Upload
lykhuong
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jakarta, 25 Pebruari 2015DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN WONOSOBO
Pengembangan Ekonomi Produktif Perdesaan
Melalui Sinergi Kegiatan IP3LRB, (Infrastruktur Perdesaan Padat Pekerja Local
Resources Based), Pengembangan Padat Karya Produktif & Terapan Teknologi
Tepat Guna
di Desa Slukatan Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo
Total HOK sebanyak 9.162 HOK dengan jumlah hari kerja 129 hari atau per harinya terdapat 71 orang yg bekerja
SELAYANG PANDANG KEGIATAN PK DI WSB TH 2014 ;
IP3LRB/PK Infrastruktur Jembatan gantung (APBN)
PK. Infrastruktur Rolak Jalan (APBD)
PK. Produktif Penanaman Singkong (APBN)
Terapan TTG Pembuatan Mokaf (APBN)
KONDISI JALAN MENUJU JEMBATAN SEBELUM PELAKSANAAN KEGIATAN
Merupakan jalan penghubung dua desa,
yaitu Desa Slukatan Kec. Mojotengah dan Desa
Deroduwur Kec. Mojotengah
Juga merupakan akses penting bagi warga menuju ke ladang
Semula hanya merupakan jalan setapak, lebar 0.5 -1 meter dengan kondisi
jalan naik turun
Sosialisasi Rencana Kegiatan Padat Karya
Infrastruktur Pembangunan Jembatan
Dilaksanakan tanggal 12 Jui 2014 di Balai Desa Slukatan
Dihadiri oleh calon tenaga kerja, tokoh masyarakat, dan perangkat desa
Dimaksudkan untuk membangun komunikasi, yang berujung pada kesadaran warga untuk terlibat secara aktif dan ikut bertangung jawab dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan
PELEBARAN JALAN 1-1,5 3-4 M TANPA GANTI RUGI
PERALATAN DAN MATERIAL
Peralatan Kerja dan Alat
Keselamatan Kerja
Material Bahan
Bangunan untuk pondasi
Material Fabrikasi
untuk bentang jambatan gantung
PENGANGKUTAN MATERIAL
Melibatkan pekerja dari berbagai kalangan, baik pekerja pria maupun wanita
Pekerja harus membawa beban material sejauh 400 - 500 meter dengan medan naik turun dari lokasi penurunan material menuju lokasi jembatan
Tanda tangan daftar hadir, jangan lupa!
Kaum wanita aktif terlibat sebagai tenaga kerja
Doa bersama senantiasa dipanjatkan, sebagai bentuk syukur dan pengharapan
pekerja melepas lelah sejenak
Upah dibayar sah, sebagai penawar lelah
Medan yang berat bukan sebagai penghalang
SHARING APBD Kegiatan Padat Karya Infrastruktur berupa perkerasan jalan dan pembangunan senderan jalan
Perkerasan jalan :
Dimensi : panjang 350 meter, lebar
1.5 meter
Senderan jalan :
Dimensi : panjang 150 meter, lebar 40 cm, tinggi 2 – 3 meter
Melibatkan 48 Orang tenaga kerja selama 24 hari kerja
PERSIAPAN PEMBUATAN PONDASI
Pembersihan lokasi pondasi Penggalian
Pondasi
Peletakan Batu Pertama
Pengangkutan Material
Melibatkan 42 orang tenaga kerja selama 30 hari kerja
PELETAKAN BATU PERTAMADilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2014 oleh Sekretaris Daerah Kab. Wonosobo, dihadiri oleh unsur Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Wonosobo, muspika, tokoh masyarakat dan pemuka masyarkat, serta
warga setempat
PERSIAPAN KONSTRUKSI
Pada tahap ini melibatkan 42 orang tenaga
kerja selama 35 hari kerja
Persiapan konstruksi Pondasi
Pengecoran pondasi
Pemasangan konstruksi jembatan
Pengukuran sling
Pemotongan sling
Tenaga kerja terlibat: Tahap 1 42 orang, 30 hari; Tahap 2 42 orang, 35 hari; Tahap 3 42
orang 40 hari; Jaminan
perlindungan Jamsostek bagi
tenaga kerja
Tenaga kerja terlibat: 48
orang selama 24 hari kerja
Melibatkan seluruh warga (900 KK, 20 RT);
Pelebaran jalan dari 0.5 – 1 m menjadi 3 -4
meter sepanjang 900 meter
TOTAL : Tenaga yg terserap 9.162 orang dengan jumlah
hari kerja 129 hari atau per harinya terdapat 71 orang yg
bekerja
PADAT KARYA
INFRASTRUKTUR
APBN : Jembatan Gantung
APBD : Perkerasan jalan dan senderan
jalan
Gotong royong
masyarakat :
PADATKARYA
PRODUKTIF
TERAPAN TTG
Budidya singkong
seluas 1,5 Ha
Tenaga kerja terlibat: 66
orang selama 15 hari kerja
Pembuatan tepung mokaf
20 orang
BAGAIMANAKAH MENSINERGIKAN
?
IP3LRB, (Infra struktur
perdesaan padat pekerja local resource
base)
Padat karya
produktif & terapan
Pengembangan Program
Ekonomi Produktif
Perdesaan (WUB)
Teknologi tepat guna
Menjadi pendorong bagi masyarakat untuk mampu mentransformasi diri menjadi desa
berbasis agribisnis sebagai penggerak ekonomi perdesaan, melalui pengembangan
infrastruktur perdesaan, optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam,
peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta penguatan modal sosial dan pengelolaan
lingkungan hidup.
