.2 , 101.
Obigbemi, F. I. (2010). The Impact of Product Price Changes on the Turnover of
Small and Medium Enterprises in Nigeria. Broad Research in Accounting,
Negotiation, and Distribution, Vol.1, Issue.1
Oetomo, R. A. (2012). Analisis Pengaruh Keragaman Menu, Persepsi Harga dan
Lokasi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (Studi pada Restoran
Waroeng Taman Singosari Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomika dan
Bsinis. Universitas Diponegoro
Ozdemir, B., & Caliskan, O. (2014). A Review of Literature on Restaurant
Menus: Specifying the Managerial Issues. International Journal of
Gastronomy and Food Science.
Rahmawati, A., & Aprilina, V. (2017). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan,
Usia, Peredaran Usaha, Lama Usaha, dan Pemahaman Pengusaha UMKM
terhadap Tingkat Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban. JRAK Vol.8 No.2 ,
137.
92
Rasyid, T., Kasim, S. N., & Kurniawan, M. E. (2014). Pengaruh Harga Jual dan
Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang. Purwokerto:
Universitas Jendral Soedirman.
Reksoprayitno. (2004). Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: Bina
Grafika.
Riadi, E. (2014). Metode Statistika. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Rosalin, G., & Soetanto, T. I. (2006). Analysis of the Customers' Preferences In
Determining A Suitable Menu: A Case Study of River Side Oriental
Cuisine Restaurant. Jurnal Manajemen Perhotelan , Vol.2 No. 2.
Santoso, S., & Tjiptono. (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sembiring, Rasmulia. (2016). Impact of human resources' knowledge and skills
on SMEs' in Medan City, Indonesia. International Journal of Management,
Economics and Social Sciences Vol. 5, Issues 3
Sianturi, R. A., & dkk. (2015). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Serta Persepsi Nelayan terhadap Program Peningkatan
Pendapatan Nelayan Oleh Pemerintah. Journal on Social Economic of
Agriculture and Agribusiness Volume 4, Nomor. 11
Simanjuntak, P. (1998). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Penerbit FE UI.
Soekarwati. (2002). Faktor - Faktor Produksi. Jakarta: Salemba Empat.
Sudremi, Y. (2007). Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas X. Jakarta: Bumi Aksara.
Sujianto, A. E. (2009). Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT. Prestasi.
Sukirno, S. (2000). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar
Kebijakan Pembangunan. Jakarta: UI-Press.
Sumarsono, S. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumayani, R., & dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT Galaxy Puspa
Mega .
Suprapti, E. (2018). Pengaruh Modal, Umur, Jam Kerja, dan Pendidikan terhadap
Pendapatan Pedagang Perempuan Pasar Balongan Bantul . Jurnal
Pendidikan dan Ekonomi, Volume 7, Nomor 2, 181.
Suroto. (2000). Strategi Pembangunan dan Perencanaan - Perencanaan
Kesempatan Kerja. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
93
Su'ud, A. (2007). Pengembangan Ekonomi Mikro, Nasional Conference. Jakarta:
132.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
T, G. (1992). Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta: Kanisius.
Tersiana, A. (2018). Metode Penelitian. Yogyakarta: Start Up.
Tulhusnah, L., & Puryantoro. (2018). Pengaruh Jam Kerja Dan Disiplin Kerja
Terhadap Stres Kerja. Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 1 No 2,
300.
Utami, S. S., & Wibowo, E. (2013). Pengaruh Modal Kerja terhadap Pendapatan
dengan Lama Usaha sebagai Variabel Moderasi (Survei pada Pedagang
Klithikan Notoharjo Surakarta). Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.
13, No. 2,, 178.
Wahana Komputer. (2009). Seri Panduan Praktis: SPSS 17 untuk Pengolahan
Data Statistik. Semarang: CV Andi Offset.
Wahyuni, S. (2014). Statistik Ekonomi dan Bisnis. Surakarta: UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS.
Wahyuno, B. (2017). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang di Pasar Bantul Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan dan
Ekonomi, Vol. 6, No. 4.
