165
PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG KECAMATAN SUKAJAYA, KABUPATEN BOGOR PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan perkuliahan diploma IV di Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP) Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Disusun Oleh : LIZA NOVITASARI 201520417 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA JURUSAN KEPARIWISATAAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019

PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

PENGEMBANGAN DESA WISATA

KAMPUNG ADAT URUG

KECAMATAN SUKAJAYA, KABUPATEN BOGOR

PROYEK AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan perkuliahan diploma IV di Program

Studi Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP) Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung

Disusun Oleh :

LIZA NOVITASARI

201520417

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA

JURUSAN KEPARIWISATAAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

PERSEMBAHAN

Proyek akhir ini dipersembahkan kepada:

1. Orangtua penulis (Suwarlis S.Sos dan Dra. Cik Noni) yang selalu memberikan

dukungan serta semangat, rasa syukur atas do’a yang dipanjatkan oleh kedua

orangtua sehingga menjadi alasan kuat penulis agar tidak menyerah dalam

proses penyusunan Proyek akhir hingga terselesaikan. Proyek akhir ini

dipersembahkan sebagai sedikit tanda bakti dan rasa hormat penulis kepada

kedua orangtua serta pembuktian atas kepercayaan yang diberikan.

2. Kakak penulis (Chandra Faisal Akbar) yang selalu mengingatkan penulis akan

kewajiban menyelesaikan penyusunan Proyek Akhir dengan memberikan

semangat sehingga penulisan dapat terselesaikan.

3. Para Dosen dan Staff Manajemen Destinasi Pariwisata yang telah memberikan

ilmu selama masa perkuliahan di STP NHI Bandung serta dukungan untuk

menyelesaikan penyusunan Proyek Akhir.

4. Teman – teman Manajemen Destinasi Pariwisata 2015 yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis untuk tidak malas menyusun Proyek

akhir. Terimakasih atas canda tawa dan haru tangis selama 4 tahun bersama –

sama menjalankan perkuliahan.

Page 4: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Liza Novitasari

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 19 November 1997

NIM : 201520417

Program Studi : Manajemen Destinasi Pariwisata

Dengan ini saya menyatakan bahwa

1. Proyek Akhir yang berjudul:

“Pengembangan Desa Wisata Kampung Adat Urug, Kecamatan

Sukajaya, Kabupaten Bogor” ini adalah merupakan hasil karya dan hasil

penelitian saya sendiri, bukan merupakan hasil penjiplakan, pengutipan,

penyusunan oleh orang atau pihak lain atau cara-cara lain yang tidak sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.

2. Dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah

Proyek Akhir ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakan

di atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada klaim terhadap

keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa

pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lainnya

sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini

serta peraturan-peraturan terkait lainnya.

Bandung, Agustus 2019

Yang membuat pernyataan,

Materai Rp. 6000,-

Liza Novitasari

NIM: 201520417

Page 5: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

ABSTRAK

Kampung Urug merupakan desa wisata budaya yang terletak di Kecamatan

Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kampung Urug memiliki potensi

daya tarik wisata yang menarik, tidak hanya pemandangan alam seperti pesawahan

dan pegunungan, akan tetapi adanya upacara adat yang hingga saat ini dilakukan

sesuai dengan norma dan tradisi yang membudaya. Produk wisata budaya yang

dimiliki Kampung Urug belum tereksplorasi secara luas dan belum terkelola secara

optimal dikarenakan tidak adanya kesiapan dalam produknya, hal tersebut dapat

dilihat dari aktivitas wisata di Kampung Urug tidak lebih dari sight seeing dan story

telling. Fasilitas pariwisata di Kampung Urug hanya tersedia lahan parkir dan toilet

umum, terdapat Gedong Ageung yitu tempat menginap wisatawan, belum adanya

papan interpretasi, souvenir sebagai ciri khas destinasi, dan masyarakat belum

mengetahui istilah homestay. Padahal (Hall, Kirkpatrick & Mitchell, 2005:90)

dalam Rural Tourism and Sustainable Business menjelaskan suatu daya tarik wisata

didalam wisata pedesaan memperhatikan 3 unsur, yaitu unsur seeing, buying and

being or doing, akan tetapi Kampung Urug belum memiliki unsur doing serta

buying yang kuat apabila dilihat dari daya tarik wisata yang sudah ada, untuk

menciptakan unsur doing dan buying diperlukan pengembangan pada produk

wisata budaya yang dilihat pada 6 aspek yang dikemukakan oleh (Yinin Zhay,

2011:13) yaitu historical, artistic, regional, religious, recretional, and scientifik

dan menggabungkan 3 unsur aktivitas desa wisata menurut (Nair et al, 2015:330)

yaitu Natural Attributes, Historical Attributes and Cultural Attributes. Metode

penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan berperan serta, wawancara,

studi literatur, media elektronik dengan alat kumpul data berupa catatan lapangan

dan pedoman wawancara. Hasil data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan

metode analisis SWOT sehingga akan menghasilkan rekomendasi berupa arahan

pengembangan produk wisata budaya di Kampung Urug untuk memenuhi

keinginan akan aktivitas wisata didesa wisata. Hasil rekomendasi berupa deskriptif

yang dilengkapi dengan tabel yang sesuai dengan konsep produk wisata budaya di

desa wisata.

Kata Kunci: Pengembangan, Produk wisata Budaya, Kampung Urug

Page 6: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

ABSTRACT

Urug Village is a cultural rural tourism located in Sukajaya District, Bogor

Regency, West Java Province. Urug village has the potential for attractive tourist

attractions, not only natural landscapes such as rice fields and mountains, but the

existence of traditional ceremonies that have been carried out in accordance with

the norms and traditions of culture. Cultural tourism products that are owned by

Urug Village have not been explored and have not been optimally managed due to

the lack of readiness in their products, it can be seen from the tourist activities in

Urug Village is nothing more than sight seeing and story telling. The amenites in

Urug village are only parking lots and public toilets, there is Gedong Ageung which

is a place for tourists to spend the night, there are no interpretation boards,

souvenirs as a characteristic of destination, and local people do not know the

function of homestay. In fact (Hall, Kirkpatrick & Mitchell, 2005: 90) in Rural

Tourism and Sustainable Business explains a tourist attraction in rural tourism pay

attention to 3 elements, namely the elements of seeing, buying and being or doing,

but Urug Village do not have a strong element of doing and buying viewed from

tourist attraction, to create an element of doing and buying, it is necessary to

develop a cultural tourism product which is seen in 6 aspects stated by (Yinin Zhay,

2011: 13) historical, artistic, regional, religious, recretional, scientific and

combine 3 elements of tourism village activities according to (Nair et al, 2015: 330)

Natural Attributes, Historical Attributes and Cultural Attributes. This research

method is a descriptive method with a qualitative approach. Data collection

techniques used were participatory observation, interviews, literature studies,

electronic media with data collection tools in the form of field notes and interview

guidelines. The results of the data that have been obtained will be analyzed by the

SWOT analysis method so that it will produce recommendations in the form of

directions for the development of cultural tourism products in Urug Village to meet

the desires of tourism activities in the tourist village. The results of the

recommendation are in the form of descriptive completed with tables in accordance

with the concept of cultural tourism products in the tourism village.

Keywords: Development, Cultural Rural Tourism, Urug Village

Page 7: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat dan karunia-

Nya penulisan Proyek Akhir dengan judul “Pengembangan Desa Wisata

Kampung Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor” dapat

diselesaikan.

Penyusunan Proyek Akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai

pihak yang memberikan dukungan selama penulisan, oleh karena itu terimakasih

diucapkan kepada pihak – pihak yang telah mendukung serta membantu baik secara

moril ataupun materil:

1. Bapak Faisal, MM. Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung.

2. Bapak Andar Danova L. Goetom, S.Sos., M.Sc selaku Kabag. Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan.

3. Bapak R. Wisnu Rahtomo, S.Sos., M.M selaku Ketua Jurusan Kepariwisataan.

4. Bapak Sugeng Hermanto S.Sos., M.M.Par selaku Ketua Prodi Manajemen

Destinasi Pariwisata.

5. Ibu Eka Paramita Marsongko, A.Par., M.Sc selaku Pembimbing I.

6. Ibu Yanthi Andriani, Dra., M.Si selaku Pembimbing II.

7. Seluruh dosen dan staff Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata atas

ilmu yang telah diberikan serta masukan yang telah disampaikan serta

dukungan selama kegiatan perkuliahan.

8. Keluarga khususnya orangtua yang telah memberikan dukungan penuh dalam

proses pendidikan hingga penyusunan Proyek Akhir.

9. Bapak Zecky selaku Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor dalam bidang Desa

Wisata yang telah membanti dalam pengumpulan data penelitian.

10. Bapak Utom selaku Ketua RT Kampung Urug yang telah membantu selama

proses pengumpulan data.

11. Abah Ukat dan Abah Maman selaku Ketua Adat Kampung Urug yang telah

memberikan data secara rinci selama proses pengumpulan data.

Page 8: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

12. Teman – teman Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata 2015 yang

telah mengingatkan serta memberikan semangat untuk menyelesaikan Proyek

Akhir.

Dalam Proyek Akhir ini tidak lepas dari kekurangan serta kesahan pada penulisan

dan jauh dari kata sempurna. Akhir kata diucapkan terimakasih dan mohon maaf

apabila dalam penyusunan Proyek Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan

maupun salah dalam penyampaian kata.

Bandung, 29 September 2019

Penulis

Page 9: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

PERSEMBAHAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Fokus Penelitian 5

C. Pembatasan Masalah 6

D. Tujuan Penelitian 6

1. Tujuan Formal 6

2. Tujuan Operasional 6

E. Manfaat Penelitian 7

1. Manfaat Teoritis 7

2. Manfaat Praktis 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 8

1. Rural Tourism 8

2. Cultural Rural Tourism 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 24

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 30

1. Partisipan 30

2. Tempat Penelitian 30

C. Pengumpulan Data 30

1. Teknik Pengumpulan Data 31

2. Alat Kumpul Data 32

D. Analisis Data 33

1. Analisis SWOT 33

E. Pengujian Keabsahan Data 37

F. Jadwal Penelitian 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 39

1. Kondisi Fisik Kampung Urug 39

Page 10: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

2. Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya Kampung Urug 42

3. Kondisi Aktual Produk Wisata 48

4. Analisis SWOT Produk Wisata di Kampung Urug 84

5. Pembahasan Hasil Analisis Produk Wisata di Kampung Urug 93

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan 109

1. Daya Tarik Wisata 109

2. Aksesibilitas 117

3. Amenitas 118

B. Rekomendasi 120

1. Pengembangan Daya Tarik Wisata 121

2. Pengembangan Aksesibilitas 130

3. Pengembangan Amenitas 131

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

DAFTAR TABEL

TABEL 1 STAGES IN CULTURAL RURAL TOURISM DEVELOPMENT 18

TABEL 2 THE CATEGORIES OF CULTURAL RURAL TOURISM PRODUCTS 20

TABEL 3 PEDOMAN PENELITIAN 26

TABEL 4 PROGRAM DAN KEGIATAN PENELITIAN 38

TABEL 5 IDENTIFIKASI STRENGTH KAMPUNG URUG 88

TABEL 6 IDENTIFIKASI WEAKNESS KAMPUNG URUG 89

TABEL 7 IDENTIFIKASI OPPORTUNITY KAMPUNG URUG 90

TABEL 8 IDENTIFIKASI THREAT KAMPUNG URUG 91

TABEL 9 KURUN WAKTU ARAHAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK

WISATA BUDAYA KAMPUNG URUG 138

Page 12: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

DAFTAR GAMBAR

TABEL 1 STAGES IN CULTURAL RURAL TOURISM DEVELOPMENT 18

TABEL 2 THE CATEGORIES OF CULTURAL RURAL TOURISM PRODUCTS 20

TABEL 3 PEDOMAN PENELITIAN 26

TABEL 4 PROGRAM DAN KEGIATAN PENELITIAN 38

TABEL 5 IDENTIFIKASI STRENGTH KAMPUNG URUG 88

TABEL 6 IDENTIFIKASI WEAKNESS KAMPUNG URUG 89

TABEL 7 IDENTIFIKASI OPPORTUNITY KAMPUNG URUG 90

TABEL 8 IDENTIFIKASI THREAT KAMPUNG URUG 91

TABEL 9 KURUN WAKTU ARAHAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK

WISATA BUDAYA KAMPUNG URUG 138

Page 13: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

DAFTAR LAMPIRAN

Page 14: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan dan

keanekaragaman alam yang melimpah, dengan jumlah pulau sebanyak 17.504

yang dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang ras, suku, dan etnis yang

berbeda dari Sabang hingga Merauke, sehingga kondisi yang beragam tersebut

menjadi modal dalam pengembangan pariwisata di Indonesia apabila

dimanfaatkan dengan baik sesuai potensi masing – masing.

Kabupaten bogor memiliki 417 desa yang tersebar kedalam 40 kecamatan

serta 17 kecamatan, masing – masing desa tersebut tentu saja memiliki keunikan

dan ciri khas tersendiri sehingga Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor menetapkan

sebanyak 36 desa menjadi sebuah desa wisata, akan tetapi dari desa – desa yang

sudah ditentukan tersebut hanya 24 desa diantaranya yang berjalan hingga saat

ini. Daya tarik utama dari 24 desa wisata yang dimiliki pun beragam, mulai dari

alam, buatan, kesenian, bela diri, hingga budaya. Kabupaten Bogor memiliki

total penduduk sebanyak 5,6 juta jiwa, namun 487 ribu diantaranya berada

dibawah garis kemiskinan. Hudson & Townsend (1992:64) menjelaskan bahwa

sesungguhnya perubahan pada daerah pedesaan tidak terhindar dari

perkembangan ekonomi global maupun lokal, dan pariwisata telah muncul

sebagai salah satu cara dimana suatu desa dapat berkembang dalam bentuk

ekonomi, sosial, dan politik dengan lingkungan yang global. Rekontruksi yang

Page 15: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

terkait dengan globalisasi biasanya melibatkan suatu daerah untuk memperluas

basis ekonomi untuk memasukan pariwisata sebagai bagian dari perkembangan

ekonomi apabila pemberdayaan alam dalam pertanian menurun ataupun

berkurang dengan adanya desa wisata tersebut apabila dikelola dengan baik

sesuai degan potensinya. Desa Wisata yang berjalan tersebut dikelola langsung

oleh pemerintah desa dan dipantau oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor, dari

ke-24 desa wisata yang ada, salah satu diantaranya adalah Kampung Urug.

Kampung Urug merupakan kampung adat yang berdiri sejak 450 tahun yang

lalu ini memiliki luas wilayah seluas 10 Ha dan berada di Desa Kiara Pandak,

Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampung yang kehidupan

masyarakatnya masih menganut pada leluhur yang diwariskan secara turun –

temurun agar tetap dilestarikan dan dijaga sehingga kebudayaan dan adatnya

masih dapat dirasakan hingga saat ini, sistem pemerintahan adat, serta

kepercayaan leluhur yang dianut masyarakat pun masih dipertahankan sampai

sekarang, dikarenakan masyarakat masih menganut pada sistem kepercayaan

leluhur maka dari itu masyarat Kampung Urug memiliki larangan akan

masyarakat setempat maupun wisatawan untuk melintasi wilayah tertentu

wilayah itu disebut keramat atau sakral bagi masyarakat oleh sebab itu

wisatawan yang ingin berkunjung akan diarahkan oleh masyarakat untuk

mengunjungi kepala adat terdahulu untuk meminta izin serta akan dijelaskan

wilayah mana yang tidak boleh dikunjung sembarang. Suatu desa dapat

dikatakan sebagai desa wisata apabila memiliki potensi pada produk wisata dan

didukung oleh masyarakat dan Kampung Urug memiliki daya tarik wisata

berupa budaya yang sudah ada sejak zaman kerajaan Prabu Siliwangi dan

Page 16: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

bentang alam sebagai daya tarik pendukung sehingga kampung ini ditetapkan

sebagai desa wisata budaya oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor.

Pada dasarnya Kampung adat Urug belum tereksplorasi secara luas dan

belum terkelola secara optimal, walaupun kampung adat ini sudah ditetapkan

sebagai desa wisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor namun belum

memiliki kesiapan dalam produknya. Kampung adat ini memiliki potensi daya

tarik wisata yang dibilang menarik, tidak hanya menyugukan pemandangan

alam seperti pesawahan dan pegunungan saja, akan tetapi adanya upacara adat

yang hingga saat ini rutin dilakukan sesuai dengan norma – norma ataupun

kebiasaan berupa tradisi yang membudaya, yaitu lima ragam upacara adat yang

rutin dilakukan setiap tahunnya. Muludan atau upacara untuk memperingati

kelahiran Nabi Muhammad, Seren Taun atau syukuran hasil panen para petani

sebagai ungkapan rasa syukur, Sedekah Rowah atau wujud bakti masyarakat

kampung sebagai tanda bakti kepada Tuhan, dan yang terakhir adalah Seren

Pantaunan atau upacara dalam menutup tahun Hijriah dan siap menyambut

tahun baru Hijriah. Kampung Adat Urug merupakan suatu kombinasi yang

lengkap antara lanskap geografis pemandangan alam dengan budaya, adat

istiadat dan aktivitas masyarakat lokal sehingga tidak heran apabila desa tersebut

ditunjuk sebagai salah satu dari desa wisata yang ada di Kabupaten Bogor.

Mengacu kepada latar belakang yang sudah dijelaskan maka pada penelitian

ini perlu sebuah konsep pengembangan desa wisata yang sesuai dengan

karakteristik wilayah dan selaras dengan budaya yang dianut masyarakat di

Kampung Adat Urug. Melihat kondisi aktual daya tarik wisata yang dimiliki

Kampung Urug kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan dirasa terbatas

Page 17: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dan tidak memiliki keragaman, dikarenakan wisatawan yang datang hanya

melihat dan mendengarkan cerita rakyat yang ada di Kampung Urug, wisatawan

hanya terlibat pada saat pelaksanaan upacara adat dan itu pun jika

memungkinkan, (Hall, Kirkpatrick & Mitchell, 2005:90) dalam Rural Tourism

and Sustainable Business menjelaskan suatu daya tarik wisata didalam wisata

pedesaan memperhatikan 3 unsur, yaitu unsur seeing, buying and being or doing,

akan tetapi Kampung Urug belum memiliki unsur doing serta buying yang tidak

kuat apabila dilihat dari daya tarik wisata yang sudah ada. Kampung Urug

merupakan suatu desa yang ditetapkan sebagai desa wisata yang berfokus

kepada budaya yang dimiliki sehingga pengembangan yang dapat dilakukan di

Kampung Urug berfokus kepada produk budaya yang dimiliki. Florentina

Daniela (2014:7) dalam Cultural Tourism Potential as Part of Rural Tourism

Development menjelaskan bahwa Cultural Rural Tourism merupakan suatu

wisata yang menarik minat wisatawan dan menawarkan pada ekspresi budaya di

pedesaan dengan merajuk pada hal – hal bersejarah dan membudaya dengan

masyarakat lokal mencakup dalam akomodasi, acara, perayaan, masakan hingga

kerajinan masyarakat setempat yang memberikan penekanan pada kontak

langsung dan pemahaman penduduk tentang cara hidup. Sehubungan dengan

kondisi tersebut, maka dalam rangka mengembangkan produk yang sudah

dimiliki Kampung Adat Urug untuk memenuhi keinginan akan aktivitas wisata

didesa wisata perlu dilakukan penyusunan Pengembangan Produk Wisata Desa

Wisata Kampung Adat Urug di Kabupaten Bogor.

Melihat kondisi aktual yang ada di Kampung Urug menjelaskan bahwa

Kampung Urug diperlukannya penelitian mengenai “Pengembangan Desa

Page 18: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Wisata Kampung Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor”

dengan berfokus kepada produk daya tarik wisata budaya yang sesuai dengan

konsep diatas agar nantinya desa wisata ini tetap dapat memberikan manfaat

tanpa mengurangi unsur budaya yang dimiliki serta menguntungkan bagi

masyarakat secara berkelanjutan.

B. Fokus Penelitian

Kabupaten Bogor dengan potensi yang dimiliki tengah memacu diri untuk

mengembangkan desa wisata, dari 36 desa wisata yang sudah ditetapkan oleh

Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor namun hanya 24 diantaranya yang berjalan

dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Banyak desa yang sudah

ditetapkan sebagai desa wisata akan tetapi tidak berjalan dengan semestinya

dikarenakan kurangnya persiapan akan pengembangan dari produk desa wisata.

Perkembangan disuatu daerah tentu akan mendatangkan manfaat bagi

masyarakat setempat, mulai dari ekonomi, sosial, hingga budaya, akan tetapi

apabila pengembangannya tidak dipersiapkan secara matang dan tidak dikelola

dengan baik akan menimbulkan permasalahan yang merugikan bagi masyarakat

setempat. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka pada

penelitian ini bertujuan untuk mengkaji daya tarik wisata yang ada di Kampung

Urug yang mana perlu adanya peningkatan dalam produk wisata, baik dalam

bentuk daya tarik, aksesibilitas, maupun amenitas, guna memenuhi keinginan

akan aktivitas wisata.

Page 19: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah pada penelitian ini digunakan untuk menghindari

adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah sehingga memudahkan

penelitian agar lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan penelitian.

Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi pengembangan produk wisata di

Kampung Adat Urug sebagai desa wisata di Kampung Urug yang berfokus

kepada produk budaya yang dimiliki.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Formal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan studi pada Diploma IV Program Studi Destinasi Pariwisata

di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

2. Tujuan Operasional

Tujuan dari penelitian Pengembangan Produk Wisata Budaya Kampung

Adat Urug di Kabupaten Bogor, berdasarkan pada rumusan masalah yang

telah diuraikan adalah untuk mengidentifikasi potensi pemanfaatan sumber

daya dalam pengembangan produk wisata dan menganalisis proses

pengembangan produk wisata. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

diimplementasikan baik oleh stakeholders pariwisata terkait dalam

pengembangan produk wisata di Kampung Adat Urug.

Page 20: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah hasil penelitian diharapkan

dapat menyumbangkan sebuah ide yang dapat dipertimbangkan dalam

pengembangannya bagi stakeholders terkait dalam mengembangkan desa

wisata Kampung Adat Urug, sehingga hasil penelitian dapat menjadi bahan

kajian.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi masyarakat setempat dalam mengelola tempat tinggal

masyarakat sebagai tempat wisata dalam pengelolaan sebagai desa wisata

Kampung Adat Urug.

Page 21: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Teori yang digunakan pada penelitian ini merupakan Cultural Rural

Tourism sebagai teori utama, menurut Nair et al (2015:330) dalam Rural

Tourism: A Conceptual Approach Cultural Rural Tourism merupakan bagian

dari dalam Klasifikasi Aktivitas Rural Tourism, maka dari itu teori Cultural

Rural Tourism digunakan untuk menjelaskan daya tarik wisata yang ada desa

wisata yang berfokus dalam produk budaya yang dimiliki Kampung Adat Urug.

Teori kedua yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rural Tourism

dikarenakan Kampung Urug merupakan sebuah desa yang sudah ditetapkan

sebagai desa wisata yang ada di Kabupaten Bogor.

1. Rural Tourism

a. Definisi Rural Tourism

Rural Tourism interests people who like nature holidays, and that it

also includes special services such as accomodations, events,

festivies, gastronomy, outdoor recreration, production and the sale of

handicrafts (Kulesar, 2009:168). Dapat diartikan bahwa Rural

Tourism merupakan suatu wisata yang menarik minat wisatawan pada

alam maupun budaya dari suatu tempat, dan mencakup dalam

akomodasi, acara, perayaan, masakan, hingga kerajinan tangan

masyarakat setempat yang memberikan penekanan pada kontak dan

Page 22: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

pemahaman penduduk tentang cara hidup dan lingkungan alam.

Kegiatan multidimensi yang berkaitan dengan gaya hidup masyarakat

lokal, mencakup segala sesuatu mulai mempelajari hingga mengikuti

kegiatan terkait pertanian dan pengalaman yang berfokus pada

budaya, sejarah dan warisan. Rural Tourism bertujuan untuk

wisatawan yang memiliki minat khusus atau ingin menghindar dari

kegiatan maupun rutinitas sehari – hari sehingga memiliki

pengalaman yang lebih personal dan otentik, definisi tersebut

diperkuat dengan konsep dari (Lane : 2009) yaitu:

If one wants to describes a holiday as rural tourism, the following

characteristics should be contained in the holiday. It should be

located in the rural areas, be based on rural tourism’s features, have

buildings and settlements on a small scale, be connected with local

people and their families, be based on villages and small towns,

represent complex economic, environmental and historical patterns.

Menurut Aref dan Gill (2009:68) Rural Tourism adalah produk wisata

yang disajikan secara personalisasi yaitu rasa lingkungan fisik antara

wisatawan dengan daerah setempat dan mengikuti gaya hidup

masyarakat setempat. Wisatawan dapat berpartisipasi dalam kegiatan

sehari – hari masyarakat, melihat atau bahkan mengikuti tradisi yang

dilestarikan dari generasi ke generasi di destinasi tersebut.

(Kastenholz et al, 2012:208) dalam Tourism, Environment and

Sustainability menjelaskan manfaat Rural Tourism yang dapat

dirasakan langsung oleh berbagai stakeholders mulai dari masyarakat

hingga pemerintahan, yaitu dalam segi perekonomian dapat

membantu pertumbuhan ekonomi dengan cara menciptakan lapangan

pekerjaan maupun mempertahankan usaha yang dimiliki bagi

Page 23: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

masyarakat, sedangkan untuk pemerintahan dapat meningkatkan

pajak dan tarif. Manfaat sosial yang dapat didapatkan yaitu terjadinya

kontak sosial antara masyarakat setempat dengan likungan luar,

terbukanya akses antara desa satu dengan desa yang lainnya.

GAMBAR 1

BENEFIT COSTS

Sumber: (Tourism, Environment and Sustainability, 2015)

Pengembangan wisata pedesaan tidak terlepas dari masyarakat lokal

sebagai pemangku kepentingan dalam pariwisata pedesaan karena

wisata pedesaan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari

masyarakat sehingga perlu adanya sosialisasi ataupun pendidikan dari

pihak terkait kepada masyarakat lokal untuk memperhatikan dan

mempertahankan sumber daya yang ada di desa tersebut. Komunikasi

antara masyarakat lokal dengan wisatawan merupakan suatu

komponen yang penting dalam wisata pedesaan, karena dengan

Page 24: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

komunikasi tersebut wisatawan akan mendapatkan pengalaman

selama di desa dengan cara membantu wisatawan untuk membagikan

pengetahuan yang masyarakat punyai kepada wisatawan terkait

sejarah, budaya, tradisi, struktur alami tempat tersebut, hingga kepada

cerita rakyat desa.

b. Tipologi Rural Tourism

Humaira Irshad dalam Rural Tourism – An Overview (2010:6),

membagikan Rural Tourism kedalam 3 tipe:

1) Heritage Tourism yang dapat diartikan sebagai keragaman daya

tarik wisata yang termasuk kedalam Rural Tourism pada wisata

warisan budaya, wisata alam, agrowisata, ataupun wisata warisan

yang mengacu pada perjalanan waktu lampau yang memiliki

tujuan utama untuk mengalami tempat dan kegiatan yang

mewakili masa lampau.

2) Ecotourism yaitu bagian dari wisata Rural Tourism yang

mengacu kepada mengunjungi daerah – daerah alami untuk

tujuan menikmati pemandangan, termasuk tumbuh – tumbuhan

maupun satwa. Wisata berbasis alam ini dapat bersifat pasif,

dimana wisatawan cenderung mengamati pemandangan alam

tanpa terlibat dalam kegiatan pariwisata, sedangkan aktif yaitu

wisatawan dapat mengambil bagian dalam kegiatan wisata diluar

ruangan yang ada di desa tersebut.

3) Agrotourism yaitu kunjungan yang terfokus pada lanskap

geografis suatu desa seperti lahan pertanian, hortikultura atau

Page 25: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

agribisnis lainnya. Tujuan dari Agrotourism ini adalah untuk

kesenangan, pendidikan, atau keterlibatan aktif dalam kegiatan

pertanian masyarakat setempat. Wisatawan dapat bermalam di

desa tersebut dan melakukan aktifitas terkait pertanian lainnya.

c. Produk Rural Tourism

1) Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata menurut (Mill dan Morrison, 1992) adalah

segala sesuatu yang memiliki kekuatan untuk menarik wisatawan,

kekuatan tersebut yang menimbulkan pada minat wisatawan

untuk berkunjung sehingga mendapatkan pengalaman

berkunjung ke destinasi

(Middleton, 2001:124) membagi elemen pada suatu daya tarik

wisata yang dapat mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung

kedalam 4 elemen, yaitu:

Daya Tarik Wisata Alam: Bentang alam geografis yang dapat

dilihat oleh wisatawan seperti pantai, pegunungan, hutan, curug.

Daya Tarik Wisata Buatan: Segala bentuk yang dibuat atas

campur tangan manusia, seperti infrastruktur pariwisata yang

memiliki arsitektur modern maupun bersejarah, theme park,

water park, dan segala destinasi yang memiliki tema tertentu.

Atraksi Wisata Sosial: Kegiatan wisata yang melibatkan

wisatawan dengan kegiatan sosial pada suatu destinasi untuk

Page 26: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

melihat maupun merasakan akan pandangan hidup masyarakat

lokal.

Daya Tarik Wisata Budaya: Kegiatan wisata yang meliputi

sejarah ataupun legenda suatu destinasi yang memiliki cerita

rakyat yang diyakini oleh masyarakat setempat, tarian tradisional,

museum, bangunan bersejarah yang memiliki nilai sejarah, dan

upacara adat yang dapat dikembangkan menjadi suatu acara

khusus, festival dan karnaval.

Nulty (2004:15) menjelaskan bahwa Rural Tourism terbagi atas

empat elemen yaitu Countryside, Rural Heritage, Rural Life, dan

Rural Activities dari elemen – elemen tersebut Rural Community

merupakan suatu hal yang paling utama dari ke empat elemen yang

ada.

GAMBAR 2

THE RURAL TOURISM COMMUNITY

Sumber: Nulty (2004:13)

Page 27: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Elemen Countryside merupakan suatu pedesaan yang menjelaskan

akan kondisi fisik dari suatu pedesaan seperti keadaan lingkungan

desa ataupun pemandangan dari desa tersebut, contohnya seperti

pegunungan, pantai, laut, danau, sungai, hingga hutan yang memang

ada tanpa campur tangan manusia.

Elemen Rural Heritage merupakan wisata yang berfokus pada

pengalaman terhadap lingkungan budaya, termasuk kedalam

pemandangan alam, cerita bersejarah, seni visual, arsitektur

bangunan yang bersejarah serta tetap terjaga dari leluhur, nilai – nilai

dan tradisi hingga acara adat.

Elemen Rural Life berkaitan dengan kehidupan dipedesaan yang

dapat dirasakan langsung oleh wisatawan sehingga dapat memiliki

pengalaman dan kesan tersendiri terhadap kunjungannya ke desa

tersebut seperti adanya acara lokal yang diselenggarakan di desa,

tidak hanya itu saja wisatawan pun dapat mendapatkan pelajaran dari

kunjungannya ke desa contohnya seperti kerajinan dan agrowisata

yang ada disana.

Elemen Rural Activities berbeda dengan Rural Life yang berfokus

pada kehidupan masyarakat pedesaan, Rural Activities menjelaskan

segala kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama berada

di desa wisata. Nair et al (2015:330) memberikan klasifikasi pada

Rural Activities seperti yang tertera dalam gambar dibawah.

Page 28: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 3

CLASSIFICATION OF RURAL TOURISM ACTIVITIES

Source: Tourism, Environment and Sustainability 2015

Pengembangan Rural Tourism dengan baik itu sangat penting,

karena apabila dikelola dengan baik maka wisatawan akan

mendapatkan kebutuhannya selama berwisata di desa tersebut.

Masyarakat lokal merupakan pemaku kepentingan yang utama

dalam wisata pedesaan, akan tetapi tetap adanya kerja sama dan

dukungan antara masyarakat dengan stakeholders lainnya seperti

Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor dalam mengelola wisata

pedesaan sehingga dapat memberikan keberlanjutan dan pendapatan

kepada masyarakat.

2) Amenitas

Amenitas merupakan hal yang harus tersedia dalam suatu

destinasi sebagai kebutuhan wisatawan selama berkunjung untuk

mendapatkan kenyamanan serta pengalaman yang dapat

Page 29: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dirasakan wisatawan setelah mengunjung destinasi tersebut.

Amenitas menurut (Camilleri, 2018:23) yaitu:

“The destinations’ amenities include the provision of electricity

and water, sanitary facilities, safe drinking water, roads, police

and emergency services, postal and communication facilities,

media, et cetera. Crucially, these structures ensure that the

tourists stay safe and sound during their stay in a destination.

Tourists need to have access to basic facilities to feel comfortable

and secure”

Seperti yang dikemukakan oeh Camilleri bahwa amenitas yang

berada pada suatu destinasi dapat meliputi pasokan air bersih,

listrik, layanan keamanan dan komunikasi sebagai fasilitas yang

dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan

selama berkunjung ke suatu destinasi, sehingga Aleksander

Panasiuk (2007:212-215) dalam Tourism Infrasturucture as a

Determinant of Regional Development membagikan fasilitas

didestinasi terbagi atas 2 ragam yaitu:

a) Fasilitas Pariwisata diperlukan dalam suatu destinasi

pariwisata seperti biro dan agen perjalanan yang dapat

disebut sebagai receptive services, restoran dan jenis tempat

makan lainnya, toko kerjinan tangan dan souvenir. Terdapat

unsur – unsur pada suatu daya tarik wisata yang

memungkinkan wisatawan untuk menginap disuatu destinasi

sehingga dibutuhkannya akomodasi sebagai tempat

wisatawan bermalam seperti hotel, apartement, villa,

caravan, homestay, guest house.

Page 30: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

b) Fasilitas Pelayanan Umum berfungsi sebagai segala hal

pendukung dalam kegiatan wisata yang dapat memudahkan

wisatawan selama berkunjung seperti bank, money changer,

salon dan spa, fasilitas kesehatan, fasilitas layanan keamanan

seperti polisi dan pemadam kebakaran. Infrastrutur termasuk

kedalam fasilitas pelayanan umum seperti listrik, pasokan air

bersih, telekomunikasi telepon.

3) Aksesibilitas

Aksesibilitas termasuk kedalam perihal yang harus diperhatikan

dalam pengembangan pariwisata sebagai suatu kenyamanan

maupun kemudahan bagi wisatawan untuk menuju destinasi.

(Magribi, 1999) menjelaskan bahwa aksesibilitas merupakan

suatu kemudahan dalam mencapai tujuan meliputi waktu, biaya,

dan usaha dalam melakukan perpindahan antara satu tempat ke

tempat lainnya.

Tingkat aksesibilitas suatu wilayah menurut (Miro, 2004) dapat

ditentukan dalam beberapa variabel, yaitu ketersediannya

jaringan jalan, jumlah alat transportasi yang dapat digunakan

untuk melakukan perpindahan antar wilayah, panjang dan lebar

jalan, dan kualitas jalan.

Page 31: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

2. Cultural Rural Tourism

a. Definisi Cultural Rural Tourism

Rural Tourism tidak hanya berkaitan dengan agrowisata atau aktivitas

wisata yang melibatkan lahan pertanian masyarakat, akan tetapi terdiri

dari wisata minat khusus seperti budaya setempat atau yang disebut

dengan Cultural Rural Tourism. Cultural Rural Tourism dapat

diartikan sebagai wisata yang menawarkan pada ekspresi budaya

pedesaan dengan merujuk pada hal – hal yang bersejarah dan

membudaya dengan melalui kontak langsung dengan masyarakat lokal.

(MacDonald & Jolliffe, 2003) menjelaskan bahwa Cultural Rural

Tourism memiliki tiga tahapan seperti yang tertera pada tabel dibawah

ini.

TABEL 1

STAGES IN CULTURAL RURAL TOURISM DEVELOPMENT

Stage 1 A few residents recognize opportunities and integrate

tourism resources into socioeconomic planning

Stage 2 Community groups plan and implement tourism strategies

as part of economic development

Stage 3 Developing community partnership and a formal tourism

body help to turn plans into enduring attractions

Stage 4 Fully centralized, cooperative, and long-term planning and

marketing of tourism occurs.

Source: MacDonald and Jolliffe (2003:309)

Tahap pertama mengacu pada evolusi awal dan melibatkan integrasi

sumber daya pedesaan kedalam rencana sosial ekonomi, hal tersebut

dikarenakan masih sedikitnya wisatawan yang berkunjung ke daerah

tersebut. Tahap kedua menjelaskan bahwa sudah adanya tindakan yang

dilakukan di desa tersebut, adanya rencana yang dibuat serta strategi

yang mulai ditetapkan oleh masyarakat lokal, organisasi dan

Page 32: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

pemerintahan. Tahap ketiga adalah tentang meningkatkan efisiensi

pariwisata pesesaan dengan mengembangkan atraksi, aktivitas serta

program – program yang bertujuan dengan produk yang ada di desa,

seperti lingkungan alam, situs bersejarah, dan tradisi budaya. Tahap

terakhir menjelaskan perencanaan dan implementasi pariwisata yang

sepenuhnya terpusat didaerah pedesaan secara terencana. Peran

penyedia pelayanan pariwisata penting dalam membentuk pengalaman

wisata pedesaan, baik tangible maupun intangible seperti keandalan

dan daya tanggap saat menangani wisatawan.

b. Produk Cultural Rural Tourism

Cultural Rural Tourism merupakan bentuk dalam wisata minat khusus

yang melibatkan perjalanan waktu luang dimana budaya yang

membentuk dasar minat wisatawan termotivasi untuk melakukan

kegiatan wisata yang berfokus kepada kebudayaan suatu destinasi,

mulai dari gaya hidup, warisan budaya, seni, industri dan aktivitas

wisata yang berasal dari penduduk setempat. (Hall & Zeppel 1990)

mendefinisikan Cultural Tourism sebagai:

Cultural Tourism is experiential tourism, based on being involved in,

and stimulated by, the performing arts, visual arts, and festivals.

Heritage tourism, whether in the form of visiting preferred landscapes,

historic sites, buildings, or monuments, is also experiential tourism in

the sense of seeking an encounter with nature or feeling part of the

history place.

Sumber daya dari wisata budaya dibagi atas tangible yaitu segala hal

yang memiliki bentuk seperti bangunan, prasasti dan candi dan

intangible yaitu segala hal yang tidak memiliki wujud akan tetapi

memiliki keterampilan dan kekayaan akan pengetahuan yang

Page 33: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

diturunkan dari generasi ke generasi seperti ritual, upacara adat, tari

tradisional, kedua hal tersebut lah yang akan memberikan kontribusi

positif bagi Cultural Rural Tourism pada suatu daerah.

Produk Cultural Rural Tourism dapat dikategorikan sebagai berikut

TABEL 2

THE CATEGORIES OF CULTURAL RURAL TOURISM PRODUCTS

Category Examples

Historical Cultural heritage and relics

Artistic Folk Art, Fork Music, Performing

Art and Architecture Art

Regional

Local Traditional, Local Cuisine,

Local Festival, and Ancient

Architecture

Religious Religious Sties and Events

Recretional Amusement Park and Botanic

Garden

Scientific

Museum, Industrial Tourism,

Agricultural Tourism, Military

Tourism, Adventure Tourism,

Scientific Expedition.

Sumber: Yinin Zhay (2011:13)

Pruduk Cultural Rural Tourism perlu menyediakan inovasi produk untuk

memenuhi permintaan pangsa pasar pariwisata dengan menganalisis pasar

terlebih dahulu, Terdapat dua aspek dalam pengembangan produk wisata

budaya, pertama dengan cara mendesain ulang produk yang sudah ada

dengan menganalisis fungsi produk yang sudah ada, perlunya

menghilangkan nilai – nilai berlebih yang tidak dapat memenuhi kebutuhan

wisatawan dan menambah nilai inti pada produk wisata. Proses mendesain

ulang dapat memaksimalkan nilai produk dengan menyediakan fitur

tambahan. Kedua, membuat produk wisata budaya baru untuk memenuhi

perubahan kebutuhan memfasilitasi kepuasan kebutuhan wisatawan.

Page 34: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

(Mckercher & du Cros, 2002) mengusulkan beberapa fitur umum dalam

produk wisata budaya:

a. Tell a story, yaitu menceritakan sebuah kisah pada tempat – tempat

wisata budaya dan warisan yang telah dideskripsikan untuk membantu

wisatawan lebih memahami sejarah dan budaya setempat sehingga

menciptakan minat wisatawan untuk mendengarkan cerita dengan

menjadikan kisah yang diceritakan relevan dengan kehidupan.

b. Make the asset come alive, yaitu membuat produk yang ada menjadi

kreatif dan menarik sehingga wisatawan mendapatkan pengalaman

selama berada di tempat tersebut, sehingga apabila wisatawan memiliki

pengalaman yang menyenangkan tidak menutup kemungkinan untuk

wisatawan menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tersebut.

c. Make it a participatory experience, pada dasarnya pariwisata adalah

aktivitas pengalaman partisipatif yang aktif. Produk wisata budaya

seperti upacara adat, festival hingga kehidupan masyarakat lokal dapat

memberikan peluang untuk mendorong partisipasi wisatawan, dengan

demikian pengalaman tersebut dapat meningkatkan pengalaman yang

menyenangkan sehingga wisatawan memiliki kepuasan tersendiri dalam

mengunjungi tempat tersebut.

d. Make it relevant to the tourist, produk wisata budaya diharapkan sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan, sehingga pesan yang ingin

disampaikan oleh produk harus sesuai dengan pesan yang akan diterima

oleh wisatawan.

Page 35: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

e. Focus on quality and aunthenticity, dapat diartikam sebagai kualitas dan

keaslian pada produk wisata budaya akan menjadi faktor yang

menentukan terhadap ketertarikan dan pengalaman wisatawan selama

berada di suatu tempat.

Page 36: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

B. Kerangka Pemikiran

Pengembangan Desa Wisata

Budaya Kampung Adat

Urug, Kecamatan Sukajaya,

Kabupaten Bogor

Teknik Pengumpulan Data

Data Primer

Data Sekunder

Pengujian Keabsahan Data

Triangulasi

Referensi

Metodologi

Deskriptif Kualitatif

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Kabupaten Bogor tengah memacu

diri untuk mengembangkan desa

wisata khususnya di Kampung

Adat Urug, Kecamatan Sukajaya

sebagai desa wisata budaya. Maka

studi ini diperlukan guna

mengelola desa wisata budaya sesuai dengan potensi yang

dimiliki.

Tujuan untuk mengidentifikasi

potensi sumber daya dalam

pengembangan desa wisata.

Manfaat diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam

mengembangkan tempat tinggal

menjadi tujuan wisata.

Teknik Analisis

Miles and Hubberman Model

SWOT

Teori

Rural Tourism

Cultural Rural Tourism

Page 37: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian pariwisata tentang pengembangan desa wisata budaya Kampung

Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dengan konsep utama Rural

Tourism yang bertujuan untuk mengetahui kategori dari desa wisata Kampung

Adat Urug, serta komponen elemen yang diutamakan ada pada sebuah desa

wisata, kemudian setelah mengetahui kategori dan komponen elemen akan

memasuki tahapan selanjutnya yaitu Cultural Rural Tourism merupakan

gabungan antara Rural Tourism dan Cultural Tourism untuk mengetahui

ekspresi budaya pedesaan dengan merujuk pada hal – hal yang bersejarah dan

membudaya dengan melalui kontak langsung dengan masyarakat lokal, oleh

karena itu penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif

partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat

setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial dan budaya yang menjadi

fokus penelitian. Ciri –ciri penelitian kualitatif menurut Erickson dalam

Stainback dalam Sugiyono (2009:14) adalah:

1. Dilakukan secara intensif atau dapat dikatakan peneliti ikut berpartisipasi

lama dilapangan.

2. Mencatat secara hati – hati apa yang terjadi selama penelitian.

Page 38: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

3. Melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan.

4. Membuat laporan penelitian secara mendetail.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau

menginterpretasikan data sebagaimana adanya. Arikunto (2006:239)

menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang

ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Page 39: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

TABEL 3

PEDOMAN PENELITIAN

Konsep Variabel Komponen Sub -

Komponen Indikator

Alat Kumpul

Data

Rural

Tourism dan

Cultural

Rural

Tourism

Product (Nair

et al,

2015:330)

Fisik Daya Tarik

Wisata

Natural

Attributes

Kondisi geografis

Studi

Kepustakaan

Topografi

Klimatologi

Hidrologi

Aristic

Performing Arts

Wawancara dan

Studi

Kepustakaan

Folk Music

Architecture Art

Regional

Local Traditional

Local Cuisine

Local Festival

Ancient

Architecture

Religious Religious Sites

and Events

Page 40: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Recreational

Amusement Park

and Botanic

Garden

Scientific

Museum

Industrial

Tourism

Agricultural

Tourism

Military Tourism

Adventure

Tourism

Scientific

Expedition

Historical

Attributes

Folklore

Rural Historical

Sites

History

Heritage

Aksesibilitas

Akses

Jaringan jalan

Jenis Jalan

Kualitas Jalan

Sistem

Transportasi

Pintu

Kedatangan

Amenitas Fasilitas

Pariwisata Agen Perjalanan

Page 41: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Restoran

Souvenir

Akomodasi

Fasilitas

Pelayanan

Umum

Bank

Money Changer

Salon dan Spa

Rumah Sakit

Kepolisian

Pemadam

Kebakaran

Non - Fisik

Ekonomi

Mata

Pencaharian

Masyarakat

Petani

Peternak

ASN

Pedagang

Buruh

Hasil Produksi Utama

Sampingan

Sosial dan

Budaya Bahasa

Page 42: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Sistem

Pengetahuan

Sistem

Kemasyarakatan

Sistem

Peralatan Hidup

Pola Kehidupan

Masyarakat

Tingkat

Keamanan

Keterlibatan

Masyarakat

Sumber: Data Olahan Penulis 2019

Page 43: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Spradley dalam Satori dan Komariah mengatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, melainkan dengan istilah

“social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu:

tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi

sosial, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang – orang

yang ada pada tempat tertentu, sehingga untuk mendukung penelitian dalam

memperoleh data penelitian ini menggunakan teknik Non-Probability

Sampling atau yang leih tepatnya Purposive Sampling, yaitu sampling

dimana peneliti menggunakan penilaiannya dalam memilih responden

dengan tujuan tertentu (Ibrahim :2015). Sampel yang ditetapkan sebagai

berikut:

a. Kepala Bidang Desa Wisata di Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor

b. Kepala Adat Kampung Adat Urug

c. Ketua RT Kampung Adat Urug

d. Ketua RW Kampung Adat Urug

e. Masyarakat Lokal Kampung Adat Urug

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Adat Urug yang berada di Desa Kiara

Pandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data primer dan data sekunder.

Page 44: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

1) Pengamatan Berperanserta

Bogdan (dirujuk dalam Moleong, 1999:117) mendefinisikan

pengamatan berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan

interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara oeniliti

dengan subjek dalam lingkungan subjek dan selama itu data dalam

bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku

tanpa gangguan.

2) Wawancara

Wawancara menurut (Moleong, 2012:118) adalah percakapan yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara atau yang orang yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara atau orang yang

memberikan jawaban atas pertanyaan. merupakan alat

pengecheckan ulang atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang

digunakan dalam penelitan kualitatif adalah wawancara mendalam.

(Sutopo, 2006:72) menjelaskan bahwa wawancara mendalam atau

depth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara dimana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang

relatif lama.

Page 45: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada:

a) Kepala Bidang Desa Wisata di Dinas Pariwisata Kabupaten

Bogor

b) Kepala Adat Kampung Adat Urug

c) Ketua RT Kampung Adat Urug

d) Ketua RW Kampung Adat Urug

e) Masyarakat Lokal Kampung Adat Urug

b. Data Sekunder

1) Studi Literatur

Studi literatur adalah pencarian referensi teori yang relevan dengan

kasus atau permasalahan yang ada. Studi literatur merupakan metode

pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data serta

informasi melalu dikoumen – dokumen, baik dokumen tertulis, foto

– foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung

dalam proses penulisan.

2) Media Elektronik

Media elektronik berupa data dan informasi dari internet seperti

jejaring sosial, blog serta artikel mengenai penelitian yang akan

diteliti.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Catatan Lapangan

Catatan lapangan di ibaratkan sebagai inti tokoh utama dalam penelitian

kualitatif, hal tersebut dikarenakan semua yang dilihat, didengar,

dialamu dan dipikirkan oleh peneliti selama pengumpulan data dan

Page 46: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

refleksi terhadap data dalam penelitian akan tertulis didalam catatan

tersebut, hal tersebut disebutkan oleh Bogdan dan Bikle (dirujuk dalam

Moleong, 1999:153).

b. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara digunakan untuk mengungkapkan data secara

kualitatif menurut definisi dari Baswori dan Suwandi (2008:138).

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan bantuan

pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk

memudahkan proses pencarian informasi secara mendalam, terbuka,

dan bebas dengan masalah serta memfokuskan pertanyaan yang akan

diutarakan. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara sesuai

dengan alur yang telah ditentukan. Pada wawancara ini peneliti

menggunakan alat bantu rekamuntuk memudahkan proses pengelolaan

data dikemudian hari. Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan

kepada:

1) Kepala Bidang Desa Wisata di Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor

2) Kepala Adat di Kampung Adat Urug

3) Masyarakat Lokal Kampung Adat Urug

D. Analisis Data

1. Analisis SWOT

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah SWOT. Dalam

Rangkuti (2004:18) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika

yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang

Page 47: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weakness) dan ancaman (threats) sehingga dari analisis tersebut dapat

diambil suatu keputusan strategis. Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk

menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan peluang dan

hambatan yang dihadapi.

a. Kekuatan (Strenghts) adalah unsur – unsur produknya memiliki

keunggulan yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan dan berbeda

dengan produk lain sehingga dapat membuat lebih kuat dari para

pesaing lainnya. Kekuatan yang dimaksud adalah sumber daya,

keterampilan, atau keunggulan – keunggulan lain relatif terhadap

pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani.

Kemampuan khas yang dimiliki oleh suatu organisasi agar

mendapatkan keunggulan dalam bersaing.

b. Kelemahan (Weakness) adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal

sumber daya yang ada, baik itu keterampilan atau kemampuan yang

menjadi penghalang bagi kinerja. Keterbatasan atau kekurangan dalam

sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius

menghambat kinerja efektif serta prestasi.

c. Peluang (Opportunities) adalah situasi yang paling menguntungkan

dalam lingkungan yang dihadapi oleh suatu organisasi, jika suatu

peluang tidak sampai dimanfaatkan dan kemudian dimanfaatkan oleh

pesaing, maka peluang akan berubah menjadi hambatan.

Page 48: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

d. Ancaman (Threats) yaitu situasi yang paling tidak menguntungkan

dalam lingkungan yang dihadapi, jika tidak diatasi maka akan menjadi

hambatan yang bersangkutan saat ini maupun dimasa yang akan datang.

Analisis SWOT menurut Kotler (2009) merupakan cara untuk mengamati

lingkungan eksternal dan internal, yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Internal disebut juga dengan analisis kekuatan dan

kelemahaan.

b. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Lingkungan eskternal disebut juga sebagai komponen peluang

dan ancaman, mengamati kekuatan lingkungan makro yang utama dan

faktor lingkungan mikro yang signifikan yang dapat mempengaruhi

kemampuannya.

Rangkuti (2006:19) menjelaskan bahwa matriks SWOT dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang sedang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal

yang dimiliki. Matriks SWOT sebagai alat pencocokan yang

mengembangkan empat tipe strategi yaitu:

a. SO (strengths opportunities) yaitu suatu strategi yang menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

b. WO (weakness opportunities) yaitu strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

c. ST (strengths threats) yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman.

Page 49: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

d. WT (weakness threats) yaitu strategi yang meinimalkan kelemahan

untuk mengatasi ancaman.

GAMBAR 4

DIAGRAM MATRIKS SWOT

.

sumber: (Marimin, 2004)

IFAS (internal strategic factory analysis summary) atau yang diartikan

dengan faktor – faktor strategis internal yang disusun untuk merumuskan

faktor – faktor internal dalam kerangka strengths and weakness.

EFAS (eksternal strategic factory analysis summary) atau ynag diartikan

dengan faktor – faktor eksternal yang disusun untuk merumuskan faktor –

faktor eksternal dalam kerangka opportunities and threaths.

Setelah dilakukan interaksi IFAS – EFAS maka didapatkan hasil keputusan

yang mana strategi nilai terbesar yang dijadikan acuan untuk

memaksimalkan keputusan.

Page 50: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

E. Pengujian Keabsahan Data

1. Triangulasi

Dalam pengujian kredibilitas ini, pengecekan yang dilakukan pada berbagai

sumber dengan berbagai cara dan waktu, dengan demikian triangulasi terdiri

atas tiga bagian, yaitu:

a. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecheck data yang diperoleh melalui

beberapa sumber. Data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber

tersebut lalu dideskripsikan, dikategorikan, dan yang terakhir adalah

meminta kesekapakan atau member check untuk mendapatkan

kesimpulan akhir.

b. Triangulasi teknik yaitu uji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecheck data pada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

c. Triangulasi waktu berkaitan dengan keefektifan waktu yang dilakukan,

maksudnya adalah waktu pun sebagai penentu bagi narasumber untuk

memberikan data yang valid dan kredibel.

2. Referensi

Referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telaj

didapatkan atau ditemukan oleh peneliti. Alat bantu perekam dapat

dipergunakan sebagai alat pendukung kredibilitas data yang terlah

didapatkan. Dalam laporan penelitian sebaiknya data – data yang ditemukan

dapat dilengkapi dengan foto – foto, rekaman, dan dokumen autentik.

Page 51: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

F. Jadwal Penelitian

TABEL 4

PROGRAM DAN KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan

Topik

2 Pengumpulan

Usulan Topik

3

Pengusulan

Dosen

Pembimbing

4 Bimbingan

5 Pengumpulan

Makalah

6 Pelaksanaan

Seminar

7 Perbaikan

Seminar

8

Pengumpulan

Perbaikan

Seminar

Page 52: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Fisik Kampung Adat Urug

a. Geografis

Kampung Adat Urug secara administratif terletak di Kecamatan

Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kampung Urug

merupakan satu – satunya desa wisata budaya dari 11 Desa yang

terletak di Kecamatan Sukajaya dengan luas wilayah 12.542 Ha.

Kampung Urug dikelilingi oleh

1) Sebelah Utara: Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya.

2) Sebelah Barat: Desa Cisarua dan Desa Pasir Madang, Kecamatan

Sukajaya.

3) Sebelah Timur: Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung.

4) Sebelah Selatan: Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya dan Desa

Curug Bitung, Kecamatan Nanggung.

Kampung Adat Urug memiliki jarak tempuh berkisar 165 Km dari Kota

Bogor, 48 Km jarak antara Kampung Urug dari Kabupaten Bogor dan

6 Km dari Kecamatan Sukajaya. Kampung Adat Urug dapat ditempuh

dengan kendaraan roda dua hingga kendaraan roda empat, namun jenis

kendaraan minibus saja yang dapat memasuki wilayah Kampung Urug.

Kondisi jalan selama perjalanan menuju Kampung Urug sudah baik

Page 53: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dikarenakan jalanan yang sudah beraspal dengan kondisi jalan berkelok

- kelok mengikuti lereng bukit dan perkebunan kelapa sawit dengan

badan jalan yang sempit penuh dengan pemukiman masyarakat. Secara

geografis Kampung Urug dikelilingi oleh pegunungan dan dialiri oleh

sungai yang membuat kampung tersebut semakin asri, Gunung Manapa

dan perkebunan kelapa sawit merupakan pemandangan yang

disuguhkan Kampung Urug sebelah selatan, sedangkan Gunung

Pongkor menjulang tinggi disebelah timur Kampung Urug menjadikan

latar belakang pemandangan di Kampung Adat Urug dengan aliran

sungai Cidurian, sungai Cipatat Leutik dan sungai Ciapus yang

mengitari seluruh wilayah kampung sebagai sumber mata air utama di

Kampung urug.

b. Topografi

Kampung Urug memiliki luas wilayah sebesar 10 Ha yang terbagi atas

3 wilayah, yaitu:

1) Urug Lebak atau Urug Bawah

2) Urug Tengah

3) Urug Tonggoh atau Urug Atas

Dengan luas wilayah 12.542 Ha tersebut 20.000 m2 dipergunakan

sebagai hutan kramat, 10.000 m2 dipergunakan sebagai komplek

pemakaman, 6.200 m2 sebagai lahan pertanian dan 3,8 Ha merupakan

luas tanah darat. Kampung Urug memiliki tumbuhan berkhasiat obat

yang tertanam di pekarangan masyarakat, kebun hingga di hutan

larangan. Masyarakat Kampung Urug menyebutkan bahwa di

Page 54: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Kampung ini terdapat 23 jenis tumbuhan obat – obatan seperti Kapol,

Bambu Bitung, Korejat dan lain sebagainya yang memiliki khasiat

tersendiri, mulai dari batuk, pusing hingga tumbuhan obat – obatan

yang dipercaya masyarakat setempat sebagai obat perawatan untuk

awet muda.

Kampung Urug secara fisik memiliki bentuk permukaan bumi yang

bervariasi dari dataran hingga berbukit dengan kemiringan lahan yang

berbeda – beda yaitu 0-5% merupakan datar, 5-15% merupakan agak

bergelombang, 15-25% merupakan bergelombang, 25-45% merupakan

berbukit dan lebih dari 45% merupakan bukit atau pegunungan dengan

kondisi tanah yang mengandung pasir atau tanah lempung yang cocok

untuk lahan pertanian.

Kondisi tanah di Kampung Urug pada umumnya mengandung pasir

atau yang disebut dengan tanah lempung yang cocok sebagai lahan

peruntukan pertanian, maka dari itu jumlah luas dari lahan pertanian di

Kampung Urug ini sendiri melebihi dari luas wilayah pemukiman

masyarakat kampung

c. Klimatologi

Kampung Adat Urug berada pada ketinggian 600 – 1800 mdpl dengan

curah hujan rata – rata 3000 mm/tahun memiliki suhu rata – rata harian

di Kampung Adat Urug yaitu 22o C – 30o C, dengan ketinggian serta

curah hujan tersebut menyebabkan Kampung Urug memiliki iklim

yang sejuk terutama dipagi hari.

d. Hidrologi

Page 55: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Kampung Urug dialiri oleh aliran sungai Cidurian, sungai Ciapus dan

sungai Cipatat yang menjadikan sebagai satu – satunya sumber mata air

utama desa, dengan debit air yang besar membuat aliran sungai tersebut

dapat memenuhi kebutuhan air bersih seluruh masyarat Kampung

Urug. Aliran sungai tersebut memiliki sistem irigasi yang baik sehingga

dapat dialirkan kerumah masyarakat hingga persawahan melalui pipa

dan selokan alami. Hal tersebut dikarenakan Kampung Urug memiliki

ketinggian lahan yang berbeda – beda.

2. Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya Kampung Adat Urug

a. Mata Pencaharian Masyarakat

Masyarakat Kampung Adat Urug berjumlah 5.125 jiwa yang mana

2.874 jiwa adalah laki – laki dan 2.250 jiwa diantaranya adalah

perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.821. Mayoritas

mata pencaharian masyarakat Kampung Urug ini sebagai petani dengan

jumlah 4.320 jiwa, 1.279 adalah pedagang, dan 6 jiwa dengan

peternakan. Masyarakat Kampung Urug memang memiliki lahan

pertanian, akan tetapi mayoritas masyarakat tidak menjualkan hasil

pertaniannya namun menyimpan hasil pertanian tersebut di lumbung

pribadi untuk bahan persediaan makanan ketika tidak musim panen.

Hasil produksi utama masyarakat adalah beras, namun ada beberapa

masyarakat yang memiliki lahan kebun kopi dan cengkeh, namun

jumlah kedua lahan tersebut tidak banyak sehingga hasil kebun kopi

dan cengkeh tersebut dipergunakan hanya untuk konsumsi pribadi.

b. Lingkungan Sosial Budaya Masyarakat

Page 56: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

1) Bahasa yang digunakan masyarakat Kampung Urug merupakan

Bahasa Sunda, mayoritas masyarakat terlebih yang berusia lanjut

tidak memahami Bahasa Indonesia dengan baik sehingga

menyulitkan masyarakat tersebut jika berkomunikasi dengan

pengunjung yang tidak mengerti Bahasa Sunda, apabila

pengunjung berbincang dengan masyarakat yang tidak mengerti

Bahasa Indonesia biasanya didampingi oleh anak ataupun cucu

mereka yang dapat memahami apabila terdapat seseorang dari luar

Kampung Urug yang ingin berbincang dengan masyarakat.

2) Sistem kemasyarakatan kampung adat dipimpin oleh 2 pimpinan,

pertama adalah pimpinan formal yaitu 15 Ketua RT serta 4 Ketua

RW dan yang kedua adalah pemimpin informal yaitu 3 Ketua Adat

yang terbagi atas wilayah Urug Lebak yang merupakan lokasi

Kampung Urug yang paling bawah dipimpin oleh Abah Ukat yang

mana sebagai pusat pimpinan dari keseluruhan wilayah Kampung

Urug, wilayah Urug Tengah dipimpin oleh Abah Amat, serta

wilayah Urug Tonggoh yang merupakan lokasi teratas Kampung

Urug dipimpin oleh Abah Sukardi. Sistem pemerintahan tersebut

dibagi menjadi formal dan informal dikarenakan agar adat istiadat

yang sudah ada sejak dahulu kala tetap terjalin dan dilaksanakan

sebagai mestinya tanpa menghambat kemajuan material dan

imaterial di Kampung Adat Urug, sedangkan untuk Kepala Adat

yang memiliki jumlah 3 orang tersebut dikarenakan agar adanya

pemerataan terhadap semua wilayah di Kampung Urug serta untuk

Page 57: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

mempermudah jalannya acara adat, contohnya seperti apabila

sedang dijalankan upacara adat seluruh masyarakat Kampung Urug

akan berkumpul dikediaman kepala adat, namun apabila hanya

terdapat 1 kepala adat saja tidak akan menampung seluruh

masayarkat Kampung Urug sehingga diberlakukannya pembagian

wilayah Kampung Urug berdasarkan wilayahnya dengan kepala

adat yang memerintah.

3) Sistem Peralatan Hidup masyarakat masih menggunakan tungku

sebagai alat penanak nasi dengan menggunakan bara api, walaupun

beberapa masyarakat sudah ada yang menggunakan Magic Com

akan tetapi masyarakat yang masih menggunakan tungku

menyebutkan bahwa mereka lebih menyukai menanak nasi

menggunakan tungku dikarenakan apabila menggunakan Magic

Com rasa nasi tersebut sudah berbeda dan tidak se-enak apabila

menggunakan tungku. Abah Ukat sebagai kepala adat pun

menjelaskan bahwa untuk beliau pribadi masih menggunakan kayu

untuk memasak, sehingga dirumah tersebut terdapat 2 jenis alat

untuk memasak, yang pertama adalah kompor dan yang kedua

dengan menggunakan kayu, beliau menjelaskan kembali bahwa

masyarakat mayoritas masih memiliki rasa takut untuk memasak

dengan menggunakan kompor dan gas dimana masyarakat melihat

bahwa salah satu pemicu kebakaran adalah kompor gas terlebih

lagi bahan bangunan dari rumah masyarakat terbuat dari bahan

dasar kayu, sehingga masyarakat Kampung Urug lebih aman untuk

Page 58: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

menggunakan kayu dibandingkan menggunakan kompor gas.

Masyarakat Kampung Urug dalam bertani pun masih

menggunakan alat – alat tradisional. Sarana Komunikasi sudah

berkembang di Kampung Urug seperti telepon genggam dan

televisi yang menggunakan parabola, akan tetapi dalam jaringan

komunikasi di Kampung Urug Bawah terbilang sulit, karena

jaringan yang tersedia hanya jaringan komunikasi tanpa jaringan

internet dengan jaringan yang tidak stabil, jaringan internet dapat

ditemukan apabila sudah memasuki wilayah Urug Tengah.

4) Tingkat Keamanan

Masyarakat Kampung Urug memiliki aturan yang harus dijalani

dalam kehidupan sehari – hari yang mana apabila dilanggar akan

mendapatkan sanksi adat tersendiri. Masyarakat Kampung Urug

memiliki prinsip Ngaji Diri atau yang diartikan sebagai mawas diri

yang berfungsi sebagai ajaran moral untuk memperbaiki diri yang

bertujuan menghilangkan sifat buruk seperti iri dan dengki pada

masyarakat Kampung Urug, hal tersebut lah yang ditanamkan para

ketua adat sejak dahulu dan masih dijalankan hingga saat ini. Salah

satu prinsip Ngaji Diri ini adalah adanya larangan untuk

mengambil yang bukan haknya, Abah Ukat selaku Kepala Adat di

Kampung Urug menyebutkan kalimat “mipit kudu amit ngala kudu

menta” yang memiliki arti mengambil atau meminta sesuatu harus

lah meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya, kalimat

tersebut dikatakan masyarakat sebagai anjuran untuk hidup secara

Page 59: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tertib dan tidak sembarangan. Mang Ujang selaku masyarakat di

Kampung Urug menyebutkan bahwa apabila mengambil miliki

orang lain yang bukan haknya sama saja mengkhianati seseorang

yang diambil haknya. Merampas, mencuri ampok, ataupun

menodong merupakan perbuatan Panca Gati atau yang dtikan

sebagai penyakit hati yang harus dihindari, sehingga masyarakat

Kampung Urug segan untuk melakukan hal – hal buruk

dilingkungan kampung karena sudah ditanamkan prinsip Ngaji

Diri tersebut sejak lahir dan sudah memahami resiko atau sanksi

adat yang akan diterima masyarakat apabila melanggar prinsip

tersebut. Keadaan itu terbukti meminimalisir tingkat kejahatan

yang ada di Kampung urug, tak heran apabila tingkat keamanan di

kampung tersebut dapat dikatakan baik.

5) Keterlibatan Masyarakat disektor Pariwisata

Masyarakat sudah terbiasa akan kedatangan sekelompok ataupun

seseorang dari luar lingkungan Kampung Adat Urug, hal tersebut

dikarenakan pada awalnya wisatawan tersebut berkunjung hanya

untuk berziarah ke makam – makam leluhur Kampung Adat Urug

dengan tujuan berbeda – beda , mulai dari sekedar mendoakan

hingga berziarah untuk meminta petunjuk. Menurut data Dinas

Pariwisata Kabupaten Bogor, Kampung Urug mempunyai tingkat

kunjungan wisata setiap bulannya adalah 80 – 100 wisatawan dan

apabila pada hari – hari diselenggarakannya upacara adat tingkat

kunjungan wisatawan dapat mencapai 600 – 800 wisatawan setiap

Page 60: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

harinya, oleh sebab itu minat wisatawan yang tadinya hanya

berziarah meningkat menjadi untuk terlibat dalam kearifan budaya

Kampung Urug, maka dari itu dibutuhkannya tempat tinggal untuk

wisatawan selama berada di Kampung Urug atau yang disebut

dengan Homestay. Homestay tersebut ditentukan oleh Abah Ukat

selaku Kepala Adat di Kampung Urug rumah masyarakat mana

yang boleh ditempati oleh wisatawan, hal tersebut dilakukan secara

bergilir dan tanpa suatu syarat apapun. Menurut masyarakat

Kampung Urug mahasiswa – mahasiswi perguruan tinggi yang

sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata atau yang disingkat KKN

rutin setiap bulan Agustus menetap selama 3 minggu lamanya di

Kampung Urug, oleh karena itu masyarakat yang tadinya hanya

bertani di ladang sudah memulai usaha seperti membuka warung

makanan seperti nasi uduk pada saat pagi hari, warung kelontong

yang menjual kebutuhan wisatan selama berada di kampung,

hingga membuka jasa transportasi seperti ojeg dikarenakan satu –

satunya transportasi umum yang dapat digunakan oleh wisatawan

di Kampung Urug yang tidak membawa kendaraan pribadi, hanya

jasa transportasi ojeg saja, angkutan umum kota atau yang disebut

dengan angkot hanya tersedia sampai Kantor Kecamatan Sukajaya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Anan sebagai

masyarakat yang mendirikan usaha berdagang baso menyebutkan

bahwa pendapatan masyarakat bertambah setelah berjalannya

aktivitas wisata di Kampung Urug, namun tidak terlalu

Page 61: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

mempengaruhi kehidupan masyarakat, maksudnya adalah, tanpa

adanya aktivitas wisata masyarakat Kampung Urug tetap akan

berjalan sebagaimana mestinya tanpa merugikan suatu hal apapun,

hal tersebut dikarenakan masyarakat terbiasa menyimpan hasil

pertanian dan perkebunan untuk dikonsumsi pribadi, sehingga

aktivitas wisata di Kampung Urug merupakan suatu nilai tambahan

bagi masyarakat. Masyarakat mengaku senang dengan adanya

wisatawan yang berkunjung ke Kampung Urug dan mengaku tidak

adanya perubahan secara sosial dan budaya yang dirasakan

masyarakat setelah Kampung Urug ditetapkan sebagai Desa

Wisata Budaya di Kabupaten Bogor, masyarakat tetap

menjalankan prinsip Ngaji Diri yang sudah ditanamkan leluhur

sejak dahulu kala, justru masyarakat membudayakan wisatawan

yang berkunjung untuk mengikuti aturan yang ada di Kampung

Urug. Masyarakat tetap akan menuntun wisatawan untuk terlebih

dahulu mengunjungi Abah Ukat selaku Kepala Adat di kampung

sebelum mengunjungi atau menjelajahi Kampung Urug.

3. Kondisi Aktual Produk Wisata

a. Daya Tarik Wisata

1) Natural Attributes

Berdasarkan hasil observasi di Kampung Adat Urug terdapat

beberapa sumber daya alam yang dapat dinikmati oleh wisatawan

sebagai daya tarik wisata yang ada di kampung, yaitu:

a) Area Pesawahan

Page 62: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Kampun Urug memiliki luas area pesawahan sebesar 6.200 m2,

dengan suasana yang asri dikarenakan tidak adanya polusi

udara, area pesawahan merupakan suatu daya tarik wisata yang

biasa dijadikan oleh wisatawan sebagai tempat berfoto – foto

untuk mengabadikan momen selama berkunjung, selain

dijadikan tempat berfoto area pesawahan ini juga biasa

dijadikan sebagai tempat shooting bagi program televisi yang

memiliki alur cerita pesawahan. Abah Ukat selaku ketua adat

menjelaskan bahwa sudah banyak dari stasiun televisi yang

memilih Kampung Urug sebagai latar belakang tempat

pembuatan film dikarenakan kondisi alam yang masih terjaga,

area pesawahan ini juga dilatar belakangi oleh aliran sungai

yang mana menjadi sumber mata air Kampung Urug dan

pegunungan yang mengitari memberikan kesan sejuk dan teduh

walaupun pada siang hari.

Page 63: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 5

AREA PESAWAHAN

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019

b) Gunung Manapa

Gunung Manapa berada di Desa Kiarasari, Kecamatan

Sukajaya, Kabupaten Bogor menjadikan pemandangan yang

dapat menyejukkan mata bagi siapa saja yang melihat,

pemandangan tersebut merupakan pemandangan yang dilihat

wisatawan selama berada di Kampung Adat Urug. Gunung

Manapa ini merupakan salah satu gugusan Gunung Halimun

yang digunakan sebagai tempat bertapa menaikan ilmu

kanoragan pada zaman dahulu.

c) Gunung Pongkor

Gunung Pongkor merupakan pemandangan alam dari sebelah

yang dapat dilihat oleh wisatawan saat mengunjungi Kampung

Adat Urug, Gunung Pongkor berada di Desa Bantarkaret,

Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor merupakan gunung

Page 64: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

yang memiliki pertambangan emas yang dikelola oleh PT.

Aneka Tambang Tbk dibuka sejak 27 Agustus 1992.

GAMBAR 6

PEMANDANGAN DARI KAMPUNG URUG ATAS

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019

2) Artistic

Kampung Urug tidak hanya memiliki kelima upacara adat yang

masih tetap dijalankan hingga saat ini, akan tetapi Kampung Urug

memiliki kesenian tradisional yang masih dapat disaksikan oleh

wisatawan saat mengunjungi Kampung Urug pada pelaksaan

upacara adat dan hajatan yang digelar oleh masyarakat, yaitu:

a) Performing Arts

i. Jaipongan

Masyarakat Kampung Urug memiliki komunitas yang

berisikan masyarakat yang gemar akan kesenian, salah

satunya kesenian tarian Jaipong. Tari Jaipong merupakan

tarian sunda yang biasa ditampilkan oleh masyarakat pada

Page 65: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

saat pelaksanaan upacara adat, tarian ini akan mengisi pada

kegiatan penghibur seperti upacara adat Seren Taun . Tari

Jaipong akan diiringi oleh lantunan musik kendang,

bonang, demung, goong, kecrek, saron, serta tidak lupa

dengan pesinden untuk melengkapi suara musik dan tarian.

ii. Wayang Golek

Penampilan wayang golek biasanya akan didalangi oleh

Asep Sunandar yang memiliki kemampuan menceritakan

cerita tradisional dengan boneka wayang yang dimiliki,

wayang andalan dari dalang Asep adalah Cepot.

Pertunjukan wayang akan ditampilkan sebagai pengisi

acara hiburan dipelaksanaan upacara adat.

b) Folk Music

i. Tembang Sunda

Wisatawan yang berkunjung ke Kampung Urug terlebih

wisatawan yang menginap akan mendengarkan suara

masyarakat yang sedang mengaji di Masjid menggunakan

alat pengeras suara atau speaker yang akan melantunkan

ayat suci Al – Qur’an dengan menggunakan nada sunda

sebagai pengiring pembacaannya atau yang disebut dengan

tembang sunda. Pembacaan ayat suci Al – Qur’an tersebut

menggunakan nada sunda yang akan didengar setiap

memasuki waktu ibadah Sholat Subuh. Menurut Abah Ukat

selaku Ketua Adat pembacaan ayat suci pertama kali yang

Page 66: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

mengguanakan tembang merupakan Kampung Adat Urug

yaitu dengan menggunakan tembang sunda, hal terebut

dinyatakan oleh ketua adat dikarenakan sebelum sedang

ramainya pembayaan ayat suci dengan menggunakan

tembang Jawa, Kampung Urug memang sudah sejak lama

dijalankan dan hal tersebut merupakan hal yang lumrah

dikarenakan sudah dijalankan sejak leluhur walaupun

banyak orang yang menanggapi bahwa pembacaan ayat

suci Al – Qur’an tersebut tidak diperbolehkan

menggunakan tembang ataupun bernada seperti nyanyian,

namun menurut Abah Ukat hal tersebut merupakan hal

yang dapat membuat seseorang semangat pada saat

mendengar ayat suci Al – Qur’an dengan nada tembang

Sunda, serta seseorang pun akan menjadi lebih tertarik

untuk membaca ayat suci Al – Qur’an.

ii. Kesenian Dangdut

Kampung Urug memiliki kesenian dangdut yang akan

ditampilkan pada saat adanya hajatan seperti perkawinan

untuk meramaikan jalannya acara, sehingga masyarakat

Kampung Urug yang sedang memiliki hajatan tidak

mendatangkan organ tunggal ataupun penyanyi lokal akan

tetapi memberdayakan masyarakat yang memiliki jiwa

kesenian untuk menghibur masyarakat ataupun tamu yang

datang dihajatan. Kesenian dangdut tersebut tidak hanya

Page 67: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

ditampilkan pada saat adanya hajatan seperti perkawinan

saja, melainkan pada saat diselenggarakannya upacara –

upacara adat yang dilaksanakan di Kampung Urug,

tujuannya sama yaitu menghibur para wisatawan maupun

tamu yang ingin melihat jalannya upacara adat sehingga

wisatawan yang sedang menyaksikan akan merasa terhibur.

Menurut Pak Utom selaku Ketua RT di Kampung Urug

menjelaskan bahwa kesenian dangdut dijalankan oleh

masyarakat Kampung Urug yang tergabung dalam

kelompok kesenian yang bernama Degung dan Dongdang.

c) Architecture Art

Bangunan rumah adat yang terdapat di Kampung Adat Urug

menurut Abah Ukat selaku Ketua Adat sudah dilakukannya

penataan rumah adat pada tahun 2011 semenjak dikeluarkannya

Surat Keputusan Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten

Bogor yang menetapkan Kampung Urug sebagai Desa Wisata

Budaya di Kabupaten Bogor pada tahun 2010, sehingga pada

tahun 2012 rumah adat yang ada di Kampung Urug dilakukan

rehabilitas dalam upaya pelestarian peninggalan budaya

Kerajaan Pajajaran.

i. Bangunan Rumah Masyarakat

Abah Ukat selaku Kepala Adat di Kampung Urug

menyebutkan bahwa bagi setiap masyarakat Kampung

Urug yang sedang mendirikan atau membangun tempat

Page 68: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tinggal akan mengunjungi kediaman Abah Ukat untuk

meminta restu dan do’a dari Abah selaku kokolot agar

pembangunan tersebut terhindar dari segala hal yang

negatif serta agar nantinya rumah tersebut dapat

memberikan berkah bagi pemiliki rumah, biasanya Abah

Ukat akan mendo’akan langsung kerumah yang sedang

dibangun tersebut akan tetapi apabila Abah Ukat sedang

berhalangan maka masyarakat akan datang kekediaman

Abah Ukat dengan membawa sedikit bahan bangunan yang

akan dido’akan, baik itu pasir atau kayu yang digunakan

dalam bahan bangunan. Masyarakat tidak diperkenankan

untuk membuat bangunan tersebut sesuai dengan kemauan

pribadi, hal tersebut sudah diatur dalam ketentuan adat

sejak dahulu yang patut dipatuhi oleh seluruh masyarakat

Kampung Urug, apabila masyarakat tidak mematuhi

peraturan adat dalam mendirikan bangunan maka akan

mendapatkan bala atau ganjaran bagi siapa saja yang

melanggar pertaturan tersebut. Rumah masyarakat di

Kampung Urug tidak diperkenankan memakai genteng, hal

tersebut diyakini masyarakat Kampung Urug bahwa bahan

yang dipakai dalam pembuatan genteng merupakan tanah

liat yang mana tanah diartikan sebagai sesuatu yang

ditutupi tanah adalah suatu hal yang sudah meninggal atau

dapat dikatakan sebagai pemakaman.

Page 69: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

ii. Bangunan Rumah Adat

Bangunan rumah adat di Kampung Urug memiliki kriteria

dalam pembangunan baik dalam bentuk bangunan hingga

bahan bangunan yang dipergunakan dalam membangun

rumah adat, kriteria kriteria tersebut adalah bentuk

bangunan rumah adat tersebut dibuat tidak boleh

menyentuh dengan tanah sehingga dibuat dengan bentuk

panggung tanpa adanya tembok yang menghalangi tidak

hanya itu saja akan tetapi seluruh bahan bangunan yang

dipakai pada rumah adat ini berbahan dasar kayu, atap yang

dipergunakan pun tidak memakai genteng tanah liat akan

tetapi memakai atap yang terbuat dari kirai dan ijuk dengan

jumlah atap sebanyak 7 atap yang berartikan sebagai

jumlah hari dalam satu minggu yang terus memutari

kehidupan di Kampung Urug, langit – langit dari bangunan

rumah adat atau disebut dengan plafon menggunakan bahan

– bahan yang terbuat dari kayu atau bambu, memiliki

keseluruhan 3 pintu dibangunan tersebut yang mana 3 pintu

berada didepan dan 2 pintu lainnya berada dibelakang atau

didapur, bentuk jendela persegi panjang lengkap dengan

daun jendela sebagai penutup, warna yang digunakan pun

dominan berwarna kuning dan hijau, rumah adat memiliki

panjang bangunan sepanjang 30 meter yang diartikan

sebagai hitungan hari dalam satu bulan lamanya dan lebar

Page 70: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

sebesar 12 meter yang diartikan sebagai hitungan bulan

dalam satu tahun lamanya.

GAMBAR 7

GEDONG AGEUNG

Sumber: Dokumentadi Pribadi, 2019

3) Regional

a) Ancient Architecture

Kampung Urug memiliki bangunan – bangunan kuno yang

pantang untuk dimasuki oleh sembarangan orang baik itu

masyarakat maupun wisatawan, hanya ketua adat dengan

pasangannya yang dapat mengunjungi bangunan, ketua adat

yang mengunjungi bangunan tersebut tidak sembarangan

dikarenakan memliki ketentuan hari dan waktu untuk

berkunjung, bangunan – bangunan yang tidak boleh dikunjungi

wisatawan saat berada di Kampung Urug yaitu:

i. Paniisan

tempat istirahatnya para arwah leluhur Kampung Urug,

tempat ini pun dipergunakan sebagai tempat bersemadi

Page 71: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

kepala adat Kampung Urug. Tempat ini tidak bisa

dikunjungi oleh wisatawan maupun masyarakat setempat,

hanya boleh dikunjungi oleh orang yang bertugas untuk

membersihkan dan merawat gedung yang dilakukan dua

kali dalam satu bulan, selain orang yang bertugas ketua adat

dan pasangannya dapat memasuki rumah ini hanya satu kali

dalam satu tahun.

GAMBAR 8

PANIISAN

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019

ii. Gedong Alit

merupakan tempat yang sakral dan keramat, yaitu tempat

dimana dikebumikannya nenek moyang yang terletak

paling ujung Kampung Urug dan terpencil. Ketua adat dan

pasangannya lah yang bisa memasuki wilayah Bumi Alit

sebanyak dua kali dalam satu tahun. Tempat ini lah yang

Page 72: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dikunjungi oleh masyarakat pada pelaksanaan upacara adat

seren taun dan seren pataunan.

GAMBAR 7

GEDONG ALIT

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019

Kampung Urug juga memiliki bangunan tradisional yang

dinamakan Leuit atau tempat dimana masyarakat menyimpan

padi hasil panen yang belum ditumbuk lengkap dengan alat

tumbuk padi seperti lesung atau alu. Masyarakat diwajibkan

menyimpan hasil panennya dilumbung, ketentuan tersebut

sudah ada dalam Kitab Carék atau larangan adat Kampung Urug

sehingga tidak ada masyarakat yang melanggar aturan tersebut,

dikarenakan masyarakat setempat masih memiliki kepercayaan

terhadap “pamali” yang disegani dari kehidupan leluhur

sebelumnya dan berlakunya hukum adat apabila terdapat

masyarakat yang melanggar aturan. Pengambilan hasil panen

Page 73: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

pun tidak dapat dilakukan secara sembarang, pengambilannya

memiliki hari – hari tertentu seperti hari Senin dan Kamis.

b) Pola Kehidupan Masyarakat

GAMBAR 8

PENUMBUKAN PADI BERSAMA

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019

Kehidupan Masyarakat di Kampung Urug memiliki pedoman

yang disebut Talek atau aturan yang harus dijalani dalam

kehidupan sehari – hari yang diwariskan secara turun – temurun

sejak dahulu secara lisan. Menurut Abah Ukat selaku Ketua

Adat di Kampung Urug Talek merupakan bahasa Sunda yang

artinya adalah “elmu buhun” yaitu ilmu yang didapatkan dari

leluhur secara lisan berupa amanat. Talek dipergunakan sebagai

fungsi untuk mengatur, mengendalikan serta memberikan

arahan yang akan dilakukan oleh masyarakat setempat agar

terjaganya hubungan yang baik antara manusia dengan alam

kepada sang pencipta. Masyarakat Kampung Urug masih sangat

erat dengan budaya bergotong royong antar masyarakat, hal

Page 74: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tersebut dapat dilihat pada saat masyarakat kampung yang

sedang membangun atau mendirikan rumah maka masyarakat

akan berbondong – bondong berdatangan untuk membantu

mendirikan bangunan tersebut, tuan rumah yang sedang

membangun rumah akan menyajikan santapan siang bagi

masyarakat yang datang membantu membangunkan rumah.

Sajian makanan diharapkan dapat menjadikan berkah bagi siapa

saja yang membantu orang yang sedang memerlukan

pertolongan.

c) Local Cuisine

Pada saat diselenggarakannya upacara di Kampung Adat Urug

terdapat makanan ringan atau cemilan tradisional yang

disuguhkan masyarakat seperti rengginang, uli ketan, ampyang,

dodol, teng – teng merupakan makanan sejenis regginang

namun dilumuri dengan gula merah, wajit, papais, dan pisang

rebus. Kang Ujang merupakan salah satu masyarakat di

Kampung Urug, ia menjelaskan bahwa makanan sehari – hari

yang biasa disantap oleh masyarakat berupa ikan asin, lalapan,

sambal dan nasi.

4) Religious

Kampung Adat Urug merupakan suatu desa wisata berbasis budaya

yang tidak hanya memiliki pemandangan Gunung Pongkor dan

Gunung Manapa, akan tetapi Kampung Urug memiliki beragam

upacara adat yang mana dijadikan sebagai daya tarik wisata yang

Page 75: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

sampai saat ini masih rutin dilakukan oleh masyarakat Kampung

Urug.

a) Muludan

Muludan merupakan upacara adat yang rutin dilakukan oleh

masyarakat Kampung Urug dalam memperingati Maulid Nabi

Muhammad karena telah menyebarkan ajaran Agama Islam

kepada seluruh umat Muslim. Pada upacara Muludan ini

masyarakat akan mengadakan do’a bersama di Gedong Ageung

untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Nabi Muhammad,

upacara adat tersebut dipimpin oleh para ketua adat di Kampung

Urug, setelah memanjatkan do’a masyarakat akan

menghidangkan berbagai macam makanan tradisional mulai

dari makanan berat hingga makanan ringan yang akan disantap

bersama maupun yang akan dibagikan kepada masyarakat.

Prosesi pada saat upacara muludan dimulai pada pukul 05.30

pagi hari, dimana masyarakat akan datang ke rumah adat dengan

membawa satu ekor ayam perkepala keluarga, setelah

dikumpulkan ayam – ayam tersebut akan dipotong bersamaan

setelah masyarakat berkumpul di halaman rumah adat, pada

pukul 07.00 hingga 11.00 masyarakat yang berjenis kelamin

laki – laki khususnya kepala keluarga akan melakukan dzikir

dan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan khususnya

ibu rumah tangga akan menghidangkan kue atau makanan

ringan khas Kampung Urug yang akan dicicipi oleh masyarakat,

Page 76: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

setelah dzikir dilakukan para kepala keluarga akan

meninggalkan rumah adat sedangkan ibu rumah tangga akan

meyiapkan tumpeng nasi yang akan disantap secara bersama –

sama sebelum prosesi do’a ataupun prosesi ungkapan rasa

syukur kepada Nabi Muhammad yang telah berjasa

menyebarkan ajaran Agama Islam.

b) Seren Taun

Seren Taun adalah upacara adat yang dilaksanakan masyarakat

setiap tanggal 10 Muharram kalendar Islam yang bertujuan

untuk mengungkapkan rasa syukur atas apa yang telah

didapatkan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil

panen yang didapatkan. Kepala Adat yaitu Abah Ukat

menjelaskan bahwa bumi merupakan tempat dimana

tumbuhnya berbagai ragam jenis tanaman yang bermanfaat bagi

keberlangsungan hidupnya manusia, maka ketika manusia akan

mengambil milik sang pencipta manusia tersebut wajiblah

hukumnya untuk meminta izin kepada yang punya. Upacara

Seren Taun dipimpin langsung oleh ketua adat Abah Ukat,

beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan upacara Seren Taun

berlangsung selama 2 hari lamanya, pada hari pertama

masyarakat Kampung Urug yang mendapatkan hasil panen akan

datang beramai – ramai menuju Gedong Ageung atau rumah

adat yang berada di Kampung Urug, tujuannya untuk

menumbuk hasil panen yang didapatkan secara bersama – sama

Page 77: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dengan masyarakat lainnya. Kegiatan pada hari pertama tidak

hanya menumbuk padi, pada siang hari setelah melaksanakan

Sholay Dzuhur masyarakat dan wisatawan yang sedang

menyaksikan upacara akan berkumpul di halaman Gedong

Ageung untuk pemotongan satu ekor kerbau yang mana

dagingnya akan diolah untuk santaapan masyarakat dan

wisatawan. Setelah pemotongan kerbau, rangkaian upacara

selanjutnya adalah seluruh masyarakat beserta ketua adat akan

berkunjung ke makam leluhur yang disemayamkan di Kampug

Urug dilahan yang biasa disebut masyarakat sebagai Bumi Alit

yaitu tempat dimana disemayamkannya nenek moyang, setelah

berziarah ke makam leluhur akan dilanjutkan ke makam kerabat

masyarakat Kampung Urug. Masyarakat yang sudah

menyelesaikan ziarah akan menghidangkan masakan yang

dapat disantap oleh masyarakat maupun wisatawan yang

berkunjung ke rumah tersebut. Pada hari kedua, setiap kepala

keluarga menyumbangkan atau memberikan seekor ayam hidup

dan dikumpulkan di Gedong dimana upacara Seren Taun

berlangsung, Abah Maman selaku kepala adat menyebutkan

bahwa jumlah ayam yang dikumpulkan setiap Seren Taun

setidaknya dapat mencapai 300 ekor ayam, setelah dikumpulkan

ayam tersebut akan dipotong di Gedong secara bersama – sama,

selanjutnya adalah masyarakat bersama – sama mengolah

daging ayam yang sudah dipotong tersebut menjadi ayam bakar

Page 78: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dan siap disantap oleh seluruh masyarakat dan wisatawan yang

berkunjung ke Kampung Urug. Masyarakat dan wisatawan akan

berkumpul di Gedong dan akan disajikan ayam bakar apabila

seluruh masyarakat dan wisatawan sudah duduk rapih disetiap

sudut ruangan, ayam bakar tersebut akan dibagikan satu ekor

untuk satu pasangan yaitu dua orang. Acara makan bersama

tersebut disebut oleh masyarakat setempat sebagai acara

“Ngariung” yaitu, ngariung dilaksanakan pada hari kedua

perayaan upacara adat Seren Taun. Penutupan upacara Seren

Taun merupakan acara hiburan bagi masyarakat dan wisatawan

yang berkunjung, dimana terdapat penampilan tari jaipong,

wayang golek serta dangdutan. Ketiga rangkaian hiburan

tersebut yang melaksanakan adalah masyarakat Kampung Urug

itu tersendiri, karena di Kampung Urug terdapat komunitas bagi

masyarakat yang menyukai hal – hal seni seperti tarian hingga

musik.

c) Sedekah Rowah

Upacara adat yang dilaksanakan pada bulan Sya’ban dalam

kalendar Islam atau tanggal 12 bulan Rowah merupakan

upacara adat yang dilaksanakan sebagai ungkapan wujud bakti

masyarakat kepada Nabi Adam sebagai induk dari semua umat

manusia yang beragama Muslim. Pada upacara Sedekah Rowah

masyarakat akan berkumpul dihalaman rumah adat yaitu

halaman pekarangan Gedong Ageung untuk melaksanakan

Page 79: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

pemotongan ayam, ketentuannya adalah masing – masing

kepala keluarga mengumpulkan ayam setidaknya satu ekor

untuk perkepala keluarga, setelah pemotongan ayam selesai

daging ayam yang telah diolah menjadi makanan. Setelah

masyarakat selesai menunaikan ibadah sholat Dzuhur,

masyarakat akan kembali ke rumah adat Gedong Ageung

dengan membawa makanan yang sudah disiapkan untuk

disantap bersama – sama dengan masyarakat lainnya.

d) Sedekah Bumi

Sedekah Bumi merupakan upacara adat yang dilakukan

masyarakat Kampung Urug sebelum menanam padi yang

bertujuan pada saat masyarakat menanam padi – padi tersebut

tidak terkena hama dan tidak mendapatkan kendala selama masa

menanam padi. Rincian acara pada upacara tersebut adalah

masyarakat yang akan menanam padi bersama – sama

mendatangi rumah adat atau Gedong Ageung untuk menyantap

hidangan bersama yang telah disediakan oleh masyarakat secara

bersama, tidak lupa untuk melaksanakan do’a bersama yang

dipimpin langsung oleh ketua adat Abah Ukat.

e) Seren Pataunan

Upacara adat yang dilakukan pada saat menutup akhir tahun

yang memiliki tujuan agar masyarakat Kampung Urug

mendapatkan keselamatan atas tahun – tahun yang telah dijalani

maupun tahun – tahun yang telah dijalani.

Page 80: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Kelima upacara adat tersebut yang memiliki nilai – nilai adat dari

leluhur secara turun temurun tetap dijalankan hingga saat ini yang

membuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor

menetapkan Kampung Urug sebagai Desa Wisata Budaya pada

tahun 2010 sehingga menurut Abah Ukat selaku ketua adat

menjelaskan bahwa sejak ditetapkannya sebagai Cagar Budaya

sehingga kelima upacara yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya

mendapatkan anggaran dana untuk menyelenggarakan upacara .

5) Scientific

a) Sistem Pertanian

GAMBAR 9

AREA PESAWAHAN

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019

Abah Ukat menjelaskan bahwa Raja Prabu Siliwangi

merupakan leluhur di Kampung Urug yang mendirikan sebuah

desa di kampung tersebut dengan alasan lahan di Kampung

Urug subur, maka dari itu Prabu Siliwangi mendirikan desa

dengan tujuan untuk memakmurkan masyarakat dan negara

dengan cara menanam padi, oleh sebab itu hal tersebut yang

Page 81: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

membuat masyarakat melakukan kegiatan yang tidak jauh dari

pertanian dan mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani.

Menurut Abah Maman masyarakat dalam menjalankan sistem

pertanian masih mengikuti mitologi pertanian Dewi Sri yang

sudah dijalankan sejak Raja Prabu Siliwangi tinggal di lahan

Kampung Urug.

Mitologi Dewi Sri yaitu sosok perempuan yang dikenal

masyarakat Kampung Urug bernama Nyai Sri yang disimbolkan

sebagai kecintaan seseorang kepada padi dan beras. Abah Ukat

menjelaskan bahwa padi dan beras yang dapat memberikan

tenaga dan kekuatan pada manusia oleh sebab itu masyarakat di

Kampung Urug sangat menghargai padi dan beras. Terdapat

larangan bagi masyarakat yang patut dijalani, seperti larangan

bagi masyarakat yang bertani untuk menjual beras dan padi

yang dimiliki. Larangan untuk menjualkan beras dikarenakan

menurut Abah Maman apabila beras tersebut dijual oleh

masyarakat maka hasil penjualan tersebut hanya dinikmati oleh

satu orang saja yaitu hanya dinikmati oleh orang yang menjual

beras, namun apabila beras tersebut tidak dijual untuk umum

beras tersebut dapat dinikmati oleh orang lain yaitu dapat

dinikmati oleh masyarakat ataupun kerabat yang mengunjungi

rumah masyarakat sehingga beras tersebut dapat dihidangkan

dan dinikmati oleh semua orang, walaupun dilarang untuk

menjual beras akan tetapi masyarakat dapat membeli beras

Page 82: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

namun masyarakat yang ingin membeli beras harus membeli

diluar lingkungan Kampung Urug. Larangan lainnya yaitu tidak

diperbolehkan menggunakan mesin dalam pengelolaan gabah

menjadi beras, masyarakat terbiasa dengan alat yang digunakan

secara turun temurun yaitu menggunakan lesung dan lulumpang

yang digunakan masyarakat untuk menumbuk padi, padahal di

era modern seperti sekarang ini sudah banyak yang

menggunakan mesin otomatis dalam mengelola padi namun

masyarakat Kampung Urug sudah terbiasa dengan alat yang

sudah dipakainya, tidak hanya itu saja pupuk yang digunakan

selama penanaman padi menggunakan pupuk yang dibuat oleh

masyarakat yang berbahan dasar sampah rumah tangga seperti

sisa – sisa makanan buah – buahan yang akan dibuang atau

ditaruh diarea persawahan dan jerami yang telah digunakan dari

panen sebelumnya tidak diperbolehkan untuk dibakar

melainkan diletakkan dilahan pertanian yang dapat dijadikan

sebagai pupuk pada padi yang ditanam. Abah Maman

menjelaskan bahwa masyarakat yang akan menanam padi

dilaksanakan secara bersama – sama dengan masyarakat lainnya

setelah melaksanakan upacara adat Sedekah Bumi serta masa

menanam padi hanya diperbolehkan satu kali dalam satu tahun,

peraturan tersebut dibuat tentu dengan alasan yaitu dikarenakan

adanya musin hujan dan musim kemarau, pada saat masa

menanam padi tentu saja membutuhkan air untuk tetap

Page 83: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

menyuburkan tanaman padi sehingga musim hujan merupakan

musim dimana masyarakat Kampung Urug melaksanakan

penanaman padi secara bersamaan, masyarakat pun memiliki

jangka waktu dalam menanam padi yaitu selama 6 hingga 7

bulan lamanya. Penanaman padi secara bersamaan pun

dilakukan untuk menghindari datangnya hama yang terus

menurus secara silih berganti yang dapat mengganggu tanaman

padi di sawah. Masyarakat menggunakan bibit padi yang

berumur 7 bulan lamanya seperti rajawesi, sri kemuning,

jalupang, gadog, carci kunig yang mana bibit tersebut menurut

Abah Maman sudah ada sejak dahulu.

GAMBAR 10

PENJEMURAN GABAH

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019

Pak Anan selaku pedagang dan petani di Kampung Urug

menjelaskan tahapan setelah padi tersebut dipanen, pertama

setelah dipanen akan dijemur hingga kering dihalaman ataupun

pekarangan masyarakat dalam waktu beberapa minggu, setelah

kering maka padi tersebut akan disimpan di leuit atau tepat

Page 84: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dimana padi disimpan dan masyarakat akan berunding kepada

kepala adat kapan waktunya untuk menumbuk padi, hal tersebut

dilakukan dikarenakan masyarakat yang akan menumbuk padi

akan dilakukan secara bersamaan dengan masyarakat lainnya

dengan, dan yang terakhir adalah penumbukan padi, pada saat

melakukan penumbukan padi bagi siapapun yang menumbuk

padi tidak diperbolehkan untuk berbincang dengan siapapun

sebelum padi tersebut berubah menjadi beras. Pak Anan pun

menjelaskan walaupun tidak adanya peraturan yang

menjelaskan bagi masyarakat akan tetapi masyarakat tetap

menjalankan aturan yang sudah ditetapkan, karena apabila

masyarakat melanggar aturan yang berlaku masyakat memiliki

kesadaran sendiri apabila melanggar pertauran tersebut maka

akan mendapatkan kuwalat atau hal yang tidak disebutkan akan

tetapi mendapatkan akibat dari perlakuannya tersebut secara

langsung baik di dunia maupun di akhirat. Apabila padi tersebut

sudah menjadi beras setelah itu masyarakat yang menjadi kepala

keluarga akan menentukan waktu yang tepat kepada istri atau

pasangan dikeluarga tersebut untuk menanak beras hasil panen.

Istri dari kepala keluarga tersebut akan menjalankan perintah

dari kepala keluarga kapan waktunya untuk mengambil beras di

leuit, apabila kepala keluarga tersebut menyebutkan beras

diambil hari Minggu maka istri harus mengambil beras dihari

yang telah disebutkan. Masyarakat Kampung Urug masih

Page 85: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

menjalankan larangan – larangan yang sudah dijalankan sejak

zaman Raja Prabu Siliwangi, masyarakat percaya bahwa bagi

siapa saja masyarakat yang tidak mengikuti aturan dan larangan

– larangan yang ada akan mendapatkan bala atau ganjaran untuk

yang melanggar, bala yang didapatkan pun beragam seperti

terjangkit penyakit gatal – gatal atau masyarakat yang

melanggar aturan sedang menanam padi maka tanaman padi

tersebut akan mendapatkan hama tanaman yang dapat membuat

tanaman padi menjadi gagal panen, Abah Maman menyebutkan

bahwa masyarakat biasa menyebutnya sebagai bendoaan.

Hasil padi yang didapatkan masyarakat dibagi menjadi 2 fungsi,

fungsi pertama sebagai kebutuhan pangan utama untuk

konsumsi pribadi keluarga dan fungsi yang kedua padi

diperuntukan untuk keperluan adat maupun hajatan yang

diselenggarakan oleh masyarakat di Kampung Urug, biasanya

masyarakat akan memberikan bantuan berupa beras untuk

dihidangkan pada hajatan. Walaupun beras yang dimiliki oleh

masing – masing kepala keluarga dibagi dua dengan keperluan

adat, akan tetapi persediaan beras yang dimiliki dalam masa

panen 1 tahun sekali selama 6 hingga 7 bulan, persediaan

tersebut dapat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga 2 tahun

lamanya.

6) Historical Attributes

a) History

Page 86: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Kampung Adat Urug dengan Prabu Siliwangi Raja dari

Kerajaan Pajajaran memiliki keterkaitan satu sama lain, hal

tersebut terbukti pada 1482 – 1579 M Raja Pajajaran mengutus

para inohong (tokok Pajajaran) yang ahli dalam bidang

pertanian pada masa itu untuk mencari suatu daerah yang

memiliki lahan subur yang akan dijadikan sebagai lahan

pertanian, oleh karena itu para inohong menelusuri aliran sungai

Cidurian hingga menemukan lahan yang sesuai dengan

keinginan Raja Pajajaran dan dibuatlah batas wilayah pedesaan

dengan sebuah batu yang disebut dengan batu tapak yang mana

wujudnya masih dapat dilihat hingga saat ini. Kampung ini

sebelumnya bernamakan Kampung Guru atau dalam Bahasa

Sunda diartikan sebagai “digugu” dan “ditiru” atau dapat

diartikan sebagai dipatuhi dan diteladani segala pengajaran dan

petuahnya, namun menurut Abah Ukat nama Guru tersebut

dikhawatirkan pada generasi mendatang hanya akan

menyandang penamaan tempat tersebut tanpa mengamalkan

makna dan nilai – nilai dibalik kalimat Guru sehingga penamaan

kampung ini pembacaannya terbalik menjadi dari sebelah kanan

atau dibaca menjadi Urug. Kampung yang kehidupan

masyarakatnya masih menganut pada leluhur yang diwariskan

secara turun – temurun agar tetap dilestarikan dan dijaga

sehingga kebudayaan dan adatnya masih dapat dirasakan hingga

saat ini. Sistem pemerintahan adat di Kampung Urug terdiri atas

Page 87: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tiga ketua adat yang memiliki peran dan kepentingan yang

berbeda. Kokolot Leubak atau bisa disebut Kikolot Ukat

merupakan keturunan kesembilan dari Raja Pajajaran Jawa

Barat yaitu Prabu Siliwangi, Kikolot Ukat atau Abah Ukat

memiliki tugas dalam mengendalikan serta mempertahankan

adat istiadat serta upacara adat yang ada di Kampung Adat

Urug, Kokolot Tengah atau Kikolot Amat bertugas sebagai

mengatur kehidupan masyarakat seperti memberikan petunjuk

bagi kesepakatan adat yang sedang dijalankan, Kikolot Tengah

atau Rajaya bertugas sebagai ketua yang mempunyai peran

untuk menceritakan sejarah Kampung Adat Urug, baik silsilah,

riwayat yang berhubungan dengan nilai – nilai tradisional

hingga menceritakan tentang raja – raja Pajajaran yang terkait

dengan Kampung Urug. Kepercayaan kepada leluhur pun masih

dianut masyarakat dan masih dipertahankan sampai sekarang,

seperti pergantian ketua adat dilakukan apabila Urug Lebak

mendapatkan wangsit atau amanat dari leluhur untuk

menentukan ketua adat berikutnya yang mana akan diterima

oleh ketua adat yang sedang menjabat saat itu.

Abah Maman selaku Ketua Adat menceritakan awal mula

Kampung Urug mulai diminati oleh wisatawan, yaitu Kampung

Urug sering kali dijadikan sebagai tempat penelitian

kebudayaan yang dilakukan oleh mahasiswa – mahasiswi

Perguruan Tinggi untuk menyelesaikan Praktik Kerja Nyata

Page 88: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

maupun Tugas Akhir, tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa –

mahasiswi saja para dosen pun turut berdatangan ke Kampung

Urug untuk meneliti kebudayaan yang tetap terjaga sejak 1482

M, mulai saat itu banyak wisatawan yang berkunjung untuk

melakukan penelitian hingga melakukan pengobatan penyakit

kepada Abah Ukat, sehingga pada tahun 2010 Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Bogor mengeluarkan Surat

Keputusan bahwa Kampung Urug merupakan Desa Wisaya

Budaya di Kabupaten Bogor Barat dan Abah Ukat menyebutkan

bahwa pada tahun 2021 mendatang Surat Keputusan tersebut

akan diperbaharui dengan Surat Keputusan yang menyatakan

bahwa Kampung Urug tidak hanya Desa Wisata Budaya di

Kabupaten Bogor Barat melainkan Desa Wisata Budaya di

Kabupaten Bogor. Pak Hasan yang menjabat sebagai Ketua RW

2 menyebutkan bahwa Kampung Urug yang semulanya

dikunjungi oleh wisatawan yang ingin melakukan penelitian dan

berobat, saat ini sudah mulai dijadikan tempat shooting oleh

stasiun televisi yang tertarik dengan keasrian Kampung Adat

Urug serta lingkungan yang masih alami. Pak Hasan selaku

Ketua RW 2 Kampung Adat Urug menyebutkan bahwa awal

mula Kampung Urug mulai diminati oleh stasiun televisi yang

akan dijadikan sebagai tempat shooting dikarenakan banyaknya

wisatawan yang sudah mengunjungi Kampung Urug akan

membagikan cerita ataupun pengalaman selama berkunjung

Page 89: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

diberbagai media sosial, sehingga banyak pengguna media

sosial yang penasaran akan keberadaan Kampung Adat Urug.

b) Ngaji Diri

Ngaji diri atau mawas diri yang biasa disebut oleh masyarakat

dengan Tapa Manusia diartikan sebagai hal – hal yang harus

dipahami jati diri hakekat manusia sebenarnya merupakan suatu

ajaran moral yang diajarkan oleh leluhur dan tetap dijalankan

masyarakat Kampung Urug untuk terbiasa mengoreksi diri

pribadi masing – masing. Pada ajaran ngaji diri ini masyarakat

diajarkan untuk mengetahui diri pribadi, sehingga apabila

manusia tersebut sudah mengenal dan memahami diri sendiri

nantinya ia akan dekat dengan sang pencipta yang akan

membuat diri masyarakat Kampung Urug terhindar dari sifat

sombong, iri dengki dan angkuh terhadap masyarakat satu sama

lainnya. Terdapat 4 kalimat konsep ngaji diri yang biasa

disebutkan masyarakat Kampung Urug, pertama adalah “Nafsu

kasasarnya lampah badan anu katempuhan” yang memiliki arti

bilamana masyarakat terhasut oleh nafsu batin maka badan

masyarakat yang terhasut oleh nafsu akan menerima akibatnya,

yang kedua adalah “Murah bacot murah concot” yang memiliki

arti masyarakat diwajibkan untuk memberikan sikap yang

ramah tamah dan sopan santun kepada siapa saja yang

berkunjung dan diwajibkan untuk menjamu tamu yang

berkunjung tidak diharuskan dengan makanan yang mewah

Page 90: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

namun jamuan hidangan yang sekedarnya pun tidak masalah

dan masyarakat pun diharuskan untuk menawekan tamu yang

berkunjung untuk menyantap hidangan yang telah dihidangkan

hal tersebut dilakukan untuk menghindari apabila tamu yang

berkunjung tersebut segan atau malu untuk mencicipi hidangan

yang telah disuguhkan, hal tersebut sudah lumrah dilakukan

oleh masyarakat Kampung Urug baik dalam menjamu tamu

pribadi maupun wisatawan yang berkunjung. Ketiga adalah

“Ulah hareup teuing bisi tijongklong, ulah tukang teuing bisi

tijengkang” yang diartikan sebagai jangan terlalu depan nanti

akan tersungkur dan jangan juga terlalu belakang nanti akan

terlentang, dan yang terakhir adalah “Mipit kudu amit, ngala

kudu menta” yang diartikan sebagai apabila masyarakat

mengambil yang bukan miliknya harusnya meminta izin kepada

yang punya, kalimat tersebut bukan hanya larangan untuk

mengambil yang bukan hak saja, akan tetapi mengajarkan

masyarakat untuk selalu merasa bersyukur atas apa yang telah

didapatkan.

c) Peninggalan

Kampung Urug memiliki peninggalan yang masih dapat dilihat

sampai saat ini yaitu Situs Batu Tapak yang sudah diresmikan

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor

berjarak 2 Km dari pemukiman Kampung Urug. Peninggalan

tersebut menjadi saksi pembangunan Kampung Urug sejak

Page 91: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

zaman Prabu Siliwangi, peninggalan tersebut merupakan Batu

Tapak yang merupakan sebagai pembatas kawasan Kampung

Urug. Menurut Bapak Hasan selaku Ketua RW 2 di Kampung

Urug menyebutkan bahwa Batu Tapak tersebut merupakan

sebuah tanda yang terdapat telapak kaki inohong dibatu tersebut

yang pada tahun 1482 M – 1579 M dipergunakan para inohong

atau tokoh dari wetan (Sumedang) Pajajaran pada yang singgah

untuk mencari daerah yang subur sebagai lahan pertanian.

Kampung Urug pada zaman dahulu sebelumnya masih

berbentuk lahan perhutanan yang dirasa tanah tersebut cocok

untuk diberlangsungkannya kegiatan pertanian. Letak batu

tapak dari Kampung Urug berjarak kurang lebih 3 km jauhnya

dari area pemukiman, batu tapak ini terletak diantara ladang

pesawahan milik warga yang berjarak setidaknya 500 meter dari

jalan akses menuju Kampung Urug.

GAMBAR 11

SITUS BATU TAPAK

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 92: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

b. Aksesibilitas

1) Jalan Raya

Jalan utama menuju Kampung Urug dapat dilalui menjadi 2 jalur,

jalur yang pertama melalui perkebunan kelapa sawit dan jalur

kedua melalui area pesawahan. Jalur perkebunan kelapa sawit

belum beraspal sepenuhnya, jalanan yang masih bebatuan dan

memiliki ruas jalan tidak lebih dari 5 meter. Jalur pesawahan

memiliki kondisi jalan yang sama dengan jalur perkebunan kelapa

sawit, teraspal hanya pada bagian saat memasuki wilayah

Kampung Urug saja, ruas jalan tidak lebih dari 3 meter yaitu hanya

bisa dilalui oleh satu kendaraan bermobil, sehingga apabila

terdapat mobil dengan arah yang berlawanan akan sulit melewati

jalan pesawahan.

Kedua jalur sama – sama tidak memiliki penerangan jalan, satu –

satunya penerangan saat malam hari hanya didapati dari rumah

rumah yang berada dipinggir jalan. Kondisi jalan yang menanjak

serta berkelok – kelok, pada bahu jalan erdapat jurang serta hutan

tepat disamping kanan dan kiri jalan sehingga membuat

pengendara tidak dapat melajukan kendaraannya dengan kencang.

2) Jalan Akses

Jalan akses di Kampung Urug sudah seluruhnya beraspal tanpa

lubang satu pun, kondisi jalan yang baik akan tetapi hanya

memiliki lebar tidak lebih dari 3 meter. Jalan akses dapat dilalui

oleh setidaknya satu kendaraan mobil dan motor.

Page 93: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 12

JALAN AKSES

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019

3) Jalan Setapak

Kampung Urug memiliki akses jalan setapak yang belum beraspal,

area yang berspal hanya jalan akses sehingga jalan setapak masih

bebatuan dan tanah liat. Jalan setapak ini dapat mengakses

perumahan masyarakat Kampung Urug hingga ke area pesawahan.

Area pesawahan letaknya lebih rendah dibandingkan letak

perumahan di Kampung Urug, sehingga masyarakat yang ingin

menuju ke sawah akan melewati jalan setapak yang menurun,

bentukan jalan setapak untuk menuju ke area pesawahan memiliki

tangga yang terbuat dari tanah bebatuan, sehingga pada saat hujan

tiba jalan tersebut akan licin untuk dilalui.

4) Sistem Transportasi

Kampung Urug memiliki beragam pintu kedatangan yang dapat

diakses oleh wisatawan sehingga pintu kedatangan yang dipilih

Page 94: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

berdasarkan pintu kedatangan yang memiliki jarak terdekat dari

Kampung Urug dibandingkan pintu kedatangan lainnya.

a) Bandara: Bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta 57,35

Km

b) Terminal:

i. Terminal Bus: Terminal Leuwiliang 14,35 Km

ii. Terminal Angkutan Umum: Terminal Leuwiliang 14,34

Km

iii. Terminal Shuttle: Terminal Halim Perdanakusuma

57,49 Km

c) Stasiun: Stasiun Kereta Parung Panjang 31,67 Km

d) Pangkalan Tradisional: Pangkalan Parung Panjang 28,71 Km

c. Amenitas

Wisatawan yang berkunjung ke Kampung Urug akan bermalam di

Gedong Ageung, yaitu bangunan yang berada tepat dihalaman

kediaman Kepala Adat Abah Ukat. Ketua RT menyebutkan berhubung

wisatawan yang akan berkunjung ke Kampung Urug terlebih dahulu

menemui Abah Ukat maka Gedong Ageung merupakan bangunan yang

diperuntukan sebagai tempat menginapnya wisatawan.

Gedong Ageung merupakan bangunan yang biasanya dipergunakan

sebagai balai pertemuan dimana masyarakat Kampung Urug

melakukan musyawarah ketika terjadi permasalahan yang berkaitan

dengan adat, pertanian serta tempat penerimaan wisatawan maupun

Page 95: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tamu ketua adat. Gedong Ageung sebagai tempat penerimaan

wisatawan ketua serta tempat untuk menginap wisatawan.

GAMBAR 13

AKOMODASI WISATAWAN

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019

Selain Gedong Ageung yang bisa diperuntukan bagi wisatawan yang

berkunjung terdapat pula rumah Abah Maman yang memang dapat

digunakan bagi mahasiswa – mahasiswi dari perguruan tinggi yang

sedang melakukan penelitian maupun Praktik Kerja Nyata, tidak hanya

itu saja rumah masyarakat Kampung Urug pun dapat dijadikan sebagai

tempat menginap bagi wisatawan, biasanya Abah Maman yang

menentukan rumah siapa yang diperbolehkan bagi wisatawan untuk

menginap akan tetapi masyarakat pun dapat mengajukan

kebersediannya apabila tempat tinggalnya diperbolehkan sebagai

tempat menginap wisatawan.

Page 96: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 14

LAHAN PARKIR WISATAWAN

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2019

Kediaman ketua adat Abah Maman memiliki halaman yang

dipergunakan sebagai lahan parkir bagi wisatawan yang membawa

kendaraan pribadi, lahan tersebut dapat menampung 9 kendaraan

berjenis mini bus beroda empat dan dapat menampung hingga 50

kendaraan bermotor beroda dua. Tepat disamping halaman terdapat

toilet umum sebanyak 3 buah bilik yang dapat digunakan wisatawan

maupun masyarakat Kampung Urug, toilet tersebut menggunakan

sumber air murni dari sungai yang mengitari Kampung Urug, air

tersebut dialiri menggunakan pipa dan tidak memiliki keran air serta

penampungan air sehingga air dibiarkan mengalir dengan alami dan air

tersebut hanya ditampung menggunakan ember yang tersedia didalam

toilet.

Page 97: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 15

TOILET UMUM DI KAMPUNG URUG

Sumber: Dokumentasi penulis, 2019

4. Analisis SWOT Produk Wisata di Kampung Adat Urug

Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis atau mengidentifikasi faktor

internal dari strength dan weakness dengan faktor eksternal opportunity dan

threat untuk mengidentifikasi pada pengembangan produk wisata yang ada

di Kampung Urug.

Berikut merupakan hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal

Kampung Urug berdasarkan kondisi aktual:

a. Faktor strength Kampung Urug:

1) Pola kehidupan masyarakat

2) Sistem pertanian yang masih menganut kepada sistem Kerajaan

Pajajaran Prabu Siliwangi

3) Tingkat kriminalitas yang rendah

4) Kampung Urug merupakan keturunan Raja Prabu Siliwangi

5) Batu Tapak

Page 98: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Batu Tapak terletak ditengah pesawahan pinggir jalan dapat dilihat

langsung oleh wisatawan yang melintasi jalan merupakan petanda

batasan wilayah Kampung Urug yang digunakan para inohong

kerajaan Pajajaran dan masih dapat dilihat oleh wisatawan yang

berkunjung.

6) Kampung Urug masih menjalankan upacara adat setiap tahunnya

b. Faktor weakness Kampung Urug:

1) Tidak ada papan petunjuk untuk memudahkan wisatawan menuju

Kampung Urug

2) Akses jalan untuk memasuki Kampung Urug memiliki 2 arah yang

tidak diatur

3) Tidak adanya angkutan umum untuk menuju Kampung Urug

4) Jaringan telekomunikasi internet tidak dapat dijangkau Jaringan

telekomunikasi internet tidak dapat dijangkau pada saat memasuki

wilayah Kampung Urug bawah yang mana merupakan pusat dari

keberadaan Kampung Urug.

5) Wisatawan akan bermalam di Gedong Ageung

Wisatawan yang tinggal di Kampung Urug lebih dari satu hari akan

bermalam di Gedong Ageung bersamaan dengan wisatawan

lainnya, termasuk kedalam wisatawan yang memiliki tujuan untuk

melakukan pengobatan.

c. Faktor opportunity Kampung Urug:

Page 99: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

1) Kampung Urug merupakan desa wisata budaya satu – satunya yang

sudah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor di

Kabupaten Bogor

2) Masyarakat tidak merasa terganggu dengan adanya aktifitas wisata

sehingga tidak adanya perubahan budaya yang ada di Kampung

Urug

3) Kampung Adat Urug mendapatkan sumbangan dana dari

pemerintahan pada saat menjalankan upacara adat

Abah Ukat selaku Ketua Adat menjelaskan bahwa setiap upacara

adat yang dilaksanakan di Kampung Urug mendapatkan

sumbangan dari pemerintah daerah dikarenakan banyaknya minat

wisatawan yang berkunjung untuk melihat prosesi upacara adat

berlangsung, tentu saja hal tersebut merupakan dampak positif bagi

masyarakat maupun bagi pemerintahan, sehingga dengan

sumbangan dana tersebut upacara adat dapat berlangsung setiap

tahunnya.

4) Masyarakat mayoritas bekerja sebagai petani

5) Masyarakat memiliki komunitas seni musik, tarian dan dalang

wayang golek

Komunitas seni serta wayang golek di Kampung Urug akan tampil

tidak hanya dihajatan saja akan tetapi di pelaksanaan upacara adat,

dengan adanya komunitas seni dan wayang golek ini membuat

jalannya rangkaian upacara adat tidak mononton dan wisatawan

Page 100: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

yang mengikuti rangkaian upacara adat akan lebih terhibur dengan

adanya pertunjukan seni dan wayang golek.

d. Faktor threat Kampung Urug:

1) Tidak memperlihatkan ragam seni dan budaya yang dimiliki

Kampung Urug

Kampung Urug memiliki keragaman seni dan budaya seperti yang

sudah dijelaskan diatas, akan tetapi semua seni dan budaya yang

dimiliki tidak diperlihatkan secara sepenuhnya kepada wisatawan

yang berkunjung melainkan hanya melalui cerita rakyat yang biasa

diceritakan oleh ketua adat.

2) Kampung Urug hanya berfokus kepada cerita sejarah yang dimiliki

3) 24 desa wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor dengan

keragaman dan ciri khas yang dimiliki

e. Identifikasi Tabel IFAS dan EFAS

Berikut adalah tabel IFAS dan EFAS dari Kampung Urug yang sudah

dijabarkan diatas. pada setiap faktor akan diberikan bobot masing –

masing faktor dari skala 0,0 dengan klasifikasi tidak penting hingga

skala 1,0 dengan klasifikasi sangat penting, setelah memberikan bobot

pada faktor yang telah ditentukan maka akan dijumlahkan dengan total

bobot 1. Rating merupakan penggambaran tingkat faktor yang tidak

memiliki kepengaruhan dengan rating 1 dan sangat berpengaruh dengan

rating 4. Setelah mendapatkan bobot dan rating maka hasil dari bobot

dan rating tersebut akan dikalikan sehingga akan mendapatkan hasil

skor yang didapat.

Page 101: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

TABEL 5

IDENTIFIKASI STRENGTH KAMPUNG URUG

Strength

No Faktor – Faktor Strategik Bobot Rating Skor

1. Pola kehidupan masyarakat 0.225 3 0.675

2. Sistem pertanian yang masih

menganut kepada sistem Kerajaan

Pajajaran Prabu Siliwangi

0.2 4 0.8

3. Tingkat kriminalitas yang rendah

dikarenakan masih terjaganya

tradisi yang dianut masyarakat

dari leluhur yaitu “mawas diri”

0.1 3 0.3

4. Kampung Urug merupakan

keturunan Raja Prabu Siliwangi

0.125 3 0.375

5. Memiliki Batu Tapak yang sudah

ada sejak kerajaan Pajajaran dan

masih dapat dilihat oleh

wisatawan yang berkunjung

0.175 3 0.525

6. Kampung Urug masih

menjalankan upacara adat setiap

tahunnya

0.175 4 0.7

1 3.4

Sumber: Data olahan penulis 2019

Page 102: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

TABEL 6

IDENTIFIKASI WEAKNESS KAMPUNG URUG

Weakness

No Faktor – Faktor Strategik Bobot Rating Skor

1. Tidak ada papan petunjuk untuk

memudahkan wisatawan menuju

Kampung Urug

-0.2 4 -0.8

2. Akses jalan untuk memasuki

Kampung Urug memiliki 2 arah

yang tidak diatur

-0.2 4 -0.8

3. Tidak ada angkutan umum untuk

menuju Kampung Urug

-0.125 3 -0.375

4. Jaringan telekomunikasi internet

tidak dapat dijangkau di Kampung

Urug bawah yang mana

merupakan pusat dari keberadaan

Kampung Urug

-0.225 1 -0.225

5. Wisatawan akan bermalam di

Gedong Ageung

-0.25 3 0.75

-1 -2.9

Sumber: Data olahan penulis 2019

Page 103: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

TABEL 7

IDENTIFIKASI OPPORTUNITY KAMPUNG URUG

Opportunity

No Faktor – Faktor Strategik Bobot Rating Skor

1. Kampung Urug merupakan desa

wisata budaya satu – satunya yang

sudah ditetapkan oleh Dinas

Pariwisata Kabupaten Bogor di

Kabupaten Bogor

0.25 4 1

2. Masyarakat tidak merasa

terganggu dengan adanya aktifitas

wisata sehingga tidak adanya

perubahan budaya yang ada di

Kampung Urug

0.2 3 0.6

3. Kampung Adat Urug

mendapatkan sumbangan dana

dari pemerintahan pada saat

menjalankan upacara adat

0.2 4 0.8

4. Masyarakat mayoritas bekerja

sebagai petani

0.125 3 0.375

5. Masyarakat memiliki komunitas

seni musik, tarian dan dalang

wayang golek

0.225 4 0.9

1 3.7

Page 104: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Sumber: Data olahan penulis 2019

TABEL 8

IDENTIFIKASI THREAT KAMPUNG URUG

Threat

No Faktor – Faktor Strategik Bobot Rating Skor

1. Tidak memperlihatkan ragam seni

dan budaya yang dimiliki

Kampung Urug

-0.6 4 -2.4

2. Kampung Urug hanya berfokus

kepada cerita sejarah yang dimiliki

-0.3 3 -0.9

3. 24 desa wisata yang terdapat di

Kabupaten Bogor dengan

keragaman dan ciri khas yang

dimiliki

-0.1 3 -0.3

-1 -3.6

Sumber: Data olahan penulisa 2019

f. Perhitungan strength posture dan competitive posture

Pada perhitungan strength posture dan competitive posture berdasarkan

hasil tabel analisis IFAS diatas, faktor strength mendapatkan total 3.4,

weakness mendapatkan total -2.9 sehingga kedua faktor tersebut

memiliki selisih 0.5. Pada tabel analisis EFAS diatas, faktor opportunity

mendapatkan total 3.7, threat mendapatkan total -2.9 sehingga kedua

faktor tersebut memiliki selisih 0.8

Page 105: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

1) Strength posture : S+(-W) = 3.4+(-2.9)

= 0.5

2) Competitive posture : O+(-W) = 3.7+(-2.9)

= 0.8

Dari perhitungan strength posture dan competitive posture

menghasilkan titik koordinat 0.5:0.8

g. Diagram Kartesius SWOT

GAMBAR 16

DIAGRAM KARTESIUS SWOT

Sumber: Data olahan peneliti 2019

Berdasarkan pada diagram diatas dapat dilihat bahwa posisi Kampung

Adat Urug berada pada kuadran I yang disebut dengan Offensive atau

Proaktif yang mana Kampung Urug dalam kondisi yang sangat baik

dikarenakan adanya kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk

mendapatkan peluang yang menguntungkan sehingga terus berjalan,

oleh sebab itu disarankan dilakukannya strategi pengembangan

Page 106: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

(strategi agresif) pada Kampung Adat urug untuk memaksimalkan

kekuatan dan peluang yang dimiliki. Kampung Adat Urug memiliki

potensi maupun daya tarik sebagai kelebihan dan peluang yang dapat

dimanfaatkan secara maksimal agar menjadi lebih unggur secara

terencana.

5. Pembahasan Hasil Analisis Produk Wisata Budaya Kampung Urug

Pada penelitian ini akan berfokus kepada produk wisata budaya yang

dimiliki Kampung Urug berdasarkan 6 kategori produk wisata budaya

(Yinin Zhay, 2011:13) yaitu Historical, Artistic, Regional, Religious,

Recretional, Scientific. Berikut pembahasan hasil analisis produk wisata

budaya di desa wisata Kampung Urug berdasarkan data yang telah

didapatkan dilapangan.

a. Daya Tarik Wisata

Analisis daya tarik wisata yang dilihat di Kampung Urug meliputi 6

kategori produk wisata cultural rural tourism yaitu Historical, Artistic,

Regional, Religious, Recretional, Scientific (Yinin Zhay, 2013:13)

dengan menggabungkan daya tarik wisata Rural Tourism yaitu Natural

Attributes, Cultural Attributes, dan Historical Attributes (Nair et al,

2015:330), sehingga berikut pembahasan produk wisata budaya di

Kampung Urug berdasarkan hasil data yang telah didapatkan.

1) Natural Attributes

Kampung Urug merupakan desa wisata budaya yang memiliki

keindahan alam sebagai daya tarik pendukung dikarenakan

Page 107: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

memiliki latar pemandangan lanskap yang asri dan sejuk yaitu

Gunung Pongkor dan Gunung Manapa, tidak hanya itu saja area

pesawahan pun menjadi latar pemandangan di Kampung Urug

yang dapat dilihat dari ketinggian area Kampung Urug atas, oleh

sebab itu tidak jarang desa wisata ini sering dijadikan sebagai

tempat shooting bagi program televisi. Pemandangan tersebut juga

yang biasa dijadikan oleh wisatawan untuk mengabadikan

pengalaman sebagai penanda bahwa wisatawan sudah

mengunjungi Kampung Urug dengan cara mengambil gambar baik

selfie maupun berfoto secara beramai – ramai, sehingga

photography dan sight seeing merupakan salah satu daya tarik

wisata yang dapat dilakukan wisatawan sambil menikmati

sejuknya udara dipesawaha.

2) Artistic

Kampung Urug memiliki komunitas seni yang didalamnya terdapat

masyarakat yang gemar akan tarian Jaipong, seni musik dangdut

hingga pewayangan, ketiga komunitas akan menampilkan

bakatnya pada saat pelaksanaan upacara adat, bagi wisatawan yang

berkunjung saat pelaksanaan upacara akan menyaksikan

komunitas tersebut untuk menghibur wisatawan dan tamu

undangan para ketua adat yang hadir. Pakaian penari Jaipong, alat

musik gamelan, dan wayang dirasa lebih baik apabila dikumpulkan

pada satu tempat dan diletakan di museum, dikarenakan selama ini

Kampung Urug hanya menyajikan cerita rakyat tanpa

Page 108: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

memperlihatkan budaya baik benda peninggalan yang dimiliki

maupun benda yang masih digunakan. Wisatawan hanya

mendengarkan cerita tanpa mengetahui seperti apa benda – benda

yang digunakan masyarakat, benda – benda apa saja yang masih

dimiliki sejak Kerajaan Prabu Siliwangi padahal Kampung Urug

masih memiliki dan bahkan menggunakan alat – alat tradisional

tersebut, masyarakat hanya memberikan informasi akan cerita

tanpa memperkenalkan budayanya kepada wisatawan. Apabila

benda – benda seperti alat musik, baju tradisional dan baju tarian,

hingga alat pewayangan dapat dikumpulkan disatu tempat seperti

museum tentu saja wisatawan akan lebih antusias untuk mengenal

akan budaya yang dimiliki dan bagi masyarakat tetap dapat

melestarikan benda – benda tradisional dan bersejarah yang

dimiliki, dengan adanya museum merupakan salah satu daya tarik

yang dapat memberikan edukasi mengenai barang peninggalan

Prabu Siliwangi maupun barang tradisional yang digunakan

masyarakat. (Yinin Zhay, 2001:13) menyebutkan bahwa museum

termasuk kedalam daya tarik wisata yaitu produk cultural tourism

yang dapat dikembangkan dalam sebuah desa wisata dan dengan

adanya museum tersebut juga didukung oleh (Mckercher & du

Cros, 2002) yang menjelaskan bahwa fitur umum dalam produk

wisata budaya dapat didesain ulang dengan memaksimalkan nilai

produk dengan menyediakan fitur tambahan untuk memenuhi

Page 109: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

perubahan kebutuhan dalam memfasilitasi kepuasan serta

kebutuhan wisatawan.

Museum yang dimaksud tidak selalu dalam berbentuk megah dan

mewah, akan tetapi dapat memanfaatkan bangunan – bangunan

yang ada di Kampung Urug seperti rumah panggung yang terletak

didepan Gedong Ageung, rumah panggung tersebut biasa

digunakan oleh masyarakat untuk berkumpul, baik untuk

berbincang ataupun digunakan untuk masyarakat yang berprofesi

sebagai angkutan ojeg, bangunan tersebebut alangkah lebih

baiknya dimanfaatkan sebagai museum untuk menempatkan benda

– benda peninggalan maupun benda – benda trasisional yang dapat

dilihat oleh wisatawan dikarenakan lokasi rumah panggung yang

strategis yaitu tepat didepan akses masuk Kampung Urug dan

terletak tepat didepan rumah ketua adat, tidak lupa apabila barang

– barang tersebut telah diletakan pada museum untuk

menambahkan papan interpretasi akan informasi mengenai barang

yang diperlihatkan seperti yang dikemukakan oleh Moscardo &

Ballantyne (2008:239) bahwa proses komunikasi bertujuan untuk

membuat wisatawan mendapatkan makna dari suatu hal, tempat,

orang – orang dan peristiwa.

3) Regional

a) Ancient Architecture

Kampung Urug memiliki bangunan ataupun area yang

dilarang untuk wisatawan memasuki daerah tersebut, seperti

Page 110: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Gedung Paniisan dan Gedong Alit keduanya sama – sama

merupakan tempat pemakaman para leluhur Kampung Urug

yang sakral dan hanya dapat dikunjungi oleh para ketua adat

untuk mendo’akan arwah para leluhur maupun meminta

wangsit, akan tetapi tidak adanya papan interpretasi akan

larangan wisatawan selama berada berkunjung, wisatawan

hanya akan mendapatkan larangan berupa lisan tanpa

memberitahu area atau bangunan mana yang tidak boleh

dikunjungi. Tidak adanya informasi yang diberikan kepada

wisatawan do’s and dont’s selama berkunjung di Kampung

Urug.

b) Pola Kehidupan Masyarakat

Kehidupan Masyarakat di Kampung Urug memiliki pedoman

yang disebut Talek atau aturan yang harus dijalani dalam

kehidupan sehari – hari yang diwariskan secara turun –

temurun sejak dahulu secara lisan. Talek merupakan bahasa

Sunda yang artinya adalah “elmu buhun” yaitu ilmu yang

didapatkan dari leluhur secara lisan berupa amanat. Talek

dipergunakan sebagai fungsi untuk mengatur, mengendalikan

serta memberikan arahan yang akan dilakukan oleh

masyarakat setempat agar terjaganya hubungan yang baik

antara manusia dengan alam kepada sang pencipta. Dengan

adanya pedoman hidup Talek tersebut maka tingkat

kriminalitas di Kampung Urug terbilang aman. Ibu Sri selaku

Page 111: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

masyarakat di Kampung Urug mendeskripsikan tingkat

kriminalitas yang rendang dengan menyebutkan bahwa

masyarakat terbiasa untuk meninggalkan kendaraan yang

dimiliki dengan kunci kendaraan yang tergantung pada

kendaraan, akan tetapi kendaraan tersebut tidak akan

berpindah posisi atau tidak akan diambil oleh masyarakat lain,

dikarenakan luas pemukiman Kampung Urug tidak terlalu luas

sehingga apabila masyarakat melakukan tindakan kriminal

akan dapat terdengar oleh seluruh masyarakat, ditambah

masyarakat percaya bahwa sanksi adat yang akan diterima

oleh masyarakat yang melakukan tindakan kriminal akan

sangat kejam dan tidak sebanding dengan tindakan kriminal

yang dilakukan.

c) Local Cuisine

Kampung Urug memiliki cemilan atau makanan ringan khas

tersendiri seperti rengginang, uli ketan, ampyang, dodol, teng

– teng yang dapat dinikmati wisatawan pada saat

berlangsungnya rangkaian upacara adat, sehingga tidak

banyak wisatawan yang mengetahui bahwa Kampung Urug

memiliki cemilan atau makanan ringan khas. Padahal cemilan

tersebut dapat dijadikan masyarakat Kampung Urug sebagai

cemilan khas dari Kampung Urug dengan menjadikan cemilan

tersebut sebagai souvenir atau cendera mata yang dapat

dibelanjakan wisatawan sesaat meninggalkan Kampung Urug.

Page 112: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Pak Zecky selaku Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor yang

menangani desa wisata menjelaskan bahwa desa yang sudah

ditetapkan sebagai desa wisata telah mendapatkan pelatihan

pembuatan souvenir atau cendera mata kepada masyarakat

yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor untuk

mengembangkan kreatifitas desa, seperti yang dikemukakan

oleh Hall (2001:216) tujuan disediakannya souvenir atau

cendera mata yaitu as a memory, as a gift, and as a gift dimana

souvenir atau cendera mata digunakan untuk menggambarkan

pengalaman dan perasaan tempat yang telah dikunjungi oleh

wisatawan, cendera mata pun dapat memberikan kenangan

tersendiri bagi wisatawan atas tempat yang telah dikunjungi

dan cendera mata dapat dijadikan sebagai sesuatu yang dapat

menggambarkan tradisi pada tempat yang telah dikunjungi

wisatawan, oleh sebab itu cemilan yang hanya disuguhkan

hanya pada saat upacara adat dapat dijadikan sebagai cendera

mata yang dapat diperjual belikan di warung yang ada di

Kampung Urug.

4) Religious

Masyarakat Kampung Urug hingga saat ini masih rutin setiap

tahunnya menjalankan lima upacara adat yang telah diwariskan

sejak Kerajaan Pajajaran Prabu Siliwangi, kelima upacara adat

tersebut dapat disaksikan langsung oleh wisatawan yang sedang

berkunjung ke Kampung Adat Urug. Abah Ukat selaku ketua adat

Page 113: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

menjelaskan bahwa Kampung Urug akan mendapatkan dana yang

rutin diterima oleh pemerintah desa pada saat diselenggarakannya

upacara adat, sehingga kelima upacara adat yang diselenggarakan

tidak hanya menampilkan rangkaian kegiatan adat akan tetapi

adanya acara hiburan seni musik, tari Jaipongan dan pewayangan

yang dapat dilihat wisatawan. Wisatawan yang berkunjung pada

saat berjalannya upacara adat dapat berpartisipasi dalam rangkaian

upacara, namun Abah Ukat menjelaskan kemungkinan wisatawan

untuk terlibat sangat kecil dikarenakan banyaknya pejabat

pemerintahan maupun tamu – tamu undangan dari para ketua adat

yang didahulukan untuk terlibat dalam upacara, padahal pada

dasarnya pariwisata adalah aktivitas pengalaman partisipatif yang

aktif dimana wisatawan dapat terlibat didalamnya. Produk wisata

budaya seperti upacara adat, festival hingga kehidupan masyarakat

lokal dapat memberikan peluang untuk mendorong partisipasi

wisatawan, dengan demikian pengalaman tersebut dapat

meningkatkan pengalaman yang menyenangkan sehingga

wisatawan memiliki kepuasan tersendiri dalam mengunjungi suatu

tempat, hal tersebut didukung oleh (Mckercher & du Cros, 2002)

yang mengusulkan fitur dalam produk budaya yaitu make it

participatory experience. Pengalaman yang akan didapat

wisatawan saat melihat dengan berpartisipasi tentu saja akan

berbeda, kesan dan pesan yang akan didapatkan wisatawan pun

Page 114: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

akan lebih terasa apabila wisatawan dapat berpartisipasi di upacara

tersebut.

5) Scientific

a) Sistem Pertanian

Masyarakat Kampung Urug masih memakai alat – alat

tradisional pada sistem pertanian sehari – harinya, seperti

lesung dan lulumpang yang digunakan masyarakat untuk

menumbuk padi. Masyarakat masih memiliki kepercayaan

sistem pertanian akan mitologi Dewi Sri yang merupakan

simbol kecintaan seseorang kepada padi dan beras. Pak Utom

selaku Ketua RT di Kampung Urug menjelaskan bahwa

masyarakat tidak keberatan bahkan senang apabila terdapat

wisatawan yang tertarik untuk mengikuti kegiatan masyarakat

dalam bertani, akan tetapi kegiatan tersebut hanya berfokus

kepada cerita sejarah pertanian yang ada di Kampung Urug

tanpa adanya penjelasan dan pengenalan akan benda – benda

apa saja yang biasa digunakan masyarakat pada saat bertani.

Padahal apabila wisatawan diperkenalkan dengan benda –

benda yang biasa digunakan masyaraka saat bertani tentu saja

akan mendapatkan pengalaman serta pengetahuan akan sistem

pertanian di Kampung Urug, hal tersebut didukung oleh

(Mckercher & du Cros, 2002) Make the asset come alive yang

menjelaskan bahwa pariwisata seharusnya membuat produk

budaya yang ada menjadi kreatif dan menarik sehingga

Page 115: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

wisatawan mendapatkan pengalaman selama berada di tempat

tersebut, sehingga apabila wisatawan memiliki pengalaman

yang menyenangkan tidak menutup kemungkinan untuk

wisatawan menghabiskan lebih banyak waktu di tempat

tersebut, sehingga sistem pertanian tidak hanya sebatas

mendengarkan cerita kisah Dewi Sri yang dipercaya

masyarakat Kampung Urug akan tetapi memperlihatkan benda

– benda yang terdapat didalam cerita sistem pertanian yang

diyakini sehingga sistem pertanian bukan dijadikan suatu daya

tarik wisata berdasarkan cerita yang diyakini akan tetapi lebih

kepada memperlihatkan alat – alat yang hingga saat ini masih

dipercaya masyarakat dalam bertani, dengan begitu sistem

pertanian sebagai produk wisata akan membuat wisatawan

menghabiskan lebih banyak waktu di Kampung Urug.

6) Historical Attributes

a) History

Hal tersebut didukung oleh (Mckercher & du Cros, 2002) yang

menjelaskan fitur umum dalam produk wisata budaya yaitu tell

a story merupakan suatu produk budaya yang menceritakan

sebuah kisah pada tempat – tempat wisata budaya dan warisan

yang telah dideskripsikan untuk membantu wisatawan lebih

memahami sejarah dan budaya setempat sehingga

menciptakan minat wisatawan untuk mendengarkan cerita

Page 116: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

dengan menjadikan kisah yang diceritakan relevan dengan

kehidupan.

b) Ngaji Diri

Masyarakat Kampung Urug memiliki sifat ngaji diri yang telah

ditanamkan oleh para leluhur dan tetap dilaksanakan oleh

masyarakat hingga saat ini, sistem ngaji diri merupakan ajaran

moral yang diajarkan untuk terbiasa mengoreksi diri pribadi

masing – masing. Ngaji diri mengajarkan dan mengingatkan

masyarakat untuk mengetahui diri pribadi sehingga apabila

manusia tersebut sudah mengenal dan memahami diri sendiri

nantinya ia akan dekat dengan sang pencipta yang akan

membuat diri masyarakat Kampung Urug terhindar dari sifat

sombong, iri dengki dan angkuh terhadap masyarakat satu

sama lainnya. Hal tersebut yang membuat sistem keamanan di

Kampung Adat Urug terbilang aman, wisatawan yang

berkunjung tidak perlu takut akan tindakan kriminal yang akan

didapat saat berkunjung. Ibu Sri selaku masyarakat Kampung

Urug yang memiliki warung ini menjalaskan bahwa

masyarakat Kampung Urug apabila meninggalkan kunci

kendaraan pada motornya maka motor tersebut tidak akan

hilang dan tetap pada posisinya, masyarakat Kampung Urug

percaya apabila ia mengambil hak yang bukan miliknya maka

sama saja masyarakat tersebut mempermalukan dirinya sendiri

dikarenakan Kampung Urug merupakan desa yang kecil

Page 117: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

sehingga apabila melakukan kesalahan akan mendapatkan

sanksi sosial dan sanksi adat yang lebih dan tidak sebanding

dengan mengambil yang bukan haknya.

c) Peninggalan

Batuk tapak sebagai benda peninggalan bersejarah yang

dimiliki Kampung Urug sejak kerajaan Pajajaran Prabu

Siliwangi dapat dilihat langsung oleh wisatawan yang berjarak

2 KM dari pemukiman penduduk dan 500 meter dari akses

jalan menuju Kampung Urug. Batu tapak tersebut sudah

masuk kedalam situs budaya menurut Dinas Pariwisata

Kabupaten Bogor, akan tetapi tidak adanya papan interpretasi

yang menjelaskan akan informasi mengenai situs batu tapak

yang dapat dilihat, hanya sebuah batu yang terletak ditengah

tengah pesawahan sehingga wisatawan tidak mengetahui

bahwa batu tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi

Kampung Urug.

Moscardo & Ballantyne (2008:239) menjelaskan bahwa

interpretasi digunakan sebagai proses komunikasi bagi

wisatawan untuk mendapatkan makna akan suatu hal, tempat,

orang – orang serta kejadian, sehingga wisatawan tidak hanya

melihat batu yang tergeletak diarea pesawahan tanpa

mengetahui makna dan sejarah dari batu tersebut, tujuan dari

interpretasi selain meningkatkan kepuasan juga akan

mendapatkan pengetahuan saat mengunjungi situs batu tapak.

Page 118: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Batu tapak yang sudah terdata didalam situs di Kabupaten

Bogor pun tidak pembatas yang menghalangi antara batu tapak

dengan wisatawan sehingga wisatawan baik masyarakat

setempat dapat merusak nilai sejarah pada batu, terlebih lagi

pada batu tersebut terdapat telapak tangan inohong atau tokoh

dizaman Kerajaan Pajajaran seharusnya terdapat pagar yang

membatasi batu tapak untuk menghindari terjadinya perusakan

pada situs batu tapak seperti vandalisme.

b. Aksesibilitas

1) Jalan Raya

Kampung Urug dapat ditempuh melalui 2 jalur, yaitu jalur

perkebunan kelapa sawit dan pesawahan dengan ruas jalan yang

tidak lebih dari 5 meter. Akses untuk menuju Kampung Urug

sangat minim akan penerangan terlebih pada saat malam hari,

penerangan hanya didapatkan yang melintas dari rumah – rumah

masyaarakat yang berada tepat dipinggir jalan akses. (Bhat, 2000)

menyebutkan bahwa salah satu kriteria pengukuran aksesibilitas

yang ideal dapat dilihat dari kriteria keamanan yang meliputi

pencahayaan, oleh karena itu pencahayaan sangat diperlukan pada

akses untuk menuju Kampung Urug dikarenakan kondisi jalan

yang berkelok dan menanjak serta terdapat beberapa jalur yang

berbatasan dengan jurang. Selain penerangan, papain interpretasi

pun diperlukan pada akses dikarenakan Kampung Urug yang

berada didalam area pesawahan dan perkebunan, google maps saja

Page 119: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tidak cukup sebagai penentu arah dikarenakan banyaknya akses

yang dapat dilalui untuk menuju Kampung Urug akan tetapi belum

tentu akses tersebut dapat dilalui oleh kendaraan roda empat atau

mobil, sehingga papan interpretasi dapat digunakan oleh

wisatawan dalam mencapai tujuannya seperti yang dijelaskan oleh

Tamin (1997:5) bahwa interpretasi sebagai alat bantu untuk

mengarahkan dan sebagai prasarana bagi pergerakan wisatawan.

2) Jalan Akses

Jalan akses sudah berbeton batuan kali tanpa adanya lubang pada

akses, pembuatan jalan tersebut menurut Abah Ukat didanai oleh

Pemerintah Desa setelah ditetapkannya Kampung Urug sebagai

desa wisata, pembuatan jalan akses tersebut dilakukan bebarengan

dengan rehabilitas rumah adat pada tahun 2012.

3) Jalan Setapak

Berdasarkan hasil observasi jalan setapak yang ada di Kampung

Urug belum sepenuhnya beraspal batuan seperti jalan akses,

sehingga pada saat hujan turun jalan setapak tersebut akan sangat

rawan untuk dilewati baik wisatawan maupun masyarakat

dikarenakan kondisi jalan setapak yang masih tanah liat. Jalan

setapak sebaiknya dibuat setidaknya bebatuan semen untuk

menghindari adanya kecelakaan pada saat melewati jalan setapak

pada saat hujan bagi wisatawan maupun masyarakat setempat.

4) Sistem Transportasi

Page 120: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Kampung Urug hanya memiliki satu lahan parkir yang tidak cukup

luas, lahan parkir tersebut hanya dapat menampung 9 kendaraan

berjenis mini bus beroda empat dan dapat menampung hingga 50

kendaraan bermotor beroda dua, terlebih lagi pada saat pelaksaan

upacara adat lahan yang biasa dipergunakan sebagai tempat parkir

dialih fungsi sebagai tempat pelaksanaan upacara sehingga pada

saat upacara berlangsung tidak adanya lahan parkir yang dapat

digunakan wisatawan, terlebih lagi ruas jalan yang dimiliki jalan

raya untuk menuju Kampung Urug tidak lebih dari 5 meter maka

perlu adanya sistem penjemputan dari titik tertentu dengan

menggunakan motor maupun mobil untuk menampung wisatawan

dari titik temu menuju Kampung Urug khususnya pada saat

pelaksanaan upacara adat untuk menghindari kepadataan

kendaraan selama menuju Kampung Urug, pada dasarnya sistem

transportasi yang efektif dapat memenuhi kapasitas angkut,

terpadu, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman,

nyaman dan biaya yang terjangkau secara ekonomi seperti yang

dikemukakan oleh (Tamin, 1997:5) mengungkapkan bahwa

prasarana transportasi mempunyai peran sebagai pergerakan

manusia atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan didaerah

tersebut, dengan adanya kegiatan pariwisata di Kampung Urug

mengharuskan adanya sistem transportasi yang handal, efisien dan

efektif dikarenakan aksesibilitas tersedia untuk memudahkan

wisatawan dalam mencapai destinasi, akses untuk menuju destinasi

Page 121: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tidak diharuskan untuk mudah dicapai atau mudah dilalui akan

tetapi akses yang dilalui wisatawan dapat memungkinkan untuk

dilewati. Hal tersebut juga dijalankan oleh desa wisata di Dieng

yang memiliki kesamaan kondisi akses yang sempit dan memiliki

jurang.

c. Amenitas

Wisatawan yang menghabiskan waktunya lebih dari satu hari di

Kampung Urug akan bermalam di Gedong Ageung yaitu tempat

dimana Abah Ukat tinggal didalamnya, selain itu rumah tinggal Abah

Maman biasa digunakan oleh mahasiswa/mahasiswi yang sedang

melakukan penelitian maupun Praktik Kerja Nyata. Wisatawan akan

bermalam bersamaan dengan wisatawan lainnya termasuk kedalam

wisatawan yang datang ke Kampung Urug dengan tujuan untuk

pengobatan diri, padahal hal tersebut dapat membahayakan wisatawan

lainnya terlebih apabila wisatawan yang sedang melakukan memiliki

penyakit yang dapat menular. Masyarakat Kampung Urug belum

mengetahui istilah homestay yang mana menurut (Jabil Mapjabil, 2011)

homestay merupakan suatu pengalaman dimana wisatawan dapat

tinggal dengan masyarakat lokal, berinteraksi untuk mendapatkan

pengalaman kehidupan sehari – hari dan mempelajari budaya

masyarakat setempat, homestay merupakan salah satu fasilitas yang

dapat digunakan masyarakat sebagai tempat menginap wisatawan

selama melakukan kegiatan di Kampung Urug. Akomodasi tidak selalu

berbentuk hotek berbintang atau pun villa yang mewah, akan tetapi

Page 122: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

akomodasi dapat memanfaatkan tempat tinggal masyarakat sehingga

wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang lebih apabila dapat

tinggal bersamaan dengan masyarakat, akomodasi merupakan salah

satu faktor yang membuat wisatawan untuk memperlama waktu

kunjungan di Kampung Urug, bagi masyarakat yang menyediakan

homestay pun akan mendapatkan manfaat yang didapatkan baik sosial

maupun ekonomi. Bentuk akomodasi di desa wisata cukup dengan

konsep homestay yang diutarakan ASEAN Homestay Standard (2016)

dimana kualitas lingkungan homestay yang baik dapat memberikan

kepuasan bagi wisatawan dan dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan serta kualitas lingkungan sekitar.

Page 123: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab akhir laporan penelitian ini setelah melakukan pengumpulan data

dan menganalisis data ditampilkan simpulan dan rekomendasi agar pertanyaan pada

penilitian dapat terjawab maka berikut penjelasan akan kesimpulan penelitian dan

rekomendasi penelitian hasil pengembangan desa wisata di Kampung Urug yang

berfokus pada kondisi produk wisata budaya.

A. Simpulan

1. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang dapat dilakukan wisatawan di Kampung Adat

Urug termasuk kedalam jenis aktivitas wisata yang pasif dikarenakan

daya tarik yang ada belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal

oleh masyarakat dalam pengemgan desa wisata budaya, banyak

aktivitas wisata yang dapat dilakukan bersama dengan wisatawan

sehingga aktivitas wisata yang ada di Kampung Urug tidak menjadi

aktivitas wisata yang pasif. Kampung Urug kaya akan budaya yang

dimiliki, akan tetapi semua aktivitas wisata yang ada hanya sebatas

story telling atau menceritakan berdasarkan sejarah yang dimiliki

tanpa mengemas serta mengembangkan produk yang dimiliki.

a. Natural Attributes

Kampung Urug merupakan desa wisata yang ditetapkan oleh

Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor sebagai desa wisata budaya

dikarenakan nilai sejarah dan budaya yang dimiliki sudah ada

Page 124: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

sejak Kerajaan Pajajaran Prabu Siliwangi, daya tarik yang

dimiliki Kampung Urug kaya akan keragaman budaya mulai dari

pola kehidupan yang masih menganut sistem ngaji diri dan sistem

pertanian tradisional hingga sistem pemerintahan yang mengatur

jalannya kehidupan masyarakat dipimpin oleh ketua adat, selain

budaya yang dimiliki kondisi lanskap geografis Kampung Urug

menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi wisatawan yang ingin

menghabiskan waktu dengan suasana tenang. Udara sejuk dan

pemandangan asri dikarenakan letak Gunung Manapa dan

Gunung Pongkor melatarbelakangi pemukiman di Kampung

Urug, selain itu area pesawahan yang memiliki aliran sungai

dapat dilihat wisatawan saat berkeliling di area Kampung Urug

bawah. Daya tarik wisata alam yang dimiliki Kampung Urug

menjadi pendukung dari produk wisata budaya yang dimiliki,

pemandangan alam tersebut biasa digunakan oleh program

televisi untuk keperluan shooting ataupun menjadi tempat spot

berfoto wisatawan saat berkunjung.

b. Artistic

Masyarakat Kampung Urug memiliki komunitas seni yang mana

didalamnya terdapat komunitas bagi masyarakat yang gemar

akan seni tari Jaipong dan seni musik dangdut. Komunitas seni

akan tampil pada saat pelaksanaan upacara adat dan tampil dalam

acara hajatan masyarakat Kampung Urug. Bagi wisatawan yang

berkunjung bukan pada hari pelaksanaan upacara adat tentu saja

Page 125: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

tidak akan melihat aksi tari Jaipong yang ada di Kampung Adat,

sehingga wisatawan tidak mengetahui bahwa Kampung Urug

memiliki seni tari Jaipong. Pak Utom selaku Ketua RT di

Kampung Urug menyebutkan bahwa setiap bulannya mulai dari

bulan Agustus Kampung Urug ramai didatangi oleh

mahasisa/mahasiswi yang sedang menjalankan Praktik Kerja

Nyata dengan jumlah yang lebih dari 5 orang setiap bulannya,

seharusnya momen tersebut dapat digunakan oleh masyarakat

untuk menampilkan seni tari Jaipong kepada wisatawan pada saat

acara penyambutan kedatangan para mahasiswa/mahasiswi,

selain akan menambah pengalaman bagi wisatawan, masyarakat

dapat memperkenalkan seni tari Jaipong khas Kampung Urug.

c. Regional

Kehidupan masyarakat Kampung Urug mengikuti pedoman

Talek yaitu amanat yang diajarkan oleh lelehur secara lisan, Talek

dipergunakan sebagai fungsi untuk mengatur, mengendalikan

serta memberikan arahan yang akan dilakukan oleh masyarakat

setempat agar terjaganya hubungan yang baik antara manusia

dengan alam kepada sang pencipta, pedoman hidup Talek yang

membuat kehidupan masyarakat di Kampung Urug dapat berjalan

dengan damai dan tentram, sehingga tingkat kriminalitas di

Kampung Urug terbilang aman dikarenakan tingkat kepercayaan

yang dipegang oleh masyarakat sangat kuat akan sanksi – sanksi

adat apabila melanggar aturan dan amanat yang diajarkan oleh

Page 126: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

leluhur. Ibu Sri selaku masyarakat di Kampung Urug

mendeskripsikan tingkat keamanan di Kampung Urug dapat

dikatakan baik dikarenakan, masyarakat Kampung Urug terbiasa

untuk memakirkan kendaraannya dengan kunci kendaran

tergantung pada kendaraan akan tetapi kendaraan tersebut tidak

akan berpindah tempat atau tidak akan diambil oleh masyarakat

lainnya, hal tersebut dikarenakan luas wilayah Kampung Urug

tidak terlalu luas sehingga apabila masyarakat melakukan tindak

kriminal akan terdengar oleh seluruh masyarakat Kampung Urug

dan masyarakat pun percaya akan sanksi adat yang didapatkan

akan jauh lebih menyakitkan dan tidak sebanding dengan hasil

yang didapatkan atas tindakan kriminal.

Masyarakat Kampung Urug masih sangat erat dengan budaya

bergotong royong antar masyarakat, hal tersebut dapat dilihat

pada saat masyarakat kampung yang sedang membangun atau

mendirikan rumah maka masyarakat akan berbondong – bondong

berdatangan untuk membantu mendirikan bangunan tersebut,

tuan rumah yang sedang membangun rumah akan menyajikan

santapan siang bagi masyarakat yang datang membantu

membangunkan rumah, tidak hanya itu saja pada saat

pelaksanaan upacara adat masyarakat yang berjenis kelamin laki

– laki akan memotong ayam yang dikumpulkan sebagai hidangan

santapan dan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan akan

Page 127: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

memasak hidangan dalam upacara adat bersamaan dengan ibu

rumah tangga lainnya.

Masyarakat Kampung Urug pun masih mempercayai istilah

wangsit atau yang diartikan sebagai mendapatkan saran atau

masukan dari leluhur yang sudah meninggal dunia, wangsit akan

didapatkan para ketua adat pada saat betapa di Paniisan yaitu

tempat bersemadi kepala adat Kampung Urug dan Gedong Alit

yaitu tempat dimana dikebumikannya nenek moyang yang

terletak paling ujung Kampung Urug dan terpencil.

d. Religious

Upacara adat yang rutin dilakukan setiap tahunnya mendapatkan

bantuan dana dari pemerintahan sehingga membantu masyarakat

dalam menyelenggarakan kelima upacara adat yang ada, oleh

sebab itu kelima upacara adat itu selalu dilaksanakan secara

meriah dan menarik wisatawan untuk berkunjung pada saat

pelaksaan upacara adat, rangkaian pelaksanaan tidak hanya

berkaitan dengan upacara yang berkaitan dengan adat akan tetapi

adanya acara hiburan yang dapat disaksikan oleh wisatawan dan

masyarakat, acara hiburan menunjukan akan kesenian yang

dimiliki Kampung Urug yaitu tari Jaipong dan seni musik

dangdut, selain hiburan musik terdapat aksi wayang golek yang

dapat disaksikan oleh wisatawan dan masyarakat lokal yang

menceritakan kisah pewayangan Arjuna.

Page 128: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Wisatawan yang berkunjung pada saat pelaksanaan upacara adat

diperbolehkan untuk terlibat didalamnya, akan tetapi

kemungkinan wisatawan dapat merasakan langsung prosesi

upacara adat sangat kecil atau tidak memungkinkan bagi

wisatawan dikarenakan banyaknya tamu undangan ataupun tamu

kehormatan para ketua adat datang menyaksikan prosesi upacara

serta banyaknya perwakilan pemerintahan yang turut

menyaksikan, sehingga kesempatan wisatawan untuk terlibat

dalam upacara adat akan digantikan oleh tamu kehormatan ketua

adat ataupun tamu perwakilan pemerintahan, hal tersebut

dijelaskan oleh Abah Ukat selaku ketua adat.

e. Scientific

Sistem pertanian yang dilakukan di Kampung Urug masih

menggunakan sistem mitologi Dewi Sri dan alat – alat yang

digunakan selama bertani mengguanakan ala – alat tradisional

seperti lesung dan lulumpang. Masyarakat dilarang untuk

memperjual belikan hasil panen yang didapatkan di area

Kampung Urug, akan tetapi masyarakat dapat membeli beras di

luar area Kampung Urug. Hasil padi yang didapatkan

masyarakat dibagi menjadi 2 fungsi, fungsi pertama sebagai

kebutuhan pangan utama untuk konsumsi pribadi keluarga dan

fungsi yang kedua padi diperuntukan untuk keperluan adat.

persediaan beras yang dimiliki dalam masa panen 1 tahun sekali

selama 6 hingga 7 bulan, persediaan tersebut dapat mencukupi

Page 129: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

kebutuhan masyarakat hingga 2 tahun lamanya. Sistem

pertanian dapat dikelola sebagai aktivitas wisata, dikarenakan

menurut Pak Utom selaku Ketua RT di Kampung Urug bahwa

masyarakat tidak keberatan bahkan senang apabila terdapat

wisatawan yang ingin mengikuti kegiatan bertani atau hanya

sekedar ingin mengetahui tahapan dalam bertani seacara

tradisional, sehingga aktivitas wisata yang pasif tersebut dalam

menjadi aktivitas wista yang aktif dimana wisatawan dapat

terlibat didalamnya. Masyarakat juga tidak hanya dapat

memberi informasi akan tahapan – tahaman sistem pertanian

tradisional, akan tetapi dapat menunjukan alat – alat tradisional

yang biasa digunakan yaitu lesung dan lulumpang hingga

menunjukan tempat penyimpanan hasil panen yang disebut

dengan leuit. Aktivitas wisata yang pasif tersebut akan berubah

menjadi edukasi bagi wisatawan yang berkunjung dikarenakan

pengalaman yang didapatkan lebih dari sekedar mendengarkan

sistem pertanian yang ada.

f. Historical Attributes

Kampung Adat Urug dengan Prabu Siliwangi Raja dari

Kerajaan Pajajaran memiliki keterkaitan satu sama lain, bahkan

Abah Maman selaku ketua adat menyebutkan bahwa

masyarakat Kampung Urug masih keturunan Prabu Siliwangi,

keyakinan tersebut diperkuat dengan adanya sebuah batu yang

terdapat ciplakan telapak tangan yang dipercaya masyarakat

Page 130: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

sebagai gambar tangan inohong pada saat menelusuri aliran

sungai Cidurian hingga menemukan lahan yang sesuai dengan

keinginan Raja Pajajaran dan dibuatlah batas wilayah pedesaan

berupa batu dengan tanda telapak tangan. Cerita budaya yang

dimiliki Kampung Urug menarik untuk diceritakan kepada

wisatawan, akan tetapi cerita asal – usul tersebut akan lebih baik

apabila dikemas dengan baik seperti menambahkan penampilan

wayang pada saat menceritakan budaya Kampung Urug,

komunitas seni pada kampung ini terdapat dalang yang biasa

menceritakan kisah pewayangan Arjuna pada saat pelaksanaan

upacara adat, namun kisah pewayangan Arjuna sudah terbiasa

didengar oleh wisatawan sehingga akan lebih baik penampilan

wayang tersebut menceritakan tentang sejarah asal – usul

Kampung Urug, produk wisata budaya ini didukung oleh

(Mckercher & du Cros, 2002) yang menyebutkan bahwa produk

wisata budaya perlu adanya mendesain ulang untuk dapat

memaksimalkan nilai produk dengan menyediakan fitur

tambahan sehingga produk wisata budaya diharapan sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan, sehingga pesan

yang ingin disampaikan oleh produk harus sesuai dengan pesan

yang akan diterima oleh wisatawan.

2. Aksesibilitas

Kampung Urug memiliki 2 akses jalan yang dapat dilewati, akses

yang pertama dengan melalui area pesawahan dan akses jalan yang

Page 131: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

kedua melalui area perkebunan kelapa sawit. Akses jalan area

perkebunan kelapa sawit memiliki ruas tidak lebih dari 5 meter

sedangkan akses jalan area pesawahan memiliki ruas jalan tidak lebih

dari 3 meter. Kedua akses jalan tersebut sama – sama memiliki kondisi

jalan menuju Kampung Urug yang belum sepenuhnya beraspal

dengan mayoritas kualitas jalan berlubang dengan kontur jalan

berkelok serta menanjak serta jalan yang berbatasan dengan jurang

tanpa penerangan jalan, sehingga diperlukannya pembatas jalan yang

dilengkapi dengan lampu penerangan jalan dan penambahan papan

interpretasi atau papan petunjuk arah selama menuju Kampung Urug.

3. Amenitas

Tepat didepan tempat tinggal Abah Ukat terdapat halaman yang biasa

digunakan wisatawan sebagai lahan parkir saat mengunjungi

Kampung Urug, lahan parkir dapat menampung 9 kendaraan berjenis

mini bus beroda empat dan dapat menampung hingga 50 kendaraan

bermotor beroda dua. Lahan tersebut selain digunakan sebagai lahan

parkir juga dipergunakan masyarakat untuk menjemur hasil panen

padi yang didapat atau gabah, sehingga menyulitkan bagi wisatawan

apabila mengendaraannya di pagi hari sedangkan pada saat siang hari

apabila wisatawan ingin meninggalkan Kampung Urug terhalang oleh

deretan gabah yang sedang dijemur, tentu saja hal tersebut akan

mengganggu aktivitas masyarakat dalam menjemur gabah

dikarenakan masyarakat akan mengangkut kembali gabah yang sudah

dijemur untuk memberikan jalan bagi kendaraan wisatawan. Pada

Page 132: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

lahan parkir tersedia toilet umum yang dapat digunakan wisatawan,

toilet umum sebanyak 3 bilik dilengkapi dengan ember serta gayung

pada setiap bilik itu memiliki jumlah air yang melimpah, dikatakan

melimpah dikarenakan sumber mata air yang digunakan di Kampung

Urug berasal dari aliran sungai yang mengitari kampung, aliran sungai

tersebut dilengkapi dengan pipa sebagai jalannya perairan sumber

mata air untuk setiap pemukiman yang ada di Kampung Urug, aliran

air tersebut dibiarkan mengalir tanpa adanya keran untuk

menghentikan aliran, air yang sejuk dan jernih dikarenakan tidak

adanya polusi pada sungai yang ada di Kampung Urug.

Wisatawan yang menghabiskan waktu lebih satu hari akan bermalam

bersama dengan wisatawan lain di Gedong Ageung, yang mana

merupakan rumah pribadi dari Abah Ukat selaku ketua adat di

Kampung Urug, Gedong Ageung dapat menampung hingga 30

wiatawan secara bersamaan, bagi mahasiswa/mahasiswi yang sedang

melakukan penelitian atau Praktik Kerja Nyata dapat tinggal dirumah

Abah Maman yang menyediakan rumah kontrakan bagi wisatawan.

Fasilitas pariwisata yang dapat ditemukan di Kampung Urug hanya

lahan parkir dan toilet saja, bahkan masyarakat belum mengetahui

istilah homestay dimana seharusnya homestay dapat diberlakukan di

Kampung Urug, sehingga wisatawan tidak bermalam secara

bersamaan dengan wisatawan yang mengunjungi Kampung Urug

dengan tujuan pengobatan karena hal tersebut cukup beresiko bagi

wisatawan yang berkunjung untuk hiburan, terlebih apabila

Page 133: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

wisatawan yang sedang berobat memiliki penyakit yang dapat

menular kepada wisatawan lainnya. Belum adanya rumah makan yang

diperuntukan bagi wisatawan, akan tetapi banyak pedagang makanan

keliling yang biasa menetap di area pemukiman Kampung Urug

seperti baso gerobak keliling, walaupun belum ada rumah makan yang

tersedia, terdapat warung yang menyediakan makanan cemilan

sebanyak 6 bilik warung yang berjajar di jalan akses Kampung Urug.

B. Rekomendasi

Kampung Urug ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor

sebagai sebuah desa wisata budaya sejak tahun 2010 yang mana Kampung

Urug secara resmi ditetapkan sebagai desa wisata budaya Bogor Barat dan

pada tahun 2021 mendatang surat keputusan tersebut akan diperbaharui

menjadi Kampung Urug merupakan desa wisata budaya Kabupaten Bogor,

dengan surat keputusan tersebut tentu saja membuat Kampung Urug lebih

unggul serta diakui oleh pemerintahan sebagai desa wisata budaya, maka

kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan baik. Berdasarkan hasil data

yang telah didapatkan mengenai kondisi produk wisata budaya dengan

melihat data aktual kondisi fisik dan non fisik didapatkan hasil analisis

SWOT yang dipergunakan untuk menunjukan arahan pengembangan yang

dirasa tepat bagi Kampung Urug.

Berikut rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan acuan oleh

pemerintah desa maupun masyarakat Kampung Urug dalam

mengembangkan produk wisata budaya, rekomendasi akan dibuat secara

Page 134: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

deskriptif berdasarkan pada pengembangan daya tarik wisata,

pengembangan aksesibilitas dan pengembangan amenitas.

1. Pengembangan Daya Tarik Wisata

a. Natural Attributes

Mayoritas masyarakat Kampung Urug bekerja sebagai petani dan

area kawasan Kampung Urug pun mayoritas pesawahan dengan

luas . Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai

kegiatan daya tarik wisata bagi wisatawan untuk mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman sehingga wisatawan akan memiliki

kesan tersendiri selama berkunjung. Daya tarik wisata tersebut

menjadikan akivitas bagi wisatawan berdasarkan pada tingkat

keikut sertaan wisatawan dalam aktivitas pertanian. Terlebih lagi

sistem pertanian di Kampung Urug masih menganut pada sistem

kepercayaan pertanian pada zaman Kerajaan Pajajaran Prabu

Siliwangi dengan peralatan tradisional selama bertani yang

menjadikan suatu pengetahuan dan pengalaman yang unik bagi

wisatawan. Bapak Fajri selaku masyarakat di Kampung Urug

yang bekerja sebagai petani pun menyebutkan bahwa masyarakat

Kampung Urug tidak keberatan apabila terdapat wisatawan yang

ingin mengikuti ataupun terlibat dalam kegiatan pertanian.

Page 135: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 17

ILUSTRASI KEGITAN WISATA PERTANIAN

Sumber: Pinterest, 2019

b. Artistic

Masyarakat Kampung Urug memiliki komunitas seni bagi

masyarakat yang menyukai akan musik dan tarian yang

dinamakan komunitas , tidak hanya komunitas seni musik dan

tarian masyarakat Kampung Urug yang bernama Armanda

Sunarya merupakan dalang muda yang biasa memainkan wayang

golek. Tarian, musik, dan wayang golek dapat dilihat oleh

masyarakat dan wisatawan pada saat upacara adat di Kampung

Urug, sebaiknya Kampung Urug memfasilitasi komunitas

tersebut dengan memiliki museum maupun sanggar yang dapat

dipergunakan komunitas dalam menyalurkan bakat dan minat

dengan memperlihatkan kepada wisatawan secara bebas dan

terbuka, sehingga musik, tarian dan wayang golek tidak hanya

dapat diperlihatkan pada saat upacara adat saja akan tetapi

wisatawan dapat melihat langsung seperti apa wayang – wayang

Page 136: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

yang biasa dipergunakan oleh dalang saat menceritakan kisah

pewayangan Arjuna, alat musik apa yang biasa dimainkan dan

tarian apa yang dimiliki Kampung Adat Urug termasuk kedalam

busana yang dipakai oleh penari.

GAMBAR 18

ILUSTRASI PEMAJANGAN SENI DAN BUDAYA

Sumber: shop.muscha.cz, 2019

c. Regional

1) Pola Kehidupan Masyarakat

Masyarakat Kampung Urug terbiasa untuk memasak dengan

menggunakan bara api, terlebih lagi saat menanak nasi akan

menggunakan tungku, Ibu Sri selaku masyarakat di

Kampung Urug menyebutkan bahwa dirinya dan beberapa

masyarakat lebih nyaman dan aman apabila memasak

dengan tungku dibandingkan dengan kompor gas, disebutkan

bahwa masyarakat takut dengan gas yang digunakan dapat

menyebabkan kebakaran ditempat tinggalnya, rasa nasi yang

dimasak dengan tungku pun lebih nikmat dibandingkan

dimasak dengan menggunakan magic com. Pola kehidupan

Page 137: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

ini dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata dengan

memberikan pengalaman langsung kepada wisatawan,

sehingga rekomendasi ini akan memberikan pengalaman

yang lebih kepada wisatawan tentang sistem peralatan hidup

tradisional masyarakat, tentu saja pengalaman tersebut akan

menambah kesan dan pesan wisatawan setelah berkunjung

ke Kampung Urug, selain mencoba untuk menggunakan

sistem peralatan hidup masyarakat pun dapat mengajarkan

wisatawan untuk membuat cemilan khas yang biasa disantap

oleh wisatawan dan masyarakat pada saat pelaksanaan

upacara adat.

GAMBAR 19

ILUSTRASI AKTIVITAS LIVE IN

Sumber: coa.edu, 2019

2) Local Cuisine

Kampung Adat Urug memiliki cemilan tradisional yang

biasa disantap oleh masyarakat maupun wisatawan pada saat

berjalannya upacara adat, makanan tradisional yang dimiliki

lebih baik disajikan kepada wisatawan tidak hanya pada

Page 138: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

upacara adat saja. Bagi wisatawan yang menginap di rumah

panggung Gedong Ageung akan dihidangkan makanan oleh

istri dari Kepala Adat, sebaiknya hidangan makanan yang

disajikan tidak hanya makanan berat saja melainkan

makanan ringan tradisional yang dimiliki Kampung Urug

seperti , sehingga wisatawan mengetahui bahwa Kampung

Urug memiliki makanan ringan atau cemilan khas dari

daerah tersebut. Hal tersebut diberlakukan oleh Desa Wisata

Paniis di Banten yang menyediakan cemilan ataupun

makanan ringan pada saat “Bancakan” atau yang diartikan

sebagai tradisi makan bersama dengan lauk pauk dalam satu

wadah secara bersama.

GAMBAR 20

ILUSTRASI MEMBUATAN CEMILAN DENGAN

WISATAWAN

Sumber: Pinterest, 2019

Page 139: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Rekomendasi yang diberikan selain menyajikan cemilan

khas Kampung Urug, terdapat rekomendasi dimana

masyarakat dapat mengelola cemilan yang dimiliki menjadi

sebuah souvenir yang dapat dibawa wisatawan sesaat

meninggalkan Kampung Urug, cemilan dapat dikemas baik

dalam keadaan masak maupun belum masak. (Hall,

2001:216) menyebutkan tujuan disediakannya souvenir pada

suatu destinasi, yaitu

a) As an object of use, dimana souvenir pada umumnya

memiliki fungsi dan dapat menggambarkan tradisi yang

dimiliki pada destinasi yang dikunjungi.

b) As a gift, yaitu souvenir digunakan sebagai benda yang

dapat memberikan kenangan tersendiri bagi wisatawan

setalah mengunjungi suatu destinasi sehingga membuat

wisatawan akan terus mengingat pada tempat yang telah

dikunjungi.

c) As a memory, souvenir merupakan suatu gambaran akan

pengalaman wisatawan selama berkunjung ke suatu

destinasi, souvenir juga dapat memberikan perasaan

pada tempat yang telah dikunjungi sehingga wisatawan

dapat mengingat kembali akan pengalaman yang

didapatkan.

Page 140: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 21

ILUSTRASI SOUVENIR BERUPA CEMILAN

Sumber: Bukalapak, 2019

Oleh sebab itu souvenir dirasa perlu dalam pengembangan

produk wisata agar wisatawan dapat mengetahui makanan

khas yang dimiliki Kampung Urug, seperti yang dilakukan

desa wisata di Dieng yang mengkemas carica kedalam toples

ataupun plastik sehingga menjadi icon desa wisata Dieng

Wonosobo, hal tersebut dapat dilakukan Kampung Urug

untuk memperlihatkan kepada wisatawan bahwa Kampung

Urug memiliki cemilan khas tersendiri dan dapat dinikmati

oleh wisatawan yang berkunjung.

d. Scientific

Pak Utom selaku Ketua RT di Kampung Urug menyebutkan

bahwa masyarakat senang apabila terdapat wisatawan yang

antusias untuk mengikuti kegiatan bertani sehingga rekomendasi

ini mengarah kepada aktivitas wisata dapat dilakukan pada sistem

pertanian dengan cara memperlihatkan area pesawahan dan

Page 141: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

memerkenalkan kepada wisatawan akan alat – alat tradisional

yang biasa digunakan masyarakat untuk menggarap pertanian.

Apabila waktu telah menunjukan bahwa masyarakat harus turun

ke sawah wisatawan dapat mengikuti kegiatan selama pertanian

berlangsung dan menjelaskan bagaimana tahapan dan jenis padi

apa yang digunakan sehingga aktivitas wisata yang dapat

dilakukan lebih teredukasi, serta wisatawan akan mendapatkan

pengalamanan yang lebih ketika berada di Kampung Urug.

e. Historical Attributes

Batu tapak merupakan bukti yang nyata akan keberadaan kisah

Kerajaan Pajajaran di Kampung Urug, batu tapak terletak di aera

pesawahan yang memiliki jarak 2 KM dari area pemukiman

masyarakat dan berjarak 500 meter dari jalan akses menuju

Kampung Urug. Batu tapak sebagai peninggalan sejak Kerajaan

Pajajaran Prabu Siliwangi tentu saja menjadi hal yang sangat

penting bagi Kampung Urug, sehingga Dinas Pariwisata

Kabupaten Bogor memasukan batu tapak kedalam situs budaya

yang ada di Kabupaten Bogor, akan tetapi situs batu tapak ini

tidak memiliki papan interpretasi mengenai informasi batu yang

terletak ditengah – tengah area pesawahan, batu tapak dibiarkan

begitu saja tanpa adanya pembatas sebagai pelindung batu tapak

dari aksi vandalisme wisatawan maupun masyarakat setempat.

Batu tapak yang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan sudah

termasuk kedalam situ budaya Kabupaten Bogor akan tetapi tidak

Page 142: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

adanya suatu perlindungan untuk melestarikan situs budaya, tidak

heran apabila banyak wisatawan yang tidak mengetahui akan

situs batu tapak yang dimiliki Kampung Urug. sehingga

rekomendasi yang diberikan adalah memberikan pagar pembatas

antara batu dengan wisatawan yang berkunjung untuk tetap

melestarikan situs batu tapak di Kampung Urug.

GAMBAR 22

ILUSTRASI PAGAR PEMBATAS SITUS BATU TAPAK

Sumber: Griyarenovasi, 2019

Rekomendasi kedua adalah memberikan papan interpretasi

mengenai informasi situs batu tapak, mulai dari sejarah singkat

mengenai batu tapak hingga penamaan batu. Papan interpretsi

digunakan untuk memberikan informasi yang jelas dan informatif

kepada wisatawan

Page 143: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 23

ILUSTRASI PAPAN INTERPRETASI PADA BATU TAPAK

Sumber: Wordpress, 2019

2. Pengembangan Aksesibilitas

a. Akses untuk menuju Kampung Urug dapat ditempuh melalui 2

jalur, jalur pertama melalui area perkebunan kelapa sawit dan

jalur kedua melalui area pesawahan. Kedua akses tersebut

memiliki jalur keadaan yang sama, yaitu jalanan yang sempit

hanya dapat dilalui satu buah mobil, bebatuan, menanjak dan

berkelok. Hal tersebut menyulitkan bagi masyarakat maupun

wisatawan yang sedang melintasi jalur yang sama apabila sama –

sama menggunakan kendaraan mobil, tidak adanya lahan yang

dapat dipergunakan bagi pengendara untuk sekedar memutarkan

kendaraan, sehingga diperlukannya penentuan jalur masuk dan

keluar bagi masyarakat maupun wisatawan dari Kampung Adat

Urug untuk menghindari terjadinya perselisihan saat memasuki

area Kampung Adat Urug.

b. Akses jalan menuju Kampung Urug dikelilingi oleh perkebunan

kelapa sawit dan area pesawahan, letak area Kampung Urug pun

Page 144: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

bersebelahan dengan desa lainnya. Pembuatan papan petunjuk

dirasa perlu sebagai petunjuk arah untuk menuju Kampung Urug,

terlebih lagi akses jalan yang sempit dan bersebelahan dengan

desa lainnya sehingga dapat memudahkan untuk wisatawan yang

ingin berkunjung. Wisatawan tidak hanya dapat mengandalkan

google maps karena nyatanya akses jalan untuk menuju Kampung

Urug dengan menggunakan google maps tidak selalu

menunjukan arah yang benar dan tetap, terkadang mengarahkan

ke akses jalan yang buntu ataupun mengarahkan kepada akses

jalan yang hanya dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Papan

pentujuk dapat diletakan mulai dari gardu utama pada saat

memasuki area perkebunan dan pesawahan ataupun gardu utama

di jalan raya Sukajaya.

c. Perjalanan selama menuju Kampung Urug dengan kondisi jalan

yang berkelok dan menanjak tidak adanya pembatas jalan yang

menghalangi antara jalur perjalanan dengan jurang maupun area

perkebunan, terlebih lagi sepanjang perjalanan menuju Kampung

Adat Urug lampu penerangan hanya didapatkan dari perumahan

yang berada tepat dipinggir jalan hal tersebut sangat beresiko bagi

masyarakat maupun wisatawan yang melintasi perjalanan pada

saat malam hari. Pembatas jalan dan lampu penerangan jalan

dirasa penting demi keselamatan dan keamanan masyarakat

maupun wisatawan yang sedang melintasi jalan untuk menuju

Kampung Adat Urug.

Page 145: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

3. Pengembangan Amenitas

a. Museum Kampung Urug

Pada pembahasan hasil analisis produk wisata budaya dalam

kategori produk wisata budaya artistic dijelaskan bahwa

Kampung Urug memiliki kebudayaan yang hanya menceritakan

kepada wisatawan tidak memperlihatkan atau pun menunjukan

sehingga kesan dan pesan yang didapatkan tidak begitu didapat,

maka rekomendasi yang diberikan pada produk wisata budaya

dalam kategori artistic diperlukannya pembuatan museum dengan

memanfaatkan bangunan rumah panggung ataupun membuat

bangunan baru. Museum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19

Tahun 1995 merupakan sebuah tempat penyimpanan, perawatan,

pengamanan, dan pemanfaatan benda – benda bukti metril hasil

budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang

upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya yang

dimiliki, dengan adanya museum akan membuat aktivitas wisata

di Kampung Urug tidak pasif dan mononton sehingga wisatawan

akan mendapatkan edukasi serta pengalaman lebih atas

kunjungannya, selain itu museum dapat dijadikan sebagai wadah

bagi masyarakat dalam melestarikan budaya yang dimiliki serta

mengenalkan kepada khalayat umum bahwa Kampung Urug

memiliki budaya khas yang dimiliki.

Page 146: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

GAMBAR 24

ILUSTRASI MUSEUM KAMPUNG URUG

Sumber: Rebanas, 2019

Pembuatan bangunan museum tidak diharuskan dalam kondisi

yang megah dan mewah, masyarakat dapat memanfaatkan

bangunan yang ada lalu melakukan renovasi pada bangunan

tersebut, salah satu rekomendasi yang diberikan ini merupakan

pembuatan bangunan museum dapat menggunakan rumah

panggung yang terletak didepan rumah adat dikarenakan rumah

panggung tersebut biasa dipergunakan oleh masyarakat untuk

berbincang dan dipergunakan oleh masyarakat yang berprofesi

sebagai angkutan ojeg sehingga bangunan rumah panggung

tersebut akan lebih bermanfaat apabila digunakan sebagai

museum untuk menyimpan dan pemanfaat penempatan benda –

benda bersejarah maupun tradisional, sehingga pada saat ketua

adat menjelaskan tentang budaya dapat langsung diperkenalkan

dan diperlihatkan kepada wisatawan seperti apa bentuk benda

bersejarah dan tradisional yang dimiliki Kampung Urug. Tidak

Page 147: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

lupa pada museum dibuatkan papan interpretasi mengenai

informasi akan benda yang ditampilkan, seperti nama benda,

sejarah benda hingga apabila memungkinkan mencantumkan

tahun benda tersebut mulai digunakan.

b. Papan interpretasi

GAMBAR 25

ILUSTRASI PAPAN INTERPRETASI DO’S AND DON’T’S

Sumber: Legal interpreters, 2019

Kampung Urug memiliki bangunan – bangunan kuno yang

pantang untuk dimasuki oleh sembarangan orang baik itu

masyarakat maupun wisatawan, hanya ketua adat dengan

pasangannya yang dapat mengunjungi bangunan, ketua adat yang

mengunjungi bangunan tersebut tidak sembarangan dikarenakan

memliki ketentuan hari dan waktu untuk berkunjung, bangunan –

bangunan yang tidak boleh dikunjungi wisatawan saat berada di

Kampung Urug yaitu Paniisan dan Gedong Alit, sehingga

Page 148: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

diperlukannya papan interpretasi mengenai informasi do’s and

don’t’s atau yang diartikan sebagai papan informasi mengenai hal

apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama

berada di Kampung Urug, do’s and don’t’s dapat dibuat

berdasarkan sistem kepercayaan yang di anut oleh masyarakat.

c. Souvenir

Kampung Urug memiliki cemilan yang biasa disantap oleh

wisatawan dan masyarakat pada saat pelaksanaan upacara adat,

sehingga wisatawan yang berkunjung dihari bukan pelaksanaan

upacara adat tidak mengetahui bahwa Kampung Urug memiliki

cemilan khas tersendiri. Alangkah lebih baik apabila masyarakat

dapat mengemas cemilan tersebut menjadi sebuah souvenir yang

dapat dibawa pulang oleh wisatawan sesaat meninggalkan

Kampung Urug, cemilan tersebut dapat dikemas menggunakan

toples atau plasti dalam bentuk cemilan sudang dimasak ataupun

belum dimasak.

d. Homestay

Wisatawan yang akan menginap di Kampung Adat Urug akan

bermalam secara bersamaan di rumah panggung Gedong Ageung

yang dapat menampung hingga 30 wisatawan, bagi wisatawan

yang sedang melakukan pengobatan dengan Abah Ukat pun

bermalam ditempat yang sama sehingga tidak adanya pembatas

bagi wisatawan yang sedang melakukan pengobatan dengan

wisatawan yang ingin berekreasi, tentu saja hal tersebut

Page 149: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

berbahaya terlebih apabila wisatawan yang sedang melakukan

pengobatan tersebut memiliki kondisi kesehatan yang dapat

menularkan dengan wisatawan lainnya, tidak hanya itu saja

wisatawan pun tidak mendapat privasi dikarenakan tinggal secara

bersama – sama dengan wisatawan lainnya. Sebaiknya homestay

dapat diberlakukan di Kampung Adat Urug dengan

memanfaatkan rumah tinggal masyarakat yang bersedia apabila

tempat tinggalnya dapat dipergunakan sebagai tempat menginap

wisatawan. Kriteria Homestay yang dapat diberlakukan di

Kampung Adat Urug dapat mengacu kepada ASEAN Homestay

Standard (2012:5), yaitu:

1) Memiliki kamar mandi bagi wisatawan baik didalam mapun

diluar rumah yang dilengkapi dengan kloset duduk maupun

jongkok yang disesuaikan dengan kebiasaan maupun budaya

setempat dan dilengkapi air bersih yang memadai.

2) Memiliki kamar tidur bagi wisatawan yang terpisah dengan

pemiliki rumah maupun masyarakat dengan kelengkapan

selimut dan bantal bagi wisatawan.

3) Masyarakat sebagai penyedia homestay diharuskan bebas

dari catatan kriminal serta berada dalam kondisi kesehatan

yang baik dan tidak memiliki penyakit yang menular untuk

menghindari hal – hal yang merugikan bagi wisatawan yang

ingin menginap.

Page 150: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

4) Kondisi rumah memiliki jendela maupun sirkulasi udara

serta pencahayaan yang dapat memasuki rumah secara

cukup.

5) Struktur rumah dalam kondisi yang baik dan aman bagi

penyedia homestay maupun wisatawan dan dilengkapi

dengan kotak pertolongan pertama P3K.

Berikut rekomendasi yang sudah diarahkan sebagai pengembangan produk

wisata budaya, serta dicantumkan kurun waktu hingga 5 tahun berdasarkan

klasifikasi dengan waktu dan pelaksaan yang telah ditetapkan.

Page 151: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

TABEL 9

KURUN WAKTU ARAHAN PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA BUDAYA KAMPUNG URUG

Klasifikasi Daya

Tarik Wisata

Daya Tarik

Wisata

Program Pengembangan Produk

Wisata

Tahun Pelaksanaan

1 2 3 4 5

Natural

Attributes

Aktivitas

Pemerintah

desa dan

Perwakilan

Masyarakat

1. Bertani bersama dengan

wisatawan

2. Mengenalkan kepada

wisatawan alat - alat tradisional

yang digunakan

Amenitas

1. Pembuatan pagar pembatas

Aktivitas

Artistic Performing Arts

& Folk Music

1. Wisatawan dapat mempelajari

tari Jaipong

Kelompok

seni,

Perwakilan

masyarakat,

Ketua adat

dan

Pemerintah

desa

2. Menyaksikan aksi wayang

Amenitas

1. Pembuatan museum yang

berisikan benda - benda

tradisional dan bersejarah

Page 152: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

2. Pembuatan papan interpretasi

mengenai informasi akan

kesenian musik dan penamaan

pewayangan

Regional

Ancient

Architecture

Aktivitas

Pengrajin

lokal,

Perwakilan

masyarakat,

Ketua adat

dan

Pemerintah

desa

1. Memberikan informasi

mengenai makam leluhur

Amenitas

1. Pembuatan papan informasi

mengenai do's and don’t

2. Pembuatan papan informasi

mengenai nama bangunan

Pola Kehidupan

Masyarakat

Aktivitas

1. Aktivitas kerja bakti bersama

masyarakat

2. Aktivitas dalam membuat

makanan tradisional dengan alat

tradisional

Local Cuisine

Aktivitas

1. Wisatawan diajarkan membuat

cemilan khas

Page 153: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

2. Pengemasan cemilan khas

menjadi souvenir

Religious Upacara Adat

Aktivitas

Ketua adat 1. Memberikan kesempatan

wisatawan untuk berpartisipasi

Scientific Sistem Pertanian

Aktivitas

Kelompok

seni,

Perwakilan

masyarakat,

Ketua adat

dan

Pemerintah

desa

1. Penambahan story telling pada

mitologi Dewi Sri kepada

wisatawan

2. Wisatawan mengikuti kegiatan

pertanian masyarakat

3. Memperlihatkan benda -

benda pertanian tradisional

Amenitas

1. Pembuatan museum yang

berisikan benda - benda

tradisional dan bersejarah

Historical

Attributes History

Aktvitas Kelompok

seni,

Perwakilan

masyarakat,

Ketua adat

dan

1. Berjalan mengelilingi

Kampung Urug sembari

diceritakan sejarah dari bangunan

yang ada

Page 154: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

2. Pewayangan menceritakan

sejarah yang dimiliki Kampung

Urug

Pemerintah

desa

Peninggalan

Amenitas

1. Papan interpretasi mengenai

informasi batu tapak

2. Pagar pembatas pelindung batu

tapak

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Page 155: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

TABEL 10

KURUN WAKTU ARAHAN PENGEMBANGAN AKSESIBILITAS KAMPUNG URUG

Klasifikasi Aksesibilitas &

Amenitas Program Pengembangan

Tahun Pelaksanaan

1 2 3 4 5

Aksesibilitas

Jalan Raya

1. Pembuatan papan interpretasi

petunjuk arah menuju Kampung

Urug

Perintah

desa dan

Ketua Adat

2. Penyediaan penerangan jalan Pemerintah

desa

3. Penyedian pembatas jalan

dengan jurang

Pemerintah

desa

Jalan Akses 1. Pembuatan sistem pintu masuk

dan keluar satu arah

Pemerintah

desa, Ketua

Adat dan

Perwakilan

masyarakat

Sistem

Transportasi

1. Penyediaan jasa penjemputan

titik temu

Pemerintah

desa dan

Perwakilan

masyarakat

Page 156: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

Amenitas

Akomodasi

1. Sosialisasi homestay kepada

masyarakat

Pemerintah

desa

2. Penerapan homestay

Pemerintah

desa, Ketua

Adat dan

Perwakilan

masyarakat

Souvenir

1. Sosialisasi pembuatan souvenir

kepada masyarakat

Pemerintah

desa

2. Pembuatan toko souvenir Pemerintah

desa

Museum

1. Pembangunan museum benda

bersejarah dan tradisional

Pemerintah

desa

2. Pembuatan papan interpretasi

do's and don’t's bagi wisatawan

selama berkunjung

Pemerintah

desa

Sumber: Data Olahan Penulis, 2019

Page 157: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

DAFTAR PUSTAKA

Camilleri, M. A. ( 2018). “The Tourism Industry: An Overview”. Dalam In Travel

Marketing, Tourism Economics and the Airline Product.

Camilleri, M. A. (2018). Travel Marketing, Tourism Economics and the Airline

Product. Switzerland: Spinger International Publishing.

Hall, C. M. (2003). Introducing To Tourism: Dimensions and Issues. New South

Wales: Hospitality Press.

Hall, D., Kirkpatrick, I., & Mitchell, M. (2005). Rural Tourism and

Sustainable Business. Great Britain: Cromwell Press.

Page 158: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

LAMPIRAN

Page 159: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran Pedoman Wawancara

Hari/Tanggal: ....../....................... 2019

Daftar Pertanyaan

1. Profil Masyarakat (Nama, Usia, Pekerjaan)

2. Sejarah Kampung Urug sehingga ditetapkan sebagai Kampung Adat oleh

Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor?

3. Sejak Kapan Kampung Urug diresmikan menjadi sebuah desa wisata di

Kabupaten Bogor?

4. Kampung Urug ini dikelola langsung oleh masyarakat atau ada campur

tangan pemerintah daerah?

5. Peran Dinas Pariwisata dalam pengelolaan desa wisata di Kampung Urug?

6. Apa tanggapan masyarakat dengan dijadikannya Kampung Urug sebagai desa

wisata?

7. Pendapat masyarakat Kampung terhadap adanya aktivitas wisata yang

mengunjungi Kampung Urug?

8. Adakah perubahan terhadap pola hidup masyarakat setalah ditetapkannya

Kampung Urug sebagai desa wisata?

9. Sejauh mana masyarakat Kampung Urug dilibatkan dalam pengelolaan desa

wisata?

10. Manfaat yang diperoleh masyarakat dengan dijadikannya Kampung Urug

sebagai desa wisata?

Page 160: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

11. Hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh wisatawan selama

berada di Kampung Urug?

12. Wilayah yang boleh dikunjungi dan tidak boleh dikunjungi wisatawan

selama beradi di Kampung Urug

Page 161: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 162: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

Page 163: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

FORMULIR BUKTI BIMBINGAN

Page 164: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

HASIL TURN IT IN

Page 165: PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG ADAT URUG …

BIODATA