Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN BUKU CERITA
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA JAWA
SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SEMARANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Septiana Fajar Lukitosari
NIM : 2601411117
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto:
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan (QS. Al-Insyrah: 6)
2. Allah akan memberi kemudahan kepada umatnya yang mau mendekat dan
merangkulNya. (Septiana Fajar Lukitosari)
Persembahan
1. Orang tuaku tercinta Ibu Muntamah dan
Bapak Adekhan Wignyo Sugondo.
2. Kakak-kakakku tersayang Evita Triastuti
dan Satriyo Raharjo.
3. Almamaterku tercinta, Universitas
Negeri Semarang.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah member
kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
Fabel Berbahasa Jawa untuk Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Semarang.
Skripsi ini dapat selesai berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak.Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucaapan
terimakasih yang tulus kepada.
1. Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A., M.Pd dan Yusro Edy Nugroho, S.S.,
M.Hum. sebagai dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah
member arahan, bimbingan, dan saran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
2. Dra. Endang Kurniati, M.Pd sebagai dosen penelaah yang telah
memberikan saran dan arahan kepada penulis.
3. Ucik Fuadhiyah, S.Pd., M.Pd. dan Eko Sugiarto, S.Pd., M.Sn. sebagai
dosen penguji ahli yang telah memberikan pengarahan serta koreksi
kepada penulis.
4. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis untuk menyusun skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah memberi
dorongan dan bekal ilmu kepada penulis.
6. Kepala Sekolah, guru, dan siswa SDN Jatijajar II dan SD Negeri
Randugunting yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
vii
7. Orangtuaku tercinta Ibu Muntamah dan Bapak Adekhan Wignyo Sugondo
serta kakak-kakakku (Evita Triastuti dan Satriyo Raharjo) yang telah
memberi semangat serta doa dalam setiap langkahku.
8. Orangtua keduaku Ibu Sri Barkah dan Bapak Nawawi yang telah memberi
semangat, dukungan dan doa untukku.
9. Teman-teman rombel 4 Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Angkatan 2011
atas kebersamaan, kekompakan, semangat dan segala dukungannya selama
ini.
10. Teman-teman Lunar Kos dan Uleg-uleg yang juga memberikan dukungan
dan doa selama ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
Atas semua bimbingan, doa, dan motivasi dari semua pihak yang telah
membantu penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Penulis menyadari dalam penulisan
skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mohon maaf atas
sekecil apapun kesalahan.Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan peneliti bahasa.
Semarang, Februari 2016
viii
ABSTRAK
Lukitosari, Septiana Fajar. 2016.Pengembangan Buku Cerita sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Jawa Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten Semarang.Skripsi.Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
I: Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A.,M.Pd., Pembimbing II: Yusro
Edy Nugroho, S.S.,M.Hum.
Kata kunci: buku cerita, kosakata Jawa, sekolah dasar
Bahasa Jawa dirasa sulit untuk kalangan siswa sekolah dasar.Hal ini terjadi
dikarenakan kurangnya penguasaan kosakata Jawa.Buku cerita merupakan salah
satu alternatif untuk meningkatkan penguasaan kosakata Jawa.Buku cerita
berbahasa Jawa yang tersedia dikalangan masyarakat Kabupaten Semarang saat
ini masih kurang.Untuk itu, penelitian ini mengembangkan buku Ayo Maca Dongeng sebagai upaya peningkatan penguasaan kosakata Jawa untuk siswa
sekolah dasar.
Berdasarkan uraian tersebut, masalahdari penelitian ini adalah (1)
bagaimana kebutuhan guru dan siswa terhadap prototipe Ayo Maca Dongeng(2)bagaimana draf prototipe Ayo Maca Dongeng, (3) bagaimana validasi prototipe
Ayo Maca Dongeng, (4) bagaimana uji coba terbatas prototipe Ayo Maca Dongeng. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kebutuhan guru dan siswa
terhadap prototipe Ayo Maca Dongeng, dan (2) menyusun draf prototipe Ayo Maca Dongeng, mendeskripsikan hasil validasi prototipe Ayo Maca Dongeng,
serta mengetahui hasil uji coba terbatas prototipe Ayo Maca Dongeng.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Research and Development (R&D) yang dilakukan secara terbatas. Prosedur penelitian yang
dilakukan antara lain (1)potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)desain
produk, (4) validasi produk, (5) revisi produk, (6) uji coba terbatas. Subjek pada
penelitian ini adalah guru sekolah dasar, siswa sekolah dasar, dan pakar ahli
dalam pengembangan buku bacaan untuk memberikan evaluasi terhadap buku Ayo Maca Dongeng.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,
angket, dan tes.Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, pedoman
wawancara, angket kebutuhan guru, angket uji ahli desain dan materi, dan tes
tertulis.Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis kebutuhan guru yang diperoleh dari angket dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan guru adalah buku cerita yang dapat membantu
siswa dalam meningkatkan penguasaan kosakata Jawa yang mudah dipahami dan
tampilan serta isinya sesuai dengan kebutuhan siswa sekolah dasar, sedangkan
kebutuhan siswa adalah buku cerita anak berbahasa Jawa dengan tokoh hewan
yang bergambar dan berwarna serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Kemudian dianalisis untuk memperoleh bahan pengembangan prototipe buku Ayo Maca Dongeng yang terdiri dari empat cerita fabel yaitu Piwelinge Kancil, Emprit lan Semut Abang, Kuthuk Kang Gedhe Sirahe, dan Gogor Nandang Cilaka. Buku
ix
cerita ini menyelipkan kosakata Jawa tembung aran untuk menambah penguasaan
kosakata Jawa siswa.Selain itu buku ini juga mengandung nilai moral dan
mengajarkan anak unggah-ungguh serta tata krama dalam kehidupan sehari-hari
yang disajikan dengan ilustrasi gambar yang berwarna.Setelah buku bacaan
disusun, selanjutnya diujikan kepada ahli.Kemudian dilakukan perbaikan sesuai
dengan saran penguji ahli.Perbaikan tersebut diantaranya (1) bagian isi, (2)
penyajian buku, (3) kebahasaan, dan (4) grafika buku.Setelah perbaikan, tahap
selanjutnya adalah uji coba terbatas prototipe Ayo Maca Dongeng.Uji coba
dilakukan untuk mengetahui (1) perilaku siswa dalam pembelajaran, (2) hasil
belajar siswa, (3) tanggapan siswa terhadap prototipe Ayo Maca Dongeng, (4)
tanggapan guru terhadap prototipe Ayo Maca Dongeng.Uji coba dilakukan pada
26 siswa kelas IV SDN Randugunting Bawen dengan hasil sebagai berikut. (1)
perilaku siswa selama pembelajaran positif, (2) rata-rata hasil belajar siswa
sebelum menggunakan prototipe Ayo Maca Dongeng adalah 72,31 setelah
menggunakan prototipe Ayo Maca Dongeng meningkat menjadi sebesar 79,61
sehingga ketuntasan siswa dalam prosentase 92,3%, (3) buku Ayo Maca Dongengdapat menarik siswa karena tampilan dan bahasa yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan siswa, (4) guru memberikan apresiasi terhadap hasil prototipe karena
respon siswa terhadap materi yang diajarkan sangat positif. Saran yang dapat
diberikan berdasarkan penelitian yaitu hendaknya ada pengembangan buku
bacaan berbahasa Jawa lain untuk melestarikan budaya dan bahasa Jawa.
x
SARI
Lukitosari, Septiana Fajar. 2016. Pengembangan Buku Cerita sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Jawa Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten Semarang.Skripsi.Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
I: Dra. Esti Sudi Utami Benedicta A.,M.Pd., Pembimbing II: Yusro
Edy Nugroho, S.S.,M.Hum.
Tembung Pangrunut : buku crita, tetembungan Jawa, sekolah dhasar
Siswa sekolah dhasar lumrahe padha kangelan sinau basa Jawa.Kadadeyan iki amarga siswa kurang nguwasani tetembungan Jawa.Buku crita yaiku salah sijine pilihan kanggo ningkatake anggone nguwasani tetembungan Jawa kanggosiswa sekolah dhasar.Buku crita kang nganggo basa Jawa ing Kabupaten Semarang durung cukup kanggo nyukupi kebutuhan guru lan siswa ing sekolah dhasar. Mula panaliten iki ngembangake buku Ayo Maca Dongeng kanggo siswa sekolah dhasar minangka ngewangi siswa anggone nguwasani tetembungan Jawa. Adhedasar pratelan ing dhuwur, perkara kang bisa didhudhah ing panaliten iki yaiku (1) kepiye kebutuhane guru lan siswa ngenani prototipe Ayo Maca Dongeng, (2) kepiye draf prototipe Ayo Maca Dongeng, (3) kepiye validasi
prototipe Ayo Maca Dongeng, (4) kepiye asil uji coba terbatas prototipe Ayo Maca Dongeng. Ancase panaliten iki yaiku, (1) ngerteni kebutuhan guru lan siswa ngenani prototipe Ayo Maca Dongeng, (2) nyusun prototipe Ayo Maca Dongeng, (3) ndeskripsikake asil validasi prototipe Ayo Maca Dongeng, (4) ngerteni asil uji
coba terbatas prototipe Ayo Maca Dongeng. Panaliten iki migunakake pendekatan Research & Development (R&D). Langkah panaliten iki dumadi saka 6 perangan yaiku (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi produk,(6) uji coba terbatas. Subjek ing panaliten iki yaiku guru lan siswa sekolah dhasar. Teknik panaliten migunakake teknik observasi, wawancara, angket
kebutuhan guru, angket uji ahli materilandesain,lantes tertulis.Teknik analisis data
migunakake teknik deskriptif kualitatif. Data kebutuhan guru yaiku buku crita kang bisa mbiyantu siswa sekolah
dhasar kanggo nguwasani tetembungan Jawa lan kebutuhan siswa yaiku buku crita kang nggunakake tokoh kewan kang isine gampang dimangerti uga muat gambar lan werna kang cerah banjur dianalisis kanggo menehi bahan ngembangake buku crita Ayo Maca Dongeng kang kasusun saka patang crita kewan yaiku Piwelinge Kancil, Emprit lan Semut Abang, Kuthuk kang Gedhe Sirahe, lan Gogor Nandang Cilaka. Buku iki menehi ngerti marang siswa babagan tembung aran kanggo ngimbuhi tetembungan Jawa sing wis dingerteni. Saliyane kuwi, buku crita iki ngandhut nilai moral lan ngajarake siswa bab unggah-ungguh lan tata krama kang kasusun nganggo ilustrasigambar maneka
xi
warna. Sawise buku kasusun, banjur divalidasi marang ahli lan didandani miturut saran penguji ahli. Dene kang kudu didandani yaiku isi buku, rupa buku, basa kang digunakake, langrafika buku. Asil saka uji coba terbatas kang wis dilakokake marang 26 siswa kelas IV SDN Randugunting yaiku (1) prilaku siswa nunjukake respon positif, siswa seneng sinau nganggo buku Ayo Maca Dongeng, (2) Rata-rata asil sinau siswa sadurunge nggunakake buku Ayo Maca Dongeng yaiku 72,31 lan sawise nggunakake buku Ayo Maca Dongeng munggah dadi 79,61 dene prosentase ketuntasan siswa yaiku 92,3%, (3) buku Ayo Maca Dongeng kasil narik para siswa amarga tampilan lan basa kang digunakake pas karo kebutuhan siswa, (4) Guru maringi apresiasi marang buku Ayo Maca Dongeng amarga siswa menehi respon positif marang materi kang diajarake. Saka panaliten iki prayogane prelu dikembangake buku wacan basa Jawa liya kanggo nguri-uri budaya lan basa Jawa.
i
i
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA .................................................................................................... vi
ABSTRAK..................................................................................................... viii
SARI .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI. ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 10
2.2 Landasan Teoretis .................................................................................... 15
2.2.1 Hakekat Buku Cerita ............................................................................ 15
ii
2.2.2 Struktur Cerita ........................................................................................ 18
2.2.3 Pembelajaran Kosakata .......................................................................... 20
2.2.4 Kosakata Jawa ........................................................................................ 22
2.2.5 Fase-fase Penguasaan Kosakata .............................................................. 23
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian....................................................................................... 27
3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................. 31
3.2.1 Data Penelitian ....................................................................................... 31
3.2.2 Sumber Data Penelitian .......................................................................... 31
3.3 Instrumen Penelitian .................................................................................. 33
3.3.1 Pedoman Observasi ................................................................................ 34
3.3.2 Pedoman Wawancara ............................................................................. 35
3.3.3 Angket Kebutuhan ................................................................................. 37
3.3.4 Angket Uji Validasi ................................................................................ 37
3.3.5 Tes Tertulis ............................................................................................ 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40
3.4.1 Observasi ............................................................................................... 40
3.4.2 Wawancara ............................................................................................ 40
3.4.3 Angket ................................................................................................... 41
3.4.4 Teknik Tes ............................................................................................. 41
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................. 41
3.5.1 Data Kebutuhan Siswa dan Guru ......................................................... 42
iii
3.5.2 Data Validasi ....................................................................................... 42
3.5.3 Data Uji Coba Terbatas ....................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kebutuhan Guru terhadap Buku Ayo Maca Dongeng................................. 44
4.2 Kebutuhan Siswa terhadap Buku Ayo Maca Dongeng ............................... 46
4.3 Prototipe Buku Ayo Maca Dongeng ........................................................ 47
4.3.1 Pendahuluan ........................................................................................... 50
4.3.2 Isi Buku ................................................................................................. 51
4.3.3 Bagian Akhir .......................................................................................... 59
4.4 Validasi Prototipe Buku Ayo Maca Dongeng............................................. 60
4.4.1 Uji Desain .............................................................................................. 60
4.4.2 Uji Materi .............................................................................................. 66
4.5 Hasil Perbaikan Prototipe Buku Ayo Maca Dongeng ................................. 67
4.6 Uji Coba Terbatas Prototipe Ayo Maca Dongeng ...................................... 80
4.6.1 Perilaku Siswa dalam Pembelajaran ....................................................... 81
4.6.2 Hasil Belajar Siswa ................................................................................ 82
4.6.3 Tanggapan Siswa terhadap Prototipe Ayo Maca Dongeng ...................... 83
4.6.4 Tanggapan Guru terhadap Prototipe Ayo Maca Dongeng . ...................... 84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................... 86
5.2 Saran ......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA . .................................................................................. 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 92
i
i
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian .................................. 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa .................................. 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Tanggapan........................... 36
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kebutuhan Guru ........................................ 37
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Uji Validasi ............................................... 38
Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Tertulis ........................................................... 39
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Tes Tertulis.............................................. 39
Tabel 4.1 Perbaikan Pemilihan Kata (Diksi) ........................................ 78
Tabel 4.2 Perbaikan Penulisan Fonem ................................................ 79
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa .............................................................. 82
i
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Tahap Penelitian ....................................................... 30
Gambar 4.1 Sampul Buku Ayo Maca Dongeng ....................................... 48
Gambar 4.2 Halaman Hak Cipta ............................................................... 48
Gambar 4.3 Kata Pengantar ................................................................. 49
Gambar 4.4 Daftar Isi ............................................................................... 50
Gambar 4.5 Teka-teki Silang .................................................................... 58
Gambar 4.6 Sampul Belakang .................................................................. 59
Gambar 4.7 Perbaikan Halaman Hak Cipta ......................................... 61
Gambar 4.8 Perbaikan Background Atur Panglantar.............................. 63
Gambar 4.9 Perbaikan Background Daftar Isi ........................................ 64
Gambar 4.10 Perbaikan Teka-teki Silang................................................. 65
Gambar 4.11 Perbaikan Sampul Depan dan Belakang ........................... .67
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Jawa di Jawa Tengah merupakan muatan
lokal wajib yang harus diajarkan di sekolah mulai dari jenjang sekolah
dasar hingga jenjang sekolah menengah atas karena Bahasa Jawa
merupakan bahasa daerah yang perlu dilestarikan agar tidak hilang
keberadaannya. Hal ini tercantum dalam Keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 423.5/5/2010 tentang penetapan Bahasa Jawa sebagai mata
pelajaran muatan lokal wajib di sekolah.
Pembelajaran Bahasa Jawa meliputi empat keterampilan berbahasa
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menyimak diarahkan
pada kemampuan memahami teks lisan, berbicara diarahkan pada
kemampuan mengungkapkan gagasan, saran maupun pendapat secara
lisan, membaca diarahkan untuk memahami isi teks bacaan dan menulis
diarahkan pada kemampuan mengungkapkan gagasan, saran, pendapat
ataupun perasaan secara tertulis. Keempat keterampilan ini saling terkait
satu dengan yang lain, sehingga dalam mempelajari satu keterampilan
berbahasa keterampilan berbahasa lain akan terlibat. Berdasarkan hasil
observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar masih banyak ditemukan
kelamahan karena kurangnya pelestarian dan penguasaan kosakata Jawa di
kalanganan siswa sekolah dasar.
2
Berdasarkan hasil observasi awal di lapangan menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar masih banyak
ditemukankelamahan karena kurangnya pelestarian dan penguasaan
kosakata Jawa di kalangan anak usia sekolah dasar.
Kurangnya penguasaan kosakata Jawa pada siswa terjadi karena
kurangnya pengetahuan dan penggunaan Bahasa Jawa di lingkungan
sekolah.Siswa lebih banyak menggunakan Bahasa Indonesia ataupun
bahasa asing di sekolah. Dalam pembelajaran di sekolah, siswa sukar
menyerap apa yang disampaikan oleh guru di kelas ketika guru
memberikan pelajaran menggunakan Bahasa Jawa. Siswa seringkali
meminta guru untuk menggunakan Bahasa Indonesia dalam memberikan
materi pembelajaran Bahasa Jawa dengan alasan untuk menambah
kejelasan materi.Dalam berdialog dengan teman sebaya, siswa juga lebih
banyak menggunakan Bahasa Indonesia dibandingkan Bahasa Jawa.Ini
terjadi karena kurangnya penguasaan kosakata Jawa yang dimiliki
siswa.Kosakata Jawa yang biasa didengar siswa adalah kosakata Jawa
yang digunakan dalam bahasa sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa
lebih mampu mengingat apa yang sering didengar dan digunakan
dibandingkan yang hanya dihafalkan ataupun dipelajari.
Dalam hal ini perlu adanya upaya peningkatan penguasaan
kosakata Jawa yang dikemas secara menarik sehingga siswa mudah dalam
menyerap kosakata Jawa yang ada di dalamnya.Salah satunya yaitu
dengan upaya pengadaan buku cerita yang memuat kosakata Jawa di
3
dalamnya sehingga siswa lebih tertarik dalam membaca dan mempelajari
buku tersebut.
Buku cerita merupakan pilihan yang tepat karena buku cerita akan
lebih dapat menarik minat siswa dalam membaca dibandingkan membaca
buku pelajaran ataupun buku referensi yang di dalamnya hanya terdapat
materi pembelajaran saja. Anak di usia sekolah dasar sangat menyukai hal-
hal atau bacaan yang dirasa menyenangkan untuk dibaca salah satunya
adalah dongeng-dongeng atau bacaan yang bersifat imajinatif. Menurut
Bassett, Jacka, dan Logan (Sumantri, 1999:12) siswa usia sekolah dasar
memiliki rasa ingin tahu terhadap alam sekitarnya, senang bermain dan
senang mencoba hal baru. Dengan demikian perlu cara untuk mengenalkan
atau menambah pengetahuan kosakata Jawa di sekolah yang masih
berkaitan dengan alam sekitar yaitu dengan buku cerita yang memuat
tentang makhluk hidup dan alam sekitar yang dapat membantu menarik
minat siswa dalam mempelajari kosakata Jawa melalui apa yang dibaca
maupun didengar.
Buku cerita yang dibutuhkan merupakan buku yang menghibur dan
tidak berisi materi-materi yang rumit dengan tujuan siswa belajar sekaligus
mendapat hiburan dari hasil membaca. Menurut teori yang dikemukakan
oleh Stern, bahwa siswa usia anak sekolah dasar memiliki minat besar
terhadap pekerjaan dan perbuatan orang dewasa, serta tingkah laku
binatang. (Kartono 2007:136)
4
Dari alasan di atas buku cerita yang berisi fabel dapat menjadi
alternatif dalam mengatasi masalah-masalah yang ada.Buku cerita fabel
dapat menjadi media penyampaian pesan moral sekaligus bertujuan
meningkatkan penguasaan kosakata Jawa di sekolah dengan menggunakan
tema makhluk hidup dan alam sekitar.
Dalam buku cerita ini akan disuguhkan berbagai cerita tentang
kehidupan binatang yang mengandung pesan moral. Penelitian ini juga
bertujuan meningkatkan penguasaan kosakata Jawa, maka tidak hanya
pesan moral yang ditonjolkan dalam penelitian ini, melainkan juga dengan
memasukkan tembung aran sebagai penokohan serta latar pendukung yang
ada di dalam cerita.Tembung aran tersebut dapat dimuat dengan komposisi
arane anak kewan sebagai tokoh-tokoh dalam cerita serta swarane kewan,
arane wit-witan, arane woh-wohan dan arane godhong-godhongan
sebagai latar pendukung yang akan dimunculkan dalam buku cerita
tersebut sebagai salah satu peningkatan kosakata Jawa serta konservasi
tembung aran yang mulai berkurang eksistensinya.
Kosakata Jawa yang dimunculkan dalam buku cerita ini adalah
tembung aran karena tembung aran merupakan salah satu kosakata Jawa
yang perlu dilestarikan dan diketahui kebaradaannya karena dalam
pembelajaran Bahasa Jawa tidak ada materi khusus yang memuat tentang
pembelajaran tembung aran tersebut.Selain itu siswa juga dapat lebih
mudah menghafal tembung aran ini melalui cerita yang dibaca atau
5
didengar dibandingkan melalui buku referensi yang sengaja dihafalkan
atau dipelajari.
Dari berbagai permasalahan yang muncul penelitian ini bermaksud
memberikan solusi terhadap siswa dan guru yaitu dengan pengadaan buku
cerita yang memuat tentang kehidupan binatang dan alam sekitar sebagai
upaya konservasi dan peningkatan penguasaan kosakata Jawa di sekolah
dasar.
1.2 Identifikasi Masalah
Buku memiliki peran penting dalam dunia pembelajaran.Hal ini
menyebabkan kebutuhan buku serta pembuatan buku mulai meningkat dari
buku pendamping utama pembelajaran maupun buku pendukung yang
mendukung belajar anak di luar sekolah.Dengan demikian banyak buku
yang dibuat tidak sesuai harapan ataupun sesuai dengan kebutuhan
siswa.Buku pendukung pembelajaran inilah yang memenuhi kesesuaian
terhadap kebutuhan siswa dan guru inilah yang dijadikan sebagai landasan
utama penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa buku
yang sesuai kebutuhan siswa sekolah dasar yang berisi cerita yang banyak
diminati oleh siswa sekaligus memuat pembelajaran materi kosakata jawa
sehingga memenuhi dua fungsi sekaligus belum ada.Secara umum telah
banyak buku cerita fabel Bahasa Jawa yang dijual untuk umum, namun
belum ada buku cerita fabel yang mampu mengatasi masalah siswa dalam
6
menghafal kosakata jawa yang jumlahnya tidak sedikit.Permasalahan yang
timbul dan dapat menjadi landasan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pertama, banyaknya buku cerita fabel atau dalam Bahasa Jawa
sering disebut dongeng sato kewanyang hanya memuat cerita dengan
tokoh biasa yaitu seperti kancil, buaya, harimau, siput dan masih banyak
lagi hewan yang berkali-kali muncul dalam buku cerita fabel yang sudah
ada.
Kedua, kesulitan siswa sekolah dasar dalam mempelajari kosakata
jawa yang banyak dan diajarkan secara monoton di sekolah.Dalam hal ini
siswa sering kali diwajibkan memiliki buku yang menjadi acuan
menghafal dan mempelajari kosakata jawa.
Permasalahan yang ketiga yaitu kurang menariknya media
pembelajaran yang digunakan untuk mempelajari kosakata jawa.Misalnya
seperti kurangnya referensi sehingga siswa selalu dituntut
menghafal.Siswa cenderung menyukai buku-buku yang menarik yang
dilihat dari segi sampul maupun isi buku serta lebih menyukai cerita-cerita
bergambar seperti komik, manga dan juga fabel.
Dari permasalahan-permasalahan yang timbul di atas merupakan
sebagian kecil permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di
sekolah maupun di luar sekolah. Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan, penelitian ini bermaksud membuat buku cerita yang sesuai
kebutuhan siswa sekolah dasar dan menjawab permasalahan yang
7
ada.Penelitian ini berjudul Pengembangan Buku Cerita sebagai Upaya
Peningkatan Penguasaan Kosakata Jawa Siswa Sekolah Dasar.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan paparan identifikasi masalah di atas, masalah
penelitian ini tidak semua permasalahan akan diteliti. Masalah penelitian
ini penguasaan kosakata Jawa siswa sekolah dasar siswa kelas rendah
SDN Jatijajar II dan SDN Randugunting yang masih kurang.Kurangnya
penguasaan kosakata Jawa siswa disebabkan kurangnya penggunaan
Bahasa Jawa siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan buku
cerita sebagai upaya peningkatan penguasaan kosakata Jawa siswa sekolah
dasar diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan anak di sekolah dasar kelas
rendah untuk lebih membantu menguasai kosakata khususnya arane anak
kewan, arane gegodhongan, arane wit-witan dan juga swarane kewan
yang terdapat dalam cerita sekaligus sebagai upaya konservasi kosakata
Jawa.
Buku cerita ini tidak dibuat khusus untuk pembelajaran di sekolah
karena tidak terdapat pengantar, petunjuk, dan evaluasi pada KD yang
diajarkan.Buku cerita ini dapat digunakan di sekolah untuk menambah
koleksi buku dan menunjang pembelajaran.
8
1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian di atas, maka tercipta rumusan masalah yang
akan diungkap dalam penelitian ini. Rumusan masalah yang tercipta
adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana kebutuhan siswa dan guru terhadap pengembangan buku
cerita sebagai upaya peningkatan penguasaan kosakata Jawa sekolah
dasar?
2) Bagaimana prototipe pengembangan buku cerita sebagai upaya
peningkatan penguasaan kosakata Jawa sekolah dasar?
3) Bagaimana hasil penilaian terhadap prototipe pengembangan buku
cerita sebagai upaya peningkatan penguasaan kosakata Jawa sekolah
dasar?
4) Bagaimana hasil uji terbatas dalam pembelajaran Bahasa Jawa
menggunakan prototipe buku cerita sebagai upaya peningkatan
penguasaan kosakata Jawa siswa sekolah dasar?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan kebutuhan siswa dan guru terhadap pengembangan
buku cerita sebagai upaya peningkatan penguasaa kosakata Jawa siswa
sekolah dasar.
2) Membuat prototipe buku cerita sebagai upaya peningkatan penguasaan
kosakata Jawa siswa sekolah dasar.
9
3) Memperoleh hasil penilaian terhadap prototipe buku cerita sebagai
upaya peningkatan penguasaan kosakata Jawa yang sesuai dengan
kebutuhan siswa sekolah dasar.
4) Mengetahui hasil uji terbatas pembelajaran Bahasa Jawa menggunakan
prototipe buku cerita sebagai upaya peningkatan penguasaan kosakata
Jawa siswa sekolah dasar.
1.6 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah pembuatan produk
buku cerita sebagai upaya peningkatan kosakata jawa bagi siswa
sekolah dasar yang diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran
dalam penguasaan kosakata Jawa.Selain itu penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan bagi guru yang mengajarkan Bahasa
Jawa di Sekolah Dasar.
2) Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan teori tentang pengembangan
buku cerita yang sudah ada sebelumnya.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tentang pengembangan buku cerita dan peningkatan penguasaan
kosakata telah banyak dilakukan.Hal tersebut bukan merupakan hal baru dalam
dunia pendidikan.Akan tetapi penelitian tentang pengembangan buku cerita yang
dipadukan dengan peningkatan penguasaan kosakata Jawa belum pernah
dilakukan.Hal ini menjadi dorongan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang peningkatan penguasaan kosakata Jawa pada siswa sekolah dasar
menggunakan buku cerita sebagai alat penyampaian materi. Beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh
Kusumohadi dkk.(2013), Morris et al. (2000), Juniarti (2013), Hening (2013) .
Kusumohadi dkk. (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Perancangan
Buku Cerita Fabel yang Mengajarkan Tata Krama untuk Anak Usia 6-8 Tahun”
menunjukkan bahwa dalam pendidikan harus diajarkan pengenalan dan kepatuhan
terhadap norma-norma hidup harus ditanamkan pada anak. Semua ini dapat
ditunjang dengan pengenalan terhadap motif-motif normatif tertentu.Yaitu dengan
membedakan motif-motif yang murni moril susila dan motif-motif yang amoral
atau asusila serta belajar hidup sesuai dengan norma-norma yang baik. Penelitian
ini bertujuan merancang buku cerita fabel yang mengajarkan tata krama untuk
anak usia 6-8 tahun, menambah pengetahuan dan sebagai bacaan anak tentang tata
krama. Selain itu pengembangan buku cerita ini bertujuan untuk meningkatkan
11
imajinasi anak serta mengajak orang tua ikut berperan mendongeng sehingga
dapat mempererat hubungan antara orang tua dan anak.
Konsep buku cerita tersebut bertujuan untuk mengajarkan tata krama pada
anak usia 6-8 tahun. Ilustrasi buku ini menggunakan gambar vektor yang fokus
terhadap tokoh hewan serta didukung dengan gaya bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh anak. Buku tersebut akan dibuat interaktif sehingga anak
dapat bermain dan tidak mudah merasa bosan. Penelitian tentang perancangan
buku ini memberikan alternatif cara pembelajaran tata krama menggunakan dwi
bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumohadi dkk.memiliki kesamaan
dengan penelitian ini yaitu meneliti tentang perancangan buku cerita yang berjenis
fabel serta menggunakan metode penelitian pengembangan atau Research &
Development (R&D).Perbedaan penelitian Kusumohadi dkk.dengan penelitian ini
terletak pada tujuan penelitiannya. Penelitian Kusumohadi dkk.bertujuan memberi
alternatif dalam pengenalan tata krama terhadap anak usia 6-8 tahun sedangkan
penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif dalam peningkatan
penguasaan kosakata. Selain itu, rancangan buku dalam penelitian Kusumohadi
dkk.menggunakan dwi bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Bahasa Jawa.
Morris et al. (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Using Children’s
Stories to Promote Peace in Classrooms” menunjukkan bahwa perlu adanya
upaya pencegahan kekerasan dalam lingkungan sekolah. Kenyataan di lingkungan
12
sekolah sering terjadi kekerasan yang terjadi karena keinginan untuk berkuasa dan
mengganggu teman yang lemah (bullying).Morris et al. memberikan solusi
terhadap kasus bullying di kelas yaitu dengan upaya pendekatan untuk
mengurangi tindak kekerasan.Selain mengontrol peran guru dalam kelas, Morris
et al. mencoba menggunakan buku cerita anak sebagai strategi untuk
mengenalkan perdamaian, kepedulian, dan anti kekerasan di lingkungan kelas.
Dalam kategori perdamaian memasukkan konsep persatuan, komunikasi,
dan persahabatan. Untuk mengenalkannya guru menggunakan buku cerita yang
berjudul Amazing Grace (Hoffman, 1991). Dari cerita tersebut, siswa diharapkan
dapat mendemonstraikan pengertiannya terhadap perdamaian selama di sekolah
maupun di rumah.Dengan demikian peran guru sangat dibutuhkan dalam
memberikan penguatan pemahaman kejadian serta karakter dalam cerita. Kedua
adalah pembelajaran tentang kebaikan yang memuat pokok-pokok penting yaitu
melindungi, kelembutan, saling tolong menolong, kedermawanan dan kepedulian.
Dalam penelitian ini konsep tersebut diajarkan menggunakan buku yang berjudul
Julius, the Baby of the World (Henkes, 1995).Kemudian dalam pembelajaran
persahabatan dan simpati dalam penelitian ini menggunakan buku cerita yang
berjudul Mrs. Katz and Tush (Pollaco, 1992). Dalam buku cerita tersebut memuat
pembelajaran tentang perbedaan agama dan umur yang memberikan pesan tentang
perdamaian dan rasa saling membutuhkan satu dengan yang lain. Masing-masing
menggunakan buku cerita yang berisi sesuai kategori pesan yang disampaikan.
Kesamaan dengan penelitian ini adalah meneliti bahan yang sama yaitu buku
cerita sebagai media pembelajaran. Perbedaan penelitian Morris et al. dengan
13
penelitian ini terletak pada tujuan dari masing-masing penelitian, penelitian ini
merupakan upaya peningkatan penguasaan kosakata sedangkan penelitian Morris
et al. mengenalkan perdamaian terhadap anak sebagai tujuan penelitian.Selain itu
metode yang digunakan dalam penelitian Morris tersebut berbeda dengan metode
yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian Juniarti (2013) yang berjudul “Peningkatan Penguasaan
Kosakata Bahasa Sunda dengan Menggunakan Media Foto” menunjukkan bahwa
media foto dapat digunakan sebagai media pembelajaran visual. Seperti yang
dikemukakan oleh (Zaman, 2007 dalam Juniarti, 2013) dalam penelitiannya
menunjukkan pengetahuan seseorang banyak diperoleh secara visual atau melalui
indra penglihatan. Dengan demikian Juniarti melakukan penelitian tentang
penguasaan kosakata Bahasa Sunda untuk siswa taman kanak-kanak
menggunakan media foto.
Juniarti melakukan penelitian tersebut dengan melakukan visualisasi
kejadian di lingkungan sekitar melalui foto. Dengan demikian siswa akan lebih
mudah menceritakan atau mengasah kosakata Bahasa Sunda dengan menceritakan
kembali apa yang dilihat dalam media foto. Dari penelitian tersebut menunjukkan
peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Sunda yang signifikan, hal tersebut
dapat diketahui setelah melakukan pengujian sampel antara sesudah dan sebelum
menggunakan media foto.
Kesamaan penelitian Juniarti dengan penelitian ini adalah terletak dalam
tujuan masing-masing penelitian yaitu keduanya mengarah ke upaya peningkatan
14
kosakata bahasa daerah.Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada media yang
digunakan dalam pembelajaran.Penelitian Juniarti menggunakan media foto
sebagai alat pembelajaran sedangkan dalam penelitian ini menggunakan buku
cerita. Selain itu, penelitian ini ditujukan untuk siswa sekolah dasar sedangkan
penelitian Juniarti ditujukan untuk siswa taman kanak-kanak.
Penelitian Hening (2013) yang berjudul “Peningkatan Penguasaan
Kosakata Bahasa Jawa Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa
Kelas IVB SD Negeri Ngaliyan 01 Semarang” berisi penelitian mengenai
peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Jawa yang menggunakan model
pembelajaran mind mapping. Dengan demikian penelitian Hening ini
menggunakan penelitian model tindakan kelas (PTK) yang menunjukkan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi ketrampilan guru dari kategori
baik menjadi sangat baik, aktivitas siswa dengan hasil rata-rata yang meningkatn
serta peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Jawa setelah menerapkan metode
mind mappingyang dilaksanakan III siklus.
Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Hening adalah variabel
penelitian yaitu peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Jawa siswa sekolah
dasar.Sedangkan perbedaan penelitian Hening dengan penelitian ini adalah jenis
penelitiannya.Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan sedangkan
penelitian Hening merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Selain itu juga
terdapat perbedaan lain yaitu penelitian Hening menggunakan mind mapping
sebagai metode pembelajarannya sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
buku cerita sebagai media pembelajaran Bahasa Jawa.
15
Berdasarkan uraian di atas penelitian tentang buku cerita dan peningkatan
penguasaan kosakata baik bahasa daerah maupun Bahasa Indonesia sudah pernah
dilakukan.Namun penelitian tentang pengembangan buku cerita sebagai upaya
peningkatan kosakata Jawa belum pernah dilakukan.Penelitian ini dilakukan
sebagai pengembangan penelitian tentang buku cerita dan peningkatan
penguasaan kosakata terdahulu yang sudah pernah dilakukan.
2.2 Landasan Teoretis
Kajian yang digunakan sebagai kerangka teoretis pada penelitian ini
adalah teori tentang buku cerita, hakekat kosakata, kosakata Jawa.
2.2.1 Hakekat Buku Cerita
Buku cerita merupakan kumpulan cerita yang dikemas dalam bentuk
buku.Buku cerita yang menarik adalah buku cerita yang disajikan dengan
menggunakan teks serta ilustrasi atau gambar.Buku cerita berperan sebagai buku
pendamping pembelajaran atau hiburan untuk anak-anak di sekolah maupun di
rumah. Gambar yang disertakan dalam buku cerita berperan sebagai ilustrasi
untuk merangsang imajinasi anak yang membantu dalam proses pemahaman dan
memperkaya pengalaman dari cerita (Rothlein dan Meinbach, 1991:132). Dengan
demikian dalam pembuatan buku cerita untuk anak usia sekolah dasar dianjurkan
untuk memasukkan gambar sebagai ilustrasi yang dapat meningkatkan daya tarik
anak usia sekolah dasar dalam membaca.
16
Buku cerita bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal
lingkungan sekitar dan memberikan pembelajaran tentang tata krama.Dengan
buku cerita bergambar siswa dapat mengenal karakteristik pelaku, latar, serta
situasi yang terjadi dalam cerita.Ada tiga manfaat buku cerita bergambar yaitu
sebagai berikut. (1) memberikan masukan bahasa kepada anak; (2) memberikan
masukan visual bagi anak; (3) menstimulasi kemampuan visual dan verbal anak.
(Stewing, 1980:57)
Dalam perkembangannya, buku cerita anak terbagi menjadi beberapa jenis
yang perlu diperhatikan karena kesalahan pemilihan dapat mengakibatkan dampak
yang negatif pada minat anak dalam membaca. Dalam penelitian ini menggunakan
jenis buku yang ditujukan untuk anak usia sekolah dasar yang dikenal dengan
sebutan easy to read. Buku ini ditujukan untuk anak yang baru mulai membaca
sendiri (usia 6-8 tahun).
Menggunakan ilustrasi berwarna di setiap halamannya dengan format yang
cerita terbagi dalam bab-bab pendek.Tebal buku antara 24 - 50 halaman dan
panjang teks antara 200-2000 kata.Cerita yang disampaikan dalam bentuk aksi
dan percakapan interaktif menggunakan kalimat-kalimat sederhana (satu gagasan
setiap kalimat). Ukuran buku ini yaitu 20x20 cm. Ukuran buku dibuat lebih besar
karena menurut observasi awal anak-anak lebih menyukai buku cerita dengan
ukuran besar dengan kulit buku yang menarik dan berwarna. Di bagian penutup
cerita disisipkan permainan yang diharapkan dapat lebih menghibur siswa serta
membantu siswa dalam penguatan terhadap isi cerita.
17
Buku cerita bergambar menurut jenis teks ceritanya dibagi menjadi dua
yaitu sebagai berikut. (1) buku cerita bergambar teks panjang; (2) buku cerita
bergambar teks pendek. Penelitian ini menggunakan jenis buku cerita bergambar
teks pendek. Berisi teks yang tidak terlalu panjang serta menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh anak usia sekolah dasar. (Nurgiyantoro, 2010:14)
Menurut jenis isi cerita, buku cerita dalam penelitian ini menggunakan
cerita yang berjenis fabel.Fabel adalah dongeng yang menceritakan binatang-
binatang yang bertingkah laku seperti manusia.Fabel mengandung nasihat atau
pengajaran kepada anak melalui alur cerita fabel tersebut.Dengan demikian fabel
mengandung unsur edukatif. Manfaat fabel bagi anak menurut Al-Qutsy dan
Nurhidayah (2010) dalam jurnalnya adalah (1) mengasuh daya pikir dan
imajinasi; (2) menanamkan berbagai nilai dan etika baik kepada anak serta
mampu menumbuhkan rasa empati seperti nilai-nilai kejujuran, rendah hati, sabar
dan kerja keras; (3) menumbuhkan minat baca anak; (4) menambah penguasaan
kosakata; (4) belajar mengenal budaya lingkungan sekitar.
Untuk membuat buku cerita yang baik, terlebih dahulu mengetahui unsur
yang terdapat di dalam buku cerita.Unsur umum yang terdapat dalam buku cerita
anak adalah (1) unsur cerita yang terdapat dalam isi buku yang meliputi unsur
instrinsik dan ekstrisik cerita.Unsur intrinsik meliputi tema, alur, penokohan,
konflik, latar dan amanat; (2) unsur ilustrasi yang terdapat dalam buku
cerita.Ilustrasi adalah penggambaran karakter dan kejadian dalam suatu
cerita.Ilustrasi memiliki beberapa komponen fisik penting dalam buku cerita yaitu
layout, tipografi, teknik, desain dan warna. (Budianti, 2007:67)
18
Penulisan buku cerita yang baik diperlukan proses menulis yang baik pula.
Berikut ini adalah tahapan menulis sebagai proses penulisan suatu produk buku
cerita. (1) Tahap prapenulisan, tahap ini merupakan tahap persiapan dalam
menulis diantaranya adalah menentukan topik, membatasi topik, menentukan
judul, menentukan tujuan, menentukan bahan, dan menyusun kerangka karangan.
(2) Tahap penulisan, pada tahap ini membahas setiap butir topik yang ada di
dalam kerangka karangan yaitu dengan cara mengembangkan gagasan secara
utuh. Pada tahap ini perlu adanya kemampuan berbahasa yang baik seperti dalam
pemilihan kata, ejaan-ejaan yang baik agar nantinya dapat dipahami pembaca. (3)
Tahap revisi, tahap ini berisi kegiatan mengoreksi atau membaca ulang tulisan.
Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah memperbaiki tulisan, mengurangi
atau memperluas. (Akhadiah dkk., 1998:2)
2.2.2 Struktur Cerita
Cerita yang baik adalah cerita yang memiliki struktur yang baik.Aspek
struktur yang menentukan sebuah bangun cerita anak di antaranya sebagai berikut.
(1) Tema. Tema menurut Hartoko dan Rahmanto adalah gagasan dasar umum
yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung dalam teks sebagai struktur
semantik dan menyangkut persamaan-persamaan dan perbedaan. Tema sering
juga disebut sebagai ide atau gagasan yang mendukung tempat utama dalam
pikiran pengarang dan sekaligus menduduki tempat utama dalam cerita
(Nurgiyantoro, 1995:67). (2) Plot atau Alur. Alur adalah struktur rangkaian
kejadian dalam cerita yang disusun secara kronologis. Alur dibangun oleh
19
beberapa peristiwa yang biasa disebut unsur alur. Unsur-unsur alur adalah (a)
perkenalan, (b) pertikaian atau konflik, (c) puncak atau klimaks, (d) peleraian, dan
(e) akhir. Unsur-unsur alur ini tidak harus urut sehingga disebut alur maju, alur
mundur, dan alur maju mundur. (3) Penokohan. Penokohan adalah pelukisan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Menurut Abrams (Nurgiyantoro, 2000:165) tokoh cerita adalah orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama oleh pembaca yang ditafsirkan
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tentang seperti yang diekspresikan
dalam ucapan serta apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan ekspresi dan
ucapan tersebut, tokoh dibagi menjadi dua yaitu tokoh protagonis dan antagonis.
(4) Latar. Latar adalah landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, hubungan
waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan. (5) Sudut pandang. Sudut pandang adalah bentuk persona yang
digunakan untuk mempengaruhi perkembangan cerita dan masalah yang
diceritakan, kebebasan dan keterbatasan, ketajaman, ketelitian dan keobjektifan
terhadap hal-hal yang diceritakan. Sudut pandang dibagi menjadi tiga jenis yaitu
sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang
campuran. (6) Gaya bahasa. Gaya bahasa dalam sastra anak akan berbeda dengan
gaya bahasa sastra pada umumnya, karena sastra anak diperuntukkan bagi anak
maka bahasanya pun harus disesuaikan dengan bahasa anak sehari-hari, yaitu
harus bersifat lugas dan mudah dicerna.
20
2.2.3 Pembelajaran Kosakata
Melakukan komunikasi dengan orang lain diperlukan kosakata yang
memadai. Kosakata berasal dari Bahasa Sansekerta koca“kekayaan” dan katha
“perkataan” (Notosudirjo 1991:52).Sehingga pengertian kosakata adalah kekayaan
kata yang dimiliki seseorang atau suatu bahasa. Menurut Soedjito dalam Tarigan
(1994:447) kosakata merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa;
(2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai
dalam satu bidang ilmu pengetahuan dan (4) daftar kata yang disusun menyerupai
kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Selanjutnya istilah kosakata
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1998:462) kosakata berarti
perbendaharaan kata atau vocabuler.Kemudian menurut Keraf (1991:24) kosakata
atau perbendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh
sebuah bahasa. Sedangkan menurut Kridalaksana dalam Tarigan (1994:446)
menyatakan bahwa kosakata adalah (1) komponen bahasa yang memberikan
informasi tentang makna dan pemakaina kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata
yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa; (3) daftar kata yang
disusun deperti kamus dengan penjelasan yang singkat dan praktis.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kosakata adalah keseluruhan kata dalam suatu bahasa yang dimiliki seseorang
penulis atau pembicara.Kosakata ini memiliki peran penting dalam pembelajaran
bahasa karena penguasaan kosakata sangat berpengaruh terhadap keterampilan
berbahasa.Semakin tinggi penguasaan kosakata memungkinkan seseorang lebih
21
terampil dalam menulis atau berbicara untuk menyampaikan informasi atau pesan
terhadap pendengar atau pembaca.
Kosakata sangat berpengaruh terhadap perkembangan komunikasi anak di
lingkungan sekitarnya.Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan
kosakata karena kosakata tidak dapat dikuasai dengan sendirinya tetapi juga
membutuhkan bantuan dari pihak luar seperti orang tua, teman serta lingkungan
tempat tinggal.
Penguasaan kosakata dibagi menjadi dua yaitu penguasaan yang bersifat
reseptif dan produktif.Keduanya merupakan kemampuan untuk memahami dan
menggunakan kosakata.Kosakata untuk penguasaan reseptif disebut kosakata
pasif, yaitu kosakata yang hanya dipahami dan tidak untuk digunakan.Sedangkan
kosakata untuk penguasaan produktif disebut juga sebagai kosakata aktif, yaitu
kosakata yang digunakan untuk menghasilkan bahasa dalam komunikasi
(Nurgiyantoro 1995:124).
Sebelum menguasai kosakata yang kompleks, seorang anak tentunya harus
menguasai kosakata dasar terlebih dahulu (Basic Vocabulary). Menurut Tarigan
(1986:3) kosakata dasar adalah kosakata yang bentuknya tetap dan tidak berubah
serta tidak berasal dari bahasa lain. Kosakata dasar meliputi: (1) istilah
perkerabatan seperti ayah, ibu, anak, adik, kakak dan lain-lain; (2) nama-nama
organ tubuh seperti kepala, rambut, hidung, mata, telinga, mulut dan lain-lain; (3)
kata ganti diri penunjuk seperti saya, kamu, dia, kita, mereka dan lain-lain; (4)
kata bilangan pokok seperti satu, dua, tiga, empat, lima dan lain-lain; (5) kata
22
kerja pokok seperti suka, senang, susah, lapar, kenyang dan lain-lain; (6) benda-
benda umum seperti tanah, air, udara, langit, bulan dan lain-lain. Kosakata
tersebut diperoleh mulai dari masa kanak-kanak. Pada masa itu, anak dengan
cepat memperolehnya dari apa yang didengar dalam kehidupan sehari-hari.
Yudhibrata (1997:100) mengungkapkan bahwa dalam proses
pengembangannya, anak mempelajari dua jenis kosakata yaitu kosakata umum
dan kosakata khusus. Kosakata umum terdiri atas kosakata yang dapat digunakan
dalam berbagai situasi yang berbeda seperti baik dan pergi.Kosakata khusus
terdiri atas kata yang digunakan secara spesifik yang hanya dapat digunakan
dalam situasi tertentu.
2.2.4 Kosakata Jawa
Kosakata Jawa merupakan perbendaharaan kata dalam Bahasa
Jawa.Menurut Poedjosoedarmo dkk. (1979:11) kosakata Jawa dibagi menjadi
enam yaitu sebagai berikut: (1) kosakata kerja (tembung kriya) yaitu kosakata
yang menunjukkan suatu tindakan atau kegiatan. Contoh :tuku, turu, mangan,
ngombe, dan lain-lain. (2) kosakata benda (tembung aran) yaitu kosakata yang
menunjukkan nama-nama benda di lingkungan sekitar. Contoh :kewan, meja,
kursi, kembang, godhong dan lain-lain. (3) kosakata sifat yaitu kosakata yang
menunjukkan kata sifat. Contoh :gedhe, cilik, apik, amba, ciut dan lain-lain. (4)
kosakata tambahan yaitu kosakata yang menunjukkan kata tambahan untuk
memperjelas maksud. Contoh :apikbanget, mlayu banter dan lain-lain. (5)
kosakata bilangan yaitu kosakata yang menunjukkan banyaknya suatu nominal.
23
Contoh :siji, loro, telu, selawe, sewelas dan lain-lain. (6) kosakata majemuk
(tembung garba) yaitu kosakata yang menunjukkan kemajemukan. Contoh
:tangga teparo, suba sita, sato kewan dan lain-lain.
Kosakata Jawa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kosakata Jawa yang termasuk ke dalam jenis kosakata benda, dalam Bahasa Jawa
disebut juga dengan tembung aran yang meliputi arane anak kewan, swarane
kewan, arane godhong-godhongan dan arane wit-witan. Arane anak kewan
digunakan sebagai pengisi tokoh dalam cerita, swarane kewan digunakan dalam
pengisi pendukung dalam kegiatan tokoh cerita, arane godhong-godhongan dan
arane wit-witan digunakan sebagai latar pendukung tokoh dalam cerita.
2.2.5 Fase-fase Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata terjadi secara bertahap seiring dengan proses
perkembangan manusia. Dalam hal ini Gorys Keraf membagi fase penguasaan
kosakata menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut: (1) masa kanak-kanak. Pada
tahap ini seorang anak menguasai kosakata cenderung untuk mengungkapkan
gagasan-gagasan konkret.Pada masa ini, anak-anak ingin mengetahui kata-kata
untuk mengungkapkan hal-hal yang terindera oleh dirinya. (2) masa remaja. Pada
masa ini anak mulai belajar untuk memperluas penguasaan kosakatanya. Proses
ini berlangsung secara sadar dan dilakukan secara sengaja melalui proses belajar.
(3) masa dewasa. Pada masa ini seseorang sudah semakin banyak terlibat dalam
proses komunikasi dan seseorang akan semakin tertarik untuk mengenal dan
24
mempelajari kata-kata baru untuk digunakan dalam proses komunikasi dengan
masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpilkan bahwa proses
perkembangan penguasaan kosakata seseorang didapat melalui sebuah proses
yang berjalan secara kontinu sesuai tahapan dan proses seiring dengan
perkembangan orang tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan produk buku cerita
sebagai peningkatan penguasaan kosakata Jawa siswa sekolah
dasar.Pengembangan produk ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam
mempelajari kosakata Jawa melalui buku cerita menggunakan hewan sebagai
tokoh cerita.Selain meningkatkan kosakata Jawa, buku cerita ini diharapkan dapat
membantu upaya konservasi tembung aran dalam Bahasa Jawa yang eksistensinya
semakin menurun.
2.3 Kerangka Berpikir
Kosakata Jawa merupakan hal yang penting dikuasai untuk
berkomunikasi atau menambah pengetahuan dalam Bahasa Jawa.Penguasaan
kosakata Jawa mempengaruhi kemampuan berkomunikasi seseorang.
Dalam kenyataan di lapangan, penguasaan kosakata Jawa siswa sekolah
dasar masih sangat kurang.Hal ini disebabkan kurangnya perbendaharaan kata
Jawa yang digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan keluarga.Sebagian besar siswa lebih banyak menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dibandingkan Bahasa Jawa, sehingga
25
siswa merasa Bahasa Jawa adalah pelajaran yang sulit untuk dimengerti dan
dipahami.
Berdasarkan permasalahan tersebut, mendorong dilaksanakan penelitian
tentang pengembangan buku cerita sebagai upaya peningkatan kosakata Jawa
pada siswa sekolah dasar. Buku cerita tersebut ditujukan untuk siswa usia sekolah
dasar yang mudah dimengerti dan mampu menarik minat baca anak.
Buku cerita merupakan salah satu media yang efektif digunakan dalam
upaya peningkatan penguasaan kosakata di sekolah dan di rumah.Buku cerita
dapat membantu siswa mempelajari kosakata Jawa yang jarang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.Melalui buku cerita, siswa dapat menyaring kosakata Jawa
yang terdapat di dalamnya sehingga mampu menambah perbendaharaan kata yang
dimiliki oleh siswa.
Buku cerita dalam penelitian ini adalah buku cerita dengan jenis cerita
fabel.Menggunakan tokoh-tokoh hewan yang bukan hanya menghibur namun juga
memberikan pesan moral terhadap pembacanya.Buku cerita ini memuat kosakata
Jawa yang mulai jarang digunakan dengan demikian buku cerita ini juga bertujuan
untuk melestarikan kosakata tersebut.
Kosakata Jawa yang terdapat dalam buku cerita ini adalah tembung
aran.Tembung aran sudah mulai berkurang eksistensinya.Untuk melestarikannya
kembali, tembung aran dimuat dalam penelitian ini.Namun tidak semua tembung
aran dimasukkan dalam buku cerita ini.Tembung aran yang akan dimuat dalam
buku cerita ini adalah arane anak kewan, arane swara kewan, arane gegodhongan
dan arane wit-witan. Arane anak kewan dimasukkan sebagai tokoh dalam cerita,
26
swarane kewan sebagai pengisi suara atau pendukung kegiatan tokoh, arane
gegodhongan dan arane wit-witan sebagai latar tempat kejadian dan pendukung
kegiatan dalam cerita.Sedangkan tema yang dijadikan patokan cerita adalah
makhluk hidup dan alam sekitar yang mengandung materi tentang pembelajaran
tata krama dalam bermasyarakat.
Dari pengembangan buku cerita dalam penelitian ini diharapkan mampu
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam penguasaan kosakata Jawa serta dapat
menutupi kekurangan penilitian-penelitian terdahulu yang sudah pernah
dilakukan.
86
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam pengembangan buku
cerita sebagai upaya peningkatan penguasaan kosakata Jawa yang berjudul Ayo
Maca Dongeng disajikan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa sekolah dasar
yang diketahui melalui penyebaran angket dan wawancara. Pengembangan buku
cerita ini bertujuan untuk menunjang proses pembelajaran Bahasa Jawa yaitu
tentang upaya peningkatan penguasaan kosakata Jawa siswa sekolah dasar dan
upaya pelestarian tembung aran yang mulai jarang digunakan sehingga
eksistensinya semakin menurun di kalangan siswa sekolah dasar. Pengembangan
buku cerita Jawa Ayo Maca Dongeng ini disesuaikan dengan teori tentang
penelitian sastra anak.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah buku cerita yang disajikan sesuai
dengan kebutuhan guru dan siswa, serta saran perbaikan yang dilakukan oleh ahli
materi dan ahli desain melalui uji ahli.Buku tersebut terdiri atas pendahuluan, isi,
dan penutup. Bagian pendahuluan meliputi sampul depan buku yang berisi judul
buku Ayo Maca Dongeng, halaman hak cipta, kata pengantar, dan daftar isi.
Bagian isi terdiri atas empat judul cerita yaitu Piwelinge Kancil, Emprit lan Semut
Abang, Kuthuk Kang Gedhe Sirahe, dan Gogor Nandang Cilaka. Bagian penutup
berisi Ayo Dolanan Bedhekkan!merupakan refleksi dari cerita di dalam buku yang
berbentuk teka-teki silang serta menyajikan pertanyaan seputar tembung aran
87
yang terdapat di dalam cerita. Sedangkan sampul belakang buku berisi biografi
singkat penulis. Menggunakan font Comic Sans 20pt yang dicetak dengan kertas
cts 150 laminasi doff disajikan menggunakan hardcover.
Hasil dari uji coba terbatas prototipe buku Ayo Maca Dongeng yang
dilakukan pada 26 siswa kelas IV SD Negeri Randugunting Bawen yang bertujuan
untuk mengetahui respon siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
prototipe buku menunjukkan respon yang positif. Kondisi kelas tenang dan siswa
fokus mendengarkan dongeng dalam buku Ayo Maca Dongeng yang dibacakan
oleh guru. Hal ini diperkuat dengan hasil yang diperoleh siswa dalam uji coba
terbatas yaitu rata-rata hasil belajar siswa pada KD yang sama yaitu membaca,
sebelum menggunakan prototipe Ayo Maca Dongeng sebesar 72,31 sedangkan
setelah menggunakan prototipe Ayo Maca Dongeng meningkat menjadi 79,61
dengan prosentase kentuntasan siswa awal adalah 84,61% meningkat menjadi
sebesar 92,3%. Melalui buku cerita ini penguasaan kosakata Jawa siswa sekolah
dasar meningkat dengan mengetahui tembung-tembung aran yang tersedia dalam
cerita.Berdasarkan uji coba terhadap buku Ayo Maca Dongeng ini juga mendapat
tanggapan yang positif dari siswa dan guru.Sehingga buku Ayo Maca Dongeng ini
efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Jawa siswa sekolah dasar.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil simpulan di atas, peneliti menyampaikan saran yaitu
sebagai berikut.
88
1) Hendaknya ada pengembangan buku bacaan berbahasa Jawa lainnya
sehingga dapat menjadi pelengkap buku bacaan yang sudah ada untuk
kelestarian budaya dan bahasa Jawa.
2) Guru dan siswa dapat memanfaatkan buku Ayo Maca Dongeng ini sebagai
buku penunjang pembelajaran Bahasa Jawa.
3) Guru lebih inovatif dalam menyampaikan materi Bahasa Jawa sehingga
mampu menarik siswa untuk menyukai pelajaran Bahasa Jawa.
89
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. 1988. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Danandjaja, James. 1994. Foklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Pustaka Utama.
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia. Semarang: Universitas
Negeri Semarang Press.
Engeser, Stefan, Ina Hollricher, Nicda Baumann. 2013. “The Stories Children
Books Tell Us : Motive-Related Imagery in Children’s Books and Their
Relation to Academic Performance and Crime Rates.” Jurnal
Internasional.Elsevier. 47:421-426.
Gonen, Mubeccel, Emine Hande Aydos & Hatice Gozde Erturk. 2012. “Social
Skills in Pictured Story Books.” Jurnal Internasional. Elsevier, 46:5280-
5284.
Enro, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-dasar Ketrampilan Menulis. Jakarta:
Depdikbud.
Hardyanta dan Esti Sudi Utami. 2001. Kamus Kecik Basa Jawa Ngoko-Krama.
Semarang: LPS&B.
Hartatik, Sri. 2011. Pepak Basa Jawa Lengkap. Surabaya: Dua Media.
HP, Hardjana. 2006. Cara Mudah Mengarang Cerita Anak. Jakarta: Grasindo.
90
Juniarti, Wini Indah. 2013. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda
Anak Taman Kanak-kanak dengan Menggunakan Media Foto. Skripsi.
Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta.
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak. Bandung: CV Mandar Maju.
Kusumohadi, Cynthia Dwiyanti, Obed Bima W. dan Aniendya Christianna. 2013.
Perancangan Buku Cerita Fabel yang Mengajarkan Tata Krama untuk Anak
Usia 6-8 Tahun. Jurnal. Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Morris, Vivian Gunn, Satomi Izumi Taylor & Jeanne T. Willson. 2000. “Using
Children’s Stories to Promote Peace in Classrooms.” Jurnal
Internasional.Early Childhood Education.
Muslich, Mansur. 2010. Text Book Writing Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan,
dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogjakarta: Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogjakarta: Gajah Mada
University Press.
Poedjosoedarmo, Soepomo dkk. 1979. Morfologi Bahasa Jawa. Jakarta:
Depdikbud.
Santoso, Riyadi. 2006. Sastra Anak sebagai Wahana Pengenalan dan
Pengasuhan Ideologi : Sebuah Kajian Wacana. Jurnal Penelitian. Surabaya.
Sarumpaet, Riris K. Toha. 1976. Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Pustaka Jaya.
Setiowati, Amrih. 2013. Pengembangan Buku Berbahasa Jawa Bergambar
sebagai Penunjang Pembelajaran Bahasa Jawa SD. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Sudjono, Irwan. 2001. Dongeng Sato Kewan. Sukoharjo: CV Cendrawasih.