214
PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SAMANGRAYA KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Admnistrasi Negara Oleh Siti Aida Faradisha 6661131911 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, JUNI 2017

PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN

(AAK) UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI

KELURAHAN SAMANGRAYA KECAMATAN

CITANGKIL KOTA CILEGON TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Admnistrasi Negara

Oleh

Siti Aida Faradisha

6661131911

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, JUNI 2017

Page 2: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 3: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 4: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 5: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Sesungguhnya bersama kesukaran itu

ada kemudahan. Karena itu bila kau

telah selesai (mengerjakan yang lain)

dan kepada Tuhan, berharaplah

(Q.S. Al Insyirah : 68)

DO GOOD, AND GOOD WILL COME TO YOU

(UKNOWN)

This Thesis Presented

to my Beloved Father,

Mother, Sister, and

for someone who always

support me in many things,

Thankyou and Love you.

Page 6: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

ABSTRAK

Siti Aida Faradisha, NIM 6661131911. Skripsi. Pengelolaan Alokasi Anggaran

Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat. Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Sultan Ageng Tirtayasa,

Serang 2017. Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si (Pembimbing I) dan Kandung Sapto

Nugroho S.Sos., M.Si (Pembimbing II)

Fokus penelitian ini adalah tentang pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK)

untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota

Cilegon. Masalah yang diidentifikasi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: 1).

Masyarakat yang kurang berminat atau demotivasi 2). Keadaan masyarakat yang

kurang partisipatif terhadap program yang ada 3). Keterbatasan Dana yang Cair 4).

Belum adanya ketentuan dari Perwal dan Perda Kota Cilegon mengenai penggunaan

AAK (Alokasi Anggaran Kelurahan). Peneliti menggunakan teori G.R.Terry (2010:

9) : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan),

dan controlling (pengawasan). Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan

(AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya belum berjalan

optimal karena masih perlu adanya kesadaran dan motivasi dari masyarakat mengenai

program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Samangraya serta

tidak adanya evaluasi dari pihak kelurahan samangraya khususnya dalam bidang

pemberdayaan masyarakat terhadap setiap kegiatan yang telah selesai dilakukan.

Saran : Pihak kelurahan khususnya bidang Pemberdayaan Masyarakat harus lebih

komunikatif dalam mempromosikan dan mempublikasikan kegiatan pemberdayaan

masyarakat serta pihak Kelurahan perlu melakukan evaluasi dalam setiap kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Samangraya Kecamatan

Citangkil Kota Cilegon.

Kata Kunci : Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan, Pemberdayaan Masyarakat.

Page 7: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

ABSTRACT

Siti Aida Faradisha, NIM 6661131911. Thesis. Management of Urban Budget

Allocation (AAK) for Community Empowerment. Faculty of Social and Political

Sciences, Public Administrastion Department, Sultan Ageng Tirtayasa University.

1st Advisor Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si, 2

nd Advisor Kandung Sapto Nugroho

S.Sos., M.Si

The focus of this research is on the management of Urban Village Allocation (AAK)

for community empowerment of Samangraya Sub-District Citangkil Kota Cilegon.

Problems identified by the researchers in this study are: 1). People who are less

interested or demotivated 2). Less participative community situations against existing

programs 3). the limited funds available 4). The absence of provisions of Perwal and

Perda Cilegon City regarding the use of AAK (Allocation of Urban Budget). This

Researchers use G.R.Terry theory (2010: 9): planning, organizing, actuating and

controlling. Researchers use qualitative research methods. The result of the research

shows that the management AAK (Allocation of Urban Budget) for community

empowerment of Samangraya Urban Village has not run optimally because there is

still need of awareness and motivation from society about community empowerment

program in Samangraya and nothing evaluation in Samangraya especially in

community empowerment of each completed activity. Suggestion: The urban village

especially in the field of Community Empowerment should be more communicative in

promoting and publicizing the community empowerment activities and Samangraya

urban village needs to do evaluation in every community empowerment activity in

Samangraya urban Village, Citangkil Sub-district, Cilegon City.

Keywords: Allocation of Urban Budget Management, Community Empowerment.

Page 8: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi Allah

SWT, tidak lupa Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Junjungan

Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah memberi nikmat dan berkah kepada penulis

untuk mewujudkan Skripsi ini dengan judul Pengelolaan Alokasi Anggaran

Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Samangraya

Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Tahun 2015.

Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata

satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada konsentrasi Manajemen Publik program

studi Ilmu Administrasi Negara. Tentu penulis menemukan hambatan dan kesulitan

dalam membuat Skripsi ini. Selain itu, penulis juga tentu terkadang kesulitan dalam

memperoleh informasi akurasi data dari para narasumber, namun di sisi lain penulis

juga sangat bersyukur karena banyak mendapat pengetahuan dan pengalaman untuk

menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada bidang yang sedang diteliti

oleh penulis.

Untuk terwujudnya penulisan penelitian skripsi ini banyak pihak yang

membantu penulis dalam memberikan semangat dan motivasi baik waktu, tenaga,

dan ilmu pengetahuannya. Maka dengan ketulusan hati, Penulis mengucapkan Terima

kasih tentunya yang pertama kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan

berkah kepada penulis dalam pengerjaan Skripsi ini. Kedua, yakni Orang Tua tercinta

Page 9: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

ii

atas curahan perhatian dan kasih sayangnya berupa doa dan semangat yang tak henti-

hentinya dalam mendukung penulis.

Pada kesempatan ini juga suatu kebanggaan bagi penulis untuk mengucapkan

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan

mendukung, oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang sekaligus

sebagai Dosen Pembimbing 2 yang dengan sabar nya telah membimbing

dan memotivasi Penulis sehingga Penulis bisa menyelesaikan Proposal

Skripsi ini.

6. Yeni Widyastuti S.Sos, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah senantiasa

memberikan arahan dan juga dukungan selama proses penyusunan

Proposal Skripsi ini dan juga merupakan Dosen Pembimbing Akademik

Penulis yang telah membimbing sejak awal masuk kuliah.

Page 10: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

iii

7. Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Riswanda, Ph.D, Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

9. Maulana Yusuf, S.IP, M.Si., yang telah meluangkan waktunya untuk

berbagi ilmu dengan penulis mengenai masalah yang penulis teliti.

10. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

11. Para staff Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

atas segala bantuan informasi selama perkuliahan;

12. A. Dimyati, SH, MM, Lurah Kelurahan Samangraya terimakasih untuk

waktu dan kesempatan yang diberikan serta telah bekerja sama dengan

sangat baik dan kooperatif dengan Penulis sehingga memudahkan Penulis

dalam mencari data yang sesuai.

13. Staff Kelurahan Samangraya khususnya bidang Pemberdayaan

Masyarakat yang telah bekerja sama dan dengan sabarnya memberikan

waktu kepada penulis sehingga memudahkan penelitian di lapangan

14. Keluarga tercinta yakni Ayah, Drs. Ento Uranta, Ibu Fariroh dan adik

Nayla Nur Ramadhanti yang telah memberikan warna dalam hidup

Page 11: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

iv

penulis dan memberikan semangat serta motivasi untuk segera

menyelesaikan Proposal Penelitian ini.

15. Para sahabat sejak dari Semester I Ines Shafa Hasanah, Erma Wijayanti,

Aghnia destiani, Almira Raissa, dan Yessi Kusumaningrum yang hingga

Saat ini yang selalu ada dan mendukung serta menemani saya dalam

keadaan apapun.

16. Juga kepada Teman-teman kelas C dan Seluruh angkatan 2013 Ilmu

Administrasi Negara selama menuntut ilmu. Terimakasih atas semua

kenangan selama empat tahun perkuliahan, kalian luar biasa.

Dengan ini, Skripsi ini telah selesai disusun. Penulis meminta maaf apabila

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan ilmu yang

Peneliti miliki. Maka dari itu kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan

menyempurnakan Skripsi ini

Serang, Mei 2017

Siti Aida Faradisha.

Page 12: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR .................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 18

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 19

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 19

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 19

1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 20

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 22

2.1.1 Pengelolaan .......................................................................................... 22

2.1.1.1 Pengertian Pengelolaan ............................................................ 22

Page 13: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

vi

2.1.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen ...................................................... 23

2.1.2 Pemberdayaan Masyarakat .................................................................. 29

2.1.3 Teori Pembangunan .............................................................................. 35

2.1.4 Teori Partisipasi ................................................................................... 37

2.1.5 Konsep Kelurahan ............................................................................... 39

2.1.6 Alokasi Anggaran Kelurahan .............................................................. 44

2.1.6.1 Tahapan Manajemen Alokasi Anggaran Kelurahan ................. 45

2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 49

2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 51

2.4 Asumsi Dasar ................................................................................................ 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................... 54

3.2 Fokus Penelitian............................................................................................. 55

3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 56

3.4 Operasional Konsep ....................................................................................... 56

3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................... 56

3.4.2 Definisi Operasional ............................................................................ 57

3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 60

3.5.1 Sumber Data ........................................................................................ 61

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 61

3.6 Informan Penelitian ...................................................................................... 63

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................. 64

3.7.1 Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 64

3.7.2 Teknik Analisis Data ........................................................................... 66

3.8 Uji Keabsahan Data ...................................................................................... 69

3.9 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 72

Page 14: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 73

4.1.1 Gambaran Umum Kota Cilegon .......................................................... 73

4.1.2 Gambaran Umum Kelurahan Samangraya ............................................ 76

4.1.3 Struktur Organisasi dan Tugas pokok Kelurahan Samangraya ............. 77

4.1.4 Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kegiatan

Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya

yang telah Berjalan ................................................................................ 81

4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 82

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 82

4.2.2 Informan Penelitian ................................................................................ 84

4.3 Penyajian Data .............................................................................................. 84

4.3.1 Pengelolaan Alokasi anggaran Kelurahan (AAK) untuk

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya

Kecamatan Citangkil Kota Cilegon ...................................................... 85

4.4 Pembahasan ............................................................................................... 114

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 130

5.2 Saran ........................................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

viii

DAFTAR TABEL

1.1 Rincian Jumlah Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) Kelurahan

Samangraya Tahun 2015 ..................................................................... 6

1.2 Daftar Penerima Bantuan RASKIN .................................................... 10

1.3 Daftar UKM Binaan Kelurahan Samagraya ....................................... 10

1.4 Daftar Peserta Dalam P2WKSS Kelurahan Samangraya .................. 11

1.5 Jenis Dan Jumlah Peserta Pelatihan Dan Pembinaan Program

Pemberdayaan Masyarakat Yang Telah Dilakukan .......................... 14

1.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Samangraya .................. 15

1.7 Rencana Kerja Kasi Pemberdayaan Masyarakat ............................... 17

3.1 Operasionalisasi Konsep .................................................................... 58

3.2 Daftar Informan Penelitian ................................................................ 63

3.3 Pedoman Wawancara ......................................................................... 65

3.5 Pedoman Jadwal Penelitian ............................................................... 72

4.1.1 Jumlah Kecamatan, Kelurahan Dan Luas Wilayah

Kota Cilegon Tahun 2013 ................................................................. 75

4.1.2 Rincian RT dan RW di Kelurahan Samangraya Kecamatan

Citangkil Kota Cilegon ..................................................................... 76

4.1.3 Daftar Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan

Samangraya ....................................................................................... 81

4.1.4 Daftar Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ...................................... 81

4.2.1 Daftar informan penelitian ................................................................. 84

4.3.1 Rencana Kerja Kasi Pemberdayaan Masyarakat ............................... 86

Page 16: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

ix

4.3.2 Jenis Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang didanai AAK

Tahun 2015 ....................................................................................... 87

4.3.3 Kegiatan non-fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Samangraya ....................................................................................... 88

4.3.4 Kegiatan Fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Samangraya Tahun 2013-2015 ......................................................... 89

4.3.5 Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Samangraya ........................................................................................ 95

4.3.6 Tabel Rencana Kerja Rutin Tahun 2014 ............................................ 98

4.3.7 Tabel Rencana Kerja Rutin Tahun 2015 ............................................. 99

4.3.8 Bantuan CSR dari perusahaan yang ada di wilayah kerja

Kelurahan Samangraya Tahun 2015 ............................................... 104

4.4. Pembahasan dan Hasil Temuan Lapangan ..................................... 121

Page 17: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

x

DAFTAR GAMBAR

1.1 Alur Tahapan Musrenbangkel

(Musyawarah Rencana Pembangunan) ........................................... 16

2.1 Alur Pengajuan Alokasi Anggaran Kelurahan ............................... 46

2.2 Kerangka Berfikir .......................................................................... 52

3.1 Proses Analisis Data ...................................................................... 67

4.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan

Samangraya ..................................................................................... 78

4.2 Contoh Skala Prioritas .................................................................... 96

4.2.1 Pra Musrenbang ............................................................................ 100

4.3 Drainase & Jembatan .................................................................... 108

4.3.1 Konblok Jalan ............................................................................... 108

Page 18: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembukaan UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan

adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur, baik

material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Otonomi daerah

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 2016

tentang perangkat daerah menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, Pemerintah Daerah adalah kepala

Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.

Diawali dengan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan selanjutnya

dilakukan revisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 dan kini direvisi lagi

menjadi Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang

Page 19: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

2

telah dijadikan landasan yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan.

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui

otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah diharapkan mampu

meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,

keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman Daerah

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada hakikatnya Otonomi Daerah diberikan kepada rakyat sebagai satu

kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan untuk mengatur dan

mengurus sendiri Urusan Pemerintahan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat

kepada Daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan

DPRD dengan dibantu oleh Perangkat Daerah.

Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan

pemerintahan yang ada ditangan Presiden. Konsekuensi dari negara kesatuan

adalah tanggung jawab akhir pemerintahan ada ditangan Presiden. Agar

pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berjalan sesuai

dengan kebijakan nasional maka Presiden berkewajiban untuk melakukan

pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Pemerintah daerah diberikan kewenangan melalui asas desentralisasi untuk

mengatur rumah tangganya sendiri menurut potensi dan kearifan lokal masing-

masing daerah, juga Desa/Kelurahan sebagai unit pemerintahan terendah. Seiring

Page 20: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

3

dengan bertambah luasnya kewenangan ini, maka aparat birokrasi pemerintahan di

daerah dapat mengelola dan penyelenggaraan pelayanan publik dengan lebih baik

sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Hal tersebut selaras dengan pemikiran

bahwa tujuan desentralisasi yaitu sebagai perwujudan demokrasi sesuai dengan

kewenangan yang diatur oleh pemerintah pusat.

Pelayanan, pembangunan, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat

semakin mengemuka dan sentralisasi semakin berkurang dengan demikian proses

pertumbuhan demokrasi ditingkat lokal kurang begitu baik. Hal ini telah membuka

ruang untuk pemberdayaan pemerintah daerah agar dapat mengembangkan daerah

yang dipimpinnya. Di dalam berbagai bidang kehidupan manusia, pemerintah

memainkan peran yang sangat penting. Salah satunya yakni mengelola anggaran

mereka sendiri.

Kelurahan merupakan dasar dari satuan pemerintahan yang terkecil dari

suatu komunitas pemerintahan negara. Sehingga boleh dikatakan bahwa

keberhasilan dalam melakukan pembangunan juga tergantung dari sejauh mana

partisipasi masyarakat setempat beserta aparatur pemerintahan Kelurahan dalam

perencanaan pembangunan tersebut. Dalam arti masyarakat harus ikut

berpartisipasi dan diberi kepercayaan dan kewenangan yang cukup dalam

mengurusi rumah tangga Kelurahannya, sehingga bisa mandiri dan sesuai dengan

potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah tersebut.

Keberadaan Kelurahan secara yuridis formal diakui di dalam Undang-

Undang Nomor Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan

Page 21: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

4

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan. Berdasarkan

ketentuan ini Kelurahan diberi pengertian sebagai wilayah kerja Lurah sebagai

perangkat daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja kecamatan. Pemahaman

Kelurahan di atas menempatkan Kelurahan sebagai suatu organisasi pemerintahan

yang secara politis memiliki kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur

sendiri warga atau kepentingannya. Berdasarkan Peraturan Daerah kota Cilegon

No 7 Tahun 2007 pasal 13 menyebutkan bahwa Keuangan Kelurahan bersumber

dari :

a. APBD yang dialokasikan sebagaimana perangkat daerah lainnya yang

disesuaikan dengan kemapuan keuangan daerahnya.

b. Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, dan bantuan pihak

ketiga ;

c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah juga menegaskan bahwa

keseluruhan belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Hal ini

tentu sangat berkaitan dengan APBD yang merupakan salah satu sumber keuangan

Kelurahan.

Kelurahan juga merupakan satuan kecil pemerintah yang langsung

berhadapan dengan masyarakat karena berada diwilayah masyarakat itu tinggal.

Oleh karena itu, Kelurahan mempunyai hak sendiri untuk mengelola dan mengatur

Page 22: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

5

berbagai Anggaran Keuangan Kelurahan guna meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat. Wujud dari program otonomi pengelolaan anggaran terdapat dalam

bentuk Penguatan Manajemen Kelurahan. Masing-masing Kelurahan ini diberi

wewenang/otonomi pengelolaan Anggaran sendiri, ini merupakan implementasi

dari konsep Otonomi Daerah.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya dalam Peraturan Daerah Kota

Cilegon No. 7 Tahun 2007 mengenai Kelurahan yang bersumber dari APBD,

Bantuan Pemerintah dan Bantuan yang tidak mengikat, maka Peneliti akan

mengkhususkan penelitian ini hanya akan membahas mengenai dana Alokasi

Kelurahan yang bersumber dari APBD Kota Cilegon atau yang disebut juga

dengan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK). Hal ini dikarenakan dana Alokasi

ini sudah pasti ada dalam setiap tahunnya, yang mana Alokasi Anggaran

Kelurahan (AAK) ini digunakan untuk kebutuhan Operasional Perangkat

Kelurahan dan berbagai Program serta Kegiatan dari Kelurahan itu sendiri. berikut

adalah besarnya Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) Kelurahan Samangraya

Tahun 2015.

Page 23: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

6

Tabel 1.1 Rincian Jumlah Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) Kelurahan

Samangraya Tahun 2015

(Sumber : DPA Kelurahan Samangraya Tahun 2015)

Proses otonomi pengelolaan anggaran Kelurahan di mulai dari Rencana kerja

yang dibuat oleh Kasi (Kepala Seksi) yang ada di Kelurahan dan isinya mencakup

Musrenbang atau Musyawarah rencana pembangunan yang merupakan wadah bagi

aspirasi dari lapisan elemen masyarakat seperti RT, RW, dan tokoh masyarakat

serta mitra kerja yang berada dalam kawasan Kelurahan.

Rencana Kerja Kelurahan ini kemudian dilanjutkan ke tingkat kecamatan.

Dari tingkat kecamatan ini kemudian digunakan sebagai bahan untuk menyusun

NO URAIAN JUMLAH

1 Bagian program dukungan pelayanan

Pemerintahan (Kesekretariatan/Operasional

Kelurahan Samangraya)

Rp. 186.765.100;

2

Program peningkatan pelayanan Kelurahan

1) Peningkatan Koordinasi Kelembagaan

Masyarakat (RT/RW)

2) Pelaksanaan Musrenbangkel

3) Peningkatan Peranan PKK Keluahan

4) Penyusunan Profil Kelurahan

5) Peningkatan Pelayanan Pemerintahan

Kelurahan Pada Organisasi

Kemasyarakatan

6) Penguatan Kelembagaan Masyarakat

7) Pembinaan Dan Sosialisasi Anggota

Satlinmas Kelurahan

8) Pembinaan RT/RT Kelurahan Samangraya

9) Peningkatan Peran Partisipasi Lembaga

Masyarakat Kelurahan

JUMLAH

Rp. 389.423.175;

Rp. 576.188.275;

Page 24: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

7

RKA-SKPD (Rencana Kegiatan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah).

Penyusunan RKA-SKPD ini dilakukan di BAPEDA (Badan Perencanaan Daerah)

Kota Cilegon dan Dalam penyusunan RKA-SKPD ini disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi masing-masing Kelurahan tersebut. Setelah disetujui dan

ketok palu, maka disebut DPA atau Dana Pengguna Anggaran yang dapat di ambil

di Badan Keuangan Daerah atau DPPKD Kota.

Alokasi Dana Kelurahan menurut UU No.23 tahun 2014 menyebutkan

bahwa 5% dana yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota ini di berikan untuk

Kelurahan yang Salah satunya adalah untuk Pemberdayaan Masyarakat. Namun,

di Kota Cilegon, peraturan ini baru berlaku tahun 2017 dengan terbitnya Peraturan

Walikota No 34 Tahun 2015 tentang DPWkel atau Dana Pembangunan Wilayah

Kelurahan, yang jika akan diteliti, setidaknya program ini sudah berjalan minimal

1 tahun. Sedangkan, sebelum peraturan itu berlaku, Alokasi Anggaran Kelurahan

yang didapat pertahun merupakan dana yang diperoleh berdasarkan Rencana

Kinerja (Renja) yang dibuat terlebih dahulu dari masing-masing kepala seksi

(Kasi). Sehingga, tidak ada pembagian dana yang pasti, karena Rencana Program

Kegiatan yang dibuat merupakan kebutuhan atau rencana kerja sesuai Kondisi

masing-masing seksi.

Dalam mengelola dan mengatur AAK ini, Perangkat Kelurahan diharuskan

memenuhi beberapa prinsip sesuai dengan Perwal nomor 34 Tahun 2015 yakni

Trasnparansi, Akuntabilitas, Teknokratik, dan Partisipatif. Hal ini tentu saja sangat

Page 25: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

8

dipengaruhi oleh kemampuan Perangkat Kelurahan dalam mengelola AAK agar

sesuai dengan maksud dan tujuan dari AAK itu sendiri.

Pengelolaan atau Manajemen AAK ini sangat penting kaitannnya dengan

jalannya berbagai program kegiatan Kelurahan. Namun, dalam Peraturan turunan

oleh Walikota Kota cilegon ini, tidak ada ketentuan jelas berapa pembagian yang

diharuskan untuk pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat. Berbeda

dengan Alokasi Dana Desa, yang berdasarkan petunjuk teknis sudah ada

pembagian yang jelas. Sehingga seringkali, Skala Prioritas AAK ini digunakan

untuk kepentingan yang lebih kearah pemberdayaan masyarkat bersifat fisik,

seperti pembangunan infrastruktur bukan kearah memberdayakan masyarakat

secara non fisik seperti pembinaan, penguata dan pelatihan.

Rencana pembangunan Fisik dibuat berdasarkan permintaan dalam

Musyawarah saat Musrenbangkel dengan warga yang kebanyakan menginginkan

pembangunan fisik agar lebih ditingkatkan. Sehingga, pada akhirnya,

Pembangunan fisik yang lebih diprioritaskan dari pada kegiatan non fisik yang

sebenarnya jika berjalan baik akan memberikan manfaat yang besar bagi warga

karena dapat membuat masyarakat mandiri dan mampu meningkatkan ekonomi

keluarga.

Pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,

menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah

terhadap kekuatan kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan.

Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan

Page 26: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

9

kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan menentukan

proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses

pembangunan dan pemerintahan (Sunyoto, 2004:154).

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk mmeperkuat kekuasaan dan

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang

mengalamai masalah kemisikinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk

pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan social, yaitu

masyarakt yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial (Suharto, 2014:58).

Berdasarkan Rencana Kegiatan Kelurahan Samangraya, ada beberapa

kegiatan di program peningkatan keberdayaan masyarakat, antara lain :

a) Pemberian RASKIN gratis dengan rincian dibeikan kepada RTS sejumlah

315 pada tahun 2015 dengan Periode (Januari-Desember) dimana masing-

masing RTS mendapatkan 15kg setiap bulannya. Dengan rincian masing-

masing RT diambil beberapa kepala keluarga RTS yang memang berhak

menerima bantuan RASKIN. Berikut ini adalah Tabel detail mengenai

Daftar penerima bantuan Raskin :

Page 27: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

10

Tabel 1.2 Daftar Penerima bantuan RASKIN

N

O

RT JUMLAH

RTS

N

O

RT JUMLAH

RTS

N

O

RT JUMLAH

RTS

1 01/01 6 11 02/03 10 21 04/05 7

2 02/01 5 12 03/03 10 22 05/05 6

3 03/01 16 13 01/04 9 23 06/05 2

4 04/01 10 14 02/04 4 24 01/06 15

5 05/01 21 15 03/04 17 25 02/06 17

6 01/02 7 16 04/04 4 26 03/06 32

7 02/02 8 17 05/04 15 27 04/06 23

8 03/02 8 18 01/05 5 28 05/06 1

9 04/02 3 19 02/05 2

JUMLAH 315 RTS 1

0

01/03 31

20 03/05 10

(sumber : LAKIP Kelurahan Samangraya 2015)

b) Program Pengembangan Ekonomi Pedesaan dengan rincian kegiatan

berupa Sosialisasi Koperasi, monitoring UKM, dan pembinaan serta

Penguatan UKM. Berdasarkan wawancara awal dengan Kasi

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya, Monitoring telah

dilakukan oleh pihak Kelurahan, dan Pembinaan UKM juga telah

dilakukan oleh Mitra Kelurahan, yakni oleh Krakatau Posco sebagai

bentuk CSR yang diberikan kepada masyarakat. Berikut adalah daftar

UKM Binaan Kelurahan Samangraya.

Tabel 1.3 Daftar UKM Binaan Kelurahan Samangraya

No UKM Binaan Kelurahan Samangraya

1 Snack dan Kripik ibu Inayah

2 Aksesoris/Cenderamata untuk pernikahan

(Sumber : wawancara dengan Kasi PM Kelurahan Samangraya 2016)

c) Pembinaan dan Penguatan Kelembagaan Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat (LPM) lewat sosialisasi yang diberikan dan dihadiri oleh

Page 28: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

11

anggota LPM, KWT Anggrek atau Kelompok Wanita Tani, Bina

Keswadayaan masyarakat (BKM), Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK) dan Karang Taruna. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan penulis dengan kasi pemberdayaan masyarakat, KWT ini

terdiri dari 25 orang yang beranggotakan ibu-ibu yang diberikan

sosialisasi tentang bagaimana caranya bercocok tanam dan memanfaatkan

pekarangan rumah untuk menanam berbagai jenis tanaman dengan

harapan dapat disebarkan dan diajarkan kepada tetangga dan ibu-ibu yang

lain.

d) Pembinaan Program peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat

Sejahtera (P2WKSS) dengan rincian kegiatan Pembinaan 100KK, dan

pelatihan serta Peningkatan Keterampilan wanita. Berikut adalah daftar

peserta 100KK pada masing-masing bidang yang dilakukan.

Tabel 1.4 Daftar peserta dalam P2WKSS Kelurahan Samangraya

(Sumber : Renja Kelurahan Samangraya)

e) Musrenbangkel atau Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan ini

biasanya diikuti oleh Tokoh Masyarakat, RT, RW dengan tujuan untuk

merencanakan pembangunan dengan cara bersmusyawarah sehingga

NO BIDANG JUMLAH

1 Tata Rias 25

2 Menjahit 25

3 Keterampilan 25

4 Tata Boga 25

Page 29: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

12

menghasilkan aspirasi masyarakat. (sumber : Laporan Kinerja Kelurahan

Samangraya, 2015)

Dari berbagai macam kegiatan peningkatan Pemberdayaan Masyarakat

tersebut, pada kenyataannya di lapangan belum berjalan sebagaimana mestinya,

karena ada beberapa masalah-masalah yang muncul, baik dari Perangkat

Kelurahan maupun dari Luar, seperti dari masyarakatnya, pendanaan atau dari

Peraturan Pemerintah terkait.

Pemberdayaan Masyarakat merupakan masalah yang kompleks.

Kompleksitas itu misalnya dari sisi manajemen berarti perlu dilakukan

perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sama hal nya dengan Program

peningkatan keberdayaan masyarakat di Kelurahan Samangraya, tentunya

dibutuhkan manajemen pengelolaan Anggaran Kelurahan yang baik guna

berlangsungnya Program Pemberdayaan Masyarakat agar sampai dimasyarakat

dengan tepat sasaran.

Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan

Masyarakat, menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi

yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk

mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, adanya program-program

pemberdayaan masyarakat serta adanya manajemen anggaran Kelurahan yang baik

juga akan mendukung terlaksananya pemberdayaan masyarakat yang baik.

Page 30: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

13

Pengelolaan anggaran Kelurahan adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban

oleh Kelurahan terhadap program kegiatan yang telah dilakukan. Berdasarkan

observasi yang telah penulis lakukan di Kelurahan Samangraya pada tanggal 4

oktober 2016 dengan Sekretaris Lurah Samangraya, pertama, Kegiatan Pelatihan

dan Keterampilan telah banyak Dilakukan oleh Kelurahan Samangraya, seperti

Pelatihan Tatarias yang merupakan salah satu bidang dalam Program peningkatan

keterampilan bagi wanita (P2WKSS) dan berbagai pembinaan dan penguatan

kelembagaan yang salah satunya adalah pembinaan UKM serta pembinaan KWT

atau Kelompok Wanita tani. Berikut merupakan tabel mengenai jumlah peserta

tiap pelatihan dan pembinaan yang telah dilakukan

Tabel 1.5 Jenis dan Jumlah Peserta Pelatihan dan Pembinaan Program

Pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan

(sumber : Data Kelurahan Samangaraya, 2015)

Berdasarkan tabel di atas, Sasaran pelatihan dan pembinaan program

tersebut sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat, namun masalah muncul

dari masyakat yang kurang berminat atau demotivasi sehingga enggan untuk

melanjutkan keahlian dan keterampilan dengan membuka usaha binaan hasil dari

NO Jenis Pelatihan/Pembinaan Jumlah Peserta

1

pembinaan kegiatan P2WKSS atau Program peningkatan

keterampilan bagi wanita (mencakup berbagai bidang

seperti tataboga, tatarias, keterampilan dan menjahit)

100 Orang

2 Sosialisasi Mekanisme Pembayaran SPPT PBB 10 Orang

3 Pembinaan dan penguatan UKM 2 Jenis UKM

4 Pembinan KWT Anggrek (Kelompok Wanita Tani) 25 Orang

Page 31: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

14

pelatihan-pelatihan juga merupakan salah satu masalah yang membuat

pemberdayaan masyarakat masih belum berjalan optimal pada realisasinya. Dan

pada akhirnya Pelatihan seperti ini hanya sekedar pelatihan keterampilan semata.

Hal ini di sebabkan karena belum adanya kemauan dan kesadaran dari masyarakat

untuk berwirausaha .

Kasi Pemberdayaan Masyarakat juga menambahkan, bahwa keadaan

masyarakat Kelurahan Samangraya yang kurang pasrtisipatif terhadap program

yang ada, sehingga membuat banyak program berjalan tidak sebagaimana

mestinya. Hal ini juga bisa diakibatkan karena tingkat pendidikan masyarakat

Kelurahan Samangraya yang tergolong masih rendah. Berikut adalah Tabel

Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Samangraya.

Tabel 1.6 Tingkat pendidikan Masyarakat Kelurahan Samangraya

(sumber : Data Kelurahan Samangaraya, 2015)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk yang mengenyam

pendidikan tinggi jumlahnya lebih sedikit daripada yang Tidak/belum sekolah

hingga SMA/Sederajat. Sehingga tingkat partisipatif dan kemauan masyarakat

mengikuti program yang telah dibuat masih tergolong rendah.

