152
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI KEISLAMAN MATA KULIAH BOTANI TUMBUHAN TINGGI MATERI ANGIOSPERMAE KELAS LILIOPSIDA OLEH: DICKA DEBBY SWASTIKA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA TAHUN 2019 M/1441 H

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

TERINTEGRASI KEISLAMAN MATA KULIAH BOTANI

TUMBUHAN TINGGI MATERI ANGIOSPERMAE KELAS

LILIOPSIDA

OLEH:

DICKA DEBBY SWASTIKA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA

TAHUN 2019 M/1441 H

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

TERINTEGRASI KEISLAMAN MATA KULIAH BOTANI

TUMBUHAN TINGGI MATERI ANGIOSPERMAE KELAS

LILIOPSIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

DICKA DEBBY SWASTIKA

NIM : 150 114 0414

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

2019 M/1441 H

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

iii

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

iv

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

v

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

vi

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

vii

Development of Islamic Integrated Learning Module Course in High Plant

Botany Angiosperm Material Liliopsida Class

ABSTRACT

The Islamic integrated learning module of tall plants botany course

angiosperm class liliopsida it is developed based on Biology Education of IAIN

Palangka Raya. Initial observation present 52,38% of the student result in 2013

are below the minimum criteria. In order to drive an independent learning process

there should be a more effective learning materials. The aims of this research are

to determine the validity, effectiveness, and efficicency of the Islamic integrated

learning module off tall plans botany course Angiosperm class Liliopsida.

The type of this study is Reseach and Development (R&D) by applying

ADDIE development model. The product assessment includes minor and major

assessment. The major assessment, it applies Nonequivalent Controled Group by

having monitored group and experimental group. The research instrument used

are in the form of expert validity questionarire, student response questionnaire,

implementation questinonnaire and effectiveness questions. The result of the

study show 83,60% of topic expert validation by the criteria of valid, 82% of

integrated expert validation by criteria of valid and 80% of media expert

validation by the criteria of valid. Meanwhile the average score of efficiency is 4

or 91,41% by the criteria very good, and the implementation score is 99,15% by

the criteria of excellent. The student result of monitored group scores N-gain

average 0,20 by criteria low and the experimental group scores N-gain average by

0,77 by criteria high. Based on the result of the study, the product,an Islamic

integrated learning module of tall plant botany course Angiosperm class Liliopsida

is considered to be valid, efficient, also able to drive the learning activities in tall

plans botany course.

Keywords : Learning module, Islamic integrated, Angiosperms and

Liliopsida.

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

viii

Pengembangan Modul Pembelajaran Terintegrasi Keislaman Mata Kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi Materi Angiospermae Kelas Liliopsida

ABSTRAK

Modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah Botani Tumbuhan

Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida merupakan produk yang

dikembangkan berdasarkan dari analisis belajar mahasiswa di Tadris Biologi

IAIN Palangka Raya. Observasi lapangan menyatakan bahwa rendahnya hasil

belajar mahasiswa di tahun 2013 yaitu dengan persentase 52,38% mendapatkan

nilai di bawah KKM, maka perlu adanya bahan ajar yang lebih efisien, untuk

mendukung proses belajar mahasiswa secara mandiri. Tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk mengetahui validitas, efektifitas dan kepraktisan modul pembelajaran

terintegrasi keislaman mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi angiospermae

kelas liliopsida.

Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan

model pengembangan ADDIE. Uji produk terdiri dari uji skala kecil dan uji skala

besar. Pada pengujian skala besar dilakukan dengan desain Nonequivalent Control

Group yaitu adanya kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang

digunakan berupa angket validitas ahli, angket respon mahasiswa, angket

observasi keterlaksanaan dan soal efektifitas. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa nilai validasi ahli materi memperoleh persentase 83,60% dengan kriteria

valid, validasi ahli integrasi memperoleh persentase 82% dengan kriteria valid dan

validasi ahli media memperoleh persentase 80% dengan kriteria valid dan dapat

digunakan pada tahap selanjutnya. Sedangkan nilai kepraktisan memperoleh rata-

rata 4 atau persentase 91,41 dengan kriteria sangat baik dan keterlaksanaannya

memperoleh persentase 99,15% dengan kriteria sangat berhasil. Hasil belajar

mahasiswa kelas kontrol dengan rata-rata N-gain 0,20 kriteria rendah dan kelas

eksperimen dengan rata-rata N-gain 0,77 kriteria tinggi. Berdasarkan hasil

penelitian maka produk berupa modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata

kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida dinyatakan

valid, efektif dan praktis serta dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran

pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

Kata Kunci : Modul pembelajaran, Terintegrasi Keislaman,

Angiospermae, Liliopsida.

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

ix

KATA PENGANTAR

حيم بسم الله ن الر حمه الر

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Robbil „Alamin senantiasa penulis panjatkan kepada Allah

SWT, Rabb semesta alam dan isinya. Yang telah memberikan rahmat, hidayah,

kekuatan dan keikhlasan-Nya sehingga pada kesempatan kali ini dari sekian

banyak kesempatan yang sudah diberikan-Nya. Penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 pada Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya. Shalawat serta salam semoga

tetap dilimpahkan Allah SWT kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang telah memberikan jalan

bagi seluruh alam.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari bimbingan, motivasi serta bantuan dari berbagai pihak. Tanpa mengurangi

penghargaan dan terimakasih, secara khusus penulis menyampaikan terima kasih

yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini, yaitu

kepada:

1. Bapak Dr. H. Khairil Anwar, M.Ag Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Palangka Raya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian.

2. Dr. Hj. Rodhatul Jennah, M. Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Dr. Nurul Wahdah, M. Pd. Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah membantu proses akademik

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Luvia Ranggi Nastiti, S.Si, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam IAIN Palangka Raya yang telah memberi ijin dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

x

5. Bapak Yatin Mulyono, M.Pd Dosen pembimbing I yang dengan keikhlasan

dan kesabaran membimbing penulis hingga akhir penulisan.

6. Ibu Nanik Lestariningsih, M.Pd Dosen pembimbing II selaku dosen

pengampu mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi yang telah meluangkan

waktu disela-sela kesibukannya, memberi pengarahan dengan ikhlas dan

kesabaran membimbing penulis hingga akhir penulisan.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN

Palangka Raya yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama proses

perkuliahan.

8. Kedua orang tua Bapak Suhartono dan Ibu Rumiani yang senantiasa

memberikan kasih saying serta perhatiannya selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu baik

secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang tidak segan-segan memberikan bantuan dan

dukungankepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan

kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat

ganda. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi

kesempurnaan penelitian ini. Di akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat

menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada

umumnya. Aamiin Ya Robbal „Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palangka Raya, September 2019

Penulis,

Dicka Debby Swastika

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xi

MOTTO

Artinya : “Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu

menerangkan pada umat manusia apa yang telah

diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan”

(QS. An-Nahl : 44 ).

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xii

PERSEMBAHAN

حيم ن الر حمه الر بسم الله

Alhamdulillah. Aku sangat bersyukur akan segala nikmat yang Engkau

limpahkan kepadaku Ya Allah. Engkau berikan banyak pelajaran melalui semua

perjuangan yang tak pernah terhindar dari tangisan, kebahagiaan serta pertemuan

yang berakhir dengan perpisahan. Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah

SWT, kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta dan kasiku yang tulus

kepada :

1. Orang tuaku. Bapakku (Suhartono) dan Mamakku (Rumiani) yang tak pernah

lepas untuk mendoakan serta meyakinkan bahwa tidak ada usaha yang sia-sia.

2. Adik dan Kakakku tercinta Heri Budi Susilo, S. Hum., Tri Handayani, S. IP,

Angga Dian Purnama, Amd. T., Zahra Dwi Lestari, Andes Fajar Rizki, Dwi

Handayani, Tri Kresna Oktiawati, Samsul Muarif dan Husnul Hakim yang

selalu menyemangati, mendukung dan mendoakan keberhasilanku.

3. Teman-teman seperjuanganku Afifa Rusdiana, Diah Sutra Febriani, Laila

Ulfa, Salasiah, Hafizatun Nadiya, Niken Seftia, Rabiatul Wakhidah, Fathia

Dwi Utari, Misgirawanti, Rinda Ayu Mutia dan semua teman yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih tak terhingga atas semangat,

motivasi dan pertolongannya selama ini.

4. Keluarga besar Bani Kamari, Keluarga besar Bani Wadiyo, Keluarga Besar

KKN Nusantara Angkatan 2, Keluarga Besar Tadris Biologi Angkatan 2015,

Keluarga Besar Kelompok OPAK Giok Haltim, Keluarga besar KKL Sadar

Jaya 2018, Mahasiswa Biologi angkatan 2018 yang telah mendukung proses

penelitian saya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua

dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xiii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN SKRIPSI .................................... Error! Bookmark not defined.

NOTA DINAS ....................................................... Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN SKRIPSI ..................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... v

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

MOTTO ................................................................................................................. xi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4

C. Batasan Masalah .......................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

G. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ..................................................... 8

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................................... 9

I. Definisi Operasional .................................................................................. 10

J. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11

BAB II ................................................................................................................... 13

KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 13

A. Kerangka Teoretis ..................................................................................... 13

1. Penelitian dan Pengembangan................................................................ 13

2. Pengembangan Model ADDIE .............................................................. 16

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xiv

3. Modul ..................................................................................................... 27

4. Integrasi Islam dan Sains ....................................................................... 36

5. Materi ..................................................................................................... 40

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 47

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 50

BAB III ................................................................................................................. 52

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 52

A. Desain Penelitian ....................................................................................... 52

B. Prosedur Penelitian .................................................................................... 54

C. Sumber Data dan Subjek Penelitian .......................................................... 59

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 59

E. Uji Produk ................................................................................................. 60

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 61

G. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 70

BAB IV ................................................................................................................. 71

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 71

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 71

B. Pembahasan ............................................................................................. 114

BAB V ................................................................................................................. 125

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 125

A. Kesimpulan .............................................................................................. 125

B. Saran ........................................................................................................ 126

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 127

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel.2.1. Aktivitas Model ADDIE 19

Tabel.2.2. Perbandingan Dikotil dan Monokotil 41

Tabel.3.1. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 58

Tabel.3.2. Validitas Butir Soal 62

Tabel.3.3. Reliabilitas Butir Soal 63

Tabel.3.4. Kriteria Indeks Kesukaran 64

Tabel.3.5. Kriteria Daya Pembeda 64

Tabel.3.6. Kriteria Validasi 65

Tabel.3.7. Kriteria Praktikalitas 69

Tabel.3.8. Keterlaksanaan Pembelajaran 69

Tabel.3.9. Kriteria N-Gain 69

Tabel.3.10. Jadwal Penelitian 72

Tabel.4.1. Hasil Validasi Ahli Materi 89

Tabel.4.2. Hasil Validasi Ahli Agama 90

Tabel.4.3. Hasil Validasi Ahli Media (design) 91

Tabel.4.4. Data Hasil Pretest dan Postest Skala Kecil 100

Tabel.4.5. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol 106

Tabel.4.6. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 109

Tabel.4.7. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan

Eksperimen

110

Tabel.4.8. Uji Homogenitas Kelas Kontrol 111

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xvi

Tabel.4.9. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen 111

Tabel.4.10. Hasil Analisis Hipotesis Kelas Kontrol dan

Eksperimen

12

Tabel.4.11. Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan

Modul

113

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar.4.1. Tampilan Sampul Modul Halaman Depan 74

Gambar.4.2. Tampilan Sampul Modul Halaman Dalam 74

Gambar.4.3. Tampilan Kata Pengantar 75

Gambar.4.4. Tampilan Daftar Isi 76

Gambar.4.5. Tampilan Peta Konsep 76

Gambar.4.6. Tampilan Pendahuluan 77

Gambar.4.7. Tampilan Salah Satu Bio Info 78

Gambar.4.8. Tampilan Salah Satu Fakta Sains 78

Gambar.4.9. Tampilan Awal Kegiatan Belajar 1 79

Gambar.4.10 Tampilan Salah Satu isi Materi Kegiatan

Belajar 1

79

Gambar.4.11. Tampilan Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan

Belajar 1

80

Gambar.4.12. Tampilan Evaluasi Kegiatan Belajar 1 80

Gambar.4.13. Tampilan Awal Kegiatan Belajar 2 81

Gambar.4.14. Tampilan Nilai Keislaman 81

Gambar.4.15. Tampilan Salah Satu Materi Kegiatan Belajar

2

82

Gambar.4.16. Tampilan Salah Satu Lembar Kerja

Mahasiswa Kegiatan Belajar 2

82

Gambar.4.17. Tampilan Evaluasi Kegiatan Belajar 2 83

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xviii

Gambar.4.18. Tampilan Awal Kegiatan Belajar 3 84

Gambar.4.19. Tampilan Salah Satu Materi Kegiatan Belajar

3

84

Gambar.4.20. Tampilan Materi Kunci Determinasi Kegiatan

Belajar 3

84

Gambar.4.21. Tampilan Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan

Belajar 3

85

Gambar.4.22. Tampilan Evaluasi Kegiatan Belajar 3 85

Gambar.4.23. Tampilan Glosarium 86

Gambar.4.24. Tampilan Daftar Pustaka 86

Gambar.4.25. Tampilan Kunci Jawaban 87

Gambar.4.26. Tampilan Biografi 87

Gambar.4.27. Tampilan Modul Sebelum dan Sesudah Revisi

dengan Ahli Materi

95

Gambar.4.28. Tampilan Materi Integrasi Keislaman

Sebelum dan Sesudah Revisi dengan Ahli

Agama

96

Gambar.4.29. Tampilan Modul Sebelum dan Sesudah Revisi

dengan Ahli Media

98

Gambar.4.30. Tampilan Gambar Sebelum dan Sesudah

Revisi II

104

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN II HASIL PENILAIAN INSTRUMEN

PENELITIAN (LEMBAR JAWABAN)

LAMPIRAN III DAFTAR HADIR PENELITIAN

LAMPIRAN IV ADMINISTRASI PENELITIAN

LAMPIRAN V FOTO-FOTO PENELITIAN

LAMPIRAN VI CURRICULUM VITAE

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi merupakan mata kuliah wajib

yang memiliki bobot 3 sks. Sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus di

ambil oleh mahasiswa, maka mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi harus

memiliki bahan ajar yang baik dan memadai. Salah satu bahan ajar yang

dianggap memadai dan baik di gunakan untuk mahasiswa adalah modul.

Modul pembelajaran disini berperan penting dalam menunjang kelangsungan

belajar para mahasiswa, karena memiliki bahasa yang mudah di pahami,

praktis dan lebih langsung menuju pada sasaran belajar. Hernawan, Herry,

Permasih, dan Dewi (2012); Prawiradilaga dan Salma (2014); Susilana, Rudi,

dan Riyana, (2008 ) menyatakan bahwa modul sangat berperan penting dalam

proses pembelajaran karena modul telah di susun secara sistematis dan mampu

membantu peningkatan pendidikan dengan berbagai faktor penunjang untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Pada RPS mata kuliah Botani Tumbuhan

Tinggi yang telah di buat oleh dosen pengampu lebih menjabarkan materi

Botani Tumbuhan Tinggi yang berkaitan langsung dengan integrasi ayat Al-

Qur‟an maupun hadist. Achjar (2009); Silviyanti (2018); Permadi (2016); dan

Nurohmati (2017) menyatakan bahwa modul pembelajaran yang di lengkapi

dengan integrasi keislaman di anggap baik karena memudahkan mahasiswa

untuk memahami konsep pembelajaran materi yang langsung berkaitan

dengan ciptaan Tuhan. Modul pembelajaran yang terintegrasi keislaman juga

menambah wawasan mahasiswa mengenai ilmu sains dengan ilmu keislaman

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

2

yang bersumber Al-Qur‟an maupun hadits tanpa menghilangkan kedua unsur

tersebut.

Lestariningsih, Mulyono dan Ayatussa‟adah (2017) menyatakan

dalam proses perkuliahan mahasiswa Tadris Biologi IAIN Palangka Raya

khususnya mata kuiah Botani Tumbuhan Tinggi terdapat keterbatasan sarana

belajar yaitu belum tersedianya buku ataupun modul yang mengaitkan sains

dengan integrasi keislaman. Sedangkan dalam RPS (Rencana Perkuliahan

Semester) mata kuliah Botani Tumbuhan tinggi di sebutkan bahwasannya

salah mahasiswa harus mengaitkan ilmu sains atau materi Botani Tumbuhan

Tinggi dengan integrasi Keislaman, dan di kaitkan dengan Kurikulum yang

tercantum di Program Studi Tadris Biologi di antaranya terdiri dari visi, misi,

tujuan, profil lulusan, dan kompetensi lulusan (terdiri dari 3 aspek penting

yang saling berkaitan seprerti aspek materi, aspek integrasi keislaman dan

aspek khasiat tumbuhan dalam pengobatan).

Berdasarkan observasi di lapangan serta pengalaman belajar mata

kuliah Botani Tumbuhan Tinggi bahwasannya belum adanya referensi yang

relevan sehingga materi yang di dapatkan sangat sedikit. Sebagian mahasiswa

juga kurang aktif dalam mencari literasi yang berbentuk elektronik seperti e-

book, kurangnya kegemaran untuk membaca serta kurangnya pengetahuan

dalam penggunaan media masa kini. Masih terdapat beberapa sub materi yang

hanya terdapat pada artikel atau jurnal tertentu dan membuat mahasiswa

merasa kesulitan untuk menemukan sumber belajar yang akurat, sehingga

mengambil atau mengakses dari blok pribadi milik pengguna google yang

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

3

terbilang belum relevan untuk di jadikan sumber belajar khususnya tingkat

mahasiswa. Hal ini juga di kuatkan dengan hasil wawancara pada beberapa

mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi

(mahasiswa semester 5) menyatakan bahwa masih mengalami banyak

kesulitan dalam mencari referensi mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi

karena belum menggunakan modul yang membahas materi ajar secara

spesifik. Saat ini, referensi yang digunakan berupa buku-buku yang terbilang

sangat terbatas serta jurnal yang di anggap belum spesifik membahas 3 aspek

yang akan dicapai dalam perkuliahan. Aspek-aspek tersebut meliputi

pembahasan materi ajar, integrasi keislaman berkaitan dengan materi ajar,

serta peranan tumbuhan yang di kaji. Beberapa dari mahasiswa menganggap

bahwa materi Angiospermae kelas Liliopsida merupakan salah satu materi

yang terbilang sulit dan referensinya sangat terbatas, materi tersebut terbilang

sangat banyak. Mahasiswa menganggap bahwa perlu adanya bahan ajar

tambahan yang dapat membantu menambah referensi khususnya mata kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida yang di

lengkapi dengan integrasi keislaman. Karena sering menggunakan referensi

jurnal yang belum spesifik, masih ada beberapa mahasiswa yang kurang

antusias dalam mempelajari materi pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi

sehingga penguasaan konsep terbilang rendah dan kurang baik. Hal ini di

buktikan dengan hasil belajar mahasiswa yang memiliki presentase 52,38%

mendapatkan nilai C dari 21 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi pada angkatan tahun 2013. Persentase tersebut terbilang

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

4

rendah karena setengah dari jumlah mahasiswa masih kurang dalam

penguasaan materi yang telah di sampaikan. Ketersediaan buku yang tidak

sesuai dengan RPS dari dosen pengampu mata kuliah Botani, membuat

mahasiswa kurang tepat dalam menafsirkan materi yang telah di cantumkan.

Kurangnya referensi juga sangat mempengaruhi pemahaman dalam belajar

atau memenuhi tugas yang digunakan sebagai bahan penilaian dosen terhadap

hasil belajar mahasiswa.

Uraian tersebut mendasari perlunya sebuah penelitian pengembangan

modul mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi khususnya materi Angiospermae

kelas Liliopsida. Sehingga di rasa perlu adanya penelitian pengembangan

modul yang terintegrasi keislaman pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan

pengembangan modul pembelajaran sehingga menambah referensi bagi

mahasiswa. Untuk itulah perlu di lakukan penelitian dengan judul

Pengembangan Modul Pembelajaran Terintegrasi Keislaman Mata Kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi Materi Angiospermae kelas Liliopsida.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Bahan ajar yang digunakan belum terintegrasi keislaman berdasarkan

Rencana Program Studi ( RPS ).

2. Kesulitan mahasiswa memahami materi ajar dikarenakan referensi yang

digunakan terbatas.

