23
PROPOSAL KERJA PRAKTIK (ARS. 3463) Pelaksanaan dan Pengawasan PENGAWASAN PEKERJAAN LANTAI DAN PLAFOND PADA RUANG PODIUM PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ISI YOGYAKARTA Pelaksanaan dan Pengawasan Pekerjaan Plafond dan Lantai diajukan oleh : ANTONIUS YUDHA ANDHIKA 120114493 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

PROPOSALKERJA PRAKTIK (ARS. 3463)Pelaksanaan dan Pengawasan

PENGAWASAN PEKERJAAN LANTAI DAN PLAFOND PADA RUANG PODIUM

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ISI YOGYAKARTA

Pelaksanaan dan Pengawasan Pekerjaan Plafond dan Lantai

diajukan oleh :ANTONIUS YUDHA ANDHIKA

120114493

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS ATMA JAYA

YOGYAKARTA

SEPTEMBER 2015

Page 2: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KERJA PRAKTIK (ARS. 3463) PENGAWASAN PEKERJAAN PLAFOND DAN LANTAI PADA

RUANG PODIUM PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM ISI YOGYAKARTA

SEMESTER GANJIL T.A. 2015 / 2016

Nama Mahasiswa : Antonius Yudha Andhika

No. Pokok Mahasiswa : 120114493

Bentuk Kerja Praktik Pengawasan

Judul Kerja Praktik : PENGAWASAN PEKERJAAN PLAFOND DAN LANTAI PADA RUANG PODIUM PROYEK PEMBANGUNAN LABORATORIUM ISI YOGYAKARTA

Tema/ Lingkup Kajian

: Pelaksanaan dan Pengawasan Pekerjaan Plafond dan Lantai

Instansi : PT. DUTARAYA DINAMETRO

Proyek : Pembangunan Laboratorium ISI

Proposal ini telah disetujui dan disahkandi Yogyakarta pada tanggal : __________

Oleh:

Dosen PembimbingKerja Praktik,

B. Sophie Marcella S., S.T.,M.T.

KoordinatorKerja Praktik,

Sidhi Pramudito, S. T., M.Sc.

Page 3: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PEKERJAAN DINDING DAN LANTAI PADA RUANG PODIUM PROYEK PEMBANGUNAN GOR DJARUM, MAGELANG

I. TOPIK MATERI/LINGKUP KAJIANProyek yang dipilih adalah proyek pembangunan Laboratorium ISI yang

terletak di .

Gambar 1.1. Lokasi proyekSumber: Google Earth

Gedung Laboratorium Seni ini dibangun dengan luas bangunan sekitar 4.680 m2 yang terdiri dari 2 lantai. Proyek Pembangunan Laboratorium Seni merupakan salah satu proyek yang kompleks sehingga tujuan praktikum untuk mempelajari dan melihat lebih jauh tentang detail dan tahap pelaksanaan pekerjaan dinding dan lantai.

Gambar 1.2. Perspektif bangunanSumber: PT. Sekawan Triasa

II. LATAR BELAKANG

II. 1. Latar Belakang Kerja PraktikKerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus

ditempuh dalam kurikulum program arsitektur. Didalam mata kuliah kerja praktik ini mahasiswa peserta kerja praktik (penulis) tidak hanya dituntut memahami pengetahuan teoritis yang dipelajari pada bangku kuliah saja, namun juga harus mengetahui keadaan kerja dilapangan yang erat kaitannya dengan bidang studi arsitektur. Mulai dari studi kelayakan proyek,

Page 4: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

perencanaan dan pelaksanaan hingga tahap Operasional (evaluasi pasca bangunan difungsikan, dalam kasus ini adalah ) sangat perlu untuk dipelajari lebih saksama.

Kerja praktik ini akan dilaksanakan selama 2 bulan (9 minggu) di lapangan sehingga diharapkan mahasiswa peserta kerja praktik (KP) dapat memperoleh pengetahuan tambahan sebagai bekal persiapan menjadi profesionalisme sarjana teknik.

Mata kuliah Kerja Praktik juga berperan sebagai jembatan mahasiswa untuk menerapkan teori yang didapat selama dibangku kuliah dengan kerja praktik nyata dilapangan. Melalui proses belajar pada mata kuliah ini, diharapkan akan meningkatkan daya kritis mahasiswa terhadap fenomena bidang studi Arsitektur, pengembangan ilmu, sekaligus mendapatkan peluang usaha atau menjalani relasi di dalam persiapan bekerja.