NO JENJANG JUMLAH

1 Tidak / belum sekolah 1.972 orang

2 Belum tamat SD/sederajat 1.385 orang

3 Tamat SD/sederajat 1.804 orang

4 SMP/sederajat 2.103 orang

5 SMA/sederajat 2.842 orang

6 DI/DII 73 orang

7 Akademi/DIII 84 orang

8 DIV/S1 268 orang

9 S2 20 orang

Page 32: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

15

Kedua, Sekretaris lurah juga menambahkan dalam wawancara yang

dilakukan pada tanggal 4 oktober 2016 bahwa adanya Keterbatasan Dana yang

cair dari Pemerintah Kota pada dalam Pengajuan Renja (Rencana Kerja) yang

didalamnya berisi Rencana Kerja dari tiap Kasi dan Hasil dari Musrembang

Kelurahan. Mengingat Musrembangkel merupakan musyawarah bersama guna

membahas kepentingan dan kebutuhan Kelurahan yang dihadiri oleh masyarakat,

RT, RW, Karang Taruna dan Tokoh masyarakat tersebut. Misalnya dalam

Musrembang telah disepakati untuk Anggaran pembangunan fisik, namun dana

yang turun tidak sesuai dengan Kebutuhan. Hal ini mengakibatkan adanya Skala

Prioritas yang harus diputuskan oleh masing-masing Kasi Kelurahan dalam

program dan kegiatan yang dijalankan. Berikut adalah alur sebelum Musrenbang

atau yang disebut Pra-Musrenbang hingga di serahkan pada pihak Kota/Daerah.

Page 33: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

16

Gambar 1.1 Alur Tahapan Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan)

(sumber : Wawancara dengan Kasi Pemberdayaan Masyarakat)

Masalah yang ketiga, yakni berdasarkan observasi kedua yang peneliti

lakukan di lapangan dengan Kasi Pemberdayaan Masyarakat pada tanggal 31

Oktober 2016, bahwa belum adanya ketentuan pembagian tentang berapa persen

dari penggunaan AAK untuk berbagai program pemberdayaan masyarakat yang

ada. Mengingat, di Kota Cilegon belum diterapkan Perda atau Perwal yang

membahas pembagian dana tersebut, dan baru akan diterapkan pada tahun 2017,

sehingga pengelolaan AAK hanya berdasarkan kebutuhan atau kegiatan perkasi

Kelurahan. Berbeda dengan Alokasi dana desa (ADD), yang sudah ada pedoman

teknis mengenai pengelolaan alokasi dana desanya, namun di Kelurahan, masing-

masing kasi membuat sendiri program dan kegiatan yang akan dilakukan. Seperti

Sebelum Pra-Musrenbang dilakukan, maka

terlebih dahulu pihak Kelurahan akan

memberikan formulir yang berisi daftar

kebutuhan dan keinginan masyarakat kepada

RT,RW dan Pihak Terkait

Pra-

Musrenbang

Dalam Pra

musrenbang ini,

dibentuklah Tim

fasilitator guna

memilah skala

prioritas untuk

pembangunan

yang akan di

lakukan.

Musrenbang

Dalam tahap

ini, sudah

didapatkan

skala

prioritas

yang akan di

musyawarah

kan dan

diresmikan

MusrenbangDa

Tahap ini

dilakukan di

Kota/Daerah

yang berisi hasil

Musrenbang dari

tiap Kecamatan.

Musrenbang-

Cam

Tahap ini

dilakukan di

kecamatan yang

berisi hasil

Musrenbang

dari tiap

Kelurahan.

Page 34: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

17

membuat terlebih dahulu rencana kerja yang membahas detail mengenai program

yang akan dibuat, sasaran dan capaian hingga anggaran yang diperlukan.

Oleh karena itu, hal ini tergantung dari seberapa banyak ide dan inovasi

pegawai yang bersangkutan dalam membuat rencana kerja, sehingga kemampuan

pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya cukup penting. Berikut adalah

RenJa (Rencana Kerja) Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya

tahun 2015.

Tabel 1.7 Rencana Kerja Kasi Pemberdayaan Masyarakat

NO URAIAN KEGIATAN TW1 TW2 TW3 TW4

1 Musrenbangkel v

2 P2WKSS v v v

3 Penguatan Kelembagaan

Masyarakat Kelurahan

v v

4 Pembentukan Bank Sampah v

5 Pembangunan Fisik v

6 PKK v v v v

(Sumber : Renja Kasi Pemberdayaan Masyarakat)

*TW = Triwulan

Berdasarkan uraian masalah di atas, adapun fokus dari penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan mengenai aspek-aspek dalam memanajemen Alokasi

Anggaran Kelurahan untuk Pemberdayaan masyarakat . Maka, berdasarkan uraian

masalah di atas, Peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang hal

tersebut. Sehingga Peneliti mengambil Judul “Pengelolaan Alokasi Anggaran

Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Samangraya

Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Provinsi Banten Tahun 2015”

Page 35: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

18

1.2 Idenitifikasi Masalah

Berdasarkan Uraian masalah, maka dalam penelitian ini diperlukan adanya

identifikasi permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Dari hasil studi

pendahuluan, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian

sebagai berikut :

1) Masyarakat yang Demotivasi dan kurang pasrtisipatif sehingga tidak

berminat untuk melanjutkan keahlian dan keterampilan hasil dari

pelatihan dan pembinaan yang telah diberikan, sehingga membuat banyak

program tidak berjalan berkelanjutan. Hal ini juga diakibatkan oleh

tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Samangraya yang tergolong

masih rendah sehingga membuat banyaknya program yang dilakukan

tidak berjalan sesuai harapan.

2) Keterbatasan Dana yang Cair , mengakibatkan adanya kegiatan yang

tidak terlaksana dari hasil Renja dan Musrenbangkel yang telah disepakati

bersama, sehingga baru bisa terealisasi pada tahun berikutnya.

3) Belum adanya ketentuan pembagian tentang berapa persen dari

penggunaan AAK (Alokasi Anggaran Kelurahan) untuk berbagai

program pemberdayaan masyarakat yang ada, mengingat belum

dibuatnya Perda atau Perwal yang membahas pembagian tersebut,

sehingga pengelolaan AAK hanya berdasarkan kebutuhan atau kegiatan

bidang pemberdayaan Masyarakat.

Page 36: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

19

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka Pemulis akan

menetapkan batasan masalah hanya pada Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK)

untuk Pemberdayaan Masyarakat yang bersumber dari APBD Kota Cilegon, tidak

dari sumber Pendapatan lain.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang dan Batasan Masalah yang telah di paparkan di

atas, maka rumusan Penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk

Pemberdayaan Masyarakat pada Kelurahan Samangraya Kecamatan

Citangkil Kota Cilegon?

2. Bagaimana Bentuk Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi

Anggaran Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat pada

Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengelolaan Alokasi Alokasi Kelurahan (AAK) untuk

Pemberdayaan Masyarakat pada Kelurahan Samangraya Kecamatan

Citangkil Kota Cilegon.

2. Untuk mengetahui Keterlibatan masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi

Alokasi Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat pada

Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.

Page 37: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

20

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah Manfaat

Teoritis dan Manfaat Praktis.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara Teoritis, diharapkan Penelitian ini memiliki manfaat untuk :

1) Menambah khasanah ilmu dan pengembangan pengetahuan

khususnya pada pengembangan kajian jurusan Ilmu Administrasi

Negara

2) Diharapkan bisa dijadikan bahan rujukan bagi penelitian sejenis

yang akan dilakukan dikemudian hari.

1.6.2 Manfaat Praktis

A. Bagi Mahasiswa atau Peneliti, penelitian ini memiliki beberapa

manfaat, yaitu :

1) Ikut serta dalam memecahkan masalah sosial yang terjadi,

khususnya di Kelurahan Samangraya

2) Sebagai bahan pembelajaran dan Sebagai syarat untuk

mendapatkan gelar S1 Ilmu Administrasi Negara.

B. Bagi institusi, manfaat yang di peroleh dari adanya Penelitian ini

adalah sebagai bahan masukan bagi Aparat Kelurahan khususnya di

Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon dalam

melaksanaan Pengelolaan Alokasi anggaran Kelurahan (AAK) yang

kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya.

Page 38: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

21

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengelolaan

2.1.1.1 Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan dapat pula berarti Manajemen, karena Pengelolaan merupakan

terjemahan dari kata “management”, yang merupakan penambahan kata pungut ke

dalam bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di artikan menjadi

manajemen. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur,

pengeturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-

fungsi manajemen. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk

mewujudkan tujuan yang di inginkan melalui aspek-aspeknya antara lain planning,

organising, actuating, dan controling.

Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno

ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara

terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya:

Follet oleh Wijayanti (2008: 1) mengartikan manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan Stoner oleh

Wijayanti (2008: 1) .

Page 39: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

22

Gulick dalam Wijayanti (2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu

bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk

memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk

mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

Schein (2008: 2) memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutya

manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara

profesional, karakteristiknya adalah para profesional membuat keputusan

berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan status mereka

karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus

ditentukan suatu kode etik yang kuat.

G.R.Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau

kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok

orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan

cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus

melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.

Manajemen dibutuhkan setidaknya untuk mencapai tujuan, menjaga

keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan untuk

mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajemen terdiri dari berbagai unsur, yakni

man, money, method, machine, market, material dan information.

1. Man : Sumber daya manusia;

2. Money : Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;

3. Method : Cara atau sistem untuk mencapai tujuan;

Page 40: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

23

4. Machine : Mesin atau alat untuk berproduksi;

5. Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan;

6. Market : Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi

7. Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk

menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-

fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen merupakan sebuah

kegiatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut

manajer.

2.1.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli :

1) G.R.Terry : planning, organizing, actuating, dan controlling

2) John F.Mee : planning, organizing, motivating, dan controlling

3) Henry Fayol : planning, organizing, commanding, coordinating, dan

controlling

Maka berikut adalah fungsi Manajemen menurut G.R.Terry (2010: 9), yang

dibagi menjadi empat bagian, yakni planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan)

Page 41: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

24

A. Planning (Perencanaan)

1) Pengertian Perencanaan

Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan

oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup

kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan alternatif-

alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan

melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk

masa mendatang.

2) Proses Perencanaan

Proses perencanaan berisi langkah-langkah:

a. Menentukan tujuan perencanaan;

b. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan;

c. Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang;

d. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan

e. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.

3) Elemen Perencanaan

Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu Sasaran (goals) dan

Rencana (plan).

a. Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh

organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu

manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur

suatu pekerjaan.

b. Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai

tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan

tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan,

jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaanya.

Page 42: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

25

4) Unsur-unsur Perencanaan

Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang

tercakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu:

a. tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala sesuatu

yang akan dilakukan;

b. apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-

faktor penyebab dalam melakukan tindakan;

c. tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi

d. kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksanaan

tindakan

e. siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan pelaku

yang akan melakukan tindakan; dan

f. bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu menentukan metode

pelaksanaan tindakan

5) Tujuan Perencanaan

a. untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-

manajerial;

b. untuk mengurangi ketidakpastian;

c. untuk meminimalisasi pemborosan; dan

d. untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi

selanjutnya.

B. Organizing (Pengorganisasian)

1) Pengertian Pengorganisasian

Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat,

yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan

penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Terry & Rue, 2010: 82).

Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-

sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki

dapat dilaksanakan dengan berhasil.

Page 43: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

26

2) Ciri-ciri Organisasi

Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:

a. mempunyai tujuan dan sasaran;

b. mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati;

c. adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan

d. mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.

3) Komponen-komponen Organisasi

Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata

“WERE” (Work, Employees, Relationship dan Environment).

a. Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal dari

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

b. Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang ditugaskan untuk

melaksanakan bagian tertentu dari seluruh pekerjaan.

c. Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam organisasi.

Hubungan antara pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu

pegawai dengan pegawai lainnya dan unit kerja lainnya dan unit kerja

pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-hal yang peka.

d. Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang mencakup

sarana fisik dan sasaran umum di dalam lingkungan dimana para pegawai

melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, alat tulis kantor, dan

sikap mental yang merupakan faktor-faktor yang membentuk lingkungan.

4) Tujuan organisasi

Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang

tidak terdapat sekarang, tetapi dimaksudkan untuk dicapai pada waktu yang akan

dating melalui kegiatan-kegiatan organisasi (Handoko, 1995: 109).

5) Manfaat pengorganisasian

Pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut:

a. dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain;

b. setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab;

setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan

Page 44: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

27

tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur

organisasi;

c. dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara

tegas, sehingga setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk

berkembang; dan

d. akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota organisasi, sehingga

memungkinkan tercapainya tujuan dengan mudah.

C. Actuating (Penggerakan)

Actuating menurut Terry dalam Hasibuan (2010) Penggerakan adalah

menempatkan semua anggota kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.

Actuating merupakan bagian yang sangat penting dalam proses manajemen,

karena inti dari manajemen adalah penggerakan, dan inti dari penggerakan adalah

memimpin (leadership). Seseorang yang dapat menggerakkan orang di bawah

kekuasaannya, berarti ia dapat menjalankan manajemen, begitu juga bila ia dapat

memimpin orang-orang yang ada di bawah kekuasaannya berarti ia dapat

menggerakkan orang-orang itu. Actuating maengandung definisi sebagai berikut:

a. Actuating adalah menggerakkan orang lain secara umum.

b. Directing adalah menggerakkan orang lain dengan memberikan petunjuk-

petunjuk dan pengarahan.

c. Commanding adalah menggerakkan orang lain dengan memberikan

perintah atau komando, terkadang disertai faktor paksa.

d. Motivating adalah menggerakkan orang lain dengan memberikan alasan-

alasan, bimbingan, nasihat, dan dorongan.

e. Staffing adalah menggerakkan orang lain dengan menempatkannya pada

fungsi-fungsi yang sesuai ataupun dengan memberikan jabatan-jabatan

tertentu.

f. Leading adalah menggerakkan orang lain dengan member contoh dan

teladan yang baik, membawa kepada tujuan.

Page 45: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

28

D. Controlling (Pengawasan)

1) Pengertian Controlling

Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat

untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan.

2) Fungsi pengawasan

a. mencegah penyimpangan-penyimpangan,

b. memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan dan menindak

penyalahgunaan serta penyelewengan,

c. mendinamisasi organisasi serta segenap kegiatan manajemen,

d. mempertebal rasa tanggung jawab,

e. mendidik pegawai atau pelaksana.

Dalam melaksanakan pengawasan harus digunakan suatu metode/cara.

Banyak sekali metode pengawasan yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan

dan menilai pelaksanaan, baik secara keseluruhan maupun secara bertahap. Akan

tetapi pada dasarnya metode pengawasan yang dipergunakan terdiri atas tiga

macam, yaitu sebagai berikut:

a. Metode observasi langsung, di mana pengamatan dilakukan langsung oleh

atasan atau pimpinan terhadap pelaksanaan kerja yang sedang dilakukan

oleh pegawai atau petugas dengan tidak mempercayakan orang lain yang

akan mengamatinya.

b. Metode statistik, di mana pengamatan dilakukan melalui data-data yang

disusun secara statistik dan grafis. Biasanya statistik itu disusun dari data-

data yang sudah diolah sedemikian rupa, sehingga mudah dimengerti dan

dipahami.

c. Metode laporan, yaitu pengawasan dilakukan setelah diketahui kesalahan,

kekeliruan, dan penyalahgunaan dari laporan yang diterima. Adapun

laporan biasanya dibuat dalam bentuk :

a) Laporan lisan yaitu laporan melalui orang yang ditugaskan untuk

mengawasi ataupun laporan dari pelaksana yang melakukan pekerjaan

Page 46: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

29

itu. Laporan itu cukup secara lisan saja, tidak perlu disampaikan secara

tertulis.

b) Laporan tertulis yaitu laporan yang disampaikan kepada yang

berwenang dan bertanggung jawab, baik oleh pengawas maupun oleh

pelaksana secara tertulis, tidak cukup secara lisan saja.

Berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal peneliti di lapangan

dan tema yang menjadi kajian pustaka mengenai konsep pengelolaan serta fungsi

manajemen dari berbagai ahli, maka peneliti beranggapan teori fungsi manajemen

yang dikemukakan oleh George R. Terry (2010: 9) sangat cocok dengan tema dan

temuan masalah di lapangan, dimana dalam fungsi manajemen tersebut membahas

dimensi yang sesuai dengan pengelolaan alokasi anggaran Kelurahan untuk

Pemberdayaan masyarakat yang harus memuat masalah perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

2.1.2 Pemberdayaan Masyarakat

Secara umum pemberdayaan dalam pembangunan meliputi proses

pemberian kekuasaan untuk meningkatkan posisi sosial, ekonomi, budaya dan

politik dari masyarakat yang bersifat lokal, sehingga masyarakat mampu

memainkan peranan yang signifikan dalam pembangunan. Pemberdayaan berasal

dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata “berdaya” artinya

memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki

kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau

mempunyai daya atau mempunyai kekuatan.

Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari

empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari

Page 47: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

30

empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary

mengandung dua pengertian yakni, “To give ability or enable to”, artinya

“memberi kecakapan/kemampuan atau memungkinkan”. Dan “To give power of

authority to”, artinya “memberi kekuasaan”. Hakikat dari konseptualisasi

empowerment berpusat pada manusia dan kemanusiaan, dengan kata lain manusia

dan kemanusiaan sebagai tolok ukur normatif, struktural, dan substansial.

Pemberdayaan sering merujuk pada kekuasaan. Kekuasaan seringkali

dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang

kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional

menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Pengertian

ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau

tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian di

atas. Kekuasaan tidak vakum dan terisolasi.

Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial antar manusia.

Kekuasaan tercipta dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan

kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti ini,

pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang

bermakna. Dengan kata lain, kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat

tergantung pada dua hal:

1. Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah,

pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.

Page 48: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

31

2. Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada

pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.

Secara konseptual, pemberdayaan berasal dari kata power (kekuasaan atau

keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan menunjuk pada kemampuan

orang, khususnya kelompok rentah dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan

atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, menjangkau sumber-

sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa yang mereka perlukan,

berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan yang mempengaruhi

mereka (Suharto,2010:58).

Menurut HAW Widjaja, pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan

kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga masyarakat

dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk

bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri dibidang ekonomi, sosial,

agama dan budaya. Pemberdayaan tidak cukup hanya dengan upaya meningkatkan

produktivitas, memberikan kesempatan usaha yang sama, namun juga harus diikuti

dengan perubahan struktur sosial ekonomi, mendukung perkembangan struktur

Universitas Sumatera Utara kehidupan sosial ekonomi melalui peningkatan peran,

produktivitas, efisiensi serta perbaikan terhadap akses sumber daya, tekhnologi,

pasar dan terhadap sumber pembiayaan.

Sedangkan Menurut Sumpeno (2011:19) pemberdayaan adalah upaya yang

dilakukan oleh unsur yang berasal dari luar tatanan terhadap suatu tatanan, agar

Page 49: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

32

tatanan tersebut mampu berkembang secara mandiri. Dengan kata lain,

pemberdayaan sebagai upaya perbaikan wujud interkoneksitas yang terdapat di

dalam suatu tatanan dan atau upaya penyempurnaan terhadap elemen atau

komponen tatanan yang ditujukan agar tatanan dapat berkembang secara mandiri.

Jadi pemberdayaan adalah upaya yang ditujukan agar suatu tatanan dapat

mencapai suatu kondisi yang memungkinkan untuk membangun dirinya sendiri.

Menurut Suharto (2014:67-68), Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan

pemberdayaan di atas dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang

dapat disingkat menjadi 5P, yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan,

Penyokongan dan Pemeliharaan.

1. Pemungkinan : menciptapkan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang secar optimal. Pemberdayaan harus

mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan

struktural yang menghambat.

2. Penguatan : memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan

segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang

kemandirian mereka.

3. Perlindungan : melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok

lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghidari terjadinya

persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat

dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap

kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan

segala jebis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan

rakyat kecil.

4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

mampu menjalanka peranan dan tugas-tugas kehidupannya.

Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh

ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan

Page 50: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

33

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh

kesempatan berusaha.

Pengertian Pemberdayaan juga dikemukakan Ife (Anwas, 2013:48)

Pemberdayaan adalah menyiapkan kepada masyarakat berupa sumber daya,

kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri

masyarakat dalam menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi dan

mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri. sedangkan

menurut Djohani (2010:12) pemberdayaan adalah proses untuk memberikan daya

atau kekuasaan kepada pihak yang lemah san mengurangi kekuasaan kepada pihak

yang terlalu berkuasa sehingga terjadi keseimbangan.

Menurut Sumaryadi (2005:11) pemberdayaan masyarakat adalah "upaya

mempersiapkan masyarakat seiring dengan langkah upaya memperkuat

kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan,

kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang

berkelanjutan". Selain itu pemberdayaan masyarakat menurut Sumaryadi juga

pada dasarnya sebagai berikut:

1. Membantu pengembangan manusiawi yang autentik dan integral dari

masyarakat lemah, rentan, miskin perkantoran, masyarakat adat yang

terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok

wanita yang didiskriminasikan/dikesampingkan.

2. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosial

ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam

pengembangan masyarakat. Dari pendapat tersebut maka,

pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

Page 51: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

34

Sudirah (Sjafari, 2012:12) mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat

adalah suatu gerakan untuk menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik bagi

seluruh warga masyarakat dengan melibatkan peran serta nyata dari mereka.

Pengertian tersebut mengandung tiga hal pokook, yaitu :

1. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat

2. Kegiatan tersebut mengandung tujuan, yaitu menciptakan tingkat

kehidupan yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan

sebelumnya.

3. Kegiatan tersebut sangat diperlukan adanya peran serta yang nyata dari

seluruh anggota masyarakat.

Berdasarkan seluruh Pengertian dan Pendapat dari Ahli dalam uraian di atas,

maka dapat dipahami bahwa Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah upaya,

usaha dan gerakan yang dilakukan kepada masyarakat seperti pelatihan

keterampilan dan bantuan finansial dengan tujuan untuk membuat masyarakat

mandiri dan berdaya. Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan tuntuk

memperkuat atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang

ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial

seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai

mata pencaharian berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam

Page 52: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

35

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan

sering kali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai

sebuah proses.

2.1.3 Teori Pembangunan

Menurut Galtung (dalam Trijono, 2007:3) Pembangunan merupakan upaya

untuk memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun

kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap

kehidupam sosial maupun lingkungan alam. Sedangkan menurut Siagian (2005:9)

pembangunan adalah “suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana

dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju

modernitas dalam rangka pembinaan bangsa”.

Menurut Rogers (dalam Agus Suryono 2001: 132) pembangunan adalah

suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu

masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk

bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk

mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap

lingkungan mereka. Adapun pembangunan sarana fisik diartikan sebagai alat atau

fasilitas yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat seperti

yang dimaksud berupa:

a. Prasarana perhubungan yaitu: jalan, jembatan dan lain-lain.

b. Prasarana pemasaran yaitu: gedung, pasar.

Page 53: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

36

c. Prasarana sosial yaitu: gedung sekolah, rumah-rumah ibadah, dan

puskesmas.

d. Prasarana produksi saluran air

Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa pembangunan itu merupakan proses

perubahan kearah lebih baik tersebut hanya terwujud dengan cara melibatkan,

menggerakkan manusianya baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

serta mengevaluasi hasilnya. Selain itu pembangunan merupakan suatu proses, ini

dimaksudkan bahwa setiap usaha pembangunan pasti memerlukan kesinambungan

pelaksanaan, dalam arti tanpa mengenal batas akhir meskipun dalam

perencanaannya dapat diatur berdasarkan azas skala prioritas dan suatu tahapan

tertentu.

Adapun Tujuan Pembangunan menurut Nasution (2007) terbagi atas dua

bagian, yaitu :

1. Tujuan Umum Pembangunan adalah suatu proyeksi terjauh dari harapan-

harapan dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik

atau masyarakat ideal terbaik yang dapat dibayangkan.

2. Tujuan Khusus Pembangunan ialah tujuan jangka pendek, pada tujuan

jangka pendek biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran

dari suatu program tertentu.

Pada dasarnya dalam negara berkembang yang lepas landas dari suatu

keadaan taraf rendah menuju taraf yang tinggi yaitu modernisasi, dimana variable-

variabel dalam pembangunan dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik.

Oleh sebab itu dibutuhkan inisiatif, aktif, dan kritis bagi setiap warga negaranya

untuk dapat bertindak dengan arah yang tepat dan dengan mampu menjadikan

Page 54: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

37

sumber-sumber dalam pembuatan keputusan oleh pemerintah dalam

pembangunan.

Menurut Faqih (2008:54) Teori Modernisasi dapat dilihat dalam tiga bentuk,

yakni sebagai sebuah gagasan tentang perubahan sosial, modernisasi sebagai aliran

pemikiran akademis, serta sebagai sebuah bentuk ideologi. Modernisasi sebagai

gerakan sosial sesungguhnya bersifat revolusioner---dari tradisional menuju

modern. Selain itu modernisasi juga memiliki watak yang kompleks, sistematik,

menjadi gerakan global yang akan mempengaruhi semua manusia melalui proses

bertahap untuk menuju suatu homogenisasi dan bersifat Progresif.

2.1.4 Teori Partisipasi

Menurut Echols dan Shadily (2000:419) kata partisipasi berasal dari kata

bahasa Inggris participation yang berarti pengambilan bagian dan pengikutsertaan.

Sedangkan, pengertian Partisipasi menurut Sumaryadi (2010:46) Partisipasi berarti

peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik

dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi

masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut

memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh F. Djalal dan D. Supriadi

(2001: 201) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan

menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian

saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga

Page 55: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

38

berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan

mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud

dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi

dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up)

dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan

pembangunan masyarakatnya.

Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2001: 38) mengklasifikasikan

partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :

a. Partisipasi Langsung Partisipasi yang terjadi apabila individu

menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini

terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas

pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang

lain atau terhadap ucapannya.

b. Partisipasi tidak langsung Partisipasi yang terjadi apabila individu

mendelegasikan hak partisipasinya. Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh

Siti Irene Astuti D (2011: 61-63) membedakan patisipasi menjadi empat

jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua,

partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan

pemanfaatan. Dan Keempat, partisipasi dalam evaluasi.

a) Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini

terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat

berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan

Page 56: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

39

bersama. Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara

lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran,

kehadiran dalam rapat, diskusi dan tanggapan atau penolakan

terhadap program yang ditawarkan.

b) Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakkan

sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran

program. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan

dalam rencana yang telah digagas sebelumnya baik yang berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan.

c) Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam

pengambilan manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah

dicapai baik yang berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas. Dari

segi kualitas dapat dilihat dari output, sedangkan dari segi kuantitas

dapat dilihat dari presentase keberhasilan program. Keempat,

partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan

dengan pelaksanaan pogram yang sudah direncanakan sebelumnya.

Partisipasi dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui

ketercapaian program yang sudah direncanakan sebelumnya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

partisipasi adalah keterlibatan suatu individu atau kelompok dalam pencapaian

tujuan dan adanya pembagian kewenangan atau tanggung jawab bersama. Dua

Bentuk Partisipasi Bentuk partisipasi menurut Effendi yang dikutip oleh S.I Astuti

(2011: 58), terbagi atas:

a. Partisipasi Vertikal Partisipasi vertikal terjadi dalam bentuk kondisi

tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu

program pihak lain, dalam hubungan dimana masyarakat berada sebagai

status bawahan, pengikut, atau klien.

b. Partisipasi horizontal Partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai

prakarsa dimana setiap anggota atau kelompok masyarakat

berpartisipasi horizontal satu dengan yang lainnya.

2.1.5 Konsep Kelurahan

Menurut pasal 1 ayat 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73

tahun 2005 mengemukakan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai

Page 57: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

40

perangkat kerja Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Peraturan

Daerah Kota Cilegon No 7 tahun 2007 juga menjelaskan bahwa Kelurahan

dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, melaksanakan

fungsi pemerintahan, dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Kelurahan dibentuk dengan memperhatikan syarat luas wilayah, jumlah

penduduk dan syarat-syarat lain yang ditentukan lebih lanjut dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri. Pembentukan nama dan batas Kelurahan diatur dengan

Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam

Negeri. Pembangunan Kelurahan adalah pembangunan masyarakat sebagai upaya

untuk merubah keadaan dari yang kurang dikehendaki menuju keadaan yang lebih

baik.

Kelurahan sebagai kesatuan wilayah terkecil didalam wilayah Kecamatan

didaerah Kabupaten/Kota, dapat berfungsi sebagai unit kerja pelayanan pada

masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan dari Camat kepada

Lurah. Sehingga dalam tugas pokok dan fungsinya, pemerintah Kelurahan

menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

masyarakat dalam ruang lingkup Kelurahan sesuai batas-batas kewenangan yang

dilimpahkan Camat. Sementara itu dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 73 Tahun 2005 mengemukakan bahwa :

1) Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang

berkedudukan di wilayah kecamatan.

Page 58: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

41

2) Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Lurah

yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota

melalui Camat.

3) Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh

Bupati/Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil.

4) Syarat-syarat lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. Pangkat/golongan minimal Penata (III/c).

b. Masa kerja minimal 10 tahun.

c. Kemampuan teknis dibidang administrasi pemerintahan dan

memahami sosial budaya masyarakat setempat.

Selain itu, Lurah dibantu oleh perangkat Kelurahan yang dalam pelaksanaan

tugasnya memperoleh pelimpahan dari Bupati/Walikota, selain dari pada itu lurah

mempunyai tugas yakni pelaksanaan kegiatan pemerintahan Kelurahan,

pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat, penyelenggaraan ketenteraman

dan ketertiban umum, dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah No 75 Tahun 2005 Lurah mempunyai tugas yakni :

a) pelaksanaan kegiatan pemerintahan Kelurahan;

b) pemberdayaan masyarakat;

c) pelayanan masyarakat;

d) penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

e) pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

f) pembinaan lembaga kemasyarakatan.

1. Pembentukan Kelurahan

a) Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Pembentukan Kelurahan

Kelurahan dibentuk dikawasan perkotaan dengan memperhatikan

persyaratan luas wilayah, jumlah penduduk, potensi dan kondisi sosial budaya

mayarakat. Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi

memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung setelah dilakukan musyawarah

Page 59: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

42

dengan tokoh-tokoh masyarakat, pembentukan, penghapusan dan penggabungan

Kelurahan harus diusulkan oleh Lurah melalui Camat kepada Bupati atau Walikota

dan usul Lurah tersebut dimintakan persetujuan kepada DPRD dan setelah

disetujui oleh DPRD, maka Bupati/Walikota menerbitkan peraturan daerah

mengenai pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kelurahan.

Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tahun

2005, tentang pembentukan daerah Kelurahan yaitu :

1) Kelurahan dibentuk diwilayah kecamatan.

2) Pembentukan Kelurahan dapat berupa penggabungan dari beberapa Kelurahan

atau bagian Kelurahan yang bersandingan atau pemekeran Kelurahan dari satu

Kelurahan menjadi dua Kelurahan atau lebih.

