Upload
buiduong
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT
PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN RUANG
BERDASARKAN MODEL VAN HIELE UNTUK
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dhany Oktavia Jati Sari
NIM: 121134129
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT
PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN RUANG
BERDASARKAN MODEL VAN HIELE UNTUK
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dhany Oktavia Jati Sari
NIM: 121134129
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan Kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai, membimbing dan memberkati dalam
setiap langkahku.
Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dalam setiap usahaku.
Adik-adik tersayang yang selalu memberi dukungan dan mendoakan
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
Sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Belajar itu bagaikan mendayung ke hulu. Jika kita tidak maju, maka kita akan
terhanyut ke bawah.”
-Brigham Young-
“Kesuksesan tidak pernah final, kegagalan tidak pernah fatal, keberanian yang
utama”
-Anonim-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun
Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN
GEOMETRI MATERI BANGUN RUANG BERDASARKAN
MODEL VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Dhany Oktavia Jati Sari
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah terkait kurangnya
pemahaman siswa kelas V di SD Negeri Sendangadi 2 tentang bangun ruang.
Potensi yang ada adalah mengenai bangun ruang khususnya materi geometri harus
dikuasai siswa kelas V. Khususnya tentang jaring-jaring bangun ruang kubus dan
balok. Masalah peneliti dapatkan dari hasil angket yang dibagikan pada 34 siswa
kelas VI SD Sendangadi 2 dan Kanisius Kadirojo: 68% siswa tidak memahami
jaring-jaring kubus, dan 50% siswa tidak memahami jaring-jaring balok. Karena
itu peneliti termotivasi mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun ruang kubus dan balok berdasarkan model van Hiele
untuk kelas V Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan proses
pengembangan dan mendeskripsikan kualitas produk yang peneliti kembangkan.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) yang menggunakan 6
langkah menurut Sugiyono yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,
(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) ujicoba produk.
Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi
bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan menerapkan lima fase
van Hiele yaitu: fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase
orientasi bebas, dan fase integrasi.
Prototipe divalidasi oleh dua validator dengan skor rata-rata 3,25 yang
artinya sangat baik untuk diujicobakan. Ujicoba terbatas dilakukan peneliti
dengan mengajar materi jaring-jaring kubus berdasarkan teori van Hiele. Ujicoba
dilakukan kepada 20 siswa kelas V SD Negeri Sendangadi 2. Dari hasil evaluasi
yang peneliti lakukan pada fase integrasi, didapatkan data: 85% siswa memahami
arti jaring-jaring, dan 60% siswa dapat membuat gambar jaring-jaring kubus.
Kata kunci: Pengembangan, perangkat pembelajaran, geometri, bangun ruang,
van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
PROTOTYPE DEVELOPMENT OF SOLID GEOMETRY LEARNING
TOOLS BASED ON VAN HIELE’S MODEL FOR ELEMENTARY
SCHOOL FIFTH GRADERS
Dhany Oktavia Jati Sari
Sanata Dharma University
2016
This research began from a potential and problem concerning the fifth
graders of SD Negeri Sendangadi 2’s lack of understanding on solid geometry.
The existing potential is on the concept of solid geometry being a compulsory
material for fifth graders, especially cube nets. Researcher found this result of the
questionnaires distributed to 34 sixth graders of SD N Sendangadi and SD
Kanisius Kadirojo as follows: 68% students do not understand about cube nets,
and 50% students do not understand about block nets. Because of that, researcher
is motivated to develop a prototype of solid geometry learning tools based on van
Hiele model aimed at elementary school fifth graders. The prototype is developed
in order to explain the developmental process and describing the quality of the
developed product.
This research is a research and development (R&D) using 6 steps by
Sugiyono which involve: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3)
product design, (4) design validation, (5) design revision, and (6) design trial
implementation. The output product is a prototype of solid geometry learning
tools for elementary school fifth graders based on van Hiele’s 5 phases of
learning, which are: information phase, direct orientation phase, explanation
phase, free orientation phase, and integration phase.
The prototype is validated by two validators with an average score of 3.25,
and is very good to be put onto trial. Limited trial was carried out by researcher by
teaching about cube nets geometry based on van Hiele’s theory. The trial was
conducted on 20 fifth graders of SD N Sendangadi 2. From the evaluation result
conducted based on integration phase, the data obtained is: 85% students can
identify the meaning of cube nets, and 60 % can draw cube nets.
Keywords: development, learning tools, geometry, solid figures, van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas semua berkat, karunia dan rahmat yang diberkati oleh
Tuhan Yesus Kristus, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:
“Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi
Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum, dosen pembimbing 1 yang berkenan
menguji dan membimbing penulisan skripsi saya.
4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, dosen pembimbing 2 yang telah
memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, yang telah berkenan membimbing
peneliti, memberikan kritik, saran, dan dorongan yang positif dalam
menyelesaikan skripsi.
6. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi
instrumen dan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xv
DAFTAR RUMUS ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
1.5 Spesifikasi Produk .................................................................................. 7
1.6 Definisi Operasional ............................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 13
2.1 Kajian pustaka ........................................................................................ 13
2.1.1 Pembelajaran Matematika ............................................................ 13
2.1.2 Teori Pembelajaran van Hiele ...................................................... 17
2.1.3 Kontekstual ................................................................................... 23
2.1.4 Teori Inteligensi Ganda Howard Gardner .................................... 24
2.2 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26
2.2.1 Penelitian tentang Pembelajaran teori van Hiele ........................... 26
2.2.2 Peta Konsep Penelitian yang Relevan .......................................... 29
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 29
2.4 Pertanyaan Peneliti ................................................................................. 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 32
3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 33
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................. 34
3.4 Prosedur Pengembangan ........................................................................ 37
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 49
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 51
3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 54
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 54
4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran
Geometri Bangun Ruang Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa
Kelas V SD ........................................................................................ 54
4.1.1 Deskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Model
van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar
untuk Memahami Konsep Bangun Ruang ......................................... 72
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 74
4.2.1 Deskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Model
van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar
untuk Memahami Konsep Bangun Ruang ........................................... 74
4.2.2 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan
teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan matematis-logis pada
siswa ..................................................................................................... 75
4.2.3 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan
teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual pada
siswa .................................................................................................... 75
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 78
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 78
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 79
5.3 Saran ....................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi ............................................................. 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pra-penelitian Guru ............................................... 41
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Pra-penelitian Siswa ............................................. 42
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Guru
oleh Dosen ........................................................................................ 43
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa
oleh Dosen ....................................................................................... 44
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Dosen ................................. 45
Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk oleh Guru ................................... 46
Tabel 3.8 Instrumen Fase Informasi.................................................................. 47
Tabel 3.9 Instrumen Fase Orientasi Langsung ................................................. 47
Tabel 3.10 Instrumen Fase Penjelasan ............................................................... 48
Tabel 3.11 Instrumen Fase Orientasi Bebas ....................................................... 48
Tabel 3.12 Instrumen Fase Integrasi .................................................................. 49
Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Produk ................................................................. 52
Tabel 4.1 Rekap Hasil Observasi ..................................................................... 55
Tabel 4.2 Hasil Rekap Angket Guru ................................................................ 57
Tabel 4.3 Rekap Hasil Angket Pra-penelitian Siswa ........................................ 59
Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ................................................... 63
Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru ..................................................... 64
Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Nilai Validasi Produk Dosen dan Guru .................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ............................................... 29
Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode R & D ...................................................... 33
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modifikasi ................................................ 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kubus ............................................................................................. 16
Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus ........................................................................ 16
Gambar 2.3 Balok .............................................................................................. 17
Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok ......................................................................... 17
Gambar 4.1 Kegiatan Fase Informasi ................................................................. 68
Gambar 4.2 Kegiatan Fase Orientasi Langsung ................................................. 70
Gambar 4.3 Kegiatan Fase Penjelasan ............................................................... 70
Gambar 4.4 Kegiatan Fase Orientasi Bebas ........................................................ 71
Gambar 4.5 Kegiatan Fase Integrasi ................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 HASIL ANALISIS KEBUTUHAN
OBSERVASI ..................................................................................................... 83
1.1 Lembar Observasi ........................................................................................ 83
1.2 Hasil Observasi Pembelajaran 1.................................................................... 84
1.3 Hasil Observasi Pembelajaran 2 ................................................................... 85
LAMPIRAN 2 HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN .................................... 87
2.1 Lembar Angket Pra-penelitian untuk Guru .................................................. 87
2.2 Hasil Angket Pra-penelitian untuk Guru ...................................................... 89
2.3 Lembar Angket Pra-penelitian untuk Siswa ................................................ 93
2.4 Hasil Angket Pra-penelitian untuk Siswa .................................................... 97
2.7 Rekap Hasil Nilai Angket Pra-penelitian siswa ........................................... 103
LAMPIRAN 3 HASIL VALIDASI ANGKET
PRA-PENELITIAN ........................................................................................... 106
3.1 Lembar Validasi Pra-penelitian Guru oleh Dosen ....................................... 106
3.2 Hasil Validasi Pra-penelitian Guru oleh Dosen ........................................... 108
3.3 Lembar Validasi Pra-penelitian Siswa oleh Dosen ...................................... 110
3.4 Hasil Validasi Pra-penelitian Siswa oleh Dosen .......................................... 112
LAMPIRAN 4 HASIL VALIDASI PRODUK .................................................. 115
4.1 Angket Validasi Produk untuk Dosen .......................................................... 115
4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ............................................................... 117
4.3 Angket Validasi Produk untuk Guru ............................................................ 119
4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru ................................................................. 121
LAMPIRAN 5 HASIL PEKERJAAN SISWA .................................................. 125
5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Lima Fase Pembelajaran ................................. 125
5.2 Rekap Nilai ................................................................................................... 138
LAMPIRAN 6 PERANGKAT PEMBELAJARAN 1 ....................................... 142
6.1 Silabus .......................................................................................................... 142
6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 155
6.3 Lembar Kerja Siswa ..................................................................................... 167
LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI ..................................................................... 181
CURRICULUM VITAE .................................................................................... 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di
siswa mulai dari Sekolah Dasar. Reys (dalam Runtukahu, 2014: 28-29)
mengatakan bahwa Matematika adalah studi tentang cara berpikir dengan strategis
organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan
masalah-masalah abstrak dan praktis. Meskipun Matematika sangat penting bagi
siswa, namun pada kenyataannya tak jarang ditemukan siswa yang tidak
menyukai Matematika. Pembelajaran Matematika bertujuan mengembangkan
kecerdasan matematis-logis. Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan
untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola, pemikiran logis dan ilmiah
(Lwin, 2008: 43). Siswa menganggap bahwa Matematika adalah pelajaran yang
sangat sulit, salah satunya terkait materi geometri. Hal tersebut terlihat pada saat
siswa mengerjakan soal matematika masih ada beberapa siswa yang kesulitan
dalam menjawab soal mengenai geometri. Siswa perlu belajar geometri agar
mereka dapat menggunakan Matematika secara lebih luas dalam kehidupannya
dan sebagai dasar untuk belajar Matematika lanjutan (Runtukahu, 2014: 149). Di
Sekolah Dasar, Matematika diajarkan mulai dari kelas I hingga kelas VI dengan
materi yang berbeda sesuai tingkat kesulitan yang telah ditentukan. Siswa kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
harus menguasai materi tentang konsep bangun ruang sesuai dengan kompetensi
dasar. Bangun ruang yang dipelajari meliputi tabung, kubus, balok, kerucut, limas
segiempat, dan limas segitiga. Konsep bangun ruang yang dipahami siswa dengan
baik dapat mengembangkan inteligensi ruang-visual siswa. Menurut Gardner
(dalam Suparno, 2004: 29-31), inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk
menangkap dunia ruang-visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap bentuk.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi siswa mempelajari konsep bangun ruang
sejak tingkat Sekolah Dasar.
Pada saat melakukan kegiatan Program Pengakraban Lingkungan II
(Probaling) di SD Bopkri Gondolayu pada tanggal 12 Februari 2015 sampai
tanggal 28 Mei 2015, peneliti berkesempatan melakukan pengamatan di kelas V
pada saat kegiatan pembelajaran Matematika tentang bangun ruang. Berdasarkan
pengamatan selama probaling II tersebut peneliti mengamati dalam mengajar
materi bangun ruang, guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab. Model pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar juga belum
nampak karena guru hanya fokus terhadap materi yang disampaikan, sehingga
beberapa siswa masih terlihat kesulitan saat pembelajaran berlangsung. Kesulitan
siswa yang terlihat yaitu kurang mampu memahami perbedaan jaring-jaring
bangun ruang.
Bangun ruang merupakan bagian dari materi Geometri. Bangun ruang
adalah bangun tiga dimensi yang memiliki volume atau isi (Sari, 2012: 1).
Syudam (dalam Clement & Battista, 1992) menjelaskan bahwa geometri
merupakan bagian dari Matematika yang dapat mengembangkan kemampuan
berpikir logis Tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemampuan berpikir logis. Pengajaran geometri di Sekolah Dasar dimulai dari
bangun-bangun datar (bangun dua dimensi) kemudian bangun-bangun ruang
(bangun tiga dimensi) (Runtukahu, 2014: 150). Bangun ruang yang dipelajari di
Sekolah Dasar antara lain kubus, balok, tabung, kerucut, limas segiempat, dan
limas segitiga. Materi bangun ruang yang diajarkan di kelas V SD meliputi
pengenalan sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang kubus, balok, tabung,
kerucut, limas segiempat, dan limas segitiga. Berdasarkan gagasan di atas, peneliti
ingin mengetahui tentang model, metode, dan media yang digunakan guru saat
mengajarkan bangun ruang mengenai sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang.
Oleh karena itu, peneliti menyusun daftar pertanyaan dalam sebuah angket yang
berkaitan dengan hal tersebut.
Peneliti bersama teman-teman penelitian kolaboratif membagi angket
kepada 11 guru kelas dari kelas I sampai kelas V. Hasil data yang diperoleh dari 2
guru kelas V menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam
mengajar materi geometri menggunakan metode diskusi, demonstrasi, dan
ceramah. Selain itu data yang diperoleh dari 9 guru lainnya menunjukkan hasil
yang hampir sama dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu ceramah,
diskusi, demonstrasi dan presentasi. Model pembelajaran yang dominan untuk
diterapkan yaitu kooperatif dan CTL. Metode dan model pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
siswa dalam memahami materi yang dipelajari.
Peneliti mengarisbawahi pernyataan guru kelas V yang mengatakan jika
siswa masih memiliki kesulitan dalam membedakan variasi jaring-jaring bangun
ruang khususnya kubus dan balok. Data tersebut diperkuat dengan membagikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
angket kepada siswa kelas VI yang sudah mempelajari tentang jaring-jaring
bangun ruang kubus dan balok. Peneliti membagikan angket siswa di 2 sekolah
yang berbeda yaitu di SD Sendangadi 2 dan di SD Kanisius Kadirojo. Peneliti
memperoleh data dari hasil angket tersebut yaitu: 14 siswa di SD Sendangadi 2,
50% siswa tidak memahami jaring-jaring kubus, dan 78% siswa tidak memahami
jaring-jaring balok. Sedangkan 20 siswa di SD Kanisius Kadirojo, 50% siswa
tidak memahami jaring-jaring kubus dan 60% siswa tidak memahami jaring-jaring
balok. Kesulitan tersebut hendaknya harus segera diatasi agar masalah yang
menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep geometri dengan benar
dapat diminimalisir dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa masih
kesulitan dalam mempelajari materi tentang bangun ruang kubus dan balok, guru
pun juga kurang kreatif dalam memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik
minat belajar siswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengembangkan
prototipe berupa perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang kubus
dan balok berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
Peneliti menerapkan teori van Hiele karena van Hiele seorang ahli matematika
yang khusus mempelajari tentang geometri. Prototipe yang disusun berdasarkan
level analisis yang sesuai dengan level siswa kelas V dan mengintegrasikan lima
fase van Hiele dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa akan terbantu dalam
memahami materi tentang bangun ruang dengan benar. Hal tersebut terbukti dari
salah satu penelitian yang dilakukan oleh Trisna, dkk (2013) dengan judul
“Pengaruh Pembelajaran Berbasis Model van Hiele Terhadap Pemahaman Konsep
Geometri Ditinjau dari Kemampuan Visualisasi Spasial pada Siswa Kelas V di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Gugus II Kecamatan Buleleng”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis model van Hiele mampu memudahkan siswa dalam
memahami konsep geometri dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat
Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele
untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun ruang berdasarkan model van Hiele pada siswa
kelas V Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri
berdasarkan model van Hiele dalam membantu siswa kelas V Sekolah
Dasar memahami konsep bangun ruang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan prototipe perangkat
pembelajaran geometri pada materi bangun ruang sesuai dengan model
van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri
dengan menggunakan model van Hiele dapat membantu siswa kelas V
Sekolah Dasar dalam memahami konsep bangun ruang.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dihasilkan terdiri dari manfaat bagi siswa,
guru, peneliti dan sekolah. Berikut penjabaran dari masing-masing manfaat yang
diperoleh dari penelitian:
1.4.1 Bagi Siswa
Penelitian ini membantu siswa mendapat pengalaman baru dalam
mempelajari geometri materi bangun ruang (kubus dan balok)
berdasarkan model van Hiele.
1.4.2 Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi tentang perangkat
pembelajaran dengan berdasarkan model van Hiele sebagai upaya
mempermudah siswa dalam mempelajari geometri materi bangun ruang
(kubus dan balok).
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini menambah pengalaman baru yang berharga dalam
mengembangkan produk berdasarkan model van Hiele untuk membantu
siswa memahami konsep bangun ruang.
1.4.4 Bagi Sekolah
Penelitian pengembangan prototipe pembelajaran ini dapat menambah
sumber referensi dan informasi dalam memahami konsep bangun ruang
berdasarkan model van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan mengambil materi tentang bangun ruang
kubus dan balok untuk kelas V SD dengan menggunakan model pembelajaran van
Hiele. Perangkat pembelajaran meliputi:
1.5.1 Bagian 1: Bahan ajar menggunakan model pembelajaran van Hiele
Bahan ajar ini dikembangkan sesuai dengan 5 fase van Hiele yaitu: 1)
fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5)
integrasi. Materi pada bahan ajar disusun pada setiap pembelajaran. Bahan ajar
terdiri dari 2 pembelajaran, yakni pertemuan 1 tentang materi jaring-jaring bangun
ruang kubus dan pertemuan 2 tentang materi jaring-jaring bangun ruang balok.
Bahan ajar memuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan dilengkapi
dengan foto atau gambar media yang digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar
juga memuat kekhasan tahapan berpikir geometri siswa berdasarkan model van
Hiele yakni pada level analisis.
1.5.2 Bagian 2: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1.5.2.1 Silabus
Silabus yang disusun memiliki komponen sebagai berikut: standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus ini mengacu
Kurikulum KTSP dan kegiatan inti dalam silabus ini menunjukkan fase-fase
dalam model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran Matematika. Contoh
format silabus yang dikembangkan dapat dilihat pada lampiran 6.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5.2.1.1 Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar
kompetensi diambil dari standar isi (standar kompetensi dan
kompetensi dasar).
