Upload
others
View
27
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
SEQUENCED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU
KURIKULUM 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yosafat Margiono
NIM: 141134128
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Sahabat dan penopang dalam setiap jerih lelahku dalam penyelesaian penelitian ini.
Kedua orang tua tercinta
Bapak Suprapto dan Ibu Riyani
yang menjadikanku sebagai orang yang kuat dan memotivasi untuk semakin
berkembang.
Sahabat-sahabat yang selalu membantu dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Tetap andalkan Tuhan, setia pada proses dan berikan yang terbaik
Jer Basuki Mowo Bea
Hidup itu bukan tentang siapa yang terbaik, namun apa yang terbaik yang bisa kita
lakukan dan bermakna bagi diri sendiri dan orang lain
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya,
apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.
(Mazmur 37:23-24)
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang. (Amsal 17:22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yosafat Margiono
Nomor Mahasiswa : 141134128
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 16 Januari 2018
Yang menyatakan
Yosafat Margiono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
SEQUENCED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU
KURIKULUM 2013
Yosafat Margiono
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan
perlunya contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced mengacu Kurikulum
2013. Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa
perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar
mengacu Kurikulum 2013.
Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari
Borg dan Gall yang dikombinasikan dengan desain instruksional yang dikembangkan
oleh Dick dan Carey. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan penelitian menurut
Borg dan Gall namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah yaitu 1) potensi
dan masalah (wawancara), 2) pengumpulan data (Identify Instructional Goal(s),
Conduct Instructional Analysis dan Analyze Learners and Context.), 3) desain
produk, 4) validasi desain,( evaluasi formatif) 5) revisi desain, 6) ujicoba produk
(evaluasi sumatif), 7) revisi produk, sampai menghasilkan produk akhir berupa
perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced mengacu Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dua pakar pembelajaran
terpadu dan dua guru SD kelas IV melalui uji coba terbatas, validator pakar
pembelajaran terpadu (A) memberikan skor 4,07 dengan kategori “baik”, sedangkan
validator pakar pembelajaran terpadu (B) memberikan skor 4,76 dengan kategori
“sangat baik”, guru SD Kelas IV (A) memberikan skor 4,80 dengan kategori “sangat
baik”, sedangkan guru kelas IV (B) memberikan skor 4,84 dengan kategori “sangat
baik”. Peneliti mendapat rerata skor 4,61 dengan kategori “sangat baik”. Skor
tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced yang
dikembangkan memiliki kualitas “sangat baik”.
Kata Kunci: Pembelajaran terpadu tipe sequenced, perangkat pembelajaran,
Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOL SEQUENCED
TYPE FOR FORTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
REFFERING TO CURRICULUM 2013
Yosafat Margiono
Sanata Dharma University
2018
This research analyzes teacher’s need of sample in integrated learning tool
sequenced type reffering to Curriculum 2013. The main purpose of this research is to
determine the quality of integrated learning tool sequenced type reffering to
curriculum 2013 for forth grade elementary school students.
Researchers used Borg and Gall’s research and development steps and
combined with Dick and Carey’s instructional design. There are 10 (ten) steps of
research development however researcher uses 7 (seven) steps, there are: 1)
potential and problems (interview), 2) data collection (assess needs to identify goal,
conduct instructional analysis, analyze learners and context), 3) product design, 4)
design validation (formative evaluation), 5) design revision, 6) product test
(summative evaluation), 7) product revision, to produce end product in the form of
integrated learning tools sequenced type based on 2013 curriculum for forth grade
elementary school students.
The validation results that conducted by two experts of integrated learning and
two elementary school teachers of grade IV, the validator of integrated learning
expert (A) gave 4.07 score as "good " category, while the integrated learning expert
validator (B) gave scores 4.76 as "very good" category, elementary school teachers
of grade IV (A) gave scores 4.80 as "very good" category, while elementary school
teachers of grade IV (B) gave score of 4.84 as "very good" category. The average
score is 4.62, it is categorized as "very good" category. It indicates the integrated
sequenced learning device that developed has "very good " quality.
Keywords: Integrated learning sequenced type, learning tools, Curriculum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Mengacu Kurikulum 2013 dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapat
banyak bantuan, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka
dari itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan memberi dukungan sehingga peneliti menyelesaikan skripsi ini.
5. Galih Kusuma, M.Pd., yang memberikan banyak bantuan sehingga peneliti
mampu menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd., selaku validator pakar pembelajaran
terpadu yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan
melakukan validasi produk penelitian.
7. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, M.T., M.Sc., selaku validator pakar
pembelajaran terpadu yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini
dengan melakukan validasi produk penelitian.
8. Widi Nugroho, S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Depok 1 yang telah
membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai uji
coba produk.
9. Sumardi, S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Depok 1 yang telah membantu
peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai uji coba produk.
10. Sri Haryani Wahyu Lestari, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Depok
1 yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
SD tersebut.
11. Suprapto dan Riyani selaku orang tua peneliti yang telah memberikan
dukungan, motivasi dan doa.
12. Agnes Setyaningsih sebagai penyemangat dan motivator peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman mahasiswa payung pembelajaran terpadu yang selalu memberi
bantuan dan motivasi kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan
dan kekurangan, maka peneliti membutuhkan kritik dan saran dari berbagai
pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi pihak pembaca.
Yogyakarta, 16 Januari 2018
Peneliti
Yosafat Margiono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.........................................ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................ vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH DEMI KEPENTINGAN AKADEMIS ............. vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................................. 5
E. Batasan Istilah ................................................................................................... 6
F. Spesifikasi Produk ............................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 12
A. Kajian Pustaka ................................................................................................. 12
1. Karakteristik Esensial Kurikulum SD 2013 ............................................... 12
2. Perangkat Pembelajaran ............................................................................. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Pembelajaran Terpadu ................................................................................ 27
4. Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced ...................................................... 41
B. Penelitian yang Relevan .................................................................................. 50
C. Kerangka Pikir................................................................................................. 53
D. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 57
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 57
B. Setting Penelitian ............................................................................................. 65
C. Prosedur Pengembangan ................................................................................. 65
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 70
1. Wawancara ................................................................................................. 71
2. Kuesioner .................................................................................................... 71
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 72
1. Pedoman Wawancara ................................................................................. 72
2. Kuesioner .................................................................................................... 72
F. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 73
1. Data kualitatif ............................................................................................. 73
2. Data kuantitatif ........................................................................................... 73
G. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 78
A. Analisis Kebutuhan ......................................................................................... 78
1. Hasil wawancara analisis kebutuhan .......................................................... 78
2. Pembahasan Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan ........................... 81
B. Desain Awal Produk........................................................................................ 82
C. Validasi ahli dan Revisi Produk ...................................................................... 87
1. Data Validasi Pakar Pembelajaran terpadu ................................................ 87
2. Revisi Produk .............................................................................................. 91
D. Uji Coba Terbatas............................................................................................ 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Data uji coba terbatas ................................................................................. 92
2. Revisi Produk ............................................................................................. 95
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan............................................................ 97
1. Kajian Produk Akhir................................................................................... 97
2. Pembahasan .............................................................................................. 100
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, SARAN .... 106
A. Kesimpulan.................................................................................................... 106
B. Keterbatasan Pengembangan......................................................................... 107
C. Saran .............................................................................................................. 108
DAFTAR REFERENSI ............................................................................................ 109
LAMPIRAN .............................................................................................................. 113
Biodata Peneliti ......................................................................................................... 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif..................................................... 31
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima...................................................................... 74
Tabel 3.2 Konversi Skala Lima.............................................................................. 76
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian................................................................................... 77
Tabel 4.1 Komentar Pakar dan Revisi................................................................... 90
Tabel 4.2 Komentar Guru SD Kelas IV dan Revisi............................................... 94
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas
IV Pelaksana Kurikulum 2013...............................................................
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced
menurut Fogarty..............................................................................
46
Gambar 2.2 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe
sequenced......................................................................................... 47
Gambar 2.3 Literature Map................................................................................. 53
Gambar 2.4 Kerangka berpikir............................................................................ 55
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg
and Gall............................................................................................ 58
Gambar 3.2 Langkah desain instruksional Dick and Carey................................ 61
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan.................................................................. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Pedoman Wawancara....................................................................... 114
Lampiran 2: Rangkuman Hasil Wawancara.......................................................... 115
Lampiran 3: Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran (RPP)............ 121
Lampiran 4 : Pernyataan uji coba produk perangkat pembelajaran (RPP)........... 125
Lampiran 5: Hasil Validasi Produk Pakar 1.......................................................... 128
Lampiran 6: Hasil Validasi Produk Pakar 2.......................................................... 135
Lampiran 7: Hasil Validasi Guru SD 1.................................................................. 143
Lampiran 8: Hasil Validasi Guru SD 2.................................................................. 149
Lampiran 9: Surat Izin Penelitian.......................................................................... 156
Lampiran 10: Surat pernyataan Kepala Sekolah................................................... 157
Lampiran 11: Dokumentasi Uji Coba Produk....................................................... 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 menjadi harapan baru bagi perkembangan pendidikan di
Indonesia. Hal yang menarik dari Kurikulum 2013, siswa dijadikan sebagai
subjek pembelajaran atau disebut Student Centered Learning, sehingga
pembelajaran akan memberikan pengalaman kepada siswa secara langsung. Siswa
dituntut aktif dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator pembelajaran.
Selain itu, Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik untuk
memberikan pembelajaran yang utuh dan mampu membuat siswa berpikir secara
komprehensif.
Prastowo (2014:45) mengatakan bahwa pembelajaran tematik adalah
model pembelajaran terpadu (integrated intruction) yang merupakan sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun
kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik. Depdiknas (2006:5) menjelaskan bahwa
pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe atau
jenis dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada
dasarnya adalah model pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi
siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Kurikulum 2013 mencoba
menyatukan konten kurikulum dalam satuan yang utuh dan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran lebih bermakna dan mempermudah pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran.
Kurikulum 2013 sebagai pembelajaran terpadu memungkinkan siswa
untuk memahami konsep-konsep pembelajaran. Siswa memperoleh konsep
tersebut melalui pengalaman langsung dan mampu menghubungkan konsep yang
dimiliki dengan konsep baru. Melalui pembelajaran terpadu, guru memberi
keleluasaan penuh kepada siswa untuk berpartisipasi dalam setiap proses
pembelajaran.
Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dengan suatu
pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain,
konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau
terencana, baik dalam bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman
belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hadisubroto dalam
Margunayasa, Arini dan Japa, 2014:4). Berdasarkan pemaparan di atas,
Kurikulum 2013 sebagai pembelajaran terpadu memiliki keunggulan yaitu
mampu membuat pembelajaran lebih bermakna.
Pembelajaran terpadu sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak
SD. Daryanto (2014:50) mengatakan bahwa anak SD berada pada tahapan
operasional konkret. Salkind (2009:326) menjelaskan bahwa tahap operasional
konkret berlangsung pada usia 7 sampai 12 tahun. Pada tahap ini, siswa mampu
berpikir logis, melihat lebih dari satu dimensi sekaligus dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menghubungkan antar dimensi. Senada dengan hal ini, para Gestalis
berpandangan bahwa para siswa memiliki wawasan dan pemahaman bila mereka
melihat hubungan berbagai elemen dalam situasi yang dihadapinya (Ellis dalam
Margunayasa, Arini dan Japa, 2014:9). Pembelajaran terpadu diawali dengan
mengenal sesuatu secara menyeluruh, yaitu sebuah tema pembelajaran akan
mempelajari komponen-komponen melalui beberapa subtema. Melalui subtema
yang ada siswa belajar melihat hubungan antar elemen dari tema besar yang
dipelajari.
Fogarty (2009:12) memaparkan ada sepuluh model pembelajaran terpadu,
yaitu fragmented, connected, nested, webbed, integrated, sequenced, threaded,
shared, immersed, dan networked. Setiap model mempunyai karakteristik
masing-masing dan beberapa model pembelajaran terpadu ini menjadi acuan
dalam penyusunan Kurikulum 2013. Pelaksanaan di lapangan banyak guru yang
kurang memahami pelaksanaan pembelajaran terpadu. Kondisi ini terbukti ketika
peneliti melakukan wawancara pada bulan April 2017 di 2 (dua) SD di
Kecamatan Depok dan 1 (satu) SD di wilayah Kota Yogyakarta yang menerapkan
Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 2 (dua) guru
kelas IV SD di Kecamatan Depok dan 1 (satu) guru di wilayah Kota Yogyakarta
yang menerapkan Kurikulum 2013, guru kelas IV melaksanakan pembelajaran
terpadu hanya terpaku pada buku pegangan yang ada tanpa melakukan variasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam melakukan pembelajaran di kelas. Ketika peneliti menanyakan tentang
model pembelajaran terpadu guru mengetahui tetapi tidak menguasai
model-model pembelajaran terpadu tersebut. Para guru tersebut sudah mengikuti
pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah tentang seluk beluk Kurikulum 2013.
Namun, guru belum memahami sepenuhnya mengenai Kurikulum 2013 sebagai
pembelajaran terpadu. Guru yang diwawancarai menginginkan contoh
pengembangan dari perangkat pembelajaran terpadu sebagai referensi dalam
mengembangkan pembelajaran di kelas khususnya yang menyangkut Kurikulum
2013. Selain itu, ketika peneliti bertanya bagaimana mengajarkan dan
mengurutkan materi dalam mata pelajaran yang berbeda tetapi masih memiliki
kesamaan konsep ketiga guru menjawab, pelajaran dilakukan sesuai dengan
urutan di buku.
Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru-guru memerlukan
contoh pengembangan perangkat pembelajaran yang baik mengacu pada
Kurikulum SD 2013 khususnya tipe sequenced untuk menambah wawasan dan
referensi dalam melakukan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013”.
Tipe pembelajaran sequenced akan membantu siswa mempelajari materi secara
berkelanjutkan dan konsep pembelajaran yang sama di setiap mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dipelajari pada waktu yang sama atau hampir bersamaan. Tipe ini membantu
siswa belajar secara menyeluruh, tidak menyita waktu yang terlalu banyak, dan
membuat siswa memiliki pengetahuan yang utuh. Maka dari itu, pengembangan
perangkat pembelajaran ini akan membantu guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 khususnya
pembelajaran terpadu tipe sequenced.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced
untuk siswa Kelas IV Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013?
C. Tujuan
Mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced
untuk siswa Kelas IV Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran tipe sequenced mengacu pada Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Guru
Guru memiliki referensi dalam mengembangkan pembelajaran terpadu
khususnya tipe sequenced yang mengacu pada Kurikulum 2013.
3. Bagi siswa
Siswa mendapatkan pengalaman baru melalui penerapan perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced.
4. Bagi Prodi PGSD
Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma untuk
pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa
Kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013.
E. Batasan Istilah
1. Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dan cara yang telah
ditetapkan pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum KBK maupun
KTSP, dimana sasaran pendidikan diarahkan pada pengembangan ranah
sikap, keterampilan dan pengetahuan.
2. Perangkat pembelajaran merupakan perlengkapan yang digunakan sebagai
cara menjadikan orang belajar dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
peneliti membatasi pada perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan detail rencana
aktivitas tatap muka sebagai pedoman guru untuk satu pertemuan atau lebih
guna mencapai suatu Kompetensi Dasar (KD).
4. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang membuat siswa aktif
dalam menemukan konsep pengetahuan secara holistik, bermakna, dan
otentik melalui suatu suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan
dengan pokok bahasan lain atau konsep tertentu dikaitkan dengan konsep
lain.
5. Pembelajaran terpadu tipe sequenced adalah pembelajaran terpadu yang
menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan
ide/konsep/topik, walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda diajarkan
dalam waktu yang berurutan.
F. Spesifikasi Produk
1. Cover produk
Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar; gambar
yang mencerminkan RPP pembelajaran terpadu tipe sequenced; nama
penulis; logo Universitas, keterangan yang berisi Program Studi yaitu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Falkutas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu Sanata
Dharma Yogyakarta.. Cover belakang berisi sinopsis dan bio data
singkat penulis.
2. Ukuran kertas A4
Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 supaya setiap bagian dalam RPP
terlihat jelas.
3. Kata Pengantar
Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;
penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran terpadu tipe
sequenced; ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan
terlibat dalam penyusunan produk; dan kesediaan penulis menerima
kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan.
4. Daftar Isi
Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.
5. Penjelasan pembelajaran terpadu tipe sequenced
Penjelasan pembelajaran terpadu tipe sequenced terdiri dari pengertian
pembelajaran terpadu tipe sequenced; karakteristik pembelajaran terpadu
tipe sequenced; langkah-langkah pengembangan pembelajaran terpadu
tipe sequenced; dan kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu tipe
sequenced.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
6. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran terpadu
tipe sequenced
Peneliti memberi 3 (tiga) contoh pemetaan KD dan indikator
pembelajaran terpadu tipe sequenced.
7. Komponen perangkat pembelajaran (RPP) disusun lengkap
Komponen yang terdapat pada RPP yaitu a) identitas RPP; b)
kompetensi inti; c) kompetensi dasar, indikator dan perumusan tujuan
pembelajaran; d) rangkuman materi ajar; e) pendekatan, tipe dan metode
pembelajaran; f) media pembelajaran/bahan dan sumber belajar; g)
skenario pembelajaran; h) penilaian; i) lampiran. Lampiran berisikan
materi pembelajaran, LKS, media pembelajaran, tindak lanjut, dan
rubrik penilaian.
