Upload
ngominh
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengendalian Konversi Lahan Pertanian PanganMenjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi
Petani Pemilik Lahandi Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi
M. Emil W. P. (3609100021)
PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
PENDAHULUAN:KEMANDIRIAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL MENURUN
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
2009 2010 2011
Juta
Ton
Impor Beras Indonesia Meningkat Tajam
13%
14%
15%
16%
17%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kontribusi Produksi PanganJawa Timur Terhadap Nasional
Menurun
12%
13%
14%
15%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kontribusi Luasan LahanPertanian Pangan Jawa TimurTerhadap Nasional Menurun
PENDAHULUAN:PETA PUSAT PANGAN DAN TINGKAT KONVERSI JAWA TIMUR
TahunJawa Timur
Luas Lahan Produksi % Produktivitas
2009 793677 9,554,563 - 6.0
2010 771223 9,314,975 -3% 6.0
2011 753697 8,364,944 -10% 5.5
Penurunan Luas lahan dan produksi padiJawa Timur
Kab. Banyuwangi sebagai salah satu pusatpangan di Jawa Timur
Tingkat konversi lahan pertanianpangan Banyuwangi merupakan salahsatu yang tertinggi
PENDAHULUAN:PERKEMBANGAN PRODUKSI PANGAN BANYUWANGI
TahunBanyuwangi
Luas Lahan Produksi % Produktivitas
2009 66351 704,259 - 6.1
2010 67378 800,649 14% 6.5
2011 65968 695,962 -13% 6.0
Konversi Lahan Pertanian Pangan diKabupaten Banyuwangi
Perkembangan Luas Lahan dan Produksi PadiBanyuwangi
Kecamatan 2009 2010 2011 KonversiWongsorejo 1,420 1,420 1,177 243Glenmore 8,188 6,719 6,500 219Pesanggaran 5,109 5,109 4,905 204Muncar 4,754 5,001 4,800 201Banyuwangi 3,298 4,357 4,230 127Singojuruh 7,347 6,610 6,500 110Genteng 6,473 7,865 7,765 100Rogojampi 6,139 4,507 4,425 82Srono 5,275 7,442 7,385 57Cluring 5,945 5,945 5,900 45Tegaldlimo 6,422 6,422 6,400 22Bangorejo 5,981 5,981 5,981 0
TOTAL 66,351 67,378 65,968 1,410
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana arahan pengendalian konversi lahan pertanianpangan di Kecamatan Wongsorejo untuk mempertahankanketahanan pangan?
1. Menganalisis variabel penyebab konversi lahan pertanian panganberdasarkan preferensi petani
2. Melakukan pengelompokan kelurahan di Kecamatan Wongsorejoberdasarkan kinerja variabel penyebab konversi lahan pertanian pangan
3. Menentukan arahan pengendalian konversi lahan pertanian pangan di KecamatanWongsorejo.
TAHAPAN PENELITIAN
METODE PENELITIAN
SINTESA TEORI VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL BERPENGARUH
ANALISIS KORELASI
SAMPLING(proportionate stratified random sampling)
Dengan Menggunakan KUISIONER
TIPOLOGIKELURAHAN
ANALISIS CLUSTER
ANALISIS DESKRIPTIF
ARAHAN PENGENDALIAN
Nilai rata-rata tiap variabel yang berpengaruh disetiap kelurahan
Kondisi eksisting dan literatur
LOKASI PENELITIAN
Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
Kecamatan Wongsorejo
PETA ADMINISTRASI KECAMATAN WONGSOREJO
PETA GUNA LAHAN KECAMATAN WONGSOREJO
LEGENDA:
LOKASI PENELITIAN
SINTESA TEORI KEPUTUSAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN
Variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan petani
dalam melakukanKONVERSI
Pendekatan Teori Keputusan PetaniPenyebab Konversi Lahan Pertanian(Yunus, 2008; Kustiawan, 1997; Passandaran, 2006; Isa, 2004; Briassoulis, 2003; Nasoetion, 2004; Irawan, 2005; Syafa’at, 2001; Sumaryanto et al, 1996)
Teori Keputusan(Doward, 2001)
Teori Pendapatan(Maksimisasi Profit)
Л = (P x Q) – (HPP + Tc)
(Pindyck & Rubinfeld, 1995)
= INDIKATOR
= SUB INDIKATOR
= VARIABEL
VARIABEL PENELITIAN
KEPUTUSAN PETANI MENGKONVERSI LAHAN PERTANIANNYA
