425
BAB 1 Pengauditan Dan Profesi Akuntan Publik TUJUAN PENGAJARAN Setelah mempelajari bab ini. Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan jasa penjaminan (asurance services) dan membedakan antara jasa audit dengan penjaminan, dan jasa bukan penjaminan yang di lakukan oleh akuntan publik. 2. Menguraikan tonggak-tonggak penting dalam sejara perkembangan pengauditan di indonesia. 3. Menjelaskan atribut-atribut penting dalam defenisi pengauditan. 4. Membedakan jenis audit dan auditor. 5. Menjelaskan pengertian, struktur. Dan persyaratan membuka kantor akuntan public (KAP) di indonesia. 6. Menguraikan tentang standar profesional akuntan public (KAP) yang di tetapkan IAI. JASA PENJAMINAN Jasa penjaminan (assurance services) adalah jasa profesional independen untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengambilan keputusan membutuhkan jasa penjaminan guna membantu memperbaiki keandalan dan relefansi informasi yang di gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jasa penjaminan memiliki nilai karena memberi jaminan bersifat independen dan tidak bisa dengan informasi yang di periksanya. Jasa penjaminan dapat diberikan oleh kantor-kantor akuntan public (KAP) atau profesinal-profesional lainya. Sebagai contoh lembaga konsumen di Amerika Serikat sebagai suatu Organisasi nirlaba melakukan pengujian

Pengauditan Dan Profesi Akuntan Publik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit keuangan

Citation preview

BAB 1

Pengauditan DanProfesi Akuntan PublikTUJUAN PENGAJARAN

Setelah mempelajari bab ini. Anda diharapkan mampu untuk:

1. Menjelaskan jasa penjaminan (asurance services) dan membedakan antara jasa audit dengan penjaminan, dan jasa bukan penjaminan yang di lakukan oleh akuntan publik.

2. Menguraikan tonggak-tonggak penting dalam sejara perkembangan pengauditan di indonesia.

3. Menjelaskan atribut-atribut penting dalam defenisi pengauditan.

4. Membedakan jenis audit dan auditor.

5. Menjelaskan pengertian, struktur. Dan persyaratan membuka kantor akuntan public (KAP) di indonesia.

6. Menguraikan tentang standar profesional akuntan public (KAP) yang di tetapkan IAI.JASA PENJAMINAN

Jasa penjaminan (assurance services) adalah jasa profesional independen untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengambilan keputusan membutuhkan jasa penjaminan guna membantu memperbaiki keandalan dan relefansi informasi yang di gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jasa penjaminan memiliki nilai karena memberi jaminan bersifat independen dan tidak bisa dengan informasi yang di periksanya.Jasa penjaminan dapat diberikan oleh kantor-kantor akuntan public (KAP) atau profesinal-profesional lainya. Sebagai contoh lembaga konsumen di Amerika Serikat sebagai suatu Organisasi nirlaba melakukan pengujian atas berbagai macam produk yang digunakan oleh para konsumen dan melaporkan hasil penilaian atas kualitas produk yang diujinya dalam laporan kosumen. Informasi yang tercantum dalam laporan konsumen dipandang lebih bisa di percaya oleh kebanyakan konsumen daripada informasi yang diberikan oleh para produsen. Contoh lain penjamian yang dilakukan oleh perusahan selain yang dilakukan oleh kantor Akuntan public Amerika Serikat adalah pemeringkat televisi Nielsen dan peneringkat radio Arbitron. Laporan yang dikeluarkan oleh perusahan pemeringkat tersebut sangat dipercaya oleh orang atau perusahan yang bermaksud memasang iklan televise dan radio. Terutama karena sifatnya yang independen.

Kebutuhan akan penjaminan bukanlah hal baru. Kantor-kantor Akuntan Publik telah puluhan tahun memberi berbagai macam jasa penjaminan terutama berupa penjaminan atas informasi laporan keuangan historis. Akhir-akhir ini, kantor-kantor Akuntan public semakin sering mendapat penugasan untk memberikan jasa penjaminan atas informasi, seperti misalnya penjaminan tentang pengawasan web site. JASA ATESTASI

Sala satu jenis jasa penjaminan yang diberikan oleh kantor-kantor Akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan kantor Akuntan public dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu: audit atas laporan keuangan historis, review atas laporan keuangan historis dan jasa etestasi lainya.

Audit atas laporan keuangan Historis Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsi-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit merupakan bentuk pemberian jasa penjaminan yang paling banyak dilakukan oleh kantor- kantor Akuntan publik dibandingkan dengan jasa penjaminan lainya. Manakala klien menyajikan informasi dalam bentuk suatu laporan keuangan. Pada saat itu klien pada hakekatnya membuat berbagai asersi tentang keadaan keuangan dan hasil-hasil operasinya. Para pemakai laporan keuangan eksternal yang mendasarkan pengambilan keputusan bisnisnya pada laporan keuangan akan melihat pada laporan auditor untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan bisa diandalkan. Mereka memandang laporan auditor memilki nilai karena auditor independen terhadap klien dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan.Ameriak serikat, berdasarkan federal securities act, perusahan yang saham-sahamnya di pasar modal wajib di audit laporan keuanganya. Laporan auditor dapat di jumpai pada setiap laporan keuangan tahunan perusahan semacam itu. Dewasa ini kebanyakan laporan keuangan perusahan auditan dapat diakses melalui internet dari securities and exchange commissions (SECs) EDGAR database. Sebenarnya jauh sebelum federal securities act diundangkan telah banyak perusahan yang secara sukarela mengauditkan laporan keuangannya untuk mendapatkan jaminan yang diperlukan para investor dan calon investor. Banyak pula perusahan- perusahan privat (perusahan yang tidak menjual sahamnya di pasar modal) mengauditkan laporan keuangan tahunan mereka agar bisa memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainya. Hal yang sama dilakukan juga oleh pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba untuk memenuhi persyaratan dari para kreditur atau sumber-sumber keuangan lainya.Review atas Laporan Keuangan Historis

Review atas Laporan Keuangan Historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yang diberikan kantor-kantor akuntan publik. Banyak perusahan nonpublik menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya yang lebih mura. Audit sebagaimana yang di terangkan di atas menghasilkan jaminan yang tinggi, sedangkan review hanya menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk mendaptkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit. Review untuk keperluan tertntu dipandang sudah cukup memadai dan dapat di lakukan oleh akuntan public dengan biaya pemeriksaan yang lebih murah.Jasa Atestasi Lainnya Kantor-kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam jasa atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan, karena pemakai laporan membutuhkan jaminan independen tentang informasi lainya (selain informasi dalam laporan keuangan) agar diperikasa oleh akuntan publik untuk mendapatkan jamina bahwa debitur telah melaksanakan ketentuan-ketentuan tertntu sebagaimana tercantum dalam akad kredit. Kantor akuntan publik dapat juga memberi jaminan efektivitas pengendalian intern pelaporan keuangan pada perusahan klienya. Informasi tentang pengendalian intern berkaitan erat dengan laporan keuangan, tetapi pengendalian intern berpengaruh pula ke masa depan karena pengendalian intern yang efektif akan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya sala saji dalam laporan keuangan yang akan dating. Kantor akuntan publik dapat juga melakukan atestasi atas laporan keuangan prospektif klienya yang sering diperlukan sebagai syarat untuk memperoleh pinjaman. Pembahasan lebih mendalam tentang jasa atestasi akan diuraikan pada buku II.JASA PENJAMINAN LAINYA

Kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan kantor-kantor akuntan publik tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan public harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi yang akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaanya ialah bahwa akuntan publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan penjaminan tidak mengenai keandalan pernyataan tertulis yang di buat pihak lain dalam kaitanya dengan suatu kriteria tertentu. Dalam penugasan jasa penjaminan semacam ini, jaminan diberikan atas keandalan dan relevansi informasi yang dinyatakan atau tidak dinyatakan oleh pihak lain. Karakteristik umum jasa penjaminan, termasuk audit dan jasa atestasi lainya, dititikberatkan pada perbaikan kualitas informasi yang digunakan para pengambil keputusan.JASA BUKAN PENJAMINAN Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang pada umumnya tidak merupakan jasa penjaminan. Tiga contoh jenis jasa bukan penjaminan yang sering diberikan kantor-kantor akuntan publik adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.Antara jasa konsultasi manajemen dan jasa penjaminan seringkali Nampak tumpang-tindi. Tujuan utama penugasan kosultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa penjaminan adalah untuk memperbaiki kualitas informasi. Meskipun kualitas informasi seringkali merupakan kriteria penting dalam penugasan konsultasi, namun sasaran ini tidak merupakan tujuan utama. Sebagai contoh, seorang ukuntan public mendapat penugasan untuk merancang dan menerapkan sistim baru. Penugasan semacam ini memberikan hasil sampingan berupa perbaikan informasi. Biasanya penugasan konsultasi akan tumpang-tindih dengan jasa penjaminan apabila perbaikan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan menjadi tujuan utama.SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN

Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada sekitar awal abad ke lima belas jasa auditor telah mulai digunakan di inggris. Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.

Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris. Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paru kedua abad ke Sembilan belas. Para ukuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana yang berlaku di Inggris.

Perusahan-perusahan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada Undang-Undang di sebut companies Act. Menurut Undang-undang tersebut, semua perusahan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika serikat, bentuk pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana di sebutkan di atas, di Inggris semua perusahan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut securities and Exchange commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.Tidak adanya peraturan Undang-Undang yang mengharuskan audit atas laporan yang diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke Sembilan belas menjadi beraneka-ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahan dan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris perusahan, bukan kepada para pemegang saham. Pemberian laporan kepada para pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahan hanya menginginkan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam pencacatan tidak terjadi.Perkembangan di Abad keduapuluh

Memasuki abad keduapuluh, revulisi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu jumlah perusahan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan kesalapahaman melanda banyak pihak termasuk para pemimpin perusahan dan bankir. Pada umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan keuangan.Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang dunia I. sementara itu kesalapahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute of certified public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tantang perlunya akuntansi yang seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang di keluarkan oleh profesi Akuntansi di Amerika serikat dari sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan selama abad kedua puluh.Pada awalnya, para akuntan public menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan tetapi pada 50 tahun telakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini telah makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit tidak lagi merupakan pekerjaan mangarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang diplih auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang dirancang untuk menyatakan pendapat tersebut.Perkembangan pengauditan di Indonesia

Profesi akuntansi di indonesia masi tergolong mudah. Pada masa penjajahan belanda, jumlah perusahan di indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir tidak dikenal. Perusahan-perusahan milik belanda yang beroperasi di indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Akuntansi baru mulai dikenal di indonesia setelah tahun limapuluhan, yaitu ketika semakin banyak perusahan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.

Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonsia (IAI) menetapkan prisip-prinsi Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan prinsip ukuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 Semakin menuntut dilakukanya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mungajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun1995 lahir Undang-undang perseroan terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahan publik, maka laporan keuangan wajib diaudit oleh akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang pasar modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahan-perusahan yang sahmnya dijual di pasar modal (perusahan publik).

Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia Usaha di Indonesia, IAI telah berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha, dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi standar audit yang disebut Standar Akuntansi keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar akuntansi yang dibentuk oleh IAI Secara terus menerus menerbitkan pernyataan Standar Akuntansi keuangan (SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.

Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun yang lalu, fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad 21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalapahaman terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian Nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus bank summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh priceweterhouse coopers, dan jumlah kasus lainya, dikomentari berbagai pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerminkan kesalapahaman masyarakat, tidak saja makna mengenai pendapat auditor atas laporan keuangan yang diperiksanya, tetapi juga perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan oleh seorang auditor.DEFENISI PENGAUDITAN

Di atas telah diuraikan tentang arti penting audit atas laporan keuangan dan hubunganya dengan jasa atestasi lain serta jasa penjaminan yang diberikan kantor akuntan publik. Sekarang marilah kita bahas pengertian pengauditan dengan menggunakan defenisi berikut:

Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian Ekonomi secara objektif untuk menetukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomonikasi hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Defenisi diatas mengandung arti yang luas dan berlaku untuk segala macam jenis pengauditan yang memiliki tujuan berbeda-beda. Pembahasan tentang masing-masing anak-kalimat dibawa ini adalah dalam konteks audit atas laporan keuangan dari suatu Organisasi bisnis, biasa disebut audit laporan keuangan, karena laporan keuangan sudah umum dikenal dalam masyarakat. Proses sistematis. Kata sistematis mengandung amplikasi yang berkaitan dengan berbagai hal, yaitu: bahwa perencanaan audit dan perumusan strategi audit dan merupakan bagian penting dari proses audit, bahwa perencanaan audit dan strategi audit harus berhubungan dengan pemilihan dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu, bahwa banyak tujuan audit tertentu dan bukti untuk mencapai tujuan-tujuan audit tersebut saling berkaitan, dan bahwa saling berkaitan tersebut menuntut auditor untuk membuat banyak keputusan di dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.Statement of Basic Auditing Concept menyatakan proses sistematis mengandung arti bahwa pengauditan didasarkan pada (paling tidak sebagian diantaranya) disiplin dan filosofi metode ilmiah. Hal ini memang ada benarnya, karena audit menyangkut perumusan dan pengujian hipotesa dan menggunakan observasi, unduksi, dan deduksi. Namun demikian kebanyakan auditor tidak sepenuhnya melaksanakan metode ilmiah, karena metode penyelidikan secara ilmiah sangat terstruktur yang seringkali tidak diperlukan dalam audit. Memang audit harus merupakan hasil dari pelaksanaan suatu rencana dan penerapan dari suatu strategi audit, tetapi strategi dapat di laksanakan dengan modifikasi yang cukup luas selama audit berlangsung, yaitu ketika auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan suatu aserti tertentu yang seringkali juga menyangkut komponen-komponen laporan keuangan yang berkaitan satu sama lain.Mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif. Kegiatan mendapat dan mengevaluasi bukti merupakan hal yang paling utama dalam pengauditan. Jenis bukti yang diperoleh dan criteria yang digunakan untuk mengevaluasi bukti bisa berbeda-beda antara audit yang satu dengan audit lainya. Tetapi semua audit berpusat pada proses mendapatkan dan mengevaluasi bukti. Dalam audit laporan keuangan, bukti tentang tingkat kesesuaian antara asersi dalam laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum terdiri dari data akuntansi (seperti jurnal dan buku besar) dan informasi pendukung (seperti faktur, check, dan informasi yang diperoleh melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik atas aktiva, dan korespondensi dengan pelanggan). Sebagai contoh, dalam audit atas persidiaan, auditor biasanya memeriksa kontrak-kontrak pembelian atau faktur yang telah dibayar untuk memastikan bahwa perusahan benar-benar memiliki persediaan, melakukan observasi perhitungan fisik persediaan untuk menentukan bahwa pesediaan benar-benar ada, dan memeriksa kebenaran penjumlahan dalam buku pembantu persediaan perpetual untuk memastikan ketelitian perhitungan jumlah rupiah yang dilaporkan dalam neraca.

Bukti yang diperoleh juga harus diinterprestasikan dan dievaluasikan agar auditor dapat membuat pertimbangan akuntansi (accounting judgements) yang biasanya diperlukan sebelum sampai pada kesimpulan bahwa asersi-asersi telah sesuai dengan kriteria yang objektif. Pertimbangan-pertimbangan semacam itu seringkali sangat sulit dan membutuhkan analisa yang serta berkemampuan membuat interpretasi yang tepat. Sebagai contoh, asersi bahwa persediaan telah dinilai dengan tepat berdasarkan harga terendah diantara cost dan harga pasar menuntut auditor untuk memahami dan menevaluasi metode yang digunakan perusahan dalam menerapkan prinsip akuntansi untuk penentuan cost. Hal ini bisa menjadi sangat rumit jika seandainya perusahan menggunakan metode LIFO yang sophisticated atau jika digunakan standart cost. Asersi yang sama juga menuntut pertimbangan yang cermat dalam mengevaluasi biaya pengganti (replacement cost) yang ditetapkan manajemen, dalam mengistimasi harga jual, dan menentukan laba normal dalam rangka menetapkan harga pasar. Selain itu asersi juga menuntut auditor untuk mengevaluasi kecukupan penetapan cadangan atas persedian yang rusak atas lambat laku, padahal bukti yang meyakinkan sangat jarang tersedia untuk digunakan dalam membuat pertimbangan oleh auditor. Pertimbangan yang harus dilakukan auditor dalam audit laporan keuangan akan sangat krusial dan seringkali menutut auditor untuk mengevaluasi bukti yang tidak menyakinkan dan sangat dipengaruhi oleh pertimbangan subjektif.

Dalam defenisi pengauditan di atas dinyatakan bahwa proses mendapatkan dan mengevaluasi bukti harus dilaksanakan secara objektif. Pada pengertian objektif dalam proses mendapatkan dan mengevaluasi bukti harus dibedakan dari pengertian objektif pada bukti itu sendiri. Keobyektifan buki adalah salah satu dari berbagai faktor yang menghubungkan dengan kegunaan bukti dalam mencapai tujuan pengumpulan bukti yang bersangkutan. Keobyektifan dalam proses berkaitan dengan kemampuan auditor untuk malasanakan sifat tidak memihak didalam mimilih dan mengevaluasi bukti. Sifat tidak memihak adalah bagian penting dari konsep independensi auditor.Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian Ekonomi. Asersi atau pernyataan yang dibuat manajemen perusahan yang melekat pada seperangkat laporan keuangan adalah subyek dari audit atas laporan tersebut. Oleh karena itu apabila seorang auditor akan mengaudit suatu laporan keuangan, maka ia harus memahami asersi-asersi yang melekat pada setiap hal atau pos yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Istilah melekat dalam hal ini berarti tersirat dalam laporan dan tidak ditulis secara eksplisit, tetapi pembaca laporan dianggap mengerti mengenai asersi-asersi yang tidak diungkapkan secara tertulis tersebut. Sebagai contoh, dalam laporan keuangan sebuah perusahan manufaktur tercantum persediaanRp 752.400.000,00. Asersi-asersi yang melekat dalam pos ini antara lain: Persediaan secara fisik benar-benar ada;

Dimilki perusahan untuk dijual atau untuk digunakan dalam operasi;

Meliputi seluruh produk atau bahan mentah yang dimilki (tidak kurang dan tidak lebih) dimana pun mereka berada;

Rp 752.400.000,00 merupakan angka terendah diantara cost dan harga pasar persediaan tersebut (sebagaimana diatur dan dirumuskan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum); Diklasifikasikan dengan tepat dan diungkapkan dalam neraca secara memadai.

Asersi-asersi semacam ini juga melekat pada pos-pos dan angka-angka rupiah lainya yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Hal penting yang harus dicatat adalah bahwa asersi-asersi tersebut dibuat oleh penyusun laporan keuangan yaitu manajemen perusahan, untuk selanjutnya dikomonikasikan kepada pemakai laporan keuangan; jadi bukan merupakan asersi dari auditor. Asersi dari si auditor dituangkan dalam komonikasi auditor dengan pembaca laporan dalam bentuk sebuah laporan auditor.

Mengingat bahwa subyek pengauditan adalah infofmasi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi,aseersi-asersi haruslah bisah dinyatakan dalam kuantitas (kuantifiable) dan harus dapat di audit (auditable). Sebagaicontoh cost sebuah gedung bisah dinyatakan dalam kuantitas atau angka.demikian pulah jumlah lembar saham yang beredar,tetapi moral karyawan tidak dapatdinyatakan dalam kuantitas tertentu.informasi yang tidak bisah diverifikasi perdevenisi tidakisah di audit.Tingkat Kesesuaian Antara Asersi Dengan Kriteria yang telah di tetapka

Segalah sesuatu yang dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki satu tujuan utama. Yaitu untuk merumuskan suatu pendapat auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan tindakan dan kejadian kejadian,ekonomiyang telah diaudit.pendapat atau opini auditor akan menunjukan akan berapa jauh asersi-asersi tersebut sesuai dengan standar atau criteria yang telah di tetapkan. Sebagaicontoh dalam hal audit atas persediaan,criteria yang di gunakan adalah standar akuntansi yang berlaku umum untuk persediaan yang mensyaratkan bahwa persediaan harus benar-benar ada dan benar-benar milik perusahan,dan apa bilah asersi-asersi lain yang melekat pada persediaan posRp 752.400.000.00 juga sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,maka auditor akkan berkesimpulan bahwa.

