24
Praktikum Teknik Pemboran 2014 BAB II PEMBORAN EKSPLORASI 2.1. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui tentang keadaan endapan batubara yang meliputi bentuk dan pola sebaran, kualitas dan sumberdaya batubara tersebut agar dapat dikembangkan hinga ke tahap penambangan. 2.2. Dasar Teori Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian yang akan di tambang, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Dalam upaya untuk memperoleh bukti nyata yang rinci dan menyakinkan, maka harus mampu mengambil contoh dari endapan bahan galian yang berada di tanah. eksplorasi prospek seharusnya dilakukan secara berurutan disesuaikan dengan tingkatan perolehan data yang terdefinisi dan kegiatan tersebut sebaiknya melibatkan tim gabungan Iqbaluddin Permana H1C112043

Pengeboran Bb II Edit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

BAB II

PEMBORAN EKSPLORASI

2.1. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui

tentang keadaan endapan batubara yang meliputi bentuk dan pola sebaran,

kualitas dan sumberdaya batubara tersebut agar dapat dikembangkan hinga ke

tahap penambangan.

2.2. Dasar Teori

Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk,

dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian yang

akan di tambang, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan

hidup. Dalam upaya untuk memperoleh bukti nyata yang rinci dan

menyakinkan, maka harus mampu mengambil contoh dari endapan bahan

galian yang berada di tanah. eksplorasi prospek seharusnya dilakukan secara

berurutan disesuaikan dengan tingkatan perolehan data yang terdefinisi dan

kegiatan tersebut sebaiknya melibatkan tim gabungan yang terdiri dari

geologis dan explorer, mining enginering, chemist (untuk preparasi conto).

Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan

eksplorasi di bedakan atas eksplorasi langsung dan eksplorasi tak langsung.

1. Eksplorasi langsung

a. Eksplorasi langsung permukaan

Cara eksploitasi langsung di permukaan yang sering di gunakan

adalah penyelidikan singkapan (outcrop), penjejakan (tracing float),

pembuatan parit (trenching), pembuatan sumur uji (tes pit) dan

pemboran inti.

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 2: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

b. Eksplorasi langsung bawah permukaan

Cara eksploitasi langsung bawah permukaan yang sering di

gunakan adalah pemboran inti dan adit tes. Eksplorasi bawah

permukaan dilakukan bila keadaan permukaan memungkinkan tidak

mudah ambruk. Eksplorasi bawah permukaan di lakukan dengan

cara membuat terowongan (adit dan tunnel), shaft, raise, winze,

drift, cross cut.

2. Eksplorasi geofisika

Penyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat fisika

dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah

permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini

tetap di perlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian

tersebut secara keseluruhan.

(Anonim. 2014)

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah

menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan

pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan

zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian

kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran

geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.1 Pemboran Eksplorasi

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 3: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Pemboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari

beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang

berfungsi untuk perhitungan cadangan. Metode pemboran yang akan

digunakan bergantung kepada akses permukaan. Pada daerah yang tidak

mengalami kendala akses pola pemboran yang digunakan adalah persegi

panjang dengan bentuk teratur. Lubang bor pertama digunakan untuk

proyeksi dip dari anomali bawah permukaan atau interpretasi pusat anomali

geofisika (atau anomali geokimia) di bawah permukaan.

Program berikutnya direncanakan setelah melihat hasil dari sejumlah

lubang bor pada daerah target. Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi

ukuran target, atau pengalaman sebelumnya terhadap endapan yang sejenis

dan dari sejumlah kegiatan pemboran di lokasi tersebut. Lokasi pemboran dan

orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses pemboran pada lubang

pertama. Jika pemboran pada lubang pertama tidak memberikan keyakinan

geologi yang pasti maka daerah target lain harus dicoba.

Suatu endapan paling tidak sudah didefinisikan arah kemenerusan

dan zona mineralisasinya. Spasi antar lubang bor bergantung pada tipe

mineralisasi dan kemenerusannya. Contoh kasus seperti endapan urat, lubang

bor pertama digunakan untuk mengidentifikasikan struktur, dan tidak banyak

digunakan untuk penentuan kadar karena hal tersebut biasanya ditaksir secara

akurat dengan sampel bawah permukaan.