1.5.2.1.2 Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang
harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran
tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam standar
isi.
1.5.2.1.3 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi pokok yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
1.5.2.1.4 Kegiatan Pembelajaran
Langkah kegiatan pada silabus menggunakan KTSP dikaitkan dengan
pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok pada mata pelajaran
Matematika dan memadukan fase-fase pembelajaran berdasarkan model
van Hiele.
1.5.2.1.5 Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan
instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Penilaian dalam
kegiatan pembelajaran ini menyesuaikan dengan indikator yang akan
dicapai dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.5.2.1.6 Alokasi Waktu
Alokasi waktu ini diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai.
Satu jam pelajaran (1 JP) berdurasi 35 menit. Setiap muatan pelajaran
berdurasi 1 JP.
1.5.2.1.7 Sumber Belajar
Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar ini berupa media cetak
atau elektronik dan lingkungan alam serta sosial.
1.5.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangkan memuat 2 RPP
tentang bangun ruang untuk kelas V. RPP disusun dengan menerapkan 5 fase
model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) fase informasi, 2) orientasi
langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi dalam langkah-
langkah kegiatan pembelajaran. RPP terdiri dari 2 pertemuan yaitu pertemuan 1
dengan materi jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 dengan materi jaring-jaring
balok. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi,
model/pendekatan/metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
media/alat/sumber belajar, dan penilaian. Contoh format RPP yang dikembangkan
dapat dilihat pada lampiran 6.2.
1.5.2.2.1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional
yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
operasional dari kompetensi dasar.
1.5.2.2.2 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan
mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. Materi yang
dibahas dalam kegiatan pembelajaran adalah pelajaran Matematika
materi bangun ruang kubus dan balok.
1.5.1.2.3 Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model, pendekatan, dan metode pembelajaran merupakan cara atau
strategi yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan tanya jawab,
ceramah, diskusi kelompok, kerja kelompok, demonstrasi, dan
pemberian tugas.
1.5.1.2.4 Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media, alat, bahan dan sumber belajar merupakan komponen
pendukung pembelajaran yang memudahkan siswa dalam mempelajari
materi dan menanamkan konsep. Pembelajaran menggunakan media,
alat, bahan dan sumber belajar yang ada di sekitar siswa, lingkungan
kelas maupun sekolah. Media dalam pembelajaran bersifat kontekstual,
sehingga menggunakan benda-benda konkret di sekitar siswa. Media
yang disebutkan berkaitan dengan bangun ruang kubus dan balok
sehingga membantu siswa memahami konsep geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.5.1.2.5 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan ini merupakan serangkaian langkah-langkah pembelajaran
KTSP yang menerapkan fase-fase model pembelajaran van Hiele pada
mata pelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok.
Kegiatan pada RPP meliputi kegiatan awal, akhir, dan penutup. RPP
juga dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.
1.5.1.2.6 Penilaian
Rubrik penilaian memuat penilaian yang diperoleh dari penjabaran
kompetensi dasar pada RPP yang berupa penilaian yang mengacu pada
penilaian kognitif, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama
proses pembelajaran yang berupa rubrik penilaian. Penilaian juga
diperoleh dari pemberian soal evaluasi pada setiap akhir pembelajaran
dalam setiap pertemuan untuk memperoleh komponen penilaian
pemahaman siswa. Penilaian soal evaluasi berupa penghitungan skor
dari hasil jawaban siswa dengan menggunakan rumus yang telah
dicantumkan pada lembar rubrik penilaian.
1.5.3 Bagian 3: Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa terdiri dari 2 pertemuan yaitu: pertemuan 1 mengenai
materi jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 mengenai materi jaring-jaring
balok. Komponen pada LKS memuat identitas, tujuan pembelajaran,
petunjuk dan kegiatan belajar siswa, serta dilengkapi gambar-gambar yang
bisa menarik minat siswa, kegiatan yang kontekstual dan kegiatan yang
menumbuhkan semangat belajar. LKS ini memuat aktifitas siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik secara mandiri maupun
kelompok. Setiap kegiatan siswa di LKS disesuaikan dengan kegiatan
yang mengacu pada 5 fase van Hiele.
1.6 Definisi Operasional
1.6.2 Prototipe adalah draft atau bentuk dasar dari suatu produk yang belum
bisa diproduksi secara masal. Prototipe yang dikembangkan berupa
perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang dan balok
berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V.
1.6.3 Matematika adalah ilmu pasti yang berkaitan dengan penalaran yang
termasuk salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar.
1.6.4 Pembelajaran geometri adalah kegiatan belajar yang mempelajari tentang
bangun-bangun yang ada hubungannya antara titik, garis dan bidang.
1.6.5 Bangun ruang merupakan sebutan untuk bangun-bangun tiga dimensi atau
bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada
seluruh permukaan bangun tersebut.
1.6.6 Model pembelajaran van Hiele adalah model pembelajaran yang
menerapkan 5 fase yaitu: 1) informasi (information), 2) orientasi langsung
(directed orientation), 3) penjelasan (explication), 4) orientasi bebas (free
orientation), dan 5) integrasi (integration).
1.6.7 Pembelajaran kontekstual adalah konsep yang dihubungkan di keadaan
nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab 2 ini, akan membahas mengenai empat bagian, yaitu: kajian pustaka,
kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Pada sub bab kajian pustaka ini membahas empat hal yang bersangkutan
dengan penelitian. Pertama pembelajaran Matematika, kedua model pembelajaran
van Hiele, ketiga pembelajaran kontekstual, dan keempat teori inteligensi ganda
Howard Gardner.
2.1.1 Pembelajaran Matematika
2.1.1.1 Hakikat Matematika
Matematika merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin, manthein atau
mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan dalam bahasa
Belanda, matematika disebut wiskude atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan
dengan penalaran (Depdiknas dalam Susanto, 2013: 186). Matematika dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah ilmu tentang bilangan, hubungan
antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan. Pengertian yang lainnya mengenai matematika
diungkapkan oleh Reys (dalam Runtukahu, 2014: 28) Matematika merupakan
studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, seni,
bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu pasti tentang hubungan antar bilangan dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.
Jadi, matematika perlu diajarkan pada siswa sejak usia Sekolah Dasar karena
pembelajaran matematka memuat konsep pengembangan kemampuan pemecahan
masalah yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.1.2 Tujuan Matematika
Matematika merupakan bidang studi yang wajib dipelajari sejak usia
Sekolah Dasar. Tujuan pembelajaran Matematika menurut Permendiknas (dalam
Wijaya, 2012: 7) yaitu supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)
memahami konsep Matematika yakni menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
Matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) memiliki
sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Matematika sangatlah penting dipelajari bagi siswa sejak Sekolah
Dasar karena dapat membantu siswa memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Materi yang penting dipelajari dalam Matematika yaitu geometri
khususnya tentang bangun datar dan bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.1.1.3 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Di Sekolah mata
pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah dan mengkomunikasikan dengan simbol, tabel,
diagram, dan media lainnya. Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar
meliputi aspek bilangan, geometri, dan pengukuran, serta pengolahan data
(Depdiknas, 2004: 134-135). Berdasarkan peraturan mentri pendidikan nasional
nomor 23 tahun 200, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran
Matematika SD/MI meliputi kemampuan memahami konsep bilangan bulat dan
pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya; memahami bangun datar dan bangun
ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya; memahami konsep ukuran dan
pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, serta debit;
memahami koordinat; memahami konsep pengumpulan data dan penyajiannya;
memiliki sikap menghargai matematika; serta memiliki kemampuan berpikir
logis, kritis, dan kreatif.
Peneliti dalam penelitian ini membatasi materi pada jaring-jaring bangun
ruang melalui kegiatan berdasarkan lima fase tahapan pembelajaran van Hiele.
Peneliti hanya melakukan penelitian tentang bangun ruang kubus dan balok.
Bangun ruang merupakan salah satu materi geometri. Geometri dalam matematika
Sekolah Dasar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam
mengamati bentuk di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.1.1.4 Geometri
Geometri merupakan cabang matematika yang mempelajari hubungan di
dalam ruang (Haryono, 2014: 139). Kata geometri berasal dari bahasa Yunani ge
yang berarti bumi dan metrein yang artinya mengukur. Pengertian lain menurut
Syudam (dalam Clement, 1992) bahwa geometri merupakan bagian dari
Matematika yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis.
Pengajaran geometri di SD dimulai dari bangun-bangun datar (bangun dua
dimensi) kemudian bangun-bangun ruang (bangun tiga dimensi) (Runtukahu,
2014: 150). Pengetahuan geometri sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
siswa. Siswa dapat mengembangkan konsep geometri dengan mengamati bentuk
geometri yang terdapat di lingkungan sekitar siswa (Runtukahu, 2014: 46-47).
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pembelajaran
geometri yang benar perlu diajarakan kepada siswa sejak usia dini karena
pembelajaran matematika berguna bagi kehidupan sehari-hari siswa.
Pembelajaran geometri melibatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga
siswa tidak asing dengan media yang digunakan saat proses pembelajaran.
2.1.1.5 Tujuan Pembelajaran Geometri
Tujuan pembelajaran geometri adaah agar siswa dapat menjadi pemecah
masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematis, dan dapat bernalar
secara matematis (Roebyanto dan Harmini, 2006). Sedangkan Budarto (dalam
Abdussakir, 2011) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran geometri untuk
mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan,
menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat
membaca serta menginteprestasikan argumen-argumen matematik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peeliti dapat menyimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir
logis, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain agar dapat
memecahakan masalah,berkomunikasi dan bernalar matematis.
2.1.1.6 Bangun Ruang
Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki volume atau isi
(Sari, 2012: 1). Jenis bangun ruang diantaranya ialah kubus, balok, tabung,
prisma, limas, kerucut dan bola. Bangun ruang yang dipelajari oleh siswa kelas
atas yaitu bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut, bola, prisma dan limas.
Pada pembelajaran geometri dengan melihat adanya kesulitan yang dialami siswa
yaitu membedakan jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok.
2.1.1.6.1 Kubus
Sulardi (2008: 207) mengemukakan kubus adalah bangun ruang terdiri
enam sisi berbentuk persegi. Sedangkan menurut mustaqim (2008: 208) kubus
adalah sebuah bangu ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran
sama. Simangunsong (2008: 46) menyatakan kubus adalah bangun ruang yang
dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan kubus adalah bangun
ruang yang dibentuk oleh enam persegiyang sama dan sebangun. Sulardi (2006:
207) menjelaskan bahwa kubus memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut, berikut
ini adalah gambar sebuah kubus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.1 Kubus
2.1.1.6.1.1 Jaring-jaring Kubus
Kubus memiliki jaring-jaring yang terdiri dari enam buah persegi dengan
ukuran sama besar yang saling berhubungan. Jaring-jaring kubus adalah rangkaian
sisi-sisi sebuah kubus yang jika dipadukan akan membentuk kubus (Sari, 2012:
11). Contoh jaring-jaring kubus sebagai berikut:
Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus
2.1.1.6.2 Balok
Balok adalah sebuah bangu ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam
buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar
(berhadapan) dan berukuran sama (Mustaqim, 2008: 211). Pendapat lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dikemukakan oleh Ismadi (2006: 16) balok adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang yang masing-masing pasangan
sama dan sebangun.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa balok adalah
sebuah bangun ruang yang memiliki tiga pasang (enam buah) sisi yang berbentuk
persegi panjang yang setiap pasang sisinya kongruaen. Benda disekitar kita yang
termasuk balok antara lain lemari, kardus makanan, kotak tisu, dan lain
sebagainya. Sulardi (2006: 207) menjelaskan bahwa balok memiliki 6 sisi, 12
rusuk, dan 8 titik sudut, berikut ini adalah gambar sebuah balok:
Gambar 2.3 Balok
2.1.1.6.2.1 Jaring-jaring Balok
Balok memiliki jaring-jaring yang terdiri dari empat buah persegi
panjang dan dua buah persegi yang saling berhubungan. Jaring-jaring balok
adalah rangkaian sisi-sisi suatu balok yang jika dipadukan akan membentuk balok
(Sari, 2012: 24). Contoh jaring-jaring balok sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok
2.1.2 Teori Pembelajaran van Hiele
Materi geometri tentang bangun ruang merupakan salah satu materi yang
penting untuk dipelajari dalam mata pelajaran matematika hendaknya dapat
dipelajari dengan cara yang tepat. Pembelajaran geometri dapat diajarkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep pembelajaran
geometri. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran geometri yaitu model pembelajaran berdasarkan teori van Hiele.
2.1.2.1 Sejarah van Hiele
Teori van Hiele dicetuskan oleh dua tokoh pendidikan dari Belanda yaitu
Pierre van Hiele dan istrinya Dina van Hiele-Geldof yang mengajukan suatu teori
mengenai proses perkembangan kognitif siswa dalam mempelajari geometri pada
tahun 1957 sampai 1959 (Mason, 2002: 4). Pierre van Hiele mengadakan
penelitian lapangan yang melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahapan
perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri melalui observasi dan
tanya jawab. Hasil penelitian yang dilakukan Pierre van Hiele ditulis di dalam
desertasi pada tahun 1954 dan diselesaikan bersama di Universitas Utrecht.
Setelah menyelesaikan desertasinya tak lama kemudian Dina van Hiele
meninggal. Sejak itu Pierre van Hiele mengklarifikasi, mengubah, dan memajukan
teorinya sehingga muncullah teori pembelajaran van Hiele (Crowley, 1987: 1).
Model van Hiele memberikan pengaruh besar terhadap pembelajaran
geometri sehingga teori ini diakui secara internasional. Negara yang telah
menggunakan kurikulum geometri berdasarkan teori van Hiele yaitu Uni Soviet
pada tahun 1960-an dan Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Dari perubahan
kurikulum di dua negara tersebut sudah membuktikan bahwa penerapan teori van
Hiele dalam pembelajaran geometri dapat memberikan dampak positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa teori van Hiele sangat
cocok digunakan dalam pembeajaran matematika khususnya geometri karena teori
van Hiele muncul berdasarkan proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa
dalam mempelajari geometri. Siswa perlu memiliki banyak pemikiran dan
pengalaman pada tingkat yang lebih rendah dulu sebelum mempelajari konsep
geometri formal. Hal tersebut karena teori van Hiele terdiri dari lima leve dalam
pemahaman ide-ide ruang. Kelima level tersebut merupakan tahapan pemikiran
geometri dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang lebih rumit.
2.1.2.2 Lima Level dalam Pemahaman Ide-ide Ruang van Hiele
Model pembelajaran van Hiele mempunyai fitur yang paling menonjol yaitu
hierarki lima tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap tingkatan
menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri.
Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan tentang cara berpikir dan jenis-jenis
geometri yang dipikirkan, bukan berapa banyak pengetahuan yang dimiliki (Walle,
2007: 150). Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan berpikir geometri
menurut van Hiele:
a) Level 0: Visualisasi
Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana
“rupa” mereka. Siswa-siswa pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan
bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk
tersebut. Siswa mampu membuat pengukuran dan bahkan berbicara tentang sifat-
sifat bentuk, tetapi sifat-sifat tersebut tak terpisahkan dari wujud yang sebenarnya.
Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat diamati, dirasakan,
dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pemikiran pada level 0 adalah kelas-kelas atau kelompok-kelompok dari bentuk-
bentuk yang terlihat sama. Tujuan umum yaitu menelusuri bagaimana bentuk-
bentuk serupa atau berbeda, serta menerapkan ide-ide ini untuk membuat berbagai
kelompok dari bentuk-bentuk (baik secara fisik maupun mental).
b) Level 1: Analisis
Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk
bukan bentuk-bentuk individual. Siswa pada tingkat analisis dapat menyatakan
semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Siswa juga mulai mengerti
bahwa kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya. Siswa yang
berada pada level 1 akan dapat menyebutkan sifat-sifat dari bujur sangkar, persegi
panjang, dan jajargenjang tetapi belum menyadari bahwa ada yang merupakan
bagian dari yang lain, bahwa semua bujur sangkar adalah persegi panjang, bahwa
semua persegi panjang adalah jajaran genjang. Hasil pemikiran pada tingkat 1
adalah sifat-sifat dari bentuk.
c) Level 2: Deduksi Informal
Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk. Siswa pada
tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal,
deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah
hubungan diantara sifat-sifat obyek geometri.
d) Level 3: Deduksi
Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan diantara sifat-sifat objek
geometri. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan
abstrak tentang sifat-sifat geometris dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan
pada logika daripada naluri. Seorang siswa tingkat 3 dapat dengan jelas mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bahwa garis diagonal dari sebuah persegi panjang saling berpotongan, sebagaimana
siswa pada tingkat yang lebih rendah pun dapat melakukannya.
e) Level 4: Ketepatan (Rigor)
Objek-objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar
dari geometri. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian
adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem. Secara
umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan Matematika yang mempelajari
geometri sebagai cabang dari ilmu Matematika. Hasil pemikiran dari tingkat 4
berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem geometri
dasar.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap level menurut
van Hiele memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda sesuai pengalaman
belajar siswa. Siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada level 1 yaitu analisis. Hasil
pemikiran pada tingkat 1 adalah mengenai sifat-sifat dan bentuk. Materi geometri
bangun ruang kelas V Sekolah Dasar mengenai jaring-jaring bangun ruang yang
berkaitan dengan sifat-sifat dan bentuk sehingga siswa mempelajari bahwa
sekumpulan bentuk yang tergolong serupa berdasarkan sifat/ciri-cirinya. Dengan
demikian, muncul fase tahapan pembelajaran van Hiele untuk membantu siswa
dalam memahami jaring-jaring bangun ruang.
2.1.2.3 Lima Fase Model Pembelajaran van Hiele
van Hiele mengungkapkan peningkatan ke tingkat lebih tinggi tergantung
pada usia atau pematangan dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah
dalam proses pembelajaran, van Hiele melibatkan lima fase (langkah) yaitu:
informasi (information), orientasi langsung (directed orientation), penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(ecplication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (intregation)
(Crowley, 1987), berikut adalah penjelasannya:
a) Fase 1: Penyelidikan/Informasi
Fase awal ini, guru mengidentifikasi mengenai apa yang sudah dan apa yang
belum diketahui siswa mengenai sebuah topik baru. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan tanya jawab antara guru dan siswa sehingga dapat disampaikan konsep awal
tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan tanya jawab maupun aktifitas yang
dilakukan melibatkan guru maupun siswa aktif. Dengan adanya tanya jawab
tersebut memberi informasi yang dapat membantu siswa memberi gambaran
tentang yang akan dipelajari selanjutnya.
b) Fase 2: Orientasi langsung
Siswa menggali topik pembelajaran yang dipelajari melalui alat-alat yang telah
disiapkan oleh guru. Siswa meneliti objek-objek dengan menggunakan alat yang
sudah dipelajari dengan bimbingan guru sehingga siswa dapat merespon secara
khusus. Fase ini membantu menumbuhkan semangat siswa dalam bereksplorasi
dengan aktifitas yang dilakukannya dan menemukan ciri-ciri khusus pada jaring-
jaring bangun ruang.
c) Fase 3: Penjelasan
Siswa mengemukakan mengenai ide yang muncul dari apa yang telah
dipelajari. Guru juga memberikan sedikit bantuan dalam siswa menjelaskan dengan
bahasa yang tepat dan akurat agar mudah untuk dipahami. Hal tersebut berlangsung
sampai sistem hubungan pada tahap berpikir mulai tampak nyata. Guru juga
bertugas untuk meluruskan pendapat siswa yang kurang tepat atau kurang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d) Fase 4: Orientasi Bebas
Siswa mendapatkan tugas yang diberikan oleh guru untuk lebih mengeksplor
ide atau pengetahuan yang telah dipelajari dengan cara mereka sendiri dalam
menyelesaikannya. Di fase ini hubungan antar objek menjadi jelas dan siswa juga
lebih memahami materi yang dipelajari.
e) Fase 5: Integrasi
Siswa membuat kesimpulan dengan meringkas apa yang telah dipelajari dan
kekurangan apa yang diperoleh dengan bantuan guru. Peran guru pada fase ini
untuk membimbing siswa melakukan perbaikan. Hal ini penting karena siswa
membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka amati dan merefleksikan
pengetahuan yang mereka dapatkan. Pada akhir fase kelima ini siswa mencapai
tahap berpikir yang baru. Siswa siap untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap
sebelumnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelima fase model van Hiele
memiliki kegiatan yang berbeda-beda dan tidak terlepas dari pembelajaran yang
kontekstual. Hal tersebut diperoleh dari sumber belajar dan media yang digunakan
dalam model pembelajaran van Hiele. Dengan demikian, model pembelajaran van
Hiele dapat membangun pengetahuan dan keterampilan siswa yang realistis dalam
memecahkan masalah.
2.1.3 Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) menurut
Nurhadi (dalam Rusman, 2011: 189) adalah konsep belajar yang dapat membantu
guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Pengertian lain dari pembelajaran kontekstual menurut Johnson (dalam
Sugiyanto, 2011: 14) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong
para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan
cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks keadaan pribadi,
sosial, dan budaya mereka. Tujuan pembelajaran kontekstual adalah membekali
siswa berupa pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti
pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal teoritis ke praktis (Taniredja,
dkk, 2014: 49-50)
2.1.4 Teori Intelegensi Ganda Howard Gardner
Teori intelegensi ganda (Multiple intelligences atau MI) ditemukan dan
dikembangkan oleh Howard Gardner. Seorang ahli psikologi perkembangan dan
profesor pendidikan dari Graduate School of Education. Gardner mendefinisikan
inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan
produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata
(Suparno, 2004: 17).
Menurut Gardner, inteligensi seseorang bukan dapat hanya diukur dengan
tes tertulis, melainkan lebih cocok dengan cara bagaimana orang itu memecahkan
persoalan dalam hidup nyata. Pada penelitiannya Gardner mengumpulkan banyak
sekali kemampuan manusia yang kiranya dapat dimasukkan dalam pengertiannya
tentang inteligensi, dan akhirnya Gardner menerima sembilan inteligensi yaitu:
inteligensi linguistik (linguistic intelligence), inteligensi matematis-logis (logical-
mathematical intelligence), inteligensi ruang (spatial intelligence), inteligensi
kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence), inteligensi musikal (musical
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
intelligence), inteligensi interpersonal (intrapersonal intelligence), inteligensi
intrapersonal (intrapersonal intelligence), inteligensi lingkungan/naturalis
(naturalist intelligence), dan inteligensi eksistensial (existensial intelligence).
Peneliti dalam pengembangan penelitian ini mengembangkan inteligensi
matematis-logis dan ruang-visual. Berikut ini penjelasan mengenai kedua
inteligensi dari Howard Gardner:
2.1.4.1 Inteligensi Matematis-logis
Inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence) adalah
kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara
efektif. Orang yang mempunyai inteligensi matematis-logis sangat mudah membuat
klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Orang yang
berinteligensi matematis-logis mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain
dengan angka. Anak yang mempunyai inteligensi matematis-logis menonjol
biasanya mempunyai nilai Matematika yang baik, jalan pikirannya bila bicara dan
memecahkan persoalan logis.
2.1.4.2 Inteligensi Ruang-visual
Inteligensi ruang (spatial intelligence) atau kadang disebut inteligensi
ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat.
Termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda
secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali
perubahan itu, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan menggubahnya
dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Anak yang
berinteligensi ruang-visual baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gardner mengungkapkan suatu kemampuan disebut intelegensi bila
menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan
persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya. Selanjutnya, dapat pula
menciptakan suatu produk baru, dan dapat menciptakan persoalan berikutnya yang
memungkinkan pengembangan pengetahuan baru. Jadi, dalam kemampuan itu ada
unsur pengetahuan dan keahlian. Kemampuan itu sungguh mempunyai dampak,
yaitu dapat memecahkan persoalan yang dialami dalam kehidupan nyata (Suparno,
2004: 19-21).
2.2 Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Pembelajaran Berdasarkan Model van Hiele
Peneliti memaparkan tiga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya
tentang pembelajaran berbasis van Hiele yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Berikut ini merupakan penjabaran dari ketiga penelitian
tersebut.
Penelitian menggunakan teori van Hiele yang pertama yaitu dilakukan oleh
Trisna, dkk (2013) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Model van
Hiele Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Ditinjau dari Kemampuan
Visualisasi Spasial pada Siswa Kelas V di Gugus II Kecamatan Buleleng”.
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan Posttest
Only Control Group Design. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan 1)
terdapat perbedaan pemahaman konsep geometri antara siswa yang mengikuti
pembelajaran berbasis model van Hiele dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional, 2) setelah kovariabel kemampuan visualisasi spasial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dikendalikan, terdapat perbedaan pemahaman konsep geometri antara siswa yang
mengikuti pembelajaran berbasis model van Hiele dengan siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional, 2) setelah kovariabel kemampuan visualisasi
spasial dikendalikan, terdapat perbedaan pemahaman konsep geometri antara siswa
yang mengikuti pembelajaran berbasis model van Hiele dengan siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional, 3) kovariabel kemampuan visualisasi
spasial memberi kontribusi terhadap pemahaman konsep geometri siswa.
Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis
model van Hiele dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
pemahaman konsep geometri. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
pembelajaran berbasis model van Hiele mampu memudahkan siswa dalam
memahami konsep geometri dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Lonnie pada tahun 2002 dengan judul
“Assessing the Effect of an Instructional Intervention on the Geometric
Understanding of Learners in a South African Primary School”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan perubahan pemahaman geometri siswa
melalui intervensi kelas, apakah pemikiran geometris siswa sekolah dasar
berkembang sesuai dengan pola tertentu. Penelitian ini berfokus terutama pada
reaksi siswa untuk instruksi di ruang kelas normal. Penelitian ini melibatkan
kelompok eksperimen dan kontrol dengan pre-test dan post-test yang diberikan
untuk memastikan apakah pergeseran pemahaman siswa telah terjadi.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Astuti pada tahun 2015 dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Volume Kubus dan
Balok Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran geometri pada
materi volume kubus dan balok berdasarkan teori van Hiele, menghasilkan produk
yang berkualitas dalam perangkat pembelajaran geometri pada materi volume
kubus dan balok berdasarkan teori van Hiele, dan mengetahui hasil implementasi
perangkat pembelajaran materi volume kubus dan balok berdasarkan teori van
Hiele untuk siswa kelas V. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil penelitian yang dilakukan
berdasarkan fase-fase van Hiele ini mendukung suasana pembelajaran sehingga
siswa menjadi aktif meskipun tidak terlihat secara maksimal.
Ketiga penelitian di atas digunakan untuk menambah referensi tentang
penelitian yang menggunakan teori van Hiele dalam pembelajaran geometri di
Sekolah Dasar. Ketiga penelitian yang relevan menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika tentang geometri yang menerapkan teori van Hiele dapat berpengaruh
terhadap minat belajar siswa. Penelitian-penelitian tersebut juga dilakukan
berdasarkan fase-fase menurut model van Hiele. Dengan demikian peneliti
memutuskan untuk membuat penelitian pengembangan berdasarkan model van
Hiele dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan
untuk guru mengajar dengan menerapkan fase-fasenya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2.2.2 Peta Konsep Penelitian yang Relevan
Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang relevan
2.2 Kerangka Berpikir
Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan (KBBI, 2008). Matematika memiliki berbagai macam cabang ilmu, salah
satunya adalah Geometri. Siswa beranggapan bahwa geometri merupakan pelajaran
yang dianggap sulit dan susah dipahami. Berkenaan dengan kesulitan siswa dalam
mempelajari materi tentang geometri, maka dalam pembelajaran matematika
khususnya materi geometri, siswa perlu dihadapkan dengan benda-benda yang
Trisna, dkk (2013)
“Pembelajaran berbasis model van
Hiele meningkatkan pemahaman
konsep geometri ditinjau dari
kemampuan visualisasi spasial”
Lonnie (2002)
“Teori van Hiele meningkatkan
hasil kinerja siswa yang tampak
pada nilai post-test kelompok
eksperimen”.
Yang akan diteliti
Sari, Dhany Oktavia Jati (2015)
“Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran
Geometri Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model
Pembelajaran van Hiele untuk Siswa Kelas V
Sekolah Dasar”
Astuti, Budi (2015)
“Model pembelajaran van Hiele
meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran pada
materi volume kubus dan balok “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Maka peneliti menggunakan model yang
menghadapkan siswa pada realitas dalam kehidupan sehari-hari yaitu model
pembelajaran van Hiele.
Model pembelajaran van Hiele menggunakan lima fase dalam kegiatan
pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi geometri
yang disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran ini digunakan pula media
konkret agar siswa lebih jelas dalam mempelajari materi geometri yang dipelajari.
Siswapun diajak mencoba langsung saat mempraktikan media-media yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran materi geometri.
Peneliti mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran van Hiele yang memperhatikan level 1 yaitu
analisis. Hasil pemikiran pada level 1 adalah jaring-jaring dari bentuk bangun ruang
kubus. Materi geometri bangun ruang kelas V Sekolah Dasar mengenai jaring-
jaring bangun ruang yang berkaitan dengan bentuk sehingga siswa mempelajari
bahwa sekumpulan bentuk yang tergolong serupa berdasarkan ciri-cirinya. Hal
tersebut bertujuan agar siswa lebih mudah dalam memahami jaring-jaring bangun
ruang berdasarkan tahap berpikirnya. Hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti
dalam menyusun RPP dengan berdasarkan lima fase van Hiele, yaitu: (1) fase
informasi, (2) fase orientasi langsung, (3) fase penjelasan, (4) fase orientasi bebas
dan (5) fase integrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan teori di atas, maka terdapat beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe perangkat pembelajaran
geometri bangun ruang berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah
Dasar?
2.4.2 Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri berdasarkan
model van Hiele dapat membantu siswa kelas V dalam memahami konsep jaring-
jaring bangun ruang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari enam bagian. Enam bagian tersebut akan membahas jenis
penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian dan
pengembangan atau sering disebut R&D (Research and Development). Penelitian
pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Sugiyono,
2010: 407). Menurut Trianto (2011: 243-244) Penelitian pengembangan merupakan
metode penelitian untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan produk.
Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti
buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium atau juga
perangkat lunak (software) seperti program komputer, model pembelajaran, dan
lainnya. Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan
dan mengembangkan produk yang sudah ada.
Menurut Sugiyono (2011: 298) penelitian R&D memiliki 10 langkah yang
terdiri atas (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk,
(8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Menurut Sugiyono
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SD Negeri
Sendangadi 2. Sekolah tersebut terletak di Tegalturi, Sendangadi, Mlati,
Sleman, Yogyakarta.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan April 2015 sampai Januari 2016. Tahap
pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sendangadi
2. Adapun siswa di kelas ini berjumlah 20 siswa.
3.2.4 Objek Penelitian
Objek penelitian berupa pengembangan produk prototipe perangkat
pembelajaran geometri menggunakan model pembelajaran van Hiele pada
mata pelajaran Matematika materi bangun ruang.
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validitas
Desain
Uji coba
pemakaian Revisi
Produk
Ujicoba
Produk
Revisi
Desain
Revisi
Produk
Produksi Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.3 Rancangan Penelitian
Peneliti membuat produk awal pada tahap rancangan penelitian. Menurut
Sugiyono (2011: 298) menguraikan 10 langkah penelitian R&D yang terdiri dari:
(1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)
validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba
pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi massal. Masing-masing langkah
penelitian dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak
dapat mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Masalah adalah
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah juga
dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Potensi
dapat diperoleh berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dari
perorangan, sedangkan masalah akan diidentifikasikan oleh peneliti dengan
melakukan wawancara dan observasi.
3.3.2 Pengumpulan Data
Langkah selanjutnya setelah potensi dan masalah diketahui yaitu
pengumpulan data. Pengumpulan data digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah.
Data yang diperoleh peneliti yaitu dari hasil penyebaran angket yang
diberikan kepada guru dan siswa. Data tersebut akan digunakan peneliti
untuk mengetahui kesulitan siswa dan membantu guru menentukan
kebutuhan dalam mengajarkan geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.3.3 Desain Produk
Desain produk dalam penelitian dan pengembangan berupa desain produk
baru, yang lengkap dengan spesifikasinya sesuai kebutuhan siswa yang
sudah disiapkan sebelumnya. Produk yang dihasilkan dalam penelitian
pengembangan ini berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS dan penilaian.
Penilaian yang didesain berupa rubrik penilaian proses pembelajaran dan
penilaian soal evaluasi.
3.3.4 Validasi Desain
Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai rancangan produk
yang telah dibuat. Produk yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh ahli.
Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperbaiki kekurangan
produk yang telah dibuat tersebut.
3.3.5 Revisi Desain
Desain produk yang telah divalidasi oleh pakar dan para ahli atau validator
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya
dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain produk. Peneliti
yang menghasilkan produk bertugas untuk memperbaiki desain.
3.3.6 Ujicoba Produk
Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
implementasi terhadap produk pada kelompok terbatas. Implementasi
produk ini bertujuan untuk meyakinkan peneliti terhadap perangkat
pembelajaran yang dibuat dapat layak digunakan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.3.7 Revisi Produk
Setelah ujicoba produk siswa mengisi evaluasi berupa respon terhadap
pembelajaran. Produk direvisi oleh peneliti berdasarkan hasil kuesioner
dan masukan dari siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasil revisi
tersebut menjadi acuan untuk membuat desain produk final berupa
prototipe perangkat pembelajaran.
3.3.8 Ujicoba Pemakaian
Tahap selanjutnya setelah peneliti merevisi desain produk yaitu ujicoba
pemakaian. Setelah ujicoba pemakaian berhasil maka produk yang berupa
sistem baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata dan ruang lingkup
yang luas. Dalam operasinya sistem baru tetap harus dinilai kekurangan
atau hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut.
3.3.9 Revisi Produk
Revisi produk pada tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan dan
pembuatan produk baru lagi. Jika masih ada kekurangan dan kelemahan
pada desain produk, maka pada tahap ini adalah yang terakhir untuk
melakukan revisi.
3.3.10 Produksi Masal
Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk baru dinyatakan layak
dan efektif. Pembuatan produksi masal dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran berikutnya.
Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
langkah-langkah pengembangan dari Sugiyono. Pada penelitian ini Peneliti
menerapkan langkah pengembangan hanya sampai pada tahap ujicoba produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
terbatas. Selain itu materi bangun ruang hanya dapat diajarkan di semester genap
pada tahun berikutnya.
3.4 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti menerapkan prosedur menurut Sugiyono, namun langkah prosedur yang
diterapkan hanya sampai pada tahap ujicoba produk sampel terbatas alasanya
membutuhkan waktu yang lama jika melakukan penelitian pengembangan secara
keseluruhan karena ujicoba dilakukan di semester yang sama tetapi di tahun
berikutnya. Prosedur yang dimodifikasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi
Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut:
3.4.1 Potensi dan Masalah
Langkah awal dalam penelitian ini adalah dengan mencari potensi dan
masalah di SD Bopkri Gondolayu menggunakan analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi pembelajaran Matematika
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data Desain
Produk
Validitas
Desain Revisi
Desain Ujicoba
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
materi bangun ruang di kelas V. Kemudian, peneliti membagikan angket kepada
guru kelas V dan siswa kelas VI yang sudah mempelajari bangun ruang saat di
kelas V. Angket berisi materi tentang bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut,
limas segiempat, dan limas segitiga. Angket guru dan siswa disebarkan di 2 SD
yaitu, di SD Negeri Sendangadi 2 dan di SD Kanisius Kadirojo untuk lebih
memperjelas masalah yang muncul dalam pembelajaran. Angket guru berisi
metode dan model yang digunakan guru saat mengajarkan materi bangun ruang
serta kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran tentang bangun
ruang.
3.4.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh hasil data yang akan
digunakan peneliti untuk mengetahui masalah yang ada. Kemudian peneliti
menganalisis dan mencari sumber yang relevan. Hal tersebut bertujuan sebagai
bahan untuk perencanaan desain produk yang akan dikembangkan untuk
mengatasi permasalahan yang ada.
3.4.3 Desain Produk
Desain produk yang dikembangkan berupa prototipe perangkat
pembelajaran geometri bangun ruang berdasarkan teori van Hiele untuk kelas V
SD. Prototipe terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama: a) kekhasan tingkat
berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van Hiele, b) lima fase dalam
pembelajaran van Hiele, c) penerapan lima fase van Hiele dalam pembelajaran.
Bagian kedua berisi silabus dan dua RPP tentang materi bangun ruang kubus dan
balok. Bagian ketiga berisi LKS untuk pertemuan 1 materi jaring-jaring kubus,
pertemuan 2 materi jaring-jaring balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.4.4 Validasi Desain
Produk yang telah selesai dibuat divalidasi oleh 1 dosen ahli matematika
dan 1 guru kelas V. Validasi desain dilakukan dosen ahli dan guru dengan memberi
skor pada lembar validasi yang memuat pernyataan tentang produk yang dibuat.
Tujuan dari validasi desain produk tersebut adalah untuk memperoleh skor, kritik,
dan saran terhadap produk yang telah dibuat agar produk tersebut layak untuk
diujicobakan.
3.4.5 Revisi Desain
Produk setelah divalidasi akan diketahui kekurangan dari produk yang
didesain. Kekurangan tersebut selanjutnya direvisi oleh peneliti sesuai dengan
masukan dari 1 dosen ahli dan 1 guru kelas. Revisi desain produk tersebut bertujuan
agar produk yang dibuat menjadi lebih berkualitas.