Waluyo, K. T. & Suryoko, S. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Variasi
Menu, dan Harga terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen
Resto Sambal Van Java Tembalang, Kota Semarang). Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis VOL.5 NO.1. Fakultas Ekonomika dan Bsinis.
Universitas Diponegoro
94
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Bersamaan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk mengisi
daftar pertanyaan sebagai data agar penyusunan skripsi saya yang berjudul
“Pengauh Variasi Menu, Harga, Jam Kerja, dan Lama Usaha terhadap Pendapatan
Usaha Warung Tegal”. Saya mengharapkan kesediaannya Bapak/Ibu/Sdr/Sdri
untuk menjawab dengan baik dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Atas
kesediaan dan kerjasamanya, diucapkan terimakasih. Rahasia identitas akan dijaga
dan tidak akan disebar luaskan karena untuk kepentingan penelitian semata.
A. Deskipsi Responden
Jenis Usaha : a. Milik Sendiri b.Campuran (franchise/aplusan)
Usia : ..............Tahun
Jenis kelamin : P/L
Asal : ..............
Pendidikan : a. SD d. Perguruan tinggi
b. SMP e. Lainnya...............
c. SMA/SMK
Berapa banyak varian menu yang
Bapak/Ibu sediakan dietalase
dalam sehari?
a. < 10 macam
b. 10 – 25 macam
c. 25 – 35 macam
d. 35 – 45 macam
e. > 45 macam
Berapakah rata – rata harga menu
untuk sekali pembelian?
a. < Rp 9.000
b. Rp 9.000 – Rp 10.000
c. Rp 10.000 – Rp 12.000
d. Rp 12.000 – Rp 15.000
e. > Rp 15.000
Berapa lama dalam sehari
Bapak/Ibu membuka usaha?
a. < 10 jam
b. 10 – 12 jam
c. 12 – 13 jam
d. 13 – 14 jam
95
e. 14 - 24 jam
Sudah berapa lamakah Bapak/Ibu
menjalankan usaha ini?
a. < 1 tahun
b. 1 – 5 tahun
c. 5 – 15 tahun
d. 15 – 25 tahun
e. > 25 tahun
Berapakah jumlah keuntungan
yang Bapak/Ibu dapatkan dalam
sehari?
a. < Rp500.000
b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000
c. Rp 1.000.000 – Rp
2.000.000
d. Rp 2.000.000 – Rp
3.000.000
e. > Rp 3.000.000
Berapakah jumlah pendapatan
kotor yang Bapak/Ibu dapatkan
dalam sehari?
a. < Rp 500.000
b. Rp 500.000 – Rp
1.000.000
c. Rp 1.000.000 – Rp
2.000.000
d. Rp 2.000.000 − Rp
3.000.000
e. > Rp 3.000.000
Berapakah biaya total belanja
bahan baku yang perlu dikeluarkan
dalam sehari?
a. < Rp 500.000
b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000
c. Rp 1.000.000 – Rp
1.500.000
d. Rp 1.5000.000 – Rp
5.000.000
e. > Rp 5.000.000
96
B. Kuesioner
Keterangan:
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Variasi Menu
No. Pernyataan TS KS CS S SS
1. Menu yang saya sediakan tidak lebih banyak
dari warteg lainnya
2. Semakin banyak macam menu yang saya
sediakan maka semakin banyak pelanggan yang
datang
3. Semakin berkualitas masakan saya maka
semakin banyak pelanggan yang datang
4. Saya tidak ingin menambah variasi menu
5. Saya selalu menyediakan menu yang paling
sering dibeli
Harga
No. Pernyataan TS KS CS S SS
1. Saya menawarkan menu dengan harga relatif
murah dibandingkan warteg lainnya
2. Harga menu yang saya tawarkan tidak
mengikuti harga bahan baku
3. Kenaikan harga bahan baku tidak mengurangi
besaran porsi
4. Saya membeli bahan baku dilokasi paling dekat
dan murah
5. Kenaikan harga bahan baku mempengaruhi
keuntungan yang saya terima
Jam Kerja
No
.