Pola pemboran dalam kegiatan eksplorasi bergantung dari data yang

diperoleh. Pada tahap pengenalan dimana seorang geologist belum

mengetahui secara jelas lokasi maka lubang bor pertama dapat digunakan

untuk orientasi. Untuk eksplorasi endapan uranium, batubara dan borat

lubang pengamatan dapat dibuat pada jarak 10 km dari formasi sedimen yang

diamati. Lubang berikutnya terletak beberapa kilometer dari target dengan

spasi 100–200 m. Namun demikian spasi pemboran dapat juga ditentukan

dari peta geologi, geokimia, geofisika dan hasil geostatistik (Anonim. 2014).

Penentuan pola pemboran secara normal dilakukan dengan grid yang

teratur pada suatu zona mineralisasi. Hal ini akan memberikan data statistik

yang baik dan penampang geologi dengan proyeksi minimum. Pagaran sangat

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 4: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

baik dibuat pada jarak 200–400 m dengan interval lubang antara 100–200 m

sehingga memberikan ruang untuk pengisian kembali. Letak lubang khusus

sangat penting dan biasanya dibor dengan sudut siku-siku terhadap arah

kemiringan rata-rata.

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :

1. Identifikasi struktur geologi,

2. Sifat fisik batuan samping dan badan bijih,

3. Mineralogi batuan samping dan badan bijih,

4. Geometri endapan,

5. Sampling.

Sebelum membor sebuah lubang, disarankan untuk membuat

penampang memanjang hal ini bertujuan untuk deviasi lubang jika

memungkinkan. Pemboran sangat mahal dan memerlukan waktu yang banyak

dalam kegiatan eksplorasi karena obyeknya adalah jumlah lubang yang pasti

dan dilengkapi dengan data kadar dan tonase tiap level dari zona mineralisasi.

Permasalahan utama yang dihadapi dalam perhitungan cadangan adalah zona

pengaruh tiap conto belum dapat diketahui sampai setengah perkerjaan

selesai.

Sebagai contoh, dapat dilihat beberapa tahapan pemboran

berdasarkan anamoli geokimia :

1. Titik bor ke-1 dan ke-2 ditujukan untuk memastikan (membuktikan)

adanya zona mineralisasi (secara vertikal) pada pusat anomali.

2. Selanjutnya pemboran pada titik bor ke-3 bersifat memastikan

kemenerusan zona mineralisasi tersebut (ke arah kemiringan).

3. Sedangkan titik bor ke-4 dan ke-5 merupakan titik bor yang ditujukan

untuk melihat kemenerusan zona mineralisasi ke arah jurus dari hasil

pemboran pada titik ke-1 dan ke-2.

4. Begitu juga dengan titik bor ke-6 dan ke-7, ditujukan untuk mengetahui

kemenerusan searah jurus hasil pemboran pada titik bor ke-3.

5. Dan selanjutnya dilanjutkan dengan titik bor ke-8 dan ke-9, yang ditujukan

untuk mengetahui kemenerusan titik bor sebelumnya, dan seterusnya

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 5: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

dengan pola yang sama sampai diperkirakan zona mineralisasi telah

tercakup secara keseluruhan.

Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu

diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah :

1. Kondisi geologi dan topografi,

2. Tipe pemboran yang akan digunakan,

3. Spasi pemboran,

4. Waktu pemboran, dan

5. Pelaksana (kontraktor) pemboran.

Monitoring geologi dan mineralisasi yang dipotong selama

pemboran sangat penting dalam rangka pengontrolan harga atau biaya. Pada

tahap awal dari pemboran dibutuhkan seorang engineer disamping alat bor

sehingga kegiatan pemboran dapat berjalan dengan cepat. Data mineralisasi,

litologi, dan struktur dapat direkam dan diplot pada grafik log sesegera

mungkin setelah data diperoleh. Data ini umumnya diperoleh dari kepingan

material yang dibor yang biasanya menyatu dengan permukaan alat bor.

Informasi mengenai assay dapat diperoleh beberapa hari kemudian tetapi

lokasi dan kedudukan mineralisasi harus segera diplot pada log litologi.

Dengan pemboran dapat diketahui kontrol struktur dan stratigrafi dari suatu

zona mineralisasi. Adanya pengambilan asumsi pada saat interpretasi

pemboran sering tidak dapat dilokalisasi sampai adanya data yang valid

tentang kondisi bawah permukaan.

