68
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI TEORI TUMBUKAN (Skripsi) Oleh NURMA ACHMALIYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

  • Upload
    buinhu

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI KIMIAPADA MATERI TEORI TUMBUKAN

(Skripsi)

Oleh

NURMA ACHMALIYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI KIMIAPADA MATERI TEORI TUMBUKAN

Oleh

NURMA ACHMALIYA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kevalidan dan kepraktisan modul

berbasis representasi kimia pada materi teori tumbukan yang dikembangkan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan

dari Sukmadinata (2012). Kevalidan modul hasil pengembangan diukur berdasarkan

hasil validasi ahli. Kepraktisan diukur berdasarkan penilaian guru dan tanggapan siswa

terhadap produk yang dikembangkan, tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

modul hasil pengembangan, dan hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan modul

dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian validator terhadap modul hasil pengem-

bangan dengan kriteria sangat tinggi, maka modul dinyatakan valid. Berdasarkan hasil

yang diperoleh pada uji coba terbatas, modul yang dikembangkan memperoleh rata-rata

skor penilaian guru pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan kemenarikan dengan

kategori sangat tinggi, tanggapan siswa terhadap aspek keterbacaan dan kemenarikan

dengan kategori sangat tinggi, hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan dengan

kategori tinggi, dan tanggapan positif siswa terhadap pembelajaran dengan modul hasil

pengembangan maka modul hasil pengembangan dapat dinyatakan praktis.

Kata kunci : modul, representasi kimia, teori tumbukan

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI KIMIAPADA MATERI TEORI TUMBUKAN

Oleh

Nurma Achmaliya

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari
Page 5: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari
Page 6: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari
Page 7: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 19 Maret sebagai putri kedua dari

dua bersaudara dari pasangan Bapak Hartoyo dan Ibu Sri Astuti.

Pendidikan formal diawali pada tahun 1999 di TK Dharma Wanita Pertiwi Metro

Pusat dan diselesaikan tahun 2000. Jenjang SD diselesaikan di SD Xaverius Metro

pada tahun 2006, kemudian jenjang SMP diselesaikan di SMP Negeri 1 Metro

pada tahun 2009, lalu melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Metro dan lulus

pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia di

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung melalui jalur SNMPTN Tertulis. Selanjutnya di tahun 2014 mengikuti

Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di SMP Negeri 1

Sumber Jaya , Kabupaten Lampung Barat.

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

PERSEMBAHAN

BismillahirrohmannirrohimPuji syukur kehadirat ALLAH subhanahuwata’ala, atas ridho dan karunia Nyasehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik, kupersembahkan skripsi ini

teruntuk:

Bapak Hartoyo dan Ibu Sri Astuti, terima kasih doa, kasih sayang,kesabaran, motivasi, bimbingan dan saran yang selama ini tak henti

diberikan untuk kelancaran skripsi ini.

Kakak perempuanku, Yekti Suhardani, terima kasih atas doa, motivasi,dan semangatnya.

Keponakan manjaku, Ari Yusuf Ramadhani, terima kasih atas doa dankeceriannya.

Dosen-dosen serta sahabat-sahabat terbaik yang turut memberikan saran,motivasi, juga doa serta semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Juga almamater tercinta. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terima Kasih.

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

MOTO

Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya ituadalah untuk dirinya sendiri”

- QS. Al-Ankabut: 6) -

Barangsiapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalankeluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang siapa yang bertaqwa pada Allah , maka Allah jadikan

urusannya menjadi mudah.”- QS. Ath-Thalaq: 2-3 -

Engkau berpikir tentang dirimu sebbagai seonggok materi semata,padahal di dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas”

- Ali Bin Abi Thalib RA -

When you know better, do it for yourself

- Nurma Achmaliya -

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

SANWACANA

Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayahNya

sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul

Berbasis Representasi Kimia Pada Materi Teori Tumbukan” sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Sepenuhnya disadari kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, adanya bim-

bingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini. Dalam kesempatan ini disampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku pembimbing I, atas kesediannya untuk

memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan

skripsi.

5. Ibu Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing II, atas kesediaannya

memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembahas, atas kesediaannya memberikan

bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi.

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

xi

7. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc. dan Bapak M. Mahfudz Fauzi, S., S.Pd., M.Sc.

selaku validator, dan seluruh dosen serta segenap civitas akademik Jurusan

Pendidikan MIPA.

8. Bapak Kepala SMAN 13 Bandar Lampung, Ibu Gusnaili, S.Pd., dan siswa-

siswi kelas XI IPA 1.

9. Yang tercinta orang tuaku, mbak, dan iyus atas kasih sayang, doa yang tulus,

kesabaran, motivasi, perhatian, pengorbanan, dan dukungannya selama ini.

10. Sahabat Tim (Arum, Dira dan Dani) dan sahabat P.Kimia’12 atas doa,

semangat, dan dukungan yang kalian berikan.

11. Keluarga KKN-KT Sukapura atas doa dan semangatnya.

12. Keluarga kecil Kost Griya 45 selama hampir 4 tahun atas canda, tawa, dan

kebersamaan yang selalu kalian berikan kepada penulis.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

namun sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.bermanfaat. Aamiin Ya Rabbalalamiin.

Bandar Lampung, Juli 2016

Penulis,

Nurma Achmaliya

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

E. Ruang Lingkup .................................................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9

A. Bahan Ajar ........................................................................................ 9

B. Modul ................................................................................................ 14

C. Representasi Kimia ........................................................................... 24

D. Analisis Konsep ................................................................................ 29

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 31

A. Metode Penelitian ............................................................................. 31

B. Alur Penelitian .................................................................................. 32

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian........................................................ 34

D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 37

E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 41

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

xiii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 47

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 47

B. Pembahasan.......................................................................................... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 69

A. Kesimpulan ........................................................................................ 70

B. Saran .................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis SKL KI-KD .................................................................. 75

Lampiran 2. Analisis Konsep .......................................................................... 81

Lampiran 3. Silabus ........................................................................................ 84

Lampiran 4. RPP ............................................................................................. 95

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Untuk Guru ............................................. 111

Lampiran 6. Hasil Wawancara Untuk Guru .................................................... 113

Lampiran 7. Pedoman Wawancara Untuk Siswa............................................. 116

Lampiran 8. Hasil Wawancara Untuk Guru..................................................... 118

Lampiran 9. Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi ........................................... 122

Lampiran 10. Persentase Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi ....................... 126

Lampiran 11. Hasil Validasi Aspek Konstruk ................................................ 131

Lampiran 12. Persentase Hasil Validasi Aspek Konstruk ............................... 134

Lampiran 13. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ........................................... 137

Lampiran 14. Persentase Hasil Validasi Aspek Keterbacaan .......................... 140

Lampiran 15. Hasil Tanggapan Guru Terhadap Aspek Kesesuaian Isi ........... 143

Lampiran 16. Persentase Hasil Tanggapan Guru Terhadap AspekKesesuaian Isi ............................................................................ 147

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

xiv

Lampiran 17. Hasil Tanggapan Guru Terhadap Aspek Konstruk ................... 151

Lampiran 18. Persentase Hasil Tanggapan Guru Terhadap AspekKonstruk.................................................................................... 155

Lampiran 19. Hasil Tanggapan Guru Terhadap Aspek Keterbacaan .............. 158

Lampiran 20. Persentase Hasil Tanggapan Guru Terhadap AspekKeterbacaan ............................................................................... 161

Lampiran 21. Tabulasi Jawaban Siswa Terhadap Aspek Keterbacaan ........... 163

Lampiran 22. Tabulasi Jawaban Siswa Terhadap Aspek Kemenarikan .......... 168

Lampiran 23. Hasil Observasi Keterlaksanaan Modul .................................... 172

Lampiran 24. Tabulasi Jawaban Respon Siswa ............................................... 173

Lampiran 25. Persentase Tabulasi Jawaban Respon Siswa ............................. 177

Lampiran 26. Modul Hasil Pengembangan...................................................... 179

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert.................................... 42

2. Tafsiran persentase angket ...................................................................... 44

3. Struktur materi dalam modul .................................................................. 52

4. Hasil validasi ahli terhadap modul yang dikembangkan ........................ 55

5. Hasil validasi ahli aspek validitas isi ...................................................... 55

6. Hasil tanggapan guru terhadap modul yang dikembangkan ................... 59

7. Hasil tanggapan guru mengenai aspek validitas isi ................................ 60

8. Hasil tanggapan siswa terhadap modul yang dikembangkan.................. 62

9. Persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan modul dalampembelajaran ........................................................................................... 63

10. Hasil penilaian keterlaksanaan modul..................................................... 64

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Taksonomi fungsional dari multipel representasi ....................................25

2. Representasi ilmu kimia............................................................................26

3. Alur penelitian...........................................................................................33

4. Kubus sebelum direvisi.............................................................................56

5. Kubus setelah direvisi...............................................................................56

6. Tampilan cover dalam sebelum revisi.......................................................57

7. Tampilan cover dalam setelah revisi.........................................................58

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan suatu

bangsa. Berbagai upaya dilakukan oleh setiap negara untuk memperbaiki kualitas

pendidikannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembang-

kan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya peningkatan mu-

tu pendidikan di Indonesia adalah dengan pemberlakuan kurikulum 2013. Pada

kurikulum 2013 diamatkan proses pembelajaran menuntut siswa untuk lebih aktif,

mandiri dan berfikir kritis dalam mempelajari setiap cabang ilmu (Komara, 2014).

Setiap cabang ilmu memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga membutuhkan

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya (Tim Pengembang FIP UPI,

2009). Demikian pula pada cabang IPA yang memiliki karakteristik tertentu se-

hingga membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk pembelajarannya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan penge-

tahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

2

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam seki-

tar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan

sehari-hari (Tim Penyusun, 2006).

Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mencari jawaban atas pertanyaan

apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan kom-

posisi, struktur, serta energi yang menyertai perubahan materi. Materi yang di-

ajarkan dalam ilmu kimia sebagian bersifat “kasat mata” (visible), dan sebagian

lagi bersifat abstrak atau “tidak kasat mata” (invisible) (Tim Penyusun, 2006).

Alfatie (2009) menyatakan bahwa konsep kimia yang abstrak ini menyebabkan

siswa mengalami kesulitan memahami materi kimia. Marks (1985) juga menjelas-

kan bahwa dalam ilmu kimia banyak terdapat konsep-konsep abstrak, karena

keabstrakannya maka menyebabkan siswa sulit memahami konsep kimia dan

menggambarkannya ke dalam bentuk yang konkret. Untuk mempermudah siswa

memahami konsep kimia yang bersifat abstrak, dibutuhkan bahan ajar yang tepat.

Amri dan Ahmadi (2010) menggolongkan bahan ajar menjadi 4 jenis, yaitu bahan

ajar pandang, bahan ajar dengar, dan bahan ajar multimedia. Bahan ajar pandang

terdiri dari bahan ajar cetak seperti buku, modul, lembar kerja siswa, dan non

cetak seperti model/maket.

Ketersediaan modul diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami

konsep-konsep kimia. Modul berfungsi untuk memperjelas penyajian pesan,

mempermudah proses pembelajaran, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan

daya indera, menghilangkan sikap pasif pada peserta didik dan meningkatkan

pemahaman materi yang disajikan (Nuraini, 2014). Menurut Lestari (2013),

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

3

sejumlah keterbasan yang terlihat pada modul sebagai berikut : (1) pengalaman

belajar yang termuat di dalamnya tidak ditulis dengan baik atau tidak lengkap, (2)

tidak menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, (3) membutuhkan dukungan

pembelajaran berupa sumber belajar lain.

Modul yang tepat untuk menyampaikan konsep yang abstrak adalah modul yang

menyajikan materi dengan menghubungkan hal yang abstrak dengan hal yang

konkret, sehingga konsep abstrak menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa.

Konsep yang abstrak dan konkret ini berhubungan dengan representasi kimia.

Menurut Chiu dan Wu (2009) menjelaskan bahwa representasi kimia merupakan

suatu cara untuk mengekspresikan fenomena, konsep abstrak, gagasan, dan proses

mekanisme. Johnstone dalam Chitleborough (2004) membagi representasi kimia

ke dalam tiga level, yaitu level makroskopik, level submikroskopik, dan level sim-

bolik. Level makroskopik adalah sesuatu yang nyata dan dapat dilihat, level sim-

bolik adalah representasi dari suatu kenyataan yang berupa gambar, simbol, atau

rumus, sedangkan level submikroskopik merupakan level representasi yang meng-

gambarkan apa yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi

model teoritis, seperti partikel yang tidak dapat dilihat secara langsung. Tasker

dan Dalton (2006) menyatakan bahwa pembelajaran kimia umumnya mengguna-

kan level makroskopik (laboratorium) dan level simbolik, sehingga akan terjadi

kesalahpahaman dalam pembelajaran kimia berasal dari ketidakmampuan siswa

untuk memvisualisasikan struktur dan proses dalam level submikroskopik (tingkat

molekul). Jadi, penggunaan ketiga representasi kimia dalam modul sangat mem-

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

4

bantu siswa dalam memahami konsep-konsep kimia yang sebagian besar bersifat

abstrak.

Observasi (studi lapangan) dilakukan di enam Sekolah Menengah Atas (SMA) di

provinsi Lampung, yaitu SMA Negeri 1 Kota Metro, SMA Negeri 3 Kota Metro,

SMA Negeri 4 Kota Metro, SMA Kristen Kota Metro, SMA Negeri 10 Bandar

Lampung, dan SMA Negeri 13 Bandar Lampung, observasi dilakukan dengan

wawancara terhahap 1 guru dan 20 siswa kelas XI dari setiap sekolah. Hasil ob-

servasi menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran 33,33% guru sudah

pernah membuat bahan ajar, namun bahan ajar yang banyak dibuat yakni rang-

kuman yang dikutip dari beberapa sumber. Sebanyak 66,67% guru belum pernah

membuat bahan ajar, mereka menggunakan buku pelajaran yang beredar di pa-

saran dan juga dari Dinas Pendidikan yang diberikan ke sekolah yang materinya

terkadang tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bahkan ada juga guru

yang menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan memiliki cakupan materi

teori tumbukan yang sedikit, sehingga ilmu yang diperoleh oleh siswa terbatas.

Sebanyak 66,67% guru sudah mengetahui tentang fenomena submikroskopik

dalam representasi kimia, namun tidak diterapkan dalam pembuatan modul.

Berdasarkan responden siswa, sebanyak 83,33% siswa menyatakan bahwa telah

memperoleh bahan ajar dari guru pada teori tumbukan. Bahan ajar yang diguna-

kan berupa buku paket dan sisanya menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan

berupa rangkuman materi, LKS, serta modul. Sebanyak 61,61% siswa menya-

takan bahwa bahan ajar yang digunakan belum menarik serta aspek

keterbacaannya masih kurang.

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

5

Adisendjaja (2007) menyatakan bahwa beberapa bahan ajar dari berbagai penerbit

masih banyak mengandung kesalahan dan miskonsepsi serta diperlukan konsep

alternatif. Menurut Chittleborough dan Treagust (2007) tidak diterapkannya level

submikroskopik dalam pembelajaran merupakan salah satu penyebab siswa sulit

meningkatkan kemampuan representasional dan memahami konsep kimia.

Pentingnya penggunaan ketiga level representasi dalam pembuatan modul diper-

kuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunardi (2012) bahwa peng-

gunaan ketiga level representasi pada pembelajaran dapat meningkatkan pema-

haman konsep siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015) juga membuk-

tikan bahwa pembelajaran dengan ketiga level representasi dapat meningkatkan

penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA.

Untuk menunjang proses pembelajaran yang memudahkan siswa dalam mema-

hami isi materi maka dibutuhkan suatu modul yang menyajikan materi dengan

melibatkan ketiga level representasi kimia. Terkait dengan hal tersebut, maka

dilakukanlah penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul Berbasis

Representasi Kimia Pada Materi Teori Tumbukan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana validitas modul berbasis representasi kimia pada materi teori

tumbukan dari hasil pengembangan yang dilakukan?

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

6

2. Bagaimana kepraktisan modul berbasis representasi kimia pada materi teori

tumbukan yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan validitas dari modul berbasis representasi kimia pada materi

teori tumbukan dari hasil pengembangan yang dilakukan.

2. Mendeskripsikan kepraktisan modul berbasis representasi kimia pada materi

teori tumbukan yang dikembangkan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan bahan ajar berbasis representasi kimia pada materi

teori tumbukan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peserta didik

Modul hasil pengembangan dapat digunakan sebagai bahan belajar peserta

didik untuk lebih dapat memahami materi teori tumbukan. Selain itu, untuk

mempermudah peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar pada pembel-

ajaran materi teori tumbukan.

2. Manfaat bagi guru

Modul hasil pengembangan dapat digunakan sebagai salah satu media pem-

belajaran yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan

juga sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembel-

ajaran kimia, khususnya pada materi teori tumbukan.

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

7

3. Manfaat bagi sekolah

Modul hasil pengembangan dapat menjadi informasi dan sumbangan

pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam pem-

belajaran kimia di sekolah. Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan referensi

bagi sekolah dalam pengembangan modul yang lebih baik untuk diterapkan

dalam proses pembelajaran di kelas.

4. Manfaat bagi peneliti

Untuk mengetahui cara bagaimana mengembangkan modul berbasis repre-

sentasi kimia. Pengembangan modul berbasis representasi kimia juga dapat

dijadikan bekal bagi peneliti untuk mengetahui karakteristik modul kimia

yang baik digunakan dalam proses pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengem-

bangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada

sebelumnya yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2015).

2. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar, dari satu pa-

ket program modul terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan bel-

ajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem eval-

uasi (Sukiman, 2012). Modul yang dikembangkan berupa modul kimia

sederhana.

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

8

3. Representasi kimia merupakan pembelajaran kimia yang melibatkan dimensi

makroskopik, mikroskopik, dan simbolik dari fenomena kimia (Cheng dan

Gilbert, 2009).

4. Modul berbasis representasi kimia adalah suatu modul yang disusun dengan

melibatkan dimensi makroskopik, simbolik, dan submikroskopik.

5. Kevalidan modul hasil pengembangan diukur berdasarkan hasil validasi ahli.

Suatu produk dinyatakan valid apabila memenuhi validasi isi dan validasi

konstruk (Nieveen dalam Sunyono 2013).

6. Kepraktisan diukur berdasarkan tanggapan guru dan siswa terhadap produk

yang dikembangkan, , dan hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan

modul dalam pembelajaran (Ranti, 2014). Selain itu, Hobri dalam Astuti dan

Mulyati (2013) juga menjelaskan bahwa produk hasil pengembangan dinya-

takan praktis jika produk mendapatkan respon positif dari siswa yang dilihat

dari persentase skor angket.

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Ajar

Menurut Arifin dan Kusrianto (2009) definisi bahan ajar adalah:

Jenis bahan yang digunakan dalam aktivitas belajar dan mengajar. Bahanajar disusun dengan alur dan logika sesuai dengan rencana pembelajaran.Bahan ajar disusun sesuai kebutuhan belajar siswa atau siswa dan maha-siswa. Bahan ajar disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kom-petensi tertentu.

