74
PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA PEMASAR PRODUK ASURANSI JIWA (Studi Pada Asuransi Prudential Indonesia Tahun 2015) (Tesis) Oleh HANI DAMAYANTI APRILIA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM MENINGKATKAN

KINERJA TENAGA PEMASAR PRODUK ASURANSI JIWA (Studi Pada Asuransi Prudential Indonesia Tahun 2015)

(Tesis)

Oleh

HANI DAMAYANTI APRILIA

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

ABSTRACT

HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT TO INCREASE THE PERFORMANCE OF LIFE INSURANCE MARKETING STAFF

(Study On Prudential Indonesia Insurance In 2015)

By Hani Damayanti Aprilia

In present days, companies become more realize that development program is more than just a cost but rather an investment in human capital that can be profitable for the company in long periods of time. This study aimed at finding, describing, and analyzing the human capital development to increase the performance of life insurance marketing staff on Prudential Indonesia Insurance in 2015. Human capital development to increase the performance of life insurance marketing staff on Prudential Indonesia by identifying components of human capital such as individual capability, individual motivation, leadership, the organizational climate, and workgroup effectiveness. This study used a qualitative research approach, the data analysis used interactive model of data analysis which had developed by Miles & Huberman. The analysis result shows that Prudential Indonesia does the human capital development as their strategy to be the best and unchallenged in their field through constant and continous trainings. The human capital development of life insurance marketing staff through human capital component identification is done so that the marketing staff would have better product knowledge, licence, experiences, performance, network/connection, self monitoring quality, independence, and creativity. The other components such as motivation, leader support, the organization climate, and workgroup effectiveness would also give contribution to the marketing staff in order to achieve higher and better quality of work performance. Keywords: Human Capital

Page 3: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

ABSTRAK

PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM MENINGKATKAN

KINERJA TENAGA PEMASAR PRODUK ASURANSI JIWA (Studi Pada Asuransi Prudential Indonesia Tahun 2015)

Oleh

Hani Damayanti Aprilia Perusahaan semakin menyadari bahwa program pengembangan bukan hanya sekedar biaya, melainkan investasi dalam human capital yang dapat menguntungkan perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana pengembangan human capital dalam meningkatkan kinerja tenaga pemasar produk asuransi jiwa pada Asuransi Prudential Indonesia tahun 2015. Pengembangan human capital dalam meningkatkan kinerja tenaga pemasar produk asuransi jiwa Prudential Indonesia dilakukan dengan melakukan identifikasi komponen human capital, yaitu kemampuan individu, motivasi individu, kepemimpinan, suasana organisasi, dan efektifitas kelompok kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, analisis data menggunakan analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman. Hasil riset menunjukkan Prudential Indonesia melakukan pengembangan human capital sebagai strategi Prudential Indonesia untuk dapat menjadi yang terbaik dan tidak terkalahkan melalui pelatihan (training) yang berkelanjutan dan terus menerus. Identifikasi kemampuan individu dilakukan agar tenaga pemasar memiliki pengetahuan produk, lisensi, pengalaman, penampilan, jaringan/koneksi, kualitas pemantauan diri, mandiri, serta kreatif. Komponen lain seperti motivasi, support leader, suasana organisasi, dan efektifitas kelompok kerja juga akan mempengaruhi tenaga pemasar untuk dapat mencapai kinerja yang lebih tinggi. Kata Kunci: Human Capital

Page 4: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM MENINGKATKAN

KINERJA TENAGA PEMASAR PRODUK ASURANSI JIWA

(Studi Pada Asuransi Prudential Indonesia Tahun 2015)

Oleh

HANI DAMAYANTI APRILIA

1326061003

(Tesis)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER SAINS (M.Si)

Pada

Program Studi Magister Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2016

Page 5: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,
Page 6: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,
Page 7: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,
Page 8: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Hani Damayanti Aprilia,

dilahirkan di Mulyo Asri pada tanggal 04 April 1985.

Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara dari

pasangan Bapak I.M. Suwartika dan Ibu Sri Astuti (alm).

Latar belakang pendidikan yang telah dijalankan penulis

adalah menyelesaikan pendidikan Taman Kanak –

Kanak di TK Dharma Wanita tahun 1991, Sekolah Dasar

Negeri (SDN) 03 Mulyo Asri yang diselesaikan pada tahun 1997, lalu

melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 1 Tulang

Bawang Tengah sampai dengan selesai pada tahun 2000. Kemudian penulis

melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 2 Bandar Lampung

sampai dengan selesai pada tahun 2003. Terdaftar sebagai mahasiswa Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

melalui jalur PKAB tahun 2003. Pendidikan Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung diselesaikan tahun

2009. Dan tahun 2013 terdaftar sebagai mahasiswi Program Pascasarjana

Magister Ilmu Administrasi konsentrasi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Page 9: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

Selain menyelesaikan pendidikan Magister, penulis bekerja sebagai pendidik di

Perguruan Tinggi Swasta Teknokrat dan Diploma 3 Jurusan Administrasi

Perkantoran & Sekretari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung. Penulis juga bekerja paruh waktu di beberapa perusahaan kontraktor di

Bandarlampung. Selain itu penulis juga aktif sebagai trainer dalam pelatihan

administrasi di Unit Kegiatan Mahasiswa dan Kegiatan Pelatihan Administrasi se-

Sumbagsel dan Pelatihan Administrasi se-Sumatera.

Page 10: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

Motto

Science, not rule of thumb Harmony, not discord. Cooperation, not individualism Maximum output, in place of rentricted output. The development of each man to his greatest efficiency and prosperity.

(Frederick W. Taylor)

- Sukses dimulai dari diri anda - - Yakinkan dalam hati, tanamkan dalam pikiran,

berdoa, dan lakukan sebaik dan semaksimal yang anda mampu, sebab keyakinan, doa dan tindakan

akan bersinergi bagi kesuksesan anda - (hani damayanti aprilia)

Page 11: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

PERSEMBAHAN Kupersembahkan dengan bangga dan rasa syukur kepada Allah SWT

karya kecil ini kepada:

Kedua Orang Tuaku tercinta:

Bapak I.M. Suwartika, Yang selalu berjuang dan berkorban jiwa raga, penuh cinta dan kasih

sayang serta senantiasa berdoa bagi keberhasilanku,

dan (alm) Ibu Sri Astuti di surga, Dunia takkan mampu menggantikanmu, rinduku hadir dalam

doaku, agar surga selalu hadir untukmu, bukan hanya di telapak kakimu,

Terima kasih Bapak & Ibu

Yang selalu membuatku semangat dan berjuang untuk selalu menjadi yang terbaik pada

keberhasilanku yang akan datang,

Kakak-kakakku & adik-adikku:

Ni Luh Eka D.S., S.H. & M.F. Nur Yuniar, S.T., M.T.

Agus Darmawan, S.P. & Tri Prabowo Sulistyawati, S.E.

Agung Gunawan & Windiyasari

Dewi Ratnasari, A.Md.

Keponakan-keponakanku yang Lucu:

Yudha Aditya, Reza Fatika, Yoga Ramadhani, Hanif, Hafiz, Himam, Qalesya Vianne Wiguna.

Bapak Rusdi Akhmad & Ibu Yuliana, S.Pd., Yang selalu mendoakan dan mendukung untuk

keberhasilanku,

Teristimewa untuk:

Kurnia Harapan, S.T.

Yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan serta kebersamaan, yang

menjadikan hidupku menjadi lebih penuh warna dan bermakna,

Dan mereka yang telah menjadi perantara turunnya pertolongan Allah SWT kepadaku

serta memberikan bantuan, dukungan dan mendoakanku,

Page 12: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

SANWACANA

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis dengan judul

“Pengembangan Human Capital Dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pemasar

Produk Asuransi Jiwa (Studi Pada Asuransi Prudential Indonesia Tahun 2015)”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar MAGISTER SAINS (M.Si) pada

Program Studi Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister

Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung;

4. Bapak Dr. Nur Efendi, S.Sos, M.Si, selaku pembimbing utama yang telah

bersedia meluangkan waktu dan tenaga, berbagi ilmu, diskusi, dan

membimbing penulis dalam proses penyusunan tesis ini hingga selesai;

Page 13: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

5. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos, M.Si, selaku pembimbing pendamping yang telah

bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing penulis

sehingga tesis ini dapat selesai;

6. Ibu Dr. Baroroh Lestari, selaku penguji yang telah memberikan saran dan

kritik yang membangun sehingga sangat membantu penulis dalam

penyelesaian tesis ini;

7. Bapak Dr. Bambang Utoyo, S., M.Si, selaku penguji yang telah memberikan

saran dan kritik yang membangun sehingga sangat membantu penulis dalam

penyelesaian tesis ini;

8. Seluruh dosen, dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung khususnya Program Studi Magister Ilmu Administrasi

atas segala bantuannya;

9. Ibu Mila dan Mas Reza selaku staf Program Studi Magister Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung;

10. Teman-teman MIA Bisnis: Kak Sabiq, Sarastya, Eka, Prasetya, Diang, Dora,

Intan Jessika, Lita, Winda, Mayroni, yang telah berjuang bersama untuk

menjadi yang terbaik, yang selalu ceria dan saling membantu;

11. Teman-teman MIA Publik, yang telah berjuang bersama untuk menjadi yang

terbaik, yang selalu ceria dan saling membantu;

12. Bapak-bapak Agency Prudential Indonesia yang telah membantu dalam

observasi dan wawancara riset;

13. Ms. Puput untuk translate abstraknya;

14. Bapak & (alm) Ibuku, kakak-kakakku, adik-adikku, dan keponakan-

keponakanku, untuk seluruh doa dan dukungannya;

Page 14: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

15. Bapak Rusdi Akhmad & Ibu Yuliana, untuk seluruh doa dan dukungannya;

16. Special thanks, untuk Kurnia Harapan yang selalu memberi semangat, doa,

dan dukungan;

Akhir kata, ”tak ada gading yang tak retak,” penulis menyadari bahwa tesis ini

masih jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, 4 Maret 2016 Penulis

Page 15: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 10

1.3. Batasan Masalah ........................................................................ 10

1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................... 11

1.5. Kegunaan Penelitian ................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 12

2.1. Pengembangan Sumber Daya Manusia ....................................... 12

2.1.1 Manfaat Program Sumber Daya Manusia ........................... 14

2.1.2 Proses Penyelenggaraan Program Sumber Daya Manusia ... 16

2.2. Human Capital ........................................................................... 18

2.2.1 Pengertian Human Capital ................................................. 18

2.2.2 Human Capital sebagai Tangible Assets dan

Intangible Assets ............................................................... 20

2.2.3 Komponen Human Capital ................................................ 23

2.2.4 Pengembangan Human Capital melalui Human Capital

Management ..................................................................... 30

2.2.5 Pencapaian Kinerja Human Capital dengan Model Kinerja

Ekselen ............................................................................ 31

2.3. Kinerja Perusahaan .................................................................... 33

2.3.1 Pengertian Kinerja ............................................................. 33

2.3.2 Penilaian Kinerja ............................................................... 33

2.3.3 Hubungan Human Capital dengan Kinerja Perusahaan ...... 36

Page 16: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

2.3.4 Kinerja Tenaga Pemasar Produk Asuransi Jiwa ................. 37

2.4. Kerangka Berpikir ...................................................................... 39

2.5. Proposisi .................................................................................... 41

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 42

3.1. Tipe Penelitian ............................................................................ 42

3.2. Fokus Penelitian ......................................................................... 42

3.3. Sumber Data .............................................................................. 43

3.4. Informan .................................................................................... 43

3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 44

3.6. Metode Analisis Data ................................................................. 45

3.7. Keabsahan Data ......................................................................... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 50

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 50

4.1.1 Profil Prudential Indonesia ............................................... 50

4.1.2 Visi dan Misi Prudential Indonesia ................................... 52

4.1.3 Motto Prudential Indonesia ............................................... 53

4.1.4 Struktur Organisasi ........................................................... 53

4.1.5 Produk-produk Prudential Indonesia ................................. 54

4.1.6 Penghargaan ..................................................................... 56

4.2. Hasil Penelitian ........................................................................... 58

4.2.1 Pengembangan Human Capital Prudential Indonesia ........ 58

4.2.2 Pengembangan Human Capital melalui Komponen

Human Capital ................................................................ 74

4.2. 3 Kinerja Tenaga Pemasar Produk Asuransi Jiwa ............... 89

4.3 Pembahasan ............................................................................... 92

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 113

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 113

5.2. Saran .......................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 115

LAMPIRAN ....................................................................................................... 119

Page 17: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 1.1 10 Besar Asuransi Jiwa berdasarkan Laba Bersih

Tahun 2009-2013 .......................................................................... 5

Tabel 1.2 Premi Neto Prudential Indonesia Tahun 2009-2013 ....................... 6

Tabel 2.1 Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan ........................................ 13

Tabel 3 Pengembangan Human Capital Prudential Indonesia ..................... 119

Tabel 4 Kemampuan Individu .................................................................... 121

Tabel 5 Motivasi Individu .......................................................................... 122

Tabel 6 Kepemimpinan .............................................................................. 122

Tabel 7 Suasana Organisasi ........................................................................ 122

Tabel 8 Efektifitas Kelompok Kerja ........................................................... 123

Tabel 9 Kinerja Tenaga Pemasar ................................................................ 123

Tabel 10 Kinerja Tim ................................................................................... 123

Tabel 11 Model Kinerja Ekselen .................................................................. 123

Page 18: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 2.1 Komponen Human Capital ......................................................... 23

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...................................................................... 39

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif ................................................... 45

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Keagenan Prudential Indonesia ........ 54

Gambar 4.2 Jenjang Karir Prudential Indonesia ............................................. 65

Gambar 4.3 Training di Kantor Keagenan ..................................................... 72

Gambar 4.4 Motivation Training di Jakarta dengan Viola (Agency Manager)

termuda di Indonesia usia 21 tahun dengan income 100jt/bln ..... 83

Page 19: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran 1 Tabel Ringkasan Hasil Observasi, Wawancara, Dan

Dokumentasi Perusahaan .............................................................. 119

Lampiran 2 Dokumentasi Perusahaan 2015 ....................................................... 124

Page 20: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia bisnis semakin berkembang saat ini, akan tetapi perkembangan tersebut

tidak disertai dengan perkembangan dunia kerja. Hal ini terutama disebabkan oleh

pola pikir dari penyelenggara bisnis bahwa penentu keberhasilan perusahaan

adalah mereka yang memiliki kekuasaan dan wewenang untuk menyelenggarakan

dan mengelola perusahaan, yaitu orang-orang yang menduduki jabatan manajerial.

Para pekerja hanya dianggap sebagai faktor produksi yang harus patuh mengikuti

arahan manajemen dan bekerja sesuai peraturan yang berlaku. Pekerjaan juga

ditetapkan secara rinci dalam suatu deskripsi pekerjaan (job description) yang

baku dan pada dasarnya sama dengan buku panduan penggunaan suatu mesin.

Sebab pekerja dianggap sebagai kelengkapan dari suatu sistem manusia mesin

(man-machine system) (Hartanto dalam Hendrawan et al. 2012:1-2).

Pengelolaan perusahaan menggunakan pendekatan mekanistik tersebut memang

terbukti cukup efektif dan menghasilkan kinerja yang baik, akan tetapi sulit

dipertahankan untuk jangka panjang. Pekerja seringkali diperlakukan sebagai

sumber daya perusahaan yang harus siap bekerja sesuai kemauan manajemen.

Sebagai sumber daya, maka pekerja diperlakukan sama halnya seperti mesin,

Page 21: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

2

material, atau uang (Hartanto dalam Hendrawan et al. 2012:2). Pekerja harus siap

diputuskan hubungan kerjanya setiap saat, sebab manajemen juga dapat

melakukan hal yang sama terhadap sumber daya lain. Dari pengalaman tersebut,

kemudian muncul upaya untuk lebih memanusiakan para pekerja, dengan

menempatkan pekerja tidak hanya sebagai salah satu sumber daya tetapi juga

sebagai penggerak sumber daya lainnya melalui pengetahuan yang dimilikinya.

Pengetahuan dianggap sebagai sumber daya perusahaan yang sangat strategis,

yang dapat digunakan untuk mengembangkan daya saing perusahaan yang

bernilai, langka dan sulit ditiru oleh pesaing dan tidak tergantikan oleh sumber

daya lainnya. Dengan adanya pengetahuan melalui tenaga manusia ini,

menjadikan manusia sebagai modal yang terlihat (human capital). Secara harfiah,

modal manusia adalah pengetahuan, keahlian, kemampuan dan keterampilan yang

menjadikan manusia (karyawan) sebagai modal atau aset perusahaan (Gaol,

2014:696). Jika perusahaan memperlakukan karyawan sebagai modal maka

perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan hanya

memperlakukan karyawan sebagai sumber daya. Hal ini didasarkan bahwa dengan

menganggap karyawan sebagai modal yang memiliki pengetahuan, keahlian dan

keterampilan maka manusia yang bekerja di suatu perusahaan dapat menjalankan

sumber daya lainnya seperti uang, mesin, material serta data dan informasi (Gaol

2014:696).

Saat ini permasalahan yang cukup serius dan jarang menjadi perhatian perusahaan

adalah, bahwa perusahaan berusaha dengan sekuat tenaga untuk menarik

Page 22: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

3

karyawan ke perusahaan mereka, dengan recruitmen, wawancara, mengundang

konsultan ahli bahkan dengan cara-cara yang kurang fair seperti pembajakan

karyawan dan lain sebagainya. Namun sayangnya perusahaan hanya meluangkan

sedikit waktu dalam menggunakan dan mengembangkan bakat-bakat karyawan

tersebut. Padahal karyawan dengan pengetahuan, keahlian, kemampuan dan

keterampilan serta bakat (human capital) yang dimiliki sangat mungkin digali dan

dikembangkan demi mendongkrak keberhasilan perusahaan.

Mendapatkan talenta prima sebagai proses awal manajemen sumber daya manusia

dalam perusahaan merupakan langkah awal yang sangat penting. Akan tetapi,

perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan talenta awal yang dimiliki saja,

sebab perusahaan harus terus tumbuh dan berkembang dalam lingkungan dunia

usaha dan kompetisi. Potensi awal ini harus terus dikembangkan agar kompetensi

terus mengikuti dinamika lingkungan. Menurut Thomson dalam Kaswan

(2012:118-119):

Karyawan yang berkembang akan menghasilkan nilai ekonomis yang positif bagi organisasi dibandingkan dengan karyawan yang tidak dikembangkan, kemampuan dari karyawan yang dikembangkan juga akan memberikan kelebihan dibandingkan dengan kompetitor dan kemampuan karyawan tersebut juga tidak mudah untuk diduplikasi oleh kompetitor.

Tekanan kompetitif yang ada saat ini menuntut perusahaan untuk merekrut

karyawan yang memiliki pengetahuan dan ide cemerlang, keterampilan, dan

kemampuan yang dapat memberikan hasil maksimal. Data dari survey terhadap

berbagai perusahaan menunjukkan sekitar 38% pelamar tidak terlalu mahir dalam

keterampilan membaca, menulis dan matematika yang dibutuhkan untuk

melakukan pekerjaan yang mereka butuhkan (Mathis & Jackson, 2006:313).

Page 23: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

4

Sehingga perusahaan mencoba meningkatkan kemahiran karyawan dengan

memberikan program pengembangan. Para karyawan harus dikembangkan secara

terus menerus dengan tujuan memelihara dan memperbarui kapabilitas mereka.

Selain itu, para manajer harus mempunyai program pengembangan untuk

meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka.

Saat ini semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa program

pengembangan bukan hanya sekedar biaya, melainkan investasi dalam modal

manusia (human capital) yang dapat menguntungkan perusahaan dalam jangka

waktu yang lebih lama. Salah satu perusahaan yang terus mengembangkan potensi

human capital adalah PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia).

Prudential Indonesia merupakan sebuah grup perusahaan jasa keuangan

terkemuka di Inggris yang memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya

melalui industri asuransi jiwa di Indonesia. Tahun 2013, Prudential Indonesia

menunjukkan kinerja bisnis yang kuat melampaui pertumbuhan industri asuransi

jiwa di Indonesia. Total dana kelolaan Prudential Indonesia bertumbuh mencapai

Rp 38,8 triliun, dan di tengah ketidakstabilan pasar, 8 dari 10 dana Prudential

Indonesia menunjukkan kinerja yang baik melampaui acuan pasar (Prudential

2013). Berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh majalah Investor setiap

tahunnya, sejak 2009 Prudential Indonesia memiliki kinerja terbaik di antara

perusahaan asuransi jiwa lainnya. Dalam memeringkat kinerja perusahaan

asuransi jiwa, majalah Investor menggunakan laba bersih sebagai ukuran. Berikut

pemeringkatan perusahaan asuransi jiwa berdasarkan laba bersih menurut majalah

Investor.

Page 24: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

5

Tabel 1.1 10 Besar Asuransi Jiwa berdasarkan Laba Bersih Tahun 2009-2013

No/Thn

2009 2010 2011 2012 2013

1 PT. Prudential Life Assurance

PT. Prudential Life Assurance

PT. Prudential Life Assurance

PT. Prudential Life Assurance

PT. Prudential Life Assurance

2 PT. Panin Life Tbk.

PT. Asuransi Jiwa Sinarmas

PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG

PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia

PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia

3 PT. AIA Financial

PT. Axa Mandiri Financial Service

PT. Axa Mandiri Financial Service

PT. Axa Mandiri Financial Service

PT. Axa Mandiri Financial Service

4 PT.Asuransi Jiwasraya (Persero)

PT. AIA Financial

PT.Asuransi Jiwasraya (Persero)

PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG

PT. AIA Financial

5 PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia

PT. Asuransi Allianz Life Indonesia

PT. AIA Financial

PT. AIA Financial

PT. Asuransi Allianz Life Indonesia

6 PT. Asuransi Jiwa Sinarmas

PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia

PT. Asuransi Allianz Life Indonesia

PT. Asuransi Allianz Life Indonesia

PT.Asuransi Jiwasraya (Persero)

7 PT. Axa Mandiri Financial Service

PT.Asuransi Jiwasraya (Persero)

PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia

PT. Avrist Assurance

PT. Avrist Assurance

8 PT. Asuransi Allianz Life Indonesia

PT. Asuransi Jiwa Sequis Life

PT. Avrist Assurance

PT. Asuransi Jiwa Sequis Life

PT. Asuransi Jiwa Sequis Life

9 PT. Avrist Assurance

PT. Avrist Assurance

PT. Asuransi Jiwa Sequis Life

PT.Asuransi Jiwasraya (Persero)

PT. Commonwealth Life

10 PT. AXA Life Indonesia

PT. Asuransi CIGNA

PT. Commonwealth Life

PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera

PT. Sun Life Financial Indonesia

Sumber: Majalah Investor (2010:37; 2011:39; 2012:45; 2013:55; 2014:44)

Keberhasilan kinerja Prudential Indonesia yang baik ini didukung oleh tingginya

kinerja individual tenaga pemasar yang dimiliki oleh Prudential Indonesia dalam

memperoleh nasabah, yang tercermin dalam besarnya keseluruhan premi neto

yang dihimpun perusahaan. Berikut terangkum dalam tabel 1.2 premi neto yang

berhasil dihimpun Prudential Indonesia dari tahun 2009-2013.

Page 25: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

6

Tabel 1.2 Premi Neto Prudential Indonesia Tahun 2009-2013

Tahun Premi neto (dalam juta

Rp)

Perkembangan (dalam %)

2009 4.152.478 - 2010 6.975.389 67,98 2011 9.715.331 39,28 2012 17.496.672 80,09 2013 20.200.222 15,45

Sumber: Majalah Investor (2010:37; 2011:39; 2012:45; 2013:55; 2014:44)

Prudential Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi yang

mendongkrak perolehan premi dengan kekuatan distribusi keagenan (tenaga

pemasar). Distribusi keagenan menjadi kekuatan mesin distribusi yang bekerja

luar biasa. Hingga Agustus 2012, jumlah tenaga pemasar berlisensi/bersertifikat

mencapai 340 ribu orang, yang mana 180 ribu tenaga pemasar itu berasal dari

Prudential Indonesia (Intana, 2012). William Kuan, Presiden Direktur Prudential

Indonesia menyatakan bahwa setiap tahunnya tenaga pemasar Prudential

Indonesia terus tumbuh di level 25%, sejalan dengan catatan pertumbuhan industri

secara keseluruhan (Intana, 2012). Saat ini Prudential Indonesia melayani lebih

dari 2,4 juta nasabah melalui lebih dari 240.000 tenaga pemasar di 380 Kantor

Pemasaran Mandiri (KPM) di seluruh nusantara (termasuk di Jakarta, Surabaya,

Medan, Bandung, Yogyakarta, Batam, dan Bali). Produk dan teknik pemasaran

industri asuransi terus berkembang karena persaingan antara perusahaan asuransi

semakin tajam. Sehingga pemerintah menyaratkan standar kualifikasi bagi tenaga

pemasar, dimana secara tegas pemerintah mengharuskan tenaga pemasar memiliki

sertifikasi keagenan. Sertifikasi keagenan berlaku bagi tenaga pemasar produk

asuransi jiwa, asuransi umum dan asuransi syariah. Dalam hal memberikan

Page 26: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

7

sertifikasi kepada tenaga pemasar produk asuransi jiwa, pemerintah melalui

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) terus menggelar ujian sertifikasi di

daerah-daerah, dengan menggunakan sistem ujian elektronik. Bagi tenaga

pemasar produk asuransi jiwa syariah akan memiliki dua sertifikat keagenan, yaitu

sertifikasi dari AAJI dan AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) (Investor,

2010:60).

Misi Prudential Indonesia adalah menjadi perusahaan jasa keuangan ritel terbaik

di Indonesia, melampaui pengharapan para nasabah, tenaga pemasar, staf dan

pemegang saham dengan memberikan pelayanan terbaik, produk berkualitas, staf

serta tenaga pemasar professional yang berkomitmen tinggi serta menghasilkan

pendapatan investasi yang menguntungkan. Sedangkan visi Prudential Indonesia

adalah terdepan dalam pelayanan nasabah, terdepan dalam memberikan hasil

terbaik bagi pemegang saham dan terdepan dalam mempekerjakan karyawan.

Untuk mendukung keberhasilan tujuan dan visi ini, Prudential Indonesia

senantiasa mengembangkan kemampuan sumber daya manusianya, baik para

tenaga pemasar maupun karyawan, sebab tenaga pemasar merupakan bagian

integral dari strategi bisnis Prudential Indonesia (Prudential, 2013). Rendahnya

kesadaran keuangan (financial literacy) telah menjadi tantangan utama Prudential

Indonesia, yang antara lain tercermin dari rendahnya penetrasi asuransi jiwa, di

mana hanya sekitar 4% dari total populasi di Indonesia yang menjadi pemegang

polis asuransi jiwa individual. Sehingga untuk menjawab tantangan ini, Prudential

Indonesia fokus pada pengembangan kualitas serta kuantitas dari tenaga pemasar

Page 27: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

8

asuransi jiwa di Indonesia. Dukungan yang diberikan perusahaan terhadap

komitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga pemasar diantaranya:

a) PRUaccess, yaitu aplikasi berbasis web yang dibuat khusus untuk

memenuhi kebutuhan Pemegang Polis Prudential.

b) SFA, yaitu aplikasi berbasis web yang memfasilitasi komunikasi dan

informasi dari setiap tenaga pemasar.

c) PRUsales Academy, tanggal 18 Maret 2013 Prudential Indonesia

membuka PRUsales Academy di Prudential Center (Kasablanka, Jakarta),

yang merupakan pusat pelatihan dan pengembangan untuk tenaga pemasar

baik dari jalur distribusi keagenan (agency) maupun partnership

distribution. Didukung oleh para pelatih bersertifikasi, PRUsales Academy

memiliki sistem manajemen yang terintegrasi menggunakan sistem

teknologi dan informasi terkini. PRUsales Academy diharapkan dapat

meningkatkan jumlah tenaga pemasar yang berkualifikasi, sebab PRUsales

Academy menyediakan fasilitas e-learning dan e-exam yang

memungkinkan tenaga pemasar memperoleh sertifikat dari Asosiasi

Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) secara cepat dan dalam jumlah besar

(Prudential, 2013).

Pengembangan kemampuan, profesionalisme dan kualitas dari tenaga pemasar

merupakan prioritas tinggi serta strategi kunci pertumbuhan Prudential Indonesia.

Pengembangan tenaga pemasar tidak sepenuhnya dikelola oleh Prudential

Indonesia, tetapi oleh Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) atau agency. Tiap-tiap

Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) atau agency dipimpin oleh seorang manajer.

Page 28: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

9

Manajer inilah yang mempunyai tugas untuk dapat mengembangkan kemampuan,

profesionalisme dan kualitas dari tenaga pemasar berdasarkan tujuan yang akan

dicapai oleh Prudential Indonesia. KPM atau agency diberikan keleluasaan untuk

memperluas cakupan tenaga pemasar di luar wilayah kantor operasionalnya

masing-masing. Sehingga di satu wilayah bisa saja terdapat beberapa agency yang

berbeda. Meskipun dukungan Prudential Indonesia dan garis besar program

pengembangan tenaga pemasar telah ditetapkan dan menjadi pegangan bagi

seluruh manajer dalam mengembangkan tenaga pemasar yang kompeten, tidak

semua agency mempunyai tingkat keberhasilan yang sama. Agency yang berhasil

mengembangkan kemampuan, profesionalisme dan kualitas dari tenaga pemasar

akan melahirkan banyak SUM (Senior Unit Manager) dan UM (Unit Manager).

Pengembangan kemampuan, profesionalisme dan kualitas dari tenaga pemasar

sangat diperlukan, sebab jika dibandingan sektor usaha lainnya, perusahaan

asuransi sangat unik jika dilihat dari produk yang ditawarkan. Dimana produk

yang ditawarkan bukanlah produk nyata yang dapat dinikmati saat ini, akan tetapi

lebih kepada mempersiapkan masa depan, baik itu perlindungan (proteksi)

maupun investasi. Akan lebih mudah menawarkan produk yang dapat dinikmati

saat ini dan nyata wujudnya, dibandingkan menawarkan produk yang bagi

sebagian orang hanyalah sekedar seperti mimpi dan dirasa kurang dibutuhkan

karena kesadaran berasuransi masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah.

Sehingga hal utama dalam menjawab tantangan ini adalah pengembangan

kemampuan, profesionalisme, kualitas serta kuantitas dari tenaga pemasar

Prudential Indonesia.

Page 29: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

10

Hasil observasi awal di tempat penelitian bahwa dilaksanakan kegiatan

pengembangan human capital melalui pelatihan yang dilaksanakan secara rutin.

Selain itu, juga mengisyaratkan ada kaitan erat antara pelatihan, pengetahuan

produk, kemampuan menjual, motivasi, leader dan suasana kerja. Berdasarkan

latar belakang ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Pengembangan Human Capital Dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga

Pemasar Produk Asuransi Jiwa (Studi Pada Asuransi Prudential Indonesia

Tahun 2015)”.

1.2 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

pengembangan human capital dalam meningkatkan kinerja tenaga pemasar produk

asuransi jiwa pada Asuransi Prudential Indonesia tahun 2015?”

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, diberikan batasan masalah hanya pada pengembangan sumber

daya manusia profesional sebagai human capital yang produktif, dan tidak

melakukan penelitian lebih lanjut hubungan antara pengembangan human capital

dengan corporate culture, good corporate governance, knowledge management

dan penciptaan people manager. Selain itu, penelitian ini juga diberikan batasan

hanya pada mengidentifikasi tenaga pemasar yang sudah ada di dalam perusahaan,

dan tidak mengidentifikasi tenaga pemasar yang akan masuk perusahaan.

Penelitian dilakukan hanya di Agency PruPassion Prudential Indonesia yang

berlokasi di Bandarlampung.

Page 30: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

11

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan

menganalisis bagaimana pengembangan human capital dalam meningkatkan kinerja

tenaga pemasar produk asuransi jiwa pada Asuransi Prudential Indonesia tahun 2015.

1.5 Kegunaan Penelitian

a) Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dan digunakan sebagai acuan oleh Prudential Indonesia untuk

mengembangkan human capital dalam meningkatkan kinerja tenaga

pemasar produk asuransi jiwa, terutama pada tenaga pemasar yang

kurang berhasil. Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai melalui

peningkatan kinerja tenaga pemasar.

b) Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

tambahan, yang berhubungan dengan pengembangan human capital di

perusahaan.

Page 31: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia

Setelah karyawan direkrut, diseleksi dan ditempatkan, selanjutnya karyawan harus

dikembangkan agar sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan dan organisasi

(Gaol, 2014:210). Menurut Filippo dalam Gaol (2014:210) pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi:

a) Training (pelatihan), yaitu untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan tertentu.

b) Pendidikan, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman atas keseluruhan lingkungan.

Menurut Dessler dalam Gaol (2014:210), pelatihan memberikan pegawai baru

atau pegawai yang ada sekarang keterampilan yang mereka butuhkan untuk

melaksanakan pekerjaan. Dengan kata lain, pelatihan berfokus pada memberikan

keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang

sekarang atau membantu karyawan memperbaiki kekurangannya dalam kinerja,

sedangkan pengembangan adalah untuk jangka panjang. Tujuannya adalah untuk

mengembangkan pegawai sekarang atau yang akan datang untuk pekerjaan

organisasi yang akan datang atau untuk menyelesaikan masalah-masalah

organisasi seperti komunikasi antar departemen yang buruk.

Page 32: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

13

Pada umumnya, pengembangan pegawai dapat dilakukan dengan cara

memberikan pelatihan. Akan tetapi, pelatihan dan pengembangan sebenarnya

adalah sesuatu yang berbeda. Pelatihan dapat membantu pegawai untuk bisa

melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabnya saat ini dan

manfaatnya dapat dirasakan pada seluruh karir dan dapat membantu

mengembangkan pribadi pegawai yang bersangkutan untuk menangani tanggung

jawab di kemudian hari. Sedangkan pengembangan akan membantu pegawai

menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabnya dikemudian hari dengan

perhatian pada pekerjaan dan tugas yang ada saat ini. Sehingga perbedaan antara

pelatihan dan pengembangan dapat ditegaskan sebagai berikut seperti terangkum

dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Pelatihan Dan Pengembangan

Pelatihan Pengembangan

Fokus Pekerjaan saat ini Pekerjaan saat ini dan yang akan datang

Ruang lingkup

Karyawan secara individual Kelompok kerja atau organisasi

Kerangka waktu Segera/jangka pendek Jangka panjang

Sasaran Memperbaiki kemampuan saat ini

Mempersiapkan tuntutan kerja di masa yang akan datang

Aktifitas Menunjukkan/memperlihatkan Pembelajaran

Sumber: Dale dalam Kaswan (2012: 97)

Pelatihan bisa dilaksanakan di tempat kerja atau di tempat yang disimulasikan

sebagai tempat kerja. Proses pelatihan difokuskan pada pelaksanaan pekerjaan dan

penerapan pemahaman serta pengetahuan pada pelaksanaan tugas tertentu.

Page 33: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

14

Umumnya hasil yang diharapkan dari pelatihan ialah penguasaan atau

peningkatan keterampilan. Proses pelatihan dikendalikan oleh pemilik keahlian

yang diajarkan atau ahli yang membantu mengembangkan keterampilan melalui

pengalaman terstruktur. Sedangkan dalam pengembangan, karyawan yang

dikembangkan berada di pusat proses. Karyawan inilah yang menentukan

keberhasilan proses dengan cara menggali riwayat pengembangan dan potensinya

di masa depan. Lebih lanjut, pengembangan lebih berkaitan dengan membuka

potensi. Sebab dalam pengembangan karyawan tidak memulai dari sesuatu yang

benar-benar baru, tetapi lebih kepada membangun, memperluas, menransformasi

dan beradaptasi dengan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang telah

ada (Dale dalam Kaswan 2012:97). Menurut Gaol (2014:212) program

pengembangan sangat diperlukan di perusahaan, sebab:

a) Program orientasi saja belum cukup bagi penyelesaian tugas-tugas, meskipun program orientasi dilakukan secara lengkap. Sebab orientasi hanya bersifat pengenalan terhadap pekerjaan.

b) Adanya perubahan-perubahan dalam teknik penyelesaian tugas. Dengan adanya cara penyelesaian tugas baru, ketidakmampuan akan meningkat sehingga pegawai perlu dilatih dan dikembangkan.

c) Adanya jabatan-jabatan baru yang memerlukan keterampilan-keterampilan.

d) Keterampilan pegawai kurang memadai untuk menyelesaikan tugas.

e) Pengembangan dapat digunakan sebagai cara penyegaran kembali dalam memperbaiki skill dan kebiasaan kerja yang buruk.

2.1.1 Manfaat Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

Manfaat program pengembangan SDM dapat dirasakan baik oleh organisasi,

individu maupun bagian kepegawaian. Menurut M.J. Tessin dalam Gaol

(2014:214) manfaat program pengembangan SDM antara lain:

Page 34: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

15

a) Bagi Organisasi 1) Memperbaiki pengetahuan tentang jabatan dan keterampilan 2) Memperbaiki moral kerja 3) Mengenali tujuan organisasi 4) Membuat citra terhadap organisasi lebih baik lagi 5) Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan 6) Membantu pegawai untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan 7) Membantu menangani konflik sehingga mencegah stres dan tensi

tinggi 8) Membantu meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja

b) Bagi Individu

1) Membantu individu untuk dapat membuat keputusan dan pemecahan masalah secara lebih baik lagi

2) Internalisasi dan operasionalisasi motivasi kerja, prestasi, tanggung jawab dan kemajuan

3) Mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri 4) Membantu mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru 5) Makin tinggi rasa ketidakmampuan dalam diri seseorang, orang

cenderung menjadi takut sehingga perlu diadakan pelatihan dan pengembangan (Peter Principle)

c) Bagi Bagian Kepegawaian

1) Memperbaiki komunikasi antar kelompok dengan individu 2) Dimengertinya kebijakan organisasi dan aturan-aturan dalam

organisasi 3) Membangun rasa kedekatan dalam kelompok (group cohesiveness) 4) Menciptakan organisasi sebagai tempat yang baik untuk bekerja dan

hidup di dalamnya

Pengembangan SDM juga dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada

pencarian pegawai baru, karena pegawai yang ada senantiasa dikembangkan

kemampuannya untuk menghadapi keusangan pegawai (employee obsolescence),

dan perubahan-perubahan sosial & teknik (sociotechnical changes) termasuk di

dalamnya turnover pegawai. Pegawai yang usang adalah pegawai yang

pengetahuan atau kemampuannya sudah tidak menghasilkan kinerja yang baik.

Gejala-gejala keusangan antara lain adalah sikap tidak pantas, kinerja yang

rendah, sering melakukan kesalahan, dan prosedur kerja yang dipakai sudah kuno.

Page 35: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

16

Meskipun keusangan bisa timbul dari dalam diri individu, tetapi keusangan

merupakan hasil dari kegagalan dalam menerapkan teknologi baru, prosedur baru

ataupun perubahan-perubahan lainnya. Untuk menghindari keusangan pegawai,

perusahaan hendaknya secara periodik menilai kebutuhan untuk membuat

program pengembangan kemampuan baru. Melalui program pengembangan

pegawai yang ada, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan untuk mencari

pegawai baru. Jika pegawai dikembangkan dengan semestinya, maka lowongan

kerja dalam perencanaan SDM dapat diisi dari sumber internal (internal

resources). Keuntungan pengembangan SDM bagi perusahaan adalah perusahaan

dapat memperoleh pegawai secara terus menerus (tidak ada jabatan yang kosong),

sedangkan bagi pegawai, keuntungan pengembangan adalah adanya keterikatan

dengan perusahaan (Gaol 2014:231-233).

2.1.2 Proses Penyelenggaraan Program Pengembangan Sumber Daya

Manusia

Menurut Werther dan Davis dalam Gaol (2014:216) langkah-langkah dalam

penyelenggaraan program pengembangan adalah:

a) Penilaian kebutuhan (need assessment) b) Penetapan tujuan pengembangan c) Penentuan isi program dan prinsip belajar d) Pelaksanaan program e) Mengetahui keterampilan, pengetahuan dan kemampuan para pegawai f) Evaluasi terhadap need assessment

Need assessment adalah mendiagnosis masalah yang dihubungkan dengan

tantangan yang dihadapi organisasi (Gaol, 2014:219). Perubahan dalam

lingkungan akan menyebabkan munculnya tantangan baru yang harus dihadapi

Page 36: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

17

organisasi. Seperti misalnya: perubahan strategi perusahaan, tingginya tingkat

kecelakaan kerja, menurunnya motivasi kerja dan modal kerja. Munculnya

tantangan-tantangan tersebut merupakan sebuah indikasi perlunya diadakan

pengembangan. Menurut Gaol (2014:219-220) penilaian kebutuhan ini dapat

dilakukan oleh:

a) Personnel Department, dengan cara menilai pegawai secara keseluruhan,

apakah ada kelemahan dari pegawai.

b) Supervisor, di mana atasan langsung lebih tahu keadaan pegawai dan

kebutuhan akan pengembangan.

c) Self Nomination, kebutuhan ini diajukan sendiri oleh pegawai dan dapat

berkembang menjadi group nomination.

d) Survey Potential Trainess, adalah pegawai yang belum dikembangkan

tetapi mempunyai potensi untuk dikembangkan. Pegawai diminta untuk

mengajukan topik yang ingin dipelajari. Keuntungan dari metode ini

adalah topik yang dipilih biasanya relevan dengan pekerjaan dan

kebutuhan pegawai.

e) Nominal Group Techniques, adalah metode untuk menarik atau

mengumpulkan gagasan dari sekelompok orang terhadap suatu topik

khusus, misalnya dari manajer dan pegawai potensial. Cara ini menarik

sebab dilakukan dengan cara mengumpulkan ide dari setiap orang secara

terus menerus sampai tidak ada lagi ide yang muncul karena telah

dikemukakan oleh yang lain.

Page 37: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

18

Tujuan keseluruhan fase penilaian kebutuhan adalah untuk menentukan apakah

pengembangan dibutuhkan, dan jika dibutuhkan akan memberikan informasi yang

dibutuhkan untuk merancang program pengembangan. Setelah melalui tahap

analisis dan penilaian kebutuhan, yang tidak boleh dilupakan adalah menentukan

tujuan yang ingin dicapai dari program pengembangan tersebut, yang sifatnya

berbentuk perilaku dengan target yang spesifik dan dapat diukur. Tujuan yang

terlalu umum hanya akan menyulitkan penentuan isi program pengembangan.

Edgar H. Shein dalam Gaol (2014:230) menyatakan agar efektif, program

pengembangan harus menggunakan prinsip belajar. Suatu proses belajar akan bisa

membantu sejauh:

a) Peserta mempunyai motivasi belajar b) Materi yang diajarkan memiliki makna dan hubungan dengan materi yang

lalu c) Materi baru yang diajarkan tidak bertentangan dengan materi yang lalu d) Materi yang baru dapat dipakai (berguna dalam praktik) e) Ada umpan balik tentang kegagalan/keberhasilan dalam mempelajari

bahan baru f) Peserta aktif dalam proses belajar g) Situasi belajar memberi kesempatan untuk mempraktikkan bahan yang

baru diterima h) Bahan-bahan dibagi dalam unit-unit yang lebih bisa dipelajari i) Diberi kesempatan bimbingan individual agar bisa membantu peserta

untuk mempelajari bahan baru j) Situasi belajar bisa disesuaikan dengan perbedaan individu dalam aspek

kecepatan, kedalaman, jumlah, urutan dari bahan-bahan yang akan diajarkan

2.2 Human Capital

2.2.1 Pengertian Human Capital

Menurut Malhotra dan Bontis dalam Ongkorahardjo et al. (2008:12-13):

Human Capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi, dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan

Page 38: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

19

pekerjaannya akan memberikan suistanable revenue di masa yang akan datang bagi suatu organisasi.

Menurut Matthewman & Matignon dalam Gaol (2014:696) mendefinisikan

human capital sebagai akumulasi pengetahuan, keahlian, pengalaman dan atribut-

atribut kekuatan pekerja lainnya yang relevan di dalam kekuatan pekerja sebuah

organisasi dan memacu produktivitas, kinerja dan pencapaian tujuan strategis.

Stewart dalam Ongkorahardjo et al. (2008:12) menyatakan bahwa:

Human capital diartikan sebagai manusia itu sendiri yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan dan pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari individual tapi juga sebagai tim kerja yang memiliki hubungan pribadi baik di dalam maupun di luar perusahaan.

Fitz –Enz dalam Ongkorahardjo et al. (2008: 13) mendeskripsikan:

Human capital adalah kombinasi dari tiga faktor yaitu: a) Karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya intelegensi, energi,

sikap positif, keandalan dan komitmen. b) Kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi,

kreatifitas, dan bakat. c) Motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yaitu semangat tim

dan orientasi tujuan.

Menurut Noe et al 2008 dalam Gaol (2014:699), saat ini semakin banyak

perusahaan yang tertarik menggunakan aset yang tak terlihat dan modal manusia

sebagai sebuah cara untuk mendapatkan keuntungan lebih dari para pesaing. Yang

termasuk ke dalam nilai sebuah perusahaan adalah tiga jenis aset penting bagi

perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa, yaitu:

a) Aset keuangan berupa uang tunai dan saham

b) Aset fisik berupa bangunan, pabrik dan perlatan

Page 39: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

20

c) Aset tak terlihat yaitu aset perusahaan termasuk modal manusia, modal

konsumen, modal sosial, dan modal intelektual

Menurut Kearns dalam Gaol (2014:700) manajemen modal manusia (Human

Capital Management/HCM) telah digambarkan sebagai perubahan paradigma dari

pendekatan tradisional kepada manajemen sumber daya manusia. Kearns

meyakini bahwa HCM adalah mengenai menciptakan nilai melalui manusia

sebagai sebuah filosofi pengembangan manusia. Sedangkan Nalbantian et al.

dalam Gaol (2014:700) mendefinisikan human capital sebagai persediaan

pengetahuan, keahlian, pengalaman, kreativitas dan atribut-atribut pendorong

kerja relevan lainnya yang diakumulasikan dan menempatkan matriks guna

mengukur nilai atribut-atribut tersebut dan menggunakan pengetahuan untuk

mengefektifkan pengelolaan organisasi.

2.2.2 Human Capital sebagai Tangible Asset dan Intangible Asset

Human capital dipopulerkan oleh dua orang ahli ekonomi Amerika Serikat, Garry

S. Becker dan Theodore W. Schultz. Pada tahun 1961 Schultz menulis artikel

di American Economic Review yang berjudul “Investment in Human Capital”

(Teknolog Indonesia:2013). Gaol (2014:697-698) menjelaskan bahwa sumber

daya manusia sebagai faktor sentral yang strategis dibentuk untuk menjalankan

berbagai kepentingan visi perusahaan. Saat ini, telah terjadi perubahan pandangan

mengenai berbagai sumber daya yang bersifat strategis bagi perusahaan.

Perubahan tersebut yaitu dari dominasi sumber daya yang bersifat fisik (tangible

asset) ke arah aset tak berwujud (intangible asset). Munculnya pandangan bahwa

Page 40: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

21

pengetahuan sebagai sumber daya perusahaan yang sangat strategis didasari

kenyataan bahwa pengetahuan dapat digunakan untuk mengembangkan daya

saing perusahaan yang bernilai, langka, sukar ditiru oleh pesaing dan tidak

tergantikan oleh jenis sumber daya lainnya. Sehingga dengan adanya pengetahuan

yang dimiliki perusahaan atau pengetahuan melalui tenaga manusia yang ada di

dalamnya maka manusia dijadikan sebagai modal yang terlihat (human capital).

Tidak hanya dijadikan sebagai salah satu sumber daya yang berwujud seperti

mesin, uang, material, data dan informasi tetapi juga sebagai penggerak sumber

daya lainnya.

Aset yang tak terlihat (intangible asset) adalah aset yang berbeda dengan aset

yang terlihat (tangible asset) namun memiliki kepentingan yang sama. Contoh

intangible assets dapat dilihat seperti misalnya pengenalan produk, pengenalan

merek, inovasi, pengetahuan, dan sumber daya manusia. Seluruh manajer,

khususnya manajer lini harus memandang sumber daya manusia sebagai salah

satu tanggung jawab pekerjaan yang penting. Dan sangat disayangkan, masih

banyak para profesional SDM dan manajer lini senior yang tidak mengetahui

bagaimana mewujudkan kepotensialan SDM, meski para profesional SDM dan

manajer lini senior juga memahami potensi yang ada pada SDM. Para manajer

tidak memandang SDM sebagai faktor penentu keberhasilan kinerja perusahaan.

Banyak para manajer menganggap bahwa pegawai harus dipekerjakan

semaksimal mungkin atau dieksploitasi tenaganya tanpa mempertimbangkan

aspek kemanusiaan (Gaol, 2014:697-700).

Page 41: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

22

Jika suatu perusahaan memfokuskan strateginya pada penciptaan keunggulan

kompetitif yang berkesinambungan, maka fokus SDM perusahaan adalah dengan

memaksimalkan kontribusi SDM menuju sasaran yang sama dengan menciptakan

nilai bagi pemegang saham. Memikirkan pengaruh SDM terhadap kinerja

perusahaan membutuhkan fokus pada berbagai tingkat analisis. Fondasi atau dasar

bagi strategi penciptaan nilai-nilai SDM adalah infrastruktur manajemen yang

memahami dan mampu mengimplementasikan strategi perusahaan. Para manajer

SDM terbatas kemampuannya dalam menerjemahkan strategi dan sasaran

operasional perusahaan ke dalam sasaran SDM yang dapat ditindaklanjuti, dan

selanjutnya mengimplementasikan sasaran-sasaran yang hendak dicapai.

Kemampuan para manajer inilah yang melekatkan SDM ke dalam sistem

implementasi strategi yang lebih besar, yang kemudian menghasilkan pengaruh

sangat penting pada kinerja keuangan perusahaan. Kompetensi-kompetensi yang

perlu dikembangkan oleh para manajer SDM dan memiliki dampak paling besar

pada kinerja perusahaan adalah kompetensi bisnis dan kompetensi SDM strategis.

Antara individu dan manajer harus secara aktif terlibat. Peran individu dalam

perusahaan adalah membantu operasional para manajer dalam mengembangkan

rencana individu mereka dan mengintegrasikan rencana yang berbeda ke dalam

sebuah skema perusahaan secara keseluruhan. Sebab pengaruh SDM yang

strategis berfokus pada perilaku produktif orang-orang yang ada di dalam

perusahaan (Gaol, 2014:701-704).

Page 42: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

23

2.2.3 Komponen Human Capital

Menurut Mayo (2000:526) dalam jurnalnya yang berjudul “The Role of Employee

Development in the Growth of Intellectual Capital”, human capital memiliki lima

komponen yang memiliki peranan yang berbeda dalam menciptakan human

capital perusahaan yang pada akhirnya menentukan nilai sebuah perusahaan.

Kelima komponen human capital tersebut adalah kemampuan individu (individual

capability), motivasi individu (individual motivation), kepemimpinan

(leadership), suasana organisasi (the organizational climate), dan efektifitas

kelompok kerja (workgroup effectiveness).

Gambar 2.1 Komponen Human Capital (Mayo 2000:527)

a. Kemampuan Individu (Individual Capability)

Kemampuan Individu (Individual Capability), meliputi pengetahuan,

keterampilan, pengalaman, jaringan, kemampuan untuk mencapai hasil, potensi

untuk berkembang dan apa yang mereka bawa ke dalam pekerjaan dari kehidupan

mereka (Mayo, 2000:526). Menurut Mayo (2000:527-528) dimensi dari individual

capability antara lain:

individual capability

individual motivation

leadership

the organizational

climate

workgroup effectiveness

Page 43: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

24

1. Kemampuan Pribadi (personal capability) adalah kemampuan yang

dimiliki oleh seseorang dari dalam dirinya sendiri, meliputi penampilan,

pikiran, tindakan dan perasaannya.

2. Proffesional and technical know how adalah kemampuan untuk bersikap

professional dalam setiap situasi dan kondisi serta adanya kemauan untuk

melakukan transfer knowledge dan experience dari senior ke junior.

3. Pengalaman (Experience) adalah seseorang yang berkompeten dan

memiliki pengalaman yang sudah cukup lama di bidangnya serta memiliki

sikap terbuka terhadap pengalaman.

4. Jaringan Dan Kontak Sosial (The network and range of personal contacts)

adalah sikap seseorang yang dikatakan berkompeten apabila dia memiliki

jaringan atau koneksi yang luas terhadap siapa saja terutama dengan

orang-orang yang berhubungan dengan profesinya.

5. Nilai Dan Sikap Yang Mempengaruhi Perilaku (The value and attitudes

that influence action) adalah nilai dan sikap yang akan mempengaruhi

tindakan di dalam lingkungan kerja seperti memiliki kestabilan emosi,

ramah, dapat bersosialisasi, dan tegas.

Dalam kaitannya dengan tenaga pemasar produk asuransi jiwa, kemampuan atau

keahlian tenaga pemasar merupakan pengetahuan khusus yang terkait dengan

hubungan bisnis yang dimiliki(French dan Raven dalam Djauhari dan Yanuar,

2010:153) dimana kemampuan ini dapat diketahui dari luasnya pengetahuan yang

dimiliki (Dholakia dan Srenthal dalam Djauhari dan Yanuar, 2010:153). Churcill

et al. dalam Susilo (2014:6)menyatakan bahwa kinerja seorang tenaga pemasar

Page 44: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

25

ditentukan oleh aptitude (bakat), tingkat kemampuan & keterampilan (skill level),

motivasi, persepsi terhadap peran (role perseption), variabel personal, lingkungan

organisasi, tipe produk, dan tipe konsumen yang dihadapi tenaga pemasar.

b. Motivasi Individu (Individual Motivation)

Motivasi Individu (Individual Motivation), meliputi aspirasi, ambisi dan

dorongan, motivasi kerja dan produktivitas (Mayo, 2000:526). Motivasi adalah

keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan

(Reksohadiprodjo & Handoko, 2001:252). Menurut Reksohadiprodjo & Handoko

(2001:253) motivasi dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan faktor eksternal,

yaitu:

1) Motivasi internal berasal dari diri pribadi seseorang, dan akan timbul

sesuai kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Dorongan

yang berasal dari dalam diri ini akan mempengaruhi pikiran orang tersebut

dan selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut. Sehingga di

dalam perusahaan, dengan mengetahui motivasi internal ini manajer dapat

memotivasi bawahannya agar kegiatan mereka mencapai kepuasan yang

diinginkan dan juga menguntungkan pencapaian tujuan perusahaan. Secara

umum, menurut Reksohadiprodjo & Handoko (2001:254) motivasi

internal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Motivasi fisiologis, merupakan motivasi alamiah (biologis) seperti

lapar, haus dan seks.

b. Motivasi psikologis, dapat dikelompokkan menjadi tiga, antara lain:

Page 45: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

26

1. Motivasi kasih sayang (affectional motivation) yaitu motivasi

untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan dan

kepuasaan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang

lain.

2. Motivasi mempertahankan diri (ego – defensive motivation) yaitu

motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan

psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan

muka, mempertahankan prestice dan mendapatkan kebanggaan

diri.

3. Motivasi memperkuat diri (ego – bolstering motivation) yaitu

motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi,

menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, serta

memuaskan diri dengan penguasaannya terhadap orang lain.

2) Motivasi eksternal dibangun di atas motivasi internal dan berada di dalam

perusahaan sehingga sangat bergantung pada anggapan dan teknik yang

dipakai oleh para manajer dalam memotivasi bawahannya. Teori motivasi

eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal, akan tetapi justru

mengembangkannya. Teori motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-

kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

intern yang dikendalikan oleh manajer, antara lain:

a. Suasana kerja : gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan

b. Hubungan kerja: penghargaan, kenaikan pangkat, tanggung jawab

Sangat penting bagi manajer mengetahui lebih jauh tentang motivasi

internal untuk mendapatkan tanggapan positif dari karyawan. Tanggapan

Page 46: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

27

positif ini menunjukkan bahwa karyawan bekerja demi kemajuan

perusahaan. Seorang manajer dapat mempergunakan motivasi eksternal

positif ataupun negatif. Motivasi positif memberikan penghargaan untuk

pelaksanaan kerja yang baik. Motivasi negatif memperlakukan hukuman

bila pelaksanaan kerja buruk.

c. Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan (Leadership), meliputi kejelasan visi tentang manajemen puncak

dan kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan berperilaku dengan cara yang

konsisten (Mayo, 2000:526). Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi

aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik individual maupun kelompok, ke

arah pencapaian tujuan (Anoraga, 2009:182). Dalam perusahaan, kepemimpinan

melibatkan kemampuan mempengaruhi karyawan untuk mencapai misi

perusahaan. Pemimpin mempengaruhi individu maupun kelompok melalui proses

komunikasi. Pemimpin dapat muncul karena memang dilahirkan untuk menjadi

pemimpin, atau muncul karena persiapan dan didikan serta bisa juga gabungan

dari keduanya, bila sejak lahir sudah mempunyai bakat kepemimpinan dan

selanjutnya bakat ini dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta

disesuaikan dengan tuntutan lingkungan. Menurut Boone dan Kurtz dalam

Anoraga (2009:195) setiap kepemimpinan selalu menggunakan power atau

kekuasaan yang diperoleh dari beberapa sumber yaitu:

1. Reward, dimana kekuasaan yang diperoleh melalui reward dilakukan oleh

pemimpin dengan cara memenuhi kebutuhan bawahan sepertipemberian

bonus dan liburan.

Page 47: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

28

2. Coercive, dimana kekuasaan ini diperoleh melalui ancaman dan hukum

terhadap bawahan.

3. Expert, merupakan kekuasaan dalam bentuk lain yaitu keahlian. Dimana

seseorang dapat mempengaruhi orang lain melalui keterampilan dan

pengetahuan yang dimilikinya.

4. Referent, merupakan kekuasaan dalam bentuk panutan atau idola.

5. Legitimate, yaitu kekuasaan yang diperoleh karena kewenangannya yang

sah.

Menurut Anoraga (2009:186) secara umum tipe kepemimpinan dibagi menjadi:

1. Tipe otokratis, adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara

segala kegiatan yang akan dilakukan hanya diputuskan oleh pimpinan.

Tipe otokratis dibagi menjadi tiga yaitu otokratis keras, otokratis baik, dan

otokratis inkompeten.

2. Tipe demokratis, dimana pemimpin memberikan kesempatan kepada

bawahan untuk memberi masukan, peran aktif antara pimpinan dan

bawahan dilakukan secara seimbang. Tipe demokratis dibagi menjadi dua

yaitu demokratis tulen dan demokratis palsu.

3. Tipe laissez faire, dimana pimpinan mempunyai karakter yang lemah dan

tidak berpendirian kokoh, karena bawahan memiliki kebebasan maka

pimpinan sulit dalam mengendalikan dan meng-koordinasikan bawahan,

sehingga suasana kerja yang tercipta menjadi tidak kooperatif.

Page 48: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

29

Menurut Ivancevich dan Konopaske (2007:198-199) ada dua macam gaya

kepemimpinan, yaitu:

1. Job Centered (Orientasi Pekerjaan), yaitu pemimpin yang berfokus

merangsang pegawai menyelesaikan tugas dan memakai supervisi melekat

agar pemakaian prosedur tepat waktu dan cocok.

2. Employee Centered (Orientasi Pegawai), yaitu pemimpin yang berfokus

agar tugas terselesaikan dan meyakini pendelegasian pengambilan

keputusan dan membimbing pegawai memenuhi kebutuhan dengan cara

membentuk lingkungan kerja yang suportif.

d. Suasana Organisasi (The Organizational Climate)

Suasana Organisasi (The Organizational Climate), meliputi budaya perusahaan,

kebebasan berinovasi, keterbukaan, fleksibilitas, dan saling menghormati antar

individu (Mayo, 2000:526). Menurut Mayo (2000:530), budaya organisasi adalah

faktor yang sangat penting dalam menciptakan human capital, yaitu:

1. Melakukan penilaian atas kinerja baik dalam tim maupun perseorangan.

2. Melakukan penilaian terhadap karyawan dalam mengahadapi masalah

melalui proses pembelajaran dan perbaikan diri.

3. Menciptakan inovasi-inovasi baru dan kreativitas individu yang bernilai

yang tujuannya untuk memperbaiki kondisi perusahaan.

4. Adanya dukungan dari perusahaan berupa adanya sarana dan prasarana

yang lengkap bagi para karyawan dalam bekerja dan melaksanakan

tugasnya.

Page 49: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

30

5. Adanya transfer knowledge dari para senior kepada junior, saling berbagi

pengalaman dalam bekerja.

e. Efektifitas Kelompok Kerja (Workgroup Effectiveness)

Efektifitas Kelompok Kerja (Workgroup Effectiveness), meliputi dukungan, saling

menghormati, berbagi dalam tujuan bersama dan nilai-nilai (Mayo, 2000:526).

Kelompok kerja lebih dikenal dengan tim kerja. Dalam tim kerja akan terjalin

hubungan yang baik antar angggota tim, tetapi juga mungkin akan muncul konflik

di dalam tim kerja itu sendiri (Mayo, 2000:530).

2.2.4 Pengembangan Human Capital melalui Human Capital Management

Menurut Kearns dalam Gaol (2014:700) manajemen modal manusia (Human

Capital Management/HCM) adalah pengembangan total dari kepotensialan

manusia yang diekspresikan sebagai nilai organisasi, bahwa manajemen modal

manusia adalah mengenai menciptakan nilai melalui manusia. Kearns dalam

Arwandi (2015:11) juga menyatakan bahwa HCM sebagai total pengembangan

potensi manusia yang dinyatakan sebagai nilai organisasi. Menurut Mayo

(2000:531-532) human capital memberikan nilai tambah dalam perusahaan setiap

hari melalui motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim. Nilai

tambah yang dapat dikontribusikan oleh karyawan berupa pengembangan

kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemindahan pengetahuan dari

karyawan ke perusahaan serta perubahan budaya manajemen.

Page 50: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

31

2.2.5 Pencapaian Kinerja Human Capital dengan Model Kinerja Ekselen

Model Kinerja Ekselen (MKE) adalah model yang digunakan sebagai penuntun

untuk mencapai kinerja yang ekselen (Gaol, 2014:731). MKE tidak secara khusus

mensyaratkan penggunaan alat manajemen tertentu untuk mencapai kinerja

ekselen, tetapi lebih fokus pada penerapan alat manajemen yang efektif. Berbeda

dengan sistem manajemen lainnya, MKE mengintegrasikan proses manajerial dan

hasil usaha yang dicapai. Tujuan utama disusunnya MKE adalah membantu setiap

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya, baik kinerja proses maupun kinerja

hasil (Gaol, 2014:731-732).

Menurut Gaol (2014:732) MKE terdiri dari lima kategori, yaitu:

a. Kepemimpinan b. Perencanaan strategis c. Fokus pada pelanggan dan pasar d. Manajemen proses e. Hasil-hasil bisnis

Menurut Gaol (2014:732), MKE mempunyai peranan penting:

a. Membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja, kapabilitas, dan hasil usaha.

b. Menjadi media komunikasi dan sharing atas kinerja terbaik di antara unit kerja/perusahaan.

c. Menuntun perusahaan dalam mengelola kinerja, perencanaan, dan proses pembelajaran.

Gaol (2014:732-733) menjelaskan karakteristik utama MKE adalah: a. Fokus pada hasil (produk dan jasa, pelanggan, keuangan dan pasar, human

capital, efektivitas perusahaan dan kinerja operasional, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial).

b. Dapat disesuaikan dengan karakteristik bisnis dan bidang usahanya. c. Mendukung perspektif kesisteman. d. Berbasis pada diagnosis yang sesuai dengan kriteria ekselen dan panduan

penilaian (scoring guidelines).

Menurut Gaol (2014:733), MKE dibangun berdasarkan tata nilai dan kinerja yang saling terkait antara:

Page 51: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

32

a. Kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership) b. Keunggulan yang digerakkan oleh pelanggan (customer-driven excellece) c. Pembelajaran perusahaan dan personal (organizational and personal

learning) d. Penghargaan pada karyawan dan mitra (valuing employees and

partnership) e. Kegesitan (agility) f. Fokus pada masa depan (focus on the future) g. Pengelolaan inovasi (managing for innovation) h. Manajemen berdasarkan fakta (management by fact) i. Tanggung jawab pada masyarakat (social responsibility) j. Fokus pada nilai dan hasil (focus on result dan hasil (focus on results and

creating value) k. Perspektif kesisteman (system perspective)

Fokus pada human capital merupakan pilar utama MKE. Pilar ini menekankan

praktik untuk menciptakan tempat kerja yang dapat menghasilkan kinerja ekselen

dan mengembangkan karyawan agar mereka dan perusahaan mampu beradaptasi

dengan perubahan lingkungan usaha. Fokus pada human capital menguji

bagaimana sistem kerja dalam perusahaan, pembelajaran, dan motivasi membuat

karyawan mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensinya secara penuh

dalam keselarasan dengan sasaran, strategi, dan rencana kerja perusahaan secara

keseluruhan. Secara lebih rinci, fokus pada human capital antara lain mencakup

sistem kerja; sistem manajemen kerja; penerimaan karyawan dan pengembangan

karier; efektivitas rekrutmen; pengembangan karier, pendidikan, pelatihan, dan

pengembangan karyawan; coaching, mentoring, dan counseling; cara orang

dewasa belajar; assesment, design, development, implementation programs, and

evaluation; organisasi pembelajaran; motivasi dan pengembangan karier; talent

management; lingkungan kerja; serta dukungan dan kepuasan karyawan.

Page 52: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

33

2.3 Kinerja Perusahaan

2.3.1 Pengertian Kinerja

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh

karyawan (Mathis & Jackson, 2006:378). Menurut Rivai dan Basri dalam Kaswan

(2012:187):

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja karyawan adalah yang memengaruhi seberapa banyak atau seberapa besar mereka memberi kontribusi kepada organisasi.

Mangkunegara dalam Ongkorahardjo et al. (2008:14) membedakan kinerja

menjadi dua, yaitu:

a. Kinerja individu, adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.

b. Kinerja organisasi, adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok.

2.3.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah proses dimana organisasi memperoleh informasi tentang

seberapa baik seorang karyawan mengerjakan pekerjaannya (Noe et al dalam

Kaswan 2012:192). Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik

karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat

standar, dan kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan

(Mathis & Jackson, 2006:382).

Page 53: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

34

Penilaian kinerja penting dilakukan bagi manajemen dan karyawan (Huat &

Torrington 1998 dalam Kaswan 2012:212). Bagi manajemen, penilaian kinerja

diperlukan karena (Huat & Torrington 1998 dalam Kaswan 2012:212):

a. Menggunakan talentanya secara efektif. Penilaian kinerja dilakukan untuk memastikan bahwa kemampuan-kemampuan individual digunakan seefektif mungkin dalam organisasi, tanpa ada talenta yang terabaikan.

b. Pelatihan. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan sehingga kontribusi karyawan terhadap perkembangan organisasi di masa yang akan datang dapat ditingkatkan sehingga para karyawan dapat tumbuh menjadi lebih terampil, percaya diri dan dapat memberikan sejumlah prospek kerja.

c. Promosi. Penilaian kinerja dapat membantu keputusan promosi dengan memberikan informasi mengenai rencana pengembangan.

d. Perencanaan. Penilain kinerja dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan keterampilan dan kebutuhan suksesi.

e. Kewenangan. Penilaian kinerja dilakukan untuk memelihara hirarki wewenang dengan menegaskan ketergantungan bawahan terhadap mereka yang melaksanakan penilaian.

Bagi karyawan, penilaian kinerja dalam organisasi diperlukan karena (Huat &

Torrington 1998 dalam Kaswan 2012:212):

a. Kinerja b. Motivasi c. Karir d. Umpan balik, merupakan tindak lanjut dari penilaian kinerja yang

bertujuan mengakui dan mendorong kinerja unggul sehingga tetap berkelanjtan untuk mempertahankan perilaku yang dapat diterima dan mengubah perilaku karyawan yang kinerjanya tidak memenuhi standar perusahaan.

Penilaian kinerja digunakan secara luas untuk mengelola upah dan gaji,

memberikan umpan balik kinerja, dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

karyawan individual. Tanpa penilaian kinerja formal akan membatasi pilihan

pemberi kerja yang berkaitan dengan pendisiplinan dan pemecatan (Mathis &

Page 54: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

35

Jackson, 2006:382-383). Penilaian kinerja sangat penting dalam proses

manajemen kinerja secara keseluruhan dan bertujuan untuk membantu

perencanaan SDM, mengidentifikasi kebutuhan pengembangan karyawan dan

juga untuk meneguhkan tujuan dari program pelatihan serta sebagai wahana

komunikasi (Kaswan, 2012:213).

Penilaian kinerja memiliki dua peran, yaitu (Mathis & Jackson, 2006:383-384):

a. Untuk mengukur kinerja dalam memberikan imbalan kerja atau keputusan administratif lainnya mengenai karyawan seperti kompensasi, promosi, pemecatan, perampingan, pemberhentian sementara atau pemecatan.

b. Untuk pengembangan individu seperti mengidentifikasi kekuatan, mengidentifikasi bidang-bidang untuk pertumbuhan, perencanaan pengembangan, dan pelatihan & perencanaan karir.

Kaswan (2012:214) menyatakan bahwa:

Penilaian kinerja memerlukan standar kinerja sebagai pedoman dimana kinerja diukur, standar kinerja harus dikaitkan dengan hasil yang dikehendaki dari setiap pekerjaan. Standar kinerja tidak ditetapkan semaunya dan pengetahuan standar kinerja dikumpulkan melalui analisis pekerjaan.

Bernardin & Russel dalam Kaswan (2012:187) menjelaskan enam kriteria utama

yang digunakan untuk menilai kinerja yaitu:

a. Kualitas Seberapa jauh/baik proses atau hasil menjalankan aktivitas mendekati kesempurnaan, ditinjau dari kesesuaian dengan cara ideal menjalankan suatu kegiatan atau memenuhi tujuan yang dikehendaki oleh suatu aktivitas.

b. Kuantitas Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam nilai dolar/rupiah, jumlah unit, atau jumlah siklus kegiatan yang telah diselesaikan.

c. Ketepatan waktu Seberapa jauh / baik sebuah aktivitas diselesaikan, atau hasil yang diproduksi, pada waktu yang paling awal yang dikehendaki dari sudut pandang koordinasi dengan output yang lain maupun memaksimum waktu yang ada untuk kegiatan lain.

Page 55: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

36

d. Efektivitas biaya Seberapa jauh/baik sumber daya organisasi (manusia, uang, teknologi, material) dimaksimumkan dalam pengertian memperoleh keuntungan tertinggi atau pengurangan dalam kerugian dari masing-masing unit atau contoh penggunaan sumber daya.

e. Kebutuhan untuk supervisi Seberapa jauh/baik seorang karyawan dapat melaksanakan fungsi kerja tanpa harus meminta bantuan pengawasan atau memerlukan intervensi pengawasan untuk mencegah hasil yang merugikan.

f. Dampak interpersonal Seberapa jauh/baik karyawan meningkatkan harga diri, itikad baik dan kerjasama antar sesama karyawan dan bawahan.

Sistem penilaian kinerja dikategorikan menjadi (Kaswan, 2012:192):

a. Trait based (berbasis sifat), diasumsikan bahwa sifat tertentu seperti inisiatif, kecepatan membuat keputusan, tegas, loyal merupakan pendorong kinerja. Sehingga yang diukur adalah karakteristik pribadi pemegang pekerjaan.

b. Behaviour based (berbasis perilaku), berfokus pada perilaku tertentu

karyawan seperti bekerjasama dengan baik, datang tepat waktu. c. Result based (berbasis hasil), diasumsikan bahwa pencapaian sasaran/hasil

seperti jumlah total penjualan atau jumlah produk yang dihasilkan sama dengan kinerja, jadi yang diukur adalah apa yang berhasil dicapai oleh pemegang pekerjaan.

d. Knowledge/skill based (berbasis pengetahuan/keterampilan), diasumsikan

bahwa pengetahuan/keterampilan tertentu merupakan pendorong kinerja. Jadi yang diukur adalah apa yang diketahui/diaplikasikan oleh pemegang pekerjaan.

2.3.3 Hubungan Human Capital dengan Kinerja Perusahaan

Menurut Totanan dalam Endri (2010:182), sebuah perusahaan akan menghasilkan

kinerja yang berbeda jika dikelola oleh orang yang berbeda, oleh karena itu

sumber daya manusia yang berbeda dalam mengelola aset perusahaan yang sama

akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda pula. Hal ini berarti bahwa tangible

asset yang dimiliki perusahaan akan bersifat pasif tanpa sumber daya manusia

yang dapat mengelola dan menciptakan nilai guna bagi sebuah perusahaan.

Page 56: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

37

Mayo dalam Endri (2010:179) menjelaskan bahwa mengukur kinerja perusahaan

dari perspektif keuangan sangatlah akurat, tetapi sebenarnya dasar penggerak nilai

dari keuangan tersebut adalah sumber daya manusia (human capital) dengan

segala pengetahuan, ide, dan inovasi yang dimilikinya. Selain itu, human capital

juga merupakan inti dari sebuah perusahaan.

Sedangkan menurut Stewart dalam Sawarjuwono dan Kadir (2003:19), human

capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual, sumber dari innovation dan

improvement, tetapi komponen ini sulit diukur. Human capital mencerminkan

kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut

dan akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang

dimiliki oleh karyawannya. Sebab human capital merupakan tempat atau

sumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan dan kompetensi

dalam sebuah perusahaan.

2.3.4 Kinerja Tenaga Pemasar (Tenaga pemasar) Produk Asuransi Jiwa

Kinerja individual dan kelompok (karyawan) menentukan kinerja organisasi

(Cummings & Worley dalam Sunjoyo 2011:2). Kinerja individu dalam organisasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor. French dalam Susilo (2014:5) menjelaskan

bahwa kinerja invidu dipengaruhi oleh:

a. Karakteristik individu, seperti usia, jenis kelamin, suku, kemampuan, bakat, kepribadian, nilai, sikap, dan persepsi. Karakteristik individu ini tidak semuanya menjadi acuan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.

Page 57: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

38

b. Usaha (effort), mengacu pada kemauan (willingness) untuk berperilaku ketika melakukan pekerjaan. Effort berkaitan erat dengan motivasi bekerja.

c. Dukungan organisasi, yaitu faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi

individu untuk melakukan pekerjaannya, seperti: perencanaan organisasi, pembiayaan, teknologi, instruksi dari pemimpin dan beberapa faktor dukungan organisasi lainnya. Jadi, meskipun karakteristik individu sesuai dengan pekerjaan dan motivasi tinggi, akan tetapi bila tidak didukung dengan situasi pekerjaan yang memadai, hasil akhir kinerjja tidak akan baik.

Dalam penjualan, kinerja seorang tenaga pemasar ditentukan oleh bakat

(aptitude), tingkat kemampuan dan ketrampilan (skill level), motivasi, persepsi

terhadap perannya (role perception), variabel personal dan lingkungan atau

organisasinya, serta dipengaruhi oleh tipe produk dan tipe konsumen yang

dihadapi oleh tenaga penjual (Churchill et al. dalam Susilo 2014:6). Kinerja

tenaga pemasar asuransi adalah konsekuensi atau hasil dari perilaku yang

dilakukan oleh tenaga pemasar asuransi dalam mencapai tujuan organisasi, yakni

menjual produk asuransi. Pengukuran kinerja penjualan berdasarkan pada

pendekatan hasil (result based), yakni volume penjualan yang bisa diperoleh

dalam satu periode tertentu (Busch & Bush 1978 dalam Susilo 2014:3-4 ). Tenaga

pemasar asuransi memiliki kinerja baik apabila mereka mampu mendapatkan

premi sesuai yang ditargetkan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Sedangkan,

indikasi kinerja buruk antara lain adalah rendahnya volume penjualan dari premi

yang didapat oleh tenaga pemasar sehingga tidak sesuai dengan harapan

perusahaan (Boles, Bellenger & Barksdale 2000; Djauhari & Rachmansyah 2010

dalam Susilo 2014:4). Kinerja tenaga pemasar yang rendah mengakibatkan tenaga

pemasar secara otomatis akan tersingkir (terminasi) atau dengan sengaja

mengundurkan diri (drop out) (Susilo 2014:4).

Page 58: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

39

2.4 Kerangka Berpikir

Perkembangan dan persaingan dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk

memiliki SDM yang berkualitas, sebagai penggerak sumber daya lainnya melalui

pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan dianggap sebagai sumber daya

perusahaan yang sangat strategis, yang dapat digunakan untuk mengembangkan

daya saing perusahaan yang bernilai, langka dan sulit ditiru oleh pesaing dan tidak

tergantikan oleh sumber daya lainnya. Dengan adanya pengetahuan melalui

tenaga manusia ini, menjadikan manusia sebagai modal yang terlihat (human

capital). Human capital merupakan akumulasi pengetahuan, keahlian,

pengalaman dan atribut-atribut kekuatan pekerja lainnya yang relevan di dalam

kekuatan pekerja sebuah organisasi dan memacu produktivitas, kinerja dan

pencapaian tujuan strategis (Matthewman & Matignon dalam Gaol, 2014:696).

Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Human capital: akumulasi pengetahuan, keahlian, pengalaman dan atribut-atribut kekuatan pekerja lainnya yang relevan di dalam kekuatan pekerja sebuah organisasi dan memacu produktivitas, kinerja dan pencapaian tujuan strategis (Matthewman & Matignon dalam Gaol, 2014:696)

Kinerja

1) Kinerja individual

2) Kinerja tim/kelompok (Cummings & Worley dalam Sunjoyo 2011:2)

Pengembangan human capital melalui identifikasi komponen human capital: 1. Kemampuan individu 2. Motivasi individu 3. Kepemimpinan 4. Suasana organisasi 5. Efektifitas kelompok kerja

(Mayo, 2000)

Page 59: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

40

Pengembangan human capital dilakukan melalui identifikasi komponen-

komponen apa di dalam human capital yang paling potensial untuk dapat

dikembangkan dalam pencapaian dan peningkatan kinerja perusahaan. Penilaian

kinerja sangat penting dalam proses manajemen kinerja secara keseluruhan.

Penilaian kinerja berfungsi sebagai input kunci bagi pelaksanaan sistem imbalan

dan hukuman bagi perusahaan yang bersifat resmi. Pengembangan human capital

melalui Human Capital Management (HCM) adalah pengembangan total dari

kepotensialan manusia yang diekspresikan sebagai nilai organisasi, bahwa human

capital management adalah mengenai menciptakan nilai melalui manusia (Kearns

dalam Gaol, 2014:700). Human capital memberikan nilai tambah dalam

perusahaan setiap hari melalui motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas

kerja tim. Nilai tambah yang dapat dikontribusikan oleh karyawan berupa

pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan, pemindahan

pengetahuan dari karyawan ke perusahaan serta perubahan budaya manajemen

(Mayo, 2000:531-532). HCM juga merupakan upaya terpadu untuk mengelola

dan mengembangkan kemampuan manusia untuk mencapai tingkat kinerja yang

lebih tinggi (Chatzkel dalam Arwandi, 2015:11). Kinerja yang menjadi target

peningkatan adalah kinerja individual dan kinerja tim/kelompok. Peningkatan

kinerja individual dan tim akan terakumulasi dalam premi neto yang berhasil

dikumpulkan perusahaan selama 1 tahun.

Page 60: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

41

2.5 Proposisi

Proposisi yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Pengembangan human capital tenaga pemasar Prudential Indonesia berkaitan

dengan komponen human capital yaitu kemampuan individu, motivasi individu,

kepemimpinan, suasana organisasi, dan efektifitas kelompok kerja.

Page 61: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,

dengan latar yang wajar/alamiah, dengan peneliti sebagai instrumen utamanya.

Penelitian ini mendeskripsikan secara menyeluruh proses yang alamiah berkaitan

dengan Pengembangan Human Capital dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga

Pemasar Produk Asuransi Jiwa.

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada penelitian ini adalah pengembangan human capital yang

dimiliki oleh tenaga pemasar produk asuransi jiwa Prudential Indonesia.

Selanjutnya bagaimana perusahaan mengembangkan potensi human capital

melalui identifikasi komponen-komponen human untuk meningkatkan kinerja

individu dan kinerja tim, yaitu:

a. kemampuan individu: pengetahuan produk, lisensi, pengalaman,

penampilan, jaringan/koneksi, kualitas pemantauan diri, mandiri, kreatif.

b. motivasi individu: komisi, bonus, pelatihan dalam dan luar negeri, trip

mancanegara; support leader.

c. kepemimpinan: kompetensi, wewenang, tugas, kualitas, kekuasaan.

Page 62: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

43

d. suasana organisasi: penilaian kinerja, dukungan perusahaan, transfer

knowledge, dukungan leader, suasana kerja yang nyaman.

e. efektifitas kelompok kerja: kunci sukses tenaga pemasar, strategi work

group melalui coaching time, strategi work group untuk SUM.

Subjek dari penelitian ini adalah tenaga pemasar produk asuransi jiwa Prudential

Indonesia.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, berupa informasi yang berkaitan dengan pengembangan

human capital melalui identifikasi komponen-komponen human capital.

Sumber data primer diperoleh dari Senior Unit Manajer, Unit Manajer,

Associate Unit Manager, dan Tenaga Pemasar produk asuransi jiwa

Prudential Indonesia.

b. Data sekunder, sumber data sekunder diperoleh dari dokumentasi

perusahaan, studi literatur dan rujukan sumber elektronik. Data sekunder

berupa informasi yang berkaitan dengan profil perusahaan dan kinerja

perusahaan.

3.4 Informan

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive

sampling). Yang menjadi informan dalam penelitian ini antara lain adalah:

a. Senior Unit Manager, 1 orang.

b. Unit Manager (Leader), 2 orang.

Page 63: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

44

c. Associate Unit Manager, 2 orang.

d. Tenaga Pemasar, 2 orang.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik:

a. Observasi

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti ikut serta

dalam training eksklusif yang dilaksanakan setiap hari Sabtu. Selain itu,

peneliti juga ikut serta pada saat tenaga pemasar melakukan prospek

kepada calon nasabah. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran sebanyak mungkin tentang kegiatan yang dilakukan oleh tenaga

pemasar.

b. Wawancara

Untuk memperoleh data yang lebih rinci dan melengkapi data dan

informasi peneliti melakukan wawancara mendalam (deep interview).

Wawancara mendalam dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi

secara lengkap dan akurat mengenai masalah yang sedang diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap data dan informasi yang

diperoleh dari wawancara dan observasi. Dokumentasi ini berupa foto dan

catatan baik dari Senior Unit Manager atau Unit Manager yang

Page 64: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

45

berhubungan dengan fokus penelitian, guna memperkaya deskripsi

penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan

selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh dari wawancara dan

observasi, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis, mengedit,

mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta

menyimpulkan data. Miles & Huberman (2009:16-21), mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan

data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Teknis

analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif yang

dikembangkan oleh Miles & Huberman (2009:16-21), seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif (Miles & Huberman 2009:20)

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Page 65: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

46

Penjelasan tahapan dalam analisis data model interaktif dari gambar 3.1 menurut

Miles & Huberman (2009:16-21): sebagai berikut:

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung

terus menerus selama penelitian berlangsung. Selama pengumpulan data

berlangsung, terjadilah tahapan reduksi lanjutan (membuat ringkasan,

mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi,

menulis memo). Reduksi data/proses transformasi ini berlanjut terus

sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis, dan

merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

sehingga kesimpulan dapat ditarik dan diverifikasi. Sehingga secara

sederhana dapat dijelaskan bahwa data kualitatif dapat disederhanakan dan

ditransformasikan dalam aneka macam cara, yaitu melalui seleksi yang

ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, atau menggolongkannya

dalam satu pola yang lebih luas.

b. Penyajian data (data display)

Dalam penyajian data, sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data ini bertujuan untuk dapat memahami apa yang sedang

Page 66: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

47

terjadi dan apa yang harus dilakukan menganalisis ataukah mengambil

tindakan, berdasarkan pemahaman dari penyajian data tersebut. Penyajian

yang paling sering digunakan pada data kualiatif berbentuk teks naratif,

akan tetapi teks naratif memiliki kelemahan yaitu tidak praktis, tersusun

kurang baik, dan kesimpulan yang diambil akan tersekat-sekat dan

cenderung memihak. Sehingga kemudian penyajian data dapat ditampilkan

dengan matriks, grafik, jaringan, dan bagan, yang berguna untuk

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu

dan mudah. Sehingga penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi

dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus

menganalisis. Sama halnya dengan reduksi data penyajian data merupakan

bagian dari analisis yaitu merancang deretan dan kolom-kolom sebuah

matriks untuk data kualitatif dan memutuskan jenis dan bentuk data yang

harus dimasukkan ke dalam kotak-kotak matriks. Proses dalam penyajian

data ini juga merupakan kegiatan reduksi data.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification)

Dari permulaan pengumpulan data, penganalisis mulai mencari arti,

mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang

mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Verifikasi dapat berupa pemikiran yang

melintas saat peneliti menulis, tinjauan ulang pada catatan lapangan, dan

tukar pikiran dengan teman sejawat untuk mengembangkan kesimpulan.

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan

terus menerus. Reduksi data, penyajian data dan penarikan

Page 67: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

48

kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

3.7 Keabsahan Data

Keabsahan dan uji analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

triangulasi. Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektifitas proses dan hasil

yang diinginkan. Oleh karena itu, menurut Bungin (2012:203-204) triangulasi

dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan

sudah berjalan dengan baik, antara lain dengan cara:

a. Memastikan apakah telah terhimpun catatan harian wawancara dengan

informan serta catatan harian observasi.

b. selanjutnya dilakukan uji silang terhadap materi catatan harian tersebut,

tujuannya untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara

catatan harian wawancara dan catatan harian observasi. Apabila ternyata

antara catatan harian kedua metode ada yang tidak relevan, peneliti harus

mengonfirmasi perbedaan tersebut kepada informan.

c. Hasil konfirmasi masih perlu diuji lagi dengan informasi-informasi

sebelumnya karena bisa jadi hasil konfirmasi tersebut bertentangan dengan

informasi-informasi yang telah dihimpun sebelumnya dari informan atau

dari sumber lain. Apabila ada yang berbeda, peneliti harus menelusuri

perbedaan itu sampai peneliti menemukan sumber perbedaan dan materi

perbedaannya, kemudian dilakukan konfirmasi dengan informan dan

sumber-sumber lain.

Page 68: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

49

Proses triangulasi tersebut dilakukan terus menerus sepanjang proses

mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa

sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu

dikonfirmasi kepada informan. Triangulasi juga dapat dilakukan dengan menguji

pemahaman peneliti dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang

diinformasikan oleh informan kepada peneliti. Termasuk jika ada kemungkinan

perbedaan pemahaman pemaknaan antara informan dan peneliti. Untuk perbedaan

pemahaman pemaknaan, triangulasi dilakukan dengan melakukan uji pemahaman

langsung kepada informan setelah dilakukan wawancara.

Page 69: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan

yang dapat diambil adalah:

a) Prudential Indonesia melakukan pengembangan human capital dengan

memberikan pelatihan (training) eksklusif yang berkelanjutan dan terus

menerus.

b) Pengembangan human capital dilakukan melalui identifikasi komponen

human capital antara lain kemampuan individu, motivasi, kepemimpinan,

suasana organisasi, dan efektifitas kelompok kerja.

c) Identifikasi kemampuan individu dilakukan agar tenaga pemasar memiliki

pengetahuan produk, lisensi, pengalaman, penampilan, jaringan/koneksi,

kualitas pemantauan diri, mandiri, serta kreatif melalui motivasi seperti

komisi, bonus, pelatihan dalam dan luar negeri, trip mancanegara, dan

support dari leader. Identifikasi peran pemimpin dilakukan agar seorang

pemimpin dapat terus berkembang dalam hal kompetensi, wewenang,

tugas, kualitas, dan kekuasaan. Identifikasi suasana organisasi dilakukan

dengan penilaian kinerja, dukungan perusahaan, transfer knowledge,

dukungan leader, dan suasana kerja yang nyaman. Identifikasi efektifitas

Page 70: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

114

kelompok kerja dilakukan dengan kunci sukses tenaga pemasar, strategi

work group melalui coaching time, dan strategi work group untuk SUM.

d) Pengembangan human capital melalui pelatihan (training) yang

berkelanjutan memberikan dampak terhadap kinerja individual dan kinerja

tim tenaga pemasar produk asuransi jiwa Prudential Indonesia yang

tercatat dalam perolehan premi perusahaan.

5.2 Saran

Adapun hal-hal yang dapat peneliti sampaikan sebagai masukan yang bersifat

konstruktif kepada Prudential Indonesia dan bagi penelitian selanjutnya adalah:

a) Bagi tenaga pemasar yang tidak disiplin, sering terlambat dan atau malas

dalam mengikuti pelatihan (training), sebaiknya diberikan peringatan dan

sanksi.

b) Perusahaan perlu membekali tenaga pemasar dengan kemampuan

penjualan penjualan adaptif, karena lebih sesuai dengan berbagai

karakteristik berbagai calon nasabah yang ditemui.

c) Untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja tenaga pemasar, sebaiknya

diberlakukan ketentuan berapa case atau API yang wajib dikumpulkan

setiap minggunya.

d) Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi perusahaan asuransi lainnya

dalam meningkatkan kinerja dan kualitas tenaga pemasarnya.

Page 71: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. Arwandi, Rusliah. 2015. Human Capital Management Sebuah Pencapaian Nilai

Tambah Melalui Manusia. www.academia.edu/7677113/Human_Capital_Management_Sebuah_Pencapaian_Nilai_Tambah_Melalui_Manusia. Diakses tanggal 25 April 2015.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis

dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djauharidan Yanuar Rachmansyah. 2010. Strategi Meningkatkan Kinerja

Penjualan Asuransi Jiwa (Studi di AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Semarang). Jurnal Prestasi Vol 6 No. 1, Juni: 146-177.

Endri. 2010. Peran Human Capital dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan:

Suatu Tinjauan Teoritis dan Empiris. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 6 No. 2 Hal 179-190. Center for Business Studies FISIP UNPAR.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif (Dasar-Dasar dan Aplikasi).

Malang: YA3. Gaol, CHR Jimmy L. 2014. A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta: Grasindo. Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPEE. Hendrawan, Sanerya., Indraswari dan Sylvia Yazid. 2012. Pengembangan Human

Capital (Perspektif Nasional, Regional, Global). Yogyakarta: Graha Ilmu. Intana, Lila. 2012. Agen Asuransi Indonesia Mayoritas dari Prudential.

www.swa.co.id/business-strategy/management/agen-asuransi-indonesia-mayoritas-dari-prudential. Diakses tanggal 28 April 2015.

Investor. 2010. Indonesia Aman Krisis Eropa? Edisi Khusus, Juli 2010. Vol. XII,

No. 205. Jakarta: Gramedia. Investor. 2011. Solusi Atasi Fraud Perbankan. Edisi Khusus, Juli 2011. Vol. XIII,

No. 217. Jakarta: Gramedia. Investor. 2012. Peugeot Bangun Pabrik Perakitan. Edisi Khusus, Juli 2012. Vol.

XIV, No. 229. Jakarta: Gramedia.

Page 72: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

116

Investor. 2013. Banjir Dana Rights Issue. Edisi Khusus, Juli 2013. Vol. XV, No. 241. Jakarta: Gramedia.

Investor. 2014. Cetak Biru Perbankan Versi OJK. Edisi Khusus, Juli 2014. Vol.

XVI, No. 253. Jakarta: Gramedia. Ivancevich, John M. dan Robert Konopaske. 2007. Organizational Behavior and

Management (Perilaku dan Manajemen Organisasi). Edisi 7, Jilid 2, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Josan, Ioana Julieta. 2013. Human Capital and Organizational Effectiveness

Change and Leadership Journal No. 17. Kaswan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing

Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kleynhans, Epj. 2006. The role of Human Capital In The Competitive Platform Of

South African Industries, A Journal of Human Resource Management. School of Economics, Risk Management & International Trade North West University.

Mariam, Rani. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja Karyawan sebagai Variabel Intervening pada PT Asuransi Jasa Indonesia. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survey Diagnosis Organisasional (Konsep & Aplikasi).

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2006. Human Resource Management

(Manajemen Sumber Daya Manusia). Edisi 10, Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Mayo, A. 2000. The Role of Employee Development in The Growth of Intellectual

Capital. Personal Review, Vol. 29, No. 4, April: 521-533. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif

(Buku sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia. Mulyaningrum. 2010. Pengaruh Pelatihan dan Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan Divisi Marketing AJB Bumi Putera 1912 Cabang Kebayoran. Tesis. Jakarta: FISIP Universitas Indonesia.

Ongkorahardjo, Martina Dwi Puji Astri., Antonius Susanto., dan Dyna

Rachmawati. 2008. Analisis Pengaruh Human Capital terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, Mei: 11-21.

Page 73: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

117

Prudential. 2011. Kerja Sama Prudential Indonesia dan Universitas Indonesia Guna Tingkatkan Kualitas Agen Asuransi. www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/press/pressreleases/2011/20110907.html. Diakses tanggal 2 Maret 2015.

Prudential. 2013. Prudential Indonesia Perkuat Komitmen untuk Tingkatkan

Kualitas Tenaga Pemasaran dengan Kembangkan PRUsales academy. www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/press/pressreleases/2013/201309202.html. Diakses tanggal 2 Maret 2015.

Prudential. 2013. My PRUDENTIAL.

www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/myprudential/. Diakses tanggal 2 Maret 2015.

Prudential. 2014. Tahun 2013, Petumbuhan Prudential Indonesia Lampaui Rata-

rata Industri.www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/press/pressreleases/2014/20140416.html. Diakses tanggal 2 Maret 2015.

Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis. Yogyakarta:

Graha Ilmu. Rahmawati, Kartika Tri. 2009. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja

Karyawan pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Cabang Pasuruan. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim.

Reksohadiprodjo, Sukanto., dan T. Hani Handoko. 2001. Organisasi Perusahaan.

Yogyakarta: BPFE. Sawarjuwono, T., dan A. P. Kadir. 2003. Intellectual Capital:Perlakuan,

Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No.1, Mei: 35-57.

Setyanto, R. P. 2004. Pengukuran Human Capital: Peluang bagi Departemen

SDM untuk Berperan sebagai Strategic Business Partner. Usahawan No. 10., Tahun XXXIII, Oktober: 18-22.

Sondari, Mery Citra. 2008. Analisis Karakteristik Pekerjaan Agen Asuransi Jiwa.

Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: Andi Offset.

Page 74: PENGEMBANGAN HUMAN CAPITAL DALAM …digilib.unila.ac.id/21921/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister ... Intan Jessika,

118

Sunjoyo. 2011. The Exceptional Leader-Managers Performance. Published on Proceeding of the 3rd National Seminar of Forum Manajemen Indonesia (FMI). Management: The Next Opportunity and Challenge from Competition to Collaboration. Bandung: Savoy Homann Bidakara Hotel, p. 92.

Susilo, Andrias David. 2014. Pengaruh Faktor Kepribadian Conscientiousness

Dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Agen Asuransi Dengan Dimediasi Oleh Perilaku Penjualan Adaptif. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Teknolog Indonesia. 2013. Pokok Bahasan Buku Karangan Rikwanto.

www.teknolog-indonesia.blogspot.com/2013/01/pokok-bahasan-buku-karangan-riwanto.html. Diakses tanggal 28 Maret 2015.

Winarno., Eka Afnan Troena, Armanu, dan Solimun. 2012. Pengaruh Modal

Manusia dan Pembelajaran Organisasi yang Dimediasi Kompetensi Organisasi dan Budaya Inovasi (Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis V Yogyakarta). Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 10, No. 2.