Beberapa metode yang digunakan untuk memplot atau

mengekspresikan data lubang bor, antara lain :

1. Kontur struktur.

2. Peta isopach.

3. Kontur kadar.

4. Peta ketebalan.

5. Peta kombinasi antara kadar dan ketebalan.

Peta-peta tersebut biasanya digunakan untuk memperkirakan letak

bijih dan juga membantu dalam pemboran lanjut. Salah satu kunci dalam

kegiatan pemboran adalah kemenerusan zona mineralisasi, hal ini

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 6: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

menentukan spasi lubang bor serta ketelitian dalam perhitungan cadangan.

Dalam beberapa kegiatan eksplorasi kemenerusan ini dapat dilihat dengan

membandingkan endapan tersebut dengan endapan yang sejenis, uji

kemenerusan ini dilakukan dengan jalan menguji titik-titik terdekat atau

pengujian terhadap suatu lokasi kecil dengan spasi rapat.

Salah satu keputusan yang paling sulit dalam kegiatan pemboran

adalah memutuskan kapan pemboran tersebut diakhiri. Beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam mengambil keputusan adalah :

1. Tidak adanya mineralisasi yang dijumpai.

2. Mineralisasinya dapat dilokalisasi tetapi tidak ekonomis atau terlalu dalam.

3. Pemboran yang dilakukan menghasilkan beberapa zona mineralisasi yang

ekonomis tetapi penyebaran kadarnya terbatas atau perhitungan cadangan

menunjukkan bahwa endapan tersebut terlalu kecil.

4. Tubuh kadar yang ekonomis sudah diketahui pasti.

5. Biaya pemboran sudah habis.

Keputusan pada langkah pertama relatif lebih mudah, namun

demikian penyebab anomali permukaan atau bawah permukaan yang

menentukan letak lubang bor tidak dapat dihindari. Langkah kedua lebih sulit

dan dalam hal ini kemungkinan mineralisasi kadar tinggi harus dapat

dieliminasi.

Adanya beberapa perpotongan pada saat prospeksi memberikan

gambaran bahwa proses penentuan kadar yang ekonomis berlaku tetapi tidak

pada skala yang memungkinkan dalam suatu endapan yang besar. Adanya

kadar mineralisasi yang tinggi sering menghasilkan beberapa tahap pemboran

untuk menguji semua hipotesis dan lokasi di sekitarnya.

Pemboran dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sendiri

atau dengan mengontrak perusahaan konsultan pemboran. Permasalahan

menyangkut kondisi pemboran, jumlah lubang yang diminta, dan harga akan

dijelaskan dalam surat kontrak. Tujuan pemboran adalah untuk memperoleh

data yang representatif dari target yang ada dengan biaya yang tersedia.

Konsekuensinya pemilihan alat bor sangat penting dan bergantung kepada

pemimpin proyek. Disamping kondisi pemboran yang harus diperhatikan kita

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 7: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

juga harus dapat membandingkan beberapa metode pemboran yang berbeda

sebelum kegiatan lain dilakukan.

Beberapa hal penting dari kontrak pemboran adalah :

1. Mobilisasi dan transportasi peralatan ke lokasi bor.

2. Tatanan lokasi dan pergerakan antar tiap lubang bor.

3. Harga satuan tiap meter lubang yang akan dibor.

4. Perolehan inti bor (%) jika digunakan pemboran inti.

5. Biaya konstruksi lubang (penyemenan, casing dan survei).

6. Pengangkutan dan mobilisasi kembali peralatan bor.

Setiap hal tersebut harus dapat dideskripsikan secara detail didalam

kontrak. Dalam hal pembayaran tenaga kerja juru bor biasanya dibayar per

shift dan sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor, sedangkan wellsite

geologist dibayar sesuai dengan perjanjian mulai dari kegiatan eksplorasi

sampai target tercapai.

Setelah semua tahapan dan semua persiapan tempat pemboran

selesai maka alat-alat pengeboran dan alat pendukung lainya di setting di

tempat tersebut sehingga jalan pengeboran dapat berlangsung dengan lancar,

setelah semua persiapan selesai maka sesuai dengan planning awal apakah

pemboran akan dilakukan dengan metode full core atau coring maupun open

hole dan apakah pemboran dilakukan dengan model miring atau vertikal.

1. Open Hole

Drilling open hole merupakan pengeboran yang dilakukan untuk

mendapatkan data-data bawah permukaan tanah sehingga menjadi data

geologi. Pengeboran ini menghasilkan lubang terbuka dengan kedalaman

sesuai dengan target kedalaman yang diinginkan.