SURVEY KELAYAKAN
Dilakukan oleh tim pendamping ILO, dan Kemeakertrans, bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Wonosobo
Survey awal dilakukan di 3 lokasi, yaitu : Desa Slukatan, Kec. Kertek, dan Kec. Kepil
Meliputi kondisi sosial ekonomi, kelayakan teknis, dan manfaat bagi masyarakat sekitar
Desa Slukatan Kec. Mojotengah
MENGAPA DESA SLUKATAN KEC. MOJOTENGAH ?
• Gotong royong, kerelaan berkorban, sikap dan pandangan hidup menjaga keselarasan dengan alam
• Pengembangan pertanian dari yang berorientasi pada produktifitas peningkatan nilai tambah
• Daerah pegunungan dengan potensi pengembangan pertanian komoditas singkong yang khas
• Didominasi oleh pekerja sektor pertanian terutama buruh tani, jumlah penduduk miskin relatif tinggi, industri kecil dan rumah tangga mulai tumbuh
Kondisi sosial ekonomi : penduduk,
ketenagakerjaan, kemiskinan
Kondisi geografis dan
potensi pemanfaatan
dan pengembangan
SDA
Local WisdomPotensi
Pengembangan
YANG KITA TANGKAP WAKTU ITU MENJADI SATU KESATUAN KAWASAN
Mengatasi masalah tenaga kerja
Pengembangan Infrastruktur minimalisasi biaya produksi, menghubungkan dengan titik kegiatan perekonomian baik akses antar
desa/akses ke ladang
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan produksi dan nilai
tambah meningkat ekonomi menjadi positif
Penguatan modal sosial penguatan kapasitas lembaga ekonomi perdesaan lembaga yang mandiri dan berdaya saing (ada Transfer
knowledge)
Optimalisasi sumberdaya alam dan meningkatnya nilai tambah
ILO.KEMENAKER & DISNAKER KAB LEBIH BERPERAN PADA :
• Steering
• Motivator
• Pendampingan transfer tehnologi dan pengorganisasian.
• Pendanaan
MASYARAKAT
• adalah pemain dan pelaksana Tunggal sekaligus sebagai eksekutor
TAHAPAN PROSES PEMBUATAN JEMBATAN GANTUNG
Survey kelayakan Sosialisasi Gotong royong
warga
Pekerjaan Tahap I (Persiapan
lahan pondasi)Peletakan batu I
Tahap II (Persiapan konstruksi)
Tahap III (Pemasangan)
PELATIHAN BAGI TIM PEMELIHARA
JEMBATAN DAN TIM SURVEY JEMBATAN
Tim pemelihara jembatan terdiri dari masyarakat setempat dan instansi terkait yang dilatih
oleh fasilitasor ILO.Tim survey jembatan adalah masyarakat setempat yang dilatih untuk melihat manfaat
pembangunan jambatan bagi masyarakat setempat.
Penguatan Kapasitas Kelembagaan
PK INFRASTRUKTUR
Masyarakat : gotong royong
pelebaran jalan, penggunaan tanah milik untuk jalan
APBD : perkerasan jalan (rolak) dan senderan jalan
APBN : jembatan gantung
Padat Karya
Produktif
Terapan TTG
Minimalisasi biaya produksi Peningkatan nilai tambah
Bahan mentah/ bahan baku produksi Bahan setengah jadi
Akses jalan dan jembatan
Pengolahan hasil
pertanian
Manajemen dan
pemasaran
Peningkatan nilai tambah Barang jadi
Virus penggerak
ek. pedesaan
Erection Sling
Lantai dan wermes Finishing
Final Check
TAHAP PEMASANGAN
ALHAMDULILLAH... JEMBATAN YANG DIDAMBAKAN TERWUJUD SUDAH...
PADAT KARYA PRODUKTIF
Dana bersumber dari APBN Kementerian Ketenagakerjaan
Berupa budidaya singkong intensif pada lahan seluas 1.5 hektar
Menyerap 66 orang tenaga kerja selama 15 hari kerja
Manfaat jembatan gantung adalah memperpendek jarak, dan mempermudah akses menuju kebun singkong. Jalan bisa dilalui kendaraan roda 2, mempercepat kerja, mengrangi biaya angkut
TERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNABerupa pengolahan singkong menjadi tepung mokaf
Diikuti oleh 20 peserta selama 5 hari
Kegiatan berupa pelatihan pembuatan tepung mokaf dan pemberian bantuan sarana usaha
Kelompok mampu meproduksi tepung mokaf dan memasarkannya
Meningkatnya nilai tambah :
Harga singkong jika dijual mentah adalah Rp. 1.100/ kg
Untuk menghasilkan 1 kg tepung mokaf dibutuhkan 3 kg singkong
Harga jual 1 kg tepung mokaf Rp. 5.500,-/kg s.d. Rp. 6.000,-/kg
Biaya produksi per/kg berkisar Rp. 500,-/kg
Nilai tambah yang diperolah Rp. 1.700,-/kg –s.d. Rp. 2.200,-/kg
WHAT NEXT??
Optimalisasi nilai tambah produk pertanian dari barang setangah jadi menjadi barang jadi ( tepung mokaf produk siap konsumsi –kue, dll)
Penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi masyarakat perdesaan (termasuk kelompok usaha), sehingga bisa menjadi lembaga yang mandiri dan berdaya saing