11
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1,Juli 2013 65 KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN LUMAJANG Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia Telp 0341-567886 e-mail: [email protected] ABSTRAK Kawasan Agropolitan Seroja merupakan kawasan strategis ekonomi Kabupaten Lumajang. Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja bertujuan untuk mengembangkan agribisnis yang berwawasan lingkungan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing, mendayagunakan sumber daya, meningkatkan pendapatan masyarakat dan PDRB, serta melakukan re-positioning pemasaran di tingkat nasional dan global. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik Kawasan Agropolitan Seroja, mengetahui perkembangan Kawasan Agropolitan Seroja, serta menyusun strategi dan arahan pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis kebijakan, analisis potensi ekonomi, analisis kesesuaian lahan, analisis penentuan komoditas unggulan, analisis linkage sistem, analisis kelembagaan, analisis partisipatif, analisis evaluasi kawasan terhadap konsep kawasan agropolitan, analisis potensi masalah, dan analisis SWOT. Bila dilihat dari hasil penelitian, terdapat 3 komoditas unggulan yang baik untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Seroja yaitu komoditas pisang, komoditas durian, dan komoditas sukun. Komoditas pisang dalam pelaksanaan sistem agribisnis dapat dikatakan telah berjalan dengan baik dan berkembang dengan disertai dukungan pemerintah. Komoditas durian dan komoditas sukun belum mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam pengembangannya. Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja secara berkelanjutan membutuhkan strategi dan arahan berupa, pengembangan sub sistem agribisnis sesuai komoditas unggulan, arahan tata ruang Kawasan Agropolitan Seroja, pengembangan sistem usaha tani konservasi di pegunungan, pengembangan infrastuktur pendukung agropolitan, serta pengembangan sumber daya manusia. Kata Kunci : Evaluasi, Pengembangan, Agropolitan. ABSTRACT Seroja’s Agropolitan Region is an economic’s strategic area of Lumajang Regency. Seroja’s Agropolitan Region development aims to develop agribusiness that environmentally sound, increase added value and competitiveness, leverage resources, increase household incomes and GDP, as well as re-positioning of marketing at the national and global. Based on this background, the purpose of this research was to identify the characteristics of the Seroja’s Agropolitan Region, determine the development of Seroja’s Agropolitan Region, and creates strategy and direction of Seroja’s Agropolitan Region development. The analysis uses descriptive method, policy analysis, economic potential analysis, suitability of land analysis, determination of commodities analysis, linkage system analysis, institutional analysis, participatory analysis, region evaluation of the agropolitan region concept analysis, the analysis of potential problems, and SWOT analysis. When viewed from the research results, there are 3 good commodities to be developed in Seroja’s Agropolitan Region that are banana commodity, durian commodity, and breadfruit commodity. Banana commodity in the implementation of the agribusiness system can be said to have run well and developed with government support. Durian commodity and breadfruit haven’t received support from the Regional Government of Lumajang Regency. Seroja’s Agropolitan Region sustainable development requires a strategy and direction such as development of appropriate sub-systems agrobusiness commodities, spatial direction of Seroja’s Agropolitan Region, development of conservation farming systems in the mountains, development of supporting infrastructure agropolitan, and human resource development. Keywords: Evaluation, Development, Agropolitan. PENDAHULUAN Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melaya- ni, mendorong kegiatan pembangunan pertanian (agrobisnis) di wilayah sekitarnya. Menurut Estiadi (2008), konsep agropolitan adalah sebuah pendekatan pengembangan suatu kawasan pertanian perdesaan yang mampu memberikan berbagai pelayanan untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat di kawasan produksi pertanian di

Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja Di Malang

Embed Size (px)

Citation preview

  • Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1,Juli 2013 65

    KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN

    LUMAJANG

    Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo

    Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

    Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia Telp 0341-567886

    e-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Kawasan Agropolitan Seroja merupakan kawasan strategis ekonomi Kabupaten Lumajang. Pengembangan

    Kawasan Agropolitan Seroja bertujuan untuk mengembangkan agribisnis yang berwawasan lingkungan,

    meningkatkan nilai tambah dan daya saing, mendayagunakan sumber daya, meningkatkan pendapatan

    masyarakat dan PDRB, serta melakukan re-positioning pemasaran di tingkat nasional dan global. Berdasarkan

    hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik Kawasan Agropolitan Seroja,

    mengetahui perkembangan Kawasan Agropolitan Seroja, serta menyusun strategi dan arahan pengembangan

    Kawasan Agropolitan Seroja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis kebijakan,

    analisis potensi ekonomi, analisis kesesuaian lahan, analisis penentuan komoditas unggulan, analisis linkage

    sistem, analisis kelembagaan, analisis partisipatif, analisis evaluasi kawasan terhadap konsep kawasan

    agropolitan, analisis potensi masalah, dan analisis SWOT. Bila dilihat dari hasil penelitian, terdapat 3

    komoditas unggulan yang baik untuk dikembangkan di Kawasan Agropolitan Seroja yaitu komoditas pisang,

    komoditas durian, dan komoditas sukun. Komoditas pisang dalam pelaksanaan sistem agribisnis dapat

    dikatakan telah berjalan dengan baik dan berkembang dengan disertai dukungan pemerintah. Komoditas durian

    dan komoditas sukun belum mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam

    pengembangannya. Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja secara berkelanjutan membutuhkan strategi

    dan arahan berupa, pengembangan sub sistem agribisnis sesuai komoditas unggulan, arahan tata ruang

    Kawasan Agropolitan Seroja, pengembangan sistem usaha tani konservasi di pegunungan, pengembangan

    infrastuktur pendukung agropolitan, serta pengembangan sumber daya manusia.

    Kata Kunci : Evaluasi, Pengembangan, Agropolitan.

