58
PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN DI KEBUN SEI BATANG ULAK PT CILIANDRA PERKASA KAMPAR RIAU SUKIRMAN DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

  • Upload
    phamnhu

  • View
    364

  • Download
    12

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN DI KEBUN SEI

BATANG ULAK PT CILIANDRA PERKASA KAMPAR RIAU

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis

Jacq.) DI PT. CILIANDRA PERKASA, FIRST RESOURCES Ltd.,

KAMPAR, RIAU

SUKIRMAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena
Page 3: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Kelapa

Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei

Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa Kampar Riau adalah benar karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Sukirman

NIM A24090062

Page 4: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena
Page 5: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

ABSTRAK

SUKIRMAN. Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan

Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa

Kampar Riau. Dibimbing oleh ROEDHY POERWANTO dan HARIYADI.

Skripsi manajemen kelapa sawit ini dilakukan untuk mempelajari teknik

budidaya kelapa sawit secara umum, khususnya memahami berbagai aspek dan

faktor yang menunjang proses pemanenan kelapa sawit. Skripsi (magang)

dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit, PT Ciliandra Perkasa, First Resources

Ltd., Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, selama

empat bulan yaitu bulan Februari sampai bulan Juni 2013. Skripsi ini

menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung digunakan

untuk mengumpulkan data dan informasi dengan wawancara. Metode tidak

langsung adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data sekunder dari

perkebunan. Hasil analisis terhadap beberapa faktor yang menunjang pemanenan

pada afdeling V secara umum telah menunjukkan hasil yang baik. Faktor tersebut

diantaranya adalah kriteria panen dengan rata-rata 2 butir kg-1

, jumlah tenaga

kerja panen telah sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja afdeling, rotasi panen 6/7,

dan efisiensi panen menunjukkan hasil yang baik dengan nilai efisiensi >95%.

Namun, nilai angka kerapatan panen masih di bawah 15% dengan rata-rata11.77%

dan pengawasan dan monitoring terhadap mutu hanca masih kurang optimal.

Hasil analisis terhadap perbandingan beberapa peubah antara afdeling I dan V

berbeda nyata pada produksi TBS sebesar 1485.8 kg/ha (afdeling I) dan 1011.7

kg/ha (afdeling V), brondolan 165.5 kg/ha (afdeling I) dan 73.2 kg/ha (afdeling V),

bobot per tandan 17.7 kg/ha (afdeling I) dan 13.8 kg/ha (afdeling V), produksi

minyak 1651.4 kg/ha (afdeling I) dan 1084.9 kg/ha (afdeling V), prestasi kg

1608.7 kg/ha (afdeling I) dan 1288.2 kg/ha (afdeling V), dan prestasi ha 3.2

ha/orang (afdeling I) 4.8 ha/orang (afdeling V) akan tetapi tidak berbeda nyata

pada jumlah pohon, jumlah tandan, tandan per pohon, dan prestasi tandan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa afdeling I lebih baik dibandingkan dengan afdeling

V. Perbandingan tersebut didasarkan pada keadaaan topografi afdeling I yang

datar hingga bergelombang dan afdeling V bergelombang hingga berbukit.

Kata kunci: efisiensi panen, faktor pemanenan, topografi

ABSTRACT

SUKIRMAN.The management of the oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) with

Special aspects of Harvesting at the Sei Batang Ulak field PT Ciliandra Perkasa

Kampar in Riau Province. Guided by the ROEDHY POERWANTO dan

HARIYADI.

Palm management thesis was carried out to study the cultivation of palm

oil in general, in particular to understand the various aspects and factors which

support the process of harvesting of oil palm. Thesis (internships) in palm oil

plantations, PT Ciliandra Perkasa, First Resources Ltd., village Siabu, district of

Kampar regency, Salo, Riau Province, during a four month is the month of

Page 6: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

February to June 2013. This thesis Plantations underway in using direct and

indirect methods. The direct method is used to collect data and information with

the interview. The indirect method is a method used to acquire secondary data

from the plantations. Results of the analysis of several factors that support the

harvesting on afdeling V in general have shown good results. These factors

include the harvest criteria with an average of 2 kg-1

item, total harvest labor has

labor needs afdeling, 6/7 harvest rotation, and efficiency of harvest showed good

results with efficiency >95%. However, the value of the number density of crops

still under 15% with an average of 11.77% and the supervision and monitoring of

the quality of hanca still less than optimal. Results of comparative analysis of

some variables between afdeling I and V differ markedly on the production of

fresh fruit bunches of 1485.8 kg/ha (afdeling I) and 1011.7 kg/ha (afdeling V),

fruit off 165.5 kg/ha (afdeling I) and 45.5 kg/ha (afdeling V), weight per bunch

11.0 kg/ha (afdeling I) and 13.8 kg/ha (afdeling V), oil production 1651.4 kg/ha

(afdeling I) and 1084.9 kg/ha (afdeling V) achievements of kg 1608.7 kg/ha

(afdeling I) and 1288.2 kg/ha (afdeling V), and the achievements of ha 3.2

ha/person (afdeling I) 4.8 ha/person (afdeling V) however did not differ markedly

on the number of trees, number of bunches of tree, bunches and bunches of

accomplishment. It shows that the afdeling I better compared to the comparison of

afdeling V based on the topographic form afdeling I flat to wavy and bumpy and

hilly afdeling V.

Keywords: harvest, efficiency harvesting factors, topography

Page 7: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN DI KEBUN SEI

BATANG ULAK PT. CILIANDRA PERKASA KAMPAR RIAU

SUKIRMAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena
Page 9: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

Judul Skripsi : Pengelolaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan

Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei Batang Ulak PT

Ciliandra Perkasa Kampar Riau

Nama : Sukirman

NIM : A24090062

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto, MSc

Pembimbing I

Dr Ir Hariyadi, MS

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

Judul Skripsi : Pengelolaan Kelapa Sawit (Efaeis guineensis Jacq .) dengan Aspek Khusus Pemanenan di Kebun Sei Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa Kampar Riau

Nama : Sukirman NIM : A24090062

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto. MSc Dr Ir Hariyadi, MS Pembimbing I . Pembimbing II

Tanggal Lulus: 10 3

Page 11: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang

telah memberi kekuatan dan berkat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Kegiatan magang manajemen panen di perkebunan kelapa sawit

dilaksanakan untuk mengetahui sistem manajemen panen kelapa sawit yang benar

dan efektif. Kegiatan magang dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit, PT

Ciliandra Perkasa, First Resources Ltd., Desa Siabu, Kec. Salo, Kab. Kampar,

Riau

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof Dr Ir Roedhy Poerwanto,

MSc dan Dr Ir Hariyadi, MS. yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada para dosen yang mengajar mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah, yang

telah memberikan arahan yang baik selama perkuliahan serta penyusunan skripsi

ini. Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan yang tulus baik moril

maupun materil. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat di bidang

keilmuan dan masyarakat. Terima kasih.

Bogor, Januari 2014

Sukirman

Page 12: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Magang 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Kelapa Sawit 2

Syarat Tumbuh 2

Panen 3

METODE MAGANG 6

Tempat dan Waktu 6

Metode Pelaksanaan 6

Pengamatan dan Pengumpulan Data 7

Analisis Data dan Informasi 8

KEADAAN UMUM KEBUN 8

Kebun 8

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10

Aspek Teknis 10

Aspek Manajerial 21

HASIL DAN PEMBAHASAN 22

Kriteria Matang Panen 22

Tenaga Kerja 24

Rotasi Panen 26

Angka Kerapatan Panen 27

Efisiensi dan Kehilangan Hasil Panen (Losses) 28

Mutu Hanca Panen 29

Perbandingan Peubah antara Afdeling I dan V 30

KESIMPULAN DAN SARAN 31

Kesimpulan 31

Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 32

LAMPIRAN 35

RIWAYAT HIDUP 43

Page 13: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

DAFTAR TABEL

1 Kriteria matang panen buah kelapa sawit 4 2 Jenis pupuk, dosis pupuk, dan aplikasi pupuk tahun 2012-2013 11 3 Hasil sensus gupon bulan Januari-Mei 2013 di Afdeling V (lima) 12 4 Sistem pengambilan contoh daun rekomendasi First Resourses Research

and Development 16

5 Luasan per kaveld (seksi) panen di Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak 18

6 Ketentuan perhitungan premi pekerjaan pemanenan 19

7 Kriteria panen Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak 23

8 Kebutuhan tenaga kerja dan luasan areal 25

9 Presentase kehadiran karyawan panen 25

10 Rotasi panen Afdeling V (lima) 27

11 Angka kerapatan panen 27

12 Efisiensi dan losses panen afdeling V 29

13 Perbandingan beberapa peubah antara afdeling I dan afdeling V tahun

tanam 1997 31

DAFTAR GAMBAR

1 Proses penguntilan 10

2 Pengendalian hama kelapa sawit 12

3 Pengendalian gulma manual 13 4 Kegiatan penyemprotan di lapangan 14 5 Pengambilan daun ke-17 16

6 Pemanenan kelapa sawit 18

7 Pengangkutan tandan buah segar 20 8 Pemeliharaan jalan 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun

Sei Batang Ulak 35 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun Sei

Batang Ulak 35 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun Sei

Batang Ulak 36

4 Peta Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa 38

5 Peta kerja Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa 39 6 Data curah hujan tahun 2003-2012 Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra

Perkasa 40

7 Areal konsensi lahan Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa 41 8 Struktur organisasi kebun (non pabrik) Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa 42

Page 14: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

perkebunan yang penting peranannya dalam rangka meningkatkan ekspor migas

bagi Indonesia melalui minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit. Kelapa sawit

merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dikembangkan sebagai sumber

devisa negara, oleh karena itu peningkatan produksi minyak kelapa sawit perlu

terus dilakukan untuk memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri.

Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit, yaitu iklim,

topografi, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya tanaman. Selain itu

umur tanaman, jumlah populasi per hektar, sistem penyerbukan, sistem koordinasi

panen, sistem pengamanan produksi serta sistem premi panen juga berpengaruh

terhadap produktivitas kelapa sawit (Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2006).

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2011), luas areal tanaman kelapa

sawit di Indonesia menunjukkan peningkatan. Tahun 2005 luas areal perkebunan

Indonesia sebesar 5,453,817 ha dan pada tahun 2011 luas areal perkebunan

Indonesia meningkat menjadi 8,199,568 ha. Dilihat dari luas areal perkebunan

Indonesia pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 terjadi peningkatan luas

areal kebun sawit sebesar 2,745,751 ha.

Hasil produksi minyak yang tinggi diperoleh dari daging buah sawit

(menghasilkan Crude Palm Oil) dan inti sawit (menghasilkan Kernel Palm Oil)

(Naibaho 1990). Tampubolon (2005) menambahkan bahwa pasar untuk minyak

kelapa sawit diperkirakan masih cukup cerah. Produksi Crude Palm Oil (CPO)

tahun 2011 dengan luas lahan 8 199 568 ha, mencapai 22 508 011 ton (Ditjenbun

2011). Hal ini menunjukan terbukanya peluang ekspor untuk menutupi

kekurangan produksi CPO.

Minyak sawit secara umum diolah dan diekspor sebagai bahan baku industri

(bahan setengah jadi), salah satunya sebagai bahan baku produksi minyak goreng.

Minyak sawit juga digunakan untuk pembuatan bermacam-macam barang

kebutuhan sehari-hari, seperti margarin, sabun, kosmetik, dan tekstil (Yahya

1990). Kebutuhan industri yang besar tersebut harus selalu terpenuhi sehingga

diperlukan upaya peningkatan produksi, efisiensi, dan mutu hasil produksi kelapa

sawit.

Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan

datang masih sangat luas, karena Indonesia memiliki beberapa keunggulan

diantaranya letak Indonesia yang dilewati garis katulistiwa, luas lahan yang

tersedia dan jumlah tenaga kerja yang banyak. Selain itu, pengembangan kelapa

sawit didukung oleh peningkatan konsumsi minyak nabati yang tumbuh rata-rata

7.83% per tahun. Volume konsumsi minyak nabati pada tahun 2005 mencapai

31.86 juta ton dan pangsa pasar minyak nabati dunia diproyeksikan akan

mencapai 23.53% (Pahan 2006).

Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemanenan adalah persiapan

panen, kriteria matang panen, sistem dan rotasi panen, ramalan produksi,

pengawasan dan denda, kebutuhan tenaga kerja dan angkutan panen, basis dan

premi panen, serta alat dan perlengkapan panen (Lubis 2008). Pemanenan ini

Page 15: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

2

bertujuan untuk mendapatkan jumlah dan mutu panen yang baik. Usaha yang

perlu dilakukan untuk mencapai target, di antaranya pelaksanaan panen sesuai

ketentuan, pelaksanaan angkutan panen, dan pelaksanaan pengolahan yang cepat

(AAN 1996).

Tujuan Magang

Magang dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit, PT Ciliandra Perkasa,

First Resources Ltd., Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau

bertujuan mempelajari teknik budidaya kelapa sawit secara umum, khususnya

memahami berbagai aspek dan faktor yang menunjang proses pemanenan kelapa

sawit.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika

Selatan. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika Selatan

sedangkan speseis E. guineensis berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan

subfamili Cocoideae yang paling besar habitusnya (Pahan 2006). Kelapa sawit

termasuk tanaman monokotil. Batangnya tumbuh lurus, umumnya tidak

bercabang dan tidak mempunyai kambium. Tanaman ini berumah satu atau

monoecious, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon. Bunga

dapat menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang. Tanaman kelapa sawit dapat

dibagi menjadi bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar,

batang dan daun. Bagian generatif yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan

adalah bunga dan buah. (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).

Tanaman ini dipanen dalam bentuk tandan buah segar. Buah kelapa sawit

termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah.

Bagian-bagian buah terdiri atas kulit buah (exocarp), sabut (mesocarp), dan biji.

Bagian-bagian buah yang menghasilkan minyak adalah mesocarp dan inti. Buah

kelapa sawit mencapai kematangan (siap untuk dipanen) sekitar 5-6 bulan setelah

terjadinya penyerbukan (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).

Syarat Tumbuh

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan yang

hidup di daerah tropis. Tanaman ini memiliki respon yang sangat baik terhadap

kondisi lingkungan hidup dan perlakuan yang diberikan. Faktor lingkungan yang

perlu diperhatikan adalah iklim (Pardamean 2008). Kelapa sawit tumbuh baik

pada ketinggian 0-500 m dari permukaan laut (mdpl). Jumlah curah hujan yang

baik adalah 2000-2500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata

sepanjang tahun. Kebutuhan efektif akan curah hujan hanya 1300-1500 mm

(Lubis 1992). Suhu optimal untuk pertumbuhan sekitar 24 - 28°C tetapi dapat juga

tumbuh pada kisaran antara 18 - 32°C dengan kelembaban tinggi yaitu (Fauzi et al.

2008). Tanah yang cocok untuk tanaman kelapa sawit adalah tanah bertekstur

Page 16: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

3

agak kasar sampai halus yaitu antara pasir berlempung sampai lempung berliat

(Lubis 1992).

Panen

Pemanenan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi

tanaman kelapa sawit. Pelaksanaan kegiatan pemanenan berpengaruh langsung

terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Panen dan pengolahan hasil merupakan

rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Produk kelapa sawit yang

dipanen adalah tandan buah segar yang selanjutnya diolah menjadi minyak kelapa

sawit yaitu Crude Palm Oil dan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil sebagai

hasil utama, dan hasil sampingan diantaranya bungkil inti, cangkang, tandan

kosong serta limbah cair (Mangoensoekarjo dan Semangun 2008).

Persiapan panen

Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi

dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam

pelaksanaan potong buah adalah persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga

potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat-alat kerja (Pahan

2006).

Pemeriksaan panen

Pemeriksaan yang dilakukan dalam pemeriksaan mutu hanca/losses antara

lain kualitas pengutipan brondolan di tanaman, piringan, pasar rintis, dan tempat

pengumpulan hasil (TPH); kualitas janjang dipanen dan janjang matang tidak

dipanen (janjang normal dan janjang busuk). Kriteria pemeriksaan mutu

hanca/losses antara lain pemeriksaan brondolan tinggal yang dinyatakan dalam

bentuk total rasio brondolan tinggal terhadap jumlah tandan pengamatan

(brondol/tandan). Brondolan dikatakan tinggal jika masih ditemuinya brondolan

yang tidak atau belum dikutip selama masa pemeriksaan pada tanaman yang telah

dipanen dan berada pada piringan, luar piringan, di batang tanaman, di pasar rintis,

Pemeriksaan janjang tinggal jika pada masa pemeriksaan ditemui adanya janjang

dengan jumlah brondolan lepas alami sama atau lebih dari standar buah matang

(ripe) dan belum/tidak dipotong. Hasil pemeriksaan janjang ini dinyatakan

dalam % dengan rumus :

X 100%

Sumber: Tyas (2008)

Kriteria matang panen

Matang panen merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pemanen

untuk menentukan waktu layak panen. Tingkat kematangan buah kelapa sawit

dapat diketahui dari perubahan warna buah. Buah kelapa sawit berwarna hijau

mengandung pigmen klorofil kemudian buah akan berubah menjadi warna merah

atau oranye akibat pengaruh pigmen beta karoten yang menandakan bahwa

minyak sawit yang terkandung di dalamnya telah tinggi dan buah akan lepas dari

tandannya (Sunarko 2009).

Page 17: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

4

Fraksi panen

Kriteria matang panen buah kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria matang panen buah kelapa sawit

Fraksi buah Sifat fraksi Jumlah brondolan

Fraksi 00 (F-00) Sangat mentah (Afkir) Tidak ada brondolan

Fraksi 0 (F-0) Mentah < 12.5 % buah luar

Fraksi 1 (F-1) Kurang matang 12.5 % - 25 % buah luar

Fraksi 2 (F-2) Matang 25 % - 50 % buah luar

Fraksi 3 (F-3) Matang 50 % - 75 % buah luar

Fraksi 4 (F-4) Lewat matang 75 % - 100 % buah luar

Fraksi 5 (F-5) Terlalu matang Buah dalam ikut brondolan

Sumber : Lubis (1992)

Suatu areal kebun kelapa sawit dinyatakan dapat dipanen jika (1) 60% dari

seluruh jumlah pohon yang hidup dalam areal tersebut sudah mencapai matang

panen, (2) sebagian buah sudah memberondol secara alamiah, dan (3) bobot rata-

rata tandan buah sudah mencapai 3 kg (Yahya 1990). Persiapan panen yang harus

dilakukan yaitu peningkatan/pengerasan jalan, pembukaan pasar panen dan TPH

(Tempat Pemungutan Hasil), taksasi panen, perencanaan pengadaan panen,

pengangkutan dan kesiapan pabrik menerima tandan (Lubis 1992).

Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen

agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria umum yang banyak digunakan

dengan berdasarkan jumlah brondolan yang lepas. Kriteria yang dapat digunakan

untuk menentukan kelapa sawit tepat matang dengan kandungan CPO maksimal

adalah warna buah dan buah sudah terlepas dari tandan (Mangoensoekarjo dan

Semangun 2003).

Organisasi panen

Organisasi panen terdiri atas satu orang mandor panen dengan 16-20

pemanen. Mandor bertugas menentukan dan mengawasi ancak setiap pemanenan.

Selain mandor ada krani buah yang bertugas mencatat jumlah tandan

danbrondolan serta mutu buah yang dipanen setiap pemanen. Mandor panen

bertanggung jawab pada mandor I, mandor I pada asisten dan asisten pada

manajer. Tenaga kerja panen adalah tenaga kerja yang bertugas untuk

menurunkan buah dari pohon dan membawanya ke TPH. Nilai indeks tenaga kerja

panen standar dari perusahaan perkebunan kelapa sawit yaitu 0.04 HK/ha

Manajemen tenaga kerja panen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan. Kebutuhan tenaga kerja pemanenan dapat dihitung dengan rumus:

Kebutuhan tenaga pemanen =

Keterangan : A = Luas hanca yang akan dipanen

B = Kerapatan panen

C = Rata

D = Populasi tanaman

E = Basis

Page 18: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

5

Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan dengan produksi dan jalan ke

pabrik kelapa sawit. Pengangkutan buah dari kebun ke pabrik kelapa sawit harus

dilakukan secepat mungkin agar menjaga kualitas asam lemak bebas normal

(<3%).

Angka kerapatan panen (AKP)

Angka kerapatan panen adalah perkiraan jumlah tandan matang yang dapat

dipanen pada suatu areal atau blok. Tujuan dilakukannya taksasi harian adalah

untuk memperkirakan berapa unit angkutan yang dibutuhkan untuk mengangkut

hasil panen dan untuk mengetahui jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan panen pada luasan tertentu. Angka kerapatan panen (AKP) dapat

menggunakan rumus:

AKP =

X 100%

Pohon sampel yang diamati sebesar 5% dari luasan tiap blok yang diamati.

Angka kerapatan panen berguna untuk menentukan berapa perkiraan produksi

esok hari yang berhubungan dengan penyediaan tenaga kerja dan angkutan panen.

Sistem panen

Jumlah tenaga kerja pemanen pada setiap mandor berkisar antara 20-25

orang, sedangkan luas areal kerja setiap mandor berkisar 300 ha, bergantung dari

ketentuan perusahaan. Mandor menentukan sistem hanca atau petak untuk

memudahkan pelaksanaan panen dan memastikan produktivitas panen yang tinggi.

Satu hanca terdiri dari 2-4 baris tanaman yang berdekatan bergantung pada

kerapatan buah masak. Pembagian hanca panen harus diatur agar mudah dalam

pengawasan pekerjaan panen dan pengangkutan hasil. Areal panen harus dibagi

menjadi 5 atau 6 bagian menyesuaikan dari berapa hari kerja selama seminggu.

Suatu daerah menggunakan 6 hari kerja seminggu maka areal panen dibagi

menjadi 6 bagian dan sebaliknya bila menerapkan 5 hari kerja seminggu maka

areal panen dibagi menjadi 5 bagian. Sistem panghancaan terdiri dari 3 sistem

yaitu hanca giring murni, hanca giring tetap, hanca tetap.

Rotasi panen

Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen

berikutnya pada satu hanca panen. Rotasi panen erat hubungannya dengan

kerapatan panen, kapasitas pemanen,dan keadaan pabrik. Rotasi panen merupakan

salah satu faktor pembatas dalam menentukan produksi TBS, kualitas/ mutu buah,

mutu transport, pengolahan TBS di Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dan biaya

eksploitasi (Pahan 2006).

Taksasi produksi

Taksasi produksi adalah kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar

(TBS) yang akan dipanen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina

yang akan menjadi tandan buah (Sunarko 2009). Tujuan dari kegiatan ini adalah

untuk memudahkan pengaturan dan pelaksanaan kegiatan panen, sehingga

mencapai produksi yang maksimal. Taksasi juga bertujuan untuk mengetahui

perkiraan produksi harian, bulanan ataupun semesteran.

Page 19: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

6

Premi panen

Sistem premi yang dilakukan di lapang umumnya didasarkan pada biaya

potong buah per kg TBS sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem premi

sebelumnya. Besarnya premi potong buah diusahakan tetap dengan anggaran,

tetapi tetap menarik bagi pemanen (Pahan 2006). Premi dibagi menjadi 2 jenis,

yaitu premi siap borong yang merupakan premi yang diberikan kepada pemanen

pada saat jumlah janjang panen sama dengan atau lebih dari basis borong yang

telah ditentukan dan premi lebih borong yang merupakan premi yang diberikan

kepada pemanen pada saat pemanen mendapat janjang panen yang lebih dari

jumlah janjang basis borong yang ditentukan.

Pengangkutan tandan buah segar

Menurut Pahan (2006), pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan

pengangkutan dari tempat penampungan hasil (TPH) ke pabrik kelapa sawit pada

setiap hari panen. Pada prinsipnya TBS dan brondolan harus diangkut secepatnya

ke PKS untuk diolah pada hari itu juga. Hal ini dilakukan supaya minyak yang

dihasilkan tetap bermutu baik dan tidak merusak kualitas minyak yang dihasilkan.

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Batang Ulak (SBU) PT

Ciliandra Perkasa, First Resources Ltd., Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten

Kampar, Provinsi Riau selama empat bulan mulai bulan Februari sampai dengan

Juni 2013.

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dilakukan di Kebun Sei Batang Ulak (SBU) dengan

melakukan seluruh pekerjaan di lapangan sesuai dengan aturan yang telah

ditetapakan perusahaan, baik aspek teknis di lapangan maupun aspek manajerial

pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas (KHL),

pendamping mandor, dan menjadi pendamping asisten afdeling. Kegiatan di

lapangan sebagai KHL selama satu bulan, menjadi pendamping mandor selama

satu bulan, dan pendamping asisten afdeling selama dua bulan. Selama melakukan

kegiatan magang penulis mencatat prestasi kerja yang dicatat pada jurnal harian

kerja.

Jenis kegiatan yang dilakukan pada tingkatan KHL adalah pemeliharaan dan

pemanenan. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan jalan,

rempes kelapa sawit, penunasan (prunning), leaf sampling unit (LSU),

pemupukan, pengendalian gulma, hama dan penyakit serta pemanenan. Kegiatan

yang dilakukan pada saat sebagai pendamping mandor adalah menyusun rencana

harian, menentukan jumlah tenaga kerja, apel pagi, mengawasi kegiatan yang

dilakukan oleh karyawan, membuat laporan harian dan mengisi administrasi

tingkat mandor. Beberapa jenis mandor yang diikuti selama magang adalah

mandor pupuk, mandor perawatan, mandor semprot, mandor panen, krani

Page 20: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

7

produksi, dan krani afdeling. Kegiatan magang sebagai pendamping asisten

afdeling dilakukan pada dua bulan terakhir. Kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan kegiatan yang dilakukan asisten seperti memimpin karyawan, apel

pagi, membuat rencana kerja harian dan bulanan, melakukan manajerial tingkat

afdeling, mengarahkan kerja mandor, membuat laporan harian asisten, mengisi

administrasi tingkat afdeling dan memeriksa mutu buah dan hanca.

Aspek khusus yang diamati dalam kegiatan magang adalah manajemen

panen kelapa sawit pada salah satu afdeling di PT Ciliandra Perkasa, Kabupaten

Kampar, Provinsi Riau. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati jumlah

tenaga kerja panen, kriteria matang panen, angka kerapatan panen, rotasi panen,

mutu hanca panen, dan efisiensi panen.

Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dilakukan pada saat

kegiatan magang berlangsung. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data

primer dan data sekunder. Data primer yang diamati adalah jumlah tenaga kerja,

kriteria panen, rotasi panen, kerapatan panen, mutu hanca panen, dan efisiensi

panen. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan secara langsung

di lapangan dan wawancara dengan karyawan, mandor dan asisten. Data sekunder

diperoleh dari laporan manajemen (bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan)

yang tersedia di kantor kebun. Data sekunder yang mendukung pelaksanaan

teknik lapangan meliputi peta lokasi, kondisi jalan, kondisi afdeling, data produksi

dan produktivitas serta yang terkait dengan pemanenan kelapa sawit seperti rotasi,

sistem panen, premi panen, organisasi panen, upah dan denda panen, serta

administrasi panen.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan yang dilakukan terutama terhadap aspek yang berhubungan

dengan pemanenan yaitu:

1. Kriteria matang panen

Pengamatan dilakukan terhadap 10 pemanen dan setiap pemanen diambil

10 tanaman sampel secara hanca dengan tiga kali ulangan. Data diperoleh

dengan mengamati jumlah brondolan yang jatuh di piringan sebelum dipanen

oleh pemanen sesuai dengan ketentuan perusahaan.

2. Tenaga kerja panen

Data yang diambil merupakan jumlah kehadiran karyawan dan diambil

sebanyak 16 orang dari kemadoran kecil dan 18 orang dari kemandoran besar.

Data jumlah karyawan yang diambil merupakan total tenaga kerja yang

tersedia.

3. Angka kerapatan panen

Pengamatan dilakukan pada tiap blok dengan jumlah tanaman contoh

sebanyak 400 tanaman. Data diperoleh dengan cara mengamati jumlah buah

matang dari total pohon yang diamati. Angka kerapatan panen diperoleh

dengan rumus berikut:

Kerapatan panen =

X 100%

4. Mutu hanca panen

Pengamatan dilakukan dengan memeriksa hasil kerja di lapangan.

Pengamatan ini meliputi brondolan tinggal di piringan, brondolan tinggal di

Page 21: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

8

gawangan, brondolan tinggal di tempat pengumpulan hasil (TPH), pelepah

sengkleh tidak dipotong, dan terhadap susunan pelepah.

5. Rotasi panen

Pengamatan terhadap lama waktu antara panen terakhir dengan panen

berikutnya dalam satu kaveld yang sama. Pengamatan dikaitkan dengan tingkat

produksi, luas hanca panen, dan jumlah tenaga kerja.

Data primer yang dikumpulkan selama magang difokuskan pada kegiatan

pemanenan. Data kegiatan pemanenan meliputi; sistem pemanenan, waktu

pemanenan, teknik pemanenan, sistem pembayaran karyawan, dan diskusi

langsung dengan KHL dan staf. Data sekunder berupa kondisi umum dan data

manajerial perusahaan. Data sekunder kondisi umum yang dikumpulkan dari

perusahaan adalah letak geografis, topografi dan tanah, iklim dan curah hujan,

luas areal dan tata guna lahan, dan produktivitas tanaman. Data sekunder

manajerial yang dikumpulkan dari perusahaan adalah struktur organisasi dan

ketenagakerjaan.

Analisis Data dan Informasi

Data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan, dengan berbagai peubah

atau rekomendasi teknik yang diterapkan, kemudian dilakukan analisis secara

deskriptif dan kuantitatif menggunakan peraturan/ norma baku yang berlaku.

Analisis deskriptif digunakan untuk mencari nilai rata-rata dan persentase,

kemudian dideskripsikan dengan pembanding norma baku dan standar yang

berlaku, seperti Angka Kerapatan Panen (AKP), sistem dan rotasi panen, hanca

panen, kehilangan panen, dan Bobot Janjang Rata-rata (BJR).

Analisis kuantitatif akan dilakukan menggunakan analisis statistik seperti uji

t-student dengan menggunakan software portable SAS 9.0. Analisis kuantitatif

digunakan untuk mendapatkan nilai yang akan dibandingkan dengan nilai pada

tahun-tahun sebelumnya. Contoh data yang dapat dianalisis dengan analisis

kuantitatif adalah pengamatan angka kerapatan panen dan hasil panen tenaga

kerja.

KEADAAN UMUM KEBUN

Kebun

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Batang Ulak PT Ciliandra

Perkasa First Resources Desa Siabu Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Provinsi

Riau. Kebun Sei Batang Ulak dibagi menjadi sembilan afdeling. Secara geografis

letak kebun ini berada pada titik koordinat 1010 00’ 29” – 101

0 44’ 52” BT dan 0

0

13’ 27” – 00 08’ 47” LU.

Secara umum, topografi areal perkebunan kelapa sawit di Kebun Sei

Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa adalah bergelombang hingga berbukit, dengan

jenis tanah mineral. Curah hujan di Kebun Sei Batang Ulak dari periode 2004

Page 22: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

9

sampai periode 2012 sebesar 1 899 hingga 3 621 mm dengan rata-rata curah hujan

sebesar 2 373 mm. Lama hari hujan rata-rata per tahunnya sebesar 162 hari

dengan hari hujan terendah 130 hari pada tahun 2004 dan hari hujan terbesar 189

hari pada tahun 2007.

Luas areal kelapa sawit di Kebun Sei Batang Ulak sebesar 6 647.71 ha

dengan luas lahan yang dapat ditanami kelapa sawit sebesar 6 481.54 ha. Luas

areal tersebut dibagi menjadi 9 (sembilan) Afdeling dan satu pabrik pengolahan

kelapa sawit (PKS).

Kebun Sei Batang Ulak menggunakan bibit kelapa sawit yang berasal dari

varietas Tenera, yaitu persilangan antara varietas Dura dan varietas Pisifera. Jenis

yang digunakan adalah PNG dan Marihat. Pola tanam yang digunakan adalah

segitiga sama sisi 9.15 m dengan populasi rata-rata setiap hektarnya 132 pohon

tanaman kelapa sawit. Jadi total tanaman kelapa sawit yang ditanam di Kebun Sei

Batang Ulak sebanyak 861 245 pohon. Rata-rata produksi TBS di Kebun SBU

selama periode enam tahun sebesar 133 095 633 ton tahun-1

dengan produktivitas

rata-rata 1 839 ton ha-1

.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi di Kebun Sei Batang Ulak (non pabrik) dipimpin oleh

seorang Group Manager (GM) dengan dibantu oleh tiga orang asisten kepala,

sembilan orang asisten afdeling, dan satu orang kepala tata usaha. Manajer

mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola seluruh areal kebun

baik secara manajerial dan administrasi. Tugas manajer dibantu oleh tiga orang

asisten kepala yang bertanggung jawab terhadap masing-masing rayon. Asisten

kepala membawahi asisten afdeling, yang bertanggung jawab terhadap afdeling

dan membawahi kerja mandor dan krani afdeling. Mandor terdiri dari tiga jenis

yaitu mandor panen, mandor pemupukan dan mandor penyemprotan. Krani terdiri

dari dua jenis yaitu krani produksi dan krani afdeling. Kepala tata usaha bertugas

menangani seluruh kegiatan administrasi dan keuangan di tingkat kebun dan

berkoordinasi dengan krani rayon dan krani afdeling.

Jumlah ketenagakerjaan di Kebun Sei Batang Ulak adalah 791 orang yang

terdiri 708 karyawan kebun dan 83 karyawan pabrik. Karyawan berstatus staf

berjumlah 27 orang yang terdiri dari manajer, asisten kepala, asisten afdeling dan

staf pabrik. Karyawan berstatus non staf terdiri dari pekerja bulanan tetap (PBT)

sebanyak 103 orang, karyawan harian tetap (KHT) sebanyak 597 orang dan

karyawan harian lepas (KHL) sebanyak 64 orang. Indeks tenaga kerja (ITK)

Kebun Sei Batang Ulak adalah 0.11. Susunan struktur organisasi di Kebun Sei

Batang Ulak (non pabrik) terlampir pada Lampiran 8.

Page 23: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

10

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu aspek perawatan tanaman. Pemupukan adalah

pemberian unsur hara kepada tanaman. Prinsip utama dalam pemupukan adalah

pemberian pupuk kepada pohon tanaman secara merata dengan dosis yang telah

direkomendasikan oleh tim riset PT. Ciliandra Perkasa. Tujuan pemberian pupuk

ini adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Kegiatan pemupukan harus

memperhatikan lima faktor antara lain, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat

jenis, dan tepat tempat.

Kegiatan pemupukan ini dilakukan dengan blok per blok, sehingga lebih

terkonsentrasi dan diharapakan lebih efektif dan efisien. Fokus pengawasan dan

evaluasi juga menjadi lebih mudah. Organisasi pemupukan terdiri dari tukang

until, pengecer (pelangsir), dan penabur. Pelangsir pupuk biasanya bersifat

kondisional, apabila areal yang berbukit maka pelangsir diperlukan dengan jumlah

2-3 HK. Pemupukan dilakukan oleh perempuan. Peralatan yang digunakan untuk

pemupukan berupa ember plastik, mangkok takar sesuai dosis, kain gendong.

Penguntilan pupuk. Kegiatan penguntilan (Gambar 1) pupuk biasanya

dilakukan di gudang afdeling. Jenis dan berat untilan disesuaikan dengan rencana

areal yang akan dipupuk. Penguntilan ini bertujuan untuk mempermudah penabur

pupuk ke lapangan. Penguntilan pupuk menggunakan karung goni (sak) yang

telah dilapisi plastik didalamnya. Berat pupuk di PT Ciliandra Perkasa adalah 10

kg/until.

(a) Pupuk yang belum diuntil (b) Proses penguntilan di gudang

Gambar 1 Proses penguntilan pupuk

Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk bertujuan mempermudah penabur

mengambil pupuk apabila pupuk sudah habis disebar. Pupuk dicecer sesuai

dengan areal yang telah ditetapkan oleh mandor. Blok yang datar akan diecer

dengan meletakkan dua untilan per satu gawangan sehingga tidak ada langsiran.

Penguntilan pupuk pada areal berbukit akan ditumpuk disalah satu tempat

sehingga harus dilangsir. Banyaknya tumpukan disesuaikan dengan jumlah pohon

yang ada. Tumpukan pupuk diletakkan di collection road. Pupuk dicecer langsung

oleh penabur dari truk pemuat. Pengeceran pupuk harus dilakukan blok per blok.

Pengeceran pupuk di perusahaan ini harus diperhatikan karena arealnya berupa

bukit-bukit sehingga banyak berteresan. Hal ini mengakibatkan jalan kontur

Page 24: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

11

banyak dan sulit pengeceran. Pengaruhnya pada pemupukan, apabila pupuk yang

dicecer berlebih maka penabur akan menambah dosis pada tanaman tertentu

sedangkan ada pohon yang tidak terpupuk pada teresan yang lain. Solusi

permasalahan ini adalah membuat peta detail khusus pemupukan agar dosis dan

pengeceran ada pedoman yang pasti dan lebih tepat dalam pengaplikasian.

Pelangsiran dan penaburan pupuk. Pelaksanaan pemupukan di lapangan

dilakukan oleh penabur. Pelangsir pupuk di perusahaan ini bersifat kondisional.

Pelangsir akan digunakan apabila truk yang mengecer tidak dapat masuk pada

blok yang akan di pupuk karena areal yang sulit dilalui kendaraan sehingga pupuk

harus diturunkan di tempat yang ditentukan oleh mandor. Satu pelangsir untuk

dua penabur. Pelangsir pupuk ini tidak menggunakan alat bantu, tenaga pelangsir

membawa pupuk ke dalam blok mengikuti penabur.

Aplikasi pemupukan. Tanaman kelapa sawit di PT Ciliandra Perkasa

merupakan tanaman menghasilkan sehingga pemupukan diaplikasikan 2

kali/tahun, dan 2 kali/semester khusus pupuk MOP dan urea (Tabel 2). Aplikasi

pemupukan sering terganggu dengan adanya hujan dipagi hari sebab apabila hujan

di pagi hari maka pemupukan diundur pada esok harinya.

Pengawasan pemupukan. Pengawasan pemupukan ditunjukan kepada

karyawan pemupuk yang dilakukan oleh mandor dan asisten. Pengawasan

dilakukan terhadap untilan tinggal, tanaman tidak terpupuk, pupuk tidak merata,

dan karung berceceran. Pengawasan bertujuan untuk memonitoring pekerjaan

dengan harapan hasil pemupukan adalah pohon terpupuk 100% dengan kriteria

pupuk merata dan sesuai dengan dosis yang ditentukan. Pelaksanaan pemupukan

dalam perusahaan ini memerlukan penanganan yang khusus karena areal yang

berbukit dan banyak parit sehingga tanaman tidak lurus dan sering adanya pohon

yang tidak terpupuk dan banyaknya blok yang terpisah karena adanya jurang.

Pengawasan dari mandor pupuk harus ketat dan baik agar pekerjaan menjadi

optimal dan tepat sasaran. Pengawasan ketat maksudnya adalah posisi mandor

ditengah-tengah penabur dan pelangsir pupuk sehingga dapat memonitoring baik

ke kanan maupun ke kiri mandor. Kegiatan pemupukan dilakukan di blok H5, H6,

dengan jenis pupuk yang diaplikasikan adalah Muriate of Phosphate (MOP).

Dosis yang direkomendasikan untuk pupuk MOP adalah 1.25 kg/pohon.

Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara disebar merata ±50 cm dari pangkal

pohon. Waktu aplikasi pupuk adalah pagi sampai dengan siang hari.

Tabel 2 Jenis pupuk, dosis pupuk, dan aplikasi pupuk tahun 2012-2013

Jenis Pupuk Aplikasi Dosis (kg/pohon)

Urea 1 1.50

2 1.25

RPH 1 1.75

MOP 1 1.50

2 1.25

Kiesrite 1 1.50

Borate 1 150 g/pohon

Sumber: Research and Development First Resources (2013)

Page 25: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

12

Pengendalian hama Pengendalian hama di Afdeling V, PT Ciliandra Perkasa dilakukan secara

biologi, yaitu menggunakan musuh alami. Hama utama di perusahaan ini yaitu

tikus. Musuh alami yang digunakan untuk mengendalikan tikus adalah burung

hantu (Tyto alba). Pembangunan sarang burung (Gambar 2) di perusahaan

Ciliandra Perkasa adalah sebagai usaha mengembangbiakan burung hantu sebagai

musuh alami tikus.

Serangan tikus pada tanaman menghasilkan (TM) adalah menyerang bunga

betina dan bunga jantan. Tikus juga memakan mesocarp buah (daging buah) baik

tanaman muda maupun tanaman yang sudah matang (Gambar 2), sehingga perlu

pengamatan atau monitoring dari mandor perawatan dan perlu dicatat hasil

monitoring tersebut. Pengamatan terhadap sangkar burung hantu tidak perlu rutin

akan tetapi langsung dilakukan pengendalian secara berkala dengan jadwal yang

teratur. Data monitoring terhadap perkembangbiakan burung hantu (Tabel 3)

ditulis dalam blanko. Hasil sensus gupon yang dilakukan dari bulan Januari

hingga Mei 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.

(a)

(b) (c)

(a) sangkar burung hantu (b) buah yang terkena hama tikus

Gambar 2 Pengendalian hama kelapa sawit

Tabel 3 Hasil sensus gupon bulan Januari-Mei 2013 di Afdeling V (lima)

Sumber : Kantor afdeling V (lima) PT. Ciliandra Perkasa

Pengendalian gulma

Pengendalian gulma di PT Ciliandra Perkasa dilakukan secara manual dan

secara kimia. Pengendalian ini bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma

yang bersaing dengan tanaman utama. Pengendalian secara manual yaitu dengan

babat manual (babat rendahan) sedangkan pengendalian secara kimia dilakukan

melalui penyemprotan dengan menggunakan herbisida.

Pengendalian manual (Gambar 3) adalah salah satu kegiatan pemeliharaan

tanaman kelapa sawit dari persaingan dengan gulma dan anak kayu. Fokus

pemeliharaan ini pada areal-areal yang semak dan berkayu. Pemeliharaan ini

dikhususkan pada areal yang semak dan dominan anak kayu, umumnya areal

Bulan Jumlah gupon (buah)

Total Kosong Berisi Bertelur Beranak Tumbang

Januari 19 - 1 1 - 21

Pebruari 19 2 - - - 21

Maret 17 3 - - 1 21

April 17 1 2 1 - 21

Mei 16 4 - 1 - 21

Page 26: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

13

tersebut adalah rendahan. Fungsi pengendalian manual untuk mengendalikan

gulma agar pemanen dapat bekerja dengan baik dan tidak ada masalah pada areal

yang dikerjakan.

(a) Areal semak dengan gulma (b) Babat gulma manual

Gambar 3 Pengendalian gulma manual

Umumnya alat yang digunakan untuk babat manual adalah parang dan

dodos. Sistem pengerjaannya adalah memotong gulma-gulma dengan parang dan

mendongkel anak kayu dengan dodos. Gulma yang sering dijumpai di lapangan

berupa Chromolaena odorata, Lantara camara, Melastoma malabathricum,

Clidemia hirta, goloran dan gulma berkayu lainnya. Kegiatan babat manual

memiliki standar kerja yaitu 0.8 HK/ha/rotasi untuk gawangan dan untuk piringan

1.5 HK/ha/rotasi. Rotasi babat gawangan 3 kali 1 tahun dan piringan 0.45 kali

dalam 1 tahun Mahasiswa mengikuti kegiatan babat manual baik menjadi

karyawan ataupun pengawas sebagai asisten dengan jumlah karyawan 5 orang.

Pengendalian secara kimia. Kegiatan pengendalian gulma secara kimia

(semprot) menggunakan herbisida. Sistem semprot yang digunakan di Kebun Sei

Batang Ulak yaitu block spraying system (BSS). Kegiatan ini merupakan sistem

penyemprotan atau pengendalian gulma kimiawi terkonsentrasi yang dikerjakan

blok per blok dengan sasaran mutu penyemprotan yang lebih baik dan dilakukan

oleh satu tim semprot yang diatur oleh kontraktor di bawah pengawasan mandor

perawatan. Tujuan pengendalian ini yaitu untuk mengurangi kompetisi unsur hara,

air, sinar matahari antara gulma dan tanaman utama, mempermudah kontrol

pelaksanaan panen dan pemupukan, memudahkan mengutip brondolan sehingga

menekan losses fruit (kehilangan hasil), mempermudah kontrol pekerjaan dari

satu gawangan ke gawangan lainnya dan menekan poulasi hama dan penyakit.

Hasil penyemprotan akan dievaluasi oleh mandor perawatan. Hasil yang

diharapkan dari kegiatan semprot adalah tingkat kematian gulma secara merata

baik dipiringan dan gawangan dengan persentase 100%.

Kegiatan pengendalian gulma ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu semprot

piringan, pasar pikul, TPH, gawangan dan blanket. Tim semprot ini langsung

diarahkan ketua kontraktor dibawah pengawasan mandor perawatan dan dibawah

tanggung jawab asisten. Sebelum tim semprot memulai pekerjaan mandor dan

kontraktor wajib mengecek kelayakan alat-alat semprot. Kep dan nozel yang telah

bocor harus diganti. Herbisida yang diberikan mandor kepada kontraktor telah

dicampur air terlebih dahulu dengan dosis tertentu.

Penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH. Kegiatan ini merupakan

beberapa sarana yang terpenting dari produksi dan perawatan agar berfungsi

Page 27: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

14

dengan mestinya. Sarana tersebut mutlak memerlukan pemeliharaan yang

berkesinambungan. Kegiatan penyemprotan ini menggunakan alat Knapsack

Sparayer yang berkapasitas 15 liter/kep. Herbisida yang digunakan dengan bahan

aktif floroksipir 0.25. Jenis herbisida ini digunakan untuk mengendalikan jenis

gulma daun lebar. Sedangkan untuk jenis gulma pakis kawat (Dicrapnoteris

linearis), pakis udang (Stenochlaena palustris) dan anak kayu menggunakan

paraquat dan metil metsulfuron dengan konsentrasi 0.375% dan 0.01875% serta

dosis yang 357 cc/gram dan 18.75 cc/gram. Kegiatan penyemprotan dilakukan

dengan rotasi 4 kali 1 tahun. Kegiatan penyemprotan diatur oleh mandor kepada

kepala kontraktor untuk menentukan blok atau hanca yang akan disemprot. Tim

semprot ini berjumlah 8 orang dengan rincian 1 orang laki-dan 7 orang perempuan.

Target prestasi untuk pekerjaan diatur oleh kepala kontraktor dengan mandor dan

persetujuan asisten, yang direncanakan per bulan.

Penyemprotan gawangan. Jenis gulma yang sering dijumpai di lapangan dan

menjadi fokus pekerjaan pada kegiatan semprot di gawangan (Gambar 4) adalah

jenis gulma berkayu (anak kayu), pakis (paku-pakuan), dan pisang liar. Untuk

jenis gulma berkayu (Chromolaena odorata, Melastoma malabathricum, lanatana

sp. Clidemia hirta). Teknik pengendaliannya adalah dengan dongkel anak kayu.

Apabila populasi gulma rapat dan dalam areal yang luas maka teknik spot

spraying dengan ulangan 2-3 kali semprot setiap 4-8 minggu tergantung dari

kondisi pertumbuhan kembali gulma tersebut. Pengendalian anak kayu yang telah

besar dan keras dapat dilakukan dengan babat gawangan dan mengoleskan

herbisida triklopir 0.05 liter/ 1 liter solar (garlon) ke sekeliling pangkal batang

(telah dipotong atasnya) selebar ± 20 cm dan 30 cm dari permukaan tanah. Jenis

gulma pakis harus di follow up 2-3 kali dalam 1 bulan. Pengendalian gulma pisang

liar dengan metode dibabat terlebih dahulu selanjutnya disemprot Lindomin

dengan konsentrasi 0.8%. Mahasiswa mengikuti jenis kegiatan ini menjadi

penyemprot dan memberikan pengarahan serta memberikan simulasi

penyemprotan di lapangan.

Pengawasan penyemprotan. Mandor perawatan wajib hadir ke lapangan

atau blok yang dikerjakan. Mandor wajib mengawasi sistem dan cara kerja serta

jenis gulma yang harus dikendalikan dan jenis gulma yang tidak dikendalikan.

Mandor berhak menegur kontraktor apabila ada hal tidak sesuai dengan ketentuan

yang telah diarahkan oleh mandor. Pengawasan mandor meliputi pengecekan

nozel sebelum dan saat menyemprot, dan penuangan herbisida kedalam kep.

Gambar 4 Kegiatan penyemprotan

Page 28: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

15

Pengambilan Contoh Daun

Pengambilan contoh daun merupakan kegiatan tahunan dengan

pengambilan contoh daun. Tujuan pengambilan contoh daun adalah menganalisa

kandungan hara pada pada daun contoh sehingga dapat diketahui kelebihan

ataupun kekurangan hara pada pohon tanaman. Berdasarkan hasil analisa tersebut

menjadi langkah awal dalam menentukan rekomendasi pemupukan tahun

berikutnya. Pengambilan contoh daun penting dilakukan karena erat hubungannya

dengan pertumbuhan dan produksi maupun produktivitas kelapa sawit tersebut.

Metode pengambilan contoh daun dilakukan oleh dua orang/ karyawan yang

telah biasa dan terlatih. Tujuannya adalah agar meminimalisir kesalahan dalam

pohon maupun daun yang akan diambil. Orang pertama bertugas mengamati

pohon, menentukan pohon yang akan diambil dan menentukan pelepah yang ke-

17 (Gambar 5). Orang kedua bertugas dalam menandai pohon yang akan diambil

dengan cat dan menurunkan pelepah ke-17 dengan alat (egrek). Sebelum

mengambil daun harus menentukan pohon yang akan dijadikan sampel.

Pelaksanaan pengambilan contoh daun dilakukan dengan sistem “perhitungan

tertentu” tergantung luas blok, misalnya sistem 12x11, 12x10, 8x7 artinya barisan

yang dipilih setiap 12 baris dan sebagai pohon contoh diambil setiap 11 pohon

dan seterusnya. Metode “perhitungan tertentu” ini baru diaplikasikan tahun 2013.

Metode ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Selain mengambil daun

kelapa sawit, metode ini juga menambahkan faktor-faktor yang harus diambil oleh

petugas pengambilan contoh daun diantaranya kondisi blok, topografi, drainase,

jenis tanah, dan tahun tanam.

Kegiatan pengambilan sampel daun (Gambar 5) ini dilakukan pada bulan

yang sama setiap tahunnya. Pohon contoh yang diambil juga sama. Hal ini

bertujuan agar data yang diperoleh akurat. Kegiatan pengambilan contoh daun ini

menekankan pada sikap kejujuran, karena apabila pengambilan sampel tidak

sesuai dengan ketentuan maka akan menyulitkan tim riset dalam

merekomendasikan pemupukan tahun berikutnya. Selain itu, kegiatan ini

memerhatikan faktor kebersihan baik kebersihan daun dan petugasnya.

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu egrek, gunting,

plastik, peralatan tulis, kuas, cat warna biru, blanko penga,mbilan contoh daun

dan foto difisiensi tanaman. Kegiatan pengmabilan contoh daun diawali oleh

menentukan titik barat-selatan. Kemudian memulai pada baris ketiga dan

mengambil pohon sampel sesuai dengan sistem perhitungan yang telah ditentukan.

Permulaan memasuki barisan tersebut harus ditandai dengan tanda panah

menghadap ke atas kemudian memberikan nomor 1 pada pohon sampel da

melingkari nomor tersebut. Penandaan dan penomoran tersebut dilakukan pada

batang atau pelepah yang kering. Syarat pohon yang menjadi sampel yaitu pohon

yang tidak dekat dengan jalan, sungai, bangunan, dan parit. Tanaman tersebut

bukan merupakan tanaman sisipan, normal, dan tidak terserang penyakit. Apabila

pohon sampel tidak memenuhi syarat tersebut maka dengan ketentuan sebagai

berikut:

(1) Pohon berada dipinggir jalan maka harus bergeser 2 pohon kedalam

(2) Pohon dekat parit dan bangunan bergeser 1 pohon

(3) Pohon bersebelahan dengan pohon mati atau kosong maka bergeser 2 pohon

dan

(4) Pohon steril, tumbuh abnormal atau terserang penyakit bergeser 1 pohon.

Page 29: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

16

Pohon contoh harus diberi tanda yang jelas dan nomor urut masing-masing

LSU karena pohon yang sama akan dipakai untuk tahu berikutnya. Tanda pohon

kyang biasa digunakan adalah:

1. Tanda panah ke atas ( ) sebagai tanda masuk

2. Tanda panah ke samping( ) sebagai tanda perpindahan baris, dan

3. Nomor pohon contoh ditulis angka, misalnya (20).

Penomoran pada pohon yang diganti tersebut berbeda yaitu dengan tidak

dilingkari pada angka dan timbah huruf “G”. Hal ini dimaksudkan bahwa pohon

tersebut adalah pohon pengganti. Berikut beberapa contoh sistem pengambilan

contoh daun rekomendasi FR Research and Development (Tabel 4).

Gambar 5 Pengambilan daun ke-17

Tabel 4 Sistem pengambilan contoh daun rekomendasi FR Research and

Development

No Blok Luas (Ha) Sistem LSU

1 J.13 13.40 7 x 6

2 J.14 12.55 8 x 7

3 J.15 12.10 10 x 7

4 H.16 24.82 11 x 10

5 I.14 27.80 12 x 11

Sumber : Research and Development PT. Panca Surya Garden, FR Group (2013)

Daun yang diambil adalah daun pada pelepah ke-17. Pelepah yang telah

diegrek kemudian mengambil anak daun tengah yaitu anak daun yang terletak

diantara pelepah yang datar dan tajam meneyerupai ekor kadal. Jumlah anak daun

yang diambil yaitu 4 lembar yang terdiri dari 2 lembar sebelah kanan pelepah dan

2 lembar sebelah kiri pelepah. Anak daun diambil bagian tengah daun sepanjang

15 cm kemudian dipisahkan daun dengan lidinnya dan setelah itu diamasukkan

kedalam plastik bening.

Kegiatan pengambilan contoh daun yang lain adalah pengamatan visual

terhadap defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa sawit. Pengamatan visual ini

menggunakan bantuan foto tanaman kelapa sawit yang kekurangan unsur hara

sehigga petugas pengambilan contoh daun mampu melakukan pengamatan dengan

mudah. Hasil pengamatan ini dicatat pada blanko. Pohon yang diamati adalah

pohon yang dilewati. Mahasiswa mengikuti kegiatan pengambilan contoh daun

baik secara teori maupun secara praktek.

Pemanenan

Pemanenan adalah kegiatan utama di perkebunan kelapa sawit dengan

memotong tandan yang telah masak dengan kriteria dan standar yang sesuai.

Page 30: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

17

Produk kelapa sawit dikenal sebagai tandan buah segar (TBS). Dengan demikian

tugas karyawan di lapangan yaitu mengambil buah dari pohon dengan kriteria dan

standar yang ditetapkan perusahaan serta mengantarkan TBS dengan cara dan

waktu yang tepat (pusingan panen dan transpor). Cara yang tepat akan

mempengaruhi kuantitas produksi, sedangkan waktu yag tepat akan

mempengaruhi kualitas produksi.

Perusahaan Cilindra Perkasa menetapkan budget produksi berbeda setiap

afdeling. Hal ini didasarkan pada sensus produksi dan standar produktivitas

masing-masing afdeling sehingga perbedaan budget tersebut menyebabkan

produksi yang dihasilkan oleh afdeling juga berbeda-beda. Setiap afdeling

berusaha mencapai Budget produksi yang telah ditetapkan pada awal

tahun/periode.

Sistem panen. Perusahaan Ciliandra Perkasa menggunakan sistem panen

Block Harvesting System (BHS) yaitu sistem panen yang kegiatannya

terkonsentrasi pada satu kapeld (seksi) panen dengan tetap memperhatikan rotasi

panen tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencapai sasaran yang optimal dan

mengantisipasi kendala yang sering terjadi di lapangan. Ciri sistem ini adalah luas

afdeling dibagi menjadi 6 kaveld (seksi). Setiap hari harus mengerjakan kegiatan

panen dengan satu kaveld (seksi). Terdapat 2 kemandoran pada kegiatan

pemanenan tersebut, yaitu mandor besar dan mandor kecil. Kemandoran tersebut

berdasarkan nomor potong pemanen. Jumlah pemanen di afdeling lima berjumlah

34, kemandoran kecil mulai nomor potong dari 1-17 dan kemandoran besar mulai

dari nomor potong 18-34. Hanca yang ditetapkan oleh perusahaan ini berupa

hanca tetap. Hanca adalah luas areal panen pada hari tersebut dibagi jumlah

pemanen.

Kriteria matang panen. Buah yang dapat dipanen harus memenuhi kriteria

yang sesuai dan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. TBS dapat dipanen

apabila buah telah menjatuhkan brondolan di piringan. Ketentuan jumlah

brondolan yang jatuh dari TBS di piringan sejumlah 40 butir/tandan. Brondolan

yang jatuh dipiringan adalah jatuh secara alami bukan karena sengaja dijatuhkan.

TBS yang dipanen dan brondolan yang jatuh harus dikutip. Hal ini dilakukan

memaksimalkan produksi dan untuk mengurangi kehilangan penen (losses fruit).

Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen

terkhir dengan panen berikutnya di kaveld (seksi) atau blok yang sama. Rotasi di

Perusahaan Cilindra Perkasa ditetapkan berdasarkan seksi panen yang ada yaitu

6/7 (rotasi normal < 9 hari), artinya dalam satu minggu terdapat enam hari panen

pada kaveld (seksi) panen. Rotasi panen tersebut harus tetap dijaga agar tetap

normal. Pengaruh rotasi yang cepat adalah pemanen akan menurunkan buah

kurang matang atau mentah, sedangkan apabila rotasi lambat pengarunhya adalah

buah banyak yang busuk. Rotasi sangat berpengaruh produksi baik secara

kuantitas (ton/ha) maupun secara kualitas Minyak Kelapa Sawit (MKS).

Persiapan panen. Kegiatan panen meliputi absensi jumlah tenaga kerja

pemanen, pengarahan saat apel pagi, penetapan kaveld (seksi) panen, penetapan

hanca, luas hanca per pemanen per kemandoran, penetapan ini bergantung pada

luas dan kondisi lapangan saat apel pagi.

Kaveld atau seksi panen. Kaveld atau seksi panen adalah luas afdeling yang

telat diplotkan atau dibagi sesuai dengan ketentuan perusahaan. Perusahaan

Page 31: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

18

Ciliandra Perkasa membagi luasan afdeling ke dalam 6 kaveld panen atau seksi

panen (Tabel 5). Kaveld tersebut berhubungan dengan rotasi panen.

Tabel 5 Luas per kaveld panen di Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak

Kaveld panen Hari panen Blok

Luas (Ha)

I Senin H14,H15, H16

89.53

II Selasa H11,H12,H13

99.58

III Rabu H8,H9,H10

98.41

IV Kamis H5,H6,H7,I8,I9,I10

130.74

V Jumat I11,I12,I13

90.04

VI Sabtu I14,I15,J13,J14,J15

107.48

Total luas afdeling V

615.78

Sumber: Kantor Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak (2013)

Taksasi (kerapatan panen). Taksasi adalah jumlah seluruh tandan yang dapat

dipanen dari seluruh jumlah tanaman dalam satu blok pada satu hari. Taksasi

dibuat untuk menaksir jumlah tandan yang dapat dipanen (produksi) agar

mempermudah pengaturan dan pelaksanaan panen, dapat memperkirakan

kebutuhan tenaga kerja serta banyaknya alat transportasi yang diperlukan untuk

pengangkutan hasil dari lapangan ke pabrik.

Cara penghitungan kerapatan panen yaitu dengan menghitung jumlah pohon

yang dipanen dibagi dengan pohon yang diamati dikali 100%, dan persentase

yang didapat disebut angka kerapatan panen. (AKP). Perhitungan angka kerapatan

panen tersebut dilakukan dengan cara pengamatan ke lapangan setelah panen

keesokan harinya. Pengamatan angka kerapatan panen di afdeling lima adalah

mengambil 10% populasi pohon kelapa sawit dalam satu blok.

Alat dan perlengkapan panen. Alat dan perlengkapan panen adalah hal

sangat mendasar dalam pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen tidak dapat

dilakukan apabila alat dan perlengkapan panen tidak memadai. Alat dan

perlengkapan untuk karyawan baru adalah tanggungjawab perusahaan dalam

pengadaanya, akan tetapi apabila alat dan perlengkapan tersebut rusak sudah

menjadi tanggungjawab pemanen sendiri.

Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen di lapangan dilakukan dengan cara

memotong tandan yang telah memenuhi kriteria dan standar serta sistem (BHS)

yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain tandan yang telah dipotong

brondolan wajib dikutip dari piringan. Hasil panen tersebut (TBS dan brondolan)

dikumpulkan di TPH (Gambar 6). Tandan disusun rapi dan brondolan dimasukan

ke dalam karung. Hal ini untuk mempermudah dan mempercepat dalam

pemgangkutan hasil.

(a) Pemanenan TBS dari pohon (b) TBS di TPH

Gambar 6 Pemanenan kelapa sawit

Page 32: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

19

Basis dan premi. Basis adalah standar minimal jumlah kg yang harus

dicapai oleh setiap pemanen dalam 1 hari (7 jam kerja). Basis tugas di Kebun Sei

Batang Ulak adalah 900 kg untuk areal berbukit, 950 kg untuk areal yang datar.

Basis tugas tersebut didasarkan pada tahun tanam dan kelas kesesuaian lahan

setiap blok yang akan dipanen. Seorang pemanen memperoleh jumlah kg lebih

dari basis tugas maka pemanen akan mendapatkan premi. Premi adalah

penghargaan yang diberikan kepada pemanen karena hasil kerjanya berada diatas

standar kerja yang telah ditentukan. Harapannya pemberian premi ini dapat

meningkatkan semangat pemanen dalam melakukan pemanenan sehingga

produksi TBS yang dihasilkan setiap harinya maksimal. Sistem premi juga

berlaku untuk mandor panen dan krani produksi. Premi mandor panen (Tabel 6)

dihitung dari selisih antara jumlah kilogram tandan yang dihasilkan dan kilogram

basis kemudian dikalikan Rp 3. Premi krani buah adalah jumlah tonase satu bulan

dikalikan Rp 1.20. Hasil premi krani produksi dibagi dua karena ada dua orang

krani produksi. Ketentuan premi potong buah, kendaraan dan pemuat dapat dilihat

pada tabel berikut (Tabel 6).

Tabel 6. Ketentuan perhitungan premi pekerjaan pemanenan Jenis

pekerjaan Basis (kg)

Lebih basis Hari

libur I Pengali II Pengali III Pengali

Potong buah 900 500 30 500 35 Sisanya 40 5

Kendaraan 12.000 5.000 2 5.000 3,5 Sisanya 5 6,5

Pemuat 4.000 1667 4 1667 5,5 Sisanya 7 7

Sumber : Kantor besar PT. Ciliandra perkasa (2013)

Pengangkutan. Tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen harus segera

dikirim ke pabrik. Alat pengangkut TBS pada perusahaan ini pada umumnya

meliputi Colt Diesel dump truck, Hilline, dan traktor roda ban (TRB).

Pengangkutan TBS dari lapangan ke pabrik harus cepat, selambat-lambatnya 24

jam. Hal ini untuk menghindari dan meminimalisir kualitas minyak yang kurang

baik.

Umumnya di perusahaan ini menggunakan colt diesel dump truck dalam

proses evakuasi pengangkutan TBS dari lapangan ke pabrik. Proses evakuasi atau

pengangkutan TBS dari lapangan yaitu dengan mengangkat buah dari TPH ke

colt diesel dump truck dengan alat berupa tojok, kemudian mengangkat brondolan

yang tercecer di TPH dengan bantuan alat pengerok brondolan. Kendala yang

sering terjadi pada alat pengangkutan dengan colt diesel ini apabila terjadi hujan,

sehingga jalan menjadi rusak dan tidak dapat dilalui oleh mobil pengangkut.

Apabila terjadi kendala di lapangan seperti tersebut maka alat pembantu colt

diesel dump truck adalah Hilline. Proses evakuasi alat tersebut adalah dengan

mengangkat buah ke dalam alat tersebut kemudian diturunkan di peron. Peron

adalah pertemuan jalan antara jalan utama dengan jalan koleksi atau jalan koleksi

dengan jalan koleksi. Peron tersebut telah ditentukan oleh mandor panen dengan

koordinasi dengan mandor produksi, sedangkan untuk penggunaan Traktor Roda

Ban (TRB) adalah apabila TBS terdapat di jalan yang terjal atau dekat dengan

jurang. Proses evakuasinya ialah dengan Hilline.

Pengiriman tandan dilakukan jika tandan sudah ada dalam muatan truk

pengangkut (Gambar 7). Pengiriman ini harus ada tanda bukti yang telah tercatat

dalam surat pengiriman barang (SPB) dari afdeling ke pabrik. Selanjutnya truk

dan muatan akan ditimbang dan SPB tersebut diberikan ke petugas timbangan

Page 33: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

20

untuk di cek. Kemudian petugas timbangan akan memberikan surat hasil berat

tara, netto, bruto (slip dari PKS) kepada sopir yang selanjutnya akan direkap oleh

krani produksi.

(a) Pengangkutan TBS dari TPH (b) Pengiriman TBS ke pabrik

Gambar 7 Pengangkutan TBS

Pemeliharaan jalan

Pasir dan batu (sirtu). Pemeliharaan jalan adalah salah satu bagian penting

dilakukan untuk mempermudah pengangkutan TBS dari lapangan ke pabrik

pengolah kelapa sawit (PPKS). Kegiatan pemeliharaan jalan ini dilakukan dengan

sistem afdeling per afdeling. Pengangkutan TBS akan terganggu apabila kondisi

jalan kurang baik. Program pemeliharaan jalan ini Program pemeliharaan jalan

dengan sirtu akan membantu sarana transportasi. Program perbaikan jalan dengan

sirtu sangat efektif dengan topografi di perusahaan ini yang berbukit-bukit.

Program pemeliharaan jalan dengan sirtu diatur oleh mandor perawatan beserta

asisten dibawah pengawasan asisten kepala dan group manajer.

Pemeliharaan jalan ini menggunakan alat berat (excavator) sebagai

pengambil sirtu dan dum truck sebagai penuang ke jalan yang direncanakan.

Jumlah dum truck yang beroperasi untuk sirtu tersebut bervariasi tergantung dari

kebutuhan tiap harinya dan luasan yang akan disirtu (Gambar 8). Hal ini diatur

oleh mandor sirtu dan mandor perawatan. Kapasitas escavator untuk 1 bucket

sama dengan 0.8 m3 (3 bucket = 2.4 m

3) atau 1700 kg. Kapasitas dum truck 3

bucket dalam 1 kali buang. Panjang buangan sirtu oleh dum truck rata-rata 5 m.

Mahasiswa mengikuti kegiatan sebagai pengawas dan mengukur panjang buangan

sirtu dari dum truck.

Rempes dan pemeliharaan jalan. Rempes adalah memotong pelepah yang

menghalangi ke jalan. Kegiatan rempes ini bertujuan untuk membuka sinar

matahari ke tanah (jalan) yang ditutupi oleh pelepah pohon sawit. Kondisi tanah

yang lembab dan berlumpur mengakibatkan sarana transportasi pengangkutan

TBS terhambat akibatnya mobil pengangkut terpuruk. Kegiatan rempes ini

dilakukan hanya pada jalan utama (main road) dan jalan koleksi (collection road).

Pemeliharaan jalan adalah memperbaiki jalan dari semua hal yang

menyebabkan jalan kurang baik. Hal yang sering terjadi di perusahaan ini yang

sering mengakibatkan jalan rusak adalah hujan lebat dan kurangnya saluran

pembuangan air dari jalan, sehingga jalan menjadi basah dan lembab. Hal ini yang

menyebabkan perlunya kegiatan membuang air dari genangan yang terdapat di

jalan (Gambar 8). Mahasiswa mengikuti pada jenis pekerjaan ini dengan prestasi 5

jam/HK.

Page 34: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

21

(a) Pembuatan saluran air (b) Pemeliharaan jalan dengan

alat berat (bomak)

Gambar 8 Pemeliharaan jalan

Aspek Manajerial

Sei Batang Ulak membagi karyawan menjadi dua golongan yaitu staf dan

non-staf. Staf terdiri atas Estate Manager, Senior Assistant (Asisten Kepala),

Assistant Division dan KTU/kasi. Karyawan non-staf terdiri dari PBT (pekerja

bulanan tetap) dan KHT (karyawan harian tetap). KHT terdiri atas mandor-

mandor, krani-krani dan pekerja/karyawan. Jabatan PBT hanya diberikan kepada

mandor, krani atau sopir yang telah dipilih oleh perusahaan. Kegiatan manajerial

yang dilakukan selama magang adalah sebagai pendamping mandor dan

pendamping asisten dengan rincian sebagai berikut:

Pendamping mandor

Mandor adalah karyawan non-staf yang jabatannya berada langsung di

bawah asisten. Mandor bertanggungjawab di lapangan (aspek teknis), selain

mandor juga terdapat krani yang membantu administrasi di tingkat afdeling.

Tanggung jawab asisten dimulai dari lingkaran pagi yaitu apel setiap hari kepada

karyawan khususnya karyawan panen. Apel ini dipimpin oleh masing-masing

asisten kepada anggotanya dan asisten menambahkan apabila ada informasi lain.

Mandor-mandor dan krani-krani di halaman kantor afdeling. Apel pagi dimulai

pukul 06.00 WIB di depan kantor afdeling. Pekerjaan yang dilakukan dalam tahap

ini adalah mendampingi mandor pemupukan, mandor penyemprotan, mandor

panen, krani produksi, krani afdeling.

Mandor pemupukan. Mandor pemupukan wajib mengadakan apel pagi,

membagi hanca karyawan, menyiapkan alat/bahan, memberikan pengarahan

teknis pemupukan, mengawasi pengeceran pupuk, mengawasi pelaksanaan

pemupukan, mengecek pekerjaan yang telah dilaksanakan, mengisi buku mandor.

Mahasiswa mengikuti pemupukan MOP yang dilakukan oleh 9 orang perempuan

di blok H5 dan H6. Realisasi pemupukan dilaporkan setelah kegiatan pemupukan

dan dicatat dalam buku mandor serta dicatat dalam peta realisasi yang terdapat di

kantor afdeling.

Mandor perawatan. Mandor perawatan bertugas untuk mengikuti apel pagi,

mengisi absensi di buku mandor, dan mengarahkan kontraktor/ karyawan pada

tempat yang harus dikerjakan. Pekerjaan yang dilakukan oleh mandor perawatan

antara lain: penyemprotan, pengendalian manual, pemeliharaan jalan, rempes,

sirtu, pembuatan aliran air berupa sirip ikan, pembuatan rorak, parit, perataan

Page 35: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

22

jalan, penimbunan tanaman dan LSU. Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan

antara lain: penimbunan lubang di jalan, sirtu, pembuatan aliran air berupa sirip

ikan, perawatan parit jalan, LSU dan rempes. Mahasiswa mengikuti jenis

pekerjaan sirtu, pemeliharaan jalan, penimbunan lubang di jalan, rempes dan LSU.

Mandor Pemanenan. Mandor pemanenan wajib memberikan arahan pada

karyawan saat apel pagi dan bertanggung jawab membagi hanca, mengontrol

hanca pemanen, mengisi buku mandor, memonitor taksasi potong tandan,

koordinasi dengan krani produksi untuk pengecekan tandan, melakukan fieldcheck,

mengorganisasikan karyawan, melakukan efisiensi panen, melakukan taksasi serta

mengawasi dan menjaga rotasi panen. Kegiatan saat mengikuti mandor panen

adalah mengontrol hanca pemanen (fieldcheck), melakukan taksasi dan

mengawasi pekerjaan panen pada 2 kemandoran panen serta melakukan efisiensi

panen.

Krani Produksi. Tugas krani produksi atau krani buah adalah berkoordinasi

dengan mandor panen untuk penyediaan unit, menghitung jumlah tandan,

memeriksa mutu buah di TPH, mengisi notes tandan, membuat laporan potong

tandan (LPB) dan menyortasi tandan di TPH. Mutu buah dicatat dan jika

ditemukan selain tandan matang atau TPH tidak bersih maka krani melaporkan

kepada mandor panen dan mandor panen menegur karyawan pemanen. Tugas saat

mengikuti krani produksi adalah mencatat jumlah tandan setiap pemanen,

memeriksa mutu buah dan kondisi TPH dan membantu membuat LPB.

Krani Afdeling. Tugas dan tanggung jawab krani afdeling adalah membuat

laporan (harian, mingguan dan bulanan), membuat permintaan bahan/ material

yang dibutuhkan, membuat daftar hadir karyawan seluruh divisi, mencatat seluruh

kegiatan harian perawatan dan produksi, membuat dan merekap data produksi

serta mengisi monitoring produksi dan biaya. Kegiatan selama mengikuti krani

afdeling adalah membantu administrasi afdeling, memeriksa absensi, mengisi

monitoring produksi dan biaya serta beberapa administrasi lainnya.

Pendamping asisten afdeling

Asisten afdeling bertanggung jawab langsung kepada asisten kepala dan

estate manager. Asisten bertugas memimpin lingkaran pagi asisten, menjelaskan

rencana kerja harian dan evaluasi pekerjaan sebelumnya, mengawasi seluruh

kegiatan di kebun baik teknis maupun administrasi, mengelola seluruh yang ada di

afdeling untuk mencapai target produksi, berwenang memberi izin (sakit, cuti, dan

izin) dan bertanggung jawab secara penuh selama 24 jam. Kegiatan selama

mendampingi asisten adalah mengawasi kegiatan pada setiap kemandoran,

fieldcheck dengan asisten, mengawasi karyawan semprot, mengawasi karyawan

pengendalian manual, pemeliharaan jalan, sirtu dan rempes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kriteria Matang Panen

Kriteria panen untuk tandan buah kelapa sawit di Kebun Sei Batang Ulak

berdasarkan pada jumlah brondolan yang jatuh ke tanah (piringan) secara alami.

Page 36: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

23

Brondolan tersebut bukan dijatuhkan oleh pemanen atau karena terserang hama

(tikus) atau penyakit. Perusahaan menetapkan dua brondolan per kg tandan buah

segar (TBS). Hal ini disebabkan jumlah brondolan yang jatuh di piringan sebelum

dipanen berkaitan erat dengan jumlah brondolan yang jatuh setelah dipanen dan

waktu pengutipan brondolan. Semakin banyak jumlah brondolan yang jatuh di

piringan sebelum dipanen maka akan mengakibatkan jumlah brondolan setelah

dipanen semakin banyak dan waktu yang dibutuhkan untuk mengutip brondolan

semakin lama. Lama pengutipan brondolan secara umum disebabkan kondisi

piringan yang kotor atau bersemak. Piringan yang kotor akan mengganggu

kegiatan pengutipan brondolan sehingga pengutipan akan semakin lama. Pihak

kebun harus menjaga kondisi piringan agar tetap bersih dari gulma dengan cara

penyemprotan piringan. Standar perusahaan terkait jumlah brondolan yang jatuh

di piringan sebanyak 35 butir per tandan. Standar ini mengacu pada bobot janjang

rata-rata (BJR). BJR pada pengamatan ini adalah 17.67 kg x 2 brondolan per kg =

35.34 ~ 35 brondolan. Standar ini sesuai dengan peraturan PT Cipta Futura

Plantation buah dikatakan sudah masak dan siap dipanen apabila buah telah

memberondol (2 berondol/1 kg tandan) di TPH dan kulit buah berwarna merah

dan merah kehitaman (Panggabean 2009).

Pada pengamatan kriteria matang panen, pemanen telah melakukan dengan

baik berdasarkan brondolan dengan rata-rata 36 brondolan tiap mandoran. Kriteria

panen di Kebun Sei Batang Ulak (Tabel 7) telah memenuhi standar perusahaan.

Berikut kriteria panen dari 2 mandoran dengan 3 ulangan terhadap pemanen di

Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Kriteria panen Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak

Ulangan Pemanen

Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(brondolan/pohon)

Mandor

kecil

38 37 41 40 36 36 39 32 32 38 36.9

35 40 39 38 34 33 35 35 36 35 36.0

34 37 36 37 34 35 35 35 35 38 35.6

Mandor

besar

38 39 38 37 34 35 38 37 36 35 36.7

35 36 36 37 35 37 37 37 38 36 36.4

35 36 37 35 36 38 38 37 35 38 36.5

Standar kriteria matang panen ini wajib diikuti oleh pemanen sehingga

memperoleh TBS yang matang. Standar ini diberlakukan untuk mengurangi

kehilangan hasil panen akibat banyaknya jumlah brondolan yang jatuh atau hilang

di areal panen dan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja untuk mengutip

brondolan. Secara umum kehilangan hasil panen disebabkan oleh buah yang cepat

atau terlambat dipanen, buah matang yang tidak terpanen, dan brondolan tinggal.

Jumlah kehilangan hasil panen akan berdampak pada penurunan produksi yang

dihasilkan, menurunkan rendemen minyak sawit dan meningkatnya kabar asam

lemak bebas (ALB) minyak sawit.

Page 37: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

24

Tenaga Kerja

Manajemen kebutuhan tenaga kerja sangat penting diperhatikan karena hal

ini menyangkut kebutuhan tenaga kerja untuk memanen kelapa sawit dalam satu

hari. Kebutuhan tenaga kerja dalam satu hari berbeda-beda. Hal ini bergantung

pada perencanaan luasan areal yang akan dipanen pada hari tersebut. Kebutuhan

tenaga kerja harus mengacu pada saat panen puncak. Kebutuhan tenaga harus

dihitung untuk mengetahui kecukupan tenaga kerja panen. Perhitungan penetapan

tenaga kerja berdasarkan ketentuan perusahaan adalah:

= luas areal total (ha)/ total kaveld panen x normal panen (ha/HK)

= 615.78 ha/ 6 kaveld x 3 (ha/HK)

= 615.78 ha/ 18 = 34. 21 ~ 34 orang

Tenaga kerja panen yang ditentukan oleh perusahaan telah sesuai dengan

perhitungan berdasarkan standar perusahaan. Tenaga kerja aktual di Afdeling V

sebanyak 34 orang. Apabila kebutuhan tenaga kerja panen tersebut tidak sesuai

akan berpengaruh terhadap banyak hal. Salah satu contohnya, apabila kebutuhan

tenaga kerja berlebih, akan memungkinkan pemanen untuk menurunkan buah

mentah untuk memenuhi basis. Basis adalah produksi yang harus dicapai per

pemanen. Selain itu hal ini juga menurunkan output per pemanen. Output didapat

dari produksi dibagi HK dan output tersebut ditetapkan oleh perusahaan.

Sebaliknya, apabila kebutuhan tenaga kerja kurang, akan menurunkan produksi

panen, karena adanya luasan (hanca) yang ditinggalkan oleh pemanen karena

ketidakhadiran pekerja sehingga hal ini menyebabkan banyak buah matang yang

tidak terpanen dan menjadi buah busuk. Standar luasan per pemanen adalah 3

ha/HK. Berikut data kebutuhan tenaga kerja di Perkebunan Kelapa Sawit Afdeling

Lima (V) Sei Batang Ulak, PT Ciliandra Perkasa (Tabel 8). Salah satu contoh

dalam manajemen pengelolaan tenaga kerja yang berlebih dapat dialihtugaskan

pada pekerjaan yang lain, berupa pemeliharaan jalan, penunasan (prunning), babat

gulma dan sebagainya. Kelebihan tenaga kerja biasanya terjadi pada kondisi trek

(buah sedikit di pohon). Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan magang

kondisi trek buah terjadi pada bulan Februari sampai Mei. Pengamatan tersebut

sesuai dengan (Pahan 2006) kondisi trek biasanya terjadi pada semester I, yaitu

sekitar bulan Februari sampai Mei.

Kebutuhan tenaga kerja yang paling tinggi setiap harinya terdapat pada

kaveld IV yaitu 43.58 HK dengan luasan 130.74 ha (Tabel 8) dan yang paling

rendah terdapat pada kaveld I dengan angka 29.84 HK dengan luasan 89.53 ha

(Tabel 8). Kaveld IV seharusnya dikurangi luasannya agar kebutuhan tenaga kerja

setiap harinya mencukupi dari tenaga kerja yang tersedia. Luasan panen

berbanding lurus dengan jumlah HK yang dibutuhkan. Semakin luas areal yang

akan dipanen maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan semakin banyak,

sebaliknya semakin kecil luasan maka jumlah pemanen akan lebih sedikit.

Page 38: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

25

Tabel 8 Kebutuhan tenaga kerja dan luasan areal

Kaveld panen Hari panen Blok Luasan (ha) Kebutuhan tenaga

panen (HK)

I Senin H14,H15, H16 89.53 29.84

II Selasa H11,H12,H13 99.58 33.19

III Rabu H8,H9,H10 98.41 32.80

IV Kamis H5,H6,H7,I8,I9,I10 130.74 43.58

V Jumat I11,I12,I13 90.04 30.01

VI Sabtu I14,I15,J13,J14,J15 107.48 35.82

Total luasan 615.78

Sumber: Kantor afdeling V dan pengamatan penulis (2013)

Kegiatan panen akan bermasalah dengan berkurangnya jumlah tenaga kerja

pemanen. Jumlah tenaga kerja yang kurang akan mengakibatkan luasan panen

akan lebih besar daripada yang telah ditargetkan oleh perusahaan. Masalah yang

mungkin dijumpai adalah terdapat areal yang belum terpanen pada hari itu juga

sehingga rotasi akan lambat dan memungkinkan untuk banyak buah matang tidak

terpanen (buah busuk). Berkurangnya jumlah tenaga pemanen disebabkan banyak

karyawan cuti, sakit dan mangkir. Selain itu, faktor alam yang kurang

menguntungkan pada jam kerja berupa hujan. Presentase kehadiran karyawan

panen tiap mandoran dapat dilihat pada Tabel 9.

Presentase ketidakhadiran yang paling tinggi terdapat pada cuti karyawan

(Tabel 9). Hal ini disebabkan oleh hari cuti yang diberikan oleh perusahaan tiap

tahunnya. Hari cuti yang diberikan oleh perusahaan sebanyak 15 hari per tahun.

Hari cuti tersebut akan habis apabila tidak digunakan dan memasuki pada tahun

berikutnya. Hal ini yang mengakibatkan banyak karyawan panen mamakai hari

cuti sebelum waktunya habis. Selain itu, presentase terbesar kedua dan ketiga

yaitu sakit dan mangkir. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perusahaan

perlu mengambil tindakan secara tegas baik berupa sanksi atau denda, bahkan

perusahaan bisa memberikan insentif bagi karyawan dengan tingkat absensi

rendah untuk memotivasi kinerja karyawan (Walad 2011).

Tabel 9 Presentase kehadiran karyawan panen

Keman-

doran

Jumlah

pemanen (orang)

Total

HK rencana

Total

HK realisasi

Total absensi

Ma Ca P1a P2a P3a H1a H2a Sa

……………………………….HK……………………………………..

Kecil 16 416 363 10 24 1 0 0 0 0 18

Kesar 18 468 423 7 33 0 0 2 0 0 3

Total 34 884 786 17 57 1 0 2 0 0 21

Persentase (%)

100 88.91 1.92 6.45 0.11 0.00 0.23 0 0 2.38 a M: mangkir, C: cuti, P1: permisi tidak dibayar, P2: permisi dari perusahaan, P3: permisi dibayar,

P4: dipenjara H1: haid, H2: hamil, S: sakit

Page 39: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

26

Selain manajemen kebutuhan tenaga kerja yang harus diperhatikan,

manajemen pengaturan panen juga perlu diperhatikan seperti melakukan

perubahan sistem hanca dari hanca tetap ke hanca giring. Perubahan sistem hanca

ini dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan kebun seperti trek buah (buah

sedikit). Manajemen pengaturan panen meliputi ketersediaan alat-alat kerja,

pusingan (rotasi) panen, dan sistem penghancaan. Ketersediaan alat-alat panen

harus diperhatikan oleh mandor panen dan asisten. Ketersediaan alat-alat panen

tersebut meliputi pengecekan perlengkapan panen yang dilakukan oleh mandor

setiap harinya. Pengecekan ini berfungsi untuk mempermudah proses pemanen

dan pemanenan.

Rotasi Panen

Pusingan (rotasi) panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir

dan panen berikutnya di tempat yang sama (Sunarko 2009). Rotasi yang cepat

akan memungkinkan pemanen akan menurunkan buah mentah, sebaliknya rotasi

yang lambat akan menyebabkan meningkatnya buah matang yang tidak terpanen

dan menjadi busuk di pohon. Standar rotasi panen yang ditetapkan perusahaan di

Kebun Sei Batang Ulak yaitu 6/7. Rotasi 6/7 artinya dalam satu minggu terdapat 6

hari panen. Rotasi (Tabel 10) ini juga erat kaitannya dengan sistem penetaapan

hanca yang

dipakai pada setiap perusahaan. Perusahaan kelapa sawit Sei Batang Ulak

menggunakan sistem hanca tetap. Sistem hanca tetap adalah proses pemanenan

difokuskan pada satu kaveld setiap harinya. Satu kaveld merupakan kumpulan

dari beberapa blok panen.

Sistem hanca tetap memiliki keuntungan yaitu tanggung jawab karyawan

terhadap hanca tinggi, kondisi areal baik karena kesalahan dapat dideteksi dengan

mudah, dan penguasaan terhadap areal oleh karyawan tinggi sehingga lebih

mudah mencapai solusi sendiri apabila menemukan kesulitan kerja (Pahan 2006).

Keuntungan yang lain adalah transportasi pengangkutan buah lebih efektif,

kegiatan pengawasan panen lebih mudah, serta rotasi dan hanca dapat dikontrol

dengan baik oleh mandor dan asisten.

Rotasi erat kaitannya dengan hasil produksi, luas areal panen dan jumlah

tenaga kerja. Berdasarkan Tabel 10, pencapaian produksi pada rotasi 6/7 lebih

besar dibandingkan dengan rotasi 5/7. Pada minggu pertama terlihat bahwa

dengan luasan 679.66 ha dan HK sejumlah 157 orang dapat menghasilkan

produksi 235 690 kg, sedangkan pada minggu kedua dengan luasan 738.62 ha dan

HK sejumlah 135 orang dapat menghasilkan produksi sebesar 187 340 kg. Hal ini

terjadi karena kondisi buah di lapangan mulai dari bulan Februari sampai bulai

Mei sedikit (trek buah). Selain itu, kondisi hanca afdeling V yang bergelombang

hingga berbukit dan kurang bersih dari gulma (semak) sehingga menyulitkan

pemanen mengambil buah dari pohon. Oleh sebab itu, rotasi harus stabil (standar

perusahaan) dengan mempertimbangkan panen puncak (buah banyak) dan hanca

harus bersih terutama di piringan dan gawangan. Hasil pengamatan rotasi panen

pada afdeling V telah sesuai dengan pihak kebun yang telah menentukan standar

rotasi 6/7. Namun, manajemen kebun harus melakukan pencatatan hasil produksi

sesuai dengan tahun tanamnya sehingga produksi per tahun tanam sesuai dengan

rencana.

Page 40: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

27

Tabel 10 Rotasi panen Afdeling V (lima)

Minggu ke Rotasi Produksi (kg) Luas hanca (ha) HK (orang)

1 6/7 235 690 679.66 157

2 5/7 187 340 738.62 135

Angka Kerapatan Panen

Angka kerapatan panen (AKP) adalah perkiraan jumlah tandan matang

yang dapat dipanen pada suatu areal atau blok. AKP dihitung sehari sebelum

pelaksanaan panen dan dilakukan oleh mandor panen. AKP dilakukan pada pagi

atau sore hari. Tahapan dalam kegiatan AKP dimulai dengan menetapkan blok

sampel pada kaveld yang akan dipanen. Pohon sampel yang diamati sebesar 5%

dari luasan tiap blok yang ditentukan. Tahap berikutnya menghitung jumlah

tandan yang dipanen dari baris sampel pohon yang telah ditentukan dibagi jumlah

tandan yang diperiksa dan dikali 100%. AKP dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

AKP =

X 100%

Nilai AKP yang terlalu rendah berarti rendahnya jumlah tandan yang akan

dipanen pada esok hari. Nilai AKP yang terlalu tinggi mengakibatkan panen

mengalami peningkatan sehingga dikhawatirkan meningkatnya losses. Angka

kerapatan panen berguna untuk menentukan berapa perkiraan produksi esok hari

yang berhubungan dengan penyediaan tenaga kerja dan angkutan panen.

Tabel 11 Angka kerapatan panen

a *: berbeda nyata pada taraf 5%

Data tersebut (Tabel 11) menunjukkan bahwa AKP rencana berkisar pada

10.00-16.70% dan AKP realisasi berkisar pada 7.99-12.15%. Selisih nilai tersebut

adalah 0-1.43%. Selisih nilai tersebut masih di bawah standar yang ditetapkan

perusahaan sebesar <5%. Perbedaan selisih AKP rencana dan realisasi tersebut

sama dengan yang ditetapkan oleh PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP)

yaitu < 5%. Beberapa hal yang menyebabkan AKP rencana dan realisasi berbeda,

di antaranya adalah tingkat ketelitian saat pengamatan masih rendah atau adanya

kesalahan dari pemanen, seperti adanya buah matang tertinggal di pohon dan

adanya buah mentah (belum fraksi) yang dipanen (Kaban 2011).

Blok panen

Jumlah

populasi

(pohon)

Blok

contoh

Tahun

Tanam

Jumlah

pohon

contoh

(pohon)

Jumlah pohon

berbuah

matang

(pohon)

AKP

rencana

(%)

AKP

realisasia

(%)

H5- H7, 18-19 14700 H6 1997 400 57 14.30 11.16

H8-H11 15027 H8 1997 400 40 10.00 7.99

H10-H12 12218 H10 1997 400 67 16.70 16.08

H3-H5 14024 H3 1998 400 50 12.50 12.15

H1-H4 16934 H1 1999 400 50 12.50 11.48

Rata-rata 14581

400 53 13.20 11.77*

Page 41: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

28

Hal tersebut disebabkan oleh pengamatan yang kurang teliti, adanya

kesalahan dalam pengamatan, adanya kesalahan dari pemanen itu sendiri baik

adanya pemanenan tandan yang belum memenuhi kriteria matang panen dan

kondisi areal yang berbukit sehingga pengecekan buah tidak merata serta kondisi

buah yang sedikit (trek buah). Menurut Tobing (1992) nilai AKP yang berada di

bawah 15% menunjukkan produksi TBS di kebun tergolong rendah. Tobing

(1992) juga menambahkan perbedaan pada setiap blok dipengaruhi kondisi iklim,

umur tanaman dan tempat (topografi). Oleh sebab itu, perlu pengawasan yang

ketat dari perusahaan terhadap karyawan agar tidak merugikan perusahaan

maupun karyawan panen.

Efisiensi dan Kehilangan Hasil Panen (Losses)

Secara umum kehilangan hasil disebabkan oleh buah yang cepat atau

terlambat dipanen, buah matang yang tidak terpanen dan brondolan tinggal.

Kehilangan hasil ini dapat menurunkan produksi yang ditargetkan. Kehilangan

hasil cukup merugikan terhadap perusahaan baik dari segi kuantitas (produksi)

maupun kualitas (minyak) kelapa sawit. Menurut Saragih (2005), faktor yang

menyebabkan terjadinya kehilangan produksi seperti keadaan jalan yang rusak,

piringan yang kotor, penggunaan alat yang kurang tepat, penunasan yang

terlambat serta ketidak telitian pemanen dalam memanen TBS perlu mendapat

perhatian khusus sehingga kehilangan hasil dapat ditekan seminimal mungkin.

Hasil pengamatan di lapangan terhadap kehilangan hasil yang sering terjadi

adalah brondolan tinngal baik di piringan, gawangan, dan TPH sehingga perlu

dilakukan kegiatan efisiensi panen. Efisiensi panen penting dilakukan untuk

menghitung kehilangan produksi (losses). Kegiatan efisiensi dilakukan oleh

mandor panen dan dibantu oleh asisten kebun pada pagi hari. Kegiatan Efisiensi

dilakukan untuk monitoring dan evaluasi esok harinya kepada pemanen agar

losses semakin kecil. Efisiensi ini membantu dalam mengontrol kinerja pemanen

khususnya pada brondolan tinggal di piringan, gawangan dan buah matang tidak

terpanen. Standar efisiensi di Kebun Sei Batang Ulak adalah ≥95%.

Contoh perhitungan efisiensi dan losses panen blok I 10:

Efisiensi panen (EP) = 100% - losses

Losses =

Losses =

= 0.48 %

Efisiensi panen (EP) = 100% - 0.48%

= 99.52%

Secara umum nilai efisiensi Kebun Sei Batang Ulak sesuai dengan standar

perusahaan yaitu diatas 95% (Tabel 12). Hasil ini menunjukkan bahwa kehilangan

produksi (losses) panen rendah. Semakin tinggi nilai efisiensi panen maka

losses/ha akan semakin kecil. Hasil tersebut perlu dipertahankan oleh perusahaan.

Meskipun demikian perlu ditingkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap

pemanen agar lebih memperhatikan brondolan tinggal baik brondolan tinggal di

piringan, gawangan maupun di tempat pengumpulan hasil (TPH) sehingga losses

mencapai nilai efisiensi seperti yang diharapkan oleh perusahaan yaitu sebesar

100%. Untuk mencapai hal tersebut manajemen kebun harus melakukan evaluasi

Page 42: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

29

terkait efisiensi panen terhadap karyawan baik tingkat asisten, mandor atau

karyawan panen. Evaluasi untuk mandor dan karyawan dapat disampaikan pada

waktu apel pagi dan dapat diawasi langsung di lapangan pada saat pemanenan,

sedangkan evaluasi untuk asisten dapat disampaikan setiap satu minggu sekali.

Tabel 12 Efisiensi dan losses panen afdeling V Juli 2013

TT Blok Tandan

dipanen

Brondol

an (kg)

BJR

(kg)

Efisiensi

(%) Losses (%)

Losses/ha

(kg/ha)

1999 I.10 26 2.02 16 99.52 0.48 0.67

1999 J.13 46 3.64 15 99.50 0.50 1.21

1997 H.14 36 2.32 20 99.68 0.32 0.10

1997 H.12 22 1.58 17 99.58 0.42 0.52

1997 H.9 55 3.62 17 99.62 0.38 1.20

1999 I.9 56 3.52 16 99.61 0.39 1.17

1998 I.13 65 3.88 16 97.00 3.00 1.24

Mutu Hanca Panen

Mutu hanca panen dilakukan untuk memonitoring hasil kerja pemanen di

lapangan. Kegiatan dari mutu hanca adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh

mandor panen dan asisten kebun ataupun dari pihak kebun. Pemeriksaan

dilakukan untuk memperbaiki kinerja apabila di lapangan masih ada hal yang

belum sesuai dengan standar kebun dan juga dapat memberikan motivasi kerja di

lapangan terhadap pemanen. Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan pada saat

kegiatan panen, atau setelah pelaksanaan panen. Pemeriksaan mutu hanca

difokuskan pada aspek buah tinggal, brondolan tinggal, pelepah sengkleh yang

tidak dipotong dan susunan pelepah. Pemeriksaan mutu hanca dilakukan oleh

asisten, mandor I, mandor panen, dan krani buah. Stantar ini sama dengan yang

ditetapkan pada PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP), pemeriksaan mutu

hanca meliputi brondolan tinggal (piringan, pohon, pasar rintis, dan gawang mati),

buah matang tinggal (di pohon dan di piringan), penyusunan pelepah dan kondisi

pohon (pelepah sengkleh, lebih tunas, dan pelepah gondrong) (Kaban 2011).

Pengamatan Mutu hanca dilakukan pada 10 orang pemanen tiap mandoran.

Hasil pengamatan tersebut diperoleh brondolan tinggal di piringan yaitu rata-rata

sebesar 2.43 kg dan 2.65 kg pada mandoran kecil dan besar. Aspek lain yang

diamati yaitu buah tinggal, pelepah sengkleh dan susunan pelepah akan tetapi

pemanen tidak melakukan kesalahan pada ketiga aspek tersebut.

Menurut Sarimanah (2008) banyaknya brondolan yang tertinggal terjadi

pada saat rotasi tinggi sehingga jumlah brondolan banyak, sedangkan kapasitas

pengutip serta jam kerja sudah habis. Selain itu kondisi hanca yang kotor dan

becek membuat pengutip malas untuk mengutip brondolan secara bersih.

Optimalisasi dalam menangani brondolan yang tidak dikutip dapat dilakukan

dengan cara evaluasi setiap hari dari mandor dan asisten. Selain itu, kontur areal

yang berbukit atau bergelombang menyulitkan pemanen untuk mengutip

brondolan.

Monitoring dan pengawasan terhadap mutu hanca perlu ditingkatkan agar

mutu hanca lebih baik sehingga tidak terdapat kesulitan dalam pelaksaan kegiatan

Page 43: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

30

panen. Upaya tersebut dapat berupa penyemprotan piringan, gawangan, dan TPH

secara kimia atau manual agar brondolan yang jatuh dapat dikutip dengan cepat.

Perbandingan Peubah antara Afdeling I dan V

Perbandingan beberapa peubah ini didasarkan pada kontur afdeling yang

berbeda. Kontur afdeling I datar hingga bergelombang sedangkan afdeling V

bergelombang hingga berbukit. Beberapa peubah ini memiliki kesamaan tahun

tanam yaitu tahun 1997. Perbandingan ini dimaksudkan untuk menunjukkan

sejauh mana perbedaan yang terjadi pada kedua afdeling tersebut. Peubah yang

dibandingkan dapat mewakili hasil produksi dan produktivitas dari kegiatan panen.

Jumlah pohon, jumlah tandan, tandan per pohon, dan prestasi tandan (Tabel

13) pada masing-masing afdeling tidak berbeda nyata. Namun, pada produksi

TBS, brondolan, bobot per tandan, produksi minyak, prestasi kg, dan prestasi ha

menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hal ini disebabkan oleh luasan areal per

kaveld dalam masing-masing afdeling berbeda. Secara umum luas areal afdeling I

lebih besar dibandingkan dengan afdeling V. Selain itu, adanya pohon sisipan

yang seharusnya tahun tanamnya lebih muda disetarakan dengan tahun 1997,

karena pohon sisipan tersebut ditanam pada kaveld tahun 1997 dan jumlah tenaga

kerja yang berbeda. Jumlah tenaga kerja afdeling I lebih banyak dari pada afdeling

V. Faktor lain yang mungkin mengakibatkan beberapa peubah afdeling I dan V

berbeda nyata adalah jarak afdeling I dengan pabrik pengolahan kelapa sawit

(PPKS) yang lebih dekat.

Keuntungan suatu afdeling dekat dengan PPKS adalah jarang terjadinya

buah restan (buah yang tidak cepat diolah dalam jangka waktu ≥ 24 jam). Kontur

yang bergelombang akan menjadi masalah apabila kondisi cuaca kurang baik atau

hujan. Jalan utama (main road) atau jalan koleksi (Collection road) akan menjadi

licin dan menyebabkan truk pengangkut terjebak dalam lumpur. Kontur afdeling

V yang berbukit menyebabkan truk pengangkut mengalami kendala yang

disebabkan oleh pemeliharaan jalan yang kurang baik. Hal ini yang menjadi salah

satu penyebab buah menjadi restan dan pengiriman buah ke PPKS terlambat.

Buah restan dapat menurunkan rendemen dan dapat menaikkan asam lebak bebas

(ALB) minyak kelapa sawit. selain itu, jarak tempuh afdeling V yang cukup jauh

ke pabrik menjadi salah satu penyebab lainnya. Secara umum afdeling I lebih baik

dibandingkan dengan afdeling V. Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah perbedaan kontur, jumlah tenaga kerja, keterampilan tenaga

kerja, umur tenaga kerja, dan infrastruktur berupa jalan. Menurut Saragih (2005),

pada daerah dengan kemiringan lereng yang lebih curam pemanen mengalami

kesulitan dalam hal panen karena perpindahan pemanen dari satu pohon ke pohon

yang lain harus berhati-hati, demikian juga pengutipan tandan dan brondolan akan

memerlukan waktu yang lebih lama.

Page 44: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

31

Tabel 13 Perbandingan beberapa peubah antara afdeling I dan afdeling V tahun

tanam 1997

a*: berbeda nyata pada taraf uji 5%, tn: tidak berbeda nyata

Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen kebun adalah memeriksa

pohon kelapa sawit dan mencatat pohon sisipan. Pohon sisipan kelapa sawit harus

disesuaikan menurut tahun tanamnya. Hal ini diperlukan untuk memanitoring

hasil produksi. Pemeliharaan infrastruktur berupa jalan baik jalan koleksi maupun

jalan utama penting dilakukan untuk mempermudah proses pengangkutan TBS

dari lapangan ke PPKS. Upaya ini perlu dilakukan agar meminimalkan buah

restan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Secara umum kebun Sei Batang Ulak PT Ciliandra Perkasa First Resources

telah melakukan manajemen panen dengan baik. Kriteria matang panen telah

memenuhi standar perusahaan dengan nilai kehilangan hasil panen rendah dan

efisiensi panen tinggi >95%. kriteria panen dengan rata-rata 2 butir kg-1

, jumlah

tenaga kerja panen telah sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja afdeling, rotasi

panen 6/7 telah sesuai dengan standar perusahaan. Nilai angka kerapatan panen

masih di bawah 15% dengan rata-rata 11.77% dan pengawasan dan monitoring

terhadap mutu hanca masih kurang optimal. Hasil pengamatan terhadap rotasi

panen dan mutu hanca telah sesuai dengan standar perusahaan. Hasil analisis

terhadap perbandingan beberapa peubah antara afdeling I dan V menunjukkan

afdeling I lebih baik terhadap aspek pemanenan mengacu pada keadaan topografi.

Saran

Penulis menyarankan agar pihak kebun melakukan perencanaan kembali

agar luasan kaveld yang terlalu tinggi disesuaikan dengan ketersediaan tenaga

kerja afdeling. Manajemen kebun harus selalu mengevaluasi hasil produksi per

Peubah Afdeling

T-hita Prob>T

I V

Jumlah pohon (pohon/ha) 132 125.9 0.71tn 0.483

Jumlah tandan (tandan/ha) 94 432 78 246 1.63tn 0.13

Produksi TBS (kg/ha) 1 485.8 1 011.7 3.11* 0.0099

Brondolan (kg/ha) 165.5 73.2 5.40* 0.0002

Bobot per tandan (kg/ha) 17.7 13.8 34.57* 0.0001

Tandan per pohon 0.7 0.5 1.11tn 0.2891

Produksi minyak (kg/ha) 1 651.4 1 084.9 3.35* 0.0065

Prestasi kg (kg/ha) 1 608.7 1 288.2 5.24* 0.0001

Prestasi ha (ha/orang) 3.2 4.8 -5.88* 0.0001

Prestasi tandan (tandan/ha) 91.7 92.9 -0.31tn 0.75

Page 45: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

32

tahun tanam sehingga AKP, rotasi dan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan

perencanaan kebun. Perencanaan dan pengawasan panen harus ditingkatkan agar

nilai AKP tidak dibawah standar yang ditentukan oleh perusahaan. Penilaian

terhadap pemanen perlu dilakukan agar pemanen termotivasi untuk melakukan

kegiatan panen lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

[AAN] Astra Agro Niaga. 1996. Pedoman Brevet Dasar II. Tanaman Kelapa

Sawit. Jakarta (ID). Astra Agro Niaga.

[Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2011. Data statistik luas dan

produktivitas kelapa sawit [internet]. [diunduh 2012 November 25]. Tersedia

dari: http://ditjenbun.deptan.go.id/.

Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, dan Hartono R. 2008. Kelapa Sawit.

Jakarta (ID). Penebar Swadaya.

Kaban BG. 2011. Pengelolaan panen di perkebunan kelapa sawit pt gunung

sejahtera puti pesona (gspp) astra agro lestari, desa arga mulya kalimantan

tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lubis AU. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Marihat-

Bandar Kuala. Medan (ID). Pusat Penelitian Perkebunan.

Lubis AU. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Marihat-

Medan (ID). Pusat Penelitian Perkebunan.

Mangoensoekarjo, S. dan Semangun H. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa

Sawit. Yogyakarta (ID). Gadjah Mada University Press.

Mangoensoekarjo S dan Semangun H. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.

Yogyakarta (ID). Gadjah Mada University Press.

Naibaho PM. 1990. Diversifikasi minyak sawit dan inti sawit dalam upaya

peningkatan daya saing dengan minyak nabati lainnya. Bul. Perkebunan. 21

(2): 107-124.

Pahan I. 2006. Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir).

Jakarta (ID). Penebar Swadaya.

Panggabean R. 2009. Manajemen panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) di Kebun Ujan Mas PT Cipta Futura Plantation Kabupaten Muara Enim

Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pardamean M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa

Sawit. Jakarta (ID).

[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. (ID): PPKS

Saragih JC. 2005. Pengelolaan kebun kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

Kebun Batang Gading PT Satya Kisma Usaha, Jambi dengan aspek khusus

pemanenan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sarimanah. 2008. Manajemen panen di Perkebunan kelapa sawit (Elaeis

guineensis Jacq.) Mustika Estate, PT. Sajang Heulang, Minamas, Kalimantan

Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sunarko. 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem

Kemitraan. Jakarta (ID). Agromedia Pustaka.

Page 46: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

33

Tampubolon MT. 2005. Nikmat sesaat dengan sawit. Media Perkebunan. (50):24-

31.

Tobing MOSL. 1992. Pemanenan dan Pengangkutan Hasil Panen Kelapa Sawit.

Medan (ID): Lembaga Perkebunan Kampus Medan.

Tyas CK. 2008. Pengelolaan resiko panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

di Perkebunan Pantai Bunati Estate PT. Sajang Heulang Minamas Plantation

Kalimantan Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Walad A. 2011. Pengelolaan panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

Perkebunan Pantai Bonati Estate, PT Sajang Heulang Minamas Plantation,

Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Yahya S. 1990. Budidaya kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.). Jurusan Budi

Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Page 47: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

34

LAMPIRAN

Page 48: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

35

Lampiran 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di

Kebun Sei Batang Ulak

Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja

Lokasi Penulis Karyawan Standar

20/02/2013 Orientasi kebun - - - - - - Afdeling V

21/02/2013 Menyusun

rencana kegiatan 7 jam - - - - Afdeling V

22/02/2013 Mengangkut buah 200 kg 10 Ton 8 ton I10, I11, I12

23/02/2013 Memelihara jalan 5 jam HK-1 5 jam HK-1 5 jam/HK I15, I16

25/02/2013

Menyemprot

chemist piringan-

gawangan

1 jam HK-1 8 jam HK-1 - - H 15

26/02/2013 Memelihara jalan 5 jam HK-1 5 jam HK-1 5 jam/HK J14, J15

27/02/2013 Mempelajari

administrasi 4 jam - - - -

Kantor

Afdeling V

28/02/2013 Menutup buku 9 jam 10 Jam 7 Jam Kantor

Afdeling V

1/3/2013 Mengangkut buah 5 jam 7 Jam

Pengang

-kutan

selesai

2/3/2013 Mengunjungi ke

PKS 7 jam - - - -

Kantor

besar PKS

4/3/2013 Memupuk MOP 100 kg 600 kg 600 kg J 15

5/3/2013 Memupuk MOP 250 kg 600 kg 600 kg H5, H6

6/3/2013 Mengidentifikasi

gulma 1 blok 5 Pasar - - I10

7/3/2013 Mengidentifikasi

gulma 1 blok 5 Pasar - - H7

8/3/2013 Mempelajari

administrasi 3 jam - - - -

Kantor

Afdeling V

9/3/2013

Megrading dan

mengenali alat

mengolah KS

5 jam - - - -

Pabrik

Kelapa

Sawit

11/3/2013 Mengangkut buah 300 kg 9 ton 8 ton I9, I10

12/3/2013 Membabat manual 0.3 ha 1-1.5 jam HK-1 1.25 Ha/HK H8

13/03/2013 Memanen dan

pruning - - 1300

kg 100

pohon-1 - - H8, H9

14/03/2013 Memanen 200 kg 1230 kg 900 kg I13, I14

15/03/2013 Mengamati - - - - - - I15

16/03/2013 Mempelajari

pusingan panen - - - - - -

Kantor

Afdeling V

Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun

Sei Batang Ulak

Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja

Lokasi Penulis Karyawan Standar

18/03/2013 Menganalisa teknis panen - - - - - - Kantor

Afdeling

19/03/2013 Menganalisa teknis pengangkutan

TBS - - - - - -

Kantor

Afdeling

20/03/2013 Menganalisa waktu panen-

mengangkut 4 jam - - - - I12

21/03/2013 Mengefisiensi panen 3 ha 3 ha - - H11

22/03/2013 Mengefisiensi Panen 3 ha 3 ha - - H8

23/03/2013 Menganalisis Realisasi

Pemupukan - - - - - -

Kantor

Afdeling

25/03/2013 Sensus Buah 3 ha - - - - H9 & H10

26/03/2013 Sensus Buah 3 ha - - - - I11

27/03/2013 Sensus Buah 3 ha - - - - I13

28/03/2013 Tutup buku 7 jam 7 jam 7 jam

Kantor

Afdeling

Page 49: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

36

Lampiran 2 Lanjutan

Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja Lokasi

Penulis Karyawan Standar

30/03/2013 Tutup buku 7 Jam 7 jam 7 jam Kantor

Afdeling

1/4/2013 Tutup buku 7 Jam 7 jam 7 jam Kantor

Afdeling

2/4/2013 Efisiensi Panen 3 Ha 3 ha - - H6

3/4/2013 Mengamati Gupon 6 Jam 6 jam - - I13/16,

J13/15

4/4/2013 Efisiensi Panen 3 Ha 3 ha - - H12

5/4/2013 Efisiensi Panen 3 Ha 3 ha - - I 13

6/4/2013 DAK 0.1 Ha

0

.

5

ha 0.5 ha H12

8/4/2013 Efisiensi Panen 3 Ha 3 ha - - H14

9/4/2013 pengawasan pupuk - - - - - - H11

10/4/2013 Supervisi - - - - - - PKS

11/4/2013 Supervisi - - - - - - PKS

12/4/2013 pengawasan semprot - - - - - - I11

13/04/2013 pengawasan semprot - - - - - - H12

15/04/2013 pengawasan pupuk - - - - - - gudang

Afdeling

16/04/2013 AKP 3 ha 3 ha 3 ha H 9

Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun

Sei Batang Ulak

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja

Lokasi Jumlah

mandor yang

di awasi

Luas areal

yang di

awasi (ha)

Lama

kegiatan

(jam)

17/04/2013 Pengawasan Panen 2 140.75 7 J13-15, I13-15

18/04/2013 Pengawasan Panen 2 109.53 7 H11 s/d H14

19/04/2013 Pengawasan Panen 2 104.58 7 H14 s/d H17

20/04/2013 pengawasan Pupuk - - 6 Gudang Pupuk

22/04/2013 Pengawasan Panen 2 197.52 7 I12 s/d I14

23/04/2013 AKP 1 9 5 H11

24/04/2013 Pelatihan LSU - - 4 Kantor Rayon

25/04/2013 Administrasi - - 6 Kantor Afdeling

26/04/2013 LSU - 1 blok 4 I13

27/04/2013 Pengawasan Pupuk 1 20 6 I15

29/04/2013 Pengawasan Panen 2 104.5 7 I15, J13-15, H16

30/04/2013 Administrasi - - 6 Kantor Afdeling

1/5/2013 Administrasi - - 7 Kantor Afdeling

2/5/2013 Pengawasan Panen 2

7 H9 s/d H11

3/5/2013 LSU - 1 blok 4 I11

4/5/2013 Pengawasan chemis 2 34.10 5 H13

6/5/2013 LSU - 1 blok 4 I12

7/5/2013 Pengawasan Pupuk - 35.40 6 H12

8/5/2013 Krani Produksi 1 100.48 7 H10-H13

10/5/2013 Krani Produksi 1 145.37 7 H5-H9

11/5/2013 Krani Produksi 1 158.02 7 I8-I13

13/05/2013 LSU - 1 blok 4 I10

14/05/2013 Pengawasan Panen 2 148.29 7 H7-H10

15/05/2013 Pengawasan Panen 2 127.77 5 H5-H6, I8-I12

16/05/2013 Control Afdeling 4 - 8 Afdeling

17/05/2013 Sensus Tunas 1 70.13 4 H13 s/d H15

18/05/2013 Survey Tunasan 1 28.23 4 Afdeling 6

20/05/2013 Pengawasan Panen 2 163.95 7 H5-H9, I8-I9

21/05/2013 Pengawasan Panen 2 149.24 8 I10-I14

Page 50: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

37

Lampiran 3 Lanjutan

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja

Lokasi Jumlah

mandor yang

di awasi

Luas areal

yang di

awasi (ha)

Lama

kegiatan

(jam)

22/05/2013 Pengawasan Panen 2 140.55 7

I15, J13-15,H15-

H16

23/05/2013 Krani Produksi 2 128.26 7 H11-H14

24/05/2013 Administrasi - - 4 Kantor Afdeling

27/05/2013 Efisiensi 1 3 5 I10

28/05/2013 Administrasi - - 4 Kantor Afdeling

29/05/2013 Administrasi - - 7 Kantor Afdeling

30/05/2013 Administrasi - - 4 Kantor Afdeling

31/05/2013 Administrasi - - 5 Kantor Afdeling

1/6/2013 Administrasi - - 8 Kantor Afdeling

3/6/2013

Pengambilan data

sekunder - - 3 Kantor kebun CLP

4/6/2013

Pembuatan Laporan

Akhir - - 8 Perumahan PKS

5/6/2013

Pembuatan Laporan

Akhir - - 8 Perumahan PKS

6/6/2013

Pembuatan Laporan

Akhir - - 8 Perumahan PKS

7/6/2013 Penandatangan laporan - - 1 Kantor kebun CLP

8/6/2013 Perpisahan - - 5 Kantor kebun Rayon

10/6/2013 Pulang ke bogor

Page 51: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

38

Lampiran 4 Peta Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa

Page 52: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

39

Lampiran 5 Peta kerja Afdeling V Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa

Kaveld panen Hari panen Blok Luasan (ha)

I Senin H14,H15, H16 89.53

II Selasa H11,H12,H13 99.58

III Rabu H8,H9,H10 98.41

IV Kamis H5,H6,H7,I8,I9,I10 130.74

V Jumat I11,I12,I13 90.04

VI Sabtu I14,I15,J13,J14,J15 107.48

Total luasan afdeling V 615.78

Sumber : Kantor besar kebun Sei Batang Ulak 2013

Page 53: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena
Page 54: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

Lampiran 6 Data curah hujan tahun 2003-2012 Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa

Tahun Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH

Januari 10 83 12 241 19 441 23 366 22 402 24 294 20 314 22 438 13 50

Februari 13 113 4 51 12 209 17 266 14 165 16 335 16 372 12 185 13 98

Maret 9 154 17 294 13 91 11 147 27 593 21 291 16 281 10 119 16 327

April 12 217 12 176 11 217 16 287 23 397 14 254 17 166 18 242 16 348

Mei 7 53 9 159 15 276 17 276 10 107 15 218 9 129 16 201 16 294

Juni 5 56 6 40 10 101 8 134 13 361 8 66 11 172 5 50 3 27

Juli 15 167 6 77 2 39 17 274 13 176 9 102 15 249 3 79 8 139

Agustus 3 101 7 90 6 101 14 248 10 166 14 208 11 154 5 101 7 109

September 6 86 13 208 13 263 16 328 13 225 5 68 15 330 10 112 13 227

Oktober 16 369 13 143 6 133 11 165 17 253 16 312 10 206 15 167 17 340

Nopember 15 308 22 256 15 237 19 330 20 363 16 395 13 321 18 263 20 454

Desember 19 323 14 164 21 341 20 301 23 413 22 499 15 272 20 274 13 306

Total 130 2 030 135 1 899 143 2 449 189 3 122 205 3 621 180 3 042 168 2 966 154 2 231 155 2 719

Rata-rata 10.83 169.17 11.25 158.25 11.92 204.08 15.75 260.17 17.08 301.75 15 253.5 14 247.17 12.83 185.92 12.92 226.58

BK 2 2 0 0 0 0 0 1 2

BB 8 8 10 12 12 10 12 10 9

Sumber : Kantor besar kebun Sei Batang Ulak 2013

Keterangan : HH = Hari Hujan, CH = Curah Hujan, BK = Bulan Kering

(< 60 mm), BB = Bulan Basah (> 100 mm)

Q =

x 100% → Q =

x 100% = 7.61 % (tipe A)

Rara-rata curah hujan tahun-1

=

2 675 mm tahun

-1

Klasifikasi Iklim Schmith-Fergusson

0 < Q < 14.3 =Tipe A (sangat basah), 14.3 < Q < 33.3 = Tipe B (basah)

33.3 < Q < 60 = Tipe C (agak basah), 60 < Q < 100 = Tipe D (sedang)

100 < Q <167 = Tipe E (agak kering), 167 < Q < 300 = Tipe F (kering)

300 < Q < 700 = Tipe G (sangat kering), Q < 700 = Tipe H (ekstrim)

40

Page 55: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

2

Lampiran 7 Areal konsensi lahan Kebun Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa

Uraian

Afdeling

Rayon A Rayon B Rayon C

I II III IV V VI VII VIII IX

a. Areal TM ……..……………………………..……..Ha………………………...……………… TT 1993 459.67 88.2 - - - 80.1 32.1 - - TT 1994 - - - - - 32 583.46 54.61 - TT 1995 - 177.17 - - - - - - - TT 1996 - 405.55 469.22 226 62.22 479.14 - 59.36 - TT 1997 205.4 61.1 116.3 416.5 288.06 28.23 150.65 536.95 233.2 TT 1998 52.5 37.8 - - 99.44 - - 95.4 116.1 TT 1999 - - - - 166.06 - - - - TT 2000 - - - 43.84 - - 17.33 - 55.17 TT 2001 - - 35.73 - - - - - - TT 2004 - - - - - - - - 290 TT 2005 - - 59.05 - - - - - 168

Total Luas Areal Tanam 717.57 769.82 680.3 686.3 615.78 619.47 783.54 746.32 862.47 b. Areal Non Tanam ……..……………………………..……..Ha………………………...………………

1. Jalan 3.94 3.97 3.25 2.59 3.4 2.29 1.15 2.35 0.98 2. Saluran Air / sungai 7.64 0.19 - - - 6.05 3.43 5.53 - 3. Emplasment / Perumahan 32.57 0.3 2.45 0.25 1 0.8 1.97 0.47 1.7 4. Okupasi - - 43.81 - - - - - - 5. Inclave - 20.55 - - - - 11.6 - - 6. Lain-Lain

1.94 - - - - - - -

Total Luas Areal Non Tanam 44.15 26.95 49.51 2.84 4.4 9.14 18.15 8.35 2.68

Luas Total a+b 761.72 796.8 729.8 689.1 620.2 628.6 801.7 754.7 865.15

Sumber : Kantor besar kebun SBU 2013

41

Page 56: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

Lampiran 8 Struktur organisasi kebun (non pabrik) Sei Batang Ulak, Ciliandra Perkasa

Sumber : Kantor besar Kebun Sei Batang Ulak 2013

42

KRANI ASISTEN

KEPALA

MANDOR JANJANG

KOSONG

ASISTEN JANJANG

KOSONG

ASISTEN

HUMAN

RESOURCES

ASISTEN

TEKNIK

SIPIL

Group Manager

Kepala

Administrasi

Asisten

Teknik

Asisten

Teknik Sipil Kepala

Satpam

Kepala Tatausaha Asisten Kepala

Asisten Janjang

Kosong Asisten

Afdeling

Mandor Janjang

Kosong Krani Asisten

Kepala

Mandor

Panen

Mandor

Pemeliharaan Krani

Produksi

Krani

Afdeling

Supir

Truk

Asisten

Human

Resources

Page 57: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena
Page 58: PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) … · sawit. Prospek pengembangan kelapa sawit untuk Indonesia di masa yang akan datang masih sangat luas, karena

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pamekasan, tanggal 14 Agustus 1990, dari pasangan Akh.

Ridha’i dan Jumaana (alm), putra tunggal dari pasangan tersebut. Penulis lulus

tahun 2009 dari SMA Negeri 2 Pamekasan dan pada tahun yang sama penulis

lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi

Masuk IPB (USMI). Penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama kuliah penulis aktif di organisasi kemahasiswaan. Tahun 2009

penulis sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Jawa Timur (IMAJATIM) menjabat

pada divisi Kesejahteraan. Pada tahun 2010-2012 dan penulis menjabat sebagai

Ketua Umum IMAJATIM. Tahun 2010 penulis juga mengikuti organisasi

Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) menjabat sebagai wakil ketua.

Tahun 2011 penulis menjabat ketua Pengembangan Sumber Daya Manusia

(PSDM) HIMAGRON. Tahun 2011 penulis juga menjabat sebagai ketua Masa

Perkenalan Departemen (MPD).

Tahun 2011 penulis mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat

IPB dan meraih juara 1. Selanjutnya penulis didelegasikan pada Musabaqah

Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) di Makassar di bidang Tartil

Qur’an. Tahun 2011 juga penulis juga menjadi juri lomba adzan se- Bogor pada

Festival Anak Sholeh. Pada tahun 2011 sampai dengan 2012 penulis juga menjadi

instruktur pembelajaran Baca Alqur’an di bawah naungan Al-Hurriyyah.

Penulis juga aktif dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) yang diadakan

oleh pihak donatur Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE). Tahun 2011 penulis

mengikuti Mandiri Leadership Camp yang diadakan di Cibubur. Tahun 2012

penulis juga mengikuti acara yang diselenggarakan oleh alumni KSE pada acara

Mandiri Coaching Carrer di Institut Teknologi Bandung.