Menurut Lestari (2013) bahan ajar adalah buku yang disusun untuk proses pem-

belajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan

yang bersumber dari hasil-hasil penelitian atau hasil dari sebuah pemikiran

tentang sesuatu atau kajian bidang tertentu yang kemudian dirumuskan menjadi

bahan pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan oleh Prastowo (2013), bahwa

bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga ter-

cipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Definisi

lain, bahan ajar merupakan salah satu sarana untuk belajar atau sumber belajar, di

dalamnya berisi materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, materi disu-

sun sedemikian rupa dan terstruktur (Yamin, 2007).

Berdasarkan definisi bahan ajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud bahan ajar adalah satu komponen penting dalam proses pembelajaran,

dimana materi dalam bahan ajar bersumber dari hasil-hasil penelitian atau hasil

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

10

dari sebuah pemikiran tentang sesuatu atau kajian bidang tertentu yang kemudian

dirumuskan menjadi bahan pembelajaran serta dapat menunjang program pembel-

ajaran.

Bahan ajar yang didesain secara lengkap, dalam arti ada unsur media dan sumber

belajar yang memadai akan mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses

belajar yang terjadi dari diri siswa menjadi optimal. Bahan ajar yang didesain

secara bagus dan dilengkapi isi dan ilustrasi yang menarik akan menstimulasi

siswa untuk memanfaatkan bahan ajar sebagai sumber belajar (Hernawan dkk,

2010).

Widodo dan Jasmadi (2008) mengemukakan lima kriteria bahan ajar, yaitu self

instructional, self contained, stand alone, adaptive,dan user friendly. Adapun pen-

jelasannya adalah sebagai berikut:

1. Self instructional, yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu mem-belajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan.

2. Self contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensiatau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajarsecara utuh.

3. Stand alone, yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung padabahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahanajar lain.

4. Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggiterhadap perkembangan ilmu an teknologi.

5. User friendly, yaitu setiap konstruksi dan paparan informasi yang tampilbersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemu-dahan pemakai dalam merespons dan mengakses sesuai dengankeinginan.

Keberadaan bahan ajar memiliki sejumlah fungsi dalam proses pembelajaran.

Menurut panduan pengembangan bahan ajar oleh Tim Penyusun (2007), fungsi

bahan ajar dijabarkan sebagai berikut :

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

11

1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamproses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi yang seharusnyadiajarkan kepada siswa.

2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalamproses pembelajaran sekaligus substansi kompetensi yang seharusnyadikuasai.

3. Alat evaluasi pencapaian dan penguasaaan hasil pembelajaran yang telahdilakukan.

Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompe-

tensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Bagi siswa, bahan ajar akan ber-

fungsi menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetensi yang seharusnya dipelajari (Lestari, 2013).

Bahan ajar haruslah mempunyai sudut pandang yang jelas, terutama mengenai

prinsip-prinsip yang digunakan, pendekatan yang dianut, metode yang digunakan

serta teknik-teknik pengajaran yang digunakan. Bahan ajar sebagai pengisi bahan

haruslah menyajikan sumber bahan yang baik. Susunannya teratur, sistematis,

bervariasi, dan kaya akan informasi. Di samping itu harus mempunyai daya tarik

kuat karena akan mempengaruhi minat siswa terhadap bahan ajar tersebut. Oleh

karena itu, bahan ajar itu hendaknya menantang, merangsang, dan menunjang

aktivitas dan kreativitas siswa (Sakri, 2008).

Menurut Amri dan Ahmadi (2010), bahan ajar berfungsi agar kegiatan pembel-

ajaran menjadi lebih menarik, memberi kesempatan siswa untuk belajar mandiri

dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru serta mempermudah

siswa dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

12

Degeng (2008) menjelaskan prinsip-prinsip penulisan bahan ajar, yaitu:

1. Prinsip relevansi. Materi pembelajaran hendaknya relevan memilikiketerkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2. Prinsip konsistensi. Materi pembelajaran harus memiliki ketegasanantara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

3. Prinsip kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadaidalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.

Achmadi (2008) menjelaskan beberapa tahap dalam proses penyusunan bahan

ajar sekolah sebagai berikut:

1. Telaah kurikulumSecara umum yang ditelaah dari kurikulum adalah landasan filosofi yangdijadikan dasar dalam pengembangan kurikulum. Landasan ini tercerminmelalui pendekatan pembelajaran, tujuan pendidikan, isi, prosedur, danpengalaman belajar untuk mencapai tujuan, serta sarana penelitian.

2. Penyusunan silabusTahap berikutnya adalah penyusunan silabus. Tahap ini berguna dalammembantu perancangan umum sistematika setiap bahan ajar. Adapunkomponen yang harus dikembangkan dalam silabus adalah : Standarkompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar,alokasi waktu, dan sumber bahan.

3. Pengorganisasian bahan ajarOrganisasi buku ajar tetap mengikuti struktur tata tulis pada umumnya,yakni di awali dengan pendahuluan, isi, dan penutup. Layaknya sebuahbuku, buku merupakan suatu kesatuan yang bermakna.

4. Pemilihan materiPemilihan materi yang dibahas pada setiap bab buku ajar perlu disesu-aikan dengan ukuran-ukuran standar berikut ini : Pemilihan materistandar sesuai dengan kurikulum, tujuan pendidikan, keilmuaan, danrelavansinya dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

5. Penyajian materiPenyajian mater merupakan panduan terhadap cara menyajikan materiyang terdapat di dalam buku ajar. Unsur-unsur yang terdapat di dalamnyaadalah tujuan pembelajaran, pentahapan pembelajaran, menarik minatdan perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubunganbahan, norma, soal dan latihan.

6. Penggunaan bahasa dan keterbacaanPenggunaan bahasa Indonseia yang baik, jelas, dan benar serta bahasaragam formal/ilmiah dalam penyajian materi adalah keharusan.

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

13

Menurut Degeng (2008) bagian pendahuluan dalam bahan ajar sebaiknya mema-

sukkan kerangka isi, tujuan, deskripsi, dan relevansi isi bab. Bagian isi terdiri dari

judul, uraian atau penjelasan materi, ringkasan dari konsep, latihan soal, dan rang-

kuman. Pemberian rangkuman akan dapat membantu peserta didik memahami

pokok-pokok isi pembelajaran, baik dalam bentuk susunan atau hubungan antar

konsep atau prinsip. Latihan soal dapat memperbaiki kemampuan siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari (Pribadi,

2010).

Sumber bahan ajar merupakan tempat dimana bahan ajar diperoleh. Berbagai

sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap

kompetensi inti dan kompetensi dasar. Menurut Amri dan Ahmadi (2010) ada

beberapa sumber yang dapat digunakan untuk menyusun bahan ajar, adapun

sumber-sumber tersebut yaitu:

1. Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit.2. Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau

oleh para peneliti.3. Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah.4. Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan

ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi ataubahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb.

5. Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu.6. Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.7. Penerbitan berkala yang berisikan informasi yang berkenaan dengan

bahan ajar suatu mata pelajaran.8. Internet yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar.9. Berbagai jenis media audiovisual berisikan bahan ajar untuk berbagai

jenis mata pela jaran.10. Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).

Menurut Amri dan Ahmadi (2010), jenis-jenis bahan ajar adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan ajar cetak (printed)seperti antara lain hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

14

leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), sepertimodel/maket.

2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dancompact disk radio.

3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) sepeti video compact diskdan film.

4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) sepertiCAI (Computer Assisted Instruction), CD (compact disk), multimediapembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web basedlearning materials).

B. Modul

Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar, dari satu paket

program modul terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan

belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi (Sukiman,

2012). Berdasarkan definisi modul tersebut, dapat dipahami bahwa ciri-ciri modul

adalah sebagai berikut:

1. Modul merupakan suatu unit bahan belajar yang dirancang secara khusussehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri.

2. Modul merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secarasistematis mengacu pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang jelasatau kompetensi yang jelas dan terukur.

3. Modul memuat tujuan pembelajaran/kompetensi, bahan dan kegiatanuntuk mencapai tujuan serta alat evaluasi terhadap pencapaian tujuanpembelajaran.

4. Modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar mandiri pada sistempendidikan jarak jauh yang dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan bagipara peserta didik yang tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajarankonvensional tatap muka di kelas.

Menurut Wijaya dalam Sukiman (2012), sistem pengajaran modul dapat

mengatasi kelemahan-kelemahan sistem pembelajaran konvensional, adapun

fungsi dari modul adalah sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan motivasi belajar secara maksimal.

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

15

2. Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat danbahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih mantap.

3. Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas.4. Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.

Modul digunakan agar mampu meningkatakan motivasi penggunanya, modul

harus mencakup beberapa karakteristik tertentu. Karakteristik untuk pengembang-

an modul yaitu: self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user

friendly (Widodo dan Jasmadi, 2008). Sukiman (2012) menjelaskan beberapa

syarat untuk memenuhi ketiga karakteristik tersebut, untuk memenuhi karakter

self instructional modul harus:

1. Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang jelas.2. Mengemas materi pembelajaran ke dalam unit-unit kecil spesifik

sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas.3. Menyediakan contoh dan ilustrasi pendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran.4. Menyajikan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan

peserta didik memberikan respons dan mengukur penguasaannya.5. Konstektual, aykni materi yang disajikan terkait dengan suasana atau

konteks tugas dan lingkungan peserta didik.6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.

Modul dapat dikatakan self contained jika seluruh materi pembelajaran dari satu

unit kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dipelajari terdapat di dalam satu

modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta

didik mempelajari materi pembelajaran karena materi dikemas dalam satu kesa-

tuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu

kompetensi inti, hal itu harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan

kompleksitas kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.

