32
PENGANTAR PEMETAAN Yang dimaksud dengan pengantar pemetaan disini adalah menyangkut prinsip-prinsip atau konsep dasar yang perlu diketahui tentang proses tebentuknya sebuah peta. Defenisi sederhana sebuah peta adalah gambaran permukaan bumi pada satu bidang datar dengan perbandingan (skala) tertentu. Sesuai dengan defenisi tersebut, maka ada hal-hal prinsip atau asas-asas yang mesti diketahui dalam proses pemindahan ukuran dan besaran bumi tersebut kepada satu bidang kertas sehingga menjadi sebuah peta. Pada prinsipnya bahwa proses pemindahan bentuk dan ukuran permukaan bumi kepada sebuah kertas tidaklah sederhana. 1.1 Asas-Asas Pemetaan Hal-hal yang menyangkut asas-asas pemetaan tersebut antara lain adalah: Kondisi fisik bumi Model matematis bumi Bidang referensi Sistem proyeksi peta Sistem Koordinat peta Sistem Penyajian peta Fokus survey pemetaan

Pengenalan Sig

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengenalan SIG

Citation preview

Page 1: Pengenalan Sig

PENGANTAR PEMETAAN

Yang dimaksud dengan pengantar pemetaan disini adalah menyangkut prinsip-prinsip

atau konsep dasar yang perlu diketahui tentang proses tebentuknya sebuah peta.

Defenisi sederhana sebuah peta adalah gambaran permukaan bumi pada satu bidang

datar dengan perbandingan (skala) tertentu. Sesuai dengan defenisi tersebut, maka ada

hal-hal prinsip atau asas-asas yang mesti diketahui dalam proses pemindahan ukuran

dan besaran bumi tersebut kepada satu bidang kertas sehingga menjadi sebuah peta.

Pada prinsipnya bahwa proses pemindahan bentuk dan ukuran permukaan bumi

kepada sebuah kertas tidaklah sederhana.

1.1 Asas-Asas Pemetaan

Hal-hal yang menyangkut asas-asas pemetaan tersebut antara lain adalah:

Kondisi fisik bumi

Model matematis bumi

Bidang referensi

Sistem proyeksi peta

Sistem Koordinat peta

Sistem Penyajian peta

Fokus survey pemetaan

1.1.1 Kondisi Fisik Bumi

Jika kita perhatikan kondisi ril permukaan bumi, maka terlihat bahwa bentuk

permukaan bumi tersebut tidaklah beraturan atau tidak rata dan tidak homogen.

Permukaan bumi terdiri dari lautan dan daratan, dimana lautan merupakan satu

permukaan yang rata sedangkan daratan permukaannya tidak rata. Jadi secara

Page 2: Pengenalan Sig

Laut Daratan

keseluruhan bentuk bumi bukanlah merupakan bentuk matematis (bidang datar, bola,

ellipsoid).

Gambar 1.a Bentuk Fisik Bumi

Gambar 1.b Irisan Tegak Permukaan Bumi

Pada kondisi seperti ini sebetulnya posisi relatif satu titik terhadap titik lain tidak dapat

dihitung, karena: rumus matematis apa yang digunakan jika model atau bidang

matematis tidak ada.

Jadi, bagaimana menentukan bentuk dan ukuran bumi atau sebagian permukaan bumi?

Sebagian permukaan bumi yang akan dijadikan peta itu sebetulnya terdiri dari titik-titik,

garis-garis, dan areal-areal.

1.1.2 Model Matematis Bumi

Satu ciri model matematis adalah adanya keteraturan komponen-komponen sehingga

dapat dibuat formulasinya. Sebagai contoh model matematis adalah seperti; bidang

datar, lingkaran, bola, ellipsoid, dsb.

Posisi relatif satu titik dapat ditentukan dari titik-titik lain jika titik-titik tersebut terletak

pada satu bidang matematis, dimana formulanya telah tertentu secara matematis.

Page 3: Pengenalan Sig

Model matematis bumi adalah satu bidang matematis bumi yang merupakan pendekatan

dari bentuk bumi sebenarnya. Hal ini mesti diadakan supaya semua titik-titik

dipermukaan bumi dapat dihitung posisinya dengan satu formula tertentu. Model

matematis bumi yang mendekati bentuk dan ukuran bumi sebenarnya adalah ellipsoid,

yang disebut dengan Ellipsoid Referensi. Pendekatan dari permukaan ellipsoid refrensi

ini pada kondisi nyata adalah permukaan air laut rata-rata yang disebut dengan geoid.

Berbagai ukuran ellipsoid referensi telah diteliti oleh banyak para ahli geodesi dunia,

seperti: Bessel, GRS, WGS , dsb.

Dalam satu pemetaan asas pertama yang perlu diperhatikan adalah ellipsoid referensi

apa yang digunakannya sebagai ukuran dari bumi tsb. Jadi, perbedaan ellipsoid referensi

yang digunakan akan membedakan pula hasil peta yang dibuat . Sebagai standar

pemetaan di Indonesia, Ellipsoid Referensi yang digunakan adalah Ellipsoid WGS’84.

Gambar 1.3 Ukuran Ellipsoid Referensi

1.1.3 Bidang Referensi

Bidang referensi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan semua data

ukuran pada permukaan bumi sehingga pada bidang ini dapat dihitung posisi semua

titik-titik. Disamping itu pada penentuan hitungan tinggi, bidang referensi ini adalah

tempat dimulainya hitungan tinggi. Dalam hal ini sebagai bidang referensi yang

Page 4: Pengenalan Sig

digunakan adalah permukaan air laut rata-rata ( Mean Sea Level). Secara teoritis, semua

titik pada bidang ini tegak lurus terhadap garis gaya berat.

Penentuan permukaan air laut rata-rata tersebut adalah melalui satu teknis pengukuran

tertentu, yaitu proses pengukuran pasut (pasang surut).

Gambar 1.4 Hubungan Ellipsoid, Geoid dan Permukaan Bumi

1.1.4 Pengertian Sistem Proyeksi Peta

Yang dimaksud dengan sistem proyeksi peta disini adalah proses dan aturan-aturan

(matematis) yang digunakan dalam memindahkan data ukuran dari permukaan bumi

sampai ke bidang datar, sehingga diperoleh peta yang tersaji dalam bidang datar

tersebut.

Banyak sekali metoda sistem proyeksi peta yang digunakan didunia atau pada masing-

masing negara. Di Indonesia sendiri terdapat sistem proyeksi peta yang berbeda-beda

dari dulu sampai sekarang, seperti Sistem Lambert (Zaman Belanda), Transver

Mercator 3 (TM 3), Universal Transver Mercator (UTM).

Namun sekarang di Indonesia sebagai standar digunakan sistem proyeksi UTM yang

diprakarsai oleh Bakosurtanal.

Page 5: Pengenalan Sig

Pisik Bumi

Model Bumi

Silinder :Sistem Mercator

Peta dengan Sistem Koordinat Mercator

Sebagai gambaran proses sistem proyeksi ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.4 Proses Proyeksi Peta

Sistem Proyeksi UTM:

Bumi dibagi atas zone-zone ( 60 Zone)

Setiap Zone mempunyai ukuran 60

Setiap Zone mempunyai satu sistem koordinat

Page 6: Pengenalan Sig

Gambar 1.5 Pembagian Zone UTM

1.1.5 Sistem Koordinat Peta

Pada prinsipnya ada dua sistem koordinat peta yang biasa digunakan, yaitu:

Sistem Koordinat Geografis

Sistem Koordinat Kartesian

1..1.5.1 Sistem Koordinat Geografis

Sistem Koordinat ini dinyatakan dengan Lintang dan Bujur dan satuannya adalah

derjat. Sistem koordinat ini mengacu kepada sistem koordinat bola atau ellipsoid atau

d.p.l bahwa titik-titik permukaan bumi diletakkan pada permukaan bola atau ellipsoid.

Sistem koordinat ini digunakan umumnya pada peta-peta skala kecil atau

menggambarkan satu permukaan bumi yang relatif luas.

1.1.5.2 Sistem Koordinat Kartesian

Sistem koordinat ini dinyatakan dengan sistem salib sumbu X dan Y, jadi posisi setiap

titik dinyatakan dengan koordinat (X, Y) dan satuannya adalah meter. Sistem koordinat

kartesian terdiri sistem koordinat tiga dimensi (3D) dan sistem koordinat dua dimensi

(2D). Sistem koordinat kartesian yang sering digunakan untuk peta adalah sistem

koordinat 2 D, dimana sistem koordinat dinyatakan dalam sumbu X dan Y (X,Y).

Page 7: Pengenalan Sig

Gambar 1.6 Salib Sumbu Koordinat Zone UTM

1.1.6 Fokus Survey dan Pemetaan

Fokus dari Survey atau Pemetaan pada prinsipnya adalah penentuan posisi/ letak satu

titik relatih dari titik lain. Dari titik-titik akan membentuk garis, dan dari garis-garis

akan terjadi area atau objek satu unsur permukaan bumi. Kemudian objek/ unsur-unsur

permukaan bumi tersebut dapat digambarkan menjadi sebuah peta (pemetaan).

Ada dua jenis titik dalam survey/ pemetaan, yaitu:

Page 8: Pengenalan Sig

Titik Kerangka Dasar (Titik Kontrol/ BM)

Titik Detail/ Situasi.

Perlakuan dua jenis titik tersebut dalam survey dan pemetaan adalah berbeda, baik dari

segi metoda pengukurannya maupun metoda hitungannya..

Prinsip utama dalam melakukan pemetaan (asas pemetaan) adalah bagaimana

membentuk kerangka dasar pemetaan yang terjamin ketelitiannya.

Ketelitian satu peta (betul atau tidaknya satu peta) sangat tergantung dari ketelitian

kerangka dasarnya.

1.2 Metodologi Pemetaan

Yang dimaksud metodologi pemetaan disini adalah semua metoda yang dapat

digunakan untuk mendapatkan gambaran (bentuk dan ukuran) sebagian permukaaan

bumi sehingga dapat diproses menjadi sebuah peta.

Berbagai metodologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran permukaan

bumi tersebut antara lain adalah:

1. Remote Sensing (Penginderan Jauh).

2. Foto Udara.

3. Global Positioning System (GPS).

4. Tererestris.

5. Bathimetrik/ Hidrografi.

6. Kombinasi.

Masing-masing metoda mempunyai ciri/ karakteristik tertentu dan mempunyai

perbedaan dari segi:

Teknologi yang digunakan.

Bentuk/ format data yang dihasilkan.

Metoda pemerosesan.

Penggunaan/ aplikasinya.

Biaya.

Waktu.

Luas area terpetakan.

Page 9: Pengenalan Sig

Masing-masing metoda tersebut mempunyai kelebihan/ keunggulan dan

kelemahannuya. Banyak faktor yang menentukan kapan digunakan masing-maasing

metoda tersebut, antara lain seperti; luas area, waktu, biaya, tingkat ke-detail-an, tingkat

ketelitian, kondisi area, sarana pendukung, dlsb.

Dalam pelatihan ini akan diuraikan/ dijelaskan secara ringkas teknis masing-masing

metoda tersebut, sehingga kita dapat memahami dan membandingkan penggunaan

masing-masing metoda tersebut.

1.2.1. Metoda Penginderaan Jauh (Remote Sensing)

Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan memancarkan

suatu gelombang elektromagnetik tertentu yang dipancarkan dari sebuah sratelit dengan

ketinggian kurang lebih 20.000 km diatas permukaan bumi.Gambaran permukaan bumi

yang dihasilkan melalui metoda ini berupa image yang disebut juga dengan citra

satelit. Teknik pemancaran gelombang tersebut seolah-olah melakukan ‘scanning’ atau

sapuan terhadap permukaan bumi dengan lebar tertentu. Pemoresan hasil ‘scanning’

tersebut dilakukan pada laboratorium dengan cara menganalisis gelombang tersebut

dengan metoda tertentu. Dalam proses ini juga dilakukan interpretasi terhadap citra

sehingga dapat diindentifikasi objek-objek yang ada dipermukaan bumi. Metodologi ini

mengalami perkembangan dari waktu kewaktu dengan sangat pesat. Perkembangan

tersebut sangat signifikan terlihat dari kualitas image/ citra yang dihasilkan. Resolusi

image yang dihasilkan sekarang sangat tajam, sehingga memungkinkan untuk mebuat

peta dengan skala besar.Contoh produk citra satelit ini antara lain adalah : Citra Land

Sat, NOA, Spot, IKONOS,Quick Bird, dlsb.

1.2.2. Metoda Foto Udara ( Fotogrametri)

Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan

pemotretan dari udara secara vertikal dengan ketinggian 2000 m s/d 10000 m diatas

permukaan tanah menggunakan pesawat terbang.

Page 10: Pengenalan Sig

Hasil awal yang diperoleh dari metoda ini berupa image (foto) dari permukaan bumi

yang kemudian diolah/ diproses dengan cara fotogrametri sehingga dapat dihasilkan

sebuah peta.

Teknik dan prosedur pelaksanaan foto udara ini disusun sedemikian rupa memenuhi

kaedah-kaedah pemerosesan fotogrametri tersebut.

Bebrapa faktor yang diperhatiukan dalam prosedur pelaksanaannya adlah sebagai

berikut:

rencana dan identifikasi lokasi/ areal pemotreatan

peralatan yang digunakan (pesawat, kamera, dlsb.)

rencana overlap dan side lap foto

perencanaan jalur terbang

perencanaan terbang (ketinggian terbang, kecepatan, waktu pemotretan, dsb)

identifikasi titik kontrol tanah dan pemasangan premark (tanda dilapangan)

Prosedur metoda foto udara dapat digambarkan seperti diagram alir berikut ini.

Pemerosesan foto udara menjadi peta foto atau peta garis dilakukan pada Laboratorium

fotogrametri dengan peralatan tertentu.

1.2.3. Metoda Global Positioning System (GPS)

Metoda ini menentukan posisi titik-titik dipermukaan bumi dengan cara memancarkan

satu gelombang dari satelit-satelit yang diedarkan di atas permukaan bumi pada orbit

lebih kurang 20.000 km di atas permukaan bumi ini. Gelombang tersebut ditangkap dan

diproses oleh sebuah alat sehingga diperoleh posisi titik dimana alat tersebut berada.

Alat tersebut disebut juga dengan alat Global Positioning System (GPS).

Konsep penentuan posisi dengan alat ini menggunakan besaran dan fungsi gelombang

yang dapat diproses menjadi jarak dan kemudian berdasarkan jarak-jarak tersebut dan

Page 11: Pengenalan Sig

posisi satelit yang teridentifikasi maka posisi alat dapat dihitung. Konsep penentuan

posisi dengan cara ini mirip dengan metoda pengikatan kebelakang, dimana minimal

dibutuhkan 3 satelit secara simultan yang dapat teridentifkasi dalam alat tersebut.

1.2.4. Metoda Trestris

Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan

pengukuran langsung dilapangan melalui serangkaian pengukuran sudut, jarak dan

tinggi menggunakan peralatan tertentu. Hasil dari metoda ini adalah berupa posisi titik-

titik dilapangan yang kemudian dapat dihubungkan menjadi garis dan garis menjadi

poligon atau area sehingga dapat tergambarkan unsur-unsur permukaan bumi tersebut

baik unsur alam (sungai, danau, laut, gunung, dsb) maupun unsur buatan manusia (jalan,

jembatan, bangunan, dsb).

Metoda Trestris ini dikenal juga dengan Ilmu Ukur Tanah yang biasanya digunakan

untuk keperluan perencanaan teknis dengan penyajian skala besar serta keperluan

rekonstruksi dari perencanaan tersebut ke lapangan.

Prosedur umum dari metoda Trestris ini adalah sbb:

1. Identifikasi dan orientasi lapangan

2. Perencanaan kerangka dasar pemetaan

3. Penentuan titik awal dan sisi awal kerangka dasar

4. Pengukuran kerangka dasar pemetaan

Pengukuran kerangka dasar horizontal (sudut dan jarak metoda poligon)

Pengukuran kerangka dasar vertikal (beda tinggi metoda sipat datar)

5. Pengukuran detail situasi (planimetris dan kontur metoda Tachymetry)

6. Pengolahan data (horisontal dan vertikal)

7. Proses penggambaran dan penyajian peta (kartografi)

8. Reproduksi/ plotting peta.

1.2.5 Metoda Bathimetrik

Page 12: Pengenalan Sig

Adalah Metoda untuk menentukan posisi dan bentuk permukaan bumi dibawah laut

(air).

Metoda ini biasa disebut juga dengan metoda Hidrografi, dimana dibutuhkan peralatan

dan prosedur khusus yang berkaitan dengan penentuan posisi unsur-unsur permukaan

bumi dilaut. Peralatan yang dibutuhkan pada prinsipnya adalah peralatan untuk

penentuaan posisi (koordinat) dan peralatan untuk penentuan kedalaman laut.

1.2.6 Metoda Gabungan

Pada prakteknya dimungkinkan terjadinya penggabungan atau kombinasi pada metoda-

metoda tersebut dalam rangka upaya meingkatkan kualitas dan efektifitas kerja. Hal ini

biasanya sesuai dengan kebutuhan atau aplikasinya serta kondisi sarana yang tersedia.

Contoh kombinasi metoda-metoda ini antara lain adalah: Remote sensing dengan foto

udara, foto udara dan GPS, Remote sensing dan GPS, TrestriS dan GPS, Bathimetrik

dan GPS, dsb.

PENGANTAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

2.1 Pengertian dan Definisi SIG

Page 13: Pengenalan Sig

Sistem informasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengandung satu set proses yang

melakukan fungsi pengolahan terhadap data untuk menghasilkan satu bentuk informasi

yang dibutuhkan bagi satu keperluan tertentu. Berbagai sistem informasi secara umum

telah dikenal seperti; Sistem Informasi Manajemen (Management Information System/

MIS), Sistem Informasi Keuangan, Sistem Informasi Sumberdaya Manusia, dlsb.,

dimana masing-masingnya mempunyai satu tujuan.

Dalam memahami apa itu SIG, dapat dijelaskan sbb. :

SIG adalah singkatan dari Geographic Information System atau Sistem

Informasi Geografis (SIG)

SIG merupakan satu bentuk Sistem Informasi khusus yang digunakan untuk

memproses/ mengolah data geografi (data ruang) dalam menghasilkan informasi

Informasi yang dihasilkan melalui SIG ini biasanya dalam bentuk peta (peta

topografi dan peta-peta tematik), tabular, visualisasi ruang, model, dan statistik.

Satu SIG itu menggunakan data spasial (bereferensikan geografi) dan data non

spasial serta termasuk juga semua operasi-operasi yang mendukung analisis

spasial.

Dari pengertian di atas banyak sekali para ahli yang telah mencoba mendefinisikan

SIG, namun berbagai definisi SIG tersebut semuanya sangat tergantung dari latar

belakang keilmuan dan dunia praktisi yang digeluti para ahli yang bersangkutan.

Dalam konteks teori sistem, ESRI mendefeniskan SIG sebagai berikut :

“ SIG adalah satu sistem yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), prosedur-prosedur yang dirancang untuk mendukung proses

pemerolehan, pengelolaan, manipulasi, analisis, permodelan, dan penyajian data

gepgrafi (spasial dan non spasial) untuk menyelesaikan masalah-masalah

perancangan, kontrol, pemantauan, dan manajemen yang kompleks”.

2.2 Komponen dan Fungsi SIG

Walaupun terdapat banyak definisi SIG yang telah dikemukakan orang, namun

secara prinsip SIG dapat dirumuskan kepada 4 sub sistem , yaitu : (1) Input Data, (2)

Penyimpan Data, (5) Manipulasi dan Analisis Data dan (4) Penyajian Data.

Page 14: Pengenalan Sig

Sub SistemPEMASUKAN

DATA

Sub SistemPENYIMPAN

DATA

Sub SistemMANIPULASI &

ANALISIS

Sub SistemPENYAJIAN INFORMASI

Hardware & SoftwareData Geografi

Data Atribut

Personil/ OrganisasiPengguna

Gambar 1 : Sub Sistem Dalam SIG

Sebagai satu sistem informasi yang memproses data ruang/ geografi untuk berbagai

keperluan, SIG mempunyai beberapa komponen penting :

1. Data

2. Informasi

3. Prosedu-prosedur

4. Perangkat Keras (hardware)

5. Perangkat Lunak (Software)

6. Aplikasi

Gambar 2 : Komponen SIG

Page 15: Pengenalan Sig

Secara garis besarnya dapat diidentifikasi mengapa SIG itu penting dan diperlukan :

1. Dengan kemampuan analisisnya, teknologi SIG itu seperti mikroskop, teleskop

dan komputer bagi berbagai bidang ilmu. Jadi teknologi SIG itu merupakan alat

bantu bagi meyelesaikan banyak masalah yang dulunya menjadi hambatan dan

tantangan bagi disiplin ilmu yang menggunakan data geografi, seperti tata ruang

(planologi), analisis linkungan, hidrologi, transportasi, dlsb.

2. SIG dapat mengintegrasikan data spasial dengan informasi lain dalam satu

sistem. Jadi SIG menawarkan satu kerangka yang konsisten bagi menganalisis

data geografi

3. Dengan menjadikan peta dan berbagai informasi lainnya dalam bentuk digital,

memudahkan kita untuk memanipulasi dan menyajikan pengetahuan yang

berhubungan dengan ruang/ geografi dalam cara yang lebih menarik

4. SIG menyediakan fasilitas untuk mencari/ mendapatkan berbagai data seperti

administrasi, hak milik tanah, pajak, perangkat utilitas, perpipaan, dlsb. melalui

kedudukan/ lokasi mereka.

Jadi, tugas utama yang mampu diselesaikan dengan SIG (Nijkam, ) yaitu :

1. Menyimpan, mengatur dan mengintegrasikan data spasial dalam jumlah

yang besar/ banyak. Basis data bereferensi geografis tsb. disusun dalam dua

tipe informasi, yakni data lokasi (spasial) dan atribut (deskriptif). Data dapat

diperoleh dari berbagai variasi sumber data yang luas, dan satu keistimewaan

terpenting SIG adalah fasilitas untuk integrasi data dan konversi data bagi

suatu tampilan spasial.

2. Menyediakan cara untuk memperoleh analisis dari hubungsn spesifik

komponen data geografis. Teknik analisis yang dilakukan dapat secara

sederhana atau analis yang lebih komleks/tinggi dengan menggunankan

pemodelan. Sebagai contoh adalah penggunaan teknik permodelan atmosfir

untuk menentukan area mana yang kemungkinan akan dipengaruhi oleh

polusi hasil dari letupan satu instalasi khusus yang berbahaya (sperti tragedi

Chernobyl), dimana dperhitungkan berdasarkan pengaruh angin dan kondisi

cuaca tertentu.

3. Melakukan pengorganisasian dan penataan sejumlah besar data dalam satu

jalur, sehingga semua pemakai mudah mengakses informasi.

Page 16: Pengenalan Sig

Laporan

Peta-Peta

Hasil Fotografi

Statistik

ModelInput Data

Peta-peta

Data Survey

PengukuranLapangan

Fotogrametri

RemoteSensing

Program EksternalStatistik & Model

Simpan, Pemanggilan,

ManajemenDatabase

Manipulasi &Analisis Data

Penyajian DataPemerosesan

Data Input

OUTPUTINPUTSistem Informasi Geografis

Data DigitalLainnya

Pemprosesan data input Pemprosesan data input

Manipulasi& analisis

Simpan,pemanggilan

Interface(Editing, Pertanyaan

Jawab, .. )

Sistem InformasiLainnya

2.3 Sistem Kerja SIG

Sistem kerja SIG pada prinsipnya sama dengan sistem kerja sebuah sistem pada

umunya, yaitu terdiri unit input, unit pemrosesan, unit output serta feedback sistem.

Berdasarkan kemampuan yang ditawarkan SIG tersebut, banyak pihak yang tertarik

dan ingin mempelajarinya. Beberapa alasan sampai saat ini SIG semakin hangat

diperbincangkan orang adalah karena :

SIG dapat digolongkan kepada teknologi tinggi (high tech) yang dapat

memberikan kontribusi bagi berbagai kepentingan / bidang

Peta SIG merupakan fasilitas yang dapat dilihat dalam komputer

SIG merupakan alat penting (tool) dalam memahami dan memanage

lingkungan

Ada kecenderungan untuk melihat SIG sebagai sesuatu yang menarik

dan mencoba mengadakan pendidikan SIG

Gambar 3 : Sistem Kerja SIG

Page 17: Pengenalan Sig

2.4 Software dan Hardware SIG

Secara umum pengetahuan orang terhadap SIG identik dengan perangkat lunak

(software) SIG yang beredar dipasaran. Untuk menganalisis ruang, diperlukan

perangkat lunak SIG yang memiliki analitical power tertentu. Semakin komplek daya

analisis satu perangkat lunak, berarti semakin tinggi analitical power-nya dan semakin

mahal harga perangkat lunak tersebut.

Berbagai sofware SIG yang beredar di Indonesia antara lain ; ArcInfo, MapInfo, Erdas,

ILWIS, Idrisi, Integraph, dlsb., dimana masing-masing perangkat lunak tersebut

mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Namun perangkat lunak yang paling banyak

digunakan saat ini adalah ArcInfo dan MapInfo, dimana kedua software ini (terutama

ArcInfo) memiliki analitical power yang lengkap dan mampu berintegrasi dengan data

lain seperti multi media.

Untuk membangunan satu aplikasi SIG yang lengkap dibutuhkan software-software lain

yang sifatnya mendukung dari segi pembangunan basisdata, analisis data dan penyajian

informasi. Software-software tersebut antara lain adalah :

- Visual Basic

- Microsoft SQL/ Acses/ Oracle

- Map Object/ Map X

- ER-Mapper

Disamping itu perangkat keras utama SIG ini yaitu komputer haruslah memiliki

spesifikasi tertentu yang berfungsi untuk menjalankan software SIG tsb. dan sekaligus

untuk penyimpan data, memproses data dan penyajian data. Hal ini mengingat

karakteristik data SIG yang besar/ banyak dan memiliki beberapa format data grafik

(vektor dan raster) dan non grafik. Dalam menjalankan semua fungsi tersebut mesti

dilakukan secara cepat dan memadai. Beberapa faktor dan syarat utama yang perlu

diperhatikan dalam satu komputer SIG adalah :

- prosesor (CPU) yang cepat, contoh ; Pentium IV 2,5 GHz

- Penyimpan data (Hardisk) yang besar, contoh; >40 Gb

Page 18: Pengenalan Sig

- Memory (RAM) yang besar, contoh ; > 1028 Mb

- Kartu Grafik (VGA Card) yang berkualitas tinggi;Contoh G Force II Ti4

Jadi, komputer yang diperlukan dalam pengelolaan SIG ini dianjurkan adalah

komputer yang mempunyai spesifikasi yang canggih terutama untuk aplikasi SIG

dengan data raster (foto/ image) yang banyak.

Di samping itu untuk membangunan satu aplikasi SIG yang lengkap diperlukan

hardware-hardware lain, seperti :

- Scanner/ Digitizer : alat konversi data ke digital

- Printer dan Plotter ; alat untuk plotting peta-peta

2.5 Konsep Data SIG

Secara prinsip, data SIG itu adalah data yang mengacu kepada lokasi/ ruang atau data

geografis. Dalam satu data SIG terdiri dari data spasial dan non spasial yang saling

berhubungan (berintegrasi). Data spasial adalah data yang menunjukkan lokasi/

geografis, sedangkan data non sapasial adalah data yang menerangkan/ menjelaskan

segala sesuatunya terhadap data spasial tsb. Jadi konsep dasar data SIG itu adalah

pasangan data spasial dan non spasial yang memberikan satu informasi. Kadang-kadang

untuk memperjelas informasi, data SIG tersebut dapat dihubungkan (integrasi) dengan

media-media lain (multi media), seperti; video lokasi, foto lokasi.

Data spasial dibangun dengan konsep pemetaan, dimana sumber datanya diperoleh dari

berbagai alternatif, seperti; foto udara, remote sensing, pengukuran lapangan.

Sedangkan data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tabular yang bersumber dari

hasil survey langsung, wawancara dan pengumpulan deskripsi.

Page 19: Pengenalan Sig

Perangkat Pengintegrasian

DATA SIG

Spatial Non Spatial

Gambar 4 : Konsep Data SIG

2.6 Sumber Data SIG

Sumber data SIG secara garis besarnya terdiri dari 2 bagian, yaitu sumber data spasial

dan sumber data atribut.

1. Sumber Data Spasial

Sumber data spasial adalah merupakan sumber data keruangan atau berbentuk grafis

(feature) dari permukaan bumi (geografis) yang biasanya berupa peta-peta.

Berbagai sumber data spasial yang dapat digunakan sebagai basisdata SIG antara

lainn adalah :

- Peta garis berbentuk kertas (hardcopy)

- Peta garis dalam format digital (biasanya format Cad)

- Peta Foto (raster/ image)

Page 20: Pengenalan Sig

- Peta Remote Sensing

2. Sumber Data Atribut

Sumberdata atribut merupakan sumber data yang terdiri dari keterangan-keterangan

atau diskripsi yang berkaitan dengan objek atau aspek keruangan.

Berbagai data atribut yang dijadikan sebagai sumberdata adalh:

- Tabel-tabel tentang tema objek spasial

- Hasil survey lapangan

- Deskripsi wilayah

- dlsb.

Dalam pengolahannya, sumber data atribut tersebut akan diintegrasikan dengan

basisdata spasialnya menjadi basisdata SIG.

2.7 Basis Data SIG

Basisdata merupakan kumpulan berbagai data spesifik yang dapat dikontrol dalam

satu sistem. Basisdata SIG terdiri dari lapisan-lapisan data (layer-layer) yang

disusun sedemikian rupa dalam software SIG berdasarkan kepada penggunaannya

(aplikasi). Masing-masing lapisan data tersebut mempunyai tema tersendiri yang

terdiri dari pasangan data spasial (geografsi) dan non spasial (atribut). Data spasial

merupakan peta digital yang dibangunan berdasarkan jenis grafik (titik, garis dan

area), sedangkan data non spasial merupakan tabel-tabel yang berintegrasi dengan

data spasialnya. Pembangunan basisdata dalam SIG merupakan pekerjaan yang

paling besar dan utama ( 70 % dari seluruh pembangunan SIG), karena tanpa

basisdata yang lengkap dan benar maka SIG tidak ada apa-apanya.

Basis data SIG terdiri dari berbagai lapisan data (layer) yang disusun dalam software

SIG tertentu. Konsep basis data ruang SIG dapat dilihat pada gambar berikut

Page 21: Pengenalan Sig

Gambar 5: Basisdata Ruang Wilayah

2.8 Aplikasi SIG Dalam Manajemen Pembangunan

Dinamika pembangunan, khususnya bagi negara berkembang ditandai dengan

pertumbuhan berbagai bidang dan kepentingan yang meningkat dengan cepat, sehingga

permasalahan yang dihadapi cenderung semakin komplek. Sebagai contoh, seperti yang

terjadi pada kota-kota yang secara kontinu tumbuh dan berkembang, tekanan terhadap

pemilikan lahan akan semakin meningkat. Terutama pada lingkaran pinggir area

terbangun, seKring muncul konflik antara keperluan lahan untuk pembangunan fisik

dengan kepentingan lingkungan yang perlu dipertahankan.

Kompleknya permasalahan yang disebabkan oleh berbagai kegiatan yang saling

berkaitan dan makin banyaknya faktor/ unsur yang perlu dipertimbangkan,

membutuhkan penanganan masalah secara efektif dan efisien. Tidak dapat dipungkiri

bahwa peningkatan pembangunan disegala bidang membutuhkan ruang/ lahan sebagai

unsur utama dari pembangunan tersebut. Namun, sifat keterbatasan ruang (konstan)

Page 22: Pengenalan Sig

mestilah mendapat perhatian dalam setiap proses baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang dalam aktivitas perencanaan dan pengambilan keputusan.

Salah satu persoalan penting yang muncul dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan adalah menyangkut ketersediaan alat dan metoda/ model yang akan

digunakan untuk membantu pencapaian hasil yang optimal. Sebagai contoh, untuk

keperluan penetapan tataguna tanah pada situasi ketika kebutuhan bagi perumahan,

perkantoran, rekreasi, kawasan perdagangan/ industri dan infrastruktur yang sedang

mengalami perubahan/ ledakan berarti. Disamping itu, langkah untuk memperbaiki

kualitas kesehatan dan kualitas hidup dewasa ini mendapat perhatian lebih besar,

bersamaan pula dengan keperluan untuk mempertahankan, melindungi dan

memperbaiki lingkungan hidup. Oleh karena itu suatu alat dan teknologi baru makin

dibutuhkan, agar memungkinkan pemimpin masyarakat dan pelaku perencanaan/

pembangunan bekerja secara efektif dan efisien dalam mencari solusi permasalahan

tersebut. Hal ini juga memerlukan tersedianya suatu kemampuan untuk

mempertimbangkan situasi sekarang bagi tujuan pembangunan ke depan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, informasi menjadi sangat penting sebagai petunjuk

efektif dalam perubahan suasana dan keadaan yang cepat dewasa ini. Analisis dan

perencanaan harus betul-betul mempertimbangkan informasi dalam setiap proses

aktifitasnya. Semua informasi yang terkait harus dimasukkan, dikelola, sehingga

tersedia dan disajikan dalam bentuk yang sesuai untuk digunakan pada tingkatan yang

berbeda-beda dalam satu proses perencanaan. Hal inilah yang menyebabkan perlunya

SIG sebagai alat dan teknologi untuk menjawab tantangan tersebut. Penggunaan SIG

dalam pembangunan mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam memanage

pembangunan tersebut pada setiap sektor dan tingkatan manajerial.

Berbagai aplikasi SIG yang dapat digunakan dalam pembangunan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 1 : Aplikasi SIG Dalam Pembangunan

Jenis Penggunaan Contoh Aplikasi

Pelaporan dan Pemetaan Area Analisis dan penyajian data

Izin mendirikan Bangunan Analisa Pemerosesan izin mendirikan bangunan

Page 23: Pengenalan Sig

Pengawasan Pembangunan Analisa kecenderungan arah pembangunan dan

penyajian peta scenario arah pembangunan

Manajemen daerah Penyediaan peta dan data terbaru daerah

Analisis dan presentasi informasi daerah

Penanggulangan bahaya Penyediaan peta dan informasi route rawan bahaya bagi kendaraan

Penyediaan peta-informasi wilayah rawan bencana

Manajemen Fasilitas Wilayah Analisis dan Perencanaan serta pemeliharaan

Jalan, saluran, PDAM, jaringan listrik

Pemutakhiran, penyajian peta fasilitas kota/ kab

Rencana untuk pengembangan fasilitas