Pertanyaan TS KS CS S SS
1. Minimal waktu kerja saya adalah 12 jam perhari
2. Menutup usaha sehari saja akan mengurangi
pendapatan saya
3. Menambah jam kerja membuat saya
membutuhkan jam istirahat lebih lama
4. Pendapatan yang saya terima telah sesuai
dengan jumlah hari kerja
5. Saya selalu menambah jam buka warung ketika
pendapatan yang diterima dirasa kurang
97
Lama Usaha
No. Pertanyaan TS KS CS S SS
1. Semakin lama saya berdagang, maka semakin
banyak pula pengalaman saya
2. Semakin lama saya berdagang, maka
kemampuan saya dalam mengelola usaha
semakin bertambah
3. Semakin lama saya berdagang, maka
meningkatkan pengetahuan saya tentang selera
atau perilaku pembeli
4. Semakin lama usaha yang saya jalankan maka
pelanggan yang dimiliki semakin bertambah
5. Semakin lama saya berdagang, maka saya
mengetahui hal apa saja yang perlu ditingkatkan
atau diubah
Pendapatan
No. Pernyataan TS KS CS S SS
1. Sejauh ini pendapatan saya dapat memenuhi
kebutuhan sehari – hari
2. Pendapatan yang diterima sejalan dengan
variasi menu yang disediakan
3. Pengurangan dan penambahan jam kerja akan
mempengaruhi pendapatan yang saya terima
4. Kemampuan yang saya miliki dapat
mempengaruhi pendapatan yang saya terima
5. Dengan pendapatan warteg yang saya dapatkan
saya mampu membangun usaha lain/ditempat
lain
98
LAMPIRAN 2
BIODATA RESPONDEN
1. Usia
No. Usia No. Usia
1. 43 31. 46
2. 60 32. 50
3. 26 33. 57
4. 40 34. 37
5. 30 35. 42
6. 30 36. 28
7. 30 37. 39
8. 32 38. 42
9. 40 39. 58
10. 45 40. 43
11. 55 41. 46
12. 36 42. 47
13. 28 43. 32
14. 42 44. 45
15.. 32 45. 65
16. 50 46. 30
17. 41 47. 30
18. 35 48. 40
19. 27 49. 31
20. 43 50. 52
21. 47 51. 67
22. 35 52. 46
23. 36 53. 34
24. 50 54. 35
25. 37 55. 57
26. 48 56. 55
27. 42 57. 27
28. 55 58. 49
29. 42 59. 43
30. 31 60. 41
99
2. Jenis Kelamin
No. Laki - Laki Perempuan No. Laki - Laki Perempuan
1. √ 31. √
2. √ 32. √
3. √ 33. √
4. √ 34. √
5. √ 35. √
6. √ 36. √
7. √ 37. √
8. √ 38. √
9. √ 39. √
10. √ 40. √
11. √ 41. √
12. √ 42. √
13. √ 43. √
14. √ 44. √
15. √ 45. √
16. √ 46. √
17. √ 47. √
18. √ 48. √
19. √ 49. √
20. √ 50. √
21. √ 51. √
22. √ 52. √
23. √ 53. √
24. √ 54. √
25. √ 55. √
26. √ 56. √
27. √ 57. √
28. √ 58. √
29. √ 59. √
30. √ 60. √
100
4. Pendidikan Responden
No. SD SMP SMA Perguruan
Tinggi Lainnya
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
10. √
11. √
12. √
13. √
14. √
15. √
16. √
17. √
18. √
19. √
20. √
21. √
22. √
23. √
24. √
25. √
26. √
27. √
28. √
29. √
30. √
31. √
32. √
33. √
34. √
35. √
36. √
37. √
38. √
101
39. √
40. √
41. √
42. √
43. √
44. √
45. √
46. √
47. √
48. √
49. √
50. √
51. √
52. √
53. √
54. √
55. √
56. √
57. √
58. √
59. √
60. √