Dengan adanya mata kuliah kerja praktik ini, penulis diharapkan tidak semata-mata mencari nilai dan mengejar kelulusan saja, namun juga diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam dunia kerja serta dapat bersikap kritis dan memiliki visi dalam menjunjung nilai-nilai kejujuran serta jati diri yang mampu melaporkan hasil akhirnya dalam bentuk penulisan karya ilmiah.

II.2. Latar Belakang Eksistensi ProyekBulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai

penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa bahkan veteran pun masih banyak yang memilih cabang olahraga bulutangkis sebagai olahraga yang paling diminati, sehingga banyak kejuaraan yang diadakan setiap tahunnya untuk ajang penyaluran bakat dan prestasi atletatlet di tiap daerah. Dalam cabang olahraga bulutangkis, suatu prestasi dapat dicapai jika atlet tersebut telah menguasai beberapa faktor kondisi fisik, teknik, taktik dan mental, beberapa faktor ini berasal dari diri atlet sendiri atau bisa disebut sebagai faktor internal. Diluar dari faktor tersebut adalah faktor eksternal antara lain pelatih, sarana latihan, lingkungan latihan dan dukungan dari orang tua atlet itu sendiri.

Dunia bulutangkis di Indonesia mulai berkembang beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari prestasi putra-putri bangsa dalam ajang nasional, maupun di internasional. Oleh karena itu, PT. Djarum membangun Gedung Olahraga (GOR) khususnya dibidang bulutangkis sebagai wadah untuk melakukan olahraga bulu tangkis.

GOR Djarum dibangun di kota Magelang, karna kota Magelang merupakan salah satu kota yang menjadi sasaran PT. Djarum sebagai bentuk apresiasi terhadap olahraga bulutangkis di Indonesia. Proyek yang pelaksanaanya dibawah kontraktor PT. Sekawan Triasa ini memiliki jadwal pelaksanaan pembangunan yang cepat dan terorganisir. Selain itu, pihak perusahaan yang terbuka untuk memperbolehkan mahasiswa dapat belajar pada proses pembangunan proyek, menjadi alasan mengapa penulis memilih proyek ini sebagai objek kerja praktik.

II.3. Latar Belakang Permasalahan

Page 5: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

Salah satu faktor penentu elemen pelingkup pada bangunan adalah dinding dan lantai. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dinding dan lantai:

II.3.1. DindingDinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi

memisahkan/ membentuk ruang.Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyuguhkan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian. Di antaranya dinding partisi, dinding pembatas (boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya.II.3.1.1. Fungsi Dinding

Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:1. Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan

beraktifitas.2. Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan

belakang.3. Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan

modern seringkali tampilan dinding luar diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut.

4. Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur  dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.

5. Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.

II.3.1.2. Jenis-jenis Pengisi DindingJenis-jenis pengisi dinding diantaranya sebagai berikut :1. Dinding  Bata  Kapur (Struktural & non Struktural)

Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung.Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.

2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon (Struktural & non Struktural)Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel

atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat  sedikit bahan yang terbuang.

Page 6: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako. 

a. Kelebihan dinding bata hebel/celcon:1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan

terjadinya rembesan air.2. Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang

lebih mudah dengan menggunakan gergaji.3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas,

antara 9 - 12.4. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara

yang baik.b. Kekurangan dinding bata hebel/celcon:

1. Harga relatif lebih mahal.2. Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.3. Hanya toko material besar yang menjual dan

penjualannya dalam jumlah m3.3. Dinding Partisi (non Struktural)

Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar.

Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran. Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.

Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.

4. Dinding Batako (Struktural & non Struktur)Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak

dibakar,bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland. Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi,

Page 7: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

misalnya: per m2 Luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan.

Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jikakualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhanadan tidak perlu dibakar.

a. Kelebihan dinding batako:1. Pemasangan relatif lebih cepat.2. Harga relatif murah.

b. Kekurangan dinding batako:1. Rapuh dan mudah pecah.2. Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok

lembab.3. Dinding mudah retak.4. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih

banyak, antara 7,5 – 9 m2.5. Dinding Batu Bata (Struktural & non Struktural)

Dinding batu bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding. Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10.

a. Kelebihan dinding bata merah:1. Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada

tembol akibat air hujan.2. Keretakan relatif jarang terjadi.3. Kuat dan tahan lama.4. Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas,

antara 9 – 12 m2.b. Kekurangan dinding bata merah:

1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.