3.4.6 Ujicoba Produk
Setelah revisi desain kemudian dilakukan ujicoba produk. Peneliti
melakukan ujicoba produk di kelas V SD Negeri Sendangadi 2. Ujicoba produk
tersebut bertujuan untuk memperkuat keyakinan peneliti bahwa perangkat
pembelajaran yang dibuat layak untuk digunakan di sekolah.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam setiap
kegiatan penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2015: 200). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa observasi, angket, tes dan dokumentasi. Berikut uraian dari teknik
pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.5.1 Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2005: 175). Observasi
adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa observasi
adalah pengambilan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap suatu
kegiatan. Peneliti menggunakan jenis observasi secara langsung dengan mengamati
proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan oleh peneliti di kelas V SD
Bopkri Gondolayu pada saat melaksanakan kegiatan probaling. Observasi ini
bertujuan untuk mengetahui cara guru dalam mengajarkan materi bangun ruang dan
kesulitan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3.5.2 Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 216). Peneliti memberikan angket pra-penelitian
kepada dua responden yaitu guru dan siswa. Penggunaan angket untuk guru
bertujuan untuk mengetahui model, metode dan media yang digunakan guru saat
mengajarkan bangun ruang serta mengetahui kesulitan yang dialami siswa.
Penggunaan angket untuk siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang materi bangun ruang.
Peneliti juga memberikan angket pra-penelitian dan validasi produk untuk
divalidasi oleh dosen ahli. Validasi angket pra-penelitian guru dan siswa dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
oleh dosen dengan jumlah masing-masing 7 pernyataan bertujuan untuk
mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan. Kemudian angket validasi
produk dilakukan bertujuan untuk menentukan kualitas produk yang dikembangkan
oleh peneliti. Angket uji validasi diberikan kepada guru kelas V SD Negeri
Sendangadi 2 yang terdiri dari 20 pernyataan dan kepada dosen yang terdiri dari 10
pernyatan yang mengacu pada lima fase van Hiele.
3.5.3 Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok (Riduwan, 2013: 30). Cronbach (dalam Sugiyono,
2015: 208) menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna
mengobservasi dan memberi deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan
bantuan skala numerik atau suatu sistem kategoris. Tes pada pengembangan ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi bangun
ruang yang menggunakan model pembelajaran van Hiele yang terdapat pada LKS.
3.5.4 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2012: 326). Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto saat melakukan
ujicoba produk. Selain foto dokumentasi juga berupa catatan hasil pengisian lembar
observasi, pengisian angket, dan hasil pekerjaan siswa pada LKS.
3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang berupa data kualitatif
dan kuantitatif. Teknik tersebut dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dari responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif oleh peneliti.
3.6.1 Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket pra-penelitian guru
yang dibagikan dan hasil ujicoba perangkat pembelajaran ke-1 materi jaring-jaring
kubus yang diujicobakan. Data hasil ujicoba dianalisis dengan membahas
dokumentasi foto pada setiap fase saat proses pembelajaran.
3.6.2 Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa penghitungan data hasil
validasi dari angket pra-penelitian siswa serta 1 dosen ahli dan 1 guru kelas
terhadap produk yang telah dikembangkan. Angket pra-penelitian dan validasi
produk dianalisis dengan cara menghitung rata-rata skor dan disesuaikan dengan
interval pada tabel kriteria penilaian produk.
Adapun tabel kriteria penilaian produk pengembangan yang menggunakan
skala Likert menurut Widoyoko (2012: 144) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria penilaian produk
Interval Skor Kualifikasi
3,25 < M < 4,00 Sangat Baik
2,50 < M < 3,24 Baik
1,75 < M < 2,49 Kurang Baik
0,00 < M < 1,74 Tidak Baik
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat kriteria penilaian,
yaitu sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1).
Konversi di atas menjadi acuan peneliti dalam mengukur kelayakan instrumen pra-
penelitian dan validasi produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.7 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang berupa lembar
observasi, angket pra-penelitian, lembar validasi angket pra-penelitian, lembar
validasi produk dan instrumen tes fase van Hiele. Instrumen penelitian dijelaskan
sebagai berikut:
3.7.1 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman saat melakukan observasi.
Lembar observasi berfungsi untuk mengetahui kondisi dan permasalahan dalam
pembelajaran tentang bangun ruang. Lembar observasi yang disusun menggunakan
kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi
No Aspek Pernyataan
1. Media yang digunakan Penggunaan media dalam pembelajaran.
2. Metode yang diterapkan Penerapan metode pembelajaran tertentu yang
digunakan untuk membantu pemahaman siswa.
3. Model yang diterapkan Penerapan model pembelajaran tertentu untuk
membantu siswa dalam memahami materi.
4. Kesulitan siswa Kesulitan yang sering muncul pada siswa saat
pembelajaran.
Kisi-kisi tersebut disusun dalam bentuk pertanyaan dengan jumlah 4 item.
Lembar observasi digunakan peneliti saat melakukan pengamatan pra-penelitian.
Pengamatan peneliti dilakukan sebanyak dua kali pada kelas V SD N Bopkri
gondolayu.
3.7.2 Angket Pra-penelitian
Angket pra-penelitian yang digunakan ada dua, yaitu angket analisis
kebutuhan dan angket validasi ahli. Angket dibagikan kepada guru, siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dosen ahli. Berikut penjelasan mengenai angket pra-penelitian:
3.7.2.1 Angket Pra-penelitian untuk Guru
Angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada 2 guru kelas V. Angket
tersebut diberikan untuk mengetahui cara guru mengajar dan permasalahan yang
dialami saat mengajarkan materi bangun ruang. Kisi-kisi angket pra-penelitian
untuk guru yang digunakan ialah sebagai berikut:
Tabel.3.3 Kisi-kisi Angket Pra-penelitian untuk Guru
Aspek No Soal Pertanyaan
1. Cara guru
mengajarkan
macam-macam
bangun ruang
kepada siswa:
a. Tabung
b. Balok
c. Kerucut
d. Limas
segiempat
e. Limas segitiga
1-4
1. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode
pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-sifat
bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
2. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-sifat
bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
3. Bagaimana Bapak/Ibu menggunakan media
pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-sifat
bangun ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
4. Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa
pada saat pembelajaran sifat-sifat bangun
ruang?
2. Cara guru
mengajarkan
jaring-jaring
pada bangun
ruang:
a. Tabung
b. Balok
c. Kerucut
d. Limas
segiempat
e. Limas segitiga
5-8
5. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode
pada saat mengajarkan jaring-jaring bangun
ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
6. Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
pembelajaran pada saat mengajarkan jaring-
jaring bangun ruang (tabung, balok, kerucut,
limas segiempat, limas segitiga)?
7. Bagaimana Bapak/Ibu menggunakan media
pembelajaran pada saat mengajarkan jaring-
jaring bangun ruang (tabung, balok, kerucut,
limas segiempat, limas segitiga)?
8. Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa
pada saat pembelajaran jaring-jaring bangun
ruang?
Kisi-kisi tersebut disusun berdasarkan dua aspek yaitu materi sifat-sifat
bangun ruang dan materi jaring-jaring bangun ruang. Kemudian aspek tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan yang berjumlah delapan item yang
sebelumnya divalidasi oleh dosen ahli matematika.
3.7.2.2 Angket Pra-penelitian untuk Siswa
Angket pra-penelitian untuk siswa diberikan kepada siswa kelas VI.
Angket diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi
bangun ruang dan kesulitan yang dialami siswa dari materi bangun ruang tersebut.
Kisi-kisi lembar angket pra-penelitian untuk siswa yang dibagikan peneliti adalah
sebagai berikut:
Tabel. 3.4 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Siswa
No Aspek Nomor
item Skor (pernyataan)
Manfaat mempelajari
geometri bagi siswa:
1. Sifat-sifat bangun
ruang:
a. Tabung
1-2 Mengetahui sifat-sifat tabung.
b. Balok 3-4 Mengetahui sifat-sifat balok.
c. Kubus 5-6 Mengetahui sifat-sifat kubus.
d. Kerucut 7-8 Mengetahui sifat-sifat kerucut.
e. Limas
segiempat 9-10 Mengetahui sifat-sifat limas segiempat.
f. Limas segitiga 11-12 Mengetahui sifat-sifat limas segitiga.
2. Sifat-sifat yang ada
pada bangun
ruang:
a. Tabung
13-14 Mengetahui jaring-jaring ruang tabung.
b. Balok 15 Mengetahui jaring-jaring balok.
c. Kubus 16-17 Mengetahui jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
d. Kerucut 18 Mengetahui jaring-jaring kerucut.
e. Limas
segiempat 19-20
Mengetahui jaring-jaring limas
segiempat.
f. Limas segitiga 21 Mengetahui jaring-jaring limas segitiga.
Angket pra-penelitian untuk siswa dibagikan kepada siswa kelas VI di SD
Negeri Sendangadi 2 dan di SD Kanisius Kadirojo. Angket dibagikan di kelas VI
karena siswa kelas VI sudah mempelajari materi sifat-sifat dan jaring-jaring
bangun ruang pada saat di kelas V. Peneliti menyusun daftar pernyataan yang
berjumlah 21 item berdasarkan aspek materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun
ruang.
3.7.3 Lembar Validasi Ahli
Lembar validasi angket pra-penelitian untuk guru dan siswa diberikan
kepada dosen ahli matematika. Lembar validasi angket pra-penelitian ini berisi
komponen penilaian yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian instrumen
yang akan digunakan.
3.7.3.1 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen
Lembar validasi angket pra-penelitian untuk guru kelas V divalidasi oleh
dosen ahli matematika. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada lembar
validasi. Lembar validasi berfungsi untuk menguji kelayakan intrumen yang
digunakan oleh peneliti. Berikut adalah kisi-kisi lembar validasi angket pra-
penelitian guru untuk dosen ahli:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel. 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Guru oleh Dosen
Aspek No
Item
Pernyataan
Bahasa
1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru.
c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan
tema penelitian.
Pertanyaan
2
a. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui metode yang
digunakan guru dalam mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaring-
jaring yang ada pada bangun ruang.
b. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui media yang
digunakan guru dalam mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaring-
jaring yang ada pada bangun ruang
c. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui model yang
digunakan guru dalam mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaring-
jaring yang ada pada bangun ruang.
d. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan siswa yang
muncul saat guru mengajarkan tentang sifat-sifat dan jaring-jaring
yang ada pada bangun ruang.
Angket pra-penelitian guru telah divalidasi oleh dosen ahli matematika.
Hasil validasi analisis kebutuhan menunjukkan skor 2,8 menurut Widoyoko
(2012: 144) hasil tersebut termasuk kedalam kategori “baik”. Oleh karena itu,
instrumen layak digunakan untuk keperluan penelitian.
3.7.3.2 Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen
Lembar angket pra-penelitian siswa divalidasi oleh dosen ahli matematika
untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan. Penilaian dilakukan
dengan cara memberikan skor pada lembar validasi. Lembar validasi tersebut
menggunakan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel. 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-penelitian Siswa oleh Dosen
Aspek No Item Pernyataan
Bahasa
1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru.
c. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan
tema penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pertanyaan
2
a. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan sifat-sifat
bangun ruang:
1. Tabung
2. Balok
3. Kubus
4. Kerucut
5. Limas segiempat
6. Limas segitiga
b. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa berkaitan dengan jaring-
jaring bangun ruang:
1. Tabung
2. Balok
3. Kubus
4. Kerucut
5. Limas segiempat
6. Limas segitiga
Angket pra-penelitian siswa telah divalidasi oleh dosen ahli matematika.
Hasil validasi analisis kebutuhan menunjukkan skor rata-rata 3 yang menurut
Widoyoko (2012: 144) termasuk kedalam kategori “baik”. Oleh karena itu,
instrumen layak digunakan untuk keperluan penelitian.
3.7.4 Lembar Validasi Produk
Lembar validasi produk digunakan untuk memvalidasi produk awal
sebelum diujicobakan yang berupa prototipe perangkat pembelajaran yang berisi
bahan ajar, RPP, dan LKS. Lembar validasi produk diberikan untuk 1 dosen ahli
matematika dan 1 guru SD kelas V. Lembar validasi ini digunakan untuk
mengetahui kekurangan yang ada dalam produk yang dibuat.
3.7.4.1 Lembar Validasi Produk oleh Dosen
Lembar validasi produk oleh dosen ahli diberikan pada 1 dosen yang
berlatar belakang ahli matematika. Lembar validasi digunakan untuk menguji
kelayakan instrumen yang digunakan. Kisi-kisi lembar angket validasi produk
oleh dosen yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel. 3.7 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Dosen
Aspek No Item Pernyataan
Bahasa
1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa.
Format Penulisan
Prototipe
2
a. Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan
buku.
b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van
Hiele.
Isi
3
a. Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele.
b. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam materi
pembelajaran bangun ruang untuk kelas V.
c. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 2 RPP materi
pembelajaran bangun ruang untuk kelas V.
d. Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang bangun ruang
sesuai dengan tahap operasional konkret siswa.
e. Memuat media yang berkaitan dengan bangun ruang kubus
dan balok sehingga membantu siswa memahami konsep
geometri.
f. Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang konsep bangun ruang.
Lembar angket telah divalidasi oleh dosen ahli matematika. Hasil validasi
produk oleh dosen ahli memperoleh skor rata-rata 3,7 yang menurut Widoyoko
(2012: 144) termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga produk layak untuk
digunakan.
3.7.4.2 Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru
Lembar validasi untuk guru diberikan kepada 1 guru SD kelas V. Lembar
validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan.
Kisi- kisi lembar angket validasi produk guru yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kisi-kisi Lembar Angket Validasi Produk oleh Guru
Aspek No
Item
Pernyataan
Indikator 1 Kesesuaian indikator dengan KD.
Materi 2 Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus)
Apresepsi 3 Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun ruang (kubus).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kegiatan Inti
- Fase informasi
4
a. Berisi tentang bangun ruang (kubus).
b. Memuat bahasa yang sederhana.
c. Memuat pengantar tentang bangun ruang (kubus) secara
kontekstual.
- Fase orientasi
bebas
a. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk
memperoleh konsep awal tentang kubus.
b. Memuat tugas/aktivitas sederhana
- Fase penjelasan
a. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang
diamati dengan bahasa mereka sendiri.
b. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat.
- Fase orientasi
bebas
a. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi
kubus.
b. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk
menemukan keterkaitan antara konsep kubus dengan
kehidupan sehari-hari.
- Fase integrasi
a. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi kubus
dari keseluruhan kegiatan.
b. Memuat soal evaluasi tentang materi kubus.
c. Memuat aktivitas siswa untuk mengintegrasikan materi
kubus dalam bentuk refleksi yang kontekstual
Inspirasi bagi
guru dalam
mengajar
5
a. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan
pemahaman siswa.
b. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan
materi kubus memudahkan siswa untuk
mengimajinasikan/membayangkan benda tersebut.
c. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk
mengajarkan konsep kubus kepada siswa.
Kelayakan untuk
pelatihan
6 RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan
kepada guru-guru.
Lembar angket validasi produk telah divalidasi oleh guru SD kelas V di
SD Negeri sendangadi 2. Hasil validasi produk yang diperoleh menunjukkan skor
3,5 termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga produk layak digunakan.
3.7.5 Instrumen Tes untuk Fase van Hiele
Instrumen ini berupa tes yang bertujuan untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap model pembelajaran van Hiele. Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing fase:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3.7.5.1 Fase Informasi
Tabel 3.9 Instrumen Tes Fase Informasi
Kegiatan Soal atau perintah
Memahami isi lagu “Jaring-
Jaring Kubus”
Jawablah pertanyaan tentang lagu “Jaring-
jaring Kubus” di bawah ini!
Pengamatan Amatilah benda yang berbentuk kubus dan
demonstrasi yang ditunjukkan guru!
Pada fase informasi ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai
berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika
melaksanakan perintah sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. Siswa
dikatakan tidak tercapai jika tidak melaksanakan perintah sesuai dengan instruksi
yang diberikan oleh guru.
3.7.5.2 Fase Orientasi Langsung
Tabel 3.10 Instrumen Tes Fase Orientasi Langsung
Kegiatan Soal atau perintah
Mendemonstrasikan. Amati demonstrasi yang dilakukan temanmu.
Setiap kelompok melakukan
kegiatan seperti yang telah
didemonstrasikan yaitu membuat
jaring-jaring kubus.
Buatlah jaring-jaring kubus dengan memotong
sambungan bangun ruang kubus dari karton!
Pengamatan Amatilah jaring-jaring kubus yang telah kalian
buat!
Pada fase orientasi langsung ini peneliti menggunakan kategori penilaian
sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika
mampu membuat jaring-jaring kubus dengan benar. Siswa dikatakan tidak
tercapai jika belum mampu membuat jaring-jaring kubus dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3.7.5.3 Fase Penjelasan
Tabel 3.11 Instrumen Tes Fase Penjelasan
Kegiatan Soal atau perintah
Presentasi Presentasikan hasil jaring-jaring kubus yang telah kalian
buat!
Percobaan
Buktikan bahwa yang kalian buat merupakan jaring-jaring
bangun ruang!
Pada fase penjelasan ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai
berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dapat dikatakan tercapai jika
siswa mampu mempresetasikan hasilnya dengan baik dan mampu menjawab soal
dengan benar sesuai pengamatan. Siswa dikatakan tidak tercapai jika belum
mampu mempresentasikan hasilnya dan belum mampu menjawab soal dengan
benar.
3.7.5.4 Instrumen Fase Orientasi Bebas
Tabel 3.12 Instrumen Tes Fase Orientasi Bebas
Kegiatan Soal atau perintah
Menyusun puzzle
Susunlah puzzle dari potongan-potongan persegi
membentuk berbagai jaring-jaring bangun ruang kubus
yang kamu ketahui !
Menggambar Gambar bentuk jaring-jaring kubus yang kamu buat dari
puzzle!
Pada fase orientasi bebas ini peneliti menggunakan kategori penilaian
sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai” Siswa dikatakan tercapai jika
siswa mampu menyusun puzzle dengan membentuk jaring-jaring kubus yang
benar dan dapat menggambarkannya dengan baik. Siswa dikatakan tidak tercapai
jika siswa belum mampu menyusun puzzle menjadi bentuk jaring-jaring kubus
dan belum mampu menggambarkannya dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3.7.5.5 Fase Integrasi
Tabel 3.13 Instrumen Tes Fase Integrasi
Kegiatan Soal atau perintah
Mengerjakan soal evaluasi Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
Refleksi Tuliskan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang
telah kamu lakukan dari awal sampai akhir!