PENDAPATAN RT DISEKTOR PERTANIAN(Лtani)
PENDAPATAN RT DILUAR PERTANIAN(Лlain)
KARAKTERISTIK RT KEUNTUNGAN USAHA PERTANIAN
JUMLAH ANGGOTA RTPRODUKTIF
TINGKATPENDIDIKAN
PETANI
PENDAPATAN KOTOR(P x Q) TOTAL BIAYA
HARGA JUAL KOMODITAS
PRODUKSI
BIAYA PRODUKSI(HPP)
BIAYA TRANSAKSI(Tc)
BIAYA TETAP NILAINYA NOL
BIAYA VARIABEL
BIAYA IRIGASI
BIAYA TRANSPORTASI
BIAYA INFORMASI
PERBEDAAN HARGASEWA
LAHAN DENGAN PENDAPATAN PERTANIAN
UPAH DISEKTOR NON PERTANIAN
BIAYA INPUT (Pupuk, Bibit dan
Tenaga Kerja)
BAGAN KONSEP PEMBENTUKAN VARIABEL
10 VARIABEL PENELITIAN
Sintesa Teori Indikator Sub Indikator Variabel Definisi Operasional
Faktor-faktoryang mempengaruhipreferensipetani dalammelakukankonversi lahanpertanianpangannya
Pendapatandisektorpertanian
(Лtani)
Karakteristikrumah tangga
Tingkat pendidikanpetani
Lama pendidikan kepala rumah tangga petani(Tahun)
Jumlah anggotakeluarga produktif Jumlah anggota keluarga yang bekerja
Pendapatankotor(P x Q)
Produksi Rata-rata besar produksi pertanian per hektar(Kg/Ha)
Harga jual komoditas Harga jual komoditas pertanian (Rp/Kg)
Biayaproduksi(HPP)
Biaya irigasi Biaya untuk mendapat sumberdaya air pertanian (Rp)
Biaya input (pupuk, bibit, dan tenaga kerja)
Biaya yang diperlukan setiap musim tanam, seperti biaya bibit, pupuk, dan tenaga kerja(Rp)
Biayatransaksi(Tc)
Biaya informasi Biaya untuk mendapatkan informasi seputarusaha pertanian didaerahnya (Rp)
Biaya transportasi Biaya untuk mengangkut hasil pertanian (Rp)
Pendapatandiluar sektor
pertanian(Лlain)
-
Pendapatan sektor non pertanian
Upah rata-rata yang didapat dari sektor non pertanian (Rp)
Perbedaan harga sewalahan denganpendapatan pertanian
Selisih/deviasi harga sewa lahan pertaniandengan pendapatan usaha tani (Rp)
VariabelPendorong Konversi
VariabelPenghambat Konversi
HASIL ANALISIS KORELASI :6 Variabel yang Mempengaruhi Preferensi Petani Dalam
Melakukan Konversi
KONVERSI
PRODUKSI
HARGA JUAL KOMODITAS
BIAYA IRIGASI
BIAYA INPUT(Pupuk, Bibit , Pestisida, dan
Tenaga Kerja)
PERBEDAAN HARGA SEWA LAHAN DENGAN PENDAPATAN
PERTANIAN
UPAH DISEKTOR NON PERTANIAN
(-)MENINGKATKAN
PENDAPATAN USAHA TANI
MENINGKATKAN BIAYA OPPORTUNITY UNTUK
USAHA TANI
(+)
(+)
(+)
HASIL ANALISIS KORELASI :Variabel yang Tidak Mempengaruhi Preferensi Petani Dalam
Melakukan Konversi
KONVERSI
TINGKAT PENDIDIKAN
BIAYA INFORMASI
BIAYA TRANSPORTASI
JUMLAH ANGGOTA KELUARGA
TIDAK BERPENGARUH
SECARA LANGSUNG PENDAPATAN USAHA TANI
BIAYA USAHA TANI
TIDAK MEMPENGARUHI
TIDAK MEMPENGARUHI
TIDAK BERPENGARUH
SECARA LANGSUNG
ANALISIS CLUSTER :Pengelompokan Kelurahan Berdasarkan Kinerja tiap Variabel
yang Berpengaruh
Kelurahan Konversi(Ha)
Produksi(Kg)
HargaKomoditas
(Rp)
Biaya Input (Rp)
Biaya Irigasi(Rp)
PendapatanNon Tani 1 Musim (Rp)
Deviasi (Sewa -Pendapatan bersih) (Rp)
Wongsorejo -0.18 2,204 3,357 5,718,390 318,571 5,007,143 2,924,293
Alasbulu -0.10 2,378 3,608 6,255,462 390,769 4,107,692 1,414,119
Sumberkencono -0.07 2,490 3,536 6,621,464 409,545 3,940,909 529,363
Sidodadi -0.02 2,867 3,773 7,367,182 458,364 3,409,091 -1,191,935
Bajulmati -0.04 3,361 3,891 8,131,778 490,652 3,332,609 -1,264,952
Watukebo -0.02 4,174 3,864 8,505,786 591,071 3,257,143 -1,403,929
Bimorejo 0.01 5,683 4,014 10,178,786 712,857 2,828,571 -2,988,593
• Analisis Cluster dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata tiap variabel disetiap kelurahan. Analisiscluster mengelompokkan kelurahan yang memiliki karakteristik kinerja yang hampir sama menjadi satukelompok, dan kelurahan lain dengan karakteristik kinerja yang berbeda menjadi kelompok lain.• Nilai rata-rata tersebut dikelompokkan didalam program SPSS menggunakan metode hirarki clusterbetween-group linkage.• dibawah ini adalah nilai rata-rata tiap variabel yang berpengaruh:
Kelompok 1:Opportunity cost tinggi
(Kel. Wongsorejo, Alasbulu, danSumberkencono)
Variabel pendorong > penghambatkonversi
Kelompok 2:Opportunity cost rendah
(Kel.Bajulmati, Sidodadi, Watukebo, dan Bimorejo)
Variabel pendorong < penghambatkonversi
HASIL ANALISIS CLUSTER :Pengelompokan Kelurahan Berdasarkan Kinerja tiap Variabel
yang Berpengaruh
ANALISIS DESKRIPTIF:Penentuan Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian
Pangan di Kecamatan Wongsorejo
Arahan pengendalian konversi lahan pertanian pangan dibagi berdasarkan jumlahkelompok yang ada, yaitu:
1. Arahan pengendalian konversi untuk daerah dengan opportunity cost usaha tani yangtinggi
2. Arahan pengendalian konversi untuk daerah dengan opportunity cost usaha tani yangrendah
Analisis deskriptif dilakukan dengan melihat kondisi eksisting tiap kelompok dan literatur/studiterkait, kemudian kedua hal tersebut dibahas dan hasil pembahasan digunakan sebagai arahanpengendalian. Proses analisis deskriptif sebagai berikut:
Variabel Kondisi Eksisting Literatur Pembahasan
Variabel yangberpengaruh
Kondisi eksistingwilayah untukkelompokopportunity cost tinggi dan rendah
Literatur tentangvariabelberpengaruh yang relevan dengankondisi eksistingwilayah
Kesimpulan yang didapat darimembandingkankondisi eksistingdengan literatur
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF:Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan di
Kelompok dengan Opportunity Cost Usaha Tani TinggiArahan Umum Arahan KhususPercepatan pendapatanusaha tani danpengendalian pemanfaatanlahan di KelurahanWongsorejo, Alasbulu, danSumberkencono
Peningkatan Produktivitas:• Perbaikan prasarana pertanian , seperti perbaikan saluran irigasi dan pembuatan resevoir• Mendorong adanya percepatan inovasi dibidang pertanian• Peningkatan kualitas SDM
Penurunan Biaya Produksi:• Pemberian insentif, baik untuk input pertanian, PBB lahan pertanian, akses modal, dankompesasi
Pengendalian Harga Lahan:• Pemberian disinsentif berupa pajak progresif untuk kegiatan non pertanian, dimana hasildari disinsentif digunakan untuk insentif kegiatan pertanian di ketiga kelurahan.
Penetapan Regulasi Spasial• Revisi rencana tata ruang, berupa revisi RDTRK Kecamatan Wongsorejo terkaitpembentukan zoning regulation untuk menentukan kawasan-kawasan pertanian abadi danbukan.• Mekanisme perizinan alihfungsi lahan, untuk mengatur prosedur dan ketentuan perubahanpemanfaatan lahan pertanian. Didalamnya juga terdapat pemberian sanksi berupa dendajuga dikenakan kepada pihak yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF:Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan di
Kelompok dengan Opportunity Cost Usaha Tani Rendah
Arahan Umum Arahan KhususMenjaga keberlanjutanusaha pertanian danmenjaga pemanfaatanpenggunaan lahan diKelurahan Sidodadi, Bajulmati, Watukebo, dan Bimorejo
Mempertahankan Produktivitas:• Memelihara tingkat kualitas prasarana pertanian, seperti perbaikan saluranirigasi di ke empat kelurahan tersebut dan pembuatan resevoir untukKecamatan Wongsorejo• Pengembangan teknologi pertanian
Memperkecil Biaya Produksi:• Pemberian insentif berupa subsidi input pertanian (benih, pupuk) kualitasunggulan
Penetapan Regulasi Spasial:• Mekanisme perizinan untuk prosedur dan ketentuan perubahanpemanfaatan lahan pertanian.• Revisi rencana tata ruang, berupa revisi RDTRK Kecamatan Wongsorejoterkait pembentukan zoning regulation untuk menentukan kawasan-kawasan pertanian abadi dan bukan.
RINGKASAN HASIL ANALISIS DESKRIPTIF:
ARAHAN UMUM ARAHAN KHUSUS
Peningkatan Produktivitas
KEL. OPPORTUNITY COST USAHA TANI RENDAH:
Menjaga Keberlanjutan Usaha Tani
Menjaga PemanfaatanPenggunaan Lahan
KEL. OPPORTUNITY COST USAHA TANI TINGGI:
Pengendalian Pemanfaatan Lahan
Percepatan Pendapatan Usaha TaniPenurunan Biaya Produksi
Pengendalian Harga Lahan
Penetapan Regulasi Spasial
Mempertahankan Produktivitas
Memperkecil Biaya Produksi
Penetapan Regulasi Spasial
KESIMPULAN HASIL PENELITIAN
1. Terdapat enam variabel yang mempengaruhi preferensi dalam melakukan konversi, dimanake-enam variabel tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:• Pendorong konversi: (i) perbedaan harga sewa lahan dengan pendapatan pertanian; (ii)
pendapatan sektor non tani.• Penghambat konversi: (i) produksi; (ii) harga jual komoditas; (iii) biaya irigasi; (iv) biaya
input.
2. Terdapat dua tipologi wilayah, yaitu:a) Kelurahan dengan opportunity cost usaha tani yang tinggi: (i) Wongsorejo; (ii)
Alasbulu; (iii) Sumberkencono. Ciri utama dari kelompok ini adalah memiliki var.pendorong ≥ var. penghambat, sehingga tingkat konversi tinggi.
b) Kelurahan dengan opportunity cost usaha tani yang rendah: (i) Sidodadi; (ii)Bajulmati; (iii) Watukebo; (iv) Bimorejo. Ciri utama dari kelompok ini adalah memilikivar. pendorong ≤ var. penghambat rendah, sehingga tingkat konversi rendah .
KESIMPULAN HASIL PENELITIAN
3. Didapat dua karaktersitik arahan pengendalian konversi, yaitu:a) Untuk daerah dengan opportunity cost usaha tani yang tinggi, arahan pengendalian
yang perlu dilakukan adalah (1) percepatan pendapatan usaha tani, melaluipeningkatan produktivitas dan penekanan biaya produksi; dan (2) pengendalianpemanfaatan lahan, melalui pengendalian harga lahan dan penetapan regulasi spasial.
b) Untuk daerah dengan opportunity cost usaha tani yang rendah, arahan pengendalianyang perlu dilakukan adalah (1) menjaga keberlanjutan usaha tani, denganmempertahankan produktivitas dan penekanan biaya produksi; dan (2) menjagapemanfaatan lahan, melalui penetapan regulasi spasial.
KETERBATASAN HASIL PENELITIAN DAN REKOMENDASI
KETERBATASAN HASIL PENELITIAN1. Secara spesifik, penelitian ini belum mampu menjelaskan jenis kebutuhan teknologi dan
permasalahan pengembangan kelompok tani
2. Penelitian ini belum dapat mengusulkan zoning regulation untuk Kecamatan Wongsorejo
REKOMENDASI• Penguatan RDTR Kecamatan Wongsorejo dan RTRW Banyuwangi terkait dengan
permasalahan ketahanan pangan Kab. Banyuwangi.• Penguatan dan peningkatan peran kelompok tani didalam mengatasi permasalahan
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pertanian, serta pemasaran produk pertanianpangan.
• Penguatan LITBANG untuk mengembangkan teknologi tepat guna baik dalam prosespengelolaan hingga pasca panen.
USULAN PENELITIAN LANJUTAN
1. Perlu penelitian yang lebih spesifik tentang upaya peningkatan pendapatan petanipangan, khususnya tentang permasalahan pengembangan kelompok tani dan teknologi yangdibutuhkan, baik di daerah dengan opportunity cost usaha tani yang tinggi maupun yangrendah.
2. Perlu penelitian terkait penentuan zonasi secara lebih terperinci di KecamatanWongsorejo, Kab. Banyuwangi.
TERIMA KASIH