2. Biaya lebih tinggi.6. Batako Semen Pc / Batako Pres (Struktural & non Struktural)

Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran.

a. Kelebihan dinding batako pres:1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan

terjadinya rembesan air.2. Pemasangan lebih cepat.

Page 8: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.

b. Kekurangan dinding batako pres:1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian

sisi dalamnya.7.  Jenis Dinding lainnya

a. Dinding pemisah, yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua area. Salah satu dinding pemisah yang terkenal yaitu tembok Berlin yang memisahkan Berlin Timur dan Barat.

b. Dinding tirai atau curtain wall, yaitu dinding yang digunakan bangunan tinggi sebagai pelindung dari cuaca. Kaca digunakan sebagai material non-struktur yang ringan, sehingga bangunan tak harus menanggung beban berat.

c. Shared wall yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua buah bangunan.  Movable partition, yaitu partisi yang dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai kebutuhan.

II.3.2. LantaiPengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki

peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai gedung olahraga digunakan untuk menunjang atlet dalam latihan maupun kompetensi.

Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya ketika kita memindahkan benda berat, maka lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari benda-benda dan aktivitas di atasnya.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.II.3.2.1. Syarat material lantai

Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya harus aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan  dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah: karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik, granit .

Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar mandi, dan parkiran. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan

Page 9: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

parkiran, tekstur kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang loby dan ruang podium dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan mengkilap.

II.3.2.2. Ukuran material lantaiUkuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik,

dan teraso (tegel), akan berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang ganti, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang loby, ruang podium), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.

II.3.2.3. Jenis material lantaiBerikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan

beragam karakteristiknya sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.a. Plester (concrete)

Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.

Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya pandangan estetika.

b. KeramikJenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik

punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya. Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

c. MarmerMarmer banyak disukai karena lebih memiliki

karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan

Page 10: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

material ini. Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.

Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.

d. GranitGranit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga

memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

e. KayuYang paling umum adalah lantai parket (parquette),

yang berasal dari kata parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

f. BatuMaterial batu alam juga sering dipakai sebagai bahan

lantai antara lain batu kali lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.

III. RUMUSAN PERMASALAHANAdapun rumusan masalah yang dirumuskan dari latar belakang yang dipilih adalah :

1. Bagaimana proses maupun kualitas pekerjaan dinding dan lantai pada proyek ini sudah sesuai dengan persyaratan teoretikal dan peraturan maupun RKS serta gambar kerja perencanaan ?

Page 11: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

2. Apakah terdapat masalah dalam proses pekerjaan dinding dan lantai pada proyek pembangunan GOR Djarum Magelang, dan bagaimana solusi yang telah dilakukan di lapangan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi?

IV. TUJUAN dan SASARANIV.1. Tujuan

Meningkatkan rasa kritis ketika dihadapkan pada masalah secara nyata di lapangan (terkhusus mengamati penekanan penulisan; pekerjaan dinding dan lantai pada ruang podium lantai 2).

Mengetahui dan memahami detail-detail proses dan kualitas persiapan dan pekerjaan dinding dan lantai pada ruang podium lantai 2 proyek GOR Djarum Magelang.

IV.2. Sasaran1. Bagi Mahasiswa Teknik Arsitektur agar mampu memahami teknik-

teknik pekerjaan dinding dan lantai.2. Menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah terkait

pekerjaan dinding dan lantai.

V. LINGKUP PEMBAHASANa. Lingkup Substansial

Pengamatan dan pengawasan akan dilakukan pada pekerjaan Dinding dan Kolom mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan.

b. Lingkup SpasialPraktikan mengkhususkan pengamatan dan pengawasan pekerjaan dinding dan lantai proyek pembangunan GOR Djarum Magelang pada ruang podium lantai 2.

c. Lingkup TemporalKerja praktik pada proyek pembangunan GOR Djarum Magelang akan berlangsung selama 3 bulan (11 minggu), terhitung dari minggu ke-1 Bulan Maret 2015.