Pada fase integrasi ini peneliti menggunakan kategori penilaian sebagai
berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika seluruh
siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata kelas mencapai KKM ≥ 60 dari hasil
jawaban yang dikerjakan siswa. siswa mampu menuliskan refleksi sesuai dengan
pertanyaan refleksi. Jika nilai siswa dalam mengerjakan evaluasi rata-ratanya ≥ 60
dan tidak mampu menuliskan refleksi dengan baik diartikan siswa tidak tercapai.
3.8 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1. Pembuatan
angket pra-
penelitian
2. Penyebaran
angket pra-
penelitian
3. Penyusunan
proposal
penelitian
4. Penyusunan
produk
5. Uji coba
produk dan
6. Pengolahan
data
7 Penyusunan
laporan
penelitian
8 Ujian skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri dari uraian tentang penjelasan prosedur
pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun ruang
berdasarkan model van Hiele dan deskripsi kualitas prototipe perangkat
pembelajaran geometri berdasarkan model van Hiele dalam membantu siswa kelas
V SD memahami konsep bangun ruang.
4.1.1 Penjelasan Prosedur Pengembangan Prototipe Perangkat
Pembelajaran Geometri Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele
untuk Siswa Kelas V SD.
Prosedur penelitian diuraikan dari persiapan sampai pelaksanaan. Uraian
tersebut meliputi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi
produk, revisi produk dan ujicoba produk.
4.1.1.1 Potensi dan Masalah
Potensi yang peneliti temukan adalah konsep geometri tentang jaring-jaring
bangun ruang harus dipahami siswa kelas V. Konsep geometri dapat membantu
siswa untuk mengembangkan kecerdasan inteligensi matematis-logis dan
inteligensi ruang visual. Menurut Gardner (Suparno, 2004: 29-31), inteligensi
matematis-logis adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan
dan logika secara efektif, sedangkan inteligensi ruang-visual adalah kemampuan
untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat termasuk kepekaan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang. Pembelajaran geometri
materi bangun ruang berkaitan dengan kedua inteligensi tersebut karena dapat
mengembangkan pola logika, belajar membayangkan benda abstrak, dan
mempelajari keruangan (bentuk, garis dan lain sebagainya). Oleh karena itu, sangat
penting dalam pemahaman materi jaring-jaring bangun ruang.
Masalah dalam penelitian ini terlihat saat peneliti melakukan observasi di
kelas V pada waktu melaksanakan kegiatan Probaling II di SD Bopkri Gondolayu
pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2015 dan Kamis tanggal 28 Mei 2015. Dari
observasi tersebut peneliti melihat siswa mengalami kesulitan membedakan sifat-
sifat dan jaring-jaring antara kubus dan balok. Hasil observasinya yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Hasil Rekap Observasi
Kelas : V SD Bopkri Gondolayu
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Mei 2015 dan 28 April 2015
Materi : - Mengenal sifat-sifat bangun ruang
- Mengenal Jaring-jaring bangun ruang
No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Penggunaan media dalam
pembelajaran
Pembelajaran 1:
Media berbentuk berbagai bangun ruang.
Pembelajaran 2:
Menggunakan media berbentuk bangun ruang
dari karton.
2. Penerapan metode pembelajaran
tertentu untuk membantu siswa
dalam memahami materi.
Pembelajaran 1:
Ceramah dan tanya jawab.
Pembelajaran 2:
Ceramah, tanya jawab, dan observasi.
3. Penerapan model pembelajaran
tertentu untuk membantu siswa
dalam memahami materi.
Pembelajaran 1:
Belum terlalu nampak.
Pembelajaran 2:
Masih belum terlalu nampak.
4. Kesulitan yang muncul pada siswa.
Pembelajaran 1:
Siswa masih kesulitan membedakan limas dan
prismas.
Pembelajaran 2:
Siswa masih kesulitan membedakan jaring-
jaring kubus dan balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hasil dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa guru kurang
memaksimalkan penggunaan media dalam menjelaskan materi dan bahasa yang
digunakan dalam menjelaskan materi kurang mampu dipahami oleh siswa.
Pembelajaran yang dilakukan guru kelas V kurang begitu maksimal menarik minat
belajar siswa. Guru juga tidak menerapkan model pembelajaran tertentu dalam
mengajarkan materi. Guru juga tidak begitu memaksimalkan penggunaan media
yang ada. Masalah tampak pada beberapa siswa yang mengalami kesulitan
memahami sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang. Hal tersebut terlihat pada saat
siswa mengerjakan soal yang dibagikan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti membagikan angket kepada 34
siswa kelas VI di SD N Sendangadi 2 dan SD Kanisisus Kadirojo. Peneliti
membagikan angket kepada siswa kelas VI karena telah mempelajari materi jaring-
jaring bangun ruang kubus dan balok di kelas V. Angket dibagikan untuk
memperkuat data dari hasil observasi. Peneliti memperoleh data dari hasil angket
yang dibagikan yaitu: 69% siswa tidak memahami jaring-jaring kubus dan 50%
siswa tidak memahami jaring-jaring balok
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses mencari informasi sebagai bahan
perencanaan produk (Sugiyono, 2011: 300). Pengumpulan data diperoleh
berdasarkan hasil angket guru dan siswa yang telah peneliti bagikan pada saat pra-
penelitian. Hasil angket guru dan siswa adalah sebagai berikut:
4.1.1.2.1 Hasil Angket Guru
Angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada 2 guru kelas V di SD
Negeri Sendangadi 2 dan SD Kanisius Kadirojo pada tanggal 18 Agustus 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Angket yang dibagikan bertujuan untuk mengetahui media, metode, model,
ketercapaian nilai KKM, dan kesulitan yang dialami siswa. Kisi-kisi pertanyaan
angket untuk guru berkaitan dengan cara guru mengajarkan materi bangun ruang di
kelas V berupa 10 pertanyaan. Kedua hasil angket guru dapat dilihat pada lampiran
2.2 dan 2.3. Adapun hasil rekap angket pra-penelitian oleh guru SD Negeri
Sendangadi 2 dan guru SD Kanisisus Kadirojo adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Rekap Angket Guru Kelas V SD
No. Pertanyaan Jawaban
Sifat-sifat bangun ruang
1.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode
pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-
sifat bangun ruang (tabung, balok, kerucut,
limas segiempat, limas segitiga)?
Guru 1:
Menggunakan metode diskusi dan demonstrasi.
Guru 2:
Menggunakan metode ceramah.
2.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
pembelajaran pada saat mengajarkan sifat-
sifat bangun bangun ruang (tabung, balok,
kerucut, limas segiempat, limas segitiga)?
Guru 1:
Menerapkan model pembelajaran kontekstual.
Guru 2:
Menerapkan model pembelajaran kontekstual.
3.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan
media pembelajaran pada saat
mengajarkan sifat-sifat bangun bangun
ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
Guru 1:
Menggunakan media nyata dan media 3D pada
gadget yang ditampilkan ke proyektor.
Guru 2:
Menggunakan media yang ada.
4.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa
pada materi sifat-sifat bangun ruang?
Guru 1:
Pada materi sifat-sifat bangun ruang, KKM belum
tercapai 100%.
Guru 2:
Ketercapaian KKMnya baru mencapai 60%.
5.
Kesulitan apa yang sering muncul pada
siswa saat pembelajaran sifat-sifat bangun
ruang?
Guru 1:
Siswa kadang kesulitan membedakan limas dan
prisma.
Guru 2:
Kesulitan dalam menentukan sifat-sifat
berdasarkan titik sudut bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
6.
Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan
metode pembelajaran pada saat
mengajarkan jaring-jaring bangun ruang
(tabung, balok, kerucut, limas segiempat,
limas segitiga)?
Guru 1:
Menggunakan metode diskusi, demontrasi dan
tanya jawab.
Guru 2:
Menggunakan metode demonstrasi.
7.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model
pembelajaran pada saat mengajarkan
jaring-jaring bangun ruang (tabung, balok,
kerucut, limas segiempat, limas segitiga)?
Guru 1:
Menerapkan model pembelajaran kontekstual.
Guru 2:
Menerapkan model pembelajaran jigsaw.
8.
Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan
media pembelajaran pada saat
mengajarkan jaring-jaring bangun bangun
ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
Guru 1:
Menggunakan media kertas yang berbentuk
bangun ruang.
Guru 2:
Menggunakan media kertas karton.
9.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa
pada materi jaring-jaring bangun ruang?
Guru 1:
Ketercapaian nilai KKM untuk jaring-jaring
bangun ruang cukup baik.
Guru 2:
KKM belum tercapai 100%.
10.
Kesulitan apa yang sering muncul pada
siswa saat pembelajaran jaring-jaring
bangun ruang?
Guru 1:
Masih kebingungan saat bertemu variasi jaring-
jaring.
Guru 2:
Menentukan dan membedakan jaring-jaring kubus
dan balok.
Berdasarkan hasil angket dari guru kelas V SD N Sendangadi 2 dan guru
kelas V SD Kanisius Kadirojo tersebut, data yang diperoleh peneliti menyatakan
bahwa metode pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan materi geometri
yaitu metode diskusi, demonstrasi, ceramah dan tanya jawab. Model pembelajaran
yang digunakan oleh guru yaitu model pembelajaran kontekstual dan jigsaw.
Adapun kesulitan yang sering dialami oleh siswa saat mempelajari sifat-sifat
bangun ruang yaitu membedakan prisma dan limas juga kesulitan dalam
menentukan sifat-sifat berdasarkan titik sudut bangun ruang, sedangkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
mempelajari jaring-jaring bangun ruang siswa kesulitan dalam membedakan jaring-
jaring kubus dan balok.
4.1.1.2.2 Hasil Angket Siswa
Angket siswa dibagikan kepada siswa kelas VI di 2 SD yang berbeda yaitu
14 siswa di SD Negeri Sendangadi 2 dan 20 siswa di SD Kanisius Kadirojo. Angket
pra-penelitian dibagikan di kelas VI karena siswa tersebut sudah mendapatkan
pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas V. Nilai hasil angket siswa
dapat dilihat pada lampiran 2.6. Sedangkan rekap hasil angket siswa yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rekap Hasil Angket Siswa
No Indikator pernyataan Nomor Item Persentase Jawaban Salah
1. Mengetahui sifat-sifat yang ada pada
bangun ruang tabung.
1 31,5%
2 24%
2. Mengetahui sifat-sifat yang ada pada
bangun ruang balok.
3 2,5%
4 0%
3. Mengetahui sifat-sifat yang ada pada
bangun ruang kubus.
5 40%
6 26,5%
4. Mengetahui sifat-sifat yang ada pada
bangun ruang kerucut.
7 29%
8 11%
5. Mengetahui sifat-sifat yang ada pada
bangun ruang limas segiempat.
9 22%
10 30,5%
6. Mengetahui sifat-sifat yang ada pada
bangun ruang limas segitiga.
11 20,5%
12 8,5%
7. Mengetahui jaring-jaring bangun ruang
tabung.
13 39%
14 20,5%
8. Mengetahui jaring-jaring bangun ruang
balok.
15 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
9. Mengetahui jaring-jaring bangun ruang
kubus.
16 68%
17 41%
10. Mengetahui jaring-jaring bangun ruang
kerucut.
18 23%
11. Mengetahui jaring-jaring bangun ruang
limas segiempat.
19 29%
20 29%
12. Mengetahui jaring-jaring bangun ruang
limas segitiga.
21 14%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ada presentase ketidaktercapaian
berjumlah 2 item dengan nomor 15 dan 16, pada item nomor 15 memiliki
persentase 50% dengan indikator belum mengetahui jaring-jaring bangun ruang
balok, dan item nomor 16 memiliki persentase 68% dengan indikator belum
mengetahui jaring-jaring bangun ruang kubus.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa masih
mengalami kesulitan dalam mempelajari bangun ruang terkhusus pada presentase
kesalahan paling besar terdapat pada item nomor 15 dengan indikator jaring-jaring
bangun ruang balok dan nomor 16 dengan indikator jaring-jaring bangun ruang
kubus. Dengan melihat permasalahan tersebut peneliti mengembangkan perangkat
pembelajaran yang memuat materi jaring-jaring kubus dan balok.
4.1.1.3 Desain Produk
Desain produk adalah alat yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang
ditemukan (Sugiyono, 2011: 300). Berdasarkan hasil observasi dan angket,
peneliti merancang perangkat pembelajaran yang berjudul “Prototipe Perangkat
Pembelajaran Geometri Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Model van Hiele untuk Kelas V Sekolah Dasar”. Desain produk yang peneliti
kembangkan tersebut berupa prototipe perangkat pembelajaran yang memuat tiga
bagian yaitu pada bagian pertama merupakan pendahuluan, bagian kedua silabus
dan RPP, dan bagian yang ketiga terdapat 2 LKS memuat terdiri dari 2 pertemuan
yang pertama mengenai materi jaring-jaring kubus dan yang kedua materi jaring-
jaring balok. Berikut penjelasan dari ketiga bagian tersebut:
4.1.1.3.3 Bagian Pertama
Bagian ini merupakan pendahuluan untuk mengantarkan para pembaca
memahami teori van Hiele. Pendahuluan ini terdiri dari 3 sub judul yaitu:
1) Kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van
Hiele, yaitu: level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi
informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan rigor).
2) Lima fase dalam model pembelajaran van Hiele, yaitu: fase informasi,
fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase
integrasi.
3) Proses pembelajaran menggunakan model van Hiele menjelaskan
uraian langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan, serta
dilengkapi dengan materi dan gambar yang digunakan dalam
pembelajaran.
4.1.1.3.4 Bagian Kedua
Bagian kedua adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus
dan RPP. Adapun penjelasan dari kedua perangkat pembelajaran tersebut
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
a) Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) untuk kelas atas. Kegiatan pembelajaran pada
silabus mengacu pada lima fase proses pembelajaran model van Hiele.
b) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disusun menerapkan 5
fase van Hiele. RPP terdiri dari 2 pertemuan yaitu, pertemuan 1 materi
jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 materi jaring-jaring balok untuk
kelas V.
4.1.1.3.4 Bagian ketiga
Bagian ketiga ini memuat lembar kerja siswa (LKS) dan soal evaluasi pada
setiap pembelajaran. Pada setiap kegiatan di LKS menerapkan 5 fase van
Hiele. LKS terdiri dari 2 pertemuan yaitu, pertemuan 1 mengenai materi
jaring-jaring kubus dan pertemuan 2 mengenai jaring-jaring balok. Di
dalam LKS dilengkapi gambar-gambar yang dapat menarik minat belajar
siswa.
4.1.1.4 Validasi desain
Prototipe perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian divalidasi
oleh 1 dosen ahli matematika dan 1 guru kelas V. Hasil validasi adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli
No. Item yang dinilai Skor Saran
1.
Bahasa 1 2 3 4
c. Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan yang baik dan benar.
d. Susunan kalimat dapat dipahami oleh
guru dan siswa.
2.
Format Penulisan Prototipe
a. Format penulisan prototipe sesuai
dengan kaidah penulisan buku.
b. Menggunakan kepustakaan yang
sesuai dengan teori van Hiele.
3. Isi
a. Memuat 5 fase model pembelajaran
van Hiele.
b. Memuat penerapan 5 fase van Hiele
dalam 3 RPP materi pembelajaran
bangun ruang untuk kelas V.
c. Memuat kekhasan tahapan berpikir
tentang kubus sesuai dengan tahap
operasional konkret siswa.
d. Memuat media yang berkaitan
dengan bangun ruang kubus sehingga
membantu siswa memahami konsep
geometri.
e. Memuat media yang berkaitan
dengan bangun ruang kubus sehingga
membantu siswa memahami konsep
geometri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
f. Memuat rubrik penilaian untuk
mengetahui pemahaman siswa
tentang konsep bangun ruang.
Total Skor 27
Penghitungan rata-rata skor validasi:
Rata-rata skor validasi =
Jumlah rata-rata skor validasi produk oleh dosen ahli adalah 3,00.
Berdasarkan penilaian menggunakan skala likert menurut Widoyoko (2012: 144)
nilai tersebut menunjukkan interval tingkat pencapaian dengan kualifikasi baik.
Hal tersebut membuktikan bahwa produk yang dikembangkan peneliti layak
untuk digunakan.
Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh Guru
No. Item yang dinilai Skor
Komentar 1 2 3 4
1. Kesesuaian indikator dengan KD. √
2. Materi sesuai dengan pokok bahasan
bangun ruang (kubus).
√
3. Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan
bangun ruang (kubus).
√
Kegiatan inti memuat:
Fase Informasi
a. Berisi tentang materi bangun ruang
(kubus)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4.
Kegiatan inti memuat:
Fase Informasi
b. Berisi tentang materi bangun ruang
(kubus)
√
c. Memuat bahasa yang sederhana. √
d. Memuat pengantar tentang bangun
ruang (kubus) secara kontekstual.
√
Fase Orientasi Langsung
a. Memuat kegiatan mengeksplorasi
media pembelajaran untuk
memperoleh konsep awal tentang
kubus.
√
b. Memuat tugas/aktivitas sederhana.
√
Fase Penjelasan
a. Memuat kegiatan siswa untuk
menjelaskan topik yang diamati
dengan bahasa mereka sendiri.
√
b. Memuat kegiatan siswa untuk
saling bertukar pendapat.
√
Fase Orientasi Bebas
a. Memuat tugas yang lebih
kompleks sesuai dengan materi
kubus.
√
b. Memuat aktivitas/kegiatan yang
memungkinkan siswa untuk
menemukan keterkaitan antara
konsep kubus dengan kehidupan
sehari-hari.
√
Fase Integrasi
a. Memuat aktivitas siswa untuk
menyimpulkan materi kubus dari
keseluruhan kegiatan.
√
b. Memuat soal evaluasi tentang
materi kubus.
√
c. Memuat aktivitas siswa untuk
mengintegrasikan materi kubus
dalam bentuk refleksi yang
imajinatif.
√
5. Model pembelajaran van Hiele memberi
inspirasi dalam mengajarkan materi
kubus secara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
a. Konteksual √
b. Bahasa yang disampaikan kepada
siswa sesuai dengan pemahaman
siswa.
√
c. Bahasa yang disampaikan kepada
siswa berkaitan dengan materi kubus
memudahkan siswa untuk
mengimajinasikan/membayangkan
benda tersebut.
√
d. Kelima fase van Hiele memudahkan
guru untuk mengajarkan konsep
kubus kepada siswa.
√
6. RPP dengan model van Hiele tersebut
layak untuk dilatihkan kepada guru-
guru.
√
Total Skor 70
Penghitungan rata-rata skor validasi:
Rata-rata skor validasi =
=
= 3,5
Jumlah rata-rata skor validasi produk yang diperoleh peneliti dari penilaian
guru kelas V adalah 3,5. Hasil penghitungan rata-rata skor tersebut berdasarkan
kriteria penilaian produk menggunakan skala likert (Widoyoko, 2012: 144)
menunjukkan interval tingkat pencapaian dengan kualifikasi sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan layak untuk digunakan
dalam pembelajaran geometri di sekolah. Rata-rata hasil validasi tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Rata-rata Validasi Produk oleh Dosen dan Guru
Validator Nilai
Dosen 3,00
Guru 3,50
Total Skor 6,50
Rata-rata 3.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan hasil pada tabel 4.6 jumlah rata-rata skor produk oleh dosen
dan guru yaitu 3,25 dengan kualifikasi sangat baik.
