Upload
vandung
View
233
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS
KINERJA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
(Tesis)
Oleh
Maria Desi Kurniawaty
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KINERJA PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh
Maria Desi Kurniawaty
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan keefektivan instrumen
penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D) oleh
Borg & Gall. Populasi pada penelitian ini siswa kelas IV sebanyak 228 orang di
Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Sampel diambil
dengan menggunakan teknik cluster sampling sebanyak 25 siswa kelas IVB SD
Negeri Bumi Agung dan 32 siswa kelas IV SD Negeri Sumur Kumbang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket analisis kebutuhan, angket
validasi ahli, lembar pengamatan kinerja siswa, dan angket respon guru. Data
dianalisis menggunakan rumus Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap item
pada instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV
Sekolah Dasar yang telah divalidasi oleh tim ahli dinyatakan layak digunakan untuk
mengukur aspek psikomotorik atau keterampilan siswa dan produk instrumen
penilaian berbasis kinerja efektif memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
Kata kunci: instrumen penilaian kinerja, pembelajaran tematik, sekolah dasar
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF AN INSTRUMENT ASSESSMENT BASED
PERFORMANCE ON LEARNING THEMATIC STUDENTS
CLASS 4 PRIMARY SCHOOL
By
Maria Desi Kurniawaty
The purpose of this research are knowing feasibility and the effectiveness of the
assessment instrument based on performance on learning thematic students class 4 of
primary school. This research method used the Research & Development (R & D) by
Borg & Gall. Population in this study were 228 of primary school students class IV
in Cengkih cluster of Kalianda subdistrict South Lampung district. Samples were
taken by using cluster sampling technique as many as 25 of primary school students
IVB grade of SD Negeri Bumi Agung and 28 of primary school students IV grade of
SD Negeri Sumur Kumbang. Data collecting techniques used is test, the researcher
used the needs analysis, expert validation, student performance observation sheets,
teacher response and student response questionnaires. The data were analyzed by
using t test formulas. The research results show that each item on an assessment
instrument based on performance on learning thematic students class 4 of primary
school that have been validated by a team of experts announced eligible used to
measure aspects psychomotor or student skills, and products instruments based this
assessment performance effective it is reliable has a very high.
Keywords: instrument assesment performance, learning thematic, primary school
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS
KINERJA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh
Maria Desi Kurniawaty
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pasca Sarjana
Program Studi Magister Keguruan Guru SD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Iudul Tesis
Nama Matrasiswa
No. PokokMahasiswa
Pmgram Studi
Fakultas
Dr. Lilik Sabdaningtyasr, M.Pd.NrP 19s61005 198303 2002
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
I)r. Riswanti Biili, M.Si.NIP 19600328 198603 2002
Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerjapada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV SekolahDasar
${gffia{}esi Qmtatrctl1523053001
Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar
Keguruqn,daii' tlritu.Ppadidikan
Pembimbing II,
--" - l-\-:,, : ',:,\.-, .] ]\ 'r!- ea-i46;
" . ,.,..*.".--*-'- -_
Dr. Ar"win Surbaktin l}f,Si.NIP 19580424 t985A3 t O02
2. Mengetahui
Ketua Program Studi
I)r. Alben Ambarita, M.Pd.NIP 19570711 198503 r 004
l- Tim Penguji
l
Kehra
MENGESAHKAN
Dr. Lilik Sabdaningtya$, M.Pd.
Sekretaris
Penguji Anggota
Pascasarjana
$udjarwo, M.S.30528 198103 I 002
4. Tanggal LulusUjian :20 Juli 2017
ST]RAT PERIYYATAAI\I
Sr5na ymg b€rtanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan dengan sebenarnya
Hwa:
l. Tesis dengan judul "Pengembangan Intrumen Penilaian Berbasis Kinerja
pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah l)asaf'adalah karya
saya sendiri dan sayatidakmelakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya
penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku
dalam masyarakat akademik atau yang disebut plagiatisme.
2. Hak intelektual atas karya ilmiah diserahkan sepuhnya kepada Universitas
I^ampung.
Arrs pernyataan ini, apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya
Hidakbenaran, syo bersedia menanggung akibat dan sangsi yang diberikan kepada
ralla, saya berssedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung 17 Juli20l7 t
NPM 1523053001
RIWAYAT HIDUP
Maria Desi Kurniawaty lahir di Klaten Jawa Tengah pada 4
Desember 1990, sebagai putri pertama dari dua bersaudara buah
hati Bapak Agustinus Lagino dan Ibu Katarina Titik Budiati serta
memiliki adik yang bernama Elisabeth Sari Setyawati.
Pendidikan awal dimulai di TK Xaverius Kalianda pada tahun
1994. Pada tahun 1996- 1998 bersekolah di SD N 3 Way Urang Kalianda, dan
melanjutkan sekolah di SD N 1 Way Urang Kalianda lulus pada tahun 2002.
Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kalianda
lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas
Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada tahun 2008, kemudian menempuh pendidikan
S1 di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2008. Melalui tes masuk program Pasca Sarjana Universitas
Lampung pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan S2 pada Program Studi
MKGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, dengan penuh rasa syukur saya
persembahkan tulisan ini kepada :
Orang tua ku Bapak Agustinus Lagino dan Ibu Katarina Titik Budiati yang
selalu memberikan kasih sayang dan dukungannya
Suami ku Ignatius Andy Priya Puspito
Anak ku Maximilian Airee Yoga Pangestu
Adik yang ku sayangi Elisabeth Sari Setyawati
Almamater tercinta Universitas Lampung
MOTTO
"UNTUK SEGALA SESUATU ADA MASANYA, UNTUK APAPUN YANG DI
BAWAH LANGIT ADA WAKTUNYA."(PENGKOTBAH 3:1).
“MINTALAH MAKA AKAN DIBERIKAN KEPADAMU; CARILAH, MAKA
KAMU AKAN MENDAPATKAN; KETUKLAH MAKA PINTU AKAN
DIBUKAKAN BAGIMU. KARENA SETIAP ORANG YANG MEMINTA,
MENERIMA DAN SETIAP ORANG YANG MENCARI MENDAPAT DAN
SETIAP ORANG YANG MENGETUK, BAGINYA PINTU DIBUKAKAN”.
(MATIUS 7 : 7-8)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran
Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar magister pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa, kemampuan dan pengetahuan penulis
terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung, yang
telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan secara akademik dalam
menempuh pendidikan pasca sarjana Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memfasilitasi dan memberikan
kesempatan secara akademik dalam menempuh pendidikan pasca sarjana
Universitas Lampung
3. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., Direktur Pasca Sarjana Universitas Lampung,
yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan dalam menempuh
pendidikan pasca sarjana Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan dalam
menempuh pendidikan pasca sarjana Universitas Lampung.
5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Keguruan Guru SD selaku pembahas dan Tim Uji Ahli Materi yang telah
memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini
agar menjadi lebih baik lagi.
6. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembimbing I atas kesediaan,
keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam
proses penyusunan tesis ini.
7. Bapak Dr. Arwin Surbakti, Msi., selaku pembimbing II atas kesediaan,
keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam
proses penyusunan tesis ini.
8. Bapak Dr. Hi. Edi Purnomo, M.Pd selaku Tim Uji Ahli Evaluasi atas kesediaan
dan keikhlasannya untuk meluangkan waktunya memberikan bimbingan
tambahan dalam proses penyusunan tesis.
9. Ibu Dr. Siti Samhati, M.Pd selaku Tim Uji Ahli Bahasa atas kesediaan dan
keikhlasannya untuk meluangkan waktunya memberikan bimbingan tambahan
dalam proses penyusunan tesis.
10. Segenap dosen Magister Keguruan Guru SD Universitas Lampung yang
senantiasa mendidik dan membimbing penulis selama menempuh perkuliahan.
11. Ibu Ernawati Saleh, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Bumi Agung dan Ibu
Fitriani Syarif, S.Pd.SD. selaku kepala sekolah SD Negeri Sumur Kumbang yang
dengan kerendahan hati memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada
penulis.
12. Segenap dewan guru di SD Negeri Bumi Agung dan SD Negeri Sumur Kumbang
yang telah memberikan waktu, tenaga serta ijin guna membantu menyelesaikan
penyusunan tesis ini.
13. Peserta didik kelas IV di SD Negeri Bumi Agung dan SD Negeri Sumur
Kumbang, yang bersedia sebagai subjek penelitian.
14. Kedua orang tua, bapak Agustinus Lagino dan ibu Katarina Titik Budiati yang
senantiasa mendoakan, mendukung, memberikan semangat dan menginspirasi
dalam setiap langkah hidupku.
15. Bapak Stefanus Abi Kundadi dan Ibu Martha Ani Purwandari selaku mertua ku
yang setia dalam doa dan memberikan dukungannya kepada penulis.
16. Suami tercinta Ignatius Andy Priya Puspito yang selalu mendoakan, memberikan
motivasi dan cintanya di setiap saat.
17. Putra ku terkasih Maximilian Airee Yoga pangestu yang selalu menjadi jiwa dan
penerang hidupku.
18. Adik-adik dan keponakan ku Elisabeth, Nadia, Yones, Adi, Prastowo, Bimo,
Ashleyn yang selalu menyemangati dalam pembuatan tesis ini.
19. Sahabat ku terkasih Chatarina Dyah Puspa yang senantiasa mendukung,
memberikan semangat dan mendengarkan setiap keluh kesah dan kebahagiaan
yang penulis rasakan selama ini.
20. Segenap teman-teman MKGSD yang telah bersama-sama dari awal perkuliahan,
terkhusus Yulita Dwi lestari, Deviyanti Pangestu, Ysiyar Jayantri, Chelsi
Yuliana Surbakti, Devi Andriyanti, dan Irmayati yang selalu setia menemani
hari-hari ku selama menempuh pendidikan S2.
21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas tesis ini di masa
mendatang sangat penulis harapkan.
Bandar Lampung, 17 Juli 2017
Penulis,
Maria Desi Kurniawaty
NPM 1523053001
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. …1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
G. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 7
H. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .................................................... 7
II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 9
A. Kurikulum 2013 ................................................................................... 9
1. Pengertian Kurikulum 2013 .............................................................. 9
2. Implementasi Kurikulum 2013 ....................................................... 11
3. Penilaian Kurikulum 2013 .............................................................. 15
B. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ............................................... 18
1. Pengertian Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja .......................... 18
2. Perbandingan Penilaian Kinerja dengan Tes Konvensional ........... 20
3. Langkah-langkah Penilaian Berbasis Kinerja ................................. 21
4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Berbasis Kinerja ................. 22
5. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ................... 23
C. Pembelajaran Tematik di SD .............................................................. 27
1. Pengertian Pembelajaran Tematik .................................................. 27
2. Manfaat Pembelajaran Tematik ...................................................... 29
3. Prinsip Pembelajaran Tematik ........................................................ 30
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ....................... 32
5. Cara Menilai Pembelajaran Tematik dengan Instrumen
Penilaian Berbasis Kinerja .............................................................. 33
6. Tema 8. Tempat Tinggalku............................................................. 35
D. Penelitian yang Relevan .................................................................... 35
E. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 42
F. Hipotesis ............................................................................................. 44
III. METODE PENELITIAN ................................................................... 45
A. Metode Penelitian .............................................................................. 45
B. Prosedur Pengembangan .................................................................... 46
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 52
D. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 52
1. Populasi Penelitian.......................................................................... 52
2. Sampel Penelitian ........................................................................... 53
E. Definisi Konsep dan Operasional Variabel ........................................ 53
1. Definisi Konsep Variabel ............................................................... 53
2. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 54
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 55
G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 55
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 56
1. Uji Validitas Instrumen................................................................... 56
2. Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................... 57
3. Uji Hipotesis ................................................................................... 58
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 60
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 60
1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal)..................... 60
2. Hasil Perencanaan .......................................................................... 62
3. Hasil Pengembangan Draft Produk ............................................... 64
4. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ..................................................... 68
5. Hasil Uji Coba Lapangan Utama ................................................... 72
B. Pembahasan ....................................................................................... 76
1. Kelayakan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ......................... 76
2. Efektivitas Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ......................... 79
3. Kelebihan Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja. 81
4. Keterbatasan Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis
Kinerja ........................................................................................... 82
5. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 83
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 84
A. Kesimpulan ........................................................................................ 84
B. Implikasi ............................................................................................ 85
C. Saran .................................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 88
LAMPIRAN ............................................................................................... 94
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbandingan antara penilaian kinerja dengan tes konvensional ............... 21
3.1 Perhitungan Jumlah Populasi ..................................................................... 53
3.2 Tabel Indeks r11 .......................................................................................... 58
4.1 Rekapitulasi Angket Kebutuhan ................................................................ 61
4.2 Distribusi Materi Instrumen Penilaian ....................................................... 63
4.3 Distribusi Penugasan Kinerja ..................................................................... 64
4.4 Distribusi Kategori Guttman ...................................................................... 66
4.5 Hasil Validasi Ahli ..................................................................................... 66
4.6 Catatan Perbaikan/ Masukan Validasi Ahli ............................................... 67
4.7 Analisis Data Hasil Kelompok Uji Coba Lapangan Awal ......................... 69
4.8 Rekapitulasi Uji Validitas InstrumenUji Coba Lapangan Awal ................ 70
4.9 Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Lapangan Awal .............................. 71
4.10 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Uji Coba Lapangan Utama ........... 73
4.11 Hasil Uji Coba Lapangan Utama ............................................................. 75
4.12 Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Lapangan Utama .......................... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................................... 43
3.1 Skema Tahapan Model Pengembangan Menurut Borg & Gall ................. 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat-Surat .............................................................................................. 94
1.1. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 95
1.2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................... 97
1.3. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................... 98
2. Kisi-kisi dan Angket Kebutuhan ............................................................. 99
2.1. Kisi-kisi Angket Kebutuhan ............................................................ 99
2.2. Angket Kebutuhan ........................................................................... 100
3. KD dan Indikator Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ........................ 102
4. Kisi-kisi dan Hasil Angket Validasi Ahli ................................................ 104
4.1 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi .............................................. 104
4.2 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Evaluasi........................................... 104
4.3 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa ............................................. 105
4.4 Hasil Validasi Ahli Materi ................................................................ 106
4.5 Hasil Validasi Ahli Evaluasi ............................................................. 106
4.6 Hasil Validasi Ahli Bahasa ............................................................... 108
5. RPP .......................................................................................................... 110
6. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ...................................... 156
7. Lembar Pengamatan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ................... 160
8. Kisi-kisi dan Hasil Angket Respon Guru ................................................ 168
8.1 Kisi-kisi Angket Respon Guru ......................................................... 168
8.2 Hasil Angket Respon Guru ............................................................... 169
9. Tabulasi Data ........................................................................................... 171
9.1. Tabulasi Uji Coba Lapangan Awal.................................................. 171
9.2. Tabulasi Uji Coba Lapangan Utama Kelompok Siswa
Berkemampuan Tinggi .................................................................... 173
9.3. Tabulasi Uji Coba Lapangan Utama Kelompok Siswa
Berkemampuan Rendah .................................................................. 179
10. Validasi .................................................................................................. 186
10.1 Validasi Uji Coba Lapangan Awal ................................................. 186
10.2 Validasi Uji Coba Lapangan Utama ............................................... 188
11. Reliabilitas ............................................................................................. 193
12. Uji Hipotesis .......................................................................................... 198
13. Foto-foto ................................................................................................ 199
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Definisi pendidikan dalam
perspektif kebijakan, sebagaimana tertulis dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yakni: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa perubahan kurikulum yaitu
pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan yang saat
ini digunakan adalah 2013 atau yang sering disebut dengan istilah Kurikulum 13.
Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Titik penekanan pokok
pada kurikulum saat ini atau Kurikulum 2013 yaitu bertujuan untuk mendorong
siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
2
ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi
pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan
pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan
siswa memiliki keberhasilan pada kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan jauh lebih baik.
Siswa di Sekolah Dasar pada dasarnya merupakan individu yang
berkembang. Dalam hal ini pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan
memberikan kontribusi untuk membantu dan mengarahkan perkembangan siswa
supaya menjadi positif dan optimal. Untuk mencapai keberhasilan pada
kompetensi sikap, pengetahuan dan keteram maka proses pembelajaran haruslah
dirancang oleh guru baik dalam penyusunan bahan ajar, proses belajar dan sistem
penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Namun faktanya, keberhasilan
pendidikan selama ini lebih banyak diukur dari penilaian yang berkaitan dengan
kompetensi pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan mendominasinya pelaksanaan
tes formatif, tes sumatif, bahkan Ujian Nasional dalam bentuk tes tertulis (paper
and pencil test) yang hanya mampu memberikan informasi mengenai pemahaman
konsep siswa semata. Pelaksanaan penilaian yang hanya terfokus pada satu
kompetensi tidak dapat menggambarkan kemampuan siswa secara objektif,
akurat, dan menyeluruh.
Penilaian yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan hendaknya
memperhatikan karakteristik perkembangan siswa seperti pada siswa di kelas
rendah yang berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat konkret atau
kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa, sedangkan di kelas tinggi
siswa dihadapkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip penerapannya.
3
Berdasarkan karakteristik perkembangan siswa tersebut dapat dikembangkan
penilaian kompetensi keterampilan berpikir kreatif pada Kurikulum 2013 melalui
penilaian kinerja yang merupakan penilaian yang menuntut siswa
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu yang dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung kinerja yang ditunjukkan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka
lakukan. Penilaian kinerja sangat penting dalam pembelajaran karena dapat
melihat kemampuan dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran tanpa
harus menunggu sampai proses pembelajaran berakhir. Instrumen penilaian
kinerja terdiri atas kisi-kisi, lembar kegiatan siswa, rubrik, lembar pengamatan
dan pedoman penskoran. Dengan adanya instrumen penilaian berbasis kinerja,
siswa diharapkan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan dipersiapkan
sesuai dengan panduan penilaian.
Sebagian besar guru dalam penilaian penugasan praktik atau
mendemonstrasikan sesuatu tidak memberikan penilaian berdasarkan kinerja yang
dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengungkap bahwa alasan
guru tidak melaksanakan penilaian kinerja karena guru tidak memahami penilaian
kinerja (Wulan 2007; Amelia dkk., 2015; Novalia dkk., 2015; Oktriawan dkk.,
2015). Fakta tersebut juga didukung hasil penyebaran angket kebutuhan yang
dilakukan di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan
mengenai instrumen penilaian berbasis kinerja dengan responden sebanyak 12
guru. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan, diperoleh bahwa semua guru
menyatakan penilaian yang ada belum dapat memotivasi siswa untuk mengikuti
4
proses pembelajaran, kurang memadainya mengenai ketersediaan instrumen
penilaian untuk menilai pembelajaran tematik, kesulitan dalam membuat
instrumen penilaian kinerja. Selain itu semua guru menyatakan tidak paham
mengenai instrumen penilaian kinerja dan sebanyak 100% guru menjawab bahwa
perlu dilakukan pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja pada
pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar, hasil analisis kebutuhan
dapat dilihat pada bab IV halaman 61. Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian
Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitian, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Penilaian yang sudah ada belum dapat memotivasi siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran.
2. Kurang memadainya ketersediaan instrumen penilaian kinerja untuk menilai
pembelajaran tematik.
3. Guru kesulitan dalam membuat instrumen penilaian kinerja.
4. Guru tidak paham mengenai instrumen penilaian kinerja
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian
yang dikembangkan berbasis kinerja.
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan, maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kelayakan instrumen penilaian berbasis kinerja pada
pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimanakah keefektifan instrumen penilaian berbasis kinerja pada
pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi mengenai
pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja. Secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui kelayakan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran
tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Mengetahui keefektifan instrumen penilaian berbasis kinerja pada
pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–pihak yang
berkepentingan, di antaranya sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan
sebagai bahan acuan untuk menilai kinerja siswa dalam proses kegiatan
6
belajar mengajar terutama pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi guru
Adapun manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat digunakan untuk
menilai keterampilan siswa pada saat proses pembelajaran. Selain itu
dijadikan sebagai contoh dalam pembuatan instrumen penilaian berbasis
kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Bagi siswa
Adapun manfaat penelitian ini bagi siswa, yaitu siswa dapat mengetahui
aspek-aspek yang akan dinilai oleh guru sehingga siswa lebih bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Adapun manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu menjadi suatu
sumbangan pemikiran dalam sistem penilaian kinerja siswa dan dapat pula
dijadikan acuan bagi sekolah dalam pengembangan instrumen penilaian
berbasis kinerja yang untuk diterapkan dalam sistem penilaian siswa.
4. Bagi peneliti lain
Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu dapat dijadikan sebagai
acuan mengenai instrumen penilaian berbasis kinerja.
7
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan dalam penelitian ini adalah pengembangan instrumen berbasis
kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Instrumen penilaian berbasis kinerja di susun untuk menilai kegiatan
pembelajaran kelas IV SD dengan standar penilaian Kurikulum 2013 pada
tema 8 Tempat Tinggalku sub tema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku.
3. Penelitian ini dibatasi lokasinya hanya pada SD yang memakai Kurikulum
2013 di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
H. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah instrumen penilaian
berbasis kinerja. Instrumen penilaian yang dikembangkan dapat digunakan
sebagai alat untuk mengukur perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan
yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan
menghasilkan suatu produk. Instrumen penilaian berbasis kinerja yang
dikembangkan sesuai dengan KI dan KD yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Adapun isi pada produk instrumen penilaian berbasis
kinerja meliputi:
1. Petunjuk untuk pengguna menerangkan pengertian instrumen penilaian
berbasis kinerja, sasaran pengguna, pemaparan topik serta penjelasan dari sub
bagian dari produk ini.
8
2. Lembar penugasan kinerja siswa berisikan tentang materi, alokasi waktu
pengerjaan dan penugasan kinerja pada bagian ini guru menekankan siswa
untuk memahami materi dan langkah pengerjaan penugasan terlebih dahulu
sehingga dalam pelaksanan penugasan kinerja dapat dilakukan dengan mudah
dan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
3. Lembar pengamatan intrumen penilaian berbasis kinerja berisikan tentang
aspek penilaian kompetensi keterampilan, lembar pengamatan guru harus
membaca pernyataan aspek penilaian dan rubrik dengan cermat dan teliti sebelum
melakukan penilaian, mengisi identitas dengan lengkap sebelum melakukan penilaian
dan memberikan tanda ceklist(√) pada kolom jika memenuhi aspek penilaian.
4. Kisi-kisi menjelaskan tentang kompetensi dasar (KD), indikator, tingkat
pencapaian, materi serta butir soal penugasan kinerja pada mata pelajaran
tertentu.
5. Rubrik memaparkan deskripsi aspek kompetensi keterampilan yang akan
dinilai dan diamati oleh guru.
6. Pedoman penskoran berisikan tentang rumus penghitungan nilai keterampilan
kinerja serta keterangan skor maksimal yang diperoleh masing-masing
individu siswa selama melakukan proses pembelajaran.
7. Daftar pustaka berisi pustaka atau daftar buku-buku referensi yang digunakan
dalam menyusun panduan instrumen penilaian ini.
Untuk menghasilkan instrumen penilaian berbasis kinerja yang layak maka
perlu memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki
bukti validitas empirik.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1, poin (19) menyebutkan bahwa kurikulum adalah
“seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan siswa. Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah. Sama halnya kurikulum yang dipakai di Indonesia saat ini yakni
kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum
yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa
dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta
memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum 2013 dikembangkan
10
atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan
teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Dalam kurikulum 2013 pembelajaan yang
dilakukan guru dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat serta pengalaman belajar
langsung siswa sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan
awal siswa. Pengalaman belajar langsung individual siswa menjadi hasil
belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh siswa menjadi hasil
kurikulum.
Menurut Mulyasa (2013: 6-7), Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and
character based curriculum), yang dapat membekali siswa dengan
berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dan tuntutan teknologi.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Tjahjono (2013: 1), “Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang berbasis pada pengembangan kompetensi siswa”.
Pendidikan karakter dan pengembangan kompetensi dalam Kurikulum 2013
bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang
mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia siswa secara
utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan pendidikan.
11
Dari pengertian dan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan
minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,
ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
2. Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah
disusun dengan cermat dan rinci. Menurut Hidayat (2013: 158) menjelaskan
bahwa “implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan
dalam kurikulum kepada peserta didik agar dapat menghasilkan lulusan yang
memiliki seperangkat kompetensi sesuai dengan karakteristik dan kemampuan
siswa masing-masing.” Mulyasa (2013: 99) menjelaskan bahwa
“implementasi kurikulum merupakan aktualisasi kurikulum dalam
pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter siswa”.
Implementasi kurikulum akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran
yakni bagaimana agar isi kurikulum dapat dikuasai oleh siswa secara tepat
dan optimal. Dalam hal ini, tugas guru dalam implementasi kurikulum adalah
mengondisikan dan memfasilitasi lingkungan belajar agar dapat memberikan
kemudahan belajar siswa, sehingga siswa mampu berinteraksi dengan
lingkungan eksternal dan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang
dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Kaitannya dalam mengupayakan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013,
dalam pembelajaran implementasi Kurikulum 2013 harus mengacu pada
12
Standar Proses yang tertera dalam Standar Nasional Pendidikan. Standar
Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menuliskan bahwa,
“sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.” Ketiga ranah kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tahun 2013 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah, “proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan
pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya
pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya.”
Dengan demikian, proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas
pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Dalam menyukseskan implementasinya, pelaksanaan pembelajaran
dalam Kurikulum 2013 menurut Mulyasa (2013: 126) mencakup:
1) Kegiatan Awal atau Pembukaan
a. Pembinaan Keakraban, bertujuan untuk mengkondisikan siswa agar
mereka siap melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini siswa perlu
diperlakukan sebagai individu yang memiliki persamaan dan
perbedaan individual, sehingga tercipta hubungan yang harmonis
antara guru sebagai fasilitator dan siswa serta antar siswa dengan
peserta didik.
13
b. Pretes (tes awal), yang berfungsi untuk menyiapkan siswa dalam
proses belajar, untuk mengetahui tingkat kemajuan sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan, selain itu untuk
mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa mengenai
bahan ajaran.
2) Kegiatan Inti
Yaitu tahap pelaksanaan tugas bagi seorang guru dalam menyalurkan
ilmu pengetahuan agar tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan
inti mencakup penyampaian informasi, membahas materi standar untuk
membentuk kompetensi dan karakter siswa, serta melakukan tukar
pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau
memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam kegiatan inti ini
guru, menggunakan model, metode, media, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik guru dan mata pelajaran.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual
maupun kelompok melakukan kegiatan evaluasi, secara bersama
menemukan manfaat dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; yang
tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, dan menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok
yang harus dialami oleh siswa, yaitu:
a. Mengamati (melakukan observasi)
Dalam kegiatan observasi, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan-kegiatan
seperti: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi
siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari
suatu benda atau objek.
b. Menanya
Menanya pertanyaan yang dimaksud di sini berkaitan dengan
pertanyaan dari hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstrak baik berupa fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih
14
abstrak. Kegiatan bertanya dimaksudkan juga agar siswa dapat
mengembangkan rasa ingin tahunya. Pertanyaan-pertanyaan yang telah
mereka ajukan akan dijadikan dasar untuk mencari informasi yang lebih
lanjut dan beragam dari sumber-sumber belajar yang telah ditentukan oleh
guru.
c. Mengumpulkan informasi/ eksperimen
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku yang
lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.
d. Mengasosiasikan/ mengolah informasi
Informasi yang terkumpul ini selanjutnya akan dijadikan fondasi
untuk kegiatan berikutnya yakni memproses informasi sehingga pada
akhirnya peserta didik akan menemukan suatu keterkaitan antara satu
informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
e. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan terakhir dalam kegiatan inti.
Dalam tahap ini siswa melakukan seperti membuat tulisan atau bercerita
tentang apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
15
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar kelompok
maupun siswa itu sendiri.
Berdasarkan definisi serta uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi kurikulum 2013 adalah suatu penerapan ide, konsep, dan
kebijakan dari kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga siswa
menguasai seperangkat kompetensi tertentu yang dalam menyukseskan
implementasi pelaksanaan pembelajarannya mencakup kegiatan awal atau
pembukaan, inti dan penutup serta terdiri atas lima pengalaman belajar pokok
yang harus dialami oleh siswa melalui tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasi/ mengolah informasi
dan mengkomunikasikan.
3. Penilaian Kurikulum 2013
Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan pendidikan
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penegasan itu
tertulis pada PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 63,
ayat (1). Kemudian pada ayat (2) disebutkan bahwa teknik penilaian dapat
berupa tes tertulis, obserasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau
kelompok. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa secara
berkesinambungan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
menjelaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan
16
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
mencakup:
1. Penilaian otentik, yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari input, proses, dan output pembelajaran.
2. Penilaian diri, yang dilaksanakan sendiri oleh siswa.
3. Penilaian berbasis portofolio, yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
dan/atau kelompok di dalam maupun di luar kelas khususnya pada
sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan, yang dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa.
5. Ulangan harian, yang dilaksanakan secara periodik untuk menilai
kompetensi siswa setelah menyelesaikan satu KD atau lebih.
6. Ulangan tengah semester, yang dilaksanakan oleh guru untuk mengukur
pencapaian kompetensi siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran
selama setengah semester.
7. Ulangan akhir semester, yang dilaksanakan oleh guru untuk mengukur
pencapaian kompetensi siswa di akhir semester.
8. Ujian Tingkat Kompetensi, yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan
untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi, yang dilaksanakan oleh pemerintah
untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi
10. Ujian Nasional, yang dilaksanakan secara nasional guna mengukur
kompetensi tertentu yang dicapai siswa dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan (SNP)
11. Ujian Sekolah/Madrasah, yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan guna
mengukur pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada
UN.
Dalam Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar peserta didik
mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. Di dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa teknik
17
dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut:
1. Sikap, guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui:
a) Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b) Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.
c) Penilaian antar siswa, merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarsiswa.
d) Jurnal, merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2. Pengetahuan, guru menilai kompetensi pengetahuan melalui:
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi
pedoman penskoran.
b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
3. Keterampilan, guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan:
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan
tuntutan kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas dalam kurun waktu tertentu.
Dalam hal ini, guru melakukan kegiatan pelaporan hasil penilaian peserta
didik, meliputi:
18
1. Nilai atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu. Laporan hasil penilaian oleh guru
disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait
(misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali)
pada periode yang ditentukan.
2. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh
semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan
dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
Dari penjabaran mengenai penilaian kurikulum 2013 di atas dapat
disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar siswa merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan baik pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
B. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja
1. Pengertian Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja
Penilaian merupakan kegiatan yang mencangkup semua proses
pembelajaran. Kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik siswa saja,
tetapi juga menyangkut karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas
dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk siswa dapat berupa
19
metode dan prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi
tentang siswa.
Menurut Tim Penyusun (2013) penilaian kinerja merupakan penilaian
yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio
Penilaian kinerja pun digunakan untuk menguji skill dan kompetensi
pada demonstrasi tertentu, yang mengaplikasikan skill dan pengetahuan.
Sedangkan menurut Sa’dijah (2009: 93) menyatakan penilaian kinerja
sebagai penilaian yang memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan
kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan
jawaban yang telah tersedia.
Richard Sittings sebagaimana dikutip oleh Ataç (2012: 10) “performance
assessments call upon the examinee to demonstrate specific skills and
competencies, that is, to apply the skills and knowledge they have
mastered”.
Pengertian di atas dipertegas oleh Kunandar (2013: 257) bahwa penilaian
kinerja dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Instrumen penilaian kinerja
dikembangkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilanya mengenai berbagai situasi nyata dalam
konteks tertentu. Instrumen penilaian kinerja memberikan lebih banyak
kesempatan guru untuk mengenali siswa, karena tidak sedikit siswa yang
kurang berhasil dalam tes objektif atau tes uraian tidak kreatif. Instrumen
penilaian kinerja memungkinkan guru untuk mengamati kemampuan siswa
selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu pembelajaran berakhir.
20
Dengan demikian akan diperoleh informasi tentang bagaimana siswa
berintegrasi dengan lingkungan selama proses pembelajaran.
Instrumen penilaian kinerja pada implementasinya dilakukan berdasarkan
kinerja proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh siswa. Jadi, ketika
menggunakan instrumen penilaian kinerja, guru dimungkinkan tidak hanya
mengukur hasil belajar, namun juga proses pembelajaran. Sari (2010: 3-4)
menyatakan penilaian kinerja diwujudkan berdasarkan “empat asumsi”
pokok, yaitu:
(1) Penilaian kinerja yang didasarkan pada partisipasi aktif siswa; (2) Tugas-
tugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran; (3) Penilaian
tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat dalam proses
pembelajaran, tetapi lebih dari itu, penilaian juga dimaksudkan untuk
memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri; (4) Dengan mengetahui
lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai
keberhasilan proses pembelajarannya, siswa akan terbuka dan aktif
berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen penilaian kinerja adalah suatu alat untuk
menguji siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
mengenai berbagai situasi nyata, dimana kinerja individu ini merupakan
performasi maksimal yang ditunjukkan sebagai akibat dari suatu proses dan
hasil belajar.
2. Perbandingan Penilaian Kinerja dengan Tes Konvensional
Menurut Muslich, (2007: 125) penilaian berbasis kinerja jika
dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian kinerja memiliki beberapa
penekanan seperti yang di tunjukan pada tabel berikut ini:
21
Tabel 2.1 Perbandingan antara penilaian kinerja dengan tes konvensional
Penilaian Kinerja Tes Konvensional
Mementingkan kemampuan siswa
dalam menerapkan pengetahuannya
menjadi unjuk kerja yang dapat
diamati atau produk yang
dihasilkan
Lebih mengutamakan pemahaman
konsep siswa
Membutuhkan waktu yang banyak
untuk membuat dan melaksanakan
tetapi menghasilkan format
penilaian yang dapat digunakan
berulang-ulang pada siswa yang
sama atau siswa yang baru
Membutuhkan waktu yang banyak
untuk membuat, pelaksanaannya
lebih cepat dan dapat digunakan
untuk siswa dalam jumlah banyak
secara serentak, tetapi digunakan
hanya sekali untuk sekelompok
siswa
Memungkinkan untuk
mendiagnosis dan meremediasi
perfomansi siswa dan memetakan
kemajuan siswa sepanjang waktu
Memungkinkan untuk
mendiagnosis dan meremediasi
perfomansi siswa tetapi hanya
untuk soal urain terbuka (open
ended)
Memfokuskan pada unjuk kerja
siswa
Memfokuskan pembelajaran pada
materi pelajaran
3. Langkah-langkah Penilaian Berbasis Kinerja
Dalam penilaian kinerja (performance) dapat menggunakan dua
kemungkinan instrumen, yaitu daftar cek (checklist) dan skala rentang (rate
scale). Menurut Hutabarat (2004: 17).langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam membuat penilaian kinerja adalah:
1) identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir; 2) menuliskan kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; 3) mengusahakan
kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat
diamati; 4) mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati; 5) bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan
kriteria untuk setiap pilihan
Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat penilaian kinerja
adalah:
1) melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan
atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik);
22
2)menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan
untuk menyelesaikan dan menghasilkan output yang terbaik; 3) membuat
kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jangan terlalu banyak
sehingga semua kriteria-kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa
melaksanakaan tugas; 4) mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan
diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati; 5) kalau ada periksa kembali
dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya
oleh orang lain.
Sedangkan menurut Mulyasa (2013: 145-146) penilaian kinerja dapat
dilakukan secara efektif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tetapkan penugasan kinerja yang akan dinilai.
2. Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari
masing-masing mata pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkan
untuk menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yang telah
ditetapkan.
3. Tentukan pekerjaan siswa yang mencakup semua elemen kinerja yang
dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
4. Buat semua daftar, alat dan gambar yang diperlukan siswa untuk
mengerjakan penilaian.
5. Siapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk siswa.
6. Siapkan sistem penskoran (skoring).
4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Berbasis Kinerja
Dalam penilaian kinerja (performance) ditemukan kelebihan dan
kekurangannya. Wulan (2007: 382) menyatakan penilaian kinerja memiliki
kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan dari penilaian kinerja adalah:
1. Sangat menuntut waktu dan usaha dari guru
2. Pertimbangan (judgement) dan scoring sifatnya subjektif
3. Reliabilitas penilaiannya rendah jika dibandingkan dengan teknik
penilaian yang lainnya.
Sedangkan kelebihan penilaian kinerja menurut Wulan sebagai berikut:
1. Siswa diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan proses
2. Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi secara langsung
3. Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam
penalaran, kemampuan lisan dan keterampilan-keterampilan
4. Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan
tugas-tugas yang akan dikerjakan
5. Menilai outcomes pembelajaran dan keterampilan-keterampilan kompleks;
23
6. Memberi motivasi yang besar bagi siswa
7. Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan nyata.
Menurut Kusrini (2002: 6) salah satu kelebihan lain dari penggunaan
penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkompetisi
dengan dirinya sendiri daripada dengan orang lain. Melalui penilaian kinerja,
siswa lebih mendapat pemahaman tentang apa yang mereka ketahui serta apa
yang telah mereka kerjakan. Penilaian kinerja juga memberikan kebebasan
kepada siswa untuk mengeksplorasi semua kemampuan yang dimilikinya
dalam menyelesaikan masalah yang telah mereka hadapi. Hal tersebut
dikarenakan dalam penilaian kinerja tidak ada jawaban benar atau salah,
sehingga sedikit demi sedikit dapat mengurangi ketakutan siswa dalam proses
belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai tugas
untuk memperlihatkan kemampuan dan keterampilannya dalam melaksanakan
tugas yang diberikan. Namun, dalam proses penilaian kinerja penilaian
bersifat subjektif, sehingga akan menyebabkan hasil penilaian memiliki
reliabilitas rendah. Subjektifitas dalam pelaksanaan penilaian kinerja ini dapat
diminimalkan dengan membuat panduan penilaian.
5. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja
Penilaian merupakan suatu komponen yang penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Penilaian dapat diartikan sebagai pengumpulan
informasi hasil belajar untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Alat
ukur yang sering digunakan dalam penilaian hasil belajar adalah tes dan non
tes. Agar memperoleh informasi atau data yang akurat, alat ukur yang
digunakan harus memiliki bukti-bukti kesahihan dan keandalan. Sehingga
peningkatan kualitas penilaian hasil belajar memerlukan alat ukur yang sahih
dan handal (valid dan reliabel).
24
Pada lampiran Permendiknas Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan pada Bab VII instrumen penilaian pasal 14 point 2
disebutkan bahwa instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan
pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik. Persyaratan substansi adalah merepresentasikan kompetensi
yang dinilai. Persyaratan konstruksi adalah memenuhi persyaratan teknis
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Persyaratan bahasa adalah
menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
taraf perkembangan siswa. Karena itu diperlukan penganalisisan instrumen
sebelum dan sesudah instrumen digunakan untuk memenuhi persyaratan
dimaksud dan mengetahui berfungsi tidaknya suatu instrumen yang
digunakan.
Surapranata (2004: 1) mengatakan analisis soal dilakukan untuk
mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis umumnya dilakukan
melalui dua cara yaitu analisis kualitatif (qualitatif control) dan analisis
kuantitatif (quantitatif control). Analisis kualitatif sering pula dinamakan
validitas secara logis (logical validity) yang dilakukan sebelum soal
digunakan untuk melihat berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis
kuantitatif sering pula dinamakan sebagai validitas empiris (empirical
validity) untuk melihat lebih berfungsinya sebuah soal setelah soal itu di
ujicobakan kepada sampel yang representatif.
Rasyid (2007: 9) mengatakan “bahwa kesahihan alat ukur dapat dilihat
dari kisi-kisi alat ukur. Kisi-kisi ini berisi tentang materi yang diujikan,
bentuk soal, tingkat berpikir yang terlibat, bobot soal dan cara penskoran”.
Hasil pengukuran yang baik seharusnya memiliki tingkat kesalahan sekecil
mungkin. Tingkat kesalahan ini berkaitan dengan kehandalan (reliabilitas)
alat ukur. Suatu alat ukur yang baik memberikan hasil yang konstan bila
25
digunakan berulang-ulang, asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah.
Jika dihubungkan alat pengumpul data pada suatu penelitian, Sukmadinata
(2008: 228) mengatakan “persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu
instrumen penelitian minimal ada dua macam yaitu validitas dan reliabilitas”.
Dari uraian di atas instrumen penilaian dapat dikatakan dapat memenuhi
aspek kelayakan apabila memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik yang telah diujikan baik sampel
skala kecil maupun skala luas. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja antara lain:
generalizability atau keumuman, authenticity atau keaslian/nyata, muliple
focus (lebih dari satu fokus), fairness (keadilan), teachability (bisa tidaknya
diajarkan), feasibility (kepraktisan), Scorability atau bisa tidaknya tugas
tersebut diberi skor (Popham, 1995: 147). Penerapan instrumen penilaian
berbasis kinerja diharapkan dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam
belajar, menemukan cara belajarnya sendiri, mampu mengintegrasikan apa
yang sudah dipelajari, meningkatkan kemampuan analitis dan praktis siswa
serta meningkatkan kolaboratif dengan peserta didik lainnya. Menurut
Muslich (2011: 126) instrumen penilaian berbasis kinerja dapat
dikembangkan dengan langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan.
2. Memilih jenis tugas/kegiatan
3. Menulis tugas kinerja, terdiri dari membuat konteks, menuliskan petunjuk,
menentukan audien, mengembangkan kriteria kinerja.
26
4. Membuat rubrik kinerja, terdiri dari rubrik dengan daftar cek (checklist)
dan rubrik dengan skala penilaian (rating scale).
Penilaian berbasis kinerja prakteknya pada pembelajaran sulit untuk
dilakukan, hal ini dikarenakan subjektivitas dalam kinerja sangat tinggi.
Untuk meminimalkan hal ini dalam pelaksanaan penilaian kinerja digunakan
rubrik atau panduan penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
disampaikan Wulan (2007: 381) bahwa “suatu standar penilaian diperlukan
untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan
yang seharusnya siswa dapat lakukan dalam penggunaan instrumen penilaian
berbasis kinerja”.
Sudria & Siregar (2009: 224) menyatakan “instrumen penilaian berbasis
kinerja dalam prakteknya dilaksanakan dengan menggunakan task dan
rubrik”. Oleh karena itu tugas-tugas yang diberikan dan dikerjakan oleh siswa
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses
pembelajaran dan kehidupan nyata siswa. Rubrik penilaian kinerja
merupakan panduan penilaian yang digunakan untuk menilai kinerja atau
hasil kerja siswa ketika pembelajaran. Pada pengembangan instrumen
penilaian berbasis kinerja ini difokuskan pada kemampuan berpikir kreatif.
Berpikir kreatif merupakan upaya untuk menghubungkan benda-benda atau
gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan. Kreatif merupakan
potensi yang terdapat dalam setiap diri individu siswa yang meliputi ide-ide
atau gagasan-gagasan yang dapat dipadukan dan dikembangkan sehingga
dapat menciptakan suatu produk yang bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya.
27
Kreatif muncul karena adanya motivasi yang kuat dari diri individu yang
bersangkutan. Kreatif dapat dipandang sebagai suatu kemampuan, Sikap dan
proses. Kreatif sebagai suatu kemampuan adalah kemampuan untuk
menghasilkan ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau
menerapkan kembali ide¬-ide yang telah ada. Keterampilan berpikir kreatif
pada siswa timbul karena penggunaan rubrik yang dibuat oleh guru, semakin
baik dan kuat rubrik yang di buat dalam pencapaian indikatornya maka siswa
akan semakin tertantang lebih keras untuk berpikir kreatif sebaliknya jika
kualitas instrument penilaian pada rubrik lemah maka kemampuan berpikir
kreatif siswa menjadi menurun.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa hal terpenting dari
pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja ialah membuat rubrik
penilaian, hal ini bertujuan untuk meminimalkan subjektivitas dalam
penilaian penugasan kinerja siswa, serta mendorong siswa untuk berpikir
secara kreatif.
C. Pembelajaran Tematik di SD
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Model
pembelajaran ini mengintegrasikan/mengaitkan beberapa mata pelajaran
kedalam suatu tema untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik dikatakan bermakna
karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-
28
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami,
fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang
ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan
dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
Definisi lain disampaikan oleh Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri (2014:
94) yang menjelaskan bahwa “pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta
didik”. Sukayati (2009: 13), pembelajaran tematik merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau
memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/
Standar Isi (SI) dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk
dikemas dalam satu tema.
Selain itu Hadi Subroto (Trianto, 2011: 151) mengemukakan bahwa
pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan
tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan
pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran tematik sudah tidak ada lagi pemisahan antar mata
pelajaran tetapi sudah menggunakan tema-tema tertentu yang sesuai
dengan kehidupan siswa.
Kunandar (2014: 46) menjelaskan pula bahwa “pembelajaran tematik
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema”. Dari
berbagai pengertian yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-
tema tertentu yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman langsung bagi siswa yang dapat dipahami dan digunakan dalam
hidup sehari-hari. Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran
29
yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak
belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna.
2. Manfaat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sebagai salah satu tuntutan dalam penerapan
Kurikulum 2013 di sekolah dasar memberikan berbagai manfaat bagi siswa.
Daryanto (2014: 4) menjelaskan bahwa ada empat manfaat pembelajaran
tematik, yaitu:
a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta
isi mata pelejaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
b. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab
isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan
tujuan akhir.
c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
d. Dengan adanya perpaduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat.
Sementara itu, manfaat pembelajaran tematik menurut Kemendikbud
dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas I
(2013: 188) adalah:
a. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
b. Menggunakan kelompok bekerjasama, berkolaborasi, belajar kelompok,
dan memecahkan konflik sehingga mendorong siswa untuk
memecahkan masalah sosial dengan saling menghargai.
c. Mengoptimalisasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan
kelas yang ramah otak.
d. siswa secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi.
e. Proses pembelajaran di kelas mendorong siswa berada di dalam format
ramah otak.
f. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan
langsung oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
g. Siswa yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan
program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan
bimbingan khusus dan menerapkan pronsip belajar tuntas.
30
h. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru
untuk menwujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara
penilaian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran
tematik mempunyai banyak manfaat. Manfaat-manfaat tersebut antara lain
suasana kelas menjadi menyenangkan, mendorong siswa untuk dapat
memecahkan permasalahan sosial, lingkungan belajar dapat
dioptimalisasikan, siswa dapat mengaplikasikan materi dalam kehidupannya,
siswa mempelajari konsep secara utuh, dan penguasaan konsep akan semakin
baik dan meningkat.
3. Prinsip Pembelajaran Tematik
Deni Kurniawan (2014: 96) menjelaskan bahwa prinsip adalah sesuatu
yang sifatnya mendasar, sangat penting, selalu ada dalam situasi dan kondisi
serupa sehingga keberadaannya penting dipahami karena berfungsi untuk
memberikan pedoman. Dengan demikian, prinsip pembelajaran tematik
adalah sesuatu yang sifatnya mendasar, sangat penting, selalu ada dalam
pembelajaran tematik, dan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran tematik Kurikulum 2013. Ada beberapa
prinsip dalam pembelajaran tematik yang dapat dijadikan sebagai pedoman
guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik yang sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Deni Kurniawan (2014: 97) mengungkapkan bahwa
pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip penting, yaitu:
Berpusat pada anak; pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran
tidak jelas; penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran; fleksibel; bermakna dan utuh; mempertimbangkan waktu
31
dan ketersediaan sumber; tema terdekat dengan anak, dan pencapaian
kompetensi dasar bukan tema.
Selanjutnya, Daryanto dan Herry Sudjendro (2014: 86) menjelaskan
bahwa ada dua prinsip penting dalam pembelajaran tematik. Prinsip-prinsip
pembelajaran tematik tersebut antara lain:
a. Prinsip-prinsip dalam penggalian tema
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2) Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3) Tema yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
psikologi siswa sehingga sesuai dengan tingkat berpikir siswa.
4) Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat dan
kebutuhan siswa sehingga siswa dapat mengembangkan
kemampuannya secara optimal.
5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
autentik yang benar-benar terjadi dalam rentang waktu belajar siswa
sehingga siswa dengan mudah mengaitkan materi yang dipelajari
dengan kehidupannya.
6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan
sumber belajar.
b. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
1) Guru hendaknya tidak bersikap otoriter dan menjadi single actor yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
evaluasi diri disamping penilaian diri.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat dinyatakan bahwa
prinsip-prinsip pembelajaran tematik menjadi ciri khas dan pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik Kurikulum 2013. Apabila pembelajaran
tematik dapat dilakukan dengan konsisten mengikuti prinsip-prinsipnya maka
32
kualitas pembelajaran tematik akan lebih efektif. Prinsip pembelajaran
tematik yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu prinsip dalam
penggalian tema dan prinsip pelaksanaan pembelajaran tematik, karena
prinsip-prinsip tersebut lebih jelas sehingga mudah dipahami.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Daryanto (2014: 92) menjelaskan bahwa ada lima kelebihan pembelajaran
tematik, yaitu:
a. Materi pelajaran dekat dengan kehidupan siswa sehingga siswa mudah
memahami sekaligus menerapkannya.
b. siswa dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di materi pelajaran
yang satu dengan yang lainnya.
c. siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek
afektif dan psikomotor, selain aspek kognitif.
d. Dapat mengakomodir kecerdasan siswa.
e. Guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai
metode pembelajaran.
Sementara itu, Kunandar (Ahmadi dan Sofan Amri, 2014: 93)
menjelaskan bahwa pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan,
yaitu:
a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan siswa.
b. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai dengan persoalan
yang dihadapi.
e. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
f. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.
g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan siswa.
33
Ahmadi dan Sofan Amri (2014: 93) menjelaskan bahwa selain kelebihan
yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki kelemahan. Adapun
kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika dilakukan oleh guru tunggal,
misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran
tema sehingga guru akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi
pokok setiap mata pelajaran dan tidak setiap guru mampu mengintegrasikan
kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara
tepat. Selain itu, perencanaan dan pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran
tematik Kurikulum 2013 lebih banyak menuntut guru untuk melakukan
evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja
sehingga guru harus mampu membagi waktu dan tenaga untuk melaksanakan
pembelajaran tematik secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian diatas maka kelebihan dan kelemahan dalam
pembelajaran tematik menjadi sangat bemanfaat bagi peneliti untuk dijadikan
dasar pengetahuan dalam melakukan penelitian. Kelebihan dan kelemahan ini
juga dijadikan dasar bagi peneliti untuk mengetahui pelaksanaan penilaian
berbasis kinerja dalam pembelajaran tematik.
5. Cara Menilai Pembelajaran Tematik dengan Instrumen Penilaian
Berbasis Kinerja
Penilaian berbasis kinerja sebisa mungkin melibatkan partisipasi siswa,
khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para siswa menyebutkan unsur-unsur proyek
atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria
penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat
34
memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa. Ada beberapa cara berbeda
untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
a) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau
tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang
harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
b) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan
dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan
oleh masing-masing siswa selama melakukan tindakan. Dari laporan
tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik siswa memenuhi standar
yang ditetapkan.
c) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan
menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = sangat
baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = sangat kurang.
d) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan
cara mengamati siswa ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa
membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk
menentukan apakah siswa sudah berhasil atau belum. Cara seperti itu
tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala penilaian (checklist),
karena teknik ini lebih memberikan cara pencatatan yang mudah dan cepat
dalam meringkaskan kesan-kesan hasil pengamatan.
35
6. Tema 8. Tempat Tinggalku
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menitik beratkan
pada tema. Semua proses pelaksanaan erat kaitannya dengan tema tertentu.
Terdapat 9 tema di kelas 4 SD, yaitu Indahnya Kebersamaan, Selalu
Berhemat Energi, Peduli terhadap Makhluk Hidup, Berbagai Pekerjaan,
Pahlawanku, Indahnya Negeriku, Cita-citaku, Tempat Tinggalku dan
Makanan Sehat dan Bergizi. Pada masing-masing tema sendiri terdapat 3 atau
4 sub tema. Terdapat 6 pembelajaran pada setiap sub temanya.
Peneliti mengambil tema 8 tempat tinggalku. Pada tema 8 ini terdapat 3
sub tema yaitu lingkungan tempat tinggalku, keunikan daerah tempat
tinggalku dan aku bangga dengan daerah tempat tinggalku. Peneliti memilih
tema 8 Tempat Tinggalku karena didalam tema tersebut pada kegiatan-
kegiatan pembelajarannya paling sesuai dengan instrumen penilaian berbasis
kinerja yang akan di teliti oleh peneliti.
D. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti
antara lain penelitian yang dilakukan oleh Juniadi (2013: 80-90) mengenai
pengembangan perangkat penilaian kinerja praktik perawatan mesin
penggerak utama kapal pada siswa kelas XI TKPI SMK Negeri 3 Tarakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat penilaian kinerja praktik
yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam menilai kinerja praktik
perawatan mesin penggerak utama kapal berdasarkan hasil validasi ahli
yang didapat untuk kriteria isi sebesar 93,9%, kriteria konstruksi sebesar
36
87,9% dan kriteria bahasa 91,7%. Respon siswa secara umum
berpendapat bahwa perangkat penilaian kinerja praktik yang
dikembangkan sangat layak digunakan pada standar kompetensi
melakukan perawatan mesin penggerak utama kapal (82,5%), respon guru
secara umum berpendapat bahwa perangkat penilaian kinerja yang telah
dikembangkan sangat layak untuk diterapkan pada standar kompetensi
melakukan perawatan mesin penggerak utama kapal (81%), Hasil tes
kinerja dengan menggunakan perangkat penilaian kinerja yang
dikembangkan menunjukkan 100% siswa mendapat nilai diatas ketuntasan
minimal, ini menunjukkan bahwa perangkat penilaian yang dikembangkan
sangat mendukung dalam mencapai ketuntasan belajar praktik perawatan
mesin penggerak utama kapal.
2. Penelitian lain dilakukan oleh Siti Nur Suwaibah (2015: 8-14) tentang
pengembangan instrumen asesmen kinerja kimia berbasis asesmen otentik
dengan estimasi reliabilitasnya menggunakan program genova. Hasil
penelitian diperoleh instrumen asesmen kinerja yang valid menurut
penilaian ahli. Uji reliabilitas instrumen diperoleh besarnya koefisien
reliabilitas yang tinggi masing-masing instrumen penilaian kinerja proses
dan produk sebesar 0,83 dan 0,87. Profil hasil penilaian kinerja praktikum
siswa menunjukkan bahwa secara umum hampir seluruh siswa
menunjukkan kinerja yang baik, dilihat dari kinerja proses dan kinerja
produk. Hasil angket tanggapan siswa dan pengguna/guru menunjukkan
bahwa instrumen mendapatkan tanggapan positif. Hasil penelitian ini
37
instrumen asesmen kinerja praktikum kimia materi hidrolisis garam yang
valid, reliabel, praktis dan efektif.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Izza (2014: 29-36) mengenai analisis
instrumen asesmen kinerja dengan metode generalizability coefficient
pada keterampilan dasar laboratorium. Instrumen asesmen kinerja dengan
menggunakan metode generalizability coefficient untuk estimasi
reliablitasnya, diperoleh koefisien generalisabilitas sebesar 0,805, yang
tergolong sangat tinggi. Instrumen asesmen juga sudah memenuhi
validitasnya, dengan diuji menggunakan validitas konstruk (expert
judgement). Dengan demikian, instrumen asesmen kinerja yang dianalisis
menggunakan metode generalizability coefficient dapat digunakan untuk
menilai keterampilan dasar laboratorium siswa.
4. Sylvia McLellan, M.A (2008: 1-12) mengenai ketika siswa mengajar:
berbasis penilaian kinerja. Menunjukkan beberapa keterbatasan yang harus
dicatat. Pertama-tama, tidak ada upaya untuk membangun reliabilitas antar
penilai karena hanya ada satu pengamat. Lebih penting bisa melekat pada
pengamatan, jika alat yang divalidasi dengan ukuran reliabilitas antar
penilai. Kedua, pekerjaan bisa diartikan lebih menekankan pada
objektivitas pengamatan. Dalam penulis "pengalaman ini, PBAs
memungkinkan penilaian yang lebih otentik dari hasil belajar siswa di
pendidikan guru anak usia dini. Mereka mendokumentasikan kemampuan
dalam menerapkan pengetahuan untuk situasi otentik dengan anak-anak.
Mereka dimasukkan keterampilan disposisi mengajar baik yang di domain
afektif dan orang-orang yang terlibat tujuan pembelajaran multi-domain.
38
Mereka menyediakan sarana untuk mendekati penilaian formatif
pengetahuan prosedural, dilakukan baik dari waktu ke waktu dan antara
anak-anak. Dan mereka menyediakan format untuk mengatasi kinerja
tugas-tugas kompleks cara untuk menangkap esensi dari seni mengajar.
Mereka harus seimbang dengan metode lain pengawasan untuk
menggabungkan unsur-unsur subjektif dari hubungan. Alat penilaian
keseluruhan, kinerja menyediakan pendekatan yang menjanjikan untuk
penilaian belajar siswa dalam pendidikan tinggi.
5. Greet Mia Jos Fastre, dkk (2010: 517–532) yang berjudul efek kriteria
penilaian berbasis kinerja pada kinerja siswa dan keterampilan penilaian
diri. Penelitian ini meneliti efek dari perbandingan kriteria penilaian
berbasis kompetensi penugasan kinerja dan keterampilan penilaian diri
antara 39 pemula siswa kejuruan menengah dalam domain keperawatan
dan perawatan berbasis kinerja. Dalam penilaian berbasis kinerja
kelompok siswa disediakan dengan daftar yang telah ditetapkan dengan
kriteria penilaian berbasis kinerja, menggambarkan apa yang harus siswa
lakukan. Kelompok berbasis kinerja dibandingkan dengan kelompok
penilaian berbasis kompetensi di mana peserta didik menerima daftar yang
telah ditetapkan kriteria penilaian berbasis kompetensi, menggambarkan
kemampuan apa yang peserta didik lakukan. Tahap uji coba menunjukkan
bahwa kelompok berbasis kinerja mengungguli kelompok berbasis
kompetensi uji kinerja tugas. Selain itu, kinerja yang lebih tinggi dari
kelompok berbasis kinerja dicapai dengan usaha mental dilaporkan lebih
39
rendah selama pelatihan, menunjukkan efisiensi pembelajaran yang lebih
tinggi bagi siswa pemula.
6. Rufina C. Rosaroso and Nelson A. Rosaroso (2015: 72-77)
mengungkapkan bahwa penggunaan penilaian berbasis kinerja di kelas
Filipina yang dipilih membawa efek signifikan dalam menilai belajar
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sangat termotivasi
untuk belajar di kelas khusus ketika pelajaran yang terintegrasi dengan
tugas berbasis kinerja. siswa menjadi mandiri karena mereka bekerja
secara individu dan dalam kelompok. Kesediaan mereka untuk bekerja di
kelompok yang sangat diamati karena kebanyakan dari mereka semua
berorientasi pada tujuan. Sensitivitas mereka pada kebutuhan orang lain
adalah salah satu manifestasi terbaik yang mereka tujukan. Dengan temuan
ini, pemanfaatan penilaian berbasis kinerja memberikan kesempatan bagi
guru untuk belajar, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa,
sehingga memantau pertumbuhan dan perkembangan mereka.
7. W. I. Griffith and Hye Yeon Lim (2011: 1-12) menjelaskan bahwa
mengukur keterampilan dan pengetahuan siswa dalam ESL / EFL kelas
dapat menjadi proses yang rumit. Oleh karena itu, waktu untuk lebih fokus
pada penilaian berbasis kinerja yang memungkinkan pengukuran
kemampuan siswa untuk menggunakan bahasa dalam situasi otentik.
Kekuatan penilaian tersebut tergantung pada rubrik benar-benar digunakan
dalam evaluasi keterampilan. Kedua rubrik holistik dan analitik memiliki
tempat dalam membantu untuk memahami tingkat keterampilan. Rubrik
yang baik akan fokus pada keterampilan atau tugas tertentu dan karena itu
40
memungkinkan untuk langkah-langkah yang akurat dan bermakna dari
penggunaan bahasa. Membuat penilaian berdasarkan kinerja, merancang
rubrik yang jelas, dan memperkenalkan teknologi ke dalam kelas
semuanya telah ditunjukkan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja.
Dengan memahami hubungan antara kinerja penilaian, rubrik, dan
kegiatan, kita dapat membangun ruang kelas di mana siswa dapat berhasil
dan mana apa yang mereka pelajari berlaku untuk kebutuhan mereka di
dunia nyata, di kelas, dan di luar.
8. Nur Idayu Zulkifli (2016: 64-73) menjelaskan kinerja anak-anak harus
dipantau secara tepat dari waktu ke waktu untuk memastikan proses
pertumbuhan berjalan dengan baik. Selain itu, perkembangan awal anak-
anak adalah bagian terpenting dan penting bagi perkembangan anak-anak.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja anak melalui perilaku dan
hubungan antara kinerja anak dan profil anak di CCC. Temuan ini akan
membantu meningkatkan kebutuhan anak-anak untuk mencapai tingkat
kinerja berkualitas tinggi pada perilaku anak-anak terutama untuk anak
usia dua sampai empat tahun. Penilaian kinerja juga dapat didefinisikan
sebagai penilaian terhadap beberapa aktivitas di mana siswa atau orang
melakukan untuk menunjukkan, melengkapi, atau melakukan perilaku
minat yang sebenarnya. penilaian kinerja yang komprehensif harus
mengandung tiga komponen dasar yaitu daftar periksa, portofolio dan
laporan ringkasan.
9. Daniela Tuparova (2010: 4747–4751) mengungkapkan penilaian kinerja
adalah ukuran penilaian berdasarkan tugas asli seperti aktivitas, latihan,
41
atau masalah yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan Apa yang
bisa mereka lakukan. Penilaian berbasis kinerja di TIK mencakup
pemecahan masalah, portofolio dan proyek yang dikembangkan oleh
peserta didik. Pengguna alat penilaian keterampilan pengolah kata
interaktif yang diusulkan adalah 2 tipe - guru dan pelajar. Alat penilaian
keterampilan pengolah kata yang dilakukan memberi kesempatan untuk
melakukan penilaian keterampilan interaktif berbasis performansi. Guru
tidak memerlukan keterampilan khusus untuk mengembangkan tugas
penilaian interaktif berbasis pertunjukan terutama untuk penilaian
formatif.
10. Masdiana (2014:190 – 204) menjelaskan pembelajaran tematik sebagai
suatu strategi pembelajaran memiliki tiga langkah pokok, yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan tematik adalah suatu
usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
Melalui pembelajaran tematik, pembelajaran menjadi bersifat kontekstual
dan bermakna bagi siswa. Dikatakan bersifat kontekstual karena melalui
pembelajaran tematik, tema-tema yang dibahas disesuaikan dengan minat
siswa dan berkaitan langsung dengan dunianya. Disamping itu, melalui
keanekaragaman aktivitas belajar, siswa dapat mengembangkan semua
kecerdasannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa di
SD Negeri 018 Letawa pada kelas I dengan tema lingkungan. Hal ini di
tunjukkan oleh hasil analisa data, pada siklus I diperoleh Daya Serap
42
Individu 69% dan Ketuntasan Belajar Klasikal 75%. Sedangkan Pada
siklus II meningkat dengan Daya Serap Individu rata-rata 75% dan
Ketuntasan Belajar Klasikal 81%, serta hasil belajar siswa mengalami
peningkatan secara klasikal dari siklus I ke siklus II yaitu 75,00 % ke
81,25%.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas, berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan dan sebagai bahan referensi bagi peneliti. Dalam
hal ini, kajian yang akan diteliti lebih ditekankan pada ”Pengembangan Instrumen
Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Penilaian kinerja merupakan penilaian autentik yang menilai kesiapan siswa,
serta proses dalam dan hasil belajar secara utuh. Kerangka pikir penelitian ini
berupa input, process dan output. Input dari penelitian ini yang diperoleh dari
hasil angket analisis kebutuhan adalah penilaian yang ada belum dapat
memotivasi siswa, kurang memadai ketersediaan instrumen penilaian, guru
kesulitan membuat instrumen penilaian kinerja, guru tidak paham mengenai
instrumen penilaian kinerja.
Process pengembangan sebuah produk pada penelitian ini adalah sebuah
instrumen yang berbentuk penilaian. Pada Kurikulum 2013 yang berlaku di
Sekolah Dasar pendekatan pembelajaran yang dipakai adalah scientific, maka
pada proses pengembangan produk ini menggunakan pendekatan scientific.
Pengembangan produk pada penelitian ini adalah instrumen penilaian dengan
43
basis kinerja karena penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa
yang dapat mereka lakukan. Dari semua penjabaran yang sudah dijelaskan maka
peliti akan mengembangkan instrumen penilaian berbasis kinerja pada
pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berisikan kisi-kisi,
lembar penugasan kinerja siswa, rubrik, lembar pengamatan, pedoman penskoran
dan daftar pustaka.
Output yang diharapkan adalah berupa produk instrumen penilaian berbasis
kinerja yang sesuai dengan persyaratan (substansi, konstruksi dan penggunaan
bahasa yang baik dan benar serta komunikatif) dan Instrumen Penilaian Berbasis
Kinerja Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja yang efektif.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Instrumen Pendekatan Pembelajaran
Penilaian Kinerja
OUTPUT
1. Instrumen penilaian berbasis kinerja yang sesuai dengan
persyaratan(substansi, konstruksi dan penggunaan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif) serta memiliki bukti validitas empirik
2. Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas
IV Sekolah Dasar yang dikembangkan reliabel.
Mengembangkan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada
Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
PROCESS
Basis Penilaian
Scientific
INPUT
1. Penilaian yang ada belum dapat memotivasi siswa
2. Kurang memadai ketersediaan instrumen penilaian
3. Guru kesulitan membuat instrumen penilaian kinerja
4. Guru tidak paham mengenai instrumen penilaian kinerja
44
F. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di
atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha : Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas
IV Sekolah Dasar efektif apabila hasil reliabel.
Ho : Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas
IV Sekolah Dasar tidak efektif apabila hasil tidak reliabel.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan (Research and
Development), karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan model
pengembangan penelitian yang dipilih adalah pengembangan pendidikan Borg
and Gall. Sugiyono (2009: 407) berpendapat bahwa, metode penelitian dan
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Sukmadinata
(2006: 169) mendefinisikan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan
penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada. Jadi penelitian pengembangan merupakan metode untuk menghasilkan
produk tertentu atau menyempurnakan produk yang telah ada serta menguji
keefektifan produk tersebut.
Metode penelitian dan pengembangan yang dipilih adalah penelitian dan
pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata.
Metode ini dipilih karena tahap-tahap pengembangannya yang lengkap sehingga
menghasilkan suatu produk yang maksimal dan efektif. Selain itu, tahap-tahap
tersebut dianggap mudah untuk diikuti.
46
Desain eksperimen yang digunakan pada uji lapangan adalah Posttest Only,
Non-Equivalent Control Group Design. Pengukuran desain tersebut hanya
dilakukan sebanyak 1 kali saja (post-test).
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang digunakan mengacu pada model
pengembangan menurut Borg and Gall (1979: 626), langkah-langkah penelitian
pengembangan ada 10, yaitu :
1) Research and information collecting
Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan data awal untuk kaji
pustaka, pengamatan kelas, identifikasi permasalahan dan merangkum
permasalahan.
2) Planning
Melakukan perencanaan yaitu identifikasi dan definisi keterampilan,
perumusan tujuan, dan uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert
judgement.
3) Develop preliminary form of product
Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku petunjuk, dan perangkat evaluasi.
4) Preliminary field testing
Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 1-3 sekolah
menggunakan 6-12 subjek. Pengumpulan informasi/data dengan
menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis
data.
47
5) Main product revision
Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-
saran dari hasil uji lapangan awal.
6) Main field testing
Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 5-15 sekolah, dengan
30-100 subjek.
7) Operational product revision
Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan
saran-saran hasil uji lapangan utama.
8) Operational field testing
Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah,
melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi,
dan kuesioner.
9) Final produk]ct revision
Melakukan perbaikan terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji
coba lapangan.
10) Dissemination dan distribution
Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan
menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama
dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau
distribusi dan kontrol kualitas.
Adapun bagan langkah-langkah penelitian Borg and Gall seperti ditunjukkan
pada gambar berikut.
48
Gambar 3.1 Skema Tahapan Model Pengembangan Menurut
Borg & Gall
Dari penjelasan kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan model Borg
& Gall di atas, peneliti membatasi langkah-langkah yang digunakan dalam
penelitian yang sejalan dengan pendapat Emzir (2013: 271) yang menyatakan
bahwa dimungkinkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk
membatasi langkah penelitian. Penerapan langkah-langkah pengembangannya
disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Maka dari itu, peneliti tidak memakai
tahapan secara keseluruhan karena keterbatasan waktu dan biaya dari peneliti
dalam melaksanakan penelitian. Berikut merupakan tahapan yang dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian:
1. Research and Information Collecting
Pada tahapan ini, penelitian dan pengumpulan informasi awal dilakukan
dengan studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan dengan
melakukan analisis kurikulum, analisis kondisi belajar, dan analisis
kebutuhan. Sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengkaji dari buku-
Research and
Information
Collecting
Planning Develop
Preliminary
Form of Produc
Preliminary
Field Testing
Operational
Field Testing
Operational
Product
Revision
Main Field
Testing
Main Product
Revision
Final Product
Revision
Dissemination
and distribution
49
buku maupun sumber-sumber yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
a. Studi Lapangan
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilaksanakan dengan melakukan peninjauan
terhadap kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga pengembangan
produk nantinya dapat disesuaikan dengan kurikulum yang
diberlakukan.
2) Analisis Kondisi Belajar
Analisis kondisi belajar dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas sebelum peneliti
melaksanakan penelitian. Sebelum menganalisis, dilakukan observasi
terlebih dahulu. Observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap
kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi dapat dijadikan acuan oleh
peneliti untuk melakukan analisis pada kondisi belajar siswa di dalam
kelas.
3) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan suatu proses sistematis untuk
menentukan tujuan, mengidentifikasi ketidaksesuaian antara kenyataan
dan kondisi yang diinginkan. Analisis kebutuhan diambil dari lembar
angket yang diberikan kepada 12 orang guru di Gugus Cengkih
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian awal
atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh
informasi awal untuk melakukan pengembangan. Dalam penelitian ini
50
dilakukan melalui pengamatan kelas untuk melihat kondisi riil
lapangan.
Peneliti memilih mengembangkan instrumen penilaian berbasis
kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar dan
penelitian tersebut dilakukan di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan, setelah melakukan penyebaran angket
kebutuhan guru diperoleh keterangan penilaian yang ada belum dapat
memotivasi siswa, kurang memadai ketersediaan instrumen penilaian,
guru kesulitan membuat instrumen penilaian kinerja, sebagian guru
tidak paham mengenai instrumen penilaian berbasis kinerja.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan melakukan pengkajian pada buku-
buku maupun sumber-sumber yang relevan dengan penelitian, yaitu
mengenai penyusunan instrumen penilaian, penilaian kinerja, kompetensi
keterampilan siswa dan tematik SD kelas IV.
2. Planning
Tujuan dari tahap perencanaan yaitu mempersiapkan bahan dan membuat
rancangan produk . Tahap perencanaan ini diawali dengan menentukan tema,
pengkajian Kompetensi dasar berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, perumusan indikator, merumuskan materi dan menentukan
penugasan kinerja. Setelah selesai dibuat, maka dilanjutkan dengan membuat
51
desain kerangka instrumen penilaian dan menentukan isi bagian-bagian
instrumen penilaian yang akan dikembangkan.
3. Develop Preliminary of Product
Tahap pengembangan draft produk merupakan hasil nyata dari tahapan
perencanaan. Bagian-bagian yang telah direncanakan disusun dan didesain
sehingga menjadi sebuah draft produk awal. Draft ini kemudian
dikonsultasikan kepada dosen ahli untuk mengevaluasi dan mengoreksi bila
terjadi ketidaksesuaian sehingga instrumen penilaian yang disusun dapat
digunakan untuk meningkatkan kompetensi/kemampuan keterampilan siswa.
Selanjutnya, hasil evaluasi, koreksi, dan saran dari dosen ahli dijadikan
acuan untuk memperbaiki draft awal sebelum dilakukan uji coba lapangan.
Setelah draft awal memperoleh perbaikan baik dari segi substansi, konstruksi
maupun kebahasaan sesuai saran maka dihasilkan draft yang telah layak dan
valid untuk diujicobakan.
4. Preliminary Field Testing
Setelah produk dinyatakan valid dan layak untuk diuji cobakan, maka
selanjutnya instrumen penilaian dapat diujicobakan dalam kegiatan
pembelajaran. Uji coba lapangan ini hanya dilakukan pada satu sekolah
dengan jumlah responden sebanyak 1 orang guru kelas IV dan 10 siswa IVA
SD Negeri Bumi Agung. Hasil uji coba lapangan ini akan diperoleh data
berupa hasil penilaian kemampuan keterampilan (kinerja) siswa.
5. Main Product Revision
Setelah produk instrumen penilaian diujicobakan selanjutnya dilakukan
revisi hasil uji coba lapangan. Revisi didasarkan pada data yang diperoleh dari
52
hasil uji coba lapangan. Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan dari
produk instrumen penilaian.
6. Main Field Testing
Setelah instrumen penilaian selesai di revisi tahap selanjutnya yaitu
melakukan uji coba yang lebih luas. Pada uji lapangan utama ini dilaksanakan
pada 2 sekolah yakni di SD Negeri Bumi Agung (kelompok siswa
berkemampuan) dan SD Negeri Sumur Kumbang(kelompok siswa tidak
berkemampuan). Pada tahap ini diperoleh data kuantitatif.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar yang terletak di Gugus Cengkih
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester genap, pada tahun ajaran 2016/2017.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Bungin (2013: 101) mengemukakan populasi merupakan “keseluruhan
(universum) dari obyek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga
obyek-obyek ini dapat menjadi sumber data penelitian”. Populasi dalam
penelitian ini adalah 228 siswa SD kelas IV di Gugus Cengkih Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, berikut ini penjabaran populasinya:
53
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV
1 SD Negeri Bumi Agung 74
2 SD Negeri Sumur Kumbang 32
3 SD Negeri Kesugihan 34
4 SD Negeri Pematang 29
5 SD Negeri Kecapi 1 32
6 SD Negeri Kecapi 2 27
Jumlah 228
Sumber: data lapangan
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2013: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling.
Teknik pengambilan sampel ini dipakai dengan pertimbangan bahwa
karakteristik sekolah yang menjadi sampel hampir sama yaitu menggunakan
Kurikulum 2013 dengan tingkat pencapaian KKM sekolah yang berbeda, maka
sampel dalam penelitian ini adalah 25 siswa kelas IVB SD Negeri Bumi Agung
dan 32 siswa kelas IV SD Negeri Sumur Kumbang.
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
Variabel penelitian menurut Arikunto (2013: 161) variabel penelitian adalah
objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
1. Definisi Konseptual Varibel
a. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja
Instrumen penilaian kinerja adalah suatu alat untuk menguji siswa
dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mengenai
berbagai situasi nyata, dimana kinerja individu ini merupakan performasi
54
maksimal yang ditunjukkan sebagai akibat dari suatu proses dan hasil
belajar.
b. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu yang melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa yang dapat dipahami
dan digunakan dalam hidup sehari-hari.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja
Instrumen penilaian kinerja dalam penelitian ini mengharuskan
siswa mempertunjukkan kinerja, dengan mengaplikasikan keterampilan
dan pengetahuannya bukan menjawab atau hanya memilih jawaban.
Kinerja siswa akan di nilai melalui lembar pengamatan yang menggunakan
skala penilaian Guttman (ya =1) dan (tidak = 0) karena teknik ini
memberikan pencatatan yang mudah dan cepat dalam meringkas kesan-
kesan hasil pengamatan.
b. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan
pembelajaran bermakna. Implementasi yang dimaksud adalah proses
55
penerapan pengelolaan pembelajaran oleh guru mulai dari tahap persiapan
pelaksanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes,
angket kebutuhan, angket validasi ahli, lembar pengamatan kinerja siswa, dan
angket respon guru.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba
penelitian ini adalah (a) lembar angket kebutuhan (b) lembar validasi ahli, (c)
lembar pengamatan kinerja siswa, dan (d) lembar angket respon guru.
a) Lembar Angket Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui
perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya. Kondisi yang
diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi
yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata. Lembar
angket kebutuhan digunakan mengumpulkan informasi dari para guru
tentang kesenjangan yang terjadi pada keadaan riil di lapangan. Dalam
pembuatan angket tersebut peneliti memuat beberapa aspek yang dapat di
lihat pada lampiran 2 halaman 104.
b) Lembar Validasi Ahli
Lembar validasi ahli digunakan untuk mengukur kevalidan instrumen
yang dikembangkan. Dalam penelitian ini dilakukan validasi oleh ahli
56
materi, ahli evaluasi, dan ahli bahasa. Daftar pertanyaan dalam instrumen
validasi digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penilaian berbasis
kinerja yang dikembangkan secara rasional dapat digunakan dengan baik.
Validator diminta memberikan penilaian dengan memberikan pendapat
pada setiap indikator yang dinilai dan memberikan saran bila diperlukan.
Adapun aspek indikatornya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 107.
c) Lembar Pengamatan Kinerja Siswa
Lembar pengamatan kinerja siswa digunakan untuk menetapkan
tingkat pencapaian kemampuan belajar siswa. Dalam lembar pengamatan
kinerja siswa ini menggunakan daftar cek (ya-tidak). Siswa mendapat nilai
apabila kriteria penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi.
d) Lembar Angket Respon Guru
Lembar angket respon guru ini berupa daftar pernyataan. Dalam
mengisi lembar angket respon guru ini guru yang bersangkutan sebagai
rater. Daftar pernyataan yang digunakan dalam tahap uji instrumen
bertujuan untuk menghimpun pendapat apakah instrumen yang
dikembangkan dapat digunakan dengan baik atau masih ada hal lain yang
perlu dilakukan pembenahan dari sudut pandang pengguna dan guru. Kisi-
kisi angket respon guru dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 170.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Maka instrumen dikatakan
57
valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Data hasil lembar validasi, memberikan gambaran dan paparan kualitas
dari instrumen penilaian yang dikembangkan. Untuk mengukur validitas
menggunakan rumus korelasi biserial. Menurut Arikunto (2008 : 79), Teknik
korelasi point biserial mempunyai pola rumus :
Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
P = proporsi yang menjawab benar dibagi jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)
Intrumen dalam hal ini item/indikator dikatakan valid apabila
mempunyai nilai r hitung > r tabel atau mempunyai nilai Sig < tingkat
signifikan.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjukkan bahwa
instrumen dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah cukup baik. Untuk menentukan reliabialitas digunakan rumus
KR 20 (Arifin, 2012: 332), sebagai berikut:
58
Keterangan:
: Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya item
p : Proporsi subjek yang menjawab benar
q : Proporsi subjek yang menjawab salah
: Varians skor total
Kriteria uji reliabilitas adalah apabila rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut
reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak reliabel. Jika
instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai tabel indeks r11
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Indeks r11
Indeks r11 Keterangan
0,000 – 0,199 Sangat rendah
0,200 – 0,399 Kurang
0,400 – 0,599 Cukup
0,600 - 0,799 Tinggi
0,800 - 1,000 Sangat tinggi
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini Independent Sample T-Test untuk
mengetahui perbandingan rata-rata dua sampel yang berpasangan. Uji ini
dilakukan pada subyek kelompok yang berkemampuan dan kelompok tidak
berkemampuan setelah menggunakan penilaian berbasis kinerja, sehingga tepat
untuk menguji efektivitas instrumen penilaian berbasis kinerja yang
dikembangkan sebagai pedoman penilaian. Berikut merupakan rumus uji-t
yang di gunakan(Sugiyono, 2013:138) untuk menguji efektivitas ini:
59
Keterangan
t : Koefisien yang dicari
X1 : Nilai rata-rata kelompok kontrol
X2 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
N :Jumlah subjek
s2 : Taksiran varian
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pengembangan yang telah
dilaksanakan dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja
pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja, merupakan suatu proses
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan instrumen penilaian yang mampu
mengukur dan menilai seluruh aspek kinerja proses maupun produk. Produk
instrumen penilaian dihasilkan melalui tahapan pengembangan yang merujuk
pada model pengembangan Borg and Gall kemudian divalidasi oleh tim ahli
materi, evaluasi, dan bahasa. Berdasarkan hasil validasi tersebut
menunjukkan bahwa setiap item pada instrumen penilaian berbasis kinerja
pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan layak
digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik atau keterampilan siswa.
2. Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas
IV Sekolah Dasar memiliki keefektivan, hal ini terbukti dari tingkat
reliabilitas yang tinggi.
85
B. Implikasi
Kesimpulan hasil penelitian ini memberikan implikasi yang akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Penyusunan instrumen penilaian, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar instrumen dikatakan baik sesuai dengan lampiran Permendiknas Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Bab VII instrumen
penilaian pasal 14 point 2 disebutkan bahwa instrumen penilaian yang
digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau
ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan
bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian berbasis
kinerja telah dikembangkan melalui proses uji validasi dan uji coba,
kemudian dilakukan revisi sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di
kelas yang bertujuan untuk mengukur kompetensi keterampilan siswa. Guru
harus kreatif mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan kebutuhan
siswa dan kompetensi siswa yang memenuhi syarat penyusunan instrumen
penilaian yaitu substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik.
2. Instrumen penilaian berbasis kinerja ini dapat digunakan untuk kelas IV SD
sebagai alat ukur kompetensi keterampilan siswa yang sesuai dengan
Kurikulum 2013 yang berbasis pembelajaran tematik. Menurut Rusman
(2012: 254) pembelajaran tematik dikatakan bermakna karena dalam
pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang telah mereka pahami, fokus perhatian dalam pembelajaran
86
tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami
isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembangkannya. Agar suatu alat ukur atau instrumen penilaian dapat
dipercaya maka hasil penilaian bila diuji kembali oleh orang lain maupun
objek lain baik di lain waktu maupun sekarang maka hasilnya relatif sama
atau reliabel.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan
beberapa saran agar menjadi masukan yang berguna, diantaranya:
1. Siswa
Diharapkan lebih sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran
sesuai dengan aspek-aspek penilaian kinerja, sehingga siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan pada materi tertentu
khususnya pada tema 8 tempat tinggalku sub tema lingkungan tempat
tinggalku.
2. Guru
Hendaknya guru menggunakan instrumen penilaian yang dapat mengukur
kompetensi keterampilan kinerja siswa. Guru dapat memanfaatkan Instrumen
penilaian berbasis kinerja untuk memberikan informasi nyata mengenai
capaian dan perkembangan kompetensi siswa secara lebih komprehensif dan
menyeluruh. Dalam penilaian kinerja pendidik bisa menggunakan rubrik yang
lebih sederhana untuk mempermudah proses penilaian.
87
3. Sekolah
Hendaknya memfasilitasi dengan buku-buku tentang penilaian hasil belajar
siswa, sehingga guru memiliki referensi lebih untuk membuat dan
menggunakan instrumen penilaian yang komprehensif guna meningkatkan
hasil belajar dan kompetensi keterampilan siswa.
4. Peneliti
Pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman sebagai guru profesional. Peneliti juga
merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
pada tema dan materi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru &Sofyan Amri. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran
Tematik Integratif. PT Prestasi Pustakaraya, Jakarta.
Amelia, F., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen
Kinerja pada Praktikum Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 543-555.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=328126&val=7236&title=PE
NGEMBANGAN%20INSTRUMEN%20ASESMEN%20KINERJA%20PADA%
20PRAKTIKUM%20PENGARUH%20SUHU%20TERHADAP%20LAJU%20R
EAKSI. Diakses pada 23 September 2016.
Anang Tjahjono. 2013. Petujuk Teknis Persiapan Implementasi Kurikulum Tahun 2013
pada Minggu Pertama di Sekolah. Direktorat Jendral Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta
. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Ataç, Bengü Aksu. 2012. Foreign Language Teachers’ Attitude toward Authentic
Assessment in Language. The Journal of Language and Linguistic Studies,
8(2):7-19. http://www.jlls.org/index.php/jlls/article/view/128. Diakses pada 23
September 2016
Azwar, Saifudidin. 2003. Sikap Manusia Terori dan Pengukurannya. Pustaka
Pelajar,Yogyakarta.
Borg, W.R dan Gall, M.D. 1979. Educational Research an Introduction. Longman,
New York.
89
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format-format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi,
Manajemen, dan Pemasaran. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Gava
Media, Yogyakarta.
Daryanto dan Herry Sudjendro. 2014. Wacana Bagi Guru SD: Siap Menyongsong
Kurikulum 2013. Gava Media, Yogyakarta.
Deni Kurniawan. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian).
Alfabeta, Bandung.
E. Mulyasa . 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Emzir, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Depok:
Greet Mia Jos Fastré, Marcel R. van der Klink,1 and Jeroen J. G. van Merriënboer.
2010. The effects of performance-based assessment criteria on student performance
and self-assessment skills. Advances in Health Sciences Education: 15(4): 517–532. https://www.scienceopen.com/document/id/97925836-3d47-4314-8b54-
55b6da6526d6. Diakses pada: 24 November 2016
Harun Rasyid, 2007 Assessment Pengembangan MODEL Bermain untuk melatih
Konsentrasi Anak Usia Dini. Disertasi. Pascasarjana UNY
Hutabarat, O. R. 2004. Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bina Media
Informasi, Bandung.
Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran
Tematik Integratif. Prestasi Pustaka, Jakarta.
Irene, Childa. 2013. Implementasi Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas Rendah Sd
Negeri Balekerto Kecamatan Kaliangkrik. Journal Universitas Negeri Yogyakarta,
Vol. II No. 14.
Izza, L. N., E. Susilaningsih & Harjito. 2014. Analisis Instrumen Performance
Assessment dengan Metode Generalizability Coefficient pada Keterampilan Dasar
Laboratorium. Chemistry in Education, 3 (1): 29 – 36.
http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/chemined/1772. Diakses pada 4 November 2016.
Juniadi. 2013. Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Praktik Perawatan Mesin
Penggerak Utama Kapal pada Siswa Kelas XI TKPI SMK Negeri 3 Tarakan. Jurnal
Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek : (Vol.1 No.1) : 80-90.
http://ejournal.unesa.ac.id/article/9716/51/article.pdf. Diakses pada: 3 November 2016
90
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru: Implementasi
Kurikulum 2013 SD Kelas 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Kunandar. 2013. Penilaian Authentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Pers, Jakarta.
Kusrini dan Tatag. 2002. Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment) Suatu
Asesmen Alternatif dalam Kelas Matematika. Pusat Sains dan Matematika UNESA,
Surabaya.
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Masdiana. 2014. Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Materi Pada Lingkungan Siswa Kelas I SDN 018 Letawa Kecamatan Sarjo
Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Kreatif Tadulako Online. 3 (2); 190-204. ISSN
2354-614X.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/viewFile/2879/1967.
Diakses pada 28 Mei 2017.
McLellan, Sylvia. 2008. When Students Teach: Performance Based Assessment.
Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal. Volume 2, Issue 2. http://www.kpu.ca/sites/default/files/Teaching%20and%20Learning/TD.2.2_McLellan_Whe
n_Students_Teach.pdf. Diakses pada: 7 November 2016
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta.
. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta.
________. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
.2011. Authentic Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi . PT Refika Aditama, Bandung.
Novalia, R., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen
Kinerja pada Praktikum Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 568-580.
91
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=373352&val=7236&title=PENGEMBANGAN%20%20INSTRUMEN%20ASESMEN%20KINERJA%20%20PADA%20PRAKTIKUM
%20PENGARUH%20KONSENTRASI%20%20TERHADAP%20LAJU%20REAKSI.
Diakses pada 4 November 2016.
Oktriawan, T., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan Instrumen
Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh
terhadap Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 593604.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003.Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 2010. Bandung: Diperbanyak oleh
Nuansa Aulia.
Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta.
Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Allyn and Bacon, Boston.
Rufina C. Rosaroso and Nelson A. Rosaroso. 2015. Performance-based Assessment in
Selected Higher Education Institutions in Cebu City, Philippines. Asia Pacific
Journal of Multidisciplinary Research 3(4): 72-77. http://www.apjmr.com/wp-
content/uploads/2015/11/APJMR-2015-3.4.4.11.pdf. Diakses pada 9 Februari 2017.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. PT. Rajagrafindo Persada, Depok.
Sa’dijah, C. 2009. Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan Inovatif 4(2): 92-95. https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-
4-no-2-cholis-sadijah.pdf. Diakses pada: 23 September 2016.
Sari, Lis Permana. 2010. Pengembangan Instrumen Performance Assessment Sebagai
Bentuk Penilaian Berkarakter Kimia. Seminar Nasional. UNY, Yogyakarta.
Sholeh Hidayat. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito, Bandung.
Sudria, Ida Bagus Nyoman & Manimpan Siregar. 2009. Pengembangan Rubrik
Penilaian Keterampilan Dasar Praktikum dan Mengajar Kimia pada Jurusan
Pendidikan Kimia. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 42(3): 222-233.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/view/1761. Diakses pada 25
September 2016
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
92
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Alfabeta,
Bandung .
. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2015. Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL: Teori dan Aplikasi untuk
Analisis Data Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sukayati. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika di SD. Depdiknas Tim
Penyusun, Yogyakarta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Surapranata. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurikulum 2004. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suwaibah, Siti Nur. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Kimia Berbasis
Asesmen Otentik Dengan Estimasi Reliabilitasnya Menggunakan Program
Genova. Chemistry in Education: 5 (1): 8-14.
http://lib.unnes.ac.id/22465/1/4301411088-S.pdf. Diakses pada: 4 November 2016.
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pemebelajaran Tematik. Kencana, Jakarta.
Tuparova, Daniela. 2010. Automated real-live performance-based Assessment of ICT
Skills. Procedia Social and Behavioral Sciences 2: 4747–4751.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042816314732. Diakses
pada 24 Januari 2017.
W. I. Griffith, and Hye-Yeon Lim. 2011. Performance-Based Assessment: Rubrics,
Web 2.0 Tools and Language Competencies. MEXTESOL Journal, 36, (1).
http://mextesol.net/journal/index.php?page=journal&id_article=108. Diakses pada: 9
Februari 2017
Wulan, Ana Ratna. 2007. Penggunaan Asesmen alternatif pada Pembelajaran Biologi.
Seminar Nasional Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
. Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi,
Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA UPI,
Bandung. Diakses pada 25 Maret 2017
Yuniarti, Budi. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotorik pada
Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purworejo Tahun
Pelajaran 2013/2014. Radiasi: Jurnal Berkala Pendidikan Fisika. 5(1): 77-81.
93
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/view/1695/1609. Diakses
pada 2 Juni 2017.
Zulkifli, Nur Idayu. 2016. The Assessment of Children’s Performance at Child Care
Centre. Procedia - Social and Behavioral Sciences: 234: 64 – 73.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042816314732. Diakses
pada 28 Mei 2017.