102
LAMPIRAN 3
TABULASI DATA
1. Variabel Variasi Menu
4 5 5 5 5 24
2 4 4 3 4 17
3 5 5 5 5 23
4 4 4 4 4 20
3 3 4 4 4 18
2 4 4 4 4 18
3 4 5 4 5 21
3 4 4 4 4 19
3 4 4 4 4 19
2 5 5 5 5 22
4 3 3 2 3 15
2 4 4 4 4 18
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
3 4 4 4 4 19
3 4 4 4 4 19
3 4 4 4 4 19
4 4 4 3 4 19
3 4 4 4 4 19
3 4 4 4 4 19
3 4 4 3 4 18
3 4 4 4 4 19
3 4 4 4 4 19
3 3 3 2 3 14
3 4 4 3 4 18
2 3 4 4 4 17
4 4 4 3 4 19
3 4 4 3 4 18
3 3 4 4 4 18
2 4 4 3 4 17
3 4 4 4 4 19
2 4 4 3 4 17
4 4 4 5 5 22
3 4 4 2 4 17
3 3 3 3 3 15
3 4 4 4 4 19
3 3 3 3 3 15
103
4 4 4 3 4 19
4 4 4 3 4 19
4 4 4 4 4 20
3 4 4 4 4 19
3 4 4 4 4 19
3 3 4 2 4 16
4 4 4 2 4 18
2 4 4 2 4 16
3 4 4 4 4 19
3 4 4 3 4 18
4 4 4 2 4 18
3 4 4 4 4 19
4 3 3 3 3 16
3 3 3 2 4 15
3 4 4 2 4 17
3 3 4 3 3 16
3 3 3 3 3 15
3 3 3 2 4 15
3 4 3 2 4 16
3 4 4 4 4 19
3 4 4 4 4 19
4 5 5 5 5 24
3 4 4 4 4 19
2. Variabel Harga
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 3 19
3 4 4 4 4 19
4 4 4 2 4 18
3 4 4 3 4 18
4 4 4 3 4 19
4 4 3 4 5 20
3 4 4 4 5 20
2 4 4 2 4 16
4 4 4 3 4 19
3 3 4 3 4 17
2 3 4 3 4 16
3 4 4 4 4 19
4 3 3 3 4 17
4 4 4 2 4 18
4 4 4 4 4 20
104
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
3 3 4 3 4 17
4 4 3 3 3 17
4 4 4 4 4 20
4 4 4 3 5 20
4 3 4 4 4 19
4 4 4 3 4 19
2 4 4 2 4 16
5 5 5 5 4 24
3 4 4 3 4 18
4 4 3 4 4 19
2 4 4 4 5 19
4 4 4 4 4 20
4 4 5 5 5 23
2 4 4 2 4 16
2 4 4 2 4 16
3 3 3 3 4 16
2 3 3 3 4 15
3 3 3 3 5 17
4 4 4 4 4 20
3 4 4 4 3 18
4 4 3 2 4 17
3 4 4 3 4 18
3 3 3 3 3 15
2 3 3 3 4 15
2 4 4 2 4 16
4 4 4 4 4 20
3 3 3 3 5 17
4 4 5 4 4 21
2 4 4 4 4 18
2 4 4 2 4 16
3 3 3 3 3 15
2 3 3 3 4 15
4 4 4 4 4 20
3 3 3 3 5 17
4 4 4 4 4 20
2 4 4 3 4 17
2 4 4 4 4 18
2 3 4 3 4 16
4 4 4 3 4 19
105
2 3 4 3 4 16
2 4 4 2 4 16
4 3 3 4 4 18
3. Variabel Jam Kerja
4 3 4 3 2 16
4 2 4 3 2 15
4 2 4 3 3 16
5 2 5 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 3 19
4 4 4 4 2 18
4 2 3 3 4 16
3 2 5 5 3 18
4 2 4 3 2 15
4 2 4 3 2 15
4 2 4 4 2 16
4 3 4 3 3 17
3 3 3 3 3 15
4 3 4 4 4 19
4 2 4 4 2 16
4 2 4 3 3 16
4 2 4 4 3 17
3 3 5 3 5 19
4 2 4 3 3 16
4 2 4 3 2 15
4 4 4 2 2 16
4 2 4 4 3 17
3 2 4 3 3 15
4 3 4 4 4 19
3 3 3 3 3 15
4 3 4 4 2 17
4 3 4 4 3 18
4 2 4 4 2 16
3 2 4 3 3 15
4 2 4 3 3 16
4 2 4 3 2 15
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 2 18
3 3 4 2 3 15
4 3 3 3 4 17
106
4 2 4 3 2 15
4 2 3 3 4 16
4 3 3 3 2 15
5 3 5 3 3 19
4 2 4 3 3 16
5 3 5 2 2 17
4 2 4 3 2 15
4 3 4 3 4 18
5 2 5 5 2 19
4 2 4 4 2 16
4 3 3 3 3 16
4 2 4 3 2 15
4 2 4 4 2 16
4 4 3 2 3 16
3 4 3 3 3 16
4 2 4 3 2 15
4 3 3 3 3 16
4 2 4 2 3 15
3 2 4 3 4 16
4 4 4 3 2 17
4 2 4 4 3 17
3 3 3 3 3 15
2 5 5 3 5 20
4 2 4 3 2 15
4. Variabel Lama Usaha