Dalam audit laporan keuangan, criteria yang di gunakan untuk mengukur tingkat kesesuian adalam prinsip akuntansi yang berlaku umum.walaupun sering terdapat alternative prinsip akuntansi, namundalam banyak hal criteria tersebutsuda dapat dirumuskan secara eksplisit dan tepat.Mengkomunasikan Hasilnya kepada Pihak-Pihak Yang berkepentingan

Hasil akhir dari segala macam audit adalah suatu laporan yang berisii informasi bagi parah pembacanya mengenai tingkat kesesuian antara asersiyang di buat oleh klien dengan criteria tertentu yang telah disepakati sebagai dasar evaluasi.dalam hal audit laporan keuangan,mengkomunikasikan di sebut laporan auditor yang berisih kesimpulan yang di capai audtor mengenai sesui tidaknya laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit jenis lainnya juaga mengharuska auditor untuk menyampaikan laporan hasil temuannya kepada piahak-pihak yang berkepentingan. Sebagai contoh, setelah melakukan audit kesesuaian atas pajak yang di bayar seseorang, auditor yang di tunjuk oleh kantor pajak akan menyusun laporan yang berisi pernyataan tentang sejaumana pajak yang telah di bayar sesuai dengan uundang-undang perpajakan dan peraturan yang berlaku. Demikian pulah auditor interen yang bekerja pada suatu perusahan akan menysun laporan tentang hasil temuan berkenaan dengan audit kesesuain mengenai evektifitas pemakaian gudang yang di lakukan.proses pengaudit mencakup tahap pelaporan darisuatu audit,da dengan laporan tersebut auditor mengkomunikasikan pendapatnya atau hasil evaluasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. JENIS-JENIS PENGAUDITAN

Audit pada umumnya dikelompkkan menjadi tiga golngan, yaitu: audit laporan keuangan, audit kesuaian, dan audit operasional. Pengertian ketiga jenis audit tersebut dibahas dibawa ini.AUDIT LAPORAN KEUANGAN

AUDIT LAPORAN KEUANGAN dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa- dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada umumnya criteria yang digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim juga dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai (cash basis) atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba-rugi, dan laporan arus kas, termasuk catatan kaki (foot notes).

Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai tujuan. Oleh itu akan lebih efisien untuk menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu audit dan menarik kesimpulan yang bisa diandalkan oleh berbagai pihak daripada penyuruh tiap pemakai laporan melakukan audit secara sendiri-sendiri. Apabila pemakai laporan keuangan berkeyakinan audit tidak cukup member informasi sesuai dengan tujuan yang bersangkutan, maka pemakai bisa mencari infomasi tambahan. Sebagai contoh, suatu audit umum atas suatu perusahan bisa memberi informasi keuangan yang memadai bagi seorang banker yang sedang mempertimbangkan pemberian pinjamin pada suatu perusahan, tetapi suatu perusahan yang sedang mempertimbangkan pemberian pinjaman untuk melakukan merger dengan perusahaan yang diaudit juga perlu mengetahui tentang harga pengganti aktiva tetap dan informasi lain yang relevan untuk pengambilan keputusan. Perusahan tersebut bisa menggunakan auditornya sendiri untuk mendapatkan infofmasi tambahan yang diperlukan.AUDIT KESESUAIAN

Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetap oleh pihak yang berwewenang. Audit kesesuaian untuk suatu perusahan swasta dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di bidang akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahan, mengkaji ulang tarif upah minimum yang ditetapkan pemerintah (UMR), atau memeriksa perjanjian yang dibuat dengan bankir atau pemberi pinjaman lainya untuk memastikan bahwa perusahan telah mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian. Audit kesesuaian atas instansi pemerintah lebih beraneka ragam karena banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah. Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau kepada pihak tertentu yang lebih tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak diluar perusahan. Manajemen biasanya merupakan pihak yang paling berkepentingan atas hasil audit kesesuaian, dibandingkan dengan pihak-pihak lainya.AUDIT OPERASIONAL

Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasinal biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.

Mengingat begitu banyaknya bidang atau bagian yang efektivitas operasionalnya bisa dievaluasi, maka tidak mungkin untuk merumuskan karakteristik pelaksanaan audit untuk sauatu audit operasional tertentu. Pada suatu organisasi, auditor mungikn diperlukan untuk mengevaluasi relevansi dan kecukupan infofmasi yang digunakan manajemen untuk mengambil keputusan apakah akan membeli aktiva tetap baru atau tidak, sedangkan dalam organisasi yang lain auditor mungkin diperlukan untuk mengevaluasi efisiensi aliran dokumen dalam memproses penjualan. Dalam audit opersional, pengkajian tidak hanya terbatas pada akuntansi, tapi bisa meliputi juga struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, Pemasaran, dan bidang-bidang yang lain asalkan auditor menguasai bidang yang diaudit.JENIS-JENIS AUDITOR

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: auditor pemerintah, auditor intern, dan auditor independen atau akuntantan publi. Berikut akan dijelaskan masing-masing jenis auditor tersebut.

AUDITOR PEMERINTAH

Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara pada instansi-instasi perintah. Di indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari pasal 23 ayat 5 undang-undang Dasar 1945 yang berbnyi sebagai berikut:Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang pengeturanya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil periksaan itu diberitahukan kepada Dawan Perwakilan Rakyat.

Badan periksa keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada perintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen. Namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri diatas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan kepada Dewan Perwakilam Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanan keuangan Negara.

Di Amerika Serikat audit semacam ini dilakukan oleh The United States General Accounting Office (GAO). Badan ini melaporkan tugasnya dan bertanggung jawab kepada Congress. Tanggung jawab para staf audit yang tergabung dalam GAO adalah melakukan fungsi audit untuk kepentingan Congress. Tugas mereka kebanyakan hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik. Banyak informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai instansi pemerintah harus diaudit lebih dahulu oleh GAO sebelum disampaikan ke congress. Oleh karena kewenangan untuk melakukan pengeluaran dan penerimaan pada instansi-instansi pemerintah telah dirumuskan dalam undang-undang. Maka audit yang dilakukan kebanyakan merupakan audit kesesuaian.AUDITOR INTERN

Auditor Intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahan tersebut. Tugas audit yang dilakukanya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahan tempat dimana ia bekerja, sama seperti halnya GAO melakukan tugasnya untuk Congress. Pada perusahan-perusahan besar, jumlah staf auditor intern bisa mencapai ratusan orang. Pada umumnya mereka wajib memberikan laporan langsung kepada pimpinan tertinggi perusahan (direktur Utama), atau ada pula yang melapor kepada pejabat tinggi tertentu lainya dalam perusahan (misalnya kepada kontroler), atau bahkan ada pula yang berkewajiban melapor kepada komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris.

Tanggung jawab auditor intern pada berbagai perusahan sangat beraneka ragam tergantung pada kebutuhan perusahan yang bersangkutan. Kadang-kadang staf auditor interen hanya terdiri dari satu atau dua orang yang sebagian besar waktunya di gunakan untuk melakukan tugas rutin berupa audit kesesuian. Pada perusahan lain, staf auditor intern bisa banyak sekali jumlanya dengan tugas yang bermacam-macam, termasuk melakukan tugas-tugas di luar bidang akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir ini banyak auditor intern terlibat pula dalam pengauditan operasional atau peningkatan keahlianya di bidang evaluasi atas system coputer.

Agar dapat melakukan tugas secara efektif, auditor intern harus independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat ia bekerja, namun demikian ia tidak independen terhadap perusahanya karena ia adalah pegawai dari perusahan yang diaudit. Auditor intern berkewajiban memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengembilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahan. Pihak luar perusahan pada umumnya tidak bisa mengandalkan hasil audit yang di lakukan oleh auditor intern karena kedudukannya yang tidak independen inilah yang membedakan ouditor intern dengan auditor eksteren yang independen dari kantor-kantor akuntan publik.AUDITOR INDEPENDEN ATAU AKUNTAN PUBLIK

Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan yang diterbitkan perusahan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yaitu perusahan yang menjualnya sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahan-perusahan besar, dan juga pada perusahan-perusahan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Dengan semakin banyaknya perusahan yang harus diaudit laporan keuanganya, dan kalangan bisnis serta banyak lainya semakin mengenal laporan ini, maka orang awam sering mengatikan auditor sama dengan akuntan pulblik, padahal terdapat beberapa jenis auditor yang berbeda-beda fungsi dan tugasnya.

Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui suatu kantor akuntan publik (KAP) yang telah mendapat ijin dari departemen keuangan. Selain itu seseorang baru akan memperoleh ijin berpraktek sebagai akuntan publik apabila yang bersangkutan memenuhi beberapa syarat seperti diuraikan pada bagian berikut.

KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Menurut SK. Menkeu No. 43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana diubah dengan SK. Mekeu No. 470/KMK/.017/1999 tertanggal 4 oktober 1999, kantor Akuntan publik (KAP) adalah lembaga yang memilki izin dari Menteri keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaanya.

Jumlah kantor akuntan publik di indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa ini di seluruh Indonesia terdapat 448 kantor akuntan public yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar, sedang, dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlanya dan umumnya bekerja sama dengan kantor-kantor akuntan besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri dari kantor-kantor akuntan publik kecil dengan wilyah operasi yang terbatas.

