21
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI WISATA BERSEJARAH DI DESA BANJAREJO GROBOGAN DenganPendekatan Green Architecture Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Oleh: FEBRI ARSETYO WIBOWO D300140136 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI WISATA

BERSEJARAH DI DESA BANJAREJO GROBOGAN

DenganPendekatan Green Architecture

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

I pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Oleh:

FEBRI ARSETYO WIBOWO

D300140136

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

i

Page 3: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

ii

Page 4: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

iii

Page 5: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

1

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI WISATA

BERSEJARAH DI DESA BANJAREJO GROBOGAN

Dengan Pendekatan Green Architecture

Abstrak

Di desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan banyak ditemukan

fosil hewan purba seperti gajah stegodon, kerbau, banteng, rusa, landak, dan

babi hutan. Namun, berbagai penemuan fosil binatang purba itu

penyimpanannya masih seadanya.Pengembangan Wisata Fosil Gajah di

Banjarejo adalah usaha Merancang ulang wadah yang melayani kebutuhan

publik, dalam kegiatan mengkonservasi, mengelola, menjaga, merawat,

melindungi, dan memamerkan secara sistematik dan konseptual terhadap benda

yang mempunyai nilai penting dalam satu bangunan Museum Fosil Gajah di

Banjarejo Kabupaten Grobogan, melalui proses perancangan ulang meliputi

kebutuhan ruang , tampilan arsitektur (eksterior dan interior) dan struktur dan

utilitas. Analisis pendekatan dan konsep perencanaan dan perancangan objek

wisata fosil gajah meliputi Analisa Lokasi Site, Massa, Ruang, Tampilan

Eksterior Interior, Struktur Utilitas dan Penekanan Arsitektur yang diharapkan

sebagai acuan perancangan mendesaian. Hasil dari penekanan arsitektur yaitu

dengan pendekatan Arsitektur Hijau.

Kata kunci : Banjarejo, Fosil, Museum, Arsitektur Hijau

Abstract

In the village of Banjarejo, Gabus Subdistrict, Grobogan District found many ancient animal fossils such as stegodon elephants, buffaloes, bulls, deer, porcupines, and wild boar. However, various discoveries of ancient animal fossils were still inadequate. The development of Elephant Fossil Tourism in Banjarejo is an effort to redesign a container that serves the public needs, in activities of conserving, managing, maintaining, caring for, protecting, and exhibiting systematically and conceptually of objects of important value in a building of the Fossil Elephant Museum in Banjarejo Grobogan Regency ,through the redesign process which includes space requirements, architectural displays (exterior and interior) and structures and utilities. Analysis of approaches and concepts of planning and designing fossil elephant attractions include Analysis of Site Location, Mass, Space, Interior Exterior Display, Utility Structure and Emphasis on Architecture which is expected as a design reference. The result of architectural emphasis is the Green Architecture approach. Keywords: Banjarejo, Fossil, Museum, Green Architecture

Page 6: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

2

1. PENDAHULUAN

Tempat wisata merupakan tempat sektor pariwisata yang saat ini sangat

menjanjikan. Pariwisata yang dikelola secara maksimal akan memberikan dampak

langsung bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Untuk mendukung sektor

pariwisata, diperlukan pembangunan infrastuktur yang memadahi.Selain itu

diperlukan juga sebuah media promosi yang mudah diakses dari mana saja dan

memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada.

Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan

manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat

tinggal ke satu atau beberapa keperluan tanpa maksud mencari nafkah tetap (tim

pariwisata LPP-ITB, 1993).

Zaman prasejarah adalah babakan dalam sejarah yang diberikan kepada suatu

periode ketika manusia balum menggunakan tulisan untuk komunikasi,

pembabakan waktu mulai terbentuknya bumi sampai sekarang menurut ilmu

geologi, dibagi menjadi beberapa masa, yaitu arkeozoikum, paleozoikum,

mesozoikum, dan kenozoikum (Hizbullah, 2003).Di Indonesia, zaman prasejarah

berakhir pada sekitar abad V masehi ketika telah digunakan tulisan dalam

kehidupan masyarakat yang dibuktikan melalui temuan sumber-sumber tertulis.

