Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI WISATA
BERSEJARAH DI DESA BANJAREJO GROBOGAN
DenganPendekatan Green Architecture
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
I pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh:
FEBRI ARSETYO WIBOWO
D300140136
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA FOSIL GAJAH SEBAGAI WISATA
BERSEJARAH DI DESA BANJAREJO GROBOGAN
Dengan Pendekatan Green Architecture
Abstrak
Di desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan banyak ditemukan
fosil hewan purba seperti gajah stegodon, kerbau, banteng, rusa, landak, dan
babi hutan. Namun, berbagai penemuan fosil binatang purba itu
penyimpanannya masih seadanya.Pengembangan Wisata Fosil Gajah di
Banjarejo adalah usaha Merancang ulang wadah yang melayani kebutuhan
publik, dalam kegiatan mengkonservasi, mengelola, menjaga, merawat,
melindungi, dan memamerkan secara sistematik dan konseptual terhadap benda
yang mempunyai nilai penting dalam satu bangunan Museum Fosil Gajah di
Banjarejo Kabupaten Grobogan, melalui proses perancangan ulang meliputi
kebutuhan ruang , tampilan arsitektur (eksterior dan interior) dan struktur dan
utilitas. Analisis pendekatan dan konsep perencanaan dan perancangan objek
wisata fosil gajah meliputi Analisa Lokasi Site, Massa, Ruang, Tampilan
Eksterior Interior, Struktur Utilitas dan Penekanan Arsitektur yang diharapkan
sebagai acuan perancangan mendesaian. Hasil dari penekanan arsitektur yaitu
dengan pendekatan Arsitektur Hijau.
Kata kunci : Banjarejo, Fosil, Museum, Arsitektur Hijau
Abstract
In the village of Banjarejo, Gabus Subdistrict, Grobogan District found many ancient animal fossils such as stegodon elephants, buffaloes, bulls, deer, porcupines, and wild boar. However, various discoveries of ancient animal fossils were still inadequate. The development of Elephant Fossil Tourism in Banjarejo is an effort to redesign a container that serves the public needs, in activities of conserving, managing, maintaining, caring for, protecting, and exhibiting systematically and conceptually of objects of important value in a building of the Fossil Elephant Museum in Banjarejo Grobogan Regency ,through the redesign process which includes space requirements, architectural displays (exterior and interior) and structures and utilities. Analysis of approaches and concepts of planning and designing fossil elephant attractions include Analysis of Site Location, Mass, Space, Interior Exterior Display, Utility Structure and Emphasis on Architecture which is expected as a design reference. The result of architectural emphasis is the Green Architecture approach. Keywords: Banjarejo, Fossil, Museum, Green Architecture
2
1. PENDAHULUAN
Tempat wisata merupakan tempat sektor pariwisata yang saat ini sangat
menjanjikan. Pariwisata yang dikelola secara maksimal akan memberikan dampak
langsung bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Untuk mendukung sektor
pariwisata, diperlukan pembangunan infrastuktur yang memadahi.Selain itu
diperlukan juga sebuah media promosi yang mudah diakses dari mana saja dan
memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang tempat wisata yang ada.
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan
manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat
tinggal ke satu atau beberapa keperluan tanpa maksud mencari nafkah tetap (tim
pariwisata LPP-ITB, 1993).
Zaman prasejarah adalah babakan dalam sejarah yang diberikan kepada suatu
periode ketika manusia balum menggunakan tulisan untuk komunikasi,
pembabakan waktu mulai terbentuknya bumi sampai sekarang menurut ilmu
geologi, dibagi menjadi beberapa masa, yaitu arkeozoikum, paleozoikum,
mesozoikum, dan kenozoikum (Hizbullah, 2003).Di Indonesia, zaman prasejarah
berakhir pada sekitar abad V masehi ketika telah digunakan tulisan dalam
kehidupan masyarakat yang dibuktikan melalui temuan sumber-sumber tertulis.
Para ahli telah melakukan upaya memahami zaman prasejarah dengan
penggunaan sumber primer berupa fosil, ecofak, artefak, isefak serta feature,
melalui analis kimiawi, geologis, dan arkeologis. Di Indonesia, manusia purba
yang terkenal antara lain pithecanthropus Mojokertensis, pithechanthropus
Robustus, Homo Erectus, Homo Wajakensis, Homo Soloensis, Homo Sapiens dan
Homo Floresiensis (Hizbullah, 2005).
Desa banjarejo memang telah puluhan tahun melekat dengan legenda Aji Saka
dan Prabu Dewata Cengkar dengan sebuah kerajaan bernama medang
kamolan.Cerita legenda ini tertutur dan menjadi cerita legenda yang popular di
Indonesia, terutama terkaik dengan penemuan huruf jawa.Di desa banjarejo ini
sering ditemukan benda-benda kuno, seperti guci, perhiasan, dan koin beraksara
cina.Desa ini letaknya cukup jauh dari jalan raya, yakni 10km dari jalan raya
purwodadi-gabus, suasana pedesaan benar-benar terasa ketika berada didesa ini.
3
Hamparan sawah yang luas nan hijau membentang mengelilingi desa ini,
menghadirkan panorama yang indah.Di desa Banjarejo, Kecamatan Gabus,
Kabupaten Grobogan banyak ditemukan fosil hewan purba seperti gajah stegodon,
kerbau, banteng, rusa, landak, dan babi hutan. Pemerintah desa selaku pengelola
fosil juga telah melakukan pengidentifikasian terhadap penemuan fosil oleh
warga.Yang sudah teridentifikasi sekitar 520 dan yang belum teridentifikasi ada
300 fragmen fosil.Namun, berbagai penemuan fosil binatang purba itu
penyimpanannya masih seadanya. Kepala desa bajarejo Ahmad Taufik
mengungkapkan selama ini telah menjaga potongan fosil dengan maksimal,
seperti melakukan penataan fosil di suatu tempat khusus dibagian rumahnya, yang
diberi nama rumah fosil. Selain itu fosil juga ada yang disimpan di kantor desa
dengan luas site 5.105m2. Menurutnya, ruang rumah fosil sangat sempit yaitu
sekitar 10 m x 10 m. Sementara itu penemuan fosil hamper terus meningkat
pengumpulannya. Dengan tempat yang terbatas di rumah fosil, tidak sedikit fosil-
fosil itu hanya diletakan di lantai, kadang fosil juga patah karena dipegang
pengunjung terlalu kuat. Pemerintah Kabupaten Grobogan sudah mengajukan
permohonan pendirian museum kepada pemerintah pusat, namun sejauh ini,
pihatnya belum tahu kepastian museum akan terealisasi.
Berdasarkan Evaluasi Purna Huni Objek wisata fosil gajah di Banjarejo
Grobogan tersebut terdapat permasalahan Kebutuhan Ruang, Aksesibilitas, Tata
bangunan dan Fasilitas maka dapat disimpulkan perlu adanya pengembangan
yang memenuhi persyaratan dan tuntutan kegiatan yang berada di Objek Wisata
Fosil Gajah di Banjarejo Grobogan dengan pendekatan pada konsep green
architecture.. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk merencanakan tempat
rekreasi yang mampu menyediakan dan menampilkan suasana yang menarik serta
fasilitas yang yang memadahi, kemudian memenuhi sarana-sarana yang
dibutuhkan ditempat objek wisata mampu memberikan layanan yang memuaskan
bagi wisatawan.
2. METODE
Berdasarkan Evaluasi Purna Huni Objek wisata fosil gajah di Banjarejo Grobogan
tersebut terdapat permasalahan Kebutuhan Ruang, Aksesibilitas, Tata bangunan
4
dan Fasilitas maka dapat disimpulkan perlu adanya pengembangan yang
memenuhi persyaratan dan tuntutan kegiatan yang berada di Objek Wisata Fosil
Gajah di Banjarejo Grobogan dengan pendekatan pada konsep green architecture.
Kemudian untuk meneliti dan membahas permasalahan penulis menggunakan
metode dengan dua tahap yakni tahap pengumpulan data dengan cara study
literature, observasi, dan interview, kemudian tahap analis. Setelah itu menyusun
perencanaan dan perancangan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Lokasi Site
Wisata fosil gajah adalah salah satu tempat wisata yang berada di Desa
Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa tengah. Berikut
merupakan site dari wisata fosil yang berada di Desa Banjarejo:
Gambar 1. Lokasi Site Wisata Fosil Gajah
Sumber : Penulis, 2018
Batasan-batasan Wisata Fosil Gajah
Sebelah Utara : Tanah Kosong
Sebelah Timur : Jalan
Sebelah Barat : Lapangan Sepak bola
Sebelah Selatan : Persawahan
3.2 Gagasan Perancangan
Pengembangan Wisata Fosil Gajah di Banjarejo Grobogan merupakan
pengembangan kawasan wisata rekreasi edukasi sejarah. Pariwisata yang
dikelola dengan secara maksimal akan memberikan dampak secara langsung
5
bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah berbagai bentuk kegiatan yang ada
didalam antara lain seperti fasilitas area bermain anak, spot foto yang menarik
pengunjung untuk datang. Selain itu dengan konsep Green Architecture yang
nantinya akan lebih menyatu dengan kondisi dan situasi lingkungan yang masih
asri. Dengan Pengembangan ini nantinya akan memberikan manfaat yang
berkesinambungan antara masyarakat sekitar dengan Objek Wisata Fosil Gajah.
3.3 Analisa dan Konsep Perancangan
3.3.1 Analisa Pengembangan Wisata Fosil Gajah
Berikut merupakan aspek yang dapat mendukung Pengembangan Wisata
Fosil Gajah sehingga dapat terwadahi secara optimal dan dapat memacu
tujuan serta sasaran dengan tepat. Terdapat beberapa kriteria yang dijadikan
bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi site diantaranya adalah:
a. Fungsi lahan
Fungsi lahan dimaksudkan adalah kesesuaian antara RT dan RW
Kabupaten Grobogan dan aturan bangunan yang terkait dengan site.
b. Ketersediaan Lahan Lokasi Site
Ketersediaan site yang kurang luas sedikit menyulitkan untuk
membangun dan menampung jumlah kegiatan yang ada.
c. Letak Lokasi dari Pusat Kota
Lokasi Site jauh dari area perkotaan, hanya saja dekat dengan pusat
kecamatan yaitu Kecamatan Gabus.
d. Penduduk
Jumlah penduduk sangat banyak, sehingga berdampak baik bagi tempat
Wisata Fosil Gajah.
e. Aksesibilitas
Jalur transportasi sangat jauh dari jalan raya.Hanya bisa ditempuh dengan
kendaraan pribadi.
f. Kondisi Tanah
Kondisi tanah berkontur datar, sehingga cocok untuk bangunan museum.
6
g. Ketersediaan Insfratuktur
Lokasi Site terletak pada lokasi yang sudah tersedia fasilitas penunjang
baik sepertii ketersediaan air bersih, listrik, dan telepon.
h. Dampak Baik Bangunan
Berbagai dampak yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan di
lokasi tersebut, dapat meningkatkan SDM bagi warga sekitar, memacu
Pengembangan Pembangunan di Lokasi Site.
3.3.2 Analisa dan Konsep Site
a. Analisa dan Konsep Iklim
1. Matahari
Konsep secara landscape akan ditanami pohon, pada area parkir
sudah terdapat pepohonan yang melindungi kendaraan terkena
langsung oleh sinar matahari. Yang perlu vegetasi paling optimal
adalah area playground sehingga bisa dijadikan tempat berteduh bagi
pengunjung yang datang.karena pada kenyataannya site masih
minim pepohonan.
Gambar 2. Hasil Analisa Matahari
Sumber: Penulis, 2018
2. Angin
Untuk mencegah angin masuk langsung ke site sebagai pemecah
angin maka akan ditanami pohon di sekeliling site.
7
Gambar 3. Hasil Analisa Arah Angin
Sumber: Penulis, 2018
3. Sirkulasi
Perubahan sirkulasi lama diubah dengan menggunakan 2 pintu
utama yaitu pintu masuk dari area parkir dan pintu masuk utama
untuk penggunjung yang tidak menggunakan kendaraan bias
langsung masuk tanpa ke tempat parkir terlebih dahulu. Untuk pintu
keluar pengunjung hanya ada 1 pintu.
Gambar 4. Analisa Konsep Sirkulasi
Sumber: Penulis, 2018
4. Zonasi Kawasan
Zonasi dibagi menjadi 2, yakni: (1) zona rekreasi (2) zona edukasi.
Di zona rekreasi terdapat spot foto dan juga ikon dari objek wisata
fosil gajah, selain itu terdapat tempat bermain untuk anak.
Sedangkan di zona edukasi terdapat museum fosil gajah dan fosil-
fosil binatang lainnya.
8
Gambar 5. Hasil Analisa Zonasi Kawasan
Sumber: Penulis, 2018
3.3.3 Analisa Program Ruang
Tabel 1. Kebutuhan Ruang Wisata Fosil Gajah di Banjarejo Grobogan
Pelaku Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
Pengunjung Unit Penerimaan
Datang Enternance
Parkir Kendaraan Tempat Parkir
Masuk Lokasi Hall
Memperoleh Informasi R. Informasi
Memperoleh
Administrasi
R. Administrasi
Unit Pameran dan
Promosi
Melihat Art Perfomance
outdor
Amphitheater
Membeli Produk Toko Souvenir
Unit Penunjang
Beribadah Mushola
Makan/Minum Cafetarian
Berkumpul Taman
Permainan Anak Play Ground
Wisata Museum
Diorama
Audio Visual
R. Pameran Permanen dan
Temporary
R. Persiapan
Penerimaan Museum
Zona
Edukasi
Zona
Rekreasi
9
Penunjang Umum
Menunggu Lobby
Pelayanan Wisata Museum
Pengawasan dan
Pengaturan Utilitas
R. Pompa, Janitor, WTS
Kebersihan Bangunan R. Maintenance
Keamanan R. Keamanan dan CCTV
Pengawasan dan
Pengaturan daya listrik
R. ME, R. AHU, dan R Genset
Pengelola Wisata Museum
Kepala Museum R. Direktur
Membantu Kepala
Museum
R. Wakil Direktur
Mangatur dan
Memanage Kegiatan
R. Sekretaris
Mengelola Keuangan R. Bendahara
Mengelola Bagian
Informasi
R. Bagian Informasi
Mengelola Kegiatan
Promosi
R. Pemasaran
Rapat R. Rapat
Menerima Tamu R. Tamu
Ruang Penyimpanan Gudang
Sumber: Penulis, 2018
Tabel 2. Perhitungan Besaran Ruang Wisata Fosil
Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar (m2) Flow
Jumlah
Ruang Luas
Enternance DA 30 2m2/ orang 40% 1 84m
2
Hall DA 100 0,56 m2 100% 1 112 m
2
R. Informasi DA 5 1,5 m2/orang 35% 1 10 m
2
R.
Administrasi
DA 5 1,5m2/ orang 35% 1 10 m
2
Parkir Motor DA 100 2,3m/ orang 100% 1 460 m2
Parkir Mobil DA 23 11,5m2/
orang
100% 1 529 m2
Total Besaran Ruang = 1.205 m2
Unit Pameran dan Promosi
10
Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar (m2) Flow
Jumlah
Ruang Luas
Amphitheater DA 100 1,65m2/
orang
30% 1 214,5 m2
Toko
Souvenir
Asumsi 50 0,5 m2/
oramg
40% 1 35 m2
Total
Besaran
Ruang
=
249.5 m2
Unit Penunjang
Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar Flow Jumlah
Ruang
Luas
Mushola DA 30 0,85m2/
orang
50% 1 32,25 m2
Taman Asumsi 1 unit 100 m2 50% 1 150 m
2
Play ground Asumsi 1 unnit 100 m2 30% 1 130 m
2
Lavatory DA 4 unit 2 m2/orang 10% 4 17,6 m
2
Cafetarian
R. Makan DA 50 1,5 m2/
orang
30% 1 97,5 m2
Dapur Asumsi 1 unit 25 m2 15% 1 28,75 m
2
Kasir Asumsi 1 unit 5 m2 20% 1 6 m
2
Gudang Asumsi 1 unit 15 m2/ orang 10% 1 16,5 m
2
Lavatory Pria DA 2 unit 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m
2
Lavatory
Wanita
DA 2 unit 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m
2
Lavatory
Difabel
Asumsi 1 unit 4 m2/ orang 30% 1 5,2 m
2
Total
Besaran
Ruang
=
501,4 m2
Museum
Jenis Ruang Sumber Kapasitas Standar Flow Jumlah
Ruang
Luas
Penerimaan Asumsi 2 orang 4 m2 20% 2 19,2 m
2
Lobby DA 75orang 1,2 m2/
orang
20% 1 108 m2
R. Pameran Asumsi 1 unit 100 m2 40% 2 280 m
2
R. Persiapan Asumsi 1 unit 54m2 40% 1 75,6 m
2
Audio Visual Asumsi 50orang 1,2 m2/
orang
20% 1 72 m2
11
Perpustakaan Asumsi 1 unit 100 m2 30% 1 120 m
2
Diorama Asumsi 1 unit 50 m2 40% 1 70 m
2
R. Direktur DA 1 orang 9m2 10% 1 9,9 m
2
R. Wakil
Direktur
DA 1 orang 9m2 10% 1 9,9 m
2
R. Sekretaris DA 1 orang 6 m2 10% 1 6,6 m
2
R. Bendahara DA 1 orang 6 m2 10% 1 6,6 m
2
R. ME Asumsi 2 Orang 1,8 m2/
orang
30% 1 4,68 m2
R. Genset Asumsi 1 unit 6 m2 30% 1 7,8m
2
R. AHU Asumsi 2 orang 1,8m2/ orang 30% 1 4,68 m
2
R. Pompa,
janitor, WTS
Asumsi 2 orang 1,8 m2/
orang
30% 1 4,68 m2
R. keamanan
dan CCTV
Asumsi 3 orang 3 m2/ orang 30% 1 11,7 m
2
R.
Maintanance
Asumsi 1 unit 12 m2/ orang 10% 1 13,2 m
2
Penunjang
Umum
Lavatory pria DA 2 orang 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m
2
Lavatory
wanita
DA 2 orang 2 m2/ orang 10% 2 8,8 m
2
Lavatory
Difabel
Asumsi 1 unit 4 m2/ orang 30% 1 5,2 m
2
Total Besaran Ruang = 847,34
m2
Sumber: Penulis, 2018
Hasil perhitungan luas yang akan dibangun yaitu sebagai berikut:
1) Kegiatan Penerimaan =1.205 m2
2) Kegiatan Pameran dan Promosi =249,5 m2
3) Kegiatan Penunjang =501,4 m2
4) Museum =847,34 m2
Total luas yang dibangun = 2.803,24 m2
Luas lahan yang tersedia dilokasi site berukuran 6.664 m2. Dari luasan
tersebut, berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Grobogan Nomor 4 Tahun
2013, besaran KDB dan KLB pada bangunan gedung dilokasi renggang
12
adalah Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 30%, Koefisian Lantai Bangunan 2
lantai dari ketinggian maksimal 4 lantai. maka dari itu, perhitungan KDB dan
KLB adalah sebagai berikut :
KDB : 30%
Luas Site : 6.664 m2
Luas total ruang : 2.803,24 m2
KDB : 30% x 6.664 m2 = 1.999,2 m
2
KLB : 3 lantai
RTH : 70% x 6.664m2 = 4.664,8 m
2
3.3.4 Analisa dan Konsep Massa
Pola yang digunakan dalam mendesain objek wisata fosil gajah banjarejo
grobogan (Pendekatan Green Architecture) yaitu terpusat.Masa bangunan
memusat pada bangunan museum.Dasar bentuk pada pemilihan bentuk masa
bangunan adalah fleksibel dalam hal sirkulasi, dapat menyesuaikan kondisi
site. Pada bentuk ini persegi dan segitiga merupakan bentuk utama pada
massa bangunan museum fosil gajah.
Gambar 6. Bentuk Bangunan
Sumber: Penulis,
2018 3.3.5 Analisa Konsep Tampilan
Arsitektur a. Interior
Pada interior bangunan terdapat beberapa konsep desain yang dijadikan
perencanaan dan pengembangan Wisata Fosil Gajah seperti pada
museum, mushola, kafe.Pemilihan bahan interior, Pemilihan Furniture,
13
pemilihan warna. Tata layout untuk dijadikan furniture ruang
disesuaikan dengan kebutuhan fungsi dan kenyamanan.
1. Tatanan Lampu
a) General lighting
Pencahayaan yang merata cocok untuk perancangan interior
museum , mushola, cafetarian, dan ruang kantor secretariat
b) Decorative Lighting
Digunakan untuk menyorot atau memfokuskan pada suatu
benda agar lebih terlihat mencolok.Dalam konsep ini
digunakan pada ruang pameran museum.
c) Intelligent Lighting
Lampu panggung yang memiliki kemampuan dikontrol
otomatis atau mekanis,Lampu ini digunakan untuk
amphiteater.
2. Interior Museum
Konsep interior museum menerapkan konsep interior yang
memiliki suasana nyaman dengan ornament modern. Penerapan
material kayu sebagai plafon agar dapat menampilkan suasana
yang tenang namun menarik.Tegel digunakan sebagai lapisan
lantai bangunan agar terlihat lebih klasik. Penggunaan lantai tegel
akan digunakan pada bangunan museum,
3. Warna
Warna yang digunakan yaitu crem dan putih.Cream adalah warna
pastel kuning yang termasuk turunan dari kuning itu sendiri.
Warna cream dapat dihasilkan dari menggabungkan warna kuning
dan putih. Warna ini akan digunakan untuk bangunan musem dan
dipadukan dengan warna putih dan tumbuhan-tumbuhan yang
digunakan untuk memperkuat konsep gren architecture.
Sedangkan putih adalah representasi kehadiran seluruh warna
dasar dalam keadaan maksimum dengan proporsi sama besar.
14
Warna ini sangat cocok digunakan dalam konsep green
architecture, karena warna yang netral.
b. Eksterior
Penggunaan kaca pada bangunan untuk mengurahi penggunaan
lampu pada siang hari.Dan untuk mempercantik bangunan museum.
Selain itu penggunaan bata ekspos pada sisi eksterior menambah
nilai estetika dan menyatukan dengan konsep hijau.
3.3.6 Struktur dan Utilitas
a. Struktur
Konsep struktur yang digunakan pada bangunan museum ini ialah
dengan menggunakan struktur rangka dengan kolom dan balok
bermaterial beton bertulang untuk mendapatkan struktur yanng dapat
menyalurkan beban ke pondasi.
b. Utilitas
Bangunan Vertikal memerlukan fasilitas penunjang untuk
memudahkan dan mengoptimalkan aktifitas di dalamnya.Seperti
adanya Tangga, Proteksi Kebakaran, dan Kelistrikan.
3.3.7. Konsep Penekanan Pada Green Architecture
Meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia
dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang
dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam
secara efisien dan optimal.Memberikan kenyamanan, kesejahteraan, dan
produktivitas penghuninya, kualitas udara dalam ruangan, kualitas termal,
dan pencahayaan kualitas.
Adapun jenis-jenis penerapan Green Architecture, antara lain:
a. Memiliki Konsep High Perfomance Building & Earth Friendly.
1) Terdapat kaca dibeberapa bagiannya. Fungsinya adalah untuk
menghemat penggunaan elektrisiti untuk bangunan terutama dari
segi pencahayaan dari lampu.
15
2) Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada
lingkungan seperti keramik dengan motif kasar pada lantai untuk
mengurangi pantulan panas yang dihasilkan dari dinding yang
berkaca.
b. Memiliki Konsep Sustainable
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi
seiring zaman konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan
alam.
c. Memiliki Konsep Future Healthly
1) Terdapat beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan,
membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar,
lingkungan tampak tenang, karena beberapa vegetasi dapat
digunakan sebagai penahan kebisingan.
2) Terdapat tangga untuk para pengguna yang akan menuju lantai atas.
Ini dapat meminimalisasi penggunaan listrik lift atau escalator.
d. Memiliki Konsep climate Suportly
Dengan konsep penghijauan, sangat cocok untuk iklim yang masih
tergolong tropis.Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan
pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara.
4. PENUTUP
Adapun kesimpulan dari perencanaan dan perancangan Pengembangan Objek
Wisata Fosil Gajah Sebagai wisata Bersejarah di Desa Banjarejo Grobogan
dengan pendekatan Green Architectureadalah usaha Merancang ulang wadah
yang melayani kebutuhan publik, dalam kegiatan mengkonservasi, mengelola,
menjaga, merawat, melindungi, dan memamerkan secara sistematik dan
konseptual terhadap benda yang mempunyai nilai penting dalam satu bangunan
Museum Fosil Gajah di Banjarejo Kabupaten Grobogan.
PERSANTUNAN
Terima kasih kepada kedua Orang Tua penulis Bapak dan Ibu yang telah banyak
memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama melaksanaan penyusunan
16
laporan penelitian ini. Terima kasih sepenuhnya kepada dosen pembimbing, Ibu
Dr. Ir. Widyastuti Nurjayanti, MT yang telah memberikan banyak masukan, ilmu
dan nasehat-nasehat kepada penulis, serta terima kasih kepada handai taulan
sekalian yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Bangunan Gedung. (2013). Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan.
Erawan, I. N. (1994). Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi (Bali sebagai
kasus). Bali: PTU Pada Sastra.
Fadlhy, M. Y., Tondobala, L. D., & Tilar, S. (n.d.). Pengembangan Objek
Bersejarah Dalam Menunjang Wisata Kota di Ternate. Jurnal
Permasalahan .
Fandeli, C. (1995). Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:
Liberty.
Hizbullah, A. F. (2003). Sejarah Kehidupan dimka Bumi. Bandung.
Juwana, J. (2008). Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Neufert, E. (1996). Data Arsitek 1. Jakarta: Erlangga.
Neufert, E. (2002). Data Arsitek 2. Jakarta: Erlangga.
NEUFERT, E. DATA ARSITEK II. 2002.
Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta: Fakultas
Geografi UGM.
https://www.grobogan.go.id/
http://arsitektourhijau.blogspot.com/2015/10/green-architecture-di-indonesia.html
http://kritikarsitek.blogspot.com/
https://www.constructionlawtoday.com/uploads/image/Green%20Building%202.jpg
https://www.google.com/maps/place/Banjarejo,+Gabus,+Kabupaten+Grobogan,+Jawa+T
engah/@-
7.1075391,111.1835334,14z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e7751e4b32b43e7:0x
254704faafd29ca3!8m2!3d-7.1064904!4d111.207
https://www.grobogan.go.id/profil/kondisi-demografi/jumlah-penduduk-dan-sex-ratio
https://www.grobogan.go.id/profil/kondisi-geografi/letak-dan-luas-wilayah
https://www.amazon.com/slp/indoor-vertical-garden/5o6bpxagjqfn44y
17
https://www.apartmenttherapy.com/indoor-vertical-gardens-and-tips-for-making-your-
own-178030
https://cbreporter.com/2018/09/20/green-roof-market-driving-factors-industry-analysis-
investment-feasibility-and-trends-outlook-2023/
https://blog.britishmuseum.org/new-virtual-reality-tour-with-oculus/
https://blog.hootsuite.com/hootcast-british-museum/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/perpustakaan-sangiran/
http://kalijambe.sragenkab.go.id/index.php/sangiran-situs-sejarah-awal-manusia-tertua-
didunia/