Di Amerika Serikat perkembangan kantor akuntan public (CPA firms) sudah sangat maju sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis di Negara tersebut. Dewasa ini diseluruh Amerika Serikat terdapat lebih dari 45.000 kantor akuntan publik. Kantor akuntan publik kecil hanya memiliki beberapa orang staf, tetapi kantor akuntan besar ada yang memilki ribuan orang staf dan partner. Kantor-kantor tersebut dapat digolongkan menjadi empat yaitu: kantor akuntan besar internasional, kantor akuntan besar nasional, kantor akuntan besar regional dan lokal, dan kantor akuntan kecil lokal. Kantor akuntan internasional yang termasuk kelompok enam besar memilki kantor di hampir semua kota besar di jakarta. Kantor akuntan terkecildalam kelompok enam besar ini memiliki penghasilan internasional sebesar lebih dari 3 miliyar dollar dan penghasilan nasional lebih dari I miliyar dollar pertahun. Jumlah staf dan partner pada kantor akuntan terbesar dalam kelompok enam besar mencapai lebih dari 50.000 orang yang terbesar di seluruh dunia, dan di kota New York saja terdapat 2.000 orang staf.

Sebelum tahun 1989, di Amerika Serikat terdapat delapan buah kantor akuntan besar berskala internasional yang di sebut the Big Eight, tetapi setalah tahun tersebut dua buah di antaranya melakukan merger dengan dua kantor besar lainya, sehingga jumlanya menjadi enam buah yang disebut the Big Six. Sejumlah kantor akuntan besar dikelompokan sebagai kantor akuntan besar nasional karena memilki kantor cabang banyak dikota besar diseluruh Amerika serikat.STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Mengingat pekrjaan audit atas laporan keuangan menurut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan professional kantor akuntan publik menurut tingkat independensi dan kompetensi yang tinggi pula. Independensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompetensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efesien dan afektif adanya kepercayaan atas independensi dan kompetensi auditor. Menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yand dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian banyak jumlanya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompotensi masing-masing kantor akuntan public. Oleh karena itu struktur kantor akuntan public akan sangat berpengaruh terhadap hal ini,walapun tidak menjamin sepenuhnya.Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hokum di indonesia ada dua macam,yaitu:

1. KAP dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP bentuk ini menggunakan nama akuntan public yang bersangkutan.2. KAP dalam bentuk Usaha Kerja.KAP bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan public yang menjadi rekan/parner dalam KAP yang bersangkutan.

Penanggung jawab KAP Usaha seniri adalah akuntan publik yang bersangkutan, sedangkan penanggungjawab KAP Usaha kerja sama adalah dua orang atau lebih akuntan publik yang masing-masing merupakan rekan/partner dan salah seorang bertindak sebagai rekan pimpinan (pasal 3 ayat 2 dan 3 SK. Mekeu No. 43/1997).

Kantor akuntan publik yang berbentuk Usaha sendiri sangat sedikit jumlanya, sebagian besar memilih bentuk kerja sama. Dalam usaha kerjasama, beberapa orang akuntan publik bekerja sama berpraktik sebagai rekan atau partner, untuk memberikan jasa professional berupa pengauditan dan berbagai jasa lain kepada pihak-pihak yang membutuhkan jasa mereka. Para partner biasanya mempekerjakan sejumlah staf professional untuk membantu mereka dalam menjalankan pekerjaanya. Para asisten umumnya terdiri dari akuntan publik bersertifikat yang masih muda dalam pengalaman atau mereka yang mempersiapkan diri untuk menjadi akuntan publik bersertifikat.

Dengan adanya audit yang dilakukan oleh entitas terpisah akan mendorong terciptanya independensi dan menghilangkan dan menghilangkan hubungan buruh-majikan antara kantor akuntan dengan klienya. Selain itu sebagai suatu entitas terpisah memungkinkan sebuah kantor akuntan menjadi cukup besar sehingga dapat mencegah adanya satu atau seorang klien yang menjadi sumber pendapatan sangat besar dalam kantor akuntan tersebut yang akhirnya bisa membahayakan independensi kantor akuntan terhadap klienya. Kompetensi juga bisa tercipta berkat kumpulnya para professional dalam jumlah besar pada satu kantor publik tertentu untuk bersama-sama berkrya dengan keahlian dan kepentingan yang sama dan membuat professional berkelanjutan menjadi lebih berarti.PERSYARATAN AKUNTANSI PUBLIK DI INDONESIA

Menurut pasal 6 SK. Menkeu No.43/1997, izin untuk membuka kantor Akuntan publik (KAP) akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan berikut:

Berdomisili di wilayah indonesia;

Memilliki register akuntan

Menjadi anggota IAI

Lulus ujian sertifikat Akuntan publik yang diselenggarakan IAI;

Memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun sebagai akuntan dan pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik;

Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;

Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada koperasi jasa audit.Rigester Akuntan

Register akuntan adalah register yang diselenggarakan oleh Depertemen Keuangan R.I untak mencatat nama orang-orang yang berhak menggunakan gelar akuntan, sebagaimana di atur pada pasal 3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan. Mereka yang namanya terdaftar dalam register tersebut di beri nomor register akuntan.Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 34 tahun 1954, gelar akuntan hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai ijazah akuntan sesuai dengan ketentuan dan berdasarkan undang-undang tersebut. Pada Pasal 2 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ijazah sebagaimana disebutkan pada pasal 1 adalah:

a. Ijazah yang diberikan oleh suatu Universitas Negeri atau badan perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau diakui pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai dengan baik.b. Ijazah yang diterimah sesudah lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat Panitia-Ahli termaksud dalam pasal 3, guna mejalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah tersebut pada huruf a pasal ini.Sebagai realisasi dari ketentuan di atas nomor register akuntan hanya dapat diberikan oleh Depertemen keuangan R I kepada:

a. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Negeri yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Lulusan Ujian Negara Akuntan (UNA) yang diselenggarakan oleh Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian ini disediakan bagi lulusan dari Jurusan Akuntansi pada perguruaan Tinggi Swasta (Fakultas Ekonomi dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) dan lulusan Fakultas Ekonomi Negeri yang belum mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk dibebaskan dari UNA.Dewasa ini depertemen P dan K sedang merancang peraturan baru yang pelaksanaanya direncanakan akan di mulai pada tahun 2001. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa seseorang berhak menggunakan sebutan akuntan (bukan gelar melainkan sebutan prpfesi) apabila yang bersangkutan telah lulus dari suatu Pendidikan Profesi Akuntansi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pendidikan Profesi Akuntansi dapat diikuti oleh mereka yang telah lulus dari program S1 Jurusan akuntansi. Peraturan ini berlaku sama, baik pada perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Sehingga ujian Negara akuntansi (UNA) juga akan dihapuskan. Sejalan dengan akan diberlakukannya peraturan tersebut, maka nomor registrasi akuntansi diberikan oleh Depertemen Keuangan hanya kepada mereka yang telah lulus dari Pendidikan Profesi Akuntansi. Ketika naskah buku ini naik cetak. Peraturan baru tersebut masih belum barlaku.Persyaratan pendidikan untuk menjadi akuntan public di berbagai Negara di dunia, berbeda satu sama lain. Di Amerika Serikat semua akuntan public disyaratkan untuk memiliki sertifikat akuntan publik yang dapat di peroleh apabila mereka lulus dari suatu ujian yang disebut Uniform National CPA Examination. Untuk dapat mengikutiujian tersebut pada umumnya mereka harus memiliki undergraduate degree (kurang lebih setara dengan Program S1 di Indonesia) dengan sejumlah kredit tertentu dalam mata kuliah akuntansi. Dewasa ini di sejumlah Negara bagian diisyaratkan untuk enempuh 150 kredit semester atau 225 kredit qurter. Direncanakan mulai tahun 2000 semua Negara bagian telah memberlakukan persyaratan 150 jam kredit atau kurang lebih setara dengan program S2 di indonesia.Ujian Sertifikat Akuntan Publik

Sejak tahun 1997, Departemen keuangan Republik Indonesia telah menetapkan ketentuan baru tentang persyaratan pembukaan kantor akuntan publik. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa ijin berpraktek sebagai akuntan publik hanya akan diberikan kepada mereka yang telah bersertifikat Akuntan Publik (BAP). Untuk memperoleh sertifikat tersebut, para calon akuntan public wajib mengikuti ujian sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Ujian ini diselenggarakan dua kali dalam setahun yaitu setipa bulan Mei dan Movember. Ujian dilaksanakan selama dua hari penuh mulai jam 08.00 hingga jam 17.00 yang meliputi lima mata uijian, yaitu:1) Teori dan praktek Akuntansi Keuangan (4 jam)

2) Auditing dan Jasa Profesional Akuntan Pubik (4 jam)

3) Akuntansi Manajemen dan Manajemen keuangan (1,5 jam)

4) System Informasi AKuntasi (2,5 jam)

Mata ujian 1) dan 2) diujikan pada hari pertama, sedangkan mata ujian 3) sampaii dengan 5) diujikan pada hari kedua.Pengalaman Kerja

Banyak Negara menetapkan Pengalaman Kerja dibidang Pengauditan sebagai sala satu persyaratan untuk memperoleh ijin berpraktek sebagai akuntan publik. Di Indonesia setiap calon akuntan publik harus telah memilki pengalaman bekerja di kantor akuntan publik sekurang-kurangnya tiga tahun dan pengalaman di bidang pengauditan sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik. Setelah seseorang mendapat ijin praktik, ia masi memilki kewajiban untuk terus memelihara dan meningkatkan kemampuan dan pengetahuanya melalui pendidikan formal maupun tidak fofmal yang disebut pendidikan professional berkelanjutan. Tujuan ketentuan ini adalah agar akuntan public selalu mengikuti perkembangan mutahir di bidang akuntansi, pengeauditan, dan bidang-bidang terkait lainya.