    ABSTRACT

    Serojas Agropolitan Region is an economics strategic area of Lumajang Regency. Serojas Agropolitan Region development aims to develop agribusiness that environmentally sound, increase added value and

    competitiveness, leverage resources, increase household incomes and GDP, as well as re-positioning of

    marketing at the national and global. Based on this background, the purpose of this research was to identify the

    characteristics of the Serojas Agropolitan Region, determine the development of Serojas Agropolitan Region, and creates strategy and direction of Serojas Agropolitan Region development. The analysis uses descriptive method, policy analysis, economic potential analysis, suitability of land analysis, determination of commodities

    analysis, linkage system analysis, institutional analysis, participatory analysis, region evaluation of the

    agropolitan region concept analysis, the analysis of potential problems, and SWOT analysis. When viewed from

    the research results, there are 3 good commodities to be developed in Serojas Agropolitan Region that are banana commodity, durian commodity, and breadfruit commodity. Banana commodity in the implementation of

    the agribusiness system can be said to have run well and developed with government support. Durian commodity

    and breadfruit havent received support from the Regional Government of Lumajang Regency. Serojas Agropolitan Region sustainable development requires a strategy and direction such as development of

    appropriate sub-systems agrobusiness commodities, spatial direction of Serojas Agropolitan Region, development of conservation farming systems in the mountains, development of supporting infrastructure

    agropolitan, and human resource development.

    Keywords: Evaluation, Development, Agropolitan.

    PENDAHULUAN

    Agropolitan adalah kota pertanian yang

    tumbuh dan berkembang karena berjalannya

    sistem dan usaha agribisnis serta mampu melaya-

    ni, mendorong kegiatan pembangunan pertanian

    (agrobisnis) di wilayah sekitarnya. Menurut

    Estiadi (2008), konsep agropolitan adalah sebuah

    pendekatan pengembangan suatu kawasan

    pertanian perdesaan yang mampu memberikan

    berbagai pelayanan untuk memenuhi kebutuhan

    Masyarakat di kawasan produksi pertanian di

  • KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN LUMAJANG

    66 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    sekitarnya, baik pelayanan yang berhubungan

    dengan sarana produksi, jasa distribusi, maupun

    pelayanan sosial ekonomi.

    Kabupaten Lumajang merupakan salah

    satu kabupaten yang tumbuh dan berkembang

    dengan konsep agropolitan. Kabupaten Lumajang

    menetapkan kawasan pengembangan agropolitan

    yang diarahkan pada Kawasan Agropolitan

    Seroja yang terdiri dari 8 desa yang berada di

    Kecamatan Senduro dan Kecamatan Pasrujambe

    yang meliputi Desa Senduro, Desa

    Kandangtepus, Desa Kandangan, Desa Burno,

    Desa Argosari, Desa Jambekumbu, Desa Pasru-

    jambe, dan Desa Jambearum.

    Dalam RTRW Kabupaten Lumajang

    Tahun 2008-2028, Kabupaten Lumajang

    menetapkan kawasan strategis pengembangan

    ekonomi salah satunya berada di Kawasan

    Strategis Ekonomi Agropolitan Seroja dengan

    luas 25.061,28 ha. Pengembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja ini bertujuan untuk mengem-

    bangkan agribisnis pertanian tanaman pangan,

    perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perika-

    nan yang berwawasan lingkungan guna mening-

    katkan nilai tambah dan daya saing, mendayagu-

    nakan sumber daya agribisnis kawasan agropoli-

    tan seroja, meningkatkan pendapatan masyarakat

    agribisnis di sekitar kawasan, meningkatkan

    kontribusi dalam pertumbuhan PDRB, melaku-

    kan re-positioning pemasaran daerah Kabupaten

    Lumajang di pasar nasional maupun global.

    Untuk mencapai tujuan sebagai kawasan

    strategis ekonomi Kawasan Agropolitan Seroja

    sesuai dengan RTRW Kabupaten Lumajang

    Tahun 2008-2028, maka dibutuhkan sebuah

    kajian pengembangan kawasan agropolitan.

    Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

    memberikan arahan pengembangan kawasan

    Agropolitan Seroja di Kabupaten Lumajang

    dengan mengatasi permasalahan yang ada serta

    mengembangkan komoditas yang diunggulkan di

    dalam kawasan Agropolitan Seroja Kabupaten

    Lumajang. Adapun tujuan dari penelitian ini

    adalah untuk mengidentifikasi karakteristik

    Kawasan Agropolitan Seroja di Kabupaten

    Lumajang, mengetahui perkembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja di Kabupaten Lumajang serta

    menyusun strategi dan arahan pengembangan

    Kawasan Agropolitan Seroja di Kabupaten

    Lumajang.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian tentang Kajian Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja Kabupaten

    Lumajang ini termasuk ke dalam penelitian perkembangan (development). Penelitian ini

    menggunakan beberapa metode, yaitu:

    Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan

    menggunakan survei primer dan survei sekunder.

    Survei primer dilakukan dengan observasi

    lapangan serta wawancara tidak terstruktur

    dengan menggunakan metode nonprobability

    sampling. Metode pangambilan narasumber

    dalam penelitian ini adalah dengan metode

    purposive snowball sampling. Pelaksanaan

    wawancara dilakukan di kedua Kecamatan yaitu

    di Kecamatan 3 Senduro dan Kecamatan

    Pasrujambe dengan narasumber tokoh-tokoh

    utama pengembangan kawasan agropolitan baik

    dari masyarakat, tokoh keagamaan dan pejabat

    terkait di kedua kecamatan.

    Metode Analisis

    Metode analisis data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Analisis Deskriptif terdiri dari analisis statistika deskriptif, analisis kelembagaan,

    analisis partisipatif, analisis linkage sistem,

    dan analisis potensi masalah.

    2. Analisis Evaluatif terdiri dari analisis evaluasi kawasan terhadap konsep kawasan

    agropolitan, analisis kebijakan, analisis LQ,

    analisis growth share,dan analisis

    kesesuaian lahan terhadap kawasan lindung

    dan komoditas

    3. Analisis Pengembangan terdiri atas analisis SWOT.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Kabupaten Lumajang

    Kabupaten Lumajang merupakan salah

    satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa

    Timur. Kabupaten ini terletak pada posisi 752 - 823 LS dan 11250 - 11322 BT dengan luas wilayahnya 1.790,90 km2 atau 3,74% dari luas

    Provinsi Jawa Timur. Luasan tersebut terbagi

    dalam 21 kecamatan yang meliputi 197 desa dan

    7 kelurahan. Sektor pertanian merupakan sektor

    utama dalam pembangunan Kabupaten Lumjang.

    Sektor pertanian menyumbang pemasukan sbesar

    33,97 % dari total PDRB Kabupaten Lumajang di

    tahun 2009. Setiap tahunnya sektor pertanian

    memberikan kontribusi terbesar pada pemasukan

    PDRB Kabupaten Lumajang dengan rata-rata

    33% - 34% dari total pemasukan PDRB

    Kabupaten Lumajang.

    Gambaran Umum Kawasan Agropolitan

    Seroja

    Kawasan Agropolitan Seroja merupakan

    kawasan agropolitan yang ditetapkan oleh

    pemerintah Kabupaten Lumajang sesuai dengan

  • Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo

    Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    67

    masterplan kawasan agropolitan tahun 2003 yang

    terletak di Kecamatan Senduro dan Kecamatan

    Pasrujambe yang terdiri dari 8 desa yaitu Desa

    Senduro, Desa Kandang Tepus, Desa Kandangan,

    Desa Burno, Desa Argosari, Desa Jambekumbu,

    Desa Pasrujambe, dan Desa Jambearum. RTRW

    Kabupaten Lumajang Tahun 2008-2028

    menetapkan Kawasan Agropolitan Seroja sebagai

    kawasan strategis ekonomi pertanian.

    Gambar 1. Peta Administrasi Kawasan

    Agropolitan Seroja

    Kawasan Agropolitan Seroja terletak pada

    ketinggian antara 400 - 2.000 meter dpl dengan

    curah hujan tahunan di sebesar 2.140 mm/tahun

    di Kecamatan Senduro dan 2.171 mm/tahun di

    Kecamatan Pasrujambe. Temperatur Kawasan

    Agropolitan Seroja berkisar antara 18C 33C. Tekstur tanah Kawasan Agropolitan di seluruh

    desa adalah tekstur tanah sedang (lempung)

    dengan efektivitas kedalaman tanah yang

    bervariasi di masing-masing desa.

    Berdasarkan Masterplan Kawasan

    Agropolitan Seroja Tahun 2003, Kota Tani

    Utama terletak di Desa Senduro dan Kota Tani

    terletak di Desa Kandang Tepus dan Desa

    Jambearum. Sedangkan Desa Argosari, Desa

    Burno, Desa Kandangan, Desa Pasrujambe, dan

    Desa Jambekumbu menjadi hintterland.

    Penggunaan lahan budidaya kawasan agropolitan

    didominasi oleh kawasan pertanian baik sawah,

    ladang, atau perkebunan dengan luasan mencapai

    7.920,26 ha. Lokasi Kawasan Agropolitan Seroja

    yang berada di Pegunungan Bromo Tengger

    Semeru menyebabkan sebagian besar

    penggunaan lahan berupa hutan dengan luasan

    mencapai 9.084,73 ha.

    Fasilitas-fasilitas pendukung yang ada

    dalam sistem agropolitan ini terdiri dari fasilitas

    perdagangan, industri, dan pendidikan. Fasilitas

    perdagangan yang ada di Kawasan Agropolitan

    Seroja terdiri dari pasar kecamatan dan pasar

    agropolitan yang terletak di Desa Senduro serta

    dua pasar desa yang terletak di Desa Kandang

    Tepus dan Desa Pasrujambe. Industri yang

    terdapat di Kawasan Agropolitan Seroja ini

    berupa industri kecil dengan jumlah 16 industri

    kecil yang didominasi oleh industri pengolahan

    komoditas pisang. Fasilitas pendidikan yang ada

    di kawasan Agropolitan Seroja meliputi 40 SD, 5

    SMP, dan 2 SMA. Secara umum bila dilihat dari

    jenis kelaminnya perbandingan antara penduduk

    pria dan wanita yang ada di Kawasan

    Agropolitan Seroja pada tahun 2009 hampir sama

    jumlahnya yaitu pria sebanyak 25.302 jiwa dan

    wanita 25.554 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak

    berada di Desa Pasrujambe sebanyak 12.039 jiwa

    dan kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa

    Jambearum dengan 1.118 jiwa/km2. Hampir

    sebagian besar masyarakat di Kawasan

    Agropolitan Seroja ini bermata pencaharian di

    sektor pertanian baik sebagai petani sebesar

    6.440 orang dan buruh tani16.289 orang.

    Kajian Pengembangan Kawasan Agroplitan

    Seroja

    Kebijakan

    Pengembangan Kawasan Agropolitan

    Seroja didukung oleh pemerintah melalui RTRW

    Kab. Lumajang tahun 2008 tentang penetapan

    kawasan ekonomi strategis. Namun kebijakan

    pemerintah dalam menetapkan komoditas

    unggulan dapat ditinjau ulang dengan

    menggunakan analisis LQ, analisis growth share,

    dan analisis kesesuaian lahan terhadap komoditas

    untuk menentukan komoditas unggulan. Selain

    itu kondisi infrastruktur yang mengalami

    kerusakan dapat segera diperbaiki untuk

    mendukung pengembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja.

    Kajian persyaratan kawasan agropolitan

    Suatu wilayah dapat dikembangkan

    menjadi suatu agropolitan harus dapat memenuhi

    persyaratan sebagai berikut:

    - Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk

    mengembangkan komoditi pertanian

    khususnya pangan, yang dapat dipasarkan

    atau telah mempunyai pasar atau yang

    disebut komoditas unggulan.

    - Konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian sumberdaya alam,

    kelestarian sosial budaya maupun ekosistem

    secara keseluruhan.

    Untuk mengetahui komoditas unggulan,

    maka dilakukan analisis potensi ekonomi dengan

    menggunakan Analisis LQ dan Analisis Growth

    Share. Komoditas yang dihasilkan dari analisis

    ekonomi akan disesuaikan dengan syarat tumbuh

    komoditas untuk mendapatkan komoditas unggu-

    lan yang sesuai dengan agroklimat kawasan.

  • KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN LUMAJANG

    68 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    Analisis kesesuaian lahan terhadap kawasan lin-

    dung berfungsi untuk mengetahui lokasi konser-

    vasi alam dan kelestarian lingkungan hidup di

    Kawasan Agropolitan Seroja dengan melakukan

    identifikasi daerah yang peka terhadap longsor.

    Analisis Potensi Ekonomi

    Berdasarkan hasil perhitungan LQ pertani-

    an sektor perkebunan dapat dilihat bahwa komo-

    ditas yang memiliki nilai LQ > 1 adalah komodi-

    tas tebu. Rekapitulasi hasil perhitungan LQ dida-

    pat 20 komoditas dengan nilai LQ > 1, untuk sek-

    tor buah-buahan terdapat 10 komoditas, sektor

    sayur-sayuran 9 komoditas dan sektor perkebu-

    nan 1 komoditas.

    Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan LQ

    Komoditas Pertanian Kabupaten Lumajang

    Tahun 2009

    No Komoditas LQ

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    Salak

    Petai

    Mentimun

    Manggis

    Kacang Panjang

    Bawang Daun

    Cabe Rawit

    Cabe Besar

    Rambutan

    Sukun

    Pisang

    Kubis

    Sawi

    Terung

    Pepaya

    Tomat

    Alpukat

    Durian

    Tebu

    Sirsak

    7,07

    3,61

    3,39

    2,69

    2,68

    1,83

    1,83

    1,72

    1,71

    1,51

    1,48

    1,42

    1,35

    1,33

    1,31

    1,31

    1,28

    1,27

    1,25

    1,09

    Berdasarkan pada hasil klasifikasi ditinjau

    dari analisis growth share, maka dapat diklasifi-

    kasi potensi pengembangan tiap komoditas yang

    ada di Kabupaten Lumajang, yakni: komoditas

    unggulan meliputi durian, pepaya, pisang, sukun,

    kubis, cabe besar, cabe rawit, sawi, tomat, dan

    tebu komoditas potensial meliputi alpukat,

    manggis, rambutan, salak, sirsak, petai, kentang,

    bawang daun, kacang panjang, terung, mentimun,

    dan kopi.

    Kesesuaian Lahan

    Daerah peka terhadap longsor

    Penentuan delineasi daerah peka terhadap

    longsor menggunakan overlay dari peta curah

    hujan, peta bahan induk, peta kelerengan, peta

    kandungan tanah liat, peta laju infiltrasi serta peta

    ke dalam lapisan kedap air.

    Kesesuaian kawasan lindung

    Berdasarakan RTRW Kabupaten Luma-

    jang Tahun 2008-2028, penetapan kawasan

    lindung meliputi kawasan suaka alam, kawasan

    pelestarian alam, kawasan perlindungan

    bawahan, dan kawasan perlindungan setempat.

    Delineasi kesesuaian lahan terhadap kawasan

    lindung dengan mengoverlay peta delineasi

    daerah peka terhadap longsor dengan peta

    penggunaan lahan kawasan agropolitan.

    Gambar 2. Peta kepekaan terhadap longsor

    Gambar 3. Peta kesesuaian lahan terhadap

    kawasan lindung

    Kesesuaian komoditas unggulan

    Dengan adanya persyaratan fisiologis dan

    agronomis tanaman, maka terdapat 3 komoditas

    unggulan yang baik untuk dikembangkan di

    Kawasan Agropolitan Seroja. Komoditas tersebut

    meliputi komoditas tanaman buah-buahan

    meliputi durian, pisang, dan sukun. Sementara

    komoditas yang tidak sesuai seperti pepaya, cabe,

    sawi, kubis, tomat, dan tebu akan membutuhkan

    input yang besar agar memberikan keuntungan

    bagi petani.

    Berdasarkan hasil overlay kelas kesesuaian

    lahan terhadap komoditas unggulan, tedapat 3

    jenis kelas yaitu S1, S2, dan N dan menghasilkan

    4 zona, yaitu:

    1. Zona 1 yang merupakan kelas lahan S1 untuk komoditas pisang, durian, dan sukun.

    2. Zona 2 yang merupakan kelas lahan S1 untuk komoditas pisang serta kelas S2 untuk

    komoditas durian dan sukun.

  • Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo

    Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    69

    3. Zona 3 yang merupakan kelas lahan S2 untuk komoditas pisang, durian, dan sukun.

    4. Zona 4 yang merupakan kelas lahan N yang tidak sesuai untuk komoditas pisang, durian,

    dan sukun karena memiliki faktor pembatas

    yang berat.

    Kondisi eksisting zona N merupakan lahan

    pertanian sayuran hortikultura berupa kentang

    dan bawang daun. Kondisi eksisting tersebut

    tetap dipertahankan disertai dengan pelaksanaan

    sistem usaha tani konservasi untuk meminimalisir

    terjadinya longsor.

    Gambar 4. Kesesuaian Lahan Terhadap

    Komoditas Unggulan

    Penentuan Komoditas Unggulan

    Berdasarkan hasil perhitungan LQ,

    Growth Share, analisis kesesuaian lahan terhadap

    komoditas, serta kebijakan yang dikeluarkan oleh

    pemerintah dalam pengembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja Kabupaten Lumajang dike-

    tahui bahwa komoditas unggulan utama adalah

    komoditas pisang. Komoditas sukun dan durian

    dapat diarahkan menjadi komoditas unggulan,

    namun belum mendapat dukungan kebijakan dari

    pemerintah.

    Tabel 2. Komoditas Unggulan dan Komoditas

    Potensial Kawasan Agropolitan Seroja

    Kabupaten Lumajang Komodi

    tas

    Hasil

    Analisis

    LQ

    Hasil Analisis

    Growth Share

    Hasil

    Analisis

    Kesesuaian

    Lahan

    Dukungan

    Pemerin-

    tah

    Pisang 1,48 Komoditas Unggulan Sesuai Ada

    Sukun 1,51 Komoditas Unggulan Sesuai Tidak Ada

    Durian

    1,27

    Komoditas Unggulan Sesuai

    Tidak Ada

    Bawang

    Daun

    1,83 Komoditas Potensial Sesuai Ada

    Kentang 0,92 Komoditas Potensial Sesuai Ada

    Kopi 0,62 Komoditas Potensial Sesuai Ada

    Oleh karena itu diharapkan pemerintah

    dapat memberikan dukungan kebijakan pada

    kedua komoditas tersebut. Untuk komoditas

    potensial yang dapat dikembangkan adalah

    komoditas kopi dan sayuran hortikultura berupa

    kentang dan bawang daun.

    Kajian ciri-ciri kawasan agropolitan seroja

    Untuk mengetahui ciri-ciri Kawasan

    Agropolitan Seroja, dapat dilihat bagaimana

    subsistem agropolitan yang telah berjalan dengan

    utuh dan dipadukan dengan kegiatan masyarakat

    di tiap-tiap sektor yang meliputi sektor pertanian,

    industri, perdagangan, pariwisata, dan

    peternakan. Ciri-ciri kawasan agropolitan seroja

    tersebut dapat diketahui melalui analisis linkage

    system Kawasan Agropolitan Seroja.

    Linkage Sistem

    Analisis linkage sistem komoditas pisang,

    durian, dan sukun mencakup keterkaitan sub

    sistem agropolitan untuk pengembangan

    komoditas pisang, durian, dan sukun. Analisis

    sistem komoditas mencakup tahapan agribisnis

    hulu, agribisnis usaha tani, agribisnis hilir, agro

    output serta sub sistem pemasaran dan sub sistem

    sarana penunjang.

    Gambar 5. Linkage System komoditas pisang

  • KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN LUMAJANG

    70 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    Gambar 6. Linkage Sistem komoditas durian dan

    sukun

    Kajian sistem kawasan agropolitan seroja

    Sistem kawasan agropolitan dapat terdiri

    atas :

    1. Kawasan lahan pertanian (hinterland) berupa kawasan pengolahan dan kegiatan pertanian

    yang mencakup kegiatan pembenihan,

    budidaya dan pengelolaan pertanian.

    2. Kawasan pemukiman yang merupakan kawasan tempat bermukimnya para petani

    dan penduduk kawasan agropolitan.

    3. Kawasan pengolahan dan industri yang merupakan kawasan tempat penyeleksian

    dan pengolahan hasil pertanian sebelum

    dipasarkan dan dikirim ke terminal

    agribisnis atau pasar, atau diperdagangkan.

    Dikawasan ini bisa berdiri pergudangan dan

    industri yang mengolah langsung hasil

    pertanian menjadi produk jadi.

    4. Kawasan pusat prasarana dan pelayanan umum yang terdiri dari pasar, kawasan

    perdagangan, lembaga keuangan, terminal

    agribisnis dan pusat pelayanan umum

    lainnya.

    5. Keterkaitan antara kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) dengan kawasan

    lainnya.

    Sistem Kawasan Agropolitan Seroja

    ditetapkan berdasarkan kebutuhan ruang untuk

    mewadahi kegiatan agribisnis yang ada di

    dalamnya. Sistem kawasan yang berjalan di

    Kawasan Agropolitan Seroja sudah berjalan

    sesuai dengan pedoman yang ada. Keterkaitan

    fungsional didalam kawasan saling berhubungan

    antara kawasan lahan pertanian dengan kawasan

    lainnya sehingga membentuk suatu sistem

    kawasan agropolitan dalam sistem tata ruang

    Kawasan Agropolitan Seroja.

    Kajian tipologi kawasan agropolitan seroja

    Kawasan Agropolitan Seroja memiliki

    tipologi kawasan dengan sektor usaha pertanian

    hortikultura dan perkebunan.

    Kawasan Agropolitan Seroja memiliki

    sektor usaha pertanian dengan jenis hortikultura

    dan perkebunan dengan komoditas ungulan

    berupa komoditas pisang, durian, dan sukun.

    Tipologi kawasan agropolitan yang berada di

    dataran sedang dan tinggi dengan tekstur berbukit

    memiliki persyaratan agroklimat yang sesuai

    dengan komoditas unggulan yang ada.

    Kajian infrastruktur dan fasilitas penunjang

    kawasan agropolitan seroja

    Infrastruktur dan fasilitas penunjang

    diarahkan untuk mendukung pengembangan

    sistem dan usaha agribisnis dalam suatu

    kesisteman yang utuh dan menyeluruh pada

    kawasan agropolitan. Untuk mengetahui

    ketersediaan infrastruktur dan fasilitas penunjang

    dalam pengembangan kawasan, maka dilakukan

    analisis ketersediaan dukungan infrastruktur dan

    fasilitas penunjang pada subsistem agribisnis

    hulu, subsistem usaha tani dan subsistem

    agribisnis hilir.

    1. Infrastruktur dan fasilitas penunjang subsistem agribisnis hulu sudah tersedia.

    Diharapkan kondisi infrastruktur dan

    fasilitas yang ada tetap diperthankan untuk

    pengembangan Kawasan Agropolitan

    Seroja).

    2. Dukungan infrastruktur dan fasilitas untuk menunjang subsistem usaha tani berupa

    jaringan jalan dibutuhkan perbaikan,

    sedangkan sub terminal pengumpul yang ada

    tetap dipertahankan.

    3. Dukungan infrastruktur dan fasilitas yang ada telah menunjang subsistem agribisnis

    hilir pada komoditas pisang. Diperlukan

    pembangunan infrastruktur dan fasilitas

    penunjang untuk pengembangan sistem

    agribisnis durian dan sukun.

    Kajian kelembagaan kawasan agropolitan

    seroja

    Kelembagaan adalah suatu ketentuan

    berupa sistem pengelolaan yang menjembatani

  • Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo

    Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    71

    berbagai kepentingan antara instansi tekait atau

    disebut protokol. Protokol diarahkan kepada

    pengaturan hubungan antara pemangku

    kepentingan. Pihak-pihak stakeholders yang

    berkepentingan dan terkait dengan

    pengembangan kawasan agropolitan adalah

    Pemerintah Kabupaten Lumajang, petani, UPTD

    Dinas Pertanian dan kelompok, pedagang,

    perusahaan, dan lembaga keuangan

    Gambar 7. Diagram Venn Kelembagaan

    Gambar diagram venn diatas dapat dilihat

    bahwa petani dan kelompok tani memiliki peran

    terbesar dalam pengembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja. Para petani dan kelompok

    tani membuka jaringan kemitraan dengan

    perusahaan untuk memasarkan hasil pertanian

    petani dan kelompok tani juga menjalin

    kerjasama dengan perbankan untuk mengatasi

    permasalah permodalan. Pemerintah Kabupaten

    Lumajang bertugas mendampingi petani dan

    kelompok tani melalui UPTD Dinas pertanian

    agar para petani dan kelompok tani dapat

    mengembangkan kawasan agropolitan seroja

    sesuai dengan rencana yang telah disepakati

    bersama. Keberadaan industri rumah tangga

    berfungsi untuk menyerap hasil pertanian yang

    tidak terserap pasar untuk diolah mejadi produk

    yang lebih bernilai dan tahan lama.

    Kajian pengembangan kawasan agropolitan

    seroja terhadap konsep kawasan agropolitan

    Evaluasi pengembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja terhadap kriteria kawasan

    agropolitan bertujuan untuk mengetahui kondisi

    Kawasan Agropolitan Seroja dalam

    pengembangannya sudah berjalan sesuai dengan

    konsep pengembangan kawasan agropolitan

    berdasarkan Pedoman Pengelolaaan Ruang

    Kawasan Sentra Produksi Pangan Nasional dan

    Daerah. Kriteria yang dikaji meliputi: persyaratan

    kawasan agropolitan, ciri-ciri kawasan, sistem

    kawasan, tipologi kawasan, infrastruktur, dan

    kelembagaan.

    Kawasan Agropolitan Seroja dalam

    pengembangannya sudah siap untuk

    dikembangkan dengan konsep kawasan

    agropolitan berdasarkan Pedoman Pengelolaaan

    Ruang Kawasan Sentra Produksi Pangan

    Nasional dan Daerah. Komoditas unggulan utama

    dalam Pengembangan Kawasan Agropoltan

    Seroja adalah komoditas pisang sudah berjalan

    dengan utuh dan terintegrasi. Komoditas durian

    dan sukun masih memerlukan pengembangan

    agar sistem agribisnis pada komoditas tersebut

    dapat mendukung pengembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja.

    Potensi dan masalah

    Potensi utama Kawasan Agropolitan

    Seroja adalah komoditas unggulan berupa pisang,

    durian, dan sukun. Dengan adanya komoditas

    unggulan dari sektor pertanian mampu menjadi

    penggerak kegiatan perekonomian di bidang

    pertanian. Komoditas unggulan yang berupa

    pisang, durian, dan sukun merupakan komoditas

    yang dapat diolah menjadi produk yang lebih

    berharga apabila pemasaran dalam bentuk buah

    segar tidak terserap pasar, akan tetapi pada saat

    ini permintaan akan komoditas unggulan tersebut

    cukup tinggi. Selain adanya komoditas unggulan,

    kerjasama petani melalui kelompok tani yang

    mengadakan kemitraan merupakan potensi dalam

    pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja.

    Masalah utama dalam pengembangan

    Kawasan Agropolitas Seroja adalah subsistem

    agribisnis hilir komoditas durian dan sukun yang

    belum berjalan. Kondisi jaringan jalan yang rusak

    juga menyebabkan permasalahan dalam distribusi

    pemasaran produk pertanian.

    Strategi dan Arahan Pengembangan Kawasan

    Agropolitan Seroja

    Strategi/upaya pokok dalam

    mengembangkan Kawasan Agropolitan Seroja

    Kabupaten Lumajang yang berkelanjutan, yaitu:

    1. Terbangunnya sistem agribisnis yang utuh. 2. Kelembagaan yang bersinergi. 3. Terbangunnya infrastruktur dan fasilitas

    penunjang mendukung kegiatan agribisnis.

    4. Pengembangan Lingkungan. 5. Terbentuknya sumber daya manusia yang

    unggul.

    Arahan pengembangan sub sistem agribisnis

    Komoditas Unggulan

    Berdasarkan hasil analisis perekonomian

    dan kesesuaian lahan terhadap komoditas yang

    telah dilakukan, komoditas yang dapat diarahkan

  • KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN LUMAJANG

    72 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    menjadi komoditas unggulan dalam

    pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja

    adalah komoditas tanaman pisang, durian, dan

    sukun. Sub sisten Agribisnis tanaman pisang

    telah berjalan sesuai dengan konsep

    pengembangan kawasan agropolitan. Sub sistem

    agribisnis pisang yang ada tetap dipertahankan.

    Untuk sub sistem agribisnis pada komoditas

    durian dan sukun baru berjalan hingga tahap sub

    sistem agribisnis usaha tani. Arahan untuk

    komoditas durian dan sukun adalah peningkatan

    sub sistem agribisnis hilir dengan melakukan

    derivatisasi produk untuk meningkatkan nilai

    produk.

    Sub Sistem Agribisnis Hilir

    Pengembangan agribisnis hilir meliputi

    Sumber Daya Manusia (SDM industri),

    diversifikasi produk, ruang dan sarana produksi,

    serta modal produksi.

    Pelatihan teknik pembuatan produk

    komoditas unggulan mulai sortasi hingga

    produksi serta peningkatan keberagaman atau

    diversifikasi produk olahan hasil komoditas

    unggulan sampai dengan pengenalan teknik

    pengemasan dengan cara:

    1. Melakukan inovasi dan diversifikasi produk olahan.

    2. Peningkatan skala produksi dengan efisiensi proses produksi.

    3. Peningkatan penguasaan teknologi dalam industri pengolahan.

    4. Peningkatan kualitas produk industri pengolahan.

    5. Peningkatan efisiensi proses produksi. Diversifikasi produk olahan perlu

    dilakukan untuk menyerap hasil produksi

    pertanian yang tidak terserap oleh pasar dan

    meningkatkan harga komoditas tersebut.

    Diversifikasi komoditas unggulan yang dapat

    dilakukan adalah sebagai berikut:

    1. Komoditas Pisang

    Pisang Segar.

    Keripik pisang.

    Sale pisang.

    Selai pisang.

    Cuka pisang.

    Tepung pisang.

    Makanan ringan/Snack. 2. Komoditas Durian

    Durian segar.

    Tuak durian.

    Lempok durian.

    Tepung durian yang dibuat dari bijinya.

    Keripik durian yang dibuat dari bijinya. 3. Komoditas Sukun

    Sukun segar

    Keripik sukun

    Tepung sukun

    Pati sukun

    Tape sukun

    Bahan obat herbal

    Bahan pembuatan kue

    Kayu sukun yang kuat dan elastis dapat digunakan sebagai bahan bangunan,

    papan selancar, dan perabot rumah

    tangga.

    Peningkatan modal usaha yang dapat

    dilakukan untuk meningkatkan modal usaha

    adalah sebagai berikut:

    1. Bantuan dari pemerintah baik ditingkat kota, provinsi maupun pusat dalam bentuk kredit

    dengan bunga yang rendah.

    2. Pinjaman modal usaha dengan kredit lunak ke pihak perbankan yang mendukung usaha

    kecil menengah.

    3. Bekerja sama dengan kelompok tani untuk mendapatkan modal usaha.

    4. Bekerja sama dengan pihak pemerintah untuk mendatangkan investor dari luar

    kawasan.

    5. Melakukan kemitraan dengan perusahaan. Peningkatan sarana produksi dilakukan

    dengan harapan dapat meningkatkan hasil

    produksi pengolahan pisang. Peningkatan sarana

    produksi dapat dilakukan dengan cara:

    1. Mempertahankan sarana pengolahan yang telah ada.

    2. Pengadaan sarana pengolahan durian seperti: peralatan pengolahan, tempat pengemasan

    produk olahan, dan gudang penyimpanan.

    3. Pengadaan sarana pengolahan sukun seperti: peralatan pengolahan, tempat pengemasan

    produk olahan, dan gudang penyimpanan.

    4. Pelatihan pemanfaatan teknologi dalam proses pengolahan pisang.

    5. Bekerja sama dengan pemerintah melalui dinas perindustrian untuk melakukan

    penelitian dan pengembangan diversivikasi

    produk komoditas sukun dan durian.

    Sub Sistem Pemasaran

    Pengembangan sub sistem agro output dan

    pemasaran mencakup pengembangan produk

    hasil pertanian dan hasil pengolahan, limbah,

    serta sistem pemasaran yang mencakup sarana

    prasarana pemasaranan serta informasi pasar.

    Komoditas Pisang

    1. Peningkatan Pasca Panen

    Diversifikasi produk olahan.

    Peningkatan penguasaan teknologi modern.

  • Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo

    Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    73

    Standarisasi produk dengan menggunakan SNI atau ISO untuk

    meningkatkan kualitas hasil produks

    dengan orientasi pasar nasional dan

    internasional.

    2. Pengolahan limbah dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Limbah

    hasil pertanian berupa sisa tanaman dapat

    diolah kembali menjadi pakan ternak dan

    bahan pembuatan pupuk organik.

    3. Perluasan Jaringan Pemasaran

    Promosi produk olahan komoditas unggulan pada tingkat nasional dan

    internasional untuk memperluas pangsa

    pasar.

    Mempertahankan kemitraan antara petani-kelompok tani dengan perusahaan

    untuk memperluas jaringan distribusi.

    Komoditas Durian

    1. Peningkatan Pasca Panen

    Diversifikasi produk olahan.

    Peningkatan penguasaan teknologi modern.

    Standarisasi produk dengan menggunakan SNI untuk meningkatkan

    kualitas hasil produksi dengan orientasi

    pasar regional dan nasional.

    2. Pengolahan limbah dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Limbah

    hasil pertanian berupa sisa tanaman dapat

    diolah kembali menjadi pakan ternak dan

    bahan pembuatan pupuk organik.

    3. Perluasan Jaringan Pemasaran

    Promosi produk olahan komoditas durian pada tingkat regional dannasional untuk

    memperluas pangsa pasar.

    Pembentukan kemitraan antara petani-kelompok tani dengan perusahaan untuk

    memperluas jaringan distribusi.

    Komoditas Sukun

    1. Peningkatan Pasca Panen

    Diversifikasi produk olahan.

    Peningkatan penguasaan teknologi modern.

    Standarisasi produk dengan menggunakan SNI untuk meningkatkan

    kualitas hasil produksi dengan orientasi

    pasar regional dan nasional.

    2. Pengolahan limbah dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Limbah

    hasil pertanian berupa sisa tanaman dapat

    diolah kembali menjadi pakan ternak dan

    bahan pembuatan pupuk organik.

    3. Perluasan Jaringan Pemasaran

    Promosi produk olahan komoditas sukun pada tingkat regional dan nasional untuk

    memperluas pangsa pasar.

    Pembentukan kemitraan antara petani-kelompok tani dengan perusahaan untuk

    memperluas jaringan distribusi.

    Arahan tata ruang kawasan agropolitan

    seroja kabupaten lumajang

    Struktur tata ruang Kawasan Agropolitan

    Seroja Kabupaten Lumajang yang ada tetap

    dengan berdasarkan kebutuhan ruang dengan

    membagi wilayah-wilayah yang berhubungan

    secara fungsional dalam satu sistem kegiatan.

    Kota Tani Utama yang diarahkan menjadi area

    pelayanan sebagai penggerak agribisnis

    komoditas tetap dipusatkan di Desa Senduro dan

    Kota Tani terletak di Desa Kandang Tepus dan

    Desa Jambearum. Sedangkan Desa Argosari,

    Desa Burno, Desa Kandangan, Desa Pasrujambe,

    dan Desa Jambekumbu menjadi hintterland.

    Gambar 8. Peta arahan struktur tata ruang

    Pemanfaatan lahan budidaya Kawasan

    Agropolitan Seroja diarahkan sebagai kawasan

    pertanian. Total luasan yang dapat digunakan

    untuk pertanian adalah seluas 7.208,81 ha.

    Gambar 9. Peta arahan pemanfaatan lahan

    Pemanfaatan lahan pertanian diarahkan

    menjadi 3 zona tanam komoditas unggulan

  • KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN SEROJA KABUPATEN LUMAJANG

    74 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    berdasarkan kelas kesesuaian lahan. Zona A

    dapat ditanami komoditas unggulan pisang,

    sukun, dan durian. Zona B hanya dapat ditanami

    komoditas unggulan pisang. Sedangkan Zona N

    yang berada di Desa Argosari diarahkan menjadi

    kawasan agrowisata dengan konsep kawasan

    wisata alam dan tetap mempertahankan kondisi

    eksisting komoditas potensial yang sudah ada di

    zona N.

    Gambar 10. Peta arahan zona tanam komoditas

    unggulan

    Arahan pengembangan sistem usaha tani

    konservasi

    Budidaya pertanian pada lahan

    pegunungan di Kawasan Agropolitan Seroja

    Kabupaten Lumajang yang sesuai dengan kondisi

    alam sebaiknya menerapkan sistem usahatani

    (SUT) konservasi yang tepat. Budidaya pertanian

    di lahan pegunungan meliputi dua kegiatan

    pokok, yaitu kegiatan usahatani dan konservasi.

    Kedua kegiatan pada sebidang lahan pertanian

    terintegrasi menjadi sistem usahatani (SUT)

    konservasi. Teknologi SUT menggunakan faktor

    kemiringan lahan, kedalaman tanah, dan

    kepekaan tanah terhadap erosi sebagai kriteria

    pengembangan model-model SUT konservasi.

    Gambar 11. Peta Arahan SUT Konservasi

    Arahan pengembangan infrastruktur dan

    fasilitas pendukung kawasan agropolitan

    Pengembangan jaringan jalan di dalam

    Kawasan Agropolitan Seroja adalah dengan

    memperbaiki kondisi jalan yang rusak berat

    maupun rusak khususnya akses jalan menuju

    Desa Argosari.

    Pengembangan sarana perindustrian dapat

    dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta

    atau investor yang mau menanamkan modal di

    Kawasan Agropolitan Seroja. Pengembangan

    sarana industri diarahkan pada industri

    pengolahan komoditas unggulan. Pengembangan

    industri rumah tangga diarahkan pada

    hintterland, industri menengah diarahkan di Kota

    Tani, dan industri dengan skala besar di Kota

    Tani Utama.

    Pengembangan sarana pendidikan adalah

    pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan

    dengan keahlian yang mendukung

    pengembangan kawasan agropolitan seperti

    keahlian bidang pertanian, teknologi pertanian,

    dan industri pertanian.

    Arahan pengembangan sumber daya manusia

    Pengembangan sumber daya manusia

    (SDM) pertanian dapat ditempuh melalui

    kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan

    baik sektor pertanian maupun industri rumah

    tangga. Pengembangan SDM dilaksanakan agar

    SDM mampu berkembang secara dinamis. SDM

    diharapkan mampu berinovasi, berkreasi dan

    turut berpartisipasi dalam pengembangan

    kawasan agropolitan seroja.

    SIMPULAN

    Kawasan Agropolitan Seroja merupakan

    kawasan yang dipilih oleh Pemerintah Kabupaten

    Lumajang untuk menjadi kawasan strategis

    ekonomi. Hal ini merupakan salah satu upaya

    Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk

    mengembangkan potensi wilayah dengan

    berdasarkan komoditas unggulan yang ada di

    Kawasan Agropolitan Seroja.

    Kawasan Agropolitan Seroja yang dapat

    digunakan sebagai lahan pertanian memiliki

    luasan sebesar 7.920,26 Ha dengan komoditas

    unggulan berupa pisang, durian, dan sukun.

    Kerjasama petani melalui kelompok tani yang

    mengadakan kemitraan merupakan potensi dalam

    pengembangan kawasan agropolitan seroja. sub

    sistem agribisnis hilir komoditas durian dan

    sukun yang belum berjalan. Kreativitas

    masyarakat untuk melakukan diversifikasi

    produk olahan masih minim khususnya pada

    tanaman durian dan sukun serta belum adanya

  • Theodorik Rizal Manik, Dimas Wisnu Adrianto, Aris Subagiyo

    Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 5, Nomor 1, Juli 2013

    75

    kelompok tani komoditas durian dan sukun.

    Kondisi jaringan jalan yang rusak juga

    menyebabkan permasalahan dalam distribusi

    pemasaran produk pertanian.

    Perlu adanya strategi dan arahan dalam

    pengembangan kawasan agropolitan dengan

    melaksanakan pengembangan sub sistem

    agribisnis, pengenmbangan tata ruang Kawasan

    Agropolitan Seroja, pengembangan sistem usaha

    tani konservasi untuk mengatasi kepekaan

    longsor, infrastruktur pendukung agropolitan, dan

    pengembangan sumber daya manusia. Dengan

    pelaksanaan strategi dan arahan tersebut

    diharapkan kawasan agropolitan seroja dapat

    berkembang secara berkelanjutan.

    Saran

    1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan kawasan

    agropolitan berdasarkan sektor peternakan,

    kehutanan (agroforestry), dan wisata

    pertanian (agrowisata) untuk mewujudkan

    pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja

    Kabupaten Lumajang yang integratif antar

    sektor.

    2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap sub sistem agribisnis komoditas durian dan

    komoditas sukun.

    3. Perlu adanya kebijakan yang mendukung pengembangan komoditas durian dan

    komoditas sukun.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ashari, Sumeru. 2006. Meningkatkan

    Keunggulan Bebuahan Tropis

    Indonesia. Yogyakarta: C.V Andi

    Offset.

    Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten

    Lumajang. 2003. Masterplan

    Kawasan Agropolitan Seroja

    Kabupaten Lumajang Tahun 2003.

    Lumajang: Bappekab Lumajang.

    Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten

    Lumajang. 2008. Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang

    Tahun 2008/2009- 2028/2029.

    Lumajang: Bappekab Lumajang.

    Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten

    Lumajang. 2009. Ekspose Kegiatan

    Pengembangan KAS 2009. Lumajang:

    Bappekab Lumajang.

    Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten

    Lumajang Dalam Angka 2010.

    Lumajang: BPS.

    Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri

    Pertanian Nomor :

    47/Permentan/OT.140/10/2006

    Tentang Pedoman Umum Budidaya

    Pertanian Pada Lahan Pegunungan.

    Jakarta: Deptan.

    Muliaanggun, Asianidharma. 2002. Penyusunan

    Pedoman Pengelolaan Ruang

    Kawasan Sentra Produksi Pangan

    Nasional dan Daerah (Agropolitan).

    Jakarta : Dirjen Penataan Ruang.

    Rustiadi, E., Saefulhakim, S. & Panuju, D.R.

    2009. Perencanaan Dan

    Pengembangan Wilayah. Jakarta:

    Crestpent Press dan Yayasan Obor

    Indonesia.

    Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi

    Penelitian. Jakarta: CV Rajawali.

    Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif

    kualitatif dan R & D. Bandung:

    Alfabeta.