117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI Skripsi Oleh: Winda Fitrifitanofa K2308060 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOVEMBER 2012

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

  • Upload
    vonga

  • View
    263

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA

KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI

Skripsi

Oleh:

Winda Fitrifitanofa

K2308060

PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

NOVEMBER 2012

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA

KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI

Oleh:

Winda Fitrifitanofa

K2308060

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan P. MIPA

Universitas Sebelas Maret

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

NOVEMBER 2012

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pada hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I,

Drs. Sutadi Waskito, M.Pd

NIP. 19500522 197603 1 001

Pembimbing II,

Dra. Rini Budiharti, M.Pd

NIP. 19580728 198403 2 003

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 2 November 2012

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua

Sekretaris

Anggota I

Anggota II

:

:

:

:

Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc

Drs. Pujayanto, M.Si

Drs. Sutadi Waskito, M.Pd

Dra. Rini Budiharti, M.Pd

( )

( )

( )

( )

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Winda Fitrifitanofa. PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF

FISIKA KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI.

Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. November. 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menyusun tes formatif pilihan ganda

untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi yang sesuai dengan Standar

Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang ada (2 ) Menyusun kisi-kisi instrumen

tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi

materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada

Benda Elastik. (3) Menyusun item tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI

semester gasal Program Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis

Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik. (4) Memvalidasi hasil

penyusunan instrumen tes formatif pilihan ganda kelas XI semester gasal Program

Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak

Harmonik pada Benda Elastik secara kualitatif dan kuantitatif.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Developmental

Research), dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research

and Development). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif pada penelitian merupakan hasil

telaah soal oleh ahli, yaitu oleh Drs. Sutadi Waskito selaku ahli materi, Dra. Rini

Budiharti, M.Pd sebagai ahli evaluasi, dan Brata,M.Pd serta Drs. Subandrio

selaku guru mata pelajaran Fisika Program Akselerasi. Data kuantitatif didapatkan

melalui uji coba tes kepada siswa sebanyak 2 kali, yaitu uji kelompok kecil dan uji

kelompok besar. Uji kelompok kecil dilakukan dengan subyek coba 24 orang

siswa Program Akselerasi SMA N 1 Karanganyar dan uji kelompok besar

dilakukan dengan subyek coba 56 orang siswa Program Akselerasi SMA N 3

Surakarta. Hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan program Microsoft

Excel.

Tes formatif Fisika kelas XI semester gasal Program Akselerasi yang

dikembangkan ini mencakup 3 materi untuk tengah semester gasal yaitu

Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi, dan Gerak Harmonik pada Benda

Elastik. Penyusunanan instrumen diawali dengan pembuatan kisi-kisi sesuai

dengan silabus dari Depdiknas untuk kelas XI. Penyusunan kisi-kisi juga

diperlukan untuk memudahkan diberikannya rekam jejak kompetensi siswa

(Authentic Assesment). Tes formatif Fisika kelas XI semester gasal Program

Akselerasi yang disusun setelah dilakukan validasi didapatkan instrumen tes yang

sudah sesuai dengan karakteristik tes Fisika yang baik. Instrumen tes yang

dikembangkan memenuhi validitas isi yang baik, reliabilitas soal yang tergolong

tinggi, untuk soal materi Kinematika dengan Analisis Vektor (Paket 1) memiliki

reliabilitas 0,810701 yang tergolong sangat tinggi, untuk soal materi Gravitasi

(Paket 2) memiliki reliabilitas 0,6844 yang tergolong tinggi, dan untuk soal

materi Gerak Harmonik dengan Benda Elastik memiliki reliabilitas 0,824764 yang

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

tergolong sangat tinggi. Daya beda yang diukur menggunakan indeks diskriminasi

menunjukkan hasil semuanya diterima, yaitu berkisar D > 0,3. Taraf kesukaran

semua soal sedang yaitu 0,3 ≤ P ≤ 0,7, dan pengecoh yang masuk kriteria baik.

Dari hasil penelitian didapatkan instrumen tes formatif yang disusun

berdasarkan Kompetensi Dasar “ Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan

gerak parabola dengan menggunakan vektor “ untuk materi Kinematika dengan

analisis vektor, Kompetensi Dasar “Menganalisis keteraturan gerak planet dalam

tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton“ untuk materi Gravitasi, dan

Kompetensi Dasar “Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan “

untuk materi Gerak Harmonik pada Benda Elastik dan semua kompetensi dasar

tersebut merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi “Menganalisis gejala

alam dan keteraturannya dalam cakupan benda titik”. Dari pengembangan tes

Fisika kelas XI semester gasal Program Akselerasi dihasilkan 3 perangkat soal

yang seluruhnya berjumlah 64 soal yang berkualitas baik, karena telah memenuhi

standar telaah kualitatif, dan telaah kuantitatif mengenai reliabilitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda dan efektifitas distraktor. Selain itu instrumen tes

formatif yang disusun mendukung penilaian otentik yang digunakan pada

Program Akselerasi.

Kata Kunci: pengembangan, tes formatif, Fisika kelas XI, Program Akselerasi.

Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Winda Fitrifitanofa, THE DEVELOPMENT OF PHYSIC FORMATIVE

TEST INSTRUMENT FOR THE ODD SEMESTER XI GRADE OF

ACCELERATION PROGRAM. Thesis, Surakarta: Teacher Training and

Education Faculty. November. 2012.

This research’s aims to (1) develop a multiple choice formative test for

the Odd Semester XI Grade of Acceleration Program corresponding to the

existing Standard Competency and Basic Competency, (2) to develop the outline

of multiple choice formative test for the Odd Semester XI Grade in Kinematics

material with Vector Analysis, Gravitation And Harmonic Movement in Elastic

Object, (3) to develop the multiple choice item of for formative test of the Odd

Semester XI Grade of Acceleration Program in Kinematics material with Vector

Analysis, Gravitation And Harmonic Movement in Elastic Object, and (4)

validating the result of formative test instrument development for the Odd

Semester XI Grade of Acceleration Program in Kinematics material with Vector

Analysis, Gravitation And Harmonic Movement in Elastic Object either

qualitatively and quantitatively.

This study was a developmental research using Research and Development

method. Techniques of analyzing data used were a descriptive qualitative

technique by the expert and a quantitative technique using Microsoft Excel

program. The test development was done by studying the item by the expert, and

then revising its validation. The test instrument consisted of 64 items that had

been tried out for its validity. In the small group tryout, 40 items had good

quality, and 24 items should be revised. The revision of the items with poor

quality (24 items) was done continuously until the expert considered that these

had been good for being tried out along with the 40 valid items to the larger

group.

The physics formative test of odd semester XI grade of Acceleration

Program that had been developed consisted of 3 material for mid-semester

including Kinematics with Vector Analysis, Gravitation And Harmonic

Movement in Elastic Object. The instrument development was initiated by

making an outline corresponding to the syllabus of National Education Service for

the XI grade. The development of outline was also needed to facilitate the

administration of student competency’s track record (authentic assessment). The

physics formative test of odd semester XI grader of Acceleration Program that had

been validated indicated the test instrument corresponding to the characteristics of

good physic test. The test instrument developed had good content validity, high

item reliability, for Kinematics with Vector Analysis material (Package 1) had

reliability of 0.810710 belonging to very high category, for Gravitation material

item (Package 2) had reliability of 0.6844 belonging to high category, and for

Harmonic Movement with Elastic Object material had reliability of 0.824764

belonging to very high category. The variance was measured using discrimination

Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

index indicating that all results were supported, D > 0,3. The difficulty level of

item fell into moderate category 0,3 ≤ P ≤ 0,7, and confounding coefficient

functions well. From the development of physics test of the Odd Semester XI

Grade of Acceleration Program, 64 items were obtained with good quality.

Keywords: development, formative test, Physics for XI grade, Acceleration

Program

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. (Q.S.Al-Insyirah : 6-7)

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya………….”. (QS. Al Baqarah : 286)

“Be The First, Be Different, Be The Best “

“Do Your Best to get The Best “

“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai

penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar”. (Q.S. Al

Baqarah 153)

“Siapa yang bersungguh – sungguh, dia akan berhasil”.(Man Jadda Wa

Jadda)

Bukan karena mudah maka aku yakin bisa, tapi karena aku yakin bisa

semuanya menjadi mudah. Bukan karena dunia tersenyum maka aku bahagia,

tapi karena aku bahagia maka dunia tersenyum.

Orang sukses adalah orang yang meskipun GALAU, tapi tetap melangkah.

(Mario Teguh)

Wong temen iku bakale tinemu.

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Allah SWT. yang selalu melimpahkan

rahmatnya.

Bapakku Drs.H.Mukhson,M.Pd dan Ibuku

Hj. Murdani, S.Pd.

Adik-adikku Faisal Muhammad Hasan,

Hafeid Rozaq Rais, dan Azzam Ibrahim

My advisors R. Wahyu Suryanto dan Arkan

Hoeda Dediana

Sahabat-sahabatku All B-One Crew, KPKC,

HRD 2010, PHT 2010

Teman-teman seperjuangan Fisika 2008

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Koordinator Skripsi Program Fisika Jurusan

P. MIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta..

5. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd Selaku Pembimbing I atas bimbingannya

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Pembimbing II atas bimbingannya

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

7. Keluarga dan sahabat yang selalu menyemangati dan mendoakanku

8. Bapak Brata, M.Pd Selaku guru Fisika kelas XI Program Akselerasi SMA

Negeri 1 Karanganyar, dan Bapak Drs. Subandrio Selaku guru Fisika kelas XI

Program Akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta atas bantuannya dalam

penelitian.

9. Adik-adik kelas XI Program Akselerasi SMA Negeri 1 Karanganyar dan SMA

Negeri 3 Surakarta atas bantuannya dalam penelitian.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak

kekurangan. Namun demikian besar harapan penulis semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. Amin.

Surakarta, November 2012

Penulis

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

hal.

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... I

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv

ABSTRAK……………………………………………………………............. v

HALAMAN MOTTO…………………………………………………............ ix

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………............ x

KATA PENGANTAR………………………………………………………... xi

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5 5

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 6

F. Spesifikasi Produk Yang dikembangkan ................................................... 6 6

G. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 7

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan………………………….. 7

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 9 9

A .Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9 9

1. Sekolah Program Akselerasi……………………………........... 9

a. Sekolah Menengah Atas Program Akselerasi .............................. 9 9

b. Landasan Pelaksanaan Program Akselerasi ................................. 21 21

c. Prinsip Penyelenggaraan Sekolah Program Akselerasi ................ 32 32

2. Karekteristik Mata Pelajaran Fisika………………………….....

3. Pengukuran, Assesmen, dan Evaluasi.....................................

35

36

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Pengukuran………………………………………………….. 37

b. Assesmen…………………………………………………..... 38

c. Evaluasi ........................................................................................ 38 41

4. Pengembangan Tes Hasil Belajar .............................................................. 40 44

B. Kajian Penelitian yang Relevan .............................................................. 50 54

C. Kerangka Berfikir .................................................................................... 53 57

D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 55 59

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 56 60

A. Model Pengembangan ............................................................................ 56 60

B. Prosedur Pengembangan ........................................................................ 57 61

C. Uji Coba Produk .................................................................................... 65 66

1. Desain Uji Coba ............................................................................... 65 66

2. Subjek Coba, Waktu dan Tempat Penelitian..................................... 66 67

3. Jenis Data .......................................................................................... 67 71

4. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 67 71

5. Teknik Analisa Data ......................................................................... 68 71

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data. ................................................................................ 77

B. Hasil Penelitian……………........................................................................ 78

1. Studi Pendahuluan….................................................................... 78

2. Merencanakan Penelitian. ........................................................... 80

3. Pengembangan Desain………………………………………….. 80

4. Melakukan Uji Kualitatif……………………………………….. 82

5. Melakukan Revisi Soal Hasil Telaah Kualitatif………………… 83

6. Melakukan Uji Coba Kelompok Kecil…………………………. 84

7. Melakukan Revisi Hasil uji Kelompok Kecil…………………...

8. Melakukan Uji Coba Kelompok Besar……………………….....

91

91

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 100

A. Kesimpulan ................................................................................. 100

B. Keterbatasan Penelitian………………………………………… 101

C. Saran Pemanfaatan dan pengembangan produk Lebih lanjut...... 101

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 103

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

hal.

Tabel 2.1 Layanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa 30

Tabel 2.2 Hasil Analisis Penelitian 56

Tabel 4.1 Nama Sekolah dan Jumlah Peserta Tes 78

Tabel 4.2 Hasil Keputusan Telaah Kualitatif Desain Soal 83

Tabel 4.3 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Uji Kelompok Kecil 85

Tabel 4.4 Hasil Analisis tingkat Kesukaran Instrumen Tes Uji Kelompok

Kecil

86

Tabel 4.5 Hasil Analisis Daya Beda Instrumen Tes Uji Kelompok Kecil 88

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Efektifitas Distraktor Uji Kelompok

Kecil

89

Tabel 4.7 Rincian Hasil Analisis Kuantitatif Uji Kelompok Kecil 90

Tabel 4.8 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Uji Kelompok Besar 92

Tabel 4.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Uji Kelompok

Besar

93

Tabel 4.10 Hasil Analisis Daya Beda Instrumen Tes Uji Kelompok Besar 94

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Analisis Efektifitas Distraktor Uji Kelompok

Besar

96

Tabel 4.12 Keputusan Hasil Uji Kelompok Besar 97

Page 16: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

hal.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 58

Gambar 3.1 Alur Pengembangan Tes 69

Page 17: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

hal.

Lampiran 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fisika SMA 103

Lampiran 2 Silabus SMA kelas XI Semester Gasal 104

Lampiran 3 Dokumen Hasil Observasi SMA Program Akselerasi 113

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes 125

Lampiran 5 Desain awal Instrumen Tes 158

Lampiran 6 Deskripsi Telaah Kualitatif 188

Lampiran 7 Lembar Penelaahan Ahli 200

Lampiran 8 Instrumen Tes untuk Uji Kelompok Kecil 227

Lampiran 9 Analisis Kuantitatif Uji Kelompok Kecil 276

Lampiran 10 Revisi Soal Hasil Uji Kelompok Kecil 322

Lampiran 11 Lembar Penelaahan Ahli sebelum Uji Kelompok Besar 340

Lampiran 12 Instrumen Tes untuk Uji Kelompok Besar 345

Lampiran 13 Analisis Kuantitatif Uji Kelompok besar 409

Lampiran 14 Dokumentasi Pelaksanaan Tes 434

Lampiran 15 Surat-surat Penelitian 436

Page 18: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena pertumbuhan kehidupan masyarakat maju, semakin lama

semakin menunjukkan bahwa kunci perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi

ternyata bergantung pada sumber daya manusia yang berkualitas. Menghadapi

persaingan global akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

merupakan kebutuhan mendesak bagi suatu negara agar dapat sejajar dengan

warga dunia lainnya. Indonesia harus menyiapkan sumber daya manusia yang

proaktif, kreatif, inovatif, mandiri dan memiliki keunggulan komparatif dan

kompetitif untuk menghadapi persaingan global.

Salah satu upaya untuk mengantisipasi kondisi persaingan tersebut adalah

melalui pengembangan pendidikan yang berdimensi keunggulan. Pendidikan yang

berdimensi keunggulan dalam hal ini adalah pendidikan bagi anak-anak Cerdas

Istimewa Bakat Istimewa (CIBI). Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada

perhatian untuk memberikan layanan pendidikan bagi CIBI hal ini terbukti mulai

tahun 2000 yakni pada saat Mendiknas dipimpin oleh Yahya Muhaimin Indonesia

meluncurkan Program Percepatan Belajar (PPB) atau lebih dikenal program

akselerasi pada SD, SMP, dan SMA (Rusman, 2008 : 929).

Program akselerasi dilatarbelakangi oleh realitas hasil-hasil penelitian

yang dilakukan oleh Balitbang Depdiknas(1986). Dari penelitian tersebut

diperoleh temuan bahwa pada 20 SMA unggulan di Indonesia terdapat 21,75 %

siswa dengan kecerdasan umum prestasinya di bawah rerata, sedangkan para

siswa yang tergolong berkemampuan dan berkecerdasan luar biasa sebesar 9,7 %.

Pada hasil temuan sebelumnya telah diungkapkan, bahwa masih terdapat siswa

yang dikategorikan berbakat istimewa mengalami underachiever masih tinggi,

yaitu menurut Depdikbud (1997) pada SD dan SMP sebesar 2-5 % dan SMA

sebesar 8 %. Kemudian riset – riset independen juga menyebutkan demikian,

seperti menurut Yaumil Achir (1990) pada SMA di DKI Jakarta ditemukan 39 %

siswa mengalami underachiever, Yusuf dan Widyastono (1997) menemukan

Page 19: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

masih terdapat 13,5 % sampai 20% siswa SMP mengalami underachievement

(Rusman, 2008 : 928-929).

Negara-negara maju dan berkembang seperti Amerika, Singapura, Cina,

dan Korea sudah mulai melihat potensi anak-anak CIBI. Negara tersebut mulai

menarik perhatian anak CIBI dengan memberikan beasiswa di perguruan tinggi

yang bagus dan bahkan menjamin pekerjaan hingga usia 55 tahun, negara-negara

tersebut yakin bahwa anak CIBI mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi dan

mempunyai komitmen serta kerja keras yang tinggi, ini merupakan keunggulan

yang dibutuhkan oleh banyak negara di tengah semakin tingginya persaingan

perekonomian. Demikian pentingnya pendidikan yang berdimensi keunggulan

dalam menjawab tantangan masa depan, maka sangat beralasan apabila

pengembangan CIBI di Indonesia perlu mendapatkan perhatian dari berbagai

pihak, baik pemerintah, sekolah dan orang tua siswa, agar CIBI tidak mengalami

underachiever.. Seperti yang kita ketahui underachievement mengakibatkan tidak

maksimalnya kemampuan yang CIBI miliki. Harapannya dimasa yang akan

datang CIBI dapat mewakili bangsa Indonesia pada era globalisasi sekaligus dapat

memenangkan persaingan global yang semakin tinggi.

Seperti halnya pada program sekolah reguler, pada sekolah akselerasi pun

pembelajaran juga dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu persiapan

(preparation), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Pada

tahap persiapan (preparation) adalah tahapan dimana seorang guru

mempersiapkan Bahan Ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus dan

Media Pembelajaran. Tahap Implementasi adalah tahapan penggunaan segala

sesuatu yang sudah dipersiapkan guru pada tahap persiapan. Sedangkan tahap

evaluasi adalah tahapan dimana seorang guru melakukan penilaian terhadap hasil

belajar peserta didik.

Menurut Nana Sudjana “dalam suatu proses pembelajaran ada 3

komponen penting di dalamnya, yaitu tujuan instruksional, pengalaman belajar

(proses belajar mengajar), dan hasil belajar” (2006 : 2). Ketiga komponen tersebut

bagaikan mata rantai yang tak terpisahkan satu sama lain. Suatu kegiatan belajar

mengajar dikatakan berhasil dapat dilihat dari kesesuaian antara tujuan

Page 20: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

instruksional dan hasil belajar siswa, dan tentu saja harus melalui suatu

pengalaman belajar (proses belajar mengajar).

Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui suatu kegiatan penilaian.

Kegiatan penilaian yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana

tujuan – tujuan instruksional telah dapat dicapai dan dikuasai oleh siswa dalam

bentuk hasil belajar yang diperilhatkannya setelah peserta didik menempuh

pengalaman belajar (proses belajar mengajar) (Suharsimi,2009:34). Untuk

melakukan suatu kegiatan penilaian dan melihat apakah hasilnya sudah sesuai

tujuan instruksional atau belum, maka diperlukan suatu instrumen tes. Instrumen

tes diperlukan agar didapatkan suatu hasil penilaian yang memiliki akurasi tinggi

dalam mengukur kemampuan siswa, oleh karena itu diperlukan suatu instrumen

tes yang baku.

Instrumen tes baku adalah suatu instrumen tes yang telah melalui beberapa

percobaan dan telah diuji akurasinya baik secara kualitatif maupun kuantitatif

(Suharsimi, 2009 : 35). Pada umumnya penilaian hasil belajar di sekolah

menggunakan tes buatan guru pada setiap bidang studinya. Sekolah jarang

menggunakan tes baku karena meskipun tes baku lebih baik daripada tes buatan

guru, namun jumlahnya di dunia pendidikan masih sangat jarang. Hal ini

menyebabkan kurang akuratnya penilaian guru terhadap kemampuan siswa dalam

memahami suatu materi. Serupa dengan hal tersebut pada program akselerasi,

rata-rata guru juga memberikan soal evaluasi dengan menggunakan suatu

instrumen tes yang belum teruji atau belum memenuhi standar baku suatu tes

karena belum melalui serangkaian uji tes.

Selama ini kebanyakan guru baru mengira-ira tentang tingkat kesulitan

soal yang diberikan,kebanyakan belum memprtimbangkan patokan tingkat

kesulitan kognitif tes (C1-C6 Taksonomi Bloom). Pada program akselerasi yang

pada pembelajarannya menuntut high level thinking menuntut pula guru

memberikan soal dengan tingkat kesulitan C4(analisis), C5(sintesis) dan C6

(evalusi) agar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa tersebut (tidak mengalami

underarchiever) sekaligus juga dapat mengukur kemampuan siswa terhadap suatu

materi dengan akurat (Depdiknas, 2009:55). Bisa jadi suatu tes yang dinilai

Page 21: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

gurunya akan sulit dikerjakan siswa, ternyata dianggap mudah oleh siswa yang

diberikan tes tersebut. Tes yang mudah dan ditujukan kepada sekelompok subjek

yang kemampuannya tinggi, tidak akan menghasilkan akurasi karena tidak sesuai

dengan levelnya. Begitu juga sebaliknya, tes yang sulit tidak akan cocok untuk

sekelompok subjek yang kemampuannya rendah. Jadi, tes yang baik adalah tes

yang mampu mengukur tingkat kemampuan subjek sasaran

Pada program akselerasi penilaian yang digunakan dalam pendidikan

khusus bagi CIBI adalah penilaian otentik (Autentic Assement), yaitu proses

pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa

(Depdiknas, 2009:56). Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui

oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran

dengan benar. Salah satu cara untuk melakukan penilaian otentik ini adalah

dengan melakukan tes formatif. Apabila tes sudah dipersiapkan dan dilaksanakan

dengan secermat mungkin, maka informasi yang dihasilkan dapat menunjukkan

sejauh mana tujuan-tujuan instruktusional yang telah ditetapkan itu tercapai.

Informasi yang dihasilkan dari suatu hasil tes dapat dijadikan balikan

untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran. Oleh karena itu,

perlu adanya suatu pengembangan instrumen tes formatif untuk program

akselerasi agar didapatkan suatu tes baku yang cocok untuk mengukur

kemampuan siswa program akselerasi dengan karakter khas siswa CIBI dan siap

pakai sehingga guru bisa menggunakan instrumen tes tersebut untuk

mengevaluasi kemampuan siswa apabila guru belum membuat/memiliki

instrumen tes yang baku, atau tes baku tersebut bisa juga dijadikan patokan

(acuan) guru dalam membuat instrumen tes.