Di Amerikat Serikat berlaku ketentuan persyaratan pengalaman kerja yang berbeda pada berbagai Negara bagian. Sejumlah Negara bagian tidak mensyaratkan pengalaman kerja dibidang pengauditan (tidak perlu diakuntan publik, misalnya berbagai tenaga pembukuan perusahan) selama satu hingga dua tahun. Ada juga Negara bagian yang secara spesifik menetapkan harus perna bekerja di kantor akuntan publik. Selainitu persyatan mengikuti pendidikan professional berkelanjutan (countinuing prifesional education) juga berlaku di banyak Negara bagian.

ORGANISASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Organisasi profesi akuntansi di berbagai Negara didunia sangat beraneka ragam, baik struktur organisasi, maupun kegiatanya. Di Indonesia hanya di Indonesia hanya terdapat satu Organisasi profesi akuntansi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang keanggotaanya terutama terdiri para akuntan yang bekerja pada berbagai bidang kegiatan. Untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda tersebut, IAI membentuk empat kompartemen sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu: Kompartemen Akuntan publik, kompartemen Akuntan Manajemen, kompartemen Akuntan pendidik, dan kompartemen Akuntan sektor publik.

Sebagai salah satu dari kompartemen dari IAI, kompartemen akuntan publik beranggotan para akuntan yang berpraktek sebagai akuntan publik dan telah memilki ijin praktek dari departemen keuangan. Tujuan utama dibentuknya kompartemen ini adalah untuk membina para anggotanya agar dapat melaksanakan fungsi dan peranya sebagai akuntan publik yang professional dan selalu memutahirkan pengetahuanya terutama dibidang akuntansi dan pengauditan. Kompartemen akuntan publik bertugas menyusun standar audit yang harus digunakan oleh para anggotanya dalam melaksanakan jasa asestasi maupun jasa nonasestasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut kompartemen ini membentuk Dewan Standar Audit. Selain itu Kompartemen Akuntan publik juga membentuk badan pengadilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) yaitu suatu badan peradilan yang bertugas mengadili kasus-kasus pengaduan yang melibatkan para anggotanya.STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PIBLIKAda empat macam standar professional yang diterbitkan oleh IAI sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu:

1. Standar Auditing

2. Standar Atestasi

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

4. Pedoman Audit Industri Khusus

Keempat macam standar professional tersebut diklasifikasikan dan dikumpulkan dalam satu buku yang disebut Standar Profesional Akuntan Publik.

Standar Auditing

Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan Historis. Standar auditing terdiri atas 10 standar dan dirinci dalam bentuk pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap pernyataan standar auditing yang dikeluarkan IAI bersfat wajib (mandatory) bagi anggota Ikatan Akuntan Indonsian yag berpraktek sebagai akuntan publik. Termasuk dalam pernyataan standar auditing adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAI dalam PSA. Dengan demikian IPSA memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan persluasan lebih lanjut bebagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi Ikatan Akuntan indonesia yang berpraktik sebagai akintan publik, sehingga pelaksanaanya bersifat wajib (madatory).Standar Atestasi

Standar atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang tingkat keyakinan tertinggal yang diberikan dalam jasa auditing atas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan yang ebih rendah dalam jasa nonaudit. Standar atestasi terdiri atas 11 standar dan dirinci dalam bentuk persyaratan standar atestasi (PSAT). Dengan demikian PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang terdapat dalam standar atestasi. Termasuk dalam pernyataan standar atestasi adalah interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAI dalam PSAT. Dengan demikian IPSAT memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAT sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSAT. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga sihingga pelaksanaanya bersifat wajib (mandatory).Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar jasa akuntansi dan review memberikan kerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk pernyataan standar jasa akuntansi dan review (PSAR). Termasuk dalam pernyataan Jasa Akuntansi dan Review adalah Inrpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAI dalam PSAR. Dengan demikian IPSAR memberikan jawaban atas pertnyaan atau keraguan dalam ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAR sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sihnigga pelaksanaanya bersifat wajib (mandatory).Pedoman Audit Industri Khusus

Karena beberapa industry memiliki operasi yang unik yang berdampak terhadap bebagai transaksi yang dicatat dalam akuntansi, maka auditor memerlukan pedoman untuk melakukan audit terhadap industri tertentu. Hal ini dimaksudkan agar auditor memiliki kemampuan untuk menafsirkan dengan baik informasi keuangan yang disajikan oleh perusahan dalam lingkungan industri tertentu, sehingga auditor dapat mempertimbangkan dengan baik keunikan bisnis industri tertentu yang berdampak terhadap asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang diaudit.Hubungan Antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing

Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi yang berlaku umum merupakan sutu diantara jasa atestasi (attest service) yang dapat oleh kantor akuntan publik dalam masyarakat. Dalam tahun-tahun ini permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga pemerintah, dan lembaga lain yang meluas tidak hanya terbatas pada audit atas laporan keuangan historis, namun mencakup juga jasa profesi akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan (level of assurance) dibawa tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan historis. Sebagai contoh, bank meminta jasa akuntan untuk memberikan pernyataan secara tertulis apakah nasbah tesebut mematuhi persyaratan perjajian kredit. Untuk menyediakan pedoman dan untuk mengembangkan kerangka yang lebih luas bagi akuntan publik dalam melaksanakan dan melaporkan jasa atestasi, IAI menerbitkan serangkaian pernyataan Standar atestasi (disingkat PSAT).

Standar atestasi disusun untuk memberikan panduan umum semua jenis penugasan atestasi, yang mencakup jasa pemeriksaan (examination), review dan kompilasi terhadap asersi manajemen. Jasa pemeriksaan yang dicakup oleh standar atestasi meliputi pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis dikenal (dengan istilah auditing atau pengauditan) dan laporan prospektif. Sedangkan jasa pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis diatur secara khusus oleh IAI melalui standar auditing. Dengan demikian standar auditing merupakan bagian dari standar atestasi yang khusus mengatur mutu jasa akuntan publik yang berkaitan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan historis. Pembahasan lebih lanjut mengenai standar auditing akan diuraikan pada Bab 2.

STANDAR PENGENDALIAN MUTU

Sebagai upaya untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memilki suatu sitem pengendalian mutu. Sebagi pedoman, organisasi profesi menetapkan 9 elemen yang harus dipertimbangkan oleh KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendapatkan keyakinan yang memedai tentang kesesuaian dengan standar professional dalam menjalakan pengauditan dan jasa akuntansi serta reviw. Penerapan elemen-elemen pengendalian yang bermutu tersebut pada pemnerian jasa lain, seperti perpajakan dan jasa kolsultasi bersifat sukarela.

Elemen pertama yaitu Independensi, hanya bersangkutan dengan pelaksnaan pemberian jasa atestasi. Alasan mengenai hal ini akan dijelaskan pada Bab 2 dan Bab 3. Tujuh elemen berukutnya sangat jelas merupakanupaya untuk mejaga mutu jasa professional. Elemen kesembilan memerlukan pengkajian ulang secara perodik agar sistem pengendalian mutu berfungsi sebagaimana diharapkan.

Hubungan Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu

PSA No.01 Hubungan Standar Auditing dengan Standar Mengendalian Mutu (SA 161.03) menyebabkan bahwa standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara Individual; standar pengenadalian mutu berkaitan dengan peleksanaan praktik audit kantor akuntan public secara keseluruhan. Oleh karena itu, standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan standar pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan public berpengaruh pelaksanaan penugasan audit secara individual dan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan.ELEMEN-ELEMEN PENGENDALIAN MUTU

ElemenTujuanKebijakan dan Prosedur

Independensi

Penetapan personil pada suatu penugasan

Konsultasi

Supervisi

Pengangkatan pegawai

Pengembangan provesional

Pengembangan karyawan

Penerimaan dan keberlanjutan klien

Inspeksi Semua profesional harus independen terhadapa klien manakala melaksankan jasa atestasi

Personil harus memporeleh pelatihan tehnis dan keahlian yang di butuhkan sesuai dengan penugasa.

Personil harus memperoleh bantuan (jika diperlukan) dari orang yang memiliki keahlian,pertimbangan,dan kewenangan yang memadai.

Pekerjaan pada setiap tingkatan harus di supervisi untuk menjaga agar pekerjaan benar-benar memenuhi standar mutu KAP.

Pegawai baru harus memiliki kualifikasi tertentu untuk dapat melakukan tugasnya secara kompeten.

Personil harus memilki pengetahuan yang di perlukan agar dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Personil harus memilki kualifikasi yang memungkinkan ia memenuhi tanggung jawab yang akan diberikan kepadannya di waktu mendatang.

KAP harus mengusahakan agar tidak berhubungan kerja dengan klien yang integritas manajemennya diragukan.

KAP harus menentukan bahwa prosedu-prosedur yang berhubungan dengan elemen-elemen lain telah di terapkan secaara efektif Mengkomunikasiakan semua aturan independesi kepada seluruh staf profesional

Memonitor kesusaian dengan aturan independensi

Menunjukan orang yang tepat yang akan di beri penugasan

Menetapakan bahwa dalam setiap penugasan harus ada partner tertentuyang bertanggung jawab atas penugasa yang bersangkutan

Menunjukan orang sebagai ahli.

Menetapakn bidang-bidang dan situasi tertentun yang membutuhkan konsultasiMenetapkan prosedur untuk mereview kertas kerja dan laporan

Melksanakan supervisi pekerjaan terus-menerus.

Membuat program pengangkatan pegawai baru pada tingkat pemula ( entrilevel) Menetapkan kualivikasi untuk menilai calon pegawai pontensial pada setiap tingkat provesional

Membuat progaram untuk pengembangkan keahlian pada bidang-bidang khusus.

Menyediakan informasi bagi para personil tentang hal-hal baru di bidang provesi.

Menetapkan kualifikasi yang di perlukan untuk setiap tingkat tanggung jawab dalam KAP.

Melakukan evaluasi personalian secra periodik.

Menetapakn kriteria untuk mengevaluasi klien baru.

Menetapkan prosedur refiu untuk klien lama yang akan memberi penugasan lanjutan.

