10
Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran Guided Discovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK Vol. 2 No. 2 Mei 2013 181 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA ANALISIS BERBASISMODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY UNTUK MELATIH PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK (1) Wahyuni (2) Tukiran (3) Widodo. (1) Mahasiswa Pendidikan Sains Pascasarjana Unesa (2) Dosen Pasca SarjanaUniversitas Negeri Surabaya (3) Dosen Pasca SarjanaUniversitas Negeri Surabaya Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Kimia Analisis siswa SMK kelas XI pada pokok bahasan Melakukan Analisis Air dan Mineral (MAAM) melalui model pembelajaran guided discovery. Desain pengembangan pada penelitian ini menggunakan model Dick and Carey, sedangkan rancangan uji coba menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Temuan penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran yang dikembangkan secara umum berkategori baik. Hasil analisis keterbacaan BAS dan LKS mudah dipahami dan terbaca oleh siswa. Keterlaksanaan RPP berkategori baik sedangkan aktivitas siswa yang dominan adalah melakukan pengamatan, berdiskusi, dan berpendapat masing-masing adalah 19%, 16%, dan 13%. Berdasarkan tinjauan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), model pembelajaran guided discovery juga memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa yang berada pada kategori tuntas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa N-gain rata-rata pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis berada pada kategori tinggi. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan model guided discovery dinilai baik. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran pada pokok bahasan Melakukan Analisis Air dan Mineral (MAAM) melalui model guided discovery dapat melatihkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMK. Kata Kunci: Model Pembelajaran Guided Discovery, Pemahaman Konsep, Keterampilan Berpikir Kritis. Abstract: This research is purposed to develop learning instrument of chemical analysis for eleventh grade of vocational high school student on the material of conducting water analysis and mineral through guided discovery learning model. This research is designed using Dick and Carey model whereas the experimental design using One Group Pretest-Posttest Design. This finding research is learning instrument materials which developed generally becomes acceptable or good. The analysis result of hand book and work book literacy are understandable and literate for student. The implementation of lesson plan is good but students activity for observing, discussing, and delivering opinion are dominant with 19%, 16%, and 13% respectively. Based on minimum completeness, guided discover y learning model also gave influence for students learning result which is on complete category. This research also described that N-gain comprehensions of concept average and critical thinking ability are on high category level. Students response to guided discovery learning model is good. Base on this research, it completely concluded that learning on the material of conducting water analysis and mineral using guided discovery model is able to encourage students concept comprehension and critical thinking ability. Keywords: Learning Model of Guided Discovery, Comprehension of Concept, Critical Thinking Ability . PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap siswa di SMK Negeri 1 Cerme Gresik diperoleh informasi bahwa penguasaan konsep kimia dan keterampilan ber- pikir kritis siswa masih kurang di dalam mempelajari materi kompetensi keahlian kimia analisis sedangkan penerapan model pembelajaran guided discovery kurang diterapkan dalam proses pembelajaran. Terbukti dari hasil analisa tes penguasaan konsep menunjukkan bahwa 18,19% siswa yang bisa menyelesaikan soal-soal pema- haman konsep dimana siswa mengalami kesulitan pada soal yang mengharuskan mereka untuk menafsirkan hasil reaksi kimia serta mengalami kesulitan dalam mengklas- ifikasikan hasil suatu reaksi kimia. Sementara itu, hasil analisa angket menunjukkan bahwa siswa merasa kurang memahami konsep kimia. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah responden yang menyatakan tidak memahami konsep kimia berjumlah 61%. Salah satu pernyataan konsep kimia yang kurang dipahami siswa adalah mereka kurang mampu membaca titik akhir titrasi yang digambarkan dalam bentuk grafik. Hampir seluruh siswa tidak pernah menggambarkan titik akhir titrasi yang mereka peroleh dari titrasi kedalam bentuk grafik dan mereka kurang mampu menghubungkan suatu fenomena

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

181

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA ANALISISBERBASISMODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY UNTUK

MELATIH PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIRKRITIS SISWA SMK

(1)Wahyuni(2)Tukiran(3)Widodo.

(1)Mahasiswa Pendidikan Sains Pascasarjana Unesa(2)Dosen Pasca SarjanaUniversitas Negeri Surabaya(3)Dosen Pasca SarjanaUniversitas Negeri Surabaya

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Kimia Analisis siswa SMK kelas XI pada pokokbahasan Melakukan Analisis Air dan Mineral (MAAM) melalui model pembelajaran guided discovery. Desain pengembangan padapenelitian ini menggunakan model Dick and Carey, sedangkan rancangan uji coba menggunakan One Group Pretest-Posttest Design.Temuan penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran yang dikembangkan secara umum berkategori baik. Hasil analisis keterbacaanBAS dan LKS mudah dipahami dan terbaca oleh siswa. Keterlaksanaan RPP berkategori baik sedangkan aktivitas siswa yangdominan adalah melakukan pengamatan, berdiskusi, dan berpendapat masing-masing adalah 19%, 16%, dan 13%. Berdasarkantinjauan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), model pembelajaran guided discovery juga memberikan pengaruh pada hasil belajar siswayang berada pada kategori tuntas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa N-gain rata-rata pemahaman konsep dan keterampilanberpikir kritis berada pada kategori tinggi. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan model guided discovery dinilai baik.Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran pada pokok bahasan Melakukan Analisis Air dan Mineral (MAAM)melalui model guided discovery dapat melatihkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMK.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Guided Discovery, Pemahaman Konsep, Keterampilan Berpikir Kritis.

Abstract: This research is purposed to develop learning instrument of chemical analysis for eleventh grade of vocational highschool student on the material of conducting water analysis and mineral through guided discovery learning model. This research isdesigned using Dick and Carey model whereas the experimental design using One Group Pretest-Posttest Design. This findingresearch is learning instrument materials which developed generally becomes acceptable or good. The analysis result of hand bookand work book literacy are understandable and literate for student. The implementation of lesson plan is good but students activity forobserving, discussing, and delivering opinion are dominant with 19%, 16%, and 13% respectively. Based on minimumcompleteness, guided discover y learning model also gave influence for students learning result which is on complete category. Thisresearch also described that N-gain comprehensions of concept average and critical thinking ability are on high category level.Students response to guided discovery learning model is good. Base on this research, it completely concluded that learning on thematerial of conducting water analysis and mineral using guided discovery model is able to encourage students concept comprehensionand critical thinking ability.