3) Pembentukan Kelurahan sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan:

a) Jumlah penduduk.

b) Luas wilayah.

c) Bagian wilayah kerja

d) Sarana dan prasarana pemerintahan.

4) Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi

persyaratan dapat dihapus atau digabung.

5) Pemekaran dari satu Kelurahan menjadi dua Kelurahan atau lebih dapat

dilakukan setelah paling sedikit 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan

Kelurahan.

2. Tujuan Pembentukan

Tujuan pembentukan Kelurahan adalah untuk meningkatkan kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna serta

meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat kota sesuai dengan tingkat

perkembangan pembangunan. Pembentukan Kelurahan-Kelurahan baru terutama

dikota-kota dimana desa-desa yang telah ada sebelumnya sudah kurang selaras dan

serasi dengan perkembangan masyarakatnya yang telah nyata mempunyai ciri dan

Page 60: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

43

sifat “masyarakat kota/urban”. Sebagai contoh desa-desa yang berada dikota

kecamatan yang telah sedemikian rupa berkembang karena banyaknya industri

dengan menggunakan tekhnologi tinggi dikawasan kecamatan tersebut, atau

karena menjadi “simpul“ lalu lintas perdagangan yang cukup padat dan lain

sebagainya.

a) Syarat-Syarat Pembentukan Kelurahan

a) Faktor penduduk; sekurang-kurangnya 2500 jiwa atau 500 Kepala

Keluarga, dan sebanyak-banyaknya 20000 jiwa atau 4000 Kepala

Keluarga.

b) Faktor luas wilayah; harus dapat terjangkau secara efektif dalam

melaksanakan pemberian pelayanan kepada masyarakat.

c) Faktor letak; berkaitan dengan aspek komunikasi, transportasi dan jarak

dengan pusat kegiatan pemerintahan dan pusat pengembangan harus

sedemikian rupa, sehingga memudahkan pemberian pelayanan masyarakat.

d) Faktor prasarana; berkaitan dengan prasarana perhubungan, pemasaran,

sosial dan fisik pemerintah akan dapat memenuhi berbagai kebutuhan

masyarakat sebagaimana layaknya.

e) Faktor sosial budaya, agama dan adat akan dapat berkembang dengan baik.

f) Faktor kehidupan masyarakat; baik mata pencarian dan ciri-ciri kehidupan

lainnya akan dapat meningkat menjadi lebih baik.

3. Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 2007 Pasal 11, Susunan

organisasi Kelurahan adalah sebagai berikut :

a) Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat Kelurahan ;

b) Perangkat Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari

Sekretaris Kelurahan dan Seksi sebanyak-banyaknya 4 (empat) Seksi serta

jabatan fungsional ;

c) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Kelurahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Lurah ;

d) Perangkat Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diisi dari

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Walikota atas usul Camat ;

Page 61: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

44

e) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur organisasi dan tata kerja

Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan

Daerah.

2.1.6 Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK)

Alokasi anggaran Kelurahan (AAK) merupakan dana yang berasal dari

APBD daerah yang diberikan kepada Kelurahan dengan tujuan untuk

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan . Menurut Peraturan

Pemerintah No 73 Tahun 2005 Pasal 9 menyebutkan bahwa :

1. Keuangan Kelurahan bersumber dari:

a) APBD Kabupaten/Kota yang dialokasikan sebagaimana perangkat daerah

lainnya;

b) Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,

dan bantuan pihak ketiga

c) Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

2. Alokasi anggaran Kelurahan yang berasal dari APBD Kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a memperhatikan faktor-faktor,

sekurangkurangnya:

a) jumlah penduduk; kepadatan penduduk;

b) luas wilayah

c) kondisi geografis/karakteristik wilayah;

d) jenis dan volume pelayanan; dan

e) besaran pelimpahan tugas yang diberikan.

Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah

Pasal 230 menyebutkan tentang Keuangan Kelurahan sebagai berikut :

1) Pemerintah Daerah kabupaten/kota mengalokasikan anggaran dalam APBD

kabupaten/kota untuk pembangunan sarana dan prasarana lokal Kelurahan dan

pemberdayaan masyarakat di Kelurahan.

2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan ke dalam

anggaran Kecamatan pada bagian anggaran Kelurahan untuk dimanfaatkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Penentuan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana lokal Kelurahan dan

pemberdayaan masyarakat di Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan melalui musyawarah pembangunan Kelurahan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 62: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

45

4) Untuk Daerah kota yang tidak memiliki Desa, alokasi anggaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 5 (lima) persen dari APBD setelah

dikurangi DAK.

5) Untuk Daerah kota yang memiliki Desa, alokasi anggaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-

undangan.

6) Ketentuan mengenai tata cara pengalokasian, pemanfaatan, pengelolaan dan

pertanggungjawaban dana pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di

Kelurahan serta penyelenggaraan musyawarah pembangunan Kelurahan diatur

dalam peraturan pemerintah.

2.1.6.1 Tahapan Manajemen Alokasi Anggaran Kelurahan

Alokasi Anggaran Kelurahan di Kota Cilegon, atau disebut juga dengan

bantuan rutin tahunan untuk Kelurahan, yang mana dipergunakan untuk Belanja

Pegawai dan Pembangunan Fisik maupun Non Fisik termasuk Pemberdayaan

Masyarakat ini harus melalui berbagai tahapan Perencanaan-perencanaan sebelum

Dana bisa turun untuk membiayai berbagai kegiatan dan program yang ada.

Alokasi anggaran Kelurahan Samangraya Kota Cilegon ini tidak tertulis

pembagian/ketentuan yang jelas mengenai berapa persen dana untuk perbidang

berdasakan undang-undang maupun peraturan pemerintah daerah Kota Cilegon.

Oleh karena itu, bidang-bidang yang ada di Kelurahan membuat rencana program

kegiatan sendiri dan menentukan berapa besaran Anggaran yang dibutuhkan

pertahun. Yang mana nantinya rancangan anggaran perbidang ini akan di satukan

dengan Musrembang Kelurahan. Oleh karena itu, berikut adalah alur pengajuan

Alokasi Anggaran Kelurahan Samangraya

Page 63: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

46

Gambar 2.1 Alur Pengajuan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK)

(Sumber: wawancara peneliti dengan narasumber, 2016)

Berdasarkan gambar yang ada di atas, dapat diketahui bahwa manajemen

alokasi anggaran Kelurahan (AAK) melalui proses berupa perencanaan dan

organizing sebelum akhirnya menjadi dana alokasi anggaran Kelurahan (AAK)

yang digunakan untuk membiayai berbagai macam program dan kegiatan tahunan

Kelurahan.

RENJA (Rencana Kerja)

Rencana kerja merupakan

dokumen yang dibuat oleh masing-

masing Kasi yang ada diKelurahan

yang didalamnya berisi Rencana

Program dan Kegiatan yang akan

dilakukan. Renja juga berisi hasil

Musrenbang atau (Musyawarah

Rencana Pembangunan Kelurahan)

Kegiatan ini di hadiri oleh RT,

RW, lembaga terkait, dan Bidan

desa. Musrenbangkel membahas

rencana pembangunan apa saja

yang diinginkan oleh masyarakat

sehingga aka nada skala prioritas

yang diputuskan untuk diajukan.

RKA-SKPD

(Rencana kegiatan

anggaran- satuan kerja

pemerintah daerah)

Dilakukan di BAPPEDA

Kota Cilegon

Dituangkan menjadi

PERDA/PERWAL yang

kemudian bisa dicairkan di

DPPKD (Dinas Pendapatan

dan pengelolaan keuangan

daerah) Kota Cilegon lewat

Bank BJB.

DPA (Dana Pengguna

Anggaran)

Setelah disetujui lewat

RKA-SKPD, lalu menjadi

DPA-SKPD dan dapat di

gunakan sesuai kebutuhan

Kelurahan

Dana ini bisa dicairkan

sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat dengan

cara :

GU = ganti uang

LS = Langsung

Page 64: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

47

Berikut adalah tahapan pengelolaan/manajemen alokasi anggaran Kelurahan

(AAK) sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh G.R.Terry (2010: 9) sebagai

berikut :

1. Tahap Perencanaan

a) Membuat rencana detail mengenai program kegiatan Pemberdayaan

masyarakat yang didanai dari Alokasi anggaran Kelurahan.

b) Rencana ini tertuang dalam Musrembangkel (musyawarah rencana

pembangunan Kelurahan) yang berisi rencana-rencana pembangunan

dengan musyawarah seluruh elemen masyarakat.

2. Tahap Pengorganisasian

a) Tindak lanjut dari proses perencanaan yakni Membuat Rencana detail

yang berisi anggaran kegiatan, kelompok sasaran kegiatan, dan lembaga

pemberdayaan masyarakat yang terlibat

3. Tahap Penggerakan/Pelaksanaan

Setelah perencanaan kegiatan dan kebutuhan detail mengenai kegiatan atau

program telah dibuat, maka Kelurahan dapat melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan dan didanai oleh Alokasi Anggaran Kelurahan. Dana ini dapat

diperoleh dengan cara GU (ganti uang) yakni metode pencairan dana dengan

menggunakan dahulu keuangan kas Kelurahan yang ada, lalu dibuat laporan

kegiatan yang diajukan ke DPPKD untuk mendapat penggantian uang . metode

yang kedua adalah LS atau langsung, yakni dengan pembuatan pengajuan rencana

kegiatan dahulu, barulah dana bisa turun.

Page 65: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

48

4. Tahap Pengawasan

Monitoring dan pelaporan termasuk kedalam tahap pengawasan Manajemen

Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK). Dalam tahap ini, pengawas manajemen

AAK untuk Pemberdayaan masyarakat adalah Kepala Kelurahan atau Lurah,

Kepala seksi atau kasi pemberdayaan masyarakat kecamatan.

Pelaporan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berisi rincian kegiatan

dan rincian anggaran dibuat oleh pelaksana kegiatan, atau dalam hal ini adalah

bidang pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Samangraya. Pelaporan ini di

serahkan kepada pihak kecamatan lewat kasi pemberdayaan masyarakat yang

kemudian disatukan dengan laporan kinerja kecamatan.

Berdasarkan Undang-Undang tentang pemerintah daerah khususnya

mengenai Keuangan Kelurahan, maka Pemerintah Kota Cilegon sebenarnya telah

mengeluarkan Peraturan Walikota mengenai Dana Pembangunan Wilayah

Kelurahan atau yang disingkat dengan DPWkel yang tercantum di Peraturan

Walikota No 34 Tahun 2015.

Namun, Peraturan ini baru akan diterapkan tahun 2017 nanti. Dimana,

Kelurahan mendapatkan dana sebesar 5% dari APBD Kota Cilegon, yang saat ini

Pemerintah kota Cilegon masih dalam tahap Kunjungan Kerja ke berbagai daerah

yang telah menerapkan Peraturaran tentang Alokasi Anggaran Kelurahan yang

baru. Serta dalam tahap sosialisasi ke berbagai SKPD khususnya Kelurahan

sebagai Kuasa Pengguna Anggaran dan kecamatan sebagai Pengguna Anggaran

terkait pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan dengan Peraturan baru tersebut.

Page 66: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

49

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Manajemen Anggaran Alokasi Kelurahan (AAK) untuk

Pemberdayaan Masyarakat telah dilakukan beberapa kali oleh peneliti

sebelumnya. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, berikut ini

akan dicantumkan beberapa penelitian yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini

. Elkana Goro Leba (2013), dengan penelitian yang berjudul “Pengelolaan Kebijakan

Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat di Desa

Manulai I, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang”. Penelitian ini

menggunakan konsep desentralisasi dan otonomi daerah dalam penerapan otonomi

desa untuk pengelolaan alokasi dana desa. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, membahas mengenai

pengelolaan AAK (Alokasi Anggaran Kelurahan) untuk Pemberdayaan Masyarakat

dengan metode yang sama, yakni Kualitatif.

Penelitian yang kedua, dilakukan oleh Virgie Delawillia Kharisma, Anwar, dan

Supranoto (2013), dengan jurnal yang berjudul “Implementasi Kebijakan

Pemanfaatan Alokasi Dana Desa”. Jurnal ini mencoba menganalisis tentang

implementasi kebijakan alokasi dana desa yang difokuskan pada pembangunan fisik

yaitu pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa, serta pembangunan

sarana dan prasarana perhubungan. Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan

dengan penelitian oleh peneliti, yakni merupakan penelitian yang menggunakan

metode kualitatif. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih difokuskan kearah

mengelola AAK yang kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.

Page 67: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

50

Penelitian selanjutnya, adalah penelitian yang dilakukan Lina Nuryanti Sari

(2015) dengan judul “Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Giripawana

kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang” ini juga menggunakan metode

kualitatif yang membahas tentang Pengelolaan alokasi dana desa dan hambatan-

hambatan yang dihadapi oleh pemerintah desa serta factor penunjang apa saja

dalam mendukung pengelolaan dana desa di desa Giripawana.

Perbedaan dengan peneliti terletak pada Lokus penelitian yang terletak di

Kelurahan Samangraya, sedangkan di penelitian tersebut dilakukan di Desa

Giripawana, sehingga penelitian tersebut membahas tentang ADD (Alokasi Dana

Desa) Desa tersebut. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Nurliana (2013), dengan

jurnal yang berjudul “Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pembangunan

Fisik Di Desa Sukomulyo Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara”.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dimana penelitian

ini bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan pengelolaan Alokasi Dana Desa

(ADD) dalam pembangunan fisik di Desa Sukomulyo Kecamatan Sepaku Kabupaten

Penajam Paser Utara. Persamaan terletak pada metode yang digunakan, sedangkan

perbedaan dengan peneliti terletak pada Fokus dan Lokus Penelitian.

Dari beberapa penelitian di atas, terdapat beberapa kesamaan dengan penelitian

yang dilakukan, yaitu pada tema yang dibahas, yakni mengenai pengelolaan Alokasi

Dana untuk pemberdayaan masyarakat. Namun, dalam penelitian ini terdapat

beberapa perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan, yakni terdapat pada focus

penelitian, yaitu manajemen Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK), dimana di

Page 68: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

51

penelitian sebelumnya yang dibahas adalah Alokasi dana desa (ADD). Selain itu,

perbedaan juga terletak pada Lokasi penelitian, dimana pada penelitian ini, peneliti

mengadakan penelitian di Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir adalah penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi

objek permasalahan kita. Kerangka berfikir merupakan argumentasi peneliti yang

disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian terhadulu yang relevan

untuk mengkaji objek penelitiannya. (Usman,2009:34)

Kerangka berfikir merupakan alur berpikir peneliti dengan teori yang

digunakan dalam sebuah penelitian untuk menjelaskan permasalahan penelitian.

Peneliti beranggapan teori fungsi manajemen yang dikemukakan oleh George R.

Terry (2010: 9) sangat cocok dengan tema yang peneliti bahas, dimana dalam

fungsi manajemen tersebut membahas dimensi yang sesuai dengan masalah yang

peneliti temukan di lapangan yang berkaitan dengan pengelolaan alokasi anggaran

Kelurahan untuk Pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samanngraya.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini maka dibuatlah kerangka berpikir

sebagai berikut :

Page 69: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

52

2.3.1. gGambar kerangka berfikir

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Input

Identifikasi Masalah :

1) Masyarakat yang Demotivasi dan kurang pasrtisipatif sehingga tidak berminat

untuk melanjutkan keahlian dan keterampilan hasil dari pelatihan dan

pembinaan yang telah diberikan, sehingga membuat banyak program tidak

berjalan berkelanjutan. Hal ini juga diakibatkan oleh tingkat pendidikan

masyarakat Kelurahan Samangraya yang tergolong masih rendah sehingga

membuat banyaknya program yang dilakukan tidak berjalan sesuai harapan.

2) Keterbatasan Dana yang Cair , mengakibatkan adanya kegiatan yang tidak

terlaksana dari hasil Renja dan Musrenbangkel yang telah disepakati bersama,

sehingga baru bisa terealisasi pada tahun berikutnya.

3) Belum adanya ketentuan pembagian tentang berapa persen dari penggunaan

AAK (Alokasi Anggaran Kelurahan) untuk berbagai program pemberdayaan

masyarakat yang ada, mengingat belum dibuatnya Perda atau Perwal yang

membahas pembagian tersebut, sehingga pengelolaan AAK hanya

berdasarkan kebutuhan atau kegiatan bidang pemberdayaan Masyarakat.

Process

Fungsi manajemen menurut George Terry (2010: 9) :

a) Planning (Perencanaan)

b) Organizing (Pengorganisasian)

c) Actuating (Penggerakan)

d) Controling (Pengawasan)

Output :

Mengetahui bagaimana pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk

Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota

Cilegon

Page 70: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

53

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi merupakan peryataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris.

Asumsi harus bersifat operasional dan merupakan dasar bagi pengkajian teoritis.

Asumsi harus menyatakan kenyaaan sebenarnya, bukan keadaan yang seharusnya.

Asumsi juga harus dinyatakan secara tersurat sebab asumsi yang tersirat dapat

menyebabkan interprestasi yang berbeda. (Usman, 2009 : 36 )

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat dibuat asumsi dasar dalam

penelitian ini, yang merupakan anggapan peneliti terhadap permasalahan

penelitian. Berdasarkan Rumusan Masalah, maka peneliti mengasumsikan bahwa

pengelolaan alokasi anggaran Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan masyarakat

di Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon belum maksimal.

Page 71: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

54

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah cara peneliti untuk melihat dan memepelajari

suatu gejala atau realitas sosial. Pendekatan penelitian lebih bericara mengenai

bagaimana cara peneliti untuk melihat dan mempelajari suatu gejala atau realitas

sosial, yang kesemuanya didasari pada asumsi dasar ilmu sosial (Jannah dan

Prasetyo, 2005:42).

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang pengelolaan alokasi

anggaran Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan

Samangraya. Agar pendekatan ini lebih terarah sesuai dengan tujuan yang

diinginkan, maka jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Alasan peneliti

menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena sesuai dengan sifat dan

tujuan penelitian yakni mendapatkan sebuah gambaran tentang bagaimana

pengelolalaan alokasi anggaran Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan

masyarakat di Kelurahan Samangraya.

Metode penelitian Kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, yakni suatu data yang mengandung makna data yang sebenarnya.

Penelitian Kualitatif digunakan tidak semata-mata mencari kebenaran, tetapi

pemahaman mendalam penulis terhadap apa yang diteliti. Penelitian Deksripstif ini

Page 72: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

55

mencoba menggambarkan tentang bagaimana Pengelolaan alokasi anggaran

Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Samangraya.

Tipe penelitian ini juga berusaha mendeskripsikan gambaran yang nyata dari

fenomena yang akan penulis teliti, sebagaimana yang telah disebutkan oleh

Bogdam dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2001:3) yaitu :

Bahwa kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu tersebut secara

holistic (utuh), sehingga dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu

atau organisme kedalam variable atau hipotesis, tapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari suatu kesatuan.

Lebih lanjut, menurut Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2001:3)

menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah: “Tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

terhadap manusia dalam kawasannya sendiri, sehingga alat pengumpul data dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrument kunci (key instrument)”

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian menjelaskan bagaimana substansi materi kajian penelitian

yang akan dilakukan. dan focus penelitian ini adalah Manajemen alokasi anggaran

Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Samangraya.

Penelitian ini akan menggambarkan tentang bagaimana pengelolaan dana AAK

yang meliputi beberapa indicator, seperti Planning, Organizing, Actuating dan

Controling yang kaitannya untuk program pemberdayaan masyarakat pada

Kelurahan Samangraya.

Page 73: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

56

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini membahas tentang Manajemen alokasi anggaran Kelurahan

(AAK) untuk Pemberdayaan masyarakat yang dimana penelitian ini dilakukan di

Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangil Kota Cilegon.

3.4 Operasionalisasi Konsep

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variable

yang akan diteliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan. Definisi

konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang

dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam

mengoperasionalkannya di lapangan. Dalam memecahkan permasalahan dalam

penelitian ini mengenai pengelolaan alokasi anggaran Kelurahan (AAK) untuk

pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Samangraya, maka teori yang digunakan

adalah teori fungsi manajemen menurut George R. Terry (2010:9) yang meliputi:

1. Planning

Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi

pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Hasibuan,

2007:93).

2. Organizing

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan

persatuan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,

menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang secara relative

Page 74: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

57

didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut.

(Hasibuan, 2007:118)

3. Actuating

Actuating menurut Purwanto (2006: 58) Penggerakan adalah membuat

semua anggota organisasi mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta

bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha

pengorganisasian . Actuating merupakan bagian yang sangat penting dalam

proses manajemen, karena mencakup directing (pengarahan), dan coordinating

(bekerjasama).

4. Controlling

Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat

utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan. Controlling sendiri terdiri dari Pengawasan itu sendiri,

Pelaporan, dan Evaluasi yang dilakukan setelah selesai kegiatan.

3.4.2 Definisi Operasional

Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian, maka seorang peneliti

akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini,

terdapat 1 Variabel yang di amati, yakni Pengelolaan Alokasi Anggaran

Kelurahan (AAK) yang menggunakan teori fungsi manajemen menurut George

R. Terry (2010:9) yang terdiri dari beberapa indikator sebagai berikut:

Page 75: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

58

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep

Variable Dimensi Indikator Sub-Indikator

Pengelolaan

(Manajemen)

George R.

Terry

2010: 9)

Planning

(Perenca-

naan)

1. Dibuatnya rencana

kerja dibidang

Pemberdayaan

Masyarakat

2. Adanya rencana

Anggaran keuangan

kegiatan

Pemberdayaan

masyarakat

1. Rencana detail

mengenai pengelolaan

alokasi anggaran

Kelurahan sudah dibuat

oleh Kasi

Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan

Samangraya.

2. Dibuatnya

penganggaran yang

sesuai dengan dana

yang ada untuk setiap

kegiatan dan program

dari Kasi

Pemberdayaan

Masyarakat

3. Adanya partisipasi

berupa rencana,

gagasan, keinginan dan

kebutuhan yang

disampaikan

masyarakat lewat

RT/RW dan tokoh

masyarakat setempat.

Organi-

zing

(Pengorga

-nisasian)

1. Adanya Pembentukan

Kelembagaan

pemberdayaan

Masyarakat

2. Adanya Sasaran

program per-Lembaga

Pemberdayaan

Masyarakat

1. Kelembagaan yang

dibentuk sudah berjalan

maksimal

2. Dalam setiap lembaga

pemberdayaan

masyarakat Kelurahan

(LPMK) sudah dibuat

sasaran mengenai

tujuan kegiatan dan

anggaran dari adanya

program yang akan

dibuat.

3. Adanya Pembagian

tugas yang jelas untuk

Page 76: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

59

lembaga pemberdayaan

masyarakat dalam

melaksanaan program

yang dibuat.

4. Adanya keikutsertaan

dari masyarakat

mengenai program

pemberdayaan

masyarakat baik fisik

maupun non-fisik.

Actuating

(Penggera-

kan/

Pelaksana-

an)

1. Terlaksananya

program

pemberdayaan

masyarakat sesuai

dengan Perencanaan

yang telah dibuat

2. Penggunaan AAK

sesuai dengan

Program yang telah di

rencanakan

1. Terealisasinya program

dan kegiatan Kasi

Pemberdayaan

Masyarakat dengan

menggunakan Alokasi

anggaran Kelurahan

yang sudah dibuat.

2. Adanya sasaran yang

jelas dalam setiap

program dan kegiatan

yang dibuat, sehingga

masyarakat dan pihak

terkait sehingga

program dan kegiatan

tersebut dapat berjalan

dengan baik.

3. Adanya peran berupa

arahan dan dorongan

yang diberikan oleh

Lurah/Sekretaris Lurah

dalam setiap program

yang dilaksanakan.

Page 77: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

60

(sumber: Peneliti 2016)

3.5 Instrumen Penelitian

Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih

baik. Dalam penelitian kualitatif, peneliti itu sendiri atau dengan bantuan orang

lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dilakukan karena jika

menggunakan alat yang bukan manusia maka sangat tidak mungkin untuk

mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu,

hanya manusialah yang dapat berhubungan dengan informan atau objek lainnya

dan mampu memahami kaitannya dengan keadaan di lapangan. (Moleong, 2005:9)

Controll-

ing

(Pengawa-

san)

1. Adanya Pengawasan

yang dilakukan oleh

pihak terkait seperti

pengawasan langsung

dari Lurah

2. Adanya Laporan

setiap program dan

kegiatan

Pemberdayaan

Masyarakat kepada

pihak terkait seperti

Lurah, dan Kasi

Pemberdayaan

Masyarakat

Kecamatan

3. Evaluasi terhadap

Program

Pemberdayaan

Masyarakat

1. Adanya pengawasan

oleh Lurah/Sekretaris

Lurah terhadap

Penggunaan alokasi

anggaran Kelurahan

(AAK) dalam program

dan pemberdayaan

masyarakat yang

berjalan.

2. Adanya laporan rutin

yang dibuat dalam

setiap program yang

telah dilaksanakan.

3. Adanya monitoring

oleh pihak kecamatan

dalam setiap program

yang berjalan.

Page 78: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

61

3.5.1 Sumber Data

a) Sumber data primer : data primer diperoleh langsung dari sumbernya.

Dengan kata lain, Peneliti memperoleh data primer melalui wawancara

dengan informan langsung di lapangan.

b) Sumber data sekunder : data ini diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya. Peneliti memperoleh data sekunder melalui data yang

didapatkan dari instansi terkait dengan penelitian ini, seperti Perangkat

Kelurahan dan data-data yang bersumber dari instansi lain yang juga terkait

dengan penelitian ini. Selain itu, data sekunder juga dapat diperoleh dengan

studi kepustakaan seperti buku, dokumentasi seperti penelitian lain, jurnal-

jurnal dan artikel yang terakit dengan penelitian ini.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Berikut adalah macam-macam teknik pengumpulan data, yaitu:

a) Wawancara adalah bentuk komunikasi antar dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Secara

garis besar wawancara dibedakan menjadi dua, yakni wawancara tak

terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga

disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan

wawancara terbuka (open-ended interview). Sedangkan wawancara

Page 79: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

62

terstruktur sering juga disebut wawancara baku (standardized interview),

yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya

tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah disediakan

(Mulyana, 2002: 180). Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas,

maka bentuk wawancara yang peneliti terapakan dalam penelitian adalah

wawancara tak terstruktur atau yang sering disebut dengan wawancara

terbuka.

b) Studi Dokumentasi Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.

c) Study Literature atau Studi Kepustakaan diperloleh dari berbagai referensi

seperti jurnal, karya ilmiah, serta penelitian yang yang relevan dengan

masalah yang akan diteliti .

d) Observasi Lapangan yakni pengamatan yang dilakukan secara langsung

oleh peneliti terhadap objek yang diteliti. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono

(2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang

Page 80: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

63

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses - proses pengamatan

dan ingatan.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah subjek yang memahami objek peneliian sebagai

pelaku maupun oranglain yang memahami objek penelitian (Bungin,2009:76).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive (bertujuan) sebagai

teknik dalam penentuan informan. Teknik purposive adalah teknik yang

didasarkan pada pertimbangan tertentu, yakni informan yang mengetahui secara

jelas dan tepat mengenai informasi dan masalah dalam penelitian ini. Berikut

informan dalam penelitian ini, yaitu :

Tabel 3.2 Daftar Informan Penelitian

No Informan Kode Informan Keterangan

1 Lurah Samangraya I1 Key informan

2 Sekretaris Lurah Samangraya I2 Key informan

3 Kepala Seksi pemberdayaan

masyarakat Kecamatan Citangkil I3 Key informan

4 Kepala Seksi pemberdayaan

masyarakat Kelurahan Samangraya I4 Key informan

5 Kader PKK Kelurahan Samangraya I5 Key informan

6 Ketua Karang Taruna Kelurahan

Samangraya I6 Key informan

7 Ketua LPM Kelurahan Samangraya I7 Key informan

8

Masyarakat Kelurahan yang

mengikuti kegiatan pemberdayaan

masyarakat

I8 Key informan

(Sumber : Peneliti, 2017)

Page 81: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

64

3.7 Teknik Pengolahan data dan Teknik Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Menurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam

memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara

atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari

hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk

pengkajian lebih lanjut (Sudjana, 2001: 128).

Pada Jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data tidak harus dilakukan

setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam hal ini, data sementara

yang terkumpulkan, data yang sudah ada dapat diolah dan dilakukan analisis data

secara bersamaan. Pada saat analisis data, dapat kembali lagi ke lapangan untuk

mencari tambahan data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.

Adapun alat-alat pendukung yang digunakan penulis untuk membantu

pengolahan data dalam metode kualitatif ini. Contohnya adalah Pedoman

wawancara yang berupa Tabel mengenai sejumlah pertanyaan untuk dijawab oleh

narasumber berdasarkan aturan teknis pengelolaaan alokasi anggaran Kelurahan

untuk pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Samangraya. Oleh karena itu,

dibawah ini merupakan Tabel Pedoman Wawancara dalam penelitian :

Page 82: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

65

Tabel 3.3 Pedoman Wawanacara

No Dimensi Sub-Dimensi Informan

1 Planning 1. Adanya sosialisasi pelaksanaan

AAK

2. Adanya rencana detail

penggunaan AAK bidang

Pemberdayaan masyarakat

(rencana biaya, kelompok

sasaran, kebutuhan material dan

tenaga dari masyarakat)

3. Adanya kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang didanai AAK

1) Sekretaris lurah

samangraya

2) Kasi Kelurahan

Samangaraya

3) Ketua LPM

4) Tokoh Masyarakat

5) Masyarakat

Kelurahan yang

mengikuti kegiatan

pemberdayaan

masyarakat

2 Organizing 1. Adanya Pembentukan

kelembagaan Pemberdayaan

Masyarakat

2. Adanya Sasaran program per-

Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat

1) Kasi

pemberdayaan

masayarakat

Kelurahan

Samangraya

2) Ketua LPM

Kelurahan

Samangraya

3 Actuating 1. Terlaksananya program

pemberdayaan masyarakat sesuai

dengan Perencanaan yang telah

dibuat

2. Penggunaan AAK sesuai dengan

Program yang telah di rencanakan

3. Manfaat langsung yang didapat

masyarakat dari adanya program

pemberdayaan masyarakat yang

didanai oleh AAK (Alokasi

Anggaran Kelurahan)

1) Kasi

pemberdayaan

masyarakat

Kelurahan

Samangraya

2) Kader PKK

Kelurahan

Samangraya

3) Ketua karang

taruna

4) Ketua LPM

Kelurahan

Samangraya

5) Masyarakat

Kelurahan yang

mengikuti kegiatan

pemberdayaan

masyarakat

Page 83: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

66

4 Controlling 1. Adanya Pengawasan yang

dilakukan oleh pihak terkait

2. Adanya Laporan setiap program

dan kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat

3. Evaluasi terhadap Program

Pemberdayaan Masyarakat

1) Lurah Samangraya

2) Kasi

pemberdayaan

masyarakat

Kecamatan

Citangkil

(sumber : peneliti, 2016)

3.7.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk

mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan..Menurut Bogdan dan

Biklen dalam Moleong (2010:248) Analisis data adalah proses mencari dan

mengatur secara sistematis transkrip interview, catatan dilapangan, dan bahan-

bahan lain yang didapatkan lalu dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap suatu masalah dan membantu mengiterprestasikan peneliti tentang

sebuah fenomena. Analisis data dalam kualitatif dilakukan sejak sebelum

dilapangan dan setelah selesai dilapangan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban yang di wawancarai setelah di analisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaannya lagi sampai tahap

tertentu, diperoleh data yang kredibel.