Merumuskan lingkap dan isi program inspeksi

Memberikan laporan hasil inspeksi kepada tingkat manajemen yang sesuai dalam KAP

RINGKASAN

Pengauditan menawarkan berbagai kesempatan karir dalam bidang akuntansi publik,industri atau perusahaan maupun dalam pemerintahaan. Selama abad yang lalu, jasa pengauditan yang di lakukan profesi akuntansi publik di Amerika Serikat telah berperan sebagai komponen penting dalam ekonomi bebas Negara tersebut.Walaupun perkembangan akuntasi di Indonesia baru terjadi mulai tahun limapuluhan, tetapi pengauditan telah menunjukan peran yang penting sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia.Pemahaman masyarakat yang semakin meningkan akan peran Kantor Akuntan Publik (KAP) mendorong profesi untuk meningkatkan pula jenis jasa yang di berikan,baik berupa jasa atestasi maupun non atestasi. Sebagai profesi yang sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat, Ikatan Akuntan Indinesia telah menetapkan standar profesional akuntan publik dan kode etik IAI untuk menjamin agar profesi bisa memberikan jasa yang bermutu dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap klien,masyarakat umum, dan pemerintahan.

BAB 2

Auditor Laporan Kuangan dan Tangunggjawab Auditor

Seperti telah dikemukakan pada bab I, audit atas laporan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian dan dunia bisnis. Pada bagian awal bab ini akan dibahas tentang beberapa hal yang mendasari audit atas laporan keuangan. Pada bagian berikutnya akan dibahas tentang standar auditing yang merupakan pedoman pelaksanaan audit. Selanjutnya akan diperkenalkan tentang laporan auditor atas laporan keuangan beserta beberapa bentuk laporan alternatif yang harus dipili dalam situasi tertentu. Pada bagian akhir bab ini akan dibahas pula tentang kesenjangan ekspektasi (expecetation gap) yangada antara harapan masyarakat terhadap auditor dan apa yang diyakini oleh profesi sebagai tanggugjawab auditor.

TUJUAN PENGAJARAN

Setelah mempelajaribab ini. Anda diharapkan mampu untuk

Menjelaskan hubungan antarra akuntansi dengan pengauditan.

Menjelaskan mengapa pengauditan diperlukan. Dan keuntunganserta keterbatasan pengauditan

Menjelaskan hubungan antara auditor dengan dewan komisaris dan komite audit, serta pihak-pihak lainnya.

Menyebutkan sepuluh standar auditing,.

Menyusun bentuk laporan auditor bentuk baku dan menjelaskan elemen-elemen pokok dalam laporan tersebut.

Menyebutkan jenis-jenus penyimpangan dari laporan bentuk baku, dan menjelaskan dalam situasi bagaimana masing-masing penyimpangan tersebut dilakukan.

HAL-HAL YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Pada bagian berikut ini akan dibahas hubungan antara akuntansi dengan Pengauditan, beberapa asumsi yang mendasari pengauditan, dan kodisi-kondisi yang menyebabkan timbulnya kebutuhan akan pengauditan, serta manfaat dan kterbatasan pengauditan.

HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DENGAN PNGAUDITAN

Dari defenisi pengauditan yang telah dikemukakan pada bab I, terlihat jelas bahwa

dalam berbagai macam audit yang bisa dilakukan para auditor, tidak selalu terdapa

hubungan antara pengauditan dengan akuntansi. Sebenarnya segala macam

informasi yang bisa dikuantifikasi dan bisa diverifikasi akan bisa diaudit, terdapat antara auditor

dengan pihak yang diaudit mengenai krikteria yang akan digunakan sebagai dasar untuk

menyatakan tingkat kesesuaian. Sebagai contoh, auditor bisa

diminta untuk mengaudit keefektifan sebuah perusahaan penerbangan. Kriteria yang

biasanya disepakati untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan semacam itu bisa

berupa kecepatan, akselerasi, kecepatan jelajah pada ketinggian tertentu, dan

sebagainya. Kriteria-kriteria tersebut bukan merupakan data akuntansi.

Namun dalam sebagian besar audit dan lebih-lebih dalam audit laporan keuangan,

terdapat hubungan yang erat dan banyak melibatkan data akuntansi. Sebagaimana diketahui akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pelaporan keuangan yang merupakan tahap pengkomunikasian dalam akuntansi

adalah penyampaian informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan, meskipun

konsep pelaporan keuangan tidak terbatas hanya pada laporan keuangan.

Subyek suatu audit biasanya berupa data akuntansi yang ada dalam buku-buku,

catatan laporan keuangan dari entitas yang diaudit. Kebanyakan bukti yang

dikumpulkan dan dievaluasi auditor terdiri dari data yang dihasilkan oleh system

akuntansi. Asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

yang menjadi perhatian utama auditor seringkali merupakan asersi tentang transaksi-

transaksi akuntansi dankejadian akuntansi lainnya, serta saldo-saldo rekening yang merupakan hasil dari transaksi dan kejadian tersebut. Selain itu criteria yang ditetapkan untuk asersi akuntansi pada umumnya adalah kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu seorang akuntan pada suatu perusahaan tidak harus mengerti tentang pengauditan, tetepi seorang auditor harus memahami tentang akuntansi. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi yang dihasilkan proses akuntansi dengan cara melakukan penilaian secara kritis atas informasi tersebut dan selanjutnya mengkomonikasikan hasil penilaian kritis tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

DATA LAPORAN KE UANGAN HARUS BISA DIVERIFIKASI

Pengauditan didasarkan pada asumsi bahwadata laporan keuangan bisa diverifikasi. Data dikatakan bisa diverefikasi apabila apabila dua berkualifikasi tertentu atau lebih,melakukan pemeriksaan secara independen satu dengan lainnya, diperoleh kesimpulun yang sama dari data yang diperiksanya. Masalah bisa tidaknya data diverifikasi terutama berkaitan dengan ketersediaan bukti yang memiliki keabsahan sesuai dengan audit yang dilakukan.

Dalam beberapa disiplin, data dikatakan bisa diperiksa apabila pemeriksa bisa membuktikan tanpa keraguan bahwa data benar atau salah. Hal seperti itu tidak brerlaku dalam akuntansi dan pengauditan. Auditor hanya mebutukan dasar yang memadai untuk mengatakan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor mengumpulkan bukti untuk menentukan validitas dan ketetapan perlakuan akuntansi atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, benar, baik, atau berdasar, dan ketetapan berarti sesuai dengan aturan akuntansi yang telah ditetapkan dan kebiasaan.

Laporan keuangan berisi banyak aserisi spesifik tentang unsure-unsur individual. Sebagai contoh. Dalam kaitannya dengan persediaan, manajmen menyatakan bahwa persediaan benar-benar ada, merupakan milik dari entitas yang membuat laporan, dinilai dengan tepat sesuai metode harga terrendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Dalam pngauditan laporan, auditor harus yakin bahwa asersi-asersi individual bisa diverifikasi (atau bisa diperiksa) dan dimungkinkan untuk mencapai suatu kesimpulan tentang kewajaran laporan sebagai keseluruhan dengan memeriksa rekening-rekenig yang membentuk laporan. Digunakan dan pentingnya laporan keuangan auditan merupakan bukti bahwa Asumsi bisa diverifikasi merupakan dasar yang tepat.

MENGAPA PENGAUDITAN DIPERLUKAN?

Profesi tidak bisa hidup tanpa adanya pengakuan yang luas terhadap profesi tersebut dari masyarakat. Hal tersebut brlaku pula untuk pengauditan independen atau pengauditan oleh akuntan public. Selama bertahun-tahun masyarakat telah mengakui adanya nilai tambah yang diperole dari audit atas laporan keuangan perusahaan yang saham-sahamnya dijual kepada publik.

Penyebab Terjadinya Krisis Informasi

Audit dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena audit mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhap risiko informnasi (information risk) yaitu resiko yang mencerminkan kemungkinan informasi yang dijadikan dasar untuk menilai risiko bisnis tlah dibuat dengan tidak tepat. Penyebab terjadinya risiko informasi besar kemungkinan karena ketidaktepatan laporan keuangan. Beberapa factor yang menyebabkan hal tersebut adalah: (1) informasi diterima dari pihak lain. (2) bias dan motivsi pembuat informasi, (3) volume data, dan (4) kerumitan transaksi.

Informasi Diterima Dari Pihak LainDalam dunia modern, pengambil keputusan hampir tidak mungkin memperoleh pengetahuan tanganertama tentang organisasi yang menjadi bisnis mereka. Oleh karena itu mereka terpaksa harus mengandalkan dari pada informasi yang dibuat oleh orang lain. Apabila informasi berasal dari pihak lain, maka kemungkinan (disengaja atau tidak disengaja) adanya informasi yang tidak benar menjadi bertambah besar.

Bias dan Motivasi Pembuat Informasi

Apabila informasi disusun oleh pihak atau orang lain yang tujuannya tidak selaras dengan tujuan pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi bias demi keuntungan sipembuat informasi. Sebagai contoh, dalam pengambilan keputusan pemberian kredit, pihak pemohon kredit menyampaikan laporan keuangannya kepada pemberi kredit, Oleh karena informasi dalam laporan keuangan disusun oleh pemohon kredit , maka sangat mungkin terjadi laporan tersebut akan bias demi keuntungan sipemohon kredit, sehingga kredit bisa dikabulkan. Salah saji dalam laporan bisa beripa salah jumlah rupiah atau bisa juga berupa ketidaklengkapan informasi atau tidak diungkapkannya informasi tertentu.

Volume Data

Apabilaorganisasi menjadi semakin besar,maka data transaksi biasanya juga semakin bertambah banyak.bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan. Sebagai contoh, apabila sebuah perusahaan besar menarik selembar check yang jumlah rupiahnya ditulis lebih besar beberapa ribu rupiah dari jumlah yang seharusnya, kesalahan seperti sering tidak Nampak kecuali bila perusahaan tersebut memiliki prosedur control yang sangat ketat. Kesalahan jumlah rupiah yang kelihatanya kecil ini apabila terjadi pada banyak transaksiakan menjadi jumlah yang besar.

Kerumitan Transaksi

Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, transaksi pertukaran antar organisasi semakin bertambah kompleks dan akibatnya semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat. Sebagai contoh, pada tahun-tahun terakhir ini transaksi leasing (sewa guna) yang pencatatanya cukup rumit semakin sering terjadi,begitu pula penggabungan dan pengungkapan hasil operasi dari anak perusahaan pada berbagai industri.

Cara Mengurangi Risiko Informasi

Ada tiga pilihan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi risiko informasi,yaitu :(1) pemakai laporan melakukan sendiri verifikasi atas informasi, (2) pemakai membebankan risiko informasi pda manajemen, dan (3) disediakan laporan keuangan yang telah diaudit.

Pemakai Laporan Melakukan Sendiri Verifikasi Atas Informasi

Pemakai laporan datang keperusahaan untuk melakukan pemeriksaan atas catatan dan mencari informasi tentang keandalan laporan.cara demikian biasanya tidak praktis untuk dikerjakan karena mahal biayanya.selain itu ditinjau dari segi ekonomis tidaklah efisien apabila semua pemakai laporan keuangan melakukan verifikasi informasi secara sendiri-sendiri.

Pemakai Membebankan Risiko Informasi Pada Manajemen

Pada hakekatnya manajemen harus bertanggung jawab untuk menyajikan informasi yang dapat dipercaya bagi para pemakai informasi tersebut. Apabila pemakai laporan mengandalkan keputusanya pada informasi dalam laporan dan sebagai akibat keputusan tersebut ia menderita kerugian,maka pemakai laporan keuangan dapat menuntut ganti rugi kepada manajemen.

Pembebanan kerugian kepada manajemen kadang kadang tidak dapat menutup kerugian yang diderita pemakai informasi. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan tidak mampu untuk membayar utangya karena bangkrut. Ada kemungkinan besar manajemen tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan pembayaran kembali.

Disediakan Laporan Keuangan Yang Telah Diaudit

Cara yang umum ditempuh untuk mendapatkan informasi yang dapat diandalkan adalah dengan mengharuskan dilakukan audit secara independen. Informasi yang telah diaudit kemudian digunakan dalam proses pengambilan keputusan dengan asumsi bahwa informasi tersebut lengkap, akurat, dan tidak bias.

Jika terdapat lebih dari satu pengambil keputusan yang akan memakai informasi, biasanya akan lebih murah apabila menyuruh seseorang melakukan audit untuk kepentingan seluruh pemakai informasi, bukanya menyuruh tiap pemakai laporan untuk melakukan verifikasi secara sendiri-sendiri. Oleh karena laporan keuangan pada kebanyakan perusahaan mempunyai banyak pemakai, maka kebutuhan akan pengauditan laporan keuangan menjadi semakin besar.

Biasanya manajemen akan minta agar auditor memberikan jaminan kepada para pemakai bahwa laporan keuangan bisa diandalkan. Apabila laporan keuangan dikemudian hari terbukti tidak benar, maka auditor akan dituntut di pengadilan oleh dua pihak yaitu pemakai dan manajemen. Pemakai akan menuntut dengan alasan bahwa auditor mempuyai tanggug jawab professional untuk meyakinkan bahwa informasi keuangan bisa diandalkan. Manajemen menuntut auditor dengan alasan bahwa auditor sebagai pihak yang diminta bantuanya, bertanggug jawab kepada manajemen untuk meyakinkan bahwa informasi dapat dipercaya.jelaslah bahwa auditor memiliki tanggungjawab hukum yang besar dalam melaksanakan pekerjaanya.

Dalam praktik bisnis, ketiga cara yang telah dilukiskan diatas semuanya digunakan untuk mengurangi risiko informasi.akan tetapi sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, maka auditor semakin menjadi andalan untuk mengurangi risiko informasi. Banyak peraturan pemerintah dan undang-undang mengharuskan perusahaan publik untuk membuat laporan keuangan tahunan yang diaudit akuntan publik. Sebagai contoh, laporan tahunan ke Badan Pengembangan pasar Modal (Bapepam) harus dibuat oleh setiap perusahaan yang telah go public, dalam laporan tahunan tersebut harus disertakan pula laporan keuangan tahunan yang telah diaudit. Demikian pula banyak hal mensyaratkan adanya laporan keuangan yang telah diaudit,seperti misalnya untuk keperluan permohonan kredit ke bank.

MANFAAT EKONOMIS SUATU AUDIT

Honorarium audit ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara auditor dengan klienya. Besarnya honorium sangat tergantung pada banyaknya pekerjaanya yang harus dilakukan auditor dan tanggung jawab yang harus dipikulnya. Untuk audit pada perusahaan kecil, auditor mungkin hanya mengenakan honorarium beberapa juta rupiah, tetapi dalam perusahaan menegah atau sedang. Bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Bahkan untuk audit atas perusahaan raksasa seperti General Electric atau IBM, Honorarium auditnya bisa mendekati atau mungkin melebihi US $10 juta.Karena audit membutuhkan biaya, maka manfaat audit sudah barang tentu harus sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Manfaat ekonomis suatu audit laporan keuangan antara lain:

Akses ke ppasar modal. Seprti telah disebutkan pada bab yang lalu, Undang-undang pasar modal mewajibkan perusahaan publik untuk diaudit laporan keuanganya agar bisa di daftar dan bisa menjual sahamnya dipasar modal. Tanpa audit,perusahaan akan ditolak untuk melakukan akses kepasar modal.

Biaya modal menjadi lebih rendah. Perusahaan-perusahaan kecil seringkali mengauditkan laporan keuanganya dalam rangka mendapatkan kredit dari bank atau dalam upaya mendapatkan persyaratan pinjaman yang lebih menguntungkan.oleh karena itu laporan keuangan auditan dapat menurunkan risiko informasi , biasanya kreditor bersedia untuk menetapkan bunga yang lebih rendah,dan para investor munkin akan bersedia untuk menerima rate of return yang lebih rendah atas investasinya. Pencegah terjadinya ketidak efisienan dan kecurangan.Penelitian telah membuktikan bahwa apabila para karyawan mengetahui bahwa perusahaan akan diaudit oleh auditor independen, mereka cenderung untuk lebih berhati-hati agar dapat memperkecil terjadinya kekeliruan dalam pelaksanaan fungsi akuntansi dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyalahgunaan aktiva perusahaan. Dengan demikian,data dalam catatan perusahaan akan lebih bisa dipercaya dan kerugian karena penggelapan dan sebagainya bisa dikurangi.selain itu,karena asersi-asersi mereka dalam laporan keuangan akan diverifikasi, maka kemungkinan manajemen melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan akan menjadi lebih kecil.

Perbaikan dalam pengendalian dan operasional. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama auditor melaksanakan audit, auditor independen seringkali dapat member berbagai saran untuk memperbaiki pengendalian dan mencapai efisiensi operasi yang lebih besar dalam organisasi klien.manfaat ekonomis biasanya lebih dirasakan oleh perusahaan perusahaan kecil dan menengah.

KETERBATASAN PENGAUDITAN

Tidak ada audit yang dapat memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material yang timbul dari kesalahan pengolahan data atau kesalahan pertimbangan dalam memilih dan menerapkan prinsip akuntansi.sebagaimana dinyatakan oleh commission on auditors Responsibilities sebagai berikut,

Laporan keuangan yang telah diaudit tidak dapat benar-benar akurat, antara lain disebabkan oleh konsep-konsep akuntansi yang mendua (ambiquity). . . .(juga)hasil akuntansi -yaitu laporan keuangan-tidak dapat lebih akurat dan lebih bisa diandalkan dari pada metoda pengukuran akuntansi yang digunakan.sebagai contoh,tidak seorangpun,termasuk akuntan,akan dapat memperkerikan hasil dari banyak kejadian yang tidak pasti. Oleh karena ketepatan penyajian akuntansi sebagian besar tergantung pada kejadian masa akan datang yang tidak bisa diprediksi.maka penyajian akuntansi akan menjadi tidak akurat. Laporan akuntansi yang telah diaudit tidak akan menjadi lebih akurat, karena auditor tidak dapat membuatnya menjadi lebih pasti

Selain itu prinsip-prinsip pengukuran akuntansi seringkali menyediakan lebih dari satu alternatif untuk digunakan pada suatu transaksi atau kejadian tertentu.Sekedarcontoh, akuntansi memiliki banyak metode yang dapat digunakan untuk menetepkan cost persediaan. Hal yang sama juga dijumpai dalam metode yang tersedia digunakan untuk despresiasi aktiva tetap. Tidak ada literatur akuntansi atau pertimbangan rasional yang menunjukan bahwa alternatif yang satu lebih baik dari pada alternatif yang lain. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang bersifat fleksibel member keleluasaan kepada penyusun laporan keuangan untuk mempengaruhi informasi yang disajikan dan oleh karenanya berpengaruh pada keandalan dan ketelitian informasi tersebut. Tambahan pula,prinsip-prinsip akuntansi seringkali menuntut dilakukanya interpretasi dan pertimbangan sebelum dapat diterapkan pada suatu transaksi atau kejadian tertentu dalam situasi tertentu. Oleh karena itu sering dijumpai terjadinya ketidaksepakatan antara penyusun laporan keuangan dengan auditor mengenai interpretasi dan pertimbangan yang tercermin dalam laporan yang diaudit. Akibatnya criteria yang telah ditetapkan- yang tidak lain adalah prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi-asersi laporan keuangan kadang-kadang tidak sepenuhnyatelahh ditetapkan.

Selain keterbatasan yang timbul dalam proses audit karena adanya kendala-kendala pada framework akuntansi, ada pula sejumlah keterbatasan yang timbul karena proses audit itu sendiri dan karena teknologi audit, idealnya seorang auditor harus bisa memperoleh bukti tangan pertama untuk mendukung setiap asersi yang meienkat dalam laporan keuangan,tetapi hal itu kadang-kadangtidak praktis atau tidak mungkin.bahkan apabila tujuan itu bisa dicapai,biaya untuk mencapainya bisa menjadi mahal sehingga memberatkan penyusun maupun pemakai pemakai laporan keuangan. Standar audit memahami masalah ini,sehingga standar tersebut hanya mensyaratkan auditor untuk mendapatkan bukti yang cukup sebagai dasar yang layak untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksanya. Sebagai akibat adanya kendala biaya yang memberatkan klien dan masyarakat ini, maka dalam mengevaluasi saldo rekening dan transaksi-transaksi,auditor seringkali tidak menerapkan prosedur-prosedur audit terhadap keseluruhan item yang terdapat dalam saldo rekening,atau biasa disebut pemeriksaan dengan metoda sampling.

Bahkan apabila biaya tidak merupakan kendala, masih tetap meragukan bahwa suatu audit akan dapat dirancang untuk memperoleh jaminan absolute tentang kebenaran pendapat auditor mengenai seberapa jauh kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar akuntansi berlaku umum. Dalam situasi tertentu kadang-kadang sangat sulit untuk mengaudit hasil transaksi dan kejadian yang tidak dicatat oleh enititas yang dipriksa. Sebagai contoh, suatu utang kepada pemasok yang bukan langganan klien yang tidak dicatat, akan sukar ditemukan melalui pemeriksaan atas laporan penerimaan barang apabilah tidak terdapat pengendalian intern atas barang yang diterima atau atau pengendalian internnya tidak efektif. Ringkasnya, kita tidak akan dapat mengaudit sesuatu yang tidak ada dalam apa yang diaudit. Ketiadaan atau ketidak efektifan pengendalian atas kelengkapan pengolahan dan pencatatan transaksi menyebabkan tidak mungkin mengaudit aspek tertentu dari laporan keuangan perusahaan atau bahkan laporan keuangan sebagai keseluruhan. Selain itu kolusi-baik dilakukan sepanuhnya oleh orang-orang perusahaan klien maupun melibatkan pihak luar-bisa menghancurkan pengendalian dan bukti-bukti lain yang biasanya menjadi andalan auditor.

PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR

Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor menjalin hubungan professional dengan berbagai pihak, yaitu: 1) manajemen, 2) dewan komisaris dan komite audit, 3) auditor intern , dan 4) pemegang saham.

Manajemen

Istilah manajemen mengandung arti sekelompok orang yang secara aktif merencanahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi operasi dan transaksi pada prusahaan atau organisasi klien. Dalam konteks audit, manajmen meliputi pejabat pimpinan, kontroler, dan personi-personil kunci dalam perusahaan.

Selama audit berllangsung, auditor sangat sering berhubungan atau berinteraksi dengan manajmen. Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit, auditor seringkali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Oleh karena itu sangatlah penting bagi auditor untuk menjalin hubungan baik dengan manajmen atas dasar saling percaya dan saling menghormati. Bila tidak demikian, maka audit akan sulit untuk dilakukan. Pendekatan yang lazimnya dilakukan auditor terhadap asaersi manajmen adalah apa yang bisa disebut skeptic prpfesional (professional skepticism ).Ini brarti bahwa auditor tidak bersikap tidak mempercayai asersi manajmen, tetapi tidak begitu saja mempercayai atau menerima pernyataan tersebut. Sikap ausitor adalah mengakui perlunya penilaian yang objektif atas kondisi yang diselidiki dan bukti yang diperoleh selama audit berlangsung.

Dewn komisaris dan Komite Audit

Dewan komisaris Pda sebuah perseroan berkewajiban untuk mengawasi apaka perusahaan telah berjalan sesuai dengan kepentingan para pemegang saaham. Hubungan auditor dengan hubungan komisaris tergantung pada komposisi dewan tersebut. Apabila dewan komisaris terutamaterdiri dari pimpinan perusahaan maka hubungan auditor dengan dewan komisaris dan manajmen pada dsarnya sama.

Namun apabilah dewan komisaris mempunyai sejumlah angota yang berasal dari luar, maka hubungannya bisa menjadi berbeda. Angota luar berarti anggota dewan komisaris yang bukan merupakan unsure manajmen atau karyawan perusahaan. Dalam keadaan demikian, dewan komisaris atau komite audit yang ditunjuk (yanag terutama terdri dari luar anggota dewan komisaris), dapat bertindak sebagai penengah antara auditor dan manajmen.

Dalam sepuluh tahun ini telah trjadi peningkatan yang amat pesat dalam pengunaan komite audit sebagai suatu cara untuk memperkuat independensi auditor. Fungsi-fungsi komite audit yang berhubungan langsung dengan akuntan public adalah:

Menunjukan kantor akuntan publikyyang akan diberi penugasan audit.

Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor.

Mengundang auditor untuk mendiskusikan masalah-masalah audit yang timbul selama audit berlangsung

Mereviw laporan keuangan dan laporan auditor dengan auditor menjelang selesainya penugsanaudit.

Adanya komite audit dalam dewan komisaris perusahaan sangat dianjurkan oleh organisasi profesi maupun oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan.

Auditor Interen

Akuntan public biasanya menjalin kerja sama yang erat dengan auditor intern pada perusahaan klien. Sebagai contoh, manajmen sering meminta akuntan public untuk mereviw rencana kerja tahunan auditor intern dan melaporkan kualitas hasil pekerjaannya. Akuntan public juga mempunyai kepentingan langsung trhadap pekerjan auditor intern yang merupakan bagian dari pelaksanaan struktur pengendalian intern klien. Selain itu dimungkinkan pila bagi auditor intern untuk member bantuan langsung kepada akuntan public dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan. Pekerjaan auditor intern tidak bisa digunakan sebagai pengganti pekerjaan akuntan publik, melainkan bisa menjadi pelengkap yang berguna bagi akuntan public. Dalam menentukan seberapa jauh pekerjaan auditor intern akan digunakan, akuntan public harus: (1) mempertimbangkan kompetensi dan obyektivitas auditor intern, dan (2) menilai kualitas pekerjaan auditor intern.

Pemegang Saham

Pada pemegang saham mengadakan pada laporan keuangan yang telah diaudit untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajmen telah melaksanakan tanggungjawab dengan baik. Oleh karena itu auditor memiliki tanggungjawab yang penting terhadap pada para emegang saham sebagai pemakai utama laporan auditor. Selama penugasan audit berlangsung, auditor biasanya tidak berhubungan langsung dengan para pemegang sahan karena mereka bukanlah pejabat atau pegawai perusahaan. Namun demikian auditor akan baerhadapan langsung dengan para pemegang saham pada saat perusahaan meyelenggarakan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan auditor harus menjawab pertanyaan-prtanyaan yang diajukan pemegang saham.

1. STANDAR AUDITING

Seperti telah dikemukakan pada bab yang lalu, ikatan akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi berkewajiban untuk menetapkan standar auditing. Untuk melaksanakan tugas tersebut IAI membentuk Dewan Standar Audit yang ditetapkan sebagai dewan teknis senior dan IAI untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan tentang standar auditing. Dewan ini juga berkewajiban untuk membuat pedoman penerapan pernyataan standar auditing bagi para auditor dengan menerbitkan penafsiran atau interpretasi.

2. PERNYATAAN STANDAR AUDITING

Pada bab yang lalu telah dikemukakan pula bahwa pernyataan yang dibuat oleh Dewan Standar Audit disebut Pernyataan Standar Audit (PSA). Sebelum suatu PSA ditebitkan, terlebih dahulu disebarkan secara luas naskah dari usulan pernyataan yang akan ditrbitkan (exposure draft). Naskah tersebut dikirimkan ke kantor-kantor akuntan publik, badan-badan seperti bapepam, para akuntn pendidik, dan pihak-pihak lainnya, oleh Dewan Standar Audit selanjutnya dibawa pada diskusi terbuka yang diselenggarakan sebelum usulan pernyataan disahkan. Apabilah prosedur ini telah dilalui, maka usulan bisa ditetapkan menjadi suatu PSA, dan selanjutnya berlaku dan mengikat bagi semua akuntan publuk. Setelah disahkan, PSA beserata interpretasinya dikodifikasikan dan diberi nomor dengan singkatan SA.

3. SEPULUH BUTIR STANDAR AUDITING

Standar auditing yang telah ditetapkan oleh ikatan akuntan Indonesia dapat dilihat dihalaman 50.

Sepuluh standar auditing terbagi menjadi tiga klompok,yaituh standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Secara keseluruhan kesepuluh standar tersebut menetapkan kualitas pelajsanaan kerja dan tujuan keseluruhan yang harus dicapai dalam suatu audit laporan keuangan. Oleh karena itu standar auditing diatas digunakan sebagai ukuran untuk menilai pekerjaan auditor.

Standar Umum

Standar umum brhubungn dengan kualifikasi auditor dan kualitas pekerjaan auditor. Standar umum terdiri atas tiga buah satandar.

Keahlian dan Pelatihan Cukp Sebagai Auditor

Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa baertndak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian trsebut dimulai dengan pendidikan formalnya yang diperluas mwlalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang professional, auditor harus menjalani pelatihan tehnus yang cukup. Pelatihan ini harus cukup mencakup aspek tehnis maupun pendidikan umum. Asisten yunior yang baru masuk kedalam karir auditing harus memperoleh pngalaman professional dengan supervise yang memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Sifat dan luasnya suprevisi dan review terhadap hasil pekerjaan tersebut harus meliputi keanekaragaman praktis yang luas. Akuntan public yang bertanggugjawab atas suatu penugasan harus menggunakan pertimbangan matang dalam setiap tahap pelaksanaan suprevisi dan dalam review terhadap hasil pekerjaan dan pertimbangan-pertimbangan yang dibuat asistennya. Pada gilirannya para asisten tersebut harus juga memenuhi tanggungjawab menurut tingkat dan fungsi pekerjaan mereka masing-masing.

Indenpendensi dalam Sikap Mntal

Kompotensi saja tidaklah cikup. Auditor harus bersikap independen, artinya tidak muda dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (berbeda dalam hal ia berpraktik sbagai auditor intern). Dengan demikian ia tidak dibenarkan memehak kepada kepentingan siapapun, sebab bila mana tidak demikian halnya, bagaimanapun sempurnanya keahlian sikap