4.1.1.5 Revisi Desain
Revisi desain dilakukan sesuai masukan-masukan yang diberikan oleh
validator. Hal ini bertujuan agar perangkat pembelajaran menjadi lebih baik lagi.
Revisi yang dilakukan oleh peneliti tidak terlalu banyak karena masukan yang
diberikan tidak terlalu banyak, hanya perlu cermat dalam menuliskan kata dan
kalimat, seperti kata kurang baku dan penulisan kata yang kurang tepat.
4.1.1.6 Ujicoba Produk
Ujicoba produk berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi
jaring-jaring kubus dan balok berdasarkan teori van Hiele untuk kelas V
diujicobakan di SD Negeri Sendangadi 2 pada Rabu 16 Desember 2015. Peneliti
melakukan ujicoba pada kelas V yang berjumlah 20 siswa. Ujicoba dilakukan
pada jam pelajaran yaitu dari pukul 09.00-11.00 WIB. Perangkat pembelajaran
yang diujicobakan oleh peneliti hanya 1 pertemuan yaitu pertemuan ke-1
mengenai materi jaring-jaring kubus. Peneliti hanya mengujicobakan 1 pertemuan
karena keterbatasan waktu dan alasan pertemuan ke-1 dipilih peneliti untuk
diujicobakan karena dalam materi tersebut sumber belajar, media, alat dan bahan
mudah dipersiapkan, juga karena peneliti ingin memberikan awal pembelajaran
yang mudah terlebih dahulu. Hasil ujicoba pertemuan ke-1 dapat dilihat dari bukti
foto-foto saat kegiatan proses belajar mengajar berlangsung yang disesuaikan
dengan fase-fase van Hiele sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.1.1.6.1 Fase Informasi
Pada awal pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan
serta keperluan lain yang akan digunakan. Diawal kegiatan pembelajaran guru
membagi siswa menjadi empat kelompok. Kegiatan pada fase informasi terlihat
saat guru mengajak siswa menyanyikan lagu tentang jaring-jaring kubus,
kemudian guru bertanya jawab mengenai lagu yang telah dinyanyikan. Tanya
jawab tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa diawal
pembelajaran.
Gambar 4.1 Tanya jawab mengenai lagu “Jaring-jaring Kubus”
Kegiatan pada fase informasi yang selanjutnya guru melakukan
demonstrasi membuat jaring-jaring kubus dengan memotong sambungan dari
bangun ruang kubus yang terbuat dari karton dan siswa diminta mengamati
demonstrasi yangdilakukan kemudian siswa mengerjakan soal yang ada pada LKS
tentang langkah-langkah membuat jaring-jaring kubus.
Gambar 4.2 Guru mendemonstrasikan dan siswa menuliskan langkah-langkah
membuat jaring-jaring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan pengamatan guru dari kegiatan fase informasi, semua siswa
melakukan kegiatan dengan baik dan lancar sesuai intruksi guru. Dari hasil
pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan kegiatan fase informasi sudah
“tercapai” bahwa siswa mampu memahami penjelasan guru dan siswa dapat
mengeksplorasi pengetahuannya.
4.1.1.6.2 Fase Orientasi Langsung
Fase selanjutnya yaitu fase orientasi langsung. Pada fase orientasi
langsung ini kegiatan yang dilakukan adalah pada setiap kelompok melakukan hal
yang sama seperti yang telah didemonstrasikan oleh guru sebelumnya pada fase
informasi. Pada fase ini media yang digunakan yaitu bangun ruang berbentuk
kubus yang terbuat dari karton. Pada fase ini peran guru sebagai fasilitator
dibutuhkan disetiap kelompok yang belum memahami cara membuat jaring-jaring
kubus dari bangun ruang kubus. Setiap siswa diminta mengamati jaring-jaring
kubus yang telah dibuat.
Gambar 4.3 Setiap kelompok membuat jaring-jaring kubus.
Kegiatan pada fase ini terlihat seluruh siswa dapat melakukan kegiatan
dengan baik. Dari pengamatan guru saat berkeliling di setiap kelompok, siswa
menemukan ide-ide sendiri dalam membuat salah satu bentuk jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari fase orientasi langsung telah “tercapai”
dengan siswa mampu membuat berbagai bentuk jaring-jaring kubus.
4.1.1.6.3 Fase Penjelasan
Fase penjelasan merupakan tindak lanjut yang dilakukan dari fase orientasi
langsung. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil pengguntingannya
membuat jaring-jaring kubus dengan bahasa mereka sendiri. Guru menjelaskan
definisi mengenai jaring-jaring bangun ruang. Dari definisi yang dijelaskan, guru
juga mengajak siswa membuktikannya. Kemudian siswa diminta mengerjakan
soal pada LKS mengenai jaring-jaring kubus.
Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan hasil membuat jaring-jaring kubus
dan menjawab soal pada LKS.
Berdasarkan foto diatas setiap kelompok dengan lancar mampu
mempresentasikan hasil membuat jaring-jaring kubus dan menjelaskan dengan
bahasa mereka sendiri secara lancar. Guru meluruskan hasil jawaban siswa yang
kurang tepat. Setiap siswa juga mampu mengerjakan soal mengenai jaring-jaring
kubus. Hal ini membuktikan bahwa tujuan dari fase penjelasan telah “tercapai”
karena siswa dapat menjawab soal dengan baik dan benar dapat diartikan siswa
juga mengikuti pembelajaran dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4.1.1.6.4 Fase Orientasi Bebas
Kegiatan selanjutnya setelah fase penjelasan yaitu kegiatan pada fase
orientasi bebas. Di fase orientasi bebas siswa diajak bermain sambil belajar
dengan menggunakan puzzle berupa potongan-potongan persegi berjumlah enam
buah.Siswa diminta menyusun potongan-potongan persegi tersebut menjadi
bentuk jaring-jaring kubus. Dari kegiatan ini siswa dapat bereksplorasi dengan
membuat beberapa bentuk jaring-jaring kubus. Puzzle yang telah disusun
membentuk jaring-jaring kubus digambar pada lembar LKS yang tersedia.
Gambar 4.5 Siswa bermain puzzle untuk membuat bentuk jaring-jaring kubus dan
menggambarkannya.
Berdasarkan foto diatas dan dari hasil pengamatan guru siswa dapat
melakukan kegiatan dalam fase orientasi bebas dengan baik dan sesuai dengan
intruksi yang diberikan guru. Siswa mampu mengeksplore ide-idenya untuk
membuat banyak berbagai bentuk jaring-jaring kubus dengan puzzle. Siswa juga
menggambarkan hasil puzzle yang telah dibuatnya. Dari seluruh kegiatan fase
orientasi bebas yang telah dilakukan dapat dikatakan tujuan fase orientasi bebas
telah “tercapai” dengan baik karena dapat dilihat siswa mampu membuat berbagai
macam bentuk jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.1.1.6.5 Fase Integrasi
Fase terakhir adalah fase integrasi. Pada fase ini kegiatan yang dilakukan
yaitu menyimpulkan pembelajaran dari awal hingga akhir. Setelah membuat
kesimpulan siswa diminta mengerjakan evaluasi dan menuliskan refleksi yang ada
pada LKS.Soal evaluasi dan refleksi digunakan untuk mengetahui pemahaman
siswa mengenai materi yang telah diajarkan. Soal evaluasi dikerjakan secara
individu.
Gambar 4.6 Siswa mengerjakan evaluasi dan menuliskan refleksi
Seluruh siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Dari hasil
evaluasi siswa hanya ada 1 siswa yang kurang mampu memahami materi yang
dijelaskan itu juga karena keadaan siswa yang berlatar belakang anak kebutuhan
khusus. Siswa juga dapat menuliskan refleksi dengan baik dan mampu memahami
hubungan bangun ruang dengan kehidupan sehari-hari dengan belajar materi
jaring-jaring kubus. Dengan demikian tujuan fase integrasi “tercapai”, yaitu siswa
mampu memahami materi jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4.1.2 Deskripsi Kualitas Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri
Model van Hiele dalam Membantu Siswa Kelas V Sekolah Dasar
untuk Memahami Konsep Bangun Ruang.
Hasil nilai siswa kelas V yang berjumlah 20 siswa yaitu: 20% siswa
mendapat nilai 10, 20% siswa mendapat nilai 9,3, 35% siswa mendapat nilai 8,6,
15% siswa mendapat nilai 8, 5% siswa mendapat nilai 7,3, dan 5% siswa
mendapat nilai 5,3. Rata-rata nilai dari seluruh siswa 8,70. Berdasarkan fase
integrasi nampak jelas bahwa siswa memahami jaring-jaring kubus. Hal tersebut
juga nampakpada hasil rubrik penilaian. Berdasarkan rubrik penilaian, peneliti
mendapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Rubrik Penilaian
No Indikator Skor
10 15 20 25
1 Mendefinisikan arti jaring-jaring. - - 15% 85%
2 Mengidentifikasi jaring-jaring
kubus.
- - 45% 55%
3 Membuat gambar jaring-jaring
kubus.
- 20% 20% 60%
4 Bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi jaring-jaring
kubus
- - 40% 60%
Berdasarkan hasil rubrik penilaian indikator tenyata prototipe perangkat
pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan teori van Hiele dapat
membantu siswa kelas V Sekolah Dasar dalam memahami jaring-jaring kubus.
Hal tersebut dikarenakan penyusunan prototipe disesuaikan dengan level 1 tingkat
berpikir van Hiele yaitu analisis. Hal tersebut terbukti dari: 1) 85% (17 siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dapat mengidentifikasi arti jaring-jaring. Dengan demikian sebagian besar siswa
telah dapat mencapai nilai maksimal dalam mengidentifikasi arti jaring-jaring, 2)
sebanyak 55% (11 siswa) dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus. Hal
tersebut berarti bahwa sebagian besar siswa telah dapat mengidentifikasi jaring-
jaring kubus, 3) 60% (12 siswa) dapat membuat gambar jaring-jaring kubus.
Dengan demikian sebagian besar siswa dapat membuat gambar jaring-jaring
kubus, dan 60% (12 siswa) dapat menunjukkan sikap tanggung jawab dalam
mengidentifikasi jaring-jaring kubus bersama kelompok. Hal tersebut berarti
bahwa sebagian besar siswa dapat bersikap tanggung jawab dalam
mengidentifikasi jaring-jaring kubus.
4.2 Pembahasan
Hasil validasi produk oleh kedua validator dengan skor rata-rata 3,25 yang
artinya sangat baik untuk diujicobakan. Setelah peneliti melakukan ujicoba,
ternyata siswa dapat melakukan seluruh kegiatan dengan baik dan lancar di setiap
fasenya. Semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan antusias dan
siswa pun memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dari hasi evaluasi yang
peneliti lakukan pada fase integrasi, siswa dapat memahami jaring-jaring kubus
sebab 85% (17 siswa) dapat mengidentifikasi arti jaring-jaring dan 60% (12
siswa) dapat membuat gambar jaring-jaring kubus. Dengan demikian, model
pembelajaran van Hiele ini dapat membantu siswa dalam memahami jaring-jaring
kubus. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pengembangan prototipe perangkat
pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan teori van Hiele untuk
siswa kelas V SD yang peneliti kembangkan memperhatikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.2.1 Perangkat pembelajaran untuk siswa kelas V disesuaikan dengan
level pemahaman ide ruang van Hiele.
Siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada level 1 yaitu analisis. Terbukti
prototipe perangkat pembelajaran dapat membantu siswa kelas V SD memahami
konsep jaring-jaring kubus. Data hasil rubrik penelitian guru pada indikator kedua
memang masih menunjukkan ada 45% (9 siswa) yang belum mencapai skor
maksimal. Hal tersebut dikarenakan siswa belum dapat menyebutkan ciri-ciri
jaring-jaring kubus dengan benar. Siswa hanya dapat menyebutkan 2 ciri-ciri
jaring-jaring kubus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih ada siswa
yang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi ciri-ciri jaring-jaring kubus.
4.2.2 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan
teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan matematis-logis pada
siswa.
Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 29-31), inteligensi matematis-
logis adalah kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan pada logika,
mengabstraksi, dan mengkategorisasikan. Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan
siswa saat mengerjakan soal evaluasi pada fase integrasi. Soal evaluasi berupa
pilihan ganda dan isian singkat. Soal evaluasi pilihan ganda dan isian singkat
bertujuan untuk melatih siswa dalam pemecahan masalah Matematika. Hasil nilai
soal evaluasi yang telah dibagikan yaitu: 15% siswa mendapatkan nilai 8, 35%
siswa mendapatkan nilai 8,6, 20% siswa mendapatkan nilai 9,3 dan 20% siswa
mendapatkan nilai 10. Dengan demikian pembelajaran dengan model van Hiele
dapat membantu siswa dalam mengembangkan kecerdasan matematis-logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4.2.3 Perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang berdasarkan
model van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual pada siswa.
Menurut Gardner (dalam Suparno, 2003: 29-31), inteligensi ruang-visual
adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat termasuk
kepekaan terhadap bentuk. Prototipe Perangkat pembelajaran dengan teori van
Hiele dapat membantu siswa memiliki kemampuan untuk memahami bentuk
bangun ruang kubus berkaitan dengan materi jaring-jaring kubus. Hal tersebut
terbukti dari 20 siswa didapatkan data sebagai berikut: 1) 85% dapat
mengidentifikasi arti jaring-jaring. 2) 55% dapat mengidentifikasi jaring-jaring
kubus, 3) 60% dapat membuat gambar jaring-jaring kubus, dan 4) 60% dapat
menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus
bersama kelompok.
4.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Produk
Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun Ruang Berdasarkan
Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar juga mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan. Peneliti mengetahui hal tersebut dari validasi produk
oleh dosen ahli matematika dan guru kelas V. Kelebihan dan kekurangan tersebut
yaitu sebagai berikut:
4.2.4.1 Kelebihan produk:
1) Perangkat pembelajaran disertai dengan beberapa media yang berkaitan
dengan materi jaring-jaring bangun ruang kubus.
2) Pemahaman siswa tentang jaring-jaring bangun ruang kubus terbantu
karena pembelajaran menggunakan model van Hiele.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3) Setiap fase pembelajaran model van Hiele membantu siswa untuk dapat
melakukan beberapa aktifitas yang memungkinkan siswa untuk
menemukan keterkaitan antara konsep kubus dengan kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian pembelajaran menarik minat siswa untuk belajar
Matematika.
4.2.4.2 Kekurangan produk:
1) Produk berupa perangkat pembelajaran geometri berdasarkan model
van Hiele hanya bisa dibuat oleh seseorang yang mengerti tentang
model pembelajaran van Hiele.
2) Penyusunan produk berupa perangkat pembelajaran geometri
berdasarkan model van Hiele membutuhkan waktu yang lama karena
harus mengintegrasikan lima fase van Hiele ke dalam langkah-langkah
kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V ini diuraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
5.1.1 Prosedur pengembangan produk berupa prototipe perangkat pembelajaran
geometri materi bangun ruang berdasarkan model van Hiele untuk siswa
kelas V Sekolah Dasar dilakukan melalui langkah-langkah berikut: 1)
analisis potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4)
validasi desain, dan 6) uji coba produk.
5.1.2 Kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun ruang
kubus dan balok berdasarkan model van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah
Dasar yang dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh dua validator. Nilai
rata-rata 3,25 yang artinya sangat baik untuk diujicobakan. Berdasarkan
ujicoba yang dilakukan pada 20 siswa kelas V di SD N Sendangadi 2,
peneliti mendapatkan hasil evaluasi yang dilakukan pada fase integrasi
bahwa siswa memahami jaring-jaring kubus sebab 85% (17 siswa) dapat
mengidentifikasi arti jaring-jaring dan 60% (12 siswa) dapat membuat
gambar jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
5.2.1 Perangkat pembelajaran yang terdiri dari dua materi pembelajaran yaitu
materi jaring-jaring kubus dan balok, peneliti hanya dapat mengujicobakan
1 pembelajaran yaitu tentang jaring-jaring kubus. Hal tersebut dikarenakan
pihak sekolah hanya mengizinkan peneliti untuk melakukan ujicoba selama
2 JP (2 x 35 menit)
5.2.2 Perangkat pembelajaran diujicobakan sendiri oleh peneliti, bukan oleh guru
kelas V, karena guru kelas V belum mendapatkan pelatihan tentang
pembelajaran menggunakan model van Hiele.
5.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan dari penelitian ini maka peneliti mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
5.3.1 Perangkat pembelajaran materi jaring-jaring balok yang sudah
dikembangkan sebaiknya diujicobakan peneliti lain kepada siswa, sehingga
peneliti dapat mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep
bangun ruang balok.
5.3.2 Perlu adanya pelatihan pembelajaran berdasarkan model van Hiele kepada
guru SD supaya guru dapat menerapkan model pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, B. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi
Volume Kubus dan Balok Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Jurusan PGSD Sanata Dharma.
Abdussakir. 2010. Pembelajaran Geometri Sesuai van Hiele. Jakarta: Bumi
Aksara.
Clements, D. and M. Battista. 1992. “Geometry and Spatial Reasoning.” In D.
Grouws, ed. Handbook of Research on Mathematics Teaching and
Learning, NewYork: Macmillan Publishing Co.
Crowley, L. M. 1987. The van Hiele Model of The Development Of Geoetric
Thought. Dalam Learning and Teaching Geometry, K-12. Reston:
Handbook of National Council of Teachers of Mathematics.
Depdiknas. 2004. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Balitbang Depdiknas.
Haryono, D. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta.
Kamus, T.P. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kedua ed). Jakarta: Balai
Pustaka.
Lonnie. 2002. Assessing The Effect of an Instructional Intervention on The
Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School.
SMEC Curtin University.
Lwin, dkk. 2008. How To Multiply Your Child’s Intelligence (Cara
Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan). Indonesia: Indeks.
Mason. M. 2002. The van Hiele Levels of Geometric Understanding. Virginia:
Profesional Handbook for Teachers.
Nazir, dkk. 2005. Lembar Belajar Tematik Matematika. Jakarta: Grasindo.
Nur’aeni, Hj. E. 2010. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa
Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori van Hiele. Dalam
Saung Guru, vol (2), hlm 28-33.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Runtukahu, J. T. & Kandau, S. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sari, N.L. 2012. Asyiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian dan pengembangan (Research and
development/R & D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan (Research and
Development). Bandung: Alfabeta.
Sugiyanto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sukmadinata. N. S. 20011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosadakarya
Suparno, P. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Taniredja, dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Trisna, E.N, dkk (2013). “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Model van Hiele
Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Ditinjau dari Kemampuan
Visualisasi Spasial pada Siswa Kelas V di Gugus II Kecamatan Buleleng”. Di
unduh 24 Juni 2015, dari http://download.portalgaruda.org/article.Trisna.Pdf
Walle, J.A 2007. Sekolah Dasar dan Menengah Matematika Pengembangan dan
Pengajaran. Jakarta: Erlangga.
Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN 1.1 ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI
LEMBAR OBSERVASI
Sekolah / Kelas :
Hari / Tanggal :
Materi :
No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1. Penggunaan media dalam
pembelajaran.
2. Penerapan metode
pembelajaran tertentu untuk
membantu siswa dalam
memahami materi.
3. Penerapan model
pembelajaran tertentu untuk
membantu siswa dalam
memahami materi.
4. Kesulitan yang muncul pada
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 2.1 ANGKET PRA-PENELITIAN GURU
LEMBAR ANGKET PRA-PENELITIAN GURU
No. Pertanyaan Jawaban
1.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan
metode pembelajaran pada saat
mengajarkan sifat-sifat bangun ruang
(tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
2.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan
model pembelajaran pada saat
mengajarkan sifat-sifat bangun bangun
ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
3.
Bagaimana cara Bapak/Ibu
menggunakan media pembelajaran
pada saat mengajarkan sifat-sifat
bangun bangun ruang (tabung, balok,
kerucut, limas segiempat, limas
segitiga)?
4.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM
siswa pada materi sifat-sifat bangun
ruang?
5.
Kesulitan apa yang sering muncul
pada siswa saat pembelajaran sifat-
sifat bangun ruang?
6.
Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan
metode pembelajaran pada saat
mengajarkan jaring-jaring bangun
ruang (tabung, balok, kerucut, limas
segiempat, limas segitiga)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
7.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan
model pembelajaran pada saat
mengajarkan jaring-jaring bangun
bangun ruang (tabung, balok, kerucut,
limas segiempat, limas segitiga)?
8.
Bagaimana cara Bapak/Ibu
menggunakan media pembelajaran
pada saat mengajarkan jaring-jaring
bangun bangun ruang (tabung, balok,
kerucut, limas segiempat, limas
segitiga)?
9.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM
siswa pada materi jaring-jaring bangun
ruang?
10.
Kesulitan apa yang sering muncul
pada siswa saat pembelajaran jaring-
jaring bangun ruang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 2.2 Hasil Angket Pra-Penelitian Guru SD N
Sendangadi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 2.3 Hasil Angket Pra-Penelitian Guru SD Kanisius
Kadirojo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 2.4 ANGKET PRA-PENELITIAN UNTUK SISWA
LEMBAR ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA
Nama :
Sekolah :
Hari/ Tanggal :
Petunjuk
Berilah tanda centang () yang sesuai dengan pendapatmu pada kolom “Ya” atau
“Tidak” di bawah ini!
No. Pernyataan
Jawaban
Ya Tidak
1. Bangun ruang tabung tidak mempunyai titik
sudut.
2. Pada bangun ruang tabung tidak mempunyai
sisi atas dan sisi alas.
3.
Balok di bawah ini mempunyai sisi ABCD,
EFGH
4. Pada balok sisi ABCD, EFGH mempunyai
ukuran yang sama.
5. Kubus mempunyai 2 bidang panjang dan 2
bidang lebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
6. Kubus tidak mempunyai 8 titik sudut seperti
limas segiempat.
7. Kerucut mempunyai 5 titik sudut.
8. Sifat-sifat kerucut salah satunya mempunyai 4
sisi.
9. Limas segiempat mempunyai 8 rusuk.
10.
Gambar Limas segiempat di bawah ini
mempunyai 12 rusuk.
11.
Limas segitiga di bawah ini mempunyai 5
titik sudut :
12. Sifat-sifat pada limas segitiga tidak
mempunyai titik sudut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
13. Jaring-jaring tabung mempunyai 2 bangun
lingkaran dan 1 bangun persegi panjang.
14.
Gambar dibawah ini merupakan Jaring-jaring
tabung :
15. Jaring-jaring balok mempunyai bangun 6 persegi
panjang.
16. Jaring-jaring kubus terdiri dari 8 bangun persegi.
17. Kubus mempunyai jaring-jaring 2 bangun persegi
panjang dan 4 bangun persegi.
18. Pada jaring-jaring kerucut memiliki bangun 1
persegi dan 2 segitiga.
19. Limas segiempat memiliki 4 bangun segitiga dan
1 bangun persegi pada jaring-jaringnya.
20.
Gambar di bawah ini adalah jaring-jaring limas
segiempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
21.
Gambar jaring-jaring di bawah ini merupakan
jaring-jaring limas segitiga.
Tuliskan komentarmu tentang pentingnya mempelajari geometri di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 2.5 Hasil Angket Pra-penelitian Siswa SD N
Sendangadi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 2.6 Hasil Angket Pra-penelitian Siswa SD Kanisius
Kadirojo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN 2.7 REKAP HASIL NILAI ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA
REKAP NILAI PER-ITEM SOAL
ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA SD N SENDANGADI 2
Nama
item
1
item
2
item
3
item
4
item
5
item
6
item
7
item
8
item
9
item
10
item
11
item
12
item
13
item
14
item
15
item
16
item
17
item
18
item
19
item
20
item
21 Nilai
Eni 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 71
Nabila 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 90
Java 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 48
Hestiwi 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 67
Septi 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 71
Lilis 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 67
Agnesia 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 67
Amanda 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 67
Yuda 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 86
Valentino 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 81
Tegar 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 81
Rahmaudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 95
Angga 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 86
Shabina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 81
Rata-rata 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 2.8 REKAP HASIL NILAI ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA
REKAP NILAI PER-ITEM SOAL
ANGKET PRA-PENELITIAN SISWA SD KANISIUS KADIROJO
Nama
item
1
item
2
item
3
item
4
item
5
item
6
item
7
item
8
item
9
item
10
item
11
item
12
item
13
item
14
item
15
item
16
item
17
item
18
item
19
item
20
item
21 Nilai
Tian 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 48
Made 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 76
Rian 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 48
Genoveva 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 67
Ayu 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 86
Melanie 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 71
Anggita 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 71
Dika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 81
Gesang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 90
Ruth 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 81
Grace 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 67
Daniel 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 81
Johana 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 71
Karyn 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 57
Marcela 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 76
Stefanus 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 62
Bona 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 62
Agnes 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 71
Ibrani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 86
Arya 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 67
Rata-rata 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 3.1 VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN
LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN GURU OLEH DOSEN
No. Komponen yang dinilai Skor Saran
1.
Bahasa 1 2 3 4
e. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang baik
dan benar.
f. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh guru.
g. Susunan kalimat
mendukung pencarian data
yang berkaitan dengan tema
penelitian.
2.
Pertanyaan
c. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui metode
yang digunakan guru saat
mengajarkan sifat-sifat dan
jaring-jaring pada bangun
ruang.
d. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui model
yang digunakan guru dalam
mengajarkan sifat-sifat dan
jaring-jaring pada bangun
ruang.
e. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui media
yang digunakan guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
mengajarkan sifat-sifat dan
jaring-jaring pada bangun
ruang.
f. Pertnyataan yang diajukan
untuk mengetahui kesulitan
siswa yang muncul saat
guru mengajar tentang sifat-
sifat dan jaring-jaring
bangun ruang.
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 3.2 Hasil Validasi Pra-penelitian Guru oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN 3.3 VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN
LEMBAR VALIDASI PRA-PENELITIAN SISWA OLEH DOSEN
No. Komponen yang dinilai skor Saran
1.
Bahasa 1 2 3 4
c. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang
baik dan benar.
d. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh siswa.
e. Susunan kalimat
mendukung pencarian
data yang berkaitan
dengan tema penelitian.
2.
Pertanyaan
a. Pernyataan yang
diajukan berkaitan
dengan pemahaman
siswa tentang sifat-sifat
bangun ruang:
- Tabung
- Balok
- Kubus
- Balok
- Limas segiempat
- Limas segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
b. Pernyataan yang diajukan
berkaitan dengan
pemahaman siswa
tentang jaring-jaring pada
bangun ruang.
- Tabung
- Balok
- Kubus
- Kerucut
- Limas segiempat
- Limas segitiga
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN 3.4 Hasil Validasi Pra-penelitian Siswa oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 4.1 HASIL VALIDASI PRODUK
LEMBAR VALIDASI PRODUK OLEH DOSEN
No. Komponen yang dinilai Skor Saran
1.
BAHASA 1 2 3 4
a. Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan EYD yang baik dan
benar.
b. Susunan kalimat atau bahasa
mudah dipahami oleh guru dan
siswa.
2.
FORMAT PENULISAN PROTOTIPE
a. Format penulisan prototipe
sesuai dengan kaidah penulisan
buku.
b. Menggunakan kepustakaan yang
sesuai dengan teori van Hiele.
3. ISI
a. Memuat 5 fase model
pembelajaran van Hiele
b. Memuat penerapan 5 fase van
Hiele dalam 2 RPP materi
bangun ruang untuk kelas V.
c. Memuat kekhasan tahapan
berpikir tentang bangun ruang
kubus dan balok sesuai dengan
tahap operasional konkret.
d. Memuat media yang berkaitan
dengan bangun ruang kubus dan
balok untuk membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
memahami konsep geometri.
e. Memuat rubrik penilaian untuk
mengetahui pemahaman siswa konsep
bangun ruang.
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
LAMPIRAN 4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 4.3 HASIL VALIDASI PRODUK
LEMBAR VALIDASI PRODUK OLEH GURU
No. Item yang dinilai Skor Komentar
1 2 3 4
1. Kesesuaian indikator dengan KD.
2. Materi sesuai dengan pokok
bahasan bangun ruang (kubus)
3. Apersepsi sesuai dengan pokok
bahasan bangun ruang (kubus).
4.
Kegiatan inti memuat :
Fase Informasi
a. Berisi tentang bangun ruang
(kubus).
b. Memuat bahasa yang
sederhana.
c. Memuat pengantar tentang
bangun ruang (kubus) secara
kontekstual.
Fase Orientasi Langsung
a. Memuat kegiatan
mengeksplorasi media
pembelajaran untuk
memperoleh konsep awal
tentang kubus.
b. Memuat tugas/aktivitas
sederhana.
Fase Penjelasan
a. Memuat kegiatan siswa untuk
menjelaskan topik yang
diamati dengan bahasa
mereka sendiri.
b. Memuat kegiatan siswa untuk
saling bertukar pendapat.
Fase Orientasi Bebas
a. Memuat tugas yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
kompleks sesuai dengan
materi kubus.
b. Memuat aktivitas/kegiatan
yang memungkinkan siswa
untuk menemukan keterkaitan
antara konsep kubus dengan
kehidupan sehari-hari.
Fase Integrasi
a. Memuat aktivitas siswa untuk
menyimpulkan materi kubus
dari keseluruhan kegiatan.
b. Memuat soal evaluasi tentang
materi kubus.
c. Memuat aktivitas siswa untuk
mengintegrasikan materi
kubus dalam bentuk refleksi
yang imajinatif.
5. Model pembelajaran van Hiele
memberi inspirasi dalam
mengajarkan materi kubus secara:
a. Konteksual
b. Bahasa yang disampaikan
kepada siswa sesuai dengan
pemahaman siswa.
c. Bahasa yang disampaikan
kepada siswa berkaitan
dengan materi kubus
memudahkan siswa untuk
mengimajinasikan/
membayangkan benda
tersebut.
d. Kelima fase van Hiele
memudahkan guru untuk
mengajarkan konsep kubus
kepada siswa.
6. RPP dengan model van Hiele
tersebut layak untuk dilatihkan
kepada guru-guru.
Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN 5.1 HASIL PEKERJAAN SISWA PADA SETIAP
FASE
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Integrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
LAMPIRAN 5.2 REKAP NILAI
REKAP HASIL NILAI SISWA
SOAL EVALUASI PADA FASE INTEGRASI
Nama
Item
1
Item
2
Item
3
Item
4
Item
5
Item
6
Item
7
Item
8
Item
9
Item
10
Item
11
Item
12
Item
13
Item
14
Item
15 Jumlah Nilai
reva 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 8
nia 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,3
Rifai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
Rizki 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 8,6
Raina 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 8
Nadia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
Hani 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 8,6
Dwi 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 8,6
Rita 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 5,3
Jovita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
Alif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 9,3
Feri 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 7,3
Dika 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 8,6
Ririn 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 8,6
devita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10
fata 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 9,3
Silvia 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Ello 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 9,3
Radit 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 8,6
stivani 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 8,6
Rata-rata 8,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
LAMPIRAN 5.3 REKAP RUBRIK PENILAIAN
REKAP HASIL NILAI SISWA PER INDIKATOR
No Nama Skor per indikator Jumlah
1 2 3 4
1 A 25 20 25 20 90
2 B 25 20 25 20 90
3 C 25 25 20 25 95
4 D 25 25 15 25 90
5 E 20 25 25 25 95
6 F 25 20 25 25 95
7 G 25 25 20 20 90
8 H 25 20 25 25 95
9 I 25 25 25 25 95
10 J 25 20 25 25 95
11 K 25 25 25 20 95
12 L 20 20 25 25 90
13 M 25 20 20 20 90
14 N 25 20 20 25 90
15 O 25 25 25 20 95
16 P 20 25 25 20 90
17 Q 25 25 15 25 90
18 R 25 25 15 25 90
19 S 25 20 25 20 90
20 T 25 25 15 25 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
LAMPIRAN 6. PERANGKAT PEMBELAJARAN
6.1 SILABUS
SILABUS
Kelas V
Matematika
Materi Pelajaran: Bangun Ruang Kubus dan Balok
Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
SILABUS
Sekolah : . . . . . . . . . . .
Kelas : V
Semester : II/Genap
Pertemuan : I dan II
Waktu : 6 x 35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Kegiatan Pembelajaran dan
Penilaian
Sumber Belajar/ Bahan/
Alat
Alokasi
Waktu
Matematika
6. Memahami
sifat-sifat
bangun dan
hubungan
antar
bangun
Matematika
6.1 Menentukan
jaring-jaring
berbagai
bangun
ruang
sederhana
Materi Kubus
Mendefinisikan
arti jaring-jaring.
Mengidentifikasi
jaring-jaring
kubus.
Membuat
gambar jaring-
jaring kubus.
Fase Informasi
Siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai gambar
berbentuk kubus (Mainan rubik)
yang telah ditampilkan.
Siswa dan guru melakukan tanya
jawab mengenai gambar
berbentuk kubus (Mainan rubik)
yang telah ditampilkan
Guru dan siswa melakukan tanya
jawab mengenai lagu yang telah
dinyanyikan.
Guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok.
Guru menunjukkan media
peraga berupa benda yang
berbentuk ruang kubus.
Alat peraga berupa
kotak kado berbentuk
kubus dari kertas karton
Gunting
Cutter
Penggaris
Bangun persegi yang
terbuat dari kertas
karton
Jaring-jaring kubus
Lembar kerja siswa
Nasar dkk. Lembar
Belajar Tematik
Matematika. Jakarta:
Grasindo
3 x 35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Guru mendemostrasikan cara
membuat jaring-jaring kubus
dengan menggunting/mengiris
kotak kado pada bagian
sambungannya.
Siswa diminta untuk
mengamati yang kegiatan
yang diperagakan oleh guru.
Fase Orientasi Langsung
Salah satu siswa diminta maju
ke depan kelas untuk mencoba
menggunting/mengiris kotak
kado pada bagian
sambungannya.
Siswa bersama kelompok
melakukan hal yang sama
seperti yang didemontrasikan
guru menggunting karton
Sunaryo, R.J. 2007.
Matematika 5: untuk
SD/MI Kelas 5.
Jakarta: Pusat
Perbukuan,
DepPenNas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
yang berbentuk ruang kubus
yang telah dibagikan oleh
guru.
Siswa mengamati jaring-jaring
dari hasil pengguntingan
kertas karton yang berbentuk
kubus.
Fase Penjelasan
Guru menjelaskan tentang
pengertian jaring-jaring
bangun ruang.
Siswa diajak membuktikan
dari pengertian dari jaring-
jaring kubus.
Fase Orientasi Bebas
Setiap kelompok diminta
mengidentifikasi ciri-ciri
jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Siswa diminta menuliskan
ciri-ciri jaring-jaring kubus.
Siswa diajak bermain game
puzzle yang berupa potongan
persegi kerangka jaring-jaring
kubus dengan aturan yang
telah disampaikan oleh guru.
Siswa diminta mengambarkan
jaring-jaring kubus yang
diketahui dari bentuk hasil
bermain puzzle dengan ukuran
yang sesuai.
Fase Integrasi
Siswa bersama guru
melakukan evaluasi tentang
jaring-jaring kubus.
Siswa bertanya jawab dengan
guru tentang jaring-jaring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
kubus.
Siswa mengerjakan soal
evaluasi.
Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari hari ini.
Penilaian (terlampir) :
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Keterampilan
Penilaian Sikap
Materi Balok
Memahami jaring-
jaring balok.
Mengklasifikasi-
kan jaring-jaring
balok.
Membuat bangun
ruang balok.
Fase Informasi
Siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai bangun
ruang balok.
Siswa diajak bermain kuis
dengan ditampilkan gambar
secara terpotong dan siswa
diminta
Guru membagi siswa ke dalam
4 kelompok.
Guru menunjukkan media
Dus Pasta gigi
Dus lem castol
Dus bola
pingpong
Dus sabun
Dus coklat
tobleron
Kotak kado
Kaleng minuman
Kaleng susu
Dus makanan
Box kue
Jaring-jaring
3 x 35
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
peraga berupa benda.
berbentuk balok (Dus pasta
gigi) dengan memberikan
penjelasan.
Guru melakukan demostrasi
dengan menggunting/mengiris
sambungan pada dus pasta
gigi dengan cutter.
Fase Orientasi Langsung
Siswa diminta untuk
mengamati kegiatan yang
diperagakan oleh guru.
Guru menunjukkan hasil
potongan dus pasta gigi yang
telah dipotong bagian
sambungannya dan bentuknya
menjadi berupa jaring-jaring
balok.
Siswa diminta mengamati
kembali hasil potongan dus
balok
Gunting
Cutter
Lem
Lembar Kerja Siswa
Nasar dkk. Lembar
Belajar Tematik
Matematika. Jakarta:
Grasindo
Sunaryo, R.J. 2007.
Matematika 5: untuk
SD/MI Kelas 5.
Jakarta: Pusat
Perbukuan,
DepPenNas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
pasta gigi yang telah berbentuk
jaring-jaring balok kemudian
mengidentifikasi bangun datar
dan jumlahnya yang terdapat
pada jaring-jaring balok.
Siswa menuliskan bangun datar
dan jumlahnya yang terdapat
pada jaring-jaring balok dengan
menuliskan pada tabel yang
tersedia di LKS.