Keywords: Learning Model of Guided Discovery, Comprehension of Concept, Critical Thinking Ability.

PENDAHULUANBerdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap

siswa di SMK Negeri 1 Cerme Gresik diperoleh informasibahwa penguasaan konsep kimia dan keterampilan ber-pikir kritis siswa masih kurang di dalam mempelajarimateri kompetensi keahlian kimia analisis sedangkanpenerapan model pembelajaran guided discovery kurangditerapkan dalam proses pembelajaran. Terbukti darihasil analisa tes penguasaan konsep menunjukkan bahwa18,19% siswa yang bisa menyelesaikan soal-soal pema-haman konsep dimana siswa mengalami kesulitan pada soalyang mengharuskan mereka untuk menafsirkan hasil reaksi

kimia serta mengalami kesulitan dalam mengklas-ifikasikan hasil suatu reaksi kimia. Sementara itu, hasilanalisa angket menunjukkan bahwa siswa merasa kurangmemahami konsep kimia. Hal ini ditunjukkan denganjumlah responden yang menyatakan tidak memahamikonsep kimia berjumlah 61%. Salah satu pernyataankonsep kimia yang kurang dipahami siswa adalah merekakurang mampu membaca titik akhir titrasi yangdigambarkan dalam bentuk grafik. Hampir seluruh siswatidak pernah menggambarkan titik akhir titrasi yangmereka peroleh dari titrasi kedalam bentuk grafik danmereka kurang mampu menghubungkan suatu fenomena

Page 2: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

182

kimia disekitar mereka dengan konsep-konsep kimia yangsu- dah mereka peroleh sebelumnya. Mereka cenderungmengaitkan hasil eksperimen dengan keberhasilan ataukegagalan eksperimen yang mereka lakukan tanpa men-cari penyebabnya. Hal ini karena siswa kurang mampudalam mengaplikasikan materi yang dipelajari kedalamkonsep-konsep kimia yang mendukung.

Hasil analisa tes soal berpikir kritis menunjukkan26,5% siswa dapat menyelesaikan soal-soal berpikir kritisdengan baik. Hal ini dikarenakan siswa masih kurangmampu memastikan masalah pada suatu soal untukdiselesaikan sehingga keyakinan dalam menyelesaikansoal-soal masih kurang. Sementara, hasil analisa angketketerampilan berpikir kritis menunjukkan bahwa siswakurang mampu membedakan bagian-bagian dari analisayang mereka lakukan misalnya saat melakukan analisaCa2+ dan analisa Mg2+ serta siswa kurang mampumenentukan prosedur yang relevan dengan analisa yangsedang dilakukan sehingga efektivitas analisa yang dil-akukan belum sesuai dengan penemuan yang terdahulu. Halini karena siswa mengalami kesulitan dalammengembangkan daya pikirnya untuk berpikir secaradeduktif. Berpikir secara deduktif sangat diperlukan olehsiswa SMK karena mereka harus inovatif dalam dunia kerjayang akan mereka hadapai setelah lulus atau saat merekabekerja.

Pada analisa angket tentang model pembelajaranguided discovery menunjukkan siswa kurang terbiasadalam merumuskan masalah dari eksperimen yang akan dil-akukan dan siswa kurang terbiasa mengajukan hipotesissebelum melakukan eksperimen. Siswa dalam melakukaneksperimen terbiasa dengan rutinitas, yaitu setelah mem-peroleh prosedur kerja dari guru lalu siswa melakukaneksperimen sesuai prosedur tersebut tanpa melatihkan kesiswa cara merumuskan masalah dan membuat hipotesisdari eksperimen yang sedang dilakukan serta siswa ku- rangterbiasa menghubungkan hasil eksperimen yang telahdilakukan dengan konsep-konsep kimia yang men- dukungeksperimen tersebut.

Dari hasil analisa soal yang diperoleh penelitidapat diketahui bahwa siswa kurang mampu dalamme- nyelesaikan soal-soal pemahaman konsep danketerampi- lan berpikir kritis. Hasil analisa soalmenujukkan seluruh siswa mempunyai nilai dibawah 50.Hal ini disebabkan siswa terbiasa setelah melakukaneksperimen tidak pernah menghubungkan analisa datayang dibuat dengan konsep kimia yang sudah merekaperoleh dan tidak ada tantangan yang dibuat guru untukmelakukan inovasi pada pengembangan hasil eksperimenyang dilakukan. Hasil wawancara terhadap gurudiperoleh gambaran bahwa penanaman konsep kimiakurang karena guru lebih mengutamakan kompetensi

keahlian sebagai bekal siswa bekerja supaya merekaterampil dibidang yang mereka tekuni. Sementaraketerampilan berpikir kritis siswa tidak berkembang denganbaik karena guru kurang membiasakan dan melatihkankepada siswa untuk memecahkan soal-soal yang memilikitingkat kesukaran tinggi dengan alasan siswa akanmencapai nilai dibawah kreteria ketuntasan minimum.Disisi lain, sebagai tenaga kerja yang kompeten dibidangkeahlian kimia analisis siswa harus kreatif, inovatif danberpikir secara induktif maupun deduktif untukmenciptakan hal-hal baru guna meningkatkan nilaiperindustrian dan perekonomian In- donesia menjadi lebihbaik dari negara-negara maju lainnya.

Dari riset yang dilakukan oleh TIMSS (Nur, 2012)menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking amatrendah dalam kemampuan berpikir kritis. Hal ini di-tunjukkan dari indikator berpikir kritis yang kurang mampudikuasai oleh siswa, yaitu meliputi (1) memahami informasikomplek yang diterima, (2) teori, ana- lisis, dan pemecahanmasalah, (3) pemakaian alat, prosedur, dan pemecahanmasalah, dan (4) melakukan investigasi.

Pada umumnya siswa memperhatikan ketika gurumenjelaskan materi pelajaran dan mau mengerjakan latihansoal-soal. Namun komunikasi siswa di kelas umumnyaterjadi satu atau dua arah (antara guru dan siswa), lebihdidominasi oleh guru, jarang ada siswa yang bertanya baikterhadap guru maupun temannya. Jika diberi soal latihanyang sulit, hanya sebagian kecil siswa yang men- cobamenyelesaikannya, siswa lainnya hanya menunggu guruuntuk membahas soal tersebut. Pembelajaran terke- sansepenuhnya tergantung pada guru, aktivitas belajar siswarendah, siswa kurang dibimbing untuk menemukan sendirisuatu konsep kimia, sehingga tidak memacu siswa untukberpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Perludilakukan pengkajian lanjutan tentang alternatifpembelajaran yang dapat membuat siswa memahamikonsep kimia serta keterampilan berpikir kritis yang lebihbaik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pema-haman konsep kimia diantaranya melakukan serangkaianriset pengembangan dan menghasilkan berbagai modelserta pendekatan pembelajaran kimia. Siswa dapatmempelajari konsep-konsep dengan baik ketika siswaterlibat dalam proses induksi seperti mengamati beberapacontoh, mencari dan menguji suatu kasus dan mampumenjelaskan temuan dengan kata-kata yang tepat (Yang,2012: 743). Pemahaman konsep merupakan alat kognitifyang dapat menyimpan kecerdasan lebih lama kemudiandigunakan untuk mendesain suatu masalah (Joolingen,1999: 385).

Salah satu model pembelajaran yang digunakandalam mata pelajaran kimia adalah pembelajaran modelguided discovery. Dalam model ini siswa dapat

Page 3: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

183

meningkatkan kemampuan dalam pengenalan polapembelajaran, yang diperoleh melalui pemikiran intuitif danmetaforis. Pemikiran intuitif dan metaforis berguna untukproses penemuan karena pemikiran ini memungkinkanuntuk memecahkan masalah komplek (Domaingue, 1992:13). Dengan menggunakan model pembelajaran discoverysiswa dapat mengumpulkan informasi, mengklasifikasi- kaninformasi, menyimpulkan informasi yang telah diterimaserta menyatakan hipotesis (Swaak, 2004: 226). Siswamenunjukkan keaktifan dan keterampilan dalam prosespenyelidikan karena siswa lebih efektif mem- bangunpengetahuan mereka sendiri (Balin, 2009: 2). Melaluiguided discovery membuat siswa dapat melakukanpemecahan masalah, belajar mandiri, berpikir kritis, kreatifdan bukan menghafal (Akinbobola, 2009: 234). Hal inimengiyaratkan perlunya data empiris untuk memperolehgambaran penggunaan model guided dis- covery dalamupaya meningkatkan keterampilan berpikir lainnya sepertiketerampilan berpikir kritis.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti diperolehinfor- masi bahwa RPP yang dibuat guru selama ini tidakmencerminkan penguasaan konsep maupun berpikirkritis. Dalam membuat RPP mereka mengacu pada con-toh-contoh yang sudah ada seperti RPP milik teman se-jawat yang disusun tanpa melihat tujuan pembelajaranyang ingin dicapai atau guru memperoleh RPP sekedar dariinternet tanpa melihat kesesuaian materi denganstrategi/model pembelajaran yang digunakan.Di sisi lain, observasi di lapangan diperoleh sejumlahinformasi bahwa buku ajar siswa dan LKS yang digunakanguru belum menunjukkan pemahaman konsep danketerampilan berpikir kritis karena selama melakukanpengajaran kompetensi keahlian guru tidak mengunakanbuku ajar siswa dan LKS yang baku. Buku yang digunakanguru untuk mengajar diambil dari saat mereka menempuhstudi terdahulu atau dari hasil mereka mengikuti pelatihandibidang kompetensi keahlian kimia analisis sehinggapenyampai materi terkadang terlalu luas tidak sesuaidengan kurikulum atau tingkatan anak SMK. Dikompetensi keahlian kimia analisis guru tidak mempunyaiLKS yang digunakan untuk mengajar, guru mengambilprosedur kerja dari buku-buku yang sudah ada, lalumembagikan prosedur kerja tersebut kepada siswasebagai petunjuk kerja saat melakukan eksperimen.

Dalam upaya mengatasi permasalahan mempelajarikonsep kimia diperlukan suatu data empiris tentangpengembangan perangkat pembelajaran yang lebihmengaktifkan siswa dalam proses belajarnya dandiharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikirkritis siswa. Salah satu perangkat pembelajaran yangperlu diteliti dalam pembelajaran kompetensi keahliankimia analisis adalah model pembelajaran guided

discovery, sehingga diperlukan bukti data empiris tentangbagaimana gambaran pengembangan perangkat model inidalam meningkatkan pemahaman konsep kimia danketerampilan berpikir kritis siswa.

METODEPenelitian ini termasuk penelitian pengembangan,

yang dilaksanakan untuk menghasilkan perangkatpembelajaran Kimia di SMK pada Kompetensi KeahlianKimia Analisis menggunakan model pembelajaran guideddiscovery. Perangkat pembelajaran yang dikembangkanmeliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), Buku Ajar Siswa (BAS), Lembar Kegiatan Siswa(LKS), dan Lembar Penilaian (LP).

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu (1)pengembangan perangkat pembelajaran, (2) validasiperangkat pembelajaran, dan (3) implementasi perangkatpembelajaran.Rancangan perangkat pembelajarandilakukan menggunakan model Dick dan Carey (2003:2).Secara rinci urutan perencangan dan pengembanganperangkat pembelajaran tersebut seperti ditunjukkan padadiagram alir berikut ini:

Subjek dalam penelitian ini adalah perangkatpembelajaran model guided discovery dengan pokokbahasan Melakukan Analisis Air dan Mineral yangdiimplementasikan pada siswa SMKN 1 Cerme Gresikkelas XI. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI AK-1 dengan jumlah 32 siswa.

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan datapenelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan data,

Page 4: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

184

yakni sebagai berikut:1. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasilbelajar, pemahaman konsep kimia dan ket- erampilanberpikir kritis siswa.Tes ini diberikan saat pretest danposttes.2. Observasi

Teknik observasi bertujuan untuk mengumpulkandata penelitian dengan menggunakan lembar pengamatanyang telah dikembangkan oleh peneliti.Observasimenggunakan beberapa instrumen penelitian untukmemperoleh data penelitian mengenai aktivitas siswa danketerlaksanaan RPP oleh guru.3. Pemberian angket

Teknik pemberian angket dilakukan untukmengumpulkan data tentang respon siswa terhadap prosespembelajaran. Pemberian angket diberikan pada siswasetelah kegiatan pembelajaran selesai.

Untuk teknis analisis data adalah sebagai berikut:1. Analisis Validasi Perangkat

Perangkat RPP, BAS, LKS, dan LP yangdikembangkan selanjutnya dilakukan telaah oleh pakaruntuk memberikan penilaian. Validitas perangkatpembelajaran di analisis secara deskriptif kualitatif yaitudengan menghitung hasil penilaian yang diberikan validatorberdasarkan skor rata-rata masing-masing komponen.Kreteria validasi perangkat menurutBNSP (2006).2. Analisis Keterbacaan Buku Ajar Siswa dan LKS

Tingkat keterbacaan merupakan gambaranbagaimana tingkat pembacaan siswa terhadap buku ajarsiswa dan LKS yang telah dikembangkan.Keterbacaan bukuajar siswa dan LKS dianalisis secara desikriptif kuantitatifberdasarkan persentase dari jumlah kata yang dapatdilengkapi terhadap jumlah keseluruhan kata yang di-hilangkan, dengan kreteria menurut sitepu (2010).3. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan RPP dianalisis secara deskriptifkualitatif yaitu dengan membandingkan rata-rata skalapenilaian yang diberikan pengamat dengan kriteriapenilaian menurut Arifin (2012).4. Analisis Data Pengamatan Aktivitas Siswa Selama

PembelajaranAktivitas siswa selama kegiatanbelajar mengajar

dihitung persentasenya, kemudian hasil perhitungandianalisis secara deskriptif kuantitatif Arifin (2012).5. Analisis Respon Siswa

Untuk mengolah data respona dipergunakanpresentase (%). Data respon siswa dianalisis secaradeskriptif kuanti- tatif menurut Arifin (2012).6. Analisis Hasil Belajar Siswa

a. Ketuntasan Individu

Lembar Penilaian dianalisis deskriptif kualitatif. Secaraindividu, seorang siswa dapat dikatakan tuntas apabilapersentase (P) indikator yang dicapai sebesar ≥ 75%(kriteria ketuntasan minimal kuriku- lum SMKN ICerme Gresik).b. Ketuntasan IndikatorSatu indikator dikatakan tuntas apabila persentase (P)yang siswa capai tersebut ≥ 75%. Data lembar penilaian,selanjutnya diolah menggunakan gain score (skorpeningkatan).

7. Analisis Pemahaman Konsep dan Keterampilan ber-pikir kritis.

Peningkatan pemahaman konsep kimia siswa danketerampilan berpikir kritis dalam model pembelajaranguided discovery dihitung berdasarkan skor gain ter-normalisasi. Kategori peningkatan yang terjadi sebe- lumdan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor(N-Gain) yang dikembangkan oleh Hake (1999).

HASIL DAN PEMBAHASANA. Pemahaman Konsep Siswa1. Ringkasan Hasil Analisis

Hasil analisis ketuntasan individu menunjukkan nilairata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 83 dengan nilairata-rata N-Gain sebesar 0,75. Indikator pemahamankonsep yang dipakai pada penelitihan ini adalah mengingatdengan N-Gain sebesar 0,83, memahami dengan N-Gainsebesar 0,73 dan mengaplikasikan dengan N-Gain sebesar0,75. Hasil analisis menunjukkan adanya ketuntasanindividu untuk seluruh siswa, karena nilainya di atas 75yaitu di atas KKM menurut kurikulum SMK Negeri 1Cerme Gresik. Sedangkan hasil analisis nilai N-Gainmenunjukkan peningkatan hasil belajar siswa karena nilaiN-Gain yang diperoleh di atas 0,7, kategori tinggimenurut Hake (1999).

Page 5: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

185

Hasil analisis ketuntasan indikator menunjukkan,seluruh indikator pemahaman konsep telah dikuasai kepadasiswa dengan persentase ketuntasan semua indikator diatas75% menurut kurikulum SMK Negeri 1 Cerme Gresik.Sedangkan peningkatan hasil belajar menunjukkan 9indikator pemahaman konsep berada pada kategoritinggi dengan nilai N-Gain lebih besar dari 0.7dan7 indikator pemahaman konsep berada pada kategorisedang dengan nilai N-Gain antara 0.7 > g > 0.3.

Aktivitas siswa yang diamati menunjukkankenaikkan aktivitas dimana aktivitas siswa yang dominanyaitu pada aktivitas pengamatan/percobaan/bekerja,mendengarkan penjelasan dan berdiskusi.Hasil analisisrespon siswa terhadap ketertarikan siswa terhadapkomponen belajar menunjukan 63% siswa cukup tertarikterhadap komponen belajar yang dipakai. Sedangkantingkat kesulitan siswa terhadap komponen belajar sekitar37% siswa menyatakan sangat mudah memahami, 58%siswa menyatakan cukup mudah, 4% kurang mudahmemahami dan 1% tidak mudah memahami.

2. Keterkaitan Hasil dengan PembelajaranPerolehan nilai rata-rata pemahaman konsep diatas

KKM menunjukkan ketuntasan individu siswa sedangkanpeningkatan hasil belajar dengan nilai N-Gain diatas 0,7merupakan peningkatan hasil belajar siswa mengunakanpembelajaran guided discovery. Pemahaman konsep padapembelajaran guided discovery ditekankan pada pemberianmotivasi siswa diawal pembelajaran. Hal ini bertujuanuntuk mengaitkan konsep-konsep yang telah dimiliki siswasebelumnya dengan masalah yang dihadapi pada kehidupansehari-hari.

Hasil analisis ketuntasan indikator pemahamankonsep menunjukkan seluruh indikator telah dipelajarisiswa dengan menggunakan model pembelajaran guideddiscovery. Indikator pemahaman konsep disajikan pada tiapfase pembelajaran diawali dari pendahuluanpembelajaranyang meliputi pemberian pertanyaan untukmenguatkan kansep-konsep kimia siswa. Pada kegiatan intipemahaman konsep lebih banyak dikuasai siswa mulai darimenentukan alat dan bahan, membuat zat kimia yangdigunakan dengan melakukan hitungan kimia terlebihdahulu.

Aktivitas siswa dalam melakukan diskusi untukmenentukan langkah-langkah analisis menunjukkanpeningkatan aktivitas pada tiap pertemuan. Untukmenghindari kesalahan konsep pada saat melakukananalisis, siswa melakukan aktivitas berpendapat danberdiskusi sesama teman satu kelompok pada saatmelakukan kegiatan penemuan. Aktivitas pengamatansiswa saat melakukan analisis semakin tinggi diikutiaktivitas siswa melakukan kegiatan pencatatan untuk

Page 6: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

186

mencatat hasil selama proses analisis. Sedangkan responsiswa menunjukkan penjelasan guru selama KBM danbimbingan guru selama proses penemuan cukup mudahditerima dan dipahami dengan menggunakan pembelajaranguided discovery.

3. Kaitan Hasil dengan Perangkat PembelajaranPeningkatan aktivitas siswa, ketuntasan individu,

ketuntasan indikator dan peningkatan hasil belajardipengaruhi oleh perangkat yang digunakan guru meliputiRPP, BAS, LKS dan Lembar penilaian. RPP yang dibuatmengacu pada model pembelajaran guided discovery. DiRPP dituliskan tujuan pembelajaran pada ranahpemahaman konsep untuk tiap pertemuan. Di awalpembelajaran, guru memberi motivasi berupa cara mecicipisayur untuk penerapan konsep pengambilan sampel yangbenar.

Pada analisis alkaliniti, guru memberi motivasitentang kemacetan kran air yang menunjukkan penerapanpemahaman konsep siswa tentang akibat terjadi karatpada kran tersebut. Untuk analisis kesadahan, gurumemberi motivasi dengan membawa panci berkerak untukpenerapan konsep pada siswatentang terjadinya kerak padapanci yang digunakan untuk memasak air. Padapemotivasian analisis klor aktif ditampilkan gambar ikanmati pada suatu perairan. Hal ini untuk membangkitkankeingintahuan siswa tentang adanya zat kimia yangmenyebabkan ikan mati. Sedangkan pemotivasiantentangzat padat terlarut, siswa diminta membandingkankekeruhan air isi ulang dengan air galon.

Pemahaman konsep pada BAS ditunjukan denganpemberian penekananpada penyajian materi yang pentinguntuk dipelajari siswa. Bagian yang dipelajari dipisahkandalam bab tersendiri untuk memudahkan pemahamankonsep siswa. Analisis alkaliniti dibahas pada Bab TitrasiAsam Basa, karena konsep dasar analisis alkaliniti adalahtitrasi asam basa. Bab Titrasi Kompleksometri adalahkonsep dasar analisis kesadahan yang menyajikan pelarutkompleks yang digunakan untuk analisis kesadahan. Padaanalisis klor aktif di bahas dalam Bab Titrasi OksidasiReduksi, karena dasar analisis klor adalah reaksi redoks.Sedangkan untuk analisis zat padat terlarut dibahas padaBab Gravimetri, karena prinsip utama dari analisis tersebutadalah pengendapan dan penimbangan. Aktivitas siswa saatberdiskusi sekitar 16% dari 8 aktivitas yang diamati. Salahsatu kegiatan yang diskusikan siswa adalah materi BAS.Respon siswa sendiriterhadap BAS yang digunakan dalamproses belajar menyatakan sangat tertarik. Hal itu dapatdilihat dari keterbacaan siswa terhadap BAS sekitar 63,yang berarti BAS mudah dimengerti dan dipahami siswa.

Pemahaman konsep siswa dilatihkan dalam LKSyang telah dibuat, yang meliputi LKS 1 persiapan sampel,

LKS 2 merancang percobaan alkaliniti, LKS 3 merancangpercobaan kesadahan air, LKS 4 merancang percobaananalisis klor aktif, dan LKS 5 merancang percobaan analisiszat padat terlarut. Pada masing-masing LKS disajikanbeberapa pernyataan yang terkait dengan konsep-konsepyang dipakai untuk menyelesaikan fenomena yangdiberikan. Aktivitas siswa dalam melakukanpengamatan/percobaan saat melakukan analisis cukuptinggiyaitu 19%, dikarenakan LKS yang digunakan siswamudah dipahami dan dimengerti sebab memilikiketerbacaan 69. Siswa menyatakan sangat tertarik terhadappenggunaan LKS sehingga membantu mereka dalammelatihkan pemahaman konsep.

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas soalpemahaman konsep menunjukkan kamampuan soalmengukur efek pembelajaranguided discovery dimanahampir seluruh soal berada pada kategori baik ≥ 0,30(Gronlund dalam wahyudi, 2012). Kerena memilikisensitivitas soal yang tinggi maka hasil analisis N-Gainpada tes pemahaman konsep pada materi melakukananalisis air dengan model pembelajaran guided discoverypada kategori tinggi.

Indikator pemahaman konsep yang dianalisis denganN-Gain meliputi mengingat sebesar 0,83, memahamisebesar 0,73 dan mengaplikasikan sebesar 0,75. Hasil tespemahaman konsep siswa berada pada kategori tinggiberdasarkan kreteria N-Gain yang ditetapkan oleh Hake(1999). Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan guideddiscovery telah mampu melatih pemahaman konsep siswa.

4. Keterkaitan Hasildengan Teori PembelajaranHasil analisis data menunjukkan bahwa

pembelajaranmenghasilkan ketuntasan individudiatasKKM. Bila dihubungkan dengan pembelajaran guideddiscovery yang dikemukakan oleh Burner (2004),bahwaguided discovery memiliki daya serap lebih lamadimana konsep-konsep yang diterima oleh siswa memilikidaya tahan lebih lama pada otak siswa, memiliki efektransfer yang lebih baik. Artinya, konsep-konsep yang telahdimiliki akan lebih mudah diterapkan pada situasi baru.

Pembelajaran guided discovery dapat melatihkanpemahaman konsep kimia siswa dengan hasil analisis N-Gain rata-rata sebesar 0.75. Hal ini menunjukkanpeningkatan hasil belajar setelah pemberian pembelajaranguided discovery. Sesuai dengan pernyataan Dahar (1996),konsep merupakan suatu abstraksi dan konsep memilikiperanan penting dalam pembelajaran, karena konsepmerupakan batu-batu pembangun dalam berpikir.Pembelajaran guided discovery dapat melatihkanpembahaman konsep siswa yang telah ada denganbimbingan guru untuk memperkuat konsep tersebutsebagai dasar mempelajari konsep lainsesuai teori motivasi

Page 7: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

187

Maslow. Melatih pemahaman konsep pada pembelajaranguided discovery menekankan pada kebutuhan siswa untukmengkonstruksi pengetahuan yang sudah ada sesuai denganteori konstruktivis menurut Piaget dan Vygotsky.

.5. Keterkaitan Hasil dengan Penelitian yang Relevan

Penelitian ini menunjukkan penerapan pembelajaranguided discovery dapat melatih pemahaman konsep siswa.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Purnomo(2011) yang berpendapat bahwa pembelajaran penemuanterbimbing lebih efektif digunakan dalam pembelajaran.Menurut Al Amin (2012), pengembangan perangkatpembelajaran guided inquiry dapat meningkatkanpemahaman konsep siswa. Pada penelitian ini menunjukkanbahwa pembelajaran guided discovery mampu melatihkanpemahaman konsep siswa dengan peningkatan nilaiindikator pemahaman konsep yaitu mengingat, memahamidan mengaplikasikan.

Pemahaman konsep siswa merupakan bagianpengetahuan kognitif, hasil penelitian Joolingen (1999)menyatakan pengetahuan kognitif merupakan alat untukbelajar penemuan sedangkan hasil belajar siswa padapembelajaran guided discovery menujukan peningkatanhasil belajar sesuai dengan penelitian Alfieri (2011).Pemahaman konsep dapat ditunjukan melalui pengamatanbeberapa contoh, menguji suatu kasus dan mampumenjelaskan temuan dengan kata- kata yang tepat menurutpenelitian Yang (2012).

B. Hasil Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Siswa1. Ringkasan Hasil Analisis

Hasil analisis ketuntasan individu menunjukkan nilairata-rata keterampilan berpikir kritis sebesar 77 dengannilai rata-rata N-Gain sebesar 0.71. Indikator berpikir kritisyang dipakai pada penelitian ini adalah menilai kredibilitasdengan N-Gain sebesar 0,72, menilai inferensi dengan N-Gain sebesar 0,67 dan mengambil keputusan dengan N-Gain sebesar 0,76. Hasil analisis nilai rata-ratamenunjukkan ketuntasan individu seluruh siswa karenanilainya di atas 75 yaitu diatas KKM menurut kurikulumSMK. Sedangkan hasil analisis nilai N-Gain menunjukkanpeningkatan hasil belajar siswa karena nilai N-Gain yangdiperoleh diatas 0.7 kategori tinggi menurut Hake(1999).

Aktivitas siswa melakukanpengamatan/percobaan/bekerja dari pertemuan pertamasebesar 17 %, pertemuan kedua 19 %, petemuan ketiga19%, sampai pertemuan keempat 19% mengalami

Page 8: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

188

kenaikan yang tetap sedangkan pertemuan kelima sebesar18% mengalami penurunan dikarenakan LKS 5 lebihlama menunggu kegiatan pengovenan sehingga aktivitaspengamatan/percobaan/bekerja siswa berkurang. Aktivitaspengamatan/percobaan/bekerja banyak dilatihkanketerampilan berpikir kritis pada kegiatan ilmiah untukmenemukan jawaban dari masalah seperti melakukananalisis, membuat argumen, dan melakukan evaluasi yangada pada LKS siswa. Hasil analisis respon siswa terhadapbimbingan yang dilakukan guru selama melakukan analisisdi laboratorium menunjukkan cukup mudah siswadalammenerima bimbingan guru.

2. Keterkaitan Hasil dengan PembelajaranSalah satu komponen pembelajaran guided

discovery adalah melatihkan siswa dalam penyampaianargumen. Penyampaian argumen dilakukan di awalpertemuan disaat siswa disajikan suatu fenomena untukmelatih keterampilan berpikir kritis siswa. Pada kegiatanpenemuan untuk memecahkan masalah melatih siswamenilai kredibilitas dari analisis yang dilakukan sepertimerumuskan masalah, membuat hipotesis, menentukanlangkah-langkah analisis serta membuat data analisis yangdapat dipercaya. Dari data yang diperoleh siswa melakukananalisis untuk membuat kesimpulan dengan arahan danbimbingan guru. Dari analisis yang diperoleh dilakukanpertimbangan pendapat dan pertimbangan akibat untukmengambil suatu keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Pembelajaran guided discovery yang dilakukandiperoleh nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis diatasKKM yaitu 77 hal ini menunjukkan ketuntasan individusiswa. Sementara itu, peningkatan keterampilan berpikirkritis ditunjukkan dengan nilai N-Gain diatas 0,7 yangmenunjukkan peningkatan keterampilan berpikir kritisdalam kategori tinggi.

Keterampilan berpikir kritis pada pembelajaranguided discovery ditekankan pada pelaksanaan penemuanmelalui pengamatan/percobaan/bekerja. Hal ini dikarenakantahapan pengamatan/percobaan/bekerja menuntut siswamelakukan proses berpikir kritis.

Hasil analisis ketuntasan indikator keterampilanberpikir kritis menunjukkan semua indicator tuntastersampaikan dengan baik kepada siswa denganmenggunakan model pembelajaran guided discovery.Indikator keterampilan berpikir kritis banyak diajarkanpada kegiatan inti pembelajaran guided discovery meliputimerumuskan masalah, menentukan hipotesis, dan membuatkesimpulan.

Aktivitas siswa dalam kegiatan berpendapatmeningkat dari tiap pertemuan menujukan kegiatanberpikir kritis siswa juga meningkat. Kegiatan berpendapat

siswa seperti penyampaian argumen pada awalpembelajaran atau pada saat kegiatanpengamatan/percobaan/bekerja saat menentukan rumusanmasalah, membuat hipotesis dan membuat kesimpulan.Sedangkan respon siswa terhadap bimbingan guru selamaproses penemuan sangat mudah dipahami dan membantusiswa dalam menyelesaikan masalah.

