Upload
trantu
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengembangan Kepemimpinan
Penempatan PegawaiSchool of Communication & BusinessInspiring Creative Innovation
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Pertemuan 8 Semester 3/ Ganjil
Tahun 2016-2017
Mahasiswa dapat mengetahui tentang kepemimpinan situasional
KEPEMIMPINAN
aLini gilang,sh.mm
.Kepemimpinan adalah proses yang dijalankan oleh
Pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka
mencapai tujuan bersama yang telah direncanakan,
sebagaimana tertuang didalam rencana organisasi dan
memastikan setiap elemen organisasi dapat bekerjasama
dan membangun organisasi yang kondusif dan solid serta
memiliki arah yang jelas
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Teori kepemimpinan situasional atau the situationalleadership theory adalah teori kepemimpinan yangdikembangkan oleh Paul Hersey, penulis buku SituationalLeader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The MinuteManager, yang kemudian menulis pula buku Management ofOrganizational Behavior (sekarang sudah terbit dalam edisiyang ke-9).
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Hersey dan Blanchard mengungkapkan teorikepemimpinan yang dikenal dengan “Cycle Theory ofLeadership” pada tahun 1982 yang bertolak dari sikluskehidupan manusia.
Menurut penelitian yang mereka temukan bahwa gayakepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi kesituasi yang lain. Untuk menerapkan gayakepemimpinan yang efektif harus diawali denganmendiagnosis situasi sebaik-baiknya.
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Asumsi dalam Kepemimpinan Situasional:
Bahwa “tidak ada cara terbaik” untuk mempengaruhi
oranglain bersifat situasional
Efektivitas kekepimpinan dipengaruhi tiga faktor, yaitu:
1) Perilaku tugas
2) Perilaku hubungan
3) Kesiapan pengikut
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Definisi kepemimpinan situasional adalah “aleadership contingency theory that focuses onfollowers readiness/ maturity”.
Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwagaya kepemimpinan seorang pemimpin akanberbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapanpara pengikutnya.
Kepemimpinan Situasional = Kesiapan Bawahan + PemilihanGaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan situasional cukup menarik di era saat
ini, karena pemimpin dengan gaya ini akan selalu
berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
organisasi, serta bersifat fleksibel dalam beradaptasi/
menyesuaikan dengan kematangan bawahan dan
lingkungan kerjanya.
Hal itu sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini yang
menuntut pemimpin harus bersifat akomodatif dan
aspiratif terhadap lingkungan kerjanya.
Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan
situasional adalah tentang tidak adanya gaya
kepemimpinan yang terbaik.
Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada
relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang
sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan
yang tepat.
Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh
terhadap individu dan kelompok tapi bergantung pula
terhadap tugas, pekerjaan atau fungsi yang dibutuhkan
secara keseluruhan.
Jadi pendekatan kepemimpinan situasional fokus pada
fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang
unik.
Seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu
menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi
yang berubah-ubah.
Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua
konsep fundamental yaitu: tingkat kesiapan/
kematangan individu atau kelompok sebagai
pengikut dan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang tepat bergantung pula olehkesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagaipengikut.
Teori kepemimpinan situasional dari Hersey danBlanchard mengidentifikasi empat level kesiapanpengikut dalam notasi R1 hingga R4.
Tingkat kesiapan/kematangan pengikut ditandai oleh
dua karakteristik sebagai berikut:
(i.) the ability for directing their own behavior
Kemampuan
ii.) the extent to which people have and willingness to
accomplish a specific task Kemauan.
Berdasarkan kriteria mampu dan mau, maka diperoleh empat
tingkat kesiapan/ kematangan para pengikut sebagai berikut:
4 Tingkat Kesiapan Pengikut
(Follower Readiness)
R1: Readiness 1 — Kesiapan tingkat 1 menunjukkan bahwapengikut tidak mampu dan tidak mau mengambiltanggung jawab untuk melakukan suatu tugas.
Pada tingkat ini, pengikut tidak memiliki kompetensi dantidak percaya diri (dikatakan Ken Blanchard sebagai “Thehoneymoon is over“).