Berdasarkan dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF

FISIKA KELAS XI SEMESTER GASAL PROGRAM AKSELERASI ”

Page 22: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, ada beberapa permasalahan yang

muncul. Permasalahan tersebut antara lain:

1. Dibutuhkannya profesionalisme seorang guru dalam penyelenggaraan

pendidikan dan evaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi sangatlah penting karena

merupakan bagian integral dari proses pembelajaran

2. Perlunya instrument tes yang baku dan siap pakai, untuk mengevaluasi hasil

belajar siswa di sekolah Program Akselerasi.

3. Instrumen tes yang sesuai dengan autentic assessment dibutuhkan guna

mendukung evaluasi pembelajaran di Program Akselerasi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah yang

muncul, maka dalam penelitian ini dibatasi permasalahnya agar tujuan dalam

penelitian ini dapat tercapai secara optimal. Adapun pembatasan masalah tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan tes formatif Program Akselerasi sesuai dengan Standar

Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang ada.

2. Penyusunan instrumen tes kelas XI tengah semester gasal pada materi

Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi, dan Gerak Harmonik pada

Benda Elastik.

3. Bentuk penulisan item tes adalah pilihan ganda.

4. Analisis hasil penulisan item tes secara kualitatif dan kuantitatif.

D. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana merancang tes formatif bentuk pilihan ganda untuk kelas XI tengah

semester gasal sekolah program akselerasi untuk mendukung autentic

assesment?

Page 23: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Apakah instrumen tes formatif yang dirancang sesuai dengan kriteria kualitatif

suatu instrumen tes yang baku?

3. Apakah instrumen tes formatif yang dirancang sesuai dengan kriteria

kuantitatif suatu instrumen tes yang baku ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menyusun tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program

Akselerasi yang sesuai dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar

yang ada

2. Menyusun kisi-kisi instrumen tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI

semester gasal materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak

Harmonik pada Benda Elastik

3. Menyusun item soal pilihan ganda untuk tes formatif kelas XI semester gasal

Program Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor,

Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik

4. Memvalidasi hasil penyusunan instrumen tes formatif kelas XI semester gasal

Program Akselerasi untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor,

Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik secara kualitatif dan

kuantitatif.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Dalam penelitian ini akan dikembangkan seperangkat instumen tes untuk

SMA Kelas XI semester gasal Program Akselerasi, dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. pengembangan instrumen tes tengah semester gasal berdasarkan pada Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (sesuai Lampiran 1)

2. pengembangan tes berdasarkan indikator yang mengacu pada Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Page 24: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. tes formatif yang dapat mengukur kemampuan kognitif siswa

4. bentuk tes berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari stem, key, dan distarktor

5. tiap soal terdapat 5 options jawaban

6. Kompetensi Dasar yang ada dijabarkan dalam materi Kinematika dengan

Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti :

Untuk memecahkan masalah yang diteliti.

2. Bagi Guru:

a. Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi kesulitan dalam penyusunan

instrumen tes terutama tes pilihan ganda kelas XI tengah semester gasal

Program Akselerasi.

b. Memberikan masukan tentang alternatif model pengembangan tes

pembelajaran yang layak dan mampu mengukur ketercapaian indikator

dari suatu pembelajaran Program Akselerasi.

c. Membangkitkan kinerja guru dalam meningkatkan kualitas kegiatan

evaluasi pembelajaran Program Akselerasi.

3. Bagi Siswa

a. Mempersempit lingkup belajar siswa karena tes yang diujikan mengacu

pada indikator sesuai tahapan proses pembelajaran.

b. Mengetahui hasil prestasi belajarnya secara bertahap.

4. Bagi sekolah

Memberi masukan yang dapat digunakan untuk alternatif perbaikan kualitas

pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada masa yang akan datang.

Page 25: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

H. Asumsi Dan Keterbatasan Pengembangan

Adapun asumsi dan keterbatasan dalam pengembangan perangkat

pembelajaran ini adalah :

1. Pengembangan instrumen terbatas pada bidang studi fisika untuk SMA kelas

XI tengah semester gasal Program Akselerasi.

2. Pengembangan instrumen tes terbatas pada tes pilhan ganda.

3. Pengembangan tes dilakukan pada sekolah yang memiliki kelas Program

Akselerasi.

4. Proses validasi dilakukan melalui tahapan yaitu :

a. Uji Ahli

b. Uji coba terbatas dengan jumlah subjek 24 siswa.

c. Uji coba skala besar dengan jumlah subjek 56 siswa.

Page 26: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sekolah Program Akselerasi

a. Sekolah Menengah Atas Program Akselerasi

1). Pengertian

Sekolah Menengah Atas (SMA) Program Akselerasi adalah

sekolah yang memberikan layanan pendidikan untuk peserta didik cerdas

istimewa. SMA Program Akselerasi memberikan pelayanan pendidikan

kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat

istimewa untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka

waktu yang lebih singkat dibanding siswa lain yang tidak mengambil

program tersebut. Peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan

pendidikan dalam hal ini SMA dalam jangka waktu 2 tahun.

Menurut Semiawan, C.(1997) menyatakan:

Dalam program ini, peserta didik tidak semata – mata memperoleh

percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah, tetapi sekaligus

memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan penyediaan

kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/

pendalaman. Pemberian layanan akselerasi tanpa memberikan

eskalasi atau pengayaan materi pada dasarnya sangat merugikan

peserta didik. (Depdiknas ,2009:34)

Menurut Feldusen, Proctor, dan Black(1998) secara umum berikut

ini adalah pedoman sekolah yang melaksanakan program akselerasi,

yaitu sebagai berikut :

a) Perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif yang meliputi aspek –

aspek: kecerdasan, akademis, penyesuaian sosial dan emosional.

Evaluasi hendaknya melibatkan psikolog, guru, orang tua dan peserta

didik yang bersangkutan untuk menilai potensi yang dimiliki peserta

didik.

Page 27: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b) Peserta didik yang direkrut harus memiliki prestasi akademis di atas

rata – rata anak – anak pada tingkatan kelas seusianya.

c) Perlu dilakukan tes untuk memastikan penguasaan seluruh

kemampuan dasar yang diperlukan untuk mempelajari materi pada

tingkatan kelas yang diambil.

d) Peserta didik tidak mengalami masalah sosial dan emosional yang

serius serta memiliki ketekunan dan motivasi belajar yang tinggi

e) Peserta didik tidak merasakan ada tekanan atau takut gagal dalam

mengikuti program percepatan belajar. Peserta didik bersangkutan

harus memiliki keinginan yang kuat untuk mengikuti program

tersebut.

f) Peserta didik memiliki kesehatan yang baik.

g) Guru pada kelas akselerasi harus memiliki sikap positif dan

membantu proses penyesuaian peserta didik dalam menghadapi

program pembelajaran yang dipercepat.

h) Perlu dilakukan proses identifikasi yang cermat dan objektif serta

pengambilan keputusan yang objektif untuk menentukan peserta

program percepatan belajar. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi

kesalahan dalam menempatkan peserta didik sehingga apabila terjadi

kesalahan tidak berakibat tekanan psikis jika peserta didik tersebut

seharusnya bukan peserta didik berbakat intelektual.

i) Percepatan belajar sebaiknya dilakukan pada awal tahun pelajaran,

namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pada tengah

ataupun menjelang akhir tahun pelajaran.

j) Setiap kasus percepatan belajar harus diberi kesempatan untuk

melakukan tahap percobaan minimal 6 minggu. Peserta didik

hendaknya menyadari bahwa jika tahap percobaan tidak berhasil

dilewati dapat membuatnya kembali ke kelas reguler. Penting untuk

diciptakan situasi yang membuat anak tidak merasa gagal. (Depdiknas

,2009:34-36)

Page 28: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Depdiknas (2009:37) menjelaskan bahwa Sekolah Program

Akselerasi apapun jenjangnya diselenggarakan dalam upaya

mengoptimalkan pengembangan potensi kecerdasan istimewa peserta

didik sehingga menghasilkan keluaran (output) yang unggul (high

achievement). Untuk mencapai keunggulan tersebut, maka masukan

(input/intake) seperti : peserta didik, guru, layanan pendidikan, sarana

penunjang, manajemen serta proses pendidikan diarahkan untuk

mencapai tujuan tersebut.

Beberapa ciri – ciri yang harus terbentuk dalam penyelenggaraan

sekolah dengan peserta didik cerdas istimewa dan atau bakat istimewa

yang dirangkum sebagai berikut :

a) Masukan (input/intake) berupa peserta didik, diseleksi dengan

kriteria tertentu. Peralatan seleksi yang digunakan, antara lain : tes

intelligensi menggunakan Wechesler Adult Intelligence Scale

dengan skor 130, tes kreativitas, dan skala Task Commitment. Untuk

program akselerasi pada tahap ini diberikan juga tes proyektif

sebagai tes penunjang untuk mengetahui aspek emosi dan sosial

calon peserta didik anak berbakat.

b) Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan

belajar peserta didik seperti ketersediaan laboratorium MIPA yang

memadai, komputer yang tersambung dalam jaringan secara internal

maupun eksternal (internet), serta perangkat pendukung dalam upaya

pengembangan kecerdasan/ bakat non akademik melalui kegiatan

ekstra kurikuler.

c) Lingkungan belajar (secara fisik maupun sosial psikologis) yang

kondusif untuk berkembangnya potensi kecerdasan dan/ atau bakat

istimewa menjadi keistimewaan yang nyata.

d) Pendidikan untuk anak cerdas istimewa membutuhkan diferensiasi

kurikulum yaitu memberikan tugas dan kegiatan belajar yang

berbeda dari rata – rata anak sesuai dengan kebutuhan belajarnya.

Page 29: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Diferensiasi kurikulum hendaknya dilakukan pada segenap elemen

yang terdiri dari materi, proses, produk, dan lingkungan belajar.

e) Dalam pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik cerdas

istimewa tidak cukup hanya dengan menu sumber isi maupun

standar kompetensi yang saat ini ada. Kegiatan pembelajaran dapat

difungsikan sebagai sarana penguatan menuju level berfikir tinggi

melalui rekayasa model pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang

menantang dan menghasilkan level berpikir tinggi untuk kelas

akselerasi dikembangkan oleh Dave (2000).

f) Rentang waktu belajar di sekolah lebih lama dengan program

sekolah reguler. Hal ini disebabkan peserta didik mendapatkan

materi pengayaan maupun kegiatan–kegiatan lain seperti praktek di

laboratorium. Dengan demikian sekolah dapat diselenggarakan

dengan sistem fullday atau boarding. Untuk itu, sekolah dapat

dilengkapi dengan asrama dalam mengoptimalkan pembinaan serta

menampung peserta didik yang berasal dari berbagai lokasi

geografis.

g) Pendidikan khusus bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Bakat

Istimewa (PDCI / BI) merupakan bagian (inklusif) dari sistem

pendidikan nasional dan tidak bersifat eksklusif. Konsekuensinya

program ini tunduk kepada peraturan perundang -undangan yang

ada, meskipun memiliki keleluasaan sesuai dengan misi dan

tujuannya serta status pengelolaannya.

h) Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi PDCI / BI

diproyeksikan sebagai pusat keunggulan bagi sekolah–sekolah

disekitarnya. Artinya sekolah ini tidak hanya memberi manfaat

kepada peserta didik yang mengikuti pendidikan khusus bagi

PDCI/BI, tetapi juga mereka yang tidak termasuk program serta

sekolah lainnya. Dengan demikian sekolah yang menyelenggarakan

pendidikan khusus bagi PDCI / BI memiliki resonansi sosial kepada

lingkungan sekitarnya. Depdiknas (2009:37)

Page 30: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2). Kurikulum

Menurut Depdiknas (2009 : 44) Kurikulum Program Akselerasi

dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah serta melibatkan

tenaga ahli dan lingkungan perguruan tinggi, berpedoman pada standar

kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan

kurikulum yang dibuat BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan

prinsip–prinsip berikut :

a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

b) Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis

pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat

istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,

muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun

dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi,

dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan

oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta

didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan

dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan

kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.

e) Menyeluruh dan berkesinambungan

Page 31: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,

bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang

pendidikan.

f) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan

dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang

hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur – unsur

pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional

dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan

hal ini sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam Kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Depdiknas, 2009 : 44)

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan

menggunakan prinsip – prinsip yang dirangkum sebagai berikut :

a) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan

dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus

mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta

memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara

bebas, dinamis dan menyenangkan.

b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,

yaitu :

(1) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa

(2) Belajar untuk memahami dan menghayati

Page 32: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(3) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

(4) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

(5) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

c). Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat

pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan /atau percepatan

sesuai potensinya, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik

dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi

peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,

kesosialan, dan kemoralan.

d). Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan

pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan

hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun

karsa, ing ngarsa sung tulada ( dibelakang memberikan daya dan

kekuatan, ditengah membangun semangat dan prakarsa , di depan

memberikann contoh dan teladan )

e). Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang

memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar, dengan prinsip semua yang terjadi, tergelar dan

berkembang di masyarakat dan lingkungan alam semesta dijadikan

sumber belajar, contoh dan teladan.

f). Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,

sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan

pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g). Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata

pelajaran , muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan

dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok

dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

(Depdiknas, 2009 :38)

Page 33: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Depdiknas (2009:42) menyatakan bahwa kurikulum

pendidikan khusus bagi PDCI/BI adalah kurikulum tingkat satuan

pendidikan, yang berdeferensiasi dan termodifikasi serta

dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan

mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, nilai-nilai,

etika, dan estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir

holistik, kreatif, sistemik dan sistematis, linear, dan konvergen, untuk

memenuhi tuntutan masa kini dan masa mendatang.

Kurikulum pendidikan PDCI / BI termasuk di dalamnya

untuk Program Akselerasi dikembangkan secara berdiferensiasi,

mencakup 4 (empat) dimensi yang berintegrasi dan dirangkum sebagai

berikut :

a) Dimensi umum

Merupakan bagian inti kurikulum yang memberikan

pengetahuan, keterampilan dasar, pemahaman nilai, dan sikap yang

memungkinkan peserta didik berfungsi sesuai dengan tuntutan

masyarakat atau tuntutan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kurikulum inti merupakan kurikulum dasar yang diberikan pula

kepada peserta didik lain dalam jenjang pendidikan tersebut.

b) Dimensi Diferensiasi

Merupakan bagian kurikulum yang erat dengan ciri khas

perkembangan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan

istimewa, yang merupakan program khusus dan pilihan terhadap

bidang studi tertentu serta diberi kesempatan untuk

mengembangkan bakat tertentu lainnya. Diferensiasi kurikulum

bagi peserta didik cerdas istimewa dapat dilakukan melalui tiga

jalur : (a) Enrichment (pengayaan).(b) Extension (pendalaman). (c).

Accelleration (percepatan).

Peserta didik memilih bidang studi / bidang pengembangan bakat

yang diminati untuk dikuasai secara luas dan mendalam.

Page 34: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c) Dimensi Media Pembelajaran

Implementasi kurikulum berdiferensiasi bagi peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan istimewa menuntut adanya

penggunaan media pembelajaran seperti belajar melalui radio,

televisi, internet, CD-ROM, Pusat Belajar dan Riset Guru (Teacher

Research and Resource Centre), wawancara pakar, dan sebagainya.

d) Dimensi suasana belajar

Pengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkungan

keluarga dan sekolah harus mampu menciptakan iklim akademis

yang menyenangkan dan menantang, sistem pemberian apresiasi

hubungan antar peserta didik, antrara guru dan peserta didik, antara

guru dan orang tua peserta didik, dan antara orang tua dan peserta

didik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka serta

hangat dengan prinsip tut wuri handayani.

e) Dimensi co-kurikuler

Sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk

menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman di luar sekolah,

misalnya kujungan ke museum sejarah dan budaya, panti asuhan,

pusat kajian ilmu pengetahuan, cagar alam dan lain – lain.

(Depdiknas,2009:43)

Menurut Depdiknas (2009 : 49-50) diferensiasi kurikulum

hendaknya dikembangkan dengan berfokus pada :

a) Kecepatan belajar yang dipercepat dengan pengulangan

(repetisi) minimal

b) Penguasaan kurikulum nasional dalam waktu lebih singkat

c) Materi lebih abstrak, lebih kompleks, lebih mendalam

d) Penggunaan keterampilan belajar dan menerapkan strategi

pemecahan masalah

e) Berorientasi pada peserta didik

f) Belajar berkelanjutan serta menerapkan strategi pemecahan

masalah

g) Berorientasi pada peserta didik

h) Belajar berkelanjutan serta menerapkan keterampilan penelitian

i) Bekerjasama secara mandiri

j) Adanya interaksi dengan pakar

Page 35: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Diferensiasi kurikulum hendaknya dilakukan pada segenap

elemen yang terdiri dari materi, proses, produk, dan lingkungan belajar.

Menurut Depdiknas (2009 : 51) uraiannya adalah sebagai berikut :

a) Diferensiasi materi dilakukan dengan melakukan penyesuaian

kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan, yaitu :

(1) Tingkat abstraksi materi. (2) Tingkat kompleksitas materi. (3)

Tingkat variasi materi. (4) Melibatkan pengorganisasian nilai belajar.

(5) Memasukkan unsur studi tentang manusia, yakni tidak sekedar

mempelajari teori, tapi juga tokoh yang menemukan atau

mengembangkan suatu teori. (6) Studi tentang metode misalnya

metode belajar dan metode penelitian

b) Diferensiasi proses dilakukan dengan melakukan penyesuaian

kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan beberapa

hal, yaitu : (1) Penggunaan ranah kognitif tingkat tinggi. (2) Tugas

yang bersifat divergen. (3) Memungkinkan penemuan-penemuan. (4)

Menuntut bukti penalaran. (5) Memberikan kebebasan untuk

memilih pada peserta didik. (6) Melibatkan interaksi kelompok. (7)

Menerapkan berbagai variasi kecepatan belajar sesuai kebutuhan

peserta didik.

c) Diferensiasi produk dilakukan dengan melakukan penyesuaian

kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan beberapa

hal, yaitu : (1) Produk yang terkait dengan pemecahan masalah nyata

dalam kehidupan. (2) Produk disajikan untuk narasumber yang

nyata, misalnya topik tentang hutan dapat mengundang narasumber

dari dinas kehutanan. (3) Transformasi produk dari satu bentuk ke

bentuk lain, misalnya produk verbal berupa tulisan diubah menjadi

berupa drama atau gambar. (4) Perlu dipertimbangkan produk

dengan berbagai variasi, format produk dapat ditentukan sendiri oleh

peserta didik. (5) Dilakukan evaluasi produk yang tepat.

d) Diferensiasi lingkungan perlu dilakukan, karena lingkungan

memberikan pengaruh terhadap optimalisasi pengembangan potensi

peserta didik cerdas istimewa. Diferensiasi lingkungan belajar

mencakup beberapa hal, yaitu : (1) Belajar dalam lingkungan yang

aktual yakni belajar di lapangan sesuai topik yang dipelajari. (2)

Adanya batasan waktu yang fleksibel. (3) Lingkungan belajar

hendaknya memungkinkan penelitian yang mendalam. (4) Jika

dimungkinkan peserta didik dapat bekerja bersama dengan mentor.

3). Pembelajaran Program Akselerasi

Pendidikan khusus bagi PDCI/BI untuk satuan SMA / MA

menggunakan sistem kredit semester. Sistem kredit semester adalah

sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya

Page 36: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti

setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata

pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit

semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran

tatap muka, satu jam penugasan, dan satu jam kegiatan mandiri tidak

terstruktur. ( Depdiknas, 2009 :53-54)

Kegiatan pembelajaran menurut Dave (2009) dapat

difungsikan sebagai sarana penguatan menuju level berpikir tinggi

melalui rekayasa model pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang

menantang dan menghasilkan level berpikir tinggi selalu melibatkan

pemikiran dan pemecahan masalah. Model pembelajaran yang

dikembangkan oleh Dave khusus untuk akselerasi ini dinamakan SAVI

(somatic, auditory,visual and, Intelektual) approach to learning.

Depdiknas(2009:54)

Model SAVI approach to learning menurut Dave(2009)

memiliki ciri khas yang yang dimunculkan pada model SAVI adalah

pembelajaran yang selalu mengandung kegiatan yang selalu bergerak

dinamis (mobile) dan selalu memberi peluang bagi peserta didik untuk

mencoba mengerjakannya, demikian pula peserta didik diberi

pengalaman pembelajaran melalui kombinasi pemberian pembelajaran

yang dikomunikasikan secara verbal dan pembelajaran yang

diperdengarkan, observasi serta pemecahan masalah.

Depdiknas(2009:53)

Penetapan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik cerdas

istemewa membawa konsekuensi kepada guru untuk memodifikasi

kegiatan pembelajaran bagi peserta didik reguler ke corak kegiatan

pembelajaran yang menuntut corak berpikir tingkat tinggi. Pola

pembelajaran yang banyak digunakan adalah pola pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning) dan mengutamakan

produk/ proyek yang lebih banyak digunakan. Menurut Depdiknas

(2009 :55) sebagai konsekuensi dari pemilihan tipe problem solving

Page 37: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

yang demikian selanjutnya mengharuskan guru untuk menetapkan

bobot materi juga harus bertipe setidaknya C4 (analisis) dan jika

dimungkinkan sampai C6 (evaluasi) yang mendorong peserta didik

berfikir tingkat tinggi dan kritis.

4). Penilaian Program Akselerasi

Menurut Depdiknas (2009:56) penilaian yang digunakan

dalam pendidikan khusus bagi PDCI/BI adalah penilaian otentik

(Authentic Assesment), yaitu proses pengumpulan data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, hal ini diperlukan

agar guru bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses

pembelajaran dengan benar. Penilaian otentik menekankan pada proses

pembelajaran, data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan

nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses

pembelajaran, bukan pada saat siswa mengerjakan suatu tes. Alat

penilaian yang digunakan :

1. Hasil karya (product), berupa karya seni,, laporan, gambar,

bagan, tulisan, dan benda.

2. Penugasan (Project), yaitu bagaimana siswa bekerja dalam

kelompok atau individual untuk menyelesaikan sebuah proyek.

3. Unjuk kerja (performance), yaitu penampilan diri dalam kelompok

maupun individual, dalam bentuk kedisiplinan, kerjasama,

kepemimpinan, inisiatif, dan penampilan di depan umum.

4. Tes tertulis (paper and pencil test), yaitu penilaian yang didasarkan

pada hasil ulangan harian, smester, atau akhir program.

5. Kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), yaitu kumpulan karya

siswa berupa laporan, gambar, peta, benda – benda, karya tulis,

isian, tabel – tabel, dan sebagainya.