3 4 3 3 3 16
4 4 3 3 3 17
3 3 3 3 3 15
4 4 3 3 4 18
3 3 3 3 3 15
4 4 3 3 4 18
4 4 4 3 3 18
3 4 3 3 3 16
4 3 3 3 4 17
3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 15
3 3 3 2 3 14
4 4 3 4 4 19
4 3 3 4 4 18
4 4 3 3 4 18
107
3 3 3 2 3 14
3 3 3 2 3 14
4 3 3 3 3 16
3 4 3 3 3 16
3 3 3 2 3 14
4 3 3 3 3 16
3 3 2 3 3 14
4 3 3 3 3 16
4 3 3 3 3 16
4 3 3 3 3 16
4 3 3 3 4 17
4 3 3 3 3 16
3 3 2 2 2 12
3 3 3 3 4 16
3 3 2 2 2 12
4 3 3 3 4 17
3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 4 20
4 3 4 3 4 18
4 3 4 3 4 18
3 3 3 3 3 15
4 4 4 3 3 18
3 3 2 2 3 13
4 4 3 3 3 17
4 3 3 3 3 16
4 4 3 3 3 17
4 3 3 3 3 16
4 3 3 4 3 17
4 3 3 3 3 16
3 3 3 3 3 15
4 3 3 4 3 17
4 3 3 4 3 17
3 3 3 3 4 16
4 3 3 4 4 18
4 3 4 3 4 18
3 3 3 4 3 16
3 3 4 3 3 16
3 3 3 3 3 15
4 4 3 4 4 19
4 3 3 3 3 16
3 4 3 3 3 16
4 3 3 3 3 16
108
4 4 4 4 4 20
3 3 3 3 3 15
5. Variabel Pendapatan
4 3 3 3 3 16
3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 3 3 4 4 18
4 4 4 3 3 18
4 3 3 3 3 16
3 4 3 4 3 17
3 3 3 3 3 15
3 3 2 3 3 14
4 3 3 3 3 16
4 3 3 4 4 18
4 4 3 4 4 19
4 3 4 4 4 19
4 4 3 3 3 17
4 3 4 4 3 18
3 3 4 3 4 17
3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 15
3 3 4 3 3 16
4 3 3 3 3 16
3 3 3 3 4 16
4 3 3 4 3 17
3 3 3 3 4 16
3 3 4 4 3 17
3 3 4 3 4 17
4 3 3 3 4 17
3 3 3 3 3 15
4 3 3 3 4 17
3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
3 4 3 3 3 16
4 3 4 4 3 18
109
4 3 3 3 3 16
3 3 3 3 3 15
3 4 3 3 3 16
4 3 3 4 4 18
4 3 3 3 3 16
3 4 4 3 3 17
3 3 3 3 3 15
3 4 4 3 4 18
3 3 4 3 3 16
3 3 3 3 3 15
4 3 3 4 3 17
3 4 3 4 3 17
3 3 3 3 3 15
3 3 3 4 3 16
3 3 3 3 3 15
3 3 4 3 4 17
3 4 3 3 3 16
3 3 3 3 3 15
3 3 3 4 4 17
4 4 3 4 3 18
3 4 3 3 4 17
3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 4 20
3 3 3 3 3 15
110
LAMPIRAN 4
HASIL SPSS
1. Uji Validitas dan Reabilitas Varme
Uji Validitas Varme
Correlations
VARME1 VARME2 VARME3 VARME4 VARME5 TOTAL
VARME1 Pearson Correlation 1 ,056 -,031 -,005 ,007 ,295*
Sig. (2-tailed) ,669 ,817 ,972 ,958 ,022
N 60 60 60 60 60 60
VARME2 Pearson Correlation ,056 1 ,778** ,519** ,761** ,822**
Sig. (2-tailed) ,669 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
VARME3 Pearson Correlation -,031 ,778** 1 ,623** ,819** ,850**
Sig. (2-tailed) ,817 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
VARME4 Pearson Correlation -,005 ,519** ,623** 1 ,545** ,807**
Sig. (2-tailed) ,972 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
VARME5 Pearson Correlation ,007 ,761** ,819** ,545** 1 ,823**
Sig. (2-tailed) ,958 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
TOTAL Pearson Correlation ,295* ,822** ,850** ,807** ,823** 1
Sig. (2-tailed) ,022 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji reabilitas Variasi Menu
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,725 5
111
2. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Validitas Harga
Correlations
HARGA1 HARGA2 HARGA3 HARGA4 HARGA5 TOTAL
HARGA1 Pearson Correlation 1 ,328* ,127 ,483** -,025 ,744**
Sig. (2-tailed) ,011 ,332 ,000 ,851 ,000
N 60 60 60 60 60 60
HARGA2 Pearson Correlation ,328* 1 ,601** ,203 -,015 ,624**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,119 ,909 ,000
N 60 60 60 60 60 60
HARGA3 Pearson Correlation ,127 ,601** 1 ,269* ,042 ,581**
Sig. (2-tailed) ,332 ,000 ,037 ,748 ,000
N 60 60 60 60 60 60
HARGA4 Pearson Correlation ,483** ,203 ,269* 1 ,100 ,755**
Sig. (2-tailed) ,000 ,119 ,037 ,448 ,000
N 60 60 60 60 60 60
HARGA5 Pearson Correlation -,025 -,015 ,042 ,100 1 ,272*
Sig. (2-tailed) ,851 ,909 ,748 ,448 ,035
N 60 60 60 60 60 60
TOTAL Pearson Correlation ,744** ,624** ,581** ,755** ,272* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,035
N 60 60 60 60 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji reabilitas Harga
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,575 5
112
3. Uji Validitas dan Reabilitas Jam Kerja
Uji validitas Jam Kerja
Correlations
JAMKER
1
JAMKER
2
JAMKER
3
JAMKER
4
JAMKER
5 TOTAL
JAMKER
1
Pearson
Correlation
1 ,053 ,415** ,124 -,117 ,438**
Sig. (2-tailed) ,686 ,001 ,346 ,374 ,000
N 60 60 60 60 60 60
JAMKER
2
Pearson
Correlation
,053 1 -,093 -,097 ,269* ,543**
Sig. (2-tailed) ,686 ,480 ,460 ,037 ,000
N 60 60 60 60 60 60
JAMKER
3
Pearson
Correlation
,415** -,093 1 ,285* ,012 ,512**
Sig. (2-tailed) ,001 ,480 ,028 ,925 ,000
N 60 60 60 60 60 60
JAMKER
4
Pearson
Correlation
,124 -,097 ,285* 1 -,005 ,467**
Sig. (2-tailed) ,346 ,460 ,028 ,969 ,000
N 60 60 60 60 60 60
JAMKER
5
Pearson
Correlation
-,117 ,269* ,012 -,005 1 ,575**
Sig. (2-tailed) ,374 ,037 ,925 ,969 ,000
N 60 60 60 60 60 60
TOTAL Pearson
Correlation
,438** ,543** ,512** ,467** ,575** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji reabilitas Jam Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,271 5
113
4. Uji Validitas dan Reabilitas Lama Usaha
Uji Validitas Lama Usaha
Correlations
LAMUS1 LAMUS2 LAMUS3 LAMUS4 LAMUS5 TOTAL
LAMUS1 Pearson Correlation 1 ,223 ,360** ,463** ,434** ,728**
Sig. (2-tailed) ,087 ,005 ,000 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60 60
LAMUS2 Pearson Correlation ,223 1 ,250 ,228 ,224 ,537**
Sig. (2-tailed) ,087 ,054 ,080 ,085 ,000
N 60 60 60 60 60 60
LAMUS3 Pearson Correlation ,360** ,250 1 ,341** ,449** ,681**
Sig. (2-tailed) ,005 ,054 ,008 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
LAMUS4 Pearson Correlation ,463** ,228 ,341** 1 ,452** ,741**
Sig. (2-tailed) ,000 ,080 ,008 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
LAMUS5 Pearson Correlation ,434** ,224 ,449** ,452** 1 ,752**
Sig. (2-tailed) ,001 ,085 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
TOTAL Pearson Correlation ,728** ,537** ,681** ,741** ,752** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji reabilitas Lama Usaha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,726 5
114
5. Uji Validitas dan Reabilitas Pendapatan
Uji Validitas Pendapatan
Correlations
PEND1 PEND2 PEND3 PEND4 PEND5 TOTAL
PEND1 Pearson Correlation 1 ,144 ,165 ,478** ,263* ,646**
Sig. (2-tailed) ,273 ,208 ,000 ,042 ,000
N 60 60 60 60 60 60
PEND2 Pearson Correlation ,144 1 ,268* ,262* ,183 ,563**
Sig. (2-tailed) ,273 ,038 ,044 ,161 ,000
N 60 60 60 60 60 60
PEND3 Pearson Correlation ,165 ,268* 1 ,271* ,345** ,636**
Sig. (2-tailed) ,208 ,038 ,036 ,007 ,000
N 60 60 60 60 60 60
PEND4 Pearson Correlation ,478** ,262* ,271* 1 ,325* ,725**
Sig. (2-tailed) ,000 ,044 ,036 ,011 ,000
N 60 60 60 60 60 60
PEND5 Pearson Correlation ,263* ,183 ,345** ,325* 1 ,656**
Sig. (2-tailed) ,042 ,161 ,007 ,011 ,000
N 60 60 60 60 60 60
TOTAL Pearson Correlation ,646** ,563** ,636** ,725** ,656** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reabilitas Pendapatan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,650 5
115
TABULASI SILANG
1. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Variasi Menu
PENDAPATAN * VARIASI MENU Crosstabulation
Count
VARIASI MENU
Total
> 45
MACAM
10 - 25
MACAM
25 - 35
MACAM
35 - 45
MACAM
PENDAPAT
AN
< RP 500.000 0 6 8 3 17
RP 1.000.000 - RP
2.000.000
2 2 5 5 14
RP 500.000 - RP
1.000.000
1 5 20 3 29
Total 3 13 33 11 60
2. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Harga
PENDAPATAN * HARGA Crosstabulation
Count
HARGA
Total > RP 15.000
RP 10.000 -
RP 12.000
RP 12.000 -
RP 15.000
PENDAPATAN < RP 500.000 0 7 10 17
RP 1.000.000 - RP
2.000.000
2 3 9 14
RP 500.000 - RP
1.000.000
0 16 13 29
Total 2 26 32 60
116
3. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Jam Kerja
PENDAPATAN * JAM KERJA Crosstabulation
Count
JAM KERJA
Total 10 - 12 JAM 12 - 16 JAM 16 - 24 JAM
PENDAPATAN < RP 500.000 3 8 6 17
RP 1.000.000 - RP
2.000.000
0 3 11 14
RP 500.000 - RP
1.000.000
7 13 9 29
Total 10 24 26 60
4. Tabulasi Silang Pendapatan dengan Lama Usaha
PENDAPATAN * LAMA USAHA Crosstabulation
Count
LAMA USAHA
Total
< 1
TAHUN
> 25
TAHUN
1 - 5
TAHUN
15 - 25
TAHUN
5 - 15
TAHUN
PENDAPA
TAN
< RP 500.000 1 0 4 5 7 17
RP 1.000.000 - RP
2.000.000
1 2 1 4 6 14
RP 500.000 - RP
1.000.000
2 3 7 9 8 29
Total 4 5 12 18 21 60