116
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN DI SMP AL-AMANAH CISAUK Oleh: ACHMAD LAZIM NIM : 102018224169 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

  • Upload
    dohuong

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM

PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN

DI SMP AL-AMANAH CISAUK

Oleh:

ACHMAD LAZIM NIM : 102018224169

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H / 2007 M

Page 2: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM

PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN

DI SMP AL-AMANAH CISAUK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Achmad Lazim NIM. 102018224169

Di Bawah Bimbingan

Drs. Syafril, M. Pd NIP. 150 097 592

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H / 2007 M

Page 3: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU

DALAM PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN DI SMP AL-AMANAH

CISAUK” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 5 Februari 2007. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program

Strata 1 (S1) pada Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 5 Februari 2007

Sidang Munaqasyah

Dekan / Pembantu Dekan Bid. Akademik/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA NIP : 150 231 356 NIP : 150 202 343

Anggota

Penguji I Penguji II Drs. Syauki, M. Pd Drs. Muarif Sam, M. Pd NIP. 150 215 283 NIP. 150 268 586

Page 4: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Sembah dan sujud syukur kepada Allah Sang Pemilik Alam beserta isinya

“innalillahi wa inna ilaihi roji’un” dan tiada sekutu bagi-Nya, Dzat yang penuh

dengan cinta dan penuh kasih karena atas cinta dan kasih-Nya-lah penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah mengajarkan kepada ummat manusia tentang kebaikan dan

pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada

ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA., Pembantu Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Yefnelti Z., M. Pd., Ketua Jurusan Kependidikan Islam, Bapak Drs.

Mu’arif Syam, M. Pd., Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam dan Bapak Drs.

Syauki, M. Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

4. Bapak Drs. Syafril, M. Pd., Dosen pembimbing skripsi yang tak berhenti

memberikan saran produktif dan kritik membangun dalam penyelesaian skripsi

ini.

5. Bapak Drs. Alisuf Sobri, Dosen Penasehat Akademik. Bapak dan Ibu Dosen

Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan, atas ilmu

dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis kuliah.

6. Bapak Drs. Oman Rohmanudin, Kepala SMP Al-Amanah. Bapak dan Ibu guru

serta seluruh staf SMP Al-Amanah, atas kesempatan dan informasi yang telah

diberikan selama penulis melakukan penelitian.

7. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, serta Perpustakaan Jurusan Kependidikan

Islam, terima kasih atas buku-bukunya dan layanan serta fasilitas yang telah

diberikan kepada penulis.

8. Ayahanda Sri Waluyo dan Ibunda Khayatun tercinta, yang telah berjuang tanpa

mengenal menyerah untuk mengasuh, mendidik, mendoakan dan berkorban baik

moril maupun materil. “rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani

shaghira”.

Page 6: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

9. Adikku Achmad Fauzan dan Nur Fajriatul Azizah yang tiada hentinya

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima

kasih atas doa dan dukungannya.

10. Kepada sosok yang menyempurnakan dan menyejukkan hatiku “Fathiarani Nurul

Ramadhani”, “kau adalah … … …!”

11. Kawan-kawan Jurusan KI-Manajemen Pendidikan angkatan 2002, khususnya

kawan-kawan kelas C, yang sudah menyelesaikan studi dan yang belum mudah-

mudahan cepat selesai, terima kasih atas motivasi dan dukungannya yang telah

diberikan kepada penulis.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga jasa baik

yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang

lebih baik dari Allah SWT. Semog skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 27 April 2007

Penulis

Page 7: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

B. Masalah Penelitian .......................................................................... 7

1. Identifikasi Masalah................................................................. 7

2. Pembatasan Masalah ................................................................ 8

3. Perumusan Masalah ................................................................. 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Tinjauan Teoritis ............................................................................ 10

1. Pengembangan Kompetensi Guru.............................................. 10

a. Pengertian Kompetensi Guru .................................................. 10

b. Jenis-jenis Kompetensi Guru .................................................. 19

c. Konsep Pengembangan Kompetensi Guru.............................. 24

d. Indikator Pengembangan Kompetensi Guru ........................... 29

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi .................... 33

Page 8: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

2. Mutu Pengajaran ........................................................................ 34

a. Pengertian Pengajaran dan Mutu Pengajaran.......................... 34

b. Komponen Pengajaran ............................................................ 37

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pengajaran............ 47

B. Kerangka Berfikir............................................................................ 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................... 52

B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 53

C. Variabel Penelitian .......................................................................... 54

D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 54

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 54

F. Teknik Pengolahan Data .................................................................. 56

G. Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian................ 57

H. Teknik Analisa Data........................................................................ 58

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil SMP Al-Amanah................................................................... 60

1. Historis SMP Al-Amanah dan Perkembangannya..................... 60

2. Visi dan Misi SMP Al-Amanah ................................................. 63

3. Struktur Organisasi SMP Al-Amanah........................................ 64

B. Keadaan Kurikulum SMP Al-Amanah............................................ 64

C. Keadaan Personil Guru, Pegawai dan Siswa SMP Al-Amanah...... 66

Page 9: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

D. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Al-Amanah........................... 69

E. Deskripsi dan Analisis Data............................................................. 69

F. Interpretasi Data............................................................................... 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 97

B. Saran................................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

DAFTAR TABEL

1. Kisi-kisi instrument penelitian ........................................................................ 58

2. Deskripsi keadaan kurikulum SMP Al-Amanah.............................................. 65

3. Deskripsi keadaan guru dan pegawai SMP Al-Amanah ……………………... 67

4. Deskripsi keadaan siswa SMP Al-Amanah …………………………………... 68

5. Deskripsi keadaan sarana dan prasarana SMP Al-Amanah …………………... 69

6. Pengembangan kompetensi guru ..................................................................... 71

7. Rencana pengembangan kompetensi guru ....................................................... 71

8. Pencantuman kegiatan dalam rencana pengembangan kompetensi guru ........ 72

9. Sosialisasi program pengembagan kompetensi guru ………………… .......... 72

10. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi guru ………………… ..... 73

11. Keiikutsertaan guru dalam kegiatan pengembangan kompetensi……………. 73

12. Hambatan dalam kegiatan pengembangan kompetensi……………………. .. 74

13. Penyimpangan dalam tujuan, materi dan cara ………………… .................... 74

14. Penyimpangan dalam jadwal ………………………………………….... ...... 75

15. Efektifitas pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi………………….. 75

16. Pemantauan atau pengawasan…………………………………...................... 76

17. Evaluasi kegiatan ............................................................................................. 76

18. Keberhasilan kegiatan . .................................................................................... 77

19. Program pengembangan kompetensi guru…………………………………… 77

20. Pemberian pelatihan terhadap keterampilan guru ………............................... 78

Page 11: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

21. Anjuran kepala sekolah dalam membuat rencana pengajaran………………... 78

22. Kunjungan (mensupervisi) kelas …………………......................................... 79

23. Pengawasan terhadap PBM ……………………............................................. 79

24. Pemberian wawasan keilmuan… ..................................................................... 80

25. Pemberian pengetahuan dan keterampilan mengajar ...................................... 80

26. Penilaian atau evaluasi terhadap kinerja guru …………................................. 81

27. Keikutsertaan dalam penataran/seminar pendidikan……………………….... 81

28. Peningkatan kompetensi Anda sebagai guru ……………. ............................. 82

29. Aplikasi hasil penataran/seminar dalam PBM…………………………. ........ 82

30. Implementasi hasil pengembangan dalam proses pengajaran ………............. 83

31. Penerapan metode pembelajaran………………………………...................... 83

32. Kesulitan dalam menerapkan hasil pengembangan …………... ..................... 84

33. Manfaat kegiatan pengembangan bagi guru……. ........................................... 84

34. Perbaikan terhadap faktor penghambat mutu pengajaran…………………….. 85

35. Peningkatan proses belajar mengajar…………………... ................................ 85

Page 12: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dewasa ini mutu pendidikan banyak dibicarakan serta berbagai

upaya telah dilaksanakan untuk meningkatkannya. Upaya yang telah

dilaksanakan diantaranya adalah perbaikan kurikulum, perbaikan gedung,

pemenuhan sarana belajar, metode pembelajaran dan peningkatan kualitas

para pendidik.

Profesional guru hingga kini pun masih banyak dipertanyakan

orang, baik di kalangan pakar pendidikan maupun di luar pakar

pendidikan. Bahkan hampir setiap hari, media massa khususnya media

massa cetak baik harian maupun mingguan memuat berita tentang guru,

berita-berita tersebut ironisnya banyak yang cenderung melecehkan posisi

guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum sampai kepada

hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari pihak guru sendiri

nyaris tak mampu membela diri.

Masyarakat/orang tua murid pun kadang-kadang mencemoohkan dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan sebagainya, manakala putra/ putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya. Tentu saja tuduhan dan protes dari berbagai kalangan tersebut akan merongrong wibawa guru, bahkan cepat atau lambat, pelan tapi pasti akan menurunkan martabat guru. Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa alasan, karena

Page 13: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

memang ada sebagian kecil oknum guru yang melanggar/ menyimpang dari kode etik sebagi seorang guru.1

Masalah mutu pendidikan hingga saat ini masih menjadi suatu

problematika yang bersifat umum, karena pada saat orang membicarakan

mutu pendidikan tidak kelihatan dengan jelas ukuran mutu yang

sebenarnya. Ada yang merisaukan ukuran mutu karena mengetahui

keterbatasan pengetahuan siswa tentang suatu bidang pelajaran karena

melihat kemampuan membaca dan menulis para pelajar karena melihat

rendahnya disiplin sosial generasi muda. Oleh karena itu, menyadari

pentingnya mutu dalam pendidikan maka dipandang perlu setiap lembaga

pendidikan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pendidiknya

yaitu guru, mengingat posisi guru dalam suatu lembaga pendidikan sangat

besar pengaruhnya dalam meningkatkan kualitas anak didik. Untuk itu

kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus membina dan

mengembangkan secara khusus kompetensi guru dengan tujuan mereka

termotivasi untuk kreatif, imajinatif, dan progresif, sehingga siswa yang

dididik menjadi berkualitas dan berguna bagi lingkungan masyarakat

dimana ia tinggal maupun bagi nusa dan bangsa.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Untuk menjadi guru tidak mudah, diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan

1 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2005), Cet. Ke-17,

h.1

Page 14: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui massa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.2

Masalah guru senantiasa mendapat perhatian yang serius, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat pada umumnya dan oleh ahli pendidikan

khususnya. Mengingat bahwa guru merupakan media yang sangat penting

artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Selain itu,

masalah mengenai pengembangan kompetensi guru juga diperkuat oleh

adannya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

sebagaimana yang tercantum pada pasal 34 tentang pembinaan dan

pengembangan, dimana pembinaan dan pengembangan kompetensi guru

tersebut merupakan hal yang wajib dilakukan baik oleh pemerintah atau

pemerintah daerah pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Mengingat bahwa

guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan, karena peranan guru

sangat mempengaruhi terhadap peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala

sekolah sebagai pemimpin pendidikan hendaknya dapat mengembangkan

kompetensi para gurunya agar mutu pengajaran yang dilakukan dapat

dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan. Tidak semua guru dapat

melakukan pekerjaan yang ditekuni dengan profesional, hal ini dikarenakan

kurangnya pembinaan dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh

2 Ibid., h. 5

Page 15: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

guru tersebut. Dengan adanya pembinaan dan pengembangan kompetensi

terhadap para guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pengajaran

sehingga mutu pendidikan pun dapat dicapai dengan baik.

Pembinaan dan pengembangan kompetensi guru dalam

peningkatan mutu pengajaran dimaksudkan untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional yang selama ini dipandang masyarakat cukup rendah

dan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa. Bermutu tidaknya suatu sekolah atau lembaga pendidikan sangat

tergantung pada kadar kualitas tenaga pendidik yaitu guru. Kadar kualitas

tenaga pendidik dapat menjadi salah satu penyebab kadar kualitas out put

sekolah. Mutu tenaga pendidik merupakan faktor utama dalam usaha

meningkatkan mutu pendidikan sekolah yang pada gilirannya akan sangat

mempengaruhi kemajuan masyarakat yang menjadi supra sistem sekolah.

Oleh karena itu, pengembangan kompetensi profesional guru perlu

dilakukan agar guru selalu memiliki sikap terbuka dan mengikuti

perkembangan baru dalam bidang pendidikan. Dimana pada dasarnya

pengembangan kompetensi profesional guru yang dilakukan adalah untuk

menambah pengetahuan, menambah keterampilan dan merubah sikap, yang

dapat membangkitkan semangat untuk bekerja.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa kompetensi profesional

merupakan hal penting yang harus dimiliki guru, sehingga harus selalu

dikembangkan sesuai dengan tuntutan di bidang pendidikan, agar guru

Page 16: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

memiliki pengetahuan, kecakapan dan keahlian sebagaimana diharapkan.

Pengembangan kompetensi profesional guru ini bertujuan untuk

meningkatkan mutu pengajaran yang dilakukan guru, yang pada gilirannya

akan mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri.

Demikian penting pengembangan kompetensi terhadap guru,

namun terkadang hilang oleh tidak adanya komunikasi yang baik antara

guru dan kepala sekolah, sehingga timbul rasa kurang diperhatikan dari

pihak guru oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai

pendidik.

Mengenai SMP Al-Amanah, Sekolah Menengah Pertama SMP Al-

Amanah telah berdiri sejak tahun 1991, dimana sekolah tersebut berada

dibawah naungan yayasan pondok pesantren Al-Amanah. Sekolah ini

didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat setempat, salah satunya yaitu H.

TB. Suhandi. Pendirian SMP Al-Amanah ini tidak hanya didasarkan pada

upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada disekitar

sekolah tersebut saja, namun keberadaan SMP Al-Amanah ini juga sebagai

salah satu usaha umat Islam untuk menyampaikan pendidikan Islam sedini

mungkin untuk perkembangan kehidupan jasmaniah dan rohaniah sesuai

dengan tingkat perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta untuk

memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai betapa pentingnya

arti sebuah pendidikan.

Page 17: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Dalam perkembangannya sekolah SMP Al-Amanah terbilang

cukup baik, hal ini dapat dilihat dari tahun ke tahun baik secara kuantitas

maupun kualitas sekolah ini terus meningkat. Secara kuantitas siswa SMP

Al-Amanah terus meningkat sampai tahun pelajaran 2005/2006, yang

memiliki 17 rombongan belajar. Sedangkan secara kualitas dari tahun ke

tahun sekolah ini pun terus meningkat, baik kualitas hasil pembelajaran

maupun kualitas ekstrakurikulernya.

Secara kualitas pada tahun 1996 hasil pembelajaran yang diperoleh

sekolah tersebut sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional

untuk tingkat daerah Serpong meraih juara 3. Kemudian untuk kegiatan

pramuka, pada tahun 1997 sekolah ini terpilih untuk mengikuti upacara

tingkat nasional di TMII. Selain itu, kualitas ekstrakurikuler lainnya seperti

dari bidang olahraga dan seni pun cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari

berbagai prestasi yang telah diperoleh dari berbagai perlombaan yang telah

diikutinya, seperti pada tahun 2004/2005 sekolah ini meraih juara 3

kejuaraan futsal tingkat Kabupaten Tangerang. Kemudian pada tahun

2005/2006 untuk kejuaraan futsal sekolah ini meraih juara 1 tingkat

Kabupaten Tangerang dan juara 3 untuk kejuaraan bola voli putri tingkat

Kabupaten Tangerang.

Hal ini menunjukkan bahwa sekolah ini meskipun belum lama

berdiri sudah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang ada

disekitarnya, baik dari kualitas pembelajarannya maupun kualitas

Page 18: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

ekstrakurikulernya. Dari prestasi-prestasi penghargaan yang diperoleh SMP

Al-Amanah, sebenarnya masih ada banyak penghargaan lainnya yang

diperoleh dari tahun ke tahun oleh sekolah tersebut. Hal ini membuktikan

bahwa pihak sekolah memperhatikan minat dan bakat para siswanya

dengan mengikutsertakan dan berpartisipasi dalam setiap kejuaraan, baik

yang diselenggarakan oleh tingkat Kabupaten Tangerang maupun se-

JABOTABEK.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa sekolah SMP Al-Amanah

tidak hanya mengutamakan dan memperhatikan kualitas pendidikannya

saja, tetapi sekolah ini juga memperhatikan minat dan bakat dari para

siswanya sehingga tidak heran bila sekolah ini meskipun belum lama berdiri

sudah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang ada disekitarnya

baik dari segi pengajarannya maupun kegiatan ekstrakurikulernya.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti

masalah tersebut dengan judul “PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU

DALAM PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN DI SMP AL-AMANAH.”

Masalah Penelitian

Identifikasi Masalah

Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu

pesat sangat mempengaruhi pembaharuan pendidikan dan pengajaran. Hal ini

menuntut adanya pembaharuan-pembaharuan kompetensi guru, khususnya dalam

Page 19: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan

kemajuan teknologi dan sistem manajemen.

Adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

a) Pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan kinerja guru

b) Pengembangan kurikulum pembelajaran dalam peningkatan kualitas

pengajaran

c) Pengembangan mutu guru dalam peningkatan proses belajar mengajar

d) Pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan kreativitas mengajar

guru

e) Pembinaan terhadap keterampilan guru dalam peningkatan kualitas

pembelajaran

f) Pengembangan metodologi pembelajaran dalam peningkatan mutu

pengajaran

g) Pengembangan media pembelajaran dalam peningkatan proses belajar

mengajar

h) Pengembangan kurikulum pembelajaran dalam peningkatan kinerja guru

i) Pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran

j) Hasil pengembangan kompetensi guru terhadap peningkatan kinerja guru

dalam pembelajaran

Pembatasan Masalah

Page 20: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, sehingga agar

pembahasan tidak terlalu meluas dan lebih memudahkan serta lebih terarah dalam

skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

a. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan yang dilakukan oleh

kepala sekolah sehubungan dengan peningkatan mutu pengajaran.

Pengembangan adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan

ilmu pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan kecakapan-kecakapan

yang dimiliki oleh guru.

b. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi profesional guru dalam

pengajaran yang meliputi kemampuan dan keterampilan guru dalam

mengelola program pengajaran, kinerja guru dalam proses belajar mengajar

dan kemampuan guru dalam mengelola evaluasi program pengajaran.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka selanjutnya penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pengembangan kompetensi guru serta usaha yang dilakukan

dalam meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al-Amanah ?

Page 21: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengembangan Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

Sebelum membahas lebih dalam mengenai kompetensi guru, penulis

terlebih dahulu akan mengangkat beberapa literature mengenai arti dari

profesi itu sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari sering terdengar istilah

profesi atau profesional. “Seseorang mengatakan bahwa profesinya sebagai

seorang dokter, yang lain mengatakan bahwa profesinya sebagai arsitek, atau

ada pula sebagai pengacara, guru, dan lain sebagainya”.3

Bila diamati dengan cermat bermacam-macam profesi tersebut, belum

dapat dilihat dengan jelas apa yang merupakan kriteria bagi suatu pekerjaan

sehingga dapat disebut suatu profesi itu. Kebanyakan kita mengatakan bahwa

mengajar itu adalah suatu profesi, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan

profesi dan kriteria yang harus dipenuhi agar suatu jabatan dapat disebut suatu

profesi.

Menurut Ornstein dan Levine (1984), sebagaimana yang dikutip oleh

Soetjipto dan Raflis Kosasi dalam bukunya “Profesi Keguruan” menyatakan

3 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 14

Page 22: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di

bawah ini:

1) Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan)

2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalyak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya).

3) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek. 4) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri. 5) Mempunyai kode etik untuk mejelaskan hal-hal yang meragukan

atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.

6) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya.

7) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan jabatan lainnya).4

Sedangkan menurut Peter Salim (1982) yang telah diterjemahkan oleh

Muhamad Nurdin mengatakan bahwa “Profesi merupakan suatu bidang

pekerjaan yang berdasarkan pada pendidikan keahlian tertentu”.5 Adapun

pendapat dari Sikun Pribadi (1991:1) yang dikutip oleh Muhamad Nurdin,

mengatakan bahwa “Profesi pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan

bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau

pekerjaan, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan

itu”.6

Selain itu, Kenneth Lynn (1965:67) memberikan definisi profesi

sebagai berikut: “A profession delivers esoteric service based on esoteric

4 Ibid., h. 15-16 5 Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Prismaso PHIE, 2004),

Cet. Ke-1, h. 119-120 6 Ibid., h. 120

Page 23: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

knowledge systematically formulated and applied to the need of a client”

(suatu profesi yang menyajikan jasa dengan berdasarkan pada ilmu

pengetahuan yang dipahami oleh orang tertentu secara sistematik yang

diformulasikan dan diterapkan untuk memenuhi kebutuhan klien).7 Didalam

bukunya “Guru Profesional dan implementasi kurikulum” Syafruddin Nurdin

mengatakan bahwa “Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi oleh

pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu”.8

Dari berbagai pengertian profesi tersebut diatas, dapat disimpulkan

bahwa dalam profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus

dipelajari secara sengaja, sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang

lain. Selain itu, dari gambaran pengertian profesi diatas juga menimbulkan

makna, bahwa profesi yang disandang oleh tenaga kependidikan atau guru,

adalah sesuatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan,

kemampuan dan ketelatenan untuk menciptakan anak memiliki perilaku

sesuai dengan yang diharapkan.

Profesi sebagai seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, seperti

yang dibayangkan oleh sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi

dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat

dikategori sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru

yang profesional mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan

7 Ibid., h. 121 8 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum

Teaching, 2005), Cet. Ke-1, h. 13

Page 24: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, perlu adanya syarat atau kriteria-kriteria yang harus dipenuhi

oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi.

Menurut Sardiman (1994:131) yang mengutip pendapat Wolver,

sebagaimana yang diterjemahkan oleh Muhamad Nurdin dalam bukunya

“Kiat Menjadi Guru Profesional”, mengatakan bahwa suatu pekerjaan disebut

profesi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas,

maksudnya memeliki pengetahuan umum dan keahlian yang khusus.

2) Merupakan karier yang dibina secara organisatoris, maksudnya adanya

keterkaitan dalam suatu organisasi profesional, memiliki otonomi

jabatan, kode etik, serta merupakan karya bakti seumur hidup.

3) Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai status

profesional dan memperoleh perlindungan hukum.9

Sedangkan menurut Rochman Natawidjaya yang dikutip oleh

Syafruddin Nurdin, mengemukakan beberapa kriteria sebagai ciri suatu

profesi, yaitu:

1) Ada standar kerja yang baku dan jelas. 2) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya

dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.

9 Muhamad Nurdin, Op. Cit. h. 123

Page 25: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

3) Ada organisasi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahan-kan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.

4) Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunya dalam memperlakukan kliennya.

5) Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku. 6) Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam)

terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi.10

Sedangkan menurut Glenn Langford yang telah diterjemahkan oleh

Martinis Yamin dalam bukunya “Profesionalisasi Guru dan Implementasi

KBK”, mengatakan bahwa kriteria suatu profesi mencakup:

1) Upah

2) Memiliki pengetahuan dan keterampilan

3) Memiliki rasa tanggung jawab dan tujuan

4) Mengutamakan layanan

5) Memiliki kesatuan

6) Mendapat pengakuan dari orang lain atas pekerjaan yang digelutinya.11

Dari berbagai penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

jabatan profesional harus sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah

dikemukakan di atas, sehingga tindakan seorang guru tidak menyimpang dari

kaidah-kaidah yang telah disepakati bersama. Hal ini membuktikan bahwa

untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah, apalagi menjadi seorang guru

yang profesional.

10 Syafruddin Nurdin, Op. Cit. h. 15-16 11 H. Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KBK, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2006), Cet. Ke-1, h. 14

Page 26: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau

kecakapan. “Padanan kata yang berasal dari bahasa inggris ini cukup banyak

dan yang lebih relevan dengan pembahasan ini ialah kata proficiency dan

ability yang memiliki arti kurang lebih sama yaitu kemampuan”.12 Hanya,

proficiency lebih sering digunakan orang untuk menyatakan kemampuan

berperingkat tinggi.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta)

“Kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau

memutuskan sesuatu hal.”13

Menurut Broke and Stone (1975) sebagaimana yang telah

diterjemahkan oleh Uzer Usman menyatakan bahwa “Kompetensi merupakan

gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat penting.”14

Sedangkan menurut W. Robert Houston yang telah diterjemahkan oleh

Roestiyah N.K mengartikan kompetensi sebagai “Suatu tugas yang memadai,

atau pemilihan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dtuntut oleh

seseorang.”15

12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2002), Cet. Ke-7, h.229 13 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2005), Cet. Ke-17,

h. 14 14 Ibid., 15 Roestiyah, N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1989), Cet.

Ke-3, h.4

Page 27: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Dengan gambaran pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

melaksanakan profesi keguruannya.

Menurut pandangan tradisional, guru adalah “seorang yang berdiri di

depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan (Roestiyah,

1982:182)”.16 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru

diartikan sebagai “Orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya)

mengajar.”17

Menurut Balnadi Sutadipura yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin

dalam bukunya “Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum”

mengungkapkan bahwa guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru.18

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah “Seorang

yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak

didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan anak didik,

sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan

yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan (1985:65)”.19

Menurut Mc Loed, yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam bukunya

“Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” mengungkapkan bahwa

16 Syafruddin Nurdin, Op. Cit. h. 6 17 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 222 18 Syafruddin Nurdin, Loc. Cit. 19 Ibid., h. 7

Page 28: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

“Teacher is a person whose occupation is teaching others.”20 Artinya guru

adalah seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.

Ngalim Purwanto mengartikan bahwa guru adalah “Orang yang

pernah memberikan sesuatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang

atau kelompok, misalnya guru silat, guru ngetik, guru tari dan lain-lain.”21

Berdasarkan sejumlah sumber tersebut di atas, dapatlah disimpulkan

bahwa seorang guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada

murid-muridnya atau menurut Soepardjo Adikusumo “mengecer informasi

dengan menjaja-jajakannya di depan kelas. Akan tetapi, dia seorang tenaga

profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan,

menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian,

seorang guru hendaklah bercita-cita tinggi, berpendidikan luas, berkepribadian

kuat dan tegar serta berprikemanusiaan yang mendalam”.22

Melihat pendapat para ahli di atas tentang pengertian guru (pendidik)

dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang bisa dikatakan guru oleh orang

lain, karena ia telah memberikan ilmunya terhadap orang lain dan bisa

bermanfaat untuk orang tersebut, dan dia (guru) tidak mengharapkan balasan

apapun kecuali ilmu yang telah diberikan bisa bermanfaat bagi didrinya

maupun orang lain (murid dan masyarakat).

20 Muhibbin Syah, Loc. Cit., 21 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidkan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2001), Cet. Le-13, h. 138 22 Syafruddin Nurdin, Loc. Cit.

Page 29: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Di dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” Uzer Usman

mengungkapkan bahwa kompetensi guru merupakan “kemampuan dan

kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.”23 Artinya

bahwa guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut guru

yang kompeten dan profesional.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Saman bahwa “Seseorang

dikatakan berkompeten dalam bidang tetentu apabila orang tersebut

menguasai kecakapan kerja atau keahlian sesuai dengan tuntutan bidang yang

bersangkutan, dengan demikian ia mempunyai kewenangan dalam pelayanan

sosial.”24

Menurut Barlow (1985) sebagaimana yang telah diterjemahkan oleh

Muhibbin Syah menyatakan bahwa “Kompetensi guru merupakan

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya

secara bertanggung jawab dan layak.”25

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dasar yang

seharusnya dimiliki setiap guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan

kewajibannya secara baik dan bertanggung jawab sehingga kegiatan belajar

mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

23 Moh. Uzer Usman, Loc. Cit., 24 Saman. A, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), Cet. Ke-1, h.94 25 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 229

Page 30: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

b. Jenis-jenis Kompetensi Guru

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan formal

pada umumnya, karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan. Maka

setiap guru harus memiliki perilaku dan kemampuan yang cukup untuk

mengembangkan siswanya dengan baik. Untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawbnya sebagai pengajar, guru harus menguasai berbagai

kompetensi yang dimilikinya.

Moh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional”

membagi kompetensi kedalam dua bagian yaitu kompetensi pribadi dan

kompetensi profesional.

1) Kompetensi Pribadi, kemampuan pribadi ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Mengembangkan kepribadian

(1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (2) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi

jabatan guru b) Berinteraksi dan berkomunikasi

(1) Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional

(2) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan

c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan (1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar (2) Membimnimg siswa yang berkelainan dan berbakat khusus

d) Melaksanakan administrasi sekolah (1) Mengenal pengadministrasian sekolah (2) Melaksanakan administrasi sekolah

e) Melaksanakan penelitian bersama untuk keperluan sekolah (1) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah (2) Melaksanakan penelitian sederhana

2) Kompetensi profesional, kemampuan profesional ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Menguasai Landasan Kependidikan

Page 31: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

(1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mengenal tujuan nasional (2) Mengenal fungsi sekolah dan masyarakat

b) Menguasai bahan pengajaran (1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan Dasar dan

Menengah (2) Menguasai bahan pengajaran

c) Menyusun program pengajaran (1) Menetapkan tujuan pengajaran (2) Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran (3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar (4) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai (5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

d) Melaksanakan Program Pengajaran (1) Mengatur ruang belajar (2) Mengelola interaksi belajar mengajar

e) Menilai hasil belajar mengajar untuk kepentingan pengajaran (1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran (2) Menilai proses belajar mengajar yang yang telah dilaksana-

kan.26

Sedangkan menurut Nana Sudjan dalam bukunya “Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar” membagi kompetensi kedalam tiga bidang, yaitu:

1) Kompetensi bidang kognitif

2) Kompetensi bidang sikap (afektif)

3) Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik).27

Penjelasan mengenai tiga bidang kompetensi yang telah disebutkan

diatas adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi bidang kognitif

Kompetensi bidang kognitif yaitu kemampuan intelektual yang

dimiliki oleh guru. Seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan

26 Moh. Uzer Usman, Op. Cit. h. 16-19 27 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2000), Cet. Ke-5, h.18

Page 32: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

metode mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku

individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan

tentang menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang masyarakat, serta

pengetahuan umum lainnya.

2) Kompetensi bidang afektif

Kompetensi bidang sikap (afektif) adalah kesediaan dan kesiapan

guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas profesinya.

Misalnya sikap mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata

pelajaran yang dibinanya, sikap toleransiterhadap sesama teman

profesinya.

3) Kompetensi bidang psikomotorik

Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik) yaitu segala

kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku yang bersifat

jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku

pengajar, seperti keterampilan mengajar, membimbing menilai,

menggunakan alat bantu pengajaran, keterampilan berkomunikasi dan

lain-ain.

Berdasarkan penjelasan di atas, sudah barang tentu ketiga bidang

kompetensi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, saling berhubungan dan saling

mempengaruhi satu sama lain.

Page 33: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Kompetensi guru di Indonesia telah dikembangkan pula oleh Proyek

Pembina Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut P3G yang termasuk kompetensi profesional guru ada sepuluh

yang meliputi:

a. Menguasai bahan b. Mengelola program belajar mengajar c. Mengelola kelas d. Menggunakan media atau sumber e. Menguasai landasan-landasan kependidikan f. Mengelola ineraksi belajar mengajar g. Menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran h. Mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan di

sekolah i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j. Memahami prinsip-prinsip dan penafsiran hasil pendidikan

bagi keperluan pengajaran.28

Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,

yang dimaksud dengan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan perilaku yang harus di miliki dan dikuasai oleh guru atau

dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Adapun kompetensi yang

harus di miliki oleh guru sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-

Undang No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Berikut ini penjelasan mengenai kompetensi yang telah disebutkan di

atas, yaitu:

1. Kompetensi Pedagogik

28 Ibid., h. 19

Page 34: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pengajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pengajaran, evaluasi hasil

belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan wibawa

menjadi tauladan bagi peserta didik serta berakhlak mulia.

3. Kompetensi Sosial

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan

pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul

secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pengajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang telah ditetapkan.

Demikian kompetensi dasar yang harus di miliki oleh seorang guru

dan juga yang merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya.

Kompetensi dasar guru jelas sangat berguna bagi guru, sebab dengan adanya

Page 35: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

perumusan kompetensi dasar guru bisa dijadikan pedoman bagi guru untuk

menilai dirinya apakah dia sebagai seorang guru dalam menjalankan

profesinya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi tersebut. Bila

belum, guru harus berani mengakui kekurangannya itu, dan berusaha untuk

mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha untuk

mengembangkan dirinya dan lebih memantapkan dirinya menjadi seorang

guru.

c. Konsep Pengembangan Kompetensi guru

Sebelum membahas lebih dalam mengenai pengembangan kompetensi

guru, penulis terlebih dahulu akan mengangkat beberapa literatur mengenai

pengembangan personil karena bila dilihat dari kaca mata manajemen guru

adalah sebagai tenaga personil dari sebuah lembaga atau organisasi.

Dalam hubungannya dengan hal tersebut, Sudarwan Danim

mengemukakan bahwa Tujuan pengembangan personil adalah untuk:

1) Meningkatkan performans dalam posisi mereka yang memegang

jabaan atau menduduki posisi tertentu;

2) Mengembangkan keterampilan atau keahlian pokok dari personil yang

terpilih untuk mengisi tempat atau posisi tertentu;

Page 36: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

3) Mempromosikan pengembangan diri semua personil dalam rangka

meningkatkan pengaruhnya sebagai individu dan memudahkan

pemenuhan kebutuhan.29

Konsep pengembangan tersebut di atas tidak jauh berbeda dengan apa

yang dikemukakan oleh Bambang Tri Cahyono bahwa “Pengembangan

adalah setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang

maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi, mempengaruhi

sikap-sikap atau menambah kecakapan-kecakapan. Dengan kata lain,

pengembangan adalah sikap kegiatan yang dimaksudkan untuk mengubah

kelakuan, yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan-kecakapan dan sikap.”30

Dari tujuan pengembangan tersebut di atas, ternyata pengembangan

kompetensi tenaga edukatif tidak berbeda dengan tujuan pengembangan

personil yang telah diuraikan, yaitu untuk meningkatkan performans dan

meningkatkan keterampilan atau keahlian pokok yang harus dimiliki,

keterampilan konseptual, teknikal dan pribadi untuk dapat melaksanakan

tugasnya secara profesional.

Selanjutnya Castetter merumuskan bahwa pengembangan personil

mencakup kegiatan, baik kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang

yang masing-masing mempunyai tujuan berbeda. Pengembangan personil ini

merupakan suatu proses peningkatan personil melalui pendekatan-pendekatan

29 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), Cet. Ke-1, h. 35 30 Bambang Tri Cahyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: IPWI, 1996), h. 156

Page 37: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

yang menekankan pada “Self-realization, Self-growth and Self-development”,

dimana melibatkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan, sikap-sikap keterampilan dan pengetahuan.31

Dalam pengembangan ini ada dua kegiatan, yaitu: (1) yang khusus

direncanakan dan diterapkan oleh sistem sekolah (pendekatan formal), (2)

yang dilakukan oleh personil itu sendiri (pendekatan informal).

Untuk menentukan program pengembangan ada tiga pertimbangan

pokok dalam perencanaannya, yaitu:

1) Kebutuhan organisasi untuk pengembangan;

2) Kebutuhan akan peningkatan pengetahuan khusus dan keterampilan

bagi personil;

3) Potensi personil untuk pertumbuhan dan perkembangan.32

Dalam pendapatnya, Sudarwan Danim membuat suatu model proses

pengembangan yang terdiri dari:

1) Perencanaan pengembangan personil

Perencanaan pengembangan personil ini merupakan perencanaan

makroyang meliputi aspek pengembangan menyangkut isu-isu pokok,

seperti program apa yang diharapkan dapat dikerjakan, apa batasannya,

dan bagaimana urutan prioritasnya, penanggung jawab dan sifatnya,

31 Sudarwan Danim, Op. Cit. h. 36 32 Ibid.,

Page 38: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

prioritasnya dan tanggung jawab, dan lain sebaginya dari seluruh tingkat

administrasi yang erlibat dalam kegiatan pengembangan.

2) Pemprograman pengembangan personil

Pemrograman pengembangan personil maksudnya adalah

mentransformasikan perencanaan makro kedalam suatu rangkaian

perencanaan mikro, berupa desain operasional dan program

pengembangan.

3) Pengevaluasian program pengembangan personil.

Dimana tahap ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat

keberhasilan pengembangan yang telah direncanakan dan kelemahan-

kelemahan dalam proses penyelenggaraan.33

Menurut Suryosubroto dalam bukunya “Manajemen Pendidikan di

Sekolah”, mengatakan bahwa bentuk-bentuk peningkatan profesi keguruan

secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Peningkatan profesi secara individual:

a) Peningkatan melalui penataran-penataran

b) Peningkatan profesi melalui belajar sendiri

c) Peningkatan profesi melalui media massa

33 Ibid.,

Page 39: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

2) Peningkatan profesi keguruan melalui organisasi profesi:

a) Peningkatan melalui kegiatan diskusi kelompok

b) Peningkatan melalui kegiatan ceramah ilmiah

c) Peningkatan melalui kegiatan karyawisata

d) Peningkatan melalui kegiatan buletin organisasi.34

Guru sebagai personil edukatif dituntut juga untuk mengembangkan

bidang pekerjaannya sesuai dengan rumusan-rumusan di atas, karena memang

perkembangan dalam bidang ilmu pengeahuan dan teknologi telah demikian

maju dengan pesatnya, sehingga lembaga sekolah dituntut untuk bisa

mengikuti gerak langkahkemajuan itu, dimana semua personil yang terlibat

didalamnya harus menyesuaikan diri dengan hal tersebut. Tenaga edukaif atau

guru sebagai salah satu personil di lembaga sekolah harus mengembangkan

kompetensi demi keberhasilan pelaksanaan tugas profesionalnya, disamping

melaksanakan inovasi dan mengatasi tantangan yang menghadangnya.

Senada dengan hal tersebut di atas, Nana Sudjana mengemukakan bahwa: Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain, kecuali oleh dirinya. Demikian pula ia harus sadari bahwa dalam melaksanakan tugasnya selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh dan bukan pekerjaan sambilan. Oleh karena itu, guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam rangaka melaksanakan tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan pada masyarakat pada umumnya. Disinilah letaknya

34 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.

Ke-1, h. 190-191

Page 40: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

pengembangan profesi yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.35

Sudarwan Danim mengemukakan tiga manfaat pengembangan guru, yaitu:

a) Peningkatan performansi guru sesuai dengan posisinya saat ini;

b) Pengembangan keterampilan guru untuk mengantisipasi tugas-tugas

baru yang bersifat reformasi;

c) Merangsang pertumbuhan diri guru bagi penciptaan kepuasan kerja

secara individual.36

Sedangkan menurut Siagian, disamping bermanfaat bagi organisasi,

kegiatan program pengembangan sudah barang tentu bermanfaat pula bagi

para anggota organisasi.37

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa guru juga

senantiasa mempunyai andil besar dan tanggung jawab terhadap

pengembangan profesionalnya disamping lembaga atau departemen yang

terkait bagi peningkatan mutu pengajaran dalam mencapai tujuan pendidikan.

d. Indikator Pengembangan Kompetensi Guru

Mutu pada dasarnya adalah suatu pengertian yang abstrak dan

subyektif, karena berdasarkan sudut pandang seseorang atau berdasarkan

dengan syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan bersama. Dalam hal ini

35 Nana Sudjana, Op. Cit., h.16 36 Sudarwan Danim, Loc. Cit., 37 Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-11, h.

184

Page 41: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

mutu kompetensi guru adalah dimana guru tersebut dengan kompetensi yang

dimilikinya dapat melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab. Diantara

indikator kompetensi guru secara umum ialah:

1) Melaksanakan tugas belajar mengajar dengan menggunakan persiapan mengajar, perencanaan bahan pelajaran, hadir di kelas sesuai dengan jadwal. Melaksanakan berbagai teknik dan metode mengajar untuk lebih memudahkan pemahaman siswa, melaksanakan evaluasi terhadap bahan pelajaran yang telah disampaikan.

2) Pengelolaan kelas dan mengelola interaksi belajar mengajar, agar pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan suasana kondusif.

3) Membantu siswa ketika menghadapi kesulitan baik yang berhubungan langsung dengan pelajaran maupun tidak.

4) Selalu berusaha meningkatkan kepentingan belajar dengan mencari metode-metode baru dalam penyampaian bahan pelajaran.

5) Selalu berusaha meningkatkan kemampuannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan bidang studi yang dipegangnya dan mengikuti kegiatan ilmiah berupa diskusi atau seminar.

6) Bertanggung jawab untuk membantu sesama guru dan membantu sekolah dalam kegiatan pengembangan kurikulum serta berpartisipasi dalam kepanitiaan yang diselenggarakan oleh sekolah.38

Sedangkan Sudarwan Danim, mengemukakan empat langkah

pengembangan personalia, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 3)

Pelaksanaan, dan 4) Evaluasi.39

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis berpendapat bahwa sekolah

sebagai suatu organisasi dipandang perlu untuk mengadakan pengembangan

personalia, dalam hal ini salah satu diantaranya adalah pengembangan

38 Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), Cet. Ke-1, h. 30-31 39 Sudarwan Danim, Loc. Cit.,

Page 42: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

kompetensi guru. Dimana pengembangan kompetensi guru tersebut

menyangkut tiga hal yang harus dilakukan yaitu perencanaan kegiatan,

pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan.

Perencanaan kegiatan tersebut merupakan kegiatan merencanakan

proses belajar mengajar, pelaksanaan kegiatan merupakan kegiatan

melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar mengajar,

sedangkan evaluasi kegiatan dimaksudkan untuk menilai kemajuan proses

belajar mengajar.

Kegiatan pengembangan tenaga kependidikan yakni guru, dilakukan

atas prakarsa institusi, kelompok maupun individu. Dilihat dari perspektif

institusi, kegiatan ini diperuntukkan untuk merangsang, memelihara, dan

meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah

keorganisasian.

Pengembangan tenaga kependidikan atas prakarsa institusi adalah

penting, namun yang tidak kalah pentingnya adalah prakarsa personal tenaga

kependidikan untuk menjalani proses profesionalisasi.40

Dari paparan di atas diketahui bahwa kewajiban untuk mengembang-

kan kompetensi profesional guru adalah kewajiban guru itu sendiri, atasan

dari guru tersebut seperti kepala sekolah dan supervisor sebagai kepanjangn

tangan dari institusi yang berkaitan dengan dunia kependidikan.

40 Ibid.,

Page 43: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Dalam pengembangan kompetensi guru mengenai hal-hal tentang

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan ini menurut penulis bisa

mencakup bagaimana sekolah atau individu guru dalam merencanakan

pengembangan kompetensi profesional keguruannya, seperti berencana untuk

senantiasa mengembangkan kompetensi profesional guru seperti: berencana

mengikuti pelatihan-pelatihan, membeli buku-buku baru dan sebagainya.

Pelaksanaan adalah sesuatu yang dikerjakan berdasarkan perencanaan yang

telah dibuat sebelumnya baik oleh individu guru yang bersangkutan atau oleh

sekolah atau juga institusi terkait.

Adapun kegiatan evaluasi adalah melakukan penilaian terhadap

pelaksanaan-pelaksanaan yang telah dilakukan atau dikerjakan, apakah

perencanaan yang dibuat sudah terlaksan atau belum, sesuai dengan rencana

atau tidak, serta berhasil atau tidaknya perencanaan dan pelaksanaan

pengembangan kompetensi guru, oleh institusi sekolah atau guru itu sendiri.

Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa pengembangan

kompetensi guru dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kecakapan-

kecakapan serta untuk menambah pengetahuan yang dimiliki oleh para guru,

sehingga dengan adanya kegiatan pengembangan kompetensi tersebut guru

menjadi lebih berkualitas dan kompeten dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendidik. Dengan kata lain, pengembangan kompetensi guru tersebut

adalah merupakan serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional,

Page 44: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

dimana layanan tersebut diberikan oleh orang ahli (kepala sekolah, penilik

sekolah, pengawas dan ahli lainnya) kepada guru dengan maksud agar dapat

meningkatkan baik kualitas guru maupun kualitas proses dan hasil pengajaran

sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik.

Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan kompetensi terhadap

guru, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memperbaiki efektivitas

kerja seorang guru dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan sehingga

proses pengajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga guru

tersebut dapat menjadi seorang yang profesional dalam melaksanakan

tugasnya sebagai pendidik. Adapun aspek-aspek yang perlu dikembangkan

diantaranya adalah aspek afektif, kognitif dan psikomotor guru dalam

pendidikan dan pengajaran yang meliputi aspek pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, sikap dan kepribadian guru, sehingga guru diharapkan dapat

lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi

Pengembangan kompetensi guru merupakan proses perubahan

kemampuan profesional guru secara bertahap ke arah yang lebih baik untuk

terciptanya suatu kesempurnaan. Pengembangan kompetensi guru merupakan

bagian dari kegiatan peningkatan tenaga kependidikan.

Kualitas guru dalam mengajar pada hakikatnya merupakan hasil

interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang

Page 45: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

datangnya dari dalam dirinya dan dari luar dirinya. Faktor yang datang dari

dalam dirinya (faktor internal) antara lain adalah faktor kesehatan, potensi,

sikap dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor

eksternal) antara lain adalah kepala sekolah, anak didik, dan sarana prasarana

sekolah.

Menurut Kartini Kartono terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi kompetensi antara lain adalah faktor dari dalam diri sendiri

yang meliputi kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, bakat, kemampuan

dan minat, motif, kepribadian dan cita-cita. Dan faktor dari luar diri sendiri

yang meliputi lingkungan dan sarana prasarana.41

Kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai ahli

pendidikan dan pengajaran harus mampu memiliki kesadaran, keinginan dan

kemauan untuk selalu meningkatkan kompetensinya, sehingga diharapkan

guru menjadi lebih kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Selain itu ditunjang juga dengan upaya-upaya dari luar, seperti sarana dan

prasarana serta kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi guru dalam

upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pengajaran

(pendidikan dan pelatihan, seminar, dan penataran-penataran).

2. Mutu Pengajaran

a. Pengertian Pengajaran dan Mutu Pengajaran

41 Kartini Kartono, Menyiapkan dan Memandu Karier, (Jakarta: CV. Raja Wali, 1985), h. 23

Page 46: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Padanan kata pengajaran yang dapat dijumpai dalam kepustakaan

asing adalah learning atau instruction, istilah instruction sering diartikan

sebagai “Proses pembelajaran yakni proses membuat orang melkukan proses

belajar sesuai dengan rancangan.”42

Di dalam buku “Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem” Roestiyah

N.K mengemukakan empat definisi pengajaran yaitu: “pertama, Pengajaran

adalah transfer pengetahuan kepada siswa. Kedua, Pengajaran adalah

mengajar siswa-siswa bagaimana cara belajar. Ketiga, Pengajaran adalah

hubungan interaktif antara guru dan siswa. Keempat, Mengajar adalah

interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru.43

Adapun pengertian pengajaran menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1991) berasal dari kata “ajar”, artinya petunjuk yang diberikan

kepada orang supaya diketahui (diturut). Kata “mengajar” berarti memberi

pelajaran. Sedangkan kata “mengajarkan” berarti memberikan pelajaran.

Berdasarkan arti-arti ini, kemudian KBBI itu mengartikan pengajaran sebagai

“proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan.”44

Selanjutnya, istilah pengajaran dalam bahasa Inggris disebut

instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah to instruct, artinya to

direct to do something; to teach to do something; to furnish with information.

42 Udin Saripudin Winatapura dan Rustana Ardinawata, Materi Pokok Perencanaan

Pengajaran, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, 2000), Cet. Ke-4, h. 2 43 Roestiyah, N.K, Masalah-masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1994), Cet. Ke-3, h. 41-44 44 Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 33

Page 47: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Yakni memberi pengarahan agar melakukan sesuatu; mengajar agar

melakukan sesuatu; memberi informasi. Istilah instruction (pengajaran)

menurut Reber (1988) berarti: “Pendidikan atau proses perbuatan

mengajarkan pengetahuan.”45

Sementara itu, Tardif (1987) memberi arti instruction secara lebih rinci

yaitu: A preplanned goal directed educational process designed to facilitate

learning. Artinya, pengajaran adalah sebuah proses kependidikan yang

sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta

dirancang untuk mempermudah belajar.46

Selain pengertian tersebut di atas, ada beberapa pengertian yang

dikemukakan oleh para ahli pendidik diantaranya adalah menurut Meril

sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Gafur dalam bukunya ‘Desain

Instruksional”, pengajaran adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan

sengaja diubah dan dikontrol dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku

dan bereaksi terhadap kondisi tertentu.”47

Adapun pengajaran menurut Nana Sudjana adalah “Suatu proses

mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga

dapat menumbuhkan dan mendorong siswa dalam melakukan proses belajar.48

45 Ibid., 46 Ibid., h. 33-34 47 Abdul Gafur, Desain Instruksional, (Solo: Tiga Serangkai,1989), h. 22 48 Nana Sudjana, Op. Cit., h. 29

Page 48: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Dari berbagai definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pada hakikatnya pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan secara

sengaja untuk mengelola lingkungan anak didik agar memungkinkannya

untuk belajar dan memberikan respon terhadap situasi tersebut.

Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Mutu adalah

ukuran baik buruk suatu benda, kualitas, taraf, kadar, atau derajat dari

kecerdasan, kepandaian dan sebagainya.49

Menurut Nurhasan, pengertian secara umum kata “Mutu dapat

diartikan kualitas, suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruknya

hasil yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang sedang

dilaksanakan.”50 Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk

menyatakan esensi semua benda atau hal berupa standar ideal yang ingin

dicapai oleh suatu proses.

Pada pembahasan di atas, telah dijabarkan mengenai pengertian mutu

dan pengajaran secara terpisah, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan mutu pengajaran adalah kualitas atau gambaran

yang menjelaskan baik buruknya mengenai hasil belajar mengajar yang

dilakukan oleh guru terhadap anak didik dalam proses pendidikan.

b. Komponen Pengajaran

49 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pistaka, 2002), Edisi III, Cet. Ke-2, h. 768

50 Drs. Nurhasan, Korvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum untuk Abad 21, Indikator Cara Pengukuran dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu pendidikan, (Jakarta: PT. Sindo, 1994), Cet. Ke-3, h. 390

Page 49: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Komponen pengajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya

terdapat berbagai komponen yang saling berhubungan, saling mempengaruhi

serta saling melengkapi. Komponen yang dimaksud adalah semua berbagai

yang ada di dalam sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang

dimanfaatkan. Bagian-bagian ini merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri

sendiri, meskipun kadang-kadang dapat digunakan secara terpisah.51

Dalam proses belajar mengajar diperlukannya kurikulum yang

dijadikan sebagai pedoman dalam pengajaran, karena kurikulum merupakan

alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai alat dalam pengajaran,

kurikulum memiliki bagian-bagian penting yang dapat mendukung operasinya

secara baik. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran

memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan,

berinteraksi dalam pencapaian tujuan pengajaran.

Komponen pokok kurikulum menurut Subandijah meliputi:

“Komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen organisasi/strategi,

komponen media, dan komponen proses belajar mengajar. Sedangkan yang

termasuk dalam komponen penunjang kurikulum meliputi: Sistem

administrasi dan supervisi, pelayanan bimbingan dan penyuluhan, dan sistem

evaluasi.”52

51 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1,

h. 105 52Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta: Gaya Media Pratama,

1999), Cet. Ke-1, h. 12

Page 50: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Dari komponen-komponen kurikulum tersebut di atas, penulis

mengambil beberapa komponen yang berkaitan dengan peningkatan mutu

pengajaran. Adapun komponen-komponen pengajaran yang dapat

mempengaruhi mutu pengajaran antara lain adalah:

1) Tujuan pengajaran;

2) Materi/bahan pengajaran;

3) Metode pengajaran;

4) Media/sarana prasarana pengajaran; dan

5) Evaluasi pengajaran

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai komponen

pengajaran tersebut di atas, maka penulis memberikan penjelasan satu persatu.

1) Tujuan Pengajaran

Tujuan merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses

pengajaran, yakni hal yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang

meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor,

karena tujuan pengajaran dapat menunjang tercapainya tujuan belajar.

Tujuan pengajaran dilihat dari tiga sumber, antara lain adalah

masyarakat, siswa dan bidang studi. Tujuan pengajaran menurut

masyarakat mencakup konsep luas seperti: membentuk manusia pancasila,

menjadikan manusia pembangunan, berkepribadian yang mantap dan

bertanggung jawab. Sedangkan tujuan pengajaran menurut siswanya

Page 51: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

mencakup kesiapan jabatan, keterampilan memecahkan masalah,

penggunaan waktu senggang secara membangun dan sebagainya, sehingga

setiap siswa mempunyai harapan yang mungkin berbeda.

Adapun tujuan pengajaran yang ada kaitannya dengan bidang studi

dapat dinyatakan lebih spesifik, misalnya dalam sains “sadar akan

keindahan dan keteraturan dalam lingkungan belajar. Rumusan tentang

tujuan harus mengenal perubahan dalam minat dan kebutuhan siswa, dan

perubahan dalam kebutuhan masyarakat dan lembaga pendidikannya.53

Menurut Muhammad Uzer Usman, hasil belajar yang dicapai oleh

siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang

direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan pula

oleh guru sebagai perancang (designer) belajar mengajar. Untuk itu, guru

dituntut menguasai taksonomi hasil belajar yang selama ini dijadikan

pedoman dalam perumusan tujuan instruksional.

Tujuan instruksional pada umumnya dikelompokkan ke dalam tiga

kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain

kognitif mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan

dan kemampuan intelektual. Domain afektif mencakup tujuan-tujuan yang

berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan dan

minat. Sedangkan domain psikomotorik mencakup tujuan-tujuan yang

53 A. Tresna Sastrawijaya, M. Sc, Pengembangan Program Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1991), Cet. Ke-1, h. 26-27

Page 52: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak. Klasifikasi tujuan

tersebut memungkinkan hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan belajar

mengajar, karena hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa. Hal ini

memberikan pula petunjuk bagi guru dalam menentukan tujuan-tujuan

dalam bentuk tingkah laku yang diharapkan dari dalam diri siswa.54

Dari uraian tersebut, untuk menentukan bermutu tidaknya

pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka guru, kepala sekolah, siswa

dan masyarakat dapat berperan secara aktif di dalam usaha untuk

mencapai tujuan pengajaran yang direncanakan dan yang diharapkan

sesuai dengan perkembangan zaman.

2) Materi/bahan Pengajaran

Yang dimaksud dengan bahan pengajaran adalah sesuatu yang

harus dipelajari oleh pembelajar dalam melaksanakan aktivitas belajarnya.

Bahan pengajaran bisa berasal dari guru, buku-buku teks, paper, makalah,

artikel, disamping dapat berasal dari lapangan atau obyek tertentu.

Menurut Ali Imron dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran”,

mengatakan bahwa penyediaan bahan pengajaran sangat bergantung pada

tujuan pengajaran, karakteristik siswa, siasat belajar yang harus ditempuh

oleh siswa dan faktor ketersediaan tidaknya bahan pengajaran.55

Penguasaan bahan pengajaran oleh guru mengarah kepada sifat spesifikasi

54 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., h. 34 55 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), Cet. Ke-1, h. 32-33

Page 53: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

atas ilmu yang diajarkan. Dengan melakukan penguraian di dalam

memberikan materi pengajaran akan mempermudah siswa untuk

memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dari materi yang telah disusun dengan baik, dapat dilihat tujuan

yang hendak dicapai dalam pengajaran. Apakah materi yang diberikan

merupakan penyajian fakta-fakta, kecakapan-kecakapan yang hanya

membutuhkan daya mental saja untuk menguasainya, atau menghendaki

keterampilan dan berisi kebiasaan-kebiasaan yang dapat membentuk

sesuatu yang nampak.

Dengan memperhitungkan isi, sifat dan luasan materi dalam

pengajaran akan mempermudah guru di dalam menetapkan baik tujuan

pengajaran maupun metode pengajaran yang mempunyai ciri-ciri yang

sesuai dengan keadaan materi pengajaran.

3) Metode Pengajaran

Metode pengajaran yaitu proses bagaimana mengajar belajar atau

“learn how to learn” merupakan syarat penting dan menentukan bagi

reciptanya penyelenggaraan pendidikan bermutu. Pada dasarnya setiap

mata pelajaran menuntut model metodologi pengajaran tersendiri sesuai

dengan sifatnya; adanya mata pelajaran yang menuntut banyak latihan dan

pengulangan, sedikit penjelasan dan instruksi, ada mata pelajaran yang

menuntut banyak ceramah, perenungan dan analisis. Oleh karena itu,

Page 54: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

metode pengajaran yang baik adalah metode pengajaran yang mampu

mengembangkan semangat dan kemampuan belajar lebih lanjut.

Metode pengajaran adalah segala usaha yang sistematis pragmatis

yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pengajaran melalui berbagai

aktifitas baik di dalam maupun diluar kelas diluar lingkungan sekolah.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam proses belajar

mengajar Dr. A.L. Backer mengemukakan sejumlah metode dalam

pengajaran sebagai berikut:

1) Metode tiruan 2) Metode percobaan 3) Metode pengalaman pembuatan 4) Metode conditioning 5) Metode ceramah atau kuliah 6) Metode buku 7) Metode deelektrik atau pembahasan 8) Metode elektronik56

Selain metode mengajar diatas penulis juga akan mengemukakan

metode mengajar menurut Abdul Majid dalam buku “Perencanaan

Pengajaran”yaitu sebagai berikut:

1) Metode Ceramah 2) Metode Tanya Jawab 3) Metode Tulisan 4) Metode Diskusi 5) Metode Pemecahan Masalah (Problem solving method) 6) Metode Kisah 7) Metode Perumpamaan

56 Piet A Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidkan (Surabaya:

Usaha Nasional, 1981), h. 166

Page 55: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

8) Metode Pemahaman dan Penalaran 9) Metode perintah berbuat baik dan saling menghormati 10) Metode Suri Teladan 11) Metode hikmah dan mau’izhah hasanah 12) Metode peringatan dan pemberian motivasi 13) Metode Praktik 14) Metode Karya Wisata 15) Metode Tadrij (pertahapan).57

Apapun penggunaan suatu metode hendaknya dapat membawa

suasana interaksi atau pembelajaran yang edukatif, menempatkan peserta

didik pada keterlibatan aktif belajar maupun menumbuh kembangkan

minat belajar serta membangkitkan semangat belajar dan menghidupkan

proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Dari uraian tersebut, maka metode mengajar sangat mendukung

keberhasilan belajar. Oleh karena itu, guru sebagai tenaga pendidik di

dalam menentukan metode pengajaran seyogyanya disesuaikan dengan

pokok bahasan yang diberikan kepada siswa. Selain itu pula untuk

menanggulangi kejenuhan siswa, sebaiknya di dalam menentukan metode

mengajar dilakukan secara bervariasi.

4) Media/sarana prasarana Pengajaran

Menurut Mursall. M media adalah suatu eksistensi manusia yang

memungkinkan mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak

langsung dengan dia. Dalam arti sempit media pengajaran hanya meliputi

57Abdul Majid, Perencanaan Pengajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ketiga, h. 137-158

Page 56: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang

terencana, sedangkan arti luas media tidak hanya meliputi media

komunikasi dan elektronik yang komplek, akan tetapi juga menyangkut

alat-alat sederhana seperti fotografi, diagram dan bagan buatan guru,

obyek-obyek nyata serta kunjungan keluar sekolah.

Pengetahuan dan pemahaman tentang media pengajaran setiap

guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang

media pengajaran meliputi:

a) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan PBM

b) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

c) Tentang proses pengajaran

d) Hubungan antara metode mengajar dengan media pengajaran

e) Memelihara dan menggunakan media pengajaran

f) Nilai atau manfaat media dalam pengajaran

g) Berbagai jenis alat dan teknik media

h) Usaha inovasi dalam media pengajaran.58

Salah satu manfaat dari media pengajaran adalah dapat

mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya

diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang hendak dicapai. Adapun

manfaat media pengajaran antara lain:

a) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

58 Oemar Hamalik, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Cipta Aditya Bakti, 1994), Cet. Ke-7, h.1

Page 57: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

b) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan energi.

c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

d) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.59

Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media/sarana

prasarana pengajaran dijadikan hal yang sangat mendukung tercapainya

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) maupun Tujuan Instruksional Umum

(TIU) dalam proses pengajaran. Guru harus mampu di dalam

menggunakan media yang tersedia sehingga antara media dan metode

saling melengkapi di dalam proses pengajaran yang pada gilirannya akan

meningkatkan mutu pengajaran.

5) Evaluasi pengajaran

Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan

menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Evaluasi hasil pengajaran adalah suatu proses menentukan nilai prestasi

pengajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan patokan-patokan

tertentu guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

59 Harjanto, Peencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2, h. 243

Page 58: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Menurut Ali Imron dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran”

mengatakan bahwa kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran

sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak

terpisahkan dengan keseluruhan proses pengajaran. Dengan evaluasi akan

diketahui, apakah pengajaran yang telah dilakukan telah mencapai tujuan

atau belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja

yang menjadikan penyebab pengajaran tersebut berhasil atau tidak.60

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pengajaran

sangat menunjang keberhasilan dari proses pengajaran, karena dengan

adanya evaluasi pengajaran dapat dijadikan tolak ukur dalam mengadakan

perbaikan pengajaran yang lebih bermutu dan sesuai dengan

perkembangan zaman.

Dari penjelasan mengenai berbagai komponen pengajaran tersebut

di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pengajaran komponen-

komponen tersebut merupakan hal yang sangat penting sehingga antara

komponen yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pengajaran

Usaha meningkatkan mutu pengajaran bukanlah pekerjaan mudah

tanpa banyak menemui hambatan. Adanya hambatan ini meminta setiap orang

60 Ali Imron, Op. Cit., h. 114-116

Page 59: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

yang mengusahakan peningkatan mutu pengajaran untuk memperhatikan

segala faktor yang dapat mempengaruhi mutu pengajaran. Segala faktor

tersebut perlu diidentifikasikan agar usaha yang dilakukan berjalan lancar.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu pengajaran, diantaranya

adalah:

1) Tenaga kependidikan yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru dan Staf;

2) Pengelolaan sekolah yaitu pengaturan pengintegrasian segala kegiatan

yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah serta segala kegiatan

yang berhubungan dengan sekolah;

3) Anak didik;

4) Lingkungan dan Orang tua;

5) Sarana dan prasarana pendidikan.61

Selain hal tersebut di atas, untuk meningkatkan mutu guru perlu

dipertimbangkan faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari

luar dirinya. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia serta

pembinaan dan pengembangan yang telah diupayakan dengan baik oleh

kepala sekolah, namun jika guru tersebut tidak memiliki kemauan maka

semuanya tidak akan berjalan dengan lancar. Dengan adanya kemauan,

kecakapan, serta keahlian yang dimiliki oleh seorang guru maka segala

kekurangan yang ada akan menjadi pendorong baginya untuk senantiasa

61 Ace Suryadi, Mutu Pendidikan Persekolahan dalam Perspektif Mimbar Pendidikan, IX, 2

Juli 1990, h. 2-8

Page 60: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

selalu berusaha meningkatkan kemampuannya, sehingga mutu pengajaran

dalam pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan mutu pengajaran adalah suatu kualitas atau gambaran yang

menjelaskan mengenai baik buruknya hasil belajar mengajar yang dilakukan

oleh guru terhadap anak didik dalam proses pendidikan. Untuk mencapai

mutu pengajaran yang baik tidak terlepas dari berbagai indikator yang

mempengaruhi proses pengajaran itu sendiri, karena indikator-indikator

tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan

proses pengajaran.

Adapun indikator-indikator yang mempengaruhi tercapainya mutu

pengajaran diantaranya yaitu tujuan pengajaran, bahan/materi pengajaran,

metode pengajaran, media/sarana prasarana pengajaran dan evaluasi

pengajaran. Dimana semua indikator tersebut merupakan suatu komponen-

komponen yang terdapat di dalam kurikulum pengajaran, dimana komponen-

komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena

komponen-komponen tersebut saling berkaitan dalam proses pengajaran.

A. Kerangka Berfikir

Pentingnya peranan pendidikan dalam membentuk sumber daya

manusia, setiap lembaga pendidikan perlu meningkatkan mutu pendidikannya,

khususnya dalam meningkatkan kompetensi guru karena guru merupakan

Page 61: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

komponen manusiawi yang memiliki keunikan dalam berpikir maupun dalam

bekerja.

Adapun yang menjadi kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:

bahwa guru yang kompeten adalah orang yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain,

guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta

memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran, kepala

sekolah sebagai manajer pendidikan bertanggung jawab atas aktivitas guru.

Selaku pemimpin kepala sekolah bertanggung jawab atas pengembangan

kompetensi guru sebagai usaha untuk meningkatkan kepandaian dan kecakapan,

memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan dan

kinerjanya sebagai pendidik, pengajar, fasilitator, teladan dan sebagai wakil

masyarakat di lembaga pendidikan yang memiliki tanggung jawab.

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

tercapainya mutu pengajaran, namun kompetensi itu sendiri tidak berdiri sendiri

tetapi ia juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu,

kompetensi sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan aktivitas

kependidikan. Untuk itu, profesi guru perlu ditunjang dengan adanya kompetensi

yang harus dimiliki diantaranya yakni kompetensi pribadi, kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Dimana kompetensi ini akan

Page 62: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

menjadi landasan dalam menjalankan profesinya sebagai guru, karena guru yang

kompeten akan lebih mampu mengelola proses pengajaran dengan baik dan akan

lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, sehingga hasil

pengajaran yang dilakukan berada pada tingkat yang optimal.

Mengingat bahwa posisi guru dalam suatu lembaga pendidikan

merupakan salah satu komponen pendidikan yang menjadi ujung tombak dalam

meningkatkan mutu pendidikan, oleh karena itu sekolah sebagai penyelenggara

pendidikan dipandang perlu untuk selalu memperbaiki atau meningkatkan

kualitas pendidiknya, yaitu guru. Untuk itu, dalam hal ini kepala sekolah sebagai

pemimpin pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kompetensi para

gurunya, sebab tidak semua guru dapat melakukan pekerjaan yang ditekuni

dengan profesional, hal ini dikarenakan kurangnya pembinaan dan keterbatasan

kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut.

Sehingga dengan adanya pengembangan kompetensi terhadap para guru,

diharapkan guru akan lebih profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik. Karena bermutu tidaknya suatu sekolah atau lembaga pendidikan sangat

tergantung pada tinggi atau rendahnya kadar kualitas tenaga pendidik yaitu guru.

Jika proses pengajaran meningkat maka hasil pengajaran yang dilakukan

diharapkan meningkat, sehingga mutu pengajaran dapat dicapai sesuai dengan

tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Page 63: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

b. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan kompetensi guru yang

dilakukan oleh kepala sekolah.

c. Untuk mengetahui upaya peningkatan terhadap mutu pengajaran yang

dilakukan kepala sekolah

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah wawasan

pengetahuan tentang pengembangan kompetensi guru disuatu sekolah

dalam meningkatkan mutu pengajaran.

b. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti

bagi kepala sekolah mengenai pentingnya pengembangan kompetensi guru

dalam meningkatkan mutu pengajaran.

c. Sebagai bahan rujukan dan informasi bagi guru dalam melaksanakan

pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pengajaran.

Page 64: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang dijadikan penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Al-Amanah yang beralamat di JL. Raya Puspitek Pocis, Bakti Jaya

Serpong Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 sampai dengan 14 Juni 2006

dan tanggal 6 sampai dengan 11 November 2006. Untuk lebih jelasnya dapat di

uraikan sebagai berikut:

a) Dari tanggal 8 sampai dengan 14 Juni penulis melakukan wawancara

dengan kepala sekolah dan beberapa guru SMP Al-Amanah untuk

memperoleh data mengenai pengembangan kompetensi guru di SMP Al-

Amanah serta mencari data mengenai keadaan sekolah seperti keadaan

kurikulum sekolah, keadaan guru dan karyawan sekolah, keadaan siswa

dan keadaan sarana dan prasarana sekolah.

b) Dari tanggal 6 sampai dengan 11 November penulis melakukan penelitian

kembali dengan melakukan penyebaran angket kepada guru-guru SMP Al-

Amanah, untuk mengetahui tanggapan dari para guru mengenai

pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran yang

dilakukan oleh kepala sekolah.

Page 65: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

C. Variabel Penelitian

Dapat penulis jelaskan bahwa penelitian ini mempunyai satu variabel, yaitu

Pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran, variabel ini

menduduki posisi sebagai variabel independent (bebas) yaitu masukan yang

memberikan pengaruh terhadap hasil. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat

kualitatif dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis antara variabel bebas dan

terikat. Dengan demikian, dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara variabel

melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel

yang diteliti.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Adapun dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah kepala sekolah dan guru SMP Al-Amanah.

Populasi targetnya adalah semua guru yang mengajar di SMP Al-Amanah (Pocis-

Cisauk) yang berjumlah 27 orang.

Sampel adalah sebagian subyek yang diselidiki dari keseluruhan subyek

penelitian (populasi). Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari

keseluruhan populasi yaitu sebesar 100% yang berjumlah 27 guru SMP Al-

Amanah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data, penulis menggunakan tiga

metode, yaitu:

Page 66: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-

fenomena yang diselidiki. Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data

yang menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti, seperti mengamati

lingkungan sekolah, keadaan guru, struktur organisasi sekolah. Dalam penelitian

ini penulis melakukan observasi di SMP Al-Amanah (Pocis – Serpong).

2. Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan

muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.62

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pengajaran di sekolah

tersebut. Wawancara ini akan penulis tujukan kepada kepala sekolah, yang

digunakan untuk melengkapi data angket dan observasi.

3. Angket (Quesioner)

Angket adalah sekumpulan pertanyaan tertulis baik yang bersifat tertutup,

dengan pilihan yang sudah disediakan atau pertanyaan terbuka yang

memungkinkan responden mengisi sesuai dengan pendapat atau pengalaman

pribadinya. Angket ini penulis susun dan disebarkan kepada guru-guru di SMP

62 Anas Sudijono, “Pengantar Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),

Cet. Ke-4, h. 82

Page 67: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Al-Amanah Pocis, guna mengetahui bagaimana pengembangan kompetensi guru

dalam peningkatan mutu pengajaran di sekolah tersebut.

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya

adalah tahap analisis. Pada tahp ini, data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga

dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab

persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut:

1. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

para pengumpul data. Jadi setelah angket di isi oleh responden dan dikembalikan

kepada penulis, kemudian penulis segera memeriksa satu persatu angket yang

dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.

2. Tabulating

Tabulating (menyusun data dalam bentuk tabel) merupakan tahap lanjutan

dalam proses analisis data, lewat tabulasi data lapangan akan tampak ringkas dan

tersusun dalam suatu tabel yang baik, sehingga dapat dengan mudah di pahami.

Page 68: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

G. Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional

Pengembangan kompetensi guru yang dimaksud adalah serangkaian bantuan

yang berwujud layanan profesional, dimana layanan tersebut diberikan oleh

orang yang ahli (kepala sekolah, penilik sekolah, pengawas dan ahli leinnya)

kepada guru dengan maksud untuk memperbaiki atau meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang

dimiliki oleh guru, sehingga dapat meningkatkan mutu pengajaran sesuai

dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sedangkan kompetensi guru

yang dimaksud adalah kompetensi profesional guru dalam pengajaran yang

meliputi kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola program

pengajaran, kinerja guru dalam proses belajar mengajar dan kemampuan guru

dalam mengelola evaluasi program pengajaran.

2. Kisi-kisi Instrument Penelitian

variabel penelitian yang telah diuraikan dalam bahasan sub bab sebelumnya,

selanjutnya dapat diuraikan dalam suatu kisi-kisi penelitian. Kisi-kisi

penelitian antara lain berisi variabel-variabel, indikator-indikator variabel

yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, jumlah item dan nomor

item. Kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan teori-teori dan penelitian

yang telah ada sebelumnya, sebagaimana yang terlihat berikut ini:

Page 69: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Jumlah

Item No Item

Pengembangan

Kompetensi

Guru dalam

Peningkatan

Mutu

Pengajaran

1. Rencana pengembangan kompetensi guru

2. Pelaksanaan pengembangan kompetensi guru: a) Pelaksanaan kegiatan oleh guru b) Hambatan-hambatan kegiatan c) Efektivitas kegiatan

3. Evaluasi pengembangan kompetensi guru:

a) Ketercapaian kegiatan pengembangan kompetensi

b) Implementasi hasil kegiatan dalam pengajaran

4. Pengembangan terhadap kemampuan dan keterampilan guru

5. Pengembangan melalui penataran

6. Peningkatan terhadap mutu pengajaran

4

2 3 3

3 3

3 3 6

1, 2, 3, 4 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 14 12, 13, 28 25, 26, 27 15, 19, 20 22, 23, 24 16, 17, 18, 21, 29, 30

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga data yang telah

terkumpul dapat dianalisa dan kemudian diambil suatu kesimpulan. Pada proses

ini, penulis menggunakan teknik analisis data secara deskriptif untuk

memaparkan hasil yang diperoleh. Teknik yang digunakan adalah dengan mencari

persentase setiap jawaban yang dipilih responden setelah data diedit dan

Page 70: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

ditabulasikan terlebih dahulu. Adapun rumus yang penulis gunakan dalam analisis

data adalah rumus persentase, yaitu:

P = Nf x 100%

Keterangan :

P = Angka Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah sampel objek penelitian

Berdasarkan hasil persentase tersebut, penulis menentukan kriteria

sebagai berikut:

No Persentase Kriteria

1.

2.

3.

4.

76% - 100%

51% - 75%

26% - 50%

0% - 25%

Sangat Baik dan efektif

Baik dan Efektif

Cukup Baik dan Efektif

Kurang Baik dan Efektif

Demikian metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga

penulis dapat mengetahui bagaimana tingkat pengembangan kompetensi guru

dalam peningkatan mutu pengajaran di SMP Al-Amanah.

Page 71: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Al-Amanah

1. Historis SMP Al-Amanah dan Perkembangannya

SMP Al-Amanah berada di bawah naungan yayasan pondok pesantren Al-

Amanah yang didirikan pada tahun 1990/1991 oleh beberapa tokoh masyarakat di

wilayah tersebut yaitu H. TB. Suhandi , Samsul Huda (almarhum), Drs.

Nuryaman, Hj. Fien Sulaiman, Hj. Nihaya Roeba’I dan beberapa tokoh

masyarakat lainnya, yang kemudian baru memiliki legalitas formal pada tanggal

18 Maret 1991 dengan ditandatanganinya sebuah akta notaris oleh Dr. H. Erwal

Gewang, S. H. No. 4 tahun 1991. Tanggal penanda tanganan akta tersebut

selanjutnya dinyatakan sebagai hari lahirnya SMP Al-Amanah.

Pada awalnya yayasan tersebut hanya mendirikan 2 jenjang pendidikan

yaitu RA/TKA dan SMP yang mulai diorientasikan pada tahun 1991/1992,

berdasarkan SK KaKanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat 572/102/Kep/E/91.

Pada perkembangan selanjutnya kini yayasan pondok pesantren Al-Amanah telah

menyelenggarakan jenjang pendidikan SD dan SMK.

Untuk mendapatkan kepercayaan di masyarakat, SMP Al-Amanah

kemudian mengikuti akreditasi yang pertama pada tahun 1994, karena pada waktu

itu telah meluluskan satu angkatan sesuai dengan keputusan pemerintah, yaitu jika

sekolah telah meluluskan satu angkatan sekolah tersebut baru dapat melakukan

Page 72: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

akreditasi dan berhasil meraih status disamakan bedasarkan SK KaKanwil

Depdikbud Propinsi Jawa Barat No. 852/102/Kep/1/94 yaitu pada tanggal 04

November 1994.

Kemudian pada tahun 1999/2000 SMP Al-Amanah melaksanakan lagi

akreditasi yang kedua dengan meraih status disamakan. Selanjutnya pada tahun

2004 sekolah ini melaksanakan lagi akreditasi yang ketiga dan berhasil meraih

status menjadi sekolah yang terakreditasi. Yayasan pondok pesantren Al-Amanah

terus membangun dan mengembangkan usahanya hingga saat ini, setelah 16 tahun

berdiri yayasan tersebut telah berhasil membina jenjang pendidikan mulai dari

RA/TKA sampai dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berada pada

lokasi yang sama.

Dalam perkembangannya sekolah SMP Al-Amanah terbilang cukup baik,

hal ini dapat dilihat dari tahun ke tahun baik secara kuantitas maupun kualitas

sekolah ini terus meningkat. Secara kuantitas siswa SMP Al-Amanah terus

meningkat sampai tahun pelajaran 2005/2006, yang memiliki 17 rombongan

belajar. Sedangkan secara kualitas dari tahun ke tahun juga meningkat, baik

kualitas hasil pembelajaran maupun kualitas ekstrakurikuler.

Secara kualitas pada tahun 1996, dari hasil Ujian Nasional untuk tingkat

daerah Serpong meraih juara 3. Kemudian untuk kegiatan pramuka, pada tahun

1997 terpilih untuk mengikuti upacara tingkat nasional di TMII. Selain itu,

kualitas ekstrakurikuler lainnya seperti dari bidang olahraga dan seni, pada tahun

2004/2005 meraih juara 3 kejuaraan futsal tingkat Kabupaten Tangerang,

Page 73: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

kemudian pada tahun 2005/2006 untuk kejuaraan futsal meraih juara I tingkat

Kabupaten Tangerang dan juara 3 untuk kejuaraan bola voli putri tingkat

Kabupaten Tangerang.

Hal ini menunjukkan bahwa sekolah ini meskipun belum lama berdiri

sudah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang ada di sekitarnya. Dari

prestasi-prestasi penghargaan yang diperoleh para siswa-siswi Al-Amanah diatas,

sebenarnya masih ada banyak penghargaan lain yang diperoleh dari tahun ke

tahun. Hal ini membuktikan bahwa pihak sekolah memperhatikan bakat dan minat

para siswa dengan mengikutsertakan dan berpartisipasi dalam setiap kejuaraan,

baik yang diselenggarakan oleh tingkat Kabupaten Tangerang maupun se-

JABODETABEK.

Keberadaan SMP Al-Amanah sebagai salah satu usaha umat islam

untuk menyampaikan pendidikan islam sedini mungkin untuk perkembangan

kehidupan jasmaniah dan rohaniah sesuai dengan tingkat perkembangannya. SMP

Al-Amanah menawarkan biaya yang terjangkau oleh masyarakat umum, selain itu

juga pengurus yayasan memiliki komitmen untuk membantu anak yatim dan

kaum du’afa. Hal ini didasarkan pada semangat pengabdian juga merupakan

sarana berjuang pengurus yayasan tersebut untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat mengenai betapa pentingnya arti sebuah pendidikan.

Perkembangan yayasan secara fisik juga diikuti oleh peningkatan

kepercayaan masyarakat terhadap sekolah yang dikelolanya. Hal ini terungkap

Page 74: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

dengan semakin banyaknya orang tua yang mendaftarkan putra-putrinya ke SMP

Al-Amanah..

2. Visi dan Misi SMP Al-Amanah

SMP Al-Amanah didirikan dengan visi dan misi yang jelas, yaitu:

Visi : “Unggul dalam prestasi akademik, non akademik, iman, aman dan

nyaman”.

Dengan indikator sebagai berikut:

1. Unggul dalam perolehan nilai Ujian Nasional

2. Unggul dalam aktivitas keagamaan dan sosial

3. Unggul dalam ekstrakurikuler olahraga, pramuka, kesenian dan

paskibra

4. Unggul dalam pengelolaan 7 K

Misi

1. Meningkatkan perolehan nilai rata-rata Ujian Nasional melalui

pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan

2. Meningkatkan aktivitas keagamaan dan sosial dengan penuh kesadaran

dan kebersamaan

3. Meningkatkan aktivitas ekstrakurikuler

4. Meningkatkan pengelolaan 7 K secara aktif, kreatif dan partisipatif.

Page 75: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Kepala Sekolah Drs. Oman Rohmanudin

Wakil Kepala Sekolah Drs. Nuryaman, S.Ag

Laboran Nuryani, Amd

Perpustakaan Eti Sumiati, S.Sos

Tata Usaha Sundusiyah/ Mustofa Ahmad

Wali Kelas Guru Mata Pelajaran Guru Pembimbing

SISWA

3. Struktur Organisasi SMP Al-Amanah

Dibawah ini dikemukakan struktur organisasi SMP Al-Amanah sebagai

berikut:

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

B. Keadaan Kurikulum SMP Al-Amanah

Standar kurikulum yang digunakan oleh SMP Al-Amanah adalah

menggunakan perpaduan dua kurikulum antara kurikulum Diknas dan kurikulum

Depag dengan perbandingan 70% : 30%. Kurikulum Diknas yang digunakan

Page 76: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

menyangkut mata pelajaran umum seperti Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris dan lain sebagainya. Sedangkan kurikulum Depag

menyangkut mata pelajaran Aqidah, Fiqih dan Bahasa Arab, selain itu sekolah ini

juga menggunakan kurikulum yayasan yang meliputi pelajaran Baca tulis Al-

Qur’an dan komputer.

Karena sekolah ini menggunakan perpaduan dua kurikulum, maka

penerapannya pun terbagi dua yaitu pertama, dalam kurikulum Diknas sekolah ini

mengacu pada sistem yang telah disesuaikan oleh Diknas itu sendiri, seperti

mengacu pada sistem KBK. Sedangkan yang kedua, dalam kurikulum Depag

sekolah ini mengacu pada buku-buku yang digunakan di sekolah Madrasah

Tsanawiyah, kecuali untuk mata pelajaran Aqidah dan Fiqih khususnya untuk

kelas 3 itu dikembangkan lagi oleh pihak sekolah sendiri sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan kurikulum SMP Al-Amanah

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Deskripsi Kurikulum SMP Al-Amanah

No Kurikulum Diknas Kurikulum Depag Kurikulum Lokal

1 PPKn Bahasa Arab Komputer 2 PAI Kajian Al-Qur’an dan Hadits Baca Tulis Al-Qur’an 3 B. Indonesia Fiqih 4 Matematika Aqidah Akhlak

5 IPA (Fisika, Biologi) 6 IPS (Sejarah, Ekonomi,

Page 77: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Geografi) 7 Keterampilan dan Kesenian 8 Penjaskes

9 Bahasa Inggris

Untuk mendukung dan menyalurkan minat dan bakat siswa diadakan kegiatan

ekstrakurikuler diluar jam pelajaran sekolah, seperti: pramuka, seni, paskibra dan

olahraga sehingga siswa-siswi dapat tampil dengan baik dan bersaing dengan sekolah

lainnya dalam berbagai perlombaan yang diadakan baik di tingkat Kecamatan maupun

Kabupaten.

C. Keadaan Personil Guru, Pegawai dan Siswa SMP Al-Amanah

1. Keadaan Guru dan Pegawai SMP Al-Amanah

Personil guru yang mengajar di SMP Al-Amanah berjumlah 27 orang yang terdiri dari 19 orang guru laki-laki dan 8 orang guru perempuan,

karyawan tata usaha 2 orang, bendahara 1 orang, pembina kegiatan ekstrakurikuler 3 orang dan petugas kebersihan 1 orang. Lulusan atau pendidikan terakhir guru di SMP Al-Amanah cukup bervariatif yaitu

lulusan dari berbagai macam perguruan tinggi bidang studi dengan disiplin ilmu yang telah mereka dapatkan.sedangkan untuk pegawai lainnya berasal

dari jenjang Sekolah Menengah Umum (SMU) dan ada juga yang berasal dari jenjang Sekolah Dasar (SD). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2

Deskripsi Keadaan Guru dan Pegawai SMP Al-Amanah

No Nama L/

P Jabatan Pendidikan Terakhir Mengajar Bid. Studi

GT/ GTT

1 Drs. Oman Rohmanudin L Kep-sek Bhs. Inggris, UIN JKT, 1990 - GTY

Page 78: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

2 Drs. Nuryaman, S. Ag L WaKepsek Tarbiyah/PAI, UIN JKT, 1990 PAI, Aqidah GTY

3 H. Ahmad Hadi, S. Ag L Guru PAI, STAI BDG, 2001 Fiqih GTY

4 Drs. Ulul Arkham L Kesiswaan/ Guru PPKN, IKIP VET SMR, 1993 PPKn,

Sejarah GTY

5 Suprih, A. Ma L Guru Mtk, IKIP SMR, 1988 Mtk GTY

6 Drs. Syaefullah L Guru IPS, UIN JKT, 1993 Geografi, KTK GTY

7 Drs. A Aziz Rofiq L Kurikulum/ Guru Tarbiyah/PAI, UIN JKT, 1993 KTK, BTQ GTY

8 Nuryani, A. Md P Guru Biologi, IKIP JKT, 1995 Biologi GTY

9 Drs. Ahmad Muhroj L Guru IPS, UIN JKT, 1991 Ekonomi GTT

10 Ogi Suprayugi, S.Pd L Guru Bhs. Indonesia, STKIP JKT, 2003 B. Indonesia GTT

11 Drs. Nahrawi, S.Ag L Guru Syari’ah, UIN JKT, 1989 Aqidah GTT

12 Umi W, S.Pd P Guru PPKN, IKIP VET SMR, 1994 PPKn GTT

13 Subarianto, A.Md L Guru Adm. Perkan, IKIP MLG, 1989 Komputer GTT

14 Drs. Encep S L Guru Bhs. Indonesia, UIN JKT, 1993 B. Indonesia GTT

15 Sapto Sudrato, S.Pd L Guru Penjaskes, IKIP JKT, 1999 Penjaskes GTT

16 Shodikin Nizan L Guru Bhs. Inggris, IKIP M. JKT B. Inggris GTT

17 Hayin Imroniati, S.E P Guru Ekonomi, UNMUH PNRG, 1997 Mtk GTT

18 Bambang W, A.Md L Guru TEK. NUKLIR, 1995 Fisika, Mtk GTT

19 Iyep Sumpena, S.Pd L Guru IPS, STKIP JKT, 2001 Sejarah, Eko GTT

20 Ahmad Husen, S.Ag L Guru Tarbiyah/B. Arab, UIN JKT, 1995 B. Arab GTT

21 Dede Aslihah, S.Ag P Guru PAI, STAI BDG, 2001 PAI, BTQ GTT

22 Siti Maryam, S.Ag P Guru Bhs. Arab, IAIC TSM, 2001 B. Arab GTT

23 Hendra B. S, S.Kom L Guru TI, UIN JKT, 2004 Komputer GTT

24 Dyah P. S P Guru Fisika, UHAMKA JKT Fisika GTT

25 Utsman A, S.Ag L Guru PAI, STAI ALHIK JKT, 2002 PAI, Aqidah GTT

26 Dra. Siti Badriyah P Guru B. Indonesia, IKIP MUH. Purworejo, 1990 B. Indonesia GTT

27 Deasy Mariatul. Q P Guru Tarbiyah/B. Inggris, UIN JKT B. Inggris GTT

28 A Bandaniji, S.Pd L Guru PAI, STAI FATAHILLAH SRPG BTQ GTT

29 Sundusiyah P Tata Usaha PGAN JKT,1990 - PTY

30 Mustofa Ahmad L Tata Usaha IPS, UNMUH JKT - PTY

31 Eti Sumiati, S.Sos P Pustakawan Adm Niaga, STIA TSM, 1997 - PTT

32 Abdullah L Bendahara Akuntansi, SMK BM, 1998 - PTT

Page 79: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

33 Wandih L Petugas Kebersihan SDN 1988 - PTT

34 Djalul L Alumni - -

35 Syaeful Bahri L Alumni - -

36 Misad Nur Azis L Alumni - -

37 Syahrul Munir L

Pembina ekskul

Alumni - -

2. Keadaan Siswa SMP Al-Amanah

Siswa yang bersekolah di SMP Al-Amanah adalah mereka yang tinggal di

sekitar Cisauk, Serpong, Pamulang dan sekitarnya. Perkembangan siswa SMP Al-

Amanah setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan baik secara kualitas

maupun kuantitas, walaupun tingkat pertumbuhan jumlah siswa tidak begitu

signifikan. Selanjutnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Deskripsi Keadaan Siswa SMP Al-Amanah

Tahun Ajaran 2000/01 01/02 02/03 03/04 04/05 05/06

Kelas I 180 231 260 242 258 207

Kelas II 135 181 230 217 237 250

Jum

lah

Sisw

a

Kelas III 130 136 181 178 209 178

Jumlah 466 546 672 637 701 688

D. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Al-Amanah

SMP Al-Amanah terletak diatas tanah seluas 9.994 meter persegi, yang

terdiri dari 4 unit bangunan dan dilengkapi juga dengan sarana dan prasarana

belajar seperti: perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer, lapangan

Page 80: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

olahraga dan masjid. Pada saat ini SMP Al-Amanah sedang membangun gedung

baru mengingat kapasitas daya tampung siswa kurang mencukupi. Untuk lebih

jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 4

Deskripsi Sarana dan Prasarana SMP A-Amanah

No Jenis Sarana Prasarana

Jumlah Jenis Sarana

Prasarana Jumlah

1 Bangunan Gedung 4 Unit 10 Lab. Komputer 1 Buah 2 Ruang Belajar 7 Unit 11 Sanggar Kesenian 1 Buah 3 Ruang Kep-Sek 1 Buah 12 Koperasi/toko 1 Buah 4 Ruang Guru 2 Buah 13 Kamar mandi guru 1 Buah 5 Masjid 1 Buah 14 Kamar mandi murid 2 Buah 6 Perpustakaan 1 Buah 15 Rumah dinas kep- sek 1 Buah 7 Ruang BP 1 Buah 16 Rumah dinas guru 7 Unit 8 Ruang OSIS 1 Buah 17 Asrama 3 Unit 9 Lab. IPA 1 Buah 18 Sarana Olahraga 1 Buah

E. Deskripsi dan Analisis Data

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik yang

diantaranya teknik observasi, wawancara dan angket. Observasi yang penulis

lakukan adalah untuk mengetahui kondisi sekolah baik itu keadaan gedung, guru-

guru, siswa, terutama keadaan sarana dan prasarana, hal ini dilakukan untuk

mendapatkan data-data yang lebih akurat. Sedangkan wawancara yang penulis

lakukan adalah dalam rangka mengetahui pengembangan kompetensi guru dalam

peningkatan mutu pengajaran (hasil wawancara terlampir) baik yang dilakukan

oleh kepala sekolah maupun oleh individu guru itu sendiri. Adapun angket yang

Page 81: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

penulis buat adalah angket tertutup sebanyak 30 item yang berbentuk pilihan

ganda yang harus dijawab oleh guru-guru dengan memberikan tanda silang dan

disebarkan keseluruh guru-guru yang mengajar di sekolah SMP Al-Amanah yang

beralamat di Jl. Raya Puspitek Pocis Bhakti Jaya Cisauk Tangerang.

Kemudian hasil angket yang telah dikumpulkan ditabulasikan kedalam

bentuk presentasi dan diolah, kemudian dapat di peroleh kesimpulan, hal ini dapat

di lihat dan dijelaskan dalam analisis secara keseluruhan.

Data yang telah dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan kepada

guru-guru kemudian diolah dengan menggunakan rumusan distribusi frekuensi.

Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti

dan penjelasannya dari tujuan penelitian yang dilakukan.

Untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian tersebut, maka

setiap item dibuat ke dalam tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis data

sehingga dengan demikian dapat ditarik kesimpulan seberapa besar tingkat

implementasi pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu

pengajaran dapat dilihat dari hasil angket di bawah ini.

Tabel 5

Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Page 82: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Selalu 15 55,6 % Sering 8 29,6 %

Kadang-kadang 4 14,8 %

1

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Melihat data pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa responden yang

menjawab selalu sebanyak 55,6 %, sering 29,6 %, sedangkan yang menjawab

kadang-kadang sebanyak 14,8 %, dan tidak pernah 0 %. Hal ini berarti bahwa kepala

sekolah selalu melakukan pengembangan kompetensi guru untuk meningkatkan

profesionalisme guru dalam pengajaran.

Tabel 6

Rencana Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 12 44,4 % Sering 10 37,1 %

Kadang-kadang 5 18,5 %

2

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Dari data pada tabel 6 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden yang

menjawab selalu sebanyak 44,4 %, sering 37,1 %, sedangkan yang menjawab

kadang-kadang sebanyak 18,5 %, dan tidak pernah 0 %. Hal ini berarti bahwa dalam

melakukan pengembangan kompetensi guru kepala sekolah selalu membuat rencana

program pengembangan kompetensi guru terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar

kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Tabel 7

Pencantuman Kegiatan dalam RP Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Page 83: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Selalu 14 51,8 % Sering 10 37,1 %

Kadang-kadang 3 11,1 %

3

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Dari data pada tabel 7 tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam rencana

pengembangan kompetensi guru kepala sekolah selalu mencantumkan kegiatan-

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru seperti pelatihan-pelatihan dan

pendidikan, penataran dll. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang

menjawab selalu sebanyak 51,8 %, sering 37,1 %, kadang-kadang 11,1 %, sedangkan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 0 %.

Tabel 8

Sosialisasi Program Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 12 44,5 % Sering 9 33,3 %

Kadang-kadang 6 22,2 %

4

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Data pada tabel 8 tersebut di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu

mensosialisasikan program pengembangan kompetensi tersebut kepada para guru,

guru dapat mengetahui kegiatan apa yang akan dilaksanakan. Hal ini dapat terlihat

dari jawaban responden yang menyatakan selalu sebanyak 44,5 %, sering 33,3 %,

sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 22,2 %, dan tidak pernah 0 %.

Tabel 9

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Page 84: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Selalu 16 59,3 % Sering 8 29,6 %

Kadang-kadang 3 11,1 %

5

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa responden yang

menjawab selalu sebanyak 59,3 %, sering 29,6 %, kadang-kadang 11,1 %, sedangkan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru selalu

melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi yang telah diprogramkan kepala

sekolah.

Tabel 10

Keikutsertaan Guru dalam Kegiatan Pengembangan Kompetensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

3 kali 2 7,4 % 5 kali 4 14,8 % 10 kali 8 29,6 %

6

Lebih dari 10 kali 13 48,2 % Jumlah 27 100 %

Melihat data pada tabel 10 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden

yang menjawab lebih dari 10 kali sebanyak 48,2 %, 10 kali sebanyak 29,6 %, 5 kali

sebanyak 14,8 %, sedangkan yang menyatakan hanya 3 kali sebanyak 7,4 %. Hal ini

berarti menunujukkan bahwa lebih dari 15 kali para guru telah mengikuti berbagai

kegiatan pengembangan kompetensi yang diprogramkan kepala sekolah.

Page 85: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Tabel 11

Hambatan dalam Kegiatan Pengembangan Kompetensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 1 3,7 % Sering 2 7,4 %

Kadang-kadang 13 48,1 %

7

Tidak Pernah 11 40,8 % Jumlah 27 100 %

Data pada tabel 11 tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam melaksanakan

kegiatan pengembangan kompetensi yang diprogramkan kepala sekolah, guru

kadang-kadang mengalami hambatan-hambatan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 48,1 %, tidak pernah 40,8 %,

sering 7,4 %, sedangkan yang menyatakan selalu sebanyak 3,7 %.

Tabel 12

Penyimpangan dalam Tujuan, materi dan cara

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu - - Sering 2 7,4 %

Kadang-kadang 9 33,3 %

8

Tidak Pernah 16 59,3 % Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan

kegiatan pengembangan kompetensi yang dilaksanakan oleh guru sesuai yang

diprogramkan kepala sekolah tidak pernah mengalami penyimpangan dalam hal

tujuan, materi, dan cara. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab

tidak pernah sebanyak 59,3 %, kadang-kadang 33,3 %, sering 7,4 %, sedangkan yang

menjawab selalu sebanyak 0 %.

Page 86: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Tabel 13

Penyimpangan Jadwal

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 2 7,4 % Sering 4 14,8 %

Kadang-kadang 12 44,5 %

9

Tidak Pernah 9 33,3 % Jumlah 27 100 %

Melihat data pada tabel 13 tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden

yang menjawab kadang-kadang sebanyak 44,5 %, tidak pernah 33,3 %, sering 14,8

%, sedangkan yang menyatakan selalu sebanyak 7,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa

dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi, guru kadang-kadang

mengalami penyimpangan dalam jadual.

Tabel 14

Efektifitas Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kompetensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 10 37,1 % Sering 12 44,4 %

Kadang-kadang 5 18,5 %

10

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Dari data pada tabel 14 tersebut di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan

kegiatan pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan oleh guru sesuai yang

diprogramkan kepala sekolah sering berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini dapat

dilihat dari jawaban responden yang menyatakan sering sebanyak 44,4 %, selalu 37,1

%, kadang-kadang 18,5 %, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 0 %.

Page 87: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Tabel 15

Pemantauan atau pengawasan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 3 11,1 % Sering 15 55,6 %

Kadang-kadang 9 33,3 %

11

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 15 tersebut di atas dapat diketahui bahwa

responden yang menyatakan sering sebanyak 55,6 %, kadang-kadang 33,3 %,

sedangkan yang menyatakan selalu sebanyak 11,1 %, dan tidak pernah 0 %. Hal ini

berarti bahwa selama kegiatan pengembangan kompetensi guru berlangsung, kepala

sekolah sering mengadakan pemantauan atau pengawasan terhadap para guru yang

sedang mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi demi tercapainya kegiatan

tersebut.

Tabel 16

Evaluasi Kegiatan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 8 29,6 % Sering 14 51,9 %

Kadang-kadang 5 18,5 %

12

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Data pada tabel 16 tersebut di atas menunjukkan bahwa setelah kegiatan

pengembangan kompetensi dilaksanakan kepala sekolah sering mengadakan evaluasi

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh para guru untuk mengukur

Page 88: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

keberhasilan kegiatan tersebut. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang

menyatakan sering sebanyak 51,9 %, selalu 29,6 %, kadang-kadang 18,5 %,

sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 0 %.

Tabel 17

Keberhasilan Kegiatan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 10 37,1 % Sering 12 44,4 %

Kadang-kadang 5 18,5 %

13

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Dari data pada tabel 17 tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden yang

menyatakan sering sebanyak 44,4 %, selalu 37,1 %, sedangkan yang menyatakan

kadang-kadang sebanyak 18,5 %, dan tidak pernah 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan kepala sekolah sering

berhasil sepenuhnya dilaksanakan oleh para guru.

Tabel 18

Program Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Sangat memadai 3 11,1 % Cukup memadai 15 55,6 % Kurang memadai 9 33,3 %

14

Tidak memadai - - Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 18 tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa responden yang menjawab cukup memadai sebanyak 55,6 %, kurang memadai

sebanyak 33,3 %, sedangkan yang menjawab sangat memadai sebanyak 11,1 %, dan

Page 89: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

tidak memadai 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa program kegiatan pengembangan

kompetensi guru yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas

pengajaran sudah cukup memadai.

Tabel 19

Pemberian Pelatihan terhadap Keterampilan Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 12 44,5 % Sering 6 22,2 %

Kadang-kadang 9 33,3 %

15

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Pada data tabel 19 tersebut di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu

memberikan pelatihan-pelatihan pendidikan kepada guru untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan guru dalam pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban responden yang menyatakan selalu sebanyak 44,5 %, sering sebanyak 22,2

%, kadang-kadang sebanyak 33,3 %, sedangkan yang menyatakan tidak pernah 0 %.

Tabel 20

Anjuran Kepala Sekolah dalam Membuat Rencana Pengajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 22 81,5 % Sering 3 11,1 %

Kadang-kadang 2 7,4 %

16

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Data pada tabel 20 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden yang

menyatakan selalu sebanyak 81,5 %, sering sebanyak 11,1 %, kadang-kadang

sebanyak 7,4 %, sedangkan yang menyatakan tidak pernah 0 %. Hal ini menunjukkan

Page 90: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

bahwa kepala sekolah selalu menganjurkan kepada para guru untuk membuat rencana

pengajaran sebelum mengajar sesuai program kepala sekolah agar kegiatan belajar

mengajar dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan pengajaran.

Tabel 21

Kunjungan (mensupervisi) Kelas

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 8 29,6 % Sering 12 44,5 %

Kadang-kadang 5 18,5 %

17

Tidak Pernah 2 7,4 % Jumlah 27 100 %

Data pada tabel 21 di atas terlihat bahwa kepala sekolah sering melakukan

kunjungan (mensupervisi) guru ketika mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden yang menjawab sering sebanyak 44,5 %, selalu sebanyak 29,6 %, kadang-

kadang sebanyak 18,5 %, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 7,4 %.

Tabel 22

Pengawasan terhadap PBM

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 9 33,3 % Sering 13 48,2 %

Kadang-kadang 3 11,1 %

18

Tidak Pernah 2 7,4 % Jumlah 27 100 %

Pada data tabel 22 tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden yang

menyatakan sering sebanyak 48,2 %, selalu sebanyakl 33,3 %, sedangkan yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 11,1 % dan yang menyatakan tidak pernah

Page 91: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

sebanyak 7,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah sering melakukan

pengawasan terhadap proses belajar mengajar yang guru-guru lakukan.

Tabel 23

Pemberian Wawasan Keilmuan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 8 29,6 % Sering 12 44,5 %

Kadang-kadang 6 22,2 %

19

Tidak Pernah 1 3,7 % Jumlah 27 100 %

Dari data tabel 23 di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah sering

memberikan wawasan keilmuan yang luas kepada guru dalam merumuskan tujuan-

tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru. Hal ini dapat dilihat

dari jawaban responden yang menyatakan sering sebanyak 44,5 %, selalu sebanyak

29,6 %, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 22,2 % dan tidak

pernah sebanyak 3,7 %.

Tabel 24

Pemberian Pengetahuan dan Keterampilan Mengajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 9 33,3 % Sering 12 44,5 %

Kadang-kadang 6 22,2 %

20

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Pada data tabel 24 tersebut di atas dapat diketahui bahwa kepala sekolah

sering memberikan pengetahuan dan keterampilan mengajar kepada guru, hal ini

dilakukan agar guru termotivasi untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Hal ini

Page 92: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan sering sebanyak 44,5 %,

selalu sebanyak 33,3 %, kadang-kadang sebanyak 22,2 %, sedangkan yang

menjawab tidak pernah 0 %.

Tabel 25

Penilaian atau evaluasi terhadap Kinerja Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 10 37,1 % Sering 12 44,4 %

Kadang-kadang 5 18,5 %

21

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Dari data pada tabel 25 di atas terlihat bahwa responden yang menyatakan

sering sebanyak 44,4 %, guru tersebut adalah guru yang menganggap bahwa dengan

adanya penilaian atau evaluasi terhadap kinerja guru diharapkan guru dapat lebih baik

lagi dalam melaksanakan pengajaran, selalu sebanyak 37,1 %, sedangkan yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 18,5 % dan tidak pernah sebanyak 0 %. Hal ini

menunjukkan bahwa kepala sekolah sering melakukan penilaian atau evaluasi

terhadap kinerja guru dalam pengajaran.

Tabel 26

Keikutsertaan dalam Penataran/seminar Pendidikan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 20 74,1 % Sering 5 18,5 %

Kadang-kadang 2 7,4 %

22

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Page 93: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Pada data tabel 26 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden yang

menyatakan selalu sebanyak 74,1 %, guru tersebut adalah mereka yang menganggap

bahwa hal tersebut merupakan layanan yang baik bagi guru untuk mengembangkan

dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki, sering sebanyak 18,5 %, sedangkan

yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 7,4 % dan tidak pernah sebanyak 0 %.

Hal ini berarti bahwa kepala sekolah selalu mengikutsertakan guru-guru dalam

berbagai penataran/seminar pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu.

Tabel 27

Peningkatan Kompetensi Anda sebagai Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 12 44,5 % Sering 8 29,6 %

Kadang-kadang 7 25,9 %

23

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 27 di atas dapat diketahui bahwa responden yang

menyatakan selalu sebanyak 44,5 %, sering sebanyak 29,6 %, sedangkan yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 25,9 % dan tidak pernah sebanyak 0 %. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya berbagai kegiatan penataran/seminar pendidikan

yang telah diikuti dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh para guru.

Tabel 28

Aplikasi Hasil Penataran/seminar dalam KBM

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu - - Sering 5 18,5 %

Kadang-kadang 10 37,1 %

24

Tidak Pernah 12 44,4 %

Page 94: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Jumlah 27 100 %

Dari data pada tabel 28 tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil yang

diperoleh dari penataran/seminar tidak pernah sulit untuk diterapkan dalam proses

belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan tidak

pernah sebanyak 44,4 %, kadang-kadang sebanyak 37,1 %, sedangkan yang

menyatakan sering sebanyak 18,5 % dan selalu sebanyak 0 %.

Tabel 29

Implementasi Hasil Pengembangan Kompetensi dalam

Proses Pengajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 5 18,5 % Sering 14 51,9 %

Kadang-kadang 8 29,6 %

25

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Dari data pada tabel 29 tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden yang

menyatakan sering sebanyak 51,9 %, kadang-kadang sebanyak 29,6 %, sedangkan

yang menyatakan selalu sebanyak 18,5 % dan yang menjawab tidak pernah 0 %. Hal

ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti berbagai kegiatan pengembangan

kompetensi guru yang diprogramkan kepala sekolah, guru sering mengimplementasi-

kan hasil yang diperoleh dalam proses pengajaran.

Tabel 30

Penerapan Metode Pembelajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 5 18,5 % Sering 13 48,2 %

26

Kadang-kadang 9 33,3 %

Page 95: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 30 di atas dapat diketahui bahwa guru sering

menerapkan teknik dan metode pembelajaran berdasarkan pelatihan yang pernah

diikuti dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden

yang menjawab sering sebanyak 48,2 %, kadang-kadang sebanyak 33,3 %, sedangkan

yang menyatakan selalu sebanyak 18,5 % dan tidak pernah sebanyak 7,4 %.

Tabel 31

Kesulitan dalam Menerapkan Hasil Pengembangan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu - - Sering 4 14,8 %

Kadang-kadang 10 37,1 %

27

Tidak Pernah 13 48,1 % Jumlah 27 100 %

Data pada tabel 31 tersebut di atas menunjukkan bahwa guru tidak pernah

mengalami kesulitan dalam menerapkan hasil yang telah diperoleh dari kegiatan

pengembangan kompetensi dalam proses pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari

jawaban responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 48,1 %, kadang-kadang

sebanyak 37,1 %, sedangkan yang menyatakan sering sebanyak 14,8 % dan selalu

sebanyak 0 %.

Tabel 32

Manfaat Kegiatan Pengembangan bagi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 16 59,3 % Sering 3 11,1 %

28

Kadang-kadang 8 29,6 %

Page 96: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Pada data tabel 32 tersebut di atas menunjukkan bahwa dengan adanya

kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan, guru merasa semakin

meningkatkan dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat terlihat

dari jawaban responden yang menyatakan selalu sebanyak 59,3 %, kadang-kadang

sebanyak 29,6 %, sedangkan yang menyatakan sering sebanyak 11,1 % dan tidak

pernah sebanyak 0 %.

Tabel 33

Perbaikan terhadap Faktor Penghambat Mutu Pengajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%)

Selalu 5 18,5 % Sering 14 51,9 %

Kadang-kadang 8 29,6 %

29

Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 33 di atas dapat diketahui bahwa responden yang

menyatakan sering sebanyak 51,9 %, kadang-kadang sebanyak 29,6 %, sedangkan

yang menyatakan selalu sebanyak 18,5 %, dan tidak pernah sebanyak 0 %. Hal ini

berarti menunjukkan bahwa untuk meningkatkan mutu pengajaran kepala sekolah

melakukan perbaikan-perbaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi atau

menghambat tercapainya mutu pengajaran.

Tabel 34

Peningkatan Proses Belajar Mengajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Selalu 18 66,7 % 30 Sering 2 7,4 %

Page 97: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Kadang-kadang 7 25,9 % Tidak Pernah - - Jumlah 27 100 %

Berdasarkan data pada tabel 34 tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa guru senantiasa selalu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar

mengajar sesuai program kepala sekolah agar tujuan pengajaran dapat tercapai sesuai

dengan yang telah direncanakan. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang

menyatakan selalu sebanyak 66,7 %, sering sebanyak 7,4 %, sedangkan yang

menyatakan kadang-kadang sebanyak 25,9 % dan tidak pernah sebanyak 0 %.

F. Interpretasi Data

Berdasarkan analisis data tersebut dapat penulis interpretasikan bahwa

pelaksanaan pengembangan kompetensi guru yang dilakukan oleh kepala sekolah

dapat dikatakan sudah berjalan baik dan efektif. Pengembangan kompetensi guru

yang dilakukan guna meningkatkan profesionalisme guru sudah dilakukan secara

bertahap, dari mulai perencanaan kegiatan pengembangan kompetensi guru

sampai dengan pengevaluasian kegiatan tersebut.

Kegiatan perencanaan pengembangan kompetensi guru tersebut terlihat

dari dilaksanakannya pembuatan rencana kegiatan pengembangan kompetensi

guru yang dilakukan oleh kepala sekolah, hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden dimana 81,5 % (selalu dan sering) guru menyatakan bahwa kepala

sekolah membuat rencana kegiatan pengembangan kompetensi guru terlebih

dahulu sebelum dilaksanakan (tabel 6). Dalam membuat rencana program

pengembangan kompetensi guru, tentunya perlu dicantumkan berbagai kegiatan

Page 98: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

yang akan dilaksanakan agar guru mengetahui kegiatan apa saja yang akan

dilaksanakan. Adapun data yang mendukung bahwa kepala sekolah pernah (selalu

dan sering) mencantumkan berbagai kegiatan dalam rencana pengembangan

kompetensi guru dapat dilihat pada tabel 7, dimana 88,9 % responden mengatakan

bahwa kepala sekolah mencantumkan berbagai kegiatan dalam rencana kegiatan

tersebut.

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan pengembangan

kompetensi guru, pada tahap ini yang dapat terlaksana adalah guru melaksanakan

dan mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi yang telah

diprogramkan kepala sekolah, di mana hal ini dapat terlihat dari jawaban

responden yang menyatakan bahwa 88,9 % guru (selalu dan sering) melaksanakan

kegiatan pengembangan kompetensi yang telah diprogramkan kepala sekolah

serta dapat dilihat pula dari jawaban responden yang menyatakan 48,2 % guru

sudah lebih dari 10 kali mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi yang

diprogramkan kepala sekolah, 29,6 % guru menyatakan hanya 10 kali, 14,8 %

guru menyatakan 5 kali dan 7,4 % guru menyatakan 3 kali.

Tahap terakhir yang dilakukan adalah evaluasi terhadap kegiatan

pengembangan kompetensi guru, pada aspek ini yang terlaksana adalah kepala

sekolah melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan

pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan oleh guru dan penerapan

hasil yang diproleh dalam proses pengajaran. Untuk mengetahui sejauh mana

hasil yang diperoleh dari kegiatan pengembangan kompetensi guru tersebut

Page 99: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

dilaksanakan oleh guru, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden dimana 81,5

% (selalu dan sering) guru menyatakan bahwa kepala sekolah mengadakan

evaluasi terhadap kegiatan tersebut untuk mengukur keberhasilan dari kegiatan

pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan oleh guru (tabel 16). Hal ini

didukung pula dengan perolehan jawaban responden pada tabel 15, dimana 66,7

% responden menyatakan bahwa kepala sekolah melakukan pemantauan atau

pengawasan terhadap kegiatan pengembangan kompetensi guru tersebut.

Adapun dalam proses pengajaran, guru senantiasa mengimplementasikan

hasil yang diperoleh dari kegiatan pengembangan kompetensi yang pernah

diikutinya di dalam proses belajar mengajar, hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden yang menyatakan 70,4 % guru (selalu dan sering)

mengimplementasikan hasil yang diperoleh dari kegiatan pengembangan

kompetensi yang diprogramkan kepala sekolah di dalam proses pengajaran serta

dapat dilihat pula dari jawaban responden yang menyatakan 66,7 % guru (selalu

dan sering) menerapkan teknik dan metode pembelajaran berdasarkan pelatihan

dan pengembangan di dalam proses belajar mengajar (tabel 29 dan 30).

Dari hasil kegiatan evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya

kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan kepala sekolah,

guru merasa semakin meningkat dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran,

hal ini dapat terlihat dari jawaban responden dimana 70,4 % (selalu dan sering)

guru menyatakan bahwa mereka merasa semakin meningkat dalam melaksanakan

Page 100: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

pendidikan dan pengajaran dengan adanya kegiatan pengembangan kompetensi

guru yang dilakukan kepala sekolah, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

pengembangan kompetensi tersebut menberikan manfaat bagi para guru dalam

meningkatkan profesionalismenya.

Dalam pengembangan terhadap kemampuan dan keterampilan guru,

kegiatan yang terlaksana adalah kepala sekolah memberikan pelatihan-pelatihan

pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan guru, kepala sekolah

memberikan wawasan keilmuan yang luas kepada guru dalam merumuskan

tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru dan

kepala sekolah memberikan pengetahuan dan keterampilan mengajar kepada

guru.

Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden dimana 66,7 % responden

menyatakan bahwa kepala sekolah pernah (selalu dan sering) memberikan

berbagai pelatihan-pelatihan pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan

guru dalam pengajaran (table 19), didukung pula dengan jawaban responden yang

menyatakan 74,1 % (selalu dan sering) bahwa kepala sekolah memberikan

wawasan keilmuan yang luas kepada guru dalam merumuskan tujuan-tujuan

pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru serta dapat dilihat

pula dari jawaban responden yang menyatakan 77,8 % (selalu dan sering) bahwa

kepala sekolah juga memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan

mengajar kepada guru (lihat tabel 23 dan 24).

Page 101: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Adapun pengembangan melalui penataran, kegiatan yang terlaksana

adalah kepala sekolah mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran-

penataran/seminar pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu, sehingga

diharapkan dengan mengikuti berbagai penataran/seminar pendidikan dapat

meningkatkan kompetensi para guru. Hal ini dapat terlihat dari jawaban

responden dimana 92,6 % (selalu dan sering) responden menyatakan bahwa

kepala sekolah mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran/seminar

pendidikan (tabel 26), serta dapat dilihat pula dari jawaban responden yang

menyatakan 74,1 % (selalu dan sering) guru merasa bahwa dengan adanya

penataran/seminar pendidikan yang telah diikuti dapat meningkatkan kompetensi

yang telah dimiliki (tabel 27).

Data yang telah terhimpun tersebut menunjukkan bahwa pengembangan

kompetensi guru yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru sudah

dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan proses pengembangan, mulai dari

perencanaan kegiatan pengembangan kompetensi guru sampai dengan evaluasi

kegiatan tersebut, meskipun masih terdapat sedikit hambatan dalam

pelaksanaannya. Pengembangan kompetensi guru yang dilakukan kepala sekolah

dapat dikatakan sudah baik dan efektif, hal ini terlihat dari berbagai layanan

profesional yang telah diberikan kepada guru-guru untuk meningkatkan

kompetensi yang dimiliki guru. Layanan yang dilakukan kepala sekolah tersebut

diantaranya meliputi kegiatan pemberian pelatihan-pelatihan pendidikan kepada

guru, pemberian wawasan keilmuan yang luas kepada guru dalam merumuskan

Page 102: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

tujuan-tujuan pendidikan dan pemberian pengetahuan dan keterampilan mengajar

terhadap para guru serta mengikutsertakan para guru dalam berbagai

penataran/seminar pendidikan. Adapun efektifitas pengembangan kompetensi

guru tersebut terlihat dari manfaat kegiatan tersebut bagi guru, dimana dengan

adanya kegiatan pengembangan kompetensi tersebut guru mengalami peningkatan

dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran, didukung pula dengan

tanggapan guru yang menyatakan bahwa pengembangan kompetensi guru yang

dilakukan kepala sekolah cukup memadai, dimana 55,6 % responden menyatakan

cukup memadai (tabel 18).

Selanjutnya dalam upaya peningkatan terhadap mutu pengajaran, kegiatan

yang terlaksana adalah kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk membuat

rencana pengajaran sebelum melaksanakan pengajaran, kepala sekolah melakukan

kunjungan (mensupervisi) guru di kelas ketika mengajar, kepala sekolah

melakukan pengawasan terhadap PBM yang dilakukan guru, kepala sekolah

melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kinerja guru dalam pengajaran,

kepala sekolah memperbaiki berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi atau

menghambat tercapainya mutu pengajaran seperti sarana dan prasarana

pengajaran.

Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan selalu

sebanyak 81,5 % bahwa kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk

membuat rencana pengajaran sebelum melaksanakan proses belajar mengajar agar

dapat terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sering sebanyak 11,1 %

Page 103: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

dan kadang-kadang sebanyak 7,4 %. Kemudian untuk mengetahui bagaimana

proses pengajaran yang dilakukan para guru, kepala sekolah melakukan

kunjungan dan pengawasan terhadap PBM yang dilakukan oleh guru, hal ini

dapat terlihat pada tabel 21 yang menyatakan bahwa kepala sekolah melakukan

kunjungan kelas ketika guru mengajar adalah 44,5 % menyatakan sering, 29,6 %

menyatakan selalu, 18,5 % menyatakan kadang-kadang dan 7,4 % menyatakan

tidak pernah. Ditunjang pula dengan perolehan jawaban responden pada tabel 22

yang menyatakan bahwa kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap PBM

yang guru lakukan, adalah 48,2 % menyatakan sering melakukan pengawasan

terhadap PBM, 33,3 % menyatakan selalu, 11,1 % menyatakan kadang-kadang

dan 7,4 % menyatakan tidak pernah.

Hal lain yang menunjang peningkatan terhadap mutu pengajaran adalah

dengan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kinerja guru dalam proses

belajar mengajar dan melakukan perbaikan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi atau menghambat tercapainya mutu pengajaran seperti sarana dan

prasarana pengajaran. Adapun data yang menyatakan bahwa kepala sekolah

melakukan penilaian terhadap kinerja guru dalam pengajaran adalah 44,4 %

menyatakan sering melakukan penilaian, 37,1 % menyatakan selalu dan 18,5 %

menyatakan kadang-kadang serta data yang menyatakan bahwa kepala sekolah

melakukan perbaikan terhadap faktor-faktor yang menghambat tercapainya mutu

pengajaran adalah 51,9 % responden menyatakan sering melakukan perbaikan,

29,6 % menyatakan kadang-kadang dan 18,5 % menyatakan selalu.

Page 104: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Data yang telah terhimpun tersebut menunjukkan bahwa upaya

peningkatan terhadap mutu pengajaran yang dilakukan kepala sekolah sudah baik,

hal ini terlihat bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan tanggung jawabnya

sebagai pemimpin untuk meningkatkan mutu pengajaran yang dilakukan oleh

guru. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya meliputi anjuran kepala

sekolah kepada guru untuk membuat rencana pengajaran, melakukan kunjungan

(mensupervisi) guru dikelas ketika mengajar, melakukan pengawasan terhadap

PBM yang dilakukan guru dan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap

kinerja guru dalam pengajaran serta memperbaiki berbagai faktor yang

menghambat atau mempengaruhi tercapainya mutu pengajaran seperti sarana dan

prasarana pembelajaran.

Beradasarkan interpretasi data tersebut dapat diketahui bahwa

pengembangan kompetensi guru serta usahanya dalam meningkatkan mutu

pengajaran yang dilakukan kepala sekolah sudah baik dan efektif serta cukup

memadai.

Untuk mendukung hasil analisis data tersebut, penulis akan memaparkan

hasil wawancara dengan kepala sekolah mengenai pengembangan kompetensi

guru dalam peningkatan mutu pengajaran, yaitu sebagai berikut:

Dalam setiap kegiatan perencanaan merupakan suatu langkah awal yang

perlu dilakukan terlebih dahulu, karena dengan adanya perencanaan yang matang

diharapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa

yang di inginkan. Sehubungan dengan pengembangan kompetensi guru, SMP Al-

Page 105: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Amanah dalam hal ini kepala sekolah dan pihak yayasan selalu melakukan

perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan program yang akan

dijalankan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Al-Amanah

Drs. Oman Rohmanudin bahwa program yang dilakukan untuk mengembangkan

kompetensi guru di SMP Al-Amanah adalah dengan mengikutsertakan guru

dalam pelatihan-pelatihan baik di tingkat gugus, kabupaten maupun tingkat

propinsi. Selain itu juga, dilaksanakan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh

yayasan seperti Quantum teaching, Quantum learning dan pelatihan-pelatihan

kurikulum 2004 oleh pengawas dinas kependidikan dan kebudayaan kabupaten

tangerang yang bekerja sama dengan yayasan pondok pesantren Al-Amanah dan

juga diikutsertakan dalam workshop-workshop yang ada hubungannya dengan

kompetensi guru.

Dalam lembaga pendidikan, guru merupakan salah satu komponen

pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan

mutu pendidikan atau keluarannya. Dimana seorang guru tersebut dituntut

memiliki kompetensi, karena kompetensi sangat penting dan berarti bagi guru

dalam pengajaran/pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan dimana

guru tersebut mengajar. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi guru sangat

perlu sekali dilakukan oleh kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan, sehingga

mutu pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Page 106: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Sehubungan dengan hal tersebut, dari hasil wawancara dengan kepala

sekolah SMP Al-Amanah bahwa pengembangan kompetensi guru yang dilakukan

oleh kepala sekolah meliputi 3 aspek, yaitu:

a. Pengembangan kurikulum

b. Pengembangan metodologi pembelajaran

c. Pengembangan media pembelajaran

Adapun kompetensi yang diprioritaskan oleh kepala sekolah

terhadap para guru di SMP Al-Amanah adalah sebagai berikut:

a. Penguasaan materi pelajaran

b. Kompetensi metodologi pembelajaran

c. Kompetensi didaktik metodik

d. Kompetensi penguasaan kelas

Selain mengikuti pengembangan kompetensi guru yang dilakukan oleh

kepala sekolah, guru-guru di SMP Al-Amanah juga senantiasa selalu melakukan

pengembangan kompetensi secara individu. Selain mengikutsertakan para guru

dalam berbagai pelatihan-pelatihan pendidikan, sekolah SMP Al-Amanah juga

memberikan berbagai kesempatan kepada guru-guru untuk melanjutkan

pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan adanya berbagai

kesempatan yang diberikan kepada guru untuk mengembangkan kompetensinya

ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan dapat meningkatkan

Page 107: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

kompetensi yang dimiliki oleh para guru guna meningkatkan pula mutu

pendidikan sekolah SMP Al-Amanah.

Dalam menigkatkan kompetensi guru di SMP Al-Amanah, berbagai

kegiatan pengembangan kompetensi telah dilakukan baik oleh kepala sekolah

maupun pihak yayasan Al-Amanah itu sendiri. Pelaksanaan pengembangan

kompetensi guru yang dilakukan tersebut berjalan cukup baik dan efektif,

meskipun masih terdapat sedikit kendala yang dihadapi.

Meskipun dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi guru masih

terdapat sedikit kendala, namun guru-guru di SMP Al-Amanah selalu memiliki

antusias yang tinggi terhadap adanya program pengembangan kompetensi guru

tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai pelatihan-pelatihan yang diikuti

oleh para guru SMP Al-Amanah, selain itu juga ada sebagian guru yang

melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Page 108: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil deskripsi data dan analisis data menunjukkan bahwa

pengembangan kompetensi guru serta usahanya dalam peningkatan mutu

pengajaran yang dilakukan kepala sekolah SMP Al-Amanah dapat dikatakan

sudah baik dan efektif. Meskipun masih terdapat sedikit kendala atau hambatan

dalam pelaksanaannya, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat para

guru karena adanya antusias yang tinggi dari para guru untuk mengembangkan

kompetensi yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah telah

melaksanakan tanggung jawabnya yakni melakukan berbagai kegiatan

pengembangan kompetensi terhadap para guru dengan baik serta usahanya dalam

meningkatkan mutu pengajaran.

Sebagai pendukung dari hasil analisis data di atas, berikut ini gambaran

yang ditemukan dari hasil penelitian:

1. Sudah dilaksanakannya kegiatan pengembangan kompetensi guru secara

bertahap, dari mulai perencanaan kegiatan sampai dengan pengevaluasian

kegiatan tersebut. Kegiatan perencanaan pengembangan kompetensi guru

tersebut terlihat dari dilaksanakannya pembuatan rencana kegiatan

pengembangan kompetensi guru yang dilakukan oleh kepala sekolah, hal ini

dapat dilihat dari jawaban responden dimana 81,5 % guru menyatakan bahwa

Page 109: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

kepala sekolah membuat rencana kegiatan pengembangan kompetensi guru

terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan

kegiatan pengembangan kompetensi guru, pada tahap ini yang dapat

terlaksana adalah guru melaksanakan dan mengikuti kegiatan-kegiatan

pengembangan kompetensi yang telah diprogramkan kepala sekolah, hal ini

terlihat dari jawaban responden dimana 88,9 % guru menyatakan bahwa guru

melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi yang telah diprogramkan

kepala sekolah serta dapat dilihat pula dari jawaban responden yang

menyatakan 48,2 % guru sudah lebih dari 10 kali mengikuti kegiatan

pengembangan kompetensi yang dilakukan kepala sekolah. Pengembangan

kompetensi guru yang dilakukan kepala sekolah sudah cukup memadai, hal ini

terlihat dari jawaban responden dimana 55,6 % responden menyatakan bahwa

program kegiatan pengembangan kompetensi guru yang dilakukan kepala

sekolah cukup memadai. Tahap terakhir yang dilakukan adalah evaluasi

terhadap kegiatan pengembangan kompetensi guru. Untuk mengetahui sejauh

mana hasil yang diperoleh dari kegiatan pengembangan kompetensi guru

tersebut kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang

telah dilaksanakan oleh guru, hal ini terlihat dari jawaban responden dimana

81,5 % responden menyatakan bahwa kepala sekolah mengadakan evaluasi

terhadap kegiatan tersebut untuk mengukur keberhasilan dari kegiatan

pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan oleh Bapak/Ibu guru.

Dari hasil kegiatan evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya

Page 110: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan kepala sekolah,

guru semakin meningkat dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran, hal

ini terlihat dari jawaban responden dimana 70,4 %, guru menyatakan bahwa

mereka merasa semakin meningkat dalam melaksanakan pendidikan dan

pengajaran dengan adanya pengembangan kompetensi yang dilakukan kepala

sekolah.

2. Pelaksanaan pengembangan terhadap kemampuan dan keterampilan guru

sudah baik, hal ini dapat dilihat bahwa kepala sekolah pernah (selalu, sering,

kadang-kadang) memberikan pelatihan-pelatihan pendidikan terhadap

kemampuan dan keterampilan guru, kepala sekolah memberikan wawasan

keilmuan yang luas kepada guru dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan

dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru dan kepala sekolah

memberikan pengetahuan dan keterampilan mengajar kepada guru.

3. Adapun pengembangan melalui penataran, penulis menyimpulkan bahwa

pelaksanaan pengembangan melalui penataran sudah baik. Hal ini dapat

dilihat bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan kegiatan tersebut dengan

baik dan kepala sekolah selalu mengikutsertakan Bapak/Ibu guru dalam setiap

pembinaan seperti penataran-penataran/seminar pendidikan dan lokakarya.

Dengan maksud untuk meningkatkan profesionalisme guru dan diharapkan

dapat meningkatkan mutu pengajaran sehingga tujuan pendidikan yang

direncanakan dapat tercapai. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden

Page 111: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

yang menyatakan selalu sebanyak 74,1 % bahwa kepala sekolah

mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran/seminar pendidikan.

4. Selanjutnya dalam upaya peningkatan terhadap mutu pengajaran, penulis

menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut sudah baik, hal ini dapat

dilihat bahwa kepala sekolah pernah (selalu, sering, kadang-kadang)

menganjurkan kepada guru untuk membuat rencana pengajaran sebelum

melaksanakan pengajaran, melakukan kunjungan (mensupervisi) guru di kelas

ketika mengajar, melakukan pengawasan terhadap PBM yang dilakukan guru

dan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kinerja guru dalam

pengajaran serta memperbaiki berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi atau

menghambat tercapainya mutu pengajaran seperti sarana dan prasarana

pengajaran.

a. Saran-saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan penelitian, maka dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Implementasi pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu

pengajaran baik yang dilakukan oleh individual maupun oleh kepala sekolah

sudah berjalan cukup baik dan efektif, namun mengingat hal ini merupakan

hal yang sangat penting sekali guna meningakatkan mutu pendidikan, oleh

karena itu hendaknya perlu lebih ditingkatkan lagi baik oleh guru maupun

pihak sekolah.

Page 112: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

2. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempunyai peranan

yang sangat penting bagi kemajuan dan peningkatan mutu sekolah dan

keluarannya. Sehubungan dengan hal itu, maka Kepala Sekolah sebagai

pemimpin hendaknya dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh para

guru, sehingga mutu pengajaran yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan

tujuan pendidikan yang diinginkan. Kegiatan peningkatan kompetensi tersebut

dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya seperti memberikan

kesempatan kepada guru untuk mengikuti penataran, seminar-seminar,

workshop-workshop, loka karya atau memberikan kesempatan kepada guru

untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi dan

meningkatkan pendidikannya yang berhubungan dengan kompetensinya.

3. Kepada guru agar terus berusaha mengembangkan kompetensi yang dimiliki

sesuai dengan keilmuannya atau bidang studi yang diajarkan sesuai dengan

kemajuan teknologi dan informasi.

4. Guru adalah orang yang berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan

pencapaian tujuan pendidikan khususnya di sekolah yang bersangkutan, maka

guru hendaknya dapat selalu meningkatkan kompetensi yang dimilikinya

sehingga mutu pengajaran yang dilakukan dapat lebih baik lagi.

Page 113: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, Cet. Ke-1 Darmodiharjo, Dardi, Peranan Guru Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Analisis

Pendidikan, Tahun III, No. 4, 1982/1983 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2002, Edisi III, Cet. Ke-2 Gafur, Abdul, Desain Instruksional, Solo: Tiga Serangkai, 1989 Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-3 , Media Pengajaran, Jakarta: PT Cipta Aditya Bakti, 1994, Cet. Ke-7 Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jakarta: Gaya Media

Pratama, 1999, Cet. Ke-1 Imron, Ali, Pembinaan Guru Di Indonesia, Jakarta: PT Dunia Pustaka, 1995, Cet.

Ke-1 , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Pustaka Jaya, 1996, Cet. Ke-1 Kartono, Kartini, Menyiapkan dan Memandu Karier, Jakarta: Raja Wali, 1985 Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum Untuk Abad 21,

Indikator Cara Pengukuran dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 1994, Cet. Ke-3

Majid, Abdul, Perencanaan Pengajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. Ke-3 Nurdin, H. Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Quantum Teaching, 2005, Cet. Ke-3

Page 114: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000, Cet. Ke-13 Roestiyah, N. K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT Bina Aksara, 1989,

Cet. Ke-3 , Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Jakarta: PT Bina Aksara,

1994, Cet. Ke-3 Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, Cet.

Ke-1 Siagian, Sondang, P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2004, Cet. Ke-11 Saman, A., Profesionalisme Keguruan, Jogjakarta: Kanisius, 1994, Cet. Ke-1 Soetjipto dan Kosasi, R., Profesi Keguruan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, Cet. Ke-

2 Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2003, Cet. Ke-4 Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru

Algesindo, 2000, Cet. Ke-5 Suryadi, Ace, Mutu Pendidikan Persekolahan Dalam Perspektif Mimbar Pendidikan,

Jilid IX, 1990 Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004, Cet. Ke-1 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-7 Tri Cahyono, Bambang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: IPWI, 1996 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2002, Cet. Ke-2

Page 115: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah

Usman Uzer, Moh., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005, Cet. Ke-17 Uwes, Sanusi, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999, Cet. Ke-1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Winatapura, Udin, S. dan Ardinawata, R., Materi Pokok Perencanaan Pengajaran,

Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, 2000, Cet. Ke-4

Yamin, H. Martinis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KBK, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2006, Cet. Ke-1

Page 116: PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18875/1/Achmad...pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di smp al-amanah