5). Peserta Didik Program Akselerasi

Menurut Depdiknas (2009:76) jumlah peserta didik program

akselerasi untuk setiap kelas sebanyak – banyaknya 20 orang. Peserta

Page 38: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

didik SD /MI dapat berusia di luar batas yang berlaku bagi peserta didik

biasa dan / atau dapat dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari

psikolog profesional. Peserta didik pada SMP / MTS adalah lulusan

SD/MI atau bentuk lainnya yang sederajat. Peserta didik pada SMA /

MA adalah lulusan SMP / MTS atau bentuk lain yang sederajat. Untuk

bisa mengikuti program akselerasi peserta didik harus mengikuti seleksi

secara ketat, dengan menerapkan tahapan sebagai berikut :

1. Seleksi Administrasi, meliputi :

a. Hasil Ujian Nasional dari sekolah sebelumnya dengan nilai rata-

rata 8,0.

b.Tes kemampuan akademik, dengan nilai rata – rata minimal 8,0.

2. Psikologis

Setelah peserta didik diiidentifikasi sebagai nominasi melalui proses

seleksi administratif, selanjutnya dilakukan tes penilaian dari guru,

orang tua, atau konselor yang lebih memahami dengan pasti tingkat

keberbakatannya. Pada tahap ini, calon yang lolos pada tahap

penjaringan diberikan tes yang dilakukan secara kelompok maupun

secara individual, yaitu tes intelegensi, tes kreativitas, dan skala Task

Commitment. Selain itu diberikan juga tes proyektif sebagai tes

penunjang untuk mengetahui aspek emosi dan sosial calon siswa

aksel. Dengan demikian ada tiga jenis tes yang dilakukan dalam

aspek psikologis calon peserta didik yaitu :

a. Kemampuan Intelektual (IQ)

b. Kreativitas

c. Keterikatan dengan tugas (task commitment)

b. Landasan Pelaksanaan Program Akselerasi

1) Landasan Hukum Program Akselerasi

Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang

memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa (selanjutnya

disingkat menjadi pendidikan khusus bagi peserta didik CI/BI ) di

Indonesia menggunakan landasab hukum sebagai berikut :

Page 39: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

a) Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional :

(1) Pasal 3, ” Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(2) Pasal 5 ayat 4 ” warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

(3) Pasal 32 ayat 1, ” pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi

peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan

atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

(4) UU No. 23/ 2002tentang Perlindungan Anak pasal 52, ” anak yang

memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesbilitas untuk

memperoleh pendidikan khusus. ”

(5) PP No 72/91, tentang Pendidikan Luar Biasa

(6) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian

Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan

(7) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik

Indonesia;

(8) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187 / M Tahun 2004

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 171/ M Tahun 2005;

(9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen

Page 40: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional

(10) Keputusan Mendiknas No. 053/ 2001 tentang Pedoman

Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan

Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

(11) Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

(12) Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

(13) Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan.

(14) Peraturan Mendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah

dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal Nomor 23 Tahun

2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah.

(15) Permendiknas No. 34 / 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta

Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/ atau bakat

Istimewa.

(16) Rancangan Peraturan Pemerintah ( RPP) tentang Pengelolaan

Pendidikan. (Depdiknas,2009 :4-6)

2) Landasan Teoritis

Menurut Feldhusen (1994) yang dikutip oleh Depdiknas (2009:8)

penggunaan istilah potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa berkait erat

dengan latar belakang teoritis yang digunakan. Potensi kecerdasan

berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat tidak hanya

terbatas pada kemampuan intelektual. Anak berbakat adalah anak yang

diidentifikasi oleh orang dengan kualifikasi profesional yaitu anak yang

telah mampu menunjukkan prestasinya dan atau berupa potensi

kemampuan pada beberapa bidang seperti :

a) kemampuan intelegensi umum

Page 41: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b) kemampuan akademik khusus ( specific academic aptitude)

c) berpikir produktif atau kreatif

d) kemampuan kepemimpinan

e) kemampuan di bidang seni

f) kemampuan psikomotorik

Prinsip mengidentifikasi peserta didik cerdas istimewa dilakukan dengan

menggunakan pendekatan multidimensional, artinya kriteria yang

digunakan lebih dari satu, yaitu bukan sekedar batasan peserta didik

memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf kecerdasan skor IQ 130

ke atas dengan menggunakan skala Wechesler.

Menurut Depdiknas (2009:18) Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan

dari Renzulli (1978,2005) banyak digunakan dalam menyusun pendidikan

untuk anak cerdas istimewa, dan merupakan teori yang mendasari

pengembangan pendidikan anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa

(Gifted and Talented children). Berdasarkan Konsepsi Tiga Cincin

Keberbakatan tersebut ditentukan giftedness saling keterkaitan antara tiga

komponen yang penting yaitu :

a) Kemampuan umum ( kapasitas intelektual ) dan atau kemampuan

khusus diatas rata – rata.

b) Kreativitas yang tinggi

c) Komitmen terhadap tugas yang tinggi

Penggunaan model Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan dari Renzulli

lebih berorientasi pada psikotes dan prestasi, masih belum menyentuh

seluruh populasi anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (gifted and

talented).

Menurut Adinugroho-Horstman (2007) yang dikutip oleh

Depdiknas (2009 :19) ada beberapa kelompok anak berbakat yang

kemungkinan besar terlewatkan dengan model identifikasi semacam itu,

seperti : anak – anak yang cerdas istimewa namun memiliki kesenjangan

tinggi antara kemampuan dan kinerja atau prestasinya (underarchiever),

anak – anak cerdas istimewa yang memiliki kesenjangan tinggi diantara

Page 42: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

domain kemampuannya berdasarkan tes – tes kecerdasan yang baku,

prestasi maupun bakat dengan ketimpangan kemampuan kognisi dan

kemampuan adaptif serta prestasi di lapangan.

Menurut Monks dan Ypenburg (1995) yang dikutip dalam

Depdiknas (2009:19) untuk mengatasi masalah belum mendapat

tempatnya beberapa kategori anak berbakat dalam Konsepsi Tiga Cincin

Keberbakatan muncullah konsep The Triadich dari Renzulli-monks yang

merupakan pengembangan dari Konsepsi Tiga Cincin Keberbakatan dan

disebut sebagai model multifaktor yang melengkapi Konsepsi Tiga

Cincin Keberbakatan. Konsep The Triadich menyebutkan bahwa potensi

kecerdasan istimewa (giftedness) yang dikemukakan Renzulli itu tidak

akan terwujud jika tidak mendapatkan dukungan yang baik dari sekolah,

keluarga, dan lingkungan di mana si anak tinggal.

Model multifaktor merupakan model pendidikan anak cerdas

istimewa tidak dapat dilepaskan dari peran orang tua dan lingkungan

dalam menanggapi gejala – gejala kecerdasan istimewa (giftedness),

toleran terhadap berbagai karakteristik yang ditampilkannya baik yang

positif maupun berbagai gangguan tumbuh kembangnya yang menjadi

penyulit baginya, serta dalam mengupayakan layanan pendidikannya,

model pendekatan ini menuntut keterlibatan berbagai pihak yakni sistem

pendidikan, keluarga, dan lingkungan untuk dapat memberikan dukungan

yang baik dan mengupayakan agar anak didik dapat mencapai prestasi

istimewanya, sehingga diharapkan tidak akan terjadi adanya kondisi

berprestasi rendah (underarchiever) pada seorang anak cerdas istimewa.

Dengan model pendekatan teori ini juga, maka anak – anak yang

mempunyai ciri – ciri berkecerdasan istimewa sekalipun (underarchiever)

masih dapat terdeteksi sebagai anak berkecerdasan istimewa yang

memerlukan dukungan dari sekolah, keluarga dan lingkungan agar ia

dapat mencapai prestasi yang istimewa sesuai potensinya.

Model pendekatan multifaktor lebih fleksibel dalam melakukan

deteksi dan diagnosis anak cerdas istimewa, terutama dalam menghadapi

Page 43: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

anak-anak dengan kondisi tumbuh kembang yang mengalami

disinkronitas yang besar dan penting, berkesulitan dan bergangguan

belajar (learning difficulties dan learning disabilities), serta yang

mengalami komorbiditas dengan gangguan lainnya (gangguan emosi dan

perilaku yang patologis). Fleksibilitas dalam melakukan deteksi yang

dimaksud adalah dimungkinkannya penggunaan daftar dan alat – alat

ukur asesmen yang lebih beragam. Model multifaktor ini kemudian

dikembangkan oleh Heller (2004) dalam Depdiknas (2009 :20). Model

yang dikembangkan Heller merupakan modifikasi dari Triadic

Interdependence Model Monks (Model pendekatan Multifaktor) serta

Multiple Intelligences dari Howard Gardner. Konsep keberbakatan Heller

(2004) ini dapat ditinjau berdasarkan empat dimensi multifaktor yang

saling terkait satu sama lain, yaitu (1) faktor talenta (talent) yang relatif

mandiri. (2) faktor kinerja (performance). (3)faktor kepribadian. (4)

faktor lingkungan.

Faktor kepribadian dan faktor lingkungan menjadi perantara utnuk

terjadinya transisi dari talenta menjadi kinerja. Faktor bakat (talent)

sebagai potensi yang ada dalam individu dapat meramalkan aktualisasi

kinerja (performance) dalam area yang spesifik. Bakat ini mencakup

tujuh area yang masing – masing berdiri sendiri, yaitu (1) kemampuan

intelektual, (2) kemampuan kreatif, (3) kompetensi sosial, (4) kecerdasan

praktis, (5) kemampuan artistik, (6) musikalitas, (7) keterampilan

psikomotor. Faktor kinerja (performance) meliputi delapan area kinerja,

yaitu (1) Matematika, (2) Ilmu Pengetahuan Alam, (3) Teknologi

Komputer, (4) Seni (musik,lukis), (5) Bahasa, (6) Olah Raga, (7) Relasi

Sosial

Bakat (talent) dapat berkembang menjadi kinerja dengan

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

(1) karakteristik kepribadian yang mencakup : cara mengatasi stres,

motivasi berprestasi, strategi belajar dan strategi kerja, harapan –

harapan akan pengendalian, harapan akan keberhasilan atau

Page 44: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kegagalan, dan kehausan akan pengetahuan dan kehausan akan

pengetahuan

(2) kondisi – kondisi lingkungan yang mencakup : iklim keluarga,

jumlah saudara dan kedudukan dalam keluarga, tingkat pendidikan

orang tua, stimulasi lingkungan rumah, tuntutan dan kinerja yang ada

di rumah, lingkungan belajar, kualitas pembelajaran, iklim kelas, dan

peristiwa – peristiwa kritis.

Dalam proses terwujudnya bakat menjadi kinerja, bakat juga dapat

mempengaruhi faktor kepribadian dan kondisi lingkungan, misalnya

bakat yang ada pada anak dapat mempengaruhi perlakuan orang tua dan

guru pada anak tersebut.

Pada dasarnya, ciri-ciri yang dimiliki peserta didik cerdas dan atau

berbakat istimewa serupa dengan peserta didik pada umumnya, yaitu ada

sisi positif dan sisi negatif. Sebagaimana anak pada umumnya, anak yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa mempunyai kebutuhan

pokok akan pengertian, penghargaan, dan perwujudan diri. Apabila

kebutuhan – kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, mereka akan menderita

kecemasan dan keragu – raguan. Jika minat, tujuan, dan cara laku mereka

yang berbeda dengan peserta didik pada umumnya, tidak memperoleh

pengakuan, maka mereka walaupun memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa akan mengalami kesulitan.

Ciri – ciri tertentu dari peserta didik yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa dapat atau mungkin mengakibatkan

timbulnya masalah – masalah tertentu seperti yang disebutkan oleh

Martinson (1974) yang dikutip oleh Depdiknas(2009:22), yakni sebagai

berikut :

a) kemampuan berpikir kritis dapat mengarah ke arah sikap

meragukan (skeptis), baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap orang lain

b) kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal – hal yang

baru, bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas

bosan terhadap tugas tugas rutin

Page 45: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c) perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, dapat menjurus

keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan

pendapatnya

d) kepekaan yang tinggi, dapat membuat mereka menjadi mudah

tersinggung atau peka terhadap kritik

e) semangat, kesiagaan mental, dan inisiatifnya yang tinggi, dapat

membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada

kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan

yang sedang berlangsung

f) dengan kemampuan dan minatnya yang beraneka ragam,

mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat

menjajaki dan mengembangkan minatnya

g) keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja,

serta kebutuhannya dan kebebasan, dapat menimbulkan konflik

karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap

tekanan dari orang tua, sekolah atau teman – temannya. Ia juga

bisa merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya

h) sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran

yang diberikan di sekolah kurang mengundang tantangan bagi

mereka.

Selain hal – hal yang diungkapkan oleh Martinson (1974) diatas,

berdasarkan penelitian Henry (1993) yang dikutip dalam Depdiknas (2009

: 23), mereka juga suka mengganggu teman – teman sekelasnya, karena

kecerdasannya dengan sekali penjelasan dari guru peserta didik cerdas dan

berbakat istimewa sudah mampu memahami materi yang disampaikan

sehingga ia memiliki banyak waktu luang, yang apabila tidak diantisipasi

gurunya akan melakukan hal – hal usil. Akibat lebih lanjut, mereka dapat

menjadi anak yang berprestasi rendah (underachiever) atau bahkan malah

mungkin menjadi anak yang bermasalah (mengalami kesulitan belajar).

Menurut Henry(1996) dalam Depdiknas (2009:23) terhadap

peserta didik SD di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Ampung, dan

Kalimantan Barat, yang menunjukkan bahwa 22 % dari peserta didik yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa beresiko tinggal kelas

(nilai rata-rata rapornya kurang dari 6,00). Demikian pula peserta didik

SLTP di empat provinsi yang sama menunjukkan bahwa 20 % dari peserta

didik SLTP yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa juga beresiko

tinggal kelas. Sementara itu, hasil penelitian Yaumil Achir (1990) yang

Page 46: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dikutip oleh Rusman (2008 :929) di Jakarta terhadap peserta didik SMA

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa menunjukkan

bahwa sekitar 38,7 % dari sampel tergolong underachiever.

Underachiever tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi

di negara lain. Beberapa penelitian di negara maju, seperti Amerika

Serikat menunjukkan bahwa sekitar 15-50 % dari peserta didik yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa tergolong underachiever

sedangkan di Inggris sekitar 25 % ( Utami Munandar, 1999 :20).

Sementara itu hasil penelitian Balitbang Diknas (1998) dalam Depdiknas

(2009 :25) menyimpulkan ada dua faktor yang menyebabkan peserta didik

cerdas istimewa mengalami gejala prestasi kurang ( underachiever), yaitu:

a) lingkungan belajar yang kurang menantang mereka untuk mewujudkan

potensinya secara optimal

b) model pembelajaran yang kurang kondusif.

3) Landasan Filosofis

Menurut Depdikbud (1994) yang dikutip oleh Depdiknas (2009 :

26) penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki

potensi kecerdasan istimewa, salah satu bentuk atau model layanannya

adalah program percepatan (akselerasi) belajar dan didasari filosofi yang

berkenaan dengan :

a) Hakekat manusia

b) Hakekat pembangunan nasional

c) Tujuan pendidikan

d) Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.

4) Landasan historis

Menurut Depdiknas (2009:27) upaya pemerintah memberikan

pelayanan pendidikan khusus bagi PDCI/BI telah dilakukan sejak tahun

1974 dalam beberapa bentuk layanan dengan model :

a) PPSP dengan pendekatan maju berkelanjutan dan belajar tuntas

b) Kelas – kelas khusus dan unggulan

c) Sekolah – sekolah unggulan di sejumlah propinsi

Page 47: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

d) Sekolah – sekolah swasta dengan kurikulum plusnya

e) Pondok pesantren modern dengan pola asrama

f) Pemberian beasiswa kepada peserta didik yang cerdas

Secara historis kebijakan pemerintah yang terkait dengan layanan

pendidikan bagi peserta didik cerdas istimewa dapat dilihat pada Tabel

2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Layanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa

Tahun Bentuk Kebijakan / Program

1974 Pemberian beasiswa bagi peserta didik Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah

Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) yang berbakat dan berprestasi tinggi tetapi lemah

kemampuan ekonomi keluarganya.

1982 Balitbang Dikbud membentuk Kelompok Kerja

Pengembangan Pendidikan Anak Berbakat (KKPPAB).

Kelompok ini terdiri dari individu – individu yang

mewakili unsur – unsur struktural serta unsur – unsur

keahlian seperti Balitbang Dikbud, Ditjen Dikdasmen,

Ditjen Dikti, Perguruan Tinggi, serta unsur keahlian di

bidang sains, matematika, teknologi (elektronika,

otomotif, dan pertanian ), bahasa, dan humaniora, serta

psikologi.

1984 Balitbang Dikbud menyelenggarakan perintisan pelayanan

pendidikan anak berbakat dari tingkat SD, SMP, SMA di

satu daerah perkotaan (Jakarta) dan satu daerah pedesaan

(Kabupaten Cianjur). Program pelayanan yang diberikan

berupa pengayaan (enrichment) dalam bidang sains

(Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan

Antariksa, matematika, teknologi (elektronika, otomotif,

dan pertanian), bahasa (Inggris dan Indonesia),

humaniora, serta keterampilan membaca, menulis dan

meneliti. Pelayanan Pendidikan dilakukan di kelas khusus

di luar program kelas reguler pada waktu – waktu tertentu.

Perintisan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat ini

pada tahun 1986 dihentikan seiring dengan pergantian

pimpinan dan kebijakan di jajaran Depdikbud.

1989 Di dalam UU no.2 tahun 1989 tentang Undang – Undang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat 2 dikemukakan

Page 48: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian

khusus.

Pasal 24, setiap peserta didik pada satuan pendidikan

mempunyai hak – hak sebagai berikut : (1) mendapat

perlakuan yang sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya, (2) menyelesaikan program pendidikan

lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.

1993 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan

kebijakan tentang Sistem Penyelenggaraan Sekolah

Unggul ( Schools of Excellence) dan membukanya di

seluruh provinsi sebagai langkah awal kembali untuk

menyediakan program pelayanan khusus bagi peserta

didik dengan cara mengembangkan aneka bakat dan

kreativitas siswa.

1994 Depdikbud mengeluarkan dokumen tentang ”

Pengembangan Sekolah Plus ” yang menjadi naskah induk

tentang ” Sistem Penyelenggaraan Sekolah Menengah

Umum Unggul ”.

1998/1999 Dua sekolah swasta di DKI Jakarta dan satu sekolah

swasta di Jawa Barat melakukan ujicoba pelayanan

pendidikan bagi anak berpotensi kecerdasan dan bakat

istimewa dalam bentuk program percepatan belajar

(akselerasi), yang mendapat arahan dari Ditjen Pendidikan

Dasar dan Menengah.

2000 Program percepatan belajar dicanangkan oleh Menteri

Pendidikan Nasional pada Rakernas Depdiknas menjadi

Program Pendidikan Nasional.

Dirjen Dikdasmen menyampaikan Surat Keputusan (SK)

Mendiknas tentang Penentapan Sekolah Penyelenggara

Program Percepatan Belajar kepada 11 sekolah terdiri dari

1 SD, 5 SMP, dan 5 SMA di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

2001/2002 Diputuskan penetapan kebijakan diseminasi program

percepatann belajar pada beberapa sekolah di beberapa

provinsi di Indonesia.

2003 UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 5 ayat (4) menyebutkan warga negara

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

berhak memperoleh pendidikan khusus.

Pasal 32 ayat (1) Pendidikan khusus merupakan

Page 49: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat

kesulitan dalam mengikutii proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan /atau

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

2006 Diterbitkan Permendiknas no 34/2006 tentang Pembinaan

Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan

dan/atau Bakat Istimewa.

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 115

sampai dengan pasal 118 tentang pendidikan khusus bagi

peserta didik yang memiliki potensi dan/atau bakat

istimewa.

(Sumber : Depdiknas, 2009 : 31-32)

c. Prinsip prinsip Penyelenggaraan Sekolah Program Akselerasi

1). Otonomi

Prinsip otonomi memberikan implikasi bahwa penyelenggaran

Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI, memiliki keleluasaan untuk mengelola

program dan keuangan secara mandiri. Prinsip otonomi ini dapat

dipahami dengan memahami karakteristik desentralisasi pendidikan.

Prinsip – prinsip desentralisasi pendidikan dalam mengefektifkan

kebijakan otonomi sekolah, antara lain :

Bersifat multidimensional dan bersifat luwes terhadap perubahan dan

perkembangan

Mencakup multi pemangku kepentingan (stakeholder) dan mendorong

partisipasi mereka.

Manajemen program harus dilakukan secara demokratis , transparan,

sesuai dengan kondisi sekolah serta tersedianya sumber daya manusia

yang berkualitas

Tidak bersifat lokal, sempir, primordial dan sentimen kelompok

tertentu, tetapi senantiasa mengacu pada tujuan pendidikan nasional

Pengembangan lembaga dan program secara bottom-up melalui

pemanfaatan sumber daya secara optimal.

Page 50: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dengan demikian, prinsip otonomi melalui desentralisasi

pendidikan adalah pemberian keleluasaan (independency) dan kemandirian

kepada sekolah penyelenggara Pendidikan Khusus bagi PDCI / BI untuk

melakukan perbaikan secara terus menerus (continouse improvement).

2). Partisipasi

Partisipasi artinya keterlibatan mental dan emosional orang – orang

dalam suatu kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan

kontribusi pada tujuan kelompok dengan berbagai tanggung jawab

pencapaian tujuan itu. Penyelenggaran Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI

memerlukan partisipasi anggota masyarakat. Melalui partisipasi ini,

masyarakat diharapkan dengan sukarela memberikan perhatian,

pengorbanan, dan kerjasama untuk meningkatkan kualitas penyelenggaran

program akselerasi.

Penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI dapat

melibatkan instansi atau lembaga terkait yang memiliki program

pembinaan dan pengembangan keilmuwan. Melalui kerjasama ini,

penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI diharapkan menjadi

lebih optimal. Partisipasi ini akan dapat mendorong terjadi

keberlangsungan (sustanbility). Hal ini akan penting karena

keberlangsungan penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI

memerlukan dukungan moral, teknis, dan finansial dari pemerintah dan

masyarakat setempat. Hal ini mengingat tidak semua peserta didik

berkecerdasan istimewa memiliki kemampuan ekonomis yang memadai

untuk mengikuti Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI secara optimal.

3). Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban seseorang atau pimpinan kolektif

suatu organisasi untuk mempertanggung jawabkan dan menjelaskan

kinerja kepada pihak – pihak untuk meminta jawaban dan penjelasan atas

hasil seluruh tindakannya. Akuntabilitas kinerja Pendidikan Khusus bagi

PDCI/BI merupakan bentuk pertanggung jawaban yang harus dilakukan

penyelenggara program terhadap keberhasilan fungsi manajerial, prosess,

Page 51: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan program yang telah dilaksanakan Akuntabilitas ini berbentuk laporan

atas hasil dan prestasi yang dicapai dan dilaporkan kepada pemerintah

(Direktorat PSLB , Dinas Pendidikan), masyarakat (komite sekolah), dan

stakeholders lainnya.

