Upload
elsa-mega-suryani
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
GENETIKA MANTAB
Citation preview
PENGEMASAN MATERI GENETIK PADA BAKTERI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang dinamis dan berkembang dengan
cepat. Penelaahnya dilakukan oleh beribu-ribu ilmuwan diseluruh dunia. Rekayasa genetika
adalah suatu segi baru studi genetika yang menjanjikan pada masyarakat baik perkembangan
yang menguntungkan maupun kemungkinan timbulnya akibat-akibat yang membawa
bencana. Kita harus menerungkan bagaimana cara untuk menaklukan semua penyakit
menurun dan kemungkinan terubahnya suatu mikroba yang umum dan tidak berbahaya
menjadi bentuk patogenik. Saat ini kita telah mempelajari kemajuan-kemajuan berarti yang
dihasilkan dan karya pasteur mengenai penjelasan biologi tentang peristiwa fermentasi, teori
bibit penyakit, penolakan generatio spontanea pada semua taraf kehidupan. Begitu juga saat
Johann Gregor Mendel melakukan studinya pada pewarisan berbagai sifat pada ercis. Studi
inilah yang mula-mula diterbitkan pada tahun 1865, yang menjadi dasar apa yang sekarang
diacu sebagai Genetika Mendel (Volk and Wheeler, 1984)
Ilmu yang mempelajari cara pengekspresian informasi genetis yang terkandung
dalam molekul DNA serta mekanisme pengendalian hereditas pada organisme oleh
DNA adalah genetika . Molekul DNA yang ditemukan dalam sel terdiri dari dua rantai
komplementer yang berbentuk heliks dan saling membelit sehingga disebut heliks ganda atau
double heliks. Masing-masing rantai DNA terdiri dari empat jenis nukleotida, yang dapat
dibedakan menurut jenis basa nitrogennya yaitu adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guanin
(G).
Pada masa kini genetika telah mampu menjelaskan cara DNA mengendalikan sifat
dan mempertahankan proses yang penting di dalam sel hidup. Langkah pertama dalam
pengekspresian sifat yang dikandung DNA ialah dengan mencetak molekul RNA berdasarkan
urutan nukleotida pada DNA. Molekul RNA merupakan polimer rantai tunggal yang terdiri
dari empat macam nukleotida yaitu adenin (A), urasil (U), sitosin (C) dan guanin (G).
(Ristiati, 2000)
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu
pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler. ‘Genetika bakteri mendasari
perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan di bidang kedokteran.
Berdasarkan urian diatas, untuk mengetahui lebih lanjut pengemasan bahan genetik
bakteri, penyusun mengangkat judul “Pengemasan Bahan Genetik pada Bakteri”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimankah proses mutasi dan mutagen ?
2. Bagaimana mekanisme pemindahan bahan genetik pada bakteri ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses mutasi dan mutagen.
2. Untuk mengetahui mekanisme pemindahan bahan genetik pada bakteri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mutasi dan Mutagen, Mekanisme Mutasi, Tipe Mutan
1. Pengertian Mutasi
DNA mikroba mengandung basa purin dan pirimidin. Urutan keduanya sangat
menentukan ciri tertentu pada mikroba. Urutan ini sangat mudah berubah oleh berbagai
faktor dan apabila terjadi perubahan dalam urutan ini maka akan terjadi perubahan pada
urutan asam amino yang disandi oleh gen. Akibatnya terjadi perubahan fenotif pada mikroba.
Perubahan dalam urutan basa nukleotida ini disebut mutasi. (Darkuni, 2001)
Mutasi banyak terjadi pada waktu proses sintesa DNA terutama pada waktu
penempatan basa purin dan pirimidin yang mengalami “kesalahan”. Bila mutasi ini terjadi
pada enzim polymerase yang berhubungan dengan DNA, maka mutasi akan berlangsung
dengan frekuensi yang relatif tinggi. Hal ini dikarenakan tidak ada lagi kemampuan dari
enzim itu untuk bertugas mengatur penempatan basa purin dan pirimidin. Mutasi juga dapat
terjadi karena hilangnya pasangan basa purin atau pirimidin. Bahkan karena adanya
penambahan pasangan basapun dapat juga terjadi mutasi. Sebab hilangnya atau penambahan
tersebut justru akan berakibat terjadi “kesalahan” dalam pembacaan sandi pada saat terjadi
transkripsi ke mRNA. (Darkuni, 2001)
2. Macam-macam Mutasi
Mutasi dapat terjadi karena beberapa sebab, misalnya:
a. Mutasi titik (point mutation)
Mutasi ini dapat terjadi pada satu tempat/titik pasangan basa. Pada tempat atau titik ini
terjadi perubahan pasangan basa. Misalnya terjadi perubahan pada basa timin yang digantikan
oleh basa sitosin, atau basa adenin digantikan oleh guanin. Mutasi ini akan berakibat: (a)
tidak terjadi pembentukan protein, (b) terjadi pembentukan protein akan tetapi tetap terjadi
perubahan atau mutasi yang tidak jelas. Mutasi ini disebut mutasi tidak nyata (silent
mutation) dan (c) terjadi penggantian asam amino. Contoh basa adenin yang digantikan oleh
guanin dan timin digantikan oleh sitosin.
b. Hilangnya pasangan basa
Mutasi ini terjadi disebabkan oleh hilangnya basa dalam jumlah yang lebih dari satu.
Kehilangan ini akan menyebabkan terjadinya pergeseran dalam hal pembacaan sandi yang
pada akhirnya akan menyebabkan perubahan urutan asam amino. Akibat yang ditimbulkan
oleh mutasi ini dapat menyebabkan protein yang terbentuk tidak berfungsi.
c. Mutasi supresor
Mutasi ini merupakan mutasi yang mengakibatkan mutasi yang terjadi sebelumnya
menjadi “normal” kembali. Pada mutasi ini terjadi “penyusupan” basa lain yang
menyebabkan kembalinya urutan susunan asam amino yang seolah-olah susunan itu seperti
menjadi “normal” kembali. Walau demikian mutasi ini tetap menghasilkan perubahan yang
secara fenotif dapat tampak atau terjadi mutasi tidak nyata. Perhatikan bagan berikut:
(menurut Bibiana W. Lay)
d. Mutasi spontan
Mutasi spontan awalnya tidak diketahui, sering disebut “background mutation”.
Kontrol genetik mutabilitas beberapa gen yang diketahui dapat disebabkan oleh “mutator
gen” lain. Mutasi spontan dapat dibedakan menjadi 1) mutasi spesifik yang pengaruhnya
terbatas pada satu lokus dan 2) mutasi nonspesifik secara simultan mempengaruhi pada
beberapa lokus.
Mutasi terinduksi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang tidak normal, misalnya:
radiasi pengion (perubahan valensi senyawa kimia melalui penambahan elektron yang
dihasilkan oleh proton, neutron, atau oleh sinar X. radiasi nonpengion penambahan tingkat
energi atom (eksitasi), yang membuatnya kurang stabil (contoh: radiasi UV, panas)
3. Mutagen
Mutagen adalah senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat menyebabkan
mutasi. Misalnya sinar ultraviolet (UV) merupakan mutagen yang kuat karena sinar UV dapat
menembus sel dan diabsorpsi dengan kuat oleh timin (T) dan sitosin (C). Absorpsi UV oleh
timin dapat menyebabkan terbentuknya dimer timin yang berdekatan sehingga dapat
mengubah DNA yang akan mengganggu proses replikasi. Senyawa kimia yang dapat
menyebabkan mutasi, misalnya HNO2 karena asam ini menimbulkan deaminasi pada basa
nitrogen nukleotida. Asam nitrit dapat mengubah adenin (A) menjadi hipoxantin (HX),
sitosin (C) menjadi urasil (U) dan guanin (G) menjadi xantin (X). (Ristiati, 2000)
Senyawa kimia mutagen yang lain adalah analog basa. Ini adalah senyawa kimia
yang strukturnya cukup menyamai basa DNA yang normal sehingga dapat menggantikannya
selama berlangsungnya replikasi DNA. Meskipun strukturnya mirip, analog basa tidak
mempunyai sifat ikatan hydrogen yang sama seperti basa yang normal. Karena itu dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam replikasi yang mengakibatkan mutasi. Misalnya 2-
aminopurin adalah analog adenin (A) dan dapat berpasangan dengan timin (T) atau sitosin
(C). 5-Bromourasil adalah analog timin (T) dan dapat berpasangan dengan adenin (A) atau
guanin (G). selain itu sinar х, sinar γ dan partikel energi tinggi (seperti neutron, partikel β,
partikel α) sangat berpotensi sebagai mutagen. (Ristiati, 2000)
4. Mekanisme Mutasi
Mutasi paling umum terjadi selama replikasi DNA. Beberapa mutasi terjadi sebagai
akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh cahaya ultraviolet atau sinar X. Karena unsur-unsur
ini merupakan bagian yang tak terhindarkan dari lingkungan. Tidak satupun mekanisme
tertentu yang dapat diusulkan untuk menerangkan pengaruh mutagenik sinar X. Karena sinar
X dapat menyebabkan pecahnya banyak ikatan kimiawi yang berbeda-beda macamnya, maka
mungkin merusak DNA dengan berbagai cara. Pengaruh utama cahaya UV ialah
menyebabkan pembentukan dimer dengan ikatan silang antara pirimidin-pirimidin yang
bersebelahan, terutama timin. Dimer ini mengacaukan proses replikasi yang normal. (Pelczar,
2008)
Penemuan yang paling banyak membuka rahasia mutasi pada tahun-tahun
belakangan ini datang dari penelitian mengenai pengaruh mutagenik berbagai bahan kimia.
Ada dua tipe senyawa kimia yang mutagenik. Yang pertama terdiri dari senyawa-senyawa
yang dapat bereaksi secara kimiawi dengan DNA. Karena kekhususan replikasi DNA
bergantung pada ikatan purin-pirimidin, yang diakibatkan oleh ikatan hidrogen antara
gugusan-gugusan amino dan hidroksil ini dapat menyebabkan mutasi. Asam nitrous, yang
dapat membuang gugusan amino dari purin dan pirimidin, adalah mutagen semacam itu.
(Pelczar, 2008)
5. Tipe Mutan Bakteri
Karena semua sifat sel-sel hidup pada akhirnya dikendalikan oleh gen maka ciri sel
yang manapun dapat berubah karena mutasi. Berbagai ragam mutan bakteri telah diisolasi
dan dipelajari secara intensif. Beberapa dari tipe-tipe utama mutan adalah sebagai berikut:
1. Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur-unsur
penghambat, terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap antibiotik atau obat-
obatan)
2. Mutan yang menunjukkan kemampuan fermentasi yang berubah atau meningkatnya atau
berkurangnya kapasitas untuk menghasilkan beberapa produk akhir
3. Mutan yang mempunyai defisiensi akan nutrisi, yaitu membutuhkan medium yang lebih
kompleks untuk tumbuhnya ketimbang biakan aslinya.
4. Mutan yang memperlihatkan perubahan dalam bentuk koloni atau kemampuan untuk
menghasilkan pigmen
5. Mutan yang menunjukkan perubahan pada struktur permukaan dan komposisi selnya
(mutan antigenik)
6. Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage
7. Mutan yang memperlihatkan beberapa perubahan pada ciri-ciri morfologis, misalnya
hilangnya kemampuan untuk menghasilkan spora, kapsul atau flagella.
Ada banyak implikasi praktis yang berkaitan dengan terjadinya mutan
mikrobia. Hal ini digambarkan oleh contoh-contoh berikut:
1. Diketahui ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan resistensi terhadap
antibiotik-antibiotik tertentu akibat mutasi. Kenyataan ini sangat penting dalam
pengobatan penyakit, karena antibiotik yang pada mulanya efektif untuk
mengendalikan suatu infeksi bacterial menjadi kurang atau tidak lagi efektif ketika
muncul mutan-mutan yang resisten terhadap antibiotik yang bersangkutan
2. Dapat diisolasi mutan biokimiawi yang mampu menghasilkan suatu produk akhir dalam
jumlah besar. Hal ini penting dalam industri. Sebagai contoh, jumlah penisilin yang
dihasilkan dalam produksi komersial meningkat secara dramatis melalui seleksi galur-
galur mutan Penicillium
3. Pemeliharaan biakan murni spesies-spesies jasad renik yang tipikal mensyaratkan
tercegahnya mutasi, kalau tidak maka biakan tersebut tidak akan tipikal lagi
4. Mutan mikroba telah digunakan secara meluas di dalam penyelidikan berbagai proses
biokimiawi, terutama reaksi-reaksi bio-sintetik. Sebagai contoh, mutan-mutan yang
terhalang atau rusak pada langkah-langkah enzimatik yang berbeda-beda telah
digunakan untuk menyingkap seluk beluk rangkaian metabolik
Banyak mutan, mungkin sebagian besar dapat balik ke kondisi liar melalui
mutasi balik, yaitu kembalinya sel-sel mutan ke fenotipe asalnya. Akan tetapi, hal ini
tidak mesti disebabkan oleh pembalikan mutasi aslinya secara tepat. Kadang-kadang,
pengaruh mutasi asli dapat ditekan sebagian atau seluruhnya oleh mutasi kedua pada
situs yang berbeda pada kromosom.
B. Mekanisme pemindahan bahan Genetik pada Bakteri
Pertukaran gen antar bakteri dapat terjadi karena bakteri pada umumnya hidup
berkoloni, dan bahkan bercampur dengan banyak bakteri jenis lain. Pertukaran gen akan
menghasilkan rekombinan baru.
1. Konyugasi
Konyugasi ialah pemindahan bahan genetik dari suatu sel bakteri yang bertindak
sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien. Pemindahan ini dikode
oleh plasmid. Plasmid adalah unsur genetis ekstrakromosomal (diluar kromosom) dan dapat
melangsungkan replikasi di dalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid adalah potongan bundar
DNA yang merupakan gen tambahan. Bila unsur ekstrakromosomal dapat bereplikasi dan
terpadu ke dalam kromosom bakteri disebut episom. Hal ini membedakan episom dari
plasmid, karena plasmid tidak terpadu ke dalam kromosom. Pada bakteri gram negatif
misalnya E. coli, konyugasi terjadi dengan cara perlekatan antara sel donor dengan sel
resipien melalui pili seks atau faktor F (faktor kesuburan atau fertility factor). Pada bakteri
gram positif misalnya Streptococcus faecalis, perlekatan antara sel donor dan resipien tidak
melaui pili. Proses konyugasi secara artificial dapat digunakan untuk memetakan gen pada
bakteri. (Ristiati, 2000)
2. Transduksi
Transduksi ialah proses pemindahan bahan genetik dari suatu bakteri ke bakteri lain
melalui bakteriofage. Bila bakteriofage menyerang bakteri maka DNA bakteriofage
diinjeksikan ke dalam sel bakteri. Ada dua kemungkinan yang terjadi:
1. DNA bakteriofage akan mengambil alih fungsi metabolisme bakteri untuk memproduksi DNA
dan protein bakteriofage. Kemudian terjadi perakitan partikel virus dan akhirnya virus yang
utuh akan keluar dari sel bakteri ketika sel mengalami lisis.
2. DNA bakteriofage akan berintegrasi dengan DNA bakteri sehingga terbentuklah bakteri yang
bersifat lisogenik. Karena sesuatu sebab yang belum diketahui maka bakteri yang bersifat
lisogenik dapat mengalami fase litik. Dalam keadaan demikian, DNA bakteriofage akan
melepaskan diri dari DNA bakteri dan mengambil alih fungsi metabolisme untuk
menghasilkan partikel virus yang baru seperti halnya pada kemungkinan pertama.
Proses transduksi dipergunakan untuk mengembangkan galur-galur bakteri baru,
memetakan kromosom bakteri dan untuk banyak percobaan genetis lain.
3. Transformasi
Transformasi ialah proses pemindahan DNA telanjang yang mengandung sejumlah
terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain. DNA tersebut diperoleh dari sel donor
melalui lisis secara alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi, begitu DNA diambil oleh sel
resipien maka terjadilah rekombinasi. Gejala transformasi ini ditemukan pertama kali
padaStreptococcus pneumonia oleh F. Griffith pada tahun 1928. Pengamatannya
menunjukkan bahwa ada dua macam tipe koloni bakteri tersebut, yaitu koloni halus (tipe S
atau smooth) yang bersifat patogen dan koloni kasar (tipe R atau rough) yang nonpatogen.
Dalam percobaannya ditemukan jika campuran bakteri tipe S yang telah dimatikan
dengan pemanasan dan sel tipe R hidup disuntikkan pada tikus maka tikus kan mati dan dari
bangkai tikus dapat di isolasi bakteri tipe S yang hidup. Griffith mengatakan bahwa ada
substansi yang berasal dari bakteri tipe S (mati) diambil oleh bakteri tipe R (hidup) sehingga
tipe R ini berubah menjadi tipe S yang patogen. Perubahan dari tipe R ke tipe S ini disebut
transformasi. Pada tahun 1944, Oswald Avery, Macleod, McCarty mengisolasi substansi
tersebut dan berhasil mengidentifikasinya sebagai DNA. Percobaan Avery dan kawan-kawan
inilah yang mendemontrasikan untuk pertama kali bahwa bahan genetik adalah DNA
Plasmid
Terdapat di dalam sitoplasma dan tidak bergabung dengan kromosom. Merupakan
DNA ekstrakromosomal (selain partikel F yang juga DNA ekstrakromosomal dan ditemukan
pada bakteri) yang mempunyai kemampuan untuk mengadakan replikasi diri.
Episom
Penggalan plasmid yang berintegrasi dengan kromosom dan akhirnya merupakan
bagian dari kromosom tersebut.
Bakteriosin
Merupakan protein atau karbohidrat yang pembentukannya diatur oleh plasmid.
Bahan ini dapat berfungsi menghambat atau membunuh struktur yang berhubungan dengan
pembentuk bakteriosin itu sendiri.
Transposon
Plasmid kecil yang dapat berpindah diantara molekul DNA yang memiliki struktur
basa yang berlainan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Mutasi merupakan perubahan materi genetik yang disebabkan pemindahan dan pengurangan
pasangan basa. Sedangkan mutagen senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat
menyebabkan mutasi.
2. Mekanisme pemindahan bahan genetik pada bakteri. Digunakan konyugasi ialah pemindahan
bahan genetik dari suatu sel bakteri yang bertindak sebagai donor kepada sel bakteri yang
bertindak sebagai resipien. Transduksi ialah proses pemindahan bahan genetik dari suatu
bakteri ke bakteri lain melalui bakteriofage. Transformasi ialah proses pemindahan DNA
telanjang yang mengandung sejumlah terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.
Daftar Rujukan
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. 2000. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA
Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang: Universitas
Negeri Malang
Pelczar, Michael. 2008, Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Volk dan Wheeler.1984.Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.