VI. METODE VI.1 Metode yang dipakai

Bentuk kerja praktik yang dipilih merupakan kerja praktik pengawasan, sehingga dalam penulisannya nanti akan menggunakan metode deduktif dimana pelaksanaan kerja praktik sebelumnya telah mencari referensi mengenai topik yang dibahas. Kemudian pada penulisannya nanti didasarkan pada hasil pengamatan pada proyek yang diolah dengan kajian pustaka yang ada. Selama di lapangan diharapkan dapat mengamati proses-proses maupun permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan, terutama dalam pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan topik. Hasil pengamatan juga diharapkan didukung dengan dokumentasi untuk kemudian dicocokkan dengan gambar kerja pra-rancangan yang telah direncanakan oleh perencana dan perancang bangunan. Sehingga akan diperoleh perbandingan yang jelas antara teori-teori yang ada dengan kenyataan di lapangan. Beberapa jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut :1. Data Primer

Page 12: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung yang sesuai dengan kondisi pada saat itu. Pengambilan data ini dilakukan dengan cara :

Wawancara ( Interview ), yaitu mengumpulkan data atau informasi melalui tanya jawab langsung dengan pekerja ataupun dengan pak Muhammad Munif selaku pelaksana pembangunan GOR Djarum Magelang.

Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap kondisi yang ada.

2. Data SekunderData Sekunder merupakan teori dan informasi pendukung yang diperlukan dalam penyusunan laporan kerja praktik dengan cara studi pustaka, yaitu dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah dan subyek yang akan dibahas. Literatur diperoleh melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

VI.2 Instrumen yang dipakai Kamera Catatan atau Kertas Gambar Pra-rancangan arsitektur dan struktur Alat keamanan proyek (Helm Pengaman)

VII. SISTEMATIKASecara singkat sistematika pembahasan adalah sebagai berikut :Abstraksi :Berisi Uraian secara singkat dan jelas mengenai keseluruhan laporan akhir Kerja Praktik termasuk didalamnya topik yang doambil dan metode yang digunakan.BAB I Pendahuluan :Menguraikan tentang latar belakang pemilihan topik tersebut, jenis kerja praktik, pekerjaan dan nama proyek yang dipilih, tujuan dan sasaran yang akan dicapai dari pemilihan macam kerja praktik serta materi yang akan diamati atau direncanakan / distudikan. Selain itu juga menguraikan metoda atau cara yang akan digunakan serta hal – hal apa saja yang harus didapatkan selama proses dilapangan, referensi, serta spesifikasi proyek.BAB II Spesifikasi Proyek :Pada bab ini diuraikan tentang nama proyek, pemilik proyek, lokasi, fungsi bangunan/proyek, jumlah lantai, luas lantai bangunan, luas lahan, nama dan alamat perusahaan (Kontraktor/ MK/ Konsultan/ Instansi yang berwenang) serta dokumen penunjang lainnya (foto, gambar pra rencana, TOR, RKS, dll)BAB III Landasan Teori :Berisi tentang tinjauan teori secara umum mengenai proses pengerjaan, teori – teori sebagai pedoman yang benar sehingga dapat dibandingkan dengan hasil studi yang didapatkan di lapangan.BAB IV Pengumpulan Data Dan Kompilasi Data Proyek :Berisi tentang hasil pengamatan yang dilakukan secara mingguan di lapangan yang berkaitan dengan proses persiapan dan pengerjaan Dinding dan Lantai baik berupa data primer maupun data sekunder. BAB V Analisis :

Page 13: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

Berisi tentang analisis permasalahan di proyek dan membandingkannya dengan teori untuk mendapatkan kesimpulan dan usulan pemecahan masalah di lapangan.BAB V Kesimpulan dan Saran :Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pengamatan dan analisis tentang pekerjaan Dinding dan Lantai di dalam proyek serta memberikan saran untuk pelaksanaan kerja praktik di masa yang akan datang.Daftar PustakaBerisi Daftar buku – buku, literatur, artikel, jurnal dan sumber lain – lain yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan kerja praktik.LampiranBerisi tentang data-data penunjang yang berkaitan dengan topik kerja praktik yaitu Surat Keterangan diterima oleh instansi, Surat Keterangan Selesai Kerja Praktik dari instansi, Schedule Pelaksanaan Kerja Praktik (Laporan Harian & Laporan Mingguan), Lembar Asistensi dengan Dosen Pembimbing serta dokumen-dokumen proyek seperti gambar kerja, time schedule pelaksanaan proyek, dan RKS.

VIII. REFERENSI/KEPUSTAKAAN Referensi diperoleh dari buku–buku, Artikel, Jurnal, dan Internet yang

berisi tentang dinding dan lantai. Adapun buku dan jurnal yang menjadi pedoman dalam melakukan penulisan dan pengawasan terhadap di lapangan :

a. J. Kwantes, dkk. Ringkasan Ilmu Bangunan, Bagian B. Jakarta: Erlangga, 1983.

b. WS. Witarso, BE, dkk. Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan Plesteran. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman. 1994.

c. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. Metode Spesifikasi dan Tata Cara. Bagian:10 Rumah dan Gedung, Perumahan. Jakarta: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002.

IX. JADWAL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIKJadwal pelaksanaan kerja praktik akan dilaksanakan selama 3 bulan /11

minggu, dimulai dari bulan Maret sampai bulan Mei dengan mengikuti tahapan pekerjaan yang akan diamati yaitu Pengawasan Pekerjaan Dinding dan Lantai. Pengamatan dan pengawasan di lapangan akan dilakukan 3 kali dalam seminggu. Sedangkan jika pekerjaan di lapangan mengharuskan praktikan untuk datang, maka kerja praktik di lapangan dapat dilakukan lebih dari 3 kali dalam seminggu. Berikut ini adalah time schedule kerja praktik.

No. Target Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2

1 Penyusunan proposal2 Tinjauan lapangan3 Penyusunan laporan4 Pengumpulan laporan

Table 5.1. Time schedule kerja praktik

Page 14: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

X. SPESIFIKASI PROYEKData Proyek Pembangunan GOR Djarum Magelang adalah sebagai berikut :

1. Nama Proyek : Pembangunan GOR Djarum Magelang

2. Lokasi Proyek : Jalan Beringin No.7, Magelang, Jawa Tengah

3. Luas Lahan : 6.527 m2

4. Luas Bangunan : 4.680 m2

5. Fungsi Bangunan : Gedung Olahraga.6. Jumlah Lantai : 2 lantai.7. Pemilik Proyek : PT. Djarum9. Pimpinan Proyek : PT. Djarum10. Kontraktor : PT. Sekawan Triasa 11. Konsultan Perencana Arsitektur : ARCHITECT

12. Konsultan Perencana Mekanikal dan Elektrikal : ARCHITECT

13. Konsultan Pengawasan : PT. Djarum 14. Waktu Pelaksanaan : 12 bulan (16 Mei 2014 - 15 Mei

2015)XI. RENCANA KERJA DAN SYARAT

Berikut data rencana kerja dan syarat dinding dan lantai :a. Dinding

1. Jenis : Bata celconUkuran: 60x125x20cm

2. Ketebalan : Minimum 1,5cm 3. Bahan Pengisi : Semen AM-684. Bahan Perekat : adukan 2 PC : 1 air

b. Lantai 1. Jenis : Niro Granit tile

Ukuran: 60x60cmStep nossing: 7,5x60cm

2. Ketebalan : Minimum 6 mm 3. Daya Serap : 15%4. Kekerasan : Minimum 6 skala mosh5. Kekuatan tekan : Minimum 900 kb/cm6. Mutu : Tingkat 1

Extrude Single Firing tahan asam dan basa7. Bahan Pengisi : Semen MU-3018. Bahan Perekat : adukan 2 PC : 1 air

XI. LAMPIRAN Surat terima kerja praktik Gambar kerja arsitektur Gambar kerja struktur Time schedule pelaksanaan proyek Time re-schedule pelaksanaan proyek Laporan harian Lembar asistensi

Page 15: Pengawasan Pekerjaan Lantai dan Plafond

Hal : Balasan

Kepada Yth :Ketua Program Studi Arsitektur Atmajaya YogyakartaDi Tempat

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adityo Wicaksono, ST.Jabatan : Site Manager

Menerangkan bahwa,

Nama : Muhammad Khadafi LitilolyNo. Mhs : 120114449Fakultas : Tehnik Program Studi Arsitektur

Telah kami setujui untuk melaksanakan kerja prakti pada proyek pembangunan GOR Djarum magelang.

Demikian surat ini kami sampaikan, dan atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih

Magelang, 19 Maret 2015 Hormat kami,

PT. Sekawan Triasa Site Manager

Adityo Wicaksono, ST.