8. RPP yang dikembangkan mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013
RPP yang dikembangkan mengacu pada karakteristik Kurikulum SD
2013 yaitu terpadu antar konsep/muatan pelajaran, menggunakan
pendekatan scientific, penilaian otentik, berpusat pada siswa, berbasis
kompetensi, mengembangkan pendidikan karakter dan mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
9. Indikator pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir siswa
tingkat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Indikator dibuat mengacu pada kata kerja operasional yang
dikembangkan berdasarkan Taksonomi Bloom hasil revisi. Terdapat 6
(enam) klasifikasi tingkatan berpikir dari kompetensi paling rendah
sampai kompetensi tingkat tinggi yaitu mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat. Kata kerja
operasional yang digunakan dalam penyusunan RPP diambil dari
kompetensi tingkat tinggi.
10. RPP dikembangkan sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu
tipe sequenced
Pembelajaran terpadu tipe sequenced adalah pembelajaran terpadu yang
menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan
ide/konsep/topik, walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda
diajarkan dalam waktu yang berurutan. Karakteristik pembelajaran
terpadu tipe sequenced adalah tipe pembelajaran antar bidang studi, topik
atau unit pada satu bidang studi disusun dan diurutkan bertepatan dengan
unit bidang studi lain, ide atau konsep yang sama pada satu bidang studi
diajarkan juga pada bidang studi lain, menggunakan skala prioritas
dalam mengurutkan materi yang memiliki kesamaan ide atau konsep,
keterpaduan: ide/konsep/topik yang hampir sama pada bidang studi
diajarkan pada waktu yang hampir bersamaan/berurutan.
11. Perangkat pembelajaran praktis dan fungsional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
RPP yang dikembangkan praktis artinya mudah dilaksanakan oleh guru.
RPP yang dibuat juga fungsional artinya banyak manfaat sebagai
pedoman pembelajaran.
12. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat,
dan kata penghubung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Karakteristik Esensial Kurikulum SD 2013
Sebelum membahas mengenai karakteristik Kurikulum 2013 perlu
dipahami pengertian kurikulum itu sendiri. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sanjaya (dalam Yani, 2014:6) juga memberikan pengertian
kurikulum yang mirip dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
yaitu kurikulum merupakan suatu dokumen perencanaan yang memiliki
sebuah tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang
harus dilakukan oleh siswa, strategi dan cara yang harus dikembangkan,
evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam
bentuk nyata.
Kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan kepada siswa
di bawah tanggung jawab sekolah. Kegiatan tersebut dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah (Alberty dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Fadlillah, 2014:14). Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, kurikulum
merupakan sebuah rencana sekaligus cara yang telah ditetapkan sekolah
untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan kesepakatan yang telah
dibuat oleh pihak sekolah.
Pada saat ini kurikulum Sekolah Dasar (SD) yang berlaku di
Indonesia adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Sejatinya,
Kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai sebuah kurikulum yang
dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft
skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan
(Fadlillah, 2014:16).
Sesuai dengan pendapat Fadlillah tersebut, Mulyasa (2013:66) juga
mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari
Kurikulum KBK yang pernah diujicobakan di tahun 2004. Kurikulum
KBK sendiri dijadikan acuan dalam mengembangkan kurikulum yang
menyangkut berbagai ranah pendidikan yaitu pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan
(Permendikbud, 2016).
Berdasarkan pembahasan pengertian kurikulum dan Kurikulum
2013 tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan
seperangkat rencana dan cara yang telah ditetapkan pemerintah untuk
menyempurnakan kurikulum KBK maupun KTSP, dimana sasaran
pendidikan diarahkan pada pengembangan ranah sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Kurikulum SD 2013 mempunyai karakteristik sendiri
dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya. Berikut
adalah karakteristik esensial dari Kurikulum SD 2013:
a. Menggunakan pembelajaran terpadu.
Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik terpadu
(Yani, 2014:93). Pembelajaran tematik terpadu pada Kurikulum 2013
diadopsi dari model pembelajaran spider webbed atau model
jaring-jaring laba-laba (Yani, 2014:118). Model pembelajaran spider
webbed merupakan salah satu contoh dari 10 (sepuluh) model
pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Robin Fogarty.
Pengembangan model pembelajaran spider webbed dimulai dari
menentukan tema pembelajaran kemudian mengembangkan menjadi
subtema dengan tetap memperhatikan keterkaitan antar mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kadir dan Asrohah (2014:9) menuturkan bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai mata
pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tertentu. Selain
itu, Prastowo (2014:45) mengatakan bahwa pembelajaran tematik
adalah model pembelajaran terpadu (integrated intruction) yang
merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik
secara individu maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan
otentik.
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran. Proses pembelajaran melalui suatu tema dimaksudkan
supaya memberikan pengalaman bermakna bagi siswa karena siswa
akan belajar secara utuh. Oleh karena itu, Kurikulum 2013 dapat
dikatakan sebagai kurikulum yang menggunakan pembelajaran terpadu
karena memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam suatu tema.
b. Menggunakan pendekatan scientific
Majid (2014:211) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 menekankan
pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan
ilmiah/scientific meliputi proses mengamati, menanya, mencoba,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua
mata pelajaran. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Kemendikbud
(2013) menyatakan bahwa pendekatan scientific atau ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme pembelajaran untuk memfasilitasi siswa
agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Pembelajaran scientific
terdapat metode ilmiah yang menjadi dasar pembelajaran. Sujarwanta
(2012:75) memaparkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan scientific adalah pembelajaran yang menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi,
eksperimen maupun cara yang lainnya, sehingga realitas yang akan
berbicara sebagai informasi atau data yang diperoleh selain valid juga
dapat dipertanggungjawabkan.
Sesuai dengan paparan tersebut, pendekatan scientific dalam
Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran dimana siswa diberi
pengalaman langsung secara ilmiah melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba/mencipta, menalar, menyajikan/
mengomunikasikan.
c. Mengembangkan pendidikan karakter
Terdapat perubahan mindset dalam Kurikulum 2013 yaitu
penekanan pada pendidikan karakter. Terdapat perubahan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
istilah baru dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu istilah
Kompetensi Inti atau KI. Lahirnya konsep KI diawali dari
pengelompokan kompetensi pokok atas sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Awalnya, kompetensi sikap hanya berdiri satu rumusan
saja namun dalam perkembangannya kompetensi sikap dibagi menjadi
2 (dua) yaitu sikap spiritual dan sikap sosial (Yani, 2014:54). Melalui
sikap spritual akan mendorong peserta didik memiliki moral dan etika
yang baik dalam kehidupannya. Aspek sosial merupakan gambaran
bentuk hubungan dengan sesama manusia dan lingkungannya
(Fadlillah, 2014:49).
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 dapat diintegrasikan
dalam seluruh mata pelajaran pada setiap disiplin ilmu yang terdapat
dalam suatu pembelajaran. Guru dituntut untuk memasukkan muatan
pendidikan karakter pada setiap pembelajaran yang dilakukan. Mulyasa
(2013:7) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter mengarah pada
pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang mendasari perilaku,
tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikkan
oleh semua warga sekolah.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Yani (2014:73) menegaskan bahwa mindset Kurikulum 2013
adalah mengembangkan keterampilan menalar, mengomunikasikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan mencipta. Siswa dianggap berhasil jika memiliki kemampuan
menalar/menganalisis, mengomunikasikan, dan mencipta. Kemampuan
tersebut jika dilihat merupakan kompetensi tingkat tinggi sesuai dengan
Taksonomi Bloom hasil revisi.
e. Penilaian otentik
Pada Kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran
menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment)
(Fadlillah, 2014:178). Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian otentik
adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
Abidin (dalam Yani, 2014:146) menjelaskan bahwa penilaian otentik
merupakan proses mengukur, memonitoring, dan menilai semua aspek
hasil belajar (kognitif, afektif, dan psokomotorik). Penilaian otentik
adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi
tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan, keberlanjutan, bukti-bukti
otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat
Kurikulum dalam Majid, 2014:238).
Berdasarkan pemaparan tersebut, penilaian otentik dalam
Kurikulum 2013 merupakan penilaian secara komprehensif untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menilai semua aspek hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
sesuai dengan bukti otentik pekerjaan atau tingkah laku siswa.
f. Berpusat pada siswa
Akbar, dkk (2013:19) menjelaskan pada proses pembelajaran
Kurikulum 2013 memerankan siswa sebagai subjek belajar yang utama.
Guru lebih sebagai fasilitator dan motivator. Guru sebagai fasilitator
yaitu guru memfasilitasi proses pembelajaran untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang membuat siswa terlibat secara aktif. Siswa
didorong untuk aktif untuk mendapatkan informasi-informasi atau
pengetahuan baru pada saat pembelajaran berlangsung (Fadlillah,
2014:180). Guru sebagai motivator yaitu guru memberikan motivasi
supaya siswa lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
g. Berbasis kompetensi
Kurikulum 2013 menekankan pada kompetensi atau kemampuan
yang harus dicapai oleh peserta didik. Mulyasa (2013:68) menjelaskan
bahwa melalui kompetensi yang dicapai peserta didik akan
memberikan seperangkat kompetensi tertentu. Terdapat 6 (enam)
kompetensi yang harus dicapai siswa yaitu pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai (value), sikap
(attitude), dan minat (interest). Dalam konteks Kurikulum 2013,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kompetensisi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan (Fadlillah, 2014:177).
2. Perangkat Pembelajaran
KBBI (2008) mengartikan bahwa perangkat merupakan alat
perlengkapan, sedangkan pembelajaran merupakan proses, cara
menjadikan orang belajar. Perangkat pembelajaran merupakan perangkat
yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat yang dimaksud
bisa berupa buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen evaluasi atau Tes Hasil
Belajar (THB) (Ibrahim dalam Trianto, 2012:96). Lebih lanjut, Prasetyo,
dkk (2011:16) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk
melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik
melakukan kegiatan pembelajaran.
Sesuai dengan pemaparan tersebut, perangkat pembelajaran merupakan
perlengkapan yang digunakan sebagai cara menjadikan orang belajar dalam
proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang sering digunakan adalah
silabus dan RPP. Penyusunan dan pengembangan silabus di Indonesia pada
umumnya dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini departemen yang
mengurusi pendidikan. Kurikulum 2013 penyusunan silabus sangat
mungkin dilakukan oleh pemerintah pusat, namun pengembangannya perlu
disesuaikan dengan kondisi di lapangan (Akbar, 2013:7-8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Perangkat Pembelajaran RPP disusun oleh guru sesuai dengan panduan
pemerintah. Permendikbud (2014) Pengembangan RPP dapat dilakukan
oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah
dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.
Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok
antar sekolah atau antar wilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi
oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat. Selain itu,
RPP disusun sesuai dengan kreasi dan kebijakan guru terkait proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terpadu tipe sequenced. Perangkat
pembelajaran disusun tanpa silabus dengan alasan RPP terpadu tipe
sequenced ini sebagai kreasi dalam model pembelajaran yang dilakukan
guru. Silabus dalam Kurikulum 2013 sudah disusun pemerintah sehingga
dalam menyusun RPP terpadu tipe sequenced peneliti menggunakan silabus
tersebut sebagai acuan. Oleh karena itu, silabus tidak dibuat supaya tidak
merubah program semester yang telah disusun.
Salah satu komponen dalam silabus Kurikulum 2013 adalah identitas
mata pelajaran atau tema pelajaran (Amri, 2015:50). Silabus disusun sesuai
tema dalam pembelajaran. Jaringan KD dan indikator yang dibuat peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
beberapa lintas tema dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti tidak
membuat silabus karena jaringan KD dan indikator beberapa lintas tema.
Berikut akan dibahas 2 (dua) perangkat pembelajaran yaitu silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):
a. Silabus
Majid (2009:38) menjelaskan bahwa silabus adalah ancangan
pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu
pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.
Sedangkan Permendikbud (2016) menuturkan bahwa silabus merupakan
acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. Selain itu, Kurniawan, (2014:113) mengemukakan
bahwa silabus merupakan susunan topik bahasan dari satu pelajaran.
Sesuai dengan pengertian tersebut, silabus merupakan acuan dalam
menyusun rencana pembelajaran yang berisikan garis besar dari bahan
ajar mata pelajaran tertentu.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 menjelaskan bahwa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sejalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dengan pernyataan tersebut, Akbar (2016:39) menerangkan bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran adalah seperangkat perencanaan
yang dibuat dan disusun oleh guru sebelum mengajar sebagai pegangan
seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. Kurniawan (2014:122)
memaparkan bahwa rencana kegiatan pembelajaran adalah detail
rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu, atau
gabungan KD apabila dalam pembelajaran terpadu. Melalui KD yang
ada dibedah menjadi beberapa indikator kemudian dijabarkan melalui
rencana pembelajaran yang akan dilakukan.
Sesuai dengan pemaparan tersebut, rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah detail rencana aktivitas tatap muka sebagai
pedoman guru untuk satu pertemuan atau lebih guna mencapai suatu
Kompetensi Dasar (KD).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses, komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) kelas/semester;
4) materi pokok;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan KD yang akan dicapai;
10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13) penilaian hasil pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang akan dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih (Akbar, 2013:142). Kompetensi Dasar
(KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
mata pelajaran di kelas tertentu (Permendikbud, 2012). Setiap KD dalam
RPP harus dijabarkan menjadi satu indikator atau lebih sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
Trianto (2010:144) memaparkan bahwa dalam mengembangkan
indikator perlu memperhatikan beberapa hal yaitu, indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran, dan indikator dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diamati. Senada dengan
pendapat tersebut, Prastowo (2014:164) mengatakan bahwa indikator
dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan bisa dibuat
instrumen penilaiannya. Indikator itu sendiri berfungsi sebagai alat untuk
mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan
cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan siswa dalam belajar
(Trianto, 2012:85). Oleh karena itu, dalam membuat indikator
pembelajaran harus menggunakan kata kerja operasional karena indikator
merupakan penanda keberhasilan dalam pembelajaran.
Kata kerja operasional dapat dilihat dari tingkatan berpikir yang
dikembangkan oleh Benyamin Bloom yang disebut dengan Taksonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Bloom, kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. Taksonomi
Bloom (revisi) memiliki beberapa tingkatan dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi: mengingat, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta (Kuswana, 2012:112). Guru sebagai pelaksana
kurikulum, kata kerja operasional diharapkan dapat menentukan indikator
pembelajaran sesuai dengan standar perkembangan zaman.
Indikator pembelajaran diturunkan menjadi tujuan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar tahun 2013 menerangkan
bahwa tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. KD yang sudah ada
dianalisis menjadi sebuah indikator pembelajaran untuk menjadi acuan
dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Prastowo (2014:186) menjelaskan
bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan
indikator dalam pernyataan yang operasional.
Tujuan pembelajaran yang baik memuat unsur A (Audience), B
(Behaviour), C (Condition), dan D (Degree). Dalam penulisan audience
dianjurkan penampilan yang diharapkan adalah penampilan mandiri yaitu
peserta didik sendiri. Behaviour mengandung kemampuan spesifik
operasional yang ditulis dalam bentuk kata kerja operasional yang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
diamati dan diukur. Condition merupakan persyaratan atau kondisi yang
diperlukan untuk terjadinya penampilan atau tingkah laku yang diharapkan.
Kemudian, degree/kriteria menjelaskan kriteria keberhasilannya (Harjanta,
2008:89)
3. Pembelajaran Terpadu
a. Hakikat Pembelajaran Terpadu
Daryanto (2014:42) mengemukakan bahwa pembelajaran
terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik, baik secara individu maupun kelompok secara aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
holistik, bermakna, dan otentik. Lebih lanjut, Hadisubroto (dalam
Margunayasa, Arini, dan Japa, 2014:3) menjelaskan bahwa
pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang diawali dengan
suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok
bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang
dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang
studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Sehubungan dengan hal itu,
Kurniawan (2014:59) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran yang dalam pembahasan materinya meliputi atau saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mangaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu
dalam suatu fokus tertentu.
Mengacu pada teori-teori tersebut, hakikat pembelajaran
terpadu merupakan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam
menemukan konsep pengetahuan secara holistik, bermakna, dan otentik
melalui suatu suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan
dengan pokok bahasan lain atau konsep tertentu dikaitkan dengan
konsep lain.
b. Landasan Pembelajaran Terpadu
1) Filsafat Progesivisme
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan
harus berpusat pada anak (child-centered) bukan memfokuskan
pada guru atau bidang muatan (Sadulloh, 2003:143). Pembelajaran
berlangsung secara alami bukan artifisial. Margunayasa, Arini dan
Japa (2014:13) mengatakan bahwa dalam filsafat Progesivisme
pendekatan yang tepat dalam kegiatan pembelajaran adalah
pendekatan yang berpusat pada siswa. Jika anak diberi kesempatan
untuk melakukan aktivitas secara alami dan mengalami
pembelajaran secara langsung maka seluruh aktivitas belajar akan
menjadi lebih bermakna. Sebagai contoh, anak dihadapkan pada
bentuk-bentuk daun yang ada di sekitar siswa kemudian
memberikan kesempatan untuk menjelaskan bentuk daun yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Memberi kesempatan kepada anak untuk memiliki pengalaman
langsung sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh John Dewey
yang dikenal dengan istilah learning by doing atau belajar dan
melakukan, Charbonneuae dan Reider (dalam Margunayasa, Arini
dan Japa, 2014:13). Siswa diberi kesempatan berusaha dan mencoba
mencari dan menemukan (problem solving) walaupun dalam
pelaksanannya siswa sering mengalami kegagalan. Siswa akan
belajar terus-menerus hingga menemukan konsep atau temuan yang
diharapkan.
2) Teori Kontruktivisme
Daryanto (2014:53) menjabarkan bahwa teori kontruktivisme
mendorong anak secara aktif membangun pengetahuan dengan cara
terus-menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru.
Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman
merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Ketika siswa
mengalami sendiri pembelajaran yang dilakukan akan menjadi
kunci kebermaknaan dalam pembelajaran. Siswa harus membangun
sendiri pengetahuan dibenaknya. Guru dapat memberikan siswa
anak tangga yang akan membantu siswa kepemahaman yang lebih
tinggi dengan catatan siswa yang harus memanjat sendiri (Trianto,
2012:74).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Teori Psikologi Gestalt
Woolfolk (dalam Majid, 2014:56) menjelaskan bahwa dalam
Psikologi Gestalt anak-anak cenderung mengorganisasikan persepsi
dan pengalamannya secara terintegrasi. Sejalan dengan hal tersebut,
Margunayasa, Arini dan Japa (2014:8) menjelaskan bahwa
Psikologi Gestalt menganggap segala pengindraan dan kesadaran
merupakan suatu keseluruhan. Keseluruhan itu pada hakikatnya
lebih tinggi nilainya dari jumlah bagian-bagiannya dan lebih dulu
adanya daripada bagian masing-masing. Oleh karena itu, dalam
kehidupan sehari-hari seseorang lebih dulu mengenal keseluruhan
daripada bagian-bagian.
Teori Psikologi Gestalt mendasari pembelajaran terpadu.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran tematik. Hesty (dalam Daryanto, 2014:52)
menjelaskan bahwa pengembangan pembelajaran tematik secara
psikologis berlandaskan pada teori belajar Gestalt. Melalui tema
dan subtema pembelajaran membantu terjadinya transfer
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara terpadu. Transfer
pemahaman akan terjadi dari suatu konteks ke konteks lainnya
secara menyeluruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4) Teori Perkembangan Kognitif
Jean Piaget (dalam Trianto, 2012:70) menguraikan bahwa
perkembangan kognitif terjadi dalam 4 tahap, yaitu sensorimotor,
praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Kecepatan perkembangan individu melalui urutan tiap tahap ini
berbeda dan tidak ada individu yang melompati salah satu dari
tahap tersebut (Margunayasa, Arini dan Japa, 2014:10). Setiap
tahap ditandai dengan munculnya kemampuan baru yang belum
dimiliki sebelumnya. Berikut tabel tahap-tahap perkembangan
kognitif Piaget:
Tabel 2.1 Tahap-tahap perkembangan kognitif
Tahap Perkiraan
Usia
Kemampuan-kemampuan
Utama
Sensorimotor Lahir
sampai 2
tahun
Pengetahuan berkembang melalui
interaksi indera fisiknya dengan
lingkungan.
Praoperasional 2 sampai 7
tahun
Individu mulai berusaha mengenal
keteraturan-keteraturan dan
melakukan klasifikasi objek-objek
yang dapat direspon oleh alat
inderanya berdasarkan
kemauannya dan mengikuti pola
tertentu.
Operasional
konkret
7 sampai 11
tahun
Individu mampu berpikir logis,
melihat lebih dari satu dimensi
sekaligus dan dapat
menghubungkan dimensi ini satu
sama lain. Namun, individu belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bisa berpikir absrak.
Operasional
formal
11 tahun
sampai
dewasa
Individu mampu
mengklasifikasikan dengan detail,
generalisasi, konservasi logis,
serial ordering berdasarkan kriteria
baik tampak maupun abstrak.
Sumber: Margunayasa, Arini, dan Japa (2014:10)
Sesuai dengan perkembangan kognitif menurut Piaget,
perkembangan kognitif anak SD masih pada tahap operasional
konkret. Pada tahap ini siswa mulai dapat memandang dunia secara
objektif dan berorientasi pada konseptual (Trianto, 2012:72).
Konsep yang didapat siswa melalui usaha belajar secara konkret.
Konkret mengandung makna bahwa proses belajar beranjak pada
sesuatu yang konkret, yaitu yang dapat dilihat, diraba, didengar,
dibahui, diotak-atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pada tahap usia Sekolah Dasar
anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan
(Daryanto, 2014:51-52). Melihat kondisi ini, pembelajaran terpadu
menjadi relevan bagi anak Sekolah Dasar karena sesuai dengan
tahap perkembangannya. Pembelajaran terpadu menawarkan
pembelajaran yang melihat lebih utuh dari satu atau lebih dimensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Selain itu, pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk aktif
menemukan pengetahuan melalui kegiatan inderawi.
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Berikut karakteristik pembelajaran terpadu:
1) Pembelajaran berpusat pada anak
Daryanto (2014:87) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu
dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena
pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara
individu maupun kelompok. Senada dengan hal itu, Depdikbud
(dalam Trianto 2012:62) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu
menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil
belajar yang optimal.
Anak sebagai subjek pembelajaran diberi keluasaan untuk
aktif mencari, menggali, dan menemukan suatu konsep dari suatu
pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan bertahan lama
dalam pikiran siswa karena mereka mengalami langsung dalam
menemukan konsep pengetahuan. Oleh karena itu, partisipasi siswa
secara penuh menjadi syarat pembelajaran yang berpusat pada
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Menentukan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Melalui pembelajaran terpadu, siswa akan mempunyai
pengetahuan yang luas. Daryanto (2014:87) memaparkan bahwa
melalui pembelajaran terpadu siswa belajar dengan suatu bahasan
tema atau subtema tertentu yang dikaji dengan beberapa disiplin
ilmu. Pembelajaran tersebut akan berdampak pada pemahaman dan
kebermaknaan siswa terhadap materi yang dipelajari.
Kebermaknaan tersebut akan membantu siswa menerapkan
perolehan belajarnya dalam menghadapi setiap permasalahan yang
ada di sekitarnya.
3) Belajar melalui pengalaman langsung
Pembelajaran terpadu memberikan peluang yang besar kepada
siswa untuk mengalami sendiri semua proses pembelajaran.
Depdikbud (dalam Trianto, 2012:60) memaparkan bahwa melalui
pembelajaran terpadu siswa memahami dari hasil belajarnya sendiri,
bukan sekedar pemberitahuan guru. Siswa bertindak sebagai aktor
dalam pembelajaran sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator
dan katalisator. Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai
dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar
informasi dari gurunya (Daryanto, 2014:87). Siswa mencari fakta
atau informasi dari berbagai sumber yang akan memperkaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pengetahuannya. Ketika siswa bertindak sebagai aktor pembelajaran
maka siswa akan memahami peristiwa yang mereka alami. Peran
guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan
memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai suatu pendekatan memberi
peluang yang besar kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman
bermakna dalam pembelajaran. Dikatakan bermakna karena dalam
pembelajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain. Konsep tersebut bisa berasal
dari keterpaduan antar bidang studi maupun inter bidang studi (Trianto,
2012:57).
Majid (2014:92) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu
memiliki kelebihan-kelebihan. Berikut kelebihan-kelebihan
pembelajaran terpadu:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan anak;
2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan
kebutuhan anak;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil
belajar akan dapat bertahan lebih lama;
4) pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan
berpikir anak;
5) menyajikan kegiatan yang bersifat prakmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak;
6) meningkatkan kerjasama antar guru bidang kajian terkait, guru
dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan
peserta didik/guru dengan narasumber sehingga belajar akan
menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
Daryanto (2014:92) mengemukakan beberapa hal positif mengapa
perlu menggunakan pembelajaran terpadu. Hal positif tersebut yaitu:
1) Materi pembelajaran menjadi lebih dekat dengan siswa sehingga
mempermudahkan siswa memahami sekaligus melakukannya;
2) mempermudahkan siswa mengaitkan hubungan materi antar mata
pelajaran;
3) memungkinkan siswa untuk mengembangkan kecerdasan kognitif,
afektif, maupun psikomotorik;
4) pembelajaran terpadu mengakomodir kecerdasan siswa;
5) memungkinkan siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sesuai dengan penjelasan 3 (tiga) ahli tersebut, disimpulkan
bahwa kelebihan pembelajaran terpadu yaitu (1) membuat
pembelajaran lebih bermakna karena memungkinkan siswa memiliki
konsep keterkaitan antar maupun inter bidang studi, (2) pendekatan
pembelajaran terpadu sesuai dengan tahap perkembangan siswa, (3)
meningkatkan kerjasama antar siswa dengan siswa, guru dengan siswa,
maupun guru dengan guru, (4) mendorong siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran sehingga siswa mampu mengembangkan 3 (tiga)
ranah kecerdasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
e. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu
Fogarty (dalam Daryanto 2014:100) memperkenalkan
sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual/pikir yang berisi
langkah-langkah dari awal sampai akhir pembelajaran. Suatu model
pembelajaran memiliki langkah-langkah dalam proses
pembelajarannya. Namun dalam kajian pustaka yang dilakukan,
peneliti tidak menemukan langkah-langkah secara spesifik dalam 10
(sepuluh) model pembelajaran terpadu. Selain itu, membuat sebuah
model membutuhkan waktu uji coba yang cukup lama. Oleh karena itu,
peneliti dalam hal ini menyederhanakan istilah model menjadi tipe
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tipe pembelajaran merupakan variasi atau gaya mengajar guru
untuk mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien. Berikut
kesepuluh tipe pembelajaran terpadu:
1) Tipe Pisah (Fragmented Type)
Setiap pelajaran diajarkan secara terpisah-pisah. Keterpaduan
hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Tipe ini digunakan
untuk memadukan beberapa keterampilan dalam satu mata
pelajaran ke dalam suatu konsep bahasan tertentu. Sebagai contoh,
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pembelajaran
tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat
dipadukan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.
2) Tipe Hubungan (Connected Type)
Tipe ini digunakan untuk mengaitkan satu pokok bahasan dengan
pokok bahasan berikutnya atau mengaitkan satu konsep dengan
konsep lain. Semua konsep tersebut dipayungkan pada suatu mata
pelajaran tertentu.
3) Tipe Gugusan (Nested Type)
Tipe gugusan merupakan pemaduan berbagai penguasaan konsep
keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Sebagai
contoh, seorang guru memfokuskan pembelajaran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pemahaman tata bentuk kata, makna kata, ungkapan dengan
mengembangkan daya imajinasi, dan berpikir logis melalui
kegiatan membuat ungkapan dan mengarang puisi. Oleh karena
itu, tipe ini digunakan untuk mengasah beberapa keterampilan ke
dalam satu kegiatan pembelajaran.
4) Tipe Urutan (Sequenced Type)
Pembelajaran terpadu tipe sequenced merupakan proses
membelajarkan beberapa konsep yang hampir sama diajarkan
secara bersamaan. Melalui tipe ini guru dapat menyusun kembali
urutan topik-topik yang kebetulan sama antara yang satu dengan
yang lainnya kemudian diajarkan secara berurutan. Tipe ini
digunakan dalam untuk mengatur urutan pembelajaran supaya
lebih efektif dan efisien.
5) Tipe Gabung Bagian (Shared Type)
Pembelajaran tipe terbagi (shared) adalah suatu kegiatan belajar
mengajar yang menggabungkan dua atau lebih mata pelajaran
yang melihat konsep, sikap dan keterampilan yang sama. Tipe ini
dilakukan untuk menghindari adanya overlapping konsep atau ide
dalam dua mata pelajaran atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
6) Tipe Jaring Laba-laba (Webbed Type)
Pembelajaran terpadu tipe webbed bertolak dari pendekatan
tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Tipe
ini digunakan untuk membahas dan mengkaji suatu tema/bahasan
yang di pelajari dari beberapa disiplin ilmu.
7) Tipe Rajutan (Threaded Type)
Tipe rajutan memfokuskan pada integrasi metacuriculum yang
memadukan bentuk keterampilan. Metacuriculum merupakan
kecakapan di atas materi yang dikuasai siswa. Misalnya,
melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan
terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita novel, dan
sebagainya. Tipe ini digunakan untuk melatih kecakapan siswa di
atas rata-rata.
8) Tipe Padu (Integrated Type)
Tipe integrated merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan
sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda ke dalam sebuah
topik tertentu. Integrasi ini digunakan untuk menggabungkan
materi yang mengalami tumpang tindih dalam pembahasannya
sehingga terjadi efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
9) Tipe Celup (Immersed Type)
Pembelajaran terpadu tipe immersed digunakan untuk memadukan
materi pembelajaran dari setiap mata pelajaran yang sesuai
dengan minat siswa. Tipe immersed juga dirancang untuk
membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai
pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan
pemakaiannya.
10) Tipe Jaringan (Networked Type)
Tipe jaringan terus menerus mencari masukan (jaringan para
ahli) melalui studi lapangan untuk memperoleh perluasan,
eksplorasi dan pembaharuan gagasan-gagasan. Tipe ini baik
digunakan untuk memberikan sumber belajar yang relevan dan
sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebagai contoh, siswa belajar
tentang menjaga kesehatan tubuh melalui wawancara langsung
dengan dokter.
4. Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced
a. Pengertian dan karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe
Sequenced
Kurniawan (2014:68) mengungkapkan bahwa pembelajaran
terpadu tipe terurut (sequenced) merupakan upaya pengaturan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pengurutan kembali materi yang memiliki ide yang sama dari dua mata
pelajaran, di mana terjadi penyatuan materi dari satu mata pelajaran ke
mata pelajaran lainnya, sehingga menghasilkan struktur baru.
Pembahasan materi dalam pembelajaran terurut masih
mempertahankan mata pelajaran utama. Sejalan dengan pernyataan
tersebut, Margunayasa, Arini, dan Japa (2014:25) menjabarkan makna
pembelajaran terpadu tipe sequenced merupakan penyusunan kembali
urutan topik-topik yang kebetulan sama antara mata pelajaran satu dan
yang lainnya. Kedua mata pelajaran yang saling berhubungan
diurutkan, sehingga materi kedua mata pelajaran dapat diajarkan secara
paralel. Fogarty (2009:50) sebagai pencetus tipe ini, mengungkapkan
bahwa pembelajaran terpadu tipe urutan (sequenced) merupakan
pengurutan beberapa topik dari suatu mata pelajaran. Ketika
pembelajaran, materi diajarkan secara berurutan dengan materi mata
pelajaran lain yang memiliki kesamaan konsep.
Sesuai dengan pemaparan ketiga ahli tersebut, pembelajaran
terpadu tipe atau sequenced merupakan tipe pembelajaran yang
menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan
ide/konsep/topik, walaupun dalam bidang studi yang berbeda diajarkan
dalam waktu yang berurutan.
Adapun karakteristik dari pembelajaran terpadu tipe sequenced:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1) Tipe pembelajaran antar bidang studi.
Fogarty (2009:50) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu tipe
sequenced menggunakan dua bidang disiplin yang mudah saling
terkait. Tipe pembelajaran sequenced mengaitkan atau
menggabungkan 2 (dua) bidang studi sehingga dikatakan sebagai
tipe pembelajaran antar bidang studi.
2) Topik atau unit pada satu bidang studi disusun dan diurutkan
bertepatan dengan unit bidang studi lain.
Daryanto (2014:116) menuturkan bahwa pembelajaran terpadu tipe
urutan (sequenced) ini materi pelajarannya dipadukan dengan antar
disiplin ilmu yang berbeda. Guru menata kembali urutan
pembelajaran dalam dua bidang studi untuk diajarkan secara
paralel. Dalam hal ini, guru mencari ide/konsep/topik yang
memiliki kesamaan untuk diurutkan.
3) Ide atau konsep yang sama pada satu bidang studi diajarkan juga
pada bidang studi lain.
Ketika mengajar guru bisa menyinggung bahasan dari mata
pelajaran lain sebagai penguat materi dan memperluas pemahaman
siswa. Namun perlu diingat disini, guru tetap memprioritaskan mata
pelajaran utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4) Menggunakan skala prioritas dalam mengurutkan materi yang
memiliki kesamaan ide atau konsep.
Ide atau konsep pembelajaran yang ada dapat dipilih dan diurutkan
mana yang harus didahulukan dari topik yang lainnya. Satu topik
membawa topik yang lain dan sebaliknya (Daryanto: 2014:116).
Guru memilah-milah materi yang memiliki topik atau ide yang
sama untuk diurutkan. Pada tahap mengurutkan guru perlu
menggunakan skala prioritas. Pembelajaran harus dimulai dari topik
atau ide yang mendasar dan dilanjutkan dengan topik yang
mendukung materi awal. Pengurutan topik ini dilakukan supaya
terjadi kesinambungan konsep materi ajar.
Langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe sequenced yaitu:
1) Menganalisis isi kurikulum.
Langkah ini dimulai dengan melihat topik-topik yang ada dalam
suatu disiplin ilmu.
2) Memilih 2 mata pelajaran yang akan disampaikan dengan tipe
sequenced.
Guru mulai mencari topik-topik dari 2 (dua) mata pelajaran yang
mempunyai kesamaan konsep. Fogarty (2009:50) menuturkan
bahwa dalam tahap awal proses integrasi guru menggunakan dua
area disiplin ilmu yang mudah dan saling terkait. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dalam tahap menentukan mata pelajaran ini guru perlu mencari
topik-topik yang bisa disejajarkan.
3) Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing mata
pelajaran.
Tahap selanjutnya guru mengurutkan topik-topik yang mempunyai
kesamaan konsep untuk diajarkan dalam periode waktu yang
sejajar.
4) Mendesain konsep dari kedua mata pelajaran yang secara logis
dapat diajarkan dengan periode waktu yang sejajar.
Setelah membuat pemetaan konsep materi yang bisa diajarkan
secara berututan, guru perlu mendesain konsep pembelajaran secara
logis dan memungkinkan meteri diajarkan dengan periode waktu
yang sejajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Contoh bagan peta konsep tipe sequenced
Berikut contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced
di Sekolah Dasar (Fogarty, 2009:52):
Gambar 2.1 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe
sequenced menurut Fogarty
Sesuai dengan gambar di atas, dapat dilihat bahwa urutan dalam
setiap mata pelajaran sejajar dengan urutan mata pelajaran lain.
Urutan yang disusun memiliki kesamaan konsep/ide dengan
konsep/ide yang sejajar di mata pelajaran lain. Berikut contoh peta
1. Medieval Times
2. American Revolution
3. Civil War
4. Women’s Suffrage
Movement
5. World War II
6. Depression
7. Best Decade
8. Region Report
9. Indrustrial Revolution
10. West
1. Robin Hood
2. The Midnight Ride of
Paul Revere
3. The Slave Who Bought
His Freedom
4. Nellie Bly
5. The Diary og Anne
Frank
6. Newspaper
7. Persuasive writing
8. Research Paper
9. Debate
10. Poerty
Social Studies
subject
Language Artc
subject
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
konsep pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar yang dikembangkan oleh peneliti:
Gambar 2.2 Contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe
sequenced
Sesuai dengan gambar di atas, peneliti mengurutkan konsep
dalam 2 (dua) mata pelajaran yaitu mata pelajaran PPKn dan IPS.
Terdapat konsep yang sama dari kedua materi mata pelajaran
tersebut yaitu konsep keberagaman. Oleh karena itu, peneliti
mencoba mengurutkan sub materi untuk diajarkan secara
berurutan.
PPKn IPS
Bidang Studi Bidang Studi
Urutan
1. Makna persatuan dan
kesatuan dalam
keberagaman.
2. Sikap kerja sama dalam
keberagaman agama.
1. Keberagaman budaya
2. Keberagaman agama
Urutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe
Sequenced
Pembelajaran tipe sequenced memberi penguatan kepada
siswa terhadap materi yang disampaikan dan pembelajaran lebih
bermakna (Daryanto, 2014:117). Beberapa konsep yang hampir
sama diajarkan secara berurutan sehingga akan terjadi
persinggungan isi materi. Persinggungan konsep yang sama dalam
mata pelajaran yang disampaikan akan membuat pengetahuan
siswa semakin luas. Siswa memiliki keuntungan untuk
memusatkan perhatian pada pembelajaran dan gagasan yang
didapat diperkuat secara alami (Fogarty, 2009:50). Selain itu,
siswa mendapat kemudahan dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru karena aktivitas pembelajaran antar bidang
studi saling mendukung.
Pembelajaran terpadu tipe sequenced memberikan keleluasaan
guru untuk membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti
urutan di buku. Fogarty (dalam Daryanto, 2014:117) menuturkan
bahwa guru dalam menyusun rangkaian topik dengan
menggunakan skala prioritas materi dalam mata pelajaran. Materi
disusun berkesinambungan sehingga memungkinkan siswa
menyerap materi secara bertahap dan semakin luas. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
itu, pembelajaran terpadu tipe sequenced menambah daya kreatif
guru untuk menganalisis urutan suatu pokok bahasan.
Ketika menyusun urutan materi ajar guru bisa bekerja sama
dengan guru mata pelajaran lain. Misal, guru bidang studi IPA
bekerja sama dengan guru bidang studi IPS untuk membuat urutan
materi pembelajaran yang akan diajarkan. Kegiatan ini akan
mempererat hubungan antar guru mata pelajaran yang berbeda.
Pembelajaran terpadu tipe sequenced selain mempunyai
kelebihan juga mempunyai kekurangan. Fogarty (2009:50)
menuturkan bahwa salah satu kelemahan tipe sequenced adalah
kompromi yang dibutuhkan untuk membentuk tipe pembelajaran.
Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang
berbeda untuk membentuk tipe pembelajaran. Daryanto
(2014:117) menjelaskan bahwa dalam tipe sequenced memerlukan
kolaborasi dan fleksibilitas semua kalangan. Tidak mudah
tentunya, mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari
masing-masing guru.
Kelemahan tipe sequenced tersebut sebenarnya terjadi di
jenjang pendidikan SMP dan SMA karena setiap guru mengampu
satu mata pelajaran sesuai dengan bidangnya sehingga guru harus
bekerja sama dengan guru lainnya. Namun, dijenjang SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kebanyakan guru mengampu semua mata pelajaran. Kondisi ini
akan mempermudah guru dalam mengembangkan tipe
pembelajaran sequenced.
Margunayasa, Arini, dan Japa (2014:25) menyatakan
bahwa melalui tipe sequenced guru dapat menyusun kembali
urutan topik-topik yang kebetulan sama antara yang satu dan yang
lainnya. Guru diberi hak otonomi untuk menyusun urutan
kurikulum, namun belum tentu mereka dapat membuatnya dengan
profesional dan kreatif. Membuat urutan topik-topik pembelajaran
memerlukan analisis kurikulum yang mendalam. Oleh karena itu,
analisis kurikulum inilah yang menjadi tantangan sekaligus
kesulitan guru.
B. Penelitian yang Relevan
1. Baun (2015) melakukan penelitian tentang Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Pemanfaatan
Energi Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran
ini menggunakan prosedur pengembangan Jerold E Kemp dan prosedur
penelitian yang dikemukakan Bord anda Gall. Kedua prosedur
pengembangan ini diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang
lebih sederhana. Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menghasilkan skor 3,62 (baik) dan 3,86 (baik), dua guru kelas IV
menghasilkan skor 3,97 (baik) dan skor 4,20 (baik). Perangkat
pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3,73 dan termasuk kategori
baik.
2. Widyatmoko (2013) melakukan penelitian tentang Pengembangan
Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Menggunakan
Pendekatan Humanistik Berbantu Alat Peraga Murah. Penelitian
dilakukan pada siswa kelas VIII MTs Al Hidayah Semarang. Tujuan dari
penelitian ini adalah menghasilkan perangkat pembelajaran IPA terpadu
berkarakter menggunakan pendekatan humanistik berbantu alat peraga
murah. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and
Development). Nilai rata-rata pretest adalah 56,9. Sedangkan nilai
rata-rata posttest adalah 73,1. Pada pretest terdapat 85% siswa yang tidak
tuntas (22 dari 26 siswa). Sedangkan pada posttest hanya ada 8% siswa
yang tidak tuntas (2 siswa dari 26 siswa). Hasil penelitian tesebut
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran IPA terpadu berkarakter
menggunakan pendekatan humanistik berbantu alat peraga murah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari nilai posttest yang
lebih tinggi dari nilai pretest.
3. Kusumawati (2015) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Lingkaran Berdasarkan Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini
adalah mengembangkan perangkat pembelajaran untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran geometri dan untuk mengetahui hasil
implementasi perangkat pembelajaran geometri materi lingkaran
berdasarkan teori Van Hiele untuk kelas V Sekolah Dasar. Desain produk
yang dikembangkan adalah silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan penilaian.
Validasi perangkat 3 validator meliputi 2 dosen dan 1 guru yang
menghasilkan rata-rata 3,32 (sangat baik). Implementasi produk pada
sampel terbatas di kelas VB. Peneliti juga menyebarkan angket respon
siswa dengan hasil 3,44 (sangat baik).
Ketiga penelitian tersebut relevan dengan yang dikembangkan peneliti,
yaitu melakukan pengembangan perangkat pembelajaran. Kebaharuan yang
dilakukan peneliti adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan
mengacu pada tipe pembelajaran terpadu tipe sequenced. Selain itu, peneliti
menjadikan ketiga penelitian tersebut sebagai acuan dalam menyusun
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tipe Sequenced untuk Siswa IV
Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Literature Map dari ketiga penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.3 Literature Map
C. Kerangka Pikir
Tahap perkembangan anak Sekolah Dasar berada dalam operasional
konkret maka pembelajaran terpadu menjadi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik perkembangan siswa Sekolah Dasar. Siswa sebagai subjek
Widyatmoko (2013)
“Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran IPA
Terpadu Berkarakter
Menggunakan
Pendekatan
Humanistik Berbantu
Alat Peraga Murah”
Baun (2015)
“Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Mengacu Kurikulum
SD 2013 pada
Subtema Pemanfaatan
Energi untuk Siswa
Kelas IV Sekolah
Dasar”
Kusumawati, (2015)
“Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Geometri Materi
Lingkaran
Bedasarkan Teori Van
Hiele untuk Siswa
Kelas V Sekolah
Dasar”
Margiono (2017)
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu
Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Mengacu Kurikulum 2013”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pembelajaran dan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator menjadikan
siswa aktif mengkontruksi pengetahuannya. Oleh karena itu, kurikulum yang
disusun di Sekolah Dasar mengacu pada pembelajaran terpadu.
Kurikulum adalah salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari dunia
pendidikan. Saat ini, sebagian besar Sekolah Dasar di Indonesia menerapkan
Kurikulum 2013, di mana guru dituntut untuk mengajar menggunakan
pembelajaran terpadu. Salah satu tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty
adalah sequenced. Tipe sequenced mempelajari materi dari beberapa mata
pelajaran yang memiliki kesamaan konsep secara bersamaan atau berurutan.
Guru harus aktif dalam mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu
khususnya tipe sequenced untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa
melalui pembelajaran yang berurutan dan memiliki kesamaan konsep.
Beberapa guru Sekolah Dasar yang telah diwawancarai peneliti belum
terlalu menguasai tipe pembelajaran terpadu, khususnya tipe sequenced. Guru
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu yang akan dijadikan
sebagai acuan. Penjelasan tersebut mendorong peneliti untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced mengacu Kurikulum 2013 di
Sekolah Dasar. Langkah penelitian dilakukan dengan menganalisis kebutuhan,
pengembangan produk untuk menjawab kebutuhan berupa pengembangan
perangkat pembelajaran, validasi produk sebelum diujukan, uji coba produk
dan evaluasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tahap perkembangan anak
SD masuk dalam tahap
operasional konkret
Pembelajaran di SD
menggunakan
pembelajaran terpadu
(Kurikulum 2013)
Pembelajaran terpadu tipe
sequenced (salah satu tipe
pembelajaran terpadu)
Tipe sequenced mempelajari
materi dari beberapa bidang
studi/mata pelajaran yang
memiliki kesamaan konsep secara
bersamaan atau berurutan
Guru belum menguasai
pembelajaran terpadu tipe
sequenced
Guru membutuhkan contoh
pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu tipe
sequenced untuk siswa SD
kelas IV mengacu Kurikulum
2013
Peneliti mengembangkan
pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu tipe sequenced untuk siswa SD
kelas IV mengacu Kurikulum 2013
Gambar 2.4 Kerangka berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran terpadu?
2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru SD kelas IV melalui uji coba
terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2008:164)
memaparkan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and
Development (R&D) merupakan sebuah proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak harus berbentuk
perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di
kelas, tetapi juga bisa perangkat lunak (software), seperti program komputer
untuk mengolah data sekolah, perpustakaan atau model-model lainnya, ataupun
model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, dll.
Borg dan Gall (Sugiyono, 2015:408-426) mengemukakan beberapa langkah
dalam penelitian dan pengembangan yaitu (1) potensi dan masalah (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji
coba produk, (7) revisi produk (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk (10)
produksi massal. Berikut pemaparan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan dengan gambar dan penjelasannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg
and Gall
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan
apa yang terjadi. Masalah yang ditemukan dapat diselesaikan dengan penelitian
R&D. Melalui penelitian R&D dapat ditentukan pola dan model penanganan
yang efektif dan efisien. Namun suatu masalah juga bisa menjadi suatu potensi
apabila dapat mendayagunakan dengan baik.
2. Mengumpulkan Data/Informasi
Setelah potensi dan masalah ditemukan maka selanjutnya perlu dikumpulkan
menjadi data yang akan menjadi bahan untuk merencanakan produk untuk
mengatasi masalah yang ada.
3. Desain Produk
Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah suatu produk
baru yang lengkap dengan spesifikasinya.
Potensi dan
Masalah
Pengumpula
n data
Desain
Produk
Validasi
desain
Uji coba
pemakaian Revisi
Produk
Ujicoba
produk
Revisi desain
Revisi
Produk
Produksi
massal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi yang
dilakukan dikatakan rasional karena validasi ini masih bersifat penilaian yang
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
5. Revisi Desain
Revisi/perbaikan desain dilakukan setelah mengetahui kekurangan produk
yang dibuat. Peneliti kemudian memperbaiki berdasarkan kritik dan saran yang
telah diberikan oleh pakar. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil atau produk
yang lebih baik.
6. Uji Coba Produk
Pengujian ini dilakukan dengan cara eksperimen untuk mengetahui
keefektifan dan keefesienan produk yang telah dibuat. Eksperimen juga
dilakukan untuk membandingkan dengan keadaan sebelum produk diterapkan.
7. Revisi Produk
Setelah melakukan uji coba pada tahap awal, peneliti mendapatkan hasil
apakah produk perlu direvisi atau tidak. Apabila produk direvisi maka hasil revisi
perlu diujicobakan lagi pada siswa yang lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah perbaikan produk maka selanjutnya produk tersebut diujicobakan
kepada subjek yang lebih luas. Produk yang telah dibuat harus dinilai kekurangan
atau hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi ini dilakukan apabila dalam pemakaian terdapat kekurangan dan
kelemahan dari produk yang dihasilkan. Revisi ini didahului dengan evaluasi
kinerja untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat
digunakan untuk penyempurnaan produk tersebut.
10. Pembuatan Produk Massal
Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk baru tersebut telah
diujicobakan dalam beberapa kali pengujian dan dinyatakan efektif serta layak
untuk diproduksi massal.
Penelitian ini juga menggunakan desain instruksional Dick and Carey. Tung
(2017:13) menyebutkan 10 (sepuluh) prosedur pengembangan dalam desain
instruksional yaitu 1) Asses needs to identify goals, 2) Conduct instruksional analysis,
3) Analyze learners and contexts, 4) Write Performance Objective, 5) Develop
criterion-referenced test items, 6) Develop instructional strategy, 7) Develop/select
instrucsional materials, 8) Develop/conduct formative evaluation, 9) Revise
intruction, 10) Develop/conduct summative. Berikut pemaparan prosedur desain
instruksional Dick and Carey dengan gambar dan penjelasannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 3.2 Langkah desain instruksional Dick and Carey
1. Asses needs to identify goals (menetapkan tujuan instruksional)
Proses ini dimulai dengan menilai/menganalisis kebutuhan dan mengidentifikasi
tujuan pembelajaran. Analisis kebutuhan biasanya dilakukan dengan wawancara,
survey, observasi, dan diskusi kelompok kecil. Analisis yang dilakukan mencakup
analisis kebutuhan. Dalam hal ini desainer instruksional berusaha untuk
mengidentifikasi permasalahan dengan berbagai macam alternatif jawaban untuk
digunakan dalam menyelesaikan masalah.
2. Conduct instruksional analysis (melakukan analisis instruksional)
Analisis instruksional merupakan langkah-langkah aktivitas tujuan instruksional.
Abidin (2014:47) memaparkan bahwa analisis instruksional dilakukan untuk
memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana mencapai suatu tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pembelajaran yang telah ditetapkan melalui analisis tujuan-tujuan pembangun
tujuan akhir.
3. Analyze learners and contexts (melakukan analisis kerakteristik, sikap siswa dan
konteksnya)
Analisis pembelajar dan konteksnya dilakukan simultan dengan memperhatikan
tujuan instruksional umum untuk siswa, konteks mereka dalam proses
pembelajaran, penggunaan akan ilmu pendidikan, kompetensi, dan kemampuan
siswa yang ada.
4. Write performance objective (menetapkan tujuan instruksional)
Menetapkan tujuan instruksional yang dimaksud yaitu menuliskan hasil belajar
atau kinerja objektif dalam tujuan instruksional yang spesifik. Tujuan
instruksional bisa disebut sebagai indikator pembelajaran. Tujuan instruksional
merupakan gambaran detail tentang apa yang akan dilakukan oleh siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran.
5. Develop criterion-referenced test items (mengembangkan kriteria tes kinerja)
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat ukuran keberhasilan dalam pembelajaran yaitu konstruksi tes itu sendiri,
perangkat formulir respon, materi pengajaran, situasi dan lingkungan pengajaran
serta pencapaian dari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
6. Develop instructional strategy (mengembangkan strategi instruksional)
Mengembangkan strategi instruksional berarti mengembangkan strategi
pembelajaran dalam skenario yang sistematis. Strategi yang dipilih hendaknya
strategi pembelajaran yang bersifat konstruktivis dan kontekstual.
7. Develop/select instrucsional materials (mengembangkan dan memilih materi
instruksional)
Langkah selanjutnya dalam mengembangkan desain pembelajaran adalah
mengembangkan materi instruksional/materi ajar. Secara garis besar materi
instruksional terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.
8. Develop/conduct formative evaluation (mengembangkan dan melakukan evaluasi
formatif)
Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan peningkatan pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien. Evaluasi ini dilakukan setelah selesai pengajaran. Hasil
evaluasi proses pengajaran menjadi data untuk mengidentifikasi bagaimana
meningkatkan instruksi/pengajaran. Hasil evaluasi formatif menjadi dasar
pengambilan keputusan terkait dengan peningkatan kualitas produk atau program
instruksional. Peningkatan produk/revisi produk didasarkan dari data hasil
evaluasi formatif. Terdapat 3 (tiga) jenis evaluasi formatif yang diaplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
untuk mengembangkan desain sistem pembelajaran yaitu evaluasi satu-satu,
evaluasi kelompok kecil, dan uji coba lapangan.
9. Revise instruction (melalukan revisi instruksi sebagai umpan balik)
Data dari evaluasi formatif dirangkum dan intepretasikan untuk mengidentifikasi
kesulitan yang dihadapi siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan rangkuman evaluasi formatif menjadi landasan desainer
pembelajaran untuk merevisi produk pembelajaran yang telah dibuat.
10. Develop/conduct summative (mengembangkan dan melakukan evaluasi sumatif)
Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan
direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh desainer pembelajaran.
Evaluasi ini untuk melihat keefektifan dari produk yang dikembangkan, instruksi
sudah berjalan dengan baik dan tercapainya hasil yang diharapkan. Evaluasi
sumatif tidak melibatkan desainer program namun melibatkan penilai independen.
Tujuan utama evaluasi sumatif yaitu menguji keefektifan desain sistem
pembelajaran yang dikembangkan dengan dibandingkan dengan desain
pembelajaran yang selama ini digunakan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
B. Setting Penelitian
Setting penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini meliputi
tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian.
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Depok 1 yang beralamatkan di Jalan
Mustokorejo, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV SDN Depok 1 tahun ajaran
2017/2018.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran terpadu
tipe sequenced untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian terhitung mulai 1 April 2017 hingga 31 Januari 2018.
Penelitian ini dimulai dari wawancara analisis kebutuhan hingga penyelesaian
laporan skripsi. Keseluruhan penelitian pengembangan ini membutuhkan
waktu selama kurang lebih 10 (sepuluh) bulan.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall yang dikombinasikan dengan
Urutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
desain instruksional yang dikembangkan oleh Dick and Carey. Tung (2017:11)
mengungkapkan bahwa desain instruksional model Dick and Carey adalah model
yang paling banyak digunakan dalam praktik mengajar di kelas hal ini karena
model ini bersifat sistematis dan komprehensif (menyeluruh). Sedangkan
pengembangan dari Bord and Gall digunakan untuk mengembangkan suatu produk
pengembangan (Tegeh, Jampel dan Pudhawan, 2014:31).
Penelitian ini tidak mengambil kesepuluh langkah dari prosedur penelitian
dan pengembangan Borg and Gall namun membatasinya menjadi tujuh langkah
yaitu (1) potensi dan masalah (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk.
Pembatasan ini dilakukan karena peneliti tidak melakukan produksi secara
massal yang akan memakan waktu dan biaya yang cukup banyak. Oleh karena
itu, penelitian ini dibatasi sampai pada tahap ke tujuh.
Berikut langkah-langkah pengembangan Bord and Gall yang telah
dikombinasikan dengan desain instruksional Dick and Carey oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan
Langkah 1
Potensi dan Masalah
Analisis
Kebutuhan
Wawancara
Langkah 3
Desain Produk
1. Mengembangkan instrumen penilaian produk
2. Analisis kurikulum (Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran)
mengacu pada Taksonomi Bloom.
3. Peta konsep/jaringan KD dan indikator pembelajaran
4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah 4
Evaluasi Formatif
Validasi Desain
Langkah 5
Revisi RPP
Revisi Produk
Langkah 7
Revisi RPP
Revisi Produk
Langkah 6
Evaluasi sumatif
Uji Coba Produk
Langkah 2
Pengumpulan
Data
Hasil
wawancara
1. Identify instructional goal(s)
2. Conduct instructional analysis
3. Analyze learners and context
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1. Potensi dan Masalah
Peneliti mencari analisis kebutuhan yang ada di SD melalui wawancara di Sekolah
Dasar Kecamatan Depok yang menggunakan Kurikulum 2013. Wawancara ini
bertujuan untuk mengetahui adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan.
Fakta yang dicari terkait dengan kebutuhan contoh perangkat pembelajaran tipe
sequenced.
2. Pengumpulan data/informasi
a. Identify instructional goal(s) (menetapkan tujuan instruksional umum)
Setelah melakukan analisis kebutuhan, peneliti menemukan masalah yaitu
guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced.
Sesuai dengan analisis kebutuhan ini, peneliti menentukan tujuan
instruksional umum. Tujuan instruksional merupakan jawaban atas
permasalahan yang ada dan menjadi solusi efektif untuk masalah pengajaran.
Oleh karena itu, peneliti menentukan tujuan instruksional umum yaitu
pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced.
b. Conduct instructional analysis (melakukan analisis instruksional umum)
Analisis instruksional merupakan seperangkat prosedur untuk mencapai
(langkah-langkah) aktivitas tujuan instruksional. Analisis instruksional
dilakukan dengan memahami dan menganalisis pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Analyze learners and context (menganalis siswa dalam konteksnya yang
sesuai)
Dalam tahap ini, peneliti menganalisis dan mengkalkulasi karakteristik siswa
dan kemampuan siswa serta kecocokan konteks yang dipelajari untuk siswa
kelas IV.
3. Desain Produk
Peneliti mengembangkan desain perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced
yang mengacu pada Kurikulum 2013. Langkah (1) mengembangkan instrumen
penilaian produk, (2) analisis kurikulum (Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD), indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran) mengacu pada
Taksonomi Bloom, (3) menyusun peta konsep/jaringan KD dan indikator
pembelajaran, (4) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Validasi Desain
Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif. Perangkat
pembelajaran yang telah dikembangkan divalidasi oleh 2 (dua) ahli. Validasi yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan.
Selain itu, validasi ahli juga bertujuan untuk memperoleh data apa yang harus
direvisi untuk meningkatkan produk yang dibuat.
5. Revisi Desain
Peneliti melakukan revisi produk perangkat pembelajaran berdasarkan data yang
berupa kritik dan saran dari validator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan di SDN Depok 1 untuk siswa kelas IVA dengan jumlah
siswa 31 siswa dan IVB dengan jumlah siswa 28 siswa. Melalui uji coba ini, peneliti
melakukan evaluasi formatif dari 2 (dua) guru SD kelas IV. Evaluasi dilakukan
dengan memberikan instrumen validasi uji coba produk kepada kedua guru kelas
IV. Evaluasi formatif ini dilakukan untuk mengetahui sistem pembelajaran yang
dirancang sudah berjalan efektif atau belum. Melalui evaluasi formatif peneliti
mendapat kritik dan saran dari implementasi produk maupun kualitas produk yang
dikembangkan.
7. Revisi Produk
Berdasarkan uji coba produk dan evaluasi formatif yang dilakukan, peneliti
merevisi produk yang telah diujicobakan. Revisi ini merupakan revisi akhir yang
dilakukan peneliti guna penyempurnaan produk berdasarkan saran dan kritik kedua
guru SD kelas IV SDN Depok 1.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan suatu penelitian pengumpulan data sangat diperlukan
untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data bisa dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
berbagai setting, sumber dan cara (Sugiyono, 2010:308). Dalam penelitian ini
menggunakan 2 (dua) teknik yaitu:
1. Wawancara
Esterbreg dalam Sugiyono (2009:231) menyebutkan bahwa wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat ditemukan makna dari suatu topik tertentu. Peneliti melakukan
wawancara dengan 2 (dua) guru SD Kecamatan Depok dan 1 (satu) guru SD Kota
Yogyakarta yang menggunakan Kurikulum 2013. Peneliti menggunakan pedoman
wawancara dalam melakukan kegiatan wawancara. Pedoman wawancara yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
analisis kebutuhan guru SD tentang pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu tipe sequenced yang berkualitas.
2. Kuesioner
Sugiyono (2008:199) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner digunakan
peneliti untuk menilai kualitas produk yang akan dikembangkan dalam penelitian.
Kuesioner diberikan kepada 4 (empat) ahli untuk memvalidasi produk yang
dikembangkan yaitu 2 (dua) pakar Pembelajaran Terpadu dan 2 (dua) guru kelas
IV SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2014:102) menyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun yang diamati.
Pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian pedoman wawancara dan
lembar validasi produk yang berbentuk cek list/daftar cek.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan sebagai acuan untuk melakukan wawancara
kepada guru SD kelas IV sehingga peneliti akan mengetahui dan memperoleh
informasi yang berkaitan dengan masalah dan kebutuhan guru.
2. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan berupa instrumen validasi yang memuat pertanyaan
untuk memvalidasi produk. Lembar validasi produk menggunakan skala Likert 1
sampai 5, dimana semakin besar nilainya, semakin valid pula pernyataan
tersebut. Komponen-komponen yang ada dalam lembar validasi produk meliputi
12 komponen yaitu: (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan
tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) sumber belajar, (6) media
pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9)
karakteristik pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk validator pakar dan
implementasi pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk guru kelas IV, (10)
penilaian, (11) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (12) bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data
kualitatif dan kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan para guru SD kelas
IV untuk menganalisis kebutuhan yang ada. Data kualitatif juga didapat dari
kritik dan saran yang dikemukakan oleh ahli atau pakar pembelajaran terpadu
yang telah memvalidasi produk penelitian. Selain itu, data diperoleh dari
masukan berupa kritik dan saran dari guru SD kelas IV berdasarkan uji coba
produk yang dilakukan.
2. Data kuantitatif
Data berupa skor dari penilaian oleh pakar pembelajaran terpadu dan skor
dari penilaian uji coba produk. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil
penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap
perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4),
cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Setelah skor diperoleh
dari validator, maka dianalisis rata-rata skor Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Berikut ketentuan dalam menghitung rata-rata skor:
Rata-rata (x) : Jumlah Skor yang diperoleh
Jumlah item skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Skor yang didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif
skala lima menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai acuan konversi nilai skala
lima untuk menilai kualitas produk.
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > +1,80 Sbi Sangat Baik
X i + 0,60 Sbi < X ≤ X i +1,80Sbi Baik
X i - 0,60 Sbi < X ≤ X i + 1,80Sbi Cukup Baik
X i,80 Sbi < X ≤ X i -0,60Sbi Kurang Baik
X< X i -1,80Sbi Sangat Kurang Baik
Keterangan
( X i) (Rerata ideal) =
(skor maksimal ideal + skor minimal ideal )
SBi (Simpangan baku ideal) =
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
X = Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi skala lima di atas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut:
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( X i) :
(5+1) = 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Simpangan baku ideal (SBi) :
(5-1) = 0,67
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik dan sangat kurang
baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > X i + 1,80Sbi
= X> 3 + (1,80 . 0,67)
= X> 3 + (1,21)
= X> 4,21
Kategori baik = X i+0,60Sbi < X ≤ X i+1,80Sbi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = X i - 0,60Sbi < X ≤ X i+0,60Sbi
= 3 – (0,60 . 0,67) < X ≤ Xi + (0,60 . 0,67)
= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = X i – 1,80Sbi < X ≤ X i - 0,60Sbi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kategori sangat kurang baik = X ≤ X i – 1,80Sbi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data
kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.2 Konversi skala lima
Interval skor Kategori
x > 4,21 Sangat baik
3,40 < x ≤4,21 Baik
2,60 < x ≤ 3,40 Cukup
1,79 < x ≤ 2,60 Kurang
x ≤ 1,79 Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dijadwalkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Jadwal penelitian
No Kegiatan
Waktu ( Bulan )
Apri
l 2017
Mei
2017
Juni
2017
Juli
2017
Agust
us
2017
Sep
tem
ber
2017
Okto
ber
2017
Novem
ber
2
2017
Des
ember
2017
Januar
i
2018
1. Analisis
Kebutuhan
√
2. Menyusun
Proposal √ √
3.
Pengembangan
bentuk awal
produk
√ √
4. Validasi
produk
√
5. Revisi produk
√
6. Uji coba
produk
√ √
7. Revisi Produk
√
8. Ujian Skripsi
√
9. Revisi Akhir
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian perangkat
pembelajaran ini adalah melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan
wawancara terhadap 3 (tiga) guru kelas IV SD yaitu bapak D guru kelas IV SDN
Depok 1, bapak P guru SDN Kintelan, dan Ibu M guru SDN Terbansari.
Wawancara ini dilakukan pada bulan April 2017 sesuai dengan jadwal penelitian
pada bab III. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru sekaligus kebutuhan perangkat pembelajaran
terkait pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar (SD) khususnya perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
1. Hasil wawancara analisis kebutuhan
Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 7 butir pertanyaan
untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran. Berikut data
hasil wawancara dengan guru SD yang melaksanakan Kurikulum 2013
terkait dengan pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan pada setiap butir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai kapan guru mulai
menggunakan Kurikulum 2013. Dua guru mulai menggunakan Kurikulum
2013 pada tahun pelajaran 2015/2016 dan satu guru menggunakan pada
tahun pembelajaran 2016/2017.
Butir pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan
Kurikulum 2013 sebagai pembelajaran terpadu. Kedua guru yang
diwawancarai mengatakan bahwa mereka mengetahui Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran terpadu. Satu guru lainnya tidak mengetahui
bahwa Kurikulum 2013 mengunakan pembelajaran terpadu. Guru tersebut
mengetahui bilamana Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific
dan memakai 5M dalam proses pembelajaran.
Butir pertanyaan ketiga yaitu mengenai pernah atau tidak guru
mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Ketiga guru
yang diwawancarai mengatakan pernah mengikuti pelatihan tentang
Kurikulum 2013. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas
Pendidikan dan UPT setiap Gugus Depan.
Butir pertanyaan keempat yaitu mengenai pengetahuan tentang
pembelajaran terpadu, terdapat 10 (sepuluh) pembelajaran terpadu guru
mengetahui/memahami kesepuluh tipe tersebut atau tidak. Ketiga guru
diwawancarai mengatakan bahwa mereka mengetahui bahwa terdapat 10
(sepuluh) tipe pembelajaran terpadu. Salah satu guru mengatakan bahwa ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
beberapa tipe yang masuk ke dalam Kurikulum 2013 yaitu tipe Webbed dan
Intregrated. Walaupun guru-guru mengetahui mengenai pembelajaran
terpadu namun tidak menguasai kesepuluh tipe pembelajaran terpadu
tersebut. Guru mengetahui dan belum pernah mengembangkannya. Ketika
melakukan pembelajaran di kelas guru menggunakan buku panduan dari
pemerintah sehingga tidak pernah mengembangkan secara mandiri
pembelajaran terpadu.
Butir pertanyaan kelima yaitu mengenai kesulitan dalam
merencanakan/pelaksanaan pembelajaran terpadu. Terdapat guru yang
mengalami kesulitan dalam penilaian yang dilakukan. Kesulitan ini
dikarenakan penilaian yang dilakukan terlalu kompleks. Satu guru lainnya
mengalami kesulitan ketika harus membuat evaluasi pembelajaran. Guru
lainnya mengalami kesulitan ketika harus merencanakan pembelajaran
dalam satu hari. Guru harus mengintegrasikan beberapa KD mata pelajaran
yang berbeda dalam sehari. Integrasi mata pelajaran inilah yang menjadi
kesulitan guru karena membutuhkan waktu dan pemikiran yang lebih.
Butir pertanyaan keenam yaitu mengenai tindakan guru menyikapi
beberapa konsep pembelajaran dalam (2) dua mata pelajaran yang memiliki
materi/konsep/ide/gagasan pembelajaran yang hampir sama. Ketiga guru
menjawab, mereka akan menyinggung materi sebelumnya jika ada kesamaan
materi dalam mata pelajaran lain. Selain itu, guru tidak memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
urutan mata pelajaran. Guru mengikuti panduan buku dari pemerintah
sehingga bisa dikatakan mereka melakukan pembelajaran sesuai dengan
urutan di buku.
Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai kebutuhan guru terhadap
contoh perangkat pembelajaran tipe sequenced. Ketiga guru yang
diwawancarai mengatakan bahwa membutuhkan contoh perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced. Guru mengatakan contoh perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced akan membantu mereka dalam
mengembangkan rancangan pembelajaran khususnya dalam menyikapi
materi/konsep/ide/gagasan yang sama dalam 2 (dua) mata pelajaran yang
berbeda.
2. Pembahasan Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
belum secara penuh memahami mengenai pembelajaran terpadu. Guru
sebatas mengetahui dan belum memahami secara penuh. Ketika
mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu guru mengalami kesulitan.