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

5

3. Belum tersedianya modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata

kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi Angiospermae kelas Liliopsida.

4. Materi Angiospermae kelas Liliopsida perlu modul pembelajaran dengan

pembahasan yang lebih spesifik.

5. Hasil belajar mahasiswa dibawah KKM dengan persentase 52,38% atau

dalam kategori C.

C. Batasan Masalah

Batasan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di

sebutkan, maka masalah penelitian ini di batasi pada :

1. Produk yang di hasilkan berupa modul pembelajaran terintegrasi

keislaman mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

2. Materi pembelajaran pada penelitian ini adalah Angiospermae Kelas

Liliopsida Anak Kelas Alimatidae, Arecacidae, Commelinidae,

Zingiberidae, dan Lilidae Terintegrasi Keislaman.

3. Materi pembelajaran yang di bahas dalam produk berupa modul yaitu

famili Alismataceae, Limnocharitaceae, Hydrocharitaceae,

Aponogetonaceae, Arecaceae, Lemnaceae, Pandanaceae,

Commelinaceae, Pontederiaceae, Flagellariaceae, Jiovilleaceae,

Juncaceae, Thurniaceae, Cyperaceae, Poaceae, Hydatellaceae,

Spargianaceae, Typhaceae, Bromeliaceae, Musaceae, Zingiberaceae,

Liliaceae, Orchidaceae.

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana langkah pembuatan modul pembelajaran materi

Angiospermae Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecacidae,

Commelinidae, Zingiberidae dan Lilidae Keislaman di Program Studi

Tadris Biologi IAIN Palangka Raya menurut ADDIE ?

2. Bagaimana deskrispsi modul pembelajaran materi Angiospermae Kelas

Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecacidae, Commelinidae,

Zingiberidae dan Lilidae Keislaman di Program Studi Tadris Biologi

IAIN Palangka Raya ?

3. Bagaimana validitas modul pembelajaran untuk materi Angiospermae

Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecacidae, Commelinidae,

Zingiberidae dan Lilidae Terintegrasi Keislaman di Program Studi Tadris

Biologi IAIN Palangka Raya ?

4. Bagaimana efektivitas modul pembelajaran untuk materi Angiospermae

Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecacidae, Commelinidae,

Zingiberidae dan Lilidae Terintegrasi Keislaman di Program Studi Tadris

Biologi IAIN Palangka Raya ?

5. Bagaimana kepraktisan modul pembelajaran untuk materi Angiospermae

Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecacidae, Commelinidae,

Zingiberidae dan Lilidae Terintegrasi Keislaman di Program Studi Tadris

Biologi IAIN Palangka Raya ?

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

7

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui langkah penyusunan modul pembelajaran materi

Angiospermae Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecacidae,

Commelinidae, Zingiberidae dan Lilidae Keislaman di Program Studi

Tadris Biologi IAIN Palangka Raya menurut langkah ADDIE.

2. Untuk mendeskripsikan profil modul pembelajaran untuk materi

Angiospermae Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecaceae,

Commelinidae, Zingiberidae dan Lilidae Terintegrasi Keislaman di

Program Studi Tadris Biologi IAIN Palangka Raya.

3. Untuk mendeskripsikan validitas penggunaan modul pembelajaran untuk

materi Angiospermae Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae, Arecaceae,

Commelinidae, Zingiberidae dan Lilidae Terintegrasi Keislaman di

Program Studi Tadris Biologi IAIN Palangka Raya.

4. Untuk mendeskripsikan efektivitas penggunaan modul pembelajaran

untuk materi Angiospermae Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae,

Arecaceae, Commelinidae, Zingiberidae dan Lilidae Terintegrasi

Keislaman di Program Studi Tadris Biologi IAIN Palangka Raya.

5. Untuk mendeskripsikan kepraktisan penggunaan modul pembelajaran

untuk materi Angiospermae Kelas Liliopsida anak kelas Alimatidae,

Arecaceae, Commelinidae, Zingiberidae dan Lilidae Terintegrasi

Keislaman di Program Studi Tadris Biologi IAIN Palangka Raya.

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

8

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Menambah bahan ajar berupa modul pembelajaran mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi yang terintegrasi keislaman.

2. Mempermudah informasi mengenai konsep pembelajaran tumbuhan tinggi

yang dikaitkan dengan Al-Qur‟an dan Hadits.

3. Memotivasi peneliti untuk mengembangkan bahan ajar terintegrasi

keislaman pada materi lain.

4. Menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan perangkat

pembelajaran terintegrasi keislaman.

G. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Produk yang di kembangkan berupa modul pembelajaran materi

Angiospermae mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi mempunyai spesifikasi

sebagai berikut.

a. Bahan ajar yang di kembangkan ini berbentuk modul (media cetak ).

b. Bahan ajar berupa modul ini berisi materi Angiospermae Kelas Liliopsida

anak kelas Alimatidae, Arecacidae, Commelinidae, Zingiberidae dan

Lilidae untuk mahasiswa semester 3.

c. Bahan ajar berupa modul yang di susun merupakan modul terintegrasi

nilai keislaman.

d. Penyusunan bahan ajar berupa modul ini sesuai dengan komponen

isi/materi, penyajian materi, keterbacaan, bahasa dan grafik.

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

9

e. Pada bagian awal, terdapat kata pengantar, petunjuk penggunaan, daftar

isi, tujuan pembelajaran dan materi pokok.

f. Dilengkapi dengan gambar serta ilustrasi, latihan soal, daftar pustaka dan

glosarium.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Penelitian mengenai pengembangan bahan ajar mata kuiah Botani

Tumbuhan Tinggi materi Angiospermae terintegrasi nilai keIslaman, terdapat

asumsi bahwa :

1) Bahan ajar berupa modul yang di kembangkan sudah layak untuk di uji

cobakan ke mahasiswa.

2) Menambah referensi bagi dosen dan mahasiswa.

3) Pengembangan bahan ajar berupa modul masih jarang sehingga menarik

untuk di kembangkan.

Disamping asumsi, terdapat beberapa keterbatasan-keterbatasan pada

bahan ajar, meliputi :

1. Pengembangan bahan ajar berupa modul hanya dapat digunakan untuk

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi Angiospermae kelas

Liliopsida.

2. Implementasi hanya terdapat pada satu kampus saja.

3. Bahan ajar berupa modul hanya divalidasi oleh ahli materi, ahli media,

ahli integrasi keisaman, dosen pengampu mata kuliah Botani Tumbuhan

Tinggi, serta mahasiswa sebagai masukan.

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

10

I. Definisi Operasional

1. Pengembangan

Pengembangan yang dimaksud pada penelitian ini adalah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang

telah ada berupa modul pembelajaran (bahan ajar cetak) dan hasil akhir

dari produk dapat digunakan dan di pertanggung jawabkan. Pada hal ini

produk yang di kembangkan berupa modul pembelajaran mata kuliah

botani tumbuhan tinggi materi Angiospermae kelas Liliopsida yang di

landasi nilai keislaman.

2. Modul Pembelajaran Terintegrasi Keislaman

Modul pembelajaran terintegrasi keislaman adalah bahan ajar yang

digunakan untuk membantu dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar serta melatih kemandirian mahasiswa dalam belajar, berisi

lembaran-lembaran yang memuat materi ringkas, tugas-tugas yang harus

di kerjakan mahasiswa, memuat berbagai informasi baru, terintegrasi

dengan nilai keislaman yang di landasi dalil-dalil keislaman.

3. Validitas

Validitas yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tingkat

kevalidan modul pembelajaran dengan indikator validitas yang dimaksud

meliputi kelayakan isi, keterkaitan materi dengan keislaman, dan teknologi

atau desain. Validitas ini di ukur dengan instrumen lembar validasi yang

diisi oleh pakar ahli sebagai validator.

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

11

4. Efektivitas

Efektivitas yang di maksud dalam penelitian berupa pencapaian hasil

belajar kognitif peserta didik yang di ukur menggunakan soal tes hasil

belajar mahasiswa. Indikator hasil belajar kognitif meliputi:

a. Menjelaskan pengertian Liliopsida.

b. Mendeskripsikan subkelas Liliopsida.

c. Menjelaskan perbedaan dan persamaan dari masing-masing subkelas

Liliopsida.

d. Menjelakan ordo dan famili dari masing-masing subkelas Liliopsida.

e. Menyebutkan ayat al-qur‟an yang berhubungan dengan tiap ordo dari

subkelas Liliopsida.

5. Kepraktisan

Kepraktisan yang di maksud dalam penelitian ini adalah tingkat

keterterapan modul pembelajaran yang digunakan. Indikator kepraktisan

ini meliputi petunjuk, isi dan kemudahan penggunaan buku ajar peserta

didik. Kepraktisan ini di ukur dengan instrumen lembar angket respon

dosen dan respon mahasiswa.

J. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian

yaitu. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang

penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, asumsi

dan keterbatasan pengembangan, dan sistematika penulisan. Bab kedua

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

12

merupakan kajian pustaka yang berisi kajian teoretis, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir. Bab ketiga merupakan metode penelitian yang berisi desain

penelitian, prosedur penelitian, sumber data dan subjek penelitian, teknik dan

instrument pengumpulan data, uji produk, dan teknik analisis data. Bab

keempat membahas tentang hasil penelitian berupa analisis data dan

pembahasan. Bab kelima penutup memuat kesimpulan terhadap permasalahan

yang dikemukakan pada penelitian, kemudian diakhiri dengan saran-saran

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya.

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoretis

1. Penelitian dan Pengembangan

a. Pengertian

Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya

Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk

tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan

penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji

keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat

luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk

tersebut. Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal

(bertahap bisa multi years) (Sugiyono, 2018 : 297).

Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang relative

masih baru dibidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dapat dianggap

sebagai strategi mencari pengetahuan yang kurang lebih bersifat

abstrak yang dinamakan teori. Sedangkan pengembangan adalah

penerapan pengetahuan yang terorganisasi untuk membantu

memecahkan masalah dalam masyarakat termasuk di bidang

pendidikan. Sebuah pertanyaanmenarik yang muncul bagi para

peneliti, mengingat saat ini penelitian pengembangan menjadi suatu

metode penelitaian yang cukup popular dan banyak dipilih sebagai

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

14

metode penelitian dalam segala bidang kajian, termasuk dalam dunia

pendidikan. Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan,

analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan

objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu

hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan

pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk

mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Kalau arti

penelitian dan arti pengembangan dikaitkan menjadi satu kata utuh

yaitu penelitian dan pengembangan, maka dapatdiartikan sebagai

“kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang

dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan

mengembangan sebuah produk untuk memecahkan suatu persoalan

yang dihadapi (Munawaroh : 1-3).

b. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan

sebuah produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada

yang dapat dipertanggung jawabkan. Produk yang dihasilkan tidak

harus berbentuk benda perangkat keras(hardware)namun juga dapat

berupa benda yang tidak kasat mata atau perangkat lunak (software).

Produkyang dihasilkan (dalam dunia pendidikan) dapat berupa model

pembelajaran, multimedia pembelajaran atau perangkat pembelajaran,

seperti RPP, buku, LKS, soal-soal dll atau bisa juga penerapan teori

pembelajaran dengan menggabungkan pengembangan perangkat

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

15

pembelajaran. Jika penelitian dan pengembangan bertujuan

menghasilkan produk maka sangat jelas produk ini adalah objek yang

diteliti pada proses awal penelitian sampai akhir, sedangkan jika

dilakukan uji coba dalam kelas peserta didik, maka peserta didik

adalah subjek penelitian (pelaku). Jadi titik fokus penelitian kita

sebenarnya ada pada objek penelitian (produk), sehingga dalam

mengambil keputusan tidak mengarah kemana-mana yaitu tetap pada

produk yang dikembangkan (objek penelitian) (Munawaroh : 3).

c. Desain Penelitian dan Pengembangan

Pribadi (2016); Maryani dan Syamsudin (2009); Kuntarto dan

Asyhar (2016) menyatakan bahwa dalam desain pembelajaran dikenal

beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum,

model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model

berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi

produk, model prosedural dan model melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain

pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam

pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model

berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk

menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya

video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh

modelnya adalah model hannafin and peck. Satu lagi adalah model

beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

16

menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas,

seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll.

contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita

sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari

model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh

model melingkar adalah model Kemp. Adanya variasi model yang ada

ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan

itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu

model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita

hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan

membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun

kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada

untuk dicobakan dan diperbaiki. Kesemua model tersebut juga dapat

dimodifikasi untuk melakukan pengembangan bahan ajar.

2. Pengembangan Model ADDIE

a. Pengertian Pengembangan Model ADDIE

Sejak 60 tahun terakhir, lebih dari 100 model pembelajaran

bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori

belajar. Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih

generik yaitu model ADDIE ( Analysis, Design, Development or

Production, Implementation or Delivery and Evaluation). Menurut

langkah-langkah pengembangan produk, model ini dapat digunakan

untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model,

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

17

strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.

ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser

dan Mollenda. Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman

dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan

yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri

(Nizarudin, 2017; Barokati dan Annas, 2013; Sorayya, 2014; Kartika,

2017).

Model pengembangan ADDIE merupakan model desain

pembelajaran yang berlandaskan pada pendekatan sistem yang efektif

dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi

setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase

selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi

fase berikutnya. (Ibrahim, 2011).

b. Langkah-Langkah Pengembangan ADDIE

Menurut Dewi Padmo, setiap model pengembangan memiliki

langkah-langkah yang berbeda-beda. Namun, apabila berbagai model

tersebut dicermati, secara genetik terdapat lima tahapan utama

didalamnya. Tahapan pengembangan tersebut adalah analisis, desain

atau rancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi.

Model ini dikenal dengan ADDIE. Berikut langkah-langkah

pengembangan model ADDIE.

1) Langkah–langkah pengembangan model ADDIE menurut

Chaeruman (2008), adalah sebagai berikut.

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

18

a) Analisis

Analisis yaitu suatu proses mendefinisikan apa yang

akan dipelajari oleh peserta belajar. Maka untuk mengetahui

atau menentukan apa yang harus dipelajari, harus melakukan

beberapa kegiatan, diantaranya adalah melakukan needs

assisment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah

(kebutuhan) dan melakukan analisis tugas (task analysis).

Oleh karena itu, output yang akan dihasilkan adalah berupa

karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi

kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang

rinci didasarkan atas kebutuhan.

b) Desain

Desain atau design dikenal juga dengan istilah

membuat rancangan. Ibarat bangunan, maka sebelum

dibangun gambar rancangan (blue-print) diatas kertas harus

ada terlebih dahulu. Apa yang harus dilakukan dalam tahap

desain ini ? pertama yaitu merumuskan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus

didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat

harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam

hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang

dapat dipilih dan menentukan yang relevan. Disamping itu,

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

19

harus bisa mempertimbangkan sumber-sumber pendukung

lain, misalnya sumber belajar yang relevan, lingkungan

belajar yang seperti apa yang seharusnya.

c) Development atau Pengembangan

Development atau pengembangan adalah proses

mewujudkan blue-print atau desain tadi menjadi kenyataan.

Jika dalam desain diperlukan suatu perangkat lunak berupa

multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus

dikembangkan atau diperlukan modul cetak, maka modul

tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan

lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses

pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.

Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji

coba sebelum di implementasikan. Tahap uji coba ini

memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE

yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena

hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran

yang dikembangkan.

d) Implementasi

Tahap implementasi merupakan langkah nyata untuk

menerapkan sistem pembelajaran yang sedang dibuat.

Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diset

sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

20

bisa diimplementasikan. Misalnya, jika memerlukan

perangkat lunak tertentu maka perangkat lunak tersebut harus

sudha diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka

lingkungan dibuat tertentu dan juga harus ditata, barulah

diimplementasikan sesuai dengan skenario atau desain awal.

e) Evaluasi

Tahap evaluasi adalah proses untuk melihat apakah

sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai

dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi

bisa terjadi pada setiap empat tahap diatas dinamakan

evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

Misalnya pada tahap rancangan, mungkin memerlukan salah

satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk

memberikan input terhadap rancangan yang sedang dibuat.

Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari

produk yang dikembangkan atau mungkin perlu evaluasi

kelompok kecil.

Tabel 2.1. Aktivitas Model ADDIE

Tahap

Pengembangan

Aktivitas

Analysis Pra perencanaan : pemikiran tentang produk

(model, metode, media, bahan ajar) baru

yang akan dikembangkan. Mengidentifikasi

produk yang sesuai dengan sasaran peserta

didik, tujuan belajar, mengidentifikasi isi atau

materi pembelajaran, mengidentifikasi

lingkungan belajar dan strategi penyampaian

dalam pembelajaran.

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

21

Design Merancang konsep produk baru diatas kertas.

Merancang perangkat pengembangan produk

baru. Rancangan ditulis untuk masing-masing

unit pembelajaran. Petunjuk penerapan

desain atau pembuatan produk ditulis secara

rinci.

Development Mengembangkan perangkat (materi atau

bahan dan alat) yang diperlukan dalam

pengembangan.

Berbasis pada hasil rancangan produk, pada

tahap ini mulai dibuat produknya (materi atau

bahan dan alat) yang sesuai dengan struktur

model. Membuat instrumen untuk mengukur

kinerja produk.

Implementation Memulai menggunakan produk baru dalam

pembelajaran atau lingkungan yang nyata.

Melihat kembali tujuan-tujuan

pengembangan produk, interaksi antar

peserta didik serta menanyakan umpan balik

awal proses evaluasi.

Evaluation Melihat kembali dampak pembelajaran

dengan cara yang kritis. Mengukur

ketercapaian tujuan pengembangan produk.

Mengukur apa yang telah mampu dicapai

oleh sasaran. Mencari informasi apa saja

yang dapat membuat faktor kemajuan dalam

pengembangan produk.

2) Langkah-langkah pengembangan model ADDIE menurut Benny

(2011), adalah sebagai berikut.

a) Analysis (analisa)

Analisis merupakan tahap pertama yang harus

dilakukan oleh seorang pengembangan pembelajaran. Shelton

dan Saltsman menyatakan ada tiga segmen yang harus

dianalisis yaitu peserta didik, pembelajaran, serta media

untuk meyampaikan bahan ajarnya. Langkah-langkah dalam

tahapan analisis ini setidaknya adalah menganalisis peserta

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

22

didik, menentukan materi ajar, menentukan standar

kompetensi atau ketercapaian pembelajaran, dan menentukan

media yang akan digunakan (fadli, 2012). Langkah-langkah

analisis melalui dua tahap, yaitu :

(1) Analisis kinerja, dilakukan untuk mengetahui dan

mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi

memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program

pembelajaran atau perbaikan manajemen (Alik, 2010).

(2) Analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan

untuk menentukan kemmapuan-kemampuan atau

kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta didik untuk

meningkatkan kinerja atau prestasi belajara (Alik, 2010).

Oleh karena itu, output yang akan dihasilkan adalah berupa

karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi

kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas

kebutuhan.

b) Design (Desain atau rancangan)

Langkah pertama yang harus dilakukan pada tahap

desain ini yaitu merumuskan tujuan pembelajaran yang

SMAR (Spesifik, Measurable, Applicble, dan Realistic).

Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus

didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Kemudian tentukan strategi pembelajaran media yang tepat

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

23

harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain

itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,

semisal sumber belajaran yang relevan, lingkungan belajara

yang seperti apa seharusnya dan lain-lain. Semua itu tertuang

dalam suatu dokumen bernama blue-print yang jelas dan

rinci.

c) Development (Pengembangan)

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print

atau desain menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain

diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran,

maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah

penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum

di implementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan

bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam

mengimplementasikan model desain ADDIE. Langkah

pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli dan

memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup

kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi

pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam

penyampaian materi atau substansi program.

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

24

Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua

tujuan penting yang perlu dicapai, antara lain adalah :

(1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang

akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah dirumuskan sebelumnya.

(2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d) Implementation (Implementasi atau eksekusi)

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan

sistem pembelajaran yang sedang dibuat. Artinya, pada tahap

ini semua yang dikembangkan diinstal atau diset sedemikian

rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa

diimplementasikan. Implementasi atau penyampaian materi

pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain

ADDIE.

Tujuan utama dari langkah ini antara lain :

(1) Membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan atau

kompetensi.

(2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah atau solusi

untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi

oleh peserta didik.

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

25

(3) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran,

peserta didik perlu memiliki kompetensi-pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang diperlukan.

e) Evaluation (Evaluasi atau Umpan Balik)

Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem

pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan

harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa

terjadi pada setiap empat tahap diatas. Evaluasi yang terjadi

pada setiap empat tahap diatas dinamakan evaluasi formatif,

karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain

ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk

memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi

terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

beberapa hal, yaitu :

(1) Sikap peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran

secata keseluruhan.

(2) Peningkatan kompetensi dalam diri peserta didik, yang

merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program

pembelajaran.

(3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya

peningkatan kompetensi peserta didik setelah mengikuti

program pebelajaran.

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

26

c. Kekurangan dan Kelebihan ADDIE

Kekurangan dan kelebihan model desain ADDIE ini sebagai

berikut.

1) Kelebihan desain ADDIE

Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya

yang sistematis. Seperti yang telah diketahui bahwa model

ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan

terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan pertama

sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus

secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau tidak bisa

memilih mana yang ingin didahulukan. Karena kelima tahap atau

langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan

model desain lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur

dengan sistematis maka model desain ADDIE ini akan mudah

dipelajari oleh para pendidik.

2) Kekurangan desain ADDIE

Kekurangan model desain ADDIE ini adalah dalam tahap

analisis memerlukan waktu yang lama. Dalam tahap analisis ini

pendesain atau pendidik diharapkan mampu menganalisis dua

komponen dari peserta didik terlebih dahulu dnegan membagi

analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan analisis kebutuhan.

Dua komponen analisis ini merupakan hal uang penting karena

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

27

akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang

selanjutnya (Gusmayani, 2012).

3. Modul

a. Pengertian modul

Menurut Daryanto modul adalah salah satu bahan ajar yang

dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat

pengalaman belajar yang terencana dan di desain untuk membantu

peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik ( Daryanto, 2013

: 9 ). Menurut Purwanto modul ialah bahan belajar yang dirancang

secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam

bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari

secara mandiri dalam satuan waktu tertentu (Suryobroto, 1993 : 18).

Menurut Hamdani modul adalah sarana pembelajaran dalam

bentuk tertulis atau cetak yang disusun secara sistematis, memuat

materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan

kompetemsi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk

kegiatan belajar mandiri ( self instructional ) dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan

yang disajikan dalam modul tersebut ( Hamdani, 2011 : 220 ).

Menurut Andi Prastowo modul merupakan bahan ajar yang disusun

sistematis bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran

modul adalah suatu proses pembelajaran mandiri mengenai suatu

satuan bahasan ( Sani, 2013 : 183 ).

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

28

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dikatakan bahwa

modul adalah bahan ajar media cetak yang disusun secara sistematis,

terdiri dari beberapa materi serta soal-soal latihan dengan

menggunakan susunan bahasa yang mudah dipahami dan berfungsi

untuk membantu peserta didik dalam belajar tanpa adanya fasilitator.

b. Karakteristik Modul

Modul memiliki karakteristik untuk dijadikan bahan

pembelajaran berdasarkan Ridwan Abdul Sani modul memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1) Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk

pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh

peserta didik, bagaimana melakukan, dan sumber belajar apa yang

harus digunakan.

2) Modul merupakan pembelajaran individual sehingga

mengupayakan untuk mempertimbangkan sebanyak mungkin

karakteristik peserta didik.

3) Pengalaman belajar dalam modul dirancang untuk membantu

peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien.

4) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis,

sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan

mengakhiri suatu modul, serat tidak menimbulkan pertanyaan

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

29

mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari ( Sani, 2013 :

183-186 ).

Menurut Daryanto, untuk menghasilkan modul sebagai bahan

ajar dituntut mampu untuk meningkatkan motivasi belajar,

pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang

diperlukan sebagai modul. Berikut merupakan karakteristik modul :

1) Self Instructional

Self Instructional yaitu bahan yang dapat membuat siswa

mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang

dikembangkan. Didalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang

dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara.

Melalui penggunaan modul, siswa mampu belajar secara mandiri

dan tidak terlalu tergantung pda guru maupun pihak lainnya.

Untuk memenuhi karakteristik Self instructional maka dalam

modul harus memenuhi kriteria :

a) Memuat tujuan yang dirumuskan dengan jelas.

b) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit

kecil sehingga memudahkan belajar secara tuntas.

c) Memuat contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran.

d) Memuat latihan soal dan tugas yang memungkinkan siswa

memberikan respon dan dapat mengukur tingkat

penguasaannya.

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

30

e) Memuat permasalahan kontekstual.

f) Menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif.

g) Memuat rangkuman materi pembelajaran.

h) Memuat isntrumen penilaian yang memungkinkan

penggunaan melakukan self istructional.

i) Memuat umpan balik atas penilaian, sehingga

penggunaannya mengetahui tingkat penguasaan materi.

j) Menyediakan informasi tentang rujukan atau referensi yang

mendukung materi pembelajaran dan modul.

2) Self Contained

Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetemsi atau

sub kompetemsi yang dipelajari terdapat didalam suatu modul

secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberi kesempatan

siswa untuk belajar secara tuntas dan modul bisa membuat

rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematis (

Hamdani, 2011 : 219 ).

3) Stand Alone

Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain

atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media

pembelajaran lain. Jika modul tersebut masih berhubungan atau

masih membutuhkan medai lain, maka tidak bisa dikatakan modul

tersebut berdiri sendiri.

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

31

4) Adaftive

Modul dapat menyusun perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta fleksibel digunakan, ini merupakan suatu modul

yang dikatakan adaptif. Selain itu modul yang adaptive adalah jika

isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai kurun waktu

tertentu.

5) User Friendly

Modul harus memiliki sifat persahabatan dengan pemilikinya.

Dengan kata lain modul harus mudah dipahami sehingga

memudahkan siswa untuk memahami dari isi modul yang sudah

disediakan, sehingga tidak hanya sebagai buku pegangan saja

namun juga sebagai buku peganagn dan buku pelajaran yang harus

dipelajari (Daryanto, 2014 : 186).

c. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Modul

Menurut Suryobroto fungsi modul itu sendiri adalah sebagai

bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta

didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah dan

sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetensi yang

dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya (Suryobroto, 1993

: 18). Salah satu tujuan modul adalah menyediakan bahan ajar yang

sesuai dengan tuntutan kurikulum yang mempertimbangkan kebutuhan

siswa, serta latar belakang lingkungan sosialnya (Hamdani, 2011 : 220).

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

32

Menurut Asyhar, modul ditujukan untuk membantu siswa agar

bisa belajar secara mandiri tanpa tergantung pada guru. Oleh karena itu,

modul harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, menarik

dan menggunakan warna yang menarik pula (Syanti, 2015 : 20).

Tujuan penggunaan modul didalam proses belajar mengajar

yaitu :

1) Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisiensi dan efektif.

2) Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai kecepatan dan

kemampuan sendiri.

3) Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan

kegiatan belajar sendiri secara berkelanjutan.

4) Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara

berkelanjutan.

5) Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.

6) Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekwensi yang lebih tinggi

melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.

7) Modul disusun dengan berdasarkan konsep masteri learning suatu

konsep yang menekankan bahwa murid harus secara optimal

menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul

(Suryobroto, 1993 : 18).

Selain itu modul memiliki beberapa manfaat diantaranya :

1) Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

33

2) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari didalam

kelas, diluar kelas dan diluar jam pelajaran.

3) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai

dengan kemmapuan dan minatnya.

4) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan

mengerjakan latihan-latihan yang disajikan dalam modul.

5) Mampu membelajarkan diri sendiri.

6) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung

dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya (Hamdani, 2011 :

220).

d. Teknik Penyusunan Modul

Dalam penyusunan modul perlu dilakukan langkah-langkah

secara sistematik untuk pengembangan dan validitas modul itu.

Sehubungan dengan hal ini, Nasution mengatakan langkah-langkah

penyusunan modul sebagai berikut.

1) Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk

kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.

2) Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang

diikuti dalam modul itu.

3) Tes daignostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan

dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk

mempelajari modul itu.

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

34

4) Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa.

Siswa harus mengetahui kegunaan ia mempelajari modul tersebut

agar ia bersedia mempelajarinya.

5) Merancang kegiatan-kegiatan belajar untuk membantu dan

membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti

dirumuskan dalam tujuan, bagian inilah yang merupakan inti modul

karena menyangkut proses belajar itu sendiri.

6) Menyusun post test untuk mengukur hasil belajar siswa sehingga

dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai tujuan-tujuan

modul.

7) Mentiapkan sumber-sumber bacaan yang terbuka bagi siswa setiap

waktu mereka memerlukannya (Yunita, 2010 : 2).

e. Alur Penyusunan Modul

Penyusunan sebuah modul pembelajaran diawali dengan urutan

kegiatan sebagai berikut.

1) Menetapkan judul modul yang akan disusun.

2) Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya.

3) Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, melakukan

kajian terhadap materi pembelajaran, serta merancang kegiatan

pembelajaran yang sesuai.

4) Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang

bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan.

5) Menulis format penulisan modul

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

35

6) Menyusun draf modul ( Hamdani, 2011 : 221).

f. Kelebihan dan Kekurangan Modul

Setiap sistem pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan,

akan tetapi semua ini tergantung pada pelaksanaan dari kegiatan sistem

pembelajaran tersebut. Penggunaan modul juga memiliki kekurangan

dan kelebihan.

Menurut Indriyani dan Susilowati kelebihan pembelajaran dengan

menggunakan modul adalah sebagai berikut.

1) Meningkatkan motivasi peserta didik karena setiap kali

mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai

dengan kemampuan.

2) Seletah dilakukan evaluasi, pendidik maupun peserta didik

mengetahui benar, pada modul yang mana peseta didik telah

berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.

3) Peserta didik mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.

4) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

5) Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaaran disusun

menurut jenjang akademik.

Adapun kelemahan pembelajaran modul yaitu :

1) Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu,

sukses atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunnya.

Modul mungkin saja memiliki tujuan dan alat ukur, akan tetapi

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

36

pengalaman belajar yang termuat didalamnya tidak tertulis dengan

baik atau tidak lengkap.

2) Sulit menyesuaikan proses penjadwalan dan kelulusan serta

membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari

pembelajaran konvensional, karena setiap peserta didik

menyelesaikan modul dalam waktu berbeda, bergantung pada

kecepatan dan kemampuan peserta didik masing-masing.

3) Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar pada umumnya

cukup mahal karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri.

Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti

alat peraga dapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran

(Indriyani dan Susilowati, 2010 : 2).

4. Integrasi Islam dan Sains

Berdasarkan kamus bahasa Indonesia integrasi berasal dari bahasa

latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh (Poerwardanita, 2007 :

30). Secara etimologi, kata integrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu

integrate yang diartikan sebagai combine (parts) into a whole join with

other group or race (s) yaitu menggabungkan bagian-bagian yang terpisah

dalam satu kesatuan ( Esha, 2009 : 76). Integrasi disini bukan sekedar

menggabungkan pengetahuan umum dan agama atau memberikan bekal

norma keagamaan saja. Lebih dari itu, integrasi yang dimaksud adalah

upaya mempertemukan cara pandang, cara pikir dan bertindak antara Barat

dengan Islam. (Safiq, 1995 : 70) Dalam bahasa lain, integrasi berarti upaya

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

37

menjembatani antara pemikiran ekslusif Islam dengan pemikiran sekuler

Barat, sehingga dihasilkan pola dan paradigma keilmuan baru yang utuh

dani moderat.

Ilmu (science) adalah pengetahuan yang logis dan empiris, ilmu

berarti juga pengetahuan ( Knowledge). Di Indonesia istilah ilmu sains

(science) sering diganti dengan ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan yang

logis (Hambali, 2008 : 58-60). Klarifikasi sains menurut Islam seperti Al-

Farabi diatas didasarkan pada hierarki (susunan). Ahli pikir muslim,

mengembangkan sains dalam Islam bersumber pada Al-Qur‟an.

Diibaratkan sebagai sebuah pohon yan bercabang-cabang dengan daun-

daun dan buahnya yang lebat. Bercorak dan membawa sifat-sifat sesuai

dengan karakteristik pohon itu sendiri.

Sains (science) menurut Kerlinger mempunyai dua pengertian, yaitu

pengertian yang bersifat statis dan pengertian yang bersifat dinamis, sains

dalam pengertian yang bersifat statis adalah kumpulan teori, dalil atau

hukum, model, konsep dan aplikasinya tentang berbagai fenomena alam,

baik mikro maupun makro, yang dikembangkan dihimpun berdasarkan

hasil berbagai penemuan yang menggunakan metode ilmiah. Sains dalam

pengertian dinamis adalah proses ilmiah dalam menemukan pengetahuan-

pengetahuan tentang berbagai fenomena alam. Sund menyatakan bahwa

sains merupakan suatu batang tubuh pengetahuan dan proses pengetahuan

(Ali, 2009 : 157).

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

38

Usaha dalam rangka membimbing umat manusia ke jalan yang lurus,

menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai tujuan dari integrasi

Islam dan sains yang salah satunya dapat diwujudkan melalui

pembelajaran dalam pendidikan formal. Pembelajaran adalah usaha yang

terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses

belajar dalam diri peserta didik (Azhar, 2002 : 25). Sedangkan dalam Al-

Qur‟an terdapat beberapa ayar yang memerintahkan umat manusia untk

menuntut ilmu atau terlibat dalam proses pembelajaran salah satunya

adalah QS. Al-Alaq ayat 1 – 8 yang berbunyi :

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan;

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah

dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah; yang mengajar

(manusia) dengan perantaran kalam; Dia mengajar kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya; Ketahuilah!

Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas; Karena

Dia melihat dirinya serba cukup; Sesungguhnya hanya kepada

Tuhanmulah kembali (mu). ( QS. Al-Alaq/96 : 1-8 )

Berdasarkan ayat tersebut secara jelas Allah memerintahkan umat

manusia untuk belajar tentang apa yang belum diketahuinya. Dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan terdapat hubungan yang tidak dapat

dipisahkan antara pengetahuan dengan Islam. Salah satu mengembangkan

metode dan proses pengilmuan Islam yaitu dengan Integralisasi.

Integralisasi adalah pengintegrasian kekayaan keilmuan manusia dengan

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

39

wahyu (petunjuk Allah beserta pelaksanaannya dalam sunnah Nabi) (

Kuntowijoyo : 49 ).

Ilmu integralistik adalah ilmu yang menyatukan (bukan sekedar

menggabungkan) wahyu Tuhan dan temuan pikiran manusia. Ilmu

integralistik tidak akan mengucilkan Tuhan (sekularisme) atau

mengucilkan manusia (other worldly esceticisme). Diharapkan bahwa

integralisme akan sekaligus menyelesaikan konflik antara sekularisme

ekstrem dan agama radikal dalam banyak sector ( Kuntowijoyo : 55 ).

Biologi merupakan disiplin ilmu yang penting dalam kajian ilmiah

muslim untuk mengahdapi kehidupan. Pada penelitian ini, dituliskan

mengenai integrasi nilai-nilai keislaman dalam pelajaran biologi

khususnya mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi angiospermae

kelas liliopsida. Secara normatif, tujuan yang ingin dicapai dalam proses

aktualisasi nilai-nilai Al-Qur‟an dalam pendidikan meliputi tiga aspek

kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan oleh pendidik, yaitu :

1) Dimensi spiritual yaitu iman, taqwa akhlak mulia yang tercermin dalam

ibadah dan muamalah, pendidikan akhlak dalam Islam yang tersimpul

dalam prinsip berpegang teguh pada kebaikan dan kebajikan serta

menjauhi keburukan dan kemungkaran yang berhubungan erat dengan

upaya mewujudkan tujuan dasar pendidikan Islam yaitu ketaqwaan,

ketundukan dan beribadah kepada Allah.

2) Dimensi budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

40

menitik beratkan kepada kepribadian muslim sebagai individu yang

diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan daktor dasar

(bawaan) dan faktor ajar (lingkungan). Faktor dasar dikembangkan

melalui bimbingan dan pembiasaan berfikir, bersikap dan bertingkah

laku menurut norma-norma Islam. Faktor ajar dilakukan dengan cara

mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi

yang mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan norma-norma

Islam seperti teladan, nasehat, anjuran, ganjaran, pembiasaan, hukuman

dan pembentukkan lingkungan serasi.

3) Dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan, yaitu cerdas,

kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, professional, inovatif dan

produktif ( Munawar, 2005 : 6-7 )

5. Materi

a. Angiospermae

Angiospermae atau sering dikenal dengan tumbuhan biji

tertutup merupakan tumbuhan yang bakal nijinya selalu diselubungi

oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang dinamakan

bakal buah yang terkadang disertai dengan bagian lain dari bunga

akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji

terdapat didalamnya. Karena tempat bakal biji yang tersembunyi itu

serbuk sari tidak dapat secara langsung sampai kepada bakal biji,

melainkan mula-mula jatuh diluar bakal buah pada suatu alat (organ)

yang disebut kepala putik.

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

41

Angiospermae selain terdiri atas tumbuhan berkayu juga terdiri

atas tumbuhan yang berbatang basah. Diferensiasi yang lebih lanjut

tampak dari adanya trakea (buluh-buluh kayu) dalam xilem dan sel-sel

pengiring dalam floem. Daun daunnya bertulang menyirip atau

menjari pada Dicotyledonae (tumbuhan biji belah) dan bertulang

sejajar atau melengkung pada Monocotyledonae (tumbuhan biji

tunggal). Bunga bermacam-macam bentuk dan susunannya. Pada

bunga selalu terdapat bagian-bagian bunga yang tersusun berkarang

dan hiasan bunga-bunganya biasanya dapat dibedakan dalam kelopak

dan mahkota atau tajuk bunga. Selanjutnya bunga kebanyakan bunga

banci (hermaphproditus) atau terdapat alat kelamin jantan dan betina.

Sifat-sifat bunga tersebut dapat dianggap sebagai tipe standar bunga

yang tergolong dalam angiospermae (Tjitrosoepomo, 2013 : 33-34).

Tumbuhan biji tertutup yang sekarang masih ada meliputi ± 170.000

jenis, terbagi dalam lebih dari 10.000 marga yang keseluruhannya

tercakup dalam lebih dari 300 suku.

Tumbuhan biji tertutup biasanya dibedakan dalam 2 kelas yang

masing-masing diberi nama menurut jumlah daun lembaga

(cotyledon) yang dimiliki anggota-anggotanya, yaitu :

1) Kelas tumbuhan dikotil atau tumbuhan biji belah (Dicotyledonae

atau Dicotylae), yang anggota-anggotanya mempunyai biji

dengan lembaga yang memilki 2 daun lembaga.

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

42

2) Kelas tumbuhan monokotil atau tumbuhan biji tunggal (

Monocotyledonae atau monocotylae), yang anggota-anggotanya

mmepunyai biji dengan lembaga yang hanya memiliki satu daun

lembaga. Kedua kelas ini dapat dikenal berdasarkan ciri-ciri

seperti yang termuat pada tabel berikut (Tjitrosoepomo, 2013 :

90-92) ;

Tabel 2.2. Perbandingan Dikotil dan Monokotil

No. Organ Dicotylae Monocotylae

1. Biji Biji mempunyai

lembaga dengan

2 daun lembaga

Biji mempunyai lembaga dengan

1 daun lembaga yang mengalami

metamorfosis menjadi alat

penghisap makanan dari

endosperm bagi lembaga.

2. Lembaga/

kecambah

Pada waktu

berkecambah

belah menjadi

dua bagian.

Akar lembaga

tumbuh menjadi

akar tunggang

yang

bercabang-

cabang dan

akhirnya

membentuk

sistem akar

tunggang.

Pada waktu berkecambah biji

tidak berbelah. Akar lembaga

kemudian mati, disusul dengan

pembentukan akar-akar yang

kurang lebih sama besar dan

keseluruhannya membentuk

sistem akar serabut.

3. Batang Batang dari

pangkal ke

ujung seperti

kerucut

panjang,

bercabang-

cabang,

berbuku-buku

dan ruas tidak

jelas.

Batang dari pangkal ke ujung

hampir sama besar, tidak

bercabang-cabang, buku-buku

dan beruas-ruas batang jelas.

4. Daun Daun tunggal

atau majemuk,

Daun tunggal, berupih, kadang-

kadang mempunyai lidah-lidah

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

43

seringkali

disertai daun

penumpu,

jarang

mempunyai

upih. Daun

duduknya

tersebar atau

berkarang.

Tulang daun

menjari atau

menyirip.

Pada cabang

sering terdapat

2 daun pertama

yang duduk

berhadapan dan

terletak tegak

lurus pada

bidang median.

yang dianggap sebagai

metamorfosisnya daun

penumpu. Daun duduknya

berseling-seling atau roset.

Tulang daun sejajar atau

melengkung.

Pada cabang daun pertama

hanya 1 terletak dalam ketiak

cabang di dalam bidang median.

5. Bunga Bagian-bagian

bunga

berbilangan

dua, empat atau

lima (dimer,

tetramer, atau

mentramer)

Bagian-bagian bunga

berbilangan tiga (trimer)

6. Anatomi Baik akar

maupun batang

mempunyai

kambium,

sehingga dapat

tumbuh

membesar

(pertumbuhan

sekunder)

Berkas

pembuluh

pengangkutan

kolateral

terbuka atau

bikolateral.

Pada akarberkas

pembuluh

angkut semula

bersifat radial.

Batang maupun akar tidak

mempunyai kambium, tidak ada

pertumbuhan sekunder.

Berkas pembuluh pengangkutan

kolateral tertutup. Berkas

pembuluh pengangkutan dari

semula tetap radial.

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

44

Setelah terjadi

pertumbuhan

menebal

sekunder seperti

kolateral

terbuka.

Modul pembelajaran yang dibuat hanya memuat materi

Angiospermae kelas Liliopsida ( Monocotyledonae ), yang didalamnya

mencakup anak kelas Alismatidae, Arecacidae, Commelinidae,

zingiberidae dan Lilidae. Kelas Monocotyledoneae membawahi

sejumlah bangsa dan suku tumbuhan yang warganya dianggap

mempunyai tingkat perkembangan filogenetik yang tertinggi.

b. Kelas Liliopsida

Kelas liliopsida terdiri dari 5 sub kelas, 19 ordo, 65 famili dan

kurang lebih 50.000 species. Secara evolusioner, tidak ada satu subkelas

yang merupakan dasar dari kelas lainnya. Walaupun alismatidae

mempunyai ciri-ciri bunga yang primitif, namun alismatidae bukanlah

subkelas yang lainnya.

Para ahli umumnya sependapat bahwa monocotyledonae

(Liliopsida) berkembang dari dicotyledonae (Magnoliopsida). Oleh karena

itu Monocotyledonae muncul lebih belakangan dibandingkan

Dicotyledonae. Ada beberapa ciri-ciri Monocotyledonae yang menguatkan

bahwa Monocotyledonae lebih maju dari Dicotyledonae yaitu jumlah

kotiledon hanya satu, pertulangan daun sejajar, tidak ada kambium dan

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

45

sistem perakaran adventitif. Ciri-ciri morfologi tersebut menunjukkan ciri

reduksi dan fusi (Saefulloh, 2011).

Kelas liliopsida terdiri dari 5 subkelas yaitu Alismatidae, Arecidae,

Commelinidae, Zingiberidae dan Lilidae. Dugaan hubungan evolusioner

antara subkelas digambarkan pada bagan dibawah ini. Ukuran lingkaran

menunjukkan jumlah spesies pada subkelas tersebut, semakin besar ukuran

lingkaran, semakin banyak anggota spesies subkelas.Kelas liliopsida

terdiri dari 5 subkelas yaitu Alismatidae, Arecidae, Commelinidae,

Zingiberidae dan Lilidae.

Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam, antara

lain tumbuhan berkayu, semak dan herba dari jenis labu. Tumbuhan

berkayu mempunyai struktur yang kuat dan keras seperti pohon siwalan,

kelapa, aren, jambe, dll. Batang pohon herba dan batang pohon berkayu

terdiri dari jaringan kayu yang keras. Keanekaragaman nabati tersebut

merupakan iradah dari Allah SWT. Dibalik keanakaragaman tersebut

memiliki hikmah dan tujuan tersendiri (Ali, 1989). Keberadaan tumbuhan

merupakan berkah dan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada seluruh

makhluknya. Allah berfirman :

Artinya :

27. Lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,

28. Anggur dan sayur-sayuran,

29. Zaitun dan kurma,

30. Kebun-kebun (yang) lebat,

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

46

31. Dan buah-buahan serta rumput-rumputan,

32.Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang

ternakmu.

(QS. „Abasa : 27-32)

Ayat diatas menjelaskan tentang kuasa Allah menciptakan biji-bijian,

sayur-sayuran, buah-buahan serta serta rumput yang bisa jadi bahan

makanan bagi manusia dan ternak. Setiap unsur makanan ini memiliki

khasiat unik bagi tubuh manusia yang bisa diteliti dalam kehidupan kita,

dan banyak hal dari unsurunsur ini yang dapat dipelajari untuk

mencerahkan dan memberikan pandangan mendalam akan keajaiban yang

terkandung didalam unsur tersebut (Ali, 1989). Rasyidi (1999)

menjelaskan bahwasanya Allah SWT menjadikan kehidupan alam dengan

berbagai keanekaragaman hayati sebagai nikmat bagi kehidupan manusia,

di dalamnya terkandung manfaat yang sangat beragam, contohnya

tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita yang dapat dipergunakan untuk

pengobatan. Dari dulu hingga kini, pengobatan dengan tumbuhan (herbal

medicine) masih sering digunakan sebagai alternatif penyembuhan.

Perintah Allah SWT kepada kita (manusia) untuk memanfaatkan

tumbuhan tersurat dalam AlQur‟an sebagai berikut:

Artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan

tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu).

dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-

macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

47

menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan)

bagi orang-orang yang memikirkan (QS. An-Nahl : 69).

Ayat di atas mengandung pengertian bahwa Allah SWT menumbuhkan

beraneka macam tumbuhan yang mempunyai manfaat yang sangat besar

bagimanusia, diantaranya sebagai bahan makanan, karena Allah SWT

menciptakan bermacam- macam tumbuhan lengkap dengan manfaatnya,

diantaranya adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita. Sebagi khalifah

di bumi, kita semua berkewajiban untuk melestarikan dan menjaga hewan

dan tumbuhan. Menurut Syaikh Muhammad Ash-Shayim (2006),

tumbuhan menjadi bahan obat yang sangat populer disamping bahan alam

lainnya sepeti madu dan telur dalam kehidupan Rasulullah Muhammad

SAW, beliau sering menggunakan tumbuhan untuk mempertahankan

kesehatan tubuh.

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa penelitian

yang dianggap relevan, diantara yaitu :

Penelitian Benny ( 2016 ) dengan judul pengembangan modul IPA

berbasis integrasi Islam dan sains untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa

kelas VI MIN Seduri Mojokerto. Penelitian ini menghasilkan bahan ajar

berupa modul pembelajaran IPA kelas VI. Penelitian ini relevan karena sama-

sama penelitian pengembangan yang menghasilkan produk berupa modul

yang terintegrasi keislaman. Pengembangan ini dikembangkan dengan model

ADDIE (Analyse, Design, Development, Implementation, Evaluation). Hasil

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

48

dari pengembangan ini berupa spesifikasi produk berupa modul pembelajaran

IPA berbasis integrasi Islam dan Sains. Penelitian ini dianggap relevan karena

memiliki tingkat keefektivitasan, kemenarikan, kelayakan yang tinggi dan

sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini dibuktikan dari hasil

validasi ahli materi tingkat kelayakan kelayakan 87%, validasi ahli media

tingkat kelayakan 86%, validasi ahli bahasa tingkat kelayakan 78%, validasi

ahli pembelajaran tingkat kelayakan 94%. Hasil uji lapangan terhadap siswa

kelas VI MIN Seduri Mojokerto menunjukkan bahwa tingkat efektivitas yang

tinggi. Sementara perbedaan dari penelitian milik Benny dengan yang akan

dikembangkan adalah subjek penelitian, dimana Benny menggunakan subjek

penelitian siswa MIN dan yang akan dikembangkan menggunakan subjek

penelitian yaitu mahasiswa. Produk yang dihasilkanpun berbeda, penelitian

yang akan dikembangkan menghasilkan produk modul pembelajaran pada

materi Angiospermae kelas Liliopsida.

Penelitian Yuniati (2018) dengan judul pengembangan modul

matematika terintegrasi nilai-nilai keislaman melalui pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) di propinsi Riau. Penelitian ini dianggap

relevan karena penelitian ini menghasilkan modul pembelajaran matematika

untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Munawwarah Pekanbaru dan MTs

Negeri Danau Bingkuang Kampar. Model pengembangan yang digunakan

adalah ADDIE. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan

kuisioner atau angket. Hasil perhitungan data hasil uji validitas oleh ahli

teknologi pendidikan memperoleh persentasi keidealan 85,19 dan oleh ahli

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

49

materi pembelajaran memperoleh 86,42 serta penilaian praktikalitas pada saat

uji coba memperoleh 84,14. Data tersebut menunjukkan bahwa modul

matematika yang terintegrasi nilai-nilai keislaman melalui pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME) yang dikembangkan layak dan

praktis untuk digunakan oleh siswa. Sementara perbedaan dari penelitian milik

Yuniati dengan yang akan dikembangkan adalah subjek penelitian, dimana

Benny menggunakan subjek penelitian siswa MTs dan yang akan

dikembangkan menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa. Produk yang

dihasilkanpun berbeda, penelitian yang akan dikembangkan menghasilkan

produk modul pembelajaran pada materi Angiospermae kelas Liliopsida.

Penelitian Sunarno (2015) dengan judul pengembangan modul IPA

berbasis karakter Islami melalui pendekatan saintifik pada tema rotasi dan

revolusi bumi sebagai implementasi kurikulum 2013. Pengembangan ini

dilaksanakan dengan mengacu pada model ADDIE (Analyse, Design,

Development, Implementation, Evaluation) yang dikemukakan oleh Russel

dan Molenda. Penelitian ini dianggap relevan karena menghasilkan produk

berupa modul pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan

sangat baik. Persamaan dari penelitian ini yaitu menggunakan model

pengembangan ADDIE sedangkan perbedaan dari penelitian ini dengan yang

akan dikembangkan adalah subjek penelitian dan hasil produk, dimana

Sunarno menggunakan subjek penelitian yaitu siswa sedangkan penelitian

yang akan dilakukan menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa dan

menghasilkan produk berupa modul pembelajaran.

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

50

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini ditunjukkan pada Bagan.2.1.

Kondisi ideal yang ingin dicapai peneliti berbanding terbalik dengan kondisi

lapagan yang terjadi di Tadris Biologi IAIN Palangka Raya. Berdasarkan

kedua kondisi tersebut peneliti kemudian mengembangkan sebuah bahan ajar

berupa modul pembelajaran terintegrasi Keislaman. Kemudian dengan

adanya modul pembelajaran terintegrasi Keislaman maka peneliti

mengharapkan pembelajaran dapat tercapai berdasarkan RPS mata kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi.

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

51

Bagan. 2.1. Kerangka Berpikir

Kondisi Ideal

1. Tersedianya sumber belajar yang

membahas materi secara spesifik

2. Tersedianya modul pembelajaran

yang terintegrasi keislaman

3. Menambah wawasan mahasiswa

mengenai tumbuhan tinggi

Kondisi Lapangan

1. Belum tersedia sumber belajar yang

membahas materi secara spesifik

2. Belum tersedianya modul

pembelajaran yang terintegrasi

keislaman

3. Kurangnya wawasan mengenai

tumbuhan tinggi

Pengembangan Modul Pembelajaran Terintegrasi Keislaman Mata Kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi Angiospermae kelas Liliopsida

Pembelajaran Botani Tumbuhan Tinggi menggunakan modul Botani Tumbuhan Tinggi

yang terintegrasi keislaman

Dengan adanya modul ini maka :

1. Mahasiswa dapat belajar materi Angiospermae kelas Liliopsida terintegrasi

Keislaman melalui modul yang dikembangkan

2. Menambah referensi bagi mahasiswa maupun dosen

3. Pembelajaran akan lebih aktif

4. Memperkaya wawasan mahasiswa baik secara intelektual maupun spiritual.

Tujuan Pembelajaran berdasarkan RPS

tercapai

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian research and

development (R&D). R&D digunakan apabila peneliti bermaksud

menghasilkan produk tertentu dan sekaligus menguji keefektifan produk

tersebut. salah satu ciri ketepatan produk hasil pengembangan yaitu produk

tersebut dapat di aplikasikan dengan baik dan memberi manfaat bagi

penggunanya. Hasil produk pengembangan yang baik dan tepat akan

meningkatkan motivasi dan keinginan peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan lebih dalam terhadap materi yang di sajikan. (Donald, 1982 : 50)

Penelitian pengembangan modul pembelajaran botani tumbuhan tinggi

terintegrasi keislaman materi angiospermae kelas liliopsida ini menggunakan

model pengembangan ADDIE. Model pengembangan ADDIE merupakan

salah satu model pengembangan yang banyak digunakan dalam sebuah

penelitian yang mengembangkan suatu produk. Model pengembangan ADDIE

terdiri dar lima tahap sesuai dengan namanya yang merupakan singkatan dari

Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan),

Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Model

pengembangan ADDIE beserta komponennya dijelaskan pada bagan 3.1

(Benny, 2009 : 127).

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

53

Bagan. 3.1. Langkah Pengembangan ADDIE Dimodifikasi dari Benny A.

Pribadi, 2009.

Analisis

:

Analisis Kebutuhan

Analisis Kurikulum

Design

:

Penyusunan Modul

Development

:

Pengembangan Modul Pembelajaran Terintegrasi

Keislaman Mata Kuliah Botani Tumbuhan Tinggi

Materi Angiospermae Kelas Liliopsida

Validasi Pakar Ahli Materi, Ahli Media dan Ahli

Keislaman

Revisi I

Uji Skala Kecil

(Berjumlah 9

Mahasiswa)

Sebagai Simulasi

Revisi II

Implementation

:

Uji Skala Besar

(Berjumlah 26

Mahasiswa)

13 Mahasiswa Kelas

Kontrol

13 Mahasiswa Kelas

Eksperimen

Revisi III

Evaluation

:

Efektifitas,

Kepraktisan dan

Keterterapan

Modul

Produk Final

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

54

B. Prosedur Penelitian

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini yaitu disesuaikan dengan

langkah-langkah yang sudah diinstruksikan dalam model pengembangan

ADDIE, yaitu sebagai berikut :

1. Analysis (Analisis)

Tahap analisis ini berfungsi untuk mendefinisikan secara detail

mengenai perincian program (rancangan). Analisis yang dilakukan yaitu

analisis kebutuhan dan analisis bahan ajar. Analisis kebutuhan dilihat

dari analisis situasi dan karakteristik mahasiswa. Analisis situasi

dilakukan untuk mengetahui situasi di area lingkungan pendidikan yang

dijadikan tempat penelitian yaitu kampus IAIN Palangka Raya Tadris

Biologi. Analisis karakteristik mahasiswa bertujuan untuk

mengidentifikasi karakteristik mahasiswa. Selain itu, peneliti juga

melakukan observasi langsung dan wawancara dengan dosen pengampu

mata kuliah. Hal ini dianggap penting untuk mengetahui kemampuan

mahasiswa dalam belajar. Hasil analisis mahasiswa digunakan untuk

menentukan apakah mahasiswa IAIN Palangka Raya yang mengambil

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi cocok menggunakan bahan ajar

berupa modul pembelajaran yang terintegrasi keislaman.

Tahap analisis kedua yaitu analisis bahan ajar. Analisis ini

dilakukan dengan mengkaji referensi yang membahas tentang aspek-

aspek yang perlu diperhatikan. Pada analisis ini, dilakukan pengkajian

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

55

pada aspek-aspek untuk membuat dan mengembangkan modul yang baik,

yaitu yang memenuhi aspek kelayakan isi materi, desain dan bahasa.

Yang terkait langsung dengan sumber belajar yang dapat digunakan

sebagai literatur atau sumber pengetahuan yang digunakan mahasiswa

pada ruang lingkup kampus. Jumlah buku yang terbatas sangat

mempersulit mahasiswa dalam menambah wawasan mengenai materi

Angiospermae khususnya kelas Liliopsida. Selain itu belum ada buku

yang memuat materi Angiospermae yang langsung mengaitkan dengan

integrasi keislaman. Pada tahap analisis ini juga dilakukan dengan

mengkaji referensi yang membahas mengenai aspek-aspek yang perlu

diperhatikan dalam proses pembuatan modul yang layak dan baik.

2. Design (Desain)

Desain merupakan langkah kedua ADDIE, dimana kegiatan ini

meliputi proses mendesain produk ( modul ) juga termasuk tampilan

komponen. Modul ini dikembangkan sesuai dengan RPS yang sudah

dikeluarkan dari dosen yaitu dengan adanya integrasi Islam. Modul ini

didesain dengan adanya orientasi keislaman guna menyesuaikan kondisi

lapangan yaitu kampus yang berkarakter Islami. Sehingga, untuk

mendukung ketercapaian modul ini, dilakukan penelitian berupa

wawancara secara langsung dengan dosen yang memegang mata kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi serta beberapa mahasiswa yang telah

mengambil mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

56

Tahap yang harus dirancang yaitu :

a. Menyiapkan buku referensi yang berkaitan dengan materi

Angiospermae kelas Liliopsida dan buku referensi tentang ayat-ayat

Al-Qur‟an yang berkaitan dengan materi tersebut.

b. Menyusun desain modul, seperti menentukan judul modul, dan

menentukan desain modul.

c. Menyusun desain instrumen penelitian

3. Development ( Pengembangan )

Tahap development atau pengembangan ini kegiatan yang dilakukan

yaitu :

a. Penulisan draf modul seperti menetapkan judul modul, menetapkan

tujuan akhir yang akan dicapai mahasiswa setelah mempelajari

modul, menentapkan kemampuan yang spesifik yang menunjang

tujuan akhir, menentukan outline modul, mengembangkan materi

dengan mengacu pada integrasi keislaman, memeriksa ulang draf

modul yang dihasikan, dan menghasilkan draf modul.

b. Pengembangan instrumen penilaian dan angket respon

c. Pengembangan soal tes yang berfungsi untuk mengukur uji

efektifitas.

d. Validasi produk

e. Revisi.

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

57

f. Uji coba skala kecil merupakan uji coba yang dilakukan pada skala

terbatas. (Isnaneny dkk, 2018; Hulyadi dkk, 2018; Pratiwi, 2017)

menyatakan bahwa uji coba skala kecil adalah uji coba yang

dilakukan pada kelompok dengan skala terbatas untuk membuktikan

apakah model yang dikembangkan cukup efektif untuk mengatasi

masalah yang dihadapi. Uji coba produk skala kecil diterapkan pada

kelompok kecil yang terdiri dari 9 mahasiswa semester 3 Tadris

Biologi IAIN Palangka Raya.

g. Revisi

4. Implementation ( Pelaksanaan )

Tahap implementation ( pelaksanaan ) dilakukan dengan uji coba

skala besar yaitu uji coba dalam skala luas yang dilakukan langsung di

lapangan dan menggunakan 1 kelas sebagai sampel penelitian. (Kurniadi,

2018; Sari, 2017; Afhara, 2013) menyatakan bahwa uji coba skala besar

merupakan tahap terakhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan.

Pada tahap ini tentunya media yang di kembangkan atau dibuat sudah

mendekati sempurna setelah melalui tahap pertama tersebut. Setelah

memperoleh modul pembelajaran yang valid, maka dilakukan pengujian

kembali produk tersebut atau uji coba kedua pada lingkup pembelajaran,

yaitu pada 13 mahasiswa atau kelas yang di jadikan sebagai kelompok

eksperimen dengan penerapan modul pembelajaran Botani Tumbuhan

Tinggi terintegrasi keislaman yang telah di kembangkan.

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

58

5. Evaluation ( Evaluasi )

Tahap evaluasi yaitu tahap perbaikan setelah di lakukannya

tahap implementasi ( pelaksanaan ) yang mengaitkan dengan uji skala

kecil dan besar. Tahap evaluasi juga digunakan untuk proses penilaian

produk dimana penilaian dapat dilihat dari angket, lembar validasi dan

hasil belajar mahasiswa sebelum dan setelah penggunaan alat bantu

belajar yaitu modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi materi Angiospermae kelas Liliopsida.

setelah dievaluasi, maka revisi produk akhir akan dilakukan dan

menghasilkan produk akhir yang layak pakai dalam pembelajaran.

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

59

C. Sumber Data dan Subjek Penelitian

Sumber data pada penelitian di dapat dari dosen pengampu mata

kuliah Botani Tumbuhan Tinggi ( ibu Nanik Lestariningsih, M. Pd.),

mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi,

dan pengalaman. Sumber data di dapat dari observasi lapangan dan

wawancara secara langsung dengan dosen pengampu mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi dan mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi. Sedangkan subjek penelitian yaitu mahasiswa Tadris

Biologi angkatan 2018 atau mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi (Semester 3).

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dan pengembangan ini

menggunakan beberapa teknik dan instrumen pengumpulan data sebagai

berikut.

Tabel 3.1. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

No Data Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen

1 Validitas Validasi Pakar Ahli Lembar Validasi

2 Kepraktisan 1. Respon Mahasiswa 1. angket

respon

mahasiswa

3 Efektifitas Tes Soal tes

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

60

E. Uji Produk

Uji produk sangat disarankan dalam penelitian yang bersifat

pengembangan setelah di validasi dan di revisi. Uji coba produk ini berfungsi

untuk membantu mendapatkan informasi apakah modul yang dikembangkan

efektif dan efisien dibandingkan dengan bahan ajar lain yang digunakan

sebelum-sebelumnya. (Sugiyono, 2009 : 414)

Uji coba produk dilakukan pada mahasiswa semester 3 IAIN Palangka

Raya yang sedang menempuh mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

Pengujian ini dilakukan dengan desain Nonequivalent Control Group Design.

Dalam bidang pendidikan, desain produk dapat langsung di uji coba, seletah

di validasi dan revisi (Sugiyono, 2008 : 79). Untuk pengujian ini, maka

dilakukan perbandingan antara sebelum diberikan perlakuan berupa

pembelajaran dengan menggunakan modul (pretest) dan setelah diberikan

perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan modul (posttest).

X

……………..

Keterangan

: = Kelas eksperimen sebelum mengikuti

pembelajaran dengan modul

= Kelas eksperimen setelah mengikuti

pembelajaran dengan modul

X = Treatment pemberian modul pembelajaran

terintegrasi Keislaman mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi Angiospermae

kelas Liliopsida

= Kelas kontrol sebelum mengikuti

pembelajaran

= Kelas eksperimen setelah mengikuti

pembelajaran

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

61

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Analisis uji instrumen

Sebelum instrumen digunakan, instrumen terlebih dahulu di uji

coba. Data hasil uji coba yang dianalisis yaitu, validitas butir soal,

reliabilitas instrumen, uji daya beda dan kesukaran butir soal. Sehingga

dapat diper timbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau

tidak.

a. Uji validitas soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk menguji

validitas soal tersebut digunakan korelasi Pearson’s Product

Moment. Rumus korelasi Pearson’s Product moment (Zainal, 2014 :

56).

∑ ∑ ∑

√ ∑ √ ∑

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variable X dan Variabel

Y, dua dua variable yang dikorelasikan

X : Skor yang diperoleh peserta didik pada item tes

yang akan diuji validitasnya

Y : Skor total yang diperoleh setiap peserta didik

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah kuadrat skor dalm distribusi X

∑Y2 : Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y

N : Jumlah peserta didik

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

62

Selanjutnya menghitung t hitung dengan rumus :

Keterangan :

r : Nilai koefisien validitas

n : Jumlah responden

Jika lebih besar atau sama dengan maka instrumen

dikatakan valid ( ≥ ).

Sedangkan jika lebih kecil dari maka instrumen tidak

valid ( ≤ ).

Menurut Arikunto, klasifikasi dari validitas butir soal dapat

dilihat pada tabel.

Tabel 3.1 Validitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 ≤ x ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 ≤ x ≤ 0,70 Tinggi

0,40 ≤ x ≤ 0,59 Cukup

0,20 ≤ x ≤ 0,39 Rendah

0,00 ≤ x ≤ 0,19 Sangat rendah

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas unit tes

digunakan rumus K-R 20 (Zainal, 2014 : 60).

(

) (

)

Keterangan :

: Relibilitas tes secara keseluruhan

p : Populasi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Populasi subjek yang menjawab item dengan salah

∑pq : Julah hasil perkalian antara p dan q

N : Banyaknya item

S : Standar deviasi dari tes (standar deviasi dalah akar

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

63

varians)

Menurut Arikunto, klasifikasi reliabilitas butir soal dapat

dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 3.2 Reabilitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Kriteria

0,90 ≤ x < 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ x < 0,90 Tinggi

0,40 ≤ x < 0,70 Sedang

0,20 ≤ x < 0,40 Rendah

r11 < 0,20 Sangat rendah

c. Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Rumus yang digunakan :

P =

Keterangan :

P : Tingkat kesukaran

B : Banyak peserta didik yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Kriteria penghitungan indeks kesukaran soal sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran

Nilai P Kategori

P < 0,30 Soal sukar

0,30 ≥ P ≤ 0,70 Soal sedang

P > 0,70 Soal mudah

d. Daya pembeda

Daya beda adalah kemempuan suatu butir item tes hasil

belajar untuk dapat membedakan antara peserta tes yang

berkemampuan tinggi dan peserta tes yang berkemampuan rendah

(Supriyadi,2013:154). Untuk menganalisis daya pembeda tes,

penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

64

Keterangan:

D : Daya Pembeda

BA : Kelompok peserta didik yang menjawab benar pada

kelompok atas

BB : Kelompok peserta didik yang menjawab benar pada

kelompok bawah

JA : Banyak peserta kelompok atas

JB : Banyak peserta kelompok bawah

Klasifikasi nilai daya pembeda yaitu: (Arikunto, 2006 : 218)

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Nilai D Kriteria

D > 0,40 Sangat Baik

0,30 – 0,39 Baik

0,20 – 0,29 Cukup

D < 0,19 Buruk

1. Analisis Validitas

Analisis validitas pada penelitian ini menggunakan skala likert

dalam bentuk pilihan ganda, selanjutnya diolah dengan cara persentase

dengan rumus analisis dibawah ini.

Keterangan : P = Prosentasi kelayakan

𝛴Xi = Jumlah total skor jawaban validator

(nilai nyata)

𝛴X = Jumlah skor ideal

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

65

Adapun kriteria dari isi lembar validasi yaitu :

Tabel 3.2. Kriteria Validasi

Persentasi (%) Tingkat Kevalidan

80-100 Valid

60-79 Cukup valid

40-59 Kurang valid

0-39 Tidak valid

Modul dapat dikatakan valid apabila memenuhi kriteria 80 dari seluruh

unsur yang terdapat dalam angket penilaian validasi ahli materi, media

dan pembelajaran.

2. Analisis Efektifitas

Keefektifitasan modul pembelajaran yang dikembangkan,

dianalisis melalui pengukuran hasil belajar mahasiswa sebelum dan

sesudah menggunakan modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata

kuliah botani tumbuhan tinggi materi Angiospermae kelas Liliopsida.

adapun langkah-langkah analisis efektifitas yaitu sebagai berikut.

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas

atau tidaknya kedua varian. Adapun rumus yang digunakan dalam

uji homogenitas yaitu sebagai berikut.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui normal atau

tidaknya data yang akan di analisis. Uji normalitas di lakukan

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

66

dengan menggunakan rumus Chi kuadrat dengan hipotesis statistik

sebagai berikut.

: Data berdistribusi normal

: Data tidak berdistribusi normal

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 2005).

Keterangan : = Harga chi kuadrat

= Frekuensi hasil pengamatan

= Frekuensi yang di harapkan

= Jumlah kelas interval

Jika <

maka diterima artinya populasi

berdistribusi normal, jika ≥

maka

ditolak, artinya populasi tidak berdistribusi normal dengan taraf

signifikan 5% dan dk=k-1.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis berfungsi untuk mengetahui apakah produk yang

dikembangkan lebih efektif dibandingkan dengan bahan ajar yang

digunakan seperti biasa (bahan ajar konvensional). Adapun hipotesis

yang digunakan yaitu :

: Tidak ada perbadaan hasil belajar yang signifikan antara

mahasiswa yang belajar menggunakan modul

pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah Botani

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

67

Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas Liliopsida

(kelas eksperimen) dengan mahasiswa yang belajar tidak

menggunakan modul pembelajaran terintegrasi keislaman

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi

Angiospermae kelas Liliopsida

: Ada perbadaan hasil belajar yang signifikan antara

mahasiswa yang belajar menggunakan modul

pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas Liliopsida

(kelas eksperimen) dengan mahasiswa yang belajar tidak

menggunakan modul pembelajaran terintegrasi keislaman

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi

Angiospermae kelas Liliopsida

Analisis yang digunakan adalah uji-t independen samples t-test

dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2010).

Keterangan : = Rata-rata nilai postets

= Rata-rata nilai pretest

= Banyaknya subjek dari nilai postets

= Banyaknya subjek dari nilai pretest

= Varians nilai dari pretest

= Varians nilai dari postets

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

68

d. N-Gain

Uji N Gain ini berfungsi untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar mahasiswa. Adapun rumus yang digunakan dalam uji N Gain

ini adalah :

Keterangan : G : Peningkatan hasil belajar mahasiswa

: skor maksimal

: skor posttest

: skor pretest

Tabel 3.5. Kriteria N Gain

Kategori Keterangan

g ≥ 0, 7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

3. Analisis Kepraktisan

Kepraktisan perangkat pembelajaran diukur berdasarkan hasil

penilaian dari praktisi ( dosen mata kuliah ) untuk dapat tidaknya produk

diterapkan di lapangan berdasarkan persepsinya serta angket yang

dibagikan kepada mahasiswa berdasarkan penggunaannya yang

memudahkan atau semakin menyulitkan. Analisis kepraktisan

menggunakan skala likert dengan langkah sebagai berikut.

e. Memberikan skor untuk setiap item dengan jawaban :

4 = sangat setuju

3 = setuju

2 = cukup setuju

1 = tidak setuju

f. Menjumlahkan skor total pada setiap mahasiswa untuk seluruh

indikator.

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

69

g. Pemberian nilai kepraktisan dengan rumus berikut.

Keterangan :

X = Nilai rata-rata akhir

𝛴xi = Perolehan jumlah skor

n = Jumlah mahasiswa yang mengisi angket

Tabel 3.3. Kriteria Praktikalitas

Skor Kriteria

1,00 < X ≤ 1,75 Tidak praktis

1,75 < X ≤ 2,50 Cukup praktis

2,50 < X ≤ 3,25 Praktis

3,25 < X ≤ 4,00 Sangat praktis

Tabel 3.4. Keterlaksanaan Pembelajaran

Skor Kriteria

< 40% Tidak Berhasil

40% - 79% Cukup Berhasil

80% - 89% Berhasil

> 90% Sangat Berhasil

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

70

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel. 3. 6.

Tabel 3.6. Jadwal Penelitian

No.

Kegiatan

Bulan

Tahun 2018-2019

Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt

1.

Tahap Penyusunan

Penelitian

a. Penyusuan, Pengajuan

dan Seminar Judul

b. Pengajuan Proposal

c. Sidang Proposal

d. Validasi Modul

e. Perizinan Penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan Data

b. Analisis Data

3. Tahap Penyusunan Skripsi

4. Sidang Skripsi

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian R&D (Reseacrh and

Development) yang dikembangkan menggunakan desain ADDIE dengan

bentuk desain eksperimen Quasi Eksperimental Design Nonequivalent

Control Group Design yakni terdapat dua kelompok yaitu kelompok

control dan eksperimen yang tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2016

: 79). Dalam bentuk desain ini, kelas eksperimen diberikan pretest sebelum

diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan, sedangkan kelas

control tetap diberi pretest kemudian belajar seperti biasa bersama dosen

pengampu mata kuliah dan setelah belajar akan diberikan posttest.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 September 2019

berlokasi di IAIN Palangka Raya. Adapun sampel dari penelitian ini

adalah mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Botani Tumbuhan

Tinggi atau mahasiswa semester 3. Sampel dari penelitian ini terdiri dari

skala kecil dengan jumlah mahasiswa 9 orang yang diambil dari 5

mahasiswa kelas A dan 4 mahasiswa kelas B yang memiliki prestasi

unggul di kelas dan memiliki minat belajar dalam materi botani tumbuhan

tinggi khususnya kelas liliopsida. Mahasiswa kelas skala kecil merupakan

sampel yang digunakan sebagai simulasi dan tidak di ikut sertakan kembali

pada kelas skala besar baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Skala

besar terdiri dari 2 kelas yaitu kelas control yang diambil dari mahasiswa

kelas B berjumlah 13 orang dan kelas eksperimen yang diambil dari

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

72

mahasiswa kelas A yang berjumlah 13 orang. Kelas B di jadikan sebagai

kelas kontrol yaitu dengan alasan karena hasil belajar mahasiswa kelas B

lebih unggul dari hasil belajar kelas A. Hal ini di lihat dari hasil belajar

sebelum di lakukannya proses penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan pertemuan sebanyak 3 kali dari

masing-masing kelas skala kecil, kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data

yang diambil disajikan dalam bentuk angka (data kuantitatif) dari hasil

data pretest dan postest yang kemudian hasil peningkatan belajar

mahasiswa dilihat melalui rumus N-Gain dan peningkatan belajar secara

signifikan dapat di lihat melalui rumus Uji-t. Adapun langkah dalam

penyusunan produk adalah sebagai berikut.

1. Analyze (Analisis)

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan.

Permasalahan yang ditemukan diantanya adalah :

a. Belum adanya bahan ajar berupa modul yang mendukung sebagai

referensi kegiatan pembelajaran yang sesuai atau bersumber dari

kurikulum dan RPS mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi Tadris

Biologi IAIN Palangka Raya.

b. Belum adanya bahan ajar berupa modul yang terintegrasi

Keislaman.

c. Hasil belajar masih dibawah KKM mata kuliah Botani Tumbuhan

Tinggi dengan persentase 52,38%.

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

73

d. RPS (Rencana Pembelajaran Semester) sudah mencantumkan

keterkaitan sains dengan Integrasi Keislaman.

2. Design (Desain)

Setelah melakukan tahap analisis, tahap selanjutnya yaitu

mendesign atau merancang produk. Langkah yang dilakukan dalam

mendesain produk modul pembelajaran terintegrasi Keislaman mata

kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida

ini diantaranya adalah menyesuaikan kegiatan belajar dengan RPS

yang sudah disediakan oleh dosen pengampu mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi. Modul di desain dengan menggunakan kertas HVS

putih, dengan ukuran kertas B5, spasi huruf 1,5 , ukuran font 12 dan

jenis huruf Arial (LKPP UNHAS, 2015 dan Rahdiyata, 2016).

Adapun penyajian modul disusun berdasarkan urutan sampul

(cover), kata pengantar, daftar isi, peta konsep, pendahuluan (petunjuk

penggunaan modul, capaian pembelajaran dan indikator capaian

pembelajaran), kegiatan belajar, tes formatif (evaluasi), glosarium,

daftar pustaka, kunci jawaban dan biografi (Direktorat Tenaga

Kependidikan, 2008 dan Hernawan, 2012).

a. Sampul (cover) Modul

Sampul modul terdiri dari 2 halaman yaitu halaman depan

dan halaman belakang. Halaman depan terdiri dari kode modul,

judul modul, gambar-gambar yang berkaitan dengan judul dan

nama penulis. Sedangkan sampul halaman belakang terdiri dari

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

74

logo kampus, nama penulis, judul modul dan identitas kampus

penulis. Tampilan modul halaman depan dan belakang dapat

dilihat pada Gambar 4.1. dan Gambar.4.2.

Gambar.4.1. Tampilan Sampul Modul Halaman Depan

Gambar.4.2. Tampilan Sampul Modul Halaman Dalam

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

75

b. Kata Pengantar

Kata pengantar modul merupakan halaman selanjutnya

setelah cover bagian belakang. Kata pengantar berisi mengenai

ucapan syukur, harapan telah terselesaikannya modul

pembelajaran mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi

angiospermae kelas liliopsida serta harapan adanya kritik dan

saran dari pembaca untuk modul atau produk yang

dikembangkan. Tampilan kata pengantar dapat dilihat pada

Gambar.4.3.

Gambar.4.3. Tampilan Kata Pengantar

c. Daftar Isi

Daftar isi berperan sebagai mempermudah pembaca untuk

menemukan materi yang akan dipelajari atau diinginkan secara

cepat tanpa harus membuka halaman satu persatu. Daftar isi

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

76

terdiri dari judul materi dan halaman materi. Adapun tampilan

daftar isi dapat dilihat pada Gambar.4.4.

Gambar.4.4. Tampilan Daftar Isi

d. Peta Konsep

Peta konsep berperan membantu untuk memaparkan materi

yang dijabarkan pada modul secara singkat dan rinci. Tampilan

peta konsep dapat dilihat pada Gambar.4.5.

Gambar.4.5. Tampilan Peta Konsep

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

77

e. Pendahuluan

Pendahuluan pada modul ini terdiri dari deskripsi modul,

petunjuk penggunaan modul, capaian pembelajarandan indicator

capaian pembelajaran. Tampilan pendahuluan dapat dilihat pada

Gambar.4.6.

Gambar.4.6. Tampilan Pendahuluan

f. Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar dalam modul ini terdiri dari 3 kegiatan

belajar yang di rancang sesuai dengan materi angiospermae kelas

liliopsida pada RPS perkuliahan. Adapun isi materi setiap

kegiatan belajar berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an maupun

hadits yang dikutip dari kitab tafsir Ibnu Katsir. Setiap kegiatan

belajar terdapat bio info maupun fakta sains yang berfungsi untuk

menambah wawasan pengetahuan sang pembaca. Tampilan bio

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

78

info dan fakta sains dapat dilihat pada Gambar.4.7. dan

Gambar.4.8.

Gambar.4.7.Tampilan Salah Satu Bio Info

Gambar.4.8. Tampilan Salah Satu Fakta Sains

Adapun tampilan setiap kegiatan belajar dapat dilihat

sebagai berikut.

1) Kegiatan Belajar 1

Kegiatan belajar 1 merupakan kegiatan belajar pertama

yang memuat materi liliopsida. Tampilan awal berisi

mengenai tujuan pembelajaran terdiri dari 5 point yaitu

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

79

menjelaskan pengertian kelas liliopsida, menjelaskan ciri

utama dari kelas liliopsida, menjelaskan reproduksi kelas

liliopsida, mengklasifikasikan kelas liliopsida dan

mengintegrasikan materi ajar dengan nilai Keislaman.

Tampilan dari kegiatan belajar 1 dapat dilihat pada

Gambar.4.9. dan Gambar.4.10.

Gambar.4.9. Tampilan Awal Kegiatan Belajar 1

Gambar.4.10. Tampilan Salah Satu Isi Materi

Kegiatan Belajar 1

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

80

Kegiatan belajar 1 dilengkapi dengan lembar kerja

mahasiswa dan evaluasi yang berfungsi untuk mengukur

kemampuan serta pemahaman mahasiswa mengenai materi

yang dijabarkan dan diajarkan pada kegiatan belajar 1.

Tampilan dari lembar kerja mahasiswa dan evaluasi dapat

dilihat pada Gambar.4.11. dan Gambar.4.12.

Gambar.4.11. Tampilan Lembar Kerja Mahasiswa

Kegiatan Belajar 1

Gambar.4.12. Tampilan Evaluasi Kegiatan Belajar 1

2) Kegiatan belajar 2

Kegiatan belajar 2 merupakan kegiatan belajar yang

memuat tentang materi 3 subkelas yaitu Alismatidae,

Arecidae dan Commelinidae. Kegiatan pembelajaran 2 terdiri

dari 9 kegiatan pembelajaran seperti menganalisis ciri-ciri

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

81

subkelas, ordo, famili dan spesies dari subkelas Alismatidae,

Arecidae dan Commelinidae dilanjutkan dengan

mengintegrasikan materi ajar dengan nilai keislaman serta

menyebutkan manfaat dari contoh spesies dari masing-

masing subkelas (Alismatidae, Arecidae dan Commelinidae).

Adapun tampilan dari kegiatan belajar 2 dapat dilihat pada

Gambar.4.13, Gambar.4.14, dan Gambar.4.15.

Gambar.4.13.Tampilan Awal Kegiatan Belajar 2

Gambar.4.14. Tampilan Nilai Keislaman

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

82

Gambar.4.15. Tampilan Salah Satu Materi

Kegiatan Belajar 2

Kegiatan belajar 2 dilengkapi dengan lembar kerja

mahasiswa dan evaluasi yang berfungsi untuk mengukur

sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai materi yang

di jabarkan pada kegiatan belajar 2. Tampilan lembar kerja

mahasiswa dan evaluasi kegiatan belajar 2 dapat dilihat pada

Gambar.4.16. dan Gambar.4.17.

Gambar.4.16. Tampilan Salah Satu Lembar Kerja

Mahasiswa Kegiatan Belajar 2

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

83

Gambar.4.17. Tampilan Evaluasi Kegiatan Belajar 2

3) Kegiatan belajar 3

Kegiatan belajar 3 memuat tentang materi subkelas

zingiberidae dan lilidae. Kegiatan belajar 3 terdiri dari 6

tujuan pembelajaran, diantaranya yaitu menganalisis ciri-ciri,

subkelas, ordo, famili dan spesies dari subkelas zingiberidae

dan lilidae; menyebutkan manfaat dari contoh spesies yang

disebutkan pada setiap ordo; mengintegrasikan materi ajar

dengan nilai keislaman pada subkelas zingiberidae dan

mendeterminasikan spesies Phalaenopsis amabilis pada

subkelas lilidae. Tampilan kegiatan belajar 3 dapat dilihat

pada Gambar.4.18., Gambar 4.19., dan Gambar 4.20.

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

84

Gambar.4.18. Tampilan Awal Kegiatan Belajar 3

Gambar.4.19. Tampilan Salah Satu Materi

Kegiatan Belajar 3

Gambar.4.20. Tampilan Materi Kunci Determinasi

Kegiatan Belajar 3

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

85

Kegiatan belajar 3 dilengkapi dengan Lembar Kerja Mahasiswa

dan evaluasi yang berfungsi untuk mengukur kemampuan

penguasaan materi mahasiswa yang dipelajari pada kegiatan

belajar 3. Tampilan lembar kerja mahasiswa dan evaluasi dapat

dilihat pada Gambar.4.21. dan Gambar.4.22.

Gambar.4.21. Tampilan Lembar Kerja Mahasiswa

Kegiatan Belajar 3

Gambar.4.22. Tampilan Evaluasi Kegiatan Belajar 3

g. Glosarium

Glosarium merupakan daftar istilah yang disusun secara

alfabeta memuat istilah tertentu atau yang tak umum digunakan

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

86

serta dilengkapi dengan definisi dari istilah tersebut. Tampilan

glosarium dapat dilihat pada Gambar.4.23.

Gambar.4.23. Tampilan Glosarium

h. Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat semua sumber bacaan yang

digunakan sebagai bahan rujukan penulisan bahan ajar yang

dikembangkan (modul pembelajaran) yang berisi nama penulis,

tahun terbit, judul buku, kota dan penerbit. Tampilan daftar

pustaka dapat dilihat pada Gambar.4.24.

Gambar.4.24. Tampilan Daftar Pustaka

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

87

i. Kunci Jawaban

Kunci jawaban merupakan kumpulan dari seluruh jawaban

soal-soal latihan didalam produk yang didesain (modul

pembelajaran). Kunci jawaban berfungsi untuk memperkuat dan

memperjelas jawaban dari tiap soal latihan yang dimuat.

Tampilan kunci jawaban dapat dilihat pada Gambar.4.25.

Gambar.4.25. Tampilan Kunci Jawaban

j. Biografi

Biografi berfungsi sebagai kejelasan mengenai biodata atau

sejarah kehidupan dari penulis produk. Tampilan biografi dapat

dilihat pada Gambar.4.26.

Gambar.4.26. Tampilan Biografi

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

88

3. Development (Pengembangan)

Setelah usai melakukan design langkah selanjutnya yaitu

development atau pengembangan. Pengembangan disini yaitu proses

pencetakan produk yang kemudian siap untuk dilakukan proses

validasi.

Validasi produk modul pembelajaran terintegrasi keislaman

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas

liliopsida diuji oleh 4 orang ahli yang terdiri dari 2 orang ahli materi,

1 orang ahli agama (integrasi Keislaman) dan 1 orang ahli media

(desain). Kriteria penentuan subyek ahli yakni berpengalaman di

bidangnya dan berstatus sebagai dosen. Instrument validasi

menggunakan skala likert 4 skala. Adapun hasil validasi ahli

dijabarkan sebagai berikut.

a. Hasil Validasi Ahli Materi

Materi dalam produk ini dinilai oleh 2 orang ahli materi (2

orang dosen ) Tadris Biologi IAIN Palangka Raya. Adapun hasil

data validasi materi dapat dilihat pada Tabel.4.1.

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

89

Tabel.4.1. Hasil Validasi Ahli Materi

Tahap

Validator

1 2

Rekomendasi Revisi Rekomendasi Revisi

1 1. Teliti dan perbaiki

penulisan yang typo.

2. Banyak terdapat

penulisan nama

gambar yang kurang

tepat

3. Memperjelas peta

konsep

4. Sesuaikan tujuan

pembelajaran dengan

RPS

5. Menambah latihan

soal.

1. Sudah diperbaiki

2. Penulisan nama

gambar sudah

diperbaiki dan

diurutkan

3. Peta konsep sudah

diperjelas dan

diperbaiki

4. Tujuan

pembelajaran sudah

diperbaiki dan

disesuaikan

5. Soal latihan sudah

ditambah menjadi

10 soal tiap tahap

evaluasi

1. Perbaiki tujuan

pembelajaran

2. Kaitkan antara tujuan

pembelajaran,

indicator, materi

belajar, soal latihan

dan evaluasi.

3. Hubungkan gambar

dengan kalimat agar

bahasanya mudah

dipahami

4. Sederhanakan

penggunaan bahasa

agar lebih mudah

untuk dipahami

5. Perjelas bagian

gambar.

1. Tujuan sudah

diperbaiki

2. Sudah dikaitkan

antara indicator,

tujuan

pembelajaran,

materi belajar, soal

latihan dan evaluasi

3. Sudah

menghubungkan

gambar dengan

menggunakan

kalimat

4. Sudah diperbaiki

dengan membuang

dan mengganti

kalimat atau kata

yang sulit dipahami

menjadi lebih

sederhana

5. Sudah diperbaiki.

2 1. Gunakan font Book

Antiqua

2. Menaikkan ranah soal

pada lembar kerja

mahasiswa menjadi

C3

3. Memperbaiki kalimat

yang mengacu pada

gambar maupun

tabel.

1. Font tidak dirubah

karena

menyesuaikan ahli

media.

2. Tingkat kesukaran

soal sudah

ditambah dan

digolongkan

kedalam C3

3. Sudah diperbaiki

dan ditambah.

1. Perbaiki indicator

dengan bahasa yang

lebih operasional

2. Sesuaikan gambar

dengan materi belajar

3. Gaya bahasa kurang

komunikatif

4. Tambahkan kunci

jawaban

5. Tingkat kesukaran

soal dinaikkan

menjadi C4

1. Sudah diperbaiki

2. Gambar sudah

diperbaiki dan

beberapa dirubah

3. Bahasa sudah lebih

disederhanakan

4. Sudah ditambahkan

di bagian halaman

sebelum biografi.

5. Sudah diperbaiki

3 1. Modul dapat di uji

cobakan

1. Modul akan di uji

cobakan

1. Perbaiki beberapa

tulisan yang typo

atau salah ketik

2. Modul sudah dapat

digunakan

1. Sudah diperbaiki

2. Modul akan

digunakan.

Jumlah 324 298

Persentase 87% 80%

Kriteria Valid Valid

Berdasarkan Tabel.4.1. bahwa proses validasi bagian isi (materi)

dinyatakan masuk dalam kriteria Valid atau dinyatakan valid dan

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

90

dapat di uji cobakan atau digunakan pada tahap selanjutnya. Hasil

validasi ahli materi dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 2

(hasil validasi ahli materi).

b. Hasil Validasi Ahli Agama (Integrasi Keislaman)

Validasi ahli agama (integrasi Keislaman) bertujuan untuk

mengkaji kesesuaian hubungan antara poko bahasan dengan ayat-

ayat Al-Qur‟an yang telah dikembangkan. Validator ahli agama

(integrasi Keislama) yakni 1 orang merupakan dosen tafsir di

IAIN Palangka Raya. Hasil validasi dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel.4.2. Hasil Validasi Ahli Agama (Integrasi Keislaman)

Tahap

Validator

Rekomendasi Revisi

1 1. Penyajian materi yang terintegrasi

Keislaman lebih ditata dan diurutkan

2. Sesuaikan dalil dengan konsep ilmu

sains

3. Lengkapi referensi

4. Gunakan tafsir Ibnu Katsir

1. Sudah diperbaiki dan diurutkan sesuai

dengan materi

2. Sudah diperbaiki dan beberapa dirubah

dengan dalil yang lebih tepat

3. Sudah ditambah

4. Sudah diperbaiki dan menggunakan

tafsir Ibnu Katsir

2 1. Tambahkan hadits yang memperkuat

dalil Al-Qur‟an

2. Bahasa lebih disederhanakan

1. Sudah ditambahkan beberapa hadits

dan disesuaikan dengan dalil Al-

Qur‟an yang diterapkan

2. Sudah diperbaiki

3 1. Modul dapat digunakan dan dijadikan

sebagai referensi belajar

1. Modul akan digunakan

Jumlah 187

Persentase 82%

Kriteria Valid

Berdasarkan Tabel.4.2. diatas, hasil validasi agama (Integrasi

Keislaman) yang dilakukan oleh 1 orang ahli yaitu dosen tafsir di

Tadris Biologi IAIN Palangka Raya menyatakan bahwa termasuk

dalam kriteria valid dan dapat digunakan ke tahap selanjutnya.

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

91

Hasil validasi ahli agama dapat dilihat secara rinci pada Lampiran

2 (hasil validasi ahli agama).

c. Hasil Validasi Ahli Media (Desain)

Validasi ahmi media bertujuan untuk mengatur

kemenarikan dari penyajian produk yang dikembangkan. Adapun

ahli media/design terdiri atas 1 orang dosen mata kuliah

Teknologi Informasi di IAIN Palangka Raya. Hasil validasi ahli

media dapat dilihat pada Tabel.4.3.

Tabel.4.3. Hasil Validasi Ahli Media (Design)

Tahap

Validator

Rekomendasi Revisi

1 1. Kurangi ruang kosong

2. Posisi wrap text pada shapes perlu

disesuaikan

3. Perbaiki pemilihan warna yang

tepat untuk digunakan

4. Warna disesuaikan dengan sampul

modul

5. Penempatan penekanan dan

gambar kurang menarik

6. Gunakan jenis huruf Arial

1. Sudah diperbaiki dengan

menambahkan gambar ilustrasi

yang mendukung dengan materi

2. Sudah diperbaiki

3. Sudah diperbaiki dengan

mengganti sampul modul dan

pemilihan ulang warna

4. Sudah diperbaiki dengan

mengganti beberapa gambar yang

dianggap kurang menarik

5. Sudah dirubah dengan

menggunakan jenis huruf Arial.

2 1. Tata penulisan tidak sesuai dengan

kaidah KBBI dan PUEBI

2. Perbaiki margin baik margin kertas

maupun kolom penulisan

3. Penataan nomor halaman yang

kurang tepat

1. Sudah diperbaiki setiap penulisan

dalam kalimat

2. Sudah diperbaiki dengan

menyesuaikan ukuran halaman

modul

3. Sudah diperbaiki

4. Sudah diperbaiki

3 1. Modul dapat digunakan 1. Modul akan digunakan.

Jumlah 365

Persentase 80%

Kriteria Valid

Berdasarkan Tabel.4.3. diatas, hasil validasi tahap 1, 2 dan 3 oleh

ahli media dari 1 validator (dosen mata kuliah Teknologi

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

92

Informasi di IAIN Palangka Raya ) termasuk ke dalam kategori

valid dan dapat digunakan pada tahap penelitian selanjutnya.

Hasil validasi ahli media secara rinci dapat dilihat pada Lampiran

2 ( hasil validasi ahli media).

d. Revisi I

Setelah desain produk dan melakukan validasi dengan

validator ahli materi, agama dan media langkah selanjutnya yaitu

melakukan revisi produk (modul) yang dikembangkan

berdasarkan masukan-masukan dari para ahli selama beberapa

tahapan. Berikut tahapan revisi yang dilakukan peneliti.

1) Ahli materi. Setelah melakukan validasi dengan ahli materi,

tampilan pada produk berubah dan disajikan sesuai dengan

rekomendasi dari validator 1 maupun 2. Perbaikan dari ahli

materi dapat dilihat pada Gambar.4.27.

Peta Konsep Sebelum Revisi

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

93

Peta Konsep Sesudah Revisi

Indikator Capaian Pembelajaran Sebelum Revisi

Indikator Capaian Pembelajaran Sesudah Revisi

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

94

Salah Satu Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi

Salah Satu Tujuan Pembelajaran Sesudah Revisi

Salah Satu Lembar Kerja Mahasiswa dan Evaluasi

Sebelum Revisi

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

95

Salah Satu Lembar Kerja Mahasiswa dan Evaluasi Sesudah

Revisi

Gambar.4.27. Modul Sebelum dan Sesudah Revisi dengan

Ahli Materi

2) Ahli Agama (Integrasi Keislaman). Setelah melakukan validasi

dengan ahli agama, tampilan pada produk berubah dan

disajikan sesuai dengan rekomendasi dari validator. Perbaikan

dari ahli materi dapat dilihat pada Gambar.4.28.

Salah Satu Ayat Al-Qur’an Sebelum Revisi

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

96

Salah Satu Ayat Al-Qur’an Sesudah Revisi

Gambar.4.28. Tampilan Materi Integrasi Keislaman Sebelum

dan Sesudah Revisi dengan Ahli Keislaman

3) Ahli Media. Setelah melakukan validasi dengan ahli media,

tampilan pada produk berubah dan disajikan sesuai dengan

rekomendasi dari validator. Perbaikan dari ahli materi dapat

dilihat pada Gambar.4.29.

Tampilan Cover Modul Sebelum Revisi

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

97

Tampilan Cover Modul Sesudah Revisi

Salah Satu Tampilan Design Isi Modul Sebelum Revisi

Salah Satu Tampilan Design Isi Modul Sesudah Revisi

Gambar.4.29.Modul Sebelum dan Sesudah Revisi dengan Ahli

Media

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

98

e. Skala Kecil (Simulasi)

Setelah produk usai di validasi oleh ahli/pakar serta

revisi/perbaikan, produk (modul) selanjutnya di uji coba kan pada

mahasiswa dengan skala kecil yang berperan hanya sebagai

simulasi, uji coba skala kecil lebih mengacu untuk menilai

kemenarikan isi produk dan peningkatan hasil belajar dengan ranah

yang sedikit. Sebagai proses simulasi penelitian, uji coba skala

kecil diberikan perlakuan yaitu sebelum belajar menggunakan

modul mahasiswa melaksanakan pretest untuk mengukur

kemampuan mahasiswa sebelum diberikan produk (modul),

selanjutnya setelah menggunakan produk (modul) mahasiswa

melaksanakan posttest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

mahasiswa setelah diberi perlakuan.

Uji coba skala kecil melibatkan 9 orang mahasiswa yang

dipilih secara heterogen berdasarkan kemampuan di kelas. Setelah

melaksanakan pretest dan posttest mahasiswa di beri angket untuk

menilai keterterapan modul.

1) Data Pretest

Pretest dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2019.

Pelaksanaan Pretest dilakukan pada awal pertemuan dengan

menggunakan lembar soal kognitif, hal ini berfungsi untuk

memberikan gambaran kemampuan mahasiswa sebelum

belajar menggunakan modul. Soal pretets terdiri dari 50 soal

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

99

pilihan ganda dimana 30 soal merupakan kumpulan soal materi

angiospermae kelas liliopsida dan 20 soal merupakan

kumpulan soal keterkaitan materi dengan integrasi Keislaman.

Pretest dilakukan selama 100 menit (2 x 50 menit).

2) Data Postest

Postest dilaksanakan setelah mahasiswa diberikan

perlakuan yaitu belajar dengan menggunakan modul. Postest

dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2019. Pelaksanaan

postest dilakukan dengan menggunakan lembar soal kognitif

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa setelah

menggunakan modul. Soal postest terdiri atas 50 soal dengan

30 soal berisi materi umum dan 20 soal berisi keterkaitan

materi dengan integrasi Keislaman. Postest dilaksanakan

dengan alokasi waktu 100 menit (2 x 50 menit).

Berdasarkan pembelajaran menggunakan modul terlihat

peningkatan hasil belajar mahasiswa, hal ini dlilihat dari hasil

pretest dan postest yang dilakukan sebelum dan sesudah

belajar menggunakan modul. Data hasil pretest dan postest

dapat dilihat pada Tabel.4.4.

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

100

Tabel.4.4.Data Hasil Pretest dan Postest Skala Kecil

Skala Kecil

Nilai Hasil Belajar

Pretest Postest

Materi Integrasi Materi Integrasi

Jumlah nilai 288 336 412 422

Rata-rata Nilai 32,00 37,33 45,78 46,89

Rata-rata Nilai

Hasil Belajar

69,33

92,67

N-Gain 0,76

Kriteria N-Gain Tinggi

Berdasarkan keterangan pada Tabel.4.4. diatas, hasil belajar

mahasiswa skala kecil Pretets mengalami peningkatan yang

sangat baik. Hasil belajar tersebut dapat dilihat pada

pembelajaran menggunakan modul mengalami peningkatan.

Secara rinci hasil Pretest dan Postest dapat dilihat pada

lampiran 2 (Hasil Pretest dan Postets skala kecil).

3) Respon Mahasiswa

Setelah melaksanakan pretest dan postest mahasiswa

diberikan angket respon yang berfungsi untuk mengetahui

kelayakan modul. Hasil respon mahasiswa di uji skala kecil

memperoleh rata-rata 3,43 dengan kriteria “sangat praktis”.

Secara rinci hasil perhitungan angket respon mahasiswa skala

kecil dapat dilihat pada lampiran 2 (respon mahasiswa skala

kecil).

f. Revisi II

Setelah modul digunakan di uji coba skala kecil sebagai

simulasi, modul dikembalikan dan direvisi kembali sesuai dengan

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

101

rekomendasi dari para mahasiswa di uji coba skala kecil.

Berdasarkan respon mahasiswa modul pembelajaran yang

dikembangkan sudah memiliki kriteria praktis, tetapi terdapat

beberapa masukan mengenai soal latihan pada lembar kerja

mahasiswa yang harus melibatkan keadaan lingkungan tempat

tinggal dan kekayaan alam daerah tempat tinggal. Tampilan modul

revisi II dapat dilihat pada Gambar.4.30.

Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan Belajar 1 Sebelum Revisi

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

102

Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan Belajar 1 Sesudah Revisi

Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan Belajar 2 Sebelum Revisi

Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan Belajar 2 Sesudah Revisi

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

103

Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan Belajar 2 Sebelum Revisi

Lembar Kerja Mahasiswa Kegiatan Belajar 2 Sesudah Revisi

Gambar.4.30. Tampilan Gambar Sebelum dan Sesudah

Revisi II

4. Implementation (Implementasi)

Tahap implementation atau implementasi dilakukan setelah

tahap revisi II sudah selesai. Tahap implementasi yaitu melakukan uji

coba skala besar. Uji coba skala besar terdiri dari 2 kelas yaitu kelas

kontrol yang terdiri dari 13 mahasiswa (mahasiswa kelas B) dan kelas

eksperimen yang terdiri dari 13 mahasiswa (mahasiswa kelas A).

berikut perincian data dari masing-masing kelas.

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

104

a. Kelas Kontrol

Kelas kontrol terdiri dari 13 mahasiswa. Tahap

pengambilan data pada kelas kontrol yaitu dengan melakukan

pretest, perlakuan dan postest.

1) Data Pretest

Pelaksanaan pretest dilaksanakan pada tanggal 2

September 2019. Pretest dilakukan dengan menggunakan

lembar efektifitas yaitu dengan jumlah 50 soal, 30 soal terkait

dengan materi umum dan 20 soal terkait dengan hubungan

sains dengan integrasi keislaman. Mahasiswa menyelesaikan

soal tersebut dengan alokasi waktu 100 menit (2 x 50 menit).

Pelaksanaan ini dilakukan untuk mengukur kemampuan awal

mahasiswa sebelum mengikuti kegiatan belajar.

2) Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar pada kelas kontrol yaitu tanpa

menggunakan modul pembelajaran atau produk yang

dikembangkan. Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol

hanya menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh kampus,

jurnal ilmiah yang bersumber dari internet dan artikel lainnya

yang menyangkut dengan materi belajar atau mengikuti RPS

yang sudah dirancang atau dibuat oleh dosen pengampu mata

kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

105

Adapun alur belajar dalam kelas kontrol yaitu sebagai

berikut.

a) Kegiatan awal, dilakukan dengan mengucapkan salam,

berdoa, mengecek daftar hadir mahasiswa, menyampaikan

tujuan belajar.

b) Kegiatan inti, menyampaikan materi ajar dengan

membentuk 6 kelompok belajar dan masing-masing diberi

1 sub materi. Mahasiswa melakukan pembelajaran secara

diskusi dan saling bertukar pikiran mengenai materi

belajar yang didapat oleh masing-masing kelompok

belajar.

c) Kegiatan penutup, menyimpulkan materi belajar dan

memberi beberapa kuis untuk mengukur pemahaman

mahasiswa baik pada materi kelompok sendiri maupun

materi kelompok lain.

3) Data Postest

Pelaksanaan postest dilakukan setelah mahasiswa

selesai melaksanakan kegiatan belajar. Postest berfungsi untuk

mengetahui peningkatan belajar mahasiswa mengenai materi

yang disampaikan.

Kegiatan postest dilaksanakan yaitu dengan

memberikan soal pilihan ganda dengan jumlah 50 soal ( 30

soal memuat materi umum dan 20 soal memuat keterkaitan

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

106

sains dengan integrasi keislaman). Mahasiswa mengerjakan

lembar soal dengan alokasi waktu 100 menit (2 x 50 menit).

Berdasarkan langkah-langkah diatas, peningkatan hasil

belajar mahasiswa tanpa menggunakan modul dilihat dari nilai

pretets dan postest masing-masing mahasiswa mengalami

peningkatan, namun peningkatan tersebut tidak signifikan

karena masih berada di bawah dari nilai KKM mata kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi yang ditetapkan. Data nilai pretest

dan postest dapat dilihat pada Tabel.4.5.

Tabel.4.5. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol

Kelas

Kontrol

Nilai Hasil Belajar

Pretest Postest

Materi Integrasi Materi Integrasi

Jumlah Nilai 412 493 423 484

Rata-rata Nilai 31,69 37,93 32,54 37,23

Rata-rata Nilai Hasil

Belajar

69,62 69,77

N-Gain 0,20

Kriteria N-Gain Rendah

Berdasarkan keterangan dari Tabel.4.5. dapat

dsimpulkan bahwa pembelajaran tanpa menggunakan modul

tidak mengalami peningkatan. Hasil belajar mahasiswa kelas

kontrol dapat dilihat secara rinci pada lampiran 2 (hasil pretest

dan postest kelas kontrol).

b. Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberikan

perlakuan dengan jumlah mahasiswa sebanyak 13 orang. Kelas

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

107

eksperimen diberi perlakuan yakni dengan belajar menggunakan

modul pembelajaran terintegrasi Keislaman mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida. Sebelum

belajar, mahasiswa melakukan pretest dan diakhiri dengan postest.

Berikut penjelasan mengenai pelaksanaan penelitian pada kelas

eksperimen.

1) Data Pretest

Pretest dilaksanakan pada tanggal 6 September 2019.

Pemberian pretest di awal pembelajaran bertujuan untuk

mengukur kemampuan awal mahasiswa sebelum melakukan

kegiatan belajar menggunakan modul. Soal pretest terdiri atas

50 butir soal (30 soal yang memuat materi umum dan 20 soal

yang memuat materi keterkaitan sains dengan integrasi

keislaman). Proses penyelesaian soal dilakukan dengan alokasi

waktu 100 menit ( 2 x 50 menit ).

2) Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar pada kelas eksperimen yaitu

menggunakan modul pembelajaran terintegrasi Keislaman

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi materi angiospermae

kelas liliopsida untuk itu mahasiswa dituntut untuk balajar

mandiri. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak 3x

pertemuan, setiap pertemuan mahasiswa menyelesaikan 1

kegiatan pembelajaran. Pertemuan pertama pada tanggal 5

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

108

September 2019, pertemuan kedua pada tanggal 9 September

2019 dan pertemuan ketiga pada tanggal 11 September 2019.

Berikut kegitan belajar di kelas eksperimen.

a) Kegiatan awal, dimulai dengan mengucapkan salam,

berdoa, mengecek daftar hadir mahasiswa, menjelaskan

mengenai proses belajar yang akan dilakukan dalam

menggunakan modul.

b) Kegiatan inti, 1 kali pertemuan mahasiswa harus

menyelesaikan 1 kegiatan pembelajaran hingga pada

pertemuan ketiga modul harus sudah dikembalikan kepada

peneliti.

c) Kegatan penutup, yaitu dilakukannya evaluasi

pembelajaran dengan memberikan beberapa kuis berfungsi

untuk mengasah kembali pengetahuan yang didapat

mahasiswa dari mempelajari modul.

3) Data Postest

Postest dilaksanakan pada tanggal 12 September 2019.

Pelaksanaan postest dilakukan setelah pembelajaran berakhir.

Soal postest terdiri dari 40 butir soal ( 30 soal memuat tentang

materi umum dan 20 soal memuat tentang keterkaitan materi

dengan integrasi keislaman ). Mahasiswa menyelesaikan soal

tersebut dengan alokasi waktu 100 menit ( 2 x 50 menit ).

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

109

Berdasarkan pembelajaran menggunakan modul, dapat

dilihat peningkatan hasil belajar mahasiswa melalui nilai

pretest dan postest masing-masing mahasiswa. Hasil belajar

kelas eksperimen melebihi KKM mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi yang sudah ditetapkan. Data nilai pretest

dan postest kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel.4.6.

Tabel.4.6.Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Kelas

Eksperimen

Nilai Hasil Belajar

Pretest Postest

Materi Keislaman Materi Keislaman

Jumlah Nilai 408 473 595 610

Rata-rata Nilai 31,38 36,38 45,77 46,92

Rata-rata Nilai

Hasil Belajar

67,77 92,69

N-Gain 0,77

Kriteria N-Gain Tinggi

Berdasarkan Tabel.4.6. diatas, hasil belajar mahasiswa

kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar

mahasiswa. Hasil belajar kelas eksperimen dapat dilihat lebih

detail pada lampiran 2 (hasil pretest dan postest kelas

eksperimen).

c. Perbedaan Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kemajuan belajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol

dan eksperimen jika di lihat melalui hasil belajar mahasiswa

sangat terlihat berbeda. Nilai N-Gain dari masing-masing kelas

menunjukkan bahwasannya tingkat kemajuan belajar mahasiswa

yang proses pembelajarannya di berikan perlakuan yaitu proses

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

110

pembelajaran dengan menggunakan modul pembelaran (kelas

eksperimen) peningkatan hasil belajar sangat berbeda jauh

dengan kelas yang tidak di berikan perlakuan yaitu proses

pembelajaran yang tidak menggunakan modul pembelajaran

(kelas kontrol). Untuk melihat kemajuan belajar mahasiswa

secara signifikan dapat di lihat dengan menggunakan Uji-t yaitu

sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui normal atau

tidaknya sampel yang digunakan dalam penelitian. Adapun

hasil uji normalitas pada kelas kontrol dan eksperimen yaitu

sebagai berikut.

Tabel.4.7. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Kelas Hasil Lhitung Ltabel Keterangan

Kontrol Pre-test 0,17 0,23 Berdistribusi

Normal

Pos-test 0,11 0,23 Berdistribusi

Normal

Eksperimen Pre-test 0,13 0,23 Berdistribusi

Normal

Pos-test 0,01 0,23 Berdistribusi

Normal

Hasil dari uji normalitas baik pada kelas kontrol maupun

kelas eksperimen menunjukkan bahwa hasil pre-test dan pos-

test berdistribusi normal.

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

111

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dapat dilakukan setelah uji normalitas. Uji

homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah data yang

diambil merupakan data yang homogeny atau tidak. Adapun

hasil uji homogenitas kelas kontrol dan eksperimen adalah

sebagai berikut.

Tabel.4.8. Uji Homogenitas kelas Kontrol

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10.849 1 10.849 .523 .485b

Residual 228.228 11 20.748

Total 239.077 12

a. Dependent Variable: hasil belajar

b. Predictors: (Constant), kelas

Tabel.4.9. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.420 1 2.420 .087 .773b

Residual 305.888 11 27.808

Total 308.308 12

a. Dependent Variable: hasil belajar

b. Predictors: (Constant), kelas

Berdasarkan tabel 4.8. dan 4.9. data dinyatakan homogen

karena signifikasi lebih besar dari 0,05.

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

112

3) Uji Hipotesis

Setelah uji normalitas dan homogenitas pengujian

selanjutnya yaitu uji hipotesis. Uji hipotesis pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel.4.10. Hasil Analisis Hipotesis Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

hasil belajar

mahasiswa

Equal

variances

assumed

.421 .523 -

9.41

2

24 .000 -10.53846 1.11969 -12.84938 -

8.2275

4

Equal

variances

not

assumed

-

9.41

2

23.9

85

.000 -10.53846 1.11969 -12.84946 -

8.2274

6

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kedua

data hasil belajar sangat signifikan dan memiliki perbedaan

hasil belajar yang sangat jauh.

d. Analisis Keterterapan Modul

Keterlaksanaan atau keterterapan pembelajaran

menggunakan modul secara langsung diamati oleh observer.

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

113

Adapun observer dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, 1

orang mengamati 4 mahasiswa dan 3 orang lainnya mengamati

masing-masing 3 mahasiswa yang berada di kelas eksperimen

selama pembelajaran berlangsung. Penilaian observer dapat

dilihat pada Tabel.4.8. sebagai berikut.

Tabel.4.8. Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Modul

Rata-Rata Skor

Observer

1 2 3 4

84,72 92,59 88,89 90,74

89,24

Persentase Skor 99,15 %

Kriteria Sangat Berhasil

Berdasarkan keterangan pada Tabel.4.8. diatas,

keterterapan modul pembelajaran terintegrasi keislaman

memperoleh persentase skor 99,15 % dengan kriteria sangat

berhasil, sehingga modul dapat dikatakan layak untuk digunakan

dalam pembelajaran mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi. Data

perhitungan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul

dapat dlihat lebih rinci pada Lampiran 2 (Observasi

Keterterapan).

5. Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi merupakan tahap revisi terakhir terhadap

modul (produk yang dikembangkan). Perbaikan atau evaluasi yang

dilakukan yaitu berdasarkan pada masukan yang diperoleh dari angket

respon atau catatan lapangan pada lembar observasi. Tujuan dari ini

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

114

yaitu agar modul (produk yang dikembangkan) benar-benar sesuai

serta dapat digunakan pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

B. Pembahasan

1. Langkah Penyusunan Modul Menggunakan Desain ADDIE

ADDIE merupakan salah satu desain pengembangan yang

banyak digunakan para peneliti yang mengembangkan bahan ajar

karena desain ADDIE dikenal dengan praktis, sederhana dan

terstruktur. Prawiradilaga (2015); Angko (2013) dan Nuritno (2017)

menyatakan bahwa model ADDIE adalah model yang dapat

beradaptasi dengan sangat baik dalam berbagai kondisi, yang

memungkinkan model tersebut dapat digunakan hingga saat ini.

Tingkat fleksibilitas model ini dalam menjawab permasalahan cukup

tinggi. Meski memiliki tingkat fleksibelitasyang tinggi, model ADDIE

merupakan model yang efektif untuk digunakan dan banyak orang

familiar dengan singkatan ADDIE. Selain itu, model ADDIE juga

menyediakan kerangka kerja umum yang terstruktur untuk

pengembagan intervensi instruksional dan adanya evaluasi dan revisi

dalam setiap tahapannya.

Gustafson dan Branch (2002) menyatakan bahwa dalam

pengembangan pembelajaran atau instructional development, inti

utamanya adalah proses ADDIE yaitu analisis latar dan kebutuhan

peserta didik, desain satu set spesifikasi untuk lingkungan

pembelajaran yang efektif, efisies dan relevan, pengembangan semua

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

115

materi untuk pembelajaran dan mengatur materi tersebut, pelaksanaan

instruksi yang dihasilkan dan evaluasi formatif serta sumatif baik hasil

pengembangan.

2. Deskripsi Profil Modul

Modul dikembangkan melalui beberapa tahapan revisi, revisi I

yaitu di validasi oleh pakar ahli (materi, integrasi keislaman dan

media), revisi II (skala kecil) dan revisi III (skala besar). Produk yang

dikembangkan (modul) terdiri dari sampul, kata pengantar, daftar isi,

peta konsep, pendahuluan (melibatkan deskripsi modul, petunjuk

penggunaan modul, capaian pembelajaran, indicator capaian

pembelajaran), kegiatan pembelajaran, tes formatif, glosarium, daftar

pustaka, kunci jawaban dan biografi (Direktorat Tenaga

Kependidikan, 2008 dan Hernawan, 2013).

a. Sampul. Fitriani, Mufti dan Lestari (2015) dan Kalinda, Maharta,

dan Ertikanto (2015) menyatakan bagian sampul merupakan

bagian pertama yang disorot dan bagian utama yang menarik

perhatian pembaca, sehingga dalam penyusunan sampul harus

dibuat semenarik mungkin dengan mengkombinasikan warna,

gambar, bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

b. Kata pengantar. Rahdiyanta (2016) dan Sungkono (2009)

menyatakan bahwa kata pengantar penting dalam modul karena

memuat informasi tentang peran modul dalam proses

pembelajaran.

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

116

c. Peta konsep. Menurut Martin (2004) menyatakan bahwa peta

konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu

mahasiswa menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas.

Hidayat (2014) juga menyatakan bahwa peta konsep menyediakan

bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan

informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Peta konsep

adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan

proposisi-proposisi dari materi yang dimuat dalam suatu modul.

d. Pendahuluan. Rahdiyanta (2016) menyatakan bahwa pendahuluan

terdiri dari deskripsi modul, petunjuk penggunaan modul, capaian

pembelajaran dan indicator capaian pembelajaran. Semuanya

memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi tujuannya yaitu selain

mempermudah pembaca dalam menggunakan modul tetapi juga

mempermudah pembaca untuk mengerti pokok bahasan secara

sederhana sehingga pembelajaran lebih terarah.

e. Kegiatan Pembelajaran. Kependidikan (2008); Nudyansyah (2018)

dan Kejuruan (2008) menyatakan bahwa kegiatan belajar yang

baik harus memuat tujuan pembelajaran yang berfungsi

mengetahui kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan

kegiatan belajar; uraian materi yaitu uraian pengetahuan atau

konsep atau prinsip tentang kompetensi yang sedang dipelajari;

rangkuman yaitu ringkasan pengetahuan atau konsep atau prinsip

yang terdapat dalam uraian materi; tugas yaitu bagian yang berisi

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

117

instruksi bertujuan untuk penguatan pemahaman terhadap konsep

atau pengetahuan atau prinsip-prinsip yang dipelajari.

f. Tes formatif. Rahdiyanta (2016) menyatakan bahwa tes formatif

atau evaluasi harus disesuaikan dengan ranah (domain) yang

dinilai serta indikator keberhasilan yang diacu.

g. Glosarium. Kejuruan (2008); Wijaya (2010) dan Sunantri, Suyatna

dan Rosidin (2016) menyatakan bahwa glosarium berfungsi untuk

memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata yang

sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad.

h. Daftar Pustaka. Kependidikan (2008) menyatakan bahwa daftar

pustaka memuat semua referensi atau pustaka yang digunakan

sebagai acuan pada saat proses penyusunan modul.

i. Kunci Jawaban. Radiyanta (2016) menyatakan bahwa kunci

jawaban merupakan kumpulan dari seluruh jawaban pertanyaan

yang termuat di dalam modul.

Modul dikatakan berhasil apabila nilai mahasiswa dapat

menjapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan pada

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

3. Validitas

Validitas dilakukan pada tahap pertama proses development.

Validasi dinilai langsung oleh para ahli materi, agama dan media

(design). Validasi dikatakan tinggi apabila hasilnya dapat digunakan

secara tepat dan dapat memberikan hasil sesuai yang diinginkan.

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

118

Artinya hasil yang diinginkan pada modul tersebut dapat dapat

menjadi bahan acuan dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar

mahasiswa. Modul dikatakan valid apabila sudah melalui beberapa

tahap seperti validasi oleh ahli (Ginanjar, 2010).

Nuryadi (2019) menyatakan bahwa proses validasi dapat

dilakukan lebih dari 3 kali agar produk yang dihasilkan benar-benar

valid dan layak untuk digunakan. Pada penelitian ini validasi

dilakukan sebanyak 3 kali oleh masing-masing validator (pakar).

Berbeda dengan penelitian milik Pribadi, Benny (2016) masing-

masing proses validasi hanya dilakukan sebanyak 1 kali sehingga

terdapat beberapa design dan bahasa yang tidak tertata rapi dan sulit

untuk dipahami. Dalam penelitian ini, modul dinyatakan valid karena

memenuhi kriteria yang sesuai baik materi, design dan keterkaitan

materi dengan nilai keislaman.

Hasil penelitian ini dinyatakan valid oleh validator materi,

karena memuat materi yang sesuai dengan capaian pembelajaran

(learning outcomes) yang dijabarkan dalam indikator capaian

pembelajaran mata kuliah. Menurut Trisna dan Rahmi (2016) modul

telah memenuhi kelayakan isi jika meliputi kesesuaian dengan

kurikulum, struktur keilmuan, actual dan keluasan materi. Dalam

penyusunan materi, modul ini mengacu pada capaian pembelajaran

yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

119

Hasil penelitian dinyatakan valid oleh validator media (design)

karena modul yang dikembangkan dianggap sudah memenuhi elemen

mutu modul. Menurut Rahdiyanta (2016) menyatakan bahwa untuk

menghasilkan modul pembelajaran yang mampu fungsi dan

peranannya dalam pembelajaran, modul perlu dirancang dan

dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen yang

mensyaratkannya, yaitu format (kolom, kertas dan icon), organisasi,

daya tarik (bagian sampul, bagian isi, serta tugas-tugas yang

dicancang semenarik mungkin), bentuk dan ukuran huruf (pemilihan

huruf yang mudah dibaca, perbandingan huruf yang proporsional,

ketepatan dalam penggunaan huruf), ruang (penggunaan spasi, batas

tepi, spasi antar kolom, pergantiar antar paragraf dan bab) dan

konsistensi. Dalam mendesain tampilan produk, modul disesuaikan

dengan tampilan yang menarik serta berkaitan dengan materi ajar

yang disampaikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil validasi dari ahli

media (design).

Hasil penelitian juga dinyatakan valid oleh ahli keislaman

karena modul memuat kesesuaian hubungan ayat-ayat Al-Qur‟an.

Dalam menyusun materi keislaman, ayat-ayat Al-Qur‟an yang dipilih

memuat kesesuaian hubungan dengan materi penafsiran yang tepat.

Sebuah modul integrasi keislaman memiliki validitas yang tinggi jika

kelengkapan materi keislaman, kebenaran kandungan ayat-ayat Al-

Qur‟an dan tafsir, serta berbagai hal yang berkaitan dengan materi ajar

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

120

dan materi keislaman sesuai dengan modul yang dikembangkan.

Menurut Azizah (2018) modul dikatakan valid jika pada modul

terdapat kesesuaian hubungan antara pokok bahasan materi dengan

ayat-ayat Al-Qur‟an. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul yang

dihasilkan sudah valid berdasarkan validasi ahli keislaman.

4. Efektifitas

Efektifitas modul yang dikembangkan dapat dilihat dengan

tingkat pemahaman mahasiswa menggunakan lembar soal. Arifin

(2013) dan Umroh (2017) menyatakan bahwa keefektifan suatu modul

dapat dilihat dari beberapa komponen yaitu salah satunya dari hasil

belajar peserta didik yang dapat melampaui KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh dosen pengampu

mata kuliah. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari perbedaan

hasil belajar yang signifikan. Muhson (2009) dan Sumarni, W. (2010)

menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila mahasiswa

mampu memahami konsep pembelajaran yang telah disampaikan oleh

pendidik. Hal ini dilihat dari setelah adanya pembelajaran

menggunakan modul. Hasil belajar mahasiswa sebelum dan setelah

menggunakan modul sangat terlihat berbeda, dibuktikan dengan hasil

nilai pretest dan postets. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Fonna

dan Mursalin (2019); Peniati (2012); Suardana (2006) yang

menyatakan bahwa salah satu keuntungan belajar menggunakan

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

121

modul yaitu mahasiswa mampu mencapai hasil belajar yang sesuai

dengan kemampuannya.

5. Kepraktisan

Modul yang dikembangkan telah mencapai keterlaksanaan

dalam memenuhi kebutuhan dan harapan di lapangan. Keterlaksanaan

pembelajaran dinyatakan berhasil dengan melihat pendapat serta

catatan dari 4 observer yang ikut serta mengamati kegiatan belajar

secara langsung di lapangan. Keterlaksanaan pembelajaran modul

yang dikembangkan dapat dikatakan sukses apabila mampu

mengarahkan mahasiswa untuk terlibat aktif dan dapat belajar

mandiri. Kepraktisan modul dapat diukur dengan melihat dari

kegunaan modul oleh peserta didik. Indrawati (2009); Khayati (2015);

dan Murdiyah (2015) menyatakan bahwa keterlaksanaan pembelajaran

menggunakan modul keterlaksanaan dengan baik atau tinggi jika

peserta didik terlihat aktif dan berinteraksi dengan temannya maupun

pendidik untuk memecahkan permasalaha atau pernyataan yang

berkaitan dengan materi pembelajaran. Hasil penelitian ini dinyatakan

praktis dengan melihat antusias dan keaktifan mahasiswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran yang

dikembangkan. Mahasiswa memberikan respon yang sangat positif

dan mendukung untuk menyatakan kepraktisan modul. Setiyadi,

Ismail, dan Ghani (2017) menyatakan bahwa modul yang

dikembangkan mampu mengarahkan mahasiswa untuk terlibat aktif

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

122

dan berinteraksi dengan temannya serta berinteraksi dengan pendidik

untuk menyampaikan dan memecahkan permasalahan atau pertanyaan

yang berkaitan dengan isi materi modul pembelajaran. Jadi modul

pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi syarat kepraktisan.

Hal ini didukung oleh Ismail (2013) yang menyatakan bahwa

keterlaksanaan pembelajaran yang baik adalah jika derajat

keterlaksanaan pembelajaran yang dicapai tersebut minimal

berkategori tinggi atau baik. Respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran menggunakan modul pembelajaran menunjukkan

kategori respon positif. Menurut Murniati dan Muslim (2017) modul

yang dikembangkan memiliki kategori praktis ditinjau dari tingkat

kemudahan mahasiswa dalam menggunakannya. Pembelajaran

dianggap menarik, isi modul dan bahasa modul mudah dipahami serta

membantu mahasiswa dalam menyelesaikan kesulitan belajar.

Modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi Angiospermae kelas Liliopsida merupakan

modul yang dikembangkan dengan menggunakan desain penelitian

ADDIE, desain ini juga dikenal sebagai desain yang sederhana dan

mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis. Sudhita dan

Parmiti (2013); Damayasa, Sudarma dan Tegeh (2015); Cholik dan

Widoretno (2019) menyatakan bahwa Sifat desain ADDIE yang

sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain

ADDIE ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik. Salah satu

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

123

fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat

dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan

mendukung kinerja pelatihan itu sendiri (Nizarudin, 2017; Barokati

dan Annas, 2013; Sorayya, 2014; Kartika, 2017).

Materi belajar biologi merupakan materi berkembang yang,

terbilang unik dan meluas serta memiliki pembahasan yang sangat

banyak, salah satunya adalah mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi

yang memiliki cakupan materi sangat meluas. Dengan banyaknya sub

materi pembahasan terkait dengan biologi mahasiswa perlu lebih

banyak memiliki sumber belajar yang dapat memicu untuk lebih aktif,

kreatif dan tidak membosankan seperti modul pembelajaran yang

berfungsi untuk menunjang proses kegiatan belajar di kampus

khususnya program studi Tadris Biologi. Kurniati (2016); Nasution

(2015); Somayasa, Natajaya, Wayan, Nyoman dan Candiasa (2013)

menyatakan bahwa desain ADDIE sudah terbukti sebagai desain yang

mudah dan rinci digunakan dalam proses pengembangan bahan ajar

baik modul ataupun bahan ajar yang lainnya. Pernyataan ini terbukti

dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa modul yang

dikembangkan menarik dan memunculkan rasa kesukaan pada

mahasiswa selama proses pembelajaran menggunakan modul. Desain

ADDIE dapat digunakan sebagai desain yang unggul dalam proses

pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran baik dalam

mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi maupun mata kuliah lain yang

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

124

masih berada dalam lingkup biologi maupun tidak. Sedangkan untuk

memenuhi ketercapaian kurikulum yang telah ditetaokan di lingkup

kampus khususnya IAIN Palangka Raya program studi Tadri Biologi,

desain ADDIE dapat digunakan sebagai salah satu desain yang baik

untuk membuat produk berupa modul pembelajaran yang terkait

dengan nilai – nilai keislaman seperti modul yang sedang

dikembangkan. Dalam proses pengembangan modul pembelajaran,

keterkaitan nilai keislaman sangat diutamakan karena berdasar pada

RPS dan kurikulum. Nilai – nilai keislaman sangat berperan penting

dalam proses pembelajaran. Selain berkaitan dengan ranah

lingkungan, nilai keislaman juga berperan penting dalam ilmu salah

satunya pada ilmu biologi. Munawar (2015) menyatakan bahwa Al-

Qur‟an memilki berbagai aspek ilmu pengetahuan dan bukan saja

ilmu-ilmu keislaman, tetapi sumber ilmu pengetahuan dan

teknologi. Mempelajari al-Qur‟an, menggali kandungannya dan

menyebarkan ajarannya merupakan tuntutan yang tidak ada

habisnya. Al-Qur‟an secara langsung menganjurkan pengembangan

ilmu pengetahuan, yang diungkap oleh Qur‟an dan tidak dikenal

pada masa turunnya, seperti dikatakan Dr. Aurice Bucaille dalam

bukunya Al-Qur‟an. Bible dan Sains Modern terbukti tak satupun

bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Salah satu bahan ajar yang

mendukung mengenai hal ini adalah modul pembelajaran terintegrasi

keislaman.

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

125

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida yaitu dengan

menggunakan desain ADDIE dengan langkah utama adalah analisis

kebutuhan, dilanjutkan dengan desain pengembangan sampai dalam

bentuk prototipe, dilanjutkan dengan development (pengembangan)

berawal dari proses validasi hingga proses simulasi (uji skala kecil),

dilanjutkan dengan implementasi (penerapan) yaitu pengambilan data

pada kelas kontrol dan eksperimen, dan berakhir pada proses evaluasi

hingga produk final.

2. Profil modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida yaitu sampul,

kata pengantar, peta konsep, pendahuluan, daftar isi, kegiatan belajar,

glorasium, daftar pustaka dan dilengkapi dengan kunci jawaban yang

dicantumkan pada modul yang digunakan sebagai pegangan dosen.

3. Modul pembelajaran dinyatakan valid oleh ahli materi karena sudah

mencakup materi yang sesuai dengan capaian pembelajaran, dan sesuai

dengan kurikulum yang sudah ditetapkan. Modul dinyatakan valid oleh

ahli keagamaan karena isi materi modul sudah sesuai dengan nilai-nilai

Keislaman di dalam Al-Qur‟an dan dilengkapi dengan hadits-hadits

yang mendukung dengan kesesuaian materi dengan integrasi. Modul

dikatakan valid oleh ahli media/design karena modul yang

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

126

dikembangkan sudah mencakup aspek media meliputi kejelasan dalam

menggunakan modul seperti yang tertera pada petunjuk penggunaan

modul, keterbacaan teks/huruf, kualitas tampilan gambar, kemenarikan

gambar, dan kontras warna yang sesuai.

4. Modul dinyatakan efektif dilihat dari peningkatan hasil belajar yakni

rata-rata nilai pretest dan postest pada kelas eksperimen.

5. Modul dinyatakan praktis yaitu berdasarkan dari penilaian

keterlaksanaan belajar yang diamati secara langsung oleh observer yaitu

dengan kriteria sangat baik karena mahasiswa terlihat aktif dan antusias

dalam belajar. Modul juga dinyatakan praktis berdasarkan respon baik

dari mahasiswa ditinjau dari tingkat kemudahan mahasiswa dalam

menggunakan modul selama proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, saran dari peneliti

yaitu :

1. Modul pembelajaran terintegrasi keislaman mata kuliah Botani

Tumbuhan Tinggi materi angiospermae kelas liliopsida dikembangkan

dengan menggunakan model pengembangan ADDIE sehingga perlu

adanya pengembangan bahan ajar lain yang lebih spesifik agar dapat

membantu proses berlangsungnya pembelajaran mata materi lain.

2. Pembelajaran menggunakan modul sebaiknya digunakan juga untuk

materi biologi yang lainnya sehinga mahasiswa tertarik, senang, tidak

menjadi bosan dalam mengikuti kegiatan belajar biologi.

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

127

DAFTAR PUSTAKA

Afhara, M. 2013. Pengaruh strategi pembelajaran berbasis kecerdasan jamak

dan gaya belajar terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam Siswa

SD Sabilina Kecamatan Percut Sei. Medan : Pascasarjana UIN Sumatera

Utara.

Ali, Muhammad. 2009. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta :

Imperal Bhakti Utama.

Ambarwati, R, Arifin, S, & Sari, D. (2016). Pengembangan modul pembelajaran

mikro berbasis instructional approach. Jurnal Penelitian LPPM

(Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) IKIP PGRI

Madiun, 2 (2).

Anantha, Sari. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Berupa Modul Berbasis

Scientific Approach Pada Materi Metode Penilaian Persediaan Pada

Sistem Perpetual Untuk Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Buduran

Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK), 3 (2).

Arifin, E. (2013). Pengembangan Modul Biologi Bervisi Sets Pada Materi

Pencemaran Lingkungan Kelas X Di SMA Negeri 1 Pamotan Kabupaten

Rembang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Ayuningtyas, P, Soegimin W, & Supardi Z. I. (2017). Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing untuk Melatihkan

Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Materi Fluida Statis. JPPS

(Jurnal Penelitian Pendidikan Sains), 4 (2), 636-647.

Azhar, Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Grafindo Persada.

Azizah, R. 2018. Pengembangan modul fisika materi listrik statis, listrik dinamis,

dan kemagnetan kelas IX SMP/MTS berbasis integrasi sains dan

Islam (Doctoral dissertation, UIN Walisongo Semarang).

Barokati, N, & Annas, F. 2013. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended

Learning pada Mata Kuliah Pemrograman. Lamongan : UNISDA

Lamongan.

Chalil, Achjar. 2009. Pembelajaran Berbasis Fitrah : Balai Pustaka (Persero).

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

128

Daryanto & Aris D. C. 2014. Pengembangan Perangkat Belajar. Yogyakarta :

Gava Media.

Daryanto, 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru dalam

Belajar. Yogyakarta : Gava Media.

Devi & Apriska A. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif Elektrolit untuk

Pembelajaran Kimia Siswa SMK Kelas XI Jurusan Pertanian Tahun

Pelajaran 2013/2014." Jurnal Pendidikan Kimia, 4 (2).

Donald, A. 1982. Introduction to Research in Education Terj. Arif Furqon.

Surabaya : Usaha Nasional.

Esha, M. 2009. Institusional Transformation. Malang : UIN Maliki Press.

Fitriyati, U, Mufti, N, & Lestari, U. (2015). Pengembangan Modul Berbasis Riset

Pada Matakuliah Bioteknologi. Jurnal Pendidikan Sains, 3 (3), 118-129.

Fonna, M., dan Mursalin, M. (2019, January). Pengembangan Modul Geometri

Analitik Bidang Berbantuan Wingeom Software untuk Meningkatkan

Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa. In Prosiding Seminar

Nasional Politeknik Negeri Lhkseumawe, 2 ( 1).

Ginanjar, A. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Modul Interaktif Mata

Kuliah Pemindahan Tanah Mekanik (Doctoral dissertation, Universitas

Sebelas Maret).

Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Sedia.

Handayani, S. (2013). Pengembangan Modul Pembelajaran Pembuatan Bebe

Anak Untuk Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Pengasih. Skripsi: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Hernawan, Asep H, Hj Permasih, & Laksmi D. 2012. Pengembangan Bahan Ajar.

Bandung : Direktorat UPI.

Hulyadi. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Organik Berbantuan Media

Komputasi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif." Jurnal

Kependidikan Kimia Hydrogen, 4 (2).

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

129

Indrawati, R. (2009). Pembelajaran Remedi Menggunakan Modul dan Animasi

pada Materi Kesetimbangan Kimia Ditinjau dari Tingkat Kesulitan

Belajar Siswa (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Isnaneny & Fatma, Y. 2018. Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis

Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi UMS pada

Materi Sistem Gerak Manusia." INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 7 (1).

Kalinda, P, Maharta, N & Ertikanto, C. (2015). Pengembangan modul

pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan

perubahannya. Jurnal Pembelajaran Fisika, 3 (3).

Khayati, F. (2015). Pengembangan Modul Matematika Untuk Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Materi Pokok

Persamaan Garis Lurus Kelas VIII SMP (Doctoral dissertation, UNS

(Sebelas Maret University).

Kejuruan, D. P. S. M. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Kependidikan, D. T., MUTU, D. J. P., KEPENDIDIKAN, P. D. T., &

NASIONAL, D. P. (2008). Penulisan Modul.

Khoirotunnafi'ah, L. (2018). Pengembangan modul pembelajaran matematika

berbasis aktivitas kritis yang bernuansa Islami pada materi

transformasi (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya

Kuntarto & Asyhar. 2016. Pengembangan Model Pembelajaran Blended

Learning Pada Aspek Learning Design dengan Platform Media Sosial

Online Sebagai Pendukung Perkuliahan Mahasiswa : Repository Unja.

Kurniadi, A. 2018. Penerapan pendekatan matematika akhlak berbantuan media

kartu kaligrafi untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar.

Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

Lestariningsih, N, Mulyono. Y. & Ayatussa‟adah. 2017. Integrasi Nilai-Nilai

Keislaman dalam Kurikulum dan Perkuliahan Program Studi Tadris

Biologi : Jurnal Sains dan Matematika, 5 (2), Palangka Raya : IAIN

Palangka Raya.

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

130

Lubis M, Syahrul R & Novita J. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran

Bahasa Indonesia Berbantu Peta Pikiran pada Materi Menulis Makalah

Kelas XI SMA/MA. Jurnal Bahasa Sasatra dan Pembelajaran, 2 (4).

Safiq. 1995. Islamizations of Knowledge Philosophy and Methodology and

Ananliysis of the Views and Ideals of Ismail Raji Al-Faruqi. Hosein Nasr

and Faztur Rahman ( Dalam Hamdard Islamicus ).

Maryani & Syamsudin. 2009. Jurnal Penelitian, Pengembangan Program

Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan

Sosial. Jurnal Penelitian, 2 (2).

Muhson, A. (2009). Peningkatan minat belajar dan pemahaman mahasiswa

melalui penerapan problem-based learning. Jurnal Kependidikan:

Penelitian Inovasi Pembelajaran, 39 (2).

Murdiyah, N. (2014). Penggunaan Siklus Belajar 5E untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran IPA di Sekolah

Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 (2), 1-10.

Murniati, M., & Muslim, M. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah

Mekanika Berdasarkan Analisis Kompetensi. Jurnal Pendidikan Fisika

dan Keilmuan (JPFK), 1(2), 67-73.

Nurdyansyah, N. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Pengetahuan

Alambagi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Sidoarjo : Universitas

Muhammadiyah Sidoarjo.

Nurohmatin, T. 2017. Pengembangan Modul Biologi Terintegrasi Keislaman

Untuk Memberdayakan Berfikir Kritis Siswa Kelas XI SMA AL-Kautsar

Bandar Lampung. Lampung : UIN Raden Intan.

Nuryadi, N. (2019). Pengembangan Media Matematika Mobile Learning Berbasis

Android ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal

pendidikan surya edukasi (JPSE), 5 (1), 1-13.

Peniati, E. (2012). Pengembangan modul mata kuliah strategi belajar mengajar

IPA berbasis hasil penelitian pembelajaran. Jurnal Pendidikan IPA

Indonesia, 1 (1).

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

131

Permadi, B. A. 2016. Pengembangan Modul IPA Berbasis Integrasi Islam dan

Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa. Malang : UIN

Maulana Malik Ibrahim.

Putri, D. S. (2016). Pengembangan modul berorientasi unity of sciences dengan

pendekatan contextual teaching and learning pada materi

Termokimia (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).

Puspitasari, A & Rakhmawati, L. (2013). Pengembangan e-Book Interaktif pada

Mata Kuliah Elektronika Digital. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2(2).

Pratiwi, Mardiah. 2017. Pengembangan Tutorial Pembuatan Media Aquascape

Berbasis Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Ekosistem Siswa

Kelas X SMA. Lampung : UIN Raden Intan.

Pribadi, B. A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat.

Rahdiyanta, D. (2016). Teknik Penyusunan Modul. Artikel. Yogyakarta :

Universitas Negeri Yogyakarta Press.

Rianto, Adi. 1997. Metodologi penelitian.Yogyakarta: Pustaka.

Sani, R. A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara.

Sari, V. N. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Imiah Peserta Didik Kelas X

Materi Protista SMA Negeri 15 Bandar. Lampung : IAIN Raden Intan

Lampung.

Setiyadi, M. W. (2017). Pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis

pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Journal of

Educational Science and Technology (EST), 3(2), 102-112.

Silviyati, H. 2018. Pengembangan modul fisika berbasis integrasi sains dan Islam

materi besaran dan satuan, suhu dan kalor, dan wujud zat kelas VII

SMP/MTs. Semarang : UIN Walinsongo.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

132

Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Sumarni, W. (2010). Penerapan learning cycle sebagai upaya meningkatkan

keterampilan generik sains inferensia logika mahasiswa melalui

perkuliahan praktikum kimia dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4

(1).

Sunantri, A, Suyatna, A, & Rosidin. (2016). Pengembangan Modul Pembelajaran

Menggunakan Learning Content Development System Materi Usaha dan

Energi. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4 (1).

Sungkono, S. (2009). Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam

Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pembelajaran, 5 (1).

Suraya, S. N. (2010). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi

Model Inkuiri untuk Melatihkan Ketrampilan Proses di SD. Jurnal

Pendidikan, 16 (1).

Suryobroto, B. 1993. Sistem Pengembangan Dengan Modul. Yogyakarta : Bina

Aksara.

Susilana. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan,

dan Penilaian : Wacana Prima.

Tjitrosoepomo, G.. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Tjitrosoepomo, G. 2013. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Trisnaa, S., & Rahmi, A. (2016). Validitas Modul Pembelajaran Berbasis Guided

Inquiry pada Materi Fluida di STKIP PGRI Sumatera Barat. Jurnal

Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 2 (1), 9-14.

Wijaya, E. K. (2010). Pemanfaatan Modul Mnemonic (Modul Ingatan) dalam

Pembelajaran Program Paket C untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal

Pendidikan Luar Sekolah, 8 (1).

Umroh, S. M. (2017). Pengembangan modul pembelajaran matematika pada

pokok bahasan himpunan kelas VII MTs berbasis unity of

sciences (Doctoral dissertation, UIN Walisongo Semarang).

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI …digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2159/1/Skripsi Dicka Debby Swastika... · terintegrasi keislaman mata kuliah botani tumbuhan tinggi

133

Widoyoko, P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar .

Wijanarka, B. S. (2012). Pengembangan Modul dan Pembelajaran Kompetensi

Kejuruan Teknik Permesinan CNC SMK. (Doctoral Dissertation

Universitas Negeri Yogyakarta.)

Wijayanti, A. 2014. Pengembangan autentic assesment berbasis proyek dengan

pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan berpikir ilmiah

mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 4 (4).

Yasmar, R. (2011). Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran Bahasa Arab

Untuk Siswa Madrasah Aliyah (Doctoral dissertation, Tesis, UIN

Yogyakarta).

Yunita N. 2010. Pengembangan Modul. Surakarta : Universitas Negeri Sebelas

Maret