Upload
hahanh
View
245
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN BERBANTUAN
GEOGEBRA UNTUK MEMFASILITASI
KEMAMPUAN VISUAL THINKING (Tesis)
Oleh
DIAN ROMADHONI ASNGARI
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MEMFASILITASI KEMAMPUAN
VISUAL THINKING
Oleh
Dian Romadhoni Asngari
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD pada pembelajaran
matematika materi bangun ruang sisi datar dengan berbantuan GeoGebra untuk
memfasilitasi kemampuan Visual Thinking yang valid, praktis, dan efektif. Produk
pembelajaran yang dikembangkan berupa LKPD dan media pembelajaran
matematika berbantuan GeoGebra. Jenis penelitian ini penelitian pengembangan
yang dilakukan melalui tahap preliminary research, prototyping stage, dan
assessment phase. Penelitian ini melibatkan peserta didik kelas VIII MTs Bandar
Agung sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan menggunakan lembar
validasi ahli, lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, angket respons
peserta didik, tes kemampuan Visual Thinking. Data yang diperoleh selanjutnya
diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
LKPD dan media pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra yang
dikembangkan berada pada kategori valid. Berdasarkan hasil uji coba yang
dilakukan, diperoleh bahwa perangkat pembelajaran telah memenuhi aspek
kepraktisan. Hal tersebut dapat dilihat dari: 1) keterlaksanaan pembelajaran pada
uji coba terbatas tergolong praktis serta keterlaksanaan pembelajaran pada uji
coba kelompok kecil terkategori sangat praktis; 2) penggunaan media GeoGebra
dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan ditinjau dari respon peserta
didik tergolong praktis. LKPD dan media pembelajaran matematika berbantuan
GeoGebra ini juga telah memenuhi aspek keefektifan yang dilihat dari tes
kemampuan Visual Thinking peserta didik.
Kata kunci : GeoGebra, LKPD, Kemampuan Visual Thinking
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF STUDENT WORK SHEETS IN GEOGEBRA
LEARNING LEARNING TO FACILITATE VISUAL
THINKING CAPABILITIES
By:
DIAN ROMADHONI ASNGARI
This study aims to develop students worksheet on learning mathematics of
building a flat side space with GeoGebra assisted to facilitate valid, practical, and
effective Visual Thinking capabilities. Learning product developed in the form of
student worksheet and GeoGebra-assisted mathematics learning media. This type
of research is development research conducted through preliminary research
stage, prototyping stage, and assessment phase. This research involves students of
class VIII junior high school as the subject of research. Data were collected using
expert validation sheets, instructional observation sheets, student response
questionnaires, Visual Thinking skills tests. The data obtained are further
processed and analyzed descriptively. The results showed that student worksheet
and GeoGebra supported mathematics learning media developed were in valid
category. Based on the results of experiments conducted, it is found that learning
tools have fulfilled the aspect of practicality. This can be seen from: 1) the
implementation of learning in the limited trial is classified as practical and the
implementation of learning in small group categorical testing is very practical; 2)
the use of GeoGebra media in mathematics learning developed in terms of
learners' responses are classified as practical. student worksheet and GeoGebra-
assisted mathematics learning media have also fulfilled the effectiveness aspect
seen from Visual Thinking ability test of learners.
Keywords: GeoGebra, student worksheet, Visual Thinking Capabilities
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN BERBANTUAN GEOGEBRA
UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN
VISUAL THINKING
Oleh
DIAN ROMADHONI ASNGARI
Tesis
Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribhawono
Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung, pada tanggal 9 April 1991. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Asngari, S.Pd.
dan Ibu Suwarsih, S.Pd.SD.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Bandar Agung Kecamatan
Bandar Sribhawono pada tahun 2003, pendidikan menengah pertama di SMP
Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2006, pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2009, sarjana di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Lampung pada tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan pada
program studi Pasca Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Lampung tahun
2014.
MOTTO
“Sesungguhnya tidak ada perubahan nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri
yang mengubah nya”
Persembahan
Dengan Mengucap Syukur Kepada Allah SWT
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai kembanggaan ku kepada :
Ayah (Asngari) dan Ibuku (Suwarsih) yang telah mendidik, mencurahkan
kasih sayang, dan tak henti-hentinya mendoakan untuk keberhasilanku.
.
Sahabat-sahabat seperjuangan (Asror, Ilyas, Charles, Tisa, Eka, Bu Umbar,
Mbak Yusmala) yang telah memberikan banyak sekali keceriaan dan warna
dalam perjalanan hidup
Teman-teman Pasca Sarjana Pendidikan Matematika angkatan 2014.
Semua pihak yang telah membantu hingga tesis ini selesai dibuat.
dan
Almamater Universitas Lampung tercinta.
SANWACANA
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Pengembangan LKPD
berbantuan GeoGebra untuk memfasilitasi kemampuan Visual Thinking Peserta
didik” sebagai syarat untuk mencapai gelar Magister pendidikan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus ikhlas kepada:
1. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing
Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi dan
memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, kritik, dan saran selama
penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
2. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian,
motivasi, dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya tesis ini.
3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Dosen pembahas yang telah
memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.
4. Bapak Drs. Suharsono S, M.Sc, Ph.D validator ahli materi LKPD dalam
penelitian ini yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk
memperbaiki LKPD ini agar menjadi lebih baik.
5. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku selaku Ketua Program Studi
Magister Pendidikan Matematika, dan validator LKPD dalam penelitian ini
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis
ini dan memberikan waktu untuk menilai serta memberi saran perbaikan
LKPD.
6. Ibu Heni Martini S,Pd, validator silabus dan RPP dalam penelitian ini yang
telah banyak memberikan saran dan masukan untuk memperbaiki silabus dan
RPP ini agar menjadi lebih baik.
7. Bapak Ahmad Hizam S.Ag selaku Kepala MTs Bandar Agung beserta Wakil,
staff, dan karyawan yang telah memberikan izin dan kemudahan selama
penelitian.
8. Siswa kelas VIII dan IX MTs Bandar Agung yang selalu semangat.
9. Bapak dan Ibu dosen pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
10. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Lampung, beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan
perhatian dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis.
11. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lam-
pung, beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada
penulis, mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga tesis
ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, Januari 2018
penulis
Dian Romadhoni Asngari
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................ 7
C. Tujuan ................................................................................. 8
D. Manfaat .............................................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika ................................................... 9
B. Visual Thinking ................................................................... 11
C. GeoGebra ............................................................................ 13
D. Pembelajaran Matematika berbantuan GeoGebra .............. 15
E. Metode Demonstrasi ........................................................... 17
F. LKPD .................................................................................. 18
G. Penelitian yang relevan ....................................................... 20
H. Kerangka Berpikir ............................................................... 23
I. Hipotesis penelitian ............................................................. 24
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 25
B. Prosedur Penelitian ............................................................. 25
C. Teknik dan instrumen penelitian ......................................... 30
D. Teknik Analisis Instrumen .................................................. 39
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................... 42
B. Pembahasan ........................................................................ 61
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................. 66
B. Saran ................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator kemampuan Visual Thinking .......................................... 13
2.2 Langkah pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra .......... 16
3.1 Validitas Instrumen tes kemampuan Visual Thinking ................... 33
3.2 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes .................................... 34
3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ....................................................... 35
3.4 Interprestasi Nilai Daya pembeda .................................................. 36
3.5 Daya pembeda soal tes................................................................... 36
3.6 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran ..................................... 39
4.1 Kategori Penilaian Komponen Hasil Validasi Silabus .................. 46
4.2 Kategori Penilaian Komponen Hasil Validasi RPP ....................... 46
4.3 Hasil Perolehan Validasi Ahli Materi ............................................ 47
4.4 Hasil Perolehan Validasi Ahli Desain tahap 1 ............................... 48
4.5 Hasil Perolehan Validasi Ahli Desain tahap 2 ............................... 49
4.6 Hasil Perolehan Validasi Ahli Media ............................................ 52
4.7 Rekapitulasi Skor Skala Uji Coba Peroangan ............................... 54
4.8 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pembelajaran uji Perorangam ......... 56
4.9 Rekapitulasi Skor Skala Uji Coba kelompok kecil........................ 57
4.10 Rekapitulasi keterlaksanaan pembelajaran kelompok kecil .......... 58
4.11 Rekapitulasi Tes Kemampuan Visual Thinking ............................ 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar . Halaman
3.1 Alur penelitian pengembangan menurut Plomp ............................ 26
4.1 Indikator LKPD sebelum dan sesudah revisi................................ 50
4.2 Petunjuk LKPD sebelum dan sesudah revisi ................................ 51
4.3 Kolom jawaban LKPD sebelum dan sesudah revisi ...................... 51
4.4 Isi LKPD sebelum dan sesudah revisi ........................................... 55
4.5 Tampilan GoGebra sebelum dan sesudah revisi ........................... 55
4.6 Proses demonstrasi guru pada saat pembelajaran .......................... 59
4.7 Suasana kegiatan belajar menggunakan LKPD ............................. 60
4.8 Perwakilan kelompok menjawab hasil pekerjaan .......................... 60
LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus Mata pelajaran Matematika .................................................. 44
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 47
3. LKPD ................................................................................................. 97
4 Lembar Validasi Ahli Materi ............................................................. 125
5. Lembar Validasi Ahli Desain ............................................................. 128
6. Lembar validasi Peserta didik ............................................................ 131
7. Kisi-kisi Angket peserta didik ............................................................ 133
8. Angket respon .................................................................................... 134
9. Lembar obsevasi keterlaksanaan pembelajaran ................................ 135
10.Kisi-kisi soal Tes Kemampuan Visual Thinking ................................ 137
11.Soal tes kemampuan Visual Thinking ................................................ 139
12.Kunci Jawaban tes kemampuan Visual Thinking .............................. 140
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Perangkat Pembelajaran
A.1 Silabus ......................................................................................... 74
A.2 RPP .............................................................................................. 78
A.3 LKPD ............................................................................................ 87
B. Instrumen Penelitian
B.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Visual Thinking ............................... 131
B.2 Soal Kemampuan Visual Thinking ............................................. 133
B.3 Lembar jawaban tes kemampuan Visual Thinking ...................... 134
B.4 Pedoman penskoran kemampuan Visual Thinking ...................... 136
B.5 Kunci jawaban tes kemampuan Visual Thinking ......................... 143
C. Analisis Data
C.1 Analisis Validitas Kemampuan Visual Thinking ........................ 142
C.2 Analisis Reliabilitas ..................................................................... 144
C.3 Analisis Uji Daya Beda Instrumen .............................................. 156
C.4 Analisis Tingkat Kesukaran ......................................................... 147
C.5 Analisis Validasi Silabus ............................................................. 149
C.6 Analisis Validasi RPP .................................................................. 151
C.7 Analisis Validasi LKPD Oleh Ahli Desain Bagian I ................... 154
C.8 Analisis Validasi LKPD Oleh Ahli Desain Bagian II ................. 156
C.9 Analisis Validasi LKPD Oleh Ahli Materi .................................. 158
C.10 Analisis Validasi Ahli Media ...................................................... 160
C.11 Analisis Uji Perorangan ............................................................... 162
C.12 Analisis Uji Kelompok Kecil....................................................... 165
C.13 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Uji Coba Perorangan ..... 168
C.14 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Kelompok Kecil ............ 171
C.15 Hasil uji normalitas kelas eksperimen ........................................ 174
C.16 Perhitungan uji proporsi .............................................................. 175
D. Angket, skala dan lembar wawancara
D.1 Lembar Validasi ahli materi ........................................................ 177
D.2 Lembar Validasi ahli desain ........................................................ 180
D.3 Lembar Validasi ahli media ......................................................... 183
D.4 Lembar wawancara pembelajaran matematika ........................... 186
D.5 Lembar Validasi silabus .............................................................. 187
D.6 Lembar Validasi RPP .................................................................. 189
D.7 Lembar angket uji coba terbatas peserta didik ........................... 191
D.8 Lembar angket uji coba kelompok kecil peserta didik ............... 193
D.9 Surat Izin Penelitian .................................................................... 195
D.10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 196
D.11 Dokumentasi ................................................................................ 197
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat
masyarakat dapat mengembangkan potensi manusia agar memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan,
berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota
masyarakat dan warga negara. Pendidikan merupakan proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan untuk membimbing peserta didik
menuju tahap kedewasaan melalui program pendidikan sekolah ataupun
pendidikan luar sekolah termasuk didalamnya pendidikan dalam keluarga serta
lingkungan. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menjelaskan bahwa Pendididikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2
Karakter utama dalam pembelajaran matematika meliputi berpikir logis, kritis,
kerja keras, keingintahuan, kemandirian, kepercayaan diri. Tujuan pembelajaran
matematika yang tercantum dalam Permendikbud No 64 tahun 2013 bahwa
diharapkan peserta didik dapat menunjukan sikap logis, kritis, analitis, memiliki
rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika dalam memecahkan masalah.
Sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika, terdapat lima kemampuan
matematis peserta didik menurut NCTM yaitu terdiri dari penalaran, pemecahan
masalah, koneksi matematik, komunikasi matematik dan representasi matematik,
serta sikap positif terhadap matematika.
Geometri merupakan salah satu cabang ilmu matematika. Menurut Ruseffendi
(1990:2) geometri itu ialah suatu sistem aksiomatik dan kumpulan generalisasi,
model dan bukti tentang bentuk-bentuk benda bidang dan ruang. Adapun menurut
Kartono (2012:25) berdasarkan sudut pandang psikologi, geometri merupakan
penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola,
pengukuran dan pemetaan. Geometri tidak hanya mengembangkan kemampuan
kognitif peserta didik tetapi juga membatu dalam pembentukan memori yaitu
objek konkret menjadi abstrak. Berdasarkan pendapat tersebut maka geometri
merupakan materi penting dalam pembelajaran matematika. Menurut Kartono
(2012:25) tujuan pembelajaran geometri adalah agar peserta didik memperoleh
rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah
masalah yang baik, dapat berkomunikasi dan bernalar secara matematik.
Sedangkan menurut Budiarto (2000:439) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis,
mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang
3
materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argument
argumen matematik.
Menurut Yuliardi (2013:4) hambatan pembelajaran geometri dalam kelas
diantaranya terdapat dua alasan yaitu yang pertama guru guru dihadapkan materi
yang membutuhkan daya visualisasi yang tinggi dari peserta didik dan alasan yang
kedua berhubungan dengan keefektifan waktu, andaikan guru menyampaikan
konsep bangun ruang melalui diagram kartesius, lalu menggambar secara manual
tanpa alat bantu, hal ini jelas akan membutuhkan banyak waktu sedangkan jam
pelajaran terbatas, sehingga apabila ditinjau dari keefektivitasan waktu, metode
pembelajaran konvensional saja tidaklah cukup untuk meraih hasil yang optimal
dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Visualisasi merupakan bagian penting yang dibutuhkan dalam pengajaran
matematika untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pemahaman
matematis. Visualisasi adalah suatu tindakan dimana seseorang individu
membentuk hubungan yang kuat antara internal membangun sesuatu yang diakses
diperoleh melalui indra. Menurut Suherman (2003:75) Berdasarkan toeri Van
Hiele Terdapat 5 tahap belajar dalam geometri, yaitu tahap pengenalan
(visualisasi), tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi dan tahap akurasi.
Kemampuan visualisasi merupakan kemampuan paling dasar, sehingga
kemampuan pemahaman konsep akan dipengaruhi oleh kemampuan visualisasi
dan ini merupakan hubungan sebab akibat, artinya kemampuan visualisasi yang
tinggi akan menyebabkan pemahaman konsep yang tinggi atau sebaliknya.
4
Visual Thinking atau Berpikir Visual adalah proses intelektual intuitif dan ide
imajinasi visual, baik dalam pencitraan mental atau melalui gambar. Visual
Thinking dapat didefinisikan sebagai sesuatu pemikiran yang aktif dan proses
analitis untuk memahami, menafsirkan dan memproduksi pesan visual, interaksi
antara melihat, membayangkan, dan menggambarkan sebagai tujuan dapat
digunakan. Selanjutnya, lemahnya kemampuan Visual Thinking juga akan
menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah
matematis, karena itu peningkatan kemampuan Visual Thinking sangat penting
untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematis.
Teori Van Hiele menjelaskan perkembangan berpikir peserta didik dalam belajar
geometri. Menurut teori Van Hiele, seseorang akan melalui lima tingkat
perkembangan berpikir dalam belajar geometri. Lima tingkatan tersebut adalah
visualisasi, analisis, deduksi informal, deduksi, dan rigor. Visualisasi merupakan
tingkatan paling awal dalam belajar geometri. Visualisasi juga dapat digunakan
untuk meningkatkan kreativitas berpikir. imajeri atau pembayangan mental dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Visualisasi juga
mempermudah untuk membayangkan kembali objek-objek atau peristiwa-
peristiwa konkret yang sering dibutuhkan ketika menghasilkan gagasan baru.
Komputer merupakan salah satu media pembelajaran dapat digunakan untuk
membantu memvisualisasikan konsep abstrak dan mampu melibatkan peran aktif
peserta didik dalam belajar. Saat ini komputer memiliki peran yang semakin besar
dalam proses pendidikan. Menurut Kusumah (2003) program-program komputer
sangat ideal untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran konsep-konsep matematika
5
yang menuntut ketelitian tinggi, konsep atau prinsip yang repetitif, penyelesaian
grafik secara tepat, cepat, dan akurat. Lebih lanjut Kusumah (2003) juga
mengemukakan bahwa inovasi pembelajaran dengan bantuan komputer sangat
baik untuk diintegrasikan dalam pembelajaran konsep-konsep matematika,
terutama yang menyangkut transformasi geometri, kalkulus, statistika, dan grafik
fungsi.
Tugas guru dalam pembelajaran yaitu memfasilitasi peserta didik dalam belajar.
Guru harus mampu menyampaikan materi pelajaran secara sederhana, mudah di
mengerti, dan dapat membantu peserta didik untuk bekerja dalam menyelesaikan
permasalahan. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam belajar ialah
lembar kerja peserta didik (LKPD). LKPD merupakan bagian penting dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas. LKPD memudahkan guru dalam membimbing
dan memberikan instruksi kepada peserta didik. Dengan LKPD yang tepat maka
peserta didik dapat terbantu dalam memahami materi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi khususnya
komputer, maka banyak software-software atau program matematika yang
dikembangkan oleh para penemu untuk memudahkan guru dalam proses
pembelajaran matematika yang salah satunya adalah GeoGebra. GeoGebra adalah
software pembelajaran matematika dinamik yang dikembangkan oleh Markus
Hohenwarter untuk pembelajaran matematika di sekolah-sekolah. GeoGebra
tersedia secara gratis dan luas di internet dari halaman web www.GeoGebra.org
untuk berbagai jenis sistem operasi. Sesuai dengan namanya, software matematika
dinamis (dynamic mathematics software), bisa dimanfaatkan untuk membuat
konsep-konsep matematika menjadi dinamik. GeoGebra juga dapat digunakan
6
untuk mengkonstruksi dan eksplorasi dari bangun-bangun geometri dan grafik
suatu persamaan. Semuanya dapat dilakukan secara dinamik, sehingga
pembelajaran matematika menjadi eksploratif serta peserta didik bisa melihat
secara langsung dan instant keterkaitan antara representasi analitik dan visual
suatu konsep maupun keterkaitan antar konsep-konsep matematika.
Menurut Mainali (2008:9) pembelajaran berbantuan GeoGebra sangat membantu
dalam pembelajaran matematika seperti; (1) memberikan fleksibilitas pada guru,
melalui penerapan pembelajaran dengan media teknologi seperti GeoGebra, guru
akan beradaptasi untuk menggunakannya dan mengembangkan pembelajaran; (2)
menjadikan peserta didik sebagai asisten pengajaran, melalui peragaan media
GeoGebra dari guru, diharapkan peserta didik mengerti dan mengajarkan kepada
peserta didik lain mengenai konsep matematika yang diajarkan; (3) mengaktifkan
sistem student centered dalam pembelajaran dengan mengaplikasikan konsep
matematika dalam media pembelajaran GeoGebra, adanya peningkatan interaksi
dalam pembelajaran matematika karena peserta didik akan mencoba sendiri
mengaplikasikan konsep matematis dan melihatnya secara geometris; (4)
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar peserta
didik. Melalui aktivitas peserta didik yang mandiri dengan GeoGebra, mereka
akan menemukan dan melihat hal-hal yang mendetail dari sebuah grafik fungsi
atau bangun geometri sehingga mereka dapat menarik kesimpulan berdasarkan
pengetahuan yang mereka dapatkan.
Keunggulan lain dari GeoGebra menurut Suweken (2013) adalah kemampuannya
untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika secara dinamik. Keunggulan
7
inilah yang membuat GeoGebra menjadi software yang sangat tepat untuk
membuat media pembelajaran virtual baik dalam matematika. GeoGebra bisa
dijadikan media pembelajaran virtual yang sangat interaktif untuk mengeksplorasi
konsep-konsep matematika. Guru dapat memanfaatkan GeoGebra untuk
membantu pembuatan konjektur dan pembuktian teorema.
Untuk mendukung hal tersebut, dipandang perlu mempersiapkan LKPD
berbantuan GeoGebra dalam pembelajaran matematika yang diharapkan mampu
memberikan pengalaman visualisasi kepada peserta didik khususnya dalam
mempelajari materi bangun ruang sisi datar. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengembangan LKPD berbantuan
GeoGebra sehingga diperoleh produk pembelajaran yang efektif untuk
memfasilitasi kemampuan Visual Thinking peserta didik.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah
1. Bagaimana bentuk pengembangan LKPD dalam pembelajaran berbantuan
GeoGebra yang memenuhi kriteria valid dan praktis untuk materi bangun
ruang sisi datar?
2. Bagaimana efektivitas hasil pengembangan LKPD dalam pembelajaran
berbantuan GeoGebra untuk memfasilitasi kemampuan Visual Thinking
peserta didik ?
8
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil pengembangan LKPD dalam pembelajaran
berbantuan GeoGebra yang memenuhi kriteria valid dan praktis untuk
materi bangun ruang sisi datar.
2. Untuk mengetahui efektifitas hasil pengembangan LKPD dalam
pembelajaran berbantuan GeoGebra yang memfasilitasi kemampuan
Visual Thinking peserta didik.
D. Manfaat penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pengembangan
pada pembelajaran matematika.
2. Manfaat praktis
a. dapat bermanfaat untuk memudahkan peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan Visual thinking peserta didik merasa tertarik terhadap
pembelajaran matematika.
b. Bagi pembaca, dapat mengetahui gambaran tentang model pembelajaran yang
efektif dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi sekolah, untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dinamis
di lingkungan sekolah.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika bagi peserta didik merupakan pembentukan pola pikir
dalam pemahaman pengertian maupun penalaran tentang suatu hubungan diantara
pengertian-pengertian tersebut. Peserta didik dibiasakan untuk memperoleh
pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang belum
dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Peserta didik diberi pengalaman
menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan
informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-
model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau
soal- soal uraian matematika lainnya.
berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 64 tahun 2013
tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah menyebutkan pemberian mata
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut
1. Menunjukkan sikap, logis, kritis, analitis, kreatif, cermat dan teliti,
bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan
masalah
10
2. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika
3. Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar
4. Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, dalam interaksi kelompok maupun
aktivitas sehari-hari
5. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas
6. Mengidentifikasi pola dan menggunakannya untuk menduga perumusan/aturan
umum dan memberi prediksi
Menurut Hasratudin (2014:4) pembelajaran matematika mempunyai potensi besar
untuk memberikan berbagai macam kemampuan dan sikap yang diperlukan oleh
manusia agar ia bisa hidup secara cerdas dalam lingkungannya. Kemampuan-
kemampuan yang dapat diperoleh dari matematika antara lain; a) kemampuan
berhitung, b) kemampuan mengamati dan membayangkan bangunan-bangunan
geometris yang ada di alam beserta dengan sifat-sifat keruangan (spatial
properties) masing-masing, c) kemampuan melakukan berbagai macam
pengukuran, misalnya panjang, luas, volume, berat dan waktu, d) kemampuan
mengamati, mengorganisasi, mendeskripsi, menyajikan, dan menganalisis data, e)
kemampuan melakukan kuantifikasi terhadap berbagai variabel dalam berbagai
bidang kehidupan, sehingga hubungan antara variabel yang satu dan variabel yang
lain dapat diketahui secara lebih eksak, f) kemampuan mengamati pola atau
struktur dari suatu situasi.
11
B. Visual Thinking
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia visualisasi adalah pengungkapan
suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata
dan angka), peta, grafik, dan sebagainya. Visualisasi merupakan suatu tindakan
terdiri dari konstruksi mental setiap objek atau proses yang satu menghubungkan
(dalam pikiran) individu dengan objek atau peristiwa yang dirasakan oleh dirinya.
Visualisasi juga dapat diartikan suatu tindakan terdiri dari konstruk pada beberapa
media eksternal seperti kertas, papan tulis atau komputer, objek atau peristiwa
yang mengidentifikasikan individu dengan objek atau proses dalam dirinya.
Menurut Zhukovskiy (2008:2) Visual Thinking merupakan tipe pemikiran non-
verbal dan telah diteliti secara luas oleh pakar psikolog. Para psikolog percaya
bahwa fungsi utama Visual Thinking adalah kemampuannya untuk mengkoor-
dinasi makna berbeda dari suatu gambaran menjadi gambar tampilan yang utuh.
Menurut Surya (2013) Visual Thinking merupakan sesuatu pemikiran yang aktif
dan proses analitis untuk memahami, menafsirkan dan memproduksi pesan visual
interaksi antara melihat, membayangkan, menggambarkan sebagai tujuan dapat
digunakan seperti berpikir verbal. Visual Thinking merupakan salah satu cara
berpikir selain dua cara berpikir yaitu berpikir audio (audiotory thinking) dan
berpikir kinestetik (kinaesthetic thinking). Bolton (2011) menerangkan bahwa
Visual Thinking adalah suatu proses memformulasikan dan mengaitkan ide-ide
serta menemukan pola-pola baru yang muncul. Visual thinking merupakan proses
iterasi yang menggunakan model tiruan dan sketsa-sketsa untuk membantu
mengembangkan ide dan gagasan baik secara kuantitatif dan kualitatif.
12
Menurut Sword (2005) pemikir visual (visual thinker) berpikir lebih efisien ketika
materi ditunjukkan menggunakan diagram, bagan alur, ketepatan waktu, film, dan
demonstrasi. Visual thinker akan cenderung berpikir spatial (keruangan) dan
memperhatikan ukuran dan hubungan. Untuk mengingat informasi mereka sering
menggambarkannya dalam bentuk diagram. Visual thinker biasanya tidak hanya
melihat gambaran umum, tetapi melihat sudut pandang yang lebih jelas dan
kreatif dibanding pemikir lainnya. Mereka memerlukan waktu lebih banyak untuk
mengerti suatu informasi, tapi pemahaman akhirnya lebih luas.
Beberapa kelebihan visual thinking menurut Sword (2005) : a) Visual thinking
membuat peserta didik lebih imaginatif, melalui visual thinking informasi diproses
secara instan, hanya dengan melihat gambar, b) Visual thinking dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Ketika pokok persoalan disampaikan kepada
peserta didik, mereka segera menyampaikan permasalahan yang dilihat dan
kemudian mengerti bagaimana cara menyelesaikannya, c) Visual thinking
membuat peserta didik lebih kreatif. Proses kreatif menggabungkan kesadaran
akan masalah, mengumpulkan informasi, mengembangkan ide, merencanakan,
dan menghasilkan penyelesaian. Menurut Gumanti (2012) pentingnya penguasaan
kemampuan Visual Thinking antara lain yaitu: Visual thinking membuat
komunikasi dari sisi emosional masalah kompleks menjadi lebih mudah, Visual
thinking dapat memberi gambaran yang penting belajar dari kesalahan-kesalahan,
Visual thinking membantu memfasiitasi penyelesaian masalah non-linear,
Adapun indikator kemampuan Visual thinking adalah sebagai berikut yang terinci
pada tabel 1.
13
Tabel 2.1 Indikator kemampuan Visual Thinking
Indikator Deskripsi indikator
Looking &seeing mengidentifikasikan masalah dengan aktivitas melihat
dan membaca serta mengumpulkan informasi diketahui
dan yang ditanyakan dengan aktivitas menyeleksi dan
mengelompokkan serta merencanakan pemecahan
masalah dalam suatu permasalahan
Imagining Melukis ataupun menggambar yang berupa representasi
dari informasi yang masih abstrak serta
menggabungkannya dengan pengalaman baru, dengan
cara menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk
menyimpulkan pola, atau membuat jenis tertentu dari
representasi data yang diberikan.
showing and telling Menjelaskan apa yang dilihat dan diperoleh kemudian
mengkomunikasikannya, ataupun membuat komentar
yang mencerminkan upaya untuk mewujudkan atau
mengidentifikasi bentuk dari informasi yang diberikan.
Representation Merepresentasikan permasalahan dalam bentuk visual
berupa gambar, grafik, diagram ataupun dengan kata-kata
yang dapat membantu menghubungkan dan
mengkomunikasikan informasi untuk menyelesaikan
masalah
Scritia (2014: 58)
C. GeoGebra
GeoGebra adalah program komputer (software) untuk belajar (visualisasi,
komputasi, eksplorasi dan eksperimen) dan mengajar materi geometri, aljabar dan
kalkulus. GeoGebra dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001
dari Universitas Atlantik di Florida (FAU). GeoGebra adalah software gratis
14
secara bebas yang dapat diunduh di situs resmi GeoGebra. Untuk dapat
menjalankan program GeoGebra, komputer harus sudah diinstal software Java
Runtime Environment (RTE).
Program GeoGebra melengkapi berbagai program komputer untuk pembelajaran
aljabar yang sudah ada, seperti Derive, Maple, MuPad, maupun program
komputer untuk pembelajaran geometri, seperti Geometry’s Sketchpad atau
CABRI. GeoGebra dapat dimanfaatkan untuk menentukan persamaan dan
koordinat secara langsung. GeoGebra juga memiliki kemampuan untuk
menghubungkan variabel dengan bilangan, menentukan turunan dan integral dari
suatu fungsi. Pemanfaatan program GeoGebra memberikan beberapa keuntungan,
di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Lukisan-lukisan geometri yang biasanya dihasilkan dengan dengan cepat dan
teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka
2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada
program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih
jelaskepada peserta didik dalam memahami konsep geometri
3. Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi untuk memastikan bahwa lukisan
yang telah dibuat benar.
4. Mempermudah guru/peserta didik untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat-
sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.
Antar muka (tampilan) dari GeoGebra sangat sederhana, yang terdiri dari: (1)
Menu, yang terletak di bagian atas. Menu terdiri dari File, Edit, View, Options,
Tool, Window, Help. Menu File digunakan untuk membuat, membuka,
15
menyimpan, dan mengekspor file, serta keluar program. Menu Edit digunakan
untuk mengedit lukisan. Menu View digunakan untuk mengatur tampilan. Menu
perspective digunakan untuk mengubah tampilan layar seperti tampilan untuk
algebra & graphics, basic geometry, geometry, spreedsheet & graphics. Menu
Option untuk mengatur berbagai fitur tampilan, seperti pengaturan ukuran huruf,
pengaturan jenis (style) objek-objek geometri, dan sebagainya. Menu Help
menyediakan petunjuk teknis penggunaan program GeoGebra.
fitur lain yang sangat penting dari GeoGebra adalah kemudahan dalam
menggunakannya. Hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan dengan
menggunakan GeoGebra seperti mengkonstruksi titik, ruas garis, vektor, garis,
poligon, irisan kerucut, dan grafik dua dimensi. Selanjutnya pengguna dapat
mengubah gambar secara dinamis dengan menggunakan mouse atau mengubah
persamaan atau koordinat titik. melalui GeoGebra pengguna dapat mengkontruksi
menggunakan mouse atau dengan menuliskan persamaan metematika atau
perintah. GeoGebra menyediakan perintah-perintah yang berkaitan dengan
perhitungan aljabar, geometri, maupun kalkulus (misalnya mencari turunan dan
integral).
D. Pembelajaran Matematika Berbantuan GeoGebra
Pelaksanaaan pembelajaran pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode demonstrasi. Demonstrasi guru dilakukan melalui bantuan GeoGebra
untuk menyampaikan materi bangun ruang sisi datar. Selama proses demonstrasi
berlangsung peserta didik memperhatikan penjelasan yang dilakukan guru.
16
Setelah proses demontrasi guru mengarahkan peserta didik untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdiri dari serangkian tugas dan latihan pada lembar
kerja peserta didik. maka langkah-langkah pembelajaran matematika berbaruan
GeoGebra dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tabel 2.2 Langkah pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra
No Aktivitas guru Aktivitas peserta didik
Pembukaan
1
2
3
4
5
Guru menyampaikan salam pembuka
Guru Guru menyiapkan media pembelajaran
yang akan digunakan seperti laptop dan
proyektor untuk menarik perhatian peserta
didik
Guru menyampaikan tujuan dan pembelajaran
Guru membuka pembuka pembelajaran
dengan dengan menyampaikan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi
Guru memperkenalkan program GeoGebra
Peserta didik
memperhatikan dan
bertanya
Inti
6
7
8
Eksplorasi
a. Guru menjelaskan materi bangun ruang
sisi datar melalui metode demonstrasi
berbantuan GeoGebra
Elaborasi
a. Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengerjakan tugas yang ada pada Lembar
kerja peserta didik
Konfirmasi
a. Guru dan peserta didik melakukan tanya
jawab tentang hasil kerja peserta didik di
depan
b. Guru menunjukan jawaban yang benar
c. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
peserta didik
mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
dari
guru.
peserta didik membaca
lembar kerja dan
mengerjakan soal
peserta didik bertanya dan
menjawab terhadap
jawaban yang diselesaikan
Penutup
9 Soal yang belum diselesaikan pada buku kerja
peserta didik dijadikan sebagai tugas rumah
(PR)
peserta didik
memperhatikan pemberian
tugas oleh guru
17
E. Metode Demonstrasi
Pengertian Demonstrasi berarti pertunjukan, pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi dilakukan pertunjukan sesuatu proses yang berkenaan dengan bahan
pelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Pada saat pelaksanaaan yang
harus disiapkan adalah ketersediaan peralatan ataupun sarana yang memadahi.
Sebelum pengajaran dimulai, guru harus mempersiapkan semua peralatan yang
dibutuhkan serta tata ruang kelas yang memungkinkan semua peserta didik dapat
menyaksikan maupun melakukan percobaan.
Menurut Hasibuan dan Mujiono (2006: 31) langkah-langkah metode Demonstrasi
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang
diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2. Mempersiapkan alat serta media yang akan digunakan serta mencoba terlebih
dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak mengalami kegagalan.
3. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk
memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan dan
komentar selama dan sesudah demonstrasi.
Adapun menurut Winataputra (1998: 14) Kelebihan metode Demonstrasi adalah
sebagai berikut:
a. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting
oleh guru dapat diamati.
18
b. Perhatian peserta didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan,
jadi proses peserta didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian
peserta didik kepada masalah lain
c. Dapat merangasang peserta didik untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar.
d. Dapat menambah pengalaman peserta didik.
e. Bisa membantu peserta didik ingat lebih lama tentang materi yang
disampaikan.
f. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit.
F. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kegiatan Peserta Didik atau disingkat LKPD awalnya disebut dengan
Lembar Kegiatan siswa (LKS). LKS merupakan sumber belajar yang dibutuhkan
oleh peserta didik dalam proses belajar. Menurut Ardiana (2016) LKS yang baik
akan membuat peserta didik merasa senang belajar dan membuat pengalam
belajar. Selain itu LKS yang dibuat telah disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan
dan karakteristik peserta didik. LKS tidak hanya berisi soal dan pembehasan serta
latihan soal, namun terdapat proses construct pemahaman jadi apabila peserta
didik telah paham terhadap materi maka pemahaman tersebut akan bersifat
permanen.
Pada Kurikulum 2013, penyebutan LKS mengalami perubahan menjadi Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) seiring berkembangnya paradigma pendidikan
terhadap peserta didik dan guru. Dengan demikian, antara LKS dan LKPD adalah
19
sama hanya penamaannya saja terdapat perbedaan. Guru harus mampu
mengembangkan dan menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum,
sasaran, karakteristik, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Prastowo (2011:419) mengungkapkan bahwa LKPD berfungsi untuk
meminimalkan peran pendidik, mempermudah peserta didik dalam memahami
materi pembelajaran, membuat aktif peserta didik,dan memudahkan dalam
penyampaian proses pembelajaran. LKPD memberikan kesempatan kepada guru
untuk memancing peserta didik agar aktif terlibat dalam materi yang dibahas.
Langkah-langkah penyusunan LKPD menurut yaitu sebagai berikut.
a) Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum adalah langkah pertama dalam menyusun LKPD. Langkah ini
dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan LKPD.
Analisis kurikulum dilakukan ketika studi pendahuluan dan ketika penyusunan
LKPD.
b) Menyusun Peta Kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang
harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya.
c) Menyusun Judul LKPD
LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi pokok, atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. LKPD disusun sesuai
judulnya agar pembelajaran menjadi lebih terarah.
20
d) Penulisan LKPD
LKPD dituliskan pertama dengan merumuskan kompetensi dasar kemudian
menentukan alat penilaian terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.
Ketiga, menyusun materi. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu
gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Terakhir
adalah memperhatikan struktur LKPD. Dengan memperhatikan struktur LKPD
maka penyusunan LKPD dapat bekerja dengan baik.
Berdasarkan kajian di atas, maka struktur LKPD yang akan disusun dalam
penelitian ini yaitu:
a) Judul & Cover
b) Kata Pengantar
c) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
d) Materi Pembelajaran
e) Fitur LKPD
f) Tujuan Kegiatan dan Petunjuk Kegiatan
g) Kegiatan Pembelajaran
h) Daftar Pustaka
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Wisna Ariawan dengan judul
pengembangan pengembangan model dan perangkat pembelajaran geometri
bidang berbantuan open software GeoGebra menunjukan bahwa Model
pembelajaran reasoning and problem solving berbantuan open software Geogebra
21
dan perangkat pembelajaran yang berupa buku ajar, buku petunjuk pemanfaatan
software GeoGebra dan LKM yang dikembangkan pada penelitian ini telah
memenuhi tiga kriteria kualitas produk dilihat dari valditas, keterterapan, dan
efektivitas. Integrasi open software GeoGebra dalam pembelajaran dapat
dilakukan dalam tiga tahapan model reasoning andproblem solving, yaitu
eksplorasi dan perencanaan, menyeleksi strategi, refleksi dan perluasan.
Penerapan model pembelajaran reasoning and problem solving berbantuan open
software Geogebra dan perangkat pembelajarannya pada perkuliahan Geometri
Bidang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriani dan Sugiman (2014) yang berjudul
pengembangan perangkat pembelajaran pendekatan IDEAL berbantuan GeoGebra
pada materi teorema phytagoras menunjukkan bahwa: (1) produk perangkat
pembelajaran yang dikembangkan sangat valid; (2) produk perangkat
pembelajaran yang dikembangkan sangat praktis bagi guru dan peserta didik; dan
(3) produk perangkat pembelajaran telah memenuhi kriteria sangat efektif ditinjau
dari prestasi dan motivasi belajar peserta didik.
Hasil Penelitian Gumanti (2014) yang berjudul Pengaruh Pembelajaran
Berbantuan GeoGebra terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Visual
Thinking Peserta didik SMP menunjukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan visual thinking peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan
pendekatan saintifik berbantuan GeoGebra dengan peserta didik yang mendapat
pembelajaran dengan pendekatan saintifik tanpa berbantuan GeoGebra. Terdapat
perbedaan peningkatan kemampuan visual thinking antara peserta didik yang
22
mendapat pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan GeoGebra
dengan peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan saintifik
tanpa berbantuan GeoGebra ditinjau dari kelompok kemampuan matematis
peserta didik. Peserta didik mempunyai pendapat yang positif terhadap pelajaran
matematika dan pembelajaran berbantuan GeoGebra.
H. Kerangka Berpikir
Pembelajaran geometri berdasarkan teori Van Hiele terdapat lima tahapan yaitu
tahap pengenalan (visualisasi), tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi
dan tahap akurasi. Kemampuan visualisasi merupakan kemampuan paling dasar.
Sehingga kemampuan visualisasi diperlukan untuk memahami konsep-konsep
seperti pada objek-objrk geometri. Visual Thinking dapat didefinisikan sebagai
sesuatu pemikiran yang aktif dan proses analitis untuk memahami, menafsirkan
dan memproduksi pesan visual, interaksi antara melihat, membayangkan, dan
menggambarkan sebagai tujuan dapat digunakan. Selanjutnya, lemahnya
kemampuan Visual Thinking juga akan menyebabkan peserta didik mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematis. Adapun pentingnya
kemampuan Visual Thinking perlu dikuasai oleh peserta didik dikarenakan hasil
visualisasi suatu objek ataupun permasalahan yang kompleks menjadi mudah
dalam berkomunikasi. Kemampuan Visual Thinking juga membuat peserta didik
lebih mengingat objek–objek geometri lebih akurat. selanjutnya untuk mendukung
kemampuan Visual Thinking bagi peserta didik diperlukan bahan ajar berupa
LKPD. Melalui LKPD peserta didik dituntut untuk menyelesiakan soal-soal
23
ataupun memvisualisakan kembali objek–objek geometri yang di sampaikan guru
yang ada pada soal-soal di LKPD.
Selanjutnya dalam pengaplikasian LKPD pada pembelajaran matematika
diperlukan suatu metode pembelajaran. Salah satu jenis metode pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah metode
demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan cara pembelajaran yang dilakukan
guru dengan cara mempertunjukan kepada peserta didik dengan tujuan agar
peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Melalui
metode demonstrasi perhatian peserta didik lebih terpusat pada pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dibutuhkan media
atau alat peraga yang tepat sehingga mempermudahkan guru dalam
menyampaikan materi dan mempermudah peserta didik dalam menerima dan
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu media atau alat peraga
yang dapat digunakan dalam metode demonstrasi adalah GeoGebra. Objek-objek
gemometri yang bersifat abstrak berpotensi memunculkan berbagai kesulitan bagi
peserta didik dalam memperlajarinya. Terutama bagi peserta didik di kelas tingkat
rendah, mengingat mereka pada umumnya belum mampu berpikir secara abstrak
Penggunaan GeoGebra dalam pembelajaran geometri dapat mempermudah guru
dalam menyampaikan serta memvisualisasikan objek-objek geometri serta
memudahkan peserta didik dalam menentukan solusi dari permasalahan pada
proses pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas pengembangan LKPD berbantuan
24
GeoGebra diharapkan dapat memfasilitasi kemampuan visual Thinking pesrta
didik.
I. Hipotesis Penelitian
1. LKPD berbantuan GeoGebra telah memenuhi aspek kevalidan dan
kepraktisan.
2. LKPD berbantuan GeoGebra efektif terhadap kemampuan Visual
Thinking peserta didik. Maka untuk menjawab hipotesis di atas digunakan
hipotesis khusus yaitu Persentase peserta didik dalam pembelajaran
berbantuan GeoGebra yang memiliki kemampuan Visual Thinking
terkategori baik yaitu paling sedikit 76 %.
25
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin
mengembangkan LKDP berbatuan GeoGebra untuk memfasilitasi
kemampuan Visual Thinking. Produk pembelajaran yang dikembangkan
meliputi penggunaan media GeoGebra untuk penyampaian materi bagun
ruang sisi datar, penyusunan LKPD serta penyusunan tes kemampuan Visual
Thinking. Dengan demikian model pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada model Prototyping menurut Plomp (2010) yang
meliputi (1) preliminary research, (2) prototyping stage, dan (3) assessment
stage
B. Prosedur Penelitian
Terdapat banyak model penelitian pengembangan, dari berbagai model
penelitian pengembangan yang ada, dalam penelitian ini digunakan model
pengembangan model Prototyping menurut Plomp (2010) dengan beberapa
modifikasi yang diperlukan. Secara sistematis tahapan-tahapan penelitian
pengembangan menggunakan model prototiping dapat digambarkan pada
Gambar 3.1 berikut
26
Gambar 3.1 Alur penelitian pengembangan menurut Plomp
Analisis permasalahan dan
analisis kebutuhan dalam
pembelajaran
Studi literatur dan
penelitian
terdahulu yang
terkait
Preliminary
research
Perancangan Media
pembelajaran
Berbantuan
GeoGebra
Perancangan
Silabus,RPP
dan LKPD
Perancangan
Instrumen
penilaian
kualitas produk
Draft 1
Validasi Ahli revisi
Draft 2
Uji coba Lapangan
Analisis data kepraktisan
revisi Draft 3
Analisis data keefektifan
Efektif ? Draft
IV
Prototyping
stage
Assessment
stage
27
1. Tahap Studi Pendahuluan (preliminary research)
Tujuan studi pendahuluan yaitu untuk mengetahui permasalahan
permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di
sekolah, mengumpulkan informasi tentang kebutuhan dalam pembelajaran
matematika, media pembelajaran yang digunakan, serta bahan ajar yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran. Untuk dapat mencapai tujuan-
tujuan tersebut diatas, dilakukan kegiatan wawancara dengan guru mata
pelajaran untuk dijadikan sebagai dasar dalam analisis permasalahan dan
analisis kebutuhan. Selain kegiatan wawancara juga dilakukan kegiatan
kajian berkaitan standar isi, standar kompetensi, kompetensi ini maupun
kompetensi dasar.
Tahap selanjutnya adalah analisis pustaka dengan melakukan pengumpulan
kajian teori yang akan menjawab masalah yang ada. Selain itu juga dilakukan
review serta peninjauan terhadap hasil-hasil penelitian yang dapat melatar
belakangi penelitian yang akan dilakukan. Kajian yang akan dilakukan adalah
kajian tentang pembelajaran matematika menggunakan media berbantuan
GeoGebra. Pemilihan LKPD serta media pembelajaran matematika
berbantuan GeoGebra diharapkan mampu mengurangi permasalahan dalam
proses pembelajaran dikelas seperti materi bangun ruang sisi datar.
Selanjunya informasi yang diperoleh berdasarkan analisis masalah dan studi
pustaka digunakan sebagai bahan untuk perancangan produk pengembangan
yaitu pembelajaran beserta perangkat pendukungnya dan instrumen untuk
menilai kualitas produk.
28
2. Tahap Prototyping
A. Desain produk
Setelah melakukan studi pendahuluan dan pengumpulan data, peneliti
kemudian menyusun rancangan pembelajaran Matematika berbantuan
GeoGebra untuk memfasilitasi kemampuan Visual Thinking peserta didik.
Pada tahap ini peneliti merancang penyusunan perangkat pembelajaran
meliputi silabus, RPP, LKPD dan persiapan materi untuk di demostrasikan
menggunakan software GeoGebra beserta instrumen penilaian LKPD.
Selanjutnya untuk menilai kualitas pengembangan pembelajaran diperlukan
instrumen penilaian pengembangan pembelajaran. Instrumen tersebut
meliputi instrumen kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Instrumen yang
didesain pada tahap ini disebut dengan Draft I yang meliputi materi bangun
ruang yang ada di GeoGebra RPP, silabus serta LKPD
B. Evaluasi dan revisi
Evaluasi bertujuan untuk menguji kevalidan berdasarkan penilaian ahli
(expert judgement). Draft 1 yang dihasilkan pada tahap desain produk
selanjutnya dinilai kevalidannya oleh ahli. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan saran dan perbaikan terhadap instrumen penilaian yang akan
dipakai pada penelitian ini. Untuk kevalidan perangkat pembelajaran akan
dimintakan pendapat dan penilaian ahli kepada 3 dosen yaitu yaitu ahli
materi, ahli desain dan ahli media. Setelah dilakukan validasi oleh para ahli,
selanjutnya akan dilakukan analisis dari hasil validasi. Apabila hasil data
29
analisis kevalidan draft I adalah valid, maka produk dapat digunakan dalam
uji coba. Apabila valid dan layak dengan sedikit revisi, maka dilakukan revisi
seperti yang disarankan oleh para ahli, dan produk yang direvisi dapat
digunakan dalam uji coba. Selanjutnya hasil evaluasi kevalidan ini disebut
dengan Draft II.
3. Tahap Penilaian (Assessment Stage)
Draft II selanjutnya dilakukan uji coba meliputi uji coba terbatas dan uji coba
kelompok kecil. Uji coba terbatas dilakukan dengan menerapkan produk
pembelajaran beserta perangkat pendukungnya dalam pembelajaran
matematika di kelas. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
keterlaksanaan pembelajaran serta respon peserta didik . Setelah dilakukan uji
coba terbatas, selanjutnya akan dilakukan analisis dan evaluasi untuk
mengatasi berbagai kelemahan yang ditemui selama pelaksanaan uji coba.
Hasil revisi yang dilakukan pada perangkat pembelajaran matematika di tahap
ini selanjutnya disebut dengan draft III.
Selanjutnya untuk menyempurnakan draft III yang dihasilkan melalui uji coba
terbatas, maka dilakukan uji kelompok kecil. Fokus dari pelaksanaan uji coba
kelompok kecil adalah meningkatkan kualitas produk pembelajaran
matematika yang disusun, menjadi produk yang lebih praktis. Pada tahapan
uji coca kelompok kecil dilakukan analisis evaluasi untuk mengatasi
kelemahan yang ditemui selama pelaksanaan uji coba. Hasil dari revisi yang
dilakukan pada produk pembelajaran matematika di tahap ini selanjutnya
disebut draft IV. Draft IV yang sudah direvisi kemudian diterapkan pada uji
30
lapangan yaitu dalam pembelajaran di kelas VIII. C yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra untuk
memfasilitasi kemampuan Visual Thinking peserta didik.
C. Teknik dan Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini mencakup instrumen untuk
menilai kualitas produk yang meliputi aspek kevalidan, kepraktisan dan
keefektifan. Intrumen kevalidan tersebut memuat lembar penilaian komentar
serta saram-saran yang diberikan dari validator atau ahli terhadap aspek yang
akan dinilai. Instrumen kepraktisan berupa lembar keterlaksanaan
pembelajaran serta angket respon peserta didik dan isntrumen keefektifan
pembelajaran yaitu berupa lembar tes kemampuan Visual Thinking
1. Instrumen penilaian kevalidan
Instrumen penilaian kevalidan produk merupakan instrumen yang digunakan
validator untuk menilai kualitas kevalidan produk yang dikembangkan.
Lembar penilaian validator terdiri atas lembar penilaian kevalidan silabus dan
RPP, Lembar validasi media pembelajaran berbantuan GeoGebra serta
lembar validasi LKPD.
A. Lembar penilaian kevalidan silabus dan RPP
Instrumen untuk memvalidasi silabus dan RPP diserahkan kepada Guru MTs
Bandar Agung. Instrumen yang diberikan berupa skala likert dengan empat
pilihan jawaban yaitu 1 (tidak baik); 2 (cukup baik); 3 (baik); 4 (sangat baik),
serta dilengkapi dengan komentar dan saran dari Guru. Kriteria yang menjadi
31
penilaian dari angket validasi silabus adalah: (1) Aspek kelayakan isi,
meliputi kesesuaian silabus dengan KD dan indikator, kegiatan pembelajaran
dirancang berdasarkan pada pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra;
(2) Aspek kelayakan bahasa, meliputi penggunaan bahasa sesuai dengan
EYD, kesederhanaan struktur kalimat; serta (3) Aspek kelayakan waktu,
meliputi kesesuaian pemilihan alokasi waktu didasarkan pada KD dan alokasi
waktu persemeter. Tujuan pemberian skala ini adalah menilai kesesuaian isi
silabus dengan pembelajaran
Kriteria penilaian angket validasi RPP adalah: (1) Aspek kelayakan tujuan,
meliputi kesesuaian RPP dengan kompetensi dasar (KD), ketepatan
penjabaran kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator; (2) Aspek kelayakan
isi, meliputi sistematika penyusunn RPP, skenario pembelajaran yang
dirancang berdasarkan pada pembelajaran matematika berupa demonstrasi
berbantuan GeoGebra; (3) Aspek kelayakan bahasa, meliputi penggunaan
bahasa sesuai dengan EYD, komunikatif dan kesederhanaan struktur kalimat;
serta (4) Aspek kelayakan waktu, meliputi kesesuaian pemilihan alokasi
waktu didasarkan pada KD. Tujuan pemberian skala ini adalah menilai
kesesuaian isi RPP dengan pembelajaran dengan metode demonstrasi
berbantuan GeoGebra.
B. Lembar Penilaian Kevalidan Media Pembelajaran Berbantuan
Geogebra
Lembar penenilaian validator terhadap media pembelajaran berbantuan
GeoGebra berupa angket skala likert dengan 4 skala yang diserahkan kepada
32
ahli media. Lembar validasi tersebut memuat indikator-indikator kelayakan
penggunaan media pembelajaran berbantuan GeoGebra yang terdiri dari
aspek kelayakan materi, aspek keefektifan dan kelayakan kualitas serta
tampilan media.
C. Lembar Penilaian Kevalidan LKPD
Lembar penenilaian validator terhadap kevalidan LKPD berupa angket skala
likert dengan 4 skala yang diserahkan kepada ahli materi dan ahli media.
Lembar validasi tersebut memuat indikator-indikator kelayakan LKPD yang
meliputi lembar validasi ahli materi dan ahli desain. kriteria yang menjadi
penilaian dari ahli materi seperti kualitas isi LKPD, kebenaran konsep,
kedalaman konsep, keluasan konsep, penggunaan bahasa serta kualitas
kelengkapan penunjang. beberapa kriteria dari ahli desain seperti kejelasan
tujuan pembelajaran, kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi inti
dan kompetensi dasar,kerunntutan materi, penjelasan soal yang mudah di
mengerti, konsistensi soal terhadap tujuan pembelajaran, penggunaan bahasa
yang baik dan benar.
D. Tes Kemampuan Visual Thinking
Sebelum tes kemampuan Visual thinking dilakukan, terlebih dahulu tes
tersebut dikonsultasikan kepada para ahli divalidasi dan kemudian diuji
cobakan untuk diketahui tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas
soal. Berikut pemaparan mengenai tahapan dari uji validitas sampai uji
reliabilitas tes kemampuan visual thinking.
33
1. Uji Validitas
Setelah tes sudah disusun, kemudian tes akan diuji kevaliditasannya. Untuk
mengukur validitas tes digunakan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson Product
Moment yang dikemukakan oleh Pearson (Sugiyono 2011) sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
√(𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2)(𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2)
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah peserta didik
∑ 𝑋 = Jumlah skor peserta didik pada setiap butir soal ∑ 𝑌 = Jumlah total skor peserta didik ∑ 𝑋𝑌 = Jumlah hasil perkalian skor peserta didik pada setiap butir soal
dengan total skor peserta didik
Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2)
Kaidah keputusan : Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti valid, sebaliknya
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak valid . Tabel 3.1 di bawah ini merupakan hasil
validitas instrumen tes kemampuan Visual Thinking. Perhitungan secara detail
terdapat pada lampiran C.1 halaman 99
Tabel 3.1 Validitas Instrumen Tes Kemampuan Visual Thinking
Nomor Soal rxy Keterangan
1 0,92 Valid
2 0,56 Valid
3 0,89 Valid
4 0,57 Valid
5 0,95 Valid
6 0,95 Valid
7 0,10 Tidak valid
8 -0,16 Tidak valid
34
2. Tingkat kesukaran
Instrumen yang baik adalah instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Instrumen yang terlalu mudah tidak akan merangsang peserta
didik untuk mempertinggi usahanya dalam memecahkan masalah. Sebaliknya
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena diluar jangkauannya
(Arikunto, 2009: 207). Untuk menentukan tingkat kesukaran item instrumen
penelitian dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑖 = ∑ 𝑥𝑖
𝑆𝑚𝑖 𝑁
Keterangan:
𝑃𝑖 = Tingkat kesukaran butir i
∑ 𝑥𝑖 = Jumlah skor butir i yang dijawab oleh testee
𝑆𝑚𝑖 = Skor maksimum
𝑁 = Jumlah testee (Rasyid, 2007: 225)
Selanjutnya penafsiran atas tingkat kesukaran butir tes digunakan kriteria
menurut Thorndike (Sudijono, 2011) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes
Besar P Interprestasi
P ≤ 0,29
0,30 ≤ P ≤ 0,70
P ≥ 0,71
Terlalu Sukar
Cukup (Sedang)
Terlalu Mudah
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan
interpretasi sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 0,30 ≤ P ≤ 0,70.
Tabel 3.3 merupakah hasil perhitungan tingkat kesukaran dan perhitungan
selengkapnya ada di lampiran C. 4 halaman 104.
35
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal
No. Butir Soal Indeks TK Interpretasi
1 0,58 Sedang
2 0,63 Sedang
3 0,57 Sedang
4 0,55 Sedang
5 0,58 Sedang
6 0,58 Sedang
7 0,28 Terlalu sukar
8 0,27 Terlalu sukar
3. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda instrumen adalah tingkat kemampuan instrumen untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Cara menganalisis tes uraian diberikan oleh Whitney
(Lehmann, 2004) sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan
kelompok bawah (25%)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah.
3. Hitung daya beda setiap butir soal dengan rumus berikut:
𝐷 =∑ 𝐴− ∑ 𝐵
𝑁 ( 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠− 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛)
Keterangan:
∑ 𝐴 : Jumlah skor kelompok atas
∑ 𝐵 : Jumlah skor kelompok bawah
𝑁 : 25 % peserta didik
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠 : skor maksimal setiap butir tes
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛 : skor minimal setiap butir tes
36
Tabel 3.4 Interprestasi Nilai Daya pembeda
Besar P Interprestasi
p ≤ 0,20
0,21≤ p ≤ 0,40
0,41≤ p ≤ 0,70
p ≥ 0,71
Jelek
Cukup
Baik
Baik Sekali
Suryanto (2011: 527)
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan
interpretasi sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 0,21 ≤ P ≤ 0,70.
Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal disajikan pada tabel 3.5 dan
dapat dilihat pada lampiran C.3 halaman 103
Tabel 3.5 Daya Pembeda Soal Tes
No. Butir Soal Nilai DP Interpretasi
1 0,63 Baik
2 0,54 Baik
3 0,63 Baik
4 0,25 Cukup
5 0,25 Cukup
6 0,20 Cukup
7 0,04 Jelek
8 -0,04 Jelek
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan kepada keajegan hasil pengukuran.Rumus
Cronbach Alpha dalam Sudijono (2008) adalah sebagai berikut.
2
2
11 11
i
i
n
nr
37
Keterangan :
11r = Reliabilitas yang dicari
2
i = Jumlah varians skor tiap-tiap item
2
i = Varians total
Dalam pemberian interprestasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut :
1. Apabila 𝑟11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,7 berarti tes hasil
belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabilitas yang tinggi (reliabel).
2. Apabila 𝑟11 lebih kecil dari pada 0,7 berarti tes hasil belajar yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang
tinggi (un-reliabel) (Anas Sudijono, 2011: 208-210).
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen kemampuan Visual
Thinking, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,85. Hasil perhitungan
reliabilitas uji coba instrumen dapat dilihat pada Lampiran C.2.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan
reliabilitas, dari 8 soal yang diujikan terdapat 2 soal yang tidak bisa
digunakan, yaitu soal nomor7 dan 8. Hal ini menunjukkan bahwa soal-soal
yang layak digunakan seluruhnya berjumlah 6 soal, yaitu soal nomor 1, 2 ,3,4
5, 6.
38
2. Instrumen Penilaian Kepraktisan
Data yang digunakan dalam penilaian kepraktisan pembelajaran adalah data
hasil angket respon peserta didik terhadap pembelajaran matematika
berbantuan GeoGebra dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Angket
respon peserta didik dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tabulasi data yang diperoleh dari peserta didik kelas VIII MTs Bandar
Agung. Penskoran angket respon peserta didik dengan memberikan tanda
(√) pada pilihan respon peserta didik, yaitu: SS/Sangat Setuju (skor 4),
S/Setuju (skor 3), TS/Tidak Sutuju (skor 2), STS/Sangat Tidak Setuju
(skor 1).
2. Mengkonversikan rata-rata skor yang diperoleh menjadi nilai kualitatif
kriteria kualitatif berdasarkan kriteria skala 4.
Selanjutnya analisis data hasil observasi pembelajaran dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Tabulasi data skor hasil observasi pembelajaran dengan memberikan skor
1 untuk “Ya” dan 0 untuk “Tidak”.
b. Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan
rumus
𝑘 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 × 100%
c. Mengkonversikan hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran (k)
menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 5 yang
diadaptasi dari Sudjana (2005) seperti ditunjukkan pada tabel 3.6 berikut
ini.
39
Tabel 3.6 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase keterlaksanaan (k) Kategori
k ≥ 90 Sangat baik
80 ≤ k < 90 Baik
70 ≤ k < 80 Cukup
60 ≤ k < 70 Kurang
k < 60 Sangat kurang
3. Instrumen penilaian keefektifan
Keefektifan pembelajaran yang dikembangkan diukur berdasarkan
ketercapaian tujuan pembelajaran yaitu untuk memfasilitasi kemampuan
visual thinking peserta didik dengan pembelajaran matematika berbantuan
GeoGebra. Dengan demikian peniliaian efektifitas pembelajaran matematika
menggunakan tes hasil belajar yang memuat indikator-indikator kemampuan
Visual Thinking peserta didik. Tes yang digunakan adalah tes uraian secara
lebih lengkap kisi - kisi beserta tes kemampuan Visual Thinking dapat dilihat
pada Lampiran B.2 halaman 138
D. Teknik analisis instrumen
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif dan kuantitatif, hal
ini didasarkan pada data-data yang diperoleh berupa data kualitatif dan
kuantitatif sebagai berikut :
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data hasil wawancara pada tahap preliminary,
hasil review berbagai jurnal penelitian yang relevan, dan hasil penelaahan
buku teks matematika kelas VII SMP kurikulum 2013. Data ini digunakan
40
sebagai acuan untuk menyusun silabus, RPP, media pembelajaran serta
LKPD. Data hasil pemberian angket yang diperoleh pada tahap validasi
silabus, RPP, LKPD dan media pembelajaran berbantuan GeoGebra
dianalisis secara deksriptif kualitatif. Pada tahap validasi diperoleh data
berupa saran dan komentar ahli, yang digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki produk yang sedang dikembangkan. Analisis data hasil angket
respon peserta didik dan lembar keterlaksanaan pembelajaran juga dilakukan
secara deskriptif.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh tes kemampuan Visual Thinking peserta didik.
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan setelah pembelajaran
(posttest) pada kelas eksperimen. Data yang diperoleh dari postest dianalisis
menggunakan uji statistik induktif. Sebelum melakukan analisis uji statistik
perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sebaran data responden
berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2010). Uji normalitas ini
menggunakan bantuan program SPSS, dengan membaca nilai Signifikansi
menggunakan rumus Shapiro-Wilk, dengan mengambil taraf signifikansi
5%. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05, berdistribusi tidak normal.
Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05, berdistribusi normal.
Data uji normalitas diperoleh dari hasil posttest kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen. Berikut ini hasil uji normalitas sebaran data posttest.
41
Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran data pretest kelas eksperimen di
Lampiran C.15 halaman 182 diketahui bahwa data tersebut memiliki
Signifikansi = 0,110, karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal
sehingga dapat dilakukan uji proporsi. Pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji porporsi untuk menentukan apakah ketercapaian KKM
secara klasikal sudah terpenuhi. keefektifan pembelajaran yang telah
dilaksanakan menurut Sanjaya (2010:168) paling sedikit 76 % peserta didik
berhasil mencapai nilai minimal 72. Langkah pertama yang dilakukan adalah
dengan menentukan hipotesis yang akan diuji, yaitu:
H0 peserta didik yang memperoleh nilai minimal 72 adalah 76 %
H1:
peserta didik yang memperoleh nilai minimal 72 kurang dari 76 %.
Selanjutnya dihitung menggunakan statistik uji z =
𝑥
𝑛−𝜇0
𝜎/√𝑛
Keterangan :
z : nilai z
x : banyakya peserta didik yang nilainya melampaui KKM
𝜇0: proporsi anggapan yaitu 80%
n : Banyaknya peserta didik
dengan taraf signifikansi 5% maka kriteria pengujian H0 ditolak, dan jika Z
Hitung < - 𝑍𝛼
66
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. LKPD yang digunakan pada pembelajaran matematika berbantuan
GeoGebra dalam penelitian ini dapat dikategorikan layak (valid) digunakan
pada materi bangun ruang sisi dengan melihat penilaian dari validasi ahli
yaitu ahli materi, ahli media dam ahli desain.
2. LKPD berbantuan GeoGebra memenuhi aspek kepraktisan, hal ini
dibuktikan dari analisis lembar keterlaksanaan pembelajaran ysng terkategori
sangat baik dan angket respon peserta didik yang terkategori sangat baik.
3. Pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra yang menggunakan LKPD
efektif terhadap kemampuan Visual Thinking peserta didik. Hal terebut juga
ditunjukan dari hasil tes kemampuan Visual Thinking.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, dapat disarankan beberapa
hal sebagai berikut
1. Bagi guru matematika hendaknya menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran khususnya geometri agar mempermudah guru dalam
67
menyampaikan materi serta efektivitas dalam penyampaian materi salah
satunya yaitu GeoGebra .
2. Pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra yang dikembangkan masih
perlu diuji coba secara luas di sekolah-sekolah dengan berbagai kondisi. Hal
tersebut penting dilakukan agar memproleh pembelajaran yang benar-benar
berkualitas.
3. Materi yang disajikan dalam pembelajaran yang dikembangkan masih
terbatas pada bangun ruang sisi datar. Oleh karena itu peneliti menyarankan
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan materi yang berbeda
untuk mengetahui kemungkinan hasil yang berbeda pula.
4. Bagi pihak lain yang ingin menerapkan yang dikembangkan oleh peneliti,
diharapkan melakukan analisis kembali terkait penerapan, alokasi waktu,
fasilitas pendukung dan karakter peserta didik yang ada di sekolah.
5. Hasil penelitian ini perlu ditindaklanjuti dalam bentuk sosialisasi sehingga
pembelajaran matematika yang dikembangkan dapat diterima dan digunakan
sebagaimana mestinya dalam pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 10
hlm`
Ardina, Fimmatur Rizka. 2016. Lembar Kerja Siswa Berbantuan Geogebra
Sebagai Upaya Membantu Pemahaman Siswa Materi Limit Fungsi Aljabar.
Jurnal Math Educator Nusantara Volume 02 No 01 Pasca Sarjana
Universitas Negeri Malang.
Azhar, A. 2010. Media Pembeajaran. Jakarta : Rajawali Pers. 15 hlm
Bobango, J.C. 1993. Geometry for All Student:Phase-Based Instruction. Dalam
Cuevas (Eds). Reaching All Students With Mathematics. Virginia: The
National Council of Teachers of Mathematics,Inc
Bolton,S 2011. Decoding Visual thinking. Naver Workshop, Visualising
CreativeStrategies.[online].tersedia:http://issuu.com/gpbr/docs/decodingvisu
althinking. Diakses tgl 7 April 2016.
Budiarto,M.T. 2000. Pembelajaran geometri dan berpikir geometri. prosiding
Seminar Nasional Matematika “Peran Matematika Memasuki Milenium
III”. Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi Surabaya
Eko Putro Widoyoko S. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan
Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fauzy, A. 2013. Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk
Indonesia yang Lebih Baik. Makalah Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika Un iversitas Negeri Yogyakarta
Fitriyani, W.,& Sugiman. 2014. Pengembangan perangkat pembelajaran teorema
phytagoras dengan pendekatan ideal berbantuan GeoGebra. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2 Universitas Negeri Yogyakarta
Gumanti, S. 2014. Pegaruh Pembelajaran Berbantuan GeoGebra terhadap
peningkatan kemampuan pemahaman dan Visual Thinking. Tesis.
Universitas Pendidikan Indonesia. 6 hlm
69
Hall,P.B 2002. Why do we study geometry? Answer through the ages.
Departement of Pure Mathematics and Mathematical Statistics University
Of Cambridge.
Hardini, Radhitaningrum Rizqi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Berbasis Salingtemas Untuk SMP Kelas VII dengan Tema Ekosistem Air
Tawar. Tesis. Universitas Sebelas Maret. 160 pp.
Hasibuan, Mujiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Hasratuddin. 2014. Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang
Berbasis Karakter. Jurnal Didaktik Matematika ISSN: 2355-4185.
Universitas Negeri Medan.
Hohenwarter, M. & Fuchs, K. 2004. Combination of Dynamic Geometry, Algebra,
and Calculus in the Software System Geogebra.
Tersedia:www.geogebra.org/publications/pecs_2004.pdf.[16Nopember201].
Kartono. 2012. Hands On Activity Pada Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai
Asesmen Kinerja Siswa. Jurusan Matematika FMIPA UNNES.25 hlm
Khabibah, S. 2006. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan
Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Sekolah Dasar,
Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya, 2006,
h.90.
Kusumah, Y.S. 2003. Desain dan Pengembangan Bahan Ajar Matematika
Interaktif Berbasiskan Teknologi Komputer. Makalah terdapat pada Seminar
Proceeding National Seminar on Science and Math Education. Seminar
diselenggarakan oleh FMIPA UPI Bandung bekerja sama dengan JICA
Mahmudi, A. 2010. Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra.
Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Mainali & Mary. 2008. Using dynamic geometry software GeoGebra in
developing countries: A case study of impressions of mathematics teachers
in Nepal. (Online), (http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/default.htm,
diakses 1 Agustus 2016).
Maria, T & Santoso. 2015. Pengembangan Pembelajaran Matematika
Berbantuan Geogebra denganPendekatan Laboratorium untuk Pokok
Bahasan Turunan Fungsi di Kelas XI SMA. “jurnal Education Vitae, Vol.
2/No. 1/2015”.Universitas Katolik Widya Mandala 4.
Mukhtar & Iskandar. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta:
Referensi.
70
Mulyahati, B. 2014. Analisis Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Tesis
Universitas Pendidikan Indonesia.1
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2000. Principles and
Standards for School Mathematics. [Online].Tersedia
di:http://www.nctm.org/uploadedfiles/math_standards/12752_exec_pssm.pd
f.
Nemirovsky & Noblemany. 1997. On Mathematical Visualization and The Place
Where We Live. Educational Studies in Mathematics 33: 99–131, 1997. ©
1997 Kluwer Academic Publishers. Printed in The Netherlands
Nopianti, N.L.P. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri
Berbantuan GeoGebra dalam Upaya Meningkatkan Keterlibatan dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII. Singaraja . Jurnal Universitas
Pendidikan Ganseha.
Plomp, T. 2010. Educational Design Research: An Introduction.An Introduction
to Educational Research. Enschede, Netherland: National Institute for
Curriculum Development.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif;
Menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Yogyakarta : Diva Press. 419 hlm
Putrawan,A.A. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
dengan pendekatan Scientific berbantuan GeoGebra dalam upaya
meningkatkan keterampulan komunikasi dan aktivitas belajar siswa kelas
VII SMP. e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program studi Matematika Volume 3
Rochmad. 2012. Desain model pengembangan perangkat pembelajaran
matematika. .Jurnal Kreano Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
Ruseffendi, E.T. 1990. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito. 2 hlm
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana. 37 hlm
Saputro,A.B, &.2016. Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam
belajar garis dan sudut dengan GeoGebra. Suska Journal Of Mathematics
Education. 2: 3 - 4
Scristia, 2014. Meningkatkan kemampuan mathematical visual thinking dan self-
efficacy siswa smp Melalui metode discovery learning. Tesis Universitas
Pendidikan Indonesia 58 hlm
71
Sudjana.2005. Metoda Statistika .Bandung : Tarsito. 234 hlm
Sudjana, N. 2005. Penelitian asil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 118 hlm
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suherman, E, et al. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Jurusan Pendidikan matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriyono. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dengan Media Gambar
Segitiga Sebangun Berorientasi pada Prestasi Belajar Peserta Didik. Tesis
Universitas Negeri Surakarta
Surya, E. 2013 .Visual Thinking, Mathematical Problem Solving and Self-
Regulated Learning With Contextual Teaching and Learning Approach.
Jurnal Universitas Negeri Medan 4
Suryanto, Adi, 2011, Evaluasi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka,
Edisi 1, Cetakan Ke-8.
Suweken, G. 2003. Pelatihan Program Aplikasi GeoGebra Sebagai Upaya untuk
Meningkatkan Keprofesionalan Guru SMP Di Kecamatan Buleleng
universitas pendidikan ganesha. Buleleng. 6 hlm
Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Penerbit Alfabeta,
Bandung. 102 hlm
Sword 2005. The power of Visual thinking, Gifted and Creativ Service Australia.
[online], tersedia: www.giftedservice.com.au. Diakses tgl 7 April 2016
Syahdiyanti, T. 2012 Pengembangan Modul pada Materi Segi Empat untuk
Siswa Kelas VII SMP Berdasarkan Pendekatan Kontekstual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta 2
- 4
Tall, D. 2013. A Theory of Mathematical Growth through Embodiment,
Symbolism and Proof1 Univesity Of Warwick
Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher. 167 hlm.
Widyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis
bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Winataputra, Udin S dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas
Terbuka. Jakarta
72
Wisna I.P.A. 2010. Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran Geometri
Bidang Berbantuan Open software GeoGebra. jurnal universitas pendidikan
ganesha
Wulandari, R. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Kubus dan Balok.
Jurnal Universitas Jember.
Yamsari,Y 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
yang berkualitas. Prosiding. Seminar Nasional. Surabaya: Pascasarjana X
Institut Teknologi Surabaya.
Yin, S. 2009. Seeing The Value of Visalization. Online : http ://www.singtea-
ch.nie.edu.sg/...-/190-seeing-the-value-of-visualization
Yuliardi, R. 2013. Pembelajaran Matematika Berbantuan GeoGebra dengan
Model Technologically aligned classroom (TAC) Technologically Based-
Guide Inquiry (TBGI) dan Technologically Misaligbed Classroom (TMC)
Untuk Meningkatkan Spatial Ability dan Kemampuan Komunikasi
Matematis. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia. 4 hlm.
Zhukovsky, Vladimir I.& DanielV. Pivovarov. 2008. The Nature of Visual
thinking, Journal of Siberian Federal University. Humanities & Social
Sciences 1 .149-158.
Zulfakar, A.R. 2015. Pembelajaran Matematika Menggunakan GeoGebra dalam
Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yoyakarta.