Selama proses pengeboran berlangsung, diperoleh data cutting yang

merupakan material hasil gerusan mata bor (bit) yang mengalir keluar ke

permukaan bersama fluid. Cutting tersebut diambil setiap interval 1,5 meter

yang menjadi representasi jenis litologi yang sedang dibor pada kedalaman

interval tersebut.

2. Coring

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 8: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Drilling coring merupakan pengeboran yang dilakukan untuk

mengambil contoh sampel (coring) pada lapisan litologi di bawah

permukaan sebagai data geologi. Coring dilakukan pada interval

kedalaman tertentu berdasarkan dari interpretasi data logging geofisika

atau data cutting yang diperoleh melalui drilling open hole sebelumnya.

Drilling coring dapat juga dilakukan dengan metode touch coring (single

hole), artinya pengeboran coring yang tidak didahului drilling open hole.

Touch coring dilakukan diawali dengan drilling open hole kemudian

ketika menemukan cutting batubara telah muncul kemudian langsung

dilakukan coring atau dengan menggunakan data model atau korelasi titik

di sekitarnya, kemudian diprediksikan bahwa batubara berada di

kedalaman tertentu sehingga ketika sudah mendekati perkiraan posisi roof

batubara selanjutnya langsung dilakukan coring.

Beranekaragam metode pemboran memiliki tujuan tertentu dalam

eksplorasi, jika kondisi dimana dana tidak mencukupi maka kita dapat

menggunakan metode pemboran yang agak murah seperti :

1. Pemboran Auger

Auger adalah bor tangan dengan tangkai yang dilengkapi spiral

untuk membawa material halus ke permukaan, biasanya digunakan untuk

endapan plaser. Kelebihan alat bor ini adalah dapat digunakan untuk

sampling dalam jika sumuran uji tidak praktis. Dengan auger kita dapat

mencapai kedalaman 60 m tapi biasanya cukup sampai 30 m. Pada tanah

yang halus pemboran dengan auger biasanya cepat sehingga conto yang

keluar harus dapat diorganisasikan dengan baik. Auger adalah bor ringan

dan tidak cocok digunakan untuk tanah atau material yang keras dan

berbongkah.

2. Rotary Drilling

Rotary drilling adalah metode pemboran non-coring dan tidak

sebanding jika pemboran dilakukan pada batuan dengan kekerasan halus-

sedang seperti batugamping atau batulumpur. Tipe mata bor (bit) pada

jenis pemboran ini menggunakan tricone atau roller rock bit yang ditutupi

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 9: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

oleh tungsten karbida. Potongan atau kepingan batuan akan ditekan keluar

oleh fluida bor yang rata-rata kecepatannya 100 m/jam. Tipe alat bor ini

biasanya digunakan oleh industri minyak dengan diameter lubang besar

(>20 cm) dan kedalaman ratusan sampai ribuan meter dengan fluida bor

berupa lumpur.

3. Reverse Circulation

Reverse circulation (RC) drilling mulai digunakan pada

pertengahan tahun 70-an dan biasanya digunakan untuk material sedimen

yang tidak terkonsolidasi seperti pada endapan aluvial. Air atau udara

dapat digunakan sebagai fluida bor dan inti bor atau sludge dapat diperoleh

semua. Media fluida dialirkan ke sludge lewat dua dinding pada stang bor

dan kembali ke permukaan lewat pusat stang bor. Pada percussive drilling

kepingan batuan juga tertransport ke permukaan lewat tengah stang bor

kemudian menuju ke cyclon dimana disana ditampung conto bor.

(Anonim. 2014)

Berdasarkan Berdasarkan mekanisme pemboran, pemboran dapat

dapat dibagi dibagi lagi, yaitu :

1. Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling Percussive Drilling)

Pemboran Tumbuk, memanfaatkan gaya tubukan atau impact,

dioperasikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat

secara berulang berulang-ulang kedalam lubang bor sehingga lubang bor

terbentuk akibat mekanisme tumbukan dan beban rangkaian bor.

2. Pemboran Putar (Rotary Drilling)

Lubang bor dibentuk dari pemboran dengan mekanisme putar dan

disertai pembebanan.

3. Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)

Dimana lubang bor dibentuk dari Dimana lubang bor dibentuk

dari kombinasi antara mekanisme putar, tekanan hidraulik dan beban

setang bor.

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 10: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk dibandingkan mesin bor

putar, yaitu:

Kelebihannya antara lain :

1. Ekonomis (murah, biaya operasi rendah, biaya transportasi murah,

persiapan rig cepat).

2. Menghasilkan contoh pemboran yang lebih baik.

3. Lebih mempermudah pengenalan lokasi.

4. Tanpa sistem sirkulasi.

5. Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relatif kecil

Kekurangannya antara lain :

1. Kecepatan laju pemboran rendah.

2. Sering terjadi putusnya sling.

2.3. Data hasil pengamatan

Sebelum melakukan pemboran eksplorasi diperlukan data-data

pendukung untuk menunjang kegiatan pemboran eksplorasi. Adapun data-

data pendukung sebelum kegiatan pemboran ekplorasi dilakukan, yaitu :

1. Data Penyelidikan Geologi

Survey geologi terutama untuk membuat pemetaan geologi

permukaan. Pemetaan geologi permukaan dilakukan untuk mendapatkan

gambaran umum mengenai keadaan geologi suatu cekungan atau daerah

yang sedang diselidiki. Dalam tahap ini penyelidikan yang dilakukan

adalah pengukuran penampang stratigrafi pada daerah yang tersingkap,

biasanya terdapat pada jalur sungai atau lereng-lereng bukit.

2. Foto Udara

Foto udara merupakan suatu gambaran perspektif dari sebagian

permukaan bumi yang dipotret dengan sumbu kamera vertikal maupun

miring tanpa memepersoalkan warna maupun kemampuan manusia untuk

dapat mengetahui perbedaan-perbedaannya. Foto udara adalah gambaran

sebenarnya dari medan, seperti mata kalau melihatnya dari titik

pemotretan. Foto udara vertikal adalah dokumen yang sangat berharga

untuk mendapatkan keterangan mengenai topografi maupun geologi.

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 11: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

3. Peta Kontur

Peta kontur merupakan peta yang menggambarkan sebagian

bentuk permukaan bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis-

garis kontur. Pengertian kontur adalah merupakan garis yang digambarkan

dalam peta yang menunjukkan titik-titik yang sama tingginya dari suatu

bidang referensi tertentu. Umumnya bidang referensi yang dipakai disini

adalah permukaan laut.

Bentang alam yang digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur

ini dapat berupa bentuk-bentuk kubah morphologis, bentuk cekungan,

lereng-lereng yang landai, lereng-lereng yang curam, lembah-lembah yang

telah mengalami erosi, serta kombinasi dari bentuk-bentuk diatas.

4. Data Metode Gravity (Gravitasi)

Apabila bumi benar-benar bulat dan tidak bergerak, serta terdiri

dari batuan yang homogen, maka besarnya tarikan gaya berat akan

sama disemua titik permukaan bumi. Oleh karena itu metode grafity

(gaya berat) dirancang untuk medeteksi variasi-variasi medan gravitasi

bumi yang disebabkan oleh perbedaan berat jenis batuan dan

penyimpangan-penyimpangan yang terletak beberapa mil dibawah

permukaan.

Atas dasar pengaruh gravitasi dari benda-benda dibumi yang

sebanding dengan selisih density antara suatu batuan dengan

sekelillingnya, maka metode ini sangat sesuai untuk mencari perangkap

hidrocarbon. Data yang diperoleh dari metode ini, sebelum dipergunakan

dikoreksi terhadap pengaruh : air pasang, beda ketinggian daerah sekitar,

garis lintang, isostatik dan bouger effect.

5. Data Metode Magnetic.

Metode ini adalah metode yang paling tua di dalam eksplorasi

bahan tambang dan hidrocarbon. Khusus dalam eksplorasi metode

magnetic digunakan untuk mengetahui kedalaman serta konfigurasi

batuan dasar, cara ini dimungkinkan karena adanya perbedaan sifat

magnetic sedimen (lapisan penutup) dengan batuan dasar yang biasanya

terdiri dari beku atau batuan metamorf.

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 12: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Dari pengukuran laboratorium ternyata batuan beku dan

metamorf mempunyai "magnetic susceptibility" yang jauh lebih besar dari

batuan sedimen. Dalam praktek besarnya pengaruh batuan dalam

medan magnet bumi (lokal) hanya tergantung pada batuan dasar

(basement rock) baik terutama batuan sedimen ataupun tidak. Maka sifat

inilah yang dimanfaatkan dalam eksplorasi dengan metode magnetic.