Modul yang memiliki karakteristik stand alone adalah modul yang dikembangkan

tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama media

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

16

lain. Peserta didik dapat mempelajari materi hanya dengan modul tanpa harus

menggunakan media lain, jika peserta didik harus menggunakan media lain dan

bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka modul tersebut

tidak dikategioorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

Modul hendaknya memiliki daya adaptif terhadap perkembangan ilmu dan tek-

nologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa perkem-

bangan modul tetap up to date. Pemberian konten yang mendukung pembelajaran

dalam sebuah modul seperti audio, visual atau audio visual merupakan karakteris-

tik adaptif modul.

Karakteristik modul yang terakhir adalah user friendly. Modul hendaknya meme-

nuhi kaidah user friendly atau mudah digunakan oleh peserta didik. Setiap instruk-

si dan informasi yang diberikan bersifat mempermudah peserta didik. Penggunaan

bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan penggunaan istilah yang umum

merupakan salah satu bentuk user friendly (Sukiman, 2012).

Menurut Sukiman (2012) bahwa dalam penulisan modul yang harus menjadi per-

hatian utama adalah peserta didik. Dengan demikian, dalam merencanakan modul

perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembuatan outline modul yang akan disusun dalam rangka memberikankerangka penulisan modul dan dapat digunakan untuk kedalamanmateri modul dalam setiap jenjang diklat.

2. Petunjuk yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari modul.3. Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan terutama yang berkaitan

dengan materi yang akan diberikan.4. Nasihat bagaimana cara belajar memanfaatkan waktu yang tersedia

dengan lebih efektif.5. Tujuan/ kompetensi dan materi pelajaran yang akan dipelajari peserta

didik.6. Penjelasan materi baru yang disajikan peserta didik.

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

17

7. Petunjuk pemecahan masalah untuk membantu memahami materi yangdisajikan.

8. Motivasi bagi peserta didik agar senantiasa aktif dalam belajar.9. Contoh, latihan, dan kegiatan yang mendukung materi.10. Tugas dan umpan balik yang dapat mengukur keberhasilan penguasaan

materi.11. Kesimpulan modul yang akan dipelajari berikutnya (Sukiman, 2012).

Modul memerlukan pengaturan muatan konsep untuk lebih memotivasi peserta

didik. Menurut Sukiman (2012), ada beberapa cara untuk mengatur muatan

konsep adalah sebagai berikut:

1. Kepadatan informasi. Penulisan modul diawali dari materi yangdiketahui peserta didik ke materi yang belumdiketahui peserta didikserta pemberian daftar kata sulit dan penyajian konsep secara konkretdisertai contoh.

2. Simulasi tambahan. Penulisan modul sebaiknya dapat memberikanrangsangan dengan menambahkan pertanyaan dan kegiatan yang dapatdianalisis dan dikerjakan oleh peserta didik.

Struktur penulisan suatu modul terdiri atas bagian pembuka (judul, daftar isi, peta

informasi, daftar tujuan kompetensi, tes awal), bagian inti (tinjauan umum materi,

hubungan dengan materi lain, uraian materi, penugasan, rangkuman), dan bagian

akhir (glosarium, tes akhir, indeks) ( Tim Penyusun, 2008).

Pada bagian pembuka, terdapat judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan awal,

dan tes awal. Judul perlu dibuat menarik dan memberi gambaran tentang materi

yang dibahas. Pada bagian daftar isi, menyajikan topik topik yang akan dibahas

dan ditata sesuai dengan urutan kemunculan materi dalam modul. Dengan demi-

kian, siswa dapat dengan mudah mengetahui isi materi secara keseluruhan yang

terdapat dalam modul. Peta informasi disajikan topik apa saja yang dipelajari dan

kaitan antar topik-topik dalam modul. Pada bagian daftar tujuan kompetensi disa-

jikan agar siswa dapat mengetahui sikap, keterampilan dan pengetahuan apa saja

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

18

yang dapat diketahui setelah menyelesaikan pembelajaran. Pada bagian tes awal

yang bisa berupa pretes perlu disajikan dalam modul untuk mengetahui kemam-

puan awal siswa.

Pada bagian inti berisi tinjauan umum materi, hubungan dengan materi lain, urai-

an materi, penugasan, dan rangkuman. Pendahuluan atau tinjauan umum pada

suatu modul berfungsi untuk:

1. Memberikan gambaran umum mengenai isi materi modul.2. Meyakinkan pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dapat

bermanfaat bagi mereka.3. Meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang akan dipelajari.4. Mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan

dipelajari.5. Memberikan petunjuk bagaimana memelajari materi yang akan disajikan

(Tim Penyusun, 2008).

Uraian materi dalam sebuah modul berupa penjelasan secara terperinci tentang

materi pembelajaran yang disampaikan. Apabila materi yang akan dituangkan

cukup luas, maka dapat dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB).

Setiap kegiatan belajar, baik susunan dan penempatan naskah, gambar, maupun

ilustrasi diatur sedemikian rupa sehingga informasi mudah mengerti. Organisasi-

kan antarbab, antarunit dan antarparagraf dengan susunan dan alur yang memu-

dahkan pembelajar memahaminya. Organisasi antara judul, sub judul dan uraian

yang mudah diikuti oleh siswa. Setiap KB memuat uraian materi, penugasan, dan

rangkuman. Adapun sistematikanya misalnya sebagai berikut ( Tim Penyusun,

2008).

Kegiatan Belajar 1 : Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenis Rapata. Tujuan Kompetensib. Uraian Materic. Tes Formatifd. Tugas

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

19

e. Rangkuman

Kegiatan Belajar 2 : Perencanaan Rapat yang Efektifa. Tujuan Kompetensib. Uraian Materic. Tes Formatifd. Tugase. Rangkuman, dst.

Bagian penugasan diperlukan untuk menegaskan kompetensi apa yang diharapkan

setelah mempelajari modul. Jika siswa untuk dapat menghafal sesuatu, dalam

penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas. Jika pebelajar diharapkan meng-

hubungkan materi yang dipelajari pada modul dengan pekerjaan sehari-harinya,

maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara eksplisit. Penugasan juga

menunjukkan kepada siswa bagian mana dalam modul yang merupakan bagian

penting.

Bagian terakhir pada bagian inti adalah rangkuman. Rangkuman merupakan ba-

gian dalam modul yang menelaah hal-hal pokok dalam modul yang telah dibahas.

Rangkuman ini bertujuan untuk mem-flashback materi yang sudah dipelajari

dalam modul.

Bagian yang ketiga dalam sebuah modul adalah bagian penutup. Bagian ini berisi

Glossary atau daftar isitilah, tes akhir, dan indeks. Glossary berisikan definisi-

definisi konsep yang dibahas dalam modul. Definisi tersebut dibuat ringkas

dengan tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajari. Tes akhir

itu sendiri merupakan latihan yang dapat siswa kerjakan setelah mempelajari

suatu bagian dalam modul. Bagian terakhir berupa indeks yang memuat istilah-

istilah penting dalam modul serta halaman di mana istilah tersebut ditemukan.

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

20

Indeks perlu diberikan dalam modul supaya siswa mudah menemukan topik yang

ingin dipelajari. Indeks perlu mengandung kata kunci yang kemungkinan siswa

akan mencarinya.

Sukiman (2012) menjelaskan bahwa struktur modul dalam 1 kegiatan belajar

terdiri dari judul kegiatan belajar, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,

uraian materi, rangkuman, latihan, tes mandiri, kunci jawaban tes mandiri, dan

upaya tindak lanjut setelah melakukan pembelajaran menggunakan modul.

Menurut Sukiman (2012), dalam proses pembelajaran yang baik perlu diper-

hatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta mudah dipahami peserta

didik. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar harus menggunakan bahasayang baik dan benar.

2. Setiap paragraf hanya terdiri atas satu ide pokok atau gagasan pikiran.Ide pokok tertuang dalam kalimat utama.

3. Bahan ajar ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan komunikatif.4. Pilih kalimat sederhana.5. Hindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis.6. Hindari kalimat pasif dan negatif ganda.7. Sesekali bisa digunakan kalimat santai dan humoris.8. Gunakan bantuan ilustrasi untuk informasi yang abstrak.9. Berikan ungkapan pujian yang memotivasi.10. Ciptakan kesan modul sebagai bahan belajar yang “hidup”.

Menurut Amri dan Ahmadi (2010) dalam penyusunan bahan ajar cetak, penulis

harus memperhatikan susunan tampilan, bahasa yang mudah, menguji kepaha-

man, kemudahan dibaca, dan materi intruksional.

Menurut Hernawan dkk (2008), jenis modul dapat dibagi menjadi dua bentuk,

yaitu:

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

21

1. Modul sederhana, yaitu bahan pembelajaran tertulis yang hanya terdiridari 2-5 halaman, bahan pembelajaran ini dibuat untuk kepentinganpembelajaran selama 1-2 jam pelajaran.

2. Modul kompleks, yaitu bahan pembelajaran yang terdiri dari 40-60halaman, untuk 20-30 jam pelajaran. Modul kompleks ini dilengkapibahan audio, kegiatan percobaan, praktikum, praktikum,dsb.

Analisis bahan ajar diperlukan untuk memperoleh bahan ajar yang berkualitas.

Menurut Supriadi (2000), penilaian bahan meliputi aspek mutu isi buku, kese-

suaian dengan kurikulum, bahasa yang digunakan, penyajian, keterbacaan, gra-

fika, dan keamanan buku. Menurut Tim Penyusun (2006), untuk mengevaluasi

buku meliputi aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi, keter-

bacaan, dan grafika. Hal senada juga dijelaskan oleh Suhartanto (2008) bahwa

aspek yang dinilai pada bahan ajar meliputi kelayakan isi, kelayakan bahasa,

kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan.

1. Aspek kesesuaian isi dengan kurikulum

Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran.

Bahan pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi, dan keakuratan

dalam penyajian materinya.Prinsip dasar dalam menentukan materi pembelajaran

dalam sebuah modul yaitu :

a. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevandengan pencapaian kompetensi inti dan pencapaian kompetensi dasar. Ji-ka kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafalfakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bu-kan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.

b. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasaipeserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan jugaharus meliputi empat macam itu.

c. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukupmemadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasaryang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalubanyak. Jika terlalu sedikit maka kuarang membantu tercapainya kom-petensi inti dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

22

akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum(pencapaian keseluruhan KI dan KD) ( Tim Penyusun, 2008 ).

2. Aspek penyajian materi

Penyajian materi merupakan cara atau sistem yang ditempuh agar bahan ajar yang

disusun menarik perhatian, mudah dipahami, dan dapat membangkitkan semangat

siswa. Aspek penyajian materi ini merupakan aspek tersendiri yang harus diper-

hatikan dalam bahan pelajaran yang diantaranya berkenaan dengan tujuan pembel-

ajaran, latihan, soal, dan materi pengayaan (Mudzakir, 2010).

Menurut Wibowo (2005), bahan ajar yang baik menyajikan bahan secara lengkap,

sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan

cara penyajian yang membuat enak dibaca dan dipelajari. Berikut adalah poin

khusus dalam penyajian materi :

a. Penyajian konsep disajikan secara runtun mulai dari yang mudah kesukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kom-pleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal.

b. Terdapat uraian tentang apa yang akan dicapai peserta didik setelahmempelajari bab tersebut dalam upaya membangkitkan motivasi belajar.

c. Terdapat contoh-contoh soal yang dapat membantu menguatkan pema-haman konsep yang ada dalam materi.

d. Soal-soal yang dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkankonsep yang berkaitan dengan materi dalam bab sebagai umpan balikdisajikan pada setiap akhir bab.

e. Penyampaian pesan antara subbab yang berdekatan mencerminkankeruntutan dan keterkaitan isi.

f. Pesan atau materi yang disajikan dalam satu bab/subbab/alinea harusmencerminkan kesatuan tema.

3. Aspek grafika

Grafika merupakan bagian dari bahan pelajaran yang berkenaan dengan fisik

bahan ajar, meliputi ukuran bahan ajar, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna,

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

23

dan ilustrasi, yang membuat siswa menyenangi bahan ajar yang dikemas dengan

baik dan akhirnya juga meminati untuk membacanya (Wibowo,2005).

Tim Penyusun (2006) menguraikan komponen kegrafikan ini menjadi beberapa

subkomponen atau indikator berikut :

a. Ukuran/format bahan ajar.b. Desain bagian kulit atau luar bahan ajar.c. Desain bagian isi yang berhubungan dengan tipografi tulisan, seperti

pemisahan antar paragraf, ukuran tulisan, penempatan unsur tata letak(judul, subjudul, teks, gambar, keterangan gambar, nomor halaman),warna yang digunakan, serta penggunaan variasi huruf (tebal, miring,kapital).

d. Kualitas kertas.e. Kualitas cetakan.f. Dan kualitas jilidan.

4. Aspek keterbacaan

Keterbacaan (readability) merupakan kata turunan yang dibentuk oleh bentuk

dasar readable, artinya dapat dibaca atau terbaca (Widodo, 1993). Menurut

McLaughin dalam Suherli dkk (2006) bahwa keterbacaan berkaitan dengan

pemahaman karena bacaannya itu memiliki daya tarik tersendiri yang memung-

kinkan pembacanya terus tenggelam dalam bacaan. Sakri (2008) juga menyim-

pulkan bahwa keterbacaan berkaitan dengan tiga hal, yakni kemudahan, keme-

narikan, dan keterpahaman.

a. Kemudahan, membaca berhubungan dengan bentuk tulisan, yaitu tatahuruf (tipografi) seperti besar huruf, lebar spasi, serta kejelasan tulisan(bentuk dan ukuran tulisan).

b. Kemenarikan, berhubungan denga minat pembaca, kepadatan ide padabacaan, dan keindahan gaya tulisan, yang berkaitan dengan aspekpenyajian materi.

c. Keterpahaman, berhubungan dengan karakteristik kata dan kalimat, sepertipanjang pendeknya dan frekuensi penggunaan kata atau kalimat, bangunkalimat, dan susunan paragraf. Hal ini berhubungan dengan bahasa.

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

24

Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata,

kalimat, paragraf, dan wacana), bentuk tulisan atau tipografi, lebar spasi, serta

aspek-aspek grafika lainnya. Bahan ajar hendaknya mampu menyampaikan materi

ajar dalam bahasa yang baik dan benar (Tim Penyusun, 2003).

C. Representasi Kimia

Mc . Kendree dkk. dalam Nakhleh (2002 ) mendefinisikan representasi sebagai

struktur yang menggambarkan sesuatu yang lain, yaitu suatu kata untuk suatu

objek , suatu kalimat untuk suatu keadaan , suatu diagram untuk suatu pengaturan

hal, serta suatu gambar untuk suatu adegan. Kata menyajikan (represents) memi-

liki sejumlah makna termasuk: mensimbolikasikan (to symbolize); memanggil

kembali pikiran melalui gambaran atau imajinasi (to imagination); memberikan

suatu penggambaran (to depict as), sehingga representasi dapat didefinisikan

sebagai sesuatu yang digunakan untuk mewakili hal-hal, benda, keadaan, dan

fenomena (peristiwa). Waldrip, dkk (2006) mendefinisikan multipel representasi

sebagai praktik merepresentasikan kembali (representing) konsep yang sama

melalui berbagai bentuk, yang mencakup model-model representasi deskriptif

(verbal, grafik, tabel), eksperimental, matematis, figuratif (piktorial, analogi dan

metafora), kinestetik, visual dan/atau mode aksional operasional.

Heuvelen dan Zou dalam Sunyono (2012) membagi representasi ke dalam dua

jenis, yaitu representasi internal dan eksternal. Representasi internal didefinisikan

sebagai konfigurasi kognitif individu yang diperkirakan berasal dari perilaku yang

menggambarkan beberapa aspek dari proses fisik dan pemecahan masalah,

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

25

sedangkan representasi eksternal dapat didefinisikan sebagai situasi fisik yang

terstruktur yang dapat dilihat sebagai mewujudkan ide-ide fisik. Menurut pan-

dangan kontruktifis dalam Meltzer dalam Sunyono (2012), representasi internal

ada di dalam kepala siswa dan representasi eksternal disituasikan oleh lingkungan.

Ainsworth dalam Sunyono (2012) membuktikan bahwa banyak representasi dapat

memainkan tiga peranan utama. Pertama, mereka dapat saling melengkapi.

Kedua, suatu representasi yang lazim tidak dapat menjelaskan tafsiran tentang

suatu representasi yang lebih tidak lazim. Ketiga, suatu kombinasi representasi

dapat bekerja bersama membantu siswa/pembelajar menyusun suatu pemahaman

yang lebih dalam tentang suatu topik yang dipelajari (Gambar 1).

Gambar 1. Taksonomi fungsional dari multipel representasi(Ainsworth dalam Sunyono, 2012)

Johnstone dalam Chittleborough (2004) membagi representasi ilmu kimia ke

dalam tiga level representasi yang berbeda yaitu makroskopik, sub mikroskopik

dan simbolik. Ketiga level representasi kimia tersebut dapat dihubungkan dalam

gambar sebagai berikut :

Function ofMultiple

Representation

ComplementaryRoles

DifferentProscesses

Different

Information

Constrain

Interpretation

Constrainby

Familiarity

Constrainby

Inherent

Properties

Construct

Deeper

Understanding

Abstraction Extension Relation

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

26

Makroskopik

Simbolik Submikroskopik

Gambar 2. Representasi Ilmu Kimia (Chittleborough, 2004)

Adapun penjelasan dari ketiga jenis level representasi tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Representasi fenomena makroskopik

Representasi fenomena makroskopik yaitu representasi yang diperoleh melalui

pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh

panca indera atau dapat berupa pengalaman sehari-hari pembelajar dan mendes-

kripsikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi

yang berbeda, yaitu makroskopis, submikroskopis dan simbolik (Johnstone,

1982).

2. Representasi fenomena submikroskopik

Bucat B. dan Mocerino M. (2009) menjelaskan bahwa representasi fenomena

submikroskopik merupakan representasi pada tingkat partikel yang mencakup

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

27

penggambaran susunan elektron dalam atom, ion, dan molekul. Agar siswa dapat

dengan mudah memahami ilmu kimia yang berkaitan dengan reaksi kimia, maka

dibutuhkan suatu imajinasi dan visualisasi reaksi kimia sebagai beberapa proses

partikel serta contohnya. Untuk itu perlu bagi siswa untuk belajar menggunakan

instruktur/buku teks yang menjelaskan materi dengan melibatkan representasi

tingkat molekul. Mode representasi pada level ini dapat diekspresikan mulai dari

yang sederhana hingga menggunakan teknologi komputer, yaitu menggunakan

kata-kata (verbal), diagram, gambar, model dua dimensi atau tiga dimensi, baik

yang statis maupun dinamis (berupa animasi).

3. Representasi fenomena simbolik

Johnstone dalam Chittleborough (2004) mendefinisikan bahwa representasi feno-

mena simbolik adalah representasi dari suatu kenyataan, dapat berupa simbol,

gambar, maupun rumus. Menurut Taber (2009), representasi simbolis bertindak

sebagai bahasa dalam ilmu kimia sehingga terdapat aturan-aturan yang harus

diikuti, yang terkait dengan prinsip-prinsip dasar konseptual, dan tata bahasa

dalam ilu kimia harus dibangun berdasarkan pengetahuan abstrak. Siswa mem-

pelajari ilmu kimia dengan mengembangkan kefasihan tata bahasa kimia karena

mereka belajar ilmu kimia melalui bahasa. Mengingat bahwa ilmu kimia terdiri

atas konsep yang abstrak, maka tidak mengherankan jika siswa sulit memahami

ilmu kimia. Bahasa yang direpresentasikan dalam pembelajaran akan memper-

mudah siswa dalam mempelajari konsep kimia. Representasi level simbolik tidak

hanya berupa bahasa/label untuk kata-kata, namun juga mencakup semua abs-

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

28

traksi kualitatif yang digunakan untuk menyajikan setiap item pada level

submikroskopis.

Representasi konsep-konsep kimia yang memang merupakan konsep ilmiah,

secara inheren melibatkan multimodal, yaitu melibatkan kombinasi lebih dari satu

modus representasi. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran kimia meliputi

konstruksi asosiasi mental diantara dimensi makroskopis, mikroskopis, dan sim-

bolik dari representasi fenomena kimia dengan menggunakan modus representasi

yang berbeda (Cheng & Gilbert, 2009).

Johnstone dalam Chittleborough (2004) menganjurkan untuk menggunakan

berbagai macam representasi, menggunakan ketiga level secara serempak

sehingga dapat menghasilkan pemahaman yang penting dari apa yang telah diha-

silkan. Ketiga dimensi tersebut saling berhubungan dan berkontribusi pada siswa

untuk dapat paham dan mengerti materi kimia yang abstrak. Tasker dan Dalton

(2006) menyatakan bahwa pembelajaran kimia yang menggunakan level mak-

roskopik (laboratorium) dan level simbolik, akan terjadi kesalahpahaman dalam

pembelajaran kimia berasal dari ketidakmampuan siswa untuk memvisualisasikan

struktur dan proses dalam level submikroskopik (tingkat molekul).

Chittleborough dan Treagust (2007) menyatakan peserta didik tidak dapat meng-

gunakan representasi kimia, jika kurang mengapresiasi karakteristik pemodelan.

Istilah pemodelan seringkali digunakan secara luas mencakup representasi ide,

obyek, kejadian, proses atau sistem. Pemodelan dalam kimia adalah representasi

fisik atau komputasional dari komposisi dan struktur suatu molekul atau partikel

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

29

(level submikroskopik). Representasi struktur suatu molekul atau model partikel

(submikroskopik) tersebut dapat berupa model fisik, animasi atau simulasi.

Berkaitan dengan ketiga representasi kimia, Gilbert dan Treagust (2008) merang-

kum dari berbagai hasil penelitian mengenai masalah yang dihadapi peserta didik,

yaitu: (1) lemahnya pengalaman peserta didik pada level makroskopik, karena

tidak tersedianya pengalaman praktik yang tepat atau tidak terdapatnya kejelasan

apa yang harus mereka pelajari melalui kerja lab (praktikum), (2) terjadinya

miskonsepsi pada level submikroskopik, karena kebingungan pada sifat-sifat

partikel materi dan ketidakmampuan untuk memvisualisasikan entitas dan proses

pada level submikroskopik, (3) lemahnya pemahaman terhadap kompleksitas

konvensi yang digunakan untuk merepresentasikan level simbolik, dan (4)

ketidakmampuan untuk ‘bergerak’ antara ketiga level representasi. Oleh karena

itu, perlu didesain kurikulum pendidikan kimia yang dapat memfasilitasi peserta

didik agar mereka lebih efektif belajar dalam ketiga level representasi tersebut.

C. Analisis Konsep

Herron dkk. (1977) bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau

disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle dan

Tieman dalam Herron dkk. (1977) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang

sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun definisi yang dapat mengung-

kapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang me-

mungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan

konsep-konsep lain yang berhubungan.

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

30

Lebih lanjut lagi, Herron dkk. (1977) mengemukakan bahwa analisis konsep

merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam

merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini

telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk.

Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama

atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel,

posisi konsep, contoh, dan non contoh. Adapun analisis konsep dapat dilihat pada

lampiran.

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D).

Sukmadinata (2015) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D) merupakan metode atau pendekatan pene-

litian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah

ada.

Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2015), ada sepuluh langkah dalam pelak-

sanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengum-

pulan informasi (research and information collecting) yang meliputi pengukuran

kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi

nilai, (2) perencanaan (planning) dengan menyusun rencana penelitian yang meli-

puti kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan

yang hendak dicapai, desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam

lingkup yang terbatas, (3) pengembangan draf produk (develop preliminary form

of product) meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran,

dan instrumen evaluasi, (4) uji coba terbatas (preliminary field testing),

melakukan uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

32

subjek uji coba (guru) dan selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan

pengedaran angket, (5) merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan

memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba, (6) uji coba lapangan (main

field testing) dengan melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 seko-

lah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba, (7) penyempurnaan produk hasil

uji lapangan (operational product revision) dengan menyempurnakan produk hasil

uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan (opera tional field testing), pengujian

dilakukan melalui pengisian angket, wawancara, dan observasi terhadap 10

sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai 200 subjek, (9) penyempurnaan produk

akhir (final product revision), penyempurnaan didasarka masukan dari uji pelak-

sanaan lapangan, (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implemen-

tation) dengan melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam

jurnal.

Penelitian ini, hanya dilakukan sampai tahap merevisi hasil uji coba lapangan

(main field testing) setelah uji coba terbatas (preliminary field testing) guna

mengetahui kelayakan dari modul yang telah dikembangan.

B. Alur Penelitian

Alur penelitian yang dilakukan dalam pengembangan modul berbasis representasi

kimia adalah sebagai berikut:

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

33

Gambar 3. Alur penelitian

- Wawancara guru dan peng-isian angket peserta didik di6 SMA yang ada di BandarLampung dan Metro menge-nai penggunaan modulberbasis representasi kimia

- Analisis bahan ajar yangdigunakan oleh guru danpeserta didik.

- Analisis KI-KD-Indikator- Analisis konsep- Analisis silabus- Pembuatan RPP- Mengkaji teori mengenai

modul dan penelitianterkait pengembanganmodul berbasisrepresentasi kimia.

Studi lapanganStudi literatur

Analisis kebutuhan

Penelitian danpengumpulan

data

Pengembanganproduk

Perencanaanproduk

Rancangan pengembangan produk

Penyusunan draf kasar modulberbasis representasi kimia

Instrumen validasi

Pengembangan produk awal

Draf 1

Draf 2

Tidak

Uji cobaterbatas

Revisi modul hasil uji coba

Hasil revisi modul hasil uji cobaRevisi hasil uji coba

Uji coba lapangan awal

Ya

Revisi Valid?

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

34

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian berdasarkan alur penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan informasi

Studi penelitian dan pengumpulan informasi bertujuan untuk menghimpun data

tentang kondisi yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk

produk yang dikembangkan. Adapun tahap penelitian dan pengumpulan informasi

adalah sebagai berikut:

a. Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara analisis terhadap materi teori tumbukan yang

meliputi KI-KD, analisis konsep, silabus, dan RPP, serta mengkaji teori mengenai

modul dan produk penelitian terkait modul berbasis representasi kimia. Hasil dari

kajian akan menjadi acuan untuk mengembangkan modul kimia berbasis repre-

sentasi kimia pada materi pokok teori tumbukan.

b. Studi lapangan

Studi lapangan bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan mengenai

penggunaan modul berbasis representasi kimia. Studi lapangan dilakukan di 4

SMA di Metro dan 2 SMA di Bandar Lampung. Sumber data diperoleh dari 1

guru kimia dan 20 siswa kelas XI IPA dari setiap sekolah. Pengumpulan data

dilakukan dengan wawancara guru dan pengisisan angket oleh siswa.

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

35

2. Perencanaan produk

Tahap perencanaan meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan serta proses

pengembangannya. Menurut Sukmadinata (2015) bahwa rancangan produk yang

akan dikembangkan minimal mencakup a) tujuan dari penggunaan produk, b)

siapa pengguna dari produk tersebut, dan c) deskripsi komponen-komponen

produk dan penggunaannya. Penyusunan modul berbasis representasi kimia pada

materi teori tumbukan ini didasarkan pada hasil studi literatur dan studi lapangan

yang dilakukan. Tujuan dari penggunaan modul berbasis representasi kimia pada

materi teori tumbukan ini adalah untuk mencapai tujuan dari penggunaan produk

yaitu sebagai modul yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran

pada materi teori tumbukan serta sebagai referensi bagi guru, sekolah, dan peneliti

lain dalam menyusun dan mengembangkan modul. Modul yang dikembangkan

terdiri dari bagian awal, bagian isi, dan bagian penutup.

3. Pengembangan produk awal

Pengembangan produk awal terbagi menjadi dua tahap, yaitu penyusunan draf

kasar modul dan penyusunan instrumen validasi. Pada tahap pertama yaitu penyu-

sunan draf kasar hingga menjadi produk awal berupa modul berbasis representasi

kimia pada materi teori tumbukan yang disebut dengan draf 1. Bahan ajar yang

dikembangkan terdiri dari cover luar depan, cover dalam, lembar hak cipta, kata

pengantar, daftar isi, KI-KD-Indikator, petunjuk penggunaan, isi modul, daftar

pustaka, dan cover belakang.

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

36

Tahap kedua yaitu penyusunan instrumen validasi berupa angket validasi kese-

suaian dengan KI-KD dan kesesuaian isi dengan representasi kimia, konstruk, dan

keterbacaan. Penyusunan instrumen uji coba terbatas berupa angket tanggapan

guru yang berisi aspek kesesuaian isi, konstruk, dan keterbacaan.

Produk yang telah disusun kemudian divalidasi oleh validator dengan pemberian

angket beserta produk awal (draf 1). Validasi produk dilakukan dengan meminta

bantuan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk

menanggapi produk baru yang telah dikembangkan.

Tahap selanjutnya, jika hasil validasi pada draf 1 tidak valid maka akan direvisi

dan dilakukan validasi kembali oleh validator. Jika draf 1 valid maka akan dila-

kukan revisi kecil, dan dihasilkan produk baru atau disebut sebagai draf 2 yang

selanjutnya akan dilakukan uji coba terbatas.

4. Uji coba terbatas

Setelah dihasilkan modul berbasis representasi kimia yang telah divalidasi oleh

ahli dan telah direvisi, maka dilakukan uji coba terbatas pada seorang guru kimia

dan 20 siswa kelas XI di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Uji coba ini dimak-

sudkan untuk mengetahui kelayakan modul. Teknik uji ini menggunakan angket

tanggapan guru dan siswa, lembar observasi, dan angket respon siswa.

Pada uji coba terbatas dilakukan penyebaran angket yang dimaksudkan untuk

mengetahui penilaian guru dan tanggapan siswa terhadap modul hasil

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

37

pengembangan. Tanggapan guru meliputi validitas isi, konstruk, dan keterbacaan

sedangkan untuk siswa meliputi aspek keterbacaan dan kemenarikan.

Pada tahap ini juga dilakukan uji keterlaksanaan modul. Tahap ini dilakukan

dengan cara melaksanakan proses pembelajaran kepada beberapa siswa. Pada

proses pembelajarannya, dilakukan observasi untuk menilai keterlaksanaan

terhadap modul hasil pengembangan.

Uji coba keterlaksanaan modul bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan

kemudahan peserta dalam memahami materi menggunakan modul dam juga untuk

mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan modul.

5. Revisi produk setelah uji coba

Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan

modul teori tumbukan berbasis representasi kimia yang dikembangkan. Tahap

revisi ini dilakukan dengan pertimbangan hasil validasi oleh validator ahli, tangga-

pan guru, dan tanggapan siswa terhadap modul yang dikembangkan. Tahap

selanjutnya mengkonsultasikan hasil revisi dengan dosen pembimbing.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi

(Arikunto, 2008). Instrumen penelitian digunakan untuk menilai modul yang

dikembangkan, yaitu modul teori tumbukan berbasis representasi kimia.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas instrumen pada studi

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

38

lapangan, instrumen pada validasi ahli, dan instrumen pada studi uji coba terbatas.

Adapun penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

Instrumen pada studi pendahuluan terdiri dari lembar pedoman wawancara

analisis kebutuhan guru dan lembar angket analisis kebutuhan siswa. Penjelasan-

nya adalah sebagai berikut:

a. Pedoman wawancara analisis kebutuhan untuk guru

Lembar pedoman wawancara analisis kebutuhan guru disusun untuk mengetahui

jenis bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, modul materi

teori tumbukan yang diharapkan dan dapat memenuhi kebutuhan siswa, dan

kendala dalam membuat modul. Wawancara yang dilakukan merupakan

wawancara semiterstruktur, adapun pedoman wawancara yang digunakan dapat

dilihat pada Lampiran 5.

b. Angket analisis kebutuhan untuk siswa

Lembar angket analisis kebutuhan siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan

siswa terhadap penggunaan modul pada pembelajaran materi teori tumbukan.

Adapun lembar angket analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada Lampiran 7.

2. Instrumen pada validasi ahli

Instrumen yang digunakan pada validasi ahli meliputi instrumen validasi

kesesuaian isi, konstruk, keterbacaan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

39

a. Instrumen validitas isi

Instrumen validitas isi disusun untuk mengetahui kesesuaian isi modul dengan KI

dan KD, serta kesesuaian isi materi dengan representasi kimia. Hasil dari validasi

kesesuaian isi ini dijadikan sebagai masukan dalam pengembangan atau revisi pa-

da modul berbasis representasi kimia pada materi teori tumbukan.

b. Instrumen konstruk

Instrumen konstruk digunakan untuk mengetahui kesesuaian validitas tampilan

modul. Hasil dari validasi ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam revisi dan

pengembangan modul berbasis representasi kimia pada materi teori tumbukan.

c. Instrumen validitas keterbacaan

Instrumen validasi keterbacaan digunakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan

modul hasil pengembangan dengan representasi kimia. Hasil dari validasi ini

dapat dijadikan sebagai masukan dalam revisi dan pengembangan modul berbasis

representasi kimia pada materi teori tumbukan.

3. Instrumen pada uji coba terbatas

Instrumen yang digunakan pada uji coba terbatas terdiri dari instrumen validasi

kesesuaian isi, konstruk, dan keterbacaan yang divalidasi oleh dua validator.

Hasil revisi instrumen ini digunakan untuk validasi produk dan hasil revisi produk

tersebut diujicobakan di pelaksanaan pembelajaran dan pemberian angket pada

guru. Angket tanggapan guru tersebut berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan

untuk menilai aspek kesesuaian isi terhadap KI-KD-Indikator, konstruk, dan

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

40

keterbacaan. Hasil uji tersebut digunakan sebagai referensi terhadap pengem-

bangan modul berbasis representasi kimia pada materi teori tumbukan. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Angket tanggapan guru

Angket tanggapan guru berisi validitas isi, konstruk, serta validitas keterbacaan

terhadap modul yang dikembangkan. Pada segi kesesuaian isi terdiri atas kese-

suaian isi dengan KI- KD serta kesesuaian isi dengan representasi kimia. Pada

segi konstruk terdiri atas kesesuaian tampilan modul hasil pengembangan dengan

representasi kimia. Pada segi keterbacaan terdiri atas keterbacaan modul berbasis

representasi kimia pada materi teori tumbukan dari segi ukuran dan jenis huruf

serta penggunaan bahasa. Angket tanggapan guru yang digunakan diadopsi dari

Nasiruddin (2013).

b. Angket tanggapan siswa

Instrumen tanggapan siswa berupa angket yang berisi aspek keterbacaan dan

kemenarikan desain modul. Pada segi keterbacaan dilihat dari kesesuaian peng-

gunaan ukuran dan jenis huruf, penggunaan kalimat dan bahasa yang sesuai, serta

tata letak bagian-bagian modul. Pada segi kemenarikan dilihat dari pewarnaan,

tata letak, dan perwajahan modul. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom untuk

menuliskan tanggapan, saran, maupun masukan terhadap perbaikan modul.

Angket tanggapan siswa yang digunakan diadopsi dari Nasiruddin (2013).

c. Lembar observasi keterlaksanaaan modul

Instrumen ini berupa lembar observasi yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui tanggapan observer terhadap keterlaksanaan modul hasil

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

41

pengembangan dalam proses pembelajaran di kelas. Instrumen ini juga dilengkapi

dengan kolom tanggapan/ saran.

d. Angket respon siswa

Instrumen ini berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui

respon siswa setelah belajar menggunakan modul hasil pengembangan. Pada ins-

trumen ini terdapat 2 pilihan jawaban yang berupa jawaban respon positif dan

respon negatif dan juga disertai kolom untuk menuliskan alasan dari jawaban

yang dipilih.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data hasil wawancara

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara:

a. Mengklasifikasi data yang bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

berdasarkan pertanyaan wawancara.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-

dasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.

c. Menghitung persentase jawaban responden, bertujuan untuk melihat besarnya

persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat

dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persen-

tase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

%100% N

JJ

i

in (Sudjana, 2005)

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

42

Keterangan : inJ% = Persentase pilihan jawaban-i

iJ = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i

N = Jumlah seluruh responden

2. Teknik analisis data angket

Angket yang akan diolah pada penelitian ini adalah angket hasil validasi ahli,

angket tanggapan guru dan angket tanggapan siswa terhadap modul yang

dikembangkan. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket dilakukan

dengan cara :

a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

berdasarkan pertanyaan angket. Dalam pengkodean data ini dibuat buku kode

yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak

diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta

kode jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).

c. Memberi skor jawaban responden.

Penskoran jawaban responden dalam uji kesesuaian dan uji kemenarikan

berdasarkan skala Likert.

Tabel 1. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert

No Pilihan Jawaban Skor1 Sangat Setuju (SS) 52 Setuju (ST) 4

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

43

Tabel 1. (lanjutan)

No Pilihan Jawaban Skor3 Kurang Setuju (KS) 34 Tidak setuju (TS) 25 Sangat tidak setuju (STS) 1

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor (S ) jawaban angket adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)

Skor = 5 x jumlah responden

2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)

Skor = 4 x jumlah responden

3) Skor untuk pernyataan Ragu (RG)

Skor = 3 x jumlah responden

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)

Skor = 2 x jumlah responden

5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor = 1 x jumlah responden

e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

%100% maks

in S

SX (Sudjana, 2005)

Keterangan : inX% = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket

S = Jumlah skor jawaban

maksS = Skor maksimum yang diharapkan

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

44

f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian

isi, konstruk, keterbacaan, dan kemenarikan modul berbasis representasi kimia

dengan rumus sebagai berikut:

n

XX

in

i

%% (Sudjana, 2005)

Keterangan : iX% = Rata-rata persentase jawaban terhadap pernyataan

pada angket

inX% = Jumlah persentase jawaban terhadap semua

pernyataan pada angket

n = Jumlah pernyataan pada angket

g. Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan

dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan

dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang

tersedia.

h. Menafsirkan persentase jawaban pernyataan secara keseluruhan dengan

menggunakan tafsiran berdasarkan Arikunto (2008) pada Tabel 2.

Tabel 2. Tafsiran persentase angket.

Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

45

3. Teknik analisis data lembar observasi pada uji keterlaksanaan modul

Teknik analisis data lembar observasi pada uji keterlaksanaan modul mengguna-

kan cara sebagai berikut:

a. Menghitung persentase jumlah skor untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan

modul berbasis representasi kimia dengan cara sebagai berikut :

% = 100 % (Sudjana, 2005)

Keterangan : %Xin = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket

S = Jumlah skor jawaban total

S maks = Skor maksimum yang diharapkan

b. Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan

dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan

dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang

tersedia.

c. Menafsirkan persentase jawaban pernyataan secara keseluruhan dengan

menggunakan tafsiran berdasarkan Arikunto (2008) pada Tabel 2.

4. Teknik analisis data angket respon siswa setelah menggunakan modulhasil pengembangan dalam proses pembelajaran

Teknik analisis data angket tanggapan siswa setelah menggunakan modul hasil

pengembangan dalam proses pembelajaran menggunakan cara sebagai berikut :

a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pernyataan angket.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

46

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel.

c. Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya

persentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh dapat

dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung

persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:% = 100 % (Sudjana, 2005)

Keterangan: %J in = Persentase pilihan jawaban-i

= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i

N = Jumlah seluruh responden

d. Menafsirkan persentase jawaban responden. Persentase jawaban responden

diinterpretasikan dengan menggunakan tafsiran presentase berdasarkan

Arikunto (2008) pada Tabel 2.

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Modul berbasis representasi kimia pada materi teori tumbukan yang dikem-

bangkan telah valid dan layak digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Hal

ini dapat dilihat dari persentase hasil validasi aspek validitas isi, konstruksi,

dan keterbacaan dari kedua validator yang berkriteria sangat tinggi.

2. Modul yang dikembangkan dapat dikatakan praktis, hal ini ditunjukkan

dengan:

a. tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap modul yang dikembangkan

memiliki kriteria sangat tinggi;

b. keterlaksanaan modul dalam pembelajaran yang hasilnya memiliki krite-

ria tinggi;

c. tanggapan siswa setelah menggunakan modul yang dikembangkan adalah

positif.

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

70

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, saran yang diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Modul berbasis representasi kimia yang dikembangkan telah valid dan praktis,

sehingga perlu diterapkan untuk pembelajaran di sekolah.

2. Perlu dilakukan pengembangan modul berbasis representasi kimia pada materi

lain.

3. Uji coba lapangan awal hanya dilakukan oleh 1 orang guru kimia dan 20 orang

siswa, sehingga perlu adanya penambahan responden guru dan siswa terhadap

produk yang dikembangkan agar hasil tanggapan guru lebih baik dan dapat

menggambarkan kelayakan dari produk yang dikembangkan.

4. Perlu dilakukan uji kompetensi pada siswa untuk mengetahui hasil yang diper-

oleh siswa setelah menggunakan modul berbasis representasi kimia yang

dikembangkan.

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, S.S. 2008. Tata Saji Buku Ajar. Jakarta: Pelatihan Penulisan Buku Ajar.

Adisendjaja, Y.H. 2007. Analisis Buku Ajar Sains berdasarkan Literasi Ilmiahsebagai Dasar Untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). SeminarPendidikan Nasional di Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA. 25-26 Mei2007. UPI.

Alfatie,W.G. 2009. Identifikasi Kesulitan Siswa Kelas XII IPA-2 MAN 1 Malangdalam Memahami Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan(Ksp) sertaPemahaman Materi tersebut dalam Kehidupan Sehari-hari. [online]http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/2776. Diaksespukul 8.42pm tanggal 5 Januari 2016.

Amri, S. dan Ahmadi, I.K. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arifin, S. dan Kusrianto A. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi Teknikdan Strategi Menjadikan Tulisan Anda Layak Diterbitkan. Jakarta:Grasindo.

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:Bumi Aksara.

Astuti, W. dan Mulyati S. 2013. Pengembangan LKS Untuk Pembelajaran YangMenggunakan Model Group Investigation Pada Materi Relasi dan Fungsi.Jurnal. Malang: Universitas Negeri Malang.

Bucat, B. Dan Mocerino, M. 2009. Learning at the Sub-micro Level: StructuralRepresentations. In Multiple Representations in Chemical Education. p. 11-29.

Cheng, M. dan Gilbert, J. K. 2009. Towards a Better Utilization of Diagrams inResearch Into the Use of Representative Levels in Chemical Education. InMultiple Representations in Chemical Education. p. 55-73.

Chittleborough, G.D. 2004. The Role of Teaching Models and ChemicalRepresentations in Developing Mental Models of Chemical Phenomena.

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

74

Thesis (unpublished). Science and Mathematics Education Centre. Perth:Curtin University of Technology.

Chittleborough, G. D. dan Treagust D.F. 2007. The Modeling Ability of Non-major Chemistry Students and Their Understanding of The Sub-microscopiclevel.Chemistry Education Research and Practice.8:274-292.

Chiu, M.H. dan Wu H.K. 2009. The Roles of Multimedia in the Teaching andLearning of the Triplet relationship in Chemistry. Multiple Representationsin Chemical Education. p. 251-283.

Degeng, I.N.S. 2008. Pedoman Penyusunan Bahan Ajar. Surabaya: UniversitasPGRI Adi Buana.

Gilbert, J.K.dan D.Treagust 2008.Multiple Representations in ChemicalEducation: Modelsand Modeling in Science Education. Dordrecht: Springer.p. 251-283.

Hernawan, Permasih, A.H., dan Dewi, L. 2008. Pengembangan Modul.Bandung: UPI.

Hernawan, Permasih, A.H., dan Dewi, L. 2010. Pengembangan Bahan Ajar.Bandung: UPI.

Herron, J.D., L.L. Cantu, R. Ward., dan V. Srinivasan. 1977. Problem Associatedwith Concept Analysis. Science Education. 61. No. 2. p.185-199

Johnstone, A. H. 1982. Macro and Micro Chemistry, School Science Review.227. No. 64. p. 377-379.

Komara, E. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: RefikaAditama.

Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:Akademia Permata.

Marks, J. 1985. Science and The Making of The Modern World. London:Heinemann Educational Books.

Mudzakir, A.S. 2010. Penulisan buku teks yang berkualitas. [Online].http://file.upi.edu/Direktori. Diakses pukul 9.15pm tanggal 15 Februari2016.

Nakhleh, M.B. 2008. Learning Chemistry Using Multiple External Represen-tations. Visualization: Theory and Practice in Science Education. Gilbert etal., (eds.), p. 209 – 231.

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

75

Nasiruddin. 2013. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Representasi Kimia PadaMateri Larutan Penyangga. Skripsi. Bandar Lampung: UniversitasLampung.

Prasetyo, W. 2012. Pengembangan LKS dengan Pendekatan PMR pada MateriLingkaran di kelas VII SMPN 2 Kepohbaru Bojonegoro. Jurnal Vol. 2 No.1 Tahun 2014. Surabaya: Unesa.

Prastowo, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DIVAPress.

Pribadi, B.A. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Ranti, M.G. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika BilingualUntuk SMA Kelas X. Jurnal Vol. 9 No 1 Tahun 2014. Banjarmasin: STKIPPGRI.

Sakri, A. 2008. Cara Menulis Buku Ajar. Bandung: ITB.

Sannah, I.N. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis PendekatanSaintifik Dengan Model Discovery Learning Pada Materi Teori Atom Bohr.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sari, A. 2015. Pembelajaran dengan Multi Representasi untuk MeningkatkanPenguasaan Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMApada Materi Hukum II Newton. Disertasi dan Tesis. Malang: UniversitasMuhamadiyah Malang.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT Tarsito. Bandung.

Suhartanto,H. 2008. Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran. [online]http://hsuhartanto.files.wordpress.com/2008/11/instrumenttik.ppt. Diaksespukul 9.15am tanggal 2 Januari 2016.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. PustakaInsan Madani.

Sukmadinata, N. S. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Sunardi, G. 2012. Penggunaan Representasi Diagram untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Siswa SMK Tentang Materi Momentum Impuls.Skripsi. Bandung: UPI.

Supriadi, D. 2000. Anatomi Buku Sekolah di Indonesia: Problematik Penilaian,Penyebaran, dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan, dan BukuSumber. Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa.

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI …digilib.unila.ac.id/23294/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · memberikan bantuan dalam penulisan skripsi. Akhir kata, penulis menyadari

76

Sunyono.2012.Buku Model Pembelajaran Berbasis Multiple Representasi(Model SiMaYang). Bandar Lampung: Aura Printing Publishing.

Taber, K. S. 2009. Learning at the symbolic level. In Multiple Representations inChemical Education. p. 75-105.

Tasker, R. dan Dalton, R. 2006. Research Into Practice: Visualization of TheMolecular World Using Animations. Chemistry Education Research andPractice. 7, 141-159.

Tim Pengembang FIP-UPI.2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I.Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Tim Penyusun. 2003. Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains. Jakarta:Depdiknas.

__________. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA/MA. Jakarta: BSNP.

__________. 2007. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

__________. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat TenagaKependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan TenagaPendidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Weerawardhana, Anula, Ferry B. & Christine B. 2006. Use of visualizationsoftware to support understanding of chemical equilibrium: the importanceof appropriate teaching strategies. Proceedings of The 23rd Annual AsciliteConference. The University of Sydney.

Waldrip, B., Prain, V. & Carolan, J. 2006. Learning junior secondary siencethrough multi-modal representation. E-Journal of Science Education.11 No.1. p. 87-107.

Wibowo, M.E.2005. Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran. [online]http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/09/ opi04.htm. Diakses pukul9.15pm tanggal 2 Januari 2016.

Widodo, C. S. dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: ElexMedia Komputindo.

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zulkarnain, A. 2015. Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Web Pada PokokBahasan Teori Atom Mekanika Kuantum Menggunakan PendekatanSaintifik. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.