4). Jaminan Mutu

Jaminan mutu (quality assurance) adalah penetapan mutu

berdasarkan standar–standar yang dibuat oleh pemerintah maupun

sekolah penyelenggara program akselerasi. Jaminan mutu ini harus

memiliki sistem audit yang berfungsi mengecek apakah semua

Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI terlaksana sebagaimana mestinya, dan

sejalan dengan itu, terdapat sistem perbaikan ven berfungsi

memperbaikan kesalahan yang ditemukan .

Jaminan mutu merupakan penetapan mutu berdasarkan suatu

standar yang mencakup indikator–indikator, yakni input, proses, dan

output. Dalam penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCI / BI

keseluruhan indikator tersebut melingkupi : pengorganisasian kurikulum,

peserta didik, guru, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana

pendidikan, pembiayaan, peran serta masyarakat, dan evaluasi.

5). Evaluasi yang Transparan

Evaluasi adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan

informasi yang diperoleh. Maksud evaluasi adalah memberi nilai tentang

kualitas sesuatu. Evaluasi tidak sekedar mencari jawaban terhadap

pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab

pertanyaan tentang bagaimana suatu proses penyelenggaraan Pendidikan

Khusus bagi PDCI/ BI dilakukan atau bagaimana hasil akhir program itu

diperoleh/didapatkan.

Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan,

menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui

tingkat keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Khusus bagi PDCI/BI

dengan kriteria tertentu untuk pengambilan keputusan. Informasi hasil

evaluasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Seluruh

Page 52: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

rangkaian Pendidikan Khusus bagi PDCI / BI dilakukan secara terbuka

atau transparan. Yaitu suatu keadaan dimana mulai dari perencanaan,

proses maupun hasil evaluasi diinformasikan kepada masyarakat. Artinya

mekanisme penilaian, kriteria penilaian, dan hasil penilaian dapat

diketahui masyarakat pada saat evaluasi berlangsung. Di sisi lain hasil

evaluasi mengimplikasikan perlunya pembinaan yang dilakukan oleh

pemerintah dalam hal ini Direktorat PSLB, Pengawas Sekolah, serta

lembaga terkait. Pembinaan dilakukan dalam upaya menjamin bahwa

penyelenggaraan Pendidikan Khusus bagi PDCI / BI berjalan sesuai

dengan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan dan berorientasi pada

peningkatan mutu pendidikan.

2. Karakteristik Mata Pelajaran Fisika

Mata pelajaran fisika adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang

menguraikan dan menjelaskan tentang unsur-unsur dalam alam serta fenomenanya

secara empiris, logis, sistematis dan rasional. Pada mata pelajaran fisika, siswa

banyak mempelajari tentang zat, energi, dan gerakan. Pelajaran fisika juga

merupakan ilmu pengetahuan kuantitatif atau ilmu pengetahuan tentang

pengukuran, dan percobaan. (Siregar, 2003:6).

Pada dasarnya, pelajaran Fisika sebagai salah satu cabang Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) yang bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis

pemahaman kuantitatif gejala atau proses alam dan sifat-sifat zat serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesuksesan dalam belajar mata

pelajaran fisika dapat dicapai jika siswa memiliki kemampuan untuk memahami

tiga hal pokok fisika yaitu konsep-konsep / pengertian, hukum-hukum / asas-asas,

dan teori-teori (Siregar, 2003:6).

Menurut Subratha (2007: 8) disebutkan bahwa ruang lingkup mata

pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) meliputi aspek – aspek

sebagai berikut:

Page 53: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

a. Pengukuran berbagai besaran, karakteristik gerak, penerapan hukum Newton,

alat-alat optik, kalor, konsep dasar listrik dinamis, dan konsep dasar

gelombang elektromagnetik

b. Gerak dengan analisis vektor, hukum Newton tentang gerak dan gravitasi,

gerak getaran, energi, usaha, dan daya, impuls dan momentum, momentum

sudut dan rotasi benda tegar, fluida, termodinamika

c. Gejala gelombang, gelombang bunyi, gaya listrik, medan listrik, potensial dan

energi potensial, medan magnet, gaya magnetik, induksi elektromagnetik dan

arus bolak-balik, gelombang elektromagnetik, radiasi benda hitam, teori atom,

relativitas, radioaktivitas.

Pembelajaran Fisika pada Program Akselerasi menurut Depdiknas (2009 :

63) dituntut menggunakan level tinggi dalam konsep yang digunakan, level tinggi

dalam isi pelajaran, dan bercorak interdisciplinary study. Dengan demikian

seharusnya tidak ada dalam penyelenggaraan akselerasi yang menerapkan level

materi yang standar atau rerata bobotnya. Materi harus advanced level content.

Menjadi tidak logis apabila materi pelajaran yang diterapkan dalam

penyelenggaraan pendidikan akselerasi menggunakan standar isi dari

Kepmendiknas 22 yang masih standar.

3. Pengukuran, Assesmen dan Evaluasi

Dalam melakukan penilaian ada tiga istilah yang biasa digunakan. Ketiga

istilah tersebut saling berkaitan, yaitu pengukuran, assesmen, dan evaluasi.

Ketiganya dilakukan dengan cara pengumpulan data, menganalis data kemudian

mengambil keputusan.

Menurut Norman E. Gronlund (1981:5) dijelaskan bahwa “…there is

some confusion concerning the meaning of the term evaluation as it applies to

classroom instruction. In some instances it is used as a synonym for the term

measurement”. Pernyataan tersebut berarti terdapat sedikit kebingungan mengenai

arti dari istilah evaluasi yang digunakan pada pengajaran di kelas. Pada beberapa

kasus evaluasi digunakan sebagai sinonim dari istilah pengukuran. Gronlund

melanjutkan “In other case evaluation is used as a collective term for those

Page 54: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

appraisal methods that do not depend on measurement. It use of the two term

distinguishes “evaluations qualitative descriptios of pupil behavior” (e.g.,

anecdotal records of behavior) from “measurement,”which are quantitative

descriptions (e.g., test score)”. Artinya, pada kasus lain evaluasi digunakan

sebagai istilah pada metode - metode penilaian yang tidak tergantung pada

pengukuran. Kedua istilah tersebut digunakan secara berbeda. Evaluasi

mendiskripsikan secara kualitatif dari perilaku siswa (misalnya catatan anekdot

perilaku) dan pengukuran yang mendeskripsikan secara kuantitatif (misalnya:

nilai tes). Berikut ini penjelasan mengenai ketiga istilah di atas .

a. Pengukuran

Pengukuran didefinisikan berbeda-beda oleh para ahli. Victor H

Noll(1965:7) menyatakan bahwa “…measurement is a quantitative process, the

result of measurement are always expressed in numbers…”. Pendapat Noll di atas

dapat disimpulkan bahwa pengukuran merupakan proses kuantitatif, hasil dari

pengukuran selalu dinyatakan dengan angka. Pendapat Noll di atas sejalan dengan

pendapat Remmers, Gage dan Rummel (1960 :7) yaitu “ Measurement refers to

observation that can be expressed quantitatively and answer the question how

much”. Pernyataan di atas dapat diartikan pengukuran berkenaan dengan

pengamatan yang dinyatakan secara kuantitatif dan menjawab pertanyaan “berapa

banyak”. Sedangkan Anas Sudijono (2005 : 4) mengungkapkan bahwa “

Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam

bahasa arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang

dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengukuran merupakan kegiatan membandingkan

sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu yang berhubungan dengan

pengamatan secara kuantitatif dan hasilnya dinyatakan dengan angka

Pengukuran juga diterapkan dalam dunia pendidikan. Mimin Haryati

(2007 :14) menyatakan ” Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha

memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik

telah mencapai karakteristik tertentu”. Di sekolah istilah pengukuran sering

diganti dengan tes, sebagai contoh tes prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena

Page 55: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tes dianggap lebih formal, tertib dan terencana bila dibandingkan dengan

pengukuran.

Pengukuran pada proses pembelajaran dilakukan secara tidak langsung

dan hasilnya biasanya dinyatakan dengan skor. Sebagai contoh siswa diberi skor

oleh guru dengan terlebih dahulu mengerjakan serangkaian tes yang hasilnya

dikoreksi, kemudian diambil keputusan untuk pemberian skor sesuai dengan hasil

tes yang dikerjakan. Skor tersebut dinyatakan dalam angka.

b. Asesmen

Joanne Caldwell (2008:22) mengemukakan pendapat mengenai asesmen

yaitu “When we assess, we collect evidence and we analyze this evidence. As a

result of our analysis, we make a judgment that leads to a decision or to some

form of action”. Kalimat tersebut kurang lebih berarti : ketika melakukan

asesmen, fakta-fakta dikumpulkan kemudian dianalisis,dari hasil analisis dibuat

keputusan yang digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Joanne Caldwell(2008 :23) menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam proses

asesmen terdapat empat langkah yang harus ditempuh yaitu :

1). Mengidentifikasi hal yang akan dinilai.

2). Mengumpulkan informasi atau fakta-fakta.

3). Menganalisis fakta-fakta.

4). Mengambil keputusan.

Dalam dunia pendidikan menurut TGAT (Task Group on Assesment and

Testing) yang dikutip Djemari Mardapi (2008:1) adalah:

Asesmen mencakup semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja

individu atau kelompok. Proses asesmen meliputi pengumpulan bukti-bukti

tentang pencapaian belajar peserta didik. Bukti ini tidak selalu diperoleh

melalui tes saja, tetapi juga bisa dikumpulkan melalui pengamatan atau

laporan diri. Definisi asesmen berkaitan dengan semua proses pendidikan,

seperti karakteristik peserta didik, karakteristik metode mengajar,

kurikulum, fasilitas, dan administrasi.

Assesmen yang efektif seharusnya dapat membantu siswa untuk mengerti

apa yang dibutuhkan ketika mengerjakan tugas. Hal ini seperti apa yang

dinyatakan oleh Milne, Heinrich dan Morrison (2008:491) menyatakan bahwa

”Effective assesment should help students to understand what is required of them

Page 56: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

when submitting assignments and appreciate what high quality works looks like.”

Artinya, asesmen yang efektif membantu siswa untuk mengerti apa yang

dibutuhkan ketika mengerjakan tugas dan menghargai pekerjaan berkualitas yang

telah dilakukan. Asesmen seharusnya menjadi bagian dari pembelajaran,

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.

Assesmen (penilaian) pada program akselerasi menerapkan authentic assesment

(penilaian otentik). Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh

guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh

peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,

membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah

benar-benar dikuasai dan dicapai (Nurhadi, 2004: 172).

Hakikat penilaian pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah

proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran

perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu

diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses

pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru

mengindikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, guru segera

bisa mengambil tindakan yang tepat. Karena gambaran tentang kemajuan belajar

itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, asesmen tidak hanya dilakukan

di akhir periode (semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil

belajar (seperti UAN), tetapi dilakukan bersama dan secara terintegrasi (tidak

terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran (Nurhadi, 2004: 168). Data yang

dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah untuk mencari informasi

tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya ditekankan pada

upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn) bukan

ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode

pembelajaran (Nurhadi, 2004: 168).

Penilaian otentik menurut Santoso (2004 : 15) memiliki beberapa

karakteristik, yaitu :

1) penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.

2) penilaian mencerminkan hasil proses belajar pada kehidupan nyata.

Page 57: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3) menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang

sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

4) penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua

aspek dari tujuan pembelajaran.

Sedangkan Nurhadi (2004 :173) mengemukakan bahwa karakteristik authentic

assesment adalah sebagai berikut:

1) melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience)

2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung

3) mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi

4) yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta

5) berkesinambungan

6) terintegrasi

7) dapat digunakan sebagai umpan balik

8) kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas

Dalam pelaksanaan dari penilaian otentik menurut Santoso (2004:17)

memiliki beberapa prinsip adalah sebagai berikut:

1) Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan peserta

didik dalam proses pembelajaran.

3) Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta

mendeteksi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan

dalam proses pembelajaran.

4) Summing up, yaitu penilaian harus mampu menyimpulkan apakah peserta

didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.

Menurut Santoso (2004:20) Pada pelaksanaannya penilaian otentik ini dapat

menggunakan berbagai jenis penilaian diantaranya adalah: 1) tes standar prestasi,

2) tes buatan guru, 3) catatan kegiatan, 4) catatan anekdot, 5) skala sikap, 6)

catatan tindakan, 7) konsep pekerjaan, 8) tugas individu, 9) tugas kelompok atau

kelas, 10) diskusi, 11) wawancara, 12) catatan pengamatan, 13) peta perilaku, 14)

portofolio, 15) kuesioner, dan 16) pengukuran sosiometri.

Page 58: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Sedangkan menurut Nurhadi (2004 :174) hal-hal yang bisa digunakan sebagai

dasar penilaian prestasi siswa sesuai penilaian otentik adalah sebagai berikut:

1) proyek/kegiatan dan laporannya

2) hasil tes tulis (ulangan harian, semester, atau akhir jenjang pendidikan)

3) portofolio (kumpulan karya siswa selama satu semester atau satu tahun)

4) pekerjaan rumah

5) kuis

6) karya siswa

7) presentasi atau penampilan siswa

8) demonstrasi

9) laporan

10) jurnal

11) karya tulis

12) kelompok diskusi

13) wawancara

c. Evaluasi

Evaluasi memliki pengertian yang berbeda-beda menurut beberapa ahli.

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau

penaksiran (John M.Echols dan Hasan Shadily,1983:220). Pendapat lain

mengatakan bahwa ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartiakan sebagai proses

menentukan nilai suatu objek (Nana Sudjana,1989:3). Sedangkan menurut

Edwind dan Gerald W.Brown dalam bukunya Essentials of Educational

dikatakan bahwa: Evaluation refer to the act or process to determining the value

of something (Wand and Brown,1957:1). Evaluasi adalah suatu tindakan atau

suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dari pengertian yang berbeda-

beda tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk

menafsirkan suatu nilai dengan melalui tindakan mengukur atau menaksir dan

menilai.

Evaluasi digunakan hampir diseluruh ranah kehidupan, tidak luput juga

dalam dunia pendidikan. Berikut ini adalah beberapa hal tentang evaluasi

Page 59: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pendidikan, mulai dari pengertian, macam – macam tekhnik evaluasi pendidikan,

penentuan hasil evaluasi pendidikan :

1) Evaluasi Pendidikan

Di Indonesia sendiri Lembaga Administrasi Negara mengemukakan

batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut:

a) Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan

dengan tujuan yang telah ditentukan.

b) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi

penyempurnaan pendidikan

Dalam dunia pendidikan evaluasi pun ada bermacam – macam, ada yang

mengevaluasi kebijakan – kebijakan yang diambil oleh pemerintah, evaluasi

terhadap administrasi sekolah, dan evaluasi terhadap hasil pembelajaran.

Dilihat dari fungsi dan tujuannya evaluasi hasil belajar memiliki fungsi

sebagai berikut (Suharno, dkk, 2000:76-78)

a) Untuk diagnostik dan pengembangan / remidi

Tidak semua siswa dapat mengikuti dan menguasai/ memahami

seluruh materi pelajaran yang diberikan guru. Salah satu cara untuk

mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa terhadap bagian-bagian

pelajaran yang yang telah diberikan maka guru dapat mengguanakn tes

diagnostik. Dengan demikian tes diagnostik bertujuan untuk mengetahui

kesulitan atau hal-hal yang belum dikuasai siswa terhadap suatu pelajaran.

Informasi tentang berbagai kesulitan yang diperoleh melalui tes

diagnostic dapat digunakan oleh guru untuk melakukan remidiasi atau

pembinaan. Guru memberikan pembenaran kepada siswa yang gagal

dalam tes diagnostik, sementara yang lainnya dapat melakukan

pendalaman atau pengayaan.

b) Untuk seleksi

Sering sekolah dihadapkan pada suatu situasi dimana fasilitas yang

dimiliki tidak sesuai dengan yang membutuhkan, seperti penerimaan siswa

baru, pemberian beasiswa, pemilihan siswa teladan, dan sebagainya.

Untuk membuat keputusan yang adil dan dapat diterima semua pihak

Page 60: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

maka dilakukan tes, sehingga diketahui siapa yang berhak untuk dipilih

dan siapa yang gagal.

c) Untuk kenaikan kelas (promotion)

Tes hasil belajar merupakan faktor penentu dalam hal penentuan

siswa untuk mengikuti pelajaran berikutnya. Penentuan seseorang layak

untuk naik atau tinggal kelas adalah melalui tes hasil belajar yang tertuang

dalam bentuk rapor.

d) Untuk penempatan (placement)

Dalam suatu program pembelajaran sering ditemui adanya variasi

kemampuan siswa terhadap suatu mata pelajaaran. Pada situasi demikian

guru dapat mengelompokan siswa berdasarkan kemampuannya yang

dilihat dari tes hasil belajar mereka. Dengan adanya kelompok-kelompok

tersebut maka guru dapat memberikan pelayanan sesuai degan

kemampuan anak sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

2) Teknik evaluasi

Ada dua teknik evaluasi yang dikenal yakni teknik nontes dan tes, yang

tergolong teknik nontes adalah skala bertingkat (rating scale), kuisioner

(questionair), daftar cocok (check list), wawancara (interview), pengamatan

(observation), dan riwayat hidup. Sedangkan untuk teknik tes bisa ditinjau dari

peserta tes yakni tes individual dan tes kelompok. Ditinjau dari pembuatannya

yakni tes standar dan tes buatan guru. Ditunjau dari bentuk soalnya yakni tes

objektif dan subjektif serta ditinjau dari kegunaannya yakni tes formatis, sumatif,

diagnostik dan penempatan. (Suharsimi Arikunto, 1995: 29-30)

3) Evaluasi Hasil Belajar Siswa Program Akselerasi

Evaluasi hasil belajar siswa program akselerasi pada dasarnya sama

dengan program regular, hanya saja jika dilihat dari kegiatan pembelajarannya

yang menerapkan problem based learning pada pembelajarannya yang mengacu

pada tingkat masalah tingkat tinggi yang disebut types of problem situation dan

lebih banyak mengutamakan produk atau proyek sehingga sebagai

konsekuensinya guru harus menetapkan bobot soal setidaknya C4 (analisis) dan

Page 61: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

jika dimungkinkan sampai C6 (evaluasi) yang mendorong peserta didik berfikir

tinggi dan kritis.

4. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Dalam program penilaian pendidikan di sekolah pentestingan lebih

dominan digunakan oleh guru untuk mengukur hasil belajar siswa. Menurut

(Mudjio, 1995: 3) tes memiliki kegunaan-kegunaan tertentu yang mungkin sulit

dicapai oleh teknik-teknik lainnya. Tuckman mengatakan kegunaan-kegunaan itu

sebagai berikut :

a. Untuk mendukung obyektivitas pengamatan yang dilakukan guru.

b. Untuk menimbulkan perilaku di bawah kondisi yang relatif terkontrol.

c. Untuk mengukur sampel kemampuan individu (siswa).

d. Untuk memperoleh kemampuan-kemampuan dan mengukur hasil yang sesuai

dengan tujuan dan tolok ukurnya.

e. Untuk mengungkapkan perilaku yang tidak kelihatan.

f. Untuk mendeteksi karakteristik dan komponen-komponen perilaku.

g. Untuk meramalkan perilaku yang akan datang.

h. Untuk menyediakan data sebagai umpan balik dan membuat keputusan.

Di sekolah seringkali digunakan tes buatan guru yang disebut teacher

made test. Tes yang dibuat oleh guru terutama untuk menilai kemajuan siswa

dalam pencapaian hal yang dipelajari. Sebelum menuliskan sebuah tes menurut

Depdiknas(2008 :9) ada beberapa langkah yang harus disiapkan oleh setiap guru

agar menghasilkan suatu tes yang handal dan sahih, yaitu : (1)menentukan tujuan

tes, (2) memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), (3)

menentukan jenis alat ukurnya, (4) menyusun kisi-kisinya dan menulis butir soal

beserta pedoman penskorannya. Berikut ini adalah penjelasan dari langkah-

langkah tersebut :

a. Menentukan tujuan penilaian.

Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan memiliki

penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar,

diagnostik, atau seleksi.

b. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Page 62: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi atau

yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau melalui

gabungan kompetensi dasar.

c. Menentukan jenis alat ukurnya.

Menentukan jenis alat ukur disini adalah, jenis alat ukur apa yang

sebaiknya digunakan apakah alat ukur yang berupa tes ataukah non tes.

Penggunaan materi dilakukan sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya

adalah materi yang diujikan harus mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai

peserta didik), kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat

terhadap mata pelajaran yang lain), dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-

hari tinggi (UKRK). Setelah menentukan jenis tes apa yang digunakan maka

kemudian ditentukanlah bentuk tes yang sebaiknya digunakan.

Menurut Djemari Mardapi (2008 : 69) “ Bentuk tes yang digunakan di

lembaga pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu tes objektif

dan tes non objektif . Objektif dapat dilihat dari system penskorannya,

siapapun tester yang memeriksa lembar jawaban akan menghasilkan skor yang

sama. Sedangkan tes non objektif adalah tes yang system penskorannya

dipengaruhi subjektifitas pembuat skor. Menurut Djemari Mardapi (2008 :

73) “Bentuk tes ini menuntut kemampuan peserta didik untuk menyampaikan,

memilih, dan memadukan gagasan atau ide yang telah dimilikinya dengan

menggunakan kata- katanya sendiri “.

Tes objektif ada bermacam-macam jenisnya, yaitu menjodohkan

benar-salah, dan pilihan ganda. Tes pilihan ganda sering digunakan pada mata

pelajaran eksak. Menurut Djemari Mardapi (2008 : 70) “Soal pada tes ini

jawabannya hanya satu, mulai dari memilih rumus yang tepat, memasukkan

angka dalam rumus, menghitung hasil dan menafsirkan hasilnya”.

Tes pilihan ganda merupakan salah satu jenis tes obyektif. Tes jenis

pilihan ganda menghadapkan kepada siswa sejumlah alternatif jawaban,

umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk setiap soal. Siswa diharuskan

memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban tersebut yang dianggap

benar berdasarkan suatu dasar pemikiran tertentu. Ada beberapa istilah yang

Page 63: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

seringkali terdapat dalam tes jenis ini antara lain stem, options, key, dan

distractors.

Stem adalah bagian pokok dari soal yang merumuskan isi soal. Stem

bisa berbentuk pertanyaan, perintah maupun kalimat tidak sempurna.

Alternatif-alternatif jawaban yang menyertainya dinamakan options atau kalau

diterjemahkan secara langsung pilihan-pilihan. Alternatif yang benar

dinamakan key ataau kunci, sedangkan alternatif-alternatif lainnya yang

bertujuan mempersulit proses pencapaian jawaban yang benar dinamakan

distractors, atau kalau secara langsung diterjemahkan penganggu-

pengganggu/ pengecoh (Slameto, 2001: 59).

Tes pilihan ganda dikatakan baik apabila murid-murid yang menguasai

bahan pelajaran dapat menunjukkan secara jelas jawaban mana yang benar

dan dapat memlihnya. Sebaliknya murid-murid yang tidak menguasai bahan-

bahannya akan mendapat kesulitan untuk mengidentifikasi jawaban yang

benar. Hal ini disebabkan berfungsinya distactor pada item tersebut.

