14
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran tentu adanya suatu penilaian. Secara khusus Pembelajaran bahasa secara komunikatif menekankan pada dikuasainya keterampilan berkomunikasi oleh siswa, yaitu mampu memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Pada materi ini, anda akan dibantu memahami dan menggunakan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pemakalah dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Penilaian proses dan hasil dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD. 2. Model penilaian pembelajaran keterampilan bernahasa tulis. 3. Model penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa lisan. 4. Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD: tes dan nontes. http://aginista.blogspot.com/2013/01/pengembangan-instrumen- penilaian.html

Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran tentu adanya suatu penilaian. Secara khusus Pembelajaran

bahasa secara komunikatif menekankan pada dikuasainya keterampilan berkomunikasi oleh

siswa, yaitu mampu memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.

Pada materi ini, anda akan dibantu memahami dan menggunakan penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

B.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pemakalah dapat merumuskan masalah

sebagai berikut:

1.     Penilaian proses dan hasil dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD.

2.     Model penilaian pembelajaran keterampilan bernahasa tulis.

3.     Model penilaian pembelajaran keterampilan berbahasa lisan.

4.     Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD: tes dan nontes.

http://aginista.blogspot.com/2013/01/pengembangan-instrumen-penilaian.html

Page 2: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

BAB II

PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD/MI

A.      Pengertian Penilaian

Ada dua istilah terkait dengan konsep penilaian (assesment), yaitu pengukuran

(measurement) dan evaluasi (evaluation) (Djemari Mardaphi, 2007). Pengukuran adalah proses

penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Sedangkan evaluasi adalah

penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi

di dalamnya ada kegiatan untuk menentukan nilai (misalkan: paham-tidak paham, baik-buruk,

atau tuntas-tidak tuntas), sehingga ada unsur judgement. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi

adalah hirarki. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian

menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedang evaluasi adalah penetapan nilai atau

implikasi suatu perilaku, baik perilaku individu maupun lembaga.

Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian dijelaskan bahwa

penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian

hasil belajar siswa. Penilaian tidak sekedar pengumpulan data siswa, tetapi juga pengolahannya

untuk memperoleh gambaran proses dan hasil belajar siswa. Penilaian tidak sekedar memberi

soal siswa kemudian selesai, tetapi guru harus menindaklanjutinya untuk kepentingan

pembelajaran.

Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 juga disebutkan bahwa penilaian hasil belajar

peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a)     Sahih.

b)     Objektif.

c)     Adil.

d)     Terpadu.

e)     Terbuka.

f)      Menyeluruh dan berkesinambungan.

g)     Sistematis.

h)     Beracuan kriteria.

i)      Akuntabel.

Page 3: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

1.     Penilaian Proses dan Penilaian Hasil dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia sama dengan penilaian mata pelajaran

lain, meliputi 3 ruang lingkup, yaitu:

1)     Penilaian program pengajaran (penilaian terhadap tujuan, isi program, dan strategi pengajaran);

2)     Penilaian proses pengajaran (kesesuaian antara rencana dan PBM); kesiapan guru dalam

melaksanakan PBM; kesiapan siswa mengikuti PBM; minat dan perhatian siswa; keaktifan dan

partisipasi siswa; peranan BP terhadap siswa yang memerlukan; interaksi komonikasi yang

terjadi dikelas; pemberian penguatan; pemberian tugas);

3)     Penilaian hasil pengajaran penguasaan siswa terhadap tujuan yang direncanakan.

2.     Penilaian Proses dan Penilaian Hasil Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Dalam menerapkan standar kompetensi guru harus mengembangkan penilaian otentik

berkelanjutan yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi yang diwujudkan dalam

penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan

penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan mengindentifikasikan pencapaian

kompetensi dan hasil belajar yang jelas standarnya dan disertai peta kemampuan belajar secara

terpadu dengan PBM. Penialain dilakukan melalui Portofolio, produk, proyek, kinerja, atau tes.

Dalam Depdiknas  (2005) bahwa penilaian otentik memiliki beberapa syarat, yaitu:

1)     Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.

2)     Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata.

3)     Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan

karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

4)     Penialain harus bersifat holistik, mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.

Menurut Suparman (2001), penilaian kelas yang tersusun secara terencana dan sistematis

oleh guru memiliki beberapa fungsi, yaitu motivasi, fungsi belajar tuntas, fungsi efektifitas, dan

fungsi umpan balik.

Tujuh penilaian menurut Sudjiono (2005), adalah:

1)     Untuk memberikan informasi kemajuan hasil belajar siswa secara individu dalam mencapai

tujuan sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.

2)     Informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar mengajar lebih lanjut;

informasi yang dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.

Page 4: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

3)     Memberikan motivasi belajar siswa, mengimformasikan kemauannya agar teransang untuk

melakukan usaha perbaikan.

4)     Memberi informasi tentang semua aspek kemajuan siswa.

5)     Memberi bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan sesuai dengan keterampilan,

minat, dan kemampuannya.

Untuk dapat melaksanakan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik, perlu

juga diketahui prinsipnya. Secara umum penilaian harus:

1)     Menyeluruh,

2)     Berkesinambungan,

3)     Bermakna,

4)     Berorientasi pada tujuan,

5)     Objektif,

6)     Terbuka,

7)     Kesesuaian, dan

8)     Bersifat mendidik.

Dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, penilaian yang dilakukan harus meliputi

penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dan penilaian proses belajar bahasa Indonesia. Penilaian

hasil belajar bahasa Indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan

nontes. Alat tes berupa soal-soal dan alat nontes berupa tugas-tugas yang diberikan. Evaluasi

proses belajar bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan observasi, kuesioner, dan sebagainya.

Dinyatakan oleh Munandir (1997) untuk mengetahui apakah tujuan atau kompetensi yang

dikehendaki sudah dikuasai siswa atau belum, dan seberapa besar tingkat penguasaan tersebut,

diperlukan pengukuran dan penilaian. Pada praktiknya ada beberapa istilah yang digunakan

untuk pengukuran  dan penilaian, yaitu: pengukuran, tes, penilaian/evaluasi, dan pengambilan

keputusan.

Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi secara kuantitatif, salah

satu alat ukurnya berupa tes hasil pengukurannya disebut skor. Penilaian/evaluasi adalah

kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah berhasil atau belum, mengartikan skor

yang diperoleh melalui pengukuran dengan cara membandingkan skor yang diperoleh siswa,

mengkaji hasil perbandingan itu, lalu menyimpulkan: memuaskan atau tidak, baik atau tidak,

lulus atau tidak, dan seterusnya.

Page 5: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

1)     Contoh penilaian proses pembelajaran bahasa Indonesia

Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran itu menggunakan lembar pengamatan

membaca seperti berikut:

Lembar pengamatan membaca bersuara

NONAMA

SISWA

Lafal Intonasi KenyaringanKRITERIA

A B C D A B C D A B C D

A: baik sekali

B : baik

C : cukup

D : kurang

2)     Contoh penilaian hasil pembelajaran Bahasa Indonesia

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario/kegiatan belajar-

mengajar yang direncanakan, guru melakukan penilaian, misalnya dengan cara berikut:

a.      Penilaian hasil:

1)       Sebutkan gagasan pokok teks bacaan tersebut!

2)       Ceritakan kembali isi teks bacaan dengan kalimat sendiri!

  Format penilaian untuk menemukan gagasan pokok secara cepat

Nama Kecepatan Ketepatan (10-100)

1.      Tina

2.      Toni

3.      Tini

  Format penilaian untuk menceritakan isi teks secara lengkap

Aspek Descriptor Skor (10-100)

Kelengkapan

isi

Semua informasi penting terwadahi

dalam paragraph yang dikembangkan

Keaslian

pengungkapan

Paparan tidak mencotoh teks asli

Page 6: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

Dinyatakan dalam Depdiknas (2003) bahwa perekaman kompetensi pada saat

berlangsungnya PP dapat dipandang sebagai pengukuran proses, sedangkan apabila hal itu

dilakukan sesudah berakhirnya PP dipandang sebagai pengukuran produk/hasil. Ada sejumlah

alat/instrument yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, secara garis besar digolongkan 2 macam, yaitu nontes (bukan tes) dan tes.

B.      Teknik Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar: Tes dan Nontes

Ada sejumlah alat/instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, secara garis besar digolongkan dalam 2 macam, yaitu tes dan

nontes (bukan tes). Pada bagian unit ini dituntut memiliki kompetensi membuat instrumen tes

dan dan nontes dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD. Berikut akan diuraikan

mengenai:

1)     Teknik tes dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD.

2)     Teknik nontes dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia SD.

1.     Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Secara garis besar, alat penilaian yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi

atau data-data mengenai siswa yang dinilai, dibedakan atas teknik tes dan nontes. Bentuk soal

ujian yang dipergunakan dapat objektif, esai (nonbjektif) atau tugas-tugas tertentu yang

sebaiknya dilakukan siswa diluar jam pembelajaran bergantung pada kompetensi hasil belajar

yang akan diukur.

Dinyatakan Alwi (2005, Handout Desain Instruksional) langkah pokok kegiatan evaluasi

hasil belajar/penilaian meliputi:

1)     Menyusun rencana penilaian, yaitu:

a)     Merumuskan ntujuan penilaian, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan indikator.

b)     Menetapkan ranah yang akan dievaluasi kognitif, apektif, dan psikomotor.

c)     Menentukan teknik penilaian: tes/nontes.

d)     Menentukan bentuknya: objektif atau esai.

e)     Menyusun alat pengukuran dan penilaian.

f)      Menentukan tolak ukur, norma/kriteria penilaian.

g)     Menentukan frekuensi kegiatan penilaian.

2)     Menghimpun data, yaitu: melaksanakan pengukuran dan penilaian melalui tes, wawancara, atau

dengan cara lain.

Page 7: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

3)     Melakukan verifikasi/penelitian data untuk menyaring data (memisahkan data yang baik dan

yang buruk) sebelum diolah lebih lanjut.

4)     Mengolah dan menganalisis data, yaitu memberi makna terhadap data yang sudah diperoleh,

dapat dilakukan menggunakan statistic atau tidak.

5)     Menginterpretasi dan menyimpulkan data yang sudah dianalisis, yaitu: verbalisasi dari makna

yang terkandung dalam data yang telah diolah dan dianalisis, selanjutnya dibuat kesimpulan

bedasarkan tujuan yang ingin dicapai.

6)     Data hasil evaluasi yang sudah disusun, diatur, diolah, dianalisis, dan disimpulkan, sehingga

diketahui ‘ maknanya’ , selanjutnya guru/evaluator dapat menentukan kebijakan yang akan

ditempuh: siswa lulus/ tidak lulus, naik/tidak naik kelas, perlu remidi atau pengayaan, dan

peringkta siswa.

2.     Bentuk Tes

Secara garis besar bentuk tes atau soal ujian dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu, 1) Tes

objektif, 2) Tes non objektif, dan 3) Tes perbuatan. Tes bentuk objektif mengacu pada pengertian

bahwa jawaban siswa diperiksa oleh siapapun dan kapanpun akan menghasilkan sekor yang

kurang lebih sama karena tes objektif hanya memiliki satu jawaban alternative yang benar. Tes

esai menunjuk pada pengertian bahwa cara pensekoran hasil pekerja siswa dipengaruhi oleh

subjek pemeriksa. Tes perbuatan menuuntut siswa melakukan aktifitas tertentu dan penilaiannya

dilakukan dengan cara mengamati performansi berbahasa siswa. Namun, sebelumnya harus

sudah dipersiapkan kriteria penilaian agar pengukuran terhindar dari subjektifitas.

a)     Bentuk Tes Objektif

Tes bentuk objektif dapat berupa tes benar salah, pilihan ganda, menjodahkan dan isian

singkat. Jawaban tes objektif bersifat pasti dikhotomis. Hanya ada satu kemungkinan jkawaban

yang benar dan siapapun yang mengoreksinya akan sama.

b)     Macam Tes Objektif

Jenis tes objektif yang banyak digunakan orang adalah tes jawaban benar-salah (true-false),

pilihan ganda (multiple choise), isian (kompletion) dan penjodohan (matching).

3.     Teknik Nontes dalam Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Instrument nontes diantaranya dapat berupa:

a)     Fortofolio

Page 8: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia, penilaian yang dilakukan harus meliputi

penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dan penilaian proses belajar bahasa Indonesia. Penilaian

hasil belajar bahasa Indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan evaluasi berupa tes dan

nontes. Alat tes berupa soal-soal dan alat nontes, Berupa tugas-tugas yang diberikan. Evaluasi

proses belajar bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan observasi, kuisioner, dan sebagainya.

Berkaitan degan kurikulum yang berbasis kompetensi, pada prinsipnya pembelajaran

bahasa Indonesia sengaja diselenggarakan  untuk mencapai sejumlah tujuan, berupa berbagai

kompetensi yang diajarkan. Untuk mengetahui apakah tujuan atau kompetensi yang dikehendaki

sudah dikuasai siswa atau belum, dan seberapa besar tingkat pengasuhan tersebut, diperlukan

pengukuran dan penilaian.

Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan sebagai sarana untuk

memperoleh informasi tentang proses dan hasil belajar siswa. Penggunaan berbagai teknik dan

alat itu harus di sesuaikan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas

yang dilakukan tugas, dan banyaknya atau jumlah materi yang sudah disampaikan. Teknik

penilaian dalam uraian ini secara garis besar meliputi 1. nontes 2. tes. Ada dua macam evaluasi

pengajaran yaitu evaluasi hasil belajar bahasa Indonesia dan evaluasi proses hasil balajar bahasa

Indonesia. Evaluasi hasil balajar bahasa Indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan

evaluasi berupa tes dan nontes.

Page 9: Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudjiono. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan-Suatu Pengantar, (jilid I & II), Yogyakarta:

Sumbangsih Offset.

Nurgiantoro, B. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Safari. 2002. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT Kartanegara.