6. Data Metode Seismic

Prinsip metode ini adalah bedasarkan suatu kenyataan, bahwa

gelombang-gelombang elastis yang ditimbulkan oleh suatu ledakan

didekat permukaan bumi dapat merambat kedalam batuan. Dengan jalan

perambatan bunyi ini kedalam batuan, maka gelombang-gelombang

elastis tersebut sampai pada batas formasi dan menimbulkan gelombang

elastis yang lain, yang kemudian dipantulkan kembali kepermukaan

bumi. Dimana gelombang yang dipantulkan tadi ditangkap oleh alat

khusus yang dinamakan "geophone".

Saat antara ledakan dan tibanya suatu gelombang-gelombang

elastis dipermukaan merupakan suatu interval waktu yang bergantung

pada kecepatan merambat dan kedalaman dari lapisan batuan yang

memantulkan dapat dihitung.

Metode seismic ada dua macam, yaitu metode refraksi dan

refleksi. Untuk metode refraksi pengukuran didasarkan pada pembiasan

gelombang seimik, dimana waktu rambat yang datang pertama kali

diamati sepanjang penampang. Variasi waktu rambat dengan jarak

memungkinkan ditentukannya kecepatan sebenarnya dan kedalaman dari

formasi refraksi. Dalam metode refleksi yang diukur adalah waktu

yang diperlukan oleh impul-impul elastis untuk mencapai lapisan

refleksi dan kembalinya. Dari waktu rambat dapatlah dihitung secara

langsung kedalaman dari bidang refleksi.

Dengan metode seismic dapatlah diperkirakan bentuk-bentuk

geometris perangkap reservoir, seperti struktur antiklin, patahan,

perangkap stratigrafi dan lain-lain. Diperlihatkan hasil survey dari

metode seismic yang menampakkan adanya patahan.

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 13: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

7. Data Logging

Perekaman data logging menggunakan software wellcad. Data

logging yang telah diperoleh kemudian dicetak dalam lembaran data

logging dimana terdapat nama perusahaan, nomor lubang bor, lokasi

pengeboran, jenis log, kedalaman pengeboran, kedalaman alat logging,

batas atas logging mulai dieksekusi, batas bawah logging selesai

dieksekusi, nama perekam log, nama geologis penanggung jawab serta

kedalaman penggunaan chasing. Selain itu lembar data logging juga

memuat informasi mengenai grafik hasil pembacaan log gamma  dan log

densitas yang kemudian dilakukan interpretasi jenis lapisan batuan.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.2 Data hasil logging

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.3 Ilustrasi Pengerjaan Logging di darat.

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 14: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

8. Data Cutting

Analisa cutting ini sangat penting bagi penentuan lokasi pemboran karena analisa cutting adalah awal atau dasar dalam proses eksplorasi minyak bumi atau biasa disebut sebagai penilaian formasi. Dalam analisa cutting ini tidak hanya ilmu tentang perminyakan saja yang kita gunakan tetapi kita harus mengetahui ilmu mengenai batuan seperti yang biasa dilakukan oleh geologis. Proses analisa cutting ini dilakukan dengan cara melihat bentuk fisik atau dilihat lithologinya dan juga dengan cara mengindikasi ada atau tidaknya hidrokarbon yang terkandung dalam cutting. Maka dari itu sangat penting untuk memahami keduanya. Analisa cutting diteliti dengan cara memahami lithologi batuan seperti, dilihat dari pemilahan, bentuk butiran, warna dan ukuran butiran.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.4 Data hasil cutting

9. Data Corring

Suatu operasi pengambilan contoh batuan formasi (core) dengan

menggunakan peralatan khusus. Operasi ini dapat dilakukan pada saat

pemboran berlangsung maupun setelah pemboran selesai. Hal inilah yang

kemudian membedakan operasi pengambilan core menjadi dua, yakni

Iqbaluddin PermanaH1C112043

Page 15: Pengeboran Bb II Edit

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Bottom Hole Corring dan Side Wall Coring. Dari analisa core ini, kita

akan mendapatkan parameter parameter dari sifat fisik batuan.

(Anonim. 2014)

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.5 Data hasil corring

Iqbaluddin PermanaH1C112043