Page 84: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

67

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya menjadi jenuh.

Menurut Miles dan Huberman (2007:16) analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan

yang terjadi secara bersama-sama yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

Adapun siklus dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles dan Huberman

digambarkan dalam skema berikut:

PROSES ANALISIS DATA

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif

(Miles dan Huberman, 2007:20)

1. Pengumpulan Data Mentah (Data Collection)

Tahap ini peneliti mengumpulkan data mentah melalui wawancara, observasi

lapangan dengan menggunakan alat-alat bantu yang dibutuhkan seperti handphone

dan alat tulis untuk mencatat data yang ada.

Page 85: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

68

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan tentu jumlahnya banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci serta di kategorisasikan agar mudah disajikan.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal penting, dan mencari tema serta pola nya. Reduksi data juga diartikan

sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian di

lapangan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan

sistematis sehingga mudah dipahami dan data tersebut biasanya akan disajikan

baik dalam bentuk narasi, bagan, grafik, hubungan antar variabel, dan sejenisnya.

4. Verifikasi dan Penyimpulan Akhir (Verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah menjadi absah apabila ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung

pada tahap berikutnya. Tapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal sudah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Page 86: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

69

3.8 Uji Keabsahan Data

Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Keabsahan data dalam penelitian ini

meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability),

reliabilitas (dependentbility), dan obyektivitas (confirmability). Hal ini sesuai

pendapat Sugiyono (2009:366) yang menyatakan bahwa uji keabsahan data pada

penelitian Kualitatif meliputi Uji validitas internal (credibility), Validitas eksternal

(transferability), Reliabilitas (dependentbility), dan Obyektivitas (confirmability).

Namun, dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan Uji Validitas Internal

(credibility) sebagai berikut :

1. Uji Validitas Internal (credibility)

Uji validitas internal dilaksanakan untuk memenuhi nilai kebenaran dari data

dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya

oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan. Kriteria

ini berfungsi melakukan inquiry sedemikian rupa sehingga kepercayaan

penemuannya dapat dicapai.

Menurut Sugiyono (2009:368-375) Untuk hasil penelitian yang kredibel,

terdapat tujuh teknik yang diajukan yaitu perpanjangan pengamatan,

meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus

negative, menggunakan bahan referensi dan mengadakan memberchek. Namun,

karena keterbatasan waktu dan kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan, maka

Page 87: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

70

penulis menggunakan Triangulasi, Menggunakan bahan referensi dan

mengadakan memberchek saja.

1) Triangulasi

Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data yang

berasal dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

waktu (Sugiyono,2007:273). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik.

a) Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data

yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan

tiga sumber data (Sugiyono, 2007:274).

b) Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara,

observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data

tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data

mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2007:274).

Page 88: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

71

2) Menggunakan bahan referensi

Referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan

oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan

perlu dilengkapi dengan foto- foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih

dapat dipercaya (Sugiyono, 2007:275).

3) Mengadakan Membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan

membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan

(Sugiyono, 2007:276)

Page 89: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

72

3.9 Jadwal Penelitian

Tabel 3.5 Pedoman jadwal penelitian

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

2016 2017

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr mei Juni

1 Observasi awal

2 Penyusunan Proposal

3 Bimbingan

4 Seminar Proposal

5 Penelitian di Lapangan

6 Analisis Data

7 Sidang Skripsi

8 Revisi

( Sumber : Peneliti, 2017)

Page 90: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kota Cilegon

Cilegon merupakan wilayah bekas Kewadenaan (Wilayah kerja pembantu

Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu

Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak. Berdasarkan Pasal 27 Ayat (4) UU No 5 tahun

1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah, Cilegon kiranya sudah

memenuhi persyaratan untuk dibentuk menjadi Kota Administratif.

Dalam perkembangannya Kota Administratif, Cilegon telah memperlihatkan

kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang Fisik, Sosial maupun Ekonomi.

Hal ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di

bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi juga memberikan

gambaran mengenai perlunya dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk

menyelenggarakan otonomi daerah. Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU

No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah

Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota

Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan duet

kepemimpinan

Page 91: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

74

Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai

sebagai Ketua DPRD Cilegon.

Kota Cilegon Memiliki Visi, yaitu “Masyarakat Cilegon Sejahtera melalui

Daya Dukung Industry, Perdagangan Dan Jasa”. dengan Misi Secara Umum, yaitu

1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penanggulangan

kemiskinan dan pengangguran

2) Meningkatkab perekonomian daerah melalui daya dukung sector industry,

perdagangan dan jasa

3) Meningkatkan potensi daya saing daerah melalui pengembangan

kepelabuhan, pergugdangan, penataan ruang dan pengelolaan lingkungan.

4) Mempersiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan kesehatan, dan

keagamaan

5) Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, bersih, berkeadilan,

demokratis, berlandaskan hokum serta berorientasi public.

4.1.1.1 Geografis

Kota cilegon memiliki wilayah yang relative landai di daerah tengah dan

pesisir barat hingga timur kota, tetapi di wilayah utara dan selatan cenderung

sedikit berbukit-bukit. Cilegon juga mempunyai akses langsung dengan selat

sunda yang terhubung dengan jalan tol Jakarta-merak. Iklim di kota cilegon adalh

iklim tropis dengan suhu rata-rata 220C-33

0C.

Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada dibagian paling

ujung sebelah Barat Pulau Jawa dan terletak pada posisi : 5°52’24″ – 6°04’07″

Lintang Selatan (LS), 105°54’05″ – 106°05’11″ Bujur Timur (BT). Berikut

merupakan batas-batas wilayah Kota cilegon yaitu :

a) Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara (Kabupaten

Serang)

Page 92: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

75

b) Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Sunda

c) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Anyer dan Kecamatan

Mancak (Kabupaten Serang)

d) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu

(Kabupaten Serang)

4.1.1.2 Pemerintahan

Berdasarkan administrasi pemerintahan, Kota Cilegon memiliki luas

wilayah ±17.550 Ha terbagi atas 8 (delapan) Kecamatan dan 43 Kelurahan

berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No.15 Tahun 2002 Tentang Pembentukan 4

(empat) Kecamatan baru, wilayah Kota Cilegon yang semula terdiri dari 4 (empat)

kecamatan berubah menjadi 8 (delapan) Kecamatan, yaitu Kecamatan Cilegon,

Kecamatan Ciwandan, Kecamatan Pulomerak, Kecamatan Cibeber, Kecamatan

Grogol, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Citangkil, dan Kecamatan Jombang.

Tabel 4.1.1

Jumlah Kecamatan, Kelurahan Dan Luas Wilayah Kota Cilegon Tahun 2013

No Kecamatan Letak Kantor Kecamatan Luas/Ha Jumlah Kelurahan

1 Ciwandan Tegal Ratu 51.85 6

2 Citangkil Delingseng 22.98 7

3 Pulomerak Taman Sari 19.86 4

4 Grogol Grogol 23.38 4

5 Purwakarta Purwakarta 15.29 6

6 Cilegon Ciwaduk 91.5 5

7 Jombang Jombang Wetan 11.55 5

8 cibeber Kali Timbang 21.49 6

Jumlah 17.550 43

Sumber : Cilegon Dalam Angka 2013

Page 93: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

76

4.1.2 Gambaran Umum Kelurahan Samangraya

Kelurahan Samangraya Terletak Di Kecamatan Citangkil, Tepatnya Disebelah

Timur Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Dengan Luas Wilayah ±141.925 Ha.

Dengan Ketinggian 3M Dari Permukaan Laut, Curah Hujan 123 Mm/Tahun

Dengan Suhu Rata-Rata 270Celcius. Sebagai Kelurahan, tentu Kelurahan

Samangraya Memiliki Visi dan Misi yakni :

VISI : Menjadikan Kelurahan Samangraya yang Terdepan di Kota Cilegon

MISI : Mengedepankan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat dengan

menerapkan Standar Pelayanan Minimal.

Secara Administratif, Kelurahan Samangraya terdiri dari 6 Rukun warga

(RW) dan 27 Rukun tetangga (RT) dengan pembagian sebagai berikut :

Tabel 4.1.2

Rincian RT dan RW di Kelurahan Samangraya

Kecamatan Citangkil Kota Cilegon

RW RT LINGKUNGAN RW RT LINGKUNGAN

RW.01

KALENTEMU

BARAT

01/01 Link. Kalentemu

barat

RW.02

WARUNG

JUWET

01/02 Link. Warung

juwet

02/01 Link. Kalentemu

barat 02/02

Link. Warung

juwet

03/01 Link. Kelelet 03/02 Link. Warung

juwet

04/01 Link. Kalentemu

barat 04/02

Link. Warung

juwet

05/01 Link. Kalentemu

barat

RW.03

CIRIU 01/03 Link. Ciriu

RW.04

KUBANG

WELUT

01/04 Link. Kubang

welut

02/03 Link. Ciriu 02/04 Link. Kubang

welut

03/03 Link. Ciriu 03/04 Link. Kubang

welut

Page 94: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

77

04/04 Link. Kubang

welut

05/04 Link. Kubang

welut

RW.05

KALENTEMU

TIMUR

01/05 Link. Kalentemu

Timur

RW.06

CIRIU 01/06

Link. Ciriu

Selatan

02/05 Link. Kalentemu

Timur

02/06

Link. Ciriu

Selatan

03/05 Link. Kelelet

03/06 Link. Ciriu

Pabuaran

04/05 Link. Kalentemu

Timur

04/06

Link. Deringo

Pabuaran

05/05 Link. Kalentemu

Timur

05/06

Link. Ciriu

Kalimuk

Sumber : profil Kelurahan Samangraya 2015

Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon memiliki total

10.551 Jiwa Penduduk dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 5.383 dan jumlah

perempuan sebanyak 5.168 jiwa dalam arti, Kelurahan Samangraya memiliki 2700

KK dengan kepadatan penduduk 3.907 Jiwa/Km2. Berikut Adalah Batas Wilayah

Kelurahan Samangraya, Yakni :

a) Sebelah Utara Berbatasan Selat Sunda

b) Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Kelurahan Deringo Kecamatan Citangkil

c) Sebelah Timur Berbatasan Dengan Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil

d) Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kelurahan Kubangsari Kecamatan

Ciwandan

4.1.3 Struktur Organisasi dan Tugas pokok Kelurahan Samangraya

4.1.3.1 Struktur Organisasi

Berikut ini adalah gambar Struktur Organisasi Kelurahan Samangraya

tahun 2015

Page 95: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

78

Gambar 4.1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Samangraya

Sumber : Data Profil Kelurahan Samangraya

4.1.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai Kelurahan Samangraya

Kelurahan Samangraya Sebagaimana Yang Telah Ada Di Bagan Pada

Gambar 4.1 Di atas Mengenai Struktur Organisasi Pegawai di Kelurahan

Samangraya Kecamatan Citangkil Tentu Juga Memiliki Masing-Masing Tupoksi

Atau Tugas Pokok Dan Fungsi yang Wajib Dilaksanakan Oleh Setiap Pegawai yang

Ada. Karena Penelitian Ini Akan Berfokus Mengenai Pengelolaan Alokasi

Anggaran Kelurahan Untuk Pemberdayaan Masyarakat, maka Peneliti akan

Menjelaskan Tupoksi Dari Pihak Yang Terkait Dengan Pengelolaan Alokasi

Anggaran Kelurahan (AAK) Untuk Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Samagraya.

Lurah Samangraya

A.DIMYATI, SH.MM

Sekretaris Lurah

Nurcholis, S.E

Kasi Tata

Pemerintah

Siti Barokah, S.E.

MM

Kasi Trantib

Tulus S.E

Kasi Pemb. Masy

Ovat Sofiatul

Jannah

Kasi Kesos

Rahayu Sunarti,

S.E., MM

Page 96: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

79

1) Jabatan : Lurah Samangraya

Tugas Pokok “Memimpin dan merencanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan

menyelenggarakan serta mengendalikan urusan pemerintahan, pembangunan,

dan kemasyarakatan di wilayah Kelurahan dan urusan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh Walikota, mengkoordinir, menyenggarakan dan mengawasi

serta mengevaluasi kegiatan di Kelurahan, membagi tugas dan mengatur serta

memberi petunjuk kegiatan kepada bawahan dan memberikan laporan kepada

pimpinan sehingga kegiatan di Kelurahan berjalan dengan baik, efektif dan

efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku”

Fungsi : a) Penyiapan perumusan kebijakan teknis dan operasional di Kelurahan;

b) Pembinaan administrasi ketatausahaan dan rumah tangga Kelurahan;

c) Pembinaan aparatur Kelurahan;

d) Pelaksanaan kegiatan pemerintahan Kelurahan;

e) Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

f) Penyelenggaraan pembinaan kesejahteraan sosial di wilayah Kelurahan;

g) Pemeliharan prasarana dan fasilitas pelayanan umum Kelurahan;

h) Pembinaan lembaga kemasyarakatam Kelurahan;

i) Pengendalian sekretariat dan seksi pada Kelurahan;

j) Penyelenggaraan koordinasi dengan kecamatan;

k) Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait;

l) Penyelenggaraan pelaporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan

kinerja Kelurahan.

2) Jabatan : Sekretaris Kelurahan Samangraya

Tugas Pokok :

“Membantu lurah dalam mengelola penyusunan perencanaan, ketatausahaan,

administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, perlengkapan, rumah

tangga, dan memberikan pelayanan administrasi kepada perangkat di

Kelurahan, serta pelaksanaan laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja di

Kelurahan agar terlaksana dengan baik, efektif, efisien dan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. “

Fungsi : a) Penyusunan perencanaan sekretariat;

b) Pelaksanaan penyusunan visi dan misi Kelurahan;

c) Penyusunan rencana strategis Kelurahan;

d) Penyusunan program kerja Kelurahan;

Page 97: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

80

e) Penghimpunan rencana kerja Kelurahan;

f) Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan Kelurahan;

g) Pelaksanaan administrasi umum dan kepegawaian Kelurahan;

h) Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan dan rumah tangga Kelurahan;

i) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan Kelurahan;

j) Pengumpulan dan pengolahan data hasil kegiatan Kelurahan;

k) Penuyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja Kelurahan;

l) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sekretariat Kelurahan.

3) Jabatan : Kasi Pemberdayaan Masyarakat

Tugas Pokok :

“ Membantu lurah dalam merencanakan dan mengontrol perumusan kebijakan

tugas-tugas pemberdayaan masyarakat di Kelurahan, member petunjuk dan

member tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil

kerja bawahan, dan membuat laporan Seksi Pemberdayaan Masyarakat

sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, serta sesuai

dengan ketentuan yang berlaku “

Fungsi :

a) Pelaksanaan penyusunan perencanaan Seksi Pemberdayaan Masyarakat di

Kelurahan;

b) Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis dan operasional Seksi

Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan;

c) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada Seksi

Pemberdayaan Masyarakat;

d) Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang pemberdayaan

masyarakat;

e) Pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat di wilayah

Kelurahan;

f) Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan serta pemantauan kegiatan

pemberdayaan masyarakat di wilayah Kelurahan;

g) Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/ pihak terkait di bidang

pemberdayaan masyarakat;

h) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi pemberdayaan masyarakat.

Page 98: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

81

4.1.4 Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Dan Kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan Samangraya Yang Telah Berjalan

1. Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat

Tabel 4.1.3

Daftar Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Samangraya

No Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Jumlah

1 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat 10 Orang

2 PKK Kelurahan

a) Pokja (Kelompok Kerja)

b) KWT (Kelompok Wanita Tani)

21 Orang

3 Karang Taruna 35 Orang

4 Bina Keswadayaan Masyarakat 8 Orang

(Sumber: Renja Kelurahan Samangraya 2015)

Dalam tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Samangraya

memiliki 4 Jenis kelembagaan pemberdayaan masyarakat. Yang dimana, amsing-

masing kelembagaan memiliki tupoksi masing-masing dalam menjalankan perannya

dalam membantu Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya. Dibawah

ini merupakan jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat tahun 2015 :

2. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya

Tabel 4.1.4

Daftar Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

No Jenis Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

1 Pemberian Raskin Gratis Kepada 315 RTS

2 Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat (UKM)

3 Pembinaan Dan Penguatan Kelembagaan (PKK, Karang Taruna)

4 Pembinaan P2WKSS (Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju

Keluarga Sehat Sejahtera)

5 Musrenbangkel

6 Pembangunan Fisik

(sumber : Renja Kelurahan Samangraya 2015)

Page 99: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

82

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut

merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan tahun 2015

di Kelurahan Samangraya. Mulai dari Pemberian Raskin kepada Rumah tangga

miskin hingga adanya Pembangunan Fisik. Dalam kegiatan P2WKSS, yang

dimana dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan

masyarakat, khususnya wanita, agar dapat mandiri dan mempunyai keterampilan

hingga akhirnya dapat berdaya secara ekonomi. Kegiatan P2WKSS ini berupa

Pembinaan kepada 100 Orang Ibu Rumah tangga yang mana kegiatannya

meliputi Tataboga, Keterampilan, dan Menjahit yang mana dilakukan oleh 100

Orang Ibu Rumah Tangga di Kampung Sasaran.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan

dari hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori

Pengelolaan atau Manajemen menurut G.R.Terry (2009). Teori ini menjelaskan

bahwa fungsi manajemen terbagi menjadi 4, yaitu Planning (Perencanaan),

Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan/Pelaksanaan) dan

Controlling (Pengawasan).

Metode Penelitian yang Digunakan Dalam Penelitian Ini adalah Metode

Penelitian Kualitatif, Sehingga Data yang Diperoleh Bersifat Deskripstif

Berbentuk Kata dan Kalimat dari Hasil Wawancara, Hasil Observasi Lapangan

Dan Dokumentasi. Pada Bab Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Peneliti

Page 100: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

83

Menggunakan Model Interaktif oleh Miles and Hubberman Yakni Pengumpulan

Data Mentah, Reduksi Data, Penyajian Data, Dan Verifikasi Atau Penyimpulan

Akhir.

Kegiatan yang pertama adalah pengumpulan data mentah. Disini peneliti

pertama-tama mengumpulkan data mentah dengan cara dokumentasi, observasi

dan wawancara yang telah peneliti lakukan.

Kegiatan kedua yang dilakukan adalah mereduksi data, yaitu merangkum,

memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal penting. Untuk mempermudah

peneliti dalam melakukan reduksi data, maka peneliti memberkan kode pada hal

tertentu, seperti :

a. Kode Q1,2,3 dan seterusnya berarti daftar urutan pertanyaan

b. Kode I1,2,3 dan seterusnya berarti daftar urutan informan

Langkah yang ketiga adalah adalah penyajian data. Setelah di reduksi, maka

peneliti melakukan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

dilakukukan dalam bentuk uraian singkat atau teks naratif, bagan matrik, flowchart

dan sejenisnya. Namun pada penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk

teks narasi.

Langkah terakhir, yakni penarikan kesimpulan atau kesimpulan akhir.

Setalah data bersifat jenuh, atau telah dilakukan pertanyaan dan jawaban yang

sama (Pengulangan Informasi) maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan jawaban

atas masalah penelitian.

Page 101: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

84

4.2.2 Informan penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang terkait dengan pengelolaan

alokasi anggaran Kelurahann untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan

Samangraya kecamatan citangkil kota cilegon tahun 2015. Berikut merupakan

daftar informan pada penelitian ini :

Tabel 4.2.1

Daftar informan penelitian

No Informan Kode Informan Keterangan

1 Lurah Samangraya I1 Key informan

2 Sekretaris Lurah Samangraya I2 Key informan

3 Kepala Seksi pemberdayaan

masyarakat Kecamatan Citangkil I3 Key informan

4 Kepala Seksi pemberdayaan

masyarakat Kelurahan Samangraya I4 Key informan

5 Kader PKK Kelurahan Samangraya I5 Key informan

6 Ketua Karang Taruna Kelurahan

Samangraya I6 Key informan

7 Ketua LPM Kelurahan Samangraya I7 Key informan

8

Masyarakat Kelurahan yang

mengikuti kegiatan pemberdayaan

masyarakat

I8 Key informan

Sumber : Peneliti 2017

4.3 Penyajian Data

Penyajian data ini merupakan hasil dari deskriptif data dan fakta yang

peneliti temukan di lapangan yang disesuaikan dengan teori yang digunakan.

Sehingga peneliti akan mendeskripsikan hasil dari penelitian yang diperoleh

melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.

Page 102: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

85

4.3.1 Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan

Masyarakat di Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon

Alokasi anggaran Kelurahan (AAK) merupakan dana yang berasal dari

APBD yang diberikan kepada Kelurahan dengan tujuan untuk pembiayaan

sekretariat Kelurahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Alokasi

anggaran Kelurahan (AAK) ini diperoleh dengan dibuatnya Renja atau Rencana

Kerja oleh masing-masing kasi (Kepala Seksi) Kelurahan , khususnya dalam

penelitian ini, peneliti akan memfokuskan dalam bidang Pemberdayaan

masyarakat.

Pengelolaan alokasi anggaran Kelurahan (AAK) ini menggunakan dimensi

dari teori Pengelolaan (Fungsi Manajemen) yang dikemukakan oleh G.R. Terry

(2010:9) yakni sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini, pihak Kelurahan khususnya Lurah, Sekretaris lurah dan

Kasi Pemberdayaan Masyarakat mulai membuat rencana detail mengenai program

kegiatan Pemberdayaan masyarakat oleh Kepala Seksi (Kasie), yang mana dalam

penelitian ini, dikhususkan pada Kasie PM (Pemberdayaan Masyarakat). Kasie

PM terlebih dahulu harus membuat Renja (Rencana Kerja) yang mana didalamnya

juga berisi sebagian usulan dari musrenbangkel yang berisi usulan-usulan dari

masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh I4 di Kelurahan

Samangraya,, beliau mengatakan bahwa

Page 103: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

86

“Pembuatan rencana pengelolaan AAK memang pasti dibuat, namun,

tahun 2015 belum ada peraturan walikota tentang pembagian dana AAK

untuk pemberdayaan masyarakat ini, maka setiap kasi membuat sendiri

RenJa (Rencana Kerja) yang isinya tergantung seberapa inovatif dan

kreatif kasi dalam membuat rencana kerja khususnya dalam

pemberdayaan masyarakat ini”(wawancara dilakukan pada hari Rabu, 4-

januari pukul 10.00 wib)

Berikut adalah Rencana Kerja Kasie PM tahun 2015

Tabel 4.3.1 Rencana Kerja Kasi Pemberdayaan Masyarakat

NO URAIAN KEGIATAN TW1 TW2 TW3 TW4

1 Musrenbangkel v

2 P2WKSS v v v

3 Penguatan Kelembagaan

Masyarakat Kelurahan

v v

4 Pembentukan Bank Sampah v

5 Pembangunan Fisik v

6 PKK v v v v

(Sumber : Renja Kasi Pemberdayaan Masyarakat)

*TW = Triwulan

Berdasarkan wawancara dan Tabel di atas, menunjukan bahwa memang

adanya perencanaan berupa pembuatan RenJa (Rencana Kerja) yang dibuat oleh

kasi PM untuk kegiatan setahun kedepan. Hal serupa juga dikemukakan oleh I1 ,

beliau mengatakan bahwa

”Perencanaan memang dibuat oleh masing-masing kasi, yang nantinya

akan disandingkan dengan musrenbangkel yang berisi opini dan harapan

warga masyarakat sebagai bentuk partisipasinya dalam pemberdayaan

masyarakat, terutama dalam pembangunan fisik” (wawancara dilakukakan

di Kelurahan Samangraya tanggal 5 januari 2017 pukul 11.30)

Wawancara dengan I1 di atas juga senada dengan ungkapan dari I4 bahwa

memang perencanaan dibuat oleh masing-masing kasi, khususnya dalam hal ini

Page 104: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

87

yakni kasi PM. Sekretaris Lurah juga menyampaikan pendapatnya, dalam hal

perencanaan ini, beliau I2 berpendapat bahwa :

“ada, lewat renja (rencana kerja) dari setiap kasi yang ada di Kelurahan

Samangraya, yang isinya rencana-rencana, sasaran dan anggaran yang

digunakan”.(wawancara dilakukan di Kelurahan Samangraya pada

tanggal 5-januari pukul 13.00)

Berdasarkan pertanyaan pertama mengenai perencanaan penggunaan AAK

untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Samangraya yang diajukan peneliti

kepada tiga informan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga informan

memberikan jawaban yang senada, yakni memang adanya Perencanaan yang pasti

dibuat oleh Kasi PM untuk setahun kedepan yang mana isinya merupakan

kegiatan-kegiatan yang didanai oleh AAK itu sendiri. berikut adalah tabel jenis

kegiatan yang didanai oleh AAK Tahun 2015.

Tabel 4.3.2

Jenis Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang didanai AAK Tahun 2015

No Jenis Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

yang didanai AAK Tahun 2015

1 Pemberian Raskin Gratis Kepada 315 RTS

2 Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat (UKM)

3 Pembinaan Dan Penguatan Kelembagaan (PKK, Karang Taruna, LPM,

BKM)

4 Pembinaan P2WKSS (Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju

Keluarga Sehat Sejahtera)

5 Pembangunan Fisik

6 Musrenbangkel

(sumber: Renja Kelurahan Samangraya 2015)

Dalam perencanaan yang dibuat, selanjutnya didalam perencanaan sendiri

pasti ada sasaran yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang didanai oleh AAK Kelurahan Samangraya. Mengenai sasaran ini,

Page 105: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

88

peneliti bertanya kepada dua orang informan, yaitu Sekretaris Kelurahan (I2) dan

Kasi Pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya (I4). Menurut I2

menanggapi pertanyaan peneliti mengenai sasaran apa yang ingin dicapai, beliau

berpendapat bahwa :

“untuk hal baik kan pasti harus ada pengelolaan yang baik pula, tentunya

saya berharap keinginnan masyarakat akan pemberdayaan baik fisik

maupun non fisik dapat terwujud” (wawancara dilakukan diKelurahan

Samangraya tanggal 5-januari 2017 pukul 13.00)

Berikut adalah Tabel kegiatan fisik dan non fisik Kasi Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan Samangraya tahun 2015

Tabel 4.3.3 Kegiatan non-fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan Samangraya

(Sumber : Renja Kelurahan Samangraya Tahun 2015)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pemberdayaan non-fisik di Kelurahan Samangraya telah dilakukan dengan

menggunakan dana dari AAK, mulai dari pemberian Raskin hingga

Musrenbangkel. Berikut ini adalah daftar tabel yang menggambarkan mengenai

kegiatan fisik beserta sumber dana yang digunakan :

Pemberdayaan Masyarakat Non-Fisik Sumber Dana

Pengembangan Ekonomi Kelurahan (UKM) AAK

Pembinaan & Penguatan Kelembagaan (LPM, PKK, Karang

Taruna)

AAK

Program peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat

sejahtera (P2WKSS)

AAK

Kegiatan PKK (Kelompok Kerja dan Kelompok wanita tani) AAK

Musrenbangkel AAK

Page 106: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

89

Tabel 4.3.4

Kegiatan Fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan Samangraya Tahun 2013-2015

NO JENIS KEGIATAN VOL PELAKSANAAN SUMBER

DANA

1. Pemasangan PJU 6 titik Dinas Tata Kota Bantuan

Pemerintah

2 Pemasangan Paving

Blok 205m

2

PNPM/LPM dan

Posco

CSR dan

Bantuan

Pemerintah

3 Pembuatan Drainase 300m2 Dinas PU

AAK dan

Bantuan

Pemerintah

4 Pembuatan jalan

Tembus 210m

2 LPM dan BKM

AAK dan

Bantuan

Pemerintah

5 Pembuatan jembatan 6x4 M LPM dan BKM Bantuan

Pemerintah

6 Pengaspalan jalan 1 titik

Lokasi Dinas PU

Bantuan

Pemerintah

7

Pembuatan system

peringatan dini bencana

alam

1 titik

Lokasi PMI Cilegon

Bantuan

Pemerintah

8 Rehab kantor lama

menjadi Medical Center 1 unit KS Posco CSR Posco

9 Tempat Pembuangan

Sampah 1 unit Dinas PU

AAK dan

Bantuan

Pemerintah

10 Pemberian Raskin 350

orang

Pihak Kelurahan

Samangraya AAK

(sumber : Lakip Kelurahan Samangraya tahun 2015)

Berdasarkan wawancara dan Tabel di atas, menunjukkan bahwa sasaran

yang diharapkan oleh I2 adalah terwujudnya pemberdayaan masyarakat yang baik,

baik fisik maupun non-fisik sesuai yang diinginkan dan yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Hal ini juga senada dengan yang diungkapkan oleh I4, beliau

berpendapat bahwa :

Page 107: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

90

“sasaran ya pastinya supaya dana AAK ini dapat terserap dengan baik

terhadap program dan kegiatan yang dibuat dan masyarakat juga dapat

merasakan manfaatnya secara langsung” (wawancara dilakukan

diKelurahan Samangraya tanggal 5-januari 2017 pukul 12.00)

Berdasarkan pertanyaan kedua yang peneliti ajukan mengenai sasaran apa

yang ingin dicapai dari pengelolaan AAK untuk pemberdayaan masyarakat

Kelurahan Samangraya kedua informan yakni Sekretaris Lurah dan Kasi

Pemberdayaan Masyarakat pada dasarnya menginginkan bahwa kegiatan dan

program yang telah dibuat menggunakan dana AAK ini dapat bermanfaat untuk

masyarakat dan dapat terserap dengan baik.

Masih dalam perencanaan yang dibuat oleh kasi PM tentang kegiatan dan

program yang akan dibuat, peneliti juga bertanya mengenai pihak mana saja yang

dilibatkan dalam pembuatan rencana kerja, tentunya selain kasi PM sendiri.

peneliti bertanya kepada sekretaris Kelurahan (I2) dan Kasi Pemberdayaan

Masyarakat (I4) selaku pihak inti yang merencanakan program dan kegiatan

pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini beliau (I2) berpendapat:

“ini masing-masing kasi saja, memang renja dibuat oleh masing-masing

kasi, namun untuk kegiatan dan program yang dilakukan oleh

kelembagaan pemberdayaan masyarakat, itu sudah dibagi sesuai per

kegiatan masing-masing lembaga PM Kelurahan, jadi tentu mereka ikut

terlibat (wawancara dilakukan diKelurahan Samangraya tanggal 5-

januari 2017 pukul 13.00)

Berdasarkan wawancara di atas, I2 berpendapat bahwa dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat pasti ada kelompok atau kelembagaan pemberdayaan

masyarakat Kelurahan yang diberikan tanggung jawab sesuai dengan kegiatan dan

Page 108: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

91

program apa yang akan dilakukan. lebih jelasnya hal ini senada dengan yang

diungkapkan oleh I4, beliau berpendapat :

“tentu saya sebagai Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan para staff PM

lainnya, selain itu, kan biasanya ada rapat kelembagan pemberdayaan

masyarakat dan didalam rapat tersebut, kita berdiskusi dan

bermusyawarah sharing mengenai usulan tentang kegiatan dan program

PM yang akan dilakukan, jadi secara tidak langsung mereka ikut terlibat

meskipun secara tidak langsung karena ikut terlibat dalam menyampaikan

berupa usulan program apa saja yang akan dilakukan per-kelembagaan

PM, meskipun tetap akhirnya saya yang menentukan dengan bantuan

masukan pendapat dari kelembagaan PM Kelurahan Samangraya seperti

ada PKK, LPM, Karang Taruna. (wawancara dilakukan di Kelurahan

Samangraya tanggal 5-januari 2017 pukul 13.00)

Hal di atas senada juga dengan yang diungkpakan oleh I5, beliau

berpendapat bahwa :

“dalam perencanaan kegiatan PM, kita biasanya ada diskusi dan sharing

dengan Kasie untuk bagaimana rencana pembuatan program PM yang

sesuai dengan beberapa kelembagaan PM. Misal seperti kegiatan PKK

dengan program Pokja (Kelompok kerja) yang mana ada beberapa

kelompok dengan masing-masing bidang, selain itu ada juga P2WKSS

serta ada Kelompok wanita tani”.