Follower Readiness
R2: Readiness 2 — Menunjukkan pengikut tidak mampu
melakukan suatu tugas, tetapi ia sudah memiliki kemauan.
Motivasi yang kuat tidak didukung oleh pengetahuan dan
keterampilan kerja yang memadai untuk melaksanakan tugas-
tugas.
R3: Readiness 3 — Menunjukkan situasi di mana pengikut
memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang
memadai untuk melaksanakan tugas-tugas, tetapi
pengikut tidak mau melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan oleh pemimpinnya.
R4: Readiness 4 — Menunjukkan bahwa pengikut telah
memiliki pengetahuan dan keterampilan kerja yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas, disertai
dengan kemauan yang kuat untuk melaksanakannya.
Follower Readiness
Tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompokyang berbeda menuntut gaya kepemimpinan yangberbeda pula.
Hersey dan Blanchard memilah gaya kepemimpinandalam perilaku kerja dan perilaku hubungan yang harusditerapkan terhadap pengikut dengan derajatkesiapan/kematangan tertentu.
Perilaku Kerja meliputi penggunaan komunikasi satu-arah, pendiktean tugas, dan pemberitahuan padapengikut seputar hal apa saja yang harus merekalakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya.
Pemimpin yang efektif menggunakan tingkat perilakukerja yang tinggi di sejumlah situasi dan hanyasekedarnya di situasi lain.
Perilaku hubungan, meliputi penggunaankomunikasi dua-arah, mendengar, memotivasi,melibatkan pengikut dalam proses pengambilankeputusan, serta memberikan dukungan emosionalpada mereka.
Perilaku hubungan juga diberlakukan secara berbedadi aneka situasi.
Kategori dari keseluruhan gaya
kepemimpinan diatas diidentifikasi mereka
dalam 4 notasi yaitu S1 sampai S4 yang
merupakan kombinasi dari dua perilaku
diatas:
S1: Telling (Pemberitahu)
S2: Selling (Penjual)
S3: Participating (Partisipatif)
S4: Delegating (Pendelegasian)
Empat Gaya Kepemimpinan
S1: Telling (Pemberitahu) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan
pengikut rendah (R1). Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan
perilaku hubungan yang terbatas.
Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut
directing, instructing) adalah karakteristik gaya
kepemimpinan dengan komunikasi satu arah.
Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal: apa,
bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan
dilaksanakan.
Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan
yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.
S2: Selling (Penjual) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan
pengikut moderat (R2).
Gaya ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku
hubungan yang tinggi.
Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin
masih memberi arahan namun ia menggunakan
komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara
emosional terhadap individu atau kelompok guna
memotivasi dan rasa percaya diri pengikut.
kadankala disebut gaya Consultating
S3: Participating (Partisipatif) — Gaya ini paling tepat
untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat
(R3).
Gaya ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku
hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah.
Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong individu
atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus
memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka
tunjukkan.
S4: Delegating (Pendelegasian) — Gaya ini paling tepat untuk
kesiapan pengikut tinggi (R4).
Gaya ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku
kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada
tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses
pembuatan keputusan dan pelaksanaannya.
Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada
level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan
pekerjaannya.
Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan
termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas
pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor
berlangsungnya sebuah pekerjaan.
Dari keempat notasi diatas, tidak ada yang bisa
disebut teroptimal setiap saat bagi seorang
pemimpin.
Pemimpin yang efektif butuh fleksibitas, dan
harus beradaptasi di setiap situasi.
Prinsip “One Size Fits All” tidak berlaku dalam
gaya kepemimpinan, terutama menghadapi
tingkat kesiapan bawahan yang berbeda.
Pengertian Kepemimpinan Situasional lanjutan:
Merupakan perkembangan dari model efektivitas pemimpin
tiga demensi Reddin (efektivitas, hubungan pemimpin dengan
tugas dan hubungan kerja )
Kepemimpinan situasional didasarkan kepada :
Tingkat pengarahan yg diberikan pemimpin ( perilaku petugas)
Tingkat dukungan yg diberikan pemimpin (perilaku hubungan)
Tingkat kematangan bawahan/pengikut yang menggambarkan
pelaksanaan tugas, fungsi dan tujuan tertentu
Pengertian Kepemimpinan Situasional :
Konsep kepemimpinan situasional menjelaskan hubungan antara gaya
kepemimpinan yang efektif dengan level kematangan para pengikut/staff.
Kematangan (maturity) didefinisikan sebagai kemampuan (ability) dan
kemauan ( willingness).
Gaya kepemimpinan (S1, S2, S3 dan S4) diterapkan sesuai dengan
kematangan/ kesiapan pengikut (R1, R2, R3, dan R4)
Gaya kepemimpinan yang diterapkan tergantung padalevel kematangan orang yang dipengaruhi pimpinan
Kurva berbentuk lonceng disebut kurva perspektifmenunjukkan gaya kepemimpinan sesuai dengan levelkematangan
Gaya kepemimpinan dalam kurva tersebut :
Memberitahukan (telling)
Menjajakan (selling)
Mengikutsertakan (participating)
Mendelegasikan (delegating)
Gaya yg disebutkan merupakan kombinasi dari perilaku
tugas dan perilaku hubungan
Perilaku tugas adalah sejauh mana pemimpin
mengarahkan subordinat/bawahan
Perilaku hubungan sejaumana pemimpin melakukan
hubungan dua arah dengan staf/ bawahannya,
menyediakan dukungan dan dorongan
Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat
Gaya S-1 (Telling)
Memberi petunjuk yang rinci dan jelas (who, what, when,
where, and how to do)
Mendefinisikan secara operasional peran pengikut
Komunikasi satu arah
Pemimpin yang membuat keputusan
Supervisi ketat dan meminta pertanggungjawaban
pengikut
Instruksi bertingkat
KISS (keep it simple and specific)
Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat
Gaya S-2 (Selling)
Menyediakan petunjuk mengenai (who, what, when,
where, and how to do)
Pemimpin yang membuat keputusan dan menjelelaskan,
membuka peluang klarifikasi
Melakukan dialog dua arah
Menjelaskan peran pengikut
Mengajukan pertanyaan utk mengindentifikasi level
kemampuan
Memperkuat perkembangan kecil
Gaya S-3 (Participating)
Membagi tanggungjawab untuk membuat keputusan
Memenuhi “kebutuhan ingin tahu” pengikut
Memfokuskan kegiatan utk mencapai hasil
Mengikutkan konsekuensi tugas utk meningkatkan komitmen dan
motivasi
Menggabungkan pembuatan keputusan dengan pengikut
Menentukan langkah2 berikutnya
Memberi dorongan dan dukungan
Mendiskusikan ketakutan para pengikut
Memdorong pengikut memberi masukan
Mendengarkan pengikut secara aktif
Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat
Gaya S-4 (Delegating)
Mendengar dan mengevaluasi perkembangan
Mendelegasikan tugas dan aktivitas
Pengikut membuat keputusan
Mendorong kebebasan utk mengambil resiko
Supervisi longgar
Memonitor aktivitas
Memperkuat hasil
Memberi dukungan dgn menyiapkan sumber
Memilih Gaya Kepemimpinan Yang Tepat
38
38 Last
Buat secara Individu :
“Mind Mapping”
(Materi Kuliah Minggu ini)
Persyaratan
1. Maksimal 1 (satu) halaman
2. Informatif (dapat diberi gambar, warna, symbol, dll ilustrasi)
3. Tidak Pakai Cover (cukup menulis nama, NIM, dan Nomor Urut
Absensi di lembar Mind Map)
4. Ditulis tangan atau diprint (menggunakan software Mind Map)
5. Tidak boleh copy paste (harus unik Individual)
6. Dikumpulkan saat kuliah pertemuan berikutnya
7. Terlambat mengumpulkan perhari didenda 0,5 39