167
PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR TESIS Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Magister Ekonomi Islam (M.E.Sy.) Oleh: FATIMAH RAIHANI 2112043300013 MAGISTER EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H / 2017M

PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS

AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR

TESIS

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Magister Ekonomi Islam (M.E.Sy.)

Oleh:

FATIMAH RAIHANI

2112043300013

MAGISTER EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H / 2017M

Page 2: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH
Page 3: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH
Page 4: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

i

PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAHLEUWILIANG BOGOR

Oleh: Fatimah Raihani

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yangmempengaruhi pengembalian pembiayaan mikro pada BPRS Amanah UmmahLeuwiliang Bogor, dan untuk mengetahui faktor terbesar yang mempengaruhinya.Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer yang didapat dari hasilkuesioner yang dilakukan kepada nasabah UMKM dengan penggunaan pembiayaanproduktif dan data-data terkait penelitian yang didapat langsung dari BPRS AmanahUmmah Leuwiliang Bogor, serta data sekunder baik dari buku-buku, literature,ataupun jurnal trerkait dengan penelitian ini. Teknik penarikan sampel dalampenelitian ini adalah dengan menggunakan metode Purposive sampling yangtermasuk dalam non-probability sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebanyak 150 orang responden. Penganalisisan data untukpengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Faktor yangkemudian dilanjutkan dengan meregresi faktor yang terbentuk.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbentuk empat faktor yangmempengaruhi real;isasi dan pengembalian pembiayaan mikro pada BPRS AmanahUmmah Leuwiliang Bogor. Faktor pertama adalah Faktor Gender dan KetentuanUmum Pembiayaan, Faktor kedua adalah Faktor Operasional Usaha, Faktor ketigaadalah Faktor Pengalaman, dan Faktor keempat adalah Faktor Spesifikasi Usaha danPembiayaan. Dari keempat faktor tersebut, setalah dilakukan regresi diketahui bhsaFaktor Operasional Usaha merupkan faktor yang memiliki pengaruh paling besarterhadap pengembalian pembiayaan mikro pada BPRS Amanah Ummah LeuwiliangBogor.

Kata kunci: analisis faktor, regresi linier berganda, UMKM, pengembalianpembiyaan, pembiayaan mikro, pembiayaan produktif.

Page 5: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

ii

REPAYMENT OF MICRO FINANCING IN BPRS AMANAH UMMAHLEUWILIANG BOGOR

By: Fatimah Raihani

Abstract

Purpose of research study is to determine the role of the factors that influencerepayment of micro financing in BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Thisstuydy used primery data by using questioner conducted emong MSMEs customerhaving productive finance of BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, and also usesecondary datafrom books, articles, and journals that according to this study.Sampling method in this research is by using purposive sampling method that isincluded in the non-probability sampling. Sample uses in this research are 150respondents. Analyzing data for hypothesis testing is done by using Factor Analyseand than using linier regression from the factors.

Research results show there are four factors that influence repayment ofmicro financing in BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.First factor is Genderand General Terms of Financing Factor, Second factor is Opertional effort Factor,Third Factor is Experience Factor, and the fourth factor is business specification andits finance. Opertional effort Factor have the most significance infkuence repaymentof micro financing in BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

Keyword: factor analyse, multiple linier regression, MSMEs. Repayment financing,micro financing, productive financing.

Page 6: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, rahmat dan

hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaika Tugas Akhir Kuliah (Tesis)

yang berjudul “PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS

AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR” ini. Tidak lupa pula shalawat serta

salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sosok

teladan yang menjadi suri tauladan bagi setiap umat manusia.

Tesis ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Master Ekonomi Syariah, dan atas izin Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan Tesis ini. Dalam pelaksanaannya, penulis sangat sadar bahwa banyak

pihak telah membantu dalam proses penyelesaian tesis ini. Oleh karena itu penulis

mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas anugerahnya. Selain itu,

penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Bapak Dr.Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A.,

serta Para Wakil Dekan Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., Ibu Dr.

Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak Dr. Yayan Sopyan, S.H., M.H., M.Ag. M.H.,

M.A.

2. Ketua Jurusan Magister Ekonomi Syariah Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag., dan Wakil

Ketua Jurusan Bapak Chairul Hadi, M. A.

3. Pembimbing saya dalam penulisan tesis ini Ibu Dr. Rini, M. Si., Ak., CA. terima

kasih atas bimbingan dan bantuannya dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

4. Pimpinan BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, Ibu Dian Selaku Pimpinan

Bagian Umum BPRS, Pak Rasyid dan Pak Hafiz yang sudah membantu penulis

dalam melakukan penelitian lapangan, semoga sehat selalu dan diberi kemudahan

Page 7: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

iv

disetiap urusannya, serta karyawan BPRS yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

5. Pimpinan perpustakaan beserta staf Perpustakaan Umum dan Fakultas yang telah

memberi fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

6. Penguji tesis Bapak Dr. M. Nur Rianto Al-Arif, M. Si. dan Ibu Dr. Nurhasanah,

M. Ag.

7. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada saya. Terima kasih atas

setiap ilmu yang diberikan.

8. Kedua Orang tuaku tercinta Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husein Ritonga, M.A. dan

Ibu Dra. Hj. Mariatul Hasanah Harahap terima kasih untuk semua Doa, harapan,

kasih sayang serta bantuan moral maupun material yang telah diberikan selama

ini. Terima kasih telah menjadi orang tua sekaligus guru yang luar biasa bagi

putra-putrimu.

9. Pendamping sekaligus nahkoda bagi keluargaku tercinta Solehudin Yusup, S.Sos.

terima kasih untuk semua curahan cinta, kasih sayang serta doa. Terima kasih

telah menjadi seorang suami, sahabat, partner dalam hidupku, dan terima kasih

atas bantuannya dalam penyelesaian tesis ini.

10. Putriku tercinta Insyira Fauziah terima kasih telah menjadi motivator dalam

kehidupan bunda untuk menyelesaikan tesis ini. Semoga kelak Allah meridhoimu

menjadi anak yang sholehah, cerdas dan hebat.

11. Kedua mertua yang terhormat dan penulis sayangi, Bapak H. Oceng serta Ibu

Enok terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini, semoga diberi kesehatan

selalu.

12. Adik-adikku tersayang Lainatussifa, S.P., Sri Ramadaniaty, S.Si., Naila Hidayati

dan Muhammad Farhan Akhwan, terima kasih atas doa serta dukungannya

sepanjang tesis ini dibuat. Semoga diberi kemudahan dalam menuntut ilmu dan

semoga kita selalu bisa menjadi anak-anak yang membanggakan bagi papa dan

mama.

Page 8: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

v

13. Untuk teman-teman di magister ekonomi syariah angkatan pertama Gina, Bu Ade,

Febri, Rani, Dila, mbak Liza, pak Kadarisman, pak Nurdin, pak Baihaqi, dan pak

Rio, Semoga Allah menjaga persahabatan kita dan memberikan yang terbaik bagi

kita semua. Sukses untuk kita semua. Amin.

14. Untuk mba Vida, bang Mara, bu Iin terima kasih atas bantuan selama perkuliahan

berlangsung. Semoga semakin sukses

15. Untuk Nidar, bang Fadli, Puspa, teman-teman, sahabat, tetangga, saudara, ipar

dan semua orang yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang

telah diberi menjadi doa untuk kemudahan setiap langkah kalian semua. Amiinn...

Penulis menyadari betul bahwa dalam tesis ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan konstruktif

agar dapat lebih memberikan manfaat dikemudian hari. Semoga tesis ini bermanfaat

bagi semua pihak yang membacanya. Amin..

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Oktober 2017

Penulis

Page 9: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6

D. Metodologi Penelitian ............................................................ 7

E. Sistematika Penulisan ............................................................. 10

BAB II BPRS SEBAGAI SOLUSI PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DI

INDONESIA

A. Mengenal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ............ 12

B. Perkembangan BPRS di Indonesia ...................................... 22

C. Pembiayaan BPRS di Indonesia .......................................... 27

D. Peran BPRS Terhadap UMKM ........................................... 51

E. Tinjauan Review Studi Terdahulu ........................................... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ..................................... 69

B. Jenis Penelitian Sumber Data .................................................. 69

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 70

Page 10: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

vii

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 72

E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ......................................... 75

F. Teknik Analisa Data ................................................................ 77

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor ........... 83

2. Visi, Misi, Motto dan Budaya, serta Produk BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor ................................................. 85

3. Susunan Pengurus dan Struktur Organisasi BPRS Amanah

Ummah ............................................................................... 91

4. Penyaluran Dana Pada BPRS Amanah Ummah ............... 93

B. Analisis Desktiptif ............................................................. 96

C. Analisis Faktor ................................................................... 108

1. Menghitung Korelasi Indikator ........................................ 109

2. Ekstraksi Faktor ................................................................... 109

3. Rotasi Faktor ........................................................................ 119

D. Analisis Regresi Berganda …………………………………….127

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 132

B. Saran ........................................................................................ 133

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 135

LAMPIRAN ........................................................................................................... 139

Page 11: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Pembiayaan BPRS di Indonesia Tahun 2013 – Juni 2017 (dalam JutaRupiah) ……………………………………………………………… 5

2.1 Kegiatan Usaha Perbankan Syariah ............................................... 20

2.2 Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset .............................................. 25

2.3 Total Aset, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR dan NPF BPRSberdasarkan Provinsi – Juni 2017 (dalam jutaan rupiah) ................... 26

2.4 Total Pembiayaan BPRS berdasarkan Jenis Penggunaan MenurutProvinsi – Juni 2017 (dalam Juta Rupiah) ......................................... 27

2.5 Pembiayaan – BPRS berdasarkan Jenis Penggunaan (dalam jutaRupiah) .............................................................................................. 49

2.6 Pembiayaan BPRS berdasarkan Kualitas Pembiayaan (dalam jutaRupiah) .............................................................................................. 50

2.7 Pembiayaan Non Lancar – BPRS berdasarkan Jenis Penggunaan(dalam juta Rupiah) ........................................................................... 51

2.8 Karakteristik UMKM di Indonesia .................................................... 54

2.9 Pembiayaan - BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaan (dalamJuta Rupiah) ....................................................................................... 61

2.10 Total pembiayaan BPRS bedasarkan Golongan Piutang/Pembiayaandan Provinsi – Juni 2017 .................................................................... 61

2.11 Pembiayaan Non Lancar- BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaan(dalam Juta Rupiah) ........................................................................... 62

3.1 Poin Pertanyaan Kuesioner dan Referensinya ................................... 72

3.2 Ukuran KMO ..................................................................................... 80

4.1 Pembiayaan Berdasarkan Akad per 31 Desember 2016 (dalamribuan rupiah) ..................................................................................... 93

Page 12: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

ix

Nomor Keterangan Halaman

4.2 Penyaluran Dana Pembiayaan Berdasarkan Penggunaan Per 31Desember 2016 (dalam ribuan rupiah) ............................................. 94

4.3 Penyaluran Dana Berdasarkan Plafon Per 31 Desember 2016 (dalamribuan rupiah) .................................................................................... 95

4.4 Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi Per 31 Desember 2016(dalam ribuan rupiah) ........................................................................ 96

4.5 Tampilan 1a ..................................................................................... 109

4.6 Tampilan 1b ..................................................................................... 110

4.7 Tampilan 2a ..................................................................................... 111

4.8 Tampilan 2b ..................................................................................... 111

4.9 Tampilan 3a ..................................................................................... 112

4.10 Tampilan 3b ..................................................................................... 112

4.11 Tampilan 4a ..................................................................................... 113

4.12 Tampilan 4b ..................................................................................... 113

4.13 Tampilan 4c ..................................................................................... 115

4.14 Tampilan 4d .................................................................................... 116

4.15 Tampilan 4e …………………………………………………….… 117

4.16 Tampilan 4f .................................................................................... 118

4.17 Tampilan 5a .................................................................................... 119

4.18 Tampilan 5b .................................................................................... 122

4.19 Tampilan 5c .................................................................................... 124

4.20 Tampilan 5d .................................................................................... 126

4.21 Koefisien Regresi Berganda ……………………………………… 127

Page 13: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

x

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Aset Perbankan Syariah, Desember 2008 ........................................ 24

4.1 Umur Nasabah ................................................................................. 96

4.2 Pendidikan ....................................................................................... 97

4.3 Jumlah Tanggungan dalam Keluarga .............................................. 97

4.4 Lama Operasi Usaha ........................................................................ 98

4.5 Jenis Usaha yang Dijalankan ........................................................... 99

4.6 Jumlah Karyawan ............................................................................ 99

4.7 Lokasi Usaha dari BPRS Amanah Ummah ..................................... 100

4.8 Keuntungan Usaha per Bulan .......................................................... 101

4.9 Frekuensi Pembiayaan/ Pengulangan Transaksi Pinjaman .............. 102

4.10 Dana/ Modal yang Dimiliki ............................................................. 103

4.11 Jumlah Pembiayaan yang Diinginkan ............................................. 103

4.12 Nilai Jaminan ................................................................................... 104

4.13 Penggunaan Pembiayaan ................................................................. 105

4.14 Jangka Waktu Pembiayaan .............................................................. 106

4.15 Akad Pembiayaam ........................................................................... 106

4.16 Karakteristik Pengembalian Pembiayaan ........................................ 107

4.17 Tampilan 4e ..................................................................................... 119

Page 14: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Siklus Pembiayaan ............................................................................. 37

2.2 Kondisi dan Jumlah UMKM di Indonesia ......................................... 52

3.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 77

3.2 Proses Analisis Faktor ....................................................................... 78

4.1 Struktur Organisasi BPRS Amanah Ummah ..................................... 92

Page 15: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Fungsi utama bank sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa

keuangan adalah sebagai penghimpun dana masyarakat, dan menyalurkan dana

kepada masyarakat atau disebut juga intermediator yaitu perantara bagi pemilik

modal (kreditor) dan bagi peminjam modal (debitor), serta memberikan pelayanan

dalam bentuk jasa perbankan.1 Fungsi bank sebagai intermediator tersebut, selalu

diaplikasikan pada setiap bank atau lembaga keuangan, baik konvensional maupun

syariah. Bank Syariah sebagai penyedia jasa perbankan/ keuangan yang sehat dan

memenuhi prinsip-prinsip syariah dipercaya mampu membantu neningkatkan

perekonomian masyarakat, karena tidak memungut bunga atau riba (Iskandar 2013:

36).2 Hal ini dapat dilihat dari perkembangan dan peningkatan kualitas Bank dan

lembaga keuangan Syariah yang ada di Indonesia saat ini.

Dalam fungsinya sebagai intermediator, Bank Syariah menawarkan banyak

produk kepada masyarakat. Produk penghimpunan dana Bank Syariah diantaranya

berupa tabungan, deposito, giro dan lain sebagainya baik dengan akad wadi’ah,

ataupun mudharabah. Selain itu Bank Syariah juga menawarkan produk penyaluran

dana baik untuk konsumtif ataupun produktif dengan akad yang disepakati seperti

Mudharabah, Musyarakah, Ijarah dan lainnya.3 Dalam usaha menyalurkan dana atau

memberikan pembiayaan pada nasabahnya, Bank Syariah memiliki tolak ukur

(bankable) yang pada umumnya sama seperti pada bank-bank lainnya. Prinsip yang

paling banyak dipakai untuk penyaluran pembiayaan pada Bank Syariah adalah

Prinsip “5C yaitu penilaian watak (Character), kemampuan (Capacity), modal

1 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Meuju Aplikasi, (Jakarta: KENCANAPRENADA MEDIA GROUP, 2010), h., 4.

2 Syamsu Iskandar, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Penerbit IN MEDIA,2013), h., 36.

3 Ibid, h., 38-39.

Page 16: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

2

(Capital), agunan (Collateral), dan prospek usaha dari nasabah debitur (Condition of

economy)”.4 Prinsip 5C ini merupakan aplikasi dari prinsip kehati-hatian yang

biasanya diterapkan oleh setiap bank sebelum memberikan pembiayaan dengan

tujuan agar bank yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar aman

sehingga tidak terjadi masalah dalam pengembaliaan pembiayaan yang akhirnya akan

menyebabkan kerugian bagi pihak bank maupun nasabahnya (Hasan, 2014: 123).5

Pada Bank Umum Syariah di Indonesia seperti Bank Syariah Mandiri (BSM)

penyaluran pembiayaan Mikro merupakan salah satu program pembiayaan yang

banyak menjadi sorotan, karena pembiayaan Mikro merupakan program pembiayaan

yang dikhususkan kepada pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

Mengutip Augustyas, ini menjadi perhatian karena UMKM merupakan usaha yang

memiliki peran penting dalam membangun ekonomi di Indonesia, di mana sebagian

besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha

kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Selain itu, aspek keuangan yang

dimiliki oleh UMKM sangat profitable/ menguntungkan. Data menunjukkan bahwa

keuntungan/ profit margin UMKM adalah sebesar 84,4% atau melebihi 10%.6

Artinya UMKM merupakan sektor usaha yang sebenarnya mampu atau layak secara

financial/ keuangan usaha untuk memperoleh kredit modal usaha dari lembaga-

lembaga keuangan (feasible).

Dalam prakteknya, pembiayaan pada Bank masih sulit untuk di akses oleh

pengusaha UMKM khususnya pada sektor usaha Mikro, di mana pelaku pada sektor

ini banyak berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah yang hanya membutuhkan

kredit atau pembiayaan sebesar Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta, sedangkan minimum

pinjaman pada bank nilainya lebih dari itu. Data Bank Indonesia menunjukkan, rata-

rata kredit mikro adalah sebesar Rp 58 juta, maka dapat disimpulkan bahwa kredit

4 TIM CFISEL, Alternatif Pembiayaan Terhadap UMKM Melalui Pasar Modal di Indonesia,(Jakarta: CFISEL, 2009), h., 23.

5 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan, (Jakarta: Gaung Persada Press Group, 2014), h.,123.

6 Dewi Laily Purnamasari. http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/08/peran-bank-syariah-dalam-mendorong-kemajuan-umkm/

Page 17: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

3

atau pembiayaan yang selama ini didistribusikan belum menyentuh dan menjawab

kebutuhan masyarakat lebih besar dari itu. Lain halnya dengan data kredit atau

pembiayaan usaha mikro yang diberikan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) di Indonesia

yaitu berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta.7 Hal ini menunjukkan bahwa

Baitul Mal wa Tamwil (BMT) sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) dapat membantu kendala permodalan yang dialami oleh sektor UMKM.

Begitu juga dengan LKMS lain seperti Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

ataupun Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang siap memberikan bantuan

permodalan kepada sektor UMKM dengan memberikan modal yang kisarannya

kurang dari Rp 5 juta.

Menurut data yang didapat dari Kementrian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil

Menengah), pada tahun 2016 Indonesia memiliki sekitar 58 juta kegiatan usaha yang

dilakukan secara mandiri (self employed). Sekitar 1,65 persen penduduk telah

menjadi pengusaha (entrepreneur) yang dulunya berasal dari bisnis start up (pemula)

dan mampu mengembangkan usahanya. Peran strategis UMKM dalam struktur

perekonomian Indonesia juga semakin nyata di mana sekitar 99,9% unit bisnis di

Indonesia merupakan UMKM dan menyerap hampir 97% tenaga kerja Indonesia.

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen

terdiri dari usaha mikro 30,3 persen, usaha kecil 12,8 persen, dan usaha menengah

14,5 persen.8

Khusus di Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2016 jumlah UMK (Usaha Mikro

Kecil) yang terdata dalam website Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor adalah

sebanyak 4,56 juta unit. Dari 27 Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten

Bogor merupakan Kabupaten/ Kota yang memiliki jumlah UKM terbesar yaitu

sebanyak 368.740 unit sedangkan UMB (Usaha Menengah dan Besar) nya sebanyak

6.308 unit dari 69.849 unit UMB di Provinsi Jawa Barat. UKM Kabupaten Bogor

7 Jabbar Sambudi. http://www.jabbarsambudi.com/2016/01/usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm.html

8 Galih Gumelar. https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20170724113610-92-229887/lima-tahun-sandiaga-sebut-jumlah-umkm-bisa-tembus-60-juta/

Page 18: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

4

menyerap sebanyak 704.197 orang tenaga kerja dari 8,5 juta tenaga kerja di Provinsi

Jawa Barat, dan UMB menyerap 326.511 orang tenaga kerja dari 2,9 juta orang

tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat. Data diatas menunjukkan bahwa UMKM

terbukti telah mampu menggerakkan sektor perekonomian di Indonesia.9

Data Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang diunduh melalui situs

www.ojk.go.id menunjukkan besaran pembiayaan yang dikucurkan BPRS secara

nasional pada Juni 2017 adalah sebanyak 7,5 triliun rupiah, dimana komposisi

pembiayaan terbesar diberikan pada akad murabahah, diikuti dengan akad

musyarakah, akad miltijasa, dan akad mudharabah yang masing-masing besarannya

adalah 5,65 triliun, 827 milyar, 677 milyar dan 162 milyar. Adapun porsi pembiayaan

yang diberikan berdasarkan golongan pembiayaan UKM (Usaha Kecil dan

Menengah) adalah sebesar 3,8 triliun dan untuk golongan Non UKM adalah sebesar

3,7 triliun. Adapun jumlah BPRS di Indonesia pada bulan Juni 2017 tercatat ada

sebanyak 167 BPRS, 28 BPRS diantaranya berada di Provinsi Jawa Barat. Khusus

untuk Kabupaten/Kota Bogor adalah sebanyak 4 BPRS yaitu BPRS Bina Rahmah,

BPRS Insan Cita, BPRS Amanah Ummah dan BPRS Rif’atul Ummah.

BPRS Amanah Ummah merupakan BPRS yang memiliki aset paling besar

diantara 4 (empat) BPRS lainnya yang ada di Kabupaten/Kota Bogor yaitu dengan

jumlah aset hampir mencapai 200 Milyar Rupiah. Jumlah nasabah penabung di BPR

Syariah Amanah Ummah pada tahun 2010 mencapai angka 14 ribu orang, dan jumlah

nasabah pembiayaan mencapai angka 2.500 usaha kecil dan mikro. Pada tahun 2015,

BPR Syariah Amanah Ummah mendapatkan penghargaan dari Infobank sebagai

BPRS terbaik ke-1 tingkat nasional dengan aset diatas 100 Milyar yang memiliki

kinerja dan kesehatan keuangan bank dengan predikat “Sangat Bagus” per Desember

2013-2014. Total aset BPR Syariah Amanah Ummah saat itu adalah sebesar Rp

153,69 Milyar dengan prosen 19,19% sedangkan dana dari pihak ketiga Rp 134,51

Milyar terbilang tinggi dengan 17,61% untuk pembiayaan Rp 118,03 Milyar dengan

9 www.bogorkab.bps.go.id

Page 19: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

5

21,85% untuk modal dan laba berjalan sebesar Rp 16,24 Milyar dengan 45,67% dan

Rp 3,96 Milyar dengan prosen 29,29%.10

Menurut data “Statistik Perbankan Syariah” yang didapat dari www.ojk.go.id,

penyaluran pembiayaan untuk UMKM selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya

tetapi untuk pengembalian pembiayaannya mengalami penurunan juga setiap tahun,

hal ini dapat dilihat dari persentase NPF BPRS yang ada pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1: Pembiayaan BPRS di Indonesia 2013-Juni 2017

(dalam Juta Rupiah)

Keterangan 2013 2014 2015 2016 Juni- 2017

Penyaluran

Pembiayaan4.433.492 4.610.238 5.292.330 6.087.260 6.715.133

Jumlah Pembiayaan

Bermasalah288.373 398.671 472.841 575.296 805.248

NPF 6,50% 7,89% 8,20% 8,63% 10,71%

Sumber: www.ojk.co.id

Dari pemaparan tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan sehingga dikemudian hari hal

ini bisa menjadi pertimbangan untuk menjadi tolak ukur agar pembiayaan yang

dilakukan oleh BPRS khususnya pada BPRS Amanah Ummah dapat terlaksana

dengan lebih baik lagi. Sehingga BPRS pun dapat menjalankan fungsinya untuk

mengembangkan dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar khususnya bagi

masyarakat di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Maka dari itu penulis

menyimpulkan bahwa penelitian tesis dengan judul “Pengembalian Pembiayaan

Mikro Pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor” ini perlu dilakukan.

10 www.amanahummah.co.id

Page 20: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

6

B. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH

Agar memudahkan penulis dalam mengerjakan penelitian ini maka penulis

memfokuskan penelitian permasalahan seputar faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembalian pembiayaan mikro bagi UMKM yang ada pada BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor.

Dari pembatasan masalah di atas, penulis mengangkat perumusan masalah

sebagai berikut:

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan mikro

bagi UMKM pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor?

2) Faktor apa yang paling dominan dalam mempengaruhi pengembalian

pembiayaan mikro bagi UMKM pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang

Bogor?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

Adapun Tujuan penelitian dari tesis yang berjudul “Pengembalian

Pembiayaan Mikro Pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor” ini adalah

untuk mengetahui:

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan mikro bagi

UMKM pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

2) Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pengembalian pembiayaan

mikro bagi UMKM pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang didapat dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis, mendapat pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Pengembalian Pembiayaan

Mikro Bagi UMKM Pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

Page 21: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

7

b. Bagi akademisi, untuk menambah literatur pada faktor-faktor yang

mempengaruhi Pengembalian Pembiayaan Mikro Bagi UMKM khususnya

Pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor dan diharapkan bisa menjadi

referensi perkuliahan mahasiswa khususnya pada Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Bagi Praktisi Lembaga Keuangan Syariah, agar yang bersangkutan dapat

memberikan perhatian lebih terhadap UMKM terutama dalam pengembalian

pinjaman pembiayaan Mikro khususnya yang ada Pada BPRS Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor, yang mana penyaluran pembiayaan merupakan

salah satu upaya yang dapat membantu UMKM dalam mengembangkan dan

meningkatkan produktivitasnya.

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian ialah penelitian kuantitatif,

dimana tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan generalisasi

atau suatu pernyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu

masalah yang diperkirakan akan berlaku pada suatu populasi..11

2. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu;

Sumber Data Primer yang diperoleh dari sumber pertama yaitu di lokasi penelitian

atau objek penelitian dan data langsung yang didapat dari hasil wawancara dan

pertanyaan kuesioner dari nasabah BPRS Amanah Ummah. Yang kedua adalah

Sumber Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder dari data yang kita butuhkan selain data primer seperti buku, jurnal,

11 Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, (Jakarta: PT. BUKU SERU, 2014), h., 10.

Page 22: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

8

artikel dan lainnya. Data diklasifikasi menjadi dua, yaitu Internal data, dan

Eksternal data.12

3. Teknik dan Metode Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menulis tesis ini adalah

dengan cara:

a. Metode Angket atau Metode kuesioner yaitu serangkaian atau daftar

pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh

responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas

atau peneliti. Pertanyaan angket berupa Angket langsung tertutup (jawaban

angket telah tertera dalam angket tersebut) dan Angket Langsung Terbuka

(daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan

kepada responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri,

tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti).13

b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang diterima

dari BPR Syariah Amanah Ummah dan laporan atau tulisan lainnya yang

berkaitan dengan masalah penelitian ini.

Pengambilan sampel tesis ini dilakukan dengan metode nonprobability

sampling dimana hanya anggota populasi yang memenihi kriteria saja yang dapat

itunjuk untuk menjadi anggota sampel, sedangkan pemilihan sampelnya

dilakukan dengan sistem purposive sampling.14 Hal ini dikarenakan tidak semua

nasabah BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor merupakan nasabah UMKM

yang melakukan pinjaman produktif untuk usahanya. Oleh karena itu penulis

hanya memilih nasabah pembiayaan produktif saja, agar data yang didapat sesuai

12 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan IlmuSosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, cet.3), h., 122.

13 Ibid, h., 123-124.14 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h., 196-197.

Page 23: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

9

untuk memberikan informasi mengenai pengembalian pembiayaan mikro untuk

UMKM di BPRS Amanah Ummah.

4. Objek Penelitian

Penelitian tesis ini dilakukan di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

(Kantor Pusat) yang beralamatkan di Jl. Raya Leuwiliang No.1 Leuwiliang, Bogor.

Objek penelitian yang digunakan adalah 150 nasabah pembiayaan UMKM dengan

tujuan penggunaan pembiayaan produktif pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang

Bogor yang terdaftar pada bulan Agustus 2017.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang diperoleh dari pengisian angket atau kuesioner terhadap

pegawai lembaga keuangan bank dan non bank diolah menggunakan aplikasi

komputer IBM SPSS Statistics 22 dengan metode analisis faktor. Analisis Faktor

ialah analisis untuk mereduksi variabel yang banyak menjadi sedikit variabel yang

baru yang disebut FAKTOR. Banyaknya faktor lebih sedikit dari banyaknya

variabel semula/ asli yang akan dianalisis, akan tetapi masih cukup mengandung

informasi yang terkandung dalam variabel semula yang akan dianalisis. Sebagai

variabel baru faktor-faktor tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Faktor-faktor tersebut sebagai variabel baru sudah bebas dari “multi collinearity”

sehingga bisa digunakan untuk analisis regresi linier berganda yang termasuk

metode DEPENDENT. Faktor sebagai variabel baru sering disebut “latent variable”

atau “Construct” yang merupakan konsep abstrak.15

15 Supranto dan Nandan Limakrisna, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk MenyusunSkripsi, Tesis, Dan Disertasi, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013, Ed.3), h., 81.

Page 24: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

10

6. Teknis Penulisan

Sebagai pedoman dalam penulisan tesis ini, penulis merujuk pada buku “Buku

Pedoman Penulisan Skripsi dan Tesis” Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan tesis ini akan disusun dalam beberapa bab. Tiap-tiap bab akan

memuat beberapa sub-bab sesuai dengan keperluan kajian yang akan dilakukan

dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berupa pendahuluan yang menuliskan latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian,

tinjauan (review) studi terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II BPRS SEBAGAI SOLUSI PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DI

INDONESIA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang memuat uraian teoritis yang

diteliti terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan mikro

bagi UMKM pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Merupakan bab yang mengulas tentang metodelogi penelitian yang dilakukan

dalam mengolah tesis mulai dari objek penelitian, teknik penilitian dan proses

pengolahan data yang diperoleh.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Berisi tentang hasil analisis penelitian dan pembahasan profil objek penelitian

dan analisa yang dilakukan untuk mengetahu faktor- faktor yang mempengaruhi

Page 25: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

11

pengembalian pembiayaan mikro bagi UMKM di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang

Bogor.

BAB V PENUTUP

Merupakan bagian akhir dari penulisan tesis yang terdiri dari kesimpulan dan

saran.

Page 26: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

12

BAB II

BPRS SEBAGAI SOLUSI PEMBIAYAAN UMKM DI INDONESIA

A. Mengenal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Dari beberapa pengertian Bank Islam yang dikemukakan oleh para ahlinya,

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Bank Islam atau Bank Syariah

adalah badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan

penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya

berdasarkan kepada hukum Islam atau prinsip Syariah sebagaimana yang diatur

dalam Al-Quran dan Al-Hadis.16

Menurut jenisnya Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Syariah (Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008).

Jenis Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (Pasal 18 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Perbedaan kedua jenis

Bank Syariah ini terletak pda larangan bagi BPRS untuk menerima simpanan giro

dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.17

Dalam UU Perbankan Syariah Pasal 1 angka 9 mendefinisikan bahwa

BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) adalah “Bank Syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”, hal ini berbeda

dengan BUS dan UUS yang dalam kegiatannya dapat melakukan lalu lintas

pembayaran. BPRS hampir serupa dengan BMT, hanya saja permodalan BMT,

cakupan operasi, dan lain-lainnya yang sering kali lebih kecil jika dibandingkan

dengan BPRS. Selain itu BMT belum tersentuh ranah hukum seperti BPRS.18

16 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2012), h., 35.

17 Ibid, h,. 113-114.18 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan Hukum

Nasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h., 29.

Page 27: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

13

Perlu dicatat dengan garis merah bahwa kepanjangan BPRS dalam UU

Perbankan Syariah adalah Pembiayaan Rakyat Syariah, bukan Bank Perkreditan

Rakyat seperti yang selama ini dikenal dalam masyarakat atau bahkan dalam

Perundang-undangan Bank Indonesia (PBI). Ini berarti, semua peraturan

perundang-undangan terutama PBI yang menyebutkan BPRS sebagai Bank

Perkreditan Rakyat Syariah harus segera diubah, karena pembiayaan merupakan

istilah yang lebih sesuai untuk menggambarkan sistem bagi hasil dan bagi risiko.

Sedangkan istilah perkreditan lebih sesuai dengan sistem bunga berbunga yang

dianut dalam perbankan konvensional.19

2. Sejarah Berdirinya BPRS

Berdirinya BPR Syariah tidak bisa dilepaskan dari pengaruh berdirinya

lembaga-lembaga keuangan pedesaan yang menjadi cikal bakal berdirinya BPR

(Bank Perkreditam Rakyat). Secara historis, BPR adalah penjelmaan dari banyak

lembaga keuangan, seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai

Lumbang Pilih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit

Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil

(KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa

(BKPD) dan atau lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.20

Lumbung desa dan lembaga-lembaga keuangan pedesaan tersebut banyak

berada di pulau Jawa sejak akhir tahun 1890-an hingga tahun 1967.21 Kemudian

status hukumnya diperjelas dengan izin dari Menteri Keuangan sejak

dikeluarkannya UU No.7 tahun 1992 tentang Pokok Perbankan. Status hukum BPR

19 Ibid, h., 29-30.20 Heri Sudarson, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi. (Yogyakarta:

Penerbit EKONISIA, 2015), h., 93-94.21 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,

2012), h., 466.

Page 28: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

14

diakui pertama kali dalam Pakto tanggal 27 Oktober 1988 dari Paket Kebijakan

Keuangan Moneter dan Perbankan.22

Sebagai sistem perkreditan rakyat zaman dahulu, Lumbung desa dirasakan

sangat bermanfaat bagi masyarakat tani di pedesaan, karena pada waktu itu

peredaran uang belum menjangkau masyarakat tani di pedesaan, sehingga pinjaman

dalam bentuk natura (khususnya padi) lebih menguntungkan dan lebih praktis

daripada pinjaman dalam bentuk uang. Selain itu pinjaman natura (padi) tidak

mengganggu kestabilan harga padi yang menjadi penghasilan utama masyarakat

desa. Karena struktur ekonomi, sosial, dan administrasi masyarakat desa sudah

banyak mengalami perubahan sebagai akibat dari proses pembangunan, maka

keberadaan Bank Perkreditan Rakyat tidak lagi persis sama seperti lumbung desa

zaman dahulu. Namun demikian, paling tidak keberadaannya pada masa sekarang

dan yang akan datang diharapkan mampu menjadi alternatif pengganti yang terbaik

bagi fungsi dan peranan lumbung desa dan bank desa dalam melindungi petani dari

gejolak harga padi dan risiko kegagalan dalam produksi serta ketergantungan petani

terhadap para rentenir.23

Di dalam kenyataannya masyarakat petani di desa yang pada umumnya

beragama Islam belum memanfaatkan Bank Perkreditan Rakyat yang ada secara

optimal. Mereka masih beranggapan bahwa bunga pada Bank Perkreditan Rakyat

itu termasuk riba yang diharamkan di dalam Islam. Oleh karena itu mereka masih

mendambakan adanya Bank Perkreditan Rakyat yang tidak menerapkan sistem

bunga. Keinginan tersebut mendapat angin segar dengan adanya deregulasi di

sektor Perbankan sejak 1 Juni 1983 yang memberikan kebebasan kepada bank-bank

(termasuk Bank Perkreditan Rakyat) untuk menetapkan sendiri tingkat bunganya.

Bank-bank tidak dilarang untuk menerapkan sendiri tingkat bunganya, bahkan jika

22 Heri Sudarson, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi. (Yogyakarta:Penerbit EKONISIA, 2015), h., 93.

23 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2012), h., 466-467.

Page 29: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

15

bank-bank tersebut menerapkan bunga nol persen. Peluang beroperasinya Bank

Perkreditan Rakyat tanpa bunga ini semakin terbuka setelah Pakto 1998 yang

memberikan peluang berdirinya bank-bank baru, termasuk diantaranya bank tanpa

bunga.24

Kepastian bagi peluang beroperasinya Bank Perkreditan Rakyat tanpa

bunga yang sesuai dengan keinginan umat Islam tersebut tampak jelas dengan

penjelasan lisan pemerintah dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR pada

tanggal 5 Juli 1990, bahwa tidak ada halangan untuk mendirikan atau

mengoperasionalkan bank (termasuk Bank Perkreditan Rakyat) yang sesuai dengan

prinsip syariah Islam sepanjang pengoperasian bank tersebut memenuhi kriteria

kesehatan bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Setelah itu pada bulan

Agustus 1990, para ulama, cendikiawan muslim, dan praktisi perbankan muslim

menyusun suatu program pendirian Bank Perkreditan Rakyat Islam. Sejak saat itu

berdiri beberapa Bank Perkreditan Rakyat yang kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah atau hukum Islam. Kemudian terus berkembang dan ditampung baik

dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 maupun dalam Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 1998 yang memungkinkan adanya bank yang kegiatan usahanya

berdasarkan bagi hasil atau prinsip Syariah.25

Bank Syariah tingkat Nasional atau Bank Umum Syariah pertama yang ada

di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI), berdiri pada tahun 1992.

Namun jangkauan BMI terbatas pada wilayah-wilayah tertentu, misalnya di

kabupaten, kecamatan dan desa. Oleh karenanya peran BPR Syariah diperlukan

untuk menangani masalah keuangan masyarakat di wilayah-wilayah tersebut.26

Dalam sistem perbankan nasional, BPRS adalah bank yang didirikan untuk

24 Ibid, h., 467.25 Ibid, h., 467-468.26 Heri Sudarson, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi. (Yogyakarta:

Penerbit EKONISIA, 2015), h., 94.

Page 30: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

16

melayani Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Sektor UMK ini yang menjadikan BPR

Syariah berbeda pangsa pasarnya dengan Bank Umum/ Bank Umum Syariah.27

Sebagaimana langkah awal, ditetapkan tiga lokasi berdirinya BPR Syariah.

Ketiga BPR Syariah tersebut adalah:

1) PT. BPR Dana Mardhatillah, kec. Margahayu, Bandung.

2) PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, kec. Padalarang, Bandung.

3) PT. BPR Amanah Rabbaniyah, kec. Banjaran, Bandung.

Tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR Syariah tersebut telah mendapatkan

ijin prinsip dari Menteri keuangan RI. Selanjutnya, dengan technical assistance

dari Bank Bukopin cabang Bandung yang memperlancar penyelenggaraan

pelatihan dan pertemuan para pakar perbankan, pada tanggal 25 Juli 1991, BPR

Dana Mardhatillah, BPR Berkah Amal Sejahtera, dan BPR Amanah Rabbaniyah

tersebut masing-masing mendapatkan ijin usaha dari Menteri Keuangan RI

(Sudarsono, 2015 : 94).28

Untuk mempercepat proses berdirinya BPR-BPR Syariah yang lain

dibentuklah lembaga-lembaga penunjang, antara lain:

1) Institute for Syariah Economic Development (ISED).

ISED bertugas melaksanakan program pendiddikan/ pemberian bantuan teknis

pendirian BPR syariah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah berpotensi.

Hasil yang telah dicapai ISED, antara lain:

- BPR Harcukat di propinsi Aceh

- BPR Amanah Umah, kec. Leuwiliang, Bogor

- BPR Pembangunan Cikajang Raya, kec. Cikajang, Garut

- BPR Bina Amwalul Hasanah, kec. Sawangan, Bogor

27 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2012), h., 468.

28 Heri Sudarson, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi. (Yogyakarta:Penerbit EKONISIA, 2015), h., 94.

Page 31: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

17

2) Yayasan Pendidikan dan Pembangunan Bank Syariah (YPPBS)

YPPBS membantu mengembangkan BPR Syariah di Indonesia dengan

melakukan kegiatan-kegiatan:

- Pendidikan, baik tingkat dasar untuk sarjana baru maupun tingkat

menengah untuk para praktisi yang berpengalaman minimal 2 tahun di

perbankan.

- Membantu proses pendirian dan meberian technical assistance.29

3. Tujuan dan Strategi Usaha BPRS

Tujuan pendirian BPRS ini adalah untuk:

a. Meningkatkan kesejakteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat

golongan ekonomi lemah, yang umumnya berada di daerah pedesaan;

b. Meningkatkan pendapaan perkapita;

c. Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan;

d. Mengurangi urbanisasi;

e. Membina semangat ukhuwah Islamiah melalui kegiatan ekonomi.30

Kehadiran BPRS diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan umat Islam

terutama masyarakat golongan ekonomi lemah. Hal ini disebabkan karena yang

menjadi sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang berada di pedesaan dan

di tingkat kecamatan. Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada umumnya

termasuk pada masyarakat golongan ekonomi lemah. Kehadiran BPRS bisa

menjadi sumber permodalan bagi pengembangan usaha-usaha masyarakat golongan

ekonomi lemah, sehingga pada gilirannya bisa menigkatkan pendapatan dan

kesejahteraan mereka.31

29 Ibid, h,. 94.30 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,

2012), h., 468.31 H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat Sebuah

Pengenalan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h., 109.

Page 32: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

18

Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka pada tingkat yang

lebih tinggi akan pula meningkatkan perkapita, baik lokal maupun nasional. Sebab

bagaimanapun, pendapatan masyarakat secara komulatif menjadi indikator yang

sangat dominan untuk menentukan perkapita. Meningkatnya pendapatan

masyarakat menjadi indikator pula untuk menentukan bahwa perkapita pun

meningkat.32

Kehadiran BPRS di kecamatan-kecamatan ikut memberikan kesempatan

kerja pula bagi masyarakat yang memiliki potensi perbankan, baik dalam

permodalan maupun dalam hal tenaga ahli. Semakin banyak munculnya BPRS di

kecamatan-kecamatan, maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang terserap

di dunia perbankan. Oleh karena dalam mengisi kesempatan kerja itu lebih

diutamakan dari pencari kerja yang berdimisili di kecamatan yang bersangkutan,

maka pada gilirannya kehadiran BPRS akan menjadi penghambat bagi lajunya

urbanisasi. Bagi masyarakat yang memiliki potensi di bidang perbankan tidak akan

berupaya untuk hijrah ke kota dalam mencari lapangan kerja, tetapi cukup dengan

hanya memanfaatkan lapangan kerja yang tersedia di BPRS-BPRS yang berada di

kecamatannya.33

Tujuan akhir pendirian BPRS adalah membina semangat ikhuwah

Islamiyah melalui kegiatan ekonomi, mengandung makna bahwa dalam BPRS

ditumbuhkan nilai ta’aawun (saling membantu) antara pemilik modal (rab al-maal)

dengan pemilik pekerjaan (‘aamil). Dengan nilai ta’aawun inilah kemudian di

antara bank dan nasabah akan tumbuh kebersamaan, sedangkan kebersamaan itu

sendiri merupakan faktor terpenting dalam mewujudkan ukhuwah Islaamiyah.

Ukhuwwah Islaamiyah tersebut, paling tidak akan terealisasi di antara bank dengan

para nasabah.34

32 Ibid, h., 109.33 Ibid, h., 109-110.34 Ibid, h., 110.

Page 33: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

19

Untuk mencapai tujuan pendirian BPRS tersebut, diperlukan strategi usaha

sebagai berikut:

BPRS tidak bersifat menunggu (pasif) terhadap datangnya permintaan

fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/ penelitian

kepada usaha-usaha yang berskala kecil yang perlu dibantu tambahan modal,

sehingga memiliki prospek bisnis yang baik;

BPRS memiliki jenis usaha yang jangka waktu perputaran uangnya jangka

pendek dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil;

BPRS mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya

produk yang akan diberikan pembiayaan.35

4. Prinsip Operasional dan Kegiatan Usaha BPRS

Pada dasarnya, prinsip operasional BPRS tidak jauh berbeda dengan prinsip

operasional yang dijalankan Bank-Bank Umum Syariah lainnya. Setidaknya ada

lima prinsip operasional yang dijalankan BPRS, yaitu prinsip bagi hasil, prinsip

jual beli dengan margin keuntungan, prinsip simpanan murni, prinsip sewa, dan

prinsip pemberian fee.36

BPRS terfokus untuk melayani UMK yang menginginkan proses mudah,

pelayanan cepat dan persyaratan ringan. BPRS memiliki petugas yang berfungsi

sebagai armada antar-jemput setoran dan penarikan tabungan/ deposito termasuk

setoran angsuran pembiayaan. Pelayanan ini sangat relevan dengan kebutuhan

masyarakat UMK yang cenderung tidak bisa meninggalkan usaha kesehariannya di

pasar, toko atau rumah.

Prinsip syariah dalam BPRS diberlakukan untuk transaksi pendanaan

tabungan dengan deposito maupun pembiayaan (pinjaman). BPRS mengelola dana

masyarakat dengan sistem bagi hasil. Dengan sistem bagi hasil, masyarakat

35 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BAMUI,Takaful dan Pasal Modal Syariah) di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h., 131.

36 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2012), h., 469.

Page 34: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

20

penyimpan dana akan mendapatkan bagi hasil secara fluktuasi karena sangat

bergantung kepada pendapatan yang diperoleh BPRS. Untuk itu, perlu disepakati

nisbah (porsi) di awal transaksi. Setiap tabungan maupun deposito yang disimpan

di BPRS mendapat jaminan dari LPS, sepanjang sesuai ketentauan yang berlaku,

sehingga masyarakat akan tetap merasa aman untuk menyimpan dananya di

BPRS.37

Dalam transaksi pembiayaan atau pinjaman, BPRS memberikan

pembiayaan kepada UMK dengan sistem jual beli, bagi hasil ataupun sewa. Pilihan

atas sistem syariah tersebut sangat tergantung kepada jenis pembiayaan yang

diajukan oleh masyarakat kepada BPRS. Selain itu, BPRS juga bisa melakukan

praktik pegadaian yang dikelola dengan sistem Syariah.38

Tabel 2.1: Kegiatan Usaha Perbankan Syariah

No. Kegiatan Akad Yang Digunakan1. Pendanaan Wadi’ah, Mudarabah2. Pembiayaan Murabahah, Mudarabah, Musyarakah,

Mudharabah wal Murabahah, Salam,Istishna’, Ijarah Muntahiyah Bit-Tamlik (IMBT), Qard, Rahn, Hawalah

3. Jasa Perbankan Ujr, Sharf, Kafalah, Wakalah,Mudharabah Muqayyadah

4. Instrumen Keuangan Syariah Wakalah, MudarabahSumber: Mardani (2015: 38).

Jika dilihat berdasarkan kegiatan usahanya, maka akad-akad yang

digunakan pada BPRS sama dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh BUS yaitu

meliputi akad-akad untuk pendanaan, pembiayaan, jasa produk, jasa operasional,

dan jasa investasi sebagai yang terdapat dalam Tabel 2.1.

37 Ibid, h., 469.38 Ibid, h., 469-470.

Page 35: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

21

Dari aneka jenis akad di atas, akad yang kurang digunakan yaitu akad

ijarah, salam, dan istishna’, sedangkan akad yang banyak digunakan akad

murabahah, mudarabah, dan musyarakah.39

Dibandingkan Bank Umum Syariah, kegiatan operasional yang dapat

dilakukan BPR Syariah lebih terbatas. Sebagaimana diatur dalam SK Direktur BI

No. 32/36/KEP/DIR/1999, BPR Syariah tidak diijinkan untuk menerima dana

simpanan dalam bentuk giro sekalipun hal itu dilakukan dalam bentuk wadiah.

Begitu juga, BPR Syariah dilarang untuk:

a. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing,

b. Melakukan penyertaan modal,

c. Melakukan usaha perasuransian.40

Dari tabel diatas jika dirincikan, maka kegiatan usaha Bank Perkreditan

Rakyat Syariah meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

1) Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip Syariah; dan

2) Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudarabah atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip Syariah;

b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudarabah atau musyarakah;

2) Pembiaaan berdasarkan akad mudarabah, salam, atau istishna’;

3) Pembiayaan berdasarkan akad qardh;

39 Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, (Jakarta: PrenadamediaGrup, 2015), h., 38.

40 Heri Sudarson, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi. (Yogyakarta:Penerbit EKONISIA, 2015), h., 98.

Page 36: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

22

4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada

nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiyah bittamlik; dan

5) Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.

c. Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan

akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudarabah dan/atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah;

d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang

ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS.

e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya

yang sesuai dengan prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank

Indonesia.41

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas, BPR

Syariah dapat pula bertindak sebagai lembaga Baitul Maal, yaitu menerima dana

yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah atau dana sosial lainnya dan

menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau pinjaman

kebajikan (qardhul hasan).42

B. Perkembangan BPRS di Indonesia

Di Indonesia, Bank Syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah

Bank Muamalat Indonesia (BMI). Awal perkembangannya bila dibandingkan dengan

negara-negara Muslim lainnya agak terlambat, namun hingga saat ini Perbankan

Syariah di Indonesia terus berkembang. Pada periode tahun 1992-1998 hanya ada

41 Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, (Jakarta: PrenadamediaGrup, 2015), h., 37.

42 Heri Sudarson, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi. (Yogyakarta:Penerbit EKONISIA, 2015), h., 96.

Page 37: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

23

satu unit Bank Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah Bank Syariah di Indonesia

telah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 Bank Umum Syariah dan 17 Unit Usaha

Syariah. Sementara itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) hingga

akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah.43

Berdasarkan data Bank Indonesia, prospek Perbankan Syariah pada tahun 2005

diperkirakan cukup baik. Industri Perbankan Syariah diprediksi masih akan

berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Jika pada posisi

November 2004, volume usaha Perbankan Syariah telah mencapai 14,0 triliun rupiah,

dengan tingkat pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2004 sebesar 88,6%, volume

usaha Perbankan Syariah di akhir tahun 2005 diperkirakan akan mencapai sekitar 24

triliun rupiah. Dengan volume tersebut, diperkirakan industri Perbankan Syariah akan

mencapai pangsa sebesar 1,8% dari industri Perbankan Nasional dibandingkan

sebesar 1,1% pada akhir tahun 2004. Pertumbuhan volume usaha Perbankan Syariah

tersebut ditopang oleh rencana pembukaan Unit Usaha Syariah yang baru dan

pembukaan jaringan kantor yang lebih luas. Dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan

akan mencapai jumlah sekitar 20 triliun rupiah dengan jumlah pembiayaan sekitar 21

triliun rupiah di akhir tahun 2005.44

Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia cukup mengembirakan. Per

Desember 2008, tercatat ada lima Bank Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank

Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI, dan Bank

Syariah Bukopin), 28 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 131 Bank Perkreditan Rakyat

Syariah. Dari jumlah ini, terdapat 951 kantor jaringan, belum termasuk jaringan

kantor Office Channeling yang jumlahnya hampir mencapai 1.500 (Desember

2008).45

43 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2007), h., 25.

44 Ibid, h., 25.45 A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: UIN Press, 2009), h.,

101.

Page 38: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

24

Dari sisi aset Pada Grafik 2.1, perkembangan Perbankan Syariah juga

menggembirakan. Pada tahun 2002, jumlah total aset Perbankan Syariah baru sekitar

Rp 4 triliun. Namun per Desember 2008, asetnya sudah menjadi Rp 49,5 triliun atau

dalam enam tahun mengalami penambahan 10 kali lipat.46

Grafik 2.1: Aset Perbankan Syariah, Desember 2008

Sumber: Bank Indonesia

Menurut data Statistik Perbankan Syariah Juni 2017 yang didapat dari website

resmi OJK, jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia adalah

sebanyak 158 BPRS (2012), 163 BPRS (2013 sampai 2015), 166 BPRS (2016), dan

167 (Juni 2017). Tiga Provinsi yang memiliki Jumlah BPRS terbanyak di Indonesia

pada Juni 2017 adalah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jumlah BPRS di

Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 hingga 2014 terdapat 31 BPRS, kemudian pada

tahun 2015 jumlahnya menurun menjadi 29 BPRS, posisi ini bertahan hingga Juni

2017. Pada tahun 2012 Provinsi Jawa Barat memiliki 27 BPRS dan pada tahun 2013

bertambah 1 BPRS menjadi 28 BPRS hingga Juni 2017. Untuk Provinsi Jawa Tengah

46 Ibid, h., 101-102.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2002 2003 2004 2005 2006 Jun-07 Jun-08 Dec-08

47.9

15.2

20.8

26.729.2

42.98

49.5

AssetTriliu

Page 39: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

25

ada 24 BPRS pada tahun 2012, 25 BPRS pada tahun 2013, dan 26 BPRS pada tahun

2015 hingga Juni 2017.47

Tabel 2.2: Jumlah BPRS Berdasarkan Total Aset

Total Aset (Rp) 2012 2013 2014 2015 2016 Juni-2017

< 1 Miliar 6 4 1 1 2 1

1 s.d. 5 Milyar 17 19 11 8 7 7

> 5 s.d. 10 Miliar 36 30 34 29 19 23

> 10 Miliar 99 110 117 125 138 136

Total 158 163 163 163 166 167

Sumber: www.ojk.go.id

Jumlah BPRS bedasarkan Total Aset dalam Tabel 2.2 pada tahun 2012 dengan

nilai di bawah 1 Milyar Rupiah ada sebanyak 6 BPRS jumlahnya mengalami

fluktuasi dan berkurang menjadi 1 BPRS saja pada Juni 2017. BPRS dengan total aset

sebanyak 1 sampai dengan 5 milyar rupiah pada tahun 2012 ada sebanyak 17 BPRS

dan berkurang menjadi 7 BPRS saja pada Juni 2017. Pada tahun 2012, ada 36 BPRS

yang memiliki total aset sebanyak lebih dari 5 hingga 10 Milyar rupiah, turun

menjadi 23 BPRS pada Juni 2017, dan BPRS dengan total aset diatas 10 Milyar

rupiah pada tahun 2012 sebanyak 99 BPRS bertambah menjadi 136 BPRS pada Juni

2017.

Menurut data SPS (Statistik Perbankan Syariah) yang didapat melalui

www.ojk.go.id, Total Aset, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR dan NPF BPRS

terbesar berdasarkan Provinsi per Juni 2017 meliputi 3 Provinsi dengan jumlah

terbesar yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari Tabel 2.3

dapat dilihat bahwa Total Aset, Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga terbesar terdapat

pada Provinsi Jawa Barat dengan nilai masing-masing, 3 triliun, 2,4 triliun dan 1,7

triliun. Posisi Total Aset, Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga terbesar kedua

47 www.ojk.go.id

Page 40: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

26

ditempati oleh Provinsi Jawa Timur (1,6 triliun, 1,26 triliun dan 943 milyar) dan

Posisi ketiga di tempati oleh Provinsi Jawa Tengah (1 triliun, 1,1 triliun dan 847

milyar).

Tabel 2.3: Total Aset, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR dan NPF

BPRS berdasarkan Provinsi – Juni 2017 (dalam jutaan rupiah)

Propinsi Aset Pembiayaan Dana Pihak Ketiga FDR NPF

Jawa Barat 3.001.429 2.412.516 1.697.885 142,09 6,63

Jawa Timur 1.611.204 1.262.625 943.074 113,88 9,98

Jawa Tengah 1.084.693 1.100.873 847.046 113,99 7,79

Sumber: www.ojk.go.id

Nilai FDR (Financing to Depost Ratio) merupakan nilai yang menunjukkan

besarnya liquiditas bank. Pada tabel diatas BPRS pada Provinsi Jawa Barat memiliki

liquiditas paling tinggi yaitu sebesar 142,09%, kemudian pada Provinsi Jawa Tengah

liquditas BPRSnya sebesar 113,99%, dan pada Provinsi Jawa Timur nilai FDRnya

sebesar 113,88%. Nilai NPF (Non Performing Financing) adalah nilai yang

menunjukkan besarnya pembiayaan bermasalah pada bank. Pada Provinsi Jawa Barat,

meskipun jumlah pembiayaan yang diajukan besar tapi nilai NPFnya lebih kecil

dibandingkan dua provinsi lain pada tabel 2.3 yaitu sebesar 6,63%. NPF terbesar ada

pada Provinsi Jawa Timur yaitu 9,98% dan dibawahnya adalah provinsi Jawa Tengah

NPF sebesar 7,79%.

Jika Pembiayaan BPRS dibagi berdasarkan jenis penggunaan pembiayaan,

maka pada Provinsi Jawa Barat pembiayaan untuk modal kerja adalah sebesar 662,8

milyar, untuk investasi sebesar 453 milyar dan untuk konsumsi sebesar 1,3 triliun.

Untuk Provinsi Jawa Timur, jumlah pembiayaan yang diberikan BPRS untuk modal

kerja adalah sebesar 530,4 milyar, untuk investasi sebesar 137 milyar dan untuk

konsumsi sebesar 595 milyar. Posisi ketiga dengan pembiayaan modal kerja terbesar

terdapat pada BPRS di Provinsi Jawa tengah dengan besaran pembiayaan senilai

Page 41: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

27

lebih dari 393 milyar, untuk investasinya lebih besar dari Jawa Timur dengan nilai

199 milyar dan konsumsi sebesar 255 milyar (Lihat tabel 2.4).

Tabel 2.4: Total Pembiayaan BPRS berdasarkan Jenis Penggunaan

Menurut Provinsi – Juni 2017 (dalam Juta Rupiah)

Propinsi Modal kerja Investasi Konsumsi

Jawa Barat 662.803 452.880 1.296.834

Jawa Timur 530.436 137.213 594.975

Jawa Tengah 392.813 199.038 255.195

Sumber: www.ojk.go.id

C. Pembiayaan Pada BPRS

Kata kredit dan pembiayaan sering dianggap sama oleh masyarakat umum yang

belum mengerti betul tentang definisi keduanya. Perbedaan mendasar pada kredit dan

pembiayaan terletak pada sistem keuntungan yang diambil, dimana pada perjanjian

kredit keuntungan didapat melalui sistem bunga sedangkan pada akad pembiayaan

keuntungan didapat melalui sistem bagi hasil atau jual beli.

Undang-undang juga memberikan definisi yang berbeda pada keduanya,

dimana menurut UU Perbankan No. 10/1998 kredit adalah “penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga” Sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah didefinisikan

sebagai, “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

Page 42: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

28

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.48

Pembiayaan merupakan salah satu tugas bank, yaitu pemberian fasilitas

penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit

unit.49 Dalam Islam akad yang digunakan dalam transaksi pinjam-meminjam adalah

akad sosial, bukan akad komersil. Artinya, bila seseorang meminjamkan sesuatu, ia

tidak boleh diisyaratkan untuk memperoleh tambahan atas pokok pinjamannya karena

itu termasuk riba yang hukumnya haram. Oleh sebab itu, dalam Perbankan Syariah

pinjaman tersebut tidak disebut kredit, tapi pembiayaan (financing) baik dengan akad

jual beli dan bagi hasil.50

Adapun tujuan utama pemberian kredit adalah sebagai berikut:

a. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil

tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa

dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini

penting untuk kelangsungan hidup bank agar tidak mengalami kerugian.

b. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan baik dana

investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak

debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

c. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,

maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan

pembangunan di berbagai sektor (Kasmir, 2012: 116).51

48 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2010), h., 361.

49 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani,2015), h., 160.

50 Ibid, h., 170.51 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h., 116.

Page 43: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

29

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal

berikut:

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha

produksi, perdagangan, maupun investasi. –contoh; salam, istishna’,

mudharabah, musyarakah-

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.52

Contoh akadnya seperti pada akad murabahah, ijarah, qordul hasan, rahn, dll-

Jika dibedakan menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi

menjadi dua hal berikut:

1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan; (a)

peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi,

maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi;

dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu

barang.

2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal

(capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.53

Pembiayaan investasi merupakan pembiayaan yang digunakan untuk jangka

panjang karena digunakan untuk membangun gedung, pabrik, membeli mesin-

mesin tanah, dan modal investasi lainnya. Sedangkan pada pembiayaan modal

kerja bersifat jangka pendek atau satu kali siklus operasi karena digunakan untuk

membiayai operasional perusahaan sehari-hari seperti membayar gaji, telepon,

listrik, bahan baku dan biaya lainnya.54

52 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani,2015), h., 160.

53 Ibid, h., 160-161.54 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h., 270,277.

Page 44: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

30

Dalam melakukan kegiatan usahanya kebanyakan bank menggunakan dana

masyarakat yang dipercayakan kepadanya, salah satunya adalah dengan melakukan

pemberian kredit/ pembiayaan pada nasabahnya. Pemberian kredit merupakan

kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada

kesehatan dan kelangsungan usaha bank, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus

berdasarkan asas-asas perkreditan yang sehat guna melindungi dan memelihara

kepentingan serta kepercayaan masyarakat.55

Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan

asas-asas perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu kebijaksanaan perkreditan

bank yang ditulis. Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia telah menerapkan

ketentuan mengenai kewajiban Bank Umum untuk memiliki dan melaksanakan

kebiasaan perkreditan bank berdasarkan pedoman penyusunan kebijaksanaan

perkreditan bank bagi Bank Umum dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

Nomor 27/162/KEP/DIR tentang Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan

Kebijaksanaan Perkreditan Bank Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia

Nomor 27/7/UPPB perihal Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan

Perkreditan Bank bagi Bank Umum masing-masing tanggal 31 Maret 1995.56

Berdasarkan kepada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia ini, Bank Umum

wajib memiliki kebijaksanaan perkreditan bank secara tertulis yang disetujui oleh

Dewan Komisaris Bank Umum dengan sekurang-kurangnya harus memuat semua

aspek yang ditetapkan dalam pedoman penyusunan kebijaksanaan perkreditan bank,

yaitu sebagai berikut:

1. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan.

Dalam setiap kebijaksanaan perkreditan bank (KPB) wajib dimuat dan

ditetapkan secara jelas dan tegas adanya prinsip kehati-hatian dalam perkreditan,

yang sekurang-kurangnya harus meliputi kebijakan pokok dalam perkreditan, tata

55 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2012), h., 175.

56 Ibid, h., 175.

Page 45: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

31

cara penilaian kualitas kredit dan profesionalisme serta integritas pejabat

perkreditan.

2. Organisasi dan manajemen perkreditan.

Untuk lebih mendukung pemberian kredit yang sehat yang telah

mengandung unsur pengendalian intern mulai tahap awal proses kegiatan

perkreditan, maka di samping keterkaitan pejabat-pejabat bank dalam perkreditan

seperti dewan komisaris, direksi dan pejabat perkreditan lainnya dan/atau satuan-

satuan kerja dalam organisasi bank, setiap bank wajib memiliki Komite

Kebijaksanaan Perkreditan (KKP) dan Komite Kredit (KK).

3. Kebijaksanaan persetujuan kredit.

KPB juga harus memuat kebijaksanaan persetujuan kredit yang sekurang-

kurangnya mencakup konsep hubungan total pemohon kredit, penetapan batas

wewenang kredit, tanggung jawab pemutus kredit, proses persetujuan kredit,

perjanjian kredit, dan persetujuan pencairan kredit.

4. Dokumentasi dan administrasi kredit.

Mengingat dokumentasi kredit merupakan salah satu aspek penting yang

dapat menjamin pengembalian kredit, maka bank wajib melaksanakan

dokumentasi kredit yang baik dan tertib. Mengingat administrasi kredit sangat

diperlukan dalam rangka penilaian perkembangan dan kualitas kredit,

pengawasan kredit, perlindungan kepentingan bank, bahan masukan untuk

penyusunan KPB dan laporan kepada Bank Indonesia, maka bank perlu mengatur

administrasi perkreditan dengan baik dan tertib.

5. Pengawasan kredit.

Mengingat perkreditan merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang

mengandung kawanan yang dapat merugikan bank yang pada gilirannya dapat

berakibat pada kepentingan masyarakat penyimpan dana dan pengguna jasa

perbankan, maka setiap bank wajib menerapkan dan melaksanakan fungsi

pengawasan kredit yang bersifat menyeluruh, dengan prinsip-prinsip sebagai

berikut.

Page 46: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

32

a. Fungsi pengawasan kredit harus diawali dari upaya yang bersifat pencegahan

sedini mungkin terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank dalam

perkreditan atau terjadinya praktik pemberian kredit yang tidak sehat. Dalam

kaitan ini, hal tersebut harus tercermin dalam struktur pengendalian intern

bank yang terkait dengan perkreditan.

b. Pengawasan kredit juga harus meliputi pengawasan sehari-hari oleh

manajemen bank atas setiap pelaksanaan pemberian kredit atau lazim yang

dikenal dengan istilah pengawasan melekat.

c. Pengawasan kredit juga harus meliputi audit intern terhadap semua aspek

perkreditan yang dilakukan SKAI.

6. Penyelesaian kredit bermasalah.

Sekalipun bank tidak mengharapkan terjadinya kredit bermasalah dan

dengan ditetapkannya KPB secara konsekuen dan konsisten diharapkan dapat

dicegah timbulnya kredit bermasalah, namun seluruh pejabat bank terutama yang

terkait dengan perkreditan harus memiliki pandangan dan persepsi yang sama

dalam menangani kredit bermasalah, dengan pendekatan sebagai berikut.

a. Bank tidak memberikan atau bahkan menutup-nutupi adanya kredit

bermasalah.

b. Bank harus mendeteksi secara dini adanya kredit bermasalah atau diduga

akan menjadi kredit bermasalah.

c. Penanganan kredit bermasalah atau diduga akan menjadi kredit bermasalah

juga harus dilakukan secara dini dan sesegera mungkin.

d. Bank tidak melakukan penyelesaian kredit bermasalah dengan cara

menambah plafond kredit atau tunggakan-tunggakan bunga dan

mengkapitalisasi tunggakan bunga tersebut atau yang lazim dikenal dengan

praktik plafonding kredit.

Page 47: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

33

e. Bank tidak boleh melakukan pengecualian dalam penyelesaian kredit

bermasalah, khususnya untuk kredit bermasalah kepada pihak-pihak yang

terkait dengan bak dan debitur-debitur besar tertentu.57

Kebijaksanaan perkreditan bank yang telah disusun bank Umum wajib

disampaikan kepada Bank Indonesia. Bank Umum wajib mematuhi kebijaksanaan

perkreditan bank yang telah disusunnya tersebut dalam pelaksanaan pemberian kredit

dan pengelolaan perkreditannya secara konsekuen dan konsisten. Bank Indonesia

akan memantau dan mengawasi apakah kebijaksanaan perkreditan bank yang telah

disusun Bank Umum tersebut telah diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen

dan konsisten oleh bank. Bank Indonesia akan menilai pelaksanaan kebijaksanaan

perkreditan bank tersebut sebgai salah satu penilaian asas ketaatan bank dalam

melaksanakan ketentuan intern bank sendiri (self regulation). Pelanggaran terhadap

ketentuan kewajiban penyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan perkreditan bank

bagi Bank Umum dapat dikenakan sanksi yang mempengaruhi penilaian kesehatan

bank dan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

Kebijaksanaan perkreditan bank berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan

semua kegiatan yang terkait dengan perkreditan yang sehat dan menguntungkan bagi

bank. Dengan adanya kebijaksanaan perkreditan bank yang dibakukan, maka bank

diharapkan dapat menerapkan asas-asas perkreditan yang sehat secara lebih konsisten

dan berkesinambungan. Selain itu, kebijaksanaan perkreditan bank juga bertujuan

untuk mengoptimalkan pendapatan dan mengendalikan risiko bank dengan cara

menerapkan asas-asas perkreditan yang sehat. Kemudian, dengan penerapan dan

pelaksanaan kebijaksanaan perkreditan bank secara konsekuen dan konsisten,

diharapkan bank dapat terhindar dari kemungkinan penyalahgunaan wewenang oleh

pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam pemberian kredit (Usman, 2012 :

178).58

57 Ibid, h., 175-178.58 Ibid, h., 178.

Page 48: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

34

1. Analisis Kelayakan Penyaluran Dana

Perbankan Syariah (termasuk BPRS) dalam melakukan kegiatan usahanya

wajib menerapkan prinsip kehati-hatian, hal ini tertulis dalam pasal 35 dan 36 UU

Perbankan Syariah. Prinsip kehati-hatian wajib dilakukan karena bank memiliki

tanggung jawab dalam melindungi dana nasabah dan pihak lain yang dipercayakan

pada Bank Syariah, oleh karena itu Bank Syariah wajib menempuh cara-cara yang

tidak merugikan Bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya.59

Menurut penjelasan Pasal 37 ayat 1 UU Perbankan Syariah dijelaskan

bahwa, penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah mengandung resiko

kegagalan atau kemacetan dalam pelunasannya sehingga dapat berpengaruh

terhadap kesehatan Bank Syariah. Mengingat bahwa penyaluran dana dimaksud

bersumber dari dana masyarakat yang disimpan pada Bank Syariah, risiko yang

dihadapi Bank Syariah dapat berpengaruh pula kepada keamanan dana masyarakat

tersebut. Oleh karena itu, untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan daya

tahannya, bank diwajibkan menyebarkan risiko dengan mengatur penyaluran

kredit atau pemberian pembiayaan bersadarkan prinsip Syariah, pemberian

jaminan ataupun fasilitas lain sedemikian rupa sehingga tidak berpusat pada

nasabah debitur atau kelompok nasabah debitur tertentu.60

Pada prinsipnya ketentuan dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2008 sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,

mewajibkan Bank Umum dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas

iktikat dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi

utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang

59 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan HukumNasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h., 113-114.

60 Ibid, h., 115.

Page 49: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

35

diperjanjikan antara bank yang bertindak sebagai shahib al-maal dan nasabah yang

bertindak sebagai mudharib.61

Adapun penjabaran yang ditentukan dalam pasal 23 UU Perbankan Syariah,

dalam melakukan pembiayaan adalah sebagai berikut;

Pertama, Bank Syariah harus mempunyai keyakinan atau kemauan dan

kemampuan calon penerima fasilitas untuk melunasi seluruh kewajiban pada

waktunya, sebelum Bank Syariah menyalurkan dana kepada nasabah penerima

fasilitas. Kemauan berkaitan dengan iktikad baik dari nasabah penerima fasilitas

untuk membayar kembali penggunaan dana yang disalurkan oleh Bank Syariah.

Kemampuan berkaitan dengan keadaan dan/atau aset nasabah penerima fasilitas

sehingga mampu untuk membayar kembali penggunaan dana yang disalurkan oleh

Bank Syariah (Pasal 23 ayat 1 UU Perbankan Syariah dan Penjelasannya).

Kedua, untuk memperoleh keyakinan di atas, Bank Syariah wajib melakukan

penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek

usaha dari calon nasabah penerima fasilitas (Pasal 23 ayat 2 UU Perbankan

syariah).

Penilaian watak calon nasabah penerima fasilitas terutama didasarkan kepada

hubungan yang telah dijalin atara Bank Syariah dan nasabah atau calon

nasabah yang bersangkutan atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang

dapat dipercaya sehingga Bank Syariah dapat menyimpulkan bahwa calon

nasabah penerima fasilitas yang bersangkutan jujur, beriktikad baik, dan tidak

menyulitkan Bank Syariah di kemudian hari (Penjelasan Pasal 23 ayat 2 alinea

1 UU Perbankan Syariah).

Penilaian kemampuan calon nasabah penerima fasilitas terutama bank harus

meneliti tentang keahlian nasabah penerima fasilitas dalam bidang usahanya

dan/atau kemampuan manjemen calon nasabah sehingga Bank Syariah merasa

61 Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2012), h., 148.

Page 50: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

36

yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dikelola oleh orang yang tepat

(Penjelasan Pasal 23 ayat 2 alinea 2 UU Perbankan Syariah).

Penilaian terhadap modal yang dimiliki calon nasabah penerima fasilitas,

terutama Bank Syariah harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan

secara keseluruhan, baik untuk masa yang telah lalu maupun perkiraan untuk

masa yang akan datang sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan

calon nasabah penerima fasilitas dalam menunjang pembiayaan proyek atau

usaha calon nasabah yang bersangkutan (Penjelasan Pasal 23 ayat 2 alinea 3

UU Perbankan Syariah).

Dalam melakukan Penilaian terhadap agunan, Bank Syariah harus meniai

barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan fasilitas pembiayaan yang

bersangkutan dan barang lain, surat berharga atau garansi risiko yang

ditambahkan sebagai agunan tambahan, apakah sudah cukup memadai

sehingga apabila nasabah penerima fasilitas kelak tidak dapat melunasi

kewajibannya, aguaan tersebut dapat digunankan untuk menanggung

pembayaran kembali pembiayaan dari Bank Syariah yang bersangkutan

(Penjelasan Pasal 23 ayat 2 alinea 4 UU Perbankan Syariah).

Penilaian terhadap proyek usaha calon nasabah penerima fasilitas, Bank

Syariah terutama harus melakukan analisis mengenai keadaan pasar, baik di

dalam maupun luar negeri, baik untuk masa yang telah lalu maupun yang akan

datang sehingga dapat diketahui prospek pemasaran dari hasil proyek atau

usaha calon nasabah yang akan dibiayai dengan fasilitas pembiayaan

(Penjelasan Pasal 23 ayat 2 alinea 5 UU Perbankan Syariah).62

62 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan HukumNasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h., 118-120.

Page 51: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

37

2. Proses dan Siklus Pembiayaan

Salah satu aspek penting dalam Perbankan Syariah adalah proses

pembiayaan yang sehat, yaitu proses pembiayaan yang berimplikasi pada investasi

halal dan baik serta menghasilkan return sebagaimana yang diharapkan, atau

bahkan lebih. Selain itu, implikasi proses pembiayaan yang sehat pada Bank

Syariah juga terdapat pada peningkatan kinerja sektor riil yang dibiayainya.63

Gambar 2.1: Siklus Pembiayaan

Sumber: Dendrawijaya (2005: 73)

Gambar 2.1 menujukkan bagaimana umumnya alur siklus pembiayaan pada

bank. Alur pertama adalah pertama adalah permohonan pembiayaan oleh nasabah,

alur kedua adalah analisa pembiayaan oleh pihak bank, alur ketiga persetujuan

pembiayaan dari pihak bank, alur keempat perjanjian pembiayaan antara pihak

63 Sunarto Zulkifl,. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit ZikrulHakim, 2007), h., 145.

1. PermohonanPembiayaan

2. AnalisisPembiayaan

3. PersetujuanPembiayaan

4. PerjanjianPembiayaan

5. PencairanPembiayaan

6. PengawasanPembiayaan

7b. TambahanPembiayaan

7c. PembiayaanBermasalah

7a. PelunasanPembiayaan

Page 52: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

38

bank dan nasabah, alur kelima pencairan pembiayaan kepada nasabah, alur

keenam pengawasan pembiayaan dari bank kepada nasabah. Dalam proses

pengawasan tersebut maka akan menghasilkan tiga kemungkinan, yaitu

pembiayaan bermasalah, dimana nasabah tidak mampu membayar pembiayaan

tepat waktu, pelunasan pembiayaan dimana nasabah mampu melunasi pembiayaan

sesuai jangka waktu dan tambahan pembiayaan dimana nasabah mampu melusasu

pembiayaannya sesuai jangka waktu dan melakukan pembiayaan kepada bank

kembali, kemudian proses pun akan diulang lagi mulai dari alur pertama.

Penjelasan dalam masing-masing alur proses pembiayaan akan dipaparkan

dibawah ini:

a. Permohonan kredit

Pada sektor UMKM pemilik usaha biasanya menggunakan dana yang

bersumber dari milik pribadi untuk menjalankan usahanya, namun apabila

kebutuhan dana besar dan dana yang dibutuhkan tidak tersedia maka jalan keluar

untuk memenuhi dana tersebut adalah melalui dana pinjaman dari lembaga

keuangan seperti bank. Pemenuhan dana melalui pinjaman relatif lebih mudah dan

cepat dibandingkan dari modal sendiri, selama memenuhi syarat yang diberikan

oleh bank.64

Adapun persyaratan yang diperlukan untuk mengajukan permohonan

pembiayaan produktif melalui bank pada umumnya adalah sebagai berikut:

a) Kartu identitas calon nasabah dan istri: Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau

paspor [syarat khusus untuk nasabah perorangan],

b) Kartu keluarga dan surat nikah [syarat khusus untuk nasabah perorangan],

c) Identitas pengurus [syarat khusus untuk nasabah berbadan hukum],

d) Legalisasi usaha,

e) Laporan keuangan 2 tahun terakhir,

f) Past performance 1 tahun terakhir,

64 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h., 271.

Page 53: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

39

g) Bisnis plan,

h) Data obyek pembiayaan,

i) Data jaminan.65

Kegunaan kelengkapan data-data diatas adalah sebagai berikut:

1. Akta pendirian usaha dan Legalitas usaha diperlukan untuk mengetahui

pengakuan pemerinta atas usaha dimaksud. Hal ini dibutuhkan untuk

mencegah pembiayaan terhadap usaha yang dilarang pemerintahan seperti

usaha barang terlarang, usaha yang merusak lingkungan dan lain-lain.

2. Akta pendirian juga diperlukan untuk mengetahui orang yang berwenang

mengambil keputusan di dalam perusahaan. Ini didukung oleh data identitas

para pengambil keputusan seperti KTP dan paspor.

3. Laporan keuangan dan past performance terakhir dibutuhkan untuk melihat

kinerja dan pengalaman usaha. Past performance dapat tercermin dari mutasi

rekening koran calon nasabah. Sedangkan bisnis plan diperlukan untuk

melihat rencana penggunaan dana pembiayaan yang akan diberikan. Bisnis

plan juga diperlukan untuk melihat rencana peningkatan usaha dan rencana

alternatif jika terjadi hal-hal di luar kendali (kontijensi plan).

4. Data identitas pengurus dibutuhkan untuk mengetahui pengalaman para

pengururs dalam usaha sejenis. Untuk usaha yang baru berdiri, data ini sangat

dibutuhkan selain studi kelayakan usaha.

5. Data obyek pembiayaan dibutuhkan karena merupakan bagian terpenting

dalam pembiayaan produktif.

Untuk mendukung kebenaran data yang diperoleh, pihak bank dapat

melakukan investigasi dengan melakukan kunjungan lapangan dan wawancara.

Proses investigasi dapat dilakukan berkali-kali untuk meyakini data yang diberikan

nasabah, selain itu investigasi juga dapat dilakukan terhadap nasabah yang

65 Sunarto Zulkifl,. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit ZikrulHakim, 2007), h., 151-152.

Page 54: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

40

bersangkutan maupun pihak lainnya yang terkait, sepeti rekanan bisnis calon

nasabah.

Pada tahap awal proses proses permohonan pembiayaan, secara formal

permohonan pembiayaan dilakukan secar tertulis dari nasabah kepada pihak bank.

Namun, dalam implementasinya permohonan dapat dilakukan secara lisan terlebih

dahulu untuk kemudian ditindaklanjuti dengan permohonan tertulis jika menurut

pihak bank usaha tersebut layak dibiayai. Saat ini inisiatif pengajuan pembiayaan

tidak hanya datang dari nasabah yang kekurangan dana, pihak bank yang berjiwa

bisnis biasanya mampu mengangkap peluang usaha tertentu yang patut untuk

dibiayai. Hal ini dapat dilihat melalui Tren usaha, peluang bisnis, reputasi

perusahaan dan reputasi manajemen yang ada pada perusahaan saat ini.66

Dalam melakukan permohonan kredit, umumnya calon nasabah diminta

untuk mengisi berbagai formulir standar (baku) yang sudah disusun oleh bank

guna melengkapi hal-hal yang disampaikan calon nasah. Formulir standar ini

bentuknya bermacam-macam, tergantung kepada:

1) Jenis proyek,

2) Sektor industry (atau jasa) dari proyek/bisnis yang akan dibantu bank,

3) Jenis kredit yang diminta,

4) Besarnya biaya proyek,

5) Besarnya jumkah kredit yang diminta,

6) Akan dibiayai satu bank atau melalui kerjasama kredit sindikasi.67

b. Analisis kredit

Tujuan analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan

kesungguhaan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai

dengan persyaratan dalam perjanjian kredit. Dalam buku “Pengantar Perbankan”

66 Sunarto Zulkifli,. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit ZikrulHakim, 2007), h., 145-147.

67 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbanka, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), h.,74.

Page 55: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

41

yang ditulis oleh Nurul Ichsan Hasan mengatakan bahwa analisis pembiayaan

dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Namun ada dua alat yang paling

sering gunakan dalam analisis pembiayaan, yaitu 5C dan 7P.68

Adapun penjelasan untuk analisis 5C kredit adalah sebagai berikut:

1) Character

Analisis watak dari peminjam sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini

karena kredit adalah kepercayaan yang diberikan kepada peminjam sehingga

peminjam haruslah pihak yang benar-benar dapat dipercaya dan beritikad baik

untuk mengembalikan pinjaman. Bagaimanapun baiknya suatu bidang usaha dan

kondisi perusahaan, tanpa didukung oleh watak yang baik tidak akan dapat

memberikan keamanan bagi bank dalam pembayaran atas segala kewajibannya.

Beberapa hal yang harus diteliti didalam analisis watak nasabah adalah:

a) Riwayat hubungan dengan bank

b) Riwayat peminjam

c) Reputasi dalam bisnis dan keuangan

d) Manajemen

e) Legalitas usaha

2) Capacity

Setelah aspek watak maka faktor berikutnya yang sangat penting dalam

analisis kredit adalah faktor kemampuan. Jika tujuan analisis watak adalah untuk

mengetahui kemauan atau kesungguhan nasabah melunasi hutangnya maka tujuan

analisis kemampuan adalah untuk mengukur kemampuan membayar. Kemampuan

tersebut dapat di uraikan ke dalam kemampuan manajerial dan kemampuan

finansial. Kedua kemampuan ini tidak dapat berdiri sendiri. Karena kemampuan

finansial merupakan hasil kerja kemampuan manajerial perusahaan.

68 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan, (Jakarta: Gaung Persada Press Group, 2014), h.,135-137.

Page 56: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

42

3) Capital

Modal sendiri (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan, yaitu

selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada. Pada dasarnya modal berasal dari

investasi pemilik ditambah dengan hasil usaha perusahaan. Analisa modal ini

bertujuan untuk mengetahui kemampuan sendiri perusahaan dalam memikul beban

pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban resiko

yang mungkin dialami perusahaan.

4) Collateral

Unsur lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisis kredit adalah

collateral (agunan). Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi

suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat

mungkin.

5) Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan

politik yang ada sekarang dan prediksi untuk dimasa yang akan datang. Penilaian

kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar–benar memiliki

prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai

berikut:

1) Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari–hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga

mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi

suatu masalah dan menyelesaikannya.

2) Party

Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau

golongan–golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

Page 57: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

43

Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas

yang berbeda dari bank.

3) Perpose

Perpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk

jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat

bermacam–macam sesuai kebutuhan, sebagai contoh apakah untuk modal kerja,

investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

4) Prospect

Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan

atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini

penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai

prospek, bukan hanya yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5) Payment

Payment yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang

telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga

jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6) Profitability

Profitability yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari periode, apakah akan tetap sama atau akan

semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7) Protection

Protection adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar

aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau

orang atau jaminan asuransi.

Selain 2 prinsip yang disebutkan Nurul Ichsan Hasan di atas, analisis

pembiayaan juga dapat dilakukan dengan alat analisis lain yaitu dengan prinsip

Page 58: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

44

3R, 5P, dan analisis 6 A. Prinsip 5P ini sudah dijelaskan pad prinsip 7P, dimana

prinsip 5P meliputi Party (Golongan), Purpose (Tujuan), Payment (Pembayaran

Kembali), Profitability (Kemampuan Perusahaan dalam Memperoleh

Keuntungan), dan Protection (Perlindungan).69

Analisis 6 A meliputi Analisis Aspek Hukum, Analisis Aspek Pemasaran,

Analisis Aspek Teknis, Analisis Aspek Manajemen, Analisis Aspek Keuangan,

dan Analisis Aspek Sosial Ekonomi. Kemudian analisis penyaluran pembiayaan

dengan konsep 3 R yaitu:

1. Return; dapat diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai baik oleh perusahaan

calon debitur dan juga oleh bank dalam memberikan kredit kepada calon

debitur. Hasil usaha tersebut berupa perhitungan keuntungan usaha yang

diperoleh bank dan estimasi capaian usaha setelah calon debitur mendapat

pembiayaan usaha dari bank.

2. Repayment; merupakan kemampuan perusahaan calon debitur melakukan

pembayaran kembali kredit yang dinikmati sesuai dengan waktu yang

dijanjikan. Analisa ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam

menciptakan keuntungan

3. Risk Bearing Ability; kemampuan calon debitur untuk menanggung risiko

apabila terjadi keagalan dalam usahanya. Ini dalam dilihat dari struktur

permodalan yang dimiliki oleh calon debitur, dimana pada bank aspek ini

dapat dilihat melalui jaminan atas kredit yang diberikan oleh calon debitur.

Konsep 5C dan 3 R merupakan pengembangan dari konsep 5C. Jika konsep

tersebut diteliti, dapat disimpulkan bahwa konsep 5P dan 3R tersebut sudah

tredapat dalam konsep 5C, sehingga sulit dibedakan. Konsep 5D lebih populeh

digunakan dalam praktek perbankan dibandingkan dengan prinsip 5P dan 3R,

karena prinsip 5C sudah mencakup beberapa konsep 5P, maupun konsep 3R.

69 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Meuju Aplikasi, (Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP, 2010), h., 111.

Page 59: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

45

Dalam prinsip 5C, setiap permohonan kredit calon debitur telah di analisis secara

mendalam sehingga hasil analisis sudah cukup memadai. Sebagai contoh,

permohonan kredit untuk kredit konsumtif, maka bank hanya melakukan analisis

terhadap 5C. Dari analisis tersebut akan diperoleh gambaran tentang debitur dan

kemungkinan.70

c. Persetujuan kredit

Proses persetujuan pembiayaan adalah proses penentuan disetujui atau

tidaknya sebuah pembiayaan usaha. Proses ini bergantung pada kebijakan bank,

yang disebut dengan Komite Pembiayaan. Tingkat kewenangan Komite

Pembiayaan tergantung pada kebijakan bank. Di dalam Komite Pembiayaan ini,

officer bank akan mempertahankan proposal bisnisnya dihadapan para Komite

Pembiayaan, yang biasanya terdiri dari para senior officer yang lebih

berpengalaman dalam bisnis dan juga arah kebijakan bank. Komite Pembiayaan

merupakan tingkat paling akhir persetujuan sebuah proposal pembiayaan, karena

hasil akhir dari Komite Pembiayaan berisi penolakan, penundaan ataupun

persetujuan pembiayaan. Dalam Komite Pembiayaan akan diperoleh persyaratan-

persyaratan tambahan yang harus dipenuhi pada persetujuan suatu proposal

pembiayaan. tambahan persyaratan tersebut harus dilakukan secara tertulis di

dalam proposal pembiayaan, disertai persetujuan anggota Komite Pembiayaan

yang bersangkutan.71

d. Perjanjian kredit

Tindakan selanjutnya yang dilakukan bank adalah perjanjian kredit atau bisa

juga disebut dengan poses pengikatan kredit. Secara garis besar, terdapat dua

macam pengikatan yaitu Pengikatan di bawah tangan yaitu dimana proses

penandatanganan akad hanya dilakukan antara bank syariah dan nasabah, dan

70 Ibid, h., 11771 Sunarto Zulkifl,. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Penerbit Zikrul

Hakim, 2007), h., 162.

Page 60: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

46

Pengikatan notariel adalah proses penandatanganan akad yang disaksikan oleh

notaris. Perbedaan antara keduanya adalah pada saat terjadi penyangkalan terhadap

akad transakasi dimaksud. Pada pengikatan dibawah tangan, saat terjadi

penyangkalan, bank harus berusaha membuktikan bahwa nasabah yang

bersangkutan benar-benar telah menandatangani akad tersebut. Sedangkan pada

notariel, nasabah yang harus membuktikannya.72

e. Pencairan kredit

Proses selanjutnya adalah pencairan fasilitas pembiayaan kepada nasabah.

Sebelum melakukan proses pencairan, maka harus dilakukan pemeriksaan kembali

semua kelengkapan yang harus dipenuhi sesuai disposisi Komite Pembiayaan pada

proposal pembiayaan. Apabila semua persyaratan telah dilengkapi oleh nasabah,

maka proses pencairan fasilitas dapat diberikan.73

f. Pengawasan kredit

Setelah semua tahapan dilakukan dan dipenuhi maka proses yang terakhir

dari pembiayaan adalah proses monitoring atau proses pemantauan. Bagi officer

bank syariah, pada saat memasuki tahap ini maka sebenarnya risiko pembiayaan

baru saja dimulai saat pencairan dilakukan. Proses pemantauan dapat dilakukan

dengan memantau realisasi pencapaian target usaha dengan business plan yang

telah dibuat sebelumnya. Apabila terjadi tidak tercapainya target, maka officer

bank harus segera melakukan tindakan seperti turun langsung ke lapangan

menemui nasabah untuk mengetahui permasalahan yang dialami nasabah,

kemudian memberikan solusi penyelesaian masalah kepada nasabah.

Beberapa langkah monitoring yang harus dilakukan antara lain:

1) Memantau mutasi rekening koran nasabah.

2) Memantau pelunasan angsuran.

72 Ibid, h., 163.73 Ibid, h., 164.

Page 61: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

47

3) Melakukan kunjungan rutin ke lokasi usaha nasabah untuk memantau

langsung operasional usaha dan perkembangan usaha.

4) Melakukan pemantauan terhadap perkembangan usaha sejenis melalu media

massa atau media lainnya.74

g. Pengembalian atau penyelesaian pembiayaan

1) Pelunasan kredit

Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi

kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dalam

perjanjian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta

bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit atau

pinjaman bank dinyatakan lunas dan agunan (jaminan) dikembalikan oleh bank

kepada nasabah bersangkutan (Dendawijaya, 2005: 80).75

2) Tambahan kredit

Tambahan kredit bisa diajukan oleh nasabah jika usaha atau proyek yang

dijalankannya dengan kredit atau pembiayaan oleh bank mengalami

keberhasilan. Dalam perkembangannya tambahan kredit bisa juga diajukan oleh

pihak bank. Proses kredit atau pembiayaan ini akan diulang kembali oleh pihak

bank mulai dari proses permohonan hingga realisasi dan pelunasannya.

Tambahan kredit merupakan kegembiraan bagi bank, sebab; (1) membuktikan

bahwa proyeksi kredit yang pertama berjalan dengan baik dan sukses; (2)

kesempatan untuk memperoleh tambahan income bagi bank, dan (3) suatu

kebanggaan tersendiri bagi pihak bank yang akan dapat digunakan untuk tujuan

promosi dalam memasarkan produk-produknya kepada masyarakat.

74 Ibid, h., 164-165.75 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbanka, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), h.,

80.

Page 62: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

48

3) Kredit bermasalah

Penyebab utama adanya kredit bermasalah adalah disebabkan oleh

kegagalan pihak debitur mrmrnuhi kewajibannya untuk membayar angsuran

(cicilan) pokok kredit beserta bunga/ bagi hasil yang telah disepakati kedua

belah pihak dalam perjanjian kredit. Adapun kategori kolektibilitas kredit

bermasalah menurut Lukman Dendawijaya:

a) Kredit lancar

Kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunga.

b) Kredit dengan perhatian khusus

Kredit yang mengalami penundaan pembayaran angsuran pokok atau bunga

yang belum melampaui 90 hari.

c) Kredit kurang lancar

Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah

mengalami penundaan selama tiga bulan dari waktu yang diperjanjikan.

d) Kredit diragukan

Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah

mengalami penundaan selama enam bulan atau dua kali dari jadwal yang

telah diperjanjikan.

e) Kredit macet

Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah

mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut

jadwal yang telah diperjanjikan.76

Dalam praktik perbankan sehari-hari, pengertian kredit bermasalah adalah

kredit-kredit yang kategori kolektibilitasnya masuk dalam kredit kurang lancar,

kredit diragukan, dan kredit macet.

76 Ibid, h., 82.

Page 63: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

49

Kesalahan dalam menganalisa nasabah sebelum memberikan kredit/

pinjaman bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet pada bank.

Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak

dapat dihindari nasabah, misalnya kebanjiran atau gempa bumi atau karena

kesalahan dalam pengelolaan usaha yang dibiayai.77

3. Pembiayaan BPRS di Indonesia

Melalui data SPS (Statistik Perbankan Syariah) per Juni 2017 menunjukkan

bahwa total pembiayaan yang dikeluarkan BPRS di Indonesia pada tahun 2012

adalah sebesar 3,55 triliun rupiah. Total pembiayaan pada BPRS terus meningkat

tiap tahunnya, pada tahun 2013 total pembiayaan yang diberikan adalah lebih dari

4,4 triliun hingga pada Juni 2017 total pembiayaan mencapai lebih dari 7,5 triliun

rupiah. Dari total pembiayaan BPRS pada Juni 2017 tersebut, sekitar 3 triliun

dikucurkan untuk Penggunaan Modal Usaha, unyuk Investasi sebesar 1,2 triliun

dan untuk Konsumsi sebesar 3,3 triliun rupiah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.5: Pembiayaan – BPRS berdasarkan Jenis Penggunaan

(dalam juta Rupiah)

Jenis

Penggunaan 2012 2013 2014 2015 2016

Juni-

2017

Modal Kerja 1.835.958 2.206.004 2.348.000 2.559.350 2.737.167 2.985.635

Investasi 465.062 611.992 893.432 1.108.597 1.125.595 1.224.332

Konsumsi 1.252.499 1.615.497 1.763.477 2.097.224 2.799.794 3.310.415

Total 3.553.520 4.433.492 5.004.909 5.765.171 6.662.556 7.520.381

Sumber: www.ojk.go.id

Tabel 2.6 menunjukkan kualitas pembiayaan yang adapa pada semua BPRS

yang ada di Indonesia. Persentase NPF (Non Performing Financing) yang tertera

77 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h., 112-113.

Page 64: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

50

pada tabel pertahunnya terus meningkat hingga 10,71% pada Juni 2017. Persentase

tersebut menunjukkan bahwa sebesar 10,71 persen dari total pembiayaan yang

disalurkan gagal dikembalikan oleh nasabahnya atau disebut juga dengan

pembiayaan bermasalah. Jika ditotalkan dengan nilai rupiah, pembiayaan

bermasalah pada BPRS di Indonesia adalah sebesar 805 milyar rupiah dengan

rincian pembiayaan Kurang Lancar sebesar 239,3 milyar, pembiayaan Diragukan

sebesar 130,5 milyar dan pembiayaan Macet adalah sebesar 435,4 milyar rupiah.

Adapun jumlah pembiayaan yang lancar per Juni 2017 adalah lebih dari 6,7 triliun

rupiah. Berbeda dengan Bank Umum Syariah klasifikasi kredit bermasalah pada

BPRS hanya terdiri dari tiga kategori yaitu Kurang lancar, Diragukan dan Macet,

tidak ada kategori Dalam Perhatian Khusus.

Tabel 2.6: Pembiayaan BPRS berdasarkan Kualitas Pembiayaan

(dalam juta Rupiah)

KolektabilitasPembiayaan

2012 2013 2014 2015 2016 Juni -2017

Lancar 3.334.885 4.145.119 4.610.238 5.292.330 6.087.260 6.715.133Non Lancar 218.635 288.373 394.671 472.841 575.296 805.248- KurangLancar

72.806 90.581 136.251 134.512 109.241 239.292

- Diragukan 51.649 65.847 81.069 95.060 100.645 130.517- Macet 94.180 131.945 177.351 243.269 365.409 435.439TotalPembiayaan 3.553.520 4.433.492 5.004.909 5.765.171 6.662.556 7.520.381

PersentaseNPF 6,15% 6,50% 7,89% 8,20% 8,63% 10,71%

Sumber: www.ojk.go.id

Pembiayaa non lancar pada BPRS jika dibagi berdasarkan jenis

penggunaannya maka pengembalian pembiayaan yang paling bermasalah pada

Juni 2017 terdapat pada pembiayaan Modal Kerja dengan nominal sebesar kurang

dari 525,6 milyar rupiah. Pada Pembiayaan untuk Konsumtif per Juni 2017 jumlah

pembiayaan bermasalahnya adalah senilai 186,2 milyar rupiah dan pada

pembiayaan untuk Investasi sebanyak 94,4 milyar rupiah.

Page 65: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

51

Tabel 2.7: Pembiayaan Non Lancar – BPRS berdasarkan Jenis

Penggunaan (dalam juta Rupiah)

Jenis

Penggunaan2012 2013 2014 2015 2016

Juni -

2017

Modal Kerja 142.934 198.594 268.743 311.785 376.063 524.650

Investasi 19.741 25.805 42.197 58.028 73.680 94.390

Konsumsi 55.960 63.974 83.731 103.028 125.552 186.208

Total 218.635 288.373 394.671 472.841 575.296 805.2481

Sumber: www.ojk.go.id

D. Peran BPRS Terhadap UMKM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, maka

definisi dari masing-masing usaha adalah sebagai berikut:

Usaha mikro, yaitu usaha dengan kekayaan bersih kurang dari 50 jua rupiah atau

menghasilkan penjualan kurang dari 300 juta rupiah selama satu tahun.

Usaha kecil, yaitu usaha dengan kekayaan antara 50 sampai 500 juta rupiah atau

menghasilkan penjualan antara 300 juta hingga 2,5 miliar rupiah selama satu

tahun.

Usaha menengah, yaitu usaha dengan kekayaan antara 500 juta sampai 10 miliar

rupiah atau menghasilkan penjualan antara 2,5 hingga 50 miliar rupiah selama

satu tahun.

Usaha besar atau konglomerat, yaitu usaha dengan kekayaan bersih dari 10 miliar

atau menghasilkan penjualan lebih dari 50 miliar rupiah selama satu tahun.

Gambal 2.2 menunjukkan jumlah unit UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah) di Indonesia adalah berjumlah kurang lebih 56.539.560 unit. Usaha mikro

(UMi) merupakan usaha yang paling banyak jumlah unitnya yaitu sebesar 98,79%

dari total unit UMKM atau sebanyak kurang lebih 55,59 juta unit. Pada Usaha kecil

Page 66: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

52

(UK) persentase unit usahanya sangatlah kecil jika debandingkan dengan UMi yaitu

1,11% dari seluruh unit UMKM atau sebanyak kurang lebih 629.410 unit. Kemudian

pada Usaha Menengah (UM) terdapat kurang lebih 48.900 unit dengan persentase

0,09% dari keseluruhan unit UMKM di Indonesia. Terakhir adalah Usaha Besar (UB)

dengan persentase terkecil yaitu 0,01% dari totak unit UMKM di Indonesia dengan

jumlah unit kurang lebih 4.960 unit

Gambar 2.2: Kondisi dan Jumlah UMKM di Indonesia

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, 2013

Usaha Mikro (UMi) Umumnya memiliki karakteristik yang sangat lemah jika

dibandingkan dengan Usaha Kecil (UK) dan Usaha Menengah (UM). Pada aspek

formalitas usaha, pada UMi biasanya usaha beroperasi disektor informal, usaha yang

dijalankan tidak terdaftar dan jarang atau bahkan banyak yang tidak membayar pajak.

Pada UK beberapa usaha beroperasi disektor formal, beberapa juga ada yang tidak

terdaftar, tapi biasanya hanya sedikit yang membayar pajak. Aspek formalitas yang

USAHABESAR

USAHAMENENGAH

USAHA KECIL

USAHA MIKRO

UMKMUsaha Besar/ Konglomerat:▪Kekayaan Bersih Lebih dari 10 M atau▪Hasil Penjualan/ th Lebih dari 50 M

Usaha Menegah:▪Kekayaan Bersih > Rp500jt s.d 10 M atau▪Hasil Penjualan/ th > rP2,5 M s.d 50 M

Usaha Kecil:▪Kekayaan Bersih > Rp50jt s.d 500 jt atau▪Hasil Penjualan/ th > Rp300 jt s.d 2,5 M

Usaha Mikro:▪Kekayaan Bersih > Rp50 jt atau▪Hasil Penjualan/ th > Rp300 jt

Kriteria sesuai UU No. 20/2003 ttg UMKM Data Kementrian KUKM 2013

Jumlah UMKM ± 56.539.560

Jumlah ± 4,96 ribu (0,01%)

Jumlah ± 48,97 ribu (0,09%)

Jumlah ± 629,41 ribu (1,11%)

Jumlah ± 55,59 juta (98,79%)

Page 67: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

53

lebih baik terdapat pada UM dimana pada umumnya semua unit UM berada disektor

formal yang terdaftar dan membayar pajak.

Dari aspek lainnya seperti Manajemen dan Tenaga Kerja pada UMi, udasa

biasanya dijalankan sendiri oleh pemilik tanpa mempekerjakan tenaga profesional

untuk manajemen usahanya, dan biasanya karyawannya merupakan anggota keluarga

yang tidak dibayar. UK juga memliki aspek manajemen yang sama dengan UMi yaitu

usaha dijalankan sendiri oleh pemiliki dan tidak menggunakan manajemen

profesional tetapi UK memiliki beberapa Tenaga Kerja yang digaji. Untuk UM

manajemen usaha lebih baik dibandingkan UMi dan UK karena banyak dari unit UM

mempekerjakan manajer profesional, menerapkan pembagian tenaga kerja internal

(ILD), manajemen & struktur organisasi formal (MOF), dan sistem pembukuan

formal (ACS) dan semua unit UM memakai tenaga kerja yang digaji dan memiliki

sistem perekrutan formal.

Pada aspek produksi umumnya UMi memproduksi barangnya secara manual

dengan tingkat teknologi yang sangat rendah dengan menggunakan bahan baku lokal

dan modal sendiri, umumnya UMi menjual produknya ke pasar lokal untuk kelompok

berpendapatan rendah. Menurut aspek produksi, Beberapa UK memproduksi barang

dengan memakai mesin-mesin terbaru, beberapa memakai bahan baku impor dan

punya akses ke kredit formal, untuk orientasi pasarnya banyak yang menjual ke pasar

domestik dan ekspor, dan melayani kelas menengah ke atas. Pada UM proses

produksinya banyak yang mempunyai akses terhadap teknologi tinggi/ derajat

mekanisme sangat tinggi, banyak yang memakai bahan baku impor dan punya akses

ke kredit formal, dan orientasi pasarnya semua menjual ke pasar domestik dan banyak

yang mengekspor, dan melayani kelas menengah ke atas.

Usia pelaku UMi biasanya relatif lebih muda dengan tingkat pendidikan yang

rendah dan dari Rumah Tangga miskin, kebanyakan UMi tidak punya akses ke

program-program pemerintah dan tidak punya hubungan-hubungan bisnis dengan UB

(Usaha Besar) dan kebanyak UMi mejalankan usahanya hanya untuk memenuhi

kebutuhan hidup saja (Survival). Usia pelaku UK cenderung lebih tua dari UMi dan

Page 68: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

54

lebih muda dari UM, Banyak Berpendidikan Baik & dari RT nonmiskin, Banyak

yang punya akses ke program-program pemerintah dan punya hubungan-hubungan

bisnis dengan UB (termasuk PMA) dan dalam menjalankan usahanya banyak pelaku

UK yang bermotifasi bisnis/ mencari profit. Usia pelaku cenderung lebih tua

dibanding UMi dan UK, sebagian besar berpendidikan baik dan dari RT makmur,

sebagian besar punya akses ke program-program pemerintah dan banyak yang punya

hubungan-hubungan bisnis dengan UB (termasuk PMA) dan motifasi utama pelaku

UM adalah profit.

Kategori tenaga kerja yang dimiliki UMi adalah mulai 0-4 orang, UK 5-19

orang dan UM 20-99 orang, lebih dari 99 orang tenaga kerja masuk dalam kategori

UB. Rasio pengusaha wanita terhadap pengusaha pria pada UMi sangat tinggi, pada

UK rasionya cukup tinggi dan pada UM rasio pengusaha wanita terhadap pengusaha

pria sangat rendah. Secara ringkas karakteristik UMKM dapat dilihat pada tabel 2.4

tentang Karakteristik UMKM di Indonesia.

Tabel 2.8: Karakteristik UMKM di Indonesia

No Aspek Usaha Mikro (UMi) Usaha Kecil (UK) Usaha Menengah (UM)

1. Formalitas

Beroperasi disektorinformal; usaha tidakterdaftar; tidak/ jarangbayar pajak

Beberapa beroperasidisektor formal;beberapa tidakterdaftar; sedikit yangbayar pajak

Semua disektor formal;terdaftar dan bayar pajak

2.Organisasi &Manajemen

Dijalankan olehpemilik; tidakmenerapkan pembagiantenaga kerja internal(ILD), manajemen &struktur organisasiformal (MOF), sistempembukuan formal(ACS).

Dijalankan olehpemilik; tidak adaILD, MOF dan ACS

Banyak yangmempekerjakan manajerprofesional danmenerapkan ILD, MOFdan ACS

3Sifat dari

kesempatan kerja/Tenaga Kerja

Kebanyakanmenggunakan anggotakeluarga yang tidakdibayar.

Beberapa memakaiTenaga Kerja (TK)yang digaji.

Semua memakai TKdigaji dan memilikisistem perekrutan formal.

4.Pola/ Sifat dariproses produksi

Derajat mekanismesangat rendah/umumnya manual;tingkat teknologi

Beberapa memakaimesin-mesin terbaru

Banyak yangmempunyai derajatmekanisme sangattinggi/ punya akses

Page 69: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

55

sangat rendah terhadap teknologitinggi

5. Orientasi pasar

Umumnya menjual kepasar lokal untukkelompokberpendapatan rendah

Banyak yang menjualke pasar domestikdan ekspor, danmelayani kelasmenengah ke atas

Semua menjual ke pasardomestik dan banyakyang mengekspor, danmelayani kelasmenengah ke atas

6.Profil ekonomi&

sosial dari pemilikusaha

Berpendidikan rendah;dari Rumah Tangga(RT) miskin; Survival

BanyakBerpendidikan Baik& dari RTnonmiskin; banyakyang bermotifasibisnis/ mencari profit

Sebagian besarberpendidikan baik dandari RT makmur;motifasi utama; profit

7.Sumber-sumberdari bahan baku

dan modal

Kebanyakan pakaibahan baku lokal danuang sendiri

Beberapa memakaibahan baku impordan punya akses kekredit formal

Banyak yang memakaibahan baku impor danpunya akses ke kreditformal

8.Hubungan-hubunganeksternal

Kebanyakan tidakpunya akses keprogram-programpemerintah dan tidakpunya hubungan-hubungan bisnisdengan UB (UsahaBesar)

Banyak yang punyaakses ke program-program pemerintahdan punya hubungan-hubungan bisnisdengan UB (termasukPMA)

Sebagian besar punyaakses ke program-program pemerintah danbanyak yang punyahubungan-hubunganbisnis dengan UB(termasuk PMA)

9. Wanita Pengusaha

Rasio dari wanitaterhadap pria sebagaipengusaha sangattinggi

Rasio dari wanitaterhadap pria sebagaipengusaha cukuptinggi

Rasio dari wanitaterhadap pria sebagaipengusaha sangat rendah

10. Usia PengusahaCenderung lebih mudadibanding UK dan UM

Cenderung lebih tuadari UMi dan lebihmuda dari UM

Cenderung Lebih tuadibanding UMi dan UK

11.Jumlah tenaga

kerja0 – 4 orang 5 – 19 orang 20 – 99 orang

12.

Kekayaan Bersi h(Total nilai

kekayaan Usaha(Aset) –totat nilaikewajiban, tidaktermasuk tanahdan bangunantempat usaha)

≤ Rp. 50.000.000,- >Rp. 50.000.000,- s/dRp.500.000.000,-

> Rp.500.000.000,- s/dRp.10.000.000.000,-

13.

Hasil PenjualanTahunan (Total

Penjualan Bersih(Netto) dari

penjualan barangdan jasanya dalamsatu tahun buku)

≤ Rp. 300.000.000,->Rp. 300.000.000.-s/dRp.2.500.000.000,-

> Rp.2.500.000.000,- s/dRp.50.000.000.000,-

Sumber: Tambunan, 2009: 5,16.

Page 70: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

56

Jumlah UMKM bertambah setiap tahunnya. Sebagian besar dari UMKM

(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah dari kategori UMK (Usaha Mikro Kecil),

yang tersebar di semua wilayah di Tanah Air, yang kebanyakan berlokasi dipedesaan.

Mayoritas dari UMKM beroperasi disektor peranian, dan kelompok ini merupakan

kegiatan dari UMi (Usaha Mikro). Sektor penting kedua bagi UMKM adalah

perdagangan, hotel, dan rumah makan. Namun, di perhotelan hanya sedikit, yang

kebanyakan adalah dari kategori UM.78

UMKM menjadi isu penting yang mendapatkan prioritas dari pemerintah,

baik di Indonesia maupun di negara lain. Hal ini terjadi karena UMKM menjadi kata

kunci untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan dan pengangguran di mana

mayoritas umat Islam berada di dalamnya (± 85% dari 220 juta penduduk Indonesia),

di samping untuk mengimbangi dominasi dari perusahaan nasional dan multi-

nasional. 79

Menurut Mentri Koperasi dan UKM, ratio wirausaha di Indonesia adalah

sebesar 3,1 persen. Jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan negara

lain seperti Malaysia 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11

persen maupun AS yang 12 persen. Namun setidaknya rasio terseut sudah diatas

batas minimal 2 persen dan akan terus berkembang. Bertumbuhnya wirausaha tak

lepas dari peran masyarakat bersama pemerintah yang terus mendorong, juga swasta

dan kalangan mahasiswa atau kampus.80

Dalam konteks Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

adalah kelompok yang masih sangat penting peranannya dalam pembangunan

ekonomi nasional. Pertama: karena UMKM masih menunjukkan perannya sebagai

mesin penyerap tenaga kerja terbesar dan terbukti dapat menggerakkan sektor riil.

78 Tulus TH Tambunan, Pembangunan Ekonomi Inklusif, (Jakarta: Penerbit LP3ES, 2016), h.,332.

79 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan HukumNasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h., 244.

80 ------. http://fe.unars.ac.id/index.php/2017/07/30/jumlah-umkm-indonesia-tahun-2017-mengalami-peningkatan/

Page 71: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

57

Dalam konteks Indonesia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah

kelompok yang masih sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi

nasional. Pertama: karena UMKM masih menunjukkan perannya sebagai mesin

penyerap tenaga kerja terbesar dan terbukti dapat menggerakkan sektor riil. Ini

terlihat pada jumlah UMKM dapat menyerap tenaga kerja paling besar, pada tahun

2007 sebesar 91 juta orang (97,3 persen) dan mampu menyumbang PDB Rp 2.121,31

triliun (53,6 persen). Kedua: UMKM juga berperan penting dalam ekspor. Pada tahun

yang sama, kontribusi UMKM dalam ekspor mencapai Rp 142,8 triliun (20,02

persen) dengan total nilai invenstasi Rp.462 triliun (47 persen).81

Dilihat dari UU perbankan syariah No.21 dan UU tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM) No.20 Tahun 2008, keduanya memiliki tujuan yang

sama yaitu pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan perekonomian yang adil

dan penuh kebersamaan yang berpijak pada pemberdayaan masyarakat. Pada UU

No.20 Tahun 2008 menyatakan bahwa tujuan pemberdayaan UMKM adalah: a.

Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan

berkeadilan; b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi

usaha yang tangguh dan mandiri; dan c. Meningkatkan peran UMKM dalam

pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,

pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan (Pasal 5 UU No.20

Tahun 2008 Tentang UMKM).82

Sedangkan UU Perbankan Syariah menyatakan bahwa tujuan dari perbankan

syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat (Pasal 3

UU Perbankan Syariah dan Penjelasannya). Dengan persamaan tujuan di atas, maka

81 Euis Amalia, Keadilan Distribusi Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM diIndonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h., 125.

82 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan HukumNasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h., 243-244.

Page 72: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

58

Perbankan Syariah harus berjuang menjadi pelopor kemajuan UMKM, dengan

berlandaskan pada kerja sama yang saling menguntungkan saling mengisi.83

Tujuan keduanya diatas masuk ke dalam tiga asas pembangunan ekonomi

(Trilogi Pembangunan). Adapun tiga asas pembangunan ekonomi yang dimaksud

adalah: (1) Penciptaan Stabilitas, (2) Penciptaan Pertumbuhan, dan (3) Penciptaan

Pemerataan. Penciptaan pertumbuhan ekonomi akan menciptakan lapangan kerja-

lapangan kerja baru bagi masyarakat. Paling tidak, dengan adanya pertumbuhan

ekonomi (khususnya di daerah) dapat menghilangkan atau mengurangi tingkat

pengangguran di daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat dicapai jika tercipta

peluang usaha yang sama bagi anggota masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan jika

sistem usaha yang diterapkan adalah bagi hasil. Penyertaan bagi hasil dalam istilah

Perbankan Syariah ada 2 jenis, yaitu Mudharabah dam Musyarakah. Jika penyertaan

bagi hasil dari perbankan syariah ini dapat digalakkan, maka pertumbuhan ekonomi

daerah akan tercapai.84

Persoalan terbesar UMKM adalah kesulitan mengakses permodalan. Secara

makro, alokasi pendanaan bank pada sentor UMKM masih minim dibanding alokasi

pendanaan pada sektor Usaha Besar. Alokasi kredit lebih diarahkan untuk

kepentingan konsumtif daripada investasi dan modal kerja. Bank umumnya masih

melihat risiko UKM secara berlebihan sehingga mensyaratkan jaminan yang besar

dan prosedur yang berat dengan standar bank. Ukurannya adalah bankable dan

bukannya feasible dari aspek bisnis. Ironisnya, bank masih lebih banyak menggalang

dana dari UKM daripada menyalurkan kredit ke UKM. Kalaupun ada UKM yang

dapat mengakses modal, hal itu tidak lebih karena mengandalkan kedekatan personal

dan kekerabatan.85

83 Ibid, h., 244.84 Karnaen A Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah (Teori, Praktik, dan

Peranannya), (Jakarta: PT. Senayan Abadi, 2007), h., 224.85 Euis Amalia, Keadilan Distribusi Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di

Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h., 148.

Page 73: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

59

Dampak dari kesulitan mengakses permodalan tersebut adalah banyak

UMKM yang masih menggunakan jasa pelepas uang (money lender) bagi

pengembangan usahanya karena pelepas uang memberikan kemudahan dalam

persyaratan pengajuan kredit. Hubungan yang terbangun adalah debitor-kreditor

dimana pemberi pinjaman memiliki kekuasaan yang dominan atas pinjaman yang

diberikan. Dari hasil penelitian terhadap 511 nasabah mitra LKMS, di samping telah

bermitra dengan LKMS (73,2%), ternyata masih ada UKM mitra yang menggunakan

jasa rentenir (4,1%) dan 30% menggunakan pinjaman keluarga.86

Hasil penelitian terhadap 511 nasabah mitra LKMS tersebut menunjukkan

bahwa nasabah/ UKM mitra pada penelitian ini adalah kelompok rasional dan bukan

kelompok emosional. Artinya, pilihan sumber keuangan tidak didasarkan atas

pertimbangan aspek emosional seperti kesyariahan semata tetapi lebih didasarkan

pada pelayanan berupa kemudahan prosedur dan prosen pencairan dana, kedekatan

lokasi, jaminan mudah merupakan hal yang dipertimbangkan. Ini sekaligus menjadi

tantangan bagi Bank Syariah untuk mampu menggantikan posisi pelepas uang dan

bank konvensional masuk ke kantung- kantung rakyat dan memberikan aspek

permodaan yang murah dan cepat bagi UMKM dengan pola syariah.87

LKM (Lembaga Keuangan Mikro) seperti BPRS merupakan lembaga yang

beroperasi dibawah peraturan prudential dan supervisi yang sama seperi bank-bank

konvensional dan bank-bank pedesaan konvensional (BPR), dan fokus pada kegiatan-

kegiatan ekonomi mikro. Walaupun BPR dan BPRS kebanyakan didirikan oleh

masyarakat lokal dari kategori berpendapatan tinggi, namun ada sedikit perbedaan

antara pemilik-pemilik BPR dengan pemilik-pemilik BPRS: pemilik-pemilik BPR

lebih berorientasi komersial untuk meningkatkan kekayaan mereka, sedangkan

pemilik-pemilik BPRS punya sebuah misi sosial, walaupun mereka tetap berupaya

86 A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: UIN Press, 2009), h.,127.

87 Euis Amalia, Keadilan Distribusi Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM diIndonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h., 148-149.

Page 74: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

60

agar penghasilan dari pemberian pelayanan kredit mikro bisa paling tidak menutup

biaya operasinya.88

Sejak munculnya Bank Syariah pada tahun 1992 hingga tahun 2004, Bank

syariah selalu menunjukkan perkembangan yang bagus. Prestasi yang menonjol pada

Perbankan Syariah adalah berjalannya dengan baik fungsi intermediary yang ditandai

dengan tingginya Financing to Deposit Ratio (FDR) dan rendahnya Non Performing

Financing (NPF). Posisi FDR dan NPF berturut-turut adalah 105,92% dan 3,67%

pada bulan November 2003; 105,77% dan 2,65%. Prestasi Perbankan Syariah yang

demikian ini mestinya sudah cukup menjadi alasan rasional bagi keberpihakan

pemerintah kepada Perbankan Syariah. Perkembangan Bank Syariah yang baik ini

pun direspon positif oleh berbagai pihak sehingga banyak pula Bank Pembangunan

Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ingin membuka Unit Usaha

Syariah (UUS) dan mendirikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi/

wilayahnya.89

Menurut data SPS (Statistik Perbankan Syariah) pada Juni 2017 yang didapat

melalui situs resmi OJK www.ojk.go.id, total pembiayaan pada BPRS (7,5 triliun)

jika dibagi berdasarkan golongan pembiayaannya, maka pada per Juni 2017 total

pembiayaan yang diberikan BPRS kepada Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia

adalah sebesar 3,8 triliun rupiah dan total pembiayaan yang diberikan kepada selain

Usaha Kecil dan Menengah adalah sebesar 3,7 triliun rupiah. Pada tabel 2.9 dapat

dilihat bahwa total pembiayaan yang diberikan BPRS terhadap Usaha Kecil dan

Menengah selalu lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan untuk selain Usaha

Kecil dan Menengah, hal ini menunjukkan bahwa BPRS memiliki prioritas yang

tinggi pada pembiayaan terhadap Usaha Kecil dan Menengah.

88 Tulus TH Tambunan, Pembangunan Ekonomi Inklusif, (Jakarta: Penerbit LP3ES, 2016), h.,338-339.

89 Karnaen A Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah (Teori, Praktik, danPeranannya), (Jakarta: PT. Senayan Abadi, 2007), h., 226.

Page 75: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

61

Tabel 2.9: Pembiayaan - BPRS berdasarkan Golongan Pembiayaan

(dalam Juta Rupiah)

GolonganPembiayaan 2012 2013 2014 2015 2016 Juni -

2017Usaha KecildanMenengah

2.080.094 2.620.263 3.005.858 3.377.987 3.570.606 3.798.584

Selain UsahaKecil danMenengah

1.473.426 1.813.230 1.999.051 2.387.184 3.091.950 3.721.797

Total 3.553.520 4.433.492 5.004.909 5.765.171 6.662.556 7.520.381Sumber: www.ojk.go.id

Dari tabel 2.10 total pembiayaan paling besar yang diberikan BPRS kepada

Usaha Kecil dan Menengah terdapat pada provinsi Jawa Barat dengan nominal lebih

dari 1 triliun rupiah. Pembiayaan BPRS terbesar kepada Usaha Kecil dan Menengah

kedua terdapat pada Provinsi Jawa Timur dengan nominal 591 milyar rupiah, tempat

ketiga adalah pada Provinsi Banten sebanyak 517,6 milyar rupiah dan yang keempat

adalah provinsi Jawa Tengah dengan jumlah pembiayaan kepada Usaha Kecil dan

Menengah sebesar 516,7 milyar rupiah.

Tabel 2.10: Total pembiayaan BPRS bedasarkan Golongan Piutang/

Pembiayaan dan Provinsi – Juni 2017

Propinsi Usaha Kecil danMenengah

Selain Usaha Kecil danMenengah

Jawa Barat 1.054.775 1.357.741Jawa Timur 591.555 671.070Jawa Tengah 516.751 330.295

Banten 517.617 135.265Sumber: www.ojk.go.id

Untuk jumlah pembiayaan Non Lancar atau pembiayaan bermasalah yang ada

pada BPRS di Indonesia per Juni 2017 yang berjumlah 805,2 milyar, jika dibagi

berdasarkan golongan pembiayaan maka untuk pembiayaan bermasalah pada Usaha

Kecil dan Menengah adalah sebesar 585,7 milyar rupiah dan pembiayaan bermasalah

Page 76: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

62

pada selain Usaha Kecil dan Menengah adalah sebesar 219,5 milyar rupiah. Untuk

melihat perkembangan pembiayaan non lancar pada BPRS berdasarkan golongan

pembiayaan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2.11: Pembiayaan Non Lancar - BPRS berdasarkan Golongan

Pembiayaan (dalam Juta Rupiah)

GolonganPembiayaan 2012 2013 2014 2015 2016 Juni -

2017Usaha Kecildan Menengah

148.572 211.390 295.796 350.237 429.268 585.702

Selain UsahaKecil danMenengah

70.063 76.982 98.875 122.604 146.028 219.546

Total 70.063 288.373 394.671 472.481 572.296 805.248Sumber: www.ojk.go.id

.

E. TINJAUAN STUDI TERDAHULU

Adapun tinjauan pustaka yang terkait dengan pembuatan tesis ini adalah berasal

dari tesis dan jurnal sebagai berikut:

1. Jurnal equilibrium vol.3, no.1, juni 2015, Judul: “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Mudharabah” ditulis oleh

Kiswati dan Anita Rahmawaty (STAIN Kudus). Jurnal ini meneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian murabahah dengan 5

variabel yaitu tingkat pendidikan (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), omzet

usaha (X3), lama usaha (X4) dan tingkat pengembalian pembiayaan mudharabah

(Y). Penelitian survey diperoleh dari 75 orang dengan menggunakan teknik

regresi logistik. Hasil dari penelitian ini ialah keempat variabel X memiliki

pengaruh terhadap variabel y dengan perasamaan regresi logistics sebagai berikut:

Y= -1.265 + 1.053X1 + (-1.048)X2 + 2.479X3 + (-2.018)X4. Variabel X1 yaitu

tingkat pendidikan memiliki nilai koefisien positif sebesar 1.053 yang berarti

semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah maka semakin luas kemampuannya

Page 77: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

63

dalam mengaktualkan potensi dirinya, termasuk kemampuan dalam berbisnis atau

pengelolaan usaha. Pada variabel X2 yaitu jumlah tanggungan keluarga memiliki

pengaruh terhadap pengembalian pembiayaan apabila seorang kepala keluarga

memiliki jumlah tanggungan yang meningkat maka belanja rumah tangga akan

meningkatkan juga sehingga beban hidup yang harus dipenuhi juga semakin

meningkat, hal ini bisa berpengaruh negatif terhadap pengembalian pembiayaan.

Nilai koefisisan yang didapatkan X2 adalah -1.048. Pada variabel X3 yaitu omzet

usaha memiliki pengaruh positif sebesar 2.479 terhadap pengembalian

pembiayaan karena semakin besar omzet usaha perbulan seseorang, maka

semakin besar kemampuan bayar nasabah tersebut dalam pengembalian

pembiayaan, karena tersedianya anggaran yang lebih untuk membayar angsuran

dari omzet tersebut diluar kebutuhan sehari-harinya. Yang terakhir adalah

variabel X4 yaitu lama usaha, umumnya semakin lama seseorang menjalani usaha

maka semakin handal dalam mengelola usahanya sehingga semakin besar pula

kemungkinan keberhasilan usaha meskipun tidak hanya hal itu yang menentukan

keberhasilan usaha seseorang. Nilai koefisien yang didapatkan oleh X4 pada

penelitian ini ialah -2.018.

2. Diponegoro Journal of Management volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman

1-14 (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr), Judul: “Analisis Faktor-Faktor

yang mempengaruhi Kelancaran pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Mikro (Studi Kasus pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Unit Tawangsari II,

Cabang Sukorahatjo Tahun 2013)” ditulis oleh Carla Rizka, dan R. Djoko

Sampurno. Jurnal ini menganalisa pengaruh 6 variabel X terhadap Tingkat

pengembalian KUR Mikro. Keenam variabel tersebut ialah Usia (X1), Tingkat

Pendidikan (X2), Jumlah Tanggungan Keluarga (X3), Jumlah Pinjaman (X4),

Pengalaman Usaha (X5), dan Omzet Usaha (X6). Penelitian ini dilakukan pada 86

nasabah dengan perbandingan nasabah lancar dan tidak lancar 50:50. Metode

penelitian yang digunakan ialah dengan statistik deskriptif dan analisis regresi

Page 78: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

64

logistik. Hasil analisis regresi logistik terhadap enam variabel independen

menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga (X3), pengalaman usaha (X5),

dan omzet usaha (X6) berpengaruh signifikan terhadap kelancaran pengembalian

KUR Mikro. Sementara variabel usia (X1), tingkat pedidikan (X2), dan jumlah

pinjaman (X4) tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian KUR Mikro.

Persamaan regresi logit yang terbentuk dari hasil penelitian adalah Y= -1.882 +

0.033X1 + 0.058X2 – 1.100X3 – 0.013X4 – 0.146X5 + 0.434X6, dari persamaan

tersebut dapat terlihat bahwa variabel X3 dan X6 yaitu variabel jumlah tanggungan

dan omzet usaha merupakan variabel yang paling memiliki pengaruh terhadap

kelancaran pengembalian KUR Mikro.

3. Jurnal IPB yang ditulis oleh Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmina pada tahun

2011 yang berjudul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Realisasi dan

Pengembalian Kredit Usaha Rakyat”, dalam menganalisa faktor-faktor yang

mempengaruhi pengembalian KUR-Kupedes menggunakan model analisis regresi

logistik biner. Penelitian ini menggunakan metode survey pada seluruh debitur

yang aktif hingga akhir Mei 2009 dan berusaha pada sektor agribisnis yaitu

sebanyak 116 debitur.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengembalian KUR-Kupedes juga

diturunkan dari tiga jenis karakteristik debitur, namun dengan beberapa variabel

yang berbeda. Karakteristik individu meliputi variabel umur nasabah (X1), jenis

kelamin (X2) sebagai variabel dumm (1=perempuan dan 0 = laki-laki), tingkat

pendidikan (X3), jumlah tanggungan keluarga (X4), dan jarak tempat tinggal (X5).

Karakteristik usaha meliputi nilai RPC (Re-Payment Capacity) per bulan (X6),

jenis usaha (X7), lama usaha (X8), dan lama menetap di lokasi usaha (X9).

Karakteristik kredit meliputi variabel nilai plafon kredit (X10), jangka waktu

pengembalian (X11), frekuensi peminjaman kredit (X12), nilai agunan (X13), dan

kewajiban per bulan (X14). Faktor-faktor yang berpengaruh siginifikan terhadap

pengembalian KUR adalah X2, X14, X11, dan X3, jenis kelamin, kewajiban per

Page 79: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

65

bulan, jangka waktu pengembalian, dan tingkat pendidikan. Debitur laki-laki

cenderung lebih lancar dalam pengembalian kredit dibandingkan debitur

perempuan. Debitur yang memiliki kewajiban per bulan lebih besar dan memiliki

jangka waktu pengembalian lebih lama cenderung lebih lancar dalam

pengembalian kreditnya. Sementara pendidikan lebih tinggi cenderung tidak

lancar dalam mengembalikan kredit.

4. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5, No.1, 2017: 39-54 dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Mitra Binaan SMES Bergabung dalam

Program Bantuan Teknis Bank Indonesia” ditulis oleh Noula Trine Pangau.

Sampel dalam penelitian ini adalah 34 (tiga puluh empat) pelaku UMKM binaan

Bank Indonesia. teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan

kuesioner dan wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang menentukan mitra binaan UMKM bergabung dalam program bantuan teknis

Bank Indonesia. Indikator yang digunakan adalah:

a. faktor yang berasal dari dalam diri pelaku usaha (faktor Internal); (1)

Kurangnya permodalan. (2) Sumber daya manusia yang terbatas, (3)

Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar;

b. faktor yang berasal dari luar pelaku usaha (faktor Eksternal); (1) Terbatasnya

sarana dan prasarana usaha, (2) Implikasi otonomi daerah, (3) Implikasi

perdagangan bebas, (4) Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif, (5) Sifat

produk dengan life time yang pendek, (6) Terbatasnya akses pasar, dan;

c. Indikator dari Faktor kemitraan yang digunakan dalam penelitian ini ialah;

(1) Tindakan Kerja, (2) Sifat Kemitraan, (3) Hubungan Kemitraan, (4) Status

Kemitraan, (5) Sistem Kemitraan, dan (6) Sasaran Program dan

Keberhasilan.

Hasil analisis Faktor dari penelitian ini menghasilkan 3 faktor yaitu faktor 1

meliputi 9 Indikator yaitu Implikasi Perdagangan Bebas, Sifat Produk dengan

Life Time yang pendek, Tindakan Kerja, Sifat Kemitraan, Hubungan Kemitraan,

Page 80: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

66

Status Kemitraan, Sistem Kemitraan, Sasaran Program, dan Keberhasilan, yang

kemudian diberi nama dengan Faktor Kemitraan yang menguntungkan. Faktor 2

meliputi 5 indikator yaitu : Sumber daya manusia yang terbatas, Lemahnya

jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, Iklim usaha belum sepenuhnya

kondusif, Terbatasnya sarana dan prasaran usaha, Terbatasnya akses pasar yang

kemudian diberi nama dengan Faktor Keterbatasan pelaku UMKM. Faktor 3

adalah 1 indikator yaitu Kurangnya permodalan.

5. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Manajemen (Volume

2 Tahun 2014) berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli” ditulis oleh

Putu Lanang Eka Sudiarta, Ketut Kirya, dan Wayan Cipta. Tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja, dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan

mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli Tahun 2013. Indikator yang

digunakan dalam penelitian ini ialah (1) pemasaran, (2) akses pemodalan, (3)

Kemampuan wirausaha, (4) SDM, (5) Pengetahuan Keuangan, (6) Rencana

bisnis, (7) Jaringan Sosial, (8) legalitas, (9) dukungan pemerintah, (10)

pembinaan. (11) teknologi, dan (12) akses kepada informasi. Penelitian

menggunakan metode analisis faktor, melalui program komputer SPSS 16.0.

Hasil penelitian yang didapat melalui analisis faktor ialah terbentuknya 2 faktor

yang kedua faktor dapat menjelaskan 63,862% dari seluruh indikator yang ada,

dimana faktor 1 merupakan faktor paling dominan yang dapat menjelaskan

sebesar 50,232% dan faktor kedua sebesar 13,630% terhadap faktor yang

mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli. Faktor 1 terdiri dari 6

indikator yaitu akses pemodalan, Kemampuan wirausaha, SDM, Pemasaran,

Pengetahuan Keuangan, dan Rencana bisnis, yang diberi nama dengan Faktor

Internal. Faktor 2 juga terdiri dari 6 indikator yaitu Jaringan Sosial, legalitas,

Page 81: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

67

dukungan pemerintah, pembinaan, teknologi, dan akses kepada informasi, yang

kemudian diberi nama Faktor Eksternal.

Penelitian yang akan dilakukan pada tesis ini meliputi tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi Pengembalian Pembiayaan Mikro Bagi UMKM yang ada pada

BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, dengan menggunakan 16 (enam belas)

variabel atau yang kemudian dan seterusnya variabel ini akan disebut dengan

indikator. Metode penelitian yang digunakan ialah Analisis Faktor menggunakan

aplikasi komputer IBM SPSS Staistics 22, Metode analisa yang digunakan dalam

tesis ini sama dengan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal “Analisis

Faktor-Faktor Yang Menentukan Mitra Binaan SMES Bergabung dalam Program

Bantuan Teknis Bank Indonesia” (Pangau: 2017) dan jurnal “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di

Kabupaten Bangli” (Sudiarta, dkk: 2014). Analisis faktor dimulai dengan

mengekstaksi indikator tidak memiliki korelasi dengan faktor pengembalian

pembiayaan mikro, kemudian dilakukan rotasi sehingga terbentu beberapa faktor

yang memiliki pengaruh terhadap masalah yang diteliti. Keenambelas indikator yang

akan dianalisa ialah X1=Jenis Kelamin, X2=Umur Nasabah, X3=Pendidikan,

X4=Jumlah Tanggungan yang dimiliki dalam keluarga, X5=Lama Operaional Usaha,

X6=Jenis Usaha yang dijalankan, X7=Jumlah Karyawan yang dimiliki, X8=Lokasi

Usaha dari BPRS Amanah Ummah, X9=Keuntungan Usaha Per bulan, X10=Frekuensi

Pembiayaan/ Pengulangan transaksi pembiayaan, X11=Dana yang Dimiliki/ Modal

saat pengajuan pembiayaan, X12=Jumlah pembiayaan yang diajukan, X13=Nilai

Jaminan yang digunakan, X14=Jenis Penggunaan Pembiayaan, X15=Jangka Waktu

Pembiayaan, dan X16=Akad pembiayaan yang digunakan. Penelitian ini berbeda

dengan keempat penelitian mengenai faktor pembiayaan yang disebut diatas sebab

keempat penelitian tersebut menggunakan analisis regresi yang menghasilkan

persamaan regresi dari hasil analisa terhadap masalah yang diteliti, penelitian pada

Page 82: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

68

tesis ini ialah menganalisa dan membentu faktor yang mempengaruhi pengembalian

pembiayaan mikro pada UMKM di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

Page 83: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tesis yang berjudul “Pengembalian Pembiayaan Mikro pada BPRS

Amanah Ummah Leuwiliang Bogor” ini dilakukan di kantor pusat BPRS Amanah

Ummah yang beralamatkan di Jl. Raya Leuwiliang No.1 kecamatan Leuwiliang,

kabupaten Bogor. Nasabah yang menjadi objek penelitian adalah khusus pada

nasabah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang melakukan pembiayaan

produktif baik dengan tujuan pembiayaan Modal Usaha maupun Investasi. Nasabah

yang menjadi objek penelitian ini merupakan nasabah pembiayaan yang terdaftar

pada tahun 2016 hingga tahun 2017.

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang dipakai adalah jenis kuantitatif. Tujuan utama dari

penelitian ini adalah untuk menghasilkan generalisasi masalah, dimana upaya

pemecahan masalah dilakukan secara efisien dan objektif serta berlaku dalam

cakupan yang lebih luas. Untuk dapat menghasilkan suatu generalisasi, peneliti tidak

perlu melakukan pengukuran atau pengkajian terhadap keadaan yang sebenarnya

dalam populasi, tapi cukup melakukan pengukuran dan pengkajian terhadap keadaan

sampel (representasi dari populasi)88 Penelitian ini termasuk dalam penelitian

kualitatif karena pengolahan data berupa angka-angka dari pertanyaan kuesioner dan

memiliki hipotesis awal sebelum dilakukan penelitian.

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari sumber data Primer

dan sumber data sekunder. Sumber Data Primer merupakan data yang diperoleh dari

sumber pertama yaitu di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer pada

88 Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, (Jakarta: PT. BUKU SERU, 2014), h., 10.

Page 84: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

70

penelitian ini berupa data yang didapat langsung oleh pihak pertama yaitu dari

nasabah UMKM BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor yang melakukan

transaksi pembiayaan usaha produktif melalui wawancara via telepon atau langsung

dengan panduan kuesioner. Selain itu data-data mengenai keuangan dan data-data

terkait BPRS didapat dari Buku laporan tahunan BPRS Amanah Ummah Leuwiliang

Bogor 2016.

Sumber Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau

sumber sekunder dari data yang kita butuhkan selain data primer seperti buku, jurnal,

artikel dan lainnya. Data diklasifikasi menjadi dua, yaitu:

1. Internal data, yaitu data yang tersedia/ tertulis pada sumber data sekunder atau

data primer yang sudah diolah oleh pihak lain seperti penelitian atau studi

terdahulu mengenai data terkait penelitian. Pada penelitiaan ini internal data

bersumber dari jurnal dan tesis terkait faktor pengembalian pembiayaan usaha

pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

2. Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar seperti artikel dari

internet, dll.89 Dalam tesis ini data eksternal seperti pada buku-buku, artikel dari

internet, data BPS, data dari website resmi seperti www.ojk.go.id dan lain

sebagainya terkait penelitian pada tesis ini.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati.90

Menurut buku laporan tahunan yang ada pada BPRS Amanah Ummah Leuwili yang

Bogor, populasi nasabah pembiayaan UMKM adalah sebanyak 3.266 orang, namun

populasi nasabah yang termasuk kategori pembiayaan UMKM untuk pembiayaan

produktif tidak diketahui jumlahnya.

89 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan IlmuSosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, cet.3), h., 122.

90 Eriyanto, Tehnik Sampling Analisis Opini Publik, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara,2007), h., 61.

Page 85: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

71

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat menggambarkan

keseluruhan populasi yang akan diteliti. Jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian adalah sebanyak 150 responden. Dimana perhitungan awal menggunakan

rumus slovin yaitu n= N/N (d)2 + 1, dimana sampel adalah populasi dibagi populasi

yang telah dikalikan dengan tingkat kesalahan yang dikendaki ditambah satu. Tingkat

kesalahan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan populasi 3.266

yang hasilnya kemudian adalah sebesar 356 sampel. Namun dari kurang lebih 1000

list nama nasabah yang ada debagian besar bukanlah nasabah dengan tujuan

pembiayaan produktif, sehingga penulis memangkas jumlah sampel menjadi 150

respon dengan pertimbangan waktu penelitian yang digunakan hanya sebulan yaitu

pada bulan agustus 2017 saja. Menurut Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran

(2006) memberikan acuan untuk menentukan sampel penelitian yaitu ukuran sampel

lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Atas

dasar ini peneliti menganggap jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sudah cukup.

Pengambilan sampel tesis ini dilakukan dengan metode nonprobability

sampling dimana hanya anggota populasi yang memenihi kriteria saja yang dapat

itunjuk untuk menjadi anggota sampel, sedangkan pemilihan sampelnya dilakukan

dengan sistem purposive sampling.91 Hal ini dikarenakan tidak semua nasabah BPRS

Amanah Ummah Leuwiliang Bogor merupakan nasabah UMKM yang melakukan

pinjaman produktif untuk usahanya. Oleh karena itu penulis hanya memilih nasabah

pembiayaan produktif saja, agar data yang didapat sesuai untuk memberikan

informasi mengenai pengembalian pembiayaan mikro untuk UMKM di BPRS

Amanah Ummah.

91 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada PenelitianBidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h., 196-197.

Page 86: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

72

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menulis tesis ini adalah

dengan cara:

a. Metode Angket atau Metode kuesioner yaitu serangkaian atau daftar pertanyaan

yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.

Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti.

Pertanyaan angket berupa Angket langsung tertutup (jawaban angket telah tertera

dalam angket tersebut) dan Angket Langsung Terbuka (daftar pertanyaan yang

dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk

menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri, tanpa ada alternatif jawaban

dari peneliti).92

Berikut adalah poin-poin tertanyaan yang digunakan dalam angket untuk

penelitian tesis ini:

Tabel 3.1: Poin Pertanyaan Kuesioner dan Referensinya

INDIKATOR &PERTANYAAN REFERENSI

X1

Jenis Kelaminresponden(Laki-Laki atauPerempuan)

- Aspek Character Nasabah berdasarkan analisispembiayaan “5C” dan aspek Personality dari “7P”(Hasan: 2014).

- Jenis Kelamin memiliki pengaruh terhadappengembalian KU, dimana debitur laki-lakicenderung lebih lancar dalam pengembaliankreditnya dibandingkan debitur perempuan (Lubis,dan Rachmina: 2011).

X2Umur responden(Tahun)

- Aspek Character “5C” dan Personality “7P” (Hasan:2014).

- Umur tidak memiliki pengaruh signifikan terhadappengembalian KUR Micro (Maranti, dan Sampurno:2013)

92 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan IlmuSosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, cet.3), h., 123-124.

Page 87: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

73

X3

Pendidikanterakhir responden(Tidak Sekolah,tamat SD, SMP,SMA, S1 ataulebih)

- Aspek Character “5C” dan Personality “7P” (Hasan:2014).

- Pendidikan memiliki pengaruh positif terhadappengembalian pembiayaan, semakin tinggipendidikannya maka akan semakin lancarpengembalian pembiayaannya (Kiswati danRahmawaty: 2015).

- Tingkat pendidikan memiliki pengaruh negatifterhadap pengembalian KUR, dimana semakin tinggipendidikan maka pengembalian KUR akan semakintidak lancar. (Lubis, dan Rachmina: 2011).

- Tingakt pendidikan tidak memiliki pengaruhsignifikan terhadap pengembalian KUR Micro(Maranti, dan Sampurno: 2013)

X4

JumlahTanggungan dalamkeluarga responden(Orang)

- Aspek Character “5C” dan Personality “7P”(Hasan: 2014)

- Persyaratan pengajuan pembiayaan seperti KK(Kartu Keluarga),( Zulkifli: 2007).

- Jumlah tanggungan memiliki pengaruh negatifterhadap pengembalian pembiayaan, semakin besarjumlah tanggungannya maka akan semakin sulituntuk melunasi pembiayaan (Kiswati dan Anita:2015).

- Jumlah tanggungan memiliki pengaruh signifikanterhadap pengembalian KUR Micro (Maranti, danSampurno: 2013)

X5Lama Usahaberjalan (Tahun)

- Aspek Condition “5C” (Hasan: 2014).- Persyaratan pengajuan pembiayaan (Zulkifli: 2007).- Semakin lama usaha berjalan maka akan semakin

mumpuni kemampuan nasabah untukmengembalikan pembiayaan (Kiswati danRahmawaty: 2015).

- Jumlah pengalaman usaha memiliki pengaruhsignifikan terhadap pengembalian KUR Micro(Maranti, dan Sampurno: 2013)

X6

Jenis Usaha yangdijalankan(Perdagangan, Jasa,Pertanian)

- Aspek Condition “5C” dan Prospect “7P” (Hasan:2014).

X7

Jumlah Karyawanyang dimiliki(Orang)

- Aspek Capacity “5C” (Hasan: 2014).- Karakteristik UMKM (Tambunan: 2009).

X8

Lokasi Usaha dariBPRS AmanahUmmah (Km)

- Aspek Condition “5C” dan Prospect “7P” (Hasan:2014).

- Jarak tempat tinggal tidak memiliki pengaruh

Page 88: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

74

signifikan terhadap pengembalian KUR (Lubis, danRachmina: 2011).

X9

KeuntunganUsaha Per bulan(Rupiah)

- Aspek Capacity “5C” dan Payment & Profitability“7P” (Hasan: 2014).

- Karakteristik UMKM (Tambunan: 2009).

X10

FrekuensiPembiayaan /PengulanganTransaksiPembiayaan(Berapa Kali)

- Permohonan kredit (Dendrawijaya: 2005).- Aspek Party “7P” (Hasan: 2014).

X11

Dana yangDimiliki / Modalsaat pengajuanpembiayaan(Rupiah)

- Aspek Capital “5C” (Hasan: 2014).- Karakteristik UMKM (Tambunan: 2009)

X12

JumlahPembiayaan yangdiajukan (Rupiah)

- Permohonan kredit (Dendrawijaya: 2005).- Jurnal (Rizka, dan Sampurno: 2013).- Jumlah Pinjaman tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap pengembalian KUR Micro (Maranti, danSampurno: 2013)

X13

Nilai Jaminanyang digunakan(Rupiah)

- Aspek Colleteral “5C” dan Protection “7P” (Hasan:2014).

- Persyaratan pengajuan pembiayaan (Zulkifli: 2007)

X14

Jenis PenggunaanPembiayaan(untuk PembiayaanModal Usaha atauPembiayaanInvestasi)

- Permohonan kredit (Dendrawijaya, 2005).- Jenis Pembiayaan Produktif (Antonio, 2015)- Aspek Perpose “7P” (Hasan: 2014).

X15

Jangka WaktuPembiayaan(Tahun)

- Permohonan kredit (Dendrawijaya, 2005).- Jangka waktu pengembalian memiliki pengaruh

terhadap pengembalian KUR, semakinlama jangkawaktu pinjaman maka pengembalian KUR akansemakin lancar (Lubis, dan Rachmina: 2011).