Berdasarkan pertanyaan ketiga yang peneliti ajukan kepada dua informan

mengenai siapa saja yang terlibat perencanaan program dan kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang didanai AAK, dapat disimpulkan bahwa

kelembagaan pemberdayaan masyarakat juga terlibat dalam membuat perencanaan

meskipun tidak terlibat langsung, dalam arti kelembagaan PM ini mengusulkan

dan memgemukakan pendapat mengenai program dan kegiatan yang akan

dilakukan kepada Kasi PM Kelurahan.

Page 109: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

92

Berdasarkan observasi peneliti tentang respon masyarakat terhadap

perencanaan alokasi anggaran Kelurahan untuk pemberdayaan masyarakat,

peneliti akan bertanya kepada dua informan, yakni sekretaris Kelurahan (I2) dan

kasi Pemberdayaan Masyarakat (I4). Beliau I2 berpendapat bahwa :

“cukup bagus, mereka ikut berpartisipasi dalam musrenbangkel dan cukup

partisipatif dalam menyampaikan keinginan dan harapan” (wawancara

dilakukan di Kelurahan Samangraya tanggal 12-januari pukul 11.00).

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya respon

yang baik terutama dalam Musrenbangkel. Namun, hal berbeda disampaikan oleh

Kasie PM Kelurahan Samangraya. Dalam pembuatan perencanaan kegiatan dan

program pemberdayaan masyarakat, meskipun banyaknya usulan dan keinginan

yang disampaikan masyarakat baik lewat formal seperti Musrenbangkel atau

dengan berdiskusi non formal dengan kasi PM, pada kenyataannya saat sudah

diwujudkan dalam kegiatan dan program yang ada, minat masyarakat dalam

meneruskan keterampilan justru berkurang, Hal ini sesuai dengan yang dikatakan

oleh I4, bahwa :

”Kita membuat kegiatan yang memang sesuai dengan keinginan

masyarakat, seperti pelatihan keterampilan yang giliran sudah ada,

memang cukup ramai saat kegiatannya, masyarakat menghadiri

kegiatannya, tapi setelah kegiatan itu, sayangnya tidak dimanfaatkan

keterampilan yang telah dimiliki sehingga itulah yang membuat program

tersebut tidak berkelanjutan” (wawancara dilakukan di Kelurahan

Samangraya tanggal 12-januari-2017 pukul 9.00)

Berdasarkan hasil yang peneliti lakukan dengan dua informan di atas

mengenai respon masyarakat terhadap perencanaan pembuatan progam

pemberdayaan masyarakat yang didanai oleh AAK, dapat disimpulkan bahwa

Page 110: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

93

masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh pihak Kelurahan,

khususnya dalam program Pemberdayaan Masyarakat, namun tidak berkelanjutan

karena minat masyarakat yang berkurang dan sikap demotivasi masyarakat

Kelurahan Samangraya.

Selanjutnya, Peneliti juga bertanya masih kepada I4 selaku kasi

pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya dan I2 selaku Sekretaris Lurah

Kelurahan Samangraya mengenai perencanaan dalam pembuatan program dan

kegiatan telah sesuai dengan dana AAK atau tidak, lalu berikut adalah pendapat

yang dikemukakan oleh I4, beliau berpendapat :

“kita telah merencanakan berdasarkan kebutuhan dan keinginan

masyarakat lewat musrenbangkel dan lewat renja yang dibuat kasi,

meskipun kebanyakan untuk pembangunan fisik. Tapi dana yang kita

ajukan ini keluar tidak sesuai dengan yang dibutuhkan” (wawancara

dilakukan di Kelurahan Samangraya tanggal 12-januari pukul 09.00)

Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa dana AAK yang cair tidak

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, terutama untuk kegiatan yang

bersifat fisik, sehingga dengan kata lain, dana yang cair tidak sesuai dengan

kebutuhan. Hal ini juga didukung dengan pendapat yang dikemukakan juga oleh

I2, beliau berpendapat :

“ya namanya rencana, kita tentu selalu mau lebih dan lebih, tapi paling

yang membatasi kita pasti adalah dana, jadi jika ditanya sesuai atau tidak,

ya tidak, karena dana yang turun kadang tidak sesuai dengan kebutuhan,

seperti dana untuk pembangunan infrastruktur” (wawancara dilakukan di

Kelurahan Samangraya tanggal 12-januari pukul 11.00).

Page 111: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

94

Berdasarkan wawancara di atas mengenai kesesuaian dana AAK dengan

perencanaan program dan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat atau dalam hal ini

adalah pembangunan fisik yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa dana yang turun

tidak sesuai dengan perencanaan yang dibuat sehingga kadang harus melakukan

skala prioritas mana yang lebih penting terlebih dahulu untuk dilakukan, dan

dalam hal ini, seringkali yang menjadi prioritas adalah pembangunan infrastruktur,

seperti pengaspalan, konblok jalan, dan pembuatan selokan. Hal ini dilakukan

karena masyarakat antusias dengan Program dan kegiatan yang bersifat fisik.

2. Tahap Pengorganisasian (Organizing)

Tahap selanjutnya setelah proses perencanaan adalah Tahap

Pengorganisasian. Maksud dari pengorganisasian disini yakni mulai adanya

pembagian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing individu yang

terkait, mengingat dalam perencanaan baru dibuat rencana detail yang berisi

anggaran kegiatan, kelompok sasaran kegiatan, dan lembaga pemberdayaan

masyarakat yang terlibat.

Dalam Tahap Pengorganisasian, Peneliti melakukan wawancara dengan

dua Infroman, yakni Sekretaris Lurah dan Kasie Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan Samangraya. Menanggapi pertanyaan peneliti mengenai apa saja

kelembagaan yang dibentuk oleh Kelurahan Samangraya yang kaitannya dengan

Pemberdayaan masyarakat, I4 mengemukakan pendapatnya bahwa :

“kita ada beberapa lembaga pemberdayaan masyarakat, seperti PKK,

Karang taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat lain seperti

Lembaga pemberdayaan Masyarakat yang lebih menangani pembangunan

Page 112: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

95

fisik seperti LPM yang dimana juga bekerjasama dengan instansi lain. Dan

Alhamdulillah semuanya berjalan sesuai program kerja dan tupoksi

masing-masing” (wawancara dilakukan di Kelurahan Samangraya tanggal

12-januari-2017 pukul 9.00)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh I2, yakni :

“kelembagaan sudah berjalan dengan baik, dengan diterbitkannya

berbagai surat keputusan Lurah, ada LPM, Karang Taruna, dan PKK yang

mencakupi Pokja dan program P2WKSS” (wawancara dilakukan di

Kelurahan Samangraya tanggal 12-januari-2017 pukul 11.00)

Hal ini juga didukung oleh dokumen Kelurahan Samangraya mengenai

daftar kelembagaan pemberdayaan masyarakat yakni :

Tabel 4.3.5

Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya

No Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat

1 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

2 PKK Kelurahan (Pokja dan P2WKSS)

3 Karang Taruna

(Sumber : profil Kelurahan Samangraya 2015)

Berdasarkan wawancara dan dokumen pendukung di atas, dapat

disimpulkan bahwa Kelurahan Samangraya telah memiliki kelembagaan

masyarakat yang telah berjalan. Namun, Lembaga pemberdayaan masyarakat

(LPM) lebih kearah pemberdayaan masyarakat yang bersifat fisik, atau menangani

pembangunan Infrastruktur. Seperti pembangunan jembatan, pembuatan drainase

dan konblok jalan. Lebih lanjut, beliau I4 menuturkan :

“… Dana yang digunakan pun selain dari Alokasi anggaran Kelurahan

(AAK) yang memang sudah rutin ada untuk pembangunan fisik, kami juga

kadang mendapat bantuan dan dari pemerintah. Seperti tahun ini, ada

bantuan dari Pemerintah Provinsi untuk paving blok jalan. Tapi meskipun

mendapat bantuan, rencana-rencana pembangunan yang telah direncakan

tidak dapat terealisasi semua, balik lagi ke dana, karena biasanya butuh

Page 113: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

96

sampai 3 Tahun dalam realisasi pembangunan” (wawancara dilakukan di

Kelurahan Samangraya tanggal 12-januari pukul 9.00)

Senada dengan pendapat I4, I2 menambahkan :

“kita sudah ajukan baik lewat Renja dan Musrenbang, namun dana selalu

terbatas, jadi pasti kami membuat skala prioritas” ((wawancara dilakukan

di Kelurahan Samangraya tanggal 12-januari pukul 11.00)

Gambar 4.2 Contoh Skala Prioritas

Berdasarkan wawancara dan Gambar di atas, dapat dilihat bahwa adanya

Skala Prioritas pada saat Musrenbang terkait dengan keterbatasan dana, dan dapat

disimpulkan bahwa selain dari AAK, pemberdayaan masyarakat bersifat Fisik atau

pembangunan fisik Kelurahan Samangraya juga mendapat bantuan dari

Pemerintah, baik dari Provinsi maupun Daerah, yang mana Implementasinya akan

di Monitoring oleh dinas terkait.

Page 114: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

97

LPM merupakan wadah aspirasi dan sebagai penggerak dalam

Pemberdayaan Masyarakat, Khususunya Fisik. Oleh karena itu, peneliti hanya

memfokuskan bagaimana pembinaan dan penguatan anggota LPM sendiri dalam

kaitannya dengan tupoksinya, sesuai dengan Surat Keputusan Lurah Samangraya

Nomor 159 mengenai Pengurusan Lembaga Pemeberdayaan masyarakat

Kelurahan (LPMK) periode 2015-2019.

Dalam program kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan

Samangraya ini, tentunya Kasi PM harus membuat rencana yang nantinya tertuang

dalam renja, oleh karena itu, seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya, bahwa

rencana-rencana program dan kegiatan ini dibuat berdasarkan kebutuhan

masyarakat dan inovasi serta kreatifitas Kasi PM itu sendiri dan juga disesuaikan

dengan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK).

Dalam hal ini, peneliti bertanya kepada informan I4 dan I2 mengenai

apakah program dan kegiatan yang dibuat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

masyarakat Kelurahan Samangraya. Beliau I4, berpendapat bahwa :

“saya membuat berdasarkan keinginan dan apa yang dibutuhkan warga

yang juga saya sesuaikan juga dengan rencana kerja yang sudah ada

tahun sebelumnya” (wawancara dilakukan tanggal 12-januari-2017 di

Kelurahan Samangraya pukul 09.00

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Kasi

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya membuat Renja berdasarkan

keinginan dari masyarakat dan dari rencana kerja yang sudah ada tahun

sebelumnya, Hal senada juga diungkapkan juga oleh I2, beliau berpendapat bahwa:

Page 115: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

98

“Renja (Rencana Kerja) dibuat berdasarkan kebutuhan masyrakat lewat

seksi dan dibantu dengan kelembagaan serta dengan acuan dari tahun

sebelumnya” (wawancara dilakukan tanggal 12-januari-2017 di

Kelurahan Samangraya pukul 11:00)

Berdasarkan wawancara dengan dua Informan di atas, dapat disimpulkan

bahwa Kasi PM Kelurahan Samangraya menggunakan Rencana Kerja tahun

sebelumnya sebagai acuan dalam pembuatan Rencana kerja tahun 2015. Oleh

karena itu, berikut adalah contoh Tabel Rencana Kerja Kelurahan Samangraya

yang rutin dilakukan tahun 2014:

Tabel 4.3.6

Tabel Rencana Kerja Rutin Tahun 2014

NO URAIAN KEGIATAN TW1 TW2 TW3 TW4

1 Musrenbangkel v

2

Penguatan Kelembagaan Masyarakat

Kelurahan (LPM, PKK, Karang

Taruna)

v v

3 Pembangunan Fisik (Paving Blok) v

4 PKK v v v v

(Sumber : Lakip Kelurahan Samangraya 2014)

Berdasarkan Tabel 4.3.6 di atas, dapat disimpulkan bahwa program dan

kegiatan yang ada pada tabel merupakan Rencana Kerja (Renja) Kelurahan

Samangraya yang telah selesai dilakukan pada tahun 2014. Renja tahun 2014

itulah yang kemudian menjadi acuan Kasie Pemberdayaan Masyarakat dalam

membuat Renja tahun 2015. Lalu, berikut di bawah ini adalah Rencana Kerja

Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya tahun 2015 :

Page 116: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

99

Tabel 4.3.7

Tabel Rencana Kerja Rutin Tahun 2015

NO URAIAN KEGIATAN TW1 TW2 TW3 TW4

1 Musrenbangkel v

2 P2WKSS (Keterampilan, menjahit,

tataboga)

v v v

3 Penguatan Kelembagaan

Masyarakat Kelurahan (LPM, PKK,

Karang Taruna)

v v

4 Pembentukan Bank Sampah v

5 Pembangunan Fisik (Paving Blok) V

6 PKK (Pokja dan KWT) v v v V

(sumber : Lakip Kelurahan Samangraya 2015)

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya beberapa

tambahan kegiatan yang ada pada tahun 2015 yakni kegiatan P2WKSS dan

pembentukan Bank Sampah, yang mana kegiatan ini telah berjalan sesuai dengan

Renja yang telah dibuat sebelumnya.

Selanjutnya, kasi Pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya juga

mengemukakan pendapatnya mengenai cara menentukan program dan kegiatan

pemberdayaan masyarakat dari sasaran hingga anggaran biaya seperti berikut :

“biasanya besaran anggaran dana yang ada tidak jauh berbeda dengan

tahun sebelumnya, oleh karena itu , kita tinggal melanjutkan program dan

kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada tahun sebelumnya,

serta ditambahkan beberapa program baru, baik dari usulan masyarakat

berupa diskusi maupun dari musrenbangkel” (wawancara dilakukan

tanggal 12-januari-2017 di Kelurahan Samangraya pukul 09.00)

Berdasarkan wawancara peneliti dengan I4 di atas, dapat disimpulkan

bahwa cara untuk menentukan program dan kegiatan dari sasaran hingga anggaran

adalah dengan melanjutkan kegiatan yag kemudian disesuaikan dengan anggaran

Page 117: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

100

yang ada tahun sebelumnya serta ditambahkan dengan beberapa kegiatan yang

baru yang dapat memberikan manfaat untuk masyarakat. Hal tersebut didukung

dengan pernyataan yang diungkapkan oleh I8.1, beliau menuturkan bahwa :

”dalam perencanaan tahunan sepert musrenbangkel, saya (RW) juga

dilibatkan dalam perencanaan kegiatan dan program pemberdayaan

masyarakat. Memang tidak seformal musrenbang, namun ada lah diskusi-

diskusi ngorbol gitu dengan kasi dan pak seklur atau semi formalnya

adalah pra-musrenbang” (wawancara dilakukan di kediaman informan,

pada tanggal 19-april-2017 pukul 15:00)

Hasil wawancara dengan I8.1 di atas juga didukung dengan dokumen dibawah ini:

Gambar 4.2.1 Pra Musrenbang

Berdasarkan Gambar di atas, menunjukan bahwa adanya kegiatan Pra-

Musrenbang yang dilakukan sebelum adanya Musrenbang dengan tujuan untuk

membuat skala prioritas Kelurahan, dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan informan (I4) dan (I8.1) yakni Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Samangraya dengan masyarakat di atas, dapat disimpulkan bahwa beliau membuat

Page 118: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

101

Renja (rencana kerja) berdasarkan keinginan dan kebutuhan masyarakat, jadi

beliau merasa kegiatan dan program yang dibuat cocok dan sesuai dengan

masyarakat.

3. Tahap Penggerakan/Pelaksanaan (Actuating)

Setelah Tahap Perencanaan kegiatan dan kebutuhan detail mengenai

kegiatan atau program telah dibuat dan telah adanya Pengorganisasian atau

pembagian tugas, maka Kelurahan dapat melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan yang didanai oleh Alokasi Anggaran Kelurahan. Dana ini dapat

diperoleh dengan cara GU (ganti uang) yakni metode pencairan dana dengan

menggunakan dahulu keuangan kas Kelurahan yang ada, lalu dibuat laporan

kegiatan yang diajukan ke DPPKD untuk mendapat penggantian uang . metode

yang kedua adalah LS atau langsung, yakni dengan pembuatan pengajuan rencana

kegiatan dahulu, barulah dana bisa turun.

Dalam penggerakan atau pelaksanaan kegiatan dan program yang telah

dibuat sebelumnya ini, dituntut bagaimana usaha atau cara yang dilakukan

perangkat Kelurahan khususnya kasi pemberdayaan masyarakat dan anggotanya

untuk merealisasikan agar program berjalan baik. dalam hal ini, peneliti

melakukan wawancara dengan kasi pemberdayaan masyarakat Kelurahan

Samangraya selaku I4, beliau mengatakan bahwa :

“pasti harus adanya kemauan dari masyarakatnya dulu, dan saya rasa kita

sudah cukup baik mempublikasikan kegiatan yang akan berjalan, dengan

cara kita bisa memberitahu RT, RW setempat lewat surat undangan, lalu

dikumpulkan di Kelurahan untuk bermusyawarah dan mensosialisasikan

program dan kegiatan PM dan lagi, kadang beberapa program memang

Page 119: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

102

usulan dari masyarakat sendiri, seperti pembinaan keterampilan dan

pembangunan fisik”. (wawancara dilakukan tanggal 12-januari-2017 di

Kelurahan Samangraya pukul 09.00).

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pihak Kelurahan

Samangraya telah mempublikasikan Program dan Kegiatan kepada Masyarakat

dengan cukup baik, hal ini terlihat dari adanya undangan kepada RT dan RW

terkait program PM yang akan berlangsung.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh I5, I6, dan I7 tentang bagaimana

caranya agar program dapat terealisasi dengan baik. mengenai hal ini, maka I5

berpendapat :

“dengan mempublikasikan kepada masyarakat dan biasanya yang sudah

terjadi, jika sesuai keinginan masyarakat maka masyarakat akan ikut serta

juga”. (wawancara dilakukan tanggal 6-maret-2017 di rumah kader PKK

pukul 09.00)

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa cara agar

program terealisasi adalah dengan publikasi yang baik, Hal yang serupa

dikemukakan oleh I6, bahwa

“dengan memberitahukan kepada masyarakat agar masyarakat

mengetahui program dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

“.(wawancara dilakukan tanggal 6-maret-2017 di rumah kader pukul

11.00)

Hal senada ini juga diungkapkan oleh I7 yakni :

“sosialisasi ke warga seperti dengan mengundang RT/RW yang

bersangkutan, yang kaitannya aka nada pembangunan di wilayah RT-nya

lewat pra musrenbang contohnya, Apalagi kan kalo pembangunan fisik

masyarakat disini semangat, jadi lebih mudah teralisasi karena keinginan

dari mereka juga” (wawancara dilakukan tanggal 6-maret-2017 di rumah

kader pukul 14.00)

Page 120: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

103

Berdasarkan wawancara peneliti dengan ketiga informan di atas, yakni I5,

I6, dan I7 menunjukkan bahwa cara agar kegiatan dan program dapat terealisasi

dengan baik, yakni dengan cara publikasi dan komunikasi yang baik kepada

masyarakat mengenai perihal program dan kegiatan apa yang akan dilakukan.

Tentunya, dalam perencanaan yang dibuat berdasarkan kebutuhan

masyarakat, perencanaan juga harus disesuaikan dengan ketersediaan dana

anggaran Kelurahan yang cair. Namun, berdasarkan observasi yang peneliti

temukan dilapangan, ada beberapa rencana yang sebelumnya sudah tertuang dalam

Musrenbangkel mengenai pembangunan infrastruktur yang sulit terlaksana, hal ini

dikarenakan keterbatasan dana dan skala prioritas pihak Kelurahan.

Mengenai keterbatasan dana yang merupakan salah satu hambatan dalam

pengelolaan AAK untuk Pemberdayaan Masyarakat, maka, peneliti akan bertanya

kepada dua orang informan yakni sekretaris Kelurahan (I2) dan kasi pemberdayaan

masyarakat Kelurahan Samangraya (I4), yang mana menurut I2 mengenai masalah

dan hambatan khususnya mengenai keterbatasan dana yang ada, beliau

berpendapat :

“kita sudah melaksanakan musrenbangkel sebagai wadah aspirasi

masyarakat akan pembangunan di Kelurahan, namun pada kenyataannya,

dana yang turun tidak sesuai dengan kebutuhan, oleh karena itu kita harus

selalu menentukan skala prioritas. Missal kita sudah bermusyawarah

dengan masyarakat apa saja yang diinginkan dalam pembangunan

infrastrukur, meskipun terkadang banyak bantuan dan dari pemerintah

maupun CSR perusahaan kita tetap harus melakukan skala prioritas, ya

dengan sedikit-sedikit gitu pembangunan nya. Atau dengan penentuan

mana yang lebih urgent. ” (wawancara dilakukan di Kelurahan

Samangraya pukul 11.30)

Page 121: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

104

Berdasarkan wawancara di atas, Musrenbangkel merupakan kegiatan yang

sangat penting dimana selain untuk bermusyawarah mengenai pembangunan

Kelurahan, namun juga dapat sebagai ajang silaturahmi. Seperti yang

dikemukakan oleh I4, yakni

“musrenbangkel ini Alhamdulillah berjalan rutin yang dihadiri para RT,

RW, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, mitra Kelurahan juga ikut hadir,

kan samangraya ini deket pabrik, nah ada perwakilan dari mereka datang,

seperti dari Krakatau posco” (wawancara dilakukan di Kelurahan

Samangraya tanggal 12-januari-2017 pukul 9.00)

Berikut adalah tabel berupa bantuan CSR dari perusahaan yang ada di

wilayah kerja Kelurahan Samangraya

Tabel 4.3.8

Bantuan CSR dari perusahaan yang ada di wilayah kerja

Kelurahan Samangraya Tahun 2015

(Sumber : Lakip Kelurahan Samangraya 2015)

Berdasarkan Tabel 4.3.8 dan Wawancara yang dilakukan peneliti di atas,

dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Samangraya mendapat bantuan berupa CSR

dari perusahan setempat yang berdomisili di Kelurahan Samangraya, seperti KS

Posco yang membantu dalam kegiatan fisik. Selanjutnya, kasi pemberdayaan

masyarakat Kelurahan Samangraya (I4) juga menyampaikan pendapatnya

mengenai pertanyaan peneliti tentang hambatan dan masalah yang ada, beliau

berpendapat :

NO JENIS KEGIATAN VOLUME PELAKSANAAN

1 Pemasangan Paving Blok 205m2

PNPM/LPM dan KS

Posco

2 Rehab kantor lama menjadi

Medical Center 1 unit KS Posco

Page 122: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

105

“ hambatan ya pasti dana, karena yang cair tidak sesuai, makanya kan

kita sering mendahulukan yang lebih penting. Lalu, hambatan lainnya

adalah masyarakiat yang kurang ada keinginan untuk melanjutkan

program dan kegiatan yang dilaksanakan, jadi tidak berkelanjutan”.

(wawancara dilakukan tanggal 12-januari-2017 di Kelurahan Samangraya

pukul 09.00).

Berdasarkan wawancara peneliti dengan kasi pemberdayaan masyarakat

Kelurahan Samangraya di atas mengenai hambatan dalam pengelolaan AAK untuk

Pemerdayaan masyarakat, dapat disimpulkan bahwa keterbatasan dana dan

masyarakat yang kurang partisipatif terhadap program dan kegiatan yang

dilaksanakan. Hal senada dikemukakan juga oleh I2, beliau berpendapat bahwa :

“pasti dana ya, karena yang cair tidak sesuai, kita mengajukan anggaran

dan membuat rencana pembangunan namun keterbatasan dana lagi-lagi

menjadi hambatan, makanya kan kita sering mendahulukan yang urgent,

artinya harus segera dilakukan” (wawancara dilakukan tanggal 12-

januari-2017 di Kelurahan Samangraya pukul 11.00).(Dokumen lihat di

Gambar 4.2.1 Hal. 102)

Peneliti juga bertanya kepada empat narasumber diantaranya adalah I4, I5,

I6 dan I7 mengenai pendapatnya tentang bagaimana program pemberdayaan

masyarakat yang dibuat tepat sasaran, lalu beliau I4 mengatakan bahwa :

“sejauh ini yang kami buat dari tahap planning tentu program yang pasti

tepat sasaran untuk masyarakat, namun kan masalahnya di manfaatkan

oleh masyarakat atau tidak, diikuti atau tidak, itu yang akhirnya

menentukan keberhasialan sebuah program dan kegiatan tepat sasaran

atau tidak”. (wawancara dilakukan tanggal 9-februari-2017 di Kelurahan

Samangraya pukul 11.00).

Berdasarkan pendapat dari I4 yang dikemukakan di atas, diketahui bahwa

dari pihak Kelurahan khususnya kasi PM telah membuat program yang tepat

sasaran karena sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Hal lain

Page 123: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

106

dikemukakan oleh I5 mengenai tepat sasarannya kegiatan dan program

pemberdayaan masyarakat yang dibuat kasi PM, beliau berpendapat bahwa :

“kalau di PKK sih alhamdulilllah ibu-ibu datang karena kader kita pasti

ada disetiap RT jadi pendekatan nya lebih baik aja sama masyrakat,dan

menurut saya program yang ada sudah tepat sasaran sesuai dengan

masyarakat”. (wawancara dilakukan tanggal 10-maret-2017 di rumah

kader PKK pukul 11.00).

Berdasarkan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa program dan

kegiatan PKK sudah tepat sasaran, hal ini dikarenakan adanya kader disetiap RT

yang memudahkan pendekatan kepada masyarakat, Hal yang berbeda dingkapkan

oleh I6 dan I7 yakni:

“kalau saat ada musrenbangkel cukup ramai ya, banyak yang datang,

seperti RT, RW. Tapi kalau kegiatan Pelatihan-pelatihan tergantung,

beberapa ada yang ramai juga tapi ada beberapa yang tidak ramai yang

datang, dan biasanya yang ramai itu kegiatan fisik”(wawancara dilakukan

tanggal 9-maret-2017 dirumah anggota PKK pukul 16:00)

Berdasarkan wawancara peneliti dengan I6 di atas, dapat dketahui bahwa

masyarakat berpartisipasi cukup baik dalam Musrenbangkel, namun dengan

kegiatan lain seperti pelatihan tidak semua datang dan berpartisipasi. Sedangkan,

I7 mengungkapkan bahwa :

“tepat sasaran, karena sudah sesuai keinginan masyarakat, saya kan di

LPM dan kebanyakan pemberdayaan masyarakat lebih ke pembangunan

fisik, dan alhamdulilah masyarakat sekitar antuasias saat pembangunan

dilaksanakan”. (wawancara dilakukan tanggal 10-maret-2017 di rumah

anggota LPM pukul 15.00).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap ketiga informan

di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa program dan kegiatan yang tepat

sasaran adalah program yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat

Page 124: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

107

dipembangunan fisik. Hal ini sesuai dengan wawancara di atas bahwa masyarakat

antusias dengan adanya pembangunan fisik yang dicanangkan oleh LPM

Kelurahan Samangraya, seperti adanya pengaspalan, konblok dan pembuatan

selokan. Sedangkan sesuai yang dikatakan oleh kasi PM Kelurahan Samangraya

dan Karang Taruna Kelurahan Samangraya bahwa minat masyarakat kurang baik

dikegiatan seperti pelatihan dan pembinaan.

Selanjutnya, mengenai manfaat nyata yang dirasakan masyarakat terhadap

program Pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya, peneliti melakukan

wawancara dengan empat informan, yakni I5, I6, I7 dan I8.1 dan I8.2. Manfaat nyata

yang apa didapatkan oleh masyarakat sebenarnya cukup beragam tergantung

kegiatan dan program apa yang diikuti. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh I5 yakni :

“banyak ya tergantung kegiatan apa yang dilaksanakan. Kalau seperti

PKK banyak macamnya, seperti ada Pokja (kelompok kerja) di bidang

tertentu misal kesehatan yakni kerja sama dengan posyandu serta

puskesmas dan kita ada pelatihan keterampilan seperti masak, tata rias

dan busana” (wawancara dilakukan tanggal 10-maret-2017 di rumah

anggota PKK pukul 14.00).

Lain halnya dengan yang dikemukakan oleh I6, beliau berpendapat

mengenai program dan kegiatan yang dilakukan :

“tergantung kegiatan kita, di karang taruna ini ada divisi. seperti divisi

bagian keamanan, keagamaan, industri, dan masih banyak lagi. Jadi kita

tugasnya memberdayakan pemuda, seperti mengikuti pelatihan-pelatihan

dan pembinaan yang diselenggarakan oleh pihak Kelurahan dalam rangka

pembinaan dan penguatan lembaga pemberdayaan masyarakat”

Page 125: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

108

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan dua infroman berbeda di

atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat nyata yang didapat memang berbeda dari

satu sama lain, hal ini dikarenakan adanya keragaman kegiatan dan program yang

dilaksanakan tiap masing-masing kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan. Hal senada diungkapkan juga oleh I7 yakni :

“manfaat nyata kalau di LPM lebih kearah pembangunan fisik yang

sudah saya bilang sebelumnya, kita ini (bersama masyarakat) yang bangun

drainase, jalan konblok sama buat jembatan yang merupakan salah satu

skala prioritas juga” (wawancara dilakukan tanggal 10-maret-2017 di

rumah anggota LPM pukul 15.00).

Gambar 4.3 Drainase & Jembatan

Gambar 4.3.1 Konblok Jalan

Page 126: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

109

Berdasarkan wawancara dan gambar yang ada di atas, dapat terlihat bahwa

adanya kegiatan fisik yang dilakukan masyarakat, seperti pembuatan jembatan dan

konblok jalan yang pengerjaannya dibantu oleh masyarakat yang sekitar. Hal

tersebut juga merupakan salah satu skala prioritas yang dilakukan mengingat

pentingnya ketersediaan jembatan guna masyarakat. Begitu juga diungkapkan

oleh masyarakat, beliau I8.1 berpendapat mengenai manfaat yang didapatkan dari

program dan kegiatan yang diikuti yakni:

“manfaat yang nyata itu terasa saat ada pelatihan-pelatihan, jadi ya pasti

banyak manfaat seperti mendapatkan keahlian yang didapat oleh

masyarakat” (wawancara dilakukan tanggal 18-april-2017 di rumah

masyarakat pukul 15.00).

Hal senada diungkapkan oleh I8.2, belliau berpendapat :

“lumayan banyak ya, seperti menanam tanaman, masak-masak, bikin kue

juga, menjahit kerudung seperti tata busana juga diajarkan, tepatnya saat

ada program P2WKSS jadi ya bermanfaat lah” (wawancara dilakukan

tanggal 18-april-2017 di rumah masyarakat pukul 12.00).

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan informan di atas,

dapat disimpulkan bahwa manfaat nyata yang didapat masyarakat cukup beragam,

dan itu tergantung dari apa kegiatan dan program pemberdayaan masyarakat yang

diikuti. Selanjutnya, pertanyaan berikutnya yang diajukan peneliti dalam tahap

Actuating ini adalah mengenai kesesuaian penggunaan alokasi anggaran Kelurahan

(AAK) di lapangan, peneliti melakakukan wawancara dengan tiga Informan, yakni

I5, I6, dan I7. Berikut adalah pendapat yang dikemukakan oleh 15 sebagai berikut :

“Penggunaan anggaran dana AAK untuk kegiatan kita sudah sesuai

dengan kegiatan yang dilakukan, tapi dananya terbatas, seperti adanya

kegiatan pembinaan 100KK, yang mana jika dana ada, bisa menambah

Page 127: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

110

kuota peserta yang datang, apalagi kegiatan yang didalamnya ada

pelatihan tataboga dan menjahit ini cukup diminati”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan I5 di atas, dapat

disimpulkan bahwa anggaran dana AAK sudah sesuai, namun jika dana yang

tersedia tidak terbatas, maka akan lebih bisa mengembangkan kegiatan dan

program yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, contohnya seperti

bisa menambah kuota peserta. Hal yang berbeda diungkapkan oleh I6, yakni:

“sejauh ini, program dan kegiatan dari Kelurahan untuk karang taruna

sendiri lebih kearah non fisik, seperti pembinaan dan pengguatan

kelembagaan , dan cukup rutin setiap tahun, jadi ya menurut saya ya

sudah cukup sesuai dengan AAK yang direncanakan”

Berdasarkan wawancara dengan I6 di atas, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan karang taruna lebih kearah non fisik seperti pembinaan dan sosialisasi

setiap tahun, hal lain jugabdiungkapkan oleh I7, yakni :

“kalau kita LPM selain dapat dari AAK, kita juga langsung mendapat

bantuan dari pemerintah, tahun 2015 bantuan provinsi, jadi ya pasti

digunakan dengan baik mesti kita tetap ikut Kelurahan dalam menentukan

prioritas mana dulu yang lebih penting, mengingat adanya keterbatasan

dana, jadi kita mengerjakan yang lebih urgent saja” (wawancara

dilakukan tanggal 10-maret-2017 di rumah anggota LPM pukul 15.00)

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

AAK sudah cukup sesuai dengan Perencanaan kegiatan yang telah dibuat

sebelumnya. Namun, hambatan terletak diterbatasnya dana kegiatan yang mana

berdasarkan wawancara di atas dengan I5, menunjukan bahwa seandainya dana

tidak terbatas, maka akan lebih menambah Kuota peserta yang bisa datang dalam

kegiatan. Hal ini dapat terlihat dari jawaban yang serupa dengan wawancara yang

Page 128: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

111

dilakukan dengan ketiga informan yang mana ikut bertanggung jawab membantu

Kasi PM dalam pelaksanaan kegiatan dan program pemberdayaan masyarakat.

4. Tahap Pengawasan (Controlling)

Monitoring, Pelaporan dan Evaluasi termasuk ke dalam tahap Pengawasan

dalam Manajemen Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK). Dalam tahap ini,

Pengawasan manajemen AAK untuk Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh

Kepala Lurah.

Pelaporan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang berisi rincian kegiatan

dan rincian anggaran dibuat oleh Pelaksana Kegiatan, atau dalam hal ini adalah

bidang Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Samangraya. Pelaporan ini dibuat

per-kegiatan yang kemudian disatukan dalam Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)

Kegiatan PM per-tahun dengan diketahui dan disetujui oleh Lurah Samangraya,

yang kemudian di Serahkan Kepada Pihak Kecamatan melalui Kasi Pemberdayaan

Masyarakat Yang Kemudian Disatukan Dengan Laporan Kinerja Kecamatan.

Mengenai bentuk pengawasan yang dilakukan terhadap kegiatan dan

program pemberdayaan masyarakat, beliau I1 berpendapat bahwa :

“bentuk pengawasan yang saya lakukan terhadap program dan kegiatan

PM ini, bentuknya seperti saya datang ke lapangan dan kebetulan dalam

setiap kegiatan yang berlangsung, selain untuk memberikan sambutan

hingga pembukaan acara, saya di lokasi juga sambil memonitoring

jalannya kegiatan”. (wawancara dilakukan di Kelurahan Samangraya

tanggal 14-maret-2017 pukul 13.00)

Berdasarkan wawancara dengan I1 diatas, dapat disimpulkan bahwa beliau

melakukan pengawasan/monitoring dengan hadir dalam setiap kegiatan yang

Page 129: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

112

diadakan, hal ini senada dengan pendapat I1 di atas, I4 juga mengungkapkan

bahwa:

“Pengawasan dilakukan oleh Lurah Samangraya, beliau datang juga pasti

sebagai pembuka acara dan pember sambutan, jad tidak ada dokumen

pengawasan khusus, karena selama ini kegaitan berjalan baik dan

alhamdulilah tidak ada masalah yang berarti” (wawancara dilakukan

tanggal 9-februari-2017 di Kelurahan Samangraya pukul 11.00).

Berdasarkan wawancara ditatas, beliau I4 membenarkan bahwa

Pengawasan telah dilakukan oleh Lurah Samangraya dengan hadir dan

memonitoring jalannya kegiatan. Selanjutnya, Pengawasan juga dilakukan oleh

Pihak kecamatan, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh I3, beliau

mengatakan bahwa :

“Dengan datang ke kegiatan atau program yang sedang berjalan, dan

biasanya kita juga diberi undangan oleh pihak Kelurahan dalam kegiatan

yang berlangsung, kita sambil memonitoring jalannya kegiatan juga”

(wawancara dilakukan tanggal 31-oktober-2016 di kecamatan Citangkil

pukul 11.00).

Berdasarkan wawancara dengan ketiga informan di atas, dapat disimpulkan

bahwa pengawasan telah dilakukan oleh Lurah Samangraya dan Pihak Kecamatan,

atau dalam hal ini adalah Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Citangkil.

Namun, dalam hal ini Pengawasan yang dimaksud merupakan pengawasan yang

hanya terbatas pada monitoring dan mengamati jalannya program dan kegiatan.

Selanjutnya mengenai Evaluasi, peneliti menemukan adanya masalah

dalam tahap Pengawasan ini khususnya dalam aspek Evaluasi, mengingat Evaluasi

termasuk dalam aspek Pengawasan yang baik, beliau I4 berpendapat :

Page 130: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

113

“evaluasi setelah kegiatan kita gak ada, jadi ya palingan langsung ke

pelaporan kegiatan aja, yang dibuatnya per-kegiatan” (wawancara

dilakukan di Kelurahan Samangraya tanggal 9 Mei 2017 pukul 9:00)

Senada dengan yang diungkapkan I4, I2 berpendapat bahwa :

“Evaluasi kita belum ada, ya mungkin ke depannya bisa kita adakan”

(wawancara dilakukan di Kelurahan Samangraya tanggal 9 Mei 2017

pukul 13:00)

Berdasarkan wawancara dengan kedua informan di atas, dapat disimpulkan

bahwa tidak adanya Evaluasi yang dilakukan oleh pihak Kelurahan Samangraya

khususnya kasi PM dalam setiap Program dan Kegiatan yang telah berjalan. Selain

itu, dapat juga disimpulkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Lurah

Samangraya dan Pihak Kecamatan lewat kasi Pemberdayaan masyarakatnya

dilakukan dengan datang langsung ke lapangan, tanpa adanya dokumen khusus

tertentu. Lalu, selanjutnya mengenai pembuatan Laporan Kegiatan atau Laporan

pertanggung jawaban, Lurah Samangraya, I1 mengemukakan pendapatnya bahwa :

“laporan ini dibuat oleh kasi PM dalam bentuk laporan per-kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan lalu di tandatangani oleh saya yang

kemudian disatukan laporan pertahun yang kemudian di tindak lanjuti ke

pihak kecamatan”. (wawancara dilakukan di Kelurahan Samangraya

tanggal 14-maret-2017 pukul 13.00)

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Kasi Pemberdayaan

Masyarakat Kecamatan Citangkil di atas, dapat disimpulkan bahwa Pelaporan

kegiatan yang dilakukan oleh pihak Kelurahan Samangraya terkait kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat sudah berjalan baik, lain halnya dengan Evaluasi yang

seharusnya dilakukan, namun di Kelurahan Samangraya tidak adanya Evaluasi

yang dilakukan setelah selesainya kegiatan berlangsung. Sedangkan evaluasi

Page 131: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

114

merupakan aspek yang cukup penting guna perbaikan dan Improvement dalam

kegiatan mendatang.

4.4 Pembahasan

Langkah selanjutnya dalam proses analisis data adalah melakukan kegiatan

interprestasi hasil penelitian. Interprestasi hasil penelitian merupakan penafsiran

terhadap hasil akhir dalam melakukan pengujian data dengan teori dan konsep

para ahli sehingga bisa mengembangkan teori atau bahkan menemukan teori baru

serta mendeskripsikan dari hasil data dan fakta di lapanngan.

Dalam hal ini, peneliti akan menghubungkan temuan hasil penelitian

dilapangan dengan dasar yang telah ditetapkan sejak awal mengenai Pengelolaan

Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Samangraya Kecamatan Citangkil Kota Cilegon dengan menggunakan teori

Manajemen yang diperkenalkan Terry (2010:9) dengan dimensi yang disingkat

POAC yakni, Planning (Perencanaan) , Organizing (Pengorganisasian) , Actuating

(Penggerakan/ Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan).

Namun, dalam pelaksanaannya banyak masalah yang ditemukan peneliti

yang kaitannya dengan Bagaimana Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan

(AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya serta Bagaimana

bentuk keterlibatan masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan

(AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya yang diperoleh

berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara langsung peneliti dengan

informan penelitian di lapangan.

Page 132: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

115

A. Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan

masyarakat Kelurahan Samangraya

1. Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi

pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Hasibuan,

2007:93). Pertama, dalam dimensi perencanaan ini, pihak Kelurahan Samangraya

khususnya kasi Pemberdayaan Masyarakat dalam menyusun dan membuat rencana

kerjanya sebenarnya sudah cukup baik. hal ini terlihat dari rencana kerja yang

telah dibuat dengan baik oleh kasi pm Kelurahan Samangraya dengan meneruskan

program yang sebelummnya telah berjalan dengan baik lalu dilanjutkan di tahun

berikutnya, selain itu, dalam membuat rencana kegiatan, tidak lupa kasi PM

memasukan kegiatan yang merupakan keinginan atau usulan warga mengenai

pemberdayaan masyarakat.

Namun, dikarenakan belum adanya pembagian yang jelas dari Peraturan

Walikota tahun 2015 tentang pembagian berapa persen utnuk pemberdayaan

masyarakat bagian fisik dan non-fisik, maka dalam membuat rencana kerja ini,

Pembuatan rencana Penggunaan Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat masih tergantung dari seberapa kreatif dan

inovatif individunya, dalam hal ini adalah pegawai-nya. Contohnya di tahun 2016

diadakan pelatihan Bahasa Asing yang semula di Tahun 2015 tidak diadakan.

Selain itu, mengingat perencanaan yang dibuat oleh Kasi PM ini

merupakan usulan dan keinginan dari masyarakat baik saat musyawarah formal

Page 133: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

116

maupun usulan langsung yang diajukan, meskipun kebanyakan usulan adalah

pembangunan fisik daripada non fisik. Adapun usulan untuk kegiatan pelatihan

keterampilan dan pembinaan, yang pada akhirnya keterampilan yang telah didapat

ini tidak diterapkan dan diteruskan oleh masyarakat, sehingga banyak program

tidak berjalan secara berkelanjutan.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan

persatuan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,

menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang secara relative

didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut.

(Hasibuan, 2007:118).

Kedua, pihak Kelurahan Samangraya khususnya kasi pemberdayaan

masyarakat dalam pengorganisasian sudah cukup baik. hal ini dapat terlihat dari

pembagian tanggung jawab kepada setiap kelembagaan yang telah dibentuk di

Kelurahan Samangraya. Kelembagaan itu ada LPM (Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat) yang lebih condong hanya ke Pembedayaan Masyarakat kegiatan

Fisik, seperti pembuatan Drainase, pengaspalan dan Pembuatan jalan Konblok.

Selain itu untuk pemberdayaan masyarakat non-Fisik, ada PKK Kelurahan yang

mencakup beberapa kelompok yang diberdayakan, seperti Pokja (kelompok kerja)

dan Kelompok Wanita Tani, lalu selain PKK juga ada Karang Taruna yang

berjumlah 35 orang. Masing-masing dari kelembagaan tersebut bertanggung jawab

dan berjalan sesuai dengan tupoksi yang ada.

Page 134: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

117

3. Actuating (Pelaksanaan)

Actuating menurut Purwanto (2006: 58) Penggerakan adalah membuat

semua anggota organisasi mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta

bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha

pengorganisasian . Actuating merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

manajemen, karena mencakup directing (pengarahan), dan coordinating

(bekerjasama).

Ketiga, dalam dimensi Actuating, pihak Kelurahan Samangraya dalam

pelaksanaan kegiatan pengelolaan alokasi anggaran Kelurahan untuk

pemberdayaan masyarakat Kelurahan masih tersandung dengan masalah dan

temuan utama, yakni masyarakat. Hal ini senada dengan identifikasi masalah

peneliti dengan temuan yang ada di lapangan. Contohnya seperti awalnya

masyarakat semangat bahkan terkadang meminta untuk diadakannya sosialisasi

atau pelatihan keterampilan, tapi giliran sudah dilaksanakan, masyarakat malah

tidak melanjutkan keterampilan dan ilmu yang dimilki.

Lebih lanjut, beberapa program pelatihan keterampilan dan pembinaan

yang rutin dilaksanakan tiap tahun yang diperuntukkan untuk masyarakat yang

memang menjadi kelompok sasaran sayangnya memang berjalan kurang baik, hal

ini dapat terlihat dari sikap demotivasi masyarakat yang tidak berminat untuk

melanjutkan keterampilan yang dimilki menjadi salah satu masalah yang

mengakibatkan program peningkatan taraf hidup masyarakat tidak berjalan baik.

Page 135: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

118

Hal tersebut disebabkan karena masyarakat yang juga menginginkan tidak

hanya pelatihan keterampilan, namun masyarakat juga menginginkan

penyokongan berupa dana dan distribusi produk dari Pihak Kelurahan. Namun,

penyokongan dan distribusi ini tidak semua Kelurahan Samangraya dapat bantu,

karena kurangnya dana dan adanya skala prioritas lain, salah satu contohnya

seperti Pembuatan jembatan dan Jalan Tembus untuk penguhubung kedua

Kampung di Kelurahan Samangraya.

Selain itu, dalam pelaksanaan Pengelolaan Alokasi anggaran untuk

pemberdayaan masyarakat Kelurahan ini juga didapat dalam temuan lain peneliti

di lapangan, yakni keterbatasan dana yang cair. Berdasarkan wawancara dengan

informan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keterbatasan dana menjadi

penyebab utama rencana-rencana kerja yang telah dibuat kasi PM dan di

rencanakan oleh masyarakat tidak dapat terealisasi dengan baik. hal ini

dikarenakan dana yang cair tidak sesuai dengan permohonan anggaran.

Namun, selebihnya kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang didanai oleh

AAK ini berjalan baik, seperti Program Raskin, program LPM yang lebih kearah

pembangunan fisik dan Kelompok Wanita Tani (KWT) serta UKM binaan

Kelurahan. Yang mana, dalam KWT tersebut, masyarakat yang tergabung dalam

kelompok tani diberi pelatihan dan pembinaan mengenai bercocok tanam yang

baik dan bagaimana caranya memanfaatkan halaman rumah. Hal yang sama juga

terealisasikan dalam UKM binaan masyarakat yang mana hasil produksi rumahan

Page 136: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

119

tersebut seperti kue kering dan snack dapat dijual di beberapa koperasi perusahaan

yang bermitra dengan Kelurahan Samangraya karena berada di kawasannya.

4. Controlling (Pengawasan)

Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat

untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan. Controlling sendiri terdiri dari Pengawasan itu sendiri, Pelaporan,

dan Evaluasi yang dilakukan setelah selesai kegiatan.

Keempat, dalam dimensi ini, pihak Kelurahan Samangraya dalam kegiatan

pengawasan pengelolaan alokasi anggaran Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan

masyarakat dinilai cukup baik, begitu pula dengan Pelaporan kegiatan atau LPJ

kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang dibuat oleh kasi PM yang sudah berjalan

cukup baik, lain halnya dengan Evaluasi yang seharusnya dilakukan, di Kelurahan

Samangraya Tidak adanya Evaluasi yang dilakukan setelah selesainya kegiatan

berlangsung. Sedangkan Evaluasi merupakan aspek yang cukup penting guna

perbaikan dan Improvement dalam kegiatan mendatang.

B. Bentuk keterlibatan masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi Anggaran

Kelurahan (AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan

Samangraya

Bentuk keterlibatan masyarakat masuk ke dalam tahap Perancanaan yang

berdasarkan hasil penelitian telah melibatkan masyarakat. Hal ini dapat terlihat

dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan informan, yaitu I4 selaku Kasi

Page 137: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

120

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya dengan I8, atau dalam hal ini

adalah Masyarakat .

Masyarakat Kelurahan Samangraya telah berkontribusi dalam pembuatan

perencanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan

Samangraya, hal sesuai dengan hasil wawancara dengan I4 bahwa beliau membuat

Perencanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat selain berdasarkan kegiatan yang

memang sudah ada tahun sebelumnya, juga berdasarkan usulan masyarakat.

Usulan masyarakat ini dapat bersifat formal dan non-formal. Contoh dari

usulan masyarakat yang bersifat formal telah dilakukan dengan adanya

Musrenbang Kelurahan yang mana merupakan wadah untuk menampung aspirasi

dan harapan akan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Sedangkan usulan non-

formal bisa berupa sharing atau diskusi yang kadang masyarakat ungkapkan secara

langsung kepada pihak Kelurahan.

Keterlibatan masyarakat selanjutnya juga ada dalam tahap Pelaksanaan,

dimana masyarakat telah mengikuti program dan kegiatan dari Pemberdayaan

Masyarakat, meksipun ada beberapa kegiatan yang masyarakat kurang minati

seperti pelatihan keterampilan, yang mana tidak berkelanjutan dikarenakan sikap

demotivasi masyarakat yang tidak tertarik untuk melanjutkan keahlian yang telah

dimiliki.

Sedangkan dalam tahap pengawasan, tidak adanya keterlibatan masyarakat

akan program yang telah dilaksanakan, hal ini karena di Kelurahan Samangraya

Pengawasan dilakukan oleh Pihak yang menyelenggarakan dan pihak yang

Page 138: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

121

bertanggung jawab saja seperti Lurah Kelurahan Samangraya dan Pihak

Kecamatan Citangkil serta Dinas Terkait.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti melihat bahwa hasil

keseluruhan dari pengelolaan alokasi anggaran Kelurahan (AAK) untuk

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil Kota

Cilegon tahun 2015 Belum Maksimal, hal ini diperoleh berdasarkan pembahasan

yang telah diuraikan sebelumnya.

Berikut adalah tabel gambaran pembahasan yang peneliti lakukan dengan

menggunakan teori fungsi manajamen oleh Terry (2009:10) yang dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel 4.4. Pembahasan dan Hasil Temuan Lapangan

Dimensi Hasil Temuan Lapangan

Perencanaan

Dalam dimensi perencanaan, kasi PM

Kelurahan Samangraya meneruskan

program yang sebelummnya telah

berjalan dengan baik lalu dilanjutkan

tahun berikutnya, selain itu, dalam

membuat rencana kegiatan, tidak lupa

kasi PM memasukan kegiatan yang

merupakan keinginan atau usulan warga

mengenai pemberdayaan masyarakat. Hal

ini dilakuakan mengingat karena belum

adanya ketentuan aturan yang membahas

pembagian fisik dan nonfisik. Selain itu,

mengingat perencanaan yang dibuat oleh

Kasi PM ini merupakan usulan dan

keinginan dari masyarakat baik saat

musyawarah formal maupun usulan

langsung yang diajukan, meskipun

Page 139: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

122

kebanyakan usulan adalah pembangunan

fisik daripada non fisik. Adapun usulan

untuk kegiatan pelatihan keterampilan

dan pembinaan, yang pada akhirnya

keterampilan yang telah didapat ini tidak

diterapkan dan diteruskan oleh

masyarakat, sehingga banyak program

tidak berjalan secara berkelanjutan.

Pengorganisasian

Dalam dimensi pengorganisasian, di

Kelurahan Samangraya sudah adanya

pembagian tanggung jawab kepada setiap

kelembagaan yang telah dibentuk di

Kelurahan Samangraya. Dan

kelembagaan tersebut berjalan sesuai

tupoksinya.

Kelembagaan pemberdayaan Masyarakat

ini adalah LPM (Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat) yang mana kedua lembaga

ini lebih kearah pembangunan Fisik. Lalu

ada PKK Kelurahan yang menaungi

POKJA (Kelompok Kerja), dan KWT

(kelompok wanita tani). serta terakhir ada

Karang taruna, yang lebih

memberdayakan Pemuda Kelurahan

Samangraya dalam segala bidang. Baik

social, ekonomi, agama dan industry.

Pelaksanaan/Penggerakan

Demotivasi dan minat masyarakat yang

kurang terhadap program yang dibuat

oleh Kasi PM Kelurahan Samangraya

serta adanya keterbatasan dana yang

membuat beberapa program dan kegiatan

yang telah diusulkan warga menjadi tidak

teralisasi. Namun selebihnya,

pengelolaan AAK untuk Pemberdayaan

masyarakat kelurahn samangraya sudah

sesuai dengan kegiatan yang ada

dilapangan. Terutama pada Kegiatan dan

program yang bersifat pembangunan

fisik, seperti pembangunan jembatan ,

pembuatan jalan konblok, dan pembuatan

WC warga. Program-program lain seperti

Pembagian benih tanaman seperti cabe

Page 140: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

123

dan tomat pada KWT (Kelompok wanita

Tani) pun berjalan baik karena

berkelanjutan hinnga saat ini.

Pengawasan

Dalam dimensi pengawasan ini, peneliti

dapat menyimpulkan bahwa Kelurahan

Samangraya dalam aspek pelaporan

telah berjalan baik, namun tidak dengan

aspek Evaluasi, karena tidak adanya

evaluasi yang dilakukan usai kegiatan

dilaksanakan. Padahal, evaluasi berperan

penting guna kegiatan mendatang agar

berjalan lebih baik dari sebelumnya.

Sumber : Peneliti 2017

Page 141: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

124

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian, Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan

(AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya Kecamatan

Citangkil Kota Cilegon dinilai Belum Maksimal, hal ini dikarenakan masih

ditemukannya masalah-masalah dalam proses Perencanaan, pengorganisasian,

Pelaksanaan dan Pengawasan. Peneliti juga akan mengungkapkan bagaimana

bentuk Keterlibatan masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi Anggaran Kelurahan

(AAK) untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Samangraya Kecamatan

Citangkil Kota Cilegon. Maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

a) Dalam tahap Perencanaan, belum adanya ketentuan pembagian tentang

berapa persen dari penggunaan AAK untuk berbagai program

pemberdayaan masyarakat yang ada. Mengingat, di Kota Cilegon tahun

2015 belum diterapkan Perda atau Perwal yang membahas pembagian dana

tersebut, sehingga Kasi PM yang membuat sendiri program dan kegiatan

yang akan dilakukan.

b) Dari semua tahap Fungsi manajemen yang ada, hasil penelitian dalam

Tahap Pengorganisasian ini dinilai sudah berjalan baik, karena Sudah

adanya Pembagian Tanggung Jawab kepada setiap kelembagaan yang telah

Page 142: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

125

dibentuk di Kelurahan Samangraya, dan kelembagaan tersebut telah

berjalan sesuai tupoksinya.

c) Tahap Pelaksanaan, Pihak Kelurahan Samangraya memiliki permasalahan

utama, yakni Keterbatasan Dana yang cair. Keterbatasan dana yang cair

membuat program dan kegiatan khususnya fisik, tidak dapat terealisasi

dengan baik. selain itu Keadaan masyarakat yang demotivasi dan kurang

berminat untuk melanjutkan keahlian yang dimiliki membuat program

tidak berjalan sesuai harapan.

d) Tahap terakhir adalah Pengawasan. Dalam dimensi pengawasan ini,

mencakup pelaporan dan evaluasi yang dilakukan. Namun dalam aspek

Evaluasi, tidak berjalan baik, hal ini dikarenakan tidak adanya evaluasi

yang dilakukan usai kegiatan dilaksanakan. Padahal, evaluasi berperan

penting guna kegiatan mendatang agar berjalan lebih baik dari sebelumnya.

e) Keterlibatan masyarakat dalam Perencanaan Pengelolaan Alokasi

Anggaran Kelurahan (AAK) untuk Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Samangraya dapat terlihat dari adanya usulan yang dikemukakan baik

formal dan non-formal, seperti adanya usulan langsung kepada pihak

Kelurahan, hingga adanya Musrenbangkel.

5.2. Saran

Pengelolaan atau Manajemen Alokasi Anggaran Kelurahan (AAK) untuk

pemberdayaan masyarakat dengan teori fungsi manajemen POAC menjadi rujukan

peneliti dalam memberikan sumbangsih pemikiran dalam bentuk saran yang dapat

Page 143: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

126

dipertimbangkan oleh pihak Kelurahan Samangraya, khususnya Kasi

Pemberdayaan Masyaarakat pada masa-masa mendatang. Adapun saran-saran

tersebut antara lain :

1. Perencanaan (planning)

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pihak Kelurahan

Samangraya guna menyepurnakan perencanaan yang telah ada saat ini, yakni :

a) Dalam rangka membuat Perencanaan, Hendaknya dibarengi dengan

penjelasan dan rincian yang jelas tentang seperti apa program yang

akan diadakan dan manfaat langsung apa saja yang nantinya akan

masyarakat peroleh.

b) Dalam pembuatan perencanaan, sebaiknya juga dilihat terlebih dahulu

ketersediaan Dana tahun sebelumnya, agar keinginan masyarakat

sesuai dengan dana yang ada nantinya.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Menjaga dan meningkatkan komunikasi antara pihak Kelurahan

Samangraya khususnya Kasi PM dengan kelembagaan pemberdayaan masyarakat

yang ada, misalnya dengan diadakannya silaturahmi sekaligus forum sharing

antara pihak Kelurahan dengan kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat. Selain

itu, bisa juga dengan adanya wisata bersama guna mempererat dan menjaga

komunikasi yang baik.

Page 144: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

127

3. Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating)

Dalam dimensi ini, terdapat hal-hal yang dapat dilakukan oleh pihak

Kelurahan Samangraya guna menyempurnakan dimensi Pelaksanaan yang telah

ada saat ini, yakni :

a. Diharapkan kepada pihak Kelurahan untuk selalu melakukan

forecasting atau perkiraan pada saat Perencanaan, sehingga dalam

pelaksanaan, keinginan, keikutsertaan dan manfaat sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Contohnya seperti pada saat pembuatan

rencana tentang program yang akan dibuat dalam Pemberdayaan

masyarakat, hendaknya membuat perkiraan juga tentang bagaimana

respon masyarakat, minat masyarakat serta manfaat untuk masyarakat

tersebut.

b. Diharapkan juga adanya sosialisasi dari Kepala Kelurahan atau dalam

hal ini adalah Lurah Samangraya guna memberikan dukungan dan

pemahaman yang baik kepada masyarakat terkait berbagai kegiatan

dan program pemberdayaan fisik dan non-fisik yang berjalan.

4. Pengawasan (Controlling)

a. Diharapkan adanya Evaluasi yang dilakukan Kasi PM beserta Pihak

terkait seperti Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat usai

berakhirnya Kegiatan, agar ke depannya, kegiatan dapat berjalan

sesuai harapan.

Page 145: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Agus, Suryono. (2001). Ekonomi Politik Pembangunan dalam Perspektif Teori Ilmu

Sosial. Malang : UM Press

Anwas, M . (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung : Alfabeta

Arikunto, S., & Cepi, S.A.J. (2009). Evaluasi Program Pendidikan Pedoman

Teoritis Praktik bagi mahasiswa dan praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT Rineka Cipta

Djohani, R. (2003). Partisipasi, Pemberdayaan, dan Demokrasi Komunitas Bandung:

Studio Driya Media

Echols, John M dan Hasan Shadily. (2000). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja

Grafindo.

Fakih, M. (2001). Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:

Penerbit Insist Press.

Fasli Jalal dan Dedi Supriadi. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi

Daerah. Yogyakarta : Adicita

Gardner, K & Lewis, D. (2005). Antropologi Pembangunan & Tantangan

Pascamodern Terjemahan Yosef M. Florisan. Maumere: Penerbit Ledalero

Handoko, T. Hani. (1995). Manajemen personalia dan sumber daya manusia.

Yogyakarta : BPFE

Page 146: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

H.A.R. Tilaar. (2009). Kekuasaan dan Pendidikan : Kajian Manajemen Pendidikan

Nasional dalam Pusaran kekuasaan. Jakarta : Rinika Cipta

Hasibuan, M. S.P. (2003). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hikmat, Harry. (2001). Strategi Pembrdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora

Utama Press

Hidayat, Syafrudin. (2002). Metode Penelitian. Bandung : Mandar Jaya

Moleong, L. J. (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Nasution, Zulkarnaen. (2007). Komunikasi Pembangunan : Pengenalan Teori dan

Penerapannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Siagian, Sondang P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara

Siagian, Sondang P. (2005). Fungsi-Fungsi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara

Astuti, Irene. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan..

Yogyakarta : Pustaka belajar

Soehartono, Irawan. (2010). Metode penelitian social : Suatu Teknik Penelitian

Bidang Ilmu Kesejahteraan. Bandung : PT. Remaja Rosdakaraya

Soetrisno. (2001). Pemberdayaan dan Upaya Pembebasan Kemiskinan. Yogyakarta :

Philosophy Press

Sugiyah. (2001). Partisipasi Komite Sokolah dalam Penyelenggaraan Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah Dasar (SD) Negeri IV Wates,

Kabupaten Kulon Progo, Tesis. Yogyakarta : PPS – UNY

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D.

Bandung : CV. Alfabeta.

Page 147: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Refika Aditama.

_________. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Refika Aditama.

Sumaryadi, I Nyoman. (2005). Perencanaan pembangunan daerah otonomi dan

Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Citra Utama

Sumodinigrat, Gunawan (2007). Pemberdayaan Sosial. Jakarta : Kompas Media

Nusantara

Terry, George dan Leslie W. Rue. (2010). Dasar-dasar manajemen. Jakarta : Bumi

Aksara

Terry, George. (2010). Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara

Tim Mirah Sakethi. (2010). Porgram Pembrdayaan Masyarakat Kelurahan Provinsi

DKI Jakarta. Jakarta : PT Mirah Sakethi

Trijono, Lambang. (2007). Pembangunan sebagai perdamaian : Rekonstruksi

Indonesia Pasca Konflik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Wijayanti, Irine Diana Sari. (2008). Manajemen, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan

Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kelurahan

Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Kota Cilegon

Page 148: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Peraturan Walikota Cilegon Nomor 34 Tahun 2015 tentang Dana pembangunan

Wilayah Kelurahan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

kota Cilegon (DPWkel)

Skripsi dan e-Jurnal :

Cornellius, Complek Caro. 2015. E-journal Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau. Universitas

Tanjungpura Pontianak

Dina Fariani. 2014. Efektivitas Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Kelurahan di Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Risya Novita Sari, et al. 2015. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Perspektif

Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kantor Pemerintahan Desa Ngasem,

Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri). Universitas Brawijaya Malang

Rinaldi, Berli. 2015. manajemen pengelolaan sampah pasar RAU Trade Center di

Kota Serang Provinsi Banten Tahun 2014. Serang. : Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

Virgie Delawillia Kharisma, 2013. Pola Pemanfaatan Dana Alokasi Dana Desa

(ADD) Di Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten

Sumenep Tahun Anggaran 2008-2012. Universitas Jember

Wahyu Firmansyah. 2016. Analisis Pwlaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) PT. Krakatau Daya Listrik di Kelurahan Samangraya Kota Cilegon.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-Skpd) Kecamatan Citangkil

Tahun 2016

Page 149: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Lainnya :

a) Kelurahan Samangraya,”Profil Kelurahan”. 31 Agustus 2012,

<http://kelurahansamangraya.blogspot.co.id/2012/08/profil-kelurahan.html>

[Diakses Januari 2017)

b) BelajarPsikologi.com,”Metode Penelitian Kualitatif” 2013.

<http://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif/>[Diakses Desember

2016]

c) http://kbbi.web.id

Page 150: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : A. Dimyati, SH, MM (I1)

Instansi/jabatan : Lurah Kelurahan Samangraya

Hari/tanggal : 14 maret 2017

Lokasi wawancara : Kelurahan Samangraya

Catatan wawancara :

1. Apakah ada rencana yang dibuat sebelum penggunaan AAK untuk

pemberdayaan masyarakat kelurahan samangraya ?

”Perencanaan memang dibuat oleh masing-masing kasi, yang nantinya akan

disandingkan dengan musrenbangkel yang berisi opini dan harapan warga

masyarakat sebagai bentuk partisipasinya dalam pemberdayaan masyarakat,

terutama dalam pembangunan fisik”

2. Bagaimana bentuk pengawasan yang diberikan terhadap program dan

kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“bentuk pengawasan yang saya lakukan terhadap program dan kegiatan PM

ini, bentuknya ya saya datang ke lapangan atau saat kegiatan. Dan kebetulan

dalam setiap kegiatan yang berlangsung, tentu saya sebagai Lurah pasti datang

untuk memberikan sambutan hingga pembukaan acara. Jadi saya di lokasi

juga sambil memonitoring jalanya kegiatan”.

3. Bagaimana bentuk Laporan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“laporan ini dibuat oleh kasi PM dalam bentuk laporan per-kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat kelurahan lalu di tandatangani oleh saya yang

kemudian disatukan laporan pertahun yang kemudian di tindak lanjuti ke

pihak kecamatan”

4. Apakah ada evaluasi yang dilakukan dalam setiap program dan kegiatan yang

berlangsung? Jika iya, seperti apakah evaluasi yang dilakukan?

“ evaluasi sih belum ada, paling ya Cuma ngobrol dan sharing-sharing saja

sekalian kumpul.

Page 151: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Nurcholis, SE (I2)

Instansi/jabatan : Sekretaris Lurah Kelurahan Samangraya

Hari/tanggal :

Lokasi wawancara :

Catatan wawancara :

1. Apakah ada sosialisasi mengenai AAK yang diberikan kepada perangkat

kelurahan dan masyarakat ?

“ada, lewat renja (rencana kerja) dari setiap kasi yang ada di kelurahan

samangraya, yang isinya rencana-rencana, sasaran dan anggaran yang

digunakan”.

2. Apa sasaran yang ingin dicapai dari pengelolaan Alokasi Anggran Kelurahan

(AAK) ini?

“untuk hal baik kan pasti harus ada pengelolaan yang baik pula, tentunya saya

berharap keinginnan masyarakat akan pemberdayaan baik fisik maupun non

fisik dapat terwujud”

3. Siapa saja yang dilibatkan dalam pembuatan rencana program pemberdayaan

masyarakat?

“inisih masing-masing kasi saja, kan memang renja dibuat oleh masing-

masing kasi, namun untuk kegiatan dan program yang dilakukan oleh

kelembagaan pemberdayaan masyarakat, itu sudah dibagi sesuai per kegiatan

masing-masing lembaga PM kelurahan, jadi tentu mereka ikut terlibat”

4. Bagaimana respon masyarakat terhadap program yang akan dibuat?

“cukup bagus, mereka ikut berpartisipasi dalam musrenbangkel dan cukup

partisipatif dalam menyampaikan keinginan dan harapan”

5. Menurut anda, apakah perencanaan program pemberdayaan masyarakat ini

sesuai dengan AAK yang ada?

“ya namanya rencana kan kita tentu selalu mau lebih dan lebih, tapi paling

yang membatasi kita pasti adalah dana, jadi jika ditanya sesuai atau tidak, ya

tidak, karena dana yang turun kadang tidak sesuai dengan kebutuhan, seperti

dana untuk pembangunan infrastruktur”

Page 152: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

6. Apa sajakah lembaga pemberdayaan masyarakat yang telah dibentuk ?

“kelembagaan sudah berjalan dengan baik, dengan diterbitkannya berbagai

surat keputusan Lurah, ada LPM, Karang Taruna, dan PKK yang mencakupi

Pokja dan program P2WKSS”

7. Menurut anda, Apakah Program dan Kegiatan yang telah dibuat cocok dengan

Keinginan dan kebutuhan masyarakat kelurahan Samangraya?

“Renja dibuat berdasarkan kebutuhan masyrakat lewat seksi dan dibantu

dengan kelembagaan serta dengan acuan dari tahun sebelumnya”

8. Apakah ada keluhan dan hambatan dalam berjalannya program yang telah

dibuat?

“pasti dana ya, karna yang cair tidak sesuai, kita mengajukan anggaran dan

membuat rencana pembangunan namun keterbatasan dana lagi-lagi menjadi

hambatan, makanya kan kita sering mendahulukan yang lebih penting”

9. Apakah ada evaluasi yang dilakukan dalam setiap program dan kegiatan yang

berlangsung? Jika iya, seperti apakah evaluasi yang dilakukan?

“Evaluasi kita belum ada, ya mungkin kedepannya bisa kita adakan”

Page 153: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Mimin Aliyah SH.,MM (I3)

Instansi/jabatan : Kasi PM Kecamatan Citangkil 2015

Hari/tanggal : 31 Oktober 2016

Lokasi wawancara : Kecamatan Citangkil

Catatan wawancara :

1. Bagaimana bentuk pengawasan yang diberikan terhadap program dan

kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan di Kelurahan?

“dengan datang ke kegiatan dan program yang sedang berjalan sih biasanya.

Dan lagi, kita juga diberi undangan oleh pihak kelurahan dalam kegiatan yang

berlangsung”

2. Bagaimana bentuk Laporan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan di Kelurahan?

“Laporan ada ya pasti, kaya laporan Pembagian Raskin itu ada sih kelurahan

Samagraya ke Kita”

Mengetahui,

Informan Penlitian

Mimin

NIP. 197105092003122001

Page 154: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Ovat Sofyatul Jannah SE (I4)

Instansi/jabatan : Kasi PM Kelurahan Samangraya

Hari/tanggal : 5 Januari 2017 – 9 februari 2017

Lokasi wawancara : Kelurahan Samangraya

Catatan wawancara :

1. Apakah ada rencana yang dibuat sebelum penggunaan AAK untuk

pemberdayaan masyarakat kelurahan samangraya?

“Pembuatan rencana pengelolaan AAK memang pasti dibuat, namu, tahun

2015 belum ada peraturan walikotanya tentang pembagian dana AAK untuk

pemberdayaan masyarakat ini, maka setiap kasi membuat sendiri RenJa

(Rencana Kerja) yang isinya tergantung seberapa inovatif dan kreatif kasi nya

dalam membuat rencana kerja khususnya dalam pemberdayaan masyarakat ini

teh”

2. Apa sasaran yang ingin dicapai dari pengelolaan Alokasi Anggran Kelurahan

(AAK) ini?

“sasaran sih pastinya supaya dana AAK ini dapat terserap dengan baik

terhadap program dan kegiatan yang dibuat dan masyarakat juga dapat

merasakan manfaatnya secara langsung”

3. Siapa saja yang dilibatkan dalam pembuatan rencana program pemberdayaan

masyarakat?

“tentu saya sebagai Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan para staff PM

lainnya, selain itu, kan biasanya ada rapat kelembagan pemberdayaan

masyarakat dan didalam rapat tersebut, kita berdsikusi dan bermusyawarah

sharing mengenai usulan tentang kegiatan dan program PM yang akan

dilakukan, jadi secara tidak langsung mereka ikut terlibat meskipun secara

tidak langsung karna ikut terlibat dalam menyampaikan berupa usulan

program apa saja yang akan dilakukan per-kelembagaan PM, meskipun tetap

akhirnya saya yang menentukan dengan bantuan masukan pendapat dari

kelembagaan PM kelurahan Samangraya seperti ada PKK, LPM, Karang

Taruna”

4. Bagaimana respon masyarakat terhadap program yang akan dibuat?

”Ada kita bikin kegiatan yang memang sesuai dengan keinginan masyarakat,

kaya pelatihan keterampilan gitu, giliran sudah ada, rame sih pas kegiatannya,

Page 155: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

masyarakatnya rame pada datang gitu, tapi abis kegiatan itu, tidak

dimanfaatkan keterampilan yang didapatnya itu, jadi ngga berkelanjutan”

5. Menurut anda, apakah proses perencanaan program pemberdayaan

masyarakat ini sesuai dengan AAK yang ada?

“kita telah merencanakan berdasarkan kebutuhan dan keinginan masyarakat

lewat musrenbangkel dan lewat renja yang dibuat kasi, meskipun kebanyakan

untuk pembangunan fisik. Tapiya dana yang kita ajukan ini keluar tidak sesuai

dengan yang dibutuhkan”

6. Apa sajakah lembaga pemberdayaan masyarakat yang telah dibentuk ?

“kita ada beberapa lembaga pemberdayaan masyarakat, seperti PKK, Karang

taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat lain seperti Lembaga

pemberdayaan Masyarakat yang lebih menangani pembangunan fisik seperti

LPM yang dimana juga bekerjasama dengan instansi lain. Dan Alhamdulillah

semuanya berjalan sesuai program kerja dan tupoksi masing-masing”

7. Menurut anda, Apakah Program dan Kegiatan yang telah dibuat cocok dengan

Keinginan dan kebutuhan masyarakat kelurahan Samangraya?

“saya buat berdasarkan keinginan dan apa yang dibutuhkan warga dan yang

saya sesuaikan juga dengan rencana rutin yang sudah ada tahun sebelumnya”

8. Bagaimana cara dalam menentukan program dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat dari sasaran hingga anggaran biaya yang dibutuhkan?

“ya di anggarkan kayak misalnya tahun lalu mendapat berapa, dan tahun ini

biasanya tidak jauh beda dari tahun lalu anggraan yang diterima, jadi tinggal

melanjutkan program dan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada

tahun sebelumnya saja dan ditambhakn beberapa program baru yang dirasa

bermanfaat untuk masyarakat kelurahan”.

9. Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah

dibuat dapat terealisasi dengan baik?

“pastinya sih harus adanya kemauan dari masyarakatnya dulu, dan saya rasa

kita sudah cukup baik mempublikasikan kegiatan yang akan berjalan, dengan

cara kita bisa memberitahu RT, RW setempat lewat surat undangan, lalu

dikumpulkan di kelurahan untuk bermusyawarah dan mensosialisasikan

program dan kegiatan PM dan lagi, kadang beberapa program memang usulan

dari masyarakat sendiri, seperti pembinaan keterampilan dan pembangunan

fisik”.

10. Apakah ada keluhan dan hambatan dalam berjalannya program yang telah

dibuat?

“ hambatan sih ya pasti dana ya, karna yang cair tidak sesuai, makanya kan

kita sering mendahulukan yang lebih penting. Terus palingan ya masyarakiat

yang kurang pasrtisipatif terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan”.

11. Apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

didanai AAK dibuat tepat sasaran?

“sejauh inisih yang kami buat dari tahap planning tentu program yang pasti

tepat sasaran untuk masyarakat, namun kan masalahnya di manfaatkan oleh

Page 156: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

masyarakat atau tidak, diikuti atau tidak, itu yang akhirnya menentukan

keberhasialn sebuah program dan kegiatan tepat sasaran atau tidak”.

12. Bagaimana bentuk pengawasan yang diberikan terhadap program dan

kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“pengawasan dilakukan oleh Lurah Samangraya, beliau datang juga pasti

sebagai pembuka acara dan pember sambutan, jad tidak ada dokumen

pengawasan khusus, karna selama ini kegaitan berjalan baik dan alhamdulilah

tidak ada masalah yang berarti”

13. Bagaimana bentuk Laporan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“dengan membuat laporan kegiatan yang dilaporkan pada pak lurah sih

biasanya”

14. Apakah ada evaluasi yang dilakukan dalam setiap program dan kegiatan yang

berlangsung? Jika iya, seperti apakah evaluasi yang dilakukan?

“evaluasi setelah kegiatan gitusih kita gak ada, jadi ya palingan langsung ke

pelaporan kegiatan aja, yang dibuatnya per-kegiatan”

Page 157: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Tini (I5)

Instansi/jabatan : Kader PKK Kelurahan Samangraya

Hari/tanggal : 6-maret 2017

Lokasi wawancara : kediaman informan

Catatan wawancara :

1. Siapa saja yang dilibatkan dalam pembuatan rencana program pemberdayaan

masyarakat?

“dalam perencanaan kegiatan PM, kita biasanya ada diskusi dan sharing

dengan Kasie untuk bagaimana rencana pembuatan program PM yang sesuai

dengan beberapa kelembagaan PM. Missal seperti kegiatan PKK dengan

program Pokja (Kelompok kerja) yang mana ada beberapa kelompok dengan

masing-masing bidang, selain itu ada juga P2WKSS serta ada Kelompok

wanita tani”.

2. Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah

dibuat dapat terealisasi dengan baik”

“ya dengan mempublikasikan kepada masyarakat dan biasanya yang sudah

terjadi sih, jika sesuai keinginan masyarakat maka masyarakat akan ikut serta

juga”.

3. apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

dibuat tepat sasaran?

“kalo di PKK sih alhamdulilllah ibu-ibu datang karna kan kader kita pasti ada

disetiap RT jadi pendekatan nya lebih baik aja sama masyrakat”.

4. Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari

program yang telah dilakukan?

“banyak ya tergantung kegiatan apa yang dilaksanakan. Kalo seperti PKK kan

banyak macemnya, Kayak ada Pokja (kelompok kerja) dibidang tertentu

missal kesehatan yakni kerja sama dengan posyandu serta puskesmas dan kita

ada pelatihan keterampilan kayak masak, rias dan busana”

5. Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah

sesuai dengan harapan masyarakat?

“melihat dari masyarakt yang datang sih Alhamdulillah semoga ya sesuai

harapan”

6. Apakah dana dari AAK (Alokasi anggaran Kelurahan) yang telah di

rencanakan sudah sesuai dengan penggunaan dilapangan?

Page 158: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

“penggunaan anggaran dana AAK untuk kegiatan kita sudah sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan, tapi paling dananya terbatas, seperti adanya kegiatan

pembinaan 100KK, yang mana jika dana ada, bisa menambah kuota peserta

yang datang, apalagi kegiatan yang didalamnya ada pelatihan tataboga dan

menjahit ini cukup diminati”

Mengetahui,

Informan Penlitian

Tini

Page 159: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Yayan Kurniawan (I6)

Instansi/jabatan : Karang Taruna Kelurahan Samangraya

Hari/tanggal : 6-maret-2017

Lokasi wawancara : kediaman informan

Catatan wawancara :

1. Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah

dibuat dapat terealisasi dengan baik?

“dengan memberitahukan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui

program dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan “.

2. apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

dibuat tepat sasaran?

“kalo pas kaya ada musrenbangkel gitusih rame ya teh, banyak yang datang,

kegiatan Pelatihan-pelatihan gitu sih tergantung, ada yang rame juga yang

datang”

3. Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari

program yang telah dilakukan?

“tergantung kegiatan kita sih teh, karang taruna ini kan banyak bagian, divisi

gitu. Ada divisi yang ke keamanan, keagamaan, industry, masih banyak lagi.

Jadi kita kan memberdayakan pemuda, seperti mengikuti pelatihan-pelatihan

dan pembinaan yang diselenggarakan oleh pihak kelurahan dalam rangka

pembinaan dan penguatan lembaga pemberdayaan masyarakat”

4. Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah

sesuai dengan harapan masyarakat?

“saya bilang sih cukup sesuai, karna pihak kelurahan juga bikini kegiatan

berdasarkan usulan warga masyarakat juga”

Page 160: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

5. Apakah dana dari AAK (Alokasi anggaran Kelurahan) yang telah di

rencanakan sudah sesuai dengan penggunaan dilapangan

“sejauh ini, program dan kegiatan dari kelurahan untuk karang taruna sendiri

lebih kearah non fisik, seperti pembinaan dan pengguatan kelembagaan , dan

cukup rutin setiap tahun, jadi ya menurut saya ya sudah cukup sesuai dengan

AAK yang direncanakan”

Mengetahui,

Informan Penlitian

Yayan Kurniawan

Page 161: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Anis Wahdi (I7)

Instansi/jabatan : Anggota LPM Kelurahan Samangraya

Hari/tanggal : 6 Maret 2017

Lokasi wawancara : kediaman informan

Catatan wawancara :

1. Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah

dibuat dapat terealisasi dengan baik?

“sosialisasi ke warga sih palingan, ya dengan mengundang RT/RW yang

bersangkutan, yang kaitannya dengan pembangunan di wilayah RT-nya lewat

pra musrenbang contohnya, Apalagi kan kalo pembangunan fisik masyarakat

disini semangat, jadi lebih mudah teralisasi karna keinginan dari mereka juga”

2. Apakah ada keluhan dan hambatan dalam berjalannya program yang telah

dibuat?

“dana udah pasti jadi hambatan, kan kurang terus “

3. apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

dibuat tepat sasaran?

“tepat sasarn sih teh karna kan memang sudah sesuai keinginan masyarakat,

saya kan di LPM dan kebanyakan pemberdayaan masyarakat lebih ke

pembangunan fisik, dan alhamdulilah masyarakat sekitar antuasias saat

pembangunan dilaksanakan”

4. Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari

program yang telah dilakukan?

“manfaat nyata sih kalo di LPM kan lebih pembangunan fisik yang sudah

saya bilang sebelumnya teh, kita ini yang bareng-bareng bangun drainase,

jalan konblok sama buat jembatan yang salah satu skala prioritas juga”

5. Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah

sesuai dengan harapan masyarakat?

“cukup sesuai karna memang keinginan masyarakat juga kan”

6. Apakah dana dari AAK (Alokasi anggaran Kelurahan) yang telah di

rencanakan sudah sesuai dengan penggunaan dilapangan?

“kalo kita LPM selain dapat dari AAK, kita juga langsung mendapat bantuan

dari pemerintah, tahun 2015 bantuan provinsi, jadi ya pasti digunakan dengan

Page 162: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

baik mesti kita tetap ikut kelurahan dalam menentukan prioritas mana dulu

yang lebih penting, mengingat adanya keterbatasan dana, jadi kita

mengerjakan yang lebih urgent saja”

Mengetahui,

Informan Penlitian

Anis Wahdi

Page 163: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Sutarno (I8.1)

Instansi/jabatan : Masyarakat

Hari/tanggal : 18 April 2017 pukul 15:00

Lokasi wawancara : Kediaman Informan

Catatan wawancara :

1. Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah

dibuat dapat terealisasi dengan baik?

“harus ada sosialisasi dan publikasi ke masyarakat luas biar kita tau ada

kegiatan apa di kelurahan”

2. apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

dibuat tepat sasaran?

“program tahun 2015 sejauh ini yang saya lihat cukup tepat sasaran, karena

sampai pada warga yang memang membutuhkan. Seperti raskin contohnya.”

3. Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari

program yang telah dilakukan?

“manfaat yang nyata sih kaya pas ada pelatihan gitu, jadi ya pasti banyak

manfaat seperti mendapatkan keahlian yang didapat oleh masyarakat”

4. Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah

sesuai dengan harapan masyarakat?

“saya sih ikut aja sebelumnya dan pas ada program pemberdayaan masyarakat

yang saya ikuti, itu sudah sesuai harapan”

Page 164: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

5. Menurut anda, Apakah Program dan Kegiatan yang telah dibuat cocok dengan

Keinginan dan kebutuhan masyarakat kelurahan Samangraya?

”dalam perencanaan tahunan seperti musrenbangkel, selain memang saya

(RW) juga dilibatkan dalam perencanaan kegiatan dan program

pemberdayaan masyarakat. Memang tidak seformal musrenbang, namun ada

lah diskusi-diskusi ngorbol gitu dengan kasi dan pak seklur.

Mengetahui,

Informan Penlitian

Sutarno

Page 165: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MEMBER CHEK

Nama informan/kode : Halimah (I8.2)

Instansi/jabatan : Ibu Rumah Tangga (Masyarakat)

Hari/tanggal : 18 April 12.00

Lokasi wawancara : Kediaman Informan

Catatan wawancara :

1. Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah

dibuat dapat terealisasi dengan baik?

“harus ada pemberitahuan kepada masyarakat tentang kegiatan yang ada,

namun kita tau ada kegiatan dari RT dan RW setempat, kadang diumumin

lewat masjid”

2. apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

dibuat tepat sasaran?

“kebetulan saya masyarakat sasaran dari P2WKSS, jadi ya untuk saya sangat

tepat sasaran, diajarkan berbagai macam keterampilan gitu teh”

3. Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari

program yang telah dilakukan?

“lumayan banyak ya teh, kaya ada diajarain bertanam tanaman, masak-masak,

bikin kue juga, menjahit kerudung juga diajarkan, tepatnya saat ada program

P2WKSS jadi ya bermanfaat lah”

4. Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah

sesuai dengan harapan masyarakat?

“sesuai dengan harapan kok teh,”

Mengetahui,

Informan Penlitian

Halimah

Page 166: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

MATRIK HASIL WAWANCARA

Q

I I1

Q1

Apakah ada rencana yang dibuat sebelum penggunaan AAK untuk pemberdayaan

masyarakat kelurahan samangraya ?

”Perencanaan memang dibuat oleh masing-masing kasi, yang nantinya akan

disandingkan dengan musrenbangkel yang berisi opini dan harapan warga

masyarakat sebagai bentuk partisipasinya dalam pemberdayaan masyarakat,

terutama dalam pembangunan fisik”

Q15

Bagaimana bentuk pengawasan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“bentuk pengawasan yang saya lakukan terhadap program dan kegiatan PM ini,

bentuknya ya saya datang ke lapangan atau saat kegiatan. Dan kebetulan dalam

setiap kegiatan yang berlangsung, tentu saya sebagai Lurah pasti datang untuk

memberikan sambutan hingga pembukaan acara. Jadi saya di lokasi juga sambil

memonitoring jalanya kegiatan”.

Q16

Bagaimana bentuk Laporan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“laporan ini dibuat oleh kasi PM dalam bentuk laporan per-kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat kelurahan lalu di tandatangani oleh saya yang kemudian disatukan

laporan pertahun yang kemudian di tindak lanjuti ke pihak kecamatan”

Q17

Apakah ada evaluasi yang dilakukan dalam setiap program dan kegiatan yang

berlangsung? Jika iya, seperti apakah evaluasi yang dilakukan?

“ evaluasi sih belum ada, paling ya Cuma ngobrol dan sharing-sharing saja sekalian

kumpul”

Q

I I2

Q1

Apakah ada sosialisasi mengenai AAK yang diberikan kepada perangkat kelurahan

dan masyarakat ?

“ada, lewat renja (rencana kerja) dari setiap kasi yang ada di kelurahan samangraya,

yang isinya rencana-rencana, sasaran dan anggaran yang digunakan”.

Q2

Apa sasaran yang ingin dicapai dari pengelolaan Alokasi Anggran Kelurahan

(AAK) ini?

“untuk hal baik kan pasti harus ada pengelolaan yang baik pula, tentunya saya

berharap keinginnan masyarakat akan pemberdayaan baik fisik maupun non fisik

dapat terwujud”

Q3

Siapa saja yang dilibatkan dalam pembuatan rencana program pemberdayaan

masyarakat?

“inisih masing-masing kasi saja, kan memang renja dibuat oleh masing-masing

kasi, namun untuk kegiatan dan program yang dilakukan oleh kelembagaan

Page 167: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

pemberdayaan masyarakat, itu sudah dibagi sesuai per kegiatan masing-masing lembaga PM kelurahan, jadi tentu mereka ikut terlibat

Q4

Bagaimana respon masyarakat terhadap program yang akan dibuat?

“cukup bagus, mereka ikut berpartisipasi dalam musrenbangkel dan cukup

partisipatif dalam menyampaikan keinginan dan harapan”

Q5

Menurut anda, apakah perencanaan program pemberdayaan masyarakat ini sesuai

dengan AAK yang ada?

“ya namanya rencana kan kita tentu selalu mau lebih dan lebih, tapi paling yang

membatasi kita pasti adalah dana, jadi jika ditanya sesuai atau tidak, ya tidak,

karena dana yang turun kadang tidak sesuai dengan kebutuhan, seperti dana untuk

pembangunan infrastruktur”

Q6

Apa sajakah lembaga pemberdayaan masyarakat yang telah dibentuk ?

“kelembagaan sudah berjalan dengan baik, dengan diterbitkannya berbagai surat

keputusan Lurah, ada LPM, Karang Taruna, dan PKK yang mencakupi Pokja dan

program P2WKSS”

Q7

Menurut anda, Apakah Program dan Kegiatan yang telah dibuat cocok dengan

Keinginan dan kebutuhan masyarakat kelurahan Samangraya?

“Renja dibuat berdasarkan kebutuhan masyrakat lewat seksi dan dibantu dengan

kelembagaan serta dengan acuan dari tahun sebelumnya”

Q10

Apakah ada keluhan dan hambatan dalam berjalannya program yang telah dibuat?

“pasti dana ya, karna yang cair tidak sesuai, kita mengajukan anggaran dan

membuat rencana pembangunan namun keterbatasan dana lagi-lagi menjadi

hambatan, makanya kan kita sering mendahulukan yang lebih penting”

Q17 Apakah ada evaluasi yang dilakukan dalam setiap program dan kegiatan yang

berlangsung? Jika iya, seperti apakah evaluasi yang dilakukan?

“Evaluasi kita belum ada, ya mungkin kedepannya bisa kita adakan”

Q

I I4

Q1 Apakah ada rencana yang dibuat sebelum penggunaan AAK untuk pemberdayaan

Q

I I3

Q15 Bagaimana bentuk pengawasan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan di Kelurahan?

“dengan datang ke kegiatan dan program yang sedang berjalan sih biasanya. Dan

lagi, kita juga diberi undangan oleh pihak kelurahan dalam kegiatan yang

berlangsung”

Q16 Bagaimana bentuk Laporan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan di Kelurahan?

“Laporan ada ya pasti, kaya laporan Pembagian Raskin itu ada sih kelurahan

Samagraya ke Kita”

Page 168: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

masyarakat kelurahan samangraya? “Pembuatan rencana pengelolaan AAK memang pasti dibuat, namu, tahun 2015

belum ada peraturan walikotanya tentang pembagian dana AAK untuk

pemberdayaan masyarakat ini, maka setiap kasi membuat sendiri RenJa (Rencana

Kerja) yang isinya tergantung seberapa inovatif dan kreatif kasi nya dalam

membuat rencana kerja khususnya dalam pemberdayaan masyarakat ini teh”

Q2 Apa sasaran yang ingin dicapai dari pengelolaan Alokasi Anggran Kelurahan

(AAK) ini?

“sasaran sih pastinya supaya dana AAK ini dapat terserap dengan baik terhadap

program dan kegiatan yang dibuat dan masyarakat juga dapat merasakan

manfaatnya secara langsung”

Q3 Siapa saja yang dilibatkan dalam pembuatan rencana program pemberdayaan

masyarakat?

“tentu saya sebagai Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan para staff PM lainnya,

selain itu, kan biasanya ada rapat kelembagan pemberdayaan masyarakat dan

didalam rapat tersebut, kita berdsikusi dan bermusyawarah sharing mengenai

usulan tentang kegiatan dan program PM yang akan dilakukan, jadi secara tidak

langsung mereka ikut terlibat meskipun secara tidak langsung karna ikut terlibat

dalam menyampaikan berupa usulan program apa saja yang akan dilakukan per-

kelembagaan PM, meskipun tetap akhirnya saya yang menentukan dengan bantuan

masukan pendapat dari kelembagaan PM kelurahan Samangraya seperti ada PKK,

LPM, Karang Taruna

Q4 Bagaimana respon masyarakat terhadap program yang akan dibuat?

”Ada kita bikin kegiatan yang memang sesuai dengan keinginan masyarakat, kaya

pelatihan keterampilan gitu, giliran sudah ada, rame sih pas kegiatannya,

masyarakatnya rame pada datang gitu, tapi abis kegiatan itu, tidak dimanfaatkan

keterampilan yang didapatnya itu, jadi ngga berkelanjutan”

Q5 Menurut anda, apakah proses perencanaan program pemberdayaan masyarakat ini

sesuai dengan AAK yang ada?

“kita telah merencanakan berdasarkan kebutuhan dan keinginan masyarakat lewat

musrenbangkel dan lewat renja yang dibuat kasi, meskipun kebanyakan untuk

pembangunan fisik. Tapiya dana yang kita ajukan ini keluar tidak sesuai dengan

yang dibutuhkan”

Q6 Apa sajakah lembaga pemberdayaan masyarakat yang telah dibentuk ?

“kita ada beberapa lembaga pemberdayaan masyarakat, seperti PKK, Karang

taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat lain seperti Lembaga

pemberdayaan Masyarakat yang lebih menangani pembangunan fisik seperti LPM

yang dimana juga bekerjasama dengan instansi lain. Dan Alhamdulillah semuanya

berjalan sesuai program kerja dan tupoksi masing-masing”

Q7 Menurut anda, Apakah Program dan Kegiatan yang telah dibuat cocok dengan

Keinginan dan kebutuhan masyarakat kelurahan Samangraya?

“saya buat berdasarkan keinginan dan apa yang dibutuhkan warga dan yang saya

sesuaikan juga dengan rencana rutin yang sudah ada tahun sebelumnya”

Q8 Bagaimana cara dalam menentukan program dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat dari sasaran hingga anggaran biaya yang dibutuhkan?