Setiap kelompok melakukan hal
yang sama seperti yang
didemonstrasikan guru yaitu
menggunting bagian sambungan
dari benda-benda berbentuk
bangun ruang balok yang telah
dibawa masing-masing
kelompok (dus pasta gigi, dus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
lem castol, dus bola pingpong,
dus sabun), benda berbentuk
bangun ruang prisma segitiga
(dus coklat tobleron, kotak
kado), benda berbentuk tabung
(kaleng minuman, kaleng susu),
dan benda berbentuk kubus (dus
makanan, box kue) dengan
menggunakan gunting atau
cutter.
Setelah semua benda dipotong
bagian sambungannya dan telah
berbentuk jaring-jaring siswa
diminta mengklasifikasikan
jaring-jaring balok dan bukan
jaring-jaring balok
(kubus,prisma segitiga, tabung).
Siswa menuliskan hasil
mengklasifikasi benda-benda
pada tabel yang terdapat di LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Kelompok yang ditunjuk oleh
guru menjelaskan hasil
pekerjaannya dengan
menggunakan bahasannya
sendiri dan guru memberikan
tanggapan.
Fase Penjelasan
Guru menjelaskan tentang
bangun datar datar yang
terdapat pada jaring-jaring
balok dan cara membedakan
yang jaring-jaring balok dan
bukan jaring-jaring balok yang
mudah dipahami oleh siswa.
Siswa diajak membuktikan
jaring-jaring balok dan jaring-
jaring bukan balok dengan 2
benda yang berbeda yaitu dus
pasta gigi dan kaleng susu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Siswa yang belum paham
tentang jaring-jaring balok
diberikan kesempatan untuk
bertanya.
Fase Orientasi Bebas
Siswa diajak bermain game
puzzle yang berupa potongan
persegi dan persegi panjang
kerangka jaring-jaring balok
dengan aturan yang telah
disampaikan guru.
Siswa diminta membentuk
bangun ruang balok dari
bermain puzzle yang berupa
potongan-potongan persegi dan
persegi panjang kerangka balok.
Siswa menjelaskan tentang
pembuatan balok dari puzzle.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Guru menanggapi dan memberi
penguatan serta apresiasi hasil
pekerjaan siswa.
Fase Integrasi
Guru melakukan evaluasi dan
memberikan penguatan kembali
tentang jaring-jaring kubus
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Siswa mengerjakan soal
evaluasi.
Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang
dipelajari hari ini.
Siswa mengisi lembar refleksi
pada LKS
Penilaian (terlampir) :
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Keterampilan
Penilaian sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
LAMPIRAN 6.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BANGUN RUANG KUBUS
Satuan Pendidikan : SD Negeri Sendangadi 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / II
Pertemuan : 1
Alokasi waktu : 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
B. Kompetensi Dasar
6.2 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
C. Indikator
6.2.1 Mendefinisikan arti jaring-jaring.
6.2.2 Mengidentifikasi jaring-jaring kubus.
6.2.3 Membuat gambar jaring-jaring kubus.
6.1.4 Bertanggung jawab dalam mengidentifikasi jaring-jaring kubus
D. Tujuan
6.1.1.1 Siswa mampu menyebutkan arti jaring-jaring dari kegiatan demontrasi
yang dilakukan oleh guru dan siswa.
6.1.2.1 Siswa mampu menyebutkan minimal 2 ciri-ciri jaring-jaring kubus
melalui pengamatan bentuk jaring-jaring dari hasil pengguntingan
karton berbentuk kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
6.1.2.2 Siswa mampu membuat minimal 6 contoh bentuk gambar jaring-
jaring kubus sesuai ukuran yang telah ditentukan melalui bantuan
game puzzle.
6.1.4.1 Siswa mampu menunjukan sikap bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi jaring-jaring kubus.
E. Materi Pokok
Jaring-jaring Kubus.
F. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : van Hiele
Pendekatan : Kontekstual
Metode Pembelajaran :Tanya jawab, ceramah, diskusi,
demonstrasi.
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam “Selamat Pagi”
kepada siswa.
- Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran.
- Guru menanyakan kepada siswa, “Siapa
yang tidak hadir pada pertemuan hari ini?”.
Fase Informasi
Apersepsi :
- Guru menampilkan gambar berbentuk kubus
(Mainan rubik), kemudian guru mengajukan
pertanyaan, “Benda itu berbentuk bangun
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
- ruang apa?” “Coba anak-anak temukan,
benda yang bentuknya sama dengan benda
ini di sekeliling kita?”.
Orientasi :
- Guru menyampaikan materi pelajaran yang
akan disampaikan hari ini.
- Siswa mendapat penjelasan dari guru
mengenai tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dipelajari.
Motivasi :
- Guru mengajak siswa menyanyikan lagu
“Jaring-jaring kubus”
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi :
- Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan.
- Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok.
- Setiap siswa dibagikan materi beserta LKS.
- Siswa masuk ke dalam kelompoknya
masing-masing.
- Guru menunjukkan media peraga berupa
benda yang berbentuk ruang kubus (kotak
berbentuk kubus terbuat dari karton) dengan
memberi sedikit penjelasan, misalnya :
“Kotak ini berbentuk kubus anak-anak bisa
lihat dari ciri-ciri kubus salah satunya yaitu
memiliki 6 sisi”
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
- Guru menggunting/mengiris kotak pada bagian
sambungannya.
- Siswa diminta untuk mengamati yang kegiatan yang
diperagakan oleh guru.
- Guru menjelaskan bahwa hasil dari pengguntingan
kotak setelah dibuka bentuknya tidak utuh lagi seperti
bangun ruang kubus tetapi sudah menjadi jaring-
jaring kubus.
Fase Orientasi Langsung
- Salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
mencoba menggunting/mengiris kotak pada bagian
sambungannya.
- Setiap kelompok diminta untuk melakukan hal yang
sama seperti yang didemontrasikan guru yaitu
menggunting karton yang berbentuk ruang kubus
yang telah dibagikan oleh guru.
- Siswa mengamati jaring-jaring dari hasil
pengguntingan kertas karton yang berbentuk kubus.
Fase penjelasan
- Dua perwakilan siswa dari kelompok yang berbeda
hasil penguntingannya diminta menjelaskan hasil
karyanya dengan menggunakan bahasa mereka
sendiri.
- Guru menjelaskan tentang pengertian jaring-jaring
bangun ruang yaitu rangkaian bangun datar yang jika
digabungkan maka membentuk bangun ruang.
- Siswa diajak membuktikan dari pengertian tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
dan guru menjelaskannya : “Perhatikan bangun
datar yang ada pada kubus yang telah kalian
gunting, bangun datarnya itu berbentuk persegi
berjumlah 6, kemudian jika 6 persegi
digabungkan maka akan membentuk bangun
ruang kubus”.
Elaborasi
Fase Orientasi Bebas
- Setiap kelompok diminta mengidentifikasi ciri-
ciri jaring-jaring kubus.
- Guru meminta siswa menuliskan ciri-ciri jaring-
jaring kubus.
- Siswa diajak bermain game puzzle yang berupa
potongan persegi kerangka jaring-jaring kubus
dengan aturan yang telah disampaikan oleh guru.
- Siswa diminta mengambarkan jaring-jaring
kubus yang diketahui dari bentuk hasil bermain
puzzle dengan ukuran yang sama atau sesuai.
- Perwakilan setiap kelompok menunjukkan hasil
pekerjaannya.
- Guru menanggapi dan memberi penguatan serta
apresiasi hasil pekerjaan siswa.
Konfirmasi
Fase Integrasi
- Guru melakukan evaluasi dan memberikan
penguatan kembali tentang jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
- Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3. Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi
yang dipelajari hari ini.
- Refleksi: Siswa mengisi lembar refleksi
pada LKS
- Guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok untuk membawa dus pasta gigi,
dus lem castol, dus bola pingpong, dus
sabun, dus coklat tobleron, kotak kado
berbentuk balok, kaleng minuman, kaleng
susu,dus bekas makanan, box kue pada
pertemuan selanjutnya.
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk
memimpin doa penutup.
- Guru mengucapkan salam penutup kepada
siswa.
15 menit
H. Media, Alat, Bahan dan Sumber Ajar
a. Media
- Laptop
- Viewer
- Bangun ruang kubus terbuat dari karton
b. Alat
- Gunting - Cutter
- Lem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
c. Bahan
- Kertas asturo
- Potongan-potongan persegi dari kertas karton
- Lembar Kerja Siswa
d. Sumber ajar
- Lembar Kerja Siswa (Terlampir)
- Nasar dkk. Lembar Belajar Tematik Matematika. Jakarta: Grasindo
- Sunaryo, R.J. 2007. Matematika 5: untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
LAMPIRAN 6.3 RUBRIK PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN PEMBELAJARAN 1
1. Penilaian Indikator 1
Format Kriteria Penilaian:
Aspek yang dinilai Skor
15 25
Ketepatan dalam menjelaskan arti
jaring-jaring bangun ruang.
Keterangan :
Skor 15 = Siswa kurang dapat menjelaskan arti jaring-jaring bangun ruang.
Skor 25 = Siswa dapat menjelaskan 3 arti jaring-jaring bangun ruang dengan
Tepat.
Indikator 6.1.1 Mendefinisikan arti jaring-jaring.
Teknik Penilaian Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian Soal dan rubrik penilaian
Amatilah jaring-jaring hasil pengguntingan yang
dilakukan bersama kelompok!
1. Apa yang dimaksud dengan jaring-jaring bangun
ruang?
Kunci jawaban
1. Rangkaian bangun datar yang jika digabungkan
maka membentuk bangun ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
2. Penilaian Indikator 2
Format Kriteria Penilaian:
Aspek yang dinilai
Skor
5 10 15 20 25
Jumlah dalam menyebutkan
ciri-ciri jaring-jaring kubus.
Keterangan :
Skor 5 = Siswa dapat menyebutkan 2 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 10 = Siswa dapat menyebutkan 3 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 15 = Siswa dapat menyebutkan 4 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 20 = Siswa dapat menyebutkan 5 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Skor 25 = Siswa dapat menyebutkan 6 ciri-ciri jaring-jaring kubus
Indikator 6.1.2 Mengidentifikasi ciri-ciri jaring-jaring kubus
Teknik Penilaian Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian Soal dan rubrik penilaian
1. Sebutkan ciri-ciri jaring-jaring kubus!
Kunci Jawaban
- Sisi atas
- Sisi bawah
- Sisi depan
- Sisi belakang
- Sisi kanan
- Sisi kiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
3. Penilaian Indikator 3
Indikator 6.1.3 Membuat gambar jaring-jaring kubus
Teknik Penilaian Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian Aksi nyata dan rubrik penilaian
Susunlah puzzle jaring-jaring kubus sesuai dengan
bentuk-bentuk yang kamu ketahui yang dapat
dibentuk menjadi bangun ruang kubus!
Tugas
1. Gambarlah bentuk puzzle jaring-jaring kubus
yang telah kamu buat !
Format Kriteria Penilaian:
Aspek yang dinilai
Skor
15 20 25
Jumlah gambar jaring-jaring kubus yang
dibuat.
Keterangan :
Skor 15 = Siswa dapat menggambarkan 6 jaring-jaring kubus.
Skor 20 = Siswa dapat menggambarkan 8 jaring-jaring kubus.
Skor 25 = Siswa dapat menggambarkan 10 jaring-jaring kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
4. Penilaian Indikator 4
Indikator 6.1.4 Menunjukan sikap bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi ciri-ciri jaring-jaring kubus.
Teknik Penilaian Rubrik Penilaian
Instrumen Penilaian Aksi nyata dan rubrik penilaian
Format Kriteria Penilaian:
Aspek yang Dinilai
(Sikap tanggung jawab)
Skor
Baik Kurang baik
Mengerjakan tugas secara individu
Menjawab dengan baik dan benar
Teliti dalam mengerjakan
Mengerjakan sesuai intruksi guru
Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang
ditentukan
Keterangan :
Baik mendapat skor 5
Kurang baik mendapat skor 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lembar Penilaian
No Nama Peserta
Didik
Skor Jumlah
Skor
Indikator
1
Indikator
2
Indikator
3
Indikator
4
Yogyakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah, Wali Kelas,
................................. .................................
NIP. NIP.
Penilaian soal evaluasi pada fase integrasi:
1 soal = 1 poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
LAMPIRAN 6.4 LEMBAR KERJA SISWA
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
1. Siswa mampu menyebutkan arti jaring-jaring dari kegiatan demontrasi yang
dilakukan oleh guru dan siswa.
2. Siswa mampu mengidentifikasi minimal 2 ciri-ciri jaring-jaring kubus dan
balok melalui pengamatan bentuk jaring-jaring dari hasil pengguntingan
karton berbentuk kubus.
3. Siswa mampu membuat minimal 6 contoh bentuk gambar jaring-jaring
kubus sesuai ukuran yang telah ditentukan melalui bantuan game puzzle.
4. Siswa mampu menunjukan sikap bertanggung jawab dalam mengidentifikasi
jaring-jaring kubus.
1. Isilah nama dan no.presensimu di dalam kotak nama.
2. Isi LKS dengan menggunakan pensil.
3. Perhatikan gurumu dan bekerjasamalah dengan teman
kelompokmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Jaring-jaring Kubus
“Gubahan pelangi-pelangi”
Jaring-jaring kubus mempunyai ciri
Kanan, kiri, atas, bawah dan belakang
Ada juga depan, itulah sisinya
Marilah belajar jaring-jaring kubus
Perhatikan lirik lagu di atas.
Kamu dapat menghafal ciri-ciri jaring-jaring kubus
sambil bernyanyi.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan mengenai gambar mainan rubik yang
ditampilkan gurumu !
Bernyanyilah bersama teman-teman dan gurumu !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Kamu sudah mengamati hasil demonstrasi yang dilakukan gurumu.
Tuliskanlah langkah-langkah membuat jaring-jaring.
Perhatikan kotak yang ditunjukkan oleh gurumu !
Perhatikan baik-baik demonstrasi yang dilakuan oleh gurumu
seperti gambar dibawah ini !
Amatilah hasil demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu !
Ilustrasi !
1.
2. ....................................................................................................................
3. ....................................................................................................................
4. ....................................................................................................................
5. ....................................................................................................................
6. ....................................................................................................................
7. ....................................................................................................................
8. ....................................................................................................................
9. ....................................................................................................................
10. ...................................................................................................................
Persiapkan alat dan
bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Kamu sudah mendapatkan kotak berbentuk kubus.
Lakukanlah kegiatan seperti yang didemonstrasikan oleh gurumu.
Amati hasil jaring-jaring yang kalian buat.
Bergabunglah dengan kelompokmu !
Ambillah karton yang berbentuk bangun ruang kubus yang dibagikan
oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Kamu sudah dijelaskan dan membuktikan mengenai pengertian
jaring-jaring bangun ruang.
Tuliskanlah pengertian jaring-jaring bangun ruang
Jelaskan hasil pengguntingan bangun ruang kubus dari karton yang
kalian buat !
Buktikan bersama guru mengenai pengertian jaring-jaring kubus
dijelaskan oleh gurumu !
1. Apa yang dimaksud jaring-jaring bangun ruang ?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Kamu sudah mengetahui jaring-jaring kubus.
Identifikasikan ciri-ciri jaring-jaring kubus dengan
Memperhatikan gambar kubus berikut !
No Sisi Nama Sisi
1 ABCD Sisi Bawah
2
3
4
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Susunlah potongan-potongan puzzle berbentuk persegi menjadi jaring-jaring
kubus yang kamu ketahui !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Gambar Jaring-jaring kubus pada kolom ini !
TUNJUKKAN KEMAMPUANMU!
Gambar sebanyak yang kamu tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Apakah kamu sudah paham dengan jaring-jaring kubus?
Kesulitan apa yang kamu temui saat mempelajari jaring-
jaring kubus?
1.
2.
3.
Apa saja yang sudah kita pelajari hari ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
SOAL EVALUASI !
Nama :
Kelas :
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b, c, atau d pada pilihan jawaban yang tepat !
1.
Gambar di atas merupakan jaring-jaring . . . .
a. Balok
b. Tabung
c. Prisma segiempat
d. Kubus
2. Jumlah sisi kubus ada . . . .
a. 4 c. 6
b. 8 d. 12
3. Benda di bawah ini yang termasuk bangun ruang kubus adalah . . . .
a. Mainan rubik c. Almari
b. Gelas d. Roda
4. Sisi-sisi kubus berbentuk . . . .
a. Lingkaran c. Persegi panjang
b. Persegi d. Segitiga
5. Gambar di bawah ini merupakan jaring-jaring kubus yaitu . . . .
a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
b.
c.
d. .
6. Televisi berbentuk bangun ruang . . . .
a. Kubus c. Tabung
b. Balok d. Limas segitiga
7.
Pada gambar kubus ABCD EFGH di atas yang merupakan sisi atas yaitu . . . .
a. ABCD c. BCGF
b. EFGH d. ADHE
8. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri jaring-jaring kubus yaitu . . . .
a. Sisi atas
b. Sisi samping
c. Sisi bawah
d. Sisi depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
9. Benda-benda berikut yang bukan merupakan kubus yaitu . . . .
a. Gelas c. Box makanan
b. Dadu d. Mainan rubik
10. Prisma segiempat memiliki bentuk seperti . . . .
a. Tabung c. kubus
b. Limas segiempat d balok
II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Bangun ruang kubus memiliki ukuran sisi yang . . . .
2. Ciri kubus ada sisi atas, sisi bawah, sisi kanan, sisi kiri, sisi depan dan sisi . . . .
3. Gambar kubus di samping yang merupakan sisi depan
yaitu pada sudut . . . .
4. Bangun ruang kubus memiliki sisi berjumlah . . . .
5. Salah satu contoh mainan yang berbentuk kubus yaitu . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
LAMPIRAN 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
LAMPIRAN 7.1 FOTO-FOTO KEGIATAN UJICOBA PRODUK
Guru melakukan tanya jawab mengenai lagu yang telah dinyanyikan
Guru mendemonstrasikan cara membuat jaring-jaring kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Siswa bersama kelompok mebuat jaring-jaring kubus
Siswa mempresentasikan hasil membuat jaring-jaring kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Siswa bermain puzzle untuk membuat bentuk jaring-jaring kubus
Siswa mengerjakan soal evaluasi dan menuliskan refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
LAMPIRAN 8. CURRICULUM VITAE
Dhany Oktavia Jati Sari merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara yang lahir di Sragen, 15 Oktober 1993. Pendidikan
dasar diperoleh di SD N 4 Sragen, lulus pada tahun 2006.
Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Saverius 1
Sragen, lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan
diperoleh di SMA N 3 Sragen, lulus pada tahun 2012. Pada tahun
2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan.
Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti:
1. Peserta English Club periode Agustus 2012-Juli 2014
2. Peserta Kemampuan Mahir Dasar (KMD) periode 14 Januari 2013-19 januari 2013
3. Peserta kuliah umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum Cambridge
2014”
4. Peserta kuliah umum “Family Problems and Children’s Motivation to Learn”
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai
tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri
Materi Bangun Ruang Berdasarkan Model van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI