Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN DAN MINUMAN
(Studi Kasus di Hakone Resto Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Josephine Anindyasari Kristanto
152114102
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN DAN MINUMAN
(Studi Kasus di Hakone Resto Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Josephine Anindyasari Kristanto
152114102
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia
setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa
tidak benar setia dalam perkara-perkara kecil, ia tidak
benar juga dalam perkara-perkara besar.”
Lukas 16:10
Karya ini Kupersembahkan untuk:
Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus & Bunda Maria Penolong Abadi
Papa & Mama
Dek Laras & Dek Tio
Anastasianus Hendriana
Teman-teman yang selalu menghibur dan menyemangati
Serta almamaterku Prodi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN DAN MINUMAN
(Studi Kasus di Hakone Resto Yogyakarta)
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 10 Mei 2019 adalah hasil karya Saya.
Dengan ini Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang Saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang Saya
aku seolah-olah sebagai tulisan Saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang Saya salin, tiru, atau yang Saya ambil dari orang lain tanpa
memberikan pengakuan pada penulisan aslinya.
Apabila Saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini Saya menyatakan menarik skripsi yang Saya ajukan sebagai hasil tulisan
Saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa Saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran Saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal Saya terima.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Yang membuat pernyataan,
Josephine Anindyasari Kristanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Josephine Anindyasari Kristanto
NIM : 152114102
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, Saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmial Saya yang berjudul:
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN DAN MINUMAN
(Studi Kasus di Hakone Resto Yogyakarta)
Beserta perangkat yang diberikan. Demikian Saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentu media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada Saya selama mencantumkan
nama Saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini Saya buat sebenarnya.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Yang membuat pernyataan,
(Josephine Anindyasari Kristanto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasi kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengauditan Internal Atas Pembelian Bahan Baku Makanan
Dan Minuman (Studi Kasus di Hakone Resto Yogyakarta). Penulisan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasi yang
tak terhingga kepada:
1. A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
2. Drs. Yohanes Pembaptis Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua
Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
kesempatan dalam menimba ilmu di Prodi Akuntansi.
3. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak.,QIA CA selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah sabar membimbing, memberi banyak ilmu, kritik dan saran, serta
dan motivasi hidup dalam penyusunan skripsi ini.
4. M.Trisnawati Rahayu, SE.,M.Si.,Ak.,QIA., CA, dan Dra. YFM. Gien
Agustinawansari,MM.,Ak., CA selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberi banyak ilmu, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Ibu Citra Restuning Wendhardati selaku Manajer Accounting & Finances,
Bapak Ridwan Nur Prasetyo selaku Head Kitchen dan jajaran manajemen yang
telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian di Hakone Resto
Yogyakarta
6. Nicko Kornelius Putra, S.E., M.Sc selaku DPA yang telah memberi masukan
dan motivasi dalam menyikapi strategi perkuliahan ditiap semester.
7. Anastasianus Hendriana yang telah memberi dukurang dalam bentuk cinta
kasih dan menjadi pacuan Saya untuk mengerjakan skripsi dengan baik dan
tepat waktu.
8. Bapak Yoseph Kristanto dan Ibu Francisca Titing Koerniawaty serta Dek Laras
& Dek Tio sebagai harta yang paling berharga (selaku keluarga).
9. Konco khentel, yaitu Venta, Ale, Yessi, Ojit, Olin, Mira yang tergabung dalam
grup kewanitaan dan penikmat paduan suara SMA SS Lauda.
10. Pengurus Inti PSM Cantus Firmus 2017/2018, para penghuni BAA; terkhusus
Yuyun, Yosie, Klara, Yovita, Rista, Keluarga Belimbing, Keluarga Besar PSM
Cantus Firmus, serta Tim ODE #4 yang sudah memberi corak warna dalam
hidup Saya.
11. HIMAKS 2017 dan khususnya Divisi DANUS, yaitu Andre & Gita Saya
ucapkan terimakasih banyak. AKUNTANSI MENINGISPIRASI!
12. Gesta,Jo, Rian,Epen dan Ibu Dita selaku pembimbing yang tergabung dalam
grup PKM-M Lotovia, terimakasih atas kesempatan untuk terlibat dalam tim.
13. Teman-Teman tim skripsi, Kosmas, Novi, Kevin, Stacia, Natania, Mita, Elva,
Bella, Yohana dan Agata yang saling support dalam proses penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
14. Teman-teman kelas C dan seluruh angkatan 2015 akuntansi yang telah
menyatukan Saya dalam jaringan relasi kurang lebih 4 tahun.
15. Penghuni Kos, yaitu Ibu Tri, Dian, Desi, Mbak Cendy, Mbak Carla, Mbak
Farah, Alin, Anik, Cilla, Saya ucapkan terimakasih atas suka duka yang sudah
kita lalui bersama.
16. Teruntuk pihak-pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu oleh penulis,
dan berperan dalam kelancaran proses studi hingga penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna begitu pula
dengan penulis, masih terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Maka, penulis terbuka akan adanya
kritik dan saran yang membantu kemajuan penulis menjadi lebih baik lagi. Akhir
kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, ruang
lingkup akademis, masyarakat serta dapat memberikan informasi dan ilmu bagi
perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam bidang akuntansi.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................... v
LEMBAR PERSETUJIAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
ABSTRAK ............................................................................................................. xv
ABSTRACT ................................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Bisnis .......................................................................................... 7
1. Pengertian Bisnis .................................................................. 7
2. Proses Bisnis ........................................................................ 7
B. Restoran ................................................................................... 10
1. Pengertian Restoran .......................................................... 10
2. Tujuan Restoran ................................................................ 10
C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pembelian............................ 10
1. Pengertian Pembelian ........................................................ 10
2. Tujuan Fungsi Pembelian .................................................. 10
3. Dokumen dan Catatan Pembelian ...................................... 11
4. Siklus Dokumen Bagian Pembelian .................................. 12
5. Pengertian Pembelian dengan Pendekatan Baru ................ 14
D. Bahan Baku ............................................................................. 15
1. Pengertian Baha Baku ....................................................... 15
2. Pembelian Bahan Baku ..................................................... 15
E. Pemasok .................................................................................. 16
1. Survei Pemasok ................................................................. 16
F. Pengauditan .............................................................................. 16
1. Pengertian Pengauditan ..................................................... 16
2. Jenis Pengauditan .............................................................. 16
G. Pengauditan Internal ................................................................ 19
1. Pengertian Pengauditan Internal ....................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Tujuan Pengauditan Internal ............................................. 19
3. Ruang Lingkup Pengauditan Internal ................................ 19
4. Tahap Pengauditan Internal ............................................... 20
H. Pengauditan Atas Fungsi Pembelian ....................................... 23
1. Tujuan dan Manfaat Audit Atas Fungsi Pembelian .......... 23
2. Ruang Lingkup Audit atas Fungsi Pembelian ................... 23
3. Pengauditan Atas Proses Pembelian ................................. 24
I. Ekonomis, Efisien Efektif ........................................................ 25
1. Pengertian .......................................................................... 25
2. Indikator Penentu ............................................................... 26
J. Risiko Audit ............................................................................. 27
1. Pengertian .......................................................................... 27
2. Indikator penentu ............................................................... 27
K. Kerangka Berfikir .................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 32
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI ........................................ 43
A. Profil Organisasi ..................................................................... 43
B. Sejarah Organisasi ................................................................... 43
C. Struktur Organisasi ................................................................. 44
D. Fasilitas Organisasi .................................................................. 48
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 49
A. Survei Pendahuluan ................................................................ 49
B. Perencanaan Audit Internal .................................................... 51
C. Pelaksanaan Audit Internal ...................................................... 59
D. Evaluasi Hasil Audit Internal ................................................. 77
E. Penyusunan Temuan, Penyebab, dan Rekomendasi ................ 81
F. Pelaporan Hasil Audit Internal .................................................... 88
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 95
A. Kesimpulan ............................................................................. 95
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 96
C. Saran ....................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98
LAMPIRAN .................................................................................................................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengertian Tahapan Proses Bisnis ....................................................... 8
Tabel 2 Perubahan dalam Manajemen Pembelian .......................................... 14
Tabel 3 Identifikasi Risiko ............................................................................... 27
Tabel 4 Penentuan Risiko dengan Identifikasi Risiko ..................................... 33
Tabel 5 Menilai Risiko dengan Kombinasi Red Flags dan Risk Worksheet .. 34
Tabel 6 Program Audit dengan Tabel Checklist Atas Tingkat Ekonomis ...... 39
Tabel 7 Program Audit dengan Tabel Checklist Atas Tingkat Efisien .......... 40
Tabel 8 Program Audit dengan Tabel Checklist Atas Tingkat Efektif ........... 40
Tabel 9 Identifikasi Risiko ............................................................................. 52
Tabel 10 Menilai Risiko dengan Kombinasi Red Flag dan Risk Worksheet ... 55
Tabel 11 Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Ekonomis ....................... 59
Tabel 12 Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Efisien ............................ 66
Tabel 13 Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Efektif ............................ 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Proses Bisnis ................................................................................... 7
Gambar 2 Struktur Organisasi Hakone Resto Yogyakarta ............................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Ekonomis ................. 102
Lampiran 2 Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Efisien ...................... 104
Lampiran 3 Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Efektif ...................... 106
Lampiran 4 Daftar Pertanyaan Wawancara .................................................... 108
Lampiran 5 Contoh Dokumen Daftar Permintaan Pembelian ........................ 109
Lampiran 6 Contoh Dokumen Bukti Kas Keluar ............................................ 110
Lampiran 7 Contoh Dokumen Laporan Penerimaan Barang Menggunakan Copy-
Faktur Bertanda Terima .............................................................. 111
Lampiran 8 Contoh Dokumen Bukti Faktur ................................................... 112
Surat Keterangan Ijin Penelitian ......................................................................... 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
PENGAUNDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN DAN MINUMAN
(Studi Kasus di Hakone Resto Yogyakarta)
Josephine Anindyasari Kristanto
NIM : 152114102
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil pengauditan internal atas
pembelian bahan baku makanan dan minuman di Hakone Resto Yogyakarta.
Jenis penelitian adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data
diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, analisis tabel red
flags dan risk worksheet, serta pengisian tabel checklist. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang didasarkan pada prosedur
pelaksanaan audit internal pembelian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pembelian bahan baku
makanan dan minuman ditemukan beberapa kelemahan, seperti tidak membuat
nomor urut tercetak pada dokumen pembelian, tidak melakukan cap “lunas” pada
bukti kas beserta dokumen pendukung, tidak membuat surat kontrak jangka panjang
kepada pemasok terpilih, tidak membuat surat order pembelian, tidak membuat
laporan penerimaan barang, melakukan pencatatan pembelian menggunakan
Metode Cash Basis, tidak membuat Standard Operating Procedure (SOP)
pembelian secara tertulis. Temuan dan rekomendasi perbaikan dalam proses audit
pembelian bahan baku dideskripsikan sepenuhnya dalam laporan audit.
Kata kunci: audit, audit internal, pembelian, bahan baku, restoran, bisnis, risiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
INTERNAL AUDITING OF PURCHASING ON FOOD AND BEVERAGE
RAW MATERIALS
(A Case Study at Hakone Resto Yogyakarta)
Josephine Anindyasari Kristanto
NIM : 152114102
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
The purpose of this study was to find out the result of internal auditing in
purchasing raw materials of food and beverage at Hakone Resto Yogyakarta.
This study was categorized as a case study with qualitative approach. Data was
collected through observation, interview, documentation, risk assesment by using
red flags and risk worksheet tables, and filling in the checklist table. The analysis
technique was descriptive that was based on the procedure of implementation of a
purchase internal audit.
The result indicated that activity in purchasing raw material of food and
beverage it was found several weaknesses such as: there are no prenumbered on the
purchase documents, stamp “paid” in check of cash out, doesn’t make long-term
contract letters for selected suppliers, doesn’t make purchase order form, doesn’t
make item receipt report, accounting records using the Cash Basis Method, doesn’t
make a written purchase SOP. Findings and recommendations for improvements in
the process of raw material auditing was described completely in the audit report.
Key Words: auditing, internal audit, purchasing, raw material, restaurant, business,
risk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan ekonomi,
salah satunya seperti pengangguran di beberapa negara. Kegiatan bisnis adalah
memproduksi dan menjual barang atau jasa yang diminati oleh konsumen.
Perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa harus membeli komponen
material dari produsen atau pemasok lain, dan untuk mengolah serta menjual
produk barang atau jasa dibutuhkan para tenaga kerja (Manulang 2013:25).
Bisnis secara langsung maupun tidak langsung membawa pengaruh pada
ketersediaan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, ketersediaan lapangan
pekerjaan bagi tenaga kerja maupun produsen dalam bisnis akan meningkatkan
perekonomian, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Bisnis memiliki beragam jenis bidang dan produk yang dijual, salah
satunya adalah restoran. Restoran merupakan bisnis bidang jasa kuliner. Produk
yang dijual adalah makanan dan minuman. Para pelaku bisnis menyadari bahwa
restoran memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan. Menurut
(Awojide: 2018), produk yang dijual merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia dan terdapat kemudahan dalam membidik pangsa pasar disegala usia.
Pelaku bisnis menyadari bahwa meningkatnya pertumbuhan restoran
khususnya di Yogyakarta, (Statistik Restoran/Rumah Makan, BPS 2015-2017)
membawa dampak pada tingkat persaingan yang ketat. Para pelaku bisnis
dituntut mampu membaca menu makanan dan minuman yang diinginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
konsumen. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar
terhadap produk yang dijual.
Isu-isu manajemen menu makanan dan minuman yang utama, seperti
harga menu, perancangan menu, operasi menu dan pengembangan menu perlu
diperhatikan. Kelima isu manajemen menu makanan dan minuman saling
berkaitan satu sama lain. Manajamen menu bukanlah aktivitas yang statis tetapi
proses yang berkelanjutan (Bahattin Ozdemir: 2013).
Manajemen menu didukung oleh ketersediaan bahan baku makanan dan
minuman. Keberagaman menu makanan dan minuman yang disediakan
restoran akan berdampak pada permintaan konsumen yang meningkat. Semakin
beragam menu yang ditawarkan, semakin banyak bahan baku yang dibutuhkan.
Semakin banyak bahan baku yang dibutuhkan tentu semakin tinggi risiko
ketahanan kualitas dan kuantitas bahan baku. Oleh karena itu, pengendalian atas
pembelian bahan baku makanan dan minuman berdampak pada efektivitas dan
efisiensi produksi serta penekanan biaya yang jauh lebih ekonomis.
Pada stuktur fungsional bisnis restoran, bagian atau departemen yang
bertanggungjawab terhadap pembelian bahan baku makanan dan minuman
perlu dibuat. Departemen ini memiliki fungsi pengendalian atas pembelian
bahan baku makanan dan minuman. Pada industri restoran, atau pada
perusahaan umum lainnya, bagian ini dikenal dengan istilah departemen
pembelian (purchasing department). Departemen pembelian dalam
aktivitasnya diharuskan bekerjasama dengan banyak pemasok sebagai penyedia
bahan baku. Para pemasok diharapkan memiliki loyalitas terhadap departemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembelian untuk menyediakan bahan baku sesuai dengan kualitas dan kuantitas
serta harga seekonomis mungkin (Pearson: 2002).
Pembelian bahan baku oleh departemen pembelian dianggap sebagai
rantai awal produksi dalam sebuah bisnis. Aktivitas departemen pembelian
dalam restoran tidak hanya memiliki keterkaitan dengan pemasok namun juga
bagian dapur, dan akuntansi. Keterlibatan departemen pembeli dengan banyak
divisi sering diisukan sebagai posisi yang sensitif, dan dianggap sebagai “lahan
basah” karena rawan terjadinya fraud (Suarsana, 2007:1 dan Bayangkara,
2005:73). Beberapa potensi fraud yang mungkin terjadi, seperti permainan
harga antara bagian pembelian dengan pemasok, penggelapan barang oleh
bagian pembelian, manipulasi nota beli, dan pembayaran tidak sesuai nota
(Lukas, 2017).
Departemen pembelian dalam menjalankan aktivitas, sebaiknya
melakukan penilaian dan evaluasi. Kegiatan pengawasan dan evaluasi dapat
dilakukan melalui audit internal. Penerapan audit internal pada organisasi
bertujuan untuk menilai, mengevaluasi, dan membantu meminimalisir
kemungkinan terjadinya risiko atas aktivitas pembelian bahan baku makanan
dan minuman.
Tujuan dari penelitian ini adalah membantu Hakone Resto Yogyakarta
untuk mengetahui pentingnya pengauditan internal atas pembelian bahan baku
makanan dan minuman. Oleh karena itu, adanya penelitian ini dapat membantu
proses pembelian mencapai tujuan, dan mengurangi kemungkinan terjadinya
risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil
pengauditan internal atas pembelian bahan baku makanan dan minuman di
Hakone Resto Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil audit internal atas
pembelian bahan baku makanan dan minuman di Hakone RestoYogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, seperti
1. Hakone Resto Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mengetahui hasil dan
pentingnya audit internal dalam menilai dan mengevaluasi serta
meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko atas pembelian bahan
baku makanan dan minuman.
2. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah daftar refrensi kepustakaan bagi
perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan juga menambah
pengalaman bagi mahasiswa yang tertarik untuk mengambil skripsi
dalam bidang pengauditan internal atas fungsi pembelian bahan baku
pada bisnis restoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Pembaca
Penelitian ini dapat menambah referensi serta sarana pengetahuan
untuk pembelajaran mengenai pengauditan internal fungsi pembelian
bahan baku pada bisnis restoran.
4. Penulis
Penelitian ini dapat menjadi wadah bagi peneliti dalam
mengimplementasikan teori audit internal yang didapat selama masa
perkuliahan dan juga menambah pengetahuan penulis dalam
mempraktekkan audit internal fungsi pembelian bahan baku makan dan
minuman.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini akan dilaporkan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penuliasan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan teori atau beberapa pendapat para ahli
dan konsep yang berkaitan dengan pengauditan secara
umum, audit interna dan fungsi pembelian, serta kerangka
berfikir untuk mendukung penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Organisasi
Bab ini membahas mengenai profil organisasi, sejarah
organisasi, struktur organisasi, dan fasilitas organisasi.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan penelitian dan
analisis data atas hasil penelitian pada fungsi pembelian
bahan baku makanan dan minuman beserta saran dan
evaluasi bagi organisasi.
BAB VI Penutup
Bab ini membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran bagi restoran dan peneliti selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bisnis
1. Pengertian Bisnis
Menurut Pride, dkk (2014: 10), bisnis merupakan suatu upaya yang
terorganisasi dalam memproduksi dan menjual, guna memperoleh
keutungan dari produk yang dijual dan memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Proses Bisnis
Menurut Bairnes dan Sola (2005:11,1), proses bisnis adalah proses
manajemen bisnis mendasar yang bertujuan mengidentifikasi operasi-
operasi yang dapat ditingkatkan untuk mendukung alur kerja yang lebih
efisien secara keseluruhan. Penjelasan mengenai proses bisnis dapat dilihat
pada halaman 8 dan proses bisnis dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Proses Bisnis
Sumber: Somphanpae (2016:233)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel 1. Pengertian Tahapan Proses Bisnis
Tahapan Deskripsi Tahapan Teknik
Understandbusiness
needs/ Memahami
kebutuhan bisnis
a. Mengembangkan visi
dan strategis tujuan
b. Lakukan analisis
pesaing
c. Kembangkan model
organisasi
d. Menetapkan target
yang terukur
e. Mengembangkan
tujuan proses dan
nilai kesiapan
f. Dapatkan
persetujuan dan
inisial sumber daya
proyek
g. Benchmark
prosesnya
h. Perubahan
lingkungan
i. Mengevaluasi
praktik saat ini
j. Memprioritaskan
tujuan
a. Model
organisasi
b. Analisis
SWOT
c. Analisis
medan gaya
d. Penilaian
kesiapan
e. Analisis
pemangku
kepentingan
f. Matriks
prioritas
proses
g. Analisis
pareto
h. Tabel
kinerja
proses
Understand the
Process/ Proses
Memahami
a. Identifikasi arsitektur
proses bisnis
b. Tentukan proses dan
lingkup
c. Memproses informasi
d. Modelkan prosesnya
a. Proses XPat
IDEF0
b. Panduan
Bagan alur
proses
c. ABC
d. Analisis
sebab dan
akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel 1. Pengertian Tahapan Proses Bisnis (lanjutan)
Tahapan Deskripsi Tahapan Teknik
Model and
analyse Process/
Proses model dan
analisis
a. Proses Benchmark
b. Identifikasi kriteria-
kinerja untuk proses
desain ulang
c. Identifikasi fokus
desain ulang aktivitas
d. Model dan validasikan
menjadi yang baru
model proses
e. Identifikasi
persyaratan TI
f. Perkirakan kinerja
proses dirancang ulang
a. Pembandingan
b. Workshop
keheningan
kreatif
c. Brainstorming
Redesign process
/ Proses
Mendesain Ulang
a. Rencanakan
implementasinya
b. Dapatkan persetujuan
implementasi
c. Tinjau rencana
manajemen perubahan
d. Komunikasikan
perubahan
e. Perkembangan
teknologi
f. Jadikan proses baru
operasional
Meluncurkan perubahan
a. Rencana aksi
b. Laporan
pengukuran
evaluasi
c. Survei
pengukuran
pelanggan
Implement new
Process/ Proses
implementasi
baru
a. Mengembangkan
pandangan strategis
bisnis
b. Tetapkan target
proses dan
kinerja
c. Kembangkan rencana
untuk memenuhi
target
d. Terapkan rencana
a. Proses
pengikatan
matrik
Sumber: Developing and Evaluating a Methodology for Business
Proces Imfprovement (2005:11,1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Restoran
1. Pengertian Restoran
“Restoran merupakan tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara
komersial untuk memberikan sebuah pelayanan kepada semua tamu dalam
bentuk menu makanan dan minuman” (Marsum 1999:8).
Restoran, KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009) dalam
BPS Restoran/Rumah Makan tahun 2015 menyatakan bahwa:
Restoran adalah usaha yang mencakup jenis usaha jasa pangan yang
bertempat tinggal di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang
menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk umum di
tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan
untuk proses.
2. Tujuan Restoran
Menurut (Cristian Vanco Prof. dalam Marsum 1999:7-8), “Tujuan
restoran adalah mencari keuntungan, dan membuat puas para tamu atau
pelanggan.
C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pembelian
1. Pengertian Pembelian
Pembelian, Munawir (2005:67) menyatakan bahwa:
Pembelian adalah suatu kegiatan pemenuhan barang dan jasa yang
dibutuhkan, dibeli dari penjual yang berasal dari pihak luar.
Pembelian barang, meliputi sumber daya yang berbentuk dan
berwujud, seperti bahan mentah, kebutuhan kantor (supplies) dan
peralatan serta perlengkapan lainnya. Pembelian jasa, meliputi sumber
daya tak berwujud, seperti advertensi, asuransi, reparasi dan
pemeliharaan.
2. Tujuan Fungsi Pembelian
Menurut Dunia (2018: 268-269), tujuan fungsi pembelian, (1) departemen
atau bagian produksi senantiasa mempunyai bahan baku yang cukup, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pembelian bahan baku dilakukan dengan harga yang wajar, dan (3) bahan
baku tersebut memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh
manajemen atau pimpinan perusahaan”.
3. Dokumen dan Catatan Pembelian
Menurut Mulyadi (2016: 246-429), dokumen pembelian adalah sebagai
berikut:
a. Daftar Permintaan Pembelian
Surat permintaan pembelian adalah dokumen yang dibuat oleh bagian
gudang atau fungsi yang membutuhkan barang. Daftar permintaan dibuat
dua rangkap, satu untuk fungsi pembelian dan tembusannya untuk fungsi
yang meminta barang.
b. Surat Permintaan Penawaran Harga
Surat permintaan penawaran harga adalah surat yang berisi penawaran
harga kepada pemasok, tidak bersifat berulang, dan menyangkut jumlah
rupiah pembelian yang besar.
c. Surat Order Pembelian
Surat order pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk untuk
memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. D ini terdiri dari
berbagai tembusan dengan fungsi sebagai surat order pembelian,
tembusan pengakuan oleh pemasok, tembusan bagi unit peminta barang,
arsip tanggal penerimaan, arsip pemasok, tembusan fungsi penerimaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Laporan Penerimaan Barang
Laporan penerimaan barang adalah dokumen ini dibuat oleh fungsi
penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari
pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas.
e. Surat Perubahan Order Pembelian
Surat perubahan order pembelian adalah dukumen yang digunakan untuk
melakukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang
sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan kuantitas, jadwal penyerahaan barang, spesifikasi,
penggantian (subsitusi).
f. Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar adalah dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk
dasar pencatatan transaksi pembelian, perintah pengeluaran kas untuk
membayar utang kepada pemasok, dan sekaligus sebagai surat
pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran.
4. Siklus Dokumen Bagian Pembelian
Siklus dokumen pembelian hotel dan restoran adalah peredaran dokumen-
dokumen yang dipergunakan dalam proses pembelian barang, Suarsana
(2007:33-37) yang dinyatakan sebagai berikut :
a. Purchase requisition dibuat oleh staf bagian gudang dan berdasarkan
pada minimum stock, lalu dikirim ke bagian pembelian, setelah
ditandatangani oleh store manager.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Oleh bagian pembelian, purchase requisition diisi dengan harga barang
yang akan dibeli, yang diambil dari minimal tiga daftar harga rekanan
yang sudah menjadi langganan. Kemudian formulir yang telah
dicantumkan harga tersebut diberikan tanda/kode, mana harga yang
termurah dari masing-masing rekanan tadi. Kegiatan ini sering disebut
dengan istilah: quotation analysis price.
c. Setelah formulir purchase requisition lengkap dengan harga, kemudian
purchase requisition dikirim ke bagian pengendalian biaya. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan pengecekan kembali mengenai harga-
harga yang sudah dicantumkan oleh bagian pembelian dan kemudian
oleh bagian pengendalian biaya dipilih dan ditetapkan rekanan yaitu
rekanan dengan harga paling murah atau yang masuk akal.
d. Setelah ditanda-tangani oleh bagian pengendali biayadan accounting
manager, kemudian purchase requisition ini dikirim lagi ke gudang
atau ke departemen/bagian yang akan mempergunakan barang tersebut
untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan mengenai kebenaran
kualitas dan spesifikasinya.
e. Setelah mendapatkan tanda tangan yang lengkap dari bagian-bagian
yang berwenang, maka oleh bagian pembelian, barulah kemudian
purchase requisition tersebut diproses menjadi purchase order.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Pengertian Pembelian dengan Pendekatan Baru
Menurut Indrajit (2005: 43-44), manajemen pembelian dengan pendekatan
baru merupakan manajemen yang menyangkut sifat, pengertian, prinsip,
maupun hal-hal lain yang meliputi organisasi, para rekan pemasok, dan
sikap karyawan dalam organisasi dapat dibedakan melalui pendekatan lama
atau pendekatan baru. Perubahan ini dipicu oleh ketat dan luasnya
persaingan global, yang memaksa setiap perusahaan terus menerus
mengusahakan agar tetap memiliki keunggulan kompetitif. Berikut kedua
perbedaan dari masing-masing pendekatan:
Tabel 2. Perubahan dalam Manajemen Pembelian
Sumber: Strategi Manajemen Pembelian & Supply Chain (2005: 43-44)
Pendekatan Lama Pendekatan Baru
Keputusan untuk membeli, harga
merupakan satu-satunya faktor
penentu.
Mutu dan harga merupakan faktor
utama dalam menentukan
pembelian.
Harga pembelian dianggap yang
terpenting.
Yang terpenting adalah biaya
siklus hidup.
Mutu berarti memuaskan
konsumen.
Mutu diartikan sebagai
mengantisipasi dan melampaui
harapan konsumen.
Inspeksi digunakan untuk
mengawasi mutu barang.
Pencegahan digunakan untuk
mengurangi kerusakan.
Barang dibeli dari sejumlah rekan. Lebih diutamakan dibeli dari satu
sumber saja.
Hubungan penjual dan pembeli
seolah-olah sebagai “lawan”.
Hubungan penjual dan pembeli
berkembang dalam kemitraan.
Pemasok adalah selektif. Pemasok terus-menerus dimonitor,
dievaluasi dan dibina. Penyerahan barang dapat sewaktu-
waktu. Penyerahan dianggap bersifat tepat
waktu. Pemikiran pembelian ada di dalam
perusahaan sendiri. Pemikiran pembelian dikembangkan
dalam kerangka rantai pasokan. Komunikasi bersifat-surat menyurat
fisik (paper base). Komunikasi lebih bersifat elektronis
atau maya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
D. Bahan Baku
1. Pengertian Bahan Baku
“Bahan baku adalah bahan dasar yang digunakan dalam memproses produk
jadi.” (Siregar 2013: 347).
Menurut Bustami & Nurlela (2007: 218), bahan baku adalah bahan dasar
yang diolah menjadi produk selesai. Jenis bahan baku dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu bahan baku langsung, dan bahan baku tidak langsung.
Bahan baku tidak langsung memiliki ciri, (1) mudah ditelusuri ke produk
selesai, (2) menjadi bahan baku utama produk selesai, (3) dapat
diidentifikasi secara langsung ke proses produk selesai. Bahan baku tidak
langsung memiliki ciri, (1) bahan pendukung bahan baku langsung, (2)
merupakan biaya overhead.
2. Pembelian Bahan Baku
Menurut Charter (2009: 203), pembelian bahan baku dikepalai oleh fungsi
pembelian. Pada Perusahaan kecil, para kepala departemen memiliki
wewenang untuk membeli bahan baku sesuai kebutuhan. Prosedur
pembelian secar tertulis digunakan sebagai penetapan tanggung jawab dan
menyediakan informasi atas bahan baku yang dipesan.
Menurut (Bustami & Nurlela 2007:219-220), dalam pembelian bahan baku
perlu memperhatikan permintaan pembelian, pesanan pembelian,
penerimaan bahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
E. Pemasok
1. Survei Pemasok
Menurut Suarsana (2007: 38), fungsi pembelian, fungsi fungsi foods &
beverage, dan fungsi cost control secara berkala melakukan survei pasar
untuk mencatat harga barang dipasar. Hasil survei pasar kemudian
direkapitulasi, dan diotorisasi, serta diotorisasi kepada beberapa pemasok
yang mengikuti kontrak.
F. Pengauditan
1. Pengertian Pengauditan
Menurut, Jusup (2014:10), pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi
secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Jenis-Jenis Pengauditan
a. Jenis Audit Menurut Pelaksanaannya:
Menurut Sunyoto (2014:7) jenis audit dapat dibedakan menurut
pelaksanaannya, seperti:
1) Internal Audit. Audit internal adalah suatu fungsi penilaian
independen yang ditetapkan dalam suatu organisasi yang berfungsi
untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi sebagai jasa
yang diberikan kepada organisasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Eksternal Audit. Eksternal audit adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh pihak luar yang bukan merupakan karyawan
perusahan, yang berkedudukan bebas tidak memihak baik terhadap
kliennya maupun terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
dengan kliennya
3) Governmental Audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
sebuah lembaga, yaitu Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) yang bertindak sebagai akuntan internal
pemerintah dan sebagai Badan Pemerikasa Keuangan (BPK)
sebagai akuntan eksternal yang bertanggungjawab keada DPR.
b. Jenis Audit Menurut Objeknya Terdiri Dari :
1) Audit Laporan Keuangan
Menurut Suhayati & Rahayu (2010:4), audit laporan
keugan bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dan menilai
lapran keuangan disajikan secara wajar dan mengikuti Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI).
2) Audit Kepatuhan
Menurut (Suhayati & Rahayu 2010: 12-13), audit
kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah auditee telah
mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan yang telah
ditentukan pihak yang memiliki otorisas lebih tinggi.
3) Audit Operasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
“Audit operasional adalah pengkajian atas setiap prosedur dan
metode yang ditetapkan entitas untuk mengevaluasi efisiensi
dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional
biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk
perbaikan operasi” (Jusup 2014: 16).
4) Audit Manajemen
Menurut Tunggal (1992: 9-10), audit manajemen adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen untuk
melakukan penilaian dan pengevaluasian kinerja manajemen
terhadap kesesuaian kebijakan, atuaran dan prosedur.
c. Jenis Audit Menurut Waktu Pelaksanaanya dan Tujuan
1) Audit Terus Menerus
Menurut (Suyonto 2014: 8), audi terus menerus dilakukan
beberapa kali dalam satu periode akuntansi dan dilakukan secara
mendadak.
2) Audit Periodik
“Jika pelaksanaan audit dilakukan secara periodik, misalnya
semester, tahunan, kuartal, maka audit ini disebut audit periodik.
Laporan auditor yang formal hanya dibuat pada akhir tahun
akuntansi” (Suyonto 2014:8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
G. Pengauditan Internal
1. Pengertian Pengauditan Internal
“Internal auditing is an independent appraisal fungtion established within
an organization to examine and evaluate its activities as a service to the
organization” (Moeller 2016: 5).
2. Tujuan Pengauditan Internal
Tujuan pengauditan internal, Saywer (2005:10), menyatakan sebagai
berikut: (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat
diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisir; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal
yang bisa diterima telah diakui; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah
dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien, dan ekonomis; (6)
tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua dilakukan dengan
tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota
organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
3. Ruang Lingkup Pengauditan Internal
Menurut Akmal (2009:18), ruang lingkup pengauditan internal dalam
standar profesional audit internal yang dikeluarkan oleh IIA, dirumuskan
sebagai berikut: (a) me-review keandalan dan integritas informasi, (b) me-
review kesesuaian/ketaatan terhadap kebijakan, rencana, prosedur,
peraturan dan perundang-undangan, (c) me-review alat untuk melindungi
aktiva dan memverifikasi keberadaan aktiva, (d) menilai penggunaan
sumber daya apakah sudah ekonomis dan efiisien, (e) me-review operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
atau program untuk menetapkan apakah hasilnya sejalan dengan sasaran
atau tujuan dan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencananya.
4. Tahap Pengauditan Internal
Tahap pengauditan internal, Brink’s dalam Akmal (2009: 25-30)
menyatakan sebagai berikut:
a. Tahap Memahami Risiko Pengendalian
Pemeriksaan internal harus mengevaluasi risiko-risiko dari kegiatan
yang akan diaudit. Jenis-jenis risiko keuangan dibagi empat yaitu:
1) Risiko bawaan/ melekat
2) Risiko pengendalian
3) Risiko deteksi
4) Risiko audit yang dapat diterima
b. Tahap Survei Pendahulua
Tahap survei pendahuluan adalah tahap dimana tim audit perlu
memahami aktivitas operasi yang diaudit. Pemahaman tersebut
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan tujuan menyeluruh dari review yang akan
dilakukan. Tujuan menyeluruh ini dilakukan setelah mendapat
masukan dari pengukuran risiko.
2) Melakukan diskusi dengan pegawai lain yang dapat memberikan
informasi, yaitu staf manajer atau pegawai kunci dari luar area yang
di-review.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Mengumpulkan semua data yang berhubungan, misalnya kertas
kerja pemeriksaan dan laporan tahun lalu, gambaran organisasi dan
bahaya lainnya yang ada hubungannya dengan pemeriksaan.
4) Memberitahukan rencana review pada lokasi yang akan di-reviw.
5) Melakukan diskusi dengan majer yang bertanggung jawab atas area
yang akan di-review.
6) Melakukan disuksi dengan pegawai-pegawai kunci di lokasi.
7) Melakukan pengamatan atas area operasi yang akan di-reviw (walk
through).
8) Melakukan revew atas kebijakan dan prosedur.
c. Tahap Menyusun Rencana Audit
Pada tahap ini dilakukan penyusunan program audit berdasarkan pada
pengukuran risiko dan survei pendahuluan. Program audit dilaksanakan
sebagai jembatan antara survei pendahuluan dengan pelaksanaan audit.
Program audit berisi langkah-langkah pemeriksaan yang harus
dilakukan berupa prosedur -prosedur audit yang mencakup penetapan
ukuran sampel yang akan diuji.
d. Tahap Melakukan Pelaksanaan Audit
Tahap ini adalah tahap para audit melakukan pemeriksanan sesuai
dengan petunjuk pada audit program. Tujuannya pelaksanaan
pembelian adalah mengumpulkan bukti-bukti pemeriksaan yang
berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
e. Tahap Evaluasi Pelaksanaan Audit
Pada tahap ini bukti-bukti yang telah dikumpulkan dilakukan analisis
lebih mendalam. Analisis ini kadang merupakan bagian dari proses
verifikasi. Hasil dari analisis informasi tersebut adalah berupa
ringkasan temuan pendahuluan.
f. Tahap Penyusunan Temuan, Penyebab, dan Rekomendasi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan untuk mematangkan temuan yang
diperoleh, menganalisis penyebab, dan membuat rekomendasi yang
dapat disusun melalui 3 pertanyaan berikut:
1) Seberapa bagus hasil pemeriksaan yang telah dicapai?
2) Mengapa hasil dapat seperti ini?
3) Apa yang dapat dilakukan agar lebih baik?
Selanjutnya temuan tersebut dipastikan akan terdiri dari atribut-atribut:
1) Kondisi,
2) Kriteria,
3) Sebab,
4) Akibat, dan
5) Rekomendasi.
Jika dalam temuan tidak ditemukan salah satu atribut di atas,
maka temuan tersebut turun derajat menjadi temuan minor dengan hasil
temuan berupa saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
g. Tahap Tindak Lanjut Audit
Pada tahap ini dilakukan komunikasi hasil audit dengan
manajemen untuk menentukan apakah hasil audit dapat ditindaklanjuti,
dan jika dapat maka tindak lanjut sebaiknya diusahakan dilakukan
sebelum pemeriksaaan meninggalkan pekerjaan lapangan.
h. Tahap Pelaporan Hasil Audit Internal
Pada tahap ini pemeriksa intern akan menyusun laporan yang
akan disampaikan ke pihak yang berkepentingan, yaitu manajemen di
atasnya dan manajemen lain yang berkepentingan, dewan komisaris,
dan komite audit.
H. Pengauditan Atas Fungsi Pembelian
1. Tujuan dan Manfaat Audit Atas Fungsi Pembelian
“Penyelenggaraan proses audit dengan fungsi pembelian sebagai sarananya
berorietasi pada pencarian dan penemuan fakta dan informasi tentang
seluruh kegiatan pembelian” (Sondang 2004: 208).
2. Ruang Lingkup Audit atas Fungsi Pembelian
Menurut Bayangkara (2015: 71), ruang lingkup audit atas pembelian terdiri
dari (a) organisasi pembelian, (b) perencanaan pembelian, (c) pelaksanaan
pembelian, (d) inspeksi dan penerimaan barang, (e) pembayaran dan
pelaporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Pengauditan Atas Proses Fungsi Pembelian
Audit atas proses pembelian atau pembelian, Bayangkara (2015: 83-97)
menyatakan sebagai berikut:
a. Audit Atas Organisasi Fungsi Pembelian
Tujuan audit atas organisasi fungsi pembelian adalah pemeriksaan atas
penempatan fungsi pembelian yang strategis pada struktur organisasi.
Audit atas organisasi pembelian melakukan penilaian atas efektivitas
organisasi pembelian dalam melakukan pembelian barang/jasa secara
efisien.
b. Audit Atas Proses Pembelian
Proses pembelian dimulai dari:
1) Audit Atas Perencanaan Pembelian
Tujuan audit atas perencanaan pembelian adalah melakukan
pemeriksaan atas perencanaan kriteria kebutuhan barang atau jasa,
seleksi pemasok, dan survei harga pasar.
2) Audit Atas Pelaksanaan Pembelian
Tujuan audit atas pelaksanaan pembelian adalah melakukan
pemeriksaan atas pelaksanan pembelian dalam memenuhi
kebutuhan bahan baku bersifat rutin dan kesesuaian prosedur
pelaksanaan pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3) Audit Atas Inspeksi Penerimaan Barang
Tujuan audit atas inspeksi dan penerimaan barang adalah melakukan
pemeriksaan atas penerimaan barang dari pemasok terpilih, dan
kesesuaian antara kriteria dengan barang/jasa yang diterima.
4) Audit Atas Pembayaran dan Pelaporan Pembelian
Tujuan audit atas pembayaran dan pelaporan pembelian adalah
melakukan pemeriksaan menyangkut penyelesiaian kewajiban
organisasi kepada pihak pemasok dan pertanggungjawaban
komitmen pembeli atas tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang
diberikannya.
I. Ekonomis, Efisien, Efektif
1. Pengertian
Menurut Andayani (2008: 95-96), Ekonomis, efisien, dan efektif dapat
diartikan sebagai berikut:
a. Ekonomis
Ekonomis adalah melakukan sesuatu dengan biaya yang
murah. Artinya, manajemen berhati-hati dalam menggunakan
sumber daya untuk mendalatakan input dengan kualitas dan
kuantitas yang diharapkan.
b. Efisien
Efisien adalah melakukan sesuatu hal dengan benar.
Artinya meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga
ketika memberiikan hasil. Artinya dapat mengacu pada
seseorang atau operasi yang kompeten dan cakap
memproduksi hasil yang diinginkan dengan upaya minimum.
c. Efektif
Efektif adalah melakukan hal yang benar. Artinya
menekan pada hasil aktual atau mencapai tujuan. Program
untuk membuat sistem menjadi lebih ekonomis, dan efisien
juga bisa menjadi lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Indikator Penentuan
Menurut Rob Reider dalam Agoes dan Jan Hoesada (2012: 168-169),
Indikator penentuan ekonomis, efisien, dan efektif dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Ekonomis
Kegiatan menilai tingkat ekonomis operasi dan alokasi terkait
penggunaan sumber daya, dapat menggunakan indikator:
1) Aktivitas pembelian mengikuti praktik pembelian secara umum
2) Fungsi pembelian tidak melakukan pembelian secar berlebihan
3) Fungsi pembelian mengurangi penggunaan sumber daya yang
tidak terpakai
b. Efisien
Kegiatan menilai tingkat efisien operasi terkait tanggung jawab
dengan pengorbanan yang minimum, dapat menggunakan indikator:
1) Hierarki organisasi dan atau pola komunikasi
2) Aktivitas pembelian tidak melakukan duplikasi kegiatan
3) Pentingnya tahapan kerja
c. Efektif
Kegiatan menilai menilai tingkat efektif operasi terkait hasil atau
manfaat organisasi yang didasarkan pada tujuan, dapat diukur
dengan indikator:
1) Menilai sistem perencanaan organisas
2) Menilai kecukupan sistem manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3) Mengidentifikasi faktor-faktor hasil kinerja yang memuaskan
J. Risiko Audit
1. Pengertian Risiko
Menurut Tampubolon (2005: 3), definisi risiko dalam bidang
manajemen dapat diaritiak sebagai sebuat rentang yang dapat bergerak
ke arah ancaman dengan dampak negatif. Risiko dapat menghambat
tercapainya tujuan, atau kesempatan organisasi.
2. Penentuan Risiko
Menurut Andayani (2008:70), penentuan risiko penting bagi
manajemen dan auditor intenal. Alasannya adalah sebagai dasar untuk
menentukan cara pengelolaan risiko. Tahapan ini dimulai dari
identifikasi, penilaian, dan melakukan pengelolaan risiko.
Pengkuran risiko, Moller (2016: 149-151), dan (Kurniawan 2012: 79-
80) menyatakan sebagai berikut:
a. Mengukur tingkat risiko terhadap organisasi
Variabel probabilitas dan variabel dampak dapat menentukan
tingkat signifikansi risiko terhadap organisasi. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan menentukan dampak risiko dengan cara
sebagai berikut:
Tabel 3. Identifikasi Risiko
Sumber: Moller (2016: 149-151) dan Kurniawan (2012: 79-80)
Risiko Dampak Skor
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Keterangan Skor:
a) Dampak risiko besar = 3
b) Dampak risiko menengah = 2
c) Dampak risiko kecil = 1
K. Kerangka Berfikir
Pembelian adalah suatu kegiatan pemenuhan barang atau jasa dengan
cara membeli dari penjual sebagai pihak luar. Kegiatan pembelian dapat berupa
pembelian bahan baku untuk proses produksi dan dijual menjadi barang jadi
kepada konsumen. Usaha pembelian bahan baku umumnya dilaksanakan
melalui departemen pembelian dalam sebuah organisasi.
Kegiatan pembelian sangat penting dilakukan dikarenakan melibatkan
penggunaan sumber daya biaya yang besar dalam sebuah organisasi.
Departemen pembelian merupakan bagian terdepan dalam menentukan
ekonomisasi atas penggunaan sumber daya biaya sebagai suatu strategi
keunggulan bersaing organisasi. Kemampuan memperoleh bahan baku dengan
pengorbanan terkecil tanpa mengabaikan kualitas dan didukung metode atau
operasi yang efisien menjadi inovasi dalam proses pembelian, dan
memperkecil harga pokok produksi.
Fungsi Pembelian bahan baku memiliki keterkaitan dengan pihak lain
seperti Pemasok, Fungsi Penyimpanan, Fungsi Penerimaan, Fungsi
Pembayaran. Aktivitas pembelian terdiri dari lima tahap yaitu, 1) organisasi
pembelian, 2) perencanaan pembelian, 3) pelaksanaan pembelian, 4)
penerimaan barang dan 5) pembayaran. Kelima tahap ini rawan dari berbagai
penyimpangan. Ada beberapa potensi kecurangan yang mungkin terjadi,
seperti main harga antara pembelian dan pemasok, penggelapan barang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
manipulasi nota beli. Banyak celah yang bisa dimanfaatkan pihak yang ingin
berbuat curang dalam proses pembelian. Oleh karena itu, diperlukan audit
internal untuk melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan pembelian.
Audit internal bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan melakukan
perbaikan operasi organisasi. Audit internal dapat membantu organisasi
mencapai efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan melalui pendekatan yang
sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas
keefektifan manajemen risiko, pengendalian, dan proses yang jujur, bersih dan
baik.
Tahapan audit internal atas fungsi pembelian bahan baku dimulai dari
survei pendahuluan, perencanaan audit, pelaksanaan audit, evaluasi hasil audit,
menyusun temuan, penyebab dan rekomendasi, serta laporan hasil audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Tentang paradigma penelitian,
Indra Bastian dalam Jogiyanto (2018: 107-108) menyatakan sebagai
berikut:
Studi kasus merupakan suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam tentang suatu
program, peristiwa dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan,
sekelompok orang, lembaga atau organisasi untuk memperoleh
pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut”.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Hakone Resto, Komplek Colombo no. 40,
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 – Februari
2019.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini meliputi : Accounting &
Finances Manager, Bagian Purchasing, dan Bagian Dapur. Objek
Penelitian yang digunakan di Hakone Resto Yogyakarta adalah kegiatan
pembelian bahan baku makanan dan minuman.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan
lima cara atau teknik. Tenik pengumpulan data dapat dijabarkan sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Observasi
Menurut Baswori (2008: 94), observasi adalah cara
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan atau melihat
langsung keadaan dilapangan. Tujuan observasi adalah melihat keadaan
dan mengamati objek diteliti. Pada penerapannya, peneliti melakukan
pengamatan atas proses pembelian bahan baku makanan dan minuman
di Hakone Resto Yogyakarta.
2. Wawancara
Menurut Baswori (2008:127), wawancara adalah pengumpulan data
dengan melakukan percakapan antara pewawancara (interviewer)
sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan. Wawancara
digunakan untuk mengumpulkan data bagi peneliti yang ingin
melakukan studi pendahuluan guna menemukan permasalahaan yang
harus diteliti dan juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam.
Peneliti akan melakukan wawancara secara langsung kepada
bagian pembelian, Accounting & Finances Manager, dan Head
Kitchen sebagai pihak yang memiliki kewenangan dan pengetahuat
terkait objek penelitian. Kegiatan wawancara dengan pihak yang
terlibat dalam aktivitas pembelian akan lebih mudah untuk mengetahui
kondisi aktual objek penelitian, dan mendapat informasi tambahan
yang berguna untuk menarik kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Checklist
“Checklist adalah pengumpulan data dengan cara membuat sebuah
daftar di mana subjek penelitian hanya membubuhkan tanda check pada
kolom jawaban yang sesuai dari pernyataan” (Arikunto 2006 :152).
Menurut Moeller (2016: 201), format checklist program audit adalah
format yang biasa digunakan dalman audit internal yang memberikan
daftar pernyataan dalam prosedur dengan jawaban “ya” dan atau “tidak”.
Checklist ini akan digunakan sebagai kertas kerja audit untuk melakukan
beberapa konfirmasi terhadap fakta yang terjadi di fungsi pembelian
Hakone Resto pada kegiatan proses pembelian.
4. Dokumentasi
Menurut Baswori (2008: 158), dokumentasi adalah suatu cara
pengumpulan dokumen yang menghasilkan catatan penting yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. dan bukan berdaskan
pemikiran. Dokumen yang dikumpulkan seperti Standard Operating
Precedure (SOP) atau dokumen lain yang memiliki fungsi sepadan,
daftar permintaan pembelian, daftar rekan pemasok (marketlist), surat
order pembelian, laporan penerimaan barang, faktur, bukti kas keluar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. Teknik Analisis Data
Menurut Anwar (2011: 13), teknik analisis data menggunakan
pendekatan deskriptif analitis adalah desain penelitian yang disusun
berdasrkan fakta dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis
tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian.
Teknis analisis data menggunakan prosedur program audit internal
agar dapat menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya. Teknik analisis data yang digunakan dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Survei pendahuluan
Pelaksanaan audit internal dimulai dari survei pendahuluan.
Survei pendahulan merupakan tahap memahami aktivitas operasi yang
diaudit. Pelaksanaan survei pendahuluan dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama, menetapkan tujuan utama audit internal, lingkup audit,
periode audit, dan sasaran audit. Proses pengumpulan data pada tahap
pertama, yaitu dengan diskusi bersama pegawa kunci. Tahap kedua,
mencari informasi terkait aktivitas pembelian bahan baku, melakukan
review atas kebijakan, dan mengumpulkan dokumen pembelian. Proses
pengumpulan data pada tahap kedua dilakukan melalui wawancara dan
observasi, dan dokumentasi.
2. Perencanaan audit internal
Pada tahap perencanaan audit internal akan dilakukan penyusunan
program audit yang didasarkan atas survei pendahuluan dan pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
risiko, Analisis pada tahapan dalam perencanaan audit internal dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Menegelola risiko dengan identifikasi risiko dan menilai risiko
1) Menentuan risiko dengan identifikasi risiko
Pada tahap penentuan risiko dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi risiko yang terdapat dalam organisasi.
Identifikasi risiko memiliki tujuan untuk memahami dan
mengelola risiko yang terjadi dalam bentuk pengendalian
internal pada aktivitas pembelian bahan baku makanan dan
minuman. Identifikasi risiko dapat dilakuan dengan cara
menelusur dampak dari risiko yang akan terjadi. Tahap
penentuan risiko dengan identifikasi risiko dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Tabel 4. Penentuan Risiko dengan Identifikasi Risiko
Risiko Dampak Skor
1
2
3
Sumber: Moller (2016: 149-151) dan Kurniawan 1 (2012: 79-
80)
Keterangan Skor:
a) Dampak risiko besar = 3
b) Dampak risiko menengah = 2
c) Dampak risiko kecil = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Menilai risiko
Pada tahap ini akan dilakukan penilaian dengan cara
melakukan klasifikasi dari seluruh risiko yang ditemukan.
Proses klasifikasi risiko audit didasarkan pada analisis tabel red
flag dan risk worksheet. Tabel red flag membagi tiga risiko,
yaitu risiko rendah, risiko menengah, risiko tinggi. Tabel risk
worksheet merupakan tabel yang berisi tingkat risiko, penyajian
risiko, kegiatan pengendalian dan kelemahan pengendalian.
Risk worksheet digunakan untuk menentukan control atas
kelemahan kegiatan pengendalian tersebut. Berdasarkan tabel
tersebut, peneliti dapat mengetahui risiko tertinggi dan dapat
memiliki sikap kehati-hatian dalam pelaksaan audit. Tahap
penilaian risiko audit berdasarkan kombinasi analisis tabel red
flag dan tabel risk worksheet adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Menilai Risiko dengan Kombinasi Red Flags dan Risk
Worksheet
Tingkat
Risiko
Penyajian
Risiko
Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko
Rendah
Risiko
Menengah
Risiko
Tinggi
Sumber: Andayani (2008: 76) dan Tampubolon (2005: 183)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Penulisan program audit
Program audit akan menjelaksan bentuk pengujian yang harus
dilakukan selama pelaksaaan audit atas aktivitas pembelian bahan
baku makanan dan minuman di Hakone Resto Yogyakarta. Program
audit berisi prosedur audit dalam kertas kerja dalam bentuk tabel
checklist. Tabel checklist memuat kolom judul program, nama
organisasi, periode audit, indikator, daftar pertanyaan, jawaban “ya”
dan “tidak”, komentar, nama auditor, tanggal audit, serta catatan.
Program audit memuat ruang lingkup pembelian (Bayangkara 2015:
83-97), seperti organisasi fungsi pembelian, perencanaan pembelian,
pelaksanaan pembelian, inspeksi dan penerimaan barang, serta
pembayaran dan pelaporan pembelian.
Berdasarkan ruang lingkup aktivitas pembelian, pelaksanaan
program audit dilakukan dengan menganalisis tingkat ekonomis,
efisien dan efektif. Analisis progam audit dengan cara menilai
tingkat ekonomis, efisien, dan efektif bertujuan untuk membantu
manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
3. Pelaksanaan audit internal
Pada tahap ini dilakukan pengisian program audit melalui tabel
checklist pada kegiatan pembelian bahan baku di Hakone Resto
Yogyakarta. Program audit berupa tabel checklist adalah salah satu
format yang bisa digunakan dalam audit internal dengan mengajukan
beberapa pernyataan. Pernyataan yang sesuai dengan kondisi lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
akan dijawab “ya”, jawaban “tidak” akan dicentang apabila pernyaaan
tidak sesuai kondisi lapangan, kolom “komentar” sebagai uraian
penjelas, dan kolom “catatan” befungsi untuk memberikan tambahan
penjelas terkait pengisian tabel checklist. Pelaksanaan program audit
dilakukan kepada fungsi pembelian, Accounting & Finances Manager,
dan Head Kitchen. Apabila jawaban “ya” lebih banyak dihasilkan maka
penilaian atas kelemahan cenderung rendah, dan untuk jawaban “tidak”
penilaian atas kelemahan cenderung tinggi. Jawaban “tidak” dapat
dijelaskan dalam bentuk uraian.
Pada total hasil jawaban “ya” dan “tidak” dalam masing-masing
tabel ekonomis, efisien, dan efektif juga dilakukan analisis. Tujuan
analisis ini adalah menghitung nilai presentase hasil jawaban “ya”, dan
“tidak”. Metode pengukuran ekonomis, efisien dan efektif Kurniawan
(2012: 155-157) dapat dilakukan dengan cara:
a. Nilai Ekonomis = (input realisasi / input rencana) x 100%
b. Nilai Efisien = (input yang digunakan / output yang dihasilkan) x
100%
c. Nilai Efektivitas = (output yang dihasilkan / target output) x 100%
Metode yang digunakan untuk menganalisis berdasarkan index
checklist yang dijabarkan sebagai berikut:
0% - 39% : sangat buruk
40% - 55% : buruk
56% - 69% : cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
70% - 80% : baik
81% - 100% : sangat baik
Kriteria untuk pengklasifikasian range index list ditentukan
berdasarkan Penilaian Beracuan Kriteria (PBK) dari buku Sudijono
(2011:35) . Kriteria range di atas digunakan untuk melakukan penilaian
siklus pembelian pada pelaksanaan program audit.
Hasil presentase jawaban “ya”, dan “tidak” dari tabel checklist
digunakan untuk menentukan tingkat ekonomis, efisien, dan efektif
dalam pengelolaan aktivitas, (Andayani 2008: 5-6). Berdasarkan
analisis data yang diperoleh, maka dapat dijadikan bahan untuk
menganalisis tingkat ekonomis, efisien, dan efektivitas dengan
indikator penentu sebagai berikut:
a. Ekonomis
Ekonomis adalah melakukan sesuatu dengan biaya yang
murah. Artinya, manajemen berhati-hati dalam menggunakan
sumber daya untuk mendalatakan input dengan kualitas dan
kuantitas yang diharapkan. Fungsi Pembelian dalam menilai tingkat
ekonomis operasi dan alokasi terkait penggunaan sumber daya,
dapat menggunakan indikator:
1) Aktivitas Pembelian Mengikuti Praktik Pembelian Secara
Umum
2) Fungsi Pembelian Tidak Melakukan Pembelian Secara
Berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3) Fungsi Pembelian Mengurangi Penggunaan Sumber Daya yang
Tidak Terpakai
b. Efisien
Efisien adalah melakukan sesuatu hal dengan benar. Artinya
meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika
memberiikan hasil. Artinya dapat mengacu pada seseorang atau
operasi yang kompeten dan cakap memproduksi hasil yang
diinginkan dengan upaya minimum. Fungsi Pembelian dalam
menilai tingkat efisien operasi terkait tanggung jawab dengan
pengorbanan yang minimum, dapat menggunakan indikator:
1) Hierarki organisasi dan pola komunikasi
2) Aktivitas pembelian tidak melakukan duplikasi kegiatan
3) Pentingnya tahapan kerja
c. Efektif
Efektif adalah melakukan hal yang benar. Artinya menekan
pada hasil aktual atau mencapai tujuan. Program untuk membuat
sistem menjadi lebih ekonomis, dan efisien juga bisa menjadi lebih
efektif. Fungsi pembelian dalam menilai tingkat efektif operasi
terkait hasil atau manfaat organisasi yang didasarkan pada tujuan,
dapat diukur dengan indikator:
1) Menilai sistem perencanaan organisasi
2) Menilai kecukupan sistem manajemen
3) Mengidentifikasi faktor-faktor hasil kinerja yang memuaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berikut ini adalah tabel checklist yang digunakan:
1. Progam audit atas tingkat ekonomis
Tabel 6. Program Audit dengan Tabel Checklist
Nama Organisasi : Periode Audit :
Indikator I: Aktivitas pembelian mengikuti pembelian
secara umum
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1.
Indikator II: Fungsi Pembelian Tidak Melakukan
Pembelian Secara Berlebihan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1.
Indikator III: Fungsi Pembelian Mengurangi Penggunaan
Sumber Daya Terpakai
1.
Jumlah
Jawaban
Catatan:
Diaudit Oleh : Ya Tidak
Tanggal :
Sumber : Moeller (2016: 203)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Progam Audit Atas Tingkat Efisien
Tabel 7. Program Audit dengan Tabel Checklist
Nama Organisasi : Periode Audit :
Indikator I: Hierarki Organisasi dan Pola Komunikasi
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1.
Indikator II: Aktivitas Pembelian Tidak Melakukan
Duplikasi Kegiatan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1.
Indikator III: Indikator III: Pentingnya Tahapan Kerja
dalam Aktivitas
1.
Jumlah
Jawaban
Catatan:
Diaudit Oleh : Ya Tidak
Tanggal :
Sumber : Moeller (2016: 203)
3. Progam audit atas tingkat efektif
Tabel 8. Program Audit dengan Tabel Checklist
Nama Organisasi : Periode Audit :
Indikator I: Meniliai Sistem Perencanaan Organisasi
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1.
Indikator II: Menilai Kecukupan Sistem Manajemen
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1.
Indikator III: Mengidentifikasi Faktor-Faktor Hasil
Kinerja yang Memuaskan
1.
Jumlah
Jawaban
Catatan:
Diaudit Oleh : Ya Tidak
Tanggal :
Sumber : Moeller (2016: 203)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4. Evaluasi pelaksanaan audit
Pada tahap evaluasi pelaksaaan audit ditujukan untuk memastikan
temuan risiko yang dijabarkan dalam tabel penilaian risiko dengan
kombinasi tabel red flag dan tabel risk worksheet. Kombinasi tabel red
flag dan tabel risk worksheet bertujuan untuk membantu analisis secara
mendalam terhadap temuan risiko yang menjadi perhatian audit. Hasil
analisis berupa uraian yang menjelaskan temuan risiko dan lemahnya
pengendalian pada fungsi pembelian di Hakone Resto Yogyakarta.
5. Tahap menyusun temuan, penyebab,dan rekomendasi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan mematangkan temuan yang
diperoleh, mencari sumber penyebab, dan memberi rekomendasi yang
tepat dalam menindaklanjuti temuan audit. Tahap menyusun temuan,
penyebab, dan rekomendasi dilakukan disetiap tahapan pembelian,
seperti organisasi fungsi pembelian, perencanaan pembelian,
pelaksanaan pembelian, inspeksi dan penerimaan barang, serta
pembayaran dan pelaporan pembelian. Peneliti dalam menyusun
temuan, penyebab, dan rekomendasi perlu memperhatikan atribut,
seperti kriteria, dan akibat. Jika tidak ditemukan salah satu dari atribut
maka menjadi temuan minor dan yang perlu mendapat perhatian berupa
saran.
6. Pelaporan hasil audit internal
Tahap ini menjadi tahap akhir dari rangakaian tahap audit atas
pembelian bahan baku di Hakone Resto Yogyakarta. Menurut Andayani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
(2008: 192), laporan audit internal memiliki tujuan, yaitu (1)
menginformasikan hasil temuan, (2) menyakinkan manajemen
mengenai nilai dan validitas dari temuan audit, serta (3) mendorong
manajemen ke arah perubahan dan perbaikan. Pelaporan hasil audit
internal menggunakan laporan panjang, (Agoes 2017:241) dengan
sistematika sebagai berikut:
a. Surat laporan audit yang menjelaskan maksud dan tujuan yang
ditujukan kepada pimpinan tertinggi,
b. Informasi latar belakang organisasi,
c. Ruang lingkup audit,
d. Kesimpulan audit, dan
e. Rekomendasi
Pada akhirnya laporan hasil audit akan menjadi catatan perbaikan
untuk manajemen atas aktivitas pembelian bahan baku makanan dan
minuman di Hakone Resto Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil Organisasi
Nama Organisasi : Hakone Resto Yogyakarta
Alamat : Komplek Colombo no.40, Yogyakarta
Telepon : (0274) 556161
Email : [email protected]
Jenis Kegiatan : Restoran
B. Sejarah Organisasi
Hakone Ramen House and Japanese Fusion merupakan bisnis kuliner
dibidang restoran. Hakone Resto memiliki latar belakang konsep dekorasi bergaya
Jepang. Kata Hakone diambil dari sebuah nama area pegunungan di daerah barat
kota Tokyo, Jepang. Restoran ini menyajikan hidangan ramen & japanese fushion.
Ramen adalah hidangan berupa mie kuah khas Jepang sedangkan japanese fusion,
seperti karage, tofu, tempura, rice paper.
Hakone Resto pertama kali dibentuk pada bulan November 2012 dan resmi
dibuka pada tanggal 22 Januari 2013. Pada tahun 2011-2013, bisnis restoran
bergaya Jepang belum begitu banyak di Indonesia. Situasi dan kondisi tersebut
menjadi ide awal terbentuknya Hakone Resto. Seiring perkembangan bisnis,
Hakone Resto juga melakukan perluasan pasar dengan membuka cabang didua
tempat. Cabang pertama berdiri bulan November 2015 di Ambarukmo Plaza Mall
Yogyakarta dan cabang kedua berdiri bulan Januari 2016 di Hartono Mall
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
E. Struktur Organisasi
Menurut Baridwan (2012:23), “Struktur organisasi dapat didefinisikan
sebagai suatu kelompok individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
sama. Tujuan dari suatu organisasi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu (1) tujuan
jangka panjang (no-operasional dan goal), dan (2) tujuan jangka pendek (operating
goal). Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar halaman 47. Job descriptions
pada struktur organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Komisaris
a. Bertanggungjawab atas pengawasan kinerja direktur utama dan
manajemen
b. Memberi dukungan berupa evaluasi saat omzet mengalami penurunan
maupun kenaikan
2. Direktur Utama
a. Direktur utama bertanggungjawab atas seluruh kegitan personalia di
Hakone Resto
b. Menerima dan memberikan seluruh laporan harian, bulanan dan tahunan
sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja kepada komisaris dan
pemilik
3. Manajer Operasional & Marketing
a. Bertanggung jawab atas operasi seluruh restoran
b. Membuat dan mengontrol jam kerja karyawan
c. Menangani event dalam jumlah besar.
d. Mengusulkan penambahan penguragan jumlah karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
e. Penanganan terhadap complaint/keluhan pelanggan
f. Mengecek kehadiran karyawan dengan jadwal kerja
g. Mengatur dan mengembangkan ide pemasaran
4. Head Kitchen
a. Melakukan check daftar barang pesanan ke tempat penyimpanan.
b. Melakukan pelatihan memasak bagi para karyawan dapur
c. Memberikan inovasi resep menu di setiap periode.
d. Menjaga food cost standar atau standar porsi dan standar resep.
5. Accounting & Finances Manager
a. Membuat laporan keuangan harian, bulanan dan tahunan.
b. Melakukan pemeriksaan catatan keuangan harian.
c. Mengatur kas masuk dan kas keluar, laporan pajak dan keuangan.
d. Mendokumentasikan catatan atas transaksi yang terjadi.
6. Server/Waiter&Waitress
a. Menunggu tamu dan menyambut tamu dengan pelayanan yang baik.
b. Mengambil dan menyajikan pesanan makanan dan minuman.
c. Membersihkan restoran serta mempersiapkan meja makan.
d. Memberikan bill / tagihan kepada pelanggan.
7. CSO/Sosmed
a. Membuat media promosi melalui iklan online dan cetak.
b. Menawarkan produk dan mencari pelanggan.
8. Bagian Produksi
a. Melaksanakan kebijakan dan rencana produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Melaksanakan produksi dan prosedur kualitas sesuai ketentuan restoran.
c. Mengatur dan mengontrol bahan baku proses produksi.
9. Bagian Dapur/ Kitchen
a. Memasak dan menghidangakan menu hidangan.
b. Melakukan pengecekan stock bahan secara harian dan bulanan.
10. Kasir
a. Menjalankan proses penjualan dan pembayaran.
b. Melakukan pencatatan atas semua transaksi penjualan.
c. Melakukan pencatatan kas fisik dan melaporkan kepada Accounting and
Finances Manager.
11. Purchasing
a. Melakukan perjanjian kontrak harga dengan pemasok.
b. Melakukan survei pasar atas produk yang dibeli.
c. Melakukan koordinasi kelengkapan dokumen dengan pihak pemasok.
d. Membandingkan harga beli barang dengan restoran lain yang sebanding.
e. Melakukan pengendalian biaya dengan pengecekan purchase requisition.
f. Melakukan koordinasi dengan bagian produksi dan dapur.
g. Membuat dokume order pembelian, dan laporan penerimaan barang.
h. Memastikan barang yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang dipesan.
i. Bertanggungjawab atas ketepatan waktu tibanya barang yang dipesan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Adapun fungsi dan wewenag dalam struktur organisasi Hakone Resto yang
telah disebutkan di atas, digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2: Struktur Organisasi Hakone Resto Yogyakarta
Sumber: Hakone Resto Yogyakarta
Keterangan
Garis komando/ instruksi :
Garis koordinasi :
KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
OPERATION&
MARKETING
MANAGER
KITCHEN ACCOUNTING &
FINANCES
MANAGER
CSO/
SOSME
D
KASIR PURCHASING
PRODUKSI DAPUR
SERVER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
G. Fasilitas Organisasi
Fasilitas yang disediakan oleh Hakone Resto meliputi:
1. Area parkir dapat menampung mobil dan motor
2. Kapasitas meja makan dapat menampung 100 orang
3. Terdapat ruang khusus ber-AC untuk meja makan
4. Ruang produksi bahan bakuterdapat di lantai tiga
5. Ruang dapur untuk menghidangkan menu terdapat dilantai satu
6. Ruang Ballroom untuk event khusus terdapat di lantai dua
7. Terdapat toilet umum untuk pelanggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Survei Pendahuluan
Survei pendahulaun merupakan tahap memahami aktivitas operasi yang
diaudit. Pelaksanaan survei pendahuluan dibagi menjadi dua tahap, Tahap
pertama, menetapkan tujuan audit, ruang lingkup audit, periode audit, dan
sasaran audit melalui diskusi bersama manajer. Tahap kedua, mencari
informasi terkait aktivitas pembelian bahan baku di Hakone Resto Yogyakarta,
melakukan review atas kebijakan, dan mengumpulkan dokumen pembelian.
Menetapkan tujuan audit, yaitu mengetahui hasil audit atas aktivitas
pembelian bahan baku. Ruang lingkup audit hanya sebatas pada aktivitas
pembelian, seperti organisasi pembelian, perencanaan pembelian, pelaksanaan
pembelian, inspeksi dan penerimaan barang, serta pembayaran dan pelaporan
pembelian. Periode audit dilaksanakan pada bulan Desember 2018 - Februari
2019. Sasaran audit dilakukan kepada Manajer Accounting & Finance, Bagian
Pembelian, dan Head Kitchen. Rencana audit Prosedur pegumpulan data
informasi diperoleh dengan cara wawancara, diskusi, dan observasi.
Mencari informasi mengenai aktivitas pembelian bahan baku makanan
dan minuman menjadi langkah kedua. Selain itu, dilakukan review atas
kebijakan atau prosedur pembelian bahan baku, serta pengumpulan sejumlah
dokumen yang digunakan dalam proses pembelian. Prosedur penggumpulan
data informasi dilakukan bersama Manajer Accounting and Finance, Bagian
Pembelian, dan Head Kitchen dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Infomasi yang telah diperoleh, selanjutya dideskripsikan secara rinci. Aktivitas
pembelian bahan baku makanan dan minuman di Hakone Resto dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Proses pembelian di Hakone Resto diawali dengan proses permintaan
pembelian. Permintaan bahan baku pembelian ditulis oleh Karyawan Bagian
Dapur dalam daftar permintaan pembelian dan diotorisasi oleh Head Kitchen.
Prosedur permintaan pembelian dilakukan secara harian untuk bahan baku
yang sifatnya rutin dibutuhkan, sedangkan bahan baku pembantu khususnya
bahan impor dari Jepang secara bulanan. Tahap selanjutnya, head kitchen
menyerahkan daftar permintaan bahan baku kepada Fungsi Pembelian. Fungsi
Pembelian tidak membuat surat order pembelian sebagai bukti otorisasi
pesanan pembelian. Daftar permintaan pembelian sekaligus digunakan sebagai
surat order pembelian.
Fungsi Pembelian kemudian melakukan order pembelian ke pihak
Pemasok sesuai kuantitas, kualitas, waktu yang dibutuhkan. Fungsi Pembelian
menetapkan ketentuan untuk kapasitas stok pembelian selain bahan baku segar
dilakukan sebulan sekali. Fungsi Pembelian akan menerima konfirmasi dari
pemasok untuk menyanggupi penyediaan barang. Pemasok menerima order
pembelian melalui pesan eletronik agar efisien.
Barang yang sudah melalui order pembelian segera dikirim ke restoran
sesuai hari yang sudah disepakati. Fungsi Pembelian tidak menggunakan surat
kontrak jangka panjang untuk menjaga komitmen penyediaan barang kepada
Pemasok terpilih. Fungsi Perimaan melakukan inspeksi dan penerimaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Fungsi Penerimaan dijalankan oleh Karyawan Bagian Dapur. Fungsi
Penerimaan melakukan tanda tangan pada copy-faktur sebagai bukti otorisasi
atas barang yang diterima. Tanda tangan pada copy-faktur sekaligus dianggap
sebagai laporan penerimaan barang. Fungsi Penerimaan akan melakukan retur
pembelian apabila barang yang diterima rusak atau tidak sesuai kualitas.
Barang yang sudah memenuhi standar kualifikasi akan dimasukkan kedalam
lemari penyimpanan.
Fungsi Penerimaan mengarahkan Pemasok menuju Fungsi Pembayaran.
Fungsi Pembayaran akan dilakukan oleh Accounting & Finances Manager.
Pemasok akan memberikan copy-faktur bertanda tangan Fungsi Penerimaan.
Fungsi Pembayaran akan membuat bukti kas keluar. Fungsi Pembayaran
menggunakan metode pencatatan cash basis karena dipandang lebih mudah
diterapkan dalam pencatatan transaksi keuangan. Transaksi Pembayaran secara
tunai dilaksanakan paling lambat tiga hari setelah penerimaan barang, dan
transaksi pembayaran secara kredit jatuh setiap tanggal 31 Desember. Pada
bukti kas keluar beserta dokumen pendukung tidak diberikan cap “lunas” oleh
Fungsi Pembayaran setelah cek dikirim kepada Pemasok.
B. Perencanaan Audit Internal
Pada perencanaan audit internal atas fungsi pembelian bahan baku
makanan dan minuman di Hakone Resto Yogyakarta dibagi menjadi dua tahap,
yaitu pengelolaan risiko dengan identifikasi dan menilai risiko, dan menulis
program audit dengan checklist.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Penjelasan dari kedua tahap perencanaan audit internal adalah sebagai
berikut:
1. Mengelola risiko dengan identifikasi dan menilai risiko
a. Mengidentifikasi risiko
Pada tahap penentuan risiko dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi risiko yang terdapat dalam organisasi. Identifikasi
risiko memiliki tujuan untuk memahami dan mengelola risiko yang
terjadi dalam bentuk pengendalian internal pada aktivitas pembelian
bahan baku makanan dan minuman. Identifikasi risiko dapat
dilakuan dengan cara menelusur dampak dari risiko yang akan
terjadi. Tahap penentuan risiko dengan identifikasi risiko dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 9. Identifikasi Risiko
Risiko Dampak Skor
Fungsi Pembelian,
Fungsi Penerimaan,
dan Fungsi
Pembayaran tidak
membuat nomor
urut tercetak pada
dokumen
pembelian.
Fungsi Pembelian, Fungsi
Penerimaan, dan Fungsi
Pembayaran mengalami
kerancuan atas
pertanggungjawaban dokumen
pembelian, dan mempersulit
pengecekan dokumen terhadap
transaksi keuangan.
1
Sumber: Moller (2016: 149-151) dan Kurniawan (2012: 79-80)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 9. Identifikasi Risiko (lanjutan)
Risiko Dampak Skor
Fungsi Pembayaran
tidak melakukan cap
“lunas” pada bukti
kas keluar beserta
dokumen pendukung.
Terjadi penggunaan bukti kas
keluar beserta dokumen
pendukung lebih dari satu kali,
dan pertanggungjawaban
otorisasi pengeluaran kas
menjadi kurang terkendali oleh
Fungsi Pembayaran
1
Fungsi Pembelian
tidak membuat surat
kontrak jangka
panjang kepada
pemasok terpilih.
Penerimaan barang sesuai
kualitas, kuantitas, dan waktu
pengiriman menjadi kurang
andal, dan apabila terjadi
kenaikan harga terlalu tinggi
secara tiba-tiba, membuat
pemasok tidak dapat memenuhi
pesanan karena takut
menanggung kerugian, dan
1
Fungsi Pembelian
tidak membuat surat
order pembelian
secara tertulis, dan
tidak membuat
tembusan kepada
Pemasok, Fungsi
Pembayaran, dan
Penerimaan
Fungsi Pembelian tidak
memiliki dokumen sebagai
bukti otorisasi pesanan
pembelian, dan tidak adanya
dokumen yang dapat digunakan
sebagai bukti kualitas, dan
kuantitas bahan baku yang
dipesan sesuai dengan bahan
baku yang diterima.
2
Fungsi Penerimaan
tidak membuat
laporan penerimaan
barang secara tertulis,
dan tidak membuat
tembusan kepada
Fungsi Pembayaran
Fungsi Penerimaan tidak
memiliki dokumen sebagai
bukti otorisasi inspeksi dan
penerimaan barang, dan
kelengkapan dokumen
pendukung bukti kas keluar
menajadi kurang andal.
2
Fungsi Pembayaran
melakukan pencatatan
pembelian
menggunakan
Metode Cash Basis
Penandingan antaran
pendapatan dengan biaya yang
dikeluarkan menjadi tidak
sesuai, dan laporan keuangan
menjadi kurang relevan dan
andal.
2
Sumber: Moller (2016: 149-151) dan Kurniawan (2012: 79-80)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 9. Identifikasi Risiko (lanjutan)
Risiko Dampak Skor
Accounting and
Finances Manager
tidak membuat
Standard Operating
Procedure (SOP)
pembelian secara
tertulis.
Rentan terjadi
ketidakseragaman proses kerja
antar karyawan, tidak ada
pedoman atau prosedur sebagai
pengendalian dalam aktivitas
pembelian, Accounting and
Finances Manager
membutuhkan waku lebih
banyak untuk menjelaskan
secara lisan kepada karyawan.
3
Sumber: Moller (2016: 149-151) dan Kurniawan (2012: 79-80)
Keterangan Skor:
a) Dampak risiko besar = 3
b) Dampak risiko menengah = 2
c) Dampak risiko kecil = 1
b. Menilai risiko
Pada tahap ini akan dilakukan penilaian dengan cara melakukan
klasifikasi dari seluruh risiko yang ditemukan. Proses klasifikasi risiko
audit didasarkan pada analisis tabel red flag dan risk worksheet. Tabel
red flag membagi tiga risiko, yaitu risiko rendah, risiko menengah,
risiko tinggi. Tabel risk worksheet merupakan tabel yang berisi tingkat
risiko, penyajian risiko, kegiatan pengendalian dan kelemahan
pengendalian. Risk worksheet digunakan untuk menentukan control atas
kelemahan kegiatan pengendalian tersebut. Berdasarkan tabel tersebut,
peneliti dapat mengetahui risiko tertinggi dan dapat memiliki sikap
kehati-hatian dalam pelaksaan audit. Tahap penilaian risiko audit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
berdasarkan kombinasi analisis tabel red flag dan tabel risk worksheet
adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Menilai Risiko dengan Kombinasi Red Flags dan Risk
Worksheet
Tingkat
Risiko
Penyajian
Risiko
Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko
Rendah
Fungsi
Pembelian,
Fungsi
Penerimaan,
dan Fungsi
Pembayaran
tidak membuat
nomor urut
tercetak pada
dokumen
pembelian.
Fungsi
Pembelian,
Fungsi
Penerimaan,
dan Fungsi
Pembayaran
membuat
nomor urut
tercetak pada
dokumen
pembelian.
Fungsi Pembelian,
Fungsi
Penerimaan,
Fungsi
Pembayaran
membuat nomor
urut tercetak pada
dokumen kurang
efisien.
Fungsi
Pembayaran
tidak
melakukan cap
“lunas” pada
bukti kas
keluar beserta
dokumen
pendukung.
Fungsi
pembayaran
melakukan cap
“lunas” pada
bukti kas keluar
beserta
dokumen
pendukung oleh
fungsi
pembayaran.
Fungsi
pembeliang
menganggap
bahwa adanya cap
“lunas” pada bukti
kas keluar dan
dokumen
pendukung
dianggap kurang
efisien.
Fungsi
Pembelian
tidak membuat
surat kontrak
jangka panjang
kepada
pemasok
terpilih.
Fungsi
Pembelian
membuat surat
kontrak jangka
panjang kepada
pemasok
terpilih.
Fungsi pembelian
menganggap
bahwa adanya
surat kontrak
jangka panjang
dianggap tidak
berpengaruh besar
pada komitmen
pemasok dalam
menyediakan
barang.
Sumber: Andayani (2008: 76), Tampubolon (2005: 183) Bayangkara
(2016: 93-95), Mulyadi (2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167),
(Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 10. Menilai Risiko dengan Kombinasi Red Flags dan Risk
Worksheet (lanjutan)
Tingkat
Risiko
Penyajian
Risiko
Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko
Menengah
Fungsi
Pembelian
tidak
membuat
surat order
pembelian
dan tidak
membuat
tembusan
kepada
Pemasok,
fungsi
Penerimaan,
serta Fungsi
Pembayaran.
Fungsi pembelian
membuat surat
order pembelian
secara tertulis dan
membuat
tembusan kepada
pemasok, fungsi
pembayaran, dan
penerimaan.
Fungsi
pembelian
menganggap
bahwa adanya
surat order
pembelian akan
membuat proses
pembelian
menjadi kurang
efisien.
Fungsi
Penerimaan
tidak
membuat
laporan
penerimaan
barang secara
tertulis dan
tidak
membuat
tembusan
kepada
Fungsi
Pembayaran.
Fungsi
Penerimaan
membuat laporan
penerimaan
barang secara
tertulis dan
membuat
tembusan kepada
fungsi
pembayaran.
Fungsi
Penerimaan
menganggap
bahwa adanya
laporan
penerimaan
barang menjadi
kurang efisien
Fungsi
Pembayaran
melakukan
pencatatan
pembelian
menggunakan
Metode Cash
Basis.
Fungsi
Pembayaran
melakukan
pencatattan
pembelian
menggunakan
Metode Accrual
Basis.
Fungsi
pembayaran
menganggap
bahawa Metode
Pencatatan Cash
basis lebih
mudah
diterapkan.
Sumber: Andayani (2008: 76), Tampubolon (2005: 183) Bayangkara
(2016: 93-95), Mulyadi (2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167),
(Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 10. Menilai Risiko dengan Kombinasi Red Flags dan Risk
Worksheet (lanjutan)
Tingkat
Risiko
Penyajian
Risiko
Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko
Tinggi
Accounting
and Finances
Manager
tidak
membuat
Standard
Operating
Procedure
(SOP)
pembelian
secara
tertulis.
Accounting and
Finances
Manager
membuat
Standard
Operating
Procedure (SOP)
pembelian secara
tertulis.
Accounting and
Finances
Manager
menganggap
bahwa
pemberitahuan
secara lisan
dipandang cukup
daripada
membuat
Standard
Operating
Procedure
(SOP) .
Sumber: Andayani (2008: 76), Tampubolon (2005: 183) Bayangkara
(2016: 93-95), Mulyadi (2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167),
(Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
2. Menulis program audit dengan tabel checklist
Pada program audit akan dilakukan perancangan tabel checklist.
Program audit dilaksanakan dengan melakukan penelusuran dan
pemeriksaan pada aktivitas pembelian bahan baku. Menurut Bayangkara
2015:83-97), ruang lingkup aktivitas pembelian, meliputi organisasi
fungsi pembelian, perencanaan pembelian, pelaksanaan pembelian,
inspeksi dan penerimaan barang, serta pembayaran dan pelaporan
pembelian.
Organisasi fungsi pembelian membahas atas penempatan fungsi
pembelian yang strategis dalam struktur organisasi. Organisasi dalam
mempertimbangan penempatan suatu fungsi dalam struktur organisasi
berkaitan dengan cakupan tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
melekat pada fungsi tersebut. Perencanaan pembelian membahas atas
penilaian ketepatan dalam merencanakan pembelian bahan baku, dan
memutuskan pemasok terpilih, serta penandatanganan kontrak dengan
pemasok. Pelaksanaan pembelian membahas atas kepastian bahwa
organisasi mendapat barang terbaik dari pemasok dan menilai otorisasi
atas persetujuan akhir untuk pembelian yang akan dilaksanakan.
Inspeksi dan penerimaan barang membahas atas penilaian penerimaan
barang sesuai kualitas dan kuantitas standar sesuai kesepakatan.
Pembayaran dan pelaporan pembelian membahasa atas
pertanggungjawaban pembeli kepada pemasok atas pembayaran bahan
baku yang dibeli. Pembeli perlu memperhatikan dokumen-dokumen
administasi pembayaran yang diterima dari pemasok sehingga
pembayaran dapat dilakukan tepat waktu.
Berdasarkan ruang lingkup aktivitas pembelian, dilakukan analisis
untuk menilai tingkat ekonomis, efisien, dan efektif. Tujuan analisis
tingkat ekonomis, efisien, dan efektif pada aktivitas pembelian adalah
membantu manajemen dalam menacapai tujuan organisasi.
Program audit dengan tabel checklist dijabarkan dalam Lampiran
1. Program Audit Atas Tingkat Ekonomis, Lampiran 2. Program Audit
Atas Tingkat Efisien, dan Lampiran 3. Program Audit Atas Tingkat
Efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Pelaksanaan Audit Internal
Tahap pertama adalah melaksanakan program audit pada aktivitas
pembelian bahan baku makanan dan minuman. Bentuk pelaksanaan
program audit yaitu dengan memberi √ tanda jawaban “ya” atau “tidak”,
mengisi kolom “komentar” pada tabel checklist serta kolom “catatan” bila
dibutuhkan. Pada tahap pelaksanaan audit juga dilakukan kegiatan
wawancara untuk menggali informasi lebih dalam mengenai dugaan temuan
dalam aktivitas pembelian.
Pada tahap terakhir dilakukan crosscheck atas hasil checklist yang
telah dijawab oleh fungsi pembelian, Accounting and Finances Manager,
dan Head Kitchen. Hasil pelakasaanan program audit dengan pengisian
tabel checklist adalah sebagai berikut:
1. Progam Audit Atas Tingkat Ekonomis
Tabel 11. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit : Desember 2018
- Februari 2019
Indikator I: Aktivitas Pembelian Mengikuti Pembelian Secara
Umum
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian
membuat surat order
pembelian
√
Fungsi
Pembelian
menggunaka
daftar
permintaan
pembelian
sekaligus
sebagai surat
order pembelian
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167), dan Suarsana (2007: 47-
73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 11. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
(lanjutan)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit : Desember 2018
- Februari 2019
Indikator I: Aktivitas Pembelian Mengikuti Pembelian Secara
Umum
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
2. Fungsi Penerimaan
membuat laporan
penerimaan barang
√
Fungsi
Penerimaan
menggunakan
bukti tanda
terima pada
copy-faktur
sebagai laporan
penerimaan
barang
3.
Fungsi pembelian
melakukan pembelian
bahan baku
menggunakan sistem
harian, dan bulanan
√
Pembelian
dengan sistem
harian untuk
bahan baku
segar,
sedangkan
pembelian
dengan sistem
bulanan untuk
bahan penolong
dan impor
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167), dan Suarsana (2007: 47-
73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 11. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
(lanjutan)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit : Desember
2018 - Februari 2019
Indikator I: Aktivitas Pembelian Mengikuti Pembelian Secara
Umum
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
4. Pembayaran dilakukan
sesuai dengan syarat
pembayaran guna
mencegah hilangnya
kesempatan untuk
memperoleh potongan
tunai √
Pembayaran
dilakukan
paling lambat
tiga hari
setelah
penerimaan
barang
walaupun tidak
ada tanggal
jatuh tempo
yang
ditetapkan oleh
pemasok
5. Fungsi Pembayaran
melakukan pembayaran
secara kredit dan tunai
√
Pembayaran
secara kredit
dilakukan
untuk bahan
baku yang
dibeli pada 31
Desember (cut
off), dan
pembayaran
tunai
dilakukan
paling lambat
tiga hari
setelah
penerimaan
barang
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167), dan Suarsana (2007: 47-
73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 11. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
(lanjutan)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit : Desember 2018
- Februari 2019
Indikator I: Aktivitas Pembelian Mengikuti Pembelian Secara
Umum
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
6. Fungsi Pembayaran
melakukan pencatatan
dengan Metode Accrual
Basis √
Fungsi
Pembayaran
melakukan
pencatatan
dengan Metode
Cash Basis
Indikator II: Fungsi Pembelian Tidak Melakukan Pembelian
Secara Berlebihan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian
memiliki “market list”
yang sudah diverifikasi
oleh Accounting and
Finances Manager.
√
2. Kondisi tempat
penyimpanan sudah
memenuhi standar ruang
agar tidak mempengaruhi
kualitas, dan kuantitas
bahan baku
√
3. Fungsi pembelian
memiliki catatan daftar
pemasok terpilih
√
Fungsi
pembelian
membuat
catatatn daftar
pemasok terpilih
ketika awal
restoran
beroperasi
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167), dan Suarsana (2007: 47-
73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 11. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
(lanjutan)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit : Desember
2018 - Februari 2019
Indikator III: Fungsi Pembelian Mengurangi Penggunaan
Sumber Daya yang Tidak Terpakai
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi penerimaan
melakukan verifikasi
terhadap penerimaan
barang sesuai dengan
ketepatan waktu kirim √
Fungsi
penerimaan
melakukan
verifikasi
ketepatan
waktu terhadap
pemasok saat
barang tiba
2. Fungsi penerimaan
memiliki kebijakan untuk
menangani bahan baku
yang tidak sesuai dengan
kualitas dan kuantitas
pesanan.
√
Fungsi
penerimaan
melakukan
retur barang
kepada
pemasok
3. Fungsi penerimaan
memberikan bahan baku
kepada Fungsi
Penyimpanan untuk
disimpan sebagai stock
item
√
Bahan baku
yang disimpan
sebagai stock
item sudah
melalui tahap
inspeksi
Jumlah
Jawaban Catatan:
Diaudit Oleh :
Josephine Anindyasari Kristanto
Ya Tidak
Tanggal : 28 Januari 2019 9 3
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), Colman (1994: 5 dan 167), Adisaputro (2007: 9),
dan Suarsana (2007: 47-73)
Penilaian tabel checklist atas tingkat ekonomis, memperoleh hasil
jawaban “ya” sebanyak 9 dan “tidak” sebanyak 3. Presentase nilai
ekonomis untuk jawaban “ya”dapat dijabarkan sebagai berikut:
Nilai Ekonomis = (input realisasi / input rencana) x 100%
Nilai Ekonomis = ( 9 / 12) x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Nilai Ekonomis = 75%
Presentasi jawaban “ya” menunjukkan tingkat ekonomis sebesar 75%.
Hasil penilaian program audit atas tingkat ekonomis dinyatakan “baik”.
Presentase jawaban “tidak” sebesar 25%.
Hasil tabel checklist pada jawaban “tidak”, dalam indikator
pertama diketahui bahwa Fungsi Pembelian tidak membuat surat order
pembelian secara tertulis. Alasannya adalah dokumen surat order
pembelian dipandang kurang ekonomis, dan efisien dalam pelaksanaan
pembelian. Apabila Fungsi Pembelian tidak membuat dokumen surat
order pembelian berakibat pada tidak adanya dokumen yang dapat
digunakan sebagai bukti kualitas, dan kuantitas bahan baku yang
dipesan sesuai dengan bahan baku yang diterima. adalah Tujuan Fungsi
Pembelia membuat dokumen surat order pembelian secara tertulis
adalah sebagai bukti otorisasi atas pesanan pembelian. Menuru Mulyadi
(2016: 257), perusahaan memulai proses pembelian barang atau jasa
melalui surat order pembelian, dan berakibat pada penerimaan barang,
serta timbul kewajiban kepada Pemasok.
Fungsi Pembelian tidak memiliki dokumen sebagai bukti otorisasi
pesanan pembelian, dan penandingan antara kualitas, kuantitas bahan
baku yang dipesan dengan yang diterima menjadi kurang andal.
Fungsi Penerimaan tidak membuat laporan penerimaan barang
secara tertulis. Fungsi Penerimaan hanya melakukan tandatangan
sebagai bukti terima pada copy-faktur tanpa membuat laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
penerimaa barang. Alasannya adalah dokumen laporan penerimaan
barang juga dipandang kurang ekonomis, dan efisien dalam
pelaksanaan pembelian. Menurut Mulyadi (2016: 257), laporan
penerimaan barang berfungsi sebagai bukti otorisasi atas inspeksi
penerimaan barang dari pemasok. Tujuan Fungsi Penerimaan membuat
laporan penerimaan barang untuk memberikan informasi penerimaan
barang kepada Fungsi Pembayaran. Fungsi Pembayaran menggunakan
laporan penerimaan barang sebagai dokumen pendukung bukti kas
keluar dalam mencatat pengeluaran kas.
Pada indikator pertama, Fungsi Pembayaran juga tidak
melakukan pencatatan dengan Metode Accrual Basis. Alasannya
adalah Fungsi Pembayaran menganggap pencatatan dengan dasar
akrual sulit untuk diterapkan, dan menghasilkan laporan pendapatan
yang jauh lebih besar dari beban yang dibayarkan. Menurut Jusup
(2011: 180), Metode Pencatatan Accrual Basis adalah metode yang
mengakui transaksi saat terjadinya, dan dicatat dalam pembukan
sebagai sebagai pendapatan atau beban tanpa memandang apakah kas
sudah diterima atau dikeluarkan. Entitas menyusun laporan keuangan
atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas (SAK 27 efektif per 1 Januari
2018). Pencatatan akuntasi dengan Metode Accrual Basis mampu
menghasilkan informasi yang lebih lengkap, dan akurat. Hal ini
penting, karena semakin lengkap data yang disajikan, akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
menghasilkan informasi yang akurat dalam mengambil keputusan
keuangan.
2. Progam Audit Atas Tingkat Efisien
Tabel 12. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit : Desember 2018
- Februari 2019
Indikator I: Hierarki Organisasi dan Pola Komunikasi
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Terdapat pedoman tertulis
yang memuat kode etik
untuk staf yang terlibat
dalam aktivitas pembelian √
2. Fungsi Pembelian
melakukan transaksi
pembelian menggunakan
media komunikasi online √
Transaksi
pembelian
menggunakan
komunikasi via
Whatsapp.
Indikator II: Aktivitas Pembelian Tidak Melakukan Duplikasi
Kegiatan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi pembelian
dijalankan oleh
Departemen Pembelian √
2. Fungsi Pembelian terpisah
dari Fungsi Pembayaran √
3. Fungsi Pembelian terpisah
dari fungsi Penerimaan √
4. Fungsi Penerimaan
terpisah dari fungsi
Penyimpanan
√
Fungsi
penerimaan dan
fungsi
penyimpanan
dijalankan oleh
karyawan
bagian dapur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 12. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
(lanjutan)
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), Adisaputro (2007: 9), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator II: Aktivitas Pembelian Tidak Melakukan Duplikasi
Kegiatan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
5. Pembelian bahan baku
makanan dan minuman
dijalankan oleh fungsi
pembelian √
Fungsi
pembelian
memiliki
otorisasi
atas
pesanan
bahan baku
6. Fungsi Pembelian melakukan
pembelian kepada pemasok
terpilih √
Indikator III: Pentingnya Tahapan Kerja dalam Aktivitas
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian melakukan
pembelian bahan baku
makanan dan minuman
melalui survei harga pasar
√
2. Fungsi Pembelian membuat
tembusan surat order
pembelian kepada Pemasok,
Fungsi Penerimaan, dan
Fungsi Pembayaran
√
3. Fungsi Penerimaan membuat
tembusan laporan penerimaan
barang kepada Fungsi
Pembayaran √
Fungsi
Penerimaan
hanya
membuat
tanda terima
pada copy-
faktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 12. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
(lanjutan)
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), Adisaputro (2007: 9), dan Suarsana (2007: 47-73)
Penilaian tabel checklist atas tingkat efisien, memperoleh hasil
jawaban “ya” sebanyak 8 dan “tidak” sebanyak 4. Presentase nilai
efisien untuk jawaban “ya”dapat dijabarkan sebagai berikut:
Nilai Efesien = (input realisasi / input rencana) x 100%
Nilai Efisien = ( 8 / 12) x 100%
Nilai Efisien = 66,66%
Presentasi jawaban “ya” menunjukkan tingkat efisien sebesar 66,66%.
Hasil penilaian program audit atas tingkat efisien dinyatakan “baik”.
Presentase jawaban “tidak” sebesar 33,33%.
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator III: Pentingnya Tahapan Kerja dalam Aktivitas
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
4. Fungsi Pembayaran membuat
cap “lunas” pada bukti kas
keluar beserta dokumen
pendukung
√
Fungsi
Pembayaran
hanya
menggunaka
n tanda
tangan pada
bukti kas
keluar dan
dokumen
pendukung
Jumlah
Jawaban
Catatan:
Diaudit Oleh :
Josephine Anindyasari Kristanto
Ya Tidak
8 4
Tanggal : 28 Januari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Hasil tabel checklist pada jawaban “tidak”, dalam indikator kedua
diketahui bahwa Fungsi Penerimaan tidak terpisah dari Fungsi
Penyimpanan. Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Penyimpanan dijalankan
oleh satu pihak, yaitu Karyawan Dapur. Karyawan Dapur memiliki
kendali penuh dalam melakukan inspeksi kualitas dan kuantitas
penerimaan barang, serta penyimpanan persediaan bahan baku
digudang. Kepala Dapur atau Head Kitchen berfungsi sebagai pihak
yang memiliki otorisasi atas penerimaan dan penyimpanan bahan baku.
Alasan dilakukan duplikasi pekerjaan dalam aktivitas pembelian bahan
baku di Hakone Resto adalah pelaksanaan pembelian menjadi lebih
efisien. Selain itu, Head Kitchen dapat lebih ekonomis dalam
memanfaatkan sumber daya organisasi. Menurut Narko (1994: 124),
perusahan yang masih kecil, Fungsi Penerimaan dapat dirangkap oleh
Fungsi Penyimpanan atau Bagian Gudang.
Saran yang dapat diberikan sebagai praktik yang sehat adalah
Fungsi Penerimaan dan Fungsi Penyimpanan dilakukan secara terpisah.
Fungsi Penerimaan dan Fungsi Penyimpanan memiliki fungsi dan
wewenang yang berbeda. Menurut Mulyadi, (2016: 256), pemisahan
fungsi dan wewenang bertujuan untuk menjamin kualitas, dan kuantitas
bahan baku yang diterima. Fungsi Penerimaan memerlukan keahilan
khusus dalam menangin syarat-syarat pembelian, dan Fungsi
Penyimpanan berfokus pada pengelolaan persediaan yang disimpan di
gudang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Fungsi Pembelian tidak membuat tembusan surat order pembelian
kepada Pemasok. Alasannya adalah Fungsi Pembelin beranggapan
bahwa membuat tembusan surat order pembelian kurang efisien.
Menurut Mulyadi (2016: 259), praktik yang sehat adalah Fungsi
Pembelian membuat tembusan surat order pembelian kepada Pemasok,
Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran. Pemasok yang menerima
tembusan surat order pembelian, berfungsi sebagai bukti purchase
order barang. Fungsi Penerimaan yang menerima tembusan surat order
pembelian, berfugsi sebagai syarat untuk melakukan inspeksi dan
penerimaan barang. Fungsi Pembayaran yang menerima tembusan surat
order pembelian, berfungsi sebagai salah satu dokumen pendukung
penerbitan buktik kas keluar, dan kelengkapan bukti untuk pencataan
kas keluar.
Fungsi Penerimaan tidak membuat tembusan laporan penerimaan
barang kepada Fungsi Pembayaran. Alasannya adalah Fungsi
Penerimaan beranggapan bahwa membuat tembusan laporan
penerimaan barang kurang efisien. Menurut Mulyadi (2016: 259),
praktik yang sehat adalah Fungsi Penerimaan membuat tembusan
laporan penerimaan barang kepada Fungsi Pembayaran. Fungsi
Pembayaran yang menerima tembusan laporan penerimaan barang,
berfungsi sebagai bukti inspeksi penerimaan barang, dan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kelengkapan dokumen pendukung penerbitan bukti kas keluar, dan
kelengkapan bukti untuk pencatatan kas keluar.
Fungsi Pembayaran tidak membuat cap “lunas” pada bukti kas
keluar beserta dokumen pendukung. Alasannya adalah Fungsi
Pembayaran beranggapan bahwa cap “lunas” kurang efisien dalam
pelaksanaan pembelian. Menurut Mulyadi (2016: 260) dan Coldman
(1994: 167), Praktik yang sehat salah satunya bukti kas keluar beserta
dokumen pendukung dicap “lunas” oleh Fungsi Pembayaran. Tujuan
Fungsi Pembayaran membuat cap “lunas” adalah untuk mencegah
terjadinya penggunaan bukti kas keluar lebih dari satu kali, dan bukti
otorisasi pengeluaran kas oleh Fungsi Pembelian
3. Progam Audit Atas Tingkat Efektif
Tabel 13. Program Audit dengan Tabel Checklist
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), (Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator I: Meniliai Sistem Perencanaan Organisasi
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Manajer Accounting and
Finances, Fungsi Pembelian,
dan Head Kitchen membuat
anggaran pembelian bahan
baku utama dan pembelian
bahan baku pendukung
√
Accounting
and Finance
Manager,
fungsi
pembelian
dan Head
Kitchen tidak
membuat
anggaran
karena
fluktuatif
harga pasar
jarang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 13. Program Audit dengan Tabel Checklist (lanjutan)
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), (Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator II: Menilai Kecukupan Sistem Manajemen
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Accounting and Finance
Manager menetapkan
Standard Operating
Procedure (SOP) secara
tertulis
√
Accounting
and Finance
Managermen
menetapkan
dan
melaksanakan
SOP hanya
secara lisan
2. Fungsi Pembayaran
menggunakan sistem
pembayaran melalui
tranfer bank √
Fungsi
Pembayaran
melakukan
pembayaran
secara tranfer
untuk Pemasok
dari luar kota
3. Fungsi Pembayaran
melakukan verifikasi
melalui pengecekan
kualiatas, kuantitas dan
harga sebelum melakukan
pembayaran
√
4. Fungsi Pembelian
membuat kontrak jangka
panjang kepada pemasok
terpilih
√
Pemasok
memiliki
loyalitas tinggi
dalam
menyediakan
bahan baku
5. Fungsi Pembelian, Fungsi
Penerimaan, dan Fungsi
Pembayaran menggunakan
nomor urut tercetak pada
dokumen pembelian
√
Fungsi
Pembelian,
Fungsi
Penerimaan,
dan Fungsi
Pembayaran
menggunakan
catatan tanggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 13. Program Audit dengan Tabel Checklist (lanjutan)
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi
(2015: 243-260), (Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit : Desember
2018 - Februari 2019
Indikator III: Mengidentifikasi Faktor-Faktor Hasil Kinerja yang
Memuaskan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian telah
menetapkan informasi yang
dibutuhkan untuk mendukung
keputusan pembelian
√
2. Accounting and Finances
Manager dan Fungsi
Pembelian melakukan
evaluasi pelaksanaan
pembelian
3. Fungsi Pembelian
menetapkan prosedur untuk
pembelian yang bersifat
mendesak.
√
4. Fungsi Pembelian melakukan
evaluasi penawaran harga
kepada pemasok √
5. Fungsi Pembayaran membuat
laporan pembelian secara
tepat waktu √
6. Fungsi Pembayaran membuat
laporan pembelian yang
menyajikan:
a. Kemampuan memenuhi
spesifikasi bahan baku
b. Kendala dalam
pembelian
c. Inovasi dalam
pembelian
√
Fungsi
pembayaran
dalam membuat
laporan
pembelian belum
menyajikan
kendala atau
masalah dalam
pembelian
Jumlah
Jawaban
Catatan:
Diaudit Oleh :
Josephine Anindyasari Kristanto
Ya Tidak
Tanggal : 28 Januari 2019 8 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Penilaian tabel checklist atas tingkat efektif, memperoleh hasil
jawaban “ya” sebanyak 8 dan “tidak” sebanyak 4. Presentase nilai
efektif untuk jawaban “ya”dapat dijabarkan sebagai berikut:
Nilai Efektif = (input realisasi / input rencana) x 100%
Nilai Efektif = ( 8 / 12) x 100%
Nilai Efektif = 66.66%
Presentasi jawaban “ya” menunjukkan tingkat efektif sebesar 66,66%.
Hasil penilaian program audit atas tingkat efektif dinyatakan “cukup”.
Presentase jawaban “tidak” sebesar 33,33%.
Hasil tabel checklist pada jawaban “tidak”, dalam indikator
pertama diketahui bahwa Manajer Accounting and Finances, Fungsi
Pembelian, dan Head Kitchen membuat anggaran pembelian bahan
baku utama dan pembelian bahan baku pendukung. Kondisi harga
bahan baku dipasaran yang cenderung stabil menjadi alasan Manajer
Accounting and Finances, Fungsi Pembelian, dan Head Kitchen tidak
membuat anggaran pembelian. Saran yang dapat diberikan adalah
Manajer Accounting and Finances, Fungsi Pembelian, dan Head
Kitchen merumuskan anggaran pembelian bahan baku makanan dan
minuman. Anggaran pembelian bahan baku berfungsi sebagai alat
perencanaan dan pengendalian manajemen. Menurut (Baridwan
2012:17), anggaran merupakan alat untuk mengukur aktualisasi kinerja.
Manajer Accounting and Finances dapat menggunakan anggaran
sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja dalam aktivitas pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pada indikator kedua, Accounting and Finance Manager
menetapkan Standard Operating Procedure (SOP) secara lisan.
Accounting and Finance Manager mengangguap bahwa penyampaian
SOP secara lisan lebih cepat, dan mudah dipahami oleh karyawan.
Akibat Accounting and Finance Manager tidak membuat SOP secara
tertulis adalah rentan terjadi ketidakseragaman proses kerja antar
karyawan, tidak ada pedoman atau prosedur sebagai pengendalian
dalam aktivitas pembelian, dan Accounting and Finances Manager
membutuhkan waku lebih banyak untuk menjelaskan secara lisan
kepada karyawan. Prosedur pembelian merupakan urutan kegiatan
pembelian yang dilaksanakan secara berulang-ulang dengan hasil yang
sama, (Wiyasha 2014: 171).Tujuan Standard Operating Procedure
(SOP) pembelian adalah menjamin adanya pelakuan yang seragam
dalam alur prosedur aktivitas pembelian bahan baku, (Baridwan 2012:
3). SOP pembelian juga digunakan sebagai alat pengendalian internal
sehingga bila terjadi kekeliruan maka manajemen dapat dengan segera
mendeteki kekeliruan.
Fungsi Pembelian tidak membuat kontrak jangka panjang kepada
pemasok terpilih. Alasannya adalah Fungsi Pembelian beranggapan
bahwa Pemasok memiliki loyalitas tinggi dalam memenuhi kebutuhan
persediaan bahan baku, Fungsi pembelian tidak perlu melakukan
analisis mendalam terhadap kriteria kualitas bahan baku, dan Fungsi
Pembelian lebih fleksibel dalam menentukan pemasok dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menyediakan bahan baku. Akibat Fungsi Pembelian tidak membuat
surat kontrak jangka panjang adalah Pemasok rentan mengalami
ketidakmampuan memenuhi pesanan apabila terjadi kenaikan harga di
pasar. Penekanan surat kontrak jangka panjang lebih pada kualitas,
kuantitas, dan waktu pengiriman yang diharapkan oleh Fungsi
Pembelian. Menurut Indrajid (2005: 37), kecenderungan pembelian
barang strategis mendatang alam dilakukan dengan surat kontrak
jangka panjang. Menurut Suarsana (2007: 28), jenis bahan baku
perishable, seperti sayur-mayur, buah-buahan, bahan baku musiman
dapat menggunakan kontrak jangka panjang untuk menjaga loyalitas
Pemasok.
Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran
menggunakan nomor urut tercetak pada dokumen pembelian. Fungsi
Pembelian, Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran memiliki
kebijakan untuk mencantumkan tanggal pada setiap dokumen
pembelian. Akibatnya, Fungsi Pembelian Fungsi Penerimaan, Fungsi
Pembayaran, menjadi sulit dalam melakukan pengawasan dokumen
terhadap transaksi keuangan. Menurut Mulyadi (2016: 259), salah satu
praktik akuntansi yang sehat adalah terdapat nomor urut tercetak pada
dokumen pembelian. Menurut Baridwan (2012: 68), nomor urut
tercetak digunakan untuk mempermudah pengawasan dokumen
pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
D. Evaluasi Pelaksanaan Hasil Audit
Evaluasi pelaksanaan hasil audit dilakukan kepada fungsi pembelian,
Manajer Accounting & Finance, dan Head Kitchen. Terdapat beberapa hal
pada aktivitas pembelian bahan baku makanan dan minuman Hakone Resto
yang menjadi perhatian selama proses pelaksanaan audit. Beberapa hal
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran tidak
membuat nomor urut tercetak pada dokumen pembelian
Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran
hanya menyertakan tanggal transaksi pada dkumen pembelian.
Penggunaan nomor urut tercetak pada dokumen pembelian
memudahkan pengecekan atas formulir yang tidak digunakan, seperti
karena salah pengisian atau hilang.
2. Fungsi Pembayaran tidak melakukan cap “lunas” pada bukti kas beserta
dokumen pendukung
Fungsi Pembayaran tidak melakukan cap “lunas” pada bukti kas
keluar beserta dokumen pendukung. Apabila bukti kas keluar beserta
dokumen pendukung tidak di cap “lunas”, maka rentan terjadi
penggunaan bukti kas keluar lebih dari satu kali. Fungsi cap “lunas”
pada bukti kas keluar beserta dokumen pendukung mendukung
pertanggungjawaban otorisasi pengeluaran kas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Fungsi pembelian tidak membuat surat kontrak jangka panjang kepada
pemasok terpilih
Adanya surat kontrak jangka panjang akan menguntungkan kedua
belah pihak karena penyerahan barang dapat dipastikan tersistem mulai
dari waktu, jaminan mutu dan kesanggupan ketersediaan barang dapat.
Akibat tidak ada surat kontrak jangka panjang adalah loyalitas pemasok
rentan terjadi ketidakpastian dan ketidakmampuan pemasok dalam
menyediakan bahan baku saat kenaikan harga terjadi agar tidak
mengalami kerugian.
4. Fungsi Pembelian tidak membuat surat order pembelian secara tertulis
dan tidak membuat tembusan kepada Pemasok, Fungsi Penerimaan, dan
Fungsi Pembayaran.
Fungsi Pembelian tidak membuat surat order pembelian secara
tertulis karena kurang ekonomis sehinga daftar permintaan pembelian
sekaligus dijadikan sebagai surat order pembelian. Fungsi Pembelian
membuat surat order pembelian sebagai bukti otorisasi atas pesanan
pembelian. Fungsi Pembelian tidak membuat tembusan surat order
pembelian kepada Pemasok, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran
karena kurang efisien dalam pelaksanaan pembelian.
Pemasok yang menerima tembusan surat order pembelian,
berfungsi sebagai bukti purchase order barang. Fungsi Penerimaan yang
menerima tembusan surat order pembelian, berfugsi sebagai syarat
untuk melakukan inspeksi dan penerimaan barang. Fungsi Pembayaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang menerima tembusan surat order pembelian, berfungsi sebagai salah
satu dokumen pendukung penerbitan buktik kas keluar, dan
kelengkapan bukti untuk pencataan kas keluar.
5. Fungsi penerimaan barang tidak membuat laporan penerimaan barang
Fungsi Penerimaan tidak membuat tembusan laporan penerimaan
barang kepada Fungsi Pembayaran. Alasannya adalah Fungsi
Penerimaan beranggapan bahwa membuat tembusan laporan
penerimaan barang kurang efisien. Fungsi Penerimaan dalam
menjalankan praktik yang sehat harus membuat tembusan laporan
penerimaan barang kepada Fungsi Pembayaran. Tembusan laporan
penerimaan barang kepada Fungsi Pembayaran sebagai bukti atas
inspeksi penerimaan barang, dan salah satu kelengkapan dokumen
pendukung penerbitan bukti kas keluar, dan kelengkapan bukti untuk
pencatatan kas keluar.
6. Fungsi Pembayaran melakukan pencatatan pembelian menggunakan
Metode Cash Basis.
Metode Cash Basis adalah pencatatan akuntansi dengan transaksi
pendapata dan beban hanya akan dicatat apabila terjadi penerimaan
barang atau pengeluaran kas. Metode Accrual Basis adalah pencatatan
akuntansi dengan mengakuai pengaruh transaksi pada saat transaksi
tersebut terjadi tanpa memandang ks sudah diterima atau dikeluarkan.
Fungsi Pembayaran menggunakan Metode Cash Basis dalam pencatatan
pengeluaran kas. Pencatatan pengeluaran kas dengan Metode Cash
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Basis jauh lebih mudah diterapkan, dan catatan atas pendapatan
menunjukkan lebih besar dari beban yang dikeluarkan. Pentatan
pengeluaran dengan Metode Accrual Basis menghasilkan informasi
laporan keuangan yang lebih lengkap dan akurat. Informasi laporan
keuangan yang lengkap dan akurat dapat digunakan sebagai
pengambilan keputusan.
7. Accounting and Finances Manager tidak SOP (Standard Operating
Procedure) pembelian secara tertulis.
Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu urutan
pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang
seragam terhadap transaksi-transaksi perusahan yang sering terjadi,
(Baridwan 2012: 3). Accounting and Finance Manager beranggapan
bahwa menyampaikan Standard Operating Procedure SOP secara lisan
lebih cepat, dan mudah dipahami oleh karyawan. Akibat Accounting
and Finance Manager tidak membuat SOP secara tertulis adalah rentan
terjadi ketidakseragaman proses kerja antar karyawan, tidak ada
pedoman atau prosedur sebagai pengendalian dalam aktivitas
pembelian, dan Accounting and Finances Manager membutuhkan waku
lebih banyak untuk menjelaskan secara lisan kepada karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
E. Tahap Penyusunan Temuan, Penyebab, dan Rekomendasi
Pada tahap ini akan dilakukan penyusunan hasil temuan, penyebab,
dan memberikan rekomendasi. Informasi data penyusunan temuan,
penyebab, dan rekomendasi didapatkan dari pelaksanaan program audit atas
tingkat ekonomis, efisien, dan efektif pada aktivitas pembelian. Ruang
lingkup aktivitas pembelian bahan baku makanan dan minuman, yaitu
organisasi fungsi pembelian, perencanaan pembelian, pelaksanaan
pembelian, inspeksi dan penerimaan barang, pembayaran dan pelaporan
pembelian. Penyusunan temuan, penyebab dan rekomendasi didasarkan
pada ruang lingkup aktivitas pembelian bahan baku makanan dan minuman
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Organisasi Fungsi Pembelian
a. Temuan
1) Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran
tidak membuat nomor urut tercetak pada dokumen
pembelian.
2) Accounting and Finance Manager tidak membuat Standard
Operating Procedure (SOP) pembelian secara tertulis.
b. Kriteria
1) Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran
membuat nomor urut tercetak pada dokumen pembelian.
2) Accounting and Finance Manager membuat Standard
Operating Procedure (SOP) pembelian secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c. Penyebab
1) Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran
membuat tanggal transaksi saja pada dokumen pembelian
dipandang lebih efektif.
2) Accounting and Finance Manager dalam membuat Standard
Operating Procedure (SOP) dipandang lebih efektif dan
mudah dipahami.
d. Akibat
1) Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran,
menjadi sulit dalam melakukan pengawasan dokumen
terhadap transaksi keuangan.
2) Accounting and Finances Manager mengalami kesulitan
dalam melakukan pengendalian internal dan membutuhkan
waktu lebih lama untuk menjelaskan secara lisan kepada
karyawan, serta karyawan rentan mengalami
ketidakseragaman proses kerja.
e. Rekomendasi
1) Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi
Pembayaran membuat nomor urut tercetak pada dokumen
pembelian.
2) Accounting and Finances Manager membuat Standar
Operating Procedure (SOP), dan diadakan pelatihan bagi
karyawan yang terlibat dalam aktivitas pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Perencanaan Pembelian
a. Temuan
1) Fungsi Pembelian tidak membuat surat kontrak jangka
panjang kepada Pemasok terpilih.
b. Kriteria
1) Fungsi Pembelian membuat surat kontrak jangka panjang
kepada Pemasok terpilih.
c. Penyebab
1) Fungsi Pembelian memiliki sikap kepercayaan yang tinggi
atas loyalitas Pemasok dalam menyediakan bahan baku.
2) Fungsi Pembelian tidak perlu melakukan analisis mendalam
terhadap kriteria kualitas bahan baku.
3) Fungsi Pembelian lebih fleksibel dalam menentukan
pemasok penyedia bahan baku.
d. Akibat
1) Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga terlalu tinggi secara
tiba-tiba, maka Pemasok kurang dapat memenuhi pesanan
agar tidak menanggung kerugian.
e. Rekomendasi
1) Fungsi Pembelian membuat surat kontrak jangka panjang
kepada pemasok terpilih.
3. Pelaksanaan Pembelian
a. Temuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
1) Fungsi Pembelian tidak membuat surat order pembelian
secara tertulis, dan tidak membuat tembusan kepada
Pemasok, Fungsi Penerimaan, serta Fungsi Pembayaran.
b. Kriteria
1) Fungsi Pembelian membuat surat order pembelian secara
tertulis, dan tidak membuat tembusan kepada Pemasok,
Fungsi Penerimaan, serta Fungsi Pembayaran.
c. Penyebab
1) Fungsi Pembelian tidak membuat surat order pembelian, dan
tidak membuat tembusan kepada Pemasok, Fungsi
Penerimaan, serta Fungsi Pembayaran dipandang kurang
ekonomis dan efisien.
d. Akibat
1) Fungsi Pembelian tidak memiliki dokumen sebagai bukti
otorisasi pesanan pembelian.
2) Fungsi Penerimaan tidak memiliki bukti untuk melakukan
penandingan antara bahan baku yang dipesan dengan bahan
baku yang diterima.
3) Fungsi Pembayaran dalam melakukan pencatatan pembelian
tidak disertai dokumen pendukung berupa surat order
pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
e. Rekomendasi
1) Fungsi Pembelian membuat surat order pembelian secara
tertulis, dan tidak membuat tembusan kepada Pemasok,
Fungsi Penerimaan, serta Fungsi Pembayaran kurang
ekonomis dan efisien.
4. Inspeksi dan Penerimaan Barang
a. Temuan
1) Fungsi Penerimaan tidak membuat laporan penerimaan
barang secara tertulis, dan tidak membuat tembusan kepada
Fungsi Pembayaran.
b. Kriteria
1) Fungsi Penerimaan mebuat laporan penerimaan barang
secara tertulis, dan tidak membuat tembusan kepada Fungsi
Pembayaran.
c. Penyebab
1) Fungsi Penerimaan tidak membuat laporan penerimaan
barang secara tertulis, dan tidak membuat tembusan kepada
Fungsi Pembayaran karena dipandang kurang ekonomis dan
efisien.
d. Akibat
1) Informasi penerimaan barang dengan persediaan barang
yang disimpan kurang menjamin ketelitian, dan keandalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2) Penandingan anatara kualitas bahan baku yang dipesan
dengan bahan baku yang diterima dari Pemasok menjadi
kurang akurat.
3) Penerimaan barang dari Pemasok rentan mengalami
kecurangan untuk digunakan secara pribadi atau dijual
kembali.
4) Fungsi Penerimaan tidak memiliki bukti otorisasi atas
inspeksi penerimaan barang.
5) Fungsi pembayaran dalam melakukan pencatatan tidak
disertai dokumen pendukung berupa laporan penerimaan
barang.
e. Rekomendasi
1) Fungsi Pembelian membuat surat order pembelian secara
tertulis, dan tidak membuat tembusan kepada Pemasok,
Fungsi Penerimaan, serta Fungsi Pembayaran.
5. Pembayaran dan Pelaporan Pembelian
a. Temuan
1) Fungsi Pembayaran melakukan pencatatan pembelian
menggunakan Metode Cash Basis.
2) Fungsi Pembayaran tidak melakukan cap “lunas” pada bukti
kas keluar beserta dokumen pendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Kriteria
1) Fungsi Pembayaran melakukan pencatatan pembelian
menggunakan Metode Accrual Basis.
2) Fungsi Pembayaran melakukan cap “lunas” pada bukti kas
keluar beserta dokumen pendukung.
c. Penyebab
1) Fungsi Pembayaran dalam melakukan pencatatan pembelian
menggunakan Metode Accrual Basis lebih mudah
diterapkan, dan menyebabkan nilai pendapatan jauh lebih
besar dari biaya atau beban yang ditimbulkan.
2) Fungsi Pembayaran dalam melakukan cap “lunas” pada
bukti kas keluar beserta dokumen pendukung dianggap
kurang efisien.
d. Akibat
1) Laporan keuangan menghasilkan informasi yang kurang
lengkap, dan pengambilan keputusan dalam keuangan
menjadi tidak akurat.
2) Terjadi penggunaan bukti kas keluar beserta dokumen
pendukung lebih dari satu kali, dan pertanggungjawaban
otorisasi pengeluaran kas menjadi kurang terkendali oleh
Fungsi Pembayaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e. Rekomendasi
1) Fungsi Pembayaran melakukan pencatatan pembelian
menggunakan Metode Accrual Basis.
2) Fungsi Pembayaran melakukan cap “lunas” pada bukti kas
keluar beserta dokumen pendukung.
F. Pelaporan Hasil Audit Internal
Laporan hasil audit dibuat berdasarkan bukti temuan selama
pelaksanaan audit. Laporan hasil audit pada fungsi pembelian di Hakone
Resto akan disajikan sebagai berikut:
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan
dan Minuman
Yogyakarta, 06 Maret 2019
Perihal: Laporan Hasil Audit Internal
Kepada
Yth. Manajer Accounting & Finance Hakone Resto
Di Yogyakarta
Saya telah melakukan audit internal atas pembelian bahan baku
makanan dan minuman di Hakone Resto Yogyakarta untuk periode Januari-
Februari 2019. Audit internal ini bertujuan untuk mengetahui hasil audit pada
fungsi pembelian bahan baku makanan dan minuman di Hakone Resto
Yogyakarta, dan memberikan rekomendasi berupa perbaikan atas temuan
kelemahan pada saat pelaksanaan audit guna meningkatkan nilai lebih bagi
restoran
Hasil audit internal disajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Ruang Lingkup Audit
Bab III : Kesimpulan Audit
Bab IV : Rekomendasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pelaksanaan audit internal menunjukkan bahwa ruang lingkup aktivitas
pembelian, seperti organisasi fungsi pembelian, perencanaan pembelian,
inspeksi dan penerimaan barang, dan pelaksanaan pembelian, serta
pembayaran dan laporan pembelian menunjukkan beberapa kelemahan.
Temuan audit yang menjadi kelemahan dalam aktivitas pembelian, seperti
tidak ada nomor urut tercetak pada dokumen pembelian, tidak melakukan cap
“lunas” pada bukti kas beserta dokumen pendukung, tidak membuat surat
kontrak jangka panjang kepada pemasok terpilih, tidak membuat surat order
pembelian, tidak membuat laporan penerimaan barang, melakukan
pencatatan pembelian menggunakan Metode Cash Basis, dan tidak membuat
Standard Operating Procedure (SOP) pembelian secara tertulis.
Saya mengucapkan terimakasi atas dukungan dan kerjasama dari
banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan audit atas fungsi pembelian
bahan baku makanan dan minuman, yaitu Pemilik Restoran, Manajer
Accounting & Finance, Manajer Operasional, Head Kitchen, Fungsi
Pembelian, dan para karyawan.
Josephine Anindyasari Kristanto
Hormat Saya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan dan
Minuman
Bab I
Informasi Latar Belakang
Hakone Ramen House and Japanese Fusion merupakan bisnis kuliner
dibidang restoran. Restoran ini menyajikan hidangan ramen & japanese fushion.
Hakone Resto memiliki dua cabang, yakni Hakone cabang Amplaz, dan Hakone
Resto memiliki latar belakang konsep dekorasi bergaya Jepang.
Restoran mendatangkan bahan-bahan khusus langsung dari Jepang demi
menjaga citarasa ramen. Keunikan dan citarasa yang khas, membuat restoran
tidak pernah sepi pengunjung. Dalam memenuhi persediaan bahan baku,
restoran selalu berusaha menjaga mutu bahan baku melalui manajemen fungsi
pembelian. Untuk itu perlu dilakukan audit internal untuk menilai tingkat
efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan prosedur dan pengendalian yang
diterapkan, dan memberikan rekomendasi sebagai langkah perbaikan yang
dibutuhkan pada proses pembelian bahan baku makana dan minuman di Hakone
Resto Yogyakarta. Adapun job description tiap fungsi yang bekaitan dengan
proses pembelian adalah sebagai berikut:
1. Head Kitchen / Kepala Dapur (1 orang)
Bertanggungjawab atas karyawan bagian dapur dan bagian produksi.
2. Karyawan Produksi (1 orang)
Bertugas untuk memproduksi bahan baku mentah menjadi barang setengah
jadi.
3. Karyawan Dapur (3 orang)
Bertguas untuk memproduksi barang setengah jadi menjadi menu makanan.
4. Manajer Accounting & Finance (1 orang)
Bertanggungjawab atas karyawan kasir dan pembelian
5. Kasir (3 orang)
Bertugas untuk melakukan penerimaan penjualan dari konsumen.
6. Bagian Pembelian (1 orang)
Betugas untuk melakukan pembelian bahan baku dari pemasok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan dan
Minuman
Bab II
Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup pengauditan internal ini fokus pada aktivitas
pembelian bahan baku makanan dan minuman periode Januari - Februari
2019 di Hakone Resto Yogyakarta. Audit internal pembelian bahan baku
makanan dan minuman mencakup lima aspek utama yaitu organisasi fungsi
pembelian, perencanaan pembelian, pelaksanaan pembelian, inspeksi dan
penerimaan barang, serta pembayaran dan laporan pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan dan
Minuman
Bab III
Kesimpulan Audit
Kesimpulan yang dapat Saya berikan berdasarkan temuan (bukti) selama
proses audit dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran tidak
membuat nomor urut tercetak pada dokumen pembelian
Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran
mencatat tanggal transaksi dipadang lebih efektif pada dokumen
pembelian. Apabila tidak ada nomor urut tercetak pada dokumen,
Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran sulit
melakukan pengawasan dokumen pembelian terhadap transaksi
keuangan.
2. Fungsi Pembayaran tidak melakukan cap “lunas” pada bukti kas
beserta dokumen pendukung
Fungsi Pembayaran berpendapat bahwa cap “lunas”pada bukti
kas keluar beserta dokumen pendukung dianggap kurang efisien.
Apabila tidak ada cap “lunas”, rentan terjadi penggunaan bukti kas
keluar beserta dokumen pendungku lebih dari satu kali, dan
pertanggungjawaban otorisasi pengeluaran kas menjadi kurang
terkendali oleh Fungsi Pembayaran
3. Fungsi Pembelian tidak membuat surat kontrak jangka panjang
kepada pemasok terpilih
Fungsi Pembelian berpendapat bahwa Fungsi Pembelian
memiliki sikap kepercayaan yang tinggi atas loyalitas Pemasok dalam
menyediakan bahan baku, Fungsi Pembelian tidak perlu melakukan
analisis mendalam terhadap kriteria kualias bahan baku, Fungsi
pembelian lebih fleksibel dalam mementukan Pemasok penyedia
bahan baku. Apabila tidak ada surat kontrak jangka panjang kepada
Pemasok terpilih, rentan terjadi persediaan yang tidak bisa dipenuhi
sesui kriteria oleh Pemasok terpilih
4. Fungsi Pembelian tidak membuat surat order pembelian dan tidak
membuat tembusan kepada Pemasok, Fungsi Penerimaan dan Fungsi
Pembayaran
Fungsi Pembelian berpendapat bahwa tidak membuat surat
order pembelian dan tidak membuat tembusan surat order pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dipandang lebih efisien. Apabila tidak ada surat order pembelian
secara tertulis dan tembusan surat order pembelian kepada Pemasok,
Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran, maka Fungsi Pembelian
tidak memiliki bukti otorisasi pesanan pembelian, Fungsi Penerimaan
tidak memiliki bukti untuk penandingan antara bahan baku yang
dipesan dengan bahan baku yang diterima, dan Fungsi pembayaran
dalam melakukan pencatatan pembelian tidak disertai dokumen
pendukung berupa surat order pembelian.
5. Fungsi Penerimaan tidak membuat laporan penerimaan barang secara
tertulis dan tidak membuat tembusan laporan penerimaan barang
kepada Fungsi Pembayaran
Fungsi Permintaa berpendapat bahwa tidak membuat laporan
penerimaan barang, dan tidak membuat tembusan laporan penerimaan
dipandang lebih efisien. Apabila tidak ada laporan penerimaan barang
secara tertulis, dan tembusan laporan penerimaan barang kepada
Fungsi Pembayaran, maka informasi penerimaan barang dengan
persediaan barang yang disimpan kurang menjamin ketelitian, dan
keandalan, Penandingan antara kualitas bahan baku yang dipesan
dengan bahan baju yang diterima dari Pemasok menjadi kurang
akurat, Penerimaan barang dari Pemasok rentan mengalami
kecurangan untuk digunakan secara pribadi atau dijual kembali, serta
Fungsi Penerimaan tidak memiliki bukti otorisasi atas inspeksi
penerimaan barang, dan Fungsi pembayaran dalam melakukan
pencatatan pembelian tidak disertai dokumen pendukun berupa
laporan penerimaan barang.
6. Fungsi Pembayaran melakukan pencatatan pembelian menggunakan
Metode Cash Basis
Fungsi Pembayaran berpendapat bahwa melakukan pencatatan
pembelian menggunakan Metode Cash Basis lebih mudah diterapkan,
dan menyebabkan nilai pendapatan terkesan jauh lebih besar dari
biaya taau beban yang ditimbulkan. Apabila Fungsi Pembayaran
menggunakan pencatatan dengan Metode Cash Basis, akan
menyebabkan informasi laporan keuangan kurang lengkap, dan
pengambilan keputusan dalam menilai kesehatan keuangan menjadi
kurang akurat.
7. Accounting and Finances Manager tidak membuat Standard
Operating Procedure (SOP) pembelian secara tertulis.
Accounting and Finances Manager berpendapat bahwa penyampaian
Standard Operating Procedure (SOP) pembelian secara lisan lebih
efektif, dan mudah dipahami. Apabila Accounting and Finances
Manager menyampaikan Standard Operating Procedure (SOP)
secara lisan, maka Accounting and Finances Manager mengalami
kesulitan dalam melakukan pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Laporan Hasil Audit Internal Pembelian Bahan Baku Makanan dan
Minuman
Bab IV
Rekomendasi
Hasil pelaksanaan audit menunjukkan beberapa kelemahan pada
fungsi pembelia bahan baku. Berdasarkan temuan (bukti) selama proses
audit, perbaikan dan koreksi harus segera dipertimbangkan oleh
manajemen restoran. Atas kelemahan yang didapat, peneliti memberikan
rekomendasi guna mengkoreksi dan memperbaiki fungsi pembelian.
Rekomendasi yang dapat dijadikan acuan dalam mempertimbangkan
perbaikan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran tidak
membuat nomor urut tercetak pada dokumen pembelian
Rekomendasi:
a. Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan, Fungsi Pembayaran
membuat nomor urut tercetak pada dokumen pembelian
2. Fungsi Pembayaran tidak melakukan cap “lunas” pada bukti kas
beserta dokumen pendukung
Rekomendasi
a. Fungsi Pembayaran melakukan cap “lunas” pada bukti kas
beserta dokumen pendukung
3. Fungsi pembelian tidak membuat surat kontrak jangka panjang
kepada Pemasok terpilih
Rekomendasi
a. Fungsi Pembelian membuat surat kontrak jangka panjang
kepada pemasok terpilih
4. Fungsi pembelian tidak membuat surat order pembelian, dan tidak
membuat tembusan surat order pembelian kepada Pemasok,
Fungsi Penerimaan dan Fungsi Pembayaran
Rekomendasi
a. Fungsi Pembelian membuat surat order pembelian secara
tertulis, dan membuat tembusan surat order pembelian kepada
Pemasok, Fungsi Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
5. Fungsi Penerimaan tidak membuat laporan penerimaan barang
secara tertulis, dan tidak membuat tembusan laporan penerimaan
barang kepada Fungsi Pembayaran
Rekomendasi
a. Fungsi Penerimaan tidak membuat laporan penerimaan barang
secara tertulis, dan tidak membuat tembusan laporan
penerimaan barang kepada Fungsi Pembayaran.
6. Fungsi Pembayaran melakukan pencatatan pembelian
menggunakan Metode Cash Basis
Rekomendasi
a. Fungsi Pembayaran melakukan pencatatan pembelian
menggunakan Metode Accrual Basis.
7. Accounting and Finances Manager tidak membuat Standard
Operating Procedure (SOP) pembelian secara tertulis.
Rekomendasi
a. Accounting and Finances Manager membuat Standard
Operating Procedure (SOP) pembelian secara tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam pelaksanaan audit internal pada aktivitas
pembelian bahan baku makanan dan minuman memerlukan beberapa
koreksi, dan tindakan perbaikan. Hasil temuan audit yang mendapat
koreksi, dan tindakan perbaikan, seperti Fungsi Pembelian, Fungsi
Penerimaan, Fungsi Pembayaran tidak membuat nomor urut tercetak pada
dokumen pembelian, Fungsi Pembayaran tidak melakukan cap “lunas”
pada bukti kas beserta dokumen pendukung, Fungsi pembelian tidak
membuat surat kontrak jangka panjang kepada Pemasok terpilih, Fungsi
pembelian tidak membuat surat order pembelian secara tertulis dan tidak
membuat tembusan kepada Pemasok, Fungsi Penerimaan dan Fungsi
Pembayaran, Fungsi Penerimaan tidak membuat laporan penerimaan
barang secara tertulis dan tidak membuat tembusan laporan penerimaan
barang kepada Fungsi Pembayaran, Fungsi Pembayaran melakukan
pencatatan pembelian menggunakan Metode Cash Basis, serta Accounting
and Finances Manager tidak membuat Standard Operating Procedure
(SOP) pembelian secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasa penelitian dalam mengumpulkan data dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Proses audit secara mendalam terhadap tahapan pembayaran sulit
dilakukan dikarenakan tidak dapat mengakses database keuangan
atas pembelian pada bagian akuntansi sehingga tidak dapat
memastikan laporan pembelian dengan kas keluar.
2. Proses audit lebih dalam terhadap proses perencanaan pembelian
sulit dilakukan dikarenakan data pemasok dirahasiakan sehingga
tidak dapat memastikan order pembelian dilakukan kepada
pemasok terpilih.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk mengkoreksi dan memperbaiki
kelemahan-kelemahan dalam fungsi pembelian sebagai berikut:
1. Bagi Restoran
a. Accounting and Finances Manager sebaiknya membuat
Standard Operating Procedure (SOP) pembelian secara
tertulis agar proses pembelian berjalan sesuai aturan prosedur
kebijakan tertulis.
b. Fungsi Pembelian sebaiknya membuat surat kontrak jangka
panjang untuk melakukan pesanan pembelian kepada Pemasok
terpilih agar mampu menyediakan bahan baku sesuai
kuantitas, kualitas dan kesepakatan harga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
c. Fungsi Pembayaran diharapkan menggunakan pencatatan
Metode Acrual Basis agar memberikan gambaran yang lebih
akurat atas kondisi keuangan.
d. Fungsi Pembelian sebaiknya membuat surat order pembelian
secara tertulis, dan fungsi penerimaan barang membuat
laporan penerimaan secara tertulis, serta dokumen permintaan
disertai dengan nomor urut, untuk memudahkan dalam
melakukan pengawasan.
e. Fungsi Pembayaran sebaiknya menggunakan cap “lunas” pada
bukti kas keluar dan dokumen pendukung untuk mencegah
penggunaan dokumen pendukung lebih dari satu kali.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperoleh akses data
laporan pembelian, dan daftar rekan pemasok secara lengkap
untuk mengakuratkan data yang didapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
Adesola, Sola dan Tim Bairnes. 2005. Developing and Evaluating a methodology
for bussiness process inprovement. Business Process Management Journal.
Vol 11 Issue:1
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi oleh
Kantor Akuntan Publik Buku 1. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi oleh
Akuntan Publik Buku 2. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta.
Agoes, Sukrisno dan Jan Hoesada. 2012. Bunga Rampai Auditing. Salemba Empat,
Jakarta
Akmal. 2009. Pemeriksaan Manajemen Internal Audit. Jakarta, Indeks.
Adisaputro,Gunawan dan Yunita A. 2011. Anggaran Bisnis (Analisis,
Perencanaan, dan Pengendalian Laba). UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Reineka Cipta, Jakarta.
Awojide, Simon, dan Babatope T.S. 2018. Towards the digtalization of Restaurant
Business Process for Food Ordering in Nigeria Provate University. The
Design Perspektive. Volume 8, Issue 5
Badan Standarisasi Nasional. 2018. Grand Desain Penerapan Manajemen Risiko
2018-2023. Diakses tanggal 20 Maret 2019
Baridwan, Zaki. 2012. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode.
BPFE. Yogyakarta.
Baswori dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi VI. PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Carr, Amelia S dan John N, Pearson 2002. “The Impact of Purchasing and Supplier
Involvement on Strategic Purchasing and Its Impact on Firm’s
Performance. International Journal of Operations & Production
Management. Volume 22, Issue 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Coltman, Michael M. MBA. 1994. Hospitality Management Accounting. Fifth
Edition. Van Nostrand Reinhold, New York
Dunia, Firdaus A, dkk. 2018. Akuntansi Biaya. Edisi 4. Salemba Empat, Jakarta.
Eko, Richardus & Richardus Djokopranoto. 2005. Strategi Manajemen Pembelian
dan Supply Chain. PT Grasindo, Jakarta.
Gitosudarmo,Drs. Indriyo. 1992. Pengantar Bisnis. Edisi 1. BPF, Yogyakarta.
Gunawan, Imam S.Pd.,M.Pd. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori &
Praktik. Bumi Aksara, Jakarta.
Hartono: Jogiyanto. 2018. Strategi Penelitian Bisnis. CV Andi Offset, Yogyakarta.
Jusup, Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis SIA). Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Jusup, Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilm Ekonomi YKPN, Yogyakarta
Jr,Wiliam F. Messier. Glover,Steven M. Prawitt,Douglas F. 2005. Auditing and
Assurnace Service : a System Approach. Buku 2. Edisi 4. Salemba Empat,
Jakarta.
Kurniawan, Ardeno. 2012. Audit Internal Nilai Tambah Bagi Organisasi. Edisi 1.
BPFE-Yogyakarta
Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Erlangga, Jakarta.
Mahsun, 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Kurikulum 2013.
Rajawali Pres, Depok
Manulang, Prof. Dr. M. 2013. Pengantar Bisnis. PT Indeks, Jakarta.
Moeller, Robert. 2016. Brink’s Modern Internal Auditing: A Common Body of
Knowledge. Eighth Edition. Hoboken, New Jersey. Jhon Wiley & Sons, Inc.
Narko. 1994. Sistem Akuntansi : Dilengkapi Dengan Soal Jawab. Yayasan Pustaka
Nusantara, Yogyakarta.
Nikolovskia, Pece. 2016. The Concept of Audit Risk. International Journal of
Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR). Volume 27, No 1, pp 22-
31.
Putrayasa, Ida Bagu. 2012. Tata Kalimat Bahasa Indonesia (Edisi Revisi). PT.
Refikas Aditama, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Ray,Linda. A Checklist for a Purchasing-Process Audit.
https://smallbusiness.chron.com/checklist-purchasingprocess-audit-
45378.html di akses pada tanggal 12 Februari 2018
Setyawan, Lukas . 2017. Mencegah Fraud Purchasing.
https://dconsultingbusinessconsultant.com/mencegah-fraud-
purchasing/author/ retno-dc/ diakses pada tanggal 27 November 2018.
Sinagian: Sondang P. 2004. Audit Manajemen. PT Bumi Akasara, Jakarta.
Siregar, Baldric. at all. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta.
Suarsana: Nyoman. 2007. Siklus Pengadaan Barang : Aplikasi di Perhotelan dan
Restoran. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Suhayati, Ely dan Siti Kurnia. Auditing : Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan
Akuntan Publik. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sunyoto: Drs. Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi. CAPS (Center of
Academic Publishing Sevice), Jakarta.
Tampubolon: Robert. 2005. Risk and Systems-Based : Internal Auditing. PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Tunggal, Drs. Widjaja Amin. 1992. Management Audit Suat Pengantar. Reineka
Cipta, Jakarta.
Valentino, Oscar Dian. 2018. “Audit Internal Atas Pembelian Bahan Baku (Studi
Kasus di Ambarketawang Resto)”. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata
Dharma.
WA, Marsum. 2005. Restoran dan Segala Permaasalahannya. CV Andi Offset,
Yogyakarta.
Weygandt, Jerry J, D.E. Kieso, and P,D. Kimmel. 2013. Financial Accounting,
IFRS Edition. 2nd Edition. John Wiley and Sons (Wiley International
Student Version), Inc.
Wulandari,Heny.2015. Statistik Restoran / Rumah Makan Katalog 8204004. Badan
Pusat Statistik, Indonesia.Diakses tanggal 19 Maret 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1- Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Ekonomis
Tabel 1. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator I: Aktivitas Pembelian Mengikuti Pembelian Secara Umum
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian membuat surat
order pembelian
2. Fungsi Penerimaan membuat laporan
penerimaan barang
3.
Fungsi pembelian melakukan
pembelian bahan baku menggunakan
sistem harian, dan bulanan
4. Pembayaran dilakukan sesuai dengan
syarat pembayaran guna mencegah
hilangnya kesempatan untuk
memperoleh potongan tunai
5. Fungsi Pembayaran melakukan
pembayaran secara kredit dan tunai
6. Fungsi Pembayaran melakukan
pencatatan dengan Metode Accrual
Basis
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi (2015:
243-260), Colman (1994: 5 dan 167), dan Suarsana (2007: 47-73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 1. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist (lanjutan)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator II: Fungsi Pembelian Tidak Melakukan Pembelian Secara
Berlebihan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian memiliki “market
list” yang sudah diverifikasi oleh
Accounting and Finances Manager.
2. Kondisi tempat penyimpanan sudah
memenuhi standar ruang agar tidak
mempengaruhi kualitas, dan
kuantitas bahan baku
3. Fungsi pembelian memiliki catatan
daftar pemasok terpilih
Indikator III: Fungsi Pembelian Mengurangi Penggunaan Sumber
Daya yang Tidak Terpakai
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi penerimaan melakukan
verifikasi terhadap penerimaan
barang sesuai dengan ketepatan
waktu kirim
2. Fungsi penerimaan memiliki
kebijakan untuk menangani bahan
baku yang tidak sesuai dengan
kualitas dan kuantitas pesanan.
3. Fungsi penerimaan memberikan
bahan baku kepada Fungsi
Penyimpanan untuk disimpan
sebagai stock item
Jumlah
Jawaban
Catatan:
Diaudit Oleh: Josephine Anindyasari
Kristanto Ya Tidak
Tanggal: 28 Januari 2019
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi (2015:
243-260), Colman (1994: 5 dan 167), dan Suarsana (2007: 47-73)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 2- Tabel Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Efisien
Tabel 2. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi (2015:
243-260), Adisaputro (2007: 9), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator I: Hierarki Organisasi dan Pola Komunikasi
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Terdapat pedoman tertulis yang
memuat kode etik untuk staf yang
terlibat dalam aktivitas pembelian
2. Fungsi Pembelian melakukan transaksi
pembelian menggunakan media
komunikasi online
Indikator II: Aktivitas Pembelian Tidak Melakukan Duplikasi
Kegiatan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi pembelian dijalankan oleh
Departemen Pembelian
2. Fungsi Pembelian terpisah dari Fungsi
Pembayaran
3. Fungsi Pembelian terpisah dari fungsi
Penerimaan
4. Fungsi Penerimaan terpisah dari
fungsi Penyimpanan
5. Pembelian bahan baku makanan dan
minuman dijalankan oleh fungsi
pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 2. Pelaksanaan Program Audit dengan Tabel Checklist (lanjutan)
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi (2015:
243-260), Adisaputro (2007: 9)dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator II: Aktivitas Pembelian Tidak Melakukan Duplikasi
Kegiatan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
6. Fungsi Pembelian melakukan
pembelian kepada pemasok terpilih
Indikator III: Pentingnya Tahapan Kerja dalam Aktivitas
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian melakukan
pembelian bahan baku makanan dan
minuman melalui survei harga pasar
2. Fungsi Pembelian membuat
tembusan surat order pembelian
kepada Pemasok, Fungsi
Penerimaan, dan Fungsi Pembayaran
3. Fungsi Penerimaan membuat
tembusan laporan penerimaan barang
kepada Fungsi Pembayaran
4. Fungsi Pembayaran membuat cap
“lunas” pada bukti kas keluar beserta
dokumen pendukung
Jumlah
Jawaban Catatan:
Ya Tidak
Diaudit Oleh: Josephine Anindyasari
Kristanto
Tanggal: 28 Januari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 3- Tabel Pelaksanaan Program Audit Atas Tingkat Efektif
Tabel 3. Program Audit dengan Tabel Checklist
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi (2015:
243-260), (Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator I: Meniliai Sistem Perencanaan Organisasi
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Manajer Accounting and Finances,
Fungsi Pembelian, dan Head Kitchen
membuat anggaran pembelian bahan
baku utama dan pembelian bahan baku
pendukung
Indikator II: Menilai Kecukupan Sistem Manajemen
1. Accounting and Finance Manager
menetapkan Standard Operating
Procedure (SOP) secara tertulis
2. Fungsi Pembayaran menggunakan
sistem pembayaran melalui tranfer
bank
3. Fungsi Pembayaran melakukan
verifikasi melalui pengecekan
kualiatas, kuantitas dan harga sebelum
melakukan pembayaran
4. Fungsi Pembelian membuat kontrak
jangka panjang kepada pemasok
terpilih
5. Fungsi Pembelian, Fungsi Penerimaan,
dan Fungsi Pembayaran menggunakan
nomor urut tercetak pada dokumen
pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 3. Program Audit dengan Tabel Checklist (lanjutan)
Sumber : Moeller (2016: 203), Bayangkara (2016: 93-95), Mulyadi (2015:
243-260), (Baridwan 2012: 17), dan Suarsana (2007: 47-73)
Nama Organisasi :
Hakone Resto Yogyakarta
Periode Audit :
Desember 2018 -
Februari 2019
Indikator III: Mengidentifikasi Faktor-Faktor Hasil Kinerja yang
Memuaskan
No. Pernyataan Ya Tidak Komentar
1. Fungsi Pembelian telah menetapkan
informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung keputusan pembelian
2. Accounting and Finances Manager
dan Fungsi Pembelian melakukan
evaluasi pelaksanaan pembelian
3. Fungsi Pembelian menetapkan
prosedur untuk pembelian yang
bersifat mendesak.
4. Fungsi Pembelian melakukan evaluasi
penawaran harga kepada pemasok
5. Fungsi Pembayaran membuat laporan
pembelian secara tepat waktu
6. Fungsi Pembayaran membuat laporan
pembelian yang menyajikan:
a. Kemampuan memenuhi
spesifikasi bahan baku
b. Kendala dalam pembelian
c. Inovasi dalam pembelian
Jumlah
Jawaban
Catatan:
Diaudit Oleh: Josephine Anindyasari
Kristanto Ya
Tidak
Tanggal: 28 Januari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 4 - Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Profil Restoran
a. Apa nama restoran ini?
b. Dimana lokasi restoran ini?
c. Apakah bentuk badan hukum dari restoran ini?
d. Apakah restoran ini memiliki cabang?, jika ada sebutkan!
e. Kegiatan apa yang dijalankan oleh restoran ini?
f. Siapa yang mendirikan restoran ini?
g. Sejak kapan restoran ini berdiri?
h. Apa alasan didirikan restoran ini?
i. Bagaimana perkembangan restoran dari tahun ke tahun?
2. Bagaimana struktur organisasi di restoran ini?
3. Apa saja tugas dan tanggung jawab serta wewenang karyawan?
4. Apakah restoran memiliki Standard Operating Procedure secara umum?
5. Apakah restoran memiliki Standard Operating Procedure khusus pada fungsi
pembelian?
6. Berapa jumlah karyawan restoran pada fungsi pembelian?
7. Apakah fungsi pembelian mempunyai daftar uraian tugas atau job desk secara
tertulis bagi karyawan?
8. Bagaimana fungsi pembelian melakukan kerjasama dengan fungsi lain, seperti
fungsi dapur, fungsi penerimaan dan penyimpanan barang, serta fungsi
pembayaran?
9. Apakah fungsi pembelian pada restoran menggunakan proses pencatatan yang
terkomputerisasi atau manual?
10. Apakah order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau manajer yang
berwenang?
12. Apakah fungsi pembelian melakuakn black list terhadap rekanan yang
melanggar kontrak kerja yang telah disepakati.
13. Apakah barang yang dipesan selalu dikirim tepat waktu?
14. Apakah fungsi dapur ikut bekerjasama dengan fungsi pembelian untuk membuat
perencanaan dan jadwal pembelian dengan lebih tepat waktu?
15. Bagaimana proses pembayaran yang dilakukan kepada pihak pemasok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 5 - Contoh Dokumen Daftar Permintaan Pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 6 - Contoh Dokumen Bukti Kas Keluar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 7 - Contoh Dokumen Laporan Penerimaan Barang Menggunakan Copy-
Faktur Bertanda Terima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 8 - Contoh Dokumen Bukti Faktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI