27
PENGENALAN PENYAKIT PENTING TANAMAN UTAMA DI LAMPUNG (Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman) Oleh Nurul Wakhidah 1314121132

Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

PENGENALAN PENYAKIT PENTING TANAMAN UTAMADI LAMPUNG

(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)

Oleh

Nurul Wakhidah

1314121132

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUIVERSITAS LAMPUNG

2015

Page 2: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembudidayaan suatu tanaman pertanian pada dasarnya adalah suatu pengelolaan

resiko. Resiko-resiko tersebut dapat berupa munculnya patogen yang dapat

menimbulkan, atau hama yang dapat mengganggu tanaman budidaya dan dapat

menyebabkan kerugian secara ekonomi (Ginting, 2012).

Sakitnya suatu tanaman dapat diketahui jika telah terjadi perubahan seluruh atau

sebagian organ-organnya yang dapat mengakibatkan terganggunya proses

fisiologis dari tanaman tersebut. Dengan kata lain penyakit tanaman merupakan

suatu penyimpangan tanaman dari keadaan normal. Perubahan-perubahan yang

terjadi pada tanaman dapat berupa perubahan bentuk, warna, maupun kondisi

memburuk dari tanaman itu sendiri (Pracaya, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum ini untuk lebih mengetahui

beberapa jenis penyakit penting yang menyerang tanaman utama yang banyak di

budidayakan di Lampung.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis pemyakit penting tanaman utama di Lampung

2. Mengetahui gejala, biologi, dan cara pengendaliannya.

Page 3: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

II. METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kertas HVS dan pena.

Sedangkan bahan yang digunakan antara lain jamur Ganoderma sp., buah pepaya

dan buah kakao yang terkena busuk buah, setandan pisang beserta pelepahnya,

daun kopi yang terkena karat daun, foto tanaman karet, jagung, serta padi yang

terkena penyakit

2.2. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini antara lain sebagai berikut:

1. Dipersiapkan alat serta bahan praktikum di atas meja praktikum.

2. Dilakukan pengamatan terhadap spesimen yang telah disiapkan yaitu berupa

tanaman yang sakit serta jamur patogen tersebut

3. Dideskripsikan pula gejala yang nampak pada setiap spesimen tanaman

tersebut.

4. Digambar setiap spesimen beserta gejala yang nampak akibat serangan

patogen.

Page 4: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Praktikum

Berikut adalah tabel hasil pengamatan spesimen pada praktikum kali ini.

No. Gambar Keterangan Gejala

1.

Penyakit busuk pangkal batang sawit oleh Ganoderma boninense

Daun sawit berwarna hijau pudar, dan pelepah mudah patah karena kering bahkan pohon sampai roboh

2.

Jamur akar putih tanaman karet oleh Rigidoporus lignosus

Akar membusuk, melunak dan kecokelatan, sehingga menyebabkan daun berubah warna menjadi gelap kusam

Page 5: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

3.

Penyakit busuk buah kakao oleh Phythoptora palmivora

Buah kakao busuk sebagian sampai keseluruhan, warna kecokelatan, terlihat dari luar (kulit) hingga ke bagian dalam buah

4.

Layu bakteri pisang oleh Ralstonia sp.

Daun termuda kering terlebih dahulu dari daun tertua, buah tidak dapat dikonsumsi karena telah dirusak oleh koloni bakteri, jika pelepah dipotong melintang terlihat bercak-bercak cokelat di tengah pelepah/batang

5.

Layu fusarium pisang oleh Fusarium oxysporum

Daun paling bawah mengering diikuti keringnya daun di atasnya hingga ke pucuk, jika pelepah di potong melintang terlihat bercak-bercak cokelat melingkari batang tengah tanaman pisang.

Page 6: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

6.

Penyakit Blast oleh Pyricularia oryzae

Daun padi berubah warna menjadi kuning kemudian mengering, malai rusak

7.

Penyakit bulai pada jagung oleh Peronosclerospora maydis

Daunnya mengalami klorosis, dan tanamannya kerdil

8.

Penyakit bercak daun jagung oleh Helminthosporium turcicum

Terdapat bercak-bercak kuning kecokelatan pada daun

9.

Penyakit busuk tongkol dan busuk biji oleh cendawan Fusarium dan Giberella

Tongkol dan biji jagung sebagian maupun keseluruhan membusuk, terlihat seperti busuk kering sampai basah, biji menjadi putih sampai kehitaman.

Page 7: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

10.

Penyakit Bengkak tongkol jagung oleh Ustilago maydis

Biji jagung terlalu menonjol dan membesar (bengkak) abnormal, biji berwarna kehitaman

11.

Penyakit karat daun kopi oleh Hemileia vastatrix

Pada daun terdapat bercak-bercak cokelat dan kuning yang mengelilingi, daun kemudian mengering

12.

Penyakit busuk antraknosa buah pepaya oleh Colletotrichum gloeosporioides

Buah mengalami busuk meski masih hijau (muda), semula buah hijau kemudian menguning, terdapat seperti tepung putih meliputi bagian buah yang busuk

13.

Penyakit kerdil pisang oleh Banana Bunchy Top Virus

Tanaman kerdil, tepi daun menguning lalu kering, dan layu

Page 8: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

3.2. Pembahasan

Berikut pembahasan mengenai penyakit tanaman, patogennya, dan gejala yang

ada pada masing-masing spesimen.

3.2.1. Penyakit Busuk Pangkal Batang Sawit (Ganoderma boninense)

Busuk pangkal batang merupakan gejala umum dari penyakit yang disebabkan

oleh Ganoderma boninense pada tanaman kelapa sawit. Pada beberapa kasus,

serangan Ganoderma menyebabkan gejala busuk batang atas atau penyakit upper

stem rot. Gejala penyakit busuk pangkal batang dan penyakit busuk batang atas

umum ditemukan pada lokasi kebun yang sama (Susanto dkk., 2013).

Daerah pembusukan batang dari yang diamati memiliki morfologi tubuh buah

Ganoderma yang relatif sama, baik bentuk dan warnanya. Tubuh buah jamur

Ganoderma dapat mencapai diameter 30 cm. Warna permukaan atas tubuh buah

berwarna kecokelatan dengan garis putih kekuningan. Pada saat matang, bagian

atas tubuh buah mengkilat. Permukaan bawah berwarna putih suram yang terdiri

atas pori tempat terbentuknya basidium berupa tabung hialin bulat dengan

diameter 12 μm, basidiospora berwarna kecokelatan dengan ukuran 11 μm x 7–8

μm (Susanto dkk., 2013).

Gejala awal yang ditimbulkan oleh jamur Ganoderma boninense berupa jumlah

daun yang belum membuka (janur) lebih banyak dari biasanya. Warna daun hijau

pucat, daun tua layu, pelepahnya mudah patah dan menggantung di sekitar batang.

Selain itu, gejala khasnya adalah busuknya pangkal batang sebelum terbentuk

tubuh buah jamur. Penampang batang yang terserang jamur ini berwarna cokelat

muda dan memiliki jalur-jalur berantakan yang berwarna lebih gelap. Pada fase

lanjut, pohon yang sakit akan rebah meskipun ada juga yang masih tegak walau

telah mati (Semangun, 2000).

Penyebaran jamur Ganoderma boninense menggunakan basidiospora melalui

udara. Selain menggunakan bantuan angin sebagai agens penyebar penyakit,

jamur ini juga di bantu oleh serangga (Susanto dkk., 2013).

Page 9: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan yaitu melakukan pembersihan

sumber infeksi sebelum penanaman dapat dengan cara pembusukkan tunggul

sawit bekas pertanaman sebelumnya. Selain itu, dapat juga dilakukan pencegahan

menularnya penyakit dalam kebun dengan upaya penebangan pohon sawit yang

telah menunjukkan gejala serangan jamur tersebut, kemudian tunggul serta akar di

gali dan dibersihkan (Semangun, 2000).

3.2.2. Jamur Akar Putih Tanaman Karet (Rigidoporus lignosus)

Rigidoporus lignosus (Klotszch) Imazeki adalah jamur saprofit penghuni tanah.

Jamur ini dapat bertahan dalam tanah dengan membentuk rizomorf. Jika bertemu

dengan akar tanaman akan berubah menjadi parasit dan menyebabkan penyakit

akar putih pada beberapa jenis tanaman. Sekali tanah terkontaminasi oleh R.

lignosus seterusnya tanah akan dihuni oleh jamur tersebut dan menjadi ancaman

untuk setiap penanaman baru. Peremajaan yang berulang-ulang akan

menyebabkan akumulasi sumber penyakit akar putih dalam tanah (Basuki, 1985

dalam Hasanuddin, 2011).

Jamur akar putih sering membentuk tubuh buah pada leher akar tanaman sakit,

pada tunggul, atau pada akar sakit yang terbuka. Tubuh buah jamur mirip dengan

kipas tebal, permukaan atasnya berwarna kuning jingga dan bawahnya jungga,

merah, atau kecokelatan. Jika dipotong akan nampak lapisan atas yang berwarna

muda dan bawahnya berwarna cokelat kemerahan. Terkadang jamur membentuk

banyak tubuh buahyang tersususn bertingkat (Semangun, 2000).

Gejala yang ditimbulkan oleh jamur ini berawal dari daun mengusam, kurang

mengkilat, melengkung ke bawah, kemudian menguning dan rontok. Pada Pohon

dewasa diikuti pula dengan matinya ranting serta akarnya busuk sehingg mudah

rebah (Semangun, 2000).

Jamur akar putih menyebar melalui perantaraan rizomorf. Jika pada jamur lain

akar rizomorf hanya menjalar pada permukaan akar, jamur akar putih ini

rizomorfnya dapat menjalar bebas dalamtanah, terlepasdariakar atau kayu yang

menjadi makanannya (Semangun, 2000).

Page 10: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

Pengendalian penyakit akar putih pada tanaman karet dapat dilakukan dengan

kegiatan eradikasi biologi menggunakan agen hayati seperti jasad renik tanah

serta antagonis. Selain itu, dilakukan pula peremajaan tanaman karet yang telah

tua, dapat pula dilakukan penanaman tanaman penutup tanah untuk mendukung

jamur-jamur antagonistik tumbuh dan mencegah jamur akar putih untuk tumbuh

dan berkembang (Semangun, 2000).

3.2.3. Penyakit Busuk Buah Kakao (Phythoptora palmivora)

Phytophthora palmivora merupakan patogen yang menyebabkan penyakit gugur

buah dan busuk pucuk pada tanaman kelapa dan penyakit busuk buah serta kanker

batang pada tanaman kakao. Phytophthora palmivora adalah spesies heterotalik

yang mempunyai tipe kawin A1 dan A2 sehingga interaksi antara keduanya dapat

menghasilkan spora seksual (oospora) yang berbeda dengan kedua induknya.

Keberadaan dua tipe kawin tersebut dalam satu area berpotensi dapat menciptakan

fenotipik yang lebih virulen (Goodwin et al., 1995 dalam Motulo dkk, 2007).

Koloni Phytophthora palmivora berbentuk bulat dengan pinggiran rata. Terdapat

empat bentuk sporangia ovoid, limoniform, obturbinate, dan obpyriform, panjang

sporangium 40-62 μm dan lebar 28-43μm, mempunyai papila, pedicel pendek,

caducous, dan model percabangan simpel simpodia (Motulo dkk, 2007).

Gejala yang ditimbulkan pada buah warnanya berubah, biasanya dimulai dari

ujung buah atau dekat tangkai kemudian meluas ke seluruh buah. Buah menjadi

busuk dengan warna menghitam dan terdapat lapisan putih bertepung pada

permukaan buah. Jamur yang menginfeksi buah kakao ini biasanya bersumber

dari tanah. Jamur Phytophthora palmivora dapat terbawa oleh percikan air hujan

ke buah-buah dekat tanah. Biasanya penyebaran jamur di dominasioleh

sporangium (Semangun, 2000).

Langkah pengelolaan maupun pengendalain penyakit busuk buah kakao dapat

dilakukan dengan kegiatan seperti mengurangi kelembaban kebun dengan

memperbaiki drainase,memangkas tanaman kakao dan pohon pelindung secara

teratur, dan dengan mengendalikan gulma. Selain itu, dapat pula dilakukan

Page 11: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

pertahanan seresah sebagai mulsa di sekitar pangkal batang pohon, memanen buah

masak secara teratur, selama musimpenghujan buah kakao dapat diberi

perlakukan penyemprotan fungisida (Semangun, 2000).

3.2.4. Layu Bakteri Pisang (Ralstonia sp.)

Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum merupakan

salah satu penyakit tanaman paling berbahaya yang tersebar luas di daerah tropika

dan sub tropika, dan banyak menyerang tanaman pertanian di antaranya tomat,

kacang tanah, pisang, kentang, tembakau dan suku Solanaceae lainnya (Persley et

al., 1985 dalam Nasrun dkk., 2007).

Ralstonia solanacearum memiliki bentuk sel batang dan bergerak dengan satu

flagel. Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang

biak pada keadaan tanah yang lembab. Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar

tanaman melalui luka-luka. Patogen ini menyerang jaringan pengangkutan air

sehingga mengganggu transportasi air tanaman inang, akibatnya kelihatan

tanaman menjadi layu, menguning dan kerdil, dan biasanya dalam beberapa hari

tanaman akan mati (Ratmawati, 2013).

Metode penyebaran R.solanacearum mengindikasikan bahwa patogen ini sangat

mudah menyebar, baik melalui benih, air, tanah, maupun serangga, sehingga sulit

dikendalikan jika telah menjadi wabah (outbreak). Bakteri ini menginfeksi akar

tanaman melalui luka yang terjadi secara tidak langsung pada waktu proses

pemindahan tanaman maupun luka akibat tusukan nematoda akar, dan secara

langsung masuk ke dalam bulu akar/akar yang sangat muda dengan melarut

dinding sel. Infeksi secara langsung lebih banyak terjadi jika populasi bakteri di

tanah terdapat dalam jumlah yang tinggi. Ralstonia. solanacearum merupakan

patogen tular tanah dan dapat menyebar dengan mudah melalui bahan tanaman,

alat pertanian, dan tanaman inang. Kemampuan bakteri tanah bertahan hidup

diduga sangat bergantung pada keberadaan tanaman inang (Ratmawati, 2013).

Beberapa cara pengendalian dapat dengan penggunaan bibit yang sehat, desinfeksi

air siraman, pergiliran tanaman, penggarapan tanah, dan pemupukan. Selain itu

Page 12: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

dapat dengan sterilisasi tanah pembibitan, pencegahan masuknya patogen pada

lahan yang sehat, pengendalian dengan agens hayati (Pseudomonas fluorencens)

dan pestisida nabati (Ratmawati, 2013).

3.2.5. Layu Fusarium Pisang (Fusarium oxysporum)

Salah satu kendala untuk meningkatkan mutu dan produksi tanaman pisang adalah

serangan penyakit cendawan Fusarium oxysporum Schlecht f.sp. cubense yang

menyebabkan penyakit layu pada tanaman pisang. Penyakit ini lebih berbahaya

dari pada penyakit-penyakit pisang lainnya seperti virus kerdil (bunchy top virus),

penyakit layu oleh bakteri Pseudomonas solanacearum, dan penyakit darah oleh

Xanthomonas celebence, karena sampai sekarang fungisida di pasaran belum

mampu mengatasi penyakit yang disebabkan Fusarium ini (Soenarjono, 1999

dalam Purwanti dk., 2003).

Warna koloni jamur ini merah muda, miselium putih dan banyak seperti kapas,

bentuk spora agak memanjang seperti bulan sabit, dan semi bulat. Warna

klamidospora yaitu hialin. Penyebarannya dapat melalui alat-alat pertanian, dan

memasuki tanaman melalui jaringan bawah tanaman yang luka atau melalui

lubang alami (Purwanti dk., 2003).

Pengendalian penyakit yang dapat dilakukan adalah menanam varietas tahan,

melakukan pembersihan area pertanaman, mengendalikan cacing-cacing akar

(Semangun, 2000).

3.2.6. Penyakit Blast Padi (Pyricularia oryzae)

Penyakit blas merupakan salah satu faktor kendala budidaya padi, yang

disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae Cav. Di indonesia serangan

penyakit blas dapat mencapai luas 1.285 juta ha atau sekitar 12% dari total luas

areal pertanaman padi di Indonesia. Penyakit tanaman muncul karena adanya

kultivar yang peka terhadap patogen, dan peka terhadap pengaruh lingkungan.

Praktek budidaya dapat menyebabkan timbulnya penyakit, seperti halnya

Page 13: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

pemupukan nitrogen dengan dosis yang tinggi dapat mempengaruhi

perkembangan penyakit blas. Penyakit ini dapat merusak daun, malai, dan batang

padi (Kharisma dkk., 2013).

Pyricularia oryzae memiliki konidiofor panjang bersekat, jarang bercabang,

tunggal, berwarna kelabu, membentuk konidium pada ujungnya. Konidium bulat

telur dengan ujung runcing,jikamasak bersekat 2 dengan ukuran 0-22 x 10-12 μm

(Barnett, 1960 dalam Sijabat, 2007).

Penyebaran patogen ini menggunakan konidia melalui benih dan angin. Sisa

tanaman di lapangan dan inang lain terutama jenis padi-padian yang terinfeksi

dapat menjadi sumber penularan bagi pertanaman berikutnya (Harahap, 1989).

3.2.7. Penyakit Bulai Pada Jagung (Peronosclerospora maydis)

Penyakit bulai pada jagung yang disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora

maydis sangat berbahaya karena tanaman yang terinfeksi patogen tersebut

mengalami hambatan dalam berfotosintesis, sehingga dapat menyebabkan

kegagalan panen. Di Kabupaten Kediri, Jawa Timur penurunan produksi jagung

karena serangan penyakit bulai dapat mencapai 10–90% (Soenartiningsih dan

Talanca, 2010 dalam Hoerussalam dkk., 2013).

Morfologi patogen berupa konidia bulat sampai oval. Penyebaran penyakit bulai.

bisa terjadi sangat cepat karena konidia dapat menyebar melalui udara, sedangkan

oospora dapat tersimpan lama di tanah dan dapat menyebar melalui benih

(Hikmahwati dkk., 2011).

Page 14: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Banyak jenis penyakit penting yang menyerang tanaman utama di Lampung

seperti Busuk pangkal batang sawit, jamur akar putih pada tanaman karet,

layu pisang, bulai jagung, busuk buah kakao maupun pepaya.

2. Gejala yang dialami tanaman utama di Lampung akibat serangan patogen

sebagian besar di sebakan oleh jamur, sedikit akibat bakteri, dan satu jenis

virus penyebab kerdil pisang.

3. Berbagai pengendalian penyakit dilakukan untuk menekan pertumbuhan

patogen penyebab penyakit pada tanaman utama di Lampung, sebagian besar

mengutamakan penggunaan varietas tanaman tahandan upaya pengendalain

alami.

Page 15: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, I. 1989. Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hasanuddin. 2011. Uji Aktivitas Antibiosis Pseudomonads Pendarfluor Terhadap Rigidoporus lignosus (Klotszch) Imazeki Penyebab Penyakit Akar Putih. Jurnal HPT Tropika Vol. 11, No. 1: 87 – 94.

Hoerussalam, A. Purwantoro, A. Khaeruni. 2013. Induksi Ketahanan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Penyakit Bulai Melalui Seed Treatment Serta Pewarisannya Pada Generasi S1. Ilmu Pertanian Vol. 16 No.2, 2013 : 42 – 59.

Kharisma, S. D., A. Cholil dan L. Q. ‘Aini. 2013. Ketahanan Beberapa Genotipe Padi Hibrida (Oryza Sativa L.)Terhadap Pyricularia oryzae Cav. Penyebab Penyakit Blas Daun Padi. Jurnal HPT Volume 1 Nomor 2.

Motulo, H. F. J., M. S.Sinaga, A. Hartana, G. Suastika, H. Aswidinnoor. 2007. Karakter Morfologi Dan Molekuler Isolat Phytophthora palmivora Asal Kelapa Dan Kakao. Jurnal Littri 13(3).

Nasrun, Christanti, T. Arwiyanto, dan I. Mariska. 2007. Karakteristik Fisiologis Ralstonia solanacearum Penyebab Penyakit Layu Bakteri Nilam. Jurnal Littri 13(2).

Purwanti, Suranto, R. Setyaningsih. 2003. Potensi Penghambatan Minyak Atsiri dan Ekstrak Kasar Rimpang Lempuyang (Zingiber spp.) terhadap Pertumbuhan Fusarium oxysporum Schlecht f.sp. cubense. Biofarmasi 1 (2): 58-64.

Ratmawati, I. 2013. Mengenal Lebih Dekat Penyakit Layu Bekteri Ralstonia solanacearum Pada Tembakau. POPT Perkebunan. Probolinggo.

Semangun,H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan Di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Page 16: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

Sijabat,O. N. S. B. R. 2007. Epidemi Penyakit Blas (Pyricularia oryzae Cav.) Pada Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza sativa L.) Dengan Jarak Tanam Berbeda Di Lapangan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Susanto, A., A. E. Prasetyo, H. Priwiratama, S. Wening, dan Surianto. 2013. Ganoderma boninense Penyebab Penyakit Busuk Batang Atas Kelapa Sawit. Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 9, No. 4: 123–126.

Page 17: Pengenalan Penyakit Penting Tanaman Utama Di Lampung

LAMPIRAN