Selain itu, guru mengikuti pelatihan-pelatihan yang menyangkut pelaksanaan
kurikulum namun dalam pelaksanaan kurikulum terutama Kurikulum 2013
sebagai pembelajaran terpadu mereka masih mengalami kesulitan. Kesulitan
yang dihadapi adalah ketika merencanakan pembelajaran dan evaluasi
maupun penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sesuai wawancara yang dilakukan dengan 3 (tiga) guru kelas IV, guru
mengurutkan pembelajaran sesuai dengan urutan di buku panduan
pembelajaran tematik. Guru membutuhkan contoh pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu khususnya tipe sequenced. Melalui contoh
pembelajaran terpadu tipe sequenced memberi inspirasi kepada guru
bagaimana cara mendesain urutan pembelajaran yang memiliki kesamaan
materi/ide/konsep dalam 2 (dua) mata pelajaran.
B. Desain Awal Produk
Peneliti mengunakan beberapa langkah dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced. Langkah awal yang dilakukan yaitu
menganalisis Kompetensi Dasar (KD) satu semester yaitu semester gasal.
Selanjutnya peneliti melakukan pemetaan KD sesuai dengan tema yang ada
dalam Kurikulum 2013. Sesuai dengan KD yang ada kemudian diturunkan
menjadi indikator pembelajaran. Ketika menyusun indikator pembelajaran
peneliti menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan taksonomi Bloom.
Peneliti mencoba menggunakan kata kerja operasional dalam tingkatan berpikir
tingkat tinggi sesuai dengan Taksonomi Bloom.
Peneliti melakukan analisis KD dan indikator setiap bidang studi. Analisis ini
dilakukan untuk mencari materi/konsep/ide yang sama dari 2 (dua) bidang studi
yang berbeda. Materi/konsep/ide yang sama akan digunakan dalam mendesain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pembelajaran terpadu tipe sequenced. Selanjutnya peneliti membuat peta konsep
pembelajaran dari 2 (dua) bidang studi. Ide pokok pembelajaran dari kedua
bidang studi terletak KD yang ada. Kesamaan konsep dari materi pembelajaran
dilihat dari KD.
Urutan pembelajaran yang dilakukan peneliti berdasarkan indikator
pembelajaran yang sudah dikembangkan. Indikator kedua bidang studi
disejajarkan dalam peta konsep yang ada. Namun, dalam menyejajarkan
indikator pembelajaran dari kedua bidang studi harus memperhatikan kesamaan
konsep. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa urutan yang dimaksud peneliti
dalam pengembangan perangkat pembelajaran tipe sequenced ini terletak dalam
urutan indikator pembelajaran.
Peneliti mulai membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu
pada pemetaan KD dan indikator. RPP dibuat sebagai rencana pembelajaran
selama satu hari penuh. RPP yang dibuat lengkap dengan lampiran penilaian,
Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta lembar refleksi dan rangkuman materi.
Selain itu, desain pembelajaran yang dibuat menggunakan pendekatan scientific
sesuai dengan karakterisitik Kurikulum 2013.
RPP merupakan detail rencana aktivitas tatap muka sebagai pedoman guru
untuk satu pertemuan atau lebih guna mencapai suatu Kompetensi Dasar (KD).
Dalam RPP terdapat beberapa komponen yaitu, (1) identitas sekolah yaitu nama
satuan pendidikan, (2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian KD dan beban belajar, (3) kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran, (4) materi pembelajaran, (5)
metode pembelajaran, (6) media pembelajaran/bahan dan sumber belajar, (7)
skenario pembelajaran, (8) penilaian, (9) lampiran (materi pembelajaran, Lembar
Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran, tindak lanjut, instrumen dan rubrik
penilaian).
RPP dibuat untuk satu hari mengajar atau 6JP (6 x 35 menit). Sesuai dengan
jaringan KD dan indikator, peneliti membuat urutan indikator dari 2 (dua) bidang
studi yaitu bidang studi IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan PPKn (Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan). Peneliti mengambil konsep yang sama dari
kedua bidang studi yang telah dipilih yaitu tentang keberagaman.
RPP dibuat dengan rinci namun sederhana dan mudah diimplementasikan
oleh guru. Langkah-langkah pembelajaran yang dibuat sesuai dengan
langkah-langkah pendekatan scientific. Pendekatan ini diadopsi oleh peneliti
karena sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran
dibuat secara menarik dan memungkinkan siswa aktif di dalam setiap proses
pembelajaran. Siswa mendapat pengetahuan tidak hanya berasal dari guru namun
aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Sesuai dengan RPP yang dibuat, guru
bertindak sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Guru menyediakan
tangga namun siswa yang memanjat tangga itu secara mandiri. Desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
pembelajaran tersebut akan membuat` pembelajaran yang lebih bermakna bagi
siswa.
RPP yang dibuat untuk 2 (dua) penggalan. Penggalan pertama digunakan
untuk menyampaikan materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Penggalan kedua digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Kompetensi Dasar (KD) dari kedua
bidang studi ini memiliki kesamaan konsep sehingga bisa diajarkan secara
berurutan dan akan membuat kebermaknaan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
Peneliti mendesain Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk melengkapi RPP. LKS
dibuat secara menarik dan memungkinkan siswa aktif untuk mencari informasi
sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan. Kegiatan yang tertera dalam LKS
memungkinkan tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran yang dibuat.
Setiap kegiatan mengacu pada pendekatan scientific. Pendekatan ini membuat
siswa menjadi lebih aktif dibandingkan dengan pendekatan konvensional.
Peneliti mendesain pembelajaran sesuai dengan karakteristik pembelajaran
terpadu tipe sequenced. Urutan kegiatan disusun secara sistematis sehingga
urutan kedua bidang studi nampak sebagai pembelajaran terpadu tipe sequenced.
Peneliti juga menyertakan 2 (dua) refleksi yang tertera di dalam LKS.
Refleksi pertama digunakan untuk merefleksikan kegiatan penggalan pertama.
Refleksi kedua digunakan untuk merefleksikan kegiatan penggalan kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Refleksi untuk siswa dibuat dengan menggunakan panduan pertanyaan. Panduan
refleksi yang dibuat memungkinkan siswa untuk mengingat materi pembelajaran
yang sudah dilakukan. Siswa juga menuliskan kebermaknaan pembelajaran yang
telah dilakukan, kesulitan, serta bagaimana mengatasi kesulitan yang dihadapi.
Peneliti melampirkan materi pembelajaran dalam RPP yang dibuat. Materi
disusun mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) dan indikator ketercapaian
pembelajaran. Materi disusun secara ringkas, jelas, dan mencakup semua materi
yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran selama satu pertemuan. Peneliti
melampirkan media pembelajaran yang berisi lirik lagu yang yang digunakan dan
beberapa gambar terkait pembelajaran yang dilakukan. Lampiran RPP juga
terdapat tindak lanjut yang harus dikerjakan siswa di rumah dengan bimbingan
orang tua.
RPP disertai dengan evaluasi dan penilaian untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi dibuat untuk setiap indikator
pembelajaran disertai dengan instrumen penilaian yang akan menjadi pedoman
dalam menilai hasil belajar siswa. Penilaian yang dilakukan merupakan penilaian
otentik sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013. Bidang studi PPKn dinilai
berdasarkan Kompetensi Inti (KI)1, 2, 3 dan 4. Sedangkan bidang studi IPS
dinilai berdasarkan KI 3 dan 4. Penilaian sikap hanya dilakukan pada mata
pelajaran PPKn karena Kurikulum 2013 revisi terakhir mengatakan bahwa
penilaian sikap dilakukan pada muatan PPKn dan Pendidikan Agama. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
bukan berarti guru tidak mengutamakan sikap dalam kegiatan pembelajaran non
PPKn dan Pendidikan Agama, mereka tetap harus memasukan pendidikan
karakter melalui penekanan sikap walaupun dilakukan secara tersirat.
C. Validasi ahli dan Revisi Produk
1. Data Validasi Pakar Pembelajaran terpadu
Produk awal yang telah dibuat oleh peneliti berupa RPP kemudian
diberikan kepada dua orang pakar pembelajaran terpadu untuk divalidasi.
Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran
yang dibuat. Validasi ini berpedoman dengan instrumen penilaian yang telah
dibuat oleh peneliti. Melalui validasi ini, peneliti akan mendapat masukan
guna perbaikan produk yang telah dibuat. Masukan dari pakar digunakan
peneliti untuk memperbaiki perangkat pembelajaran sehingga layak
diujicobakan.
Pakar pembelajaran terpadu yang menjadi validator adalah dua orang
dosen PGSD yang mengajar dan menekuni pembelajaran terpadu yaitu ibu A
dan bapak H. Validasi pakar dilakukan sebanyak satu kali. Terdapat beberapa
aspek penilaian terhadap komponen RPP dalam instrumen validasi yang
digunakan peneliti yaitu, (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3)
perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) sumber
belajar, (6) media pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) skenario
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pembelajaran, (9) karakteristik pembelajaran terpadu tipe sequenced, (10)
penilaian, (11) LKS, (12) bahasa.
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan validator pakar pembelajaran
terpadu dengan Ibu A, maka validator memberi rerata 4,07 dengan kategori
“baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan atau uji
coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Ibu A sebagai validator, memberi
komentar untuk beberapa komponen yaitu: (1) kelengkapan rumusan ABCD
dalam rumusan tujuan pembelajaran, (2) perumusan skenario pembelajaran,
(3) kesesuaian kunci jawaban dengan soal, (4) rumusan kegiatan
pembelajaran dalam LKS, (5) bahasa yang digunakan dalam LKS, (6) RPP
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Komentar yang diberikan yaitu (1) masih ada tujuan pembelajaran yang
belum lengkap komponen ABCD-nya, (2) ada beberapa skenario
pembelajaran yang dirumuskan kurang jelas arah dan tujuannya, (3) terdapat
nomor soal yang tidak sesuai dengan nomor kunci jawaban, (4) lebih
diperjelas setiap kalimat instruksi dalam LKS, (5) perbaiki kesalahan
penulisan, (6) perbaiki kesalahan penulisan dalam rumusan kalimat.
Berdasarkan hasil validasi oleh pakar pembelajaran terpadu, yaitu bapak
H rerata skor 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran
dinyatakan layak untuk digunakan atau uji coba lapangan dengan revisi
sesuai saran. Bapak H selaku validator pembelajaran terpadu memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
komentar pada komponen yaitu, (1) kelengkapan rumusan ABCD dalam
rumusan tujuan pembelajaran, (2) perumusan skenario pembelajaran, (3)
pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional, (4)
kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
Komentar yang diberikan yaitu (1) rumusan tujuan pembelajaran
dimulai dengan proses kemudian tujuan pembelajaran secara spesifik, (2)
beberapa rumusan skenario pembelajaran perlu diperjelas, (3) alokasi waktu
kurang proporsional, alokasi waktu dalam RPP tertera 280 menit. Sedangkan
total 2 (dua) penggalan seharusnya 240 menit, (4) pedoman penskoran dalam
aspek pengetahuan bidang studi PPKn belum ada pedoman penskoran.
Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua validator
tersebut direvisi sesuai masukan yang diberikan. Komentar dan revisi
dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Komentar Pakar dan revisi
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
2
Kelengkapan
komponen ABCD
(Audience, Behaviour,
Condition, Degree)
dalam rumusan tujuan
pembelajaran.
Masih ada tujuan
pembelajaran yang
belum lengkap
komponen
ABCD-nya.
Melengkapi komponen
ABCD pada setiap tujuan
pembelajaran.
Rumusan tujuan
pembelajaran dimulai
dengan proses
kemudian tujuan
pembelajaran secara
spesifik.
Mengubah susunan
ABCD yang dimulai dari
condition (C) kemudian
diikuti oleh rumusan
ABD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
H. Skenario Pembelajaran
4. Skenario pembelajaran
disajikan dengan
skenario yang
sistematis.
Ada beberapa
skenario pembelajaran
yang dirumuskan
kurang jelas arah dan
tujuannya.
Mengubah skenario
pembelajaran supaya
lebih sistematis dan jelas
dalam pelaksanaan
pembelajaran.
8 Pengaturan skenario
pembelajaran dengan
alokasi waktu
proporsional.
Alokasi waktu kurang
proporsional. Alokasi
waktu dalam RPP
tertera 280 menit.
Sedangkan total 2
(dua) penggalan
seharusnya 240 menit.
Mengubah alokasi waktu
menjadi 240 menit untuk
2 (dua) penggalan.
J. Penilaian
3 Kesesuaian kunci
jawaban dengan soal.
Ada urutan nomor
kunci jawaban yang
tidak sesuai dengan
nomor soal.
Menyesuaikan nomor
soal dengan nomor kunci
jawaban.
5 Kesesuaian pedoman
penskoran dari soal dan
rubrik penilaian.
Pedoman penskoran
dalam aspek
pengetahuan bidang
studi PPKn belum ada
pedoman penskoran.
Membuat pedoman
penskoran untuk aspek
pengetahuan bidang studi
PPKn.
J. Lembar Kerja Siswa
3 Rumusan kegiatan
pembelajaran dalam
LKS singkat,
sederhana, dan mudah
dipahami siswa.
Terdapat rumusan
kalimat instruksi yang
kurang jelas (poin 6
halaman 28).
Memperjelas kalimat
instruksi supaya tidak
membingungkan siswa.
8 Bahasa yang digunakan
pada LKS sesuai
dengan tingkat
perkembangan siswa.
Rumusan kalimat
instruksi pada
halaman 28 kurang
jelas. Ada beberapa
kesalahan penulisan
dalam kalimat
instruksi halaman 23
sampai 27.
Memperbaiki kalimat
instruksi dan
memperbaiki kesalahan
penulisan.
J. Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1 RPP menggunakan
Bahasa Indonesia yang
baik dan benar (sesuai
dengan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI)).
Perbaiki beberapa
kesalahan penulisan
dan rumusan kalimat
dalam RPP yang telah
dibuat.
Memperbaiki kesalahan
penulisan dan rumusan
kalimat.
2. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan oleh
validator. Validator memberikan beberapa masukan pada komponen: (1) masih
ada tujuan pembelajaran yang belum lengkap komponen ABCD-nya. Peneliti
melakukan perbaikan dengan melengkapi komponen ABCD pada setiap tujuan
pembelajaran, (2) rumusan tujuan pembelajaran dimulai dengan proses kemudian
tujuan pembelajaran secara spesifik. Peneliti mengubah susunan tujuan
pembelajaran yang dimulai dari proses dahulu, (3) ada beberapa skenario
pembelajaran yang dirumuskan kurang jelas arah dan tujuannya. Peneliti
mengubah skenario pembelajaran supaya lebih sistematis dan jelas dalam
pelaksanaan pembelajaran, (4) alokasi waktu kurang proposional. Alokasi waktu
dalam RPP tertera 280 menit. Sedangkan total 2 (dua) penggalan seharusnya 240
menit. Peneliti melakukan mengubah alokasi waktu menjadi 240 menit untuk 2
(dua) penggalan, (5) ada urutan nomor kunci jawaban yang tidak sesuai dengan
nomor soal. Peneliti menyesuaikan nomor soal dengan nomor kunci jawaban, (6)
pedoman penskoran dalam aspek pengetahuan bidang studi PPKn belum ada
pedoman penskoran. Peneliti membuat pedoman penskoran untuk aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pengetahuan bidang studi PPKn, (7) terdapat rumusan kalimat instruksi yang
kurang jelas (poin 6 halaman 28). Peneliti memperjelas kalimat instruksi supaya
tidak membingungkan siswa, (8) rumusan kalimat instruksi pada halaman 28
kurang jelas. Ada beberapa kesalahan penulisan dalam kalimat instruksi halaman
23 sampai 27. Peneliti memperbaiki kalimat instruksi dan memperbaiki kesalahan
penulisan, (9) perbaiki beberapa kesalahan penulisan dan rumusan kalimat dalam
RPP yang telah dibuat. Peneliti memperbaiki kalimat instruksi dan memperbaiki
kesalahan penulisan.
D. Uji Coba Terbatas
1. Data uji coba terbatas
Peneliti melakukan validasi produk perangkat pembelajaran melalui uji coba
terbatas dengan dua orang guru SD kelas IV. Kedua guru tersebut adalah bapak
M dan Bapak W dari SDN Depok 1. Uji coba produk dilakukan pada tanggal 31
Oktober 2017 di kelas IVB dan 1 November 2017 di kelas IVA. Terdapat
beberapa aspek penilaian terhadap komponen RPP dan uji coba. Komponen
yang dimaksud yaitu (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3) perumusan
tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) sumber belajar, (6) media
pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9)
implementasi pembelajaran terpadu tipe sequenced,(10) penilaian, (11) LKS,
(12) bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berdasarkan hasil uji coba di kelas IVA, bapak M memberi skor rerata 4,80
dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak
digunakan uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Bapak M memberi
komentar pada beberapa komponen perangkat pembelajaran yaitu: (1)
perumusan tujuan pembelajaran, (2) sumber belajar, (3) media pembelajaran (4)
metode pembelajaran. Komentar yang diberikan oleh bapak M yaitu: (1) degree
belum lengkap, (2) kata kerja operasional kurang variatif, (3) kurangi sumber
belajar yang mengunduh dari internet, (4) pendekatan scientific kurang muncul.