3. Keterkaitan Hasil dengan Perangkat PembelajaranPerangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk

melatihkan keterampilan berpikir kritis meliputi RPP, BAS,LKS dan Lembar penilaian. Kegiatan pendahuluan padapembelajaran guided discovery meminta siswamenyampaikan argumen dari fenomena yang disajikan.Pada kegiatan inti melatihkan keterampilan berpikir kritissiswa melalui kegiatan penemuan seperti menilaikredibilitas berupa merumuskan masalah, membuathipotesis, merencanakan analisis yang akan dilakukan,melakukan pengamatan, menuliskan data analisis. Daridata analisis yang diperoleh dirumuskan kesimpulansebagai dasar untuk membuat suatu keputusan analisisyang dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Padapertemuan terakhir siswa melakukan presentasi untukmelatih keterampilan berpikir kritis siswa.

Keterampilan berpikir kritis pada BAS di tunjukkandengan pemberian pertanyaan yang membutuhkanketerampilan berpikir tingkat tinggi. Pertanyaan berpikirkritis ada pada tiap bab yang akan dipelajari dimana tiapbab terdiri dari satu sampai dua pertanyaan berpikir kritis.Aktivitas siswa yang menunjukan kegiatan berpikir kritisyaitu berpendapat sekitar 13% dari 8 aktivitas yangdiamati. Respon siswa terhadap keterbaruan BAS denganmenyajikan keterampilan berpikir kritis yang digunakandalam proses belajar adalah "sangat baru".

Keterampilan berpikir kritis dilatihkan dalam LKSyang telah dibuat, dimana pada masing-masing LKSmenyajikan beberapa pertanyaan yang terkait denganketerampilan berpikir kritis. Di mana keterampilan berpikirkritis dilatihkan sebelum dan sesudah melakukan analisisseperti pemberian pertanyaan sebelum analisis dilakukanberupa memberi argumen, melakukan analisis danmelakukan evaluasi dari pertanyaan yang diberikan sertasiswa dilatihkan merumuskan masalah dan merumuskanhipotesis dari analisis yang akan dilakukan. Siswamelakukan analisis data yang diperoleh setelah melakukankegiatan analisis air dan mineral untuk membuat suatukesimpulan dan sebagai dasar untuk membuat keputusandari analisis yang dilakukan. Aktivitas siswa yangmelatihkan keterampilan berpikir kritis adalah melakukanpengamatan/percobaan/bekerja, yaitu sebesar 19%.

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas soalketerampilan berpikir kritis menunjukkan kemampuan soal

Page 9: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

189

yang mengukur efek pembelajaran guided discovery hampirseluruh soal berada pada kategori baik ≥ 0,30 (Gronlunddalam Wahyudi, 2012). Kerena sensitivitas soal yangtinggi, maka hasil analisis N- Gain pada tes keterampilanberpikir kritis pada materi melakukan analisis air denganmodel pembelajaran guided discovery terletak padakategori tinggi.

Indikator keterampilan berpikir kritis dianalisisdengan N-Gain meliputi menilai kredibilitas sebesar 0,72,membuat inferensi sebesar 0,67, dan mengambil keputusansebesar 0,76. Hasil tes keterampilan berpikir kritis rata-rata0,71 berada pada kategori tinggi berdasarkan kreteria N-Gain yang ditetapkan oleh Hake (1999). Indikator berpikirkritis berada pada kategori tinggi menunjukkanpembelajaran guided discovery telah mampu melatihketerampilan berpikir kritis siswa.

4. Keterkaitan Hasil dengan Teori PembelajaranKelas merupakan cerminan masyarakat yang besar

dan berfungsi sebagai fondasi demokrasi dan melihatsekolah sebagai laboratorium oleh Dewey dan Thelan(Arends, 2012). Dalam skala kecil laboratorium yangdigunakan belajar adalah laboratorium sekolah.Pembelajaran guided discovery merupakan prosespenemuan yang dilakukan di laboratorium untuk melatihketerampilan berpikir kritis siswa serta meningkatkandaya nalar siswa.

Pembelajaran guided discovery dapat melatihkanketerampilan berpikir kritis siswa dengan hasil analisis N-Gain rata-rata sebesar 0,71. Hal ini menunjukkanpeningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaranguided discovery. Sesuai dengan pernyataan Burnerbahwa discovery merupakan belajar penemuan untukpencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia denganmemberikan hasil yang baik.

Pembelajaran guided discovery mencerminkanperilaku kooperatif pada saat melatihkan keterampilanberpikir kritis sebagai dasar demokrasi pada saat analisis dilaboratorium untuk mengembangkan perilaku demokratishal ini sesuai dengan teori cooperative learning menurutDewey dan Thalen. Pemecahan masalah untuk melatihketerampilan berpikir kritis pada pembelajaran guideddiscovery menekankan pada kebutuhan siswamenginvestigasi lingkungan dan mengkonstruksipengetahuan sesuai dengan teori konstruktivis menurutPiaget dan Vygotsky.

5. Keterkaitan Hasil dengan Penelitian yang RelevanPenelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran guided discovery dapat melatih keterampilanberpikir kritis siswa. Hal ini sesuai dengan penelitianyang dilakukan Akibobola (2012) yang menyatakan bahwa

pembelajaran guided discovery dapat membuat siswamelakukan pemecahan masalah, belajar mandiri, berpikirkritis, kreatif, dan bukan menghafal. Sementara itu, Swaak(2004) menyatakan bahwa pembelajaran discoverymengkaitkan kemampuan siswa dalam mengumpulkaninformasi, mengklasifikasikan informasi, menyatakanhipotesis serta dapat menyimpulkan informasi yang telahditerima.

Pembalajaran discovery mampu meningkatkan hasilbelajar menurut penelitian Balin (2009), sedangkanpembelajaran discovery merupakan dasar kreatifitas siswadalam proses penemuan seperti penelitian Domainque(1992). Menurut penelitian Cotton (1991) menyatakaninformasi dan fakta-fakta yang diperoleh padapembelajaran guided discovery tidak lepas daripengembangan keterampilan berpikir kritis.

Singkatan dan AkronimMAAM (Melakukan analisis air dan mineral)

merupakan salah satu mata pelajaran yang melatih siswamelakukan analisis air meliputi analisis alkaliniti,kesadahan, klor aktif, dan zat padat terlarut gunamelatihkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikirkritis.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan keterbacaan BAS dan LKSmenunjukkan tingkat keterbacaannya mudah dipahamidan terbaca oleh siswa karena berada pada kategori>50%. Untuk keterlaksanaan pembelajaran berada padakategori cukup baik yaitu 3,6, sedangkan aktivitas siswamengalami peningkatan selama pembelajaran. Ketuntasanindividu menunjukan 27 siswa telah tuntas mempelajaripemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.Ketuntasan indikator untuk soal pemahaman konsep danketerampilan berpikir kritis menunjukkan semua indikatortelah tuntas dipelajari oleh siswa dengan ditunjukkan nilaidiatas 75.

Selanjutnya berdasarkan analisis N-Gainmenunjukkan pemahaman konsep tiap individu sebesar0,75 yang berarti berada pada kategori tinggi. N-Gainpada indikator pemahaman konsep sebesar 0,74 yangberarti pada kategori tinggi. Hasil analisis N-Gainketerampilan berpikir kritis tiap individu sebesar 0,71termasuk dalam kategori tinggi. N-Gain pada indikatorketerampilan berpikir kritis sebesar 0,76 termasuk dalamkategori tinggi. Pada analisa respon siswa terhadapperangkat pembelajaran yang telah digunakanmenujukkan respon yang "sangat dan cukup baik".

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian bahwaperangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui model

Page 10: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA …

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Analisis Berbasismodel Pembelajaran GuidedDiscovery Untuk Melatih Pemahaman Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMK

Vol. 2 No. 2 Mei 2013

190

pembelajaran guided discovery dapat melatih pemahamankonsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMKNegeri 1 Cerme Gresik pada mata pelajaran MelakukanAnalisis Air dan Mineral (MAAM) materi pokokMelakukan Analisis.

Saran1. Untuk mendukung pemahaman konsep pada kompetensi

keahlian kimia analisis sebaiknya lebih diutamakanpada ranah kognitif C3 yaitu mengaplikasikan. Ranahkognitif C3 diperlukan untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang mendasari analisis yang akan dilakukanseperti pada saat menentukan pemakaian bahan, alatserta prosedur yang digunakan untuk analisis makadiperlukan konsep-konsep kimia yang mendukunganalisis untuk menghindari kesalahan saat analisisdilakukan.

2. Indikator keterampilan berpikir kritis untuk penelitianselanjutnya perlu ditambahkan "menganalisispertanyaan atau masalah" indikator ini diperlukan untukmempermudah melakukan tindakan awal dalammelakukan analisis seperti menganalisis masalah yangdisajikan sebelum menentukan jenis analisis yang akandilakukan.

DAFTAR PUSTAKAAl Amin, Rouf. 2012. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Fisika SMA Model Guided InquiryUntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep SiswaPada Materi Listrik Dinamis. Tesis Tidak diPublikasikan: UNESA.

Alfieri L, Brooks P.J, Aldrich N.J and Tenenbaum H. R.2011. Does Discovery Based Instruction EnhanceLearning? Journal of Educational Psychology.Vol.103 No.1, pp. 1-18.

Akinbobola, A. O and Afolabi, F. 2009. ConstructivistPractices Through Guided Discovery Approach: TheEffect On Students Cognitive Achievements InNigeria Senior Seconder School Phisics. BulgarianJournal of Science and Education Policy (BJSEP).Vol.3 No.2, pp.233-252.

Arends I Richard. 2012. Learning To Learning. New York,NY 10020: McGraw Hill Companies, Inc.

Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik danProsedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Balim, A, G. 2009. The Effects of Discovery Learning onStudents Succees and Inquiry Learning Skills. Journalof Educational Research. Vol.35, pp. 1-20.

BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasardan Menengah Standar Kompetensi dan KompetensiDasar SMK/MAK. Jakarta: Badan Standar NasionalPendidikan.

Brunne, J. 2004. An Overview of Jereme Brunner HisTheory of Constructivism. In Partial Fullfillment ofThe Requirements For ECI 761.

Dahar, R.W. 2011. Teori- Teori Belajar & Pembelajaran.Jakarta: Erlangga.

Dick, Walter and Lou Carey. 1990. The Systematic Designof Instruction. Florida: Harper Collins Publiser.

Domaingue Robert. 1992. Learning For Discovery:Establishing The Foundations. Journal of ScientifieExploration. Vol.6 No.1, pp. 11-22.

Cotton, Kathleen. 1991. Teaching Thinking Skills.Regional EducationalLaboratory:http://www.nwrel.org/scpd/sirs/6/cul1.html. Vol. 11, pp. 1-19.

Grounlund, N. E. 2003. Assessment of StudentAchievement. New York: Person Education Inc.

Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/gain scores. WoodlandHills CA 91367 USA: Indian University.

Joolingen, W. V. 1999. Cognitive Tools For DiscoveryLearning. University of Amsterdam: InternationalJournal of Artificial Intelligence in Education. Vol.10,pp. 385-397.

Nur, M. 2012. Pengembangan Bahan Ajar untuk MemberiKemudahan Guru Mengimplementasikan InovasiPembelajaran. Surabaya: PSMS UNESA.

Purnomo, Yoppy Wahyu. 2011. Keefektifan ModelPenemuan Terbimbing dan Cooperative LearningPada Pembelajaran Matematika. JurnalKependidikan. Vol.41 No.1, hal. 37-54.

Sitepu, B.P. 2010 keterbacaan (http://bintang sitepu.Wordpress. Com/ 2009/ 09/ 11/ keterbacaan/)

Swaak, Janine Tong de Jong & Wouter R V Joolingen.2004. The Effects of Discovery Learning andExpository Instruction on The Acquistition ofDefinitional and Intuitive Knowledge. University ofAmsterdam The Netherlands: Journal of ComputerAssisted Learning. Vol.20, pp. 225-234.

Wahyudi. 2012. Developing Chemistry’s Learning MediaBased on Cooperative Approach of Student TeamsAchievement Division Type in Improving Process andStudent Learning Outcomes Quality at SMA NegeriMarawola. Magister of Science EducationPostgraduate Program Tadulako University.

Yang E. F. Y, Liao C.C.Y, Ching E, Chang T, and ChanT.W. 2010. The Effectiveness of Inductive DiscoveryLearning in 1: 1 Mathematics Classroom. JournalInternational Conference on Computers inEducation. Vol.18, pp.