57
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI IKATAN KIMIA (Skripsi) Oleh NURMAYANTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA …digilib.unila.ac.id/27194/4/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dasar 3.5 pada materi kimia yang tercantum dalam Kurikulum

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASISREPRESENTASI KIMIA PADA MATERI

IKATAN KIMIA

(Skripsi)

Oleh

NURMAYANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Nurmayanti

iv

ABSTRAK

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASIKIMIA PADA MATERI IKATAN KIMIA

Oleh

NURMAYANTI

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-book interaktif dan mendeskrip-

sikan karakteristik dan validitas e-book interaktif, serta mendesrkispikan tanggap-

an guru dan siswa mengenai e-book interaktif yang dikembangkan. Design yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan menurut

Borg dan Gall yang terdiri dari sepuluh tahap. Namun, penelitian ini hanya di-

lakukan sampai tahap kelima, yaitu revisi hasil uji coba. Data yang diperoleh

dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.

Karakteristik e-book interaktif ini, yaitu disediakan fenomena berupa gambar dan

video berbasis representasi kimia, disediakan ruang identifikasi, ruang penje-

lasan, dan soal evaluasi yang interaktif. Validasi ahli menunjukkan bahwa rata-

rata persentase aspek kesesuaian isi terhadap kurikulum sebesar 97,5% dengan

kriteria sangat tinggi, sedangkan aspek konstruksi dan keterbacaan berturut-turut

sebesar 71,4% dan 77,26% dengan kriteria tinggi. Rata-rata persentase tanggapan

guru pada aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan berturut-turut sebesar

100%, 92,4%, dan 91,4% dengan kriteria sangat tinggi, serta rata-rata persentase

Nurmayanti

iv

tanggapan siswa pada aspek kemenarikan dan keterbacaan berturut-turut sebesar

80,3% dan 80,5% dengan kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka

e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia valid dan

layak digunakan sebagai sumber belajar.

Kata kunci: e-book interaktif, ikatan kimia, representasi kimia

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASISREPRESENTASI KIMIA PADA MATERI

IKATAN KIMIA

Oleh

NURMAYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

padaProgram Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurmayanti

NPM : 1313023062

Fakultas/Jurusan : KIP/ Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Kimia

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam

pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandar Lampung, Juli 2017

NurmayantiNPM. 1313023062

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19 Mei 1995 sebagai anak

pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Sodri Alfian, S.E. dan Ibu

Umiyati. Pendidikan formal diawali di TK Dwi Tunggal Bandar Lampung pada

tahun 1999, dilanjutkan ke SD Al-Azhar II Bandar Lampung pada tahun 2001,

MTs Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan SMA Negeri 9 Bandar

Lampung pada tahun 2010.

Tahun 2013 diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung. Selama menjadi mahasiswa, pernah diberikan tanggung jawab menjadi

asisten praktikum Kimia Fisik 1 dan 2 pada tahun 2015 sampai tahun 2016. Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang aktif diikuti selama menjadi mahasiswa yaitu

English Society (ESo) sebagai General Treasurer pada tahun 2016 dan staff of

Homebase and Administration Departement pada tahun 2015. Pengalaman me-

ngajar dan mengabdi yang pernah diikuti selama perkuliahan yaitu Praktik Profesi

Kependidikan (PPK) di SMA Negeri 1 Padang Ratu yang terintegrasi dengan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Haduyang Ratu, Kecamatan Padang Ratu,

Kabupaten Lampung Tengah.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah melimpahkan rahmat

serta hidayahnya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan, dengan rasa

syukur kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

Ayah, Ibu dan kedua Adikku tercinta, yang selalu memberikan doa

dan motivasi yang luar biasa

Almamaterku tercinta

MOTO

“Try your best rather than become the best”

-Nurmayanti-

“Don’t stop when you are tired. Stop when you are done”

-Anonim-

SANWACANA

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah me-

limpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang

berjudul “Pengembangan E-Book Interaktif Berbasis Representasi Kimia pada

Materi Ikatan Kimia” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana

pendidikan di Universitas Lampung.

Sepenuhnya disadari bahwa keterampilan dan pengetahuan yang terbatas, maka

adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, ucapan terimakasih

disampaikan kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan Pembahas, atas kesediannya memberikan saran dan kritik dalam

proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. selaku Pembimbing I dan Dosen Pembimbing

Akademik, atas kesediaannya memberi bimbingan, motivasi, saran, dan kritik

dalam proses penyusun skripsi ini.

xii

5. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembimbing II, atas kesediaannya

memberi bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusun skripsi ini.

6. Ibu Lisa Tania, S.Pd.,M.Sc. dan Bapak M. Mahfudz Fauzi S, S.Pd.,M.Sc.

selaku validator e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi

ikatan kimia yang dikembangkan.

7. Rekan-rekan seperjuanganku Ni Wayan Puspa dan Raudatul Jannah, serta

teman-teman Pendidikan Kimia 2013 atas kerjasama, semangat, dan

dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

8. Keluarga besar UKM-U English Society Unila, rekan-rekan pengurus ESo

periode tahun 2016, senior dan adik tingkat atas suka duka yang dilalui

bersama dan ilmu yang berharga.

9. Keluarga KKN, Yahya, Anton, Vicky, Riky, Inten, Eka, Atul, Rida, dan

Puspita atas perjuangan kita selama 40 hari mengadi di Desa Haduyang Ratu.

10. Keluarga Pance Pondang, Agung, Deffri, Ridho, Yusi, Dini, Atul, Reta, dan

Elfrida atas semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan rujukan penelitian,

dan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kiranya masukan pembaca

dapat menjadi bahan perbaikan penulis untuk karya selanjutnya.

Bandar Lampung, Juli 2017Penulis,

Nurmayanti

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sumber Belajar................................................................................... 9

B. Buku Elektronik (E-Book) ................................................................ 13

C. Multimedia Interaktif ........................................................................ 15

D. Representasi Kimia ........................................................................... 17

E. Analisis Konsep ................................................................................ 20

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................................... 21

xiv

B. Sumber Data ................................................................................... 22

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 22

D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 23

E. Alur Penelitian ................................................................................ 26

F. Prosedur Pelaksanaan ..................................................................... 27

G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pendahuluan dan PengumpulanInformasi ......................................................................................... 34

B. Perencanaan Produk ....................................................................... 36

C. Pengembangan E-Book Interaktif BerbasisRepresentasi Kimia ......................................................................... 36

D. Hasil Validasi Ahli ......................................................................... 40

E. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ...................................................... 48

F. Karakteristik E-Book Interaktif BerbasisRepresentasi Kimia ......................................................................... 51

G. Kendala-Kendala Pembuatan E-Book Interaktif ............................. 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 53

B. Saran ............................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 55

LAMPIRAN

1. Analisis KI-KD-Indikator .......................................................................... 58

2. Analisis Konsep ......................................................................................... 60

xv

3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru .............................................. 64

4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ................................................................ 68

5. Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi .......................................................... 71

6. Persentase Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi ........................................ 73

7. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ............................................................... 75

8. Persentase Hasil Validasi Aspek Konstruksi ............................................. 77

9. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ............................................................. 79

10. Persentase Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ......................................... 82

11. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Kesesuain Isi ............................. 85

12. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Kesesuain Isi ........... 87

13. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Konstruksi ................................. 89

14. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Konstruksi ............... 91

15. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Keterbacaan .............................. 93

16. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Keterbacaan ............ 97

17. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Kemenarikan ........................... 100

18. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Kemenarikan ........................... 102

19. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Keterbacaan ............................. 104

20. Persentase Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Keterbacaan ........... 107

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penskoran pada angket berdasarkan skala likert 3 ..................................... 31

2. Tafsiran persentase angket ......................................................................... 32

3. Kriteria validasi analisis persentase ........................................................... 33

4. Persentase hasil validasi ahli ...................................................................... 40

5. Rata-rata persentase hasil uji coba lapangan awal pada guru .................... 48

6. Rata-rata persentase hasil uji coba lapangan awal pada siswa ................... 49

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahapan mengelola sumber belajar ............................................................ 11

2. Alur penelitian dan pengembangan e-book interaktifberbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia ............................... 26

3a. Tumpang tindih orbital terluar oksigen sebelum revisi ............................ 41

3b. Tumpang tindih orbital terluar oksigen setelah revisi .............................. 41

4a. Tumpang tindih orbital terluar nitrogen sebelum revisi ........................... 42

4b. Tumpang tindih orbital terluar nitrogen setelah revisi .............................. 42

5a. Submikroskopis molekul H2, O2, dan N2 sebelum revisi .......................... 42

5b. Submikroskopis molekul H2, O2, dan N2 setelah revisi ............................ 42

6a. Ikatan kovalen koordinasi sebelum revisi ................................................ 42

6b. Ikatan kovalen koordinasi setelah revisi .................................................. 43

7a. Ikatan kovalen sebelum revisi ............................................................................ 43

7b. Ikatan kovalen setelah revisi ............................................................................... 43

8a. Cover luar sebelum revisi ......................................................................... 44

8b. Cover luar setelah revisi ................................................................................. 44

9a. Pendahuluan sebelum revisi ..................................................................... 45

9b. Pendahuluan setelah revisi ....................................................................... 45

10a. Cover dalam sebelum revisi .................................................................... 46

10b. Cover dalam setelah revisi ..................................................................... 46

xviii

11a. Cover belakang sebelum revisi ............................................................... 47

11b. Cover belakang setelah revisi ................................................................. 47

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa SMA adalah kimia

Berdasarkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kimia

merupakan ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan

bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan si-

fat, perubahan, dinamika, dan energetika zat (Tim Penyusun, 2006). Kompetensi

dasar 3.5 pada materi kimia yang tercantum dalam Kurikulum 2013 Revisi Tahun

2016, yaitu membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen

koordinasi, dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat. Kompetensi dasar

tersebut merupakan kompetensi dasar ikatan kimia. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan oleh Bambang dkk., (2015), pemahaman siswa pada materi ikatan

kimia tergolong pada kategori rendah. Hal ini juga didukung oleh data sekunder

dari nilai ujian siswa SMA Yadika yang memiliki rata-rata sebesar 42,79 pada

materi ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan salah satu materi yang bersifat

abstrak (Rahayu, 2014). Konsep kimia yang asbtrak ini menyebabkan siswa

mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia (Tan dan Treagust, 1999).

Johnstone dalam Chittleborough dan Treagust (2007) mengatakan bahwa kimia

dapat dijelaskan dengan tiga level representasi kimia, yaitu level makroskopis,

2

submikroskopis, dan simbolis. Berdasarkan penelitian Farida (2009), siswa cen-

derung sulit untuk mempresentasikan level submikroskopis. Diduga kesulitan

tersebut terjadi akibat kurang dikembangkannya representasi level submikro-

skopis melalui visualisasi pembelajaran yang tepat (Farida, 2009). Buku teks

yang digunakan sebagai sumber utama dalam proses pendidikan di sekolah belum

mencakup tiga representasi kimia. Hal ini didukung oleh penelitian Addiin dkk.,

(2016) yang mengatakan bahwa hampir semua buku menggunakan representasi

kimia yang terpusat pada tingkat simbolik.

Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 dikembangkan

dengan penyempurnaan pola pikir. Salah satu penyempurnaan pola pikir dari

kurikulum ini adalah pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran ber-

basis multimedia (Tim Penyusun, 2013). Artinya, guru membutuhkan suatu

media yang dapat menjelaskan materi kimia dengan ketiga level tersebut (makro-

skopis, submikroskopis, dan simbolis). Pemilihan dan pemanfaatan media pem-

belajaran yang tepat berlandaskan pada teori belajar yang relevan akan berdampak

positif terhadap keberhasilan proses belajar mengajar (Sutirman, 2013). Salah

satu media yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar adalah

teknologi. Berbagai penelitian menyatakan bahwa komputer dapat digunakan

sebagai alat dalam memvisualisasikan sistem dan proses molekular (Farida,

2009). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ozmen (2008),

dimana pembelajaran menggunakan komputer dapat meningkatkan pemahaman

konsep siswa terkait materi kimia, khususnya materi ikatan kimia.

Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Dengan

adanya teknologi dalam dunia pendidikan, siswa dapat belajar di mana dan kapan

3

saja (Sanjaya, 2008). Teknologi pendidikan merupakan media yang lahir dari

revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pe-

ngajaran di samping guru, buku, dan papan tulis (Danim, 1995). Dengan tekno-

logi, siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran yang bertentangan

dengan kelas konvensional, di mana mereka sebagai pengamat pasif dan pen-

dengar (Asenso & Mekonnen, 2012).

Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan adalah

e-learning. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensio-

nal yang dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui teknologi infor-

masi (Darmawan, 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka e-book dapat dikategori-

kan sebagai salah satu perangkat pembelajaran e-learning. Candra (2016) menge-

mukakan bahwa e-book sebagai perangkat pembelajaran karena merupakan salah

satu teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Se-

iring dengan kemajuan teknologi, e-book dapat disajikan dalam format multi-

media, di mana terdapat gambar, grafik, suara, animasi, dan video

(Andikaningrum, 2014).

Minimnya penggunaan e-book dalam proses pembelajaran didukung oleh fakta di

lapangan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di enam SMA di Bandar

Lampung, yaitu SMAN 5, SMAN 9, SMAN 13, SMAN 15, SMA Al-Azhar 3, dan

SMA Yadika. Berdasarkan hasil wawancara terhadap enam guru kimia di SMA

tersebut, diketahui bahwa 66,7 % dari responden guru tidak menggunakan e-book

dalam kegiatan pembelajaran kimia. Hanya 33,3 % dari responden guru yang

sudah pernah menggunakan e-book yang diperoleh dari hasil mengunduh melalui

internet. Namun, e-book ini bukan merupakan e-book interaktif dan belum sesuai

4

dengan kompetensi dasar yang berlaku. E-book tersebut dijadikan referensi dalam

mata pelajaran kimia. Semua guru yang diwawancarai menyatakan belum pernah

membuat e-book dan mengatakan perlu dikembangkan sebuah e-book interaktif

karena dapat dijadikan sebagai sumber belajar tambahan yang mampu meningkat-

kan minat siswa untuk belajar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penge-

tahuan siswa terkait materi kimia.

Berdasarkan hasil pengisian angket siswa yang berjumlah 30 responden dari enam

SMA di Bandar Lampung, dapat diketahui bahwa 96,7 % dari responden siswa

menggunakan sumber belajar berupa buku teks dari penerbit tertentu, dan hanya

16,6 % siswa yang pernah menggunakan e-book pada pembelajaran kimia. Ke-

sulitan yang dialami oleh responden siswa adalah sulit memahami bahasa yang

tertuang di dalam buku teks. Selain itu, pada buku teks tidak diberi kunci jawaban

untuk mengecek soal evaluasi yang ada, sehingga siswa tidak dapat belajar

mandiri. Sebanyak 90% dari responden siswa menyatakan perlu adanya pengem-

bangan e-book interaktif, khususnya pada materi ikatan kimia. Responden guru

dan siswa mengharapkan e-book yang akan dikembangkan nantinya memuat

tampilan yang menarik, gambar yang sesuai dengan materi, bahasa yang komuni-

katif, dan soal evaluasi yang interaktif.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan

penguasaan materi pembelajaran. Optimalisasi hasil belajar dilihat tidak hanya

dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa

dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan

mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya

(Sanjaya, 2008). Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan hendaknya

5

mampu menimbulkan keterlibatan siswa secara aktif (interaktif) dalam proses

belajar (Sutirman, 2013).

E-book interaktif mendorong siswa untuk aktif belajar dengan sumber belajar.

Selain itu, siswa dapat belajar mandiri dimanapun mereka berada. Kelebihan

perangkat pembelajaran berbasis e-book adalah dapat diintegrasikan melalui

tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang

disajikan lebih bervariasi. Manfaat perangkat e-book dan model pembelajaran

kontekstual ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk belajar mandiri, kreatif,

efektif, efisien, dan dapat mengurangi kejenuhan siswa sehingga lebih bersema-

ngat dalam belajar (Candra, 2016).

Andikaningrum (2014) yang menguji efektivitas e-book interaktif dalam mening-

katkan keaktifan belajar siswa memperoleh hasil bahwa tingkat keaktifan siswa,

rata-rata nilai, dan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol. Selain itu, e-book interaktif dapat meminimalisasi

miskonsepsi suatu konsep, serta membantu siswa untuk berfikir kritis.

(Wahyuliyani dkk., 2016; Binas dkk., 2012). Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan e-book interaktif sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran. E-

book ikatan kimia yang dikembangkan oleh Sugiarto (2004) merupakan e-book

yang bersifat informatif, belum bersifat interaktif. Artinya, dibutuhkan e-book

ikatan kimia yang bersifat interaktif.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan “Pengembangan E-Book Interaktif

Berbasis Representasi Kimia pada Materi Ikatan Kimia”.

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia

pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?

2. Bagaimana validitas e-book interaktif berbasis representasi kimia pada

materi ikatan kimia yang dikembangkan?

3. Bagaimana tanggapan guru mengenai e-book interaktif berbasis repre-

sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?

4. Bagaimana tanggapan siswa mengenai e-book interaktif berbasis repre-

sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?

5. Apa saja kendala pembuatan e-book interaktif berbasis representasi

kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia

pada materi ikatan kimia yang valid.

2. Mendeskripsikan validitas e-book interaktif ikatan kimia berbasis representasi

kimia yang dikembangkan.

3. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai e-book interaktif berbasis repre-

sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.

4. Mendeskripsikan tanggapan siswa mengenai e-book interaktif berbasis repre-

sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.

7

5. Mendeskripsikan kendala-kendala pembuatan e-book interaktif berbasis repre-

sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan e-book interaktif ikatan kimia berbasis representasi

kimia dan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi guru

a. Sebagai salah satu sumber belajar yang lebih inovatif dan interaktif, sehingga

dapat membantu menciptakan interaksi, khususnya interaksi antara siswa

dengan sumber belajar.

b. Sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembelajaran

kimia, khususnya pada materi ikatan kimia.

2. Manfaat bagi siswa

a. Sebagai sumber belajar yang lebih inovatif, efisien, dan menarik karena ber-

basis reresentasi kimia dan dilengkapi dengan soal-soal yang bersifat

interaktif.

b. Sebagai alternatif sumber belajar siswa dalam mencapai kompetensi dasar

pada pembelajaran kimia, khususnya materi ikatan kimia.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Menjadi sumber informasi dan literatur dalam upaya meningkatkan mutu pem-

belajaran kimia di sekolah.

b. Menjadi salah satu alat pendidikan yang digunakan secara langsung dalam

proses pembelajaran kimia di sekolah.

8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2015).

2. E-book interaktif berisi jaringan unit informasi digital yang terdiri dari teks,

gambar, video, animasi dan soal-soalyang semuanya dikemas dalam bentuk

visualisasi animasi flash yang dipadukan dalam satu program dan dilengkapi

dengan warna dan tampilan yang menarik (Restyowati dan Sanjaya, 2012)

3. Representasi kimia adalah representasi ilmu kimia untuk mempresentasikan

suatu fenomena kimia yang mencakup representasi makroskopis, representasi

simbolik, dan representasi submikroskopis (Sunyono, 2015).

4. Kevalidan e-book interaktif hasil pengembangan diukur berdasarkan hasil

validasi ahli. Pengembangan dikatakan valid jika memiliki persentase rata-rata

penilaian sebesar 76-100% (Arikunto, 2010).

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang

mengandung ilmu baru bagi pelajar (peserta didik). Belajar pada hakikatnya

adalah untuk mendapatkan hal-hal baru, yang berarti perubahan. Hal ini selaras

dengan apa yang dikatakan Winataputra (1996) bahwa sumber belajar adalah

segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana terdapat bahan

pengajaran atau tempat untuk seseorang belajar (Suryani dan Leo, 2012).

Association for Education and Communication Technology (AECT) mengatakan

bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses

belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan. Sum-

ber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga,

biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar, sumber belajar dapat digunakan, baik

secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam

mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapainya (Tim Penyusun,

2007).

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan

belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi

10

hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil be-

lajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan ber-

bagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan memper-

cepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Implementasi

pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kuri-

kulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pem-

belajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar (Sanjaya, 2008).

Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sum-

ber belajar dapat dibedakan menjadi sumber belajar yang direncanakan (learning

resource by design) dan digunakan (learning resource by utilization) (Gafur,

2012).

Dilihat dari segi perancangannya, secara garis besar sumber belajar dapat dibeda-

kan menjadi dua macam menurut tim pengembang (2007), yaitu:

1. Sumber belajar yang dirancang ( learning resource by design) yaknisumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai“komponen sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yangterarah dan bersifat formal.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (lerning by utilization) yakni sumberbelajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dankebedayaannya dapat ditemukan, diterapkan, dan dimanfaatkan untukkeperluan pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan ini adalahsumber belajar yang ada di masyarakat seperti: museum, pasar, toko-toko,tokoh masyarakat, dan lainnya yang ada di lingkungan sekitar (Astiti,2016).

Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam

berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai per-

wujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan,

video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat

11

digunakan oleh siswa ataupun guru. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi

peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu ran-

cangan yang memungkinkan seseorang untuk dapat memanfaatkannya sebagai

sumber belajar. Adapun tahapan-tahapan dalam mengelola sumber belajar adalah

sebagai berikut: Pertama, membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber

dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas

atau di sekolah. Kedua, golongkan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar.

Ketiga, bila sumber belajar tersebut tersedia, pikirkan sesuai dengan penggunaan-

nya, bila belum, lakukan modifikasi bila diperlukan. Berkenaan dengan tahapan-

tahapan pemanfaat sumber belajar dapat dilihat pada bagan dibawah ini (Majid,

2007).

Sumber : Majid, 2007

Analisis bahan ajar sangat diperlukan untuk memperoleh sumber belajar yang

berkualitas. Menurut Suhartanto dalam Achmaliya (2016) aspek yang dinilai

Membuatdaftarkebutuhanmelaluiidentifikasisumber dansaranapembelajaran

Tersedia

Belumtersedia

Tidaksesuai

Pinjam

Buat

Beli

Sesuai

Disesuai-kan

denganmodifikasi

Diguna-kan

Gambar 1. Tahapan mengelola sumber belajar

12

meliputi kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan

kegrafikaan dan menurut BSNP, aspek yang dinilai yaitu aspek kesesuaian isi

dengan kurikulum, penyajian materi, keterbacaan, dan grafika.

a. Aspek kesesuaian isi dengan kurikulum

Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran.

Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi/kecukupan, keaku-

ratan, dan proporsionalitas dalam penyajian materinya.

b. Aspek penyajian materi

Menurut Wibowo dalam Achmaliya (2016), bahan ajar yang baik menyajikan

bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang

berpusat pada siswa dan penyajian yang membuat menarik untuk dibaca dan

mudah dipahami. Penyajian konsep disajikan secara runtun, uraian materi mampu

membangkitkan motivasi belajar, terdapat contoh-contoh soal yang dapat melatih

kemampuan memahami materi, dan pesan yang disampaikan harus memiliki

keterkaitan dnegan materi.

c. Aspek grafika

Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku,

meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi,

yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya

juga meminati untuk membacanya. (Achmaliya, 2016).

d. Aspek keterbacaan

Keterbacaan (readability) merupakan kata turunan yang dibentuk oleh bentuk

dasar readable, artinya dapat dibaca atau terbaca. Faktor cetakan, garis bawah,

13

cetak miring, kepadatan kata, tata letak, dan masalah kekompakan serta bahasa

dapat mempengaruhi pemahaman bacaan. Keterbacaan bahan ajar berkaitan

dengan tiga hal, yaitu kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman.

B. Buku Elektronik (E-book)

E-book merupakan buku dalam format elektronik berisikan informasi yang dapat

berwujud teks atau gambar. Saat ini, e-book beredar di pasaran telah mengalami

berbagai perkembangan. E-book diminati karena ukurannya yang kecil, tidak

mudah lapuk, dan mudah dibawa. Keunggulan e-book yang lain adalah dapat

menampilkan ilustrasi multimedia, misalnya animasi (Eskawati&Sanjaya, 2012).

Singkatnya, e-book adalah versi digital dari sebuah buku. Sebagai salah satu

sarana pendukung konsep e-learning, e-book tetap harus memnuhi syarat buku

ajar sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendiikan, BNSP. Syarat tersebut

meliputi tiga kriteria, yaitu kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian (Tim

Penyusun, 2006).

E-book sebagai perangkat pembelajaran karena merupakan salah satu teknologi

yang memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Kelebihan perangkat

pembelajaran berbasis e-book adalah dapat diintegrasi-kan melalui tayangan

suara, grafik, gambar animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan

lebih bervariasi. E-book juga dapat dikelola menggunakan pencarian halaman

sehingga lebih memudahkan pengguna apabila dibandingkan dengan buku kon-

vensional. Perangkat e-book diterapkan meng-gunakan model pembelajaran

contexstual teaching learning. Manfaat perangkat e-book ini diharapkan akan

memotivasi siswa untuk belajarmandir, kreatif, efektif, dan efisien. Media e-book

14

ini diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa, sehingga lebih bersemangat

dalam belajar (Candra, 2016).

Menurut Haris dalam Astiti (2016), ada beberapa keuntungan dan manfaat jika

menulis membuat dan mempublikasikan e-book diantaranya adalah:

1. Ukuran fisik kecilKarena buku elektronik memiliki format digita, dia dapat disimpandalam penyimpanan data (hard disk, CD, USB).

2. Mudah dibawaBeberapa buku dalam format buku elektronik dapat dibawa denganmudah, baik melalui cakram DVD, USB, dan media penyimpananlainnya.

3. Tidak lapukE-book tidak akan menjadi lapuk seperti layaknya buku biasa. Formatdigital dari e-book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitasyang tidak berubah.

4. Gampang diprosesIsi dari buku elektronik atau e-book dapat dilacak atau dijelajahidengan mudah dan cepat.

5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu/ tidak bisa membacaHal ini dikarenakan dormat e-book dapat diproses oleh komputer,isinya dapat dibacakan oleh sebuah komputer.

6. Mudah digandakanPenggandaan buku elektronik sangat mudah dan murah. Untukmembuat ribuan copy dari e-book dapat dilakukan dengan murah,mudah, dan cepat, sementara untuk mencetak ribuan bukumembutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang tidaksebentar.

7. Mudah dalam pendistribusianPendistribusian dapat menggunakan media internet. Pengiriman bukudari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam periode menit.Buku langsung dapat dibaca pada saat itu juga.

8. InteraktifE-book mampu menyampaikan informasi yang interaktif bagipembacanya.

9. Kecepatan publikasiRata-rata buku memerlukan waktu 1-3 bulan untuk terbit dan dijualkepasaran. Namun, e-book hanya memerlukan waktu beberapa jamsaja.

15

C. Multimedia Interaktif

Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar bukan hanya sekedar

menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap

sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar

(Sanjaya, 2008).

Bentuk bahan ajar paling tidak dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1. Bahan cetak (printed) anatar lain handout, buku, modul, lembar kerjasiswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/ gambar, model/ maket.

2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dancompact disk audio.

3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video, compact disk,film.

4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compactdisk interaktif. (Majid, 2007).

Bahan ajar interaktif menurut Guidelines for Bibliographic Description of

Interactive Multimedia, p. 1 dijelaskan sebagai berikut:

Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio,teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunaannya di-manipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami darisuatu presentasi. Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukanpengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalammengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamerafoto. Bahan ajar interaktif ini biasanya disajikan dalam bentuk compactdisk (CD) (Majid, 2007).

Penggunaan komputer dalam hal pendidikan dan latihan adalah komputer sebagai

komputer untuk belajar mandiri (computer assited-learning) (CAL, dimana kom-

puter memegang peranan penting dalam program belajar atau mengajar. Jika di-

hubungkan dengan peranan tersebut, biasanya komputer digunakan sebagai salah

satu dari dua mode yang berbeda. Pertama, komputer digunakan sebagai tutor

16

pengganti, dimana siswa dapat mengikuti suatu diskusi yang sedang ber-langsung

melalui sebuah alat termina untuk belajar secara interaktif. Kedua, digunakan

sebagai laboratorium simulasi yang di-lengkapi dengan sistem model yang telah

diprogramkan ke dalam komputer. Apabila komputer digunakan secara interaktif

dalam kapasitas instruksional yang mandri, bentuk dan mutu respons siswa ter-

gantung pada canggihan komputer dan programnya. Contohnya program yang

sederhana yang ber-bentuk pilihan ganda memerlukan respons siswa dengan cara

menandai jawaban yang benar pada nomor jawaban yang dipilih (Percival &

Henry, 1988).

Dalam penelitian Setiawan, Dasna, dan Marfu’ah (2016) menjelaskan bahwa

multimedia dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain

itu bahan ajar multimedia membuat peserta didik senang dan termotivasi dalam

belajar, menyenangkan dan menarik selama pembelajaran, meningkatkan parti-

sipasi aktif peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi

secara mandiri. Adanya gambar, animasi, dan video membantu pemaham-an

siswa terhadap materi yang disampaikan.

Rob philips dalam Sutirman (2013) mengemukakan bahwa multimedia yang ber-

basis komputer terdiri dari multimedia interaktif dan multimedia yang tidak inter-

aktif. Interaktif maksudnya pengguna dapat mengontrol pengoperasian program

sesuai dengan yang dikehendaki, sedangkan yang tidak interaktif adalah sebalik-

nya. Multimedia interaktif dapat dibedakan menjadi multimedia interaktif offline

dan online. Multimedia interaktif offline adalah program multimedia yang tidak

terkoneksi dengan internet, hanya beroperasi pada komputer stand alone. Sedang-

17

kan multimedia interaktif online adalah program multimedia yang ter-koneksi

dengan jaringan internet atau sering disebut dengan istila hypermedia.

Menurut Wang Qiyun & Cheung Wing Sum dalam Sutirman (2013), berdasarkan

tingkat interaktivitasnya, multimedia dibedakan menjadi multimedia tingkat

operator dan multimedia interaktif tingkat kreator. Interaksi yang terjadi pada

tingkat operator, pegguna hanya bisa memilih atau menentukan menu-menu atau

perintah yang tersedia. Sedangkan pada multimedia interaktif tingkat kreator,

pengguna dapat memanfaatkan program untuk berkreasi sesuai dengan materi

yang ada di dalamnya.

Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi interaksi dua arah

antara pengajar dan siswa. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat me-

ningkatkan pemahaman dan penguasan materi pelajaran. Oleh karena itu, media

pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan keteribatan siswa

secara aktif (interaktif) dalam proses belajar. Mutimedia pembelajaran memung-

kinkan terjadinya proses yang interaktif dengan umpan balik yang dapat dirancang

oleh guru (Sutirman, 2013).

D. Representasi Kimia

Tantangan dalam pembelajaran yang melibatkan fenomena (sub) mikro merupa-

kan satu hal yang harus segera dipecahkan. Terkait hal tersebut, sebagai guru atau

dosen harus selalu melakukan inovasi kreatif dalam melaksanakan pembelajaran,

terutama yang melibatkan interkoneksi di antara level makro, (sub) mikro, dan

simbolik. Oleh sebab itu, konsep multipel representasi timbul karena kebutuhan

18

siswa untuk mengeksplorasi dan melakukan banyak tugas yang beragam yang

melibatkan sejumlah besar informasi yang bersifat abstrak (Sunyono, 2015).

Multipel representasi berfungsi sebagai instrumen untuk memberi dukungan dan

memfasilitsi terjadinya belajar bermakna dan belajar mendalam. Dengan meng-

gunakan representasi berbeda dan mode pembelajaran berbeda dapat membuat

konsep-konsep menjadi lebih mudah dipahami dan menyenangkan (intelligible,

plausible, dan fruitful) sehingga dapat meningkatkan motivasi pebelajar untuk

belajar sains (Farida, 2009).

Konsep representasi adalah salah satu pondasi praktik ilmiah, karena para ahli

menggunakan representasi sebagai cara utama berkomunikasi dan memecahkan

masalah. Johnstone (1982) membedakan representasi ke dalam tiga tingkatan.

Tingkat makroskopis yang bersifat nyata dan mengandung bahan yang kasat mata

dan nyata. Tingkat (sub) mikroskopis juga nyata tetapi tidak kasat mata yang ter-

diri dari tingkatan partikulat yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena

abstrak, misalnya pergerakan elektron, molekul, partikel (ion) atau atom, arus

listrik, struktur hemoglobin, dan sebagainya. Yang terakhir adalah tingkat sim-

bolik yang terdiri dari berbagai jenis representasi gambar, aljabar dan bentuk

komputasi representasi submikroskopis (animasi, simulasi, dan visualisasi bentuk

lain) (Sunyono, 2015).

Representasi makroskopik, yaitu representasi kimia yang diperoleh melalui pe-

ngamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh

panca indra atau dapat berupa pengalaman sehari-hari pebelajar. Contohnya:

terjadinya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan

19

yang dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung. Seorang pebelajar

dapat mempresentasikan hasil pengamatan dalam berbagai mode representasi,

misal dalam bentuk laporan tertulis, diskusi, presentasi oral, diagram vee, grafik,

dan sebagainya (Farida, 2009).

Representasi submikroskopik yaitu representasi yang menjelaskan mengenai

struktur dan proses pada level partikel (atom/ molekular) terhadap fenomena

makroskopik yang diamati. Representasi submikroskopik sangat terkait erat

dengan model teoritis yang melandasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode

representasi pada level ini diekspresikan secara simbolik mulai dari yang seder-

hana hingga menggunakan teknologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata,

gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi baik diam maupun bergerak (animasi)

atau simulasi. Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif,

yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri, dan per-

hitungan matematik (Farida, 2009).

Chittleborough & Treagust (2007) menyatakan bahwa siswa tidak dapat meng-

gunakan representasi kimia jika kurang mengapresiasi karakteristik permodelan.

Permodelan dalam kimia adalah representasi fisik atau komputasional dari kom-

posisi dan struktur suatu molekul atau partikel (level submikroskopik). Represen-

tasi struktur suatu molekul atau model partikel (level submikroskopik) tersebut

dapat berupa model fisik, animasi atau simulasi. Kemampuan permodelan ter-

sebut sangat penting untuk mencapai keberhasilan menggunakan representasi

kimia.

20

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa multipel representasi me-

ngandung pengertian “menyajikan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari

melalui berbagai cara dan berbagai ekspresi”, seperti: penyampaian melalui lisan,

gestur, visual (dengan gambar, animasi, simulasi, grafik, pikto-gram, diagram,

dll), verbal (tulisan, grafik, diagram, dll), dan simbolik (lambang, rumus, perhi-

tungan matematik, dll) (Sunyono, 2015).

E. Analisis Konsep

Herron dkk (1977) menjelaskan bahwa belum ada definisi tentang konsep yang

diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide.

Mungkin tidak ada satupun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep.

Untuk itu, diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat men-

definisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang

berhubungan. Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan

untuk membantu guru dalam merencanakan suatu prosedur yang dikembangkan

untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pen-

capaian konsep.

Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau

label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi

konsep, contoh, dan non contoh. Adapun analisis konsep materi ikatan kimia

dapat dilihat pada Lampiran 2.

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada pengembangan e-book ini adalah peneliti-

an dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata

(2015) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan atau Research and

Development (R&D) merupakan metode atau pendekatan penelitian untuk meng-

hasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Menurut Borg and Gall (Sukmadinata, 2015), ada sepuluh langkah dalam pelaksa-

naan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan

informasi (research and information collecting) yang meliputi analisis kebutuhan,

studi literatur, studi lapangan, dan pertimbangan dari segi nilai, (2) perencanaan

(planning) dengan menyusun rencana penelitian yang meliputi kemampuan yang

diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai,

desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup yang terbatas, (3)

pengembangan draf produk (develop preliminary form of product) meliputi

pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi,

(4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melakukan uji coba di

lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru) dan

selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket, (5)

22

merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki atau me-

nyempurnakan hasil uji coba, (6) uji coba lapangan (main field testing) dengan

melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30-100

orang subjek uji coba, (7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, (8) uji

pelaksanaan lapangan (operational field testing), pengujian dilakukan melalui

pengisian angket, wawancara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah me-

libatkan 40 sampai 200 subjek, (9) penyempurnaan produk akhir ( final product

revision), penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan, dan

(10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) dengan

melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Pada pene-

litian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi hasil uji coba (main product

revision).

B. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari tahap studi lapangan dan tahap uji

coba lapangan. Pada tahap studi lapangan, sumber data diperoleh dari enam orang

guru kimia dan 30 orang siswa kelas XI IPA yang berasal dari enam SMA di

Bandar Lampung. Sedangkan, pada tahap uji coba lapangan awal, sumber data

diperoleh dari guru kimia dan siswa kelas XI IPA di beberapa SMA.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap studi lapangan, dilakukan wawancara terhadap enam orang guru kimia

dan pengisian angket oleh 30 orang siswa kelas XI IPA yang dipilih secara acak

dan berasal dari enam SMA di Bandar Lampung. Sedangkan, pada tahap uji coba

lapangan awal, dilakukan penyebaran angket dan produk kepada minimal tiga

23

guru kimia dan 20 siswa kelas XI IPA yang dipilih secara acak pada beberapa

SMA.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen pada studi

lapangan, instrumen validasi ahli, dan instrumen pada studi uji coba lapangan

awal.

1. Instrumen pada studi lapangan

Instrumen yang digunakan pada studi lapangan berupa lembar pedoman wawan-

cara guru dan lembar angket siswa.

a. pedoman wawancara guru

Lembar pedoman wawancara guru digunakan untuk mengetahui fakta-fakta di

lapangan terkait (1) penggunaan sumber belajar, khususnya penggunaan e-book

dalam proses pembelajaran, (2) wawasan guru mengenai representasi kimia, dan

(3) mengetahui e-book seperti apa yang diharapkan oleh guru sebagai sumber

belajar yang akan digunakan oleh siswa.

b. angket siswa

Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan terkait

(1) penggunaan sumber belajar, khususnya penggunaan e-book dalam proses pem-

belajaran, (2) kesulitan siswa dalam memahami sumber belajar, dan (3) menge-

tahui e-book seperti apa yang diharapkan oleh siswa sebagai sumber belajar.

24

2. Istrumen validasi ahli

Instrumen yang digunakan pada validasi ahli meliputi instrumen validasi ke-

sesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan terhadap e-book interaktif yang telah

dikembangkan.

a. instrumen validasi aspek kesesuaian isi

Instrumen ini berbentuk angket validasi yang disusun untuk mengetahui apakah

isi e-book interaktif telah sesuai dengan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar

(KD), indikator, materi, dan kesesuaian urutan materi dengan indikator, serta

kesesuaian materi dengan represetasi submikroskopis.

b. instrumen validasi aspek konstruksi

Instrumen ini berbentuk angket validasi yang digunakan untuk mengetahui ke-

sesuaian konstruksi e-book yang telah dikembangkan. Pada aspek konstruksi,

terdapat penilaian terhadap kesesuaian validitas terhadap tampilan dan bagian-

bagian penyusun e-book interaktif.

c. instrumen validasi aspek keterbacaan

Instrumen ini berbentuk angket validasi keterbacaan yag disusun untuk menge-

tahui keterbacaan e-book interaktif pada materi ikatan kimia yang berkaitan

dengan variasi ukuran huruf, variasi bentuk huruf ( font) , perpaduan warna,

kualitas gambar, penulisan keterangan gambar dan tabel, penggunaan bahasa yang

sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan bahasa

yang komunikatif dan mudah dipahami.

25

3. Instrumen pada studi uji coba lapangan awal

Pada tahap uji coba lapangan awal digunakan instrumen berupa angket tanggapan

guru dan siswa. Berikut penjelasan mengenai angket tanggapan guru dan siswa:

a. angket tanggapan guru

Angket tanggapan guru berupa pernyataan yang terkait dengan aspek kesesuaian

isi, konstruksi, dan keterbacaan e-book interaktif yang telah dikembangkan.

Setiap pernyataan yang terdapat pada ketiga aspek tersebut sama dengan pernyata-

an yang tertuang dalam instrumen validasi. Tujuan angket ini adalah untuk me-

ngetahui tanggapan guru terkait kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan

e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang telah

divalidasi oleh validator dan telah diperbaiki sesuai masukan dari validator.

b. angket tanggapan siswa

Angket tanggapan siswa berupa pernyataan yang terkait dengan aspek keterbacaan

dan kemenarikan e-book interaktif yang telah dikembangkan. Tujuan angket ini

adalah untuk mengetahui tanggapan siswa terkait keterbacaan dan kemenarikan

e-book yang telah dikembangkan. Pernyataan dalam angket keterbacaan sama

dengan pernyataan yang tertuang dalam instrumen validasi dan angket tanggapan

guru, sedangkan pernyataan dalam angket kemenarikan berkaitan dengan desain,

tata letak gambar, kualitas gambar, perpaduan warna, variasi bentuk dan ukuran

huruf, serta kemenarikan atas tersedianya video pembelajaran dan soal evaluasi

yang interaktif.

26

E. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

Analisis Kebutuhan

Studi Literatur Studi Lapangan

analisis KI-KD-Indikator Analisis konsep Mengkaji teori mengenai

e-book interaktif berbasisrepresentasi kimia

Wawancara guru dan pengisianangket oleh siswa di 6 SMA (4negeri dan 2 swasta) di BandarLampung mengenai penggunaane-book interaktif berbasisrepresentasi kimia

Analisis sumber belajar / e-bookyang digunakan oleh guru dansiswa

Rancangan Pengembangan Produk

Pengembangan Produk Awal

Uji Validasi Ahli

Draf e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materiikatan kimia

Revisi

E-book interaktif berbasis representasi kimia pada materiikatan kimia

Uji coba lapangan

Revisi e-book hasil uji coba

Hasil revisi e-book hasil uji coba

Pene

litia

n da

n Pe

ngum

pula

n In

form

asi

Perencanaan Produk

Peng

emba

ngan

Pro

duk

Awal

Uji Coba Lapangan Awal

Revisi Hasil Uji Coba

Gambar 2. Alur penelitian dan pengembangan e-book interaktifberbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia.

Valid

27

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa langkah yang akan dijelas-

kan di bawah ini.

1. Penelitian dan pengumpulan informasi

Tujuan dari penelitian dan pengumpulan data adalah untuk menghimpun data

tentang kondisi yang ada sebagai bahan acuan untuk produk yang dikembangkan.

Tahap penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi literatur dan studi

lapangan.

a. studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara analisis terhadap materi ikatan kimia yang

meliputi analisis KI, KD, indikator, dan analisis konsep, serta mengkaji teori

mengenai e-book dan produk penelitian sejenis yang berbentuk dokumen-

dokumen hasil penelitian. Hasil dari kajian akan menjadi acuan dalam pengem-

bangan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia.

b. studi lapangan

Studi lapangan bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan mengenai

penggunaan e-book interaktif di sekolah. Pada tahap studi lapangan, di-lakukan

wawancara satu orang guru kimia dan pengisian angket oleh lima orang siswa

SMA kelas XI IPA untuk masing-masing sekolah. Adapun sekolah yang dijadi-

kan sebagai analisis kebutuhan, yaitu SMA Negeri 5 Bandar Lampung, SMA

Negeri 9 Bandar Lampung, SMA Negeri 13 Bandar Lampung, SMA Negeri 15

28

Bandar Lampung, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan SMA Yadika Bandar

Lampung.

2. Perencanaan produk

Tahap perencanaan meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan serta proses

pengembangan. Menurut Sukmadinata (2015), rancangan produk yang akan di-

kembangkan minimal mencakup (1) tujuan dari penggunaan produk, (2) siapa

pengguna dari produk tersebut, dan (3) deskripsi komponen-komponen produk

dan penggunaannya. Tujuan dari penggunaan produk e-book interaktif ini adalah

untuk membantu siswa dalam mempelajari kimia, khususnya materi ikatan kimia.

E-book yang dikembangkan berisi materi yang berbasis representasi kimia dan di-

lengkapi dengan soal-soal yang mana siswa dapat mengetahui jawaban dan skor

nilai secara langsung. Tujuan penggunaan bagi guru adalah untuk membantu guru

dalam menciptakan interaksi, khususnya interaksi antara siswa dengan sumber

belajar dalam proses pembelajaran.

Pengguna produk ini adalah guru kimia dan siswa kelas X. Adapun komponen-

komponen e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia

yang akan dikembangkan yaitu cover luar, cover dalam author (penyusun), kata

pengantar, daftar isi, deskripsi e-book, petunjuk penggunaan e-book, KD dan

indikator, dan uraian materi yang dilengkapi dengan gambar atau video berbasis

representasi kimia, soal evaluasi di akhir materi, daftar pustaka, serta cover

belakang.

29

3. Pengembangan produk awal

Pengembangan produk awal merupakan tahap berikutnya dalam penelitian ini,

dimana produk awal berupa draf kasar yang sudah disusun sedemikian lengkap

beserta komponen-komponen yang terdapat dalam draf tersebut. Setelah e-book

interaktif dikembangkan, selanjutnya produk tersebut divalidasi oleh validator

yang memahami e-book interaktif dan materi ikatan kimia. Aspek yang divalidasi

yaitu aspek kesesuaian isi materi, konstruksi, dan keterbacaan.

4. Uji coba lapangan awal

Setelah dilakukan validasi terhadap e-book yang telah dikembangkan, maka

e-book dapat diujicobakan pada minimal tiga guru kimia dan 20 siswa kelas X di

beberapa sekolah. Proses uji coba dilakukan dengan pemberian instrumen berupa

lembar angket dan pemberian produk awal yang telah dibuat untuk mengetahui

tanggapan terhadap kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan produk pada guru,

serta kemenarikan dan keterbacaan produk pada siswa.

5. Revisi hasil uji coba

Tahap terakhir yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu revisi dan penyempurna-

an e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang di-

kembangkan. Tahap revisi dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan hasil

tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap e-book yang dikembangkan.

30

G. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data hasil wawancara dan angket analisis kebutuhan

Setelah dilakukan tahap peelitian dan pengumpulan data dengan melakukan wa-

wancara terhadap guru dan pemberian angket terhadap siswa di enam SMA di

Bandar Lampung, hasil jawaban pada wawancara tersebut diolah untuk mem-

peroleh hasil keseluruhan dari jawaban guru dan siswa (responden). Adapun

teknik analisis data pada tahap ini adalah:

a. Mengklasifikasikan data yang bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

berdasarkan pertanyaan wawancara dan angket.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat dengan tujuan

untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap

jawaban.

c. Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase

setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden

setiap item adalah sebagai berikut:

% = ∑ 100 % ( Sudjana, 2005)

Keterangan : % Jin = Persentase pilihan jawaban i

∑ Ji = Jumlah responden yang menjawab jawaban i

N = Jumlah seluruh responden

31

2. Teknik analisis data hasil validasi ahli, tanggapan guru dan siswa

Teknik analisis data hasil validasi ahli, tanggapan guru, dan tanggapan siswa di-

lakukan dengan cara :

a. Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan

jawaban berdasarkan pertanyaan angket.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pernyataan angket dan banyakya responden.

c. Memberi skor jawaban responden.

Penskoran jawaban responden dalam angket dilakukan berdasarkan skala

Likert 3.

Tabel 1. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert 3

No Pilihan Jawaban Skor1 Sangat setuju (SS) 32 Setuju (ST) 23 Tidak setuju (TS) 1

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor (∑S) jawaban angket adalah sebagai berikut:

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)

Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab SS

2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)

Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab ST

3) Skor untuk menjawab pernyataan Tidak Setuju (TS)

Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab TS

32

e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

% = ∑ 100% ( Sudjana, 2005)

Keterangan : % Xin = Persentase jawaban responden pada angket

∑S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

f. Menghitung rata-rata persentase jawaban setiap angket untuk mengetahui

tingkat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan e-book

interaktif berbasis representasi kimia dengan rumus sebagai berikut:

% = ∑%( Sudjana, 2005)

Keterangan : % = Rata-rata persentase jawaban terhadap pernyataan

pada angket.

∑%Xin = Jumlah persentase jawaban terhadap semua

pernyataan pada angket.

n = Jumlah pernyataan pada angket.

g. Menafsirkan rata-rata persentase angket dengan menggunakan tafsiran

Arikunto (2012) berdasarkan Tabel 2.

Tabel 2. Tafsiran persentase angket.

Persentase Kriteria80,1% - 100% Sangat tinggi60,1% - 80% Tinggi40,1% - 60% Sedang20,1% - 40% Rendah1,0% - 20% Sangat rendah

33

h. Menafsirkan kriteria validasi analisis persentase produk hasil validasi ahli

dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2010) berdasarkan Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria validasi analisis persentase

Persentase Tingkat Kevalidan Keterangan76-100 valid Layak/tidak perlu direvisi51-75 Cukup valid Cukup layak/revisi sebagian26-50 Kurang valid Kurang layak/revisi sebagian< 26 Tidak valid Tidak layak/revisi total

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan

kimia yang dikembangkan, yaitu diawali dengan fenomena berupa gambar dan

video berbasis representasi kimia, dilengkapi kolom identifikasi, kolom pen-

jelasan, dan soal evaluasi yang interaktif.

2. Validasi ahli meliputi aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan yang

memiliki rata-rata persentase sebesar 82,1% dengan kriteria sangat tinggi dan

dikatakan valid.

3. Rata-rata persentase tanggapan guru untuk aspek kesesuaian isi, konstruksi,

dan keterbacaan sebesar 94,5% dengan kriteria sangat tinggi .

4. Rata-rata persentase tanggapan siswa untuk aspek kemenarikan dan keter-

bacaan sebesar 80,4% dengan kriteria sangat tinggi.

5. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan e-book interaktif ini adalah keter-

batasan sumber yang menunjang teori ikatan valensi pada materi ikatan

kovalen dan kesulitan mencari program yang sesuai untuk membuat gambar

submikroskopis mengenai teori ikatan valensi.

54

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Perlu dilakukan uji keterlaksanaan, karena penelitian ini hanya dilakukan

sampai uji coba lapangan awal.

2. Perlu dilakukan uji kompetensi pada siswa untuk mengetahui hasil yang di-

peroleh siswa setelah menggunakan e-book inetraktif berbasis representasi

kimia yang dikembangkan.

3. Perlu dikembangkan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi

lainnya.

56

DAFTAR PUSTAKA

Achmaliya, N. 2012. Pengembangan Modul Berbasis Representasi Kimia padaMateri Teori Tumbukan. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Addiin,I., Ashadi, dan M. Masykuri. 2016. Analisis Representasi Kimia padaMateri Pokok Hidrolisis Garam dalam Buku Kimia Kelas XI SMA/MA.Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia, 1 (2): 58-65.

Andikaningrum, L. 2014. Efektivitas E-Book Berbasis Multimedia MenggunakanFlip Book Maker sebagai Media Pembelajaran dalam MeningkatkanKeaktifan Belajar Siswa. Karya Ilmiah. Universitas Kristen Satya Wacana.Salatiga.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.Yogyakarta

_________. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. PT Bumi Aksara.Jakarta.

Assenso O.K. dan D.Mekonnen. 2012. The Importance of ICTs in The Provisionof Information for Improving Agricultural Productivity and Rural Incomesin Africa. Journal

Astiti, N.Y. 2016. Pengembangan E-Book Interaktif Sifat Koligatif LarutanBerbasis Kehidupan Sehari-Hari. Skripsi. Universitas Lampung. BandarLampung.

Bambang, W.J., A Musa, dan M. Sihaloho. 2015. Identifikasi Hirarki PemahamanSiswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia.Jurnal, 3(2): 1-11.

Binas, M., Stancel, P. & Michalko, M. 2012. Interactive E-Book as a SupportingTool for Education Process. International Conference on Emerging e-Learning Technologies and Applications, Departement of Computers andInformatics, Slovakia, November, 8-9th.

Candra, D.N. 2016. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara PembelajaranContextual Teching Learning (CTL) Menggunakan E-Book dan

56

Pembelajaran Konvensional Menggunakan Handout pada Mata Pem-belajaran Konstruksi Bangunan di Kelas X TGB SMK Negeri 2Bojonegoro. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Bangunan, 1 (1): 189-194.

Chittleborough, G. and D.F. Treagust. 2007. The Modelling Ability of Non-MajorChemistry Students and Their Understanding of The Sub-MicroscopicLevel. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3): 274-292.

Danim, S. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Darmawan, D. 2011. Teknologi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Eskawati, S.Y. dan I G.M. Sanjaya. 2012. Pengembangan E-Book Interaktif padaMateri Sifat Koligatif Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas XII IPA.Unesa Journal of Chemical Education, 1 (2): 46-53.

Farida, I. 2009. The Importance of Representational Competence in ChemicalProblem Solving Using Interactive Multimedia. Proceeding of the ThirdInternational Seminar on Science Education. Universitas Indonesia.Jakarta.

Gafur, A. 2012. Desain Pembelajaran : Konsep, Model, dan Aplikasinya dalamPerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Ombak. Yogyakarta.

Haris, D. 2011. Panduan Lengkap E-Book. Cakrawala. Yogyakarta.

Herron, J.D., L.L Cantu., R.Ward., and V.Srinivasan. 1977. Problem Associatedwith Concept Analysis. Science Education, 61 (2): 185-199

Imani, A.K.N dan I.G.M Sanjaya. 2012. Pengembangan E-Book Interaktif padaMateri Kimia Unsur untuk Kelas XII. Unesa Journal of ChemicalEduation, 1(2); 7-10.

Majid ,A. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompeten-si Guru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ozmen, H. 2008. The Influence of Computer-Assisted Instruction on Students’Conceptual Understanding of Chemical Bonding and Attitude TowardChemistry: A Case for Turkey. Computers and Education Journal, 51:423-438.

Percival, F. dan H. Elkington. 1988. Teknologi Pendidikan. Erlangga. Jakarta.

Rahayu, R.P. 2014. Analisis Bahan Ajar Ikatan Kimia pada Buku Teks SMABerdasarkan Kriteria Keterhubungan Representasi Kimia. Disertasi tidakditerbitkan. Bandung: PPS UIN Sunan Gunung Djati.

57

Restiyowati, I. and I.G. Sanjaya. 2012. Pengembangan E-book Interaktif PadaMateri Kimia Semester Genap Kelas XI SMA. Jurnal of ChemicalEducation, 1 (1): 130-135.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. KencanaPrenada Media Group. Jakarta.

Setiawan, M.A, I W.Dasna, dan S. Marfu’ah. 2016. Pengaruh Bahan Ajar Multi-media terhadap Hasil Belajar dan Persepsi Mahasiswa pada Mata KuliahKimia Organik I. Jurnal Pendidikan, 1 (4): 746-751.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiarto, B. 2004. Ikatan Kimia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sunyono. 2015. Model Pembelajaran Multipel Representasi. Media Akademi.Yogyakarta.

Sukmadinata. 2015. Metodelogi Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.Bandung.

Suryani, N. dan L.Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak.Yogyakarta.

Sutirman. 2013. Media & Model- Model Pembelajaran Inovatif. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Tan, K.D. and D.F. Treagust. 1999. Evaluating Students’ Understanding ofChemical Bonding. The Association for Science Education, 81 (294): 75-84.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BNSP. Jakarta.

. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. FIP-UPI Imtima Bandung.Bandung.

. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 69Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SekolahMenengah Atas/Madrasah Aliyah. Depdikbud. Jakarta.

Wahyuliani, Y., Supriadi, U. & Anwar, S. 2016. Efektivitas Penggunaan MediaPembelajaran Flip Book terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa padaMata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMA Negeri 4 Bandung.Indonesian Journal of Islamic Education, 3 (1): 22-36.