Para ahli telah melakukan upaya memahami zaman prasejarah dengan

penggunaan sumber primer berupa fosil, ecofak, artefak, isefak serta feature,

melalui analis kimiawi, geologis, dan arkeologis. Di Indonesia, manusia purba

yang terkenal antara lain pithecanthropus Mojokertensis, pithechanthropus

Robustus, Homo Erectus, Homo Wajakensis, Homo Soloensis, Homo Sapiens dan

Homo Floresiensis (Hizbullah, 2005).

Desa banjarejo memang telah puluhan tahun melekat dengan legenda Aji Saka

dan Prabu Dewata Cengkar dengan sebuah kerajaan bernama medang

kamolan.Cerita legenda ini tertutur dan menjadi cerita legenda yang popular di

Indonesia, terutama terkaik dengan penemuan huruf jawa.Di desa banjarejo ini

sering ditemukan benda-benda kuno, seperti guci, perhiasan, dan koin beraksara

cina.Desa ini letaknya cukup jauh dari jalan raya, yakni 10km dari jalan raya

purwodadi-gabus, suasana pedesaan benar-benar terasa ketika berada didesa ini.

Page 7: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

3

Hamparan sawah yang luas nan hijau membentang mengelilingi desa ini,

menghadirkan panorama yang indah.Di desa Banjarejo, Kecamatan Gabus,

Kabupaten Grobogan banyak ditemukan fosil hewan purba seperti gajah stegodon,

kerbau, banteng, rusa, landak, dan babi hutan. Pemerintah desa selaku pengelola

fosil juga telah melakukan pengidentifikasian terhadap penemuan fosil oleh

warga.Yang sudah teridentifikasi sekitar 520 dan yang belum teridentifikasi ada

300 fragmen fosil.Namun, berbagai penemuan fosil binatang purba itu

penyimpanannya masih seadanya. Kepala desa bajarejo Ahmad Taufik

mengungkapkan selama ini telah menjaga potongan fosil dengan maksimal,

seperti melakukan penataan fosil di suatu tempat khusus dibagian rumahnya, yang

diberi nama rumah fosil. Selain itu fosil juga ada yang disimpan di kantor desa

dengan luas site 5.105m2. Menurutnya, ruang rumah fosil sangat sempit yaitu

sekitar 10 m x 10 m. Sementara itu penemuan fosil hamper terus meningkat

pengumpulannya. Dengan tempat yang terbatas di rumah fosil, tidak sedikit fosil-

fosil itu hanya diletakan di lantai, kadang fosil juga patah karena dipegang

pengunjung terlalu kuat. Pemerintah Kabupaten Grobogan sudah mengajukan

permohonan pendirian museum kepada pemerintah pusat, namun sejauh ini,

pihatnya belum tahu kepastian museum akan terealisasi.

Berdasarkan Evaluasi Purna Huni Objek wisata fosil gajah di Banjarejo

Grobogan tersebut terdapat permasalahan Kebutuhan Ruang, Aksesibilitas, Tata

bangunan dan Fasilitas maka dapat disimpulkan perlu adanya pengembangan

yang memenuhi persyaratan dan tuntutan kegiatan yang berada di Objek Wisata

Fosil Gajah di Banjarejo Grobogan dengan pendekatan pada konsep green

architecture.. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk merencanakan tempat

rekreasi yang mampu menyediakan dan menampilkan suasana yang menarik serta

fasilitas yang yang memadahi, kemudian memenuhi sarana-sarana yang

dibutuhkan ditempat objek wisata mampu memberikan layanan yang memuaskan

bagi wisatawan.

2. METODE

Berdasarkan Evaluasi Purna Huni Objek wisata fosil gajah di Banjarejo Grobogan

tersebut terdapat permasalahan Kebutuhan Ruang, Aksesibilitas, Tata bangunan

Page 8: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

4

dan Fasilitas maka dapat disimpulkan perlu adanya pengembangan yang

memenuhi persyaratan dan tuntutan kegiatan yang berada di Objek Wisata Fosil

Gajah di Banjarejo Grobogan dengan pendekatan pada konsep green architecture.

Kemudian untuk meneliti dan membahas permasalahan penulis menggunakan

metode dengan dua tahap yakni tahap pengumpulan data dengan cara study

literature, observasi, dan interview, kemudian tahap analis. Setelah itu menyusun

perencanaan dan perancangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Site

Wisata fosil gajah adalah salah satu tempat wisata yang berada di Desa

Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa tengah. Berikut

merupakan site dari wisata fosil yang berada di Desa Banjarejo:

Gambar 1. Lokasi Site Wisata Fosil Gajah

Sumber : Penulis, 2018

Batasan-batasan Wisata Fosil Gajah

Sebelah Utara : Tanah Kosong

Sebelah Timur : Jalan

Sebelah Barat : Lapangan Sepak bola

Sebelah Selatan : Persawahan

3.2 Gagasan Perancangan

Pengembangan Wisata Fosil Gajah di Banjarejo Grobogan merupakan

pengembangan kawasan wisata rekreasi edukasi sejarah. Pariwisata yang

dikelola dengan secara maksimal akan memberikan dampak secara langsung

Page 9: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

5

bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah berbagai bentuk kegiatan yang ada

didalam antara lain seperti fasilitas area bermain anak, spot foto yang menarik

pengunjung untuk datang. Selain itu dengan konsep Green Architecture yang

nantinya akan lebih menyatu dengan kondisi dan situasi lingkungan yang masih

asri. Dengan Pengembangan ini nantinya akan memberikan manfaat yang

berkesinambungan antara masyarakat sekitar dengan Objek Wisata Fosil Gajah.

3.3 Analisa dan Konsep Perancangan

3.3.1 Analisa Pengembangan Wisata Fosil Gajah

Berikut merupakan aspek yang dapat mendukung Pengembangan Wisata

Fosil Gajah sehingga dapat terwadahi secara optimal dan dapat memacu

tujuan serta sasaran dengan tepat. Terdapat beberapa kriteria yang dijadikan

bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi site diantaranya adalah:

a. Fungsi lahan

Fungsi lahan dimaksudkan adalah kesesuaian antara RT dan RW

Kabupaten Grobogan dan aturan bangunan yang terkait dengan site.

b. Ketersediaan Lahan Lokasi Site

Ketersediaan site yang kurang luas sedikit menyulitkan untuk

membangun dan menampung jumlah kegiatan yang ada.

c. Letak Lokasi dari Pusat Kota

Lokasi Site jauh dari area perkotaan, hanya saja dekat dengan pusat

kecamatan yaitu Kecamatan Gabus.

d. Penduduk

Jumlah penduduk sangat banyak, sehingga berdampak baik bagi tempat

Wisata Fosil Gajah.

e. Aksesibilitas

Jalur transportasi sangat jauh dari jalan raya.Hanya bisa ditempuh dengan

kendaraan pribadi.

f. Kondisi Tanah

Kondisi tanah berkontur datar, sehingga cocok untuk bangunan museum.

Page 10: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

6

g. Ketersediaan Insfratuktur

Lokasi Site terletak pada lokasi yang sudah tersedia fasilitas penunjang

baik sepertii ketersediaan air bersih, listrik, dan telepon.

h. Dampak Baik Bangunan

Berbagai dampak yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan di

lokasi tersebut, dapat meningkatkan SDM bagi warga sekitar, memacu

Pengembangan Pembangunan di Lokasi Site.

3.3.2 Analisa dan Konsep Site

a. Analisa dan Konsep Iklim

1. Matahari

Konsep secara landscape akan ditanami pohon, pada area parkir

sudah terdapat pepohonan yang melindungi kendaraan terkena

langsung oleh sinar matahari. Yang perlu vegetasi paling optimal

adalah area playground sehingga bisa dijadikan tempat berteduh bagi

pengunjung yang datang.karena pada kenyataannya site masih

minim pepohonan.

Gambar 2. Hasil Analisa Matahari

Sumber: Penulis, 2018

2. Angin

Untuk mencegah angin masuk langsung ke site sebagai pemecah

angin maka akan ditanami pohon di sekeliling site.

Page 11: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

7

Gambar 3. Hasil Analisa Arah Angin

Sumber: Penulis, 2018

3. Sirkulasi

Perubahan sirkulasi lama diubah dengan menggunakan 2 pintu

utama yaitu pintu masuk dari area parkir dan pintu masuk utama

untuk penggunjung yang tidak menggunakan kendaraan bias

langsung masuk tanpa ke tempat parkir terlebih dahulu. Untuk pintu

keluar pengunjung hanya ada 1 pintu.

Gambar 4. Analisa Konsep Sirkulasi

Sumber: Penulis, 2018

4. Zonasi Kawasan

Zonasi dibagi menjadi 2, yakni: (1) zona rekreasi (2) zona edukasi.

Di zona rekreasi terdapat spot foto dan juga ikon dari objek wisata

fosil gajah, selain itu terdapat tempat bermain untuk anak.

Sedangkan di zona edukasi terdapat museum fosil gajah dan fosil-

fosil binatang lainnya.

Page 12: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

8

Gambar 5. Hasil Analisa Zonasi Kawasan

Sumber: Penulis, 2018

3.3.3 Analisa Program Ruang

Tabel 1. Kebutuhan Ruang Wisata Fosil Gajah di Banjarejo Grobogan

Pelaku Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang

Pengunjung Unit Penerimaan

Datang Enternance

Parkir Kendaraan Tempat Parkir

Masuk Lokasi Hall

Memperoleh Informasi R. Informasi

Memperoleh

Administrasi

R. Administrasi

Unit Pameran dan

Promosi

Melihat Art Perfomance

outdor

Amphitheater

Membeli Produk Toko Souvenir

Unit Penunjang

Beribadah Mushola

Makan/Minum Cafetarian

Berkumpul Taman

Permainan Anak Play Ground

Wisata Museum

Diorama

Audio Visual

R. Pameran Permanen dan

Temporary

R. Persiapan

Penerimaan Museum

Zona

Edukasi

Zona

Rekreasi

Page 13: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

9

Penunjang Umum

Menunggu Lobby

Pelayanan Wisata Museum

Pengawasan dan

Pengaturan Utilitas

R. Pompa, Janitor, WTS

Kebersihan Bangunan R. Maintenance

Keamanan R. Keamanan dan CCTV

Pengawasan dan

Pengaturan daya listrik

R. ME, R. AHU, dan R Genset

Pengelola Wisata Museum

Kepala Museum R. Direktur

Membantu Kepala

Museum

R. Wakil Direktur

Mangatur dan

Memanage Kegiatan

R. Sekretaris

Mengelola Keuangan R. Bendahara

Mengelola Bagian

Informasi

R. Bagian Informasi

Mengelola Kegiatan

Promosi

R. Pemasaran

Rapat R. Rapat

Menerima Tamu R. Tamu

Ruang Penyimpanan Gudang

Sumber: Penulis, 2018

Tabel 2. Perhitungan Besaran Ruang Wisata Fosil

Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar (m2) Flow

Jumlah

Ruang Luas

Enternance DA 30 2m2/ orang 40% 1 84m

2

Hall DA 100 0,56 m2 100% 1 112 m

2

R. Informasi DA 5 1,5 m2/orang 35% 1 10 m

2

R.

Administrasi

DA 5 1,5m2/ orang 35% 1 10 m

2

Parkir Motor DA 100 2,3m/ orang 100% 1 460 m2

Parkir Mobil DA 23 11,5m2/

orang

100% 1 529 m2

Total Besaran Ruang = 1.205 m2

Unit Pameran dan Promosi

Page 14: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

10

Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar (m2) Flow

Jumlah

Ruang Luas

Amphitheater DA 100 1,65m2/

orang

30% 1 214,5 m2

Toko

Souvenir

Asumsi 50 0,5 m2/

oramg

40% 1 35 m2

Total

Besaran

Ruang

=

249.5 m2

Unit Penunjang

Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar Flow Jumlah

Ruang

Luas

Mushola DA 30 0,85m2/

orang

50% 1 32,25 m2

Taman Asumsi 1 unit 100 m2 50% 1 150 m

2

Play ground Asumsi 1 unnit 100 m2 30% 1 130 m

2

Lavatory DA 4 unit 2 m2/orang 10% 4 17,6 m

2

Cafetarian

R. Makan DA 50 1,5 m2/

orang

30% 1 97,5 m2

Dapur Asumsi 1 unit 25 m2 15% 1 28,75 m

2

Kasir Asumsi 1 unit 5 m2 20% 1 6 m

2

Gudang Asumsi 1 unit 15 m2/ orang 10% 1 16,5 m

2

Lavatory Pria DA 2 unit 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m

2

Lavatory

Wanita

DA 2 unit 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m

2

Lavatory

Difabel

Asumsi 1 unit 4 m2/ orang 30% 1 5,2 m

2

Total

Besaran

Ruang

=

501,4 m2

Museum

Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar Flow Jumlah

Ruang

Luas

Penerimaan Asumsi 2 orang 4 m2 20% 2 19,2 m

2

Lobby DA 75orang 1,2 m2/

orang

20% 1 108 m2

R. Pameran Asumsi 1 unit 100 m2 40% 2 280 m

2

R. Persiapan Asumsi 1 unit 54m2 40% 1 75,6 m

2

Audio Visual Asumsi 50orang 1,2 m2/

orang

20% 1 72 m2

Page 15: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

11

Perpustakaan Asumsi 1 unit 100 m2 30% 1 120 m

2

Diorama Asumsi 1 unit 50 m2 40% 1 70 m

2

R. Direktur DA 1 orang 9m2 10% 1 9,9 m

2

R. Wakil

Direktur

DA 1 orang 9m2 10% 1 9,9 m

2

R. Sekretaris DA 1 orang 6 m2 10% 1 6,6 m

2

R. Bendahara DA 1 orang 6 m2 10% 1 6,6 m

2

R. ME Asumsi 2 Orang 1,8 m2/

orang

30% 1 4,68 m2

R. Genset Asumsi 1 unit 6 m2 30% 1 7,8m

2

R. AHU Asumsi 2 orang 1,8m2/ orang 30% 1 4,68 m

2

R. Pompa,

janitor, WTS

Asumsi 2 orang 1,8 m2/

orang

30% 1 4,68 m2

R. keamanan

dan CCTV

Asumsi 3 orang 3 m2/ orang 30% 1 11,7 m

2

R.

Maintanance

Asumsi 1 unit 12 m2/ orang 10% 1 13,2 m

2

Penunjang

Umum

Lavatory pria DA 2 orang 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m

2

Lavatory

wanita

DA 2 orang 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m

2

Lavatory

Difabel

Asumsi 1 unit 4 m2/ orang 30% 1 5,2 m

2

Total Besaran Ruang = 847,34

m2

Sumber: Penulis, 2018

Hasil perhitungan luas yang akan dibangun yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan Penerimaan =1.205 m2

2) Kegiatan Pameran dan Promosi =249,5 m2

3) Kegiatan Penunjang =501,4 m2

4) Museum =847,34 m2

Total luas yang dibangun = 2.803,24 m2

Luas lahan yang tersedia dilokasi site berukuran 6.664 m2. Dari luasan

tersebut, berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Grobogan Nomor 4 Tahun

2013, besaran KDB dan KLB pada bangunan gedung dilokasi renggang

Page 16: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

12

adalah Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 30%, Koefisian Lantai Bangunan 2

lantai dari ketinggian maksimal 4 lantai. maka dari itu, perhitungan KDB dan

KLB adalah sebagai berikut :

KDB : 30%

Luas Site : 6.664 m2

Luas total ruang : 2.803,24 m2

KDB : 30% x 6.664 m2 = 1.999,2 m

2

KLB : 3 lantai

RTH : 70% x 6.664m2 = 4.664,8 m

2

3.3.4 Analisa dan Konsep Massa

Pola yang digunakan dalam mendesain objek wisata fosil gajah banjarejo

grobogan (Pendekatan Green Architecture) yaitu terpusat.Masa bangunan

memusat pada bangunan museum.Dasar bentuk pada pemilihan bentuk masa

bangunan adalah fleksibel dalam hal sirkulasi, dapat menyesuaikan kondisi

site. Pada bentuk ini persegi dan segitiga merupakan bentuk utama pada

massa bangunan museum fosil gajah.

Gambar 6. Bentuk Bangunan

Sumber: Penulis,

2018 3.3.5 Analisa Konsep Tampilan

Arsitektur a. Interior

Pada interior bangunan terdapat beberapa konsep desain yang dijadikan

perencanaan dan pengembangan Wisata Fosil Gajah seperti pada

museum, mushola, kafe.Pemilihan bahan interior, Pemilihan Furniture,

Page 17: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

13

pemilihan warna. Tata layout untuk dijadikan furniture ruang

disesuaikan dengan kebutuhan fungsi dan kenyamanan.

1. Tatanan Lampu

a) General lighting

Pencahayaan yang merata cocok untuk perancangan interior

museum , mushola, cafetarian, dan ruang kantor secretariat

b) Decorative Lighting

Digunakan untuk menyorot atau memfokuskan pada suatu

benda agar lebih terlihat mencolok.Dalam konsep ini

digunakan pada ruang pameran museum.

c) Intelligent Lighting

Lampu panggung yang memiliki kemampuan dikontrol

otomatis atau mekanis,Lampu ini digunakan untuk

amphiteater.

2. Interior Museum

Konsep interior museum menerapkan konsep interior yang

memiliki suasana nyaman dengan ornament modern. Penerapan

material kayu sebagai plafon agar dapat menampilkan suasana

yang tenang namun menarik.Tegel digunakan sebagai lapisan

lantai bangunan agar terlihat lebih klasik. Penggunaan lantai tegel

akan digunakan pada bangunan museum,

3. Warna

Warna yang digunakan yaitu crem dan putih.Cream adalah warna

pastel kuning yang termasuk turunan dari kuning itu sendiri.

Warna cream dapat dihasilkan dari menggabungkan warna kuning

dan putih. Warna ini akan digunakan untuk bangunan musem dan

dipadukan dengan warna putih dan tumbuhan-tumbuhan yang

digunakan untuk memperkuat konsep gren architecture.

Sedangkan putih adalah representasi kehadiran seluruh warna

dasar dalam keadaan maksimum dengan proporsi sama besar.

Page 18: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

14

Warna ini sangat cocok digunakan dalam konsep green

architecture, karena warna yang netral.

b. Eksterior

Penggunaan kaca pada bangunan untuk mengurahi penggunaan

lampu pada siang hari.Dan untuk mempercantik bangunan museum.

Selain itu penggunaan bata ekspos pada sisi eksterior menambah

nilai estetika dan menyatukan dengan konsep hijau.

3.3.6 Struktur dan Utilitas

a. Struktur

Konsep struktur yang digunakan pada bangunan museum ini ialah

dengan menggunakan struktur rangka dengan kolom dan balok

bermaterial beton bertulang untuk mendapatkan struktur yanng dapat

menyalurkan beban ke pondasi.

b. Utilitas

Bangunan Vertikal memerlukan fasilitas penunjang untuk

memudahkan dan mengoptimalkan aktifitas di dalamnya.Seperti

adanya Tangga, Proteksi Kebakaran, dan Kelistrikan.

3.3.7. Konsep Penekanan Pada Green Architecture

Meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia

dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang

dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam

secara efisien dan optimal.Memberikan kenyamanan, kesejahteraan, dan

produktivitas penghuninya, kualitas udara dalam ruangan, kualitas termal,

dan pencahayaan kualitas.

Adapun jenis-jenis penerapan Green Architecture, antara lain:

a. Memiliki Konsep High Perfomance Building & Earth Friendly.

1) Terdapat kaca dibeberapa bagiannya. Fungsinya adalah untuk

menghemat penggunaan elektrisiti untuk bangunan terutama dari

segi pencahayaan dari lampu.

Page 19: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

15

2) Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada

lingkungan seperti keramik dengan motif kasar pada lantai untuk

mengurangi pantulan panas yang dihasilkan dari dinding yang

berkaca.

b. Memiliki Konsep Sustainable

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi

seiring zaman konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan

alam.

c. Memiliki Konsep Future Healthly

1) Terdapat beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan,

membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar,

lingkungan tampak tenang, karena beberapa vegetasi dapat

digunakan sebagai penahan kebisingan.

2) Terdapat tangga untuk para pengguna yang akan menuju lantai atas.

Ini dapat meminimalisasi penggunaan listrik lift atau escalator.

d. Memiliki Konsep climate Suportly

Dengan konsep penghijauan, sangat cocok untuk iklim yang masih

tergolong tropis.Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan

pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara.

4. PENUTUP

Adapun kesimpulan dari perencanaan dan perancangan Pengembangan Objek

Wisata Fosil Gajah Sebagai wisata Bersejarah di Desa Banjarejo Grobogan

dengan pendekatan Green Architectureadalah usaha Merancang ulang wadah

yang melayani kebutuhan publik, dalam kegiatan mengkonservasi, mengelola,

menjaga, merawat, melindungi, dan memamerkan secara sistematik dan

konseptual terhadap benda yang mempunyai nilai penting dalam satu bangunan

Museum Fosil Gajah di Banjarejo Kabupaten Grobogan.

PERSANTUNAN

Terima kasih kepada kedua Orang Tua penulis Bapak dan Ibu yang telah banyak

memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama melaksanaan penyusunan

Page 20: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

16

laporan penelitian ini. Terima kasih sepenuhnya kepada dosen pembimbing, Ibu

Dr. Ir. Widyastuti Nurjayanti, MT yang telah memberikan banyak masukan, ilmu

dan nasehat-nasehat kepada penulis, serta terima kasih kepada handai taulan

sekalian yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Bangunan Gedung. (2013). Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan.

Erawan, I. N. (1994). Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi (Bali sebagai

kasus). Bali: PTU Pada Sastra.

Fadlhy, M. Y., Tondobala, L. D., & Tilar, S. (n.d.). Pengembangan Objek

Bersejarah Dalam Menunjang Wisata Kota di Ternate. Jurnal

Permasalahan .

Fandeli, C. (1995). Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:

Liberty.

Hizbullah, A. F. (2003). Sejarah Kehidupan dimka Bumi. Bandung.

Juwana, J. (2008). Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Neufert, E. (1996). Data Arsitek 1. Jakarta: Erlangga.

Neufert, E. (2002). Data Arsitek 2. Jakarta: Erlangga.

NEUFERT, E. DATA ARSITEK II. 2002.

Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta: Fakultas

Geografi UGM.

https://www.grobogan.go.id/

http://arsitektourhijau.blogspot.com/2015/10/green-architecture-di-indonesia.html

http://kritikarsitek.blogspot.com/

https://www.constructionlawtoday.com/uploads/image/Green%20Building%202.jpg

https://www.google.com/maps/place/Banjarejo,+Gabus,+Kabupaten+Grobogan,+Jawa+T

engah/@-

7.1075391,111.1835334,14z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e7751e4b32b43e7:0x

254704faafd29ca3!8m2!3d-7.1064904!4d111.207

https://www.grobogan.go.id/profil/kondisi-demografi/jumlah-penduduk-dan-sex-ratio

https://www.grobogan.go.id/profil/kondisi-geografi/letak-dan-luas-wilayah

https://www.amazon.com/slp/indoor-vertical-garden/5o6bpxagjqfn44y

Page 21: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI …eprints.ums.ac.id/70807/12/Naskah Publikasi-77.pdf · memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada

17

https://www.apartmenttherapy.com/indoor-vertical-gardens-and-tips-for-making-your-

own-178030

https://cbreporter.com/2018/09/20/green-roof-market-driving-factors-industry-analysis-

investment-feasibility-and-trends-outlook-2023/

https://blog.britishmuseum.org/new-virtual-reality-tour-with-oculus/

https://blog.hootsuite.com/hootcast-british-museum/

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/perpustakaan-sangiran/

http://kalijambe.sragenkab.go.id/index.php/sangiran-situs-sejarah-awal-manusia-tertua-

didunia/