“ya di anggarkan kayak misalnya tahun lalu mendapat berapa, dan tahun ini

Page 169: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

biasanya tidak jauh beda dari tahun lalu anggraan yang diterima, jadi tinggal melanjutkan program dan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada

tahun sebelumnya saja dan ditambhakn beberapa program baru yang dirasa

bermanfaat untuk masyarakat kelurahan”.

Q9 Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat

dapat terealisasi dengan baik?

“pastinya sih harus adanya kemauan dari masyarakatnya dulu, dan saya rasa kita

sudah cukup baik mempublikasikan kegiatan yang akan berjalan, dengan cara kita

bisa memberitahu RT, RW setempat lewat surat undangan, lalu dikumpulkan di

kelurahan untuk bermusyawarah dan mensosialisasikan program dan kegiatan PM

dan lagi, kadang beberapa program memang usulan dari masyarakat sendiri, seperti

pembinaan keterampilan dan pembangunan fisik”.

Q10 Apakah ada keluhan dan hambatan dalam berjalannya program yang telah dibuat?

“ hambatan sih ya pasti dana ya, karna yang cair tidak sesuai, makanya kan kita

sering mendahulukan yang lebih penting. Terus palingan ya masyarakiat yang

kurang pasrtisipatif terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan”.

Q11 Apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

didanai AAK dibuat tepat sasaran?

“sejauh inisih yang kami buat dari tahap planning tentu program yang pasti tepat

sasaran untuk masyarakat, namun kan masalahnya di manfaatkan oleh masyarakat

atau tidak, diikuti atau tidak, itu yang akhirnya menentukan keberhasialn sebuah

program dan kegiatan tepat sasaran atau tidak”.

Q15 Bagaimana bentuk pengawasan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“pengawasan dilakukan oleh Lurah Samangraya, beliau datang juga pasti sebagai

pembuka acara dan pember sambutan, jad tidak ada dokumen pengawasan khusus,

karna selama ini kegaitan berjalan baik dan alhamdulilah tidak ada masalah yang

berarti”

Q16 Bagaimana bentuk Laporan yang diberikan terhadap program dan kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat yang telah di lakukan?

“dengan membuat laporan kegiatan yang dilaporkan pada pak lurah sih biasanya”

Q17 Apakah ada evaluasi yang dilakukan dalam setiap program dan kegiatan yang

berlangsung? Jika iya, seperti apakah evaluasi yang dilakukan?

“evaluasi setelah kegiatan gitusih kita gak ada, jadi ya palingan langsung ke

pelaporan kegiatan aja, yang dibuatnya per-kegiatan”

Q

I I5

Q3 Siapa saja yang dilibatkan dalam pembuatan rencana program pemberdayaan

masyarakat?

“dalam perencanaan kegiatan PM, kita biasanya ada diskusi dan sharing dengan

Kasie untuk bagaimana rencana pembuatan program PM yang sesuai dengan

beberapa kelembagaan PM. Missal seperti kegiatan PKK dengan program Pokja

(Kelompok kerja) yang mana ada beberapa kelompok dengan masing-masing bidang, selain itu ada juga P2WKSS serta ada Kelompok wanita tani”.

Page 170: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Q9 Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat dapat terealisasi dengan baik?

“ya dengan mempublikasikan kepada masyarakat dan biasanya yang sudah terjadi

sih, jika sesuai keinginan masyarakat maka masyarakat akan ikut serta juga”.

Q11 apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat

tepat sasaran?

“kalo di PKK sih alhamdulilllah ibu-ibu datang karna kan kader kita pasti ada

disetiap RT jadi pendekatan nya lebih baik aja sama masyrakat”.

Q12 Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari program

yang telah dilakukan?

“banyak ya tergantung kegiatan apa yang dilaksanakan. Kalo seperti PKK kan

banyak macemnya, Kayak ada Pokja (kelompok kerja) dibidang tertentu missal

kesehatan yakni kerja sama dengan posyandu serta puskesmas dan kita ada

pelatihan keterampilan kayak masak, rias dan busana”

Q13 Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah sesuai

dengan harapan masyarakat?

“melihat dari masyarakt yang datang sih Alhamdulillah semoga ya sesuai harapan”

Q14 Apakah dana dari AAK (Alokasi anggaran Kelurahan) yang telah di rencanakan

sudah sesuai dengan penggunaan dilapangan?

“penggunaan anggaran dana AAK untuk kegiatan kita sudah sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan, tapi paling dananya terbatas, seperti adanya kegiatan

pembinaan 100KK, yang mana jika dana ada, bisa menambah kuota peserta yang

datang, apalagi kegiatan yang didalamnya ada pelatihan tataboga dan menjahit ini

cukup diminati”

Q

I I6

Q9 Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat

dapat terealisasi dengan baik?

“dengan memberitahukan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui program

dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan “.

Q11 apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat

tepat sasaran?

“kalo pas kaya ada musrenbangkel gitusih rame ya teh, banyak yang datang,

kegiatan Pelatihan-pelatihan gitu sih tergantung, ada yang rame juga yang datang”

Q12 Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari program

yang telah dilakukan?

“tergantung kegiatan kita sih teh, karang taruna ini kan banyak bagian, divisi gitu.

Ada divisi yang ke keamanan, keagamaan, industry, masih banyak lagi. Jadi kita

kan memberdayakan pemuda, seperti mengikuti pelatihan-pelatihan dan pembinaan

yang diselenggarakan oleh pihak kelurahan dalam rangka pembinaan dan

penguatan lembaga pemberdayaan masyarakat”

Q13 Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah sesuai

dengan harapan masyarakat?

“saya bilang sih cukup sesuai, karna pihak kelurahan juga bikini kegiatan

Page 171: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

berdasarkan usulan warga masyarakat juga”

Q14 Apakah dana dari AAK (Alokasi anggaran Kelurahan) yang telah di rencanakan

sudah sesuai dengan penggunaan dilapangan?

“sejauh ini, program dan kegiatan dari kelurahan untuk karang taruna sendiri lebih

kearah non fisik, seperti pembinaan dan pengguatan kelembagaan , dan cukup rutin

setiap tahun, jadi ya menurut saya ya sudah cukup sesuai dengan AAK yang

direncanakan”

Q

I I7

Q9 Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat

dapat terealisasi dengan baik?

“sosialisasi ke warga sih palingan, ya dengan mengundang RT/RW yang

bersangkutan, yang kaitannya dengan pembangunan di wilayah RT-nya lewat pra

musrenbang contohnya, Apalagi kan kalo pembangunan fisik masyarakat disini

semangat, jadi lebih mudah teralisasi karna keinginan dari mereka juga”

Q10 Apakah ada keluhan dan hambatan dalam berjalannya program yang telah dibuat?

“dana udah pasti jadi hambatan, kan kurang terus “

Q11 apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat

tepat sasaran?

“tepat sasarn sih teh karna kan memang sudah sesuai keinginan masyarakat, saya

kan di LPM dan kebanyakan pemberdayaan masyarakat lebih ke pembangunan

fisik, dan alhamdulilah masyarakat sekitar antuasias saat pembangunan

dilaksanakan”

Q12 Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari program

yang telah dilakukan?

“manfaat nyata sih kalo di LPM kan lebih pembangunan fisik yang sudah saya

bilang sebelumnya teh, kita ini yang bareng-bareng bangun drainase, jalan konblok

sama buat jembatan yang salah satu skala prioritas juga”

Q13 Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah sesuai

dengan harapan masyarakat?

“cukup sesuai karna memang keinginan masyarakat juga kan”

Q14 Apakah dana dari AAK (Alokasi anggaran Kelurahan) yang telah di rencanakan

sudah sesuai dengan penggunaan dilapangan?

“kalo kita LPM selain dapat dari AAK, kita juga langsung mendapat bantuan dari

pemerintah, tahun 2015 bantuan provinsi, jadi ya pasti digunakan dengan baik

mesti kita tetap ikut kelurahan dalam menentukan prioritas mana dulu yang lebih

penting, mengingat adanya keterbatasan dana, jadi kita mengerjakan yang lebih

urgent saja”

Page 172: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Q I

I8.1

Q9 Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat

dapat terealisasi dengan baik?

“harus ada sosialisasi dan publikasi ke masyarakat luas biar kita tau ada kegiatan

apa di kelurahan”

Q11 apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat

tepat sasaran?

“program tahun 2015 sejauh ini yang saya lihat cukup tepat sasaran, karena sampai

pada warga yang memang membutuhkan. Seperti raskin contohnya.”

Q12 Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari program

yang telah dilakukan?

“manfaat yang nyata sih kaya pas ada pelatihan gitu, jadi ya pasti banyak manfaat

seperti mendapatkan keahlian yang didapat oleh masyarakat”

Q13 Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah sesuai

dengan harapan masyarakat?

“saya sih ikut aja sebelumnya dan pas ada program pemberdayaan masyarakat yang

saya ikuti, itu sudah sesuai harapan”

Q

I I8.2

Q9 Bagaimana caranya agar program pemberdayaan masyarakat yang telah dibuat

dapat terealisasi dengan baik?

“harus ada pemberitahuan kepada masyarakat tentang kegiatan yang ada, namun

kita tau ada kegiatan dari RT dan RW setempat, kadang diumumin lewat masjid”

Q11 apakah dalam setiap program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat

tepat sasaran?

“kebetulan saya masyarakat sasaran dari P2WKSS, jadi ya untuk saya sangat tepat

sasaran, diajarkan berbagai macam keterampilan gitu teh”

Q12 Apa saja manfaat nyata untuk masyarakat kelurahan Samangraya dari program

yang telah dilakukan?

“lumayan banyak ya teh, kaya ada diajarain bertanam tanaman, masak-masak, bikin

kue juga, menjahit kerudung juga diajarkan, tepatnya saat ada program P2WKSS

jadi ya bermanfaat lah”

Q13 Apakah program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dibuat telah sesuai

dengan harapan masyarakat?

“sesuai dengan harapan kok teh”

Page 173: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Kegiatan non-fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Samangraya

Kegiatan Pembangunan Fisik Kasi Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan Samangraya Tahun 2013-2015

NO JENIS KEGIATAN LOKASI PELAKSANAAN SUMBER

DANA

1. Pemasangan PJU Link. Ciriu RT.01/06 Dinas Tata Kota Bantuan

Pemerintah

2 Pemasangan Paving Blok - Kalentemu Barat

RT04/01

PNPM/LPM dan

Posco

CSR dan Bantuan

Pemerintah

3 Pembuatan Drainase Kalentemu barat

RT.01/01 Dinas PU

AAK dan Bantuan

Pemerintah

4 Pembuatan jalan Tembus Kubang Welut

RT.02/04 LPM dan BKM

AAK dan Bantuan

Pemerintah

5 Pembuatan jembatan Kubang Welut

RT.02/04 LPM dan BKM

Bantuan

Pemerintah

6 Pengaspalan jalan Kalentemu timur &

Barat Dinas PU

Bantuan

Pemerintah

7

Pembuatan system

peringatan dini bencana

alam

Ciriu RT.01/03 PMI Cilegon Bantuan

Pemerintah

8 Rehab kantor lama menjadi

Medical Center

Warung Juet

RT.03/02 KS Posco CSR Posco

9 Tempat Pembuangan

Sampah

Kalentemu Barat &

Warung Juet Dinas PU

AAK dan Bantuan

Pemerintah

10 Pemberian Raskin Seluruh Link.

Kelurahan

Pihak Kelurahan

Samangraya AAK

11 Penanaman Tanaman

Budidaya (KWT)

Pihak Kelurahan

Samangraya AAK

Pemberdayaan Masyarakat Non-Fisik Sumber Dana

Pengembangan Ekonomi Kelurahan (UKM) AAK

Pembinaan & Penguatan Kelembagaan (LPM, PKK, Karang Taruna) AAK

Program peningkatan peranan wanita menuju keluarga sehat sejahtera

(P2WKSS)

AAK

Musrenbangkel AAK

Page 174: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN SAMANNGRAYA TAHUN 2015

Sumber : Kelurahan Samangraya

LURAH

A.DIMYATI, SH.MM

NIP. 1963030620021001

SEKRETARIS LURAH

NURCHOLIS, SE

NIP. 197508212005011010

PELAKSANA KEUANGAN

AAT FATAHILAH, S.IP

NIP. 198007152009012001

PELAKSANA UMUM

FERIYATI, S. Sos

NIP.

KASI

PEMERINTAHAN

SITI

BAROKAH, SE

NIP.

19770418200312200

5

KASI KESOS

RAHAYU SUNARTI,SE,MM

NIP.

1979110720003100

4

KASI PM

OVAT SOFWATUL

JANNAH,SE

NIP. 19780930200701200

4

KASI TRANTIB

TULUS DINA

SASMITA,S.Sos,M.

Si NIP.

1974020620070120

14

PELAKSANA

PEMERINTAHAN

RUFATINI

NIP.

PELAKSANA

KESOS

H.SABIHI

NIP.

1966060220100110

02

PELAKSANA PM

JAZULI, S.IP

NIP.

196505202010011001

PELAKSANA

TRANTIB

ROYANI

NIP.

Page 175: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2014

TENTANG

PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pasal 18 ayat (7) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam Undang-Undang;

b. bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,

keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara Pemerintah

Pusat dengan daerah dan antardaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan

pemerintahan negara;

d. bahwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga perlu

diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu

membentuk Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah;

Mengingat . . .

Page 176: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 73 TAHUN 2005

TENTANG

KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548), perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah Tentang Kelurahan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

MEMUTUSKAN : . . .

Page 177: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 2 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KELURAHAN.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia;

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.

6. Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra lurah dalam memberdayakan masyarakat.

7. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

(1) Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan.

(2) Pembentukan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa penggabungan beberapa kelurahan atau

bagian . . .

Page 178: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 2016

TENTANG

PERANGKAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perangkat

Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERANGKAT DAERAH.

BAB I…

Page 179: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

TAHUN : 2007 NOMOR : 7

PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON

NOMOR 7 TAHUN 2007

TENTANG

KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA CILEGON,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, Walikota

dibantu oleh perangkat daerah salah satunya kelurahan ;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (6) Peraturan

Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, ketentuan

mengenai kelurahan harus diatur dengan Peraturan Daerah ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang kelurahan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II

Cilegon ( Lembaran Republik Indonesia Negara Tahun 1999 Nomor 49,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828 ) ;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang - undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389) ;

3. Undang …

Page 180: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4262) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;

6. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 11 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Perangkat Daerah Kota Cilegon (Lembaran Daerah Kota

Cilegon Tahun 2003 Nomor 168, Tambahan Lembaran Daerah Nomor

13) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun

2006 ( Lembaran Daerah Kota Cilegon Nomor 4) ;

7. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 3 Tahun 2005 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2005

Nomor 3).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKlLAN RAKYAT DAERAH KOTA CILEGON

dan

WALIKOTA CILEGON

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON TENTANG KELURAHAN.

BAB ...

Page 181: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 3 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Cilegon ;

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah ;

3. Walikota adalah Walikota Cilegon ;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cilegon ;

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Cilegon ;

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat

daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,

kecamatan dan kelurahan ;

7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kota

Cilegon ;

8. Camat adalah Kepala Kecamatan dalam Wilayah Kota Cilegon ;

9. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kota di

bawah Kecamatan ;

10. Lurah adalah Kepala kelurahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi

pemerintahan di Kelurahan ;

11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat

APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang merupakan

suatu rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan

Peraturan Daerah ;

12. Perangkat Kelurahan adalah unsur pembantu Lurah yang

menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan di Kelurahan ;

13. Pembentukan Kelurahan adalah penggabungan beberapa

Kelurahan, atau bagian Kelurahan yang bersandingan, atau pemekaran

dari satu Kelurahan menjadi dua Kelurahan atau lebih, atau

pembentukan Kelurahan diluar Kelurahan yang telah ada ;

14. Penggabungan…

Page 182: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 4 -

14. Penggabungan kelurahan adalah tindakan menggabungkan beberapa

kelurahan atau bagian kelurahan yang bersandingan ;

15. Pemekaran kelurahan adalah tindakan memekarkan dari satu kelurahan

menjadi dua kelurahan atau lebih ;

16. Penghapusan Kelurahan adalah tindakan meniadakan Kelurahan yang

ada ;

17. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra lurah dalam

memberdayakan masyarakat.

BAB II

PEMBENTUKAN KELURAHAN

Bagian Kesatu

Tujuan pembentukan

Pasal 2

Kelurahan dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan

masyarakat, melaksanakan fungsi pemerintahan, dan pemberdayaan

masyarakat dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat.

Bagian Kedua

Tata cara pembentukan

Pasal 3

(1) Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan.

(2) Pembentukan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berupa penggabungan kelurahan, pemekaran kelurahan atau

pembentukan kelurahan di luar kelurahan yang telah ada.

Bagian ...

Page 183: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 5 -

Bagian Ketiga

Syarat-syarat Pembentukan

Pasal 4

Syarat-syarat pembentukan kelurahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3

sekurang-kurangnya memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Jumlah penduduk ;

b. Luas wilayah ;

c. Bagian wilayah kerja ; dan

d. Sarana dan prasarana pemerintahan.

Pasal 5

(1) Jumlah penduduk sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a, yaitu

paling sedikit 4.500 jiwa atau 900 kepala keluarga (KK).

(2) Luas wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf b, yaitu

paling sedikit 3 KM2 .

(3) Bagian wilayah kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf c,

adalah wilayah yang dapat dijangkau dalam meningkatkan pelayanan

dan pembinaan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna.

(4) Sarana dan prasarana pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam

pasal 4 huruf d, yaitu :

a. memiliki kantor pemerintahan ;

b. memiliki jaringan perhubungan yang lancar ;

c. sarana komunikasi yang memadai ; dan

d. fasilitas umum yang memadai.

(5) Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3)

dan (4), dalam membentuk Kelurahan perlu memperhatikan juga

mengenai nama Kelurahan, batas Kelurahan dan jumlah lingkungan

atau bagian wilayah kerja.

Bagian …

Page 184: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 6 -

Bagian Keempat

Mekanisme Pemekaran, Penghapusan dan

Penggabungan Kelurahan

Paragraf 1

Pemekaran Kelurahan

Pasal 6

(1) Kelurahan yang jumlah penduduknya melampaui jumlah penduduk

maksimal serta dengan pertimbangan-pertimbangan teknis

pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat, dapat dimekarkan.

(2) Kelurahan yang telah ada, dapat dimekarkan menjadi 2 (dua)

kelurahan atau lebih.

(3) Kelurahan hasil pemekaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

harus memenuhi persyaratan-persyaratan pembentukan kelurahan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

(4) Pemekaran kelurahan, dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikit

5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan.

Paragraf 2

Penghapusan dan Penggabungan Kelurahan

Pasal 7

(1) Kelurahan yang karena perkembangan keadaan tidak lagi memenuhi

syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dapat dihapus dan atau

digabung.

(2) Penggabungan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dengan kelurahan yang berdampingan.

(3) Terhadap Kelurahan yang akan dihapus dan/atau digabung, terlebih

dahulu dilakukan penelitian oleh Walikota.

(4) Penghapusan dan Penggabungan kelurahan, ditetapkan dengan

peraturan daerah.

BAB ...

Page 185: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 7 -

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 8

(1) Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kota

di bawah Kecamatan.

(2) Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Lurah

yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui

Camat ;

(3) Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh Walikota

atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil.

(4) Syarat-syarat lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :

a. Pangkat / golongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;

b. Masa kerja minimal 10 tahun ;

c. Kemampuan teknis dibidang administrasi pemerintahan dan

memahami sosial budaya masyarakat setempat.

Bagian kedua

Tugas

Pasal 9

(1) Lurah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), mempunyai

tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lurah

melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.

(3) Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

disesuaikan dengan kebutuhan kelurahan dengan memperhatikan

prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas.

(4) Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), disertai dengan sarana, prasarana, pembiayaan dan personil.

(5) Pelimpahan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

Bagian ...

Page 186: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 8 -

Bagian ketiga

fungsi

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (1), Lurah mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan ;

b. pemberdayaan masyarakat ;

c. pelayanan masyarakat ;

d. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum ;

e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum ; dan

f. pembinaan lembaga kemasyarakatan.

BAB IV

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 11

(1) Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat kelurahan ;

(2) Perangkat kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari

Sekretaris kelurahan dan Seksi sebanyak-banyaknya 4 (empat) Seksi

serta jabatan fungsional ;

(3) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat kelurahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Lurah ;

(4) Perangkat Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diisi dari

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Walikota atas usul Camat ;

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur organisasi dan tata kerja

kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan

Peraturan Daerah.

BAB V

TATA KERJA

Pasal 12

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, lurah melakukan koordinasi

dengan Camat dan instansi vertikal yang berada di wilayah kerjanya ;

(2) Pimpinan …

Page 187: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 9 -

(2) Pimpinan satuan kerja tingkat kelurahan bertanggung jawab memimpin

dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-

masing ;

(3) Setiap pimpinan satuan kerja di Kelurahan wajib membina dan

mengawasi bawahannya masing-masing.

BAB VI

KEUANGAN

Pasal 13

(1) Keuangan Kelurahan bersumber dari :

a. APBD yang dialokasikan sebagaimana perangkat daerah lainnya ;

b. Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, dan bantuan pihak

ketiga ;

c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

(2) Alokasi anggaran Kelurahan yang berasal dari APBD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a, disesuaikan dengan kemampuan

keuangan daerah.

BAB VII

LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Bagian Kesatu

Pembentukan

Pasal 14

(1) Di Kelurahan dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan.

(2) Pembentukan lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), dilakukan atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah dan

mufakat.

(3) Pedoman pembentukan lembaga kemasyarakatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal ...

Page 188: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 10 -

Pasal 15

Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, terdiri

dari :

a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) ;

b. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga yang

selanjutnya disingkat (TP. PKK) ;

c. Rukun Warga selanjutnya disingkat (RW) ;

d. Rukun Tetangga selanjutnya disingkat (RT) ;

e. Karang Taruna.

Bagian Kedua

Tugas, Fungsi, dan Kewajiban

Paragraf 1

Tugas

Pasal 16

Lembaga Kemasyarakatan mempunyai tugas membantu lurah dalam

pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan

dan pemberdayaan masyarakat.

Paragraf 2

Fungsi

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,

lembaga kemasyarakatan mempunyai fungsi :

a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat ;

b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat

dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintahan kepada

masyarakat ;

d. penyusun rencana, pelaksana dan pengelola pembangunan serta

pemanfaatan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan

secara partisipatif ;

e. penumbuhkembangan ...

Page 189: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 11 -

e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasipasi, serta

swadaya gotong royong masyarakat ;

f. penggalian, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya

serta keserasian lingkungan hidup ;

g. pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat

terlarang (Narkoba) bagi remaja ;

h. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga ;

i. pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan

j. pendukung media komunikasi, informasi, sosialiasi antara pemerintah

kelurahan dan masyarakat.

Paragraf 2

Kewajiban

Pasal 18

Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,

mempunyai kewajiban :

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia ;

b. menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait

c. mentaati seluruh peraturan perundang-undangan ;

d. menjaga etika dan norma dalam kehidupan bermasyarakat ; dan

e. membantu Lurah dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan.

Bagian Ketiga

Kegiatan

Pasal 19

(1) Lembaga kemasyarakatan, mempunyai kegiatan :

a. peningkatan pelayanan masyarakat ;

b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan ;

c. pengembangan …

Page 190: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 12 -

c. pengembangan kemitraan ;

d. Pemberdayaan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi, sosial

budaya, dan lingkungan hidup; dan

e. peningkatan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan dan kondisi

masyarakat setempat.

(2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola

oleh lembaga kemasyarakatan melalui sistem manajemen

pembangunan kelurahan yang partisipatif.

Bagian Keempat

Kepengurusan dan Keanggotaan

Paragraf 1

Kepengurusan

Pasal 20

(1) Pengurus lembaga kemasyarakatan, dipilih secara musyawarah dari

anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan dan

kepedulian.

(2) Susunan pengurus lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) pasal ini, terdiri dari :

a. unsur pimpinan (Ketua/sebutan lain) ;

b. pembantu pimpinan (Sekretaris dan Bendahara/sebutan lain) ;

c. dan unsur pelaksana (bidang/seksi/sebutan lain) dan jumlahnya.

(3) Susunan pengurus lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), ditentukan sesuai kebutuhan.

Paragraf 2

Keanggotaan

Pasal 21

(1) Keanggotaan lembaga kemasyarakatan, adalah warga Negara Repubiik

Indonesia, penduduk kelurahan yang bersangkutan.

(2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan

dengan bidang lembaga kemasyarakatan.

Bagian …

Page 191: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 13 -

Bagian Kelima

Tata Kerja

Pasal 22

(1) Hubungan kerja lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 16, dengan Lurah bersifat konsultatif dan koordinatif.

(2) Hubungan kerja antar lembaga kemasyarakatan bersifat koordinatif

dan konsultatif.

(3) Hubungan kerja lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga bersifat

kemitraan.

Bagian Keenam

Pendanaan

Pasal 23

Sumber pendanaan lembaga kemasyarakatan dapat diperoleh dari :

a. Swadaya masyarakat ;

b. Bantuan dari Anggaran Pemerintah Kelurahan ;

c. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota ;

dan/atau

d. Bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 24

(1) Departemen, Lembaga Non Departemen, Dinas daerah, dan Lembaga

Teknis Daerah yang mempunyai kegiatan di bidang pemberdayaan

masyarakat di kelurahan, dapat menggunakan lembaga

kemasyarakatan.

(2) Pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan me!alui sistem

manajemen pembangunan kelurahan.

BAB …

Page 192: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 14 -

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 25

Pembinaan teknis dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan

kelurahan dan lembaga kemasyarakatan dilakukan oleh Pemerintah Daerah

dan Camat.

Pasal 26

(1) Pembinaan teknis dan pengawasan oleh Pemerintah Daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, meliputi :

a. menetapkan pelimpahan tugas Walikota kepada lurah ;

b. memberikan pedoman administrasi, tata naskah dinas dan

pelaporan ;

c. menetapkan alokasi dana dari APBD ;

d. mengawasi pengelolaan keuangan kelurahan dan pendayagunaan

aset daerah yang dikelola oleh kelurahan ;

e. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan kelurahan ;

f. memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai

adat istiadat, lembaga adat beserta hak-hak tradisionalnya dalam

pelaksanaan pemerintahan kelurahan ;

g. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi lurah, perangkat

kelurahan dan lembaga kemasyarakatan ;

h. menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi lurah, dan perangkat

kelurahan ;

i. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan pemerintahan kelurahan, dan

j. melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan

perkotaan.

(2) Pembinaan teknis dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 25, meliputi :

a. memfasilitasi administrasi tata pemerintahan kelurahan ;

b. memfasilitasi ...

Page 193: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 15 -

b. memfasilitasi pengelolaan keuangan kelurahan dan pendayagunaan

aset daerah yang dikelola oleh kelurahan ;

c. memfasilitasi penerapan dan penegakah peraturan perundang-

undangan ;

d. memfasilitasi pelaksanaan tugas lurah dan perangkat kelurahan ;

e. memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum ;

f. memfasilitasi pengembangan lembaga kemasyarakatan ;

g. memfasilitasi pembangunan partisipatif ;

h. memfasilitasi kerja sama kelurahan dengan pihak ketiga ; dan

i. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

kelurahan.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 27

Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, Kelurahan yang telah ada

dengan nama dan batas Kelurahan yang bersangkutan dalam wilayah Kota

Cilegon masih diakui keberadaannya.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, semua peraturan yang

mengatur mengenai lembaga kemasyarakatan di kelurahan yang

bertentangan dengan peraturan daerah ini, dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal 29

Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang

mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.

Pasal ...

Page 194: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

- 16 -

Pasal 30

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Cilegon.

Ditetapkan di Cilegon

pada tanggal 23 Juli 2007

WALIKOTA CILEGON,

ttd

H. Tb. AAT SYAFA’AT

Diundangkan di Cilegon

pada tanggal 23 Juli 2007

SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON,

H. EDI ARIADI

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2007 NOMOR 7

Page 195: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 196: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 197: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 198: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 199: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 200: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 201: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 202: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 203: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 204: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 205: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 206: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 207: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 208: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 209: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 210: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 211: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK
Page 212: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

CURRICULUM VITAE (CV)

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Siti Aida Faradisha

Nim : 6661131911

Tempat Tanggal Lahir : Cilegon, 02 Mei 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam

Telepon : 081288777210

Email : [email protected]

DATA PRIBADI

Alamat : Jalan Sunan Kudus Link. Kalentemu Timur RT.04/05

No.03 Kelurahan Samangraya Kecamatan Citangkil

Kota Cilegon

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Golongan Darah : O (+)

Kewarganegraan : Indonesia

GPA/IPK : 3.48

IDENTITAS ORANGTUA

Nama Ayah : Drs. Ento Uranta

Nama Ibu : Fariroh S.IP

Pekerjaan Ayah : Guru PNS

Pekerjaan Ibu : PNS

PENDIDIKAN

1998-2000 : TKA/TPA Al-Amanah

2000-2006 : SDN Samangraya II

2001-2006 : Madrasah Ibtidaiyah Samangraya I

2006-2009 : SMP Madinatul Hadid KS Cilegon

2009-2013 : SMAN 5 Cilegon

2013-2017 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata-1

Ilmu Administrasi Negara

Page 213: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

PENGALAMAN ORGANISASI

Wakil Bendahara Osis SMAN5 Cilegon Tahun 2010-2011

Wakil Ketua Osis SMAN5 Cilegon Tahun 2011-2012

Panitia HUT SMAN5 Cilegon tahun 2013 Sebagai Seksi Acara

Panitia HUT FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (FISIPHORIA) 2013 Sebagai Seksi Acara

Panitia Sosialisasi Narkoba dan Kenakalan Remaja dalam Kuliah kerja

Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

PENGALAMAN KERJA

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) BKKBN Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2016 yang bertempat di Desa Sukaraja Kecamatan Warung Gunung

Kab. Lebak Provinsi Banten

Rincian Tugas :

- Mendata Masyarakat yang aktif KB

- Membuat Peta Penyebaran Penggunaan Alat Kontrasepsi

- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya KB

- Memberikan sosialisasi kepada pemuda mengenai Narkoba dan Kenakalan

Remaja

Magang/Internship di Dinas Pendapatan dan pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cilegon Tahun 2016 dari September-Oktober 2016 ditempatan di

Sekretariat Bagian Keuangan.

Rincian Pekerjaan :

- Melengkapi Arsip Mingguan yang berkaitan dengan Aktivitas keuangan di

DPPKD Kota Cilegon

- Memisahkan Dokumen Keuangan

- Input data Keuangan

- Membantu administrasi lainnya

SEMINAR DAN SERTIFIKAT

Peserta kunjungan Lapangan mata kuliah Manajemen Strategi dan MSDM Sektor Publik di Pemda Kota Bogor

Peserta Seminar ”ANE TO BE ENTREPRENEUR” 2014

Peserta Seminar Nasional “15 Tahun Reformasi dilihat dari Perspektif Administrasi Negara (Otonomi Daerah)”

Peserta Diskusi public dalam “Dynamic Governance Peluang dan tantangannya di Indonesia”

Page 214: PENGELOLAAN ALOKASI ANGGARAN KELURAHAN (AAK) UNTUK

Peserta Seminar Sekolah parlemen Kampus.