X16

Akad Pembiayaanyang digunakan(Musyarakah,Murabahah,

- Permohonan kredit (Dendrawijaya, 2005).- Jenis Pembiayaan Produktif (Antonio, 2015)

Page 89: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

75

Mudharabah, Ijarahdan Rahn)

Sumber: hasil penelitian

b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang diterima dari

BPR Syariah Amanah Ummah dan laporan atau tulisan lainnya yang berkaitan

dengan masalah penelitian. Adapun data yang digunakan adalah berasal dari

buku-buku terkait pembiayaan, UMKM dan BPRS, artikel di internet, jurnal,

tesis, buku laporan tahunan dan website resmi BPRS Amanah Ummah, website

resmi BPS Kabupaten Bogor dan website resmi OJK.

E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Ada 16 (enam belas) indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Masing -

masing indikator diasumsikan memiliki korelasi atau hubungan dengan Faktor yang

mempengaruhi Pengembalian pembiayaan mikro pada nasabah UMKM di BPRS

Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Korelasi atau hubungan antara indikator X

dengan Faktor dapat dilihat dari Nilai KMO MSA, jika nilainya ≥ 0,5, maka indikator

tersebut memiliki korelasi yang kuat atau memiliki hubungan dengan Faktor yang

akan dibentuk. Jika nilai KMO MSA lebih kecil dari 0,5 berarti indikator tersebut

memiliki korelasi yang lemah atau tidak memiliki hubungan dengan Faktor yang

dibentuk.

- Jika Nilai KMO MSA ≥ 0,5 = Ho ditolak

- Jika Nilai KMO MSA < 0,5 = Ho diterima

Adapun keenam belas indikator X tersebut adalah sebagai berikut:

X1 = Jenis Kelamin

X2 = Umur Responden/ nasabah (Tahun)

X3 = Pendidikan

X4 = Jumlah Tanggungan yang dimiliki dalam keluarga (Orang)

X5 = Lama Usaha berjalan (Tahun)

Page 90: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

76

X6 = Jenis Usaha yang dijalankan

X7 = Jumlah Karyawan yang dimiliki (Orang)

X8 = Lokasi Usaha dari BPRS Amanah Ummah (Kilo Meter)

X9 = Keuntungan Usaha Per bulan (Rupiah)

X10 = Frekuensi Pembiayaan / Pengulangan transaksi pembiayaan (Kali)

X11 = Dana yang Dimiliki / Modal saat pengajuan pembiayaan (Rupiah) X12 X12

= Jumlah pembiayaan yang diajukan (Rupiah)

X13 = Nilai Jaminan yang digunakan (Rupiah)

X14 = Jenis Penggunaan Pembiayaan

X15 = Jangka Waktu Pembiayaan (Tahun)

X16 = Akad pembiayaan yang digunakan

Y = Pengembalian Pembiayaan

Keenam belas indikator di atas didapat dari berbagai literatur yang ada, baik

berupa teori, hasil penelitian terdahulu, dan lainnya. Dari indikator tersebut penulis

membaginya ke dalam tiga kategori yaitu kategori karakteristik Personal,

karakteristik Usaha dan Karakteristik Pembiayaan. Masing- masing karakteristiknya

mempunyai pengaruh terhadap Pengembalian Pembiayaan Mikro pada nasabah

UMKM di BPRS Amanah Ummah. Pada Karakterisrik Personal terdiri dari empat

indikator yaitu X1, X2, X3 dan X4. Karakteristik Usaha terdiri dari indikator X4, X5,

X6, X7, X8 dan X9, dan pada Karakteristik Pembiayaan terdiri dari indikator X10, X11,

X12, X13, X14, X15 dan X16. Agar lebih jelas, pengaruh dan hubungan indikator

tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.

Page 91: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

77

Gambar 3.1: Kerangka Pemikiran

Sumber: hasil penelitian

F. Teknik Analisa Data

Tehnik Analisa data yang dipakai adalah Analisa Deskriptif dan Analisis

Faktor. Analisis Deskriptif yaitu dengan mendesktipsikan atau memaparkan data

yang didapat sebagai hasil penelitian dan Analisis Faktor yaitu analisis yang

digunakan untuk mengelompokkan datamenjadi beberapa kelompok sesuai dengan

interkorelasi antar indikator yang diobservasi.93 Alat bantu analisis yang digunakan

adalah IBM SPSS Statistics 22.

93 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada PenelitianBidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h., 223-224.

Pengembalian Pembiayaan Usaha

KarakteristikIndividu

X1 = Jenis Kelamin,X2 = Umur Nasabah,X3 = Pendidikan,X4 = JumlahTanggungan yangdimiliki dalamkeluarga,

Karakteristik usaha

X5 = Lama Usaha berjalan,X6 = Jenis Usaha yangdijalankan,X7 = Jumlah Karyawanyang dimiliki,X8 = Lokasi Usaha dariBPRS Amanah Ummah,X9 = Keuntungan UsahaPer bulan,

KarakteristikPembiayaan

X10 = Frekuensi Pembiayaan /Pengulangan transaksipembiayaan,X11 = Dana yang Dimiliki / Modalsaat pengajuan pembiayaan,X12= Jumlah pembiayaan yangdiajukan,X13 = Nilai Jaminan yangdigunakan,X14= Jenis PenggunaanPembiayaan,X15 = Jangka Waktu Pembiayaan,X16 = Akad pembiayaan yangdigunakan

Page 92: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

78

1. Prosedur Analisis Faktor

Analisis Faktor pada penelitian tesis yang berjudul Pengembalian

Pembiayaan Mikro Pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliyang ini berpedoman

pada buku “Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan

SMARTPLS” yang ditulis oleh Agus Widarjono, Ph. D. Tujuan analisis faktor

adalah mencari seminimal mungkin faktor dengan prinsip kesederhanaan atau

parsimoni (parsimony) yang mampu menghasilkan korelasi diantara indikator-

indikator yang diobservasi. Untuk mendapatkan sejumlah faktor umum tersebut,

langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut (lihat Gambar 3.2);

Gambar 3.2: Proses Analisis Faktor

Sumber : Widarjono, 2015: 194

Langkah pertama adalah menghitung matrik korelasi untuk mengetahui

syarat kecukupan bagi data di dalam analisis faktor. Setelah terpenuhi syarat

kecukupan data maka langkah selanjutnya adalah mencari faktor atau ekstraksi

faktor (extracting factor). Ekstraksi faktor ini mencari faktor yang mampu

menjelaskan korelasi antara indikator yang diteliti. Langkah ketiga adalah rotasi

faktor yaitu mencari faktor yang mampu mengoptimalkan korelasi antara

indikator independen yang di observasi.

Menghitung Korelasi Antar Indikator yang Diobservasi

Ekstraksi Faktor

Rotasi Faktor

Page 93: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

79

a. Menghitung Korelasi Indikator

Dalam melakukan analisis faktor, Keputusan pertama yang harus diambil

oleh peneliti adalah menganalisis apakah data yang ada cukup memenuhi syarat

di dalam analisis faktor. Langkah pertama ini dilakukan dengan mencari

korelasi matrik antara indikator-indikator yang diobservasi. Ada beberapa

ukuran yang bisa digunakan untuk syarat kecukupan data sebagai rule of thumb

yaitu:

1. Korelasi matrik antarindikator atau indikator

Metode yang pertama adalah memeriksa korelasi matrik. Tingginya

korelasi antara indikator mengindikasikan bahwa indikator-indikator

tersebut dapat dikelompokkan ke dalam sebuah indikator yang bersifat

homogen sehingga setiap indikator mampu membentuk faktor umum atau

faktor konstruk. Sebaliknya korelasi yang rendah antara indikator

mengindikasikan bahwa indikator-indikator tersebut tidak homogen

sehingga tidak mampu membentuk faktor tersebut.

2. Korelasi parsial

Metode kedua adalah memeriksa korelasi parsial yaitu mencari

korelasi satu indikator dengan indikator lain dengan mengontrol indikator

lain. Korelasi parsial ini disebut dengan negative anti-image correlations.

Untuk bisa dimasukkan di dalam analisis faktor maka korelasi parsial ini

seharusnya sekecil mungkin. Namun tidak ada ukuran yang pasti seberapa

kecil korelasi parsial. Biasanya besarnya penentuan korelasi parsial ini

bersifat subjektif.

3. Keiser-Meyer Olkin (KMO)4

Metode ini paling banyak digunakan untuk melihat syarat kecukupan

data untuk analisis faktor. Metode KMO ini mengukur kecukupan sampling

secara menyeluruh dan mengukur kecukupan sampling untuk setiap

indikator. Metode ini mengukur homogenitas indikator. Metode KMO ini

tidak memerlukan uji statistik, tidak ada petunjuk yang bisa digunakan

Page 94: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

80

untuk melihat homogenitas indikator seperti yang disarankan oleh Kaiser

sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.1. Adapun formula untuk menghitung

KMO sebagai berikut:

KMO =

∑∑ r2ij

∑∑ r2ij + ∑∑ a2

ij

Dimana: r2ij = koefisien korelasi; a2

ij = koefisien korelasi parsial

Tabel 3.2: Ukuran KMO

Ukuran KMO Rekomendasi

≥ 0,90 Sangat baik ( Marvelous)

0,80 – 0,89 Berguna (Meritorious)

0,70 – 0,79 Biasa (Middling)

0,60 – 0,69 Cukup (Mediocre)

0,50 – 0,59 Buruk (Miserable)

≤ 0,50 Tidak diterima (Unacceptable)

Sumber: Widarjono, 2015: 195

Secara umum tinggi KMO sangat diperlukan. Dari tabel di atas maka

disarankan untuk paling tidak di atas 0,80. Namun, di atas 0,5 biasanya

masih bisa direkomendasi untuk menentukan analisis faktor. Selain

memasukkan semua indikator di dalam perhitungan korelasi Kaiser-Meyer

Olkin juga menghitung koefisien korelasi di dalam analisis faktor untuk

indikator tertentu. Adapun formulanya sebagai berikut:

KMO =

∑ r2ij

∑ r2ij + ∑ a2

ij

Dimana: r2ij = koefisien korelasi; a2

ij = koefisien korelasi parsial

Page 95: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

81

Sebagaimana KMO, semakin tinggi nilai koefisien korelasi MSA maka

sangat beralasan untuk memasukkan indikator secara individual di dalam

analisis faktor

4. Bartlett’s test of sphericity

Uji Barlett ini merupakan uji statistik untuk signifikansi menyeluruh

dari semua korelasi di dalam matrik korelasi. Di dalam hal ini kita menguji

hipotesis nol bahwa data yang diobservasi merupakan sampel dari distribusi

populasi normal multivariat yang mana semua koefisien korelasi besarnya

nol. Uji ini biasanya bisa diproksi dengan menggunakan uji distribusi Chi

Squares.

b. Ekstraksi Faktor

Langkah kedua dalam analisis faktor adalah ekstraksi faktor (extraction).

Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari

beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu

menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Ada beberapa metode

yang bisa digunakan untuk melakukan ekstaksi faktor, namun dalam penelitian

ini metode yang digunakan adalah Principal Components Ananlysis.

Analisis komponen utama (principal components ananlysis) merupakan

metode yang paling sederhana di dalam melakukan ekstraksi faktor. Metode ini

membentuk kombinasi linier dari indikator yang diobservasi. Komponen utama

yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan jumlah varian paling besar

dari sampel. Selanjutnya, komponen utama yang kedua adalah menjelaskan

jumlah varian yang paling besar kedua dan tidak berhubungan dengan

komponen utama yang pertama. Komponen utama berikutnya menjelaskan

porsi yang lebih kecil dari varian sampel total dan tidak berhubungan dengan

yang lainnya.

Page 96: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

82

c. Rotasi Faktor

Setelah kita melakukan ekstraksi faktor, langkah selanjutnya adalah rotasi

faktor (rotation). Rotasi faktor ini diperlukan jika metode ekstraksi faktor

belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tujuan dari rotasi

faktor ini agar dapat memperoleh struktur fajtor yang lebih sederhana agar

mudah diinterpretasikan. Ada beberapa metode rotasi faktor yang bisa

digunakan yaitu:

1. Varimax Method

Varimax method adalah metode rotasi orthogonal untuk meminimalisasi

jumlah indikator yang mempunyai factor loading tinggi pada tiap faktor.

2. Quartimax Method

Quartimax method merupakan metode rotasi untuk meminimalisasikan

jumlah faktor yang digunakan untuk menjelaskan indikator.94

3. Analisa Regresi Linier Berganda

Yaitu dengan meregresi faktor yang terbentuk sehingga dapat

mengetahui hasil persamaan faktor yang terbentuk dan juga mengetahui

besaran pengaruh masing-masing faktor terhadap pengembalian pembiayaan

mikro pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor.

94 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, danSMARTPLS, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h., 193-208.

Page 97: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

83

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah atau disingkat dengan

BPR Syariah Amanah Ummah adalah salah satu Bank Permbiayaan Rakyat

Syariah yang tumbuh di Indonesia khususnya wilayah Bogor Barat yang

beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam yang bertujuan diantaranya

menumbuhkan ekonomi masyarakat atas dasar syariah Islam sebagaimana telah

diatur dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1998.

Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka

kehadiran Bank Syariah di Indonesia yang diyakini prinsip-prinsip dan

operasionalnya sesuai dengan syariah Islamiyah adalah suatu kebutuhan

sekaligus suatu keharusan. Hal ini didasarkan pada suatu keyakinan ummat yang

kuat bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang tidak hanya mengatur masalah

aqidah dan akhlaq juga mengatur ibadah dan muamalah dalam berbagai aspek

kehidupan, termasuk kehidupan sosial-ekonomi. Akan tetapi dilihat dari realitas

kehidupan masyarakatnya yang serba tertinggal baik dilihat dari sisi ekonomi

maupun yang lainnya tidak mencerminkan nilai-nilai syariah.

Keadaan ini menimbulkan keprihatinan seorang ulama dan cendekiawan

muslim Bogor, yaitu Bapak KH. Soleh Iskandar (Alm), yang pada saat itu

menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa

Barat, beliau mulai merintis pembentukan sebuah lembaga keuangan yang

mampu menyentuh sekaligus menolong masyarakat muslim yang hidup di bawah

garis kemiskinan. Dalam berbagai kesempatan beliau melontarkan gagasannya

dihadapan sejumlah ulama dan cendekiawan muslim dan ternyata mendapatkan

tanggapan dan dukungan yang positif. Selanjutnya pada awal Januari 1991 secara

Page 98: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

84

resmi beliau mengundang sejumlah ulama, cendekiawan dan pengusaha muslim

untuk membicarakan pendirian lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar

Syariah Islam.

Dari pertemuan itu tercapai kesepakatan bahwa sudah saatnya dibentuk

lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar Syariah Islam yang nantinya dapat

membantu masyarakat muslim khususnya pengusaha muslim yang berekonomi

lemah. Mengingat pada saat itu belum ada peraturan resmi tentang lembaga

keuangan Islam, maka dibentuk Lembaga Swadaya Masyarakat yang berupa

gerakan simpan pinjam yang diberi nama Koperasi Ikhwanul Muslimin.

Bersamaan dengan hasil evaluasi tersebut, pada pertengahan Januari 1991,

pemrakarsa mendapatkan informasi bahwa di Indonesia khususnya di Jawa Barat

telah lahir BPR yang beroperasi berdasarkan syariah.

Pada awal Pebruari 1991 dibentuk tim untuk menyusun proposal pendirian

Bank Syariah, pada bulan Juli 1991 proposal diajukan ke Departemen Keuangan

Republik Indonesia, Alhamdulillah pada tanggal 16 Desember 1991 terbit izin

prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia, dan pada tanggal 18 Mei

1992 bertepatan dengan tanggal 02 Muharram 1413 H terbit izin operasional

usaha Bank, akhirnya pada tanggal 11 Juli 1992 diadakan soft opening sekaligus

mulai melakukan operasionalnya. Sedangkan peresmiannya dilaksanakan pada

tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten

Bogor. yang saat itu dijabat oleh bapak Eddi Yoso Martadipura. Dengan

demikian BPR Syariah Amanah Ummah lahir dan beroperasi dengan semangat

(ghirah) keagamaan dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki kehidupan

ekonomi ummat Islam (www.amanahummah.co.id)

Saat ini Kantor Pusat BPRS Amanah Ummah berlokasi di Jl. Leuwiliang,

Bogor. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, bank memiliki 2 kantor

cabang yang berlokasi di Jl. RE Martadinata No. 2 Bogor dan Jl. Raya Siliwangi

No. 99 I-J Cicurug, Sukabumi serta 1 kantor Kas di Universitas Ibnu Khaldun

Page 99: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

85

(UIKA) Bogor. Jumlah karyawan BPRS Amanah Ummah pada tahun 2016 dan

tahun 2015 sebanyak 92 orang karyawan.

2. Visi, Misi, Motto dan Budaya, serta Produk BPR Syariah Amanah

Ummah Leuwiliang Bogor

Menurut data yang diperoleh melalui website resmi Bank Rembiayaan

Rakyat Syariah Amanah Ummah Leuwiliang Bogor www.amanahummah.co.id,

visi, misi, motto, budaya, serta produk BPRS Amanah Ummah Leuwiliang

Bogor adalah sebagai berikut:

a. Visi BPR Syariah Amanah Ummah

Yaitu menjadi BPR Syariah pilihan ummat, Menjadi BPR Syariah yang

Amanah dan Profesional.

b. Misi BPR Syariah Amanah Ummah

Adalah Membangun kualitas kehidupan ummat melalui perbankan syariah.

c. Motto BPR Syariah Amanah Ummah

Ialah Meraih laba, Menepis riba, Mengundang berkah.

d. Budaya BPR Syariah Amanah Ummah

Adalah Pelayanan Cepat, Amanah dan Profesional.

e. Produk BPR Syariah Amanah Ummah

Terdapat dua klasifikasi besar produk pada BPRS Amanah Ummah, yaitu

Produk Penyimpanan dana dan Produk Penyaluran dana. Pada penyimpanan

dana terdapat 5 (lima) produk, yaitu:

1) Tabungan wadi'ah ummah adalah simpanan pihak ketiga pada Bank,

yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat dan cara-

cara tertentu, dengan akad wadiah yadhomanah, berupa titipan nasabah

kepada Bank. Bank diberi wewenang untuk mengelola uang dari nasabah

tersebut, bila Bank mendapatkan keuntungan maka nasabah akan

mendapat athoya/bonus dari keuntungan yang langsung dibukukan pada

rekening tabungan penabung setiap bulan. Adapun besarnya bonus dibagi

Page 100: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

86

berdasarkan keuntungan yang didapat dan merupakan kebijakan Bank.

Tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, berbentuk

tabungan biasa dengan setoran awal minimal Rp. 15.000,- dan untuk

setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,- Sedangkan untuk tabungan

perusahaan / badan usaha, setoran awal minimal Rp. 100.000,- dan setoran

selanjutnya minimal Rp. 50.000,- Tabungan ini dapat diambil kapan saja

pada setiap jam kerja.

2) Tabungan Mudharabah/ Tabungan Haji dan Umroh (TAHAROH)

adalah Tabungan yang berfungsi untuk investasi dana bagi masyarakat

yang akan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Setoran awal tabungan

haji dan umroh minimal Rp. 100.000,- dan setoran selanjutnya minimal

sebesar Rp. 50.000,- tabungan ini dapat diambil pada saat nasabah hendak

membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) atau sesuai kesepakatan

antara Bank dengan nasabah. Nasabah akan mendapatkan bagi hasil sesuai

dengan kesepakatan dengan Bank.

3) Deposito Mudharabah adalah Simpanan berupa investasi tidak terikat

pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana

(shahibul maal) dengan Bank (mudharib). Dengan minimal setoran Rp.

1.000.000,-, Pemberian Bagi hasil yang terbaik untuk nasabah sesuai

dengan nisbah yang telah disepakati, Tersedia pilihan jangka waktu : 1,3,6

dan 12 Bulan, Aman dan terjamin.

4) Tabungan Pelajar adalah Tabungan yang diperuntukkan bagi pelajar dan

santri dengan setoran awal minimal Rp.15.000,- dan setoran selanjutnya

minimal Rp. 10.000,-. Pengambilan dan penyetoran tabungan dapat

dilakukan kapan saja pada setiap jam kerja.

5) Tabungan SimPel iB adalah Tabungan masa depan khusus untuk

pelajar/siswa. Produk simpanan pelajar (SimPel iB) merupakan upaya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama industri perbankan dalam

Page 101: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

87

membangkitkan serta mengembangkan budaya menabung sejak dini bagi

pelajar/siswa.

Penyaluran Dana pada BPR Syariah Amanah Ummah memiliki 7 (tujuh)

produk, yaitu:

1) Murabahah adalah akad transaksi penjualan barang dengan menyatakan

harga perolehan dan keuntungan (Marjin) yang disepakati oleh penjual dan

pembeli. Dalam piutang Murabahah, bank sebagai penjual memberikan kuasa

kepada nasabah atau pembeli untuk melakukan pembelian barang-barang yang

dimaksud dan dikehendaki, menyerahkan uang pembayaran, menerima faktur

pembelian/ kwitansi dan menyerahkan faktur pembelian kepada bank selaku

pemberi kuasa. Disampin itu Bank juga memberikan/ menjual barang yang

dipesan oleh nasabah melalui suplier yag telah ditunjuk oleh Bank.

2) Istishna adalah akad transaksi jual beli atas barang yang dipesan oleh Bank

sebagai pembeli kepada nasabah sebagai produsen dan penjual dengan

spesifikasi dan harga barang yang telah disepakati, dengan pembayaran

dilakukan secara berangsur sesuai dengan proses pekerjaan pembuatan serta

jangka waktu penyerahan barang yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak. Barang pesanan tersebut oleh Bank akan dijual kembali kepada

nasabah lain berdasarkan syarat-syarat yang telah disepakati bersama antara

Bank dengan nasabah pertama selaku produsen dan penjual pertama dan

nasabah terakhir selaku pembeli.

3) Ijarah Multijasa adalah akad pembiayaan dimana bank memberikan

pembiayaan kepada nasabah dalam rangka memperoleh manfaat atas suatu

jasa. Dalam pembiayaan Ijarah Multijasa tersebut bank dapat memperoleh

imbalan jasa/ujrah atau fee. Pembiayaan Ijarah Multijasa diperuntukan untuk

biaya pendidikan dan kesehatan.

4) Mudharabah adalah Akad kerjasama antara Bank sebagai pemilik dana

(shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) dimana

Page 102: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

88

keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan

kerugian ditanggung pemilik dana/modal.

5) Musyarakah adalah akad kerjasama antara Bank dengan nasabah untuk usaha

tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati

sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar

partisipasi modal yang disertakan dalam usaha

6) Rahn (Gadai emas syariah) adalah Akad penyerahan barang (emas) dari

nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan untuk mendapatkan

hutang.

Manfaat dan kemudahan Rahn (Gadai emas syariah) pada BPRS

Amanah Ummah adalah:

Proses mudah dan cepat - pencairan dana relatif singkat dengan waktu

kurang lebih 10 menit

Sesuai syariah bebas dari riba (Fatwa MUI - Dewan Syariah Nasional)

Asuransi Barang Jaminan sesuai syariah

Biaya penitipan relatif murah mulai Rp. 1.500/gram /30 hari

Jangka waktu fleksibel ( maksimal 2 bulan dan dapat diperpanjang )

Syarat Administrasi

1. photoCopy KTP/SIM atau identitas lainnya yang masih berlaku

2. Jaminan berupa emas

7) Qardhul Hasan (QH) dan Qardh (QR) adalah Akad pinjaman dana oleh

nasabah kepada bank syariah tanpa imbalan dengan kewajiban pihak nasabah

mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka

waktu tertentu. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan shadaqah,

sedangkan Qard umum dan Qard Haji bersumber dari modal atau laba

bank.

Page 103: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

89

Persyaratan Pembiayaan pada BPR Syariah Amanah Ummah adalah

sebagai berikut:

*Pegawai / Karyawan / Perorangan*

1) 3 (tiga) lembar Foto Copy KTP Suami & Istri (bila sudah menikah) yang

masih berlaku

2) 1 (satu) lembar Foto Copy Kartu Keluarga

3) 1 (satu) lembar Pas Foto Berwarna ukuran 4x6 Suami & Istri (bila sudah

menikah)

4) Foto Copy Mutasi Rekening Bank/Buku Tabungan (bila ada)

5) Rekening Listrik/Telepon/PDAM/Gas (bulan terakhir)

6) Foto Copy Buku Nikah (bila sudah menikah)

7) Slip Gaji 3 (tiga) Bulan Terakhir + Surat Keterangan Bekerja

8) Foto Copy Surat Jaminan (SHM/SHGB/AJB/AKTA HIBAH/BPKB)

*Wirausaha*

1) 3 (tiga) lembar Foto Copy KTP Suami & Istri (bila sudah menikah) yang

masih berlaku

2) 1 (satu) lembar Foto Copy Kartu Keluarga

3) 1 (satu) lembar Pas Foto Berwarna ukuran 4x6 Suami & Istri (bila sudah

menikah)

4) Foto Copy Mutasi Rekening Bank/Buku Tabungan (bila ada)

5) Rekening Listrik/Telepon/PDAM/Gas (bulan terakhir)

6) Foto Copy Buku Nikah (bila sudah menikah)

7) Pembukuan Usaha minimal 6-12 bulan terakhir

8) Foto Copy Surat Jaminan (SHM/SHGB/AJB/AKTA HIBAH/BPKB)

*Perusahaan / Lembaga*

1) 3 (Tiga) Lembar Foto Copy Pimpinan dan Wakil Perusahaan

Page 104: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

90

2) 1 (Satu) Lembar Pas Foto Berwarna 4x6 Pimpinan dan Wakil Perusahaan

3) Akta Pendirian Perusahaan

4) SIUP, NPWP, TDP

5) Laporan Keuangan Perusahaan Neraca dan Laba Rugi 12-24 bulan

terakhir dan Laporan Tahunan

6) Foto Copy Surat Jaminan (SHM/SHGB/AJB/AKTA HIBAH/BPKB)

Jaminan dan Kelengkapannya yang dibutuhkan dalam mengajukan

pembiayaan pada BPRS Amanah Ummah adalah:

1) SERTIPIKAT (SHM/SHGB) dilengkapi dengan : SPPT & STTS (tahun

terakhir) dan IMB (bila ada)

2) AKTA (JUAL BELI/HIBAH) dilengkapi dengan :

SPPT & STTS (tahun terakhir)

Surat Keterangan Tidak Sengketa (dari desa)

Surat Keterangan Riwayat Tanah (dari desa)

Copy Letter C (dari desa)

Surat Keaslian Akta Jual Beli/Hibah

IMB (bila ada)

Bukti transaksi jual-beli (untuk jaminan masih atas nama orang lain)

3) KENDARAAN

Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)

Foto Copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

Faktur kendaraan

Sertifikat Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK)

4) JAMINAN MILIK ORANG LAIN

Surat Kuasa Peminjaman Jaminan dari pemilik Jaminan

Page 105: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

91

3. Susunan Pengurus dan Struktur Organisasi BPRS Amanah Ummah

Susunan Pengurus PT. BPR Syariah Amanah Ummah adalah sebagai

berikut:

Dewan Komisaris Bank

- Komisaris Utama : Drs. H. Djufri Djamaluddin, M.Pd.

- Anggota Komisaris : H. Didi Hilman, SH, M.Ag

Dewan Direksi Bank

- Direktur Utama : H. Taufiq Rahman, S.HI

- Direktur : Drs. M. Abduh Khalid.M, M.Si

- Direktur : H. Edy Mulyono Muwardi, SH

Dewan Pengawas Syariah

- Ketua DPS : Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin,M.S

- Anggota DPS : KH. Khodamul Quddus

Struktur Organisasi pada BPRS Amanah Ummah adalah sebagai berikut:

Page 106: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

92

Gambar 4.1: Struktur Organisasi BPRS Amanah Ummah

Sumber: Buku Laporan BPRS Amanah Ummah 2016

RUPS

DewanKomisaris

DewanPengawas syariah

Direksi

KabidOperasional

KabidUmum &Personalia

KacabBogor

KabidMarketing

KacabCicurug

InternalAudit

AsistenDireksi

LegalOfficer

Ka.Kantor

kas

AccountOfficer

KabagSIM

RemedialKa.Bag

ADMP

FundingOfficer

GadalEmas

StafADMP Staff Gadal

EmasRemedial

Despasito

CostumerCervice

Teller Infentaris & Personalia

Administrasi & Keuangan

Sekertariat

Non BankingSIM

Pembukaan

Satpam

Supir

Office Boy

Page 107: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

93

4. Penyaluran Dana Pada BPRS Amanah Ummah

Jumlah fortopolio outstanding penyaluran dana pada tahun 2016

mencapai Rp 152.083.794.000, dengan komposisi sebagai berikut:

a. Penyaluran Dana Berdasarkan Akad

Penyaluran dana berdasarkan akad dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1: Pembiayaan Berdasarkan Akad per 31 Desember 2016

(dalam ribuan rupiah)

JENIS AKADTAHUN2016 TAHUN 2015

NOMINAL % JML NSB NOMINAL % JML NSB

MURABAHAH 136,716,729 89.9 2, 514 125,363,266 89.72 2,563MULTIJASA 111,487 0.07 12 56,345 0.04 10ISTIDHNA 4,504,537 2.96 29 3,126,160 2.24 29MUSYARAKAH 3,219,500 2.12 6 4,281,500 3.06 6MUDHARABAH 3,333,333 2.19 2 33,750 0.24 2IJARAH 1,537,576 1.01 41 1,103,076 0.74 31QARDH 117,667 0.08 5 185,700 0.13 3QARDH RAHN 2,291,965 1.51 639 5,111,002 3.66 658QARDH HAJI 251,000 0.17 12 168,300 0.12 8JUMLAH 152,083,794 100 3,266 139,734,099 100 3,310

Sumber: Buku Laporan BPRS Amanah Ummah 2016

Transaksi pembiayaan berdasarkan akad pada tahun 2016, jumah

terbesar masih berupa piutang jual beli (murabahah) dengan prosentase

89,9% mengalami peningkatan 0,18% dari tahun 2015. Piutang (istishna)

sebesar 2,96% mengalami kenaikan 0,72% dari tahun 2015 sebesar

2,24%. Pembiayaan kerjasama bagi hasil berakad (musyarakah)

mengalami penurunan (0,94%) dari tahun 2015 sebesar 3,06%, dan

(mudharabah) sebesar 2,19% mengalami kenaikan 1,95% dari tahun 2015

sebesar 0,24%. Ijarah sebesar 1,01% mengalami kenaikan 0,22% dari

tahun 2015 sebesar 0,79%. Piutang (qardh) untuk talangan sebesar

0,008% mengalami penurunan (0,05)% sebesar 0,13%, piutang (qardh)

Page 108: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

94

talangan haji sebesar 0,17% mengalami kenaikan 0,05% dari tahun 2015

sebesar 0,12%, Piutang (qardh) beragunan emas sebesar 1,51%

mengalami penurunan (2,15)% dari tahun 2015 sebesar 3,66%.

b. Pembiayaan Berdasarkan Penggunaan

Kebijakan penyaluran dana oleh BPR Syariah Amanah Ummah pada

tahun 2016 tetap konsisten untuk mengembangkan sektor riil dengan

alokasi untuk kebutuhan modal kerja bagi pengusaha mikro dan kecil.

Tabel 4.2: Penyaluran Dana Pembiayaan Berdasarkan Penggunaan

Per 31 Desember 2016 (dalam ribuan rupiah)

ALOKASIPEMBIAYAAN

TAHUN2016 TAHUN 2015NOMINAL % JML NSB NOMINAL % JML NSB

MODAL KERJA 56,067,743 36.87 1,374 58,965,340 42.20 1,517INVESTASI 34,962,981 22.99 248 32,974,907 23.60 252KONSUMTIF 61,053,070 40.14 1,644 47,793,852 34.20 1,541

JUMLAH 152,083,794 100 3,266 139,734,099 100 3,310Sumber: Buku Laporan BPRS Amanah Ummah 2016

Penggunaan dana dalam penyaluran dana pada tahun 2016 tertinggi

adalah untuk kebutuhan konsumtif mencapai 40,14% menungkat 5,94%

dari tahun 2015 sebesar 34,20% untuk modal kerja 36,87% menurun

(5,33)% dari tahun 2015 sebesar 42,20% dan untuk investasi 22,99%

menurun (0,61)% dari tahun 2015 sebesar 23,60%. Komponen

penyaluran dana berdasarkan penggunaan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

c. Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Jumlah nasabah pembiayaan sampai dengan tahun 2016 sebanyak

3.266 orang menurun 1,33% dari tahun 2015 sebanyak 3.310 orang,

dengan jumlah terbesar nasabah pada nasabah mikro dengan plafon

pembiayaan s/d 40 juta sebanyak 2.051 orang atau 62,80% pembiayaan >

Page 109: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

95

40 juta samapi dengan 100 juta sebanyak 712 orang atau 21,80%,

pembiayaan > 100 juta sampai dengan 350 juta sebanyak 390 orang atau

11,94%, dan pembiayaan > dari Rp. 350 Juta sebanyak 113 orang atau

3,46%.

Tabel 4.3: Penyaluran Dana Berdasarkan Plafon Per 31 Desember 2016

(dalam ribuan rupiah)

NO. Besaran PlafonTAHUN 2016 TAHUN 2015

Baki Debet % Debitur Baki Debet % Debitur

1 s.d Rp 5 juta 1,171,273 0.77 638 1,351,502 0.97 704

2 > Rp 5 juta s.d Rp 10 juta 2,365,688 1.56 424 2,078,273 1.49 397

3 > Rp 10 juta s.d Rp 15 juta 2,252,406 1.48 267 2,194,256 1.57 178

4 > Rp 15 juta s.d Rp 25 juta 4,930,820 3.24 403 5,294,075 3.79 416

5 > Rp 25 juta s.d Rp 40 juta 6,031,180 3.97 319 7,152,902 5.12 350

6 > Rp 40 juta s.d Rp 70 juta 13,137,985 8.64 399 13,279,294 9.50 396

7 > Rp 70 juta s.d Rp 100 juta 17,165,920 11.29 313 18,211,578 13.03 314

8 > Rp 100 juta s.d Rp 200 juta 27,765,242 18.26 283 26,194,027 18.75 265

9 > Rp 200 juta s.d Rp 350 juta 19,098,508 12.56 107 17,157,775 12.28 94

10 Rp 350 juta ke atas 58,164,772 38.25 113 46,820,417 33.51 96

JUMLAH 152,083,794 100 3,266 139,734,099 100 3,310

Sumber: Buku Laporan BPRS Amanah Ummah 2016

d. Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi

Penyaluran dana menurut sektor ekonomi pada tahun 2016, meliputi

sektor Pertanian/ agrobisnis, idustri pengolahan, perdagangan, jasa-jasa

dunia usaha dan lain-lain. Portofolio terbesar pembiayaan pada tahun

2016 adalah sektor lain-lain sebesar 40,39% meningkat 6,19% dari tahun

2015 sebesar 34,20%, sektor perdagangan 40,22% menurun (4,41)% dari

tahun 2015 sebesar 44,63%. Sektor jasa mencapai 15,59% mengalami

penurunan (3,54)% dari tahun 2015 sebesar 19,13% sektor industri 3,16%

mengalami kenaikan 1,6% dari tahun 2015 sebesar 1,56%, dan sektor

pertanian 0,63% mengalami kenaikan 0,15% dari tahun 2015 sebesar

Page 110: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

96

0,48%. Rincian data Pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi, dapat

dilihat dibawah ini:

Tabel 4.4: Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi

Per 31 Desember 2016 (dalam ribuan rupiah)

JENIS AKADTAHUN2016 TAHUN 2015

NOMINAL % JML NSB NOMINAL % JML NSBPERTANIAN 963,335 0.63 16 665,622 0.48 30INDUSTRI 4,810,941 3.16 40 2,178,653 1.56 28JASA 23,711,191 15.59 153 26,729,248 19.13 68PERDAGANGAN 61,168,975 40.22 1,413 62,366,724 44.63 1,643LAIN-LAIN 61,429,352 40.39 1,644 47,793,852 34.20 1,541JUMLAH 152,083,794 100 3,266 139,734,099 100 3,310

Sumber: Buku Laporan BPRS Amanah Ummah 2016

B. Analisis Deskriptif

Dari 150 responden yang diwawancarai terdapat 90 orang laki-laki dan 60

orang perempuan, dengan rentang usia mulai 22 tahun hingga 63 tahun. Rincian umur

nasabah adalah sebagai berikut; 21-30 tahun sebanyak 28 orang, 31-40 tahun

sebanyak 60 orang, 41-50 tahun sebanyak 46 orang, dan lebih dari 50 tahun sebanyak

16 orang. (lihat Grafik 4.1).

Grafik 4.1 : Umur Nasabah

Sumber: Hasil Output SPSS

Page 111: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

97

Grafik 4.2 : Pendidikan

Sumber: Hasil Output SPSS

Untuk indikator pendidikan responden juga bergam mulai dari responden yang

tidak tamat sekolah SD sampai dengan tamat S1 atau lebih. Tidak Sekolah/ Tidak

Tamat SD 1 orang, Tamat SD/ Tidak Tamat SMP 28 orang, Tamat SMP/ Tidak

Tamat SMA 34 orang, Tamat SMA/ Tidak Tamat S1 73 orang, dan Tamat S1 atau

lebih sebanyak 14 orang (Lihat Grafik 4.2).

Grafik 4.3 : Jumlah Tanggungan dalam Keluarga

Sumber: Hasil Output SPSS

Page 112: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

98

Jumlah orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan responden yaitu 1-2

orang ada sebanyak 43 responden, 3-4 orang dari 83 responden, 5 orang atau lebih

dari 21 orang, dan yang tidak memiliki tanggungan sebanyak 3 orang.

Grafik 4.4 : Lama Operasi Usaha

Sumber: Hasil Output SPSS

Lama Operasi usaha responden mulai dari 3 bulan hingga lebih dari 30 tahun,

sebab beberapa ada yang baru memulai usaha maupun yang mewarisi usaha turun

temurun dari kakeknya. Klasisifikasi lama usaha responden terbagi menjadi 4, yaitu

kurang dari 5 tahun sebanyak 65 orang, 5-10 tahun sebanyak 41 orang, lebih dari 10-

15 tahun sebanyak 17 reponden, dan lebih dari 15 tahun sebanyak 27 responden.

Jenis Usaha yang dijalankan responden sangat beragam, mulai dari pedagang

sayur di pasar, tukang bengkel, warung sembako kecil hingga besar, usaha kredit

barang, warung makan, toko foto copy dan alat tulis, toko mainan, mini market, toko

material, jasa kontraktor pembangunan rumah dan gedung, praktek bidan, klinik,

apotek, jasa pengiriman barang, dan masih banyak lagi. Karena banyaknya jenis

usaha yang dilakukan responden, maka kategori usaha diringkas menjadi 3 bagian

dengan jumlah respondennya sebagai berikut; pada kategori Perdagangan terdapat

Page 113: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

99

125 orang responden, pada Pertanian/ Peternakan sebanyak 2 orang dan pada kategori

usaha dibidang Jasa ada 23 orang.

Grafik 4.5 : Jenis Usaha yang Dijalankan

Sumber: Hasil Output SPSS

Grafik 4.6 : Jumlah Karyawan

Sumber: Hasil Output SPSS

Page 114: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

100

Jumlah karyawan ada pada usaha beragam, ada yang melakukan usaha tanpa

karyawan, adayang memakai karyawan baik karyawan tetap atau tidak tetap. Jumlah

karyawan terbanyak yang diwawancarai ada sebanyak 60 orang pada usaha Pertanian

dan Peternakan. Indikator Jumlah Karyawan ini dibagi menjadi 4 kategori yaitu usaha

yang tidak memiliki karyawan sebanyak 51 orang, dimana jika yang menjalankan

usaha adalah suami istri maka dihitung tidak ada karyawan. Kategori kedua adalah

usaha yang memiliki 1-4 karyawan ada sebanyak 66 responden, 5-19 karyawan

sebanyak 26 responden dan yang memiliki 20-99 orang karyawan ada sebanyak 7

responden.

Grafik 4.7 : Lokasi Usaha dari BPRS Amanah Ummah

Sumber: Hasil Output SPSS

Untuk lokasi usaha yang dijalankan responden sangat beragam, namun

mayoritas nasabah BPRS Amanah Ummah memiliki lokasi usaha dipasar-pasar

kecamatan di wilayah Bogor. Lokasi usaha terdekat adalah di sekitar pasar

Leuwiliyang, dimana lokasi tersebut juga merupakan lokasi kantor kas BPRS

Amanah Ummah, adapun jarak kantor kas dengan kantor pusat BPRS Amanah

Ummah adalah sekitar 300 meter. Lokasi usaha terjauh adalah usaha katering dan

rumah makan di Palembang, adapula toko pakaian di Bekasi, bengkel dan tukang

Page 115: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

101

sayur di Jakarta. Kategori lokasi usaha responden dibagi menjadi 4 bagian, lokasi

usaha kurang dari 1 km dari BPRS Amanah Ummah terdapat 17 responden, 1-5 km

sebanyak 46 responden, < 5-10 km sebanyak 24 responden, dan lebih dari 10 km dari

BPRS Amanah Ummah sebanyak 63 responden.

Grafik 4.8 : Keuntungan Usaha per Bulan

Sumber: Hasil Output SPSS

Indikator selanjutnya adalah keuntungan Usaha yang menunjukkan penghasilan

bersih respoden pada usahanya dalam periode per bulan. Keuntungan usaha per bulan

yang didapat dari wawancara responden mulai dari nol rupiah hingga lebih dari

Rp.208.300.000,-, keuntungan nol rupiah terdapat pada usaha peternakan ikan dimana

usaha baru berjalan selama 3 bulan, maka keuntungan belum didapat sebab masa

panen dan penjualan hasil ternak ikan belum terjadi. Indikator ini dibagi menjadi 4

kategori yaitu, responden dengan keuntungan usaha kurang dari Rp 4.200.000,-

sebanyak 76 orang, keuntungan usaha Rp 4.200.000,- hingga Rp 25.000.000,-

sebanyak 55 orang, keuntungan usaha Rp 25.000.000,- hingga sebanyak 14 orang,

dan keuntungan usaha lebih dari Rp 209.300.000,- sebanyak 5 orang.

Page 116: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

102

Grafik 4.9 : Frekuensi Pembiayaan/ Pengulangan Transaksi Pinjaman

Sumber: Hasil Output SPSS

Frekuensi Pembiayaan merupakan indikator yang menggambarkan jumlah

pengulangan transaksi pinjaman/ pembiayaan yang telah dilakukan responden kepada

BPRS Amanah Ummah, frekuensi pembiayaan terbanyak ada yang mencapai lebih

dari 10 kali pinjaman. Indikator Frekuensi Pinjaman dibagi menjadi 4 kategori yaitu,

1 kali pinjaman sebanyak 52 responden, 2-3 kali pinjaman sebanyak 49 responden, 4-

5 kali pinjaman sebanyak 25 responden, dan lebih dari 5 kali pinjaman sebanyak 24

responden.

Dana yang Dimiliki merupakan indikator yang menjelaskan jumlah dana atau

modal yang dimiliki responden saat melakukan transaksi pembiayaan kepada BPRS

Amanah Ummah. Responden yang memiliki modal 25% atau kurang dari jumlah

pembiayaan yang diajukan ada sebesar 23 orang, responden yang memiliki modal

26% hingga 50% dari jumlah pembiayaan yang diajukan ada sebesar 30 orang,

responden yang memiliki modal 51% hingga 75% dari jumlah pembiayaan yang

diajukan ada sebesar 9 orang, dan responden yang memiliki modal lebih dari 75%

dari jumlah pembiayaan yang diajukan ada sebesar 88 orang.

Page 117: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

103

Grafik 4.10: Dana/ Modal yang Dimiliki

Sumber: Hasil Output SPSS

Grafik 4.11: Jumlah Pembiayaan yang Diinginkan

Sumber: Hasil Output SPSS

Indikator Jumlah Pembiayaan merupakan indikator jumlah pembiayaan yang

diajukan responden kepada BPRS Amanah sebelum direalisasikan oleh bank.

Page 118: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

104

Nominal terkecil pada pengajuan jumlah pembiayaan responden yang telah

diwawancarai adalah sebesar Rp.450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah) dan

nominal terbesarnya adalah Rp 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah). Indikator ini

dibagi menjadi 4 kategori yaitu, jumlah pembiayaan yang diajukan kurang dari Rp

5.000.000,- sebanyak 30 responden, jumlah pembiayaan yang diajukan Rp

5.000.000,- hingga Rp 50.000.000,- sebanyak 66 responden, jumlah pembiayaan

yang diajukan < Rp 50.000.000,- hingga Rp 250.000.000,- sebanyak 43 responden,

dan jumlah pembiayaan yang diajukan lebih dari Rp 250.000.000,- sebanyak 11

responden.

Grafik 4.12: Nilai Jaminan

Sumber: Hasil Output SPSS

Nilai jaminan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan realisasi

pinjaman pembiayaaan nasabah kepada pihak bank. Semakin besar nilai jaminan

yang diberikan dari nilai pengajuan pinjaman, maka biasanya akan semakin besar

pula kemungkinan pinjaman pembiayaan tersebut akan terealisasi. Pada BPRS

Amanah Ummah besaran dana pinjaman yang dapat direalisasi maksimalnya adalah

80% dari nilai jaminan. Bentuk jaminan yang diajukan responden diantaranya adalah

perhiasan seperti emas, surat kendaraan, surat tanah ataupun sertfikat rumah. Nilainya

Page 119: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

105

pun beragam, mulai kisaran Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) hingga Rp

15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah). Responden yang mengajukan jaminan

dengan nilai kurang dari Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) ada sebanyak 39

orang, jaminan dengan nilai Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) hingga Rp

100.000.000,- (seratus juta rupiah) sebanyak 34 orang, jaminan senilai lebih dari Rp

100.000.000,- (seratus juta rupiah) hingga Rp 500.000.000,- sebanyak 57 orang, dan

jaminan dengan nilai di atas Rp 500.000.000,- (lima ratus juta) sebanyak 20 orang.

Mayoritas penggunaan dana pinjaman yang digunakan oleh responden adalah

untuk tujuan pembiayaan Modal kerja, seperti untuk penambahan modal usaha, dan

pembayaran operasional usaha. Adapun penggunaan untuk pembiayaan investasi

adalah untuk renovasi gedung, perluasan tanah dan penambahan properti usaha. Dari

150 responden, yang menggunakan pinjaman untuk pembiayaan modal kerja adalah

sebanyak 132 orang dan yang menggunakan pinjaman untuk pembiayaan investasi

sebanyak 18 orang.

Grafik 4.13 : Penggunaan Pembiayaan

Sumber: Hasil Output SPSS

Page 120: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

106

Grafik 4.14 : Jangka Waktu Pembiayaan

Sumber: Hasil Output SPSS

Grafik 4.15 : Akad Pembiayaam

Sumber: Hasil Output SPSS

Dalam transaksi pembiayaan yang dilakukan terdapat 3.266 orang nasabahnya

pada tahun 2016, BPRS Amanah Ummah menggunakan beberapa akad diantaranya

Mudharabah (2 orang nasabah), Musyarakah (8 nasabah), Qardh (17 nasabah), Rahn/

Gadai (639 nasabah), Ijarah (41 nasabah), Murabahah (2.514 nasabah), Istishna (33

Page 121: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

107

nasabah), dan Akad Multijasa (12 orang). Dari hasil wawancara responden, akad

Murabahah merupakan akad yang paling banyak digunkan yaitu sebanyak 101 orang,

kemudian akad Rahn (Gadai) sebanyak 46 orang, serta akad Mudharabah,

Musyarakah dan Ijaroh yang masing-masing sebanyak 1 orang.

Karakteristik pinjaman pembiayaan untuk UMKM yang ada pada BPRS

Amanah Ummah adalah sebanyak 4 kategori yaitu nasabah dengan Pembiayaan

Lancar (3.154 orang nasabah), nasabah dengan Pembiayaan Kurang Lancar (34

nasabah) yaitu pembiayaan yang tidak dibayar selama 3 bulan atau kurang, nasabah

dengan Pembiayaan yang Diragukan (28 nasabah) yaitu pembiayaan yang tidak

dibayar lebih dari 3 bulan hingga 6 bulan, dan nasabah dengan Pembiayaan Macet

(50 nasabah) yaitu pembiayaan yang tidak dibayar lebih dari 6 bulan. Adapun tiga

kategori pembiayaan bermasalah ini terdapat pada nasabah yang melakukan

pembiayaan dengan akad Murabahah. Hasil wawancara dari 150 responden,

didapatkan nasabah dengan pembiayaan lancar sebanyak 138 orang, pembiayaan

kurang lancar 4 orang, pembiayaan yang diragukan 3 orang dan pembiayaan macet

sebanyak 5 orang.

Grafik 4.16 : Karakteristik Pengembalian Pembiayaan

Sumber: Hasil Output SPSS

Page 122: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

108

C. Analisis Faktor

Tujuan analisis faktor pada 16 (enam belas) indikator X yang diteliti dalam bab

ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian

pembiayaan mikro yang dilakukan oleh nasabah UMKM di BPRS Amanah Ummah

Leuwiliyang Bogor dengan menggunakan indikator yang memiliki korelasi dengan

faktor terkait dang mengeluarkan indikator yang tidak memiliki korelasi dengan

faktor terkait.

Adapun ke 16 (enam belas) indikator X yang akan dianalisis ialah sebagai

berikut:

X1 = Jenis Kelamin

X2 = Umur Nasabah (Tahun)

X3 = Pendidikan

X4 = Jumlah Tanggungan yang dimiliki dalam keluarga (Orang)

X5 = Lama Operasi Usaha (Tahun)

X6 = Jenis Usaha yang dijalankan

X7 = Jumlah Karyawan yang dimiliki (Orang)

X8 = Lokasi Usaha dari BPRS Amanah Ummah (Kilo Meter)

X9 = Keuntungan Usaha Per bulan (Rupiah)

X10 = Frekuensi Pembiayaan / Pengulangan transaksi pembiayaan (Kali)

X11 = Dana yang Dimiliki / Modal saat pengajuan pembiayaan (Rupiah)

X12 = Jumlah pembiayaan yang diajukan (Rupiah)

X13 = Nilai Jaminan yang digunakan (Rupiah)

X14 = Jenis Penggunaan Pembiayaan

X15 = Jangka Waktu Pembiayaan (Tahun)

X16 = Akad pembiayaan yang digunakan

Page 123: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

109

1. Menghitung Korelasi Indikator

Langkah pertama yang dilakukan untuk melakukan analisis faktor adalah

menganalisa dan menghitung korelasi matrik antara indikator yang diobservasi untuk

mengetahui apakah indikator-indikator tersebut layak dianalisis dengan analisis

faktor. Nilai KMO MSA pada hasil pengolahan data yang didapat pada Tabel 4.5:

Tampilan 1a adalah sebesar 0,754 atau nilainya lebih dari 0,5, maka data yanga akan

dianalisis memenuhi syarat kecukupan untuk melanjutkan proses analisis faktor.

Selain itu, Barlett’s test menunjukkan nilai 669,954 dengan tingkat signifikan (sig. =

0,000). Sehingga dengan metode Barlett pun data penelitian ini juga sudah

memenuhi persyaratan analisis faktor.

Tabel 4.5 : Tampilan 1a

Sumber: Hasil Output SPSS

2. Ekstraksi Faktor

Setelah terpenuhinya syarat analisis faktor, langkah selanjutnya adalah

melihat indikator-indikator mana yang layak untuk analisis faktor. Prosedurnya jika

nilai MSA ≥ 0,5 maka indikator tersebut layak untuk digunakan dalam analisis faktor

dan sebaliknya jika nilai MSA < 0,5 maka indikator tersebut tidak layak utuk analisis

faktor. Anti-Image Matrice menyediakan informasi ini untuk menyeleksi indikator

mana yang layak. Informasi ini tersedia di dalam Anti Image Collection yang diberi

tanda “a” yang membentuk garis diagonal. Dari Tabel 4.6: Tampilan 1b ada

indikator yang tidak memenuhi syarat yaitu X3 (Pendidikan) dengan MSA = 0,495,

maka indikator ini harus dikeluarkan dari analisis faktor karena memiliki indikator

yang nilai MSAnya sangat kecil yaitu < 0,5.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,754

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 669,954

Df 120

Sig. ,000

Page 124: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

110

Tabel 4.6 : Tampilan 1b

Anti-image Matrices

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

Anti-

image

Covaria

nce

X1 ,700 ,016 ,026 ,103 -,045 ,001 ,009 -,019 ,079 -,102 -,049 ,060 -,008 ,031 -,020 -,094

X2 ,016 ,770 ,027 -,129 -,184 -,107 -,037 ,003 ,042 -,061 -,033 ,046 -,081 -,091 -,021 ,001

X3 ,026 ,027 ,844 ,050 ,118 -,116 -,023 -,120 ,006 -,083 -,053 -,015 ,025 -,076 -,164 -,054

X4 ,103 -,129 ,050 ,878 ,026 -,093 -,075 -,045 ,066 -,080 ,047 -,029 ,032 ,076 ,075 ,025

X5 -,045 -,184 ,118 ,026 ,712 ,010 ,059 ,078 -,146 -,184 -,098 ,042 -,011 ,014 -,022 ,035

X6 ,001 -,107 -,116 -,093 ,010 ,868 ,052 -,071 -,035 -,015 -,017 -,045 ,021 ,067 -,103 ,007

X7 ,009 -,037 -,023 -,075 ,059 ,052 ,521 ,079 -,231 -,023 -,059 -,048 -,044 -,055 ,054 -,061

X8 -,019 ,003 -,120 -,045 ,078 -,071 ,079 ,891 -,056 -,031 ,066 ,027 -,061 ,055 ,107 -,072

X9 ,079 ,042 ,006 ,066 -,146 -,035 -,231 -,056 ,499 ,005 -,105 -,061 ,006 ,008 ,006 -,008

X10 -,102 -,061 -,083 -,080 -,184 -,015 -,023 -,031 ,005 ,752 -,061 -,034 ,033 ,081 ,161 -,002

X11 -,049 -,033 -,053 ,047 -,098 -,017 -,059 ,066 -,105 -,061 ,786 ,011 -,043 ,050 ,112 -,043

X12 ,060 ,046 -,015 -,029 ,042 -,045 -,048 ,027 -,061 -,034 ,011 ,239 -,137 ,028 -,089 ,029

X13 -,008 -,081 ,025 ,032 -,011 ,021 -,044 -,061 ,006 ,033 -,043 -,137 ,222 ,019 -,027 ,132

X14 ,031 -,091 -,076 ,076 ,014 ,067 -,055 ,055 ,008 ,081 ,050 ,028 ,019 ,877 -,030 ,119

X15 -,020 -,021 -,164 ,075 -,022 -,103 ,054 ,107 ,006 ,161 ,112 -,089 -,027 -,030 ,624 -,007

X16 -,094 ,001 -,054 ,025 ,035 ,007 -,061 -,072 -,008 -,002 -,043 ,029 ,132 ,119 -,007 ,424

Anti-

image

Correlat

ion

X1 ,881a ,022 ,034 ,131 -,064 ,001 ,015 -,024 ,134 -,140 -,066 ,147 -,019 ,040 -,030 -,173

X2 ,022 ,697a ,033 -,157 -,249 -,131 -,059 ,004 ,068 -,080 -,042 ,106 -,197 -,111 -,030 ,002

X3 ,034 ,033 ,495a ,058 ,153 -,135 -,034 -,138 ,009 -,104 -,065 -,034 ,057 -,089 -,226 -,091

X4 ,131 -,157 ,058 ,502a ,033 -,107 -,111 -,051 ,100 -,099 ,056 -,063 ,073 ,087 ,102 ,041

X5 -,064 -,249 ,153 ,033 ,602a ,012 ,097 ,098 -,244 -,251 -,132 ,101 -,027 ,018 -,033 ,064

X6 ,001 -,131 -,135 -,107 ,012 ,686a ,077 -,081 -,053 -,018 -,020 -,098 ,047 ,076 -,140 ,011

X7 ,015 -,059 -,034 -,111 ,097 ,077 ,773a ,116 -,453 -,037 -,092 -,137 -,130 -,082 ,095 -,129

X8 -,024 ,004 -,138 -,051 ,098 -,081 ,116 ,508a -,084 -,037 ,079 ,058 -,137 ,063 ,143 -,118

X9 ,134 ,068 ,009 ,100 -,244 -,053 -,453 -,084 ,764a ,009 -,168 -,176 ,017 ,012 ,011 -,017

X10 -,140 -,080 -,104 -,099 -,251 -,018 -,037 -,037 ,009 ,668a -,079 -,080 ,080 ,100 ,234 -,004

X11 -,066 -,042 -,065 ,056 -,132 -,020 -,092 ,079 -,168 -,079 ,742a ,026 -,103 ,060 ,159 -,074

X12 ,147 ,106 -,034 -,063 ,101 -,098 -,137 ,058 -,176 -,080 ,026 ,797a -,595 ,061 -,230 ,090

X13 -,019 -,197 ,057 ,073 -,027 ,047 -,130 -,137 ,017 ,080 -,103 -,595 ,764a ,043 -,072 ,432

X14 ,040 -,111 -,089 ,087 ,018 ,076 -,082 ,063 ,012 ,100 ,060 ,061 ,043 ,645a -,040 ,195

X15 -,030 -,030 -,226 ,102 -,033 -,140 ,095 ,143 ,011 ,234 ,159 -,230 -,072 -,040 ,759a -,013

X16 -,173 ,002 -,091 ,041 ,064 ,011 -,129 -,118 -,017 -,004 -,074 ,090 ,432 ,195 -,013 ,827a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber: Hasil Output SPSS

Setelah indikator X3 dikeluarkan, maka hasil KMO MSA dan Bartlett’s test

adalah sebagai berikut:

Page 125: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

111

Tabel 4.7: Tampilan 2a

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,762

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 647,280

Df 105

Sig. ,000

Sumber: Hasil Output SPSS

Tabel 4.8: Tampilan 2b

Anti-image Matrices

X1 X2 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

Anti-

image

Covaria

nce

X1 ,701 ,016 ,102 -,050 ,004 ,010 -,015 ,079 -,101 -,048 ,061 -,008 ,034 -,016 -,094

X2 ,016 ,771 -,131 -,193 -,105 -,037 ,007 ,042 -,059 -,031 ,046 -,083 -,089 -,017 ,003

X4 ,102 -,131 ,881 ,019 -,088 -,074 -,039 ,066 -,077 ,050 -,028 ,031 ,081 ,090 ,028

X5 -,050 -,193 ,019 ,729 ,027 ,064 ,099 -,150 -,178 -,094 ,045 -,015 ,026 ,001 ,044

X6 ,004 -,105 -,088 ,027 ,884 ,050 -,091 -,035 -,027 -,025 -,048 ,024 ,058 -,134 -,001

X7 ,010 -,037 -,074 ,064 ,050 ,522 ,077 -,231 -,026 -,061 -,049 -,044 -,058 ,052 -,063

X8 -,015 ,007 -,039 ,099 -,091 ,077 ,908 -,056 -,044 ,060 ,025 -,058 ,046 ,090 -,082

X9 ,079 ,042 ,066 -,150 -,035 -,231 -,056 ,499 ,006 -,105 -,061 ,005 ,008 ,008 -,008

X10 -,101 -,059 -,077 -,178 -,027 -,026 -,044 ,006 ,761 -,067 -,036 ,036 ,075 ,154 -,008

X11 -,048 -,031 ,050 -,094 -,025 -,061 ,060 -,105 -,067 ,789 ,010 -,042 ,045 ,107 -,047

X12 ,061 ,046 -,028 ,045 -,048 -,049 ,025 -,061 -,036 ,010 ,240 -,137 ,027 -,097 ,028

X13 -,008 -,083 ,031 -,015 ,024 -,044 -,058 ,005 ,036 -,042 -,137 ,223 ,021 -,023 ,136

X14 ,034 -,089 ,081 ,026 ,058 -,058 ,046 ,008 ,075 ,045 ,027 ,021 ,884 -,048 ,116

X15 -,016 -,017 ,090 ,001 -,134 ,052 ,090 ,008 ,154 ,107 -,097 -,023 -,048 ,658 -,018

X16 -,094 ,003 ,028 ,044 -,001 -,063 -,082 -,008 -,008 -,047 ,028 ,136 ,116 -,018 ,428

Anti-

image

Correlat

ion

X1 ,883a ,021 ,130 -,070 ,006 ,016 -,019 ,133 -,138 -,064 ,148 -,021 ,043 -,023 -,171

X2 ,021 ,692a -,159 -,257 -,127 -,058 ,009 ,068 -,077 -,040 ,107 -,199 -,108 -,023 ,005

X4 ,130 -,159 ,499a ,024 -,100 -,110 -,044 ,100 -,093 ,060 -,062 ,070 ,092 ,118 ,046

X5 -,070 -,257 ,024 ,593a ,034 ,103 ,121 -,248 -,239 -,123 ,108 -,036 ,032 ,001 ,079

X6 ,006 -,127 -,100 ,034 ,661a ,073 -,102 -,052 -,032 -,030 -,104 ,055 ,065 -,176 -,001

X7 ,016 -,058 -,110 ,103 ,073 ,774a ,112 -,453 -,041 -,095 -,138 -,128 -,085 ,089 -,133

X8 -,019 ,009 -,044 ,121 -,102 ,112 ,511a -,083 -,053 ,070 ,054 -,130 ,051 ,116 -,132

X9 ,133 ,068 ,100 -,248 -,052 -,453 -,083 ,763a ,010 -,168 -,176 ,016 ,012 ,013 -,017

X10 -,138 -,077 -,093 -,239 -,032 -,041 -,053 ,010 ,694a -,087 -,084 ,087 ,092 ,218 -,014

X11 -,064 -,040 ,060 -,123 -,030 -,095 ,070 -,168 -,087 ,756a ,024 -,100 ,054 ,149 -,081

X12 ,148 ,107 -,062 ,108 -,104 -,138 ,054 -,176 -,084 ,024 ,795a -,594 ,058 -,245 ,087

X13 -,021 -,199 ,070 -,036 ,055 -,128 -,130 ,016 ,087 -,100 -,594 ,763a ,048 -,061 ,440

X14 ,043 -,108 ,092 ,032 ,065 -,085 ,051 ,012 ,092 ,054 ,058 ,048 ,667a -,062 ,189

X15 -,023 -,023 ,118 ,001 -,176 ,089 ,116 ,013 ,218 ,149 -,245 -,061 -,062 ,785a -,034

Page 126: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

112

X16 -,171 ,005 ,046 ,079 -,001 -,133 -,132 -,017 -,014 -,081 ,087 ,440 ,189 -,034 ,824a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber: Hasil Output SPSS

Setelah indikator X4 (Jumlah Tanggungan yang Dimiliki dalam Keluarga)

dikeluarkan, maka hasil KMO MSA dan Bartlett’s sebagai berikut:

Tabel 4.9: Tampilan 3a

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,769

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 630,666

Df 91

Sig. ,000

Sumber: Hasil Output SPSS

Tabel 4.10: Tampilan 3b

Anti-image Matrices

X1 X2 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

Anti-image

Covariance

X1 ,713 ,032 -,053 ,015 ,019 -,011 ,073 -,094 -,055 ,065 -,012 ,025 -,027 -,099

X2 ,032 ,791 -,195 -,123 -,050 ,001 ,054 -,073 -,024 ,043 -,080 -,080 -,004 ,007

X5 -,053 -,195 ,729 ,029 ,066 ,100 -,153 -,178 -,095 ,046 -,015 ,024 -,001 ,043

X6 ,015 -,123 ,029 ,893 ,043 -,096 -,029 -,035 -,020 -,051 ,028 ,067 -,128 ,002

X7 ,019 -,050 ,066 ,043 ,528 ,075 -,231 -,033 -,058 -,052 -,042 -,052 ,062 -,061

X8 -,011 ,001 ,100 -,096 ,075 ,910 -,054 -,048 ,062 ,024 -,058 ,050 ,095 -,081

X9 ,073 ,054 -,153 -,029 -,231 -,054 ,504 ,012 -,111 -,060 ,003 ,002 ,001 -,010

X10 -,094 -,073 -,178 -,035 -,033 -,048 ,012 ,767 -,064 -,039 ,039 ,084 ,165 -,005

X11 -,055 -,024 -,095 -,020 -,058 ,062 -,111 -,064 ,792 ,012 -,044 ,041 ,104 -,049

X12 ,065 ,043 ,046 -,051 -,052 ,024 -,060 -,039 ,012 ,240 -,137 ,030 -,096 ,029

X13 -,012 -,080 -,015 ,028 -,042 -,058 ,003 ,039 -,044 -,137 ,224 ,019 -,027 ,136

X14 ,025 -,080 ,024 ,067 -,052 ,050 ,002 ,084 ,041 ,030 ,019 ,892 -,057 ,115

X15 -,027 -,004 -,001 -,128 ,062 ,095 ,001 ,165 ,104 -,096 -,027 -,057 ,667 -,021

X16 -,099 ,007 ,043 ,002 -,061 -,081 -,010 -,005 -,049 ,029 ,136 ,115 -,021 ,429

Anti-image

Correlation

X1 ,892a ,043 -,074 ,019 ,031 -,014 ,122 -,127 -,073 ,158 -,030 ,031 -,039 -,179

X2 ,043 ,698a -,257 -,146 -,077 ,002 ,086 -,093 -,031 ,099 -,191 -,095 -,005 ,013

X5 -,074 -,257 ,590a ,036 ,106 ,122 -,252 -,238 -,125 ,110 -,038 ,030 -,001 ,078

X6 ,019 -,146 ,036 ,655a ,063 -,107 -,043 -,042 -,024 -,111 ,063 ,075 -,166 ,003

X7 ,031 -,077 ,106 ,063 ,780a ,108 -,447 -,052 -,089 -,146 -,122 -,076 ,104 -,129

X8 -,014 ,002 ,122 -,107 ,108 ,507a -,079 -,057 ,073 ,051 -,127 ,055 ,122 -,130

X9 ,122 ,086 -,252 -,043 -,447 -,079 ,770a ,019 -,175 -,171 ,009 ,003 ,002 -,021

X10 -,127 -,093 -,238 -,042 -,052 -,057 ,019 ,682a -,082 -,090 ,094 ,101 ,231 -,009

Page 127: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

113

X11 -,073 -,031 -,125 -,024 -,089 ,073 -,175 -,082 ,761a ,028 -,104 ,049 ,143 -,084

X12 ,158 ,099 ,110 -,111 -,146 ,051 -,171 -,090 ,028 ,795a -,592 ,064 -,239 ,090

X13 -,030 -,191 -,038 ,063 -,122 -,127 ,009 ,094 -,104 -,592 ,766a ,042 -,070 ,438

X14 ,031 -,095 ,030 ,075 -,076 ,055 ,003 ,101 ,049 ,064 ,042 ,684a -,074 ,185

X15 -,039 -,005 -,001 -,166 ,104 ,122 ,002 ,231 ,143 -,239 -,070 -,074 ,790a -,040

X16 -,179 ,013 ,078 ,003 -,129 -,130 -,021 -,009 -,084 ,090 ,438 ,185 -,040 ,825a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber: Hasil Output SPSS

Pada tabe 4.9: tampilan 3a, nilai KMO MSA sebesar 0,769 dan nilai Bartlett’s

test sebesar 630,666 (sig. = 0,000) yang berarti signifikan. Proses analisis faktor bisa

dilanjutkan dengan mengeluarkan indikator X4 (Jumlah Tanggungan yang Dimiliki

dalam Keluarga), sebagai indikator yang tidak layak dimasukkan untuk analisis

faktor. Dari informasi anti-image correlation tabel 4.10: tampilan 3b, semua indikator

mempinyai nilai MSA diatas 0,5 sehingga tidak ada lagi indikator yang perlu

dikeluarkan. Dengan demikian, prosedur analisis faktor bisa dimulai setelah

mengeluarkan indikator X4 (Jumlah Tanggungan yang Dimiliki dalam Keluarga).

Adapun hasil analisis faktor dengan 14 indikator dapat dilakukan sebagai

berikut:

Tabel 4.11: Tampilan 4a

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,769

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 630,666

Df 91

Sig. ,000

Sumber: Hasil Output SPSS

Tabel 4.12: Tampilan 4b

Anti-image Matrices

X1 X2 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

Anti-image

Covariance

X1 ,713 ,032 -,053 ,015 ,019 -,011 ,073 -,094 -,055 ,065 -,012 ,025 -,027 -,099

X2 ,032 ,791 -,195 -,123 -,050 ,001 ,054 -,073 -,024 ,043 -,080 -,080 -,004 ,007

X5 -,053 -,195 ,729 ,029 ,066 ,100 -,153 -,178 -,095 ,046 -,015 ,024 -,001 ,043

X6 ,015 -,123 ,029 ,893 ,043 -,096 -,029 -,035 -,020 -,051 ,028 ,067 -,128 ,002

Page 128: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

114

X7 ,019 -,050 ,066 ,043 ,528 ,075 -,231 -,033 -,058 -,052 -,042 -,052 ,062 -,061

X8 -,011 ,001 ,100 -,096 ,075 ,910 -,054 -,048 ,062 ,024 -,058 ,050 ,095 -,081

X9 ,073 ,054 -,153 -,029 -,231 -,054 ,504 ,012 -,111 -,060 ,003 ,002 ,001 -,010

X10 -,094 -,073 -,178 -,035 -,033 -,048 ,012 ,767 -,064 -,039 ,039 ,084 ,165 -,005

X11 -,055 -,024 -,095 -,020 -,058 ,062 -,111 -,064 ,792 ,012 -,044 ,041 ,104 -,049

X12 ,065 ,043 ,046 -,051 -,052 ,024 -,060 -,039 ,012 ,240 -,137 ,030 -,096 ,029

X13 -,012 -,080 -,015 ,028 -,042 -,058 ,003 ,039 -,044 -,137 ,224 ,019 -,027 ,136

X14 ,025 -,080 ,024 ,067 -,052 ,050 ,002 ,084 ,041 ,030 ,019 ,892 -,057 ,115

X15 -,027 -,004 -,001 -,128 ,062 ,095 ,001 ,165 ,104 -,096 -,027 -,057 ,667 -,021

X16 -,099 ,007 ,043 ,002 -,061 -,081 -,010 -,005 -,049 ,029 ,136 ,115 -,021 ,429

Anti-image

Correlation

X1 ,892a ,043 -,074 ,019 ,031 -,014 ,122 -,127 -,073 ,158 -,030 ,031 -,039 -,179

X2 ,043 ,698a -,257 -,146 -,077 ,002 ,086 -,093 -,031 ,099 -,191 -,095 -,005 ,013

X5 -,074 -,257 ,590a ,036 ,106 ,122 -,252 -,238 -,125 ,110 -,038 ,030 -,001 ,078

X6 ,019 -,146 ,036 ,655a ,063 -,107 -,043 -,042 -,024 -,111 ,063 ,075 -,166 ,003

X7 ,031 -,077 ,106 ,063 ,780a ,108 -,447 -,052 -,089 -,146 -,122 -,076 ,104 -,129

X8 -,014 ,002 ,122 -,107 ,108 ,507a -,079 -,057 ,073 ,051 -,127 ,055 ,122 -,130

X9 ,122 ,086 -,252 -,043 -,447 -,079 ,770a ,019 -,175 -,171 ,009 ,003 ,002 -,021

X10 -,127 -,093 -,238 -,042 -,052 -,057 ,019 ,682a -,082 -,090 ,094 ,101 ,231 -,009

X11 -,073 -,031 -,125 -,024 -,089 ,073 -,175 -,082 ,761a ,028 -,104 ,049 ,143 -,084

X12 ,158 ,099 ,110 -,111 -,146 ,051 -,171 -,090 ,028 ,795a -,592 ,064 -,239 ,090

X13 -,030 -,191 -,038 ,063 -,122 -,127 ,009 ,094 -,104 -,592 ,766a ,042 -,070 ,438

X14 ,031 -,095 ,030 ,075 -,076 ,055 ,003 ,101 ,049 ,064 ,042 ,684a -,074 ,185

X15 -,039 -,005 -,001 -,166 ,104 ,122 ,002 ,231 ,143 -,239 -,070 -,074 ,790a -,040

X16 -,179 ,013 ,078 ,003 -,129 -,130 -,021 -,009 -,084 ,090 ,438 ,185 -,040 ,825a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber: Hasil Output SPSS

Hasil data pada Tabel 4.11: Tampilan 4a dan Tabel 4.12: Tampilan 4b

tentang KMO dan Bartlett’s dan anti-image matrices sama dengan hasil data Tabel

4.9 dan Tabel 4.10.

Pada tampilan Communalities (tabel 4.13: tampilan 4c) pada kolom exraction

menunjukkan seberapa besar faktor yang terbentuk dapat menjelaskan varian suatu

indikator. Pada indikator X1 (Jenis Kelamin) besarnya extraction adalah 0,416.

Artinya sebesar 14,6% varian indikator X1 (Jenis Kelamin) dapat dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk. Kemudian indikator X2 (Umur Nasabah) dapat dijelaskan oleh

faktor yang terbentuk sebesar 61,4%, X5 (Lama Usaha berjalan) sebesar 0,619, X6

(Jenis Usaha) sebesar 0,599, X7 (Jumlah Karyawan) sebesar 0,664, X8 (Lokasi Usaha

Page 129: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

115

dari BPRS Amanah Ummah) sebesar 0,459, X9 (Keuntungan Usaha Per bulan)

sebesar 0,686, X10 (Frekuensi Pembiayaan) sebesar 0,511, X11 (Dana/ Modal Usaha)

sebesar 0,485, X12 (Jumlah pembiayaan) sebesar 0,807, X13 (Nilai Jaminan) sebesar

0784, X14 (Penggunaan Pembiayaan) sebesar 0,441, X15 (Jangka Waktu Pembiayaan)

sebesar 0,508, dan X16 (Akad pembiayaan) sebesar 0,637.

Tabel 4.13: Tampilan 4cCommunalities

Initial ExtractionX1 1,000 ,416X2 1,000 ,614X5 1,000 ,619X6 1,000 ,599X7 1,000 ,664X8 1,000 ,459X9 1,000 ,686X10 1,000 ,511X11 1,000 ,485X12 1,000 ,807X13 1,000 ,784X14 1,000 ,441X15 1,000 ,508X16 1,000 ,637

Extraction Method: PrincipalComponent Analysis.

Sumber: Hasil Output SPSS

Tampilan data pada tabel 4.14 mengenai Total Variance Explained

menjelaskan tentang besarnya varian yang dapat dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk. Bila total initial eigenvalues ≥ 1, maka faktor tersebut dapat menjelaskan

indikator dengan baik sehingga perlu disertakan dalam menentukan indikator.

Sebaliknya bila initial eigenvalues < 1, faktor tersebut tidak dapat menjelaskan

Page 130: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

116

indikator dengan baik sehingga tidak diikutkan dalam pembentukan indikator.

Berdasarkan nilai initial eigenvalues ≥ 1 maka dapat dibentuk 4 (empat) faktor. Pada

kolom extraction sums of squares loadings kita bisa mengetahui seberapa besar

faktor yang terbentuk tersebut menjelaskan varian indikator yang ada. Jika 14 (empat

belas) indikator tersebut dijadikan satu faktor maka faktor tersebut mampu

menjelaskan varian indikator sebesar 27,489%. Jika dari 14 indikator tersebut

dijadikan 4 (empat) faktor maka keempat faktor tersebut mampu menjelaskan

58,787% dari total varian dimana 27,489% dapat dijelaskan dari faktor yang pertama,

14,304% dari faktor kedua, 8,602% dari faktor ketiga, dan 8,392% dari faktor

keempat. Angka ini cukup besar karena mampu menjelaskan lebih dari 50% varian

dari 14 indikator yang ada.

Tabel 4.14: Tampilan 4d

Total Variance Explained

ComponentInitial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %1 3,849 27,489 27,489 3,849 27,489 27,4892 2,003 14,304 41,793 2,003 14,304 41,7933 1,204 8,602 50,395 1,204 8,602 50,3954 1,175 8,392 58,787 1,175 8,392 58,7875 ,932 6,656 65,4436 ,840 5,996 71,4407 ,721 5,148 76,5888 ,693 4,948 81,5369 ,672 4,799 86,33510 ,644 4,601 90,93711 ,517 3,695 94,63112 ,334 2,382 97,01413 ,279 1,993 99,00714 ,139 ,993 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.Sumber: Hasil Output SPSS

Tampilan scree plot yang muncul dari SPSS merupakan visualisasi dari hasil

initial eigenvalue data. Tampilan ini juga bisa digunakan untuk menentukan jumlah

Page 131: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

117

faktor yang terbentuk. Caranya dengan melihat sejumlah garis yang mempunyai

kemiringan atau slope yang sama dan memiliki nilai eigenvalue ≥ 1. Pada scree plot

terdapat 13 garis yang menghubungkan 14 titik. Dua garis pertama mempunyai

kemiringan yang hampir sama sehingga dapat dikatakan bahwa ada 2 faktor yang

terbentuk. Selain itu ada dua garis lagi yang mengenai titik dengan nilai eigenvalue ≥

1, maka dalam penelitian ini dapat ditambahkab 2 faktor sehingga dapat diambil 4

faktor yang terbentuk.

Grafik 4.15 : Tampilan 4e

Sumber: Hasil Output SPSS

Pada tampilan component matrix menyediakan informasi indikator mana yang

masuk pada faktor pertama, kedua, ketiga, atau faktor keempat. Pada analisis total

variance explained telah diketahui bahwa ada empat faktor yang terbentuk dari 14

indikator yang ada sehingga pada component matrix terdapat empat komponen.

Angka yang ada berupa besarnya factor loading yang menunjukkan korelasi antara

suatu indikator dengan faktor yang terbentuk. Misalnya pada indikator X1 (Jenis

Page 132: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

118

Kelamin), korelasi indikator X1 (Jenis Kelamin) dengan faktor pertama adalah -0,594

(korelasi kuat karena diatas 0,5), korelasi dengan faktor kedua sebesar 0,218 (korelasi

lemah karena dibawah 0,5), korelasi dengan faktor ketiga sebesar -0,026 (korelasi

lemah karena dibawah 0,5), dan korelasi dengan faktor keempat sebesar 0,122

(korelasi lemah karena dibawah 0,5).

Tabel 4.16: Tampilan 4fComponent Matrixa

Component

1 2 3 4

X1 -,594 ,218 -,026 ,122

X2 ,341 ,332 -,185 ,595

X5 ,140 ,645 -,279 ,326

X6 ,235 -,034 ,518 ,524

X7 ,630 ,322 ,052 -,401

X8 -,178 ,016 ,651 ,060

X9 ,640 ,392 ,133 -,325

X10 -,170 ,669 ,066 ,175

X11 ,192 ,637 ,013 -,205

X12 ,881 -,086 ,152 -,041

X13 ,881 -,044 ,064 ,046

X14 ,222 -,254 -,568 ,065

X15 ,487 -,464 ,048 ,231

X16 -,750 ,171 ,154 -,145

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 4 components extracted.

Sumber: Hasil Output SPSS

Pada indikator X1 (Jenis Kelamin) angka factor loading terbesar ada pada

component nomer 1, maka indikator X1 bisa langsung dimasukkan sebagai komponen

faktor 1. Namun, dari nilai korelasi pada tabel component matrix masih terdapat

faktor loading yang nilainya hampir sama antara faktor pertama dan faktor kedua

sehingga akan sulit untuk menentukan indikator tersebut masuk ke dalam faktor

pertama atau faktor kedua. Selain itu nilai korelasi terhadap kedua komponen faktor

Page 133: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

119

sangat lemah yaitu di bawah 0,5. Hal ini terlihat pada indikator X15 (Jangka Waktu

Pembiayaan), dimana nilai korelasinya dengan faktor pertama adalah sebesar 0,487,

sedangkan korelasi dengan faktor kedua sebesar -0,464, korelasi dengan faktor ketiga

sebesar -0,048, dan korelasinya dengan faktor keempat sebesar 0,231. Nilai korelasi

indikator X15 (Jangka Waktu Pembiayaan) dengan faktor pertama dan kedua sangat

mirip tetapi masih dibawah 0,5 atau dengan kata lain korelasinya dengan kedua faktor

masih lemah.

3. Rotasi Faktor

Untuk mengatasi masalah ini maka digunakan metode rotasi. Hasil metode

rotasi dengan metode verimax dan quartimax dapat dilihat pada Tabel: Tampilan 5.

Tabel 4.17: Tampilan 5aRotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4

X1 -,590 -,196 ,143 ,090

X2 ,271 -,035 ,733 -,047

X5 -,099 ,238 ,731 -,134

X6 ,384 -,197 ,275 ,581

X7 ,347 ,735 ,003 -,060

X8 -,085 -,037 -,119 ,660

X9 ,351 ,744 ,086 ,041

X10 -,380 ,250 ,514 ,201

X11 -,131 ,620 ,287 ,028

X12 ,820 ,366 ,015 ,035

X13 ,812 ,329 ,124 -,025

X14 ,255 -,165 ,044 -,589

X15 ,672 -,227 -,069 -,013

X16 -,747 -,107 -,143 ,217

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 9 iterations.

Sumber: Hasil Output SPSS

Page 134: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

120

Karena beberapa hasil estimasi sama seperti Tabel: Tampilan 4, di sini hanya

ditampilkan hasil yang tidak tersedia di dalam Tabel: Tampilan 4 seperti rotated

components matrix dan component transformation matrix. Setelah dilakukan rotasi

terlihat jelas indikator mana yang masuk faktor 1, faktor 2, faktor 3, atau faktor 4

(lihat tabel 4.16: tampilan 5a). Ini terdapat karena ada perbedaan korelasi yang jelas

antara indikator dengan faktor dimana setelah dilakukan rotasi hasil nilai factor

loading yang kecil semakin diperkecil dan nilai factor loading yang besar semakin

diperbesar.

Perubahan nilai tersebut terlihat jelas pada indikator X15 (Jangka Waktu

Pembiayaan), dimana nilai korelasinya dengan faktor pertama sebelum dirotasi

adalah sebesar 0,487 (korelasi lemah), setelah dirotasi nilai korelasi diperkuat

menjadi 0,672 (korelasi kuat), sedangkan korelasi dengan faktor kedua sebelum

dirotasi sebesar -0,464 (korelasi lemah), setelah dirotasi nilainya melemah menjadi -

0,227 (korelasi lemah). Kemudian korelasi X15 dengan faktor ketiga sebelum dirotasi

sebesar -0,048 (korelasi lemah) menjadi -0,069, dan korelasi X15 dengan faktor

keempat sebelum dirotasi sebesar 0,231(korelasi lemah) menjadi -0,013(korelasi

lemah). Dari hasil rotasi ini dapat terlihat dengan jelas bahwa indikator X15 (Jangka

Waktu Pembiayaan) merupakan indikator dari komponen faktor pertama dengan

korelasi yang kuat sebesar 0,672.

Hasil Faktor dari masing-masing indikator dari metode rotasi varimax adalah

sebagai berikut:

Indikator X1 (JENIS KELAMIN); masuk pada komponen faktor 1, karena factor

loading indikator ini dengan faktor 1 adalah yang paling besar (-0,590).

Indikator X2 (UMUR NASABAH); masuk pada komponen faktor 3, karena

factor loading indikator ini dengan faktor 3 adalah yang paling besar (0,733).

Indikator X5 (LAMA OPERASI USAHA); masuk pada komponen faktor 3,

karena factor loading nya dengan faktor 3 adalah yang paling besar (0,731).

Page 135: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

121

Indikator X6 (JENIS USAHA); masuk pada komponen faktor 4, karena factor

loading indikator ini dengan faktor 4 adalah yang paling besar (0,581).

Indikator X7 (JUMLAH KARYAWAN); masuk pada komponen faktor 2, karena

factor loading indikator ini dengan faktor 2 adalah yang paling besar (0,735).

Indikator X8 (LOKASI USAHA DARI BPRS); masuk pada komponen faktor 4,

karena factor loading nya dengan faktor 4 adalah yang paling besar (0,660).

Indikator X9 (KEUNTUNGAN USAHA PER BULAN); masuk pada komponen

faktor 2, karena factor loading indikator ini dengan faktor 2 adalah yang paling

besar (0,744).

Indikator X10 (FREKUENSI PEMBIAYAAN); masuk pada komponen faktor 3,

karena factor loading nya dengan faktor 3 adalah yang paling besar (0,514).

Indikator X11 (DANA/ MODAL USAHA); masuk pada komponen faktor 2,

karena factor loading nya dengan faktor 2 adalah yang paling besar (0,620).

Indikator X12 (JUMLAH PEMBIAYAAN); masuk pada komponen faktor 1,

karena factor loading nya dengan faktor 1 adalah yang paling besar (0,820).

Indikator X13 (NILAI JAMINAN); masuk pada komponen faktor 1, karena factor

loading indikator ini dengan faktor 1 adalah yang paling besar (0,812).

Indikator X14 (PENGGUNAAN PEMBIAYAAN); masuk pada komponen faktor

4, karena factor loading nya dengan faktor 4 adalah yang paling besar (-0,589).

Indikator X15 (JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN); masuk pada komponen

faktor 1, karena factor loading indikator ini dengan faktor 1 adalah yang paling

besar (0,672).

Indikator X16 (AKAD PEMBIAYAAN); masuk pada komponen faktor 1, karena

factor loading indikator ini dengan faktor 1 adalah yang paling besar (-0,747).

Dengan demikian berdasarkan metode varimax, indikator X1 (Jenis Kelamin),

X12 (Jumlah pembiayaan), X13 (Nilai Jaminan), X15 (Jangka Waktu Pembiayaan) dan

X16 (Akad pembiayaan) masuk dalam faktor pertama. Sedangkan indikator X7

Page 136: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

122

(Jumlah Karyawan), X9 (Keuntungan Usaha Per bulan), dan X11 (Dana/ Modal

Usaha) masuk kedalam faktor kedua. X2 (Umur Nasabah), X5 (Lama Usaha berjalan),

dan X10 (Frekuensi Pembiayaan) masuk kedalam faktor ketiga dan X6 (Jenis Usaha),

X8 (Lokasi Usaha dari BPRS Amanah Ummah), dan X14 (Penggunaan Pembiayaan)

masuk dalam faktor keempat.

Tabel 4.18: Tampilan 5bRotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4

X1 -,618 -,099 ,138 ,066

X2 ,253 -,033 ,740 -,031

X5 -,069 ,289 ,716 -,137

X6 ,322 -,226 ,290 ,601

X7 ,453 ,675 -,028 -,052

X8 -,116 -,021 -,123 ,656

X9 ,453 ,690 ,054 ,050

X10 -,356 ,334 ,489 ,184

X11 -,045 ,648 ,250 ,018

X12 ,862 ,244 ,016 ,068

X13 ,850 ,214 ,127 ,008

X14 ,252 -,206 ,063 -,575

X15 ,633 -,325 -,040 ,018

X16 -,761 -,003 -,157 ,184

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Quartimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 7 iterations.

Sumber: Hasil Output SPSS

Pada metode rotasi quartimax dalam tabel 4.17: tampilan 5b menghasilkan

kesimpulan yang sama dengan metode rotasi varimax, dimana faktor pertama

berisikan indikator X1, X12, X13, X15 dan X16, faktor kedua berisi indikator X7, X9,

dan X11, faktor ketiga berisi indikator X2, X5, dan X10, dan faktor keempat berisi

indikator X6, X8, dan X14.

Page 137: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

123

Dari hasil rotasi baik dengan metode varimax dan quartimax ini dapat

disimpulkan bahwa dari 14indikator dapat direduksi menjadi empat faktor yaitu:

1. Faktor Pertama meliputi:

X1 (Jenis Kelamin);

X12 (Jumlah pembiayaan);

X13 (Nilai Jaminan);

X15 (Jangka Waktu Pembiayaan); dan

X16 (Akad pembiayaan).

2. Faktor Kedua meliputi:

X7 (Jumlah Karyawan);

X9 (Keuntungan Usaha Per bulan); dan

X11 (Dana / Modal Usaha) .

3. Faktor Ketiga meliputi:

X2 (Umur Nasabah);

X5 (Lama Usaha berjalan); dan

X10 (Frekuensi Pembiayaan).

4. Faktor Keempat meliputi:

X6 (Jenis Usaha);

X14 (Penggunaan Pembiayaan);dan

X8 (Lokasi Usaha dari BPRS Amanah Ummah)

Setelah kita mereduksi 14 indikator menjadi empat faktor, langkah

selanjutnya adalah memberi nama atau identitas atau label masing-masing faktor

sesuai dengan karakteristik masing-masing indikator yang membentuk faktor. Faktor

pertama terdiri dari indikator X1, X12, X13, X15 dan X16 yaitu Jenis Kelamin, Jumlah

pembiayaan yang diajukan, Nilai Jaminan, Jangka Waktu Pembiayaan, dan Akad

pembiayaan. Dari indikator yang ada pada Faktor Pertama ini maka faktor ini diberi

nama dengan Faktor Gender dan Ketentuan Umum Pembiayaan.

Page 138: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

124

Dari buku “Pengantar Perbankan” yang ditulis oleh Syamsu (2013: 158-159),

untuk menambah modal kerja salah satunya dapat dilkakukan dengan mengajukan

Kredit Modal Kerja (KMK). Dalam pengertiannya KMK merupakan kredit yang

digunakan untuk menambah modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha yaitu

meliputi jangka waktu dari pengeluaran uang tunai sampai dengan uang tunai itu

dapat diterima kembali. Adapun beberapa ketentuan umum yang digunakan dalam

KMK diantaranya ialah Jangka waktu KMK, Bunga (dalam perbankan syariah dapat

dilihat melalui akadnya), pelunasan kredit dan Jaminan. Dari teori ini maka faktor 1

dapat disebut sebagai Faktor Ketentuan Umum Pembiayaan.

Faktor kedua terdiri dari indikator X7, X9, dan X11, yaitu Jumlah Karyawan,

Keuntungan Usaha Per bulan, dan Modal Usaha. Ketiga indikator ini mewakili Faktor

kedua yang diberi nama Faktor Operasional Usaha.

Faktor ketiga berisi indikator X2, X5, dan X10, yaitu Umur Nasabah, Lama

Usaha berjalan, dan Frekuensi Pembiayaan atau Pengulangan Pengulangan

Pembiayaan. Tiga indikator tersebut mewakili faktor dengan nama Faktor

Pengalaman.

Faktor terakhir yaitu faktor keempat terdiri dari indikator/ indikator X6, X8,

dan X14 yaitu Jenis Usaha, Lokasi Usaha dari BPRS Amanah Ummah, dan

Penggunaan Pembiayaan. Dari tiga indikator tersebut faktor ini diberi nama dengan

Faktor Spesifikasi Usaha dan Pembiayaan

Tabel 4.19: Tampilan 5c

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4

1 ,883 ,431 ,152 -,104

2 -,407 ,638 ,642 ,124

3 ,102 ,103 -,223 ,964

4 ,209 -,629 ,718 ,211

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Sumber: Hasil Output SPSS

Page 139: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

125

Untuk melihat nilai korelasi antar faktor dapat diketahui melalui data

component trasfromation matrix. Pada Tabel 4.18 korelasi antar faktor yang

dihasilkan dari metode rotasi varimax adalah:

1. Faktor 1 (Gender dan Ketentuan Umum Pembiayaan) mempunyai korelasi yang

kuat dengan faktornya sendiri yaitu dengan nilai korelasi sebesar 0,883 (>0,5).

Korelasinya dengan faktor 2 (Operasionah Usaha) lemah dengan nilai

0,431(<0,5), korelasinya dengan faktor 3 (Pengalaman) sangat lemah dengan

nilai 0,152, dan korelasi faktor 1 dengan faktor 4 (Spesifikasi Usaha dan

Pembiayaan) juga sangat lemah dengan nilai -0,104. Jadi Faktor Gender dan

Pembiayaan hanya memiliki korelasi yang kuat dengan faktornya sendiri yaitu

pada indikator/ indikator X1, X12, X13, X15 dan X16 (Jenis Kelamin, Jumlah

pembiayaan yang diajukan, Nilai Jaminan, Jangka Waktu Pembiayaan, dan Akad

pembiayaan).

2. Faktor 2 (Operasional Usaha) memiliki korelasi yang kuat dengan faktornya

sendiri dan Faktor 3 (Pengalaman), yaitu dengan nilai korelasi masing-masing

0,638 dan 0,642. Korelasi Faktor 2 dengan dua faktor lainnya termasuk dalam

korelasi lemah yaitu dengan nilai masing-masing faktor 1 (Gender dan

Pembiayaan) -0,407 dan faktor 4 (Spesifikasi Usaha dan Pembiayaan) 0,124.

3. Korelasi Faktor 3 (Pengalaman) dengan faktornya sendiri sangat lemah yaitu -

0,223, begitu pula dengan dua faktor lain yaitu dengan faktor 1 (0,102) dan

faktor 2 (0,103), korelasi terhadap keduanya sangat lemah. Namun Faktor 3

(Pengalaman) memiliki korelasi yang sangat kuat dengan Faktor 4 (Spesifikasi

Usaha dan Pembiayaan) yaitu dengan besaran korelasi 0,964.

4. Seperti Faktor 3, Faktor 4 (Spesifikasi Usaha dan Pembiayaan) memiliki korelasi

yang lemah dengan indikatornya sendiri yaitu dengan nilai 0,211, selain itu

Faktor 4 juga memiliki korelasi yang kecil dengan Faktor 1 (Gender dan

Pembiayaan) dengan nilai korelasi 0,209. Faktor 4 memiliki korelasi yang kuat

dengan dua faktor lainnya yaitu dengan Faktor 2 atau Faktor Operasional Usaha

(-0,629), dan Faktor 3 atau Faktor Pengalaman (0,718).

Page 140: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

126

Pada tabel 4.19: tampilan 5d korelasi antar faktor yang dihasilkan dari metode

rotasi quertimax memilki korelasi yang sama dengan metode korelasi varimax,

namun dengan nilai korelasi yang sedikit berbeda yaitu:

1. Faktor 1 berkorelasi kuat dengan faktornya sendiri (0,938) dan berkorelasi lemah

dengan 3 faktor lainnya, yaitu Faktor 2 (0,305), Faktor 3 (0,151) dan Faktor 4 (-

0,068).

2. Faktor 2 berkorelasi kuat dengan faktornya sendiri (0,727) dan Faktor 3 (0,596).

Sedangkan korelasinya dengan Faktor 1 (-0,325) dan Faktor 4 (0,103) memiliki

korelasi yang lemah.

3. Faktor 3 berkorelasi lemah dengan faktornya sendiri (-0,232) dan dua faktor

lainnya yaitu Faktor 1 (0,079) dan Faktor 2 (-0,232), tetapi memiliki korelasi

yang kuat dengan Faktor 4 (0,965).

4. Faktor 4 berkorelasi lemah dengan faktornya sendiri (0,230) dan Faktor 1

(0,093), dan berkorelasi kuat dengan Faktor 2 (-0,608) dan Faktor 3 (0,754).

Tabel 4.20: Tampilan 5d

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 4

1 ,938 ,305 ,151 -,068

2 -,325 ,727 ,596 ,103

3 ,079 ,089 -,232 ,965

4 ,093 -,608 ,754 ,230

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Quartimax with Kaiser Normalization.

Sumber: Hasil Output SPSS

Adapun persamaan regresi yang dapat dibentuk dari faktor-faktor yang

dihasilkan dari analisis faktor ialah sebagai berikut:

Y = a + b1.Faktor 1 + b2. Faktor 2 + b3.Faktor 3 + b4. Faktor 4,

atau;

Page 141: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

127

Reaslisasi dan Pengembalian Usaha

= a + b1.Faktor Gender dan Ketentuan Umum Pembiayaan + b2.Faktor

Operasional Usaha + b3.Faktor Pengalaman + b4.Faktor Spesifikasi Usaha

dan Pembiayaan.

Keterangan:

Y = variabel dependen, dan

nilai a dan b = konstanta, hasil model regresi

D. Analisis Regresi Linier Berganda

Tehnik analisa ini digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan variabel

terikat yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada variabel bebas.

Berdasarkan pengolahan data dengan batuan komputer program SPSS 22, diperoleh

koefisien regresi dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.21: Koefisien Regresi Berganda

Variabel Koefisien Regresi STD Error ProbabilitasFaktor 1 0,130 0,048 0,008Faktor 2 -0,160 0,048 0,001Faktor 3 -0,036 0,048 0,454Faktor 4 -0,009 0,048 0,848Konstanta 1,167 0,048 0,000R = 0,340R2 = 0,115Adjusted R2 = 0,091Sumber: Pengolahan data

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai regresi sebesar 0,340 yang berarti nilai

regresi ini menunjukkan bahwa hubungan antara empat faktor tersebut sebagai

variabel independen dengan variabel Pengembalian Pembiayaan sebagai variabel

dependen. Dari hasil perhitungan juga diketahui nilai korelasi berganda sebesar 0,115

atau 11,5%. Nilai korelasi berganda ini menunjukkan adanya pengaruh keempat

Page 142: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

128

faktor terhadap Pengembalian Pembiayaan, adapun pengaruh keempat faktor ini

terhadap pengembaian pembiayaan ditunjukkan sebagai berikut:

Y = a + b1.Faktor 1 + b2. Faktor 2 + b3.Faktor 3 + b4. Faktor 4,

Y = 1,167 + 0,130.Faktor 1 – 0,160.Faktor 2 – 0,036.Faktor 3 – 0,009.Faktor 4,

Dimana:

a = 1,167 artinya apabila faktor 1, 2, 3, dan 4 tetap atau tidak mengalami

perubahan maka pengembalian pembiayaan sebesar nilai konstanta yaitu 1,167.

b1 = 0.130, artinya satuan nilai variabel Y apabila ada penambahan satu satuan pada

Faktor 1 di mana Faktor 2, 3 dan 4 tidak mengalami penambahan.

b2 = -0.160, artinya satuan nilai variabel Y apabila ada penambahan satu satuan pada

Faktor 2 di mana Faktor 1, 3 dan 4 tidak mengalami penambahan.

b3 = -0.036, artinya satuan nilai variabel Y apabila ada penambahan satu satuan pada

Faktor 3 di mana Faktor 1, 2, dan 4 tidak mengalami penambahan.

b4 = -0.009 artinya satuan nilai variabel Y apabila ada penambahan satu satuan pada

Faktor 4 di mana Faktor 1, 2 dan 3 tidak mengalami penambahan.

Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai R yang didapat adalah 0,340, berarti

persamaan ini dapat menjelaskan pengaruhnya sebesar 34% terhadap pengembalian

pembiayaan mkro di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, sedangkan 66%

lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang ada diluar persamaan tersebut. Adapun

faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembalian pembiayaan adalah

Faktor 2 yaitu faktor operasional usaha dengan nilai signifikan 0,001 dan faktor 1

yaitu Faktor gender dan ketetuan Umum pembiayaan dengan nilai signifikan sebesar

0,008. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa yang paling memilikipengaruh

terhadap pengembalian pembiayaan mikro pada BPRS Amanah Ummah Leuwiliang

Bogor adalah Faktor 2 dengan koefisien regresi sebesar -0,160.

Page 143: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

129

Perbandingan hasil tesis dengan penelitian sebelumnya:

1. Pada Jurnal “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian

Pembiayaan Mudharabah” (Kiswati ,dan Rahmawaty: 2015), penelitian dilakukan

terhadap 4 (empat) variabel X yaitu tingkat pendidikan (X1), jumlah tanggungan

keluarga (X2), omzet usaha (X3), dan lama usaha (X4) melalui 75 orang responden

dengan menggunakan Teknik Regresi Logistik adalah variabel X3 (omzet usaha)

merupakan variabel memiliki pengaruh (positif) paling besar sebesar 2.479

terhadap pengembalian pembiayaan, yang berarti semakin besar omzet usaha

perbulan seseorang, maka semakin besar kemampuan bayar nasabah tersebut

dalam pengembalian pembiayaan, karena tersedianya anggaran yang lebih untuk

membayar angsuran dari omzet tersebut diluar kebutuhan sehari-harinya.

Kemudian variabel X4 (lama usaha) dengan pengaruh negatif sebesar 2.479,

variabel X1 (tingkat pendidikan) memiliki pengaruh positif sebesar 1.053, dan

variabel X2 (jumlah tanggungan keluarga) memiliki pengaruh terkecil terhadap

pengembalian pembiayaan dengan nilai -1.048.

2. Pada Jurnal “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kelancaran

pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro (Studi Kasus pada PT Bank

BRI (Persero) Tbk. Unit Tawangsari II, Cabang Sukorahatjo Tahun 2013)”

(Rizka, dan Sampurno: 2013), penelitian dilakukan terhadap 6 (enam) variabel X

yaitu Usia (X1), Tingkat Pendidikan (X2), Jumlah Tanggungan Keluarga (X3),

Jumlah Pinjaman (X4), Pengalaman Usaha (X5), dan Omzet Usaha (X6) melalui

86 orang responden dengan menggunakan Metode Statistik Deskriptif dan

Analisis Regresi Logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 3(tiga) variabel

bernilai koefisien positif yang berarti memiliki pengaruh terhadap Kelancaran

Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro yaitu X6 (omzet usaha) dengan

pengaruh sebesar 0.434, X2 (tingkat pedidikan) dengan pengaruh positif sebesar

0.058, dan X1 (usia) dengan pengaruh positif sebesar 0.033. Sedangkan 3 (tiga)

lainnya tidak memiliki pengaruh terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit

Usaha Rakyat (KUR) Mikro karena memiliki koefisien negatif yaitu X3 (jumlah

Page 144: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

130

tanggungan keluarga) dengan nilai koefisien sebesar -1.100, X5 (pengalaman

usaha) dengan pengaruh negatif sebesar 0.146, dan X4 (jumlah pinjaman) dengan

nilai – 0.013.

3. Pada Jurnal “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi dan Pengembalian Kredit

Usaha Rakyat” (Lubis, dan Rachmina: 2011), penelitian dilakukan terhadap 116

debitur dengan menggunakan Analisis Linier Berganda, dalam menganalisa

faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR-Kupedes dan menggunakan

Analisis Regresi Logistik Biner pada analisis faktor pengembalian KUR-

Kupedes.

Variabel yang digunakan dalam analisis faktor yang mempengaruhi pengembalian

KUR adalah 14 (empat belas) variabel yang diteliti yaitu variabel umur nasabah

(X1), jenis kelamin (X2), tingkat pendidikan (X3), jumlah tanggungan keluarga

(X4), jarak tempat tinggal (X5), nilai RPC (Re-Payment Capacity) per bulan (X6),

jenis usaha (X7), lama usaha (X8), lama menetap di lokasi usaha (X9), nilai plafon

kredit (X10), jangka waktu pengembalian (X11), frekuensi peminjaman kredit

(X12), nilai agunan (X13), dan kewajiban per bulan (X14). Dari keempat belas

variabel tersebut hanya ada 4 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap

pengembalian KUR, yaitu X2 (jenis kelamin), X14 (kewajiban per bulan), X11

(jangka waktu pengembalian), dan X3 (tingkat pendidikan).

4. Pada Jurnal “Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Mitra Binaan SMES

Bergabung dalam Program Bantuan Teknis Bank Indonesia” (Pangau: 2017),

sampel yang digunakan adalah 34 (tiga puluh empat) pelaku UMKM binaan

Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Faktor dengan 15

indikator. Hasil analisis faktor yang didapat dari penelitian ini adalah

terbentuknya 3 faktor yang dapat Menentukan Mitra Binaan SMES Bergabung

dalam Program Bantuan Teknis Bank Indonesia yaitu faktor 1 meliputi 9

Indikator yaitu Implikasi Perdagangan Bebas, Sifat Produk dengan Life Time

yang pendek, Tindakan Kerja, Sifat Kemitraan, Hubungan Kemitraan, Status

Kemitraan, Sistem Kemitraan, Sasaran Program, dan Keberhasilan, yang

Page 145: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

131

kemudian diberi nama dengan Faktor Kemitraan yang menguntungkan. Faktor 2

meliputi 5 indikator yaitu; Sumber daya manusia yang terbatas, Lemahnya

jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, Iklim usaha belum sepenuhnya

kondusif, Terbatasnya sarana dan prasaran usaha, Terbatasnya akses pasar yang

kemudian diberi nama dengan Faktor Keterbatasan pelaku UMKM. Faktor 3

adalah 1 indikator yaitu Kurangnya permodalan.

5. Pada Jurnal “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli” (Sudiarta, dkk: 2014),

penelititian ini menggunakan 12 indikator dengan Metode Analisis Faktor.

Terbentuk 2 faktor dalam penelitian ini, faktor 1 merupakan faktor paling

dominan yang dapat menjelaskan sebesar 50,232% dan faktor kedua sebesar

13,630%. jika kedua faktor digunakan maka dapat menjelaskan 63,862% dari

seluruh indikator yang ada. Dua faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di

Kabupaten Bangli tersebut ialah Faktor 1 terdiri dari 6 indikator yaitu akses

pemodalan, Kemampuan wirausaha, SDM, Pemasaran, Pengetahuan Keuangan,

dan Rencana bisnis, yang diberi nama dengan Faktor Internal. Faktor 2 juga

terdiri dari 6 indikator yaitu Jaringan Sosial, legalitas, dukungan pemerintah,

pembinaan, teknologi, dan akses kepada informasi, yang kemudian diberi nama

Faktor Eksternal.

Page 146: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

132

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap 150 nasabah pembiayaan

produktif pada UMKM di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor dengan metode

Analisis Faktor menggunakan program IBM SPSS Statictics 22, maka didapat

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan mikro pada

UMKM di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor yaitu;. Faktor 1 adalah

Faktor Gender dan Ketentuan Umum Pembiayaan, Faktor 2 adalah Faktor

Operasional Usaha, Faktor 3 adalah Faktor Pengalaman, dan Faktor 4 adalah

Faktor Spesifikasi Usaha dan Pembiayaan.

Faktor Gender dan Ketentuan Umum Pembiayaan terdiri dari indikator X1,

X12, X13, X15 dan X16 yaitu Jenis Kelamin, Jumlah pembiayaan yang

diajukan, Nilai Jaminan, Jangka Waktu Pembiayaan, dan Akad pembiayaan.

Faktor Operasional Usaha terdiri dari indikator X7, X9, dan X11, yaitu

Jumlah Karyawan, Keuntungan Usaha Per bulan, dan Modal Usaha.

Faktor Pengalaman berisi indikator X2, X5, dan X10, yaitu Umur Nasabah,

Lama Usaha berjalan, dan Frekuensi Pembiayaan atau Pengulangan

Pengulangan Pembiayaan.

Faktor Spesifikasi Usaha dan Pembiayaan terdiri dari indikator/ indikator

X6, X8, dan X14 yaitu Jenis Usaha, Lokasi Usaha dari BPRS Amanah

Ummah, dan Penggunaan Pembiayaan.

2. Faktor yang memiliki pengaruh paling besar terdapat pada Faktor Gender dan

Ketentuan Umum Pembiayaan dimana 27,489% pari persamaan pengembalian

pembiayaan mikro pada BPRS Amanah Ummah dapat dijelaskan oleh faktor ini,

Faktor Operasional Usaha dapat menjelaskan sebesar 14,304%, Faktor

Page 147: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

133

Pengalaman dapat menjelaskan sebesar 8,602%, dan Faktor Spesifikasi Usaha

dan Pembiayaan dapat menjelaskan sebesar 8,392%.

Adapun persamaan regresi yang didapatkan dari analisis faktor ini ialah

sebagai berikut:

Reaslisasi dan Pengembalian Usaha

= a + b1.Faktor Gender dan Pembiayaan + b2.Faktor Operasional Usaha +

b3.Faktor Pengalaman + b4.Faktor Spesifikasi Usaha dan Pembiayaan.

Setelah diregresi pertsamaan tersebut menjadi:

Y = 1,167 + 0,130. Faktor Gender dan Pembiayaan – 0,160. Faktor

Operasional Usaha – 0,036. Faktor Pengalaman – 0,009. Faktor

Spesifikasi Usaha dan Pembiayaan.

B. SARAN

Saran yang ingin disampaikan terkait penelitian mengenai pembiayaan mikro

pada nasabah UMKM di BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor ini adalah:

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang memiliki pengaruh paling besar

terhadap pengembalian pembiayaan mikro pada nasabah UMKM di BPRS

Amanah Ummah Leuwiliang Bogor adalah Faktor Operasional Usaha terdiri dari

indikator Jumlah Karyawan, Keuntungan Usaha Per bulan, dan Modal Usaha.

Dari sini penulis menyarankan agar kualitas usaha dan manajeman usaha yang

baik diharapkan dapat tetap menjadi perhatian utama dalam penentuan penilaian

pengembalian pembiayaan mikro pada nasabah UMKMnya.

Harapannya kemudian BPRS Amanah Ummah Leuwliang Bogor dapat

mempertahankan prestasi yang ada khususnya dalam pembiayaan UMKM dan

bisa lebih menambah lagi kualitasnya.

2. Bagi Nasabah UMKM di BPRS Amanah Ummah disaran akan untuk lebih

meningkatkan kualitas usaha dan manajemen usahanya. Sehingga nantinya faktor

tersebut terus menjadi pertimbangan utama BPRS Amanah Ummah dalam

Page 148: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

134

menilai dan menentukan pembiayaan bukan dari Nilai Jaminan, dan Ketentuan

Umum Pembiayaan lainnya, melainkan melalui kemampuan atau kualitas usaha

yang dimiliki oleh nasabah UMKM tersebut.

3. Dari hasil penelitian ini di diharapkan dapat menjadi acuan bagi banyak pihak,

baik bagi penulis, pihak akademisi maupun pihak praktisi dalam menganalisa

pengembalian pembiayaan mikro khususnya pada nasabah UMKM di BPRS

Amanah Ummah. Untuk penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini juga

diharapkan bisa menjadi acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan

metode lain sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.

Page 149: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

135

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

-------. “Jumlah UMKM Indonesia Tahun 2017 Mengalami Peningkatan”. 2017.Artikel diakses pada 25 Agustus 2017 darihttp://fe.unars.ac.id/index.php/2017/07/30/jumlah-umkm-indonesia-tahun-2017-mengalami-peningkatan/

Ali, Samirah dan Ali Mutasowifin, “Faktor-Faktor yang mempengaruhi RealisasiPembiayaan Mikro (Studi Kasus PT Bank Syariah Mandiri KCP BogorMerdeka)”. Manajemen IKM Vol.10, No.1, Februari 2012. Jurnal diaksespada 15 April 2016 dari http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/

Amalia, Euis. Keadilan Distribusi Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKMdan UKM di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Amin, A. Riawan. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UIN Press,2009.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta:Gema Insani, 2015.

Augustyas, Dhika. “Peran UMKM dalam Perekonomian Indonesia”. 2011. Artikeldiakses pada 8 Februari 2017 darihttp://dhiasitsme.wordpress.com/2011/05/27/peran-ukm-dalam-perekonomian-Indonesia/

BPRS Amanah Ummah. Laporan Tahunan TH 2016 BPRS Amanah Ummah.Bogor: BPRS Amanah Ummah, 2016.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet.3,2009.

CFISEL, TIM. Alternatif Pembiayaan Terhadap UMKM Melalui Pasar Modal diIndonesia. Jakarta: CFISEL, 2009.

Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Bogor: Penerbit GhaliaIndonesia, 2005.

Djazuli, H. A. dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat SebuahPengenalan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Eriyanto. Tehnik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta: PT. LkiS PelangiAksara, 2007.

Page 150: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

136

Gumelar, Galih. “Lima Tahun, Sandiaga Sebut Jumlah UMKM Bisa Tembus 60Juta”. 2017. Artikel diakses pada 25 Agustus 2017 darihttps://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20170724113610-92-229887/lima-tahun-sandiaga-sebut-jumlah-umkm-bisa-tembus-60-juta/

Hasan, Nurul Ichsan. Pengantar Perbankan. Jakarta: Gaung Persada Press Group,2014.

Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islamdan Hukum Nasional. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Iskandar, Syamsu. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Penerbit INMEDIA, 2013.

Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Meuju Aplikasi. Jakarta: KENCANAPRENADA MEDIA GROUP, 2010.

Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2010.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Kiswati, dan Anita Rahmawaty. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TingkatPengembalian Pembiayaan Mudharabah” ditulis oleh (STAIN Kudus).Jurnal equilibrium vol.3, no.1, juni 2015, (2015): 1-26.

Lubis, Anna Maria dan Dwi Rachmina. “Faktor – Faktor yang MempengaruhiRealisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat”. Forum AgribisnisVolume1, No.2, September 2011, (2011): 112-131.

Mardani. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:Prenadamedia Grup, 2015.

Pangau, Noula Trine. “Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Mitra BinaanSMES Bergabung dalam Program Bantuan Teknis Bank Indonesia”. JurnalRiset Bisnis dan Manajemen Vol 5, No.1, 2017, (2017): 39-54.

Perwataatmadja, Karnaen A., dan Hendri Tanjung. Bank Syariah (Teori, Praktik,dan Peranannya). Jakarta: PT. Senayan Abadi, 2007.

Purnamasari, Dewi Laily. “Peran bank Syariah dalam Mendorong KemajuanUMKM”, 2011. Artikel artikel diakses pada 7 Februari 2017 darihttp://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/08/peran-bank-syariah-dalam-mendorong-kemajuan-umkm/

Page 151: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

137

Rizka, Carla, dan R. Djoko Sampurno. “Analisis Faktor-Faktor yangmempengaruhi Kelancaran pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR)Mikro (Studi Kasus pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Unit Tawangsari II,Cabang Sukorahatjo Tahun 2013)”. Diponegoro Journal of Managementvolume 2, Nomor 2, Tahun 2013. Jurnal diakses pada tanggal 7 September2017 dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr

Sambudi, Jabbar. “Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia dalamMenghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. 2016. Artikel diaksespada tanggal 31 mei 2016 darihttp://www.jabbarsambudi.com/2016/01/usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm.html

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi.Yogyakarta: Penerbit EKONISIA, 2015.

Sudiarta, Putu Lanang Eka, Ketut Kirya, dan Wayan Cipta. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) di Kabupaten Bangli”. E-Journal Bisma Universitas PendidikanGanesha, Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014), 2014: 1-8.

Sumanto. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Jakarta: PT. BUKU SERU, 2014.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait(BAMUI, Takaful dan Pasal Modal Syariah) di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.

Supranto, dan Nandan Limakrisna. Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah UntukMenyusun Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Edisi.3. Jakarta: Penerbit MitraWacana Media, 2013.

Suryani, dan Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi PadaPenelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: PrenadamediaGroup, 2015.

Tambunan, Tulus TH. Pembangunan Ekonomi Inklusif. Jakarta: Penerbit LP3ES,2016.

Tambunan, Tulus TH. UMKM Di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.

Usman, Rachmadi. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: SinarGrafika, 2012.

Widarjono, Agus. Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS,dan SMARTPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015.

www.amanahummah.co.id

Page 152: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

138

www.bogorkab.bps.go.id

www.ojk.go.id

Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta:Penerbit Zikrul Hakim, 2007.

Page 153: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

139

Lampiran 1 Kuesioner Penlitian

KUESIONERPENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO

PADA BPRS AMANAH UMMAH LEUWILIANG BOGOR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Kesediaan bapak/ibu/saudara/i dalam mengisi kuesioner penelitian ini sangatsaya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap sesuai dengan keadaanyang sebenarnya. Kuesiner ini digunakan untuk memperoleh informasi sebagai dataprimer dalam penelitian. Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifatrahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Terima kasih atasbantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Petunjuk Pengisian

a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untukmenjawab seluruh pertanyaan yang ada.

b. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban dari pertanyaan multiple choice yangdipilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Nama : ......................................................................

Alamat/ No. Tlp : ......................................................................

KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*2. Umur Responden : ........... Tahun3. Pendidikan Formal :

a. Tidak Sekolah / Tidak Tamat SDb. Tamat SD / Tidak Tamat SMPc. Tamat SMP / Tidak Tamat SMAd. Tamat SMA/ Tidak Tamat S1e. Tamat S1 atau lebih

4. Jumlah orang dalam keluarga yang menjadi tanggungan :a. Tidak adab. 1-2 orangc. 3-4 orangd. 5 orang atau lebih

Page 154: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

140

KARAKTERISTIK USAHA

5. Lama operasi usaha yang dibiayai BPRS Amanah Ummah:a. < 5 tahunb. 5 - 10 tahunc. 10 – 15 tahund. > 15 tahun

6. Jenis usaha yang dijalankan adalah:a. Perdaganganb. Pertanianc. Jasad. Lainnya, sebutkan ......

7. Jumlah karyawan yang dimiliki :a. Tidak adab. 1 – 4 orangc. 5 – 19 orangd. 20 - 99 orang

8. Jarak lokasi usaha dengan BPRS Amanah Ummah :a. Kurang dari 1 kmb. 1 - 5 kmc. 5 – 10 kmd. Lebih dari 10 km

9. Rata-rata Keuntungan Usaha (per bulan ) :a. < Rp 4.200.000,-b. Rp 4.200.000,- – Rp 25.000.000,-c. Rp 25.000.000,- – Rp 208.300.000,-d. > Rp 208.300.000,-

KARAKTERISTIK PEMBIAYAAN

10. Frekuensi Pembiayaan Mikro di BPRS Amanah Ummah :a. 1 Kalib. 2 – 3 Kalic. 4 – 5 Kalid. > 5 Kali

11. Jumlah dana/ modal yang dimiliki:a. 25% atau lebih kecil dari pembiayaan yang diajukanb. 26% - 50% dari pembiayaan yang diajukanc. 51 % - 75% dari pembiayaan yang diajukand. 75% atau lebih besar dari pembiayaan yang diajukan

Page 155: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

141

12. Jumlah pembiayaan yang diinginkan:a. < Rp. 5.000.000,-b. Rp. 5.000.000,- – Rp. 50.000.000,-c. Rp. 50.000.000,- – Rp. 250.000.000,-d. > Rp. 250.000.000,-

13. Nilai agunan/ jaminan yang digunakan:a. < Rp. 10.000.000,-b. Rp. 10.000.000,- – Rp. 100.000.000,-c. Rp. 100.000.000,- – Rp. 500.000.000,-d. > Rp. 500.000.000,-

14. Jenis Penggunaan Pembiayaan:a. Pembiayaan Modal Kerja (contoh; untuk meningkatkan kualitas atau mutu

produk, menggaji karyawan, kebutuhan opersional harian, dll)b. Pembiayaan Investasi (contoh; untuk membeli tanah, membuat gedung,

dll)15. Jangka waktu pinjaman:

a. 1 - 3 tahunb. 3 – 5 tahunc. 5 – 10 tahund. > 10 tahun

16. Akad yang digunakan dalam pembiayaan adalah:a. Mudharabah (Akad bagi hasil dengan dana 100% dari bank)b. Musyarakah (Akad bagi hasil dengan dana dari bank dan nasabah)c. Murabahah (Akad jual beli)d. Ijarah (Akad sewa menyewa)e. Rahn (Gadai Syariah)

17. Karakteristik pengembalian pinjaman:a. Pembiayaan Lancarb. Pembiayaan Kurang Lancarc. Pembiayaan Diragukand. Pembiayaan Macet

Terima Kasih

Page 156: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

142

Lampiran 2 Hasil Kuesioner

No x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 y1 1 57 4 3 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 22 1 35 4 3 2 1 3 4 3 2 2 3 3 2 1 3 33 1 58 4 4 4 3 2 4 1 2 1 3 4 1 1 3 44 1 37 2 3 3 1 1 4 1 3 1 2 3 1 1 3 25 2 24 3 3 1 3 1 3 1 1 1 2 3 1 1 3 36 1 37 5 3 1 1 2 3 1 2 1 2 3 1 1 3 27 1 30 4 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 3 48 1 33 2 3 1 3 1 3 1 1 1 3 2 1 2 3 29 1 43 3 3 1 1 2 4 1 1 1 2 2 1 2 3 410 1 41 4 3 2 1 2 2 1 2 2 3 3 1 2 3 411 2 38 2 3 1 1 1 2 1 4 1 3 3 1 1 3 312 1 36 4 3 3 1 2 4 1 1 2 3 3 2 2 3 413 2 25 4 3 2 1 2 4 1 2 2 1 1 1 1 5 114 2 35 5 2 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 5 115 2 23 2 3 4 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 5 116 1 24 4 3 1 1 1 2 2 1 4 2 1 1 1 5 117 2 35 4 3 1 1 1 4 1 4 4 1 1 1 1 5 118 2 46 2 3 4 1 1 4 1 3 3 1 1 1 1 5 119 2 42 3 3 2 1 2 2 1 1 4 2 2 1 1 5 120 2 46 4 2 2 1 2 4 1 2 3 1 1 1 1 5 121 2 33 3 3 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 5 122 2 43 3 3 2 1 1 4 1 3 1 1 1 1 1 5 123 2 46 4 3 4 1 1 4 1 2 4 1 1 1 1 5 124 2 48 2 2 1 1 1 4 1 3 4 1 1 1 1 5 125 2 47 4 2 4 1 1 2 2 2 4 1 1 1 1 5 126 2 48 4 3 4 1 1 2 1 4 4 1 1 1 1 5 127 2 29 4 3 2 1 1 4 1 4 2 1 1 1 1 5 128 2 33 3 2 3 1 2 3 2 2 4 2 2 1 1 5 129 2 32 4 4 1 1 1 4 1 4 3 1 1 1 1 5 130 1 34 4 2 1 1 2 2 1 4 1 1 1 1 1 5 131 1 32 3 2 4 1 1 4 1 2 4 1 1 1 1 5 132 2 45 4 4 1 1 1 4 1 2 2 2 1 1 1 5 133 1 30 4 3 2 1 1 2 1 4 4 2 1 1 1 5 134 2 36 3 3 1 1 2 4 2 2 2 1 1 1 1 5 135 2 31 3 4 1 1 2 4 1 3 2 1 1 1 1 5 136 2 40 3 3 2 1 1 4 1 1 2 2 2 1 1 5 137 2 30 4 2 1 1 1 4 1 4 4 1 1 1 1 5 1

Page 157: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

143

38 1 34 5 2 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 5 139 2 25 4 2 1 1 2 4 1 2 4 1 1 1 1 5 140 1 24 3 2 1 1 2 4 2 1 2 2 2 1 1 5 141 1 40 4 3 4 1 3 1 3 2 4 1 1 1 1 5 142 1 40 4 3 1 1 2 4 2 1 2 2 2 1 1 5 143 1 40 4 3 1 3 3 3 2 1 4 2 2 1 1 5 144 2 33 3 2 1 1 2 4 2 4 4 1 1 1 1 5 145 2 30 3 3 2 1 2 2 1 4 2 2 1 1 1 5 146 1 50 5 2 4 3 2 1 2 3 4 2 1 1 1 5 147 1 34 4 3 1 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 5 148 2 38 4 3 1 3 1 2 1 2 4 1 1 1 1 5 149 2 52 4 2 1 1 2 4 1 1 4 2 2 1 1 5 150 1 42 4 4 1 1 1 3 2 2 3 2 1 1 1 5 151 2 27 4 2 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 5 152 2 34 3 3 3 1 2 3 1 3 4 1 1 1 1 5 153 2 38 4 3 1 3 2 3 1 4 3 2 2 1 1 5 154 1 45 3 4 2 1 3 1 2 2 4 3 3 1 1 5 155 2 38 3 3 3 1 3 4 2 4 4 1 1 1 1 5 156 2 30 4 3 2 1 1 2 2 2 4 2 1 1 1 5 157 2 27 4 2 1 1 1 2 1 2 4 2 2 1 1 5 158 1 52 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 159 1 32 5 3 2 3 2 4 2 1 4 3 4 1 3 3 160 1 57 4 4 2 3 1 4 1 2 2 3 3 1 2 3 161 2 38 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 1 1 3 162 1 35 3 2 1 1 2 4 2 1 4 3 3 2 2 3 163 1 47 4 3 1 1 2 4 1 1 4 2 3 1 1 3 164 2 50 4 3 2 1 1 4 1 3 2 2 2 1 1 3 165 2 45 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 2 3 166 1 48 4 2 4 1 3 2 2 4 3 3 3 1 2 3 167 2 27 4 4 2 1 2 2 2 2 4 2 2 1 1 3 168 1 30 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1 3 169 1 30 4 2 1 1 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 170 1 50 4 3 2 3 3 4 4 1 4 3 3 1 2 3 171 1 55 3 3 1 1 4 3 4 1 4 4 4 1 1 3 172 1 60 2 2 4 1 4 2 3 4 4 3 4 2 1 3 173 2 55 4 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 174 1 40 4 3 1 3 2 2 1 1 2 4 4 1 3 3 175 1 50 2 2 3 1 2 3 3 3 4 3 4 1 1 4 176 2 53 3 2 4 1 4 3 2 3 4 3 4 2 1 3 177 1 49 4 2 1 3 1 4 1 1 3 3 3 2 2 3 1

Page 158: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

144

78 1 39 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 3 1 2 3 179 1 42 5 3 2 1 3 4 3 1 4 4 4 1 2 3 180 1 38 4 3 2 1 2 1 2 1 1 3 3 2 2 3 181 1 36 3 3 3 1 2 4 2 4 4 3 3 1 1 3 182 2 50 4 2 4 1 1 2 1 4 4 2 2 1 1 3 183 2 54 4 2 1 3 1 2 1 3 4 2 3 2 1 3 184 1 40 3 3 1 1 1 4 1 2 4 2 3 2 1 3 185 1 40 2 3 2 1 2 3 2 1 4 3 3 1 1 3 186 2 46 5 3 1 1 2 4 1 3 4 2 2 1 1 3 187 1 36 4 4 1 1 4 2 3 2 4 4 4 1 2 3 188 1 63 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 1 1 3 189 1 35 4 2 1 1 2 1 1 2 4 3 3 1 1 3 190 2 41 3 3 2 1 2 1 1 3 3 3 3 1 2 3 191 2 30 4 2 1 1 3 1 2 1 4 3 3 1 1 3 192 2 28 4 3 3 1 2 1 2 1 4 2 2 2 1 3 193 1 40 2 4 2 1 3 4 2 1 4 2 3 1 1 3 194 1 47 3 3 1 1 2 1 2 1 2 3 3 2 2 3 195 1 48 2 4 2 1 3 2 1 1 4 2 2 2 1 3 196 1 30 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 1 1 1 3 197 1 52 4 3 4 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 198 1 36 3 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 199 2 35 2 3 2 1 2 2 2 2 4 2 4 1 1 3 1100 1 60 2 2 2 1 1 2 2 2 4 3 4 1 2 3 1101 1 42 3 2 1 1 2 2 2 1 4 2 2 1 1 3 1102 1 50 4 3 2 1 2 2 2 2 4 3 3 1 2 3 1103 1 40 4 3 2 1 3 2 2 2 4 4 4 1 3 3 1104 2 22 4 3 1 1 1 3 1 1 4 2 3 1 1 3 1105 1 28 4 3 1 1 2 4 1 3 4 3 3 1 1 3 1106 1 44 5 4 1 1 3 4 2 3 4 3 4 1 1 3 1107 1 49 4 3 3 1 3 2 1 2 4 2 3 1 1 3 1108 1 60 2 4 3 1 1 2 1 4 4 2 3 1 1 3 1109 2 26 4 2 1 1 2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 1110 1 45 3 4 1 3 2 4 2 4 4 2 3 1 1 3 1111 1 32 4 3 1 3 3 4 3 2 4 4 3 1 1 3 1112 2 37 4 3 1 1 2 2 1 1 2 3 3 1 2 3 1113 1 39 2 4 3 1 4 1 3 4 4 4 3 1 1 3 1114 1 50 2 4 1 1 3 2 2 3 4 3 3 1 1 3 1115 2 49 4 3 3 1 2 4 4 4 4 3 3 1 1 3 1116 2 40 2 3 3 1 1 2 1 1 4 2 2 1 1 3 1117 1 26 5 2 1 1 1 4 1 2 4 2 2 2 1 3 1

Page 159: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

145

118 1 38 4 3 4 3 1 4 3 3 4 2 3 1 1 3 1119 1 30 3 3 3 1 2 4 2 2 4 3 3 1 2 3 1120 1 36 4 3 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1121 1 26 2 1 2 1 2 2 2 1 4 2 2 1 1 3 1122 1 33 3 3 2 1 1 3 1 2 4 2 2 1 1 3 1123 1 39 1 4 3 1 1 1 2 2 4 2 2 1 1 3 1124 1 40 4 3 1 1 3 3 2 2 4 3 3 1 1 3 1125 2 40 3 3 4 1 1 4 1 2 4 2 2 1 1 3 1126 1 36 4 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 3 1127 2 55 2 2 4 1 3 4 2 2 4 2 3 1 1 3 1128 1 42 4 3 1 1 1 3 1 2 2 2 2 1 1 3 1129 2 47 2 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 1 2 3 1130 1 42 2 2 2 1 2 4 1 1 2 2 2 1 1 3 1131 1 30 2 2 3 1 2 1 3 3 4 2 4 1 1 3 1132 1 45 2 4 2 1 4 3 3 1 4 2 3 1 1 3 1133 1 43 5 3 1 1 2 2 1 1 4 2 3 2 2 3 1134 1 34 5 1 2 1 2 4 3 1 4 3 4 1 3 3 1135 1 52 4 3 1 1 1 4 1 1 2 2 3 1 1 3 1136 2 50 3 2 4 1 1 2 1 3 4 2 2 1 1 3 1137 2 43 5 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 1 2 3 1138 2 39 4 2 4 1 3 2 2 4 4 2 3 1 1 3 1139 1 39 4 4 4 1 2 1 1 3 4 2 3 1 1 3 1140 1 42 2 3 4 1 1 4 2 1 1 3 3 1 1 3 1141 1 43 4 3 4 1 2 2 2 1 4 3 4 1 1 3 1142 1 33 5 2 4 1 3 4 4 3 4 3 3 1 1 3 1143 1 27 2 1 2 1 3 2 2 1 4 4 4 1 1 3 1144 1 43 3 3 2 1 2 2 1 2 1 3 3 1 1 3 1145 1 36 4 3 1 1 2 4 1 2 4 3 3 1 1 3 1146 1 40 4 3 2 3 3 4 3 4 2 4 4 1 1 2 1147 1 34 5 2 1 3 3 2 3 1 2 4 4 1 3 3 1148 2 41 3 2 1 1 1 4 1 1 2 2 2 1 1 3 1149 1 38 4 3 2 1 2 4 2 2 4 2 2 1 1 3 1150 2 43 4 3 1 3 3 3 1 1 4 1 1 1 1 5 1

Page 160: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

146

HASIL AKHIR ANALISIS FAKTOR

FACTOR/VARIABLES Jenis_Kelamin Umur Lama_Usaha Jenis_Usaha

Jumlah_Karyawan Lokasi_Usaha Keuntungan_Usaha Frekuensi_PembiayaanDana_yg_Dimiliki Jumlah_Pembiayaan Nilai_JaminanPenggunaan_Pembiayaan Waktu_Pinjaman Akad_Pinjaman

/MISSING LISTWISE/ANALYSIS Jenis_Kelamin Umur Lama_Usaha Jenis_Usaha

Jumlah_Karyawan Lokasi_Usaha Keuntungan_Usaha Frekuensi_PembiayaanDana_yg_Dimiliki Jumlah_Pembiayaan Nilai_JaminanPenggunaan_Pembiayaan Waktu_Pinjaman Akad_Pinjaman

/PRINT INITIAL KMO AIC EXTRACTION ROTATION/PLOT EIGEN/CRITERIA MINEIGEN(1) ITERATE(25)/EXTRACTION PC/CRITERIA ITERATE(25)/ROTATION QUARTIMAX/METHOD=CORRELATION.

Factor Analysis

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,769

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 630,666

df 91

Sig. ,000

Anti-image Matrices

X1 X2 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16

Anti-image

Covariance

X1 ,713 ,032 -,053 ,015 ,019 -,011 ,073 -,094 -,055 ,065 -,012 ,025 -,027 -,099

X2 ,032 ,791 -,195 -,123 -,050 ,001 ,054 -,073 -,024 ,043 -,080 -,080 -,004 ,007

X5 -,053 -,195 ,729 ,029 ,066 ,100 -,153 -,178 -,095 ,046 -,015 ,024 -,001 ,043

X6 ,015 -,123 ,029 ,893 ,043 -,096 -,029 -,035 -,020 -,051 ,028 ,067 -,128 ,002

X7 ,019 -,050 ,066 ,043 ,528 ,075 -,231 -,033 -,058 -,052 -,042 -,052 ,062 -,061

X8 -,011 ,001 ,100 -,096 ,075 ,910 -,054 -,048 ,062 ,024 -,058 ,050 ,095 -,081

X9 ,073 ,054 -,153 -,029 -,231 -,054 ,504 ,012 -,111 -,060 ,003 ,002 ,001 -,010

X10 -,094 -,073 -,178 -,035 -,033 -,048 ,012 ,767 -,064 -,039 ,039 ,084 ,165 -,005

X11 -,055 -,024 -,095 -,020 -,058 ,062 -,111 -,064 ,792 ,012 -,044 ,041 ,104 -,049

X12 ,065 ,043 ,046 -,051 -,052 ,024 -,060 -,039 ,012 ,240 -,137 ,030 -,096 ,029

X13 -,012 -,080 -,015 ,028 -,042 -,058 ,003 ,039 -,044 -,137 ,224 ,019 -,027 ,136

X14 ,025 -,080 ,024 ,067 -,052 ,050 ,002 ,084 ,041 ,030 ,019 ,892 -,057 ,115

X15 -,027 -,004 -,001 -,128 ,062 ,095 ,001 ,165 ,104 -,096 -,027 -,057 ,667 -,021

X16 -,099 ,007 ,043 ,002 -,061 -,081 -,010 -,005 -,049 ,029 ,136 ,115 -,021 ,429

Page 161: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

147

Anti-image

Correlation

X1 ,892a ,043 -,074 ,019 ,031 -,014 ,122 -,127 -,073 ,158 -,030 ,031 -,039 -,179

X2 ,043 ,698a -,257 -,146 -,077 ,002 ,086 -,093 -,031 ,099 -,191 -,095 -,005 ,013

X5 -,074 -,257 ,590a ,036 ,106 ,122 -,252 -,238 -,125 ,110 -,038 ,030 -,001 ,078

X6 ,019 -,146 ,036 ,655a ,063 -,107 -,043 -,042 -,024 -,111 ,063 ,075 -,166 ,003

X7 ,031 -,077 ,106 ,063 ,780a ,108 -,447 -,052 -,089 -,146 -,122 -,076 ,104 -,129

X8 -,014 ,002 ,122 -,107 ,108 ,507a -,079 -,057 ,073 ,051 -,127 ,055 ,122 -,130

X9 ,122 ,086 -,252 -,043 -,447 -,079 ,770a ,019 -,175 -,171 ,009 ,003 ,002 -,021

X10 -,127 -,093 -,238 -,042 -,052 -,057 ,019 ,682a -,082 -,090 ,094 ,101 ,231 -,009

X11 -,073 -,031 -,125 -,024 -,089 ,073 -,175 -,082 ,761a ,028 -,104 ,049 ,143 -,084

X12 ,158 ,099 ,110 -,111 -,146 ,051 -,171 -,090 ,028 ,795a -,592 ,064 -,239 ,090

X13 -,030 -,191 -,038 ,063 -,122 -,127 ,009 ,094 -,104 -,592 ,766a ,042 -,070 ,438

X14 ,031 -,095 ,030 ,075 -,076 ,055 ,003 ,101 ,049 ,064 ,042 ,684a -,074 ,185

X15 -,039 -,005 -,001 -,166 ,104 ,122 ,002 ,231 ,143 -,239 -,070 -,074 ,790a -,040

X16 -,179 ,013 ,078 ,003 -,129 -,130 -,021 -,009 -,084 ,090 ,438 ,185 -,040 ,825a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

X1 1,000 ,416

X2 1,000 ,614

X5 1,000 ,619

X6 1,000 ,599

X7 1,000 ,664

X8 1,000 ,459

X9 1,000 ,686

X10 1,000 ,511

X11 1,000 ,485

X12 1,000 ,807

X13 1,000 ,784

X14 1,000 ,441

X15 1,000 ,508

X16 1,000 ,637

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

Page 162: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

148

Total Variance Explained

ComponentInitial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %1 3,849 27,489 27,489 3,849 27,489 27,4892 2,003 14,304 41,793 2,003 14,304 41,7933 1,204 8,602 50,395 1,204 8,602 50,3954 1,175 8,392 58,787 1,175 8,392 58,7875 ,932 6,656 65,4436 ,840 5,996 71,4407 ,721 5,148 76,5888 ,693 4,948 81,5369 ,672 4,799 86,33510 ,644 4,601 90,93711 ,517 3,695 94,63112 ,334 2,382 97,01413 ,279 1,993 99,00714 ,139 ,993 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 163: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

149

Component Matrixa

Component

1 2 3 4X1 -,594 ,218 -,026 ,122X2 ,341 ,332 -,185 ,595X5 ,140 ,645 -,279 ,326X6 ,235 -,034 ,518 ,524X7 ,630 ,322 ,052 -,401X8 -,178 ,016 ,651 ,060X9 ,640 ,392 ,133 -,325X10 -,170 ,669 ,066 ,175X11 ,192 ,637 ,013 -,205X12 ,881 -,086 ,152 -,041X13 ,881 -,044 ,064 ,046X14 ,222 -,254 -,568 ,065X15 ,487 -,464 ,048 ,231X16 -,750 ,171 ,154 -,145

Extraction Method: Principal Component Analysis.a. 4 components extracted.

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4X1 -,618 -,099 ,138 ,066X2 ,253 -,033 ,740 -,031X5 -,069 ,289 ,716 -,137X6 ,322 -,226 ,290 ,601X7 ,453 ,675 -,028 -,052X8 -,116 -,021 -,123 ,656X9 ,453 ,690 ,054 ,050X10 -,356 ,334 ,489 ,184X11 -,045 ,648 ,250 ,018X12 ,862 ,244 ,016 ,068X13 ,850 ,214 ,127 ,008X14 ,252 -,206 ,063 -,575X15 ,633 -,325 -,040 ,018X16 -,761 -,003 -,157 ,184

Extraction Method: Principal Component Analysis.Rotation Method: Quartimax with Kaiser Normalization.a

a. Rotation converged in 7 iterations.

Page 164: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

150

Component Transformation Matrix

Component 1 2 3 41 ,938 ,305 ,151 -,0682 -,325 ,727 ,596 ,1033 ,079 ,089 -,232 ,9654 ,093 -,608 ,754 ,230

Extraction Method: Principal Component Analysis.Rotation Method: Quartimax with Kaiser Normalization.

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3 4

X1 -,590 -,196 ,143 ,090

X2 ,271 -,035 ,733 -,047

X5 -,099 ,238 ,731 -,134

X6 ,384 -,197 ,275 ,581

X7 ,347 ,735 ,003 -,060

X8 -,085 -,037 -,119 ,660

X9 ,351 ,744 ,086 ,041

X10 -,380 ,250 ,514 ,201

X11 -,131 ,620 ,287 ,028

X12 ,820 ,366 ,015 ,035

X13 ,812 ,329 ,124 -,025

X14 ,255 -,165 ,044 -,589

X15 ,672 -,227 -,069 -,013

X16 -,747 -,107 -,143 ,217

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.a

a. Rotation converged in 9 iterations.

Page 165: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

151

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation NY2 1,17 ,618 150REGR factor score 1 for analysis 1 ,0000000 1,00000000 150REGR factor score 2 for analysis 1 ,0000000 1,00000000 150REGR factor score 3 for analysis 1 ,0000000 1,00000000 150REGR factor score 4 for analysis 1 ,0000000 1,00000000 150

Correlations

Y2

REGR factorscore 1 foranalysis 1

REGR factorscore 2 foranalysis 1

REGR factorscore 3 foranalysis 1

REGR factorscore 4 foranalysis 1

PearsonCorrelation

Y2 1,000 ,211 -,259 -,059 -,015REGR factor score1 for analysis 1 ,211 1,000 ,000 ,000 ,000

REGR factor score2 for analysis 1 -,259 ,000 1,000 ,000 ,000

REGR factor score3 for analysis 1 -,059 ,000 ,000 1,000 ,000

REGR factor score4 for analysis 1 -,015 ,000 ,000 ,000 1,000

Sig. (1-tailed) Y2 ,005 ,001 ,238 ,428REGR factor score1 for analysis 1 ,005 ,500 ,500 ,500

REGR factor score2 for analysis 1 ,001 ,500 ,500 ,500

REGR factor score3 for analysis 1 ,238 ,500 ,500 ,500

REGR factor score4 for analysis 1 ,428 ,500 ,500 ,500

N Y2 150 150 150 150 150REGR factor score1 for analysis 1 150 150 150 150 150

REGR factor score2 for analysis 1 150 150 150 150 150

REGR factor score3 for analysis 1 150 150 150 150 150

REGR factor score4 for analysis 1 150 150 150 150 150

Page 166: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

152

Variables Entered/Removeda

Model Variables EnteredVariablesRemoved Method

1 REGR factor score 4 for analysis1, REGR factor score 3 foranalysis 1, REGR factor score 2for analysis 1, REGR factor score1 for analysis 1b

Enter

a. Dependent Variable: Y2

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 ,340a ,115 ,091 ,589

a. Predictors: (Constant), REGR factor score 4 for analysis 1, REGR factor score 3 foranalysis 1, REGR factor score 2 for analysis 1, REGR factor score 1 for analysis 1

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 6,557 4 1,639 4,728 ,001b

Residual 50,276 145 ,347Total 56,833 149

a. Dependent Variable: Y2

b. Predictors: (Constant), REGR factor score 4 for analysis 1, REGR factor score 3 foranalysis 1, REGR factor score 2 for analysis 1, REGR factor score 1 for analysis 1

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) 1,167 ,048 24,266 ,000REGR factor score1 for analysis 1 ,130 ,048 ,211 2,703 ,008

REGR factor score2 for analysis 1 -,160 ,048 -,259 -3,318 ,001

REGR factor score3 for analysis 1 -,036 ,048 -,059 -,750 ,454

REGR factor score4 for analysis 1 -,009 ,048 -,015 -,192 ,848

a. Dependent Variable: Y2

Page 167: PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41347... · 2018. 9. 14. · PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BPRS AMANAH UMMAH

153

Daftar Riwayat Hidup

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Fatimah RaihaniTempat & Tgl. Lahir : Jambi, 26 Juni 1989Alamat : Kp. Jampang Pulo, Gg. SMK Nusa Bangsa,

Rt.03 Rw.03, No.153, Desa. Jampang, Kec. Kemang,Kab. Bogor – JAWA BARAT.

Telepon : 082220687348

PENDIDIKAN

TK : TK Aisyiah 46 Cempaka Putih, Ciputat - TangerangSD : SDN Kampung Utan II, Ciputat (Sampai Kelas 3)

SDN 66 Telanai Pura, Jambi ( Kelas 4 – Lulus)SMP : MTS. PonPes Daar El-Qolam, Gintung, Jayanti, TangerangSMA : SMA. PonPes Daar El-Qolam, Gintung, Jayanti, TangerangS1 : Jurusan Perbankan Syariah, Prodi Muamalat, Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota HMI 20092. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Perbankan Syariah Non

Reguler 2010

PENGALAMAN PEKERJAAN

1. Peneliti Lapangan Freelance LSI (Lembaga Survey Indonesia) 2008 - 2010

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Prof.Dr.H.Ahmad Husein Ritonga, M.A.2. Tempat & Tgl. Lahir : Sukarame Lb. Batu, 02 Juli 19583. Alamat : Jl. Pattimura, Gg. Mesjid Rt.05 Rw.02 No.42,

Kel.Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi.

4. Ibu : Dra.Hj.Mariatul Hasanah Harahap5. Tempat & Tgl. Lahir : Pondok Sei. Dua, 07 Juni 19616. Alamat : Jl. Pattimura, Gg. Mesjid Rt.05 Rw.02 No.42,

Kel.Kenali Besar, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi.7. Anak Ke dari : Satu dari lima bersaudara