Distractor tersebut cukup dapat menarik perhatian untuk dijadikan pilihan

yang benar (Moh Kasiram, 1984: 24).

Tes pilihan ganda saat ini banyak dipakai dan dikembangkan untuk

ujian sekolah terutama pada ulangan harian maupun akhir semester dan ujian

akhir sekolah serta ujian masuk perguruan tinggi. Tes pilihan ganda dianggap

mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi, selain itu tes ini juga

bersifat fleksibel . T Raka Joni (Mudjio, 1995: 2) menyatakan bahwa jenis tes

bentuk multiple choice merupakan bentuk tes yang sangat fleksibel. Demikian

fleksibelnya sehingga batas kemungkinan pemakaiannya itu adalah ditentukan

oleh daya pikir dan cipta penyusunnya (Mudjio, 1995: 3).

Adapun untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda

digunakan 2 macam rumus :

1) Dengan denda

Page 64: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Keterangan :

S = skor yang diperoleh (Raw Score)

R = jawaban yang betul

W = jawaban yang salah

O = banyaknya option

1 = bilangan tetap

2) Tanpa denda

S = R

Keterangan :

S = skor yang diperoleh (Raw Score)

R = jawaban yang betul

Pada pengembangan instrumen tes ini, skor penilaian siswa adalah tanpa

denda.

Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda seperti yang

dikemukakan oleh Sumarna Surapranata (2005: 243-244) meliputi enam belas

hal sebagai berikut

1) Materi soal yang disajikan minimal mencerminkan jabaran

substansi materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

2) Pengecoh harus berfungsi.

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling

benar.

4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

5) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan.

6) Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah jawaban benar.

7) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda.

8) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

9) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

10) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau

kronologis waktunya.

11) Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada

soal harus jelas dan berfungsi.

12) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

13) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian.

Page 65: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

14) Menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah

dimengerti.

15) Setiap soal harus menggunakan bahasa yag sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia.

16) Jangan menggunakan bahasa daerah setempat jika soal akan

digunakan untuk daerah lain atau nasional.

Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi

persyaratan tes, yaitu memiliki :1) validitas, 2) reliabilitas, 3) obyektivitas, 4)

praktikabilitas, 5) ekonomis (Suharsimi Arikunto, 1995:56). Keterangan dari

masing-masing ciri akan diberikan dengan lebih terperinci sebagai berikut:

1). Validitas

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Ada beberapa macam validitas yaitu validitas logis

(logical validity), validitas ramalan (predictive validity), dan validitas

kesejajaran (concurrent validity).

2). Reliabilitas

Tes dikatakan dapat dipercaya (reliabel) jika memberikan hasil

yang tetap apabila diteskan berkali-kali. sebuah tes dikatakan reliable

apabila hasil-hasi tes tersebut menunujukkan ketetapan. Jika kepada para

siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap

siswa akan tetap berada pada urutan (rangking) yang sama dalam

kelompoknya.

3). Objektivitas

Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam

melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektivitas yang mempengaruhi.

apabiladikaitka dengan reiliabilitas, maka objektivitas menekankan

ketetapan (consistency) dalam scoring sedangkan reliabilitas menekankan

tetetapan dalam hasil tes.

4). Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas tinggi apabila tes

tersebut bersifat praktis, tes yang praktis adalah tes yang sebagai berikut :

Page 66: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

a) Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak

dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih

dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.

b) Mudah pemeriksaannya, artinya tes itu dilengkapi dengan kunci

jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal bentuk objektif,

pemeriksaan akan lebih mudah dialkukan jika dikerjakan oleh siswa

dalam lembar jawaban.

c) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat

diberikan oleh orang lain.

5). Ekonomis

Ekonomis yang dimaksudkan disini ialah pelaksanaan tes tersebut

tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu

yang lama.(Suharsimi Arikunto, 1995:56-61)

Secara umum ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati

dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan

instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah diajarkan atau mengukur

kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan, setelah mereka

menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu, yaitu :

1) Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning

outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.

2) Butir-butir soal tes harus merupakan sampel yang representatif dari

populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan.

3) Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat

bervariasi.

4) Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk

memperoleh hasil yang diinginkan.

5) Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan.

6) Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur

keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari

informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara

mengajar guru itu sendiri. (Anas Sudijono, 2005: 97-98 )

Page 67: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Langkah awal dalam perencanaan pengembangan tes adalah

menetapkan spesifikasi tes yaitu suatu uraian yang menunjukkan keseluruhan

kualitas dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan

(Sumadi,1987:5). Kegiatan merencanakan spesifikasi tes merupakan proses

pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil berupa keputusan yang

berdasarkan pertimbangan berbagai hal. Berikut beberapa pertimbangan yang

perlu diperhatikan dalam merencanakan spesifikasi tes menurut Sumadi

Suryabrata (1987:5) :

1) Menentukan tujuan-tujuan umum serta persyaratan tes

2) Menyusun “blue print” atau kisi-kisi tes yang memuat secara khusus ruang

lingkup serta tekanan tes dan bagian-bagiannya.

3) Memilih tipe-tipe soal

4) Menentukan taraf kesukaran soal dan distribusinya

5) Menentukan banyaknya soal untuk seluruh tes dan untuk masing-masing

bagiannya

6) Menentukan cara mengkompilasikan soal-soal dalam bentuk akhirnya, dan

7) Menyiapkan penulisan soal (item writing) dan penelaahan soal (item

review).

Jika sebuah instrumen tes sudah memenuhi kaidah – kaidah seperti

diatas, maka untuk melihat kevalidan sebuah tes maka tes tersebut perlu

diujikan untuk bisa melihat apakah tes tersebut baku atau tidak. Kriteria yang

harus terpenuhi dari sebuah tes baku adalah sebagai berikut :

1) Taraf kesukaran

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi siswa

yang menjawab betul suatu soal (Slameto,2001). Makin besar tingkat

kesukaran berarti soal itu makin mudah demikian juga sebaliknya yaitu

makin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar. Menurut

Suharsimi Arikunto (2001 : 207), “Soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah dan tidak teralu sulit”. Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa soal yang baik adalah soal dengan taraf kesukaran yang sedang.

Page 68: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Untuk menentukan taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal digunakan

rumus :

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal betul

Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

Taraf kesukaran soal dapat ditentukan berdasarkan hasil

perhitungan indeks kesukaran dengan ketentuannya sebagai berikut :

a) Soal sukar jika : 0,00 ≤ P < 0,30

b) Soal sedang jika : 0,30 ≤ P 0,70

c) Soal mudah jika : 0,70 P 1,00

(Allen & Yen, 1979 : 121)

Menurut Elvin & Surantoro (2010 :185) tingkat kesukaran yang

berada di sekitar 0,5 dianggap yang terbaik, asumsi yang digunakan yaitu

bahwa soal yang terlalu mudah atau cenderung mudah lebih tepat

digunakan untuk tes diagnostik. Sedangkan soal yang terlalu sulit atau

cenderung sulit lebih tepat digunakan untuk tes seleksi. Oleh karena itu,

untuk keperluan tes yang mengukur hasil belajar (kompetensi) siswa

tertentu akan dianggap baik bila termasuk dalam interval sedang.

2) Daya Beda

Daya beda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil

belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi

dengan testee yang kemampuannya rendah demikian rupa sehingga

sebagian besar testee yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk

menjawab butir item tersebut lebih banyak menjawab butir item tersebut

lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya

rendah untuk menjwab butir item tersebut sebagian besar tidak dapat

menjawab item dengan betul (Anas sudijono, 2001). Untuk menghitung

Page 69: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumusan menurut Azwar (2007

:138) sebagai berikut :

Keterangan :

niT : Jumlah peserta tes yang menjawab benar dari kelompok tinggi

NT : Jumlah peserta tes kelompok atas

niR :Jumlah peserta tes yang menjawab benar dari kelompok rendah

NR : Jumlah peserta tes kelompok rendah

D : Daya Pembeda, rumus daya pembeda

Daya pembeda soal (nilai D) diklasifikasikan sebagi berikut

menurut Djemari (2005 :5) :

a) D < 0,1 : ditolak

b) 0,1 D 0,3 : direvisi

c) D > 0,3 : diterima

3) Efisiensi Pengecoh (Distraktor)

Pada tes pilihan ganda terdapat beberapa pilihan jawaban, dan

hanya ada satu pilihan jawaban yang benar. Penyebaran pilihan jawaban

dijadikan dasar dalam penelaahan soal. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui berfungsi tidaknya jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban

selain kunci jawaban disebut pengecoh (distraktor). Menurut Elvin &

Surantoro (2010 :186) “Efektifitas pengecoh merupakan seberapa baik

pilihan jawaban yang salah dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak

mengetahui kunci jawaban yang tersedia “.Oleh karena itu semakin banyak

peserta tes yang memilih pengecoh maka semakin baik pula pengecoh

menjalankan tugasnya.

Menurut Azwar (2007 :142) efektifitas distraktor dapat dilihat dari

dua criteria, yaitu; 1) distraktor dipilih oleh peserta tes dari kelompok

rendah, dan 2) pemilih distraktor tersebar relative proporsional pada

masing-masing distraktor yang ada. Sedangkan menurut Suharsimi (2001 :

211) soal pilihan jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila

Page 70: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pengecoh: 1) paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes atau siswa , 2) lebih

banyak dipilih oleh kelompok siswa yang yang belum paham materi.

4) Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah kemampuan suatu tes untuk

memberikan hasil yang relatif ajeg atau tetap bila digunakan pada waktu

atau tempat yang berlainan. Untuk menghitung reliabilitas digunakan

rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (rumus K-R 20)

sebagai berikut:

2

11 2

n S Σpq

n 1 Sr

Keterangan :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila harga rhitung > rtabel

, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen tes reliabel. Selain itu,

terdapat beberapa kriteria nilai reliabilitas sebagai berikut :

1. 0,800 ≤ r11 ≤ 1,00 : sangat tinggi

2. 0,600 ≤ r11 < 0,800 : tinggi

3. 0,400 ≤ r11 < 0,600 : cukup

4. 0,200 ≤ r11 < 0,400 : rendah

5. 0,000 ≤ r11 < 0,200 : sangat rendah

(Slameto, 2001:215)

d. Menyusun Kisi-kisi tes.

Menurut Depdiknas (2008 :15) “kisi-kisi(test blue print atau table of

specification) merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.

Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan

Page 71: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

tekanan tes yang setepat-tepatnya, sehingga dapat menjadi petunjuk dalam

menulis soal”. Kisi-kisi ini perlu dibuat terlebih dahulu agar seandainya soal ini

dibuat oleh siapa pun dapat memiliki bobot yang sama, meskipun dibuat oleh

orang yang berbeda.

Menurut Depdiknas (2008:15) kisi-kisi yang baik harus memenuhi

beberapa persyaratan berikut ini:

1). Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus /kurikulum atau materi yang

telah diajarkan secara tepat dan proporsional.

2). Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.

3). Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

Dalam pembuatan kisi-kisi diawali dengan penjabaran Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) menjadi indicator. Menurut

Depdiknas (2008 : 15) “Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam

merumuskan soal yang dikehendaki”. Untuk merumuskan indikator dengan

tepat, para tutor/guru harus memperhatikan isi kolom dalam kisi-kisi yaitu :

materi yang akan diujikan, hasil belajar/pengalaman belajar/indikator

pembelajaran, dan kompetensi dasar. Indikator yang baik adalah indikator yang

dirumuskan secara singkat dan jelas. Menurut Depdiknas(2008:15-16) syarat

indikator yang baik adalah :

1). Menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat,

2). Menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau

lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/ tes perbuatan,

3). Dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal objektif).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :

1. Judul Penelitian : Pengembangan Instrumen Evaluasi IPA Terpadu untuk

Mengukur Prestasi Belajar Siswa SMP pada Tema Energi Kalor dalam

Kehidupan.

Penelitian ini dilakukan oleh Nikmah Choiriyatun dari Universitas Negeri

Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen evaluasi sesuai

Page 72: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dengan karakteristik IPA terpadu untuk mengukur prestasi belajar siswa SMP

pada tema energi kalor dalam kehidupan dan untuk menemukan kelebihan dan

kekurangan instrumen evaluasi IPA terpadu yang dikembangkan.

Penelitian ini berdasarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan

(research and development, R&D) yang dikemukakan oleh Borg dan Gall yang

telah dimodifikasi. Kegiatan pada langkah-langkah penelitian pengembangan ini

adalah (1) studi pendahuluan yang meliputi studi pustaka, survey lapangan dan

penyusunan draf instrumen evaluasi, dan (2) pengembangan, meliputi judgement,

revisi draf instrumen evaluasi, ujicoba terbatas, analisis butir soal dan produk

hasil pengembangan. Produk pengembangan ini adalah instrumen evaluasi IPA

terpadu untuk mengukur prestasi belajar siswa pada ranah kognitif dalam bentuk

pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

Hasil evaluasi oleh evaluator menunjukkan bahwa instrumen evaluasi

yang dikembangkan memenuhi kriteria baik dengan persentase rata-rata 96,52%.

Berdasarkan hasil analisis butir soal yang meliputi validitas, taraf kesukaran, daya

beda dan reliabilitas, diketahui bahwa dari 40 butir soal yang dibuat, 80%(32 butir

soal) diterima tanpa revisi, sedangkan butir soal yang diterima dengan revisi

sebanyak 12,5% (5 butir soal) dan sebanyak 7,5% (3 butir soal) ditolak.

Kelebihan instrumen evaluasi ini diantaranya adalah dapat digunakan

sebagai instrumen evaluasi untuk mengukur pada prestasi belajar siswa pada

ranah kognitif, sebagai pelengkap instrumen evaluasi dalam pembelajaran

terpadu. Selain itu, pemeriksaan hasil tes dapat dibantu oleh orang lain sehingga

dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Kekurangannya adalah instrumen

evaluasi ini hanya bisa digunakan untuk mengukur prestasi belajar pada ranah

kognitif saja, belum dapat mengukur prestasi belajar pada ranah psikomotor.

2. Judul penelitian : Pengembangan Tes Pemahaman Konsep Fisika SMA.

Penelitian ini dilakukan oleh I Komang Werdiana dan kawan-kawan dari

Universitas Tadulako. Penelitian ini bertujuan mengembangkan tes pemahaman

konsep yang bermanfaat menguji pemahaman konsep siswa SMA tentang listrik

arus searah. Pengembangkan tes dilakukan dengan cara menyusun dua tes, yakni

tes pemahaman konsep (TPK) dan tes hitungan (TH).

Page 73: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Analisis tes meliputi indeks kesukaran, indeks pembeda, koefisien korelasi

biserial, validitas dan reliabilitas. Indeks kesukaran adalah ukuran tingkat

kesukaran tiap butir soal dan indeks pembeda adalah ukuran daya pembeda

masing-masing item dalam tes. Koefisien korelasi biserial (kadang-kadang disebut

sebagai indeks relibilitas item) adalah ukuran konsistensi item tes dengan

keseluruhan tes. Validitas yang dimaksud di sini adalah validitas isi, yakni

kesesuaian antara butir soal dengan konsep yang diukur. Selain analisis item juga

dilakukan analsis pilihan jawaban siswa dan analisis perbedaan hasil TPK dengan

hasil TH.

Uji validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan dari tiga orang

pakar. Ketiga pakar diminta untuk menilai kedua tes (TPK dan TH), mengenai

kesuaian antara butir soal dengan konsep dan tujuan yang akan diukur. Hasil

penilain ketiga pakar menunjukan bahwa semua butir soal TPK dan TH

memenuhi validitas isi. Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Hasil Analisis Penelitian

Uji

tes

Jumlah

soal

Jumlah

siswa

Indeks

kesukaran

rata-rata

Daya

pembeda

rata-rata

Koefisien

korelasi

Biserial(rpbs)

Rata-rata

Koefisien

reliabilitas

TPK TH TPK TH TPK TH TPK TH

Tahap

I

34 354 0,31 0,29 0,24 0,28 0,23 0,29 0,45 0,61

Tahap

II

28 605 0,24 0,27 0,27 0,27 0,25 0,27 0,55 0,48

Tabel 2.2 Hasil Analisis Penelitian

Indeks kesukaran rata-rata P TPK hasil uji tahap I > 0,30, ini berarti TPK

masuk kategori sedang. Sedangkan P TPK hasil uji tahap II < 0,30, ini berarti

TPK masuk kategori sukar. Dari tabel di atas nampak koefisien reliabilitas tes,

pbs r dan D TPK pengujian tahap II lebih besar daripada pengujian tahap I.

Namun P TPK pengujian tahap II lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

Page 74: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tes pemahaman konsep yang dikembangkan tersebut valid dan reliabel.

Koefiseian reliabilitas tes ini rendah.TPK dapat digunakan untuk menguji

pemahaman konsep siswa dan juga miskonsepsi yang dialami siswa terhadap arus

listrik serah. Hasil uji perbedaan antara TPK dan TH, menunjukkan ada perbedaan

yang siginifikan antara hasil TPK dan TH.

C. Kerangka Berfikir

Evaluasi Hasil belajar merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam

kegiatan pembelajaran. Salah satu teknik evaluasi hasil belajar yang sering

digunakan yaitu teknik tes. Tes dapat digunakan sebagai alat ukur untuk

mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai.

Pada pembelajaran program akselerasi evaluasi pembelajaran dilakukan

dengan model autentic assessment, yaitu proses pengumpulan data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan

belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa

mengalami proses pembelajaran dengan benar. Salah satu cara untuk melakukan

penilaian otentik ini adalah dengan melakukan tes formatif. Apabila tes sudah

dipersiapkan dan dilaksanakan dengan secermat mungkin, maka informasi yang

dihasilkan dapat menunjukkan sejauh mana tujuan-tujuan instruktusional yang

telah ditetapkan itu tercapai. Program akselerasi adalah program belajar yang

menuntut high level thinking pada pembelajaran maupun evaluasinya, namun

dewasa ini belum banyak dikembangkan intrumen tes yang sesuai dengan cirri

khas program akselerasi tersebut sehingga perlu adanya pengembangan

instrument tes untuk program akselerasi.

Saat ini tes pilihan ganda banyak digunakan pada tes formatif maupun tes

sumatif. Hal ini dikarenakan tes pilihan ganda dianggap lebih efektif dibanding tes

uraian. Selain itu penggunaan tes pilihan ganda juga memudahkan guru dalam hal

pengoreksian, dan hasilnya lebih obyektif meski dikoreksi oleh siapa pun. Tetapi

tes pilihan ganda memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam penyusunannya.

Dalam penyusunan tes pilihan ganda terdapat beberapa aturan yang harus

diikuti dalam penyusunan tes jenis ini. Penyusunannya tidak boleh secara acak

Page 75: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

karena harus tiap langkah berdasarkan langkah sebelumnya dan menjadi dasar

langkah berikutnya. Karena penyusunannya yang rumit, terkadang guru

mengalami kendala dalam proses penyusunannya. Keterbatasan waktu juga

menyebabkan guru tidak sempat menguji instrumen tes tersebut sebelum

digunakan sehingga kualitas tes yang dihasilkan tidak memenuhi kriteria tes yang

baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengembangan tes yang mampu

menghasilkan suatu tes yang baik.

Untuk mengetahui bahwa instrumen tes yang dikembangkan telah

memenuhi kriteria baik, maka dilakukan analisis baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan melibatkan para ahli baik ahli

materi, ahli evaluasi maupun ahli bahasa untuk menelaah tes secara isi maupun

konstruksi, sedangkan analisa kuantitatif dilakukan dengan menganalisis hasil tes

siswa menggunakan teori tes klasik. Skema kerangka berpikir penelitian dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Wawancara Studi Pustaka

adanya kesulitan dalam

penyusunan tes

Identifikasi Masalah

Pengembangan tes

Validasi Ahli

Uji coba

Kelompok Kecil Revisi

Produk Akhir

Persetujuan ahli

Uji coba

Kelompok Besar

Page 76: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

D. Pertanyaan Penelitian

Dari keramgka berpikir yang telah dibuat, didapatkanlah pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana penyusunan instrumen tes formatif pilihan ganda untuk kelas

XI semester gasal mata pelajaran Fisika sekolah Program Akselerasi ?

2. Apakah instrument tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester

gasal mata pelajaran Fisika sekolah Program Akselerasi telah memenuhi

kriteria baik ?

Page 77: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang

bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya

dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010 : 297). Metode penelitian dalam

penelitian ini termasuk jenis penelitian research and development.

Penelitian research and development mengungkapkan pola dan

perurutannya melalui tahapan perubahan sebagai fungsi waktu. Alasan

penggunaan jenis ini didasarkan pada pemikiran bahwa research and development

ditunjukkan untuk menentukan pola pembahasan dalam rangka meramalkan

produk di masa yang akan datang. Metode pengembangan yang digunakan adalah

versi Borg and Gall (1989). Menurut Borg and Gall (1989 :782), yang dimaksud

dengan model penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and

validate educational product “. Kadang- kadang penelitian ini juga disebut

‘research based development’, yang muncul sebagai strategi dan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, Research and Development juga bertujuan

untuk menemukan pengetahuan – pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau

untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan khusus tentang masalah – masalah yang

bersifat praktis melalui ‘applied research’, yang digunakan untuk meningkatkan

praktik-praktik pendidikan. Dalam penelitian ini, perolehan produk lewat uji coba

merupakan bagian penting dalam penelitian pengembangan yang dilakukan.

Tujuannya agar model yang dibuat dapat diuji coba dan diperbaiki sehingga dapat

digunakan di sekolah yaitu produk yang efektif dan siap pakai. Pada penelitian

kali ini, produk yang dikembangkan berupa instrumen tes formatif Fisika kelas XI

semester gasal untuk Program Akselerasi.

Page 78: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

A. Model Pengembangan

Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk

yang akan dihasilkan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model penelitian prosedural. Model penelitian prosedural adalah model

yang bersifat diskriptif yang menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti

untuk menghasilkan produk.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan research and

development versi Borg and Gall (1989) yang dikutip oleh Nana Syaodih (2007 :

169) yang meliputi sepuluh langkah yaitu : (1) Studi Pendahuluan, (2)

Perencanaan (planning), (3) Pengembangan draf produk (develop preliminary

form of product), (4) Uji Produk Terbatas ( Preliminery Field Test ), (5) Revisi

Hasil Uji Terbatas, (6) Uji Kelompok Kecil, (7) Revisi Hasil Uji Kelompok Kecil,

(8) Uji Kelompok Besar, (9) Penyempurnaan produk akhir (final product revision)

(10) Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir. Pada penelitian ini dilakukan

langkah 1-8 karena adanya keterbatasan peneliti. Berikut ini penjelasan lebih rinci

pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini.

1. Studi Pendahuluan

Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi

literatur, penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Pada

penelitian ini studi pendahuluan dilakukan sebagai berikut :

a. Analisis Kebutuhan

Menurut Syaodih (2007 :171) ada beberapa kriteria yang harus

dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan, yaitu :

1) Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan ?

2) Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan

dan kepraktisan?

3) Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman dalam mengembangkan produk ini ?

Page 79: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

4) Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?

Kriteria pertama juga merupakan kriteria utama, produk pendidikan yang akan

dihasilkan harus betul-betul yang penting dan dibutuhkan dalam pendidikan.

Suatu produk banyak digunakan karena banyak membawa hasil dan mudah

digunakan. Produk yang dikembangkan hendaknya akan memberikan

sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan, kurikulum, dan pembelajaran.

Pemilihan suatu produk yang akan dikembangkan sebaiknya didasarkan

atas pengukuran atau pengumpulan data kebutuhan. Sebelum menentukan

pilihan produk apa yang akan dikembangkan sebaiknya diadakan pengukuran

atau pengumpulan data kebutuhan dulu.

b. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk

yang akan dikembangkan. Studi literatur pada penelitian ini dilakukan dengan

studi teoritik yakni mengkaji teori – teori yang relevan sehinga dapat

digunakan sebagai dasar pengembangan. Studi literatur juga diperlukan untuk

mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan suatu

produk.

Suatu produk pendidikan kemungkinan bukan hal yang sama sekali

baru. Produk sejenis atau produk yang mirip telah dikembangkan oleh

pengembang lain di tempat lain. Hal-hal tersebut dikaji melalui studi literatur

berbentuk dokumen-dokumen hasil penelitian atau hasil evaluasi.

2. Merencanakan Penelitian

Setelah melakukan studi pendahuluan, penelitian dapat dilanjutkan pada

langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencanaan penelitian ini disusun

dalam bentuk proposal penelitian yang meliputi kemampuan-kemampuan yang

diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan yang hendak dicapai dengan

penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian.

3. Pengembangan Desain

Langkah pengembangan desain meliputi :

1) Menentukan desain produk yang akan dikembangkan (desain hipotetik)

Page 80: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2) Menentukan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses

penenlitian dan pengembangan

3) Menentukan tahap – tahap pelaksanaan uji desain di lapangan;

4) Menentukan deskripsi tugas pihak – pihak yang terlibat dalam penelitian.

Namun, karena langkah pengembangan desain tersebut dirasa masih

terlalu umum untuk mengembangkan suatu instrumen tes maka peneliti

menggunakan alur pengembangan tes menurut Djemari Mardapi (2004:88) dalam

menyusun instrumen tes, yaitu : (a) menyusun spesifikasi tes, (b) menulis soal tes,

(c) menelaah soal tes, (d) melakukan ujicoba tes, (e) menganalisis butir soal, (f)

memperbaiki tes, (g) merakit tes. Pada bagian pengembangan desain ini dari alur

pengembangan tes menurut Djemari Mardapi tersebut diambil cara menyusun

spesifikasi tes dan menulis soal tes.

Berikut ini penjelasan secara lebih terperinci mengenai langkah

pengembangan tes:

a. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi

tes yang berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik

yang harus dimiliki suatu tes. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan

berikut :

1). Menentukan tujuan tes

Ditinjau dari tujuannya ada empat macam tes yang banyak digunakan di

lembaga pendidikan yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes

sumatif. Dari empat macam tes tersebut dipilihlah satu tes yang cocok dalam

pelaksanaan autentic assesmen , selain itu juga tepat dilaksanakan dalam

waktu yang terbatas,mengingat untuk Program Akselerasi waktunya sangat

padat.

.

2). Penulisan kisi – kisi soal

Kisi – kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal

yang akan dibuat. Kisi – kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga

siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang memiliki isi dan

Page 81: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

tingkat kesulitan relatife sama. Berikut ini adalah langkah – langkah dalam

mengembangkan kisi – kisi tes, yaitu :

a) Menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi

pokok yang akan diujikan (Lampiran 1)

b) Menentukan indikator (Lampiran 4)

c) Menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan

(Lampiran 4)

3). Menentukan bentuk tes

Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah

peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes,

cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Penelitian

ini menggunakan bentuk tes objektif pilihan ganda kerena jumlah peserta tes

banyak, sehingga waktu koreksi lebih singkat dan cakupan materinya lebih

menyeluruh.

4). Menentukan panjang tes

Penentuan panjang tes bedasarkan pada cakup materi ujian dan

kelelahan peserta tes. Pada umumnya tes tertulis menggunakan waktu 90-50

menit. Pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes bentuk

pilihan ganda adalah 2-3 menit untuk tiap butir soal. Pada penelitian ini dibuat

tes sebanyak 24 butir pada materi Kinematika dengan waktu 75 menit, 15

butir pada materi Gravitasi dengan waktu 45 menit, dan 25 butir pada materi

Gerak Harmonis pada Benda Elastik dengan waktu 75 menit.

b. Menulis soal tes

Penulisan tes dilakukan setelah langkah pertama, yaitu menyusun

spesifikasi tes, dilakukan. Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan

indikator menjadi pertanyaan – pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan

perincian pada kisi-kisi (Lampiran 2) yang telah dibuat.

Pedoman utama dalam pembuatan tes pilihan ganda adalah:

1) Pokok soal harus jelas

2) Pilihan jawaban homogen

3) Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama

Page 82: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

4) Tidak ada petunjuk jawaban benar

5) Hindari penggunaan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah

6) Pilihan jawaban angka diurutkan

7) Semua pilihan jawaban logis

8) Jangan menggunakan negatif ganda

9) Kalimat yang digunakan sesuai tingkat perkembangan peserta tes

10) Bahasa yang digunakan baku

11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak

Soal yang telah dibuat tercantum pada Lampiran 3.

4. Preliminary Field Test

Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi

a) Melakukan uji awal terhadap desain produk

b) Bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat

c) Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain

layak, baik substansi maupun metodologinya.

Pada penelitian ini, uji awal terhadap desain produk dilakukan oleh ahli,

yakni dosen pembimbing dan guru bidang studi Fisika. Uji awal ini dilakukan

dengan menganalisis secara kualitatif desain instrumen tes yang dibuat. Analisis

ini dilakukan untuk memperbaiki soal tes sehingga soal tes yang dibuat memiliki

kualitas yang baik dilihat dari materi, konstruksi, dan bahasa. Dalam penelaahan

butir soal ini digunakan lembar penelaahan berupa daftar cek.

a) Materi

Pada telaah ini point pertama yang dikaji adalah materi. Soal yang

telah dibuat sudah sesuai dengan materi yang terdapat dalam kisi-kisi atau

belum. Materi harus memenuhi standar kualifikasi sebagai berikut :

(1) Soal harus sesuai dengan indikator yang telah disusun

(2) Pengecoh soal berfungsi, artinya setiap pilihan jawaban harus homogen

dan logis sehingga ada kemungkinan untuk dipilih oleh siswa

(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling

benar

Page 83: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(4) Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah , dan tingkatan kelas

b) Konstruksi

Telaah yang lain adalah dikaji kontruksi instrument soal yang telah

dibuat. Instrumen soal yang baik harus memenuhi standar kualifikasi sebagai

berikut :

(1) Dirumuskan secara jelas dan tegas

(2) Dirumuskan dengan singkat dan jelas

(3) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja

(4) Tidak memberi petunjuk ke arah jawaban benar

(5) Tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda

(6) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi

(7) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama

(8) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “ Semua pilihan jawaban

di atas salah “ atau “ Semua pilihan jawaban di atas benar “

(9) Untuk soal hitungan pilihan jawaban merupakan modifikasi rumus pokok

(10) Gambar, grafik, table, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal

harus jelas dan berfungsi

(11) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya

c). Bahasa

Soal yang baku jika dilihat dari segi kebahasaanny harus memenuhi

standar kualifikasi baik sebagai berikut :

(1) Kalimat menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

yang baku

(2) Menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah dimengerti

(3) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat

(4) Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang terdapat pada pokok

soal

(5) Rumusan soal tidak mengandung kata atau frase yang tidak etis atau kurang

sopan sehingga dapat menyinggung perasaan peserta didik.

Page 84: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

5. Revisi Hasil Uji Ahli

Revisi hasil uji ahli disini adalah perbaikan dari hasil uji terbatas yang

dilakukan oleh ahli, yakni dosen pembimbing dan guru bidang studi sesuai dengan

hasil uji dari ahli tersebut. Revisi ini dilakukan sampai instrumen tes yang telah

dibuat dinyatakan layak oleh ahli. Soal hasil revisi tercantum pada Lampiran 5.

6. Uji Coba Terbatas

Langkah ini merupakan uji produk yakni instrumen tes pada kelompok

kecil untuk mendapatkan hasil uji secara kuantitatif. Uji secara kuantitatif ini

dilakukan agar didapatkan data empiris tingkat kebaikan soal yang disusun. Uji

coba terbatas ini dilakukan pada kelas XI program akselerasi SMA N 1

Karanganyar dengan jumlah siswa 24 orang. Dari hasil uji akan didapatkan data

mengenai taraf kesukaran, daya pembeda, efisiensi distraktor, reliabilitas. Apabila

hasil dari nilai taraf kesukaran, daya pembeda, efisiensi distraktor, dan reliabilitas

telah memenuhi standar baik, maka instrumen tes yang telah dibuat bisa langsung

diujikan pada kelompok yang lebih besar populasinya, namun jika belum

memenuhi kualifikasi standar maka instrumen tes perlu dilakukan revisi lagi.

dengan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran Fisika

kelas XI Program Akselerasi SMA Negeri 1 Karanganyar dan SMA Negeri 3

Surakarta.

7. Revisi Hasil Uji Coba Terbatas.

Dari hasil uji coba terbatas maka akan didapatkan kesimpulan bahwa

pada instrumen tes yang dibuat perlu dilakukan revisi atau tidak. Revisi soal

dilakukan dengan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata

pelajaran Fisika kelas XI Program Akselerasi SMA Negeri 1 Karanganyar dan

SMA Negeri 3 Surakarta. Revisi dilakukan sampai ahli menyatakan soal siap

untuk digunakan. Setelah revisi selesai dilakukan maka tes siap diujicobakan pada

kelompok yang lebih luas. Soal hasil revisi tercantum pada Lampiran 6.

Page 85: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

8. Uji Coba Lapangan Kelompok Besar

Langkah ini merupakan uji coba produk pada subyek yang lebih banyak

dan lebih heterogen. Uji coba ini akan dilakukan pada semua kelas XI Program

Akselerasi SMA Negeri 3 Surakarta. Di SMA Negeri 3 Surakarta kelas XI terdiri

dari 3 kelas dimana setiap kelas terdiri dari 18-19 orang siswa. Setelah dilakukan

uji coba lapangan kelompok besar, kemudian hasilnya dianalisis kembali secara

kuantiatif untuk mengetahui apakah instrumen tes yang dibuat telah memenuhi

standar atau belum. Jika soal telah memenuhi standar hal itu menunjukkan bahwa

produk akhir telah selesai, namun jika belum memenuhi standar maka tidak akan

dilakukan revisi lagi dan insttrumen tes yang dibuat akan dikumpulkan dalam

suatu bank soal. Penelitian hanya behenti pada uji coba lapangan kelompok besar,

karena jika dilanjutkan lagi pada kelompok yang lebih luas hal itu peneliti belum

mampu karena keterbatasan biaya, tenaga, dan lain-lain.

Uraian langkah penelitian menurut Barg and Gall (1989) di atas dapat

digambarkan secara sisngkat pada diagram alur penelitian Gambar 3.1 sebagai

berikut .

Page 86: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Gambar 3.1 Langkah Penelitian (Nana Syaodih, 2007 :169-170)

C. Uji Coba Produk

1. Uji Coba Desain

Desain uji coba yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan responden para ahli perancangan

produk , yakni dosen pembimbing dan guru bidang studi. Kegiatan ini

Studi Pendahuluan :Analisis kebutuhan,Studi literatur

Perencanaan Penenlitian :

Disusun dalam bentuk proposal penelitian

Pengembangan desain adalah penyususnan tes sesuai spesifikasi yang terdiri dari: Tujuan tes, Kisi – kisi tes, Bentuk tes, Panjang tes

Uji ahli (Dosen pembimbing dan Guru) secara kualitatif tes, yang meliputi :Materi, Konstruksi, Kebahasaan

Revisi hasil uji ahli

Uji Coba Kelompok Kecil

Revisi hasil uji coba kelompok kecil

Uji coba kelompok besar

Instrumen Tes Formatif Kelas XI Semester Gasal Program Akselerasi

Page 87: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dilakukan untuk mereview produk awal, memberikan masukan untuk

perbaikan. Proses validasi ini disebut dengan Expert Judgement atau Teknik

Delphi. Pada uji ahli ini, para ahli akan menyoroti kualitatif tes yang

dikembangkan, yaitu materi,konstruksi ,kebahasaan dan validitas isi.

2. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji Terbatas

Uji coba ini dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk.

Terdiri dari siswa program akselerasi kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar

sebanyak 24 siswa . SMA Negeri 1 Karanganyar dipilih untuk mengujikan

tes kelompok kecil karena susunan materinya masih sama dengan susunan

materi dari Depdiknas, sehingga mempermudah pengujian, karena ada

sekolah akselerasi yang susunan materinya tidak sama dengan Depdiknas,

sehingga sulit untuk menentukan waktu pengujiannya. Kelompok kecil ini

akan mengerjakan instrumen tes yang dibuat, kemudian hasilnya akan di

analisis. Apabila hasilnya sudah baik maka langsung bisa dilakukan Uji

Kelompok Besar,namun apabila belum memenuhi kualifikasi maka akan

dilakukan revisi lagi terhadap instrumen tes.

3. Uji Coba Lapangan (field testing)

Uji coba lapangan (Uji coba kelompok besar) dilakukan pada subyek

penelitian yang lebih besar dan lebih beragam. Uji coba kelompok besar ini

dilakukan pada semua kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta Program

Akselerasi. SMA Negeri 3 Surakarta memiliki 3 kelas program akselerasi

dengan satu kelasnya terdiri dari 18 orang siswa. Di Surakarta terdapat 2

sekolah yang memiliki program akselerasi yaitu SMA Negeri 1 Surakarta dan

SMA Negeri 3 Surakarta. SMA Negeri 3 Surakarta lebih dipilih karena

susunan materinya sama dengan susunan materi dari Depdiknas sehingga

lebih mudah dalam penentuan waktu pengujiannya, dan jumlah siswanya

juga lebih banyak sehingga datanya lebih heterogen.

2. Subjek Coba, Waktu dan Tempat Penelitian

Subjek yang akan menjadi subyek uji coba dalam penelitian ini adalah

siswa kelas XI Program Akselerasi SMA Negeri 1 Karanganyar dan SMA Negeri

Page 88: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

3 Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012-Juli 2012.

Tempat penelitian secara kualitatif (telaah ahli) dilaksanakan di Kampus UNS,

SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 3 Surakarta, sedangkan untuk

penelitian kuantitatifnya dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar dan SMA

Negeri 3 Surakarta. SMA Negeri 1 Karanganyar dan SMA Negeri 3 Surakarta

memiliki silabus yang sama dengan Depdiknas untuk kelas XI sehingga

mempermudah untuk pelaksanaan uji coba. SMA N 1 Karanganyar untuk

Program Akselerasinya terdiri dari 1 kelas dimana 1 kelasnya terdiri dari 24

siswa, sedangkan SMA Negeri 3 Surakarta terdiri dari 3 kelas, dimana setiap kelas

terdiri dari 18-19 siswa.

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang

bersifat kualitatif dan kuantitatif.

a. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil penelaahan butir tes oleh ahli yang

terdiri dari ahli materi dan ahli evaluasi.

b. Data kuantitatif

Data yang dikumpulkan berupa hasil tes formatif semester gasal pada

materi Kinematika Gerak, Gravitasi, dan Gerak Harmonis pada benda Elastik

untuk kemudian dianalisis agar diketahui reliabilitas, daya pembeda, tingkat

kesukaran, dan keefektifan distraktor.

4.Instrumen Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan 2 instrumen sebagai

berikut:

a. Instrumen non tes berupa daftar cek. Daftar cek ini digunakan dalam

penelaahan butir soal. Daftar cek disini berisi pernyataan mengenai ranah

materi, konstruksi, dan bahasa dari butir soal. Penelaah hanya memberi tanda

pada nomor soal yang sesuai dengan pernyataan yang diberikan.

Page 89: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b. Instrumen tes berupa soal tes formatif pilihan ganda, yang terdiri dari 3 paket

tes. Paket 1 merupakan tes dengan materi Kinematika dengan Analisis Vektor

yang terdiri dari 24 soal, Paket 2 merupakan tes dengan materi Gravitasi yang

terdiri dari 15 soal, Paket 3 merupakan tes dengan materi Gerak Harmonik

pada Benda Elastik yang terdiri dari 25 soal.

5. Teknik Analisis Data

Setelah instrumen tes selesai dibuat kemudian instumen tersebut akan

diujicobakan untuk kemudian dianalisis tiap butir itemnya. Teknik analisis data

dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif oleh ahli yang dilakukan sebelum

instrumen tes diuji cobakan kepada siswa dan analisis kuantitatif yang datanya

baru diperoleh setelah instrument tes tersebut diuji cobakan ( dari hasil jawaban

siswa). Berikut ini adalah penjelasannya :

a. Analisis Kualitatif meliputi analisis terhadap :

1) Isi atau materi

Instrumen tes yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Soal harus sesuai dengan indikator

b) Pengecoh soal berfungsi, artinya setiap pilihan jawaban harus homogeny

dan logis sehingga ada kemungkinan untuk dipilih oleh siswa

c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling

benar

d) Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah , dan tingkatan kelas

2) Kontruksi

Instrumen tes yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Dirumuskan secara jelas dan tegas

b) Dirumuskan dengan singkat dan jelas

c) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja

d) Tidak member petunjuk kea rah jawaban benar

e) Tidak mengandung pernyataan yang bersifat negative ganda

Page 90: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

f) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi

g) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama

h) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “ Semua pilihan

jawaban di atas salah “ atau “ Semua pilihan jawaban di atas benar “

i) Untuk soal hitungan pilihan jawaban merupakan modifikasi rumus

pokok

j) Gambar, grafik, table, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal

harus jelas dan berfungsi

k) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya

3) Bahasa

Instrumen tes yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Kalimat menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia

b) Menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah dimengerti

c) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat

d) Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang terdapat pada

pokok soal

e) Rumusan soal tidak mengandung kata atau frase yang tidak etis.

4) Validitas Isi

Analisis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

validitas isi. Cara yang ditempuh dengan analisis rasional yaitu apakah butir

– butir dalam tes yang ditulis sesuai dengan indicator yang dibuat atau

belum. Analisis dilakukan denagn cara mengandalkan telaah soal oleh suatu

panel ahli dalam bidang mata pelajaran fisika yaitu dosen penguji dan guru

bidang studi. Cara yang dilakukan adalah dengan jalan pencocokan antara

table spesifikasi dengan butir soal dan masing – masing butir di analisis

berdasarkan pedoman yang telah diterbitkan oleh pusjian Depdikbud, bila

butir tes telah mewakili bahan pelajaran.

b. Analisis kuantitatif meliputi analisis terhadap :

1). Taraf kesukaran

Page 91: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi siswa yang

menjawab betul suatu soal (Slameto,2001:215). Makin besar tingkat kesukaran

berarti soal itu makin mudah demikian juga sebaliknya yaitu makin rendah

tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar. Menurut Suharsimi Arikunto

(2001 : 207), “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

teralu sulit”. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa soal yang baik adalah

soal dengan taraf kesukaran yang sedang. Untuk menentukan taraf kesukaran

dari tiap-tiap item soal digunakan rumus :

Js

BP

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal betul

Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

Taraf kesukaran soal dapat ditentukan berdasarkan hasil perhitungan

indeks kesukaran dengan ketentuannya sebagai berikut :

a) Soal sukar jika : 0,00 ≤ P < 0,30

b) Soal sedang jika : 0,30 ≤ P 0,70

c) Soal mudah jika : 0,70 P 1,00 (Allen & Yen, 1979 : 121)

2). Daya Beda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil

belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi

dengan testee yang kemampuannya rendah demikian rupa sehingga sebagian

besar testee yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item

tersebut lebih banyak menjawab butir item tersebut lebih banyak yang

menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjwab

butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul

(Anas sudijono, 2001). Untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat

digunakan rumus sebagai berikut :

BAB

B

A

A PPJ

B

J

BD

Page 92: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Keterangan :

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya siswa kelompok atas

JB : banyaknya siswa kelompok bawah

BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

PA : proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda soal (nilai D) diklasifikasikan sebagi berikut

menurut Djemari (2005 :5) :

a) D < 0,1 : soal ditolak

b) 0,1 D 0,3 : soal direvisi

c) D > 0,3 : soal diterima

3). Penyebaran (Distribusi) Jawaban

Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya jawaban yang

tersedia. Soal pilihan jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila

penegcoh:

(a) paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes atau siswa

(b) lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang yang belum paham

materi (Depdiknas, 2009: 14)

4). Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah kemampuan suatu tes untuk

memberikan hasil yang relatif ajeg atau tetap bila digunakan pada waktu

atau tempat yang berlainan. Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus

yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (rumus KR-20) sebagai

berikut :

2

11 2

n S Σpq

n 1 Sr

Keterangan :

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

Page 93: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes (Suharsimi Arikunto, 2001 : 100-101)

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila harga rhitung > rtabel ,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen tes reliabel. Selain itu,

terdapat beberapa kriteria nilai reliabilitas sebagai berikut :

1. 0,800 ≤ r11 < 1,00 : sangat tinggi

2. 0,600 ≤ r11 < 0,800 : tinggi

3. 0,400 ≤ r11 < 0,600 : cukup

4. 0,200 ≤ r11 < 0,400 : rendah

5. 0,000 ≤ r11 < 0,200 : sangat rendah (Slameto, 2001:215)

Page 94: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 77

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Instrumen tes formatif yang disusun berjumlah 64 butir soal, dengan rincian

24 butir soal untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor, 15 butir soal untuk

materi Gravitasi, dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik berjumlah 25 butir soal.

Ketiga materi ini merupakan penjabaran dari satu Standar Kompetensi yaitu

mendeskrepsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret

(partikel). Instrumen tes ini dijabarkan dari satu kesatuan standar kompetensi agar

terjadi kesinambungan antar materi agar dapat mendukung pelaksanaan autentic

assessment.

Waktu pelakasanaan tes dilaksanakan pada hari yang berbeda sebanyak 3 kali

sesuai jumlah pokok bahasan. Untuk materi Kinematika dengan Analisis Vektor

waktu pelaksanaanya 75 menit, sedangkan Gravitasi dilaksanakan selama 45 menit,

untuk materi Gerak Harmonik pada Benda Elastik dilaksanakan selama 75 menit.

Pelaksanaan uji tes secara kualitatif dilaksanakan di Program Studi Fisika

Universitas Sebelas Maret, SMA Negeri 1 Karanganyar dan SMA Negeri 3 Surakarta.

Pelaksanaan uji kuantitatif dilaksanakan di dua SMA yang menyelenggarakan

Program Akselerasi, yaitu SMA Negeri 1 Karanganyar, dan SMA Negeri 3

Surakarta. Lokasi kedua SMA ini sangat setrategis untuk kegiatan belajar mengajar.

Kedua SMA ini dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan kedua sekolah ini masih

menerapkan pembelajaran dengan susunan materinya pada silabus sama seperti

susunan materi dari Depdiknas untuk kelas XI pada umumnya, sehingga lebih mudah

dalam pelaksanaan uji instrumen tes secara kuantitatif. Pelaksanaan ujicoba

kelompok kecil dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar dengan 24 siswa. Uji

coba kelompok besar dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta dengan jumlah siswa

56. Peserta penelitian dapat dilihat sesuai tabel 4.1.

Page 95: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4.1 Nama Sekolah dan Jumlah Peserta Tes

Nama Sekolah Jumlah Peserta

Ujicoba Pertama Ujicoba Kedua

SMA N 1 Karanganyar 24

SMA N 3 Surakarta 56

B. Hasil Penelitian

Model pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah model

prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang

harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa instrument tes untuk evaluasi

pembelajaran. Langkah langkah yang dilakukan dalam pengembangan instrumen tes

ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pendahuluan

Langkah ini adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam

pengembangan tes. Langkah ini meliputi:

a. Analisis Kebutuhan

Permasalahan pada penelitian dan pengembangan ini adalah masih

sedikitnya guru yang menggunakan instrumen evaluasi yang berkualitas baik.

Instrumen tes yang valid diperlukan agar mampu mengukur kemampuan

penguasaan materi siswa dengan akurat. Masih minimnya guru yang menggunakan

instrumen tes akurat, disebabkan karena untuk mendapatkan suatu instrumen yang

akurat diperlukan banyak sekali pengujian baik secara kualitatif maupun secara

kuantitatif yang cukup memakan waktu.

Penelitian menemukan masalah pada saat melakukan observasi di beberapa

Sekolah Menengah Atas Program Akselerasi, yaitu SMA Negeri 1 Surakarta, SMA

Negeri 3 Surakarta, dan SMA Negeri 1 Karanganyar. Wawancara dilakukan

dengan bapak Sriyanto,S.Pd selaku guru Fisika Program Akselerasi SMA Negeri 1

Surakarta, Bapak Drs.Subandrio selaku guru Fisika Program Akselerasi SMA N 3

Surakarta dan dengan Bapak Brata, M.Pd Selaku guru Fisika Program Akselerasi

Page 96: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

SMA N 1 Karanganyar. Dokumen hasil observasi dapat dilihat pada Lampiran 3.

Rata-rata guru memberikan soal evaluasi dengan menggunakan suatu instrumen

tes buatan guru sendiri yang belum teruji atau belum memenuhi standar baku suatu

tes karena belum melalui serangkaian uji tes. Selama ini kebanyakan guru

menggunakan soal yang dinilai sulit oleh guru tersebut tanpa melihat tingkat

kesulitan kognitif tes (C1-C6 Taksonomi Bloom), padahal sesuai pedoman dari

Depdiknas(2009 : 55) untuk Program Akselerasi yang pada pembelajarannya

menuntut high level thinking menuntut pula guru memberikan soal dengan tingkat

kesulitan C4 (analisis), C5(sintesis) dan C6 (evaluasi). Hal ini diperlukan agar

terjadi keseimbangan antara kecerdasan siswa, proses pembelajaran, dan

evaluasinya.

Suatu tes yang dinilai gurunya akan sulit dikerjakan siswa, bisa jadi

dianggap mudah oleh siswanya. Tes yang sulit dan ditujukan kepada sekelompok

subjek yang kemampuannya rendah, tidak akan menghasilkan akurasi. Begitu juga

sebaliknya, tes yang mudah tidak akan cocok untuk sekelompok subjek yang

kemampuannya tinggi karena tidak sesuai dengan levelnya. Jadi, tes yang baik

adalah tes yang mampu mengukur tingkat kemampuan subjek sasaran. Oleh karena

itu diperlukan adanya instrumen tes yang baku (standar) sehingga guru bisa

menggunakan instrumen tes tersebut apabila guru belum membuat instrumen tes

yang baku. Selain itu instrumen tes yang dihasilkan dari penelitian ini dapat juga

dijadikan referensi guru dalam membuat instrumen tes.

Penelitian pengembangan instrumen tes untuk kelas XI Program Akselerasi

ini tidak membutuhkan waktu yang lama seperti halnya pengembangan produk

pendidikan yang lain, karena kekhususan dari program yang dikembangkan.

b. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk

yang akan dikembangkan. Studi literatur pada penelitian ini dilakukan dengan

studi teoritik yakni mengkaji teori-teori yang relevan sehinga dapat digunakan

sebagai dasar pengembangan. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui

Page 97: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan suatu produk. Suatu

produk pendidikan kemungkinan bukan hal yang sama sekali baru. Produk sejenis

atau produk yang mirip telah dikembangkan oleh pengembang lain di tempat lain.

Hal-hal tersebut dikaji melalui studi literatur berbentuk dokumen-dokumen hasil

penelitian atau hasil evaluasi tentang pengembangan instrumen tes formatif,

tentang asesmen, dan juga tentang sekolah program Akselerasi.

2. Merencanakan Penelitian

Setelah melakukan studi pendahuluan, peneliti dapat melanjutkan langkah

kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencanaan penelitian ini disusun dalam

bentuk proposal penelitian yang meliputi kemampuan-kemampuan yang

diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan yang hendak dicapai dengan

penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian. Perencanaan penelitian

ini dilakukan dengan arahan dari pembimbing dan beberapa ahli pada saat

dilaksanakannya seminar proposal.

3. Pengembangan Desain

Langkah pengembangan desain produk pendidikan dalam penelitian ini

menggunakan alur pengembangan tes menurut Djemari Mardapi (2004:88) dalam

menyusun instrumen tes yaitu :

a. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes

yang berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang

harus dimiliki suatu tes. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut :

1). Menentukan tujuan tes

Ditinjau dari tujuannya ada empat macam tes yang banyak digunakan di

lembaga pendidikan yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes

sumatif. Pada penelitian ini , tes yang dikembangkan adalah tes formatif. Tes

formatif pada umumnya dilakukan pada akhir setiap Satuan Acara Pelajaran

(SAP) dan terutama diarahkan pada ranah kognitif siswa. Dari hasil penilaian

Page 98: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

menggunakan tes formatif guru akan melihat sejauh mana siswa telah memahami

suatu materi pelajaran yang diajarkan guru, dalam penelitian ini akan dilakukan

penyusunan (pengembangan) instrumen tes formatif Fisika untuk kelas XI

semester gasal Program Akselerasi dengan spesifikasi materi Kinematika dengan

Analisis Vektor, Gravitasi, dan Gerak Harmonik pada Benda Elastik. Tes formatif

dipilih karena dengan tes formatif dapat mendukung terlaksananya autentic

assesment , selanjutnya mampu memberikan informasi rekam jejak siswa dalam

penguasaan materi.

2). Penulisan kisi – kisi soal

Kisi – kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal

yang akan dibuat. Kisi – kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga

siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang memiliki isi dan tingkat

kesulitan relatif sama. Berikut ini adalah langkah – langkah dalam

mengembangkan kisi – kisi tes, yaitu :

a) Menentukan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi

pokok yang akan diujikan (Lampiran 1)

b) Menentukan indikator (Lampiran 4)

c) Menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan

(Lampiran 4)

Dalam pembuatan kisi-kisi dilakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan

guru sekolah Program Akselerasi kelas XI tempat dilakukannya penelitian.

3). Menentukan bentuk tes

Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan sesuai tujuan tes, jumlah

peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan

materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Penelitian ini

menggunakan bentuk tes objektif pilihan ganda karena jumlah peserta tes banyak,

sehingga waktu koreksi lebih singkat dan cakupan materinya lebih menyeluruh,

selain itu dari pihak sekolah hanya memberikan sedikit waktu untuk melakukan

Page 99: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

uji tes pada siswa mengingat waktu Program Akselerasi yang terbatas namun

dengan materi yang banyak, yaitu materi 1 semester hanya dilaksanakan 4 bulan.

4). Menentukan panjang tes

Penentuan panjang tes bedasarkan pada cakup materi ujian dan

kelelahan peserta tes. Pada umumnya tes tertulis menggunakan waktu 90-150

menit. Pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes bentuk

pilihan ganda adalah 2-3 menit untuk tiap butir soal. Pada penelitian ini dibuat tes

sebanyak 25 butir pada materi Kinematika dengan waktu 75 menit, 15 butir pada

materi Gravitasi dengan waktu 45 menit, dan 25 butir pada materi Gerak

Harmonis pada Benda Elastik dengan waktu 75 menit.

b. Menulis soal tes

Penulisan tes dilakukan setelah langkah pertama, yaitu menyusun spesifikasi

tes, dilakukan. Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi

pertanyaan – pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi

(Lampiran 4) yang telah dibuat. Soal yang telah ditulis sebelum di uji coba kualitatif

dapat dilihat di Lampiran 5.

4. Melakukan Uji Kualitatif

Pada penelitian ini, uji awal terhadap desain produk dilakukan oleh ahli,

yakni dosen pembimbing dan guru bidang studi Fisika SMA Negeri 1 Karangnyar.

Uji awal ini dilakukan dengan menganalisis secara kualitatif desain instrumen tes

yang dibuat. Analisis ini dilakukan untuk memperbaiki soal tes yang telah disusun

sehingga soal tes yang dibuat memiliki kualitas yang baik dilihat dari materi,

konstruksi, dan bahasa. Dalam penelaahan butir soal ini digunakan lembar

penelaahan berupa daftar cek.

Pada telaah dari para ahli ini poin pertama yang dikaji adalah materi. Soal

yang telah dibuat sudah sesuai dengan materi yang terdapat dalam kisi-kisi atau

belum. Pada telaah materi ini peran yang paling utama adalah guru bidang studi,

karena guru bidang studi yang memberikan materi secara langsung. Dari telaah secara

Page 100: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

materi ini semua soal sudah sesuai dengan materi, karena sebelum dilakukan

penyusunan soal dilakukan terlebih dahulu telaah materi berdasarkan silabus yang

berasal dari diknas dan dari sekolah.

Pada telaah secara kontruksi dan bahasa dari soal yang dibuat. Pada

kontruksi soal yang direvisi bervariasi penyebabnya. Secara konstruksi ada soal yang

kurang lengkap dalam penulisannya, misalnya dalam menuliskan satuan atau ada

pokok soal yang belum tercantum. Selain itu mengenai pilihan jawaban juga menjadi

bahan revisi, pilihan jawaban pada awalnya belum merupakan hasil dari penggunaan

rumus yang salah. Dengan konstruksi yang demikian pengecoh akan tidak berfungsi

dan jawaban mudah ditebak. Oleh sebab itu ,untuk pilihan jawaban dibuat dengan

memperkirakan pilihan jawaban apabila terjadi kombinasi rumus yang salah,

sehingga walaupun rumus yang digunakan salah, tetap terdapat opsi jawabannya.

Dalam hal bahasa yang ditelaah adalah tentang pemilihan kata, dan

penulisan soalnya. Kebanyakan soal yang telah dibuat banyak menimbulkan

penafsiran yang berbeda dengan maksud soal sebenarnya dan agak membingungkan

siswa oleh karena itu perlu diperbaiki.

Diskripsi telaah soal secara kualitatif dapat dilihat di Lampiran 6 dan

Lembar validasi ahli di Lampiran 7. Dari hasil telaah kualitatif di dapatkan hasil

sesuai Tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2. Hasil Telaah Kualitatif Desain Soal

Instrumen tes Soal yang harus direvisi

Kinematika dengan Analisis Vektor (Paket 1) 1,7,10,13,16,17,24

Gravitasi (Paket 2) 8,11,14,15

Gerak Harmonik pada benda Elastik (Paket 3) 15

Page 101: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

5. Melakukan Revisi Soal Hasil Telaah Kualitatif

Revisi instrumen tes hasil telaah kualitatif dilakukan dengan berdasarkan

koreksi dari ahli yang mencakup aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Dalam

pelaksanaannya revisi instrumen tes ini dilakukan dengan saran dari para ahli. Revisi

akan terus dilakukan sampai para ahli menilai instrumen tes tersebut layak untuk

diujicobakan. Instrumen tes hasil revisi dan merupakan soal uji kelompok kecil dapat

dilihat di Lampiran 6.

6. Melaksanakan Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan setelah instrumen tes yang telah dibuat

mendapat persetujuan untuk diujicobakan dari para ahli. Ujicoba ini dilakukan untuk

mendapatkan data empiris awal tentang kualitas tes. Soal yang dibuat ini

menggunakan teori tes klasik yaitu tes yang hasil tesnya tergantung pada kemampuan

siswanya. Instrumen tes pada saat diujikan pada siswa yang kemampuannya rendah

maka taraf kesukaran soal seharusnya bernilai rendah/soal tergolong sulit dan

sebaliknya apabila soal diujikan pada siswa dengan kemampuan yang tinggi maka

taraf kesukaran soal seharusnya menjadi tinggi/soal tergolong mudah. Dalam

pembuatan soal ini dispesifikkan untuk mengevaluasi pemahaman materi siswa

program akselerasi, sehingga kemampuan siswanya homogen yang tergolong siswa

CIBI. Untuk tes formatif digunakan tes dengan tingkat kesukaran sedang. Soal yang

telah dibuat, dirancang dengan jenjang tingkat kemampuan kognitif siswa C4-C5-C6

(high level thinking). Ujicoba kelompok kecil dilakukan di SMA Negeri 1

Karanganyar dengan subyek coba 24 siswa kelas XI Program Akselerasi.

Setelah ujicoba tes kelompok kecil dilakukan, hasil tes kemudian dianalisis

secara kuantitatif menggunakan program microsof excel untuk mengetahui reliabilitas

tes, tingkat kesukaran item soal, daya beda soal, dan efektifitas distraktor tiap item

soal. Hasil analisis secara kuantitatif dapat dilihat di Lampiran 8. Dari analisis

kuantitatif ujicoba kelompok kecil di SMA Negeri 1 Karanganyar didapatkan hasil

sebagai berikut :

Page 102: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

a. Reliabilitas Instrumen tes

Reliabilitas dihitung dengan rumus Kuder Richardson 20 atau KR-20. Kriteria

realibilitas yang digunakan dalan menganalisis instrumen tes yang dibuat berdasarkan

kriteria reliabilitas dari Slameto (2001:215) yaitu kriteria sangat tinggi untuk

reliabilitas 0,800 ≤ r11 < 1,00 , tinggi untuk reliabilitas 0,600 ≤ r11 < 0,800, cukup

tinggi untuk reliabilitas 0,400 ≤ r11 < 0,600 , rendah untuk reliabilitas 0,200 ≤ r11 <

0,400 ,dan sangat rendah untuk reliabilitas 0,000 ≤ r11 < 0,200. Semakin tinggi

reliabilitas suatu tes, menunjukkan bahwa tes tersebut semakin ajeg dalam mengukur

kemampuan siswa, artinya tes tersebut memberikan hasil yang relatife tidak berbeda

apabila di lakukan tes pada subyek yang sama meskipun dalam waktu yang berbeda.

Hasil analisis reliabilitas uji kelompok kecil dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Uji Kelompok Kecil.

Instrumen Tes Reliabilitas Kriteria Reliabilitas

Kinematika dengan Analisis Vektor (Paket 1) 0.69398 Tinggi

Gravitasi (Paket 2) 0.62755102 Tinggi

Gerak Harmonik pada Benda Elastik (Paket 3) 0.769453 Tinggi

Dari hasil analisis reliabilitas tes didapatkan hasil instrumen tes paket 1 memiliki

niliai reliabilitas 0.69398 atau kriteria tinggi, paket 2 memiliki nilai reliabilitas

0.62755102 atau kriteria tinggi, dan paket 3 memiliki nilai 0.769453 atau kriteria

tinggi. Ketiga paket instrumen tes yang dibuat memiliki kriteria tinggi yang berarti

memiliki konsistensi yang tinggi dalam mengukur kemampuan siswa yang sama,

meskipun diujikan dalam waktu yang berbeda.

b. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi siswa yang

menjawab betul suatu soal (Slameto,2001:215). Makin besar tingkat kesukaran

berarti soal itu makin mudah demikian juga sebaliknya yaitu makin rendah tingkat

kesukaran berarti soal itu makin sukar. Menurut Suharsimi Arikunto (2001 : 207),

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak teralu sulit”. Oleh

karena itu, dapat dinyatakan bahwa soal yang baik adalah soal dengan taraf kesukaran

Page 103: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

yang sedang.Tingkat kesukaran item tes dihitung dengan menggunakan rumus Du

Bois, yaitu

. Perhitungan analisis tingkat kesukaran item tes berada pada

Lampiran 7. Ada beberapa klasifikasi tingkat kesukaran suatu tes menurut Allen &

Yen (1979 :120), yaitu suatu soal termasuk dalam kategori sukar jika P kurang dari

0,30, suatu soal termasuk dalam kategori sedang jika tingkat kesukaran soal berada

pada interval 0,30 sampai 0,70, dan termasuk kategori soal mudah jika nilai tingkat

kesukaran soal lebih dari 0,70. Hasil analisis kuantitatif instrumen tes dari hasil uji

coba kelompok kecil dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes.

No Instrumen Tes Kriteria

Tingkat Kesukaran

Nomer Soal Jumlah

1 Kinematika dengan Analisis Vektor

(Paket 1)

Sukar 19,20 2

Sedang 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

13,14,15,16,17,18,21,22,

23,24

21

Mudah 1 1

2. Gravitasi (Paket 2) Sukar - 0

Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,

12,13,14,15

15

Mudah - 0

3. Gerak Harmonik pada Benda Elastik

(Paket 3)

Sukar 18 1

Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,

12,13,14,15,16,17,19,20,

21,22,23,24,25

24

Mudah - 0

Dari hasil analisis instrumen tes secara kuantitatif didapatkan hasil bahwa tuntuk

materi Paket 1 terdapat 2 soal tergolong mudah, 21 soal tergolong sedang, dan 1 soal

tergolong mudah. Pada Paket 2 semua soal tergolong sedang. Pada Paket 3 terdapat 1

soal tergolong sukar, 24 soal tergolong sedang, dan tidak terdapat soal yang tergolong

mudah. Hasil analisis tingkat kesukaran tes ini kemudian akan dipadukan dengan

hasil analisis daya pembeda item tes, dan efektivitas distraktor untuk melihat kualitas

tiap-tiap soal, setelah itu akan diambil keputusan mana soal yang diterima, direvisi,

dan ditolak.

Page 104: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dalam pembuatan instrumen tes ini, soal yang akan dipertahankan adalah soal

dengan tingkat kesukaran sedang. Hal ini disebabkan karena tujuan dari pembuatan

instrumen tes ini adalah untuk keperluan pegukuran hasil belajar (kompetensi)

sehingga soal yang dianggap baik adalah yang termasuk kategori sedang. Keputusan

ini diambil berdasarkan teori Allen & Yen (1979 :121) dalam Elvin &Surantoro

(2010:185) yang menyatakan “…soal yang terlalu atau cenderung mudah lebih tepat

digunakan untuk diagnostik, sedangkan soal yang terlalu sulit atau cenderung sulit

lebih tepat digunakan untuk tes seleksi. Oleh karena itu untuk keperluan tes yang

mengukur hasil belajar (kompetensi) siswa tertentu akan dianggap baik bila termasuk

dalam interval soal yang sedang “.

c. Daya Beda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai

kemampuan rendah. Daya beda instrumen tes ini dilakukan dengan rumus indeks

diskriminasi yaitu dengan menghitung perbedaan proporsi kelas atas yang menjawab

benar dengan proporsi kelas bawah yang menjawab benar. Untuk menghitung daya

pembeda setiap soal, dapat digunakan rumusan menurut Azwar (2007 :138) yaitu

. Dimana niT merupakan jumlah siswa yang menjawab benar dari

kelompok atas, NT merupakan jumlah siswa pada kelompok atas, niR merupakan

jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok bawah, NR merupakan jumlah

siswa pada kelompok bawah. Kelompok atas dan kelompok bawah dibagi dengan

terlebih dahulu menghitung skor siswa kemudian mengurutkannya berdasarkan

peringkat siswa. Setelah didapatkan peringkat siswa dan diurutkan berdasarkan

peringkatnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok, peringkat 1-12 masuk dalam

kelompok atas, dan 13-24 masuk dalam kelompok bawah. Perhitungan analisis daya

beda soal dapat dilihat di Lampiran 8.

Nilai daya beda soal dapat dikategorikan menjadi beberapa menurut

Djemari (2005 :5), yaitu soal yang memiliki D < 0,1 ditolak, soal yang direvisi

Page 105: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

memiliki daya beda 0,1 D 0,3, dan soal yang diterima memiliki daya beda D >

0,3. Hasil analisis daya beda instrumen tes ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4.Hasil Analisis Daya Beda Instrumen Tes

No Instrumen Tes Kriteria

Daya Beda

Nomer Soal Jumlah

1 Kinematika dengan Analisis

Vektor (Paket 1)

Diterima 2,3,4,5,6,7,9,11,14,16,

21

11

Direvisi 1,8,12,17,18,20,22,23,24 9

Ditolak 10,13,15,19 4

2. Gravitasi (Paket 2) Diterima 1,2,3,4,5,6,7,11,12,13,14,

15

12

Direvisi 8,9,10 3

Ditolak - -

3. Gerak Harmonik pada Benda

Elastik

(Paket 3)

Diterima 1,3,4,5,6,8,9,11,12,13,14,

15,16,17,18,19,20,21,22,23,

24,25

22

Direvisi 2,10, 2

Ditolak 7 1

Dari hasil analisis kuantitatif terdapat 11 soal diterima, 9 soal direvisi, dan 4 soal

ditolak pada paket 1. Pada paket 2 terdapat 12 soal diterima dan 3 soal direvisi,

sedangkan pada paket 3 tedapat 22 soal diterima, 2 soal direvisi, dan 1 soal ditolak.

Hasil analisis daya beda ini kemudian akan dianalisis dengan tingkat kesukaran,

efektifitas distraktor, dan reliabilitasnya untuk mengetahui keterterimaannya.

d. Efektifitas Distraktor

Efektifitas distraktor merupakan seberapa baik pilihan jawaban salah yang

tersedia dapat mengecoh peserta tes yang tidak mengetahui kenci jawaban yang

tersedia. Semakin banyak suatu jawaban salah dipillih maka semakin baik pula

pengecoh menjalankan tugasnya. Menurut Azwar (2007 :142) efektifitas distraktor

dapat dilihat dari dua criteria, yaitu; (a) distraktor dipilih oleh peserta tes dari

Page 106: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

kelompok rendah, dan (b) pemilih distraktor tersebar relatif proporsional pada

masing-masing distraktor yang ada. Menurut Suharsimi (2001 : 211) soal pilihan

jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh : (1) paling tidak

dipilih oleh 5 % peserta tes atau siswa ,dan (2) lebih banyak dipilih oleh kelompok

siswa yang yang belum paham materi.

Pada uji kelompok kecil ini peserta tes ada 24 orang siswa, jadi 5 % dari 24

siswa adalah 1.2, berarti dalam tes ini suati distraktor dapat dikatakan efektif

apabila dipilih minimal dua orang. Distraktor yang baik terutama dipilih dari

kelompok bawah, akan tetapi distraktor kurang maksimal jika hanya dipilih oleh

kelompok bawah saja, sebaiknya dipilih pula oleh kelompok atas. Distraktor

sebaiknya dipilih lebih banyak oleh kelompok bawah, jika dipilih lebih banyak

oleh kelompok atas maka berarti distraktor tersebut menyesatkan dan sebaiknya

diganti dengan distraktor lain. Distraktor dikatakan berfungsi apabila semua

distraktor pada tiap soal berfungsi baik, apabila dalam satu soal ada distraktor yang

belum berfungsi,atau menyesatkan maka distraktor pada soal tersebut dikatakan

belum maksimal berfungsi maka distraktor tersebut sebaiknya direvisi. Penyebaran

distraktor dapat dilihat di Lampiran 8. Tabel 4.5 menunjukkan hasil rekapitulasi

efektifitas distraktor.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Efektifitas Distraktor

No Instrumen Tes Kriteria

Efektifitas

Distraktor

Nomer Soal Jumlah

1 Kinematika dengan Analisis Vektor

(Paket 1)

Berfungsi 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,

15,16,17,18,19,20,21,22,23,24

23

Belum

maksimal

1 1

2. Gravitasi (Paket 2) Berfungsi 1,2,3,5,6,7,8,10,11,12,13,

14,15

13

Belum

maksimal

4,9 2

3. Gerak Harmonik pada Benda Elastik

(Paket 3)

Berfungsi 1,3,4,6,10,11,12,14,15,16,

17,18,19,20,21,22,23,24,25

19

Belum

maksimal

2,5,7,8,9,13 6

Page 107: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Dari 64 soal yang telah dibuat terdapat 55 soal yang sudah memiliki distraktor

yang telah berfungsi baik, dan 9 soal yang distraktornya belum maksimal. Soal

yang distraktornya belum maksimal sebaiknya direvisi sebelum digunakan untuk

ujicoba selanjutnya.

Setelah didapatkan hasil analisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda,

dan efektifitas distraktor, kemudian dari masing-masing soal diputuskanlah soal yang

sudah baik, dan soal yang perlu direvisi, atau soal mana yang ditolak sehingga perlu

diganti dengan soal yang baru. Menurut Elvin & Surantoro (2010 :187) suatu soal

dapat dimasukkan dalam kriteria soal diterima, direvisi, atau ditolak jika memenuhi

kriteria keputusan untuk penilaian item soal sebagai berikut : (1) item soal diterima,

apabila karakteristik item soal memenuhi semua kriteria. Item soal yang terlalu sukar

atau terlalu mudah, tetapi memiliki daya beda dan distribusi pengecoh item yang

memenuhi criteria, butir soal tersebut dapat diterima atau dipilih; (2) item soal

direvisi, apabila salah satu atau lebih dari ketiga criteria karakteristik item soal tidak

memenuhi kriteria ; (3) item soal ditolak, jika item soal memiliki karakteristik yang

tidak memnuhi semua kriteria.

Dari 64 soal yang telah dibuat didapatkan 40 soal ddikatakan berkualitas baik

atau diterimma dan 24 soal direvisi. Perinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.6 .

Tabel 4.6. Rincian Hasil Analisis Kuantitatif Uji Kelompok Kecil

Instrumen tes Kriteria Nomer Soal Jumlah

Kinematika dengan Analisis Vektor

(Paket 1)

Soal yang diterima 2,5,6,8,9,11,14,16,22,23 10

Soal yang direvisi 1,3,4,7,10,12,13,15,17

18,19,20,21,24

14

Soal yang ditolak - -

Gravitasi (Paket 2) Soal yang diterima 1,2,3,5,6,7,11,12,13,14,

15

11

Soal yang direvisi 4,8,9,10 4

Soal yang ditolak - -

Gerak Harmonik pada Benda Elastik

(Paket 3)

Soal yang diterima 1,3,4,6,10,11,12,14,15,

16,17,18,19,20,21,22,23,24,

25

19

Soal yang direvisi 2,5,7,8,9,13 6

Soal yang ditolak - -

Page 108: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

7. Melaksanakan Revisi Hasil Uji Kelompok Kecil

Setelah dilakukan uji kelompok kecil dan dilakukan analisis secara kuantitatif

mengenai reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas distraktor

kemudian dilakukanlah revisi terhadap soal yang belum baik kualitasnya. Soal yang

harus direvisi berjumlah 24 item. Revisi soal dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan analisis kemungkinan faktor yang menyebabkan soal harus direvisi.

Revisi soal dilakukan dengan masukan dari ahli evaluasi, ahli materi, dan guru Fisika

SMA Negeri 3 Surakarta. Dalam pembuatan instrumen ini tidak menggunakan ahli

bahasa secara khusus karena aspek kebahasaan soal sudah sekaligus masuk dalam

penelaahan ketiga ahli tersebut. Revisi soal selesai setelah para ahli menilai soal yang

direvisis layak untuk digunakan untuk ujicoba selanjutnya. Hasil revisi dapat dilihat

di Lampiran 9 dan soal uji kelompok besar dapat dilihat di Lampiran 10.

8. Melaksanakan Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan di kelas XI Program Akselerasi SMA

Negeri 3 Surakarta dengan subyek coba 56 siswa. Uji coba kelompok besar ini hanya

dilakukan di SMA N 3 Surakarta, karena di SMA N 3 Surakarta masih digunakan

susunan materi yang sama sesuai dengan pedoman untuk kelas XI dari Depdiknas.

Tidak semua sekolah Program Akselerasi masih mengikuti pedoman susunan materi

dari Depdiknas, ada materi yang seharusnya diajarkan di kelas XI tetapi diajarkan di

kelas X. Hal ini menyebabkan kesulitan menentukan waktu ujicoba jika melihat

jadwal siswa akselerasi sendiri yang sudah sangat padat selain itu juga kurang

maksimal karena materi tersebut sudah sangat lama dipelajari oleh siswa,

kemungkinan besar banyak siswa yang sudah lupa dengan materi tersebut.

Seandainya tetap dilakukan ujicoba bisa dilakukan di siang hari setelah pulang

sekolah, dan siswa terlebih dahulu diberi tahu bahwa akan dilakukan tes, tetapi

kemungkinan besar mood siswa untuk mengerjakan akan berkurang karena harus

belajar lagi materi yang bukan menjadi beban belajar di kelas XI.

Page 109: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Uji coba kelompok besar dilakukan untuk mendapatkan data empiris tentang

kualitas soal, setelah melalui beberapa tahap. Berikut ini adalah hasil analisis uji

kelompok besar secara kuantitatif soal :

a. Reliabilitas Instrumen Tes

Sama halnya dengan analisis kuantitatif pada uji coba kelompok kecil

reliabilitas dihitung dengan rumus Kuder Richardson 20 atau KR-20. Kriteria

reliabilitas yang digunakan dalan menganalisis instrumen tes adalah kriteria

reliabilitas dari Slameto (2001 :215) yaitu kriteria sangat tinggi untuk reliabilitas

0,800 ≤ r11 < 1,00 , tinggi untuk reliabilitas 0,600 ≤ r11 < 0,800, cukup tinggi

untuk reliabilitas 0,400 ≤ r11 < 0,600, rendah untuk reliabilitas 0,200 ≤ r11 <

0,400 ,dan sangat rendah untuk reliabilitas 0,000 ≤ r11 < 0,200. Semakin tinggi

reliabilitas suatu tes, menunjukkan bahwa tes tersebut semakin ajeg dalam

mengukur kemampuan siswa, artinya tes tersebut memberikan hasil yang relatif

tidak berbeda apabila tes dilakukan pada subyek yang sama dalam waktu yang

berbeda. Hasil analisis reliabilitas uji kelompok besar dapat dilihat pada Tabel 4.7,

sedangkan perhitungannya dapat dilihat di Lampiran 13.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Uji Kelompok Kecil.

Instrumen Tes Reliabilitas Kriteria Reliabilitas

Kinematika dengan Analisis Vektor (Paket 1) 0.810701

Sangat tinggi

Gravitasi (Paket 2) 0.6844

Tinggi

Gerak Harmonik pada Benda Elastik (Paket 3) 0.824764

Sangat tinggi

Dari hasil analisis reliabilitas tes didapatkan hasil instrumen tes paket 1 memiliki

niliai reliabilitas 0.810701 atau kriteria sangat tinggi, paket 2 memiliki nilai

reliabilitas 0.6844 atau kriteria tinggi, dan paket 3 memiliki nilai 0.824764 atau

kriteria sangat tinggi. Paket instrumen tes yang dibuat memiliki kriteria

reliabilitas yang berbeda paket 1, dan 3 dengan kriteria sangat tinggi, sedangkan

paket 2 memiliki kriteria tinggi dari kriteria-kriteria ini dapat disimpulkan bahwa

Page 110: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

instrument tes yang dibuati memiliki konsistensi yang tinggi dalam mengukur

kemampuan siswa yang sama, meskipun diujikan dalam waktu yang berbeda.

b. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran item tes dihitung dengan menggunakan rumus Du Bois,

yaitu

. Perhitungan analisis tingkat kesukaran item tes dapat dilihat pada

lampiran 7. Ada beberapa klasifikasi tingkat kesukaran suatu tes menurut Allen &

Yen (1979 :120), yaitu suatu soal termasuk dalam kategori sukar jika P kurang

dari 0,30, suatu soal termasuk dalam kategori sedang jika tingkat kesukaran soal

berada pada interval 0,30 sampai 0,70, dan termasuk kategori soal mudah jika nilai

tingkat kesukaran soal lebih dari 0,70. Hasil analisis kuantitatif tingkat kesukaran

instrumen tes dari hasil uji coba kelompok besar dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan

perhitungan pada Lampiran 13.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes.

No Instrumen Tes Kriteria

Tingkat Kesukaran

Nomer Soal Jumlah

1 Kinematika dengan Analisis Vektor

(Paket 1)

Sukar - 0

Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,

12,13,14,15,16,17,18,19

20,21,22,23,24

24

Mudah - 0

2. Gravitasi (Paket 2) Sukar - 0

Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,

12,13,14,15

15

Mudah - 0

3. Gerak Harmonik pada Benda Elastik

(Paket 3)

Sukar - 0

Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,

12,13,14,15,16,17,18,19

20,21,22,23,24,25

25

Mudah - 0

Dari hasil analisis instrumen tes secara kuantitatif didapatkan hasil bahwa tuntuk

materi Paket 1 24 soal tergolong sedang dan tidak ada soal yang tergolong sukar

Page 111: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

atau mudah. Pada Paket 2 tidak ada soal yang tergolong mudah atau sukar. Pada

Paket 3 semua soal tergolong sedang. Dari tingkat kesukaran item tes ini semua

soal tergolong criteria sedang, hal ini menunjukkan bahwa item tes yang dibuat

sudah tepat jika ditujukan untuk mengukur hasil belajar siswa.

c. Daya Beda

Daya beda instrumen tes ini dilakukan dengan rumus indeks

diskriminasi yaitu dengan menghitung perbedaan proporsi kelas atas yang

menjawab benar dengan proporsi kelas bawah yang menjawab benar. Untuk

menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumusan menurut Azwar

(2007 :138) yaitu

. Dimana niT merupakan jumlah siswa yang

menjawab benar dari kelompok atas, NT merupakan jumlah siswa pada kelompok

atas, niR merupakan jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok bawah,

NR merupakan jumlah siswa pada kelompok bawah. Kelompok atas dan kelompok

bawah dibagi dengan terlebih dahulu menghitung skor siswa kemudian

mengurutkannya berdasarkan peringkat siswa. Setelah didapatkan peringkat siswa

dan diurutkan berdasarkan peringkatnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok,

peringkat 1-28 masuk dalam kelompok atas, dan 29-56 masuk dalam kelompok

bawah. Perhitungan analisis daya beda soal dapat dilihat di lampiran 13.

Nilai daya beda soal dapat dikategorikan menjadi beberapa menurut

Djemari (2005 :5), yaitu soal yang memiliki D < 0,1 ditolak, soal yang direvisi

memiliki daya beda 0,1 D 0,3, dan soal yang diterima memiliki daya beda D >

0,3 . Hasil analisis daya beda instrumen tes ini dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Page 112: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 4.8.Hasil Analisis Daya Beda Instrumen Tes

No Instrumen Tes Kriteria

Daya Beda

Nomer Soal Jumlah

1 Kinematika dengan Analisis Vektor

(Paket 1)

Diterima 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

,14,15,16,17,18,19,20,21,22,

23, 24

24

Direvisi - 0

Ditolak - 0

2. Gravitasi (Paket 2) Diterima 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

,14,15

15

Direvisi - 0

Ditolak - 0

3. Gerak Harmonik pada Benda Elastik

(Paket 3)

Diterima 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

,14,15,16,17,18,19,20,21,22,

23,24,25

25

Direvisi - 0

Ditolak - 0

Dari hasil analisis kuantitatif dapat diketahui bahwa semua soal yang diujikan pada

uji kelompok besar ini memiliki criteria daya beda diterima. Kriteria diterima

menunjukkan soal tersebut sudah mampu membedakan kemampuan siswa

kelompok atas dan siswa kelompok bawah.

d. Efektifitas Distraktor

Efektifitas distraktor merupakan kriteria seberapa baik pilihan jawaban

salah yang tersedia dapat mengecoh peserta tes yang tidak mengetahui kunci

jawaban yang tersedia. Semakin banyak suatu jawaban salah dipillih maka

semakin baik pula pengecoh menjalankan tugasnya. Menurut Azwar (2007 :142)

efektifitas distraktor dapat dilihat dari dua kriteria, yaitu; (a) distraktor dipilih oleh

peserta tes dari kelompok rendah, dan (b) pemilih distraktor tersebar relatif

proporsional pada masing-masing distraktor yang ada. Menurut Suharsimi (2001 :

211) soal pilihan jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh

Page 113: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

: (1) paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes atau siswa ,dan (2) lebih banyak

dipilih oleh kelompok siswa yang yang belum paham materi.

Pada uji kelompok kecil ini peserta tes ada 56 orang siswa, jadi 5 % dari 56

siswa adalah 2.8, berarti dalam tes ini suatu distraktor dapat dikatakan efektif

apabila dipilih minimal 3 orang, terutama dari kelompok bawah, akan tetapi

distraktor kurang maksimal jika hanya dipilih oleh kelompok bawah saja,

sebaiknya dipilih pula oleh kelompok atas. Distraktor sebaiknya dipilih lebih

banyak oleh kelompok bawah, jika dipilih lebih banyak oleh kelompok atas maka

distraktor tersebut menyesatkan dan sebaiknya diganti dengan distraktor lain.

Distraktor dikatakan berfungsi apabila semua distraktor pada tiap soal berfungsi

baik, apabila dalam satu soal ada distraktor yang belum berfungsi,atau

menyesatkan maka distraktor pada soal tersebut dikatakan belum maksimal

berfungsi sebaiknya distraktor tersebut direvisi. Penyebaran distraktor dapat dilihat

di Lampiran 13. Tabel 4.9 menunjukkan hasil rekapitulasi efektifitas distraktor.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisis Efektifitas Distraktor

No Instrumen Tes Kriteria

Efektifitas

Distraktor

Nomer Soal Jumlah

1 Kinematika dengan Analisis Vektor

(Paket 1)

Berfungsi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,

14,15,16,17,18,19,20,21,22,2

3,24,25

24

Belum

maksimal

- 0

2. Gravitasi (Paket 2) Berfungsi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,

14,15

15

Belum

maksimal

- 0

3. Gerak Harmonik pada Benda Elastik

(Paket 3)

Berfungsi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

13,14,15,16,17,18,19,20,21,2

2,23,24,25

25

Belum

maksimal

- 0

Page 114: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Dari hasil analisis efektifitas distraktor dapat diketahui bahwa semua distraktor

sudah berfungsi dengan baik.

Setelah didapatkan hasil analisis reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda,

dan efektifitas distraktor, kemudian dari masing-masing soal diputuskanlah soal yang

sudah baik, dan soal yang perlu direvisi, atau soal mana yang ditolak sehingga perlu

diganti dengan soal yang baru. Menurut Elvin & Surantoro (2010 :187) suatu soal

dapat dimasukkan dalam kriteria soal diterima, direvisi, atau ditolak jika memenuhi

kriteria keputusan untuk penilaian item soal sebagai berikut : (1) item soal diterima,

apabila karakteristik item soal memenuhi semua criteria. Item soal yang terlalu sukar

atau terlalu mudah, tetapi memiliki daya beda dan distribusi pengecoh item yang

memenuhi kriteria, butir soal tersebut dapat diterima atau dipilih; (2) item soal

direvisi, apabila salah satu atau lebih dari ketiga kriteria karakteristik item soal tidak

memenuhi kriteria ; (3) item soal ditolak, jika item soal memiliki karakteristik yang

tidak memnuhi semua kriteria.

Dari 64 soal yang telah dibuat didapatkan bahwa semua soal dikatakan

berkualitas baik atau diterima. Perinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.8 .

Instrumen tes Kriteria Nomer Soal Jumlah

Kinematika dengan Analisis Vektor

(Paket 1)

Diterima 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25

24

Direvisi - 0

Ditolak - 0

Gravitasi (Paket 2) Diterima 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,

15

15

Direvisi - 0

Ditolak - 0

Gerak Harmonik pada Benda Elastik

(Paket 3)

Diterima 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15

16,17,18,19,20,21,22,23,24,25

25

Direvisi - 0

Ditolak - 0

. Berdasarkan prinsip pelaksanaan penilaian otentik instrumen tes formatif

yang disusun sudah mampu untuk mendukung pelaksanaan penilaian otentik karena

Page 115: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dengan adanya tes formatif yang dilaksanakan sebanyak 3 kali dapat dilihat kemajuan

perkembangan belajar siswa, apakah naik atau turun (prinsip Keeping track). Selain

itu hasil dari tes formatif yang dilaksanakan mampu menunjukkan ketercapaian

kemampuan peserta didik karena dari skor yang dihasilkan dapat dilihat apakah nilai

siswa mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) atau tidak (prinsip Checking

Up) . Tes formatif ini digunakan diakhir suatu pokok materi, dari hasil tes tersebut

dapat dilihat rata-rata nilai siswa apabila masih banyak yang mendapat nilai di bawah

KKM dapat sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran (prinsip

Finding Out). Tes formatif yang disusun merupakan penjabaran dari suatu Standar

Kompetensi, dari 3 kali tes tersebut dapat diambil kesimpulan sementara (melalui

rata-rata skor tes formatif) apakah siswa tersebut sudah mencapai KKM atau belum

(prinsip Summing Up).

Penilaian otentik memiliki beberapa karakteristik, yaitu : 1) penilaian

merupakan bagian dari proses pembelajaran. 2) penilaian mencerminkan hasil proses

belajar pada kehidupan nyata. 3) menggunakan bermacam-macam instrumen,

pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman

belajar. 4) penilaian harus bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua

aspek dari tujuan pembelajaran. Dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa

instrumen tes yang disusun mampu mendukung pelaksanaan penilaian otentik

meskipun tidak semua karakteristik tetapi hanya pada karakteristik nomor satu dan

empat, karena pada penilaian otentik yang menilai proses pembelajaran memerlukan

banyak metode yang tidak hanya paper and pencil (bentuk tes) tetapi juga hasil karya

(product), penugasan (project), unjuk kerja (performance), dan kumpulan hasil kerja

(portofolio).

Page 116: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data secara kualitatif dan secara kuantitatif hasil

penelitian mengenai pengembangan instrumen tes formatif kelas XI Program

Akselerasi adalah :

1. Tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi

disusun berdasarkan Standar Kompetensi “Mendeskripsikan gejala alam dalam

cakupan mekanika klasik system diskret (partikel) sehingga mampu

mendukung pelaksanaan authentic assessment jenis paper and pencil karena

ketersinambungan materinya .

2. Tes formatif pilihan ganda untuk kelas XI semester gasal Program Akselerasi

telah memenuhi kriteria kualitatif suatu instrumen yang baku karena telah

ditelaah oleh ahli evaluasi, ahli bahasa, dan ahli materi dan memenuhi kriteria

baik pada aspek konstruksi soal, materi dan bahasa.

3. Tes Fisika yang dikembangkan memenuhi kriteria baik secara kualitatif

karena telah ditelaah oleh tim ahli. Secara kuantitatif memiliki reliabilitas soal

yaitu 0,810701 untuk Paket 1 yang tergolong sangat tinggi, Paket 2 0,6844

yang tergolong tinggi , dan paket 3 0,824764 yang tergolong sangat tinggi.

Daya beda soal diterima, yaitu D > 0,3, taraf kesukaran sedang yaitu 0,3 ≤ P ≤

0,7, dan pengecoh yang berfungsi dengan baik.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis secara kualitatif dan kuantitatif penelitian

pengembangan tes formatif kelas XI pilihan ganda untuk Program Akselerasi ini

memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut.

1. Penyusunan tes memerlukan waktu yang lama karena penyusunan instrumen

tes pilihan ganda tidak semudah penyusunan tes uraian. Tester dituntut untuk

kreatif memikirkan kemungkinan pilihan jawaban sehingga distraktor

berfungsi dengan baik.

Page 117: PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FORMATIF FISIKA …... · materi Kinematika dengan Analisis Vektor, Gravitasi dan Gerak Harmonik pada ... dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2. Penyusunan instrumen tes dikembangkan untuk kelas khusus yaitu Program

Akselerasi sehingga subyek cobanya sangat terbatas karena di daerah

Surakarta dan sekitarnya hanya sekolah tertentu yang membuka kelas Program

Akselerasi.

3. Penyusunan instrumen tes terbatas pada penyusunan instrumen tes untuk

mendukung penilaian otentik jenis paper and pencil saja.

C. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan

Produk Lebih Lanjut

Berdasarkan hasil analisis secara kualitatif dan kuantitatif penelitian

pengembangan tes formatif kelas XI pilihan ganda untuk Program Akselerasi ini

memiliki saran pemanfaatan dan pengembangan produk lebih lanjut adalah

sebagai berikut .

1. Saran Pemanfaatan

Tes yang sudah diujicobakan dan dianalisis ini dapat dimanfaatkan

sebagai bank soal .

2. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Dari instrumen tes formatif kelas XI Program Akselerasi dapat dikembangkan

produk lebih lanjut, yaitu sebagai berikut :

a. Dilakukan pengembangan soal tes formatif untuk materi lain, dan jenjang

kelas yang lain, yaitu kelas X, dan kelas XII.

b. Dilakukan pengembangan instrumen penilaian otentik tidak hanya jenis

paper and pencil tetapi juga jenis yang lain.

c. Uji Coba tes sebaiknya dikembangkan untuk subyek coba yang lebih

banyak, agar didapatkan hasil yang lebih baik lagi.