Berdasarkan hasil uji coba di kelas IVB, bapak W memberi skor rerata 4,84
dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak
digunakan uji coba lapangan dengan tanpa revisi. Walaupun bapak M
menyatakan produk layak tanpa revisi, namun bapak M tetap memberikan
masukan-masukan terhadap produk yang dibuat. Bapak M memberi komentar
pada 2 (dua) komponen perangkat pembelajaran yaitu: skenario pembelajaran
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Komentar yang diberikan oleh bapak W yaitu:
(1) kegiatan bertanya/menanya terkesan skenariotif, (2) skenario lebih
dipertegas lagi dan ada bagian-bagian penekanan untuk inti materi, (3) skenario
pembelajaran perlu diperinci dan dipertegas, (4) masih terlihat penggalan, (5)
petunjuk dalam LKS lebih diperinci lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Perangkat pembelajaran yang telah diuji cobakan dan dinilai oleh kedua
validator tersebut direvisi sesuai masukan yang diberikan. Komentar dan revisi
dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Komentar Guru SD Kelas IV dan revisi
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
2
Kelengkapan komponen
ABCD (Audience,
Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan
tujuan pembelajaran.
Degree belum
nampak.
Melengkapi komponen
degree disetiap tujuan
pembelajaran.
3 Menggunakan kata kerja
yang dapat diamati dan
diukur.
Kata kerja
operasional kurang
variatif.
Membuat kata kerja
operasional yang
variatif.
E. Sumber Belajar
2 Sumber belajar yang
digunakan beragam.
Kurangi sumber
belajar yang
mengunduh dari
internet.
Mencari sumber belajar
yang lebih bisa
dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
F. Media Pembelajaran
2 Kesesuaian media
pembelajaran untuk
mengimplementasikan
pendekatan scientific.
Pendekatan scientific
kurang muncul.
Lebih memunculkan
pendekatan scientific.
G. Metode Pembelajaran
2 Kesesuaian metode
pembelajaran dengan
pendekatan scientific.
Sempurnakan metode
pembelajaran dengan
pendekatan scientific.
Menyesuaikan metode
pembelajaran dengan
pendekatan scientific.
H. Skenario Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2 Menampilkan kegiatan
inti sesuai dengan
pendekatan scientific
(mengamati, menanya,
menalar,
mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan).
Kegiatan
bertanya/menanya
terkesan skenariotif.
Mendesain kegiatan
bertanya supaya tidak
terkesan skenariotif.
4 Skenario pembelajaran
disajikan dengan skenario
yang sistematis.
Skenario lebih
dipertegas lagi dan
ada bagian-bagian
penekanan untuk inti
materi.
Menskenario kegiatan
pembelajaran untuk
menambahkan
penekanan inti materi.
5 Skenario pembelajaran
sesuai dengan
langkah-langkah metode
pembelajaran yang
dipilih dan kondisi/proses
yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
Skenario
pembelajaran perlu
diperinci dan
dipertegas.
Memperinci skenario
pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah
metode pembelajaran
yang dipilih dan
kondisi/proses yang
dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
6 Keterpaduan antar
konsep/muatan pelajaran
tertata baik sehingga
perpindahan antar
konsep/muatan pelajaran
berjalan landai.
Keterpaduan antar
konsep/muatan
pelajaran masih
terlihat penggalan.
Memperlandai
perpindahan antar
bidang studi.
J. Lembar Kerja Siswa
2 Rumusan petunjuk umum
LKS sederhana dan
mudah dipahami siswa.
Petunjuk lebih
diperinci lagi.
Memperinci setiap
petunjuk dalam LKS.
2. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan guru SD
kelas IV setelah uji coba yang dilakukan. Guru SD kelas IV memberi masukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pada komponen: 1) terdapat komponen degree belum nampak. Peneliti
melengkapi komponen degree disetiap tujuan pembelajaran, 2) kata kerja
operasional kurang variatif. Peneliti membuat kata kerja operasional yang
variatif, 3) kurangi sumber belajar yang mengunduh dari internet. Peneliti
mencari sumber belajar yang lebih bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya,
4) pendekatan scientific kurang muncul. Peneliti lebih memunculkan pendekatan
scientific, 5) Sempurnakan metode pembelajaran dengan pendekatan scientific.
Peneliti menyesuaikan metode pembelajaran dengan pendekatan scientific, 6)
Kegiatan bertanya/menanya terkesan skenariotif. Peneliti mendesain kegiatan
bertanya supaya tidak terkesan skenariotif, 7) skenario lebih dipertegas lagi dan
ada bagian-bagian penekanan untuk inti materi. Peneliti membuat skenario
kegiatan pembelajaran untuk menambahkan penekanan inti materi, 8) skenario
pembelajaran perlu diperinci dan dipertegas. Peneliti memperinci skenario
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran yang dipilih
dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, 9) keterpaduan
antar konsep/muatan pelajaran masih terlihat penggalan. Peneliti memperlandai
perpindahan antar bidang studi, 10) Petunjuk dalam LKS lebih diperinci lagi.
Peneliti memperinci setiap petunjuk dalam LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh kedua
validator pakar pembelajaran terpadu dan kedua guru kelas IV SD sebagai
pelaksana Kurikulum SD 2013. Peneliti malakukan revisi sebanyak 2 kali. Revisi
dilakukan pada produk awal berdasarkan masukan yang diberikan oleh validator.
Kemudian peneliti melakukan uji coba di SD dengan subjek 2 kelas. Berdasarkan
uji coba tersebut peneliti mendapat masukan dari 2 guru kelas. Masukan dari guru
digunakan peneliti untuk melakukan revisi akhir terhadap produk yang telah
dibuat sehingga menjadi produk akhir. Produk akhir dikemas menjadi satu jilid
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta penilaian, rangkuman materi
dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kelas IV SD.
1. Kajian Produk Akhir
Produk akhir (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) telah direvisi sesuai
dengan masukan untuk perbaikan yang diberikan validator dan guru SD.
Peneliti memperbaiki RPP sesuai dengan masukan sesuai saran kedua
validator dan guru SD kelas IV. Komponen yang terdapat pada RPP yaitu (1)
identitas RPP, (2) kompetensi inti, (3) kompetensi dasar, indikator dan
perumusan tujuan pembelajaran, (4) rangkuman materi ajar, (5) pendekatan,
model dan metode pembelajaran, (6) media pembelajaran/bahan dan sumber
belajar, (7) skenario pembelajaran (8) penilaian, (9) lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Pertama, identitas RPP berisikan nama satuan pendidikan, kelas/semester,
tipe pembelajaran terpadu, mata pelajaran terkait dan alokasi waktu. Kedua
adalah Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran
secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Ketiga, kompetensi dasar, indikator dan perumusan tujuan
pembelajaran. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu. Indikator
pembelajaran diturunkan dari KD. Indikator disusun dengan urutan
kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap sosial dan sikap
spiritual untuk mata pelajaran PPKn dan Pendidikan Agama. Sedangkan
kompetensi untuk mata pelajaran selain PPKn dan Pendidikan Agama hanya
mencakup kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Tujuan pembelajaran
tujuan dirumuskan dengan mengacu pada rumusan indikator, dalam
pernyataan yang operasional. Tujuan pembelajaran memuat unsur A
(Audience), B (Behaviour), C (Condition), dan D (Degree).
Keempat, rangkuman materi ajar yang berisi materi pokok
pembelajaran. Kelima, pendekatan, model dan metode pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan terpadu dan scientific. Tipe
pembelajaran terpadu yang digunakan adalah tipe sequenced. Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pembelajaran yang digunakan adalah permainan/simulasi, diskusi, tanya
jawab, penugasan dan ceramah.
Keenam yaitu media pembelajaran/bahan dan sumber belajar. Media
yang digunakan adalah LKS, proyektor, lirik lagu, gambar pemimpin, dan
tempat ibadah agama, dan video pembelajaran. Sedangkan sumber belajar
yang digunakan sangat beragam yaitu dari buku pelajaran dan internet.
Ketujuh, skenario pembelajaran merupakan urutan langkah-langkah
pembelajaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
Kedelapan yaitu penilaian, penilaian berisikan jenis/teknik, bentuk
instrumen dan pedoman penskoran. Kesembilan yaitu lampiran-lampiran yang
berisikan materi pembelajaran, LKS, media pembelajaran, tindak lanjut,
rubrik penilaian. Materi pembelajaran berisikan rangkuman materi ajar terkait
dengan mata pelajaran yang diajarkan. LKS berisikan panduan kegiatan
belajar siswa yang dibuat menarik dan memberi kemudahan kepada siswa
ketika belajar. Pada LKS terdapat 2 refleksi yang dibuat oleh peneliti. Refleksi
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi siswa. Refleksi bertujuan
sebagai sarana untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari, apa yang
dirasakan, kesulitan serta bagaimana mengatasi kesulitan yang dihadapi.
Media pembelajaran memuat lirik lagu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran juga terdapat gambar-gambar
yang digunakan selama proses pembelajaran. Tindak lanjut berisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pekerjaan tambahan yang harus dikerjakan di rumah dengan bimbingan orang
tua. Instrumen penilaian memuat soal dan kunci jawaban yang digunakan
untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selain instrumen
penilaian juga dilampirkan teknik penilaian yang memuat rubrik penilaian
yang digunakan sebagai acuan memberi nilai atas pekerjaan siswa.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil validasi oleh dua orang pakar pembelajaran terpadu
serta dua orang guru SD Kelas IV pelaksana Kurikulum SD 2013 diperoleh
bahwa perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kategori “sangat baik”
dengan skor rerata 4,61. Hasil tersebut dijabarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas IV
Pelaksana Kurikulum 2013
No Validasi Perangkat Pembelajaran
Skor Kategori
1 Pakar Pembelajaran Terpadu (A) 4,07 Baik
2 Pakar Pembelajaran Terpadu (B) 4,76 Sangat baik
3 Guru SD Kelas IV (A) 4,80 Sangat baik
4 Guru SD Kelas IV (B) 4,84 Sangat baik
Jumlah 18,47
Rerata (Jumlah total:Responden) 4,61
Kategori Sangat baik
Hasil validasi tersebut berpedoman pada 12 aspek yaitu 1) identitas
RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4)
pemilihan materi ajar, 5) sumber belajar, 6) media pembelajaran, 7) metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) karakteristik pembelajaran
terpadu tipe sequenced untuk validator dan implementasi perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk guru SD Kelas IV, 10) penilaian,
11) Lembar Kerja Siswa (LKS), 12) Bahasa. Pada validasi perangkat
pembelajaran, pakar pembelajaran terpadu (A) memberi skor 4,07 dengan
kategori “baik”. Pakar pembelajaran terpadu (B) memberikan skor 4,76
dengan kategori “sangat baik”. Pada guru SD kelas IV (A) memberi skor
4,80 dengan kategori “sangat baik”. Guru SD Kelas IV (B) memberi skor
4,84 dengan kategori “sangat baik”. Keseluruhan hasil validasi dan ujicoba
produk tersebut didapatkan rerata skor 4,61 dengan kategori “sangat baik”.
Perangkat pembelajaran dinyatakan “sangat baik” karena memenuhi
semua aspek dalam Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat
memuat 1) identitas RPP yang lengkap, 2) perumusan indikator yang sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), KI, KD, dan kata kerja yang
digunakan bisa diukur dan diamati (operasional), 3) perumusan tujuan
pembelajaran sudah mengandung unsur ABCD yaitu Audience, Behavior,
Condition, dan Degree, 4) pemilihan materi ajar sesuai dengan kegiatan
pembelajaran, 5) pemilihan sumber belajar sesuai dan mutakhir, 6) media
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan
pendekatan scientific, 7) metode pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan sesuai dengan pendekatan scientific, 8) skenario
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
pembelajaran yang dibuat sudah sesuai dengan pendekatan scientific, (9)
karakteristik pembelajaran terpadu tipe sequenced nampak dalam RPP.
Berdasarkan implementasi yang dilakukan RPP dinyatakan memiliki sifat
praktis dan fungsional, 10) penilaian sudah menggunakan yang besifat
otentik yaitu menyangkut sikap sosial, spritual, pengetahuan dan
keterampilan, 11) LKS yang dibuat menarik, lengkap, jelas, mencerminkan
pembelajaran terpadu tipe sequenced, 12) bahasa yang digunakan sudah
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Produk yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
dipaparkan di bab I. Pertama, Cover depan produk terdiri dari judul
pengembangan perangkat pembelajaran terpadu yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar; gambar yang mencerminkan RPP pembelajaran terpadu tipe
sequenced; nama penulis; logo Universitas, keterangan yang berisi Program
Studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan,
Falkutas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu Sanata
Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan bio data singkat
penulis. Kedua, produk dicetak dalam ukuran kertas A4 supaya setiap bagian
dalam RPP terlihat jelas.
Ketiga, kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran terpadu tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
sequenced; penjelasan spesifikasi produk yang dikembangkan, ucapan
terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusunan
produk; dan kesediaan penulis menerima kritik dan saran terkait dengan
produk yang dikembangkan. Kata pengantar yang dibuat tertera pada
halaman i. Keempat, daftar isi terdiri dari garis besar isi buku berserta
nomor halaman. Daftar isi tertera pada halaman iii.
Kelima, penjelasan pembelajaran terpadu tipe sequenced terdiri dari
pengertian pembelajaran terpadu tipe sequenced; karakteristik pembelajaran
terpadu tipe sequenced; langkah-langkah pengembangan pembelajaran
terpadu tipe sequenced; serta kelebihan dan kelemahan pembelajaran terpadu
tipe sequenced. Penjelasan pembelajaran terpadu tipe sequenced tertera pada
halaman 1.
Keenam, pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran
terpadu tipe sequenced. Peneliti memberi 3 (tiga) contoh pemetaan KD dan
indikator pembelajaran terpadu tipe sequenced. Pemetaan KD dan indikator
pembelajaran tertera pada halaman 6. Keenam, Komponen RPP disusun
lengkap. Komponen yang terdapat pada RPP yaitu a) identitas RPP; b)
kompetensi inti; c) kompetensi dasar, indikator dan perumusan tujuan
pembelajaran; d) rangkuman materi ajar; e) pendekatan, model dan metode
pembelajaran; f) media pembelajaran/bahan dan sumber belajar; g) skenario
pembelajaran; h) penilaian; i) lampiran. Lampiran berisikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
pembelajaran, LKS, media pembelajaran, tindak lanjut, dan rubrik penilaian.
Komponen RPP tersebut tertera pada halaman 9.
Kedelapan, RPP yang dikembangkan mengandung karakteristik
Kurikulum SD 2013. RPP yang dikembangkan mengacu pada karakteristik
Kurikulum SD 2013 yaitu terpadu antar konsep/muatan pelajaran,
menggunakan pendekatan scientific, penilaian otentik, berpusat pada siswa,
berbasis kompetensi, mengembangkan pendidikan karakter dan
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kesembilan, indikator pembelajaran mengembangkan kemampuan
berpikir siswa tingkat tinggi. Indikator dibuat mengacu pada kata kerja
operasional yang dikembangkan berdasarkan Taksonomi Bloom hasil revisi.
Terdapat 6 (enam) klasifikasi tingkatan berpikir dari kompetensi paling
rendah sampai kompetensi tingkat tinggi yaitu mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat. Kata kerja
operasional yang digunakan dalam penyusunan RPP diambil dari kompetensi
tingkat tinggi.
Kesepuluh, RPP dikembangkan sesuai dengan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe sequenced. Pembelajaran terpadu tipe sequenced
adalah pembelajaran terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya
persamaan-persamaan ide/konsep/topik, walaupun dalam mata pelajaran yang
berbeda diajarkan dalam waktu yang berurutan. Karakteristik pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
terpadu tipe sequenced adalah tipe pembelajaran antar bidang studi, topik atau
unit pada satu bidang studi disusun dan diurutkan bertepatan dengan unit
bidang studi lain, ide atau konsep yang sama pada satu bidang studi diajarkan
juga pada bidang studi lain, menggunakan skala prioritas dalam mengurutkan
materi yang memiliki kesamaan ide atau konsep, keterpaduan:
ide/konsep/topik yang hampir sama pada bidang studi diajarkan pada waktu
yang hampir bersamaan/berurutan.
Kesebelas, perangkat pembelajaran praktis dan fungsional. RPP yang
dikembangkan praktis artinya mudah dilaksanakan oleh guru. RPP yang
dibuat juga fungsional artinya banyak manfaat sebagai pedoman
pembelajaran. Keduabelas, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan Ejaan Bahasa Indonesia
(EBI) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama tempat, dan
kata penghubung.
Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki
kualitas yang “sangat baik” dan layak digunakan sebagai perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced yang mengacu pada Kurilkulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, peneliti
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan validasi perangkat pembelajaran, pakar pembelajaran terpadu
(A) memberi skor 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Pakar pembelajaran
terpadu (B) memberikan skor 4,11 dengan kategori “baik”. Perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced mengacu Kurikulum 2013 dinyatakan
“sangat baik” dapat ditinjau dari 12 aspek yaitu 1) identitas RPP, 2)
perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan
materi ajar, 5) sumber belajar, 6) media pembelajaran, 7) metode
pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) karakteristik pembelajaran
terpadu tipe sequenced, 10) penilaian, 11) Lembar Kerja Siswa (LKS), 12)
Bahasa.
2. Berdasarkan validasi guru kelas IV melalui uji coba terbatas, guru SD kelas
IV (A) memberi skor 4,84 dengan kategori “sangat baik”. Guru SD Kelas IV
(B) memberi skor 4,84 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced mengacu Kurikulum 2013 dinyatakan
“sangat baik” dapat ditinjau dari 12 aspek yaitu 1) identitas RPP, 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan
materi ajar, 5) sumber belajar, 6) media pembelajaran, 7) metode
pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) implementasi perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced untuk guru SD Kelas IV, 10) penilaian,
11) Lembar Kerja Siswa (LKS), 12) Bahasa.
B. Keterbatasan Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki
keterbatasan yang dipaparkan sebagai berikut:
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan kepada 3 (tiga) guru
Sekolah Dasar.
2. Instrumen untuk validasi pakar dan uji coba produk hanya divalidasi oleh
dosen pembimbing skripsi.
3. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan hanya berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tanpa silabus dengan alasan jaringan KD
dan indikator beberapa lintas tema. Selain itu, silabus sudah dikembangkan
oleh pemerintah melalui departemen terkait sehingga peneliti menggunakan
silabus yang ada sebagai pijakan untuk mengembangkan RPP.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan hanya 1
(satu) karena keterbatasan validator untuk memvalidasi RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
C. Saran
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan dengan lebih dari
3 (tiga) guru SD Kelas IV sebagai pelaksana Kurikulum 2013 sehingga data
yang dihasilkan lebih jelas menunjukan kebutuhan para guru.
2. Instrumen untuk validasi pakar dan uji coba produk sebaiknya divalidasi
oleh pihak yang lebih banyak sehingga dapat diketahui instrumen itu valid
atau tidak.
3. Silabus bisa dibuat jika peneliti mampu mengambangkan RPP yang lebih
banyak.
4. Perangkat pembelajaran yang dibuat akan baik jika lebih dari satu sehingga
semakin menambah referensi bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain siswa pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Akbar, S. (2013). Instrumen perangkat pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Akbar, S, dkk. (2016). Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Amri, S. (2015). Pengembangan & model pembelajaran dalam kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Raya.
Baun, ADL. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum
2013 pada subtema pemenfaatan energi untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Daryanto. (2014). Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gava Media.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruzz media.
Fogarty, R. (2009). How to integrate curricula. California: Thousand Oaks.
Harjanta. (2008). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kadir, A dan Asrohah, H. (2014). Pembelajaran tematik. Jakarta: Raja Wali Pers.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Panduan teknis penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran tematik: teori, praktik dan penilaian. Bandung:
Alfabeta.
Kusumawati. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran geometri materi
lingkaran bedasarkan teori Van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
Universitas Sanata Dharma.
Kuswana, WS. (2012). Taksonomi kognitif perkembangan ragam berpikir. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Margunayasa, Arini, Japa. (2014). Pembelajaran terpadu konsep dan
penerapannya. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Majid, A. (2009). Rencana pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses.
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Prasetyo, Z.K, dkk. (2011). Pengembangan perangkat pembelajaran sains terpadu
untuk meningkatkan kognitif, keterampilan proses, kreatifitas serta
menerapkan konsep ilmiah peserta didik SMP. Yogyakarta:Program
Pascasarjana UNY.
Sadulloh, U. (2003). Pengantar filsafat pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Salkind, N. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung:Nusa Media.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung
Alfabeta.
. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung
Alfabeta.
. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi(mixed
methods). Bandung : Alfabeta.
. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
Sujarwanta, A. (2012). Mengkondisikan pembelajaran ipa dengan pendekatan
saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan.Vol 16 Nomor.1, Nopember 2012.
Halaman 75-83.
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: UNY.
Sukmadinata, NS. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tegeh, I.M., Jampel, I.N., dan Pudjawan, K. (2014). Model penelitian
pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Reality. (2008). Kamus terbaru bahasa indonesia. Surabaya: Reality Publiser.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Trianto. (2010). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi
Pustakakarya.
. (2012). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tung, KY. (2017). Desain instruksional perbandingan model dan implementasinya.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Widyatmoko, A. (2013). Pengembangan perangkat pembelajaran ipa terpadu
berkarakter menggunakan pendekatan humanistik berbantu alat peraga
murah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Volume 2 (1). Diunduh dari:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2513/2566.
Yani, A. (2014). Mindset kurikulum 2013. Bandung: Penerbit Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara
No Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan Kurikulum 2013?
2. Apakah bapak/ibu sudah tahu bahwa Kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran terpadu?
3. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013?
4. Ada 10 tipe pembelajaran terpadu, apakah bapak/ibu mengenal dan
menguasai 10 model itu? Jika mengenal bagaimana implementasi dalam
pembelajaran di kelas.
5. Apakah ada kesulitan dalam merencanakan pembelajaran terpadu? Jika
ada apa kesulitannya? Jika tidak ada mengapa?
6. Bagaimana bapak/Ibu menyikapi beberapa mata pelajaran yang memiliki
kesamaan konsep atau ide atau gagasan dalam implementasi pembelajaran
di kelas?
7. Salah satu jenis tipe pembelajaran terpadu adalah tipe sequenced yaitu
mengajarkan dua mata pelajaran yang memiliki kesamaan
konsep/ide/gagasan pada waktu yang beurutan. Apakah bapak/ibu
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 2 : Rangkuman Hasil Wawancara
RANGKUMAN WAWANCARA SURVEI KEBUTUHAN
1. SDN DEPOK 1
Nama Guru : Sumardi, S. Pd
No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan
Kurikulum 2013?
SD Negeri Depok 1 sudah menerapkan
Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran
2015/2016 yang dimulai pada kelas I dan
kelas IV.
2. Apakah Bapak/Ibu sudah tahu
bahwa Kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran
terpadu?
Guru sudah mengetahui bahwa pada
penerapan Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran terpadu.
3. Apakah Bapak/Ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
2013?
Guru pernah mengikuti workshop tentang
Kurikulum 2013. Selain itu, guru juga
mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
Dinas Pendidikan terkait dengan
pelaksanaan Kurikulum 2013.
4. Ada 10 jenis pembelajaran
terpadu, apakah Bapak/Ibu
mengenal dan menguasai 10 jenis
itu ?
Guru mengetahui mengenai pembelajaran
terpadu. Ketika ditanya tentang
pembelajaran terpadu guru langsung
menjawab, “yang tipe mana mas?
Intergrated, webbed atau yang mana?”.
Guru mengetahui beberapa tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pembelajaran terpadu yang
dikembangkan Robin Fogarty namun
guru belum memahami secara
keseluruhan. Selain itu, guru juga
mengatahui bahwa beberapa tipe
pembelajaran terpadu masuk ke dalam
integrasi kurikulum 2013.
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran terpadu? Jika ada
apa kesulitanya? Jika tidak ada
mengapa?
Guru menjawab bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran terpadu.
Kesulitan yang dihadapi guru ketika
membuat evaluasi dan melakukan
penilaian. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, memang kurikulum
sebelumnya juga bisa dikatakan
pembelajaran terpadu namun penilaian
tidak sekompleks kurikulkum yang
sekarang.
6. Bagaimana bapak/Ibu menyikapi
beberapa mata pelajaran yang
memiliki kesamaan konsep atau
ide atau gagasan dalam
implementasi pembelajaran di
kelas?
Guru mengajarkan pembelajaran sesuai
dengan urutan di buku. Kalau ada
kesamaan konsep pembelajaran guru
akan menyinggung materi sebelumnya.
7. Salah satu jenis tipe pembelajaran
terpadu adalah tipe sequenced
yaitu mengajarkan dua mata
pelajaran yang memiliki
Guru membutuhkan contoh perangkat
pembelajaran terpadu tipe sequenced
sebagai refrensi dalam melakukan
pembelajaran di kelas. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
kesamaan konsep/ide/gagasan
pada waktu yang beurutan.
Apakah bapak/ibu membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran
terpadu tipe sequenced?
membutuhkan contoh bagaimana
menyikapi konsep yang sama dalam 2
(dua) mata pelajaran sehingga menjadi
pembelajaran yang lebih menarik dan
bermakna.
2. SDN TERBANSARI
Nama Guru : Bu Marni
No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan
Kurikulum 2013?
Guru menggunakan Kurikulum 2013
sejak tahun ajaran 2016/2017.
2. Apakah Bapak/Ibu sudah tahu
bahwa Kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran
terpadu?
Guru mengetahui bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran tematik.
Guru mengatakan kalau pendekatan
tematik masuk dalam pembelajaran
terpadu.
3. Apakah Bapak/Ibu pernah
mengikuti pelatihan kurikulum
2013?
Guru pernah mengikuti pelatihan
Kurikulum 2013 sebanyak dua kali, yang
pertama tahun 2012 ketika pertama kali
Kurikulum 2013 akan diterapkan, yang
kedua tahun 2016.
4. Ada 10 jenis pembelajaran
terpadu, apakah Bapak/Ibu
mengenal dan menguasai 10 jenis
Guru sudah mengenal 10 model
pembelajaran terpadu. Guru pernah
mempelajarinya tetapi belum menguasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
itu ? dan menerapkannya.
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran terpadu? Jika ada
apa kesulitanya? Jika tidak ada
mengapa?
Kesulitan yang dialami guru tidak
terkhusus pada pembelajaran terpadu.
Guru mengalami kesulitan pada
Kurikulum 2013 memang perubahan
yang dilakukan pemerintah membuat
bingung dalam perencanaan
pembelajaran.
6. Bagaimana bapak/ibu menyikapi
beberapa mata pelajaran yang
memiliki kesamaan konsep atau
ide atau gagasan dalam
implementasi pembelajaran di
kelas?
Guru menyinggung materi yang sudah
dipelajari dalam mata pelajaran lain jika
ada konsep atau materi yang hampir
sama.
7. Salah satu jenis tipe pembelajaran
terpadu adalah tipe sequenced
yaitu mengajarkan dua mata
pelajaran yang memiliki
kesamaan konsep/ide/gagasan
pada waktu yang beurutan.
Apakah bapak/ibu membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran
terpadu tipe sequenced?
Guru membutuhkan contoh
pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu, khususnya tipe sequenced. Guru
ingin belajar dan memahami bagaimana
contoh perangkat pembelajaran yang
akan memberi inspirasi kepada guru
terkait dengan mengajarkan konsep atau
materi ajar yang memiliki kesamaan
konsep atau ide dalam 2 mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. SDN KINTELAN
Nama Guru : Pak Pius
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan menerapkan
Kurikulum 2013?
Guru menerapkan Kurikulum 2013 sejak
tahun 2015/2016, semester 1 tetapi
semester 2 tidak menerapkan. Pada tahun
2016/2017 kembali menggunakan
Kurikulum 2013 namun dalam
perjalanannya banyak keluhan.
2. Apakah Bapak/Ibu sudah tahu
bahwa Kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran
terpadu?
Guru belum mengetahui bahwa
kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran terpadu. Guru mengetahui
bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan scientific
(5M).
3. Apakah Bapak/Ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
2013?
Guru pernah mengikuti pelatihan tentang
Kurikulum 2013 sebanyak 2 kali di UPT
dan Kota Madya. Pelatihan tersebut
membahas tentang Kurikulum 2013,
perangkat pembelajaran, penilaian, rapot
dan proses pembelajaran.
4. Ada 10 jenis pembelajaran
terpadu, apakah Bapak/Ibu
mengenal dan menguasai 10
Guru mengetahui jika terdapat 10 tipe
dalam pembelajaran terpadu, namun tidak
menguasai keseluruhan dari tipe-tipe
tersebut. Guru hanya mengataui kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
jenis itu ? ada 10 tipe pembelajaran terpadu.
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran
terpadu? Jika ada apa
kesulitanya? Jika tidak ada
mengapa?
Guru mengalami kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran terpadu.
kesulitan yang dialami ketika harus
mengintegrasikan beberapa muatan ke
menjadi pembelajaran sehari. Hal ini
yang membuat guru harus berpikir lebih
dan menyita waktu dalam merencanakan.
Selain itu, guru juga lelah ketika harus
mencapai banyak KD dalam waktu
sehari. Selain itu, guru mengalami
kesulitan ketika melakukan penilaian
karena penilaian yang dilakukan cukup
rumit dan sulit.
6. Bagaimana bapak/Ibu menyikapi
beberapa mata pelajaran yang
memiliki kesamaan konsep atau
ide atau gagasan dalam
implementasi pembelajaran di
kelas?
Melalui Kurikulum 2013 guru
menyesusikan dengan buku tematik,
sehingga guru tidak memperhatikan
masalah konsep atau ide pembelajaran.
Guru mengikuti petunjuk dan urutan yang
ada buku. Intergrasi yang dilakukan juga
sesuai dengan urutan buku.
7. Salah satu jenis tipe
pembelajaran terpadu adalah tipe
sequenced yaitu mengajarkan
dua mata pelajaran yang
memiliki kesamaan
konsep/ide/gagasan pada waktu
Guru membutuhkan contoh-contoh
pengambangan perangkat pembelajaran.
Apalagi kalau ada yang mau
mengembangkan itu akan sangat berguna
bagi guru. Selain itu, guru juga
membutukan pengembangan pera1ngkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
yang beurutan. Apakah
bapak/ibu membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran terpadu
tipe sequenced?
pembelajaran tipe sequenced.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 3 : Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran (RPP)
No Komponen
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu).
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD.
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang
diukur.
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan).
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator.
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree)
dalam rumusan tujuan pembelajaran.
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur.
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku.
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran.
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan karakteristik
peserta didik.
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu.
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir.
14 Sumber belajar yang digunakan beragam.
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku.
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan pendekatan
scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik.
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan scientific.
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi).
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan).
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan, posttest,
refleksi, tindak lanjut).
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis.
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landai.
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa.
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna.
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional.
30 Kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu tipe sequenced.
31 Mendesain konsep dari kedua mata pelajaran yang secara logis dapat
diajarkan dengan periode waktu yang hampir bersamaan.
32 Persamaan konsep diurutkan secara sistematis.
33 Memungkinkan siswa mendapatkan pemahaman konsep yang sama
walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda.
34 Urutan topik pembelajaran diurutkan berdasarkan skala prioritas materi
ajar.
35 Urutan topik pembelajaran diurutkan secara berkesinambungan.
36 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (untuk PPKn sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan sedangkan mata pelajaran lain meliputi pengetahuan dan
keterampilan).
37 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang
akan dicapai.
38 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
39 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian.
40 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
41 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi).
42 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa.
43 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa.
44 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut.
45 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator
/tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
46 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe sequenced.
47 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific.
48 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa.
49 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi.
50 Tampilan LKS indah dan menarik.
51 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 4 : Pernyataan uji coba produk perangkat pembelajaran (RPP)
No Komponen
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu).
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD.
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang
diukur.
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan).
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator.
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran.
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur.
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku.
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran.
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan karakteristik
peserta didik.
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu.
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir.
14 Sumber belajar yang digunakan beragam.
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku.
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan pendekatan
scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik.
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan scientific.
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi,
orientasi).
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan).
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan, posttest,
refleksi, tindak lanjut).
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis.
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landai.
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa.
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional.
30 Karakteristik pembelajaran terpadu tipe sequenced nampak jelas dalam
proses pembelajaran.
31 RPP pembelajaran terpadu tipe sequenced memiliki sifat praktis dan
fungsional.
32 RPP pembelajaran terpadu tipe sequenced mampu memberdayakan siswa.
33 RPP pembelajaran terpadu tipe sequenced menciptakan suasana
pembelajaran yang bermakna (menyenangkan).
34 RPP Pembelajaran terpadu tipe sequenced mampu mengembangkan
keutuhan perkembangan pribadi siswa.
35 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (untuk PPKn sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan sedangkan mata pelajaran lain meliputi
pengetahuan dan keterampilan).
36 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator
yang akan dicapai.
37 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
38 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian.
39 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
40 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi).
41 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa.
42 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa.
43 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut.
44 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator
/tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
45 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe sequenced.
46 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific.
47 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa.
48 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi.
49 Tampilan LKS indah dan menarik.
51 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 5 : Hasil Validasi Produk Pakar 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 6 : Hasil Validasi Produk Pakar 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 7 : Hasil Validasi Guru SD 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 8 : Hasil Validasi Guru SD 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 9 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 10 : Surat pernyataan Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 11: Dokumentasi Uji Coba Produk
Foto simulasi permainan ular-ularan di
kelas IVA
Foto siswa kelas IVA mengerjakan LKS
Foto penjelasan LKS kepada Siswa kelas
IVA
Foto diskusi guru dan siswa kelas IVA
Foto siswa kelas IVB mengerjakan LKS Foto diskusi guru dan siswa kelas IVB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 11: Dokumentasi Uji Coba Produk
Foto simulasi permainan ular-ularan di
kelas IVA
Foto siswa kelas IVA mengerjakan LKS
Foto penjelasan LKS kepada Siswa kelas
IVA
Foto diskusi guru dan siswa kelas IVA
Foto siswa kelas IVB mengerjakan LKS Foto diskusi guru dan siswa kelas IVB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Biodata Penulis
Yosafat Margiono, lahir di Magelang, 14 Maret 1996.
Pendidikan Dasar penulis tempuh di SDK Krogowanan
tamat pada tahun 2008. Pendidikan Menengah Pertama
penulis tempuh di SMPK Santa Maria Sawangan, tamat
pada tahun 2011. Pendidikan terakhir penulis tempuh di
SMA Bentara Wacana Muntilan, tamat pada tahun 2014.
Pada saat ini penulis sedang menyelesaikan Studi S1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pendidikan di Perguruan Tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013”. Pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu tersebut dilakukan karena beberapa guru membutuhkan contoh
pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe sequenced.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI